pengelolaan program in service training dalam … · kepala sekolah tk bait qurany saleh rahmany...
TRANSCRIPT
PENGELOLAAN PROGRAM IN SERVICE TRAINING DALAM
PENGEMBANGAN METODE JARIMATIKA PADA GURU BAIT
QURANY SALEH RAHMANY KOTA BANDA ACEH
SKRIPSI
Diajukan Oleh:
MUHAMMAD ERNANDA TAUFIQ
NIM. 160206017
Prodi Manajemen Pendidikan Islam
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2019/2020
ii
MUHAMMAD ERNANDA TAUFIQ
NIM. 160206017
Prodi Manajemen Pendidikan Islam
iii
iv
Muhammad Ernanda Taufiq
iv iv iv
,Yang Menyatakan,
v
ABSTRAK
Nama : Muhammad Ernanda Taufiq
NIM : 160206017
Fakultas/Prodi : Tarbiyah dan Keguruan/Manajemen Pendidikan Islam
Judul : Pengelolaan Program In Service Training Dalam
Pengembangan Metode Jarimatika Pada Guru Bait Qurany
Saleh Rahmany Kota Banda Aceh.
Tanggal Sidang : 24 Juli 2020
Tebal Skripsi : 87 Halaman
Pembimbing 1 : Muhammad Faisal, S.Ag., M.Ag
Pembimbing 2 : Dr. Sri Rahmi, M.A
Kata Kunci : Pengelolaan Program In Service Training, Pengembangan
Metode Jarimatika.
Pengelolaan program in service training yang baik dan matang dalam
pengembangan metode jarimatika pada guru sangat diperlukan, agar terarahnya
tujuannya yang diinginkan sehingga dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Tujuannya dari program in service training dalam pengembangan metode
jarimatika pada guru yaitu agar seorang guru mampu memahami, menguasi dan
terampil dalam penggunaan metode jarimatika (metode hafalan Al-Qur’an).
Tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah untuk mengetahui perencanaan,
pelaksanaan, dan kendala pengelolaan program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika pada guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany
Kota Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Subjek dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah dan Guru. Teknik
pengumpulan data penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, 1)
Perencanaan program in service training dalam pengembangan metode jarimatika
pada guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany Kota Banda Aceh meliputi:
penyusunan kurikulum dan selabus pelatihan, penetapan kriteria dan persyaratan
peserta pelatihan, penyelenggaraan kegiatan pelatihan, penyiapan materi
pelatihan, penetapan metode pelatihan, penetapan instraktruktur/fasilitator
pelatihan, penyusunan jadwal pelatihan, penetapan rencana evaluasi program
pelatihan, penyiapan bahan, fasilitas, dan peralatan pelatihan, penyiapan sumber
pendanaan pelatihan. 2) Pelaksanaannya meliputi: menentukan kebutuhan
pelatihan, menyusun desain pelatihan, mengembangkan isi program, memilih
media pelatihan dan prinsip belajar, pelaksanaan latihan, mengevaluasi pelatihan,
dan transfer pelatihan. 3) Kendala pengelolaannya yang didapati dari segi
perencanaannya yaitu pengaturan jadwal pelatihan, dari segi pelaksanannya yaitu
pertama, terkadang guru-gurunya ketika sudah di berikan pelatihan dalam
pengembangan metode jarimatika (metode hafalan Al-Qur’an) di hari itu besok-
besoknya sudah lupa. kedua, di waktu. ketiga, di jaringan pada saat
berlangsungnya pelatihan.
vi
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa
telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita umat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini berjudul “Pengelolaan
Program In Service Training Dalam Pengembangan Metode Jarimatika Pada
Guru Bait Qurany Saleh Rahmany Kota Banda Aceh.” Shalawat beserta
salam senantiasa tercurahkan kepada pangkuan alam Nabi Muhammad SAW.
Penyusunan skripsi ini tidak dapat teselesaikan dengan baik tanpa bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Dr. Muslim Razali, S.H., M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Dan
Keguruan UIN Ar-Raniry.
2. Bapak Mumtazul Fikri, M.A selaku ketua Prodi Manajemen
Pendidikan Islam.
3. Bapak Muhammad Faisal, S.Ag., M.Ag selaku dosen pembimbing
pertama skripsi.
4. Ibu Dr. Sri Rahmi, M.A selaku dosen pembimbing dua skripsi.
5. Kepala sekolah TK Bait Qurany Saleh Rahmany Kota Banda Aceh
yang telah mengizinkan untuk melakukan penelitian bagi peneliti.
vii
6. Perpustakaan UIN Ar-Raniry dan Perpustakaan Wilayah yang telah
menyediakan bahan dalam penelitian ini.
7. Kepada orang tua tercinta yang telah memberi motivasi, semangat,
perjuangan, pengorbanan dan kasih sayang sehingga penulis mampu
menyelesaikan penyususnan skripsi ini dengan baik dan benar.
8. Keluarga besar yang selalu memberi motivasi agar terus
menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan benar.
9. Para sahabat yang selalu memberikan dukungan motivasi dan
menyemangati dikala penyelesaian skripsi ini.
Semoga Allah membalas semua kebaikan mereka dengan balasan yang
lebih baik. Penulis menyadari bahwa terlalu banyak kekurangan dan kelemahan
dalam penyajian skripsi ini, untuk itu sangat di harapakn masukan berupa kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya
hanya kepada Allah juga penulis mengharap semoga skripsi ini dengan segala
kelebihan dan kekurangan dapat bermanfaat Amin Ya Rabbal ‘Alamin.
Banda Aceh, 27 Juni 2020
Penulis,
Muhammad Ernanda Taufiq
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL JUDUL ................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN .................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG .......................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............ ......................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5
E. Penjelasan Istilah ................................................................................. 6
F. Penelitian Terdahulu Yang Relevan..................................................... 7
G. Sistematika Penulisan........................................................................... 10
BAB II LANDASAN TEORITIS .................................................................. 12
A. Pengelolaan Program In Service Training ........................................... 12
1. Pengertian Pengelolaan Program In Service Training ................... 12
2. Manfaat Program In Service Training............................................ 14
3. Perencanaan Program In Service Training ..................................... 16
4. Langkah-Langkah Pelaksanaan Program In Service Training ....... 17
B. Metode Jarimatika/Metode Pembelajaran ............................................ 18
1. Pengertian Metode Jarimatika/Metode Pembelajaran .................... 18
2. Ciri-ciri Metode Pembelajaran yang Baik...................................... 20
3. Prinsip-Prinsip Penentuan Metode Pembelajaran .......................... 21
4. Manfaat dan Tahapan menghafal Al-Qur’an Menggunakan
Metode Jarimatika. ......................................................................... 24
C. Pengelolaan Program In Service Training dalam Pengembangan
Metode Jarimatika Pada Guru .............................................................. 26
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 29
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 29
B. Lokasi Penelitian .................................................................................. 29
C. Subjek Penelitian .................................................................................. 30
D. Data dan Sumber Data ......................................................................... 31
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 32
F. Instrumen Pengumpulan Data .............................................................. 34
G. Analisis Data ........................................................................................ 35
H. Uji Keabsahan Data.............................................................................. 37
ix
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 38
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................... 38
B. Penyajian Hasil Penelitian ................................................................... 46
1. Perencanaan Program In Service Training dalam Pengembangan
Metode Jarimatika Pada Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany
Kota Banda Aceh .......................................................................... 46
2. Pelaksanaan Program In Service Training dalam Pengembangan
Metode Jarimatika Pada Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany
Kota Banda Aceh .......................................................................... 60
3. Kendala Pengelolaan Program In Service Training dalam
Pengembangan Metode Jarimatika Pada Guru TK Bait Qurany
Saleh Rahmany Kota Banda Aceh ................................................ 70
C. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................. 73
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 83
A. Kesimpulan .......................................................................................... 83
B. Saran .................................................................................................... 84
DAFTAR KEPUSTAKAAN ......................................................................... 86
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Jumlah Siswa/I TK Bait Qurany Saleh Rahmany ........................... 44
xi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 : Surat Keterangan Pembimbing Skripsi
LAMPIRAN 2 : Surat Izin Penelitian Dari Wakil Dekan Bidang Akademik dan
Kelembagaan FTK UIN Ar-Raniry
LAMPIRAN 3 : Surat Keterangan Selesai Penelitian
LAMPIRAN 4 : Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
LAMPIRAN 5 : Daftar Wawancara
LAMPIRAN 6 : Dokumentasi Kegiatan Penelitian
LAMPIRAN 7 : Daftar Riwayat Hidup Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belang Masalah
Pendidikan merupakan hal utama yang dilakukan oleh setiap bangsa untuk
mencapai kemajuan. Semakin berkualitas suatu bangsa itu maka semakin
memberikan efek positif bagi kemajuan bangsa dan negaranya. Disamping itu
pendidikan merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mengembangkan sikap,
tingkah laku, dan membantu dalam pembentukan karakter serta mencerdaskan
setiap individu. Tetapi pendidikan yang bertujuan untuk mendapatkan kebahagian
dunia dan akhirat tetap berdasarkan pada ajaran agama Islam.
Pendidikan dapat memberikan pengetahuan tentang manusia itu sendiri
dan tempat mereka hidup. Adapun ungkapan yang dikemukan oleh Zakiah Darajat
bahwa, “pendidikan adalah usaha yang dijalankan oleh seorang atau kelompok
orang agar menjadi dewasa atau menjadi tingkatan penghidupan yang lebih tinggi
dalam arti mental”.1 Untuk memperoleh pendidikan maka sekolah merupakan
sebuah lembaga organisasi yang telah dirancang sepenuhnya untuk melakukan
proses pembelajaran bagi peserta didik. Sekolah ini disediakan untuk mencetak
generasi yang lebih baik, berkualitas serta berakhlak mulia.
Setiap penyelenggara pendidikan tentunya mempunyai suatu program
untuk menunjang keberhasilan pendidikan. Keberhasilan tersebut berhubungan
dengan output dari peserta didik di sekolah.
1 Zakiah Darajat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h. 28.
2
Program sekolah merupakan kegiatan yang telah telah direncanakan untuk
keperluan pendidikan di sekolah. Sehingga apa yang dicapai sesuai dengan visi
dan misi sekolah. Visi dan misi sekolah dijadikan sebagai cita-cita bersama warga
sekolah dan segenap stakeholder pada masa yang akan datang.
Setiap institusi sekolah memerlukan adanya program agar apa yang
diimpikan, dicita-citakan, dan yang diharapkan dapat terwujud secara optimal.
Salah satu program pendidikan di sekolah disini yaitu program in service training.
Program in service training adalah suatu usaha pelatihan atau pembinaan yang
memberi kesempatan kepada seseorang yang mendapat tugas jabatan tertentu
dalam hal tersebut adalah guru, untuk mendapatkan pengembangan kinerja.2 Salah
satu tujuan dari program in service training ini yaitu meningkatkan produktivitas
kerja.
Oleh karena itu Seorang guru dituntun harus memiliki kemampuan,
pengetahuan dan keterampilan dengan baik dalam menjalankan setiap tugasnya.
Seperti mampu dan terampil dalam mengajar secara profesional, menguasai
materi dengan baik serta mampu dan terampil dalam menggunakan Media dan
metode pembelajaran. Termasuk mampu dan terampil dalam menggunakan
metode jarimatika itu sendiri.
Metode jarimatika disini merupakan suatu metode pembelajaran tahfidz
Al-Qur’an atau dikenal dengan metode bait qur’any. Metode ini menggunakan jari
tangan ketika dalam menghafal al-qur’an.3
2 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2012), h. 96. 3 Nurul Habiburrahmanuddin, dkk, Metode Bait Qur’any (Menghafal Sumudah
Menggerakkan Jari Tangan), (Tanggerang Selatan: Bait Qur’any Multimedia, 2017), h. 7.
3
Untuk mewujudkan tujuan Program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika pada guru tersebut maka diperlukan
kemampuan manajemen atau pengelolaan Program in service training yang baik
dan matang, sehinngga arah dan tujuan kegiatannya dapat tercapai secara efektif
dan efisien . Kemampuan manajemen itu diperlukan untuk menjaga keseimbangan
tujuan-tujuan yang berbeda dan mampu dilaksanakan secara efektif dan efisien.4
Berdasarkan hasil observasi awal penelitian di Bait Qurany Saleh
Rahmany yang merupakan salah satu lembaga pendidikan berstatus yayasan yang
berada di Kota Banda Aceh, terdiri dari 3 lembaga pendidikan berada dalam satu
kawasan (tempat) di antaranya yaitu, KB, TK, dan MI. Lembaga pendidikan
tersebut memiliki program in service training dalam pengembangan metode
jarimatika pada guru. Namun dalam Penelitian di sini, peneliti memilih TK Bait
Qurany Saleh Rahmany yang menjadi objek penelitian dengan alasan lembaga
pendidikan tersebut yang pertama melaksanakan program in service training
dalam pengembangan metode jarimatika pada guru.
Program in service training dalam pengembangan metode jarimatika pada
guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany Kota Banda Aceh di laksanakan secara
online, tentunya bukanlah suatu hal yang mudah jika melihat proses pelatihannya
demikian, di tambah lagi dengan guru-guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany yang
memiliki latar belakang yang bersifat heterogen (berbeda-berbeda). Walaupun
guru-gurunya memiliki latar belakang yang bersifat heterogen, namun hasil dari
program in service training tersebut mampu memperoleh hasil yang baik dan
4 Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Rosakarya, 2007), h. 52.
4
memuaskan. Salah satu hasil yang didapat dari program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika pada guru yaitu sudah banyak berbagai prestasi
yang di raih oleh peserta didiknya di mulai dari tingkat kota hingga sampai ke
tingkat nasional dalam bidang tahfidz al-Qur’an. keberhasilan itu semua tentunya
tidak terlepas dari bagaimana pengelolaannya program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika pada guru tersebut. Seperti yang kita ketahui
juga bahwa metode jarimatika ini biasanya digunakan dalam pembelajaran
matematika namun berdasarkan fakta di lapangan metode jarimatika ini juga bisa
digunakan dalam pembelajaran tahfidz Al-Qur’an.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dalam hal ini penulis
tertarik untuk meneliti lebih dalam tentang “ Pengelolaan Program In Service
Training dalam Pengembangan Metode Jarimatika pada Guru Bait Qurany
Saleh Rahmany Kota Banda Aceh”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika pada guru TK Bait Qurany Saleh
Rahmany kota Banda Aceh?
2. Bagaimana pelaksanaan program in service training dalam pengembangan
metode jarimatika pada guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany kota Banda
Aceh?
5
3. Apa saja kendala pengelolaan program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika pada guru TK Bait Qurany Saleh
Rahmany kota Banda Aceh?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui perencanaan program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika pada guru TK Bait Qurany Saleh
Rahmany kota Banda Aceh.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika pada guru TK Bait Qurany Saleh
Rahmany kota Banda Aceh.
3. Untuk mengetahui kendala pengelolaan program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika pada guru TK Bait Qurany Saleh
Rahmany kota Banda Aceh.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Dengan adanya penelitian ini penulis berharap dapat menambah
pengetahuan mengenai pengelolaan program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika pada guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany
kota Banda Aceh dan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi
para pembaca dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengetahui
6
pengelolaan program in service training dalam pengembangan metode jarimatika
pada guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany kota Banda Aceh.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Kepala Sekolah
Dapat mempertahankan program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika pada guru dengan baik.
b. Bagi Guru
Dapat menambah pengetahuan, keterampilan, dan keahlian dalam
menggunnakan metode jarimatika tahfidz Al-Qur’an.
c. Bagi Peserta Didik
Dapat memberikan kemudahan dalam menghafal Al-Qur’an, sehingga
hafalan menjadi lebih cepat dan kuat, serta mendapatkan berbagai prestasi.
d. Bagai Penulis
Dapat menambah wawasan dan pengalaman langsung tentang
pengelolaan program in service training dalam pengembangan metode
jarimatika pada guru.
E. Penjelasan Istilah
Agar mudah memahami isi skripsi ini dan tidak terjadi kekeliruan dalam
memahami kata-kata yang telah peneliti gunakan dalam penulisan, maka peneliti
mencoba menguraikan beberapa istilah kata yang perlu dijelaskan.
1. Pengelolaan Program In Service Training
Pengelolaan program in service training yang peneliti maksud adalah
proses perencanaan dan pelaksanaan program in service training dalam
7
pengembangan metode jarimatika pada guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany
Kota Banda Aceh.
2. Metode jarimatika
Metode jarimatika yang peneliti maksud adalah metode pembelajaran
tahfidz Al-Qur’an yang digunakan guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany Kota
Banda Aceh.
3. Guru Bait Qurany Saleh Rahmany
Guru Bait Qurany Saleh Rahmany yang peneliti maksud disini adalah
Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany itu sendiri.
F. Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang dilakukan sebelumnya
oleh peneliti lain dengan mendapatkan hasil yang empiris. Adapun tujuan dari
penelitian terdahulu ini adalah agar peneliti dapat melihat serta membandingkan
antara penelitian yang peneliti teliti dengan peneliti lain.
Bambang (2015). Skripsi dengan judul “Pengembangan Sumber Daya
Manusia Melalui Pendidikan dan Pelatihan di Kantor Sekretariat Kabupaten
Mamaju”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Pengembangan Sumber Daya
Manusia khsusnya aparat di lingkungan Sekretariat Kabupaten Mamaju telah
merujuk pada mekanisme yang berlaku secara umum mulai dari sistem seleksi,
pendidikan dan pelatihan, pengembangan karir dan disiplin, hingga ke program
sumber daya manusianya. Secara umum pelaksanaan pengembangan sumber daya
8
manusia khsusunya aparatur di Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Mamaju
telah dilaksanakan dengan baik.5
Cut Nurul Fajri Harlita (2019). “Penggunaan Metode Jarimatika Quran
Dalam Praktik Menghafal Al-Quran di TK Bait Qurany Saleh Rahmany
Kecamatan Kuta Raja Banda Aceh”. Berdasarkan data dari hasil observasi dan
dari informan didapatkan informasi bahwa metode jarimatika Quran adalah
sebuah metode menghafal al-Qut’an dengan menggunakan jari-jari dan ruas-ruas
jari tangan kanan dengan menempatkan al-Quran pada tangan sebelah kiri.
Dengan hitungan ruas jari kelingking bagian bawah adalah ayat pertama, ruas jari
kelingking bagian tengah adalah ayat kedua, dan seterusnya. Dalam penggunaan
metode ini, TK Bait Qurany Saleh Rahmany Banda Aceh memiliki jam khusus
dan biasanya pembelajaran metode ini berlangsung selama kurang lebih 20-25
menit setiap hari, dimulai dari hari senin-sabtu di dalam ruang kelas, dengan di
pimpin oleh dua hingga tiga orang guru yang berdiri di depan kelas.6
Rusdin (2017). “Pendidikan dan Pelatihan Sebagai Sarana Peningkatan
Kompetensi Guru di SMP 02 Linggang Bigung”. Dari hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa: pengembangan Kompetensi guru yang telah dilakukan
melalui pendidikan dan pelatihan di SMP Negeri 02 Linggang Bigung Kutai
5 Bambang Nurdiansyah ,Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Pendidikan dan
Pelatihan, (Makasar: Universitas Hasanuddin Makasar, 2015). 6 Cut Nurul Fajri Harlita, Penggunaan Metode Jarimatika Quran Dalam Praktik
Menghafal Al-Quran, (Banda Aceh: Universitas Islam Negeri Ar-Araniry, 2019).
9
Barat Secara akumulatif mampu menambah keterampilan dan keahlian guru
sesuai bidang tugasnya.7
Setelah meninjau dari peneliti terdahulu, maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa penelitian yang peneliti lakukan terdapat persamaan dan
perbedaan dengan penelitian terdahulu, di antaranya yaitu sebagai berikut:
Pertama, Persamaannya dengan peneliti pertama yaitu sama-sama
membahas tentang pelatihan dan pendidikan, kemudian metode penelitian yang
digunakan sama sama menggunakan metode diskriptif kualitatif. Adapun
perbedaannya disini yaitu, penelitian sekarang lebih menfokuskan tentang
pengelolaanya program in service training dalam pengembangan metode
jaraimatika pada guru. Sedangkan penelitian terdahulu tidak membahas tentang
pengelolaan program in service training dalam pengembangan metode jarimatika
pada guru. Subjek, objek, dan hasil penelitiannya juga berbeda.
Kedua, persamaanya dengan penelitian kedua yaitu sama-sama membahas
tentang metode jarimatika Quran, metode yang digunakan sama-sama
menggunakan metode diskriptif kualitatif. Adapun perbedaannya disini yaitu,
penelitian sekarang lebih menfokuskan tentang pengelolaanya program in service
training dalam pengembangan metode jarimatika pada guru sedangkan penelitian
terdahulu tidak membahas tentang pengelolaan program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika pada guru dan hasil penelitiannya juga
berbeda.
7 Rusdin, Pendidikan dan Pelatihan Sebagai Sarana Peningkatan Kompetensi Guru,
(Journal Administrative Reform, Desember 2017), Vol. 5.No. 4, di akses pada tanggal 26 Oktober
2019.
10
Ketiga, Persamaannya dengan peneliti ketiga yaitu sama-sama membahas
tentang pendidikan dan pelatihan, kemudian metode penelitian yang digunakan
sama sama menggunakan metode diskriptif kualitatif. Adapun perbedaannya
disini yaitu, penelitian sekarang lebih menfokuskan tentang pengelolaanya
program in service training dalam pengembangan metode jaraimatika pada guru
sedangkan penelitian terdahulu tidak membahas tentang pengelolaan program in
service training dalam pengembangan metode jarimatika pada guru. Subjek,
objek, dan hasil penelitiannya juga berbeda.
Maka peneliti merasa penelitian ini layak dilanjutkan untuk memperkuat
konsep dan praktek jarimatika di lembaga pendidikan khsususnya tahfidz al-
Qur’an.
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan para pembaca dalam menelaah skripsi ini, maka
penulis membuat sistematika penulisan dalam 5 bab. Adapun sistematika
penulisan ini yaitu sebagai berikut:
BAB I, merupakan bab pendahuluan yang meliputi latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan
istilah, penelitian terdahulu yang relevan, dam sistematika pembahasan.
BAB II, pada bab ini peneliti akan membahas tentang teori-teori yang
berkaitan dengan judul penelitian yaitu pengelolaan Program in service
trainingdalam pengembangan metode jarimatika pada guru.
BAB III, pada bab ini membahas mengenai metode penelitian yang
meliputi: jenis penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian, data dan sumber
11
data, teknik pengumpulan data, instrument pengumpulan data, analisis data, dan
uji keabsahan data.
BAB IV, pada bab yang ke empat ini membahas mengenai temuan hasil
penelitian serta pembahasan hasil penelitian yang meliputi: gambaran umum
lokasi penelitian, perencanaan program in service training dalam pengembangan
metode jarimatika pada guru, pelaksanaan Program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika pada guru, dan kendala pengelolaan Program
in service training dalam pengembangan metode jarimatika pada guru.
BAB V, mencakup kesimpulan akhir dari penelitian yang dilakukan
peneliti serta saran-saran dari peneliti.
12
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Pengelolaan Program In Service Training
1. Pengertian Pengelolaan Program In Service Training
Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata Management berasal dari
kata “to manage” yang berarti mengatur, melaksanakan, mengelola,
mengendalikan, dan memperlakukan. Namun kata Management itu sendiri sudah
diserap ke dalam Bahasa Indonesia menjadi kata manajemen yang berarti sama
dengan “pengelolaan”, yakni sebagai suatu proses mengoordinasi dan
mengintegrasi kegiatan-kegiatan kerja agar dapat diselesaikan secara efektif dan
efisien.8
Menurut Melayu S.P. Hasibuan dalam Saefullah, pengelolaan adalah ilmu
dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, yang
didukung oleh sumber-sumber lain dalam organisasi untuk mencapai tujuan
terterntu. Sedangkan menurut Robbin dan Coulter dalam Saefullah , pengelolaan
adalah proses mengoordinasikan aktivitas-aktivitas kerja sehingga dapat selesai
secara efisien dan efektif dengan melalui orang lain.9
Dari uraian di atas dapat di ambil suatu kesimpulan bahwa pengelolaan
adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan pengawasan dan
evaluasi dalam suatu kegiatan dengan melibatkan sumber daya manusia dan
sumber daya lainnya agar tercapainya tujuan secara efektif dan efesien.
8 Rita Mraiyana, Pengelolaan Lingkungan Belajar, (Jakarat: Kencana, 2010), h. 16.
9 Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), h.1.
13
Menurut Wursanto dalam Kornelius, dkk, Program in service training
adalah suatu program pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan bagi pegawai
yang sudah berstatus sebagai pegawai tetap (bukan calon pegawai) dengan tujuan
untuk lebih meningkatkan kemampuan, keterampilan serta pengetahuan dari
pegawai yang bersangkutan.10
In service training juga bisa dikatakan sebagai
suatu program sekaligus metode pelatihan dan pendidikan dalam jabatan yang
dilaksanakan dengan cara langsung bekerja di tempat untuk belajar dan meniru
suatu pekerjaan di bawah bimbingan seorang pengawas.
Istilah lain yang juga dipergunakan yaitu upgrading atau penataran dan
Inservice education yang pada dasarnya mempunyai maksud yang sama. In
service training di berikan kepada guru-guru yang dipandang perlu meningkatkan
keterampilan/pengetahuannya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
khususnya di bidang pendidikan.
Dalam hal ini, in service training dapat diartikan sebagai usaha
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam bidang tertentu sesuai
dengan tugasnya, agar dapat meningkatkan kinerja dan mempertahankan
profesionalismenya dalam melakukan tugas tugas tersebut.11
10
.Kornelius, ddk, Pendidikan dan Pelatihan Guru dalam Meningkatkan Kualitas
Pendidikan, (Journal Administrative Reform, 2014), Vol. 2. No. 3, h. 1814. di akses pada tanggal
13 januari 2020. 11
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan…, h. 94.
14
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa pengelolaan program in service
training adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan dalam usaha meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru
dalam bidang tertentu sesuai dengan tugasnya, sehingga dapat tercapainya tujuan
secara efektif dan efisien.
2. Manfaat Program In Service Training
Siagian menyebutkan manfaat diadakannya program diklat ada dua, yaitu:
a. Manfaat Bagi perusahaan atau instansi
1. Peningkatan produktivitas kerja organisasi sebagai sutau keseluruhan
antara lain karena tidak terjadinya pemborosan, karena kecermatan
melaksanakan tugas, tumbuh suburnya kerjasama antara berbagai
satuan kerja yang melaksanakan kegiatan yang berbeda dan bukan
spesialistik, meningatkan tekad mencapai sasaran yang telah
ditetapkan serta lancarnya koordinasi sehingga organisasi bergerak
sebagai satu kesatuan yang utuh.
2. Terwujudmya hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan antara
lain karena adanya pendelegasian wewenang, interaksi yang
didasarkan pada sikap dewasa baik secara teknik maupun intelektual,
saling menghargai, dan adanya kesepakatan bagi bawahan untuk
berpikir dan bertindak secara inovatif.
3. Terjadinya proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat
karena melibatkan seluruh pegawai yang bertanggungjawab
15
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan operasional dan tidak sekedar di
perintahkan oleh manajer.
4. Meningkatkan kesempatan kerja seluruh tenaga kerja dalam organisasi
dalam komitmen organisasional yang lebih tinggi.
5. Mendorong sikap keterbukaan manajemen melalui penerapan gaya
manajerial partsisipatif,
6. Memperlancar jalannya suatu komunikasi yang efektif yang pada
gilirannya memperlancar proses perumusan kebijaksanaan organisasi
dan operasionalnya.
7. Penyelesaian suatu konflik secara fungsional yang dampaknya yaitu
tumbuh suburnya rasa persatuan dan suasana kekeluargaan dikalangan
anggota organisasi.
Dari ketujuh manfaat program diklat di atas bagi perusahaan atau instansi,
Manfaat program diklat tersebut juga bermanfaat bagi lembaga pendidikan.
b. Manfaat bagi para pegawai
1. Membantu pegawai membuat keputusan yang baik.
2. Meningkatkan kemampuan para pekerja menyelesaikan berbagai
masalah yang dihadapi
3. Terjadinya internalisasi dan operasionalisasi faktor-faktor motivasi.
4. Timbulnya suatu dorongan dalam diri para pekerja untuk terus
meningkatkan kemampuan kerjanya.
5. Peningkatan kemampuan pegawai untuk mengatasi stress, frustasi, dan
konflik yang nantinya bisa memperbesar rasa percaya pada diri sendiri.
16
6. Tersedianya informasi tentang berbagai program yang dapat
dimanfaatkan oleh para pegawai dalam rangka pertumbuhan masing-
masing secara teknik maupun intelektual.
7. Meningkatkan kepuasan kerja.
8. Semakin besarnya pengakuan atas kemampuan seseorang.
9. Semakin besarnya tekad para pekerja untuk lebih mandiri.
10. Mengurangi ketakutan menghadapi tugas baru dimasa depan.12
Manfaat bagi para pegawai yang dimaksud disini yaitu guru. Adapun
manfaat yang dapat dipetik dari pelaksanaan program diklat adalah bermanfaat
untuk individu guru dan juga bermanfaat bagi lembaga pendidikan untuk
mencapai tujuan, karena peningkatan kualitas guru bermanfaat juga kepada
peningkatan kinerja lembaga pendidikan secara keseluruhan.
3. Perencanaan Program In Service Training
Perencanaan program pelatihan merupakan kegiatan merencanakan
program pelatihan secara menyeleuruh. Rencana program pelatihan merupakan
proses penentuan jumlah dan jenis sumber daya yang diperlukan dalam rangka
implementasi program pelatihan. Rencana program pelatihan yang disusun
meliputi informasi tentang:
a. Penyusunan kurikulum dan silabus pelatihan (merupakan seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi materi dan bahan
pelatihan serta metode yang digunakan sebagai pedoman Penetapan
tujuan dan sasaran pelatihan.
b. Penetapan kriteria dan persyaratan peserta pelatihan.
c. Penetapan jumlah peserta pelatihan.
d. Penyelenggaraan kegiatan pelatihan untuk mencapai tujuan. e. Penyiapan materi pelatihan (yang relevan dengan tujuan pelatihan)
12
Siagian, Filsafat Administrasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 35.
17
f. Penetapan metode pelatihan
g. Penetapan Instraktuktur/fasilitator pelatihan (sesuai kompetensi dan
kualifikasi).
h. Penyusuanan jadwal pelatihan (waktu pelatihan disesuaikan dengan
tujuan, materi pelatihan, capaian kompetensi setiap peserta).
i. Penetepan rencana evaluasi program pelatihan.
j. Penyiapan bahan, fasilitas, dan peralatan pelatihan.
k. Penyiapan sumber pendanaan pelatihan.13
Perencanan program pelatihan di atas juga dapat digunakan dalam
Perencanaan program pelatihan apa saja, salah satunya program in service
training (pelatihan atau pendidikan dalam jabatan) itu sendiri. Dengan demikian
tahap-tahap perencanaan program pelatihan di atas harus dilaksanakan dengan
optimal, agar tercapai tujuan yang hendak dicapai secara efektif dan efisien.
4. Langkah-Langkah Pelaksanaaan Program In Service Training
Langkah-langkah yang dilakukan dalam melaksanakan pelatihan agar
berjalan sukses yaitu sebagai berikut: 14
1. Menentukan Kebutuhan Pelatihan
Langkah pertama dan utama dalam program pelatihan adalah
menentukan apakah ada kebutuhan yang diperlukan untuk pelatihan.
Analisis kebutuhan dapat dilakukan melalui analisis kebutuhan organisasi,
analisis kebutuhan jabatan, survey sikap individu, ataupun analisis
kebutuhan demografis.
2. Menyusun Desain Pelatihan
Informasi dari hasil identifikasi kebutuhan pelatihan merupakan
masukan yang berharga untuk penyususnan desain pelatihan. Penyusunan
desain pelatihan setidaknya perlu mencakup tujuan program pelatihan,
struktur program pelatihan, peserta,pelatih/fasilitator, metode, dan
penilaian hasil akhir.
3. Mengembangkan Isi Program
Program latihan harus mempunyai isi yang sama dengan tujuan
belajarnya. Isi program mencakup keahlian/keterampilan, sikap,
pengetahuan yang merupakan pengalaman belajar pada pelatihan yang
diharapkan dapat menciptakan perubahan tingkat laku.
13
Sutarto dan Joko, Manajemen Pelatihan, (Yokgyakarta: Cv Budi Utama, 2013). h. 27. 14
Moekijat, Evaluasi Pelatihan Dalam Rangka Peningkatan Produktivitas, (Bandung:
Mandar Maji, 2008), h. 51-53.
18
4. Memilih Media Pelatihan dan Prinisp Belajar
Usaha pencapaian tujuan pelatihan perlu ditunjang oleh
penggunaan alat bantu serta media yang tepat agar sesuai dengan
karakteristik penggunaannya. Prinsip-prinsip belajar merupakan
petunjuk/prosedur tentang tata cara bagaimana peserta pelatihan dapat
melakukan kegiatan pembelajaran secara efektif dalam mencapai tujuan
belajar yang telah ditetapkan.
5. Pelaksanaan latihan
Pelaksanaan Pelatihan merupakan perwujudan tindakan nyata dari
hal-hal yang telah direncanakan.Pelaksanaan pelatihan meliputi tiga tahap,
yaitu (1) pra pelatihan adalah penentuan kriteria dan seleksi orang-orang
yang terlibat dalam latihan, metode yang digunakan, penetapan biaya dan
waktu pelatihan. (2) Pelaksanaan Pelatihan, dalam hal ini hendaknya
dilakukan sesuai dengan ketentuan, aturan, dan persyaratan pelaksanaan
latihan. (3) pasca pelatihan dilakukan melalui kegiatan penilaian terhadap
hasil belajar dengan pelaksanaan program latihan.
6. Mengevaluasi Latihan
Pelaksanaan suatu pelatihan dapat dikatakan berhasil apabila dalam
diri peserta tersebut terjadi transformasi, dengan peningkatan kemampuan
dalam melaksanakan tugas dan perubahan perilaku yang tercermin pada
sikap, disiplin, dan etos kerja.
7. Transfer Pelatihan
Tujuan akhir setiap program pelatihan adalah bahwa pembelajaran
terjadi selama pelatihan di transfer kembali ke dalam pekerjaan. Transfer
pelatihan adalah tingkat aplikasi pengetahuan, keahlian, kemampuan, atau
karakteristik lainnya yang dipelajari dalam pelatihan terjadap pekerjaan.
Dengan memperhatikan langkah-langkah pelaksanaan program in service
training di atas, diharapkan dalam pelaksanaan program in service training dapat
berjalan dengan optimal, sehingga tercapai tujuan yang hendak dicapai secara
efektif dan efisien.
B. Metode Jarimatika/Metode Pembelajaran
1. Pengertian Metode Jarimatika/Metode Pembelajaran
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana
yang sudah di susun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang sudah disusun tercapai
19
secara optimal.15
Ini berarti metode digunakan untuk merealisasikan proses belajar
mengajar yang telah ditetapkan.
Metode pembelajaran dapat diartikan cara atau pola yang khas dalam
memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan serta bebagai teknik dan sumber
daya terkait lainnya agar terjadi proses pembelajaran pada diri pembelajar.16
Dengan kata lain metode pembelajaran adalah teknik penyajian yang
dikuasai oleh seorang guru untuk menyajikan materi pelajaran kepada murid di
dalam kelas baik secara individual atau secara kelompok agar meteri pelajaan
dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh murid dengan baik.17
Metode jarimatika adalah metode pembelajaran, Metode jarimatika disini
merupakan suatu metode pembelajaran tahfidz Al-Qur’an atau dikenal dengan
metode bait qur’any.Metode ini menggunakan jari tangan ketika dalam menghafal
al-Qur’an.18
Dalam kenyatannya, cara atau metode pembelajaran yang digunakan untuk
menyampaikan informasi berbeda dengan cara yang ditempuh untuk
memantapkan murid dalam menguasasi pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Khusus metode pembelajaran di kelas, efektifitas metode dipengaruhi oleh faktor
tujuan, faktor siswa, faktot situasi dan faktor guru itu sendiri.
15
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 147. 16
Abdurrahman Ginting, Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran (Bandung:
Humaniora, 2008), h. 42. 17
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prastya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV Pustaka
Setia, 2005), h. 52. 18
Nurul Habiburrahmanuddin, dkk, Metode Bait Qur’any (Menghafal Sumudah
Menggerakkan Jari Tangan) …, h. 6.
20
Dengan demikian metode dalam rangkaian sistem pembelajaran
memegang peran yang sangat penting, karena keberhasilan pembelajaran sangat
tergantung pada cara guru dalam menggunakan metode pembelajaran.
2. Ciri-Ciri Metode Pembelajaran Yang Baik
Banyak metode yang harus dipilih oleh seorang guru dalam kegiatan
belajar mengajar. Oleh karena itu setiap guru yang akan mengajar diharapkan
untuk memilih metode yang baik. Karena baik dan tidaknya suatu metode yang
akan digunakan dalam proses belajar mengajar terletak pada ketepatan memilih
suatu metode sesuai dengan tuntutan proses belajar mengajar.
Adapun ciri-ciri metode yang baik untuk proses belajar mengajar adalah
sebagai berikut: 19
a. Bersifat luwes, fleksibel dan memiliki daya yang sesuai dengan watak
murid dan materi.
b. Bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan praktik dan
mengantarkan murid pada kemampuan praktis,
c. Tidak mereduksi materi, bahkan sebaliknya mengembangkan materi.
d. Memberikan keleluasaan pada murid untuk menyatakan pendapat.
e. Mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat, terhormat dalam
keseluruhan proses pembelajaran.
Sedangkan dalam penggunaan suatu metode pembelajaran harus
memperhatikan beberapa hal berikut: 20
19
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui
Penamaan Konsep Umum dan Islami, (Bandung: Rafika Aditama, 2007), h. 56. 20
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prastya, Strategi Belajar Mengajar…, h. 53.
21
a. Metode yang digunakan dapat membangkitkan motif, minat, atau gairah
belajar murid.
b. Metode yang digunakan dapat menjamin perkembangan kegiatan
kepribadian murid.
c. Metode yang digunakan dapat memberikan kesempatan kepada murid
untuk mewujudkan hasil karya.
d. Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar
lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi.
e. Metode yang digunakan dapat mendidik murid dalam teknik belajar
sendiri dan cara memperoleh ilmu pengetahuan melalui usaha pribadi.
f. Metode yang digunakan dapat meniadakan penyajian yang bersifat
verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang nyata
dan bertujuan.
g. Metode yang digunakan dapat mengembangkan nilai-nilai serta sikap-
sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara berkeja yang baik
dalam kehidupan sehari-hari.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa suatu metode yang akan
digunakan dalam proses belajar mengajar bisa dikatakan baik jika metode itu bisa
mengembangkan potensi pesrta didik.
3. Prinsip-Prinsip Penentuan Metode Pembelajaran
Dalam proses belajar mengajar guru dalam mencantumkan suatu metode
hendaknya tidak asal pakai, guru dalam menentukan metode harus melalui seleksi
yang sesuai dengan perumusan tujuan pembelajaran. Metode apapun yang dipilih
22
dalam setiap kegiatan belajar mengajar hendaklah memperhatikan ketepatan
(efektifitas) metode pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar.
Adapun hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan metode
pembelajaran adalah sebagai berikut: 21
a. Tujuan yang hendak dicapai. Tujuan yang ingin dicapai dalam proses
belajar mengajar harus menjadi perhatian utama bagi seorang guru dalam
menentukan metode apa yang dipakai (serasi).
b. Kemampuan guru. Efektif atau tidaknya suatu metode pembelajaran juga
sangat dipengaruhi pada kesempatan guru dalam menggunakannya.
c. Anak didik. Guru dalam kegiatan belajar mengajar harus memperhatikan
anak didik. karena mereka mempunyai kemampuan, bakat, minat,
kecerdasan, karakter, latar belakang ekonomi yang berbeda-beda. Oleh
karena itu dengan latar belakang yang berbeda-beda guru harus pandai
dalam menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan.
d. Situasi dan kondisi proses belajar mengajar dimana berlangsung.
e. Situasi dan kondisi proses belajar mengajar yang berada dilingkungan
dekat pasar yang ramai akan berdampak pada metode pembelajaran yang
akan digunakan. Sehingga guru bisa menentukan metode pembelajaran
yang sesuai di lingkungan tersebut.
f. Fasilitas yang tersedia. Tersedianya fasilitas seperti, alat peraga, media
pengajaran dan fasilitas-fasilitas lainnya sangat menentukan terhadap
efektif tidaknya suatu metode.
21
Tahar Yusuf dan Saiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997), h. 7-10.
23
g. Waktu yang tersedia. Disamping hal-hal di atas masalah waktu yang
tersedia juga harus diperhatikan. Apakah waktunya cukup jika
menggunakan metode yang akan dipakai atau tidak.
h. Kebaikan dan kekuragan suatu metode. Dari masing-masing metode yang
ada, tentu memiliki kebaikan dan kekurangan. Kekurangan suatu metode
bisa dilengkapi dengan metode yang lain. Oleh karena itu guru harus bisa
mempertimbangkan metode mana yang akan digunakan.
Dalam menentukan suatu metode pembelajaran, maka harus diperhatikan
beberapa aspek dengan baik, seperti yang telah diuraikan di atas.
Adapaun prinsip-prinsip penentuan metode dalam proses belajar mengajar
adalah sebagai berikut: 22
a. Prinsip motivasi dan tujuan belajar. Motivasi memiliki kekuatan yang
sangat dahsyat dalam proses belajar mengajar. Belajar tanpa motivasi
seperti badan tanpa jiwa. Demikian juga tujuan, proses belajar mengajar
yang tidak mempunyai tujuan yang jelas akan tidak terarah.
b. Prinsip kematangan dan perbedaan individual. Semua perkembangan pada
anak memiliki tempo yang berbeda-beda, karena itu setiap guru agar
memperhatikan waktu dan irama perkembangan anak, motif, intelegrasi
dan emosi kecepatan menankap pelajaran, serta pembawaan dan faktor
lingkungan.
c. Prinsip penyediaan peluang dan pengalaman praktis. Belajar dengan
memperhatikan peluang sebesar-besarnya bagi partisipasi anak didik dan
22
Tahar Yusuf dan Saiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab…, h.
56-59.
24
pengalaman langsung akan lebih menarik makna dari pada belajar
verbalistik.
d. Integrasi pemahaman dan pengalaman. Penyantunan pemahaman dan
pengalaman menghendaki suatu proses pembelajaran yang mampu
menerapkan pengalaman nyata dalam suatu proses belajar mengajar.
e. Prinsip fungsional. Belajar merupakan proses pengalaman hidup yang
bermanfaat bagi kehidupan berikutnya. Setiap belajar nampaknya tidak
bisa lepas dari nilai manfaat, sekalipun bisa berupa nilai manfaat teoritis
atau praktis bagi kehidupan sehari-hari.
f. Prinsip Penggembiraan. Belajar merupakan proses yang terus berlanjut
tanpa henti, tentu seiring kebutuhan dan tuntuan yang terus menerus, maka
metode mangajar jangan sampai memberi kesan memberatkan, sehingga
kesadaran pada anak untuk belajar cepat berakhir.
Dengan memperhatikan prinsip-prinsip penentuan metode pembelajaran di
atas.diharapkan dalam proses belajar mengajar dapat lebih efektif dan efisien dan
dapat mengoptimalkan tercapainya tujuan yang hendak dicapai, karena dengan
memperhatikan prinsip-prinsip tersebut seoarang guru bisa mempertimbangkan
mana metode yang sesuai yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar.
4. Manfaat dan Tahapan Menghafal Al-Qur’an Menggunakan Metode
Jarimatika
a. Manfaat Menghafal Al-Qur’an Menggunakan Metode Jarimatika.
Bait qur’any, menghafal dengan menggunakan (lima) jari tangan
kanan. Metode ini memiliki beberapa manfaat yaitu:
25
1. Lebih Fokus dalam Menghafal Al-Qur’an
2. Surah yang panjang terasa pendek karena fokus hanya 5 jari
3. Mendeteksi kelupaan ayat yang dihafal dengan cepat.
4. Mempermudah mengingat ayat yang yang terlewatkan atau terlupakan
5. Mampu menghafal dari awal ke akhir dan dari akhir ke awal
6. Matematika dasar dengan menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an, seperti
penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.23
.
Manfaat di atas merupakan manfaat metode menghafal Al-Qur’an
baik itu bagi guru maupun bagi murid itu sendiri.
b. Tahapan Menghafal Al-Qur’an Menggunakan Metode Jarimatika
Metode jarimatika atau dikenal dengan metode bait qur’any
menghafal dengan menggunakan 5 (lima) jari tangan kanan, memiliki
beberapa tahapan menghafal yang dilalui, yaitu:
1. Membuka Al-Qur’an dan menetapkan ayat/surat yang yang akan
dihafal.
2. Telapak tangan kanan dan buku-buku jari dipersiapkan untuk
menghafal sesuai dengan nomor ayat.
3. Guru membaca, murid mengikuti.
4. Perbaiki bacaan murid baik tahsin dan tajwid.
5. Terjemahkan kata perkata, diikuti oleh murid.
6. Pasangkan murid, satu anak sama satu anak untuk melancarkan
terjemah.
7. Setor terjemah ke pasangan.
8. Guru menjelaskan tafsir singkat.
9. Guru mentalaqy tahfidz dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Guru membaca, murid mengikuti.
b. Murid mengulang 3 x sembari melihat Al-Qur’an.
c. Murid mengulang bacaan 2 x, 1 x lihat Al-Qur’an, 1 x melihat jari,
1. Dimulai dari jari kelingking bagian bawah menunjukkan ayat
ke-1
2. Dilanjutkan kelingking bagian tengah menunjukkan ayat ke-2.
3. Dilanjutkan kelingking bagian atas menunjukkan ayat ke-3.
10. Murid membaca lihat jari 3 x tanpa lihat Qur’an sampai bisa,
11. Cara mengingatnya yaitu ingat awal ayat. Kemudian ingat ayat utuh.
12. Jika suda menghafal 3 ayat.
23
Nurul Habiburrahmanuddin, dkk, Metode Bait Qur’any (Menghafal Sumudah
Menggerakkan Jari Tangan) …, h. 6
26
13. Guru menyebutkan angka, murid membacakan ayat, dapat
meneyebutkan urut dan kemudian acak 3 ayat yang sudah dihafal.
14. Jika sudah menghafal 14 ayat, ingatkan ayat-ayat kunci.
15. Setiap setoran bacakan awal ayat. kemudian bacakan hafalan,
selanjutnya sebutkan kunci-kunci maju dan kunci-kunci mundur.24
Tahapan dalam menghafal Al-Qur’an dengan menggunakan lima
jari tangan tersebut harus betul-betul dikuasi oleh seoarang guru, agar
memudahkan murid nantinya ketika dalam menghafal Al-Qur’an.
C. Pengelolaan Program In Service Training dalam Pengembangan Metode
Jarimatika pada Guru
Metode pembelajaran yang baik adalah metode yang direncanakan dan
disepakati secara bersama yang disesuikan dengan situasi atau kondisi lingkungan
yang ada di dalam sebuah instansi pendidikan
Salah satau metode pembelajaran disini yaitu Metode jarimatika yang
merupakan Sebuah metode pembelajaran tahfidz al-Qur’an yang harus dikuasai
oleh guru, metode jarimatika ini biasanya diimplemntasikan dalam pembelajaran
matematika. Namun, disini ada pengembangan metode jarimatika sehingga
metode jarimatika tersebut bisa digunakan dalam pembelajaran tahfidz al-Qur’an.
Dalam penggunaan metode jarimatika tahfidz al-Qur’an ini perlu atau
penting adanya program in service training bagi guru di dalam sebuah lembaga
pendidikan, karena pada program tersebut akan diberikan pembinaan yang berupa
pelatihan dan pendidikan bagi guru untuk menguasi metode jarimatika tahfidz al-
Qur’an dengan baik.
24
Nurul Habiburrahmanuddin, dkk, Metode Bait Qur’any (Menghafal Sumudah
Menggerakkan Jari Tangan) …, h. 7.
27
Dalam melaksanakan program in service training salah satu hal yang
dianggap penting yaitu pengelolaan atau dikenal dengan manajemen, pengelolaan
disini yang berkaitan dengan perencanaannya, pengorganisasiannya,
pelaksanaannya, pengawasannya, dan evaluasinya. Oleh karena itu program in
service training harus dikelola dengan optimal sehingga tercapainya tujuan yang
dinginkan.
Perencanaan disini yang berarti sebagai langkah awal sebelum
menjalankan/melaksanakan suatu kegiatan, seperti menentukan tujuan program in
service training dalam pengembangan metode jarimatika pada guru,
mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan pada saat pelaksanaan program
in service training dalam pengembangan metode jarimatika pada guru tersebut.
kemudian pengorganisasian disini yaitu suatu proses pembagian tugas dari setiap
pelaksanaan program in service training dalam pengembangan metode jarimatika
pada guru..
Pelaksanaan disini yaitu suatu tindakan dalam melaksanakan program in
service training dalam pengembangan metode jarimatika pada guru yang
dilakukan dari sebuah rencana yang di susun secara matang dan terinci.
Selanjutnya pengawasan yang berarti suatu proses dalam menetapkan ukuran
kinerja, apakah kinerja dalam pelaksanaan program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika pada guru sudah sesuai atau tidak.
Evaluasi disini yaitu suatu penilaian dari setiap kegiatan program in
service training dalam pengembangan metode jarimatika pada guru tersebut,
28
dimulai dari perencanaannya, pengorganisasiannya, pelaksanannya, dan
pengawasannya.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Bentuk penelitian dalam skripsi ini yaitu penelitian kualitatif. Metode
deskriptif kualitatif merupakan salah satu penelitian yang bertujuan untuk
menggambarkan dan menelaah masalah yang ada pada masa sekarang secara
efktif.25
Metode ini dipakai dalam upaya memahami analisis mengenai pengelolaan
program in service training dalam pengembangan metode jarimatika pada guru.
Dengan metode kualitatif ini diharapkan akan terungkap gambaran mengenai
relaitas sasaran penelitian, yakni tentang mengenai perencanaan dan pelaksanaan
program in service training dalam pengembangan metode jarimatika pada guru
TK Bait Qurany Saleh Rahmany Kota Banda Aceh beserta kendala dalam
pengelolaannya.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian disini ialah tempat untuk memperoleh sumber data yang
akan dilakukan oleh peneliti. Penelitian ini di lakukan di TK Bait Qurany saleh
Rahmany yang beralamat di Jln Prof A. Majid Ibrahim I Merduati-Banda
Aceh.Alasan peneliti memilih lokasi penelitian di TK Bait Qurany Saleh
Rahmany Kota Banda Aceh didasari atas beberapa pertimbangan yaitu pertama
TK Bait Qurany Saleh Rahmany Kota Banda Aceh merupakan lembaga
25
Muhammad Hasyim, Penetapan Dasar Kaedah Penelitian Masyarakat, (Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya, 2009), h. 21.
30
pendidikan yang pertama melaksanakan program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika pada guru, Kedua, dari program in service
training dalam pengembangan metode jarimatika pada guru sudah banyaknya
berbagai prestasi yang diraih oleh peserta didiknya dalam menghafal Al-Qur’an
menggunakan metode jarimatika tersebut, dan yang ke tiga, lokasi penelitiannya
dapat dijangkau. Inilah yang menjadi daya tarik peneliti ingin melakukan
penelitian di lembaga pendidikan tersebut.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan sesuatu yang diteliti baik orang, benda,
ataupun lembaga (organisasi). Subjek penelitian ini pada dasarnya adalah yang
akan dikenai kesimpulan hasil penelitian.26
. Dalam Penelitian ini yang menjadi
subjek penelitan yaitu kepala sekolah TK Bait Qurany Saleh Rahmany Kota
Banda Aceh, dan guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany Kota Banda Aceh. Kepala
sekolah TK Bait Qurany Saleh Rahmany Kota Banda Aceh, Peneliti
menjadikannya narasumber karena narasumber merupakan salah satu orang yang
berperan langsung dan bertanggung jawab dalam pengelolaan program in service
training dalam pengembangan metode jaraimatika pada guru.
Subjek penelitian selanjutnya yang akan diteliti ialah Guru TK, alasan
peneliti menjadikan guru TK sebagai subjek penelitian ialah karena Guru TK
yang lebih berpengalaman dalam mengikuti program in service training tersebut
dalam pengembangan metode jarimatika pada guru.
26
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), h. 35.
31
D. Data dan Sumber Data
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif. Data
kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk kata verbal bukan dalam
bentuk angka. Yang termasuk dalam penelitian ini yaitu Gambaran umum Obyek
penelitian, meliputi: profil sekolah, sejarah berdirinya, visi dan misi, keadaan guru
dan siswa.
Adapun data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari sumber data
primer dan sumber data sekunder.
1) Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari lokasi
penelitian yakni sumber data dari informan yang bersangkutan dengan
cara wawancara dan pengamatan atau observasi pada informan. Peneliti
cenderung mengutamakan data primer yaitu peneliti melakukan
wawancara langsung pada kepala sekolah TK Bait Qurany Saleh
Rahmany, dan 2 orang guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany agar
mendapatkan data yang akurat untuk menulis penelitian.
2) Data sekunder yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti sebagai
penunjang dari sumber pertama. Data sekunder pada penelitian ini berupa
dokumen-dokumen yang terkait dengan foto-foto kegiatan program in
service training dalam pengembangan metode jarimatika pada guru,
dokumentasi profil sekolah TK Bait Qurany Saleh Rahmany, foto peserta
didik dalam menghafal Al-Qur’an di kelas menggunakan metode
jarimatika, foto prestasi peserta didik dalam menghafal Al-Qur’an, serta
dokumen hasil kegiatan lainnya.
32
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk terlaksananya penelitian dengan baik, maka penulis menggunakan
teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Obeservasi
Observasi merupakan “memperhatikan Sesutu dengan pengamatan
langsung meliputi kegiatan perumusan perhatian terhadap suatu objek dengan
menggunakan seluruh alat indera yaitu melalui penglihatan, penciuman,
pendengaran, peraba, dan pengecap”.27
Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data yang digunakan untuk
menggali informasi tentang perencanaan program in service training dalam
pengembangan metode jaraimatika pada guru. Supaya memperoleh data yang
lebih akurat, observasi ini juga dapat dilakukan untuk memperoleh data yang
digunakan untuk menggali informasi tentang pelaksanaan program in service
training dalam pengembangan metode jaraimatika pada guru, dan observasi ini
juga dapat dilakukan untuk memperoleh data yang digunakan untuk menggali
informasi tentang kendala pengelolaan program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika pada guru.
Observasi ini dilakukan melibatkan kepala sekolah Yayasan TK Bait
Qurany Saleh Rahmany Kota Banda Aceh, dan 2 orang guru TK Bait Qurany
Saleh Rahmany Kota Banda Aceh. Satu orang guru TK A, dan Satu orang guru
TK B.
27
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),
h. 133.
33
2. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan melihat atau
mencatat suatu laporan yang sudah tersedia. Teknik dokumentasi digunakan untuk
mencari data yang berupa benda-benda tertulis, seperti buku-buku, majalah,
dokumen, dan lain sebagainya. Dengan teknik dokumentasi ini, peneliti
memperoleh data yang berhubungan dengan tempat penelitian, seperti profil
sekolah, visi misi sekolah, catatan hasil wawancara, kegiatan program in service
training dalam pengembangan metode jarimatika pada guru, kegiatan peserta
didik dalam menghafal al-Qur’an di kelas menggunakan metode jarimatika, dan
prestasi peserta didik dalam menghafal al-Qur’an.
3. Wawancara
Wawancara merupakan “salah satu teknik pengumpulan informasi yang
dilakukan dengan mengadakan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak
langsung”.28
Wawancara ini berpedoman kepada daftar pertanyaan yang sudah
disiapkan oleh penulis/peneliti.
Wawancara dapat dilakukan sebagai teknik pengumpulan data secara
langsung dengan subjek yang akan di wawancarai, wawancara dapat diperoleh
data dan dilakukan untuk menggali informasi tentang perencanaan dan
pelaksanaan program in service training dalam pengembangan metode jarimatika
pada guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany dan kendala pengelolaan program in
service training dalam pengembangan metode jarimatika pada TK guru Bait
28
Rusdin Pohan, Metodologi Penelitian, (Banda Aceh: Ar-Rijal Institute, 2007), h. 37.
34
Qurany Saleh Rahmany karena wawancara merupakan poin penting yang harus
diterapkan dalam proses pengumpulan data.
Wawancara dilakukan bersama kepala sekolah Yayasan TK Bait Qurany
Saleh Rahmany Kota Banda Aceh, dan 2 orang guru TK Bait Qurany Saleh
Rahmany Kota Banda Aceh. Dengan adanya subjek penelitian yang dituju, maka
data yang diperlukan akan akurat dan lengkap dalam proses pengumpulan data
melalui wawancara.
F. Instrumen Pengumpulan Data
Instrument pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan
tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.
Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, karena
peneliti akan langsung kelapangan yang menjadi objek penelitian untuk
melakukan penelitian yang sesuai dengan pertanyaan penelitian. Kehadiran
peneliti disini sangat penting karena penelitian tidak dapat diwakilkan oleh pihak
manapun. Peneliti menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Apabila terjadi sesuatu yang mengakibatkan peneliti tidak dapat hadir, maka
penelitian ini akan ditunda untuk sementara waktu sampai peneliti dapat hadir
kembali. Peneliti tidak dapat memungkiri akan kekurangan yang peneliti miliki.
Agar terlaksananya proses penelitian ini, maka peneliti juga akan mengajak
seorang rekan (teman) peneliti yang ikut membantu peneliti dalam terlaksananya
proses penelitian ini.
35
G. Analisis Data
Untuk menganalisis data hasil penelitian ini, peneliti menggunakan
analisis data kualitatif interaktif yang dlakukan dengan saat pengumpulan data
seperti yang dikemukan Miles dan Huberman bahwa aktifitas dalam analisis data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai
tuntas, sehingga datanya jenuh.29
Ukuran kejenuhan data ditandai dengan tidak
diperolehnya lagi data atau informasi baru. Untuk memudahkan peneliti
melakukan analisis data, penenliti akan melakukan reduksi data (data reduction),
penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan (verification/conclusion
drawing).
1. Reduksi Data (data reduction)
Data yang diperoleh dengan melakukan pengelompokan data,
merangkumkan data-data mana yang penting dan tidak penting.Karena tidak
dipungkuri apabila peneliti semakin lama dilapangan maka jumlah data-data
yang adapun seamakin banyak, luas dan semakin rumit. Hasil dari data yang
didapat di lapangan akan peneliti kelompokkan dan membuat kategorisasi
yang sesuai dengan apa yang yang peneliti dapatkan di lapangan.
2. Penyajian Data (data display)
Setelah peneliti melakukan reduksi data, maka peneliti selanjutnya
akan melakukan penyajian data yaitu data/hasil yang didapat di lapangan dan
telah di kelompokkan atau di rangkumkan dengan lebih spesifik dan jelas,
peneliti akan melakukan penyajian data yang sesuai dengan apa yang menjadi
29
Moleong, Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007),
h. 248.
36
jawaban atau hasil dari yang telah didapat, seperti hasil dari observasi, maka
peneliti akan mengurutkan observasi yang mana yang terlebih dahulu untuk
di susun agar hasil observasi yang dilakukan lebih memiliki hubungan yang
saling keterkaitan. Wawancara peneliti, juga akan mengurutkan hasil jawaban
dari setiap pertanyaan peneliti dengan setiap responden, serta reaksi yang
dilihat atau diamati oleh peneliti pada saat melakukan tanya jawab, semua
dilakukan agar jawaban yang didapat lebih rinci, terstruktur dan sistematis
serta dapat menjawab keseluruhan dari pertanyaan penelitian. Dokumentasi
yang didapat biasa berupa gambar, perekam suara pada saat melakukan
wawancara maupun dokumen-dokumen lainnya/berbentuk laporan yang
berhubungan dengan kegiatan pengelolaan program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika pada guru. Penyajian data akan
memudahkan peneliti dalam memahami apa yang terjadi dan dapat dengan
mudah merencanakan kegiatan selanjutnya.
3. Penarikan Kesimpulan (verification/conclusion drawing)
Peneliti akan melakukan penarikan kesimpulan dari pada yang
telah peneliti lakukan dalam penyajian data. Dengan demikian kesimpulan
yang ada dapat menjawab keseluruhan dari pertanyaan penelitian yang telah
dirumuskan sejak awal, tetapi tidak menutup kemungkinan, akan terjadi
ketidaksesuaian apa yang ingin diteliti dengan hasil yang diteliti karena
penelitian ini masih bersifat sementara dan akan terus berkembang setelah
peneliti berada dilapangan untuk melakukan penelitian. Peneliti disini
37
melakukan penelitian karena ingin menemukan sesuatu yang baru yang
sebelumnya belum pernah ada dteliti oleh peneliti lainnya.
H. Uji Keabsahan Data
Dalam penelitian ini triangulasi yang merupakan gabungan atau
kombinasi berbagai metode yang dipakai untuk menguji fenomena yang saling
terkait dari sudut pandang dan perspektif yang berbeda. Dalam hal ini peneliti
menetapkan uji coba keabsahan data berupa uji credibility, transferability,
dependability, dan confirmability, uji credibility dalam penelitian ini digunakan
untuk mengetahui penelitian ini dapat dipercaya atau tidak. Pengecekan
keabsahan data dapat dilakukan dengan menggunakan triangulasi dengan melihat
sumber, metode dan juga teori yang dipakai dalam penelitian tersebut. Kemudian
Transferability, yaitu tujuan akhir untuk memenuhi kriteria, yang dimana
penelitian ini haruslah bisa di transfer ketempat lain dengan karakter yang sama.
Selanjutnya dependability, kriteria ini peneliti gunakan untuk menjaga kehati-
hatian akan terjadinya kemungkinan kesalahan dalam mengumpulkan data
sehingga data dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kesalahan banyak
disebabkan faktor manusia itu sendiri terutama peneliti sebagai instrument kunci
yang dapat menimbulkan ketidakpercayaan kepada peneliti. Dan yang terakhir
confirmability. Uji confirmability dalam penelitian kualitatif disebut juga
objektivitas penelitian. Penelitian dilakukan secara bersamaan melalui auditorial
yaitu dengan konsultasi kepada dosen pembimbing mengenai aktivitas yang
dilakukan peneliti di lapangan.
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Lembaga Yayasan TK Bait Qurany Saleh Rahmany terletak di Jln Prof A.
Majid Ibrahim I Merduati-Banda Aceh. Sekolah ini terletak di tengah-tengah Kota
Banda Aceh dan mempunyai tempat yang strategis yaitu tepat di depan jalan,
sehingga sekolah ini mudah untuk di jumpai.
Sebelah Barat : Pasar
Sebelah Timur : Sekolah SD
Sebelah Utara : Pasar
Sebelah Selatan : Perumahan
2. Profil Sekolah TK Bait Qurany Saleh Rahmany
Nama : TK BQSR
NPSN : 69824733
Alamat : Jl. Perintis Dsn Melatika
Kode Pos : 23242
Desa/ Kelurahan : Merduati
Kecamatan/ Kota (LN) : Kec. Kuta Raja
Kab.-Kota/Negara (LN) : Kota Banda Aceh
Propinsi/ Luar Negeri (LN) : Prov. Aceh
Status Sekolah : SWASTA
Waktu Penyelenggaraan : Sehari Penuh/ 5 hari
39
Jenjang Pendidikan : TK
3. Sejarah Berdirinya Yayasan Bait Qurany Saleh Rahmany
Yayasan Bait Qurany Saleh Rahmany (BQSR) di dirikan pada tahun 2009
memanfaatkan rumah Bapak Rahimahullah di Jalan Prof A. Majid Ibrahim II No
12 Blang Padang Banda Aceh untuk tempat mengaji Al-Qur’an (awalnya).
Namun ketika respon masyarakat demikian besar maka yayasan mewadahinya
dengan membangun dan memenuhi persyaratan sekolah KB, TK, dan
TPA.menjadi harapan keluarga agar kegiatan sekolah di rumah ini menjadi amal
jariah yang pahalanya terus mengalir ke bapak, ibu, dan putra, putri, cucu,
keluarga, dan semua yang terlibat dalam proses belajar dan mengajarkan Al-
Qur’an tersebut.
Niat yang kuat dari keluarga besar Saleh Rahmany, menjadi kekuatan
untuk mulai mensosialisasikan metode Bait Qurany di Banda Aceh pada bulan
April 2009 di UIN Ar-Raniry atas dukungan dari Dr. Zaki Fuad Chalil, M.Ag
yang bertugas sebagai dosen di UIN Ar-Raniry selaku penyelenggara Workshop
Bait Qurany tersebut mendapat sambutan baik dari masyarakat Banda Aceh yang
terbukti dengan semakin meningkatnya minat orang tua untuk menyekolahkan
anaknya di Bait Qurany Saleh Rahmany. Pembelajaran Bait Qurany Banda Aceh
dimulai pada 09 Juli 2009 dengan Akta lembaga Nomor 24 Tanggal 12 Juni 2009
yang didirikan oleh Dr. Fauziah, Drg. Fatma Mutia dan Faizawati. Pada Tahun
2010 Lembaga Bait Qurany Saleh Rahmany berganti nama menjadi yayasan Bait
Qurany Saleh Rahmany dengan Akta Yayasan Nomor 3 Tanggal 20 Oktober 2010
dengan susunan Pembina, pengurus dan pengawas sebagai berikut:
40
Pembina : Fauziah
Pengurus
Ketua : Drg. Fatma Mutia
Sekretaris : Farida Saleh
Bendahara : Faizawati Saleh
Pengawas
Ketua : Dr. Zaki Fuad Chalil, M.Ag
Anggota : Farid Saleh
Salah satu pendiri dari yayasan ini yaitu Dr. Fauziah yang berprofesi
sebagai dokter spesialis mata, pada tanggal 08 Juli 2015 meninggal dunia di
Rumah Sakit Medistra Jakarta sehingga struktur yayasan mengalami perubahan
menjadi akta pernyataan keputusan rapat Pembina yayasan Nomor 01 Tanggal 04
April 2016 dengan Susunan Pembina, Pengurus, dan Pengawas sebagai berikut:
Pembina
Ketua : Agus Gunaedi Pribadi
Anggota : Prof. Al Yasa’ Abubakar, M.A
Dr. Aslam Nur, M.A
Farida Saleh
Drg. Fatma Mutia
Pengurus
Ketua : Dr. Zaki Fuad Chalil, M.Ag
Sekretaris : Malahayati, S.P
Bendahara : Faizawati Saleh dan Eva Arafah, S.E
41
Pengawas
Ketua : Drs. Azhar Fuady Azuddin
Anggota : Fahrul Razi
: Harliza Keumala Fuady
: Aditya Rahman
: Sarawita Hijri Fuady
: Miranda Andina, S.H
Keberadaan sekolah ini sangat di butuhkan oleh masyarakat sekitar,
Alhamdulillah pada tahun 2015 Yayasan Bait Qurany Saleh Rahmany mulai
membangun sekolah di atas tanah seluas 2.627 meter persegi di Jln Prof A. Majid
Ibrahim I Merduati Banda Aceh yang dibeli oleh Rahimahullah Dr. Fauziah Saleh
Rahmany senilai 4.799. 400.000 dari Bapak Azhar Ahmad dan di wakafkan
(No.Sertifikat 0008) dengan dukungan para donator dan Do’a para wali murid.
Pada Tahun ajaran 2017/2018 kegiatan belajar dan mengajar KB/TK telah dapat
dilaksanakan di gedung baru dan pada tanggal 04 Juli 2017, Madrasah
Ibtidaiyah/MI Bait Qurany Saleh Rahmany berdiri dan memulai pelajaran di lantai
II Gedung tersebut. Semoga harta, tenaga, buah pikiran dan jerih payah yang
diamalkan untuk pembangunan sekolah Bait Qurany Saleh Rahmany menjadi
amal jariah yang pahalanya mengalir terus.
Kerjasama Sekolah (Bait Qurany Saleh Rahmany) dengan orang tua/wali
murid di wadahi bersama komite sekolah dalam mengadakan pengajian
khususnya tahsin Al-Qur’an yang dipandu oleh staff pengajar Bait Qurany Saleh
Rahmany. Pengajian tahsin berupa materi tentang pembelajaran anak-anak di
42
sekolah, dengan tujuan agar orang tua paham bimbingan apa yang perlu dilakukan
terhadap anaknya di rumah.
4. Visi dan Misi TK Bait Qurany Saleh Rahmany
Sebagai salah satu lembaga pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan tingkat TK Bait Qurany Saleh Rahmany Banda Aceh memiliki visi
dan misi sebagai berikut:
Visi
Terwujudnya anak didik yang mencintai Al-Qur’an secara menyeluruh dan
menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup untuk menyelamatkan
umat manusia dan lingkungan dari kerusakan.
Misi
1. Melaksanakan proses Al-Qur’an belajar secara mudah dan
menyenangkan
2. Menanamkan pemahaman kandungan isi Al-Qur’an kepada anak didik
3. Mengajarkan anak mengenal Allah SWT melalui ciptaannya yang
beragam
4. Memberikan tayangan visual yang edukatif
Tujuan
1. Meningkatkan Pelayanan pendidikan anak usia dini yang optimal dan
bermutu bagi agama dan bangsa
2. meningkatkan kemampuan menghafal dan menterjemahkan Al-Qur’an
(Juz Amma)
3. Meningkatkan mutu pendidikan agama yang optimal
43
4. Meningkatkan kecintaan anak kepada Allah SWT dan ciptaan-Nya
yang beragam.
5. Keadaan Guru, Tenaga Administrasi, dan Siswa TK Bait Qurany Saleh
Rahmany Kota Banda Aceh
Guru dan Tenaga administrasi merupakan orang-orang yang memiliki
peranan penting dalam ruang lingkup sekolah. Tanpa adanya guru maka proses
pembelajaran tidak akan terjadi, karena pada dasarnya guru memiliki peranan
langsung untuk menyukseskan proses pembelajaran. Bagitu juga halnya dengan
tenaga administrasi tidak akan berjalan dengan semestinya maka kegiatan sekolah
tidak dapat berjalan secara maksimal. Pengajar di TK Bait Qurany Saleh
Rahmany Kota Banda Aceh di tuntut untuk memiliki perspektif kedepan,
pengetahuan yang baik, serta memiliki akhlak yang terpuji, bekerja dengan
mandiri dan penuh keikhlasan serta memiliki kedisiplinan, aktif dalam mencari
metode-metode pembelajaran yang kreatif, inovatif dan bersedia mentaati
perarturan yang berlaku di sekolah tersebut. TK Bait Qurany Saleh Rahmany Kota
Banda Aceh memili siswa sebanyak 176 siswa. Adapun perencanaan lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
44
Tabel 4.1 Jumlah Siswa/i di TK Bait Qurany Saleh Rahmany Kota Banda
Aceh.
NO KELAS KAPASITAS JENIS
KELAMIN
JUMLAH GURU
LK PR
1. TKA 1 12 10 - 10 Zuraida,
A.Md
2. TKA 2 12 9 - 9 Silvia
Wijayanti
3. TKA 3 12 10 - 10 Hernita Dewi,
S.Pd
4. TKA 4 12 9 - 9 Tuti Rahmi,
S.Pd.I
5. TKA 5 12 - 10 10 Nur Afni,
S.Pd
6. TKA 6 12 - 12 12 Nurhakimah,
S.Pd.I
7. TKA 7 12 - 10 10 Siti Nuraini,
S.Hum
8. TKA 8 12 - 11 11 Intan
Permata Sari,
45
S.Pd
9. TKB 1 12 10 - 10 Rosna, S.Pd
1O. TKB 2 12 9 - 9 Rizki
Amanda, S.H
11. TKB 3 12 12 - 12 Ikwani, S.Pd.I
12. TKB 4 12 9 - 9 Nana Aryana,
S.Pd
13. TKB 5 12 9 - 9 Eva Marnila,
S.Hum
14. TKB 6 13 - 13 13 Nanda
Saputri, Amd.
KL
15. TKB 7 12 - 12 12 Ita Purnama,
S.Pd
16. TKB 8 12 - 11 11 Husnum
Khuluki, S.P
17. TKB 9 12 - 11 11 Hsuniah,
S.Pd.I
Jumlah 17 205 86 90 176
Sumber : dokumen dan hasil pengamatan TK Bait Qurany Saleh Rahmany Kota
Banda Aceh
46
B. Penyajian Hasil Penelitian
Pada Bagian ini akan di jelaskan hasil penelitian dari berbagai
permasalahan yang diperoleh peneliti di lapangan. Data penelitian tentang
pengelolaan program in service training dalam pengembangan metode jarimatika
pada guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany ini diperoleh peneliti dengan
menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subyek yang
menjadi informan dalam penelitian yaitu kepala TK dan guru TK. Berikut ini
dapat disajikan hasil penelitian yang diperoleh penelitian di lapangan.
1. Perencanaan Program In Service Training dalam Pengembangan Metode
Jarimatika Pada Guru Bait Qurany Saleh Rahmany Kota Banda Aceh
Untuk mengetahui bagaimana perencanaan program in service training
dalam pengembangan metode jarimatika pada guru TK Bait Qurany Saleh
Rahmany peneliti akan mengajukan beberapa pertanyaan yang telah di persiapkan
sebelumnya.
Pertanyaan pertama yang diajukan kepada kepala TK Bait Qurany Saleh
Rahmany tentang penyusunan kurikulum dan selabus pelatihan. Adapun butir
pertanyaannya yaitu: Apakah isi materi program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika sebelum dilaksanakan ada di susun?
Kepala TK menjawab: iya, materi untuk program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika sebelum dilaksanakannya pelatihan terlebih
dahulu kami susun, agar terarah dan dan tersusun dengan baik. Sehingga
memudahkan guru nantinya mengingat setiap materi yang di sampaikan atau di
berikan dalam pelatihan.30
30
Wawancara dengan Kepala sekolah TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni
2020.
47
Pertanyaan yang sama juga peneliti ajukan kepada Guru TK tentang
penyusunan kurikulum dan selabus pelatihan.
Guru TK A menjawab: iya, materi untuk program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika sebelum dilaksanakannya pelatihan ada di
susun.31
Guru TK B menjawab: iya, materi untuk program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika sebelum dilaksanakannya pelatihan ada di
susun agar guru mudah mengingatnya setiap materi yang disampaikan di waktu
pelatihan.32
Pertanyaan kedua yang masih berkaitan dengan penyusunan kurikulum
dan selabus pelatihan yang di ajukan kepada kepala TK. Adapun butir
pertanyaannya yaitu: Apakah metode yang akan digunakan selama program in
service training dalam pengembangan metode jarimatika di rancang sebelum
pelatihan di mulai?
Kepala TK menjawab: iya, metode yang akan digunakan selama pelatihan dalam
pengembangan metode jarimatika disini memang sudah di atur sebelum pelatihan
tersebut di mulai, yaitu dengan memakai metode jarimatika (metode hafalan Al-
Qur’an) itu sendiri. Sebenarrnya ada beberapa metode yang digunakan dalam
menghafal Al-Qur’an, seperti metode kinistik dan metode lain, hanya saja ada
hari-hari tertentu dalam penggunaan metode hafalan tersebut ketika pelatihan.
Pelatihan di hari jum’at kami melakukan metode jarimatika (metode hafalan Al-
Qur’an).33
Pertanyaan yang sama juga peneliti ajukan kepada Guru TK tentang
penyusunan kurikulum dan selabus pelatihan.
Guru TK A menjawab: iya, untuk metode dalam pelatihan tersebut sebelum
pelaksanaan pelatihan memang sudah ada, disini menggunakan metode jarimatika
(metode hafalan Al-Qur’an) itu sendiri.34
31
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020. 32
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020. 33
Wawancara dengan Kepala sekolah TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni
2020. 34
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020.
48
Guru TK B menjawab: iya, metode yang digunakan selama pelatihan tersebut
dalam pengembangan metode jarimatika sebelum pelatihan itu di mulai memang
sudah di atur, artinya metode yang digunakan nantinya tetap metode jarimatika
(metode hafalan Al-Qur’an) itu sendiri.35
Pertanyaan ketiga yang masih berkaitan dengan penyusunan kurikulum
dan selabus pelatihan yang diajukan kepada kepala TK. Adapun butir
pertanyaannya yaitu: Apakah bahan yang akan digunakan selama program in
service training dalam pengembangan metode jarimatika ada persiapkan?
Kepala TK menjawab: jadi terkait dengan bahannya untuk pelatihan tersebut,
kami disini ada menyaipakan berupa buku panduan untuk guru-gurunya selama
berlangsungnya program pelatihan dalam pengembangan metode jarimatika
(metode hafalan Al-Qur’an) tersebut.36
Pertanyaan yang sama juga peneliti ajukan kepada Guru TK tentang
penyusunan kurikulum dan selabus pelatihan.
Guru TK A menjawab: ada dipersiapkan, selama program pelatihan tersebut kami
mendapatkan bahan berupa buku panduan tentang metode jarimatika (metode
hafalan al-Qur’an).37
Guru TK B menjawab: ada dipersiapkan, selama program pelatihan dalam
pengembangan metode jarimatika tersebut kami mendapatkan bahan berupa buku
panduan tentang metode jarimatika (metode hafalan Al-Qur’an) itu sendiri.38
Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis terkait dengan
perencanaan program in service training dalam pengembangan metode jarimatika
pada guru ada melakukan peyusunan kurikulum dan selabus pelatihan berupa
penyiapan materi pelatihan sebelum pelaksanaan pelatihan di mulai, kemudian
metode yang akan digunakan selama pelatihan dalam pengembangan metode
jarimatika disini memang sudah diatur sebelum pelatihan tersebut di mulai, yaitu
35
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020. 36
Wawancara dengan Kepala sekolah TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni
2020. 37
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020. 38
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020.
49
dengan memakai metode jarimatika (metode hafalan Al-Qur’an) itu sendiri.
Selanjutnya terkait dengan bahannya untuk pelatihan tersebut, ada menyiapkan
berupa buku panduan untuk guru-gurunya selama berlangsungnya program
pelatihan dalam pengembangan metode jarimatika (metode hafalan Al-Qur’an).
Pertanyaan keempat yang diajukan kepada kepala TK Bait Qurany Saleh
Rahmany tentang penetapan kriteria dan persyaratan peserta pelatihan. Adapun
butir pertanyaannya yaitu: Apakah penetapan kriteria dan persyaratan peserta
pelatihan program in service training dalam pengembangan metode jarimatika
ada di lakukan?
Kepala TK menjawab: iya, penetapan kriteria dan persyaratan peserta pelatihan
program in service training dalam pengembangan metode jarimatika ada di
lakukan.39
Pertanyaan yang sama juga peneliti ajukan kepada Guru TK tentang ,
penetapan kriteria dan persyaratan peserta pelatihan
Guru TK A menjawab: iya, penetapan kriteria dan persyaratan peserta pelatihan
program in service training dalam pengembangan metode jarimatika tentunya ada
di lakukan.40
Guru TK B menjawab:penetapan kriteria dan persyaratan peserta pelatihan
program in service training dalam pengembangan metode jarimatika ada di
lakukan.41
Pertanyaan kelima yang masih berkaitan dengan penetapan kriteria dan
persyaratan peserta pelatihan yang di ajukan kepada kepala TK. Adapun butir
pertanyaannya yaitu: Bagaimana penetapan kriteria dan persyaratan peserta yang
39
Wawancara dengan Kepala sekolah TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni
2020. 40
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020. 41
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020.
50
mengikuti program in service training dalam pengembangan metode jarimatika di
lakukan?
Kepala TK menjawab: iya, dalam penetapan kriteria dan persyaratan peserta
pelatihan program in service training dalam pengembangan metode jarimatika di
sini, yang menjadi krietarianya dan persyaratannya yaitu semua guru yayasan Bait
Qurany Saleh Rahmany dan juga dilakukannya tes membaca Al-Qur’an dengan
baik dan benar dulunya waktu pertama masuk ke sekolah ini.42
Pertanyaan yang peneliti ajukan kepada Guru TK tentang penetapan
kriteria dan persyaratan peserta pelatihan. Adapun butir pertanyaannya yaitu:
Bagaimana kepala sekolah melakukan penetapan kriteria dan persyaratan peserta
yang mengikuti program in service training dalam pengembangan metode
jarimatika di lakukan?
Guru TK A menjawab: iya, penetapan kriteria dan persyaratan peserta pelatihan
program in service training dalam pengembangan metode jarimatika itu tentunya
hanya bagi guru-guru Bait Qurany Saleh Rahmany itu sendiri, kemudian kepala
sekolah dulunya pas pertama masuk ke sekolah ini juga melakukan tes baca al-
Qur’an dengan baik kepada guru-guru.43
Guru TK B menjawab: penetapan kriteria dan persyaratan peserta pelatihan
program in service training dalam pengembangan metode jarimatika tersebut
dilakukan dengan cara melihat kemampuan guru dalam membaca al-Qur’an
dengan baik dan benar.44
Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis terkait dengan
perencanaan program in service training dalam pengembangan metode jarimatika
pada guru ada melakukan Penetapan jumlah peserta pelatihan, dalam penetapan
kriteria dan persyaratan peserta pelatihan program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika di sini, yang menjadi krietarianya dan
persyaratannya yaitu semua guru yayasan Bait Qurany Saleh Rahmany dan juga
42
Wawancara dengan Kepala sekolah TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni
2020. 43
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020. 44
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020.
51
di lakukannya tes membaca al-Qur’an dengan baik dan benar dulunya waktu
pertama masuk ke sekolah tersebut.
Pertanyaan keenam yang diajukan kepada kepala TK Bait Qurany Saleh
Rahmany tentang Penetapan jumlah peserta pelatihan. Adapun butir
pertanyaannya yaitu: Apakah penetapan jumlah peserta yang mengikuti program
in service training dalam pengembangan metode jarimatika ada di lakukan?
Kepala TK menjawab: iya, penetapan jumlah peserta yang mengikuti program in
service training dalam pengembangan metode jarimatika ada di lakukan.45
Pertanyaan yang sama juga peneliti ajukan kepada Guru TK tentang ,
penetapan jumlah peserta pelatihan.
Guru TK A menjawab: iya, penetapan kriteria dan persyaratan peserta yang
mengikuti program in service training dalam pengembangan metode jarimatika
tentunya ada di lakukan.46
Guru TK B menjawab: penetapan kriteria dan persyaratan peserta yang mengikuti
program in service training dalam pengembangan metode jarimatika ada di
lakukan.47
Pertanyaan ketujuh yang masih berkaitan dengan penetapan jumlah peserta
pelatihan yang di ajukan kepada kepala TK. Adapun butir pertanyaannya yaitu:
Bagaimana penetapan jumlah peserta yang mengikuti program in service training
dalam pengembangan metode jarimatika di lakukan?
Kepala TK menjawab: peserta yang mengikuti program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika di sini yaitu semua guru-guru yayasan Bait
Qurany Saleh Rahmany, karena kualitas bacaannya sudah bagus, sebab diawal
mereka masuk ke sekolah ini juga dilakukan tes baca Al-Qur’an kepada guru-
gurnya. jadi tidak ada penetapan jumlah peserta pelatihan.48
45
Wawancara dengan Kepala sekolah TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni
2020. 46
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020. 47
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020. 48
Wawancara dengan Kepala sekolah TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni
2020.
52
Pertanyaan yang peneliti ajukan kepada Guru TK tentang penetapan
jumlah peserta pelatihan. Adapun butir pertanyaannya yaitu: Bagaimana kepala
sekolah melakukan penetapan jumlah peserta yang mengikuti program in service
training dalam pengembangan metode jarimatika?
Guru TK A menjawab: untuk penetapan jumlah peserta yang mengikuti pelatihan
itu tidak ada, karena semua guru Bait Qurany Saleh Rahmany mengikuti pelatihan
tersebut.49
Guru TK B menjawab: tidak ada penetepan jumlah peserta yang mengikuti
pelatihan, karena semua guru Bait Qurany Saleh Rahmany mengikuti pelatihan
tersebut.50
Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis terkait dengan
perencanaan program in service training dalam pengembangan metode jarimatika
pada guru tidak ada melakukan penetapan jumlah peserta pelatihan. Dalam
penepatan jumlah peserta pelatihan program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika di sini yaitu bagi semua guru-guru yayasan Bait
Qurany Saleh Rahmany mengikuti program pelatihan tersebut, karena kualitas
bacaannya sudah bagus, sebab diawal mereka masuk ke sekolah ini juga
dilakukan tes baca Al-Qur’an kepada guru-gurnya.
Pertanyaan kedelapan yang di ajukan kepada kepala TK Bait Qurany Saleh
Rahmany tentang penyelenggaraan kegiatan pelatihan. Adapun butir
pertanyaannya yaitu: Bagaimana cara penyelengaraan kegiatan program in service
training dalam pengembangan metode jarimatika ada pada guru?
Kepala TK menjawab: penyelenggaraannya program pelatihan disini yaitu
dilakukan seminggu sekali yaitu di hari jum’at.51
49
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020. 50
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020. 51
Wawancara dengan Kepala sekolah TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni
2020.
53
Pertanyaan yang sama juga peneliti ajukan kepada Guru TK tentang
Penyelenggaraan kegiatan pelatihan. Adapun butir pertanyaannya yaitu: Menurut
ibu bagaimana cara kepala sekolah melakukan penyelengaraan kegiatan program
in service training dalam pengembangan metode jarimatika pada guru?
Guru TK A menjawab: penyelenggaraan program pelatihan tersebut dilakukan
secara online52
Guru TK B menjawab: penyelenggaraan program pelatihan tersebut dilakukan
secara online istilahnya seperti video call dengan pemateri, nanti juga disiapkan
infokus, agar semua guru dapat melihat pematerinya.53
Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis dengan beberapa subjek
penelitian terkait dengan perencanaan program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika pada guru ada melakukan penyelenggaraan
kegiatan pelatihan.penyelenggaraannya program pelatihan disini dilakukan secara
online yaitu seminggu sekali di hari jum’at.
Pertanyaan kesembilan yang diajukan kepada kepala TK Bait Qurany
Saleh Rahmany tentang Penyiapan materi pelatihan. Adapun butir pertanyaannya
yaitu: Bagaimana penyiapan materi program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika itu di lakukan?
Kepala TK menjawab: penyiapan materi pelatihan disini berupa surah-surah al-
Qur’an juz 30 yang berurutan, yang di mana surah-surah tersebut nanti akan di
praktikan ketika dalam menghafal Al-Qur’an menggunakan metode jarimatika itu
sendiri.54
Pertanyaan yang sama juga peneliti ajukan kepada Guru TK tentang
Penyiapan materi pelatihan.
52
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020. 53
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020. 54
Wawancara dengan Kepala sekolah TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni
2020.
54
Guru TK A menjawab: penyiapan materi pelatihan disini yaitu surah-surah juz 30
yang ada di dalam Al-Qur’an.55
Guru TK B menjawab: penyiapan materi pelatihan disini berupa surah-surah yang
ada di dalam Al-Qur’an juz 30.56
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi lapangan terkait dengan
perencanaan program in service training dalam pengembangan metode jarimatika
pada guru ada melakukan penyiapan materi pelatihan. Penyiapan materi pelatihan
disini berupa surah-surah Al-Qur’an juz 30 yang berurutan, yang di mana surah-
surah tersebut nanti akan di praktikan ketika dalam menghafal Al-Qur’an
menggunakan metode jarimatika itu sendiri.57
Pertanyaan kesepuluh yang diajukan kepada kepala TK Bait Qurany Saleh
Rahmany tentang penetapan metode pelatihan. Adapun butir pertanyaannya yaitu:
Bagaimana penetapan metode program in service training dalam pengembangan
metode jarimatika itu di lakukan?
Kepala TK menjawab: metode dalam pelatihan tersebut memang suda ada
sebelum pelaksanaan kegiatan pelatihan tersebut, yaitu tetap dengan
menggunakan metode jarimatika (metode hafalan Al-Qur’an) itu sendiri.58
Pertanyaan yang sama juga peneliti ajukan kepada Guru TK tentang
penetapan metode pelatihan.
Guru TK A menjawab: penetapan metode pelatihan disini memang sudah ada
yaitu dengan menggunakan metode jarimatika.59
55
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020. 56
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020. 57
Kegiatan Observasi Lapangan di TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020. 58
Wawancara dengan Kepala sekolah TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni
2020. 59
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020.
55
Guru TK B menjawab: penetapan metode program in service training tersebut
memang sudah ada yaitu menggunakan metode jarimatika60
Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis dengan beberapa subjek
penelitian terkait dengan perencanaan program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika pada guru ada melakukan penetapan metode
pelatihan. Metode dalam pelatihan tersebut memang suda ada sebelum
pelaksanaan kegiatan pelatihan tersebut, yaitu tetap dengan menggunakan metode
jarimatika (metode hafalan Al-Qur’an) itu sendiri.
Pertanyaan kesebelas yang diajukan kepada kepala TK Bait Qurany Saleh
Rahmany tentang penetapan instraktruktur pelatihan/fasillator pelatihan. Adapun
butir pertanyaannya yaitu: Bagaimana penetapan instraktruktur pelatihan/fasillator
program in service training dalam pengembangan metode jarimatika itu di
lakukan?
Kepala TK menjawab: dalam penetapan fasilitator pelatihan disini kami memilih
ustadz habib dan ustadzah nurul hikmah sebagai pemateri yang di mana mereka
merupakan penemu metode jarimatika (metode hafalan Al-Qur’an).61
Pertanyaan yang sama juga peneliti ajukan kepada Guru TK tentang
penetapan instraktruktur pelatihan/fasilitator pelatihan
Guru TK A menjawab: kepala sekolah memilih ustadz habib dan ustadzah nurul
hikmah sebagai pemateri pelatihan tersebut dalam pengembangan metode
jarimatika yang dimana mereka merupakan penemu metode jarimatika (metode
hafalan Al-Qur’an).62
Guru TK B menjawab: kepala sekolah memilih ustadz habib dan ustadzah nurul
hikmah sebagai pemateri pelatihan dalam pengembangan metode jarimatika yang
60
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020. 61
Wawancara dengan Kepala sekolah TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni
2020. 62
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020.
56
dimana mereka merupakan penemu metode jarimatika (metode hafalan Al-
Qur’an).63
Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis dengan beberapa subjek
penelitian terkait dengan perencanaan program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika pada guru ada melakukan penetapan
instraktruktur pelatihan/fasilitator pelatihan. Dalam penetapan instraktruktur
pelatihan/fasilitator pelatihan disini pihak sekolah memilih ustadz habib dan
ustadzah nurul hikmah sebagai pemateri yang dimana mereka merupakan penemu
metode jarimatika (metode hafalan Al-Qur’an).
Pertanyaan keduabelas yang diajukan kepada kepala TK Bait Qurany
Saleh Rahmany tentang penyusunan jadwal pelatihan. Adapun butir
pertanyaannya yaitu: Bagaimana penyusunan jadwal program in service training
dalam pengembangan metode jarimatika itu di lakukan?
Kepala TK menjawab: jadwal pelatihan di sini yaitu di lakukan seminggu sekali
yaitu di hari jum’at.64
Pertanyaan yang sama juga peneliti ajukan kepada Guru TK tentang
Penyusunan jadwal pelatihan.
Guru TK A menjawab: jadwal pelatihan di lakukan seminggu sekali yaitu di hari
jum’at.65
Guru TK B menjawab: jadwal pelatihan tersebut berlangsung seminggu sekali
yaitu di hari jum’at.66
Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis dengan beberapa subjek
penelitian terkait dengan perencanaan program in service training dalam
63
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020. 64
Wawancara dengan Kepala sekolah TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni
2020. 65
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020. 66
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020.
57
pengembangan metode jarimatika pada guru ada melakukan penyusunan jadwal
pelatihan. Jadwal pelatihan di sini yaitu di lakukan seminggu sekali yaitu di hari
jum’at.
Pertanyaan ketigabelas yang di ajukan kepada kepala TK Bait Qurany
Saleh Rahmany tentang penetapan rencana evaluasi program pelatihan. Adapun
butir pertanyaannya yaitu: Bagaimana penetapan rencana evaluasi program in
service training dalam pengembangan metode jarimatika itu di lakukan?
Kepala TK menjawab: Penetapan rencana evaluasi program adanya di rencana
semester dan tahunan, prosesnya di lihat dikurikulumnya artinya sampai di mana
pembelajarannya (sampai surah apa) di sana ada penetapan evaluasi pembelajaran
menghafal Al-Qur’an menggunakan metode jarimatika.67
Pertanyaan yang sama juga peneliti ajukan kepada Guru TK tentang
penetapan rencana evaluasi program pelatihan. Adapun butiran pertanyaan yaitu:
Bagaimana cara kepala sekolah melakukan penetapan rencana evaluasi program
in service training dalam pengembangan metode jarimatika pada guru?
Guru TK A menjawab: penetapan rencana evalusi program pelatihan tersebut
dilakukan oleh kepala sekolah, di sana nantinya dapat di nilai oleh kepala
sekolahnya sampai di mana kemampuan anak didik guru tersebut dalam
menghafal Al-Qur’an menggunakan metode jarimatika.68
Guru TK B menjawab: penetapan rencana evalusi program pelatihan tersebut
dilakukan oleh kepala sekolah di rencana semester dan tahunannya, di sana nanti
dapat di nilai oleh kepala sekolahnya sampai di mana kemampuan anak didik guru
tersebut dalam menghafal Al-Qur’an menggunakan metode jarimatika:69
Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis dengan beberapa subjek
penelitian terkait dengan perencanaan program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika pada guru ada melakukan penetapan rencana
67
Wawancara dengan Kepala sekolah TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni
2020. 68
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020. 69
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020.
