pengenalan jenis

19
PENGENALAN JENIS-JENIS PLANKTON Oleh : Nama : Muhammad Mikola Dwiansyah NIM : B0A014020 Kelompok : 5 Asisten : Adi Cahya Nugraha LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PEMBUATAN PAKAN ALAMI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI

Upload: rafta-firmana-adhiem

Post on 05-Dec-2015

287 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

gdzvd

TRANSCRIPT

Page 1: PENGENALAN JENIS

PENGENALAN JENIS-JENIS PLANKTON

Oleh :

Nama : Muhammad Mikola DwiansyahNIM : B0A014020Kelompok : 5Asisten : Adi Cahya Nugraha

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PEMBUATAN PAKAN ALAMI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGI PROGRAM STUDI D-III PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN

DAN KELAUTANPURWOKERTO

2015

Page 2: PENGENALAN JENIS

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Plankton berasal dari bahasa yunani yaitu planktos yang berarti

“pengembara” atau “penghanyut”. Istilah plankton pertama kali diterapkan untuk

organisme yang berada di laut oleh Victor Hansen direktur Expedisi Jerman pada

tahun 1887 yang dikenal Expedition Plankton yang khusus dibiayai untuk

menentukan dan membuat sistematika organisme laut dan kemudian

disempurnakan oleh Haeckel pada tahun 1990 (Charton & Tietjin, 1989).

Plankton adalah organisme yang baik tumbuhan maupun hewan yang

umumnya berukuran relatif kecil, hidup melayang-layang di badan perairan, tidak

mempunyai daya gerak walaupun memiliki alat gerak, daya gerak relatif lemah

sehingga distribusonya sangat dipengaruhi oleh daya gerak air. Berdasarkan daur

hidupnya plankton dibagi menjadi tiga kelompok yaitu, holoplankton,

meroplankton, dan tikoplankton. Holoplankton yaitu organisme akuatik yang

seluruh daur hidupnya bersifat planktonik. Meroplankton ialah organisme akuatik

yang seluruh daur hidupnya bersifat planktonik. Tikoplankton ialah bukan

merupakan plankton sejati (Nybakken, 1992).

Plankton dapat dijumpai di payau, tawar, atau laut. Berdasarkan ukurannya,

plankton dapat dibedakan megaplankton (20-200 cm), makroplankton (2-20 cm),

mesoplankton (0,2-20 cm), mikorplankton (20-200 µm), nanoplanton (2-20 µm),

pikoplankton (0,2-2 µm), femkoplankton (< 0,2 µm) (Sachlan, 1972).

1.2. Tujuan

Tujuan praktikum ini adalah mahasiswa mampu mengenali jenis-jenis

plankton yang bisa menjadi pakan alami yang terdapat pada perairan tawar, payau,

dan laut.

Page 3: PENGENALAN JENIS

II. TINJAUAN PUSTAKA

Plankton adalah organisme yang melayang-layang pada badan air dan

pergerakannya sangat dipengaruhi oleh arus. Ukuran plankton sangat bervariasi

tergantung pada jenis dan penggolongan plankton namun umumnya mempunyai

ukuran mikroskopik. Ukuran yang sangat kecil inilah sehingga untuk mempelajari

plankton dipelajari metode khusus yang berbeda dengan penelitian terhadap

organisme lain umumnya (Kasim & Wanurgaya, 2009).

Penggolongn plankton Secara fungsional, plankton digolongkan menjadi

empat golongan utama, yaitu fitoplankton, zooplankton, bakterioplankton, dan

virioplankton. Berdasarkan ukuran plankton terbagai atas megaplankton (20-200

cm), makroplankton (2-20 cm) dan mesoplankton (0,2-20 mm). Berdasarkan daur

hidupnya plankton dibagi menjadi holoplankton, meroplankton dan tikoplankton.

Berdasarkan sebaran horizontal yaitu plankton neritik dan plankton oseanik,

sedangkan penggolongan plankton berdasarkan sebaran vertikal yaitu meliputi

epiplankton , mesoplankton dan hipoplankton (Nontji, 2008).

Secara garis besar plankton plankron dapat dibedakan menjadi dua golongan,

yakni phytoplankton dan zooplankton. Fitoplankton merupakan hewan nabati

yang berukuran mikroskopik dan bergerakannya sangat dipengaruhi oleh arus,

mampu membuat makanannya sendiri dengan cara proses fotosintesis karena

mereka mengandung klorofil dalam selnya. Dengan kemampuan tersebut

fittoplankton menempati urutan pertama dalam rantai makanan sebagai produser

primer pada perairan terbuka. Zooplankton yaitu plankton hewani yang bersifat

herbivora tidak dapat mebuat makanannya sendiri dan akan memakan fitoplankton

secara lansung, dari golongan karnivora memakan golongan herbivora

(Sulawesty, 2008).

Fitoplankton merupakan salah satu komponen penting dalam suatu

ekosistem karena memiliki kemampuan untuk menyerap langsung energi matahari

melalui proses fotosintesa guna membentuk bahan organik dari bahan-bahan

anorganik yang lazim dikenal sebagai produktivitas primer. Fitoplankton mampu

Page 4: PENGENALAN JENIS

membuat ikatan- ikatan organik yang komplek (glukosa) dari ikatan-ikatan

anorganik sederhana, karbondioksida (CO2) dan air (H2O). Energi matahari

diabsorbsi oleh klorofil untuk membantu berlangsungnya reaksi kimia yang

terjadi dalam proses fotosintesis tersebut (Widyorini, 2009).

Zooplankton memainkan berperan penting sebagai pemangsa yang

mengontrol populasi fitoplankton dan bakteri. Zooplankton dapat mempengaruhi

struktur komunitas secara langsung melalui pemangsaan selektif atau secara tidak

langsung melalui regenerasi nutrient. Berbagai studi telah menunjukkan

penurunan biomassa fitoplankton tergantung dari densitas dan ukuran zooplankton

pemangsa (Evendi, 2011).

Page 5: PENGENALAN JENIS

III. MATERI DAN CARA KERJA

3.1. Materi

Alat yang digunakan dalam acara praktikum teknik budidaya pakan alami

adalah mikroskop, cover glass, object glass, buku identifikasi plankton, pipet,

tisu, botol sampel, ember, planktonnet.

Bahan yang digunakan dalam acara praktikum teknik budidaya pakan alami

adalah air sampel, larutan lugol, formalin 4%.

3.2. Cara Kerja

a. Disipakan ember 10 liter dan planktonet.

b. Diambil air sebanyak 100 liter ( 10 X pengambilan), tiap pengambilan

dilakukan penyaringan air menggunakan planktonet.

c. Air yang terambil dalam botol tampung di planktonet dituang kedalam

botol sampel.

d. Diambil air dalam botol sampel dengan menggunakan pipet, diteteskan

pada object glass.

e. Diamati jenis – jenis plankton yang terdapat dalam botol sampel

menggunakan mikroskop .

f. Dicocokkan bentuk dan warna plankton yang terlihat dengan buku

identitas.

g. Ditulis semua nama plankton yang terlihat dalam lembar kerja.

Page 6: PENGENALAN JENIS

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Tabel 4.1. Identifikasi jenis-jenis plankton

