pengenalan sejarah asal mula aksara jawa melalui …
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGANTAR TUGAS AKHIR
PENGENALAN SEJARAH ASAL MULA AKSARA JAWA MELALUI MEDIA KOMIK
Diajukan Untuk Menempuh Ujian Tugas Akhir Sebagai Prasyarat Untuk Meraih Gelar Ahli Madya
Diploma III Desain Komunikasi Visual
Disusun oleh :
HARI WICAKSONO C 9505045
PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2011 LEMBAR PERSETUJUAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
Konsep karya Tugas Akhir dengan Judul :
PENGENALAN SEJARAH ASAL MULA AKSARA JAWA MELALUI MEDIA KOMIK
Telah disetujui dan diterima untuk dipertahankan dihadapan penguji Pembimbing I Pembimbing II Jazuli Abdin Munib, S.Sn Anugrah Irfan Ismail, S.Sn
NIP. 19750516 200212 1 001 NIP. 19830722008121003
Koordinator Tugas Akhir
Arief Iman Santoso, S.Sn
NIP. 19790327 200501 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Tugas Akhir
Diterima dan dasahkan oleh Panitia Penguji Tugas Akhir Program Studi Desain Komunikasi Visual
Universitas Sebelas Maret Surakarta Pada Tanggal __ Januari 2011
Panitia Penguji
Ketua Sidang Tugas Akhir
(Andreas S. Widodo, S.Sn, M.Hum) NIP. 19751201 200112 1 002 ( …………………….. )
Sekertaris Sidang Tugas Akhir
(Anugrah Irfan Ismail S.Sn) NIP. 19830702200812 1 003 ( …………………….. )
Penguji I
(Jazuli Abdin Munib, S.Sn) NIP. 19750516 200212 1 001 ( …………….……..... )
Penguji II
(Anugrah Irfan Ismail, S.Sn) NIP. 19790327 200501 1 002 (……………….…….. )
Mengetahui
Dekan Fakultas Sastra Seni Rupa Ketua Jurusan
Universitas Sebelas Maret Surakarta D3 Desain Komunikasi Visual (Drs. Sudarno, MA) (Andreas S. Widodo, S.Sn, M.Hum) NIP. 19530314 198506 1 001 NIP. 19751201 200112 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO Sebaik-baiknya orang adalah mau bangkit saat dia jatuh, selalu berusaha melakukan perubahan untuk menjadi yang lebih baik dan bermanfaat, selalu ingat bahwa tidak ada yang tidak bisa dan tidak ada yang tidak mungkin untuk dilakukan selama kita
ada kemauan untuk berusaha menggapainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini saya persembahkan untuk Mamah dan Bapak tersayang, yang selalu sabar dan tiada hentinya menyayangi aku,
dan istriku tercinta yang selalu menemani langkahku, saat senang ataupun sedih.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
atas semua rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan –Nya kepada kita semua,
maka penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini, sebagai syarat untuk
mendapatkan gelar Ahli Madya dalam program studi Desain Komunikasi Visual,
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, penulis banyak memperoleh bimbingan
serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu rasa terima kasih serta penghargaan
setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada yang terhormat :
1. Drs. Sudarno, MA selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas
Sebelas Maret.
2. Andreas S. Widodo, S.Sn, M.Hum selaku pembimbing akademik dan Ketua
Program D3 DESKOMVIS Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas
Maret Surakarta yang selalu membimbing saya.
3. Jazuli Abdin Munib, S.Sn sebagai pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan dorongan yang begitu berharga.
4. Anugrah Irfan Ismail, S.Sn sebagai pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan dorongan yang begitu berharga.
5. Arief Iman Santoso, S.Sn selaku koordinator Tugas Akhir dan yang selalu
member dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan tgs akhir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
Semoga amal dan budi baik semuanya mendapat balasan dan rahmat yang
melimpah dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua
orang, baik bagi penulis dan bagi setiap orang yang membacanya. Apabila ada yang
salah dalam penulisan, mohon kritik dan sarannya.
Surakarta, 04 Mei 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………. i
HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………….. iii
HALAMAN MOTTO …………………………………………………… iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………… v
KATA PENGANTAR ………………………………………………...… vi
DAFTAR ISI …………………………………………………………….. viii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………. 1
A. Latar Belakang Masalah …………………………………... 1
B. Rumusan Masalah ………………………….……………... 2
C. Tujuan …………………………………………………...... 2
BAB II IDENTIFIKASI DATA ………………………………….…… 3
A. Data Produk ………….……………………………………… 3
1. Sejarah komik dan cerita rakyat di Indonesia …….……… 3
2. Sejarah Asal Mula Aksara Jawa ………………………… 4
3. Komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa ……...…………. 7
B. Target …………………............................................................ 12
1. Target Market …………………...…………………...….. 12
2. Target Audience ……………………………..………...... 12
C. Komparasi …………………...………………….……….… 14
BAB III KONSEP PERANCANGAN ………………………………….. 18
A. Komik …………………………………………...………….. 18
1. Proses Pra Produksi …………………………………….. 20
2. Proses Produksi ………………………………………… 22
B. Konsep Perancangan ……………...……………………..…. 47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
1. Penciptaan Desain Karakter ……………..……………… 47
2. Proses Penggambaran …………………………..………. 56
BAB IV VISUALISASI KARYA …………………………………….. 65
A. Komik ………………………..…………………………… 65
B. Logo ………………………………………..………….…. 71
C. Media …………………………………………………….. 75
BAB V PENUTUP …………………………………………………….. 80
A. Kesimpulan ………………………………………….…….. 80
B. Saran-saran ………………………………………..………. 81
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dan mempunyai
banyak sekali keanekaragaman suku, budaya, dan bahasa di Indonesia ini
disebabkan oleh tiap-tiap wilayah di Indonesia memiliki kebudayaan sendiri-
sendiri yang telah ada sejak jaman nenek moyang. Keanekaragaman itu tentunya
menjadi kekayaan dan kebanggaan bagi bangsa Indonesia dan bukan menjadi
perbedaan atau pemecah bagi kehidupan berbangsa.
Keanekaragaman budaya itu menghasilkan berbagai macam hasil budaya,
baik yang berupa hasil karya seni rupa, seni tari, dan atau aspek yang paling
penting dalam dalam suatu komunitas, yaitu aksara atau huruf yang tercipta dari
budaya itu sendiri, dari berbagai daerah di Indonesia satu aksara yang membuat
penulis tertarik untuk mengetahui asal-usulnya, yaitu sejarah adanya aksara Jawa,
atau yang dinamakan Aksara Carakan.
Setiap penduduk Jawa sendiri pun banyak sekali yang tidak mengerti akan
asal mula Aksara Jawa, bahkan banyak pula penduduk Jawa tidak bisa menulis
Aksara Jawa, hal ini sangat mengkhawatirkan akan kelestarian budaya lokal.
Kendala yang masih dihadapi adalah tentang generasi muda yang kurang
tertarik untuk mengetahui sejarah-sejarah yang ada di Negerinya sendiri, lebih
suka membaca sejarah atau cerita yang berasal dari negara asing, jika tidak
adanya promosi yang mengangkat sejarah dalam negeri maka dampak yang paling
besar adalah kepunahan sejarah lokal itu sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
B. Rumusan Masalah
Dari uraian-uraian tersebut dapat dirumuskan bahwa masalah yang
dihadapi untuk mempromosikan sejarah awal mula aksara Jawa kedalam cerita
komik antara lain :
1. Bagaimana cara mengenalkan Sejarah Asal Mula Aksara Jawa, dengan
membuat komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa agar tercapai ke target
audience?
2. Bagaimana merancang komik yang menarik, naratif dan komunikatif?
C. Tujuan Perancangan
Tujuan penulis yang dapat dijadikan jawaban sementara dari permasalahan
dalam pengenalan cerita rakyat kepada remaja dan anak-anak melalui komik
Sejarah Asal Mula Aksara Jawa adalah :
1. Mengenalkan Sejarah Asal Mula Aksara Jawa dengan cara membuat komik
sejarah asal mula aksara jawa agar tercapai ke target audience.
2. Merancang komik yang menarik, naratif dan komunikatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
BAB II IDENTIFIKASI DATA
A. Data Produk
1. Sejarah komik dan cerita rakyat di Indonesia
Era 70an adalah meledaknya dunia komik di Indonesia, khususnya tentang
kepahlawanan, pada era tersebut beberapa dikenal dengan cergamis single fighter
bersifat mandiri, semua karya cergamis dihasilkan sendiri. Saat itu belum ada
istilah team work atau kerja tim, semua pekerjaan dari penulisan naskah cerita,
sketsa pensil, inking (penintaan), dan coloring (pewarnaan) dilakukan sendiri oleh
sang cergamis, di era ’70-an, para cergamis belum bersentuhan dengan
kecanggihan teknologi informasi seperti scanner serta program aplikasi seperti
Adobe Photoshop dan CorelDraw, maka bisa kita bayangkan bahwa cergamis dan
komikus pada era itu sangat hebat perjuanganya.
Sedangkan cergam dan komik tentang cerita rakyat di Indonesia juga
banyak diciptakan pada era 60-70an, jaman dahulu cerita rakyat sangat familiar
dalam benak masyarakat, dan anak-anak pun juga sering mendengarkan dongeng
tentang cerita legenda Tanah Air sebelum mereka tidur, hal ini berbeda sekali
dengan jaman sekarang yang kebanyakan masyarakat tidak lagi mengenal cerita
legenda bangsanya sendiri, dan lebih bangga bila membaca atau melihat cerita
legenda dari luar negeri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
2. Sejarah Asal Mula Aksara Jawa
Cerita asal mula Aksara Jawa merupakan kisah cerita rakyat di Jawa, yang
penulis ambil dari buku yang berjudul Cerita Rakyat Nusantara, buku tersebut
diciptakan oleh Dian K, illustrator buku tersebut adalah Yol Yuhanto dan Aji
Meis, adapun penerbit dari buku Cerita Rakyat Nusantara adalah PT. Buana Ilmu
Populer (kelompok Gramedia).
