pengenalan alat

31
30 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan untuk keselamatan kerja saat melakukan penelitian. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur. Pentingnya dilakukan pengenalan alat-alat laboratorium adalah agar dapat diketahui cara penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar, sehingga kesalahan prosedur pemakaian alat dapat diminimalisasi sedikit mungkin. Hal ini penting supaya saat melakukan penelitian, data yang diperoleh akan benar pula. Data-data yang tepat akan meningkatkan kualitas penelitian seseorang. Selain itu bahan dan peralatan yang digunakan dalam penelitian harus dalam kondisi steril. Untuk mencapainya maka diperlukan teknik sterilisasi. 1 Dalam melakukan praktikum mikrobiologi, tentunya digunakan berbagai macam alat dengan fungsinya masing-masing sehingga sangat perlu keterampilan dalam menggunakan alat-alat mulai dari cara membersihkan sampel, penggunaan dan penyimpanannya. Olehnya itu maka perlu diadakan praktikum ini yaitu agar 1 Pelezar, Dasar-Dasar Mikrobiologi (Jakarta: Erlangga, 1986), h. 16.

Upload: wahyudiana44489

Post on 06-Aug-2015

275 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengenalan alat

30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan untuk keselamatan

kerja saat melakukan penelitian. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau

bahkan berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur. Pentingnya

dilakukan pengenalan alat-alat laboratorium adalah agar dapat diketahui cara

penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar, sehingga kesalahan prosedur

pemakaian alat dapat diminimalisasi sedikit mungkin. Hal ini penting supaya saat

melakukan penelitian, data yang diperoleh akan benar pula. Data-data yang tepat

akan meningkatkan kualitas penelitian seseorang. Selain itu bahan dan peralatan

yang digunakan dalam penelitian harus dalam kondisi steril. Untuk mencapainya

maka diperlukan teknik sterilisasi.1

Dalam melakukan praktikum mikrobiologi, tentunya digunakan berbagai

macam alat dengan fungsinya masing-masing sehingga sangat perlu keterampilan

dalam menggunakan alat-alat mulai dari cara membersihkan sampel, penggunaan

dan penyimpanannya. Olehnya itu maka perlu diadakan praktikum ini yaitu agar

1Pelezar, Dasar-Dasar Mikrobiologi (Jakarta: Erlangga, 1986), h. 16.

Page 2: Pengenalan alat

31

dapat memberikan pemahaman kepada kita mengenai alat-alat yang sering

digunakan pada praktikum mikrobiologi.

B. Tujuan

Adapun tujuan pada praktikum ini yakni mahasiswa mengenal dan

mengetahui fungsi dari tiap-tiap alat.

Page 3: Pengenalan alat

32

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Mikrobiologi adalah salah satu cabang ilmu dari biologi yang mempelajari

tentang organisme yang mikroskopik yakni meliputi bakteri, virus, fungi, alga dan

protozoa. Mikrobiologi boleh dikatakan merupakan ilmu yang masih baru. Dunia

jasad renik barulah ditemukan sekitar 300 tahun yang lalu dan makna sesungguhnya

mengenai mikroorganisme itu barulah dipahami sekitar 200 tahun kemudian. Selama

40 tahun terakhir, mikrobiologi muncul sebagai bidang biologi yang sangat berarti

karena mikroorganisme digunakan oleh para peneliti dalam penelaah hampir semua

gejala biologis yang utama.2

Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat,

prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan

alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi

mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer, hygrometer,

spektrofotometer dan lain-lain. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi

tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti thermograph dan barograph.3

Dalam suatu laboratorium ada banyak jenis alat-alat yang digunakan, salah

satu jenis alat yang sering digunakan dalam laboratorium mikrobiologi adalah alat

2Rianto, Mikrobiologi Jilid1 (Bandung: Yrama Widya, 2006), h. 2

3Harvey, Pengenalan Alat dan Bahan (Jakarta: EGC. 2008), h. 22.

Page 4: Pengenalan alat

33

sterilisasi. Dalam laboratorium sterilisasi media dilakukan dengan menggunakan

autoklaf yang menggunakan tekanan yang disebabkan uap air, sehingga suhu dapat

mencapai 1210C. Sterilisasi dapat terlaksana bila mencapai tekanan 15 psi dan suhu

1210C selama 15 menit. Media biakan yang telah disterilkan harus diberi penutup

agar tidak dicemari oleh mikroorganisme yang terdapat disekelilingnya. Pemanasan

basah bertekanan tinggi (autoklaf) dapat digunakan untuk mensterilkan larutan

komponen media, bahan dan alat-alat yang tahan terhadap pemanasan tinggi.

