pengembangan ide revisi stupa 5 kd1

13
1 VIVI AIDA NILAM CAHYANI I021208 3 PENGEMBANGAN IDE Berdasarkan Main Ide pada objek perancangan mengenai pusat terapi dan rehabilitasi bagi ketergantungan narkoba maka dilakukan eksplorasi mengenai beberapa item yang berkaitan dengan ide yang ada guna memperoleh informasi dan aspek-aspek yang dibutuhkan, beberapa item yang di eksplorasi diantaranya adalah : A. Mengetahui aktivitas apa saja yang ada di dalam pusat terapi dan rehabilitasi narkoba karena memang terapi dan rehabilitasi merupakan suatu kegiatan yang di dalamnya terdapat aktivitas dan kegiatan guna penyembuhan residen. Dari eksplorasi item ini, maka diperoleh esensi-esensi berikut ini : 1.Pelaku pada Pusat terapi dan rehabilitasi ketergantungan narkoba : Rehabilitan Merupakan rehabilitan pecandu narkoba yang dengan sukarela ingin mengikuti program ini. Biasanya mereka adalah pecandu dengan tingkat ketergantungan narkoba yang sedang sampai tinggi. Selain itu juga terdapat rehabilitan yang mendapatkan surat rujukan dari pihak luar yang bekerjasama dengan pusat rehabilitasi. Pengelola Kepala Pusat Rehabilitasi Narkoba, Pengelola Rehabilitasi Sosial, Pengelola Rehabilitasi Lanjut/ After Care, Pengelola Asrama, Administrasi dan Pendaftaran (Tata Usaha), Pengelola Servis , Pengelola Keamanan. Pengunjung

Upload: vivie-aida

Post on 01-Oct-2015

228 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

teori pusat terpi rehabilitsi

TRANSCRIPT

VIVI AIDA NILAM CAHYANI

VIVI AIDA NILAM CAHYANII0212083

PENGEMBANGAN IDEBerdasarkan Main Ide pada objek perancangan mengenai pusat terapi dan rehabilitasi bagi ketergantungan narkoba maka dilakukan eksplorasi mengenai beberapa item yang berkaitan dengan ide yang ada guna memperoleh informasi dan aspek-aspek yang dibutuhkan, beberapa item yang di eksplorasi diantaranya adalah :A. Mengetahui aktivitas apa saja yang ada di dalam pusat terapi dan rehabilitasi narkoba karena memang terapi dan rehabilitasi merupakan suatu kegiatan yang di dalamnya terdapat aktivitas dan kegiatan guna penyembuhan residen. Dari eksplorasi item ini, maka diperoleh esensi-esensi berikut ini :1. Pelaku pada Pusat terapi dan rehabilitasi ketergantungan narkoba : RehabilitanMerupakan rehabilitan pecandu narkoba yang dengan sukarela ingin mengikuti program ini. Biasanya mereka adalah pecandu dengan tingkat ketergantungan narkoba yang sedang sampai tinggi. Selain itu juga terdapat rehabilitan yang mendapatkan surat rujukan dari pihak luar yang bekerjasama dengan pusat rehabilitasi. PengelolaKepala Pusat Rehabilitasi Narkoba, Pengelola Rehabilitasi Sosial, Pengelola Rehabilitasi Lanjut/ After Care, Pengelola Asrama, Administrasi dan Pendaftaran (Tata Usaha), Pengelola Servis , Pengelola Keamanan. PengunjungPengunjung bagi pusat rehabilitasi narkoba adalah pengunjung rehabilitan asrama. Kunjungan juga dibedakan menjadi kunjungan formal dan semi formal yang terbuka untuk umum (riset/ penelitian, pers,instansi luar) yang sesuai dengan peraturan maupun perjanjian. Pelaku Kegiatan LainBiasanya pelaku kegiatan lain berhubungan dengan kegiatan servis seperti pemasok bahan makanan, pemasok untuk bidang pelatihan kerja,dll.

2. Pola Kegiatan pada pusat terapi dan rehabilitasi ketergantungan narkoba : Kegiatan Rehabilitan Rehabilitasi MenyeluruhPeserta rehabilitan yang dengan sukarela maupun rujukan menjalani proses rehabilitasi. Perbedaannya dengan para rehabilitan lain yaitu rehabilitan menyeluruh ditempatkan pada asrama yang sudah disediakan sebagai wadah proses penyembuhan.Penerimaan AwalAsrama(Rehabilitasi Menyeluruh)DetoksifikasiStabilisasiSosialisasiRehabilitasi SosialRehabilitasi Lanjut / After CareSembuh

B. Penggunaan Metode Therapeutic Community pada main ide maka akan dilakukan eksplorasi pada metode terapi ini, sehingga dapat diketahui bahwa beberapa item dari metode ini bisa diterapkan dalam rancang bangun arsitektur. Berdasarkan studi literature yang telah dilakukan mengenai Therapeutic Community kemudian dikaitan dengan kebutuhan ruangan yang dapat mengakomodasi interaksi dan organisasi social, maka dapat disimpulkan bahwa di dalam TC harus memenuhi hal-hal seperti yang ada di bawah ini :Prinsip-prinsip Metode TCKebutuhan Ruang dari TC

Pengertian TC Keluarga Miniatur masyarakat Pendekatan behavioral (Perilaku) Mengisolasi diri individu dari pengaruh luarTC sebagai home memenuhi dimensi kebutuhan ruang dalam home, memberikan rasa penerimaan dan rasa aman bagi residen di dalamnya. Sedangkan miniature masyarakat memberikan gambaran bahwa di dalam TC aka nada interaksi sosial seperti yang terjadi di dalam masyarakat. Ada aturan dan hirarki di dalamnya. Pendekatan yang dilakukan lewat perilaku dengan memfasilitasi bagaimana residen dapat berinteraksi dengan sesame residen dalam lingkungannya. Kemudian TC mengisolasi individu dari pengaruh luar agar residen dapat focus ke dalam kegiatan TC sehingga proses pemulihan dapat berjalan optimal dan efektif.

Kegiatan dalam TC Komunal (keseluruhan) Berkelompok-kelompok IndividuTC memicu residen untuk selalu berinteraksi dalam kelompok. Sebagian besar kegiatannya melibatkan residen secara keseluruhan. Pada skala jumlah rsiden yang lebih banyak, kemudian residen-residen ini akan dibagi menjadi kelompok-kelompok dari setiap kegiatan yang satu dengan yang lain antar kelompok diatur sedemikian rupa sehingga tidak terjadi benturan antara kebutuhan ruang dari segala seluruh residen, yang berkelompok ataupun yang individu.

Organisasi dalam TC Struktur dan hirarki di dalam rangkaian program Bertahap dan intensif Ada norma yang membentuk tanggung jawab dan kebiasaan Berlaku reward dan punishment Melibatkan kelompok-kelompokTC merupakan sebuah program terpadu. Segala kegiatan terstruktur dan terarah dengan baik. Setiap kegiatan memiliki ruang masing-masing. Ruang-ruang tersebut dapat dimasuki dan tidak dapat dimasuki oleh orang-orang tertentu berdasarkan struktur dan hirarki yang ada. Struktur dan hirarki yang ada mempengaruhi ekspansi ruang dari residen. Struktur dan hirarki ini muncul dari tahapan-tahapan dan kebutuhan akan norma sehingga menghasilkan reward dan punishment yang harus dipatuhi oleh semua residen.

Desain yang mewadahi TC ini tidak hanya berupa pengorganisasian lingkungan fisik yang menunjang aktivitas yang terjadi didalamnya, tapi juga perorganisasian dimana TC akan menjadi sebuah manajemen yang baik bagi interaksi social yang positif sehingga mendukung terjadinya proses pemulihan bagi residen didalamnya. Perlu diingat bahwa lingkungan TC harus diusahakan memberikan efek terapi, sehingga terapi tidak hanya berasal dari program dan aktivitas komunitas, tapi juga dari lingkungan yang mewadahinya yang memberikan stimulus terapi. Sehingga metode terapi TC akan didukung dengan Therapeutic Environment agar tercipta lingkungan terapi untuk mengoptimalkan pengobatan bagi residen.

