pengembangan model evaluasi autentik di smk negeri …eprints.ums.ac.id/71527/2/2. naskah...
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN MODEL EVALUASI AUTENTIK
DI SMK NEGERI 5 SURAKARTA
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II
pada Program Studi Magister Administrasi Pendidikan
Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta
Oleh :
SLAMET PRIYADI
Q 100 150 058
PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
1
PENGEMBANGAN MODEL EVALUASI AUTENTIK
DI SMK NEGERI 5 SURAKARTA
ASTRAK
Penelitian Pengembangan Model Evaluasi Autentik di SMK Negeri 5 Surakarta
ini bertujuan untuk mendiskripsikan tentang (1) model penilaian autentik di SMK
Negeri 5 Surakarta yang telah berjalan selama ini; (2) efisiensi model instrument
penilaian kinerja hasil pengembangan di SMK Negeri 5 Surakarta; (3) efektifitas
dan kepraktisan model instrument penilaian kinerja yang telah dikembangkan di
SMK Negeri 5 Surakarta. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode
penelitian dan pengembangan (Research and Development / R&D). Pengumpulan
data dengan observasi, wawancara, angket (kuesioner) dan dokumentasi. Untuk
menguji keabsahan data menggunakan Uji credibility (validitas internal) dan Uji
transferability (validitas eksternal). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah
prosentase guru-guru yang melaksanakan penilaian kinerja dengan menggunakan
software masih rendah sebesar 20 %. Nilai efisiensi, efektifitas, dan kepraktisan
instrumen penilaian kinerja yang digunakan masih rendah sebesar 72%. Hasil
akhir dari penelitian ini menunjukkan peningkatan prosentase pelaksanaan
penilaian kinerja dengan menggunakan software oleh guru-guru sebesar 91 %.
Nilai efisiensi, efektifitas, dan kepraktisan instrumen penilaian kinerja yang
digunakan meningkat menjadi 92%.
Kata Kunci : pengembangan, evaluasi, autentik
ABSTRACT
The research of the Development of Authentic Evaluation Model in SMK Negeri
5 Surakarta aimed to describe about (1) the authentic assessment model at SMK
Negeri 5 Surakarta that has been running so far; (2) the efficiency of the
performance assessment instrument model at SMK Negeri 5 Surakarta; (3) the
effectiveness and practicality of the model of performance assessment instruments
that have been developed at SMK Negeri 5 Surakarta. The method used is
research and development ( Research and Development/ R&D ). The data
collecting done by observation, interview, questionnaires and documentation. To
examine the data validity using credibility test (internal validity) and
transferability test ( external validity ). The conclusion of this research is the
percentage of teachers who carry out performance assessment using software is
still low at 20%. The value of efficiency, effectiveness, and practicality of the
instrument used for performance assessment used is still low at 72%. The final
results of this research show an increase in the percentage of performance
assessment using software by teachers by 91%. The value of efficiency,
effectiveness, and practicality of the performance assessment instruments used has
increased to 92%.
Keywords : development, evaluation, authentic
2
1. PENDAHULUAN
Penerapan Kurikulum Pendidikan Nasional 2013 adalah upaya
pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, yang
bertujuan mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan
hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Salah satu aspek yang ditekankan
dalam kurikulum 2013 adalah evaluasi autentik, yaitu kegiatan menilai siswa
yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun
hasil dengan berbagai instrumen penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan
kompetensi yang ada di Standar Kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI)
dan Kompetensi Dasar (KD) (Kunandar, 2013: 35-36), yang terdiri dari aspek
kompetensi sikap (afektif), kompetensi pengetahuan (kognitif), dan
kompetensi keterampilan (psikomotorik). Selain itu diperhatikan pula alat tes
atau variasi instrument yang digunakan harus memperhatikan input, proses
dan output peserta didik. Penilaian hasil belajar peserta didik dilakukan pada
awal pembelajaran (penilaian input), selama pembelajaran (penilaian proses),
dan setelah pembelajaran (penilaian output).
Sebagai sekolah yang berbasis industri, SMK Negeri 5 Surakarta
menerapkan Kurikulum Pendidikan Nasional 2013, Standar Nasional
Pendidikan, dan International Organization for Standardization (ISO) 9001:
2008 yang konsisten melakukan perbaikan mutu pendidikan untuk mencapai
kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Institusi dapat disebut bermutu dalam
konsep Total Quality Management (TQM) apabila memenuhi spesifikasi
yang telah ditetapkan (Sallis, 2012: 07). Secara operasional, mutu ditentukan
oleh tercapainya target yang telah ditentukan sebelumnya (quality in fact) dan
terpenuhinya spesifikasi yang diharapkan menurut tuntutan dan kebutuhan
pengguna jasa (quality in perception).
Dalam pelaksanaannya terdapat permasalahan pokok yang sering
dikeluhkan oleh guru, yaitu pada proses evaluasi yang dianggap sulit dan
merepotkan karena terlalu banyak aspek yang dinilai. Penilaian dilaksanakan
selama proses pembelajaran berlangsung, guru harus memperhatikan dan
mencatat setiap detail perubahan yang terjadi di kelas, sehingga tugas utama
3
guru untuk mendidik dan menyampaikan materi pelajaran kepada siswa justru
terabaikan.
Dalam observasi awal diperoleh data bahwa cara penilaian yang
dilakukan oleh guru-guru sebagian besar masih bersifat klasik dan belum
mencerminkan evaluasi yang autentik. Bagi guru normatif adaptif, penilaian
hanya dilakukan berdasarkan nilai ulangan harian, nilai ulangan tengah
semester dan nilai ulangan akhir semester. Hasil ulangan tersebut digunakan
sebagai nilai pengetahuan. Nilai keterampilan dilakukan dengan menambah
atau mengurangi nilai pengetahuan berdasarkan norma kepatutan. Sedangkan
penilaian sikap berdasarkan pengamatan kasar atau tingkat kerajinan yang
diperoleh dari rekap daftar hadir siswa. Guru produktif menggunakan nilai
praktek harian sebagai nilai keterampilan, sedangkan nilai teori diambil dari
pengurangan atau penambahan nilai praktek, nilai sikap biasanya diambil
rata-rata dengan standard Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Maka keadaan tersebut harus segera diperbaiki agar guru dengan penuh
kesadaran dan tidak berkebaratan melaksanakan penilaian secara autentik,
yang muaranya adalah hasil penilaian yang dilakukan guru dapat
mencerminkan hasil pekerjaan siswa yang sesungguhnya, dan tidak terjadi
pembohongan dalam proses penilaian. Bagi siswa penilaian autentik akan
memberikan iklim keterbukaan yang berdampak pada meningkatnya motivasi
belajar siswa. Karena dengan mengetahui aspek-aspek penilaian yang belum
kompeten, siswa akan lebih fokus belajar dan berlatih pada aspek yang belum
dikuasinya. Berangkat dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang pengembangan model evaluasi autentik di SMK Negeri 5
Surakarta. Adapun judul dari dalam penelitian ini adalah “Pengembangan
Model Evaluasi Autentik di SMK Negeri 5 Surakarta”. Penelitian ini
bertujuan untuk : (1) Mendeskripsikan model penilaian autentik di SMK
Negeri 5 Surakarta yang telah berjalan selama ini; (2) Mendeskripsikan
pengembangan model instrument penilaian autentik di SMK Negeri 5
Surakarta; dan (3) Mendeskripsikan efektifitas, efisiensi dan kepraktisan
model instrument penilaian autentik yang dikembangkan di SMK Negeri 5
Surakarta.
4
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode Research and Development
(R&D) yang dilakukan secara bertahap dalam waktu yang terstruktur, untuk
mengembangkan instrumen evaluasi autentik berbasis kinerja. Penilaian
kinerja adalah penilaian pada semua aspek kemampuan siswa berwujud tugas
yang mengandung investigasi dengan batas waktu penyelesaian yang tertentu.
Tugas menghasilkan produk yang berupa barang, sebuah sistem tertentu, dan
laporan kegiatan. Dengan harapan memunculkan cara berpikir ilmiah bagi
siswa untuk mengembangkan ilmu dan pengetahuan seta menjadikan siswa
manusia unggul yang cerdas, kreatif, inovatif, dan kritis.
Sugiyono (2015:26) menyatakan metode penelitian dan
pengembangan (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk baru, menguji keefektifan produk yang telah ada serta
mengembangkan dan menciptakan produk baru. Apabila produk baru telah
diuji, maka produk tersebut bila dipublikasikan dalam sebuah pekerjaan maka
pekerjaan tersebut akan lebih mudah, cepat, kualitas dan kuantitas produk
hasil kerja akan meningkat.
Selanjutnya peneliti menggunakan model pengembangan Borg & Gall
sebagai panduan penelitian untuk mengembangkan instrumen penilaian.
Model pengembangan instrumen penilaian tersebut dengan pendekatan
kuantitatif deskriptif. Berikut adalah langkah pengembangan produk
penelitian menurut Borg & Gall dalam Sutama (2012:185) : (1) Penelitian
dan pengumpulan data (reseach and information collecting); (2) Perencanaan
(planning); (3) Pengembangan draf produk (Develop Preliminary Form of
Product). (4) Uji coba lapangan awal (Preliminary Field Testing); (5)
Merevisi hasil uji coba (Main Product Revision); (6) Ujicoba lapangan (Main
Field Testing); (7) Penyempurnaan produk hasil uji lapangan (Operational
Product Revision); (8) Uji pelaksanaan lapangan (Operational Field Testing).
(9) Penyempurnaan produk akhir (Final Product Revision). (10) Desiminasi
dan implementasi (Dissemination and Implementation).
Tujuan penelitian pengembangan ( research and Development/ R &
D) ini untuk membuat media evaluasi autentik berbentuk software penilaian
kinerja yang digunakan oleh guru-guru produktif. Wujud data dalam
5
penelitian Research and Development ini diawali dengan tahap pendahuluan
yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan diskriptif kualitatif.
Kemudian dilanjutkan dengan tahap pengembangan desain model, penerapan
ujicoba tahap 1, ujicoba tahap 2 dan ujicoba tahap 3 yang diikuti dengan
perbaikan dari ujicoba tahap 1, ujicoba tahap 2 dan ujicoba tahap 3,
selanjutnya dilakukan tahap validasi model. Nara sumber yang dimintai
keterangan mengenai pengembangan model Evaluasi Autentik adalah Ibu
Vike Wijayanti sebagai ahli media, Bapak Drs. Jarot Mardiyanto sebagai ahli
materi, dan Guru-guru produktif Jurusan Teknik Otomotif, Teknik
Elektronika Industri, serta Rekayasa Perangkat Lunak. Teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam,
observasi, mencatat isi dokumen arsip dan benda fisik lainnya, kuesioner dan
dokumentasi.
Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis
model mengalir, meliputi tahap reduksi data, tahap penyajian data dan tahap
verifikasi penarikan kesimpulan. Analisis data dilakukan setiap selesai satu
siklus hasil observasi, dengan melihat nilai pretes, proses dan nilai observasi
pada siklus yang sedang dilaksanakan dibandingkan dengan siklus
sebelumnya. Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan :
(1) Uji credibility (validitas internal), peneliti menggunakan metode
peningkatan ketekunan sebagai alternatif. Meningkatkan ketekunan berarti
melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Upaya
peningkatan ketekunan yang dilakukan peneliti diantaranya, membaca
berbagai literatur yang berkaitan dengan penelitian dan pengembangan (
Research and Development). Peneliti juga berdiskusi dengan pembimbing
mengenai instrumen-instrumen sebelum diujicobakan kepada guru-guru. (2)
Uji transferability (validitas eksternal), agar laporan penelitian sistematis,
rinci dan dapat dipercaya oleh para pembaca, maka peneliti pun melakukan
validitas ahli dengan pembimbing agar laporan penelitian tersebut memenuhi
standar transferability.
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Observasi sebelum pengembangan dilakukan dilaksanakan pada guru-
guru Teknik Otomotif, Teknik Elektronika Industri dan RPL. Hasil Observasi
6
sebelum pengembangan menunjukkan bahwa format penilaian untuk mata
pelajaran normatif, adaptif dan produktif sama. Format memuat garis besar
untuk penilaian pengetahuan, keterampilan dan sikap dari masing-masing
Kompetensi Dasar, kemudian digabung dengan nilai ulangan tengah semester
dan nilai ulangan akhir semester. Instrumen untuk proses penilaian
pembelajaran belum rinci, sehingga guru-guru membuat format dan
instrumen penilaian terhadap pembelajaran siswa sesuai dengan penafsiran
dan selera masing-masing. Sebagian besar berbentuk tabel yang dituliskan
pada kertas dan hanya sebagian kecil saja yang memanfaatkan software atau
komputer sebagai sarana penilaian. Hasil obeservasi yang lain adalah masih
ada beberapa guru yang kurang lancar dalam menggunakan komputer,
utamanya guru-guru senior menjelang usia pensiun. Sehingga beranggapan
bahwa penggunaan kertas sebagai media penilaian lebih efektif dan lebih
mudah. Selain itu motivasi guru untuk melaksanakan penilaian autentik masih
rendah, meskipun guru telah membuat format penilaian masih ada guru yang
menilai siswa, hanya dengan melihat hasil kerja siswa secara kasar tanpa
pedoman baku dan hanya berdasarkan kedekatan dan intuisi.
Nilai efektifitas, efisiensi, kepraktisan dan ketertarikan guru terhadap
instrumen penilaian secara autentik sebelum pengembangan di SMK Negeri 5
Surakarta sebelum pengembangan masih rendah, dengan rata-rata 7,2 (72%).
Keadaan ini belum sesuai dengan yang diharapkan yaitu minimal 8,0 (80%),
maka selanjutnya dibutuhkan pengembangan model instrumen penilaian
kinerja di SMK Negeri 5 Surakarta. Keadaan tersebut dideskripsikan
berdasarkan dokumen hasil penyebaran angket kepada guru-guru Jurusan
Teknik Elektronika Industri, Teknik Otomotif dan Rekayasa Perangkat
Lunak.
3.1 Model Evaluasi Autentik di SMK Negeri 5 Surakarta sesudah
pengembangan.
Dalam penelitian ini, peneliti memodifikasi langkah-langkah
penelitian dari Borg and Gall (dalam Sugiyono, 2015:35-37) dengan
garis besar tahapan sebagai berikut, (1) Studi Pendahuluan, (2) Desain
Produk, (3) Produksi dan Validasi, (4) Uji Coba dan Revisi Produk, dan
(5) Produk Akhir. Studi pendahuluan terdiri dari survey lapangan,
7
analisis terhadap guru, analisis materi penilaian, dan analisis tujuan
penilaian. Desain produk adalah perancangan dan penyusunan instrumen
penilaian kinerja berbasis software microsoft excel untuk mata pelajaran
produktif tiga tahapan pelaksanaan, yaitu pengumpulan instrumen,
merancang layout model penilaian berbasis software Microsoft Excel,
dan pembuatan model penilaian berbasis software Microsoft Excel.
Produksi dan validasi adalah tahapan dimana produk awal dikembangkan
kemudian dinilai oleh ahli. Tahapan uji coba meliputi tahap uji coba I, uji
coba II, dan uji coba III yang akan dilaksanakan pada guru-guru Jurusan
Teknik Elektronika Industri, Teknik Otomotif, dan Rekayasa Perangkat
Lunak sebanyak 35 orang yang terdiri dari 25 guru laki-laki dan 10 guru
perempuan.
Uji Coba tahap I dilaksanakan kepada 7 orang guru-guru jurusan
Teknik Elektronika Industri selama tiga hari. Jadwal pelaksanaan hari
senin 13 Nopember 2017, rabu 15 Nopember 2017, dan hari Jumat 17
Nopember 2017. Prosedur pelaksanaan uji coba tahap I adalah; (a)
Menjelaskan kepada guru-guru bahwa peneliti telah mengembangkan
software evaluasi pembelajaran berbasis microsoft excel untuk menilai
kinerja siswa khususnya pada mata pelajaran produktif dan ingin
mengetahui reaksi guru-guru terhadap produk yang dikembangkan; (b)
Menjelaskan tentang software berbasis microsoft excel itu sendiri, serta
kemudahan dan keuntungan jika menggunakannya; (c) Membantu guru-
guru bagaimana mengoperasikan software, cara membuka atau memulai
file dan menjelaskan bagian-bagian dari software; (d) Memberikan
kesempatan kepada guru untuk berlatih mengoperasikan software secara
mandiri; (e) Menyebarkan angket kepada guru-guru sebagai responden;
(f) Guru melaksanakan penilaian kepada siswa dengan menggunakan
software penilaian hasil pengembangan; (g) Guru memberikan umpan
balik dengan cara mengisi angket; (h) Mengumpulkan angket dan
membuat rekapitulasi hasil angket dari guru-guru. Nilai efektifitas,
efisiensi, kepraktisan dan ketertarikan guru terhadap instrumen penilaian
secara autentik di SMK Negeri 5 Surakarta pada uji coba tahap I rata-rata
7,6 (76%), hasil evaluasi dari uji coba tahap I adalah sebagai berikut: (a)
8
masih banyak guru yang kesulitan dalam mengoperasikan software
terutama guru-guru senior; (b) Guru-guru muda relative lebih lancar
dalam mengoperasikan software; (c) Sebagian besar guru tidak membaca
petunjuk pemakaian file pada saat mengoperasikan software. (d)
Sebagian guru kesulitan dalam memodifikasi / menambahkan menu
penugasan sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD).
Uji Coba II ini dilaksanakan pada guru-guru Jurusan Teknik
Elektronika Industri dan Jurusan Otomotif sejumlah 19 orang dengan
rincian, 7 orang guru Teknik Elektronika Industri dan 12 orang guru
Teknik Otomotif. Jadwal pelaksanaan pada hari Senin 8 Januari 2018
sampai dengan Jumat 12 Januari 2018. Prosedur pelaksanaan uji coba II
sama dengan uji coba tahap I dengan penekanan yang lebih pada cara
menggunakan software penilaian yang telah diperbaiki dan memerlukan
umpan balik supaya media tersebut lebih sempurna. Menjelaskan
kembali cara pengoperasian software kepada guru-guru yang pada uji
coba I mengalami kesulitan dan menyarankan untuk menggunakan
laptop bagi guru yang melaksanakan pembelajaran di bengkel yang
belum tersedia komputer. Nilai efektifitas, efisiensi, kepraktisan dan
ketertarikan guru terhadap instrumen penilaian secara autentik di SMK
Negeri 5 Surakarta pada uji coba tahap II rata-rata 8,3 (83 %), dengan
hasil evaluasi sebagai berikut: (a) Guru-guru Teknik Elektronika Industri
sudah mulai terbiasa, nyaman dan memahami cara pengoperasian
software penilaian autentik berbasis Microsoft Excel, dapat
melaksanakan penilaian dengan baik serta tidak kesulitan dalam
memodifikasi / menambahkan menu penugasan sesuai dengan
Kompetensi Dasar (KD); (b) Masih ada guru yang melaksanakan
penilaian dengan kertas (print out) karena belum tersedia komputer atau
laptop di bengkel tempat mengajar; (c) Guru-guru Teknik Otomotif ada
yang bermasalah dengan pengoperasian software meskipun sudah diberi
penjelasan dan membaca petunjuk cara pengoperasian; (d) Materi
penilaian untuk mata pelajaran di Jurusan Teknik Otomotif berbeda
dengan Teknik Elektronika Industri, sehingga perlu ditambahkan kriteria
penilaian yang sesuai dengan karakteristik setiap mata pelajaran; (e)
9
Beberapa mata pelajaran mempunyai jumlah KD yang melebihi KD yang
disediakan pada software sehingga perlu penambahan KD; (f) Untuk
praktek yang membutuhkan pengamatan dan mobilitas tinggi, sebagian
guru Teknik Otomotif masih menilai dengan menggunakan catatan kecil
kemudian dipindah pada software. Hal tersebut disebabkan karena tidak
memungkinkan untuk dipasang komputer.
Uji Coba III dilaksanakan pada guru-guru Jurusan Teknik
Elektronika Industri, Jurusan Otomotif dan Jurusan Rekayasa Perangkat
Lunak sejumlah 35 orang dengan rincian 7 orang guru Teknik
Elektronika Industri, 12 orang guru Teknik Otomotif dan 16 orang guru
Rekayasa Perangkat Lunak. Jadwal pelaksanaan pada hari Senin 12
Februari 2018 sampai dengan Jumat 23 Februari 2018. Hasil uji coba III
digunakan sebagai bahan evaluasi dan bahan revisi produk software
penilaian autentik berbasis Microsoft Excel. Selain itu juga untuk
mengetahui peningkatan pelaksanaan penilaian kinerja siswa secara
otentik oleh guru-guru, sehingga produk yang dihasilkan layak
digunakan. Prosedur pelaksanaan ujicoba III adalah sebagai berikut: (1)
menjelaskan kepada guru-guru terutama guru-guru Rekayasa Perangkat
Lunak, bahwa peneliti sedang melakukan penyempurnaan software
penilaian autentik berbasis Microsoft Excel dan memerlukan umpan balik
supaya media tersebut lebih sempurna; (2) menjelaskan kembali cara
pengoperasian software evaluasi pembelajaran berbasis Microsoft Excel
untuk menilai kinerja siswa khususnya pada mata pelajaran produktif
kepada guru-guru Rekayasa Perangkat Lunak; (3) menyarankan kepada
guru-guru jurusan Rekayasa Perangkat Lunak untuk membaca terlebih
dulu petunjuk cara penggunaan software agar lancar dalam
pengoperasian; (4) menyarankan kepada guru-guru untuk menggunakan
laptop bagi yang melaksanakan pembelajaran di bengkel yang belum
tersedia komputer; (5) menyebarkan angket kepada guru-guru sebagai
responden; (6) guru melaksanakan penilaian kepada siswa dengan
menggunakan software penilaian hasil penyempurnaan; (7) guru
memberikan umpan balik dengan cara mengisi angket; (8)
10
mengumpulkan angket dan membuat rekapitulasi hasil angket dari guru-
guru.
Nilai efektifitas, efisiensi, kepraktisan dan ketertarikan guru
terhadap instrumen penilaian secara autentik di SMK Negeri 5 Surakarta
pada uji coba tahap III rata-rata 9,2 (92 %), dengan hasil evaluasi: (a)
Guru-guru sudah merasa mulai terbiasa, nyaman dan memahami cara
pengoperasian software penilaian autentik berbasis Microsoft Excel; (b)
Tidak ada guru yang bermasalah dengan pengoperasian software karena
sudah diberi penjelasan dan membaca petunjuk cara pengoperasian; (c)
guru uang mengajar di bengkel yang belum tersedia komputer sudah
menggunakan laptop; (d) Guru-guru sudah tidak kesulitan dalam
memodifikasi / menambahkan menu penugasan sesuai dengan
Kompetensi Dasar (KD); (e) Guru-guru jurusan Rekayasa Perangkat
Lunak tidak mengalami kesulitan dalam mengoperasikan software
penilaian karena sudah terbiasa mengoperasikan program-program
komputer; (f) Penilaian dilaksanakan dengan baik oleh guru-guru; (g)
Hasil penilaian murni menggambarkan kinerja peserta didik yang
sebenarnya.
3.2 Kelayakan Pengembangan Model Evaluasi Autentik di SMK Negeri
5 Surakarta.
Penilaian hasil pengembangan model evaluasi autentik di SMK
Negeri 5 Surakarta dilakukan oleh Ibu Vike Wijayanti, S.Kom sebagai
ahli media dan Bapak Drs. Jarot Mardiyanto sebagai ahli kurikulum.
Penilaian aspek media dan aspek materi menggunakan angket dengan
skala Likert. Skala Likert adalah skala psikometrik yang umum
digunakan dalam angket, efektif untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau kelompok orang tentang sesuatu. Ahli media dan
ahli kurikulum memberikan penilaian menggunakan skala Likert dengan
empat kategori yaitu sangat baik, baik, kurang dan sangat kurang.
Penilaian aspek media software model penilaian kinerja berbasis
Microsoft Excel mencakup empat komponen, yaitu penilaian rekayasa
perangkat lunak, penilaian tampilan dan bahasa, penilaian proses
penilaian, dan penilaian kualitas hasil penilaian.
11
Penilaian kualias rekayasa perangat lunak oleh ahli media dan
ahli kurikulum memperoleh hasil 100 %. Dari aspek usabilitas software
model penilaian kinerja ini mudah dalam penggunaan maupun
pengoperasiannya. Untuk aspek kompabilitas, software dapat di
instalasikan di berbagai perangkat mulai dari Personal Cumputer,
Laptop, Netbook maupun Handphone, sehingga tidak menjadikan
kesulitan, bisa diakses dari mana saja dan kapan saja. Dari aspek fitur,
software memiliki fitur yang lengkap untuk proses penilaian kinerja
peserta didik. Sehingga hasil pengembangan software model penilaian
autentik berbasis Microsoft Excel di SMK Negeri 5 Surakarta, jika dilihat
dari aspek kualitas Rekayasa Perangkat Lunak berkategori sangat baik,
layak digunakan dan didesiminasikan.
Penilaian pada aspek kualias tampilan dan bahasa oleh ahli media
maupun oleh ahli materi memperoleh hasil 100 %. Software
menggunakan bahasa Indonesia sehingga lebih komunikatif dan mudah
difahami. Dari aspek tampilan, halaman utama memiliki tampilan yang
menarik dengan urutan pengoperasian yang jelas dan pemilihan bentuk
button yang beraneka macam sehingga mudah dalam
mengoperasikannya. Dari aspek jenis dan ukuran font software model
penilaian kinerja ini juga jelas sehingga mudah dibaca dan difahami oleh
pengguna. Dari hasil pengembangan software model penilaian kinerja
berbasis Microsoft Excel di SMK Negeri 5 Surakarta, dilihat dari aspek
kualitas tampilan dan aspek bahasa berkategori sangat baik sehingga
layak digunakan dan di desiminasikan.
Penilaian oleh ahli media dan ahli kurikulum pada aspek kualitas
hasil penilaian memperoleh hasil 100 %. Cara mengoperasikan software
yang mudah untuk proses penilaian lebih terukur, dengan menuliskan
waktu yang digunakan peserta didik melaksanakan pekerjaan maka
secara otomatis akan ditampilkan nilai hasil kerja, sehingga diperoleh
hasil yang valid. Aspek penilaian terdiri atas aspek pengetahuan, aspek
keterampilan dan aspek sikap. Dan yang menjadi salah satu keunggulan
dari software ini adalah proses penilaian dapat dilakukan dengan media
komputer PC, laptop, notebook, hand phone atau media yang lain
12
sehingga guru dalam melaksanakan penilaian tidak harus duduk dalam
satu tempat, tetapi bisa bergerak bebas. Dengan demikian proses
penilaian menjadi lebih mudah, fleksibel, menyenangkan dan dapat
dilakukan tidak terbatas
Penilaian software oleh ahli media dan ahli kurikulum pada aspek
kualitas isi memperoleh hasil 100 %. Dari aspek relevansi indikator dan
tujuan penilaian dengan standar kompetensi pembelajaran tercapai, detail
penilaian pada setiap aspek sudah sesuai dengan KI dan KD pada silabus,
aspek penilaian sudah mencakup penilaian pengetahuan, keterampilan
dan sikap. Serta petunjuk pengoperasian file sudah lengkap dan mudah
dipahami. Sehingga hasil penilaian software model penilaian autentik
berbasis Microsoft Excel di SMK Negeri 5 Surakarta dilihat dari kualitas
isi berkategori sangat baik.
Secara umum dalam perencanaan pembuatan software model
penilaian autentik berbasis Microsoft Excel di SMK Negeri 5 Surakarta
ini berkategori sangat baik dilihat dari penilaian aspek rekayasa
perangkat lunak, kualitas tampilan dan bahasa, kualitas hasil penilaian
serta kualitas isi.
3.3 Efektivitas Produk Pengembangan Model Evaluasi Autentik
Pengembangan model evaluasi autentik di SMK Negeri 5
Surakarta telah dikembangkan dengan iga tahapan: (1) penilaian dari ahli
media, (2) penilaian dari ahli kurikulum, dan (3) uji coba kepada guru-
guru produktif. Hasil produk akhir ini adalah software model penilaian
autentik berbasis Microsoft Excel yang dapat dioperasikan dengan
komputer PC, laptop atau hand phone. Pembahasan kajian produk pada
pengembangan model evaluasi autentik di SMK Negeri 5 Surakarta ini
adalah hasil konfirmasi antara kajian teori, temuan penelitian
sebelumnnya dengan hasil penelitian yang diperoleh, terdiri atas (1)
tanggapan guru-guru pada tahap uji coba; (2) aspek media; dan (3) aspek
materi.
Tanggapan guru-guru produktif terhadap software model evaluasi
autentik yang telah dikembangkan secara keseluruhan ada 7 point yaitu
(1) bahasa yang digunakan sederhana dan mudah dipahami, (2) petunjuk
13
penggunaan mudah dipahami, (3) tampilan menu navigasi yang disajikan
mudah difahami (4) kalimat pada menu tampilan mudah dipahami, (5)
Penggunaan bahasa sangat komunikatif sehingga guru mudah dalam
mengoperasikan, (6) pengoperasian software untuk melaksanakan
penilaian mudah dilaksanakan serta (7) pilihan jenis huruf dan ukuran
font sudah tepat sehingga dapat mempermudah pelaksanaan penilaian.
Pada uji coba I guru-guru produktif mengalami kesulitan pada
pengoperasian software. Hal tersebut wajar karena baru pertama kali
melaksanakan penilaian dengan menggunakan software. Guru-guru
merasa kebingungan bagaimana harus memulai penilaian, hal tersebut
disebabkan tampilan langkah-langkah penilaian pada menu utama belum
tersusun urut, kurang memahami menu navigasi yang disajikan. Pada saat
sudah masuk pada proses penilaian, beberapa guru merasa kesulitan
melaksanakan penilaian disebabkan kriteria penilaian yang tersedia pada
software tidak sesuai dengan kriteria soal yang harus dikerjakan oleh
peserta didik. Selain itu ada juga yang bermasalah pada jumlah KD yang
disediakan, jumlah KD pada software lebih sedikit jika dibandingkan
dengan jumlah KD pada silabus mata pelajaran yang diajarkan.
Kemudian dengan adanya singkatan penugasan (P) pada sheet daftar KD
juga membuat guru-guru kebingungan. Maka dengan mencoba terus
menerus dan pembiasaan, guru-guru akhirnya dengan mudah dan senang
hati menggunakan software penilaian tersebut. Pada aspek yang lain
tidak ada masalah, yaitu pada aspek bahasa, petunjuk penggunaan,
kalimat pada menu tampilan, dan penggunaan bahasa yang komunikatif,
serta pilihan jenis huruf dan ukuran font yang tepat, dengan mudah dapat
dipahami oleh guru-guru.
Selanjutnya guru-guru produktif pada uji coba I, uji coba II dan
uji coba III menyetujui bahwa software hasil pengembangan model
evaluasi autentik di SMK Negeri 5 Surakarta ini dapat meningkatkan
pelaksanaan penilaian secara autentik oleh guru-guru, praktis, efektif dan
efisien digunakan untuk melaksanakan penilaian kinerja peserta didik
khususnya pada mata pelajaran produktif. Sehingga berdasarkan kajian
akhir diatas dapat dikatakan bahwa produk software pengembangan
14
model evaluasi autentik berbasis Microsoft Excel di SMK Negeri 5
Surakarta yang telah disusun merupakan produk yang layak untuk
digunakan dalam pelaksanaan penilaian kinerja peserta didik dan
selanjutnya dapat didesiminasikan.
Pencapaian kelayakan pengembangan model evaluasi autentik di
SMK Negeri 5 Surakarta melalui proses yang panjang, perbandingan
model evaluasi autentik yang selama ini dilaksanakan di SMK Negeri 5
Surakarta dengan model yang telah dikembangkan tampak seperti di
bawah.
Sebelum dikembangkan Sesudah dikembangkan
Instrument software penilaian hasil
pembelajaran siswa belum tersusun
secara rinci.
Software penilaian hasil pembelajaran
siswa telah menggunakan instrumen
yang rinci.
Instrumen penilaian pembelajaran
siswa belum mengukur aspek
pengetahuan (kognitif) dan aspek sikap
(afektif).
Instrumen penilaian pembelajaran
siswa dapat mengukur aspek
pengetahuan (kognitif), aspek
keterampilan (psikomotor), dan aspek
sikap (afektif).
Instrumen penilaian pembelajaran
kurang praktis, efektif dan efisien
untuk mengukur aspek pengetahuan
(kognitif), aspek keterampilan
(psikomotor), dan aspek sikap
(afektif).
Instrumen penilaian pembelajaran
praktis, efektif dan efisien untuk
mengukur kemampuan siswa pada
aspek pengetahuan (kognitif), aspek
keterampilan (psikomotor), dan aspek
sikap (afektif).
Instrumen penilaian tidak mempunyai
daya tarik kepada guru untuk
melaksanakan penilaian secara
autentik.
Guru sangat tertarik untuk
melaksanakan penilaian secara
autentik dengan menggunakan
instrumen penilaian
Instrumen penilaian belum
menunjukkan penilaian yang autentik
dan valid.
Instrumen penilaian mampu
menghasilkan penilaian autentik dan
valid dengan dengan dimasukkannya
aspek penilaian yang detail.
Langkah pengoperasian instrumen
penilaian kurang jelas.
Penggunaan / pengoperasian
instrumen penilaian mudah, dengan
penggunaan bahasa yang dimengerti
dan susunan langkah-langkah
penilaian yang jelas
Guru merasa terbebani dalam
melaksanakan penilaian karena masih
harus merubah menu jika terjadi
ketidaksesuaian dengan aspek
penilaian.
Guru merasa dipermudah dan terbantu
dalam melaksanakan penilaian
terhadap perserta didik, sebab tidak
harus menambah atau merubah menu
pada software.
15
Dari awal pelaksanaan penilaian dengan software yang telah
dilaksanakan selama ini dengan penilaian menggunakan software yang telah
dikembangkan, menunjukkan peningkatan yang sangat baik. Dari kategori
cukup baik menjadi kategori sangat baik. Dengan demikian hasil
pengembangan model evaluasi autentik di SMK Negeri 5 Surakarta layak
digunakan dan didesiminasikan.
4. PENUTUP
Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini berdasarkan hasil
analisis data dan temuan penelitian serta pembahasan hasil penelitian yang
telah dilakukan adalah, model instrument hasil pengembangan penilaian
kinerja berbasis Microsoft Excel di SMK Negeri 5 Surakarta yang berbentuk
software sangat efektif dan praktis untuk membantu guru-guru produktif
dalam melaksanakan penilaian kinerja peserta didik secara autentik, sehingga
layak untuk digunakan dan di desiminasikan. Di dalam software terdapat
menu-menu untuk melaksanakan proses penilaian berisi langkah-langkah
yang harus dilakukan oleh guru dalam menilai, menu disusun secara urut dan
menarik. Guru melakukan proses penilaian pengetahuan, penilaian
keterampilan dan penilaian sikap pada setiap kompetensi dasar mata pelajaran
yang diajarkannya. Hasil akhir penilaian dapat dilihat secara langsung dengan
memilih menu yang telah disediakan. Proses pengembangan model evaluasi
autentik dilaksanakan dengan penuh kesungguhan oleh guru, dengan harapan
proses penilaian autentik dapat terwujud dengan efektif dan efisien, sehingga
guru dapat melaksanakan proses penilaian dengan baik.
Terdapat kesamaan penelitian di atas dengan beberapa penelitian
terdahulu diantarana adalah penelitian oleh A. Wijayanti (2014) yang
menyajikan tema yang mengarah pada perlunya pengembangan model
evaluasi autentik. Peneliti Herman R. dkk. (2014), Kustitik dkk. (2016),
Neneng K (2014), Putrid N.Y. dkk. (2015), Nino N. dkk. (2015), I Gusti
A.N.S. dkk (2012), Dan Berger dkk. (2016), Yunus Abidin (2012), Burhan N.
(2008), Burhan N. (2011) membahas bagaimana konsep dan relevansi
penilaian autentik dengan mata pelajaran produktif yang identik dengan
sekolah kejuruan. Penelitian Burhanudi AG. dkk. (2017) dan Kevin A.R.
dkk. (2014) menjelaskan bahwa penilaian autentik berupa penilaian portofolio
16
dan penilaian kinerja sangat fokus untuk menilai hasil belajar siswa dan
ternyata praktis juga efektif untuk menilai hasil pembelajaran siswa.
Yang lebih menarik adalah penelitian yang dilakukan oleh Jennifer G.B.
dkk. (2006), Wendy B. dkk. (2015), Jan Herington dkk. (2010), Patricia S.
dkk. (2015), untuk menjawab kendala-kendala yang sering dihadapi oleh
guru-guru dalam melaksanakan penilaian autentik, perlu pemahaman dan
pengembangan cara menilai yang lebih baik. Pengembangan yang dimaksud
adalah pengembangan proses penilaian dengan bantuan software. Hal tersebut
sama dengan pembahasan hasil tanggapan oleh guru-guru produktif serta
evaluasi pengembangan model evaluasi autentik oleh ahli media dan ahli
kurikulum. Maka dari beberapa penelitian ini menunjukkan bahwa
pengembangan model evaluasi autentik berbasis software Micro Soft Excel
dalam proses penilaian lebih menarik, efektif dan praktis..
DAFTAR PUSTAKA
Anne, U., Gold, A. U., Kirk, K., Morrison, D., Lynds, S., Sullivan, S. B.,
Grachev, A. (2015). Arctic Climate Connections Curriculum: A Model for
Bringing Authentic Data Into the Classroom. Proquest, Vol 63(03):185–197.
Barber, W., King, S. & Buchanan, S. (2015). Problem Based Learning and
Authentic Assessment in Digital Pedagogy : Embracing the Role of
Collaborative Communities. Proquest, Vol 13(02):59-67.
Beard, J. (2015). Implementing Portfolios in Physical Education. Proquest, Vol
86 (07) : 48.
