pengembangan sistem pengelolaan air limbah...
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN SISTEM
PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK
MENUJU SANITASI BERKELANJUTAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
KONDISI SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK
Sumber : Susenas KOR 2018, diolah Bappenas berdasarkan SDGs 2030
25 JUTA JIWA BUANG AIR BESAR
SEMBARANGAN
74,58% AKSES LAYAK > 70% SISTEM SETEMPAT
19 JUTA JIWA MEMBUANG TINJANYA
KE BADAN AIR
7,42 % AKSES AMAN
8,9 JUTA BALITA MENDERITA
STUNTING (Riskesdas, 2013)
APA DAMPAK BURUKNYA SANITASI ?
RP 56 TRILIUN/TAHUN KERUGIAN AKIBAT
SANITASI (WSP-EAP, 2006)
30% KEMATIAN BALITA DISEBABKAN
SANITASI BURUK (KEMENKES, 2012)
82% SUNGAI TERCEMAR (WWF, 2018)
TUJUAN PEMBANGUNAN
AIR LIMBAH DOMESTIK KE DEPAN
SDG’s
VISIUM PUPR
85% akses SANITASI di 2024
100% akses SANITASI di 2030
STANDAR PELAYANAN MINIMUM AIR LIMBAH DOMESTIK PP 2 /2018
Standar jumlah *setiap rumah memiliki minimal satu akses pengolahan air limbah domestik melalui Sistem Pengelolaan Air Limbah Setempat (SPALDS) dan/atau Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPALDT)*
Kualitas pelayanan: *akses dasar untuk wilayah perdesaan dengan kepadatan <25 Jiwa/Ha* *akses aman untuk wilayah perdesaan dengan kepadatan >25 Jiwa/Ha dan seluruh wilayah perkotaan*
100% Smart Living
(Hunian Cerdas)
“Mengakhiri buang air di tempat terbuka di tahun 2030” “Mengurangi separuh dari proporsi air limbah yang tidak diolah di tahun 2030”
Rendahnya komitmen dan perhatian Pemda
terhadap pembangunan air limbah domestik
SISTEM PENGELOLAAN
AIR LIMBAH DOMESTIK PERMASALAHAN
1
< 2% rerata alokasi pendanaan APBD
untuk bidang sanitasi < 2%
Kab/Kota BELUM memiliki Perda
bidang Air Limbah Domestik
Buruknya pengelolaan infrastruktur
(IPAL & IPLT) terbangun
2
rerata utilisasi IPLT
< 20% Pemisahan operator dan
regulator baru dilakukan
di 113 Kab/Kota
Minimnya kesadaran
masyarakat akan sanitasi 3
Minimnya praktik
PENYEDOTAN LUMPUR TINJA
pada Tangki Septik & SANIMAS
DANA HIBAH SANITASI
tidak termanfaatkan
Pembangunan sanitasi harus
mempertimbangkan multi aspek : Peraturan,
Kelembagaan, Pendanaan, Teknis, Peran Serta
masyarakat atau swasta
PEMBANGUNAN SANITASI BERKELANJUTAN
Penyusunan dokumen Rencana
Induk, Studi Kelayakan, dan
Rencana Teknis Rinci
PERENCANAAN SANITASI
Perubahan pola pikir dan perilaku masyarakat
secara positif terhadap sanitasi akan
mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam
pembangunan sanitasi
MENUMBUHKAN KEBUTUHAN
Kesadaran & kemauan Pimpinan untuk membangun sanitasi merupakan
motor penggerak utama pembangunan sanitasi di daerah
KEPEMIMPINAN DAERAH
Pemanfaatan alternatif pendanaan secara
optimal :CSR, Kerjasama Pemerintah dan Badan
Usaha (KPBU), Hibah, Ziswaf (Zakat, Infak,
Sedekah) dan Wakaf, Dana Alokasi Khusus (DAK)
SINERGI PENDANAAN
PERAN PEMERINTAH DAERAH
DALAM PENGEMBANGAN
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK
DUKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DALAM SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK
STIMULUS PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR SANITASI
INFRASTRUKTUR PENGOLAHAN
LUMPUR TINJA (IPLT) IPAL TERPUSAT SKALA
REGIONAL/ KOTA IPAL TERPUSAT SKALA
PERMUKIMAN
IPAL TERPUSAT SKALA
KAWASAN KHUSUS
• Penyiapan Lahan
• Institusi Pengelola Pasca Konstruksi
• Pembangunan Sambungan Rumah (SR)
• Biaya Operasi dan Pemeliharaan
• Kampanya dan edukasi masyarakat
• Penyediaan prasarana pengangkutan dan
penyedotan lumpur tinja (truk/mobil tinja) Pera
n
Pem
da
DUKUNGAN NON FISIK
Penyusunan Norma, Standar, Pedoman dan
Kriteria (NSPK)
• Fasilitasi penyusunan Ranperda
• Fasilitasi penguatan kelembagaan
• Fasilitasi penyusunan rencana induk dan rencana teknik rinci
• Fasilitasi percepatan implementasi Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK)
• Fasilitasi pendampingan Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT)
PENG
ATUR
AN
Pengawasan dan Evaluasi pelaksanaan
kegiatan pengembangan sistem
pengelolaan air limbah domestik PEM
BINA
AN
PENG
AWAS
AN
TERIMA KASIH
7