penggunaan model pembelajaran snowball …6. cartam, s.pd. m.pd., selaku kepala smp pgri 1 ciputat...

249
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII-4 DI SMP PGRI 1 CIPUTAT. (Penelitian Kulitatif Deskriptif SMP PGRI 1 Ciputat di Kelas VIII-4) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan IPS Oleh: Mayasari NIM : 1111015000020 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016

Upload: others

Post on 18-Feb-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPS PADA SISWA

KELAS VIII-4 DI SMP PGRI 1 CIPUTAT.

(Penelitian Kulitatif Deskriptif SMP PGRI 1 Ciputat di Kelas VIII-4)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S.Pd)

Pada Program Studi Pendidikan IPS

Oleh:

Mayasari

NIM : 1111015000020

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016

Page 2: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka
Page 3: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka
Page 4: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka
Page 5: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka
Page 6: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

i

ABSTRAK

Penelitian ini adalah mengenai penggunaan model pembelajaran Snowball

Throwing pada mata pelajaran IPS. Penelitian ini bertujuan untuk melihat

bagaimana penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing untuk

meningkatkan motivasi belajar IPS siswa pada kelas VIII-4 di SMP PGRI 1

Ciputat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif,

yaitu penulis menguraikan temuan hasil penelitian dengan menggunakan kata-kata

atau kalimat dalam suatu struktur yang logik, serta menjelaskan konsep-konsep

dalam hubungan yang satu dengan lainnya. Dalam pengumpulan data, teknik yang

peneliti gunakan wawancara dan dokumentasi. Partisipan dalam penelitian ini

adalah siswa dan guru kelas VIII-4 SMP PGRI 1 Ciputat yang berjumlah 6 orang

siswa dan 1 orang guru IPS.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model Snowball Throwing

mempengaruhi motivasi belajar siswa, karena dengan menggunakan model

Snowball Throwing siswa merasa lebih tertarik dan lebih termotivasi. Dengan

menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing guru lebih mempersiapkan

materi sehingga membuat siswa menjadi lebih memahami materi yang dibahas,

dan guru lebih menjelaskan terlebih dahulu langkah-langkah dari model

pembelajaran Snowball Throwing agar siswa tidak merasa kesulitan ketika

pembelajaran berlangsung. Selain itu dengan berdiskusi menggunakan model

Snowball Throwing siswa yang tidak aktif di kelas dapat menyesuaikan diri

dengan siswa yang lebih aktif, dengan dibentuknya kelompok belajar siswa dapat

saling menghargai pendapat orang lain, siswa dapat saling berdiskusi dan

membuat siswa tidak tergantung pada guru. Kemudian dengan melempar bola

yang berisi pertanyaan dari satu siswa ke siswa lain dapat menarik perhatian siswa

sehingga siswa merasa penasaran akan pertanyaan yang didapat, dengan memutar

musik dalam pembelajaran Snowball Throwing membuat siswa merasa belajar

lebih semangat dan menyenangkan, dan dengan memberikan penghargaan berupa

hadiah kepada siswa yang dapat menjawab pertanyaan membuat siswa lebih

termotivasi untuk dapat menjawab pertanyaan yang didapat dengan tepat dan

benar.

Kata kunci : Model Snowball Throwing, Motivasi

Page 7: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

ii

ABSTRACT

This research aims to know how Snowball Throwing learning model

increases the students’ motivation in learning Social Science education the class

of VIII-4 at SMP PGRI 1 Ciputat. The method used is descriptive qualitative, the

writer explains the finding of the research using the words or sentences in logical

structure, and explains the concepts in the relationship of one and another.

Interview and document are the data collected for this research. The participants

of this research is 6 students of class VIII-4 SMP PGRI 1 Ciputat and 1 Social

Science Education teacher.

The result of the research shows that Snowball Throwing learning model

influences the students’ learning motivation because by using Snowball Throwing

model, the students become more interested and motivated. By using Snowball

Throwing learning model, the teacher can prepare the material better, therefore it

makes the students understand the material taught easier. And the teacher

explained the procedure using Snowball Throwing learning model first so that the

students can follow the classroom activities easier. Besides that, the discussion

that use Snowball Throwing learning model makes the students more active in the

classroom, by forming learning groups, the students can respect the other

students’ opinion, the students discuss the lesson and it makes the students do not

depend on the teacher. Then by throwing a ball of question from to another, it can

attract the students’ attention and make the students become curious about the

question inside the ball. By playing music in Snowball Throwing learning model,

it can make the students getting interested and motivated to learn full stop.

Moreover by giving reward, it can make the students become more motivated to

answer the questions correctly.

Keywords : Snowball Throwing Model, Motivation

Page 8: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

iii

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang pantas penulis ungkapkan selain Puji syukur kehadirat

Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah

kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya menuju jalan

yang diridhai oleh Allah .

Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas akademis di Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dalam mencapai gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd). Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya

bahwa skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan dari banyak pihak, oleh karena

itu penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu

dan memberikan motivasi maupun dorongan materil. Ucapan terima kasih

khususnya penulis sampaikan kepada :

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., Ketua jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbyah dan eguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Moch.Noviadi Nugroho, M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik

yang selalu memberi saran dan nasihat yang berguna bagi penulis

selama perkuliahan.

4. Mayla Dinia Husni Rahiem, MA., dan Moch.Noviadi Nugroho,

M.Pd., selaku dosen pembimbing dalam penyusunan skripsi ini.

Terima kasih atas keikhlasan dan kesabaran dalam memberikan

semangat dan bimbingan kepada penulis.

5. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu

pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti

perkuliahan semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan

mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

Page 9: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

iv

6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam

rangka menyelesaikan skripsi.

7. Surati, M.Pd., selaku guru mata pelajaran IPS yang sudah banyak

membantu penulis dalam melakukan penelitian ini.

8. Kepada Ayahanda Mursin dan Ibunda Rosmanah tercinta, yang

senantiasa memberikan, dorongan, doa, biaya, dan dukungannya

kepada penulis selama menempuh pendidikan di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas cinta, kasih sayang, dan

pengorbanan yang telah diberikan.

9. Mulyadi, Neneng, Nurinah, Santi, Andi Sanusi, Novianti, dan Ahmad

Sona S.Pd (Kakak) yang senantiasa mendoakan dan memberi

semangat pada penulis, terima kasih atas semua doa dan

dukungannya.

10. Yusran Masyhuri, sebagai motivator pribadi yang tanpa henti selalu

memberikan doa, dukungan dan semangat. Nasihat dan saran yang ia

berikan adalah hal yang mambuat saya untuk berusaha lebih baik.

11. Teman-teman seperjuangan Witi Astuti, Risnawati Dewi Yulianti, Ida

Mardiatul Laela, Evi Nurlaeli, Retno Utami, Desi Nopiyanti, Silpia

Ulhaq yang telah menjadi penyemangat bagi penulis.

12. Teman-teman PIPS Angkatan 2011 khususnya kelas C, terimakasih

atas doa dan motivasinya.

13. Teman-teman dan saudara-saudara di rumah Kak Melisa, Dewi, Orin,

Ayu, Dita, Yuli Phaull, Amel, Rayta, Gian, Tri yang selalu membantu,

mensupport serta memberikan semangat pada penulis, terima kasih

atas semua doa dan dukungannya.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini. Atas segala doa, semangat, bantuan

dorongan saya ucapkan terimakasih. Semoga Allah SWT melimpahkan Rahmat

dan Karunia-Nya serta membalas kebaikan semua pihak.

Page 10: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

v

Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya

dan pembaca pada umumnya.

Jakarta, Mei 2016

Penulis

Page 11: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................... i

ABSTRACK .................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x

DAFTAR GRAFIK ........................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 6

D. Perumusan Masalah....................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian........................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian......................................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................... 8

A. Landasan Teori .............................................................................. 8

1. Hakikat Model Pembelajaran ................................................... 8

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) 8

b. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif ............................. 10

c. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif ........................ 10

d. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif ........................................ 11

2. Hakikat Model Snowball Throwing.......................................... 12

a. Pengertian Model Snowball Throwing ................................ 12

b. Langkah-Langkah Pembelajaran Model Snowball Throwing 14

c. Kelebihan Model Snowball Throwing ................................. 15

d. Kelemahan atau Kekurangan Model Snowball Throwing ... 16

3. Hakikat Motivasi Belajar .......................................................... 18

Page 12: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

vii

a. Motivasi ............................................................................... 18

b. Belajar .................................................................................. 21

c. Motivasi dalam Belajar ........................................................ 24

4. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ...................... 34

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial ................................... 34

b. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial ......................................... 35

c. Karakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial ............................... 37

B. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................... 38

C. Kerangka Konseptual .................................................................... 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 42

A. Metode Penelitian .......................................................................... 42

B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 42

C. Sampel sumber data penelitian ...................................................... 44

D. Instrumen penelitian ...................................................................... 45

E. Teknik pengumpulan data ............................................................. 45

F. Teknik analisa data ........................................................................ 47

G. Rencana penguji keabsahan data ................................................... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................... 50

A. Pendahuluan .................................................................................. 50

B. Profil SMP PGRI 1 Ciputat ........................................................... 50

C. Informasi partisipan....................................................................... 54

D. Paparan data hasil penelitian ......................................................... 57

1. Pendapat Guru Mengenai Bagaimana Model Snowball Throwing

Mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa ................................... 58

2. Pendapat Siswa Mengenai Bagaimana Model Snowball Throwing

Memotivasi Mereka Untuk Belajar .......................................... 68

3. Penggunaan Model Snowball Throwing dan Hasil Belajar Siswa 87

E. Diskusi .......................................................................................... 89

Page 13: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

viii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 94

A. Kesimpulan ................................................................................... 94

B. Saran ............................................................................................. 95

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 14: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian ...................................................... 40

Tabel 4.1 Nilai Mata Pelajaran IPS ............................................................... 84

Page 15: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ............................................................... 38

Page 16: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

Lampiran 2 Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 3 RPP (Rencana Perencanaan Pembelajaran)

Lampiran 4 Instrumen Wawancara Guru

Lampiran 5 Instrumen Wawancara Siswa

Lampiran 6 Transkrip Wawancara Pembuka Guru

Lampiran 7 Transkrip Wawancara Inti Guru

Lampiran 8 Transkrip Wawancara Pembuka Siswa

Lampiran 9 Transkrip Wawancara Inti Siswa

Lampiran 10 Reduksi Data

Lampiran 11 Foto

Page 17: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sebuah sarana yang sangat penting bagi manusia,

dengan pendidikan manusia dapat meningkatkan harkat dan martabatnya baik

secara horisontal dalam hubungannya dengan sesama manusia maupun secara

vertikal dalam hubungannya kepada sang pencipta. Tujuan pendidikan adalah

perubahan perilaku yang diinginkan terjadi setelah siswa belajar.

Di sekolah, guru adalah salah satu komponen dalam kegiatan belajar

mengajar (KBM), yang memiliki posisi sangat menentukan keberhasilan

pembelajaran, karena fungsi utama guru ialah merancang, mengelola,

melaksanakan, mengevaluasi pembelajaran. Guru bertugas memberikan

pengajaran di dalam sekolah (kelas), agar tercapainya pembelajaran yang baik

guru perlu memahami sedalam-dalamnya pengetahuan yang akan menjadi

tanggung jawabnya dan menguasai dengan baik metode dan teknik pengajaran

yang digunakan dalam mengajar di dalam kelas. Tetapi selain itu hubungan guru

dengan siswa juga sangat penting dalam proses belajar mengajar, karena sebaik-

baiknya bahan pelajaran yang digunakan, dan sesempurnanya metode yang

digunakan jika hubungan guru dengan siswa merupakan hubungan yang tidak

harmonis maka dapat menciptakan suatu hasil yang tidak diinginkan.1 Untuk

mendapatkan hasil belajar yang optimal, banyak komponen-komponen yang

mempengaruhi kegiatan belajar-mengajar yaitu cara mengorganisasikan materi,

metode yang diterapkan, media yang digunakan dan lain-lain.

Peranan guru sangat penting dalam penyampaian atau pengajaran materi

pada peserta didik khususnya pada proses pembelajaran dikelas. Tak ada guru,

tidak ada pendidikan, tidak ada pendidikan tidak ada proses pencerdasan, tanpa

1 Sardirman A.M, Motivasi dalam Pendidikan, (Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada, 2012),

Cet. 21, h.147

Page 18: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

2

proses pencerdasan yang bermakna, pedidikan tidak akan berkembang.

Pernyataan ini bermakna bahwa proses pembelajaran akan lumpuh tanpa

kehadiran guru dalam mentransformasikan proses pembelajaran anak

didik.2Keberhasilan peserta didik dalam belajar sangat ditentukan oleh strategi

pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Guru dituntut untuk memahami

komponen-komponen dasar dalam melaksanakan pembelajaran di dalam kelas.

Oleh karena itu guru dituntut untuk paham tentang filosofi dari pembelajaran itu

sendiri. Mengajar tidak hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan, akan tetapi

juga sejumlah perilaku yang menjadi kebiasaan siswa. Keberhasilan pendidikan

bisa di lihat dari proses pembelajaran itu berlangsung, bagaimana guru mampu

menggunakan model pembelajaran yang menarik agar proses pembelajaran

berjalan efektif, dan dapat memotivasi belajar siswa dalam pembelajaran di kelas.

Baik buruknya suatu pendidikan dipengaruhi oleh bagaimana seorang

guru dapat menyampaikan atau mengajarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai

kehidupan yang mampu membawa peserta didik mewujudkan cita-citanya, baik

untuk dirinya, keluarga, masyarakat dan bangsanya. Terkait dengan pentingnya

peran seorang guru, maka setidaknya guru harus memiliki berbagai kemampuan,

tidak hanya kemampuan akademik yang harus dimiliki oleh seorang guru, akan

tetapi bagaimana seorang guru mempunyai kemampuan untuk memotivasi peserta

didik, agar mau belajar yang nantinya akan meningkatkan hasil belajar serta cita-

cita peserta didik.

Oleh karena itu bahwa peran guru tidak hanya sebatas pada proses

pembelajaran saja, akan tetapi peran guru berkaitan dengan kompetensi guru,

bahwa guru mempunyai delapan peran lainnya yang tentu saja berkaitan dengan

proses pembelajaran itu sendiri, antara lain peran guru adalah untuk melakukan

diagnosis terhadap perilaku siswa, guru membuat perencanaan pelaksanaan

pembelajaran (RPP), guru melaksanakan proses pembelajaran, guru sebagai

administrasi sekolah, guru sebagai komunikator, guru mampu mengembangkan

2Sudarwan Danim dan Yunan Danim, Administrasi Sekolah dan Manajemen

Kelas(Bandung: Pustaka Setia, 2010), hal. 63.

Page 19: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

3

keterampilan diri, guru dapat mengembangkan potensi anak (guru sebagai

demonstrator dan guru sebagai pengelola kelas) dan guru sebagai pengembang

kurikulum sekolah.

Berdasarkan hasil observasi melalui pengamatan dan wawancara yang

dilakukan oleh peneliti di SMP PGRI 1 Ciputat yang berlangsung bersamaan

dengan peneliti melaksanakan Praktek Profesi keguruan (PPKT) selama 4 bulan

dimulai dari bulan februari sampai dengan bulan mei 2015 maka diketahui proses

belajar IPS membosankan bagi siswa, kurangnya keaktifan siswa saat proses

pembelajaran, dan materi yang terlalu banyak sehingga membuat siswa malas

untuk membaca, hal ini menyebabkan motivasi belajar peserta didik rendah.

Selain faktor tersebut ada pula faktor lain yang berasal dari guru, yakni model

pembelajaran masih bersifat konvensional dengan model ceramah saja. Dalam

kegiatan pembelajaran, masih banyak guru yang nyatanya belum bisa menerapkan

model pembelajaran yang bervariatif, hubungan intrerpersonal antara guru dengan

siswa sangat kurang. Hanya sebagian kecil waktu pembelajaran yang digunakan

untuk kegiatan siswa, itu pun hanya untuk mencatat dan melaksanakan evaluasi.

Dan proses pembelajaran inilah yang menjadikan pembelajaran menjadi begitu

membosankan. Maka dari itu sebagai guru mata pelajaran IPS harus berani

menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi dengan model pembelajaran

yang berkembang saat ini.

Bagaimana pembelajaran akan berhasil sesuai dengan tujuan yang

diharapkan, sedangkan dalam kegiatan pembelajaran pun belum bisa

dikendalikan. Karena berdasarkan paparan diatas bahwasanya kondisi belajar

yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan menciptakan

suasana pembelajaran dalam kelas yang menyenangkan untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Agar pelaksanaan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan tujuan

pembelajaran, maka seorang guru harus mempunyai persiapan, kreativitas, model

dan media yang dapat mendukung proses pelaksanaan pembelajaran. Selain itu

ada tiga tahapan yang harus dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran

yaitu: perencanaan yang jelas, proses pembelajaran yang efektif, dan evaluasi.

Page 20: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

4

Jika ke tiga tahapan itu dapat dilakukkan oleh seorang guru, maka tujuan

pembelajaran akan memungkinkan dapat dicapai dengan maksimal. Hal ini

menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran dalam kegiatan belajar

mengajar sangatlah besar pengaruhnya dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa.

Berdasarkan latar belakang masalah yang di uraikan diatas peneliti dapat

menyimpulkan bahwa diperlukan model pembelajaran yang lebih berpusat pada

siswa (student centered) sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

yang sangat berpengaruh dengan hasil belajar siswa. Peneliti memilih salah satu

alternatif model pembelajaran yang dapat dikembangkan yaitu dengan model

Snowball Throwing. Pembelajaran Snowball Throwing ini salah satu model dari

pembelajaran kooperatif. Model Pembelajaran Snowball Throwing merupakan

model pembelajaran yang membagi murid di dalam beberapa kelompok, yang

dimana masing-masing anggota kelompok membuat bola pertanyaan. Guru yang

menggunakan strategi bertanya yang baik terhadap siswa secara individual

ternyata membantu siswa memiliki harga diri, menciptakan rasa aman dan

memahami identitasnya. Melalui penggunaan pertanyaaan oleh guru dalam

kegiatan belajar-mengajar, juga meningkatkan cara berfikir dan memotivasi siswa,

mempengaruhi secara positif dalam pencapaian hasil belajar siswa, dan membuat

siswa menjadi lebih percaya diri akan kemampuan dirinya dalam belajar.3

Menurut Bayor, “snowball throwing merupakan salah satu model

pembelajaran aktif (active learning) yang dalam pelaksanaannya banyak

melibatkan siswa”. Peran guru disini hanya pemberi arahan awal mengenai topik

pembelajaran dan selanjutnya, penertiban terhadap jalannya pembelajaran.4 Hal

ini dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Peneliti memilih model

pembelajaran Snowball Throwing ini sebagai model pembelajaran dalam proses

3Sapriya dkk, Konsep Dasar IPS, (Bandung: UPI, 2006) Cet. 1, h. 70

4Jumanta Hamdayama, Model Dan Metode Pembelajaran Kreatif Dan Berkarakter,

(Bogor : Ghalia Indonesia, 2014). Cet. 1, h.158

Page 21: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

5

belajar mengajar yang diharapkan dapat mengatasi masalah dalam pembelajaran

dan dapat memotivasi belajar siswa di kelas.

Selain penggunaan model pembelajaran secara tepat guru juga dituntut

mampu untuk menggunakan dan memanfaatkan sumber daya yang ada dengan

mengsinergikan semua potensi yang ada, baik dari potensi dan karakteristik guru

sebagai pendidik itu sendiri, peserta didik yang mempunyai potensi dan

karakteristik beragam, memanfaatkan media, sarana dan prasarana yang sudah

tersedia maupun lingkungan yang mempengaruhi berhasilnya sebuah tujuan

pendidikan.

Guru juga diharapkan memiliki kemampuan dalam membangun interaksi

dengan siswa saat mereka belajar di kelas atau di sekolah. Inilah problem yang

masih sangat sulit dipecahkan di dunia pendidikan. Selama ini, guru hanya

bertindak menyampaikan materi dengan metode ceramah saja. Hal ini disebabkan

minimnya kemampuan dari sebagian para guru dalam membangun kegiatan

pembelajaran yang baik. Mereka kurang memperhatikan model pembelajaran

yang menarik. Kelas tidak seharusnya diisi dengan kegiatan pembelajaran saja,

namun sebisa mungkin juga tercipta suasana pendidikan, pengarahan, pembinaan,

pengayoman, penguatan mental, pelatihan dan lain sebagainya.

Sehubungan dengan masalah tersebut dalam kesempatan ini penulis

bermaksud mengkajinya dalam skripsi dengan judul: Penggunaan Model

Pembelajaran Snowball Throwing untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPS

Pada Siswa Kelas VIII-4 Di SMP PGRI 1 Ciputat.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tidak terstruktur yang

dilakukan peneliti pada saat melaksanakan Praktek Profesi Keguruan (PPKT)

selama 4 bulan yaitu dimulai dari bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2015

di SMP PGRI 1 Ciputat, maka dapat diidentifikasi masalah diantaranya yaitu :

1. Proses pembelajaran IPS di kelas yang membosankan.

Page 22: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

6

2. Masih adanya siswa yang kurang aktif dan tidak menyukai mata

pelajaran IPS.

3. Model yang digunakan guru dalam pembelajaran IPS kurang

bervariasi, yaitu masih menggunakan metode ceramah.

4. Pembelajaran masih bersifat konvensional yang berpusat pada guru.

C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah tersebut serta mengingat luasnya permasalahan

yang ada, maka untuk mempermudah penulisan skripsi agar menjadi lebih terarah

penulis membatasi masalah ini pada penggunaan model pembelajaran Snowball

Throwing pada mata pelajaran IPS siswa kelas VIII-4 di SMP PGRI 1 Ciputat

dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Dengan melihat motivasi belajar

siswa setelah menggunakan model Snowball Throwing di kelas.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka masalah penelitian ini

adalah “Bagaimana penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing dapat

meningkatkan motivasi belajar IPS pada siswa kelas VIII-4 di SMP PGRI 1

Ciputat?”

E. Tujuan Penelitian

Penelitian kualitatif deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui sejauh

mana proses belajar siswa melalui model Snowball Throwing untuk meningkatkan

motivasi belajar IPS siswa di SMP PGRI 1 Ciputat.

F. Manfaat penelitian

Adapun kegunaan penelitin ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih dalam

pengembangan teori pembelajaran IPS, dan diharapkan dapat

Page 23: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

7

memberikan manfaat kepada pengembangan ilmu pengetahuan

pada dunia pendidikan khususnya di SMP PGRI 1 CIPUTAT.

b. Diharapkan dapat mengoptimalkan pelaksanaan pembelajaran

aktif dan peningkatan profesionalisme guru dan praktek

pembelajaran di kelas.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

Dengan adanya penelitian ini dapat membantu siswa dalam

memahami pelajaran IPS, mengoptimalkan kemampuan berpikir,

tanggung jawab dan kemampuan siswa dalam kegiatan pembelajaran

IPS.

b. Bagi Guru

Dengan adanya penelitian ini dapat menjadi masukan untuk

guru dalam hal melaksanakan pembelajaran dan menjadi wacana

tentang model pembelajaran yang efektif sebagai upaya untuk

meningkatkan motivasi belajar IPS siswa.

c. Bagi sekolah

Dapat dijadikan bahan acuan untuk mengoptimalkan sarana

dan prasarana dalam mendukung kegiatan belajar mengajar yang baik

dan juga memberikan masukan dalam usaha meningkatkan kualitas

peserta didik.

d. Bagi penulis

Diharapkan dapat menjadi bekal pengetahuan mengenai

model pembelajaran Snowball Throwing untuk meningkatkan

motivasi belajar dan dapat menerapkannya dengan baik dalam proses

belajar mengajar.

Page 24: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Hakikat Model Pembelajaran

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperative

Learning)

Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai

pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial.

Pembelajaran yang baik dan menarik akan menghasilkan hasil belajar

yang baik sehingga dapat menarik perhatian dan memotivasi belajar

siswa agar pada saat pembelajaran di kelas siswa tidak lagi merasa

bosan ataupun jenuh ketika pembelajaran itu di mulai.

Model pembelajaran merupakan landasan praktik

pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan belajar,

yang dirancang berdasarkan proses analisis yang diarahkan pada

implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di

depan kelas.1

Adapun menurut Soekamto yang dikutip dalam Trianto,

Model pembelajaran adalah gambaran yang melukiskan rencana

pembelajaran yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman

belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan model

pembelajaran ini berfugsi sebagai pedoman bagi para perancang

1 Ali Hamzah dan Muhlisrarini. Perencanaan Dan Strategi Pembelajaran Matematika,

(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014). Cet.1, h.153

Page 25: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

9

pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar

mengajar dalam tujuan pembelajaran”2

Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang

dirancang untuk membelajarkan kecakapan akademik (academic

Skill), sekaligus keterampilan sosial (sosial skill) termasuk

interpersonal skill.3

Menurut Jumanta Hamdayama, “Pembelajaran kooperatif

merupakan model pembelajaran yang mengelompokkan siswa ke

dalam kelompok kecil/tim kecil, yang berjumlah empat sampai

dengan 6 orang yang masing-masing siswa memiliki latar belakang

kemampuan, jenis kelamin, rasa tau suku yang berbeda”.4

Slavin mengemukakan, “In cooperative learning methods,

student work together in four member teams to master material

initially presented by the teacher.” Dari uraian tersebut dapat

dikemukakan bahwa cooperative learning adalah suatu model

pembelajaran yang membagi siswa ke dalam kelompok kecil terdiri

dari 4-6 orang secara acak sehingga dapat mendorong siswa untuk

lebih bergairah dan bersemangat dalam belajar dengan tercapainya

tujuan pembelajaran.5

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa Pembelajaran kooperatif adalah model

pembelajaran yang mengutamakan kerja sama dengan berkelompok

2Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progresif Konsep Landasan dan

Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta:Kencana,2011).

cet.4,h.22

3 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi bagi Guru Pendidik

dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, (Jakarta : Kencana, 2009) cet.1,

h. 271

4 Jumanta Hamdayama, Model Dan Metode Pembelajaran Kreatif Dan Berkarakter,

(Bogor: Ghalia Indonesia, 2014). Cet. 1, h.64

5 Tukiran Taniredja dkk .Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. (Bandung:

Alfabeta,2013) h.55

Page 26: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

10

untuk mencapai tujuan pembelajaran bersama. Pembelajaran

kooperatif (cooperative learning) merupakan sistem pengajaran yang

memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan

sesama siswa dalam tugas-tugasnya.

b. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Abdul Majid, ada tiga tujuan dalam pembelajaran

kooperatif yaitu pertama untuk meningkatkan kinerja siswa dalam

tugas-tugas akademik, kedua agar siswa dapat menerima teman-

temannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belakang, dan

yang ketiga mengembangkan keterampilan sosial siswa; berbagi tugas,

aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman

untuk bertanya, dapat mengungkapkan ide atau pendapat, dan bekerja

sama dalam kelompok.6

Dengan demikian tujuan dari pembelajaran kooperatif ini

dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, melatih siswa untuk

bekerja sama, siswa aktif dalam proses pembelajaran serta saling

menghargai pendapat siswa satu sama lain dalam mengungkapkan

pendapatnya masing-masing sehingga membuat siswa lebih percaya

diri akan kemampuannya dalam belajar.

c. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan kegiatan pembelajaran

yang dilakukan oleh siswa di dalam kelompok untuk tercapainya

tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dalam pembelajaran

kooperatif ini terdapat lima langkah atau tahapan dalam menggunakan

pembelajaran kooperatif yaitu langkah awal pembelajaran di mulai

dari guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan juga memotivasi

6 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), cet. 1, h.

175

Page 27: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

11

siswa untuk belajar, selanjutnya siswa di kelompokkan dalam

kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang, lalu guru

membimbing siswa pada saat kegiatan belajar siswa dalam

menyelesaikan tugas bersama mereka, setelah itu guru mengevaluasi

tentang apa yang telah mereka pelajari pada saat pembelajaran di

kelas, kemudian yang terakhir guru memberikan penghargaan berupa

hadiah terhadap usaha-usaha siswa dalam bekerja sama mapun

individu.7

Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif ini

mengajarkan siswa untuk bekerja sama, dimana adanya saling tukar

pendapat antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya dalam

menyelesaikan tugas dan berkolaborasi pada saat pembelajaran di

kelas. Hal ini membuat siswa mengalami proses pembelajaran yang

bermakna.

d. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif ini mencerminkan bahwa manusia

belajar dari pengalaman dan keikutsertaan dalam kelompok kecil

untuk mengembangkan sikap kerja sama siswa dan cara berfikir siswa.

Pembelajaran kooperatif mempunyai tujuh ciri-ciri atau karakteristik,

diantaranya: pertama kelompok dibentuk dengan siswa kemampuan

tinggi, sedang, dan rendah, kedua didalam kelompoksiswa harus

sama-sama berusaha untuk mendapatkan hasil yang baik, ketiga

seluruh anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama yang ingin

dicapai, keempat siswa saling membagi tugas dan tanggung jawab

yang sama dengan teman sekelompoknya, kelima guru mengevaluasi

semua kegiatan dalam pembelajaran, keenam antar siswa berbagi

7 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran sebagai Referensi bagi Guru Pendidik

dalam Implementasi Pembelajaran yang efektif yang Berkualitas, (Jakarta: Kencana, 2009), Cet,1,

h.271

Page 28: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

12

keterampilan yang kreatif untuk saling bekerja sama, dan yang ketujuh

siswa diminta untuk mempertanggungjawabkan materi yang dipahami

sesuai kemampuan masing-masing siswa.8

Dapat disimpulkan dari paparan diatas, ciri-ciri pembelajaran

kooperatif ini agar siswa mempunyai rasa tanggung jawab, saling

kerjasama antar siswa yang satu dengan siswa lainnya, saling

menghargai pendapat orang lain, dan membuat siswa menjadi lebih

berani dalam mengungkapkan pendapatnya.

2. Hakikat Model Snowball Throwing

a. Pengertian Model Snowball Throwing

Secara etimologi Snowball berarti bola salju, sedangkan

throwing artinya melempar. Snowball Throwing secara keseluruhan

dapat diartikan melempar bola salju. Dalam pembelajaran Snowball

Throwing, bola salju merupakan kertas yang berisi pertanyaan yang

dibuat oleh siswa kemudian dilempar kepada temannya sendiri untuk

dijawab.

Menurut Bayor, “Snowball Throwing merupakan salah satu

model pembelajaran aktif (active learning) yang dalam

pelaksanaannya banyak melibatkan siswa”. Peran guru disini hanya

pemberi arahan awal mengenai topik pembelajaran dan selanjutnya,

penertiban terhadap jalannya pembelajaran.9

Menurut Arahman, Snowball Throwing adalah suatu model

pembelajaran yang dimulai dengan pembentukan kelompok yang

diwakili masing-masing dari ketua kelompok untuk mendapat

8 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran sebagai Referensi bagi Guru Pendidik

dalam Implementasi Pembelajaran yang efektif yang Berkualitas, (Jakarta: Kencana, 2009), Cet,1,

h.270

9 Jumanta Hamdayama, Model Dan Metode Pembelajaran Kreatif Dan Berkarakter,

(Bogor: Ghalia Indonesia, 2014). Cet. 1, h.158

Page 29: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

13

penjelasan materi dari guru, kemudian masing-masing siswa membuat

pertanyaan sesuai materi yang dibahas dan dibentuk seperti bola

(kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain kemudian masing-

masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh secara

bergantian.10

Pembelajaran Snowball Throwing ini merupakan salah satu

model dari pembelajaran kooperatif. Pembelajaran Snowball

Throwingini merupakan model pembelajaran yang membagi murid ke

dalam beberapa kelompok, yang dimana masing-masing anggota

kelompok membuat bola pertanyaan sesuai dengan materi yang

dibahas.

Model Pembelajaran Snowball Throwing disebut juga dengan

model pembelajaran gelundungan bola salju. Model pembelajaranini

melatih siswa untuk lebih tanggap dan menghargai pendapat siswa

lain dalam bentuk bola salju yang terbuat dari kertas, dan

menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok.

Pembelajaran dengan model Snowball Throwing,

menggunakan tiga penerapan pembelajaran antara lain: pengetahuan

dibangun sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks

yang terbatas melalui pengalaman nyata (constructivisme),

pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan

hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan

sendiri (inquiry), pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula

dari “bertanya” (questioning); dari bertanya siswa dapat menggali

10 Jumanta Hamdayama, Model Dan Metode Pembelajaran Kreatif Dan Berkarakter,

(Bogor: Ghalia Indonesia, 2014). Cet. 1, h.158

Page 30: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

14

informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui dan

mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui.11

Penjelasan yang beragam diatas mengandung satu pengertian,

yaitu Snowball Throwing adalah suatu model pembelajaran yang

membagi murid dalam beberapa kelompok, yang nantinya masing-

masing anggota kelompok membuat sebuah pertanyaan pada selembar

kertas dan membentuknya seperti bola, kemudian bola tersebut

dilempar ke murid yang lain selama durasi waktu yang ditentukan,

yang selanjutnya masing-masing murid menjawab pertanyaan dari

bola yang diperolehnya. Dalam model pembelajaran Snowball

Throwing lebih mengutamakan pendalaman pengetahuan

dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat

pengetahuan tersebut.

b. Langkah-Langkah Pembelajaran Model Snowball Throwing

Model pembelajaran Snowball Throwing ini merupakan salah

satu tipe model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini

menggali potensi siswa dalam bekerjasama dan juga melatih siswa

untuk membuat serta menjawab pertanyaan melalui permainan dalam

bentuk bola salju. Adapun langkah-langkah pembelajaran dalam

menggunakan model Snowball Throwing yaitu pertama guru

menyampaikan materi yang akan dibahas, kedua guru membentuk

kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk

memberikan penjelasan tentang materi, ketiga masing-masing ketua

kelompok kembali ke kelompoknya, lalu menjelaskan materi yang

disampaikan oleh guru kepada teman kelompoknya, keempat masing-

masing murid diberi satu lembar kertas untuk membuat pertanyaan

tentang materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok, kelima

11 Jumanta Hamdayama, Model Dan Metode Pembelajaran Kreatif Dan Berkarakter,

(Bogor: Ghalia Indonesia, 2014). Cet. 1, h.157

Page 31: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

15

kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar

dari satu siswa ke siswa lainnya selama kurang lebih 15 menit,

keenam setelah setiap siswa mendapat satu bola yang berisikan

pertanyaan, diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang

tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian, dan

yang ketujuh guru melakukan evaluasi dan penutup pada akhir

pembelajaran.12

Adapun aturan atau cara bermain dalam model pembelajaran

Snowball Throwing ini yaitu guru melemparkan bola secara acak

kepada salah satu siswa, selanjutnya siswa yang mendapatkan bola

melemparkannya ke siswa yang lain secara acak atau sengaja, lalu

siswa yang mendapatkan bola dari temannya melemparkan kembali

atau mengoper ke siswa lainnya, setelah itu siswa yang terakhir

berkewajiban untuk menjawab soal yang ada dalam bola kertas

tersebut, kemudian guru mengulangi secara terus-menerus metode

diatas sampai soal yang disediakan itu habis atau waktu habis.

Ketentuan cara bermain dalam model pembelajaran ini agar

ketika model Snowball Throwing ini diterapkan siswa tidak lagi

bingung atau merasa kesulitan dalam belajar dengan menggunakan

model Snowball Throwing.

c. Kelebihan Model Snowball Throwing

Model Snowball Throwing mempunyai beberapa kelebihan

yang semuanya melibatkan dan keikutsertaan siswa dalam

pembelajaran. Kelebihan dari model Snowball Throwing yaitu

pertama suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswa

belajar sambil bermain dengan melempar bola kertas kepada siswa

12 Ali Hamzah dan Muhlisrarini. Perencanaan Dan Strategi Pembelajaran Matematika,

(Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2014). Cet.1, h.173

Page 32: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

16

lain, kedua siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan

kemampuan berpikir karena diberi kesempatan untuk membuat soal

dan diberikan kepada siswa lain, ketiga membuat siswa siap dengan

berbagai kemungkinan karena siswa tidak tahu soal yang dibuat

temannya seperti apa, keempat siswa terlibat aktif dalam

pembelajaran, kelima guru tidak terlalu repot membuat media karena

siswa terjun langsung dalam praktek, keenam pembelajaran menjadi

lebih efektif, ketujuh dari model ini mempengaruhi tiga aspek yaitu

aspek kognitif, afektif, dan psikomotor dapat tercapai.13

Penulis dapat menyimpulkan bahwa kelebihan dari model

pembelajaran Snowball Throwing ini yaitu dapat menciptakan suasana

yang menyenangkan pada saat proses pembelajaran di kelas. Siswa

akan menjadi lebih mudah dalam memahami konsep-konsep dasar dan

juga ide-ide lebih banyak dan lebih baik dengan adanya saling

bertukar pendapat satu sama lain. Model pembelajaran ini juga dapat

mendorong atau memotivasi siswa untuk belajar sehingga

mempengaruhi hasil belajar siswa yang ingin dicapai dalam

pembelajaran di kelas.

d. Kelemahan atau Kekurangan Model Snowball Throwing

Selain mempunyai kelebihan, model pembelajaran Snowball

Throwing juga mempunyai kekurangan. Kekurangan dari model ini

adalahmodel pembelajaran ini sangat bergantung pada kemampuan

siswa dalam memahami materi sehingga apa yang dikuasai siswa

hanya sedikit, lalu setiap ketua kelompok yang tidak mampu

menjelaskan dengan baik tentu menjadi penghambat atau kendala bagi

anggota lain dalam menjelaskan materi yang sudah disampaikan oleh

guru sehingga memerlukan waktu yang cukup lama untuk berdiskusi,

13 Jumanta Hamdayama, Model Dan Metode Pembelajaran Kreatif Dan Berkarakter,

(Bogor: Ghalia Indonesia, 2014). Cet. 1, h.161

Page 33: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

17

kemudian didalam model pembelajaran Snowball Throwing tidak ada

kuis individu maupun penghargaan kelompok sehingga siswa saat

berkelompok kurang termotivasi untuk bekerjasama namun tidak

menutup kemungkinan bagi guru untuk memberikan penghargaan

kelompok, dan yang terakhir murid yang nakal cenderung membuat

keributan (onar) di kelas sehingga keadaan kelas menjadi gaduh pada

saat pembelajaran.14

Akan tetapi kelemahan dalam penggunaan model ini dapat

tertutupi dengan cara: pertama guru dapat menerangkan terlebih

dahulu materi yang akan dijelaskan secara singkat, kedua guru

memberikan batasan waktu dalam pembuatan kelompok dan

pembuatan pertanyaan, ketiga guru ikut serta dalam pembagian

kelompok sehingga kegaduhan bisa teratasi, keempat guru

membedakan anak yang sering membuat gaduh dalam kelompok,

kelima namun, juga tidak menutup kemungkinan guru memberikan

penghargaan bagi kelompok yang bisa menjawab pertanyaan sebagai

dorongan untuk memotivasi semangat siswa.15

Dengan adanya kekurangan dari model pembelajaran

Snowball Throwing ini, akan menjadi tantangan atau pacuan bagi guru

untuk mengembangkan model pembelajaran yang masih bersifat

konvensional pada saat pembelajaran di kelas. Dengan demikian

kekurangan tersebut dapat diatasi sehingga motivasi belajar siswa

meningkat sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan

akan menghasilkan hasil belajar yang lebih baik.

14 Jumanta Hamdayama, Model Dan Metode Pembelajaran Kreatif Dan Berkarakter,

(Bogor: Ghalia Indonesia, 2014). Cet. 1, h.161

15 Jumanta Hamdayama, Model Dan Metode Pembelajaran Kreatif Dan Berkarakter,

(Bogor: Ghalia Indonesia, 2014). Cet. 1, h.161-162

Page 34: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

18

3. Hakikat Motivasi Belajar

a. Motivasi

1) Pengertian Motivasi

Menurut Mc. Donald, “motivasi adalah perubahan

energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya

“feeling” dan di mulai dengan tanggapan terhadap adanya tujuan

tersebut”.16

Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang

menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk

perilaku belajar. Dorongan merupakan kekuatan mental untuk

melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan atau

untuk pencapaian tujuan.

Menurut Koerswara, Siagian, Schein, Biggs, dan Telfer

yang dikutip oleh Dimyati dan Mudjiono dalam bukunya

“motivasi terkandung adanya keinginan untuk menggerakkan,

mengubah, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku

individu belajar”. 17

Menurut pengertian beberapa ahli diatas, maka kita bisa

mendefinisikan motivasi sebagaisuatu yang mendorong dan

mengubah perilaku dalam diri seseorang kedalam aktivitas

belajar untuk mencapai tujuan.

2) Sifat-sifat Motivasi

Motivasi seseorang dapat bersumber dari dalam diri

sendiri yang dikenal sebagai motivasi internal dan motivasi dari

16

Sardirman A.M, Motivasi dalam Pendidika, (Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada, 2012),

Cet. 21, h.73 17

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:PT. Rineka Cipta, 2006),

Cet. 3, h.80

Page 35: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

19

luar seseorang dikenal dengan motivasi eksternal. Motivasi

instrinsik ada karena orang tersebut memang senang

melakukannya. Motivasi memang mendorong terus, dan

memberi energi pada tingkah laku. Sedangkan motivasi

ekstrinsik merupakan dorongan terhadap perilaku seseorang

yang ada diluar perbuatan yang dilakukannya. Seseorang

berbuat sesuatu itu karena adanya dorongan dari luar misalnya

dia yang menginginkan hadiah dan menghindari hukuman.18

Menurut Siagian, Monks, Knoers, Siti Rahayu, Biggs,

Telfer dan Winkel, Motivasi ekstrinsik banyak dilakukan di

sekolah dan di masyarakat. Hadiah dan hukuman sering

digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar. Jika siswa

belajar dngan hasil yang memuaskan maka ia akan memperoleh

hadiah dari guru atau orang tua. Sebaliknya jika hasil belajar

tidak baik, memperoleh nilai kurang, maka ia akan memperoleh

“peringatan atau hukuman” dari guru atau orang tua.

“peringatan” tersebut tidak menyenangkan siswa. Motivasi

belajar meningkat, sebab siswa tidak senang memperoleh

“peringatan” dari guru ataupun orang tua. Dalam hal ini,

hukuman dan juga hadiah dapat merupakan motivasi ekstrinsik

bagi siswa untuk belajar dengan bersemangat.19

Dalam kegiatan belajar siswa sangat membutuhkan

motivasi yang mendorong siswa untuk lebih semangat lagi

dalam belajar. Motivasi ini berupa dorongan dari dalam diri

siswa dan juga dorongan dari luar yaitu keluarga dan lingkungan

masyarakat sekitar. Biasanya siswa merasa termotivasi karena

ada tujuan tertentu yaitu ingin mendapat nilai bagus, ingin

18

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:PT. Rineka Cipta, 2006),

Cet. 3, h.90-91 19

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:PT. Rineka Cipta, 2006),

Cet. 3, h.92

Page 36: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

20

mendapat hadiah dari guru, dan ingin mendapat pujian dari guru

dan temannya pada saat pembelajaran.

3) Jenis-jenis Motivasi

Motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu

pertama motivasi intrinsik yaitu, motivasi yang ada dalam diri

sendiri (internal) karena di dalam setiap diri individu sudah ada

dorongan untuk melakukan sesuatu sehingga tidak perlu

dorongan dari luar atau lingkungan sekitar, bentuk motivasi

intrinsik ini aktivitas belajarnya itu berdasarkan suatu dorongan

dari dalam diri sendiri dengan tujuan untuk mendapatkan nilai-

nilai yang terkait dalam pelajaran itu bukan untuk mendapat

nilai tinggi ataupun ingin mendapat hadiah. Kedua motivasi

ekstrinsik yaitu, motivasi yang adanya dorongan dari luar maka

dari itu aktivitas belajarnya berdasarkan dorongan dari luar

dengan tujuan hanya ingin mendapatkan penghargaan atau

pujian, kesalahan dalam penggunaan motivasi ekstrinsik ini

akan merugikan anak didik karena motivasi ekstrinsik ini bukan

menjadikan pendorong tetapi akan membuat anak didik menjadi

malas untuk belajar.20

Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang sangat

mempengaruhi keberhasilannya. Karena itu motivasi belajar

perlu diusahakan terutama yang berasal dari dalam diri dengan

cara memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus

dihadapi untuk mencapai cita-cita dengan menanamkan tekad,

minat, dan selalu optimis akan tujuan yang ingin dicapai dengan

belajar.

20

Sardirman A.M, Motivasi dalam Pendidikan, (Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada, 2012),

Cet. 21, h.89-90

Page 37: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

21

b. Belajar

1) Pengertian Belajar

Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada

individu-individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan

karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau

karakteristik seseorang sejak lahir. Manusia banyak belajar

sejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir.

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memeperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungan demi tercapainya

tujuan.21

Lebih Luasnya, Syaiful Bahri Djamarah dalam bukunya

Psikologi Belajar, menguraikan beberapa pendapat para tokoh

pendidikan, diantaranya :

a) Menurut James O. Whittaker, “belajar sebagai

proses di mana tingkah laku dirubah melalui latihan

atau pengalaman”.

b) Menurut Cronbach dalam bukunya Psikologi Belajar

“learning is shown by change in behavior as a result

of experience”. Belajar sebagai suatu aktivitas yang

merubah tingkah laku seseorang sebagai hasil dari

pengalaman belajar.

c) Menurut Howard L. Kingskey mengatakan bahwa

learning is the process by which behavior (in the

broader sense) is originated or changed through

practice or training. Belajar adalah proses dimana

tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau

21

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta,

2010 ). Cet. 5,hal.2

Page 38: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

22

dirubah ketika seseorang melakukan aktivitas

seperti, praktek atau latihan. 22

Menurut Gagne, “belajar merupakan sebagai suatu

proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan tingkah

laku dan perubahan kecenderungan manusia seperti sikap,

minat, atau nilai dan perubahan kemampuannya yaitu adanya

peningkatan kemampuan untuk melakukan berbagai jenis

aktivitas performance (kinerja)”.23

Menurut Winkel, “belajar adalah suatu aktivitas mental

seseorang yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengetahuan-pemahaman, keterampilan, dan nilai-sikap”.

Perubahan itu bersifat secara relative konstan dan berbekas.24

Dari berbagai definisi yang telah dijelaskan, maka

dapat dinyatakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan

jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan

lingkungannya yang mencakup nilai kognitif, afektif, dan

psikomotor.

2) Ciri-ciri Belajar

Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku,

maka ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan

kedalam ciri-ciri belajar. Yang pertama perubahan yang terjadi

secara sadaryaitu individu akan belajar menyadari terjadinya

22

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2011 ). Cet. 3, h.