Sterilisasi ini lebih baik dibandingkan sterilisasi dengan pemanasan kering karena

dengan autoklaf tidak hanya mematikan mikroorganisme tapi juga mematikan

sporanya. Waktu sterilisasi sangat bervariasi, tergantung dari ukuran obyek yang

disterilkan. Lamanya waktu sterilisasi bahan cair (air, media) tergantung pada volume

cairan yang disterilkan. Sterilisasi alat gelas dan metal dapat dilakukan dengan

pemanasan kering (oven).4

Mikroskop adalah alat yang paling khas dalam laboratorium mikrobiologi

yang memberikan perbesaran yang membuat kita dapat melihat struktur

mikroorganisme yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Mikroskop yang

tersedia menungkinkan jangkauan perbesaran yang luas dari beberapa kali hingga

ribuan kali. Adapun alat-alat yang dipergunakan pada laboratorium mikrobiologi

4“Mifta“Pengenalan Alat Laboratorium”, Mifta Blog, http://teenagers-moslem.blogspot.com.

(22 November 2011).

Page 5: Pengenalan alat

34

antara lain: mikroskop cahaya, autoklaf, hot plate stirrer dan stirrer bar, colony

counter dan mikropipet (micropippete) dan Tip.5

Antonie Van Leuwenhook adalah orang yang pertama kali melihat bakteri

dengan menggunakan instrumen optik yang terdiri atas lensa bikonvens. Pada waktu

itu ia menemukan bakteri dalam berbagai cairan, diantara cairan tubuh, air, ekstrak

lada, serta bir. Penemuan mikroskop pada waktu itu membuka peluang unttuk

dilakukannya penelitian mengenai proses terjadinya fermentasi dan penemuan jasad

renik penyebab penyakit.6

Adapun alat-alat yang dipergunakan pada laboratorium mikrobiologi antara

lain:

1. Mikroskop Cahaya (Brightfield Microscope)

Salah satu alat untuk melihat sel mikroorganisme adalah mikroskop cahaya.

Dengan mikroskop kita dapat mengamati sel bakteri yang tidak dapat dilihat dengan

mata telanjang. Pada umumnya mata tidak mampu membedakan benda dengan

diameter lebih kecil dari 0,1 mm. berikut merupakan uraian tentang cara penggunaan

bagian-bagiandan spesifikasi mikroskop cahaya merk Olympus CH20 yang dimiliki

Laboratorium Mikrobiologi.

2. Autoklaf

Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan

yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan.

5Lay, Analisis Mikroba di Laboratorium (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994), h. 58.

6Ferdias, Mikrobiologi Pangan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992), h. 126

Page 6: Pengenalan alat

35

Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu

121oC (250oF). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15

pon tiap inchi2 (15 Psi = 15 pounds per square inch). Lama sterilisasi yang dilakukan

biasanya 15 menit untuk 121oC.

3. Inkubator (Incubator)

Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu

yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu.

Kisaran suhu untuk inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70oC.

4. Hot plate stirrer dan Stirrer bar

Hot plate stirrer dan Stirrer bar (magnetic stirrer) berfungsi untuk

menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat

dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi.

Pengadukan dengan bantuan batang magnet Hot plate dan magnetic stirrer seri SBS-

100 dari SBS® misalnya mampu menghomogenkan sampai 10 L, dengan kecepatan

sangat lambat sampai 1600 rpm dan dapat dipanaskan sampai 425oC.

5. Colony counter

Alat ini berguna untuk mempermudah perhitungan koloni yang tumbuh

setelah diinkubasi di dalam cawankarena adanya kaca pembesar. Selain itu alat

tersebut dilengkapi dengan skala/ kuadran yang sangat berguna untuk pengamatan

pertumbuhan koloni sangat banyak. Jumlah koloni pada cawan Petri dapat ditandai

dan dihitung otomatis yang dapat di-reset.

Page 7: Pengenalan alat

36

6. Biological Safety Cabinet

Biological Safety Cabinet (BSC) atau dapat juga disebut Laminar Air Flow

(LAF) adalah alat yang berguna untuk bekerja secara aseptis karena BSC mempunyai

pola pengaturan dan penyaring aliran udara sehingga menjadi steril dan aplikasisinar

UV beberapa jam sebelum digunakan.

7. Mikropipet (Micropippete) dan Tip

Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup

kecil, biasanya kurang dari 1000 µl. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet,

misalnya mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya (adjustable volume

pipette) antara 1µl sampai 20 µl, atau mikropipet yang tidak bisa diatur volumenya,

hanya tersedia satu pilihan volume (fixed volume pipette) misalnya mikropipet 5 µl.

dalam penggunaannya, mukropipet memerlukan tip.

8. Cawan Petri (Petri Dish)

Cawan petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme.

Medium dapat dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai

penutup. Cawan petri tersedia dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan yang

biasa berdiameter 15 cm dapat menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan

cawan berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml.

9. Tabung reaksi (Reaction Tube / Test Tube)

Di dalam mikrobiologi, tabung reaksi digunakan untuk uji-uji biokimiawi

dan menumbuhkan mikroba.Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun cair.

Tutup tabung reaksi dapat berupa kapas, tutup metal, tutup plastik atau aluminium

Page 8: Pengenalan alat

37

foil. Media padat yang dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur menjadi 2 bentuk

menurut fungsinya, yaitu media agar tegak (deep tube agar) dan agar miring (slants

agar). Untuk membuat agar miring, perlu diperhatikan tentang kemiringan media

yaitu luas permukaan yang kontak dengan udara tidak terlalu sempit atau tidak terlalu

lebar dan hindari jarak media yang terlalu dekat dengan mulut tabung karena

memperbesar resiko kontaminasi. Untuk alasan efisiensi, media yang ditambahkan

berkisar 10-12 ml tiap tabung.

10. Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask)

Berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan yang. Labu

Erlenmeyer dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan

komposisi media, menampung akuades, kultivasi mikroba dalam kultur cair, dll.

Terdapat beberapa pilihan berdasarkan volume cairan yang dapat ditampungnya yaitu

25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, 1000 ml, dsb.

11. Gelas ukur (Graduated Cylinder)

Berguna untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu erlenmeyer,

gelas ukur memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya. Pada saat

mengukur volume larutan, sebaiknya volume tersebut ditentukan berdasarkan

meniskus cekung larutan.

12. Tabung Durham

Tabung durham berbentuk mirip dengan tabung reaksi namun ukurannya

lebih kecil dan berfungsi untuk menampung/menjebak gas yang terbentuk akibat

Page 9: Pengenalan alat

38

metabolisme pada bakteri yang diujikan. Penempatannya terbalik dalam tabung reaksi

dan harus terendam sempurna dalam media (jangan sampai ada sisa udara).

13. Jarum Inokulum

Jarum inokulum berfungsi untuk memindahkan biakan untuk

ditanam/ditumbuhkan ke media baru. Jarum inokulum biasanya terbuat dari kawat

nichrome atau platinum sehingga dapat berpijar jika terkena panas. Bentuk ujung

jarum dapat berbentuk lingkaran (loop) dan disebut ose atau inoculating loop/transfer

loop, dan yang berbentuk lurus disebut inoculating needle/Transfer needle.

Inoculating loop cocok untuk melakukan streak di permukaan agar, sedangkan

inoculating needle cocok digunakan untuk inokulasi secara tusukan pada agar tegak

(stab inoculating).7

Didalam Al-Qur’an di sebutkan adanya isyarat kepada zat kimia,

sebagaimana firman Allah dalam Q.S.al-kahfi/18:96.

Terjemahnya:

Berilah aku potongan-potongan besi". hingga apabila besi itu telah sama rata

dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulkarnain: "Tiuplah (api

itu)". hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun

7“Blacksweetheart” Pengenalat Alat”, http:/wordpress.com/ /Blacksweetranger’s /Blog.com

(22 November 2011).

Page 10: Pengenalan alat

39

berkata: "Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke atas

besi panas itu".8

Dari ayat di atas telah jelas bahwa pada dahulu zat-zat kimia telah ada, dan di

sebutkan juga tentang besi dan tembaga, dimana umumnya penggunaan alat-alat yang

ada pada laboratorium mengunakan besi dan tembaga. Dari firman Allah

mengibaratkan bahwa seandainya semua air yang ada di bumi dan ditambah lagi

sebanyak itu pula dijadikan tinta untuk menulis ilmu Allah, tentu tidak akan

mencukupi.

8Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahanya (Semarang: PT Karya Tuha Putra,

2005), h.458.

Page 11: Pengenalan alat

40

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yakni: autoklaf,

oven, colony caunter, inkubator, cawan petri, ose bulat atau ose lurus, tabung

reaksi, spoid, gelas kimia, gelas ukur, labu erlenmeyer, mikropipet, pipet ukur,

pipet tetes, pinset, bunsen, tabung durham , batang V, thermometer, lemari Air

Flow (LAF), shaker, inkubator shaker dan refigerator

B. Waktu dan Tempat

Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai

berikut :

Hari/Tanggal : Rabu/30 November 2011

Pukul : 13.00 – 15.00 WITA

Tempat : Laboratorium Mikrobiologi Lantai 2

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Alauddin

Makassar Samata-Gowa.

Page 12: Pengenalan alat

41

C. Cara Kerja

1. Menyiapkan terlebih dahulu alat-alat yang disediakan.

2. Mengamati bagian-bagian dari alat tersebut.

3. Mengetahui fungsi dari alat tersebut.

4. Memfoto atau menggambar alat-alat tersebut.

Page 13: Pengenalan alat

42

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut:

1. Autoklaf

2. Oven

Keterangan:

1. Manometer

2. Pemegan tutp

3. Klep uap

4. Penutup

5. Selang uap/saluran pengarah

6. Sekrup pengaman

7. Badan

8. Kabel

Keteranga:

1. Badan oven

2. Dasar oven

3. Rak

4. Pintu

5. Layar suhu

6. Vertilisasi

7. Pengatur suhu

Page 14: Pengenalan alat

43

3. Colony caunter

4. Inkubator

5. Cawan petri

Keterangan:

1. Diding

2. Dasar

3. Penutup

Keterangan:

1. Lap

2. Tempat koloni

3. Kamar hitung

4. Layar penghitung

5. Tombol reset

6. Tombol penghitung

7. Pen (alat penunjuk)

8. Tombol On/Off

9. Kabel

10. Pegangan lup

11. Pengatur lup

Keterangan:

1. Pintu luar

2. Tombol pintu

3. Penutup kaca

4. Rak

5. Tombol pengatur suhu

6. Tombol power

7. Layar penujuk

8. Badang inkubator

9. Kabel kontak

Page 15: Pengenalan alat

44

6. Ose

7. Tabung reaksi

8. Spoid

9. Gelas kimia

Keterangan:

1. Kawat platina bulat

2. Kawat platina lurus

3. Pegangan

Keterangan:

1. Mulut

2. Badan

3. Dasar

Keterangan:

1. Penekan

2. Badang

3. Skala

4. Jarum

Keterangan:

1. Mulut

2. Skala

3. Badan

4. Dasar

Page 16: Pengenalan alat

45

10. Gelas ukur

11. Labu erlenmeyer

12. Mikropipet

13. Pipet ukur

Keterangan:

1. Mulut

2. Skala

3. Badan

4. Dasar

Keterangan:

1. Mulut

2. Skala

3. Badan tabung

4. Dasar tabung

Keterangan:

1. Penekan

2. Skala

3. Badan

4. Ujung

Keterangan:

1. Karet pengisap

2. Badan

3. Ujung

Page 17: Pengenalan alat

46

14. Pipet tetes

15. Pinset

16. Bunsen

17. Tabung durham

Keterangan:

1. Karet pengisap

2. Badan

3. Skala

4. Ujung

Ketera ngan

1. Pegangan

Keterangan:

1. Sumbu

2. Mulut

3. Leher

4. Badan

5. Dasar

6. Penutup

Keterangan:

1. Mulut

2. Badan

3. Dasar

Page 18: Pengenalan alat

47

18. Batang V

19. Thermometer

20. Lemari Air Flow (LAF)

21. Shaker

Keterangan:

1. Pegangan

2. Penyebar

Keterangan:

1. Penggantung

2. Skala

3. Ujung

Keterangan:

1. Kaca penutup

2. Badan laminary air flow

3. Tombol pengatur

4. Layar

5. Kabel

6. Kaki

Keterangan:

1. Tempat wadah

2. Skala penunjuk kecepatan

putaran

3. Tombol On/Off

4. Tombol pengatur

5. Sekring pengaman

6. Papan pengerak

Page 19: Pengenalan alat

48

22. Inkubator shaker

23. Refigerator

24. Mikroskop

Keterangan:

1. Tempat wadah

2. Skala penunjuk kecepatan

putaran

3. Tombol On/Off

4. Tombol pengatur rotasi

5. Sekring pengaman

6. Papan pengerak

7. Ventilasi

8. Kaca penutup

Keterangan:

1. Pengatur suhu

2. Rak

3. Pintu

4. Pegangan

5. Badan

6. Kabel

7. Kaki

Keterangan: 1. Lensa okuer 2. Lensa obyektif

3. Cermin

4. Kondensor

5. Diafragma

6. Revolver

7. Kaki

8. Meja preparat

9. Makrometer

10. Mikrometer

Page 20: Pengenalan alat

49

B. Pembahasan

1. Autoklaf

a. Autoclave berfungsi sebagai alat untuk mensterilkan berbagai macam alat

dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas

bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2

atm dan dengan suhu 121oC (250oF). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh

permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi2 (15 Psi = 15 pounds per square

inch). Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121oC.

b. Prinsip kerja pada autoclave dengan menggunakan tekanan 15 psi (1,02 atm)

dan suhu 1210C 15 menit. Suhu 121

0C atau 249,8

0F untuk air mendidih

digunakan tekanan 15 psi. Untuk tekanan 0 psi pada ketinggian di

permukaan laut (sea level) air mendidih pada suhu 1000C, sedangkan untuk

autoklaf yang diletakkan di ketinggian sama, menggunakan tekanan 15 psi

maka air akan memdididh pada suhu 1210C.

2. Oven

a. Oven berfungsi untuk sterilisasi alat-alat yang tahan terhadap panas tinggi

misalnya cawan petri, tabung reaksi, labu Erlenmeyer, dan lain-lain. Alat ini

umumnya dilengkapi termometer.

b. Prinsip kerjanya yaitu mensterilkan dengan bantuan panas dari pijaran api

atau listrik Alat ini merupakan salah satu alat dalam teknik sterilisasi panas.

Dalam penggunaannya alat ini di setting dalam suhu yang tinggi (160º atau

180ºC).

Page 21: Pengenalan alat

50

3. Cawan petri

a. Cawan petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme.

Cawan perti biasanya disterilisasikan bersama dengan kertas.

b. Prinsip kerjanya yaitu cawan petri tersedia dalam berbagai macam ukuran,

diameter cawan yang biasa berdiameter 15 cm dapat menampung media

sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi

media sebanyak 10 ml.

4. Ose

a. Ose berfungsi untuk mengambil dan menggores mikroorganisme yang terdiri

dari ose lurus untuk menanam mikroorganisme dan ose bulat untuk

menggores mikroorganisme yang biasa berbenruk zig-zag, dan dapat

memindahkan atau mengambil koloni satu mikroba kemedia yang digunakan

kembali dan pada ose bulat digunakan untuk menginokulasi bakteri yang

tergolong dalam fakulatif aerob.

b. Prinsip kerjanya yaitu ose disentuhkan pada bagian mikroba kemudian

menggosokkan pada kaca preparat untuk diamati juga menggores media

dalam pertumbuhan bakteri pada media miring.

5. Tabung reaksi

a. Fungsi tabung berfungsi untuk menumbuhkan mikroba. Tabung reaksi dapat

diisi media padat maupun cair. Media padat yang dimasukkan ke tabung

reaksi dapat diatur menjadi 2 bentuk menurut fungsinya, yaitu media agar

Page 22: Pengenalan alat

51

tegak dan agar miring. Untuk keefektifan dalam bekerja, media yang

ditambahkan berkisar 10-12 ml tiap tabung.

b. Prinsip kerjanya yaitu sebagai wadah penyimpanan medium dengan volume

tidak diketahui karena tidak dilengkapi dengan skala.

6. Spoid

a. Spoit berfungsi untuk memindahkan medium cair dan mengambil larutan

stok dalam pembuatan medium dengan volume tertentu. Spoit (jarum

injeksi) ada yang terbuat dari plastik dan ada pula yang terbuat dari kaca.

Spoit ada pula yang dapat disterilisasi dengan otoklaf. Jarumnya dapat

diambil atau dipasang sehingga dapat diganti dengan suatu alat saring steril

untuk keperluan sterilisasi larutan. Penggunaannya yaitu memasukkan jarum

spoit ke dalam wadah medium cair yang akan diambil lalu menarik bagian

pangkal spoit sehingga medium cair tersebut mengisi badan spoit sesuai

dengan volume yang diinginkan kemudian menekan bagian pangkal spoit

untuk memindahkan cairan tersebut.

b. Prinsip kerjanya spoit adalah mengambil cairan sesuai skala yang diinginkan

secara detail.

7. Gelas ukur

a. Berfungsi Fungsi gelas ukur untuk memasak hampir sama dengan

timbangan. Bedanya, gelas ukur dipakai untuk benda cair, sedangkan

timbangan lebih sering digunakan untuk benda padat. Meski begitu, gelas

ukur juga berguna untuk mengukur takaran benda padat. Nah, benda padat

Page 23: Pengenalan alat

52

yang dimaksud di sini adalah yang berbentuk bubuk. Misalnya gula, tepung,

dan beras.

b. Prinsip kerjanya yaitu memindahkan suatu larutan yang memiliki volume

yang diinginkan.

8. Gelas kimia

a. Berfungsi untuk menyimpan atau memanasakan dan mencampurankan

senyawa meskipun skala tidak terlalu tinggi.

b. Prinsip kerjanya yaitu apabila ingin mencapurkan suatu senyawa missalnya

800 ml, maka kita apaki gelas kimia yang skala 800 ml, kita hanya

memasukkan senyawa yang akan dicampur.

9. Labu erlenmeyer

a. Berfungsi sebagai tempat penyimpanan medium, memasak larutan dan

sebagai tempat penampung hasil dari penyaringan.

b. Prinsip kerjanya yakni alat ini dapat disterilisasikan dengan ditutupi terlebih

dahulu bagian atas dengan kapas, lalau disterilisasikan dengan menggunakan

autoklaf.

10. Inkubator

a. Berfungsi alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang

terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu.

Kisaran suhu untuk inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-

70oC.

b. Prinsip kerjanya yakni menginkubasi sesuai suhu yang diinginkan.

Page 24: Pengenalan alat

53

11. Colony Caunter

a. Berfungsi untuk mempermudah perhitungan koloni yang tumbuh setelah

diinkubasi di dalam cawankarena adanya kaca pembesar. Selain itu alat

tersebut dilengkapi dengan skala/ kuadran yang sangat berguna untuk

pengamatan pertumbuhan koloni sangat banyak.

b. Prinsip kerjanya yakni menghitung mikroba secara otomatis dengan batuan

pulpen/tombol hitung

12. Mikropipet

a. Berfungsi memindahkan cairan yg bervolume cukup kecil, biasanya

kurang dari 1000 µl. Banyak pilihan kapasitas dlm mikropipet, misalnya

mikropipet yg dapat diatur volume pengambilannya (adjustable volume

pipette) antara 1µl sampai 20 µl, atau mikropipet yg tidak bisa diatur

volumenya, hanya tersedia satu pilihan volume (fixed volume pipette)

misalnya mikropipet 5 µl. dlm penggunaannya, mikropipet memerlukan

tip.

b. Prinsip kerjanya sebelum digunakan Thumb Knob sebaiknya ditekan

berkali-kali untuk memastikan lancarnya mikropipet. Kemudian masukkan

Tip bersih ke dalam Nozzle / ujung mikropipet dan tekan Thumb Knob

sampai hambatan pertama / first stop, jangan ditekan lebih ke dalam lagi.

Masukkan tip ke dalam cairan sedalam 3-4 mm. kemudian tahan pipet

dalam posisi vertikal kemudian lepaskan tekanan dari Thumb Knob maka

cairan akan masuk ke tip. Memindagkan ujung tip ke tempat penampung

Page 25: Pengenalan alat

54

yang diinginkan. Tekan Thumb Knob sampai hambatan kedua / second

stop atau tekan semaksimal mungkin maka semua cairan akan keluar dari

ujung tip. Jika ingin melepas tip putar Thumb Knob searah jarum jam dan

ditekan maka tip akan terdorong keluar dengan sendirinya, atau

menggunakan alat tambahan yang berfungsi mendorong tip keluar.

