penggunaan media kartu pecahan untuk …...konsep pecahan siswa kelas iii sd n i mento wonogiri...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGGUNAAN MEDIA KARTU PECAHAN
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
KONSEP PECAHAN SISWA KELAS III SD N I MENTO WONOGIRI
SKRIPSI
Oleh:
DENIK NUGRAHENI
X7108646
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Desember 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGGUNAAN MEDIA KARTU PECAHAN
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
KONSEP PECAHAN SISWA KELAS III SD N I MENTO WONOGIRI
Oleh:
DENIK NUGRAHENI
X7108646
Skripsi
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Desember 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan.
Hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Hadi Mulyono, M.Pd
Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M.Pd
Anggota I : Drs. Usada, M.Pd
Anggota II : Dra. Siti Kamsiyati, M.Pd
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba
itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil
( Mario Teguh )
Kesabaran dan usaha keras akan sanggup menghilangkan kesulitan dan melenyapkan rintangan.
Rencanakanlah yang anda akan lakukan, dan lakukanlah yang telah anda rencanakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :
Dengan doamu yang tak pernah putus, kerja keras tiada henti, pengorbanan yang tak
terbatas dan kasih sayang yang tak terhingga. Semuanya membuatku bangga
memiliki kalian.
Terima kasih karena senantiasa mendukung dan memberikan semangat di setiap
langkahku. Kau selalu ada disampingku dengan penuh perhatian dikala aku senang
maupun sedih. Nasihat-nasihatmu membuat aku mengerti tentang arti kehidupan.
Terimakasih sayang.
Kehadiran kalian dalam hidupku adalah anugrah terbesar dan terindah dari Allah
SWT. Kalian selalu menjadi penyemangatku dalam menjalani kehidupan ini. Aku
akan selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk kalian berdua.
Terima kasih atas semangat dan motivasinya.
Terima kasih atas semangat, perjuangan dan kerjasamanya.
Terima kasih atas bimbingan dan nasihat serta motivasinya sehingga saya bisa
menyelesaikan karya ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRAK
Denik Nugraheni. PENGGUNAAN MEDIA KARTU PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KONSEP PECAHAN SISWA KELAS III SD NEGERI 1 MENTO WONOGIRI. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Desember 2012.
Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk meningkatkan hasil belajar matematika konsep pecahan siswa kelas III SD N 1 Mento Wonogiri dengan menggunakan media kartu pecahan, (2) untuk meningkatkan keaktifan dalam pembelajaran matematika konsep pecahan siswa kelas III SD N 1 Mento Wonogiri dengan menggunakan media kartu pecahan.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas III SD Negeri 1 Mento Wonogiri yang berjumlah 26 siswa. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, dokumen, tes dan perekaman foto. Validitas data menggunakan triangulasi data dan triangulasi metode. Analisis data menggunakan teknik analisis statistik deskriptif komparatif dan analisis kritis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media kartu pecahan dapat meningkatkan hasil belajar matematika konsep pecahan pada siswa kelas III SD Negeri 1 Mento Wonogiri. Hal ini terbukti dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas dari tes awal, siklus I dan siklus II, yaitu : 52,62; 71,08; dan 78,85. selain itu prosentase ketuntasan belajar dari tes awal, siklus I dan siklus II juga meningkat yaitu : 26,92%; 73,08%; dan 96,15%.
Simpulan penelitian ini adalah penggunaan media kartu pecahan dapat meningkatkan hasil belajar matematika konsep pecahan siswa kelas III SD Negeri 1 Mento Wonogiri.
Kata Kunci: Media Kartu Pecahan, Hasil Belajar, Konsep Pecahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
ABSTRACT Denik Nugraheni. THE USE OF FRACTION CARD TO IMPROVE THE MATHEMATIC LEARNING ACHIEVEMENT IN FRACTION CONCEPT OF THE III GRADERS OF SD NEGERI 1 MENTO WONOGIRI. Thesis, Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University, December 2012.
The objectives of research are (1) to improve the mathematic learning achievement in fraction concept of the III graders of SD Negeri 1 Mento Wonogiri using fraction card, and (2) to improve the activeness in the mathematic learning achievement in fraction concept of the III graders of SD Negeri 1 Mento Wonogiri using fraction card.
This study was a classroom action research (CAR). This research was conducted in two cycles, each of which consisted of planning, acting, observing, and reflecting. The subject of research was the III graders of SD Negeri 1 Mento Wonogiri containing 26 students. The data source derived from teacher and student. Techniques of collecting data used were observation, document, test and photographing. The data validation was done using data and method triangulations. The data analysis was done using statistical descriptive comparative and critical analysis techniques.
The result of research showed that the use of fraction card media could improve the mathematic learning achievement in fraction concept of the III graders of SD Negeri 1 Mento Wonogiri. It could be seen from the increase in mean class value in prior test, cycle I and cycle II: 52.62; 71.08; and 78.85. In addition, the proportion of successfully learning passing also increased from prior test, cycle I and cycle II: 26.92%; 73.08%; and 96.15%.
The conclusion of research was that the use of fraction card media could improve the mathematic learning achievement in fraction concept of the III graders of SD Negeri 1 Mento Wonogiri. Keywords: Fraction Card Media, Learning Achievement, Fraction Concept.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha Pengasih dan
Maha Penyayan. Atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul PENGGUNAAN MEDIA KARTU PECAHAN UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KONSEP PECAHAN
SISWA K
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk menyusun skripsi ini.
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui dan mengesahkan
judul skripsi yang telah diajukan.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
4. Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret.
5. Drs. Usada, M.Pd selaku Pembimbing I dan Dra. Siti Kamsiyati, M.Pd selaku
Pembimbing II yang telah tulus ikhlas dan sabar membimbing, mengarahkan,
dan memberikan petunjuk dalam penyusunan skripsi ini.
6. Kepala SD Negeri I Mento Wonogiri beserta staf yang telah membantu dalam
pelaksanaan penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
7. Teman-teman se-almamater yang tidak mampu penulis sebutkan satu persatu,
yang telah memberikan semangat pada penulis dan atas kerja samanya.
8. Semua pihak yang telah ikut membantu dan mendukung dalam penyelesaian
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih jauh dari sempurna karena
keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis sendiri khususnya serta pembaca pada umumnya.
Surakarta, Desember 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ............................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN .................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ................................................... v
HALAMAN MOTTO ................................................................................. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................ viii
HALAMAN ABSTRACT ......................................................................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................... x
DAFTAR ISI .............................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ..................................................................... 6
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 6
1. Hakikat Media Kartu Pecahan ............................................. 6
2. Hakikat Hasil Belajar Matematika Konsep Pecahan ........... 10
3. Hakikat Aktivitas Belajar Siswa .......................................... 18
B. Penelitian yang Relevan ............................................................ 19
C. Kerangka Berpikir ..................................................................... 20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
D. Hipotesis Tindakan .................................................................... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................... 22
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 22
B. Subjek Penelitian ....................................................................... 23
C. Bentuk dan Strategi Penelitian .................................................. 23
D. Data &Sumber Data ................................................................... 24
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 25
F. Validitas Data ............................................................................ 27
G. Analisis Data ............................................................................. 28
H. Prosedur Penelitian .................................................................... 29
I. Indikator Kerja ........................................................................... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................. 36
A. Deskripsi Data Awal ................................................................... 36
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian ............................................. 37
1. Kondisi Pra Tindakan ............................................................. 37
2. Diskripsi Hasil Tindakan Siklus I .......................................... 40
3. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II ........................................ 52
C. Deskripsi Hasil Penelitian .......................................................... 63
D. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................... 65
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ..................................... 70
A. Simpulan .................................................................................... 70
B. Implikasi .................................................................................... 70
1. Implikasi Teoretis ................................................................ 71
2. Implikasi Praktis .................................................................. 71
C. Saran .......................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 74
LAMPIRAN ................................................................................................ 77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan PTK .................................................................... 22
Tabel 3.2 Indikator Kinerja ............................................................................ 35
Tabel 4.1 Data Frekuensi Nilai Pra Siklus ..................................................... 39
Tabel 4.2 Perolehan Skor Kinerja Guru dalam Pembelajaran Siklus I .......... 47
Tabel 4.3 Perolehan Skor Aktivitas Siswa Siklus I ....................................... 49
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Nilai Konsep Pecahan pada Siklus I ............ 51
Tabel 4.5 Perolehan Skor Kinerja Guru dalam Pembelajaran Siklus II ........ 59
Tabel 4.6 Perolehan Skor Aktivitas siswa Siklus II ....................................... 60
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Nilai Konsep Pecahan pada Siklus II ........... 62
Tabel 4.8 Perkembangan Hasil Belajar Siswa ............................................... 66
Tabel 4.9 Perkembangan Kinerja Guru ........................................................ 68
Tabel 4.10 Perkembangan Aktivitas Siswa ..................................................... 69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kartu Pecahan ..................................................................... 8
Gambar 2.2 Cara Bermain Kartu Pecahan Model Pengenalan ............... 9
Gambar 2.3 Cara Bermain Kartu Pecahan Model Operasi Hitung ......... 10
Gambar 2.4 Kerangka Berpikir ............................................................... 21
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ........................................ 24
Gambar 3.2 Siklus Observasi ................................................................. 26
Gambar 3.3 Prosedur PTK ...................................................................... 30
Gambar 4.1 Lokasi SD Negeri 1 Mento Wonogiri ................................. 37
Gambar 4.2 Grafik Nilai Hasil Tes Bilangan Pecahan pada Pra Siklus . 39
Gambar 4.3 Grafik Kinerja Guru dalam Pembelajaran Siklus I ............. 47
Gambar 4.4 Grafik Aktivitas Siswa Siklus I ........................................... 49
Gambar 4.5 Grafik Nilai Tes Konsep Pecahan Siklus I .......................... 51
Gambar 4.6 Grafik Kinerja Guru dalam Pembelajaran Siklus II ........... 59
Gambar 4.7 Grafik Aktivitas Siswa Siklus II .......................................... 61
Gambar 4.8 Grafik Nilai Tes Konsep Pecahan Siklus II ......................... 63
Gambar 4.9 Grafik Perkembangan Hasil Belajar Siswa ......................... 66
Gambar 4.10 Grafik Perkembangan Kinerja Guru .................................... 68
Gambar 4.11 Graffik Perkembangan Aktivitas Siswa .............................. 69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pelaksanaan Kegiatan .......................................................... 77
Lampiran 2 Silabus Matematika Kelas III SD ....................................... 78
Lampiran 3 Kisi-kisi Soal Evaluasi Individual Pra Siklus ...................... 81
Lampiran 4 Soal Pretes ........................................................................... 84
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1 . 86
Lampiran 6 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 1 ...................... 93
Lampiran 7 Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 1 ..................................... 94
Lampiran 8 Kunci Jawaban dan Kriteria Penilaian Soal Evaluasi
Siklus I Pertemuan 1 ............................................................ 95
Lampiran 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2 . 96
Lampiran 10 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 2 ...................... 101
Lampiran 11 Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 2 ..................................... 102
Lampiran 12 Kunci Jawaban dan Kriteria Penilaian Soal Evaluasi
Siklus I Pertemuan 2 ............................................................ 103
Lampiran 13 Kisi-kisi Soal Tes Akhir Siklus I ......................................... 104
Lampiran 14 Soal Tes Akhir Siklus I........................................................ 106
Lampiran 15 Kunci Jawaban dan Kriteria Penilaian Soal Tes Akhir
Siklus I ................................................................................. 107
Lampiran 16 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1 108
Lampiran 17 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 1 ..................... 113
Lampiran 18 Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 1 ................................... 114
Lampiran 19 Kunci Jawaban dan Kriteria Penilaian Soal Evaluasi
Siklus II Pertemuan 1 .......................................................... 115
Lampiran 20 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2 116
Lampiran 21 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 2 ..................... 120
Lampiran 22 Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 2 ................................... 121
Lampiran 23 Kunci Jawaban dan Kriteria Penilaian Soal Evaluasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
Siklus II Pertemuan 2 .......................................................... 122
Lampiran 24 Kisi-kisi Soal Tes Akhir Siklus II ....................................... 123
Lampiran 25 Soal Tes Akhir Siklus II ...................................................... 125
Lampiran 26 Kunci Jawaban dan Kriteria Penilaian Soal Tes Akhir
Siklus II ............................................................................... 126
Lampiran 27 Data Subjek Penelitian ........................................................ 127
Lampiran 28 Pedoman Penilaian Lembar Observasi Kinerja Guru .......... 128
Lampiran 29 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 1 ....... 134
Lampiran 30 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 2 ....... 136
Lampiran 31 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 1 ...... 138
Lampiran 32 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 2 ...... 140
Lampiran 33 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ........................ 142
Lampiran 34 Lembar Observvasi Aktivitas Siswa Siklus II ..................... 146
Lampiran 35 Daftar Nilai Tes Pra Siklus .................................................. 150
Lampiran 36 Daftar Nilai Tes Siklus I ...................................................... 151
Lampiran 37 Daftar Nilai Tes Siklus II .................................................... 152
Lampiran 38 Dokumentasi ........................................................................ 153
Lampiran 39 Surat Keterangan dari SD N 1 Mento.................................. 159
Lampiran 40 Perijinan ............................................................................... 160
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang sangat berpengaruh
terhadap perkembangan teknologi saat ini. Hal ini dijelaskan dalam kurikulum
matematika SD, bahwa matematika merupakan ilmu universal yang mendasari
perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai
disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia (Depdiknas, 2009:10).
Perkembangan pesat dibidang teknologi dan informasi saat ini dilandasi oleh
perkembangan matematika dibidang teori bilangan, aljabar, analisis dan peluang.
Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan maka diperlukan
penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
Tujuan pembelajaran matematika di Sekolah Dasar, mengacu pada
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2 gar siswa sanggup
menghadapi perubahan keadaaan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu
berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional,
(Depdiknas, 2007: 64).
Dengan mengetahui tujuan pembelajaran matematika tersebut diharapkan
sebagai guru dapat memahami adanya hubungan antara matematika dengan
berbagai ilmu lain atau kehidupan. Sebagai tindak lanjutnya sangat diharapkan
agar para siswa diberikan penjelasan untuk melihat berbagai contoh penggunaan
matematika sebagai alat untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pandangan siswa SD secara umum, matematika adalah pelajaran
yang sulit dimengerti, memerlukan ketelitian dalam berhitung, ketepatan
menggunakan rumus-rumus, dan memahami konsep materi yang ada. Indikasi
yang paling mudah ditemukan adalah hasil belajar matematika yang cenderung
kurang memuaskan dibandingkan mata pelajaran lain. Hal tersebut dirasakan oleh
guru, orang tua murid dan siswa sendiri.
Menurut informasi yang diperoleh dari siswa kelas III SD N 1 Mento
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Wonogiri, hasil belajar matematika masih rendah, proses belajar matematika
belum menggunakan alat peraga yang sesuai. Minat siswa untuk belajar
matematika masih kurang. Siswa terpancang pada penjelasan dan sejumlah tugas
yang diberikan oleh guru. Akibatnya hasil belajar matematika rendah dan siswa
tidak menyukai pelajaran matematika.
Pada tahun pelajaran 2010/2011 rata-rata hasil belajar matematika pokok
bahasan pecahan masih di bawah KKM yaitu 52,62. KKM yang ditetapkan adalah
70 dari skala 100. Siswa yang tuntas berjumlah 7 siswa atau 26,92% dan yang
belum tuntas adalah 19 siswa atau 73,08%. Jumlah siswa kelas III adalah 26 siswa
(lampiran 35 halaman 151).
Pecahan selalu menjadi tantangan yang cukup berat bagi siswa, terutama
di kelas tiga karena pecahan baru mulai dikenalkan. Hal tersebut sesuai dengan
simpulan Wearn & Kouba dalam penelitiannya di Amerika Serikat yang
berpendapat bahwa hasil penelitian tes secara konsisten telah menunjukkan para
siswa memiliki pemahaman yang sangat lemah terhadap konsep pecahan (Van de
Whalle, 2008: 35).
