pengertian klb (kejadian luar biasa)

Upload: okky-yacub-poapa

Post on 03-Jun-2018

233 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 8/12/2019 Pengertian Klb (Kejadian Luar Biasa)

    1/7

    KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)

    Pengertian Kejadian Luar Biasa (KLB)

    Menurut Undang-Undang Wabah Tahun 1984, Kejadian Luar Biasa (KLB)

    adalah timbulnya suatu kejadian kesakitan/kematian dan atau meningkatnya

    suatu kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis pada

    suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu.

    Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya

    kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah

    dalam kurun waktu tertentu. Kejadian Luar Biasa (KLB) dapat juga diartikansebagai suatu episode penyakit dan timbulnya penyakit pada dua atau lebih

    penderita yang berhubungan satu sama lain. Hubungan ini mungkin pada faktor

    saat timbulnya gejala (onset of illness), faktor tempat (tempat tinggal, tempat

    makan bersama, sumber makanan) dan faktor orang (umur, jenis kelamin,

    pekerjaan dan lainnya).

    Penyakit menular yang potensial menimbulkan wabah di Indonesiadicantumkan Permenkes 560/MENKES/PER/VIII/1989 tentang Penyakit

    potensial wabah yaitu:

    1. Kholera2. Pertusis3. Pes4. Rabies5. Demam Kuning6. Malaria7. Demam Bolak-balik8. Influenza9. Tifus Bercak wabah10.Hepatitis11.DBD

  • 8/12/2019 Pengertian Klb (Kejadian Luar Biasa)

    2/7

    12.Tifus perut13.Campak14.Meningitis15.Polio16.Ensefalitis17.Difteri18.Antraks

    Batasan KLB meliputi arti yang luas, yang dapat diuraikan sebagai berikut

    :

    Meliputi semua kejadian penyakit, dapat suatu penyakit infeksi akut kronisataupun penyakit non infeksi.

    Tidak ada batasan yang dapat dipakai secara umum untuk menentukanjumlah penderita yang dapat dikatakan sebagai KLB. Hal ini selain karena

    jumlah kasus sangat tergantung dari jenis dan agen penyebabnya, juga

    karena keadaan penyakit akan bervariasi menurut tempat (tempat tinggal,

    pekerjaan) dan waktu (yang berhubungan dengan keadaan iklim) dan

    pengalaman keadaan penyakit tersebut sebelumnya.

    Tidak ada batasan yang spesifik mengenai luas daerah yang dapat dipakaiuntuk menentukan KLB, apakah dusun desa, kecamatan, kabupaten atau

    meluas satu propinsi dan Negara. Luasnya daerah sangat tergantung daricara penularan penyakit tersebut.

    Waktu yang digunakan untuk menentukan KLB juga bervariasi. KLBdapat terjadi dalam beberapa jam, beberapa hari atau minggu atau beberapa

    bulan maupun tahun.

    A.Kriteria Kerja Kejadian Luar Biasa (KLB)

  • 8/12/2019 Pengertian Klb (Kejadian Luar Biasa)

    3/7

    KLB meliputi hal yang sangat luas seperti disampaikan pada bagian

    sebelumnya, maka untuk mempermudah penetapan diagnosis KLB, pemerintah

    Indonesia melalui Keputusan Dirjen PPM & PLP No. 451-I/PD.03.04/1999

    tentang Pedoman Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan KLB telah

    menetapkan kriteria kerja KLB yaitu:

    Suatu kejadian penyakit atau keracunan dapat dikatakan KLB apabila

    memenuhi kriteria sebagai berikut:

    1.Timbulnya suatu penyakit/kesakitan yang sebelumnya tidak ada/tdkdiketahui.

    2.Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus menerus selama 3 kurunwaktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam,hari,minggu.).

    3. Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali atau lebih dibandingkan

    periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun).

    4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat

    atau lebih bila dibandingkan dgn angka rata2 per bulan dlm tahun

    sebelumnya.5. Angka rata-rata perbulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan 2 kali

    lipat atau lebih dibandingkan dgn angka rata2 perbulan dalam tahun

    sebelumnya.

