pengaruh variasi menu, harga, jam kerja, dan lama...

135
PENGARUH VARIASI MENU, HARGA, JAM KERJA, DAN LAMA USAHA TERHADAP PENDAPATAN WARUNG TEGAL DI KECAMATAN CIPUTAT TIMUR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Disusun Oleh: Syifa Aliani Santoso NIM: 11150840000001 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2019 M

Upload: others

Post on 25-Dec-2019

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH VARIASI MENU, HARGA, JAM KERJA, DAN

LAMA USAHA TERHADAP PENDAPATAN WARUNG

TEGAL DI KECAMATAN CIPUTAT TIMUR

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun Oleh:

Syifa Aliani Santoso

NIM: 11150840000001

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2019 M

i

ii

iii

iv

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

Nama Lengkap : Syifa Aliani Santoso

Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 06 Agustus 1997

Alamat : Perumahan Bukit Indah Blok L1/1

Kel. Serua Kec. Ciputat

Tangerang Selatan 15414

Telepon : 082249286081

Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN FORMAL

1. SDN SERUA 6 Tahun 2003 – 2009

2. SMP WASKITO Tahun 2009 – 2012

3. SMAN 6 TANGERANG SELATAN Tahun 2012 – 2015

4. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015 – 2019

III. PENGALAMAN

1. Anggota Divisi Lembaga Semi Otonom (LSO) Riset dan

Keilmuwan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Periode 2015 -

2016

2. Peserta Kompetisi Esai Nasional “ National Economics Creative

Competition 2017” UIN Alaudin Makassar

3. Anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) 2017 – Sekarang

4. Anggota Divisi Perekonomian Dewan Eksekutif Mahasiswa

(DEMA) UIN Jakarta Periode 2018 - 2019

vi

ABSTRACT

THE EFFECT OF VARIATION MENU, PRICE, WORKING HOURS AND

THE LENGTH OF DOING BUSINESS TOWARDS INCOME OF WARTEG

IN EAST CIPUTAT DISTRICT

Warung Tegal (WARTEG) as one of the micro business has potensials to

increase income and absorb employment. Internal and external constraints, are still

experienced by many warteg so that they often experience instability in income.

There are several factors which are estimated to have an influence on income, and

then used as an independent variables. The purpose of this study was to analyze the

effect of independent variables: which is menu variation, price, working hours, the

length of doing business and dependent variabel that is the income of Warung Tegal

(WARTEG) in East Ciputat District. This research use a descriptive approach with

cross tabulation and Multiple Linier Regression analysis method.

Data collection technique are done by observation, interview, and

questionnaires. The respondens surveyed consisted of 60 people taken through

simple random sampling. Overall research results show that, 1) menu variation do

not significantly influence on business income, 2) price do not significantly

influence on business income, 3) working hours have a significant influence on

bussiness income, 4) the length of doing business significantly influence on business

income. Through this research, it is suggested that every warteg can consider

strategies in competing. So that it will be able to help warteg to developing their

business.

Keyword: Income, Menu Variation, Price, Working Hours, The Length of Doing

Business

vii

ABSTRAK

PENGARUH VARIASI MENU, HARGA, JAM KERJA, DAN LAMA

USAHA TERHADAP PENDAPATAN WARUNG TEGAL DI

KECAMATAN CIPUTAT TIMUR

Warung Tegal (WARTEG) sebagai salah satu usaha mikro mempunyai

potensi untuk meningkatkan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja. Kendala

secara internal maupun eksternal masih banyak dialami oleh warteg sehingga

seringkali mengalami ketidakstabilan dalam pendapatan. Terdapat beberapa faktor

yang diperkirakan memiliki pengaruh terhadap pendapatan, yang kemudian

dijadikan sebagai variabel independen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

menganalisis pengaruh antara variabel independent yaitu variasi menu, harga, jam

kerja dan lama usaha terhadap variabel dependen yaitu pendapatan warung tegal di

Kecamatan Ciputat Timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif

dengan tabulasi silang dan metode analisis regresi berganda.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara observasi dan

kuesioner. Responden yang diteliti terdiri dari 60 orang yang diambil melalui

metode simple random sampling. Hasil Penelitian secara keseluruhan menunjukkan

bahwa, 1) variasi menu tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan,

2) harga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan usaha, 3) jam

kerja berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan usaha, 4) lama usaha

berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan usaha. Melalui penelitian ini

disarankan setiap warteg dapat mempertimbangkan strategi dalam bersaing, agar

dapat membantu warteg untuk mengembangkan usahanya tersebut.