No Kelas Genera Spesies

1. Chlorophyceae Microspora Microspora sp.

2. Crustacea Daphnia Daphnia sp.

3. Flagellata Euglena Euglena acus

4. Zygnematophyceae Zygnematales Spirogyra sp.

5. Bacillariophyceae Gyrosigma Gyrosigma sp.

6. Bacillarioceae Melosira Melosira varians

Page 7: PENGENALAN JENIS

Gambar 4.1 Gambar 4.2

Gambar 4.3 Gambar 4.4

Gambar 4.5 Gambar 4.6

Page 8: PENGENALAN JENIS

4.1. Pembahasan

Plankton adalah organisme yang melayang-layang pada badan air dan

pergerakannya sangat dipengaruhi oleh arus. Ukuran plankton sangat bervariasi

tergantung pada jenis dan penggolongan plankton namun umumnya mempunyai

ukuran mikroskopik. Ukuran yang sangat kecil inilah sehingga untuk mempelajari

plankton dipelajari metode khusus yang berbeda dengan penelitian terhadap

organisme lain umumnya (Kasim & Wanurgaya, 2009).

Fitoplankton adalah tumbuhan mikroskopik yang melayang-layang dalam air

dan mempunyai klorofil sehingga mampu berfotosintesa (Nybakken, 1992). Salah

satu sifat khas fitoplankton adalah dapat berkembang secara berlipat ganda dalam

jangka waktu yang relatif singkat, tumbuh dengan kerapatan tinggi, melimpah,

dan terhampar luas Fitoplankton disebut juga plankton nabati, adalah tumbuhan

yang hidupnya mengapung atau melayang dengan ukurannya sangat kecil

sehingga tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Umumnya fitoplankton

berukuran 2 – 200µm (Fachrul, 2007).

Fitoplankton atau plankton nabati adalah plankton tumbuhan yang berukuran

mikroskopis, yang hidup di perairan dengan pergerakan yang lemah dan sangat

dipengaruhi oleh pergerakan arus sekecil sekalipun. Jenis plankton ini dapat

berfotosintesis dan merupakan pemasok energi terbesar dalam ekosistem laut dan

juga berperan sebagai Poduser primer dalam jaring-jaring makanan. Pada

umumnya fitoplankton di laut didomonasi oleh Diatom ( bacillariophiceae ),

Dinoflagellata, Coccolithophore dan Criptomonads, namun yang sering terjaring

adalah diatom dan dinoflagellata sebab mempunyai ukuran yang lebih besar jika

dibandingkan dengan fitoplankton yang lain. (Sachlan, 1972).

Zooplankton merupakan anggota plankton yang bersifat hewani, sangat

beraneka ragam dan terdiri dari bermacam larva dan bentuk dewasa yang

mewakili hampir seluruh filum hewan (Nybakken, 1992). Zooplankton disebut

juga plankton hewan yang hidupnya mengapung atau melayang di dalam laut.

Zooplankton bersifat heterotrofik, yaitu tidak dapat memproduksi bahan

makanannya. Jadi zooplankton lebih berfungsi sebagi konsumen bahan organik

Page 9: PENGENALAN JENIS

Zooplankton atau plankton fauna merupakan biota laut dan samudera yang

dikenal sebagai produser sekunder maupun konsumer primer. Hal ini dikarenakan

zooplankton merupakan pemangsa pertama terhadap fittoplankton dalam sistem

jaring-jaring makanan. Kemampuan renangnya sangat terbatas sehingga

keberadaannya sangat ditentukan kemana arus membawanya. Selanjutnya

zooplankton merupakan mangsa bagi biota-biota laut lain di tropik level

diatasnya. Berkaitan dengan fungsi tersebut, zooplankton merupakan komponen

penghubung yang penting diantara tropik level diatasnya dengan tropik level

dibawahya dalam rantai dan jaring-jaring makanan di laut dan samudera.

Ukurannya yang paling umum berkisar 0,2-2 mm, tetapi ada juga yang berukuran

besar misalnya ubur-ubur yang bisa berukuran sampai lebih satu meter. Kelompok

yang paling umum ditemui antara lain: kopepod (copepod), eufausid (euphausid),

misid (mysid), amfipod (amphipod), kaetognat (chaetognath) (Nontji, 2008).