Melihat fakta di atas sebagai guru kelas kita harus bisa memperbaiki hal
tersebut, karena pembelajaran matematika di SD adalah dasar untuk jenjang
berikutnya. Sehingga perlu dilakukan suatu cara agar hasil belajar matematika
meningkat. Temuan ini yang kemudian mendasari penulis untuk melaksanakan
perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk
meningkatkan hasil belajar pokok bahasan pecahan pada siswa kelas III SD
Negeri I Mento Wonogiri.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa maka diperlukan pembelajaran
yang menarik dan melibatkan siswa. Salah satunya dengan penggunaan alat
peraga atau media pembelajaran yang tepat. Media pembelajaran bisa berupa
menyatakan bahwa penggunaan model dalam tugas-tugas pecahan adalah
-ide yang
sering membingungkan dalam bentuk simbolis murni. Menurut Dede Rosyada,
media pembelajaran sendiri dapat dipahami sebagai Segala sesuatu yang dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga
tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan
proses belajar secara efisien dan efektif"(2010 : 7).
Definisi tersebut sejalan dengan definisi yang disampaikan oleh Asosiasi
Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Asssociation of Education and
Communication Technology/ AECT) di Amerika yaitu sebagai segala bentuk dan
saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/ informasi.
Media pembelajaran sangat membantu dalam proses pembelajaran,
karena dapat mengkonkritkan materi yang bersifat abstrak. Pengalaman belajar
konkrit / langsung sangat besar manfaatnya. Dengan media pembelajaran siswa
dapat langsung berhadapan dengan dunia nyata, lalu dengan kemampuan dan
keterampilannya siswa dapat mengolah informasi dan menemukan
pemecahannya.
Seperti yang di ungkapkan dalam Jurnal Pendidikan Matematika dalam
Sains dan Teknologi berikut yang menjelaskan bahwa penggunaan media dari
dunia nyata dalam matematika sangatlah penting sebagai alat bantu mengajar.
Sebagaimana yang dinyatakan Taylor & Francis Group (2008)
Mathematical models arising from real situations, the use of computers, new
teaching aids and techniques also form an important feature .
Media yang digunakan dalam proses pembelajaran sangat beragam sesuai
dengan pokok bahasan yang diajarkan. Pada mata pelajaran matematika pokok
bahasan Pecahan diperlukan media yang mampu memunculkan makna bilangan
pecahan itu sendiri pada siswa sebelum dilanjutkan pada operasi hitung pecahan.
Media yang digunakan berupa kartu pecahan. Untuk langkah awal dapat
menggunakan Kartu Pecahan dengan nilai tertentu. Kartu ini berfungsi untuk
pengenalan makna pecahan. Sedangkan langkah selanjutnya digunakan Permainan
Kartu Pecahan. Kartu ini dapat digunakan untuk melatih kemampuan siswa pada
operasi hitung pecahan. Kartu Pecahan terbuat dari potongan kertas karton.
Dengan penggunaan media ini, bilangan pecahan dapat nampak nyata
dan menarik, sehingga siswa tidak hanya membayangkan bilangannya tetapi juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
memahami konsep bilangan pecahan yang disajikan. Selain itu pembelajaran akan
lebih melibatkan siswa secara langsung.
Diharapkan dengan media pembelajaran yang menarik dan tepat siswa
dapat termotivasi belajar matematika, pengetahuan yang diperoleh pun tidak
bersifat abstrak akan tetapi menjadi lebih bermakna dan bertahan lama dalam
ingatan.
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
matematika (konsep pecahan) akan meningkat jika dalam pembelajarannya
menggunakan media pembelajaran yang tepat. Salah satu media pembelajaran
yang tepat adalah kartu pecahan. Hal inilah yang mendorong penulis untuk
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Konsep Pecahan Pada Siswa
Kelas III
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan
masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah dengan menggunakan media kartu pecahan dapat meningkatkan hasil
belajar Matematika konsep pecahan pada siswa kelas III SD Negeri I Mento
Wonogiri?
2. Apakah dengan menggunakan media kartu pecahan dapat meningkatkan
keaktifan siswa kelas III SD Negeri I Mento Wonogiri dalam pembelajaran
pecahan?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dangan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka
tujuan yang hendak dicapai yaitu:
1. Untuk meningkatkan hasil belajar Matematika konsep pecahan pada siswa
kelas III SD N I Mento Wonogiri dengan menggunakan media kartu pecahan.
2. Untuk meningkatkan keaktifan siswa kelas III SD N I Mento Wonogiri
dengan menggunakan kartu pecahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang di harapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a) Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Dapat menciptakan suasana yang menyenangkan sehingga siswa
tidak hanya memperoleh pengetahuan tetapi juga keterampilan
untuk berbuat sesuatu berdasarkan materi yang diberikan.
2) Meningkatkan keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan.
b. Bagi Guru
Membantu guru menemukan solusi yang tepat dalam pembelajaran
Matematika yaitu dengan menggunakan media pembelajaran yang
bertujuan mengatasi permasalahan kesulitan belajar.
c. Bagi Sekolah
1) Memberikan masukan kepada sekolah dalam usaha perbaikan
proses pembelajaran, sehingga berdampak pada peningkatan mutu
sekolah.
2) Meningkatkan hasil belajar matematika sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajar matematika di sekolah
d. Bagi Peneliti
Peneliti menemukan fakta dengan menggunakan alat peraga pada
pembelajaran Matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa
terutama yang mengalami kesulitan belajar.
e. Manfaat Teoritis
1) Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat digunakan sebagai
referensi untuk penelitian selanjutnya.
2) Membantu meningkatkan hasil belajar siswa dengan penggunaan
alat peraga dalam proses belajar mengajar di sekolah.
3) Dapat dipergunakan sebagai metode altematif bagi guru di
sekolah dalam menyampaikan materi mengenai pembelajaran
Matematika yang lebih menyenangkan bagi guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Media Kartu Pecahan
a. Hakikat Media Pembelajaran
1) Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Arsyad (2002) Media (bentuk jamak dari kata medium),
merupakan kata yang berasal dari bahasa latin medius, yang secara harfiah
Hal tersebut sejalan dengan pendapat Miarso (1989) yang menyatakan
bahwa media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan siswa untuk belajar (Susilana, 2008:6).
Sedangkan menurut Gerlach & Ely bahwa media jika dipahami secara
garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi,
yang menyebabkan siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan,
atau sikap (Arsyad, 2002).
Sedangkan menurut Dede Rosyada media pembelajaran dapat dipahami
Segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan
dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang
kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien
dan efektif (2010 : 7).
Sama halnya dengan definisi yang disampaikan oleh Asosiasi Teknologi
dan Komunikasi Pendidikan (Asssociation of Education and Communication
Technology/ AECT) di Amerika yaitu sebagai segala bentuk dan saluran yang
digunakan orang untuk menyalurkan pesan/ informasi.
Dari definisi di atas disimpulkan, media pembelajaran adalah sesuatu
yang digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan informasi sehingga
menjadi lebih jelas dan konkret.
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
2) Manfaat Media Pembelajaran
Media pembelajaran dapat meningkatkan proses belajar siswa dalam
pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar yang ingin dicapai.
Adapun manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa
adalah: pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar, bahan ajar akan lebih jelas maknanya,
metode mengajar akan lebih bervariasi, dan siswa lebih banyak melakukan
kegiatan belajar.
Manfaat media pembelajaran menurut Dede Rosyada antara lain :
1) Sebagai Sumber Belajar Sumber belajar dapat dipahami sebagai segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan memungkinkan terjadinya proses belajar.
2) Fungsi Semantik Yaitu kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata (simbol verbal) yang maksudnya benar-benar dipahami anak didik (tidak verbalistik)
3) Fungsi Manipulatif Media memiliki dua kemampuan yaitu mengatasi batas-batas ruang dan waktu dan mengatasi keterbatasan inderawi.
4) Fungsi Psikologis Berupa fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, fungsi imajinatif, dan fungsi motivasi.
5) Fungsi Sosio-Kultural Yaitu mengatasi hambatan sosio-kultural antar peserta komunikasi pembelajaran (2010)
b. Media Kartu Pecahan
Kartu pecahan disini bukanlah suatu kartu yang digunakan oleh orang
untuk berjudi, melainkan suatu media untuk pembelajaran yang bentuknya
dibuat seperti kartu domino untuk menarik minat siswa dalam belajar
matematika.
Kartu pecahan merupakan suatu media pembelajaran yang dapat
digunakan untuk menarik minat siswa dalam pembelajaran matematika.
Menurut Niniek (2009) Media ini juga dapat dimanfaatkan untuk
pembelajaran menulis dan membaca pecahan dengan gambar dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
membandingkan pecahan yang berpenyebut sama. Media ini sangat
sederhana, dan terkait dengan kehidupan sehari-hari.
Menurut Darhim (2001:314), kartu pecahan merupakan suatu media
pembelajaran yang dapat digunakan untuk menarik minat siswa dalam
pembelajaran matematika. Selain itu kartu pecahan juga digunakan untuk
menghafal fakta dasar penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian
serta digunakan untuk menghafal bangun-bangun geometri.
Kartu pecahan terbuat dari kertas karton yang dipotong-potong. Dalam
penelitian ini kartu pecahan yang digunakan ada 2 jenis, yaitu kartu pecahan
untuk operasi hitung dan kartu pecahan untuk pengenalan pecahan. Menurut
Niniek (2009) dengan media kartu pecahan tersebut konsep pecahan dapat
dipahami dengan mudah oleh siswa. Selain itu siswa akan tertarik dan aktif
mengikuti pembelajaran.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan, media kartu pecahan adalah suatu
benda yang digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan pembelajaran
dalam bentuk kartu dengan gambar dan bilangan pecahan di dalamnya yang
digunakan untuk menarik minat dan mempermudah siswa dalam
pembelajaran pecahan.
Berikut ini adalah contoh gambar kartu pecahan:
Gambar 2.1. Kartu Pecahan Model Pengenalan(kiri) & Model Pengurangan
(kanan)
a) Kocok semua kartu pecahan yang ada
b) Bagikan kartu pecahan pada anggota permainan secara adil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c) Buka 1 kartu sebagai kartu acuan bermain, kartu terdiri dari 2 bagian yaitu
bagian atas (gambar pecahan) dan bawah (lambang pecahan).
d) Mulailah bermain kartu, dengan mencari kartu yang berisi jawaban yang sama
dengan kartu acuan.
e) Letakkan berdampingan antara gambar dan lambangnya atau sebaliknya
begitu seterusnya hingga kartu terakhir
f) Jika pemain tidak mempunyai kartu dengan jawaban yang sama dengan kartu
acuan, maka dianggap kalah 1 kali (tidak mendapat skor)
g) Setiap menjawab benar skor 1, tidak ada jawaban nilai 0
h) Pemenangnya adalah pemain dengan skor terbanyak.
Gambar 2.2 Cara bermain Kartu Pecahan
Car
a) Kocok semua kartu pecahan yang ada
b) Bagikan kartu pecahan pada anggota permainan secara adil
c) Buka 1 kartu sebagai kartu acuan bermain, kartu terdiri dari 2 bagian yaitu
bagian atas dan bawah.
d) Mulailah bermain kartu, dengan mencari kartu yang berisi jawaban yang sama
dengan kartu acuan.
e) Begitu seterusnya hingga kartu terakhir
f) Jika pemain tidak mempunyai kartu dengan jawaban yang sama dengan kartu
acuan, maka dianggap kalah 1 kali (tidak mendapat skor)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
g) Setiap menjawab benar skor 1, tidak ada jawaban nilai 0
h) Pemenangnya adalah pemain dengan skor terbanyak.
2. Hakikat Hasil Belajar Matematika Konsep Pecahan
a. Hasil Belajar
1) Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah
laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Seperti yang
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali contohnya,
namun tidak semua perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan
dalam arti belajar. Perubahan yang terjadi dalam aspek-aspek kematangan,
pertumbuhan, dan perkembangan tidak termasuk dalam pengertian belajar.
Sedangkan menurut De Cecco & Crawford (1977) individu dapat dikatakan
telah menjalani proses belajar meskipun pada dirinya hanya ada perubahan
dalam kecenderungan perilaku (Sumiyati & Asra, 2008: 38).
Selanjutnya Briggs (1982) mengatakan bahwa belajar merupakan suatu
proses terpadu yang berlangsung di dalam diri seseorang dalam upaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
memperoleh pemahaman dan struktur kognitif baru, atau untuk mengubah
pemahaman dan struktur kognitif lama (Sumiyati & Asra, 2008: 40).
Skinner (2009) memberikan definisi belajar
. Dari definisi tersebut dapat dikemukakan
bahwa belajar itu merupakan suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat
progresif. Ini berarti bahwa belajar akan mengarah pada keadaan yang lebih
baik dari keadaan sebelumnya.
Jeff Cobb (2009) memberikan definisi belajar adalah
the lifelong process of transforming informations and experience into
Yaitu bahwa belajar
merupakan proses kehidupan untuk mentransfer informasi dan
pengalaman ke dalam pengetahuan , keterampilan, perilaku dan sikap.
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan suatu proses kehidupan yang dilakukan individu untuk
mengadakan perubahan berupa peningkatan kualitas dan kuantitas
tingkah laku yang merupakan hasil dari pengalaman individu itu sendiri
dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
(a) Ciri- ciri Belajar
Menurut Slameto ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian
belajar adalah sebagai berikut :
1. Perubahan terjadi secara sadar 2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional 3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif 4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara 5. Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah. 6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku (2010).
(b) Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan
menjadi dua , yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Slameto (2010)
menjelaskan ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses belajar,
baik faktor yang datang dari individu yang belajar (internal) maupun
faktor yang berasal dari luar (eksternal) atau bisa saja gabungan dari
kedua faktor tersebut ( hlm.54).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
1) Faktor-faktor Internal
a. Faktor jasmaniah, seperti kesehatan, dan faktor cacat tubuh
b. Faktor Psikologis, seperti : intelegensi, perhatian, minat, bakat
c. Faktor kelelahan
2) Faktor-faktor Eksternal
a. Faktor keluarga, seperti : cara orang tua mendidik, relasi antar
anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi
keluargapengertian orang tua dan latar belakang budaya.
b. Faktor Sekolah, seperti : metode mengajar, kurikulum, keadaan
gedung, metode belajar, hubungan antar siswa.
c. Faktor Masyarakat, seperti : teman bergaul, kegiatan siswa di
masyarakat, bentuk kehidupan masyarakat.
2) Pengertian Hasil Belajar
Menurut Soedijarto (2003) hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang
dicapai oleh pelajar dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan
tujuan pendidikan.
Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2011) hasil belajar adalah bila
seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang
tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti
menjadi mengerti.
Selanjutnya menurut Keller (2012) mengemukakan hasil belajar adalah
prestasi aktual yang ditampilkan oleh anak, hasil belajar dipengaruhi oleh
besarnya usaha (perbuatan yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas
belajar) yang dilakukan oleh anak.
Menurut pendapat Hudojo (2012) hasil belajar adalah penguasaan
hubungan yang telah diperoleh sehingga orang itu dapat menampilkan
pengalaman dan penguasaan bahan pelajaran yang telah dipelajari.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan hasil belajar adalah hasil yang
dicapai oleh seorang siswa setelah melakukan suatu usaha sehingga dapat
menerapkan apa yang diperolehnya dalam belajar untuk memenuhi
kebutuhannya. Usaha tersebut dipengaruhi kondisi dan situasi tertentu, yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
pendidikan dan latihan dalam suatu jenjang pendidikan.
b. Pembelajaran Matematika Konsep Pecahan
1) Pengertian Pembelajaran
Secara umum pembelajaran merupakan suatu proses perubahan, yaitu
perubahan dalam perilaku sebagai hasil interaksi antara dirinya dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Secara lengkap pengertian pembelajaran adalah suatu proses yang
dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang
baru secara keseluruha, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Knowles (2011), pembelajaran adalah cara pengorganisasian
peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Slavin mendefinisikan
pembelajaran sebagai perubahan tingkah laku individu yang disebabkan oleh
pengalaman. Sedangkan menurut Crow & Crow (2011) pembelajaran adalah
pemerolehan tabiat, pengetahuan dan sikap.
Menurut definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
merupakan suatu proses perubahan perilaku untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.
