pengukuran produktivitas dengan menggunakan metode marvin
TRANSCRIPT
PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL
DI SOS LABORATORY BALIKPAPAN PT TRAKINDO UTAMA
Oleh DIKI ZULHAMSYAH
NIM: 004200700067
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Mencapai Gelar Strata Satu
pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri
2014
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pertumbuhan industri yang semakin pesat sekarang ini menimbulkan banyak
permasalahan yang timbul di perusahaan, salah satunya adalah masalah peningkatan
produktivitas. Produktivitas merupakan suatu usaha yang menyangkut efisiensi
penggunaan sumber daya (input) untuk menghasilkan barang atau jasa (output),
sehingga perbandingan antara output yang dihasilkan dan input yang digunakan
meningkat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa produktivitas berkaitan dengan
efisiensi penggunaan input dalam memproduksi output (barang atau jasa).
Produktivitas dapat digunakan sebagai pedoman untuk mengetahui tingkat kinerja
yang dicapai baik individu, kelompok, industri, maupun kinerja perekonomian secara
menyeluruh, bahkan secara internasional sekalipun. Oleh karena itu, setiap unit
ekonomi atau badan usaha sangat berkepentingan dengan analisis produktivitas
karena produktivitas dapat memperlihatkan indeks pertumbuhan usaha dari waktu ke
waktu.
PT. Trakindo Utama merupakan satu-satunya dealer produk Caterpillar di Indonesia.
Salah satu bagian perusahaan dalam menunjang pelayanan adalah SOS Laboratory
Balikpapan, yang mana bagian ini berperan dalam menganalisis oli pelumas,
pendingin radiator, dan bahan bakar dari unit alat berat untuk mengetahui kondisi
kesehatan unit tersebut.
Selama ini SOS Laboratory Balikpapan menilai tingkat produktivitasnya berdasarkan
data jumlah sampel yang dianalisis, manajemen menginginkan suatu metode sistem
pengukuran produktivitas yang lebihsesuai dengan kondisi lingkungan perusahaan
2
saat ini, yaitu suatu model pengukuran yang cukup sederhana dan mudah dimengerti
oleh para karyawan dilingkungan perusahaan, dan dapat mengikutsertakan para
karyawan dalam proses pembentukan maupun pengoperasian model pengukuran
produktivitas tersebut. Model inipun harus cukup fleksibel sehingga dapat
menggunakan data dan informasi yang tersedia saat ini,sehingga tidak perlu
menunggu lagi untuk pelaksanaan dan pengoperasian model pengukuran
produktivitas tersebut. Metode yang akan digunakan untuk mengukur produktivitas
adalah metode Marvin E. Mundel.
1.2. Rumusan Masalah
Dari uraian pada latar belakang masalah diatas,maka rumusan masalah dari penelitian
ini adalah “Bagaimana tingkat produktivitas SOS Laboratory Balikpapan dengan
menggunakan metode Marvin E. Mundel?”
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai adalah:
1. Mengukur produktivitas SOS Laboratory Balikpapan dengan metode Marvin E.
Mundel.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat produktivitas di
SOS Laboratory Balikpapan.
1.4. BatasanMasalah
Agar penulisan ini terarah dan mudah dipahami sesuai dengan tujuan pembahasan
serta untuk memperjelas ruang lingkup permasalahan, maka perlu dilakukan beberapa
pembatasan sebagai berikut:
a. Analisa produktivitas hanya dilakukan pada bagian operasional divisi oli pelumas
SOS Laboratory Balikpapan.
b. Periode pengukuran produktivitas selama 1 tahun yaitu tahun 2013, yang dibagi
dalam 12 periode bulan.
3
1.5. Asumsi
Asumsi-asumsi yang diperlukan dalam menganalisa penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bahan pereaksi dan spare part selalu tersedia.
2. Peralatan kerja dan instrumen laboratorium dalam keadaan normal.
1.6. Sistematika Penulisan
Didalam penulisan penelitian ini, sistematika penulisan yang digunakan adalah
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang, perumusan
masalah,pembatasan masalah asumsi-asumsi, tujuan penelitian,dan
manfaat penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang teori-teori dan konsep-konsep yg dijadikan dasar
atau acuan dalam melakukan penelitian, yaitu khususnya teori-teori
tentang produktivitas.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi langkah-langkah yang diperlukan dalam penelitian ini, yang
meliputi lokasi dan waktu penelitian, identifikasi variabel penelitian,
sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik pengolahan data.
BAB IV DATA DAN ANALISIS
Bab ini berisi data-data yang diambil dari perusahaan, penggolongan data
dan analisa terhadap pengolahan data sesuai dengan metode yang
digunakan serta pembahasan terhadap hasil yang diperoleh.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari pembahasan secara keseluruhan
dan memberi sedikit saran yang mungkin berguna bagi perusahaan dan
penelitian selanjutnya.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Produktivitas
Produktivitas secara umum disebutkan sebagai perbandingan antara output dan input.
Tetapi masalah produktivitas tidaklah sesederhana itu. Banyak sekali faktor yang ikut
mempengaruhinya, antara lain faktor tenaga kerja, produksi, organisasi, produk
penjualan dan modal (Sumanth, David, 1994).
Beberapa perusahaan belum menyadari bahwa adanya peningkatan hasil produksi
tidak berarti perusahaan telah bekerja dengan lebih efektif dan efisien. Menurut
Gasperz, Vincent (2000) salah satu usaha dalam menghadapi situasi ini adalah
dengan usaha pengukuran produktivitas, dimana pengukuran tersebut berguna untuk
menilai unjuk kerja perusahaan dan juga memperbaiki produktivitas perusahaan
tersebut. Dengan adanya pengukuran produktivitas ini nantinya akan diketahui faktor
yang menyebabkan naik turunnya tingkat produktivitas. Faktor-faktor penyebab
turunnya produktivitas harus diperbaiki, sedangkan faktor-faktor yang dapat
meningkatkan produktivitas harus dipertahankan atau ditingkatkan lagi.
