pengelolaan dana qardul hasan terhadap …
TRANSCRIPT
PENGELOLAAN DANA QARDUL HASAN TERHADAP PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT KAMPUNG SUKAMULYA
(Studi Kasus Dana Qardul Hasan pada BAZ Kota Bogor)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (SE,Sy)
Oleh:
Siti Nur Mutia Andini
(107046102346)
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1432 H / 2011 M
ii
PENGELOLAAN DANA QARDUL HASAN TERHADAP PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT KAMPUNG SUKA MULYA
(Studi kasus Dana Qardul Hasan pada Baz Kota Bogor)
SKRIPSIDiajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
Oleh:
Siti Nur Mutia AndiniNIM. 107046102346
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing IPembimbing II
Dr.A.Sudirman Abbas, MA.
011999031003
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAHPROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUMUIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA1432 H/2011
iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul Pengelolaan Dana Qardhul Hasan Terhadap
Pemberdayaan Masyarakat Kampung Sukamulya, telah diujikan dalam sidang
munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada
tanggal Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat
(Ekonomi Islam)
Jakarta, 23 Juni 2011
Dekan,
Panitia Ujian Munaqasyah
Ketua : Prof. Dr. M. Amin Suma, SH, MA,MM NIP. 195505051982031012
Sekretaris : Mu’min Roup, MANIP. 150281979
Pembimbing I : Dr.A.Sudirman Abbas, MA. NIP.196912011999031003
Pembimbing II: Djaka Badranaya, MENIP. 197705302007011008
Penguji I : Dr. H. Asep Syarifuddin Hidayat, SH, MH NIP. 196911211994031001
Penguji II : Dede Abdul Fatah, M.Si
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 01 Juni 2011
Siti Nur Mutia Andini
v
ABSTRAK
SITI NUR MUTIA ANDINI. NIM 107046102346. Pengelolaan Dana QardulHasan Terhadap Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus : Kampung Sukamulya,Bogor). Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Konsentrasi Perbankan Syariah,Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta,1432 H / 2011 M.Isi: xv + 95 halaman + 8 lampiran.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengolaan Dana Qardhul Hasandalam bentuk program Dana Berkah. Selama ini jumlah kemiskinan di Indonesiatercatat masih sangat tinggi sehingga sebagian besar masyarakat masihmenggantungkan pada lintah darat (rentenir) dalam memecahkan permasalahanmemenuhi kebutuhan sehari-hari maupun pendanaan bidang usaha. Oleh karena ituBAZ Kota Bogor membentuk program dana berkah. Dana ini dihimpun dari danazakat , infaq dan shadaqah yang dapat digunakan masyarakat dalam bidangpendanaan usaha sebagai upaya meningkatkan taraf kehidupannya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.Pengumpulan data melalui observasi ke lapangan, wawancara, dan studi dokumentasiterhadap laporan pengelolaan dan pendayagunaan program dana berkah. AnalisisWilcoxon Signed Rank Test untuk menganalisis pengaruh program terhadap kondisiekonomi anggota binaan dana berkah antara sebelum dan sesudah mengikutiprogram, dan analisis SWOT terhadap pelaksanaan program dana berkah.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa upaya BAZ Kota Bogor menyediakanpendanaan bidang usaha pada anggota binaan Kampung Sukamulya, Bogor melaluiprogram dana berkah merupakan salah satu cara yang terbilang cukup efektif dalammeningkatkan kondisi ekonomi mitra binaan serta membuka lapangan pekerjaan didesa dan mengurangi arus urbanisasi ke kota. Dari hasil analisis SWOT didapatkankeunggulan program yaitu program dana berkah merupakan solusi yang tepat dalammeningkatkan taraf kehidupan masyarakat miskin melalui pendanaan dalam bidangusaha dan terhindar dari peminjaman dana melalui lintah darat (rentenir), dankekurangan dari program adalah dana yang dialokasikan untuk program dana berkahmasih kurang serta belum adanya pendampingan secara intensif dari pihak BAZ KotaBogor untuk membimbing anggota binaanya dan mustahiq.
Kata Kunci: Pendayagunaan Dana Qardhul Hasan, Program Dana Berkah,Wilcoxon Signed Rank Test, Analisis SWOT.
vi
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang pantas diucapkan melainkan kalimat Tasbih, Tahmid dan
Takbir kehadirat Allah SWT yang telah mengkaruniakan limpahan rahmat dan kasih
sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”
Pengelolaan Dana Qardul Hasan Terhadap Pemberdayaan Masyarakat Kampung
Suka Mulya”. Shalawat serta salam semoga senantisa selalu terlimpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya serta seluruh umatnya
hingga akhir zaman.
Sepanjang perjalanan membuat skripsi ini, penulis banyak mendapatkan
pelajaran dari berbagai hal dalam upaya menyelesaikannya. Dimulai dari kesulitan
dalam menyusun kalimat, menempuh perjalanan dari Ciomas, Bogor ke Cinere
Depok ketika hendak mengetik skripsi, membagi waktu kegiatan kuliah dengan
membina anak-anak menghafal Qur’an dan puncaknya ketika meminjam laptop
kawan untuk mengetik skripsi harus rusak karena kehujanan, padahal belum dipakai.
Namun penulis yakin bahwa Allah SWT tidak diam dengan semua kesulitan ini.
Alhamdulillah, dibalik kesulitan ternyata terdapat banyak kemudahan. Sekali lagi
penulis sangat bersyukur karena Allah SWT telah menghibur dengan mengirimkan
orang-orang yang tiada lelah memberikan motivasi dan dukungan dalam berbagai hal,
sehingga membuat penulis tetap bersemangat dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk
itu, dengan segala kerendahan hati, penulis berterima kasih kepada :
vii
1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM., selaku Dekan Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Euis Amalia, M.Ag dan Bapak Mu’min Roup, S.Ag., M.A. sebagai Ketua
dan Sekretaris Jurusan Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Yang tanpa henti memberikan
dorongan dan semangat kepada penulis, serta dengan tulus ikhlas meluangkan
waktunya untuk membantu penulis dalam proses penyelesaian tugas akhir.
3. Bapak Dr.A. Sudirman Abbas, MA dan Djaka Badranaya, ME. selaku dosen
pembimbing skripsi penulis, yang dengan sabar telah memberikan banyak
masukan dan saran-saran sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Semoga
apa yang telah Bapak ajarkan dan arahkan mendapat balasan dari Allah SWT.
Amin.
4. Kepada seluruh dosen dan civitas akademik Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mentransfer
ilmunya dengan ikhlas kepada penulis, serta para pengurus perpustakaan yang
telah meminjamkan buku-buku yang diperlukan oleh penulis.
5. Terimakasihku terhadap BAZ Kota Bogor beserta seluruh stafnya yang telah
bersedia memberikan data kepada saya, dan ucap terimakasihku kepada
Kampung Sukamulya Khusunya Ibu Halimah sebagai Guide Tour selama saya
melakukan penelitian pada Kampung Sukamulya.
6. Rasa ta’zim dan terimakasih yang mendalam kepada Ayahanda tercinta H. Enjun
dan Ibunda Nining Kurniasih S.Pd sebagai “My Super Hero” atas dukungan
moril dan materil, kesabaran, keikhlasan perhatian serta cinta dan kasih sayang
viii
yang tak pernah habis bahkan tiada henti bersoa dan bermunajat kepada Allah
SWT. Setiap doa yang mereka panjatkan adalah kekuatan di setiap langkah dan
tujuanku menuju kesuksesan. Mah…pa…semoga anak mu ini selalu menjadi
penyedap matamu disetiap engkau melihatku.
7. Yang terncinta dan tersayang kakak-kakaku A’ Wawa & Th Oci, Th Pipit & A
Wahyu, adik-adikku Sidqi & Sabrina serta keponakanku Nazneen & Wafi yang
senantiasa menjadi motivasiku untuk segera menyelesaikan kewajibanku sebagai
mahasiswa.
8. Ucap terimakasih mendalam kepada sahabatku Suryati yang dengan ikhlas dan
kesabarannya bersedia menemaniku, terus memotivasiku tanpa mengenal lelah
sampai akhir penulisan skripsi ini.
9. Ucap terimakasihku mendalam kepada Firman dan Enya yang sudah bersedia
dengan ikhlas dengan sabar meluangkan waktunya tanpa kenal lelah dan waktu
membantu penulis menyelesaikan skripsi sampai dengan selesai
10. Ucap terimakasihku kepada Ka Riza Rizki Pratama yang banyak membimbing
saya dalam penulisan skripsi ini.
11. Rasa ta’zim dan terimakasihku kepada Ayah Nawawi dan Ibu Lili, Ustadz Razak
dan Ibu Hana. Segenap jajaran Pembina Lampu Quran Firman, Hilda, Evi dan
seluruh anak-anakku di lampu quran JAZAKUMULLAH… karena berkat do’a
kalian semua penulis mampu menyelesaikan kewajiban sebagai mahasiswa.
12. Ucap terimakasihku untuk Bang Manto, Bang Acep, Bang Acim pokonya semua
abang-abangku yang di depok yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang sudah
banyak memberikan semangat padaku.
ix
13. Terimakasihku kepada seluruh sahabat kosanku Ela, Desy, Key, Mariam, Ainun
yang terus sama-sama berjuang dan saling memotivasi untuk menyelesaikan
tugas akhir.
14. Ucap terimakasihku kepada seluruh sahabat pondokku Tita, Uyuy, Okta, Ela,
Neta, Imam yang tak bisa disebutkan satu persatu, yang terus memberikan
dorongan dan motivasi kepada iya dalam menyelesaikan tugas akhir perkuliahan.
15. Ucap terimakasihku kepada teman-teman Perbankan Syariah A,B,C,D khususnya
sahabat seperjuanganku di kelas PS 07 A Tika, Nety, Fika, Uuz, Yana, Disfa,
Desi, Mariam, Sisil, Wawa, Ima, Nur, Mpo Mia, Nindya, Huda, Budi, Aziz,
Taufik, Esa, Ihsan, Rizal dan semua yang tidak dapat disebutkan namanya satu
persatu. Semoga kebaikan dan kesuksesan selalu ada dalam langkah kita
bersama. Semoga selalu berada dalam Ridha-Nya. Amiiiin… dan semoga
persahabatan kita tidak mengenal waktu & usia.
16. Ucap terimakasihku pada sahabat seperjuanganku di kelas asuransi syarifatul
Maula yang banyak memotivasiku selama menyelesaikan tugas akhir makasih ya
feh…
Akhir kata, penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
turut berperan dalam proses penyelesaian tugas akhir penulis. Semoga karya ini dapat
bermanfaat bagi semua kalangan masyarakat dan para akademisi. Jazakumullah
Ahsanul Jaza
Ciputat, 01 Rajab 1432 H02 Juni 2011 M
SITI NUR MUTIA ANDINI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………….
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………………………
HALAMAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN………………………………………..
LEMBAR PERNYATAAN……………………………………………………………...
ABSTRAK……………………………………………………………………………....
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………...
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..
DAFTAR TABEL………………………………………………………………………..
DAFTAR GRAFIK DAN GAMBAR…………………………………………………...
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.……………………………………………..
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah………………………………..
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………………………
D. Kerangka Teori dan Konseptual……………………………………..
E. Review Studi Terdahulu…………………………………………….
F. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan…………………………….
G. Sistematika Penulisan………………………………………………..
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Qardul Hasan………………………………………………………..
1. Pengertian Qardul Hasan………………………………………..
2. Dasar Hukum Qardul Hasan……………………………………..
3. Rukun dan Syarat Qardul Hasan…………………………………
a. Rukun Qard…………………………………………………
b. Syarat Qard…………………………………………………
4. Tujuan Qardul Hasan…………………………………………….
i
ii
iii
iv
v
vi
x
xiii
viv
xv
1
9
10
11
12
14
19
22
22
26
27
27
27
28
xi
5. Macam-macam Skema pembiayaan Dana Qardul Hasan Pada
Lembaga Amil Zakat………………………………………
a. Pola BAZIS DKI
Jakarta…………………………………….
b. Pola Dompet Dhuafa
Republika……………………………..
B. Pemberdayaan ekonomi……………………………………………..
1. Pengertian Pemberdayaan………………………………………..
2. Tujuan Pemberdayaan……………………………………………
BAB III GAMBARAN UMUM BAZ KOTA BOGOR
A. Sejarah Berdirinya BAZ Kota Bogor………………………………
B. Visi dan Misi BAZ Kota Bogor…………………………………….
1. Visi…………………………………………………………….
2. Misi……………………………………………………….......
3. Strategi……………………………………………………
C. Program BAZ Kota Bogor …………………………………………..
1. Divisi Pengumpulan……………………………………………...
2. Divisi Pendayagunaan……………………………………………
a. Program Kesehatan…………………………………………..
b. Program Pendidikan………………………………………….
c. Program Ekonomi (Pemberdayaan Masyarakat)…………….
d. Program Kemanusiaan……………………………………….
e. Program Dakwah……………………………………………..
D. Stuktur Organisasi BAZ Kota Bogor………………………………
E. Profil Kampung Sukamulya………………………………………….
28
28
30
32
32
33
38
41
41
41
41
42
42
44
44
50
54
61
62
63
64
xii
BAB IV PENGARUH PENGELOLAAN DANA QARDUL HASAN
TERHADAP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KAMPUNG
SUKAMULYA PADA BAZ KOTA BOGOR
A. Analisis Pengelolaan Dana Qardul Hasan Terhadap Pemberdayaan
Masyarakat…………………………………………………………...
1. Penghimpunan Dana Qardul Hasan Pada BAZ Kota Bogor…...
2. Penyaluran Dana Qardul Hasan Pada BAZ Kota Bogor……….
a. Permohonan Langsung Pembiayaan Usaha………………….
b. Sosialisasi Langsung Ke Masyarakat………………………..
B. Pemanfaatan Dana Qardul Hasan pada BAZ Kota Bogor…………...
1. Ketentuan dan Persyaratan Program Dana Berkah BAZ Kota
Bogor…………………………………………………………….
2. Kendala yang Dihadapi BAZ Kota Bogor Pada Program Dana
Berkah……………………………………………………………
3. Kakateristik Responden………………………………………….
4. Jenis Usaha Responden…………………………………………
5. Permasalahan Usaha Responden………………………………...
6. Realisasi Program Dana Berkah…………………………………
a. Realisasi Jumlah Pencairan Dana Berkah Periode Januari-
November 2010…………………………………………….
b. Realisasi Penerimaan Pengembalian Dana Berkah………….
C. Pengaruh Pengelolaan Dana Qardul Hasan Pada Program
Pemberdayaan Ekonomi (Dana Berkah) Terhadap Peningkatan
Ekonomi Pada Masyarakat Kampung Sukamulya…………………...
1. Analisis Perubahan Kondisi Ekonomi Program Dana Berkah
Mitra Binaan BAZ Kota Bogor……………………………….....
2. Analisis Dampak Program Dana Berkah Terhadap Kehidupan
Sosial Keagamaan………………………………………………
66
66
67
67
68
69
71
73
74
77
80
84
84
85
86
86
89
92
93
xiii
3. Analisis SWOT Dari Program Dana Berkah…………………….
4. Analisis Matriks SWOT Kearns…………………………………
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………............
B. Saran……………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….
LAMPIRAN……………………………………………………………………….
96
100
103
105
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Plafon Penyaluran Dana 56
Tabel 4.1 Skema Penyaluran Dana Qardhul Hasan
(Permohonan langsung Pembiayaan) 68
Tabel 4.2 Skema Penyaluran Dana Qardhul Hasan
(Sosialisasi Langsung Kepada masyarakat) 68
Tabel 4.3 Ketentuan dan Persyaratan Program Dana Berkah 72
Tabel 4.4 Realisasi Jumlah Pencairan Dana Berkah 84
Tabel 4.5 Penerimaan dan Pengembalian Dana Berkah 85
Tabel 4.6 SPSS Pengaruh Program Dana Berkah 87
Tabel 4.7 SPSS Pengaruh Program Dana Berkah 88
Tabel 4.8 Analisis SWOT 92
Tabel 4.9 SWOT Matriks Kearns 93
Tabel 5.1 Pertimbangan Plafon 101
xv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Data Kelompok dan Perorangan Dana Berkah 70
Grafik 4.2 Prosedur dan Peminjaman Dana Berkah 74
Grafik 4.3 Jenis Kelamin 75
Grafik 4.4 Umur 75
Grafik 4.5 Pendidikan 76
Grafik 4.6 Jenis Usaha 77
Grafik 4.7 Lama Menjalankan Usaha 79
Grafik 4.8 Permasalahan Usaha 80
Grafik 4.9 Penggunaan Dana Berkah 81
Grafik 4.10 Kondisi Sebelum Mengikuti Program Dana Berkah 82
Grafik 4.11 Kondisi Setelah Mengikuti Program Dana Berkah 83
Grafik 4.12 Partisipasi Kegiatan di Masjid 90
Grafik 4.13 Peningkatan Ukhuwah Antar Peserta 90
Grafik 4.14 Penyelesaian Masalah Sosial Masyarakat 91
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Struktur BAZ Kota Bogor 63
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Hasil Perhitungan SPSS..............................................................................................
Panduan Wawancara dan Kuesioner Penelitian Mitra Binaan BAZ Kota
Bogor Kampung Sukamulya......................................................................................
Formulir Pembiayaan Dana Berkah…………………………………………………
Surat Kesediaan Menjadi Pembimbing Skripsi..........................................................
Surat Permohonan Data Observasi.............................................................................
Surat Keterangan Dari Kecamatan Bogor Timur.......................................................
Surat keterangan Dari Kelurahan Sukasari.................................... ……………........
Surat Keterangan Dari BAZ Kota Bogor....................................................................
99
100
104
105
106
107
108
109
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemiskinan merupakan fenomena yang tidak akan pernah terpisahkan dari
dinamika kehidupan manusia. Apapun bentuknya, dan terjadi di daerah mana pun,
kemiskinan pasti membuat hidup seseorang menjadi tak mudah. Kemiskinan
membuat orang tak dapat memenuhi gizi dengan baik, tidak dapat menikmati
keindahan dan kesenangan sekolah, serta membuat sebagian orang hidup dalam
kegelapan (karena tidak mampu membayar listrik) dan sulit untuk membuat usaha
karena modal yang tidak mencukupi. Tentunya sungguh sangat miris jika rakyat
Indonesia tetap berada pada keadaan seperti ini yaitu kemiskinan. Ada dua
faktor utama penyebab kemiskinan, yakni sebab kultural dan sebab struktural.
Secara kultural, kemiskinan dipicu oleh rendahnya etos kerja, sikap hidup fatalis
dan salah dalam memahami makna rezeki, malas berusaha (termasuk malas
mengembangkan kemampuan diri), serta terperangkap dalam budaya miskin itu
sendiri. Ini adalah salah satu penyebab munculnya masalah perekonomian pada
masyarakat dimana kemiskinan adalah lemahnya sumber penghasilan yang
mampu diciptakan individu masyarakat yang mengimplikasikan akan lemahnya
sumber penghasilan yang ada pada masyarakat itu sendiri, dalam memenuhi
2
segala kebutuhan perekonomian dan kehidupannya.1 Sedangkan kemiskinan
struktural, yaitu kemiskinan sebagai akibat dari pola kehidupan yang tidak adil
dan penuh kedzaliman. Harta kekayaan milik bersama dikuasai oleh sekelompok
orang untuk kepentingannya sendiri.
Kemudian dalam perkembangannya dampak krisis moneter pada tahun
1997 semakin memperparah perekonomian Indonesia. Sejak saat itulah krisis
moneter menjadi pintu gerbang dari segala permasalahan kompleks yang terjadi
di Indonesia ke arah kondisi yang paling buruk. Inflasi melonjak ke level yang
tinggi, pengaruhnya adalah bahan kebutuhan masyarakat melejit sampai pada
tingkat di luar batas kemampuan daya beli sebagian besar masyarakat Indonesia.
Pada saat ini begitu banyak bank-bank tersebar di seluruh Indonesia,
namun pada kenyataannya sebagian besar belum mampu menyentuh masyarakat
lapisan bawah. Lantas apakah terpikir oleh kita ada sebuah lembaga yang mau
memberikan modal kepada pedagang tanpa menggunakan jaminan. Pada
kenyataannya mayoritas UKM dan masyarakat terjebak pada money lender
(rentenir)2 karena mungkin saja dana yang dibutuhkan tidaklah banyak.
Salah satu pilar utama ekonomi Islam adalah implementasi zakat.3
Implementasi zakat dalam pemberdayaan ekonomi dengan berupaya menciptakan
1Yusuf Qardhawi, Spektrum Zakat dalam Membangun Ekonomi Kerakyatan, Cet. I (Jakarta:Zikrul Hakim, 2006), h. 21.
2Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam : Penguatan Peran LKM dan UKMdi Indonesia (Jakarta, RajaGrafindo Persada, 2009) h. 68.
3 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah (Jakarta, Grafindo Persada, 2008), h. 8.
3
iklim masyarakat yang berjiwa wirausaha. Kewirausahaan pada masyarakat akan
terwujud, apabila penyalurannya tidak langsung diberikan kepada mustahik untuk
keperluan konsumtif, tetapi dihimpun, dikelola dan didistribusikan oleh
badan/lembaga yang amanah dan profesional. Dengan di tetapkannya Undang-
Undang No. 38 Tahun 1999 yang berisi tentang pengelolaan zakat maka
pemerintah melakukan pengumpulan dana dari zakat tersebut untuk
mensejahterakan masyarakatnya. Hal tersebut dilakukan oleh pemerintah karena
di Indonesia mayoritas penduduknya adalah muslim. Dengan mayoritas penduduk
muslim di Indonesia, idealnya masyarakat Indonesia bisa terlibat dalam
mekanisme pengelolaan zakat. Apabila pengelolaan zakat itu dapat
diimplementasikan dalam aktivitas sehari-hari maka dengan demikian zakat akan
dapat mempengaruhi aktivitas ekonomi. Salah satu sisi ajaran Islam yang harus
ditangani secara serius adalah penanggulangan kemiskinan dengan cara
mengoptimalkan pengumpulan dan pendayagunaan zakat, infak dan sadaqah.
Pengertian zakat itu sendiri adalah ibadah maaliyah yang mempunyai dimensi
pemerataan karunia Allah SWT sebagai fungsi sosial ekonomi sebagai
perwujudan solidaritas sosial, pernyataan rasa kemanusiaan dan keadilan.4 Secara
substantif, zakat secara bahasa adalah Al-Barakatu (keberkahan) Al-Namaa’
(pertumbuhan dan perkembangan), At-Thaharu (kesucian) dan As-Sholhu
4 Lili Bariadi dkk, Zakat dan Wirausaha (Jakarta: CED, 2005), h. 6.
4
(keberesan).5 Sedangkan infaq berasal dari kata Anfaqa yang berarti
mengeluarkan sesuatu (harta) untuk kepentingan sesuatu, dan shadaqah berasal
dari kata shadaqa yang berarti benar.6
Pada dasarnya tujuan dan fungsi ZIS (zakat, infak, dan shadaqah) yang
aktual adalah untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat dan tingkat
kehidupan umat Islam yang lebih baik terutama golongan fakir dan miskin. Oleh
karena itu potensi dana ZIS dikalangan umat Islam yang masih hidup dalam
kemiskinan sangatlah banyak, dengan itu dana ZIS yang ada haruslah dikelola
dan disalurkan pada yang berhak dan yang membutuhkannya. Dalam Al-Quran
kata zakat diulang sebanyak 27 kali diiringi dengan kata shalat. Hal ini
menegaskan adanya keterkaitan antara ibadah shalat dengan zakat. Jika shalat
berdimensi vertikal ketuhanan, maka zakat merupakan ibadah horizontal
kemanusiaan.7
Adapun nash tentang zakat dan asas pelaksanaannya tercantum dalam Al-
Quran surat At-Taubah ayat 60 :
5 Didin Hafiduddin, Anda Bertanya Zakat, Infak dan Shadaqah: Kami Menjawab, Cet. I(Jakarta: Gema Insani, 2005), h. 17.
6 Muhammad Zen, 24 Hours of Contemporary Zakat: Tanya Jawab Seputar KeseharianZakat, Cet. I (Jakarta: IMZ, 2010), h. 5.
7 Didin Hafiduddin, Anda Bertanya Zakat, Infak dan Shadaqah: Kami Menjawab, Cet. I(Jakarta: Gema Insani, 2005), h. 17.
5
Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orangmiskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah danuntuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yangdiwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Ayat di atas menjelaskan bahwa zakat merupakan alat bantu dalam
mengurangi kemiskinan. Zakat juga dapat mengurangi kesenjangan antara si kaya
dan si miskin. Pada tataran kultural, pola berpikir masyarakat dalam mengelola
dana zakat masih dipengaruhi oleh tradisi lama, sehingga pemanfaatan dana zakat
tersebut masih ditujukan untuk santunan dan mengatasi keadaan darurat semata.
Sejauh ini pengelolaan zakat yang dilaksanakan oleh masyarakat hanya bertujuan
sebatas memenuhi kebutuhan mendasar dan sesaat (konsumtif). Jadi masih
banyak masyarakat yang menyalurkan dana zakat mereka dengan cara
lama/tradisional atau melalui penyaluran yang kurang profesional dalam
mengelola dana zakat tersebut, dengan tidak disertai target adanya kemandirian
sosial maupun kemandirian ekonomi misalnya dengan memberikan zakat tersebut
kepada tokoh agama di desa masyarakat, akan tetapi pada pola kontemporer
berpola produktif yang mana penyaluran dana zakat kepada mustahik yang ada
dipinjamkan oleh amil untuk kepentingan aktifitas suatu usaha/bisnis sehingga
bisa mnghasilkan kemandirian baik kemandirian sosial ataupun ekonomi.8
Adapun sifat dari pendayagunaan zakat ada 2 (dua), yaitu yang bersifat
konsumtif dan bersifat produktif, zakat yang bersifat konsumtif adalah zakat yang
8 Lili Bariadi dkk, Zakat dan Wirausaha (Jakarta, CED, 2005), h. 6.
6
diberikan hanya satu kali atau sesaat saja. Sesuai dengan penjelasan Undang-
Undang No. 38 tahun 1999 pasal 28, mustahik delapan asnaf ialah fakir, miskin,
amil, mualaf, riqab, garimin, fisabilillah, dan ibnu sabil. Sedangkan zakat yang
bersifat produktif dapat diberikan apabila kebutuhan mustahik delapan terpenuhi
dan terdapat kelebihan. Adapun pendayagunaan dana zakat, infak, sedekah, hibah,
wasiat, waris dan kafarat diutamakan untuk usaha yang produktif agar
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.9 Zakat yang bersifat produktif seperti
yang telah dijelaskan di atas, biasa disebut qardul hasan atau pinjaman lunak yang
diberikan kepada mustahik. Pengertian qardul hasan sendiri yaitu pemberian harta
kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain
meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan.10
Dalam perspektif dunia usaha, zakat dapat dipandang sebagai sumber dana
potensial yang seharusnya dikelola sebagai aset dan investasi sosial ekonomi.
Zakat akan menjadi bagian penting dalam meningkatkan produktivitas sosial
ekonomi jika pendistribusian dana zakat dilakukan dengan tepat dan hendaknya
diposisikan sebagai instrumen penting dalam pemberdayaan ekonomi umat,
terutama dalam meningkatkan usaha kecil karena selain meningkatkan
kewirausahaan, zakat juga dapat memperbaiki kondisi perekonomian dan
mengurangi angka pengangguran. Realitasnya, peran UKM (Usaha Kecil dan
9Didin Hafiduddin, Problematika Kontemporer Arkulasi Proses Sosial Politik Bangsa, Cet. I(Jakarta: Forum Zakat, 2003) h. 95.
10 Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Cet. I (Jakarta: Gema Insani, 2001) h.131.
7
Menengah) pada tahun 2007 mencapai 49,84 juta unit usaha dan 99,99% berperan
terus dalam menggerakan kegiatan ekonomi masyarakat, dan jelas berkontribusi
dalam penyerapan tenaga kerja. Maka dari itu sudah selayaknya dana ZIS
diletakkan dalam sebuah kerangka investasi sosial dan ekonomi yang harus dapat
menjadikan mustahik menjadi seorang muzakki, melalui program yang sistematis
dan terencana.
Terbitnya Undang-Undang Pengelolaan Zakat No.38 tahun 1999 mendorong
Pemerintah Kota Bogor untuk mendirikan Badan Amil Zakat yang bertujuan
menghimpun, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat, infaq dan shadaqah agar
dapat memberdayakan para mustahik.
Kampung Sukamulya adalah salah satu kampung di Kota Bogor yang
terletak di Kelurahan Sukasari Bogor Selatan. Kampung ini adalah salah satu
kampung yang penduduknya mencapai 10.677 jiwa. Kampung tersebut
merupakan kampung yang kumuh dan miskin dengan mata pencaharian
penduduknya yaitu pemulung, pedagang, guru, perajin dan PNS (Pegawai Negeri
Sipil). Dari data yang diperoleh, sebagian besar masyarakat Kampung Sukamulya
mempunyai potensi untuk berkembang menjadi lebih baik dan dapat
meningkatkan taraf hidup masyarakat Kampung Sukamulya.
Salah satu program yang ada pada BAZ Kota Bogor adalah Program
Pemberdayaan Ekonomi (Dana Berkah) atau biasa disebut dana bergulir atau dana
qardul hasan yang terfokus dalam hal mendukung terpenuhinya tujuan community
development yakni peningkatan kehidupan yang layak, meyakinkan untuk
8
harapan dan semangat yang terus menyala serta untuk mencapai kehidupan yang
layak. Dari sini kita dapat melihat bahwa untuk mempertahankan program dana
berkah ini, banyak dana yang dibutuhkan agar program tersebut dapat terus
terlaksana.
Peran lembaga amil zakat seperti BAZ menjadi fasilitator yang sangat
penting dalam pengelolaan dan pendayagunaan zakat sebagai instrumen yang
dapat mempengaruhi pemerataan sosial ekonomi. Sedangkan jika lembaga zakat
tidak mempunyai program pengelolaan yang baik bagaimana bisa tersalurkan
dana zakat tersebut.
Dari latar belakang diatas penulis beranggapan bahwa harus ada
pengelolaan dana qardul hasan sebagai dana bergulir pada BAZ Kota Bogor yang
sangat baik. Dengan itu penulis tertarik untuk meneliti “PENGELOLAAN
DANA QARDUL HASAN TERHADAP PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT KAMPUNG SUKAMULYA (Studi Kasus Dana Qardul
Hasan Pada BAZ Kota Bogor)”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berbicara mengenai pengelolaan perlu pembahasan yang cukup luas.
Demi terselesaikannya penulisan ini, maka dalam penelitian, penulis hanya
memfokuskan pada pembahasan pengelolaan dana qardul hasan terhadap
pemberdayaan masyarakat Kampung Sukamulya pada BAZ Kota Bogor yang
9
mana pemberdayaan masyarakat disini adalah untuk kesejahteraan masyarakat
Kampung Sukamulya.
Berdasarkan pada pembatasan masalah penelitian tersebut, maka untuk
mempermudah pembahasan, penulis merumuskan masalahnya sebagai berikut:
1. Bagaimana pola penghimpunan dan penyaluran dana Qardul Hasan pada BAZ
Kota Bogor?
2. Bagaimana model pengelolaan dan pendayagunaan dana Qardul Hasan pada
BAZ Kota Bogor?
3. Bagaimana pengaruh Qardul Hasan pada pemberdayaan masyarakat Kampung
Sukamulya?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui dan menjelaskan bagaimana pengelolaan dana qardul hasan
yang dilakukan oleh BAZ Kota Bogor dalam Program Dana Berkah.
2. Untuk memahami dan mengerti secara lebih baik tentang pengelolaan dan
qardul hasan baik secara teoritis maupun secara empiris.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh qardul hasan pada
pemberdayaan masyarakat Kampung Sukamulya.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan pencerahan
dan daya guna bagi pihak-pihak terkait, yakni sebagai berikut:
10
1. Bagi mahasiswa
Menambah wawasan serta ilmu yang luas demi meningkatkan kompetensi
diri, kecerdasan intelektual dan emosional dalam bidang lembaga keuangan
syariah khususnya mengenai pengelolaan dana qardul hasan.
2. Bagi Badan Amil Zakat
Menambah sumbangan wacana pemikiran serta motivasi kepada badan amil
zakat dalam melakukan pengelolaan dana qardul hasan yang baik, sehingga
mampu menerapkannya.
Harapan utama penulis dengan adanya penulisan ini, dapat memperkaya
wawasan dan wacana dalam ekonomi Islam pada umumnya dan khususnya
memperoleh bukti yang sangat signifikan terhadap masalah yang diteliti serta
memperoleh pengetahuan mengenai pengelolaan dana qardul hasan untuk
pemberdayaan masyarakat.
D. Kerangka Teori dan Konseptual
1. Kerangka Teori
Pengelolaan berasal dari kata kelola yang memiliki pengertian yaitu
kegiatan mengatur, menjalankan dan melaksanakan. Pokok–pokok
pengelolaan secara umum dapat dilihat dalam tahapan–tahapan : planning
(perencanaan), organising (pengaturan), action (tindakan) dan controlling
(pengawasan). Dalam pengertian lain, pengelolaan dapat diartikan dalam
tahap–tahap seperti perencanaan, konstruksi, operasional dan pemeliharaan.
11
Menurut pasal 1 UU No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat,
yang dimaksud dengan pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengumpulan dan
pendistribusian serta pendayagunaan zakat.
Qardul hasan adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat
ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa
mengharapkan imbalan.11
Sedangkan pemberdayaan berasal dari kata ”daya” yang mendapat
awalan ber- yang menjadi kata ”berdaya” artinya memiliki atau mempunyai
daya. Daya artinya kekuatan, berdaya artinya memiliki kekuatan.
Pemberdayaan artinya membuat sesuatu menjadi berdaya atau mempunyai
kekuatan. Pemberdayaan dalam Bahasa Indonesia merupakan terjemahan dari
kata Empowerment dalam Bahasa Inggris.12
2. Kerangka konsep
Konsep penelitian ini menitikberatkan pada pengelolaan dana qardul
hasan terhadap pemberdayaan masyarakat Kota Bogor khususnya Kampung
Sukamulya. Konsep tersebut yaitu melihat bagaimana proses pengelolaan
dana qardul hasan dengan menerapkan cara pengelolaan yang baik dan ampuh
untuk dapat menarik minat masyarakat/donatur dalam Program Pemberdayaan
Dana Berkah pada Baz Kota Bogor.
11Syafi’ Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Cet. I (Jakarta: Gema Insani, 2001), h.131.
12Hasan Ismail, “Hakekat Pemberdayaan”, artikel diakses pada tanggal 1 Juli 2011 darihttp://hasanismailr.blogspot.com/2009/10/hakekat-pemberdayaan.html
12
E. Review Studi Terdahulu
Untuk menghindari penelitian dengan objek yang sama, maka diperlukan
kajian terdahulu. Berdasarkan pengamatan dan pengkajian yang telah dilakukan
terhadap beberapa sumber kepustakaan terkait dengan permasalahan yang dibahas
dalam penulisan skripsi ini, penulis telah membaca skripsi yang terkait dengan
permasalahan yang akan dibahas, yaitu skripsi dengan judul “Mekanisme
Pembiayaan Dana Qardul Hasan di Bank BNI Syariah” karya Syahid
Maulana, menyimpulkan bahwa sumber penghimpunan dana qardul hasan
diperoleh dari zakat penghasilan karyawan yang dipotong sebesar 2,5% sebagai
zakat penghasilan yang nantinya dikelola untuk dana qardul hasan di Bank BNI
Syariah, dan penyalurannya dibagi dua yaitu internal (karyawan), dan Ekstrnal
(mustahik yang membutuhkan). Kemudian, skripsi dari Muhammad Apriadi
dengan judul ”Efektifitas Penghimpunan dan Pengelolaan Wakaf Uang Pada
Baitul Maal Muamalat (BMM)” menyimpulkan bahwa pengelolaan dan
penghimpunan wakaf uang kurang efektif dikarenakan wakaf uang yang
terhimpun pada tahun 2008 Rp. 42.431.091 dan pada tahun 2009 hanya sebesar
Rp. 13.129.595 dan terkelola pada tahun 2008 Rp. 9.395. 275 dan tahun 2009 Rp.
2.253.679. Penelitian selanjutnya yaitu skripsi dari Rini Yulianti dengan judul
”Efektivitas pemanfaatan Al-Qardul Hasan Bagi Pedagang Kecil”
menyimpulkan bahwa qardul hasan ini berdampak positif bagi perkembangan
usaha nasabah.
Berbeda dengan penelitian diatas, dalam penelitian ini, penulis membahas
tentang pengelolaan dana qardul hasan terhadap pemberdayaan masyarakat
13
Kampung Sukamulya pada BAZ Kota Bogor, dalam penelitian ini, penulis juga
menerangkan strategi pengelolaan apa yang digunakan dalam program ini yaitu
dana berkah sehingga dapat memberdayakan masyarakat dalam meningkatkan
ekonominya.
F. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk pada penelitian eksplanasi, yaitu menjelaskan
tentang mengapa kejadian atau gejala terjadi dengan menghubungkan pola-
pola yang berbeda namun memiliki keterkaitan. Dari sisi metodenya,
penelitian ini termasuk penelitian studi kasus yaitu penelitian dengan
karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat
ini dari subyek yang diteliti, serta interaksinya dengan lingkungan. Subyek
yang diteliti berupa individu, kelompok, lembaga atau komunitas tertentu.13
2. Pendekatan penelitian
Pendekatan penelitian menggunakan studi kasus. Jenis pendekatan
studi kasus merupakan penelitian yang rinci mengenai suatu objek tertentu
selama kurun waktu tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh
termasuk kondisi dan lingkungan masa lalunya.14
13 Ety Rochaety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis: dengan Aplikasi Spss (Jakarta: MitraWacana Media, 2007), h.16.
14 Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT RajaGrafindoPersada, 2004), hal. 23.
14
Kasus yang diangkat dalam penelitian ini berkaitan dengan masalah
pengelolaan dana qardul hasan terhadap pemberdayaan masyarakat Kampung
Sukamulya pada BAZ Kota Bogor.
3. Jenis data dan sumber data
a. Jenis data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif berupa
deskripsi penerapan pengelolaan dana qardul hasan terhadap
pemberdayaan masyarakat.
b. Sumber data penelitian ini yaitu:
1) Data primer, merupakan data-data yang penulis peroleh langsung dari
lapangan (field research). Dalam hal ini peneliti menggunakan metode
pengumpulan data melalui indepth interview dengan mitra binaan
BAZ Kota Bogor yang berada pada kampung Sukamulya, pelaksana
dan manager program, perwakilan dari mustahik.
2). Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari BAZ Kota Bogor berupa
dokumen program Dana Berkah, laporan keuangan program Dana
Berkah, juga dari berbagai literatur dan referensi lain seperti buku,
majalah, makalah serta surat kabar dan setiap artikel yang
mengandung informasi berkaitan dengan masalah yang dibahas,
dihimpun dari berbagai tempat mulai dari perpustakaan hingga situs
internet yang terkait dengan pemanfaatan dana Qardul Hasan.
15
4. Teknik pengumpulan data
a. Penelitian lapangan (Field Research)
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data yang akurat
dengan cara mendatangi langsung objek penelitian. Dimana objek
penelitian disini adalah BAZ Kota Bogor sebagai pengelola dana Qardul
Hasan dan 3 kelompok (1 kelompok beranggotakan 10 orang) yang
dibiayai dengan dana qardul hasan yaitu masyarakat Kampung Sukamulya
sebagai penerima dana qardul hasan. Untuk memperoleh data dari
lapangan ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai
berikut:
1) Observasi dengan pengamatan serta melihat proses pengelolaan dana
qardhul hasan pada BAZ Kota Bogor.
2) Wawancara untuk mendapatkan keterangan secara lisan dengan pihak
yang terkait yaitu BAZ Kota Bogor dan masyarakat Kampung
Sukamulya guna mendapatkan informasi mengenai objek penelitian.
3) Dokumentasi dengan mengamati perkembangan perekonomian
Kampung Sukamulya sebelum dan setelah diberikannya dana qardhul
hasan.
5. Metode pengolahan dan Analisis data
Untuk menganalisa efektifitas model, data yang terkumpul akan
dianalisis melalui pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
16
a. Analisa Kuantitatif
Pengujian melalui analisa kuantitatif digunakan untuk mengukur
dampak program terhadap ekonomi mitra binaan.
1) Perubahan Kondisi Ekonomi
Pengukuran terhadap perubahan kondisi ekonomi mitra binaan
dan hubungannya terhadap pelaksanaan program menggunakan tes
statistik nonparametrik Wilcoxon Signed Rank Test (uji dua sampel
berhubungan) dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan
E = Mean (rataan hitung)
σ = Simpangan baku
T = Jumlah jenjang/ranking
N = Jumlah sampel
Untuk landasan pengujian dipergunakan nilai T. H0 diterima
apabila T ≥ Tα. H0 ditolak apabila T< Tα15.
Metode statistik nonparametrik digunakan karena nilai data
variabel tergolong kepada data nonmetrik. Data nonmetrik adalah data
15 Djarwanto, Statistik Non Parametrik ( Yogyakarta: BPFE, 2003), h. 26.
17
kualitatif yang dapat berbentuk suatu atribut, karakteristik atau
kategori atau dikotomi. Yang termasuk data nonmetrik adalah tipe data
nominal atau ordinal.
Data nominal adalah data dimana sebutan seperti “laki-laki”
atau “perempuan” diberikan kepada item dan tidak ada implikasi di
dalam sebutan tersebut bahwa item yang satu lebih tinggi atau lebih
rendah daripada item lainnya. Sedangkan data ordinal hanya
memberikan informasi tentang apakah suatu item “lebih tinggi”,”lebih
rendah”, atau “sama dengan” item lainnya; data ini sama sekali tidak
menyatakan ukuran “perbedaan”16.
Data mengenai kondisi ekonomi dimaksud meliputi kondisi
pendapatan mitra binaan. Kondisi ekonomi responden dibandingkan
antara sebelum dan sesudah diberikan program, apakah terjadi
peningkatan atau-kah penurunan. Dari hasil penghitungan tersebut,
dapat dilihat pengaruh antara variabel dependen (kondisi ekonomi
mitra binaan) dan independen (program dana berkah)17.
Pengolahan data secara kuantitatif dilakukan dengan
mengunakan program SPSS, untuk efektivitas dan efisiensi serta
menghindari human error.
16 J. Supranto, Statistik: Teori dan Aplikasi Jilid 2, (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 294.
17 Jogiyanto HM, Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman,(Yogyakarta: BPFE, 2004) h. 65.
18
b. Analisa kualitatif
Metode analisa data kualitatif ini didapatkan berdasarkan hasil
wawancara yang mendalam, catatan-catatan dan data penunjang lainnya
didapatkan untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif berkaitan
dengan topik penelitian yang kemudian akan dianalisa melalui teknik
SWOT untuk mengetahui efektifitas dan desain program berdasarkan
perspektif masyarakat penerima program dana berkah yang berada pada
Kampung Sukamulya.
6. Teknik Penulisan Skripsi
Teknik penulisan skripsi ini berpedoman kepada buku ”Pedoman
Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2007”, yang merupakan sandaran dari
penulisan karya ilmiah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada
umumnya, khususnya mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum.
G. Sistematika Penulisan
Untuk keserasian dan ketertiban pembahasan serta untuk mempermudah
analisis materi dan penulisan skripsi ini, maka penulis menjelaskan dalam
sistematika penulisan. Secara garis besar, skripsi ini terdiri dari lima bab yang di
bagi dalam sub bab dan setiap sub bab mempunyai pembatasan masing-masing
yang akan saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yaitu sebagai berikut:
19
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini, penulis menguraikan hal-hal yang terkait
dengan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori dan
konseptual, review studi terdahulu, metodelogi penelitian, dan
teknik penulisan serta sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORITIS
Dalam bab ini, penulis menguraikan dan menjelaskan teori
qardhul hasan, pengertian qardhul hasan, dasar hukum qardhul
hasan, rukun dan syarat qardul hasan, tujuan qardhul hasan,
macam-macam qardhul hasan. Dan teori mengenai
pemberdayaan ekonomi yang meliputi: pengertian
pemberdayaan, tujuan pemberdayaan dan hubungan
pemberdayaan dengan qardul hasan.
BAB III GAMBARAN UMUM BAZ KOTA BOGOR
Dalam bab ini, penulis menguraikan gambaran umum dari
BAZ Kota Bogor yang meliputi: sejarah singkat BAZ Kota
Bogor, visi dan misi BAZ Kota Bogor, Program pemberdayaan
ekonomi dana qardul hasan (Dana Berkah) dan Stuktur
organisasi Baz Kota Bogor serta profil Kampung Sukamulya.
BAB IV PENGARUH PENGELOLAAN DANA QARDUL HASAN
TERHADAP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
KAMPUNG SUKAMULYA .
20
Dalam bab ini, penulis menguraikan bagaimana Pola
Penghimpunan dan Penyaluran Dana Qardul Hasan Baz Kota
Bogor, Model Pengelolaan dan Pendayagunaan Dana Qardul
Hasan pada Baz Kota Bogor, serta Pengaruh pengelolaan Dana
Qardul Hasan terhadap peningkatan ekonomi pada masyarakat
Kampung Sukamulya dengan program Dana Berkah.
BAB V PENUTUP
Bab penutup ini mencakup kesimpulan dari keseluruhan
pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya
serta saran-saran yang dapat penulis sampaikan dalam
penulisan skripsi ini.
21
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Qardul Hasan
1. Pengertian Qardul Hasan
Kata qard (قرض) berasal dari kata qaradha (قرض) yang berarti
memotong, memakan, melintasi. Qard sendiri artinya adalah pinjaman. Dalam
istilah perbankan syariah maknanya adalah akad pemberian pinjaman bank
kepada pihak kedua untuk kebutuhan mendesak atau sebagai dana talangan
(over draft/cerukan) dengan kriteria tertentu dan bukan untuk pinjaman
bersifat konsumtif. Dana talangan tersebut dikembalikan sesuai dengan
jumlah yang diterima tanpa imbalan dan pembayarannya dapat dilakukan
secara sekaligus atau cicilan dalam waktu tertentu.
Pengertian qard menurut terminologi menurut beberapa Imam fikih yaitu:18
1. Menurut ulama Hanafiyah, qard adalah sesuatu yang diberikan seseorang
dari harta mitsil yaitu harta benda yang banyak padanannya, yang lazim
dihitung melalui timbangan, takaran dan satuan. Contoh harta mitsil ini
yaitu buah-buahan, sayur mayur, garmen dan sebagainya.
2. Menurut ulama Malikiyah, qard adalah suatu penyerahan harta kepada
orang lain yang tidak disertai iwadh (imbalan) atau tambahan dalam
pengembaliannya.
18 AH. Azharudin Lathif, Fiqh Muamalat, Cet. I (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 150.
22
3. Sedangkan menurut ulama Syafi’iyah, qard adalah akad pemilikan sesuatu
untuk dikembalikan dengan sejenis atau yang sepadan (qimiy), contohnya
perhiasan, binatang peliharaan, barang antik dan lain sebagainya.
Qard adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih
atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjakan tanpa mengharappkan
imbalan. Dalam literatur fikih klasik, qard dikategorikan dalam akad
tathawwu atau saling membantu dan bukan transaksi komersial19.
Menurut Fatwa DSN NO. 19/DSN-MUI/IV/2001 Qard adalah
pinjaman yang diberikan kepada nasabah (muqtaridh) yang memerlukan.
Pada buku ekonomi syariah versi salaf :
:Qard adalah memberikan (menghutangkan) harta kepada orang lain
tanpa mengharapkan imbalan, untuk dikembalikan dengan pengganti yang
sama dan dapat ditagih atau diminta kapan saja penghutang menghendaki.
Akad qard ini diperbolehkan dengan tujuan meringankan (menolong) beban
orang lain.20
Qardul hasan adalah suatu pinjaman lunak yang diberikan atas dasar
kewajiban sosial dimana si peminjam tidak dituntut untuk mengembalikan
apapun kecuali modal pinjaman.
19 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi (Jakarta,EKONISIA, 2004) edisi ke-2 h. 56.
20 HM. Dumari Nor, dkk, Ekonomi Syariah Versi Salaf (Jawa Timur: Pustaka Sidogiri, 2008)edisi ke-2 h. 100.
23
Menurut Ahmad Ifham Sholihin21, qard dilihat dari aspek fikih adalah
qard atau iqradh secara etimologi berarti pinjaman. Secara terminologi
muamalah (ta’rif) adalah memiliki sesuatu (hasil pinjaman) yang
dikembalikan (pinjaman tersebut) sebagai penggantinya dengan nilai yang
sama. Pada teknis perbankan, qard adalah akad pemberian pinjaman dari bank
kepada nasabah yang dipergunakan untuk kebutuhan mendesak.
Pengembalian pinjaman ditentukan dengan jumlah yang sama dalam jangka
waktu tertentu (sesuai dengan kesepakatan bersama) den pembayarannya bisa
dilakukan secara angsuran atau sekaligus.
Qardul hasan menurut Ahmad Ifham Sholihin adalah pinjaman
kebajikan. Ada dua pengertian tentang qardul hasan yaitu22 :
1. Pinjaman dengan kewajiban pengembalian pinjaman pokoknya saja tanpa
imbalan apapun.
2. Suatu akad pinjam meminjam dengan ketentuan pihak yang menerima
pinjaman tidak wajib mengembalikan dana apabila terjadi force mejcure
(bangkrut, bencana alam, kematian).
Loan atau qardul hasan yaitu pinjaman tidak mengikat tanpa bunga
dan tanpa commitment fee. Dengan kata lain pembiayaan qardul hasan adalah
pembiayaan berupa pinjaman tanpa dibebani apapun bagi kaum dhuafa yang
21 Ahmad Ifham Sholihin, Buku Pintar Ekonomi Syariah (Jakarta: PT. GramediaPustakaUmum, 2010) h. 675.
22 Ibid h. 676
24
merupakan asnaf zakat/infaq/shadaqah dan ingin memulai usaha kecil-
kecilan. Para peminjam hanya diwajibkan mengembalikan pinjaman
pokoknya saja pada waktu jatuh tempo sesuai kesepakatan dengan membayar
biaya administrasi yang diperlukan.23
Qardul hasan atau benevolent loan adalah suatu pinjaman lunak yang
diberikan atas dasar kewajiban sosial semata, dimana si peminjam tidak
dituntut untuk mengembalikan apapun kecuali modal pinjaman.24
Jadi qardul hasan adalah akad pinjaman/pembiayaan sebagai akad
tathawwu untuk meminjamkan dana kepada yang membutuhkan khususnya
kaum dhuafa yang ingin berwirausaha kecil-kecilan, dan tidak dituntut
mengembalikan dana apapun kecuali dana pinjaman yang diberikan oleh si
peminjam.
2. Dasar Hukum Qardul Hasan
Al-Quran :
Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, MakaAllah akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akanmemperoleh pahala yang banyak.(QS. Al-Hadid: 11)
23 Karnaen A. Perwataatmadja dan Hendri Tanjung, Bank Syariah: Teori, Praktik danPeranannya Cet. I (Jakarta: PT. Senayan Abadi, 2007) h. 79.
24 Muhammad, Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah, Cet. IV (Yogyakarta: UIIPerss, 2005) h. 41.
25
Al-Hadist :
Ibnu mas’ud meriwayatkan bahwa Nabi SAW berkata. “bukan seorangmuslim (mereka) yang meminjamkan muslim (lainnya) dua kali kecuali yangsatunya adalah (senilai) sedekah”25
بي
لقةAnas bin malik berkata bahwa Rasulullah berkata. “ Aku melihat pada waktumalam di-isra-kan, pada pintu surga tertulis: sedekah dibalas sepuluh kalilipat dan qardh delapan belas kali. Aku bertanya, Wahai Jibril, mengapaqardh lebh utama dari sedekah? Ia menjawab, karena peminta-minta sesuatudan ia punya sedangkan yang meminjamkan tidak akan meminjam kecualikarena keperluan.”26
3. Rukun dan Syarat Qardul Hasan
a. Rukun Qard
:Rukun qard ada empat:
1. Muqridh (pemberi pinjaman) atau pihak yang memiliki dana,
25 HR. Ibnu Majah no. 2421, kitab Al- Ahkam; Ibnu hibban dan Baihaqi
26 Ibid no. 2422.
26
2. Muqtaridh (peminjam) atau pihak yang membutuhkan dana,
3. Muqtaradh/Ma’qud ‘Alaih atau objek akad, yaitu (barang/dana),
4. Shigah, yaitu ijab qabul (ucapan serah terima)
b. Syarat Qardh
Sedangkan syarat yang harus dipenuhi dalam akad qard adalah
sebagai berikut:
1. Orang yang melakukan akad (muqridh dan muqtaridh) harus baligh,
dan berakal. Akad qard ini menjadi tidak sah apabila yang berakad itu
anak kecil, orang gila dan dipaksa oleh seseorang.
2. Qard (objek/barang yang dipinjamkan) harus berupa maal
mutaqawwim (harta yang menurut syara’ boleh digunakan untuk
digunakan/dikonsumsi).
3. Shigah, yaitu ijab qabul harus dilakukan dengan jelas, sebagaimana
jual beli dengan menggunakan lafal qard atau sepadan dengannya.
Menurut Imam Maliki, pemilikan terjadi dengan akad saja sekalipun
serah terima belum terjadi.
4. Tujuan Qardul Hasan
Pada dasarnya pinjaman qardul hasan bertujuan atau diperuntukkan
untuk mereka atau kaum dhuafa yang memerlukan pinjaman konsumtif jangka
pendek untuk tujuan-tujuan yang sangat urgent (darurat), diperuntukkan juga
27
untuk para pengusaha kecil yang kekurangan dana tetapi mempunyai prospek
bisnis yang sangat baik.27
Menurut buku pintar ekonomi syariah tujuan akad qard adalah:
a. Membiayai usaha produktif untuk kaum dhuafa
b. Pinjaman untuk menutup utang kepada rentenir.
c. Pinjaman untuk biaya sewa rumah
d. Pinjaman untuk kebutuhan mendesak karena tertimpa musibah.
5. Macam-macam Skema Pendayagunaan Dana Qardul Hasan pada
Lembaga Amil Zakat
a. Pola BAZIS DKI Jakarta28
Pemberdayaan yang dilakukan oleh BAZIS adalah dengan
menyalurakan dana produktif kepada masyarakat umum dan karyawan
DKI Jakarta yang tidak mampu. Bantuan diberikan dalam bentuk uang
untuk bantuan modal usaha. Uang itu merupakan dana yang didapat dari
pengumpulan infaq dan sadaqhah. Sementara dana zakat hanya diberikan
kepada kelompok-kelompok yang memang telah disebut dalam Al-quran
sebagai mustahik. Penyaluran dana ZIS untuk usaha produktif dalam
bentuk peminjaman dana cash memang mempunyai risiko macet.
27 Ahmad Ifham Sholihin, Buku Pintar Ekonomi Syariah (Jakarta, PT. GramediaPustakaUmum, 2010) h. 675.
28 Lili Bariadi, dkk, Zakat dan Wirausaha, (Jakarta: CED, 2005) h. 183.
28
Penyebabnya bisa jadi karena usaha mustahik bangkrut, mustahik
pindah alamat, atau mustahik meninggal dunia sedang ahli waris tidak
mampu membayar. Namun, data dilapangan menunjukkan bahwa
memang ada sebagian mustahik yang tidak mampu membayar cicilan
pinjaman, tetapi yang mampu pun masih banyak, bahkan mencapai lebih
dari 60%.
Apabila mustahik tidak dapat melunasi pinjamannya sesuai dengan
perjanjian yang telah disepakati, maka pihak Bazis DKI Jakarta
menyelesaikannya dengan cara musyawarah dan mencari solusi yang
saling menguntungkan. Secara umum ada 3 pemberdayaan usaha kecil dan
menengah yang dilakukan oleh BAZIS DKI Jakarta melalui dana
produktif:
1) Pola konvensional; BAZIS meminjamkan dana kepada usaha kecil dan
menengah atas usulan dari kelurahan, kecamatan, dan unit kerja
dengan memakai pola qardhul hasan (tanpa bunga).
2) Program Pemberdayaan Modal Usaha bagi Pedagang Kecil
(PPMUPK); BAZIS meminjamkan dana produktif kepada pedagang
kecil dengan menggunakan pola mudharabah (bagi hasil). Penyaluran
itu bekerja sama dengan beberapa BMT yang ada di DKI Jakarta.
3) Monitoring; BAZIS memantau dan memberikan pembinaan kepada
mustahik agar usaha mereka bisa berjalan dengan lancar.
29
b. Pola Dompet Dhuafa Republika29
Manajemen pendayagunaan (pemberdayaan) Dompet Dhuafa
dikonsentrasikan pada 3 bidang garapan, yaitu:
a. Pengembangan Sumber Daya Masyarakat (Pengembangan Insani),
b. Pengembangan Ekonomi,
c. Layanan sosial bagi kebutuhan kritis dan mendesak (Layanan Dan
Pengembangan Masyarakat).
Dompet Dhuafa mengkhususkan pada pola pemberdayaan zakat
untuk wirausaha (pengembangan ekonomi) dan strategi pemberdayaan
wirausaha tersebut menggunakan strategi Asset Reform. Reform
mengandung unsur perubahan, pembaharuan, inovatif bahkan revolutif.
Pola pemberdayaan tersebut dapat dicermati melalui dua cara yaitu secara
langsung (pemberian dana langsung kepada individual/pengusaha) dan
tidak langsung (melalui perantara lembaga atau program masyarakat
mandiri).
Program pemberdayaan antara lain sebagai berikut:
a. TDS (Ternak Domba Sehat), ragam aktivitas yang dioperasikan:
1) Pemuliaan bibit domba asli Indonesia
2) Pengembangan kuantitas dan kualitas domba
3) Pelatihan peternakan domba skala menengah
4) Peningkatan kapasitas produksi ternak rakyat
29 Lili Bariadi, dkk, Zakat dan Wirausaha, (Jakarta: CED, 2005) h.185.
30
b. Masyarakat Mandiri (Kelompok)
Pembinaan, pendampingan usaha, penguatan organisasi masyarakat
dan penyediaan sarana/prasarana fasilitas sosial merupakan inti
kegiatan Masyarakat Mandiri (MM), bedah manajemen dan resetting
yang dilakukan pada MM dimaksudkan untuk pengembangan dan
pembenahan manajemen MM. Konsekuensi yang harus diterima
dalam melakukan bedah manajemen MM adalah terjadinya stagnasi
pembiayaan baru pada mitra MM cukup menggangu aliran dana
pembiayaan di divisi pengembangan ekonomi. Upaya yang dilakukan
untuk menghindari stagnasi pembiayaan adalah dengan tetap
mengoptimalkan aktivitas pembiayaan di mitra lama dengan seleksi
pemilihan yang lebih ketat. Pembinaan MM pernah dilakukakn di 11
desa di Jabotabek, 2 desa di Tasikmalaya, 3 desa di Bengkulu dan di
Sulawesi. Saat ini program MM telah di desaign menjadi Sentra
Industri Masyarakat atau Cluster Industri Mandiri
B. Pemberdayaan Ekonomi
1. Pengertian Pemberdayaan
Kata pemberdayaan adalah terjemahan dari istilah bahasa inggris yaitu
empowerment. Pemberdayaan (empowerment) berasal dari kata dasar power
yang berarti kemampuan berbuat, mencapai melakukan atau memungkinkan.
Awalan em berasal dari bahasa latin dan yunani, yang berarti “di dalamnya”,
31
karena itu pemberdayaan dapat berarti kekuatan dalam diri manusia, suatu
sumber kreativitas. Dalam kamus umum bahasa Indonesia kata pemberdayaan
diterjemahkan sebagai upaya pendayagunaan, pemanfaatan yang sebaik-
baiknya dengan hasil yang memuaskan.30 Pemberdayaan atau pengembangan
juga berarti menciptakan kondisi hingga semua orang (yang lemah) dapat
menyumbang kemampuannya secara maksimal untuk mencapai tujuannya.
Pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat
kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk
individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan.31 Sedangkan
memberdayakan wirausaha adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan
martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi dalam kondisi saat ini tidak
mampu melepaskan dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan.
Pemberdayaan wirausaha juga merupakan suatu sistem pembangunan yang
berorientasi pada peningkatan wirausaha yang dikelola masyarakat (people
centered), dengan mengedepankan azas partisipasi (participatory),
musyawarah dan keadilan (equity), emporing, dan berkesinambungan
(sustainable).
Pembangunan masyarakat (development) dimaksudkan dengan
tergambarnya realitas sosial berupa perubahan kualitatif dalam hal struktur
30Lili Bariadi, dkk, Zakat dan Wirausaha, (Jakarta: CED, 2005) h. 53.
31Edi Suharto, CSR&COMDEV Investasi Kreatif Perusahaan di Era Globalisasi (Bandung:ALFABETA, 2010) h. 82.
32
dan fungsi kehidupan sosial yang membawa masyarakat berada dalam kondisi
yang lebih baik guna memenuhi tujuan dan harapan.
2. Tujuan Pemberdayaan
Dalam tujuannya pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil
yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat yang
berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi,
maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan
aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial,
dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.
Pada Urgensi atau tujuan pemberdayaan wirausaha yang hendak
dicapai adalah tidak hanya berupa daftar keinginan yang bernuansa mimpi
namun tidak juga terlalu simplistis. Urgensi pemberdayaan wirusaha akan
dapat didapati setelah mencermati bagaimana tujuan ekonomi kerakyatan
dicipta. Adapun tujuan ekonomi kerakyatan adalah sebagai berikut32:
a. Pembangunan ekonomi yang partisipatif dan menempatkan ekonomi
rakyat pada posisi yang lebih besar serta memberi peluang seluas-luasnya
dan didukung dengan pemihakan kepada pelaku ekonomi masa depan.
b. Penyebaran atau perluasan kepemilikan aset ekonomi produktif ke tangan
rakyat agar dapat dipunyai oleh sebagian besar rakyat.
32 Lili Bariadi, dkk, Zakat dan Wirausaha, (Jakarta: CED, 2005) h. 63.
33
c. Penguatan sumber pembiayaan hingga terwujudnya ekonomi kesetaraan
dan pengembangan secara total bagi wirausaha yang mempunyai potensi.
d. Membuka kesempatan berusaha kepada wirausaha yang dalam proses
kelanjutan proses produksinya dapat menciptakan inovasi, kreativitas,
produktivitas, dan penerapan teknologi dari yang paling sederhana hingga
penciptaan nilai tambah yang berarti dan berdaya saing kuat.
e. Kemandirian ekonomi yang kokoh, tangguh dan penajaman daya saing
serta mengurangi ketergantungan terhadap sumber-sumber dana atau
pinjaman dan produk barang modal atau hingga bahan baku dari luar
negeri.
f. Upaya kemitraan, kebersamaan, kekompakan dan kesetiakawanan antara
pelaku ekonomi rakyat untuk menguatkan dan penajaman daya saing
dalam menyongsong era globalisasi ekonomi.
g. Kebijakan industri pemerintah lebih menitikberatkan pada pengembangan
dan kekuatan industri rakyat yang saling keterkaitan dan ketergantungan
kepada industri besar.
h. Kebijakan pengembangan industri dapat beriringan dari kawasan sekitar
perkotaan dengan pedesaan yang berbasis pada sumber daya daerah
bersangkutan.
i. Kebijakan pendidikan dan ketenaga kerjaan yang dinamis, berorientasi
pada keberpihakan terhadap rakyat banyak terutama dalam mengelola
34
jumlah tenaga kerja yang membludak sehingga dapat melahirkan tenaga
kerja tahan banting.
j. Kedudukan ekonomi rakyat pada akhirnya merupakan salah satu kancah
berwirausaha dan menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang luar biasa
banyaknya sehingga dapat memberikan manfaat secara luas bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat keseluruhan.
Jadi pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses mengembangkan,
mendayagunakan, meningkatkan sebuah kreatifitas pada masyarakat yang
tidak/belum mampu mengembangkan kreatifitas yang ada pada diri
masyarakat karena suatu keterbatasan, baik dari segi keterbatasan fisik
ataupun modal. Salah satunya adalah dengan mengembangkan,
mendayagunakan, meningkatkan masyarakat dengan berwirausaha agar dapat
meningkatkan kehidupan masyarakat. Baik dari segi kehidupannya ataupun
dari segi perekonomian masyarakat. Dengan bertujuan agar masyarakat
mampu untuk dapat terus meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat
menjadi lebih baik.
Hubungan qardul hasan dengan pemberdayaan yaitu pada dasarnya
pendayagunaan dana zakat dapat diartikan sebagai upaya pemberdayaan
mustahik sebagai sasaran dengan memproduktifkan dana zakat dan memiliki 2
(dua) macam cara pendayagunaan dana zakat. Pertama, pendayagunaan yang
bersifat konsumtif, yaitu pendayagunaan yang diperuntukan bagi pemenuhan
hajat hidup para mustahik delapan ashnaf. Penyaluran zakat kepada mereka
35
adalah bersifat bantuan sesaat untuk menyelesaikan masalah yang mendesak.
Kedua, pendayagunaan zakat yang bersifat produktif, yaitu qardul hasan yang
mana pendayagunaan zakat yang diperuntukkan bagi usaha produktif apabila
kebutuhan delapan ashnaf sudah terpenuhi dan terdapat kelebihan. Penyaluran
zakat dalam bentuk ini bersifat bantuan pemberdayaan melalui program atau
kegiatan yang berkesinambungan contohnya wirausaha untuk para mustahik.
Sehingga mampu meningkatkan kehidupan mustahik baik bagi
perekonomiannya ataupun bagi kehidupan sosialnya. Pengembangan ekonomi
melalui wirausaha merupakan suatu yang tidak dapat dipisahkan dari
pengembangan ekonomi untuk Islam. Strategi pemberdayaan masyarakat
dalam pengembangan ekonomi kerakyatan diharapkan terjadi kesejahteraan
yang merata. Pemberdayaan masyarakat merupakan untuk memandirikan
masyarakat lewat wirausaha perwujudan potensi kemampuan yang mereka
miliki. Konsep pemberdayaan masyarakat tidak dapat dilepaskan dari
paradigma pembangunan yang memberikan kedaulatan kepada rakyat untuk
menentukan pilihan kegiatan yang paling sesuai bagi kemajuan diri mereka
masing-masing. Dengan demikian dengan memberdayakan dana zakat
merupakan salah satu komponen dalam ekonomi umat Islam sebagai bagian
dari pengembangan ekonomi kerakyatan yang digalakkan pemerintah
Indonesia untuk meningkatkan kemajuan ekonomi Indonesia.
36
BAB III
GAMBARAN UMUM BAZ KOTA BOGOR
A. Sejarah Berdirinya BAZ Kota Bogor
Islam telah tercatat dalam sejarah sebagai dien yang telah berhasil
membangun peradaban manusia yang paling gemilang. Islam membangun
manusia dengan akhlak tertinggi. Budaya keilmuan tumbuh pesat dengan budaya
riset yang intensif dan perpustakaan-perpustakaan yang lengkap. Dari peradaban
Islam-lah munculnya para polymath (individu dengan keahlian dalam berbagai
bidang keilmuan) seperti Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, dan lain-lain. Etos kerja umat
Islam pun diniati sangat tinggi sehingga pada aspek perekonomian Makkah dan
sekitarnya menjadi salah satu pusat perdagangan dunia. Sejarah mencatat Kota
Baghdad sebagai kota metropolitan pertama di dunia. Ekonomi tidak hanya
tumbuh tetapi juga terjadi pemerataan dan keadilan.
Untuk menumbuh kembangkan ekonomi, memeratakan kesejahteraan,
membangun solidaritas dan menguatkan pemerintahan, Rasulullah SAW telah
mewajibkan zakat dan membudayakan berinfak melalui lembaga Baitul Maal.
Baitul Maal menjadi sumber keuangan untuk membangun dan menyelesaikan
persoalan keumatan. salah satu upaya yang harus ditempuh untuk
menumbuhkembangkan perekonomian yaitu menumbuhkan sumber keuangan
umat untuk membangun kekuatan umat yang berwujud zakat, infak, shadaqah dan
37
wakaf (ZISWAF) melalui pengelolaan kelembagaan yang professional, transparan
dan akuntabel.
Dalam konteks Indonesia, munculnya Badan Amil Zakat (BAZ) yang
diinisiasi pemerintah dan Lembaga Amil Zakat yang dikelola lembaga swasta
untuk menggerakan budaya zakat dan infak telah terbukti mampu menyelesaikan
beberapa persoalan umat Islam di tanah air. Bahkan mampu berkontribusi dalam
membantu umat Islam di Negara lain yang tertimpa bencana maupun tragedi
kemanusiaan.
Potensi pengumpulan ZISWAF masih jauh lebih besar dibandingkan
dengan yang telah berhasil dikumpulkan. Pun demikian dengan permasalahan
keumatannya yang telah terselesaikan jauh lebih kecil dari permasalahan yang
ada. Oleh karenanya lembaga amil zakat perlu semakin dekat dengan umat dalam
proses pengumpulan dan pendayagunaannya. Dengan itu perlu adanya lembaga
yang dapat mengelola dana zakat, infak, dan shadaqah secara profesional, agar
dana ZISWAF tersebut dapat terkelola dengan baik dan dapat memberdayakan
para mustahik. Dengan adanya pengelolaan zakat yang profesional, maka akan
mewujudkan keinginan mustahik yang mempunyai keinginan berwirausaha untuk
lebih mendorong tumbuhnya perekonomian dalam mengentaskan kemiskinan
pada mustahik itu sendiri.
Terbitnya Undang-Undang Pengelolaan Zakat No.38 tahun 1999
mendorong Pemerintah Kota Bogor untuk mendirikan Badan Amil Zakat yang
bertujuan menghimpun, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat, infaq dan
38
shadaqah agar dapat memberdayakan para mustahik. Dengan itu pemerintah Kota
Bogor membentuk suatu Badan Amil Zakat yang didirikan pada tahun 2003.
Dalam konteks itulah BAZ Kota Bogor mendedikasikan dirinya, berkhidmat
untuk menumbuhkan kekuatan dan keberdayaan umat islam di Kota Bogor
melalui ZISWAF.
Pada perkembangannya, BAZ Kota Bogor di tahun 2009 dengan dana
umat yang diamanahkan telah mencapai angka Rp. 2.566.486.926,00 yang terdiri
dari dana zakat sebesar Rp. 2.126.423.260,00 dan dana infak sebesar Rp.
440.063.666,00. Jumlah dana umat yang dititipkan pada tahun 2009 ini meningkat
dua kali lipat dari tahun 2008 yang baru mencapai Rp. 1.300.000.000,00.
1. Kerjasama
Baz Kota Bogor sekaan tiada henti mengajak berbagai pihak untuk
bergandengan tangan membantu banyak dhuafa di Kota Bogor. Ajakan ini
ditebar melalu media, perusahaan swasta, sampai kalangan perbankan.
Semuanya mengerucut pada satu semangat berjamaah untuk umat.
Jangkar kerjasama ini bertaut dengan pihak Radar Bogor sebagai
harian lokal terbesar di Bogor. Kerjasama ini hampir bersamaan dengan
anggukan kerjasama dari PT. Pos Indonesia cabang Bogor. Dengan PT Pos
Indonesia Cabang Bogor, BAZ Kota Bogor memiliki akses untuk memperluas
infaq dan shadaqah.
Dua kerja sama ini berlanjut dengan pihak dewan pimpinan Wilayah
Asosiasi Bank Syariah Indonesia (ASBISINDO) Jabodetabek. Kesepakatan
39
untuk kerjasama itu dituangkan pada nota kesepahaman (MoU) antara DPW
ASBISINDO Jabodetabek dengan BAZ Kota Bogor. Penandatangannya
dilakukan Cahyo Kartiko selaku Ketua Umum DPW ASBISINDO
Jabodetabek dan Endang Oman selaku Ketua BAZ Kota Bogor.
Kerjasama lainnya berlanjut dengan Radio Lesmana yang merupakan
salah satu radio terbesar di Bogor dan dengan BNI Syariah Cabang Bogor
dalam menyalurkan dana qardul hasan untuk membiayai program ekonomi
BAZ Kota Bogor.
B. Visi dan Visi
1. Visi
“Lembaga Amanah yang Memakmurkan dan Mensejahterakan Umat”
2. Misi
a. Membangkitkan kesadaran berzakat, berinfaq dan bershadaqah.
b. Menghimpun, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat, infaq dan
shadaqah.
c. Mendorong perputaran dana umat menuju kehidupan ekonomi yang
berkeadilan.
d. Meningkatkan martabat kaum mustahik menuju kemakmuran dan
kesejahteraan
40
3. Strategi
a. Menggencarkan dakwah yang membangkitkan kesadaran berzakat,
berinfaq, bershadaqah dan berwakaf.
b. Menggalang dukungan pemerintah, kalangan dunia usaha dan kaum
profesional untuk mengoptimalkan penarikan zakat, infaq dan shadaqah.
c. Mendata potensi muzakki dan membina para muzakki melalui berbagai
forum.
d. Menciptakan hubungan kemitraan dengan berbagai lembaga sosial Islam
dalam mengoptimalkan pendayagunaan dana zakat, infaq dan shadaqah.
e. Mensosialisasikan setiap langkah BAZ dengan memanfaatkan berbagai
media publikasi.
f. Membentuk jaringan relawan penggerak kesadaran berzakat, berinfaq dan
bershadaqah dari kalangan generasi muda Islam.
g. Meningkatkan kapabilitas amilin melalui pendidikan dan pelatihan.
C. Program BAZ Kota Bogor
Dalam program BAZ Kota Bogor terdapat 2 divisi yaitu:
1. Divisi Pengumpulan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Bidang Pengumpulan BAZ Kota
Bogor memilki tujuan untuk :
a. Meningkatkan awareness masyarakat Kota Bogor khususnya tentang BAZ
Kota Bogor beserta aktivitasnya.
41
b. Meningkatkan jumlah mitra langsung dan tidak langsung untuk
berkontribusi pada penambahan tingkat awareness dan jumlah muzakki.
c. Meningkatkan jumlah muzakki yang menyalurkan zakatnya ke BAZ Kota
Bogor.
Aktivitas utama bidang pengumpulan pada tahun 2009, secara umum
terbagi atas:
a. Aktivitas Pencitraan (branding); yang memiliki tujuan untuk :
1) Meningkatkan pencitraan positif tentang pengelolaan BAZ Kota Bogor
di mata masyarakat Kota Bogor khususnya.
2) Memperoleh mitra strategis yang dapat meningkatkan citra BAZ Kota
Bogor.
b. Aktivitas sosialisasi; yang memiliki tujuan untuk :
1) Meningkatkan pemahaman yang lebih dalam tentang zakat dan
pengelolaan lembaga BAZ Kota Bogor melalui dialog dan pertemuan
langsung.
2) Mengajak para calon muzakki untuk berzakat dan berinfak melalui
BAZ kota bogor.
c. Aktivitas penghimpunan (marketing); yang memiliki tujuan untuk :
1) Memberikan kemudahan akses bagi para muzakki untuk menyalurkan
zakat, infak dan shadaqahnya ke BAZ Kota Bogor.
2) Meningkatkan variasi layanan zakat, infak dan shadaqah ke BAZ Kota
Bogor.
42
3) Memberikan layanan purna zakat untuk meningkatkan keterkaitan
muzakki dengan BAZ Kota Bogor.
Hingga saat ini relasi yang terdapat pada BAZ Kota Bogor diantaranya:
1) Muzakki Perorangan Pemda
2) Instansi Pemerintah
3) BNI Syariah
4) Bank Jabar Banten
5) Rumah Sakit BMC
6) Radio Lesmana
7) Dll
2. Divisi Pendayagunaan
Bidang pendayagunaan dan pendistribusian merupakan bidang yang
membawahi program-program pendayagunaan dan pemanfaatan dana ZIS
untuk berbagai bentuk kegiatan bagi masyarakat Bogor terutama keluarga
dhuafa. Program-program bidang pendayagunaan dan pendistribusian
meliputi lima bidang, yaitu kesehatan, pendidikan, ekonomi, kemanusiaan dan
dakwah. Adapun seluruh program dan kegiatan bidang pendayagunaan dan
pendistribusian dilaksanakan di enam kecamatan di Kota Bogor, yaitu
Kecamatan Bogor Barat, Bogor Timur, Bogor selatan, Bogor Utara, Bogor
Tengah dan Tanah Sareal.
a. Program Kesehatan
1) Klinik Dhuafa Ibnu Sina
43
Klinik Dhuafa Ibnu Sina (KDIS) merupakan program yang
digulirkan untuk memberikan kemudahan bagi keluarga dhuafa untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang baik dan gratis. Selain
memberikan pelayanan gratis, KDIS pun diarahkan sebagai layanan
kesehatan yang mudah diperoleh, terjangkau serta dilaksanakan dengan
profesional dan ramah.
Kegiatan KDIS terdapat empat bagian yang terdiri dari:
a) Pelayanan Kesehatan Dasar (Klinik Umum)
i. Klinik Dhuafa Ibnu Sina Masjid Raya
ii. Klinik Dhuafa Ibnu Sina Masjid Agung
b) Pelayanan Kesehatan Komprehensif (poliklinik)
Poliklinik tirta pakuan kerja sama dengan PDAM Kota \ Bogor
(dalam proses pembangunan dan pengembangan).
c) Pelayanan Kesehatan Rujukan/Pendampingan
i.Ambulance gratis untuk rujukan kasus pasien dan pendampingan,
sinergi dengan Program Health Emergency Case/HEC
ii.Ambulance jenazah gratis
d) Pelayanan Kesehatan Keliling (Klinik Keliling)
i. Klinik Dhuafa Ibnu Sina Masjid Raya
Di KDIS Masjid Raya, ada sekitar 4.553 pasien dhuafa
yang telah mendapatkan pelayanan kesehatan sepanjang tahun
2009. Tingkat kunjungan pasien paling besar di KDIS yang
44
membuka pelayanan dari Senin-Jumat dari pukul 09.00-12.00 WIB
ini terjadi pada bulan Februari 2009 yang mencapai angka 569
pasien. Jika dirata-rata, KDIS masjid raya setiap bulan dikunjungi
oleh sekitar 379 pasien dhuafa.
ii. Klinik Dhuafa Ibnu Sina Masjid Agung
Sepanjang tahun 2009, KDIS di masjid agung telah
melayani 7770 pasien. Jumlah ini kurang lebih setara dengan 703
kunjungan pasien setiap bulan di KDIS yang membuka pelayanan
dari senin-jumat dari pukul 09.00-12.00 WIB.
iii. KDIS Tirta Pakuan
KDIS Tirta pakuan yang beroperasi sejak bulan Juni 2009,
telah ada 998 pasien yang mendapat pelayanan kesehatan yang
sebagian besarnya adalah perempuan dewasa sebanyak 575orang
57,61 % dari total pasien. Jika dirata-rata, maka Poliklinik yang
membuka layanan setiap jum’at dari pukul 09.00-11.30 WIB ini,
dikunjungi oleh sekitar 143 pasien dhuafa setiap kesehatan dhuafa.
iv. Kegiatan Klinik Dhuafa Ibnu Sina Keliling
Sepanjang tahun 2009, tak kurang dari 4.934 pasien dari
kalangan dhuafa telah berhasil dilayani layanan kesehatan keliling
Klinik Dhuafa Ibnu Sina (KDIS). Jumlah ini kurang lebih setara
dengan 77 pasien setiap kali pelaksanaan KDIS keliling di
berbagai wilayah Kota Bogor.
45
v. Kegiatan ambulance /jenazah gratis Ibnu Sina
Ambulance gratis menjalankan fungsi untuk rujukan pasien
dan antar jenazah. Sepanjang tahun 2009, fungsi untuk pelayanan
rujukan pasien mencapai 58 kali pemakaian atau sekitar 52 % dari
total 121 pemakaian ambulance. Sedangkan untuk mengantar
jenazah, ambulance digunakan sebanyak 53 kali atau mencapai 48
% dari total pemakaian ambulance.
2) Health Emergency Case (HEC)
Health Emergency Case (HEC) bergerak dalam bidang bantuan
pembiyaan pengobatan bagi penyakit-penyakit yang membutuhkan
penanganan spesialistik dan penyakit-penyakit berat lainnya. Penyakit-
penyakit yang mengancam jiwa dan menimbulkan kecacatan bila tidak
mendapatkan penanganan segera menjadi prioritas bantuan yang diberikan
HEC.
BAZ Kota Bogor dengan Program Tunjangan Pengobatan Gratis
(TUBATIS) sejak tahun 2005 telah melakukan terobosan berupa
pelayanan kesehatan gratis bagi dhuafa di Kota Bogor khususnya dan
sekitarnya pada umumnya. Ruang lingkup program Health Emergency
Case adalah melayani pengajuan kasus di seluruh kecamatan yang ada di
seluruh kecamatan yang ada di Kota Bogor dan wilayah di luar Kota
Bogor untuk kasus-kasus tertentu.
46
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di Health Emergency Case adalah:
a) Bantuan pembiayaan
HEC membantu pembiayaan perawatan selama di rumah sakit
bagi pasien-pasien dhuafa baik membantu seluruh pembiayaan
maupun sebagian biaya rumah sakit, sebagai bentuk saling
menanggung beban (taawun) terhadap musibah yang dialami. HEC
juga ikut membantu pembiayaan rawat jalan bagi pasien-pasien
Dhuafa yang memiliki penyakit kronis dan membutuhkan konsultasi
rutin dokter spesialis demikian juga dengan obat yang harus mereka
konsumsi.
i. Pendampingan
Selain itu Petugas HEC mendampingi pasien/keluarga
pasien dalam menjalani prosedur perawatan dan selama perawatan
di Rumah Sakit. Pendampingan terus diberikan bagi pasien yang
sudah dirawat sampai penyakitnya sembuh. Pendampingan juga
diberikan kepada pasien dan keluarga dengan cara memberikan
tausyiah dan motivasi agar pasien dan keluarga dapat menjalani
ujian dengan sabar dan tawakal.
Bagi pasien dhuafa yang harus mendapat pelayanan rumah
sakit di luar Kota Bogor atau pasien dhuafa yang tidak mampu
memakai transportasi dikarenakan kondisinya yang gawat,
47
disediakan layanan antar jemput dengan menggunakan ambulance
gratis KDIS.
ii. Survei
Survei dilakukan bagi setiap pengaju bantuan yang datang
ke HEC. Survei terhadap calon pasien yang akan mendapat
bantuan dilakukan agar setiap bantuan yang diberikan sesuai
dengan sasaran yaitu ashnaf yang terdapat pada QS At-Taubah : 60
dan hasil yang dicapai pada tahun 2009 ada 220 pasien dengan
berbagai penyakit yang telah dibantu BAZ Kota Bogor melalui
program ini. Diantaranya penderita kanker sebanyak 26 orang,
degeneratif sebanyak 27 orang, dan jantung sebanyak 7 orang.
3) Kampung Ziaga
Program Kampung Ziaga (Kampung Zakat Infak Warga)
dilaksanakan di tingkat kelurahan melalui tiga program yaitu
kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Program awal dari kampung
Ziaga (dibaca siaga-red) adalah Jamkesda dan Infaq Sehat. Jamkesga
(Jaminan Kesehatan Keluarga) merupakan program jaminan
pemeliharaan kesehatan khusus bagi gakin yang kelurahan sebagai
hasil pendataan BPS, tetapi tidak menerima Jamkesmas. Pemilik kartu
Jamkesga berhak memperoleh pelayanan kesehatan rawat jalan tingkat
pertama di Puskesmas. Untuk mendukung kelancaran Jamkesga,
48
dilakasanakan pula program Infaq Sehat. Dana yang terkumpul
melalui infaq sehat akan menjadi sumber pendanaan bagi Jamkesga.
Kelurahan Pasir Mulya sebagai Pilot Project. Kegiatan yang
dilaksanakan masih terbatas pada pemberian jaminan pelayanan
kesehatan gratis di Puskemas Pasir Mulya bagi warga Pasir Mulya
yang tidak mendapatkan Jamkesmas. Setiap warga yang berhak atau
menjadi Penerima Manfaat Kampung Ziaga mendapatkan kartu
Jamkesga sebagai bukti/kartu By Pass untuk mendapatkan pelayanan
gratis di Puskesmas Pasir Mulya. Kegiatan ini dapat terlaksana berkat
kerjasama BAZ Kota Bogor dengan Puskesmas Pasir Mulya dan
dukungan dari Kelurahan Pasir Mulya. Dan hasil yang ada sepanjang
tahun 2009 ada 559 warga kelurahan Pasir Mulya yang menerima
kartu Jamkesga. Jumlah terdiri dari 302 warga laki-laki dan 297 warga
perempuan. Dan total biaya operasional yang ada pada program ini
adalah Rp. 8.091.000,00
b. Program Pendidikan
1) Beastudi
Program beasiswa dikarenakan banyaknya kaum dhuafa yang
terhambat penyelesaian proses pendidikannya akibat tidak mempunyai
kemampuan untuk membayar biaya spp perbulan atau iuran pembangunan
sekolah. Beasiswa ini diberikan setiap saat apabila ada pengajuan dari
orang tua siswa. Menyertakan SKTM/Jamkesmas dan KTP orang tua
49
siswa. Kemudian BAZ Kota Bogor langsung membayarakan kepada pihak
sekolah dan hanya mengkonfirmasi kepada orang tua bahwa biaya sudah
ditangani dan dibayarkan kepada pihak sekolah. Total penerima beasiswa
pada tahun 2009 mencapai 121 pelajar yang sebagian besarnya atau
sekitar 60%-nya adalah pelajar SMA/SMK. Total bantuan beasiswa tahun
2009 mencapai Rp. 67.694.700,00.
2) Guru Ngajiku
Guru ngajiku merupakan santunan yang diberikan oleh BAZ Kota
Bogor kepada guru ngaji sukarela non PNS. Kegiatan ini dilatarbelakangi
semangat untuk membantu para guru agama yang telah dengan penuh
keikhlasan berbagi ilmu agama kepada anak-anak didiknya. Pekerjaan
guru agama ini dapat dikategorikan sebagai jihad fisabilillah karena
seluruh orang yang bekerja ikhlas untuk mendekatkan diri kepada Allah
dengan melaksanakan kewajiban, yang sunnah dan kebaikan-kebaikan
lainnya dapat dikonotasikan sebagai jihad. Mereka ikhlas mengisi waktu
dengan mengesampingkan ekonomi keuarga guna kemajuan pendidikan
Islam di lingkungan sekitar mereka. Program ini bertujuan untuuk
memberikan stimulan kepada para guru ngaji di kota Bogor dan
meningkatkan kapasitas ilmu dan wawasan mereka. Tunjangan ini
digulirkan sebanyak tiga kali dalam setahun dengan besarnya tunjangan
adalah Rp. 150.000 per guru ngaji. Selama tahun 2009, tunjangan ini telah
diberikan kepada guru 212 ngaji di Kota Bogor. Dari 212 guru ngaji ini,
50
52 penerima tunjangan berasal dari Kecamatan Bogor Selatan, 38
penerima tunjangan berasal dari Kecamatan Bogor Barat, 33 penerima
tunjangan berasal dari Kecamatan Bogor Tengah, 33 penerima tunjangan
berasal dari Kecamatan Tanah Sareal, 25 penerima tunjangan dari Bogor
Utara, dan 21 penerima tunjangan berasal dari Kecamatan Bogor Timur.
3) Program Angkasa
Program ini lahir dari kegelisahan terhadap pemuda yang sulit
menentukan masa depannya, padahal lapangan kerja begitu terbuka lebar
dan ada di depan mata. Peluang itu memang hanya terlihat oleh orang-
orang yang memilki pemikiran kreatif. Bahkan pemerintah pun mengakui
kalau industri kreatif menjadi andalan baru bagi pertumbuhan ekonomi
nasional dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Menurut Mendag Mari
Elka Pangestu “Adapun di tengah kondisi krisis ekonomi global, industri
kreatif pada 2008 tercatat mampu memberikan kontribusi sebesar delapan
persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dari sebelumnya sebesar
6,3 persen pada 2002”
Namun sayangnya peluang yang begitu besar, tidak didukung oleh
kualitas sumber daya manusia yang mumpuni. Padahal pada tahun
2007/2008 saja jumlah lulusan SMA se-Indonesia 1.043.095 dengan
rincian (laki-laki 501.655 dan perempuan 541.440). Bisa dibayangkan apa
yang akan terjadi bila mereka semuanya kreatif. Dalam kurun waktu
51
singkat Indonesia akan menjadi referensi bagi negara-negara lain untuk
menciptakan manusia-manusia unggulan.
Melihat hal tersebut, kebutuhan akan adanya sekolah yang mampu
menciptakan manusia-manusia hebat khususnya orang muda mutlak
diperlukan. Sekolah yang tidak melihat keberhasilan dari sebuah angka,
tetapi pada esensi seorang manusia. Sekolah yang menyiapkan SDM
sebagai robot bagi pabrik-pabrik tetapi sekolah mampu meluluskan
muridnya untuk membuat karya nyata di masyarakat. Sekolah yang
lulusannya tidak hanya pandai mengikuti pasar akan tetapi menciptakan
pasar sendiri, sekolah yang memberikan energi (hati, otak, otot) pada
murid-muridnya.
Angkasa Institute yang digagas oleh orang muda untuk orang-
orang muda menjadi salah satu solusi untuk mengatasi krisis manusia
khususnya orang muda yang dihadapi bangsa ini. Secara umum,
ANGKASA INSTITUTE bertujuan menghasilkan orang muda yang
berkreatif, inovatif, serta penuh inspirasi tetapi terjaga oleh nilai-nilai
kepedulian kemanusiaan, peduli dan berbagi dengan orang banyak.
Disini calon mahasiswa merupakan orang muda berasal dari
keluarga dhuafa dan diutamakan yang pernah mengenyam pendidikan
Sekolah Menengah Atas atau sederajat. Angkasa Institute membuka
kesempatan selama 1 tahun di angkasa institute.
52
Program Angkasa Institute merupakan program pendidikan yang
khas dan unik, hanya diberikan dalam waktu satu tahun selama kegiatan
belajar mengajar berlangsung. KBM akan dilangsungkan di dalam ruang
(teori) dan luar ruang (praktik), prosentase belajarnya akan diarahkan
lebih banyak di dunia nyata namun tidak meninggalkan teori sebagai
landasan menjalankan sebuah project. Secara legal formal sekolah ini
direncanakan setara dengan D-1.
c. Program Ekonomi (Pemberdayaan Masyarakat)
1) Dana Berkah
Dilatarbelakangi penilain redaksi terhadap semangat Muhammad
Yunus penggagas dan pelaksana Grameen Bank dan peraih Nobel
perdamaian, sepertinya tengah menyelimuti seluruh jajaran pengelola Dana
Berkah BAZ Kota Bogor. Semangat yang membuat seluruh jajaran
pengelolaan Dana Berkah rela berpeluh panas untuk menyusuri jalanan sempit
di berbagai sudut Kota Bogor, menyapa para binaan. Dana ini adalah dana
qardul hasan yang ada pada BAZ Kota Bogor dimana dana qardul hasan
adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta
kembali dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan33.
Dengan adanya pembiayaan menggunakan qardul hasan, harapan BAZ dapat
33 Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Cet.I (Jakarta: Gema Insani, 2001), h.131.
53
membantu para masyarakat khususnya kaum miskin yang ingin meningkatkan
taraf hidupnya dengan berwirausaha. Pak Dudin Ketua Pemrograman Dana
Berkah berkata “adanya program ini selain menjadikan masyarakat lebih
mandiri juga menjadikan masyarakat menjauh dari ketergantungannya pada
seorang rentenir karena kasian masyarakat belum tentu dapat untung eh malah
harus mengembalikan beserta bunga pada seorang rentenir makanya kami
mengadakan pembiayaan qardul hasan dengan harapan mereka bisa lebih
berkembang, lebih disiplin, lebih cepat mendapatkan dana bantuan”.
Pada Perkembangannya, diawali dengan perubahan nama di mana
Dana Berkah adalah singkatan dari Dana Bergulir Untuk Ekonomi Umat.
Awalnya pada akhir tahun 2008, dana berkah memilki Nama program
’Tarekat’. Setelah hampir dua tahun berjalan, program ekonomi Tarekat
melakukan perubahan nama menjadi Dana Berkah pada pertengahan 2009.
Program Dana berpuTAR untuk Ekonomi umAT ( TAREKAT ) sepanjang
tahun 2009, telah membina 529 pengusaha tumbuh. Dana berkah adalah salah
satu program yang ada pada BAZ Kota Bogor dalam bidang ekonomi untuk
memberdayakan masyarakat selama hampir dua tahun berjalan, program dana
berkah terus melaju tak henti menambah jumlah daftar pengusaha tumbuh.
Dengan bukti perkembangan yang cukup maju pada tahun 2009, tim dana
Berkah BAZ Kota Bogor sukses membentuk 40 kelompok usaha yang
sebagian besarnya didominasi oleh perempuan. Dari 40 kelompok usaha, total
anggotanya mencapai 430 orang, ke-40 kelompok ini tersebar di enam
54
Kecamatan Kota Bogor dan Kecamatan Bogor Utara tercatat sebagai
kecamatan kelompok terbanyak yaitu 17 kelompok. Jenis usaha yang
dilakukan oleh para binaan pun cukup beragam yang sebagian besarnya,
bergerak dalam pengolahan makanan. Disusul kemudian dengan mereka yang
melakukan pengadaan sembako. Usaha-usaha lainnya adalah pengadaan air isi
ulang, gas elpiji, minuman, pakaian, permainan, jasa refleksi, salon, counter
pulsa, perajin lemari, dan jahitan.
BAZ melakukan pembiayaan dengan cara Grameen Bank yaitu mitra
yang ingin mengajukan pembiayaan harus berkelompokan 10 orang dan
mereka yang memilih sendiri ketuanya. Sementara pembayaran angsuran akan
dilakukan secara bersamaan jika salah satu dari kelompok tersebut tidak
mampu mengembalikan dana bergulir yang digulirkan oleh BAZ Kota Bogor
maka 1 kelompok akan menanggung risikonya dengan itu masyarakat bisa
lebih berdisiplin dengan pembiyaan yang ada. Disini BAZ Kota Bogor
memberikan pembiyaan bagi mustahik sampai batas plafon ke 3:
Tabel 3.1Plafon Pembiayaan Dana Berkah
PlafonJangkaWaktu
Angsuran/minggu
Infak Tabungan
1 50 minggu Rp. 6000,00 Rp. 500,00 Rp. 500,002 50 minggu Rp. 8000,00 Rp. 1000,00 Rp. 1000,003 50 Minggu Rp. 14.000,00 Rp. 2000,00 Rp. 2000,00
Sumber: BAZ Kota Bogor, data diolah, 2011.
55
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di Dana Berkah adalah:
a) Pendampingan
Para mitra binaan BAZ Kota Bogor memang tidak hanya
mendapatkan bantuan modal. Ada banyak sekali nila-nilai yang sengaja
ingin diberikan kepada para penerima manfaat dari Dana Berkah. Mereka
juga mendapatkan program pembinaan dan pendampingan setiap
minggu.berbagi rasa dan pengalaman adalah salah satu aktivitas rutin
kunjungan tersebut. Pada aktivitas ini, pengalaman para pengusaha
tumbuh dalam mengelola dana bantuan dibagi diantara teman kelompok
dan perorangan.
Tak lupa, para petugas pendamping lapangan Dana Berkah
sesekali menyemati seluruh anggota kelompok dan perorangan untuk
menjalani usahanya penuh keyakinan dan semagat bahwa mereka kelak
juga akan menjadi muzakki. ”Kami juga coba menekankan kepada mereka
tentang nikmatnya kebersamaan bersama para tetangga yang mungkin
jarang sekali mereka rasakan selama hidup bertetangga”, tutur Woko,
salah satu petugas pendamping lapangan Dana Berkah. Upaya-upaya yang
memang ditujukan untuk memperkuat para mitra binaan menapaki jalan
menuju muzakki.
Di tahun 2009 pun, tim Dana Berkah juga membuka kesempatan
bagi perorangan untuk membuka dan memperkuat usaha. Ada 112 orrang
yang mendapat kepercayaan BAZ Kota Bogor untuk memperoleh bantuan
56
usaha. Dari 40 kelompok usaha dan 112 perorangan, BAZ Kota Bogor
menyalurkan dana Rp. 209.200.000.-yang terdiri dari Rp. 137.300.000.-
untuk bantuan modal kelompok dari Rp. 71.900.000.- untuk bantuan
modal perorangan. Jika dilihat dari segi wilayah, pengusaha tumbuh
binaan BAZ Kota Bogor dalam program Dana Berkah ini tersebar di
seluruh kecamatan yang ada di Kota Bogor. Kecamatan Bogor Utara
memiliki jumlah binaan terbanyak yaitu 33,39% dari seluruh mitra binaan.
Di Kecamatan Bogor Timur ada sebanyak 26,19% binaan dari seluruh
mitra binaan. Sedangkan Kecamatan Bogor Selatan memiliki 12,48% dari
seluruh mitra binaan. Sedangkan Kecamatan Bogor tengah, Bogor Barat,
Tanah Sereal masing-masing memiliki 11,25%, 8,79%, 7,91% binaan dari
seluruh mitra binaan Dana Berkah.
Memasuki tahun 2010, tim Dana Berkah tak pernah pantang surut
menjaring mitra binaan baru. Penambahan anggota baru sampai
September 2010 tercatat ada 21 keompok dan 10 mitra perorangan. Ke-21
kelompok dan 10 mitra perorangan tersebar di enam kecamatan di Kota
Bogor sepanjang tahun 2010. Jadi sejauh ini tim Dana Berkah BAZ Kota
Bogor telah memiliki 61 binasan kelompok dengan 644 anggota dan 122
mitra perorangan. Untuk total dana bantuan modal yang telah disalurkan
di tahun 2010, mencapai Rp. 155.100.000.- jumlah ini terdiri dari Rp.
141.800.000,00 untuk pembiayaan kelompok dan Rp. 13.300.000,00
57
untuk pembiayaaan perorangan. Maka, dalam dua tahun, dana berkah
telah menyalurkan dana sekitar Rp. 364.300.000,-.
Disamping itu untuk memperkuat tali silaturahim dan memperkuat
semangat pada mitra binaan BAZ Kota Bogor, maka BAZ Kota Bogor
mengadakan BAZ Expo setiap 4 bulan sekali dimana pada BAZ Expo ini
menampilkan karya-karya yang dibuat oleh mustahik dan dimana
penampilan karya terbaik pada BAZ Expo ini akan diberi penghargaan
berupa peringkat.
b) Pengembalian
Untuk jangka waktu pengembalian bantuan, berkisar antara 20-50
minggu dan 5-10 bulan. Sebagian besar binaan, yaitu 206 orang, lebih
memilih jangka waktu 20-50 minggu untuk mengembalikkan dana
bantuan program TAREKAT/Dana Berkah. Selain pengembalian dana
bergulir, anggota TAREKAT/Dana Berkah juga mempunyai
simpanan/tabungan dan memberikan infaq sesuai dengan kemampuan
mereka.
Semangat penyaluran ini ternyata berhubungan secara positif
dengan tingkat pengembalian para mitra binaan. Di tahun 2009, total
angsuran yang masuk ke tim dana berkah mencapai Rp. 52.503.000,- dana
ini diluar dari total tabungan.para mitra yang mencapai Rp.5.372.500.- dan
total infaq yang mencapai Rp.5.137.500,-. Khusus tabungan dan infaq pak
dudin memilki alasan tersendiri “ Tabungan itu adalah hak para mustahik.
58
Sedangkan kewajiban infaq kami tujukan agar para mitra memilki
semangat kepedulian”, ungkap pak Dudin.
Di tahun 2010, tingkat pengembalian para mitra mengalami
perkembangan yang baik. Total angsuran telah mencapai Rp
116.625.000,- sedangkan total tabungan mencapai Rp 10.167.750,-.
Kondisi ini yang juga menggambarkan adanya kesamaan semangat antara
pengelola dan mitra binaan BAZ Kota Bogor untuk mengikuti jejak sukses
seorang M. Yunus.
Seiring dengan berkembangnya Dana Berkah ternyata
mendapatkan apresisasi dari pihak lain, hal itu antara lain diberikan oleh
pihak BNI Syariah cabang Bogor. Bahkan apresiasi itu telah terwujud
dalam kerja sama program pendayagunaan. Pada tanggal 11 september
2009 BNI Syariah telah menitipkan dana ZIS-nya untuk digulirkan pada
program Dana Berkah BAZ Kota Bogor. Pada tahap pertama itu, total
dana yang dititipkan sebesar Rp 10 juta.34 Dan pada hasilnya penyaluran
dana yang diberikan oleh BNI Syariah cukup berhasil dengan tingkat
kolektabilitas bisa mencapai rata-rata 104 % karena lebih besarnya
angsuran seharusnya. Sedangkan di binaan usaha kelompok, tingkat
pengembalian bervariasi dari angka 79,3 % sampai 91% atau secara rata-
rata tingkat pengembalian mencapai 86%.
34 Majalah Kota Bogor, “Riz-Q, Dana Berkah Untuk Harapan dan Semangat yang TerusMenyala” edisi 10 N0vember 2010
59
Dengan semangat yang terus menyala BAZ kota Bogor semakin
bersemangat untuk menyalurkan dana kepada para mustahik yang terus
ingin berusaha. Tingkat pengembalian yang meningkat secara signifikan
membuat BAZ Kota Bogor ingin terus memberdayakan masyarakat Kota
Bogor untuk terus meningkatkan aktifitas ekonominya karena dengan
meningkatkan kreatifitas ekonomi maka akan semakin banyak juga
mengurangi angka pengangguran. Dengan data yang telah dijelaskan
diatas perkembangan pada BAZ Kota Bogor Begitu signifikan karena
tingkat kemandirian masyarakat pada pembinaan BAZ Kota Bogor
sangatlah tinggi. Dan inilah salah pemberdayaan kewirausahaan yang ada
pada BAZ Kota Bogor. Dengan semangat yang menyala pada anggota
BAZ Kota Bogor semoga menambah para muzakki baik dari lembaga atau
perorangan untuk terus mempercayakan dana bergulir untuk umat pada
BAZ Kota Bogor.
d. Program Kemanusiaan
1) Reaksi Cepat Tanggap (RCT)
Santunan Sosial Kemanusiaan ditunjukan untuk memberikan
bantuan sosial yang bersifat insidental seperti pemenuhan kebutuhan
pokok dhuafa, bantuan biaya kematian, atau bantuan bencana alam.
Dilihat dari sebaran wilayah, penerima manfaat kegiatan tidak hanya
berasal dari enam kecamatan Kota Bogor, tetapi juga dari wilayah-wilayah
lain seperti Sukabumi, Karawang bahkan Medan.
Dari segi ashnaf sebagian besar penerima manfaat program SSK
adalah ashnaf miskin sebesar 31% dari total penerima manfaat, lalu
60
ashnaf fakir sebesar 30% dan ashnaf fisabilillah sebesar 17%. Bentuk
bantuan SSK sebagian besar disalurkan dalam bentuk dana. Dari 237
bantuan SSK selama tahun 2009, 219 diantaranya adalah bantuan dana,
selain itu, ada pula berbentuk sembako, bahan bangunan, peralatan belajar,
dan perlengkapan bayi.
e. Program Dakwah
1) Pengembangan Dakwah
Program ini dirancang dalam rangka mendukung berbagai
aktivitas keagamaan yang dilakukan oleh umat Islam Kota Bogor.
Kegiatan-kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh berbagai elemen
umat Islam dalah bagian dari sasaran program ini. Kelompok
masyarakat yang menerima manfaat program ini pada tahun 2009
adalah 58 ormas, 48 organisasi pelajar dan mahasiswa, 16 organisasi
kepemudaan, 52 PBHI, dan 7 perorangan.
2) Bantuan Sarana Keagamaan
Bantuan sarana keagamaan merupakan bagian dari upaya BAZ
Kota Bogor untuk mendukung kelancaran pembangunan sarana
keagamaan yang tengah dirancang umat Islam Kota Bogor. Jumlah
sarana keagamaan yang dibantu pada tahun 32009 adalah 69 buah
terdiri dari 21 masjid, 16 mushola, 17 majlis ta’lim/madrasah, dan 15
pondok pesantren.
61
D. Struktur Badan AMil Zakat Kota Bogor Struktur Pelaporan dan Wewenang
Staff ITFachran Nazarullah
StaffMarketingSuprayogi
SekretarisJejen Hermawan, S.Pd.I
Wakil KetuaH.Dede Supriatna, S.Sg
KetuaIr.H.Endang Oman
Manajer KeuanganAling Nur N.W
Staff ( CS )Lilis Suryani
Staff KeamananZaini
KasirTri Handayani
StaffPembukuan
Melva G
Staff AdministrasiM. Rohim
Staff UmumB. Juanda Nst
Manajer LitbangAgus Teguh.S
ManajerPendayagunaanBerlin H Purba
Manajer PengumpulanHusnan, SP
Staff PendidikanTatik Kancawati
StaffKesehatan
Dr.Titi
Supir AmbulanTeddy
StaffAdministrasi
Anita Yulianti
Staf Pengembangan Deni Lubis, MAH.Riva’I, M.HI
Husen Asoleh, S.AgDrs Ade Sarmili,
M.Si
KordKemanusiaanAde Fatimah
Kord EkonomiDudin
Awaludin
KordKesehatan
Alma Maulana
Kord PendidikanLutfi Kurnia
Graphic DesignerMalik Maulana.F
Kord MediaAra Wiraswara
Staff TPLSopyan
Urip
SurveyorErwin Maulana
Ibnu Sina
62
E. Profil Kampung Sukamulya
Kampung Sukamulya adalah salah satu nama jalan dan kampung yang
terletak di daerah Kota Bogor, tepatnya pada Kelurahan Sukasari Kecamatan
Bogor Timur. Pada data Kelurahan Sukasari Kecamatan Bogor Timur, dari data
yang terdapat pada Kelurahan Sukasari, pada Kelurahan Sukasari terdapat 7 RW
dan 37 RT. Data tahun 2011 bulan Februari menunjukkan penduduk yang
terdapat pada Kelurahan tersebut sebanyak 6,299 orang laki-laki dan 6,037 orang
perempuan dengan total 12,336 dan dengan jumlah kepala keluarga yaitu 3,356.
Kelurahan Sukasari adalah salah satu kelurahan yang memiliki kepadatan
kependudukannya cukup padat dengan berbagai mata pencaharian pada
penduduknya antara lain Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 67 orang laki-laki,
Pedagang keliling 35 orang laki-laki dan 22 orang perempuan, Montir 30 orang,
Dokter Swasta 5 orang, Pembantu Rumah Tangga 70 orang perempuan, TNI 7
orang laki-laki, Polri 9 orang laki-laki, Pensiunan PNS/TNI/ Polri 30 orang laki-
laki dan 10 orang perempuan, Pengusaha kecil dan menengah 100 orang laki-laki,
Pengacara 1 orang laki-laki dan 1 orang perempuan, Dukun Kampung terlatih 1
orang perempuan, Jasa Pengobatan alternatif 3 orang laki-laki, Karyawan
Perusahaan Swasta 150 orang laki-laki dan 75 orang perempuan, Karyawan
Perusahaan Pemerintah 15 orang laki-laki dan sedangkan angka kemiskinan yang
terdapat pada Kelurahan Sukasari dengan total Keluarga Raskin (Masyarakat
Miskin) 690 KK yang mana Kampung Sukamulya terdapat pada RW IV. Data
masyarakat miskin sebanyak 48 KK.
63
BAB IV
PENGARUH PENGELOLAAN DANA QARDUL HASAN TERHADAP
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KAMPUNG SUKAMULYA
PADA BAZ KOTA BOGOR
A. Analisis Pengelolaan Dana Qardul Hasan Terhadap Pemberdayaan
Masyarakat
1. Penghimpunan Dana Qardul Hasan pada BAZ Kota Bogor
Penghimpunan dan penyaluran dana Qardul Hasan pada BAZ Kota Bogor
merupakan bagian dari program penghimpunan dan penyaluran dana ZIS agar
dapat didayagunakan dan didistribusikan untuk memberdayakan Mustahik yang
ada di Kota Bogor. Pola penghimpunan BAZ Kota Bogor memiliki kerjasama
dengan beberapa lembaga antara lain:
a. Muzakki Perorangan
Dana yang didapat dari perorangan baik yang datang langsung ke BAZ
Kota Bogor maupun layanan jemput donasi ke masyarakat.
b. Instansi Pemerintah
Dana yang didapat dari karyawan pemerintahan daerah.
c. BNI Syariah
64
Dana Qardul Hasan yang di titipkan BNI Syariah kepada BAZ Kota
Bogor untuk dikelola dan diberdayakan kepada masyarakat khususnya
kalangan Dhuafa.
d. Bank Jabar Banten
Dana Qardul Hasan yang di titipkan Bank Jabar Banten kepada BAZ Kota
Bogor untuk dikelola dan diberdayakan kepada masyarakat khususnya
kalangan Dhuafa.
e. PT POS Indonesia Cabang Bogor
Sarana BAZ Kota Bogor untuk memperluas jaringan dalam menghimpun
dana infaq dan shadaqah.
f. Radio Lesmana
Sebagai sarana penyebarluasan informasi program BAZ Kota Bogor
2. Penyaluran Dana Qardul Hasan pada BAZ Kota Bogor
Pada penyaluran dan pendayagunaan dana Qardul Hasan BAZ Kota
Bogor memiliki 2 (dua) pola :
a. Permohonan Langsung Pembiyaan Usaha
Mustahik dapat mengajukan permohonan secara langsung kepada
BAZ Kota Bogor dalam memohon bantuan pembiyaan usaha.
65
Memberikan Pembiayaan KepadaMustahik yang Mengajukan
Permohonan
2
Memberikan Pembiayaan KepadaMustahik yang Mengajukan
Permohonan
Mustahik Megembalikan DanaPembiayaan dengan
Mengangsur Paling Lama 50Minggu
1
23
Tabel 4.1
Skema Penyaluran Dana Qardul Hasan
Sumber : BAZ Kota Bogor
b. Sosialisasi Langsung Ke Masyarakat
BAZ Kota Bogor mensosialisasikan program Dana Berkah dengan
terjun langsung ke masyarakat kalangan bawah serta membuka langsung
pendaftaran bagi masyarakat yang mau mengikuti program Dana Berkah.
Tabel 4.2 Skema Penyaluran Dana Qardul Hasan
Sumber : BAZ Kota Bogor
Mustahik
Mengajukan Danake BAZ Kota Bogor
BAZ Kota BogorMelakukan Survei
Lapangan (TempatTinggal dll)
BAZ Kota BogorMelakukan Seleksi
Mustahik
BAZ KotaBogor
Mustahik Megembalikan DanaPembiayaan dengan Mengangsur
Paling Lama 50 Minggu
1
34
BAZ Kota BogorMelakukan Survei
Lapangan (TempatTinggal dll)
BAZ Kota BogorMelakukan
Seleksi
MustahikBAZ Kota
66
Bila berpijak secara tekstual, maka seharusnya yang memperoleh dana
ZIS ada 8 (delapan) ashnaf. Namun, penyaluran dan pendayagunaan dana ZIS
yang terbentuk menjadi dana Qardul Hasan pada BAZ Kota Bogor memiliki
kriteria tersendiri. Yaitu penyaluran dan pendayagunaan dana Qardul Hasan
pada BAZ Kota Bogor diperuntukan untuk orang miskin yang ingin terus
berusaha meningkatkan taraf hidup perekonomiannya dengan berwirausaha
namun terbentur dengan masalah permodalan.
B. Pemanfaatan Pengelolaan Dan Pendayagunaan Pada BAZ Kota Bogor
Pada model pengelolaan dan pendayagunaan dana Qardul Hasan pada
BAZ Kota Bogor ada 2 (dua) kategori, yaitu :
a. Kelompok
Pada kategori kelompok ini BAZ Kota Bogor menerapkan sistem
Grameen Bank pada setiap mustahik yang mengajukan dana untuk
berwirausaha dan membutuhkan modal harus memiliki kelompok yang
beranggotakan 10 (sepuluh) orang dengan menetapkan 1 (satu) orang sebagai
penanggung jawab (ketua) kelompok. Diharapkan dengan menerapkan sistem
Grameen Bank ini masyarakat mampu berkerja sama dan mempererat tali
silaturahim antara anggota kelompok.
b. Perorangan
Pada kategrori perorangan ini BAZ Kota Bogor memberikan modal
kepada masyarakat secara perorangan (sendiri) dengan akad yang di setujui
oleh kedua belah pihak.
67
Grafik 4.1. Data Kelompok dan Perseorangan
Sumber : BAZ Kota Bogor
Grafik 4.1 menggambarkan secara keseluruhan anggota dana berkah
(Qardul Hasan) di BAZ Kota Bogor pada tahun 2009 sebanyak 40 kelompok
dan 430 jumlah anggota sedangkan pada tahun 2010 sebanyak 22 kelompok
dan 224 jumlah anggota. Agar bantuan usaha dapat berjalan maksimal, maka
BAZ Kota Bogor pada program dana berkahpun memberikan program
pelatihan kepada anggota binaannya. Program-program pelatihan itu adalah
bimbingan pengelolaan keuangan rumah tangga, kewirausahaan, pengajian
rutin tiga minggu, dan fasilitasi pemasaran produk binaan. Setiap tiga bulan,
diadakan BAZ EXPO dimana BAZ EXPO adalah pameran dan lomba produk
dari mitra binaan BAZ Kota Bogor.35
Sebelum dana Qardhul Hasan itu diberikan kepada masyarakat yang
meminjam dana tersebut, maka BAZ Kota Bogor melakukan beberapa proses
seperti:
35 Baz Kota Bogor,”POTRET 2009 BAZ Kota Bogor” h. 23.
20092010
68
1) Wawancara dan meninjau lapangan dengan tujuan BAZ Kota Bogor dapat
melihat jenis usaha yang dijalankan seperti lokasi usahanya apakah
strategis, bagaimana mengelola usahanya, berapa pendapatan tiap
bulannya, dan bagaimana kemampuan untuk membayar dana Qardhul
Hasan tersebut.
2) Memberikan pembinaan dan pengarahan kepada setiap anggota dana
berkah minimal 3 (tiga) kali. Hal ini dimaksudkan agar setiap anggota
dana berkah dapat mengetahui bahwa dana Qardhul Hasan adalah dana
dari infaq dan shadaqah yang mesti dikembalikan dan akan digulirkan
kembali karena bukan dana zakat. Pengembaliannya pun harus mengikuti
waktu yang diberikan BAZ Kota Bogor.
1. Ketentuan dan Persyaratan Program Dana Berkah
Adapun ketentuan yang ditetapkan BAZ Kota Bogor dalam menggunakan
program dana berkah yang disebut Plafon, ialah mempunyai beberapa tingkatan
dalam melakukan proses pembiayaan. Tingkatan pembiayaan ini dimaksudkan
agar BAZ Kota Bogor dapat melihat sejauh mana tanggung jawab anggota
pengguna dana berkah.
Tabel 4.3
Plafon Nominal Jangka Waktu Angsuran/Minggu Infak Tabungan
1Rp.300.000,-
50 minggu Rp. 6000,00 Rp. 500,00 Rp. 500,00
2Rp.500.000,-
50 minggu Rp. 8000,00Rp.1000,00
Rp. 1000,00
3Rp.700.000,-
50 Minggu Rp. 14.000,00Rp.2000,00
Rp. 2000,00
(Sumber: BAZ Kota Bogor, data diolah, 2011)
69
Apabila penerima dana qardul hasan tidak mengembalikan dana tersebut
dengan waktu yang ditentukan maka BAZ Kota Bogor akan melakukan beberapa
tindakan seperti:
1. Menegur mitra binaan secara langsung dengan cara mengadakan perkumpulan
ke tempat mitra binaan BAZ Kota Bogor sebanyak 2 kali.
2. Melakukan pemutihan data kepada mitra binaan serta tidak lagi memberikan
pembiayaan dari dana qardul hasan, jika pemutihan data terjadi pada satu
orang dalam satu kelompok maka seluruh anggota pada kelompok tersebut
tidak mendapatkan kembali pembiayaan dari BAZ Kota Bogor.
Ada beberapa persyaratan untuk memperoleh dana pinjaman qardul hasan
yaitu:
1. Perorangan
a. Foto copy KTP Suami/Istri
b. Foto copy Kartu Keluarga
2. Kelompok
a. Foto copy KTP Suami/Istri
b. Foto copy Kartu Keluarga
2. Kendala yang Dihadapi BAZ Kota Bogor Pada Program Dana Berkah
Dalam upaya meningkatkan taraf kehidupan bagi kaum dhuafa, BAZ Kota
Bogor seringkali mendapatkan kendala saat merealisasikan program dana berkah
tersebut. Setelah melakukan wawancara mendalam dengan Bapak Dudin yang
70
menjabat sebagai Koordinator Program Dana Berkah, beliau mengatakan ada
beberapa kendala yang dihadapi BAZ Kota Bogor dalam program ini antara lain:
a. Kurangnya SDM pada BAZ Kota Bogor sehingga kurangnya pendampingan
untuk mitra binaan sehingga banyak masyarakat yang menyalah gunakan dana
qardul hasan untuk komsumtif karena banyaknya perngeluaran dari pada
pendapatan (besar pasak dari pada tiang).
b. Image sebagai lembaga zakat membuat masyarakat masih berfikir dana qardul
hasan ini adalah dana zakat yang tidak wajib dikembalikan, padahal dana
qardul hasan adalah dana dari infaq dan shadaqah yang akan digulirkan
kembali kepada masyarakat yang membutuhkan.
c. Ketersediaan dana yang kurang stabil menjadikan BAZ Kota Bogor kesulitan
menetapkan secara continue pembiayaan yang akan digulirkan kepada
masyarakat.
3. Karakteristik Responden
Grafik 4.2. Responden Prosedur peminjaman Dana Berkah
(Sumber: BAZ Kota Bogor, data diolah, 2011)
71
Setelah melakukan survey terhadap 30 responden di Kampung
Sukamulya, Kecamatan Bogor Timur prosedur peminjaman dana qardul hasan
(Dana Berkah) dikenal sangatlah amat mudah agar bantuan modal usaha tepat
sasaran. Hal ini terlihat di grafik 4.2 yang menggambarkan prosedur peminjaman
dana berkah di BAZ Kota Bogor 28 responden atau 93.3% menyatakan sangat
mudah dan 2 responden atau 6.7% menyatakan mudah dalam proses pengajuan
pembiayaan dana berkah tersebut.
Grafik 4.3. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
(Sumber: BAZ Kota Bogor, data diolah, 2011)
Grafik 4.3 menggambarkan bahwa 30 (tiga puluh) orang atau 100%
perempuan yang mengikuti program dana berkah pada Kampung Sukamulya.
Pemilihan peserta pada awalnya memang di prioritaskan perempuan, hal ini
beralasan bahwa perempuan lebih memiliki tanggung jawab dan mampu
mengatur masalah keuangan.
Grafik 4.4. Responden Berdasarkan Umur
(Sumber: BAZ Kota Bogor, data diolah, 2011)
72
Grafik di atas menampilkan komposisi umur dari 30 (tiga puluh)
responden terbagi menjadi : usia 20-30 tahun berjumlah 3 (tiga) orang atau 10%,
usia 30-40 tahun berjumlah 20%, usia 40-50 tahun berjumlah 7 (tujuh) orang atau
23%, usia 50-60 tahun berjumlah 12 (dua belas) orang atau 40%, usia 60-70
berjumlah 2 (dua) orang atau 7%. Hal ini mengindikasikan bahwa jumlah
responden yang mengikuti program dana berkah BAZ Kota Bogor lebih banyak
usia 50-60 tahun. Namun usia bukanlah penghalang bagi mereka dalam upaya
meningkatkan taraf kehidupan sehari-hari.
Grafik 4.5. Responden Berdasarkan Pendidikan
(Sumber: BAZ Kota Bogor, data diolah, 2011)
Dari jumlah 30 responden, mereka memiliki latar belakang pendidikan
yang berbeda yaitu 47% atau 14 responden berpendidikan akhir Sekolah Dasar
(SD), 33% atau 10 responden berpendidikan akhir Sekolah Menengah Pertama
(SMP) dan 20% atau 6 orang berpendidikan akhir Sekolah Menengah Atas
(SMA). Dilihat dari besarnya responden yang kebanyakan berpendidikan hanya
menamatkan tingkat Sekolah Dasar (SD) hal ini sangatlah berpengaruh dalam
kehidupan ekonomi sehari-hari, yaitu kurangnya wawasan dalam meningkatkan
73
taraf sidup sehari-hari. Jadi, dengan adanya program dana berkah BAZ Kota
Bogor ditambah mudahnya dalam pengajuan prosedur membuat masyarakat
khususnya kalangan dhuafa memanfaatkannya semaksimal mungkin (lihat grafik
4.2).
4. Jenis Usaha Responden
Grafik 4.6. Responden Berdasarkan Jenis Usaha
(Sumber: BAZ Kota Bogor, data diolah, 2011)
Hasil survey terhadap 30 responden anggota Program Dana Berkah
Kampung Sukamulya sebanyak 29 orang atau 96.6% berprofesi sebagai pedagang
dan sebanyak 1 orang atau 3.4% berprofesi sebagai penyedia jasa. Hal ini
dikarenakan kondisi Kampung Sukamulya terbilang padat penduduk dan
mempunyai potensi untuk berkembangnya usaha perdagangan.
Usaha yang dijalankan responden, berdasarkan hasil temuan data di
lapangan tergolong kepada usaha mikro, sesuai dengan definisi dalam Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 12/PMK.06/2005 tanggal 14 Februari 2006. Dalam
pasal 3 ayat 2 dijelaskan bahwa usaha mikro adalah usaha produktif milik
74
keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia, secara individu maupun
tergabung dalam koperasi; memiliki hasil penjualan secara individu paling banyak
Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) per tahun36.
Untuk mempermudah dalam menganalisa karakteristik usaha, penulis
membagi usaha yang dijalankan pada 4 (empat) kategori yaitu: perdagangan, jasa,
pertanian dan peternakan.
a. Perdagangan
Responden yang memiliki usaha dalam bidang perdagangan menjalankan
usahanya dengan cara membuka warung kelontong yang menyediakan
berbagai produk yang menjadi kebutuhan masyarakat di sekitar warung itu
berada. Selain itu, ada juga dalam bentuk memproduksi barang an
memperdagangkannya.
b. Jasa
Responden yang bergelut di bidang usaha jasa tidak memperjual belikan
barang dagangan. Akan tetapi menyediakan jasa menyediakan jasa yang
dibutuhkan konsumen seperti: catering, tailor dll.
c. Pertanian
Untuk jenis usaha pertanian ini umumnya terdapat di daerah yang mempunyai
iklim dan lahan yang mendukung dalam mengembangkannya. Dari data yang
tercatat, responden Kampung Sukamulya tidak mempunyai usaha jenis ini.
36Peraturan Menteri Keuangan Nomor 12/PMK.06/2005 tanggal 14 Februari 2006 TentangPendanaan Kredit Usaha Mikro Dan Kecil.
75
d. Peternakan
Dalam jenis usaha ini, responden Kampung Sukamulya juga tidak tercatat
mempunyai usaha peternakan.
Grafik 4.7. Responden Berdasarkan Lama Menjalankan Usaha
(Sumber: BAZ Kota Bogor, data diolah, 2011)
Usia usaha anggota binaan Kampung Sukamulya sangatlah beragam
dan terbagi menjadi 4 (empat) kategori yaitu: usia 0-1 tahun, 1-2 tahun, 2-3
tahun dan lebih dari 3 tahun. Dari grafik tersebut terlihat lebih banyak anggota
yang menjalankan usahanya lebih dari 3 (tiga) tahun yang mencapai 80% atau
sebanyak 24 orang, sedangkan sisanya 10% atau 3 orang menjalankan
usahanya antara 0-1 tahun, 7% atau 2 orang menjalankan usahanya antara 1-2
tahun dan 3% atau 1 orang yang menjalankan usahanya antara 2-3 tahun.
Mayoritas responden sudah cukup lama menjalankan usahanya.
Pengalaman mereka dalam menjalankan usaha merupakan modal penting
dalam mengikuti program. Dengan pengalaman yang dimiliki, mereka akan
76
lebih menguasai dan memahami seluk beluk usahanya yang tentu sangat
berpengaruh dalam pencapaian program.
5. Permasalahan Usaha Responden
Grafik 4.8. Responden Berdasarkan Permasalahan Terbesar Yang Dihadapi Usaha
(Sumber: BAZ Kota Bogor, data diolah, 2011)
Secara umum kendala yang dihadapi responden meliputi:
a. Permodalan
Umumnya responden masih menjalankan usahanya dengan manajemen yang
tradisional. Hal ini berakibat tercampurnya keuangan kebutuhan sehari-hari
dengan permodalan usaha yang dijalankan. Kemudian ketika terdapat
kebutuhan dalam usahanya, responden tidak memiliki modal lagi untuk
memulai usahanya. Responden yang mengalami kendala di bidang
permodalan ini tercatat sebanyak 25 orang atau 83.3%.
b. Pemasaran
Kebanyakan responden menjalankan usahanya dengan meningkatkan hasil
produksi namun seringkali menemukan kendala dalam memasarkannya.
77
Kendala dalam pemasaran bisa dikategorikan menjadi 2 (dua) bagian yaitu:
kurangnya minat konsumen dengan barang yang dipasarkan dan banyaknya
penjual yang memasarkan produk yang sama. Akibatnya perputaran keuangan
tidak berjalan dengan baik. Responden yang mengalami kendala di bidang
pemasaran ini tercatat sebanyak 4 orang atau 13.3%.
c. Bahan Baku
Permasalahan responden menjalankan usahanya dalam bidang bahan baku
tercatat 0%. Hal ini bisa diartikan bahwa bahan baku yang mereka pasarkan
tersedia banyak di pasaran.
d. Tidak Tahu
Responden yang menajawab tidak tahu dalam meghadapi kendala usahanya
terdapat 1 orang atau 2%. Hal ini pun dapat disimpulkan pangsa pasar yang
responden jalankan masih sedikit memiliki persaingan dalam bidang usaha
yang sama.
Grafik 4.9. Responden Berdasarkan Penggunaan Dana
(Sumber: BAZ Kota Bogor, data diolah, 2011)
78
Dari data yang didapat, terlihat bahwa mayoritas responden menggunakan
dananya untuk menambah modal. Hal ini sejalan dengan kendala yang terungkap
bahwa permasalahan terbesar yang mereka hadapi adalah permodalan. Pada
wawancara mendalam terungkap bahwa mayoritas responden menganggap bahwa
besaran dana yang mereka dapatkan masih dirasakan kurang dan belum seperti
yang mereka harapkan sehingga belum memadai untuk meningkatkan usaha.
Namun demikian mereka menganggap besaran dana tersebut cukup membantu
meringankan beban usaha mereka ketimbang meminjam pada bank keliling
(rentenir).
Grafik 4.10. Responden Berdasarkan Kondisi Sebelum Mengikuti Program Dana Berkah
(Sumber: BAZ Kota Bogor, data diolah, 2011)
Berbagai kondisi usaha yang ada pada 30 responden Kampung
Sukamulya, 60% atau 18 orang memiliki kondisi usaha yang kurang baik, 37%
atau 11 orang memiliki kondisi usaha yang cukup baik, 3% atau 1 orang memiliki
kondisi usaha yang buruk dan 0% atau 0 orang yang memiliki usaha sangat baik.
Masyarakat berharap dengan adanya program Dana Berkah ini mampu
meningkatkan kondisi usaha masyarakat.
79
Grafik 4.11. Responden Berdasarkan Kondisi Setelah Mengikuti Program Dana Berkah
(Sumber: BAZ Kota Bogor, data diolah, 2011)
Responden terus berupaya meningkatkan kondisi perekonomian dengan
mengikuti program dana berkah walau tidak seluruhnya dari mereka yang berhasil
pada program ini. Dari grafik diatas dapat disimpulkan berbagai kondisi mitra
binaan BAZ Kota Bogor setelah mendapatkan program Dana Berkah sebanyak
47% atau 14 orang memiliki kondisi usaha yang sangat baik 30% atau 9 orang
memiliki kondisi usaha yang tidak berubah atau dengan kata lain mitra tidak tahu
perkembangan usahanya sendiri 13% atau 4 orang memiliki kondisi usaha buruk
dan 10% atau 3 orang memilki kondisi yang baik.
6. Realisasi Program Dana Berkah
a. Realisasi Jumlah Pencairan Dana Berkah Periode Januari-November
2010
Total Realisasi pencairan Dana Berkah periode Januari-November
2010 sebesar Rp.194.600.000,- (Seratus Sembilan Puluh Empat Juta Enam
Ratus Ribu Rupiah).
80
Tabel 4.4. Pencairan Penyaluran Dana Berkah
Bulan Perorangan Kelompok Total DanaBergulir
Januari 2.200.000 14.700.000 16.900.000Februari 1.400.000 14.100.000 15.500.000Maret - 9.500.000 9.500.000April - 10.200.000 10.200.000Mei 2.700.000 26.800.000 29.500.000Juni 6.500.000 17.600.000 24.100.000Juli 500.000 33.000.000 33.500.000Agustus - 15.900.000 15.900.000September - - -Oktober 4.900.000 18.700.000 23.600.000November 300.000 15.600.000 15.900.000Desember - - -
Total 18.500.000 176.100.000 194.600.000(Sumber: BAZ Kota Bogor, data diolah, 2011)
Dari tabel diatas terlihat dana yang tersalurkan selama tahun 2010
dalam program dana berkah BAZ Kota Bogor jumlahnya begitu besar. Hal ini
dapat diartikan bahwa program dana berkah dapat menjadi suatu solusi
mustahik memulai usahanya ketimbang meminjam dana pembiayaan usaha
kepada rentenir.
b. Realisasi Penerimaan Pengembalian Dana Berkah
Dana bergulir yang sudah kembali tercatat sebesar Rp.143.074.000,-
(Seratus Empat Puluh Tiga Juta Tujuh Puluh Empat Ribu Rupiah).
Pengembalian ini termasuk pengembalian dari anggota pada periode tahun
2009 yang belum lunas. Angka pengembalian ini tidaklah seimbang dengan
besar jumlah pengeluaran dana yang tersalurkan pada tahun yang sama. Hal
81
ini disebabkan sebagian anggota pengguna dana berkah belum membayar
angsuran pembiayaannya.
Tabel 4.5. Penerimaan Pengembalian Dana Berkah
Bulan AngsuranJanuari 16.415.000Februari 16.506.000Maret 16.546.000April 15.206.000Mei 15.126.000Juni 15.436.000Juli 15.098.000Agustus 3.968.000September 2.324.000Oktober 11.410.000November 15.039.000Desember 0Total 143.074.000
(Sumber: BAZ Kota Bogor, data diolah, 2011)
C. Pengaruh Pengelolaan Dana Qardul Hasan Pada Program Pemberdayaan
Ekonomi (Dana Berkah) Terhadap Peningkatan Ekonomi Pada Masyarakat
Kampung Sukamulya
1. Analisis Perubahan Kondisi Ekonomi Program Dana Berkah Mitra
Binaan Baz Kota Bogor
Perubahan kondisi ekonomi mitra binaan BAZ Kota Bogor diukur
dengan indikator perubahan pendapatan mitra binaan antara sebelum dan
sesudah intervensi dari program. Pengukuran perubahan dilakukan
82
menggunakan Uji Statistik Wilcoxon Signed Rank Test. Hipotesis yang akan
diuji pada penelitian ini adalah:
H0 = Program tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kondisi
ekonomi Mitra binaan Program Dana Berkah
H1 = Program berpengaruh secara signifikan terhadap kondisi ekonomi
Mitra binaan Program Dana Berkah
Berikut ini adalah hasil pengolahan data melalui bantuan program
SPSS versi 17.
Tabel 4.6
Dasar Pengambilan Keputusan Uji t:
Dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel.
a. Apabila t hitung < t tabel, maka H0 ditolak.
b. Apabila t hitung > t tabel, maka H0 diterima atau H1 ditolak.
Hasil analisis terhadap uji t dari Tabel Wilcoxon Signed Ranks.
Dari output terlihat bahwa dari 30 data kondisi ekonomi sebelum dan
sesudah mengikuti program, 4 data mempunyai ranking negatif, 20 data
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Negative Ranks 4a 7.50 30.00
Positive Ranks 20b 13.50 270.00
Ties 6c
setelah_program -sebelum_program
Total 30
(Sumber: BAZ Kota Bogor, data diolah, 2011)
83
mempunyai ranking positif dan 6 data dengan ranking yang sama. Dalam uji
Wilcoxon, yang dipakai adalah jumlah ranking yang paling kecil, karena itu
dalam kasus ini diambil ranking yang negatif yaitu 4,00 (lihat output pada
kolom ‘sum of ranks’). Dari angka ini didapat hasil uji statistik Wilcoxon (t)
adalah 1.
Dengan melihat tabel Wilcoxon, untuk n (jumlah data) = 30, uji satu
sisi dan tingkat signifikansi (α) = 5%, maka didapat nilai t tabel dari tabel
Wilcoxon = 20. dari hasil penjabaran terhadap uji Wilcoxon di atas maka
kesimpulan yang didapat adalah oleh karena t hitung < t tabel = 4 < 20 maka
H0 ditolak yang berarti program berpengaruh terhadap perubahan kondisi
ekonomi mitra binaan Program Dana Berkah.
Tabel 4.7
(Sumber: BAZ Kota Bogor, data diolah, 2011)
Dasar Pengambilan Keputusan Uji z:
Dengan membandingkan nilai z hitung dengan z tabel.
a. Apabila z hitung > z tabel, maka H0 ditolak.
b. Apabila z hitung < z tabel, maka H0 diterima atau H1 ditolak.
Hasil analisis terhadap uji z dari Statistics Test.
Test Statisticsb
setelah_program - sebelum_program
Z -3.431a
Asymp. Sig. (2-tailed) .001
84
Dari output terlihat nilai z sebesar -3.431 Sedangkan z tabel dapat
dihitung pada tabel z dengan α = 5%, maka luas kurva normal adalah 50% -
5% = 45% atau 0,45. Pada tabel z, untuk luas 0,45 didapat angka z tabel
sekitar -1,645 (tanda ‘-‘ menyesuaikan dengan z output).
Maka berdasarkan data tersebut dapat ditarik kesimpulan:
z hitung > z tabel = -3.431 > -1,645, maka H0 ditolak
Dengan Menggunakan Angka Signifkansi
a. Jika angka signifikansi > 0,05 maka H0 diterima.
b. Jika angka signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak atau H1 diterima.
Hasil yang didapat dari tabel menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig.
(2-tailed)/asymptotic significance untuk uji dua sisi adalah 0,001. Oleh karena
kasus ini adalah uji satu sisi, maka nilai Sig. menjadi 0,001/2 = 0,0005. Di sini
menandakan bahwa signifikansi di bawah 0,05 (0,0005 < 0,05) sehingga dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima.
Artinya berdasarkan uji t, uji z dan uji signifikansi maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa program dana qardul hasan melalui Program Dana Berkah
memang mempunyai efek yang nyata/berpengaruh terhadap perubahan kondisi
ekonomi mitra binaan BAZ Kota Bogor yang terletak pada Kampung
Sukamulya.
2. Analisa dampak program terhadap kehidupan sosial keagamaan
Selain memiliki dampak secara ekonomis yang sudah dipaparkan pada
bagian sebelumnya, program yang dijalankan juga memiliki dampak sosial
bagi para mitra binaaan. Hal ini terlihat pada grafik di bawah ini.
85
Grafik 4.12. partisipasi kegiatan ibadah di masjid
(Sumber: BAZ Kota Bogor, data diolah, 2011)
Hasil survey dari 30 responden, 15 orang atau 50% menyatakan setuju
bahwa adanya peningkatan partisipasi kegiatan ibadah di masjid. Dan 7 orang
atau 23% menyatakan tidak setuju karena banyaknya aktivitas responden
sehingga tidak dapat mengikuti partisipasi kegiatan ibadah di masjid, 8 orang
atau 27% menyatakan ragu-ragu.
Grafik 4.13. Peningkatan ukhuwah antar peserta
(Sumber: BAZ Kota Bogor, data diolah, 2011)
Dampak adanya Program Dana Berkah terhadap Peningkatan ukhuwah
antar peserta dinyatakan setuju sebanyak 20 orang atau 67% dan 10 orang
86
atau 33% menyatakan tidak setuju. Karena sebagian anggota binaan jarang
mengikuti pertemuan yang diadakan antar kelompok yang ada di Kampung
Sukamulya, hal ini berdampak tidak adanya komunikasi efektif antar peserta.
Grafik 4.14. Penyelesaian masalah sosial masyarakat
(Sumber: BAZ Kota Bogor, data diolah, 2011)
Dari grafik diatas dapat disimpulkan sebanyak 20 responden atau 67%
menyatakan setuju bahwa program dana berkah dapat berdampak
penyelesaian masalah sosial masyarakat, hal ini disebabkan adanya
komunikasi efektif antar anggota sehingga permasalahan setiap individu dapat
terselesaikan. Sebaliknya sebanyak 10 responden atau 33% menyatakan tidak
setuju, karena kurangnya komunikasi dalam menyelesaikan setiap
permasalahan antar anggota.
87
3. Analisis SWOT Dari Program Dana Berkah
Tabel 4.8. Analisis SWOT
1.Merupakan lembaga yang berada di bawah PemerintahanDaerah
2.Memiliki gedung milik sendiri sehingga tidak adapengeluaran biaya sewa
3. Proses pembiayaan dana mudah dan cepat
Strenghts (kekuatan)
4.Tidak terdapat denda keterlambatan membayar angsurandana berkah
1.Belum memiliki sistem administrasi dan SDM yangmemfasilitasi data
2. SDM keuangan belum sesuai dengan bidangnya
3. Ketersediaan dana yang tidak stabil / fluktuatif
Weakness (kelemahan)
4. Kurang optimalnya pembinaan pendampingan danpemantauan terhadap pinjaman dana Qardul Hasan
1 Menghindarkan masyarakat dari rentenir
2. Model pembiayaannya cukup diminati oleh masyarakat
3.Memungkinkan kerjasama dengan lembaga atau badanusaha untuk mengelola dana CSR (Corporate SosialResponsibility)
4. Menumbuhkan Peluang wirausahaOpportunity (peluang)
5. Tempat yang strategis
1.Image lembaga Zakat adalah lembaga yang memberikanbantuan/charity sehingga ada beberapa mustahik yangmendapat kucuran dana berkah tidak mengembalikan
2.Keterbatasan dana yang tersedia akan berakibatberalihnya kembali para mustahik kepada rentenir
3.Faktor situasi yang tidak menguntungkan (Bangkrut,kematian dan bencana) dapat menyebabkan pengembalinyang tersendat
Threats (tantangan)
4. Semakin banyaknya Lembaga zakat lain yang berdiri.
88
4. Analisis Matriks SWOT Kearns
Setelah memaparkan faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan
eksternal (peluang dan tantangan) dari program dana berkah BAZ Kota Bogor,
penulis mencoba mempertemukan faktor-faktor internal dan eksternal tersebut ke
dalam matriks SWOT Kearns untuk mendapatkan solusi strategis dalam rangka
pengembangan Program Dana Berkah BAZ Kota Bogor.
Tabel 4.9. Matriks SWOT Kearns
Eksternal
InternalOPPORTUNITY THREATS
STRENGTHS
Comparative Advantage:Mengembangkan potensi danjaringan program danaberkah dengan bekerjasamamelalui industri usaha dalamupaya menjual hasilproduksi anggota binaan.
Mobilization:Menciptakanlapangan pekerjaaandengan mempunyailahan pengelolaanusaha yang dapatdikembangkan olehseluruh anggotabinaan.
WEAKNESS
Divestment/Investment:Penambahan SDM dan saranadalam mengembangkanprogram-program BAZ KotaBogor.
Damage Control:Penguatan manajemenrisiko dalamrangka antisipasikredit macet.
89
Penjelasan:
1. Sel A: Comparative Advantage
Pada sel ini, solusi strategis yang penulis coba paparkan yaitu
mengembangkan potensi dan jaringan program dana berkah dengan bekerjasama
melalui industri usaha dalam upaya menjual hasil produksi anggota binaan. Misalnya
dengan bekerja sama dengan pengusaha catering, toko-toko makanan ringan dll,
dengan sistem bagi hasil dan menghasilkan produk yang inovatif. Sehingga dapat
meningkatkan omset penjualan dan taraf hidup anggota binaan.
2. Sel B: Mobilization
Pada sel ini, solusi strategis yang penulis coba paparkan yaitu menciptakan
lapangan pekerjaaan dengan mempunyai lahan pengelolaan usaha yang dapat
dikembangkan oleh seluruh anggota binaan. Bentuk penciptaan lapangan pekerjaan
tersebut adalah mempunyai lahan petanian atau usaha baik di bidang perdagangan
maupun jasa dengan menjadikan anggota binaan sebagai karyawannya. Sehingga
dapat mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran.
3. Sel C: Divestment/Investment
Pada sel ini, solusi strategis yang penulis coba paparkan yaitu penambahan
SDM dan sarana dalam mengembangkan program-program BAZ Kota Bogor. Untuk
mendukung suksesnya pengembangan program BAZ Kota Bogor diantaranya
program dana berkah, sebaiknya BAZ mengadakan sosialisasi ke masyarakat untuk
penambahan tim kerja dalam bidang penguatan pengawasan,pembinaan, pendataan
90
dan admisitrasi. Selain itu, diperlukan penambahan jumlah kendaraan dinas sebagai
operasional tim kerja dalam mensukseskan program-program tersebut. Sehingga
masyarakat maupun anggota binaan dengan mudah mengakses informasi maupun
memahami tata cara pengembangan usahanya.
4. Sel D: Damage Control
Pada sel ini, solusi strategis yang penulis coba paparkan yaitu penguatan
manajemen risiko dalam rangka antisipasi kredit macet. Dengan tingginya kebutuhan
hidup yang begitu tinggi seperti sekarang, tidak menutup kemungkinan bahwa
pemberian dana pembiayaan usaha yang diajukan masyarakat pada BAZ Kota Bogor
bukan digunakan untuk memulai suatu usaha, melainkan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Untuk itu BAZ perlu melakukan langkah-langkah antisipatif seperti
memberikan solusi kepada anggota yang mempunyai masalah kredit macet agar dapat
mendapatkan penghasilan serta dapat menunaikan kewajiban membayar angsuran
dana berkah. Misalnya dengan bekerja sama dengan Industri atau pengusaha
kemudian menyalurkan anggota kredit macet untuk menjadi tenaga kerja di
perusahaan tersebut yang sebelumnya anggota binaan mendapatkan pelatihan dan
pembinaan khusus dari BAZ. Sehingga dapat menekan angka kemiskinan dan
kebodohan yang disebabkan peminjaman dana kepada rentenir.
91
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian, baik dengan melakukan wawancara
mendalam kepada pihak BAZ Kota Bogor dan mitra binaan yang ada pada
Kampung Sukamulya serta Koodinator Program Dana Berkah, kemudian penulis
melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian dan kondisi ekonomi
mitra binaan yang ada pada Kampung Sukamulya, penulis menyimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Penghimpunan dan Pengelolaan BAZ Kota Bogor
a. Pola penghimpunan dan pengelolaan BAZ Kota Bogor memiliki kerjasama
dengan beberapa lembaga antara lain:
1) Muzakki Perorangan
2) Instansi Pemerintah
3) BNI Syariah
4) Bank Jabar Banten
5) PT POS Indonesia Cabang Bogor
6) Radio Lesmana
92
b. Penyaluran Dana Qardul Hasan pada BAZ Kota Bogor
Pada penyaluran dan pendayagunaan dana Qardul Hasan BAZ Kota Bogor
memiliki 2 (dua) pola :
1) Permohonan Langsung Pembiyaan Usaha
Mustahik dapat mengajukan permohonan secara langsung kepada BAZ
Kota Bogor dalam memohon bantuan pembiyaan usaha.
2) Sosialisasi Langsung Ke Masyarakat
BAZ Kota Bogor mensosialisasikan program Dana Berkah dengan
terjun langsung ke masyarakat kalangan bawah serta membuka
langsung pendaftaran bagi masyarakat yang mau mengikuti
2. Pemanfaatan Pengelolaan Dan Pendayagunaan Pada BAZ Kota Bogor
Pada model pengelolaan dan pendayagunaan dana Qardul Hasan pada
BAZ Kota Bogor ada 2 (dua) kategori, yaitu :
a. Kelompok
Pada kategori kelompok ini BAZ Kota Bogor menerapkan sistem
Grameen Bank pada setiap mustahik yang mengajukan dana untuk
berwirausaha dan membutuhkan modal harus memiliki kelompok yang
beranggotakan 10 (sepuluh) orang dengan menetapkan 1 (satu) orang
sebagai penanggung jawab (ketua) kelompok. Diharapkan dengan
93
menerapkan sistem Grameen Bank ini masyarakat mampu berkerja
sama dan mempererat tali silaturahim antara anggota kelompok.
b. Perorangan
Pada kategrori perorangan ini BAZ Kota Bogor memberikan modal
kepada masyarakat secara perorangan (sendiri) dengan akad yang di
setujui oleh kedua belah pihak.
3. Hasil pengelolaan dan pendayagunaan Dana Qardhul Hasan BAZ Kota Bogor
dalam upaya peningkatan taraf hidup masyarakat Kampung Sukamulya dapat
dikatakan sudah berpengaruh/berdampak. Hal ini dapat dilihat berdasarkan
besarnya jumlah pendapatan sebelum dan sesudah adanya program berkah.
Berdasarkan hasil uji statistik Wilcoxon, program dana berkah mempunyai
dampak positif pada peningkatan kondisi ekonomi mitra binaan. Dilihat dari
perubahan melalui uji statistik menunjukkan tingkat signifikansi lebih kecil
dari α 5% yaitu 4. Selain berdampak pada kondisi ekonomi, program dana
berkah juga membawa dampak positif secara sosial baik dalam partisipasi
kegiatan ibadah di masjid, peningkatan ukhuwah antar anggota binaan
maupun penyelesaian masalah sosial masyarakat. Kelebihan dan kekurangan
program terangkum dalam kerangka analisis SWOT dimana dari sisi
kekuatan/strengths yaitu: merupakan lembaga yang berada di bawah
pemerintahan daerah; memiliki gedung sendiri; proses pembiayaan mudah
dan cepat; dan tidak terdapat denda keterlambatan membayar angsuran dana
berkah. Dari sisi kelemahan/weakness yaitu: belum memiliki sistem
94
administrasi dan SDM yang memfasilitasi data; SDM keuangan belum sesuai
dengan bidangnya; ketersediaan dana yang tidak stabil/fluktuatif; dan kurang
optimalnya pembinaan pendampingan dan pemantauan terhadap pinjaman
dana qardul hasan. Dari sisi peluang/opportunity yaitu: menghindarkan
masyarakat dari rentenir; model pembiayaannya cukup diminati oleh
masyarakat; memungkinkan kerjasama dengan lembaga atau badan usaha
untuk mengelola dana CSR (Corporate Sosial Responsibility); Menumbuhkan
Peluang wirausaha; dan tempat yang strategis. Dari sisi tantangan/threats
yaitu: image lembaga Zakat adalah lembaga yang memberikan
bantuan/charity sehingga ada beberapa mustahiq yang mendapat kucuran dana
berkah tidak mengembalikan; keterbatasan dana yang tersedia akan berakibat
beralihnya kembali para mustahik kepada rentenir; faktor situasi yang tidak
menguntungkan (Bangkrut, kematian dan bencana) dapat menyebabkan
pengembalin yang tersendat; dan semakin banyaknya lembaga zakat lain yang
berdiri. Adapun solusi strategis yang didapat dari hasil analisis SWOT
tersebut disajikan dalam bentuk matriks Kearns dengan 4 kategori sel. Pada
sel A: Comparative Advantage, solusi yang coba ditawarkan yaitu
mengembangkan potensi dan jaringan program dana berkah dengan
bekerjasama melalui industri usaha dalam upaya menjual hasil produksi
anggota binaan. Pada sel B: Mobilization, solusi yang coba ditawarkan yaitu
menciptakan lapangan pekerjaaan dengan mempunyai lahan pengelolaan
usaha yang dapat dikembangkan oleh seluruh anggota binaan. Pada sel C:
95
Divestment/Investment, solusi yang coba ditawarkan yaitu penambahan SDM
dan sarana dalam mengembangkan program-program BAZ Kota Bogor. Pada
sel D: Damage Control, solusi yang coba ditawarkan yaitu penguatan
manajemen risiko dalam rangka antisipasi kredit macet.
B. Saran
Berdasarkan temuan dan kesimpulan yang telah penulis paparkan, kiranya
penulis dapat menyampaikan saran atas pelaksanaan program pengelolaan dana
qardul hasan melaui program dana berkah, sebagai perbaikan ke depannya, yaitu:
1. Sebaiknya pihak BAZ Kota Bogor lebih banyak melakukan pengawasan dan
pendampingan terhadap mitra binaannya baik dari segi pengelolaan usaha
maupun dari segi mental spiritual pada mitra binaan. BAZ Kota Bogor juga
sebaiknya tidak menetapkan besaran infak dan tabungan di awal akad
pemberian dana qardul hasan karena pada dasarnya hal itu tidak
diperkenankan dalam Islam. Pada kenyataannya pun dana yang diberikan
BAZ Kota Bogor kurang produktif karena jumlahnya masih terlalu kecil.
Akan tetapi penulis menyarankan untuk tidak menetapkan tabungan dan infak
pada awal akad, dikarenakan jika tabungan dan infak ditetapkan di awal
takutnya mengurangi kesyariahan sebuah akad qardul hasan. Karena tujuan
akad qardul hasan ini tidak bertujuan untuk memperoleh keuntungan (tijarah).
Sebagai bahan pertimbangan, penulis mengajukan pertimbangan plafond
antara lain :
96
Tabel 5.1 Pertimbangan Plafon
Plafon Nominal Jangka Waktu Angsuran/ Minggu
1 Rp. 500.000,- 50 minggu Rp. 10.000,00
2 Rp. 700.000,- 50 minggu Rp. 14.000,00
3 Rp. 1.000.000,- 50 Minggu Rp. 20.000,00
2. Agar program menjadi lebih berkembang ke depan, sebaiknya pola pemberdayaan
masyarakat dilakukan dengan mendayagunakan lahan yang dimiliki oleh BAZ
Kota Bogor sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat. Adapun metode
pemberdayaannya yaitu dengan cara mempekerjakan para mustahik dengan
menggunakan lahan yang ada. Selain itu memberikan wewenang kepada mustahik
untuk mengelola lahan dan memasarkan hasil produksi dari lahan tersebut.
Kemudian BAZ Kota Bogor bertugas memantau, mendampingi, membina dan
memberikan pelatihan kepada mustahik.
3. Untuk mempermudah kerja BAZ Kota Bogor dalam membina mitranya, BAZ
Kota Bogor harus memiliki relasi dengan industri-industri dan pengusaha kecil
agar mudah memasarkan produk dari mitraannya. Sehingga para mitra binaan
tidak perlu khawatir dalam memasarkan produknya.
97
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran Al-Karim dan Terjemahannya Departemen Agama Republik Indonesia.
Amalia, Euis, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam: Penguatan Peran LKMdan UKM di Indonesia. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2009.
Antonio, Syafi’i. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Cet. I. Jakarta: Gema Insani,2001.
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: Grafindo Persada, 2008.
Bariadi, Lili dkk, Zakat dan Wirausaha. Jakarta: CED, 2005.
Baz Kota Bogor “Sejarah Baz Kota Bogor”http://bazkotabogor.or.id/index.php/baz/sejarahbaz artikel di akses padatanggal 01 juli 2011
Hafiduddin, Didin. Problematika Kontemporer Arkulasi Proses Sosial PolitikBangsa. Cet. I. Jakarta: Forum Zakat, 2003.
Ismail, Hasan. “Hakekat Pemberdayaan”, artikel diakses pada tanggal 1 Juli 2011 darihttp://hasanismailr.blogspot.com/2009/10/hakekat-pemberdayaan.html
Husein Umar. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2004.
Perwataatmadja, Karnaen A. dan Tanjung, Hendri. Bank Syariah: Teori, Praktik danPeranannya. Jakarta: PT. Senayan Abadi, 2007.
Kitab Al- Ahkam; Ibnu hibban dan Baihaqi
Lathif, AH. Azharudin. Fiqh Muamalat. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005.
Muhammad. Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah. cet IV. Yogyakarta:UII Press, 2005. h. 41
Zen, Muhammad. 24 Hours of Contemporary Zakat Tanya Jawab SeputarKeseharian Zakat. Cet I. Jakarta: IMZ, 2010.
98
Nor, HM. Dumari, dkk. Ekonomi Syariah Versi Salaf. Cet. II. Jawa Timur: PustakaSidogiri, 2008.
Qardhawi, Yusuf. Spektrum Zakat dalam Membangun Ekonomi Kerakyatan. Cet. I.Jakarta: Zikrul Hakim, 2006.
Rochaety, Ety dkk. Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS. Jakarta:Mitra Wacana Media, 2007.
Sholihin, Ahmad Ifham, Buku Pintar Ekonomi Syariah. Jakarta: PT. GramediaPustaka Umum, 2010.
Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi.Jakarta: EKONISIA, 2004.
Sudewo, Eri. Manajemen Zakat: Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan 4 Prinsip Dasar.Ciputat: IMZ, 2004.
Suharto, Edi. CSR&COMDEV Investasi Kreatif Perusahaan di Era Globalisasi.Bandung: ALFABETA, 2010.
Tim Penulis Fakultas Syariah Dan Hukum. Pedoman Penulisan Skripsi. Ciputat: FSHUIN Jakarta, 2007.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1999 Tentang PengelolaanZakat
99
100
Pedoman Wawancara
Dana Qadhul Hasan (Dana Berkah) Pada Baz Kota Bogor
A. Informasi Individual
No Pertanyaan JawabanC.Nama
D.Jenis kelamin 1. Laki-laki2. Perempuan
E.UmurF.Alamat
G.StatusPernikahan
1. Belum pernah menikah2. Menikah3. Cerai (janda/duda)
H.Jenis Usaha 1. Perdagangan2. Jasa3. Pertanian4. Peternakan
B. Ekonomi
No Pertanyaan JawabanD.Sudah berapa lama usaha ini anda tekuni A. 0-1 tahun
B. 1-2 tahunC. 2-3 tahunD. Lebih dari 3 tahun
E.Pandangan anda terhadap Baz KotaBogor
A. BaikB. Sangat BaikC. Kurang BaikD. Buruk
F.Pandangan anda terhadap program DanaBerkah
A. BaikB. Sangat BaikC. Kurang BaikD. Buruk
101
G.Prosedur pembiayaan Dana Berkah padaBaz Kota Bogor
A. MudahB. Sangat mudahC. SulitD. Sangat sulit
H.Dana yang pertama kali anda ajukanpada Baz Kota Bogor dipergunakanuntuk apa
A. Penambahan ModalB. Pembelian alat produksiC. Penambahan tenaga kerjaD. Keperluan konsumtif yang
tidak ada hubungannyadengan kegiatan usaha
E. lainnyaI.Manfaat apa saja yang anda dapatkan
dari program Dana Berkah iniA. Penambahan ModalB. Pembelian alat produksiC. Penambahan tenaga kerjaD. Kecukupan konsumtif
KeluargaE. Lainnya
J.Bagaimana kondisi usaha anda sebelumadanya mengikuti Dana Berkah
A. BaikB. Sangat BaikC. Kurang BaikD. Buruk
K.Terjadi perkembangan pada usahasetelah adanya program ini
A. SetujuB. Sangat setujuC. Tidak setujuD. Ragu-ragu
L.Berapa penghasilan usaha anda perbulandari usaha yang anda tekuni sebelummengikuti program Dana Berkah
A. < Rp.250.000B. Rp.250.000-Rp.500.000C. Rp.500.000-Rp.1.000.000D. >Rp.1.000.000
M.Berapa penghasilan usaha anda perbulandari usaha yang anda tekuni sesudahmengikuti program Dana Berkah
A. < Rp.250.000B. Rp.250.000-Rp.500.000C. Rp.500.000-Rp.1.000.000D. >Rp.1.000.000
N.Terjadi peningkatan pendapatansebelum dan sesudah mengikutiprogram Dana Berkah
A. SetujuB. Sangat setujuC. Tidak setujuD. Ragu-ragu
102
O.Jika perubahan pendapatan sebesarberpa perubahannya
A. Kurang dari dua kali lipatB. Dua kali lipatC. Lebih dari dua kali lipatD. Tidak ada
P.Jumlah tenaga kerja yang terlibatsebelum mengikuti program DanaBerkah
A. <5B. 5-10C. >10D. Tidak ada
Q.jumlah tenaga kerja yang terlibat setelahmengikuti program Dana Berkah
A. <5B. 5-10C. >10D. Tidak ada
R.Nilai asset yang dimiliki dalam kegiatanusaha sebelum mengikuti program DanaBerkah
A. < Rp.250.000B. Rp.250.000-Rp.500.000C. Rp.500.000D. Tidak ada
S.Nilai asset yang dimiliki dalam kegiatanusaha setelah mengikuti program DanaBerkah
A. < Rp.250.000B. Rp.250.000-Rp.500.000C. Rp.500.000D. Tidak ada
T.Kendal/ masalah anda saat ini padausaha anda
A. PemasaranB. Bahan bakuC. PermodalanD. Tidak tahu
103
C. Social
No Pertanyaan JawabanDengan adanya program ini terjadipeningkatan kualitas hubungan(ukhuwah) antar kelompok masyarakat
A. SetujuB. Sangat setujuC. Tidak setujuD. Ragu-ragu
Dengan adanya program ini terjadipeningkatan kualitas partisipasi dalamkegiatan ibadah di masjid
A. SetujuB. Sangat setujuC. Tidak setujuD. Ragu-ragu
Dengan adanya program ini terjadipeningkatan kualitas masyarakat dalampenyelesaian social yang terjadi dilingkungan
A. SetujuB. Sangat setujuA. Tidak setujuB. Ragu-ragu
104
105
106
107
108
109