Menurut Sachlan (1982), fitoplankton dikelompokan ke dalam 5 divisi yaitu:

Cyanophyta, Crysophyta, Pyrrophyta, Chlorophyta dan Euglenophyta (hanya

hidup di air tawar). Kecuali Euglenophyta semua kelompok fitoplankton ini dapat

hidup di air tawar dan air laut. Menurut Nontji (1993), fitoplankton yang dapat

tertangkap dengan planktonet standar (no. 25) adalah fitoplankton yang memiliki

ukuran ≥ 20 μm. Fitoplankton yang bisa tertangkap dengan jaring umumnya

tergolong dalam tiga kelompok utama yakni diatom, dinoflagellata dan alga biru

(Cyanophyceae).

Klasifikasi Microspora sp. menurut Prasetyo (1987) sebagai berikut :

Divisio : Chlorophyta

Kelas : Chlorophyceae

Ordo : Ulotrichales

Subordo : Ulotrichineae

Famili : Microsporaceae

Genus : Microspora

Page 10: PENGENALAN JENIS

Spesies : Microspora sp.

Microspora banyak ditemukan di kolam air tawar, karakteristik dari

microspora sendiri yaitu filamen koloni tidak bercabang. Dinding selnya

berebentuk seperti huruf H sehingga protoplasama berada dalam sambungan

“huruf H”. Dinding sel ini dari selulose, tapi lapisan terluar di filamen tersusun

dari pektin. Pada pembelahan sel terjadi pembentukan lapisan selulose tipis

menyelubungi protoplasma anak yang disusul dengan penambahan tangan-tangan

huruf-huruf H yang juga dari selulose. Sel berinti tunggal seringkali di dalam sel

terlalu banyak tepung untuk cadangan makanan sehingga sulit untuk menentukan

bentuk kloroplasnya. Pada sel muda, bentuk kloroplas merupakan penjuluran-

penjuluran yang tidak teratur seperti anyaman. Kloroplas tidak memiliki pirenoid

(Prasetyo, 1987).

Klasifikasi Daphnia sp. menurut Pennak (1989) adalah sebagai berikut :

Filum : Arthropoda

Kelas : Crustacea

Sub kelas : Branchiopoda

Divisi : Oligobranchiopoda

Ordo : Cladocera

Sub ordo : Eucladocera

Famili : Daphnidae

Genus : Daphnia

Spesies : Daphnia sp.

Bentuk tubuh lonjong dan segmen badan tidak terlihat. Pada bagian ventral

kepala terdapat paruh. Kepala mempunyai lima pasang apendik, yang pertama

disebut antenna pertama, kedua disebut antenna kedua yang mempunyai fungsi

utama sebagai alat gerak. Tiga pasang yang terakhir adalah bagian-bagian dari

Page 11: PENGENALAN JENIS

mulut. Tubuh ditutupi oleh cangkang dari kutikula yang mengandung khitin yang

transparan, di bagian dorsal bersatu, tetapi dibagian ventral terbuka dan terdapat

lima pasang kaki. Ruang antara cangkang dan tubuh bagian dorsal merupakan

tempat pengeraman telur. Pada ujung post abdomen terdapat dua kuku yang

berduri kecil-kecil. Pertambahan ukuran terjadi sesaat setelah telur menetas

didalam ruang pengeraman (Pennak, 1989).

Klasifikasi Euglena acus menurut Pennak (1989), sebagai berikut :

Phylum : Protozoa

Classis : Flagellata

Ordo : Euglenida

Genus : Euglena

Species : Euglena acus

Euglena acus adalah jenis protista yang hidup di kolam air tawar selama

musimhangat. Euglena acus makanan melalui fotosintesis, tetapi beberapa juga

memakan partikel kecil seperti organisme. Ukuran tubuhnya 35 – 60 mikron

dimana ujung tubuhnya meruncing dengan satu bulu cambuk. Hewan ini memilki

stigma (bintik mata berwarna merah) yang digunakan untuk membedakan gelap

dan terang (Pennak, 1989).

