penggunaan modul hasil penelitian...
TRANSCRIPT
PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN IDENTIFIKASI FUNGI
DALAM TAPE TALAS SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI DAN
DAMPAKNYA TERHADAP KETERAMPILAN MENGINTERPRETASI
DATA PADA SISWA KELAS X SMA
SKRIPSI
Oleh:
BADRISYIYANI EKO WULANDARI
K4307021
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
ii
PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN IDENTIFIKASI FUNGI
DALAM TAPE TALAS SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI DAN
DAMPAKNYA TERHADAP KETERAMPILAN MENGINTERPRETASI
DATA PADA SISWA KELAS X SMA
Oleh:
BADRISYIYANI EKO WULANDARI
K4307021
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat guna mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Muzayyinah, M. Si Harlita, S. Si, M.SiNIP. 19640406 199103 2 001 NIP. 19690401 199802 2 001
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Tanggal :
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Bowo Sugiharto, S.Pd, M.Pd. .……………
Sekretaris : Riezky Maya Probosari, S.Si, M.Pd .......................
Anggota I : Dra. Muzayyinah, M. Si ……………..
Anggota II : Harlita, S. Si, M.Si ……………..
Disahkan olehFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret SurakartaDekan,
Prof. Dr. H. Muhammad Furqon Hidayatullah, M.PdNIP. 196007271987021001
v
ABSTRAK
Badrisyiyani Eko Wulandari. PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN IDENTIFIKASI FUNGI DALAM TAPE TALAS SEBAGAI SUMBERBELAJAR BIOLOGI DAN DAMPAKNYA TERHADAP KETERAMPILAN MENGINTERPRETASI DATA PADA SISWA KELAS X SMA. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Januari 2012.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang hasilnya diimplementasikan pada pembelajaran biologi kelas X SMA. Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui genus dari jamur yang terdapat dalam tape talas, (2) untuk mengetahui pengaruh penerapan modul hasil penelitian identifikasi fungi dalam tape talas sebagai sumber belajar biologi dan dampaknya terhadap keterampilan menginterpretasi data siswa kelas X SMA Al Islam 1 Surakarta.
Implementasi hasil penelitian pada pembelajaran biologi kelas X SMA inimerupakan penelitian eksperimen semu (Quasi experiment). Variabel bebas berupa sumber belajar biologi berupa modul dan variabel terikat adalah keterampilan menginterpretasi data siswa. Populasi penelitian identifikasi fungi dalam tape talas adalah fungi yang terdapat dalam tape talas. Populasi implementasi hasil penelitian pada proses pembelajaran pada pokok bahasan fungi adalah seluruh siswa siswa kelas X SMA Al Islam 1 Surakarta semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012. Sampel penelitian adalah siswa kelas X.3 sebagai kelompok kontrol dan siswa kelas X.4 sebagai kelompok eksperimen. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan Cluster Random Sampling. Teknik pengumpulan data identifikasi fungi dalam tape talas dengan eksperimen dan dokumentasi sedangkan implementasi hasil penelitian terhadap keterampilan menginterpretasi data pada pokok bahasan fungi dengan lembar observasi. Teknik analisis data dengan menggunakan uji t.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) identifikasi fungi dalam tape talas (Colocasia esculenta) ditemukan dua jenis yaitu genus Saccharomyces dan genus Aspergillus dilihat dari ciri morfologi, (2) pemanfaatan modul hasil penelitianidentifikasi fungi dalam tape talas sebagai sumber belajar biologi dan dampaknyaberpengaruh nyata terhadap keterampilan menginterpretasi data pengamatan siswa kelas X SMA Al Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
Kata Kunci: identifikasi fungi, sumber belajar, keterampilan menginterpretasi data
vi
ABSTRACT
Badrisyiyani Eko Wulandari. THE IMPLEMENTATION OF RESEARCH RESULTS OF THE FUNGAL IDENTIFICATION IN TARO TAPE AS A MODUL-BASED LEARNING SOURCE TOWARDS THE INTERPRETINGDATA SKILL OF THE XTH GRADE OF SMA. Thesis, Surakarta: Biology Education Department of Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University of Surakarta, Januari 2012.
Keywords: fungal identification, learning source, interpreting data skill
This research aimed to find out: (1) the kinds genus of fungal in taro tape according to their morphological characteristics, (2) the effect of the utilization of the research result of identification as a modul-based learning source towards the interpreting data skill of the X grade of SMA.
This study was a quasi-experimental studies using observation. The independent variable of the research was the modul-based learning source whereas the dependent variable was the interpreting data skill. The population of the study was the entire class X at SMA Al Islam 1 Surakarta Academic Year 2011/2012. The sample were taken toward fait control and experiment group. The sample was taken by using cluster random sampling method. The data of implementation of the learning material was taken using documentation procedures and observation. The proposed hypothesis were tested using t-test.
The conclusion of this research were: (1) there are two kind of fungal in tarotape, i.e. genus Saccharomyces dan genus Aspergillus which identified according to their morphological characteristics, (2) the utilization of the research result of fungalidentification in taro tape as modul-based learning source has a tangible impact towards theinterpreting data skill of the X grade of SMA Al Islam 1 Surakarta academic year 2011/2012.
vii
MOTTO
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai
sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Alloh mengetahui, sedang kamu tidak.
(Al Baqarah: 216)
Jadilah diri sendiri setiap waktu
(Cathie Balck)
Bila kita melihat keadaan dengan kacamata negatif, maka hidup akan tertekan, tapi sebaliknya bila
melihat keadaan dengan kacamata positif maka akan mendapat kepuasan dan kebahagiaan...so belajar
untuk selalu Positive Thingking agar hati tenang, nyaman dan bisa termasuk golongan orang-orang
yang bersyukur.
(Penulis)
viii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk:
Ibu, Ibu, dan Ibuku tersayang wanita terhebat di dunia bagiku..terima
kasih tiada terkira untukmu Ibu. Tak akan pernah terputus doa
kupanjatkan untukmu Ibu...
Bapak, atas nasihat, segala pengertian dan kasih sayangnya
Bapak…terima kasih sedalam-dalamnya...I Love U
Adik-adikku tersayang ( Trias Angelia Ramadhani dan Dian Indah
Sulistyaningrum) yang selalu memberikan warna dalam hari-hariku.
Bu Yayin dan Bu Lita, terima kasih atas bimbingan dan nasehatnya…
Ibu Ira, Ibu Michel, murid-muridku, seluruh staf karyawan SMA Al Islam
1 Surakarta yang telah membantu dalam penelitian.
Desy, Peny, Maya, Devy, Mayang, Siti, Raras, Dini, Ana, Nisa, Alyuni
yang selalu memberikan semangat dan kekuatan dalam setiap
kebersamaan kita.. our friendship will never die, lingkaran yang kita buat
tidak akan pernah ada ujungnya.
Bram, Nining dan Titis, perjuangan kita sungguh indah.. terimakasih
untuk semangat yang selalu diberikan..
Bioholic ’07 yang menorehkan banyak kenangan dalam hidupku..
Para inspiratorku, yang selalu membantuku, yang selalu mendoakan
aku,,,terima kasih…
Almamater.
ix
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul PENGGUNAAN
MODUL HASIL PENELITIAN IDENTIFIKASI FUNGI DALAM TAPE
TALAS SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI DAN DAMPAKNYA
TERHADAP KETERAMPILAN MENGINTERPRETASI DATA PADA
SISWA KELAS X SMA.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan gelar
sarjana pada program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Fakultas Pendidikan dan Keguruan Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui
berbagai hambatan namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya
hambatan yang ada dapat teratasi. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta, yang telah memberi ijin dan kesempatan dalam penyusunan skripsi.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
4. Dra. Muzayyinah, M. Si, selaku pembimbing I yang selalu memberikan
bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan penyusunan skripsi.
5. Harlita, S. Si, M.Si, selaku pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan
dan motivasi dalam menyelesaikan penyusunan skripsi.
6. Drs. Riyanto selaku Kepala SMA Al Islam 1 Surakarta yang telah memberi ijin
dalam penelitian.
x
7. Ibu Ira dan Ibu Michel selaku guru mata pelajaran biologi yang telah memberi
bimbingan dan bantuan selama penelitian.
8. Siswa kelas X.3 dan X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
9. Siswa kelas X.2 SMA Al Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
10. Bapak dan Ibu yang tak henti-hentinya memberikan support baik moral maupun
spriritual.
11. Berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi
perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua
pihak yang berkepentingan.
Surakarta, Januari 2012
Penulis
xi
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................... iHALAMAN PENGAJUAN .................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ iii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. ivHALAMAN ABSTRAK..........................................................................HALAMAN ABSTRACT .......................................................................
vvi
HALAMAN MOTTO.............................................................................. viiHALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. viiiKATA PENGANTAR ............................................................................. ixDAFTAR ISI ........................................................................................... xiDAFTAR TABEL ................................................................................... xiiiDAFTAR GAMBAR .............................................................................. xivDAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xvBAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1B. Perumusan Masalah .................................................................. 3C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 3D. Manfaat Penelitian .................................................................... 4
BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 5
1. Fungi Dalam Tape Talas.....................................................a. Talas................................................................................b. Fermentasi......................................................................
1) Pengertian Fermentasi..............................................2) Mekanisme Fermentasi.............................................
c. Tape.................................................................................1) Istilah Tape............................................................2) Proses Pembuatan Tape..............................................
d. Fungi dalam Tape...........................................................2. Sumber Belajar....................................................................3. Keterampilan Menginterpretasi Data..................................
55779101011121620
B.C.
Kerangka Pemikiran ................................................................Hipotesis...................................................................................
2224
BAB III. METODE PENELITIAN I. Penelitian Pembuatan Tape......................................................... 25
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 251. Tempat Penelitian ............................................................... 252. Waktu Penelitian ................................................................. 25
B. Metode Penelitian ..................................................................... 25 C. Data dan Sumber Data ............................................................ 25
xii
D. Teknik Pengumpulan Data....................................................... 26 E. Prosedur Penelitian................................................................... 26
II. Aplikasi Hasil Penelitian.......................................................... 27A. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................
1. Tempat Penelitian................................................................2. Waktu Penelitian..................................................................
272727
B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ..............................1. Populasi Penelitian.............................................................2. Sampel Penelitian..............................................................3. Teknik Pengambilan Sampel..............................................
28282828
C.
D. E.
Teknik Pengumpulan Data ......................................................1. Variabel Penelitian.............................................................2. Metode Pengumpulan Data................................................3. Analisis Instrumen..............................................................Rancangan Penelitian…………………………………………Teknik Analisis Data...............................................................
292929303132
1. Uji Kesetimbangan.............................................................. 322. Uji Hipotesis ....................................................................... 34
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Deskripsi Data ……..……………………………………….......
1. Data Identifikasi Fungi……………….................................a) Fungi dalam Tape Talas…………………………………..b) Deskripsi Fungi dalam Tape Talas ………………………c) Deskripsi Jenis Fungi dalam Tape Talas…………………d) Deskripsi Penerapan Hasil Penelitian…………………….
2. Deskripsi Data Implermerntasi Hasil Penelitian …………..B. Pengujian Prasyarat Analisis Data ……………..……………..C. Pengujian Hipotesis……………………………………………D. Pembahasan……………………………………………………
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
35354040414344484950
A. Simpulan ................................................................................... 56 B. Implikasi ................................................................................... 56 C. Saran ......................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 58LAMPIRAN ............................................................................................ 61
xiii
DAFTAR TABEL
HalamanTabel 1. Kandungan Gizi Talas ................................................................. 6Tabel 2. Kandungan Gizi Ragi Tape………………………….................. 13Tabel 3. Kandungan Mikroorganisme dalam Ragi......………............…… 14Tabel 4. Peranan Mikroorganisme dalam Ragi Tape ................................. 15Tabel 5. Rancangan Penelitian .................................................................. 31Tabel 6. Daftar Hasil Identifikasi Fungi dalam Tape Talas.……………… 35Tabel 7. Hasil Identifikasi Fungi dalam Tape Talas.................................... 35Tabel 8. Karakteristik Isolat Fungi secara Makroskopis ............................ 36Tabel 9. Karakteristik Isolat Fungi secara Makroskopis............................. 36Tabel 10. Daftar Hasil Identifikasi Fungi dalam Tape Talas……………… 40Tabel 11. Perbandingan Ciri Morfologi Fungi ............................................. 42Tabel 12. Hasil Analisis Rata-rata Nilai Setiap Indikator LO
Keterampilan Menginterpretasi Data Kelas Kontrol......................45
Tabel 13. Hasil Analisis Rata-rata Setiap Indikator LOKeterampilan Menginterpretasi Data Kelas Eksperimen................
46
Tabel 14. Data Nilai rata-rata keterampilan menginterpretasidata siswa.......................................................................................
47
Tabel15 Hasil Uji Normalitas keterampilan menginterpretasi data pengamatan.....................................................................................
49
Tabel 16. Hasil Uji Homogenitas keterampilan menginterpretasi data…….. 49Tabel17. Hasil Perhitungan Uji t ….............................................................. 50
xiv
DAFTAR GAMBAR
HalamanGambar 1. Talas …………........................................................................ 5Gambar 2.Gambar 3.Gambar 4.Gambar 5.Gambar 6.Gambar 7.Gambar 8.Gambar 9.Gambar 10.Gambar 11.Gambar 12.
Reaksi fermentasi gula oleh Saccharomyces cereviseae..........Alur proses fermentasi…………………………..……………Askus dan askospora…………………………………………….Paradikma pemikiran………………………….………………Genus Saccharomyces…………………………………………..….Genus Aspergillus…………………………………………………...Spesies a: Aspergillus sp, spesies b: Saccharomyces sp………Reaksi fermentasi gula oleh Saccharomycess cereviseae……..Rata-rata Nilai Setiap Indikator Kelas Kontrol………………Rata-rata Nilai Setiap Indikator Kelas Eksperimen………….Nilai Rata-rata Keterampilan menginterpretasi data...............
1011172337373843464748
xv
DAFTAR LAMPIRAN
HalamanLampiran 1. Instrumen Penelitian
a. Silabus ................…………………………………...………………..b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ...........................c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen …….............d. Lembar Kerja Siswa . ..........................................................................e. Modul Fungi......…………………………………………………….f. Kisi-Kisi Lembar Observasi Keterampilan Menginterpretasi Data....g. Lembar Observasi Keterampilan Menginterpretasi Data....................