Cerita Asal Mula Aksara Jawa sendiri bercerita tentang kisah seorang
pemuda bernama Ajisaka dengan dua punggawa yang bernama Dhora dan
Sembadha, serta Prabu Dewata Cengkar yaitu seorang prabu yang gemar
memakan daging manusia yang berawal karena seorang juru masak kerajaan tidak
sengaja terpotong jarinya dan masuk kedalam masakan, lalu masakan itu dimakan
oleh Prabu Dewata Cengkar. Suatu ketika Ajisaka menantang agar Prabu Dewata
Cengkar memakan Ajisaka tetapi dengan syarat Prabu Dewata Cengkar harus
memberi tanah seluas panjang surban yang diikatkan di leher Ajisaka.
Prabu Dewata Cengkar pun memenuhinya, ia mengukur dengan cara
menarik kain surban Ajisaka, tetapi dengan kekuatan Ajisaka kain selendang itu
memanjang hingga mencapai ke tepian laut Pantai Selatan, lalu Ajisaka
menghempaskan Prabu Dewata Cengkar ke tengah-tengah laut Pantai Selatan
tersebut, dan secara tiba-tiba Prabu Dewata Cengkar berubah menjadi seekor
buaya putih.
Setelah menang melawan Prabu Dewata Cengkar, Ajisaka pun menjadi raja
di Negara Madhangkamulan, Ajisaka yang pernah menitipkan Keris Pusakanya
kepada salah satu punggawanya yang bernama Sembada di Pulau Majethi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
mengutus Dhora untuk mengambil Keris Pusaka tersebut, dikarenakan Sembadha
begitu mempertahankan amanat Ajisaka yaitu tidak boleh memberikan Keris
Pusaka tersebut ke tangan orang lain selain Ajisaka sendiri yang mengambilnya,
Dhora dan Sembadha pun bertarung, dan karena mereka sama saktinya, keduanya
tewas atas pertempuran tersebut.
Ajisaka mendengar tentang tewasnya kedua punggawa yang sangat setia
dan terpercaya itu dari salah seorang pengawal kerajaan, Ajisaka baru teringat
tentang pesan yang di berikan kepada Sembadha untuk tidak memberikan Keris
Pusaka kepada orang lain selain Ajisaka, lalu Ajisaka pergi ketempat dimana
kedua punggawanya bertempur, Ajisaka sangat menyesal atas kelalaianya, dan
dari peristiwa itu Ajisaka membuat Aksara yang berbunyi :
Artinya adalah :
ha na ca ra ka : Ana utusan (ada utusan)
da ta sa wa la : Padha kekerengan (saling berselisih pendapat)
pa dha ja ya nya : Padha digdayané (sama-sama sakti)
ma ga ba tha nga : Padha dadi bathangé (sama-sama mejadi mayat)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Penulis sertakan diskripsi mengenai segala sesuatu yang berhubungan
dengan cerita Sejarah Asal Mula Aksara Jawa antara lain sebagai berikut :
a. Ajisaka
Seorang pengembara yang tinggal di sebuah negara yang bernama
Majethi, berwajah rupawan dan mempunyai kepribadian yang luhur,
mempunyai keris pusaka yang dititipkan kepada punggawanya yang
bernama Sembada.
b. Prabu Dewata Cengkar
Seorang Raja di sebuah negara yang bernama Madhangkamulan,
mempunyai kegemaran memakan daging manusia yang berawal dari
ketidaksengajaan dari seorang juru masak istana yang terpotong
jarinya dan masuk kedalam masakan, seiring dengan berjalanya waktu
dan dari kebiasaan memakan daging manusia membuat Prabu Dewata
Cengkar mempunyai kepribadian yang kejam dan perangai yang
mengerikan.
c. Sembadha
Seorang punggawa dari Ajisaka yang menjaga amanat membawa keris
sakti milik Ajisaka, cenderung mempunyai sifat pendiam dan patuh
terhadap perintah Ajisaka.
d. Dhora
Seorang punggawa dari Ajisaka yang menemani pengembaraan
Ajisaka ke negara Majethi, patuh terhadap perintah Ajisaka,
mempunyai sifat periang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
e. Patih Kerajaan Madhangkamulan
Seorang Patih kerajaan Majethi, yang bertahun-tahun mengabdi untuk
raja diraja di kerajaan tersebut. Mempunyai sifat patuh dan setia
terhadap segala perintah raja walaupun umurnya sudah menua.
f. Negara Majethi
Negara dimana Ajisaka tinggal, Negara yang makmur dan melimpah
akan sandang pangan, sebagian besar rakyat Negara Majethi
mempunyai pekerjaan sebagai petani.
g. Negara Madhangkamulan
Negara yang di pimpin oleh Prabu Dewata Cengkar, Raja yang agung
bijaksana, dan mempunyai sandang pangan yang melimpah, tetapi
kemudian berubah menjadi Negara yang sepi dan mencekam, karena
satu persatu rakyatnya dimakan oleh Prabu Dewatacengkar.
3. Komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa
Sejarah Asal Mula Aksara Jawa adalah cerita tentang Ajisaka yang berjiwa
besar, berani mengorbankan dirinya demi orang lain, yaitu orang lemah yang
membutuhkan pertolongan, sedangkan Prabu Dewata Cengkar adalah seorang
Raja yang terhanyut oleh nafsu, sehingga sifat kebijaksanaanya berubah menjadi
sifat tamak dan kejam, lalu seorang punggawa yang setia yaitu Dhora dan
Sembada, makna dari kisah mereka adalah sifat patuh untuk mejaga amanat dari
sang majikan walaupun pertempuran taruhannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa ini penulis lebih menyorot pada
makna atau pelajaran yang bisa dipetik untuk pembaca, yaitu karakter dari
masing-masing tokoh dalam cerita tersebut, komik dari cerita ini juga menyajikan
nuansa komik yang menghibur, terdapat pesan moral dari sebuah komik
petualangan yang seru dan mengasyikan, tetapi tidak luput dari pembelajaran
sejarah terciptanya Aksara Jawa yang kebanyakan dari anak atau orang dewasa
kurang mengetahui asal mula terciptanya Aksara Jawa tersebut.
Berdasarkan tinjauan umum, analisa terhadap komik dan komponen
penyusunannya, maka komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa memiliki
karekteristik sebagai berikut:
a. Tema cerita
Tema yang diangkat adalah cerita petualangan dan realita kehidupan
yang penuh dengan pesan moral, gagasan cerita dalam komik ini
berlandaskan dengan cerita Sejarah Asal Mula Aksara Jawa, dalam cerita
rakyat dan sedikit ditambah imajinasi penulis dengan tanpa mengurangi
pesan yang terkandung di dalamnya. Alur cerita yang digunakan adalah
alur maju dengan urutan awal, tengah, akhir.
b. Sasaran pembaca
Sasaran pembaca dalam perancangan komik adalah masyarakat yang
akan menjadi konsumen apabila komik ini diedarkan, yaitu :
1) Anak remaja dan tidak menutup kemungkinan dari semua usia
2) Semua jenis kelamin (pria dan wanita)
3) Semua Agama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
4) SD-SMU, tidak menutup kemungkinan dari semua tingkat
pendidikan
5) Wilayah demografi untuk wilayah Solo dan sekitarnya
6) Semua strata golongan
c. Fungsi
Fungsi utama dalam perancangan komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa
adalah pelestarian budaya lokal yaitu mengenalkan cerita budaya sejarah,
serta fungsi komik sebagai media hiburan, mengingat komik merupakan
media yang efektif dalam membentuk mentalitas pembacanya.
d. Bentuk visualisasi komik
Komik ini berbentuk komik buku dengan acuan ukuran komik model
Jepang 13 x 18 cm, tebal halaman 44 halaman.
e. Unsur komik dan gaya gambar
1) Teknik gambar
Teknik gambar langsung menggunakan pen tablet dan finishing
menggunakan teknik digital dengan komputer dan proses cetak
2) Typografi
Typografi dalam halaman cover meliputi judul, credits, (keterangan
tentang sang pembuat komik/writer sebagainya) dan indica
(keterangan tentang penerbit, waktu terbit, pemegang hak cipta dan
sebagainya), sedangkan dalam hal isi digunakan untuk keperluan
lettering yang meliputi kalimat dialog, narasi, sound effect, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
sebagainya. Untuk mendukung kesan yang akan disampaikan dalam
sebuah pesan, typografi disesuaikan dengan karakter pesan tersebut.
3) Gaya gambar
Gaya gambar dalam pembuatan komik Sejarah Asal Mula Aksara
Jawa menggunakan jenis gambar manga, alasan menggunakan
dengan gaya gambar kartun manga adalah memodernkan karakter
tetapi tidak menghilangkan sisi budaya dari karakter tersebut.
4) Desain properti
Desain properti berupa kostum dan latar belakang. Desain
disesuaikan dengan tema dan nuansa jaman pra modern.
5) Desain karakter
Desain karakter disesuaikan dengan tema dan ditambah imajinasi
penulis sendiri untuk penguat dalam pembuatan karakter.
6) Layout
Tata letak dan cara membaca komik ini sesuai dengan cara membaca
yang lazim dengan komik di Indonesia, dari ke kiri ke kanan, dan atas
ke bawah, halaman dimulai dari lembaran pertama setelah cover
depan dan berakhir pada lembaran sebelum cover belakang. Bentuk
panel dibuat bervariasi disesuaikan dengan ilustrasi dan kesan yang
akan disampaikan. Panel dalam komik ini dibuat bervariasi, tidak
hanya menggunakan bentuk kotak dengan ukuran yang sama, dan
gambar terkadang dibuat melebihi pada garis panel, hal itu
dimaksudkan agar pembaca tidak merasa bosan. Sudut pandang yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
digunakan meliputi sudut pandang mata burung (tampak atas), Sudut
pandang mata manusia (normal), sudut pandang mata katak (tampak
dari bawah), hal itu di maksudkan agar menimbulkan kesan ruang,
dan lebih menarik untuk menyimaknya.
7) Pesan komik
Komik begitu melekat kepada anak-anak dan remaja, sebuah masa
yang haus akan keinginan bermain dan berfantasi. Mungkin atas
dasar demikianlah komik memiliki kekuatan yang boleh dikatakan
luar bisa untuk berimajinasi. Sebuah spirit seorang anak yang serba
ingin tahu dan penuh dengan imajinasi. Sementara dipihak lain,
komik juga mendapat image sebagai penghambat pelajaran anak/
pelajar, karena dianggap membuat malas, membuang-buang waktu
dan mengurangi minat baca buku pelajaran sekolah. Lepas dari
permasalahan nilai baik dan buruknya penilaian komik, komik
Sejarah Asal Mula Aksara Jawa mengandung pesan moral tentang
membedakan antara sifat baik dan buruk dan mengajarkan tentang
kejujuran, kesetiaan dalam melaksanakan amanat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
B. Target
1. Target Market
Sasaran utama perancangan komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa adalah
anak-anak dan remaja agar mereka lebih mengenal sebuah kekayaan dari
cerita/legenda budaya lokal yang kini kian hari semakin dilupakan. Target market
tersebut dapat ditinjau dalam segmentasi sebagai berikut :
a. Demografi
1) Jenis kelamin : Laki-laki dan perempuan
2) Golongan usia : 8 - 18 tahun
3) Pendidikan : SD - SMU
4) Agama : Semua agama
b. Geografi : Seluruh wilayah Jawa
c. Psikografi : Anak-anak/remaja, terutama yang mempunyai rasa
keingintahuan tinggi terhadap budaya lokal.
2. Target Audience
Selain anak-anak dan remaja sebagai sasaran utama dalam target market,
terdapat pula komponen yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan
pembelian produk komik. Komponen tersebut tergolong dalam target audience.
Adapun target audience dapat ditinjau dalam segmentasi sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
a. Primer
1) Demografi
a) Jenis kelamin : Laki-laki dan perempuan
b) Golongan usia : 8 - 18 tahun
c) Pendidikan : SD - SMU
d) Agama : Semua agama
2) Geografi : Seluruh wilayah Jawa atau luar Jawa.
3) Psikografi : Anak-anak/ remaja yang mempunyai kesadaran
akan kelestarian budaya lokal dan yang lebih
bisa memahami dan menilai tentang pesan moral
yang ada dalm komik.
b. Sekunder
1) Demografi
a) Jenis kelamin : Laki-laki dan perempuan
b) Golongan usia : 19 - 40 tahun
c) Pendidikan : SMU – Dewasa/Orang tua
d) Agama : Semua agama
2) Geografi : Seluruh wilayah Jawa atau luar Jawa.
3) Psikografi : Dewasa/orang tua yang mempunyai kesadaran
akan kelestarian budaya lokal dan yang lebih bisa
memahami dan menilai tentang pesan moral yang
ada dalm komik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
C. Komparasi
Sebuah karya ilustrasi karakter dari seorang teman yang berstatus sebagai
ilustrator sebuah studio di Jakarta yang bernama Sweta Kartika, karyanya
cenderung memodernkan suatu tokoh legenda atau kolosal, mempunyai karakter
garis arsir yang lebih dominan dalam karyanya, mungkin untuk menambah kesan
tradisi, penulis akan memakai teknik arsir dalam komik Sejarah Asal Mula Aksara
Jawa ini.
Karya tersebut penulis jadikan sebagai komparasi visual dikarenakan
menurut penulis karya itu sangat imajinatif, tidak membosankan dan cenderung
memberikan sentuhan baru yang fresh pada suatu karakter budaya..
Contoh gambar ilustrasi karakter oleh Sweta Kartika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Adapun komik yang memiliki kesamaan secara visual, dan sebagai
pembanding komik yang menjadi acuan dalam perancangan komik Sejarah Asal
Mula Aksara Jawa ini, yaitu :
1. Garudayana
a. Data komik
1) Tema komik : Petualangan
2) Format komik : Komik buku
3) Ukuran komik : 17 x 26 cm
4) Gaya gambar : Manga
5) Visualisasi : - Cover full color
- Isi full color
6) Pengarang : Is Yuniarto
7) Penerbit : M&C
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
b. Alasan
Beberapa alasan pemilihan sebuah komik Garudayana sebagai kompetitor
dalam perancangan komik Sangkuriang sebagai berikut:
1) Produk komik sama-sama produk lokal.
2) Sama-sama mengangkat tentang sejarah budaya lokal
2. Mahabharata
a. Data komik
1) Tema komik : Petualangan dan peperangan
2) Format komik : Komik buku
3) Ukuran komik : 17 x 26 cm
4) Gaya gambar : Semi realis
5) Visualisasi : - Cover full color
- Isi black & white
6) Pengarang : R.A. Kosasih
7) Penerbit : Kampus Budaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
b. Alasan
Beberapa alasan pemilihan sebuah komik Mahabharata sebagai kompetitor
dalam perancangan komik Sangkuriang sebagai berikut:
1) Produk komik sama-sama produk lokal.
2) Sama-sama mengangkat tentang sejarah budaya lokal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
BAB III
KONSEP PERANCANGAN
A. Komik
Komik merupakan sebuah buku yang didalam terdapat cerita atau percakapan
dan disertakan gambar, yang meminati komik sebagian besar adalah remaja dan
anak-anak, komik juga biasa disebut dengan istilah yang dikenal sebagai cerita
bergambar (cergam) terdiri dari teks atau narasi yang berfungsi sebagai penjelasan
dialog dan alur cerita. Indonesia memiliki kekayaan budaya yang beranekaragam,
tetapi kekayaan budaya tersebut bila tidak dilestarikan maka akan punah atau
generasi bangsa tidak akan mengetahui kekayaan budaya tersebut pernah ada di
Indonesia.
Masyarakat yang cenderung meninggalkan budaya lokal disebabkan karena
semakin bebasnya budaya dari luar negeri yang masuk ke Indonesia, dan
ditambah dengan berkembangnya teknologi yang terus mengalami kemajuan di
segala aspek kehidupan termasuk di dalamnya adalah teknolgi komunikasi visual,
sebagai gambaran nyata bahwa dimulai dari ditemukannya listrik hingga teknologi
digital yang sangat memudahkan manusia untuk mengerjakan dan melihat
sesuatu. Hal itu juga yang turut mengubah perilaku pemikiran masyarakat
Indonesia, terutama anak-anak dan remaja.
Komik merupakan media yang efektif dalam membentuk mentalitas
pembacanya khususnya terhadap anak-anak dan remaja, karena pesan-pesan di
dalam komik terlihat lebih nyata dari pada sebuah buku/ novel, di dalam komik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
pembaca seolah dibawa dan diajak langsung terlibat di dalamnya melalui gambar
ilustrasi-ilustrasi yang saling kait-mengait dengan alur ceritanya, meskipun komik
tidak terbatas untuk usia anak-anak dan remaja, namun pada kenyataan bahwa
pembaca komik sebagian besar adalah anak-anak dan remaja yang sangat
berpotensi untuk menirukan hal-hal yang dilihat dan diketahuinya, meskipun
komik-komik produksi dalam negeri dengan cerita budaya lokal masih bisa
ditemui di toko-toko buku, tetapi komik-komik tersebut lebih didominasi oleh
komik produksi luar negeri seperti komik Jepang atau yang biasa disebut komik
Manga dan komik Amerika, dan jika selama ini anak-anak dan remaja selalu
disuguhi oleh komik-komik luar negeri dengan pesan budaya yang mereka bawa
dari negara komik tersebut diproduksi, maka hal itu akan semakin membuat
generasi mendatang lebih terbiasa dengan budaya-budaya luar, semakin tidak
mengenal budaya lokal yang semestinya harus tetap dijaga, dan budaya lokal akan
terus terjajah hingga ke akar.
Penulis merancang komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa dengan sasaran
utama adalah anak-anak dan remaja, karena di usia mereka masih sangat
apresiasif dengan komik, dan dengan misi pelestarian budaya maka anak-anak dan
remaja menjadi sasaran utama dalam komik ini karena mereka adalah generasi
penerus dan pewaris budaya yang akan datang. Penulis menyampaikan pesan yang
ada dalam cerita Sejarah Asal Mula Aksara Jawa dengan karakter yang sesuai
dengan psikografis sasarannya, yaitu anak-anak dan remaja yang kurang
menyukai hal-hal yang serius dan lebih menyukai hal-hal yang bersifat
menyenangkan dan menghibur, dengan konsep black and white dan karakter
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
kartun dengan bahasa sehari-hari yang sudah akrab didengar oleh anak-anak dan
remaja, penulis berharap dengan komik yang penulis buat ini akan menjadikan
generasi muda lebih mengenal sejarah-sejarah yang ada di Indonesia.
1. Proses Pra Produksi
Dalam proses produksi komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa, penulis
memulai dengan tahap pra produksi, pertama penulis memahami dan
menerjemahkan cerita dari kisah Sejarah Asal Mula Aksara Jawa dengan bahasa
yang lebih dikenal dan akrab anak-anak dan remaja, kemudian menentukan
konsep. Konsep dalam komik adalah rancangan untuk landasan mencapai tujuan
yang diharapkan dari pembuatan komik ini, dalam proses ini penulis
menghasilkan susunan konsep komik antara lain :
a. Jenis komik
Menentukan jenis komik yang akan diproduksi. Dalam merancang komik
yang akan diproduksi, penulis menggunakan referensi komik model
Manga pada umumnya untuk ukuranya penulis menggunakan ukuran 18
cm x 13 cm.
b. Tema cerita
Tema merupakan ide dasar komik. Sebelum komik tersusun menjadi
sebuah naskah, gagasan tertuang dalam suatu tema. Penulis mengangkat
tema petualangan yang mengambil salah satu tokoh sebagai penekan/
tokoh utama sesuai dalam cerita Sejarah Asal Mula Aksara Jawa yaitu
Ajisaka, dalam kisah ini Ajisaka digambarkan sebagai tokoh yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
tampan, sakti mandraguna, pantang menyerah, dan memiliki ambisi yang
besar.
c. Konsep warna
Dalam komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa penulis menggunakan 5
warna pokok yaitu coklat, merah, biru, kuning, dan hitam yang
mempunyai makna sebagai berikut :
Merah
C : 0M : 100 Y : 100 K : 0
Panton : 485 C
Biru
C : 91 M : 80 Y : 0 K : 0
Panton : 2726 C
Kuning
C : 0M : 0 Y : 100 K : 0
Panton : Process Yellow C
Hitam
C : 0M : 0 Y : 0 K : 100
Panton : Process Black C
d. Jumlah Halaman
Menentukan jumlah halaman sangat berkaitan dengan jenis komik yang
diproduksi, dan biaya produksi. Rencana komik yang akan diproduksi
penulis mencapai 42 halaman black and white.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
2. Proses Produksi
Setelah konsep tersusun dalam tahap pra produksi, proses selanjutnya adalah
tahap produksi. Proses produksi adalah realisasi dari konsep yang telah dirancang,
dalam proses produksi komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa, penulis melalui
berbagai langkah, antara lain :
a. Story line
Menentukan alur cerita komik, dalam komik Sejarah Asal Mula Aksara
Jawa yang akan penulis produksi adalah alur maju yaitu dengan urutan
awal, tengah, akhir. Alasan penulis menggunakan alur ini adalah untuk
mendukung/ menguatkan tema komik yaitu petualangan. Adapun story
line secara garis besar yang berdasarkan legenda adalah sebagai berikut:
1) Pada jaman dahulu kala, hiduplah seorang ksatria yang bernama
Ajisaka, tepatnya di Pulau Majethi, Ajisaka mempunyai paras wajah
yang tampan dan rupawan, mempunyai sifat yang ramah suka
menolong dan berbudi luhur, selain itu Ajisaka juga mempunyai ilmu
kanuragan yang tinggi. Ajisaka mempunyai dua orang punggawa
bernama Dhora dan Sembadha. Kedua punggawa sangat patuh dan
setia kepada Ajisaka, suatu hari Ajisaka ingin pergi berkelana,
bertualang meninggalkan Pulau Majethi, Dhora pergi menemani
Ajisaka sedangkan Sembadha tetap tinggal di Pulau Majethi karena
Ajisaka memerintahkan Sembadha untuk menjaga Keris Pusaka
Ajisaka. Ajisaka berpesan pada Sembadha bahwa Sembadha tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
boleh menyerahkan pusaka itu kepada siapapun kecuali Ajisaka sendiri
yang datang dan mengambil keris pusaka tersebut.
2) Pada saat itu di Jawa terdapat Negara yang terkenal makmur, aman,
dan damai, negara itu bernama Medhangkamulan, Medhangkamulan
mempunyai seorang Raja yang bernama Prabu Dewata Cengkar, Raja
yang berbudi luhur dan bijaksana, suatu hari seorang juru masak
kerajaan terpotong jarinya pada waktu memasak, juru masak itu tidak
menyadari bahwa potongan jarinya masuk kedalam hidangan yang
akan dihidangkan untuk Sang Raja, jari itu pun termakan oleh Prabu
Dewata Cengkar, Sang Raja merasakan daging yang dimakannya
sangat lezat, kemudian Raja mengutus patihnya untuk bertanya kepada
juru masak kerajaan, kenapa masakan itu bisa mempunyai rasa yang
lezat, kemudian diketahui bahwa yang termakan oleh Prabu Dewata
Cengkar adalah daging manusia.
3) Keesokan harinya Prabu Dewata Cengkar memerintahkan Patihnya
untuk menyiapkan seorang rakyatnya untuk disantap, Sang Prabu pun
ketagihan terhadap kelezatan daging manusia tersebut, Sejak saat itu
Prabu Dewata Cengkar harus disediakan satu orang manusia untuk
disantap setiap harinya. Watak dan sifat Sang Prabu berubah menjadi
kejam dan tamak, senang melihat rakyatnya menderita dan tidak peduli
akan kalangsungan hidup negara yang ia pimpin. Negara itu berubah
menjadi negara yang sepi karena satu per satu rakyatnya dimakan oleh
Prabu Dewata Cengkar, selain itu banyak dari rakyat Medhangkamulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
meninggalkan negara itu untuk menyelamatkan diri, seiring berjalanya
waktu Sang Patih pun bingung, karena tidak ada lagi rakyat yang bisa
disuguhkan kepada Sang Raja.
4) Ajisaka bersama Dhora pun sampai di negara Medhangkamulan,
Ajisaka terkejut melihat keadaan negara yang sunyi itu, kemudian ia
mencari tahu dan bertanya kepada penduduk setempat yang masih ada
di negara itu, Setelah Ajisaka mengetahui apa yang sebenarnya terjadi
di Medhangkamulan, Ajisaka memutuskan untuk menghadap Patih
kerajaan, dan menyatakan bahwa ia sanggup menjadi santapan Sang
Raja, awalnya Sang Patih tidak mengijinkan Ajisaka yang masih muda
dan tampan itu dijadikan santapan Prabu Dewata Cengkar, tetapi
Ajisaka memaksa hingga akhirnya Ajisaka dibawa untuk menghadap
Prabu Dwata Cengkar. Sang Prabu heran, mengapa seorang pemuda
yang masih muda dan tampan itu mau dijadikan sebagai santapan
Prabu Dewata Cengkar, tetapi hawa nafsu telah menguasai hati Prabu
Dewata Cengkar, dan Sang Prabu pun tidak sabar untuk menyantap
Ajisaka, tetapi sebelum dijadikan santapan, Ajisaka mengajukan
persyaratan untuk Prabu Dewata Cengkar, Ajisaka rela disantap oleh
Sang Prabu dengan syarat diberi imbalan tanah seluas kain yang
diikatkan di leher Ajisaka, selain itu, Ajisaka juga meminta Prabu
Dewata Cengkar sendirilah yang mengukur tanah tersebut.
5) Permintaan itu dikabulkan oleh Sang Prabu, Ajisaka kemudian
meminta Prabu Dewata Cengkar menarik kain tersebut dari badan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Ajisaka, Ajaibnya, kain itu terus memanjang dan tidak habis-habis,
Prabu Dewata Cengkar terpaksa mundur dan terus mundur menarik
ikat kepala tersebut hingga sampai di tepi Laut Selatan. Ajisaka
mengibaskkan kain tersebut dengan tanganya, hal ini membuat Prabu
Dewata Cengkar terlempar ke laut, dan wujud Prabu Dewata Cengkar
berubah menjadi buaya putih, setelah buaya itu masuk kedalam air,
Ajisaka pun mengumumkan kejadian itu kepada rakyat
Medhangkamulan, lalu Ajisaka diberi amanat oleh rakyat
Medhangkamulan untuk menjadi raja di Negara itu.
6) Medhangkamulan menjadi negara yang sngat makmur dan damai
setelah dipimpin oleh Ajisaka, suatu ketika Ajisaka menyuruh Dhora
pergi ke Pulau Majethi untuk ngambil Keris Pusaka Ajisaka yang
dititipkan kepada Sembadha, sesampai di Pulau Majethi, Dhora
menjelaskan pada Sembadha bahwa dia datang atas perintah Ajisaka
untuk mengambil pusaka yang diamanatkan kepada Sembadha.
Sembadha yang patuh terhadap perintah Ajisaka yaitu tidak boleh
memberikan Keris Pusaka tersebut kepada orang lain selain Ajisaka
sendiri yang mengambil Keris Pusaka tersebut, Dhora pun memaksa
agar Keris Pusaka itu diserahkan kepada Dhora, akhirnya terjadilah
pertempuran antara Dhora dan Sembadha, karena kedua punggawa itu
mempunyai kesaktian yang sama, maka kedua punggawa itu pun
tewas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
7) Prabu Ajisaka mendengar kabar tentang kematian kedua punggawanya
tersebut, Ajisaka menyesal setelah mengingat akan kelalaiannya, lalu
untuk mengabadikan dua punggawanya itu Ajisaka menciptakan
sebuah Aksara yang disebut Aksara Carakan yang berbunyi :
Artinya adalah :
ha na ca ra ka
Ana utusan (ada utusan)
da ta sa wa la
Padha kekerengan (saling berselisih pendapat)
pa dha ja ya nya
Padha digdayané (sama-sama sakti)
ma ga ba tha nga
Padha dadi bathangé (sama-sama mejadi mayat)
b. Cerita perkolom
Membuat deskripsi cerita tentang kolom-kolom yang akan dibuat berdasarkan
story line yang telah dibuat. Adapun cerita perkolom komik ini adalah sebagai
berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Halaman 1 : Di Negara Majethi.
Panel 1 : Suasana kampung yang damai di negara Majethi
Panel 2 : Gelungan rambut Ajisaka
Panel 3 : Keris Pusaka Ajisaka tampak dari belakang
Panel 4 : Seluruh badan Ajisaka tampak depan
Halaman 2 : Suasana di suatu kampung di Negara Majethi
Panel 1 : Dhora yang sedang bingung mencari topik pembicaraan
Panel 2 : Sembadha bosan mendengar Dhora tertawa
Panel 3 : Ajisaka yang bertanya tentang kemakmuran Majethi, “Hey
Dhora, Sembadha, menurutmu bagaimana keadaan
Majethi ini, apakah rakyat disini kekurangan sandang
pangan?”
Panel 4 : Dhora menjawab, “Makmur dan damai-damai aja bos”
Panel 5 : Sembadha menganggukan kepala
Panel 6 : Ajisaka murung
Halaman 3 : Percakapan di suatu kedai di Majethi
Panel 1 : Dhora bertanya kepada Ajisaka, “Memangnya kenapa bos
bertanya seperti itu?, Apa ada yang salah di negara
Majethi ini?”
Panel 2 : Wajah Ajisaka yang sedang terdiam
Panel 3 : Sembadha berkata, “Apa kami telah membuat bos risau
terhadap sikap kami yang kadang usil?”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Panel 4 : Bibir Ajisaka yang sedang tersenyum
Panel 5 : Ajisaka berkata, “Bukan masalah itu, aku cuma berpikir
apakah negara-negara di luar sana juga seperti Majethi ini,
yang damai dan makmur”
Halaman 4 : Percakapan di suatu kedai di Majethi
Panel 1 : Dhora dan Sembadha terkejut dengan pernyataan Ajisaka
Panel 2 : Dhora dan Sembada saling melihat berhadapan
Panel 3 : Sambil meringis Dhora dan Sembadha berkata, “kita tidak
tau bos, hehe”
Panel 4 : Ajisaka memasang raut wajah bosan, dan berkata, “dasar
kalian”
Halaman 5 : Percakapan di suatu kedai di Majethi
Panel 1 : Ajisaka menaruh gelas minuman.
Panel 2 : Ajisaka menaruh gelas setelah meminumnya dan pamit
pulang, “ aku pulang dulu ya, besok ketemu lagi, aku ingin
menyampaikan sesuatu pada kalian”
Panel 3 : Dhora tersenyum
Panel 4 : Sembadha tersenyum
Panel 5 : Serentak dora dan sembadha berkata, “SIAP BOS!!!”
Halaman 6 : Keesokan harinya dirumah Ajisaka
Panel 1 : Mengalungkan kain dileher Ajisaka
Panel 2 : Memakai pelindung lengan
Panel 3 : Memasang keris pusaka dibadan Ajisaka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Panel 4 : Ajisaka tampak samping dan berkata, “Aku harus
mengatakan hal ini pada punggawaku”
Panel 5 : Ajisaka meninggalkan rumahnya
Halaman 7 : Pertemuan Ajisaka Dhora dan Sembadha di depan pura
Panel 1 : Ajisaka sampai di depan pura dan melihat punggawanya.
Panel 2 : Dhora melihat Ajisaka
Kolom 3 : Dhora memberitahu sembadha bahwa Ajisaka telah datang
Panel 4 : Serentak mereka berteriak,”SELAMAT PAGI BOS!!!”,
sambil tertawa ceria, dan Ajisaka memasang muka malas
karena tingkah mereka
Halaman 8 : Percakapan di pura
Panel 1 : langit
Panel 2 : Ajisaka menghela nafas atas kelakuan Dhora dan
Sembadha
Panel 3 : Ajisaka berkata, “begini, selama ini aku sangat bangga
punya punggawa seperti kalian dan aku sangat
berterimakasih, tetapi sepertinya aku harus memenuhi
panggilan hatiku”
Panel 4 : Sembadha berkata, “Panggilan hati apakah itu Bos?”
Panel 5 : Ajisaka berkata, “Aku ingin berkelana, pergi
meninggalkan majethi, dan membantu orang-orang yang
membutuhkan pertolongan”
Panel 6 : Mata Sembadha melotot
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Panel 7 : mata Dhora melotot
Halaman 9 : Negara Medhangkamulan
Panel 1 : Suasana di negara Medhangkamulan
Panel 2 : Para petani sedang memanen padi
Panel 3 : Prabu Dewata Cengkar sedang melihat-lihat keadaan
negara Medhangkamulan dengan dipandu para pengawal
kerajaan, rakyat pun menyambut gembira dan tunduk.
Halaman 10 : Percakapan rakyat jelata
Panel 1 : Pak tani berkata, “Raja kita memang sangat bijaksana dan
merakyat ya bu?, bu tani menjawab, “ya jelas to pak,
makanya negara Medhangkamulan ini jadi makmur dan
damai”
Panel 2 : Prabu dewata Cengkar sedang tersenyum kepada
rakyatnya
Panel 3 : Para rakyat pun tersenyum dan merasa tentram hatinya.
Panel 4 : Prabu dan pengawalnya berlalu meninggalkan para petani
menuju ke kerajaan
Halaman 11 : Percakapan rakyat jelata
Panel 1 : Tangan mengepal dan di acungkan ke udara
Panel 2 : Pak tani berkata, “hidup Prabu Dewata Cengkar”, Para
petani lainya menyaut secara serentak, “HIDUUUUP”
Panel 3 : Seorang kakek petani terdiam dan tidak ikut berteriak
Panel 4 : Bu tani bertanya pada kakek, “kenapa diam saja kek?”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Panel 5 : Kakek petani menjawab, “aku punya firasat akan terjadi
sesuatu pada Medhangkamulan”
Panel 6 : Bu tani terkejut
Halaman 12 : Penitipan Keris Pusaka kepada Sembadha
Panel 1 : Pura terlihat dari langit
Panel 2 : Dhora berkata, “jika memang bos ingin berkelana, kami
sang punggawa akan setia menemani dan melindungi”,
Sembadha menambahi, “benar, kami dengar perintah,
maka kami siap melaksanakanya”
Panel 3 : Tangan Ajisaka akan memegang pundak Sembadha.
Panel 4 : Ajisaka berkata, “Jika memang itu yang kalian inginkan,
aku sangat bangga punya punggawa seperti kalian, tetapi
harus ada salah satu yang tinggal di Majethi untuk
menjaga Keris Pusakaku, dan aku menunjuk kau
Sembadha”
Panel 5 : Wajah Sembadha serius tapi diiringi dengan rasa haru.
Panel 6 : Seketika Sembadha berlutut dan berkata, “Saya Sembada
sang punggawa Ajisaka siap menerima perintah!”
Halaman 13 : Penitipan Keris Pusaka kepada Sembadha.
Panel 1 : Wajah Ajisaka terharu akan kesetiaan punggawanya
Panel 2 : Ajisaka membantu Sembadha berdiri sambil berkata,
“Berdirilah Sembadha”
Panel 3 : Ajisaka melepas Keris Pusaka dari badanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Panel 4 : Ajisaka memberikan Keris Pusaka kepada Sembadha
Panel 5 : Sembadha menyambutnya dengan meneteskan airmata,
Ajisaka berkata, “Aku titipkan Keris Pusaka ini kepadamu
dan jangan kamu berikan kepada siapapun kecuali aku
sendiri yang mengambil Keris Pusaka ini darimu”,
Sembadha berkata, “Sendiko dawuh tuanku Ajisaka Sang
pemilik Keris Pusaka Cupumanik”
Halaman 14 : Penitipan Keris Pusaka kepada Sembadha
Panel 1 : Wajah Ajisaka serius, penuh harapan dan terharu dengan
kesetiaan Sembadha
Panel 2 : Wajah Dhora yang tersenyum bangga terhadap kepatuhan
Sembadha
Panel 3 : Ajisaka melirik ke Arah Dhora dan berkata, “Ayo kita
pergi Dhora”, Dhora menjawab, “Sendiko dawuh Bos”
Panel 4 : Dhora merangkul Sembadha dan berkata, “Sampai ketemu
lagi saudaraku, aku akan merindukanmu, jaga Keris
Pusaka bos Ajisaka ini baik-baik, dan yang terakhir,
jangan malas mandi ya, hahaha”, Sembadha memasang
wajah kesal
Panel 5 : Ajisaka dan Dhora meninggalkan Sembadha, Dhora
melambaikan tangan kepada Sembada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Halaman 15 : Sembadha pulang ke rumah.
Panel 1 : Sembadha melihat keris yang ia bawa dan berkata,
“Sampai mati akan ku jaga Keris Pusaka ini”
Panel 2 : Sembadha membalikan badan dan berjalan menuju rumah,
Sembadha berkata, “Pulang dulu aja lah, ngantuk”
Panel 3 : Sembadha sampai didepan rumah
Panel 4 : Sembadha menaruh Keris Pusaka di tempatnya
Panel 5 : Sembadha bersila di atas kursi
Panel 6 : Mata Sembadha akan terpejam
Panel 7 : Gelap
Panel 8 : Semakin gelap
Halaman 16 : Di dapur kerajaan.
Panel 1 : Masakan di wajan yang sedang menguap
Panel 2 : Sekumpulan koki yang memasak, dan memegang ayam
yang sudah dicabuti bulunya
Panel 3 : Salah satu koki bertanya kepada koki lainya, “woy, mau
masak apa kamu untuk hidangan Sang prabu?
Panel 4 : Koki lainya menjawab, “Lihat saja nanti”, sambil
membelah ayam
Panel 5 : Tampak cipratan darah
Panel 6 : Mata para koki melotot melihat kearah potongan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Halaman 17 : Di dapur kerajaan.
Panel 1 : Koki berteriak karena jarinya terpotong
Panel 2 : Koki-koki yang terkejut
Panel 3 : Koki bertanya, “woy!!! Kenapa kamu berteriak seperti
itu?”
Panel 4 : Sang koki berkata, “Jariku terpotong”
Halaman 18 : Di dalam masakan.
Panel 1 : Koki lain bertanya, “Dimana potongan Jarinya?”
Panel 2 : Koki korban berkata, “Aku tidak tau, sambil dia
memerban jarinya yang terpotong”
Panel 3 : Koki lainya berkata, “Mungkin sudah dimakan tikus”
Panel 4 : Sup yang didalamnya terdapat potongan jari koki
Halaman 19 : Masakan dihidangkan.
Panel 1 : Makanan yang terhidang dimeja Sang Prabu Dewata
Cengkar
Panel 2 : Wajah Sang Prabu yang tak sabar melahab hidangan
Panel 3 : Koki selesai menghidangkan hidangan dan berkata,”
Silahkan menikmati hidangan ini Tuanku”
Panel 4 : Prabu Dewata Cengkar siap menyantap hidangan
Halaman 20 : Sang Prabu terkejut dengan kelezatan masakan.
Panel 1 : Gambar tangan Sang Prabu sedang menyendok sup yang
didalamnya terdapat sedikit daging dari jari koki yang
terpotong di dapur kerajaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Panel 2 : Sang Prabu Dewata Cengkar menyicipi sup
Panel 3 : Raut muka Sang Prabu yang terkejut hebat
Panel 4 : tampak mata Sang Prabu terpelotot dengan kelezatan sup
Panel 5 : Sang Prabu masih terbuai dalam tatapan kosong, karena
kelezatan daging yang beliau makan dan dalam hatinya
beliau berkata, “Masakan apa ini, lezat sekali, seumur
hidupku baru kali ini aku merasakan masakan yang selezat
ini”
Halaman 21 : Sang Prabu mencari tahu tentang kelezatan masakan
tersebut.
Panel 1 : Sang Prabu memanggil Patih dan berkata, “Patih, coba
kamu cari tahu kenapa rasa daging dalam sup ini begitu
lezat?”
Panel 2 : Patih berkata, “Sendiko dawuh Prabu, akan saya cari tahu”
Panel 3 : Patih pun mencari tahu dengan menyuruh koki untuk
menanyakan kepada semua koki kerajaan tentang
kelezatan masakan tersebut
Panel 4 : Salah satu koki memberitahu Patih
Panel 5 : Wajah patih terkejut dan berkeringan dingin setelah
mendengar alasan koki terhadap masakan itu
Halaman 22 : Sang Patih memberitahu Prabu dewata Cengkar tentang
kelezatan masakan
Panel 1 : Patih menghadap Prabu Dewata Cengkar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Panel 2 : Prabu Dewata Cengkar berkata, “Bagaimana patih?”
Panel 3 : Patih berbicara kepada Prabu, “Sebenarnya didapur ada
seorang koki yang jarinya terpotong dan belum ditemukan
dimana potongan jarinya itu, dan menurut koki lainya ada
yang bilang potongan jari sudah dimakan tikus, tapi juga
ada koki yang mengira potongan jari masuk kedalam salah
satu hidangan untuk Prabu”.
Panel 4 : Sang Prabu tekejut
Panel 5 : Raut muka Sang Prabu tersenyum bengis dan melirik
kearah Patih
Panel 6 : Wajah Patih resah dan takut
Halaman 23 : Resahnya para penduduk Medangkamulan
Panel 1 : Kerumunan penduduk
Panel 2 : Para penduduk sedang melihat poster orang hilang
Panel 3 : Sang Prabu sedang melahab daging di hidangan kerajaan
Panel 4 : Seorang ibu berteriak dan menangis, “Anaku hilang, sudah
empat hari tidak kembali”
Panel 5 : Sang Prabu sedang memakan daging, dan wajahnya
semakin terlihat bengis dan kejam
Panel 6 : Para penduduk sedang risau
Panel 7 : Salah satu penduduk melihat ke arah Kerajaan dengan
muka takut dan bertanya-tanya
Panel 8 : Kerajaan Medhangkamulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Halaman 24 : Ajisaka dan Sembada tiba di Medhangkamulan
Panel 1 : Tampak langkah kaki Ajisaka dan Dhora
Panel 2 : Dhora berteriak, “Lihat bos, ada Desa didepan sana”
Panel 3 : Tampak Negara Medhangkamulan yang sepi senyap
Panel 4 : Dhora terkejut dan berkata, “Tapi kok sepi, seperti tidak
berpenghuni?”
Panel 5 : Ajisaka berkata, “Sepertinya ada yang tidak beres”
Halaman 25 : Ajisaka bertanya kepada penduduk
Panel 1 : Ajisaka dan Dhora melihat poster anak hilang
Panel 2 : Wajah Ajisaka dan Dhora bertanya-tanya
Panel 3 : Terdengar suara, “KRAAK”
Panel 4 : Ajisaka melirik
Panel 5 : Dhora melirik
Panel 6 : Seorang lelaki yang sedang mengendap-endap
Halalaman 26 : Ajisaka bertanya kepada penduduk
Panel 1 : Lelaki yang sedang meringis
Panel 2 : Dhora bertanya kepada lelaki itu, “Permisi pak, kenapa
kampung ini begitu sepi seperti tidak dihuni?”
Panel 3 : Lelaki itu memasang muka bingung dan penasaran dan
berkata, “Kalian bukan orang sini ya?”
Panel 4 : Ajisaka berkata, “Iya pak, kami dari negara Majethi”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Panel 5 : Lelaki berkata, “Sebaiknya kalian pergi tinggalkan Negara
ini, karena negara ini sudah tidak lagi tentram dan
makmur”
Panel 6 : Ajisaka berkata, “Apa sebabnya pak, boleh kami tahu?
Halaman 27 : Pernyataan Sang petani
Panel 1 : Lelaki itu berkata dengan muka takut, “Raja disini suka
memakan daging manusia, bahkan banyak dari rakyatnya
sendiri dimakanya”
Panel 2 : Ajisaka dan Dhora terkejut
Panel 3 : Ajisaka bertanya, “Siapa nama Raja itu?, lelaki itu
menjawab, “Prabu Dewata Cengkar, awalnya dia adalah
Raja yang bijak, karena kecelakaan seorang juru masak
kerajaan yang jarinya terpotong masuk kedalam hidangan,
dan hidangan itu termakan oleh Prabu, beliau jadi
ketagihan, sifatnya menjadi kejam dan tamak’
Panel 4 : Ajisaka terdiam dan menundukan kepala
Halaman 28 : Ajisaka meminta untuk dihadapkan kepada Patih kerajaan
Panel 1 : Ajisaka berkata, “Bisa kau bawa aku kedalam kerajaan”
Panel 2 : Lelaki itu menjawab, “Saya tidak berani tuan, dan saya
sarankan anda jangan melakukan hal bodoh itu, sebaiknya
kalian pulang saja ke Majethi!”
Panel 3 : Ajisaka berkata, “Saya memaksa!”
Panel 4 : Lelaki itu pun menunjukan arah jalan menuju kerajaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Panel 5 : Ajisaka berkata kepada Dora, “Tunggulah disini Dora, aku
akan segera kembali”
Panel 6 : Dhora berkata, “Sendiko dawuh bos”
Halaman 29 : Ajisaka sampai di Kerajaan Medhangkamulan.
Panel 1 : Kerajaan Medhangkamulan
Panel 2 : Pengawal penjaga kerajaan bertanya, “Siapa gerangan kau
kisanak, apa tujuanmu datang kesini?”
Panel 3 : Ajisaka berkata, “Aku ingin bertemu Prabu Dewata
Cengkar”
Panel 4 : Pengawal berkata dengan tegas, “Atas dasar apa kau ingin
bertemu Sang Prabu?!”
Panel 5 : Sang Patih datang dan bertanya, “Ada apa ini?”
Panel 6 : Pengawal menjawab, “Pemuda ini ingin bertemu Prabu
Dewata Cengkar Patih”
Panel 7 : Patih terheran-heran
Halaman 30 : Percakapan Ajisaka dengan Patih
Panel 1 : Patih bertanya kepada Ajisaka, “Wahai anak muda kenapa
kau datang ke Kerajaan ini, dan ingin bertemu Sang Prabu
Dewata Cengkar?, taukah kamu kalau Prabu sedang ingin
menyantap daging manusia?!”
Panel 2 : Ajisaka menjawab dengan tegas, “Justru itu aku ingin
menghadap Sang Prabu, aku bersedia menjadi
santapannya”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Panel 3 : Patih berkata, “Apa kau sudah gila, ratusan rakyat
Medhangkamulan pergi meninggalkan negara ini karena
ketakutannya, tetapi kau malah menyerahkan diri untuk
disantap”.
Panel 4 : Ajisaka menjawab, “Pertemukanlah Aku kepada Raja, itu
saja”
Panel 5 : Patih berkata, “Baiklah kalau begitu, ikuti aku”
Halaman 31 : Ajisaka bertemu dengan Prabu Dewata Cengkar.
Panel 1 : Ajisaka menghadap Prabu dewata Cengkar
Panel 2 : Prabu Dewata Cengkar terkejut
Panel 3 : Prabu Dewata Cengkar bertanya kepada Ajisaka, “Siapa
gerangan kau anak muda, mengapa berani-beraninya kau
ingin menemuiku?!”
Panel 4 : Ajisaka berkata, “Aku Ajisaka, dari negara Majethi, aku
bersedia menjadi santapanmu wahai Prabu Dewata
Cengkar yang agung”
Panel 5 : Prabu Dewata Cengkar tertawa terbahak-bahak
Halaman 32 : Persyaratan Ajisaka kepadan Prabu Dewata Cengkar
Panel 1 : Prabu Dewata Cengkar masih melihat Ajisaka dan berkata
dalam hati, “Kenapa anak yang begitu muda dan tampan
ini mau menjadi santapanku? Tetapi kebetulan sekali, aku
sedang merasa lapar”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Panel 2 : Prabu Dewata Cengkar bertanya kepada Ajisaka, “Kenapa
kau begitu ingin kusantap anak muda?!”
Panel 3 : Ajisaka menjawab, “Didunia ini aku hidup sebatangkara
dan tidak ada orang yang mempedulikanku, jadi untuk apa
aku hidup?!, suatu kehormatan jika dagingku bisa
memuaskan rasa lapar Sang Prabu”
Panel 4 : Prabu Dewata Cengkar berkata, “Baik!!! Kau akan
kusantap, PENGAWAL!!!”
Halaman 33 : Persyaratan Ajisaka kepadan Prabu Dewata Cengkar
Panel 1 : Ajisaka berteriak, “TUNGGU!!! Sebelum Sang Prabu
menyantapku, aku ingin mengajukan persyaratan
kepadamu sebagai permintaan terakhirku”
Panel 2 : Prabu Dewata Cengkar tertawa dan berkata, “kenapa
begitu beraninya kau memberikan syarat kepadaku dan
kenapa aku harus mematuhi persyaratanmu anak muda?!”
Panel 3 : Ajisaka menjawab, “Aku yakin Prabu Dewata Cengkar
adalah raja yang bijaksana, dan sewajarnya hamba
mengajukan persyaratan karena daging hamba sangat
empuk dan enak untuk disantap”
Panel 4 : Prabu Dewata Cengkar berkata, “Baik!!! Apa
persyaratannya??!!”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Halaman 34 : Persyaratan Ajisaka kepadan Prabu Dewata Cengkar.
Panel 1 : Ajisaka berkata, “Persyaratan ini sangatlah mudah,
sebelum hamba Prabu santap, hamba ingin meminta tanah
seluas kain selendang yang saya ikatkan dileher hamba ini,
dan harus Prabu sendiri yang mengukur tanah tersebut”
Panel 2 : Prabu Dewata Cengkar berkata, “Cuma itu persyaratanya?
Baik, akan aku tepati persyaratan itu”
Panel 3 : Sang Prabu Dewata Cengkar turun dari Singgasananya
Panel 4 : Prabu Dewata Cengkar menarik kain selendang Ajisaka
Panel 5 : Prabu Dewata Cengkar mulai mundur dan mengukur tanah
dengan menarik selendang Ajisaka
Halaman 35 : Ketakutan Prabu Dewata Cengkar
Panel 1 : Prabu Dewata Cengkar menarik selendang hingga keluar
kerajaan
Panel 2 : Mata Ajisaka bersinar berwarna keemasan, begitu pula
selendang Ajisaka ikut bersinar.
Panel 3 : Prabu Dewata Cengkar panik dan ketakutan karena dia
semakin mundur dengan cepat dan tidak terkendali, seperti
selendang itu mendorongnya kebelakang
Panel 4 : Sampailah Prabu Dewata Cengkar di tepi pantai Laut
Selatan
Panel 5 : Ajisaka mengibaskan kain selendang dengan tangan
kananya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Halaman 36 : Akhir dari Prabu Dewata Cengkar.
Panel 1 : Mata Prabu Dewata Cengkar melotot
Panel 2 : Prabu Dewata Cengkar terkibas ke tengah Laut Selatan
Panel 3 : Prabu Dewata Cengkar panik dan ketakutan
Panel 4 : Prabu Dewata Cengkar berubah menjadi buaya putih
Panel 5 : Buaya putih masuk kedalam laut lepas.
Panel 6 : Semakin dalam
Panel 7 : Semakin dalam
Halaman 37 : Ajisaka menjadi raja di Medhangkamulan.
Panel 1 : Suasana Ajisaka menjadi seorang raja
Panel 2 : Penduduk Medhangkamulan bergembira
Panel 3 : Dhora tersenyum dan memberi selamat pada Ajisaka,
Dhora berkata, “Selamat bos Ajisaka, tetapi kenapa bos
tidak mengajak hamba untuk menemani pertempuran bos
melawan Prabu Dewata Cengkar? Huh!”
Panel 4 : Ajisaka berkata, “Aku tidak ingin melihat Punggawaku
terluka, tetapi kali ini aku ingin kamu melaksanakan
perintahku Dhora, tolong ambil Keris Pusakaku di Negara
Majethi”
Panel 5 : Dhora dengan tegas menjawab, “Sendiko dawuh bos!”.
Panel 6 : Lalu Dora seketika melesat menuju Majethi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Halaman 38 : Bertemu Saudara
Panel 1 : Sembadha
Panel 2 : Mata Sembadha terbuka
Panel 3 : Dhora sudah di depan rumahnya
Panel 4 : Sembadha senang dan berkata, “hey Dhora, akhirnya kau
kembali, dimana bos Ajisaka?”
Panel 5 : Dhora berkata, “Beliau masih ada di Medhangkamulan,
aku di utus untuk mengambil Keris Pusaka bos Ajisaka”
Panel 6 : Sembadha berkata singkat, “Tidak bisa”
Halaman 39 : Terjadi perdebatan antar saudara.
Panel 1 : Dhora berkata dengan nada tinggi, “ Aku diperintah bos
Ajisaka secara langsung untuk mengambil Keris Pusaka
darimu”
Panel 2 : Sembadha berkata, “Bos Ajisaka telah berpesan untuk
tidak memberikan Keris Pusaka ini kepada siapapun
kecuali beliau sendiri yang mengambilnya, aku yakin
kamu juga mendengar ketika beliau berpesan kepadaku
Panel 3 : Sembada berkata. “Aku rela mati demi mempertahankan
amanatku dan Keris Pusaka ini”
Panel 4 : Dhora berkata, “Aku juga rela mati demi melaksanakan
perintah Tuanku sendiri”
Panel 5 : Dhora mengepal
Panel 6 : Sembadha mengepal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Panel 7 : Dhora melesat
Panel 8 : Sembadha melesat
Panel 9 : Kilauan sinar
Halaman 40 : Penyesalan Ajisaka
Panel 1 : Kerajaan
Panel 2 : Ajisaka teringat pesan yang ia berikan kepada Sembadha
Panel 3 : Ajisaka langsung melesat ke Majethi
Panel 4 : Wajah Ajisaka terkejut
Panel 5 : Dhora dan Sembada telah tewas
Panel 6 : Ajisaka menangis
Halaman 41 : Pembuatan Aksara Carakan
Panel 1 : Ajisaka mengambil Keris Pusaka
Panel 2 : Ajisaka menghunus Keris Pusaka
Panel 3 : Ajisaka melesat
Panel 4 : Ajisaka berteriak melesat
Panel 5 : Terjadi 20 ledakan di bukit batu
Halaman 42 : Aksara Carakan
Panel 1 : terlihat Aksara Carakan terukir di bukit batu,
Panel 2 : Ajisaka pergi dan berkata dalam hati, “Seorang Punggawa
yang gagah perkasa menerima utusan dan
mempertahankan amanat, keduanya bertempur
mempertahankan keyakinannya, kedua punggawa sama
saktinya, dan keduanya sama-sama menjadi bangkai,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
penyesalan aku teriakan keujung langit dan kedasar bumi,
aku Ajisaka Sang Penguasa Keris Pusaka merasa
terhormat pernah mempunyai punggawa yang setia, Dhora
dan Sembadha”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
B. Konsep Perancangan
1. Penciptaan Desain karakter
Desain karakter di dalam komik sangat penting, dalam menentukan desain
karakter, penulis membuat berdasarkan pada konsumen yang akan dituju, dalam
hal ini adalah anak-anak dan remaja. Penulis membagi dua konsep jenis desain
karakter sebagai berikut :
a. Karakter tokoh
Di Indonesia terdapat komik yang mengambil tema cerita rakyat salah satunya
yang sudah dikenal adalah komik-komik karya R.A Kosasih yang lebih
mengarah pada cerita yang bertemakan petualangan dan kisah-kisah
kepahlawanan/ heroisme yang diangkat dari cerita rakyat. Dalam penciptaan
desain karakter tokoh penulis menggunakan gaya kartun manga, alasan penulis
menggunakan gaya gambar kartun manga adalah untuk memodernkan cerita
dan kesan terhadap pembaca yaitu anak-anak dan remaja. Pesan yang akan
disampaikan lebih menarik dan mudah dimengerti oleh sasaran. Sumber ide
perancangan karakter komik yang penulis rancang merupakan bentuk kiasan
atau menurut buku yang divisualisasikan dengan proporsi tubuh manusia dan
sedikit tambahan imajinasi penulis. Desain karakter yang penulis rancang
dalam pembuatan tokoh-tokoh utama yang ada dikomik Sejarah Asal Mula
Aksara Jawa adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
1) Ajisaka
Karakter tokoh Ajisaka
Ajisaka merupakan seorang Pertapa Sakti yang tinggal di Pulau Majethi,
yaitu Pulau yang makmur sentosa, Ajisaka memiliki postur tubuh yang
sedang, tidak terlalu tinggi dan tidak pula pendek, mempunyai paras
tampan rupawan dan budi pekerti yang luhur, Ajisaka mempunyai
kesaktian yang tinggi tetapi rendah hati dan suka menolong sesama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Tampilan fisik :
Usia : 23 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Tinggi/Berat : 167 cm/55 kg
Ciri khas : Membawa Keris Pusaka, ramah dan rupawan
Kekuatan : Keris Pusaka Cupumanik, selendang, dll
Sifat : Rupawan, ramah, suka menolong, sederhana
Konsep karakter :
Ajisaka dibuat dengan postur sedang agar terlihat lebih kalem,
mempunyai paras rupawan karena Ajisaka sebagai tokoh utama dalam
komik, menggunakan kain putih dan celana merah, karena pada jaman
dahulu batik hanya dipakai oleh para bangsawan, sedangkan Ajisaka
adalah orang miskin di negara Majethi, kain putih cenderung panjang,
walaupun Ajisaka seorang pendekar, Ajisaka tidak perlu bergerak terlalu
berlebihan karena kesaktianya yang tinggi, celana merah adalah lambang
pantang menyerah, tegas dan berani, Keris Pusaka Cupumanik panjang
seperti pedang agar lebih menarik perhatian anak-anak dan remaja dan
juga lebih bisa mengembangkan imajinasi pembaca, Ajisaka memakai
selendang yang diikatkan dileher karena untuk terlindungi dari dingin
cuaca dan sebagai aksesoris, terkadang selendang itu juga bisa dijadikan
senjata, yang terakhir selayaknya seorang ksatria, Ajisaka mengenakan
pelindung tangan yang terbuat dari besi, berguna untuk perlindungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
2) Dhora
Karakter tokoh Dhora
Dhora adalah seorang Punggawa Ajisaka, berasal dari Pulau Majethi,
mempunyai postur tubuh yang tinggi besar tapi mempunyai sifat periang,
lugu dan setia terhadap Ajisaka, mempunyai kesaktian yang tinggi tapi
tidak melebihi Ajisaka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Tampilan fisik :
Usia : 26 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Tinggi/Berat : 200 cm/120 kg
Ciri khas : Memakai pelindung lengan, badan tinggi dan besar
Kekuatan : Pelindung lengan, dan kekuatan fisik
Sifat : Humoris, periang dan lugu
Konsep karakter :
Setelah riset dan mendapatkan referensi, karakter tokoh Dhora dibuat
dengan badan besar dan tinggi tetapi mempunyai sifat lugu dan periang,
maksud dari pembuatan karakter tersebut untuk membuat suasana baru
dalam petualangan yang menceritakan sejarah, jadi tidak terkesan terlalu
serius dalam cerita, Dhora berparas sedikit mengerikan karena Sang
Punggawa Ajisaka yaitu Dhora dan Sembadha adalah seorang penjahat
yang dikalahkan oleh Ajisaka sehingga mereka berdua ingin mengabdi
kepada Ajisaka, kostum Dhora mempunyai aksesoris bewarna merah
karena merah melambangkan keceriaan dan kehangatan, Dhora
mempunyai kalung sebagai inisial seorang punggawa atau pengawal setia
Ksatria Ajisaka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
3) Sembadha
Karakter tokoh Sembadha
Sembadha adalah seorang Punggawa Ajisaka, berasal dari Pulau Majethi,
mempunyai postur tubuh kurus, sedikit lebih tinggi daripada Ajisaka,
berkulit hitam, mempunyai sifat pendiam dan sedikit mengesalkan, tetapi
Sembadha sangat setia terhadap Ajisaka, Sembadha juga mempunyai
kesaktian yang tidak kalah tinggi dari Dhora.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Tampilan fisik :
