pengertian karya sastra

58
PENGERTIAN, FUNGSI, DAN RAGAM SASTRA A. Pengertian Sastra Kesusastraan : susastra + ke – an su + sastra su berarti indah atau baik sastra berarti lukisan atau karangan Susastra berarti karangan atau lukisan yang baik dan indah. Kesusastraan berarti segala tulisan atau karangan yang mengandung nilai-nilai kebaikan yang ditulis dengan bahasa yang indah. B. Fungsi Sastra Dalam kehidupan masayarakat sastra mempunyai beberapa fungsi yaitu : 1. Fungsi rekreatif, yaitu sastra dapat memberikan hiburan yang menyenangkan bagi penikmat atau pembacanya. 2. Fungsi didaktif, yaitu sastra mampu mengarahkan atau mendidik pembacanya karena nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang terkandung didalamnya. 3. Fungsi estetis, yaitu sastra mampu memberikan keindahan bagi penikmat/pembacanya karena sifat keindahannya. 4. Fungsi moralitas, yaitu sastra mampu memberikan pengetahuan kepada pembaca/peminatnya sehingga tahu moral yang baik dan buruk, karena sastra yang baik selalu mengandung moral yang tinggi. 5. Fungsi religius, yaitu sastra pun menghasilkan karya-karya yang mengandung ajaran agama yang dapat diteladani para penikmat/pembaca sastra. C. Ragam Sastra 1. Dilihat dari bentuknya, sastra terdiri atas 4 bentuk, yaitu : a) Prosa, bentuk sastra yang diuraikan menggunakan bahasa bebas dan panjang tidak terikat oleh aturan-aturan seperti dalam puisi. b) Puisi, bentuk sastra yang diuraikan dengan menggunakan habasa yang singkat dan padat serta indah. Untuk puisi lama, selalu terikat oleh kaidah atau aturan tertentu, yaitu :

Upload: diptakusumar

Post on 28-May-2015

8.609 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengertian karya sastra

PENGERTIAN, FUNGSI, DAN RAGAM SASTRA

A. Pengertian SastraKesusastraan : susastra + ke – ansu + sastrasu berarti indah atau baiksastra berarti lukisan atau karangan

Susastra berarti karangan atau lukisan yang baik dan indah.Kesusastraan berarti segala tulisan atau karangan yang mengandung nilai-nilai kebaikan yang ditulis dengan bahasa yang indah.

B. Fungsi SastraDalam kehidupan masayarakat sastra mempunyai beberapa fungsi yaitu :1. Fungsi rekreatif, yaitu sastra dapat memberikan hiburan yang menyenangkan bagi penikmat atau pembacanya.2. Fungsi didaktif, yaitu sastra mampu mengarahkan atau mendidik pembacanya karena nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang terkandung didalamnya.3. Fungsi estetis, yaitu sastra mampu memberikan keindahan bagi penikmat/pembacanya karena sifat keindahannya.4. Fungsi moralitas, yaitu sastra mampu memberikan pengetahuan kepada pembaca/peminatnya sehingga tahu moral yang baik dan buruk, karena sastra yang baik selalu mengandung moral yang tinggi.5. Fungsi religius, yaitu sastra pun menghasilkan karya-karya yang mengandung ajaran agama yang dapat diteladani para penikmat/pembaca sastra.

C. Ragam Sastra1. Dilihat dari bentuknya, sastra terdiri atas 4 bentuk, yaitu :

a) Prosa, bentuk sastra yang diuraikan menggunakan bahasa bebas dan panjang tidak terikat oleh aturan-aturan seperti dalam puisi.b) Puisi, bentuk sastra yang diuraikan dengan menggunakan habasa yang singkat dan padat serta indah. Untuk puisi lama, selalu terikat oleh kaidah atau aturan tertentu, yaitu :

(1) Jumlah baris tiap-tiap baitnya,(2) Jumlah suku kata atau kata dalam tiap-tiap kalimat atau barisnya,(3) Irama, dan(4) Persamaan bunyi kata.c) Prosa liris, bentuk sastra yang disajikan seperti bentuk puisi namun menggunakan bahasa yang bebas terurai seperti pada prosa.d) Drama, yaitu bentuk sastra yang dilukiskan dengan menggunakan bahasa yang bebas dan panjang, serta disajikan menggunakan dialog atau monolog. Drama ada dua pengertian, yaitu drama dalam bentuk naskah dan drama yang dipentaskan.

2. Dilihat dari isinya, sastra terdiri atas 4 macam, yaitu :

Page 2: Pengertian karya sastra

a) Epik, karangan yang melukiskan sesuatu secara obyektif tanpa mengikutkan pikiran dan perasaan pribadi pengarang.b) Lirik, karangan yang berisi curahan perasaan pengarang secara subyektif.c) Didaktif, karya sastra yang isinya mendidik penikmat/pembaca tentang masalah moral, tatakrama, masalah agama, dll.d) Dramatik, karya sastra yang isinya melukiskan sesuatu kejadian(baik atau buruk) denan pelukisan yang berlebih-lebihan.

3. Dilihat dari sejarahnya, sastra terdiri dari 3 bagian, yaitu :a) Kesusastraan Lama, kesusastraan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat lama dalam sejarah bangsa Indonesia. Kesusastraan Lama Indonesia dibagi menjadi :

(1) Kesusastraan zaman purba,(2) Kesusastraan zaman Hindu Budha,(3) Kesusastraan zaman Islam, dan(4) Kesusastraan zaman Arab – Melayu.

b) Kesusastraan Peralihan, kesusastraan yang hidup di zaman Abdullah bin Abdulkadir Munsyi. Karya-karya Abdullah bin Abdulkadir Munsyi ialah :(1) Hikayat Abdullah(2) Syair Singapura Dimakan Api(3) Kisah Pelayaran Abdullah ke Negeri Jeddah(4) Syair Abdul Muluk, dll.

c) Kesusastraan Baru, kesusastraan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat baru Indonesia. Kesusastraan Baru mencangkup kesusastraan pada Zaman :(1) Balai Pustaka / Angkatan ‘20(2) Pujangga Baru / Angkatan ‘30(3) Jepang(4) Angkatan ‘45(5) Angkatan ‘66(6) Mutakhir / Kesusastraan setelah tahun 1966 sampai sekarang

D. Unsur Intrinsik dan EkstrinsikKarya sastra disusun oleh dua unsur yang menyusunnya.Dua unsur yang dimaksud ialah unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik ialah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam yang mewujudkan struktur suatu karya sastra, seperti : tema, tokoh dan penokohan, alur dan pengaluran, latae dan pelataran, dan pusat pengisahan. Sedangkan unsur ekstrinsik ialah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari luarnya menyangkut aspek sosiologi, psikologi, dan lain-lain.

1. Unsur Intrinsika) Tema dan AmanatTema ialah persoalan yang menduduki tempat utama dalam karya sastra. Tema mayor ialah tema yang sangat menonjol dan menjadi persoalan.Tema minor ialah tema yang tidak menonjol.Amanat ialah pemecahan yang diberikan oleh pengarang bagi persoalan di dalam karya

Page 3: Pengertian karya sastra

sastra.Amanat biasa disebut makna.Makna dibedakan menjadi makna niatan dan makna muatan.Makna niatan ialah makna yang diniatkan oleh pengarang bagi karya sastra yang ditulisnya.Makna muatan ialah makana yang termuat dalam karya sastra tersebut.

b) Tokoh dan PenokohanTokoh ialah pelaku dalam karya sastra. Dalam karya sastra biasanya ada beberapa tokoh, namun biasanya hanya ada satu tokoh utama.Tokoh utama ialah tokoh yang sangat penting dalam mengambil peranan dalam karya sastra.Dua jenis tokoh adalah tokoh datar (flash character) dan tokoh bulat (round character).Tokoh datar ialah tokoh yang hanya menunjukkan satu segi, misalny6a baik saja atau buruk saja. Sejak awal sampai akhir cerita tokoh yang jahat akan tetap jahat. Tokoh bulat adalah tokoh yang menunjukkan berbagai segi baik buruknya, kelebihan dan kelemahannya.Jadi ada perkembangan yang terjadi pada tokoh ini. Dari segi kejiwaan dikenal ada tokoh introvert dan ekstrovert. Tokoh introvert ialah pribadi tokoh tersebut yang ditentukan oleh ketidaksadarannya. Tokoh ekstrovert ialah pribadi tokoh tersebut yang ditentukan oleh kesadarannya.Dalam karya sastra dikenal pula tokoh protagonis dan antagonis.Protagonis ialah tokoh yang disukai pembaca atau penikmat sastra karena sifat-sifatnya.Antagonis ialah tokoh yang tidak disukai pembaca atau penikmat sastra karena sifat-sifatnya.Penokohan atau perwatakan ialah teknik atau cara-cara menampilkan tokoh. Ada beberapa cara menampilkan tokoh. Cara analitik, ialah cara penampilan tokoh secara langsung melalui uraian pengarang. Jadi pengarang menguraikan ciri-ciri tokoh tersebut secara langsung. Cara dramatik, ialah cara menampilkan tokoh tidak secara langsung tetapi melalui gambaran ucapan, perbuatan, dan komentar atau penilaian pelaku atau tokoh dalam suatu cerita.Dialog ialah cakapan antara seorang tokoh dengan banyak tokoh.Dualog ialah cakapan antara dua tokoh saja.Monolog ialah cakapan batin terhadap kejadian lampau dan yang sedang terjadi.Solilokui ialah bentuk cakapan batin terhadap peristiwa yang akan terjadi.

c) Alur dan PengaluranAlur disebut juga plot, yaitu rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan sebab akibat sehingga menjadi satu kesatuan yang padu bulat dan utuh. Alur terdiri atas beberapa bagian :(1) Awal, yaitu pengarang mulai memperkenalkan tokoh-tokohnya.(2) Tikaian, yaitu terjadi konflik di antara tokoh-tokoh pelaku.(3) Gawatan atau rumitan, yaitu konflik tokoh-tokoh semakin seru.(4) Puncak, yaitu saat puncak konflik di antara tokoh-tokohnya.(5) Leraian, yaitu saat peristiwa konflik semakin reda dan perkembangan alur mulai terungkap.(6) Akhir, yaitu seluruh peristiwa atau konflik telah terselesaikan.