13. Pipet ukur

a. Berfungsi utk memindahkan larutan dengan volume yang diketahui.

Tersedia berbagai macam ukuran kapasitas pipet ukur, diantaranya pipet

berukuran 1 ml, 5 ml dan 10 ml.

b. Prinsip kerjanya cairan disedot dengan pipet ukur dengan bantuan filler

sampai dengan volume yang diingini. Volume yang dipindahkan

dikeluarkan mengikuti skala yang tersedia (dilihat bahwa skala harus tepat

sejajar dengan mensikus cekung cairan) dengan cara menyamakan tekanan

filler dengan udara sekitar

14. Pipet tetes

a. Berfungsi sama dengan pipet ukur, namun volume yang dipindahkan

tidak diketahui. Salah satu penerapannya adalah dalam menambahkan

HCl / NaOH saat mengatur pH media, penambahan reagen ada uji

biokimia, dan lain-lain.

b. Prinsip kerjanya yaknidengan meyedot cairan dengan bantuan filler.

Page 26: Pengenalan alat

55

15. Pinset

a. Berfungsi untuk mengambil benda dengan menjepit misalnya saat

memindahkan cakram antibiotik.

b. Prinsip kerjanya untuk memindahkan suatu percobaan ketempat yang lain.

16. Bunsen

a. Berfingsi untuk menciptakan kondisi yang steril dengan pembakar bunsen.

dan mensterilisasi jarum ose atau yang lain, bagian api yang paling cocok

untuk memijarkannya adalah bagian api yang berwarna biru (paling

panas). Perubahan bunsen dapat menggunakan bahan bakar gas atau

metanol.

b. Prinsip kerjanya menyalakan bunsen alau memanaskan alat-alat diatas api

sampai pijar. Alat ini juga digunakan dalam pengerjaan secaraaaseptik

yaitu dengan mendekatkan di sekitar tempat pengerjaan mikroba untuk

menghindarai terjadinya kontaminasi.

17. Tabung durham

a. Berfungsi untuk menampung/menjebak gas yang terbentuk akibat

metabolisme pada bakteri yang diujikan. Penempatannya terbalik

dalam tabung reaksi dan harus terendam sempurna dalam media

(jangan sampai ada sisa udara).

b. Prinsip kerja yakni tabung durham ditempatkan terbalik di dalam

tabung reaksi yang lebih bedar, dan tabung ini di isi dengan medium

Page 27: Pengenalan alat

56

cair. Setelah seluruhnya disterilisasi dan medium telah digin maka

dapat dilalukan sterilisasi.

18. Batang V

a. Fungsi untuk meyebarkan bakteri yang terdapat diatas wadah

pembiakan.

b. Prinsip kerja dengan cara memindahkan mikroba dari cawan perti

yang satu ke yang lain.

19. Thermometer

a. Fungsi untuk mengukur suhu suatu larutan atau ruang incubator

b. Prinsip kerja termometer untuk mengukur suhu sesuai laju air raksa di

dalam thermometer ada yang bermacam-macam, yang paling umum

digunakan adalah termometer air raksa. Selain itu masih banyak lagi jenis

termometer, diantaranya termometer digital, termometer digital telinga,

termometer digital dot, termometer arteri temporal dan termometer strip.

Masing-masing dari termometer tersebut memiliki fungsi serta cara

penggunaan yang berbeda-beda, tergantun dari jenis termometer tersebut.

20. Lemari Air Flow (LAF)

a. Fungsi yang berguna untuk bekerja secara aseptis dalam pekerjaan

persiapan bahan tanaman, penanaman, dan pemindahan tanaman dari

suatu botol ke botol yang lain dalam kultur in vitro. LAF mempunyai pola

pengaturan dan penyaring aliran udara sehingga menjadi steril dan aplikasi

sinar UV beberapa jam sebelum digunakan. Alat ini diberi nama Laminar

Page 28: Pengenalan alat

57

Air Flow karena meniupkan udara steril secara kontinue melewati tempat

kerja sehingga tempat kerja bebas dari debu dan spora-spora yang

mungkin jatuh ke dalam media, waktu pelaksanaan penanaman. Aliran

udara berasal dari udara ruangan yang ditarik ke dalam alat melalui filter

pertama (pre-filter), yang kemudian ditiupkan keluar melalui filter yang

sangat halus yang disebut HEPA (High efficiency Particulate Air FilterI),

dengan menggunakan blower.