2) Pengertian Matematika
Banyak orang yang beranggapan bahwa matematika itu sama dengan
aritmatika atau berhitung. Padahal, matematika itu sendiri mempunyai
cakupan yang lebih luas daripada aritmatika. Aritmatika sendiri
sesungguhnya hanya merupakan bagian dari matematika. Banyak berbagai
pandangan dari para ahli tentang definisi matmatika.
Matematika berasal dari kata mathema dalam bahasa Yunani yang
diartikan sebagai sains, ilmu pengetahuan atau belajar. Juga dari kata
mathematikos yang artinya suka belajar. Matematika dalam bahasa Belanda
disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan
penalaran. Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran
suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan dalam matematika
bersifat konsisten.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2009) mengemukakan bahwa
matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antar bilangan
dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah
mengenai bilangan (hlm.312).
Hingga saat ini pun tidak ada yang bisa mendefinisikan Matematika
secara sempurna dalam satu kalimat. Menurut Budi Manfaat (2010) berikut
ini adalah beberapa definisi Matematika yang pernah dibuat oleh beberapa
pakar:
1) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematik.
2) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi. 3) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logic dan
berhubungan dengan bilangan. 4) Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan
masalah tentang ruang dan bentuk. 5) Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logis. 6) Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat
(hlm 148).
James dan James (2012) mengatakan bahwa matematika adalah ilmu
tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang
berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang
terbagi kedalam tiga bidang, yaitu : aljabar, analisis dan geometri.
Sedangkan pengertian matematika menurut Ruseffendi adalah
matematika itu terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan,
definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil, dimana dalil-dalil setelah
dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum, karena itulah matematika
sering disebut ilmu deduktif (Endyah Murniati, 2008: 46).
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa matematika
adalah pengetahuan eksak yang sistematik dan merupakan bahasa simbolis
untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan
dengan penggunaan cara bernalar deduktif dalam memecahkan masalah
kehidupan sehari-hari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
3) Pembelajaran Matematika
Menurut Brunner (dalam Aisyah dkk, 2007: 1-5) pembelajaran
matematika adalah belajar mengenai konsep-konsep dan struktur matematika
yang terdapat di dalam materi yang dipelajari, serta mencari hubungan antar
konsep-konsep struktur matematika itu.
Dalam pembelajaran matematika di SD , guru harus memahami
karakteristik matematika. Menurut Karso (2002: 217) ciri khas matematika
yang deduktif aksiomatis harus diketahui oleh guru sehingga mereka dapat
membelajarkan matematika dengan tepat dari konsep sederhana sampai
konsep yang kompleks.
Dari uraian di atas pembelajaran matematika merupakan suatu proses
yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan
kelas yang memungkinkan siswa untuk belajar matematika.
4) Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar yang dijabarkan dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2007) adalah sebagai berikut :
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep/ algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
d. Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, table, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan/ masalah.
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tau, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah (hlm. 91).
2) Konsep Pecahan
(a) Pengertian Pecahan
Kata pecahan berarti bagian dari keseluruhan yang berukuran sama
berasal dari bahasa Latin fractio yang berarti memecah menjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
bagian bagian yang lebih kecil. Sebuah pecahan mempunyai 2 bagian
yaitu pembilang dan penyebut yang penulisannya dipisahkan oleh garis
lurus. Contoh, 21
, 41
,dan seterusnya.
as the ratio of two numbers, and are used primarily to express a
comparison between parts and a whole. Maksudnya pecahan merupakan
gambaran dari perbandingan dua angka, dan digunakan untuk
menggambarkan sebuah perbandingan antara bagian tertentu dengan
keseluruhannya.
Menurut Purwoto & Marwiyanto (2003), macam-macam pecahan
meliputi :
Pecahan sederhana, yaitu pecahan yang pembilang dan penyebut merupakan bilangan-bilangan bulat koprim. (FPB dari pembilang dan penyebut adalah 1).
Contoh : 32
, 94
, 1511
dst. Pecahan murni, yaitu pecahan yang pembilangnya lebih kecil dari
penyebut. Contoh : 2
1 , 31 , 4
3 , dst. Pecahan tidak murni, yaitu pecahan yang pembilangnya lebih besar
dari penyebut. Contoh : 5
7 , 1012 , 3
4 , dst Pecahan Mesir, yaitu pecahan dengan pembilang 1
Contoh : 21 , 3
1 , 41 , dst
Pecahan campuran, yaitu suatu bilangan yang terbentuk atas bilangan cacah dan pecahan biasa.
Contoh : 431
, 221
, 694
, dst (hlm. 44)
Pecahan biasa dapat digunakan untuk menyatakan makna dari
setiap bagian dari yang utuh. Misalnya : kakak mempunyai sebuah apel
yang akan dimakan berempat dengan temannya, maka apel tersebut harus
dipotong potong menjadi 4 bagian yang sama. Sehingga masing masing
anak akan memperoleh 41
bagian dari apel tersebut. Pecahan biasa 41
mewakili ukuran dari masing masing potongan apel. Dalam lambang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
bilangan 41
(dibaca seperempat atau satu per
banyaknya bagian bagian yang sama dari suatu keseluruhan atau utuh
yang menjadi perhatian atau digunakan atau diambil dari keseluruhan
pada saat tertentu dan disebut pembilang.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bilangan pecahan
adalah bilangan yang jumlahnya kurang atau lebih dari bilangan utuh,
yang terdiri dari pembilang dan penyebut dan merupakan bagian dari
keseluruhan yang sama. Bilangan pecahan sangat erat hubungannya
dengan satuan maka metode mengajarkan bilangan pecahan ini perlu
sekali bantuan visualisasi dengan satuan.
(b) Materi Bilangan Pecah di Kelas III
Di awal pembelajaran konsep bilangan pecah di kelas 3 semester 2,
diperlukan alat peraga yang tepat dan sesuai dengan kondisi anak. Alat
peraga tersebut dapat berupa kartu pecahan, gambar bangun datar, atau
bilah bambu/ triplek yang diberi warna per bagian. Alat peraga tersebut
berguna untuk memperluas pemahaman siswa terhadap bilangan pecahan.
Alat peraga yang digunakan dalam penelitian ini adalah kartu
pecahan. Kartu tersebut terbuat dari kertas karton yang dipotong dan
diarsir.
Sedangkan materi pecahan yang akan diteliti menitikberatkan pada
pengenalan pecahan, membandingkan pecahan, dan operasi hitung
pecahan (penjumlahan dan pengurangan). Adapun uraian materinya adalah
sebagai berikut :
Mengenal pecahan
Bilangan pecahan adalah bilangan yang menyatakan bagian dari
keseluruhan yang sama besar.
Contoh : Pada gambar di bawah ini daerah yang diarsir menyatakan 2
42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Membandingkan pecahan
Contoh :
21
31
Operasi Hitung Pecahan (Penjumlahan dan Pengurangan)
Penjumlahan dan pengurangan pecahan memerlukan pemikiran alat
peraga yang lebih canggih, sebab dalam hal ini berhubungan dengan
pasangan bilangan, penamaan kembali sehingga penyebutnya sama
dan penjumlahan hanya pada pembilangnya.
Contoh : mencari 31
+ 31
= ..., dilakukan peragaan dengan kartu pecahan
bentuk persegi panjang sebagai berikut :
Contoh : 43 - 4
1 = ...., dilakukan peragaan dengan kartu pecahan sebagai
berikut:
Dari gambar di samping dapat dibandingkan
antara 21
dan 31
, menunjukkan 21
lebih besar
dari 31
atau dapat ditulis 21
> 31
.
31
31
3
1
31
41
41
41
41
41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
3. Hakikat Keaktifan Belajar Siswa
Menurut Anton M. Mulyono (2001),
kegiatan-kegiatan yang terjadi
baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktifitas.
Sedangkan menurut Sriyono keaktifan adalah segala kegiatan yang
dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses
belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk
belajar.
Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu
indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan
memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti : sering bertanya
kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu
menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya.
g
mendasar yang dituntut dalam proses pembel
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi
yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini
akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing -
masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas
yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan
keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.
Dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar merupakan segala kegiatan
yang paling mendasar dalam pembelajaran yang dilakukan baik jasmani maupun
rohani dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan
belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa,
sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi
belajar aktif.
B. Penelitian yang relevan
Menurut penelitian ada beberapa penelitian yang dianggap relevan
dengan penelitian ini, diantaranya adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Berdasarkan penelitian Ghufron (2007) melaksanakan penelitian dengan
judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menyelesaikan Pengerjaan
Hitung Pecahan Dengan Menggunakan Kartu Pecahan Bagi Siswa Kelas III Mi
. Dari penelitian ini hasil
belajar dapat ditingkatkan dengan kartu pecahan.
Sedangkan Lucia Yuanita (2011) mengadakan penelitian dengan judul
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menjumlahkan Pecahan Melalui Penggunaan
Media Visual Kartu Pecahan Dalam Pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas
IV SD N II Sirnoboyo Wonogiri Tahun 2010/2011. Dari penelitian ini hasil
belajar dapat ditingkatkan dengan kartu pecahan.
Penelitian di atas menunjukkan bahwa alat peraga dapat mempengaruhi
hasil pembelajaran. Dengan menggunakan alat peraga, siswa akan lebih tertantang
untuk aktif sehingga mereka terlibat langsung dalam pembelajaran. Hal tersebut
dapat menjadikan pembelajaran lebih bermakna.
Dalam penelitian ini penulis lebih menekankan pada peningkatan hasil
belajar dalam konsep pecahan dengan menggunakan media kartu pecahan pada
siswa kelas III SD N I Mento Wonogiri Tahun Pelajaran 2010/2011.
C. Kerangka Berpikir
Kondisi awal sebelum dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ini
adalah pembelajaran masih konvensional. Guru menyampaikan materi
pembelajaran dengan metode ceramah dan tanpa menggunakan media
pembelajaran, akibatnya hasil belajar matematika konsep pecahan yang diperoleh
siswa masih rendah.
Tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar tersebut
adalah dalam kegiatan belajar mengajar diperlukan media pembelajaran yang
tepat untuk mempermudah penyampaian materi pecahan. Media yang tepat adalah
media kartu pecahan. Media kartu pecahan adalah suatu benda yang digunakan
sebagai perantara untuk menyampaikan pembelajaran dalam bentuk kartu dengan
gambar dan bilangan pecahan di dalamnya yang digunakan untuk menarik minat
dan mempermudah siswa dalam pembelajaran pecahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Dengan menggunakan media kartu pecahan, materi konsep pecahan menjadi jelas
, siswa akan lebih tertarik dan terlibat langsung dalam pembelajaran sehingga
siswa akan lebih mudah memahami konsep pecahan. Penggunaan media kartu
pecahan dilaksanakan dalam 2 kali siklus dengan indikator berbeda pokok
bahasan pecahan.
Dengan demikian, pada kondisi akhir diperoleh hasil bahwa penggunaan
media kartu pecahan dapat meningkatkan hasil belajar matematika konsep
pecahan pada siswa kelas III SD N I Mento. Kerangka berpikir penelitian ini
dapat diperjelas dengan bagan pada gambar 2.4 di bawah ini:
Gambar 2.4 Kerangka berpikir
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas dapat dirumuskan suatu hipotesis
tindakan sebagai berikut.
belajar matematika konsep pecahan pada siswa kelas III SD N I Mento Tahun
Tindakan
Awal
Kondisi Akhir
Pembelajaran masih konvensional, tidak menggunakan media
pembelajaran.
Hasil belajar pecahan matematika masih rendah
Dalam KBM guru menggunakan media Kartu Pecahan
Siklus I Menggunakan Media Kartu
Pecahan dalam materi pokok bahasan pecahan
Diduga melalui penggunaan media kartu pecahan dapat meningkatkan hasil belajar
matematika konsep pecahan pada siswa kelas III SD N I
Mento
Siklus II Menggunakan Media Kartu
Pecahan dan indikator berbeda dalam materi pokok
bahasan pecahan
Siklus ke- n
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri I Mento di Dusun Mento,
Kelurahan Wonoharjo terletak 10 km sebelah utara Kabupaten Wonogiri.
Sarana dan prasarana sekolah belum cukup memadai yaitu kondisi
perpustakaan yang belum bisa berjalan karena sekolah belum memiliki
gedung perpustakaan dan pustakawan, serta belum optimalnya media
pembelajaran dan laboratorium sekolah. Alasan peneliti melaksanakan
penelitian di tempat ini adalah :
a) SD Negeri I Mento di wilayah kecamatan Wonogiri yang belum pernah
dijadikan tempat penelitian.
b) Peneliti sebagai guru di SD Negeri I Mento sejak bulan April 2010.
c) Pada tahun pelajaran sebelumnya dalam penyampaian materi pelajaran
Matematika belum menggunakan media kartu pecahan.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran
2010/2011, selama 12 bulan, dimulai bulan Maret sampai dengan Februari
2012. Berikut ini jadwal kegiatannya :
Kegiatan Maret 2011 April 2011 Mei 2011 Juni 2011 Juli2011- Feb 2012
Minggu ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Jan 2012 1 2 3 4
1 Survei
2 Penyempurnaan seminar proposal
3 Perizinan
4 Pelaksanaan penelitian siklus I
5 Pelaksanaan penelitian Siklus II
7 Penyelesaian & penyusunan laporan
8 Ujian dan revisi
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan PTK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas III SDN I Mento
Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri. Di kelas III secara umum hasil belajar
Matematikanya masih sangat rendah khususnya pada konsep bilangan pecahan.
Siswa kelas III SDN I Mento berjumlah 26 siswa, yang terdiri atas 13
siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki. Dengan latar belakang siswa yang
berbeda- beda baik dari segi intelegensi,sosial dan ekonomi keluarganya. Namun ,
dari 26 siswa ini kesemuanya adalah anak normal atau tidak cacat.
C. Bentuk dan Strategi Penelitian
Karena data yang akan diperoleh/dikumpulkan berupa data yang
langsung tercatat dari kegiatan di lapangan maka bentuk pendekatan yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif kualitatif dan jenis
penelitiannya adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Menurut John Eliot penelitian tindakan adalah suatu kajian tentang
situasi sosial dengan tujuan memperbaiki mutu tindakan dalam situasi social
tersebut. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk memperoleh penilaian praktis
dalam situasi konkret (Sarwiji Suwandi, 2010: 9).
Sedangkan menurut Sarwiji Suwandi (2010) penelitian tindakan kelas
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan
yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan
(hlm.10). Penelitian tindakan kelas bersifat reflektif. Kegiatan penelitian
berangkat dari permasalahan riil yang dihadapi guru dalam proses belajar
mengajar, kemudian direffleksikan alternative pemecahan masalahnya dan
ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan nyata yang terencana dan terukur.
Pada strategi penelitian ini langkah-langkah yang diambil adalah strategi
tindakan kelas model siklus karena objek penelitian yang diteliti hanya satu
sekolah. Adapun langkah-langkah pelaksanaan PTK ada empat tahap, yaitu :
Perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi
(reflecting). Secara jelas langkah langkah tersebut dapat divisualkan pada
gambar berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Plan
Reflect act
Observe
Plan
Reflect act
Observe
Model PTK Pengembangan (Sarwiji Suwandi, 2010: 28)
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Secara rinci prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas diuraikan
sebagai berikut :
1. Siklus pertama ( I )
a. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan.
b. Melakukan tindakan sesuai yang direncanakan.
c. Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan kegiatan dan
mengidentifikasi masalah.
d. Melakukan refleksi oleh peneliti.
2. Siklus kedua ( II)
a. Merencanakan tindakan berdasarkan siklus pertama untuk perbaikan.
b. Melakukan tindakan sesuai yang direncanakan.
c. Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus II
dan mengidentifikasi masalah.
d. Melakukan refleksi oleh peneliti.
D. Data dan Sumber Data
Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah :
1. Data kualitatif yang berupa dokumen dan hasil dokumentasi. Dokumen
berisi kurikulum yaitu daftar nama siswa kelas III SD N I Mento, Silabus
dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas III.
2. Data kuantitatif berupa nilai siswa sebelum dan sesudah dilaksanakan
penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Data penelitian yang dikumpulkan dan dikaji berupa informasi tentang
kemampuan dalam belajar menghitung pecahan, hasil belajar siswa dalam
matematika, serta kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran dan
melaksanakan pembelajaran (termasuk penggunaan media pembelajaran yang
tepat ) di kelas pada siswa kelas III SD N I Mento Wonogiri.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari hasil
observasi, tes,dan dokumentasi.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
meliputi lembar observasi dan catatan lapangan, dokumen, tes, dan perekaman
foto yang masing-masing secara singkat diuraikan sebagai berikut :
1. Pengamatan (Observasi)
Menurut Sarwiji Suwandi (2010), observasi adalah segala upaya
merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan
perbaikan itu berlangsung dengan atau tanpa alat bantu (hlm.38).
Menurut St.Y. Slamet dan Suwarto, WA (2007), observasi atau
pengamatan dapat mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif,
kepercayaan, perhatian, perilaku tak sadar, kebiasaan dan sebagainya (hlm.
44).
Dalam penelitian ini observasi dilakukan secara langsung dan partisipatif.
Observasi langsung (direct observation) merupakan suatu pengamatan
terhadap obyek yang diteliti tanpa adanya perantara, sedangkan observasi
partisipatif yaitu pengamatan yang dilakukan dengan cara ikut ambil bagian
atau melibatkan diri dalam situasi obyek yang diteliti.
Observasi dilakukan di SD N I Mento Wonogiri untuk mengetahui
persiapan, perhatian, keterampilan berhitung pecahan dengan menggunakan
kartu pecahan, dan keaktifan siswa dalam pembelajaran.observasi dilakukan
pada aktivitas guru dan siswa. Observasi terhadap guru difokuskan pada
kegiatan guru melaksanakan pembelajaran pecahan dengan menggunakan
media kartu pecahan. Observasi terhadap kinerja guru juga diarahkan pada
kegiatan guru dalam menjelaskan materi, memotivasi siswa, mengajukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
pertanyaan, menanggapi jawaban siswa, mengelola kelas, memberikan latihan
dan umpan balik derta melakukan penilaian terhadap siswa. sementara itu,
observasi terhadap siswa difokuskan pada tingkat partisipasi siswa dalam
mengikuti pembelajaran, seperti terlihat keaktifan bertanya, mengerjakan
tugas individu maupun tugas kelompok.
Menurut Amir (2007) obsevasi dipusatkan pada proses dan hasil tindakan
pembelajaran beserta peristiwa-peristiwa yang melingkupinya. Langkah-
langkah observasi meliputi : (1) Perencanaan (planning), (2) pelaksanaan
observasi kelas (classroom), (3) pembahasan balikan (feedback) (hlm.134).
Siklus observasi divisualkan pada gambar berikut.
Siklus Observasi David Hopskins dalam Amir (2007: 135)
Gambar 3.2 Siklus Observasi
2. Dokumen
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan pula pada arsip atau
dokumen yang ada. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam bentuk Silabus dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pengumpulan data yang
diperlukan juga diperoleh dari daftar nama siswa dan nilai ulangan siswa kelas
III SD N I Mento.
3. Tes
Tes adalah serangkaian pertanyaan yang harus dijawab / dilakukan untuk
menunjukkan seberapa baik orang mengetahui tentang sesuatu atau seberapa
baik orang dapat melakukan sesuatu. Dilihat dari pelaksanaannya, tes dapat
dibedakan menjadi tes lisan, dan tes perbuatan, dilihat dari cara
pengoreksiannya tes dapat dibedakan menjadi tes subjektif (essay) dan tes
feedback
Planning
classroom
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
objektif dan dilihat dari pembuatannya, tes dapat diklasifikasikan menjadi tes
buku (standar) dan tes buatan guru.
Tes digunakan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar
matematika. Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan yang diperoleh siswa kelas III SD N I Mento setelah kegiatan
pembelajaran tindakan. Tes ini diberikan pada awal penelitian untuk
mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan siswa dalam pembelajaran
pecahan. Selain itu tes ini dilakukan di setiap akhir siklus untuk mengetahui
peningkatan mutu siswa. Dengan kata lain tes disusun dan dilakukan untuk
mengetahui tingkat perkembangan kemampuan operasi hitung pecahan siswa
sesuai dengan siklus yang ada.
4. Perekaman Foto
Perekaman foto dengan kamera dapat memperjelas deskripsi dalam
berbagai situasi dan perilaku subyek yang diteliti. Analisis dokumentasi
dilakukan untuk mengetahui profil keterampilan siswa kelas III SD N I Mento
dalam menghitung pecahan serta minat siswa terhadap pembelajaran
matematika menggunakan media kartu pecahan
F. Validitas Data
Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa
validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat
dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik simpulan. Menurut Azwar
(1986), Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Kerlinger (1990) membagi validitas menjadi tiga yaitu content validity
(validitas isi), construct validity (validitas konstruk), dan criterion-related validity
(validitas berdasar kriteria) (Suryadi, 2012:56).
Untuk mengetahui validitas data pada penelitian ini penulis
menggunakan validitas isi dan trianggulasi metode.
Menurut Crocker dan Algina (1986) Validitas isi (content validity)
digunakan untuk situasi dimana pemakai tes akan menarik kesimpulan domain
butir tes berdasarkan skor tes individu ke domain butir yang lebih besar yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
serupa dengan butir-butir yang terdapat dalam tesnya sendiri (Wakhinuddin,
2010)
Menurut Sarwiji Suwandi (2010), trianggulasi adalah teknik pemeriksaan
validitas data dengan memanfaatkan sarana di luar data untuk keperluan
pengecekan atau pembandingan data itu (hlm. 60).
Adapun teknik yang digunakan dalam memeriksa validitas data dalam
penelitian ini adalah:
1. Validitas isi
Validitas isi artinya ketepatan suatu tes dilihat dari segi isi tersebut. Suatu tes
hasil belajar dikatakan valid, apabila materi tes tersebut betul-betul
merupakan bahan yang representatif terhadap bahan pelajaran yang diberikan.
Dengan kata lain sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila
mengukur indikator tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran
yang diberikan. Oleh karena materi yang diajarkan tertera dalam kurikulum.
Validitas isi dapat diusahakan tercapainya sejak saat penyusunan dengan cara
memerinci materi kurikulum atau materi buku pelajaran.
2. Triangulasi teknik metode yaitu mengecek data kepada sumber yang sama
dengan teknik yang berbeda. Digunakan untuk mengecek data hasil observasi
guru, hasil observasi siswa. Data yang diperoleh dari observasi dicek dengan
hasil perekaman foto.
G. Analisis Data
Menurut Sarwiji Suwandi (2010), teknik analisis data yang digunakan
untuk menganalisis data-data yang telah berhasil dikumpulkan antara lain dengan
teknik deskriptif komparatif (statistik deskriptif komparatif) dan teknik analisis
kritis (hlm. 61). Teknik deskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif,
sedangkan teknik analisis kritis digunakan untuk data kualitatif.
Dalam penelitian ini, digunakan kedua teknik analisis tersebut dengan
penjelasan sebagai berikut :
1. Teknik analisis deskriptif komparatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
teknik statistik deskriptif komparatif, yaitu membandingkan hasil hitung
mean, median, frekuensi, atau prosentase pada satu siklus dengan siklus
berikutnya. Peneliti membandingkan sebelum tindakan, setelah siklus I,
setelah siklus II. Kemudian diambil kesimpulan dari hasil tes kedua siklus
tersebut.
2. Teknik analisis kritis
Suwandi, 2010: 61). Data kualitatif dianalisis dengan teknik analisis kritis,
yaitu mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan kinerja siswa dan guru
selama proses penerapan tindakan.
Hasil analisis tersebut menjadi bahan untuk menyusun rencana
memperbaiki pelaksanaan tindakan pada siklus berikutnya.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus
dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai. Untuk mengetahui
permasalahan yang menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika konsep
pecahan siswa kelas III SD N I Mento Wonogiri , dilakukan observasi terhadap
kegiatan pembelajaran melalui langkah-langkah tersebut akan dapat ditentukan
tindakan yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar matematika konsep
pecahan. Berdasarkan hasil belajar matematika dengan menggunakan media kartu
pecahan maka didapat refleksi awal.
Dengan berpedoman pada refleksi awal tersebut, maka prosedur
penelitian tindakan kelas ini meliputi empat kegiatan tiap siklusnya, yaitu
perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Prosedur penelitian tindakan kelas
ini dapat dijelaskan pada gambar 3.3 di bawah ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
dst
Gambar 3.3 Prosedur PTK
(Sarwiji Suwandi, 2010: 28) Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa prosedur tindakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Siklus I
a. Rencana
Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran
Matematika dengan KD Mengenal pecahan sederhana
2) Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan yaitu kartu pecahan.
3) Mengembangkan skenario pembelajaran.
4) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) dan lembar kerja kelompok.
5) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran
6) Menyiapkan lembar observasi
b. Tindakan
1) Guru mengadakan apersepsi tentang pecahan dengan memberikan tanya
jawab tentang permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan pecahan.
2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu
siswa dapat menyajikan gambar dengan menuliskan lambangnya.
3) Guru memberi penjelasan mengenai materi yang dimaksud dan membagi
siswa dalam kelompok kecil, tiap kelompok berisi 5-6 anak.
4) Guru memberikan petunjuk pada siswa mengenai kegiatan yang akan
dilaksanakan.
refleksi
perencanaan
observasi
tindakan Siklus II refleksi
perencanaan
observasi
Tindakan Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
5) Siswa melaksanakan kegiatan diskusi kelompok kemudian menuliskannya
pada lembar kerja dibimbing oleh guru.
6) Siswa mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas.
7) Siswa dibimbing guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah
dipelajari.
8) Penghargaan terhadap kelompok dengan kinerja yang baik.
9) Guru memberikan soal tertulis untuk dikerjakan secara individu di
Lembar Kerja Siswa yang telah tersedia.
10) Guru mengoreksi soal evaluasi
11) Guru memberikan tugas di rumah
c. Observasi
Observasi terhadap kegiatan belajar dilakukan pada saat implementasi,
untuk mengetahui jalannya proses pembelajaran. Kegiatan observasi
dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku dan sikap siswa ketika mengikuti
pembelajaran matematika dengan menggunakan media kartu pecahan.
Observasi juga dilakukan terhadap guru yang menggunakan media dalam
menyampaikan materi.
Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada tahap
pelaksanaan tindakan. Observasi mengarah pada aspek-aspek indikator
berikut ini.
1) Aspek keberhasilan guru yang ingin dinilai antara lain:
a) Melakukan kegiatan absensi
b) Melakukan kegiatan apersepsi
c) Penyampaian tujuan yang ingin dicapai dan rencana kegiatan
d) Penguasaan materi pelajaran
e) Mengaitkan materi dengan pengetahuan yang relevan
f) Penyampaian materi
g) KBM secara runtut
h) Penggunaan media kartu pecahan
i) Pembelajaran secara efektif
j) Terbuka terhadap respon siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
k) Menumbuhkan keceriaan dan keaktifan siswa
l) Penggunaan bahasa lisan dan tertulis
m) Penilaian akhir
n) Refleksi
2) Aspek keberhasilan siswa yang ingin dinilai antara lain:
a) Kedisiplinan siswa
b) Keaktifan siswa
c) Kemampuan siswa melaksanakan tugas
d) Kemampuan siswa menjawab pertanyaan
e) Keadaan siswa dengan lingkungan belajar
f) Kemampuan siswa mengerjakan soal evaluasi
d. Refleksi
Selama penelitian dilaksanakan, hasilnya dianalisis dan dikaji
keberhasilan dan kegagalannya. Pada pembelajaran siklus I didapatkan suatu
kendala, yaitu adanya nilai siswa yang belum mencapai hasil yang
diharapkan. Persentase ketuntasan belajar siswa baru 73,08% masih di bawah
rena itu perlu
adanya perbaikan pada siklus II.
Siklus II
a. Rencana
1) Guru mengidentifikasi dan merumuskan masalah berdasarkan masalah
pada refleksi siklus I
2) Menyempurnakan rencana pembelajaran dengan materi membandingkan
bilangan pecahan dengan menggunakan media kartu pecahan.
3) Memperbaiki bentuk kelompok-kelompok yang sudah terbentuk agar
didapat hasil yang lebih baik dari siklus 1.
4) Menyiapkan soal-soal yang bervariasi dan sedikit lebih sulit sesuai dengan
materi yang diberikan.
5) Menyiapkan tugas rumah.
6) Menyiapkan lembar penilaian
7) Menyiapkan lembar pengamatan / observasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
b. Tindakan
1) Guru memberikan penjelasan materi matematika (membandingkan
pecahan) dengan menggunakan kartu pecahan.
2) Guru menjelaskan cara membandingkan pecahan dengan menggunakan
media kartu pecahan.
3) Beberapa siswa maju kedepan untuk mengerjakan soal perbandingan
pecahan dengan menggunakan media kartu pecahan.
4) Guru membagikan alat peraga kepada seluruh kelompok dan menyuruh
siswa berlatih dengan alat peraga yang telah disediakan.
5) Guru memberikan soal tertulis untuk dikerjakan peserta didik secara
kelompok dengan bantuan media kartu pecahan.
6) Guru berkeliling untuk memastikan bahwa seluruh siswa dapat
menggunakan alat peraga kartu pecahan.
7) Guru memberikan soal tertulis untuk dikerjakan secara individu di
Lembar Kerja Siswa yang telah tersedia.
c. Observasi
Observasi terhadap kegiatan belajar dilakukan pada saat implementasi,
untuk mengetahui jalannya proses pembelajaran. Kegiatan observasi
dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku dan sikap siswa ketika mengikuti
pembelajaran matematika dengan menggunakan media kartu pecahan.
Observasi juga dilakukan terhadap guru yang menggunakan media dalam
menyampaikan materi.
Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada tahap
pelaksanaan tindakan. Observasi mengarah pada aspek-aspek indikator
berikut ini.
1) Aspek keberhasilan guru yang ingin dinilai antara lain:
a. Melakukan kegiatan absensi
b. Melakukan kegiatan apersepsi
c. Penyampaian tujuan yang ingin dicapai dan rencana kegiatan
d. Penguasaan materi pelajaran
e. Mengaitkan materi dengan pengetahuan yang relevan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
f. Penyampaian materi
g. KBM secara runtut
h. Penggunaan media kartu pecahan
i. Pembelajaran secara efektif
j. Terbuka terhadap respon siswa
k. Menumbuhkan keceriaan dan keaktifan siswa
l. Penggunaan bahasa lisan dan tertulis
m. Penilaian akhir
n. Refleksi
2) Aspek keberhasilan siswa yang ingin dinilai antara lain:
a. Kedisiplinan siswa
b. Keaktifan siswa
c. Kemampuan siswa melaksanakan tugas
d. Kemampuan siswa menjawab pertanyaan
e. Keadaan siswa dengan lingkungan belajar
f. Kemampuan siswa mengerjakan soal evaluasi
d. Refleksi
Setelah hasil-hasil pekerjaan dari siklus 2 dijadikan satu dan dianalisa
oleh semua anggota penelitian, langkah berikutnya yang dilakukan adalah
melakukan refleksi apakah pembelajaran berhasil. Sasaran pada siklus II
adalah paling tidak terdapat 80 % peserta didik yang mencapai KKM dalam
pengerjaan soal pecahan. Hasil evaluasi pada siklus ini menunjukkan bahwa
sasaran telah tercapai dengan persentase ketuntasan 96,15 %, maka penelitian
dihentikan dan dianggap berhasil.
I. Indikator Kinerja
Menurut Sarwiji Suwandi (2010) Indikator kinerja merupakan rumusan
kinerja yang akan dijadikan acuan atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan
/ keefektifan penelitian (hlm.61).
Pada penelitian ini diharapkan hasil belajar matematika konsep pecahan
dapat meningkat, dengan persentase ketuntasan dari 26, 92% menjadi 80%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dari beberapa siklus dalam
penelitian ini dapat diperjelas dengan indikator keberhasilan yang ditentukan
sebagai berikut:
No Siklus Aspek Indikator Prosentase
1 Siklus I
Penilaian/ Hasil Belajar Hasil belajar siswa >
KKM( > 70)
>75%
Penggunaan Media Pembelajaran
Hasil belajar anggota
kelompok
>75%
Kemampuan siswa megerjakan LKS dan soal-soal evaluasi
>75%
2 Siklus II
Penilaian/ Hasil Belajar Hasil belajar siswa >
KKM( 70)
>80%
Penggunaan Media Pembelajaran
Hasil belajar anggota
kelompok
>80%
Kemampuan siswa megerjakan LKS dan soal-soal evaluasi
>80%
Tabel 3.2 Indikator Kinerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Awal
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri I Mento Kecamatan
Wonogiri Kabupaten Wonogiri Propinsi Jawa Tengah. SD Negeri I Mento berdiri
sejak tahun 1946 dengan jumlah siswa yang cukup banyak. Sejak berdiri, SD
Negeri I Mento yang beralamatkan di Jalan Songgorunggi-Jatipuro KM 12 telah
berstatus negeri dengan Nomor Statistik Sekolah ( NSS ) yaitu 101031214007. SD
Negeri I Mento merupakan SD inti dan salah satu SD favorit bagi masyarakat
sekitar dusun Mento. Karena pada setiap tahun, jumlah siswa yang mendaftar di
SD Negeri I Mento cukup banyak dibandingkan SD satu gugus yang lain. Hal ini
menunjukkan bahwa SD Negeri I Mento unggul dalam mutu dan terpuji dalam
perilaku.
Secara geografis, letak SD Negeri I Mento berada di dusun Mento,
Kecamatan Wonogiri, ± 10 km sebelah utara Kabupaten Wonogiri, Propinsi Jawa
Tengah. SD Negeri I Mento terletak di pinggir jalan raya Songgorunggi- Jatipuro.
SD ini terletak diantara pemukiman penduduk dan dekat dengan gedung Balai
Dusun. Di sebelah Selatan SD terdapat lapangan Sepak Bola, Sekitar 50 meter ke
Utara terdapat pasar tradisional. Halaman SD cukup luas, di pinggirnya terdapat
pohon-pohon yang rindang sehingga menambah kesejukan sekolah.
SD Negeri I Mento pada tahun pelajaran 2010/ 2011 dipimpin oleh
seorang kepala sekolah dan memiliki 7 guru yang telah berstatus Pegawai Negeri
Sipil (PNS) dan 3 tenaga pengajar serta 1 penjaga sekolah yang masih Wiyata
Bhakti. Kepala SD Negeri I Mento saat ini adalah Drs. Gutomo. Dengan jumlah
guru yang memadai seperti tersebut diatas proses belajar mengajar dapat berjalan
dengan lancar. Dengan kelancaran proses belajar mengajar tersebut, seharusnya
siswa siswa di SDN I Mento dapat mencapai prestasi belajar dengan baik pada
seluruh mata pelajaran.
Jumlah siswa SD Negeri 1 Mento pada tahun pelajaran 2010/2011 adalah
125 siswa. Siswa terbagi ke dalam 6 kelas. Dengan rincian sebagai berikut, jumlah
36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
siswa kelas I sebanyak 20 siswa, kelas II sebanyak 17 siswa, kelas III sebanyak 26
siswa, Kelas IV sebanyak 16 siswa, kelas V sebanyak 25 siswa dan kelas VI
sebanyak 21 siswa. Siswa berasal dari latar belakang sosial ekonomi menengah ke
bawah. Sebagian besar orang tua siswa bekerja sebagai petani.
Gambar 4.1. Lokasi SD Negeri I Mento Wonogiri
SD Negeri I Mento adalah SD yang digunakan untuk penelitian. Peneliti
akan mengamati pembelajaran matematika. Mata pelajaran Matematika sering
dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dan menakutkan. Keadaan ini juga
terjadi pada siswa kelas III SDN I Mento khususnya pada materi bilangan
pecahan. Banyak siswa yang mengalami kesulitan walaupun sudah diupayakan
penyampaian materi dengan beberapa metode. Masih banyak sekali siswa yang
masih mendapatkan nilai di bawah KKM. Hal ini yang menjadi latar belakang
peneliti untuk melakukan penelitian.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian tindakan kelas
yaitu melalui siklus berulang, bertahap, berkelanjutan yang direncanakan dan
melalui dua siklus. Pada siklus I siswa dibagi dalam beberapa kelompok dan tiap
kelompok diberikan media kartu pecahan dengan materi pengenalan pecahan.
Pada siklus II kegiatan pembelajaran tidak jauh beda pada siklus I, hanya saja
jumlah anggota kelompok menjadi sedikit/kelompok kecil dengan materi
penjumlahan dan pengurangan pecahan.
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian
1. Kondisi Pra Tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Berdasarkan hasil penelitian awal melalui observasi dan tes awal,
gambaran pembelajaran Matematika pada siswa kelas III SD Negeri I Mento
Wonogiri tentang pecahan adalah sebagai berikut : guru masih menggunakan
pembelajaran konvensional dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran
tidak berjalan seimbang antara guru dan siswa, dan pada akhirnya hasil belajar
yang dicapai siswa kurang optimal
Permasalahan yang ditemui pada diri siswa yaitu : kurang aktif pada saat
pembelajaran, kurang serius saat guru sedang memaparkan materi pelajaran, tidak
berani tampil di depan kelas, siswa kurang antusias dalam menjawab pertanyaan
guru, dan siswa cenderung bosan dan jenuh pada pembelajaran yang diterapkan
guru.
Rendahnya hasil belajar siswa yang ditunjukkan dari tes awal tentang
bilangan pecahan yaitu dari 26 siswa hanya 26,92 % atau 7 siswa yang mendapat
nilai di atas batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sedangkan yang lainnya
berada di bawah batas KKM.
Fakta hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
mendapatkan nilai rendah. Dengan demikian hasil belajar siswa kelas III SD
Negeri I Mento Wonogiri perlu ditingkatkan. Adapun tabel hasil tes bilangan
pecahan pada pra siklus dapat dilihat pada tabel 4.1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.1. Data Frekuensi Nilai Pra Siklus
Sedangkan grafik yang menunjukkan keterampilan siswa dalam
menyelesaikan soal pecahan pra siklus adalah gambar 4.2 berikut :
Gambar 4.2 Grafik Nilai Hasil Tes Bilangan Pecahan Siswa Kelas III pada Pra
Siklus
Analisis hasil evaluasi dari Sebelum Tindakan siswa diperoleh nilai rata-
rata 52,62 dari seluruh siswa yang mengikuti tes yaitu 26 siswa. Di mana hasil
No Interval
Nilai
Nilai Tengah
(xi)
Frekuensi
(fi) Fi. xi
Persentase
(%) Keterangan
1 23 - 31 27 4 108 15,38 Tidak Tuntas
2 32 - 40 36 6 216 23,08 Tidak Tuntas
3 41 - 49 45 1 45 3,85 Tidak Tuntas
4 50 - 58 54 5 270 19,23 Tidak Tuntas
5 59 - 67 63 3 189 11,54 Tidak Tuntas
6 68 - 76 72 3 216 11,54 Tuntas
7 77 - 85 81 4 324 15,38 Tuntas
JUMLAH 26 1368 100
Nilai rata-rata = 1368 : 26 = 52,62
Ketuntasan Klasikal = (7 : 26) x 100 % = 26,92 %
Nilai di bawah KKM = ( 19 : 26) x 100% = 73,08 %
Nilai tertinggi = 80
Nilai terendah = 27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
tersebut masih di bawah rata-rata nilai dari pihak guru, peneliti dan sekolah yaitu
sebesar 70. Sedangkan besarnya persentase siswa tuntas pada materi pecahan
sebesar 26,92% saja, dari ketuntasan yang diharapkan mencapai lebih dari 80 %.
Dari hasil analisis tes awal tersebut, maka dilakukan tindakan lanjutan untuk
meningkatkan hasil belajar pada kegiatan KBM, khususnya materi pecahan.
Dari tes awal pada tabel di atas dapat disimpulkan sementara bahwa
penguasaan materi pecahan oleh siswa kelas III SDN I Mento Wonogiri masih
kurang. Adanya indikator yang masih memiliki porsi jawaban yang kurang dari
yang diharapkan memberikan indikasi bahwa siswa masih belum begitu paham
pada beberapa indikator belajar materi bilangan pecahan.
Untuk mengupayakan penyelesaian dari permasalahan-permasalahan
maka peneliti berusaha untuk dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa
khususnya dalam materi pokok bahasan bilangan pecahan dengan cara
penggunaan media pembelajaran yang menarik bagi siswa kelas III, yaitu
menggunakan Media Kartu Pecahan.
2. Diskripsi Hasil Tindakan Siklus I
Tindakan Siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan
terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit), dilaksanakan 23 Mei 2011 s.d 28
Mei 2011. Penelitian dilakukan dengan menggunakan penelitian tindakan kelas
yang terdiri atas siklus-siklus dan setiap siklus terdiri dari 4 tahapan. Adapun
tahapan yang dilakukan sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan dilaksanakan sebagai titik tolak untuk melaksanakan
tindakan pada kegiatan pembelajaran. Adapun langkah langkah
perencanaan persiapan guru adalah sebagai berikut :
Kegiatan perencanaan tindakan Siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, 18
Mei 2011 di ruang guru SD N I Mento. Peneliti dan guru kelas III
mendiskusikan rancangan waktu tindakan yang akan dilakukan dalam proses
penelitian ini. Kemudian ditetapkan bahwa tindakan pada siklus pertama akan
dilaksanakan dalam 2 x pertemuan. Pelaksanaan Siklus I berlangsung pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
hari Senin, 23 Mei 2011 untuk pertemuan pertama dan hari Kamis, 26 Mei
2011 untuk pertemuan kedua.
Rencana Tindakan :
Adapun langkah langkah perencanaan pembelajaran adalah sebagai berikut:
yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1) Pendalaman pedoman Kurikulum Tingkat Satuan Penddidikan dan silabus
kelas III semester II mata pelajaran Matematika menyatakan bahwa siswa
harus memiliki kompetensi sebagai berikut :
Standar Kompetensi :
3. Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam pemecahan
masalah.
Kompetensi Dasar :
3.1 Mengenal pecahan sederhana.
3.2 Membandingkan pecahan sederhana.
2) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dilakukan
oleh peneliti dengan perincian indikator indikator yang harus dicapai
siswa sebagai berikut :
3.1.1 Menyajikan gambar dengan menuliskan pecahannya.
3.1.2 Menuliskan pecahan dengan lambang.
3.2.1 Menuliskan pecahan dengan kata-kata.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam penelitian ini adalah 2
kali pertemuan. Masing-masing pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran, yaitu 2 x
35 menit. Adapun RPP yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini terdapat pada
lampiran 1.
3) Peneliti membuat soal tes pecahan yang mengandung indikator
indikator tersebut.
4) Persiapan media dan peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pembelajaran. Peneliti menyediakan gambar-gambar pecahan, benda
konkret yang berhubungan dengan pecahan seperti kue, buah melon, apel
atau semangka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
5) Persiapan instrument yang diperlukan dalam penelitian ini, seperti lembar
observasi guru, lembar observasi siswa, peralatan dokumentasi seperti
halnya, camera digital dan handycam.
6) Persiapan ruang kelas yang digunakan sebagai tempat pelaksanaan
pembelajaran yang ditata sedemikian rupa sesuai dengan model
pembelajaran yang akan dipakai.
b. Pelaksanaan Tindakan
Setelah tahap perencanaan, selanjutnya adalah tahap pelaksanaan
tindakan menggunakan media kartu pecahan. Pada tahap ini peneliti
melaksanakan keseluruhan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya sesuai
dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I. Adapun rincian dan deskripsi
tindakan riil pada setiap pertemuan adalah sebagai berikut :
1) Pertemuan pertama
Pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2011. Pada awal
siklus I ini, pembelajaran dilaksanakan secara tematik. Mata pelajaran
yang ditematikkan adalah Matematika dan Bahasa Indonesia. Namun,
pembelajaran ditekankan pada mata pelajaran matematika. Materi
pembelajaran Matematika yang diajarkan adalah mengenai hakikat
bilangan pecahan dengan indikator menyajikan gambar dengan
menuliskan pecahannya, menuliskan pecahan dengan lambang dan
menuliskan pecahan dengan kata-kata. Sedangkan materi Bahasa
Indonesia masih berkaitan dengan pecahan, yaitu membuat kalimat
berdasarkan gambar seri. Urutan pelaksanaan tindakan siklus pertama
pertemuan pertama adalah sebagai berikut :
a) Kegiatan awal
Guru membuka pelajaran dengan memberikan salam dan mengajak
siswa untuk berdoa sebelum memulai pembelajaran. Kemudian guru
mengadakan presensi secara klasikal dan ddilanjutkan dengan
apersepsi. Kegiatan apersepsi ini dilakukan agar siswa lebih fokus dan
konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Guru memberikan apersepsi dengan memberikan tanya jawab tentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan pecahan. Setelah
apersepsi, guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan
dilaksanakan, yaitu siswa dapat menyajikan gambar dengan
menuliskan pecahannya.
b) Kegiatan Inti
Kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
(1) Eksplorasi
Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai konsep
pecahan dalam kehidupan sehari-hari. Setelah itu, siswa diminta
mengamati benda-benda yang telah disediakan guru, seperti:
kertas, buah semangka, dan roti. Selanjutnya guru meminta dua
siswa maju ke depan kelas, kedua siswa itu diminta membagi
kertas yang disediakan guru menjadi dua bagian yang sama.
Setelah itu siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang
percobaan yang telah dilakukan tersebut. Guru mendemonstrasikan
penggunaan media kartu pecahan. Dengan bimbingan guru siswa
menuliskan dan membaca lambang pecahan dengan benar.
(2) Elaborasi
(a) Siswa dibagi lima kelompok yang terdiri 5-6 anak
(b) Siswa menempatkan diri pada kelompoknya.
(c) Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru yaitu
menuliskan lambang pecahan dari sebuah gambar atau
sebaliknya.
(d) Siswa bermain kartu pecahan untuk memperdalam pengenalan
konsep pecahan.
(3) Konfirmasi
(a) Siswa membacakan hasil kerja kelompok di depan kelas
(b) Siswa dan guru bersama-sama membahas hasil kerja kelompok.
(c) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya pada guru (peneliti)
tentang materi yang belum dipahami.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
(d) Guru (peneliti) memberikan motivasi dan penguatan kepada
siswa yang belum aktif dalam pembelajaran.
c) Kegiatan Akhir
(1) Guru (peneliti) bersama siswa membuat rangkuman materi yang
sudah dipelajari.
(2) Siswa mengerjakan soal secara individual dari semua materi yang
sudah dipelajari.
(3) Siswa dan guru bersama-sama membahas soal evaluasi.
(4) Guru (peneliti) memberikan penghargaan pada kelompok dan
siswa dengan nilai terbaik.
(5) Guru (peneliti) memberikan tugas rumah.
2) Pertemuan kedua
Pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal 26 Mei 2011. Berdasarkan
perencanaan dalam RPP siklus I, materi yang diajarkan kepada siswa
adalah membandingkan pecahan sederhana. Pada pertemuan kedua ini,
mata pelajaran dikaitkan dengan mata pelajaran Seni Budaya dan
Keterampilan. Urutan pelaksanaan tindakan siklus pertama pertemuan
kedua adalah sebagai berikut :
a) Kegiatan awal
Guru membuka pelajaran dengan memberikan salam dan mengajak
siswa untuk berdoa sebelum memulai pembelajaran. Kemudian guru
mengadakan presensi dan dilanjutkan dengan apersepsi. Kegiatan
apersepsi ini dilakukan agar siswa lebih fokus dan konsentrasi dalam
mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru memberikan
apersepsi dengan tanya jawab untuk mengingatkan kembali materi
yang lalu dan menghubungkan dengan materi yang akan dipelajari.
Setelah apersepsi, guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan
dilaksanakan, yaitu siswa dapat membandingkan pecahan.
b) Kegiatan Inti
Kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
(1) Eksplorasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai konsep
pecahan dalam materi yang lalu. Setelah itu, siswa mendengarkan
penjelasan guru tentang membandingkan pecahan dengan media
kartu pecahan. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
penggunaan tanda pembanding Selanjutnya guru meminta
beberapa siswa maju ke depan kelas, siswa itu diminta memberikan
tanda pembanding pada dua buah pecahan. Setelah itu siswa dan
guru melakukan tanya jawab tentang demonstrasi yang telah
dilakukan tersebut. Siswa mewarnai dan mengarsir gambar pada
kartu pecahan, kemudian siswa mengurutkan kartu pecahan
tersebut.
(2) Elaborasi
(a) Siswa dibagi lima kelompok yang terdiri 5-6 anak
(b) Siswa menempatkan diri pada kelompoknya.
(c) Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru yaitu
memberikan tanda pembanding pada dua buah pecahan serta
mengurutkan pecahan.
(d) Siswa bermain kartu pecahan untuk memperdalam konsep
perbandingan pecahan.
(3) Konfirmasi
(a) Siswa membacakan hasil kerja kelompok di depan kelas
(b) Siswa dan guru bersama-sama membahas hasil kerja kelompok.
(c) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya pada guru (peneliti)
tentang materi yang belum dipahami.
(d) Guru (peneliti) memberikan motivasi dan penguatan kepada
siswa yang belum aktif dalam pembelajaran.
c) Kegiatan Akhir
(1) Guru (peneliti) bersama siswa membuat rangkuman materi yang
sudah dipelajari.
(2) Siswa mengerjakan soal secara individual dari semua materi yang
sudah dipelajari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
(3) Siswa dan guru bersama-sama membahas soal evaluasi.
(4) Guru (peneliti) memberikan penghargaan pada kelompok dan
siswa dengan nilai terbaik.
(5) Guru (peneliti) memberikan tugas rumah.
c. Observasi
Kegiatan observasi ini dilaksanakan pada saat pelaksanaan
pembelajaran. Observasi dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat hal-
hal penting mengenai informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Observasi
ini juga dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan
pembelajaran dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disusun dalam
perencanaan.
Observasi tidak hanya berfokus pada siswa, tetapi juga dilakukan pada
kegiatan pembelajaran guru. Berikut ini merupakan uraian mengenai
observasi yang telah dilakukan selama kegiatan pembelajaran pada siklus I
berlangsung :
1) Hasil Observasi pada Guru (peneliti) pada Saat Mengajar
Hasil observasi kinerja guru dalam pembelajaran pecahan dengan
menggunakan media kartu pecahan pada siklus I yang dilakukan selama
2x ditemukan kelemahan-kelemahan pada guru antara lain :
a) Pada saat pendahuluan dan kegiatan awal, guru (peneliti) belum
sepenuhnya memeriksa kesiapan siswa sehingga masih ada beberapa
siswa yang belum menyiapkan buku pelajaran, tetapi secara
keseluruhan pada aspek pendahuluan dan kegiatan awal guru sudah
termasuk dalam kriteria baik dalam penilaian.
b) Pada kegiatan inti pembelajaran penguasaan materi sudah baik,
pemanfaatan media belum sepenuhnya efektif, gaya mengajar sudah
baik tetapi brlum sepenuhnya mengaktifkan siswa, bahasa yang
digunakan belum sepenunya baku karena masih bercampur dengan
bahasa sehari-hari yaitu bahasa Jawa. Secara keseluruhan pada aspek
kegiatan inti guru (peneliti) sudah termasuk kriteria baik dalam
penilaian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c) Pada kegiatan penutup, guru (peneliti) sudah melibatkan siswa dalam
membuat kesimpulan. Secara keseluruhan kemampuan guru (peneliti)
dalam kegiatan penelitian termasuk dalam kriteria baik dalam
penelitian.
d) Secara keseluruhan kinerja guru sudah dapat dikatakan baik dalam
pelaksanaanya.
Sehingga perolehan skor kemampuan guru (peneliti) mengajar dapat
dilihat pada tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Perolehan Skor Kinerja Guru dalam Pembelajaran Siklus I
No Pertemuan Skor Rata-rata Skor
1 I 3,13
3,25 2 II 3,37
Berdasarkan tabel 4.2, data dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti
gambar berikut ini:
Gambar 4.3 Grafik Kinerja Guru dalam Pembelajaran Siklus I
Dari tabel 4.2 dan gambar 4.3 dapat dinyatakan bahwa skor yang
diperoleh guru (peneliti) sesuai lembar penilaian kemampuan guru siklus
I pertemuan I adalah 3, 13 yang termasuk dalam kriteria baik, siklus I
pertemuan 2 adalah 3, 37 termasuk dalam kriteria baik. Maka rata-rata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
skor yang diperoleh guru (peneliti) adalah 3, 25 yang termasuk dalam
kriteria baik.
2) Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Hasil dari observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan 1, dan pertemuan
2 yang dapat dilihat pada (lampiran : 33) diperoleh data sebagai berikut:
a) Kedisiplinan siswa belum memenuhi semua indikator penilaian, hal
tersebut ditunjukkan dengan adanya beberapa siswa yang belum
bersikap sopan selama proses pembelajaran berlangsung
b) Kesiapan siswa dalam pembelajaran belum bisa terpenuhi
sepenuhnya, hal ini terlihat masih adanya beberapa siswa yang
belum menyiapkan buku pelajaran dan alat tulis.
c) Keaktifan siswa masih kurang. Siswa masih malu-malu dalam
bertanya, tugas tidak selesai dalam waktu yang ditentukan, dan
interaksi dengan teman sekelompoknya masih kurang.
d) Kemampuan siswa dalam melaksanakan tugas belum sepenuhnya
baik. Ada beberapa siswa yang tidak tepat waktu dalam mengerjakan
tugas yang diberikan guru.
e) Kemampuan siswa dalam menjawab masih kurang , hal ini terlihat
dari beberapa siswa yang menjawab tidak lengkap, tidak logis dan
kurang lancar.
f) Selama proses pembelajaran berlangsung siswa terlihat antusias dan
senang sehingga mampu mengikuti pelajaran dengan baik.
g) Kemampuan siswa dalam mengerjakan soal evaluasi cukup baik,
meski ada beberapa siswa yang tidak tepat waktu dalam
menyelesaikan soal evaluasi.
h) Secara keseluruhan berdasarkan observasi aktivitas siswa, dapat
dikatakan baik. Perolehan skor yang didapatkan masuk dalam
kategori baik.
Sehingga perolehan skor aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 4.3
sebagai berikut :
Tabel 4.3 Perolehan Skor Aktivitas Siswa Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
No Pertemuan Skor Rata-rata Skor
1 I 2,1
2,4 2 II 2,7
Berdasarkan tabel 4.3 tersebut, data dapat disajikan dalam bentuk grafik
seperti pada gambar 4.4 sebagai berikut :
Gambar 4.4 Grafik Aktivitas Siswa Siklus I
Dari tabel 4.3 dan grafik pada gambar 4.4, dapat dinyatakan bahwa skor
yang diperoleh siswa sesuai lembar penilaian aktivitas siswa pada siklus
I pertemuan 1 adalah 2,1 yang termasuk dalam kriteria cukup dan siklus
I pertemuan 2 adalah 2,7 yang termasuk dalam kriteria baik. Maka skor
rata-rata yang diperoleh siswa untuk siklus I adalah 2,4 yang termasuk
dalam kriteria cukup.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan oleh guru kelas
dan peneliti melakukan refleksi, ternyata masih ditemukan kelemahan-
kelamahan pada siklus I.
Adapun kelemahan-kelemahan dalam penelitian tindakan kelas siklus I
, antara lain :
1) Bagi Guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Guru belum memberikan motivasi yang cukup menarik perhatian
siswa, guru kurang memberikan penguatan pada siswa, guru belum
optimal dalam membimbing kerja kelompok, dan guru belum
memanfaatkan waktu dengan baik yaitu pengelolaan waktu kurang ditaati.
2) Bagi Siswa
Masih terlihat beberapa siswa ramai dalam kegiatan pembelajaran, ada
siswa yang suka mengganggu teman lain sehingga pembelajaran kurang
optimal, kurangnya keaktivan siswa dalam bertanya dan menjawab
pertanyaan, dan motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
perlu ditingkatkan lagi.
Sehingga dari hal-hal tersebut dapat direfleksikan bahwa pembelajaran
pecahan dengan menggunakan media kartu pecahan belum menunjukkan
keberhasilan secara optimal.
Dilihat dari uraian tersebut di atas, maka peneliti harus menemukan
solusi untuk mengatasi permasalahan yang menghambat proses pembelajaran
pecahan dengan media kartu pecahan. Hal-hal yang harus dilakukan adalah
sebagai berikut:
1) Membuat perencanaan pembelajaran yang optimal,
2) Melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan melalui permainan dan
intermezzo agar siswa tidak merasa bosan,
3) Guru memberikan teguran yang baik apabila siswa melakukan kesalahan,
4) Guru memberikan pertanyaan yang menarik sehingga siswa antusias
untuk menjawab pertanyaan,
5) Guru memberikan penguatan yang menarik sehingga siswa berani
bertanya.
Kemampuan guru dalam mengajar pada siklus I memperoleh skor
rata-rata 3,25 dalam kriteria baik. Aktivitas siswa dalam siklus I memperoleh
skor rata-rata 2,4 dalam criteria cukup. Ketuntasan siswa baru mencapai
73,08%.
Berdasarkan hasil tes siswa mengenai materi pecahan pada siklus I yang
dapat dilihat pada (lampiran: 36) masih ada 7 siswa yang belum mencapai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KKM. Adapun hasil nilai yang diperoleh pada siklus I dapat dibuat distribusi
frekuensi nilai konsep pecahan siswa kelas III pada siklus I yang tertera pada
tabel 4.4 sebagai berikut :
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Nilai Konsep Pecahan pada Siklus I
Untuk lebih jelasnya, perolehan nilai konsep pecahan siklus I sesuai tabel 4.4
dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 4.5 berikut ini :
Gambar 4.5 Grafik Nilai Tes Konsep Pecahan Siklus I
No Interval
Nilai
Nilai Tengah
(xi)
Frekuensi
(fi) Fi. Xi
Persentase
(%) Keterangan
1 46 - 52 49 1 49 3,85 Tidak Tuntas
2 53 59 56 0 0 0 Tidak Tuntas
3 60 66 63 6 378 23,08 Tidak Tuntas
4 67 - 73 70 10 700 38,46 Tuntas
5 74 - 80 77 7 539 26,92 Tuntas
6 81 - 87 84 0 0 0 Tuntas
7 88 - 94 91 2 182 7,69 Tuntas
JUMLAH 26 1848 100
Nilai rata-rata = 1848 : 26 = 71,08
Ketuntasan Klasikal = (19 : 26) x 100 % = 73,08 %
Nilai di bawah KKM = ( 7 : 26) x 100% = 26,92 %
Nilai tertinggi = 90
Nilai terendah = 50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Dengan demikian dari tabel 4.4 dan gambar 4.5 dapat dianalisis bahwa
nilai rata-rata kelas yang diperoleh untuk materi konsep pecahan siswa pada
siklus I sebesar 71,08 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 50. Siswa
yang mendapat nilai di atas KKM hanya 73,08% atau 19 siswa dari jumlah
keseluruhan 26 siswa, sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM
sebanyak 26,92 % atau 7 siswa dari jumlah keseluruhan 26 siswa. Dari
analisis siklus I tersebut , maka perlu dilakukan tindakan siklus berikutnya
karena hasilnya belum memenuhi indikator keberh
jumlah keseluruhan siswa mendapat nilai di atas KKM (70)
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I menunjukkan aktivasi siswa dan
kinerja guru dalam penggunaan media kartu pecahan masih perlu
ditingkatkan lagi sehingga mencapai targ
akan dilakukan tindakan siklus II dengan perencanaan yang lebih matang
terkait perbaikan dari hasil observasi dan refleksi pada siklus I.
3. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II
Pembelajaran yang dilakukan pada siklus I sudah berjalan dengan lancar
walaupun masih ada kekurangan-kekurangan. Hasil yang diperoleh setelah
dilakukan tes soal pecahan masih belum tuntas sesuai dengan target yang telah
ditentukan. Oleh karena itu, kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini dilanjutkan
pada siklus II dengan harapan dapat memperbaiki kekurangan dan kelemahan
yang terjadi pada siklus I serta dapat mencapai target yang telah ditentukan
sebelumnya.
Pada siklus II guru menyajikan materi tentang operasi hitung pada
bilangan pecahan. Pada siklus II proses belajar mengajar berlangsung dalam 2 kali
pertemuan. Dalam menyajikan materi, peneliti melakukan langkah-langkah
pembelajaran seperti yang tertera dalam rencana pembelajaran. Kegiatan guru
selain menyajikan materi adalah melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa
bersama guru pengamat. Pengamatan terhadap kinerja peneliti dilakukan oleh
guru pengamat Pada siklus II dilaksanakan dalam 4 tahap, yaitu: tahap
perencanaan, pelaksanaan, tindakan, dan refleksi. Rincian kegiatan pembelajaran
yang dilaksanakan pada siklus II adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan perencanaan tindakan II dilaksanakan Peneliti dan guru kelas
III dengan berdiskusi menentukan rencana tindakan yang akan dilaksanakan
pada siklus II. Pelaksanakan tindakan siklus II dilakukan 2 x pertemuan,
setiap kali pertemuan mendapatkan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pertemuan
pertama pada pelaksanaan tindakan siklus II dimulai tanggal 30 Mei 2011 dan
02 Juni 2011.
Adapun langkah langkah perencanaan pembelajaran pada siklus II
adalah sebagai berikut:
1) Pendalaman pedoman Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Silabus
Kelas III Semester 2 Mata Pelajaran Matematika menyatakan bahwa
siswa harus memiliki kompetensi sebagai berikut:
Standar Kompetensi:
3. Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam pemecahan
masalah.
Kompetensi Dasar :
3.3 Memecahkan masalah yang berkaitan dengan pecahan sederhana.
2) Pembuatan RPP yang dilakukan oleh peneliti yang berkolaborasi dengan
guru kelas III dengan perincian indikator indikator yang harus dicapai
oleh siswa sebagai berikut :
3.3.1 Mengerjakan penjumlahan pecahan dengan penyebut sama.
3.3.2 Mengerjakan pengurangan pecahan dengan penyebut sama.
3.3.3 Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan pecahan
3.3.4 Menuliskan kalimat matematika dari soal cerita yang dikerjakan.
RPP yang dibuat adalah RPP Tematik. Materi pecahan dipadukan
dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada lampiran 7.
3) Peneliti membuat soal tes pecahan yang mengandung indikator
indikator tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
4) Persiapan media dan peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pembelajaran. Peneliti menyediakan beberapa set kartu operasi hitung
pecahan.
5) Persiapan instrument yang diperlukan dalam penelitian ini, seperti lembar
observasi guru, lembar observasi siswa, peralatan dokumentasi seperti
halnya, camera digital dan handycam.
6) Peneliti menyiapkan reward atau hadiah bagi siswa yang berani maju ke
depan dan bisa melaksanakan tugas yang diberikan guru.
7) Persiapan ruang kelas yang digunakan sebagai tempat pelaksanaan
pembelajaran yang ditata sedemikian rupa sesuai dengan model
pembelajaran yang akan dipakai.
b. Pelaksanaan Tindakan
Setelah tahap perencanaan, selanjutnya adalah tahap pelaksanaan
tindakan menggunakan media kartu pecahan. Pada tahap ini peneliti
melaksanakan keseluruhan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya sesuai
dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II. Adapun rincian dan
deskripsi tindakan riil pada setiap pertemuan adalah sebagai berikut :
1) Pertemuan pertama
Pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2011. Pada awal
siklus II ini, pembelajaran dilaksanakan secara tematik. Mata pelajaran
yang ditematikkan adalah Matematika dan Bahasa Indonesia. Namun,
pembelajaran ditekankan pada mata pelajaran matematika. Materi
pembelajaran Matematika yang diajarkan adalah mengenai operasi hitung
bilangan pecahan dengan indikator mengerjakan penjumlahan dan
pengurangan pecahan dengan penyebut sama, menyelesaikan soal cerita
yang berkaitan dengan pecahan, dan menuliskan kalimat matematika dari
soal cerita yang dikerjakan. Sedangkan materi Bahasa Indonesia adalah
menjawab pertanyaan yang dibaca dan mengajukan pertanyaan dari
bacaan. Urutan pelaksanaan tindakan siklus pertama pertemuan pertama
adalah sebagai berikut :
a) Kegiatan awal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Guru membuka pelajaran dengan memberikan salam dan mengajak
siswa untuk berdoa sebelum memulai pembelajaran. Kemudian guru
mengadakan presensi dan dilanjutkan dengan apersepsi. Kegiatan
apersepsi ini dilakukan agar siswa lebih fokus dan konsentrasi dalam
mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru memberikan
apersepsi dengan mengingatkan kembali materi perbandingan pecahan.
Setelah apersepsi, guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan
dilaksanakan, yaitu siswa dapat mengerjakan penjumlahan dan
pengurangan bilangan pecahan yang berpenyebut sama dengan
menggunakan media kartu pecahan.
b) Kegiatan Inti
Kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
(1) Eksplorasi
Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai cara
membaca lambang pecahan. Siswa memperhatikan penjelasan guru
tentang operasi hitung pecahan dengan menggunakan kartu
pecahan. Setelah itu, siswa diminta menyajikan nilai pecahan
dalam bentuk gambar. Selanjutnya guru meminta beberapa siswa
maju ke depan untuk mempraktikkan penggunaan kartu pecahan
dalam pengerjaan operasi hitung pecahan. Setelah itu siswa dan
guru melakukan tanya jawab tentang demonstrasi yang telah
dilakukan tersebut.
(2) Elaborasi
(a) Siswa dibagi enam kelompok yang terdiri 4-5 anak
(b) Siswa menempatkan diri pada kelompoknya.
(c) Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru yaitu
mengerjakan operasi hitung pecahan berpenyebut sama.
(d) Siswa bermain kartu pecahan untuk memperdalam operasi
hitung konsep pecahan.
(3) Konfirmasi
(a) Siswa membacakan hasil kerja kelompok di depan kelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
(b) Siswa dan guru bersama-sama membahas hasil kerja kelompok.
(c) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya pada guru (peneliti)
tentang materi yang belum dipahami.
(d) Guru (peneliti) memberikan motivasi dan penguatan kepada
siswa yang belum aktif dalam pembelajaran.
c) Kegiatan Akhir
(1) Guru (peneliti) bersama siswa membuat rangkuman materi yang
sudah dipelajari.
(2) Siswa mengerjakan soal secara individual dari semua materi yang
sudah dipelajari.
(3) Siswa dan guru bersama-sama membahas soal evaluasi.
(4) Guru (peneliti) memberikan penghargaan pada kelompok dan
siswa dengan nilai terbaik.
(5) Guru (peneliti) memberikan tugas rumah.
2) Pertemuan kedua
Pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal 02 Juni 2011. Berdasarkan
perencanaan dalam RPP siklus II, materi yang diajarkan kepada siswa
adalah menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan pecahan . Pada
pertemuan kedua ini, mata pelajaran dikaitkan dengan mata pelajaran
Bahasa Indonesia. Urutan pelaksanaan tindakan siklus pertama pertemuan
kedua adalah sebagai berikut :
a) Kegiatan awal
Guru membuka pelajaran dengan memberikan salam dan mengajak
siswa untuk berdoa sebelum memulai pembelajaran. Kemudian guru
mengadakan presensi dan dilanjutkan dengan apersepsi. Kegiatan
apersepsi ini dilakukan agar siswa lebih fokus dan konsentrasi dalam
mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru memberikan
apersepsi dengan tanya jawab untuk mengingatkan kembali materi
yang lalu yaitu operasi hitung pecahan kemudian menghubungkan
dengan materi yang akan dipelajari. Setelah apersepsi, guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan, yaitu siswa
dapat menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan pecahan.
b) Kegiatan Inti
Kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
(1) Eksplorasi
Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai konsep
pecahan dalam materi yang lalu. Setelah itu, siswa mendengarkan
penjelasan guru tentang cara pengerjaan soal cerita yang berkaitan
dengan pecahan. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
cara mengubah soal cerita menjadi kalimat matematika yang
mudah dipahami. Selanjutnya guru meminta beberapa siswa maju
ke depan kelas, siswa itu diminta mengerjakan soal cerita dengan
menggunakan kartu pecahan.
(2) Elaborasi
(a) Siswa dibagi lima kelompok yang terdiri 5-6 anak
(b) Siswa menempatkan diri pada kelompoknya.
(c) Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru yaitu
mengerjakan soal cerita yang berkaitan dengan pecahan secara
berkelompok.
(d) Siswa bermain kartu pecahan untuk memperdalam operasi
hitung pecahan.
(3) Konfirmasi
(a) Siswa membacakan hasil kerja kelompok di depan kelas
(b) Siswa dan guru bersama-sama membahas hasil kerja kelompok.
(c) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya pada guru (peneliti)
tentang materi yang belum dipahami.
(d) Guru (peneliti) memberikan motivasi dan penguatan kepada
siswa yang belum aktif dalam pembelajaran.
c) Kegiatan Akhir
(1) Guru (peneliti) bersama siswa membuat rangkuman materi yang
sudah dipelajari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
(2) Siswa mengerjakan soal secara individual dari semua materi yang
sudah dipelajari.
(3) Siswa dan guru bersama-sama membahas soal evaluasi.
(4) Guru (peneliti) memberikan penghargaan pada kelompok dan
siswa dengan nilai terbaik.
(5) Guru (peneliti) memberikan tugas rumah.
c. Observasi
Kegiatan observasi ini dilaksanakan pada saat pelaksanaan
pembelajaran. Observasi dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat hal-
hal penting mengenai informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Observasi
ini juga dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan
pembelajaran dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disusun dalam
perencanaan.
Observasi tidak hanya berfokus pada siswa, tetapi juga dilakukan pada
kegiatan pembelajaran guru. Berikut ini merupakan uraian mengenai
observasi yang telah dilakukan selama kegiatan pembelajaran pada siklus II
berlangsung :
1) Hasil Observasi pada Guru (peneliti) pada Saat Mengajar
Hasil observasi kinerja guru dalam pembelajaran pecahan dengan
menggunakan media kartu pecahan pada siklus II yang dilakukan selama
2x ditemukan kelemahan-kelemahan pada guru antara lain :
a) Pada saat pendahuluan dan kegiatan awal, guru (peneliti) belum
sepenuhnya memeriksa kesiapan siswa sehingga masih ada beberapa
siswa yang belum menyiapkan buku pelajaran, tetapi secara
keseluruhan pada aspek pendahuluan dan kegiatan awal guru sudah
termasuk dalam kriteria baik dalam penilaian.
b) Pada kegiatan inti pembelajaran penguasaan materi sudah baik,
pemanfaatan media belum sepenuhnya efektif, gaya mengajar sudah
baik tetapi belum sepenuhnya mengaktifkan siswa, bahasa yang
digunakan sudah baku. Secara keseluruhan pada aspek kegiatan inti
guru (peneliti) sudah termasuk kriteria baik dalam penilaian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c) 5Pada kegiatan penutup, guru (peneliti) sudah melibatkan siswa
dalam membuat kesimpulan. Secara keseluruhan kemampuan guru
(peneliti) dalam kegiatan penelitian termasuk dalam kriteria sangat
baik dalam penelitian.
d) Secara keseluruhan kinerja guru sudah dapat dikatakan baik dalam
pelaksanaanya.
Sehingga perolehan skor kemampuan guru (peneliti) mengajar dapat
dilihat pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5. Perolehan Skor Kinerja Guru dalam Pembelajaran Siklus II
No Pertemuan Skor Rata-rata Skor
1 I 3,5
3,56 2 II 3,62
Berdasarkan tabel 4.5, data dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti
gambar 4.6 berikut ini :
Gambar 4.6 Grafik Kinerja Guru dalam Pembelajaran Siklus II
Dari tabel 4.5 dan gambar 4.6 dapat dinyatakan bahwa skor yang
diperoleh guru (peneliti) sesuai lembar penilaian kemampuan guru siklus
II pertemuan I adalah 3, 5 yang termasuk dalam kriteria baik, siklus I
pertemuan 2 adalah 3, 62 termasuk dalam kriteria sangat baik. Maka rata-
rata skor yang diperoleh guru (peneliti) adalah 3, 56 yang termasuk
dalam kriteria sangat baik.
2) Hasil Observasi Aktivitas Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Hasil dari observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan 1, dan pertemuan
2 yang dapat dilihat pada (lampiran: 34 ) diperoleh data sebagai berikut:
a) Kedisiplinan siswa sudah meningkat, hal ini ditunjukkan dengan
adanya sikap siswa yang lebih sopan dan lebih disiplin dibandingkan
dengan siklus I.
b) Kesiapan siswa dalam pembelajaran sudah meningkat, hal ini terlihat
dengan kesiapan siswa menyiapkan buku pelajaran dan alat tulis.
c) Keaktifan siswa meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan
meningkatnya keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan
pendapat serta interaksi dengan teman sekelompoknya sudah aktif.
d) Kemampuan siswa dalam melaksanakan tugas sudah meningkat.
Siswa sudah melaksanakan tugas dengan tepat waktu, tertib dan
tenang.
e) Kemampuan siswa dalam menjawab sudah meningkat., hal ini
terlihat dari siswa yang menjawab secara lengkap, logis dan lancar.
f) Selama proses pembelajaran berlangsung siswa terlihat antusias dan
senang sehingga mampu mengikuti pelajaran dengan baik.
g) Kemampuan siswa dalam mengerjakan soal evaluasi juga
meningkat. Siswa mampu mengerjakan soal secara mandiri, tenang,
dan tepat waktu. Sehingga menunjukkan kemampuan memahami
konsep operasi hitung pecahan pada siswa meningkat.
h) Secara keseluruhan berdasarkan observasi aktivitas siswa, dapat
dikatakan sudah seperti yang diinginkan. Perolehan skor yang
didapatkan masuk dalam kategori baik.
Sehingga perolehan skor aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 4.6
sebagai berikut :
Tabel 4.6. Perolehan Skor Aktivitas Siswa Siklus II
No Pertemuan Skor Rata-rata Skor
1 I 3,1
3,4 2 II 3,7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan tabel 4.6 tersebut, data dapat disajikan dalam bentuk grafik
seperti pada gambar 4.7 sebagai berikut :
Gambar 4.7 Grafik Aktivitas Siswa Siklus II
Dari tabel 4.6 dan grafik pada gambar 4.7, dapat dinyatakan bahwa skor
yang diperoleh siswa sesuai lembar penilaian aktivitas siswa pada siklus
II pertemuan 1 adalah 3,1 yang termasuk dalam kriteria cukup dan siklus
I pertemuan 2 adalah 3,7 yang termasuk dalam kriteria sangat baik.
Maka skor rata-rata yang diperoleh siswa untuk siklus I adalah 3,4 yang
termasuk dalam kriteria baik.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama proses pelaksanaan
tindakan, peneliti memperoleh informasi bahwa guru sudah maksimal dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran pecahan dengan menggunakan kartu
pecahan. Hal ini dapat dilihat pada hasil pengamatan siswa yang menyatakan
bahwa siswa merasa senang dalam pembelajaran pecahan. Hal itu disebabkan
karena guru mampu menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan
menarik bagi siswa untuk belajar pecahan dengan menggunakan media kartu
pecahan. Selain itu, guru juga mampu memberikan teguran secara tegas
karena siswa sudah memperhatikan penjelasan dari guru dengan baik.
Sehingga pada akhirnya, hasil belajar pecahan siswa dapat mencapai KKM
yang diharapkan.
Dilihat dari uraian tersebut, dapat dianalisis bahwa : 1) siswa sudah
memahami konsep pecahan menggunakan media kartu pecahan, 2) secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
keseluruhan siswa sudah bisa menggunakan kartu pecahan untuk mengerjakan
soal pecahan, 3) siswa merasa senang dalam pembelajaran pecahan dengan
permainan kartu pecahan, 4) guru sudah menciptakan suasana menyenangkan
dan menarik dalam proses pembelajaran pecahan sehingga siswa tidak merasa
bosan. Dari hal-hal tersebut dapat direfleksikan bahwa pembelajaran pecahan
dengan media kartu pecahan sudah menunjukkan keberhasilan secara optimal
dalam meningkatkan hasil belajar matematika pokok bahasn pecahan pada
siswa kelas III.
Kemampuan guru dalam mengajar pada siklus II memperoleh skor
rata-rata 3,56 dalam kriteria sangat baik. Aktivitas siswa dalam siklus II
memperoleh skor rata-rata 3,4 dalam kriteria baik. Ketuntasan siswa
mencapai 96,15%.
Berdasarkan hasil tes siswa mengenai materi pecahan pada siklus II
yang dapat dilihat pada (lampiran: 39). Adapun hasil nilai yang diperoleh
pada siklus II dapat dibuat distribusi frekuensi nilai konsep pecahan siswa
kelas III pada siklus II yang tertera pada tabel 4.7 sebagai berikut :
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Nilai Konsep Pecahan pada Siklus II
No Interval
Nilai
Nilai Tengah
(xi)
Frekuensi
(fi) Fi. xi
Persentase
(%) Keterangan
1 65-70 68 8 544 30,76 Tidak Tuntas
2 71-76 74 3 222 11,54 Tidak Tuntas
3 77-82 80 9 720 34,63 Tidak Tuntas
4 83-88 86 0 0 0 Tuntas
5 89-94 92 4 368 15,38 Tuntas
6 95-100 98 2 196 7,69 Tuntas
JUMLAH 26 2050 100
Nilai rata-rata = 2050 : 26 = 78,85
Ketuntasan Klasikal = (25 : 26) x 100 % = 96,15 %
Nilai di bawah KKM = ( 1 : 26) x 100% = 3,85 %
Nilai tertinggi = 100
Nilai terendah = 65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Untuk lebih jelasnya, perolehan nilai konsep pecahan siklus II sesuai tabel 4.7
dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 4.8 berikut ini :
Gambar 4.8 Grafik Nilai Tes Konsep Pecahan Siklus II
Dengan demikian dari tabel 4.7 dan gambar 4.8 dapat dianalisis bahwa
nilai rata-rata kelas yang diperoleh untuk materi konsep pecahan siswa pada
siklus II sebesar 78,85 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 65. Siswa
yang mendapat nilai di atas KKM 96,15% atau 25 siswa dari jumlah
keseluruhan 26 siswa, sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM
sebanyak 3,85 % atau 1 siswa dari jumlah keseluruhan 26 siswa. Dari analisis
siklus I tersebut , maka tidak perlu dilakukan tindakan siklus berikutnya
karena hasilnya sudah memenuhi indikator keberhasilan y
jumlah keseluruhan siswa mendapat nilai di atas KKM (70)
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II menunjukkan aktivasi siswa
dan kinerja guru dalam penggunaan media kartu pecahan sudah menunjukkan
peningkatan. Ketuntasan belajar yang dicapai pada siklus II adalah 96,15%
dan ini sudah mencapai target peneliti yaitu 80 %. Untuk itu penelitian sudah
berhasil dan tidak perlu adanya tindak lanjut.
C. Deskripsi Hasil Penelitian
Menurut hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat dideskripsikan
bahwa ada peningkatan hasil belajar matematika pokok bahasan pecahan pada
siswa kelas III semester II SD Negeri 1 Mento Wonogiri. Nilai yang diperoleh
menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan. Peningkatan hasil belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
siswa konsep pecahan juga dapat dilihat dari hasil observasi kinerja guru pada
(lampiran: 29) dan hasil observvasi aktivitas siswa pada (lampiran: 33) yang
dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung dengan media kartu pecahan.
Berikut ini merupakan deskripsi hasil penelitian mengenai penerapan media kartu
pecahan:
1. Distribusi Frekuensi Nilai hasil Belajar Konsep Pecahan Siswa Kelas III pada
Pratindakan
Berdasarkan pada (lampiran: 35) dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas
yang diperoleh untuk materi konsep pecahan pada saat pratindakan sebesar
52,62 dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 27. Siswa yang mendapat
nilai di atas KKM (70) hanya 26,92% atau 7 siswa dari jumlah keseluruhan 26
siswa sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 73,08%
atau 19 siswa dari jumlah keseluruhan 26 siswa.