Pengertian produktivitas sendiri, oleh beberapa ahli didefinisikan dalam pernyataan
yang beragam, namun secara prinsip mengandung makna yang sama. Kata
produktivitas muncul pertama kali dalam artikel oleh Quesnay pada tahun 1766,
kemudian pada tahun 1833 Litrre mendefinisikan produktivitas dengan kecakapan
atau keinginan yang amat mendalam untuk memproduksi. Sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, arti atau definisi tentang
produktivitas terus mengalami perkembangan. Perkembangan istilah produktivitas
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
5
Tabel 2.1. Sejarah Perkembangan Pengertian Produktivitas
Pelopor Tahun Perkembangan
Quesnay 1766 Kata produktivitas muncul untuk pertama kalinya
Littre 1883 Kecakapan atau keinginan yang amat mendalam untuk
memproduksi
1900-an Hubungan antara masukan dan keluaran yang digunakan
untuk menghasilkan keluaran tersebut
OEEC 1950 Besaran yang diperoleh melalui pembagian antara
keluaran dengan salah satu faktor produksi
Davis 1955 Peningkatan produk yang dapat dihasilkan atas sumber
daya yang terpakai
Fabricant 1962 Senantiasa merupakan suatu hubungan antara keluaran
terhadap masukan
Kendrick dan
Creamer
1965 Pengertian fungsional tentang produktivitas parsial,
produktivitas faktor total dan produktivitas total
Siegel 1976 Serumpun rasio antara keluaran dan masukan
Sumanth 1979 Produktivitas total adalah rasio antara tangible output
dan tangible input
Sejarah perkembangan produktivitas tersebut di atas menunjukan bahwa pengertian
produktivitas pencerminan tingkatan keefisienan dan keefektifan suatu sektor
produksi dalam menghasilkan produk atau jasa yang akan dipasok kepasar dengan
tetap mempertahankan mutu atau bahkan selalu menyesuaikannya dengan permintaan
konsumen. Derajat atau tingkat produktivitas suatu sektor industri diukur dengan
membandingkan antara keluaran terhadap masing-masing faktor masukan terhadap
total masukan yang digunakan untuk menghasilkan produk tersebut. Perbandingan
antara keluaran dengan salah satu faktor tersebut disebut produktivitas parsial
sedangkan perbandingan keluaran terhadap total masukan disebut produktivitas total.
6
Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun
fisik (barang-barang atau jasa) dengan masukan yang sebenarnya. Suatu
perbandingan antara hasil keluaran dan masukan. Masukan sering dibatasi dengan
masukan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik bentuk dan
nilai. Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi
barang-barang atau jasa.
Dari semua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa produktivitas secara umum
adalah perbandingan dari keluaran dengan masukan. Keluaran adalah hasil produk
berupa barang atau jasa yang dihasilkan oleh suatu industri, sedangkan masukan
adalah sumber daya yang digunakan untuk memperoleh hasil tersebut.
Produktivitas = KeluaranMasukan
(2.1)
Pada dasarnya terdapat 5 upaya untuk meningkatkan produktivitas, yaitu :
a. Meningkatkan keluaran sedangkan masukan dipertahankan.
b. Keluaran tetap tetapi masukan diturunkan.
c. Keluaran naik lebih besar, masukan naik lebih kecil.
d. Keluaran turun, masukan turun lebih besar.
e. Keluaran naik, masukan turun.
2.2. Perencanaan Produktivitas
Perencanaan peningkatan sistem produktivitas perusahaan sebaiknya berdasarkan
pada identifikasi akar penyebab turunnya produktivitas yang telah dilakukan dalam
evaluasi sistem produktivitas.
Program-program spesifik yang berkaitan dengan peningkatan atau perbaikan terus-
menerus dari sistem produktivitas harus didesain berdasarkan informasi yang
diperoleh melalui analisis dan evaluasi secara komprehensif dan mendalam terhadap
sistem produktivitas perusahaan itu.
7
Selanjutnya program tambahan yang bersifat lebih umum dapat diajukan untuk
menciptakan iklim kerja yang lebih kondusif, sehingga mampu meningkatkan
dampak dari suatu program spesifik yang dilakukan. Program-program umum dapat
berupa : penyelenggaraan kompetisi gugus kendali suatu kualitas, kunjungan-
kunjungan, kampanye-kampanye untuk membangkitkan kesadaran produktivitas,
kegiatan-kegiatan pelatihan, sistem pengakuan dan penghargaan yang selaras dengan
perbaikan kualitas dan produktivitas, dan lain-lain.
Perencanaan program-program peningkatan produktivitas perusahaan harus selalu
melibatkan tim kerja sama dan partisipasi total dari semua karyawan, yang dipimpin
dan dikendalikan oleh manajemen puncak dari perusahaan itu. Perencanaan
peningkatan produktivitas harus bersifat : SMART (Spesific, Measurable,
Achievable, Result Oriented, And Time Related), artinya peningkatan produktivitas
harus bersifat : spesifik, dapat diukur secara kuantitatif, hasil-hasil yang diinginkan
dapat dicapai (bukan angan-angan), dapat diambil tindakan.
Sebelum memulai suatu program peningkatan produktivitas terus menerus dari
perusahaan, pihak manajemen harus membangkitkan kesadaran semua anggota
perusahaan tentang pentingnya peningkatan produktivitas perusahaan.Berkaitan
dengan upaya membangkitkan kesadaran akan peningkatan produktivitas perusahaan,
perlu dilakukan perencanaan terhadap beberapa hal berikut :
a. Menyiapkan informasi yang menyeluruh tentang program-program peningkatan
produktivitas yang akan dilakukan oleh organisasi itu.
b. Menyiapkan saluran-saluran untuk penyampaian umpan balik.
c. Memilih berbagai media untuk menciptakan kesadaran dan memperoleh umpan
balik, misalnya : menggunakan surat dari manajemen puncak, membuat poster-
poster, rapat-rapat, dan lain-lain.
d. Menciptakan suatu kesan yang bersungguh-sungguh melalui komunikasi dan
tindakan nyata yang menunjukkan bahwa peningkatan produktivitas merupakan
prioritas utama dari organisasi.
8
e. Melakukan suatu survey atau angket untuk mengetahui reaksi awal yang akan
timbul apabila program-program peningkatan produktivitas akan diterapkan.
2.2.1. Program Peningkatan Produktivitas
Program peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan menggunakan langkah-
langkah berikut :
a. Memilih dan menetapkan program produktivitas.
b. Mengemukakan alasan mengapa memilih program itu.
c. Melakukan analisis situasi melalui pengamatan situasional.
d. Melakukan pengumpulan data dalam beberapa waktu.
e. Melakukan analisis data.
f. Menetapkan rencana perbaikan melalui penetapan sasaran peningkatan
produktivitas.
g. Melaksanakan program peningkatan produktivitas selama waktu tertentu.
h. Melakukan studi penilaian terhadap program peningkatan produktivitas itu.
i. Mengambil tindakan berupa korektif atas penyimpangan yang terjadi atau
standarisasi terhadap aktivitas yang sesuai.
2.2.2. Peran Penting Perencanaan Produktivitas
Suatu perusahaan atau organisasi yang telah menerapkan produktivitas secara terbaik
akan memudahkan perusahaan tersebut untuk menghadapi persaingan-persaingan
dengan usaha sejenis serta dapat menemukan cara-cara untuk menjalankan usahanya
dengan lebih efisien dan produktif sebelum mencapai tujuan perkembangan dirinya
menjadi perusahaan besar. Secara garis besar perencanaan produktivitas dapat
dijabarkan sebagai sebagai berikut :
a. Sebagai dasar kemungkinan untuk peningkatan produktivitas dimasa yang akan
datang, sehingga dapat dipersiapkan langkah-langkah peningkatan produktivitas
sedini mungkin.
b. Sebagai pedoman untuk meningkatkan kerjasama baik secara vertikal maupun
horizontal didalam organisasi.
9
c. Sebagai pendorong kreativitas berpikir, pembentukan kelompok yang produktif
dan mengurangi ketakutan terhadap keadaan masa depan yang tidak pasti.
d. Sebagai dasar pelaksanaan perbaikan produktivitas bagi badan usaha dengan
menyesuaikan kondisi internal maupun eksternal.
2.3. Siklus Produktivitas
Sumanth (1985) memperkenalkan suatu konsep formal yang disebut sebagai siklus
produktivitas (productivity cycle). Cara ini yang banyak digunakan untuk
memperbaiki produktivitas perusahaan secara terus menerus. Siklus produktivitas
sebagaimana ditunjukkan oleh gambar dibawah ini dibagi dalam 4 tahap, yaitu :
a. Measurement ( Pengukuran Produktivitas )
b. Evaluation ( Penilaian Produktivitas )
c. Planning ( Perencanaan Produktivitas )
d. Improvement ( Perbaikan Produktivitas )
Gambar 2.1. Siklus Produktivitas
Siklus ini berkesinambungan dan berulang-ulang, sehingga didapatkan hasil optimal
sesuai dengan yang diharapkan. Langkah awal dari siklus tersebut adalah pengukuran
produktivitas yang hasilnya akan dievaluasi untuk mengetahui sejauh mana hasil
yang telah dicapai pada saat ini. Dari hasil evaluasi ini, direncanakan langkah-
Pengukuran Produktivitas
Evaluasi Produktivitas
Perencanaan Produktivitas
Peningkatan Produktivitas
10
langkah untuk mencapai sasaran produktivitas yang lebih baik untuk jangka pendek
maupun jangka panjang. Kemudian dilakukan tindakan-tindakan untuk mencapai
sasaran peningkatan produktivitas yang telah ditetapkan.
2.4. Tipe Dasar Produktivitas
Tipe dasar produktivitas, menurut David J Sumanth dibedakan menjadi tiga, yaitu :
a. Produktivitas parsial, produktivitas yang menunjukkan perbandingan dengan salah
satu faktor tertentu yang digunakan untuk menghasilkan keluaran tersebut.
Misalnya : produktivitas material, berarti perbandingan antara keluaran dengan
material yang dipakai untuk keluaran tersebut.
Produktivitas material = KeluaranMasukan material
(2.2)
b. Produktivitas total faktor, produktivitas yang menunjukkan perbandingan antara
keluaran bersih dengan jumlah dari masukan modal dan tenaga kerja yang
menghasilkan keluaran tersebut. Keluaran bersih merupakan selisih dari keluaran
total dengan jumlah peralatan dan jasa yang dibeli. Pada tipe ini faktor
masukannya hanya faktor tenaga kerja dan capital (modal).
Produktivitas total faktor = Keluaran bersihMasukan modal + masukan tenaga kerja
(2.3)
= Keluaran total – jumlah peralatan & jasa yang dibeliMasukan modal + masukan tenaga kerja
(2.4)
c. Produktivitas total, produktivitas yang menunjukkan perbandingan antara keluaran
dengan jumlah dari semua faktor masukan, jadi pengukuran produktivitas total
mencerminkan pengaruh bersama yang kuat dari semua masukan dalam
menghasilkan keluaran.
Produktivitas total = Keluaran totalMasukan total
(2.5)
2.5. Pengukuran Produktivitas
Pengukuran produktivitas dapat dilakukan pada berbagai skala unit kegiatan mulai
dari yang terkecil hingga yang terbesar, antara lain : stasiun kerja, seksi atau unit
11
badan usaha, tingkat badan industri atau badan usaha, tingkat perusahaan, tingkat
nasional dan tingkat internasional.
2.5.1. Manfaat Pengukuran Produktivitas
Manfaat pengukuran produktivitas yang dapat diperoleh untuk tingkat industri atau
badan usaha antara lain :
a. Analisis manpower untuk memproyeksikan jumlah kebutuhan tenaga kerja, biaya
tenaga kerja, serta efek-efek yang dapat ditimbulkan akibat perubahan teknologi
atau mekanisme bagi tenaga kerja.
b. Sebagai umpan balik terhadap badan usaha tentang keberhasilannya dalam
mencapai target yang telah ditetapkan selama periode tertentu.
c. Analisis kinerja badan usaha dengan membandingkannya dengan badan usaha lain.
d. Sebagai dasar pertimbangan untuk perencanaan langkah-langkah yang akan
diambil badan usaha guna pencapaian sasaran yang telah ditetapkan baik untuk
jangka pendek maupun jangka panjang.
2.5.2. Kriteria Pengukuran Produktivitas
Langkah-langkah yang penting dalam meningkatkan produktivitas suatu organisasi
atau perusahaan dalam mendesain dan melaksanakan ukuran-ukuran produktivitas.
Beberapa kriteria yang dapat membantu pengukuran yang baik :
a. Keabsahan (Validity)
Ukuran yang valid adalah ukuran yang dapat secara tepat menggambarkan perubahan
dari masukan menjadi keluaran dalam proses produksi yang sebenarnya dalam suatu
perusahaan. Jumlah produk yang dihasilkan tiap satuan waktu kadang-kadang dapat
dijadikan ukuran yang absah, karena lama penyelesaian untuk tiap produk tidaklah
sama.
b. Kelengkapan (Completeness)
Kelengkapan menunjukkan bahwa ketelitian seluruh keluaran atau hasil yang
diperoleh dan masukan atau sumber yang digunakan dapat teridentifikasi dengan
jelas.
12
c. Dapat dibandingkan (Comparability)
Produktivitas merupakan suatu ukuran yang sifatnya dapat relatif, tetapi kita tidak
dapat membandingkan hasil pengukuran badan usaha yang satu dengan badan usaha
yang lain. Kita mengukur lalu membandingkan saat ini dengan kemarin, bulan ini
dengan bulan lalu atau tahun ini dengan tahun lalu. Pentingnya pengukuran
produktivitas terletak pada kemampuan untuk dibandingkan antara periode yang satu
dengan periode yang lain atau terhadap sasaran atau standart yang ditetapkan,
sehingga dapat dilihat sumber daya yang digunakan efisien atau tidak.
d. Ketermasukan (Inclusiveness)
Hal-hal yang mempengaruhi pengukuran produktivitas telah tercakup seluruhnya
(misal : kegiatan-kegiatan penjualan, pengolahan data, personil, keuangan dan
pelayanan konsumen) sehingga dapat mencerminkan kondisi perusahaan secara
keseluruhan.
e. Keefektifan ongkos (Cost Efectivity)
Pengukuran produktivitas haruslah dilakukan dengan cara memperhatikan ongkos-
ongkos yang berhubungan, baik yang langsung maupun yang tidak langsung.
Pengukuran haruslah sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu usaha-usaha
produktif yang sedangberjalan.
f. Ketepatan waktu (Timelines)
Pengukuran produktivitas dimaksudkan sebagai alat yang efektif bagi manajemen,
sehingga dapat dikomunikasikan pada setiap manajer yang bertanggung jawab pada
bidangnya pada waktu yang secepat-cepatnya. Hasil pengukuran dapat meningkatkan
kemampuan dalam menanggapi persoalan dan situasi yang kita sadari sebelumnya
yaitu perusahaan untuk mengenal adanya penyimpangan produktivitas dari rencana
atau sasaran.
2.6. Model Pengukuran Produktivitas
Sering kali istilah produktivitas didefinisikan berbeda-beda, tetapi secara prinsip ada
tiga model pengukuran produktivitas, yaitu :
13
2.6.1. Produktivitas Total
Pada pengukuran produktivitas secara total, biasanya dilakukan berdasarkan
pernyataan akuntansi atau financial dari perusahaan tersebut. Pada pengukuran ini
diukur terlebih dahulu agregat output yang dihasilkan dan agregat input yang
digunakan lalu kemudian dibandingkan antara output dan inputnya.
Keuntungan pengukuran produktivitas total adalah :
a. Mempertimbangkan semua faktor output dan input yang dapat dikuantitaskan
sehingga lebih akurat mengambarkan keadaan ekonomi perusahaan yang
sesungguhnya.
b. Pengendalian keuntungan dengan menggunakan indeks produktivitas total
bermanfaat bagi pimpinan.
c. Jika digunakan bersama dengan pengukuran produktivitas parsial, dapat langsung
diperhatikan oleh pihak manajemen dengan cara yang lebih efektif
d. Dengan mudah berhubungan dengan total biaya.
Sedangkan keterbatasan pengukuran produktivitas total adalah :
a. Data untuk membandingkan produktivitas produk lebih sulit dilakukan.
b. Tidak mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi input dan output
secara tidak langsung.
2.6.1.1.Metode Marvin E Mundel
Dengan metode ini indeks produktivitas total dapat diukur sebagai :
IP =
AOMPRIMPAOBPRIBP
× 100 atau IP =
AOMPAOBPRIMPRIBP
× 100 (2.6)
Dimana:
AOMP = Agregated Outputs Measured Period
Yaitu total output pada waktu pengukuran
RIMP = Resource Input Measured Period
Yaitu total input yang digunakan pada waktu pengukuran
14
AOBP = Agregat Output Base Period
Yaitu total output pada waktu dasar pengukuran
RIBP = Resources Input Base Period
Yaitu total input pada waktu dasar pengukuran
CPI = AOMPRIMP
, disebut sebagai Current Performance Index (CPI)
Yaitu produktivitas pada waktu pengukuran
BPI = AOBPRIBP
, disebut sebagai Base Performance Index (BPI)
Yaitu produktivitas pada waktu dasar pengukuran
OI = AOMPAOBP
, disebut sebagai Output Index (OI)
Yaitu perbandingan output pada waktu pengukuran dengan pada
waktu dasar pengukuran
II = RIMPRIBP
, disebut sebagai Input Index (II)
Yaitu perbandingan input pada waktu pengukuran dengan pada waktu
dasar pengukuran
Dengan pengukuran ini pada dasarnya adalah membandingkan antara produktivitas
pada waktu pengukuran (Measured Period) dengan produktivitas pada waktu
dasarnya (Base Period). Indeks produktivitas pada waktu dasar pengukuran adalah
100, sehingga indeks produktivitas pada waktu pengukuran ada tiga macam, yaitu :
a. IP < 100, jika produktivitas pada waktu pengukuran lebih kecil dibandingkan
dengan produktivitas waktu dasar pengukurannya.
b. IP = 100, jika produktivitas pada waktu pengukuran sama dengan produktivitas
waktu dasar pengukurannya.
c. IP > 100, jika produktivitas pada waktu pengukuran lebih besar dibandingkan
dengan produktivitas waktu dasar pengukurannya.Semakin baik produktivitas
suatu perusahaan berarti semakin naik IP-nya (selalu diatas 100).
15
2.6.1.2.Metode David J Sumanth
Model ini dikembangkan oleh David J Sumanth pada tahun 1979, yang lebih dikenal
sebagai model produktivitas total. Model ini memperhitungkan seluruh faktor-faktor
masukan dan keluaran.
Produktivitas total = Total nilai keluaran nyataTotal nilai masukan nyata
(2.7)
Dimana :
Total nilai keluaran nyata = nilai produk jadi + nilai produk ½ jadi + dividen
+bunga pinjaman + pendapatan
Total nilai masukan nyata = masukan tenaga kerja + masukan bahan baku +
masukan modal + masukan energi + pengeluaran
2.6.2. Produktivitas Parsial
Pada pengukuran produktivitas total yang terlihat adalah angka tidak akuntansi. Hal
ini akan menimbulkan kesulitan perbaikan produktivitas karena angka tersebut tidak
menggambarkan mengapa terjadi demikian. Pengukuran produktivitas parsial akan
mengukur produktivitas unit proses secara spesifik sehingga lebih objektif, mudah
dipantau, dipelihara dan diperbaiki.
Produktivitas keseluruhan akan baik jika produktivitas parsialnya baik. Jadi
peningkatan produktivitas total dapat dilakukan dengan memperbaiki produktivitas
parsial.
Keuntungan pengukuran parsial adalah :
a. Mudah dimengerti.
b. Data mudah diperoleh.
c. Indeks produktivitas mudah diperoleh.
d. Mudah diterima manajemen karena 3 ( tiga ) keuntungan diatas.
16
e. Beberapa produktivitas parsial menunjukkan keseluruhan data yang ada di
perusahaan.
f. Alat diagnosa yang baik untuk bagian yang perlu diperbaiki produktivitasnya, juga
dapat digunakan sebagai indicator produktivitas total.
Keterbatasan pengukuran produktivitas parsial adalah :
a. Tidak dapat mencerminkan tingkat produktivitas dari perusahaan.
b. Hanya dapat mengetahui adanya peningkatan biaya pada bagian tertentu.
c. Perbaikan produktivitas hanya pada bidang yang diukur.
Disini akan dibahas tiga metode pengukuran produktivitas parsial, yaitu :
1. Metode Habberstad
Roda produktivitas Habberstad merupakan roda yang menjadi patokan industriawan
dalam mengukur dan meningkatkan produktivitas bidangnya. Roda ini terdiri dari
enam bagian yang masing-masing mempunyai ukuran produktivitas sendiri. Karena
itu pengukuran ini disebut pengukuran produktivitas parsial. Keenam bagian itu
adalah :
a. Produktivitas Produk (Product Productivity)
b. Produktivitas Organisasi (Organization Productivity)
c. Produktivitas Penjualan (Sales Productivity)
d. Produktivitas Produksi (Production Productivity)
e. Produktivitas Tenaga Kerja (Arbeiter Productivity)
f. Produktivitas Modal (Capital Productivity)
Untuk setiap pengukuran tersebut terdapat angka kunci pengukurannya sehingga
pengukuran dan pemantauan dapat dilakukan. Disamping itu terdapat tindakan yang
dapat diambil untuk memperbaiki setiap bagian produktivitas tersebut.
17
Metode Habberstad (POSPAC) ini mulai diperkenalkan pada tahun 1987
berdasarkan perkembangan hasil penelitian di Negara Skandinavia. Metode ini
merupakan suatu metode produktivitas yang mengintegrasikan :
a. Pengukuran dan pengawasan produktivitas total dan parsial.
b. Program partisipasi yang melibatkan tenaga kerja dan manajemen.
c. Evaluasi terhadap sumberdaya total.
d. Merupakan suatu program peningkatan motivasi.
e. Evaluasi dan implementasi penerapan produktivitas jangka pendek/jangka panjang.
f. Alokasi dana produktivitas
Secara tabel, roda produktivitas Habberstad adalah sebagai berikut :
Tabel 2.2. Roda Produktivitas Habberstad
No. Bagian Tindakan untuk perbaikan produktivitas
1. Produktivitas Produk - Perencanaan produk
- Pengembangan produk
- Keuntungan produk
- Analisis nilai
- Analisis kebutuhan
- Tanggapan pemakai
2. Produktivitas Organisasi - Strategi perusahaan
- Pengembangan organisasi perusahaan
- Peningkatan manajemen perusahaan
- Analisa personalia
3. Produktivitas Penjualan - Analisis pasar
- Strategi harga jual
- Analisis distribusi atau logistik
- Organisasi fungsi pemasaran
4. Produktivitas Produksi - Perencanaan produksi
- Penyusunan tata letak
- Pengendalian ongkos dan kualitas
- Penjadwalan pemeliharaan
18
5. Produktivitas Tenaga Kerja - Pendidikan dan pelatihan
- Gaji yang sesuai
- Perancangan sistem kerja
- Motivasi
- Lingkungan kerja
6. Produktivitas Modal - Pengendalian persediaaan
- Manajemen keuangan
- Analisa investasi
- Perencanaan dan pengendalian ekonomi perusahaan
2. Metode Objectives Matrik (OMAX)
Objective Matrix (OMAX) adalah suatu sistem pengukuran produktivitas parsial
yang dikembangkan untuk memantau produktivitas di tiap bagian perusahaan dengan
kriteria produktivitas yang sesuai dengan keberadaan bagian tersebut (objektif).
Metode ini dikembangkan oleh seorang professor produktivitas dari departemen
teknik industri di Oregon State University yaitu James L. Ringgs, PE., OMAX
diperkenalkan pada tahun 80-an di Amerika Serikat.
Kegunaan OMAX adalah :
a. Sebagai sarana pengukuran produktivitas.
b. Sebagai alat memecahkan masalah produktivitas.
c. Alat pemantau pertumbuhan produktivitas.
Dalam OMAX diharapkan aktivitas seluruh personal perusahaan untuk turut menilai,
memperbaiki dan mempertahankan, karena sistem ini merupakan sistem pengukuran
yang diserahkan langsung ke bagian-bagian unit proses industri.
19
Struktur OMAX, pengukuran dengan OMAX dilakukan pada sebuah matriks
objektif. Bentuk matriks tersebut adalah sebagai berikut :
A1
A2
B1
C1
C2
C3
C4 Current Previous Index
Gambar 2.2. Matriks OMAX
Keterangan matriks :
A. Blok pendefinisian, terdiri atas :
A1 Kriteria produktivitas, yaitu kriteria yang menjadi ukuran produktivitas pada
bagian atau departemen yang akan diukur produktivitasnya. Kriteria ini
sebaiknya lebih dari satu.
Kriteria Produktivitas
Skor
Bobot Nilai
Nilai
20
A2 Performansi sekarang, yaitu nilai tiap produktivitas berdasarkan pengukuran
terakhir..
B. Blok kuantifikasi,terdiri atas :
B1 Skala, yaitu angka-angka yang menunjukkan tingkat performansi dari
pengukuran tiap kriteria produktivitas. Terdiri dari sebelas bagian dari 0 sampai
dengan 10. Semakin besar skala semakin baik produktivitasnya. Kesebelas
angka tersebut dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
a. Level 0, yaitu nilai produktivitas yang terburuk yang mungkin terjadi.
b. Level 3, yaitu nilai produktivitas sekarang.
c. Level 10, yaitu nilai produktivitas yang diharapkan sampai periode tertentu.
C. Blok pengamatan, terdiri dari :
C1 Skor, yaitu nilai level dimana nilai pengukuran produktivitas berada. Misalnya,
jika output/jam = 100 terletak pada level 5, maka skor untuk pengukuran itu
adalah 5. Jika terdapat pengukuran yang tidak tepat sesuai dengan angka pada
matriks, lakukan pembulatan kebawah.
C2 Bobot, yaitu derajat kepentingan (dinyatakan dalam satuan persen) yang
menunjukan pengaruh relatif kriteria tersebut terhadap produktivitas unit kerja
yang diukur, nilai ini ditentukan oleh manajemen.
C3 Nilai, merupakan perkalian tiap skor dengan bobotnya.
C4 Performance indicator atau indikator performa, merupakan jumlah dari tiap
nilai indeks produktivitas ( IP ), maka dihitung sebagai persentase kenaikan
atau penurunan terhadap performa sekarang.
Indeks produktivitas adalah :
IP = Hasil pengukuran periode sekarang – hasil pengukuran periode sebelumnyaHasil pengukuran periode sebelumnya
× 100% (2.8)
3. Model Pengukuran Produktivitas Parsial Sumanth
Produktivitas parsial adalah rasio dari output dengan salah satu input, antara lain :
Produktivitas material = OutputInput material
(2.9)
Produktivitas energi = OutputInput energi
(2.10)
21
Produktivitas lain = OutputInput biaya lain-lain
(2.11)
2.6.3. Produktivitas Total Faktor
Produktivitas yang merupakan perbandingan antara keluaran bersih dengan masukan
tenaga kerja dan masukan capital. Keluaran bersih adalah keluaran total dikurangi
jumlah nilai barang dan jasa yang dibeli. Sedangkan pada tipe ini faktor masukan
hanya faktor tenaga kerja dan capital.
Produktivitas total faktor = Keluaran bersihMasukan modal + pekerja
(2.12)
Keuntungan pengukuran produktivitas total faktor adalah :
a. Data dari perusahaan relatif mudah diperoleh.
b. Dapat dari analisa dari sudut pandang ekonomi karena menyangkut keadaan
ekonomi perusahaan secara total.
