pengolahan limbah polyester

6
BAB VII PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI Setiap indutri pengolahan produksinya tidak dapat dihindari dengan adanya hasil buangan yang disebut sebagai limbah, baik i tu limbah yang dapat diolah maupun limbah yang dapat didaur ulang. Pada industry polyester yang terutama banyak  bergerak dibidang tekstil memiliki limbah yang cukup besat pengaruhnya dalam mencemari lingkungan. Hal ini dapat dilihat dari limbah yang dihasilkan dari tiap tahapan proses produksinya, baik limbah padat maupun limbah cair. Limbah yang dihasilkan dari produksi polyester dibidang tekstil merupakan limbah yang dihasilkan dalam proses pengkanjian, proses penghilangan kanji,  penggelantangan, pemasakan, merserisasi, pewarnaan, pencetakan dan proses  penyempurnaan. Proses penyempurnaan kapas polyester menghasilkan limbah yang lebih banyak dan lebih kuat daripada limbah dari proses penyempurnaan bahan sintetis. 7.1. Jenis Limbah Limbah yang dihasilkan pada produksi tekstil cukup banyak dan bila tidak dikelola secara benar maka dapat menyebabkan pencemaran lingkungan yang serius. Dari bahan-bahan yang digunakan untuk mengolah bahan baku, dapat diperkirakan seberapa banyak limbah yang dihasilkan.  Limbah yang dihasilkan selama proses  produksi terbagi menjadi dua limbah, diantaranya adalah limbah padat dan limbah cair. 7.1.1. Limbah Padat Industri tekstil tidak banyak menghasilkan ban yak limbah padat. Lumpur yang dihasilkan pengolahan limbah secara kimia adalah sumber utama limbah pada pabrik tekstil. Selain itu, limbah padat juga dapat berupa sisa kain dan sisa benang. Pada  proses pengolahan serat dari bahan baku pol yester dapat menghasilkan l imbah berupa  batu, kerikil, debu, potongan daun, ranting dan kulit buah. Berikut adalah hasil  pemanfaatan limbah dari ketiga jenis limbah tersebut.

Upload: larasnovitasari

Post on 16-Oct-2015

97 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

.

TRANSCRIPT

BAB VIIPENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI

Setiap indutri pengolahan produksinya tidak dapat dihindari dengan adanya hasil buangan yang disebut sebagai limbah, baik itu limbah yang dapat diolah maupun limbah yang dapat didaur ulang. Pada industry polyester yang terutama banyak bergerak dibidang tekstil memiliki limbah yang cukup besat pengaruhnya dalam mencemari lingkungan. Hal ini dapat dilihat dari limbah yang dihasilkan dari tiap tahapan proses produksinya, baik limbah padat maupun limbah cair.Limbah yang dihasilkan dari produksi polyester dibidang tekstil merupakan limbah yang dihasilkan dalam proses pengkanjian, proses penghilangan kanji, penggelantangan, pemasakan, merserisasi, pewarnaan, pencetakan dan proses penyempurnaan. Proses penyempurnaan kapas polyester menghasilkan limbah yang lebih banyak dan lebih kuat daripada limbah dari proses penyempurnaan bahan sintetis.

7.1. Jenis LimbahLimbah yang dihasilkan pada produksi tekstil cukup banyak dan bila tidak dikelola secara benar maka dapat menyebabkan pencemaran lingkungan yang serius. Dari bahan-bahan yang digunakan untuk mengolah bahan baku, dapat diperkirakan seberapa banyak limbah yang dihasilkan. Limbah yang dihasilkan selama proses produksi terbagi menjadi dua limbah, diantaranya adalah limbah padat dan limbah cair.7.1.1. Limbah PadatIndustri tekstil tidak banyak menghasilkan banyak limbah padat. Lumpur yang dihasilkan pengolahan limbah secara kimia adalah sumber utama limbah pada pabrik tekstil. Selain itu, limbah padat juga dapat berupa sisa kain dan sisa benang. Pada proses pengolahan serat dari bahan baku polyester dapat menghasilkan limbah berupa batu, kerikil, debu, potongan daun, ranting dan kulit buah. Berikut adalah hasil pemanfaatan limbah dari ketiga jenis limbah tersebut.

NoJenis LimbahPemanfaatan

1LumpurConeblock, batako press dan pupuk organik.

2Sisa kain/benangDakron, bahan tas kain.

3Batu kerikil, debuDapat langsung dibuang.

4Kulit buah (bahan organic)Pupuk kompos

7.1.2. Limbah CairLimbah cair lebih banyak dihasilkan dari proses produksi tekstil. Keperluan air untuk setiap kilogram bahan tekstil yang diproses sekitar 300-400 liter, sednagkan bahan pewarna, zat kimia dan bahan pembantu penyempurnaan diperlukan sekitar 5% dari bobot tekstil yang diproses. Bahan-bahan ini sebagian kecil diserap oleh tekstil dan tetap berada dalam tekstil hingga proses selesai, sedangkan sisanya terbuang sebagai air limbah. Limbah cair yang dihasilkan dibagi menjadi 3 jenis, diantaranya adalah:1. Limbah cair yang sedikit tercemarLimbah cair ini berasal dari proses spinning, proses fibred an air pendingin mesin-mesin pabrik.2. Limbah cair tercemarLimbah cair ini terutama tercemar bahan organic sehingga memiliki kadar BOD dan COD cukup tinggi. Limbah ini berasal dari proses poli-kondensasi dan larutan bekas analisa laboratorium.3. Limbah cair dengan pH dan suhu tinggiLimbah cair yang termasuk dalam kelompok ini adalah limbah buangan tangki ethylene glycol dan cucian evaporator.

