penilaian kinerja koperasi serba usaha (ksu) “galang …

17
1 | Page PENILAIAN KINERJA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) “GALANG DANA MANDIRI” KOTA MADIUN BERDASARKAN PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH NO. 14/PER/M.KUKM/XII/2009. Oleh : Ryo Prayoga Purnama Putra Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang Dosen Pembimbing : Dr. Nur Khusniyah Indrawati, SE., MSi. CSRS Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang ABSTRACT Microfinance Institutions (MFIs) non-banks in Indonesia play an important role in economic growth, one of which is a cooperative. Cooperative support SMEs to obtain funds to be able to continue their business. This research aim to analyze the financial healt employee cooperative non - financial in Koperasi Serba Usaha (KSU) "Galang Dana Mandiri" Madiun in five years (2010-2014). This research using descriptive analysis and replicative based on the Ministry of Cooperatives and SMEs Regulation No.14 / Per / M.KUKM / XII / 2009. The results showed that the predicate of Koperasi Serba Usaha “Galang Dana Mandiri” Kota Madiun is good enough at 2010-2014, with a score of 65.1; 64.1; 63.8; 65.1; 65.1. Performance evaluation shows that the cooperative has improved their performance. A few things to consider in this cooperative policy is the utilization of cash SHU Key Words : Performance, Koperasi Serba Usaha (KSU) Galang Dana Mandiri Kota Madiun, State Ministry of Cooperative and SMEs, State Ministry of Cooperative and SMEs Regulation No.14/Per/M.UMKM/XII/2009. PENDAHULUAN Lembaga Keuangan Mikro (LKM) non bank di Indonesia memiliki andil untuk memenuhi kebutuhan permodalan yang dibutuhkan oleh Usaha Kecil Menengah (UKM). Salah satu Lembaga Keuangan Mikro non bank yang ada di Indonesia adalah Koperasi. Koperasi sendiri mempunyai peran penting dalam tercapainya kesejahteraan bagi anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya. Koperasi dalam kegiatannya memiliki dua karakter yang khas yaitu bersifat mementingkan pendidikan perkoperasian bagi anggota dan masyarakat (Anoraga dan Widiyanti, 2002:17). Koperasi di Indonesia pada dasaranya sudah diarahkan untuk selalu membantu memenuhi kebutuhan dana yang dibutuhkan oleh tingkat ekonomi yang rendah. Selain membantu dibidang yang tingkat ekonominya lemah, koperasi juga mengandung moral yang diyakini sesuai dengan budaya dan tata kehidupan bangsa Indonesia seperti muatan menolong diri sendiri dan kerjasama untuk kepentingan bersama (gotong royong) sebagaimana dinyatakan dalam pasal 15 ayat 1 UU No. 25/1992,

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENILAIAN KINERJA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) “GALANG …

1 | P a g e

PENILAIAN KINERJA KOPERASI SERBA USAHA (KSU)

“GALANG DANA MANDIRI” KOTA MADIUN BERDASARKAN PERATURAN

MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH NO.

14/PER/M.KUKM/XII/2009.

Oleh :

Ryo Prayoga Purnama Putra

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang

Dosen Pembimbing :

Dr. Nur Khusniyah Indrawati, SE., MSi. CSRS

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang

ABSTRACT

Microfinance Institutions (MFIs) non-banks in Indonesia play an important role in economic

growth, one of which is a cooperative. Cooperative support SMEs to obtain funds to be able

to continue their business. This research aim to analyze the financial healt employee

cooperative non - financial in Koperasi Serba Usaha (KSU) "Galang Dana Mandiri" Madiun

in five years (2010-2014). This research using descriptive analysis and replicative based on

the Ministry of Cooperatives and SMEs Regulation No.14 / Per / M.KUKM / XII / 2009. The

results showed that the predicate of Koperasi Serba Usaha “Galang Dana Mandiri” Kota

Madiun is good enough at 2010-2014, with a score of 65.1; 64.1; 63.8; 65.1; 65.1.

Performance evaluation shows that the cooperative has improved their performance. A few

things to consider in this cooperative policy is the utilization of cash SHU

Key Words : Performance, Koperasi Serba Usaha (KSU) Galang Dana Mandiri Kota

Madiun, State Ministry of Cooperative and SMEs, State Ministry of Cooperative and SMEs

Regulation No.14/Per/M.UMKM/XII/2009.

PENDAHULUAN

Lembaga Keuangan Mikro (LKM) non

bank di Indonesia memiliki andil untuk

memenuhi kebutuhan permodalan yang

dibutuhkan oleh Usaha Kecil Menengah

(UKM). Salah satu Lembaga Keuangan

Mikro non bank yang ada di

Indonesia adalah Koperasi. Koperasi

sendiri mempunyai peran penting dalam

tercapainya kesejahteraan bagi anggota

khususnya dan masyarakat pada

umumnya. Koperasi dalam kegiatannya

memiliki dua karakter yang khas yaitu

bersifat mementingkan pendidikan

perkoperasian bagi anggota dan

masyarakat (Anoraga dan Widiyanti,

2002:17).

Koperasi di Indonesia pada dasaranya

sudah diarahkan untuk selalu membantu

memenuhi kebutuhan dana yang

dibutuhkan oleh tingkat ekonomi yang

rendah. Selain membantu dibidang yang

tingkat ekonominya lemah, koperasi juga

mengandung moral yang diyakini sesuai

dengan budaya dan tata kehidupan

bangsa Indonesia seperti muatan

menolong diri sendiri dan kerjasama

untuk kepentingan bersama (gotong

royong) sebagaimana dinyatakan dalam

pasal 15 ayat 1 UU No. 25/1992,

Page 2: PENILAIAN KINERJA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) “GALANG …

2 | P a g e

koperasi di Indonesia melaksanakan

prinsip-prinsip koperasi sebagai berikut :

1. Keanggotaan bersifat sukarela dan

terbuka.

2. Pengelolaan di lakukan secara

demokratis.

3. Pembagian sisa hasil usaha

dilakukan secara adil sebanding

dengan besarnya jasa usaha masing-

masing anggota.

4. Pembagian balas jasa yang terbatas

pada modal.

5. Kemandirian.

Koperasi memiliki prinsip yang sudah

disepakati antara anggota dan penurus

koperasi. Koperasi yang baik maka harus

memiliki pengurus yang baik. Pengurus

koperasi harus memiliki pengetahuan

yang luas tentang tatacara mengelola

koperasi, yang salah satunya adalah

mengelola manajemen keuangan koperasi

yang menyangkut pengelolaan uang dan

permodalan. Sesuai yang disebutkan

dalam Ayat 1 Pasal 30 UU No. 25 tahun

1992 bahwa tugas pengurus yang

berhubungan dengan pengelolaan

keuangan adalah :

1. Mengelola koperasi dan usahanya.

2. Mengajukan rencana kerja serta

Rancangan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Koperasi (RAPBK).