58
evaluasi program pelatihan. Penetapan rencana evaluasi program adanya di
rencana semester dan tahunan, prosesnya di lihat dikurikulumnya artinya sampai
dimana pembelajarannya (sampai surah apa) disana ada penetapan evaluasi
pembelajaran menghafal Al-Qur’an menggunakan metode jarimatika. Selain itu
juga di sana nanti dapat di nilai oleh kepala sekolahnya sampai di mana
kemampuan anak didik guru tersebut dalam menghafal Al-Qur’an menggunakan
metode jarimatika.
Pertanyaan keempat belas yang di ajukan kepada kepala TK Bait Qurany
Saleh Rahmany tentang penyiapan, fasilitas, dan peralatan pelatihan.. Adapun
butir pertanyaannya yaitu: Bagaimana proses penyiapan bahan,fasilitas, dan
peralatan program in service training dalam pengembangan metode jarimatika itu
dilakukan?
Kepala TK menjawab: jadi, proses penyiapan bahan fasilitas, dan peralatan
program in service training dalam pengembangan metode jarimatika, di siapkan
oleh sekolah, yaitu berupa buku panduan tadinya dalam menggunakan metode
jarimatika, kemudian berupa infokus yang menjadi alat pembantu untuk
berjalannya proses pelatihan tersebut.70
Pertanyaan yang sama juga peneliti ajukan kepada Guru TK tentang
penyiapan, fasilitas, dan peralatan pelatihan.
Guru TK A menjawab: bahannya yaitu berupa buku panduannya, fasilitasnya
yang di sedikan disini berupa alat infokus yang menjadi penunjang dalam
keberlangsungan kegiatan pelatihan tersebut.71
Guru TK B menjawab: proses penyiapan bahan fasilitas, dan peralatan program in
service training dalam pengembangan metode jarimatika yang di siapkan oleh
sekolah, yaitu berupa buku panduan dalam menggunakan metode jarimatika,
70
Wawancara dengan Kepala sekolah TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni
2020. 71
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020.
59
kemudian berupa infokus yang menjadi alat pembantu dan penunjang untuk
berjalannya proses pelatihan tersebut.72
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di lapangan perencanaan
program in service training dalam pengembangan metode jarimatika pada guru
ada melakukan penyiapan, fasilitas, dan peralatan pelatihan. Jadi, proses
penyiapan bahan fasilitas, dan peralatan program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika, di siapkan oleh sekolah, yaitu berupa buku
panduan dalam menggunakan metode jarimatika, kemudian berupa infokus yang
menjadi alat pembantu untuk berjalannya proses pelatihan tersebut.73
Pertanyaan kelimabelas yang di ajukan kepada kepala TK Bait Qurany
Saleh Rahmany tentang penyiapan sumber pendanaan pelatihan. Adapun butir
pertanyaannya yaitu: Bagaimana proses penyiapan sumber pendanaan pelatihan
program in service training dalam pengembangan metode jarimatika itu
dilakukan?
Kepala TK menjawab: jadi, sumber pendanaan untuk program pelatihan tesebut
dari sekolah sendiri, yang disiapkan untuk si pamateri yang berasal dari pusat
yaitu ustadz habib dan ustadzah nurul.74
Pertanyaan yang sama juga peneliti ajukan kepada Guru TK tentang
penyiapan sumber pendanaan pelatihan. Adapun butiran pertanyaan yaitu:
Bagaimana kepala sekolah melakukan proses penyiapan sumber pendanaan
pelatihan program in service training dalam pengembangan metode jarimatika
pada guru?
72
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020. 73 Kegiatan Observasi Lapangan di TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020. 74
Wawancara dengan Kepala sekolah TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni
2020.
60
Guru TK A menjawab: sumber pendanaan pelatihan tersebut memang sudah
disipakan dari rumah sekolah sendiri.75
Guru TK B menjawab: proses penyiapan sumber pendanaan dalam pelatihan
disini memang dari sekolah. Dana tersebut di gunakan berupa penyedian fasilitas
yang diberikan untuk guru-gurunya dalam keberlangsungan kegiatan program
pelatihan tersebut salah satunya di sini yaitu adanya alat infokus, kemudian
persiapan dana untuk si pemateri.76
Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis dengan beberapa subjek
penelitian terkait dengan perencanaan program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika pada guru ada melakukan penyiapan sumber
pendanaan pelatihan. Jadi, sumber pendanaan untuk program pelatihan tesebut
dari sekolah sendiri, yang disiapkan untuk si pamateri yang berasal dari pusat
yaitu ustadz habib dan ustadzah nurul. Selain itu juga dana tersebut di gunakan
berupa penyedian fasilitas yang diberikan untuk guru-gurunya dalam
keberlangsungan kegiatan program pelatihan tersebut salah satunya di sini yaitu
adanya alat infokus.
2. Pelaksanaan Program In Service Training dalam Pengembangan Metode
Jarimatika Pada Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany Kota Banda Aceh
Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan program in service training
dalam pengembangan metode jarimatika pada guru TK Bait Qurany Saleh
Rahmany peneliti akan mengajukan beberapa pertanyaan yang telah di persiapkan
sebelumnya.
Pertanyaan pertama yang diajukan kepada kepala TK Bait Qurany Saleh
Rahmany tentang menentukan kebutuhan pelatihan. Adapun butir pertanyaannya
75
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 JUni 2020. 76
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020.
61
yaitu: Apakah ibu ada melakukan analisis kebutuhan program in service training
dalam pengembangan metode jarimatika pada guru?
Kepala TK menjawab: iya, di sini kami ada melakukan analisis kebutuhan
program in service training dalam pengembangan metode jarimatika pada guru.77
Pertanyaan yang sama juga peneliti ajukan kepada Guru TK tentang
menentukan kebutuhan pelatihan. Adapun butir pertanyaannya yaitu: Apakah
kepala sekolah ada melakukan analisis kebutuhan program in service training
dalam pengembangan metode jarimatika pada guru?
Guru TK A menjawab: iya, kepala sekolah ada melakukan analisis kebutuhan
program in service training dalam pengembangan metode jarimatika pada guru.78
Guru TK B menjawab: iya, kepala sekolah ada melakukan analisis kebutuhan
program in service training dalam pengembangan metode jarimatika pada guru.79
Pertanyaan kedua yang diajukan kepada kepala TK Bait Qurany Saleh
Rahmany tentang menentukan kebutuhan pelatihan. Adapun butir pertanyaannya
yaitu: Bagaimana ibu melakukan analisis kebutuhan program in service training
dalam pengembangan metode jarimatika pada guru?
Kepala TK menjawab: iya, untuk analisisnya di ukur dari kemampuan anak setiap
tahunnya, output anak harus ada peningkatan/perubahan dalam menggunakan
metode jarimatika.80
Pertanyaan yang sama juga peneliti ajukan kepada Guru TK tentang
menentukan kebutuhan pelatihan. Adapun butir pertanyaannya yaitu: Bagaimana
kepala sekolah melakukan analisis kebutuhan program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika pada guru?
77
Wawancara dengan Kepala sekolah TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni
2020. 78
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020. 79
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020. 80
Wawancara dengan Kepala sekolah TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni
2020.
62
Guru TK A menjawab: di sini di lihat guru-gurunya dalam memahami metode
jarimatika itu sendiri, jika guru-gurunya belum paham maka di butuhkan
pelatihan.81
Guru TK B menjawab: iya, di sini di lihat dari guru-gurunya dalam memahami
metode jarimatika itu sendiri, jika guru-gurunya belum paham maka di butuhkan
pelatihan tersebut atau di lihat dari keberhasilan anak didiknya, jika anak didiknya
belum berhasil dalam memahami dan menguasi metode jarimatika tersebut, maka
perlunya training bagi guru-gurunya.82
Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis dengan beberapa subjek
penelitian terkait dengan pelaksanaan program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika pada guru ada menentukan kebutuhan
pelatihan. Analisis kebutuhan pelatihan tersebut dapat di lihat dari guru-gurunya
dalam memahami metode jarimatika itu sendiri, jika guru-gurunya belum paham
maka dibutuhkan pelatihan tersebut atau di lihat dari keberhasilan anak didiknya,
jika anak didiknya belum berhasil dalam memahami dan menguasi metode
jarimatika tersebut, maka perlunya training bagi guru-gurunya.
Pertanyaan ketiga yang di ajukan kepada kepala TK Bait Qurany Saleh
Rahmany tentang menysusun desain pelatihan. Adapun butir pertanyaannya yaitu:
Apakah ibu ada melakukan penyusunan tujuan program pelatihan, struktur
program pelatihan, peserta, pelatih/fasilitator, metode, dan penilaian hasil akhir?
Kepala TK menjawab: iya, disini kami ada melakukan penyusunan tujuan
program pelatihan, struktur program pelatihan, peserta, pelatih/fasilitator, metode,
dan penilaian hasil akhir, kalau untuk pelatih di sini kami menentukan pemateri
yang memang beliau penemu metode jarimatika yaitu ustadz habib dan ustadzah
nurul, untuk mengulang kembali hasil dari pelatihan dalam menggunakan metode
jarimatika tersebut kami menunjukkan guru-guru senior yang sudah paham
dengan metode jarimatika. 83
81
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020. 82
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020. 83
Wawancara dengan Kepala sekolah TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni
2020.
63
Pertanyaan yang sama juga peneliti ajukan kepada Guru TK tentang
menyusun desain pelatihan. Adapun butir pertanyaannya yaitu: Apakah kepala
sekolah ada melakukan penyusunan tujuan program pelatihan, struktur program
pelatihan, peserta, pelatih/fasilitator, metode, dan penilaian hasil akhir?
Guru TK A menjawab: iya, di sini kepala sekolah ada melakukan penyusunan
tujuan program pelatihan, struktur program pelatihan, peserta, pelatih/fasilitator,
metode, dan penilaian hasil akhir.84
Guru TK B menjawab: iya, di sini kepala sekolah ada melakukan penyusunan
tujuan program pelatihan, struktur program pelatihan, peserta,pelatih/fasilitator,
metode, dan penilaian hasil akhir. Untuk pelatih di sini kami menentukan
pemateri yang memang beliau pencentus metode jarimatika yaitu ustadz habib dan
ustadzah nurul. untuk penilaian hasil akhir yaitu berupa evaluasi bagi-bagi
gurunya.85
Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis dengan beberapa subjek
penelitian terkait dengan pelaksanaan program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika pada guru ada menyusun desain pelatihan yang
berupa melakukan penyusunan tujuan program pelatihan, struktur program
pelatihan, peserta, pelatih/fasilitator, metode, dan penilaian hasil akhir. Untuk
pelatih di sini menentukan pemateri yang memang beliau pencentus metode
jarimatika yaitu ustadz habib dan ustadzah nurul. untuk mengulang kembali hasil
dari pelatihan dalam menggunakan metode jarimatika tersebut kami menunjukka
guru-guru senior yang sudah paham dengan metode jarimatika untuk penilaian
hasil akhir yaitu berupa evaluasi bagi-bagi gurunya.
Pertanyaan keempat yang di ajukan kepada kepala TK Bait Qurany Saleh
Rahmany tentang mengembangkan isi program. Adapun butir pertanyaannya
84
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020. 85
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020.
64
yaitu: Apa yang harus ibu lakukan terhadap peserta program in service training
dalam pengembangan metode jarimatika agar mereka dapat melakukan program
tersebut berjalan secara efektif dalam mencapai tujuan belajar yang telah
ditetapkan?
Kepala TK menjawab: mengembangan isi program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika pada guru , seperti guru-gurunya juga di
berikan pelatihan di sekolah oleh guru-guru senior dari Tk itu sendiri, agar ilmu
yang di dapatkan waktu pelatihan tetap melekat.86
Pertanyaan yang peneliti ajukan kepada Guru TK tentang mengembangkan
isi program. Adapun butir pertanyaannya yaitu: Menurut ibu selama berjalannya
pelaksanaan program in service training apa saja isi program tersebut yang di
dapatkan?
Guru TK A menjawab: iya, yang kami dapatkan disini yaitu bisa menguasi
metode jarimatika dalam menghafal Al-Qur’an.87
Guru TK B menjawab: iya, di sini kami bisa mengetahui bagaimana cara
menggunakan metode jarimatika dalam menghafal Al-Qur’an.88
Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis dengan beberapa subjek
penelitian terkait dengan pelaksanaan program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika pada guru dalam mengembangkan isi program
pelatihan di sini guru-gurunya di berikan pelatihan di sekolah oleh guru-guru
senior dari TK itu sendiri, agar ilmu yang di dapatkan waktu pelatihan tetap
melekat. kemudian guru-gurunya bisa menguasi metode jarimatika dalam
menghafal Al-Qur’an.
86
Wawancara dengan Kepala sekolah TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni
2020. 87
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020. 88
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020.
65
Pertanyaan kelima yang di ajukan kepada kepala TK Bait Qurany Saleh
Rahmany tentang memilih media pelatihan dan prinsip belajar. Adapun butir
pertanyaannya yaitu: Menurut ibu selama berjalannya pelaksanaan program in
service training apakah media dan prinsip belajar yang digunakan sudah sesuai?
Kepala TK menjawab: media yang digunakan selama pelatihan sudah sesuai yaitu
dengan menggunakan infokus dan juga adanya buku panduan dalam
menggunakan metode jarimatika tersebut, kemudian dari segi prinsip belajar juga
sudah sesuai, adanya pengetahuan dan penguasaan bagi guru tentang metode
jarimatika.89
Pertanyaan yang sama peneliti ajukan kepada Guru TK tentang memilih
media pelatihan dan prinsip belajar.
Guru TK A menjawab: iya, media yang digunakan selama pelatihan sudah sesuai
begitu juga dengan prinsip belajarnya, sehingga kami bisa menguasi metode
jarimatika dalam menghafal Al-Qur’an.90
Guru TK B menjawab: iya, Alhamdulilah media yang digunakan selama pelatihan
sudah sesuai yaitu dengan menggunakan infokus, kemudian dari segi prinsip
belajar juga sudah sesuai, sehingga disini kami bisa menguasi metode jarimatika
tersebut.91
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di lapangan terkait dengan
pelaksanaan program in service training dalam pengembangan metode jarimatika
pada guru dalam hal memilih media pelatihan dan prinsip belajar. Media yang
digunakan selama pelatihan sudah sesuai yaitu dengan menggunakan infokus dan
juga adanya buku panduan dalam menggunakan metode jarimatika tersebut,
kemudian dari segi prinsip belajar juga sudah sesuai, adanya pengetahuan dan
penguasaan bagi guru tentang metode jarimatika dalam menghfal Al-Qur’an.92
89
Wawancara dengan Kepala sekolah TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni
2020. 90
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020. 91
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020. 92
Kegiatan Observasi Lapngan di TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020.
66
Pertanyaan keenam yang di ajukan kepada kepala TK Bait Qurany Saleh
Rahmany tentang pelaksanaan latihan. Adapun butir pertanyaannya yaitu: Apa
saja yang menjadi ketentuan, aturan dan pesryaratan pelaksanaan program in
service training dalam pengembangan metode jarimatika pada guru?
Kepala TK menjawab: ketentuan dan aturan dalam pelaksanaan program tersebut
sudah di atur seperti jadwal pelaksanaan pelatihan itu seminggu sekali yaitu di
hari jum’at jam sekian, kemudian dari segi persyaratannya di sini yang mengikuti
pelatihan yaitu guru-gurunya.93
Pertanyaan yang sama peneliti ajukan kepada Guru TK tentang
pelaksanaan pelatihan.
Guru TK A menjawab: ketentuan dan aturan dalam pelaksanaan program tersebut
sudah di atur seperti jadwal pelaksanaan pelatihan itu seminggu sekali yaitu di
hari jum’at.94
Guru TK B menjawab: ketentuan dan aturan terkait dalam pelaksanaan program
tersebut sudah di atur seperti jadwal pelaksanaan pelatihan itu seminggu sekali
yaitu di hari jum’at jam sekian seperti itu, kemudian dari segi persyaratannya di
sini yang mengikuti pelatihan yaitu guru-gurunya.95
Pertanyaan ketujuh yang di ajukan kepada kepala TK Bait Qurany Saleh
Rahmany yang masih berkaitan tentang pelaksanaan latihan. Adapun butir
pertanyaannya yaitu: Bagaimana pelaksanaan program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika pada guru itu dilakukan?
Kepala TK menjawab: pelaksanaan pelatihan tersebut yaitu di laksanakan di hari
jum’at yatu seminggu sekali.96
Pertanyaan yangsama peneliti ajukan kepada Guru TK tentang
pelaksanaan latihan.
93
Wawancara dengan Kepala sekolah TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni
2020. 94
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020. 95
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020. 96
Wawancara dengan Kepala sekolah TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni
2020.
67
Guru TK A menjawab: pelaksanaan program pelatihan tersebut yaitu di
laksanakan di hari jum’at yatu seminggu sekali.97
Guru TK B menjawab: pelaksanaan program pelatihan tersebut dalam
pengembangan metode jarimatika pada guru di laksanakan seminggu sekali yaitu
di hari jum’at.98
Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis dengan beberapa subjek
penelitian terkait dengan pelaksanaan program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika pada guru tentang pelaksanaan pelatihan yaitu
ketentuan dan aturan terkait dalam pelaksanaan program tersebut sudah di atur
seperti jadwal pelaksanaan pelatihan itu seminggu sekali yaitu di hari jum’at.
Kemudian dari segi persyaratannya di sini yang mengikuti pelatihan yaitu guru-
gurunya.
Pertanyaan kedelapan yang di ajukan kepada kepala TK Bait Qurany Saleh
Rahmany tentang mengevaluasi latihan. Adapun butir pertanyaannya yaitu:
Bagaimana ibu mengevaluasi program in service training dalam pengembangan
metode jarimatika pada guru?
Kepala TK menjawab: saya mengevaluasi program pelatihan tersebut dengan
melihat prestasi anak didiknya/ouputnya bagaimana, apakah ada perkembangan
atau tidak terkait dengan hasil pelatihan yang di dapat oleh guru-gurunya selama
mengikuti program in service training dalam pengembangan metode jarimatika.
karena setelah guru-gurunya mengetahui tata cara menggunakan metode
jarimatika dalam menghafal Al-Qur’an dari pelatihan tadinya, maka selanjutnya
akan di praktekkan atau di ajarkan ke si anak dalam pembelajaran tahfidz Al-
Qur’an.99
Pertanyaan yang sama peneliti ajukan kepada Guru TK tentang
mengevaluasi latihan. Adapun butir pertanyaannya yaitu: Bagaimana kepala
97
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020. 98
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020. 99
Wawancara dengan Kepala sekolah TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni
2020.
68
sekolah mengevaluasi program in service training dalam pengembangan metode
jarimatika pada guru?
Guru TK A menjawab: kepala sekolah mengevaluasi program pelatihan tersebut
dengan melihat prestasi anak didiknya/ouputnya bagaimana, apakah ada
perkembangan atau tidak terkait dengan hasil pelatihan yang di dapat oleh guru-
gurunya selama mengikuti program in service training dalam pengembangan
metode jarimatika.100
Guru TK B menjawab: kepala sekolah mengevaluasi program pelatihan tersebut
dengan melihat prestasi anak didiknya/ouputnya bagaimana, apakah ada
perkembangan atau tidak terkait dengan hasil pelatihan yang di dapat oleh guru-
gurunya selama mengikuti program in service training dalam pengembangan
metode jarimatika.101
Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis dengan beberapa subjek
penelitian terkait dengan pelaksanaan program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika pada guru tentang mengevaluasi pelatihan.
Dalam mengevaluasi program pelatihan tersebut dengan melihat prestasi anak
didiknya/ouputnya bagaimana, apakah ada perkembangan atau tidak terkait
dengan hasil pelatihan yang di dapat oleh guru-gurunya selama mengikuti
program in service training dalam pengembangan metode jarimatika. Karena
setelah guru-gurunya mengetahui tata cara menggunakan metode jarimatika dalam
menghafal Al-Qur’an dari pelatihan tersebut, maka selanjutnya akan di
praktekkan atau di ajarkan ke si anak dalam pembelajaran tahfidz Al-Qur’an.
Pertanyaan kesembilan yang di ajukan kepada kepala TK Bait Qurany
Saleh Rahmany tentang transfer pelatihan. Adapun butir pertanyaannya yaitu:
Apakah selama berjalannya program in service training dalam pengembangan
metode jarimatika pada guru ada di transfer kembali ke dalam pekerjaan?
100
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020. 101
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020.
69
Kepala TK Menjawab: ada, itu wajib di lakukan oleh guru, setelah guru
mengetahui bagaimana penggunakan metode jarimatika dalam menghafal Al-
Qur’an tersebut maka akan di ajarkan ke anak didik ketika dalam pembelajaran
tahfidz Al-Qur’an.102
Pertanyaan yang sama peneliti ajukan kepada Guru TK tentang transfer
pelatihan. Adapun butir pertanyaannya yaitu:Apakah pembelajaran yang di dapat
selama program in service training dalam pengembangan metode jarimatika pada
guru di transfer kembali ke dalam pekerjaan?
Guru TK A menjawab: iya, ilmu yang kami dapat selama pelatihan tersebut
berupa penggunaan metode jarimatika dalam menghafal Al-Qur’an akan kami
ajarkan ke anak didik ketika dalam pembelajaran tahfidz Al-Qur’an.103
Guru TK B menjawab: : iya, ilmu yang kami dapat selama pelatihan tersebut
berupa penggunaan metode jarimatika dalam menghafal Al-Qur’an akan kami
ajarkan kembali ke anak didik ketika dalam pembelajaran tahfidz Al-Qur’an.104
Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis dengan beberapa subjek
penelitian terkait dengan pelaksanaan program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika pada guru tentang transfer pelatihan. Dalam
transfer program pelatihan tersebut, ada dilakukan pentransferan ilmu yang di
dapat selama mengikuti program pelatihan oleh guru-gurunya, dan ini bersifat
wajib. Setelah guru mengetahui bagaimana penggunakan metode jarimatika dalam
menghafal Al-Qur’an tersebut maka akan di ajarkan ke anak didik ketika dalam
pembelajaran tahfidz Al-Qur’an.
102
Wawancara dengan Kepala sekolah TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni
2020. 103
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020. 104
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020.
70
3. Kendala Pengelolaan Program In Service Training dalam Pengembangan
Metode Jarimatika Pada Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany Kota
Banda Aceh
Untuk mengetahui bagaimana kendala pengelolaan program in service
training dalam pengembangan metode jarimatika pada guru TK Bait Qurany
Saleh Rahmany peneliti akan mengajukan beberapa pertanyaan yang telah di
persiapkan sebelumnya.
Pertanyaan pertama yang diajukan kepada kepala TK Bait Qurany Saleh
Rahmany tentang kendala perencanaan. Adapun butir pertanyaannya yaitu: Apa
saja kendala perencanaan program in service training dalam pengembangan
metode jarimatika pada guru Bait Qurany Saleh Rahmany Kota Banda Aceh?
Kepala TK menjawab: kendalanya di sini terdapat dalam pengaturan jadwalnya
pelatihan, jadwal pelatihan sebelumnya sudah di atur/di tetapkan yaitu di hari
jum’at, karena ada kesibukan dan lain hal sebagainya jadi di luar ekspetasi
jadwalnya di pending.105
Pertanyaan yang kedua juga peneliti ajukan kepada kepala TK tentang
solusi kendala perencanaan. Bagaimana upaya ibu mengatasi kendala perencanaan
program in service training dalam pengembangan metode jarimatika pada guru
Bait Qurany Saleh Rahmany Kota Banda Aceh?
Kepala TK menjawab: solusi dari kendala tersebut yaitu jadwal pelatihannya bisa
di gantikan di mingggu depannya.106
Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis dengan beberapa subjek
penelitian terkait dengan pelaksanaan program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika pada guru tentang kendala perencanaan.
105
Wawancara dengan Kepala sekolah TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni
2020. 106
Wawancara dengan Kepala sekolah TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni
2020.
71
kendalanya di sini terdapat dalam pengaturan jadwalnya pelatihan, jadwal
pelatihan sebelumnya sudah di atur/di tetapkan yaitu di hari jum’at, karena ada
kesibukan dan lain hal sebagainya jadi di luar ekspetasi jadwalnya di pending.
Adapun solusi dari kendala tersebut yaitu jadwal pelatihannya bisa di gantikan di
mingggu depannya.
Pertanyaan yang ketiga juga peneliti ajukan kepada kepala TK tentang
seputar kendala pelaksanaan. Adapun butiran pertanyaannya yaitu: Apa saja
kendala pelaksanaan program in service training dalam pengembangan metode
jarimatika pada guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany Kota Banda Aceh?
Kepala TK menjawab: kendalanya di sini yaitu, terkadang guru guru ketika sudah
di berikan pelatihan dalam penggunakan metode jarimatika hafalan Al-Qur’an di
hari itu, besok-besoknya sudah lupa.107
Pertanyaan yang sama peneliti ajukan kepada Guru TK tentang kendala
pelaksanaan pelatihan. Adapun butir pertanyaannya yaitu: apa saja kendala
pelaksanaan program in service training dalam pengembangan metode jarimatika
selama ibu mengikuti program tersebut?
Guru TK A menjawab: kendalanya dalam pelaksanaan pelatihan disini lebih ke
penggunaan metode jarimatikanya, ada beberapa ayat yang begitu panjang-
panjang susah untuk mengingatnya.108
Guru TK B menjawab: kendalanya disini yaitu di durasi waktu pelatihannya,
misalnya jika ada guru yang fisiknya kurang fit jadi agak susah. selanjutnya yaitu
di jaringan, karena pelatihannya online, jika jaringan yang kurang bagus sehingga
menghambat proses jalannya pelatihan tersebut.109
Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis dengan beberapa subjek
penelitian terkait dengan pelaksanaan program in service training dalam
107
Wawancara dengan Kepala sekolah TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni
2020. 108
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020. 109
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020.
72
pengembangan metode jarimatika pada guru tentang kendala pelaksanaan
pelatihan. kendalanya di sini yaitu terkadang guru guru ketika sudah di berikan
pelatihan dalam penggunakan metode jarimatika hafalan Al-Qur’an di hari itu,
besok-besoknya sudah lupa, kemudian kendalanya di sini yaitu lebih ke
penggunaan metode jarimatikanya, ada beberapa ayat yang begitu panjang-
panjang susah untuk mengingatnya. Selanjutnya kendalanya yaitu yaitu di durasi
waktu pelatihannya, misalnya jika ada guru yang fisiknya kurang baik jadi sangat
susah mengikuti pelatihan tersebut. Selanjutnya yaitu di jaringan, karena
pelatihannya online, jika jaringan yang kurang bagus sehingga menghambat
proses jalannya pelatihan tersebut.
Pertanyaan yang keempat peneliti ajukan kepada kepala TK tentang solusi
kendala pelaksanaan pelatihan. Adapun butirannya pertanyaannya yaitu:
Bagaimana upaya ibu mengatasi kendala pelaksanaan program in service training
dalam pengembangan metode jarimatika pada guru TK Bait Qurany Saleh
Rahmany Kota Banda Aceh?
Kepala TK menjawab: solusi dari kendala dalam pelaksanaan pelatihan tersebut
yaitu di berikan motivasi kepada guru-gurunya dalam memahami dan menguasi
metode jarimatika tersebut ketika di waktu pelatihan. Sehingga tidak mudah
lupa.110
Pertanyaan yang sama peneliti ajukan kepada Guru TK tentang solusi
kendala pelaksanaan pelatihan. Adapun butir pertanyaannya yaitu: Bagaimana
upaya kepala sekolah dalam mengatasi kendala pelaksanaan program in service
110
Wawancara dengan Kepala sekolah TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni
2020.
73
training dalam pengembangan metode jarimatika pada guru TK Bait Qurany
Saleh Rahmany Kota Banda Aceh?
Guru TK A menjawab: Solusinya dari kendala tersebut yaitu kepala sekolah
sering-sering melatih guru-gurunya atau mengupgrade kembali ilmu yang di
dapatkan guru-guru selama pelatihan tersebut dalam penggunaan metode
jarimatka menghafal Al-Qur’an.111
Guru TK B menjawab: solusi dari kendala pelaksanaan pelatihan tersebut yaitu
dari segi waktunya, kedepan bisa di cari waktu yang lebih sesuai, kemudian dari
segi jaringan, kalau bisa pematerinya langsung datang ke sekolah.112
Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis dengan beberapa subjek
penelitian terkait dengan pelaksanaan program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika pada guru tentang solusi kendala pelaksanaan
pelatihan. Solusi dari kendala dalam pelaksanaan pelatihan tersebut yaitu di
berikan motivasi kepada guru-gurunya dalam memahami dan menguasi metode
jarimatika tersebut ketika di waktu pelatihan, Sehingga tidak mudah lupa.
Kemudian kepala sekolah sering-sering melatih guru-gurunya atau mengupgrade
kembali ilmu yang di dapatkan guru-guru selama pelatihan tersebut dalam
penggunaan metode jarimatka menghafal Al-Qur’an. Selanjutnya dari segi
waktunya, kedepan bisa di cari waktu yang lebih Sesuai lagi, kemudian dari segi
jaringan, kalau bisa pematerinya langsung datang ke sekolah.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian di atas yang penulis lakukan di TK Bait
Qurany Saelh Rahmany Kota Banda Aceh, maka penulis akan membahas sebagai
berikut:
111
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020. 112
Wawancara dengan Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany, Rabu 17 Juni 2020.
74
1. Perencanaan Program In Service Training dalam Pengembangan Metode
Jarimatika Pada Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany Kota Banda Aceh
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan program in service
training dalam pengembangan metode jarimatika pada guru TK Bait Qurany
Saleh Rahmany Kota Banda Aceh di antaranya yaitu:
a. Penyusunan Kurikulum dan Selabus Pelatihan
Peyusunan kurikulum dan selabus pelatihan berupa penyiapan materi
pelatihan sebelum pelaksanaan pelatihan di mulai, kemudian metode yang
akan digunakan selama pelatihan dalam pengembangan metode jarimatika
disini memang sudah di atur sebelum pelatihan tersebut di mulai, yaitu dengan
memakai metode jarimatika (metode hafalan Al-Qur’an) itu sendiri.
Selanjutnya terkait dengan bahannya untuk pelatihan tersebut, ada
menyipakan berupa buku panduan untuk guru-gurunya selama
berlangsungnya program pelatihan dalam pengembangan metode jarimatika
(metode hafalan Al-Qur’an)
b. Penetapan Kriteria dan Persyaratan Peserta Pelatihan
Dalam penetapan kriteria dan persyaratan peserta pelatihan program in
service training dalam pengembangan metode jarimatika pada guru di sini,
yang menjadi krietarianya dan persyaratannya yaitu semua guru yayasan Bait
Qurany Saleh Rahmany dan juga di lakukannya tes membaca Al-Qur’an
dengan baik dan benar dulunya waktu pertama masuk ke sekolah tersebut.
c. Penetapan Jumlah Peserta Pelatihan
Dalam penepatan jumlah peserta pelatihan program in service training
dalam pengembangan metode jarimatika pada guru di sini yaitu tidak
75
dilakukan, karena yang mengikuti program pelatihan tersebut yaitu semua
guru-guru yayasan Bait Qurany Saleh Rahmany yang memiliki kualitas
bacaannya sudah bagus, sebab diawal mereka masuk ke sekolah ini juga
dilakukan tes baca Al-Qur’an kepada guru-gurunya.
d. Penyelenggaraan Kegiatan Pelatihan
Penyelenggaraannya program pelatihan disini dilakukan secara online
yaitu seminggu sekali di hari jum’at.
e. Penyiapan Materi Pelatihan
Penyiapan materi pelatihan disini berupa surah-surah Al-Qur’an yang
juz 30 yang berurutan.yang di mana surah-surah tersebut nanti akan di
praktikan ketika dalam menghafal Al-Qur’an menggunakan metode jarimatika
itu sendiri.
f. Penetapan Metode Pelatihan
Metode dalam pelatihan tersebut memang suda ada sebelum
pelaksanaan kegiatan pelatihan tersebut, yaitu tetap dengam menggunakan
metode jarimatika (metode hafalan Al-Qur’an) itu sendiri.
g. Penetapan Instraktruktur/Fasilitator Pelatihan
Dalam penetapan instraktruktur pelatihan/fasilitator pelatihan disini
pihak sekolah memilih ustadz habib dan ustadzah nurul hikmah sebagai
pemateri yang dimana mereka merupakan penemu metode jarimatika (metode
hafalan Al-Qur’an).
76
h. Penyusnan Jadwal Pelatihan
Jadwal pelatihan di sini yaitu di lakukan seminggu sekali yaitu di hari
jum’at.
i. Penetapan Rencana Evaluasi Program Pelatihan
Penetapan rencana evaluasi program adanya di rencana semester dan
tahunan, prosesnya di lihat dikurikulumnya artinya sampai dimana
pembelajarannya (sampai surah apa) disana ada penetapan evaluasi
pembelajaran menghafal Al-Qur’an menggunakan metode jarimatika. Selain
itu juga di sana nanti dapat di nilai oleh kepala sekolahnya sampai di mana
kemampuan anak didik guru tersebut dalam menghafal Al-Qur’an
menggunakan metode jarimatika
j. Penyiapan Bahan, Fasilitas, dan Peralatan Pelatihan
Penyiapan bahan fasilitas, dan peralatan program in service training
dalam pengembangan metode jarimatika, di siapkan oleh sekolah, yaitu
berupa buku panduan dalam menggunakan metode jarimatika, kemudian
berupa infokus yang menjadi alat pembantu untuk berjalannya proses
pelatihan tersebut.
k. Penyiapan Sumber Pendanaan pelatihan
Sumber pendanaan untuk program pelatihan tesebut dari sekolah
sendiri, yang disiapkan untuk si pamateri yang berasal dari pusat yaitu ustadz
habib dan ustadzah nurul. Selain itu juga dana tersebut di gunakan berupa
penyedian fasilitas yang diberikan untuk guru-gurunya dalam
77
keberlangsungan kegiatan program pelatihan tersebut salah satunya di sini
yaitu adanya alat infokus.
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan program
in service training dalam pengembangan metode jarimatika pada guru TK Bait
Qurany Saleh Rahmany Kota Banda Aceh ada sepuluh yang meliputi penyusunan
kurikulum dan selabus pelatihan, penetapan kriteria dan persyaratan peserta
pelatihan, penyelenggaraan kegiatan pelatihan, penyiapan materi pelatihan,
penetapan metode pelatihan, penetapan instraktruktur/fasilitator pelatihan,
penyusunan jadwal pelatihan, penetapan rencana evaluasi program pelatihan,
penyiapan bahan, fasilitas, dan peralatan pelatihan, penyiapan sumber pendanaan
pelatihan. Sedangkan di teori perencanaannya ada sebelas menurut sutarto dan
joko.
2. Pelaksanaan Program In Service Training dalam Pengembangan Metode
Jarimatika Pada Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany Kota Banda Aceh
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program in service
training dalam pengembangan metode jarimatika pada guru TK Bait Qurany
Saleh Rahmany Kota Banda Aceh di antaranya yaitu:
a. Menentukan Kebutuhan Pelatihan
Analisis kebutuhan pelatihan tersebut dapat di lihat dari guru-gurunya
dalam memahami metode jarimatika itu sendiri, jika guru-gurunya belum
paham maka di butuhkan pelatihan tersebut atau di lihat dari keberhasilan
anak didiknya, jika anak didiknya belum berhasil dalam memahami dan
menguasi metode jarimatika tersebut, maka perlunya training bagi guru-
gurunya.
78
b. Menyusun Desain Pelatihan
Melakukan penyusunan tujuan program pelatihan, struktur program
pelatihan, peserta, pelatih/fasilitator, metode, dan penilaian hasil akhir. Untuk
pelatih di sini menentukan pemateri yang memang beliau pencentus metode
jarimatika yaitu ustadz habib dan ustadzah nurul. Untuk mengulang kembali
hasil dari pelatihan dalam menggunakan metode jarimatika tersebut kami
menunjukka guru-guru senior yang sudah paham dengan metode jarimatika,
untuk penilaian hasil akhir yaitu berupa evaluasi bagi-bagi gurunya.
c. Mengembangkan Isi Program
Dalam mengembangkan isi program pelatihan di sini guru-gurunya di
berikan pelatihan di sekolah oleh guru-guru senior dari TK itu sendiri, agar
ilmu yang di dapatkan waktu pelatihan tetap melekat. Kemudian guru-gurunya
bisa menguasi metode jarimtika dalam menghafal Al-Qur’an.
d. Memilih Media Pelatihan dan Prinsip Belajar
Media yang digunakan selama pelatihan sudah sesuai yaitu dengan
menggunakan infokus dan juga adanya buku panduan dalam menggunakan
metode jarimatika tersebut, kemudian dari segi prinsip belajar juga sudah
sesuai, adanya pengetahuan dan penguasaan bagi guru tentang metode
jarimatika dalam menghfal Al-Qur’an.
e. Pelaksanaan Latihan
Dalam hal Pelaksanaan pelatihan, adanya ketentuan dan aturan terkait
dalam pelaksanaan program tersebut yang sudah di atur seperti jadwal
79
pelaksanaan pelatihan itu seminggu sekali yaitu di hari jum’at, kemudian dari
segi persyaratannya di sini yang mengikuti pelatihan yaitu guru-gurunya.
f. Mengevaluasi Pelatihan
Dalam mengevaluasi program pelatihan tersebut dengan melihat
prestasi anak didiknya/ouputnya bagaimana, apakah ada perkembangan atau
tidak terkait dengan hasil pelatihan yang di dapat oleh guru-gurunya selama
mengikuti program in service training dalam pengembangan metode
jarimatika, karena setelah guru-gurunya mengetahui tata cara menggunakan
metode jarimatika dalam menghafal Al-Qur’an dari pelatihan tersebut, maka
selanjutnya akan di praktekkan atau di ajarkan ke anak dalam pembelajaran
tahfidz Al-Qur’an.
g. Transfer Pelatihan
Dalam transfer program pelatihan tersebut, ada dilakukan
pentransferan ilmu yang di dapat selama mengikuti program pelatihan oleh
guru-gurunya, dan ini bersifat wajib. Setelah guru mengetahui bagaimana
penggunakan metode jarimatika dalam menghafal Al-Qur’an tersebut maka
akan di ajarkan ke anak didik ketika dalam pembelajaran tahfidz Al-Qur’an.
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan program in
service training dalam pengembangan metode jarimatika pada guru TK Bait
Qurany Saleh Rahmany Kota Banda Aceh meliputi menentukan kebutuhan
pelatihan, menyusun desain pelatihan, mengembangkan isi program, memilih
media pelatihan dan prinsip belajar, pelaksanaan latihan, mengevaluasi pelatihan,
dan transfer pelatihan. Jadi pelaksanaan program in service training yang ada di
80
lapangan sudah sesuai dengan teori pelaksanaan program in service training yang
dikemukan oleh Moekijat.
3. Kendala Pengelolaan Program In Service Training dalam Pengembangan
Metode Jarimatika Pada Guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany Kota
Banda Aceh
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kendala pengelolaan program in
service training dalam pengembangan metode jarimatika pada guru TK Bait
Qurany Saleh Rahmany Kota Banda Aceh di antaranya yaitu:
a. kendala perencanaan program in service training dalam pengembangan
metode jarimatika pada guru, kendalanya di sini terdapat dalam
pengaturan jadwalnya pelatihan, jadwal pelatihan sebelumnya sudah di
atur/di tetapkan yaitu di hari jum’at, karena ada kesibukan dan lain hal
sebagainya jadi di luar ekspetasi jadwalnya di pending. Adapun solusi
dari kendala tersebut yaitu jadwal pelatihannya bisa di gantikan di
mingggu depannya.
b. kendala pelaksanaan program in service training dalam pengembangan
metode jarimatika pada guru. Kendalanya kepala sekolah disini yaitu
terkadang guru-guru ketika sudah di berikan pelatihan dalam penggunakan
metode jarimatika hafalan Al-Qur’an di hari itu, besok-besoknya sudah
lupa, kemudian kendalanya guru di sini yaitu lebih ke penggunaan metode
jarimatikanya, ada beberapa ayat yang begitu panjang-panjang, jadi susah
untuk mengingatnya. Selanjutnya kendalanya bagi guru yaitu di durasi
waktu pelatihannya, misalnya jika ada guru yang fisiknya kurang fit jadi
susah dalam mengikuti kegiatan pelatihan. Selanjutnya yaitu di jaringan,
81
karena pelatihannya online, jika jaringan yang kurang bagus sehingga
menghambat proses jalannya pelatihan tersebut. Adapun Solusi dari
kendala dalam pelaksanaan pelatihan tersebut yaitu di berikan motivasi
kepada guru-gurunya dalam memahami dan menguasi metode jarimatika
tersebut ketika di waktu pelatihan. Sehingga tidak mudah lupa. Kemudian
kepala sekolah sering-sering melatih guru-gurunya atau mengupgrade
kembali ilmu yang di dapatkan guru-guru selama pelatihan tersebut dalam
penggunaan metode jarimatka menghafal Al-Qur’an. Selanjutnya dari segi
waktunya, kedepan bisa di cari waktu yang lebih seuai lagi, kemudian dari
segi jaringan, jika bisa pematerinya langsung datang ke sekolah.
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi kendala
perencanaan program in service training dalam pengembangan metode jarimatika
pada guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany Kota Banda Aceh yaitu pengaturan
jadwal pelatihan, Adapun solusinya dari kendala tersebut yaitu jadwal
pelatihannya bisa di gantikan di mingggu depannya. Kemudian yang menjadi
kendala pelaksanaanprogram In Service Training dalam Pengembangan Metode
Jarimatika Pada guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany Kota Banda Aceh,
kendalanya kepala sekolah disini yaitu terkadang guru guru ketika sudah di
berikan pelatihan dalam penggunakan metode jarimatika hafalan Al-Qur’an di
hari itu, besok-besoknya sudah lupa, kemudian kendalanya guru di sini yaitu lebih
ke penggunaan metode jarimatika. Selanjutnya kendalanya bagi guru yaitu di
waktu dan jaringan pada saat berlangsungnya pelatihan. Adapun Solusi dari
kendala dalam pelaksanaan pelatihan tersebut yaitu di berikan motivasi kepada
82
guru-gurunya, mengupgrade kembali ilmu yang di dapatkan guru-guru selama
pelatihan tersebut dalam penggunaan metode jarimatka menghafal Al-Qur’an.
Selanjutnya dari segi waktunya, kedepan bisa di cari waktu yang lebih sesuai lagi,
kemudian dari segi jaringan, kalau bisa pematerinya langsung datang ke sekolah.
83
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, dapat di tarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Perencanaan program in service training dalam pengembangan metode
jarimatika pada guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany Kota Banda
Aceh meliputi penyusunan kurikulum dan selabus pelatihan, penetapan
kriteria dan persyaratan peserta pelatihan, penyelenggaraan kegiatan
pelatihan, penyiapan materi pelatihan, penetapan metode pelatihan,
penetapan instraktruktur/fasilitator pelatihan, penyusunan jadwal
pelatihan, penetapan rencana evaluasi program pelatihan, penyiapan
bahan, fasilitas, dan peralatan pelatihan, penyiapan sumber pendanaan
pelatihan.
2. Pelaksanaan program in service training dalam pengembangan metode
jarimatika pada guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany Kota Banda
Aceh meliputi menentukan kebutuhan pelatihan, menyusun desain
pelatihan, mengembangkan isi program, memilih media pelatihan dan
prinsip belajar, pelaksanaan latihan, mengevaluasi pelatihan, dan
transfer pelatihan.
3. Kendala pengelolaan program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika pada guru TK Bait Qurany Saleh
Rahmany Kota Banda Aceh yang didapati dari segi perencanaannya
84
yaitu pengaturan jadwal pelatihan, dari segi pelaksanannya kendalanya
kepala sekolah di sini yaitu terkadang guru-gurunya ketika sudah di
berikan pelatihan dalam pengembangan metode jarimatika (metode
hafalan Al-Qur’an) di hari itu besok-besoknya sudah lupa. Kemudian
kendalanya guru di sini yaitu lebih ke penggunaan metode
jarimatikanya, di waktu dan jaringan pada saat berlangsungnya
pelatihan.
B. Saran
1. Kepada kepala sekolah TK Bait Qurany Saleh Rahmany Kota Banda
Aceh, terus mempertahankan dan meningkatkan pengelolaan program
in service training dalam pengembangan metode jarimatika pada guru
terutama dalam hal perencanaan dan pelaksanannya, agar menjadi
lebih baik lagi kedepannya, serta mempertahankan prestasi yang sudah
di raih selama ini.
2. Kepada guru-guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany Kota Banda Aceh
dalam pelaksanaan program in service training dalam pengembangan
metode jarimatika pada guru, terus mengasah dan meningkatkan
keterampilan dan kemampuannya selama mengikuti kegiatan program
in service training ersebut.
3. Mengenai kendala pengelolaan program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika pada guru, sesegara mungkin kepala
sekolah dan guru-guru yang terlibat melakukan diskusi mengenai hal
ini sehingga mendapatkan solusi terbaik.
85
4. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat meneliti hal yang
sama dalam cakupan yang berbeda
86
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman Ginting. 2008. Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung:
Humaniora.
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prastya. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:
CV Pustaka Setia.
Bambang Nurdiansyah. 2015. Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui
Pendidikan dan Pelatihan.Makasar: Universitas Hasanuddin Makasar.
Cut Nurul Fajri Harlita. 2015. Penggunaan Metode Jarimatika Quran Dalam
Praktik Menghafal Al-Qur’an. Banda Aceh: Univesitas Islam Negeri Ar-
Raniry.
Kornelius, ddk, Pendidikan dan Pelatihan Guru dalam Meningkatkan Kualitas
Pendidikan, (Journal Administrative Reform, 2014), Vol. 2. No. 3, h.
1814. di akses pada tanggal 13 januari 2020.
M. Ngalim Purwanto. 2012. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Moekijat. 2008. Evaluasi Pelatihan Dalam Rangka Peningkatan Produktivitas,
Bandung: Mandar Maji.
Mulyasa. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Rosakarya.
Muhammad Hasyim. 2009. Penetapan Dasar Kaedah Penelitian Masyarakat.
Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.
Nurul Habiburrahmanuddin, dkk. 2017.Metode Bait Qur’any (Menghafal
Semudah Menggerakkan Jari Tangan). Tanggerang Selatan: Bait Qur’any
Multimedia.
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar
Melalui Penamaan Konsep Umum dan Islami. Bandung: Rafika Aditama.
Rusdin.Pendidikan dan Pelatihan Sebagai Sarana Peningkatan Kompetensi Guru,
(Journal Administrative Reform, Desember 2017), Vol. 5.No. 4, di akses
pada tanggal 26 Oktober 2019.
Rita Mraiyana. 2010. Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarat: Kencana.
Rusdin Pohan. 2007. Metodologi Penelitian. Banda Aceh: Ar-Rijal Institute.
Saefullah. 2012. Manajemen Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia.
87
Siagian. 2003. Filsafat Administrasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Sutarto dan Joko. 2013. Manajemen Pelatihan. Yokgyakarta: Cv Budi Utama.
Saifuddin Azwar. 1998. Metode Penelitian. Yokyakarta: Pustaka Pelajar.
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.
Tahar Yusuf dan Saiful Anwar.1997. Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa
Arab.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Wina Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Zakiah Darajat, dkk. 1992. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
88
89
90
91
Daftar Wawancara dengan Kepala Sekolah Tk Bait Qurany Saleh Rahmany
Kota Banda Aceh
Judul : Pengelolaan Program In Service Training Dalam Pengembangan
Metode Jarimatika Pada Guru Bait Qurany Saleh Rahmany Kota
Banda Aceh
1. Apakah isi materi program in service training dalam pengembangan
metode jarimatika sebelum di laksanakan ada di susun?
2. Apakah metode yang akan digunakan selama program in service training
dalam pengembangan metode jarimatika di rancang sebelum pelatihan di
mulai?
3. Apakah bahan program in service trainingdalam pengembangan metode
jarimatika sebelum di laksanakan ada di susun?
4. Apakah penetapan kriteria dan persyaratan peserta yang mengikuti
program in service training dalam pengembangan metode jarimatika ada
di lakukan?
5. Bagaimana penetapan kriteria dan persyaratan peserta yang mengikuti
program in service training dalam pengembangan metode jarimatika di
lakukan?
6. Apakah penetapan jumlah peserta yang mengikuti program in service
training dalam pengembangan metode jarimatika ada dilakukan?
7. Bagaimana penetapan jumlah peserta yang mengikuti program in service
training dalam pengembangan metode jarimatika dilakukan?
8. Bagaimana cara penyelenggaraan kegiatan program in service training
dalam pengembangan metode jarimatika itu dilakukan?
9. Bagaimana penyiapan materi program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika itu dilakukan?
10. Bagaimana penetapan metode program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika itu dilakukan?
92
11. Bagaimana penetapan instraktruktur/fasilitator program in service training
dalam pengembangan metode jarimatika itu dilakukan?
12. Bagaimana penyusunan jadwal program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika itu dilakukan?
13. Bagaimana penetapan rencana evaluasi program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika itu dilakukan?
14. Bagaimana proses penyiapan bahan,fasilitas, dan peralatan program in
service training dalam pengembangan metode jarimatika itu dilakukan?
15. Bagaimana proses penyiapan sumber pendanaan program in service
training dalam pengembangan metode jarimatika itu dilakukan?
16. Apakah ibu ada melakukan analisis kebutuhan program in service training
dalam pengembangan metode jarimatika pada guru?
17. Bagaimana ibu melakukan analisis kebutuhan program in service training
dalam pengembangan metode jarimatika pada guru?
18. Apakah ibu ada melakukan penyusunan tujuan program pelatihan, struktur
program pelatihan, peserta,pelatih/fasilitator, metode, dan penilaian hasil
akhir?
19. Apa yang harus ibu lakukan terhadap peserta program in service
trainingdalam pengembangan metode jarimatikaagar mereka dapat
melakukan program tersebut berjalan secara efektif dalam mencapai tujuan
belajar yang telah ditetapkan?
20. Menurut ibu selama berjalannya pelaksanaan program in service training
apakah media dan prinsip belajar yang digunakan sudah sesuai?
21. Apa saja yang menjadi aturan dan persyaratan pelaksanaan program in
service trainingdalam pengembangan metode jarimatika pada guru?
22. Bagaimana pelaksanaan program in service trainingdalam pengembangan
metode jarimatika pada guru itu dilakukan?
23. Bagaimana cara ibu mengevaluasi program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika pada guru?
93
24. Apakah selama berjalannya program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika pada guru ada di transfer kembali ke
dalam pekerjaan?
25. Apa saja kendala perencanaan program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika pada guru TK Bait Qurany Saleh
Rahmany Kota Banda Aceh?
26. Bagaimana upaya ibu mengatasi kendala perencanaan program in service
training dalam pengembangan metode jarimatika pada guru TK Bait
Qurany Saleh Rahmany Kota Banda Aceh?
27. Apa saja kendala pelaksanaan program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika pada guru TK Bait Qurany Saleh
Rahmany Kota Banda Aceh?
28. Bagaimana upaya ibu mengatasi kendala pelaksanaan program in service
training dalam pengembangan metode jarimatika pada guru TK Bait
Qurany Saleh Rahmany Kota Banda Aceh?
94
Daftar Wawancara dengan Guru Tk Bait Qurany Saleh Rahmany Kota
Banda Aceh
Judul :Pengelolaan Program In Service Training Dalam Pengembangan
Metode Jarimatika Pada Guru Bait Qurany Saleh Rahmany Kota
Banda Aceh
1. Menurut ibu apakah isi materi program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika sebelum di laksanakan ada di susun?
2. Menurut ibu apakah metode yang akan digunakan selama program in
service training dalam pengembangan metode jarimatika di rancang
sebelum pelatihan di mulai?
3. Menurut ibu apakah bahan program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika sebelum di laksanakan ada di susun?
4. Menurut ibu apakah kepala sekolahada melakukan penetapan kriteria dan
persyaratan peserta yang mengikuti program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika?
5. Menurut ibu bagaimana kepala sekolah melakukanpenetapan kriteria dan
persyaratan peserta yang mengikuti program in service training dalam
pengembangan metode jarimatika?
6. Menurut ibu apakah kepala sekolah ada melakukan penetapan jumlah
peserta yang mengikuti program in service training dalam pengembangan
metode jarimatika?
7. Bagaimana kepala sekolah melakukan penetapan jumlah peserta yang
mengikuti program in service training dalam pengembangan metode
jarimatika pada guru?
8. Menurut ibu bagaimana cara kepala sekolah melakukan penyelenggaraan
kegiatan program in service training dalam pengembangan metode
jarimatika pada guru?
9. Menurut ibu bagaimana penyiapan materi program in service training
dalam pengembangan metode jarimatika itu dilakukan?
95
10. Menurut ibu bagaimana penetapan metode program in service training
dalam pengembangan metode jarimatika itu dilakukan?
11. Menurut ibu bagaimana kepala sekolah melakukan penetapan
instraktruktur/fasilitator program in service training dalam pengembangan
metode jarimatika pada guru?
12. Menurut ibu bagaimana penyusunan jadwal program in service training
dalam pengembangan metode jarimatika itu dilakukan?
13. Menurut ibu bagaimana cara kepala sekolah melakukan penetapan rencana
evaluasi program in service training dalam pengembangan metode
jarimatika pada guru?
14. Menurut ibu bagaimana proses penyiapan bahan,fasilitas, dan peralatan
program in service training dalam pengembangan metode jarimatika pada
guru itu dilakukan?
15. Menurut ibu bagaimana kepala sekolah melakukan proses penyiapan
sumber pendanaan program in service training dalam pengembangan
metode jarimatika pada guru?
16. Menurut ibu apakah kepala sekolah ada melakukan analisis kebutuhan
program in service training dalam pengembangan metode jarimatka pada
guru?
17. Menurut ibu bagaimana kepala sekolah melakukan analisis kebutuhan
program in service training dalam pengembangan metode jarimatka pada
guru?
18. Menurut ibu apakah kepala sekolah ada melakukan penyusunan tujuan
program pelatihan, struktur program pelatihan, peserta,pelatih/fasilitator,
metode, dan penilaian hasil akhir?
19. Menurut ibu selama berjalannya pelaksanaan program in service
trainingapa saja isi program tersebut yang di dapatkan?
20. Menurut ibu selama berjalannya pelaksanaan program in service training
apakah media dan prinsip belajar yang digunakan sudah sesuai?
96
21. Menurut ibu apa saja yang menjadi aturan dan persyaratan pelaksanaan
program in service trainingdalam pengembangan metode jarimatika pada
guru?
22. Bagaimana pelaksanaan program in service trainingdalam pengembangan
metode jarimatika pada guru itu dilakukan?
23. Menurut ibu bagaimana kepala sekolah mengevaluasi program in service
trainingdalam pengembangan metode jarimatika pada guru?
24. Apakah pembelajaran yang di dapat selama program in service training
dalam pengembangan metode jarimatika pada guru di transfer kembali ke
dalam pekerjaan?
25. Menurut ibu, apa saja kendala pelaksanaan program in service training
dalam pengembangan metode jarimatika selama ibu mengikuti program
tersebut?
26. Menurut ibu, bagaimana upaya kepala sekolah dalam mengatasi kendala
pelaksanaan program in service training dalam pengembangan metode
jarimatika pada guru TK Bait Qurany Saleh Rahmany Kota Banda Aceh?
97
FOTO DOKUMENTASI KEGITAN PENELITIAN
1. Foto dari Depan Yayasan Bait Qurany Saleh Rahmany
2. Foto Wawancara dengan Kepala Sekolah TK Bait Qurany Saleh Rahmany
98
3. Foto Wawancara dengan Guru TK A Bait Qurany Saleh Rahmany
3. Foto Wawancara dengan Guru TK B Bait Qurany Saleh Rahmany
99
4. Foto Kegiatan Program In Service Training dalam Pengembangan Metode
Jarimatika Pada Guru
5. Foto Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an Menggunakan
Metode Jarimatika
100
101
6. Foto Prestasi/Penghargaan SIswa/I TK Bait Qurany Saleh Rahmany dalam
Bidang Tahfidz Al-Qur’an
(Juara II Lomba Hafidz cilik Indonesia Tingkat Nasional)
(Juara I dan II Lomba Tahfidz Qur’an Tingkat TK di Alfitiyan School Aceh)
102
(Juara III Lomba Tahfidz Qur’an Se-Kota Banda Aceh)
(Juara Harapan II Lomba Tahfidz Qur’an Se-Kota Banda Aceh)
103