pengukuran pompa sentrifugal new
TRANSCRIPT
PENGUKURAN GETARAN PADA POMPA SENTRIFUGAL
LAPORAN PRAKTIKKUM
Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Teknik monitoring Kondisi Mesin
Program Studi Diploma III Teknik Mesin
Oleh:
Tony Irawan (131211028)
Ari Widyanto (131211035)
Deni Heryanto (131211036)
Dimas Fathur Rahaman (131211039)
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
BANDUNG
2015
PENGUKURAN GETARAN PADA POMPA SENTRIFUGAL
Tujuan :
Menentukan amplitudo gertaran yang terjadi pada pompa sentrifugal
Dasar teori :
Pompa sentrifugal adalah salah satu jenis peralatan pompa yang paling banyak
digunakan di industri dan yang paling sederhana dalam berbagai proses operasinya.
Fungsinya adalah untuk mengkonversi energi mekanis poros menjadi energi kecepatan atau
energi kinetik dan kemudian menjadi energi tekanan cairan yang dipompa.
Ciri-ciri dan karakteristik pompa sentrifugal :
Mampu bekerja pada putaran tinggi karena dapat langsung dikopling dengan motor
penggerak mulanya.
Bentuk lebih kecil dan bobot lebih ringan dibanding dengan pompa jenis torak
Keausan yang terjadi cukup kecil karena sedikit sekali komponen yang bergesekan
Biasanya beroperasi pada kapasitas yang besar namun pada head yang rendah hingga
sedang. Untuk mendapatkan head yang tinggi, maka digunakan pompa sentrifugal
bertingkat banyak
Pada pompa sentrifugal, motor penggerak akan memutar impeler pompa, sehingga zat
cair yang ada didalamnya akan ikut berputar karena dorongan sudu-sudu. Akibatnya akan
timbul gaya sentrifugal yang menyebabkan cairan meninggalkan impeler dengan kecepatan
tinggi, selanjutnya energi kinetik diubah menjadi energi tekanan fluida dengan
melewatkannya pada casing yang berupa saluran dengan penampang yang semakin
meluas/membesar.
Vibrasi adalah salah satu indikator yang baik untuk menentukan apakah suatu
peralatan beroperasi dalam keadaan baik. Semakin kecil nilai suatu vibrasi maka akan
menjadi semakin baiklah peralatan itu, dan sebaliknya apabila suatu peralatan yang
beroperasi mempunyai getaran yang besar atau tinggi, maka kondisi peralatan tersebut perlu
diadakan pemeriksaan kembali. Oleh karena itu suatu peralatan yang beroperasi sebaiknya
memiliki suatu nilai getaran standart dan batasan getaran yang diperbolehkan sesuai dengan
standar dari pabrik pembuatnya, sehingga apabila nilai getaran yang terjadi diluar batasan
yang diizinkan maka peralatan tersebut harus menjalani tindakan perawatan(maintenance).
Hubungan antara kinerja pompa dengan getaran
Getaran pada sebuah pompa dapat sangat berpengaruh terhadap kinerja sebuah pompa
dikarenakan suatu getaran dapat memberikan efek terhadap pompa sebagai berikut :
Getaran yang tinggi dapat merusak poros
Getaran yang tinggi dapat merusak bantalan
Timbulnya noise
Penurunan head
Penurunan kapasitas hingga penurunan efisiensi dari pompa.
Menurut kurva tingkat kondisi, maka salah satu cara yang paling untuk mendeteksi awal gejala
kerusakan pada mesin termasuk pompa adalah dengan menggunakan respon vibrasi.