b. Prinsip kerja yaitu, menyalakan lampu UV, minimum selama 30 menit

sebelum laminar air flow digunakan. Hindarkan sinarnya dari badan dan

mata. Siapkan semua alat-alat steril yang akan dipergunakan. Alat-alat

yang dimasukkan ke dalam Laminar Air Flow Cabinet, disemprot terlebih

dahulu dengan alcohol 70% atau spiritus. Meja dan dinding dalam LAF

disemprot dengan alkohol 70% atau spiritus untuk mensterilkan LAF.

Blower pada LAF dihidupkan untuk menjalankan air flow. Nyalakan

lampu dalam LAF, selanjutnya LAF sudah siap untuk digunakan.

21. Shaker

a. Fungsi dalah alat yang digunakan untuk menghomogenkan dan

menginkubasi mikroba.

b. Prinsip kerjanya yaitu mengagitasi pertumbuhan mikroba dengan

kecepatan yang bisa diatur atau menghomogenkan isolat-isolat dalam

medium cair.

Page 29: Pengenalan alat

58

22. Inkubator shaker

a. Fungsi untuk menyimpan organisme guna tujuan tertentu sambil

dihomogenkan.

b. Prinsip kerjanya adalah menginkubasi sesuai suhu yang diinginkan.

23. Refigerator

a. Fungsinya untuk meyimpan media mapun bakteri dengan suhu sampai

mencapai titik beku

b. Prinsip kerjanya yaitu mengawetkan mikroba/medium sesuai pada suhu

yang diinginkan.

24. Mikroskop

a. Fungsinya mikroskop adalah alat optis yang digunakan untuk

memperbesar bayangan objek yang kecil. Ada dua macam mikroskop,

yaitu mikroskop sederhana atau tunggal yang hanya terdiri dari satu lensa

serta mikroskop majemuk yang berisi 2 lensa. Mikroskop terbagi atas 2

bagian besar yaitu bagian mekanik dan bagian optik. Bagian mekanik

terdiri dari tubus dan pengaturnya (kasar dan halus), revolver, pengatur

kondensor dan penggerak objek. Bagian optik terdiri dari lensa okuler,

lensa objektif, kondensor dan sumber cahaya. Selain kedua bagian tadi,

pada mikroskop juga dikenal adanya kondensor, dimana alat ini berfungsi

untuk mengukur intensitas cahaya yang masuk ke dalam mikroskop.

b. Prinsip kerjanya yaitu, meletakkan objek/preparat yang akan diamati di

atas meja sediaan dengan menggunakan kaca objek

Page 30: Pengenalan alat

59

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan pada parktikum ini yakni alat-alat yang ada pada

laboratorium yakni Mikroskop, refigerator, inkubator shaker, shaker, lemari Air

Flow (LAF), thermometer, batang V, tabung durham, bunsen, pinset, pipet tetes,

pipet ukur, mikropipet, colony Caunter, inkubator, gelas kimia, gelas ukur, spoid,

tabung reaksi, ose bulat dan lurus, cawan petri, autoklaf, labu erlenmeyer dan

oven.

B. Saran

Adapun saran pada praktikum ini yakni sebaiknya dalam melalukan

praktkum hendaknya praktikan memperhatikan betul alat-alat yang digunakan

dalam mikrobiologi agar dapat mengetahui fungsi dan prinsip kerja dari masing-

masing alat tersebut.

Page 31: Pengenalan alat

60

DAFTAR PUSTAKA

“Blacksweetheart” Pengenalat Alat”, http:/wordpress.com/ /Blacksweetranger’s

/Blog.com(22 November 2011).

“Mifta“Pengenalan Alat Laboratorium”, Mifta Blog, http://teenagers-moslem.

blogspot.com. (22 November 2011).

Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahanya. Semarang: PT Karya Tuha

Putra, 2005.

Ferdias, Mikrobiologi Pangan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992.

Harvey, Pengenalan Alat dan Bahan. Jakarta: EGC. 2008.

Lay, Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994.

Pelezar, Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Erlangga, 1986.

Rianto, Mikrobiologi Jilid1. Bandung: Yrama Widya, 2006.