3. Mengajukan laporan keuangan dan

pertanggungjawaban pelaksanaan

tugas.

4. Menyelenggarakan pembukuan

keuangan dan inventaris secara

tertib.

Dengan adanya kemampuan pengurus

koperasi ini maka koperasi akan berjalan

dengan baik dari sisi keuangan dan

pengaturan organisasional yang ada di

dalam koperasi.

Selama periode 2013-2014,

perkembangan koperasi mengalami

peningkatan yang cukup signifikan

apabila dilihat dari sejumlah indikator

seperti jumlah koperasi, jumlah anggota,

volume usaha, dan Sisa Hasil Usaha.

Untuk lebih jelasnya perkembangan

koperasi di Indonesia

Kelembagaan koperasi aktif periode 2013

– 2014 mengalami peningkatan yang baik

dengan laju perkembangan 2,88 % atau

4.132 Unit. Sedangkan perkembangan

koperasi yang tidak aktif berahasil

ditekan oleh pemerintah dari 10,20 %

atau 5.610 unit menjadi 2,73 % atau

1.655 unit koperasi yang tidak aktif.

Sedangkan perkembangan jumlah

anggota koperasi mengalami sedikit

penurunan sebesar 3,36 % atau

1.185.777 orang. Hal ini dikarenaka

pengurangan dari anggota koperasi yang

tidak aktif yang berhasil ditekan oleh

pemerintah sehingga mengurangi

koperasi yang hanya berdiri untuk

kepentingan sendiri (koperasi kosong).

Perkembangan koperasi yang diharapkan

menjadi peluang usaha kini membuahkan

hasil dengan penyerapan tenaga kerja

oleh koperasi pada periode 2013 – 2014

yang secara nasional mengalami

peningkatan signifikan sebesar 21,04 %

atau 92.289 orang, sedangkan pada

periode sebelumnya (2012 - 2013) hanya

11,45 % atau 45.390 orang.

Perkembangan usaha koperasi di

Indonesia dapat dilihat melalui beberapa

indikator keuangan koperasi, yaitu :

modal sendiri, modal luar, volume usaha

dan Sisa Hasil Usaha (SHU).

Perkembangan di dalam bidang usaha ini

memberikan gambaran yang cukup

Page 3: PENILAIAN KINERJA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) “GALANG …

3 | P a g e

signifikan tentang kemajuan koperasi

dalam mengelola dana. Modal sendiri

koperasi di Indonesia mengalami

penurunan dari 74,12% menjadi 18,16 %

sedangkan modal luar juga mengalami

penurunan dari periode sebelumnya

57,27 % menjadi 17,34. Penambahan

modal baik modal sendiri maupun modal

luar mengalami penurunan dikarenakan

kemajuan pengelolaan keuangan yang

dilakukan oleh koperasi sehingga tidak

perlu menambah modal pada periode

2013 – 2014, hal ini dicerminkan dari

meningkatnya volume usaha koperasi

sebesar 51,18 % dan peningkatan SHU

83,50 %.

Peningkatan ini harus terus

dipertahankan dan ditingkatkan agar

kelak koperasi di Indonesia menjadi

tumpuan utama untuk usaha kecil

memperoleh dana dan tidak bergantung

pada negara lain ataupun makelar yang di

Indonesia sekarang masih ada dan masih

banyak meracuni usaha kecil. Disamping

itu peningkatan dari keuangan koperasi

ini sangat menarik untuk diteliti karena

masih banyak system keuangan selain

koperasi yang patut mencontoh koperasi.

Selain itu, koperasi juga didirikan

sebagai media untuk menjalin kerjasama

ekonomi oleh orang-orang yang memiliki

kemampuan ekonomi terbatas, dengan

pelaku ekonomi lain yang lebih kuat. Di

dalam koperasi menyatukan beberapa

usaha dari kalangan yang mempunyai

keterbatasan sehingga dapat terus

berusaha, sama halnya di dalam Koperasi

Serba Usaha (KSU) Galang Dana

Mandiri yang ada di Madiun adalah

merupakan contoh riil koperasi yang

mendukung usaha masyarakat kecil.

Di dalam perkembangannya, dari tahun

ke tahun Koperasi Serba Usaha Galang

Dana Mandiri yang ada di Kota Madiun

semakin menunjukkan adanya

peningkatan dalam bidang organisasi dan

bidang usahanya. Pertumbuhan yang

ditunjukkan di dalam total aset,

permodalan dan kemandirian dalam

melakukan usahanya mendapatkan

sambutan positif dari berbagai pihak,

salah satunya pemerintah Madiun.

Memaksimalkan manajemen keuangan

koperasi yaitu fungsi modal dan

pemberian kredit merupakan salah satu

usaha yang dilakukan oleh koperasi

Serba Usaha Galang Dana Mandiri, agar

pembiayaan yang diberikan kepada

Usaha Kecil Menengah (UKM) di

Madiun lebih dapat berkembang dan

memberikan kotribusi yang lebih baik

terhadap perekonomian yang ada di

Madiun.

Penelitian yang dilakukan dalam menilai

kinerja koperasi berdasarkan pada

Peraturan Menteri Negara Koperasi dan

Usaha Kecil dan Menengah

No.14/Per/M.KUKM/XII/2009 tentang

kesehatan koperasi, memiliki persamaan

dari peneliti terdahulunya yaitu tentang

aspek-aspek yang diteliti (Permodalan,

Aspek Kualitas Aktiva Produktif,

Manajemen, Efisiensi, Likuiditas,

Kemandirian dan Pertumbuhan, dan

Jatidiri Koperasi) hal ini sama seperti

penelitian yang dilakukan oleh Faqih

Fansuri (2012), Fransisca Bastiani Primi

Putri (2013), dan Agris Wiseptya (2014),

sementara perbedaan dari peneliti

terdahulunya adalah mengenai periode

(tahun 2010-2014) dan objek penelitian

(KSU Galang Dana Mandiri) yang

digunakan dalam penelitian ini.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka

penulis mencoba mengangkat sebuah

penelitian yang berjudul “Penilaian

Kinerja Koperasi Serba Usaha (KSU)

“Galang Dana Mandiri” Kota Madiun

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara

Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

No.14/Per/M.KUKM/XII/2009”.

Page 4: PENILAIAN KINERJA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) “GALANG …

4 | P a g e

Dengan dilakukannya penelitian ini,

diharapkan adanya sebuah kebijakan

program atau keputusan agar kinerja

keuangan KSU Galang Dana Mandiri

Kota Madiun dapat menjadi lebih baik

lagi.