2. Distribusi Frekuensi Nilai hasil Belajar Konsep Pecahan Siswa Kelas III pada
Siklus I
Berdasarkan pada (lampiran: 37) dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas
yang diperoleh untuk materi konsep pecahan pada saat siklus I sebesar 71,08
dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 50. Siswa yang mendapat nilai di
atas KKM (70) adalah 73,08% atau 19 siswa dari jumlah keseluruhan 26 siswa
sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 26,92% atau 7
siswa dari jumlah keseluruhan 26 siswa.
3. Distribusi Frekuensi Nilai hasil Belajar Konsep Pecahan Siswa Kelas III pada
Siklus II
Berdasarkan pada (lampiran: 39) dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas
yang diperoleh untuk materi konsep pecahan pada saat siklus II sebesar 78,85
dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 65. Siswa yang mendapat nilai di
atas KKM (70) sebanyak 96,15% atau 25 siswa dari jumlah keseluruhan 26
siswa sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM hanya 3,85% atau
1 siswa dari jumlah keseluruhan 26 siswa.
4. Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Berdasarkan pada (lampiran: 29) dapat dinyatakan bahwa skor yang diperoleh
guru (peneliti) sesuai lembar observasi kinerja guru siklus I pertemuan I
adalah 3,13 yang termasuk dalam kriteria baik, untuk siklus I pertemuan 2
adalah 3,37 yang termasuk dalam kriteria baik. Maka rata-rata skor yang
diperoleh guru (peneliti) adalah 3,25 yang termasuk dalam kriteria baik.
5. Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II
Berdasarkan pada (lampiran: 31) dapat dinyatakan bahwa skor yang diperoleh
guru (peneliti) sesuai lembar observasi kinerja guru siklus II pertemuan I
adalah 3,5 yang termasuk dalam kriteria baik, untuk siklus II pertemuan 2
adalah 3,62 yang termasuk dalam kriteria sangat baik. Maka rata-rata skor
yang diperoleh guru (peneliti) adalah 3,56 yang termasuk dalam kriteria sangat
baik.
6. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Berdasarkan pada (lampiran: 33) dapat dinyatakan bahwa skor yang diperoleh
siswa sesuai lembar observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan I adalah 2,1
yang termasuk dalam kriteria cukup baik, untuk siklus I pertemuan 2 adalah
2,7 yang termasuk dalam kriteria baik. Maka rata-rata skor yang diperoleh
siswa adalah 2,4 yang termasuk dalam kriteria cukup baik.
7. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
Berdasarkan pada (lampiran: 34) dapat dinyatakan bahwa skor yang diperoleh
siswa sesuai lembar observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan I adalah 3,1
yang termasuk dalam kriteria baik, untuk siklus II pertemuan 2 adalah 3,7
yang termasuk dalam kriteria sangat baik. Maka rata-rata skor yang diperoleh
siswa adalah 3,4 yang termasuk dalam kriteria baik.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus
terdiri dari empat tahap. Tahap penelitian yang dilaksanakan terdiri atas : 1) tahap
perencanaan; 2) tahap pelaksanaan tindakan; 3) tahap observasi; dan 4) tahap
refleksi. Berdasarkan deskripsi permasalahan penelitian di atas, berikut ini akan
dikemukakan temuan dan pembahasan hasil penelitian tentang penggunaan media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
kartu pecahan untuk meningkatkan hasil belajar matematika konsep pecahan
padda siswa kelas III SD Negeri I Mento Wonogiri tahun pelajaran 2010/2011.
Berdasarkan pengamatan dan analisis data, hasil penelitian menunjukkan
bahwa materi konsep pecahan siswa kelas III SD Neheri I Mento Wonogiri tahun
pelajaran 2010/2011 mengalami peningkatan pada setiap siklus. Peningkatan
terlihat setelah dilakukan tindakan menggunakan media kartu pecahan pada siklus
I dan II. Sehingga dapat dibuat perbandingan nilai pratindakan, siklus I, dan siklus
II yang tertera pada tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.8 Perkembangan Hasil Belajar Siswa
No. Keterangan Kondisi
Pratindakan Siklus I Siklus II
1 Nilai Rata-rata 52,62 71,08 78,85
2 Persentase Ketuntasan (%) 26,92 73,08 96,15
3 Nilai Tertinggi 80 90 100
4 Nilai Terendah 27 50 65
Sedangkan grafik yang menunjukkan tabel 4.8 di atas adalah gambar 4.9 berikut
ini :
Gambar 4.9 Grafik Perkembangan Hasil Belajar Siswa
0
20
40
60
80
100
120
Praぼndakan Siklus I Siklus II
Nilai Rata-rata
Persentase Ketuntasan (%)
Nilai Terぼnggi
Nilai Terendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Berdasarkan tabel 10 dan gambar 14 terlihat perbandingan rata-rata nilai
matematika, persentase ketuntasan, nilai tertinggi dannilai terendah pada saat
pratindakan, siklus I dan siklus II dengan penjelasan sebagai berikut :
1. Nilai rata-rata pada saat pratindakan adalah sebesar 52,52 yang mengalami
kenaikan pada siklus I yaitu 71,08 dan siklus II menjadi 78,85.
2. Persentase ketuntasan di atas KKM (70) pada saat pratindakan adalah 26,92
%, siklus I adalah 73,08% dan pada siklus II naik menjadi 96,15%.
3. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada saat pratindakan adalah 80, pada
siklus I adalah 90 kemudian meningkat pada siklus kedua menjadi 100.
4. Nilai terendah yang diperoleh siswa pada saat pratindakan yaitu 27, pada
siklus I adalah 50 kemudian meningkat pada siklus kedua menjadi 65.
Dalam penelitian yang telah dilaksanakan tidak seluruh siswa nilainya di
atas KKM (70). Terdapat 1 siswa yang nilainya belum mencapai KKM (70),
sehingga peneliti mengadakan remedial sebanyak 3 kali, ternyata siswwa tersebut
nilainya tetap tidak tuntas. Hal tersebut disebabkan karena siswa tersebut
merupakan siswa yang tinggal kelas. Selain itu siswa tersebut juga kurang lancar
dalam membaca dan memahami kalimat. Akhirnya peneliti harus meninggalkan
siswa tersebut dan menghentikan penelitian ini.
Berdasarkan data perkembangan nilai materi konsep pecahan pada tabel
10 dan gambar 4.9, jumlah siswa yang tuntas dari pratindakan, siklis I dan siklus
II mengalami peningkatan sesuai indikator keberhasilan yang sudah ditentukan
han 26 siswa mendapat nilai di atas KKM (70).
Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar konsep pecahan dengan
menggunakan media kartu pecahan dinyatakan berhasil.
Selain itu, dalam proses pembelajaran juga terdapat perkembangan
kinerja guru dari siklus I dan siklus II. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari
tabel 4.9.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.9 Perkembangan Kinerja Guru
No Pertemuan Skor
Siklus I Siklus II
1 I 3,13 3,5
2 II 3,37 3,62
3 Skor rata-rata 3,25 3,56
Sedangkan grafik yang menunjukkan tabel 4.9 dapat dilihat pada gambar 4.10
berikut ini :
Gambar 4.10. Grafik Perkembangan Kinerja Guru
Berdasarkan tabel 4.9 dan grafik pada gambar 4.10 dapat dijelaskan bahwa
pada siklus I pertemuan 1 skor yang diperoleh guru adalah 3,13 yang termasuk
dalam kriteria baik. Pada siklus I pertemuan 2 skor yang diperoleh huru
meningkat menjadi 3,37 yang termasuk dalam kriteria baik. Sehingga rata-rata
skor yang diperoleh guru adalah 3,25 yang termasuk dalam kriteria baik. Pada
siklus II pertemuan 1 skor yang diperoleh guru mengalami peningkatan
dibandingkan dengan siklus I yaitu 3,5 yang termasuk dalam kriteria baik. Pada
siklus II pertemuan 2 skor yang diperoleh guru naik menjadi 3, 62 yang termasuk
dalam kriteria sangat baik. Sehingga rata-rata skor yang diperoleh guru pada
siklus II adalah 3,56 yang termasuk dalam kriteria baik.
Pada observasi aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran, peneliti juga
menemukan adanya perkembangan aktivitas siswa yang dapat ditampilkan dalam
bentuk tabel 4.10.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.10 Perkembangan Aktivitas Siswa
No Pertemuan Skor
Siklus I Siklus II
1 I 2,1 3,1
2 II 2,7 3,7
3 Skor rata-rata 2,4 3,4
Sedangkan grafik yang menunjukkan tabel 4.10 dapat dilihat pada gambar 4.11
berikut ini :
Gambar 4.11 Grafik Perkembangan Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan tabel 4.10 dan grafik pada gambar 4.11 dapat dijelaskan
bahwa pada siklus I pertemuan 1 skor yang diperoleh siswa adalah 2,1 yang
termasuk dalam kriteria cukup baik. Pada siklus I pertemuan 2 skor yang
diperoleh siswa meningkat menjadi 2,7 yang termasuk dalam kriteria baik. Rata-
rata skor yang diperoleh siswa adalah 2,4 yang termasuk dalam kriteria cukup
baik. Pada siklus II pertemuan 1 skor yang diperoleh siswa mengalami
peningkatan dibandingkan dengan siklus I yaitu 3,1 yang termasuk dalam kriteria
baik. Pada siklus II pertemuan 2 skor yang diperoleh siswa naik menjadi 3, 7 yang
termasuk dalam kriteria sangat baik. Rata-rata skor yang diperoleh guru pada
siklus II adalah 3,4 yang termasuk dalam kriteria baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian penggunaan media kartu pecahan pada siswa
kelas III SDN I Mento Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri Tahun
Pelajaran 2011 dalam kegiatan pembelajaran dengan materi pokok pecahan, dapat
diambil simpulan bahwa penggunaan media kartu pecahan terbukti dapat
meningkatkan hasil belajar matematika konsep pecahan siswa kelas III SDN I
Mento Wonogiri Tahun 2010/2011.
Hal tersebut dapat terlihat dengan adanya peningkatan rata-rata kelas yang
pada tes awal dilakukan sebesar 52,62, siklus I sebesar 71,08, dan siklus II sebesar
78,85. Sedangkan untuk ketuntasan belajar siswa menurut standar KKM yaitu 70,
pada tes awal yang baru mencapai 26,92 % dapat meningkat pada siklus I menjadi
73,08 % , dan pada siklus II menjadi 96,15 %.
Selain itu juga dapat meningkatkan keaktifan siswa dan kinerja guru.
Terlihat dari meningkatnya aktivitas siswa sebesar 2,4 atau cukup menjadi 3,4
atau baik. Skor kinerja guru meningkat dari 3,25 atau baik menjadi 3,56 atau
sangat baik.
Jadi penggunaan media kartu pecahan terbukti dapat meningkatkan hasil
belajar matematika konsep pecahan pada siswa kelas III SD N I Mento Wonogiri
Tahun 2010/2011
B. Implikasi
Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan
pada pembelajaran dengan menggunakan media kartu pecahan dalam pelaksanaan
pembelajaran matematika. Model yang dipakai dalam penelitian ini adalah model
siklus. Prosedur penelitiannya terdiri dari 2 siklus. Siklus I dilaksanakan pada hari
Senin, 23 Mei 2011 dan Kamis, 26 Mei 2011. Siklus II dilaksanakan pada hari
Senin, 30 Mei 2011 dan Kamis, 2 Juni 2011. Adapun indikatornya adalah :
(1). Menyajikan gambar dengan menuliskan pecahannya; (2). Menuliskan
pecahan dengan lambang; (3). Menuliskan pecahan dengan kata-kata; (4).
70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Mengerjakan penjumlahan dan pengurangan pecahan dengan kartu pecahan; (5).
Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan pecahan; (6). Menuliskan
kalimat matematika dari soal cerita yang dikerjakan. Berdasarkan pada kajian
teori dan hasil penelitian ini, maka dapat dikemukakan implikasi teoritis dan
implikasi praktis hasil penelitian sebagai berikut :
1. Implikasi Teoritis
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
media kartu pecahan dapat meningkatkan hasil belajar matematika konsep
pecahan dan mendapatkan respon positif dari siswa. Hal itu dapat ditinjau dari hal
seperti di bawah ini :
a. Dengan penggunaan media kartu pecahan siswa dapat belajar sambil
bermain, sehingga siswa akan lebih memahami konsep yang akan
dipelajari. Suasana dalam proses pembelajaran menjadi menyenangkan
karena menggunakan realitas kehidupan, yaitu kecenderungan siswa yang
menyukai dunia permainan, sehingga siswa tidak cepat bosan untuk
belajar matemtika. Keberanian siswa meningkat karena siswa harus berani
tampil di depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok.
Kerjasama dalam kelompok juga meningkat. Selain itu siswa menjadi
terbiasa berfikir dan mengemukakan pendapat.
b. Dengan partisipasi siswa yang aktif dan kreatif dalam pembelajaran yang
semakin meningkat, suasana kelas pun menjadi lebih hidup dan
menyenangkan dan pada akhirnya pemahaman konsep pecahan siswa
kelas III SDN I Mento meningkat.
2. Implikasi Praktis
Penelitian ini telah membuktikan bahwa pembelajaran matematika
menggunakan media kartu pecahan dapat meningkatkan hasil belajar matematika
konsep pecahan pada siswa.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan calon
guru untuk meningkatkan keefektifan strategi guru dalam mengajar dan
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar sehubungan dengan tujuan yang
akan dicapai oleh siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Berdasarkan kriteria temuan dan pembahasan hasil penelitian seperti yang
diuraiakan pada bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan peneliti untuk
membantu guna dalam menghadapi permasalahan yang sejenis. Disamping itu,
perlu peneliti lanjut tentang upaya guru untuk mempertahankan atau menjaga dan
meningkatkan hasil belajar pada siswa. Pembelajaran matematika dengan
menggunakan media kartu pecahan pada hakikatnya dapat digunakan dan
dikembangka oleh guru yang menghadapi permasalahan sejenis, terutama untuk
mengatasi masalah peningkatan hasil belajar konsep pecahan, yang pada
umumnya dimiliki oleh sebagian besar siswa. Adapun kendala yang dihadapi
dalam pelaksanaan penelitian ini harus diatasi semaksimal mungkin.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai penggunaan media kartu pecahan pada
kelas III SDN I Mento tahun 2011, maka saran-saran yang diberikan sebagai
sumbangan pemikiran untuk meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan
meningkatkan kompetensi siswa SDN I Mento pada khususnya sebagai berikut :
1. Bagi Guru
a. Guru matematika yang mengajar di SDN I Mento sebaiknya
menggunakan media kartu pecahan dalam pembelajaran matematika
khususnya pada pokok bahasan bilangan pecahan.
b. Guru hendaknya melakukan persiapan yang lebih baik dalam
menggunakan kartu pecahan terutama dalam pembagian kelompok,
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja
Siswa, dan evaluasi sehingga lebih mudah dipahami siswa.
c. Agar ada interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru,
sehingga ada baiknya jika guru mau menggunakan media kartu
pecahan.
d. Untuk menerapkan media kartu pecahan dalam pembelajaran
hendaknya guru memberikan bimbingan terlebih dahulu kepada para
siswa agar bisa menerapkan permainan kartu pecahan.
2. Bagi Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
a. Siswa hendaknya dapat berperan aktif dalam penggunaan media kartu
pecahan, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar
dan memperoleh hasil belajar yang optimal.
b. Siswa hendaknya lebih berani untuk terlibat langsung dalam proses
pembelajaran, terutama dalam penggunaan media pembelajaran yang
baru.
3. Bagi Sekolah
a. Kepala Sekolah hendaknya selalu menginspirasi dan aktif mendorong
guru-guru untuk melaksanakan pembelajaran yang kreatif dan
inovatiff salah satunya dengan menggunakan media kartu pecahan.
4. Bagi Peneliti Lain
a. Peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama hendaknya
lebih cermat dan lebih mengupayakan pengkajian teori teori yang
berkaitan dengan media pembelajaran yang inovatif seperti media
kartu pecahan guna melengkapi kekurangan yang ada serta sebagai
salah satu alternatif dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa
yang belum tercakup dalam penelitian ini agar diperoleh hasil yang
lebih baik.