Lampiran 2. Data Hasil Penelitiana. Lembar Observasi Keterampilan Menginterpretasi Data Kelas
Kontrol………………………………………………………………..b. Lembar Observasi Keterampilan Menginterpretasi Data Kelas
Eksperimen..........................................................................................c. Daftar Nilai Awal Siswa Kelas X3 (kontrol).......................................a. Daftar Nilai Awal Siswa Kelas X4 (eksperimen) ...............................d. Daftar Nilai Keterampilan Menginterpretasi Data Kelas Kontrol…...e. Daftar Nilai Keterampilan Menginterpretasi Data Kelas Eksperimen.
Lampiran 3. Uji Prasyarata. Uji Kemampuan Awal .........................................................................b. Uji Normalitas Kemampuan Awal ……...…………………………...c. Uji Homogenitas Kemampuan Awal ……..…………………………d. Uji Kesetimbangan……………………………………………….......e. Uji Normalitas ……………………………………………………….f. Uji Homogenitas……………………………………………………..
Lampiran 4. Uji Hipotesisa. Uji t-test……………………………………………………………..
Lampiran 5. Dokumentasi Penelitiana. Identifikasi Fungi………………….. ................................….............b. Dokumentasi Kelas Kontrol..........................………..........................c. Dokumentasi Kelas Eksperimen…………………………………….
Lampiran 6. Perijinan
636788116127141143
148
150
154155156157
159159160161163164
166
168171173
176177178
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tape merupakan makanan tradisional yang sangat populer di Indonesia.
Tape biasanya dibuat dari beras ketan dan ketela pohon yang kaya akan kandungan
karbohidrat. Alternatif bahan yang bisa digunakan dalam pembuatan tape selain dari
beras ketan dan singkong adalah dari talas (Colocasia esculenta L.) Talas merupakan
umbi-umbian yang juga mengandung karbohidrat cukup tinggi, protein, lemak, dan
vitamin.
Proses pembuatan tape dimulai dengan proses fermentasi. Proses fermentasi
yang terjadi selama pembuatan tape tidak terlepas dari peranan mikroba yang terdapat
pada ragi tape, mikroorganisme yang terdapat dalam ragi tape berasal dari golongan
kapang, khamir dan bakteri. Identifikasi fungi pada tape sangat perlu dilakukan untuk
mengetahui fungi apa saja yang terlibat aktif dalam proses pembuatan tape.
Hasil identifikasi fungi yang dilakukan bisa diaplikasikan di dunia
pendidikan yaitu sebagai literatur dan sumber belajar pada materi fungi/jamur. Hasil
identifikasi tersebut dapat memberikan informasi tentang berbagai fungi meliputi
bentuk dan ciri morfologinya. Hasil identifikasi juga dapat memberikan informasi
tentang peranan mikroba khususnya kapang dan khamir yang termasuk dalam
golongan fungi atau jamur dapat dijadikan alternatif sumber belajar pada pokok
bahasan jamur atau fungi. Konsep pembelajaran biologi yang diajarkan pada siswa
Sekolah Menengah Atas (SMA) khususnya pokok bahasan jamur tertuang pada
kompetensi dasar yang sudah ditetapkan yaitu “mendeskripsikan ciri-ciri dan jenis-
jenis jamur berdasarkan hasil pengamatan, percobaan dan kajian literatur serta
peranannya bagi kehidupan” Kompetensi dasar ini menuntut siswa memiliki penga-
laman belajar berupa kemampuan mengenali ciri–ciri morfologi jamur baik tingkat
mikroskopis maupun makroskopis, melakukan kajian literatur mengenai cara
2
reproduksi jamur, memahami informasi tentang peranan jamur dalam kehidupan dan
melakukan praktek pembuatan jenis makanan olahan dengan fermentasi jamur.
Keberhasilan pencapaian kompetensi dasar tersebut sangat terkait dengan
proses pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh proses
belajar dan aktivitas siswa. Pencapaian kompetensi tersebut diperlukan keterampilan-
keterampilan pada proses pembelajaran khususnya biologi karena pada dasarnya
pembelajaran biologi tidak lepas dari proses dan keterampilan-keterampilan untuk
memahami konsep dan sekaligus sebagai bekal untuk pendidikan yang lebih lanjut
dengan adanya keterampilan yang dilatih di sekolah.
Keterampilan-keterampilan proses belajar yang dapat dikembangkan di sekolah
dalam pembelajaran biologi khususnya antara lain merencanakan penelitian, menyusun
hipotesis, mengendalikan variabel, bereksperimen, observasi, menginterpretasi data, dan
mengkomunikasikan hasil pengamatan. Keterampilan menginterpretasi data pengamatan
merupakan keterampilan yang seyogyanya dikembangkan dalam proses pembelajaran
biologi. Keterampilan menginterpretasi data pengamatan adalah keterampilan dasar yang
harus dikuasai oleh siswa dalam mata pelajaran Sains khususnya biologi yang pada dasarnya
mata pelajaran ini tidak lepas dari penelitian dan percobaan ilmiah. Keterampilan ini harus
dikembangkan dan dilatih kepada siswa agar tidak mengalami kesulitan dan bisa menjadi
tolak ukur keberhasilan dalam suatu percobaan ilmiah. Menginterpretasi data pengamatan
dapat dilihat melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain mencatat pengamatan,
menjelaskan data pengamatan, mengorganisasikan data dalam tabel/gambar, menentukan
pola hubungan sebab akibat, membandingkan data dengan teori, mendefinisikan makna dari
gambar, menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian/percobaan di dunia
sains bisa dipahami oleh semua orang dengan adanya interpretasi data.
Inovasi pembelajaran juga bisa dilakukan dengan mengubah pola pembelajaran
yang selama ini hanya bersumber pada buku paket dan lembar kerja siswa (LKS) menjadi
pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai media pembelajaran yang relevan dengan
materi yang diajarkan. Inovasi pembelajaran dapat dilakukan dengan memperkaya sumber
belajar yang digunakan oleh siswa salah satunya dengan memanfaatkan modul hasil
3
penelitian biologi. Modul hasil penelitian yang dipakai dalam pembelajaran biologi di
kelas X SMA Al Islam 1 Surakarta ini membahas mengenai fungi meliputi ciri
morfologi dan struktur dari fungi khususnya fungi dalam tape talas dan peranan
dalam kehidupan sehari–hari yaitu proses pembuatan tape yang melibatkan jamur
tersebut.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka telah dilakukan penelitian dengan
judul :
“PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN IDENTIFIKASI
FUNGI DALAM TAPE TALAS SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI
DAN DAMPAKNYA TERHADAP KETERAMPILAN MENGINTERPRETASI
DATA PADA SISWA KELAS X SMA”
B. Perumusan Masalah
Berdasar latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah yaitu:
1. Apa sajakah genus dari jamur yang berperan dalam pembuatan tape talas?
2. Adakah pengaruh penggunaan modul hasil penelitian identifikasi fungi dalam
tape talas sebagai sumber belajar biologi dan dampaknya terhadap keterampilan
menginterpretasi data siswa kelas X SMA Al Islam 1 Surakarta tahun pelajaran
2011/2012?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui genus dari jamur yang terdapat pada tape talas.
2. Mengetahui pengaruh penggunaan modul hasil penelitian identifikasi fungi
dalam tape talas sebagai sumber belajar biologi dan dampaknya terhadap
keterampilan menginterpretasi data siswa kelas X SMA Al Islam 1 Surakarta
tahun pelajaran 2011/2012.
4
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain
1. Bagi Siswa
a. Melatih keterampilan menginterpretasi data sebagai salah satu kompetensi yang
harus dimiliki
b. Memberikan alternatif sumber belajar yang dapat memperkaya informasi tentang
konsep pembelajaran biologi
2. Bagi guru
a. Masukan bagi guru untuk menyusun sumber belajar alternatif selain buku paket
sebagai upaya inovasi pembelajaran
b. Memberi masukan bagi guru dalam mengembangkan keterampilan
menginterpretasi data pada siswa
3. Bagi institusi
Memberi saran dalam upaya mengembangkan suatu proses pembelajaran
yang melatih keterampilan menginterpretasi data siswa secara umum pada tahap
berikutnya
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Fungi Dalam Tape Talas
a. Talas
Talas dalam sistematika tumbuhan menurut Gembong Tjitrosoepomo
(1990:342-345) dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Gambar 1. Talas
a. Kingdom : Plantae
b. Divisi : Spermatophyta
c. Class : Dicotyledoneae
d. Ordo : Arales
e. Famili : Araceae
f. Genus : Colocasia
g. Spesies : Colocasia esculenta
Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun. Talas termasuk
dalam suku talas-talasan (Araceae), berperawakan tegak, tingginya 1 cm atau lebih
dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun. Talas mempunyai beberapa
nama umum yaitu Taro dan Old cocoyom (Kemal Prihatman, 2000:1)
Talas merupakan tanaman dengan sistem perakaran serabut, liar dan pendek.
Umbi dapat mencapai 4 kg atau lebih, berbentuk silinder atau bulat, berukuran 30cm
6
x 15 cm, berwarna coklat. Daun berbentuk perisai atau hati, lembaran daunnya 20-50
cm panjangnya, dengan tangkai mencapai 1 meter panjangnya, warna pelepah
bermacam-macam. Perbungaan terdiri atas tongkol, seludang dan tangkai. Bunga
jantan dan bunga betina terpisah. Buah bertipe buah buni. Biji banyak, berbentuk
bulat telur, panjangnya 2 mm (Arentyba, 2011:1).
Talas merupakan umbi berbentuk silinder atau lonjong sampai agak bulat.
Kulit talas bewarna kemerahan, bertekstur kasar dan terdapat bekas-bekas
pertumbuhan akar. Warna daging putih keruh. Kandungan kimia dalam talas
dipengaruhi oleh varietas, iklim, kesuburan tanah, dan umur panen. Umbi talas segar
sebagian besar terdiri dari air dan karbohidrat. Talas berkembang biak dengan
anakan, sulur umbi anakan atau pangkal umbi serta bagian pelepah daunnya (Arie
Cyberedan, 2011:1).
Talas merupakan sumber pangan yang penting karena selain merupakan
sumber karbohidrat, protein dan lemak, talas juga mengandung beberapa unsur
mineral dan vitamin sehingga dapat dijadikan bahan obat-obatan. Komposisi zat
yang terkandung dalam 100 gram talas dapat dilihat pada Tabel 1
Tabel 1. Kandungan gizi Talas per 100 gram BahanKomponen Satuan T. mentah T. Rebus
Energi Kalori 120 108 Protein Gram 1,5 1,4 Lemak Gram 0,3 0,4 Karbohidrat Gram 28,2 25 Kalsium Miligram 31 47 Fospor Miligram 67 67 Besi Miligram 0,7 0,7 Abu Gram 0,8 0,8 Vitamin C Miligram 2 4 Vitamin B1 Miligram 0,05 0,06 Air Gram 69,2 72,4 Bagian yang dapat % 85,0 - DimakanSumber : Dewi Sabita (2011:26)
7
b. Fermentasi
1) Pengertian Fermentasi
Johan W. von Mollendorff (2008:14) mengungkapkan fermentasi
merupakan proses perubahan biokimia dari substrat karena adanya aktivitas dari
mikroba dan enzim yang dikeluarkan oleh mikroba tersebut. Pada proses fermentasi
terjadi peningkatan nutrisi dan kualitas organoleptik.
Fermentasi dapat terjadi karena adanya aktivitas mikroba penyebab
fermentasi pada substrat organik sesuai. Menurut Winarno (1984:10) terjadinya
proses fermentasi dapat menyebabkan perubahan sifat pangan sebagai akibat
pemecahan kandungan-kandungan bahan pangan tersebut.
Fermentasi pada dasarnya merupakan suatu proses enzimatik dimana enzim
yang bekerja mungkin sudah dalam keadaan terisolasi yaitu dipisahkan dari selnya
atau masih dalam keadaan terikat di dalam sel. Pada beberapa proses fermentasi yang
menggunakan sel mikroba, reaksi enzim mungkin terjadi sepenuhnya di dalam sel
mikroba karena enzim yang bekerja bersifat intraselular. Pada proses lainnya reaksi
enzim terjadi di luar sel karena enzim yang bekerja bersifat ekstraseluler (Srikandi
Fardiaz, 1988:6).
Menurut Hidayat (2000:23) fermentasi tape yang paling baik terjadi pada
kondisi mikroaerob, karena pada kondisi anaerob kapang tidak mampu tumbuh
sehingga kapang tidak mampu menghidrolisis pati, sedangkan pada kondisi aerob,
pertumbuhan kapang dan khamir berlangsung baik tetapi aroma yang dikehendaki
tidak muncul.
Keberhasilan proses fermentasi dipengaruhi beragam faktor dan kondisi
lingkungan. Winarno dan Fardiaz (1984:63-65) mengungkapkan beberapa faktor
yang mempengaruhi keberhasilan fermentasi
a) Keasaman
Makanan yang mengandung asam biasanya tahan lama, tetapi jika oksigen
cukup jumlahnya dan kapang dapat tumbuh serta fermentasi berlangsung terus,
maka daya tahan awet dari asam tersebut akan hilang. Tingkat keasaman
8
sangat berpengaruh dalam perkembangan bakteri. Kondisi keasaman yang baik
untuk pertumbuhan bakteri adalah 3,5 - 5,5.
b) Mikroba
Fermentasi biasanya dilakukan dengan kultur murni yang dihasilkan di
laboratorium. Kultur ini dapat disimpan dalam keadaan kering atau dibekukan.