Pengaluran, yaitu teknik atau cara-cara menampilkan alur.Menurut kualitasnya, pengaluran dibedakan menjadi alur erat dan alur longggar.Alur erat ialah alur yang tidak memungkinkan adanya pencabangan cerita.Alur longgar adalah alur yang memungkinkan adanya pencabangan cerita.Menurut kualitasnya, pengaluran dibedakan menjadi alur tunggal dan alur ganda.Alur tunggal ialah alur yang hanya satu dalam karya sastra.Alur ganda ialah alur yang lebih dari satu dalam karya sastra.Dari segi urutan waktu, pengaluran dibedakan kedalam alur lurus dan tidak lurus.Alur lurus ialah alur yang melukiskan peristiwa-peristiwa berurutan dari awal sampai akhir cerita.Alur tidak lurus ialah alur yang melukiskan tidak urut dari awal sampai akhir cerita.Alur

Page 4: Pengertian karya sastra

tidak lurus bisa menggunakan gerak balik (backtracking), sorot balik (flashback), atau campauran keduanya.

d) Latar dan PelataranLatar disebut juga setting, yaitu tempat atau waktu terjadinya peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam sebuah karya sastra. Latar atau setting dibedakan menjadi latar material dan sosial.Latar material ialah lukisan latar belakang alam atau lingkungan di mana tokoh tersebut berada.Latar sosial, ialah lukisan tatakrama tingkah laku, adat dan pandangan hidup.Sedangkan pelataran ialah teknik atau cara-cara menampilkan latar.

e) Pusat PengisahanPusat pengisahan ialah dari mana suatu cerita dikisahkan oleh pencerita.Pencerita di sini adalah privbadi yang diciptakan pengarang untuk menyampaikan cerita.Paling tidak ada dua pusat pengisahan yaitu pencerita sebagai orang pertama dan pencerita sebagai orang ketiga.Sebagai orang pertama, pencerita duduk dan terlibat dalam cerita tersebut, biasanya sebagai aku dalam tokoh cerita. Sebagai orang ketiga, pencerita tidak terlibat dalam cerita tersebut tetapi ia duduk sebagai seorang pengamat atau dalang yang serba tahu.

2. Unsur EkstrinsikTidak ada sebuah karya sastra yang tumbuh otonom, tetapi selalu pasti berhubungan secara ekstrinsik dengan luar sastra, dengan sejumlah faktor kemasyarakatan seperti tradisi sastra, kebudayaan lingkungan, pembaca sastra, serta kejiwaan mereka.Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa unsur ekstrinsik ialah unsur yang membentuk karya sastra dari luar sastra itu sendiri.Untuk melakukan pendekatan terhadap unsur ekstrinsik, diperlukan bantuan ilmu-ilmu kerabat seperti sosiologi, psikologi, filsafat, dan lain-lain.

Pengertian Sastra Secara Umum dan Menurut Para   Ahli Sastra Dalam Pengertian Umum

Sastra (Sanskerta: shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta ‘Sastra’, yang

berarti “teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar ‘Sas’ yang

berarti “instruksi” atau “ajaran” dan ‘Tra’ yang berarti “alat” atau “sarana”. Dalam bahasa

Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada “kesusastraan” atau sebuah jenis

tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.

Yang agak bias adalah pemakaian istilah sastra dan sastrawi. Segmentasi sastra lebih

mengacu sesuai defenisinya sebagai sekedar teks.Sedang sastrawi lebih mengarah pada

sastra yang kental nuansa puitis atau abstraknya.Istilah sastrawan adalah salah satu

contohnya, diartikan sebagai orang yang menggeluti sastrawi, bukan sastra.

Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan

(sastra oral).Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa

yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu.

Page 5: Pengertian karya sastra

Sastra dibagi menjadi 2 yaitu Prosa dan Puisi, Prosa adalah karya sastra yang tidak terikat

sedangkan Puisi adalah karya sastra yang terikat dengan kaidah dan aturan tertentu.

Contoh karya Sastra Puisi yaitu Puisi, Pantun,  dan Syair sedangkan contoh karya sastra

Prosa yaitu Novel, Cerita/Cerpen, dan Drama.

Pengertian Sastra Menurut Para Ahli

Mursal Esten (1978 : 9)

Sastra atau Kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai

manifestasi kehidupan manusia. (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan

memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan).

Semi (1988 : 8 )

Sastra.adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia

dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya.

Panuti Sudjiman (1986 : 68)

Sastra sebagai karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti

keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi, dan ungkapanya.

Ahmad Badrun (1983 : 16)

Kesusastraan adalah kegiatan seni yang mempergunakan bahasa dan garis simbol-simbol

lain sebagai alai, dan bersifat imajinatif.

Engleton (1988 : 4)

Sastra adalah karya tulisan yang halus (belle letters) adalah karya yang mencatatkan

bentuk bahasa.harian dalam berbagai cara dengan bahasa yang dipadatkan, didalamkan,

dibelitkan, dipanjangtipiskan dan diterbalikkan, dijadikan ganjil.

Plato

Sastra adalah hasil peniruan atau gambaran dari kenyataan (mimesis).Sebuah karya sastra

harus merupakan peneladanan alam semesta dan sekaligus merupakan model

kenyataan.Oleh karena itu, nilai sastra semakin rendah dan jauh dari dunia ide.

Aristoteles

Sastra sebagai kegiatan lainnya melalui agama, ilmu pengetahuan dan filsafat.

Robert Scholes (1992: 1)

Tentu saja, sastra itu sebuah kata, bukan sebuah benda

Page 6: Pengertian karya sastra

Sapardi (1979: 1)

Memaparkan bahwa sastra itu adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai

medium.Bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial.Sastra menampilkan gambaran

kehidupan, dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan social.

Taum (1997: 13)

Sastra adalah karya cipta atau fiksi yang bersifat imajinatif” atau “sastra adalah

penggunaan bahasa yang indah dan berguna yang menandakan hal-hal lain”

Page 7: Pengertian karya sastra
Page 8: Pengertian karya sastra

Pengertian Cerita Pendek (Cerpen)Dalam dunia sastra kita mengenal prosa dan puisi. Prosa meliputi roman(novel), dan cerita pendek(cerpen). Ada juga

jenis prosa yang lebih pendek dari novel, tetapi lebih panjang dari cerpen, yang disebut novelet.Cerpen, novelette

atau novel, tergolong tulisan kreatif (creative writing).

Menulis Cerpen

Lalu apakah yang disebut cerita pendek atau cerpen itu?Cerpen adalah cerita yang ditulis pendek.Tetapi seberapa

pendeknya?Bukankah panjang atau pendek itu relative?Karena itu lalu dibuat patokan yang sudah umum

berlaku.Sebagai patokan atau pedoman umum, ceroen terdiri dari 2000 kata sampai dengan 10.000 kata.

Penggolongannya adalah sebagai berikut:

Cerita Pendek (short story)

Cerita pendek yang pendek (short, short story)

Cerita pendek yang sangat pendek (very short-short story)

Cerpen yang pendek hanya terdiri dari 750 sampai dengan 1000kata.Cerpen jenis ini biasanya disebut cerita mini

yang lazaim disingkat cermin. Di Barat cermin disebut flash – yang artinya sekilas atau sekelebatan membacanya.

Jenis ini tergolong dalam very short-short story.

Sedangkan cerpen yang ditulis sampai dengan 10.000 kata bisa disebut dengan cerpan(cerita pendek yang

panjang).Jenis cerpen ini bisa dikembangkan menjadi novelette atau novel pendek. Karya-karya cerpen para

sastrawan Eropa, Amerika Latin dan AS tahun 1940 – 1960-an pada umumnya ditulis begitu panjang dan layak

disebut cerpan.

Cerpen yang ideal adalah sebagai berikut:

Page 9: Pengertian karya sastra

Ditulis terdiri dari 3.000 atau 4.000 kata.

Bahasa dan isinya mudah dipahami. Dengan demikian, cerpen tersebut dapat di baca kurang dari satu jam dan

isinya tidak terlupakan oleh pembacanya sepanjang waktu.

Ada dua tipe cerpen, yaitu cerpen yang ditulis dengan sempurna disebut well made short-story dan cerpen yang

ditulis tidak utuh disebut slice of life short-story. Tipe pertama adalah cerpen yang ditulis secara fokus yaitu: satu

tema dengan plot yang sangat jelas dan ending yang mudah dipahami. Cerpen tersebut pada umunya bersifat

kovensional dan berdasar pada realitas /fakta.Maka cerpen tipe ini biasanya enak dibaca dan mudah

dipahami.Pembaca awam dapat membaca cerpen jenis ini kurang dari satu jam.

Sebaliknya, cerpen tipe kedua, yaitu slice of life short-story, tidak terfokus temanya, memencar, sehingga plot tidak

terstruktur.Plot(alur) ceritanya kadang dibuat mengambang oleh pengarang.nya. Pada umumnya,cerpen jenis ini

ditulis dengan gaya kontemporer dan bersumber dari ide atau gagasan murni, maka disebut juga dengan cerpen

gagasan. Dengan demikian, cerpen tipe ini seringkali sulit dipahami sehingga perlu dibaca berulang-ulang.Pembaca

karya seperti itu adalah kalangan tertentu yang memang paham akan karya-karya sastra.

Cerpen tipe mana pun, yang ditulis sebagai cerpen standar, cermin(flash) maupun cerpan mempunyai beberapa

persamaan:

Bercerita tentang manusia atau sesuatu yang dimanusiakan

Menyajikan satu (tunggal) peristiwa(lampau, sekarang atau yang akan datang)

Jumlah tokoh yang ditampilkan satu atau paling banyak tiga orang.

Kurun waktu peristiwa sangat terbatas.

Pada umumnya, karya dipublikasi di media-massa sebelum diterbitkan dalam bentukkumpulan cerpen.

Mengandung elemen plot, sudut pandang, tokoh/pelaku, dialog, konflik, setting dan suasana hati

(mood/atmosphere)

Definisi Cerpen

Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif.Cerita pendek

cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti

novella (dalam pengertian modern) dan novel.

Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot,

tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang.Ceritanya bisa

dalam berbagai jenis.

Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan singkat yang dengan cepat tiba pada

tujuannya, dengan parallel pada tradisi penceritaan lisan.Dengan munculnya novel yang realistis, cerita

pendek berkembang sebagai sebuah miniatur, dengan contoh-contoh dalam cerita-cerita karya E.T.A.

Hoffmann dan Anton Chekhov.

Sebenarnya, tidak ada rumusan yang baku mengenai apa itu cerpen. Kalangan sasterawan memiliki

rumusan yang tidak sama. H.B. Jassin –Sang Paus Sastra Indonesia- mengatakan bahwa yang disebut cerita

Page 10: Pengertian karya sastra

pendek harus memiliki bagian perkenalan, pertikaian, dan penyelesaian. A. Bakar Hamid dalam tulisan

“Pengertian Cerpen” berpendapat bahwa yang disebut cerita pendek itu harus dilihat dari kuantitas, yaitu

banyaknya perkataan yang dipakai: antara 500-20.000 kata, adanya satu plot, adanya satu watak, dan

adanya satu kesan. Sedangkan Aoh. KH, mendefinisikan bahwa cerpen adalah salah satu ragam fiksi atau

cerita rekaan yang sering disebut kisahan prosa pendek.Dan masih banyak sastrawan yang merumuskan

definisi cerpen. Rumusan-rumusan tersebut tidak sama persis, juga tidak saling bertentangan satu sama

lain. Hampir semuanya menyepakati pada satu kesimpulan bahwa cerita pendek atau yang biasa disingkat

cerpen adalah cerita rekaan yang pendek.