Alat praktikkum :
1. Hand held vibrometer
2. Alat tulis
3. Jas lab dan sepatu safety
Alat yang diamati :
Pompa sentrifugal
Spesifikasi alat yang diamati :
Equipment/machine : pompa sentrifugal
Power (kWatt) : 0,55
Motor speed : 2740 rpm
Location : laboratorium fluida thermal dan automotive
Instrument used : Hand held vibrometer
Langkah praktikkum :
1. Siapkan hand held vibrometer
2. Tentukan pick up point atau titik pengukuran
3. Hidupkan pompa hingga putarannya normal
4. Ukur amplitude getarannya pada masing-masing titik pengukuran
5. Ulangi pengukuran amplitude getaran selama lima kali
6. Masukkan data ke dalam tabel yang disediakan
7. Bandingkan dengan amplitude getaran yang diizinkan
Permissible vibration amplitude 1. Good : <0,71 mm/s RMS
2. Allowable : 0,71 sampai 1,8 mm/s RMS
3. Just tolerable : 1,8 sampai 4,5 mm/s RMS
4. Not permissible : > 4,5 mm/s RMS
Data Praktikkum
pada 25 Hz
No PickupVelocity RMS (mm/s)
Max Limit RemarkI II III IV v Averages
1 AH 7,7 8 8 8,6 8,2 8,1 45 not permissible
AV 4,3 4,6 5,6 5,1 4 4,72 45 not permissible
AA 5,9 5,3 5,4 7,9 7,2 6,34 45 not permissible
2 BH 10,9 11,6 13,1 10,8 11 11,48 45 not permissible
BV 16,3 14,8 16 16,5 16,1 15,94 45 not permissible
BA 7,1 5,7 7,5 7,3 7,4 7 45 not permissible
3 CH 4,9 5,6 5,5 4,8 4,3 5,02 45 not permissible
CV 3,4 2,8 4,5 3,5 4,4 3,72 4,5 just tolerable
CA -
4 DH 4,7 3,8 4,8 4,2 5,6 4,62 45 just tolerable
DV 4,2 3,1 4,2 3,5 4,4 3,88 4,5 not permissible
DA -
pada 30 HZ
No PickupVelocity RMS (mm/s)
Max Limit RemarkI II III IV v Averages
1 AH 5,2 5,5 5,3 4,8 5,2 5,2 45 not permissible
AV 3,6 3,2 3,8 4,7 4 3,86 4,5 just tolerable
AA 5,5 6,3 5,5 5,6 5,9 5,76 45 not permissible
2 BH 10,6 9,4 9,9 9,1 9,9 9,78 45 not permissible
BV 11,9 10,6 10,4 9,6 11,2 10,74 45 not permissible
BA 6,2 6,4 5,6 7,7 6,8 6,54 45 not permissible
3 CH 3,6 4,2 4,2 3,5 4,3 3,96 4,5 just tolerable
CV 6,5 3,9 4,6 4,2 4,1 4,66 45 not permissible
CA
4 DH 3 3,6 3,5 3,4 3,5 3,4 4,5 just tolerable
DV 3,4 3,4 3,2 3,1 3,2 3,26 4,5 just tolerable
DA
pada 35 Hz
No PickupVelocity RMS (mm/s)
Max Limit RemarkI II III IV v Averages
1 AH 8,6 7,4 7,1 8,6 8,2 7,98 45 not permissible
AV 4,2 4,8 5,9 4,6 5,6 5,02 45 not permissible
AA 8,5 8,1 7,7 7,7 7,4 7,88 45 not permissible
2 BH 14,3 16,3 13 15,9 13,5 14,6 45 not permissible
BV 14,8 12,9 15,6 14,6 15,5 14,68 45 not permissible
BA 7,7 7,8 8,7 8 6,8 7,8 45 not permissible
3 CH 8,8 6,2 6,3 5,5 5,4 6,44 45 not permissible
CV 4,7 4,5 5,1 3,8 5,3 4,68 45 not permissible
CA
4 DH 4,7 4,7 5,7 5,3 5,2 5,12 45 not permissible
DV 5,3 5,3 4,2 4,6 5,2 4,92 45 not permissible
DA
pada 40 Hz
No PickupVelocity RMS (mm/s)
Max Limit RemarkI II III IV v Averages
1 AH 11,5 11,5 11,2 11,6 11,4 11,44 45 not permissible
AV 5,7 6,4 7,6 6,5 6,6 6,56 45 not permissible
AA 7,3 6,8 6,3 7,1 6,5 6,8 45 not permissible
2 BH 10,5 13 13,8 14,4 13,3 13 45 not permissible
BV 15,4 13,8 14,3 14,9 13,2 14,32 45 not permissible
BA 5,6 7,3 6 8 7,4 6,86 45 not permissible
3 CH 12,6 12,5 12,8 12,8 12,7 12,68 45 not permissible
CV 3,9 2,8 4,1 4,7 3,6 3,82 4,5 just tolerabe
CA
4 DH 12,2 12,6 12,7 12,7 13 12,64 45 not permissible
DV 3,1 4,4 4,2 4,3 4,1 4,02 4,5 just tolerabe
DA
Pembahasan :
Pada mesin yang beroperasi dalam kondisi paling baik sekalipun, pemantauan sinyal
getaran akan memnculkan amplitudo, meskipun berada pada tingkat yang masih dapat
diterima atau masih dalam batas toleransi. Suatu perubahan adalah dampak yang wajar dari
adanya perubahan kondisi operasi, misalnya: perubahan suhu, perubahan beban, keausan, dan
fluktuasi dari lingkungan mesin. Dan pada saat amplitudo berada diatas baseline, maka trend
perlu dicermati oleh teknisi agar tetap secara kontinu menguji kebutuhan potensial terhadap:
a. Adanya perubahan kondisi operasi mesin yang sementara
b. Penjadwalan dini terhadap tindakan perbaikan
c. Penghentian segera operasi mesin oleh karena adanya kenaikan yang signifikan dari
amplitudo getaran mesin
Ketika tingkat getaran mesin mulai bertambah melampaui tingkat baseline, hal ini
menandakan masalah pada mesin mulai timbul, dan pertambahan pada tingkat getaran
seringkali bukan merupakan gejala dari masalah tersembunyi. Perhatian diberikan pada
mesin yang mulai menunjukkan kenaikan pada tingkat getarannya. Data baseline yang
dimaksud adalah sekumpulan data yang diukur atau diobservasi pada saat mesin beroperasi
dan dapat diterima dan stabil. Hasil pengukuran dapat dibandingkan dengan nilai baseline
untuk mendeteksi adanya perubahan. Data baseline hendaknya secara akurat mendefinisikan
kondisi stabil dari mesin, terutama kondisi operasi normalnya. Oleh karena itu pada mesin
dengan kondisi operasi berbeda, baseline untuk perbedaan kondisi ini juga berbeda. Untuk
mesin baru atau telah diperbaiki, maka akan ada periode keausan. Sehingga, umumnya akan
terlihat perubahan nilai yang diukur selama beberapa hari atau minggu selama beroperasi.
Maka, perlu diberikan waktu untuk terjadinya keausan sebelum data baseline diambil.
Sedangkan untuk mesin yang telah beroperasi pada periode waktu yang cukup lama, dan baru
pertama kali dipantau, baseline dapat diambil sebagai titik referensi adanya trend. Untuk
mengevaluasi tingkat keparahan (severity) dari sinyal getaran pada mesin berputar,
International Organization for Standardization (ISO) telah menerbitkan suatu standar untuk
mengevaluasi berdasarkan kelas dan tipe dari mesin
yang disajikan pada Tabel .
Pada standar tersebut, parameter yang diukur adalah kecepatan getaran dan
dibandingkan nilai RMS kecepatan berdasarkan klasifikasi daya mesin yaitu:
a. Kelas I (Class I) untuk mesin dengan daya dibawah 15 kW
b. Kelas II (Class II) untuk mesin dengan data diantara 15 – 75 kW
c. Kelas III (Class III), untuk mesin rigid dengan daya diatas 75 kW
d. Kelas IV (Clas IV), untuk mesin fleskibel dengan daya diatas 75 kW
Sedangkan A, B, C, D pada Tabel 2.3 menunjukkan zona kriteria evaluasi yaitu:
a. Zona A, yaitu getaran pada mesin yang baru dipasang dan akan diserah terimakan
b. Zona B, yaitu getaran pada mesin yang dapat diterima dengan syarat mesin tidak
boleh dioperasikan secara terus menerus/lama.
c. Zona C, yaitu getaran pada mesin yang dianggap tidak memuaskan untuk
pengoperasian terus menerus untuk waktu yang lama. Umumnya mesin dioperasikan
untuk waktu yang terbatas pada kondisi ini, sampai kesempatan untuk tindakan
perbaikan dilakukan.
d. Zona D, yaitu nilai getaran yang dapat mengakibatkan kerusakan pada mesin.
Untuk mesin-mesin yang didesain dengan jam operasi yang panjang/lama maka diberikan
secara praktis ISO 10816-3 yang memberikan batasan getaran operasional, yaitu alarms dan
trips. Alarms merupakan nilai batas dari getaran yang ditentukan untuk memberikan
peringatan dini bahwa getaran sudah mencapai ataupun ada perubahan yang signifikan.
Apabila batas alarms terjadi, pengoperasian mesin dapat dilanjutkan untuk sementara waktu
sambil dilakukan investigasi untuk mengidentifikasi penyebab perubahan getaran dan
menentukan tindakan perbaikannya. Nilai batas alarm pada standar adalah 1,25 kali di atas
batas zona B. Trips merupakan batasan getaran mendekati tingkat getaran yang dapat
menyebabkan kerusakan pada mesin. Apabila batasan trip sudah dicapai, maka tindakan
perbaikan harus segera dilaksanakan untuk mengurangi getaran dan mesin dihentikan
pengoperasiannya. Nilai batas trips pada standar adalah 1,25 kali di atas batas zona C.
Pengamatan
Data yang kami peroleh dari hasil praktikkum yaitu demikian:
Pompa termasuk ke dalam group k karena dayanya berada di bawah 15 kW
Rata-rata getaran yang terjadi di setiap pick up point berada di daerah not
permissible atau tidak diizinkan yaitu pada nilai > 4,5 mm/s RMS
Getaran yang paling tinggi terjadi pada titik B arah vertikal. Dimana titik ini
berada di daerah poros dari motor penggerak
Data diatas kami ambil dengan beberapa kali percobaan dan beberapa pick up point
yang di pilih. Oleh karena itukami menarik kesimpulan bahwa kualitas getaran yang terjadi
pada pompa sentrifugal yang kami jadikan bahan pengamatan sudah melebihi batas tolerasi
yang diizinkan. Getaran yang terjadi berada di daerah yang sudah dikategorikan tidak layak
untuk dioprasikan karena jika terus-menerus dioprasikan dapat merusak terhadap pompa itu
sendiri.
Getaran yang terjadi dapat diakibatkan karena waktu pengoprasian pompa yang telah
melebihi batas, dapat karena ada beberapa komponen dari pompa yang telah mengalami
kerusakan seperti bearing dan porosnya, atau dapat pula karena ketidaklurusan antara poros
pompa dan poros motor.
Kesimpulan
Getaran yang terjadi pada pompa sentrifugal yang menjadi obyek pengamatan sudah
berada dalam batas yang tidak diizinkan
Getaran paling tinggi terjadi pada titik B atau pada poros motor penggerak. Hal ini
dapat disebabkan beberapa faktor diantaranya :
a. Dapat terjadi karena kondisi bearing yang sudah rusak
b. Dapat terjadi karena kondisi poros yang sudah rusak
c. Dapat terjadi karena ketidaksatusumbuan dan ketidaklurusan anatar poros
motor penggerak dengan poros pompa
Getaran yang tinggi dapat mempengaruhi kinerja dari pompa sehingga menimbulkan
penurunan kapasitas dan efisiensi
Akibat dari getaran berlebih terhadap pompa:
1. Getaran yang tinggi dapat merusak poros
2. Getaran yang tinggi dapat merusak bantalan
3. Timbulnya noise
4. Penurunan head
5. Penurunan kapasitas hingga penurunan efisiensi dari pompa.
Penyebab tingginya getaran pada pompa dapat disebabkan oleh beberapa hal
diantaranya proses perawatan yang kurang baik dan benar (tidak sesuai prosedur),
kesalahan instalasi, dan dapat pula karena kerusakan komponen.
Bandung, 15 Juni 2015Praktikkan 2
Ari Widyanto
(131211035)
Praktikkan 1
Tony Irawan
(131211028)
Praktikkan 4
Dimas Fathur Rahman
(131211039)
Praktikkan 3
Deni Heryanto
(131211036)