Pembuatan makanan dengan cara fermentasi di Indonesia pada umumnya tidak
menggunakan kultur murni sebagai contoh misalnya ragi pasar mengandung
beberapa ragi diantaranya Saccharomyces cereviseae yang dicampur dengan tepung
beras dan dikeringkan. Kultur murni biasa digunakan dalam fermentasi misalnya
untuk pembuatan anggur, bir, keju, sosis, dan lain-lainnya.
c) Suhu
Suhu fermentasi sangat menentukan macam mikroba yang dominan selama
fermentasi. Setiap mikroorganisme memiliki suhu maksimal pertumbuhan, suhu
minimal pertumbuhan dan suhu optimal. Suhu pertumbuhan optimal adalah suhu
yang memberikan pertumbuhan terbaik dan perbanyakan diri tercepat.
d) Alkohol
Mikroorganisme yang terkandung dalam ragi tidak tahan terhadap alkohol
dalam kepekatan (kadar) tertentu, kebanyakan mikroba tidak tahan pada konsentrasi
alkohol 12 – 15 %
e) Oksigen
Oksigen selama proses fermentasi harus diatur sebaik mungkin untuk
memperbanyak atau menghambat pertumbuhan mikroba tertentu, ragi yang
menghasilkan alkohol dari gula lebih baik dalam kondisi anaerobik. Setiap mikroba
membutuhkan oksigen yang berbeda jumlahnya untuk pertumbuhan atau
membentuk sel-sel baru dan untuk proses fermentasi. Misalnya Saccharomyces
sp yang melakukan fermentasi terhadap gula jauh lebih cepat pada keadaan
anaerobik, akan tetapi mengalami pertumbuhan lebik baik pada keadaan aerobik
sehingga jumlahnya bertambah banyak
9
f) Substrat dan Nutrien
Mikroorganisme memerlukan substrat dan nutrien yang berfungsi untuk
menyediakan :
a) Energi, biasanya diperoleh dari substansi yang mengandung karbon, yang
salah satu sumbernya adalah gula.
b) Nitrogen, sebagian besar mikroba yang digunakan dalam fermentasi berupa
senyawa organik maupun anorganik sebagai sumber nitrogen. Salah satu
contoh sumber nitrogen yang dapat digunakan adalah urea.
c) Mineral, yang diperlukan mikroorganisme salah satunya adalah phospat yang
dapat diambil dari pupuk TSP.
d) Vitamin, sebagian besar sumber karbon dan nitrogen alami mengandung
semua atau beberapa vitamin yang dibutuhkan. Defisiensi vitamin tertentu
dapat diatasi dengan cara mencampur berbagai substrat sumber karbon atau
nitrogen.
2) Mekanisme Fermentasi
Salah satu substrat utama yang dipecah dalam proses fermentasi adalah
karbohidrat, karbohidrat banyak terdapat dalam bahan nabati berupa gula sederhana,
heksosa, pentosa, pati, pektin, selulosa dan lignin. Pada umumnya karbohidrat dapat
dikelompokkan menjadi monosakarida, oligosakarida dan polisakarida.
Monosakarida merupakan suatu molekul yang dapat tediri dari lima atau enam atom
carbon (C), oligosakarida merupakan polimer dari 2–10 monosakarida, dan
polisakarida merupakan polimer yang terdiri lebih dari 10 monomer monosakarida.
Salah satu jenis polisakarida adalah pati yang banyak terdapat dalam serealia dan
umbi–umbian. Selama proses pematangan, kandungan pati berubah menjadi gula-
gula pereduksi yang akan menimbulkan rasa manis (Winarno, 2002:17-18)
Fermentasi gula oleh ragi dapat menghasilkan etil alkohol dan karbon
dioksida menjadi dasar dari pembuatan tape.
10
C6H12O6 2 C2H5OH + 2 CO2 + 22 kkal
Gambar 2. Reaksi Fermentasi Gula oleh Saccharomyces cereviseae
Winarno dan Fardiaz (1990:68) berpendapat di dalam proses fermentasi,
kapasitas mikroba untuk mengoksidasi tergantung dari jumlah aseptor elektron
terakhir yang dapat dipakai. Sel–sel melakukan fermentasi menggunakan enzim–
enzim yang akan mengubah hasil dari reaksi oksidasi, dalam hal ini yaitu asam
menjadi senyawa yang memiliki muatan lebih positif, sehingga dapat menangkap
elektron terakhir dan menghasilkan energi.
Khamir lebih cenderung memfermentasi substrat karbohidrat untuk
menghasilkan etanol bersama sedikit produk akhir lainnya jika tumbuh dalam
keadaan anaerobik.
Etanol memiliki nama lain alkohol, aethanolum dan etil alkohol merupakan
cairan yang bening, tidak berwarna, mudah mengalir, mudah menguap serta mudah
terbakar dengan api biru tanpa asap. Etanol dapat larut dalam air, kloroform, eter,
gliserol, dan hampir dapat larut dalam semua jenis pelarut organik lainnya.
c. Tape
1) Istilah tape
Tape merupakan makanan tradisional yang banyak dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia. Tape dibuat dari bahan makanan yang mengandung
karbohidrat seperti singkong, ketan dan bahan-bahan lain yang mengandung tepung/
karbohidrat.
Tape merupakan makanan tradisional hasil fermentasi yang mempunyai rasa
manis, beraroma alkohol dan mempunyai tekstur yang lunak seperti pasta. Tape
merupakan makanan olahan hasil industri rumah tangga. Substrat yang dipakai
biasanya adalah beras ketan atau singkong (Gloria Lim, 1991:89)
Winarno (1984:59) mengungkapkan suatu bahan disebut tape apabila bahan
yang telah diragikan berubah menjadi lebih lunak, rasa manis keasam-asaman
dan berbau alkohol. Hal ini disebabkan oleh kegiatan mikroba-mikroba tertentu
Saccharomyces cereviseae
11
yang dapat menghasilkan enzim yang mampu merombak subtrat menjadi gula
dan alkohol.
2) Proses Pembuatan Tape
Proses pembuatan tape dari tinjauan Teknik Kimia merupakan proses
konversi karbohidrat (pati) yang terkandung dalam talas menjadi gula kemudian
berlanjut menjadi alkohol melalui proses biologi dan kimia (biokimia) berikut:
Hidrolisis Fermentasi
Pati Glukosa Alkohol
Proses hidrolisis melalui reaksi sebagai berikut :
Hidrolisis
(C6H10O5)n + n H2O n(C6H12O6)
Fermentasi oleh ragi, misalnya Saccharomyces cereviseae dapat
menghasilkan etil alkohol (etanol) dan CO2 melalui reaksi sebagai berikut :
Ragi
(C6H12O6) 2C2H5OH + 2 CO2
Gambar 3. Alur Proses Fermentasi
1. Hidrolisis (Perebusan)
Hidrolisis adalah suatu proses antara reaktan dengan air agar suatu senyawa
pecah atau terurai. Dalam pembuatan tape, tahap hidrolisis diwakili oleh tahap
perebusan substrat. Reaksi hidrolisis merupakan reaksi orde satu karena air yang
digunakan berlebih, sehingga perubahan air dapat diabaikan.
Reaksi hidrolisis dapat terjadi pada semua ikatan yang menghubungkan
monomer yang satu dengan yang lainnya sehingga diperoleh produk berupa glukosa.
Buckle (2003:3) menyatakan bahwa dalam proses fermentasi sederhana dari
proses hidrolisis pati yaitu dengan perebusan. Perebusan penting untuk dilakukan
untuk mempermudah proses fermentasi dan untuk meningkatkan nilai produksi.
2. Fermentasi Gula Menjadi Alkohol
Enzim yang mampu memecah glukosa menjadi alkohol dan CO2 adalah
enzim komplek yang disebut Zimase yang dihasilkan oleh genus Saccharomyces.
12
Proses ini terus berlangsung dan akan terhenti jika kadar etanol sudah meningkat
sampai tidak dapat diterima lagi oleh sel-sel khamir. Tingginya kandungan
alkohol akan menghambat pertumbuhan khamir dan hanya mikroba yang toleran
terhadap alkohol yang dapat tumbuh.
3. Pembentukan Asam
Apabila proses fermentasi tape terus berlanjut maka terbentuk asam asetat
karena adanya bakteri Acetobacter yang sering terdapat pada ragi yang
bersifat oksidatif. Metanol yang dihasilkan dari penguraian glukosa akan
dipecah oleh Acetobacter menjadi asam asetat, asam piruvat, dan asam laktat.
Asam piruvat adalah produk antara yang terbentuk pada hidrolisis gula menjadi
etanol. Asam piruvat dapat diubah menjadi etanol dan asam laktat.
4. Pembentukan Ester
Alkohol yang dihasilkan dari penguraian glukosa oleh khamir akan
dipecah menjadi asam asetat pada kondisi aerobik. Pada proses fermentasi lanjut,
asam-asam organik yang terbentuk seperti asam asetat akan bereaksi dengan
etanol membentuk suatu ester aromatik sehingga tape memiliki rasa yang khas.
d. Fungi dalam Tape
Tape merupakan makanan hasil dari proses fermentasi. Fermentasi tersebut
tidak lepas dari peranan suatu mikroorganisme. Mikroorganisme tersebut terdapat
dalam starter dalam pembuatan tape yaitu ragi. Ragi merupakan starter atau inokulum
tradisional Indonesia untuk membuat berbagai macam makanan fermentasi seperti
tape, brem cair atau padat. Mikroba yang terkandung dalam ragi umumnya berupa
kultur campuran (mixed culture) yang terdiri dari kapang, khamir, dan bakteri.
Susanto (1994:31) menyatakan bahwa ragi yang mengandung mikoflora
seperti kapang, khamir dan bakteri dapat berfungsi sebagai starter fermentasi. Selain
itu ragi juga kaya akan protein yaitu sekitar 40-50% jumlah protein ragi tersebut
tergantung dari jenis bahan penyusunnya.
Dwidjoseputro(1976:1) berpendapat bahwa ragi mengandung beberapa
macam spesies fungi yang bergabung dan bekerja sama dalam proses fermentasi
13
alkohol. Mikroorganisme tersebut yang membantu dalam pembuatan tempe, roti,
arak, dan kecap.
Ko Swan Djien (1972:976) berpendapat bahwa dalam proses fermentasi
tradisional dalam pembuatan tape selalu dibantu dengan penambahan ragi. Ragi
tersebut terbuat dari rempah-rempah yang mengandung kapang dan khamir. Kapang
dan khamir yang terdapat dalam ragi tersebut ada secara alami.
Prihatiningsih (2000:18) ragi mengandung sejumlah zat gizi antara lain
karbohidrat, protein, lemak, vitamin B, dan fosfor. Kandungan gizi ragi dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2. Kandungan Gizi Ragi Setiap 100 gramKandungan gizi Kandungan dalam 100 gramKalori 136 kalProtein 43,0 gLemak 2,4 gKarbohidrat 3,0 gKalsium 140 mgFosfor 1900 mgBesi 20,0 mgVitamin A 0Vitamin B 16000 mgAir 10 g
Sumber: Direktorat Depkes RI (1981)Kandungan ragi tersebut sangat memungkinkan untuk fungi yaitu kapang
dan khamir serta bakteri dapat hidup baik dengan didukung oleh substrat yang baik
pula.
Ragi yang sering digunakan dalam pembuatan tape di daerah Solo sekitar
adalah ragi NKL (Na Kok Liong). Ragi NKL berbentuk bulat pipih dengan diameter
4-6 cm dan ketebalan 0,5 cm. Di dalam ragi ini terdapat mikroorganisme yang dapat
mengubah karbohidrat (pati) menjadi gula sederhana (glukosa) yang selanjutnya
diubah lagi menjadi alkohol. Beberapa jenis mikroorganisme yang terdapat dalam
ragi adalah Chlamydomucor oryzae, Rhizopus oryzae, Mucor sp., Candida sp.,
Saccharomyces cerevicae, Saccharomyces verdomanii, dan lain-lain (Tim
Ristek.2007). Ragi tape NKL terbuat dari campuran beras dan rempah–rempah,
14
secara umum ragi tape mengandung berbagai jenis mikroorganisme dari golongan
kapang, kamir, dan bakteri Kandungan mikroorganisme yang terdapat pada ragi tape
merk NKL ( Na Kok Liong) disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Kandungan Mikroorganisme dalam Ragi tape NKL ( Na Kok Liong)Asal Daerah Jenis Mikroorganisme
Semarang Chlamydomucor oryzae., Saccharomycopsis sp. 1,Saccharomyces sp.
Yogyakarta Chlamydomucor oryzae., Mucor rouxii,Saccharomycopsis sp 1., Saccharomyces sp
Madiun Chlamydomucor oryzae., Saccharomycopsis sp 2 ,Saccharomyces sp.
Sumber : Dyah Raharjanti (2006:31)
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dyah Raharjanti (2006:31)
menunjukkan sampel ragi tape merk NKL (Na Kok Liong) yang berasal dari tiga
daerah yaitu Semarang, Yogyakarta dan Madiun diperoleh 5 jenis kapang dan khamir
yang dapat dikelompokkan menjadi 4 genus yaitu Mucor,
Chlamydomucor,Saccharomycopsis dan Saccharomyces. Kandungan mikroorganisme
dalam ragi dari ketiga daerah tersebut memiliki kesamaan yaitu sama–sama mengandung
Chlamydomucor oryzae, Saccharomycopsis sp dan Saccharomyces sp, hanya ragi dari
Yogyakarta yang sedikit berbeda yaitu mengandung juga Mucor rouxii.
Mikroorganisme yang berperan banyak dalam proses fermentasi tape terdiri dari
golongan kapang dan khamir. Kapang dan khamir termasuk golongan fungi (jamur).
Perbedaan utama antara kapang dan khamir adalah kapang mempunyai filamen
(miselium), sedangkan khamir merupakan fungi sel tunggal tanpa filamen.
Srikandi Fardiaz (1989:207-208) mengungkapkan pada khamir yang bersifat
fermentatif 70% dari glukosa di dalam subtrat akan diubah menjadi
karbondioksida dan alkohol, sedangkan sisanya sebanyak 30% tanpa adanya
nitrogen akan diubah menjadi produk penyimpanan cadangan. Produk
penyimpanan tersebut akan digunakan kembali melalui fermentasi
(endogenous) jika glukosa di dalam medium sudah habis.
15
Peranan kapang dan khamir yang terdapat di ragi tape akan disajikan pada
Tabel 4.
Tabel 4. Peranan Mikroorganisme dalam Ragi TapeGrup Mikroorganisme Genus Peranan
Kapang amilolitik
Khamir amilolitik
Khamir non amilolitik
AmylomycesMucor
Rhizopus
Endomycopsis /Saccharomycopsis
SaccharomycesHansenula
Sakarifikasi dan likuifierSakarifikasi dan likuifierLikuifier (lemah) danpenghasil alkohol
Sakarifikasi danpenghasil aroma (lemah)Penghasil alkoholPenghasil aroma yang sedap
Endomycopsis / Penghasil aroma spesifikSaccharomycopsis Penghasil aroma spesifik
Candida
Sumber: Dyah Raharjanti (2006:36)
Enzim amilase yang dihasilkan oleh kapang dan khamir mampu memecah
pati menjadi gula sederhana.
Fungi atau jamur merupakan salah satu materi pokok dalam mata pelajaran
biologi yang dipelajari oleh siswa Sekolah Menengah Atas khususnya pada kelas X.