Keterbatasan pngukuran produktivitas total faktor adalah :
a. Tidak banyak berpengaruh terhadap input bahan baku dan energi.
b. Sulit bagi pihak manajemen untuk menganalisa hubungan nilai tambah output
dengan efisiensi produksi, karena nilai tambah yang dihasilkan bisa saja
disebabkan oleh adanya peningkatan biaya produksi.
c. Tidak cocok bila biaya-biaya material merupakan bagian yang cukup besar dari
biaya total produk dimana pengaruh yang besar dari input material tidak langsung
ditunjukkan dalam pengukuran produktivitas ini.
d. Hanya input tenaga kerja dan modal yang dipertimbangkan dalam input total
faktor.
2.7. Evaluasi Produktivitas
Masalah produktivitas dapat didefinisikan sebagai deviasi atau penyimpangan yang
terjadi antara produktivitas aktual dan sasaran produktivitas yang direncanakan atau
diharapkan (rencana mencapai sasaran produktivitas tertentu), atau dapat pula
22
didefinisikan sebagai perubahan produktivitas yang menunjukkan kecenderungan
menurun atau tetap sepanjang periode tertentu. Apabila masalah produktivitas telah
dapat diidentifikasi, seperti produktivitas input tenaga kerja, material, energi dan
modal menurun atau tidak mencapai sasaran produktivitas yang diharapkan, maka
berbagai informasi penting berkaitan dengan masalah itu perlu dikumpulkan.
Informasi yang harus dikumpulkan berdasarkan analisa kualitatif yang didasarkan
pada intuisi dari pemimpin atau pengalaman bisnis yang telah dimiliki selama ini, dan
analisa kuantitatif yang berdasarkan pada fakta atau data aktual berupa pengukuran
produktivitas yang telah dilakukan oleh pihak manajemen dari organisasi bisnis
tersebut.
Apabila informasi yang telah tepat tentang penyebab masalah produktivitas yang
timbul itu diperoleh, keputusan yang efektif untuk meningkatkan produktivitas yang
terus menerus dapat dilakukan oleh para pemimpin. Berdasarkan pengalaman
sebaiknya evaluasi sistem produktivitas dilakukan berdasarkan data pengukuran
produktivitas yang telah dianalisis dan disajikan melalui suatu laporan produktivitas
perusahaan. Langkah yang perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil evaluasi yang
objektif sebagai berikut :
a Evaluasi terhadap dua periode pengukuran
Mengembangkan perubahan produktivitas total dalam dua periode berturut-turut
dan kemudian mengembangkan kemungkinan cara agar perubahan tersebut dapat
terjadi.
b. Evaluasi terhadap suatu periode pengukuran tertentu
Melakukan pemantauan tahap demi tahap untuk mengevaluasi total produktivitas
dalam dua periode pengukuran atau dengan membandingkan produktivitas
sebenarnya dengan produktivitas hasil ramalan.
Cara yang dapat dilakukan untuk mencapai suatu hasil evaluasi yang baik adalah:
a. Mengembangkan suatu perubahan pada nilai produktivitas dalam dua periode
berturut-turut dan mengembangkan suatu cara sehingga perubahan bisa terjadi.
23
b. Mengembangkan metode untuk mendapatkan nilai produktivitas sesuai dengan
anggaran atau hasil peramalan dan membandingkan dengan hasil yang sekarang.
c. Memantapkan “step by step procedure“ untuk evaluasi nilai produktivitas diantara
dua periode pengukuran yang berurutan dan didalam suatu periode pengukuran
yang diberikan.
d. Mengilustrasikan metodologi dengan contoh numerik.
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian merupakan suatu tahapan dan kerangka berpikir yang terdiri
dari beberapa tahap proses untuk menyelesaikan penelitian ini. Tahap-tahap tersebut
disusun secara berurutan agar penelitian yang dilakukan menjadi lebih sistematis dan
terarah. Metodologi penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1. Metodologi Penelitian
3.1. Studi Awal
Studi awal dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum dari kondisi aktual
perusahaan. Studi awal diawali dengan pengamatan secara langsung di lingkungan
SOS Laboratory Balikpapan yang meliputi: kondisi lingkungan kerja, sistem kerja,
karyawan perusahaan, dan sistem manajemen perusahaan.
Studi Awal
Identifikasi Masalah
Studi Pustaka
Pengumpulan & Pengolahan Data
Analisis & Perbaikan
Simpulan & Saran
25
3.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil pengamatan langsung di lingkungan perusahaan dan wawancara
dengan beberapa orang karyawan, maka dapat diidentifikasi permasalahan yang saat
ini sedang dihadapi perusahaan.
Dengan teridentifikasinya masalah maka penelitian dilanjutkan dengan menetapkan
tujuan yang hendak dicapai serta batasan penelitian agar penelitian lebih terarah.
3.3. Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan suatu proses dalam mencari informasi dan mempelajari
teori yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan untuk mendukung dan
mendasari penelitian. Proses ini dilakukan untuk membantu mengembangkan logika,
menyusun pola pikir, mengolah data, dan menganalisa hasil. Informasi dan teori yang
digunakan sebagai referensi dasar penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber,
antara lain: buku referensi, jurnal ilmiah, maupun artikel yang tersedia di media
internet.
3.4. Pengumpulan dan Pengolahan Data
Untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul dan untuk mencapai tujuan
penelitian yang telah ditentukan, tentunya perlu didukung dengan sejumlah data yang
berkaitan dengan permasalahan itu.
Data yang dikumpulkan diperoleh dari hasil pengamatan langsung di lingkungan SOS
Laboratory Balikpapan dan juga melalui interview/wawancara dengan beberapa orang
karyawan/staff ahli perusahaan. Data yang diperlukan adalah:
1. Jumlah tenaga kerja
2. Jumlah absensi tenaga kerja
3. Jumlah hari kerja
4. Jumlah jam kerja
5. Jumlah sampel rilis
26
Data yang telah terkumpul kemudian ditindaklanjuti dengan proses perhitungan
tingkat produktivitas secara bulanan, yaitu dimulai dari bulan Januari 2013 sampai
dengan Desember 2013 dengan kriteria sebagai berikut:
1. Produktivitas tenaga kerja
Adalah perbandingan jumlah sampel rilis dengan jumlah tenaga kerja.
2. Tingkat absensi tenaga kerja
Adalah perbandingan jumlah jam absensi tenaga kerja dengan jumlah jam yang
tersedia dalam satu periode.
3. Tingkat sampel rilis
Adalah perbandingan jumlah sampel yang dirilis dengan jumlah hari satu periode.
3.5. Analisis dan Perbaikan
Analisis dilakukan terhadap hasil yang diperoleh dari perhitungan atau pengolahan
data pada tahap sebelumnya. Sehingga hasil perhitungan tersebut dapat dijadikan
solusi permasalahan produktivitas secara tepat.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam menggunakan metode Marvin E. Mundel
adalah sebagai berikut:
1. Menentukan kriteria produktivitas
2. Menghitung nilai produktivitas tiap kriteria.
3. Menghitung indeks produktivitas tiap kriteria
4. Analisis produktivitas.
3.6. Simpulan dan Saran
Simpulan ditetapkan berdasarkan hasil dari pengolahan data dan analisa yang telah
dilakukan pada bagian sebelumnya. Penetapan simpulan dilakukan sesuai dengan
tujuan penelitian sekaligus menjawab pokok permasalahan yang telah ditentukan di
awal penelitian. Kemudian saran yang diajukan menggambarkan upaya tindak lanjut
27
dari simpulan yang ditetapkan dan digunakan sebagai masukan positif bagi
perusahaan.
28
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
4.1. Gambaran Umum
SOS Laboratory PT Trakindo Utama adalah laboratorium yang dimiliki oleh PT
Trakindo Utama yang didirikan untuk menunjang pelayanan analisa oli pelumas,
pendingin radiator, dan bahan bakar solar, yang tersebar di 4 lokasi di Indonesia,
salah satunya adalah di Balikpapan. SOS Lab Balikpapan didirikan untuk menangani
customer yang berasal dari Kalimantan area.
Di bagian operasional divisi oli pelumas SOS Lab Balikpapan terdiri dari 28 orang
karyawan. Di bawah ini adalah struktur organisasi bagian operasional divisi oli
pelumas SOS Lab Balikpapan:
Gambar 4.1. Struktur Organisasi SOS Lab Balikpapan
Dani Ismail Sr SPV
Ahmad Rijani SPV
Bobby Nur R SPV Ops
Lab Tech 1
Lab Tech 2
Lab Tech 3
Lab Tech 4
Lab Tech 5
Lab Tech 6
Lab Tech 7
Lab Tech 8
Lab Tech 9
Lab Tech 10
Lab Tech 11
Lab Tech 12
Hari Pratomo SPV Ops
Lab Tech 13
Lab Tech 14
Lab Tech 15
Lab Tech 16
Lab Tech 17
Lab Tech 18
Lab Tech 19
Lab Tech 20
Lab Tech 21
Lab Tech 22
Lab Tech 23
Lab Tech 24
29
4.2. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan diperoleh dari hasil pengamatan langsung di lingkungan SOS
Laboratory Balikpapan dan juga melalui interview/wawancara dengan beberapa orang
karyawan/staff ahli perusahaan. Data yang diperlukan adalah:
1. Jumlah tenaga kerja
2. Jumlah absensi tenaga kerja
3. Jumlah hari kerja
4. Jumlah jam kerja
5. Jumlah sampel rilis
Pengumpulan data dilakukan sesuai dengan periode dan kriteria yang telah ditetapkan
oleh peneliti. Periode yang telah ditetapkan oleh peneliti terdapat 12 periode, yaitu :
- Periode 1 : 1 Januari 2013 – 31 Januari 2013
- Periode 2 : 1 Februari 2013 – 28 Februari 2013
- Periode 3 : 1 Maret 2013 – 31 Maret 2013
- Periode 4 : 1 April 2013 – 30 April 2013
- Periode 5 : 1 Mei 2013 – 31 Mei 2013
- Periode 6 : 1 Juni 2013 – 30 Juni 2013
- Periode 7 : 1 Juli 2013 – 31 Juli 2013
- Periode 8 : 1 Agustus 2013 – 31 Agustus 2013
- Periode 9 : 1 September 2013 – 30 September 2013
- Periode 10 : 1 Oktober 2013 – 31 Oktober 2013
- Periode 11 : 1 November 2013 – 30 November 2013
- Periode 12 : 1 Desember 2013 – 31 Desember 2013
30
Data-data untuk masing-masing kriteria dapat dilihat dari tabel di bawah ini:
Tabel 4.1. Pengumpulan Data
4.3. Pengolahan Data
Metode pengolahan data yang digunakan adalah dengan menggunakan metode
Marvin E. Mundel.
4.3.1. Menentukan Kriteria Produktivitas
Kriteria yang akan digunakan untuk analisis metode Marvin E. Mundel yaitu :
- Tingkat produktivitas tenaga kerja
- Tingkat absensi tenaga kerja
- Tingkat produktivitas sampel rilis
Periode Jumlah
tenaga kerja Absensi
(hari) Jumlah hari
kerja Jumlah jam
kerja/hari Jumlah
sampel rilis
1 26 11 27 8 34676 2 25 10 24 8 31223 3 25 11 26 8 34282 4 24 12 26 8 34515 5 24 10 27 8 33451 6 23 15 25 8 31845 7 24 14 27 8 33107 8 25 12 24 8 30338 9 25 11 25 8 32482 10 26 12 26 8 34212 11 25 15 25 8 32665 12 24 8 25 8 29836
31
4.3.2. Menghitung Nilai Produktivitas Tiap Kriteria
1. Tingkat produktivitas tenaga kerja
Setelah diketahui jumlah tenaga kerja, dan jumlah sampel rilis, maka dapat dihitung
tingkat produktivitas tenaga kerja.
Di bawah ini adalah contoh perhitungan produktivitas tenaga kerja untuk periode 1:
• Jumlah tenaga kerja : 26 orang
• Jumlah sampel rilis : 34676 sampel
Produktivitas tenaga kerja = Jumlah sampel rilisJumlah tenaga kerja
= 3467626
= 1334
2. Tingkat absensi tenaga kerja.
Setelah diketahui jumlah jam kerja, jumlah absensi dalam satu periode dan jumlah
hari kerja, maka dapat dihitung tingkat absensi tenaga kerja.
Di bawah ini adalah contoh perhitungan tingkat absensi tenaga kerja untuk periode 1:
• Jumlah jam kerja per hari : 8 jam
• Jumlah absensi tenaga kerja : 11 hari
• Jumlah hari kerja : 27 hari
a. Jumlah jam absensi tenaga kerja:
= jumlah absensi × jumlah jam kerja per hari
= 11 × 8
= 88
b. Jumlah jam tersedia:
= Jumlah tenaga kerja × jumlah hari kerja × jumlah jam kerja
= 26 × 27 × 8
= 5616
c. Tingkat absensi tenaga kerja:
= Jumlah jam absensi tenaga kerjaJumlah jam tersedia
= 885616
32
= 0.0157
3. Tingkat produktivitas sampel rilis
Tingkat produktivitas sampel rilis dapat dihitung setelah diketahui jumlah sampel
rilis, jumlah absensi tenaga kerja, jumlah jam kerja, dan jumlah hari kerja.