1.1 Jenis Cerpen

Jenis-jenis cerpen ada 3, yaitu :

Cerpen Kedaerahan

Contoh : - Rumah Untuk Kemenakan

- Gampong

- Orang Kaya Baru, dll

Cerpen Nasional

Contoh : - Jalan Soeprapto

- Jiwa Yang Terguncang

- Senyuman Terakhir, dll

Cerpen Pop

Contoh : - Perempuan Disimpang Tiga

- Roda Kehidupan

- Pelabuhan Makin Jauh

- Anggap Aku Bulan

- Kisah Dikantor Pos, dll

1.2 Anatomi Cerpen

Setelah mengerti betul definisi cerpen, karakteristik cerpen dan unsur-unsur yang wajib ada dalam

membangun cerpen, maka sejatinya Anda sudah sangat siap untuk menciptakan sebuah cerpen. Sebelum

menulis cerpen ada baiknya anda mengetahui anatomi cerpen atau bisa juga disebut struktur cerita.

Umumnya anatomi cerpen, apapun temanya, di manapun settingnya, apapun jenis sudut pandangan

tokohnya, dan bagaimanapun alurnya memiliki anatomi sebagai berikut:

Page 11: Pengertian karya sastra

1. Situasi (pengarang membuka cerita)

2. Peristiwa-peristiwa terjadi

3.Peristiwa-peristiwa memuncak

4.Klimaks

5. Anti Klimaks

Atau, komposisi cerpen, sebagaimana ditandaskan H.B.Jassin dapat dikatakan sebagai berikut:

1. Perkenalan

2. Pertikaian

3.Penyelesaian

Cerpen yang baik adalah yang memiliki anatomi dan struktur cerita yang seimbang.Kelemahan utama

penulis cerpen pemula biasanya di struktur cerita ini.

BAB 2

KARAKTERISTIK CERPEN

2.1 Unsur-unsur Cerpen

Unsur-unsur yang terdapat pada cerpen ada 2, yaitu :

a. Unsur Intrinsik

Unsur Intrinsik adalah unsur yang mendukung dari dalam tubuh cerita tersebut. Bagian-bagian unsur

interinsik antara lain, :

1.. Tema :

Yaitu gagasan inti. Dalam sebuah cerpen, tema bisa disamakan dengan pondasi sebuah bangunan.Tidaklah

mungkin mendirikan sebuah bangunan tanpa pondasi. Dengan kata lain tema adalah sebuah ide pokok,

pikiran utama sebuah cerpen; pesan atau amanat. Dasar tolak untuk membentuk rangkaian cerita; dasar

tolak untuk bercerita.

2. Amanat :

Page 12: Pengertian karya sastra

Yaitu pesan atau amanat yang ingin di sampaikan pengarang dalam bentuk tulisan.

3. Alur atau plot :

Yaitu rangkaian peristiwa yang menggerakkan cerita untuk mencapai efek tertentu atau sambung

sinambungnya suatu cerita, dimana tidak hanya menjelaskan kenapa hal itu terjadi, tetapi juga menjelaskan

bagaimana hal itu terjadi.

Adapun jenis plot bisa disederhanakan menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Plot keras, jika akhir cerita meledak keras di luar dugaan pembaca. Contohnya: cerpen-cerpen Anton

Chekov, pengarang Rusia legendaris, cerpen-cerpen Trisnoyuwono yang terkumpul dalam Laki-laki dan

Mesiu, cerpen-cerpen Subagio Sastrowardoyo dalam kumpulannya Kejantanan di Sumbing.

2. Plot lembut, jika akhir cerita berupa bisikan, tidak mengejutkan pembaca, namun tetap disampaikan

dengan mengesan sehingga seperti terus tergiang di telinga pembaca. Contoh, cerpen Seribu Kunang-

kunang di Manhattan karya Umar Kayam, cerpen-cerpen Danarto dalam Godlob, dan hampir semua cerpen

Guy de Maupassant, pengarang Perancis menggunakan plot berbisik.

3. Plot lembut-meledak, atau plot meledak-lembut adalah campuran plot keras dan lembut. Contoh: cerpen

Krawang-Bekasi milik Gerson Poyk, cerpen Bulan Mati karya R. Siyaranamual, dan cerpen Putu Wijaya

berjudul Topeng bisa dimasukkan di sini.

Adapun jika kita melihat sifatnya, maka ada cerpen dengan plot terbuka, plot tertutup dan cempuran

keduanya. Jadi sifat plot ada kalanya:

1. Terbuka. Jika akhir cerita merangsang pembaca untuk mengembangkan jalan cerita, di samping masalah

dasar persoalan.

2. Tertutup. Akhir cerita tidak merangsang pembaca untuk meneruskan jalan cerita. Contoh Godlobnya

Danarto.

3. Campuran keduanya.

4. Penokohan :

Yaitu penciptaan citra tokoh dalam cerita. Tokoh harus tampak hidup dan nyata hingga pembaca merasakan

Page 13: Pengertian karya sastra

kehadirannya.Dalam cerpen modern, berhasil tidaknya sebuah cerpen ditentukan oleh berhasil tidaknya

menciptakan citra, watak dan karakter tokoh tersebut. Penokohan, yang didalamnya ada perwatakkan

sangat penting bagi sebuah cerita, bisa dikatakan ia sebagai mata air kekuatan sebuah cerita pendek.

Pada dasarnya sifat tokoh ada dua macam; sifat lahir (rupa, bentuk) dan sifat batin (watak, karakter). Dan

sifat tokoh ini bisa diungkapkan dengan berbagai cara, diantaranya melalui: 

1. Tindakan, ucapan dan pikirannya

2. Tempat tokoh tersebut berada

3.Benda-benda di sekitar tokoh

4. Kesan tokoh lain terhadap dirinya

5. Deskripsi langsung secara naratif oleh pengarang 

5. Latar atau setting :

yaitu segala keterangan mengenai waktu, ruang dan suasana dalam suatu cerita. Pada dasarnya, latar

mutlak dibutuhkan untuk menggarap tema dan plot cerita, karena latar harus bersatu dengan tema dan plot

untuk menghasilkan cerita pendek yang gempal, padat, dan berkualitas.

6. Sudut Pandang Pengarang :

Diantara elemen yang tidak bisa ditinggalkan dalam membangun cerita pendek adlaah sudah pandangan

tokoh yang dibangun sang pengarang. Sudut pandangan tokoh ini merupakan visi pengarang yang

dijelmakan ke dalam pandangan tokoh-tokoh bercerita.Jadi sudut pangan ini sangat erat dengan teknik

bercerita.

Ada 4 macam sudut pandang dalam bercerita :

1. Sudut pandang dari Yang Maha Kuasa : Pengarang seolah –olah maha tau, pengarang ini menggambarkan

semua tingkah laku para tokoh dan juga mengerti apa yang dikerjakan oleh tokoh.

2. Sudut pandang dari Orang pertama : Pengarang menggunakan gaya akudalam bercerita, sipengarang

disini tidak tidak mewakili dari pribadinya tetapi seluruh ceritanya itu tergantung pada watak tokoh aku.

3. Sudut pandang dari Orang ketiga atau peninjau : seorang pengarang menggunakan gaya dia dalm

bercerita, sudut pandang ini gabungan dari Yang Maha Kuasa dan Aku yang dapat melukiskan jiwa dia tapi

tidak dapat melukiskan yang lain.

4. Sudut pandang Objektif : Pengarang bertindak seperti dalam sudut pandang Yang Maha Kuasa, tetapi

pengarang tidak sampai menuliskan bathin tokoh-tokoh yang ada dalam cerita.

Page 14: Pengertian karya sastra

7. Gaya Bahasa :

Yaitu cara khas pengungkapan seseorang, hal ini tercermin dalam pengarang memilih kata-kata, tema, dan

memandang persoalan.

Gaya Bahasa ada 2:

1.Gaya pengarang dalam bercerita

Gaya pengarang dalam bercerita biasanya menggunakan sudut pandang yang sudah dijelaskan didepan

tadi.

2. Gaya Bahasa pengarang dalam bercerita.

Gaya bahasa pengarang dalam bercerita diperlukan karena untuk memperkuat daya lukis agar tercapai efek

yang dikehendaki.Biasanya pengarang menggunakan kata-kata khusus karena semakin umum istilah yang

dipakai, semakin kabur gambaran cerita yang kita sajikan.Sebaliknya semakin khusussemakin hidup lukisan

gambaran ceritanya.Makna-makna khusus tersebut terdapat pada bahasa yang menggunakan majas. Gaya

bahasa yang sering dipakai dapat dibagi menjadi 3, yaitu :

a. Gaya Bahasa Perbandingan

Gaya bahasa perbandingan dapat dibagi menjadi 5, yaitu :

1. Majas Perumpamaan / Asosiasi

yaitu gaya bahasa yang memperbandingkan benda yang satu dengan benda yang lain dengan apa yang

dilukiskan. Contoh :

Bibirnya merah bagai buah delima.

Kedua anak itu seperti pinang dibelah dua.

2. Majas Metafora

yaitu gaya bahasa perbandingan yang singkat dan padat yang dinyatakan secara implisit. Contoh :

Pukul delapan malam dewi malam mulai memancarkan sinarnya.

Si jago merah telah melalap rumah itu.

3. Majas Personifikasi

yaitu gaya bahasa yang menggambarkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah memiliki sifat-sifat seperti

manusia. Contoh :

Page 15: Pengertian karya sastra

Angin semilir menerpa mukaku.

Pohon nyiur melambai-lambai dipantai.

4. Majas Alegori

yaitu gaya bahasa perbandingan yang biasa memakai cerita untuk simbol-simbol untuk menyampaikan

maksud tertentu. Contoh :

Orang itu bagaikan kancil.

Orang itu termenung seribu satu malam.

5. Majas Pleonasme

yaitu gaya pemakaian bahasa secara berlebih-lebihan.

Saya melihat kejadian itu dengan mata kepala saya sendiri.

Walau keadaannya gelap gulita dia masih tetap meneruskan perjalanannya.

b. Gaya Bahasa Pertentangan

Gaya bahasa pertentangan dapat dibagi menjadi3, yaitu :

1. Majas Hiperbola

yaitu gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan dengan maksud memberi

penekanan. Contoh :

Kini hidupnya benar-benar bermandikan uang.

Air matanya menganak sungai.

2. Majas Litotes

yaitu gaya bahasa pertentangan yang biasa memakai pernyataan untuk memperkecil sesuatu. Contoh :

Terimalah hadiahku yang sederhana ini.

Kalau sampai disana mampirlah kegubukku.

3. Majas Ironi

yaitu gaya bahasa pertentangan yang mengungkapkan pernyataan pertentangan dengan maksud

mencemoh. Contoh :

Bagus sekali tulisanmu sampai-sampai aku tidak bisa membacanya.

Rapi benar kamarmu seperti kapal pecah.

c. Gaya Bahasa Pertautan

Page 16: Pengertian karya sastra

Gaya bahasa pertautan dapat dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Majas Sinekdoke

2. Majas Metonimia

yaitu gaya bahasa dengan menggunakan nama cirri atau nama hal yang ditautkan dengan orang atau

barang.

Sambil mengisap djarum dalam-dalam dibukanya lembaran-lembaran kompas.

Selain majas-majas yang disebutkan diatas juga ada jenis majas yang lain, misalnya :

1. Majas Eufemisme

yaitu gaya bahasa yang menggunakan bahasa sebagai pengganti kata lain dengan maksud untuk

memperhalus atau menghindari hal-hal tabu. Contoh :

Para TKI ilegal banyak yang diamankan oleh pihak keamanan Malaysia.

2. Majas Alusio

yaitu gaya bahasa yang merujuk pada suatu karya sastra, tokoh, atau suatu peristiwa. Contoh :

Dia sering bersifat kura-kura dalam perahu, sudah tahu tapi masih saja bertanya.

3. Majas Repetisi

yaitu gaya bahasa dengan melakukan pengulangan kata atau kelompok kata. Contoh :

Mengapa harus putus asa? Aku masih muda dan kuat! Mengapa harus putus asa?Mengapa harus putus

asa?

4. Majas Klimaks

yaitu gaya bahasa yang berupa susunan ungkapan yang makin lama makin mengandung penekanan.

Contoh :

Jangankan uang, rumah, harta kekayaan, nyawa pun akan kukorbankan demi kebaikan keluarga.

Sejak lahir, bayi, balita, remaja ibunya sendiri yang mengasuhnya.

b. Unsur Ekstrinsik

Unsur Ekstrinsik adalah unsur yang mendukung dari luar cerita tersebut. Contoh unsur-unsur ekstrinsik, yaitu

:

1. Biografi Pengarang

2. Sosial Budaya

3.Moral

4. Agama

Page 17: Pengertian karya sastra

DEFINISI RESENSI + CONTOH RESENSI CERPEN3/20/2012 04:45:00 PM  Sastra  8 comments

Pada kali ini, saya akan menjelaskan mengenai resensi. Hal tersebut dimaksudkan penulis untuk menambah

wawasan kepada para pembaca. Sebelum membahas mengenai contoh resensi, saya akan mengawali pembahasan

mengenai definisi resensi itu sendiri.

Apakah kalian masih ingat pegertian dari resensi?

Resensi /résénsi/ n menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pertimbangan atau pembicaraan tentang

buku; ulasan buku:

Sedangkan kata "mengulas" v itu sendiri mempunyai arti memberkan penjelasan dan komentar; menafsirkan

(penerangan lanjut, pendapat, dsb); mempelajari (menyelidiki) dan kata "ulasan" n mempunyai arti kupasan; tafsiran;

komentar: 

Resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata kerja revidere atau recensere.Artinya melihat kembali, menimbang,

atau menilai. Arti yang sama untuk istilah itu dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie, sedangkan dalam

bahasa Inggris dikenal dengan istilah review. Tiga istilah itu mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas buku.

Tindakan meresensi dapat berarti memberikan penilaian, mengungkap kembali isi buku, membahas, atau mengkritik

buku. Dengan pengertian yang cukup luas itu, maksud ditulisnya resensi buku tentu menginformasikan isi buku

kepada masyarakat luas

Secara singkat, resensi ialah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya.Tujuan resensi adalah

menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari

masyarakat atau tidak.

Lebih detil lagi, tujuan resensi adalah:

1. Memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif (mendalam) tentang apa yang tampak dan

terungkap dalam sebuah buku.

2. Mengajak pembaca untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh fenomena atau problema

yang muncul dalam sebuah buku.

Page 18: Pengertian karya sastra

3. Memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah buku itu pantas mendapat sambutan dari masyarakat atau

tidak.

Setelah mengetahui definisi serta tujuan dari resensi yang dibuat oleh resentator, kira-kira unsur apa

saja yang terkandung di dalam sebuah resensi?

Daniel Samad (1997: 7-8) menyebutkan unsur-unsur resensi adalah sebagai berikut:

Membuat judul resensi

Judul resensi yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh tulisan atau inti tulisan, tidakharus ditetapkan terlebih

dahulu.Judul dapat dibuat sesudah resensi selesai.Yang perlu diingat, judul resensi selaras dengan keseluruhan isi

resensi.

Menyusun data buku

Data buku biasanya disusun sebagai berikut:

- Judul buku (Apakah buku itu termasuk buku hasil terjemahan. Kalau demikian, tuliskan judul aslinya.);

- Pengarang (Kalau ada, tulislah juga penerjemah, editor, atau penyunting seperti yang tertera pada buku.);

- Penerbit;

- Tahun terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa);

- Tebal buku;

- Harga buku (jika diperlukan).

Membuat pembukaan

- Pembukaan dapat dimulai dengan hal-hal berikut ini:

- Memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk apa saja, dan prestasi apa saja yang diperoleh;

- Membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik oleh pengarang sendiri maupun oleh pengarang lain;

- Memaparkan kekhasan atau sosok pengarang;

- Memaparkan keunikan buku;

- Merumuskan tema buku;

- Mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku;

- Mengungkapkan kesan terhadap buku;

- Memperkenalkan penerbit;

Page 19: Pengertian karya sastra

- Mengajukan pertanyaan;

- Membuka dialog.

Tubuh atau isi pernyataan resensi buku

Tubuh atau isi pernyataan resensi biasanya memuat hal-hal di bawah ini:

a. sinopsis atau isi buku secara bernas dan kronologis;

b. ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya;

c. keunggulan buku;

d. kelemahan buku;

e. rumusan kerangka buku;

f. tinjauan bahasa (mudah atau berbelit-belit);

g. adanya kesalahan cetak.

Penutup resensi buku

Bagian penutup, biasanya berisi buku itu penting untuk siapa dan mengapa.

Terakhir, bagaimana cara membuat resensi itu sendiri? Bagaimana langkah-langkah di dalam

membuat resensi yang baik?

Ketika melakukan kegiatan meresensi, hendaklah perhatikan langkah-langkah meresensi buku sebagai berikut.

1. Penjajakan atau pengenalan terhadap buku yang diresensi,mulai dari tema buku yang diresensi, disertai deskripsi

isi buku,siapa yang menerbitkan buku itu, kapan dan di mana diterbitkan, tebal (jumlah bab dan halaman), format,

hingga harga.Siapa pengarangnya: nama, latar belakang pendidikan, reputasi dan prestasi, buku atau karya apa saja

yang ditulis, hingga mengapa ia menulis buku itu. Buku itu termasuk golongan buku yang mana: ekonomi, teknik,

politik, pendidikan, psikologi, sosiologi, filsafat, bahasa, atau sastra.

2. Membaca buku yang akan diresensi secara komprehensif, cermat, dan teliti. Peta permasalahan dalam buku itu

perlu dipahami secara tepat dan akurat.

3. Menandai bagian-bagian buku yang diperhatikan secara khusus dan menentukan bagian-bagian yang dikutip

untuk dijadikan data.

4. Membuat sinopsis atau intisari dari buku yang akan diresensi.

5. Menentukan sikap dan menilai hal-hal berikut.

Page 20: Pengertian karya sastra

- Organisasi atau kerangka penulisan; bagaimana hubungan antara bagian yang satu dan bagian yang lain,

bagaimana sistematikanya, dan bagaimana dinamikanya.

- Isi pernyataan; bagaimana bobot ide, analisis, penyajian data, dan kreativitas pemikirannya, bahasa; bagaimana

ejaan yang disempurnakan diterapkan, kalimat dan penggunaan kata, terutama untuk buku ilmiah.

- Aspek teknis; bagaimana tata letak, tata wajah, kerapian dan kebersihan, dan pencetakannya (banyak salah cetak

atau tidak). 

Sebelum menilai, alangkah baiknya jika terlebih dahulu dibuat semacam garis besar (outline) resensi itu. Outline ini

sangat membantu kita ketika menulis, mengoreksi dan merevisi hasil resensi dengan menggunakan dasar dan

kriteria yang kita tentukan sebelumnya.

Untuk melengkapi pemaparan mengenai resensi, saya sertakan bentuk resensi sebuah cerpen di

bawah ini

RESENSI CERPEN

1). Indentitas Cerpen

     a. Judul Cerpen         : Setangkai Bunga Bermahkota Biru

     b. Nama Pengarang   : Umar Said

     c. Tempat Terbit        : Yogyakarta

     d. Tanggal Terbit        : 5 April 2009

     e. Jumlah Halaman     : 3 Halaman

     f. Jumlah kata-kata    : 1253 kata

2). Sinopsis Cerpen

Puspita, seorang gadis yang banyak tahu akan tentang makna bunga mulai dari jenis bunga, makna tiap bunga yang

ia kenal, warna bunga, dan semua bagian-bagian bunga ia dapat mengartikan setiap bagian dari bunga yang

dikenalnya. Suatu hari ada seorang pria dengan sangat memprihatinkannya duduk disebuah taman bersama

seorang adiknya yang bermain di taman ditaman tersebut. Puspita yang heran lantas menghampiri seorang pria yang

tengah termenung juga. Kebetulan juga pria tersebut menyukai bunga walaupun ia sempat berkata “Aku juga tidak

tahu kapan aku mulai menyukai bunga” pria itu berkata kepada Puspita tentang satu bunga yang pernah pria itu

milikki, tanpa enggan Puspita menikmati cerita pria tersebut. Sekuntum bunga bukan anggrek dan bukan juga

mawar.Puspita yang mendengarnya langsung seloroh saja bercerita tentang bunga anggrek sepengetahuannya;

Page 21: Pengertian karya sastra

“Aku mengenal anggrek.Tahukah kau, anggrek adalah simbol cinta, kemewahan, dan keindahan.”Si pria hanya

menjawab “aku tahu.”“Bangsa yunani menggunakan anggrek sebagai simbol kejantanan.Dan bangsa tiongkok

percaya aroma anggrek berasal dari tubuh kaisar mereka. Jika anggrek muncul di mimpi seseorang, hal itu dipercaya

sebagai simbol dari kebutuhan akan kelembutan, romantisme, dan kesetiaan. Bahkan anggrek jadi bahan baku

utama dari ramuan cinta. Begitu dahsyat bukan?”Gadis itu panjang lebar menceritakan kembali tentang bunga

anggrek.Lama-kelamaan si pria justru ingin mendengar tentang bunga mawar dan dengan senang hati Puspita

bercerita; “Dari budaya barat, kita mengenal mawar sebagai cinta dan kecantikan,” imbuh si gadis.Bahkan di Inggris

mawar dijadikan bunga nasional. Di Kanada, bunga mawar liar merupakan bunga provinsi Alberta. Di Amerika

Serikat, bunga mawar merupakan bunga negara bagian Iowa, North Dakota, Georgia, dan New York. “Mawar

merupakan lambang dunia!,” teriak gadis itu lantang bersemangat. Puspita melanjutkan; “Biasanya untuk

menyatakan seberapa besar cinta.Satu tangkai berarti cintaku hanya untukmu seorang.Dua tangkai, kau dan aku

saling mencintai.Tiga tangkai, aku cinta kamu.“Semakin banyak, semakin kuat maknanya.” 100 tangkai, jadilah

pasangan yang mengasihi sampai lanjut usia. 144 tangkai, mencintaimu pagi hingga malam selama-lamanya.365

tangkai, memikirkanmu setiap hari, mencintaimu setiap hari.Hingga 1001 tangkai yang melambangkan cinta

selamanya.”Si pria hanya berkata “banyak sekali, aku hanya memiliki setangkai.” Dan pria itu menekankan bila pria

itu memiliki satu tangkai bunga namun memiliki banyak makna akan bunganya itu, lebih dari seribu tangkai, dan

mengartikannya sebagai Cinta Sepenuhnya ujar pria itu, seketika membuat Puspita diam. Kemudian si Gadis

bertanya kepada si pria tentang apa warna bunga pria yang dimiliki pria itu, sempat tidak ada jawaban dari mulut si

pria. Puspita berkata;”Aku paham tentang warna-warna bunga.” namun akhirnya si pria berkata “bungaku berwarna

biru.”Namun Puspita tidak percaya dengan diperkuat dengan pengetahuaannya tentang warna bunga; “Di mawar

saja, merah lambang cinta romantis.Putih, kesucian dan rahasia.Merah jambu, keanggunan dan kelembutan.Kuning,

persahabatan dan kegembiraan.Jingga, hasrat dan semangat, cinta yang mulai tumbuh.Tak ada warna biru,” jelas

gadis itu.namun pria itu bersikeras bila bunganya berwarna biru;

“Tapi aku ingat, bunga itu bermahkota biru.”

“Apakah kau merasa kehilangan?Seperti aku kehilangan makna warna biru.”

“Bisa jadi.”

“Jadi warna itu tinggal kenangan?Mengapa kau tak memanamnya lagi?”

“Tidak.”

“Mengapa?”

“Karena aku takkan menanam bunga yang telah layu.”

Si gadis menatap heran.Ia tak mengerti. Seharusnya bukankah pria itu bisa menanamnya lagi. Lelaki itu hanya

menatap taman yang penuh dengan bunga putih. Namun setelah berpikir beberapa saat, si gadis baru

mengerti.Tiba-tiba langit mendung.Suasana sedikit temaram.Romantis.Titik-titik gerimis menyirami.Sejuk

rasanya.Tercium aroma wangi tanah.

“Dan sekarang inginkah kau memiliki bunga lagi?”

“Tentu saja.”

Page 22: Pengertian karya sastra

“Benarkah?”

“Benar.Kenapa tidak.”

“Jika ada bunga berwarna biru, benar mau?”

“Yakin.Mau.”

“Kau tahu namaku Puspita?”

“Iya.Aku tahu.”

“Tahukah kau maknanya?”

“Tidak.Memangnya?”

“Puspita itu bunga.Sekarang jadikan aku bungamu.”

Seketika si lelaki mengalihkan pandang dari taman. Bola matanya haru menatap tajam ke gadis bergaun biru itu.

3). Analisis Unsur Instrinsik

     a. Tema              : Bunga yang Melambangkan Cinta

     b. Setting            : Suatu sore yang mendung di suatu taman dengan penuh bunga putih

     c. Alur                : Campuran

     d. Tokoh             : Si Pria kaku dan Puspita, gadis banyak tahu tentang makna bunga

     e. Perwatakan     : Si Pria ( kaku dan banyak diam ), Puspita ( cerdas dan sangat ingin tahu )

     f. Sudut Pandang : Pengarang sebagai orang ketiga yang banyak tahu

     g. Amanat           : “Segala sesuatu yang telah tercipta dalam kehidupan ini tidak dilahirkan begitu saja

                                  tanpa makna dan sebuah arti. Contoh ringanya setangkai bunga yang tiap-tiap bentuk,

                                  jumlah tangkai, warna mahkota, dan harumnya.Seperti yang Puspita ceritakan.Jadi,

                                  semua yang ada pada kehidupan kita ini memiliki artinya sendiri sama seperti manusia

                                  yang memiliki arti hidupnya masing-masing dengan bunganya masing-masing.” 

4). Analisis Unsur Ekstrinsik

    a. Nilai moral : cinta selalu membawa keindahan bagi setiap memilikinya beribu-ribu kali indahnya dari

                           memiliki seribu tangkai bunga mawar.

Page 23: Pengertian karya sastra

    b. Nilai sosial : semua hal yang telah tercipta memiliki maknanya sendiri-sendiri, tidak terlahir tanpa

                           mempunyai maksud dan tujuannya.

5). Keunggulan Cerpen

     a. Menawarkan banyak pengetahuan didalam isi cerita cerpen ini seperti halnya makna bunga-bunga yang

         indah.

     b. Bahasanya yang ringan dan mudah dimengerti.

     c. Tokohnya terdiri dari dua tokoh yang membuat cerita menjadi satu-kesatuan cerita yang padu, tanpa

         menghadirkan tokoh yang berlebihan didalam cerita.

     d. Ceritanya menganut cerita yang mudah dipahami oleh kalangan remaja saat ini sehingga memungkinkan

         menarik minat baca kaum muda.

6). Kelemahan Cerpen

     a. Cerita yang terlalu panjang dan menggantung.

     b. Pembaca harus benar-benar mengerti jalan ceritanya karena pemikiran pengarang yang tinggi sehingga

         ceritanya sulit untuk dicerna.

7). Kesimpulan

     “Berdasarkan dari keungglan dan kelemahan cerpen diatas, sebagai perensensi suatu bacaan menilai

     cerpen atau bacaan ini layak untuk di publikasikan di masyarakat.”

Page 24: Pengertian karya sastra
Page 25: Pengertian karya sastra

Pengertian Novel 8:35:00 AM   Arianto Sam   34 comments

Pengertian Novel

2.1. Pengertian Novel

Dari sekian banyak bentuk sastra seperti esei, puisi, novel, cerita pendek, drama, bentuk novel, cerita  pendeklah  yang  paling  banyak  dibaca  oleh  para  pembaca.Karya–  karya  modern  klasik  dalam kesusasteraan, kebanyakan juga berisi karya– karya novel.

Novel  merupakan bentuk  karya  sastra  yang paling  popular  di  dunia.Bentuk  sastra   ini  paling banyak beredar, lantaran daya komunikasinya yang luas pada masyarakat.Sebagai bahan bacaan, novel dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu karya serius dan karya hiburan.Pendapat demikian memang benar tapi   juga ada kelanjutannya.Yakni  bahwa tidak semua yang mampu memberikan hiburan bisa disebut sebagai karya sastra serius.Sebuah novel serius bukan saja dituntut agar dia merupakan karya yang indah, menarik dan dengan demikian juga memberikan hiburan pada kita. Tetapi ia juga dituntut lebih  dari   itu.  Novel  adalah  novel   syarat  utamanya  adalah  bawa  ia  mesti  menarik,  menghibur  dan mendatangkan rasa puas setelah orang habis membacanya.

Novel yang baik dibaca untuk penyempurnaan diri.Novel  yang baik adalah novel  yang  isinya dapat   memanusiakan   para   pembacanya.Sebaliknya   novel   hiburan   hanya   dibaca   untuk   kepentingan santai belaka.Yang penting memberikan keasyikan pada pembacanya untuk menyelesaikannya.Tradisi novel hiburan terikat dengan pola – pola.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa novel serius punya fungsi social, sedang novel hiburan Cuma berfungsi personal.Novel berfungsi social lantaran novel yang baik ikut membina orang tua masyarakat menjadi manusia.Sedang novel hiburan tidak memperdulikan apakah cerita yang dihidangkan tidak membina manusia atau tidak, yang penting adalah bahwa novel memikat dan orang mau cepat–cepat membacanya.

Banyak sastrawan yang memberikan yang memberikan batasan atau definisi novel.Batasan atau definisi   yang   mereka   berikan   berbeda-beda   karena   sudut   pandang   yang   mereka   pergunakan   juga berbeda-beda. Definisi – definisi itu antara lain adalah sebagai berikut :

1. Novel adalah bentuk sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak

dicetak dan paling banyak beredar, lantaran daya komunitasnya yang luas pada masyarakat

(Jakob Sumardjo Drs).

2. Novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya social, moral,

dan pendidikan (Dr. Nurhadi, Dr. Dawud, Dra. Yuni Pratiwi, M.Pd, Dra. Abdul Roni, M. Pd).

3. Novel merupakan karya sastra yang mempunyai dua unsure, yaitu : undur intrinsik dan

unsur ekstrinsik yang kedua saling berhubungan karena sangat berpengaruh dalam

kehadiran sebuah karya sastra (Drs. Rostamaji,M.Pd, Agus priantoro, S.Pd).

Page 26: Pengertian karya sastra

4. Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai unsure-unsur intrinsic

(Paulus Tukam, S.Pd)

2.1.1. Unsur-Unsur Novel

Novel mempunyai unsure-unsur yang terkandung di dalam unsure-unsur tersebut adalah :

1. Unsur Intrinsik

Unsure Intrinsik ini terdiri dari :

a. Tema

Tema merupakan   ide  pokok  atau  permasalahan  utama yang  mendasari   jalan cerita novel (Drs. Rustamaji, M.Pd, Agus priantoro, S.Pd)

b. Setting

Setting merupakan latar belakang yang membantu kejelasan jalan cerita, setting ini meliputi waktu, tempat, social budaya (Drs, Rustamaji, M.Pd, Agus Priantoro, S.Pd)

c. Sudut Pandang

Sudut  pandang dijelaskan  perry  Lubback  dalam bukunya  The  Craft Of  Fiction (Lubbock, 1968).

Menurut Harry Show (1972 : 293) sudut pandang dibagi menjadi 3 yaitu :

1. Pengarang menggunakan sudut pandang took dan kata ganti orang pertama, mengisahkan   apa   yang   terjadi   dengan   dirinya   dan   mengungkapkan perasaannya sendiri dengan kata-katanya sendiri.

2. Pengarang   mengunakan   sudut   pandang   tokoh   bawahan,   ia   lebih   banyak mengamati dari  luar daripada terlihat di dalam cerita pengarang biasanya menggunakan kata ganti orang ketiga.

3. Pengarang menggunakan sudut pandang impersonal, ia sama sekali berdiri di luar cerita, ia serba melihat, serba mendengar, serba tahu. Ia melihat sampai ke dalam pikiran tokoh dan mampu mengisahkan rahasia batin yang paling dalam dari tokoh.

Page 27: Pengertian karya sastra

d. Alur / Plot

Alur / plot merupakan rangkaian peristiwa dalam novel.Alur dibedakan menjadi 2   bagian,   yaitu   alur   maju   (progresif)   yaitu   apabila   peristwa   bergerak   secara bertahap   berdasarkan   urutan   kronologis   menuju   alur   cerita.   Sedangkan   alur mundur (flash back progresif) yaitu terjadi ada kaitannya dengan peristiwa yang sedang berlangsung (Paulus Tukan, S.Pd)

e. Penokohan

Penokohan   menggambarkan   karakter   untuk   pelaku.   Pelaku   bisa   diketahu karakternya   dari   cara   bertindak,   ciri   fisik,   lingkungan   tempat   tinggal.   (Drs. Rustamaji, M,Pd, Agus Priantoro, S.Pd)

f. Gaya Bahasa

Merupakan gaya yang dominant dalam sebuah novel (Drs. Rustamaji, M,Pd, Agus Priantoro, S.Pd)

2. Unsur Ekstinsik

Unsure ini meliputi latar belakang penciptaan, sejarah, biografi pengarang, dan lain – lain,   di   luar   unsure   intrinsic.Unsur   –   unsur   yang   ada   di   luar   tubuh   karya   sastra. Perhatian terhadap unsur – unsur ini akan membantu keakuratan penafsiran isi suatu karya sastra (Drs. Rustamaji, M,Pd, Agus Priantoro, S.Pd).

2.2. Unsur – unsur Novel Sastra

Novel sastra serius dan novel sastra hiburan mempunyai beberapa unsur yang membedakan keduanya. Unsure – unsure novel sastra serius adalah sebagai berikut :

- Dalam teman : Karya sastra tidak hanya berputar – putra dalam masalah cintaasmara muda – mudi belaka,   ia   membuka   diri   terhadap   semua   masalah   yang   penting   untuk menyempurnakan hidup manusia. Masalah cinta dalam sastra kadangan hanya penting   untuk   sekedar   menyusun   plot   cerita   belaka,   sedang   masalah   yang sebenarnya berkembang diluar itu.

- Karya sastra : Tidak berhenti pada gejala permukaan saja, tetapi selalu mencoba memahami secara mendalam dan mendasar suatu masalah, hal ini dengan sendirinya berhubungan dengan kematangan pribadi si sastrawan sebagai seorang intelektual.

Page 28: Pengertian karya sastra

- Kejadian atau pengalaman yang diceritakan dalam karya sastra bisa dialami atau sudah dialami oleh manusia mana saja dan kapan saja karya sastra membicarakan hal – hal yang universal dan nyata. Tidak membicarakan kejadian yang artificial (yang dibikin – bikin) dan bersifat kebetulan.

-  Sastra   selalu  bergerak,   selalu   segar  dan  baru.   Ia  tidak  mau berhenti pada  konvensialisme.  Penuh inovasi.

- Bahasa yang dipakai adalah bahasa standard an bukan silang atau mode sesaat.

Sedangkan novel sastra hiburan juga mempunya unsure – unsure sebagai berikut :

- Tema yang selalu hanya menceritakan kisah asmara belaka, hanya itu tanpa masalah lain yang lebih serius.

- Novel terlalu menekankan pada plot cerita, dengan mengabaikan karakterisasi,  problem kehidupan dan unsur-unsur novel lain.

-  Biasanya cerita disampaikan dengan gaya emosional  cerita disusun dengan tujuan meruntuhkan air mata  pembaca,  akibatnya  novel  demikian  hanya  mengungkapkan  permukaan kehidupan, dangkal, tanpa pendalaman.

- Masalah yang dibahas kadang-kadang juga artificial, tidak hanya dalam kehidupan ini. Isi cerita hanya mungkin terjadi dalam cerita itu sendiri, tidak dalam kehidupan nyata.

-   Karena   cerita   ditulis   untuk   konsumsi massa,   maka   pengarang   rata-ratatunduk   pada  hokum   cerita konvensional,   jarang kita   jumpai  usaha pembaharuan dalam jenis  bacaan  ini, sebab demikian itu akan meninggalkan masa pembacanya.

-   Bahasa   yang   dipakai   adalah   bahasa   yang   actual,   yang   hidup   dikalangan   pergaulan   muda-mudi kontenpores di Indonesia pengaruhgaya berbicara serta bahasa sehari-hariamat berpengaruh dalam novel jenis ini.

2.3. Nilai-nilai yang terkandung dalam novel sastra.

2.3.1. Nilai Sosial

Nilai sosial ini akan membuat orang lebih tahu dan memahami kehidupan manusia lain.

2.3.2. Nilai Ethik

Page 29: Pengertian karya sastra

Novel   yang   baik   dibaca   untuk   penyempurnaan   diri   yaitu   novel   yang   isinya   dapat memausiakan  para  pembacanya,  Novel-novel  demikian  yang  dicari  dan  dihargai  oleh para   pembaca   yang   selalu   ingin   belajar   sesuatu   dari   seorang   pengarang   untuk menyempurnakan dirinya sebagai manusia.

2.3.3. Nilai Hedorik

Nilai   hedonik   ini   yang   bisa   memberikan   kesenangan   kepada   pembacanya   sehingga pembaca ikut terbawa ke dalam cerita novel yang diberikan

2.3.4. Nilai Spirit

Nialai   sastra   yang   mempunyai   nilai   spirit   isinya   dapat   menantang   sikap   hidup   dan kepercayaan pembacanya. Sehingga pembaca mendapatkan kepribadian yang tangguh percaya akan dirinya sendiri.

2.3.5. Nilai Koleksi

Novel   yang   bisa   dibaca   berkali-kali   yang   berakibat   bahwa   orang   harus   membelinya sendiri, menyimpan dan diabadikan.

2.3.6. Nilai Kultural

Novel juga memberikan dan melestarikan budaya dan peradaban masyarakat, sehingga pembaca dapat mengetahui kebudayaan masyarakat lain daerah.

2.4. Jenis Novel Hiburan

Jenis dari novel hiburan bermacam-macam menurut upaya, seperti :

a. Novel detektif

b. Novel roman

c. Novel mistery

d. Novel Gothis

e. Novel criminal

f. Novel science fiction(sf)

Page 30: Pengertian karya sastra

Novel hiburan ini merupakan bacaan ringan yang menghibur dan novel hiburan ini jauh lebih banyak  ditulis  dan  diterbitkan  serta   lebih  banyak  dibaca  orang   sebagai  pembaca  untuk   jenis  novel hiburan ini jumlahnya amat banyak karena sifatnya yang personal dan isinya hanya kenyataan semua dan gambaran fantasi pengarang saja.

Novel hiburan juga menceritakan hal-hal yang indah seperti cerita percintaan yang sentimentil, sehingga   pembaca   sangat   menyukainya.Novel   hiburan   ini   juga   diperhatikan   oleh   para   kritisi   yang menyangkut masalah komersialnya, Novel ini gemari oleh semua golongan masyarakat mulai dari anak-anak sampai orang dewasa, baik laki-laki maupun dewasa.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Pengertian Novel 

Dalam  kesusastraan dikenal bermacam-macam jenis sastra (genre). 

Menurut Warren dan Wallek (1995: 298) bahwa genre sastra bukan sekedar nama, 

karena konvensi sastra yang berlaku pada suatu karya membentuk  ciri karya

tersebut. Menurutnya, teori genre adalah suatu prinsip keteraturan. Sastra dan 

sejarah sastra diklasifikasikan tidak berdasarkan waktu dan tempat, tetapi 

berdasarkan tipe struktur atau susunan sastra tertentu. Genre sastra yang umum 

dikenal adalah puisi, prosa dan drama.

Menurut Nurgiyantoro (1995 : 1) Dunia kesusastraan mengenal prosa 

(Inggris: prose) sebagai salah satu genre sastra di samping genre-genre yang lain. 

Prosa dalam pengertian kesusastraan juga disebut fiksi (fiction), teks naratif 

(narrative text) atau wacana naratif (narrative discourse). Istilah fiksi dalam 

pengertian ini berarti cerita rekaan (disingkat: cerkan) atau cerita khayalan. 

Bentuk karya fiksi yang berupa prosa adalah novel dan cerpen. Novel 

sebagai sebuah karya fiksi menawarkan sebuah dunia, dunia yang berisi model 

kehidupan yang diidealkan, dinia imajinatif, yang dibangun melalui sebagai unsur 

instrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain, 

yang kesemuannya tentu bersifat naratif.  

Page 31: Pengertian karya sastra

Novel berasal dari bahasa italia  novella,  yang dalam bahasa jerman 

Novelle, dan dalam bahasa Yunani  novellus. Kemudian masuk ke Indonesia 

menjadi novel. Dewasa ini istilah novella dan novella mengandung pengertian 

yang sama dengan istilah Indonesia novelette (Inggris: novelette), yang berarti 

sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cakupan, tidak terlalu panjang, namun 

juga tidak terlalu pendek. Novel merupakan karya fiksi yang mengungkapkan 

aspek-aspek kemanusiaan yang lebih mendalam dan disajikan dengan halus 

(Nurgiyantoro, 1995: 9)

Universitas Sumatera Utaraxviii

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (1995 : 694) Novel adalah 

karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang 

dengan orang-orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap 

pelaku. 

Dalam bahasa Arab novel disebut dengan /al-qissatu/. Jaudah(19991 

:41) mendefinisikan novel sebagai berikut:   

/Al-qissatu bimafhūmihā al-hadīsu hiya majmū‛atun min al -hadāsi yuhkīhā alkātibu wa tata‛allaqu tilka al -ahdāsu bisyakhsiyyātin insāniyyatin  mukhtalifatin

mutabāyinatin, fi tasarrufātiha wa asālībi hayātihā, ‛alā nahwi mā tatabāyyan u 

hayātu al-nāsi ‘ala wajhi al-ardi/ ‘novel adalah kumpulan peristiwa yang 

diceritakan oleh peneliti dan peristiwa-peristiwa tersebut terkait erat dengan 

kepribadian manusia itu yang beraneka ragam, berlainan karena tindakannya, dan 

yang beragam sikap dan gaya hidupnya, sebagaimana keberagaman tingkah laku  

manusia di seluruh penjuru dunia’.

2.2  Pengertian  Struktural

Penelitian sastra seharusnya bertolak dari interprestasi dan analisis karya 

sastra itu sendiri (Wellek dan Warren, 1989 : 157). Pendekatan yang bertolak dari 

Page 32: Pengertian karya sastra

dalam karya sastra itu disebut pendekatan objektif. Analisis struktural adalah 

bagian yang terpenting dalam merebut makna di dalam karya sastra itu sendiri. 

Karya sastra mempunyai sebuah sistem yang terdiri atas unsur yang saling 

berhubungan. Untuk mengetahui kaitan antar unsur dalam karya sastra itu sangat 

tepat jika penelaahan teks sastra diawali dengan pendekatan struktural. 

Strukturalisme sering digunakan oleh peneliti untuk menganalisis seluruh 

karya sastra dimana kita harus memperhatikan unsur-unsur  yang terkandung 

dalam karya sastra tersebut. Struktur yang membangun sebuah karya sastra 

Universitas Sumatera Utaraxix

sebagai unsur estetika dalam dunia karya sastra antara lain alur, penokohan, sudut 

pandang, gaya bahasa, tema dan amanat (Ratna, 2004:19-94) 

Analisis struktur dapat dilakukan dengan cara mengidentifikasi, mengkaji, 

mendeskripsikan fungsi dan hubungan antar unsur intrinsik yang 

bersangkutan.(Nurgiyantoro, 2000: 37). 

Menurut Stanton dan Kenny (dalam Nurgiyantoro, 1995 : 67), tema adalah 

makna yang dikandung oleh sebuah cerita. Tokoh menurut Nurgiyantoro (1995: 

173) adalah pelaku, sekaligus penderita kejadian dan penentu perkembangan 

cerita baik itu dalam cara berfikir, bersikap, berperasaan, berperilaku, dan 

bertindak secara verbal maupun non verbal. Latar menurut Sudjiman (1991 : 44), 

adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, 

ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu  karya sastra. 

Alur menurut Stanton (dalam Nurgiyantoro, 1995 : 113), adalah cerita 

yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara 

sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya 

peristiwa yang lain. 

Page 33: Pengertian karya sastra

Adapun Aminuddin (2000: 80-81) menambahkan bahwasanya dalam 

memahami watak tokoh utama, pembaca dapat menelusurinya lewat (1) tuturan 

pengarang terhadap karakteristik pelakunya, (2) gambaran yang diberikan 

pengarang lewat gambaran lingkungannya maupun cara berpakaian, (3) 

menunjukkan bagaimana prilakunya, (4) melihat bagaimana tokoh it berbicara 

tentang dirinya, (5 memahami bagaimana jalan pikirannya, (6) melihat bagaimana 

tokoh lain berbicara tentangnya, (7) melihat bagaimana tokoh lain berbicara 

dengannya, (8) melihat bagaimana tokoh-tokoh yang lain itu memberikan reaksi 

terhadapnya, dan (9 melihat bagaimana tokoh itu dalam mereaksi tokoh yang 

lainnya.

2.3  Pengertian Semiotik  

Menganalisis karya sastra berarti memahami makna karya sastra. Untuk 

menganalisis karya sastra, selain berdasarkan strukturalisme, juga diperlukan 

analisis berdasrkan teori yang lain yang disebut dengan teori semiotik. (Pradopo 

dalam Jabrohim, 2001 : 98)

Universitas Sumatera Utaraxx

Secara etimologis istilah semiotika berasal dari bahasa Yunani “semeion”

yang berarti ’tanda’(Sudjiman dan van Zoest, 1996: vii) atau seme,yang berarti 

”penafsir tanda” (Cobley dan Jansz, 1999: 4) (dalam Sobur, .2004: 16). Semiotika 

kemudian didefinisikan sebagai studi tentang tanda dan cara tanda-tanda itu 

bekerja. 

Adapun nama lain dari semiotika adalah semiologi. Jadi sesunguhnya 

kedua istilah ini mengandung pengertian yang persis sama, walaupun penggunaan 

salah satu dari kedua istilah tersebut biasanya menunjukkan pemikiran 

pemakainya; mereka yang bergabung dengan Peirce menggunakan kata 

Page 34: Pengertian karya sastra

semiotika,dan mereka yang bergabung dengan Saussure menggunakan kata 

semiologi.Namun yang terakhir, jika dibandingkan dengan yang pertama, kian 

jarang dipakai (van Zoest, 1993: 2). Tommy Christomy, 2001: 7) dalam Sobur, 

2004: 12)  menyebutkan adanya kecenderungan, istilah semiotika lebih populer 

daripada istilah semiologi sehingga para penganut Saussure pun sering 

menggunakannya. 

Pokok perhatian semiotika adalah tanda. Tanda itu sendiri adalah sebagai 

sesuatu yang memiliki ciri khusus yang penting.  Pertama, tanda harus dapat 

diamati, dalam arti tanda itu dapat ditangkap. Kedua, tanda harus menunjuk pada 

sesuatu yang lain. Artinya bisa menggantikan, mewakili dan menyajikan.

Pierce (dalam Zoest 1978: 1) mengatakan semiotik  adalah cabang ilmu 

yang berurusan dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang berhubungan 

dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku bagi pengunaan tanda.

Sementara  Preminger (dalam Pradopo, 2003: 119) berpendapat semiotik 

adalah ilmu tentang tanda-tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial/ 

masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda, semiotik itu mempelajari 

sistem-sistem, aturan-aturan, dan konvensi-konvensi yang memungkikan tandatanda tersebut mempunyai arti.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa semiotik adalah ilmu untuk 

mengetahui tentang sistem tanda, kovensi-konvensi yang ada dalam sastra dan 

makna yang tekandung di dalamnya.

Universitas Sumatera Utaraxxi

Adapun Pierce (dalam Sukada,  1987: 35) menawarkan tiga kelompok 

tanda berdasarkan jenis hubungan antara item pembaca makna, dengan item yang 

ditunjukkannya :

1. Icon, adalah tanda yang menggunakan kesamaan, atau ciri-ciri bersama, 

Page 35: Pengertian karya sastra

dengan apa yang dimaksudkannya. Misalanya, kesamaan antara sebuah peta 

dengan wilayah geografis yang digambarkannya.

2. Indeks,  adalah suatu tanda yang mempunyai kaitan kausal dengan apa yang 

diwakilinya. Misalnya asap merupakan suatu tanda adanya api, dan arah angin 

menunjukkan suatu tanda cuaca.

3. Simbol, adalah hubungan antara item penanda dengan item yang ditandainnya, 

yang tidak bersifat alamiah, melainkan merupakan kesepakatan masyarakat 

semata-mata. Misalnya, gerakan tangan yang bergetar, dan lampu merah 

berarti ”berhenti” . pada dasarnya, contoh utama jenis ini adalah kata-kata, 

yang menunjukkan suatu bahasa.

Pierce dalam Zoest juga membagi tanda atas tiga bagian menurut sifat 

penghubungan tanda dan denotatum, yaitu:

1. Ikon,

2. Indeks, dan

3. Simbol

Tanda ikon adalah tanda yang ada sedemikian rupa sebagai kemungkinan 

tanpa tergantung pada adanya sebuah denotatum, tetapi dapat dikaitkan dengan 

atas dasar suatu persamaan yang secara potensial dimilikinya. Definisi 

mengimplikasikan bahwa segala sesuatu merupakan ikon, karena semua yang ada 

dalam kenyataan dapat dikaitkan dengan suatu yang lain.

 Indeks adalah tanda yang dalam hal corak  tandanya tergantung dari 

adanya sebuah denotatum, dalam hal ini, hubungan antara tanda dan denotatum 

adalah bersebelahan. Kita katakan, tidak ada asap tanpa api. Memang asap dapat 

dianggap sebagai tanda untuk api dan dalam hal ini ia merupakan indeks.

Simbol adalah tanda yang hubungan antara tanda dan denotatumnya 

Page 36: Pengertian karya sastra

ditentukan oleh suatu peraturan yang berlaku umum. Bila seseorang menanyakan 

sesuatu pada saya dan saya menggerakkan kepala dari atas kebawah, si penanya 

Universitas Sumatera Utaraxxii

akan mengangguk bahwa saya mengiyakan  pertanyaannya. Ia menghubungkan 

mengangguk dengan denotatum yang dapat kita sebut ”iya” atau membenarkan. 

Selanjutnya Peirce (dalam Sobur : 41) berdasarkan objeknya membagi 

tanda dalam ikon, indeks, dan simbol. (1)  ikon adalah tanda yang hubungan 

antara tanda dengan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan 

kata lain, ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat 

kemiripan misalnya, potret, dan peta. (2)  indeks adalah tanda yang menunjukkan 

adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau 

hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. 

Contoh yang palin jelas ialah asap sebagai tanda adanya api. (3)  simbol tanda 

yang menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dengan  petandanya. 

Hubungan ini bersifat arbitrer atau semena berdasarkan konvensi masyarakat.

Misalnya, berbagai gerakan (anggota) badan menandakan maksud-maksud  

tertentu seperti mengacungkan ibu jari kearah seorang anak yang berprestasi 

dalam belajar merupakan simbol bahwa ia sangat bagus dan pintar dari anak 

lainnya.

Adapun menurut Pradopo (2003: 120)  bahwa ikon adalah tanda yang 

menunjukkan adanya hubungan yang bersifat alamiah antara penanda dan 

petandanya. Hubungan itu adalah hubungan persamaan, gambar kuda sebagai 

(penanda) yang menandai kuda (petanda). Indeks adalah tanda yang menunjukkan 

hubungan kausal atau sebab-akibat antara penanda dengan petandanya. 

Misalnya api menandai api, alat penanda angin menunjukkan arah angin 

Page 37: Pengertian karya sastra

dan lain sebagainya. Simbol adalah tanda yang bersifat arbitrer (semau-maunya).

Arti tanda itu itu ditentukan oleh konvensi. Kata ibu dalam bahasa Indonesia 

merupakan tanda berupa satuan bunyi yang menandai arti: orang yang melahirkan 

kita. Dan orang Inggris menyebutnya mother, sedangkan  orang Prancis 

menyebutnya denagan La mere dan sebagainya.

Dalam teks kesastraan ketiga jenis tanda tersebut sering hadir bersama dan 

sulit dipisahkan. Jika sebuah tanda itu dikatakan sebagai ikon, ia haruslah 

dipahami bahwa tanda tersebut mengandung penunjukkan ikon, menunjukkan 

banyaknya ciri ikon dibanding dengan dua jenis tanda yang lain. Begitu pula 

Universitas Sumatera Utaraxxiii

terhadap indeks dan simbol, ketiganya sulit dikatakan mana yang paling baik 

karena berfungsi untuk penalaran, pemikiran, dan perasaan. 

Dalam penelitian sastra dengan pendekatan semiotik, tanda berupa 

indekslah yang paling banyak dicari, yaitu berupa tanda-tanda yang menunjukkan 

sebab akibat.

 Adapun contoh kutipan  berupa penokohan dalam   novel 

/ atun ‘inda nuqtati al-sifri/ ‛Per empuan di Titik Nol Karya Nawal 

Al-Sa’dawi adalah sebagai berikut :

/Wa asbahtu mūmisān nājihatan. ahsalu ala a‛li samanin, wa yatanāfasu”alayya 

a’zamu al-rijāli/ “saya telah menjadi pelacur yang sangat sukses. Saya menerima 

bayaran yang paling mahal, dan orang-orang yang penting pun bersaing untuk 

disenagi oleh saya”(Al-Sa’dawi, 2000: 130).

Tanda semiotik pada kutipan diatas berupa indeks sebab ia (Firdaus) telah 

menjadi seorang pelacur yang sukses mengakibatkan ia menerima bayaran yang 

sangat mahal dan disenangi bayak orang penting. Dengan kata lain, Firdaus telah 

Page 38: Pengertian karya sastra

menjadi pelacur kelas atas yang disenangi kalangan pejabat

Page 39: Pengertian karya sastra
Page 40: Pengertian karya sastra

PENGERTIAN RESENSI

2

14:58 | Posted in Bahasa Indonesia

A. Pengertian Resensi

Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya, baik itu buku, novel,

majalah, komik, film, kaset, CD, VCD, maupun DVD.Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada para

pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau

tidak. Yang akan kita bahas pada buku ini adalah resensi buku. Resensi buku adalah ulasan sebuah

buku yang di dalamnya terdapat data-data buku, sinopsis buku, bahasan buku, atau kritikan terhadap

buku.

Resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata kerja revidere atau recensere.Artinya melihat

kembali, menimbang, atau menilai. Arti yang sama untuk istilah itu dalam bahasa Belanda dikenal

dengan recensie, sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review. Tiga istilah itu

mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas buku. Tindakan meresensi dapat berarti memberikan

penilaian, mengungkap kembali isi buku, membahas, atau mengkritik buku.Dengan pengertian yang

cukup luas itu, maksud ditulisnya resensi buku tentu menginformasikan isi buku kepada masyarakat

luas.

Ada yang berpendapat bahwa minimal ada tiga jenis resensi buku.

1. Informatif, maksudnya, isi dari resensi hanya secara singkat dan umum dalam menyampaikan

keseluruhan isi buku.

2. Deskriptif, maksudnya, ulasan bersifat detail pada tiap bagian/bab.

3. Kritis, maksudnya, resensi berbentuk ulasan detail dengan metodologi ilmu pengetahuan tertentu.

Isi dari resensi biasanya kritis dan objektif dalam menilai isi buku.

Namun, ketiga jenis resensi di atas tidak baku. Bisa jadi resensi jenis informatif namun memuat analisa

deskripsi dan kritis.Alhasil, ketiganya bisa diterapkan bersamaan.

B. Unsur-unsur Resensi

Daniel Samad (1997: 7-8) menyebutkan unsur-unsur resensi adalah sebagai berikut:

1. Membuat judul resensi

Page 41: Pengertian karya sastra

Judul resensi yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh tulisan atau inti tulisan, tidakharus

ditetapkan terlebih dahulu. Judul dapat dibuat sesudah resensi selesai.Yang perlu diingat, judul resensi

selaras dengan keseluruhan isi resensi.

2. Menyusun data buku

Data buku biasanya disusun sebagai berikut:

a. judul buku (Apakah buku itu termasuk buku hasil terjemahan. Kalau demikian, tuliskan judul

aslinya.);

b. pengarang (Kalau ada, tulislah juga penerjemah, editor, atau penyunting seperti yang tertera pada

buku.);

c. penerbit;

d. tahun terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa);

e. tebal buku;

f. harga buku (jika diperlukan).

3. Membuat pembukaan

Pembukaan dapat dimulai dengan hal-hal berikut ini:

a. memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk apa saja, dan prestasi apa saja yang

diperoleh;

b. membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik oleh pengarang sendiri maupun oleh

pengarang lain;

c. memaparkan kekhasan atau sosok pengarang;

d. memaparkan keunikan buku;

e. merumuskan tema buku;

f. mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku;

g. mengungkapkan kesan terhadap buku;

h. memperkenalkan penerbit;

Page 42: Pengertian karya sastra

i. mengajukan pertanyaan;

j. membuka dialog.

4. Tubuh atau isi pernyataan resensi buku

Tubuh atau isi pernyataan resensi biasanya memuat hal-hal di bawah ini:

a. sinopsis atau isi buku secara bernas dan kronologis;

b. ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya;

c. keunggulan buku;

d. kelemahan buku;

e. rumusan kerangka buku;

f. tinjauan bahasa (mudah atau berbelit-belit);

g. adanya kesalahan cetak.

5. Penutup resensi buku

Bagian penutup, biasnya berisi buku itu penting untuk siapa dan mengapa.

~BERSAMBUNG~

Page 43: Pengertian karya sastra
Page 44: Pengertian karya sastra

Pengertian Drama dan Teaterby Akmal M Roem on 26 March 2009

1.   DRAMA

Drama berarti perbuatan, tindakan.Berasal dari bahasa Yunani “draomai” yang berarti berbuat, berlaku, bertindak dan sebagainya.Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak. Konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama

Dalam bahasa Belanda, drama adalah toneel, yang kemudian oleh PKG Mangkunegara VII dibuat istilah Sandiwara.

Drama (Yunani Kuno δρᾶμα) adalah satu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor.Kosakata ini berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “aksi”, “perbuatan”. Drama bisa diwujudkan dengan berbagai media: di atas panggung,film, dan atau televisi. Drama juga terkadang dikombinasikan dengan musik dantarian, sebagaimana sebuah opera.

2.   TEATER

Secara etimologis : Teater adalah gedung pertunjukan atau auditorium. Dalam arti luas, teater ialah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak. Teater bisa juga diartikan sebagai drama, kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas dengan media : Percakapan, gerak dan laku didasarkan pada naskah yang tertulis ditunjang oleh dekor, musik, nyanyian, tarian, dsb.

Teater (Bahasa Inggris “theater” atau “theatre”, Bahasa Perancis “théâtre” berasal dari Bahasa Yunani “theatron”, θέατρον, yang berarti “tempat untuk menonton”) adalah cabang dari seni pertunjukan yang berkaitan dengan akting/seni peran di depan penonton dengan menggunakan gabungan dari ucapan, gestur (gerak tubuh),mimik, boneka, musik, tari dan lain-lain. Bernard Beckerman, kepala departemen drama di Univesitas Hofstra, New York, dalam bukunya, Dynamics of Drama, mendefinisikan teater

Page 45: Pengertian karya sastra

sebagai ” yang terjadi ketika seorang manusia atau lebih, terisolasi dalam suatu waktu/atau ruang, menghadirkan diri mereka pada orang lain.” Teater bisa juga berbentuk: opera, ballet, mime, kabuki, pertunjukan boneka, tari India klasik, Kunqu, mummers play, improvisasi performance serta pantomim.

3. AKTING YANG BAIK

Akting tidak hanya berupa dialog saja, tetapi juga berupa gerak.

Dialog yang baik ialah dialog yang :

1. terdengar (volume baik)

2. jelas (artikulasi baik)

3. dimengerti (lafal benar)

4. menghayati (sesuai dengan tuntutan/jiwa peran yang ditentukan dalam naskah)

5. Gerak yang balk ialah gerak yang :

6. terlihat (blocking baik)

7. jelas (tidak ragu-ragu, meyakinkan)

8. dimengerti (sesuai dengan hukum gerak dalam kehidupan)

9. menghayati (sesuai dengan tuntutan/jiwa peran yang ditentukan dalam naskah)

Penjelasan :

1. Volume suara yang baik ialah suara yang dapat terdengar sampai jauh.

2. Artikulasi yang baik ialah pengucapan yang jelas. Setiap suku kata terucap dengan jelas dan terang meskipun diucapkan dengan cepat sekali.Jangan terjadi kata-kata yang diucapkan menjadi tumpang tindih.

3. Lafal yang benar pengucapan kata yang sesuai dengan hukum pengucapan bahasa yang dipakai .Misalnya berani yang berarti “tidak takut” harus diucapkan berani bukan ber-ani.

4. Menghayati atau menjiwai berarti tekanan atau lagu ucapan harus dapat menimbulkan kesan yang sesuai dengan tuntutan peran dalam naskah.

Page 46: Pengertian karya sastra

5. Blocking ialah penempatan pemain di panggung, diusahakan antara pemain yang satu dengan yang lainnya tidak saling menutupi sehingga penonton tidak dapat melihat pemain yang ditutupi.

6. Pemain lebih baik terlihat sebagian besar bagian depan tubuh daripada terlihat sebagian besar belakang tubuh. Hal ini dapat diatur dengan patokan sebagai berikut

a. Kalau berdiri menghadap ke kanan, maka kaki kanan sebaiknya berada didepan.

b. Kalau berdiri menghadap ke kiri, maka kaki kiri sebaiknya berada didepan.

c. Harus diatur pula balance para pemain di panggung. Jangan sampai seluruh pemain mengelompok di satu tempat. Dalam hal mengatur balance, komposisinya:

Bagian kanan lebih berat daripada kiri

Bagian depan lebih berat daripada belakang

Yang tinggi lebih berat daripada yang rendah

Yang lebar lebih berat daripada yang sempit

Yang terang lebih berat daripada yang gelap

Menghadap lebih berat daripada yang membelakangi

Komposisi diatur tidak hanya bertujuan untuk enak dilihat tetapi juga untuk mewarnai sesuai adegan yang berlangsung; Jelas, tidak ragu-ragu, meyakinkan, mempunyai pengertian bahwa gerak yang dilakukan jangan setengah-setengah bahkan jangan sampai berlebihan.Kalau ragu-ragu terkesan kaku sedangkan kalau berlebihan terkesan over acting. Dimengerti, berarti apa yang kita wujudkan dalam bentuk gerak tidak menyimpang dari hukum gerak dalam kehidupan. Misalnya bila mengangkat barang yang berat dengan tangan kanan, maka tubuh kita akan miring ke kiri, dsb. Menghayati berarti gerak-gerak anggota tubuh maupun gerak wajah harus sesuai tuntutan peran dalam naskah, termasuk pula bentuk dan usia.

Arti Definisi / Pengertian Drama Dan Jenis / Macam Drama - Pelajaran Bahasa IndonesiaSubmitted by godam64 

on Wed, 26/03/2008 - 01:06

Page 47: Pengertian karya sastra

Drama adalah suatu aksi atau perbuatan (bahasa yunani).Sedangkan dramatik adalah jenis karangan yang dipertunjukkan dalan suatu tingkah laku, mimik dan perbuatan. Sandiwara adalah sebutan lain dari drama di mana sandi adalah rahasia dan wara adalah pelajaran. Orang yang memainkan drama disebut aktor atau lakon.

Drama menurut masanya dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu drama baru dan drama lama.

1. Drama Baru / Drama ModernDrama baru adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada mesyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari.

2. Drama Lama / Drama KlasikDrama lama adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istanan atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya.

Macam-Macam Drama Berdasarkan Isi Kandungan Cerita :

1. Drama KomediDrama komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan.

2. Drama TragediDrama tragedi adalah drama yang ceritanya sedih penuh kemalangan.

3. Drama Tragedi KomediDrama tragedi-komedi adalah drama yang ada sedih dan ada lucunya.

4. OperaOpera adalah drama yang mengandung musik dan nyanyian.

5. Lelucon / DagelanLelucon adalah drama yang lakonnya selalu bertingkah pola jenaka merangsang gelak tawa penonton.

6. Operet / OperetteOperet adalah opera yang ceritanya lebih pendek.

7. PantomimPantomim adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan.

8. TablauTablau adalah drama yang mirip pantomim yang dibarengi oleh gerak-gerik anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya.

9. PassiePassie adalah drama yang mengandung unsur agama / relijius.

Page 48: Pengertian karya sastra

10. WayangWayang adalah drama yang pemain dramanya adalah boneka wayang. Dan lain sebagainya.