LANDASAN TEORI

Pengertian Koperasi.

Koperasi berasal dari bahasa inggris

Co-operation yang berarti usaha

bersama. Dengan kata lain berarti segala

pekerjaan yang dilakukan secara

bersama-sama sebenarnya dapat disebut

koperasi. Namun demikian yang

dimaksud dengan koperasi disini adalah

suatu bentuk peraturan dan tujuan

tertentu pula, perusahaan yang didirikan

oleh orang-orang tertentu yang

berkemampuan lemah.

Koperasi didirikan sebagai

persekutuan kaum lemah untuk membela

keperluan hidupnya dengan ongkos yang

semurah-murahnya, itulah yang dituju.

Pada koperasi didahulukan keperluan

bersama, bukanlah keuntungan

(Muhammad Hatta,1994).

Menurut Dr. G. Mladenata, di dalam

bukunya “Histoire Desdactrines

Cooperative” mengemukakan bahwa

koperasi atas produsen-produsen yang

bergabung secara sukarela untuk

mencapai tujuan bersama, dengan

mengerjakan sumber-sumber yang di

sumbangkan oleh anggota.

Dasar hukum keberadaan koperasi di

Indonesia adalah pasal 33 UUD 1945 dan

UU No. 25 tahun 1992 tentang

pengkoprasian. Dalam penjelasan pasal

33 ayat (1) UUD 1945 antara lain

dikemukakan bahwa “Perekonomian

disusun sebagai usaha berasama berdasar

atas asas kekeluargaan” dan ayat (4)

mengemukakan bahwa “Perekonomian

nasional diselenggarakan berdasar atas

demokrasi ekonomi dengan prinsip

kebersamaan, efisiensi, berkeadilan,

berkelanjutan, berwawasan lingkungan

kemandirian, serta dengan menjaga

keseimbangan”.

Sedangkan dalam pasal 1 UU

No.25/1992, yang di maksud koperasi di

Indonesia adalah :

“Badan usaha yang beranggotakan

orang-seseorang atau badan hukum

koperasi dengan melandaskan

kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi

sekaligus sebagai gerakan ekonomi

rakyat yang berdasar pada asas

kekeluargaan.”

Tujuan koperasi sebagaimana

dikemukakan dalam pasal 3 UU No.

25/1992 adalah koperasi bertujuan

memajukan kesejahteraan anggota pada

khususnya dan masyarakat pada

umumnya serta ikut membangun tatanan

perekonomian nasional dalam rangka

mewujudkan masyarakat yang maju, adil,

dan makmur berdasarkan Pancasila dan

UUD 1945

Landasan, Asas dan Tujuan Koperasi.

Landasan koperasi di Indonesia

merupakan pedoman dalam menentukan

arah, tujuan, peran serta kedudukan

koperasi terhadap pelaku-pelaku ekonomi

lainnya di dalam system perekonomian

Indonesia. Dalam UU No. 25/1992

tentang pokok perkoprasian, koperasi di

Indonesia mempunyai landasan sebagai

berikut :

1. Landasan Idiil sesuai dengan bab 2

UU No. 25/1992, landasan Idiil

koperasi adalah pancasila.

2. Landasan structural adalah Undang-

Undang Dasar 1945.

Fungsi Koperasi.

Fungsi koperasi dapat dikelompokkan

menjadi 3 (tiga) seperti yang di jelaskan

oleh casselman (1989) yang dikutip

dalam buku yang ditulis oleh DR.

Subandi, M.M. (2013:30), yaitu :

a. Aliran Yardstick

b. Aliran Sosialis

Page 5: PENILAIAN KINERJA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) “GALANG …

5 | P a g e

c. Aliran Persemakmuran

Selain memiliki fungsi di atas,

koperasi usaha pada dasaranya

memiliki dua fungsi penting yang tidak

dapat dipisahkan satu sama lain, yaitu

fungsi bidang ekonomi dan fungsi

bidang sosial.

Jenis -jenis koperasi

Menurut Ninik Widyanti dan Y.W.

Sunindhia dalam bukunya ”Koperasi dan

Perekonomian Indonesia” (2003:49)

menjelaskan secara garis besar jenis

koperasi tersebut dapat dibagi menjadi 5

golongan yaitu:

1. Koperasi Konsumsi.

2. Koperasi Kredit (atau Koperasi

Simpan Pinjam).

3. Koperasi Produksi.

4. Koperasi Jasa.

5. Koperasi Serba Usaha.

Kinerja Keuangan Koperasi Serba

Usaha

Salah satu cara mengukur efisiensi

koperasi adalah dengan cara mengukur

kinerja keuangan koperasi itu sendiri,

kinerja keuangan merupakan prestasi

yang dicapai suatu orgasnisasi atau badan

usaha dalam suatu periode tertentu yang

merupakan gambaran dari tingkat

keuangan yang ada di dalam badan usaha

tersebut, sehingga dapat dengan mudah

mengetahui dan mengambil keputusan

jangka pendek atau jangka panjang

tentang manajemen keuangan untuk

organisasi atau badan usaha khusunya

koperasi.

Laporan Keuangan

Definisi Laporan Keuangan

Laporan keuangan (financial statement)

merupakan ikhtisar mengenai keadaan

keuangan suatu perusahaan pada suatu

saat tertentu (Martono dan Agus,

2003:51). Sedangkan menurut Gumanti

(2011;103) laporan keuangan adalah

catatan informasi keuangan suatu

perusahaan pada suatu periode akuntansi

yang dapat digunakan untuk

menggambarkan kinerja perusahaan.

Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh

suatu perusahaan merupakan ringkasan

harta, kewajiban, dan kinerja operasi

suatu perusahaan selama periode

akuntansi tertentu. Laporan keuangan

secara garis besar di bedakan menjadi 4

(empat) macam, yaitu : laporan neraca,

laporan laba-rugi, laporan perubahan

modal, dan laporan aliran kas. Dari

keempat macam laporan tersebutdapat di

ringkas menjadi 2 (dua) macam, yaitu :

laporan neraca dan laporan laba-rugi. Hal

ini karena laporan perubahan modal dan

laporan aliran kas pada akhirnya akan

dijabarkan di dalam laporan neraca dan

laporan laba-rugi.

Tujuan dan Fungsi Laporan

Keuangan

Dalam rangka mencapai tujuan

tersebut, suatu laporan keuangan

menyajikan informasi mengenai

perusahaan meliputi :

1. Aktiva atau Aset.

2. Kewajiban.

3. Ekuitas.

4. Pendapatan dan beban, termasuk

keuntungan dan kerugian.