Berger, D. & Wild, C. (2016). Practice Makes Perfect : Using Authentic
Assessment Techniques in Extra and Co-Curricular Course (ECCAS)
Delivery to Reflect the Solicitor’s Regulation Authority’s (SRA) Change
Towards Legal Vocational Stage Delivery. Proquest, Vol 07(05):383–392.
Brown, J. G., Hallam, R. & Brookshire, R. (2006). Using Authentic Assessment
to Evidence Children’s Progress Toward Early Learning Standards. Ebsco,
17
Vol. 34(01):45-51.
Burhanuddin, A. G., Murni, Musriadi, & Aklimawati (2017). Math Learning
Throuh Student Assessment Portofolio PGSD USM Banda Aceh.
ResearchersWorld, Vol.– VIII, Issue – 1, Jan. 2017 [136].
Ferita, R. A., Retnawati, H. (2016). Pengembangan Perangkat Penilaian Autentik
untuk Pembelajaran Matematika di Kelas VII Semester 1. PYTHAGORAS:
Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 11 Nomor 1, Juni 2016, (69-76)
Gulikers, J. T. M., Bastiaens, Th. J., & Kirschner, P. A. (2006). Authentic
assessment, student and teacher perceptions: the practical value of the five
dimensional-framework. Journal of Vocational Education and Training, Vol
10(10):337-357.
Herrington, J. A. & Herrington, A. J. (2006). Authentic conditions for authentic
assessment: aligning task and assessment. Research and Development in
Higher Education, Vol 29:141-151.
Herrington, J., Reeves, T.C. & Oliver, R. (2010). A Guide to Authentic e-
Learning. Routledge: New York.
Kearney, S. (2013). Improving engagement: the use of ‘Authentic self- and peer-
assessment for learning’ to enhance the student learning experience. Ebsco,
Vol. 38(07):875–891.
Kunandar. (2013). Penilaian autentik penilaian hasil belajar peserta didik
berdasarkan kurikulum 2013. Jakarta: Rajawali Press.
Kustitik & Hadi. S. (2016) Pengembangan Perangkat Penilaian Autentik Mata
Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan di SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi,
Vol 6(02):184-197.
18
Merta, I. M. E. D., Suarjana, I. M., Mahadewi, L. P. P. (2015). Analisis Penilaian
Autentik Menurut Pembelajaran Kurikulum 2013 Pada Kelas IV SD No. 4
Banyuasri. e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, Vol 3(01).
Nurgiyantoro B. (2008). Penilaian Otentik. Cakrawala Pendidikan, Vol. 27 (03).
Nurgiyantoro B. & Suyata, P. (2009). Pengembangan Model Asesmen Otentik
Dalam Pembelajaran Bahasa. Cakrawala Pendidikan, Vol 28 (03).
Nurgiyantoro B. & Suyata, P. (2011). Model Penilaian Otentik dalam
Pembelajaran Bahasa. LITERA, Volume 10 (2).
Nurjananto, N., Kusumo, E. (2015). Pengembangan Instrumen Penilaian Autentik
Untuk Mengukur Kompetensi Peserta Didik Materi Senyawa Hidrokarbon.
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 9 (02):1575-1584.
Popham, W. J. (1995). Classroom assessment: What teachers need to know.
Boston: Allyn and Bacon.
Rahmawati L. E., Fatimah, N. (2014). Pengembangan Model Penilaian Autentik
Kompetensi Berbicara, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jurnal
Varidika. vol 26(01).
Rowe, K. A. Herrington, J. & Brown. C. (2014). Establishing the critical elements
that determine authentic assessment. Ebsco, Vol 39(02): 205–222.
Rukmana T. (2016). Keterlaksanaan Penilaian Autentik Mata Pelajaran Fisika
SMA Negeri. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, Vol. 2(01): 111 - 121.
Rusdiana, H., Sumardi, K., Arifiyanto, E. S. (2014). Evaluasi Hasil Belajar
Menggunakan Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Kelistrikan Sistem
Refrigerasi. Journal of Mechanical Engineering Education, vol. 1(02).
19
Sallis (2012). Total Quality Management in Education. Jogjakarta: IRCiSoD.
Santos, P., Cook, J., & Hernández-Leo, D. (2015). M-AssIST: Interaction and
Scaffolding Matters in Authentic Assessment. Educational Technology &
Society, 18 (2): 33–45.
Setiawan, I. G. A. N., Suma, I. K., Mulyadiharja, S. (2012). Pengembangan
Model Asesmen Autentik Pembelajaran IPA Kontekstual Terintegrasi
Dengan Model Pengajaran Berpikir Tingkat Tinggi Sebagai Upaya
Meningkatkan Kompetensi Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Indonesia, vol.
1(01).
Sugiyono (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sutama (2012). Metode Penelitian Pendidikan, Surakarta: Fairuz Media.
Sutama, Gilang Sandy A., dan Fuadi D., (2017). Pengelolaan Penilaian Autentik
Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Matematika di SMA. Jurnal Manajemen
Pendidikan, vol. 12 (01).
Wijayanti, A. (2014). Pengembangan Autentic Assesment Berbasis Proyek
Dengan Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Ilmiah Mahasiswa. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, Vol. 3(02): 102-108.
Yuliana, P. N., Arief. A. (2015). Pengembangan Instrumen Authentic Assessment
Berbasis Kinerja dalam Pembelajaran Fisika pada Sub Pokok Bahasan Titik
Berat Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Taman. Jurnal Inovasi Pendidikan
Fisika (JIPF) Vol. 04(01): 47-52
_______ (2010). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010,
Tentang Petunjuk Tekniks Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya.