pengembangan aplikasi peta interaktif tiga dimensi jurusan ... · ini adalah penambahan fitur...
TRANSCRIPT
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
1
Abstrak—Saat ini dalam menyajikan informasi mengenai
kondisi terkini suatu daerah atau wilayah telah menggunakan
teknologi visualisasi 3 dimensi. Namun dalam menggunakan
teknologi 3 dimensi konvensional, pengguna harus melakukan
proses penginstalan dan memerlukan spesifikasi hardware yang
tinggi untuk dapat menjalankannnya. Oleh karena itu dibutuhkan
teknologi game engine yang menghasilkan aplikasi 3D yang
mudah diakses oleh pengguna.
Dengan menggunakan game engine Unity3D yang memiliki
kemampuan untuk membuat lingkungan virtual sesuai dengan
bentuk nyatanya dan menghasilkan game tiga dimensi dalam
bentuk webplayer. Penulis akan menggunakan Unity3D untuk
membangun aplikasi peta interaktif tiga dimensi peta Jurusan
Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya.
Pengembangan yang dilakukan dalam aplikasi peta tiga dimensi
ini adalah penambahan fitur simulasi praktikum, penggunaan alat
praktikum dan simulasi lokasi buku di ruang baca teknik industri.
Hasil dari penelitian ini adalah aplikasi peta interaktif tiga
dimensi Jurusan Teknik Industri ITS yang dapat diakses secara
online melalui web browser. Penulis berharap dengan adanya
aplikasi ini pengguna dapat mengaksesnya lebih mudah dan
mendapatkan pengalaman yang nyata dengan adanya interaksi
yang menarik dan interaktif.
Kata Kunci—Jurusan Teknik Industri, Peta tiga dimensi,
Unity3D, Visualisasi.
I. PENDAHULUAN
aat ini penggunaan teknologi visualisasi 2D mulai
ditinggalkan seiring dengan berkembangnya teknologi
visualisasi 3D. Dalam masa peralihan ini banyak aplikasi 3
dimensi yang bermunculan untuk menyajikan informasi visual
mengenai kondisi suatu daerah atau bangunan. Penggunaan
teknologi tersebut saat ini adalah yang terbaru karena dapat
dengan tepat untuk memberikan informasi suatu daerah atau
wilayah secara menyeluruh.
Dengan menerapkan teknologi game engine, developer
game dapat menciptakan permainan 3D yang memiliki
lingkungan virtual seperti bentuk nyatanya dan dapat
dijalankan melalui komputer, konsol game dan gadget. Selain
dibuat untuk membuat game, penggunaan teknologi game
engine juga dimanfaatkan untuk kepentingan promosi dalam
memperkenalkan bentuk bangunan atau wilayah melalui
tampilan yang interaktif dan menarik. Dengan menggunakan
teknologi tersebut konsumen dapat mengunjunginya tanpa
harus datang ke lokasi.
Namun untuk mengembangkan permainan 3D
membutuhkan resource software dan hardware yang tinggi
serta biaya yang besar. Selain itu pengguna juga mengalami
kendala diantaranya dalam aspek aksesibilitas aplikasi, ukuran
data aplikasi game yang dihasilkan terlalu besar dan
membutuhkan spesifikasi komputer yang tinggi untuk dapat
menjalankannya. Oleh karena itu dibutuhkan game engine
yang dapat menciptakan lingkungan virtual sesuai dengan
keadaan sebenarnya dan menghasilkan aplikasi 3D yang
mudah diakses oleh pengguna.
Oleh karena itu penulis akan menggunakan game engine
Unity3D untuk membangun aplikasi peta tiga dimensi Jurusan
Teknik Industri ITS. Unity3D memiliki kemampuan untuk
menghasilkan game online yang berbasis web player sehingga
aplikasi peta tiga dimensi yang dihasilkan dapat diakses secara
online melalui web browser. Karena aplikasi ini bersifat
online, pengguna dapat mengaksesnya di komputer manapun
tanpa melakukan instalasi dan pengguna dapat menjalankannya
pada komputer berspesifikasi rendah.
Penulis berharap dengan adanya aplikasi ini, dapat
memberikan informasi kepada pengguna untuk mengetahui
kondisi terkini dari gedung teknik industri ITS dan
mendapatkan pengalaman yang nyata mengenai aktifitas yang
terjadi di dalam peta tiga dimensi dalam bentuk virtual.
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Game engine
Merupakan sistem perangkat lunak yang didesain untuk
pembuatan dan pengembangan permainan digital dua dimensi
dan tiga dimensi. Fungsi utama yang diberikan oleh sebuah
game engine meliputi rendering untuk 2D atau 3D graphic,
sound, scripting, animasi, artificial intelligence, networking,
memory management, threading dan scene graph. Terdapat
banyak game engine yang dirancang untuk bekerja pada
konsol video game dan sistem operasi desktop, seperti
Microsoft Windows, Linux, dan Mac OS X. Dalam
mengembangkan sebuah game, penggunaan game engine
dapat dilakukan berulang-kali untuk menciptakan jenis game
dengan genre yang berbeda.
Penggunaan game engine dapat diterapkan untuk
mengembangkan lingkungan secara virtual diantaranya untuk
bentuk bangunan sejarah atau non sejarah sehingga banyak
perusahaan non-game mulai menggunakan teknologi ini untuk
Pengembangan Aplikasi Peta Interaktif Tiga Dimensi Jurusan
Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Menggunakan Unity3D
Rudhieka Syamsiaya, dan Dr. Eng. Febriliyan Samopa, S.Kom, M.Kom Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
E-mail: [email protected]
S
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
2
pengembangan promosi.
B. Unity3D
Unity merupakan aplikasi game engine yang dapat
digunakan untuk membuat game dalam bentuk 2 atau 3
dimensi yang dapat dijalankan di perangkat komputer,
smartphone dan console game. Game engine ini berbasis
Cross-platform sehingga dapat berjalan di semua operating
system. Selain membuat game, Unity juga dapat untuk
menciptakan visualisasi arsitektur bangunan dan simulasi
kegiatan yang terjadi di dalamnya, bahkan game engine ini
dapat digunakan untuk membuat game online yang diakses
melalui web dengan bantuan Unity web player.
Namun cukup dengan menggunakan Unity free lisence,
seorang developer dapat membangun game yang dapat
dijalankan melalui web browser dengan platfrom Windows
dan Mac OS. Unity 3D dapat mengelola data seperti model
tiga dimensi, suara, animasi, video, tekstur dan objek
pendukung pembuatan game lainnya yang terdapat pada asset
Unity.
Dengan sistem drag dan drop serta tampilan yang user
friendly, game engine ini dapat digunakan untuk developer
game pemula. Untuk melengkapi asset yang terdapat dalam
game, Unity menyediakan asset standart secara gratis berupa
objek karakter, objek pepohonan, objek animasi dan objek
pendukung lainnya.
Dengan adanya asset tersebut dapat memudahkan developer
game untuk menciptakan lingkungan virtual senyata mungkin.
Unity memiliki framework lengkap untuk pengembangan game
lebih lanjut, sehingga game engine ini mendukung bahasa
pemograman seperti C#, Javascript, dan Boo. Untuk
melengkapi objek dan komponen dalam sebuah game, Unity
dapat mengimport objek model 3D dari software modelling
seperti Sketchup, Maya, Blender dan Autodesk 3ds Max.
C. Aplikasi Pendukung
Aplikasi pendukung ini digunakan untuk pembuatan asset
dalam peta. Berikut merupakan aplikasi yang digunakan :
Google SketchupUp 2013
Perangkat lunak modelling ini digunakan untuk
membuat objek bangunan dan objek pelengkap
bangunan dalam gedung. Sketchup ini akan
menghasilkan file objek 3D bertype .FBX, .OBJ dan
.DAE yang dapat dikenali oleh Unity3D.
Blender ver 2.7
Aplikasi ini digunakan untuk memberikan penambahan
atribut pada objek interaksi dalam peta guna
mempermudah pergerak alat praktikum saat
disimulasikan.
Adobe Photoshop
Photoshop digunakan untuk melakukan editing gambar
diantaranya seperti untuk membuat tampilan GUI
button dan GUI box serta pembuataan denah peta
Minimap.
III. METODELOGI PENELITIAN
A. Studi Pendahuluan dan Litelatur
Di tahap awal ini dilakukan pembelajaran dan pemahaman
mengenai permasalahan yang berkaitan dengan tugas akhir ini,
seperti pemahaman konsep, dasar teori dari objek dua dimensi
dan tiga dimensi pemahaman teknologi 3D game engine,
penggunaan Unity, penggunaan Sketchup dan pemahaman
bahasa pemograman javascript yang akan digunakan untuk
membuat sebuah interaksi antara user dan objek serta
pemahaman lain yang terkait dengan pembuatan peta 3D
interaktif. Pembelajaran dilakukan dengan melakukan
pencarian diberbagai macam sumber iteratur yang didapat dari
jurnal, e-book, internet, buku dan video serta berdiskusi
dengan pembuat aplikasi sebelumnya.
B. Survey Lokasi dan Pengambilan Data
Survey dilakukan untuk mendapatkan informasi secara
detail mengenai kondisi terkini dari gedung Jurusan Teknik
Industri dengan datang langsung ke lokasi studi kasus untuk
melakukan pengambilan foto keseluruhan gedung dan lokasi
objek di dalam, peminjaman layout denah gedung serta
melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi
mengenai kegiatan yang sering dilakukan, serta informasi
setiap ruangan. Berikut merupakan wilayah yang menjadi
objek penelitian dalam pengerjaan tugas akhir ini :
• Gedung Jurusan Teknik Industri.
• Area tempat parkir Jurusan Industri ITS.
• Area Gedung Jurusan Sistem Informasi yang di
dalamnya terdapat 5 Laboratorim Teknik Industri dan 1
ruang Baca.
• Area Taman di sekitar Jurusan Industri ITS
• Area Kantin Jurusan Industri ITS
C. Perancangan Desain Peta
Pada tahap ini dilakukan pembuatan desain peta 2 dimensi
dari layout denah Gedung Jurusan Teknik Industri ITS yang
dilakukan secara komputerisasi dengan menggunakan aplikasi
Google Sketchup. Peta 2 dimensi ini akan menjadi acuan dasar
untuk perancangan desain peta 3D. Selain itu Peta 2 dimensi
ini telah memuat ukuran yang sesuai dengan keadaan
sebenarnya.
D. Pembuatan Aplikasi
Tahapan ini merupakan bagian utama dalam pengerjaan
tugas akhir yaitu pembuatan aplikasi peta tiga dimensi.
Pembuatan peta tiga dimensi dibuat berdasarkan data- data
survey sedangkan untuk aplikasinya dibuat berdasarkan desain
sistemnya yang telah ditentukan sebelumnya. Proses
pembuatan aplikasi sendiri dapat dilihat pada gambar 1
dibawah ini :
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
3
Gambar. 1. Alur Pembuatan Aplikasi
E. Pengujian Aplikasi
Dalam pengujian aplikasi akan dilakukan analisis lebih
lanjut yang bertujuan untuk mengetahui apakah hasil penelitian
telah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu
juga untuk menguji kelengkapan dan jalannya fungsi-fungsi
aplikasi. Pengujian dilakukan secara online yang diakses
melalui web browser. Untuk pengujiannya terdiri dari 2 bagian
yaitu pengujian kompatibilitas dan performa aplikasi
berdasarkan FPS yang dihasilkan saat aplikasi di jalankan.
F. Pembuatan Laporan
Pembuatan laporan ini berisikan dokumentasi mengenai
langkah-langkah dan analisa hasil pengerjaan aplikasi dari
awal hingga akhir yang ditulis dengan format tugas akhir.
Laporan berguna untuk memberikan informasi mengenai
pemahan proses pengembangan aplikasi dan hasil yang di
dapat apakah telah dapat menyelesaikan masalah yang terjadi.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini akan dilakukan pembuatan aplikasi dengan
langkah pengerjaan bedasarkan metodelogi penelitan yang
dimulai dari pembuatan peta 2D hingga pengujian aplikasi.
A. Pembuatan Peta 2 dimensi
Pembuatan peta 2 dimensi dilakukan dengan menggunakan
Google Sketchup. Pada bagian ini akan dibuat bentuk dasar
gedung mulai dari lantai 1 hingga lantai 3 dengan ukuran
bangunan berdasarkan data survey yang didapat. Pembuatan
dasar gedung seperti yang terlihat pada gambar 2
menggunakan tool pencil yang didesain mengikuti alur dari
gambar denah peta sehingga didapat ukuran yang sesuai
dengan bentuk nyatanya.
Gambar. 2. Peta denah 2 dimensi gedung
B. Pembuatan Objek 3 Dimensi Peta
Setelah pembuatan dasar gedung proses selanjutnya adalah
membuat model denah 2D tersebut menjadi objek 3D
menggunakan fitur Push/Pull yang terdapat pada Sketchup.
Dalam merubah dasar gedung menjadi bentuk objek 3D,
dilakukan dengan proses penarikan face objek ke arah atas.
Dengan menggunakan Push/ Pull objek yang telah terangkat
akan menjadi dinding bangunan dan memberikan volume isi
pada bagian dalamnya sehingga volume tersebut dapat
digunakan sebagai ruangan. Proses pull dilakukan per dinding
ruangan untuk menghindari bagian dalam ruangan tidak ikut
terangkat. Hasil proses pull ini dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar. 3 Push/Pull objek
Untuk pembuatan lantai 2 dan 3 menggunakan bentuk dasar
lantai 1 karena memiliki ukuran yang sama namun berbeda di
bentuk ruangannya. Untuk setiap ruangan yang telah dibentuk
akan dijadikan group berdasarkan jenis lantainya. Agar objek
gedung tersusun rapi akan dilakukan proses penempatan dan
penyusunan lantai menggunakan fitur move dan rotate. Hasil
dari penyusunan ini dapat dilihat pada gambar 4.
Gambar. 4. Penyusunan lantai bangunan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
4
Untuk pembuatan objek 3D yang akan interaksi
menggunakan aplikasi Blender. Objek yang dibuat adalah alat
praktikum yang terdapat pada ruang CIM dan Laboratorium
Ergonomi. Agar mudah dinteraksikan terdapat penambahan
attribut yang diletakan pada objek tersebut yaitu :
Parent dan Child
Agar objek yang nantinya bergerak searah dengan bagian
objek lainnya, akan ditentunkan parent dan child untuk
setiap objek.
Set Origin
Set Origin digunakan untuk menentukan pusat rotasi
pergerakan objek.
Clear Rotation
Kegunaan dari fitur ini adalah menset posisi rotasi objek
menjadi 0 untuk kordinat X, Y, Z.
Pada pemberian warna dan corak pada objek dapat
menggunakan paint bucked yang didalamnya terdapat pilihan
material dan tekstur. Setelah seluruh objek 3D dibuat,
selanjutnya adalah proses export dalam bentuk format .FBX
untuk objek 3D dan .Blend untuk objek interaksi.
C. Integrasi Asset Peta
Pada tahap ini dilakukan pembuatan project baru pada Unity
yang digunakan untuk meletekan asset aplikasi diantaranya
seperti objek 3D, tekstur, animasi, vegetasi dan komponen
pendukung lainnya. Aplikasi ini memakai 2 scene yaitu pada
scene pertama digunakan untuk menampilkan menu utama
dan pada scene kedua digunakan untuk meletakan seluruh
asset aplikasi peta dan objek 3D. Pada scene kedua ini agar
objek 3D terlihat berada di atas tanah, akan digunakan terrain.
Hasil peletakan objek 3D pada Unity dapat dilihat pada
gambar 5.
Gambar. 5. Peletakan objek 3D di Unity
D. Pembuatan Interaksi
Untuk pembuatan interakasi pada aplikasi peta
menggunakan scripting dengan javascript. Script yang
digunakan akan diletakan pada gameobject dalam scene.
Interkasi yang terdapat dalam aplikasi dapat dilihat pada tabel
1. Tabel. 1 Interaksi yang terdapat pada Aplikasi
No Interaksi Deskripsi
1 Membuka /menutup
pintu
Pintu dapat terbuka dan menutup
2 Menyalakan /
memadamkan lampu
Lampu dapat menyala dan padam
3 Menu informasi Menampilkan informasi mengenai
nama dan penjelasan secara
singkat suatu ruangan atau objek
4 Simulasi Arm Robot Pengguna dapat menggerakkan
objek Arm Robot melalui input
keyboard dan melihat simulasi
pengambilan barang.
5 Simulasi Triac PC Pengguna dapat menggerakkan
objek Triac PC melalui input
keyboard dan melihat simulasi
pemotongan secara vertikal.
6 Simulasi Mirac PC Pengguna dapat menggerakkan
objek Mirac PC melalui input
keyboard dan melihat simulasi
pemotongan secara horizontal.
7 Simulasi Conveyor Pengguna dapat menggerakkan
Plate Conveyor sesuai dengan
jalur lintasannya dan melihat
simulasi dalam bentuk animasi
pergerakan Plate Conveyor dari
ASRS ke Robot Arm.
8 Simulasi ASRS Pengguna dapat mengontrol objek
ASRS melalui input keyboard dan
melihat simulasi pemindahan
barang atau penempatan barang.
9 Simulasi Kursi Antro-
pometri
Pengguna dapat melihat cara kerja
dari Kursi Antoprometri dengan
menggunakan objek manusia.
10 Simulasi Ergocyle Pengguna dapat melihat simulasi
cara kerja dari Ergocyle,serta
dapat mengontrol bagian objek
tersebut
11 Simulasi Lokasi Buku
RBTI
Pengguna dapat mengetahui
lokasi buku di RBTI berdasarkan
kategorinya.
12 Simulasi CIM Pengguna dapat melihat tahapan
CIM untuk pembuatan produk
pion catur dan balok puzzle.
Untuk simulasi objek praktikum, pengguna dapat
mengontrol dan melihat simulasi mengenai cara kerja alat
tersebut. Untuk tampilan menu kontrol dan bentuk simulasi
salat satu obek interaksi dapat dilihat pada gambar 6 dan
gambar 7.
Gambar. 6. Menu kontrol Arm Robot
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
5
Gambar. 5. Simulasi Arm Robot
Setelah dilakukan pembuatan aplikasi selanjutnya ada proses
build project. Hasil dari build project berupa web player yang
dapat dijalankan secara online melalui web browser.
E. Uji Coba Aplikasi
Pengujian aplikasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah
aplikasi yang dibuat telah sesuai dengan tujuan pembuatannya.
Dalam uji coba ini terdapat beberapa 2 jenis pengujian yaitu
pengujian kompatibilitas dan pengujian performa FPS.
Pengujian Kompatibilitas
Pada uji ini, aplikasi akan di jalankan dalam berbagai
web browser yang umum digunakan. Web browser
tersebut sebelumnya telah diinstal webplayer Unity
agar aplikasi ini dapat berjalan. Pengujian
kompatibilitas dilakukan secara online sehingga
aplikasi peta ini di hosting melalui akses Google Drive.
Hasil uji kompabilitas dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel. 2 Hasil uji kompabilitas
No Nama Browser
Waktu Load Game
Offline
(detik)
Intranet
(menit)
Modem Kabel
(menit)
Modem USB
(menit)
1 Google Chrome 42 1,4 3,2 8,4
2 Mozilla Firefox 43 1,2 3,4 8,2
3 Opera 42 1,3 3,2 7,5
4 Internet Explorer 42 1,5 3,1 8,2
Pengujian Performa Aplikasi
Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui performa
aplikasi saat dijalankan dengan spesifikasi komputer
yang berbeda. Pengujian ini dilakukan berdasarkan
acuan sebagai berikut :
1. Penggunaan 4 komputer yang memiliki spesifikasi
hardware yang berbeda seperti yang terlihat pada
tabel 3-6 Tabel. 3 Spesifikasi Komputer 1
Spesifikasi
CPU Intel i5 – 4440 ~ 3.2 Ghz
VGA Ati Radeon R9 270X ~ 2GB
RAM 4x2 DDR3 RAM
OS Windows 7 64 Bit Ultimate
Tabel. 4 Spesifikasi Komputer 2
Spesifikasi
CPU Intel i5 2450M ~ 2,5M
VGA AMD Radeon HD 7450M (1GB)
RAM 4 GB DDR3
OS Windows 7 64 Bit Ultimate
Tabel. 5 Spesifikasi Komputer 3
Spesifikasi
CPU Intel I3 – 3120M
VGA Intel® HD Graphics 4000 (onboard)
RAM 2 GB DDR3 RAM
OS Windows 7 32 Bit Starter
Tabel. 6 Spesifikasi Komputer 4
Spesifikasi
CPU Intel Core 2 duo E 7500 @2,93 Ghz
VGA Intel® 82G45 (onboard)
RAM 2 GB DDR2 RAM
OS Windows 7 32 Bit
Spesifikasi hardware tersebut mewakili 2 jenis
segmentasi komputer. Pada spesifikasi 1 dan 2
mewakili PC desktop dan netbook gaming yang
memiliki spesifikasi tinggi sedangkan spesifikasi
komputer 3 dan 4 mewakili PC desktop dan netbook
yang memiliki spesifikasi rendah.
2. Uji coba dilakukan secara online, dengan mengupload
aplikasi ke dalam folder Google Drive
3. Pengambilan data FPS dilakukan dengan cara
mengarahkan pandangan karakter ke depan, belakang,
kiri dan kanan baik itu didalam gedung jurusan
maupun diluar gedung jurusan.
4. FPS dideteksi dengan menggunakan script frame per
second yang sudah dipasang di dalam aplikasi peta
virtual 3D.
5. Pengujian performa aplikasi dilakukan berdasarkan 6
jenis Quality setting yaitu fastest, fast, simple, good,
beautiful dan fantastic. Sehingga dapat diketahui FPS
yang di dapat untuk setiap jenis kualitasnya.
Hasil uji coba dapat dilihat pada tabel 7
Spesifikasi Quality Setting
Fastest Fast Simple Good Beautiful Fantastic
Spek 1 61.52 62 59 57 55 54
Spek 2 52 52 47 45 44 38
Spek 3 42 38 25 21 14 12
Spek 4 10 12 7 5 Navigasi
error
Navigasi
error
Analisis dari hasil uji coba adalah :
• Rekomendasi spesifikasi yang sangat dianjurkan untuk
menjalankan aplikasi ini adalah komputer 1 karena
mampu menjalankan aplikasi dengan sangat lancar pada
kualitas grafis fantastic.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
6
• Aplikasi Peta ini dapat dijalankan pada spesifikasi 2
yang menggunakan VGA mobile dengan lancar namun
terdapat penurunan performa pada kualitas setting
fantastic. Karena pada kualitas tersebut grafis game
disetting pada level maksimal.
• Walaupun pada spesifikasi komputer 3 dan 4 dapat
menjalankan aplikasi peta menggunakan VGA onboard.
Namun perbedaan generasi hardware yang cukup jauh
dapat mempengaruhi performa game.
F. Evaluasi Aplikasi
Evaluasi ini dilakukan dengan cara membandingkan foto pada
kondisi nyata dengan gambar pada peta 3D.
Kondisi Nyata Peta 3D
Ruang
TU
Ruang
Kelas
Ruang
Sidang
Ruang
CIM
Lab
LSCM
Pada perbandingan tersebut dapat disimpulkan jika
penggunaan Unity dapat menghasilkan objek bangunan seperti
bentuk nyatanya selain itu pengaturan pencahayaan
memberikan dampak yang besar untuk menciptakan kecerahan
lingkungan peta yang realistik.
V. KESIMPULAN
Setelah merancang dan membangun aplikasi peta 3D
Jurusan Teknik Industri ITS penulis dapat menyimpulkan
beberapa hal yang didapat pada saat pengerjaan yaitu :
1. Penggunaan game engine Unity dapat menghasilkan
aplikasi peta 3D berbasis web dan dapat dibuka
diberbagai macam browser diantaranya Mozilla
Firefox, Internet Explorer, Opera dan Google Chrome.
2. Aplikasi peta 3D ini dapat dijalankan pada komputer
dengan spesifikasi minimum Intel I3, Memory Ram
DDR3 2GB dan penggunaan VGA onboard dengan
pengaturan quality setting menjadi fast atau fastest.
3. Dalam melakukan import objek 3D gedung dari
aplikasi modelling ke Unity memerlukan kapasitas
RAM yang besar agar seluruh tekstur dan material
yang terdapat dalam objek ikut ter-import.
4. Proses pengelompokan objek yang memiliki bentuk
dan tekstur yang sejenis dapat memberikan efek yang
besar dalam mengurangi beban rendering pada graphic
card.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Shiratuddin, M. F., & Thabet, W. (2002). Virtual Office Walkthrough
Using a 3D Game engine. International Journal of Design Computing.
[2] Unity – Game engine, tools and multiplatform. (2014). Diakses pada
Desember 2014, dari http://www.unity3d.com/blog.
[3] Shiratuddin, M. F., & Fletcher, D. (2007). Utilizing 3D Games
Development Tool For Architectural Design in a Virtual Environment.
Makalah disajikan dalam 7th International Conference on Construction
Applications of Virtual Reality.
[4] Fritsch, D., dan Kada, M. 2004. Visualisation using Game engines.
ISPRS commission, Vol5., 2004, 621-625.
[5] Luo, Lufeng, dkk. 2007. Research on Developing Client of Network
Sport Fitness Game Based on 3D Game engine. International Journal of
Sports Science and Engineering, Vol. 1., 2007, 61-66.
[6] Smith, Shamus P. danTrenholme, David. 2008. Computer game engines
for developing first-person virtual environments. Virtual reality, 12 (3).,
2008, 181–187.
[7] Vassilakis, C., danLepouras, G. 2004. Virtual Museums for all:
Employing Game Technology for Edutainment. Virtual Reality, Vol 8.,
2004, 96 – 106).