Klasifikasi Spirogyra sp. menurut Prasetyo (1987), sebagai berikut :

Filum : Chlorophyta

Kelas : Zygnematophyceae

Ordo : Zygnematales

Famili : Zygnemataceae

Genus : Zygnematales

Spesies : Spirogyra sp.

Page 12: PENGENALAN JENIS

Bentuk tubuh Spirogyra sp. berfilamen, setiap sel memiliki 1 kloroplas

yang memanjang. Inti terletak di tengah dan sitoplasma terbungkus oleh dinding

sel. Ditemukan di kolam air tawar yang jernih dalam massa yang sangat besar,

biasanya hidup melayang di permukaan air (Prasetyo, 1987).

Klasifikasi Gyrosigma sp. menurut Nontji (2008), sebagai berikut :

Filum : Chlorophyta

Kelas : Bacillariophyceae

Ordo : Pennales

Famili : Naviculaceae

Genus : Gyrosigma

Spesies : Gyrosigma sp.

Katup Gyrosigma adalah katup sigmoid secara garis besar. Daerah aksial

sempit dan juga sigmoid, berisi raphe sigmoid. striae ini adalah terdiri dari areolae

belang-belang dan bentuk baris yang tegak lurus dan sejajar dengan sumbu apikal

dan transapical. Daerah pusat berbentuk bulat untuk elips. Eksternal berakhir

raphe proksimal dibelokkan ke arah yang berlawanan dari satu sama lain. Dalam

sel hidup, dua plastids hadir. Gyrosigma adalah karakteristik habitat dan endopelic

epipelic. Genus tersebar luas di freshwaters, dengan beberapa spesies yang

ditemukan di perairan payau (Nontji, 2008).

Klasifikasi Melosira varians menurut Sachlan (1982), sebagai berikut :

Filum : Chrysophyta

Kelas : Bacillarioceae

Ordo : Centraless

Sub Ordo : Discineae

Famili : Nitzchiaceae

Page 13: PENGENALAN JENIS

Genus : Melosira

Spesies : Melosira varians

Morfologi Melosira varians sel berbentuk silinder, katup datar dan

ditutupi dengan duri kecil atau butiran. Diameter katup 4-24 µm dan ketinggian

mantel adalah 9-20 µm. Umumnya habitatnya di perairan tawar terutama di

eutrofik contohnya di sungai (Sachlan, 1982).

Page 14: PENGENALAN JENIS

DAFTAR PUSTAKA

Charton, B., & Tietjen, J. 1989. Seas and Ocean. London: Glasglow and Collin.

Evendi, E. 2011. Pemodelan Peran Zooplankton Dalam Siklus Nitrogen Di Teluk

Lampung. Bandar Lampung: Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Fachrul, M. F. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Jakarta: Bumi Aksara.

Kasim, M., & Wanurgaya. 2009. Penuntun Praktikum Planktonology. Kendari:

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Haluoleo.

Nontji, A. 1993. Laut Nusantara. Jakarta: Penerbit Djambatan.

Nontji, A. 2008. Plankton Laut. Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

(LIPI).

Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama.

Pennak, R. W. 1989. Coelenterata Fresh-water Invertebrates. New York: John

Wiley and Sons Inc.

Prasetyo, T. I. 1987. Beberapa Genus Alga Air Tawar. Malang: IKIP Malang.

Sachlan, M. 1972. Planktonology Correspondence Course Center. Jakarta: Dirjen

Perikanan Departemen Pertanian.

Sachlan, M. 1982. Planktonologi. Semarang: Universitas Dipenogoro.

Sulawesty, F. 2008. Komposisi Diatom Epifit di Perairan Busang. Warta

Limnologi: Kalimantan.

Widyorini, N. 2009. The Community Structure Of Phytoplankton Based On

Pigment Content in Jepara Estuary. Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan, Universitas Diponegoro, Semarang. Jurnal Saintek

Perikanan. Vol 2 . pp. 69–75.