Fungi termasuk dari golongan makhluk hidup selain protista, tumbuhan, monera dan
hewan. Materi yang dibahas pada pokok bahasan fungi tertuang dalam kompetensi
dasar yaitu “mendeskripsikan ciri-ciri dan jenis-jenis jamur berdasarkan hasil
pengamatan, percobaan dan kajian literatur serta peranannya bagi kehidupan”.
Kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa tersebut melatih kemampuan siswa
mengenali ciri–ciri morfologi jamur baik tingkat mikroskopis maupun makroskopis,
melakukan kajian berbagai literatur mengenai cara reproduksi jamur, memahami
peranan jamur dalam kehidupan, dan membuat salah satu produk dengan fermentasi
jamur.
16
2. Sumber Belajar
Sumber belajar adalah salah satu komponen penting yang menentukan
suksesnya proses pembelajaran. Sumber belajar yang dipakai dalam satu proses
pembelajaran hendaknya beraneka ragam sebagai upaya memperkaya informasi yang
didapat oleh siswa. Sumber belajar dapat dirumuskan sebagai segala sesuatu yang
dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah
informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam proses belajar mengajar
(Enco Mulyasa, 2006:48). Salah satu alternatif sumber belajar yang dapat dipakai untuk
memperkaya informasi adalah modul hasil penelitian.
Modul menurut Enco Mulyasa (2006:148) merupakan paket belajar mandiri
yang meliputi serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang
secara sistematis untuk membantu peserta didik mencapai tujuan belajar. Modul
adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan tertentu yang
disusun secara sistematis, operasional, dan terarah untuk digunakan oleh peserta
didik, disertai pedoman penggunaannya oleh para guru. Tujuan utama sistem modul
adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran di sekolah, baik
waktu, dana, fasilitas, maupun tenaga guna mencapai tujuan secara optimal.
Made Wena (2008:231) berpendapat modul adalah paket pembelajaran
mandiri berisi satu topik atau unit materi pelajaran dan memerlukan ketentuan waktu
untuk mempelajari modul.
Sistem pembelajaran dengan modul (modular instruction) menurut Winkel
(2007:472) merupakan strategi tertentu dalam menyelenggarakan pengajaran
individual secara menyeluruh. Pembelajaran dengan menggunakan modul merupakan
salah satu bentuk pengajaran individual sebab tingkat pemahaman dalam mempelajari
modul yang dimiliki oleh tiap siswa berbeda-beda. Pembelajaran individual ini
biasanya dilaksanakan secara mandiri antara lain dengan metode diskusi untuk
17
memperjelas materi-materi yang belum dipahami oleh sebagian siswa melalui
pembahasan bersama.
Vembriarto (1985:22) mendefinisikan bahwa modul merupakan paket
pembelajaran dari guru untuk peserta didik yang digunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran secara khusus dan dalam waktu yang telah ditentukan.
Modul dapat dirumuskan sebagai suatu unit yang lengkap yang berdiri
sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk
membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas
(Nasution, 1988:203).
Pembelajaran dengan sistem modul memiliki karakteristik seperti yang
diungkapkan Enco Mulyasa (2004:148) sebagai berikut:
1) Setiap modul harus memberikan informasi dan memberikan petunjuk pelaksanaan
yang jelas tentang apa yang harus dilakukan oleh seorang peserta didik,
bagaimana melakukannya, dan sumber belajar apa yang harus digunakan.
2) Modul merupakan pembelajaran individual, sehingga mengupayakan untuk
melibatkan sebanyak mungkin karakteristik peserta didik. Dalam hal ini setiap
modul harus: memungkinkan peserta didik mengalami kemajuan belajar sesuai
dengan kemampuannya; memungkinkan peserta didik mengukur kemajuan
belajar yang telah diperoleh; dan memfokuskan peserta didik pada tujuan
pembelajaran yang spesifik dan dapat diukur.
3) Pengalaman belajar dalam modul disediakan untuk membantu peserta didik
mencapai tujuan pembelajaran seefektif dan seefisien mungkin, serta
memungkinkan peserta didik untuk melakukan pembelajaran secara aktif tidak
sekedar mebaca dan mendengar, tetapi lebih dari itu, modul memberikan
kesempatan untuk bermain peran (role playing), simulasi, dan berdiskusi.
4) Materi pembelajaran disajikan secara logis dan sistematis, sehingga peserta didik
dapat mengetahui kapan dia memulai dan kapan mengakhiri suatu modul, dan
tidak menimbulkan pertanyaan mengenai apa yang harus dilakukan, atau
dipelajari.
18
5) Setiap modul memiliki mekanisme untuk mengukur pencapaian tujuan belajar
peserta didik, terutama untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik dalam
mencapai ketuntasan belajar. Pengukuran ini juga merupakan suatu kriteria atau
standard kelengkapan kelengkapan modul.
Tugas seorang guru dalam sistem pembelajaran dengan modul adalah
mengatur dan mengorganisasi proses belajar agar berjalan baik. Guru sebagai
penyusun modul harus membimbing siswa agar mudah memahami isi dari modul
tersebut dengan memberikan petunjuk yang jelas. Hal ini untuk menghindari
kesulitan peserta didik dalam memahami modul karena Kesulitan mempelajari modul
yang dihadapi akan dapat mengakibatkan menurunnya motivasi belajar peserta didik.
Motivasi belajar yang menurun akan dapat pula berpengaruh pada tingkat
keberhasilan belajar peserta didik (Sudirman Siahaan, 2006:93).
Materi pembelajaran disajikan secara logis dan sistematis, sehingga siswa
dapat mengetahui saat memulai dan mengakhiri sebuah modul. Setiap modul
memiliki mekanisme untuk mengukur pencapaian tujuan belajar peserta didik, yaitu
untuk mengukur pencapaian tujuan belajar peserta didik dalam mencapai ketuntasan
belajar serta dapat mengukur tingkat keterampilan siswa dalam proses belajar
mengajar.
Pada umumnya pembelajaran dengan sistem modul menurut E. Mulyasa
(2006:149) akan melibatkan beberapa komponen sebagai berikut :
1) Lembar kegiatan peserta didik,
2) Lembar kerja,
3) Kunci lembar kerja,
4) Lembar soal,
5) Lembar jawaban, dan
6) Kunci jawaban.
Berbagai komponen penyusun modul seperti yang disebutkan di atas
selanjutnya dikemas dalam format modul sebagai berikut :
19
1) Pendahuluan
Bagian ini berisi deskripsi umum, seperti materi yang disajikan,
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang akan dicapai setelah belajar; termasuk
kemapuan awal yang harus dimiliki untuk mempelajari modul tersebut.
2) Tujuan Pembelajaran
Bagian ini berisi tujuan-tujuan pembelajaran khusus yang harus dicapai oleh
setiap peserta didik setelah mempelajari modul. Dalam kegiatan ini dimuat pula
tujuan terminal dan tujuan akhir, serta kondisi untuk mencapai tujuan.
3) Tes Awal
Tes ini berguna untuk menetapkan posisi peserta didik, dan mengetahui
kemampuan awalnya, untuk menentukan dari mana ia harus memulai belajar, dan
apakah perlu untuk mempelajari modul tersebut atau tidak.
4) Pengalaman belajar
Bagian ini merupakan rincian materi untuk setiap tujuan pembelajaran
khusus, yang berisi sejumlah materi, diikuti dengan penilaian formatif sebagai
balikan bagi peserta didik tentang tujuan belajar yang dicapainya.
5) Sumber belajar
Pada bagian ini disajikan tentang sumber-sumber belajar yang dapat
ditelusuri dan digunakan oleh peserta didik. Penetapan sumber belajar ini perlu
dilakukan dengan baik oleh pengembang modul, sehingga peserta didik tidak
kesulitan memperolehnya.
6) Tes akhir
Tes akhir ini instrumennya sama dengan isi tes awal, hanya lebih difokuskan
pada tujuan terminal setiap modul.
Penyusunan modul dengan memperhatikan komponen-komponen yang telah
diuraikan di atas dilakukan agar diperoleh modul yang lengkap dan terstruktur
sehingga mempermudah peserta didik dalam mempelajari materi pembelajaran yang
terdapat dalam modul tersebut.
20
Penggunaan modul dalam pembelajaran bermanfaat memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap perbaikan prestasi belajar siswa. Pembelajaran dengan
modul juga berpengaruh positif terhadap aktivitas belajar siswa yang ditunjukkan
dengan meningkatnya ketekunan dan rasa percaya diri siswa (Acelajado, 2005:310)
3. Keterampilan Menginterpretasi Data
Keterampilan belajar yang dimiliki oleh seorang siswa dapat dilatih dan
dikembangkan sesuai dengan tahapan perkembangan pikirannya. Dengan melatih
siswa untuk mengembangkan kemampuan belajarnya, siswa tersebut akan terbiasa
menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan
mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut.
Menafsirkan (mengintepretasikan) adalah keterampilan menafsirkan sesuatu
berupa benda, kenyataan, peristiwa, konsep, atau informasi yang telah dikumpulkan
melalui penghitungan, penelitian, atau eksperimen (Moh. Uzer Usman dan Lilis
Setyawati ,1993:79). Interpretasi yaitu kemampuan untuk menjelaskan makna yang
terdapat dalam simbol, baik simbol verbal maupun yang nonverbal. Kemampuan
untuk menjelaskan konsep, atau prinsip atau teori tertentu termasuk dalam kategori
ini.seorang dapat menginterpretasikan sesuatu konsep atau prinsip jika ia dapat
menjelaskan secara rinci makna, arti suatu konsep atau prinsip, atau dapat
membandingkan, membedakan, atau mempertentangkannya dengan sesuatu yang lain
(Gulo, 2002:60).
Suatu eksperimen akan diperoleh data-data yang dapat dicatat atau disajikan
dalam berbagi bentuk seperti tabel, diagram, atau grafik. Dan data tersebut dapat
ditafsirkan, dianalisis dan kemudian menentukan pola sebagai dasar dalam
pembuatan kesimpulan-kesimpulan. Nuryani (2005:78) mengungkapkan
keterampilan menginterpretasi data merupakan salah satu keterampilan dasar yang
harus dikuasai oleh siswa yang sedang mempelajari mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) termasuk biologi.
21
Menurut Wenno (2008:73) interpretasi adalah kemampuan siswa memberi
arti kepada sesuatu, seperti kepada persamaan matematika, atau kepada grafik.
Tujuan kegiatan interpretasi untuk menyimpulkan hasil pengamatan yang telah
dilakukan berdasarkan pada pola hubungan antara hasil pengamatan yang satu dengan
yang lainnya. Kesimpulan tersebut merupakan konsep yang perlu dimanfaatkan atau
digunakan (Suryosubroto, 1997:74).
Interpretasi data biasanya melibatkan organisasi data kedalam tabel, gambar,
bagan, atau grafik. Interpretasi data juga dapat dilakukan dengan jalan membuat
gambar atau grafik dan hasil pengamatan yang biasanya melibatkan usaha-usaha
untuk penulisan hasil observasi, melakukan inferensi menafsirkan data dan membuat
kesimpulan (Nono Sutarno, 2009:95)
Hasil-hasil pengamatan tidak akan berguna bila tidak ditafsirkan. Karena itu
dari mengamati langsung, lalu mencatat setiap pengamatan secara terpisah, kemudian
menghubung-hubungkan hasil hasil pengamatan itu, lalu mungkin ditemukan pola-
pola tertentu dalam satu seri pengamatan. Penemuan pola ini merupakan dasar untuk
menyarankan kesimpulan-kesimpulan (Susiwi dkk, 2009:90).
Kegiatan-kegiatan siswa yang dapat dilihat dalam mengintepretasikan data
menurut Suryosubroto (1997:80-81) adalah sebagai berikut:
1. Mencatat setiap pengamatan
Kegiatan yang dapat diamati : mengutip, menyalin, menuliskan, mengerjakan,
merekam.
2. Menghubungkan pengamatan-pengamatan
Kegiatan yang dapat diamati : membandingkan data, menganalisis,
menggabungkan, mengintegrasikan, mengorganisasikan, menghubungkan,
mengabstraksikan.
3. Menemukan suatu pola dalam satu seri
Kegiatan yang dapat diamati : menyimpulkan, menetapkan, menarik keputusan,
mendefinisikan, menemukan pola hubungan.
22
B. Kerangka Berpikir
Pembelajaran membutuhkan proses dimana aktifitas siswa diutamakan.
Pembelajaran biologi pada dasarnya siswa dituntut untuk dapat bereksperimen dan
tidak lepas dari suatu proses ilmiah. Data-data hasil percobaan atau pengamatan tidak
akan berguna tanpa ditafsirkan terlebih dahulu. Salah satu inovasi pembelajaran di
bidang biologi yaitu dengan melakukan proses belajar mengajar yang didalamnya
melatih keterampilan menginterpretasikan data yang dapat dilihat melalui kegiatan
menuliskan/mencatat pengamatan dalam bentuk tabel,menyalin data pengamatan
dalam bentuk gambar, menghubungkan data dalam bentuk grafik, menjelaskan data
hasil pengamatan, membandingkan data dengan teori, menganalisis data pengamatan,
mendefinisikan makna dari gambar/grafik, menentukan pola hubungan sebab akibat,
dan menarik kesimpulan.
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi komponen-
komponen manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu komponen dari
pembelajaran adalah sumber belajar. Kecenderungan proses pembelajaran selama ini
hanya terpaku pada buku paket dan buku pegangan sebagai satu–satunya sumber
belajar. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan
kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan,
pengalaman, dan keterampilan dalam proses belajar mengajar. Pengayaan sumber
belajar dengan menggunakan berbagai referensi yang relevan, salah satunya adalah
bentuk sumber belajar berupa modul hasil penelitian biologi.
Modul adalah satuan pembelajaran dengan tujuan–tujuan, pretes aktivitas
belajar yang memungkinkan peserta didik memperoleh kompetensi yang belum
dikuasai dari pretest, melatih keterampilan belajar, dan mengevaluasi kompetensinya
untuk mengukur keberhasilan belajar. Tujuan utama sistem modul adalah untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran di sekolah, baik waktu, dana,
fasilitas, maupun tenaga guna mencapai tujuan secara optimal.
23
Berkaitan dengan permasalahan kurang terlatihnya keterampilan
menginterpretasikan data pengamatan siswa dan terbatasnya sumber belajar yang
dipergunakan, maka penerapan modul hasil penelitian identifikasi fungi dalam tape
talas sebagai sumber belajar biologi diharapkan mampu meningkatkan keterampilan
menginterpretasi data siswa sehingga semua siswa dapat menyimpulkan hasil
pengamatan yang telah dilakukan berdasarkan pada pola hubungan antara hasil
pengamatan yang satu dengan yang lain dan memperkaya sumber belajar untuk
mendapat informasi.
