pengembangan bahan ajar ilmu pengetahuan alam …digilib.unila.ac.id/58503/10/tesis tanpa bab...
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM
MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY
DI KELAS IV SEKOLAH DASAR
(Tesis)
Oleh
IFFA DIAN SANTIKA
PROGRAM MAGISTER KEGURUAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2019
ABSTRAK
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM
MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY
DI SEKOLAH DASAR
Oleh
IFFA DIAN SANTIKA
Masalah dalam penelitian adalah penggunaan strategi pembelajaran yang
monoton,kurang efektifnya pegangan guru yang mendukung, kurangnya sarana dan
prasarana yang mendukung proses pembelajaran, guru kurang memperhatikan
pengetahuan awal yang dimiliki peserta didik. Rendahnya kualitas proses belajar
mengajar tentu akan mempengaruhi hasil belajarpeserta didik.
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar IPA dengan
meggunakan model pembelajaran Discovery dan mendiskripsikan efektivitas
produk bahan ajar IPA menggunakan model pembelajaran Discovery.Metode
penelitian ini menggunakan Research and Development. Alat pengumpul data
menggunakan test dan non test. Populasi penelitian 50 orang peserta
didik.Pengambilan sample menggunakan teknik sampling purposif sebanyak 20
orang peserta didik. Tempat penelitian SD N 3 dan MI Ma’arif NU 9 desa Taman
Fajar. Data dianalisis menggunakan N-Gain.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terwujudnya bahan ajar IPA
menggunakan model Discovery valid untuk kelas IV SD . Bahan ajar IPA
menggunakan model Discovery bermanfaat dan efektif digunakan dalam proses
pembelajaran dengan peningkatan nilai N-Gain sebesar 0,45141kategori sedang.
Kata kunci:Efektivitas, Bahan Ajar, Discovery.
ABSTRACT
DEVELOPMENT OF NATURAL SCIENCE TEACHING USING
DISCOVERY MODEL IN CLASS IVPRIMARY SCHOOL
By
IFFA DIAN SANTIKA
The problem in research is the use of learning strategiesMonotonous, less
effective grip teachers who support, lack of facilities and infrastructures that
support the learning process, teachers are less concerned with the initial
knowledge of the learners. The low quality of the teaching and learning process
will certainly affect learners ' learning outcomes.
This research aims to produce SCIENCE teaching materials by using
Discovery learning model and to describe the effectiveness of IPA's teaching
materials product with Discovery learning model. This method of research uses
Research and Development. Data Collector tool Using test and non test. The
research population is 50 learners. Sampling Techniques Purposif 20 learners.
Research place of SD N 3 and MI Ma'arif NU 9 Village of Taman Fajar. Data is
analyzed using N-Gain.
The results showed that the realization of SCIENCE teaching materials using
the Discovery model was valid for class IV SD. IPA's teaching materials using the
Discovery model are useful and effectively used in the learning process with an
increase of N-Gain value of 0.45141 medium category.
Keywords: effectiveness, teaching materials, Discovery.
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM
MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY
DI KELAS IV SEKOLAH DASAR
Oleh
IFFA DIAN SANTIKA
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
MAGISTER PENDIDIKAN
Pada
Program Pasca Sarjana
Program Studi Magister Keguruan Guru SD
PROGRAM MAGISTER KEGURUAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
TAHUN 2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Purbolinggo Lampung Timur, pada
tanggal 10 Agustus1993. Penulis adalah puteri kedua dari
pasangan Bapak Drs. Hi. Nahrowi dan Ibu Hj. Siti Mar’atun.
Penulis telahmenyelesaikan pendidikan formal dimulai
sejak tahun 1998 di SD N 4 Taman Fajardan lulus pada tahun
2004. Kemudian penulis melanjutkan sekolah di MTS Darul A’mal pada tahun
2004 lulus pada tahun 2007. Selanjutnya penulis bersekolah di MA Darul A’mal
pada tahun 2007 kemudian lulus tahun 2010. Pada tahun yang sama, penulis
menempuh pendidikan Strata 1 di STAIN Jurai Siwo Metro dan dapat lulus tepat
waktu di tahun 2014.Melalui tes masuk program Pascasarjana Universitas
Lampung selanjutnya penulis mendaftarkan diri ke program tersebut pada tahun
2014 di semester genap. Sampai saat ini penulis masih menempuh pendidikan di
Program Pascasarjana Universitas Lampung Program Studi Magister Keguruan
Guru Sekolah Dasar.
MOTO
Education is not learning of fact but the training of the mind to think
(Albert Einstein)
PERSEMBAHAN
Karya Ini Ku Persembahkan Kepada:
Ayahanda Tercinta Drs. H. Nahrowi
Pelopor Semangat Serta Motivator Terbaik Dalam Perjalanan Hidup Penulis.
Ibunda Tercinta Hj. Siti Mar’atun Sholeha
Yang Tak Pernah Putus Berdoa Untuk Kesuksesan Penulis Serta Limpahan
Kasih Sayang Yang Tak Akan Pernah Terbalaskan.
Suamiku Tercinta Saiful Bahri
Yang Selalu Memberikan Dorongan Semangat Baik Jauh Maupun Dekat.
Putraku Tersayang M. Fatih Athaillah
Yang Selalu Ada Untuk Menghapus Rasa Lelah Bunda.
Mas Riski, Mbak Rina, Adek Zulfa, Adek Qonita
Yang Siap Siaga Membantu Penulis Ketika Sedang Mengerjakan Tugas.
Guru dan Dosen
Yang Telah Memberikan Bimbingan dan Ilmu Yang Sangat Berharga Melalui
Ketulusan Dan Kesabaran
Semua Sahabat Yang Tulus Menyayangiku Dengan Segala Kekuranganku,
Tpq Babussalam, Yayasan Pendidikan Al-Anshor yang Telah
Mengispirasi Penulis.
Almamaterku Tercinta MKGSD
“Universitas Lampung”
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia, rahmat, serta
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis yang
berjudul “Pengembangan Bahan Ajar IPA Menggunakan Model Discovery Di
Kelas IV Sekolah Dasar”. Penyusuanan tesis ini merupakan salah satu syarat
untuk meraih gelar Magister Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
Peneliti menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan tesis ini masih terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan. Maka dari itu peniliti dalam proses penulisan
tidak lepas dari bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak. Kemudian peneliti
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas
Lampung, yang telah memberikan kesempatan untuk menempuh pendidikan
di Pascasarjana Universitas Lampung.
2. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd.,selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu PendidikanUniversitas Lampung yang telah memfasilitasi dan
memberikan kesempatan untuk menempuh pendidikan di Pascasarjana
Universitas Lampung.
3. Bapak Prof. Drs. Mustofa, M.A, Ph.D,selaku Direktur Pascasarjana
Universitas Lampung yang telah memfasilitasi dan memberikan kesempatan
untuk menempuh pendidikan di PascasarjanaUniversitas Lampung.
4. Bapak Dr. Riswandi, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP
Universitas Lampung yang telah memfasilitasi dan memberikan kesempatan
untuk menempuh pendidikan di PascasarjanaUniversitas Lampung.
5. Bapak Dr. AlbenAmbarita, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Magister
Keguruan Guru Sekolah Dasar sekaligus Dosen Penguji II yang telah
memberikan bimbingan dalam penyusunan tesis, serta saran dan motivasi
terhadap penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis ini.
6. Bapak Dr.Irawan Suntoro, M.S., selaku Dosen Penguji I yang telah
memberikan bimbingan dalam penyusunan tesis, serta saran dan motivasi
terhadap penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis ini.
7. Bapak Dr. Darsono, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dalam penyusunan tesis, serta saran dan motivasi
terhadap penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis ini.
8. Bapak Dr. Arwin Surbakti, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dalam penyususnan tesis, serta saran dan motivasi
terhadap penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis ini.
9. Bapak/Ibu dosen dan staf karyawan Pascasarjana Universitas Lampung, yang
telah membantu dan memfasilitasi sampai tesis ini selesai.
10. Kepada keluargaku MKGSD angkatan 2014 semester genap, yang telah
memberikan bantuan, motivasi dan dukungannya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis ini.
.
Bandar Lampung, 27 Juni 2019
Peneliti,
Iffa Dian Santika
xiii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................xvii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................xviii
I. PENDAHALUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 5
C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 5
D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 6
G. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 7
H. Spesifikasi Produk yang diharapkan ......................................................... 8
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Teori belajar ............................................................................................. 10
1. Teori belajar behavior ........................................................................ 10
2. Teori belajar konstruktivisme ............................................................ 10
3. Teori belajar kogitivisme .................................................................... 11
B. Bahan Ajar ............................................................................................... 12
1. Pengertian bahan ajar ........................................................................ 12
2. Jenis bahan ajar ................................................................................. 14
3. Unsur-unsur bahan ajar ...................................................................... 16
4. Langkah-langkah pengembangan bahan ajar ..................................... 18
5. Tujuan bahan ajar ............................................................................... 19
C. Efektivitas ............................................................................................... 20
1. Pengertian efektivitas ........................................................................ 20
2. Aspek-aspek efektifitas ..................................................................... 21
D. Hakikat Model Pembelajaran ................................................................... 22
1. Model pembelajaran discovery .......................................................... 23
2. Langkah-langkah pembelajaran discovery ........................................ 29
3. Kelamahan dan kelebihan pembelajaran discovery ........................... 34
E. Hasil Belajar ............................................................................................. 37
1. Pengertian belajar ............................................................................... 37
xiv
2. Pengertian hasil belajar ...................................................................... 38
F. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ................................................................ 40
1. Pengetian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ......................................... 40
2. Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) .............................................. 41
G. Kajian Penelitian yang relevan ............................................................... 42
H. Kerangka Berfikir Penelitian ................................................................... 46
I. Hipotesis Penelitian ................................................................................ 47
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 48
B. Desain Penelitian ....................................................................................... 50
C. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional ......................................... 53
1. Definisi Konseptual ............................................................................ 53
2. Definisi Operasional ........................................................................... 53
D. Populasi dan Sampel ................................................................................. 54
1. Populasi ` ............................................................................................. 54
2. Sampel ................................................................................................ 55
E. Uji coba produk pengembangan bahan ajar .............................................. 56
1. Prosedur pengembangan ..................................................................... 58
2. Pengembangan produk ........................................................................ 58
3. Pengujian produk ................................................................................ 59
4. Validasi ahli dan uji coba produk........................................................ 60
F. Instrument Penelitian ............................................................................... 62
G. Kisi-kisi instrumen penelitian .................................................................. 66
1. Soal-soal tertulis .................................................................................. 67
2. Lembar validasi .................................................................................. 68
H. Teknik pengumpulan data ........................................................................ 87
1. Tes ...................................................................................................... 87
2. Observasi ............................................................................................. 88
3. Metode angket .................................................................................... 89
4. Metode dokumentasi .......................................................................... 87
I. Teknik analisis data .................................................................................. 88
1. Pengujian validasi instrumen ............................................................. 89
2. Perhitungan reliabilitas ....................................................................... 89
J. Analisis data ............................................................................................. 90
K. Hipotesis statistik ..................................................................................... 91
L. Uji hipotesis ............................................................................................. 92
1. Uji t .................................................................................................... 92
2. Uji N-Gain .......................................................................................... 93
3. Uji efektifitas ...................................................................................... 93
xv
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Hasil penelitian ......................................................................................... 95
1. Hasil penelitian pengembangan bahan ajar IPA menggunakan
model discovery .................................................................................. 95
a. Penelitian dan pengumpulan informasi ........................................ 95
b. Perencanaan .................................................................................. 97
c. Pengembangan produk awal ........................................................ 98
d. Uji coba kelompok kecil ............................................................103
e. Ui coba kelompok diperluas .......................................................104
f. Revisi produk akhir ....................................................................105
2. Efektivitas bahan ajar menggunakan model discovery .....................106
B. Pembahasan ............................................................................................108
1. Pengembangan produk bahan ajar IPA menggunakan model
discovery ...........................................................................................108
2. Efektifitas produk bahan ajar IPA menggunakan model discovery .112
C. Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan Bahan Ajar IPA
menggunakan Model Discovery .............................................................115
V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan ................................................................................................116
B. Implikasi ..................................................................................................117
C. Saran .......................................................................................................118
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 119
LAMPIRAN ..................................................................................................... 123
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
1.1 Gambaran Umum Bahan Ajar Menggunakan Model Discovery .................. 8
3.1 Langkah-Langkah Penelitian Dan Pengembangan Yang Digunakan ............ 49
3.2 Rincian Jumlah Populasi ............................................................................... 54
3.3 Uji Ahli Desain Dan Materi Pembelajaran .................................................... 61
3.4 Kisi-Kisi Instrumen Hasil Belajar ................................................................. 68
3.5 Kisi-Kisi Penilaian Ahli Materi ...................................................................... 71
3.6 Kisi-Kisi Penilaian Ahli Desain .................................................................... 74
3.7 Kisi-Kisi Penilaian Perorangan ...................................................................... 76
3.8 Kisi-Kisi Penilaian Kelompok Kecil ............................................................. 82
4.1 Analisis Data Rata-Rata Hasil Belajar Kelompok Kecil Atau Terbatas ........ 104
4.2 Analisis Data Rata-Rata Hasil Belajar Kelompok Diperluas ......................... 105
4.3 Rekapitulasi Peilaian Ahli Materi .................................................................. 106
4.4 Rekapitulasi Peilaian Ahli Materi .................................................................. 106
4.5 Hasil N-Gain Preetest-Postest........................................................................ 108
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
2.1 Kerangka Pikir Penelitian .......................................................................... 47
3.1 Langkah-langkah penelitian dan pengembangan ....................................... 50
3.2 Prototipe ..................................................................................................... 52
3.3 Prosedur Penelitian Pengembangan produk .............................................. 56
3.4 Posisi Dan Jumlah Instrument Penelitian .................................................. 66
4.1 Cover Bahan Ajar ...................................................................................... 99
4.2 Petunjuk Penggunaan Bahan Ajar ............................................................. 100
4.3 KI, KD, Indikator Tujuan Bahan Ajar ....................................................... 100
4.4 Materi Pada Bahan Ajar ............................................................................ 101
4.5 Informasi Pendukung Pada Bahan Ajar ................................................... 102
4.6 Daftar Pustaka ........................................................................................... 103
xviii
DAFTAR ISI LAMPIRAN
Lampiran Halaman
01 Surat Izin Penelitian SDN 3 Taman Fajar .................................................... 124
02 Surat Izin Penelitian MI Ma’arif NU 9 Taman Fajar ................................... 125
03 Balasan Surat Izin Penelitian SDN 3 Taman Fajar ...................................... 126
04 Balasan Surat Izin Penelitian MI Ma’arif NU 9 Taman Fajar ..................... 127
05 Rencana Pelaksanaan dan Pembelajaran ...................................................... 128
06 Kisi-kisi angket analisis kebutuhan ......... ..................................................... 164
07 Angket analisis kebutuhan ........................................................................... 165
08 Kisi-kisi angket analisis kebutuhan peserta didik ....................................... 169
09 Angket analisis kebutuhan ........................................................................... 170
10 Rekapitulasi angket analisis kebutuhan ....................................................... 172
11 Rekapitulasi angket analisis kebutuhan peserta didik .................................. 173
12 Angket Penilaian Oleh Ahli Materi ............................................................. 176
13 Angket Penilaian Oleh Ahli Desain ............................................................ 180
14 Uji Instrument Soal Pre-Test Pilihan Ganda Uji Coba Pemakaian Terbatas . 183
15 Uji Instrument Soal Post-Test Pilihan Ganda Uji Coba Pemakaian Terbatas 184
16 Uji Instrument Soal Pre-Test Pilihan Ganda Uji Coba Pemakaian Diperluas 185
17 Uji Instrument Soal Post-Test Pilihan Ganda Uji Coba Pemakaian Diperluas
.......................................................................................................................... 186
18 Uji Normalitas Pre-Test Kelas Kontrol ........................................................... 187
19 Uji Normalitas Post-Test Kelas Kontrol ......................................................... 188
20 Uji Normalitas Pre-Test Kelas Eksperimen .................................................... 189
21 Uji Normalitas Post-Test Kelas Eksperimen .................................................. 190
22 Uji t ............................................................................................................... 191
23 Uji N-Gain Kelas Eksperimen ...................................................................... 191
24 Uji N-Gain Kelas Eksperimen ...................................................................... 192
25 Soal Preetest dan Posttest ................................................................................ 193
26 Kunci Jawaban Soal Preetest dan Posttest ...................................................... 204
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam
kompetensi, keterampilan dan sikap. Belajar juga merupkan perubahan dalam
diri melalui pelatihan-pelatihan dan pengalaman-pengalaman, seperti
dijelaskan oleh Cronbach (1954: 47) “leaning is sohwn by change in behavior
as result of experience” yang artinya belajar yang terbaik adalah melalui
pengalaman. Belajar juga merupakan perubahan tingkah laku dari beberapa
faktor yang mempengaruhi baik internal maupun eksternal. Proses belajar ini
memiliki beberapa komponen seperti guru, peserta didik, model belajar,
metode belajar, media belajar dan lain sebagainya. Beberapa komponen ini
yang berkolaborasi dengan baik sehingga dapat menuntun peserta didik pada
keberhasilan. Pembelajaran adalah sesuatu yang kompleks karena proses yang
biasanya dianggap sesuatu yang biasa saja oleh individu sampai mereka
mengalami kesulitan saat menghadapi tugas yang kopleks. Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2014
tentang kurikulum SD/MI memiliki empat poin yaitu; (1)Kerangka Dasar
Kurikulum; (2)Struktur Kurikulum; (3)Silabus; dan (4)Pedoman Mata
2
Pelajaran dan Pembelajaran Tematik Terpadu. Keempat poin tersebut
memberikanin formasi kompleks tentang seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, tambahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Muatan kurikulum 2013 sesungguhnya merupakan materi
yang dirumuskan untuk menunjang terwujudnya manusia yang memiliki
kepribadian, kecerdasan, kehandalan dalam bekerja, serta keterampilan yang
dibutuhkan peserta didik untuk meraih kemuliaan hidup. Demikian
pengembangan mutu sumberdaya manusia meliputi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sebagai kompetensi yang harus peserta didik miliki.Selain itu,
peserta didik dituntut aktif dan kreatif dalam kegiatan proses belajar yang juga
didukung dengan media, metode, strategi maupun model yang digunakan oleh
guru. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tau
tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-
prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidkan IPA
diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri,
dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkannya kekehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran menekankan
pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi
agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Pembelajaran IPA merupakan pelajaran yang seharusnya menyenangkan
karena berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, akan tetapi pada kenyataannya
3
banyak peserta didik yang sulit memahami konsep-konsep IPA yang abstrak
dan pendidik kesulitan dalam penggunaan media pembelajaran yang tidak
efektif sehingga menyebabkan pembelajaran menjadi membosankan. Keadaan
tersebut akan berdampak pada rendahnya hasil belajar peserta didik. Oleh
karena itu, agar dapat memahami konsep-konsep IPA dengan baik, peserta
didik harus memiliki kemampuan yang kognitif, afektif dan psikomotor. Hal
ini dapat dicapai apabila peserta didik dibiasakan mengkonstruksi konsep IPA
yang dipelajari itu sendiri berdasarkan pengalaman atau telah diketahui
sebelumnya karena ada konsep abstrak yang perlu diketahui peserta didik
tidak hanya lewat membaca atau hapalan semata.
Hasil observasi pada hari Senin tanggal 22 Februari 2016 selama ini guru
lebih banyak menggunakan metode ceramah dan mengerjakan latihan soal-
soal tanpa memahami konsep secara mendalam.Guru menyampaikan materi
pelajaran melalui metode kontruktivisme, dengan harapan peserta didik dapat
memahaminya kemudian memberikan respon sesuai dengan materi yang
diceramahkan. Dalam pembelajaran, guru kesulitan menggunakan buku paket
kelas IV kurikulum 2013 namun peserta didik justru dituntut memiliki
pandangan yang sama dengan guru, atau sama dengan buku paket tersebut.
Alternatif-alternatif perbedaan interpretasi diantara peserta didik terhadap
fenomena sosial yang kompleks tidak dipertimbangkan. Peserta didik belajar
dalam isolasi, yang mempelajari kemampuan tingkat rendah dengan cara
melengkapi buku tugasnya setiap hari, tidak adanya rangsangan
menumbuhkan ide atau gagasan-gagasan berdasarkan pikiran peserta didik,
4
dan ketika menjawab pertanyaan peserta didik, guru tidak mencari
kemungkinan cara pandang peserta didik dalam menghadapi masalah,
melainkan melihat apakah peserta didik tidak memahami sesuatu yang
dianggap benar oleh guru.
Hasil sebaran angket analisis kebutuhan kepada guru yang peneliti gunakan di
MI Ma’arif NU 9 dan SDN 3 Taman Fajar penyebab beberapa permasalahan
yang teridentifikasi sebagai faktor penyebab matapelajaran IPA dikatakan sulit
dimengerti bagi peserta didik dalam pembelajaran antara lain. 1) penggunaan
strategi pembelajaran yang monoton, 2) kurang efektifyna pegangan guru
yang mendukung, 3) kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung proses
pembelajaran, 4) guru kurangmemperhatikan pengetahuan awal yang dimiliki
peserta didik. Rendahnya kualitas proses pembelajaran tentuakan
mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Berkaitan dengan itu diperlukan
guru dalam pemilihan metode pembelajaran dan penggunaan media yang
sesuaidan efektif agarkonsep yang bersifat abstrak bisa dipahami oleh peserta
didik. Salah satu hal yang dapat diimplementasikan yaitu bahan ajar yang
mengguanakan model discovery, karena dapat membantu peserta didik
mencari dan menemukan masalahnya sendiri sehingga dapat mengembangkan
kreativitas berfikir. Berhasil tidaknya tujuan pendidikan banyak tergantung
pada proses belajar yang dialami oleh para peserta didik. Suasana belajar yang
tercipta dengan baik membuat peserta didik merasa tertarik, nyaman dan
semangat untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Akan tetapi, guru
sebagai tenaga pendidik dan pengajar harus memiliki kreativitas dalam
5
menyajikan materi pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang dan analisis kebutuhan diatas dapat
diidentifikasikan masalah dalam kegiatan belajar mengajar sebagai berikut :
1. Rendahnya hasil belajar peserta didik yang belum tuntas KKM.
2. Kurangnyabuku ajar peserta didik untuk lebih aktif dalam proses belajar
mengajar.
3. Proses pembelajaran tidak berjalan dengan maksimal.
4. Kurang adanya respon dari peserta didik dalam proses pembelajaran
5. Pembelajaran monoton hanya diruang kelas dan sistem pembelajaran
masih bersifat teoritis dan tidak efektif.
6. Guru kesulitan menggunakan buku paket.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, masalah yang akan diteliti hanya
dibatasi pada pengembangan bahan ajar IPA menggunakan model discovery
digunakan oleh peserta didikdan proses pembelajaran yang pasif di kelas IV
MI Ma’arif NU 9 dan SDN 3 Taman fajar sehingga mempengaruhi hasil
belajar peserta didik.
6
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah mengembangakan bahan ajar IPA menggunakan model
discovery di kelas IV Sekolah Dasar ?
2. Bagaimanakah efektivitas bahan ajar IPA menggunakan model discovery
di kelas IV Sekolah Dasar?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan penelitian seperti yang telah
diuraikan diatas maka tujuan penelitian disini adalah :
1. Mengembangkan bahan ajar IPA menggunakan model discovery di kelas
IV Sekolah Dasar.
2. Mendeskripsikan efektifitas produk bahan ajar IPA menggunakan model
discovery di kelas IV Sekolah Dasar.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi :
1. Peserta didik, yaitu bahan ajar IPA menggunakan model discovery dapat
digunakan sebagai sumber belajar mandiri dalam mengembangkan materi
pada buku peserta didik kurikulum 2013 sebagai kegiatan yang
menyenangkan, sehingga dapat memotivasi aktivitas peserta didik dalam
mencapai kompetensi belajar yang diharapkan.
2. Pendidik, yaitu bahan ajar IPA menggunakan model discovery dapat
digunakan sebagai salah satu sumber belajar tambahan yang diberikan
7
kepada peserta didik, sehingga dapat memperbaiki pelajaran yang
dikelolanya dan mendorong guru agar berkembang secara profesional.
Pendidik dapat lebih kreatif di lembaga (sekolah) dalam menyajikan
pelajaran dengan mengetahui berbagai metode pembelajaran yang
bervariasi, serta dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang
muncul di kelas secara profesioanal.
3. Lembaga (sekolah), yaitu dapat memberikan sumbangan yang berguna
dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran IPA di sekolah.
4. Peneliti, yaitu bahan ajar IPA menggunakan model discovery dapat
menambah wawasan dan pengetahuan dalam rangka mengembangkan
kajian materi dan penilaian sekaligus sebagai kegiatan ilmiah
pengembangan diri untuk guru profesional yang bertujuan meningkatkan
kompetensi.
5. Universitas Lampung, yaitu ikut serta menyubangkan ide pengembangan
konsep-konsep teori model pembelajaran IPA.
G. Ruang Lingkup Penelitian
1. Objek Penelitian
Objek pada penelitian ini adalah Pengembangan Bahan Ajar IPA
menggunakan model pembelajaran discovery di kelas IV Sekolah Dasar.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan pada kelas IV MI Ma’arif NU 9 dan
SDN 3 Desa Taman Fajar Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung
Timur.
8
3. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017.
4. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah research and
development (R&D).
H. Spesifikasi Produk yang Diharapkan
Tabel 1.1 Gambaran Umum Bahan Ajar Berbasis Discovery Learning
NO KOMPONEN PENGEMBANGAN
1 Cover Lembar cover yang akan dikembangkan dibuat
dengan Gambar berwarna dan menarik serta sesuai
dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang dikembangkan. Judul yang ditulis sesuai
dengan matapelajaran disertai dengan tema yang
sesuai dengan kurikulum. Identitas kelas, semester,
kode modul ditulis dengan jelas
2 Petunjuk
Penggunaan
Petunjuk penggunaan berisikan tentang petunjuk
penggunaan baik untuk pendidik dan peserta didik.
Sehingga dengan membaca petunjuk penggunaan
ini peserta didik dan pendidik dapat menggunakan
bahan ajar dengan mudah
3 Kompetensi
Inti,
kompetensi
dasar,
indikator dan
tujuan
Penjabaran KI,KD,Indikator serta tujuan dijabarkan
dan memiliki relevansi antara satu dan yang lain.
KI,KD,Indikator serta tujuan di tulis dengan
menarik dan dibuat seperti menjelajahi jejak.
Mengembangkan Indikator dan Tujuan
pembelajaran ditulis dengan memperhatikan kaidah
A-B-C-D A (audience) yakni peserta didik, B
(behavior) atau kemampuan yang akan dicapai, C
(condition) atau aktivitas yang akandilakukan, dan
D (degree) atau tingkatan/perilaku yang diharapkan
4 Pokok
Bahasan
Rincian yang pokok dalam bahan ajar terdapat pada
pokok bahasan. Sehingga pembaca dapat melihat
pokok bahasan yang akan dibaca pada bahan ajar
ini.
5 Materi Uraian materi diberikan berdasarkan langkah-
langkah pembelajaran yang ada pada metode
discovery. Materi disajikan secara padat dan
ringkas, yakni hanya berupa informasi awal yang
kemudian melalui beberapa pertanyaan kunci harus
9
dicari jawabanya secara aktif dan mandiri oleh
peserta didik. Pertanyaan-pertanyaan kunci yang
tertera pada bahan ajar disusun secara sistematis
agar peserta didik dapat menyusun jawaban dari
masing-masing pertanyaan dan menjadi sebuah
pengetahuan bermakna. Dalam pengembangan
bahan ajar ini materi dikemas, dengan tetap
memperhatikan langkah-langkah metode discovery
tersebut, sehingga dengan melalui langkah-langkah
tersebut anak secara tidak langsung akan terlatih
untuk berfikir secara kritis menanggapi suatu
permasalahan dan pada akhirnya peserta didik akan
menemukan sendiri pengetahuannya.
6 Informasi
pendukung
Informasi pendukung ini terdiri dari Glosarium
serta rangkuman materi. Pada rangkuman materi ini
terdapat gambaran materi yang mampu membantu
peserta didik memecahakan permasalahan atau
menjawab pertanyaan
7 Latihan/ tugas-
tugas
Ditulis secara jelas dan sesuai dengan kompetensi
yang diharapkan
8 Penilaian Penilaian dilakukan terhadap kompetensi melalui
indikator capaiannya, yang mencakup tiga
kompetensi yaitu sikap, pengetahuan dan
keterampilan.
9 Evaluasi Berisikan kesimpulan yang harus dilakukan
pesertadidik dan pendidik setelah melakukan
penilaian
10 Glosarium Glosarium ditulis dengan jelas sehingga definisi-
definisi dapat peserta didik pelajari dengan tepat.
11 Daftar pustaka Daftar pustaka berisi sumber bahan yang diambil
untuk mengembangkan
bahan ajar baik materi maupun gambar
10
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Belajar
1. Teori Belajar Behaviorisme
Teori belajar behavior ini merupakan aliran yang menerangkan bahwa
dalam proses pembelajaran, lingkungan sekitar berpengaruh terhadap
tingkah laku peserta didik. Menurut Sukardjo dan Komarudin (2009 :33)
kerangka kerja teori behaviorisme adalah emprisme. Filosofi dari
behaviorisme adalah natur of human being (manusia tumbuh secara
alami). Menurut paham ini, pada dasarnya pengetahuan diperoleh dari
pengalaman. Dalam aliran ini dijelaskan bahwa tingkah laku dalam belajar
akan berubah jika ada stimulus dan respon. Stimulus dapat berupa
perlakuan yang diberikan kepada peserta didik, sedangkan respon
merupakan tingkah laku yang terjadi pada peserta didik.
2. Teori Belajar Konstruktivisme
Teori belajar konstruktifisme menyatakan bahawa peserta didik harus
menemukan dan mentransforamsikan sendiri informasi yang kompleks,
mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama. Sukardjo dan
Komarudin (2009:54) menerangkan bahwa konsep pembelajaran
konstruktivisme adalah suatu kegiatan pembelajaran yang mengkondisikan
11
peserta didik untuk melakukan proses yang aktif dalam membangun
konsep baru berdasarkan informasi yang diperoleh. Isjoni (2007 : 30)
menerangkan bahwa peserta didik membina sendiri pengetahuan atau
konsep secara aktif berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yanga ada
(kehidupan sehari-hari). Trianto (2012:79) mengatakan bahwa proses
belajar akan lebih bermakna bagi peserta didik jika mereka memusatkan
perhatiannya dalam memahami struktur materi yang dipelajari, dan untuk
memperoleh hal tersebut peserta didik tidak hanya sekedar menerima
penjelasan materi dari guru tetapi mereka harus aktif mengidentifikasi
sendiri prinsip-prinsip materi tersebut. Dalam hal ini guru dituntut untuk
kreatif dan inovatif memunculkan masalah yang dapat mendorong peserta
didik untuk melakukan kegiatan penemuan.
3. Teori Belajar Kognitivisme
Teori belajar kognitivisme merupakan suatu teori belajar yang
mementingkan proses belajar daripada hasil belajar itu sendiri. Soemanto
(2012: 130) menjelaskan bahwa teori perkembangan kognitif merupakan
gagasan bahawa seseorang yang menjadi dewasa secara alami berkembang
melalui beberapa tahapan yang berbeda. Terdapat empat tahap
perkembangan kognitif menurut Piaget dalam Sukardjo dan Komarudin
(2009:50) yaitu :
a. Tahap sensorimotor (0-2 tahun) yaitu ciri-ciri pokok perkembangan
pada tahap ini adalah anak berkembang berdasarkan tindakan langkah
demi langkah.
b. Tahap praoperasional (2-7 tahun) yaitu ciri-ciri pokok pada tahap ini
adalah perkembangan anak sudah menggunakan simbol/bahasa, tanda-
tanda dan konsep kognitif.
12
c. Tahap operasional konkrit (8-11 tahun) yaitu ciri-ciri pokok
perkembangan anak yang terjadi pada tahap ini adalah telah terjadinya
perbaikan pada kemampuan untuk berfikir logis dan mampu
memecahkan masalah.
d. Tahap operasional formal (11 tahun ke atas) yaitu ciri-ciri pokok
perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mampu untuk
membuat hipotesis dan berfikir abstrak.
Berdasarkan teori dan pandangan diatas, terori belajar yang tepat untuk
dihubungkan dengan model pembelajaran discovery adalah teori belajar
kontruktivisme sehingga dapat menjadi rujukan untuk membentuk
perilaku, pemikiran yang ilmiah dan memberikan pengalaman belajar yang
bermakna. Pengetahuan yang diperoleh peserta didik dibentuk sendiri
untuk membangun pemahaman serta pengalaman, dan hal itu merupakan
kunci proses pembelajaran yang bermakna.
B. Bahan Ajar
1. Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar memiliki peran yang sangat penting dalam pembelajaran di
kelas karena bahan materi dan informasi yang akan disampaikan atau
disajikan guru dapat terangkum di dalam bahan ajar. Bahan Ajar Menurut
(Hamdani 2010: 120) adalah segala bentuk materi yang disusun secara
sistematis yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang
memungkinkan peserta didik untuk belajar. Dengan bahan ajar,
memungkinkan peseta didik dapat mempelajari suatu kompetensi secara
runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua
13
secara utuh. Sedangkan bahan ajar menurut (Pannen, 2001: 13) merupakan
bahan bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang
digunakan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Dick. W, Carey. L & Carey.J.O (2009: 230), menyatakan bahwa :
“The Instructional Materials contain the content-either written, mediated,
or facilitated by an instructor-that a student will use to achieve the
objectives. This includes materials for the major objectives and the
terminal objectives and any materials for enhancing memory and transfer.
Instructional materials refer to any preexisting materials that are being
incorporated, as well as to those materials that will be specifically
developed for the objectives. The materials may also include information
that the leaners will use to guide their progress through the instruction”.
Artinya Bahan ajar terdiri dari bahan tertulis, bermedia atau yang
difasilitasi oleh seorang guru yang akan digunakan oleh seorang peserta
didik untuk mencapai tujuan-tujuan. Hal ini meliputi bahan-bahan untuk
tujuan utama dan tujuan akhir dan semua bahan untuk meningkatkan
ingatan. Bahan ajar mengacu kepada setiap bahan yang sudah ada yang
sedang dipadukan, serta kepada bahan-bahan yang dikembangkan secara
khusus untuk tujuan-tujuan tersebut. Bahan-bahan tersebut meliputi
informasi yang akan digunakan oleh peserta didik untuk memandu
perkembangan mereka melalui pembelajaran).
Berdasarkan berbagai konsep di atas, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar
merupakan suatu informasi dan segala bentuk bahan pembelajaran, baik
bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis yang digunakan guru dan peserta
didik untuk memudahkan belajar, meningkatkan pengetahuan dan
pengalaman sehingga tercipta lingkungan belajar yang menyenangkan.
14
Bahan ajar juga dapat membantu guru untuk perencanaan dan penelaahan
implementasi pembelajaran.
2. Jenis Bahan Ajar
Bahan ajar memiliki berbagai macam jenis dan bentuk, yaitu berdasarkan
bentuknya, cara kerjanya, dan sifatnya. Jenis bahan ajar yang dikemukakan
oleh Prastowo (2014: 40) dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
a. Bahan cetak (printed), yakni sejumlah bahan yang disiapkan dalam
kertas yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau
penyampaian informasi. Contohnya seperti modul, buku, Lks, dll.
b. Bahan ajar dengar atau audio, yakni semua sistem yang menggunakan
sinyal radio secara langsung yang dapat dimainkan atau didengar oleh
seseorang atau kelompok. Contohnya kaset, radio, piringan hitam, dll).
c. Bahan ajar pandang dengar atau audiovisual, yakni segala sesuatu yang
memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar
bergerak secara sekuensial. Contohnya video dan film.
d. Bahan ajar interaktif (interactive teaching materials, yakni kombinasi
dari dua atau lebih media. Contohnya gambar, animasi dan video.
Berdasarkan jenis bahan ajar diatas, peneliti menggunakan bahan ajar cetak
berupa Bahan ajar IPA.
Fungsi bahan ajar menurut (Prastowo 2014: 24) apabila dilihat dari manfaat
bahan ajar adalah sebagai berikut:
a. Fungsi bahan ajar bagi pendidik
1) Menghemat waktu pendidik dalam mengajar
15
2) Mengubah peranan pendidik dari seorang pengajar menjadi seorang
fasilitator
3) Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan
interaktif
4) Sebagai pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan semua
aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan subtansi
kompetensi yang semestinya diajarkan kepada peserta didik
5) Sebagai alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil
pembelajaran
b. Fungsi bahan ajar bagi peserta didik
1) Peserta didik dapat belajar tanpa harus ada pendidik atau teman
peserta didik yang lain
2) Peserta didik dapat belajar kapan saja dan dimana saja ia kehendaki
3) Peserta didik dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri
4) Membantu potensi peserta didik untuk menjadi pelajar yang mandiri
5) Sebagai pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan semua
aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi
kompetensi yang seharusnya dipelajari atau dikuasainya.
Fungsi bahan ajar menurut panduan pengembangan bahan ajar (Diknas,
2007) disebutkan bahwa bahan ajar berfungsi sebagai:
1) Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam
proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang
seharusnya diajarkan kepada siswa.
16
2) Pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan semua
aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi
kompetensi yang seharusnya dipelajari/dikuasai. Alat evaluasi
pencapaian/ penguasaan hasil pembelajaran.
3) Dengan demikian, fungsi bahan ajar sangat akan terkait dengan
kemampuan guru dalam membuat keputusan yang terkait dengan
perencanaan (planning), aktivitas-aktivitas pembelajaran dan
pengimplementasian (implementing), dan penilaian (assessing). Standar
pengajar (Jacobsen,dkk 2009: 279-294) dalam bukunya “Methods for
Teaching” memaparkan bahwa di era standar-standar pengajaran,
pendekatan yang dilaksanakan guru dalam mengembangkan aktivitas
pembelajaran apapun, yang harus mereka lakukan pertama kali adalah
merencanakan, kemudian menerapkan rencana-rencana yang telah
dibuat, dan akhirnya menilai keberhasilan aktivitasnya.
Jadi, fungsi dari bahan ajar itu sendiri adalah mencakup dua komponen
yaitu bagi pendidik dan peserta didik.
3. Unsur-Unsur Bahan Ajar
Sebuah bahan ajar menurut (Prastowo 2014: 28) setidaknya harus memiliki
enam unsur, antara lain:
a. Petunjuk belajar (petunjuk siswa/guru)
Komponen pertama ini meliputi petunjuk bagi pendidik maupun peserta
didik. Didalamnya dijelaskan tentang bagaimana pendidik sebaiknya
17
mengajarkan materi kepada peserta dan bagaimana pula peserta didik
sebaiknya mempelajari materi yang ada dalam bahan ajar tersebut.
b. Kompetensi yang akan dicapai
Bahan ajar haruslah berisikan standar kompetensi, kompetensi dasar
maupun indikator pencapaian hasil belajar peserta didik yang harus
dicapai.
c. Informasi pendukung
Informasi pendukung merupakan berbagai informasi tambahan yang
dapat melengkapi bahan ajar, sehingga peserta didik akan semakin
mudah untuk menguasai pengetahuan yang akan mereka peroleh.
Selain itu, pengetahuan yang diperoleh peserta didik pun akan semakin
komprehensif.
d. Latihan-latihan
Komponen keempat ini merupakan suatu bentuk tugas yang diberikan
kepada peserta didik untuk melatih kemampuan mereka setelah
mempelajari bahan ajar.
e. Petunjuk kerja
Komponen kelima ini merupakan satu lembar atau beberapa lembar
kertas yang berisi sejumlah langkah prosedural cara pelaksanaan
aktivitas atau kegiatan tertentu yang harus dilakukan oleh peserta didik
berkaitan dengan praktik dan lainnya.
18
f. Evaluasi
Komponen terakhir ini merupakan salah satu bagian dari proses
penilaian. Sebab, dalam komponen evaluasi terdapat sejumlah
pertanyaan yang dtunjukan kepada peserta didik untuk mengukur
seberapa jauh penguasaan kompetensi yang berhasil mereka kuasai
setelah mengikuti proses pembelajaran.
4. Langkah-langkah Pengembangan Bahan Ajar
a. Melakukan analisis kebutuhan bahan ajar
Didalam melakukan analisis kebutuhan bahan ajar didalamnya terdiri
dari tiga tahapan yaitu : pertama, menganalisis kurikulum, ditunjukkan
untuk menunjukkan kompetensi-kompetensi yang memerlukan bahan
ajar, seperti :KD, KI, materi pokok dan pengalaman belajar. Kedua,
menganalisis sumber belajar dilakuakan berdasarkan ketersediaan,
kesesuaian dan kemudahan dalam memanfaatkannya. Ketiga, memilih
dan menemukan bahan ajar.
b. Memahami kriteria pemilihan sumber belajar
Untuk memudahkan proses dalam pemilihan sumber belajar ada dua
kriteria yang bisa kita gunakan dalam pemilihan sumber belajar, yaitu
sebagai berikut : pertama, kriteria umum dalam pemilihan sumber
belajar adalah ekonomis, praktis dan sederhana, mudah diperoeh,
fleksibel. Kedua, kriteria khusus meliputi, sumber belajar dapat
memotivasi peserta didik, sumber belajar untuk tujuan pengajaran,
19
sumber belajar untuk penelitian, sumber belajar untuk memecahkan
masalah, sumber belajar untuk presentasi.
c. Menyusun peta bahan ajar
Menurut diknas (2004) paling tidak ada tiga kegunaan penyusunan peta
kenutuhan bahan ajar, yakni : pertama, untuk mengetahui jumlah bahan
ajar yang harus ditulis. Kedua, mengetahui sekuensi atau urutan bahan
ajar. Ketiga, menentukan sifat bahan ajar (dependent dan indefendent).
d. Memahami struktur bahan ajar
Terdapat tujuh komponen dalam setiapbahan ajar, yaitu judul, petunjuk,
belajar, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung,
latihan, tugas atau langkah kerja dan penilaian.
e. Teknik penyusunan bahan ajar yang perlu dipahami
Teknik penyusunan bahan ajar cetak, diantaranya : pertama, judul atau
materi yang disajikan harus diberintikan kompetensi dasar atau materi
pokok yang harus dicapai oleh peserta didik. Kedua, memahami enam
hal yang harus dimengerti yaitu : susunan tampilan harus jelas dan
menarik. Bahasa yang mudah. Mampu menguji pemahaman. Adanya
stimulan. Kemudahan dibaca. Materi instruksional.
5. Tujuan Bahan Ajar
Bahan ajar disusun dengan tujuan menyediakan bahan ajar yang sesuai
dengan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai dengan
karakteristik dan setting peserta didik. menurut Prastowo (2014: 26) tujuan
bahan ajar adalah:
20
a) Membantu peserta didik dalam mempelajari sesuatu
b) Menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar sehingga mencegah
timbulnya rasa bosan pada peserta didik
c) Memudahkan peserta didik dalam mengikuti dan melaksanakan dalam
pembelajaran
d) Menjadikan kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
C. Efektivitas
1. Pengertian Efektivitas
Mengajar efektif itu mempunyai makna jika peserta didik mengalami
berbagai pengalaman baru dan rilakunya menjadi akumulasi yang
dikehendaki. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata efektif
mempunyai arti efek, pengaruh, akibat atau dapat membawa hasil. Jadi,
efektivitas adalah keaktifan, daya guna, adanya kesesuaian dalam suatu
kegiatan orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju.
Efektivitas pada dasarnya menunjukkan pada taraf tercapainya hasil,
sering atau senantiasa dikaitkan dengan pengertian efisien, meskipun
sebenarnya ada perbedaan diantara keduanya. Sedngkan menurut Afifatu
Rohmawati (2019:17) efektivitas pembelajaran adalah ukuran keberhasilan
dari suatu proses interaksi antar peserta didik maupun peserta didik dengan
guru dalam situasi educatif untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Efektivitas peserta didik dapat dilihat aktivitas peserta didik selama
pembelajaran berlangsung.
21
Bayu Wicaksono (2016:377), menjelaskan tingkat keefektifan dapat dilihat
dengan cara : 1) apakah ada perbedaan kemampuan kognitif peserta didik
yang mengikuti pembelajaran dengan model yang dikembangkan dengan
peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan metode konvesional, 2)
apakah ada perbedaan kemampuan afektif peserta didik yang mengikuti
pembelajaran dengan model yang dikembangkan dengan peserta didik
yang mengikuti pembelajaran dengan metode konvesional, 3) apakah ada
perbedaan kemampuan psikomotorik peserta didik yang mengikuti
pembelajaran dengan model yang dikembangkan dengan peserta didik
yang mengikuti pembelajaran dengan metode konvesional.
Dapat disimpulkan bahwa efektivitas berkaitan dengan terlaksananya
semua tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan waktu, dan partisipasi
aktif dari anggota serta merupakan keterkaitan antara tujuan dan hasil yang
dinyatakan, dan menunjukan derajat kesesuaian antara tujuan yang
dinyatakan dengan hasil yang dicapai.
2. Aspek-aspek efektivitas
Aspek-aspek efektivitas berdasarkan pendapat Muasaroh (2010: 13),
efektivitas dapat dijelaskan bahwa efektivitas suatu program dapat dilihat
dari aspek-aspek antara lain: (1) Aspek tugas atau fungsi, yaitu lembaga
dikatakan efektivitas jika melaksanakan tugas atau fungsinya, begitu juga
suatu program pembelajaran akan efektiv jika tugas dan fungsinya dapat
dilaksanakan dengan baik dan peserta didik belajar dengan baik; (2) Aspek
22
rencana atau program, yang dimaksud dengan rencana atau program disini
adalah rencana pembelajaran yang terprogram, jika seluruh rencana dapat
dilaksanakan maka rencana atau progarm dikatakan efektif; (3) Aspek
ketentuan dan peraturan, efektivitas suatu program juga dapat dilihat dari
berfungsi atau tidaknya aturan yang telah dibuat dalam rangka menjaga
berlangsungnya proses kegiatannya. Aspek ini mencakup aturan-aturan
baik yang berhubungan dengan guru maupun yang berhubungan dengan
peserta didik, jika aturan ini dilaksanakan dengan baik berarti ketentuan
atau aturan telah berlaku secara efektif; dan (4) Aspek tujuan atau kondisi
ideal, suatu program kegiatan dikatakan efektif dari sudut hasil jika tujuan
atau kondisi ideal program tersebut dapat dicapai. Penilaian aspek ini dapat
dilihat dari prestasi yang dicapai oleh peserta didik.
D. Hakikat Model Pembelajaran
Proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru
dan peserta didik dalam suatu pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang
ditetapkan. Melalui model discovery oleh Joolingen (2007:387
v.1)memberikan gambaran penelitian yang menggunakan model discovery
menjadikan peserta didik dapat memiliki semua jenis masalah didalam
prosesnya.Model discovery merupakan salah satu model pembelajaran yang
digunakan dalam pendekatan konstruktivis modern. Pada pembelajaran
penemuan, peserta didik didorong untuk terutama belajar sendiri melalui
keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Pendidik
mendorong peserta didik agar mempunyai pengalaman dan melakukan
23
eksperimen dengan memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip atau
konsep-konsep bagi diri mereka sendiri.
Harlen dalam Balim (2009: 35) menyatakan bahwa model discovery
mengembangkan keterampilan persepsi peserta didik karena memungkinkan
mereka untuk memahami fenomena alam dan dunia dengan menggunakan
keterampilan kognitif dan fisik mereka.Berdasarkan pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa model discovery adalah suatu model untuk
mengembangkan cara belajar peserta didik aktif dengan menemukan sendiri,
menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama
dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan peserta didik. Dengan belajar
penemuan, anak juga bisa belajar berfikiran analisis dan mencoba
memecahkan sendiri problem yang dihadapi. Kebiasaan ini akan di transfer
dalam kehidupan bermasyarakat.
1. Model PembelajaranDiscovery
Dalam teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang
terjadi bila informasi tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk
finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri. Discovery dilakukan
melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan. Proses
tersebut disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah the
mental process of assimilati conceps and principles in the mind (Robert B.
Sund dalam Hamalik, 2010:219). Sebagai model pembelajaran, discovery
learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan
problem solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini,
24
pada discovery learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau
prinsip yang sebelumnya tidak diketahui.
Perbedaannya dengan discovery adalah masalah yang dihadapkan kepada
peserta didik semacam masalah yang direkayasa oleh guru. Sedangkan pada
inkuiri masalahnya bukan hasil rekayasa, sehingga peserta didik harus
mengerahkan seluruh pikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan
temuan-temuan di dalam masalah itu melalui proses penelitian, sedangkan
problem solving lebih memberi tekanan pada kemampuan menyelesaikan
masalah. Sesungguhnya model discovery learning merupakan pembentukan
kategori-kategori atau konsep-konsep, yang dapat memungkinkan terjadinya
generalisasi. Sebagaimana teori Bruner tentang kategorisasi yang nampak
dalam discovery, bahwa discovery adalah pembentukan kategori-kategori.
Pembentukan kategori-kategori dan sistem-sistem dirumuskan demikian
dalam arti relasi-relasi (similaritas & difference) yang terjadi diantara
obyek-obyek dan kejadian-kejadian (events). Bruner memandang bahwa
suatu konsep atau kategorisasi memiliki lima unsur, dan peserta didik
dikatakan memahami suatu konsep apabila mengetahui semua unsur dari
konsep itu, meliputi: 1) Nama; 2) Contoh-contoh baik yang positif maupun
yang negatif; 3) Karakteristik, baik yang pokok maupun tidak; 4) Rentangan
karakteristik; 5) Kaidah Budiningsih(2005:43).
Bruner dalam Budiningsih (2005:57) menjelaskan bahwa pembentukan
konsep merupakan dua kegiatan mengkategori yang berbeda yang menuntut
25
proses berfikir yang berbeda pula. Seluruh kegiatan mengkategori meliputi
mengidentifikasi dan menempatkan contoh-contoh (obyek-obyek atau
peristiwa-peristiwa) ke dalam kelas dengan menggunakan dasar kriteria
tertentu. Di dalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi aktif
dari tiap peserta didik, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan
kemampuan. Untuk menunjang proses belajar perlu lingkungan
memfasilitasi rasa ingin tahu peserta didik pada tahap eksplorasi.
Lingkungan ini dinamakan discovery learningenvironment, yaitu
lingkungan dimana peserta didik dapat melakukan eksplorasi, penemuan-
penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang
sudah diketahui. Lingkungan seperti ini bertujuan agar peserta didik dalam
proses belajar dapat berjalan dengan baik dan lebih kreatif. Untuk
memfasilitasi proses belajar yang baik dan kreatif harus berdasarkan pada
manipulasi bahan pelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif
peserta didik. Manipulasi bahan pelajaran bertujuan untuk memfasilitasi
kemampuan peserta didik dalam berfikir (merepresentasikan apa yang
dipahami) sesuai dengan tingkat perkembangannya. Menurut Bruner
perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang
ditentukan oleh bagaimana cara lingkungan, yaitu: enactiv, iconic, dan
symbolic.
Tahap enactiv, seseorang melakukan aktivitas-aktivitas dalam upaya untuk
memahami lingkungan sekitarnya, artinya, dalam memahami
26
dunia sekitarnya anak menggunakan pengetahuan motorik, misalnya melalui
gigitan, sentuhan, pegangan, dan sebagainya. Tahap iconic, seseorang
memahami objek-objek atau dunianya melalui gambar-gambar dan
visualisasi verbal. Maksudnya, dalam memahami dunia sekitarnya anak
belajar melalui bentuk perumpamaan (tampil) dan perbandingan
(komparasi). Tahap symbolic, seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau
gagasan-gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya
dalam berbahasa dan logika. Dalam memahami dunia sekitarnya anak
belajar melalui simbol-simbol bahasa, logika, matematika, dan sebagainya.
Pada akhirnya yang menjadi tujuan dalam strategi discovery learning adalah
hendaklah guru memberikan kesempatan kepada muridnya untuk menjadi
seorang problem solver, seorang scientist, historin, atau ahli matematika.
Melalui kegiatan tersebut peserta didik akan menguasainya, menerapkan,
serta menemukan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya. Karakteristik yang
paling jelas mengenai discovery sebagai metodemengajar adalah bahwa
sesudah tingkat-tingkat inisial (pemulaan) mengajar, bimbingan guru
hendaklah lebih berkurang dari pada strategi-strategi mengajar lainnya. Hal
ini tak berarti bahwa guru menghentikan untuk memberikan suatu
bimbingan setelah problema disajikan kepada peserta didik. Tetapi
bimbingan yang diberikan berupa responsibilitas yang lebih besar untuk
belajar sendiri.
Belajar menggunakan model discovery Hoffman (2000: 317) bahwa ajaran
instruktur strategi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
27
keterlibatan dan relevansi peserta didik. (Sukmadinata, 2005: 184)
menjelaskan pembelajaran discovery bahan ajar disajikan dalam bentuk jadi,
dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau masalah -
masalah yang harus dipecahkan. Pada belajar discovery jawaban atas
pertanyaan - pertanyaan tersebut tidak hanya satu, atau ada kemungkinan
jawaban yang diberikan masih berupa hipotesis yang perlu pembuktian.
Beberapa kelebihan metode discovery dibandingkan dengan metode
menerima yaitu (1) Dalam penyampaian bahan, metode discovery
menggunakan kegiatan dan pengalaman- pengalaman langsung dan
kongkrit. Kegiatan dan pengalaman demikian lebih menarik perhatian
peserta didik, dan memungkinkan pembentukan konsep-konsep abstrak
yang mempunyai makna, (2) Metode belajar discovery lebih realistis dan
punya makna, sebab peserta didik bekerja langsung dengan contoh-contoh
nyata. Peserta didik langsung mengaplikasikan kemampuannya, (3) Metode
belajar discovery merupakan suatu model belajar pemecahan masalah. Para
peserta didik belajar langsung menerapkan prinsip-prinsip dan langkah-
langkah pemecahan masalah, (4)Transfer tidak dinantikan sampai kegiatan
lain, tetapi langsung dilakukan, sebab metode discovery berisi sejumlah
transfer, (5) Metode discovery banyak memberikan kesempatan bagi
keterlibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran, kegiatan demikian
akan banyak membangkitkan motivasi belajar, sebab proses pembelajaran
akan disesuaikan dengan minat dan kebutuhan peserta didik. Apabila
ditinjau dari katanya, discoveryberarti menemukan, sedang discovery adalah
28
penemuan. Dalam kaitannya dengan pendidikan, pemahaman (Mulyasa
2008:235) tentang pengertian discovery merupakan penerapan yang
menjadikan peserta didik tidak hanya dituntut untuk menemukan sesuatu
atau mendapatkan pengalaman baru berkaitan efektivitas pembelajaran
melainkan menyangkut kemampuan dalam memecahkan persoalan dengan
cermat dan sistematis.
Deska dan Chika (2018:22) menjelaskan bahwa, pendekatan pembelajaran
Discovery memiliki efek yang baik terhadap hasil belajar. Kesimpulan ini
ditunjukkan oleh nilai rata-rata kelas eksperimen yang lebih tinggi daripada
nilai rata-rata yang diperoleh kelas kontrol.Sdangkan Lyudan Wang
(2018:3269) menyatakan bahwa pengembangan pembelajaran berbasis
Discovery dapat berdampak terhadap peningkatan capaian pembelajaran dan
sekaligus meningkatkan prestasi pserta didik.
Indikator yang lain seperti bahan ajar IPA menggunakan model discovery
mengajak peserta didik untuk meninkatkan rasa keingintahuannya,
mengeksplor pengetahuannya,mendorong peserta didik untuk dapat
menjelaskan/ mempresentasikan konsep,mendorong peserta didik belajar
untuk mengembangkan pemahaman dan keterampilan dapat terwujud. Hal
ini sesuai dengan hasil penelitian Balim (2009:5) dalamEurasian Journal of
Educational Research yang menegaskan bahwa pengembangan bahan ajar
berbasis Discovery dengan model Discovery berdampak nilai/ prestasi
akademis, persepsi keingintahuan dalam belajar, daya ingat terhadap proses
29
belajar, dan peningkatan kemampuan belajar peserta didik baik dalam
domain kognitif maupun afektif.
Dari beberapa teori yang telah dijelaskan dapat dipahami bahwa model
pembelajaran discovery adalah model yang bertujuan agar peserta didik
dapat menemukan sendiri sekaligus menguji pemahaman peserta didik dari
pengalaman.
2. Langkah – Langkah discovery
Langkah- langkah discovery menurut (Muhibbin Syah, 2004 : 244) adalah :
a. Langkah Persiapan Model Discovery Learning
1) Menentukan tujuan pembelajaran.
2) Melakukan identifikasi karakteristik peserta didik peserta didik
(kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan sebagainya).
3) Memilih materi pelajaran
4) Menentukan topik-topik yang harus dipelajaripeserta didiksecara
induktif (dari contoh-contoh generalisasi)
5) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh,
ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajarisiswapeserta didik.
6) Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari
yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke
simbolik.
7) Melakukan penilaian proses dan hasil belajarpeserta didik.
30
b. Prosedur Aplikasi
Aplikasi model pembelajaran Discovery Menurut Muhibbin (2004:244)
dalam mengaplikasikan strategi discovery learning di kelas, ada beberapa
prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara
umum sebagai berikut: (1)Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang
menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi
generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping
itu guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan,
anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada
persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk
menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan
membantu peserta didik dalam mengeksplorasi bahan. (2)Problem
statement (pernyataan/ identifikasi masalah) Setelah dilakukan stimulation
langkah selanjutya adalah guru memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang
relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan
dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan
masalah). Memberikan kesempatan peserta didik untuk mengidentifikasi
dan menganalisa permasalahan yang mereka hadapi, merupakan teknik
yang berguna dalam membangun peserta didik agar mereka terbiasa untuk
menemukan suatu masalah. (3)Data collection (pengumpulan data). Ketika
eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para peserta
31
didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan
untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis. Pada tahap ini berfungsi
untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis,
dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan
(collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur,
mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba
sendiri dan sebagainya. Konsekuensi dari tahap ini adalah peserta didik
belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu yang berhubungan dengan
permasalahan yang dihadapi, dengan demikian secara tidak disengaja
peserta didik menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang telah
dimiliki. (4) Data processing(pengolahan data), pengolahan data
merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para
peserta didik baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu
ditafsirkan, dan semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi,
bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada
tingkat kepercayaan tertentu (Djamarah, 2006:22). Data processing disebut
juga dengan pengkodean coding/kategorisasi yang berfungsi sebagai
pembentukan konsep dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut peserta
didik akan mendapatkan pengetahuan baru tentang alternatif jawaban/
penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara logis
(5)Verification(pembuktian) Pada tahap ini peserta didik melakukan
pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya
hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan
32
dengan hasil data processing. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran,
atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan
terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti
atau tidak. (6)Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi) Tahap
generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan
yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau
masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan
hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari
generalisasi. Setelah menarik kesimpulan peserta didik harus
memperhatikan proses generalisasi yang menekankan pentingnya
penguasaan pelajaran atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas
yang mendasari pengalaman seseorang, serta pentingnya proses pengaturan
dan generalisasi dari pengalaman-pengalaman itu.Adanya masalah yang
akan dipecahkan. Setiap metode yang diterapkan pasti memerlukan analisis
persoalan mengenai topik pembahasan yang sedang diperbincangkan.
Sesuai dengan tingkat kemampuan kognitif anak didik. Untuk dapat
memahami pembelajaran discoverytidak sekedar berbekal kemampuan fisik
saja yang dibutuhkan, akan tetapi juga tingkat pengetahuan para pesera
didik terhadap materi yang disajikan. Tingkat pengetahuan mereka dalam
memahami pelajaran, pada gilirannya menjadi langkah pentingdalam
pelaksanaan discovery secara komprehensif.Konsep atau prinsip yang
ditemukan harus ditulis secara jelas.Setiap persoalan yang disajikan dalam
penerapan metode discovery, semestinya diupayakandalam kerangka yang
33
jelas. Hal ini dimaksudkan agar penerapan metode discoverydapat berjalan
sesuai dengan kebutuhan kita.Harus tersedia alat atau bahan yang
diperlukan.Penerapan discovery yang diterapkan diberbagai sekolah, pada
dasarnya membutuhkan alat atau bahan yang sesuai dengan tingkat
kebutuhan anak didik. Alat atau bahan tersebut bisa berupa media
pembelajaran yang berbentuk audio visual atau media yang lainnya. Alat
dan bahan yang digunakan bertujuan untuk mempermudah pemhaman
mereka dalam mengaplikasikan setiap metode pembelajaran yang
diterapakan dalam proses pembelajaran.Suasana kelas harus diatur
sedemikian rupa.Suasana kelas yang mendukung akan mempermudah
keterlibatan arus berfikir anak didik dalam kegiatan belajar mengajar.Guru
memberikan kesempatan anak didik untuk mengumpulkan data.Langkah ini
sangat penting bagi proses pengetahuan anak didik dalam menerima materi
pelajaran yang diberikan oleh guru. Dengan begitu, kesempatan mereka
untuk mengumpulkan data akan semakin mempermudah pemahaman
pembelajaran dengan modeldiscovery, karena secara faktual mereka akan
memperoleh pengetahuan baru.Harus dapat memberikan jawaban secara
tepat sesuai dengan data yang diperlukan anak didik.Mereka yang mampu
menerapkan pembelajaran menggunakan model discovery, berarti telah
menguasai aspek kognitif secara matang, sehingga akan mampu
menerapkannya dalam kehidupan nyata.
34
3. Kelemahan dan Kelebihan model discovery
Langkah- langkah discovery menurut (Muhibbin Syah, 2004 : 246) adalah :
a) Kelebihanmodel discovery
1) Mendukung partisipasi aktif pembelajar dalam proses pembelajaran.
2) Menumbuhkan rasa ingin tahu pembelajar
3) Memungkinkan perkembangan keterampilan-keterampilan belajar
sepanjang hayat dari pembelajaran.
4) Membuat pengalaman belajar menjadi lebih bersifat personal
5) Membuat pembelajar memiliki motivasi yang tinggi karena
memberikan kesempatan kepada mereka untuk melakukan eksperimen
dan menemukan sesuatu untuk diri mereka sendiri.
6) Membangun pengetahuan berdasarkan pada pengetahuan awal yang
telah dimiliki oleh pembelajar sehingga mereka dapat memiliki
pemahaman yang lebih mendalam.
7) Mengembangkan kemandirian dan otonomi pada diri pembelajar
8) Membuat pembelajar bertanggungjawab terhadap kesalahan-kesalahan
dan hasil-hasil yang mereka buat selama proses belajar
9) Merupakan cara belajar kebanyakan orang dewasa pada pekerjaan dan
situasi kehidupan nyata.
10) Merupakan suatu alasan untuk mencatat prosedur-prosedur dan
temuan-temuan - seperti mengulang kesalahan-kesalahan, sebagai
suatu cara untuk menganalisis apa yang telah terjadi, dan suatu cara
untuk mencatat atau merekam temuan yang luar biasa.
35
11) Mengembangkan keterampilan-keterampilan kreatif dan pemecahan
masalah
12) Menemukan hal-hal baru yang menarik yang belum terbayang
sebelumnya setelah pengumpulan informasi dan proses belajar yang
dilakukan.
Jadi, pada prinsipnya kalau ditelaah kelebihan-kelebihan di atas sebenarnya
dapat digolongkan menjadi 2 bagian penting yaitu membuat pembelajar
dapat mengembangkan keterampilan-keterampilan berpikir tingkat tinggi
dan yang kedua dapat meningkatkan motivasi belajar pada diri mereka.
b) Kelemahan model discovery
1) Berkenan dengan waktu. Belajar mengejar menggunakan model
discovery membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan
model langsung hal ini disebabkan untuk bisa memahami strategi ini,
dibutuhkan tahapan-tahapan yang panjang dan kemampuan
memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.
2) Bagi peserta didik yang berusia muda, kemampuan berfikir rasional
mereka masih terbatas. Dalam pembelajaran discovery, sering mereka
menggunakanempirisnya yang sangat subjektif untuk memperkuat
pelaksanan perkonsepnya. Hal ini disebabkan usia mereka yang muda
masih membutuhkan kematangan dalam berfikir rasional mengenai
suatu konsep atau teori. Kemampuan berfikir rasional dapat
mempermudahpemahaman discoveryyang memerlukan kemampuan
intelektualya.
36
3) Kesukarannya dalam menggunakan faktor subjektifitas ini
menimbulkan kesukara dalam memahami suatu persoalan yang
berkenan dengan pengajaran model discovery.
4) Faktor kebudayaan dan kebiasaan. Pembelajaran mengguankan metode
discoverymenuntut kemandirian, kepercayaan kepada diri sendiri, dan
kebiasaan bertindak sebagai subjek. Tuntutan terhadap pembelajaran
metode discovery, sesungguhnya membutuhkan kebiasaan yang sesuai
dengan kondisi anak didik. Tuntutan-tuntutan tersebut, setidaknya akan
memberikan keterpaksaan yang tidak biasa dilakukan keterpaksaan
yang tidak biasa dilakukan dengan mengguankan sebuah aktivitas yang
biasa dalam proses pembelajaran.
Kelemahan-kelemahan dari pembelajaran discovery learning dalam
penelitian Nastiti (efektivitas model pembelajaran learning terhadap
kemampuan pemecahan masalah kimia)yang menjadi hambatan tersebut
antara lain berusaha diatasi dengan cara : (1) guru memberikan waktu
batasan dalam kegiatan diskusi yang disesuaikan dengan banyaknya dan
tingkat kesulitan permasalahan yang diberikan kepada siswa. (2) guru
memberikan bimbingan dan arahan tidak hanya kepada setiap kelompok
tetapi juga melakukan pendekatan secara intensif kepada setiap anggota
kelompok dalam memecahkan masalah yang diberikan. (3) guru selalu
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk saling menanggapi
hasil pemecahan masalah yang disampaikan oleh peserta didik yang lain
sehingga suasana pembelajaran lebih aktif dan terarah. (4) dalam
37
pembagian kelompok, pendidik membagi untuk setiap kelompok hanya
beranggotakan 2- 4 peserta didik, sehingga lebih mengoptimalkan setiap
anggota kelompok untuk terlibat dalam memecahkan permasalahan yang
diberikan.
E. Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Beberapa pakar pendidikan mengidentifikasikan belajar sebagai berikut:
Belajar menurut Witherinton dalam artikel pendidikan (2007),
mengungkapkan bahwa “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian,
yang dicontohkan sebagai pola-pola respons yang baru dan terbentuk
keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”. Pendapat
hampir sama dikemukakan oleh Crow(Sukmadinata, 2004:155-156),
“belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap
baru”. Sedang menurut Hilgard, “belajar adalah suatu proses di mana
suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya respons terhadap suatu
situasi”.Gagne, “belajar adalah perubahan diposisi atau kemampuan yang
dicapai seseorang melalui aktivitas”. Perubahan diposisi tersebut bukan
diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorangn secara
alamiah.Travers, “belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah
laku”.Cronbachmenjelaskan dalam (Cooper, 2016: 389 ) “learning is
shown by a change in behavior as a result of experience. (Belajar adalah
perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman)”.Harold Spears,
“learning is observe, to red, to imitate, to try something themselves, to
38
follow direction”. (Dengan kata lain, “bahwa belajar adalah mengamati,
membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar, dan mengikuti arah
tertentu)”. Geoc, “learning is change in performance as a result of
practice”. (Belajar adalah perubahan performance sebagai hasil
latihan).Morgan, “learning is any relatively permanent change in behavior
that ia a result of past experience”. Suprijono (2009: 2-3) Belajar adalah
perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman.
Jadi, belajar adalah kegiatan yang berkenaan dengan penguasaan dan
penambahan pengetahuan, kecakapan, sikap, nilai, motivasi, kebiasaan,
minat, dan pengalaman individu untuk menuju suatu perubahan.
2. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar (Hamalik2010: 27) yang diungkapkan bahwa “hasil belajar
bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan”.
Sedangkan hasil belajar menurut (Sanjaya 2008: 276) indikator hasil
belajar merupakan kemampuan peserta didik yang dapat diobservasi
(observable), artinya, pada hasil yang diperoleh peserta didik setelah
mereka mengikuti proses pembelajaran.
Merujuk pemikiran Gagne(Suprijono 2009: 5-6), hasil belajar berupa:
1)informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam
bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. 2) keterampilan intelektual,
yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. 3) strategi
kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas
kognitifnya sendiri. 4) keterampilan motorik, yaitu kemampuan
39
melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan kooordinasi,
sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. 5) sikap adalah
kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian
terhadap objek tersebut. Pentingnya belajar untuk mendapatkan hasil
belajar maka belajar perlu dilaksanakan dengan baik dan terencana, dalam
bukunya Slameto (2010: 2) dijelaskan bahwa “Belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Demikian dijelaskan oleh (Hanafiah, 2009: 20) dalam bukunya bahwa
“Mengklasifikasi hasil belajar atau perubahan perilaku dalam belajar
mencakup seluruh aspek pribadi peserta didik, yaitu aspek ranah kognitif
, afektif, dan psikomotorik”.Ranah kognitif biasanya berkaitan dengan
kemampuan intelektual seseorang, hasil belajar kognitif melibatkan
peserta didik kedalam proses berfikir seperti kemampuan mengingat,
memahami, menerapkan, dan evaluasi. Ranah afektif berkaitan dengan
kemampuan yang berkenaan dengan sikap dan nilai perasaan dan emosi.
Ranah psikomotor berkaitan dengan kemampuan yang menyangkut
gerakan-gerakan otot.Dalam hal belajar perlu adanya evaluasi untuk terus
melakukan perbaikan menurut (Mudjiono 2009: 200) “Evaluasi hasil
belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar peserta didik
melalui kegiatan penilaian dan pengukuran hasil belajar, tujuan utamanya
40
yaitu untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh peserta
didik setelah melalui kegiatan pembelajaran”.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar adalah terjadinya
perubahan tingkah laku yang disengaja pada diri peserta didik akibat dari
pengalaman belajar yang diperoleh dari serangkaian kegiatan dan bukan
perubahan tingkah laku yang diakibatkan karena kebetulan. Dan tentunya
hasil belajar yang diperoleh peserta didik melalui belajar tersebut dapat
diamati dan diukur dengan memperhatikan perubahan yang mengarah
kepada ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
Pengukuran hasil belajar dalam penelitian ini diukur melalui penilaian
formatif yang disimbolkan dalam bentuk angka 1 s/d 100. Dari angka
yang diperoleh peserta didik tersebut, dapat ditentukan apakah peserta
didik tersebut sudah tuntas belajar atau belum. Dalam penelitian ini,
peserta didik dikatakan tuntas belajarnya apabila peserta didik tersebut
mendapat nilai ≥ 68
F. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
H.W Fowler menjelaskan dalam buku (Trianto2010: 136).“IPA adalah
pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan
gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan
deduksi”. Sedangkan menurut Kardi dan Nur dalam buku Trianto, “IPA
adalah ilmu tentang dunia dzat, baik makhluk hidup maupun benda mati
41
yang diamati”. Kemudian Wahyana mengatakan bahwa “IPA adalah suatu
kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam
penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam”.
Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah suatu
kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada
gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti
observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin
tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya.
2. Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Tujuan dan kemampuan bagi peserta didik untuk mata pelajaran IPA
dijelaskan oleh (Trianto 2010:142) sebagai berikut:
a. Memberikan pengetahuan kepada peserta didik tentang dunia tempat
hidup dan bagaimana bersikap.
b. Menanamkan sikap hidup ilmiah
c. Memberikan keterampilan untuk melakukan pengamatan
d. Mendidik peserta didik untuk mengenal, mengetahui cara kerja serta
menghargai ilmuan penemunya.
e. Menggunakan dan menerapakan metode ilmiah dalam memecahkan
permasalahan.
Menurut Standar Isi yang ditetapkan oleh (Depdiknas RI : 2006) yang
digunakan oleh Depag RI, terungkap bahwa tujuan pembelajaran sains di
MI/SD, agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
42
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi dan masyarakat.
d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara,
menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.
Berdasarkan uraian diatas dapat dijelaskan bahwa IPA mempunyai peranan
yang sangat penting dan harus dikuasai oleh setiap manusia untuk dapat
mengomunikasikan gagasan serta meningkatkan kemampuan dan ilmu
pengetahuan peserta didik.
G. Kajian Penelitian yang Relevan
Adapun penelitian yang relevan dan telah dilakukan terdahulu adalah
sebagai berikut :
1. Balim (2009) dalam penelitian ini dijelaskan mengenai teori Bruner
43
yang menunjukkan bahwa setiap individu memiliki kemauan untuk
belajar dan ini harus dimanfaatkan dalam pembelajaran seperti
meningkatkan rasa ingin tahu peserta didik belajar dan menemukan
pengetahuan secara langsung. Bruner menyatakan bahwa belajar
terjadi oleh penemuan yang mengutamakan refleksi, berfikir,
bereksperimen dan menjelajahi. Orang-orang yang mengguakan
penemuan diri dalam diri dalam belajar menjadi lebih percaya diri.
Salah satu hasil penelitian ini adalah model discovery mengharuskan
peserta didik memahami konsep, informasi, dan masalah dengan
membahas dan mengajukan pertanyaan dan mencapai inforasi sendiri.
dengan kata lain, menemukan dan mencari solusi melalui praktis.
Dengan model discovery peserta didik lebih aktif dan guru
pembimbing mereka dapat meningkatkan keberhasilan dan
pembelajaran keterampilan peserta didik lebih baik dibandingkan
dengan model pembelajaran tradisional.
2. Tran (2014) hasil penelitian dalam jurnal ini menunjukkan bahwa
pembelajaran penemuan atau model discovery sangat membantu
peserta didik dalam pengetahuannya sendiri. Penelitian ini menjelakan
guru memberikan pertanyaan atau masalah kepada peserta didik
kemudian peserta didik membentuk pengetahuannya dengan
menemukan pemeahan atau jawabanya secara mandiri.
3. Barniol (2016) hasil temuan yang diperoleh dari penelitian ini adalah
terdapat peingkatan hasil belajar peserta didi yang signifikan melalui
44
pembelajaran meggunakan bahan ajar yang telah dikembangkan.
4. Shieh dan Yu (2016) hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
(1) instruksi dari pembelajaran penemuan yang dipandu
mempengaruhi prestasi belajar (2) instruksi discovery yang dipandu
akan mempengaruhi retensi belajar (3) prestasi belajar menyajikan efek
positif yang signifikan terhadapretensi belajar.
5. Kyriazis et al,. (2009) melalui hasil dari enelitian ini dapat disimpulkan
bahwa penggunaan model pembelajaran discoverylearning
menunjukkan perubahan signifikan dalam nilai peserta didik yang
dapat dikaitkan dengan penerapan eksperimen komputasi melalui
lembar kegiatan elektronik dalam pembelajaran fisika dan matematika.
Namun, tidak ada pergeseran signifikan pada keyakinan peserta didik
tentang fisika dan matematika.
6. Cheema dan Mirza (2013) hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta
didik laki-laki dan perempuan yang diajar melalui pemetaan konsep
dilakukan lebih bai dari pada yang diajarkan peserta didik melalui
metode pengajaran tradisional. Namun, peserta didik laki-laki yang
diajarkan melalui pemetaan konsep dilakukan secara signifikan lebih
baik daripada peserta didik perempuan. Oleh karena itu disarankan
agar pemetaan konsep harus diguanakan di kelas dasar untuk
pengajaran sains umum. Peta konsep juga dapat digabungkan dalam
buku teks mata pelajaran sains di tingkat sekolah.
45
7. Deska dan Chika (2018) menyatakan bahwa, pendekatan pembelajaran
Discovery memiliki efek yang baik terhadap hasil belajar. Kesimpulan
ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata kelas eksperimen yang lebih tinggi
daripada nilai rata-rata yang diperoleh kelas kontrol.
8. Lyudan Wang (2018) menyatakan bahwa pengembangan pembelajaran
berbasis Discovery dapat berdampak terhadap peningkatan capaian
pembelajaran dan sekaligusmeningkatkanprestasipserta didik.
9. Afifatu Rohmawati (2019) menyatakan efektivitas pembelajaran
adalah ukuran keberhasilan dari suatu proses interaksi antar peserta
didik maupun peserta didik dengan guru dalam situasi educatif untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Efektivitas peserta didik dapat dilihat
aktivitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung.
10. Andriansah,Adelina, danHerpratiwi(2018)menyatakanbahwa proses
pengembanganbahan ajar berbasisDiscovery yang
dikembangkanmelalui proses analisiskebutuhan,
rancanganpembelajaran, rancangandanpengembangan media,
validasiahli, percobaandanperbaikan,
sertapengujuanlapangandapatmeningkatkanefektivitaspembelajarandan
meningkatkandayatarikpesertadidikuntukmelaksanakan proses
pembelajaran.
46
H. Kerangka Berfikir Penelitian
Kerangka penelitian ini adalah berpa input, proces dan output.
Inputdari penelitian ini yaitu hasil belajar peserta didik rendah dan bahan
ajar yang digunakan belum sesuai dengan kebutuhan peserta didi saeperti
tercantum dalam kurikulum 2013, bahan ajar yang digunakan guru adalah
buku paket yang berasal dari penerbit, yang isinya sulit dipahami oleh guru
dan tidak dapat diterima oleh peserta didik.
Procesberkaitan dengan masalah bahan ajar yang belum sesuai dengan
kebutuhan peserta didik. Melalui bahan ajar yang dikembangkan
berdasarkan model discovery diharapkan peserta didik dapat menemukan
sendiri konsep-konsep pembelajaran, sehingga peserta didik dapat
meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar di dalam kelas.
Rendahnya hasil belajar peserta didik dapat diatasi dengan mengguakan
model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, sehingga peserta
didik dapat membangun pengetahuan mereka sendiri dan terlibat langsung
dalam memperoleh pengetahuan. Salah satu model pembelajaran yang
dapat diguakan adalah model discoery. Discovery adalah model
pembelajaran yang menyajikan suatu pembelajaran tidak dalam bentuk
akhirnya, peserta didik diarahkan untuk mampu mengintegrasikan
mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan, sehingga
peserta didik dapat meemukan pemecahan maslah yang telah ditelaah
secara mandiri, dari suatu masalah pembelajaran yang direkayasa oleh
guru.
47
Output yang diharapkan adalah produk Bahan ajar mengguanak model
discovery dan efektivitas hasil belajar pesertan didik meningkat. Kerangka
penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut :
:
Gambar 2.1Kerangka pikir penelitian
I. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian pustaka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai
berikut:
Terwujudnya bahan ajar IPA menggunakan model pembelajaran
discovery.
Bahan ajar IPA menggunakan model pembelajaran discovery efektif
Dalam pembelajaran di kelas IV Sekolah Dasar.
INPUT
Model Discovery
Bahan Ajar
Pengembangan Bahan Ajar IPA Kelas IV SD
Mengguakan Model Discovery.
PROCES
1. Bahan Ajar IPA Kelas IV SD Mengguakan Model
Discovery
2. Bahan Ajar yang efektif dalam meningkatkan hasil
belajar peserta didik
OUTPUT
OUTPUT
1. Bahan ajar belum sesuai dengan kebutuhan dalam
kurikulum 2013
2. Bahan ajar berupa buku paket yang sulit dipahami oleh
guru dan sulit diterima oleh peserta didik,
48
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat penelitian R&D. Pengertian
Penelitian dan Pengembangan (Research and Development) Menurut (Borg
and Gall edisi 8 2006: 624), educational research and development is a
process used to develop and validate educational product. Dapat diartikan
bahwa penelitian pengembangan pendidikan adalah sebuah proses yang
digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan.
Langkah dari proses ini biasanya disebut sebagai siklus R&D, yang terdiri dari
mempelajari temuan penelitian yang berkaitan dengan produk yang akan
dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan temuan ini, bidang
pengujian dalam pengaturan yang akan digunakan, dan merevisi untuk
memperbaiki kekurangan yang ditemukan dalam tahap uji coba lapangan.
Dalam program yang lebih ketat dari R&D, siklus ini diulang sampai data
lapangan-tes menunjukkan bahwa produk tersebut memenuhi tujuannya
didefinisikan perilaku. Hasil dari penelitian pengembangan tidak hanya
pengembangan sebuah produk yang sudah ada melainkan juga untuk
49
menemukan pengetahuan atau jawaban atas permasalahan praktis. Metode
penelitian dan pengembangan juga didefinisikan sebagai suatu metode
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji
keefektivan produk tersebut.
Selain itu R&D mengkaji hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
Penelitian R&D juga merupakan suatu penelitian tindakan yang dilakukan
oleh guru yang dilakukan di dalam kelas untuk memperbaiki atau
meningkatkan mutu proses pembelajaran. Data yang terkumpul kemudian
dianalisis untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Dan
hasil pengujian hipotesis yang telah dianalisis maka nantinya akan dapat
diajarkan sebagai landasan untuk mengambil kesimpulan. Pengembangan
berupa pembuatan bahan ajar kelas IV SD fokus mata pelajaran IPA dapat
dilihat pada gambar berikut
a)
Gambar 3.1Langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Borg and Gall
Research andinformationcollecting
Planning Developpremilinari form a
product
Main fieldtesting
Preliminaryfield testing
Operationalproductrevision
Main productrevision
Operationalfield testing
Final productrevision
Disseminationand
implementation
50
B. Desain Penelitian
Mengadopsi teori Borg & Gall mengenai R&D penelitian cukup
menggunakan 7 langkah saja yaitu sampai pada langkah operational product
revision.
Langkah-langkah penelitian dan pengembangan R&D yang peneliti gunakan
dapat dilihat dari tabel di bawah ini :
Tabel 3.1Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan yang digunakan
Langkah Utama Borg & GalLangkah Yang Digunakan
PenelitiPenelitian dan Pengumpulan Informasi(Research and information Collecting)
1. Penelitian dan Pengumpulaninformasi dari objek dansubjek penelitian(matapelajaran IPA di MIMa’arif NU 9 dan SD N 3desa Taman Fajar
Perencanaan (Planning) 2. Perencanaan pengembanganbahan ajar IPAmenggunakanmodel discovery
Pengembangan bentuk awal produk(Develop Preliminary Form ofProduct)
3 Pengembangan Bentuk AwalProduk (bahan ajarIPAmenggunakan modeldiscovery)
Uji lapangan dan Revisi Produk (FieldTesting and Product Revision)
4. Uji Lapangan Awal5. Revisi Produk6. Uji Lapangan Utama7. Revisi Produk Operasional
51
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 7 langkah utama dalam
Penelitian dan Pengembangan (R&D) Borg and Gall (1989:775) adalah
sebagai berikut:
1. Peneliti mengumpulkan informasi penelitian yang terdiri atas tinjauan
pustaka, observasi kelas, dan persiapan penyusunan laporan.
2. Perencanaan yang dilakukan peneliti terdiri atas mendefinisikan
(membatasi) keterampilan, menyatakan tujuan dalam menentukan
pelajaran, dan pengujian kelayakan dalam skala kecil.
3. Kemudian peneliti mengembangkan bentuk awal produk mempersiapkan
bahan ajar, buku panduan, dan alat evaluasi.
4. Uji lapangan tahap awal yaitu uji coba perorangan dengan 1 subjek
(kemampuan tinggi), 1 subjek (kemampuan sedang), 1 subjek
(kemampuan rendah) dan uji kelompok kecil 9 subjek yang akan
dilaksanakan pada sekolah SDN 3 Taman Fajar kemudian dikumpulkan
dan analisis data wawancara, observasional dan kuesioner.
5. Revisi produk utama hasil dari uji lapangan tahap awal.
6. Uji lapangan utama dilaksanakan peneliti pada 2 sekolah yaitu 26 subjek
dari MI Ma’arif NU 9 dan 24 subjek SD N 3 desa Taman Fajar jadi total
keseluruhan adalah 50 subjek namun yang digunakan hanya 20 subjek
saja. Pengumpulan data kuantitatif atas kinerja sebelum dan sudah
pelajaran. Hasilnya kemudian dievaluasi dan dibandingkan anatara data
kelompok eksperimen dengan data kelompok kontrol.
52
7. Revisi produk operasional revisi produk yang disarankan melalui uji
lapangan utama.
Berdasarkan desain penelitian diatas, maka Prototipe pengembangan Bahan
ajar IPA Kelas IV menggunakan model discovery adalah sebagai berikut:
Gambar 3.2Prototype Pengembangan Bahan Ajar IPAKelas IV
Menggunakan Model Discovery
BAHAN AJAR IPAKELAS IV
MENGGUNAKANMODEL
DISCOVERY
Peserta didik dapatmenerima informasi
kemudianmempraktikkan dalamkehidupan sehari-hari
Silabusdan RPP
Penilaian Kognitif,Afektif danPsikomotor
peserta didik
Poses BelajarMengajar yang Aktif,
Efektif danMenyenangkan
53
C. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional
1. Definisi Konseptual
a. Hasil belajar
Dimyati dan Moejiono (2006: 3) mengidentifikasikan hasil belajar
sebagai hasil dari suatu interaksi belajar dan tinadak mengajar yang
diakhiri dengan proses evaluasi terhadap hasil belajar.
b. Bahan Ajar Menggunakan Model Discovery
Menurut Widodo dan Jasmadi dalam Ika Lestari (2013: 1) menyatakan
bahwa bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran
yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan dan cara
mengevaluasi yang didsain seacara sistematis dan menarik dalam
rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi
dan subkompetensi dengan segala komplekasinya.
2. Definisi operasional
a. Hasil belajar
Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki peserta didik
setelah menerima pengalaman belajar yang mencakup aspek kognitif,
efektif dan psikomotorik. Dalam hal ini aspek yang akan
dikembangkan hanya pada aspek kognitif saja.
b. Bahan Ajar Menggunakan Model Discovery
Bahan ajar merupakan salah satu sumber belajar instruksional, yang
terdiri dari informasi materi, pertanyaan dan petunjuk-petunjuk
pelaksanaan tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik untuk
54
memahami materi yang dipelajari dan memecahkan masalah dengan
mengacu pada kompetensi yang harus dicapai. Bahan ajar
menggunakan model discovery adalah salah satu sumber belajar
instruksional yang terdiri dari informasi materi, pertanyaan dan
petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas yang mencakup langkah-langkah
stimulasi, identifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data,
pembuktian/eksperimen, dan penarikan kesimpulan.
D. Populasi dan Sample
1. Populasi
Populasi menurut Sugiyono (2015: 80) populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah
peserta didik kelas IV MI Ma’arif NU 9 dan SD N 3 Taman Fajar yang
berjumlah 50 orang.
Tabel 3.2Rincian Jumlah Populasi
NO
NAMA SEKOLAH KelasJUMLAH SISWA
PR Laki-laki Jumlah
1 MI MA’ARIF NU 9 IV 12 14 262 SDN 3 TAMAN FAJAR IV 9 15 24
JUMLAH 21 30 50
55
2. Sampel
Penelitian ini kelas sudah dalam keadaan homogen dengan pertimbangan
bahwa peserta didik pada jenjang kelas yang sama, materi berdasarkan
kurikulum yang sama dan pembagian kelas bukan berdasarkan kelas
unggulan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling
purposif yaitu sampel yang diambil berdasarkan pertimbangan peneliti.
56
E. Uji coba produk pengembangan bahan ajar
1. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan produk ini adalah sebagai berikut :
Gambar 3.3Prosedur Penelitian Pengembangan Bahan Ajar IPA Kelas IV
Menggunakan Model Discovery
Studi Lapangan- Wawancara guru
dan peserta didik- Dokumentasi- Analisis buku
PengembanganProduk Tahap1
- Penyusunan bahan ajar IPAkelas IV menggunakan modeldiscovery
- Validasi Ahli- Revisi hasil validasi- Rancangan bahan ajar IPA
kelas IV mengunakan modelDiscovery
--
Studi Kepustakaan/Literatur- Analisis KI dan KD- Pengembangan Silabus- Pembuatan Analisis Konsep- Pembuatan RPP- Literatur Bahan ajar
IPAkelas IV menggunakanmodel Discovery
Analisis Kebutuhan
Pendahuluan
Tahap2- Penyusunan uji
coba (angket)- Validasi Instrument- Revisi instrument- Angket
Pengujian - Uji coba terbatas- Revisi Hasil Uji coba Terbatas- Uji coba luas- Revisi hasil uji coba luas
Bahan Ajar IPAKelas IV Menggunakan Model Discovery
57
Berdasarkan gambar di atas, maka dapat dijelaskan langkah-langkah yang
dilakukan pada penelitian ini sebagai berikut:
a. Studi Pendahuluan.
Tahap pertama dari penelitian ini adalah studi pendahuluan. Studi
pendahuluan adalah tahap awal atau persiapan untuk pengembangan
(Sukmadinata 2009: 36). Tujuan dari studi pendahuluan adalah menghimpun
data tentang kondisi yang ada sebagai bahan perbandingan atau bahan dasar
untuk produk yang dikembangkan. Studi pendahuluan terdiri dari :
b. Studi kepustakaan
Studi ini digunakan untuk menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan
teoritis yang memperkuat suatu produk yang akan dikembangkan. Dalam
tahap ini, yang dilakukan adalah menganalisis materi serta menganalisis
Standar Isi yang meliputi KI dan KD untuk merancang perangkat
pembelajaran yang menjadi acuan dalam pengembangan bahan ajar. Selain
itu, juga mencari literatur terkait pengembangan Bahan ajar serta model
discovery.
c. Studi Lapangan
Studi lapangan dilakukan di gugus Taman Fajar Kecamatan Purbolinggo
Kabupaten Lampung Timur. Instrumen yang digunakan pada studi lapangan
ini adalah lembar wawancara. Wawancara dilakukan kepada guru-guru dan
siswa-siswa di kelas IV. Wawancara guru dilakukan kepada guru kelas IV
dan wawancara siswa juga dilakukan kepada siswa kelas IV. Setelah itu,
mengidentifikasi bahan ajar terkait materi IPA yang digunakan. Sama halnya
58
seperti studi kepustakaan, yang didefinisikan adalah kelebihan dan kekurangan
yang ada di bahan ajar tersebut. Serta meminta dokumen mengenai hasil
belajar peserta didik.
2. Pengembangan produk
a. Penyusunan bahan ajar menggunakan model discovery.
Acuan dalam perencanaan dan pengembangan bahan ajar menggunakan
model discovery adalah hasil dari analisis kebutuhan yang telah dilakukan.
Penyusunan bahan ajar menggunakan model discovery ini berdasarkan
panduan penyusunan bahan ajar pembelajaran.
b. Validasi produk dan revisi produk
Setelah selesai dilakukan penyusunan bahan ajar menggunakan model
discovery, kemudian bahan ajar tersebut divalidasi oleh seorang ahli.
Validasi merupakan proses penilaian kesesuaian bahan ajar terhadap
standar isi, kompetensi dasar dan indikator-indikator untuk mengetahui
apakah bahan ajar yang disusun telah memenuhi kategori bahan ajar yang
baik, serta untuk mengetahui apakah bahan ajar yang disusun telah sesuai
dengan kebutuhan sekolah berdasarkan hasil studi pendahuluan.
Setelah divalidasi ahli, kemudian rancangan atau desain produk tersebut
direvisi sesuai dengan saran yang diberikan oleh ahli dalam hal ini ahli
Ilmu pengetahuan alam, kemudian mengkonsultasikan hasil revisi produk,
setelah itu produk hasil revisi tersebut dapat diuji cobakan secara terbatas.
59
3. Pengujian produk
Pengujian produk meliputi uji coba produk secara terbatas, revisi setelah uji
coba produk secara terbatas, uji coba produk luas dan revisi uji coba produk
luas.
a. Uji coba produk secara perorangan dan terbatas (kelompok kecil)
Setelah dihasilkan bahan ajarmenggunakan kosepmetode discovery yang
telah divalidasi oleh ahli dan telah dilakukan revisi, maka dilakukan uji
coba produk secara terbatas atau uji coba kelompok kecil untuk menge-
tahui kelayakan bahan ajar, selain itu juga bertujuan untuk mengevaluasi
kelengkapan materi, kebenaran materi, sistematika materi, dan berbagai
hal yang berkaitan dengan materi serta pengembangan soal-soal latihan.
Juga untuk mengevaluasi desain produk, kualitas produk, kemenarikan,
dan keterbacaan. Bahan ajar diuji coba pada siswa kelas IV dan guru
menggunakan angket penilaian guru dan angket respon peserta didik.
b. Revisi produk setelah uji coba terbatas
Selanjutnya setelah uji coba terbatas maka langkah selanjutnya revisi.
Revisi dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil uji coba terbatas, yaitu
uji kesesuaian isi dengan kurikulum, dan uji aspek grafika oleh guru, serta
uji aspek keterbacaan sebagai respon siswa terhadap bahan ajar yang
dikembangkan.
60
c. Uji coba luas
Setelah revisi uji coba terbatas selanjutnya uji coba luas atau uji coba
lapangan. Uji coba lapangan ini dilakukan untuk menilai efektivitas bahan
ajar dan menilai bahan ajar apakah layak digunakan atau tidak.
d. Revisi uji coba luas
Setelah uji coba luas tahap terakhir adalah merevisi dari hasil uji coba luas
dan membuat produk bahan ajar IPAkelas IV menggunakan model
discovery.
4. Validasi Ahli dan Uji Coba Produk
a. Validasi ahli
Uji validasi oleh ahli melibatkan satu orang ahli desain pembelajaran dan
satu orang materi pelajaran, yang secara akademik minimal berpendidikan
strata II. Review ahli materi dilakukan oleh ahli yang memiliki kualifikasi
dibidang ilmu pengetahuan alam (IPA) dan berpengalaman mengajar
dibidang tersebut. Review ahli desain pembelajaran dilakukan oleh ahli
yang memiliki kualifikasi dibidang desain pembelajaran, dan
berpengalaman di bidang tersebut. Berikut adalah rencana kegiatan review
dan uji coba serta identitas subjek yang terlibat dalam kegiatan :
61
Tabel 3.3Uji Ahli Desain dan Materi Pembelajaran
No
Kegiatan Review danUjicoba Subjek Yang Terlibat
1. Review oleh AhliDesain dan Materipembelajaran
Ahli desain pembelajaran terdiri daridosen ahli desain dan ahli materi yaitu :
1. Dr. Alben Ambarita, M.PdKetua Prodi PascasarjanaPendidikan Keguruan Guru SDUniversitas Lampung. Beliaumerupakan ahli Desain.
2. Dr.Tri Jalmo, M.SiKetua prodi PascasarjanaPendidikan IPA UniversitasLampung. Beliau merupakan ahliMateri.
b. Uji coba perorangan
Subjek uji coba perorangan berjumlah 3 subjek kelas IV, 1 subjek
(kemampuan tinggi), 1 subjek (kemampuan sedang), 1 subjek
(kemampuan rendah) yaitu peserta didik kelas IV SDN 3 Taman Fajar. Hal
ini sesuai dengan pendapat Dick and Carey (2009:286) menyatakan bahwa
dua atau tiga orang cukup memadai. Peserta didik yang diambil adalah
yang dapat mewakili ciri-ciri populasi sasaran yaitu peserta didik
berkemampuan tinggi sedang dan rendah.
c. Uji coba kelompok kecil
Subjek uji coba kelompok kecil berjumlah 9 subjek kelas IV SDN 3 dan
terdiri dari tiga orang berkemampuan tinggi, tiga orang berkemampuan
sedang dan tiga orang siswa berkemampuan rendah, tidak termasuk siswa
yang telah dikenakan uji coba perorangan hal ini sesuai dengan pendapat
62
Dick and Carey (2001:291) bahwa jumlah yang diperlukan dalam evaluasi
kelompok kecil hanya terdiri dari delapan sampai dengan dua puluh orang.
d. Uji coba lapangan
Uji coba lapangan dilakukan untuk mengetahui efektifitas bahan ajar hasil
pengembangan pada kondisi sebenarnya dikelas. Uji coba lapangan
dilakukan pada siswa kelas IV SDN 3 Taman Fajar dengan jumlah peserta
25 orang sebagai kelompok eksperimen dan Siswa kelas IV MI Ma’arif
NU 09 Taman Fajar sebanyak 26 orang sebagai kelas kontrol yang tidak
menggunakan bahan ajar yang akan dikebangkan.
F. Instrumentasi Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 6 instrument dari Sugiyono (2015:
163) yaitu :
Instrumen 1 Pengumpulan data melalui populasi atau sampel yang dilakukan
pada saat pengumpulan data yang digunakan untuk menemukan masalah dan
potensi yang ada disuatu objek penelitian sehingga data yang diperoleh dapat
digunakan sebagai pertimbangan dalam pembuatan rancangan suatu produk.
Instrumen ini berbentuk lembar wawancara terhadap guru yang disusun untuk
mengetahui bahan ajar seperti apa yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan
berfungsi untuk memberi masukan dalam pengembangan produk.
Instrumen 2 diperlukan pada saat akan membuat desain/rancangan. Peneliti
meminta pertimbangan pada sampel tentang rancangan produk seperti apa
63
yang perlu dibuat untuk membantu peningkatan produktivitas belajar
mengajar. Instrumen pada studi pendahuluan berupa :
a. Instrumen analisis kebutuhan untuk guru.
b. Instrumen analisis kebutuhan untuk siswa.
Instrumen ini berbentuk lembar wawancara terhadap siswa yang disusun untuk
mengetahui bahan ajar seperti apa yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan
berfungsi untuk memberi masukan dalam pengembangan produk.
Instrumen 3 diperlukan pada saat menguji rancangan atau desain produk.
Pada tahap ini peneliti meminta pendapat, komentar dan saran-saran ahli dan
praktisi terhadaprancangan produk yang telah dibuat. Setelah desain direvisi,
selanjutnya dibuat menjadi produk yang masih bersifat prototipe. Produk
tersebut selanjutnya diuji lapangan terbatas.
Instrumen ini berbentuk angket validasi, aspek kesesuaian dan kualitas isi
materi dengan kurikulum yang disusun untuk mengetahui apakah isi buku ajar
telah sesuai dengan KI dan KD yang ditetapkan dalam sebuah kurikulum
serta berfungsi untuk memberi masukan dalam pengembangan produk.
Selanjutnya butir-butir (items) yang dimuat dalam kuesioner ini adalah
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada tim ahli untuk menilai
dan mengumpulkan data kelayakan produk sebagai bahan ajar dalam hal ini
kelayakan dan kesesuain isi materi bahan ajar. Adapun aspek yang dinilai atau
diukur melalui instrumen ini adalah: (1) Kesesuaian bahan ajar menggunakan
model discovery dan; (2) Kualitas isi Bahan ajar.
64
Instrumen ini berbentuk angket validasi kesesuaian bahan ajar dalam hal
pemenuhan persyaratan atas aspek didaktis, konstruksi, dan teknis penulisan.
Angket ini memuat seperangkat seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada tim ahli untuk menilai dan mengumpulkan data kelayakan
produk sebagai bahan ajar yang dalam hal ini kelayakan dan kesesuain desain
dan sintak bahan ajar. Adapun aspek-aspek yang dinilai atau diukur melalui
instrumen ini adalah: (1) Kesesuaian bahan ajardengan syarat didaktik; (2)
Kesesuaian bahan ajar dengan syarat konstruksi dan ; (3) Kesesuaian bahan
ajar dengan syarat teknis.
Intrumen 4 adalah pengumpulan data dengan pengamatan, wawncara dan
kuesioner. Melalui instrumen uji perorangan ini peneliti memberikan
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada siswa untuk menilai
dan mengumpulkan data kelayakan produk sebagai bahan ajar dalam hal ini
kelayakan dan kesesuain desain dan sintak bahan ajar pembelajaran. Aspek-
aspek penilaian yang dimuat dalam instrumen ini antara lain: (1) Kesesuaian
bahan ajar dengan menggunakan model discovery;(2) Kualitas isi Bahan ajar;
(3) Kesesuaian bahan ajar dengan syarat didaktik; (4) Kesesuaian bahan ajar
dengan syarat konstruksi dan ; (5) Kesesuaian bahan ajar dengan syarat
teknis.
Instrumen 5 berdasarkan uji coba terbatas, selanjutnya dianalisis dan hasilnya
digunakan untuk revisi produk. Setelah produk diperbaiki, maka selanjutnya
diuji kembali yang disebut uji lapangan utama. Pada saat itulah tahp ini
dilakukan.
65
Instrumen ini berisi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
siswa untuk menilai dan mengumpulkan data kelayakan produk sebagai bahan
dalam hal ini kelayakan dan kesesuaian desain dan sintak bahan ajar
pembelajaran. Sama seperti instrumen uji coba perorangan, aspek-aspek
penilaian yang dimuat dalam instrumen ini terdiri atas: (1) Kesesuaian bahan
ajar dengan model discovery; (2) Kualitas isi Bahan ajar; (3) Kesesuaian
bahan ajar dengan syarat didaktik; (4) Kesesuaian bahan ajar dengan syarat
konstruksi dan ; (5) Kesesuaian bahan ajar dengan syarat teknis.Indikator-
indikator tersebut kemudian di susun kedalam pernyataan-pernyataan dengan
setiap butirnya di beri alternatif jawaban dengan pembobotan berdasarkan
skala likert, yaitu : Sangat tepat dengan skor 4, Tepat dengan skor 3, Kurang
tepat dengan skor 2, Tidak tepat dengan skor 1.
Instrumen 6 setelah data terkumpul selanjutnya dianalisis, maka
menghasilkan kesimpulan. Dan tahap yang terakhir adalah pengumpulan data
pada saat pengujian lapangan operasional produk. Perhatikan gambar berikut:
66
Gambar 3.4 Posisi Dan Jumlah Instrumen Penelitian
G. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitain ini menggunakan tes tertulis,
lembar wawancara, lembar observasi dan angket yang disusun berdasarkan
pengembangan indikator sebagaimana yang tercantum pada definisi
operasional. Indikator-indikator tersebut kemudian di susun kedalam
pernyataan-pernyataan dengan setiap butirnya di beri alternatif jawaban
dengan pembobotan berdasarkan skala likert, yaitu :
Pontensi danmasalah
Validasidesain
Rancanganproduk
Pengumpulaninformasi
Studiliteratur
Instrumenpenelitian 1
Instrumenpenelitian 2
Instrumenpenelitian 3
Uji coba lap.utama
Uji cobaterbatas
Pembuatanproduk 1
RevisiDesain
Revisiproduk 1
Instrumenpenelitian 5
Instrumenpenelitian 4
Revisiproduk 2
Uji coba lap.Operasional
Revisiproduk 3
Desiminasi &implementasi
Instrumenpenelitian 6
67
a. Sangat setuju dengan skor 4
b. Setuju dengan skor 3
c. Kurang setuju dengan skor 2
d. Tidak setuju dengan skor 1
Selain kuisioner penelitian ini juga menggunakan instrumen tes dalam bentuk
preetest dan post test. Preetest merupakan instrumen yang tersusun dari butir-
butir soal yang harus dijawab subjek penelitian dalam rangka mengukur hasil
belajar yang bersangkutan sebelum diberi perlakuan. Adapun post test
merupakan instrumen yang tersusun dari butir-butir soal yang harus dijawab
subjek penelitian dalam rangka mengukur hasil belajar yang bersangkutan
setelan diberi perlakuan. Berdasarkan pada tujuan penelitian, dirancang dan
disusun instrumen sebagai berikut:
1. Soal-soal Tes Tertulis
Tes tertulis ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik
setelah menggunakan bahan ajar menggunakan model discoery. Kisi-kisi
instruen hasil belajar yang mengacu pada kemampuan berpikir kritis ini
digunakan untuk acuan dalam ebuat instrumen hasil belajar yang mengacu
pada kemampuan berfikir kritis sebagai penilaian yang akan digunakan
untuk menghitung peningkatan kemampuan hasil belajar peserta didik.
68
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar
Kompetensi Dasar Indikator RanahKognitif
SebaranButir Soal
Bahasa Indonesia
3.3 Menggali informasi
dari teks wawancara
tentang jenis-jenis
usaha dan pekerjaan
serta kegiatan ekonomi
dan koperasi dengan
bantuan guru dan
teman dalam bahasa
Indonesia lisan dan
tulis dengan memilih
dan memilah kosakata
baku.
1. Membuat daftarpertanyaan sesuaidengan data yangdiberikan.
2. Mengidentifikasipertanyaan sesuaidengan data yangdiberikan.
3. Menganalisispertanyaan sesuaidengan data yangdiberikan.
C6
C4
C4
8,194.3 Mengolah danmenyajikan tekswawancara tentangjenis-jenis usaha danpekerjaan sertakegiatan ekonomi dankoperasi secara mandiridalam bahasa Indonesialisan dan tulis denganmemilih dan memilahkosakata baku.
1. Membuatkesimpulan hasilwawancara.
2. Menceritakan hasilwawancara.
P2
PPKN
3.1 Memahami makna danketerkaiatan simbol-simbol sila Pancasiladalam memahamiPancasila secara utuh.
1. Mengidentifikasikanarti dan maknasimbol-simbol siladalam Pancasila.
2. Menjelaskan artidan makna simbol-simbol sila dalamPancasila.
3. Menganalisis artidan makna simbol-simbol sila dalamPancasila.
C4
C4
C4
5,9,10,16,20
69
4. Menyimpulkan artidan makna simbol-simbol sila dalamPancasila.
C6
4.1 Mengamati danmenceritakan perilakudi sekitar rumah dansekolah dari sudutpandang kelima simbolPancasila sebagai satukesatuan yang utuh.
1. Mengidentifikasipengamalan salahsatu sila Pancasiladalam kehidupansehari-hari.
2. Membuatkesimpulanpengamalan salahsatu sila Pancasiladalam kehidupansehari-hari.
P2
P2
IPS3.1 Mengenal karya dua
dan tiga dimensiberdasarkanpengamatan.
1. Menggambarsebuah pekerjaansesuai denganpenjelasan yangada.
2. Menganalisissebuah pekerjaansesuai denganpenjelasan yangada.
3. Mengidentifikasisebuah pekerjaansesuai denganpenjelasan yangada.
C6
C4
1,2,12,4.1 Menggambar alam
berdasarkanpengamatankeindahan alam.
1. Mendeskripsikangambar yangdibuatnya.
2. Menganalisisgambar yangdibuatnya.
C6
IPA
3.7 Mendeskripsikanhubungan antarasumber daya alamdengan lingkungan,teknologi, danmasyarakat.
1. Membuatpenjelaskanberbagai jenissumber daya alamyang digunakandalam melakukankerja/usaha.
2. Menganalisis
C6
70
berbagai jenissumber daya alamyang digunakandalam melakukankerja/usaha.
3. Membedakanberbagai jenissumber daya alamyang digunakandalam melakukankerja/usaha.
4. Membuatkesimpulanberbagai jenissumber daya alamyang digunakandalam melakukankerja/usaha.
C4
C4
C6
3,4,6,7,11,13,14,15,
17, 18
4.7 Menyajikan laporan
tentang sumber dayaalam danpemanfaatannya olehmasyarakat.
1. Mengelompokkansumber daya alamhayati dannonhayati.
2. Membuatkesimpulankelompok sumberdaya alam hayatidan nonhayati.
3. Menyajikanlaporan kelompoksumber daya alamhayati dannonhayati.
P2
P2
P4
2. Lembar validasi (angket)
Lembar angket digunakan untuk mengukur validitas modul pembelajaran
berbasis metode inkuiri berdasarkan pendapat para ahli (judgement
experts). Instrumen dikonstruksikan berdasarkan aspek-aspek yang akan
diukur dalam pembuatan modul pembelajaran berdasarkan konsep tentang
71
pembuatan modul pembelajaran pada mata pelajaran IPS di kelas IV,
selanjutnya peneliti akan mengkonsultasikan kepada para ahli, yaitu ahli
materi, ahli desain pembelajaran, dan guru IPS kelas IV. Deskripsi dari
kisi-kisi instrumen yang digunakan adalah sebagi berikut :
Tabel 3.5 Kisi-kisi Penelian Ahli Materi
No VariabelPenilaian
Indikator JumlahSoal
1. Kesesuaianbahan ajarmenggunakanmodel discovery
a. Bahan ajar memuat informasi dasaryang dapat dipelajari secara mandiri
1. Informasi dasar yang ada dalambahan ajarsesuai dengan materipembelajaran.
2. Informasi dasardalam bahanajarmenarik untuk dipelajari.
3. Informasi dasar dalam bahan ajardikemasuntuk mengakomodirberbagai tingkat daya serap dankecepatanbelajar siswa kelas IV.
3
b. Bahan ajar digunakan secara aktif danmandiri1. Penggunaan bahan ajar menuntut
siswa untuk menggali informasisecara aktif dan mandiri.
2. Bahan ajar memotivasi siswauntuk belajar secara aktif danmandiri
3
c. Bahan ajar memberi pengetahuantentang konteks alam yang ada dilingkungan sekitar
1. Kegiatan yang ada dalam bahanajar menuntut siswa bersikap kritisdan perduli dalam mengenallingkungan alam sekitarnya
2. Wawasan yang diperoleh siswadapat membangun kesadaran dankepedulian siswa terhadaplingkungan
3. Pengetahuan yang diperoleh olehsiswa menjadikan siswa lebihantusias untuk menjaga danmemelihara alam sekitar.
3
72
No VariabelPenilaian Indikator Jumlah
Soald. Bahan ajar menjadikan siswa lebih
bertanggung jawab1. Bahan ajar menjadikan siswa lebih
tertantang untuk memecahkanpermasalahan.
2. Bahan ajar menjadikan siswauntuk dapat lebih mudahmenyelesaikan tugas.
3. Siswa dituntut untukmenyelesaikan tugas sesuaidengan peraturan-peraturan yangtelah disepakati.
3
e. Aktivitas dalam bahan ajarmenggunakan model discovery
1. Siswa memahami keterkaitan danketerhubungan materi denganlingkungan alam yang seringdijumpai
2. Siswa termotivasi untukmerumuskan permasalahan yangada di dalam bahan ajar.
3. Siswa merumuskan hipotesissederhana.
4. Siswa mengumpulkan fakta dariberbagai sumber yang mendukungpenyelesaian masalah.
5. Siswa mencari kebenaran datayang diperoleh dengan melakukananalisis.
6. Siswa menguji hipotesis yang telahdibangun secara mandiri denganmenghubungkannya denganberbagai temuan fakta
7. Siswa mendiskusikan alternatifpemecahan masalah.
8. Siswa merumuskan kesimpulan
8
2 Kualitas IsiBahan ajar
a. Materi pembelajaran dalam bahanajarmengacu /sesuai KompetensiDasar1. Ketepatan merumuskan hubungan
antar KD.2. Ketepatan merumuskan hubungan
antara KI dengan KD.3. Ketepatan hubungan tema, KD
4
73
No VariabelPenilaian Indikator Jumlah
Soaldan pokok bahasan.
4. Kegiatan dalam bahan ajar sesuaidengan keterpaduan materipembelajaran
b. Bahan ajarmenyajikan materi yangmemudahkan peserta didik untukberinteraksi dengan materi yangdiberikan.
1. Bahan ajar memuat petunjukbelajar mandiri.
2. Informasi yang ada dalam bahanajar jelas dan mudah dipahami
3. Bahan ajar memuat informasimutakhir tentang materi pelajaran
4. Penjelasan materi disertai gambaryang mempermudah peserta didikmemahami materi
4
c. Isi bahan ajar memberikanpengalaman belajar secara mandiri.
1. Materi dalam bahan ajar disusunsesuai dengan lingkungan siswa
2. Materi dalam bahan ajarmemberikan motivasi positifdalam kehidupan siswa 2
d. Jenis kegiatan dalam bahan ajarbersifat aktif
1. Kegiatan dalam bahanajarmenuntut siswa untukmelakukan pengamatan.
2. Kegiatan dalam bahanajarmenuntut siswa untukmelakukan analisis.
3. Kegiatan dalam bahanajarmenuntut siswa untukmelakukan uji hipotesis denganmengumpulkan fakta sehinggadapat menemukan jawaban darimasalah yang dtemui.
3
e. Pertanyaan dalam bahan ajarbersifatproduktif
1. Pertanyaan sesuai dengan materipembelajaran
2. Siswa dapat menemukan jawaban
74
No VariabelPenilaian Indikator Jumlah
Soaldalam soal evaluasi setelahmelakukan kegiatan
3. Waktu yang di tentukan utukmenjawab pertanyaan sesuai.
3
Jumlah 25
Tabel 3.6 Kisi-kisi Penilaian Ahli Desain
No VariabelPenilaian
Indikator JumlahSoal
1. Kesesuaianbahan ajardengan syaratDidaktik
a. Penyusunan bahan ajarbersifatuniversal
1. Materi dalam bahanajarmengakomodir ragam tingkatpemahaman siswa
2. Kegiatan dalam bahan ajarsesuaidengan tingkat kemampuanberfikir siswa kelas IV
2
b. Bahan ajarmenekankan pada prosesmembangun konsep
1. Langkah-langkah dalam bahanajardisusun secara sistematisuntuk membantu siswamenemukan konsep
2. Kegiatan dalam bahanajarmenstimulasi kemampuanberpikir kritis siswa
2
c. Bahan ajar mendorong siswa aktifdalam proses pembelajaran
1. Kegiatan dalam bahan ajarmerangsang siswa untuk aktifmemenemukan jawaban darimasalah secara kritis
2. Kegiatan dalam bahan ajarmembantu siswa untukmempresentasikan hasil kerjasiswa
2
d. Bahan ajar mengembangkanperilaku positif, keterampilankomunikasi dan emosional.
1. Kegiatan pembelajaranmenjadikan siswa mampu
75
NoVariabelPenilaian Indikator
JumlahSoal
berkomunikasi menyampaikanide gagasan sesama anggotakelompok
2. Kegiatan pembelajaranmenjadikan siswa mampuberkomunikasi menyampaikanide gagasan antar kelompok
3. Materi dalam bahan ajarmenjadikan siswa berfikir kreatifdalam menjawab masalah.
3
2. Kesesuaianbahan ajardengan syaratkonstruksi
a) Penggunaan bahasa bahan ajar1. Bahasa yang digunakan sesuai
dengan tingkat kemampuan anak2. Bahasa yang digunakan dalam
bahan ajarbersifat efektif2
b) Penggunaan kalimat dalam bahanajar pembelajaran
1. Kalimat yang digunakan dalambahan ajar adalah kalimat efektifdan tidak ambigu
2. Kalimat dalam bahan ajar mudahdipahami
2
3. Kesesuaianbahan ajardengan syaratteknis
a) Tulisan1. Huruf yang digunakan jelas2. Tulisan dalam bahan ajar
menggunakan kalimat pendek 1-10 kata dalam 1 baris
3. Ukuran huruf dengan gambarserasi
3
b) Gambar1. Gambar dalam bahan ajar jelas2. Gambar dalam bahan ajar
menarik3. Gambar dalam bahan ajar sesuai
dengan materi pembelajaran
3
c) Penampilan bahan ajar1. Desain Cover bahan ajarmenarik2. Penampilan bahan ajarsetiap bab
atau bagian baru diperkenalkandengan cara yang berbeda dantidak membosankan
3. Format soal dalam bahan ajarmemuat seluruh unsur bahan ajar
3
76
NoVariabelPenilaian Indikator
JumlahSoal
seperti judul, SK, KD, Indikator,tujuan pembelajaran, petunjukpenggunaan bahan ajarpembelajaran, uraian materibahan ajar pembelajaran, danlangkah-langkah kegiatan dalambahan ajar pembelajaran.
Jumlah 22
3.7 Kisi-kisi Uji Penilaian Perorangan
No VariabelPenilaian
Indikator JumlahSoal
1. Kesesuaianbahan ajarmenggunakanmodel discovery
a. Bahan ajar memuat informasi dasaryang dapat dipelajari secara mandiri1. Informasi dasar yang ada dalam
bahan ajar sesuai dengan materipembelajaran.
2. Informasi dasar dalam bahanajar menarik untuk dipelajari.
3. Informasi dasar dalam bahanajar dikemas untukmengakomodir berbagai tingkatdaya serap dan kecepatan belajarsiswa kelas IV.
3
b. Bahan ajar digunakan secara aktifdan mandiri1. Penggunaan bahan ajar
menuntut siswa untuk menggaliinformasi secara aktif danmandiri.
2. Bahan ajar memotivasi siswauntuk belajar secara aktif danmandiri
2
c. Bahan ajar memberi pengetahuantentang konteks lingkunganalamyang ditemui siswa sehari-hari1. Kegiatan yang ada dalam bahan
ajar menuntut siswa bersikap 3
77
No VariabelPenilaian
Indikator JumlahSoal
kritis dalam mengenallingkungan alamnya
2. Wawasan yang diperoleh siswadapat membangun kesadarandan kepedulian siswa secaramandiri.
3. Pengetahuan yang diperoleholeh siswa menjadikan siswalebih antusias dalammemelihara lingkunganalamnya
d. Bahan ajarmenjadikan siswa lebihbertanggung jawab1. Bahan ajar menjadikan siswa
lebih tertantang untukmemecahkan permasalahan.
2. Bahan ajar menjadikan siswauntuk dapat lebih mudahmenyelesaikan tugas.
3. Siswa dituntut untukmenyelesaikan tugas sesuaidengan peraturan-peraturanyang telah disepakati.
3
e. Aktivitas dalam bahanajarmenggunakan model discovery1. Siswa memahami keterkaitan
dan keterhubungan materidenganlingkungan
2. Siswa termotivasi untukmerumuskan permasalahanyang ada di dalam bahan ajar.
3. Siswa merumuskan hipotesissederhana.
4. Siswa mengumpulkan fakta dariberbagai sumber yangmendukung penyelesaianmasalah.
5. Siswa mencari kebenaran datayang diperoleh denganmelakukan analisis.
6. Siswa menguji hipotesis yangtelah dibangun secara mandiri
8
78
No VariabelPenilaian
Indikator JumlahSoal
dengan menghubungkannyadengan berbagai temuan fakta
7. Siswa mendiskusikan alternatifpemecahan masalah.
8. Siswa merumuskan kesimpulan2 Kualitas Isi
bahan ajara. Materi pembelajaran dalam bahan
ajar mengacu /sesuai KompetensiDasar1. Ketepatan merumuskan
hubungan antar KD.2. Ketepatan merumuskan
hubungan antara KI dengan KD.3. Ketepatan hubungan tema, KD
dan pokok bahasan4. Kegiatan dalam bahan ajar sesuai
dengan keterpaduan materipembelajaran
4
b. Bahan ajarmenyajikan bahanajar/materi yang memudahkanpeserta didik untuk berinteraksidengan materi yang diberikan.
1. Bahan ajar memuat petunjukbelajar belajar mandiri.
2. Informasi yang ada dalam bahanajar jelas dan mudah dipahami
3. Bahan ajar memuat informasimutakhir tentang materi pelajaran
4. Penjelasan materi disertai gambaryang mempermudah siswamemahami materi
4
c. Isi bahan ajarmemberikanpengalaman belajar secara mandiri.
1. Materi dalam bahan ajar disusunsesuai dengan alam yang adadilingkungan siswa
2. Materi dalam bahan ajarmemberikan motivasi positifdalam kehidupan siswa
2
d. Jenis kegiatan dalam bahanajarbersifat aktif
1. Kegiatan dalam bahan ajar
79
No VariabelPenilaian
Indikator JumlahSoal
menuntut siswa untuk melakukanpengamatan.
2. Kegiatan dalam bahan ajarmenuntut siswa untuk melakukananalisis.
3. Kegiatan dalam bahan ajarmenuntut siswa untuk melakukanuji hipotesis denganmengumpulkan fakta sehinggadapat menemukan jawaban darimasalah.
3
e. Pertanyaan dalam bahan ajarbersifat produktif
1. Pertanyaan sesuai dengan materipembelajaran
2. Siswa dapat menemukan jawabandalam soal evaluasi setelahmelakukan kegiatan
3. Waktu yang di tentukan utukmenjawab pertanyaan sesuai.
3
3. Kesesuaianbahan ajardengan syaratDidaktik
a. Penyusunan bahan ajarbersifatuniversal
1. Materi dalam bahanajarmengakomodir ragam tingkatpemahaman siswa
2. Kegiatan dalam bahan ajar sesuaidengan tingkat kemampuanberfikir siswa kelas IV
2
b. Bahan ajarmenekankan pada prosesmembangun konsep
1. Langkah-langkah dalam bahanajar disusun secara sistematisuntuk membantu siswamenemukan konsep
2. Kegiatan dalam bahan ajarmenstimulasi kemampuanberpikir kritis siswa
2
c. Bahan ajar mendorong siswa aktifdalam proses pembelajaran1. Kegiatan dalam bahan ajar
merangsang siswa untuk aktifmemenemukan jawaban dari
2
80
No VariabelPenilaian
Indikator JumlahSoal
masalah secara kritis2. Kegiatan dalam bahan ajar
membantu siswa untukmempresentasikan hasil kerjasiswa
d. Bahan ajar mengembangkanperilaku positif, keterampilankomunikasi dan emosional.
1. Kegiatan pembelajaranmenjadikan siswa mampuberkomunikasi menyampaikanide gagasan sesama anggotakelompok
2. Kegiatan pembelajaranmenjadikan siswa mampuberkomunikasi menyampaikanide gagasan antar kelompok
3. Kegiatan dalam bahan ajarmenjadikan siswa berfikir kreatifdalam menjawab masalah.
3
4. Kesesuaianbahan ajardengan syaratkonstruksi
a. Penggunaan bahasa bahan ajar1. Bahasa yang digunakan sesuai
dengan tingkat kemampuananak
2. Bahasa yang digunakan dalambahan ajar bersifat efektif
2
b. Penggunaan kalimat dalam bahanajar pembelajaran1. Kalimat yang digunakan dalam
bahan ajar adalah kalimatefektif dan tidak ambigu
2. Kalimat dalam bahan ajarmudah dipahami
2
c. Kesukaran dan kejelasanBahan ajar1. Tingkat kesukaran Bahan ajar
sesuai dengan tuntutan indikator2. Pertanyaan dalam Bahan ajar
jelas3. Materi dalam Bahan ajar jelas
3
81
No VariabelPenilaian
Indikator JumlahSoal
5. Kesesuaianbahan ajardengan syaratteknis
a. Tulisan1. Huruf yang digunakan jelas2. Tulisan dalam bahan
ajarmenggunakan kalimat pendek1-10 kata dalam 1 baris
3. Ukuran huruf dengan gambarseras
3
b. Gambar1. Gambar dalam bahan ajar jelas2. Gambar dalam bahan ajar
menarik3. Gambar dalam bahan ajar
sesuai dengan materipembelajaran
3
c. Penampilan bahan ajarpembelajaran1. Desain Cover bahan ajar
menarik2. Penampilan bahan ajar setiap
bab atau bagian barudiperkenalkan dengan cara yangberbeda dengan tidakmembosankan
3. Format soal dalam bahan ajarmemuat seluruh unsur bahanajar seperti judul, KI, KD,Indikator, tujuan pembelajaran,petunjuk penggunaan bahanajar pembelajaran, uraian materibahan ajar pembelajaran, danlangkah-langkah kegiatandalam bahan ajar pembelajaran.
3
Jumlah 57
82
Tabel 3.8 Kisi-Kisi Penilaian Kelompok Kecil
NoVariabelPenilaian Indikator
JumlahSoal
1. Kesesuaianbahan ajardengan modeldiscovery
a. Bahan ajar memuat informasi dasaryang dapat dipelajari secara mandiri1. Informasi dasar yang ada dalam
bahan ajar sesuai dengan materipembelajaran.
2. Informasi dasar dalam bahanajar menarik untuk dipelajari.
3. Informasi dasar dalam bahanajar dikemas untukmengakomodir berbagai tingkatdaya serap dan kecepatanbelajar siswa kelas IV.
3
b. Bahan ajar digunakan secara aktifdan mandiri1. Penggunaan bahan ajar
menuntut siswa untuk menggaliinformasi secara aktif danmandiri.
2. Bahan ajar memotivasi siswauntuk belajar secara aktif danmandiri
2
c. Bahan ajar memberi pengetahuantentang konteks sosial yang dialamisiswa sehari-hari1. Kegiatan yang ada dalam bahan
ajar menuntut siswa bersikapkritis dalam mengenallingkungan sekitar
2. Wawasan yang diperoleh siswadapat membangun kesadarandan kepedulian siswa secaramandiri.
3. Pengetahuan yang diperoleholeh siswa menjadikan siswalebih antusias terhadaplingkungan.
3
83
NoVariabelPenilaian Indikator
JumlahSoal
d. Bahan ajar menjadikan siswa lebihbertanggung jawab1. Bahan ajar menjadikan siswa
lebih tertantang untukmemecahkan permasalahan.
2. Bahan ajar menjadikan siswauntuk dapat lebih mudahmenyelesaikan tugas.
3. Siswa dituntut untukmenyelesaikan tugas sesuaidengan peraturan-peraturanyang telah disepakati.
2
e. Aktivitas dalam bahan ajarmenggunakan model discovery1. Siswa memahami keterkaitan
dan keterhubungan materidengan lingkungan
2. Siswa termotivasi untukmerumuskan permasalahanyang ada di dalam bahan ajarpembelajaran.
3. Siswa merumuskan hipotesissederhana.
4. Siswa mengumpulkan fakta dariberbagai sumber yangmendukung penyelesaianmasalah.
5. Siswa mencari kebenaran datayang diperoleh denganmelakukan analisis.
6. Siswa menguji hipotesis yangtelah dibangun secara mandiridengan menghubungkannyadengan berbagai temuan fakta
7. Siswa mendiskusikan alternatifpemecahan masalah.
8. Siswa merumuskan kesimpulan
8
2 Kualitas Isibahan ajar
a. Materi pembelajaran dalam bahanajar mengacu /sesuai KompetensiDasar1 Ketepatan merumuskan
hubungan antar KD.2 Ketepatan merumuskan
4
84
NoVariabelPenilaian Indikator
JumlahSoal
hubungan antara KI dengan KD.3 Ketepatan hubungan tema, KD
dan pokok bahasan4 Kegiatan dalam bahan ajar sesuai
dengan keterpaduan materipembelajaran
b. Bahan ajar menyajikan materi yangmemudahkan peserta didik untukberinteraksi dengan materi yangdiberikan.1 Bahan ajar memuat petunjuk
belajar mandiri.2 Informasi yang ada dalam bahan
ajar jelas dan mudah dipahami3 Bahan ajar memuat informasi
mutakhir tentang materipelajaran
4 Penjelasan materi disertaigambar yang memper mudahsiswa memahami materi
4
c. Isi bahan ajarmemberikanpengalaman belajar secara mandiri.1. Materi dalam bahan ajar disusun
sesuai dengan konteks sosialyang ada dilingkungan siswa
2. Materi dalam bahanajarmemberikan motivasi positifdalam kehidupan siswa
2
d. Jenis kegiatan dalam bahan ajarbersifat aktif1. Kegiatan dalam bahan ajar
menuntut siswa untukmelakukan pengamatan.
2. Kegiatan dalam bahan ajarmenuntut siswa untukmelakukan analisis.
3. Kegiatan dalam bahan ajarmenuntut siswa untukmelakukan uji hipotesis denganmengumpulkan fakta.
3
e. Pertanyaan dalam bahan ajarbersifat produktif
85
NoVariabelPenilaian Indikator
JumlahSoal
1. Pertanyaan sesuai dengan materipembelajaran
2. Siswa dapat menemukanjawaban dalam soal evaluasisetelah melakukan kegiatan
3. Waktu yang di tentukan utukmenjawab pertanyaan sesuai.
3
3. Kesesuaianbahan ajardengan syaratDidaktik
a. Penyusunan bahan ajarbersifatuniversal1. Materi dalam bahan ajar
mengakomodir ragam tingkatpemahaman siswa
2. Kegiatan dalam bahan ajarsesuai dengan tingkatkemampuan berfikir siswa kelasIV
2
b. Bahan ajarmenekankan pada prosesmembangun konsep1. Langkah-langkah dalam bahan
ajar disusun secara sistematisuntuk membantu siswamenemukan konsep
2. Kegiatan dalam bahan ajarmenstimulasi kemampuanberpikir kritis siswa
2
c. Bahan ajarmendorong siswa aktifdalam proses pembelajaran1. Kegiatan dalam bahan ajar
merangsang siswa untuk aktifmengajukan pertanyaan secarakritis
2. Kegiatan dalam bahan ajarmembantu siswa untukmempresentasikan hasil kerjasiswa
2
d. Bahan ajar mengembangkanperilaku positif, keterampilankomunikasi dan emosional.1. Kegiatan pembelajaran
menjadikan siswa mampuberkomunikasi menyampaikanide gagasan sesama anggotakelompok
3
86
NoVariabelPenilaian Indikator
JumlahSoal
2. Kegiatan pembelajaranmenjadikan siswa mampuberkomunikasi menyampaikanide gagasan antar kelompok
3. Kegiatan dalam bahan ajarmenjadikan siswa berfikirkreatif dalam menjawabmasalah.
4. Kesesuaianbahan ajardengan syaratkonstruksi
a. Penggunaan bahasa bahan ajar1. Bahasa yang digunakan sesuai
dengan tingkat kemampuan anak2. Bahasa yang digunakan dalam
bahan ajar bersifat efektif
2
b. Penggunaan kalimat dalam bahanajar pembelajaran1. Kalimat yang digunakan dalam
bahan ajar adalah kalimat efektifdan tidak ambigu
2. Kalimat dalam bahan ajarmudah dipahami
c. Kesukaran dan kejelasan Bahan ajar1. Tingkat kesukaran Bahan ajar
sesuai dengan tuntutan indikator2. Pertanyaan dalam Bahan ajar
jelas3. Materi dalam Bahan ajar jelas
2
3
5. Kesesuaianbahan ajardengan syaratteknis
a. Tulisan1. Huruf yang digunakan jelas2. Tulisan dalam bahan
ajarmenggunakan kalimatpendek 1-10 kata dalam 1 baris
3. Ukuran huruf dengan gambarseras
3
b. Gambar1. Gambar dalam bahan ajar jelas2. Gambar dalam bahan ajar
menarik3. Gambar dalam bahan ajar sesuai
dengan materi pembelajaran
3
c. Penampilan bahan ajarpembelajaran1. Desain Cover bahan ajarmenarik 3
87
NoVariabelPenilaian Indikator
JumlahSoal
2. Penampilan bahan ajarsetiap babatau bagian baru diperkenalkandengan cara yang berbedadengan tidak membosankan
3. Format soal dalam bahanajarmemuat seluruh unsur bahanajarseperti judul, SK, KD,Indikator, tujuan pembelajaran,petunjuk penggunaan bahan ajarpembelajaran, uraian materibahan ajar pembelajaran, danlangkah-langkah kegiatan dalambahan ajar pembelajaran.
Jumlah 59
H. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang diinginkan dan diperlukan maka dalam
penelitian ini menggunakan purpose sampling.
1. Tes
Tes adalah cara yang dapat digunakan atau prosedur yang perlu ditempuh
dalam rangka pengukuran dan penilaian dibidang pendidikan yang berbentuk
pemberian serangkaian tugas. Dari pendapat yang telah dijelaskan dapat
diketahui bahwa model ini dilakukan untuk melihat hasil belajar dalam setiap
tahap yangmencerminkan suatu konsep yang dikuasai individu sendiri, dalam
hal ini mengevaluasi rata-rata hasil belajar peserta didik sebelum dan sesudah
menggunakan bahan ajar dengan model discovery.
88
2. Observasi
Observasi adalah sebagai pengalaman dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Dari pendapat yang telah
dijelaskan dapat diketahui bahwa metode observasi ini digunakan untuk
mendapatkan informasi-informasi yang peneliti butuhkan dalam penelitian,
sedangkan lembar observasi digunakan untuk merekam peristiwa selama
tindakan dalam berlangsung, dalam penelitian ini perilaku siswa yang dicatat
adalah kegiatan peserta didik dalam meggunakan bahan ajar menggunakan
model discovery selama proses belajar mengajar berlangsung.
3. Metode Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya.
4. Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah “metode yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari sumber tertulis atau dokumen-dokumen, baik berupa buku-buku, majalah,
peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.
Trianggulasi teknik, berarti peniliti menggunakan teknik pegumplan data yang
berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti
menggunakan tes, observasi, angket dan dokumen. Hal ini di gambarkan
sebagai berikut :
89
I. Teknik Analisis Data
Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah berbentuk tes. Tes yang
dilakukan sebanyak dua kali tes yang diberikan pada awal dan akhir
pertemuan, yang bertujuan mengukur hasil belajar peserta didik kelas IV MI
Ma’arif NU 9 dan SDN 3 Taman Fajar.
1. Pengujian Validitas Instrumen
Pengujian validitas instrumen bertujuan untuk mengetahui butir-butir
instrumen yang valid. Validitas instrumen ini diukur dengan dengan
menggunakan korelasi product moment dari Pearson antara skor butir
dengan skor total. Butir isntrumen dinyatakan valid jika jumlah rhitung lebih
besar dari rtabel sesuai dengan taraf signifikansi yang telah ditentukan yaitu
α꞊ 0,05.
Adapun rumus Product Moment yang dimaksud adalah:
= ( .∑ ) − (∑ )(∑ )( . ∑ ) − (∑ ) ( . ∑ ) − (∑ )Keterangan:
= Koefisien Korelasi= Jumlah Responden= Skor Butir= Skor total∑ = Jumlah X∑ = Jumlah Y∑ = Jumlah perkalian XY∑ 2 = Jumlah kuadrat X∑ 2 = Jumlah kuadrat Y
90
2. Perhitungan Reliabilitas
Perhitungan reliabilitas adalah perhitungan terhadap konsistensi data
angket dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach.Penggunaan rumus
ini disesuaikan dengan teknik skoring yang dilakukan pada setiap item
dalam instrumen.
Rumus alpha cronbach yang dimaksud adalah:
= 1 − ∑Keterangan:
ii =Koefisien reliabilitas instrumen= jumlah butir instrumen
2 = Varians butir2 = varians total
J. Analisis Data
1. Pensekoran
Menghitung skor dari setiap jawaban pree-test dan post-test ditentukan
dengan menghitung skor yang diperoleh peserta didik :
a. Memberi pree-test dan post-test
b. Menghitung gain pree-test dan post-test
Gain adalah selisih antara pree-test dan post-test, ditulis secara
matematik: ⟨ ⟩ = (Hake, 2009: 65)
Ket : ⟨ ⟩ = Jumlah ternormalisasi
= Skor Post-Test= Skor Pree-Test
= Skor Ideal
91
2. Pemberian nilai rata-rata respon siswa digunakan rumus :
=∑ .
Keterangan := nilai rata-rata respon siswa= nilai rata-rata respon siswa ke-i
n = banyak siswa
3. Pemberian nilai rata-rata hasil belajar siswa digunakan rumus :
=∑ .
Keterangan := nilai rata-rata hasil belajar siswa= nilai rata-rata hasil belajar siswa ke-i
n = banyak siswa
4. Layak atau tidaknya bahan ajar dapat dihitung dengan :
=%)( %%
Keterangan := nilai rata-rata efektifitas= nilai rata-rata respon siswa= nilai rata-rata hasil belajar siswa
K. Hipotesis Statistik
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian pengembangan ini digunakan
statistik analisis Varian (ANAVA) desain faktorial dan statistik uji beda rata-
rata (mean). Untuk hipotesis digunakan statistik analisis varian (ANAVA)
dengan rumusan sebagai berikut bila mengenai adanya perbedaan maka
hipotesis ini hanya menyatakan bahwa terdapat perbedaan peningkatan hasil
belajar antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol tanpa
mengatakan kelompok mana yang lebih dari yang lainnya. Kriteria uji
hipotesis sebagai berikut.
92
a. Jika nilai sig < α (0,05) maka Ho diterima
b. Jika nilai sig > α (0,05) maka Ho ditolak
Ho : μ1 ≥ μ2
H1 : μ1 ≤ μ2
a. Jika nilai t hitung < t tabel maka terima Ho
b. Jika nilai t hitung > t tabel maka tolak Ho
Atau dengan pula menggunakan kriteria uji sebagai berikut.
a. Jika nilai sig > α (0,05) maka terima Ho
b. Jika nilai sig < α (0,05) maka tolak Ho
L. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan :
1. Uji t
Uji t merupakan petunjuk untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan
rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan. Data
yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio, dengan hipotesis
sebagai berikut:
Ho = Tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa pada kelas
eksperimen yang menggunakan bahan ajar IPAmenggunakan model
Discovery dengan siswa pada kelas kontrol yang tidak menggunakan
bahan ajar IPAmenggunakan model Discovery.
Ha = Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa pada kelas eksperimen
yang menggunakan bahan ajar IPAmenggunakan model Discovery dengan
93
siswa pada kelas kontrol yang tidak menggunakan bahan ajar
IPAmenggunakan model Discovery. Adapun kriteria pengujiannya adalah
Berdasarkan nilai t hitung:
Ho diterima jika -tTabel< tHitung< tTabel
Ho ditolak jika -tHitung ≤ -tTabel atau tHitung ≥ tTabel
Berdasarkan nilai probabilitas
Ho diterima jika P value > 0,05
Ho ditolak jika P value ≤ 0,05
2. Uji N-Gain
Gain merupakan selisih antara nilai postest dan pretest, sehingga nilai
gain akan menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan
konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan. Agar terhindar dari hasil
kesimpulan yang bias pada penelitian, nilai pretest kedua kelompok
digunakan uji normalitas.Rumus normal gain menurut Meltzer dalam
Herlanti (2006: 71) dengan Kriteria interpretasi skor N–gain adalah:
N-gain tinggi jika N-gain> 0,7
N-gain sedang jika 0,3 < N-gain ≤ 0,7
N-gain rendahjika N-gain ≤ 0,3
3. Uji Efektivitas
Sedangkan untuk mengetahui efektivitas penggunaan bahan ajar
IPAmenggunakan model Discovery dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
94
Keterangan :
ΔRHP Kelas Eksperimen = Rerata Postes – Rerata Pretes
ΔRHP Kelas Kontrol = Rerata Postes – Rerata Pretes
(Suhartati, 2012: 156)
Kriteria yang digunakan untuk menyatakan efektivitas bahan ajar IPA
menggunakan model Discovery dalah sebagai berikut:
1. Apabila efektivitas > 1 maka bahan ajar IPAmenggunakan model Discovery
lebih efektif dibandingkan dengan media pembelajaran konvensional.
2. Apabila efektivitas = 1 maka tidak ada perbedaan antara bahan ajar
IPAmenggunakan model Discovery dengan pembelajaran konvensional.
3. Apabila efektivitas < 1 maka pembelajaran konvensional lebih efektif
dibandingkan pembelajaran bahan ajar IPAmenggunakan model Discovery.
Efektivitas =ΔRerata Hasil Belajar Kelas Eksperimen
ΔRerata Hasil Belajar Kelas Kontrol
116
V. SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan uraian dan hasil penrlitian pada bab sebelumnya terhadap
pengembangan bahan ajar IPA menggunakan model pembelajaran Discovery
ini, maka kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Pengembangan bahan ajar IPA menggunakan model pembelajaran Discovery
dengan pengembangan (R&D). (R&D) merupakan metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan rancangan produk baru, menguji keefektifan
produk yang telah ada, serta mengembangkan produk baru. Pengembangan
yang dilakukan adalah pembuatan produk berupa bahan ajar menggunakan
model pembelajaran Discovery. Bahan ajar yang dikembangkan berisi peta
konsep, tujuan/kompetensi, uraian materi, tes formatif yang dipaparkan dalam
banyak representasi, tugas, dan rangkuman. Langkah-langkah pengembangan
bahan ajar dengan menggunakan model discovery dengan cara :
a. Melakukan analisis kebutuhan bahan ajar
b. Memahami kriteria pemilihan sumber belajar
c. Menyusun peta bahan ajar
d. Memahami struktur bahan ajar
117
2. Keefektifan bahan ajar IPA menggunakan model pembelajaran Discovery
berdasarkan uji perbedaan yang dilakukan menunjukkan bahwa bahan ajar
IPA menggunakan model pembelajaran Discovery lebih efektif dibandingkan
dengan media pembelajaran konvensional. Dengan melihat bukti hasil
perhitungan uji validasi produk nilai N-Gain diperoleh efektifitas hasil
perhitungan lebih besar dari 1 yaitu 8,4472 > 1. Pencapaian hasil belajar
peserta didik yang menggunakan bahan ajar IPA dengan model pembelajaran
Discovery lebih tinggi dibandingkan dengan yang menggunakan pembelajaran
konvensional. Dengan melihat bukti bahwa terdapat perbedaan rata-rata
penigkatan hasil belajar antara kelas eksperimen yang menggunakan bahan
ajar IPA dengan model Discovery dibandingkan dengan yang menggunakan
pembelajaran konvensional. Hasil perhitungan rata-rata Pretest dan Posttes
kelas Eksperiment nialai N-Gain 0,451418 sedangkan perhitungan rata-rata
pretest dan posttes kelas kontrol N-Gain 0,304851.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian kesimpulan dari penelitian diatas
bahwa refleksi dari penelitian pengembangan ini adalah suatu harapan untuk
dapat meningkatkan ketercapaian kompetensi hasil belajar peserta didik
dengan bahan ajar IPA menggunakan model Discovery. Untuk memenuhi
harapan tersebut maka produk bahan ajar yang dihasilkan merupakan salah
satu media pembelajaran tematik yang dapat digunakan oeh guru sebagai salah
satu penerapan model pembelajaran yang dikombinasikan dengan metode
pembelajaran yang lain. Meningkatkan ketercapaian kopetensi hasil belajar
118
peserta didik dengan bahan ajar IPA menggunakan model Discovery juga
salah satu media pembelajaran yang digunakan sebagai pendamping buku
peserta didik untuk membantu peserta didik mengembangkan dan memadukan
beberapa materi pelajaran dengan Discovery, sehingga proses pembelajaran di
kelas menjadi lebih aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan.
C. Saran
1. Bagi Peserta Didik, produk bahan ajar IPA menggunakan model Discovery
dapat digunakan sebagai sumber belajar mandiri dalam mengembangkan
materi pada buku siswa kurikulum 2013 khususnya pada tema cia-citaku,
sehingga dapat memotivasi aktifitas peserta didik dalam ragka mecapai
kompetensi belajar yang diharapkan.
2. Pendidik, produk bahan ajar IPA menggunakan model Discovery ini dapat
dijadikan sebagai salah satu suber belajar tambahan yang diberikan kepada
peserta didik dan dapat mempermudah guru untuk menilai apakah peserta
didik telah mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.
3. Bagi Sekolah, produk bahan ajar menggunakan model Discovery dapat
memberikan sumbangan yang berguna dalam upaya peningkatan mutu
pembelajaran IPA di sekolah.
4. Bagi peneliti, produk bahan ajar menggunakan model Discovery dapat
menambah wawasan dan pengetahuan dalam rangka mengembangkan kajian
materi dan penilaian sekaligus sebagai kegiatan ilmiah pengembangan diri
untuk guru profesional yang bertujuan meningkatkan kompetensi.
DAFTAR PUSTAKA
Afifatu Rohmawati. 2015. Efektivitas Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Anak UsiaDini Https://Doi.Org/10.21009/JPUD.091.02 9 (1).
Andriansah, Adelina Hasyim, Herpratiwi. 2018. Development Of DiscoveryLearning Learning Model For Patriotic Returning In Materials Of ClassViii Youth In Kecamatan Natar Middle School. IOSR Journal OfResearch & Method In Education.Http://Eprints.Uny.Ac.Id/2009402241007 8 (4).
Balım, A., G. 2009. The Effects Of Discovery Learning On Students Success AndInquiry Learning Skills. Journal Of Education.Http://Wiki. Astrowish.Net /Images/E/E. 2 (2) 35.
Barniol. P., And Zavala, G. 2016. A. Tutorial Workseet To Help Student DevelopThe To Interpert The Dot Product A Projectiont. Eurasia Jurnal OfMathematic, Science & Tecnologi Education. 12.(9). 2387-2398.Http://Iserjournals.Comjournals/Eurasia/Articels/10.12973/Eurasia.2016.1271a
Bayu Wicaksono. Bayu Wicaksono. 2016. The Effectiveness Of Inquiry LearningOn Student Learning Outcomes In Subjects Operating PneumaticEquipment In SMK Tembarang. Http://Jounal.Student.Uny.Ac.Id/Ojs 6(5).
Borg, R Walter & Gall, D Meredith. 2006. Educational Research AnIntroduction. Eigh Edition. Longman : New York.
Budiningsih. 2010. Model Pembelajaran Discovery Learning . Bumi Aksara.Jakarta
Cheema, A.B., Mirza, MS. 2013. Effec Of Concept Mapping On StudentsAcademic Achienvent. Journal Of Research And Reflectiont, 7 (2).
Cooper , Joy A. Palmer. 2016. Routledge Encyclopaedia Of Educational Thinkers.Routledge: New York.
Depdiknas. 2007. Pedoman Memilih Menyusun Bahan Ajar Dan Teks MataPelajaran. BP. Mitra Usaha Indonesia : Jakarta.
. 2006. Tujuan Pendidikan IPA Di SD. BP. Mitra Usaha : Jakarta.
Deska Putriani Dan Chika Rahayu. 2018. The Effect Of Discovery LearningModel Using Sunflowers In Circles On Mathematics Learning Outcomes.Http://International Journal Of Trends In Mathematics EducationResearch Vol. 1 (1).
Dick. Walter, Carey, Lou., And Carey, J.O. 2009. The Systematic Design OfInstruction. Upper Saddler River. Pearson Education, Inc : New Jersey.
Dimyati, Mudjiono. 2009. Belajar Dan Pembelajaran. Rineka Cipta : Jakarta.
Djamarah, Syaiful, Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta: Jakarta.
Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara : Jakarta.
Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Pustaka Setia : Bandung.
Hanafiah, Nanang. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Refika Aditama :Bandung.
Hoffman, Paul Seth Dan Tracy Bicknell. 2000. Elicit, Engage, Experience,Explore: Discovery Learning In Library Instruction",Reference ServicesReview. Journal Of Education. Http: //Digitalcommons .Unl. Edu /Cgi/Viewcontent .Cgi?Article=1169&Context=Libraryscience.28 (4)
Isjoni. 2007. Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. PTAlfabeta: Bandung.
Jacobsen A., Eggen, Paul, And Kauchak, Donald. 2009. Methods For TeachingMetode-Metode Pengajaran Meningkatkan Belajar Siswa TK-SMA EdisiKe-8. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Joolingen, Wouter Van. 2007. Cognitive Tools For Discovery Learning. JournalOf Education. Https://Telearn.Archives-Ouvertes.Fr. 1 (1) 387.
Kemendikbud. 2013. Konsep Pendekatan Scientific. Kemendikbud : Jakarta.
Kyriazis, A., Psycharis, S., Korres, K. 2009. Discovery Learning And TheComputational Experiment In Higner Matematic And Sciece Education: A Combined Approach. Journal. Ijet.4 (4) 25-34. Http://Online-Journals.Org/I-Jet/Article/View/1044.
Lyu, Desheng Dan Bei Wang. 2018. The Effects Of The Application OfComputer Network Technology To Guided Discovery Teaching OnLearning Achievement And Outcome. EURASIA Journal OfMathematics, Science And Technology Education Vol. 14 (7).
Muasaroh, Latifatul. 2010. Aspek-Aspek Efektifitas. Yogyakarta : Literatur Buku.
Muhibbin, Syah. 2004. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. PTRemaja Rosdakarya : Bandung.
Mulyasa E. 2008. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran KreatifDan Menyenangkan. Remaja Rosdakarya : Bandung.
. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Pannen, Paulina Dan Purwanto. 2001. Penulisan Bahan Ajar. Jakarta: Pusat AntarUniversitas Untuk Peningkatan Dan Pengembangan AktivitasIntruktional Ditjen Dikti Diknas.
Permendikbud. 2013. Permendikbud No.65 Tentang Standar Proses PendidikanDasar Dan Menengah. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan :Jakarta.
Prastowo, Andi. 2014. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.Yogyakarta: Diva Press.
Sanjaya, Wina . 2008. Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran, PT.Kencana Prenada Media Group : Jakarta.
Shieh, Chic-Jen., Yu, Lean.2016. A Study On Information Technology IntegratedGuided Discovery Instruction Toward Studens Learning AchievementAnd Learning Retention. Eurasia Journal Of Matematic, Science &Technology Education. 12. (14) . 833.842. Http://Www.Ejemste.Com/A-Study-On-Information-Technologi-Integreted-Guided-Discovery-Intruction-Towards-Students-Learning-Achievement-And-Learning-Retention,61493,0,2.Hmtl
Soemanto. 2012. Psikologi Pendidikan. PT. Rineka Cipta : Jakarta.
Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. PT. RinekaCipta : Jakarta.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Dan Pengembangan Reserch AndDevelopment. Alfabeta : Bandung.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning, Pustaka Pelajar : Yogyakarta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Rosdakarya :Bandung.
Sukardjo Dan Komarudin. 2009. Landasan Pendiikan Dan Aplikasinya.Rajagrafindo Persada : Depok.
Syaodih Sukmadinata, Nana. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan,Rosdakarya : Bandung.
Tran, T. 2014. Discovery Learning With The Help Of The Geogebra DynamicGeometry Softwere. International Journal Of Learning Teaching AndEducation And Reaserch. 7. (1). 44-57.Http://Www.Ijlter.Org/Index.Php/Ijlter/Article/View/120
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu, Bumi Aksara : Jakarta.