    6. Case fatality rate dari suatu penyakit dalam kurun waktu tertentu

    menunjukkan 50% atau lebih dibandingkan CFR dari periode sebelumnya.

    7. Proporsional rate (PR) penderita baru dari periode tertentu menunjukkankenaikan 2 kali lipat atau lebih dibandingkan periode yg sama dlm kurun

    waktu/tahun sebelumnya.

    8. Beberapa penyakit khusus :kholera,DHF/DSS,SARS,avian flu,tetanus

    neonatorum.

    9. Beberapa penyakit yg dialami 1 (satu) atau lebih penderita : keracunan

    makanan dan keracunan pestisida.

  • 8/12/2019 Pengertian Klb (Kejadian Luar Biasa)

    4/7

    B. Kekebalan Kelompok (Herd Immunity)

    Kekebalan Kelompok (Herd Immunity) adalah tingkat kemampuan atau

    daya tahan suatu kelompok penduduk tertentu terhadap serangan atau

    penyebaran unsur penyebab penyakit menular tertentu berdasarkan tingkat

    kekebalan sejumlah tertentu anggota kelompok tersebut. Herd Immunity

    merupakan faktor utama dalam proses kejadian wabah di masyarakat serta

    kelangsungan penyakit pada suatu kelompok penduduk tertentu.

    Wabah terjadi karena 2 keadaan, yaitu:

    1.Keadaan kekebalan populasi yakni suatu wabah besar dapat terjadi jika agentpenyakit infeksi masuk ke dalam suatu populasi yang tidak pernah terpapar

    oleh agen tersebut atau kemasukan suatu agen penyakit menular yang sudah

    lama absen dalam populasi tersebut.

    2.Bila suatu populasi tertutup seperti asrama, barak dimana keadaan sangattertutup dan mudah terjadi kontak langsung, masuknya sejumlah orang-orang

    yang peka terhadap penyakit tertentu dalam populasi tsb. Ex: Asrama

    mahasiswa/tentara.

    Langkah-Langkah Penyelidikan Kejadian Luar Biasa (KLB)

    Adapun langkah-langkah penyelidikan Kejadian Luar Biasa (KLB), yaitu:

    1. Persiapan penelitian lapangan2. Menetapkan apakah kejadian tersebut suatu KLB3.

    Memastikan Diagnose Etiologis

    4. Mengidentifikasikan dan menghitung kasus atau paparan5. Mendeskripsikan kasus berdasarkan orang, waktu, dan tempat6. Membuat cara penanggulangan sementara dengan segera (jika

    diperlukan)

    7. Mengidentifikasi sumber dan cara penyebaran8. Mengidentikasi keadaan penyebab KLB9. Merencanakan penelitian lain yang sistematis

  • 8/12/2019 Pengertian Klb (Kejadian Luar Biasa)

    5/7

    10.Menetapkan saran cara pencegahan atau penanggulangan11.Menetapkan sistim penemuan kasus baru atau kasus dengan komplikasi12.Melaporkan hasil penyelidikan kepada Instansi kesehatan setempat dan

    kepada sistim pelayanan kesehatan yang lebih tinggi.

    Pada pelaksanaan penyelidikan KLB, langkah-langkah tersebut tidak harus

    dikerjakan secara berurutan, kadang-kadang beberapa langkah dapat dikerjakan

    secara serentak. Pemastian diagnose dan penetapan KLB merupakan langkah

    awal yang harus dikerjakan (Mausner and Kramer, 1985; Vaughan and Marrow,

    1989).

    C.Penetapan KLBPenetapan KLB dilakukan dengan membandingkan insidensi penyakit

    yang tengah berjalan dengan insidensi penyakit dalam keadaan biasa (endemik),

    pada populasi yang dianggap berisiko, pada tempat dan waktu tertentu. Dalam

    membandingkan insidensi penyakit berdasarkan waktu harus diingat bahwabeberapa penyakit dalam keadaan biasa (endemis) dapat bervariasi menurut

    waktu (pola temporal penyakit). Penggambaran pola temporal penyakit yang

    penting untuk penetapan KLB adalah, pola musiman penyakit (periode 12

    bulan) dan kecenderungan jangka panjang (periode tahunan-pola maksimum

    dan minimum penyakit). Dengan demikian untuk melihat kenaikan frekuensi

    penyakit harus dibandingkan dengan frekuensi penyakit pada tahun yang samabulan berbeda atau bulan yang sama tahun berbeda (CDC, 1979).

    D. Penanggulangan KLB

    Upaya penanggulangan ini meliputi pencegahan penyebaran KLB,

    termasuk pengawasan usaha pencegahan tersebut dan pemberantasan

    penyakitnya. Upaya penanggulangan KLB yang direncanakan dengan cermat

    dan dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait secara terkoordinasi dapat

  • 8/12/2019 Pengertian Klb (Kejadian Luar Biasa)

    6/7

    menghentikan atau membatasi penyebarluasan KLB sehingga tidak berkembang

    menjadi suatu wabah (Depkes, 2000).

    Penanggulangan KLB dikenal dengan nama Sistem Kewaspadaan Dini

    (SKD-KLB), yang dapat diartikan sebagai suatu upaya pencegahan dan

    penanggulangan KLB secara dini dengan melakukan kegiatan untuk

    mengantisipasi KLB. Kegiatan yang dilakukan berupa pengamatan yang

    sistematis dan terus-menerus yang mendukung sikap tanggap/waspada yang

    cepat dan tepat terhadap adanya suatu perubahan status kesehatan masyarakat.

    Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data kasus baru dari penyakit-

    penyakit yang berpotensi terjadi KLB secara mingguan sebagai upaya SKD-

    KLB. Data-data yang telah terkumpul dilakukan pengolahan dan analisis data

    untuk penyusunan rumusan kegiatan perbaikan oleh tim epidemiologi (Dinkes

    Kota Surabaya, 2002).

    Berdasarkan Undang-undang No. 4 tahun 1984 tentang wabah penyakit

    menular serta Peraturan Menteri Kesehatan No. 560 tahun 1989, maka penyakit

    DBD harus dilaporkan segera dalam waktu kurang dari 24 jam. Undang-undangNo. 4 tahun 1984 juga menyebutkan bahwa wabah adalah kejadian

    berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat, yang jumlah

    penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari keadaan yang lazim pada

    waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka. Dalam rangka

    mengantisipasi wabah secara dini, dikembangkan istilah kejadian luar biasa

    (KLB) sebagai pemantauan lebih dini terhadap kejadian wabah. Tetapikelemahan dari sistem ini adalah penentuan penyakit didasarkan atas hasil

    pemeriksaan klinik laboratorium sehingga seringkali KLB terlambat diantisipasi

    (Sidemen A., 2003).

    Badan Litbangkes berkerja sama dengan Namru 2 telah mengembangkan

    suatu sistem surveilans dengan menggunakan teknologi informasi (computerize)

    yang disebut dengan Early Warning Outbreak Recognition System (EWORS).

    EWORS adalah suatu sistem jaringan informasi yang menggunakan internet

  • 8/12/2019 Pengertian Klb (Kejadian Luar Biasa)

    7/7

    yang bertujuan untuk menyampaikan berita adanya kejadian luar biasa pada

    suatu daerah di seluruh Indonesia ke pusat EWORS secara cepat (Badan

    Litbangkes, Depkes RI). Melalui sistem ini peningkatan dan penyebaran kasus

    dapat diketahui dengan cepat, sehingga tindakan penanggulangan penyakit

    dapat dilakukan sedini mungkin. Dalam masalah DBD kali ini EWORS telah

    berperan dalam hal menginformasikan data kasus DBD dari segi jumlah,

    gejala/karakteristik penyakit, tempat/lokasi, dan waktu kejadian dari seluruh

    rumah sakit DATI II di Indonesia (Sidemen A., 2003).