Dari uraian di atas, dapat dibuat kerangka pemikiran seperti pada Gambar 5.
Hubungan antar variabel dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam sebuah
paradigma penelitian sebagai berikut:
Gambar 5. Paradigma Penelitian
Keterangan:
X : Implementasi hasil penelitian dalam pembelajaran
X1 : Pembelajaran dengan tambahan sumber belajar berupa hasil penelitian
(kelompok eksperiment)
X2 : Pembelajaran tanpa tambahan sumber belajar hasil penelitian (kelompok
kontrol)
Y : Keterampilan menginterpretasi data
X1Y : Keterampilan menginterpretasi data siswa kelompok eksperimen
X2Y : Keterampilan menginterpretasi data siswa kelompok kontrol
X1YYX1
X2YYX2
X
24
C. HIPOTESIS
1. Ada beberapa genus fungi yang terdapat pada tape talas berdasarkan ciri
morfologi.
2. Ada pengaruh penggunaan modul hasil penelitian identifikasi fungi dalam tape
talas sebagai sumber belajar biologi dan dampaknya terhadap keterampilan
menginterpretasi data siswa kelas X SMA Al Islam 1 Surakarta tahun pelajaran
2011/2012.
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
I. Penelitian Pembuatan Tape Talas
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Pelaksanaan
Penelitian dilaksanakan di laboratorium Mikrobiologi serta Laboratorium
Struktur dan Perkembangan Tumbuhan Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan
Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Waktu Pelaksanaan
Penelitian pembuatan tape talas dilaksanakan pada bulan April 2011 sampai bulan Juni 2011.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan eksperimen dan
dokumentasi. Hasil penelitian ini ditulis dalam bentuk sumber belajar berupa modul
yang digunakan dalam penelitian di kelas X-4 SMA Al Islam 1 Surakarta.
C. Data dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian identifikasi fungi dalam tape talas
adalah sebagai berikut:
1) Fungi pada tape talas berdasarkan ciri morfologi
26
D. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian identifikasi fungi dalam tape talas teknik pengumpulan data
yaitu dokumentasi yang berupa foto karakteristik morfologi fungi dalam tape talas.
E. Prosedur Penelitian
Penelitian meliputi tahap pembuatan tape dan tahap pengamatan
perkembangan kapang dan khamir (dilakukan di akhir isolasi).
1. Pembuatan Tape
1) Sortasi talas, kemudian mencuci sampai bersih dan mengupas talas hingga kulit
dan kotoran yang tersisa hilang.
2) Memotong talas menjadi 3 bagian.
3) Mengukus selama 15 menit
4) Mendinginkan talas hingga mencapai suhu kamar
5) Menginokulasikan ragi tape dengan jumlah yang berbeda (0,5 gram, 1 gram,
1,5 gram), masing-masing 3 bagian dan membungkus dengan daun pisang.
Jumlah masing–masing substrat adalah 250 gram
6) Memasukkan dalam wadah dari besek.
7) Melakukan fermentasi selama 36 jam, 48 jam dan 60 jam
8) Melakukan pengamatan sesuai parameter yang akan diamati
2. Pengamatan Perkembangan Mikroba (kapang & khamir)
Pengamatan dilakukan di akhir pembuatan tape dengan sebelumnya
membuat preparat dari cuplikan jamur yang diambil dari bahan tape, dengan prosedur
sebagai berikut :
a. Pembuatan Biakan (Isolasi Bahan)
1) Mengambil 5 gram tape dan menumbuk hingga halus
27
2) Menambahkan 45 ml aquades dan diaduk hingga homogen dengan magnetik
stirer
3) Mengambil 1 ml suspensi ekstrak tape
4) Melakukan pengenceran hingga 10-6 ,10-7,10-8
5) Menuangkan ke dalam cawan petri yang berisi APDA (PDA+asam tartarat 10%)
dan meratakannya
6) Menginkubasi selama 3 hari pada suhu 28o-30o C
b. Pengamatan Kapang dan Khamir
1) Mempersiapkan objek dan deg glass
2) Membersihkan objek dan deg glass dengan alkohol 70 %
3) Meneteskan satu tetes zat warna lactopenol cotton blue di tengah objek glass
4) Mengambil sedikit miselium yang sudah bersporulasi dan diurai dengan hati–hati
di objek glass
5) Meletakkan deg glass dengan hati–hati di atas permukaan preparat
6) Mengamati preparat dengan mikroskop
II. Aplikasi Hasil Penelitian Pembuatan Tape Talas
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Al Islam 1 Surakarta
kelas X semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara bertahap yang secara garis besar dibagi
menjadi tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap penelitian, dan tahap penyelesaian.
28
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan, meliputi: permohonan pembimbing, survey sekolah yang
bersangkutan, pengajuan judul skripsi, pembuatan proposal, pembuatan
instrumen penelitian, dan perijinan penelitian yang dilaksanakan pada bulan Mei
2011 – Sebtember 2011.
b. Tahap Penelitian
Tahap penelitian, meliputi: Semua kegiatan yang dilaksanakan di tempat
penelitian yang meliputi uji coba instrumen penelitian, dan pengambilan data.
Dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 sampai November 2011.
c. Tahap Penyelesaian
Tahap penyelesaian, meliputi: analisis data dan penyusunan laporan.
Dilaksanakan bulan November 2011 sampai Desember 2011.
B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1 Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Al Islam 1 Surakarta
semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012.
2 Sampel Penelitian
Sampel merupakan unit analisis yang dipilih di dalam berbagai unit
pengambilan sampel dan sampel tersebut selanjutnya akan diteliti. Sampel dalam
penelitian ini terdiri dari dua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen yang
berjumlah 75 siswa.
3 Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling.
Menurut Subana dan Sudrajat (2009: 123), cluster random sampling adalah
pengambilan sampel secara random yang bukan individual, tetapi kelompok-
29
kelompok unit yang kecil atau “kluster”. Kelas dianggap kelompok sampling yang
mewakili populasi. Dari sembilan kelas pada kelas X di SMA Al Islam 1 Surakarta
dilakukan pengambilan secara random dua kelompok untuk dijadikan sampel, yaitu
satu sebagai kelompok eksperimen dan satu sebagai kelompok kontrol. Hasil
pengambilan sampel diperoleh kelas X-3 sebagai kelas kontrol dan kelas X-4 sebagai
kelas eksperimen.
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang menjadi sumber objek pengamatan dan sebagai
faktor yang berperan dalam peristiwa yang diteliti.
Penelitian ini terdapat satu variabel bebas dan satu variabel terikat, yaitu:
a. Variabel bebas
Variabel bebas merupakan variabel perlakuan yaitu variabel yang dipilih
untuk dicari pengaruhnya terhadap variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian
ini adalah sumber belajar biologi berupa modul.
b. Variabel terikat
Variabel terikat adalah variabel yang kehadirannya dipengaruhi oleh variabel
yang lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan menginterpretasi
data.
2. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data
adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang
sedang berlangsung yang dilakukan observer/pengamat. Observer/pengamat berperan
30
secara pasif dimana pengamat hadir di lokasi namun tidak ikut serta dalam kegiatan
dan hanya berperan mengamati kegiatan. Pelaksanaan observasi ini juga dilakukan
secara terstruktur dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan
proses pembelajaran yang mengukur keterampilan interpretasi data yang berisi garis-
garis besar atau butir-butir umum kegiatan umum yang akan diobservasi.
b. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data, mengambil
catatan-catatan, dan menelaah dokumen yang ada yang dimiliki kaitan dengan objek
penelitian. Data yang dikumpulkan dengan teknik ini adalah Lembar Kegiatan Siswa
(LKS) serta foto-foto selama pembelajaran berlangsung.
3. Analisis Instrumen
Instrumen penilaian keterampilan menginterpretasi data yang digunakan
adalah lembar observasi yang dilakukan observer untuk menilai keterampilan
menginterpretasi data. Instrumen tersebut diuji kelayakan terlebih dahulu sebelum
digunakan untuk mengambil data penelitian untuk mengetahui kualitas instrumen.
Kelayakan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan uji kelayakan
yang diuji dengan statistik sebagai berikut:
a. Validitas
Validitas adalah kemampuan suatu alat ukur untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur. Suatu instrumen mempunyai validitas yang tinggi apabila
instrumen tersebut dapat menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil yang
sesuai dengan maksud yang dilakukan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini divalidasi melibatkan penilaian ahli (expert judgment). Dalam proses ini disusun
indikator yang dijabarkan dari aspek-aspek keterampilan yang akan diukur dan
disesuaikan dengan jenis keterampilan yang akan diukur. Selain itu indikator harus
disesuaikan dengan aspek keterampilan yang diukur. Instrumen yang akan dibuat
terlebih dulu dibuat kisi-kisi yang selanjutnya dituangkan dalam instrumen berupa
31
lembar observasi. Penilaian ahli dimaksudkan untuk memberi masukan terhadap
kesesuaian indikator dan penjabaran indikator yang telah disusun.
b. Reliabilitas
Reliabel artinya dapat dipercaya. Reliabilitas lembar observasi dengan
triangulasi penyelidik, yaitu teknik triangulasi dengan jalan memanfaatkan peneliti
atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data
(Moeleong, Lexy J, 2002:178). Pemanfaatan pengamat lain membantu mengurangi
kemelencengan pengumpulan data. Cara yang digunakan adalah dengan
membandingkan hasil pengamatan 3 observer yaitu peneliti, guru, dan observer lain.
D. Rancangan Penelitian
Berdasarkan masalah-masalah yang akan dipelajari, maka penelitian ini
menggunakan metode eksperimen semu (Quasi exsperimental research) karena
peneliti tidak dapat mengontrol semua variabel. Tujuan penelitian eksperimen adalah
untuk mencari hubungan sebab akibat dengan memberi perlakuan-perlakuan tertentu
pada dua kelompok eksperimen. Rancangan penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Rancangan Penelitian Randomized Control Only DesignGroup Treatment Post TestEksperimen Group (R) X OControl Group (R) - O
Keterangan:
X : Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen yaitu dengan
penggunaan modul hasil penelitian
O : Observasi atau pengukuran
(R) : Random assigment (pemilihan kelompok secara random)
32
E. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t. Teknik
analisis data ini digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dikemukakan di depan.
1. Sebelum Penelitian (Uji Keseimbangan)
Uji ini dilakukan pada saat kedua kelompok sebelum dikenai perlakuan
bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut seimbang. Secara
statistik, apakah terdapat perbedaan mean yang berarti dari dua sampel yang
independen. Uji yang digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut
seimbang digunakan uji-t. Sebelum uji-t, dilakukan uji prasyarat yaitu uji Anderson-
Darling untuk uji normalitas dan uji Levene’s untuk uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Perhitungan uji normalitas sampel menggunakan uji Anderson-Darling pada
Minitab 16.
1) Hipotesis
H0 : µ1 = µ2 (sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal)
H1 : µ1 ≠ µ2 (sampel tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal)
2) Taraf signifikan (α) = 0,05
3) Keputusan uji untuk nilai probabiliti (p-value) lebih besar dari nilai signifikasi
α = 0,05 sehingga H0 diterima
4) Simpulan:
a) Sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal jika H0 diterima
b) Sampel tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal jika H0 ditolak.
b. Uji Homogenitas
Perhitungan uji homogenitas sampel menggunakan uji Levene’s pada Minitab
16.
1) Hipotesis
H0 : µ1 = µ2 (semua variasi homogen)
H1 : µ1 ≠ µ2 (tidak semua variasi homogen)
33
2) Taraf signifikan (α) = 0,05
3) Keputusan uji untuk nilai probabiliti (p-value) lebih besar dari nilai signifikasi α =
0,05, H0 diterima
4) Simpulan:
a) Semua variasi sampel homogen jika H0 diterima.
b) Tidak semua variasi homogen jika H0 ditolak.
c. Uji Keseimbangan
Perhitungan uji keseimbangan sampel menggunakan T-test pada Minitab 16.
1) Hipotesis
H0 : µ1 = µ2 (kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama)
H1 : µ1 ≠ µ2 (kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang tidak sama)
2) Taraf signifikan (α) = 0,05
3) Keputusan uji untuk nilai probabiliti (p-value) lebih besar dari nilai signifikasi α =
0,05, H0 diterima.
4) Simpulan:
a) Kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama jika H0 diterima.
b) Kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang tidak sama jika H0 ditolak.
2. Analisis Data
a. Uji Prasyarat Analisis
1. Uji Normalitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini dari
populasi atau distribusi normal atau tidak. Perhitungan uji normalitas pada penelitian
ini menggunakan uji Anderson-Darling.
34
2. Uji Homogenitas Variansi
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah variansi-variansi dari sejumlah
populasi apakah sama atau tidak. Perhitungan uji homogenitas pada penelitian ini
menggunakan uji Levene’s.
b. Uji Hipotesis
Uji hipotesis pada penelitian menggunakan uji t dengan menggunakan bantuan
program Minitab 16.
35
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Data Identifikasi Fungi dalam Tape Talas
Penelitian identifikasi fungi dalam tape talas dilaksanakan di laboratorium
Mikrobiologi serta laboratorium Struktur dan Perkembangan Tumbuhan Program Studi
Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga
Agustus 2011. Data yang diperoleh berupa jenis-jenis jamur/fungi hasil dari identifikasi
yang terdapat pada tape talas yang meliputi ciri morfologinya. Identifikasi fungi dalam
penelitian ini hanya sampai pada genus. Data hasil penelitian identifikasi fungi dalam
tape talas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2 dan secara lengkap
terangkum dalam Tabel 6 dan 7.
Tabel 6. Daftar Hasil Isolasi dan Identifikasi Fungi dalam Tape TalasJenis Tape Jenis Ragi yang Digunakan Isolat fungiTape Talas NKL (Na Kok Liong) Aspergillus
Saccharomyces
Tabel 7. Hasil Identifikasi Gambar Fungi dalam Tape Talas Fermentasi
Jumlah ragi 0,5 gram 1gram 1,5 gram
36 jam
48 jam
36
60 jam
Karakteristik isolat fungi dalam tape talas meliputi karakteristik
makroskopis dan mikroskopis. Karakteristik isolat fungi dari tape talas dapat
dilihat pada Tabel 8 dan 9.
Tabel 8. Karakteristik Isolat Fungi dalam Tape Talas secara MakroskopisPenggolongan Fungi Karakteristik isolat Hasil IdentifikasiKapang Lapisan konidiofor bewarna putih Aspergillus kecokelatan, miselium yang tampak jelas, koloni tampak memiliki lapisan basal berwarna putih kekuningan, kepala konidia bewarna hitam atau coklat tua, bentuk bulat
Khamir Koloni berwarna putih krem, licin, Saccharomyces tanpa miselium/pseudomiselium
Tabel 9. Karakteristik isolat Fungi dalam Tape Talas secara MikroskopisPenggolongan Fungi Karakteristik isolat Hasil Identifikasi
Kapang Memiliki konidiofor tegak, Aspergillus tidak bersepta dan bercabang, konidia tersusun 1 sel, ujung konidiofor membengkak membentuk vesikel, bulat membentuk rantai,
Khamir Sel tunggal/ bergerombol, Saccharomyces sel berbentuk oval/bulat, melakukan budding/pertunasan, membentuk rantai.
Hasil penelitian menunjukkan dalam tape talas ditemukan 2 jenis fungi
dari 2 genus yang berperan dominan dalam fermentasi talas. Fungi yang terdapat
dalam tape talas secara jelas disajikan pada Gambar 6 dan 7.
37
Gambar 6. Genus Saccharomyces dalam Tape TalasKlasifikasi :Kingdom : FungiDivisi : AscomycotaClass : HemiascomycetesOrdo : SaccharomycetalesFamili : SaccharomycetaceaeGenus : Saccharomyces
Gambar 7. Genus Aspergillus dalam Tape Talas
Klasifikasi :
Kingdom : FungiDivisi : AscomycotaKelas : EuascomycetesSub – kelas : PlectomycetesOrdo : MonilialesFamili : MoniliaceaeGenus : Aspergillus
Kedua jenis fungi inilah yang berperan dalam proses fermentasi tape talas.
Berikut disajikan gambar Saccharomyces sp dan Aspergillus sp sebagai
pembanding dengan spesies yang ditemukan dalam tape talas.
38
a. b.Gambar 8. spesies a: Aspergillus sp, spesies b: Saccharomyces spSumber. Tom Volk (2005)
Dwijoseputro (1976) telah melakukan penelitian isolasi mikroorganisme
dari ragi tape yang berasal dari Malang dan Surakarta. Ragi asal Malang yang
diteliti ditemukan kapang Aspergillus oryzae, khamir Candidaparapsilosis, C.
Melinii, Hansenula subpelliculosa, H. Anomala dan H. Malanga nov. Sp.
Sedangkan pada ragi yang berasal dari Surakarta ditemukan adanya kapang
Chlamydomucor oryzae (Amylomyces rouxii) dan C.laktosa.
Dyah Sista Raharjanti (2006) telah melakukan identifikasi
mikroorganisme pada ragi tape dari tiga daerah yaitu DKI Jakarta, Semarang dan
Bandung menemukan kapang dan khamir yang dapat dikelompokkan menjadi 5
Genus yaitu Mucor, Rhizopus, Aspergillus, Saccharomycopsis dan
Saccharomyces.
Sejalan dengan penelitian tersebut Parichat Hongsprabhas dan Ken A.
Bucle (2003) yang melakukan isolasi fungi dari makanan tradisional dari ketela
pohon hasil fermentasi ditemukan kapang Absidia corymbifera, Penicillium
glabrum, Aspergillus nidulans, Chlamydomucor oryzae dari ragi merk NKL dan
A. Nidulans, A. flavus dan A. oryzae dari ragi tape merk Roda Mas.
Jika dibandingkan dengan hasil penelitian Dwijoseputro (1976), Dyah
Sista Raharjanti (2003) dan Hongsprabhas dan Ken A. Bucle (2003), fungi dari
jenis kapang dan khamir yang diperoleh secara umum hampir sama yaitu genus
Aspergillus dan Saccharomyces. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan
mikroorganisme yang terdapat dalam tape/ragi tape secara umum tidak berubah
banyak walaupun sudah diproduksi sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu.
39
Identifikasi fungi dalam tape talas dilakukan dengan tiga tahap yaitu
pembuatan tape talas sebagai penelitian pendahuluan, isolasi kapang dan khamir
dari tape talas dan identifikasi fungi yang tumbuh dari hasil isolasi sebagai
penelitian akhir.
Pembuatan tape talas sebagai penelitian pendahuluan secara ringkas
adalah sortasi terlebih dahulu. Talas dibersihkan dari tanah dan kotoran yang
melekat pada kulitnya serta dilakukan pengupasan. Setelah dikupas, talas dipotong
menjadi tiga bagian lalu dilakukan pencucian. Setelah itu dilakukan pengukusan
selama 15 menit. Talas yang telah dikukus didiamkan agar dingin setelah itu
dilakukan inokulasi ragi tape sesuai dengan jumlah yang sudah ditentukan. Ragi
tape yang dipakai dalam penelitian ini adalah ragi tape merk NKL. Proses akhir
dari pembuatan tape talas ini adalah pemeraman tape selama waktu yang telah
ditentukan yaitu 36 jam, 48 jam dan 60 jam. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
jenis-jenis fungi pada setiap lama fermentasi yang telah ditentukan.
Isolasi kapang dan khamir dilakukan setelah selesai waktu fermentasi
dari tape talas tersebut. Isolasi tersebut dilakukan dengan membuat ekstrak tape
talas dengan penambahan akuades sesuai dengan prosedur, setelah itu dilakukan
pengenceran 10-6, 10-7 dan 10-8. Suspensi ekstrak tape talas dipupukkan ke cawan
petri sebanyak 1 ml pada medium APDA (PDA + asam tartarat 10%) secara
merata pada keadaan steril. Setelah itu diinkubasi selama 2-3 hari pada suhu 28-
300C.
Identifikasi fungi sebagai penelitian akhir meliputi identifikasi secara
makroskopis dan mikroskopis. Identifikasi secara makroskopis dengan melihat
langsung koloni yang tumbuh dalam media APDA hasil dari isolasi. Identifikasi
secara mikroskopis dengan pengamatan menggunakan mikroskop dengan pewarna
lactopenol cotton blue agar kapang dan khamir tersebut mudah diamati dan
terlihat jelas miseliumnya. Fungi yangi sudah teramati dalam mikroskop
selanjutnya diidentifikasi dengan menggunakan kunci determinasi fungi.
40
a. Fungi dalam Tape Talas
Dari hasil penelitian dilaporkan ditemukan 2 jenis fungi yang dapat
dikelompokkan menjadi 2 genus yang terdapat dalam tape talas. Jenis fungi hasil
identifikasi dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Daftar Hasil Isolasi dan Identifikasi Fungi dalam Tape Talas Jenis Tape Jenis Ragi yang Digunakan Isolat fungiTape Talas NKL (Na Kok Liong) Aspergillus
Saccharomyces
b. Deskripsi Fungi dalam Tape Talas
Tape talas merupakan makanan hasil dari proses fermentasi. Fermentasi
tersebut tidak lepas dari peranan suatu mikroorganisme karena dalam
pembuatannya ditambahkan ragi tape sebagai starternya. Ragi tape yang
digunakan dalam penelitian ini adalah ragi merk NKL. Tanpa penambahan ragi
tape talas tidak akan menjadi tape karena tidak ada fermentasi hasil aktivitas
kimia dari mikroorganisme tersebut.
Mikroba yang terkandung dalam tape talas berupa kultur campuran
(mixed culture) yang terdiri dari fungi dan bakteri. Dalam penelitian ini hanya
pengamatan fungi yang dilakukan. Fungi sendiri digolongkan menjadi kapang dan
khamir. Perbedaan utamanya adalah kapang merupakan fungi yang mempunyai
filament/miselium, sedangkan khamir merupakan fungi sel tunggal tanpa filamen.
Fungi dalam tape talas tersebut dapat tumbuh dan berkembang dengan
cara menyerap dan menguraikan zat-zat yang terdapat dalam substrat yaitu talas
sehingga bisa dikatakan fungi tersebut bersifat saproba. Zat yang diambil berupa
karbohidrat yang terdapat dalam talas sehingga dapat disimpulkan bahwa semua
bahan makanan yang mengandung cukup karbohidrat bisa diolah atau
difermentasikan. Hal ini sejalan dengan Srikandi Fardiaz (1989:75) yang
mengatakan bahwa fungi dapat mensintesa protein dengan mengambil sumber
karbon dari karbohidrat, sumber nitrogen dari bahan organik atau anorganik,
mineral dari subtratnya.
Fungi dalam tape talas yang diamati terdiri atas 2 jenis yang dapat
digolongkan menjadi 2 genus yaitu genus Aspergillus dan genus Saccharomyces.
41
Identifikasi kapang dilakukan dengan melihat morfologinya secara mikroskopis
dan makroskopis. Identifikasi khamir juga didasarkan pada bentuk sifat
morfologinya yaitu bentuk sel vegetatif dan reproduksi vegetatifnya. Berikut
adalah kunci identifikasi fungi yang termasuk dalam kelompok kapang dan
khamir dari masing-masing genus menurut Srikandi Fardiaz (1992:221;252)
Kapang
Ordo Moniliales
Family Moniliaceae
Sifat umum : hifa septat, spora seksual tidak ada atau ada (beberapa membentuk
askospora)
1. Konidia merupakan sel tunggal
a. Konidia muncul dari sterigmata, membentuk rantai
a.1. Sterigmata muncul dari seluruh permukaan vesikel (pembengkakan
konidiofora). Mempunyai sel kaki (foot cell) ………… Aspergillus
Khamir
14.a. Askus yang matang tidak mudah pecah , askospora berbentuk bulat sampai
oval …………… Saccharomyces
c. Deskripsi Jenis Fungi dalam Tape Talas
Tape talas merupakan produk makanan hasil fermentasi dari
mikroorganisme. Mikroorganisme yang berperan dalam proses fermentasi tape
talas terdiri dari golongan kapang dan khamir. Dalam proses fermentasi tape talas
fungi yang terlibat jumlahnya lebih dari satu.
Identifikasi fungi dilakukan dengan melihat ciri morfologi. Kapang dan
khamir keduanya masuk dalam golongan fungi (jamur). Perbedaan utama antara
kapang dan khamir adalah kapang mempunyai filamen (miselium), sedangkan
khamir merupakan sel tunggal tanpa filamen.
Identifikasi kapang dilakukan dengan melihat bentuk morfologi terutama
secara mikroskopis. Sifat-sifat yang digunakan untuk identifikasi kapang adalah
hifa septat atau nonseptat, miselium terang atau keruh, ciri-ciri kepala pembawa
spora, penampakan sporangiofor atau konidiofor sederhana atau bercabang,
penampakan mikroskopis spora aseksual terutama konidia yang meliputi bentuk,
42
ukuran dan banyaknya sel serta ada tidaknya struktur spesifik misalnya
stolon,rizoid atau foot cell. Identifikasi khamir dilakukan dengan melihat sifat-
sifat morfologinya yang meliputi bentuk sel vegetatifnya (bentuk, ukuran) serta
reproduksi vegetatifnya (pertunasan, pembelahan, pembelahan tunas atau
pembentukan spora aseksualnya).
Adanya kunci identifikasi berdasarkan bentuk dan sifat morfologi, fungi
dapat diidentifikasi jenis sesuai dengan genusnya. Perbandingan ciri morfologi
dari fungi dalam tape talas dapat dilihat pada tabel 11.
Tabel 11. Perbandingan Ciri Morfologi Genus Fungi dalam Tape TtalasCiri morfologi Genus Aspergillus Genus SaccharomycesBentuk sel multiseluler Uniselulerhifa Mempunyai hifa sejati Tidak mempunyai hifaBentuk tubuh Tegak dengan konidiofor Bulat/ovalKepala spora Bergerombol membentuk Tidak mempunyai kepala spora sterigmata bentuk rantai Reproduksi Membentuk spora Pertunasan/buddingvegetatif
1. Genus Aspergillus
Pengamatan makroskopis memperlihatkan lapisan konidiofor bewarna
putih kecokelatan, miselium tampak jelas, koloni tampak memiliki lapisan basal
berwarna putih kekuningan, kepala konidia bewarna hitam atau coklat tua dan
bentuk bulat. Sedangkan hasil pengamatan mikroskopis memperlihatkan bentuk
konidiofor tegak, tidak bersepta dan bercabang, konidia tersusun 1 sel, ujung
konidiofor membengkak membentuk vesikel dan bulat membentuk rantai. Suhu
pertumbuhan kapang ini adalah berkisar 28-30 0C.
Kapang Aspergillus dapat menghasilkan enzim amilase. Oleh karena itu
kapang Aspergillus ini tumbuh baik pada substrat talas dimana talas mengandung
banyak pati (karbohidrat). Enzim amilase dapat menghidrolisis zat pati dan
merombak zat pati menjadi glukosa. Oleh karena itu proses pembuatan tape talas
ini dilakukan perebusan dahulu. Hal ini dilakukan agar pati terhidrolisis sehingga
lebih mempermudah proses fermentasi. Talas yang sudah direbus mempunyai rasa
yang sedikit manis. Menurut Gembong Tjitrosomo (1983) tape terdapat kapang
43
Aspergillus ditandai dengan adanya rambut-rambut lebat seperti kapas yang
menempel pada tape tersebut.
2. Genus Saccharomyces
Pengamatan makroskopis memperlihatkan koloni berwarna putih krem,
licin, tanpa miselium/pseudomiselium. Sedangkan pengamatan mikroskopis
memperlihatkan sel tunggal/ bergerombol, sel berbentuk oval/bulat, melakukan
budding/pertunasan dan membentuk rantai.
Aan Mau’izhatul Hasanah (2007: 28) mengatakan bahwa Saccharomyces
tumbuh pada suhu berkisar 28-30 0C pada suasana asam. Khamir ini
menghasilkan enzim zimase dan enzim invertase. Enzim tersebut berperan dalam
memecah glukosa menjadi alkohol dan karbondioksida.
C6H12O6 2 C2H5OH + 2 CO2 + 22 kkal
Gambar 9. Reaksi Fermentasi Gula oleh Saccharomycess cereviseaeProses fermentasi tape meliputi dua tahap yaitu pemecahan pati
(karbohidrat) menjadi menjadi glukosa oleh kinerja kapang dan selanjutnya
pemecahan glukosa menjadi alkohol dan karbondioksida oleh kinerja khamir.
d. Deskripsi Penerapan Hasil Penelitian
Konsep hasil penelitian identifikasi fungi dalam tape talas (Colocasia esculenta)
diimplementasikan sebagai sumber belajar berupa modul pada mata pelajaran
biologi SMA kelas X pada pokok bahasan fungi. Konsep hasil penelitian yang
dimaksud meliputi jenis-jenis fungi yang terdapat pada tape talas, ciri-ciri
morfologi dari setiap fungi, perbedaan fungi dengan tumbuhan tinggi lainnya,
konsep siklus reproduksi/pertumbuhan pada fungi khususnya pada fungi dalam
tape talas dan peranan fungi dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam
pembuatan tape.
Konsep hasil penelitian di atas relevan dengan silabus mata pelajaran
biologi kelas X SMA dengan kompetensi dasar mendeskripsikan ciri-ciri dan
jenis-jenis jamur berdasarkan hasil pengamatan, percobaan dan kajian literatur serta
peranannya bagi kehidupan. Materi pokok yang diajarkan kepada siswa meliputi
mengenali ciri–ciri morfologi jamur baik tingkat mikroskopis maupun
Saccharomyces cereviseae
44
makroskopis khususnya pada jamur dalam tape talas, melakukan kajian berbagai
literatur mengenai cara reproduksi jamur khususnya reproduksi fungi yang
terdapat dalam tape talas, memahami peranan jamur dalam kehidupan sehari-hari
salah satunya hasil fermentasi jamur dalam pembuatan tape talas.
Hasil penelitian sengaja dikemas sebagai sumber belajar (learning
resources by design) dalam bentuk fakta yang disusun berupa modul pelengkap
pembelajaran (modul pengayaan) yang didukung dengan Lembar Kegiatan Siswa
(LKS). Tambahan sumber belajar berbasis modul pelengkap pembelajaran ini
bertujuan untuk mengembangkan materi pelajaran yang sedang dipelajari siswa,
sebagai penuntun siswa dalam kegiatan pembelajaran dan untuk meningkatkan
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sehingga keterampilan-keterampilan
proses dalam belajar siswa dapat terarah.
Tolok ukur keberhasilan pemanfaatan hasil penelitian sebagai sumber
belajar dapat dilihat dari nilai keterampilan menginterpretasi data pengamatan
siswa melalui pengamatan langsung menggunakan lembar observasi.
Keberhasilan pemanfaatan hasil penelitian sebagai sumber belajar ditunjukkan
dengan rata-rata nilai keterampilan menginterpretasi data siswa kelas kontrol dan
kelas eksperimen. Apabila rata-rata nilai kelas eksperimen lebih besar dari kelas
kontrol maka pemanfaatan sumber belajar tersebut berhasil.
2. Deskripsi Data Implementasi Hasil Penelitian pada Pembelajaran Biologi
Data pada implementasi hasil penelitian dalam pembelajaran biologi
berupa keterampilan proses belajar yaitu keterampilan menginterpretasi data
pengamatan siswa pada materi fungi. Data-data tersebut diambil dari dua kelas
sebagai kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan jumlah 75 siswa dari
kelas X.3 dan X.4 SMA Al Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Kelas
X.4 sebagai kelompok eksperimen dengan pembelajaran menggunakan tambahan
sumber belajar dari hasil penelitian identifikasi fungi dalam tape talas dalam
bentuk media pembelajaran berupa modul pengayaan/modul pelengkap
pembelajaran. Kelas X.3 sebagai kelompok kontrol tanpa pembelajaran
menggunakan tambahan sumber belajar dari hasil penelitian identifikasi fungi
dalam tape talas dalam bentuk media pembelajaran berupa modul
pengayaan/modul pelengkap pembelajaran.
45
Data penelitian mengenai keterampilan menginterpretasi data siswa
diambil dari pengamatan langsung menggunakan lembar observasi. Lembar
observasi terdiri dari 3 aspek yang dijabarkan ke dalam beberapa indikator yang
mengukur keterampilan menginterpretasi data siswa. Indikator- indikator tersebut adalah
mencatat data hasil pengamatan/percobaan dalam bentuk tabel, menyalin data hasil
pengamatan/percobaan dalam bentuk gambar, menganalisis data pengamatan,
membandingkan data dari setiap pengamatan- pengamatan, mendefinisikan makna dari
gambar/tabel, memberikan alasan dari jawaban hasil analisa data pengamatan, dan
menarik kesimpulan.
Data penelitian mengenai keterampilan menginterpretasi data dari rata-
rata nilai setiap indikator pada pokok bahasan Fungi kelompok kontrol pada siswa
kelas X.3 SMA Al Islam 1 Surakarta dengan sampel sebanyak 38 siswa dan
kelompok eksperimen pada siswa kelas X.4 dengan sampel sebanyak 37 siswa
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2 dan disajikan dalam Tabel 12 dan 13
serta Gambar 10 dan 11.
Tabel 12. Hasil Analisis Rata-rata Nilai Setiap Indikator Lembar Observasi Keterampilan Menginterpretasi Data Kelas Kontrol
NO Indikator Keterampilan Menginterpretasi Data Rata-rata Nilai (%)1 Mencatat data hasil pengamatan/percobaan dalam bentuk tabel 86,672 Menyalin data hasil pengamatan/percobaan dalam bentuk gambar 78,253 Menganalisis data pengamatan 68,254 Membandingkan data dari setiap pengamatan- pengamatan 70,535 Mendefinisikan makna dari gambar/ tabel 70,536 Memberikan alasan dari jawaban hasil analisa data pengamatan 67,547 Menarik kesimpulan 61,58
46
86.67
78.25
68.25 70.53 70.5367.54
61.58
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100pe
rsen
tase
Rata-rata Nilai Keterampilan Menginterpretasi Data
Rata-rata Nilai Keterampilan Menginterpretasi Data
Gambar 10. Rata-rata Nilai Setiap Indikator Keterampilan Menginterpretasi Data Kelas Kontrol
Tabel 13. Hasil Analisis Rata-rata Setiap Indikator Lembar ObservasiKeterampilan Menginterpretasi Data Kelas Eksperimen
NO Indikator Keterampilan Menginterpretasi Data Rata-rata Nilai (%)1 Mencatat data hasil pengamatan/percobaan dalam bentuk tabel 84,682 Menyalin data hasil pengamatan/percobaan dalam bentuk gambar 78,20 3 Menganalisis data pengamatan 72,614 Membandingkan data dari setiap pengamatan- pengamatan 76,585 Mendefinisikan makna dari gambar/ tabel 76,586 Memberikan alasan dari jawaban hasil analisa data pengamatan 72,257 Menarik kesimpulan 75,32
47
84.68
78.2
72.61
76.58 76.58
72.25
75.32
66
68
70
72
74
76
78
80
82
84
86pe
rsen
tase
Rata-rata Nilai Keterampilan Menginterpretasi Data
Rata-rata Nilai Keterampilan Menginterpretasi Data
Gambar 11. Rata-rata Nilai Setiap Indikator Keterampilan Menginterpretasi Data Kelas Eksperimen
Data penelitian mengenai keterampilan menginterpretasi data siswa dari
nilai rata-rata semua indikator pada pokok bahasan Fungi kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen, selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2 dan
selengkapnya disajikan dalam Tabel 14 dan Gambar 12.
Tabel 14. Nilai Rata-rata Keterampilan Menginterpretasi Data Uraian Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Nilai rata-rata Keterampilan 71,90 76,70menginterpretasi data siswa
48
Berdasarkan Tabel diatas dapat disajikan dalam diagram batang sebagai berikut:
69
70
71
72
73
74
75
76
77
kelompok kontrol kelompok eksperimen
71.9
76.7Ra
ta-r
ata
nila
i dal
am p
erse
ntas
e
Gambar 12. Nilai Rata-rata Keterampilan Menginterpretasi Data
B. Pengujian Prasyarat Analisis Data
Pengujian prasyarat meliputi uji normalitas sebaran dan uji homogenitas
varians.
a. Uji Normalitas Sebaran
Uji normalitas sebaran bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya
data dari masing-masing kelas kontrol dan kelas eksperimen yang berasal dari
populasi. Untuk melakukan uji normalitas masing-masing sampel dalam
penelitian ini menggunakan uji Anderson-Darling dengan taraf signifikansi 5%.
Kriteria pengujian data berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika nilai
signifikansi probabilitasnya (p) lebih besar dari nilai signifikansi α = 0,05. Hasil
uji normalitas lembar observasi keterampilan menginterpretasi data pengamatan
secara lengkap disajikan pada Lampiran 3 dan secara ringkas dapat dilihat pada
Tabel 15.
49
Tabel 15. Hasil Uji Normalitas Keterampilan Menginterpretasi Data PengamatanKeterampilan kontrol eksperimen Taraf Signifikas Keputusan uji Ket. (p-value) (p-value) (α) H0
Menginter- 0,066 0,473 0,05 Diterima Normal pretasi data
Tabel 15 menunjukkan bahwa nilai probability (p-value) kelas kontrol
sama dengan 0,066 dan kelas eksperimen sama dengan 0,473. Nilai probability
dari kelas kontrol dan kelas eksperimen lebih besar dari nilai signifikasi α = 0,05
sehingga keputusan uji H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua
sampel pada penelitian ini terdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas Varians
Uji homogenitas varians dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel
berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Dalam penelitian ini, uji
homogenitas yang digunakan adalah uji Levene’s dengan taraf signifikansi 5%.
Kriteria pengujiannya adalah variansi populasi yang diteliti dinyatakan homogen
jika nilai signifikansi probabilitasnya (p) lebih besar dari nilai signifikansi α=0,05.
Hasil uji homogenitas keterampilan menginterpretasi data pengamatan secara
lengkap disajikan pada Lampiran 3 dan secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Hasil Uji Homogenitas Keterampilan Menginterpretasi Data Pengamatan untuk Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Keterampilan kontrol dan Taraf Signifikasi Keputusan uji Ket eksperimen(p-value) (α) H0
Menginter- 0,334 0,05 Diterima Homogen
pretasi data
Tabel 16 menunjukkan bahwa nilai probability (p-value) dari kelas kontrol
dan kelas eksperimen lebih besar dari taraf signifikasi α= 0,05 sehingga keputusan
uji H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua sampel berasal dari
populasi yang homogen.
C. Pengujian Hipotesis
Hasil uji t untuk data keterampilan menginterpretasi data pengamatan siswa,
disajikan secara lengkap pada Lampiran 4 dan secara ringkas pada Tabel 17.
50
Tabel 17. Hasil Perhitungan Uji t untuk Keterampilan Menginterpretasi Data Pengamatan
Keterampilan Uji t (p-value) Taraf Signifikasi Keputusan uji (α) H0
Menginter- 0,037 0,05 H o ditolakpretasi data
Tabel 17 menunjukkan bahwa nilai probability (p-value) uji t untuk
keterampilan menginterpretasi data pengamatan lebih kecil dari taraf signifikasi
α=0,05 sehingga keputusan uji H0 ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa
pemanfaatan hasil penelitian identifikasi fungi dalam tape talas (Colocasia
esculenta) sebagai sumber belajar berupa modul pada pokok bahasan fungi
berpengaruh nyata terhadap keterampilan menginterpretasi data siswa kelas X
SMA Al Islam 1 Surakarta.
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
Hasil penelitian identifikasi fungi dalam tape talas (Colocasia esculenta)
ini relevan dengan materi pelajaran biologi SMA kelas X pada pokok bahasan
fungi sesuai dengan kompetensi dasar mendeskripsikan ciri-ciri dan jenis-jenis
jamur berdasarkan hasil pengamatan, percobaan dan kajian literatur serta
peranannya bagi kehidupan, fungi dalam tape talas sebagai salah satu objek kajian
memuat materi pokok yang diajarkan kepada siswa meliputi ciri-ciri morfologi
fungi tersebut, pengelompokan jamur berdasarkan ciri-ciri tertentu, siklus hidup
fungi terutama fungi dalam tape talas dan peranan fungi dalam kehidupan sehari-
hari salah satunya dalam fermentasi jamur pembuatan tape talas.
Pemanfaatan modul hasil penelitian mengenai identifikasi fungi dalam
tape talas sebagai sumber belajar biologi dilakukan dalam upaya pencapaian
tujuan pengajaran salah satunya melatih keterampilan belajar yaitu keterampilan
menginterpretasi data dengan cara menafsirkan suatu benda, kenyataan, peristiwa,
konsep atau informasi yang telah dikumpulkan melalui pengamatan, serta dapat
dibedakan dan dibandingkan dengan suatu konsep yang lain. Pemanfaatan modul
hasil penelitian mengenai identifikasi fungi dalam tape talas sebagai sumber
belajar biologi tersebut dibuat khusus untuk melatih keterampilan
menginterpretasi data.
51
Berdasarkan data penelitian di SMA Al Islam 1 Surakarta, didapatkan nilai
rata-rata keterampilan menginterpretasi data kelompok kontrol adalah 71,90 dan
untuk kelompok eksperimen adalah 76,70. Perbandingan rata-rata nilai
keterampilan menginterpretasi data kelompok kontrol dan eksperimen
menunjukkan bahwa keterampilan menginterpretasi data siswa pada kelompok
eksperimen dengan tambahan sumber belajar berupa modul hasil penelitian lebih
baik bila dibandingkan dengan kelompok kontrol tanpa tambahan sumber belajar
berupa modul hasil penelitian.
Adanya perbedaan keterampilan menginterpretasi data antara kelompok
kontrol dengan kelompok eksperimen diatas disebabkan karena pada kelompok
eksperimen diberikan tambahan sumber belajar berupa modul hasil penelitian
dalam kegiatan belajar mengajarnya.
Konsep hasil penelitian pada identifikasi fungi dalam tape talas
digunakan sebagai salah satu acuan sumber belajar berupa modul. Proses dan
konsep dari penelitian serta hasil penelitiannya dijadikan sebagai sumber belajar
yang dipersiapkan sebagai sumber belajar yang nyata dan dapat digunakan secara
langsung oleh peserta didik.
Hasil penelitian identifikasi fungi dalam tape talas ini dimanfaatkan
sebagai acuan kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan kreativitas guru maupun siswa dalam pembelajaran dan
memberikan nilai lebih bagi hasil penelitian yang bermanfaat dalam
pembelajaran. Keterampilan yang dimaksud adalah keterampilan siswa dalam
proses pembelajaran yaitu menjelaskan suatu konsep materi pelajaran yang
diajarkan, membandingkan suatu konsep, menganalisis dan menarik kesimpulan
dari suatu fakta. Oleh sebab itu keterampilan menginterpretasi data siswa dapat
dilatih dan dikembangkan dengan baik melalui modul hasil penelitian tersebut.
Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Gulo (2002:60) bahwa seseorang
dapat menginterpretasi suatu konsep atau prinsip jika ia dapat menjelaskan secara
rinci makna, arti suatu konsep atau prinsip, atau dapat membandingkan,
membedakan, atau mempertentangkan dengan sesuatu yang lain. Sejalan dengan
hal tersebut Mulyasa (2005:49-50) mengungkapkan bahwa pendayagunaan
52
sumber belajar memiliki arti yang sangat penting, selain melengkapi, memelihara
dan memperkaya khasanah belajar, sumber belajar juga dapat meningkatkan
aktivitas dan kreativitas belajar, yang sangat menguntungkan baik bagi guru
maupun bagi peserta didik.
Secara umum, pemanfaatan modul hasil penelitian mengenai identifikasi
fungi dalam tape talas sebagai sumber belajar biologi menunjukkan hasil yang
lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran tanpa tambahan sumber belajar ini.
Rata-rata nilai keterampilan menginterpretasi data sebesar 76,70. Daryanto
(2010:26) menyebutkan bahwa penggunaan media cetak seperti buku suplemen
dalam pembelajaran dapat menambah perbendaharaan pengetahuan, keterampilan
dan sikap-sikap baru yang menunjang kepribadiannya. Sejalan dengan hal tersebut
Mulyasa (2005:48-49) mengungkapkan bahwa sumber belajar dapat memberikan
kemudahan kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi,
pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam proses belajar mengajar. Jadi
modul hasil penelitian ini dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam proses
belajar. Keterampilan siswa yang dimaksud salah satunya adalah keterampilan
menginterpretasi data pengamatan. Dengan dimanfaatkannya modul sebagai
sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan pengetahuan,
aktivitas, keterampilan, motivasi dan kreativitas guru maupun siswa dalam
pembelajaran dan memberikan nilai lebih bagi hasil penelitian yang bermanfaat
dalam pembelajaran.
Sumber belajar yang digunakan sebagai media pembelajaran berupa
modul hasil penelitian berpengaruh positif terhadap keterampilan. Keterampilan
merupakan kemampuan menggunakan pikiran, nalar dan perbuatan secara efisien
dan efektif untuk mencapai hasil tertentu termasuk kreatifitas. Modul merupakan
sumber belajar yang dilengkapi dengan Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Lembar
Kegiatan Siswa diberikan pertanyaan yang melatih keterampilan menginterpretasi
data pengamatan. Keterampilan menginterpretasi data pengamatan dijabarkan
dalam beberapa indikator yaitu mencatat data hasil pengamatan/percobaan dalam bentuk
tabel, menyalin data hasil pengamatan/percobaan dalam bentuk gambar, menganalisis
data pengamatan, membandingkan data dari setiap pengamatan- pengamatan,
mendefinisikan makna dari gambar/ tabel, memberikan alasan dari jawaban hasil analisa
53
data pengamatan dan menarik kesimpulan. Dari Lembar Kegiatan Siswa yang
memuat pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dilihat keterampilan
menginterpretasi data setiap siswa. Setiap indikator dalam keterampilan
menginterpretasi data pengamatan terlihat dengan bantuan Lembar Kegiatan
Siswa yang terdapat dalam modul.
Tambahan sumber belajar yang dikemas menarik dan efektif dalam
bentuk modul membantu siswa dalam mengembangkan kegiatan secara mandiri.
Melalui latihan-latihan yang diberikan dalam lembar kegiatan siswa dapat melatih
keterampilan belajar dan pengalaman belajarnya. Dengan demikian kreativitas
siswa berkembang dan juga keterampilan belajarnya juga dapat berkembang.
Pengembangan sumber belajar yang efektif, efisien, menarik dan inovatif
menjadi tanggung jawab guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Guru harus
dapat mempersiapkan pembelajaran dengan memanfaatkan aneka sumber belajar
yang dapat mendukung, memperluas meteri pelajaran dan meningkatkan
keterampilan yang diberikan kepada siswa, serta memberikan kesempatan kepada
siswa untuk dapat mengembangkan pengetahuannya.
Salah satu keunggulan dari modul adalah melatih keterampilan secara
mandiri yang merupakan salah satu tujuan dari belajar. Pemberian tambahan
sumber belajar dari hasil penelitian berupa modul dapat memberikan tambahan
pengetahuan dan pengalaman secara mandiri bagi siswa. Pengalaman inilah yang
dapat melatih keterampilan belajar siswa diantaranya adalah keterampilan
menginterpretasi data. Sejalan dengan yang diungkapkan Allen dalam Daryanto
(2010) bahwa media pembelajaran memiliki kelebihan untuk tujuan belajar, antara
lain info faktual, pengenalan visual, prinsip dan konsep, prosedur, keterampilan
dan sikap. Jadi dapat disimpulkan bahwa modul dapat melatih keterampilan siswa
diantaranya keterampilan menginterpretasi data.
Setiap proses belajar siswa selalu menampakkan kegiatan dengan bentuk
yang beraneka ragam, mulai dari kegiatan fisik yang mudah teramati sampai
kegiatan psikis yang sulit diamati. Dalam proses pembelajaran yang menggunakan
sumber belajar berupa modul kegiatan siswa dapat diamati. Kegiatan tersebut
dapat dilihat dengan bantuan Lembar Kegiatan Siswa. Kegiatan yang dapat
diamati seperti mencatat data hasil pengamatan/percobaan dalam bentuk tabel, menyalin
54
data hasil pengamatan/percobaan dalam bentuk gambar, menganalisis data pengamatan,
membandingkan data dari setiap pengamatan- pengamatan, mendefinisikan makna dari
gambar/ tabel, memberikan alasan dari jawaban hasil analisa data pengamatan dan
menarik kesimpulan. Semua itu dapat ditunjang dengan adanya Lembar Kegiatan
Siswa dan pertanyaan yang mempermudah siswa dalam melatih keterampilan
menginterpretasi data. Pertanyaan dalam Lembar Kegiatan Siswa memberikan
panduan yang mempermudahkan siswa dalam melakukan dan melatih
keterampilan yang hendak diukur.
Pemberian tambahan sumber belajar dari hasil penelitian berbentuk modul
dapat memberikan tambahan pengetahuan dan siswa dapat menjelaskan,
membandingkan satu konsep dari hasil penelitian dengan konsep yang lain,
menganalisis data dan menyimpulkan suatu konsep. Dengan demikian siswa akan
aktif dan pemahaman siswa akan bertambah. Hal ini sejalan dengan Dimyati dan
Mudjiono (2002:45), dalam proses belajar siswa menampakkan keaktifan dengan
bentuk fisik maupun psikis. Kegiatan fisik berupa membaca, mendengar, menulis,
berlatih, ketrampilan-ketrampilan dan sebagainya. Kegiatan psikis misalnya
menggunakan pengetahuan yang dimiliki untuk memecahkan masalah yang
dihadapi, membandingkan satu konsep dengan konsep lain, menyimpulkan hasil
percobaan. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan
mengembangkan bakat yang dimilikinya, berfikir kritis, dan dapat memecah
permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari hari.
Sumber belajar dalam bentuk modul yang dikemas menarik dan dilengkapi
Lembar Kegiatan Siswa dapat melatih keterampilan menginterpretasi data. Modul
dikemas dengan menarik, disisipi dengan gambar, Lembar Kegiatan Siswa serta
penataan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa. Sumber bahan ajar berbentuk
modul ini dapat memberikan gambaran jelas pengetahuan yang susah untuk
dipahami dan memberikan keterangan untuk keterampilan yang sudah ditentukan.
Dengan demikian siswa dapat melatih dan mengembangkan keterampilan sesuai
dengan tujuan pembelajaran selain peningkatan penguasaan konsep belajar . Hal
ini sejalan dengan Walter Dick dan Lou Cary (1985) dalam Made Wena (2009)
bahwa modul unit pembelajaran berbentuk cetak yang menyajikan pengajaran
55
terpadu yang memiliki satu tema terpadu, menyajikan kepada siswa keterangan-
keterangan yang diperlukan untuk menguasai dan menilai pengetahuan dan
keterampilan yang ditentukan dan berfungsi sebagai satu komponen dari
keseluruhan kurikulum.
56
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. SIMPULANBerdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Identifikasi fungi dalam tape talas ditemukan dua genus yaitu genus
Saccharomyces dan genus Aspergillus dilihat dari ciri morfologi.
2. Pemanfaatan modul hasil penelitian identifikasi fungi dalam tape talas sebagai
sumber belajar biologi dan dampaknya berpengaruh nyata terhadap keterampilan
menginterpretasi data pada siswa kelas X SMA Al Islam 1 Surakarta tahun
pelajaran 2011/2012.
B. IMPLIKASI1. Implikasi Teoretis
Hasil penelitian secara teoretis dapat digunakan sebagai bahan kajian dan
referensi pada penelitian sejenis mengenai pemanfaatan hasil penelitian identifikasi
fungi dalam tape sebagai sumber belajar biologi berbasis modul.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini secara praktis dapat diterapkan pada proses pembelajaran
pada pokok bahasan fungi dan dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi guru
dalam memberikan pembelajaran biologi yaitu dengan melatih keterampilan
menginterpretasi data pengamatan siswa serta melakukan inovasi pembelajaran
dengan memberikan alternatif sumber belajar selain buku paket.
57
C. SARAN
1. Guru
a. Guru mata pelajaran biologi hendaknya mampu menumbuhkan dan
meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga penguasaan konsep dan
keterampilan belajar dapat tercapai secara optimal.
b. Guru hendaknya mengetahui karakteristik siswa dalam belajar sehingga dapat
menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan keadaan siswa.
c. Guru dalam menerapkan pembelajaran menggunakan sumber belajar berupa
modul perlu memperhatikan metode mengajar yang sesuai dengan materi
sehingga modul dapat berfungsi secara maksimal untuk melihat keterampilan
menginterpretasi data siswa.
d. Guru dalam menerapkan pembelajaran menggunakan sumber belajar berupa
modul hendaknya mampu mengatur waktu pelaksanaan dengan baik sehingga
semua aspek pembelajaran dapat disampaikan dan tujuan belajar dapat tercapai
secara maksimal.
2. Peneliti
Penelitian ini sangat terbatas pada kemampuan peneliti, maka perlu diadakan
penelitian yang lebih lanjut mengenai penerapan pembelajaran berbasis modul dalam
ruang lingkup yang lebih luas serta faktor-faktor lain yang turut berpengaruh terhadap
keterampilan menginterpretasi data pengamatan.
58
DAFTAR PUSTAKA
Acelajado, Maxima J. 2005. The Modular Teaching Approach in College Algebra: An Alternative to Improving the Learner’s Achievement, Persistence, and Confidence in Mathematics. International Journal of Education and Development Vol.5 No.6 2005 pages 294 - 312
Arentyba.2011.KandunganTalas.http://spentibafamily.blogspot.com/2011/04/kandungan-talas.html Di akses tanggal 15 Agustus 2011
B. Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Buckle, K.A and Hongsprabhas, P. 2003. Cooked and Raw Cassava Fermentation by Fungi Isolated from Traditional Femented Foods. Australia : University of New South Wales
Cyberedan.2011.WirausahaTalas.http://www.ariecyberedan.blogspot.com/2011/03/talas.html. Diakses tanggal 25 April 2011.
Dakimah Dwidjoseputro. 1976. Microbiological Studies of Indonesia Ragi. Jakarta : Dirjen Dikti
. 1978. Pengantar Mikologi. Bandung : Alumni
Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media
Dewi Sabita, Slamet dan Ignatius Tarwotjo. 1980. Majalah gizi dan makanan jilid 4, hal 26. Bogor : Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI
Djien, Swan, Ko. 1972. Tape Fermentation. International Journal of Microbiology, American Society for Microbiology Vol.25 No.5 1972 pages 976 - 978
Dyah Sista Raharjanti. 2006. Penghambatan Pertumbuhan Aspergillus parasiticus dan Reduksi Aflatoksin oleh Kapang dan Khamir Ragi Tape. Skripsi yang Diterbitkan. Bogor : IPB
Enco Mulyasa. 2005. Implementasi Kurikulum 2004: Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Gembong Tjitrosoepomo. 1990. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : UGM Press
Karina Simbolon. 2008. Pengaruh Persentase Ragi Tape dan Lama Fermentasi Terhadap Mutu Tape Ubi Jalar. Skripsi yang Diterbitkan. Medan: Fakultas Pertanian USU
59
Kemal Prihatman. 2000. Ttg Budidaya Pertanian. Jakarta. http://www.ristek.go.id
Lexy J Moleong. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Lim,Gloria. 1991. Indigenous Fermented Food in South East Asia. ASEAN Food Journal Vol.6 No.3 1991, pages 83 - 101
Made Wena. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer : Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta : Bumi Aksara.
Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Mollendorff, Wilhelm J. 2008. Characterization of Bacteriocins Produced by Lactic Acid Bacteria From Fermented Beverages and Optimization ofStarter Cultures. Thesis for the degree of Master of Science : Stellenbosch University
Nasution. 1998. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta : PT. Bina Aksara
Nono Sutarno. 2009. Materi dan Pembelajaran IPA SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Nuryani. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : Universitas Negeri Malang
Oemar Hamalik. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Prihatiningsih. 2000. Perbedaan Alkohol Pada Tape Ketan Hitam Yang Dibuat Secara Aseptik Dan Tradisional. Skripsi tidak diterbitkan. Malang. F. MIPA. Jurusan Biologi. UM.
Srikandi Fardiaz. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta: PT Gramedia PustakaUtama
. . 1989. Fisiologi Fermentasi. Bogor: Pusat Antar Universitas(PAU) IPB
Sudirman Siahaan. 2006. Bagaimana Memudahkan Peserta Didik Memahami Modul. Jurnal Teknodik No.18 Vol.X Juni 2006 halaman 89 - 119
Susiwi., Hinduan, Achmad A., Liliasari., dan Ahmad, Sadijah. 2009. Analisis Ketrampilan Proses Sains Siswa SMA Pada ”Model Pembelajaran Praktikum D-E-H”. Jurnal Pengajaran Mipa. 14(2): 87-104.
Wenno I. H. 2008. Strategi Belajar Mengajar Sains Berbasis Kontekstual. Yogyakarta: Inti Media.
Winarno. 1984. Enzim Pangan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
60
________. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia PustakaUtama.
________ dan S. Fardiaz. 1989. Biofermentasi dan Biosintesa Protein. Bandung.Angkasa.
W. Gulo. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.