Usia : 25 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Tinggi/Berat : 160 cm/48 kg
Ciri khas : berkulit hitam, bermuka murung
Kekuatan : Medali di dada, dan pedang
Sifat : Pendiam, pemarah, temperamental
Konsep karakter :
Karakter Sembadha cenderung kurus dan hitam karena kebalikan dari
karakter Dhora, bertujuan untuk membuat suasana lebih menarik dengan
perbedaan karakter dari Dhora, kostum Sembadha lebih mirip seperti
kostum adat Bali, bermaksud untuk pengenalan terhadap pakaian adat di
Indonesia yang beraneka ragam, tetapi tetap satu kesatuan, aksesoris
Sembadha berwarna biru, karena karakter Sembadha bersifat pendiam,
tidak humoris, tempramental dan dingin, Sembadha mempunyai senjata
yang sejak kecil ia punya, Sembadha mempunyai pedang dan pelindung
di pundak kiri karena Sembadha adalah orang yang suka betarung,
Sembadha juga mempunyai lempengan kuningan didada simbol dia
adalah Sang Punggawa Ajisaka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
4) Prabu Dewata Cengkar
Karakter tokoh Prabu Dewata Cengkar
Prabu Dewata Cengkar adalah Raja dari Kerajaan Medhangkamulan,
pada awalnya Prabu Dewata Cengkar ini mempunyai sifat yang bijaksana
dan pemurah tetapi setelah tidak sengaja memakan daging manusia,
sifatnya menjadi kejam dan tamak, mempunyai postur tinggi besar, lebih
tinggi dan lebih besar daripada Dhora, mempunyai kesaktian yang tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Tampilan fisik :
Usia : 50 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Tinggi/Berat : 300 cm/250 kg
Ciri khas : Berbadan tinggi besar dan berjenggot
Kekuatan : Fisik
Sifat : Tamak, kejam dan suka memakan daging manusia
Konsep karakter :
Karakter Prabu Dewata Cengkar berbadan besar dan tinggi untuk
memberi kesan terhadap kebesaran seorang raja Medhangkamulan yang
begitu agung, Prabu Dewata Cengkar mempunyai paras yang
menyeramkan setelah Prabu Dewata Cengkar suka memakan daging
manusia dan sifatnya berubah menjadi tamak dan kejam, semua aksesoris
terbuat dari emas menunjukan kekuasaan Prabu Dewata Cengkar,
memakai kain hitam, karena Prabu Dewata Cengkar adalah tokoh
antagonis didalam cerita ini, warna hitam lebih menunjukan karakter
yang kejam dan jahat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
b. Karakter background
Rancangan ini meliputi latar belakang dalam komik yang disesuaikan
dengan tema komik yaitu petualangan dan setting pra modern yaitu di
perkampungan.
2. Proses penggambaran
Tahap ini merupakan penyelesaian dari proses produksi, yaitu visualisasi
dari gagasan cerita yang telah terbentuk naskah. Dalam proses ini penulis tidak
menggunakan proses manual tetapi langsung menggunakan proses digital, yaitu
dengan menggunakan pen tablet, urutan prosesnya adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
a. Pembikinan sketsa kasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
b. Inking
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
c. Lettering
Gambar yang sudah jadi akan dibubuhi teks yang meliputi teks dialog.
Narasi menggunakan font Comic sans MS, alasan penulis menggunakan
font tersebut adalah karena karakter font Comic San MS sederhana dan
berkesan santai tidak formal dan mudah dibaca, yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ/abcdefghijklmnopqrstuv
wxyz. Sound effect dalam halaman isi menggunakan karekteristik font
huruf yang lebih variatif disesuikan dengan keperluan atau efek suara yang
sedang berlangsung atau terjadi agar memperkuat kesan yang ditimbulkan,
penulis juga mengunakan efek suara yang sudah langsung ditulis pada saat
proses sket agar efek suara tersebut tidak menggangu gambar yang
ditampilkan.
4) Balon kata
Teks dialog dan narasi ditulis dalam balon-balon kata, balon-balon kata
yang digunakan dalam komik mempunyai keragaman sesuai konteks
kalimatnya agar memperkuat kesan yang di timbulkan. Keragaman balon-
balon kata digambarkan sebagai berikut:
a. Balon kata saat berdialog atau bersuara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
b. Balon kata bicara dalam hati.
c. Balon kata ungkapan mengertak atau bicara keras.
d. Balon kata yang diungkapkan namun didalam gambar komik tidak
ditampilkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
e. Balon kata untuk narasi keterangan.
lettering juga meliputi perancangan judul komik, credits (keterangan
tentang writer, penciler, inker dan sebagainya) serta indica (keterangan
tentang penerbit, waktu terbit, pemegang hak cipta dan sebagainya)
5) Layout dan desain grafis
Langkah terakhir dalam perancangan karya komik adalah proses layout
dan pemberian elemen desain grafis. Yang dimaksud layout disini adalah
proses penataan halaman-halaman komik menjadi satu kesatuan komik
buku dan siap dibuat print out nya, dalam langkah ini penulis merubah
ukuran komik yang tadinya berukuran full A4 menjadi komik ukuran
sedang yaitu 18 x 13 cm. Sedangkan elemen desain grafis cenderung
digunakan penulis dalam perancangan cover komik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
6) Logo
Logo merupakan suatu lambang atau tanda dari sebuah produk yang
berupa tulisan, gambar maupun kombinasi antara tulisan dan gambar.
Dalam logo komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa penulis menggunakan
kombinasi gambar Keris dan typografi Ajisaka dengan Arno Pro, ilustrasi
Keris menyimbulkan tentang tragedi dalam cerita komik Sejarah Asal
Mula Aksara Jawa yaitu tentang penitipan Keris pusaka kepada Sembadha,
sedangkan Arno Pro yang mempunyai karakter tegas dan penulis
kembangkan menjadi font yang berkarakter tegas tetapi tidak
menghilangkan sisi tradisi yaitu menambahkan sulur dibagian font Arno
Pro tersebut, dari logo tersebut juga mencerminkan kekuatan,
kebijaksanaan, jiwa pantang menyerah, itu pencerminan terhadap sikap
dan sifat Ajisaka dan Punggawanya, tetapi ada juga yang melambangkan
kelalaian sebagai manusia biasa, yang pasti berbuat kesalahan dan lupa,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
yaitu dilambangkan sebuah Keris Sakti tetapi tidak disertakan tutup dari
Keris tersebut.
Adapun alasan pembuatan logo Ajisaka ini adalah :
Penulis memilih warna hitam karena menurut penulis warna hitam adalah
warna yang abadi atau kekal, mempunyai kharisma yang sangat tinggi, dan
terkesan modern, penulis membuat variasi sulur yang melengkung agar
memberikan sentuhan tradisi dari font tersebut, karena memang komik
Ajisaka ini mengangkat suatu kisah tradisi dari pulau Jawa. Didalam logo
tersebut terdapat Keris karena Keris merupakan simbol utama dari tradisi
Jawa, dan juga didalam komik Ajisaka ini bercerita tentang sejarah asal
mula Aksara Jawa melalui peran Keris tersebut sebagai point utamanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
Pesatnya perkembangan dunia teknologi informasi global mempunyai
pengaruh budaya luar semakin mudah masuk ke negara Indonesia, salah satu hal
yang sangat berperan dalam masuknya budaya luar adalah meledaknya komik-
komik produksi luar negeri dengan masing-masing budaya yang mereka sisipkan
pada cerita komik, hal itu membuat semakin tersingkirnya budaya lokal yang kian
hari semakin ditinggalkan dan tidak dikenal generasi penerus bangsa khususnya
dalam dunia dongeng atau cerita rakyat.
Hal itu menggugah hati nurani penulis untuk membuat media komunikasi
visual berupa komik cerita rakyat dengan kisah Ajisaka yaitu komik yang
menjelaskan tentang Asal Mula Aksara Jawa, dengan konsep yang ringan dan
sedikit unsur humor namun mempunyai pesan moral yang baik, diharapkan komik
ini mampu menarik perhatian anak-anak dan remaja untuk semakin mengenal
sejarah dan budaya yang dimiliki khususnya dalam dunia legenda sejarah atau
cerita rakyat yang didalamnya banyak sekali pesan moral yang bisa dipetik.
Dengan diproduksinya komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa ini maka penulis
berusaha ikut berperan untuk tetap melestarikan budaya dan sebagai upaya
mengenalkan cerita rakyat kepada anak-anak dan remaja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
B. Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan untuk para komikus lokal, sebaiknya
dalam berkarya lebih mengutamakan budaya-budaya yang bersifat lokal sehingga
para penikmat komik yang sebagain besar adalah anak-anak dan remaja lebih
akrab dengan budaya yang kita miliki, untuk mencapai hal tersebut maka langkah-
langkah yang perlu dilakukan antara lain :
1. Perlunya komik-komik yang menyampaikan pesan dari budaya local yang
dimiliki Negara Indonesia.
2. Perlunya pengembangan sebuah komik sejarah atau budaya untuk menambah
pengetahuan terhadap anak-anak dan remaja khususnya dalam hal sejarah
kebudayaan.
3. Perlunya konsep yang lebih kreatif dalam perancangan komik sehingga mampu
menyampaikan pesan dengan baik dan mampu menarik konsumen/ pembaca
komik.
4. Penulis berharap pada pembuatan komik selanjutnya agar lebih matang dalam
konsep karya dan lebih baik dalam pengerjaan proses produksinya.