Dibawah ini adalah contoh perhitungan tingkat produktivitas sampel rilis untuk
periode 1:
• Jumlah sampel rilis : 34676
• Jumlah hari kerja : 27 hari
• Jumlah tenaga kerja : 26 orang
• Jumlah absensi tenaga kerja : 11 hari
a. Total hari kerja:
= Jumlah hari kerja × jumlah tenaga kerja
= 27 × 26
= 702
b. Jumlah hari kerja:
= Total hari kerja - jumlah absensi tenaga kerja
= 702 - 11
= 691
c. Tingkat produktivitas sampel rilis
= Jumlah sampel rilisJumlah hari kerja
= 34676691
= 50.18
33
Selanjutnya perhitungan tingkat masing-msing kriteria dilanjutkan sampai dengan
periode 12, maka didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.2. Tingkat Produktivitas Tiap Kriteria
Periode Tingkat produktivitas
tenaga kerja Tingkat absensi
tenaga kerja
Tingkat produktivitas
sampel rilis
1 1334 0.0157 50.18
2 1249 0.0167 52.92
3 1371 0.0169 53.65
4 1438 0.0192 56.40
5 1394 0.0154 52.43
6 1385 0.0261 56.87
7 1379 0.0216 52.22
8 1214 0.0200 51.60
9 1299 0.0176 52.90
10 1316 0.0178 51.52
11 1307 0.0240 53.55
12 1243 0.0133 50.40
4.3.3. Menghitung Indeks Produktivitas Tiap Kriteria
1. Indeks Produktivitas Tenaga Kerja
Untuk periode 1:
IP =
AOMPRIMPAOBPRIBP
× 100
=
3467634676
2626
× 100
= 100
34
Untuk periode 2:
IP =
AOMPRIMPAOBPRIBP
× 100
=
3122334676
2526
× 100
= 93.64
Untuk periode selanjutnya, dilakukan perhitungan seperti contoh di atas.
2. Indeks Absensi Tenaga Kerja
Untuk periode 1:
IP =
AOMPRIMPAOBPRIBP
× 100
=
8888
56165616
× 100
= 100
Untuk periode 2:
IP =
AOMPRIMPAOBPRIBP
× 100
=
8088
48005616
× 100
= 106.36
35
Untuk periode selanjutnya, dilakukan perhitungan seperti contoh di atas.
3. Indeks Produktivitas Sampel Rilis
Untuk periode 1:
IP =
AOMPRIMPAOBPRIBP
× 100
=
3467634676
691691
× 100
= 100
Untuk periode 2:
IP =
AOMPRIMPAOBPRIBP
× 100
=
3122334676590691
× 100
= 105.46
Untuk periode selanjutnya, dilakukan perhitungan seperti contoh di atas.
Setelah dilakukan perhitungan indeks produktivitas tiap kriteria, maka didapatkan
hasil seperti tabel di bawah ini:
36
Tabel 4.3. Indeks Produktivitas
IP Produktivitas tenaga kerja
Produktivitas absensi
Produktivitas sample rilis
1 100,00 100,00 100,00
2 93,64 106,36 105,46
3 102,82 108,00 106,91
4 107,83 122,73 112,38
5 104,51 98,48 104,48
6 103,81 166,48 113,32
7 103,43 137,88 104,06
8 90,99 127,64 102,82
9 97,42 112,32 105,42
10 98,66 113,29 102,67
11 97,97 153,16 106,71
12 93,21 85,09 100,43
4.4. Analisis Hasil
Pengukuran produktivitas dengan menggunakan metode Marvin E. Mundel telah
dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah mengevaluasi hasil yang didapatkan dari
pengukuran tersebut. Evaluasi ini bertujuan mengetahui sejauh mana tingkat
produktivitas yang telah dicapai oleh perusahaan.
37
4.4.1. Evaluasi Kriteria Produktivitas Tenaga Kerja
Hasil pengukuran indeks produktivitas untuk kriteria tenaga kerja dapat dilihat di
grafik di bawah ini:
Gambar 4.3. Indeks Produktivitas Tenaga Kerja
Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa indeks produktivitas tenaga kerja tertinggi
berada di periode 4 sebesar 107.83, dan indeks produktivitas tenaga kerja terendah
berada di periode 8 sebesar 90.99.
80,00
85,00
90,00
95,00
100,00
105,00
110,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
IP
Periode
38
4.4.2. Evaluasi Kriteria Tingkat Absensi
Hasil pengukuran indeks produktivitas untuk kriteria absensi tenaga kerja dapat
dilihat di grafik di bawah ini:
Gambar 4.4. Indeks Produktivitas Tingkat Absensi
Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa indeks produktivitas absensi tenaga kerja
tertinggi berada di periode 6 sebesar 166.48, dan indeks produktivitas absensi tenaga
kerja terendah berada di periode 12 sebesar 85.09.
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
140,00
160,00
180,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
IP
Periode
39
4.4.3. Evaluasi Kriteria Sampel Rilis
Hasil pengukuran indeks produktivitas untuk kriteria sampel rilis dapat dilihat di
grafik di bawah ini:
Gambar 4.3. Indeks Produktivitas Sampel Rilis
Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa indeks produktivitas sampel rilis tertinggi
berada di periode 6 sebesar 113.32, dan indeks produktivitas terendah berada di
periode 1 sebesar 100.
90,00
95,00
100,00
105,00
110,00
115,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
IP
Periode
40
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Hasil pengukuran produktivitas dengan menggunakan metode Marvin E. Mundel
di SOS Laboratory Balikpapan PT Trakindo Utama menunjukkan bahwa terjadi
fluktuatif nilai produktivitas dari bulan ke bulan, hal ini disebabkan oleh adanya
jumlah karyawan yang tidak tetap dari tiap periode.
2. Kriteria yang kurang memberikan kontribusi terhadap peningkatan produktivitas
dan perlu ditingkatkan adalah produktivitas tenaga kerja dan tingkat absensi tenaga
kerja karena pada kriteria ini masih terdapat nilai produktivitas yang buruk.
5.2. Saran
Saran-saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Dari hasil penelitian diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas
perusahaan terutama di bagian tenaga kerja, sehingga diharapkan perusahaan dapat
mengevaluasi kembali beban kerja dan jumlah sumber daya manusia yang terlibat
di bagian operasional. Dan juga perusahaan dapat memberikan pelatihan-pelatihan
untuk mengembangkan sumber daya manusia agar dapat bekerja lebih baik.
2. Mengurangi jam kerja tidak efektif agar dapat bekerja secara optimal untuk
meningkatkan produktivitas.
3. Untuk mencapai sasaran jangka panjang sebaiknya perusahaan membuat program-
program yang berkesinambungan agar dapat mencapai produktivitas yang
maksimal seperti program reward / employee of the month untuk memotivasi
karyawan bekerja dengan baik.
41
REFERENSI
Sumanth, J. David., Productivity Engineering and Management, Mc Graw Book
Company, New York, 1984.
Heizer, Jay., Render, Barry., Manajemen Operasi, Salemba Empat, Jakarta 2009.
Gasperz, Vincent., Manajemen Produktivitas Total, PT Gramedia Utama, Jakarta,
1998.
Syukron, Amin., Kholil, Muhammad., Pengantar Teknik Industri, Graha Ilmu,
Yogyakarta, 2013.
Purnomo, H., Pengantar Teknik Industri, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2004.
Siagian, Sondang P., Manajemen Sumber Daya Manusia, PT Bumi Aksara,
Jakarta, 2006.
Sinungan, M. Produktivitas Apa dan Bagaimana, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2005.