13 23

Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep Dan Aplikasi, (Bandung :

Refika Aditama, 2013). Cet. 3, h. 2 24

Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi bagi Guru Pendidik

dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, (Jakarta : Kencana, 2009) cet.1,

h. 5

Page 39: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

23

perubahan dan telah merasakan adanya suatu perubahan dalam

dirinya, ciri yang kedua perubahan dalam belajar bersifat

fungsional, maksudnya dalam perubahan diri individu

berlangsung secara terus menerus dan tidak seimbang, ciri yang

ketiga perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, dalam

perbuatan belajar perubahan itu selalu bertambah dan semakin

banyak yang di dapat akan memperoleh suatu hasil yang lebih

baik, ciri keempat perubahan dalam belajar bukan bersifat

sementara, akan tetapi perubahan ini terjadi hanya sesaat pada

saat proses belajar, ciri yang kelima perubahan dalam belajar

bertujuan atau terarah, ini berarti perubahan tingkah laku yang

disadari terjadi karena ada tujuan yang ingin dicapai, dan yang

terakhir perubahan mencangkup seluruh aspek tingkah laku,

dimana perubahan individu setelah melalui suatu proses belajar

ia akan merasakan perubahan tingkah laku secara menyeluruh

yaitu dalam sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan dan

sebagainya.25

Dari ciri-ciri diatas bahwa perubahan itu terjadi akan

kesadaran dari diri sendiri, perubahan terjadi karena adanya

tujuan tertentu yang ingin di capai dalam belajar dan perubahan

pada diri siswa itu terjadi secara terus-menerus sampai

memperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya.

3) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling

pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya seseorang dalam

belajar banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar

yang dialami siswa sebagai peserta didik. Secara global faktor-

25

Syaiful Bahri Djamarah, “Psikologi Belajar”,(Jakarta : Rineka Cipta,2011) cet.3, h.15-

16

Page 40: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

24

faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan

menjadi tiga macam yaitu:

Pertama faktor internal, maksudnya faktor yang ada

dalam diri siswa yaitu keadaan atau kondisi jasmani dan rohani

siswa. Kedua faktor eksternal, maksudnya faktor yang ada dari

luar siswa yaitu kondisi sekolah, lingkungan atau masyarakat

yang ada di sekitar siswa. Ketiga faktor pendekatan belajar

(approach to learning), yaitu jenis upaya belajar siswa dengan

menggunakan strategi dan metode pembelajaran untuk

melakukan kegiatan belajar dalam memahami materi pelajaran.

26

Pada dasarnya siswa belajar didorong oleh keinginan

diri sendiri maka siswa dapat menentukan tujuan yang dapat

dicapainya untuk mencapai tujuan belajar. Motivasi belajar

memiliki peranan dalam mendorong kesuksesan belajar pada

siswa. Motivasi belajar siswa dapat ditumbuhkan dengan adanya

dorongan dari dalam diri siswa dan juga dorongan dari luar

lingkungan sekitar.

c. Motivasi dalam Belajar

1) Pengertian motivasi belajar

Motivasi belajar merupakan faktor psikologis yang

bersifat non intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal

penumbuh gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar.

Siswa yang memiliki motivasi yang kuat, akan mempunyai

semangat untuk melakukan kegiatan belajar.27

Dalam proses

26 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung : Remaja

Rosdakarya,2010) cet.15, h.132 27

Sardirman A.M, Motivasi dalam Pendidikan, (Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada, 2012),

Cet. 21, h.73

Page 41: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

25

pembelajaran motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang tidak

akan mampu belajar apabila tidak ada motivasi dalam belajar

dan seseorang yang tidak memiliki motivasi tidak aka nada

aktivitas belajar.

Oleh karena itu, dapat penulis simpulkan bahwa

motivasi belajar adalah sesuatu yang mendorong, dan

mengarahkan siswa untuk menghasilkan semangat siswa dalam

belajar. Motivasi belajar sangat erat sekali hubungannya dengan

prilaku siswa disekolah, karena motivasi belajar dapat

membangkitkan dan mengarahkan peserta didik untuk

mempelajari sesuatu yang baru. Bila pendidik membangkitkan

motivasi belajar anak didik, maka meraka akan memperkuat

respon yang telah dipelajari. Motivasi belajar yang tinggi

tercermin dari ketekunan yang tidak mudah patah untuk

mencapai sukses meskipun dihadang oleh berbagai kesulitan.

2) Prinsip-prinsip Motivasi Belajar

Motivasi merupakan gejala psikologis dalam bentuk

dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar

untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.

Terdapat enam prinsip-prinsip motivasi dalam belajar yaitu:

Pertama motivasi sebagai dasar penggerak yang

mendorong aktivitas belajar, maksudnya memberikan dorongan

agar siswa lebih semangat lagi pada saat belajar. Kedua motivasi

instrinsik lebih utama dari pada motivasi ekstrinsik dalam

belajar, maksudnya dorongan dari dalam diri sendiri lebih baik

dibandingkan dorongan dari luar. Ketiga motivasi berupa pujian

lebih baik dari pada hukuman, karena biasanya siswa lebih

mengharapkan hadiah untuk mendorong semangat siswa dalam

Page 42: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

26

belajar.Keempat motivasi sangat berhubungan erat dengan

kebutuhan dalam belajar, siswa yang termotivasi akan

menghasilkan hasil belajar yang lebih baik. Kelima motivasi

dapat memupuk optimisme dalam belajar,yaitu dapat

menumbuhkan rasa ingin tahu siswa dalam belajar. Keenam

motivasi juga dapat meningkatkan prestasi dalam belajar, karena

siswa yang merasa termotivasi akan menghasilkan hasil yang

baik.28

Kegiatan belajar tidak akan dilakukan tanpa adanya

suatu dorongan yang kuat baik dari dalam maupun dari luar.

Dalam pembelajaran di kelas siswa lebih mengharapkan

mendapatkan pujian dan juga hadiah yang menjadi pacuan

dalam belajar dibandingkan dengan memberikan hukuman

kepada siswa. Karena biasanya hukuman itu membuat siswa

menjadi takut dan malas untuk belajar sedangkan dengan

memberikan hadiah siswa menjadi termotivasi lagi untuk belajar

dengan bersungguh-sungguh sesuai tujuan yang ingin dicapai.

3) Fungsi Motivasi dalam Belajar

Motivasi merupakan hal yang penting untuk mencapai

hasil belajar yang baik. Adapun tiga fungsi motivasi yaitu

pertama mendorong manusia untuk berbuat, yaitu sebagai

penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan yang

berupa dorongan. Kedua menentukan arah perbuatan, yaitu

kearah tujuan yang ingin dicapai dengan demikian motivasi

dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan

sesuai dengan rumusan tujuannya. Ketiga menyeleksi perbuatan,

yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus

28

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), Ed. 2,

h.152

Page 43: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

27

dikerjakan yang serasi untuk mencapai tujuan, dengan

menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi

tujuan tersebut.29

Motivasi belajar dianggap penting didalam proses belajar

dan pembelajaran dilihat dari nilai atau manfaatnya. Hal ini

menunjukkan bahwa motivasi belajar mendorong timbulnya

tingkah laku dan mempengaruhi serta mengubah tingkah laku

siswa. Jadi motivasi berfungsi untuk mendorong seseorang

berbuat sesuatu yang lebih baik dan motivasi juga dapat

menentukan kemampuan siswa dalam belajar.

4) Bentuk-bentuk Motivasi dalam Belajar

Menurut Wasty Soemanto, “bahwa guru-guru sangat

menyadari pentingnya motivasi dalam bimbingan belajar

murid”. Maka dari itu penting adanya bentuk-bentuk motivasi

tersebut untuk mencapai tujuan karena motivasi belajar itu

sangat berpengaruh besar terhadap hasil belajar siswa.

Kesalahan dalam memberikan motivasi ekstrinsik akan

berakibat merugikan prestasi belajar siswa dalam kondisi

tertentu.Ada beberapa bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan

dalam rangka mengarahkan belajar anak didik di kelas yaitu:

Pertama memberi angka atau nilai kepada peserta didik,

biasanya dengan nilai cukup memberikan rangsangan kepada

siswa untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan

prestasi belajar mereka untuk yang akan datang. Kedua

memberikan hadiah sebagai penghargaan kepada siswa yang

berprestasi tinggi sebagai alat dalam memotivasi. Ketiga

29

Sardirman A.M, Motivasi dalam Pendidikan, (Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada, 2012),

Cet. 21, h.85

Page 44: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

28

kompetisi atau persaingan sebagai alat motivasi untuk

mendorong siswa agar lebih semangat dalam belajar. Keempat

ego-involment yaitu dengan menumbuhkan kesadaran rasa

tanggung jawab pada siswa agar merasakan pentingnya tugas

dan menerimanya sebagai suatu tantangan sehingga membuat

siswa untuk bekerja keras, kelima memberikan ulangan biasanya

siswa mempersiapkan diri dengan belajar dari jauh-jauh hari

dalam menghadapi ulangan, keenam mengetahui hasil, dengan

mengetahui hasil siswa menjadi lebih giat lagi dalam belajar dan

sebagai pacuan untuk lebih baik. Ketujuh yaitu pujian dengan

memberikan pujian kepada siswa akan membesarkan jiwa

seseorang dan ia akan lebih bergairah lagi mengerjakan

tugasnya.Kedelapan memberikan hukuman bagi siswa yang

melanggar tat tertib sekolah sehingga dengan hukuman yang

diberikan itu siswa tidak mengulangi kesalahan atau

pelanggaran lagi. Kesembilan hasrat untuk belajar, hal ini berarti

pada diri anak didik yang memang ada motivasi untuk belajar

maka tentu hasilnya akan lebih baik daripada anak didik yang

tidak berhasrat untuk belajar. Kesepuluh minat, seseorang yang

berminat terhadap sesuatu aktivitas maka ia akan

memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa

senang. Dan yang terakhir yaitu tujuan yang diakui sebab

dengan memahami tujuan yang ingin dicapai, dirasakan anak

sangat berguna dan menguntungkan sehingga menimbulkan

gairah untuk terus belajar.30

Bentuk-bentuk motivasi ini sebagai faktor pendorong

siswa untuk lebih semangat belajar lagi dalam melakukan

aktivitas belajar di dalam kelas dan juga sebagai cerminan agar

30

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), Ed. 2,

h.158

Page 45: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

29

siswa dapat menjadi siswa yang lebih baik lagi untuk mencapai

tujuan dalam pembelajaran dengan hasil belajar yang lebih baik.

5) Indikator Motivasi Belajar

Menurut Uno (2008), indikator motivasi belajar dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

a) Adanya Hasrat dan Keinginan Berhasil

Hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam belajar

dan dalam kehidupan sehari-hari pada umumnya

disebut motif berprestasi, yaitu motif untuk berhasil

dalam melakukan suatu tugas dan pekerjaan atau

motif untuk memperolah kesempurnaan. Motif

semacam ini merupakan unsur kepribadian dan

prilaku manusia, sesuatu yang berasal dari „‟dalam‟‟

diri manusia yang bersangkutan.

Motif berprestasi adalah motif yang dapat dipelajari,

sehingga motif itu dapat diperbaiki dan

dikembangkan melalui proses belajar. Seseorang

yang mempunyai motif berprestasi tinggi cenderung

untuk berusaha menyelesaikan tugasnya secara

tuntas, tanpa menunda-nunda pekerjaanya.

Penyelesaian tugas semacam ini bukanlah karena

dorongan dari luar diri, melainkan upaya pribadi.

b) Adanya Dorongan dan Kebutuhan Dalam Belajar

Penyelesaian suatu tugas tidak selamanya dilatar

belakangi oleh motif berprestasi atau keinginan

untuk berhasil, kadang kala seorang individu

menyelesaikan suatu pekerjaan sebaik orang yang

memiliki motif berprestasi tinggi, justru karena

dorongan menghindari kegagalan yang bersumber

pada ketakutan akan kegagalan itu.

Page 46: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

30

Seorang anak didik mungkin tampak bekerja dengan

tekun karena kalau tidak dapat menyelesaikan

tugasnya dengan baik maka dia akan mendapat malu

dari dosennya, atau di olok-olok temannya, atau

bahkan dihukum oleh orang tua. Dari keterangan

diatas tampak bahwa „‟keberhasilan‟‟ anak didik

tersebut disebabkan oleh dorongan atau rangsangan

dari luar dirinya.

c) Adanya Harapan dan Cita-cita Masa Depan

Harapan didasari pada keyakinan bahwa orang

dipengaruhi oleh perasaan mereka tantang gambaran

hasil tindakan mereka contohnya orang yang

menginginkan kenaikan pangkat akan menunjukkan

kinerja yang baik kalau mereka menganggap kinerja

yang tinggi diakui dan dihargai dengan kenaikan

pangkat.

d) Adanya Penghargaan Dalam Belajar

Pernyataan verbal atau penghargaan dalam bentuk

lainnya terhadap prilaku yang baik atau hasil belajar

anak didik yang baik merupakan cara paling mudah

dan efektif untuk meningkatkan motif belajar anak

didik kepada hasil belajar yang lebih baik.

Pernyataan seperti „‟bagus‟‟, „‟hebat‟‟ dan lain-lain

disamping akan menyenangkan siswa, pernyataan

verbal seperti itu juga mengandung makna interaksi

dan pengalaman pribadi yang langsung antara siswa

dan guru, dan penyampaiannya konkret, sehingga

merupakan suatu persetujuan pengakuan sosial,

apalagi kalau penghargaan verbal itu diberikan

didepan orang banyak.

Page 47: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

31

e) Adanya Kegiatan yang Menarik Dalam Belajar

Baik simulasi maupun permainan merupakan salah

satu proses yang sangat menarik bagi siswa. Suasana

yang menarik menyebabkan proses belajar menjadi

bermakna. Sesuatu yang bermakna akan selalu

diingat, dipahami, dan dihargai. Seperti kegiatan

belajar seperti diskusi, brainstorming, pengabdian

masyarakat dan sebagainya.

f) Adanya Lingkungan Belajar yang Kondusif

Pada umumnya motif dasar yang bersifat pribadi

muncul dalam tindakan individu setelah dibentuk

oleh lingkungan. Oleh karena itu motif individu

untuk melakukan sesuatu misalnya untuk belajar

dengan baik, dapat dikembangkan, diperbaiki, atau

diubah melalui belajar dan latihan, dengan perkataan

lain melalui pengaruh lingkungan Lingkungan

belajar yang kondusif salah satu faktor pendorong

belajar anak didik, dengan demikian anak didik

mampu memperoleh bantuan yang tepat dalam

mengatasi kesulitan atau masalah dalam belajar.31

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa

terdapat dua aspek yang menjadi indikator pendorong motivasi

belajar siswa, yaitu (1) dorongan internal: adanya hasrat dan

keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam

belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, faktor

fisiologis dan (2) dorongan eksternal: adanya kegiatan yang

menarik dalam belajar, adanya lingkungan belajar yang

kondusif.

31

Budi Wahyono, Indikator Motivasi Belajar, dalam www.pendidikanekonomi .com/2014/10/indikator-motivasi-belajar.html?m=1, di akses pada tanggal 27 Juni 2016.

Page 48: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

32

6) Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan perubahan dalam diri

seseorang yang mengalami perkembangan akan tercapainya

pembelajaran. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi

motivasi belajar, antara lain:

Pertama cita-cita atau aspirasi siswa yaitu motivasi

belajar yang tampak pada kenginan anak sejak ia kecil, misalnya

keinginan untuk bisa berdiri, berjalan, dan juga berlari. Cita-cita

timbul ketika perkembangan akal, moral, kemauan, bahasa, dan

nilai-nilai kehidupan. Cita-cita juga timbul dibarengi dengan

perkembangan kepribadian. Kedua kemampuan Siswa, menurut

Monks dan Singgih Gunarsa, “kemampuan akan memperkuat

motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan”.

Ketiga kondisi Siswa yaitu, kondisi siswa yang dimaksud disini

meliputi kondisi jasmani dan rohani yang sangat berpengaruh

pada motivasi belajar siswa. Keempat kondisi lingkungan siswa

dimana keadaan lingkungan yang baik akan berpengaruh positif

terhadap kondisi siswa, yang termasuk kedalam lingkungan

siswa, yaitu keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan

sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan. Kelima unsur-unsur

dinamis dalam belajar dan pmbelajaran yaitu pengalaman

belajar dan keadaan lingkungan sekitar siswa sangat

berpengaruh pada motivasi dan perilaku belajar seperti,

perhatian, perasaan, kemauan, ingatan, dan juga pikiran yang

ada pada siswa. Keenam upaya guru dalam membelajarkan

siswa, guru merupakan seorang pendidik baik di sekolah

maupun di luar sekolah. Upaya pembelajaran guru itu meliputi:

Page 49: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

33

pemahaman tentang diri siswa, penguatan materi, serta mendidik

siswa dalam belajar.32

Dari pemaparan diatas bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi motivasi belajar siswa meliputi cita-cita siswa itu

sendiri dan kemampuan, apabila siswa belajar sesuai dengan

keinginan dan kemampuannya, siswa akan berhasil dalam

belajar karena tidak terdapat paksaan didalamnya. Kemudian,

kondisi jasmani dan rohani siswa yang sehat membuat siswa

semangat dalam belajar, dan yang terakhir adalah lingkungan

sekitar siswa, baik lingkungan keluarga, sekolah maupun

masyarakat. Lingkungan sekitar yang baik akan memberikan

dampak yang positif pula bagi perkembangan kepribadian siswa.

6) Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar

Menurut De Decce dan Grawford, terdapat empat

fungsi guru sebagai pendidik yang berhubungan dengan

peningkatan motivasi belajar anak didik, yaitu guru harus dapat

menggairahkan semangat anak didik, memberikan harapan yang

realistis, memberikan insetif, dan mengarahkan perilaku anak

didik ke arah yang menunjang untuk tercapainya tujuan

pengajaran.33

Kegiatan belajar anak didik tidak terlepas oleh seorang

guru bagaimana caranya guru itu menciptakan atau memberikan

motivasi dorongan terhadap anak didiknya agar tercapainya

tujuan pembelajaran. Motivasi belajar itu dihayati, dialami, dan

merupakan kekuatan mental pembelajar dalam belajar. Maka

32

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:PT. Rineka Cipta, 2006),

Cet. 3, h.97-100 33

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), Ed. 2,

h.169

Page 50: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

34

dari itu dalam pembelajaran perlu adanya motivasi yang berupa

dorongan untuk mencapai hasil belajar yang optimal dalam

pembelajaran.

4. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Pendidikan IPS merupakan salah satu mata pelajaran wajib

yang termuat dalam kurikulum pendidikan di Indonesia mulai dari

tingkatan dasar, menengah, hingga tingkat perguruan tinggi. Secara

garis besar materi-materi yang terdapat dalam Pendidikan IPS

berkenaan dengan kehidupan sosial dalam masyarakat. Berikut ini

akan penulis uraikan secara mendalam tentang pendidikan IPS.

Ilmu pengetahuan sosial adalah perpaduan dari ilmu-ilmu

sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, antropologi, budaya dan

sebagainya yang ditujukan sebagai pembelajaran pada tingkat

persekolahan.34

Beberapa ahli pendidikan di Indonesia juga mengemukakan

pengertian IPS, berikut pengertian IPS menurut beberapa ahli;

1) Sistrunk Masson mengemukakan IPS sebagai suatu

pengajaran yang membimbing seseorang ke arah menjadi

warga Negara yang cerdas, efektif, produktif dan berguna

bagi bangsa dan negara. 35

2) Kosasih Djahiri, IPS merupakan ilmu pengetahuan yang

menggambungkan cabang-cabang ilmu sosial dengan ilmu

lainnya kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidikan

dan aturan untuk dijadikan program pengajaran pada

tingkat persekolahan.36

34Sapriya, Dadang Sundawa, dan Iim Siti Masitoh, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil

Belajar IPS, (Bandung: UPI PRESS, 2006), h. 3.

35Sapriya, Dadang Sundawa, dan Iim Siti Masitoh, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil

Belajar IPS, (Bandung: UPI PRESS, 2006), h. 6.

36 Sapriya, Dadang Sundawa, dan Iim Siti Masitoh, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar

IPS, (Bandung: UPI PRESS, 2006), h.7

Page 51: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

35

3) Muhammad Nu‟man Somantri, Pendidikan IPS adalah

penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, ideologi,

Negara dan disiplin ilmu lainnya serta masalah-masalah

sosial terkait yang disajikan secara ilmiah dan psikologis

untuk tujuan pendidikan pada tingkat dasar dan menengah.

Dari penjelasan tentang IPS diatas dapat dikemukakan bahwa

IPS merupakan perpaduan dari ilmu-ilmu sosial secara umum yang

ditarik menjadi mata pelajaran yang lebih simpel dan nyata

berdasarkan keterkaitan dalam hubungan antar manusia dalam

kehidupan bermasyarakat, dan menjadi lebih konkrit dan tidak sebatas

pada kajian-kajian teoritis sehingga dapat dipahami dengan mudah

oleh peserta didik.

b. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial

Tujuan IPS yaitu untuk membantu peserta didik dalam

menguasai, memahami, dan mengembangkan kemampuan yang

berkaitan permasalahan sosial. Melalui IPS tersebut diharapkan

peserta didik dapat berfikir secara rasional dan kritis dalam

menanggapi isu-isu sosial dan membuat keputusan berdasarkan pada

pengolahan informasi. Dengan demikian peserta didik dapat

berpartisipasi sebagai warga Negara sesuai kemampuan yang

dimilikinya. Oleh karena itu untuk membelajarkan materi IPS yang

dapat membantu peserta didik mengembangkan kemampuan membuat

keputusan publik yang baik, diperlukan tenaga pendidik (guru atau

dosen) yang memiliki kemampuan dan penguasaan dalam

mengorganisasikan materi-materi tersebut.37

Menurut Etin Solihatin, pada dasarnya tujuan dari IPS adalah

“untuk mendidik dan memberikan bekal kepada siswa untuk

mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan

37 Heni Waluyo Siswanto, Studi Efektivitas Pembelajaran Terpadu Ilmu Pengetahuan

Sosial di Sekolah Menengah Pertama, Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, Vol. 17, 2011, h.155

Page 52: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

36

lingkungannya sesuai kemampuan yang ada dalam diri siswa sendiri,

serta memberikan pengalaman kepada siswa agar melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi”.38

Mengenai tujuan dari pendidikan IPS, banyak para ahli yang

mengkaitkannya dari berbagai sudut pandang kepentingan dan

penekanan tersendiri. Seperti yang dikatakan oleh Gross bahwa tujuan

dari IPS adalah untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi warga

Negara yang baik dalam kehidupannya dimasyarakat, secara tegas ia

mengatakan “to prepare students to be well-functioning citizens in a

democratic society”.39

Dalam Kosasih Djahiri mengemukakan 5 tujuan pokok

pendidikan IPS sebagai berikut: pertama membina siswa agar mampu

memahami pengertian atau pengetahuan ilmu sosial. Kedua membina

siswa agar mampu memahami dan menerapkan keanekaragaman

keterampilan dalam ilmu-ilmu sosial. Ketiga membina dan mendorong

siswa untuk memahami, menghargai, menghayati adanya

keanekaragaman antar sesama. Keempat mengarahkan siswa kearah

yang mempengaruhi nilai-nilai kemasyarakatan serta mengembangkan

nilai-nilai yang ada pada dirinya. Kelima membina siswa untuk

keikutsertaan dalam berpartisipasi kegiatan kemasyarakatan baik

sebagai individu maupun sebagai warga Negara.40

Berdasarkan definisi beberapa pendapat para ahli tentang

tujuan pendidikan IPS, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

sesungguhnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan

memberi bekal kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai

38 Etin Solihatin dan Raharjo, Cooperative Learning Analisi Model Pembelajaran IPS,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 15.

39 Etin Solihatin dan Raharjo, Cooperative Learning Analisi Model Pembelajaran IPS,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 14.

40 Sapriya, Dadang Sundawa, dan Iim Siti Masitoh, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil

Belajar IPS, (Bandung: UPI PRESS, 2006), h. 13

Page 53: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

37

dengan bakat dan mampu memecahkan berbagai persoalan atau

masalah-masalah sosial dalam kehidupan bermasyarakat.

c. Karakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial

Karakteristik pembelajaran IPS berbeda dengan disiplin ilmu

lain yang bersifat monolitik. IPS merupakan integrasi dari berbagai

disiplin ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,

politik, hukum, dan budaya. Rumusan IPS berdasarkan realitas dan

fenomena sosial melalui pendekatan interdisipliner.

Mata pelajaran IPS di SMP/MTs memiliki beberapa

karakteristik antara lain: pertamaIPS merupakan gabungan dari unsur-

unsur sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum,

kewarganegaraan, bahkan juga bidang humaniora. Kedua standar

kompetensi dan kompetensi dasar IPS berasal dari struktur keilmuan

sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi dan sosiologi, yang dikemas

sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema)

tertentu. Ketiga standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS juga

menyangkut berbagai masalah sosial. Keempat standar kompetensi

dan kompetensi dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan

kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat dan pengelolaan

lingkungan seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan

jaminan keamanan.41

Jadi, mata pelajaran IPS ini merupakan gabungan dari ilmu-

ilmu sosial yaitu Sosiologi, Geografi, Sejarah, Ekonomi, Politik, dan

sebagainya. Ilmu sosial ini mempelajari tentang kehidupan sosial

dalam masyarakat seperti: budaya, bumi, perekonomian masyarakat,

dan juga kejadian di masa lampau.

41 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam

kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta : Bumi Askara,2010) cet.2, h.174-175

Page 54: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

38

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Adapun beberapa penelitian terlebih dahulu yang telah meneliti

mengenai model Snowball Throwing sebagai model pembelajaran diantaranya:

1. Kusumastuti, mahasiswa program studi pendidikan guru sekolah dasar

di Universitas Muria Kudus dengan skripsi yang berjudul,” Penerapan

Model Pembelajaran Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar IPS Materi Koperasi siswa kelas IV SD 3 Karang Bener

Kudus”. Tujuan penelitian mendeskripsikan penerapan model

pembelajaran Snowball Throwing dan menemukan peningkatkan hasil

belajar IPS materi Koperasi dengan diterapkannya model

pembelajaran Snowball Throwing untuk meningkatkan pada siswa

kelas IV Sekolah Dasar Negeri 03 Karangbener Kecamatan Bae

Kabupaten Kudus. Metode penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hasil

penelitian pengunaan model pembelajaran Snowball Throwing

menunjukan bahwa hasil dari prasiklus 59,10%, dan siklus I sebesar

72,72% siklus II mencapai 95,45%. Aktivitas guru dan siswa juga

mengalami peningkatan dalam proses pembelajaran. Aktivitas guru

pada siklus I memperoleh persentase 67,9% dan siklus II persentase

83,68% terjadi peningkatan sebesar 15,79%, dengan kategori sangat

tinggi. Aktivitas belajar siswa siklus I memperoleh persentase 70,5%

dan siklus II 84,5% dengan kriteria sangat baik, terjadi peningkatan

sebesar 14% sehingga keduanya dikategorikan Sangat Tinggi.

Kesimpulan penelitian ini yaitu setelah mengunakan model

pembelajaran Snowball Throwing hasil belajar siswa meningkat dan

pencapaian nilai KKM berhasil dengan baik, ini berarti pengunaan

model pembelajaran Snowball Throwing dalam pembelajaran IPS

memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap peningkatan hasil

Page 55: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

39

belajar dan pemahaman siswa dibandingkan dengan pembelajaran

konvensional. 42

2. Ardin Siallagan, Dosen Pendidikan Jurusan Geografi Fakultas Ilmu

Sosial, UNIMED dengan tesis yang berjudul “Penerapan Model

Pembelajaran Snowball Throwing Dalam Meningkatkan Hasil Belajar

siswa Di SMAN 1 Bintang Bayu Kabupaten Serdang Bedagai“.

Penelitian PTK ini dilaksanakan di Bintang Bayu pada Tahun

akademik 2010. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa model

Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar dengan melihat

keaktifan pada siklus I sebesar 70% dan keaktifan pada siklus II

sebesar 85% dan Ketuntasan Klasikal pada siklus I sebesar 86 % dan

ketuntasan klasikal pada siklus II sebesar 94%. Penerapan model

pembelajaran Snowball Throwing merupakan model yang efektif

digunakan karena antara materi pelajaran dan model pembelajaran

signifikan untuk digunakan.43

3. Ni Made Ninik Susantini, mahasiswi jurusan pendidikan sejarah

dengan skripsi yang berjudul “Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar

siswa Kelas X Akuntansi SMK PGRI 1 Singaraja terhadap mata

pelajaran IPS melalui penerapan model pembelajaran kooperatif

Snowball Throwing pada semester Genap tahun ajaran 2013/2014.

Dari hasil penelitian tindakan kelasyang dilaksanakan sebanyak 2

siklusdan analisis yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai

berikut: (1) Peningkatan motivasi dari siklus I ke siklus II adalah

195dengan rata-rata peningkatan mencapai 7,8.(2) Hasil belajar yang

siswa adalah 1782 dengan rata-rata 71,28% dan ketuntasan hasil

belajar yang dicapai 48% pada siklus I. Terjadi peningkatan hasil

belajar yang diperoleh pada siklus II yakni dengan jumlah 2231

42

Kusumastuti, “Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Koperasi siswa kelas IV SD 3 Karang Bener Kudus”,

Tesis pada Universitas Muria Kudus, 2013, tidak dipublikasikan 43

Ardin Siallagan, “Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing Dalam

Meningkatkan Hasil Belajar siswa Di SMAN 1 Bintang Bayu Kabupaten Serdang Bedagai“, Tesis

pada UNIMED, Serdang 2010, tidak dipublikasikan.

Page 56: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

40

dengan rata-rata 89,24% dan ketuntasan hasil belajar yang dicapai

100%. (3) Hasil respons siswa terhadap penerapan model

pembelajaran kooperatif Snowball Throwing terjadi pada siklus I,

respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif

Snowball Throwing yaitu 887 dengan pencapaian rata-rata 35,48.

Terjadi peningkatan respons siswa terhadap penerapan model

pembelajaran kooperatif Snowball Throwing pada siklus II yaitu 969

dengan pencapaian rata-rata 38,68. Jumlah peningkatan yang terjadi

dari siklus I ke siklus II adalah sebesar 82 dengan pencapaian rata-rata

sebesar 3,28. Berdasarkan hasil penelitian, maka jawaban dari

hipotesis tindakan yaitu (1) Model pembelajaran kooperatif Snowball

Throwing dapat berjalan dengan efektif dan efisien sehingga motivasi

belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial meningkat

tinggi. (2) Model pembelajaran kooperatif Snowball Throwing dapat

berjalan dengan efektif dan efisiensehingga hasil belajar siswa pada

mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial meningkat tinggi.44

C. Kerangka Konseptual

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan perpaduan dari ilmu-ilmu sosial

secara umum yang ditarik menjadi mata pelajaran yang lebih simpel dan nyata

berdasarkan keterkaitan dalam hubungan antar manusia dalam kehidupan

bermasyarakat, dan menjadi lebih konkrit dan tidak sebatas pada kajian-kajian

teoritis sehingga dapat dipahami dengan mudah oleh peserta didik. Pada proses

pembelajaran IPS di sekolah guru masih bersifat konvensional yaitu guru hanya

menggunakan metode ceramah saja kurang bervariasi tidak menggunakan model

pembelajaran yang menarik, sehingga membuat siswa kurang aktif dan tidak

menyukai mata pelajaran IPS dikarenakan pembelajaran IPS di kelas

membosankan.

44

Ni Made Ninik Susantini, “Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar siswa Kelas X

Akuntansi SMK PGRI 1 Singaraja terhadap mata pelajaran IPS melalui penerapan model

pembelajaran kooperatif Snowball Throwing pada semester Genap tahun ajaran 2013/2014”,

dipublikasikan.

Page 57: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

41

Oleh karena itu dalam pembelajaran IPS guru harus menciptakan model

pembelajaran yang menarik. Salah satu model pembelajaran yang ingin

dikembangkan oleh peneliti yaitu dengan menggunakan model Cooperative

Learnig dengan tujuanuntuk meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas. Model

Cooperative Learnig ini menghasilkan peningkatan kemampuan akademik,

meningkatkan kemampuan berfikir kritis, meningkatkan motivasi siswa,

membentuk hubungan persahabatan, menimba informasi, membuat siswa menjadi

lebih bertanggung jawab serta membantu siswa dalam menghargai pendapat orang

lain.

Tipe dari model Cooperative Learnig salah satunya adalah tipe Snowball

Throwing. Tipe pembelajaran Snowball Throwing merupakan suatu cara

penyajian pelajaran dengan cara siswa berkreatifitas, membuat soal IPS dan

menyelesaikan soal yang telah dibuat oleh temannya dengan sebaik-baiknya. .

Penggunaan tipe Snowball Throwing ini dalam pembelajaran IPS

melibatkan siswa untuk dapat berperan aktif dengan bimbingan guru, agar

peningkatan kemampuan siswa dalam memahami konsep dapat terarah lebih baik

dan juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas. Sehingga hasil

belajar siswa juga akan lebih baik. Secara grafis, peneliti menggambarkan

kerangka berfikir dalam penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

Peningkatan Motivasi

Belajar IPS Siswa

Penggunaan Model

Cooperative Learning tipe

Snowball Throwing

Page 58: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

42

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode

deskritif kualitatif dimana peneliti berusaha untuk menguraikan temuan hasil

penelitian dengan menggunakan kata-kata atau kalimat dalam suatu struktur yang

logik, serta menjelaskan konsep-konsep dalam hubungan yang satu dengan

lainnya. Pendekatan kualitatif dipilih karena dapat mempresentasikan karakteristik

penelitian secara baik, dan data yang didapatkan lebih lengkap, lebih mendalam,

dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat dicapai. Pendekatan kualitatif

adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang

alamiah.1 Karena itu, sifat penelitian ini adalah naturalistik dan mendasar atau

bersifat kealamiahan. Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan motivasi

belajar IPS siswa dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian yang akan dilakukan adalah di SMP PGRI 1 Ciputat,

yang beralamat di Jl. Pendidikan No.30 Kode Pos 15411. Kec. Ciputat, Kota

Tangerang Selatan, Kabupatan Tangerang.

Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai dari tanggal 11

September 2015 sampai dengan Februari 2016, untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada table 1.

1 Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. (Jakarta: ALFABETA, cv. 2012). h. 1

Page 59: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

43

Table 3.1

Waktu Pelaksanaan Penelitian

No Kegiatan

Sep Okt Nov Des Jan

Feb

1. Penyerahan

proposal

pada Dosen

Pembimbing

2. Penulisan

BAB I-III √ √ √ √ √ √ √ √

3. Penyusunan

Instrumen √ √ √

4. Pengumpu-

lan data

wawancara

dan observasi

√ √ √

5. Membuat

Transkip

Wawancara

√ √ √

6. Konsultasi

hasil transkip

wawancara

dan analisis

data Bab IV

√ √ √ √ √

7. Penulisan

Laporan

Penelitian/

Bab IV-V

√ √ √ √ √ √ √

Page 60: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

44

C. Sampel sumber data penelitian

1. Sumber Data

Sumber data yang didapatkan untuk melakukan penelitian ini

adalah sumber data primer dan sumber data sekunder:

Pada penelitian ini sumber data primer adalah hasil dari

pengumpulan informasi-informasi yang dilakukan secara langsung melalui

wawancara dengan pihak terkait yakni, guru IPS kelas VIII dan siswa kelas

VIII-4 yang terdiri dari 4 orang siswa perempuan dan 2 orang siswa laki-

laki. Pengumpulan data primer dengan teknik wawancara bertujuan guna

memperoleh informasi mengenai penggunaan model Snowball

Throwingsebagai model pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar

IPS siswa.

Sedangkan sumber data sekunder adalah data yang berupa berkas

atau dokumen sebagai data penunjang penelitian, diperoleh dari pihak-pihak

yang berkaitan dengan objek kajian penulisan skripsi ini. adapun data berkas

atau dokumen dalam penelitian ini berupa hasil belajar siswa untuk

membuktikan bahwa motivasi belajar siswa meningkat setelah

menggunakan model Snowball Throwing sebagai model pembelajaran.

2. Sampel

Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah individu yaitu guru

IPS kelas VIII dan siswa kelas VIII-4. Pengambilan sumber data penelitian

ini menggunakan teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan

sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.2Pertimbangan tertentu

ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang

ingin peneliti tanyakan kepada partisipan.

Partisipan penelitian yang menjadi narasumber penelitian

iniberjumlah 7 (tujuh) orang, yang terdiri dari 1 (satu) guru IPS dan 6

(enam) orang siswa kelas VIII-4 yaitu 4 orang siswa perempuan dan 2 orang

2 Sugiyono, op.cit.,h. 53-54.

Page 61: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

45

siswa laki-laki. Keenam orang siswa tersebut dipilih dengan alasan karena

siswa perempuan lebih aktif dibandingkan dengan siswa laki-laki. Selain itu

mereka jugalebih mengetahui, mengamati dan merasakan langsung ketika

model Snowball Throwing diterapkan pada saat pembelajaran IPS di dalam

kelas, sehingga peneliti dapat mengumpulkan informasi lebih jelas dan

mendalam. Hal ini dilihat dari motivasi belajar IPS siswa dengan

menggunakan model Snowball Throwing sebagai model pembelajaran.

D. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif instrumen penelitian adalah peneliti itu

sendiri.3Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi”

seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun

ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi

terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan tehadap

bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian, baik

secara akademik maupun logistiknya. Peneliti kualitatif sebagai human

instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai

sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data,

menafsirkan data dan membuat kesimpulannya atas temuannya.

Instrumen teknis yang dipakai peneliti adalah dengan pedoman

wawancara yang digunakan sebagai acuan dalam proses wawancara. Peneliti akan

terjun langsung kelapangan untuk melakukan pengumpulan data, analisis data dan

membuat kesimpulan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah awal yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

3 Sugiyono, op.cit., h.59

Page 62: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

46

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.Teknik

pengumpulan data yang akan digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara (interview) adalah teknik penelitian yang dilaksanakan

dengan cara dialog baik secara langsung (tatap muka) maupun melalui

saluran media tertentu antara pewawancara dengan yang diwawancarai

sebagai sumber data.4 Wawancara ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali yaitu

wawancara pembuka, wawancara inti dan terakhir member check yang

dilakukan dengan cara mendiskusikan kembali hasil penelitian kepada

sumber-sumber data yang telah memberikan data.5 Wawancara pembuka

yaitu dimulai dengan perkenalan profil partisipan, wawancara ini dilakukan

selama 10-20 menit, lalu peneliti dan partisipan membuat kesepakatan

mengenai waktu dan tempat untuk melakukan wawancara ketahap

selanjutnya yaitu wawancara inti dimana wawancara ini dilakukan untuk

menemukan jawaban atau hasil dari perumusan masalah yang telah

ditentukan, wawancara ini dilakukan selama kurang lebih 40-60 menit.

Setelah itu peneliti menyusun hasil wawancara yang telah dilakukan oleh

narasumber dalam bentuk transkip wawancara. Selanjutnya, tahap terakhir

member check dimana peneliti mendiskusikan kembali hasil wawancara

yang berupa transkip wawancara untuk disepakati oleh peneliti dan nara

sumber agar data tersebut valid sehingga data semakin dipercaya.

Dalam penelitian ini partisipan yang akan diwawancarai berjumlah

7 (tujuh) orang yaitu, terdiri dari 1 (satu) guru IPS kelas VIII, dan 6 (enam)

siswa kelas VIII-4 yang akan diambil adalah dari perwakilan 3 (tiga) siswa

yang bernilai tinggi dan 3 (tiga) siswa yang bernilai rendah.

4 Ibid., h. 263

5 Sugiyono, op.cit., h.129.

Page 63: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

47

2. Dokumentasi

Dokumen digunakan untuk mendukung dan menambah bukti yang

diperoleh dari sumber yang lain misalnya kebenaran data hasil wawancara.6

Dokumen yang digunakan pada penelitian ini berupa foto-foto pada saat

pembelajaran di dalam kelas dengan menggunakan model Snowball

Throwing, transkip hasil wawancara, dan nilai siswa dari hasil belajar

setelah menggunakan model Snowball Throwing untuk mengetahui

perubahan motivasi belajar IPS pada siswa.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan

cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,

melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan

yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah di fahami oleh

diri sendiri maupun orang lain.7 Proses analisis data dalam penelitian ini antara

lain sebagai berikut:

1. Reduksi Data, kegiatan peneliti menyeleksi memilah-milah data serta

memberi kode, menentukan fokus pada hal-hal yang penting, dicari tema

dan polanya serta membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah

peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

2. Menyajikan Data, setelah data direduksi, peneliti menyajikan data. dalam

penlitian kualitatif, display data ini dapat dilakukan dalam grafik dan

sejenisnya. Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan untuk

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan

apa yang telah dipahami tersebut.

6 Ibid., h. 74

7 Ibid., h. 89

Page 64: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

48

3. Menyimpulkan Data dan Verifikasi, dalam analisis data kualitatif menurut

Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verfikasi. Peneliti

menarik kesimpulan berdasarkan data-data yang telah ada.8 Kesimpulan ini

dibuktikan dengan cara menafsirkan berdasarkan kategori yang ada

sehingga dapat diketahui hubungan kecerdasan emosional dengan perilaku

altruisme pada mahasiswa.

G. Rencana Penguji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya di tekankan pada uji

validitas dan reliabilitas.9 Pada penelitian kualitatif, temuan atau data dapat

dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti

dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Teknik

pemeriksaan keabsahan data pada penelitian ini meliputi triangulasi dan

meningkatkan ketekunan.10

Hal tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Triangulasi

Triangulasi dilakukan dengan cara triangulasi teknik dan sumber

data. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama

dengan teknik yang berbeda, yaitu dengan wawancara, observasi.

Triangulasi sumber, dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama

melalui sumber yang berbeda.11

Triangulasi yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah

triangulasi sumber. Hal ini bertujuan untuk membandingkan dan mengecek

informasi yang diperoleh dengan wawancara dan observasi. Pada proses

wawancara, peneliti memberikan pertanyaan yang serupa kepada para

subjek penelitian. Hal tersebut memberikan gambaran suatu proses yang

dipahami masing-masing subjek. Peneliti juga melakukan observasi,

8 Ibid., h. 92

9 Ibid., h. 117

10 Ibid., h. 117

11 Idid., h. 125

Page 65: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

49

observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mencari partisipan yang akan

diwawancarai oleh peneliti. Pernyataan yang diperoleh dari partisipan

dicocokan dengan kondisi lapangan.

2. Meningkatkan ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara

lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian

data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.12

Pengujian keabsahan data dengan meningkatkan ketekunan ini dilakukan

dengan cara peneliti membaca seluruh catatan hasil penelitian secara cermat,

sehingga dapat diketahui kesalahan dan kekurangannya. Dengan demikian

peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang

apa yang diamati.

3. Member Check

Pengujian keabsahan data dengan member check, dilakukan dengan

cara mendiskusikan kembali hasil penelitian kepada sumber-sumber data

yang telah memberikan data,13

yaitu mendiskusikan kembali dengan guru

IPS kelas VIII dan 6 orang siswa kelas VIII-4. Namun, jika data yang

diberikan kepada peneliti tidak disepakati, maka peneliti perlu mengadakan

diskusi kembali, sehingga adanya kesepakatan antara peneliti dan pemberi

data. Dengan demikian, maka akan terwujud kepercayaan data penelitian.

12

Ibid., h. 124 13

Ibid., h. 129

Page 66: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Pendahuluan

Hasil penelitian ini diperoleh dengan teknik wawancara terstruktur,

sebagai bentuk pengumpulan data dan informasi-informasi dengan narasumber.

Hasil penelitian berasal dari analisis data dari wawancara dan dokumentasi.

Partisipan yang menjadi narasumber terdiri dari satu guru IPS kelas VIII dan

enam siswa kelas VIII-4.

Pada bab ini pembaca dapat mengetahui bagaimana hasil penelitian

penggunaan model Snowball Throwing untuk meningkatkan motivasi belajar IPS

siswa kelas VIII-4 di SMP PGRI 1 Ciputat.

B. Profil Sekolah SMP PGRI 1 Ciputat

Pada profil sekolah peneliti akan membahas tentang sejarah singkat SMP

PGRI 1 Ciputat, visi dan misi SMP PGRI 1 Ciputat, guru dan karyawan SMP

PGRI 1 Ciputat, siswa SMP PGRI 1 Ciputat, sarana dan prasarana SMP PGRI 1

Ciputat. Berikut adalah profil sekolah SMP PGRI 1 Ciputat:1

SMP PGRI 1 Ciputat yang beralamat di Jl. Pendidikan No.30, Ciputat.

Pada awalnya lulusan Sekolah Dasar/sederajat yang berada di lingkungan Ciputat

yang hendak melanjutkan ke SMP negeri/umum sebagian besar harus ke wilayah

DKI Jakarta, terutama wilayah Jakarta Selatan. Sedangkan pada waktu itu di

kecamatan Ciputat, SMP yang ada baru SMP swasta yaitu SMP Muhammadiyah

17, SMP Islamiyah dan Madrasah Pembangunan IAIN Jakarta.

Dengan didorong semangat yang luhur maka guru-guru SMP Negeri 87

Jakarta (Pondok Pinang) yang dipelopori oleh Bapak Drs. Sukandi Kuswara,

1 Profil SMP PGRI 1 Ciputat

Page 67: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

51

Bapak A. Mursyidi, B.A. dan Bapak S. Danuwardoyo serta Bapak R.A. Sakri

Gandadipura (Kepala Sekolah kelas pembangunan) yang berdiri tahun 1970 tetapi

hingga akhir 1974 siswanya semakin berkurang hanya satu kelas kecil. Maka

beliau berempat sepakat untuk mendirikan Sekolah Menengah Pertama Persiapan

(SMPP) pada tahun 1975 yang selanjutnya berubah menjadi Sekolah Menengah

Pertama Persatuan Guru Republik Indonesia (SMP PGRI Ciputat) dengan Kepala

Sekolah yang pertama yaitu Bapak R.A. Sakri Gandadipura.

Pendirian Sekolah Menengah Pertama Persatuan Guru Republik

Indonesia (SMP PGRI Ciputat) mendapat restu dari Kepala Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kecamatan Ciputat (Bapak Djahera). Beliau ikut membantu

pendirian Sekolah Menengah Pertama tersebut. Hari jadi SMP PGRI 1 Ciputat

ditetapkan pada tanggal 1 Januari 1975. Pada periode pertama (1975), jumlah

murid yang diterima di SMP PGRI 1 Ciputat berjumlah kurang lebih 25 orang dan

pada pertengahan tahun bertambah 10 orang menjadi 35. Pada periode kedua

(1976) siswa kelas VII berjumlah 58 orang, dan siswa kelas VIII berjumlah 39

orang. Pada periode ketiga (1977) siswa kelas VII berjumlah 107 orang dan siswa

kelas VIII berjumlah 56 orang dan siswa kelas IX berjumlah 38 orang. Pada

periode keempat (1978) SMP PGRI 1 Ciputat menerima pendaftaran sebayak 128

orang atas perintah dari Bapak R.A. Sakri Gandadipura.2

Pada periode kelima (1978) siswa kelas VII berjumlah 128 orang, siswa

kelas VIII berjumlah 107 orang dan siswa kelas IX berjumlah sebanyak 51 orang,

dan ujian akhir menggabung atau menginduk ke SMP Negeri Ciledug. Kemudian

pada tahun 1979-1980 siswa kelas VII berjumlah 156 orang, siswa kelas VIII

berjumlah 125 orang dan siswa kelas IX berjumlah 101 orang. Jumlah seluruh

siswa sebanyak 382 orang dan ujian akhir kelas IX menggabung dengan SMP

Negeri 1 Ciputat yang di kepalai oleh Bapak Drs.Wanhar S.

2 Profil SMP PGRI 1 Ciputat

Page 68: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

52

Pada tahun 1992 status SMP PGRI 1 Ciputat berubah dari DIAKUI

menjadi DISAMAKAN dengan nomor: 876/I.02/Kep/I/1982 dan diakreditasi

ulang pada tahun 1999 dengan nomor: 16581a/I.02/Kep/1999, sampai sekarang.

Pada saat didirikan SMP PGRI 1 Ciputat tersebut hanya mempunyai sarana

gedung yang terdiri dari 3 lokal yang terletak diatas tanah seluas 0.25 hektar atas

wakaf dari Bapak Brigjen Suhardjono. Kemudian pada tahun pelajaran 1979/1980

terjadi pergantian kepemimpinan yakni Kepala Sekolah yang baru dari Drs.

Sukandi Kuswara. Adapun Bapak Gandadipura mendapat tugas baru menjadi

Kepala Sekolah Dasar Negeri Jurang Mangu di Desa Sawah Lama Kecamatan

Ciputat. Sejak kepemimpinan yang baru Bapak Drs. Sukandi Kuswara maka

pembangunan lokal terus bertambah, minimal setiap tahun 1 lokal sesuai dengan

perkembangan sekolah. Kemudian terjadi pergantian kepemimpinan setelah

kurang lebih 20 tahun, dan diserahkan terimakan pada tanggal 14 Desember tahun

2000 oleh Bapak Drs. Sukandi Kuswara kepada Bapak Cartam, S.Pd., M.Pd. yang

disahkan oleh ketua YPLP PGRI Propinsi Jawa Barat.

Visi SMP PGRI 1 Ciputat adalah lembaga pendidikan yang berlandaskan

Iman dan Taqwa (IMTAQ) yang mampu membentuk peserta didik berakhlak

mulia, kreatif, dan unggul dalam Ilmu Pengetahuan Teknologi (IPTEK). Visi

tersebut mencerminkan profil dan cita-cita sekolah yang menginginkan menjadi

sekolah unggulan yang didasari oleh IMTAQ dan IPTEK, serta berwawasan

lingkungan budaya. Keunggulan yang ingin dicapai dalam visi tersebut adalah

sebagai berikut: unggul dalam pengembangan kurikulum, unggul dalam proses

pembelajaran, unggul dalam model pembelajaran, unggul dalam kelulusan, unggul

dalam sarana prasarana pendidikan, unggul dalam kelembagaan sekolah, unggul

dalam manajemen sekolah, unggul dalam prestasi akademik maupun unggul

dalam prestasi non-akademik dan unggul dalam IMTAQ. Untuk mencapai visi

tersebut, perlu dilakukan suatu misi berupa kegiatan jangka panjang dengan arah

dan tujuan yang jelas.3

3 www.smppgri1cpt.sch.id

Page 69: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

53

Adapun misi tersebut merupakan jembatan dari tujuan SMP PGRI 1

Ciputat yakni: Pertama, menyiapkan generasi muda yang menguasai pengetahuan

dan teknologi dengan landasan iman dan taqwa. Kedua, meningkatkan

pengetahuan peserta didik yang cerdas, terampilan dan berbudi luhur. Ketiga,

menjadi lulusan sebagai calon pemimpin masa depan yang menguasai ilmu

pengetahuan dan teknologi.4

Guru di SMP PGRI 1 Ciputat pada tahun pelajaran 2014/2015 berjumlah

44 orang, terdiri dari Kepala Sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum,

wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, 20 orang guru tetap, dan 12 orang guru

honorer. Adapun rinciannya sebagai berikut: 4 orang guru mengajar Bahasa

Indonesia, 2 orang guru mengajar PKN, 2 orang guru mengajar IPA, 2 orang guru

mengajar Fisika, 5 orang guru mengajar IPS, 3 orang mengajar Bahasa Inggris, 3

orang mengajar Matematika, 2 orang mengajar Pendidikan Agama Islam, 3 orang

guru mengajar Seni Budaya, 2 orang guru mengajar Penjaskes, 1 orang guru

mengajar TIK, 1 orang guru mengajar BTQ, 1 orang guru mengajar Tata Busana,

dan 1 orang guru mengajar Bimbingan Konseling (BK). Karyawan SMP PGRI 1

Ciputat terdapat 9 orang karyawan yang terdiri ketua Tata Usaha, 4 orang staf

Tata Usaha, 2 orang staf dapur dan 2 orang staf kebersihan.

Siswa di SMP PGRI 1 Ciputat tahun pelajaran 2014/2015 berjumlah

1091 siswa. Adapun rinciannya yaitu siswa kelas VII berjumlah 360 orang, siswa

kelas VIII berjumlah 360 orang, dan siswa kelas IX berjumlah 371. Keadaan

sarana dan prasarana SMP PGRI 1 Ciputat terdiri dari: ruang belajar 25 lokal,

ruang kepala sekolah, ruang Tata Usaha, ruang perpustakaan, ruang labotarium,

ruang kesenian, labotarium komputer, WC siswa, WC guru, WC kepala sekolah

dan musholah.

4 www.smppgri1cpt.sch.id

Page 70: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

54

C. Informasi Partisipan

Dalam penelitian ini jumlah partisipan sebanyak 7 orang yang terdiri

dari: 1 guru IPS kelas VIII, dan 6 siswa kelas VIII-4. Keenam siswa tersebut

terdiri dari 4 siswa perempuan dan 2 siswa laki-laki.

Informasi partisipan penelitian dijabarkan pada bab ini agar pembaca dan

penguji dapat memahami situasi dan hasil penelitian. Pada penelitian kualitatif

kesimpulan penelitian tidak bisa disamakan, oleh karena itu siapa yang

diwawancarai dan kapan diwawancarai itu sangat penting karena kesimpulan dari

penelitian ini akan berbeda dari setiap orang yang diwawancarai maupun jika

dilakukan dengan waktu yang berbeda dan mewawancarai orang yang berbeda.

Informasi partisipan yang telah peneliti wawancarai adalah sebagai berikut:

Partisipan SR adalah seorang guru IPS yang lahir di Jakarta pada 19

April 1975, selain menjadi guru IPS guru SR juga menjabat sebagai koordinator

perpustakaan di SMP PGRI 1 Ciputat, beliau kurang lebih sudah 15 tahun

mengajar mata pelajaran IPS di sekolah ini. Sebelum menjadi guru beliau sudah

menyelesaikan pendidikan S1 di STKIP PGRI Jakarta pada tahun 2003 dengan

mengambil jurusan Sejarah. Setelah itu beliau juga melanjutkan pendidikan S2 di

Unindra Jakarta pada tahun 2012. Guru SR ini hobinya itu menyanyikan lagu-lagu

pop maupun dangdut. Beliau mempunyai tiga orang anak dan dua orang cucu.

Guru SR ini mengajar lima kelas yaitu kelas VIII-1 sampai dengan kelas VIII-5.

Selain mengajar IPS di SMP PGRI 1 Ciputat guru SR ini juga mengajar di sekolah

lain yaitu di Madrasah Aliyah Ciputat.

Partisipan DK adalah siswi yang lahir di Pemalang, pada tanggal 22

Oktober 1999. Partisipan DK ini merupakan anak satu-satunya, dia tidak

mempunyai kakak maupun adik. Partisipan DK ini mempunyai hobi bernyanyi

dan juga baca novel. Partisipan DK adalah siswa yang pintar dan aktif, hal

tersebut terlihat dari cara DK berbicara dan menjawab pertanyaan pada saat

peneliti mewawancarainya. Dari keaktifan yang terlihat pada saat wawancara dia

Page 71: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

55

pun memiliki motivasi belajar yang tinggi pada saat belajar di dalam kelas itu

terbukti dari hasil belajarnya yang tinggi dan dia pun mendapatkan ranking di

kelasnya. Tetapi DK ini tidak mengikuti kegiatan apapun di sekolah maupun

kegiatan di luar sekolah.

Partisipan NH adalah siswi yang lahir di Pekanbaru pada tanggal 11

Desember 2001. Partisipan NH adalah anak kedua dari dua bersaudara. Partisipan

NH ini tidak pernah telat ke sekolah, ia selalu datang ke sekolah tepat waktu.

Partisipan NH mempunyai hobi berenang, selain kegiatan di sekolah NH juga

mempunyai kegiatan di luar sekolah yaitu les Matematika setiap sabtu dan

minggu. Partisipan NH adalah siswi yang sopan dan malu, saat dia menyapa

peneliti sebelum diwawancara dengan mengucapkan salam, tetapi motivasi belajar

dia tidak tinggi namun dia memiliki minat belajar yang bagus. Partisipan NH ini

juga termasuk siswi yang mudah beradaptasi kepada orang yang baru dikenal, hal

ini terlihat dari sikap partisipan yang tidak canggung saat wawancara berlangsung,

hasil belajar IPSnya kurang baik dan nilainya masih di bawah KKM.

Partisipan PR adalah siswi yang lahir di Jakarta pada tanggal 2 Desember

2001. Partisipan PR ini adalah anak pertama dari dua bersaudara. Partisipan PR

ini asalnya dari Padang dan Sulawesi. PR ini mempunyai hobi menyanyi. Dia

biasanya suka menyanyikan lagu sedih. Partisipan PR mengaku sering di hukum

karena telat datang ke sekolah. Partisipan PR ini siswi yang aktif dan memiliki

motivasi belajar yang baik, hal ini dilihat dari cara berbicaranya saat

diwawancara. Partisipan PR ini hasil belajarnya bagus terlihat dari nilai ulangan

harian yang mencapai KKM dan dia pun selalu mendapatkan ranking di kelasnya.

Selain itu dia juga memiliki kemampuan berorganisasi yang bagus dan di sekolah

PR terlibat dalam OSIS jabatannya sebagai wakil bendahara OSIS.

Partisipan OA adalah siswi yang lahir di Lampung pada tanggal 14

Oktober 2002. Dia adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Partisipan OA ini

hobinya bermain basket. Partisipan OA adalah siswa yang pintar, aktif dan ceria,

hal tersebut terlihat dari cara dia bertemu peneliti dengan tersenyum dan pada saat

Page 72: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

56

menjawab pertanyaan wawancara dia mengeluarkan candaannya. OA adalah

siswa yang aktif dalam berorganisasi. Jabatan OA di OSIS sebagai anggota

Ketuhanan Yang Maha Esa, seperti: rohis dan kegiatan yang berkaitan dengan

keagamaan. Partisipan OA ini memiliki motivasi belajar yang tinggi dilihat dari

hasil belajarnya yang mencapai KKM dan dia juga mendapatkan juara umum di

kelasnya.

Partisipan MR adalah siswa yang lahir di Pekalongan pada tanggal 19

Januari 2002. Partisipan MR adalah anak kedua dari dua bersaudara. Partisipan

MR hobinya bermain futsal. Partisipan MR adalah siswa yang sopan, ramah, yang

suka cari perhatian namun kurang percaya diri, hal tersebut terlihat pada saat dia

menjawab pertanyaan dengan ragu-ragu. Partisipan MR adalah termasuk siswa

yang kurang memiliki motivasi belajar yang tinggi, hal tersebut terlihat pada saat

proses belajar mengajar berlangsung, dimana partisipan MR hanya diam saja saat

guru mengajukan pertanyaan kepada partisipan. Namun MR memiliki aktivitas di

luar sekolah yaitu bermain Hadroh. Dengan ini hadroh adalah alat kesenian yang

berasal dari Arab yang bernuansa Islami. Partisipan MR sering tampil dengan

teman-temannya ketika ada perlombaan dan acara apapun di dalam sekolah

maupun di luar sekolah.

Partisipan FR adalah siswa lahir di Jakarta pada tanggal 13 Juni 2002, dia

berasal dari Magelang. FR mempunyai hobi bermain futsal. Partisipan FR ini anak

terakhir dari tiga bersaudara, dan FR ini ke sekolah selalu mengendarai motor.

Partisipan FR adalah siswa yang malu dan sopan, hal ini terlihat pada saat FR

bertemu dengan peneliti dengan memberikan salam. Partisipan FR adalah siswa

yang memiliki motivasi belajar yang kurang baik hal itu dibuktikannya pada hasil

belajar yang di bawah KKM.

Dari data partisipan diatas, diketahui bahwa setiap partisipan itu memiliki

karakter, tempat tanggal lahir, umur, asal, hobi, motivasi, dan hasil belajar yang

berbeda. Adapun partisipan yang diwawancarai yaitu: 1 guru IPS kelas VIII yang

diwawancarai yaitu guru SR, beliau mengajar 5 kelas yang berbeda. Selain itu

Page 73: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

57

siswa yang diwawancarai sebanyak 6 siswa yang masing-masing memiliki

motivasi belajar dan hasil belajar yang berbeda. Keenam siswa ini terdiri dari 3

siswa yang hasil belajarnya tinggi dan 3 siswa yang hasil belajarnya rendah. Maka

alasan peneliti memilih siswa tersebut karena peneliti beranggapan bahwa siswa

yang memiliki nilai tertinggi juga memiliki motivasi yang tinggi, dan siswa yang

memiliki nilai rendah memiliki motivasi yang rendah.

D. Paparan Data Hasil Penelitian

Pada hasil penelitian ini, peneliti akan memaparkan data dan hasil

penelitian terkait dengan permasalahan yang telah dirumuskan, yaitu

mendeskripsikan bagaimana penggunaan model Snowball Throwing sebagai

model pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar IPS siswa kelas VIII-4

di SMP PGRI 1 Ciputat.

Disini peneliti akan memaparkan bagaimana partisipan menjawab

pertanyaan pada saat diwawancara. Pada wawancara dengan guru terdapat lima

belas pertanyaan, dan pada wawancara dengan siswa terdapat lima belas

pertanyaan. Hasil wawancara lalu peneliti buatkan transkrip kemudian transkip

tersebut peneliti analisa dengan cara mereduksi data, menyajikan data atau

menyimpulkan data. Data yang di reduksi adalah informasi yang tidak

berhubungan dengan penelitian. Setelah itu peneliti baru bisa menyimpulkannya

secara deskriptif dan juga penelitian ini menjawab pertanyaan penelitian, dan

bagaimana data tersebut menjawab penelitian. Untuk membuat paparan hasil lebih

mudah dibaca dan dimengerti, maka peneliti membagi pembahasan menjadi tiga

bagian, yaitu: pertama pendapat guru mengenai bagaimana model Snowball

Throwing mempengaruhi motivasi belajar siswa, kemudian pendapat siswa

mengenai hal yang sama, dan terakhir adalah data tambahan yang menunjukkan

bagaimana pengaruh model pembelajaran ini pada hasil belajar siswa.

Page 74: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

58

1. Pendapat Guru Mengenai Bagaimana Model Snowball Throwing

Mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa

Guru SR menjelaskan bagaimana model Snowball Throwing

mempengaruhi motivasi belajar siswa. Beliau memulainya dengan

menjelaskan bagaimana persiapan materi dan RPP pembelajaran membuat

siswa belajar lebih mudah. Kemudian dia menjelaskan pengalamannya

menggunakan model pembelajaran selama ini. Beliau memaparkan bahwa

terdapat beberapa kesulitan yang dihadapi ketika menggunakan model

pembelajaran yang lama. Terakhir dia mendeskripsikan bagaimana

pembelajaran menggunakan Snowball Throwing dapat membuat siswa

menjadi lebih aktif di kelas dan membuat pengajaran dan pembelajaran

menjadi lebih efektif.

a. Persiapan RPP dan Materi Membuat Siswa Belajar Lebih

Mudah

Guru SR mengatakan bahwa dia mempersiapkan RPP dan

materi pengajaran dan pembelajaran sebelum masuk ke kelas. Beliau

menjelaskan agar proses pengajaran dan pembelajaran di kelas

berjalan dengan baik, maka dia membuat persiapan terlebih dahulu.

Materi dan RPP diharapkan dapat membantu berjalannya proses

belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang sudah dibuat. Selain itu,

guru juga mempersiapkan buku paket, LKS dan gambar-gambar.

Semua ini dilakukan agar siswa mudah memahami materi yang

disampaikan dan siswa menjadi lebih semangat untuk belajar. Berikut

adalah kutipan mengenai bagaimana dia mempersiapkan kelasnya:

Sebelum pembelajaran berlangsung di kelas saya terlebih dahulu

mempersiapkan materi yang akan saya ajarkan kepada murid-murid,

perangkat pembelajaran seperti RPP dan tidak lupa beberapa sumber

tambahan materi mengajar selain dari buku paket dan LKS tersebut. Nah

kalau sekiranya perlu gambar-gambar untuk contoh, saya juga akan

mempersiapkan gambar-gambar tersebut. Setelah semua sudah

dipersiapkan barulah saya terlebih dahulu absen anak-anak, tidak lupa

sebelum pembelajaran di mulai saya berikan apersepsi kepada siswa

Page 75: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

59

tentang materi yang akan dibahas dengan mengkaitkan dalam kehidupan

sehari-hari, agar siswa merasa termotivasi untuk belajar.5

Pada pembelajaran menggunakan model Snowball Throwing,

peneliti yang bertindak sebagai guru juga mempersiapkan materi dan

RPP, adapun cara yang dilakukan peneliti sebagai berikut:

Mempersiapkan RPP dan menentukkan materi yang akan

dibahas.

Mempersiapkan alat-alat yang digunakan untuk penerapan

model Snowball Throwing.

Menjelaskan langkah-langkah dari model pembelajaran

Snowball Throwing kepada seluruh siswa.

Merencanakan pembagian siswa dalam kelompok serta

menentukkan setiap ketua kelompoknya.

Perencanaan ini dilakukan oleh peneliti dengan tujuan agar

siswa tidak merasa bingung dan kesulitan belajar dengan

menggunakan model Snowball Throwing pada saat pembelajaran

berlangsung. Sehingga pembelajaran di kelas dapat berjalan dengan

baik dan seseuai dengan tujuannya.

b. Perubahan Model Pembelajaran Untuk Mempermudah

Siswa Belajar

Agar memperoleh gambaran yang mendalam mengenai

model pembelajaran di kelas sebelumnya, sehingga bisa dibandingkan

dengan penggunaan model Snowball Throwing, maka peneliti

meminta guru SR untuk menceritakan bagaimana model pembelajaran

yang biasanya digunakan pada saat pembelajaran IPS di kelas. Beliau

menceritakan bahwa model pembelajaran konvesional yang biasanya

digunakan guru ketika mengajar IPS di kelas yaitu seperti ceramah

5 SR, Wawancara, guru, 15 Desember 2015

Page 76: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

60

dengan menjelaskan materi di depan. Guru juga terkadang

menggunakan media dengan memutar film-film sejarah, hal ini

dilakukan agar siswa dapat mengetahui kejadian yang terjadi dimasa

lampau, dan membuat siswa mengenal dan mengingat para pahlawan-

pahlawan yang sangat berjasa, sehingga siswa menjadi lebih

memahami dan mengerti materi yang sudah dijelaskan. Berikut adalah

kutipan mengenai model pembelajaran yang biasa guru SR gunakan:

Model pembelajaran yang sering saya terapkan di kelas ketika mengajar

saya menggunakan model pembelajaran seperti guru-guru lainnya, yaitu

presentasi, ceramah, kadang ya nonton film dengan menyesuaikan saja

dengan materi pembahasan. Heemmm… menurut saya dengan metode

tersebut cukup sederhana akan tetapi dalam pencapaian hasil belajar lebih

baik, dan juga ketika menggunakan model tersebut saya lebih bisa tau

mengenai perkembangan belajar murid saya dan juga tau bagaimanakah

murid-murid saya termotivasi belajarnya dengan model tersebut. 6

Guru SR menjelaskan mengenai efektivitas proses

pembelajaran IPS di kelas dengan model pembelajaran yang biasa

digunakan. Beliau berkata bahwa model pembelajaran yang biasa guru

SR gunakan di kelas masih belum begitu efektif, karena masih ada

saja siswa yang sibuk mengobrol sendiri, siswa yang mengantuk, dan

masih ada siswa yang tidak memperhatikan ketika guru menjelaskan

materi. Hal ini membuktikan bahwa guru SR ini perlu adanya model-

model pembelajaran yang lebih menarik dan lebih kreatif lagi

sehingga tidak membuat siswa merasa mengantuk dan bosan ketika

pembelajaran IPS berlangsung. Hal ini berdasarkan hasil wawancara

dengan guru SR, berikut kutipan hasil wawancara:

Menurut saya proses pembelajaran di kelas masih kurang begitu

maksimal (berpikir sambil memegang kertas). Karna pada saat

pembelajaran di kelas masih saja terkadang ada anak yang sibuk ngobrol

sendiri, ada yang tidak mendengarkan, ada juga yang tidur di kelas.

Model pembelajaran yang saya gunakan pun belum terlalu efektif. Maka

dari itu saya perlu adanya model-model pembelajaran lain yang bisa

6 SR, Wawancara, guru, 15 Desember 2015

Page 77: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

61

membuat murid-murid tidak cepat merasa bosan dan lebih

memperhatikan saat proses pembelajaran berlangsung di kelas.7

Guru SR menjelaskan tentang kesulitan yang dialami guru

selama proses pembelajaran IPS di kelas. Kesulitan-kesulitannya

antara lain yaitu masih ada siswa yang kurang aktif, siswa yang suka

mengobrol dan minimnya minat siswa untuk belajar membaca buku.

Selain itu kesulitan lainnya yaitu masih saja ada siswa yang tidak

fokus dan bercanda dengan teman sebangkunya. Hal seperti ini yang

terkadang membuat guru marah, karena ketika guru sedang

menjelaskan materi masih saja ada siswa yang tidak memperhatikan

dan masih ada siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan. Disinilah

kesulitan guru ketika proses pembelajaran berlangsung. Berikut adalah

pernyataan mengenai kesulitan yang dialami guru SR di kelas:

Kesulitan yang saya alami sepertinya sama dengan yang guru-guru lain

alami. Kesulitannya sih ketika mengajar di kelas seperti murid yang

kurang aktif, lalu sukanya mengobrol dan kurangnya niat siswa dalam

membaca sebelum belajar seperti malamnya membaca dahulu materi

pelajaran besok paginya, kesulitan lain dalam teknis mengajar yaitu murid

yang suka bercanda dengan temannya. Terkadang saya sudah

menjelaskan capek-capek bahkan sampai berulang-ulang tapi pada saat

ditanya murid masih saja tidak bisa menjawab. Disitu terkadang rasanya

saya ingin marah, tapi anak-anak jaman sekarang sama sekali tidak bisa

dimarahi, dihukum pun mereka tidak akan merasa jera (ekspresi wajah

heran).8

Guru SR berusaha mengatasi kesulitan-kesulitan yang

dihadapi ketika proses pengajaran dan pembelajaran berlangsung.

Maka untuk mengatasi masalah siswa yang kurang aktif pada saat

pembelajaran IPS berlangsung di kelas yaitu biasanya setelah guru

menjelaskan materi di depan dia langsung memberikan pertanyaan ke

siswa untuk melihat apakah siswa sudah memahami dan mengerti

materi yang sudah disampaikan guru. Selain itu untuk mengatasi

kesulitan lain seperti siswa yang suka mengobrol, dan siswa yang suka

bercanda biasanya dengan memindahkan posisi tempat duduknya agar

7 SR, Wawancara, guru, 15 Desember 2015

8 SR, Wawancara, guru, 15 Desember 2015

Page 78: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

62

siswa menjadi lebih fokus dan memperhatikan penjelasan guru. Guru

SR terkadang juga memberi hukuman maupun penghargaan kepada

siswa. Semua ini dilakukan agar siswa merasa terdorong untuk

menjawab pertanyaan dengan benar dan tepat. Cara-cara seperti itulah

yang biasa guru SR lakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan saat

proses pembelajaran berlangsung. Hal ini ditunjukkan oleh pernyataan

guru SR pada saat diwawancarai sebagai berikut:

Heemmm (berpikir)... cara mengatasi masalah tersebut yah beberapa cara

saya lakukan, diantaranya saya biasanya setelah menjelaskan suka

langsung melemparkan pertanyaan kepada murid-murid, memindahkan

posisi tempat duduk siswa, misalkan siswa yang suka mengobrol

dibelakang saya pindahkan ke depan supaya dapat memperhatikan,

misalkan siswa yang sukanya bercanda dipojok saya pindahkan ke

tengah, dan buat yang sulit untuk diatur saya beri pertanyaan terus supaya

dia dapat memperhatikan, jika tidak bisa maka saya kasih hukuman

ringan, Setelah itu bagi murid yang bisa menjawab saya biasanya janjiin

mereka untuk memberi hadiah. Hadiah yang sering saya berikan berupa

nilai tapi kadang juga saya berikan hadiahnya berupa nilai, makanan atau

berbentuk barang juga agar siswa merasa termotivasi untuk berlomba-

lomba menjawab pertanyaan itu dengan mengharapkan hadiah yang akan

saya berikan pada saat pembelajaran di kelas.9

c. Model Snowball Throwing Membuat Interaksi Di Kelas

Lebih Dinamis, Siswa Lebih Aktif Dan Pembelajaran Lebih

Efektif

Guru SR mengawalinya dengan menjelaskan tentang model

pembelajaran Snowball Throwing di kelas. Beliau mengatakan bahwa

model pembelajaran seperti ini merupakan model pembelajaran yang

menggunakan bola yang berisi pertanyaan dan bola tersebut dilempar

dari satu siswa ke siswa lainnya, kemudian siswa yang mendapatkan

bola tersebut dialah yang harus menjawab pertanyaan yang ada di

dalam bola tersebut. Hal ini seperti yang disampaikan oleh guru SR

pada saat wawancara sebagai berikut:

Yang kemarin kamu terapin itu yah kan, yang saya ketahui (mengangguk-

angguk)... model pembelajaran Snowball Throwing ini. Heemmm

9 SR, Wawancara, guru, 15 Desember 2015

Page 79: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

63

(berpikir)... merupakan salah satu dari model pembelajaran kooperatif

dimana pembelajaran ini bersifat kerja kelompok dengan mendiskusikan

dan membuat pertanyaan tentang materi yang dibahas, lalu pertanyaan itu

dibentuk seperti bola kemudian bola itu dilempar dari siswa satu ke siswa

lainnya, kemudian murid atau kelompok yang terkena lemparan bola

dialah yang harus menjawab pertanyaan yang berbentuk bola itu.10

Guru SR menceritakan pendapatnya ketika memperhatikan

peneliti menerapkan model pembelajaran dengan menggunakan model

Snowball Throwing. Beliau berpendapat bahwa model pembelajaran

Snowball Throwing ini merupakan model pembelajaran yang sangat

kreatif, dan inovatif. Model pembelajaran ini sangat menarik perhatian

siswa sehingga membuat siswa menjadi lebih fokus, aktif, tidak

membuat siswa bosan dan mengantuk pada saat pembelajaran

berlangsung. Hal ini seperti yang dikatakan oleh guru SR pada saat

diwawancarai sebagai berikut:

Heemmm (berpikir)... sebelumnya saya belum pernah mempunyai

pengalaman mengajar dengan menggunakan model Snowball Throwing

ini ketika pembelajaran IPS berlangsung di kelas, tetapi pengalaman saya

ketika membaca dari buku saja dan melihat anda menerapkan model

pembelajaran ini sangat luar biasa dan cukup memuaskan (tersenyum).

Menurut saya model Snowball Throwing tersebut cukup inovatif, kreatif

dan juga cukup bisa membuat siswa jadi lebih aktif di kelas. Bahkan

murid yang biasanya pada saat belajar IPS ngantuk itu mereka jadi serius

mendengarkan materi dan memahaminya, lebih perhatian terhadap materi

pelajaran, mereka diharuskan untuk dapat cepat memahami dan

menyimak pelajaran tersebut. 11

Guru SR menyampaikan opininya tentang efektifitas

pembelajaran IPS dengan menggunakan model Snowball Throwing di

kelas. Menurut beliau model pembelajaran Snowball Throwing ini

sudah sangat efektif, hal ini dilihat dari antusias siswa pada saat model

ini diterapkan dalam proses pembelajaran IPS di kelas. Ketika

pembelajaran berlangsung siswa menjadi lebih aktif dalam menjawab

pertanyaan yang diberikan guru dengan benar. Model seperti ini

memberikan cara-cara baru untuk guru IPS dalam mengajar di kelas.

10

SR, Wawancara, guru, 15 Desember 2015 11

SR, Wawancara, guru, 15 Desember 2015

Page 80: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

64

Hal ini seperti yang disampaikan oleh guru SR pada saat

diwawancarai sebagai berikut:

Menurut saya keefektifan model pembelajaran Snowball Throwing ini

sudah sangat efektif (sambil memegang HP). Karena saya melihatnya

siswa itu sangat antusias sekali ketika model ini digunakan dalam

pembelajaran IPS, siswa juga jadi lebih aktif dalam bertanya dan siswa

saling berupaya untuk dapat menjawab pertanyaan yang diberikan secara

benar dan juga tepat. Mereka juga lebih memperhatikan pada saat guru

sedang menjelaskan materi di depan kelas. Ketika melihat anda

menerapkannya saya cukup dapat cara-cara baru lagi dalam menerapkan

model tersebut, untuk pembelajaran IPS di kelas (mengangguk dan

tersenyum).12

Guru SR mendeskripsikan tentang keadaan siswa di dalam

kelas ketika proses pembelajaran menggunakan model Snowball

Throwing. Keadaan siswa di kelas pada saat model pembelajaran

Snowball Throwing ini digunakan, siswa menjadi lebih aktif, lebih

semangat, siswa menjadi mudah diatur, dan siswa menjadi lebih

menyimak apa yang sudah dijelaskan guru sehingga siswa menanti

pertanyaan yang akan didapat. Berikut adalah pernyataan mengenai

keadaan siswa di kelas pada saat pembelajaran:

Heemmm (berpikir)... keadaan siswa dalam kelas siswa di kelas jadi lebih

aktif, dan siswa juga jadi lebih memperhatikan ketika guru menjelaskan

materi di depan kelas. Karena dengan model ini siswa jadi lebih semangat

dan seru, kalo kata anak-anak sih deg-degan nanti bakal dapet pertanyaan

apa nantinya. Jadi mereka sebisa mungkin mengerti dan paham semua

materi IPS yang sudah dipelajari (tersenyum sambil menggerakkan

kaki).13

Guru SR memaparkan tentang manfaat dari model

pembelajaran Snowball Throwing. Adapun manfaatnya adalah model

pembelajaran ini dapat menumbuhkan rasa kerjasama antar siswa

dalam berdiskusi, membuat semangat siswa untuk rajin belajar,

membuat siswa menjadi lebih aktif, membuat siswa menjadi lebih

mudah memahami materi IPS dan membuat hasil belajar IPS siswa

12

SR, Wawancara, guru, 15 Desember 2015 13

SR, Wawancara, guru, 15 Desember 2015

Page 81: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

65

meningkat. Berikut adalah pernyataan mengenai manfaat dari model

pembelajaran Snowball Throwing:

Seperti yang telah saya bicarakan, manfaatnya cukup banyak, siswa lebih

aktif, jadi lebih rajin untuk belajar, lebih semangat dan lebih merasa

kompak dengan teman sekelompoknya. Nilai-nilai mereka pun jadi lebih

meningkat, mereka juga jadi lebih paham pada pelajaran IPS.14

Guru SR menjelaskan tentang hubungan model pembelajaran

Snowball Throwing dengan motivasi belajar IPS siswa di kelas.

Menurut beliau bahwa motivasi belajar siswa lebih meningkat setelah

menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing. Hal ini

terlihat dari rasa ingin tahu siswa yang tinggi, siswa menjadi lebih

berani bertanya maupun mengungkapkan pendapatnya, siswa juga

sangat antusias hingga menantikan model Snowball Throwing

diterapkan dalam pembelajaran IPS di kelas, dan hasil belajar IPS

siswa yang meningkat. Berikut adalah pernyataan mengenai hubungan

model Snowball Throwing dengan motivasi belajar IPS siswa:

Heemmm (mata melirik ke kiri)... hubungan model pembelajaran

Snowball Throwing ini dengan motivasi belajar siswa siswa sangat tinggi,

sangat antusias sekali hingga siswa menanti kapan model Snowball

Throwing ini digunakan pada saat pembelajaran IPS berlangsung di dalam

kelas. Karena dengan model pembalajaran ini siswa jadi lebih rajin untuk

belajar dan rasa ingin tahunya jadi lebih tinggi, terlebih dengan melihat

hasil pencapaian dari pembelajaran tersebut yang cukup mengesankan

karena begitu signifikan kenaikan pencapaian dalam penguasaan materi

pelajaran IPS tersebut.15

Guru SR memaparkan tentang perubahan siswa di kelas

setelah digunakan model Snowball Throwing. Beliau mengatakan

bahwa adanya perubahan positif ketika model Snowball Throwing ini

digunakan pada saat pembelajaran IPS. Perubahan siswa di kelas yaitu

siswa menjadi lebih fokus, siswa menjadi lebih rajin untuk mencatat,

siswa menjadi lebih berani bertanya materi yang belum dipahaminya

dan siswa menjadi lebih berani dalam mengungkapkan pendapatnya.

14

SR, Wawancara, guru, 15 Desember 2015 15

SR, Wawancara, guru, 15 Desember 2015

Page 82: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

66

Berikut adalah kutipan mengenai perubahan siswa setelah

menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing:

Perubahan siswa yang paling terlihat yaitu siswa jadi lebih

memperhatikan pada saat guru menjelaskan, mereka juga jadi lebih rajin

untuk mencatat, siswa jadi lebih berani ketika bertanya dan

mengungkapkan pendapatnya, dan mereka pun berusaha untuk bisa

menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Perubahan yang seperti ini

terjadi ketika model Snowball Throwing diterapkan pada saat

pembelajaran IPS berlangsung sangat menimbulkan perubahan yang

positif untuk siswa (tersenyum).16

Guru SR menjelaskan tentang keaktifan dan respon siswa di

kelas terhadap model pembelajaran Snowball Throwing. Berdasarkan

hasil paparan beliau, bahwa respon siswa terlihat sangat bagus dalam

menerima pelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Snowball Throwing. Dengan model pembelajaran ini siswa terlihat

sangat antusias, siswa menjadi lebih aktif dan siswa menjadi lebih

berusaha untuk dapat menjawab pertanyaan. Berikut adalah kutipan

mengenai respon siswa setelah menggunakan model pembelajaran

Snowball Throwing:

Heemmm (berpikir)... respon siswa sangat bagus dilihat dari antusias

mereka dalam menerima pelajaran IPS saat menggunakan model

pembelajaran Snowball Throwing ini. Dilihat ketika siswa ditanya mereka

berusaha untuk menjawab, murid-murid sangat aktif, mereka juga lebih

berani untuk bertanya maupun mengungkapkan pendapatnya. Heemmm

(berpikir lagi)... selain itu mereka juga membuat catatan penting untuk

dapat mereka ingat inti-inti dari materi yang diajarkannya agar lebih

mudah mereka pahami, yah walaupun nampak dimuka mereka sangat

takut dan tegang, tetapi mereka cukup bisa menangkap apa yang sudah

guru jelaskan.17

Guru SR memberikan pendapat agar model pembelajaran

Snowball Throwing ini lebih mengefektifkan pembelajaran IPS di

kelas. Pendapat beliau agar model pembelajaran Snowball Throwing

ini bisa lebih efektif pada saat pembelajaran di kelas yaitu diiringi

lagu yang lebih disukai siswa, dan dalam pemberian penghargaan

16

SR, Wawancara, guru, 15 Desember 2015 17

SR, Wawancara, guru, 15 Desember 2015

Page 83: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

67

hadiahnya lebih menarik dan lebih banyak agar siswa berlomba-lomba

untuk bisa menjawab pertanyaan tersebut. Berikut adalah kutipan

mengenai pendapat guru SR agar model pembelajaran Snowball

Throwing lebih efektif:

Nah agar model ini lebih efektif lagi, bisa dengan cara melakukan

pembelajaran ditempat yang bisa menggambarkan kondisi sebenarnya

yang berkaitan dengan materi yang diajarkan, mungkin juga akan lebih

baik jika dalam penggunaan model pembelajaran ini diiringi musik-musik

yang lebih disukai siswa, lebih menarik perhatian siswa dan juga

pemberian hadiah lebih banyak lagi kepada siswa yang bisa menjawab

pertanyaan (ekspresi wajah semangat dan senyum).18

Guru SR memberikan saran terhadap model pembelajaran

Snowball Throwing. Saran beliau adalah model pembelajaran

Snowball Throwing dapat digunakan untuk mata pelajaran lainnya dan

model Snowball Throwing juga tidak hanya digunakan di SMP tetapi

dapat digunakan pada jenjang pendidikan yang lainnya seperti: SD

atau SMA dengan menyesuaikan materi pelajaran yang akan dibahas.

Hal ini seperti yang disampaikan oleh guru SR pada saat

diwawancarai sebagai berikut:

Model pembelajaran yang anda gunakan sangat bagus cukup kreatif.

Sering-sering gunakan model pembelajaran ini pada saat mengajar di

kelas. Kalo saran saya sih, kalo bisa heemmm (berpikir)... model ini bisa

lebih dikembangkan lagi bisa dilakukan lagi di tempat yang lain dilevel

kelas yang lain, dan juga pada mata pelajaran lain bukan hanya IPS saja

tentu juga dengan waktu yang berbeda karena sudah jelas banyak hal

positif yang bisa dilakukan dan didapatkan dari model pembelajaran

Snowball Throwing ini yang bisa dilakukan tidak hanya di dalam kelas

saja tetapi juga bisa dilakukan di luar kelas agar siswa bisa lagi melihat

kondisi sekitar yang dapat dihubungkan dengan materi ajar agar dengan

begitu siswa dengan lebih mudah menyerap pelajaran IPS. Heemmm

(berpikir tangan diatas meja)... saya berharap dengan adanya model

Snowball Throwing yang menarik ini diharapkan dapat lebih

meningkatkan motivasi belajar siswa. Model pembelajaran ini juga kalo

bisa tidak hanya digunakan untuk jenjang SMP saja tetapi juga bisa

digunakan pada jenjang SD, atau SMA yang disesuaikan dengan materi

pelajaran.19

18

SR, Wawancara, guru, 15 Desember 2015 19

SR, Wawancara, guru, 15 Desember 2015

Page 84: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

68

2. Pendapat Siswa Mengenai Bagaimana Model Snowball Throwing

Memotivasi Mereka Untuk Belajar

Pada bagian ini, peneliti memaparkan bagaimana pendapat para

siswa mengenai model pembelajaran selama ini. Mereka mengatakan bahwa

mereka kurang termotivasi dengan model pembelajaran konvensional

pelajaran IPS. Siswa-siswi juga menjelaskan bagaimana pendapat mereka

tentang cara guru mengajar dan media yang digunakan guru.

a. Siswa Kurang Termotivasi dengan Metode Belajar

Konvesional

Beberapa orang siswa yaitu DK, MR, OA, FR, NH, dan PR

berpendapat bahwa pendidikan IPS selama ini menyenangkan, seru,

asik, menarik, dan mudah dipelajari, tapi selain itu hampir semua

siswa juga berpendapat bahwa pelajaran IPS itu terkadang sulit

karena terlalu banyak materi dan IPS juga membosankan karena guru

pada saat mengajar hanya menggunakan metode ceramah.

Siswa DK mengatakan bahwa pelajaran IPS itu sangat

menyenangkan karena dengan belajar IPS DK merasa lebih

mengetahui sejarah yang ada di dunia dan juga dapat mengetahui

gejala alam yang ada di bumi melalui pembahasan geografi.

“Menurut aku pelajaran IPS itu menyenangkan banget kak karena

pelajaran IPS itu bikin kita mengetahui sejarah-sejarah yang pernah

terjadi di dunia dan juga berbagai macam geografi yang aku sukai. Tapi

kadang IPS juga suka ngebosenin sih kak”.20

Siswa NH mengatakan bahwa pelajaran IPS itu seru dan asik

tetapi terkadang NH merasa bosan karena pelajaran IPS terlalu banyak

materi dan menuntut siswa untuk banyak membaca sehingga siswa

merasa mengantuk pada saat pembelajaran berlangsung.

20

DK, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015

Page 85: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

69

Menurut aku pelajaran IPS itu seru, asik tapi kadang sulit dan

membosankan juga kak, karena IPS itu mata pelajaran nya kebanyakan

materi, dan aku harus banyak membaca, udah gitu suka bikin ngantuk

kak, aku malas baca banyak-banyak, malah engga paham susah buat

dimengerti kak (nyengir).21

Siswa PR mengatakan bahwa pelajaran IPS itu asik dan seru

karena dengan belajar IPS PR merasa lebih mengetahui segala yang

terjadi di lingkungan dan juga dapat mengetahui kondisi sosial yang

ada di masyarakat.

Pelajaran IPS itu (berpikir mata melihat ke atas)… menurut aku sih asik,

seru kak, serunya kalo belajar IPS itu kita bisa banyak tau segala yang

terjadi disekitar kita, atau kondisi sosial yang terjadi di masyarakat, kan

namanya juga ilmu pengetahuan sosial, kalo engga membahas mengenai

sesuatu yang terjadi di masyarakat ataupun di lingkungan yah bukan IPS

namanya, tapi kadang belajar IPS ngebosenin juga sih kak (hehehe).22

Siswa OA mengatakan bahwa pelajaran IPS itu menarik

karena guru memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari

sehingga OA lebih mudah memahami materi yang disampaikan guru.

Menurut aku pelajaran IPS itu cukup menarik kak, tapi kadang-kadang

ada yang sulit terus kalo IPS menariknya tuh suka di kasih contoh dalam

kehidupan sehari-hari jadi aku sedikit mengerti kalo di kasih contoh

seperti itu kak. (nyengir).23

Siswa MR mengatakan bahwa pelajaran IPS itu mudah

dipelajari karena terdapat dalam kehidupan sehari-hari dan juga

lingkungan masyarakat. Akan tetapi terkadang MR merasa bosan,

karena guru terlalu banyak menjelaskan materi sehingga MR merasa

mengantuk di kelas.

Heemmm (berpikir)… kalo pelajaran IPS tuh enak di pelajarinnya, terus

bisa bikin banyak pengetahuan juga tentang ilmu-ilmu perdagangan terus

juga ilmu-ilmu jaman-jaman dulu gitu kak, tapi kadang aku juga suka

bosen sih kak soalnya gurunya tuh kebanyakan ngejelasinnya (tertawa

21

NH, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 22

PR, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 23

OA, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015

Page 86: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

70

malu-malu). Jadi aku ngantuk dengerinnya kak, apalagi kalo bu gurunya

lagi jutek dan sering ngasih tugas ke kita.24

Siswa FR mengatakan bahwa pelajaran IPS itu sulit, karena

pelajaran IPS membahas tentang sejarah yang cakupannya luas.

Sedangkan FR sendiri tidak menguasai materi sejarah, sehingga dia

merasa kesulitan dan merasa bosan.

Heemmm (berpikir sambil memegang pulpen)... pelajaran IPS bagi aku

pelajaran yang sulit kak, khusunya bagian sejarah, karena materi sejarah

itu pembahasannya sangat luas apalagi kejadian di masa lampau gitu kak

kan aku kurang paham soal sejarah kak. Udah gitu guru ngejelasinnya

ngebosenin kak soalnya kadang guru ngajarnya cuma cerita doang, ngasih

contoh-contoh materi juga cuma dengan ngejelasin doang kak (wajah

bete).25

Siswa PR, OA, MR, NH, DK, dan FR mengatakan bahwa

selama ini guru mengajar IPS di kelas asik, seru, dan menyenangkan.

Tetapi terkadang guru SR mengajarnya membosankan, karena guru

hanya menyampaikan materi dengan metode ceramah.

Siswa PR mengatakan bahwa guru IPS mengajarnya asik,

semangat, tetapi terkadang membosankan, karena mengajarnya hanya

menggunakan metode ceramah dan memberikan tugas yang ada pada

buku paket maupun di LKS.

Kalo guru IPS itu yah kalo menurut aku ngajarnya semangat, terus asik,

gaul, tapi kadang ngebosenin juga kak cara ngajarnya itu soalnya

ngajarnya selalu ceramah mulu kak yang digunain gitu-gitu aja sih kak di

dalam kelas paling cuma jelasin materi yang dibahas terus ngasih tugas

yang ada di buku paket dikumpulin deh tugas-tugasnya udah sih kak kaya

gitu aja menurut penilaian aku.26

Siswa OA mengatakan bahwa guru IPS mengajarnya seperti

guru lainnya yang hanya menjelaskan materi pembahasan dan

terkadang juga guru memutar film-film yang berhubungan dengan

sejarah. Tetapi OA ini tidak menyukai yang berhubungan dengan

24

MR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015 25

FR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015 26

PR, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015

Page 87: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

71

hafalan-hafalan apalagi dengan membuat catatan yang banyak baginya

sangat membosankan.

Selama ini guru IPS sih ngajarnya gitu-gitu aja kak kaya guru lainnya

gitu, yah gitu kak (sambil memainkan HP). Kadang guru ngejelasin terus

setelah itu ngasih tugas, kadang ya dateng-dateng langsung ngasih tugas

langsung, kadang belajar di kelasnya secara selompok, kadang kita

disuruh presentasi, kadang juga nonton film kak, terus yang paling aku

engga suka itu disuruh ngafalin terus kak. Pokoknya setiap minggu ada

aja yang harus dihafalin. Hafalan satu aja belom hafal udah ditambahin

lagi. Pokoknya ngebosenin banget deh. Heemmm (berpikir)... terus nih

ya kak, guru IPSnya sukanya nyuruh nyatet terus, mana banyak banget

sampe berlembar-lembar lagi tuh nyatetnya, sampe keriting tangan kak

kalo nyatet (tertawa).27

Siswa MR mengatakan bahwa cara guru SR mengajar santai

dan tegas. Tetapi MR ini tidak menyukai guru SR karena terkadang

guru SR ini kalau marah dengan satu siswa tetapi siswa lain juga

terkena marah.

Kalo bu guru ngajarnya sih santai kak, tapi kadang galak ngajarnya kak,

yah gitu kak (berpikir)... galak aja kalo anak yang lain pada ga bisa

dibilangin. Terus bu guru sering ngasih tugas kak ke kita, paling ngajar

cuma sebentar abis itu ngasih tugas buat kita kerjain. Udah gitu tugasnya

harus diselesaiin sekarang juga lagi, engga boleh buat PR di rumah. Tapi

yang aku engga suka bu guru kadang kalo marah sama salah satu anak

tapi yang kena marah semua anak kelas kak. Kan parah yah kak, kalo

misalkan kesel sama salah satu anak mah ga usah marah ke semua anak

kelas kak (raut wajah bete).28

Siswa FR mengatakan bahwa cara guru mengajar IPS itu

cukup baik dalam menjelaskan materi. Namun terkadang FR merasa

bosan karena guru SR ini mengajarnya terlalu serius dan tegas

sehingga siswa merasa takut dan sulit dalam memahami materi yang

dijelaskan guru.

Selama ini sih guru mengajar IPS sih cukup baik kak, (sambil

merapihkan rambutnya)… tetapi terlalu serius kak, yang akhirnya aku

malah merasa bosan. Sehingga aku tidak terlalu bisa memahami materi

yang disampaikan guru dengan baik dan suasana kelas cukup tegang

27

OA, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 28

MR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015

Page 88: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

72

karena gurunya sedikit galak kak jadi ngerasa takut aja kak kalo lagi

belajar IPS di kelas.29

Siswa NH mengatakan bahwa guru mengajar IPS dalam

menerangkan materinya kurang jelas sehingga NH merasa belum

mengerti materi yang dijelaskan karena guru SR lebih sering

memberikan tugas dibuku LKS dibanding menjelaskan materi.

Yah kaya gitu kak, gurunya menerangkan materi terus kadang siswa nya

disuruh baca LKS atau buku paket sambil di kasih tugas deh kak. Terus

gurunya juga kalo menerangkan materi di kelas itu kadang kurang jelas

kak, jadi apa yang dijelasin guru di kelas ada yang belum aku ngerti kak.

Terus pernah juga siswanya ditinggal pergi di kelas. Heemmm… udah

gitu setiap belajar IPS juga engga semua materi dijelasin kak, jadi ada

materi yang aku engga ngerti kak.30

Siswa DK mengatakan bahwa guru mengajar di kelas itu

lebih sering menerangkan materi dan memberikan tugas LKS

dibanding menerapkan model-model pembelajaran yang menarik

seperti diskusi maupun kuis.

Biasa aja kak (melirik ke atas)… mengajar IPSnya lebih sering

menerangkan materi aja, jarang banget ada diskusi kelompok ataupun ada

semacam kuis gitu kak paling cuma ngasih tugas LKS udah gitu aja sih

kak.31

Seluruh siswa memaparkan bahwa model pembelajaran yang

biasa guru gunakan pada saat pembelajaran IPS yaitu metode ceramah

setelah itu memberikan tugas yang ada di LKS, dan sesekali guru

mengadakan diskusi kelompok serta menonton film dengan

menyesuaikan materi yang akan dibahas.

Siswa PR mengatakan bahwa model yang biasa guru gunakan

dalam mengajar hanya menggunakan metode ceramah, kemudian guru

memberikan tugas kelompok maupun individu.

29

FR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015 30

NH, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 31

DK, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015

Page 89: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

73

Biasanya sihh kalo di kelas. Heemmm (berpikir)... cuma ceramah aja kak

yang di terapin guru IPS, cuma jelasin materi terus ngasih tugas, tapi

kadang juga ada kerja kelompok sih kak diskusi gitu di kelas terus

tugasnya nantinya dibahas atau dipresentasiin di depan kelas

perkelompok deh kak.32

Siswa OA mengatakan bahwa pada saat mengajar guru

menggunakan metode ceramah, memberi tugas, dan sesekali juga guru

mengajak menonton film yang berkaitan dengan materi.

Heemmm (berpikir)... guru IPS biasanya ngajarnya itu kalo engga

ceramah ya ngasih tugas secara kelompok buat di kerjain di kelas terus

abis itu kita disuruh presentasi perkelompok, tapi kadang juga kita diajak

nonton film terus disuruh ngerangkum deh kak.33

Siswa DK mengatakan bahwa guru dalam mengajar

menggunakan metode ceramah, dan terkadang guru juga melakukan

tanya jawab kepada siswa.

Biasanya hanya ceramah aja kak, jadi guru hanya menerangkan materi

terus abis itu kita dikasih soal latihan. Terus ya biasanya tanya jawab, tapi

itu jarang sekali. Kerja kelompok atau diskusi itu juga jarang banget

kak.34

Siswa NH mengatakan bahwa guru metode mengajarnya

monoton. Guru hanya menggunakan metode ceramah dan

memberikan tugas kelompok maupun tugas individu kepada siswa.

Hemmm (berpikir)… modelnya cuma gitu-gitu aja sih kak, gurunya cuma

jelasin aja habis itu nanya-nanya, ngasih soal atau tugas, terus kita disuruh

nulis dikertas selembar deh buat dikumpulin kak, tapi kadang juga guru

bagi tugas kelompok terus nanti hasil kerja kelompoknya dipresentasiin

deh kak di depan kelas, udah sih kak gitu aja (sambil memainkan

pulpen).35

Dari seluruh siswa yaitu PR, MR, OA, NH, DK, dan FR

mengomentari bahwa media yang biasa guru IPS gunakan, adalah

buku paket, LKS, dan terkadang menggunakan power point, pada

beberapa kesempatan lainnya guru juga memutarkan film-film sejarah,

32

PR, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 33

OA, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 34

DK, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 35

NH, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015

Page 90: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

74

mengajak siswa belajar ke LAB dan pepustakaan. Berikut adalah

pernyataan dari siswa OA, NH, PR, MR, DK, dan FR :

“Medianya pake buku, power point, kadang nonton film tentang sejarah

gitu kak. Heemmm (sambil berpikir)… udah si itu doang kak selebihnya

gurunya cuma ngejelasin doang kak”.36

“Kalo media heemmm (sambil berpikir)… kadang-kadang sih kak

pakenya power point kalo engga yah gambar-gambar yang ada di dalam

buku paket IPS kak”.37

“Media yang biasa digunakan guru yah palingan buku paket sama LKS

saja sih kak, tapi kadang belajar di LAB juga sih kak pake power point

gitu”.38

“Heemmm (berpikir)… bu guru kalo ngajar paling cuma ditulis di papan

tulis kak, abis itu kita suruh merhatiin buku pelajaran. Nah abis itu kita

suruh maju ke depan buat ngerjain soal yang di bikin sama bu guru di

papan tulis”.39

“Engga banyak si kak, biasanya guru hanya menggunakan papan tulis

yang ada saja, terus biasanya guru hanya menerangkan dari buku

pelajaran menggunakan power point, video-video, selebihnya dari buku

aja kak”.40

Engga ada sih kak, ngajarnya ya biasa aja ngejelasin liat buku, kadang

pake power point, sama tampilin gambar-gambar mengenai materi IPS

yang dibahas itu juga yang sering melakukan guru PPKT kak jarang

banget guru kelas (tangan diatas meja).41

b. Cara Guru Mengajar Mempengaruhi Motivasi Belajar

Siswa

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa cara guru mengajar

selama ini asik, seru, menyenangkan tetapi terkadang guru

mengajarnya juga membosankan karena metode yang digunakan guru

SR hanya metode ceramah tanpa menerapkan model pembelajaran

yang menarik. Berdasarkan wawancara siswa guru yang mengajar

efektif itu guru yang kreatif, guru yang menjelaskan materi dengan

36

OA, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 37

NH, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 38

PR, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 39

MR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015 40

DK, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 41

FR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015

Page 91: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

75

baik, guru yang bisa mengatur kelas dengan baik sehingga belajar

menjadi nyaman dan menyenangkan. Berikut adalah pernyataan dari

siswa OA, DK, dan FR:

Oh, guru yang mengajar efektif itu heemmm (berpikir)… menurut aku

yang bisa menjelaskan mata pelajaran dengan baik kak dan juga kalo pada

saat proses pembelajaran ada murid-murid tidak tertib guru bisa

menertibkannya kak biar kita belajarnya bisa lebih fokus dan nyaman

kak.42

Heemmm (berpikir mata melirik ke atas)... menurut aku guru yang

mengajar efektif itu, apabila dalam proses pembelajaran guru selalu

menjelaskan materi dengan baik, bisa mengatur kelas dengan baik,

mengajarnya juga engga terlalu bikin tegang kak, terus juga

menggunakan metode pembelajaran secara bervariasi kak agar siswanya

juga tidak merasa bosan ketika proses pembelajaran di kelas berlangsung

kak (tersenyum malu).43

Heemmm (berpikir mata melirik)… guru yang mengajar efektif itu ya

guru yang bisa bikin muridnya ngerti kak, guru yang ngejelasin materi

pealajaran dengan bahasa sendiri yang gampang dimengerti kak. Terus

guru itu harus baik, banyak senyum, engga banyak ngasih tugas, engga

suka nyuruh hafalan, baik ngasih nilainya, dan cara ngajarnya itu ga

ngebosenin. Wah kalo ada guru yang kaya gitu pasti seneng banget aku

kak, bisa-bisa IPS jadi pelajaran favorit aku malah kak (tertawa).44

Lalu NH dan PR berpendapat bahwa, guru yang efektif

adalah guru yang mengajarnya kreatif, santai, lucu, asik, gaul dan guru

yang dekat dengan siswanya. Sehingga siswa tidak merasa takut,

mengantuk, dan bosan pada saat belajar IPS di kelas. Berikut adalah

pernyataan dari siswa NH dan FR:

Oh gitu kak, heemmm (berpikir)… kalo menurut aku sih guru yang

mengajar efektif itu guru yang kreatif kak yang biasanya menggunakan

games atau permainan-permainan kaya kuis gitu kak, kan jadinya aku

juga merasa seru belajarnya, jadi engga bikin ngantuk kak pas belajar,

terus belajar juga jadi engga berasa tiba-tiba waktunya habis aja kak udah

bel istirahat aja (hehehe).45

Ohh… (sambil menganggukkan kepalanya), yakalo menurut aku sih guru

yang mengajar efektif itu yah yang ngajarnya asik, gaul, gampang

nyambung sama kita, deket sama kitanya, terus yang suka ngelucu juga

kak biar engga bikin ngantuk di kelas. Soalnya kalo guru IPS yang

42

DK, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 43

FR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015 44

OA, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 45

NH, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015

Page 92: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

76

orangnya terlalu serius terlalu fokus yah bakalan bikin bosen kak belajar

IPSnya, sama satu lagi kalo guru IPS itu harus kreatif kak, supaya kita

makin mudah mengerti pelajaran IPS karena guru IPSnya bisa membuat

siswanya lebih nyaman dan lebih ngerti kak. (senyum).46

Selain itu siswa MR mengatakan bahwa guru yang efektif

adalah guru yang mengajarnya santai tidak terlalu serius, guru yang

tidak memberikan tugas yang banyak, guru yang tidak suka

memberikan hukuman sehingga siswa tidak merasa sungkan untuk

bertanya tentang materi yang belum dipahaminya. Berikut adalah

pernyataan dari siswa MR:

Aku suka guru yang ngajarnya santai kak, tapi pelajaranya bisa masuk ke

otak aku. Terus bu guru ga usah sering ngasih tugas atau PR ke anak

murid kak, kan kita kalo pulang sekolah mau maen juga kak. Kan kalo

banyak tugas tar kita engga bisa maen bareng-bareng. Soalnya kalo kita

engga kerjain tugasnya nanti kita dapet hukuman kalo engga nanti

tugasnya ditambah kak. Heemmm (berpikir)... aku sih maunya bu guru

engga setiap hari ngasih tugas ke kita. Ya pokonya bu guru engga apa-apa

ngasih tugas tapi jangan setiap hari juga kak. Terus bu guru jangan jutek

juga kak sama kita kalo lagi ngajar, kalo ada yang engga tahu sama

jawabannya jangan dikasih hukuman dan jangan di marahin kak

(nyengir).47

c. Penerapan Model Snowball Throwing Membuat Siswa

Menjadi Aktif Bertanya, Semangat Belajar, Tidak Bosan,

dan Belajar Menjadi Seru dan Menyenangkan

Siswa PR, MR, OA, NH, DK, dan FR menjelaskan

bagaimana pengalaman belajar mereka menggunakan model Snowball

Throwing. Sebelumnya siswa belum pernah mempunyai pengalaman

belajar dengan model Snowball Throwing karena guru IPSnya belum

pernah mengajar di kelas menggunakan model Snowball Throwing

seperti yang sudah peneliti terapkan di kelas pada saat pembelajaran

IPS berlangsung. Menurut PR, MR, OA, NH dan DK model

pembelajaran Snowball Throwing ini menyenangkan, membuat

mereka lebih aktif, semangat belajar, mereka juga saling menghargai

46

PR, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 47

MR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015

Page 93: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

77

pendapat orang lain dan lebih termotivasi untuk belajar sehingga

mereka tidak merasa bosan dan mengantuk pada saat pembelajaran

berlangsung. Berikut adalah pernyataan dari siswa DK, NH, PR, OA

dan MR:

Heemmm (sambil berpikir)… menurut aku sih model Snowball Throwing

cukup menyenangkan bila diterapkan saat pelajaran IPS kak. Aku jadi

termotivasi kak untuk belajar IPS selain itu juga suasana belajar di kelas

tidak lagi membosankan dan engga bikin ngantuk kak (tersenyum).48

Setelah kakak terapin di kelas menurut aku model Snowball Throwing ini

bikin aku aktif di kelas, banyak berinteraksi dengan temen-temen yang

lain jadi tambah akrab, tambah kompak juga pokonya serulah kak.49

Sebelumnya sih belum pernah belajar dengan model seperti ini kak. Tapi

(berpikir)… setelah diajarin kakak dengan menggunakan model Snowball

Throwing ini aku jadi punya pengalaman sih kak (hehehe). Jadi model

Snowball Throwing itu yah belajarnya sih jadi lebih seru dan lebih

semangat karena disini kita tuh belajar tapi sambil bermain kak jadi engga

mudah bosen atau ngantuk, dan model Snowball Throwing ini buat kita

belajar untuk memahami materi jadi lebih mudah, dan juga lebih buat kita

untuk terus aktif memahami dan memperhatikan apapun materi yang

diajarkan kak.50

Pernah kak waktu yang belajar diajarin sama kakak itu kan kak. Heemmm

(sambil memainkan pulpen)… seneng kak, jadinya kan aku engga cepet

bosen pas belajar di kelas, seru juga sih pastinya. Tapi ya deg-degan juga,

takut pas kena lemparan pertanyaan terus engga bisa jawab kan malu kak.

Tapi dengan adanya model pembelajaran ini pas di kelas aku jadi lebih

serius dalam belajarnya sih kak, ya supaya kalo kena lemparan pertanyaan

bisa jawab gitu biar engga malu. Terus jadi bener-bener inget sama materi

yang udah dipelajarin guru.51

“Menurut aku sih model ini sangat menarik minat belajar siswa di kelas

kak karena model Snowball Throwing itu tidak membosankan dan engga

bikin ngantuk juga, udah gitu ada sedikit rasa deg-degan kak takut dapet

bola pertanyaan itu”.52

Namun satu siswa FR mengatakan bahwa dia kurang

menyukai pembelajaran dengan menggunakan model Snowball

Throwing, karena FR tidak menyukai belajar sambil bermain. Menurut

FR model ini membuat dia merasa tegang dan takut sehingga model

48

DK, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 49

NH, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 50

PR, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 51

OA, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 52

MR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015

Page 94: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

78

pembelajaran ini kurang memotivasi belajarnya. Berikut adalah

pernyataan dari siswa FR:

Heemmm (melirik ke kanan)... setelah diajarin kakak pake model ini,

menurut aku model ini merupakan model pembelajaran yang seru tapi aku

juga ngerasa bosen juga kak, karena dalam proses pembelajaran ini bikin

tegang, udah gitu belajarnya sambil bermain gitu kan kak, terus model ini

emang membuat siswa aktif tapi juga buat aku takut kak karena harus

menjawab pertanyaan dari kakak (ekspresi datar).53

Siswa PR, MR, OA, NH, DK, dan FR memberikan

pendapatnya bagaimana model Snowball Throwing ini dapat

membantu siswa memahami materi pembelajaran di kelas. Mereka

berpendapat bahwa meraka dapat memahami materi IPS pada saat

pembelajaran di kelas dengan menggunakan model Snowball

Throwing yaitu pada saat guru menjelaskan materi dengan jelas di

kelas dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti siswa

sehingga siswa lebih mudah mengerti materi yang sudah dijelaskan.

Selain itu siswa juga merasa dengan adanya diskusi antar kelompok

itu membuat siswa lebih mudah dalam mengungkapkan pendapatnya.

Dengan model ini juga siswa menjadi berlomba-lomba untuk

mendapatkan pertanyaan yang berbentuk bola itu sehingga siswa

menjadi lebih mudah mengingat dan memahami materi IPS. Berikut

adalah pernyataan dari siswa NH, DK, PR, OA, MR, dan FR:

Kan yang dapat bola itu dia yang harus jawab pertanyaannya, jadi kita tuh

harus ngerti dan bisa jawab soalnya aku takut kan kalo engga bisa jawab

pertanyaan nanti dihukum kak disuruh maju ke depan nyanyi depan

temen-temen yang lain kak kan aku malu. Jadi aku bisa memahami

materinya kak (tersenyum).54

Heemmm (berpikir)... model pembelajaran ini membuat aku lebih

memahami materi pelajaran IPS kak, karena aku merasa termotivasi

untuk belajar IPS. Jadi saat aku kebagian bola dan kakak memberikan

pertanyaan aku bisa menjawab pertanyaan yang kakak berikan, kan secara

tidak langsung aku jadi paham materi yang diajarkan kak.55

Nah jadi pake model ini kita heemmm (berpikir)… jadi lebih serius

belajar dan memahami segala materi yang dijelasin guru kak, karena

53

FR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015 54

NH, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 55

DK, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015

Page 95: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

79

setelah dijelaskan guru dan berdiskusi materi yang dibahas, kita itu

diberikan pertanyaan kak, nah disini kita harus segera menjawab

pertanyaan tersebut kak setelah menjawab kita bola itu di oper ke teman-

teman yang lain secara acak kak, jadi kalo ada yang tidak bisa menjawab

ataupun bola itu berenti disitulah dia yang mendapatkan hukuman kak.

Jadi pas aku dapet pertanyaan itu kan aku jadi merasa paham dan ngerti

materi yang sudah dijelaskan guru kak.56

Karna model pembelajaran ini aku jadi lebih gampang ngerti kak dan bisa

ngejawab pas dapet pertanyaan, jadi pas guru ngejelasin aku bener-bener

dengerin. Terus jadinya ya aku jadi lebih mudah mahaminnya kak.

Belajarnya itu seru, tapi bikin ngerti juga, aku jadi lebih paham kak.57

Ya kalo pakai cara belajar kayak gini sih aku bisa pahamnya karena

sebelum kita mulai, kita harus baca lalu berdiskusi dan memahami dulu

kak materi yang mau dibahas sebelum model Snowball Throwing ini

dimulai kak.58

Dengan model pembelajaran ini aku jadi lebih paham dan sedikit

menyimak apa yang disampaikan oleh guru dengan baik kak, sehingga

aku cukup memahami materi yang di sudah dijelaskan oleh guru di depan

kelas kak.59

Beberapa siswa, PR, MR, OA, NH dan DK mengatakan

bahwa motivasi belajar mereka meningkat ketika menggunakan model

pembelajaran Snowball Throwing. Mereka merasa lebih semangat

belajar, lebih aktif di kelas, lebih termotivasi untuk belajar karena

belajar dengan model pembelajaran Snowball Throwing ini belajarnya

sambil bermain sehingga suasana belajar menjadi menyenangkan.

Berikut adalah pernyataan dari siswa NH, DK, PR, OA, dan MR:

“Model Snowball Throwing ini bikin aku tambah semangat belajar IPS

kak soalnya model ini seru kak belajar sambil bermain, yang tadinya

belajar IPS ngantuk jadi berasa engga ngantuk kak”.60

“Aku jadi merasa termotivasi untuk belajar IPS kak, seperti yang sudah

aku jawab dari pertanyaan sebelumnya model Snowball Throwing ini

seru, menyenangkan dan aku jadi mudah memahami materi yang

dijelaskan guru kak”.61

56

PR, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 57

OA, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 58

MR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015 59

FR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015 60

NH, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 61

DK, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015

Page 96: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

80

Heemmm (berpikir mata melirik ke kanan dan ke kiri)… aku sih merasa

dengan adanya model Snowball Throwing ini aku lebih termotivasi untuk

belajar, dan aku juga jadi lebih aktif bertanya pada saat pembelajaran

tentang apa yang belum aku mengerti kak. Selain itu model Snowball

Throwing ini itu belajarnya tidak membosankan kak, dan belajar dengan

model ini lebih seru dan menyenangkan kak jadi belajarnya lebih

semangat banget buat aku merasa terdorong untuk belajar kak.62

Karna adanya model Snowball Throwing aku jadi lebih rajin belajar kak.

Aku juga jadi lebih ngerti. Soalnya aku termotivasi biar bisa jawab

pertanyaan, karna aku engga mau malu di kelas (tertawa). Makanya itu

kalo guru ngejelasin aku jadinya bener-bener ngedengerin, terus aku catet

yang penting-penting. Kalo dirumah juga suka aku baca-baca lagi kak.63

Ya kalo pakai model Snowball Throwing itu aku lebih suka kak soalnya

seru kak tapi kita juga harus belajar juga. Jadi secara mau tidak mau ya

kita harus belajar dan pahamin sebelum permainan di mulai kak, nah jadi

kan aku merasa terdorong buat belajar kak, dan aku juga merasa lebih

termotivasi untuk belajar kak (tersenyum).64

Namun siswa FR mengatakan bahwa dia kurang menyukai

pembelajaran dengan menggunakan model Snowball Throwing karena

baginya model pembelajaran ini kurang memotivasi belajarnya.

Menurut FR model pembelajaran ini membuat dia merasa takut akan

pertanyaan yang didapat. FR lebih menyukai belajar dengan membaca

dan memperhatikan penjelasan guru dengan fokus dibanding belajar

sambil bermain. Berikut adalah pernyataan dari siswa FR:

Sebenernya cukup bagus sih kak buat menambah motivasi belajar, tapi itu

buat aku biasa-biasa aja sih engga terlalu membantu aku untuk lebih

termotivasi dalam belajar soalnya sebenernya aku engga suka belajar

seperi itu bikin deg-degan takut kalo disuruh jawab pertanyaannya terus

kalo engga bisa nanti kena hukuman kak (sambil menggerakkan

kakinya).65

Seluruh siswa PR, MR, OA, NH, FR dan DK menambahkan

bahwa hasil belajar hasil belajar siswa setelah menggunakan model

Snowball Throwing nilainya menjadi lebih meningkat dari hasil

belajar sebelumnya sehingga nilai IPS siswa mencapai diatas nilai

62

PR, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 63

OA, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 64

MR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015 65

FR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015

Page 97: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

81

KKMnya. Berikut adalah pernyataan dari siswa NH, DK, PR, OA,

MR, dan FR:

“Alhamdulillah banget sih kak, nilai IPS aku meningkat, ulangan harian

juga meningkat kak yang tadinya nilai ulangan aku belum sesuai KKM,

tapi sekarang alhamdulillah sekarang nilai IPS aku ada peningkatan

kak”.66

“Hasil belajar aku jadi meningkat kak, yah walaupun tidak secara drastis,

tetapi ada peningkatanlah (tertawa)”. 67

Kalo untuk hasil belajar aku sih lebih meningkat kak dari pada nilai

sebelumnya soalnya aku lebih mengerti materi yang diajarkan dan juga

bikin aku cepat paham. Selain itu hasil nilai aku juga lebih membaik

setelah menggunakan model Snowball Throwing ini kak.68

“Dengan adanya model pembelajaran Snowball Throwing ini hasil belajar

aku alhamdulillah jadi lebih meningkat lagi kak dari sebelumnya

(tersenyum)”.69

“Setelah menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing nilai aku

menjadi lebih baik sih kak (tertawa malu-malu)”.70

“Hasil belajar aku jadi sedikit meningkat sih kak (tertawa). Walaupun

engga tinggi-tinggi banget sih nilainya yang pasti nilai IPS aku sudah

mencapai KKM lah kak (nyengir)”.71

Seluruh siswa PR, MR, OA, NH, FR dan DK mengatakan

bahwa pembelajaran model Snowball Throwing bisa lebih efektif,

menarik dan memotivasi belajar siswa dengan cara model

pembelajaran ini lebih sering diterapkan pada saat pembelajaran, lebih

divariasikan, lebih kreatif, lebih disesuaikan dengan materi

pembahasan, dan bahasa yang digunakan guru juga harus lebih mudah

dan jelas agar siswa mudah mengerti apa yang sudah dijelaskan.

Berikut adalah pernyataan dari siswa NH, DK, PR, OA, MR, dan FR:

“Lebih sering lagi diterapkan di kelas kak biar pada saat pembelajaran

IPS itu seru dan menyenangkan kak, udah gitu kalo bisa sih di sesuaiin

66

NH, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 67

DK, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 68

PR, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 69

OA, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 70

MR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015 71

FR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015

Page 98: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

82

sama materi yang akan dibahas kak dan kalo buat pertanyaan jangan yang

susah-susah kak”.72

Kalo menurut aku sih kak biar tambah efektif lagi belajarnya itu pake

musiknya yang seru kak, apalagi kalo musiknya lagu-lagu yang lagi

tekenal sekarang kak biar lebih seru, terus buat pertanyaannya yang

banyak kak soalnya kalo belajar pake model Snowball Throwing ini

engga berasa banget kak waktunya tau-tau udah habis aja.73

Heemmm (berpikir sambil megang HP)… menurut aku banyak cara sih

kak supaya model Snowball Throwing ini lebih efektif, menarik dan

mendorong motivasi belajar, misalnya dengan memberikan pertanyaan

yang berantai sesuai materinya, selain itu buat pertanyaannya juga jangan

yang susah-susah kak yang gampang di jawab gitu kak, jadi buat aku

lebih fokus lagi saat belajar IPS dan menimbulkan rasa penasaran ingin

tahu sehingga aku jadi merasa termotivasi untuk belajar IPS kak.74

Heemmm (berpikir)… harusnya guru sering-sering pake model

pembelajaran kaya kaka gini nih. Pasti deh banyak yang nilainya jadi

makin baik lagi. Bakal lebih seru lagi kalo di model pembelajaran ini ada

hadiahnya buat yang bisa jawab pertanyaan kak, jadi kita lebih rajin lagi

belajarnya, dan lebih termotivasi lagi kak belajar IPSnya karna pengen

dapet hadiahnya (nyengir).75

Heemmm (berpikir sambil memainkan pulpen)… kalo biar menarik sih

kalo menurut aku lebih sering kak bu guru pakai model kayak gini. Ya

kalo perlu setiap belajar pakai model belajar begini aja kak. Ya emang sih

berisik kak, tapi seru kak engga ngebosenin. Udah gitu kak buat hadiah

dan pertanyaannya itu yang banyak kan biar lebih lama dan seru gitu kak

(tertawa).76

Heemmm (berpikir)… menurut aku biar lebih menarik, dalam proses

pembelajaran setiap kelompok engga hanya membuat satu pertanyaan,

terus buat pertanyaannya juga jangan yang susah-susah kak (nyengir).

Terus dalam proses menjawab pertanyaan diberikan waktu untuk mikir

kak jadi engga keburu-buru jawabnya, lalu buat siswa yang engga bisa

jawab jangan dikasih hukuman nyanyi kak kan malu sama temen-temen,

udah gitu belajarnya jangan lebih banyak bermainnya kak dibanding

seriusnya gitu kan jadi kurang fokus.77

Agar pembelajaran menjadi lebih efektif, siswa PR, MR, OA,

NH, FR dan DK menyarankan model pembelajaran dapat

dikembangkan dengan lebih baik lagi, lebih kreatif, lebih variatif saat

digunakan dalam pembelajaran dan seluruh siswa juga berharap model

72

DK, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 73

NH, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 74

PR, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 75

OA, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 76

MR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015 77

FR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015

Page 99: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

83

pembelajaran ini tidak hanya diterapkan pada mata pelajaran IPS saja

tetapi juga dapat diterapkan pada mata pelajaran yang lainnya. Berikut

adalah pernyataan dari siswa NH, DK, PR, OA, MR, dan FR:

Kalo bisa lebih di banyakin variasinya yah kak jangan cuma pelajaran IPS

aja, kalo bisa pelajaran yang lain juga dipakein model kaya gini kak

soalnya tuh lebih seru engga ribet harus ngedengerin guru ngejelasin di

depan kelas, kan jadi kitanya lebih gampang mengerti juga materinya

(hehehe).78

Seru, seneng banget deh pokonya kak. Aku berharapnya sih kakak bisa

lebih kreatif lagi dengan model pembelajaran yang lebih aktif, biar kita di

kelasnya engga cepet bosen, terus juga kita biar punya rasa penasaran dan

serius dalam belajarnya kak.79

Aku sih berharap kakak lebih bisa menciptakan model-model

pembelajaran yang lebih kreatif lagi selain model Snowball Throwing ini

kak. Heemmm (berpikir)… ohh iya kak selain itu lebih bisa memberikan

pertanyaan yang mudah dimengerti siswa kak dengan menggunakan

bahasa yang mudah di pahami, jangan susah-susah gitu kak ngasih

pertanyaannya dan pertanyaannya itu juga harus sesuai dengan materi

yang dibahas pada saat itu kak terus juga kakak harus lebih dekat lagi

sama siswanya.80

Heemmm (berpikir)... menurut aku kasih pertanyaanya itu jangan susah-

susah kak terus juga bahasanya yang mudah dimengerti kak, oh iya kak

terus kalo bisa hukuman yang buat engga bisa jawab pertanyaan jangan

disuruh nyanyi kak kan malu (nyengir). Kalo bisa sih hukumannya

dikasih pertanyaan lagi kak tentang materi yang udah dibahas atau engga

hukumannya terserah sama yang engga bisa jawab kak.81

Heemmm (berpikir sambil melihat HP)... kritik aku kalo pakai model

Snowball Throwing, kalo yang engga bisa jawab engga usah dikasih

hukuman kak. Terus kalo bisa dikasih hadiah semuanya kak biar adil dan

rata gitu, jangan cuma yang bisa jawab pertanyaanya aja kak. Soalnya

kemarin waktu pakai model pembelajaran itu aku engga bisa jawab kak,

aku engga dapat hadiah kak sedih banget tahu kak, udah gitu dihukum

terus diketawain sama anak sekelas lagi, kan malu kak (ekspresi malu).82

Heemmm... menurut aku model pembelajarannya harus lebih baik dan

kreatif lagi supaya tidak terlalu banyak bermainnya kalaupun mau

bermain sambil belajar pun mungkin materinya lebih banyak lagi gitu kak

(hehehe). Biar kitanya juga engga bosen kak, kan pasti ada model

pembelajaran yang lain yang lebih menarik dan menyenangkan selain

model Snowball Throwing ini kak, oh iya kalo bisa model ini engga cuma

78

DK, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 79

OA, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 80

PR, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 81

NH, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 82

MR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015

Page 100: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

84

diterapin di mata pelajaran IPS aja kak tapi juga mata pelajaran yang lain

juga gitu kak.83

d. Siswa Berpendapat Belajar Lebih Menyenangkan dengan

Menggunakan Model Snowball Throwing dibanding Metode

yang Diterapkan Sebelumnya

Diakhir wawancara, seluruh siswa PR, MR, OA, NH, DK,

dan FR memberikan pendapat mereka tentang proses belajar mengajar

menggunakan model Snowball Throwing, mereka membandingkannya

dengan model pembelajaran yang biasa guru gunakan di kelas dan

mana yang lebih cepat paham. Menurut seluruh siswa model

pembelajaran IPS selama ini sangat membosankan dan kurang

menarik, karena guru hanya menggunakan metode ceramah.

Sedangkan perbedaan belajar menggunakan model Snowball

Throwing dibandingkan dengan model pembelajaran yang biasa guru

IPS gunakan itu bahwa belajar dengan menggunakan model Snowball

Throwing sangat menyenangkan dan lebih menarik perhatian siswa.

Selain itu mereka juga mengatakan bahwa belajar dengan

menggunakan model Snowball Throwing ini lebih cepat paham

dibandingkan model yang biasa guru gunakan, karena dari model

Snowball Throwing mereka dapat belajar IPS lebih jelas dan motivasi

belajarnya menjadi lebih meningkat. Berikut adalah pernyataan dari

siswa NH, DK, PR, OA, MR, dan FR:

Pembelajaran dengan menggunakan model Snowball Throwing lebih

menyenangkan kak dibanding yang sering guru gunakan di kelas

(tertawa). Kalo yang lebih cepat paham sih yah model Snowball Throwing

ini kak, soalnya aku semakin semangat untuk belajar selain itu juga aku

jadi cepat paham dengan materi yang diajarkan kak dibandingkan dengan

pembelajaran yang biasa guru gunakan di kelas karena engga

membosankan kalau kita hanya duduk mendengarkan guru yang sedang

menerangkan kak. 84

83

FR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015

84

DK, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015

Page 101: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

85

“Kalo menurut aku sih kak model yang seperti model Snowball Throwing

ini yang cukup membuat aku lebih memahami materi yang di ajarkan oleh

guru dibandingkan dengan model yang biasa guru gunakan selama ini di

kelas kak”.85

Kalo mana yang lebih cepat paham sih kalo menurut aku pakai model

pembelajaran Snowball Throwing kak. Soalnya kalo belajar pakai model

yang Snowball Throwing belajar jadi engga bosen kak, jadi seru aja. Nah

kalo kitanya engga bosen kan pelajaran jadi bisa masuk cepat ke otak kita

kak. Kalo belajarnya serius terus kan bisa bikin kita bosen juga kak.86

Hemmm (berpikir)… kalo model pembelajaran Snowball Throwing lebih

seru kak dibandingkan dengan model pembelajaran yang lain. Soalnya

kalo model pembelajaran lain kan kalopun kelompok juga paling kalau

ada yang nanya itu pertanyaannya engga dilempar-lempar gitu kak, jadi

kan bisa dijawab siapa aja gitu, kalo model pembelajaran Snowball

Throwing kan yang kena bola pertanyaannya ya harus ngejawab kak.87

Heemmm (sambil memainkan HP)… kalo menurut aku sih kak model

Snowball Throwing, soalnya lebih menarik, semangat dan lebih membuat

belajar mudah dimengerti dan mudah dipahami juga, soalnya kita jadi

lebih aktif, dan berani mengungkapkan pendapat kak dan juga lebih cepat

memahami materi yang dibahas kak.88

Heemmm (berpikir )… kalo menurut aku sih kak, aku lebih paham belajar

dengan model ini kak, soalnya kan kita disuruh baca sambil

dijelasin,udah gitu buat pertanyaan juga terus nantinya disuruh jawab

pertanyaan yang udah dibuat sama temen-temen kita kak, jadi aku merasa

termotivasi buat belajar makanya aku bisa dan cepat paham apa yang

udah dijelasin sama guru.89

Siswa PR, MR, OA, NH, FR dan DK mendeskripsikan

seperti apa model pembelajaran yang lebih memotivasi belajar siswa.

Model pembelajaran yang lebih memotivasi belajar mereka seperti

model Snowball Throwing ini, karena siswa merasa belajar dengan

menggunakan model Snowball Throwing ini belajarnya itu sambil

bermain. Karena bagi mereka model pembelajaran ini sangat seru,

sangat menyenangkan, sehingga siswa merasa lebih fokus, lebih

semangat untuk belajar dan lebih merasa termotivasi untuk belajar.

Model pembelajaran Snowball Throwing ini juga membuat siswa

85

FR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015 86

MR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015 87

OA, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 88

PR, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 89

NH, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015

Page 102: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

86

menjadi lebih percaya diri dan lebih menghargai pendapat orang lain

pada saat berdiskusi antar kelompok. Maka dapat disimpulkan bahwa

siswa lebih menyukai belajar dengan menggunakan model Snowball

Throwing dibandingkan dengan model yang biasa guru IPS gunakan

di kelas, karena siswa merasa model yang biasa digunakan guru itu

sangat membosankan. Sedangkan menurut seluruh siswa model

pembelajaran Snowball Throwing ini lebih menyenangkan dan tidak

membuat siswa merasa mengantuk pada saat pembelajaran

berlangsung. Berikut adalah pernyataan dari siswa NH, DK, PR, OA,

MR, dan FR:

Heemmm… kalo aku sih lebih memilih model pembelajaran yang kreatif

kaya model Snowball Throwing ini kak soalnya seru kak belajarnya itu

sambil bermain jadi engga ngebosenin, engga bikin ngantuk dan juga

lebih memotivasi belajar IPS aku kak soalnya model Snowball Throwing

ini menurut aku bikin cepet paham dan ngerti belajar IPS kak.90

Kalau disuruh memilih sih kak (berpikir)… aku lebih memilih model

pembelajaran Snowball Throwing ini dibanding cuma ceramah gitu-gitu

aja kak, karena model Snowball Throwing ini lebih memotivasi aku untuk

belajar kak, selain itu model ini seru dan juga bikin greget ketika

belajarnya model ini juga melatih kecepatan dalam memahami

pembelajaran, melatih kerja sama satu sama lainnya kak dan juga melatih

keakraban sama temen-temen lebih baik lagi kak pada saat kerja

kelompok.91

Heemmm… aku lebih milih model pembelajaran Snowball Throwing kak,

karena seru kak belajarnya sambil bermain jadi aku merasa lebih

semangat dan termotivasi untuk belajar kak, udah gitu belajarnya kan jadi

engga ngebosenin kak.92

Ya jelas lah kak kalo suruh milih aku lebih milih model pembelajaran

yang Snowball Throwing kak. Pertama, lebih asik. Kedua, engga

ngebosenin. Ketiga, kita juga harus membaca dan pelajarin dulu pelajaran

yang mau dibuat bahan permainan. Pokoknya aku lebih suka bu guru

sering pakai model pembelajaran yang seperti Snowball Throwing ini

kak.93

90

NH, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 91

PR, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 92

OA, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 93

MR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015

Page 103: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

87

Heemmm… kalo aku sih lebih memilih model pembelajaran yang seperti

ini kak soalnya model ini seru dan cukup mendorong untuk belajar kak,

dan engga bikin ngantuk sih kak (senyum).94

Ya kalau disuruh memilih, Heemmm (berpikir)… aku lebih memilih

untuk belajar menggunakan model Snowball Throwing seperti ini kak,

karena lebih menyenangkan, materi jadi mudah paham, dan aku semakin

termotivasi untuk belajar IPS kak.95

3. Penggunaan Model Snowball Throwing dan Hasil Belajar Siswa

Data pendapat guru dan siswa yang diperoleh dari hasil wawancara

mendalam dengan partisipan, menjadi data utama penelitian ini. Namun

selain itu, Peneliti juga mengumpulkan data hasil belajar siswa yang

bertujuan untuk memperoleh gambaran bagaimana penggunaan model

Snowball Throwing mempengaruhi hasil belajar siswa. Dari penelitian ini

dapat disimpulkan bahwa secara umum siswa lebih termotivasi belajar IPS

setelah menggunakan pendekatan pembelajaran Cooperative Learning

model Snowball Throwing, hal ini dapat dilihat dari hasil belajar IPS siswa

yang mengalami peningkatan secara signifikan pada saat sebelum

diterapkan pembelajaran Snowball Throwing dan setelah diterapkan model

pembelajaran Snowball Throwing. Berikut ini adalah data-data nilai siswa

sebelum dan setelah guru menerapkan model Snowball Throwing sebagai

model pembelajaran pembelajaran IPS:

Table 4.1

Nilai Mata Pelajaran IPS

NO

Nama Siswa

Nilai Sebelum

Menggunakan Model

Snowball Throwing

Nilai Setelah

Menggunakan Model

Snowball Throwing

1 AO 80 93

2 AF 66 86

3 AW 66 80

4 AA 73 86

5 AN 80 93

94

FR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015 95

DK, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015

Page 104: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

88

6 AD 66 86

7 AM 66 80

8 DM 80 93

9 DA 73 80

10 DY 60 80

11 DN 73 80

12 DK 80 93

13 DA 66 86

14 DF 80 93

15 FZ 60 80

16 FS 73 86

17 FR 70 80

18 GO 66 80

19 MA 60 80

20 MS 73 80

21 MD 66 80

22 MR 60 80

23 MA 66 80

24 MF 80 93

25 MC 80 93

26 MD 80 86

27 MZ 66 80

28 NH 66 80

29 OA 80 93

30 PA 73 86

31 PR 80 93

32 PI 73 93

33 RV 66 80

34 RY 73 86

35 RA 66 86

36 RB 66 80

Jumlah 2552 3064

Rata-rata 70,89 85,11

Presentase Rata-rata 70.89% 85.11%

Presentase Selisih Nilai 14,22%

Dari data nilai siswa diatas dapat dilihat bahwa adanya sebuah

peningkatan hasil belajar siswa sebelum diterapkannya model pembelajaran

Snowball Throwing dan setelah diterapkannya model pembelajaran

Page 105: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

89

Snowball Throwing, hal ini terlihat dari perbandingan rata-rata kenaikan

hasil belajar IPS sebelum diterapkan model Snowball Throwing dan setelah

diterapkan model Snowball Throwing pada membelajaran IPS. Nilai rata-

rata hasil belajar sebelum menggunakan model Snowball Throwing yaitu

70,89 dan nilai rata-rata hasil belajar setelah menggunakan model Snowball

Throwing yaitu 85,11. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran

Snowball Throwing dapat meningkatkan motivasi belajar IPS siswa, yang

terlihat dari hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan setelah

menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing. Jadi dari data diatas

dapat terlihat bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Snowball

Throwing terjadi peningkatan yang selisihnya mencapai 14,22%.

E. DISKUSI

Pada bagian ini peneliti membandingkan data hasil dengan teori ataupun

hasil penelitian yang sebelumnya. Beberapa teori dan hasil penelitian yang

digunakan sudah dijelaskan pada Bab 2 Kajian Teori, namun beberapa lainnya

peneliti cari setelah data lapangan terkumpul. Hal ini sesuai dengan prinsip

penggunaan teori pada penelitian kualitatif.

Guru SR mengatakan bahwa penting sekali untuk mempersiapkan RPP

dan materi pembelajaran sebelum masuk ke kelas. Hal ini berguna untuk

membantu berjalannya proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang sudah

dibuat. Peneliti yang menjadi guru IPS menggunakan model pembelajaran

Snowball Throwing pada penelitian ini, juga berpikir bahwa sebagai guru sangat

penting sekali untuk mempersiapkan RPP, hal ini dilakukan agar siswa tidak

merasa bingung dan kesulitan belajar pada saat pembelajaran menggunakan model

Snowball Throwing sehingga pembelajaran di kelas dapat berjalan dengan baik

dan seseuai dengan tujuannya. Pendapat guru SR dan peneliti ini sesuai dengan

pendapat yang disampaikan oleh E. Mulyasa dalam bukunya yang berjudul

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mengenai pentingnya persiapan RPP dan

materi pembelajaran yaitu:

Page 106: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

90

“Rencana pelaksanaan pembelajaran berfungsi untuk mengefektifkan proses

pembelajaran sesuai dengan apa yang direncanakan”.96

Guru SR mengatakan bahwa pembelajaran IPS dengan menggunakan

model konvensional belum begitu efektif, karena masih ada saja siswa yang sibuk

mengobrol sendiri, siswa yang mengantuk, dan masih ada siswa yang tidak

menyimak dan memperhatikan ketika guru menjelaskan materi. Guru SR

membandingkannya dengan model Snowball Throwing yang bisa membuat

interaksi di kelas lebih dinamis, siswa lebih aktif, dan pembelajaran lebih efektif.

Jumanta Hamdayama dalam bukunya yang berjudul Model dan Metode

Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter mengatakan bahwa:

“Dengan menggunakan model Snowball Throwing siswa menjadi lebih aktif dan

pembelajaran menjadi lebih efektif”.97

Beberapa orang siswa menggambarkan bagaimana mereka memiliki

motivasi yang rendah ketika pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran

sebelumnya. Motivasi siswa dipengaruhi oleh model pengajaran dan pembelajaran

yang digunakan di kelas. Menurut Muhibbin Syah dalam bukunya yang berjudul

Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru mengatakan bahwa:

“Strategi dan metode pembelajaran saat kegiatan belajar berguna dalam memahami

materi pelajaran”.98

Beberapa siswa mengatakan bahwa guru mengajar IPS dengan cara yang

asik, seru, menyenangkan tetapi mengajarnya juga membosankan. Cara mengajar

seorang guru akan mempengaruhi motivasi belajar siswa, sebagaimana yang

disebutkan oleh Dimyati dan Mudjiono dalam bukunya yang berjudul Belajar dan

Pembelajaran sebagai berikut:

“Faktor yang mempengaruhi motivasi belajar meliputi upaya guru dalam

membelajarkan siswa. Upaya pembelajaran guru itu meliputi: pemahaman tentang diri

siswa, penguatan materi serta mendidik siswa dalam belajar”.99

96

E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2008), Cet. 5, hal. 218 97

Jumanta Hamdayama, Model Dan Metode Pembelajaran Kreatif Dan Berkarakter,

(Bogor: Ghalia Indonesia, 2014). Cet. 1, h.161 98

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja

Rosddakarya, 2010), Cet. 15, hal. 132

Page 107: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

91

Siswa juga mengomentari bahwa media yang biasa guru IPS gunakan,

adalah kurang beragam dan bervariasi. Padahal media pembelajaran ini penting

sekali untuk suksesnya pembelajaran. Sebagaimana yang dikatakan oleh Azhar

Arsyad dalam bukunya yang berjudul Media Pembelajaran yaitu:

“Media berfungsi untuk tujuan instruksi dimana informasi yang terdapat dalam media

itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk

aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi”.100

Para siswa mengatakan bahwa model Snowball Throwing membuat siswa

menjadi aktif bertanya, semangat belajar dan tidak bosan. Para siswa juga

berpendapat bahwa proses belajar mengajar menggunakan model Snowball

Throwing menjadi seru dan lebih menyenangkan dibandingkan dengan model

yang digunakan sebelumnya. Pendapat yang sama seperti diuraikan oleh Jumanta

Hamdayama dalam bukunya yang berjudul Model dan Metode Pembelajaran

Kreatif dan Berkarakter sebagai berikut:

“Kelebihan dari model pembelajaran Snowball Throwing membuat suasana

pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswa belajar sambil bermain dengan

melempar bola kertas kepada siswa lain dan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.”101

Penelitian ini berusaha melihat bagaimana sebuah model pembelajaran

mempengaruhi motivasi belajar siswa. Memahami motivasi belajar adalah

penting, karena motivasi belajar diyakini mempengaruhi hasil belajar siswa,

sebagaimana hasil belajar pada siswa kelas VIII-4 yang mengalami peningkatan

hingga 14,22% setelah menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing.

Syaiful Bahri Djamarah dalam bukunya yang berjudul Psikologi Belajar

menjelaskan bagaimana hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar.

Menurutnya siswa yang termotivasi akan menghasilkan hasil belajar yang baik.

Dia berkata:

99

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006),

Cet. 3, hal. 97-100 100

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2008), hal. 21 101

Jumanta Hamdayama, Model Dan Metode Pembelajaran Kreatif Dan Berkarakter,

(Bogor: Ghalia Indonesia, 2014). Cet. 1, h.161

Page 108: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

92

“Dimana pada prinsip-prinsip motivasi dalam belajar pada point keempat menyatakan

motivasi sangat berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar, siswa yang

termotivasi akan menghasilkan hasil belajar yang lebih baik. Dan point keenam

motivasi juga dapat meningkatkan prestasi dalam belajar, karena siswa yang merasa

termotivasi akan menghasilkan hasil yang baik”.102

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi

belajar siswa meningkat setelah diterapkan model pembelajaran Snowball

Throwing yang mempengaruhi hasil belajar sebesar 14,22%. Hal ini juga sejalan

dengan beberapa penelitian yang sudah diterapkan sebelumnya. Berdasarkan hasil

penelitian Kusuma Astuti dengan judul "Model Pembelajaran Snowball Throwing

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Koperasi siswa kelas IV SD 3

Karang Bener Kudus”. Hasil penelitian pengunaan model pembelajaran Snowball

Throwing menunjukan bahwa hasil belajar siswa meningkat mencapai 59,10%.103

Selain itu juga penelitian Ardin Siallagan, yang berjudul “Penerapan Model

Pembelajaran Snowball Throwing Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di

SMAN 1 Bintang Bayu Kabupaten Serdang Bedagai“. Hasil penelitian tersebut

menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Snowball Throwing

merupakan model yang efektif digunakan karena antara materi pelajaran dan

model pembelajaran signifikan untuk digunakan.104

Dan diperkuat lagi dengan

hasil penelitian Ni Made Ninik Susantini, yang berjudul “Peningkatan Motivasi

dan Hasil Belajar siswa Kelas X Akuntansi SMK PGRI 1 Singaraja terhadap mata

pelajaran IPS melalui penerapan model pembelajaran kooperatif Snowball

Throwing pada semester Genap tahun ajaran 2013/2014. Berdasarkan hasil

penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa: (1) Model pembelajaran kooperatif

Snowball Throwing dapat berjalan dengan efektif dan efisien sehingga motivasi

belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial meningkat tinggi. (2)

Model pembelajaran kooperatif Snowball Throwing dapat berjalan dengan efektif

102

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), Ed. 2,

h.152 103

Kusuma astuti, “Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Koperasi siswa kelas IV SD 3 Karang Bener Kudus”,

Tesis pada Universitas Muria Kudus, 2013, tidak dipublikasikan 104

Ardin Siallagan, “Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing Dalam

Meningkatkan Hasil Belajar siswa Di SMAN 1 Bintang Bayu Kabupaten Serdang Bedagai“, Tesis

pada UNIMED, Serdang 2010, tidak dipublikasikan.

Page 109: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

93

dan efisien sehingga hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial meningkat tinggi.105

105

Ni Made Ninik Susantini, “Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar siswa Kelas X

Akuntansi SMK PGRI 1 Singaraja terhadap mata pelajaran IPS melalui penerapan model

pembelajaran kooperatif Snowball Throwing pada semester Genap tahun ajaran 2013/2014”,

dipublikasikan.

Page 110: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

94

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada bab I peneliti telah menjelaskan tujuan dari penelitian ini. Adapun

tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana proses belajar

siswa melalui model Snowball Throwing dalam meningkatkan motivasi belajar

IPS siswa di SMP PGRI 1 Ciputat. Teori yang mendasari penelitian ini adalah

teori tentang Snowball Throwing yang dikemukakan oleh Jumanta Hamdayama

dalam bukunya yang berjudul Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan

Berkarakter. Teori tersebut menyebutkan bahwa belajar dengan menggunakan

model Snowball Throwing dapat membuat belajar lebih menyenangkan dan

membuat siswa menjadi lebih aktif. Oleh karena itu penelitian ini ingin

mengetahui lebih jauh bagaimana model pembelajaran Snowball Throwing dapat

meningkatkan motivasi belajar IPS siswa, karena peneliti berasumsi bahwa

pembelajaran yang menyenangkan dapat memotivasi siswa. Dalam melakukan

penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif dimana peneliti

berusaha untuk menguraikan temuan hasil penelitian dengan menggunakan kata-

kata atau kalimat dalam suatu struktur yang logik, serta menjelaskan konsep-

konsep dalam hubungan yang satu dengan lainnya. Pendekatan kualitatif dipilih

karena dapat mempresentasikan karakteristik penelitian secara baik, dan data yang

didapatkan lebih lengkap, lebih mendalam, dan bermakna sehingga tujuan

penelitian dapat dicapai.

Dari data yang telah dianalisa, maka peneliti menyimpulkan bahwa

model Snowball Throwing meningkatkan motivasi belajar siswa, karena dengan

menggunakan model Snowball Throwing siswa merasa lebih tertarik dan lebih

termotivasi. Dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing guru

lebih mempersiapkan materi sehingga membuat siswa menjadi lebih memahami

materi yang dibahas, dan guru lebih menjelaskan terlebih dahulu langkah-langkah

Page 111: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

95

dari model pembelajaran Snowball Throwing agar siswa tidak merasa kesulitan

ketika pembelajaran berlangsung. Selain itu dengan berdiskusi menggunakan

model Snowball Throwing siswa yang tidak aktif di kelas dapat menyesuaikan diri

dengan siswa yang lebih aktif, dengan dibentuknya kelompok belajar siswa dapat

saling menghargai pendapat orang lain, siswa dapat saling berdiskusi dan

membuat siswa tidak tergantung pada guru. Kemudian dengan melempar bola

yang berisi pertanyaan dari satu siswa ke siswa lain dapat menarik perhatian siswa

sehingga siswa merasa penasaran akan pertanyaan yang didapat, dengan memutar

musik dalam pembelajaran Snowball Throwing membuat siswa merasa belajar

lebih semangat dan menyenangkan, dan dengan memberikan penghargaan berupa

hadiah kepada siswa yang dapat menjawab pertanyaan membuat siswa lebih

termotivasi untuk dapat menjawab pertanyaan yang didapat dengan tepat dan

benar.

B. Saran

Dari kesimpulan tersebut, maka peneliti mengemukakan beberapa saran

sebagai berikut:

a. Bagi Sekolah

Diharapkan dalam proses pembelajaran menggunakan model

pembelajaran Snowball Throwing dapat lebih dikembangkan agar siswa

tidak merasa bosan dengan proses pembelajaran yang cenderung monoton

sehingga menjadi lebih menarik minat, perhatian dan motivasi siswa dalam

belajar.

b. Bagi Guru

Guru dalam menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing

diharapkan dapat membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam

mengikuti pelajaran di kelas agar proses pembelajaran menjadi lebih

bermakna. Selain itu guru juga harus memperhatikan penggunaan model

Page 112: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

96

pembelajaran yang disesuaikan dengan materi pelajaran agar proses belajar

mengajar lebih menarik dan beragam siswa tidak merasa bosan pada saat

guru menjelaskan materi pelajaran di kelas.

c. Bagi Penelitian Selanjutnya

Peneliti juga mengharapkan ada peneliti selanjutnya dari pihak lain

mengenai keprofesionalan guru IPS dalam mengembangkan terhadap

penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing dan peningkatan

motivasi belajar siswa.

d. Bagi Siswa

Siswa harus lebih aktif lagi dalam proses pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing agar dapat

meningkatkan motivasi belajar sehingga memperoleh hasil belajar yang

lebih optimal dan bermakna.

Page 113: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid, Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013.

Ali Hamzah dan Muhlisrarini. Perencanaan Dan Strategi Pembelajaran

Matematika. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014.

Ardin Siallagan, “Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing Dalam

Meningkatkan Hasil Belajar siswa Di SMAN 1 Bintang Bayu Kabupaten

Serdang Bedagai“, Tesis pada UNIMED, Serdang 2010, tidak

dipublikasikan.

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2008.

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:PT. Rineka Cipta,

2006.

Etin Solihatin dan Raharjo, Cooperative Learning Analisi Model Pembelajaran

IPS. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2008

Heni Waluyo Siswanto, Studi Efektivitas Pembelajaran Terpadu Ilmu

Pengetahuan Sosial di Sekolah Menengah Pertama, Jurnal Pendidikan Dan

Kebudayaan. Vol. 17, 2011.

Jumanta Hamdayama, Model Dan Metode Pembelajaran Kreatif Dan

Berkarakter.Bogor : Ghalia Indonesia, 2014.

Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep Dan Aplikasi. Bandung :

Refika Aditama, 2013.

Kusuma Astuti, “Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Koperasi siswa kelas IV SD 3

Karang Bener Kudus”, Tesis pada Universitas Muria Kudus, 2013, tidak

dipublikasikan.

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung :

Remaja Rosdakarya,2010.

Ni Made Ninik Susantini, “Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar siswa Kelas X

Akuntansi SMK PGRI 1 Singaraja terhadap mata pelajaran IPS melalui

Page 114: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

penerapan model pembelajaran kooperatif Snowball Throwing pada

semester Genap tahun ajaran 2013/2014”, dipublikasikan.

Sapriya, Dadang Sundawa, dan Iim Siti Masitoh, Pembelajaran dan Evaluasi

Hasil Belajar IPS. Bandung: UPI PRESS, 2006.

Sapriya dkk, Konsep Dasar IPS. Bandung: UPI, 2006.

Sardirman A.M, Motivasi dalam Pendidika. Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada,

2012.

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka

Cipta, 2010.

Sudarwan Danim dan Yunan Danim, Administrasi Sekolah dan Manajemen

Kelas. Bandung: Pustaka Setia, 2010.

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: ALFABETA, cv. 2012.

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta, 2011.

Tukiran Taniredja dkk .Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif.

Bandung: Alfabeta, 2013.

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya

dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Bumi

Askara,2010.

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progresif Konsep Landasan

dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Jakarta: Kencana,2011.

Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran sebagai Referensi bagi Guru

Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang efektif yang Berkualitas.

Jakarta: Kencana, 2009

Wahyono Budi. Indikator Motivasi Belajar. dalam www.pendidikanekonomi

.com/2014/10/indikator-motivasi-belajar.html?m=1, di akses pada tanggal

27 Juni 2016

Page 115: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka
Page 116: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka
Page 117: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka
Page 118: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka
Page 119: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka
Page 120: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka
Page 121: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka
Page 122: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka
Page 123: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka
Page 124: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SIKLUS I

Satuan Pendidikan : SMP PGRI 1 Ciputat

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/Semester : VIII-4 / 1 (Satu)

Standar Kompetensi :1. Memahami permasalahan sosial berkaitan

dengan pertumbuhan jumlah penduduk.

Kompetensi Dasar : 1.3 Mendeskripsikan permasalahan lingkungan

hidup dan upaya penanggulangannya dalam

pembangunan berkelanjutan.

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit ( 2 x Pertemuan)

A. Indikator

1. Menjelaskan pengertian lingkungan hidup

2. Mengidentifikasikan unsur-unsur lingkungan(unsur abiotik,

unsur biotik, sosial budaya)

3. Menjelaskan arti peting lingkungan bagi kehidupan

4. Mengidentifikasikan bentuk-bentuk kerusakan lingkungan

hidup dan faktor penyebabnya

B. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini diharapkan siswa dapat :

1. Menjelaskan pengertian lingkungan hidup

2. Mengidentifikasikan unsur-unsur lingkungan(unsur abiotik,

unsur biotik, sosial budaya)

3. Menjelaskan arti peting lingkungan bagi kehidupan

4. Mengidentifikasikan bentuk-bentuk kerusakan lingkungan

hidup dan faktor penyebabnya.

Page 125: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin (Disipline)

Kreatif

Rasa hormat dan perhatian (respect)

Tekun (diligence)

Tanggung jawab (responsibility)

Ketelitian (carefulness)

Rasa ingin tahu

Mandiri

C. Materi Pembelajaran

1. Menjelaskan pengertian lingkungan hidup

2. Mengidentifikasikan unsur-unsur lingkungan(unsur abiotik, unsur biotik,

sosial budaya)

3. Menjelaskan arti peting lingkungan bagi kehidupan

4. Mengidentifikasikan bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup dan

faktor penyebabnya.

D. Model Pembelajaran

Media pembelajaran yang dipergunakan dengan model Snowball

Throwing, dengan metode ceramah, bermain, diskusi dan penugasan.

E. Strategi Pembelajaran

Pertemuan 1

Materi :

1. Menjelaskan pengertian lingkungan hidup

Pengertian lingkungan hidup adalah semua benda, daya dan kondisi yang

terdapat dalam suatu tempat atau ruang tempat manusia atau makhluk hidup

berada dan dapat mempengaruhi hidupnya.Menurut Undang Undang No. 23

Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,

daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang

mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta

makhluk hidup lain. Sedangkan ruang lingkup lingkungan hidup Indonesia

Page 126: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

meliputi ruang, tempat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

berwawasan Nusantara dalam melaksanakan kedaulatan, hak berdaulat, dan

yurisdiksinya.

2. Mengidentifikasikan unsur-unsur lingkungan(unsur abiotik, unsur

biotik, sosial budaya)

Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Unsur Abiotik

Abiotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu

yang tidak hidup (benda-benda mati). Komponen abiotik merupakan

komponen penyusun ekosistem yang terdiri dari benda-benda tak hidup.

Secara terperinci, komponen abiotik merupakan keadaan fisik dan kimia di

sekitar organisme yang menjadi medium dan substrat untuk menunjang

berlangsungnya kehidupan organisme tersebut.Beberapa contoh komponen

abiotik adalah air, udara, cahaya matahari, tanah, topografi ,dan iklim, Awan

Termasuk Unsur Abiotik

2. Unsur Biotik

Biotik adalah komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup.

Pada pokoknya makhluk hidup dapat digolngkan berdasarkan jenis-jenis

tertentu, misalnya golongan manusia, hewan dan tumbuhan. Makhluk hidup

berdasarkan ukurannya digolongkan menjadi mikroorganisme dan

makroorganisme. Manusia merupakan faktor biotik yang mempunyai

pengaruh terkuat di bumi ini, baik dalam pengaruh memusnahkan dan

melipatkan, atau mempercepat penyebaran hewan dan tumbuhan.

Berdasarkan peran dan fungsinya, makhluk hidup dibedakan menjadi tiga

macam, yaitu:

a. Produsen adalah makhluk hidup yang mampu mengubah zat

anorganik menjadi zat organik (organisme autotrof). Proses tersebut

hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan yang berklorofil dengan cara

fotosintesis. Contoh produsen adalah alga, lumut dan tumbuhan hijau.

b. Konsumer adalah organisme heterotrof yang tidak bisa membuat

makanannya sendiri dan tergantung kepada organisme lain, baik yang

Page 127: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

bersifat heterotrof maupun yang autotrof. Konsumer biasanya

merupakan hewan. Hewan yang memakan tumbuhan secara langsung

(herbivora) dinamakan konsumer primer. Hewan yang memakan

konsumer primer dinamakan konsumer II dan seterusnya sehingga

terbentuk suatu rantai makanan. Konsumer terakhir disebut konsumer

puncak. Contoh konsumer puncak adalah manusia.

c. Dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan organik

menjadi anorganik untuk kemudian digunakan oleh produsen.

Dekomposer dapat disebut juga sebagai organisme detritivor atau

pemakan bangkai. Contoh organisme dekomposer adalah bakteri

pembusuk dan jamur

Setiap makhluk hidup hanya dapat hidup dan berkembang biak pada

lingkungan yang cocok,yang disebut habitat.Didalam ekosistem,setiap

organisme mempunya fungsi dan tugas tertentu .Hal ini dikenal dengan

nisia.Oleh karena itu, komponen biotik ekosistem dapat dikelompokkan

berdasarkan nisia tadi.Secara garis besar ada empat nisia, Hutan termasuk

unsur biotik

3. Unsur Sosial Budaya

Unsur sosial budaya adalah lingkungan sosial dan budaya yang dibuat

manusia dan merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam

berperilaku sebagai makhluk sosial. Unsur ini berperan dalam perubahan

lingkungan demi memenuhi kebutuhan hidup manusia.

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Karakter

1. PENDAHULUAN

1) Guru mengucapkan salam

5 Menit 1. Rasa hormat

dan perhatian

Page 128: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

2) Guru dan seluruh siswa membaca do’a

sebelum pembelajaran di mulai

3) Guru memeriksa kehadiran siswa,

kerapihan serta kebersihan.

4) Apersepsi

5) Pre-test (memberikan soal pretest kepada

siswa yang bertujuan untuk mengetahui

kemampuan awal siswa tentang materi

Lingkungan hidup).

6) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

yang akan dilaksanakan.

2. Religius

3. Disiplin

2. KEGIATAN INTI

a. Eksplorasi

1) Guru menjelaskan materi secara singkat

sebagai pengantar

2) Guru meminta salah satu siswa

membentuk kelompok menjadi 7

kelompok dan masing-masing ketua

kelompok dipanggil untuk memberikan

informasi tentang materi

3) Masing-masing ketua kelompok kembali

ke kelompoknya masing-masing,

kemudian menjelaskan yang disampaikan

oleh guru kepada temannya.

4) Kemudian masing-masing siswa diberi

satu lembar kertas kerja yang untuk

menuliskan satu pertanyaan yang

mendeskripsikan tentang lingkungan

hidup.

5) Kemudian kertas tersebut dibuat seperti

bola dan dilempar dari siswa ke siswa

35 Menit

1. Kreatif

2. Pengetahuan

3. Mandiri.

4. Rasa ingin

tahu.

5. Berani

bertanya.

Page 129: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

lainnya selama 15 menit, dan kegiatan

dilakukan dengan melempar bola pada

setiap siswa (antar kelompok) sambil

bernyanyi “Halo-halo bandung” apabila

guru memberikan instruksi berhenti

bernyanyi maka siswa yang mendapat bola

pada waktu itu mendapat giliran untuk

menjawab pertanyaan yang diajukan.

6) Kelompok lain memberi tanggapan

sekaligus memberi penilaian.

7) Guru memberi penguatan.

3. KEGIATAN PENUTUP

a. Kesimpulan

1) Siswa bersama guru menyimpulkan materi

yang telah dipelajari

b. Evaluasi

1) Guru meminta salah satu siswa untuk

menyampaikan perasaan dan pengalaman

belajar yang dialami dan sekaligus harapan

untuk pembelajaran berikutnya.

2) Guru memberikan evaluasi kepada siswa

dengan cara memberikan soal yang

dikerjakan secara individu.

3) Guru pun dapat menyimpulkan seberapa

jauh pemahaman dari seluruh siswa

terhadap pembelajaran yang telah di

sampaikan.

c. Refleksi

1) Guru menjelaskan kembali seluruh materi

terkait yang di pelajari pada saat itu, agar

lebih menguatkan ingatan siswa tentang

5 Menit

1. Kreatif

2. Melatih

kemampuan.

3. Mengingatka

disiplin.

Page 130: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

pemahamannya terhadap materi pelajaran

yang dipelajari.

2) Guru menyampaikan rencana

pembelajaran untuk pembelajaran pada

pertemuan selanjutnya.

Pertemuan 2

Materi :

3. Menjelaskan arti penting lingkungan bagi kehidupan

Alam menyediakan segala bagi kebutuhan hidup manusia, tetapi alam

juga mempunyai keterbatasan. Pada saat manusia belum berkembang

sebanyak sekarang, keseimbangan antara kebutuhan manusia dan

keterbatasan boleh dikatakan tidak ada masalah. Namun, pada saat terjadi

ledakan penduduk, masalah bentuk kebutuhan manusia. Beberapa jenis

kebutuhan manusia memeng mengalami pembaharuan melalui proses daur

ulangnya. Namun, akibat pengaruh manusia proses tersebut mengalami

gangguan keseimbangan.

Manusia dalam hidup selalu berhubungan dengan lingkungan alam.

Lingkungan alan terdiri atas lingkungan fisik, seperti air, tanah, udara dan

fauna. Lingkungan nonfisik teridiri atas lingkungan sosial, ekonomi, dan

budaya.

Setiap lingkungan hidup diatur oleh suatu hukum alam secara

otomatis. Artinya, jika salah satu komponen rusak maka akan mengganggu

yang lain karena dalam suatu lingkungan hidup ada yang disebut dengan

kaidah satu untuk yang lain.

Pada dasarnya, tiap komponen di dalam lingkungan hidup dapat

dikatakan satu untuk yang lain. Jiak satu unsur mengalami kepunahan, akan

terjadi ketidakseimbangan lingkungan (bencana). Lingkungan hidup sangat

dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut.

Page 131: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

a. Hubungan antara interaksi antarunsur dalam lingkungan hidup.

Interaksi bukan hanya menyangkut komponen biofisik, melainkan

menyangkut pula hubungan sosial dalam hal unsur-unsur lingkungan

yang terdiri atas benda hidup dan dinamis.

b. Kelakuan atau kondisi unsur lingkungan hidup.

c. Faktor-faktor nonmaterial, misalnya kondisi suhu, cahanya, dan

kebisingan.

d. Jenis dan jumlah unsur lingkungan hidup.

Lingkungan hidup memiliki arti penting bagi kehidupan menusia dan

makhluk hidup lainnya. Lingkungan hidup dapat dimanfaatkan sebagai

berikut.

a. Taman nasional bagi kelangsungan makhluk hidup yang saling

memengaruhi dengan lingkungan.

b. Sumber tenaga untuk prasarana transportasi.

c. Media ekosistem bagi kelangsungan makhluk hidup yang saling

memengaruhi dengan lingkungan.

d. Sumber barang tambang dan mineral.

e. Penghasil bahan baku atau bahan mentah.

f. Areal permukiman atau tempat tinggal yang berfungsi untuk interaksi

antarmanusia.

g. Pengahasil bahan pangan bagi makhluk hidup.

Lingkungan hidup yang benar-benar dapat memberikan kemudahan

hidup pada hakikatnya sangat terbatas luasnya. Keterbatasan itu menjadi lebih

terbatas lagi dengan adanya kerusakan-kerusakan lingkungan oleh manusia

sendiri. Dengan makin bertambahnya penduduk maka kerusakan lingkungan

akan semakin cepat.

Bertambahnya jumlah menusia berarti bertambah pula kebutuhan yang

harus dipenuhi, seperti tempat tinggal,makanan dan pekerjaan. Dengan adanya

keterkaitan yang erat antara kebutuhan manusia dan ketersediaan alam,

Page 132: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

masalah kelestarian alam merupakan masalah pokok yang harus dijaga dan

dipelihara oleh manusia.

4. Mengidentifikasikan bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup dan

faktor penyebabnya.

Faktor-faktor kerusakan lingkungan hidup.

1. Kerusakan akibat peristiwa alam

a. Kerusakan akibat letusan gunung berapi.

Letusan gunung berapi merupakan salah satu aktivitas vulkanisme.

Letusan gunung berapi merupakan gejala alam. Manusia tidak mampu

membendung atau mencegahnya. Akibat dari letusan gunung berapi dapat

merusak lingkungan hidup.

.b. Kerusakan akibat gempa bumi.

Gempa bumi merupakan hentakan lapisan bumi yang bersumber dari

lapisan di sebelah dalam merambat ke permukaan bumi. Kerusakan akibat

gempa bumi menimbulkan gejala langsung maupun tidak langsung :

1. Banjir atau tanggul rusak.

2. Gempa di dasar laut menyebabkan tsunami.

3. Tanah di permukaan menjadi merekah.

4. Tanah longsor.

5. Bangunan roboh.

6. Kebakaran yang terjadi akibat dampak lanjutan gempa.

c. Kerusakan akibat Cyclon (angin topan).

Siklon adalah tekanan udara rendah berupa angin-angin topan atau

badai. Kerusakan yang ditimbulkannya tergantung dengan kuat arusnya.

d. Kerusakan yang disebabkan oleh angin topan adalah sebagai berikut:

1. Rumah-rumah yang kurang kuat terbawa sampai beberapa kilometer.

2. Bangunan rumah tembok dan gedung–gedung rusak atapnya bahkan

ada yang roboh.

Page 133: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

3. Merusak areal hutan, perkebunan, dan pertanian.

d. Musim Kemarau

Beberapa kerusakan akibat musim kemarau,adalah sebagai berikut :

1. Tumbuh-tumbuhan banyak yang mati sehingga dapat mengancam

kehidupan makhluk hidup lainya.

2. Sungai-sungai, danau-danau dan air tanah menjadi kering sehingga

dapat merugikan daerah pertanian.

3. Sumur-sumur dan sumber air kering.

2. Kerusakan akibat ulah manusia.

a. Pertanian

Penggundulan hutan merupakan salah satu contoh kerusakan yang

diakibatkan oleh kegiatan pertanian ladang berpindah. Tempat yang

ditinggalkan menjadi kurang subur dan ditumbuhi alang-alang. Akibat

lebih jauh, saat musim hujan akan terjadi proses pengikisan tanah

permukaan yang intensif. Hal ini bisa menyebabkan banjir, sementara itu

saat musim kemarau tempat seperti itu akan mengalami kekurangan air.

b. Perikanan

Cara penangkapan ikan yang salah, seperti menggunakan pukat

harimau juga menyebabkan kian berkurangnya jenis-jenis ikan tertentu di

daerah perairan. Apalagi bila menggunakan bahan peledak, tidak saja ikan

besar yang mati, tetapi larva dan ikan-ikan kecil lainnya juga ikut mati.

c. Teknologi dan Industri

Penggunaan traktor dalam membajak sawah sebagai alat bantu,

traktor memang mempermudah dan mempercepat dalam membajak sawah.

Namun, kadang ada hal lain yang terbawa seperti, sisa bahan bakar,

buangan oli, dan sebagainya. Hal tersebut bisa merusak lingkungan.

Pencemaran

Pencemaran (polusi) adalah peristiwa berubahnya keadaan alam

(udara, air, dan tanah) karena adanya unsur-unsur baru atau meningkatnya

sejumlah unsur tertentu. Macam-macam pencemaran adalah sebagai

berikut :

Page 134: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

1. Pencemaran Udara

Hasil limbah industri, limbah pertambangan, dan asap kendaraan

bermotor dapat mencemari udara. Asap-asap hasil pembuangan tersebut

terdiri atas karbon monoksida, karbon dioksida, dan belerang dioksida.

Karbon dioksida mengakibatkan hawa pengap dan naiknya suhu

permukaan bumi. Karbon monoksida dapat meracuni dan mematikan

makhluk hidup sedangkan belerang dioksida menyebabkan udara bersifat

korosif yang menimbulkan proses perkaratan pada logam.

2. Pencemaran suara

Pencemaran suara dapat timbul dari bising-bising suara mobil,

kereta api, pesawat udara, dan jet. Di pusat-pusat hiburan dapat pula

terjadi pencemaran suara yang bersumber dari tape recorder yang diputar

keras-keras. Adanya pencemaran suara dapat mengakibatkan timbulnya

berbagai penyakit dan gangguan pada manusia dan hewan ternak, seperti

gangguan jantung, pernafasan dan gangguan saraf.

3. Pencemaran air

Pembuangan sisa-sisa industri secara sembarangan bisa

mencemarkan sungai dan laut. Jika sungai dan laut tercemar, akibatnya

banyak ikan dan mikrobiologi yang hidup di dalamnya tak mampu hidup

lagi. Selain itu air sungai dan laut yang tercemar itu juga mengakibatkan

sumber air tercemar sehingga manusia sulit mendapat air minum yang

sehat dan bersih.

4. Pencemaran tanah

Pada dasarnya tanah pun dapat mengalami pencemaran, penyebabnya

antara lain :

a. Bangunan barang-barang atau zat-zat yang tidak larut dalam air

yang berasal dari pabrik-pabrik.

b. Pembuangan ampas kimia dan kertas plastik bekas pembungkus

botol bekas.

Banjir

Faktor-faktor lingkungan yang menyebabkan banjir, antara lain :

Page 135: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

a. Penggundulan hutan secara tak terencana

b. Pembuangan sampah di sembarang tempat

c. Sulit meresapnya air hujan di tanah perkotaan karena tanah

perkotaan banyak tertutup semen beton dan aspal.

d. Rusaknya tanggul-tanggul sungai dan banyaknya sungai yang

dangkal dengan sungai yang berkelok-kelok.

Faktor Alami

Banjir Bandang adalah banjir pada daerah di permukaan rendah

yang terjadi akibat hujan yang turun terus -menerus dan muncul tiba-tiba.

Banjir bandang terjadi akibat penjenuhan air terhadap tanah atau wilayah

tersebut berlangsung dengan cepat hingga tidak dapat

diserap lagi.Air yang tergenang lalu terkumpul di daerah-daerah dengan

permukaan rendah dan mengalir dengan cepat ke daerah yang lebih rendah

Tanah longsor terjadi pada lahan dengan tingkat kemiringan lereng

yang curam. kondisi tanah yang labil dengan vegetasi yang sedikit

menyebabakan tanah menjadi mudah longsor.Curah hujan yang tinggi

memicu terjadinnya tanah longsor.

Gunung meletus adalah gunung yang mengeluarkan letusan lahar

panas ,awan panas,debu panas dan material panas lainnya di sekitar

wilayah itu.

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Karakter

1. PENDAHULUAN

1) Guru mengucapkan salam

2) Guru dan seluruh siswa membaca do’a

sebelum pembelajaran di mulai

3) Guru memeriksa kehadiran siswa,

kerapihan serta kebersihan.

5 Menit

1. Rasa hormat

dan perhatian

2. Religius

3. Disiplin

Page 136: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

4) Apersepsi

5) Motivasi

- Siwa diminta untuk mengumpulkan

tugas rumah

- Penjajakan kesiapan belajar siswa

dengan memberikan pertanyaan

tentang materi yang akan dibahas.

6) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

yang akan dilaksanakan.

2. KEGIATAN INTI

1) Siswa diminta kembali dalam formasi

kelompok.

2) Guru menjelaskan materi secara singkat

sebagai pengantar

3) masing-masing ketua kelompok dipanggil

untuk memberikan informasi tentang

materi yang dibahas dan ketua kelompok

kembali ke kelompoknya masing-masing,

kemudian menjelaskan yang disampaikan

oleh guru kepada temannya.

4) Kemudian masing-masing kelompok

diberi satu lembar kertas kerja untuk

menuliskan satu pertanyaan yang

mendeskripsikan tentang arti peting

lingkungan bagi kehidupan serta

kerusakan lingkungan hidup.

5) Kemudian kertas tersebut dibuat seperti

bola dan dilempar dari kelompok lain ke

kelompok lainnya selama 15 menit, dan

kegiatan dilakukan dengan melempar bola

35 Menit

1. Kreatif

2. Pengetahuan

3. Mandiri.

4. Rasa ingin

tahu.

5. Berani

bertanya.

Page 137: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

pada setiap siswa (antar kelompok) sambil

mendengarkan musik atau lagu apabila

guru memberikan instruksi musik berhenti

maka siswa yang mendapat bola pada

waktu itu mendapat giliran untuk

menjawab pertanyaan yang diajukan.

6) Kelompok lain memberi tanggapan

sekaligus memberi penilaian.

7) Guru memberi penguatan dan

memberikan hadiah untuk siswa yang bisa

menjawab pertanyaan tersebut.

8) Setelah itu Post Test (memberikan soal

post test kepada siswa yang bertujuan

untuk mengetahui peningkatan

kemampuan siswa tentang materi Arti

penting Lingkungan hidup).

3. KEGIATAN PENUTUP

a. Kesimpulan

1) Siswa bersama guru menyimpulkan

materi yang telah dipelajari

b. Evaluasi

1) Guru meminta salah satu siswa untuk

menyampaikan perasaan dan pengalaman

belajar yang dialami dan sekaligus

harapan untuk pembelajaran berikutnya.

2) Guru memberikan evaluasi kepada siswa

dengan cara memberikan soal yang

dikerjakan secara individu.

3) Guru pun dapat menyimpulkan seberapa

jauh pemahaman dari seluruh siswa

terhadap pembelajaran yang telah di

5 Menit

1. Kreatif

2. Melatih

kemampuan.

3. Mengingatka

disiplin.

Page 138: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

sampaikan.

c. Refleksi

1) Guru menjelaskan kembali seluruh materi

terkait yang di pelajari pada saat itu, agar

lebih menguatkan ingatan siswa tentang

pemahamannya terhadap materi pelajaran

yang dipelajari.

2) Guru menyampaikan rencana pembelajaran

untuk pembelajaran pada pertemuan

selanjutnya dan siswa diberi tugas untuk

menyebutkan apa saja arti penting

lingkungan bagi kehidupan.

F. Alat dan Sumber Belajar

a. Sumber

Buku Galeri Pengetahuan Sosial untuk SMP/MTs Kelas VIII

b. Alat /Media pembelajaran :

a. Snowball Throwing

b. Papan Tulis

c. Spidol

d. Kertas HVS

e. Balon atau bola

f. Musik

G. Penilaian Hasil Belajar

Penilaian dilakukan sebelum, selama dan sesudah proses pembelajaran.

Sebelum pembelajaran (pre test) dan sesudah pembelajaran (post test) dengan

memberikan pertanyaan pilihan ganda untuk mengetahui pengetahuan awal

atau penguasaan siswa terhadap materi yang akan dipelajari. Selama

pembelajaran, dilakukan saat siswa beraktifitas dalam proses pembelajaran.

Page 139: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

Dengan melakukan tes Sebelum pembelajaran (pre test) dan sesudah

pembelajaran (post test).

Dalam penilaian dipergunakan :

a. Tes :

Tes tertulis dengan soal terlampir

b. Non Tes

i. Penilaian sikap

ii. Penilaian diri

Rubrik Penilaian Model Pembelajaran Snowball Throwing

Nama

Aspek Kegiatan Keterangan

Partisipasi Keaktifan Kerjasama

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Pedoman Penskroran:

Aspek Penilaian Deskripsi Nilai

Partisipasi Keterlibatan siswa dalam

berdiskusi mencari informasi

untuk dijadikan solusi.

60-100

Page 140: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

Keaktifan Keaktifan dalam

mempresentasikan solusi dari

hasil diskusi.

60-100

Kerjasama Membantu teman

Tenggang rasa dengan teman

60-100

Mengetahui Ciputat, Agustus 2015

Guru bidang studi,

Suratih, M.Pd Mayasari

Page 141: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SIKLUS 2

Satuan Pendidikan : SMP PGRI 1 Ciputat

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/Semester : VIII-4 / 1 (Satu)

Standar Kompetensi : 1. Memahami permasalahan sosial berkaitan

dengan pertumbuhan jumlah penduduk

Kompetensi Dasar : 1.3 Mendeskripsikan permasalahan lingkungan

hidup dan upaya penanggulangannya dalam

pembangunan berkelanjutan.

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit ( 2 x Pertemuan)

A. Indikator

5. Memberikan contoh usaha pelestarian lingkungan hidup

6. Menafsirkan hakekat pembangunan berkelanjutan

7. Mengidentifikasi ciri-ciri pembangunan berkelanjutan

8. Mengidentifikasi penerapan pembangunan berkelanjutan

B. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini diharapkan siswa dapat :

5. Memberikan contoh usaha pelestarian lingkungan hidup

6. Menafsirkan hakekat pembangunan berkelanjutan

7. Mengidentifikasi ciri-ciri pembangunan berkelanjutan

8. Mengidentifikasi penerapan pembangunan berkelanjutan

Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin (Disipline)

Kreatif

Rasa hormat dan perhatian (respect)

Tekun (diligence)

Page 142: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

Tanggung jawab (responsibility)

Ketelitian (carefulness)

Rasa ingin tahu

Mandiri

C. Materi Pembelajaran

1. Memberi contoh usaha pelestarian lingkungan hidup

2. Menafsirkan hakekat pembangunan berkelanjutan

3. Mengidentifikasi ciri-ciri pembangunan berkelanjutan

4. Mengidentifikasi penerapan pembangunan berkelanjutan

D. Model Pembelajaran

Media pembelajaran yang dipergunakan dengan model Snowball

Throwing, dengan metode ceramah, bermain, diskusi dan penugasan.

E. Strategi Pembelajaran

Pertemuan 1

Materi :

F. Memberi contoh usaha pelestarian lingkungan hidup

Alam menyediakan segala bagi kebutuhan hidup manusia, tetapi alam

juga mempunyai keterbatasan. Pada saat manusia belum berkembang

sebanyak sekarang, keseimbangan antara kebutuhan manusia dan

keterbatasan boleh dikatakan tidak ada masalah. Namun, pada saat terjadi

ledakan penduduk, masalah bentuk kebutuhan manusia. Beberapa jenis

kebutuhan manusia memeng mengalami pembaharuan melalui proses daur

ulangnya. Namun, akibat pengaruh manusia proses tersebut mengalami

gangguan keseimbangan. Manusia dalam hidup selalu berhubungan dengan

lingkungan alam. Lingkungan alam terdiri atas lingkungan fisik, seperti air,

tanah, udara dan fauna. Lingkungan nonfisik teridiri atas lingkungan sosial,

ekonomi, dan budaya.

Usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup merupakan tanggung

jawab kita sebagai manusia. Dalam hal ini, usaha pelestarian lingkungan

hidup menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dengan

masyarakat.

Page 143: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

Pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan yang dapat

digunakan dalam bertindak untuk melestarikan lingkungan hidup. Beberapa

kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah tersebut, antara lain meliputi

hal-hal berikut ini.

a. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-

Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.

b. Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 148/11/SK/4/1985

tentang Pengamanan Bahan Beracun dan Berbahaya di Perusahaan

Industri.

c. Peraturan Pemerintah (PP) Indonesia Nomor 29 Tahun 1986 tentang

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

d. Pembentukan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup pada tahun

1991.

Selain itu, usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup dapat dilakukan

dengan cara-cara berikut ini.

a. Melakukan pengolahan tanah sesuai kondisi dan kemampuan lahan,

serta mengatur sistem irigasi atau drainase sehingga aliran air tidak

tergenang.

b. Memberikan perlakuan khusus kepada limbah, seperti diolah/dipisah

terlebih dahulu sebelum dibuang, agar tidak mencemari lingkungan.

c. Melakukan reboisasi pada lahan-lahan yang kritis, tandus dan

gundul, serta melakukan sistem tebang pilih atau tebang tanam agar

kelestarian hutan, sumber air kawasan pesisir/pantai

d. Menciptakan dan menggunakan barang-barang hasil industri yang

ramah lingkungan.

e. Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap perilaku para

pemegang Hak Peng- usahaan Hutan (HPH) agar tidak

mengeksploitasi hutan secara besar-besaran. Sementara itu, sebagai

seorang pelajar apa

Beberapa hal yang dapat dilakukan siswa sebagai bentuk upaya

pelestarian lingkungan hidup, antara lain :

Page 144: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

1. menghemat penggunaan kertas dan pensil,

2. membuang sampah pada tempatnya,

3. memanfaatkan barang-barang hasil daur ulang,

4. menghemat penggunaan listrik, air, dan BBM, serta

5. menanam dan merawat pohon di sekitar lingkungan rumah tinggal.

G. Menafsirkan hakekat pembangunan berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan erat kaitannya dengan pembangunan

berwawasan lingkungan. Apakah yang dimaksud dengan pembangunan

berwawasan lingkungan itu? Pembangunan berwawasan lingkungan pada

hakikatnya merupakan pembangunan lestari. Pembangunan lestari yang

didasarkan pada pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan

hidup adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan lingkungan hidup,

termasuk sumber daya ke dalam proses pembangunan untuk menjamin

kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan masa

datang.

Dari segi lingkungan, pembangunan berwawasan lingkungan dapat

diartikan sebagai gabungan antara pembangunan dan kemajuan dengan usaha

untuk memelihara lingkungan agar sumber-sumber daya alam di sekitar kita,

seperti sumber air, hutan, tanah, udara, energi, mineral, dan lain-lain yang

telah digunakan tidak hilang dan musnah sehingga dapat digunakan kembali.

Dalam proses pembangunan yang berwawasan lingkungan,

penggunaan sumber- sumber daya alam yang tersedia senantiasa

mempertimbangkan dan memperhitungkan kemampuan sumber daya alam

itu sendiri. Penggunaan sumber daya alam secara semena-- mena dan rakus

oleh manusia, suatu ketika akan menimbulkan kesulitan besar bagi manusia,

terutama generasi yang akan datang. Orang-orang tertentu yang hanya

memikirkan keuntungan pribadi semata, dapat menimbulkan kerusakan

lingkungan yang berdampak pada orang lain dan generasi di kemudian hari.

Page 145: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

Pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan merupakan

proses pembangunan yang senantiasa memadukan proses pembangunan

dengan potensi lingkungan. Pembangunan tidak akan dapat tercapai dan

berkembang apabila kemampuan lingkungan terus mengalami kemerosotan.

Demikian pula halnya lingkungan tidak akan dapat dilindungi dan dipelihara

apabila pembangunan di suatu negara itu rendah kualitasnya sehingga tidak

mempunyai cukup dana dan teknologi untuk menjaga, dan memelihara

lingkungan. Antara pembangunan dengan pemeliharaan lingkungan

merupakan dua hal yang harus berjalan seiring.

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Karakter

1. PENDAHULUAN

1) Guru mengucapkan salam

2) Guru dan seluruh siswa membaca do’a

sebelum pembelajaran di mulai

3) Guru memeriksa kehadiran siswa,

kerapihan serta kebersihan.

4) Apersepsi

5) Pre-test (memberikan soal pre test kepada

siswa yang bertujuan untuk mengetahui

kemampuan awal siswa tentang materi

Pelestarian lingkungan hidup).

6) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

yang akan dilaksanakan.

5 Menit 4. Rasa hormat

dan perhatian

5. Religius

6. Disiplin

2. KEGIATAN INTI

b. Eksplorasi

1) Siswa diminta kembali dalam formasi

kelompok

35 Menit 6. Kreatif

7. Pengetahuan

8. Mandiri.

9. Rasa ingin

Page 146: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

2) Guru menjelaskan materi secara singkat

sebagai pengantar

3) ketua kelompok dipanggil untuk

memberikan informasi tentang materi

pelestarian lingkungan hidup.

4) Masing-masing ketua kelompok kembali

ke kelompoknya masing-masing,

kemudian menjelaskan yang disampaikan

oleh guru kepada temannya.

5) Kemudian masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil karya

kelompoknya,.

6) Kelompok lain memberi tanggapan

sekaligus memberi penilaian.

7) Guru memberi penguatan dan klarifikasi

terhadap hasil karya kelompok.

tahu.

10. Berani

bertanya.

3. KEGIATAN PENUTUP

d. Kesimpulan

2) Siswa bersama guru menyimpulkan materi

yang telah dipelajari

e. Evaluasi

1) Guru meminta salah satu siswa untuk

menyampaikan perasaan dan pengalaman

belajar yang dialami dan sekaligus harapan

untuk pembelajaran berikutnya.

2) Guru memberikan evaluasi kepada siswa

dengan cara memberikan soal yang

dikerjakan secara individu.

3) Guru pun dapat menyimpulkan seberapa

jauh pemahaman dari seluruh siswa

terhadap pembelajaran yang telah di

5 Menit 4. Kreatif

5. Melatih

kemampuan.

6. Mengingatka

disiplin.

Page 147: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

sampaikan.

f. Refleksi

3) Guru menjelaskan kembali seluruh materi

terkait yang di pelajari pada saat itu, agar

lebih menguatkan ingatan siswa tentang

pemahamannya terhadap materi pelajaran

yang dipelajari.

4) Guru menyampaikan rencana

pembelajaran untuk pembelajaran pada

pertemuan selanjutnya dan masing-masing

siswa diberikan tugas yaitu sebutkan

contoh-contoh usaha pelestarian

lingkungan hidup .

Pertemuan 2

Materi :

H. Mengidentifikasi ciri-ciri pembangunan berkelanjutan

Hakikat Pembangunan berkelanjutan : Pembangunan adalah

seperangkat usaha yang terencana dan terarah untuk menghasilkan sesuatu

yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan hidup

manusia. Pembangunan berwawasan lingkungan adalah upaya peningkatan

kualitas secara bertahap dengan memperhatikan factor lingkungan.

Pembangunan berwawasan Lingkungan dikenal dengan pembangunan

Berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang

memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan kemampuan

pemenuhan kebutuhan generasi mendatang.

Ciri-ciri Pembangunan Berkelanjutan :

Page 148: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

a. Menjamin pemerataan dan keadilan, yaitu generasi mendatang

memanfaatkan dan melestarikan sumber daya alam sehingga

berkelanjutan.

b. Menghargai dan melestarikan keanekaragaman hayati, spesies, habitat,

dan ekosistem agar tercipta keseimbangan lingkungan.

c. Menggunakan pendekatan intergratif sehingga terjadi keterkaitan yang

kompleks antara manusia dengan lingkungan untuk masa kini dan

mendatang

d. Menggunakan padangan jangka panjang untuk merencanakan

rancangan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya yang

mendukung pembangunan.

e. Meningkatkan kesejahteraan melalui pemanfaatan sumber daya alam

secara bijaksana.

f. Memenuhi kebutuhan masa sekarang tanpa membahayakan

pemenuhan kebutuhan generasi mendatang dan mengaitkan bahwa

pembangunan ekonomi harus seimbang dengan konservasi

lingkungan.

I. Mengidentifikasi penerapan pembangunan berkelanjutan

Penerapan Pembangunan Berkelanjutan : Pembangunan berkelanjutan

bertumpu pada tiga pilar yaitu ekonomi, lingkungan hidup, dan social.

Beberapa cara dapat diterapkan dalam pembanguna berkelanjutan antara

lain :

a. Pembanguna suatu irigasi atau PLTA, diimbangi dengan usaha

pelestarian hutan didaerah aliran sungai (DAS) sebagai sumber irigasi

atau PLTA.

b. Penggalian barang tambang seperti batu bara, timah,nikel dan

sebagainya di daerah hutan, supaya bekas-bekas galian tambang

ditimbun kembali dan ditanami pohon-pohon.

Page 149: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

c. Melibatkan masyarakat, terutama masyarakat pedesaan dalam

pembangunan sehingga kehidupan semakin baik. Dengan

meningkatnya kehidupan mereka maka akan berkurangnya perusakan

lingkungan.

Permasalahan Penduduk (Kuantitas dan Kualitas) : Pembangunan

suatu bangsa berkaitan erat dengan permasalahan kependudukannya. Suatu

pembangunan dapat berhasil jika didukung oleh subjek pembangunan, yakni

penduduk yang memiliki kualitas dan kuantitas yang memadai.