Kata Kunci: Pendapatan, Variasi Menu, Harga, Jam Kerja, Lama Usaha

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdulillah segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT atas segala nikmat, rahmat, dan kasih sayang-Nya kepada

penulis selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“PENGARUH VARIASI MENU, HARGA, JAM KERJA, DAN LAMA

USAHA TERHADAP PENDAPATAN WARUNG TEGAL DI KECAMATAN

CIPUTAT TIMUR” dengan baik. Shalawat serta salam semoga tercurahkan

kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang telah memberikan syafa’atnya

kepada umatnya dari zaman jahiliyah ke zaman yang penuh dengan ilmu

pengetahuan.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat guna memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

sehubungan dengan selesainya penyusunan dan penyelesaian skripsi ini, penulis

menyadari bahwasanya dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari

bimbingan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karenanya dalam

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada

semua pihak yang telah membantu penulis. Adapun ungkapan terima kasih penulis

sampaikan kepada:

1. Orang tua Penulis, Umi dan ayah yang selalu mendoakan penulis tanpa

henti dan henti dan restu serta dukungan moril maupun materil sehingga

penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan optimis.

Terima kasih atas segalanya, semoga panjang umur dan sehat selalu

sehingga saya dapat membahagiakan kalian. Aamiin.

2. Tante saya, Eli Awaliyah yang juga tiada henti mendoakan dan

mendukung penulis, semoga selalu diberi kesehatan dan panjang umur.

Sehingga saya dapat membahagiakannya. Aamiin

ix

3. Kedua adik saya tercinta, Hamzah Ramdhani dan Muhammad

Zulkarnain yang telah memberikan dukungan sekaligus membantu dan

menghibur penulis selama menjalani kehidupan.

4. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A. selaku

Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si., CA, QIA., BKP., CRMP

selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Dr. M. Hartana Iswandi Putra, M.Si dan Bapak Deni Pandu

Nugraha, SE., M.Sc selaku Ketua jurusan dan Sekertaris jurusan

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

7. Bapak Drs. Pheni Chalid, SF, MA, Ph.D, selaku dosen pembimbing

skripsi yang telah meluangkan waktu dan tenaga, serta mengajak saya

bertukar pikiran dan memberikan ilmu bermanfaat hingga penulisan

skripsi ini selesai. Semoga Bapak selalu diberikan kesehatan dan

keberkahan oleh Allah SWT.

8. Bapak Zuhairan Yunmi Yunan, M.Sc selaku dosen pembimbing

akademik yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama proses

perkuliahan. Semoga Bapak selalu dilindungi dan diberikan keberkahan

serta kesehatan oleh Allah SWT.

9. Seluruh dosen pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya

program studi Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan banyak

ilmu pengetahuan dalam proses perkuliahan.

10. Sahabat saya “Panjat Sosial” Anindya, Adel, Dena, Kasanti, Nadya,

Syifa Budi, dan Gege yang telah memberikan dukungan, selalu

menemani dalam suka maupun duka, dan telah berjuang bersama-sama

semasa kuliah hingga saat ini. Semoga kita sukses semua Aamiin.

11. Sahabat saya “Ohana” Eka, Nita, Ofin, Indri, Nabila, dan Dina yang

telah menemani saya sedari dulu dan selalu memotivasi saya untuk

menyelesaikan skripsi ini. semoga kita sukses semua!

x

12. Sahabat saya “Cucok Meong” Sari, Shifa, Ayu, Vera, Maya, