pengertian dan prosedur two stages sampling
DESCRIPTION
PENGERTIAN DAN PROSEDUR TWO STAGES SAMPLING. Definisi: - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
Definisi:
Two Stage Sampling adalah suatu metode penarikan contoh dimana pengambilan pertama adalah memilih contoh dari unit-unit utama (primary sampling units/psu) dan kemudian pada pengambilan kedua adalah memilih sejumlah elemen-elemen dari unit-unit utama yang terpilih (secondary sampling units/ssu).
Contoh:
1. Sebuah penelitian untuk memperkirakan pola konsumsi mahasiswa STIS. Psu-nya adalah beberapa kelas dari seluruh kelas kelas yang ada dan kemudian ssu-nya adalah beberapa mahasiswa dari kelas-kelas terpilih;
2. Survei untuk memperkirakan hasil panen padi di suatu wilayah. Psu-nya adalah beberapa petak sawah dari seluruh petak-petak sawah yang ada dan kemudian ssu-nya adalah beberapa bagian/tempat dari petak-petak sawah terpilih
Alasan:
1. Tidak tersedianya kerangka sampel yang memuat unit-unit sampel yang terkecil, karena untuk membuatnya dibutuhkan biaya, waktu dan tenaga yang besar;
2. Biaya yang tinggi untuk mensurvei unit-unit sampling yang menyebar;
3. Kesulitan untuk mengelola rencana sampling dimana unit-unit sampling sangat terpencar.
Keuntungan:
Kelemahan:
1. Psu lebih mudah disiapkan2. Ssu hanya diperlukan pada psu terpilih saja3. Pengawasan lapangan lebih dapat ditingkatkan
sehingga nonsampling error dapat ditekan;4. Dari segi biaya, lebih efisien dibandingkan
dengan penarikan sampel acak sederhana.
Hampir tidak memiliki kelemahan, namun bisa dikatakan bahwa bila elemen dalam unit utama yang sama sangat dekat, timbul persoalan kurangnya keseimbangan antara ketelitian secara statistik dan biaya.
Two Stage Sampling vs SRS
Two Stage Sampling vs
Cluster Sampling
Dari sisi Sampling
Kurang efisien Lebih efisien
Dari sisi Biaya dan Operasional
Lebih efisien Kurang efisien
Two Stage Sampling versus
SRS/Cluster Sampling
Two Stage Sampling with Equal First Stage Units: Estimation of Mean and Its Variance
elemenn keseluruha rata-rata y
i-kepsu padassu per elemen rata-rata y
i-kepsu pada j-kessu nilai y
:Notasi
.
i.
ij
n
i
i
m
j
ij
n
y
m
y
22222122 )1()1()ˆ( wb S
nm
fMNS
n
fMNYV
dengan varians:
n
iiy
nNMY .
1ˆ
Two Stage Sampling with Equal First Stage Units: Est. Mean and Its Variance (Lanjutan)
Jika n-psu dan m-ssu dipilih secara SRS, maka penduga totalnya adalah:
22121 )1()1()( wb s
nm
ffs
n
fyv
Total populasi
Rata-rata Sampel
Two Stage Sampling with Unequal First Stage Units: Estimation of Mean and Its Variance
(elemen)ssu per rata-rataY
nkeseluruhapsu rata-rataY
i-kepsu rata-rataY
sampel dalamssu jumlah totalm
sampelpsu dariih ssu terpiljumlah m
populasi dalamssu jumlah M
i-kepsu dalamssu jumlah M
:Notasi
.N
i
0
0
i
N
ii
N
iii
N
i
i
M
j i
ij
n
ii
i
N
ii
M
YM
N
Y
M
y
m
M
i
Two Stage Sampling with Unequal First Stage Units: Estimation of Mean and Its Variance (lanjutan)
n
iin y
ny .
1
i
win
ii
b
m
sf
nNn
sfyv
2
2
2
1 11
)1()(
I. Biased
2
.2
1
1
n
inib yy
ns
2
.2
1
1
im
jiij
iwi yy
ms
im
j i
iji m
yy .
dengan bias:
N
iii YMM
MNyB '1
)(
Two Stage Sampling with Unequal First Stage Units: Estimation of Mean and Its Variance (lanjutan)
n
ii
n
iii
n
M
yMy
.*
i
win
iii
bn m
sfM
MnNn
sfyv
2
22
2
*2
1* 1
1)1()(
II. Biased tapi konsisten
2
*.
2*2
1
1
n
ini
ib yy
M
M
ns
im
j i
iji m
yy .
Catatan: Nilai M0 tidak diketahui namun nilai dapat diperkirakan dengan:
n
MM
n
ii
M
Two Stage Sampling with Unequal First Stage Units: Estimation of Mean and Its Variance (lanjutan)
II. Biased tapi konsisten
dengan bias:
Y
SSY
NnyB My
Mn2* 11
)(
222 1
1
1
N
i
iM M
M
NS
Y
M
YM
M
M
NS ii
N
i
iMy 1
1
1 2
Two Stage Sampling with Unequal First Stage Units: Estimation of Mean and Its Variance (lanjutan)
n
iiin yM
Mny .
** 1
i
win
iii
bn m
sfM
MnNn
sfyv
2
22
2
**2
1** 1
1)1()(
III. Unbiased
2**
.
**2
1
1
n
ini
ib yy
M
M
ns
im
j i
iji m
yy .
N
M
N
MM
N
ii
0
Optimum Allocation: Equal First Stage Unit
Fungsi biaya sederhana dalam sampling dua tahap, adalah:
C = C0 + n C1 + nmC2
dimana:C0 = overhead costC1 = cost of including an psu in the sampleC2 = cost of including an ssu in the sampleDalam praktek, umumnya C1 lebih besar dari C2, sehingga peningkatan n akan meningkatkan biaya lebih dari pada peningkatan m.
Optimum Allocation: Equal First Stage Unit (lanjutan)
Variasi yang terjadi dalam sampling dua tahap terdiri dari variasi antar psu dan variasi di dalam psu atau dapat ditulis sebagai:
dimana:
m
AA
nAV 2
10
1
22
22
1
2
0 ;; ww
bb SA
M
SSA
N
SA
A0; A1 dan A2 adalah fungsi dari parameter populasi dan independent dari populasi sampel size n dan m pada sampling dua tahap. Pada psu dengan WR A0= 0 (konstan), bila psu dengan WOR ada condition probability dalam penghitungan variansnya.
Optimum Allocation: Equal First Stage Unit (lanjutan)
1. Varians minimum dengan biaya sudah ditentukan
12
21
AC
ACmo
2211
110
/
ACAC
CACCno
3
2
22110
1AACAC
CCyV
2. Biaya minimum dengan varians sudah ditentukan
12
21
AC
ACmo 11
3
2211 / CAAV
ACACno
222113
0
1ACAC
AVCC
Optimum Allocation: Unequal First Stage Unit
N
iim
N
nCnCCC 2
10
Pada prinsipnya penghitungan n dan m optimal pada unequal first stage unit sama dengan equal first stage unit. Namun ada perbedaan metode dengan mengambil mi = rim dengan m sebagai nilai rata-rata jumlah unit terpilih per ssu atau mi = Mi dengan positif konstan. Dan dapat ditulis sebagai:
Dengan fungsi varians:
m
AA
nAV
'2'
1'
0
1
A0’; A1
’ dan A2’ analog dengan A0; A1 dan A2 namun peng-
hitungannya disesuaikan dengan rumus unequal first stage unit.
Stratified Multi Stage Sampling
k
hhhk
hhn
k
hhhn
st yWMN
yMNy
Anggap setiap k strata berisi Nh unit tahap pertama, dan masing-masing Nh berisi Mh unit tahap kedua (nh dan mh adalah jumlah sampelnya), maka penduga rata-rata populasinya adalah:
Dengan varians:
hh
whhh
h
bhh
k
hhst mn
sff
n
sfWyv
2
21
2
12 11
Two Stage pps Sampling
n
i i
ii
p
yM
nY .1ˆ
Anggap sebuah sampel dari n psu dipilih secara pps-wr. Kemudian dari psu terpilih diambil kembali sebanyak mi ssu dengan srs-wor, maka penduga total populasinya adalah:
Dengan varians:
n
i ii
wiii
n
i i
ii
pps mpn
sfM
nn
Yp
yM
Yv22
22
2.
1
1
ˆ
ˆ
im
j i
iji m
yy . 1
N
iip
Self-Weighting Design
Adalah sebuah disain yang memberikan sebuah penimbang tunggal untuk semua unit sampel. Biasanya digunakan dengan pertimbangan masalah biaya dan kenyamanan operasional.
Contoh: Survei mengenai hasil panen padi. Mungkin menjadi sulit membuat frame dari seluruh luas lahan padi padahal sudah tersedia secara mudah, karena akan membutuhkan biaya, tenaga dan waktu yang besar.
Catatan: meskipun sederhana dan mudah pengguna-annya, namun secara praktek biasanya digunakan lebih dari satu penimbang.
Self-Weighting Design (lanjutan)
Keuntungan:
1. Tabulasi menjadi sederhana, analisis mudah dan biaya kecil;
2. Sampel setiap psu terpilih menjadi konstan;
3. Petugas pencacah tidak bertanggung jawab untuk beban kerja yang bervariasi dalam psu yang berbeda.
Kerugian:
Menghasilkan bias estimasi, dalam beberapa kasus, dengan varians lebih kecil.
Self-Weighting Design (lanjutan)
Kita dapat melihat bahwa penduga bias (slide hal 10) adalah self-weighting jika mi=konstan. Ketika mi dan tidak berhubungan, maka penduga ini akan sangat memuaskan (bias akan lenyap jika ukuran sampel besar). Begitu juga penduga pada slide 13, akan menjadi self-weighting jika:
iY
M
mN
M
mf
M
mf
i
ii 22 konstan
Maka komponen varians dalam psu dapat dinyatakan secara sederhana dengan:
0M
MmNm i
i
Three Stage Sampling with Equal Propbability
N
i
M
j
L
k
ijk
NML
yY
Anggap yijk adalah nilai dari unit ke-k tahap tiga dalam unit ke-j tahap dua dari unit ke-i tahap pertama, maka penduga rata-rata populasinya adalah:
sampel n
i
m
j
l
k
ijk
nml
yy
2
..2
1
1
n
iib yy
ns
n
i
m
jiijw yy
mns 2
...2
1
1
n
i
m
j
l
kijijku yy
lnms
2
.2
1
1
Three Stage Sampling with Equal Propbability (lanjutan)
Jika n psu, m ssu dan l unit terakhir dipilih dengan srs-wor, maka variansnya adalah:
nml
sfff
nm
sff
n
sfyv uwb
2
321
2
21
2
1 111
Dengan fungsi biaya:
3210 nmlCnmCnCCC
Dan fungsi varians:
ml
A
m
AA
nAV 32
10
1
1. Varians minimum dengan biaya sudah ditentukan
12
21
AC
ACmo
332211
110
/
ACACAC
CACCno
3
2
3322110
1AACACAC
CCyV
2. Biaya minimum dengan varians sudah ditentukan
12
21
AC
ACmo 11
3
332211 / CAAV
ACACACno
23322113
0
1ACACAC
AVCC
23
32
AC
AClo
23
32
AC
AClo
Three Stage Sampling with Equal Propbability (lanjutan)