C. Dengan menggunakan metode therapeutic community dan didukung dengan therapeutic environment untuk menghasilkan lingkungan terapi, maka strategi desain yang digunakan untuk dapat mencapai hasil TC dan TE pada objek rancang bangun adalah menggunakan pendekatan Healing Environment. Eksplorasi dilakukan mulai dari pemahaman, esensi tata ruang luar, serta tata ruang dalam sehingga didapatkan esensi yang berhubungan dengan rancang bangun, antara lain :

1. Konsep RuangPola organisasi ruang yang diaplikasikan berdasarkan kebutuhan dan kegiatan yang akan berlangsung ada pola cluster. Pola ini akan membagi penggunaan tiap area berdasarkan rangkaian proses kegiatan yang akan berada di dalamnya sehingga sirkulasi kegiatan akan berlangsung secara linier untuk memudahkan kontrol terhadap pasien. Pengorganisasian ruang di area rehabilitasi juga ditetapkan sesuai dengan tahapan dan proses yang dijalani oleh residen sesuai dengan program standar yang telah ditetapkan dalam terapi.

Gambar 01. Zoning Rumah Rehabilitasi Narkoba CitespongSumber : www.swatchgroup.com

2. Konsep BentukBerbagai macam bentuk dasar akan dipilih dalam perancangan yang mengusungkan tema Natural Meditative dengan pengeliminasian pada sudut-sudut untuk mencegah resiko cedera pada pasien. Penggunaan kotak akan mendominasi karena bentuknya yang fungsional, mudah diatur, serta menyimpan banyak ruang tanpa terbuang. Bentuk-bentuk melengkung akan digunakan untuk membuat sensasi alam yang tidak beraturan masuk ke dalam ruangan tanpa menimbulkan terlalu banyak bentuk-bentuk rumit yang dapat membuat pasien menjadi tidak fokus.

Gambar 02. Konsep bentuk built-in furnitureSumber : www.swatchgroup.com

3. Konsep LansekapUntuk lansekap objek rancang bangun ini akan menggunakan healing garden atau taman penyembuh, yaitu taman yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat membuat orang merasa lebih baik. Tujuan dari taman ini adalah membuat orang merasa nyaman, aman, rileks dan bersemangat. Keberadaan taman ini juga sebagai sarana terapi alam bagi residen karena taman dapat menghadirkan elemen-elemen alam sehingga memungkinkan manusia untuk berinteraksi langsung dengan alam. Gambar 03. Contoh Healing GardenSumber : www.spineuniverse.com

4. Konsep Warna dan MaterialWarna merupakan elemen pendukung utama yang mampu mempengaruhi perilaku manusia sesuai dengan sifat warna tersebut. Dalam mendukung serta menyembuhkan pasien program rehabilitasi narkoba, warna berperan penting sebagai penetralisir amarah pasien ketika sedang berapi-api dalam ketergantungannya, hingga membuat pasien dapat lebih terbuka terhadap orang lain dan masalah yang dialaminya. Warna di setiap area akan di bedakan sesuai dengan kebutuhan ruang dan kegiatan yang akan dilaksanakan didalamnya. Warna Hangat Untuk area publik seperti lobby, dan ruang kamar, ruang konsultasi akan dipergunakan warna-warna hangat yang bersifat homey dan tentram sehingga ketika pertama kali pasien datang, pasien dapat merasa nyaman dan percaya untuk mengikuti program rehabilitasi. Penggunaan warna hangat pada ruang kamar juga dimaksudkan untuk menentramkan hati pasien, sehingga dapat menenangkan diri dan meresapi dengan baik hal-hal yang telah dijalaninya dalam hidup. Pada ruang konsultasi warna hangat akan menstimulus pasien untuk menjadi lebih rileks dan dapat dengan mudah terbuka terhadap konselor mengenai masalah serta sebab-akibat dari penggunaan narkoba. Khusus untuk pasien yang emosinya masih labil dengan tingkat ketergantungan yang tinggi, penggunaan warna merah dan kuning dilarang karena dapat semakin mendorong pasien menjadi stress dan terprovokasi. Warna DinginWarna dingin dimaksudkan agar pasien lebih bersemangat dan mampu menyalurkan ide dengan baik. Penggunaan warna dingin akan di fokuskan pada ruang-ruang pembelajaran serta area bersama yang membutuhkan kegiatan bergerak seperti bermain dan mengobrol dengan pasien lainnya serta mempunyai efek kesegaran diri. Warna NetralWarna netral merupakan warna-warna yang cocok digabungkan dengan warna-warna lainnya. Warna netral dapat menegaskan focus pada sesuatu hingga dapat menghilangkan fokus pada sesuatu. Warna netral dapat dipergunakan pada semua area namun dengan penggunaan warna netral yang tidak terlalu mendominasi.Warna ini merupakan warna hitam, putih dan abu-abu.Material utama yang digunakan ialah material yang mampu memberikan keamanan serta kenyamanan secara pemakaian dan visual sehingga menstimulus pasien untuk tidak membahayakan diri sendiri dan orang lain mengingat orang dengan ketergantungan narkoba cenderung vandal dan tidak dapat mengontrol dirinya sendiri. Melihat beberapa syarat dalam pemilihan material, maka material utama yang akan di gunakan ialah ; Furnitur: kayu, plastic Lantai: karpet, parquet, linoleum Dinding: dinding bata dengan finishing cat tembok Ceiling: gypsum board 9mm, acoustic board, parquet

