pengaruh warm bath dengan aromaterapi
TRANSCRIPT
PENGARUH WARM BATH DENGAN AROMATERAPI
SANDALWOOD TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS
TIDUR PADA LANJUT USIA
NASKAH PUBLIKASI
DISUSUN UNTUK MEMENUHI PERSYATAN DALAM
MENDAPATKAN GELAR SARJANA FISIOTERAPI
Disusun oleh:
WIDIARTI
J120110088
PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
PENGESAHAN NASKAH PUBLIKASI
Naskah Publikasi Ilmiah dengan Judul Pengaruh Warm bath dengan Aromaterapi
Sandalwood terhadap Peningkatan Kualitas Tidur pada Lanjut Usia
Naskah Publikasi Ilmiah ini Telah Disetujui oleh Pembimbing Skripsi untuk di
Publikasikan di Universitas Muhammadiyah Surakarta
Diajukan Oleh :
WIDIARTI
J120110088
Pembimbing I
Umi Budi Rahayu, S.Fis, M.Kes.
Pembimbing II
Totok Budi Santoso, S.Fis, MPH.
PENGARUH WARM BATH DENGAN AROMATERAPI SANDALWOOD
TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA LANJUT USIA.
Widiarti J120110088
Prodi S1 Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Pabelan Tromol I Pos Kartasura Telp. (0271) 717417 Surakarta 57102
ABSTRAK
Latar Belakang: Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidurnya,
sehingga tidak memperlihatkan perasaan lelah, gelisah, lesu, apatis, kehitaman di
sekitar kelopak mata, konjungtiva merah, mata perih, perhatian terpecah-pecah,
pusing dan sering menguap atau mengantuk. Lansia mengalami penurunan di
berbagai sistem tubuh, diantaranya berdampak pada tidur. Gangguan tidur dapat
mempengaruhi kualitas hidupnya. Terapi mansi air hangat dengan aromaterapi
sandalwood dapat memperbaiki mikrosirkulasi pembuluh darah dan vasodilatasi
sehingga meningkatkan kualitas tidur.
Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh warm
bath dengan aromaterapi sandalwood dalam peningkatan kualitas tidur pada lanjut
usia.
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan Quasi Eksperiment dengan desain
penelitian Design Pre and Post test control Group Design. Populasi 66 lansia
gangguan tidur berusia di atas 60-90 tahun, sampel 15 responden. Pengambilan
sampel menggunakan purposive sampling, uji pengaruh Paired sample T test dan
analisa data dengan uji statistik Shampiro wilk test dengan tingkat kemaknaan α =
0,05. Skor kualitas tidur diukur dengan Pittsburgh Sleep Quality Index.
Hasil Penelitian: menunjukkan bahwa warm bath aromaterapi dengan
sandalwood efektif digunakan untuk meningkatkan kualitas tidur pada lansia yang
mengalami gangguan tidur.
Kesimpulan: Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan ada pengaruh warm bath
dengan aromaterapi sandalwood terhadap peningkatan kualitas tidur lanjut usia.
Semoga penelitian ini dapat berlanjut dan dapat berguna bagi peneliti, tenaga
medis ataupun masyarakat umum.
Kata Kunci: Kualitas tidur , Warm bath, Sandalwood dan Lansia
ABSTRAC
Background: Quality sleep is someone to his satisfaction, so it does not show
feelings of fatigue, anxiety, lethargy, apathy, blackish around the eyelids, red
conjunctiva, eye irritation, fragmented attention, dizziness and frequent yawning
or sleepy. Elderly has decreased in many body system, including the impact on
sleep disorders. Sleep disoeders can affaect the quality of life. Therapeutic feet
soak in warm bath ini the blood vessels and improve microcirculation
vasodilatation theraby increasing the quality of sleep.
Objective: This study aimed to determine the effect of a warm bath with
aromatherapy sandalwood in improving sleep quality in elderly.
Methods: This study is a quasi experiment research design Design Pre and Post
test control group design. Population 66 elderly sleep disturbance over 60-90
years old, a sample of 15 respondents. Sampling using purposive sampling,
testing the effect of Paired sample t-test and analysis of data with statistical tests
uji Shampiro wilk test with significance level α = 0.05. Sleep quality scores
measured by the Pittsburgh Sleep Quality Index
Results: indicates that the warm bath with aromatherapy sandalwood effectively
used to improve sleep quality in older adults who experience sleep disturbances
Conclusion: With these results we can conclude there is the influence of the warm
bath with aromatherapy sandalwood to improving the quality of sleep of elderly.
Hopefully this research can continue and can be useful for researchers, medical
personnel or the general public.
Keywords: Quality of sleep, Warm bath, Sandalwood and Elderly
1
PENDAHULUAN
Lansia mengalami penurunan di berbagai sistem tubuh yang meliputi
beberapa aspek baik biologis, fisiologis, psikososial, maupun spiritual yang
merupakan suatu fenomena yang kompleks, salah satu perubahan fisiologis adalah
kebutuhan tidur (Bandiyah, 2009). Gangguan tidur menyerang 50 % orang yang
berusia 65 tahun ke atas atau lebih yang tinggal dirumah dan 66 % yang tinggal di
fasilitas perawatan jangka panjang (Mickey, 2006). Pada lansia melaporkan
menggunakan waktu di tempat tidur yang lebih lama tetapi tidak tertidur, sering
bangun malam hari dan sulit memulai tidur kembali, berkurangnya waktu malam,
semakin panjangnya waktu yang diperlukan untuk jatuh tidur (sleep latency) dan
tidur sekejab (naps) yang singkat pada malam hari (Abrams, 1997).
Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pada lansia yaitu
penyakit yang menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan seperti stroke, penyakit
jantung, penyakit paru, diabetes, artritis dan hipertensi sehingga kualitas tidur
berkurang (Tamher dan Noorkasini, 2009). Kecemasan, faktor lingkungan serta
kebiasaan mengkonsumsi kofein atau alkohol juga mempengaruhi kualitas tidur
pada lansia (Potter, 2005).
Penatalaksanaan yang sering dilakukan untuk mengurangi gangguan tidur
umumnya memakai obat tidur. Namun pemakaian yang berlebihan membawa efek
samping kecanduan, bila overdosis bisa membahayakan pemakainya (Amirta,
2007). Lansia yang mengalami gangguan tidur bisa ditangani dengan non
farmakologik. Salah satunya yaitu hidroterapi dengan warm bath (mandi air
hangat) di sore hari (Ramaiah, 2009). Warm bath mempunyai efek terapeutik
2
yang bermanfaat membuat tubuh lebih rileks, menyingkirkan pegal-pegal dan rasa
kaku pada otot serta membuat tidur menjadi lebih nyenyak (Ramaiah, 2009).
Respon rileksasi adalah kebalikan respon alarm yang mengembalikan
tubuh dalam keadaan seimbang. Mempunyai efek yang memberikan
penyembuhan yang memberikan kesempatan untuk beristirahat dari lingkungan
stress eksternal dan internal dari pikiran. Respon rileksasi mengembalikan proses
fisik dan emosi (Primadiati, 2002).
Tehnik rileksasi salah satunya menggunakan aromaterapi sandalwood
yang memiliki efek mengurangi rasa cemas, ketegangan, ketakutan dan gangguan
tidur (Primadiati, 2002). Warm bath dengan menambahkan 3-5 tetes aromaterapi
sandalwood (cendana) kedalam air hangat yang di gunakan untuk mandi bisa
mengurangi gangguan tidur pada lansia, karena cara ini akan membuai perasaan,
membuat rileks, mengurangi pegal-pegal dan nyeri. Menurut Balchin (2009)
mandi air hangat yang wangi juga memberikan efek yang merangsang yang
mengembalikan energi dan rileks. Uap harum pada aromaterapi yang menguap
pada air panas juga terhirup yang menambah rileks pada tubuh (Primadiati, 2002).
Reid Campion (1998) warm bath dengan suhu tubuh 36ºC - 37ºC
menyebabkan efek sedatif, pelebaran pembuluh darah, serta meningkatkan
sirkulasi darah dan oksigenisasi jaringan sehingga menyebabkan efek sopartik
(efek ingin tidur). Karena efek sopartik ini pada lansia yang mengalami gangguan
tidur ini di harapkan dengan warm bath yang di tambah dengan aromaterapi
sandalwood dapat meningkatkan kualitas tidur pada lansia.
3
TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh warm bath dengan
aromaterapi sandalwood terhadap peningkatan kualitas tidur pada lansia.
LANDASAN TEORI
Lanjut Usia (lansia) adalah tahap lanjut dari proses kehidupan antara usia
60-90 tahun keatas yang ditandai dengan penurunan kemampuan akal, fisik, dan
penurunan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan (Efendi dan
Makhfudli, 2009). World Health Organization (WHO) menggolongkan batasan
usia lanjut menjadi 4 golongan, yaitu usia pertengahan (middle age) yaitu usia
antara 45-59 tahun, lanjut usia (elderly) yaitu usia antara 60-75 tahun, lanjut usia
tua (old) yaitu usia antara 76-90 tahun, dan usia sangat tua (very old) yaitu usia
diatas 90 tahun.
Menurut Hidayat (2006) kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap
tidurnya, sehingga tidak memperlihatkan perasaan lelah, gelisah, lesu, apatis,
kehitaman di sekitar kelopak mata, konjungtiva merah, mata perih, perhatian
terpecah-pecah, pusing dan sering menguap atau mengantuk.
Warm bath adalah mandi dengan membersihkan tubuh menggunakan air
hangat dengan cara menyiramkan air ke seluruh tubuh. Mandi dengan
menggunakan air hangat yang di tetesi aromaterapi akan menambah efektivitas
pengobatan. Mandi secara teratur dengan minyak essensial dapat menghilangkan
stress, cemas dan mengurangi nyeri otot (Primadiati, 2002). Suhu warm bath
aromaterapi pada penelitian ini menggunakan aspek termal (temperatur) dengan
suhu tubuh 36ºC - 37ºC karena mempunyai efek sedatif yang akan menimbulkan
4
rasa mengantuk, mengurangi rasa sakit, kram dan kejang (Reid, 1998).
Penyesuaian temperatur air untuk terapi secara klinis terbukti bermanfaat untuk
sirkualasi darah dan jantung, tekanan darah, pernapasan kulit, metabolisme tubuh,
otot dan sistem saraf serta kondisi psikologis (Reid,1998). Hal ini terjadi karena
adanya pengaruh pada saraf sensorik dan motorik. Saraf sensorik meneruskan ke
impuls dari otak atau sumsum tulang belakang ke otot atau berbagai jaringan
dalam tubuh (Ramaiah, 2009).
Aromaterapi sandalwood berwarna kuning pucat sampai kuning dan agak
pekat. Aromanya harum yang sangat khas kuat dan tahan lama, sering ditafsirkan
sebagai aroma ketimuran. Bermanfaat mengatasi rasa cemas, tegang dan
ketakutan. Sandalwood juga mempunyai efek penenang (rileks) dan dapat
mengatasi masalah gangguan tidur ( Harry, 2002).
METODE
Penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 4 Februari – 3 Maret 2015 di
Posyandu Lansia Abadi 5 Nilasasri Sukoharjo dengan 15 responden sesuai
dengan kriteria penelitian. Jenis Penelitian ini menggunakan jenis eksperimen
dengan pendekatan Quasi Experiment dan menggunakan Design Pre and Post test
with control Group Design. Dalam Penelitian ini peneliti menggunakan data
primer yaitu melakuakn pengukuran kualitas tidur menggunakan PSQI
(Piitsburgh Sleep Quality Index). Hasil pengukuran sebelum dan sesudah
intervensi dicatat sebagai data yang akan di uji dengana uji normalitas data dan uji
statistik.
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden menurut Umur dan Jenis Kelamin
Karakteristik responden berdasarkan umur dan jenis kelamin
merupakan salah satu karakteristik dalam penelitian ini. Pada penelitian
yang telah dilakukan di Posyandu Lansia Abadi 5 Nilasari Sukoharjo
ditemukan usia lansia elderly (60-74) empat kali lipat dari usia old (75-
89). Hasil tersebut sesuai dengan pernyataan WHO (2011), dimana di
seluruh dunia terjadi peningkatan populasi lansia usia 60 tahun ke atas
mulai tahun 2010.
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin
Konsep WHO Umur
Perlakuan Kontrol
Wanita Pria Wanita Pria
F % F % F % F %
Elderly 60 – 74 4 26,67 3 20,00 2 13,33 3 20,00
Old 75 – 89 0 0,00 0 0,00 1 6,67 2 13,33
Jumlah F 4 26,67 3 20,00 3 20,00 5 33,33
Presentase 46,67 % 53,33%
B. Hasil Pengukuran Kualitas Tidur pada Lansia dengan PSQI pada
Kelompok Perlakuan dan Kontrol
Hasil pengukuran kualitas tidur pada lansia dengan PSQI pada
kelompok perlakuan dan kontrol yang dilakukan pre dan post selama 4
minggu, mulai dari tanggal penelitian 4 Februari sampai 3 Maret 2015.
Berdasarkan hasil pegukuran kualitas tidur didapatkan hasil skor PSQI
yang tinggi terdapat pada responden wanita seperti yang telah
dikemukakan oleh Versayanti (2008) bahwa wanita kerap mengalami
tekanan psikologis dan medis yang lebih besar dari pada pria. Kesulitan
6
untuk memulai tidur lebih sering di jumpai pada wanita. Dalam penelitian
ini responden perempuan mengeluh bermasalah dengan kehidupannya,
sehingga gangguan tidur yang diderita berhubungan erat dengan stress
yang dialami.
Tabel 4.2 Hasil Frekuensi Kualitas Tidur Kelompok Perlakuan dan
Kelompok Kontrol
Berdasarkan tabel di atas, memperlihatkan bahwa pada kedua
kelompok perlakuan dan kontrol peningkatan kualitas tidur pada wanita
lebih tinggi dari pada kualitas tidur pada pria. Pada kelompok perlakuan
mengalami peningkatan kualitas tidur dilihat dari jumlah peningkatan
kualitas tidur pada post perlakuan. Sedangkan pada kelompok kontrol
tidak mengalami peningkatan kualitas tidur atau perubahan yang
signifikan dilihat dari jumlah peningkatan kualitas tidur yang tidak
berubah pada post perlakuan.
C. Hasil Uji Analisa Data
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data yang digunakan adalah uji Shapiro wilk
bertujuan untuk menguji kenormalan data dengan interpretasi apabila
Jenis
Kelamin
Perlakuan Kontrol
Buruk Cukup Baik Buruk Cukup Baik
Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post
Pria 0 0 3 3 0 0 1 1 4 4 0 0
Wanita 1 0 3 4 0 0 0 0 3 3 0 0
Jumlah 1 0 6 7 0 0 1 1 7 7 0 0
7
nilai p > 0,05 maka data disimpulkan berdistribusi normal atau
sebaliknya.
Tabel 4.3 Uji Normalitas Shapiro wilk
Perlakuan Kontrol
Pre Post Pre Post
Nilai Z 0,984 0,851 0,906 0,939
Sig. 0,976 0,126 0,324 0,603
Kriteria > 0,05 > 0,05 > 0,05 > 0,05
Keterangan
Data
Normal
Data
Normal
Data
Normal
Data
Normal
2. Uji Pengaruh Warm bath dengan aromaterapi sandalwood
Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur pada Lanjut Usia
Uji pengaruh yang digunakan adalah Paired sampel T test
karena data berdistribusi normal.
Tabel 4.4 Hasil Uji Pengaruh pada Kelompok Perlakuan dan
Kontrol
Variabel T p-value Kesimpulan
Peningkatan kualitas tidur pre dan post
kel. Perlakuan
4,804 0,003 Signifikan
Peningkatan kualitas tidur pre dan post
kel. Kontrol
-1,000 0,351 Tidak Signifikan
Berdasarkan tabel di atas, memperlihatkan bahwa peningkatan
kualitas tidur pre dan post pada kelompok perlakuan di peroleh p-value
0,003 dimana p < 0,05 maka H0 ditolak, sehingga ada pengaruh warm
bath dengan aromaterapi sandalwood terhadap peningkatan kualitas
tidur pada lansia. Sedangkan peningkatan kualitas tidur pre dan post
pada kelompok kontrol di peroleh p-value 0,351 dimana p > dari 0,05
maka H0 diterima, sehingga tidak ada hasil yang signifikan pada
8
kelompok yang tidak mengikuti warm bath dengan aromaterapi
sandalwood.
3. Uji Beda Pengaruh antara Kelompok Perlakuan Warm bath
dengan aromaterapi sandalwood dengan Kelompok Kontrol
Uji beda yang digunakan adalah Indepent T test karena data
berdistribusi normal.
Tabel 4.5 Hasil Uji Beda pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol
Variabel T p-value Kesimpulan
Selisih kualitas tidur kel perlakuan
dan kel. Kontrol
-2,322 0,037 Signifikan
Berdasarkan tabel di atas, memperlihatkan bahwa hasil uji beda
pengaruh antara selisih kelompok perlakuan dan selisih kelompok
kontrol diperoleh p-value 0,037, dimana p < 0,05, maka H0 ditolak,
sehingga didapatkan adanya beda pengaruh antara kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol.
4. Hasil Perhitungan Jumlah Rata-rata Peningkatan Kualitas Tidur
Berdasarkan perhitungan jumlah rata-rata peningkatan kualitas
tidur menunjukan terjadinya peningkatan kelompok perlakuan dan
tidak terjadi peningkatan pada kelompok kontrol.
Tabel 4.6 Hasil rata-rata Peningkatan Kualitas Tidur pada
Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol
Variabel Pre Post Selisih
Perlakuan 11,1429 8,7143 2,4286
Kontrol 10,25 10,375 -0,125
9
5. Perbedaan Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol
Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur pada Lansia.
Berikut ini grafik hasil dari penelitian pengaruh warm bath dengan
aromaterapi sandalwood terhadap peningkatan kaulitas tidur pada
lansia. Penelitian dilakukan selama 4 minggu mulai dari 4 Februari
sampai dengan 3 Maret 2015 di Posyandu Lansia Abadi 5 Nilasari
Sukoharjo.
Pada grafik di atas, terdapat perbedaan yang menonjol antara grafik
perlakuan dan grafik kontrol, terlihat dari grafik perlakuan, terdapat
peningkatan kualitas tidur yang signifikan terlihat pada post perlakuan
skor kualitas tidur yang menurun sedangkan pada grafik kontrol hanya
terdapat sedikit perubahan tetapi perubahan tersebut tidak dinyatakan
perubahan yang signifikan, terlihat pada garis post pada kontrol yang
sejajar.
11,1429
8,7143
10,25 10,375
0
2
4
6
8
10
12
minggu 1 minggu 4
Grafik 4.1 Peningkatan Kualitas Tidur pada Kelompok
Perlakuan dan Kelompok Kontrol
perlakuan
kontrol
10
KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa ada pengaruh warm bath
dengan aromaterapi sandalwood terhadap peningkatan kualitas tidur pada
lanjut usia.
b. Saran
Berdasarkan pelaksanan dan hasil penelitian yang telah dilakukan,
maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Responden
Disarankan bagi lansia yang mengalami kualitas pada tidurnya yang
buruk dengan melakukan warm bath denagan aromaterapi sandalwood
secara rutin.
2. Bagi peneliti selanjutnya
a. Disarankan mengontrol faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
tidur seperti sosial ekonomi dan aktifitas sehari-hari responden
untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam penelitian.
b. Untuk memperkuat hasil penelitian ini, disarankan dilakukan
penelitian lanjut dengan menambah jumalah sampel dan
menambah waktu penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Abrams B W. 1997. The merck manual of geriaric. Jakarta: Bina Sari Prima
Amirtha Y. 2007. Sehat murah dengan air. Jakarta: Keluarga Dokter.
Bandiyah S. 2009. Lanjut Usia dan Keperwatan Gerontik. Jakarta: Nuha Medika.
11
Harry A W. 2002. Aromaterapi unttuk Pengobatan dan Perawatan Pribadi.
Jakarta : Nirmala.
Mickecy S. 2006 . Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC.
Potter dan Perry. 2005. Buku ajar foundamental keperwatan konsep, proses dan
praktek. Jakarta: EGC.
Primadiati R. 2002. Aromaterapi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Ramaiah S. 2009. Healing Power of Water. Jakarta: Kharisma.
Reid C M. 1998. Hydrotherapy Principles and Practice. Heinemann : A divion of
Reed Education and Profesional Publishing Ltd.
Tamher S dan Noorkasini. 2009. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan
Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Versayanti S . 2008. Insomnia pada orang tua . Avanaibel from URL. Di akses
tanggal 6 Februari 2015. Di ambil dari http://www.webmd.com/
World Health Organization, 2007. WHO Global Report on Falls Prevention in
Older Age. Perancis: WHO.