5. Arus kas.

Jenis-jenis Laporan Keuangan

1. Neraca

2. Laporan Laba Rugi

3. Laporan Perubahan Ekuitas

4. Laporan Arus Kas

5. Catatan atas Laporan Keuangan

Tingkat Kesehatan Koperasi

Didalam peraturan tersebut di jelaskan

bahwa penilaian kinerja koperasi dapat di

lihat dari beberapa aspek, yaitu :

a. Permodalan.

b. Kualitas Aktiva Produktif .

c. Manajemen.

Page 6: PENILAIAN KINERJA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) “GALANG …

6 | P a g e

d. Efisiensi.

e. Likuiditas.

f. Kemandirian dan Pertumbuhan.

g. Jatidiri Koperasi.

METODE PENELITIAN

Jenis dan Sifat Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian

deskriptif studi kasus pada Koperasi

Serba Usaha (KSU) Galang Dana

Mandiri Kota Madiun. Hal ini

dikarenakan

penelitian ini dilakukan pada taraf atau

kadar kajian dan analisis semata-mata

ingin mengungkapkan suatu gejala atau

pertanda dan keadaan sebagaimana

adanya (Supardi, 2005:27).

Sifat penelitian ini adalah replikatif.

Prosedur replikasi atau pengulangan

digunakan guna memungkinkan

penelitian dalam mencapai hasil yang

akurat.

Obyek Penelitian

Objek penelitian pada penelitian ini

adalah sisi keuangan dan manajemen

pada Koperasi Serba Usaha (KSU)

Galang Dana Mandiri Kota Madiun,

khususnya mengenai evaluasi kinerja

keuangan yang diukur dengan rasio-rasio.

Evaluasi tingkat kesehatan ini dilakukan

dengan cara membandingkan antara hasil

penghitungan menggunakan rasio

keuangan di tiap tahunnyaselama periode

tahun 2010-2014.

Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

a. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam

penelitian ini menurut sifatnya adalah

data kuantitatif. Data kuantitatif yang

digunakan adalah data yang dimuat

dalam laporan keuangan KSU Galang

Dana Mandiri Kota Madiun tahun 2010-

2014, dan data yang berhubungan dengan

masalah penelitian yang diperoleh dari

KSU Galang Dana Mandiri Kota

Madiun.

b. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada

penelitian ini adalah dokumentasi dan

wawancara. Teknik pengumpulan

dokumentasi dilakukan dengan

mengumpulkan dokumen-dokumen yang

diperlukan dan diperoleh dari obyek yang

diteliti.

Dokumen dalam penelitian ini diperoleh

dari KSU Galang Dana Mandiri Kota

Madiun, dan data intinya berupa laporan

keuangan yang ada di dalam Laporan

Pertanggungjawaban Pengurus dan Hasil

Pemeriksaan Pengawas KSU Galang

Dana Mandiri Kota Madiun tahun buku

2010-2014. Sedangkan teknik wawancara

dilakukan dengan wawancara langsung

kepada pengurus KSU Galang Dana

Mandiri Kota Madiun dan daftar

pertanyaan dalam bentuk kuisioner

mengenai aspek manajemen yang perlu

dinilai pada KSU Galang Dana Mandiri

Kota Madiun.

Metode Analisis Data

Dasar analisis yang digunakan pada

penelitian ini adalah Peraturan Menteri

Negara Koperasi dan Usaha Kecil

Menengah Republik Indonesia No.

14/Per/M.KUKM/XII/2009 Tentang

Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi

Simpan Pinjam (KSP) dan Unit Simpan

Pinjam Koperasi (USP). Pada peraturan

tersebut dijelaskan bahwa lingkup

penilaian kesehatan KSP dan USP

meliputi penilaian terhadap beberapa

aspek:

Permodalan

1. Rasio Modal Sendiri terhadap Total

Aset Modal Sendiri

Total Aset x 100%

2. Rasio Modal Sendiri terhadap

Pinjaman Diberikan yang Berisiko Modal Sendiri

Pinjaman yang diberikan yang berisiko x 100%

3. Rasio Kecukupan Modal Sendiri Modal Sendiri

ATMR x 100%

Page 7: PENILAIAN KINERJA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) “GALANG …

7 | P a g e

Kualitas Aktiva Produktif

1. Rasio Volume Pinjaman pada Anggota

terhadap Total Volume Pinjaman

Diberikan Volume Pinjaman pada Anggota

Volume Pinjaman x 100%

2. Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah

terhadap Pinjaman Diberikan (50% x PKL) + (75% x PDR) + (100% x Pm)

Pinjaman yang Diberikan x 100%

3. Rasio Cadangan Risiko terhadap

Pinjaman Bermasalah Cadangan Risiko

Pinjaman Bermasalah x 100%

4. Rasio Pinjaman yang Berisiko

terhadap Pinjaman yang Diberikan Pinjaman yang Berisiko

Pinjaman yang diberikan x 100%

Manajemen

1. Manajemen Umum

2. Kelembagaan

3. Manajemen Permodalan

4. Manajemen Aktiva

5. Manajemen Likuiditas

Efisiensi

1. Rasio Beban Operasi Anggota

terhadap Partisipasi Bruto Biaya Operasi Anggota

Partisipasi Bruto x 100%

2. Rasio Beban Usaha terhadap SHU

Kotor Beban Usaha

SHU Kotor x 100%

3. Rasio Efisiensi Pelayanan Biaya Karyawan

Volume Pinjaman x 100%

Likuiditas

1. Rasio Kas Kas + Bank

Kewajiban Lancar x 100%

2. Rasio Pinjaman Diberikan terhadap

Dana yang Diterima Pinjaman yang Diberikan

Dana Yang Diterima x 100%

Kemandirian dan Pertumbuhan

1. Rasio Rentabilitas Aset SHU Sebelum Pajak

Total Aset x 100%

2. Rasio Rentabilitas Modal Sendiri SHU Bagian Anggota

Total modal Sendiri x 100%

3. Rasio Kemandirian Operasional

Pelayanan Partisipasi Bruto

Beban Usaha dan Beban Perkoperasian x 100%

Jatidiri Koperasi

1. Rasio Partisipasi Bruto Partisipasi Bruto

Partisipasi Bruto + Pendapatan x 100%

2. Rasio Promosi Ekonomi Anggota

(PEA) PEA

Simpanan Pokok + Simpanan Wajib x 100%

Page 8: PENILAIAN KINERJA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) “GALANG …

8 | P a g e

HASIL PENELITIAN

Permodalan KSU Galang Dana Mandiri

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa modal sendiri pada Unit Simpan

Pinjam KSU Galang Dana Mandiri Kota Madiun mengalami peningkatan jumlah struktur

modal disetiap tahunnya dapat dilihat dari data yang diperoleh 5 tahun terakhir ini (2010-

2014) dengan rata-rata 4,29 %. pada tahun 2011 terjadi peningkatan struktur modal sendiri

sebesar Rp 20.945.568 atau sebesar 9,03 % dari tahun 2010. Pada tahun 2012 terjadi

peningkatan Rp 3.743.579 atau sebesar 1,52 % dari tahun 2011. Pada tahun 2013 terjadi

kenaikan Rp 1.391.175 atau sebesar 0,55 % dari tahun 2012. Hingga 2014 jumlah struktur

modal sendiri meningkat sebesar Rp 14.585.978 atau sebesar 5,81 %. Kenaikan jumlah

struktur modal sendiri paling tinggi konstribusinya adalah simpanan khusus koperasi.

Page 9: PENILAIAN KINERJA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) “GALANG …

9 | P a g e

Aspek Permodalan

a) Rasio Modal Sendiri terhadap Total

Asset.

dari tahun 2010 hingga tahun 2014,

Dari rasio di atas dapat disimpulkan rasio

modal sendiri terhadap total aset Unit

Simpan Pinjam KSU Galang Dana

Mandiri Kota Madiun memliki rasio rata-

rata 41,19% dengan peningkatan rasio

rata-rata 0,14%. Sedangkan perolehan

skor rata-rata yang diperoleh 6 dari bobot

skor 6 yang sudah ditentukan dalam

Peraturan Menteri Negara Koperasi dan

Usaha Kecil dan

MenengahNo.14/Per/M.KUKM/XII/2009

. Dengan demikian dapat diartikan bahwa

modal sendiri pada KSU Galang Dana

Mandiri Kota Madiun mampu untuk

mendanai aset-asetnya.

b) Rasio Modal Sendiri terhadap

Pinjaman Diberikan yang Berisiko.

rasio modal sendiri terhadap

pinjaman diberikan yang berisiko pada

tahun 2010-2011 Dari rasio di atas

dapat disimpulkan rasio modal sendiri

terhadap pinjaman diberikan yang

berisiko Unit Simpan Pinjam KSU

Galang Dana Mandiri Kota Madiun

memliki rasio rata-rata 41,25% dengan

peningkatan rasio rata-rata 0,13%.

Sedangkan perolehan skor rata-rata

yang diperoleh 2,4 dari bobot skor 6

yang sudah ditentukan dalam perturan

Menteri Negara Koperasi dan Usaha

Kecil dan Menengah

No.14/Per/M.KUKM/XII/2009.

Dengan demikian dapat diartikan

bahwa modal sendiri dapat memenuhi

pinjaman yang berisiko dengan cukup

baik meninjau dari skor rata-rata yang

diperoleh.

c) Rasio Kecukupan Modal Sendiri

Dari rasio di atas dapat disimpulkan

rasio kecukupan modal sendiri Unit

Simpan Pinjam KSU Galang Dana

Mandiri Kota Madiun memliki rasio

rata-rata 54,90% dengan peningkatan

rasio rata-rata 1,02%. Sedangkan

perolehan skor rata-rata yang diperoleh

3 dari bobot skor 3 yang sudah

ditentukan dalam perturan Menteri

Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah

No.14/Per/M.KUKM/XII/2009.

Dengan demikian dapat diartikan

bahwa rasio kecukupan modal sendiri

sudah baik dengan didapatkannya skor

yang maksimal selama periode

penelitian.

Aspek Kualitas Aktiva Produktif

a) Rasio Volume Pinjaman pada

Anggota terhadap Total Volume

Pinjaman Diberikan.

Dapat dilihat pada tabel dibawah

bahwa selama tahun 2010-2014

dihasilkan rasio volume pinjaman pada

Page 10: PENILAIAN KINERJA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) “GALANG …

10 | P a g e

anggota terhadap total volume pinjaman

yang diberikan sebesar 100%. Hal ini

terjadi karena keseluruhan pinjaman yang

diberikan oleh Unit Simpan Pinjam KSU

Galang Dana Mandiri Kota Madiun

hanya diperuntukkan untuk anggota.

Rasio yang menunnjukkan nilai 100%

menjadikan skor 100 disetiap tahunnya

yang mengindikasikan bahwa Unit

Simpan Pinjam KSU Galang Dana

Mandiri Kota Madiun memaksimalkan

seluruh potensi anggota untuk keperluan

simpan pinjam.

b) Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah

Terhadap Pinjaman Diberikan.

tidak ada pinjaman yang bermasalah

selama periode lima tahun penelitian.

Sedangkan pinjaman yang diberikan naik

rata-rata sebesar (00%). Dikarenakan

tidak ada pinjaman yang bermasalah

selama tahun 2010-2014, maka rasio

yang didapat adalah 0% dan mendapat

nilai 100 untuk seluruh periode penelitian

2010-2014, sehingga bisa disimpulkan

bahwa pinjaman yang diberikan

sepenuhnya lancar.

c) Rasio Cadangan Risiko terhadap

Pinjaman Bermasalah.

tidak ada pinjaman yang bermasalah

selama 2010-2014 pada Unit Simpan

Pinjam KSU Galang Dana Mandiri Kota

Madiun. Dikarenakan tidak adanya

pinjaman yang bermasalah maka untuk

rasio cadangan risiko terhadap pinjaman

bermasalah pada Unit Simpan Pinjam

KSU Galang Dana Mandiri Kota Madiun

sudah sangat baik.

d) Rasio Pinjaman yang Berisiko

terhadap Pinjaman yang Diberikan.

Disimpulkan bahwa rasio yang

dihasilkan selama periode 2010-2014

adalah 100%. Sehingga nilai yang

didapatkan oleh Unit Simpan Pinjam

KSU Galang Dana Mandiri Kota Madiun

adalah 100. Rasio sebesar 100% pada

seluruh periode didapatkan karena

pinjaman berisiko sama besarnya dengan

pinjaman yang diberikan dan dapat

diartikan bahwa seluruh pinjaman yang

diberikan Unit Simpan Pinjam KSU

Galang Dana Mandiri Kota Madiun

merupakan pinjaman yang memiliki

risiko.

Aspek Manajemen

Berdasarkan dari hasil Tabel 4.10

dapat dilihat bahwa selama tahun 2010-

2014, penilaian aspek manajemen Unit

Simpan Pinjam KSU Galang Dana

Mandiri Kota Madiun mendapatkan skor

yang sama, yaitu :

1. Pada manajemen umum

mendapatkan skor 2,5 yang berasal

dari diajukannya 12 pertanyaan

tentang manajemen umum dan

mendapatkan 10 jawaban “ya” dari

12 pertanyaan yang diajukan.