KESIMPULAN / RUMUSAN IDERumusan ide pertama kali berasal dari sebuah fenomena tingginya konsumsi narkoba yang mengarah pada penyalahgunaan yang membuat penggunanya menjadi pecandu di Surakarta. Namun, karena fasilitas yang mewadahi rehabilitasi secara menyeluruh belum optimal dan haya berpaku pada rehabilitasi secara medis maka saya berpikir dan mempunyai sebuah keinginan untun merencanakan dan merancang pusat terapi dan rehabilitasi secara psikologis guna membantu korban penyalahgunaan narkoba untuk sembuh secara total dan kembali ke dalam kehidupan masyarakat secara normal. Ide ini saya rumuskan karena di Surakarta tidak terdapat fasilitas terapi dan rehabilitasi secara social, yang ada hanya fasilitas rehabilitasi secara medis itupun harus bergabung dengan rumah sakit umum maupun rumah sakit jiwa yang ada di Surakarta, tak heran jika banyak korban penyalahgunaan dan ketergantungan narkoba berobat dan di rehab di luar kota Solo seperti Yogyakarta karena fasilitas yang terbilang lengkap.Pusat terapi dan rehabilitasi narkoba adalah suatu wadah fungsional yang menyelenggarakan upaya psikologis, pendidikan social dan vokasional dengan metode tertentu bagi pecandu narkoba yang bertujuan menjadikan pecandu narkoba dapat hidup sehat jasmaniah dan rohaniah sehingga dapat menyesuaikan diri dan meningkatkan kembali keterampilannya, pengetahuannya, serta kepandaiannya dan lingkungan bermasyarakat. Metode yang diterapkan adalah menggunakan metode yang dapat membantu rehabilitasi secara social dan mengarah pada penyembuhan psikologis residen. Metode yang digunakan adalah metode therapeutic community yaitu suatu metode dimana grup atau sekelompok orang yang memiliki prinsip interpersonal yang cukup tinggi, mampu mendorong orang lain untuk belajar berinteraksi di suatu komunitas. Di lingkungan khusus ini pasien dilatih ketrampilan mengelola waktu dan perilaku secara efektif serta kehidupan sehari hari, sehingga dapat mengatasi keinginan mengonsumsi narkoba. Dalam komunitas ini semua aktif dalam proses terapi. Pada metode therapeutic community tidak hanya menggunakan program atau kegiatan terapi untuk mengoptimalkan kesembuhan residen tetapi juga dipegaruhi oleh peran lingkungan terapi sehingga metode therapeutic community ini juga akan didukung oleh therapeutic environment untuk mencapai lingkungan terapi yang digunakan. Dengan rumusan metode yang sudah ada, maka strategi yang tepat untuk ide ini adalah healing environment atau lingkungan penyembuha, strategi ini mencakup cara bagaimana TC dan TE bias dirancang secara optimal bagi kesembuhan residen. Aspek yang di pertimbangkan dari healing environment sendiri adalah aspek tata ruang dalam (warna, tekstur, view) dan aspek tata ruang luar (bentuk, lansekap, lingkungan hijau). Dengan strategi desain ini maka akan tercipta suatu rancangan pusat terapi dan rehabilitasi narkoba dengan metode terapi therapeutic community yang bias menjadi salah satu alternatif terapi sosial dan psikologis di Surakarta guna membantu penyembuhan residen secara menyeluruh.