Upaya-upaya Pemecahan Permasalahan Kuantitas Penduduk

Indonesia : Upaya pemerintah mengatasi permasalahan kuantitas penduduk

antara lain, dengan pengendalian jumlah dan pertumbuhan penduduk serta

pemerataan persebaran penduduk.

a. Pengendalian jumlah dan pertumbuhan penduduk : Dilakukan dengan

cara menekan angka kelahiran melalui pembatasan jumlah kelahiran,

menunda usia perkawinan muda, dan meningkatkan pendidikan.

b. Pemerataan Persebaran Penduduk : Dilakukan dengan cara transmigrasi

dan pembangunan industri di wilayah yang jarang penduduknya. Untuk

mencegah migrasi penduduk dari desa kekota, pemerintah

mengupayakan berbagai program berupa pemerataan pembangunan

hingga ke pelosok, perbaikan sarana dan prasarana pedesaan, dan

pemberdayaan ekonomi di pedesaan.

1. Permasalahan Kualitas Penduduk di Indonesia

a. Tingkat Kesehatan : Kondisi kesehatan di Indonesia masih belum ada

kemajuan. Dibandingkan dengan Negara yang lain Indonesia masih

tertinggal jauh. Kondisi demikian terjadi karena masih rendahnya

pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang ada masih belum

memenuhi kebutuhan seluruh penduduk.

b. Tingkat pendidikan : Merupakan modal pembangunan yang penting

disamping kesehatan. Kemajuan pendidikan di Indonesia dapat dilihat

dari lama sekolah dan tingkat melek huruf penduduk.

Page 150: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

Dampak Permasalahan Penduduk Terhadap Pembangunan :

Permasalahan kependudukan membawa dampak bagi pembangunan di

Indonesia. Dampak-dampak tersebut dapat dilihat dibawah ini :

a. Ketidakmerataan penduduk menyebabkan tidak meratanya

pembangunan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini

menyebabkan masih terdapatnya daerah tertinggal, terutama daerah-

daerah pedalaman yang jauh dari pusat kota.

b. Ledakan penduduk akibat angka kelahiran yang tinggi menyebabkan

semakin tingginya kebutuhan penduduk akan perumahan, bahan

pangan, dan kebutuhan tersier lainnya.

c. Ledakan penduduk juga mengakibakan angka beban ketergantungan

menjadi lebih tinggi. Hal ini disebabkan angka usia non produktif

lebih besar daripada usia produktif.

d. Arus urbanisasi yang tidak diimbangi dengan pendidikan dan

ketrampilan yang cukup menimbulkan masalah pengangguran,

kriminalitas, prostitusi, munculnya daerah kumuh, dan kemiskinan di

daerah perkotaan. Hal tersebut dapat menghambat pembangunan, baik

di daerah pedesaan (daerah asal) maupun daerah perkotaan (tujuan)

e. Timbulnya berbagai masalah kerusakan lingkungan akibat

pertambahan penduduk manusia.

f. Masalah kemacetan lalu lintas dapat mengurangi arus mobilitas

penduduk, barang, dan jasa yang akan berakibat pada terhambatnya

perkembangan ekonomi penduduk.

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Karakter

1. PENDAHULUAN

1) Guru mengucapkan salam

2) Guru dan seluruh siswa membaca do’a

5 Menit 1. Rasa hormat

dan perhatian

2. Religius

Page 151: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

sebelum pembelajaran di mulai

3) Guru memeriksa kehadiran siswa,

kerapihan serta kebersihan.

4) Apersepsi

5) Motivasi

- Siwa diminta untuk mengumpulkan tugas

rumah

- Penjajakan kesiapan belajar siswa dengan

memberikan pertanyaan tentang materi

yang akan dibahas.

6) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

yang akan dilaksanakan.

3. Disiplin

2. KEGIATAN INTI

1) Siswa diminta kembali dalam formasi

kelompok.

2) Guru menjelaskan materi secara singkat

sebagai pengantar

3) masing-masing ketua kelompok dipanggil

untuk memberikan informasi tentang

materi yang dibahas dan ketua kelompok

kembali ke kelompoknya masing-masing,

kemudian menjelaskan yang disampaikan

oleh guru kepada temannya.

4) Kemudian masing-masing kelompok

diberi satu lembar kertas kerja untuk

menuliskan satu pertanyaan yang

mendeskripsikan tentang ciri-ciri serta

penerapan pembangunan berkelanjutan,

Kemudian kertas tersebut dibuat seperti

bola dan dilempar dari kelompok lain ke

kelompok lainnya selama 15 menit, dan

35 Menit

1. Kreatif

2. Pengetahuan

3. Mandiri.

4. Rasa ingin

tahu.

5. Berani

bertanya.

Page 152: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

kegiatan dilakukan dengan melempar bola

pada setiap siswa (antar kelompok) sambil

mendengarkan musik atau sambil

bernyanyi apabila guru memberikan

instruksi musik berhenti maka siswa yang

mendapat bola pada waktu itu mendapat

giliran untuk menjawab pertanyaan yang

diajukan.

5) Kelompok lain memberi tanggapan

sekaligus memberi penilaian.

6) Guru memberi penguatan dan

memberikan hadiah untuk siswa yang bisa

menjawab pertanyaan tersebut.

7) Setelah itu Post Test (memberikan soal

post test kepada siswa yang bertujuan

untuk mengetahui peningkatan

kemampuan siswa tentang materi ciri-ciri

serta penerapan pembangunan

berkelanjutan.

3. KEGIATAN PENUTUP

a. Kesimpulan

1) Siswa bersama guru menyimpulkan materi

yang telah dipelajari

b. Evaluasi

1) Guru meminta salah satu siswa untuk

menyampaikan perasaan dan pengalaman

belajar yang dialami dan sekaligus

harapan untuk pembelajaran berikutnya.

2) Guru memberikan evaluasi kepada siswa

dengan cara memberikan soal yang

dikerjakan secara individu.

5 Menit 1. Kreatif

2. Melatih

kemampuan.

3. Mengingatka

disiplin.

Page 153: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

3) Guru pun dapat menyimpulkan seberapa

jauh pemahaman dari seluruh siswa

terhadap pembelajaran yang telah di

sampaikan.

c. Refleksi

1) Guru menjelaskan kembali seluruh materi

terkait yang di pelajari pada saat itu, agar

lebih menguatkan ingatan siswa tentang

pemahamannya terhadap materi pelajaran

yang dipelajari.

2) Guru menyampaikan rencana

pembelajaran untuk pembelajaran pada

pertemuan selanjutnya.

H. Alat dan Sumber Belajar

a. Sumber

Buku Galeri Pengetahuan Sosial untuk SMP/MTs Kelas VIII

b. Alat /Media pembelajaran :

a. Snowball Throwing

b. Papan Tulis

c. Spidol

d. Kertas HVS

e. Balon atau bola

f. Musik

I. Penilaian Hasil Belajar

Penilaian dilakukan sebelum, selama dan sesudah proses pembelajaran.

Sebelum pembelajaran (pre test) dan sesudah pembelajaran (post test) dengan

memberikan pertanyaan pilihan ganda untuk mengetahui pengetahuan awal

Page 154: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

atau penguasaan siswa terhadap materi yang akan dipelajari. Selama

pembelajaran, dilakukan saat siswa beraktifitas dalam proses pembelajaran.

Dengan melakukan tes Sebelum pembelajaran (pre test) dan sesudah

pembelajaran (post test).

Dalam penilaian dipergunakan :

a. Tes :

Tes tertulis dengan soal terlampir

b. Non Tes

1.Penilaian sikap

2.Penilaian diri

Rubrik Penilaian Model Pembelajaran Snowball Throwing

Nama

Aspek Kegiatan Keterangan

Partisipasi Keaktifan Kerjasama

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Pedoman Penskroran:

Aspek Penilaian Deskripsi Nilai

Partisipasi Keterlibatan siswa dalam

berdiskusi mencari informasi

untuk dijadikan solusi.

60-100

Page 155: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

Keaktifan Keaktifan dalam

mempresentasikan solusi dari

hasil diskusi.

60-100

Kerjasama Membantu teman

Tenggang rasa dengan teman

60-100

Mengetahui Ciputat, Agustus 2015

Guru bidang studi,

Suratih, M.Pd Mayasari

NIM. 1111015000020

Page 156: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

Instrumen Wawancara Guru

1. Apa saja yang ibu persiapkan dalam pembelajaran sebelum masuk kelas ?

2. Model pembelajaran yang seperti apa yang sering ibu gunakan pada saat

pembelajaran di kelas ?

3. Menurut ibu bagaiman proses pembelajaran di kelas ? seberapa efektifkah

model pembelajaran yang ibu gunakan ?

4. Kesulitan apa saja yang ibu alami selama proses pembelajaran IPS di

kelas?

5. Bagaimana cara ibu untuk mengatasi masalah-masalah tersebut ?

6. Apakah yang ibu ketahui tentang model pembelajaran Snowball

Throwing?

7. Bagaimana pengalaman ibu menggunakan model pembelajaran Snowball

Throwing ?

8. Bagaimana efektifitas pembelajaran Snowball Throwing ini ketika

digunakan pada saat pembelajaran IPS? Mungkin ibu bisa lihat yang sudah

saya terapkan ?

9. Bagaimanakah keadaan siswa di dalam kelas pada saat pembelajaran IPS

menggunakan model Snowball Throwing ?

10. Menurut ibu apa manfaat dari model pembelajaran Snowball Throwing

ini?

11. Bagaimana model pembelajaran ini berhubungan dengan motivasi belajar

siswa di kelas ?

12. Bagaimana perubahan siswa di kelas setelah digunakan model Snowball

Throwing ini ?

13. Bagaimana keaktifan dan respon siswa di kelas terhadap model

pembelajaran Snowball Throwing ? seperti apa cara mereka merespon

model pembelajaran ini ?

14. Bagaimana caranya agar model pembelajaran Snowball Throwing ini lebih

mengefektifkan pembelajaran IPS di kelas ?

15. Apa saran ibu atas pembelajaran yang lalu yang saya lakukan ?

Page 157: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

Instrumen Wawancara Siswa

1. Bagaimana pendapatmu terhadap pelajaran IPS selama ini ?

2. Menurut pendapat kamu seperti apa guru mengajar IPS di kelas ?

3. Menurut kamu guru yang mengajar efektif itu seperti apa ?

4. Model pembelajaran apa yang biasanya digunakan guru pada saat

pembelajaran IPS di kelas ?

5. Media apa yang biasanya digunakan guru pada saat pembelajaran IPS ?

6. Bagaimana kamu dapat memahami materi IPS di kelas ?

7. Apakah sebelumnya kamu sudah mengenal model Snowball Throwing ?

apakah model Snowball Throwing itu ?

8. Apakah kamu mempunyai pengalaman belajar dengan model Snowball

Throwing ? bagaimana menurut kamu model Snowball Throwing ini ?

9. Bagaimana model pembelajaran ini membuat kamu memahami materi

pembelajaran IPS di kelas ?

10. Bagaimana pendapatmu pembelajaran menggunakan model Snowball

Throwing dibandingkan dengan model pembelajaran yang biasa guru

gunakan di kelas ? mana yang lebih membuat kamu lebih cepat paham ?

11. Bagaimana pembelajaran Snowball Throwing di kelas berhubungan

dengan motivasi belajar kamu ?

12. Bagaimana hasil belajar IPS kamu setelah menggunakan model

pembelajaran Snowball Throwing ?

13. Bagaimana pendapatmu agar pembelajaran model Snowball Throwing ini

lebih efektif, menarik, dan memotivasi belajar ?

14. Bagaimana kritik dan saranmu kepada guru yang menggunakan model

Snowball Throwing ini ?

15. Kalau disuruh memilih, model pembelajaran apa yang lebih memotivasi

kamu belajar ?

Page 158: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

TRANSKRIP WAWANCARA PEMBUKA GURU

Partisipan : SR

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat : Ruang Guru SMP PGRI 1 Ciputat

Tanggal : 14 Desember 2015

Waktu : 10:00 WIB

Pewawancara : Assalamu’alaikum selamat pagi bu ..

Partisipan : Iya pagi, Wa’alaikumsalam. (tersenyum)

Pewawancara : Apa kabar bu ?

Partisipan : Alhamdulillah baik, sehat (tersenyum)

Pewawancara : Saya Mayasari mahasiswi dari UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang dulu PPKT disini bu

Partisipan : Oh iya, ada apa ya kamu menemui saya ? (Sambil

mempersilahkan duduk).

Pewawancara : Jadi begini bu, saya menemui ibu karena saya ingin

mewawancarai ibu.

Partisipan : Oh, wawancara apa ya ?

Pewawancara : Wawancara tentang model pembelajaran yang waktu itu

saya terapkan ketika PPKT disini bu.

Partisipan : Memang untuk keperluan apa kalo boleh saya tau ?

Pewawancara : Jadi begini bu saya sedang melakukan penelitian untuk

skripsi saya bu (tersenyum malu).

Partisipan : Oh iya iya (menganggukan kepala).

Pewawancara : Oh iya bu sebelumnya, ibu harus mengisi surat

persetujuan menjadi partisipan dulu bu (sambil

menunjukkan surat persetujuan).

Partisipan : Oh ada surat persetujuan juga ?

Pewawancara : Iya bu. (tersenyum).

Page 159: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

Partisipan : Surat persetujuan ini untuk apa memang?

Pewawancara : Surat persetujuan ini berisi kalau ibu bersedia menjadi

partisipan saya bu dan surat persetujuan ini untuk

merahasiakan data pribadi ibu selama menjadi partisipan

penelitian saya.

Partisipan : Oh begitu, ini isi nama lengkap sama tanda tangan saya ?

Pewawancara : Iya bu, di isi nama lengkap ibu dan juga tanda tangan ibu.

Partisipan : Baik ini sudah (mengembalikan suratnya).

Pewawancara : Iya bu terimakasih bu. Sekarang saya boleh tanya tentang

profil ibu gapapa bu?

Partisipan : Iya engga apa-apa.. (mengangguk).. Mau tanya apa emang

?

Pewawancara : Siapa nama lengkap ibu ?

Partisipan : Sxxxxxx.

Pewawancara : Tempat tanggal lahir ibu dimana?

Partisipan : Di Jakarta.

Pewawancara : Tanggal lahir ibu berapa?

Partisipan : 19 April 1975.

Pewawancara : Alamat rumah ibu dimana?

Partisipan : Rumah saya di cxxxxxx.

Pewawancara : Ibu sudah mempunyai berapa anak bu ?

Partisipan : Saya punya 3 orang anak (tertawa malu).

Pewawancara : Oh tiga, anak ibu udah pada kerja atau masih sekolah ?

Partisipan : Anak saya 2 sudah bekerja dan yang 1 masih kuliah.

Pewawancara : Anak ibu sudah menikah atau belum ?

Partisipan : Iya yang 2 sudah menikah (tersenyum).

Pewawancara : Pendidikan terakhir ibu dimana ?

Partisipan : Saya S1 di STKIP PGRI Jakarta tahun 2003 lalu S2 saya

di UNINDRA Jakarta tahun 2012.

Pewawancara : Program studi yang ibu ambil apa bu ?

Partisipan : Saya ambil jurusan IPS Sejarah (tersenyum)

Page 160: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

Pewawancara : Ibu sudah berapa lama menjadi guru di SMP PGRI ?

Partisipan : Kurang lebih 15 tahun saya mengajar disini (tertawa

malu).

Pewawancara : Oh gitu, Ibu mengajar mata pelajaran apa disini?

Partisipan : Sekarang IPS Terpadu kalau dulu Sejarah.

Pewawancara : Ibu mengajar berapa kelas disini ?

Partisipan : Saya mengajar 5 kelas VIII disini.

Pewawancara : Oh ibu hanya mengajar 5 kelas disini

Partisipan : Iya (mengangguk dan tersenyum).

Pewawancara : Ibu mengajar disini sebagai wali kelas atau hanya guru

mata pelajaran saja?

Partisipan : Wali kelas dan guru IPS juga.

Pewawancara : Memang ibu wali kelas kelas berapa ?

Partisipan` : Kelas VIII-4 .

Pewawancara : Keunggulan dari sekolah ini apa aja ya bu ?

Partisipan : Biasanya sih keunggulan non akademiknya itu, juara II

voli se provinsi.

Pewawancara : Oh iya bu selain disekolah ini ibu mengajar di sekolah lain

juga ?

Partisipan : Iya, selain mengajar disini saya juga mengajar di MA di

Ixxxxxxxx. (islamiyah)

Pewawancara : Oh iya bu, bagaimana dengan motivasi belajar siswa disini

?

Partisipan : Hemmmm (berfikir sambil memegang HP).. motivasi

siswa disini biasa saja tapi saya selalu memotivasi siswa

dengan mengingatkan untuk terus membaca dan membaca

di perpustakaan, dirumah maupun dimana saja agar siswa

juga dapat mengingat dan mengetahui pengetahuan apa

saja.

Pewawancara : Lalu bagaimana cara ibu ngajar di kelas supaya siswa itu

aktif di kelas pada saat pembelajaran ?

Page 161: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

Partisipan : Biasa saja si seperti guru-guru lain nya (sambil berpikir)…

biasanya saya menjelaskan materi lalu nanti saya bertanya

ke siswa agar siswa itu menyimak apa yang saya

sampaikan dan paham materi yang sudah saya jelaskan,

selain itu juga kadang belajar IPS nya tidak hanya di

dalam kelas saja tetapi juga di perpustakaan tujuannya

agar siswa tidak merasa bosan belajar di dalam kelas terus.

Heemm .. Jadi siswa juga merasakan suasana baru, selain

itu juga biasanya ada tugas kelompok dengan berdiskusi

ini untuk melatih siswa bekerja sama antara siswa satu

dengan siswa lainnya dan siswa saling bertukar pendapat

dengan mengungkapkan pendapatnya masing-masing, itu

saja yang biasa saya lakukan agar siswa aktif ketika

pembelajaran berlangsung. (tersenyum).

Pewawancara : Terus bagaimana dengan Hasil belajar siswa disini bu ?

Partisipan : Alhamdulillah berkat kerja sama dan dorongan dari guru-

guru disini sebagian besar hasil belajar siswa itu di atas

KKM. (tersenyum)

Pewawancara : Memang KKM nilai IPS berapa bu ?

Partisipan : KKM IPS disini 75.

Pewawancara : Baik bu udah cukup untuk wawancara hari ini. Oh iya

kira-kira kapan saya bisa ketemu ibu untuk wawancara

selanjutnya ?

Partisipan : Hemmm, Kapan ya ? (berpikir)

Pewawancara : Saya terserah ibu saja kapan bisa saya wawancarai lagi.

Partisipan : Gimana kalau besok pagi di ruang ini lagi ?

Pewawancara : Oke baik bu, jam berapa kira-kira bu ?

Partisipan : Heeemmm (berpikir sambil liat ke jam dinding). Kira-kira

jam 10:00 an deh.

Pewawancara : Oke baik bu, besok pagi saya ke sekolah.

Partisipan : Iya . (tersenyum)

Page 162: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

Pewawancara : Kalo begitu terima kasih atas waktunya bu.

Partisipan : Iya sama-sama (menganggukan kepalanya dan senyum).

Pewawancara : Assalamu’alaikum bu (tersenyum sambil bersalaman).

Partisipan : wa’alaikumsalam (bersalaman).

Page 163: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

TRANSKIP HASIL WAWANCARA INTI

Identitas Informan

Inisial Partisipan : SR (Guru)

Tanggal wawancara : 15 Desember 2015

Jenis kelamin : Perempuan

Jam wawancara : 10:30 WIB

Keterangan

P : Peneliti

SR : Partisipan

Sebelum melakukan wawancara peneliti sudah meminta kesedian beliau

sebagai informan, beliau bersedia dan sudah menandatangani surat persetujuan.

Sebelum diwawancarai, terlebih dahulu peneliti menjelaskan maksud dan tujuan

wawancara.

P : Assalamualaikum bu maaf saya ganggu waktu ibu lagi nih .. (senyum

malu sambil bersalaman).

SR : Wa’alaikumsalam wr.wb (bersalaman)… iya enggak apa-apa saya gak

keberatan kok, lagi pula kan saya yang kemarin sudah memberikan janji

untuk ketemu hari ini dan kebetulan juga saya lagi gak ada jam ngajar

sekarang..

P : Iya bu, terimakasih atas waktunya ..

SR : Iya sama-sama.. Memangnya apa yang mau ditanyakan lagi ?

Page 164: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

P : Ini seperti yang kemarin sudah saya jelaskan bu, saya ingin

mewawancarai ibu tentang model pembelajaran yang saya terapkan di

kelas waktu saya PPKT disini ..

SR : Oh iya silahkan, mau kita mulai sekarang apa mau ngobrol-ngobrol

dulu ?

P : Heemmm… langsung aja kali ya bu, saya takut ganggu waktu ibu kalo

saya ngajak ibu ngobrol-ngobrol dulu (senyum).

SR : Iya iya boleh (menganggukan kepala). Ayo silahkan pertanyaan apa

yang mau ditanyakan ke saya ?

P : Saya ingin mewawancarai ibu mengenai penggunaan model Snowball

Throwing sebagai model pembelajaran dalam meningkatkan motivasi

belajar IPS siswa di SMP PGRI 1 Ciputat. Saya jamin kerahasiaan data

ibu di dalam wawancara ini. Sebelumnya saya sudah meminta

kesediaan Ibu untuk menandatangani surat persetujuan bahwa ibu sudah

bersedia untuk saya wawancara.

SR : Iya kemarin saya sudah bersedia untuk di wawancarai dan saya juga

sudah menandatangani surat persetujuannya (tersenyum).

P : Baik bu, Terima kasih sebelumnya sudah meluangkan waktu untuk saya

wawancarai. Langsung aja pertanyaan pertama, Apa saja yang ibu

persiapkan dalam pembelajaran sebelum masuk kelas?

SR : Heemmm (berpikir sambil memegang pulpen)… Sebelum pembelajaran

dikelas berlangsung di kelas saya terlebih dahulu mempersiapkan

materi yang akan saya ajarkan kepada murid-murid, perangkat

pembelajaran seperti RPP dan tidak lupa beberapa sumber tambahan

materi mengajar selain dari buku paket dan LKS tersebut, Nah kalau

sekiranya perlu gambar-gambar untuk contoh, saya juga akan

Page 165: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

mempersiapkan gambar-gambar tersebut. Setelah semua sudah

dipersiapkan barulah saya terlebih dahulu absen anak-anak, tidak lupa

sebelum pembelajaran di mulai saya berikan apersepsi kepada siswa

tentang materi yang akan di bahas dengan mengkaitkan dalam

kehidupan sehari-hari, agar siswa merasa termotivasi untuk belajar.

P : Model pembelajaran yang seperti apa yang sering ibu gunakan pada

saat pembelajaran di kelas?

SR : Heemmm (berpikir sambil mengangkat tangan ke atas meja)… Model

pembelajaran yang sering saya terapkan di kelas ketika mengajar saya

menggunakan model pembelajaran seperti guru-guru lainnya, yaitu

presentasi, ceramah, kadang ya nonton film dengan menyesuaikan saja

dengan materi pembahasan. Heemmm… Menurut saya dengan metode

tersebut cukup sederhana akan tetapi dalam pencapaian hasil belajar

lebih baik, dan juga ketika menggunakan model tersebut saya lebih bisa

tau mengenai perkembangan belajar murid saya dan juga tau

bagaimanakah murid-murid saya termotivasi belajarnya dengan model

tersebut.

P : Menurut ibu bagaimana proses pembelajaran di kelas? seberapa

efektifkah model pembelajaran yang ibu gunakan?

SR : Menurut saya proses pembelajaran dikelas masih kurang begitu

maksimal (berpikir sambil memegang kertas)... Karna pada saat

pembelajaran dikelas masih saja terkadang ada anak yang sibuk ngobrol

sendiri, ada yang tidak mendengarkan, ada juga yang tidur dikelas.

Model pembelajaran yang saya gunakan pun belum terlalu efektif.

Maka dari itu saya Perlu adanya model-model pembelajaran lain yang

bisa membuat murid-murid tidak cepat merasa bosan dan lebih

memperhatikan saat proses pembelajaran berlangsung di kelas.

Page 166: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

P : Kesulitan apa saja yang ibu alami selama proses pembelajaran IPS di

kelas ?

SR : Heemmm (berpikir mata melihat keluar)... Kesulitan yang saya alami

sepertinya sama dengan yang guru-guru lain alami. Kesulitannya sih

ketika mengajar dikelas seperti murid yang kurang aktif, lalu sukanya

mengobrol dan kurangnya niat siswa dalam membaca sebelum belajar

seperti malamnya membaca dahulu materi pelajaran besok paginya,

kesulitan lain dalam teknis mengajar yaitu murid yang suka bercanda

dengan temannya. Terkadang saya sudah menjelaskan capek-capek

bahkan sampai berulang-ulang tapi pada saat ditanya murid masih saja

tidak bisa menjawab. Disitu terkadang rasanya saya ingin marah, tapi

anak-anak jaman sekarang sama sekali tidak bisa dimarahi, dihukum

pun mereka tidak akan merasa jera. (ekspresi wajah heran).

P : Bagaimana cara ibu untuk mengatasi masalah-masalah tersebut?

SR : Heemmm (berpikir)... Cara mengatasi masalah tersebut yah beberapa

cara saya lakukan, diantaranya saya biasanya setelah menjelaskan suka

langsung melemparkan pertanyaan kepada murid-murid, memindahkan

posisi tempat duduk siswa, misalkan siswa yang suka mengobrol di

belakang saya pindahkan ke depan supaya dapat memperhatikan,

misalkan siswa yang sukanya bercanda dipojok saya pindahkan ke

tengah, dan buat yang sulit untuk diatur saya beri pertanyaan terus

supaya dia dapat memperhatikan, jika tidak bisa maka saya kasih

hukuman ringan, Setelah itu bagi murid yang bisa menjawab saya

biasanya janjiin mereka untuk memberi hadiah. Hadiah yang sering

saya berikan berupa nilai tapi kadang juga saya berikan hadiahnya

berupa nilai, makanan atau berbentuk barang juga agar siswa merasa

termotivasi untuk berlomba-lomba menjawab pertanyaan itu dengan

mengharapkan hadiah yang akan saya berikan pada saat pembelajaran

di kelas.

Page 167: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

P : Apakah yang ibu ketahui tentang model pembelajaran Snowball

Throwing?

SR : Yang kemarin kamu terapin itu yah kan,,, yang saya ketahui

(mengangguk-angguk).. model pembelajaran Snowball Throwing ini,

Heemmm (berpikir)… merupakan salah satu dari model pembelajaran

kooperatif dimana pembelajaran ini bersifat kerja kelompok dengan

mendiskusikan dan membuat pertanyaan tentang materi yang dibahas,

lalu pertanyaan itu dibentuk seperti bola kemudian bola itu dilempar

dari siswa satu ke siswa lainnya, kemudian murid atau kelompok yang

terkena lemparan bola dialah yang harus menjawab pertanyaan yang

berbentuk bola itu.

P : Bagaimana pengalaman ibu menggunakan model pembelajaran

Snowball Throwing ?

SR : Heemmm (berpikir)… Sebelumnya saya belum pernah mempunyai

pengalaman mengajar dengan menggunakan model Snowball Throwing

ini ketika pembelajaran IPS berlangsung di kelas, tetapi pengalaman

saya ketika membaca dari buku saja dan melihat anda menerapkan

model pembelajaran ini sangat luar biasa dan cukup memuaskan.

(tersenyum).. Menurut saya model Snowball Throwing tersebut cukup

inovatif, kreatif dan juga cukup bisa membuat siswa jadi lebih aktif

dikelas. Bahkan murid yang biasanya pada saat belajar IPS ngantuk itu

mereka jadi serius mendengarkan materi dan memahaminya, lebih

perhatian terhadap materi pelajaran, mereka diharuskan untuk dapat

cepat memahami dan menyimak pelajaran tersebut.

P : Bagaimana efektifitas pembelajaran Snowball Throwing ini ketika

digunakan pada saat pembelajaran IPS? Mungkin ibu bisa lihat yang

sudah saya terapkan?

Page 168: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

SR : Menurut saya keefektifan model pembelajaran Snowball Throwing ini

sudah sangat efektif, (sambil memegang HP)… karena saya melihatnya

siswa itu sangat antusias sekali ketika model ini digunakan dalam

pembelajaran IPS, siswa juga jadi lebih aktif dalam bertanya dan siswa

saling berupaya untuk dapat menjawab pertanyaan yang diberikan

secara benar dan juga tepat. Mereka juga lebih memperhatikan pada

saat guru sedang menjelaskan materi di depan kelas. Ketika melihat

anda menerapkannya saya cukup dapat cara-cara baru lagi dalam

menerapkan model tersebut, untuk pembelajaran IPS di kelas.

(mengangguk dan tersenyum).

P : Bagaimanakah keadaan siswa di dalam kelas pada saat pembelajaran

IPS menggunakan model Snowball Throwing ?

SR : Heemmm (berpikir)… Keadaan siswa dalam kelas siswa dikelas jadi

lebih aktif, dan siswa juga jadi lebih memperhatikan ketika guru

menjelaskan materi di depan kelas. Karena dengan model ini siswa jadi

lebih semangat dan seru, kalo kata anak-anak sih deg-degan nanti bakal

dapet pertanyaan apa nantinya, jadi mereka sebisa mungkin mengerti

dan paham semua materi IPS yang sudah dipelajari, (tersenyum sambil

menggerakkan kaki).

P : Menurut ibu apa manfaat dari model pembelajaran Snowball Throwing

ini?

SR : Seperti yang telah saya bicarakan, Manfaatnya cukup banyak, siswa

lebih aktif, jadi lebih rajin untuk belajar, lebih semangat dan lebih

merasa kompak dengan teman kelasnya. Nilai-nilai mereka pun jadi

lebih meningkat, mereka juga jadi lebih paham pada pelajaran IPS.

P : Bagaimana model pembelajaran ini berhubungan dengan motivasi

belajar siswa di kelas ?

Page 169: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

SR : Heemmm (mata melirik ke kiri)… Hubungan model pembelajaran

Snowball Throwing ini dengan motivasi belajar siswa siswa sangat

tinggi, sangat antusias sekali hingga siswa menanti kapan model

Snowball Throwing ini digunakan pada saat pembelajaran IPS

berlangsung di dalam kelas. Karena dengan model pembalajaran ini

siswa jadi lebih rajin untuk belajar dan rasa ingin tahunya jadi lebih

tinggi, terlebih dengan melihat hasil pencapaian dari pembelajaran

tersebut yang cukup mengesankan karena begitu signifikan kenaikan

pencapaian dalam penguasaan materi pelajaran IPS tersebut.

P : Bagaimana perubahan siswa di kelas setelah digunakan model Snowball

Throwing ini ?

SR : Heemmm (berpikir sambil membuka HP)… Perubahan siswa yang

paling terlihat yaitu siswa jadi lebih memperhatikan pada saat guru

menjelaskan, mereka juga jadi lebih rajin untuk mencatat, siswa jadi

lebih berani ketika bertanya dan mengungkapkan pendapatnya, dan

mereka pun berusaha untuk bisa menjawab pertanyaan yang diberikan

guru. Perubahan yang seperti ini terjadi ketika model Snowball

Throwing diterapkan pada saat pembelajaran IPS berlangsung sangat

menimbulkan perubahan yang positif untuk siswa, (tersenyum).

P : Bagaimana keaktifan dan respon siswa di kelas terhadap model

pembelajaran Snowball Throwing? Seperti apa cara mereka merespon

model pembelajaran ini?

SR : Heemmm (berpikir)... Respon siswa sangat bagus dilihat dari antusias

mereka dalam menerima pelajaran IPS saat menggunakan model

pembelajaran Snowball Throwing ini, dilihat ketika siswa ditanya

mereka berusaha untuk menjawab, murid-murid sangat aktif, mereka

juga lebih berani untuk bertanya maupun mengungkapkan pendapatnya,

heemmm (berpikir lagi)… selain itu mereka juga membuat catatan

Page 170: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

penting untuk dapat mereka ingat inti-inti dari materi yang diajarkannya

agar lebih mudah mereka pahami, yah walaupun nampak dimuka

mereka sangat takut dan tegang, tetapi mereka cukup bisa menangkap

apa yang sudah guru jelaskan.

P : Bagaimana caranya agar model pembelajaran Snowball Throwing ini

lebih mengefektifkan pembelajaran IPS di kelas ?

SR : Nah agar model ini lebih efektif lagi, bisa dengan cara melakukan

pembelajaran di tempat yang bisa menggambarkan kondisi sebenarnya

yang berkaitan dengan materi yang diajarkan, Mungkin juga akan lebih

baik jika dalam penggunaan model pembelajaran ini diiringi musik-

musik yang lebih disukai siswa, lebih menarik perhatian siswa dan juga

pemberian hadiah lebih banyak lagi kepada siswa yang bisa menjawab

pertanyaan, (ekspresi wajah semangat dan senyum).

P : Apa saran ibu atas pembelajaran yang lalu yang saya lakukan ?

SR : Heemmm (berpikir sambil memegang pulpen dan kertas)… Model

pembelajaran yang anda gunakan sangat bagus cukup kreatif. Sering-

sering gunakan model pembelajaran ini pada saat mengajar dikelas..

Kalo saran saya sih, kalo bisa, heemmm (berpikir)… Model ini bisa

lebih dikembangkan lagi bisa dilakukan lagi di tempat yang lain di level

kelas yang lain, dan juga pada mata pelajaran lain bukan hanya IPS saja

tentu juga dengan waktu yang berbeda karena sudah jelas banyak hal

positif yang bisa dilakukan dan didapatkan dari model pembelajaran

Snowball Throwing ini yang bisa dilakukan tidak hanya di dalam kelas

saja tetapi juga bisa dilakukan di luar kelas agar siswa bisa lagi melihat

kondisi sekitar yang dapat dihubungkan dengan materi ajar agar dengan

begitu siswa dengan lebih mudah menyerap pelajaran IPS. Heemmm

(berpikir)… Saya berharap dengan adanya model Snowball Throwing

yang menarik ini diharapkan dapat lebih meningkatkan motivasi belajar

Page 171: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

siswa. Model pembelajaran ini juga kalo bisa tidak hanya digunakan

untuk jenjang SMP saja tetapi juga bisa digunakan pada jenjang SD,

atau SMA yang disesuaikan dengan materi pelajaran.

P : Baik bu saya rasa sudah cukup wawancaranya, terimakasih sudah

bersedia meluangkan waktunya untuk saya wawancarai untuk penelitian

skripsi saya.

SR : Iya-iya, (menganggukan kepalanya)… saya juga terimakasih dengan

anda PPKT disini dan menerapkan model pembelajaran seperti ini saya

lebih punya wawasan lagi tentang model-model pembelajaran yang

lebih kreatif dan menyenangkan, (tersenyum).

P : Iya baik bu, Assalamualaikum.wr.wb (sambil bersalaman).

SR : Iya wa’alaikumsalam.wr.wb (bersalaman dan tersenyum).

Page 172: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

TRANSKRIP WAWANCARA PEMBUKA SISWA

Partisipan : DK

Jenis Kelamat : Perempuan

Tempat : Ruang Kelas SMP PGRI 1 Ciputat

Tanggal : 07 Desember 2015

Waktu : 09:00 WIB

Pewawancara : Assalamu’alaikum, selamat pagi de (senyum).

Partisipan : Iya, wa’alaikumsalam kak (senyum).

Pewawancara : Oh iya, perkenalkakn nama kakak mayasari, kakak dari

UIN Syarif Hidayatullah Jakakrta.. (sambil mengajak

bersalaman).

Partisipan : Oh dari UIN kak..

Pewawancara : Iya, masih inget engga sama kakak waktu kakak PPKT

ngajar disni de ?

Partisipan : Iya inget ko kak ( kepala mengangguk sambil tersenyum).

Ada apa kak?

Pewawancara : Kakak mau wawancara kamu nih untuk penelitian skripsi

kakak de.

Partisipan : Wawancara skripsi tentang apa emangnya kak?

Pewawancara : Skripsi kakak tentang Penggunaan Model Snowball

Throwing untuk Meningkaktkakn Motivasi Belajar IPS

siswa di SMP PGRI 1 Ciputat. Kakmu mau engga kakak

wawancara de?

Partisipan : Oh gitu, boleh deh aku mau kak di wawancara.

Pewawancara : Oke, kaklo begitu, berhubung kamu sudah bersedia untuk

kakak wawancara, ini kamu isi dulu surat persetujuannya

de.

Page 173: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

Partisipan : Surat persetujuan apa kak ?

Pewawancara : Iya surat persetujuannya ini berisi kalau kamu itu bersedia

kakak wawancara dan surat ini untuk merahasiakan data

pribadi kamu selama kamu menjadi partisipan penelitian

kakak.

Partisipan : Oh gitu. Mana suratnya kak?

Pewawancara : Ini (menyerahkakn kertas persetujuan). Silahkakn di isi ya

de suratnya.

Partisipan : Ini tulis nama lengkap atau panggilan kak?

Pewawancara : Isi dengan nama lengkap kamu ya de.

Partisipan : Iya kak, ini tanda tangan juga kak?

Pewawancara : Iya tanda tangan kamu juga de,

Partisipan : Terus ini nomor identitas apa kak ?

Pewawancara : Itu maksudnya nomor induk siswa de, kamu tau kan

nomor induk kamu ?

Partisipan : Tau sih kak tapi aku lupa berapa ..hehe (ketawa)

Pewawancara : Yaudah kalo gitu nanti aja kamu isi nomor induknya de..

Partisipan : Oke, ini udah kak. (menyerahkakn surat yang sudah di isi)

Pewawancara : Oh iya, sekarang kakak mau tanya-tanya tentang profil

kamu dulu boleh de?

Partisipan : Oh boleh ko kak. (senyum sambil mengangguk)

Pewawancara : Nama lengkap kamu siapa ?

Partisipan : DK

Pewawancara : Kamu kelas berapa de ?

Partisipan : Kelas VIII (Delapan).

Pewawancara : Tanggal lahir kamu berapa de?

Partisipan : 22 Oktober 1999

Pewawancara : Tempat lahir kamu dimana ?

Partisipan : Di Pemalang kak.

Pewawancara : Umur kamu berapa de?

Partisipan : 16 kak

Page 174: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

Pewawancara : Tempat tinggal kamu dimana sekarang de?

Partisipan : Di Jl. Madrasah kak.

Pewawancara : Oh iya, kamu asalnya dari mana emang de ?

Partisipan : Pemalang kak..

Pewawancara : Oh pemalang itu jawa kan ya ?

Partisipan : Iyah kak..

Pewawancara : Hobi kamu apa de ?

Partisipan : Baca novel aja kak (ketawa)

Pewawancara : Oh baca novel

Partisipan : Iyah kak

Pewawancara : Kamu pernah dapet ranking engga de ?

Partisipan : Pernah sih kak hehe

Pewawancara : Ranking berapa kamu ?

Partisipan : Aku rangking 4 kak

Pewawancara : Oh iya, kamu berapa bersaudara?

Partisipan : Satu bersaudara kak.

Pewawancara : Kamu anak yang ke berapa de ?

Partisipan : Aku anak pertama dan terakhir kak hehe (tertawa)

Pewawancara : Oh, kamu anak satu-satunya dong yah?.

Partisipan : Iya kak ..hehehe

Pewawancara : Kamu kaklo ke sekolah naik apa de?

Partisipan : Angkot kak.

Pewawancara : Terus kamu kaklo berangkat sekolah dari rumah jam

berapa de ?

Partisipan : Jam 6 kak

Pewawancara : Emang kamu kaklo bangun tidur jam berapa de ?

Partisipan : Jam setengah 5 kak

Pewawancara : Oh gitu, terus kamu pernah telat engga kalo sampe sekolah

?

Partisipan : Pernah sih kalo hari senin kak bawaannya telat aja .. hehe

Pewawancara : Di sekolah ada kegiatan ekstrakulikuler engga de?

Page 175: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

Partisipan : Heemmm (berpikir)… ada ko kak.

Pewawancara : Ada eskul apa aja de?

Partisipan : Banyak kak, ada basket, voli, pramuka, pmr, padus, sama

paskibra.

Pewawancara : Terus diantara eskul itu kamu ikut ekstrakulikuler apa?

Partisipan : Aku engga ikut apa-apa kak

Pewawancara : Kenapa kamu engga ikut eskul de?

Partisipan : Gapapa kak males aja hehehe (ketawa)

Pewawancara : Oh iya, kalo di luar sekolah kamu ada kegiatan lain

engga?

Partisipan : Eeehhmmm, kegiatan diluar aku juga engga ikut apa-apa

kak

Pewawancara : Oke de udah cukup wawancara hari ini. Terima kasih ya

atas waktunya, kita ketemu lagi untuk wawancara

selanjutnya. (senyum).

Partisipan : Iya kak. Sama-sama. (bersalaman)

Page 176: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

TRANSKRIP WAWANCARA PEMBUKA SISWA

Partisipan : NH

Jenis Kelamat : Perempuan

Tempat : Ruang Kelas VII-6 SMP PGRI 1 Ciputat

Tanggal : 07 Desember 2015

Waktu : 10:00 WIB

Pewawancara : Assalamu’alaikum, selamat pagi de (senyum)

Partisipan : Iya wa’alaikum salam kak (bersalaman)

Pewawancara : Oh iya, perkenalkan nama kakak mayasari, kakak dari

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.. (sambil mengajak

bersalaman).

Partisipan : Oh iya kak..

Pewawancara : Iya, masih inget engga sama kakak waktu kakak PPKT

ngajar disini de ?

Partisipan : Oh iya-iya inget kak (mengangguk dan tersenyum). Ada

apa kak?

Pewawancara : Kakak mau wawancara kamu nih untuk penelitian skripsi

kakak de.

Partisipan : Wawancara skripsi tentang apa emangnya kak?

Pewawancara : Skripsi kakak tentang Penggunaan Model Snowball

Throwing untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPS siswa

di SMP PGRI 1 Ciputat. Kamu mau engga kakak

wawancara de?

Partisipan : Oke kak aku bersedia kakak wawancara.

Page 177: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

Pewawancara : Oke, kalo begitu, berhubung kamu sudah bersedia untuk

kaka wawancara, ini kamu isi dulu surat persetujuannya

de.

Partisipan : Surat persetujuan apa kak ?

Pewawancara : Iya surat persetujuannya ini berisi kalau kamu itu bersedia

kakak wawancara dan surat ini untuk merahasiakan data

pribadi kamu selama kamu menjadi partisipan penelitian

kakak.

Partisipan : Mana suratnya kak?

Pewawancara : Ini (menyerahkan kertas persetujuan). Silahkan di isi ya de

suratnya.

Partisipan : Ini tulis nama lengkap atau panggilan kak?

Pewawancara : Isi dengan nama lengkap kamu ya de.

Partisipan : Tanda tangan juga kak?

Pewawancara : Iya tanda tangan kamu juga de,

Partisipan : Terus ini nomor identitas apa kak ?

Pewawancara : Itu maksudnya nomor induk siswa de, kamu tau kan

nomor induk kamu ?

Partisipan : Iya kak aku tau kok

Pewawancara : Yaudah kalo gitu kamu isi nomor induk kamu de

Partisipan : Oke, ini udah kak. (menyerahkan surat yang sudah di isi)

Pewawancara : Oh iya, sekarang kakak mau tanya-tanya tentang profil

kamu dulu boleh de?

Partisipan : Boleh kak. (senyum)

Pewawancara : Nama lengkap kamu siapa ?

Partisipan : NH

Pewawancara : Kamu kelas berapa de ?

Partisipan : Kelas VIII (Delapan).

Pewawancara : Tanggal lahir kamu berapa de?

Partisipan : 11 Desember 2001

Pewawancara : Tempat lahir kamu dimana ?

Page 178: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

Partisipan : Pekan baru kak.

Pewawancara : Umur kamu berapa de?

Partisipan : 14 tahun kak

Pewawancara : Tempat tinggal kamu dimana sekarang de?

Partisipan : Di Jl. Hidup Baru Serua Indah kak.

Pewawancara : Oh iya, kamu asalnya dari mana emang de ?

Partisipan : Aku asli pekan baru sama sumatera utara kak..

Pewawancara : Oh kamu sering mudik dong yah ?

Partisipan : Iyah kak..hehehe

Pewawancara : Hobi kamu apa de ?

Partisipan : Aku suka berenang kak

Pewawancara : Oh gitu ..

Partisipan : Iyah kak

Pewawancara : Kamu pernah dapet ranking engga de ?

Partisipan : Engga pernah kak (senyum malu)

Pewawancara : Oh iya, kamu berapa bersaudara?

Partisipan : Dua bersaudara kak.

Pewawancara : Kamu anak yang ke berapa de ?

Partisipan : Aku anak kedua kak

Pewawancara : Oh kakak kamu cewe atau cowo ?

Partisipan : Cewe kak hehehe

Pewawancara : Kamu kalo ke sekolah naik apa de?

Partisipan : Naik Angkot kak.

Pewawancara : Terus kamu kalo berangkat sekolah dari rumah jam berapa

de ?

Partisipan : Jam 6 kak

Pewawancara : Emang kamu kalo bangun tidur jam berapa de ?

Partisipan : Jam 5 kak

Pewawancara : Oh gitu, terus kamu pernah telat engga kalo sampe sekolah

?

Partisipan : Engga pernah kak.. hehe

Page 179: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

Pewawancara : Di sekolah ada kegiatan ekstrakulikuler engga de?

Partisipan : Ada kak ..(mengangguk).

Pewawancara : Ada eskul apa aja de?

Partisipan : Banyak kak, ada basket, voli, pramuka, pmr, sama padus

juga kak

Pewawancara : Terus diantara eskul itu kamu ikut ekstrakulikuler apa?

Partisipan : Pernah ikut voli tapi sekarang udah engga soalnya

waktunya udah engga cukup kak ..

Pewawancara : Oh waktunya udah engga cukup yah

Partisipan : Iya kak

Pewawancara : Oh iya, kalo di luar sekolah kamu ada kegiatan lain

engga?

Partisipan : Ada kak

Pewawancara : Kegiatan diluar kamu apa emang de ?

Partisipan : Les matematika kak di deket rumah ..

Pewawancara : Itu kamu lesnya setiap hari apa de ?

Partisipan : Hari sabtu sama minggu pagi kak..

Pewawancara : Oke de udah cukup wawancara hari ini. Terima kasih ya

atas waktunya, kita ketemu lagi untuk wawancara

selanjutnya. (tersenyum).

Partisipan : Sama-sama kak . (bersalaman dan senyum)

Page 180: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

TRANSKRIP WAWANCARA PEMBUKA SISWA

Partisipan : PR

Jenis Kelamat : Perempuan

Tempat : Ruang Kelas SMP PGRI 1 Ciputat

Tanggal : 07 Desember 2015

Waktu : 11:00 WIB

Pewawancara : Assalamu’alaikum, selamat siang de (senyum)

Partisipan : Iya siang kak (senyum sambil bersalaman)

Pewawancara : Oh iya, perkenalkan nama kakak mayasari, kakak dari

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.. (sambil mengajak

bersalaman).

Partisipan : Oh iya kak..

Pewawancara : Masih inget engga sama kakak waktu kakak PPKT ngajar

disini de ?

Partisipan : Inget ko kak (mengangguk sambil tersenyum). Ada apa

kak?

Pewawancara : Kakak mau wawancara kamu nih untuk penelitian skripsi

kakak de.

Partisipan : Wawancara tentang apa emangnya kak?

Pewawancara : Skripsi kakak tentang Penggunaan Model Snowball

Throwing untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPS siswa

di SMP PGRI 1 Ciputat. Kamu mau engga kakak

wawancara de?

Partisipan : Oh boleh.. (menganggukkan kepalanya).. aku mau kak di

wawancara.

Page 181: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

Pewawancara : Oke, kalo begitu, berhubung kamu sudah bersedia untuk

kakak wawancara, ini kamu isi dulu surat persetujuannya

de.

Partisipan : Pake surat persetujuan kak ?

Pewawancara : Iya surat persetujuannya ini berisi kalau kamu itu bersedia

kakak wawancara dan surat ini untuk merahasiakan data

pribadi kamu selama kamu menjadi partisipan penelitian

kakak.

Partisipan : Oh gitu. Mana suratnya kak?

Pewawancara : Ini (menyerahkan kertas persetujuan). Silahkan di isi ya de

suratnya.

Partisipan : Ini nama lengkap aku kak?

Pewawancara : Isi dengan nama lengkap kamu ya de.

Partisipan : Pake tanda tangan juga kak?

Pewawancara : Iya tanda tangan kamu juga de,

Partisipan : Terus ini nomor identitasnya kak ?

Pewawancara : Itu maksudnya nomor induk siswa de, kamu tau kan

nomor induk kamu ?

Partisipan : Aku lupa berapa kak ..hehe (ketawa)

Pewawancara : Yaudah kalo gitu nanti aja kamu isi nomor induknya de..

Partisipan : Oke deh ini udah kak. (menyerahkan surat yang sudah di

isi)

Pewawancara : Oh iya, sekarang kakak mau tanya-tanya tentang profil

kamu dulu boleh de?

Partisipan : Boleh kak. (senyum)

Pewawancara : Nama lengkap kamu siapa ?

Partisipan : PR

Pewawancara : Kamu kelas berapa de ?

Partisipan : Kelas VIII (Delapan).

Pewawancara : Tanggal lahir kamu berapa de?

Partisipan : 2 Desember 2001

Page 182: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

Pewawancara : Tempat lahir kamu dimana ?

Partisipan : Di Jakarta kak.

Pewawancara : Umur kamu berapa de?

Partisipan : 14 tahun kak

Pewawancara : Tempat tinggal kamu dimana sekarang de?

Partisipan : Di Jl. Cimandiri 5 samping tip top kak.

Pewawancara : Oh iya, kamu asalnya dari mana emang de ?

Partisipan : Orang tua aku padang sama sulawesi kak..

Pewawancara : Oh berarti kamu campuran padang sama Sulawesi..

Partisipan : Iyah kak..

Pewawancara : Hobi kamu apa de ?

Partisipan : Hobi aku nyanyi kak.. (nyengir)

Pewawancara : Oh biasanya kamu nyanyi lagu apa de ?

Partisipan : Lagu-lagu galau kak hehehe (ketawa)

Pewawancara : Kamu pernah dapet ranking engga de ?

Partisipan : Pernah kak..

Pewawancara : Ranking berapa kamu ?

Partisipan : Aku terakhir rangking 7 (nyengir).

Pewawancara : Oh iya, kamu berapa bersaudara?

Partisipan : Dua bersaudara kak.

Pewawancara : Kamu anak yang ke berapa de ?

Partisipan : Aku anak pertama kak

Pewawancara : Adik kamu cewe atau cowo ?.

Partisipan : Cowo kak..

Pewawancara : Oh cowo . Adik kamu masih kecil atau udah besar ?

Partisipan : Eeeehhmm .. Masih kecil kak.

Pewawancara : Umur berapa emang adik kamu ?

Partisipan : 7 tahun kak

Pewawancara : Oh gitu.. Kamu kalo ke sekolah naik apa de?

Partisipan : Naik angkot kak.

Page 183: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

Pewawancara : Terus kamu kalo berangkat sekolah dari rumah jam berapa

de ?

Partisipan : Jam 6 kak

Pewawancara : Emang kamu kalo bangun tidur jam berapa de ?

Partisipan : Ehhhmmmm.. Jam 5 kak

Pewawancara : Oh gitu, terus kamu pernah telat engga kalo sampe sekolah

?

Partisipan : Pernah sih kak .. hehe

Pewawancara : Terus kamu pernah di hukum engga ?

Partisipan : Pernah kak hehe (malu-malu)

Pewawancara : Biasanya disuruh ngapain de hukumannya ?

Partisipan : Disuruh skot jam kak sama gurunya ..(ekspresi muka bete)

Pewawancara : Oh, hukuman nya skot jam..

Partisipan : Iya kak

Pewawancara : Di sekolah ada kegiatan ekstrakulikuler engga de?

Partisipan : Ada kak banyak.

Pewawancara : Ada eskul apa aja de?

Partisipan : Ada basket, voli, pramuka, pmr, padus, paskibra, ada

futsal juga kak..

Pewawancara : Terus diantara eskul itu kamu ikut ekstrakulikuler apa?

Partisipan : Aku ikut pramuka, sama OSIS kak

Pewawancara : Kenapa kamu pilih eskul Pramuka de?

Partisipan : Bakat aku kayanya lebih di pramuka kak hehehe (ketawa)

Pewawancara : Oh gitu.. terus di OSIS jabatan kamu sebagai apa de ?

Partisipan : Aku wakil bendahara kak..

Pewawancara : Oh iya, kalo di luar sekolah kamu ada kegiatan lain

engga?

Partisipan : Engga ada sih kak cuma di sekolah aja

Pewawancara : Oke de udah cukup wawancara hari ini. Terima kasih ya

atas waktunya, kita ketemu lagi untuk wawancara

selanjutnya. (tersenyum)

Page 184: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

Partisipan : Iya sama-sama kak,, assalamualaikum.wr.wb (bersalaman

dan tersenyum).

Pewawancara : Iya wa’alaikumsalam (senyum).

Page 185: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

TRANSKRIP WAWANCARA PEMBUKA SISWA

Partisipan : OA

Jenis Kelamat : Perempuan

Tempat : Depan Ruang Kelas VIII-5

Tanggal : 07 Desember 2015

Waktu : 12:00 WIB

Pewawancara : Assalamu’alaikum, selamat siang de (senyum)

Partisipan : Wa’alaikumsalam kak (senyum)

Pewawancara : Oh iya, perkenalkan nama kakak mayasari, kakak dari

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.. (sambil mengajak

bersalaman).

Partisipan : Iya kak..

Pewawancara : Kamu masih inget engga sama kakak waktu kakak PPKT

ngajar disini de ?

Partisipan : Inget kok kak (tersenyum). Ada apa kak?

Pewawancara : Kakak mau wawancara kamu nih untuk penelitian skripsi

kakak de.

Partisipan : Wawancara skripsi tentang apa emangnya kak?

Pewawancara : Skripsi kakak tentang Penggunaan Model Snowball

Throwing untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPS siswa

di SMP PGRI 1 Ciputat. Kamu mau engga kakak

wawancara de?

Partisipan : Oh gitu, iya kak aku bersedia di wawancara.

Pewawancara : Oke, kalo begitu, berhubung kamu sudah bersedia untuk

kaka wawancara, ini kamu isi dulu surat persetujuannya

de.

Partisipan : Surat apa kak ?

Page 186: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

Pewawancara : Iya surat persetujuannya ini berisi kalau kamu itu bersedia

kakak wawancara dan surat ini untuk merahasiakan data

pribadi kamu selama kamu menjadi partisipan penelitian

kakak.

Partisipan : Mana suratnya kak?

Pewawancara : Ini (menyerahkan kertas persetujuan). Silahkan di isi ya de

suratnya.

Partisipan : Ini tulis nama lengkap atau panggilan kak?

Pewawancara : Isi nama lengkap kamu ya de.

Partisipan : Iya kak, ini tanda tangan juga kak?

Pewawancara : Iya tanda tangan kamu juga de,

Partisipan : Terus ini nomor identitas apa kak ?

Pewawancara : Itu maksudnya nomor induk siswa de, kamu tau kan

nomor induk kamu ?

Partisipan : Iya kak tau kok

Pewawancara : Yaudah kalo gitu kamu isi sesuai nomor induk kamu de..

Partisipan : Oke, ini udah kak. (menyerahkan surat yang sudah di isi)

Pewawancara : Oh iya, sekarang kakak mau tanya-tanya tentang profil

kamu dulu boleh de?

Partisipan : Iya boleh kak. (senyum sambil mengangguk)

Pewawancara : Nama lengkap kamu siapa ?

Partisipan : OA

Pewawancara : Kamu kelas berapa de ?

Partisipan : Kelas VIII (Delapan).

Pewawancara : Tanggal lahir kamu berapa de?

Partisipan : 14 Oktober 2002

Pewawancara : Tempat lahir kamu dimana ?

Partisipan : Di Lampung kak.

Pewawancara : Umur kamu berapa de?

Partisipan : 13 kak

Pewawancara : Tempat tinggal kamu dimana sekarang de?

Page 187: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

Partisipan : Aku tinggal di Komplek kejaksaan kak.

Pewawancara : Oh iya, kamu asalnya dari mana emang de ?

Partisipan : Lampung sama Betawi kak.. (senyum)

Pewawancara : Oh gitu ..

Partisipan : Iyah kak..

Pewawancara : Hobi kamu apa de ?

Partisipan : Main basket dong kak (ketawa)

Pewawancara : Oh hobi kamu basket de

Partisipan : Iyah kak (menganggukkan kepalanya)

Pewawancara : Kamu pernah dapet ranking engga de ?

Partisipan : Pernah kak

Pewawancara : Ranking berapa kamu ?

Partisipan : Rangking 1 umum kak

Pewawancara : Oh iya, kamu berapa bersaudara?

Partisipan : Tiga bersaudara kak.

Pewawancara : Kamu anak yang ke berapa de ?

Partisipan : Aku anak kedua kak

Pewawancara : Kakak kamu masih sekolah atau udah kerja ?

Partisipan : Heemmm... Masih sekolah kelas 3 SMA kak.

Pewawancara : Oh, terus kalo adik kamu kelas berapa ?

Partisipan : Adik aku kelas 1 SD kak ..

Pewawancara : Kamu kalo ke sekolah naik apa de?

Partisipan : Dianter orang tua tapi kadang naik angkot kak. hehehe

Pewawancara : Terus kamu kalo berangkat sekolah dari rumah jam berapa

de ?

Partisipan : Jam 05:40 kak

Pewawancara : Emang kamu kalo bangun tidur jam berapa de ?

Partisipan : Jam 5 kak

Pewawancara : Oh gitu, terus kamu pernah telat engga kalo sampe sekolah

?

Partisipan : Engga sih kak .. hehe

Page 188: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

Pewawancara : Di sekolah ada kegiatan ekstrakulikuler engga de?

Partisipan : Iya ada ko kak.

Pewawancara : Ada eskul apa aja de?

Partisipan : Banyak kak, ada basket, tekwondo, paskibra, voli,

pramuka, pmr, padus kak.

Pewawancara : Terus diantara eskul itu kamu ikut ekstrakulikuler apa?

Partisipan : Aku ikut pramuka sama OSIS juga kak

Pewawancara : Kenapa kamu pilih eskul pramuka de?

Partisipan : Aku suka aja kak sama pramuka hehehe (ketawa)

Pewawancara : Jabatan kamu di OSIS sebagai apa de ?

Partisipan : Aku sebagai seksi bidang ketuhanan Yang Maha Esa kak

Pewawancara : Oh iya, kalo di luar sekolah kamu ada kegiatan lain

engga?

Partisipan : Kalo kegiatan diluar aku sih engga ada kak

Pewawancara : Oke de udah cukup wawancara hari ini. Terima kasih ya

atas waktunya, kita ketemu lagi untuk wawancara

selanjutnya.

Partisipan : Oke kak. (bersalaman dan nyengir).

Page 189: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

TRANSKRIP WAWANCARA PEMBUKA SISWA

Partisipan : MR

Jenis Kelamat : Laki-laki

Tempat : Ruang Perpustakaan SMP PGRI 1 Ciputat

Tanggal : 09 Desember 2015

Waktu : 08:40 WIB

Pewawancara : Assalamu’alaikum, selamat pagi de ..(senyum).

Partisipan : Iya, wa’alaikumsalam kak ..(senyum).

Pewawancara : Oh iya, perkenalkan nama kakak mayasari, kakak dari

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.. (sambil mengajak

bersalaman).

Partisipan : Oh dari UIN kak..

Pewawancara : Iya, masih inget engga sama kakak waktu kakak PPKT

ngajar disni de ?

Partisipan : Iya inget ko kak (mengangguk sambil tersenyum). Ada

apa kak?

Pewawancara : Kakak mau wawancara kamu nih untuk penelitian skripsi

kakak de.

Partisipan : Wawancara skripsi tentang apa emangnya kak?

Pewawancara : Skripsi kakak tentang Penggunaan Model Snowball

Throwing untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPS siswa

di SMP PGRI 1 Ciputat. Kamu mau engga kakak

wawancara de?

Partisipan : Oh gitu, boleh deh aku mau kak di wawancara.

Pewawancara : Oke, kalo begitu, berhubung kamu sudah bersedia untuk

kaka wawancara, ini kamu isi dulu surat persetujuannya

de.

Partisipan : Surat persetujuan apa kak ?

Page 190: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

Pewawancara : Iya surat persetujuannya ini berisi kalau kamu itu bersedia

kakak wawancara dan surat ini untuk merahasiakan data

pribadi kamu selama kamu menjadi partisipan penelitian

kakak.

Partisipan : Oh mana suratnya kak?

Pewawancara : Ini (menyerahkan kertas persetujuan). Silahkan di isi ya de

suratnya.

Partisipan : Ini tulis nama lengkap aku kak ?

Pewawancara : Iya de isi nama lengkap kamu.

Partisipan : Iya kak, ini tanda tangan juga kak?

Pewawancara : Iya tanda tangan kamu juga de.

Partisipan : Terus ini nomor identitas apa kak ?

Pewawancara : Itu maksudnya nomor induk siswa de, kamu tau kan

nomor induk kamu ?

Partisipan : Tau sih kak tapi aku lupa berapa ..hehe (senyum malu-

malu)

Pewawancara : Yaudah kalo gitu nanti aja kamu isi nomor induknya de..

Partisipan : Oke, ini udah kak. (menyerahkan surat yang sudah di isi)

Pewawancara : Oh iya, sekarang kakak mau tanya-tanya tentang profil

kamu dulu boleh de?

Partisipan : Oh boleh kok kak. (senyum sambil mengangguk)

Pewawancara : Nama lengkap kamu siapa ?

Partisipan : MR

Pewawancara : Kamu kelas berapa de ?

Partisipan : Kelas VIII (Delapan).

Pewawancara : Tanggal lahir kamu berapa de?

Partisipan : 19 Januari 2002

Pewawancara : Tempat lahir kamu dimana ?

Partisipan : Di Pekalongan kak.

Pewawancara : Umur kamu berapa de?

Partisipan : 13 kak.

Page 191: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

Pewawancara : Tempat tinggal kamu dimana sekarang de?

Partisipan : Di Jl. Perintis Bawah I Rt. 08 Rw. 12 No. 6 kak.

Pewawancara : Oh iya, kamu asalnya dari mana emang de ?

Partisipan : Pekalongan Brebes kak..

Pewawancara : Oh kamu asli jawa ..

Partisipan : Iyah ka..

Pewawancara : Hobi kamu apa de ?

Partisipan : Main Futsal kak (ketawa)

Pewawancara : Oh futsal de

Partisipan : Iyah ka

Pewawancara : Kamu pernah dapet ranking engga de ?

Partisipan : Engga kak ..

Pewawancara : Oh iya, kamu berapa bersaudara?

Partisipan : Dua bersaudara kak.

Pewawancara : Kamu anak yang ke berapa de ?

Partisipan : Aku anak kedua kak

Pewawancara : Kakak kamu cewe atau cowo ?.

Partisipan : Cowo kak..

Pewawancara : Oh cowo . Kakak kamu masih sekolah atau udah kerja ?

Partisipan : Heemmm... Masih kuliah semester 6 kak.

Pewawancara : Oh, masih kuliah.

Partisipan : Iya kak.

Pewawancara : Kamu kalo ke sekolah naik apa de?

Partisipan : Dianter kakak naik motor kak.

Pewawancara : Terus kamu kalo berangkat sekolah dari rumah jam berapa

de ?

Partisipan : Jam 6 kak.

Pewawancara : Emang kamu kalo bangun tidur jam berapa de ?

Partisipan : Jam 5 kak.

Pewawancara : Oh gitu, terus kamu pernah telat engga kalo sampe sekolah

?

Page 192: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

Partisipan : Engga pernah sih kak .. hehe

Pewawancara : Di sekolah ada kegiatan ekstrakulikuler engga de?

Partisipan : Eeeehhmmm (berpikir) ada ko kak.

Pewawancara : Ada eskul apa aja de?

Partisipan : Ada padus, basket, futsal, voli, pmr, sama pramuka

Pewawancara : Terus diantara eskul itu kamu ikut ekstrakulikuler apa?

Partisipan : Basket kak.

Pewawancara : Kenapa kamu pilih eskul basket de?

Partisipan : Yah emang udah bakat aku disitu sih ka hehehe (ketawa)

Pewawancara : Oh bakat kamu di basket..

Partisipan : Iya kak (tersenyum)

Pewawancara : Oh iya, kalo di luar sekolah kamu ada kegiatan lain

engga?

Partisipan : Eeehhmmm, kalo kegiatan diluar aku sih ikut les

matematika sama hadroh kak.

Pewawancara : Kamu les dirumah atau dimana?

Partisipan : Disekolah ka sehabis pulang sekolah.

Pewawancara : Oh iya tadi kamu bilang kegiatan diluar kamu Hadroh, itu

kamu sering tampil dimana aja de?

Partisipan : Dimana aja kak kalo ada acara-acara

Pewawancara : Terus itu kamu setiap tampil dibayar atau engga de ?

Partisipan : Heemmm (sambil melirik ke atas)… kadang ada yang di

bayar kadang juga engga sih kak ..hehehe

Pewawancara : Oh gitu, terus biasanya kalo tampil itu berapa orang 1

kelompok de ?

Partisipan : 8 orangan deh kak

Pewawancara : Oke de udah cukup wawancara hari ini. Terima kasih ya

atas waktunya, kita ketemu lagi untuk wawancara

selanjutnya.

Partisipan : Oke, kak. Sama-sama. (bersalaman dan tersenyum)

Page 193: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

TRANSKRIP WAWANCARA PEMBUKA SISWA

Partisipan : FR

Jenis Kelamat : Laki-laki

Tempat : Ruang Perepustakaan SMP PGRI 1 Ciputat

Tanggal : 09 Desember 2015

Waktu : 11:00 WIB

Pewawancara : Assalamu’alaikum, selamat siang de (senyum)

Partisipan : Iya, wa’alaikumsalam kak (senyum)

Pewawancara : Oh iya, perkenalkan nama kakak mayasari, kakak dari

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.. (sambil mengajak

bersalaman).

Partisipan : Oh iya kak..

Pewawancara : Iya, masih inget engga sama kakak waktu kakak PPKT

ngajar disini de ?

Partisipan : Inget ko kak (senyum). Ada apa kak?

Pewawancara : Kakak mau wawancara kamu nih untuk penelitian skripsi

kakak de.

Partisipan : Wawancara tentang apa kak?

Pewawancara : Skripsi kakak tentang Penggunaan Model Snowball

Throwing untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPS siswa

di SMP PGRI 1 Ciputat. Kamu mau engga kakak

wawancara de?

Partisipan : Oh gitu, iya aku bersedia di wawancara kak.

Pewawancara : Oke, kalo begitu, berhubung kamu sudah bersedia untuk

kakak wawancara, ini kamu isi dulu surat persetujuannya

de.

Partisipan : Surat apa kak ?

Page 194: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

Pewawancara : Iya surat persetujuannya ini berisi kalau kamu itu bersedia

kakak wawancara dan surat ini untuk merahasiakan data

pribadi kamu selama kamu menjadi partisipan penelitian

kakak.

Partisipan : Yaudah mana suratnya kak?

Pewawancara : Ini silahkan di isi ya de suratnya. (menyerahkan kertas

persetujuan).

Partisipan : Ini tulis nama lengkap aku kak?

Pewawancara : Isi dengan nama lengkap kamu ya de.

Partisipan : Iya kak, di tanda tanganin juga kak?

Pewawancara : Iya tanda tangan kamu juga de,

Partisipan : Terus ini nomor identitas apa kak ?

Pewawancara : Itu maksudnya nomor induk siswa de, kamu tau kan

nomor induk kamu ?

Partisipan : Iya, aku tau kok kak .

Pewawancara : Yaudah kalo gitu di isi sesuai nomor induk kamu de ..

Partisipan : Oke, ini udah kak. (menyerahkan surat yang sudah di isi)

Pewawancara : Oh iya, sekarang kakak mau tanya-tanya tentang profil

kamu dulu boleh de?

Partisipan : Boleh kak. (senyum)

Pewawancara : Nama lengkap kamu siapa ?

Partisipan : FR

Pewawancara : Kamu kelas berapa de ?

Partisipan : Kelas VIII (Delapan) kak.

Pewawancara : Tanggal lahir kamu berapa de?

Partisipan : 13 Juni 2002

Pewawancara : Tempat lahir kamu dimana ?

Partisipan : Jakarta kak.

Pewawancara : Umur kamu berapa de?

Partisipan : 13 tahun kak

Pewawancara : Tempat tinggal kamu dimana sekarang de?

Page 195: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

Partisipan : Di Jl. Asia afrika 2 kak.

Pewawancara : Oh iya, kamu asalnya dari mana emang de ?

Partisipan : Magelang kak..

Pewawancara : Oh kamu asli jawa ..

Partisipan : Iyah ka..

Pewawancara : Hobi kamu apa de ?

Partisipan : Main Futsal kak (nyengir)

Pewawancara : Oh futsal de

Partisipan : Iya ka

Pewawancara : Kamu pernah dapet ranking engga de ?

Partisipan : Engga pernah kak (ekspresi malu)

Pewawancara : Oh iya, kamu berapa bersaudara?

Partisipan : Tiga bersaudara kak.

Pewawancara : Kamu anak yang ke berapa de ?

Partisipan : Aku anak ketiga kak

Pewawancara : Kakak kamu cewe atau cowo ?.

Partisipan : Cewe cowo kak..

Pewawancara : Kamu kalo ke sekolah naik apa de?

Partisipan : Bawa motor kak ke sekolahnya.

Pewawancara : Emang boleh bawa motor ke sekolah ?

Partisipan : Boleh kak, parker di depan sekolahan (tertawa)

Pewawancara : Terus kamu kalo berangkat sekolah dari rumah jam berapa

de ?

Partisipan : Jam 6 kak

Pewawancara : Emang kamu kalo bangun tidur jam berapa de ?

Partisipan : Jam 5 pagi

Pewawancara : Oh gitu, terus kamu pernah telat engga kalo sampe sekolah

?

Partisipan : Engga pernah .. hehe

Pewawancara : Di sekolah ada kegiatan ekstrakulikuler engga de?

Partisipan : Ada kak.

Page 196: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

Pewawancara : Ada eskul apa aja de?

Partisipan : Ada padus, paskibra, futsal basket, voli, pramuka, pmr

juga kak.

Pewawancara : Terus diantara eskul itu kamu ikut ekstrakulikuler apa?

Partisipan : Aku ikut futsal kak

Pewawancara : Oh iya, kalo di luar sekolah kamu ada kegiatan lain

engga?

Partisipan : Engga ada sih kak (senyum)

Pewawancara : Oke de udah cukup wawancara hari ini. Terima kasih ya

atas waktunya, kita ketemu lagi untuk wawancara

selanjutnya. (tersenyum).

Partisipan : Oke, kak. Sama-sama. (bersalaman dan tersenyum).

Page 197: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

TRANSKIP HASIL WAWANCARA INTI

Identitas Informan

Inisial Partisipan : DK (Siswa)

Tanggal wawancara : 08 Desember 2015

Jenis kelamin : Perempuan

Jam wawancara : 09:00 WIB

Keterangan

P : Pewawancara

DK : Partisipan

P : “Assalamualaikum kakak ingin wawancarai kamu dan kakak jamin

kerahasiaan data kamu di dalam wawancara ini. sebelumnya kakak udah

minta kamu untuk menandatangani surat persetujuan ini bahwa kamu

sudah bersedia untuk kakak wawancara. “

DK : “Wa’alaikumsalam, iya kak aku bersedia di wawancarai dan udah aku

tandatangani surat persetujuan nya kak“ (tersenyum).

P : Baik, Terima kasih sebelumnya sudah mau kakak wawancara.

DK : Iya kak sama-sama (senyum).

P : Oke de langsung aja pertanyaan pertama, Bagaimana pendapatmu

terhadap pelajaran IPS selama ini ?

Page 198: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

DK : Menurut aku pelajaran IPS itu menyenangkan banget kak karena

pelajaran IPS itu bikin kita mengetahui sejarah-sejarah yang pernah

terjadi di dunia dan juga berbagai macam geografi yang aku sukai. Tapi

kadang IPS juga suka ngebosenin sih kak ..

P : Kenapa kamu bilang IPS itu membosankan ?

DK : Heemmm (mata melirik ke atas)… Soalnya guru ngajarnya ngebosenin

cuma cerita doang, ngasih contoh-contoh materi juga cuma dengan

ngejelasin doang, jadi bikin ngantuk engga ada games permainan gitu

kak. Hehehe (tertawa)… tapi kadang sekali-sekali suka pake power point.

P : Menurut pendapat kamu seperti apa guru mengajar IPS di kelas ?

DK : Guru mengajar IPS di kelas ya biasa aja sih kak..

P : Biasa aja gimana de ?

DK : Biasa aja kak, (melirik ke atas)… mengajar IPS nya lebih sering

menerangkan materi aja, jarang banget ada diskusi kelompok ataupun

ada semacam kuis gitu kak paling cuma ngasih tugas LKS udah gitu aja

sih kak.

P : Menurut kamu guru yang mengajar efektif itu seperti apa ?

DK : Oh, guru yang mengajar efektif itu, heemmm (berpikir)… menurut aku

yang bisa menjelaskan mata pelajaran dengan baik kak dan juga kalo

pada saat proses pembelajaran ada murid-murid tidak tertib guru bisa

menertibkannya kak. biar kita belajarnya bisa lebih fokus dan nyaman

kak.

P : Model pembelajaran apa yang biasanya digunakan guru pada saat

pembelajaran IPS di kelas ?

Page 199: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

DK : Biasanya hanya ceramah aja kak, jadi guru hanya menerangkan materi

terus abis itu kita dikasih soal latihan. Terus ya biasanya tanya jawab,

tapi itu jarang sekali. Kerja kelompok atau diskusi itu juga jarang banget

kak.

P : Media apa yang biasanya digunakan guru pada saat pembelajaran IPS ?

DK : Engga banyak si kak, biasanya guru hanya menggunakan papan tulis

yang ada saja, terus biasanya guru hanya menerangkan dari buku

pelajaran menggunakan power point, video-video, selebihnya dari buku

aja kak.

P : Terus diantara media-media yang digunakan guru itu, mana yang lebih

kamu suka de ?

DK : Kalo aku sih lebih suka belajar dengan menggunakan power point kak

P : Kenapa kamu lebih suka media power point de ?

DK : Kalo belajar pake power point itu belajarnya lebih cepet paham dan lebih

jelas kak kalo guru nya lagi menyampaikan materi di depan kak, apalagi

kalo ada contoh gambar-gambar yang menarik jadi enak belajarnya kak

(tertawa)…

P : Bagaimana kamu dapat memahami materi IPS di kelas ?

DK : Heemmm (mata melihat ke atas)… Aku biasanya mengulang kembali

materi yang sudah diajarkan di sekolah dengan membaca buku catatan

saat di rumah kak. Terus juga biasanya aku mengerjakan soal-soal latihan

yang kaitannya dengan materi yang tadi di pelajari disekolah kak.

P : Apakah sebelumnya kamu sudah mengenal model Snowball Throwing ?

Page 200: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

DK : Aku belum pernah mengenal model Snowball Throwing sebelumnya.

Jadi aku engga tau apa itu model Snowball Throwing. Tetapi setelah

kakak menerapkan model Snowball Throwing di kelas baru deh aku tahu

dan mengerti apa itu model Snowball Throwing. Hehehe (senyum malu-

malu).

P : Apakah model Snowball Throwing itu ?

DK : Jadi menurut aku sih model Snowball Throwing itu (berpikir sambil

mengingat)… bola yang berisi pertanyaan kak terus bola itu di oper-oper

ke temen-temen pake musik kak terus yang dapet bolanya dia yang jawab

pertanyaan yang berbentuk bola itu kan kak ?

P : Iya de seperti itu (senyum).

DK : Iya kak.. hehehe.

P : Apakah kamu mempunyai pengalaman belajar dengan model Snowball

Throwing ?

DK : Iya, aku punya pengalaman belajar dengan model Snowball Throwing

setelah kakak ngajar di kelas kan kak

P : Bagaimana menurut kamu model Snowball Throwing ini ?

DK : Heemmm (sambil berpikir )… Menurut aku sih model Snowball

Throwing cukup menyenangkan bila diterapkan saat pelajaran IPS kak.

Aku jadi termotivasi kak untuk belajar IPS selain itu juga suasana belajar

dikelas tidak lagi membosankan dan engga bikin ngantuk kak.

(tersenyum).

P : Bagaimana model pembelajaran ini membuat kamu memahami materi

pembelajaran IPS di kelas ?

Page 201: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

DK : Heemmm (berpikir)… Model pembelajaran ini membuat aku lebih

memahami materi pelajaran IPS kak, karena aku merasa termotivasi

untuk belajar IPS. Jadi saat aku kebagian bola dan kakak memberikan

pertanyaan aku bisa menjawab pertanyaan yang kakak berikan, kan

secara tidak langsung aku jadi paham materi yang diajarkan kak, (sambil

memainkan jari nya di atas meja).

P : Bagaimana pendapatmu pembelajaran menggunakan model Snowball

Throwing dibandingkan dengan model pembelajaran yang biasa guru

gunakan di kelas ?

DK : Pembelajaran dengan menggunakan model Snowball Throwing lebih

menyenangkan kak dibanding yang sering guru gunakan di kelas. Hehehe

P : Terus mana yang lebih membuat kamu lebih cepat paham ?

DK : Heemmm (berpikir sambil mengumpal-gumpalkan kertas)… Kalo yang

lebih cepat paham sih yah model Snowball Throwing ini kak, soalnya aku

semakin semangat untuk belajar selain itu juga aku jadi cepat paham

dengan materi yang diajarkan kak dibandingkan dengan pembelajaran

yang biasa guru gunakan dikelas karena aengga membosankan kalau kita

hanya duduk mendengarkan guru yang sedang menerangkan kak.

P : Bagaimana pembelajaran Snowball Throwing di kelas berhubungan

dengan motivasi belajar kamu ?

DK : Aku jadi merasa termotivasi untuk belajar IPS kak, seperti yang sudah

aku jawab dari pertanyaan sebelumnya model Snowball Throwing ini

seru, menyenangkan dan aku jadi mudah memahami materi yang

dijelaskan guru kak.

P : Bagaimana hasil belajar IPS kamu setelah menggunakan model

pembelajaran Snowball Throwing ?

Page 202: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

DK : Hasil belajar aku jadi meningkat kak, yah walaupun tidak secara drastis,

tetapi ada peningkatanlah… hehehe (tertawa)

P : Emang biasanya nilai IPS kamu berapa sebelum menggunakan model

Snowball Throwing ini ?

DK : Biasa aja sih kak 78… hehehe

P : Disini nilai KKM IPS berapa emang de ?

DK : 75 kalo engga salah kak… hehehe

P : Oh iya de, disini kalo nilainya dibawah KKM gimana ?

DK : Remedial kak.

P : Oh ada remedial juga.

DK : Iya kak (menganggukan kepalanya).

P : Biasanya remedial nya disuruh ngapain sama guru ?

DK : Biasanya sih kak di kasih tugas nyari-nyari di internet tentang sejarah

kak..

P : Bagaimana pendapatmu agar pembelajaran model Snowball Throwing ini

lebih efektif, menarik, dan memotivasi belajar ?

DK : Lebih sering lagi diterapkan di kelas kak biar pada saat pembelajaran IPS

itu seru dan menyenangkan kak, udah gitu kalo bisa sih di sesuaiin sama

materi yang akan di bahas kak dan kalo buat pertanyaan jang yang susah-

susah kak. Hehe (ketawa sambil mengayunkan kedua kaki nya)

P : Bagaimana kritik dan saranmu kepada guru yang menggunakan model

Snowball Throwing ini ?

Page 203: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

DK : Kalo bisa lebih di banyakin variasinya yah kak jangan cuma pelajaran

IPS aja kalo bisa pelajaran yang lain juga di pakein model kaya gini kak..

hehehe (ketawa)… soalnya tuh lebih seru ga ribet harus ngedengerin

guru ngejelasin di depan kelas , kan jadi kitanya lebih gampang mengerti

juga materinya, hehehe…

P : Kalau disuruh memilih, model pembelajaran apa yang lebih memotivasi

kamu belajar ?

DK : Ya kalau disuruh memilih, Heemmm (berpikir)... aku lebih memilih

untuk belajar menggunakan model Snowball Throwing seperti ini kak

(senyum)… karena lebih menyenangkan, materi jadi mudah paham, dan

aku semakin termotivasi untuk belajar IPS kak.

P : Oke, terimakasih ya udah mau kakak wawancara de.

DK : Iya, sama-sama kak, (senyum).

P : Oh iya de, ini kakak ada souvenir buat kamu karena sudah bersedia

kakak wawancara ( sambil memberikan pulpen).

DK : Makasih ya kak.

P : Iya de, assalamualaikum. Wr.wb.

DK : waalaikumsalam kak, (Sambil bersalaman).

Page 204: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

TRANSKIP HASIL WAWANCARA INTI

Identitas Informan

Inisial Partisipan : NH (Siswa)

Tanggal wawancara : 08 Desember 2015

Jenis kelamin : Perempuan

Jam wawancara : 10:00 WIB

Keterangan

P : Peneliti

NH : Partisipan

P : “Assalamualaikum kakak ingin wawancarai kamu dan kakak jamin

kerahasiaan data kamu di dalam wawancara ini. sebelumnya kakak minta

kamu untuk menandatangani surat persetujuan ini bahwa kamu bersedia

untuk kakak wawancara. “

NH : “Wa’alaikumsalam, iya kak aku bersedia di wawancarai dan udah aku

tandatangani surat persetujuan nya kak“

P : Baik, Terima kasih sebelumnya sudah mau kakak wawancara.

NH : Sama-sama kak (tersenyum).

P : Langsung aja pertanyaan pertama, Bagaimana pendapatmu terhadap

pelajaran IPS selama ini ?

Page 205: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

NH : Menurut aku pelajaran IPS itu seru, asik tapi membosankan juga kak..

P : Kenapa kamu bilang IPS itu membosankan ?

NH : Karena IPS itu mata pelajaran nya kebanyakan materi, dan aku harus

banyak membaca, udah gitu suka bikin ngantuk kak, aku malas baca

banyak-banyak, malah engga paham susah buat dimengerti kak

(nyengir).

P : Menurut pendapat kamu seperti apa guru mengajar IPS di kelas ?

NH : Gurunya sih biasa-biasa aja kak ngajarnya, hehehe

P : Ngajarnya biasa-biasa aja maksudnya gimana de ?

NH : Yah kaya gitu kak, gurunya menerangkan materi terus kadang siswa nya

disuruh baca LKS atau buku paket sambil di kasih tugas deh kak. Terus

gurunya juga kalo menerangkan materi di kelas itu kadang kurang jelas

kak, jadi apa yang di jelasin guru di kelas ada yang belum aku ngerti kak.

Terus pernah juga siswanya ditinggal pergi di kelas. Heemmm… Udah

gitu setiap belajar IPS juga engga semua materi dijelasin kak, jadi ada

materi yang aku engga ngerti kak.

P : Menurut kamu guru yang mengajar efektif itu seperti apa ?

NH : Efektif itu maksudnya gimana kak ?

P : Efektif itu maksudnya, materi yang di jelaskan guru mudah kamu pahami

.

NH : Oh gitu kak, Heemmm (berpikir)… Kalo menurut aku sih guru yang

mengajar efektif itu guru yang kreatif kak yang biasanya menggunakan

games atau permainan-permainan kaya kuis gitu kak, kan jadinya aku

juga merasa seru belajarnya, jadi engga bikin ngantuk kak pas belajar,

Page 206: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

terus belajar juga jadi engga berasa tiba-tiba waktunya habis aja kak udah

bel istirahat aja.. Hehehe

P : Model pembelajaran apa yang biasanya digunakan guru pada saat

pembelajaran IPS di kelas ?

NH : Heemmm(berpikir)... Modelnya cuma gitu-gitu aja sih kak, gurunya

cuma jelasin aja habis itu nanya-nanya, ngasih soal atau tugas, terus kita

disuruh nulis dikertas selembar deh buat dikumpulin kak, tapi kadang

juga guru bagi tugas kelompok terus nanti hasil kerja kelompoknya

dipresentasiin deh kak di depan kelas, udah sih kak gitu aja ...hehe

(sambil memainkan pulpen).

P : Media apa yang biasanya digunakan guru pada saat pembelajaran IPS ?

NH : Kalo media, heemmm (sambil berpikir)… kadang-kadang sih kak

pakenya power point kalo engga yah gambar-gambar yang ada di dalam

buku paket IPS kak .

P : Terus diantara media-media yang digunakan guru itu, mana yang lebih

kamu suka de ?

NH : Kalo aku sih lebih suka pake power point kak (nyengir)

P : Kenapa kamu lebih suka media power point de ?

NH : Soalnya kalo pake power point itu lebih jelas, terus tampilannya biasanya

menarik kak (senyum)… aku jadi engga bosen dengerin penjelasan guru

dan juga engga bikin aku ngantuk kak,

P : Bagaimana kamu dapat memahami materi IPS di kelas ?

NH : Memahami pelajaran IPS buat aku sih susah banget ka, tapi kadang aku

baca-baca lagi kak setelah gurunya jelasin baru deh aku bisa ngerti kak,

Page 207: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

(mengepalkan kedua tangannya)... apalagi kalo suasana kelasnya ribut

banget ganggu kosentrasi aku kak, udah gitu kadang gurunya suruh baca

doang jarang-jarang di jelasin semuanya sama gurunya kak.

P : Apakah sebelumnya kamu sudah mengenal model Snowball Throwing ?

NH : Sebelumnya sih aku engga tau kak, (tertawa),,. tapi pas kakak terapin di

kelas aku sekarang jadi tau deh kak tentang model pembelajaran itu.

P : Apakah model Snowball Throwing itu ?

NH : Heemmm (sambil mengingat)… Kalo yang aku lihat pahamin sih model

Snowball Throwing itu, kita kerja kelompok kak, habis itu masing-

masing setiap kelompoknya itu disuruh bikin pertanyaan kak tentang

materi yang dijelasin, udah gitu pertanyaan nya itu dibentuk kayak bola

gitu kak terus di lempar-lempar gitu ke temen-temen nah yang dapet bola

itu dia yang disuruh jawab pertanyaan nya kak, pokonya seru deh kak

bikin aku semangat belajarnya. Hehehe (nyengir).

P : Apakah kamu mempunyai pengalaman belajar dengan model Snowball

Throwing ?

NH : Belum sih kak.. hehehe,, aku sebelumnya belum pernah belajar dengan

model Snowball Throwing ini kak.

P : Bagaimana menurut kamu model Snowball Throwing ini ?

NH : Setelah kakak terapin di kelas menurut aku model Snowball Throwing ini

bikin aku aktif di kelas, banyak berinteraksi dengan temen-temen yang

lain jadi tambah akrab, tambah kompak juga pokonya serulah kak.

P : Bagaimana model pembelajaran ini membuat kamu memahami materi

pembelajaran IPS di kelas ?

Page 208: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

NH : Kan yang dapat bola itu dia yang harus jawab pertanyaannya, jadi kita

tuh harus ngerti dan bisa jawab soalnya aku takut kan kalo engga bisa

jawab pertanyaan nanti di hukum kak disuruh maju ke depan nyanyi

depan temen-temen yang lain kak kan aku malu. Jadi aku bisa memahami

materi nya kak, (tersenyum).

P : Bagaimana pendapatmu pembelajaran menggunakan model Snowball

Throwing dibandingkan dengan model pembelajaran yang biasa guru

gunakan di kelas ?

NH : Menurut aku model Snowball Throwing ini lebih seru kak, belajarnya

engga bikin ngantuk dibandingkan model pembelajaran yang guru

selama ini gunakan di kelas. Hehehe (sambil memegang buku).

P : Terus mana yang lebih membuat kamu lebih cepat paham ?

NH : Heemmm (berpikir )… Kalo menurut aku sih kak, aku lebih paham

belajar dengan model ini kak, soalnya kan kita disuruh baca sambil

dijelasin,udah gitu buat pertanyaan juga terus nantinya disuruh jawab

pertanyaan yang udah dibuat sama temen-temen kita kak, jadi aku merasa

termotivasi buat belajar makanya aku bisa dan cepat paham apa yang

udah di jelasin sama guru.

P : Bagaimana pembelajaran Snowball Throwing di kelas berhubungan

dengan motivasi belajar kamu ?

NH : Model Snowball Throwing ini bikin aku tambah semangat belajar IPS

kak soalnya model ini seru kak belajar sambil bermain, yang tadinya

belajar IPS ngantuk jadi berasa engga ngantuk kak.

P : Bagaimana hasil belajar IPS kamu setelah menggunakan model

pembelajaran Snowball Throwing ?

Page 209: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

NH : Alhamdulillah banget sih kak (tersenyum)… nilai IPS aku meningkat ,

ulangan harian juga meningkat kak yang tadinya nilai ulangan aku belum

sesuai KKM, tapi sekarang Alhamdulillah sekarang nilai IPS aku ada

peningkatan kak.

P : Emang biasanya nilai IPS kamu berapa sebelum menggunakan model

Snowball Throwing ini ?

NH : Kadang 60 kadang 70 kak .. hehehe

P : Disini nilai KKM IPS berapa emang de ?

NH : 75 kak.

P : Oh iya de, disini kalo nilainya dibawah KKM gimana ?

NH : Ada remedial kak ..

P : Bagus dong yah ada remedial.

NH : Iya kak (menganggukan kepalanya).

P : Bagaimana pendapatmu agar pembelajaran model Snowball Throwing ini

lebih efektif, menarik, dan memotivasi belajar ?

NH : Kalo menurut aku sih kak biar tambah efektif lagi belajarnya itu pake

musiknya yang seru kak, apalagi kalo musiknya lagu-lagu yang lagi

tekenal sekarang kak biar lebih seru, terus buat pertanyaan nya yang

banyak kak soalnya kalo belajar pake model Snowball Throwing ini

engga berasa banget kak waktunya tau-tau udah habis aja .

P : Bagaimana kritik dan saranmu kepada guru yang menggunakan model

Snowball Throwing ini ?

Page 210: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

NH : Heemmm (berpikir sambil memainkan pulpen)… Menurut aku kasih

pertanyaanya itu jangan susah-susah kak terus juga bahasanya yang

mudah dimengerti kak, oh iya kak terus kalo bisa hukuman yang buat

engga bisa jawab pertanyaan jangan disuruh nyanyi kak kan malu

(nyengir), kalo bisa sih hukumannya dikasih pertanyaan lagi kak tentang

materi yang udah dibahas atau engga hukumannya terserah sama yang

engga bisa jawab kak.. hehehe

P : Kalau disuruh memilih, model pembelajaran apa yang lebih memotivasi

kamu belajar ?

NH : Heemmm… Kalo aku sih lebih memilih model pembelajaran yang kreatif

kaya model Snowball Throwing ini kak soalnya seru kak belajar nya itu

sambil bermain jadi engga ngebosenin, engga bikin ngantuk dan juga

lebih memotivasi belajar IPS aku kak soalnya model Snowball Throwing

ini menurut aku bikin cepet paham dan ngerti belajar IPS kak.

P : Oke, terimakasih ya udah mau kakak wawancara de.

NH : Iya, sama-sama kak, (senyum)

P : Oh iya de, ini kakak ada souvenir buat kamu karena sudah bersedia kaka

wawancara (sambil memberi pulpen).

NH : Makasih kak, (tertawa).

P : Sama-sama de, assalamualaikum. Wr.wb.

NH : waalaikumsalam kak.. (tersenyum sambil bersalaman).

Page 211: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

TRANSKIP HASIL WAWANCARA INTI

Identitas Informan

Inisial Partisipan : PR (Siswa)

Tanggal wawancara : 08 Desember 2015

Jenis kelamin : Perempuan

Jam wawancara : 11:00 WIB

Keterangan

P : Peneliti

PR : Partisipan

P : “Assalamualaikum kakak ingin wawancarai kamu dan kakak jamin

kerahasiaan data kamu di dalam wawancara ini. sebelumnya kakak udah

minta kamu untuk menandatangani surat persetujuan ini bahwa kamu

sudah bersedia untuk kakak wawancara. “

PR : “Wa’alaikumsalam, iya kak aku bersedia di wawancarai dan udah aku

tandatangani surat persetujuan nya kak“

P : Baik, Terima kasih sebelumnya sudah mau kakak wawancara.

PR : Iya kak.. (tersenyum)

P : Oke de langsung aja pertanyaan pertama, Bagaimana pendapatmu

terhadap pelajaran IPS selama ini ?

Page 212: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

PR : Pelajaran IPS itu (Berpikir mata melihat ke atas)… menurut aku sih asik,

seru kak, serunya kalo belajar IPS itu kita bisa banyak tau segala yang

terjadi disekitar kita, atau kondisi sosial yang terjadi di masyarakat, kan

namanya juga ilmu pengetahuan sosial, kalo engga membahas mengenai

sesuatu yang terjadi di masyarakat ataupun di lingkungan yah bukan IPS

namanya, tapi kadang belajar IPS ngebosenin juga sih kak ..hehehe

P : Kenapa kamu bilang IPS itu membosankan ?

PR : Kalo ngebosenin yah gitu kak (sambil bergerak engga bisa diam)... ketika

belajar IPS materi di dalamnya kan ada materi sejarahnya nah disitu

kadang aku merasa sedih kak karena aku kurang paham dengan sejarah,

soalnya belajar nya cuma ceramah gitu kak dan aku ngerasa seperti lagi

di dongengin sama guru di kelas kak, nah disitu aku merasa bosan

terhadap pelajaran IPS kak..

P : Menurut pendapat kamu seperti apa guru mengajar IPS di kelas ?

PR : Kalo guru IPS itu yah kalo menurut aku ngajarnya semangat, terus asik,

gaul, tapi kadang ngebosenin juga kak cara ngajarnya itu..

P : Ngajarnya ngebosenin gimana de ?

PR : Gitu kak, hehehe (tertawa).. soalnya ngajarnya selalu ceramah mulu kak

yang digunain gitu-gitu aja sih kak di dalam kelas paling cuma jelasin

materi yang dibahas terus ngasih tugas yang ada di buku paket

dikumpulin deh tugas-tugasnya udah sih kak kaya gitu aja menurut

penilaian aku.

P : Menurut kamu guru yang mengajar efektif itu seperti apa ?

PR : Efektif itu maksudnya apa kak ? (bingung).

Page 213: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

P : Efektif itu maksudnya, materi yang di jelaskan guru mudah kamu pahami

de

PR : Ohh (sambil menganggukkan kepalanya)… Yakalo menurut aku sih guru

yang mengajar efektif itu yah yang ngajarnya asik, gaul, gampang

nyambung sama kita, deket sama kitanya, terus yang suka ngelucu juga

kak biar engga bikin ngantuk di kelas, soalnya kalo guru IPS yang

orangnya terlalu serius terlalu fokus yah bakalan bikin bosen kak belajar

IPSnya, sama satu lagi kalo guru IPS itu harus kreatif kak, supaya kita

makin mudah mengerti pelajaran IPS karena guru IPSya bisa membuat

siswa nya lebih nyaman dan lebih ngerti kak, (Senyum)..

P : Model pembelajaran apa yang biasanya digunakan guru pada saat

pembelajaran IPS di kelas ?

PR : Biasanya sihh kalo di kelas, heemmm (berpikir)… cuma ceramah aja kak

yang di terapin guru IPS, cuma jelasin materi terus ngasih tugas, tapi

kadang juga ada kerja kelompok sih kak diskusi gitu di kelas terus

tugasnya nantinya dibahas atau dipresentasiin di depan kelas

perkelompok deh kak.

P : Media apa yang biasanya digunakan guru pada saat pembelajaran IPS ?

PR : Media yang biasa digunakan guru yah palingan buku paket sama lks saja

sih kak, tapi kadang belajar di LAB juga sih kak pake power point gitu..

P : Terus diantara media-media yang digunakan guru itu, mana yang lebih

kamu suka de ?

PR : Kalo aku sih lebih suka belajar di LAB kak soalnya pake power point

gitu kak .. hehehe

P : Kenapa kamu lebih suka media power point de ?

Page 214: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

PR : Soalnya kalo belajar di LAB jadi ada suasana baru gitu kak, hehehe

(nyengir)… belajaranya engga di kelas mulu, udah gitu di power

pointnya ada gambar-gambar yang bikin kita menarik dan

memperhatikan guru di depan kak.

P : Bagaimana kamu dapat memahami materi IPS di kelas ?

PR : Aku dapat memahami materi yah dengan aku memperhatikan dengan

serius saat gurunya sedang menjelaskan materi yang akan dibahas selama

proses pembelajaran di dalam kelas kak, Heemmm (berpikir)… terus

selain itu aku juga sering baca-baca buku paket kak yang nantinya buat

aku paham dan ngerti akan materi IPS yang dibahas kak, itu aja sih kak

menurut aku mah. (kedua tangan di atas meja).

P : Apakah sebelumnya kamu sudah mengenal model Snowball Throwing ?

PR : Kalau sebelumnya sih aku belum pernah tahu model ini kak tapi setelah

kakak terapin pada saat pembelajaran IPS di kelas aku jadi tahu model

Snowball Throwing ini kak (tersenyum) hehehe…

P : Apakah model Snowball Throwing itu ?

PR : Heemmm (berpikir sambil memegang pulpen)… kalo menurut yang aku

lihat dan yang aku paham sih model Snowball Throwing itu modelnya

kaya kita lagi main oper-operan bola gitu kak, nah bedannya kalo model

Snowball Throwing itu kita oper-operan bola yang isinya pertanyaan kak

terus nanti yang dapet bola itu dia yang disuruh jawab pertanyaan yang

ada di dalam bola tersebut kak. Kaya gitu bukan sih kak ? hehehe (ragu-

ragu).

P : Iya de bener kok kaya gitu (senyum)

PR : Iya kan kak hehe..

Page 215: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

P : Apakah kamu mempunyai pengalaman belajar dengan model Snowball

Throwing ?

PR : Sebelumnya sih belum pernah belajar dengan model seperti ini kak.

P : Bagaimana menurut kamu model Snowball Throwing ini ?

PR : Tapi (sambil berpikir)… setelah diajarin kakak dengan menggunakan

model Snowball Throwing ini aku jadi punya pengalaman sih kak.

hehehe.. jadi model Snowball Throwing itu yah belajarnya sih jadi lebih

seru dan lebih semangat karena disini kita tuh belajar tapi sambil bermain

kak jadi engga mudah bosen atau ngantuk, dan model Snowball

Throwing ini buat kita belajar untuk memahami materi jadi lebih mudah,

dan juga lebih buat kita untuk terus aktif memahami dan memperhatikan

apapun materi yang diajarkan kak.

P : Bagaimana model pembelajaran ini membuat kamu memahami materi

pembelajaran IPS di kelas ?

PR : Nah jadi pake model ini kita, heemmm (berpikir sambil tangan di

dagu)… jadi lebih serius belajar dan memahami segala materi yang

dijelasin guru kak, karena setelah di jelaskan guru dan berdiskusi materi

yang dibahas, kita itu diberikan pertanyaan kak, nah disini kita harus

segera menjawab pertanyaan tersebut kak setelah menjawab kita bola itu

di oper ke teman-teman yang lain secara acak kak, jadi kalo ada yang

tidak bisa menjawab ataupun bola itu berenti disitulah dia yang

mendapatkan hukuman kak. Jadi pas aku dapet pertanyaan itu kan aku

jadi merasa paham dan ngerti materi yang sudah di jelaskan guru kak,

(senyum).

P : Bagaimana pendapatmu pembelajaran menggunakan model Snowball

Throwing dibandingkan dengan model pembelajaran yang biasa guru

gunakan di kelas ?

Page 216: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

PR : Belajar pake model Snowball Throwing ini lebih seru ka soalnya

belajarnya engga bikin ngantuk... Hoooaaammm (sambil menguap).

P : Terus mana yang lebih membuat kamu lebih cepat paham ?

PR : Heemmm (sambil memainkan HP)… Kalo menurut aku sih kak model

Snowball Throwing, soalnya lebih menarik, semangat dan lebih membuat

belajar mudah dimengerti dan mudah dipahami juga, soalnya kita jadi

lebih aktif, dan berani mengungkapkan pendapat kak dan juga lebih cepat

memahami materi yang dibahas kak.

P : Bagaimana pembelajaran Snowball Throwing di kelas berhubungan

dengan motivasi belajar kamu ?

PR : Heemmm (berpikir mata melirik ke kanan dan ke kiri)... Aku sih merasa

dengan adanya model Snowball Throwing ini aku lebih termotivasi untuk

belajar, dan aku juga jadi lebih aktif bertanya pada saat pembelajaran

tentang apa yang belum aku mengerti kak, selain itu model Snowball

Throwing ini itu belajarnya tidak membosankan kak, dan belajar dengan

model ini lebih seru dan menyenangkan kak jadi belajarnya lebih

semangat banget buat aku merasa terdorong untuk belajar kak. (nyengir)..

P : Bagaimana hasil belajar IPS kamu setelah menggunakan model

pembelajaran Snowball Throwing ?

PR : Kalo untuk hasil belajar aku sih lebih meningkat kak dari pada nilai

sebelumnya soalnya aku lebih mengerti materi yang diajarkan dan juga

bikin aku cepat paham. selain itu hasil nilai aku juga lebih membaik

setelah menggunakan model Snowball Throwing ini kak. (sambil

memainkan kuku jari nya).

P : Emang biasanya nilai IPS kamu berapa sebelum menggunakan model

Snowball Throwing ini ?

Page 217: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

PR : Biasa aja sih kak 80.. hehehe

P : Disini nilai KKM IPS berapa emang de ?

PR : 75 kak

P : Oh iya de, disini kalo nilainya dibawah KKM gimana ?

PR : Ada perbaikan nilai kok kak, (senyum).

P : Bagus dong yah ada perbaikan nilai juga.

PR : Iya kak (menganggukan kepalanya).

P : Bagaimana pendapatmu agar pembelajaran model Snowball Throwing ini

lebih efektif, menarik, dan memotivasi belajar ?

PR : Heemmm (berpikir sambil megang HP)… Menurut aku banyak cara sih

kak supaya model Snowball Throwing ini lebih efektif, menarik dan

mendorong motivasi belajar, misalnya dengan memberikan pertanyaan

yang berantai sesuai materinya, selain itu buat pertanyaan nya juga

jangan yang susah-susah kak yang gampang di jawab gitu kak, hehehe…

jadi buat aku lebih fokus lagi saat belajar IPS dan menimbulkan rasa

penasaran ingin tahu sehingga aku jadi merasa termotivasi untuk belajar

IPS kak. Hehehe..

P : Bagaimana kritik dan saranmu kepada guru yang menggunakan model

Snowball Throwing ini ?

PR : Aku sih berharap kakak lebih bisa menciptakan model-model

pembelajaran yang lebih kreatif lagi selain model Snowball Throwing ini

kak, Heemmm (berpikir sambil nyengir)... ohh iya kak selain itu lebih

bisa memberikan pertanyaan yang mudah di mengerti siswa ka dengan

menggunakan bahasa yang mudah di pahami, jangan susah-susah gitu

Page 218: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

kak ngasih pertanyaan nya, hehehe… dan pertanyaan nya itu juga harus

sesuai dengan materi yang dibahas pada saat itu kak terus juga kakak

harus lebih dekat lagi sama siswanya pada saat model Snowball

Throwing ini diterapin dalam pembelajaran IPS kak.

P : Kalau disuruh memilih, model pembelajaran apa yang lebih memotivasi

kamu belajar ?

PR : Kalau disuruh memilih sih kak (berpikir sambil buka-buka buku )… aku

lebih memilih model pembelajaran Snowball Throwing ini dibanding

cuma ceramah gitu-gitu aja kak, karena model Snowball Throwing ini

lebih memotivasi aku untuk belajar kak, selain itu model ini seru dan

juga bikin greget ketika belajarnya model ini juga melatih kecepatan

dalam memahami pembelajaran, melatih kerja sama satu sama lainnya

kak dan juga melatih keakraban sama temen-temen lebih baik lagi kak

pada saat kerja kelompok, hehehe

P : Oke, terimakasih ya udah mau kakak wawancara de.

PR : Oke sama-sama kak.. (senyum).

P : Oh iya de, ini kakak ada souvenir buat kamu karena sudah bersedia

kakak wawancara ( sambil memberikan pulpen).

PR : Iya, makasih ya kak (tersenyum).

P : Iya de, assalamualaikum. Wr.wb.

PR : wa’alaikumsalam (Sambil bersalaman).

Page 219: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

TRANSKIP HASIL WAWANCARA INTI

Identitas Informan

Inisial Partisipan : OA (Siswa)

Tanggal wawancara : 08 Desember 2015

Jenis kelamin : Perempuan

Jam wawancara : 12:00 WIB

Keterangan

P : Peneliti

OA : Partisipan

P : “Assalamualaikum kakak ingin wawancarai kamu dan kakak jamin

kerahasiaan data kamu di dalam wawancara ini. sebelumnya kakak udah

minta kamu untuk menandatangani surat persetujuan ini bahwa kamu

sudah bersedia untuk kakak wawancara. “

OA : “Wa’alaikumsalam kak, iya sudah aku tandatangani surat persetujuan nya

kak dan aku bersedia untuk diwawancarai“ (tersenyum).

P : Baik, Terima kasih sebelumnya sudah mau kakak wawancara.

OA : Sama-sama kak. (sambil merapihkan kerudung).

P : Oke de langsung aja pertanyaan pertama, Bagaimana pendapatmu

terhadap pelajaran IPS selama ini ?

Page 220: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

OA : Menurut aku pelajaran IPS itu cukup menarik kak, tapi kadang-kadang

ada yang sulit terus kalo IPS menariknya tuh suka di kasih contoh dalam

kehidupan sehari-hari jadi aku sedikit mengerti kalo di kasih contoh

seperti itu kak. (nyengir)

P : Kenapa kamu bilang belajar IPS itu sulit?

OA : Heemmm (berpikir)… Kan belajar IPS itu ada sejarahnya kak, jadinya

banyak hafalannya, banyak tanggal-tanggal, tahun, dan nama pahlawan

yang harus dihafalin, banyak tugas juga. Susah banget buat diingetnya

kak. Kan bete kak kalo setiap belajar sejarah disuruh hafalan hafalan dan

hafalan terus, (ekspresi bete).

P : Menurut pendapat kamu seperti apa guru mengajar IPS di kelas ?

OA : Selama ini guru IPS sih ngajarnya gitu-gitu aja kak kaya guru lainnya

gitu.

P : Ngajarnya gitu-gitu aja gimana maksudnya de ?

OA : Yah gitu kak, (sambil memainkan HP)... kadang guru ngejelasin terus

setelah itu ngasih tugas, kadang ya dateng-dateng langsung ngasih tugas

langsung, kadang belajar di kelas nya secara selompok, kadang kita

disuruh presentasi, kadang juga nonton film kak, terus yang paling aku

engga suka itu disuruh ngafalin terus kak. Pokoknya setiap minggu ada

aja yang harus dihafalin. Hafalan satu aja belom hafal uda ditambahin

lagi. Pokoknya ngebosenin banget deh. Heemmm (sambil berpikir)...

Terus nih ya kak, guru IPS nya sukanya nyuruh nyatet terus, mana

banyak banget sampe berlembar-lembar lagi tuh nyatet nya. Sampe

keriting tangan kak kalo nyatet. Hehehe (tertawa)..

P : Terus biasanya kalo nyatet gitu yang tulis di papan tulis siapa de ?

Page 221: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

OA : Biasanya sih sekretaris kelas kak yang bagian nulis di depan bukan bu

guru yang tulis di papan tulis kak.

P : Oh kirain bu guru de..

OA : Bukan kak tapi temen aku yang nulis ..

P : Menurut kamu guru yang mengajar efektif itu seperti apa ?

OA : Heemmm (berpikir sambil mata melirik)... Guru yang mengajar efektif

itu ya guru yang bisa bikin muridnya ngerti kak, guru yang ngejelasin

materi pealajaran dengan bahasa sendiri yang gampang dimengerti kak.

Terus guru itu harus baik, banyak senyum, engga banyak ngasih tugas,

ngga suka nyuruh hafalan, baik ngasih nilainya, dan cara ngajarnya itu ga

ngebosenin. Wah kalo ada guru yang kaya gitu pasti seneng banget aku

kak, bisa-bisa IPS jadi pelajaran favorit aku malah kak, Hehehe

(tertawa).

P : Model pembelajaran apa yang biasanya digunakan guru pada saat

pembelajaran IPS di kelas ?

OA : Heemmm (berpikir sambil mengingat)... Guru IPS biasanya nya

ngajarnya itu kalo engga ceramah ya ngasih tugas secara kelompok buat

di kerjain dikelas terus abis itu kita disuruh presentasi perkelompok, tapi

kadang juga kita diajak nonton film terus disuruh ngerangkum deh kak.

P : Media apa yang biasanya digunakan guru pada saat pembelajaran IPS ?

OA : Medianya pake buku, power point, kadang nonton film tentang sejarah

gitu kak, heemmm (sambil berpikir)… udah si itu doang kak selebihnya

gurunya cuma ngejelasin doang kak...

P : Terus diantara media-media yang digunakan guru itu, mana yang lebih

kamu suka de ?

Page 222: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

OA : Heemmm (berpikir)... Aku sih lebih suka media power point terus nonton

film tentang sejarah gitu kak..

P : Kenapa kamu lebih suka media power point de ?

OA : Soalnya kalo pake power point itu lebih jelas kak udah gitu kadang

nonton film sejarah gitu kan bikin kita tau cerita sejarah-sejarah gitu kan

kak, engga cuma di ceritain guru aja di kelas kak, (senyum).

P : Bagaimana kamu dapat memahami materi IPS di kelas ?

OA : Aku bisa paham pelajaran IPS kalo gurunya enak ngejelasinnya kak.

Nyetet nya dikit-dikit aja gitu intinya aja, terus ngasih contoh-cotoh yang

ada dikehidupan sehari-hari gitu, biar gampang diingetnya kak. (nyengir)

P : Apakah sebelumnya kamu sudah mengenal model Snowball Throwing ?

OA : Engga kak, tapi pas diajarin kakak kemarin pake model Snowball

Throwing ini aku jadi tau model pembelajaran ini kak.

P : Apakah model Snowball Throwing itu ?

OA : Heemmm (berpikir mata melirik ke atas)… Menurut aku model Snowball

Throwing itu model yang melatih kerja sama kak antar kelompok dengan

berdiskusi dimana setiap kelompok membuat satu pertanyaan yang

berkaitan dengan materi yang dibahas terus nanti dibentuk bola deh,

setelah itu bola nya di lempar ke temen-temen kak nah siapa yang dapet

bola itu dia lah yang wajib menjawab pertanyaan itu, kaya gitu sih kak

menurut pemahaman aku (tersenyum).

P : Apakah kamu mempunyai pengalaman belajar dengan model Snowball

Throwing ?

OA : Pernah kak waktu yang belajar diajarin sama kakak itu kan kak. hehehe

Page 223: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

P : Iya, terus bagaimana menurut kamu model Snowball Throwing ini ?

OA : Heemmm (sambil memainkan pulpen)… Seneng kak, jadinya kan aku

engga cepet bosen pas belajar dikelas, seru juga sih pastinya. Tapi ya

deg-degan juga, takut pas kena lemparan pertanyaan terus engga bisa

jawab kan malu kak. Tapi dengan adanya model pembelajaran ini pas di

kelas aku jadi lebih serius dalam belajarnya sih kak, ya supaya kalo kena

lemparan pertanyaan bisa jawab gitu biar engga malu. Terus jadi bener-

bener inget sama materi yang udah dipelajarin guru.

P : Bagaimana model pembelajaran ini membuat kamu memahami materi

pembelajaran IPS di kelas ?

OA : Karna model pembelajaran ini aku jadi lebih gampang ngerti kak dan

bisa ngejawab pas dapet pertanyaan, jadi pas guru ngejelasin aku bener-

bener dengerin. Terus jadinya ya aku jadi lebih mudah mahaminnya kak.

Belajar nya itu seru, tapi bikin ngerti juga, aku jadi lebih paham kak.

(nyengir)

P : Bagaimana pendapatmu pembelajaran menggunakan model Snowball

Throwing dibandingkan dengan model pembelajaran yang biasa guru

gunakan di kelas ?

OA : Heemmm (berpikir mengepalkan kedua tangannya)… Kalo model

pembelajaran Snowball Throwing lebih seru kak dibandingkan dengan

model pembelajaran yang lain. Soalnya kalo model pembelajaran lain

kan kalopun kelompok juga paling kalau ada yang nanya itu

pertanyaannya engga dilempar-lempar gitu kak, jadi kan bisa di jawab

siapa aja gitu, kalo model pembelajaran Snowball Throwing kan yang

kena bola pertanyaannya ya harus ngejawab kak. (sambil mengayunkan

kedua kaki nya).

P : Terus mana yang lebih membuat kamu lebih cepat paham ?

Page 224: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

OA : Heemmm (berpikir mata melirik ke kanan)... Kalo aku sih lebih bisa

cepet paham kalo pake model pembelajaran Snowball Throwing ini kak.

Soalnya model ini belajarnya ngelempar-ngelempar kertas yang isinya

pertanyaan itu kak, lebih seru juga sih pastinya, bikin greget gitu. Kita

belajar dikelas jadi engga cepet bosen kak, yang tadinya ngantuk juga

jadi melek banget dah mata. Ada deg-degan nya tapi tetep seru deh kak

..hehehe

P : Bagaimana pembelajaran Snowball Throwing di kelas berhubungan

dengan motivasi belajar kamu ?

OA : Karna adanya model Snowball Throwing aku jadi lebih rajin belajar kak.

Aku juga jadi lebih ngerti. Soalnya aku termotivasi biar bisa jawab

pertanyaan, karna aku ga mau malu dikelas. Hehehe (tertawa)…

Makanya itu kalo guru ngejelasin aku jadinya bener-bener ngedengerin,

terus aku catet yang penting-penting. Kalo dirumah juga suka aku baca-

baca lagi kak.

P : Bagaimana hasil belajar IPS kamu setelah menggunakan model

pembelajaran Snowball Throwing ?

OA : Dengan adanya model pembelajaran Snowball Throwing ini hasil belajar

aku alhamdulillah jadi lebih meningkat lagi kak dari sebelumnya.

(tersenyum)

P : Emang biasanya nilai IPS kamu berapa sebelum menggunakan model

Snowball Throwing ini

OA : Biasa aja sih kak 78 kadang 80.. hehehe

P : Disini nilai KKM IPS berapa emang de ?

OA : 75 kak.. (sambil memainkan HP)

Page 225: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

P : Oh iya de, disini kalo nilainya dibawah KKM gimana ?

OA : Yah ada perbaikan kak remedial gitu ..

P : Bagus dong yah bisa perbaikan nilai juga

OA : Iya kak.. (menganggukan kepalanya sambil tersenyum)

P : Bagaimana pendapatmu agar pembelajaran model Snowball Throwing ini

lebih efektif, menarik, dan memotivasi belajar ?

OA : Heemmm (berpikir dengan tangan diatas dagunya)… Harusnya guru

sering-sering pake model pembelajaran kaya kaka gini nih. Pasti deh

banyak yang nilainya jadi makin baik lagi. Bakal lebih seru lagi kalo di

model pembelajaran ini ada hadiahnya buat yang bisa jawab pertanyaan

kak, jadi kita lebih rajin lagi belajarnya, dan lebih termotivasi lagi kak

belajar IPS nya karna pengen dapet hadiahnya. Hehehe (nyengir).

P : Bagaimana kritik dan saranmu kepada guru yang menggunakan model

Snowball Throwing ini ?

OA : Seru, seneng banget deh pokonya kak.. (ekspresi senang sambil tertawa)..

aku berharapnya sih kakak bisa lebih kreatif lagi dengan model

pembelajaran yang lebih aktif, biar kita dikelasnya engga cepet bosen,

terus juga kita biar punya rasa penasaran dan serius dalam belajarnya

kak.

P : Kalau disuruh memilih, model pembelajaran apa yang lebih memotivasi

kamu belajar ?

OA : Heemmm... Aku lebih milih model pembelajaran Snowball Throwing

kak, karena seru kak belajarnya sambil bermain jadi aku merasa lebih

semangat dan termotivasi untuk belajar kak, uadah gitu belajarnya kan

jadi engga ngebosenin kak.

Page 226: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

P : Oke, terimakasih ya udah mau kakak wawancara de.

OA : Iya kak.. (mengangguk dan senyum).

P : Oh iya de, ini kakak ada souvenir buat kamu karena sudah bersedia kaka

wawancara ( sambil memberikan pulpen)

OA : Oh makasih kak.. (malu-malu).

P : Iya de, assalamualaikum. Wr.wb.

OA : waalaikumsalam (Sambil bersalaman).

Page 227: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

TRANSKIP HASIL WAWANCARA INTI

Identitas Informan

Inisial Partisipan : MR (Siswa)

Tanggal wawancara : 10 Desember 2015

Jenis kelamin : Laki-laki

Jam wawancara : 08:00 WIB

Keterangan

P : Peneliti

MR : Partisipan

P : “Assalamualaikum kakak ingin wawancarai kamu dan kakak jamin

kerahasiaan data kamu di dalam wawancara ini. sebelumnya kakak udah

minta kamu untuk menandatangani surat persetujuan ini bahwa kamu

sudah bersedia untuk kakak wawancara. “

MR : “ Iya, Wa’alaikumsalam, sudah aku tandatangani surat nya kak “

P : Baik, Terima kasih sebelumnya sudah mau kakak wawancara.

MR : Iya sama-sama kak (tersenyum)

P : Oke de langsung aja pertanyaan pertama, Bagaimana pendapatmu

terhadap pelajaran IPS selama ini ?

Page 228: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

MR : Heemmm (berpikir)… Kalo pelajaran IPS tuh enak di pelajarinnya, terus

bisa bikin banyak pengetahuan juga tentang ilmu-ilmu perdagangan terus

juga ilmu-ilmu jaman-jaman dulu gitu kak, tapi kadang aku juga suka

bosen sih kak ..

P : Kenapa kamu bilang IPS membosankan ?

MR : Bosen kak soalnya gurunya tuh kebanyakan ngejelasin nya (tertawa

malu-malu)… jadi aku ngantuk dengerinnya kak, apalagi kalo bu

gurunya lagi jutek dan sering ngasih tugas ke kita. Terus kalo pelajaran

IPS itu jarang ada yang berminat, kebanyakan pada semangatnya belajar

yang lain kak. Kita kayak engga ada semangatnya gitu belajar IPS, yang

dipelajarin itu-itu aja kak.

P : Menurut pendapat kamu seperti apa guru mengajar ips di kelas ?

MR : Kalo bu guru ngajarnya sih santai kak, tapi kadang galak ngajarnya kak ..

P : Ngajarnya galak kenapa emang de ?

MR : Yah gitu kak (berpikir)… galak aja kalo anak yang lain pada ga bisa

dibilangin. Terus bu guru sering ngasih tugas kak ke kita, paling ngajar

cuma sebentar abis itu ngasih tugas buat kita kerjain. Udah gitu tugasnya

harus diselesaiin sekarang juga lagi, engga boleh buat PR di rumah. Tapi

yang aku engga suka bu guru kadang kalo marah sama salah satu anak

tapi yang kena marah semua anak kelas kak. Kan parah yah kak, kalo

misalkan kesel sama salah satu anak mah ga usah marah ke semua anak

kelas ka. (raut wajah yang kesal dan bete).

P : Menurut kamu guru yang mengajar efektif itu seperti apa ?

MR : Efektif itu apa kak ? (ekspresi bingung).

Page 229: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

P : Efektif itu maksudnya, materi yang di jelaskan guru mudah kamu pahami

de.

MR : Heemmm (mata melirik ke kanan)… Aku suka guru yang ngajarnya

santai kak, tapi pelajaranya bisa masuk ke otak aku. Terus bu guru ga

usah sering ngasih tugas atau pr ke anak murid kak, kan kita kalo pulang

sekolah mau maen juga kak. Kan kalo banyak tugas tar kita engga bisa

maen bareng-bareng. Soalnya kalo kita engga kerjain tugasnya nanti kita

dapet hukuman kalo engga nanti tugasnya ditambah kak. Heemmm

(berpikir)… Aku sih maunya bu guru engga setiap hari ngasih tugas ke

kita. Ya pokonya bu guru engga apa-apa ngasih tugas tapi jangan setiap

hari juga kak. Terus bu guru jangan jutek juga kak sama kita kalo lagi

ngajar, kalo ada yang engga tahu sama jawabannya jangan dikasih

hukuman dan jangan di marahin kak. (nyengir).

P : Model pembelajaran apa yang biasanya digunakan guru pada saat

pembelajaran IPS di kelas ?

MR : Heemmm... Bu guru kalo di kelas sih biasanya cuma ngejelasin materi

doang kak, abis itu ngasih tugas ke kita kak. Nah tugasnya itu nanti

dinilai sama bu guru kak, katanya sih buat nilai ulangan harian. Kadang

bu guru juga masuk kelas cuma ngasih tugas doang abis itu ditinggal

engga ngejelasin kak (ekspresi bete).

P : Media apa yang biasanya digunakan guru pada saat pembelajaran IPS ?

MR : Heemmm (berpikir)… Bu guru kalo ngajar paling cuma ditulis di papan

tulis kak, abis itu kita suruh merhatiin buku pelajaran. Nah abis itu kita

suruh maju ke depan buat ngerjain soal yang di bikin sama bu guru di

papan tulis.

P : Bagaimana kamu dapat memahami materi IPS di kelas ?

Page 230: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

MR : Heemmm (berpikirr sambil memegang pulpen)... Aku kadang ga bisa

langsung paham sama materi IPS kak, kalo IPS kan banyak hafalan kak.

Jadi kalo di kelas itu kan berisik kak, aku susah hafalin materi pelajaran

IPS kalo di kelas kak, jadi kadang aku belajar di rumah kak. Kalo kata bu

guru sih biar kita paham sama materi pelajaran IPS itu kita harus banyak

membaca kak, harus banyak menghafal. Kan males ya kak kalo aku harus

membaca terus menerus, di kelas sudah disuruh membaca terus dirumah

juga suruh baca buku lagi. Hehehe (tertawa).

P : Biasanya kamu kalo belajar di rumah sama siapa de ?

MR : Aku biasanya belajar sendiri sih kak (tersenyum).

P : Oh sendiri engga sama mama atau kakak kamu de ?

MR : Kalo sama kakak kalo lagi ada yang sulit aja kak.. (nyengir).

P : Apakah sebelumnya kamu sudah mengenal model Snowball Throwing ?

MR : Aku engga tahu kak, itu model belajar apaan kak, (ekspresi bingung)..

tapi setelah kakak ngajar pake model itu aku jadi sedikit tahu sih kak

(nyengir).hehe

P : Apakah model Snowball Throwing itu ?

MR : Menurut aku, Heemmm (berpikir menggerakkan kaki)… model Snowball

Throwing itu belajar pakai cara lempar kertas yang di bulatkan itu yang

berisi pertanyaan kan kak, yang pakai musik sama kertas yang di bentuk

jadi bulat kak. Terus kita harus melempar kertas dan pas musiknya

berhenti, kita harus menjawab pertanyaan itu kak.

P : Apakah kamu mempunyai pengalaman belajar dengan model Snowball

Throwing ?

Page 231: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

MR : Sudah pengalaman dari kakak kan pas waktu ngajar di kelas. Hehehe

P : Bagaimana menurut kamu model Snowball Throwing ini ?

MR : Menurut aku sih model ini sangat menarik minat belajar siswa di kelas

kak karena model Snowball Throwing itu tidak membosankan dan engga

bikin ngantuk juga, udah gitu ada sedikit rasa deg-deg an kak takut dapet

bola pertanyaan itu, (ekspresi wajah semangat).

P : Bagaimana model pembelajaran ini membuat kamu memahami materi

pembelajaran IPS di kelas ?

MR : Ya kalo pakai cara belajar kayak gini sih aku bisa pahamnya karena

sebelum kita mulai, kita harus baca lalu berdiskusi dan memahami dulu

kak materi yang mau dibahas sebelum model Snowball Throwing ini di

mulai kak. (tersenyum)

P : Bagaimana pendapatmu pembelajaran menggunakan model Snowball

Throwing dibandingkan dengan model pembelajaran yang biasa guru

gunakan di kelas ?

MR : Menyenangkan banget kak (ekspresi senang)… di banding yang biasa

guru gunakan dikelas.. hehehe

P : Terus mana yang lebih membuat kamu lebih cepat paham ?

MR : (Berpikir mata melirik ke atas)… Kalo mana yang lebih cepat paham sih

kalo menurut aku pakai model pembelajaran Snowball Throwing kak.

Soalnya kalo belajar pakai model yang Snowball Throwing belajar jadi

ga bosen kak, jadi seru aja. Nah kalo kitanya ga bosen kan pelajaran jadi

bisa masuk cepat ke otak kita kak. Kalo belajarnya serius terus kan bisa

bikin kita bosen juga kak..

Page 232: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

P : Bagaimana pembelajaran Snowball Throwing di kelas berhubungan

dengan motivasi belajar kamu ?

MR : Ya kalo pakai model Snowball Throwing itu aku lebih suka kak soalnya

seru kak tapi kita juga harus belajar juga. Jadi secara mau tidak mau ya

kita harus belajar dan pahamin sebelum permainan di mulai kak, nah jadi

kan aku merasa terdorong buat belajar ka, dan aku juga merasa lebih

termotivasi untuk belajar kak, (tersenyum).

P : Bagaimana hasil belajar IPS kamu setelah menggunakan model

pembelajaran Snowball Throwing ?

MR : Setelah menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing nilai aku

menjadi lebih baik sih kak. (tertawa malu-malu).

P : Emang biasanya nilai IPS kamu berapa sebelum menggunakan model

Snowball Throwing ini ?

MR : Biasa sih kak 60 kak (tersenyum malu).

P : Disini nilai KKM IPS berapa emang de ?

MR : 75 kak

P : Oh iya de, disini kalo nilainya dibawah KKM gimana ?

MR : Kan ada perbaikan remedial kak..

P : Oh, ada perbaikan nilai juga

MR : Iya kak (mengangguk).

P : Bagaimana pendapatmu agar pembelajaran model Snowball Throwing ini

lebih efektif, menarik, dan memotivasi belajar ?

Page 233: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

MR : Heemmm (berpikir sambil memainkan pulpen)... Kalo biar menarik sih

kalo menurut aku lebih sering kak bu guru pakai model kayak gini. Ya

kalo perlu setiap belajar pakai model belajar begini aja kak. Ya emang

sih berisik kak, tapi seru kak ga ngebosenin. Udah gitu kak buat hadiah

dan pertanyaan nya itu yang banyak kan biar lebih lama dan seru gitu

kak. (tertawa).

P : Bagaimana kritik dan saranmu kepada guru yang menggunakan model

Snowball Throwing ini ?

MR : Heemmm (berpikir sambil melihat HP)... Kritik aku kalo pakai model

Snowball Throwing, kalo yang engga bisa jawab engga usah dikasih

hukuman kak. Terus kalo bisa dikasih hadiah semuanya kak biar adil dan

rata gitu, jangan cuma yang bisa jawab pertanyaanya aja kak (ketawa).

Soalnya kemarin waktu pakai model pembelajaran itu aku engga bisa

jawab kak, aku engga dapat hadiah kak. Sedih banget tahu kak, udah gitu

dihukum terus di ketawain sama anak sekelas lagi, Kan malu kak,

(ekspresi malu).

P : Kalau disuruh memilih, model pembelajaran apa yang lebih memotivasi

kamu belajar ?

MR : Ya jelas lah kak kalo suruh milih aku lebih milih model pembelajaran

yang Snowball Throwing kak. Pertama, lebih asyik, kedua, engga

ngebosenin, ketiga, kita juga harus membaca dan pelajarin dulu pelajaran

yang mau dibuat bahan permainan. Pokoknya aku lebih suka bu guru

sering pakai model pembelajaran yang seperti Snowball Throwing ini kak

.

P : Oke, terimakasih ya udah mau kaka wawancara de.

MR : Iya oke kak, (senyum).

Page 234: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

P : Oh iya de, ini kakak ada souvenir buat kamu karena sudah bersedia

kakak wawancara ( sambil memberikan pulpen).

MR : Makasih kakak (Tersenyum)

P : Iya sama-sama de, assalamualaikum. Wr.wb

MR : wa’alaikumsalam kak (Sambil bersalaman).

Page 235: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

TRANSKIP HASIL WAWANCARA INTI

Identitas Informan

Inisial Partisipan : FR (Siswa)

Tanggal wawancara : 10 Desember 2015

Jenis kelamin : Laki-laki

Jam wawancara : 09:30 WIB

Keterangan

P : Peneliti

F.R : Partisipan

P : “Assalamualaikum kakak ingin wawancarai kamu dan kakak jamin

kerahasiaan data kamu di dalam wawancara ini. sebelumnya kakak udah

minta kamu untuk menandatangani surat persetujuan ini bahwa kamu

sudah bersedia untuk kakak wawancara. “

F.R : “Wa’alaikumsalam kak aku bersedia di wawancarai dan udah aku

tandatangani surat persetujuan nya kak“

P : Baik, Terima kasih sebelumnya sudah mau kaka wawancara.

F.R : Iya kak sama-sama (mengangguk sambil tersenyum).

P : Oke de langsung aja pertanyaan pertama, Bagaimana pendapatmu

terhadap pelajaran IPS selama ini ?

Page 236: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

F.R : Heemmm (berpikir sambil memegang pulpen)... Pelajaran IPS bagi aku

pelajaran yang aengga sulit kak, khusunya bagian sejarah, karena materi

sejarah itu pembahasannya sangat luas apalagi kejadian di masa lampau

gitu kak kan aku kurang paham soal sejarah kak. Udah gitu guru

ngejelasinnya engga ngebosenin kak.

P : Kenapa kamu bilang IPS itu membosankan ?

F.R : Soalnya kadang guru ngajarnya ngebosenin kak cuma cerita doang,

ngasih contoh-contoh materi juga cuma dengan ngejelasin doang kak..

(wajah bete).

P : Menurut pendapat kamu seperti apa guru mengajar IPS di kelas ?

F.R : Selama ini sih guru mengajar IPS sih cukup baik kak, (sambil

merapihkan rambutnya)… tetapi terlalu serius ka, yang akhirnya aku

malah merasa bosan, sehingga aku tidak terlalu bisa memahami materi

yang disampaikan guru dengan baik dan suasana kelas cukup tegang

karena gurunya sedikit galak kak jadi ngerasa takut aja kak kalo lagi

belajar IPS di kelas.

P : Menurut kamu guru yang mengajar efektif itu seperti apa ?

F.R : Efektif itu maksudnya apa kak ?

P : Efektif itu maksudnya, materi yang di jelaskan guru mudah kamu pahami

de.

F.R : Hememmm (berpikir mata melirik ke atas)... Menurut aku guru yang

mengajar efektif itu, apabila dalam proses pembelajaran guru selalu

menjelaskan materi dengan baik, bisa mengatur kelas dengan baik,

mengajarnya juga engga terlalu bikin tegang kak, terus juga

menggunakan metode pembelajaran secara bervariasi kak agar siswanya

Page 237: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

juga tidak merasa bosan ketika proses pembelajaran di kelas berlangsung

kak. (tersenyum malu).

P : Model pembelajaran apa yang biasanya digunakan guru pada saat

pembelajaran IPS di kelas ?

F.R : Heemmm (berpikir)... Engga ada sih kak, ngajarnya ya biasa aja

ngejelasin ceramah diskusi aja sih kak engga ada yang buat aku tertarik

cuma itu-itu aja jelasin terus ngasih tugas deh kak, kan aku jadi ngerasa

ngantuk dan bosen kak soalnya IPS itu kan banyak materinya kak.

P : Media apa yang biasanya digunakan guru pada saat pembelajaran IPS ?

F.R : Engga ada sih kak, ngajarnya ya biasa aja ngejelasin liat buku, kadang

pake power point, sama tampilin gambar-gambar mengenai materi IPS

yang dibahas itu juga yang sering melakukan guru PPKT kak jarang

banget guru kelas. (sambil menggerakkan tangan ke atas meja).

P : Terus diantara media-media yang digunakan guru itu, mana yang lebih

kamu suka de ?

F.R : Kalo aku sih lebih suka belajar dengan baca buku aja sih kak

(tersenyum).

P : Kenapa kamu lebih suka baca buku de ?

F.R : Aku lebih paham aja kalo dengan membaca kak soalnya bisa lebih

kosentrasi aja gitu kak ..(tertawa malu).

P : Bagaimana kamu dapat memahami materi IPS di kelas ?

F.R : Heemmm (mata melirik ke atas)... Kalo aku sih selain dengan membaca

biasanya dengan cara memperhatikan guru ketika menjelaskan materi

yang dibahas, nah yang kaya gitu yang biasa aku lakukan kak biar aku

Page 238: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

mudah memahami pelajaran itu dan aku juga jadi mudah ngerti

materinya kak.

P : Apakah sebelumnya kamu sudah mengenal model Snowball Throwing ?

F.R : Sebelumnya sih belum kak tapi setelah kakak ngajar disini dengan model

ini aku jadi tau sih kak, hehehe (tertawa).

P : Apakah model Snowball Throwing itu ?

F.R : Heemmm (mata melirik ke atas)... Kalo menurut pemahaman aku sih kak

model Snowball Throwing itu model pembelajaran belajar secara

berkelompok, kemudian setiap kelompok itu membuat pertanyaan dan

pertanyaan tersebut di gulung membentuk seperti bola lalu di lemparkan

kepada kelompok lain, dan siswa yang terkena lemparan bola tersebut

bertanggungjawab untuk menjawab pertanyaan itu kak.

P : Apakah kamu mempunyai pengalaman belajar dengan model Snowball

Throwing ?

F.R : Heemmm (berpikir)… belom sih kak.

P : Bagaimana menurut kamu model Snowball Throwing ini ?

F.R : Heemmm (melirik ke kanan)... Setelah diajarin kaka pake model ini,

menurut aku model ini merupakan model pembelajaran yang seru tapi

aku juga ngerasa bosen juga kak, karena dalam proses pembelajaran ini

bikin tegang, udah gitu belajarnya sambil bermain gitu kan kak, terus

model ini emang membuat siswa aktif tapi juga buat aku takut kak

karena harus menjawab pertanyaan dari kakak, (ekspresi datar).

P : Bagaimana model pembelajaran ini membuat kamu memahami materi

pembelajaran IPS di kelas ?

Page 239: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

F.R : Dengan model pembelajaran ini aku jadi lebih paham dan sedikit

menyimak apa yang disampaikan oleh guru dengan baik kak, sehingga

aku cukup memahami materi yang di sudah dijelaskan oleh guru di depan

kelas kak. (mengepalkan kedua tangan nya).

P : Bagaimana pendapatmu pembelajaran menggunakan model Snowball

Throwing dibandingkan dengan model pembelajaran yang biasa guru

gunakan di kelas ?

F.R : Aku bingung kak hehehe... soalnya sebelumnya guru tuh engga pake

model apa-apa untuk ngajar IPS, ngejelasinnya biasa aja gitu kak hanya

ceramah aja.. soalnya baru kakak aja yang nerapin model pembelajaran

kaya Snowball Throwing ini di kelas. (tersenyum).

P : Terus mana yang lebih membuat kamu lebih cepat paham ?

F.R : Heemmm (berpikir sambil memegang HP)… Kalo menurut aku sih kak

model yang seperti model Snowball Throwing ini yang cukup membuat

aku lebih memahami materi yang di ajarkan oleh guru dibandingkan

dengan model yang biasa guru gunakan selama ini di kelas kak.

P : Bagaimana pembelajaran Snowball Throwing di kelas berhubungan

dengan motivasi belajar kamu ?

F.R : Sebenernya cukup bagus sih kak buat menambah motivasi belajar, tapi

itu buat aku biasa-biasa aja sih engga terlalu membantu aku untuk lebih

termotivasi dalam belajar soalnya sebenernya aku engga suka belajar

seperi itu bikin deg-deg an takut kalo disuruh jawab pertanyaan nya terus

kalo engga bisa nanti kena hukuman kak (sambil menggerakkan kaki

nya).

P : Bagaimana hasil belajar IPS kamu setelah menggunakan model

pembelajaran Snowball Throwing ?

Page 240: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

F.R : Hasil belajar aku jadi sedikit meningkat sih kak (tertawa)… walaupun

engga tinggi-tinggi banget sih nilainya yang pasti nilai IPS aku sudah

mencapai KKM lah kak. (nyengir).

P : Emang biasanya nilai IPS kamu berapa sebelum menggunakan model

Snowball Throwing ini ?

F.R : Biasa aja sih kak 70an.. hehehe

P : Disini nilai KKM IPS berapa emang de ?

F.R : 75 kak

P : Oh iya de, disini kalo nilainya dibawah KKM gimana ?

F.R : Di remedial kak .

P : Oh remedial.

F.R : Iya kak (menganggukan kepalanya).

P : Biasanya remedial nya ngapain ?

F.R : Buat tugas nyari di internet gitu kak.

P : Bagaimana pendapatmu agar pembelajaran model Snowball Throwing ini

lebih efektif, menarik, dan memotivasi belajar ?

F.R : Heemmm (berpikir)... Menurut aku biar lebih menarik, dalam proses

pembelajaran setiap kelompok engga hanya membuat satu pertanyaan,

terus buat pertanyaan nya juga jangan yang susah-susah kak, hehehe

(nyengir)... terus dalam proses menjawab pertanyaan diberikan waktu

untuk mikir kak jadi engga keburu-buru jawabnya, lalu buat siswa yang

engga bisa jawab jangan dikasih hukuman nyanyi kak kan malu sama

Page 241: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

temen-temen, udah gitu belajarnya jangan lebih banyak bermain nya kak

di banding seriusnya gitu kan jadi kurang fokus, (tertawa malu).

P : Bagaimana kritik dan saranmu kepada guru yang menggunakan model

Snowball Throwing ini ?

F.R : Heemmm... Menurut aku model pembelajaran nya harus lebih baik dan

kreatif lagi supaya tidak terlalu banyak bermainnya kalaupun mau

bermain sambil belajar pun mungkin materinya lebih banyak lagi gitu

kak (hehehee)… biar kitanya juga engga bosen kak, kan pasti ada model

pembelajaran yang lain yang lebih menarik dan menyenangkan selain

model Snowball Throwing ini kak, oh iya kalo bisa model ini engga cuma

di terapin di mata pelajaran IPS aja kak tapi juga mata pelajaran yang lain

juga gitu kak. (senyum).

P : Kalau disuruh memilih, model pembelajaran apa yang lebih memotivasi

kamu belajar ?

F.R : Heemmm… kalo aku sih lebih memilih model pembelajaran yang seperti

ini kak soalnya model ini seru dan cukup mendorong untuk belajar kak,

dan engga bikin ngantuk sih kak. (senyum).

P : Oke, terimakasih ya udah mau kakak wawancara de.

F.R : Iya sama-sama kak.. (senyum)

P : Oh iya de, ini kakak ada souvenir buat kamu karena sudah bersedia

kakak wawancara (sambil memberikan pulpen).

F.R : Makasih kak. (nyengir).

P : Iya de, assalamualaikum. Wr.wb.

F.R : Wa’alaikumsalam kak (Senyum sambil bersalaman).

Page 242: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

Foto Kegiatan Belajar Mengajar

Page 243: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka
Page 244: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka
Page 245: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

Foto Wawancara dengan Siswa

Page 246: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka
Page 247: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka
Page 248: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

Foto Wawancara dengan Guru

Page 249: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL …6. Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka

BIOGRAFI PENULIS

MAYASARI, lahir di Tangerang 25 Mei 1993 dari pasangan Sholeh Mursin dan

Rosmanah, putri bungsu dari 8 bersaudara yang beralamatkan di Jalan Wr.

Supratman No.32 Rt.02 Rw.04 Kp.utan Cempaka Putih Ciputat Timur Tangerang

Selatan. Penulis memulai Pendidikan di SDN KP.UTAN II pada tahun 1999 dan

selesai tahun 2005. Kemudian penulis melanjutkan ke SMPN 3 lulus pada tahun

2008, selanjutnya melanjutkan ke SMK Lebak Bulus dan lulus pada tahun 2011.

Tamat dari SMK penulis mendaftarkan diri untuk melanjutkan ke perguruan

tinggi pada tahun 2011 melalui jalur Mandiri penulis lulus di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.