2. Pada aspek kelembagaan

mendapatkan skor 3 yang berasal

dari diajukannya 6 pertanyaan

tentang aspek kelembagaan dan

mendapatkan 6 jawaban “ya” dari 6

pertanyaan yang diajukan.

3. Pada manajemen permodalan

mendapatkan skor 3 yang berasal

dari diajukannya 5 pertanyaan

tentang manajemen permodalan dan

Page 11: PENILAIAN KINERJA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) “GALANG …

11 | P a g e

mendapatkan 5 jawaban “ya” dari 5

perytanyaan yang diajukan.

4. Pada manajemen aktiva

mendapatkan skor 2,4 yang berasal

dari diajukannya 10 pertanyaan

tentang manajemen aktiva dan

mendapatkan 8 jawaban “ya” dari 10

pertanyaan yang diajukan.

5. Pada manajeman likuiditas

mendapatkan skor 1,8 yang berasal

dari diajukannya 5 pertanyaan

tentang manajemen likuiditas dan

mendapatkan 3 jawaban “ya” dari 5

pertanyaan yang diajukan.

Dari total 38 pertanyaan yang

diajukan , Unit Simpan Pinjam KSU

Galang Dana Mandiri Kota Madiun

Mendapatkan 32 jawaban “ya” yang

mengindikasikan bahwa dari segi

manajemen koperasi ini di nilai baik.

Aspek Efisiensi

a) Rasio Beban Operasi Anggota

terhadap Partisipasi Bruto.

Dari rasio di atas dapat disimpulkan

rasio beban operasi anggota terhadap

partisipasi bruto Unit Simpan Pinjam

KSU Galang Dana Mandiri Kota Madiun

memliki rasio rata-rata 75,79% dengan

peningkatan rasio rata-rata 2,82%.

Sedangkan perolehan skor rata-rata yang

diperoleh 4 dari bobot skor 4 yang sudah

ditentukan dalam Peraturan Menteri

Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah

No.14/Per/M.KUKM/XII/2009. Dengan

demikian dapat diartikan bahwa

partisipasi bruto yang didapatkan sudah

sesuai dengan jumlah beban operasi

anggota yang dikeluarkan.

b) Rasio Beban Usaha terhadap SHU

Kotor.

Dapat dilihat bahwa pada periode

2010-2014 besar angka sisa hasil usaha

(SHU) kotor Unit Simpan Pinjam KSU

Galang Dana Mandiri Kota Madiun dapat

dikatakan kecil jika dibandingkan dengan

beban usaha koperasi, sehingga dapat

dihasilkan rasio yang sangat tinggi Pada

hasil skor yang ditunjukkan juga

mendapatkan skor 1 dari bobot 4 yang

sudah ditentukan dalam Perturan Menteri

Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah

No.14/Per/M.KUKM/XII/2009

dikarenakan besarnya rasio yang

dihasilkan. Hal tersebut mengindikasikan

bahwa SHU yang diperoleh masih belum

dapat mengimbangi secara sempurna atas

jumlah beban usaha yang dikeluarkan.

c) Rasio Efisiensi Pelayanan

Dapat dilihat bahwa pada tahun 2010-

2014 Unit Simpan Pinjam KSU Galang

Dana Mandiri Kota Madiun memiliki

efisiensi yang baik dalam hal pembiayaan

karyawan terhadap volume pinjaman

yang diberikan. Hal ini terbukti dengan

dicapainya nilai 100 pada seluruh tahun

pengamatan, dengan rata-rata rasio yang

Page 12: PENILAIAN KINERJA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) “GALANG …

12 | P a g e

tidak kurang dari 5% yang dikarenakan

pada aspek ini semakin kecil rasio maka

semakin baik nilai yang didapatkan. Pada

tahun 2010 dihasilkan rasio sebesar

2,48% yang kemudian turun menjadi

0,06% atau menjadi 2,42% pada tahun

2011 dan turun pada tahun 2012 sebesar

0,08 atau menjadi 2,30%. Sedangkan

pada tahun 2013 terjadi kenaikan rasio

sebesar 0,06% atau menjadi 2,36%, dan

tahun 2014 kembali terjadi penurunan

sebesar 0,06% atau menjadi 2,30%. Tren

rasio yang dihasilkan pada perhitungan

rasio di atas adalah menurun, maka dapat

diartikan semakin baiknya efisiensi

pelayanan pada Unit Simpan Pinjam

KSU Galang Dana Mandiri Kota

Madiun.

Aspek Likuiditas

a) Rasio Kas.

Dapat dilihat bahwa pada tahun 2010-

2011 rasio meningkat menjadi 24,48%

atau naik sebesar 6,5%. Pada tahun 2011-

2012 rasio mengalami penurunan

menjadi 24,07% atau turun 0,41%. Pada

tahun 2012-2013 rasio masih mengalami

penurunan menjadi 23,97% atau turun

sebesar 0,1. Pada tahun 2013-2014 rasio

mengalami kenaikan menjadi 24,16%

atau naik sebesar 0,19%. Dari rasio di

atas dapat disimpulkan rasio kecukupan

modal sendiri Unit Simpan Pinjam KSU

Galang Dana Mandiri Kota Madiun

memliki rasio rata-rata 22,93% dengan

peningkatan rasio rata-rata 1,54%.

Sedangkan perolehan skor rata-rata yang

diperoleh 3 dari bobot skor 10 yang

sudah ditentukan dalam Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha

Kecil dan Menengah

No.14/Per/M.KUKM/XII/2009. Dengan

demikian dapat diartikan bahwa porsi kas

dan bank terhadap kewajiban lancar

masih terlalu besar.

b) Rasio Pinjaman Diberikan terhadap

Dana yang Diterima.

Pada tahun 2011-2014 rasio

mengalami penurunan dengan rata-rata

rasio 1,47%. Dari rasio di atas dapat

disimpulkan rasio pinjaman yang

diberikan terhadap dana yang diterima

KSU Galang Dana Mandiri Kota Madiun

memliki rasio rata-rata 38,68% dengan

penurunan rasio rata-rata 1%. Sedangkan

perolehan skor rata-rata yang diperoleh

1,25 dari bobot skor 5 yang sudah

ditentukan dalam Peraturan Menteri

Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah

No.14/Per/M.KUKM/XII/2009. Dengan

demikian dapat diartikan bahwa

penerimaan dana atau likuiditas yang

diterima koperasi masih kurang stabil

dibandingkan dengan pengolahannya.

Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan

a) Rasio Rentabilitas Aset.

Dapat dilihat bahwa presentase SHU

sebelum pajak terhadap total aset

sangatlah kecil (tidak lebih dari 2%) pada

Page 13: PENILAIAN KINERJA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) “GALANG …

13 | P a g e

keseluruhan periode penelitian, yang

menyebabkan perolehan nilai yang

terjadi adalah minimum atau sebesar 25.

Padahal untuk mendapatkan nilai yang

sedikit lebih baik (nilai 50) diperlukan

rasio di atas 5% (5%-7,5%). Rasio 7,5%-

10% untuk nilai 75 dan rasio di atas 10%

untuk mendapatkan nilai maksimum atau

100. Pada tahun 2010 diperoleh angka

rasio sebesar 0,70%, kemudian naik

menjadi 0,72% pada tahun 2011. Pada

tahun 2012 mengalami kenaikan menjadi

0,75% dan mengalami penurunan

menjadi 0,74% dan 0,73% pada tahun

2013 dan tahun 2014. Dari rasio di atas

dapat disimpulkan rasio rentabilitas aset

KSU Galang Dana Mandiri Kota Madiun

memliki rasio rata-rata 0,73% dengan

peningkatan rasio rata-rata 0,007%.

Sedangkan perolehan skor rata-rata yang

diperoleh 0,75.

b) Rasio Rentabilitas Modal Sendiri.

Pada Tahun 2010 dihasilkan rasio

sebesar 0,31% yang kemudian naik pada

tahun 2011 naik sebesar 0,01% menjadi

0,32. Pada tahun 2012 rasio

menunjukkan angka 0,33% naik sebesar

0,01% dan pada tahun 2013 rasio tidak

mengalami penurunan dan kenaikan.

Sedangkan pada tahun 2014 rasio

mengalami penurunan 0,01% menjadi

0,32%. Dari rasio di atas dapat

disimpulkan rasio rentabilitas modal

sendiri KSU Galang Dana Mandiri Kota

Madiun memliki rasio rata-rata 0,32%

dengan penurunan rasio rata-rata 0,002%.

Sedangkan perolehan skor rata-rata yang

diperoleh 0,75 dari bobot skor 3.

c) Rasio Kemandirian Operasional

Pelayanan.

Diketahui bahwa selama tahun 2010-

2014, partisipasi neto bernilai defisit

terhadap beban usaha ditambah beban

perkoperasian,yang mengakibatkan rasio

kurang dari 100% dan mendapatkan nilai

0. Rasio yang dihasilkan selama

limatahun tersebut berkisar antara

47,62% sampai dengan 55,49% saja.

Dalam hal ini KSU Galang Dana Mandiri

Kota Madiun masih belum memenuhi

kriteria kemandirian operasional

pelayanan. Koperasi masih

membutuhkan beberapa pendapatan lain

diluar partisipasi neto dari anggotanya,

koperasi masih membutuhkan SHU ,

administrasi, jasa bank, dan pendapatan

lain-lain untuk memenuhi beban

operasional. Akan tetapi, bukan berarti

Unit Simpan Pinjam KSU Galang Dana

Mandiri Tidak bisa meningkatkan

profitabilitasnya, Unit Simpan Pinjam

KSU Galang Dana Mandiri bisa

meningkatkan profitabilitasnya dengan

memanfaatkan kelebihan kas dan hasil

penjualan barang dagang untuk mencapai

kemandirian operasional pelayanan.

Aspek Jatidiri Koperasi

a) Rasio Partisipasi Bruto.

Dapat dilihat bahwa selama tahun

2010-2014 rasio partisipasi bruto Unit

Page 14: PENILAIAN KINERJA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) “GALANG …

14 | P a g e

Simpan Pinjam KSU Galang Dana

Mandiri Kota Madiun mendapatkan nilai

75. Hal ini dikarenakan partisipasi bruto

dari anggota belum memenuhi presentase

terhadap kesluruhan pendapatan

koperasi, rasio yang didapatkan masih di

bawah 80%. Kenaikan presentasi hanya

terjadi pada tahun 2010-2011 dan dari

tahun 2011-2014 rasio mengalami

penurunan. Dapat disimpulkan bahwa

peran anggota masih belum

dimaksimalkan oleh Unit Simpan Pinjam

Koperasi Serba Usaha Galang Dana

Mandiri Kota Madiun.

b) Rasio Promosi Ekonomi Anggota

(PEA).

dapat diketahui bahwa presentase

PEA memiliki nilai yang kurang baik

terhadap simpanan pokok ditambah

simpanan wajib. Hal ini dapat dilihat dari

pendapatan nilai yang secara keseluruhan

mendapatkan nilai 0 hal itu disebabkan

karena rasio yang dihasilkan kurang dari

5 %. Pada tahun 2010 didapatkan rasio

sebesar 1,74 % dan mengalami

penurunan di tahun 2011 dengan rasio

0,83 dan mengalami peningkatan pada

tahun 2012 dan 2013 dengan rasio 1,00%

dan 1,09%. Pada tahun terakhir (2014)

rasio kembali mengalami penurunan

sehingga nilai rasio menjadi 0,99.

Penurunan rasio PEA ini memperlihatkan

bahwa kesejahteraan anggota Unit

Simpan Pinjam KSU Galang Dana

Mandiri Kota Madiun masih sangat

kurang baik.

Penilaian Kesehatan

Dari hasil penghitungan aspek penilaian

kesehatan KSU Galang Dana Mandiri

Kota Madiun pada Tabel 4.22 di atas

yang kemudian dipadukan dengan

Predikat Tingkat Kesehatan Koperasi

pada Tabel 4.23 berikut ini:

demikian dapat ditentukan tingkat

kesehatan Unit Simpan Pinjam KSU

Galang Dana Mandiri Kota Madiun pada

setiap tahunnya, sebagai berikut :

1. Pada tahun 2010 mendapatkan

jumlah skor 65,1 dan mendapatkan

predikat “ CUKUP SEHAT ”

2. Pada tahun 2011 mendapatkan

jumlah skor 64,1 dan mendapatkan

predikat “ CUKUP SEHAT ”

Page 15: PENILAIAN KINERJA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) “GALANG …

15 | P a g e

3. Pada tahun 2012 mendapatkan

jumlah skor 63,8 dan mendapatkan

predikat “ CUKUP SEHAT ”

4. Pada tahun 2013 mendapatkan

jumlah skor 65,1 dan mendapatkan

predikat “ CUKUP SEHAT ”

5. Pada tahun 2014 mendapatkan

jumlah skor 65,1 dan mendapatkan

predikat “ CUKUP SEHAT ”

Sepanjang tahun 2010 hingga tahun

2014 Unit Simpan Pinjam KSU Galang

Dana Mandiri Kota Madiun mendapatkan

predikat kesehatan “ CUKUP SEHAT ”.

tahun 2012 merupakan tahun dimana

KSU Galang Dana Mandiri mendapatkan

skor paling rendah yaitu 63,8. Sedangkan

tahun 2010 dan 2014 merupakan tahun

dengan skor tertinggi yang masing

masing memiliki skor sebesar 65,1.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang

kesehatan koperasi pada Koperasi Serba

Usaha (KSU) Galang Dana Mandiri Kota

Madiun selama tahun 2010 hingga 2014

yang berpedoman pada Peraturan

Menteri Negara Koperasi dan Usaha

Kecil dan Menengah

No.14/Per/M.KUKM/XII/2009, maka

dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Tingkat kesehatan Koperasi Serba

Usaha (KSU) Galang Dana Mandiri

Kota Madiun selama tahun 2010

hingga tahun 2014 dinyatakan

“CUKUP SEHAT” dengan

perincian skor : 65,1 pada tahun

2010 ; 64,1 pada tahun 2011 ; 63,8

pada tahun 2012 ; 65,1 pada tahun

2013 dan 65,1 pada tahun 2014.

2. Dari ketujuh aspek yang telah dinilai,

aspek kualitas aktiva produktif adalah

aspek yang paling bagus kinerjanya

dibandingkan dengan aspek-aspek yang

lain karena skor yang diperoleh hampir

maksimal.

3. Dari ketujuh aspek yang yang telah

dinilai, aspek kemandirian dan

pertumbuhan adalah aspek yang kurang

baik kinerjanya dibandingkan dengan

aspek-aspek yang lain karena skor yang

diperoleh masih belum memuaskan.

4. Dalam penilaian secara kuantitatif pada

koperasi masih belum dapat dijadikan

satu-satunya alat ukur dikarenakan masih

ada penilaian yang lainnya seperti

kehidupan berkoperasi untuk

menunjukkan jati diri koperasi yang

sesungguhnya.

Saran

Beberapa saran yang diusulkan bagi

KSU Galang Dana Mandiri Kota Madiun

dan bagi peneliti yang selanjutnya,

adalah :

1. Bagi KSU Galang Dana Mandiri Kota

Madiun

Setelah mengetahui penilaian

kesehatan koperasinya, maka disarankan

KSU Galang Dana Mandiri Kota Madiun

melakukan upaya untuk dapat

meningkatkan kinerja yang kurang

memuaskan dan menjadikannya lebih

baik lagi kedepannya. Selain itu

diharapkan untuk KSU Galang Dana

Mandiri Kota Madiun ataupun koperasi

yang lain (baik di Madiun atau diseluruh

indonesia) agar menyesuakan nama akun

keuangan sesuai peraturan

No.14/Per/M.KUKM/XII/2009. Hal ini

berguna untuk memudahkan penelitian,

pengawasan, dan penyeragaman identitas

perkoperasian.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya,

dapat menggunakan peraturan

No.14/Per/M.KUKM/XII/2009 dengan

seksama, baik untuk koperasi simpan

pinjam maupun unit simpan pinjam

koperasi dengan cara mempelajari dan

memahami dengan cermat mengenai

peraturan tersebut sebelum melakukan

Page 16: PENILAIAN KINERJA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) “GALANG …

16 | P a g e

penelitian. untuk itu perlu adanya

konsultasi yang mendalam terhadap

pihak yang terkait, seperti Kementerian

Koperasi, dosen dan pihak dari koperasi

dan pihak-pihak lain yang terjun dalam

bidang perkoperasian. Sebagai tambahan

yang perlu juga diperhatikan yaitu

dengan menilai koperasi secara

kuantitatif tentang bagaimana kehidupan

nyata sebuah koperasi di luar perhitungan

dengan menggunakan angka kuantitatif.

DAFTAR PUSTAKA

Agris Wiseptya. 2014. Penilaian Kinerja

Koperasi Pegawai Republik Indonesia

(KPRI) “Sri Rejeki” Kecamatan

Donomulyo Berdasarkan Peraturan

Mentri Negara Koperasi dan Usaha

Kecil dan Menengah

No.14/PER/M.UMKM/XII/2009.

Skripsi. Malang : FEB Universitas

Brawijaya.

Faqih Fansuri. 2012. Penilaian Kinerja

Koperasi Wanita Serba Usaha “Setia

Budi Wanita” Jawa Timur

Berdasarkan Peraturan Mentri

No.14/PER/M.KUKM/XII/2009

(Periode Penelitian 2010-2012).

Skripsi. Malang : FEB Universitas

Brawijaya.

Fransisca Bastiani Primi Putri. 2013.

Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi

Simpan Pinjam Berdasar Peraturan

Menteri Negara Koperasi dan Usaha

Kecil dan Menengah

No.14/Per/M.KUKM/XII/2009 (Studi

Khasus di Koperasi Kredit Makmur

Magelang). Skripsi. Yogyakarta :

Universitas Sanata Dharma.

Gumanti, Tatang Ary. 2011. Manajemen

Investasi: Konsep, Teori, dan

Aplikasi. Jember : Mitra Wacana

Media.

Hendar. 2010. Manajemen Perusahaan

Koperasi. Jakarta: Erlangga.

Hendrojogi . 2012. Koperasi : Asas-asas,

Teori dan Praktik (edisi keempat).

Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 1998.

Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK No. 1 Tentang

Penyajian Pelaporan Keuangan

Revisi 1998). Jakarta.

Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim.

2003. Analisis Laporan Keuangan

Edisi Revisi. Yogyakarta: UPP AMP-

YKNP.

Martono S.U dan D. Agus Harjito. 2003.

Manajemen Keuangan. Yogyakarta :

Ekonisia (Edisi Pertama) Cetakan

Ketiga.

Mutmainnah. 2013. Analisis Kinerja

Keuangan Koperasi Serba Usaha

Putra Mandiri di Kabupaten Jember.

Skripsi. Jember : FE Universitas

Jember.

Ninik Widiyanti dan Sunindhia. 1998.

Koperasi Perekonomian Indonesia.

Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Nur Indriantoro dan Bambang Supomo.

2009. Metodologi Penelitian Bisnis:

untuk Akuntansi dan Manajemen

(Edisi Pertama). Yogyakarta: BPFE.

S.Munawir. 2000. Analisis Laporan

Keuangan. Jogjakarta : Liberty.

Subandi . 2013. Ekonomi Koperasi (Teori

dan Praktik). Bandung : alfabeta

Sudjana. 2005. Metode Statistika.

Bandung: Tarsito.

Page 17: PENILAIAN KINERJA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) “GALANG …

17 | P a g e

Supoardi.2005. Metodologi Penelitian

Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: UII

Press.

Wild, Jhon J, Subramanyam, K.R., dan

Halsey, Robert F. 2010. Analisis

Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba

Empat.

www.depkop.go.id