Limbah yang dihasilkan dari produksi tekstil ini berasal dari logam berat yang digunakan dalam proses pewarnaan, rinsing, dressing dan finishing. Limbah harus diolah lebih dahulu sebelum dibuang ke sungai. Karakteristik limbah yang dibuang ke sungai harus telah memenuhi baku mutu limbah yang telah ditetapkan pemerintah.

7.2. Pengolahan LimbahSistem pengolahan limbah yang digunakan dalam produksi tekstil berbahan polyester merupakan perpaduan antara proses fisika, biologi dan kimia. Proses yang paling berperan dalam hal pengurangan bahan-bahan pencemar merupakan proses biologi dan kimia. Pada proses biologi digunakan sistem lumpur aktif yang mengandung bakteri aerobic sehingga zat oragnik dapat terurai. Sedangkan, proses kimia dilakukan dengan menambahkan senyawa tambahan untuk dapat menurunkan kadar COD.Berikut adalah diagram alir dari pengolahan limbah produk tekstil polyester.

Gambar 7.1. Pengolahan limbah produk tekstil

7.2.1. EqualisasiProses equalisasi dilakukan supaya dapat menyamakan nilai COD, BOD, kandungan mineral/konsentrasi dan suhu dari bermacam-macam sumber agar bakteri lebih mudah beradaptasi. Bak equalisasi menampung dua sumber limbah, diantaranya adalah limbah cair tidak berwarna dan limbah tidak berwarna yang berasal dari alat press lumpur. Kedua limbah ini memiliki karakteristik yang berbeda. Oleh karena itu, proses equalisasi dibantu dengan menggunakan blower hinga memiliki karakteristik yang sama yaitu pH 7 dan suhu 32. Sebelum memasuki ke tahap selanjutnya, air melewati saringan halus dan cooling water terlebih dahulu. Saringan HalusAir hasil ekualisasi dipompakan menuju saringan halus untuk memisahkan padatan dan larutan sehingga air limbah yang akan diolah bebas dari polutan kasar berupa sisa-sisa serat benang yang masih terbawa. Cooling TowerKarakteristik limbah produksi tekstil memiliki suhu diantara 35 - 40. Sehingga memerlukanpendingan untuk menurunkan suhu yang bertujuan mengoptimalkan kerja bakteri dalam sistem lumpur aktif. Karena proses aerasi memerlukan suhu 32.

Waktu yang dibutuhkan pada proses equalisasi adalah selama jam. Kandungan partikel padat dan zat organic kandungannya dapat menurun sampai 5 10%. Hal ini dikarenakan terdapat proses fisika, kimia dan biologi yang terjadi.

7.2.2. AcidogenesisAcidogenesis merupakan proses pengasaman dengan larutan HCl dan menggunakan sistem pengadukan. Proses ini bertujuan untuk menurunkan pH limbah hingga 4-5.Air limbah dari bak equalisasi dialirkan kedalam bak acidogenesis. Dengan memanfaatkan bakteri acidogenic, senyawa organic kompleks (karbohidrat, protein, lemak) dapat diubah menjadi asam-asam volatile, diantaranya adalah asam asetat, propionate, butirat, hydrogen dan karbon dioksida. Pada bak acidogenesis ini, terjadi penurunan pH sampai pH 4-5.Reaksi yang terjadi diantaranya adalah sebagai berikut.Reaksi 1:

Reaksi 2:

Reaksi 3:

7.2.3. MethanogenesisProses methanogenesis merupakan proses penguraian senyawa asam menjadi gas-gas metana dengan bantuan bakteri aerobic. Methanogenesis bertujuan untuk menurunkan kadar COD dengan sistem aerobic. Waktu yang dibutuhkan untuk methanogenesis jam.Air limbah dari bak acidogenesis dimasukkan ke dalam bak methanogenesis dengan supaya dapat mengubah asam-asam organic menjadi gas metana dengan gas karbon dioksida.pada tahap ini terjadi proses pertumbuhan bakteri tanpa oksigen. Pada fasa pertumbuhan bakteri diperlukan adanya penambahan nutrient sebagai substrat untuk bakteri.Reaksi yang terjadi diantaranya adalah sebagai berikut.

7.2.4. Kontak AerasiKontak aerasi merupakan proses mengontakkan air limbah dengan udara dan lumpur aktif yang mengandung bakteri aerobic dengan menggunakan agitator. Adanya kontak dengan udara dapat menurunkan kadar COD dengan sistem aerobic. Waktu operasi pada kontak aerasi adalah selama jam.

Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.

Kondisi Operasi

pH: 6.5-7

Suhu:

terlarut: >2

Konsentrasi biomassa: 2000 4000

Air limbah yang masih mengandung zat-zat organic dialirkan kedalam bak kontak aerasi dengan tujuan menguraikan zat organic. Unit aerasi terdiri dari kolom yang dilengkapi dengan aerator. Pada kolom ini terjadi penambahan oksigen . Floc-floc mikroorganisme aktif yang berada dalam bak dengan kondisi teraerasi akan mengadsorbsi dan mengoksidasi zat-zat organic dan kemudian menguraikannya ke dalam bentuk zat sederhana dan tidak berbahaya bagi lingkungan.

7.2.5. Klarifikasi7.2.6. Stabilisator Aerasi7.2.7. Bak Kontrol

7.3.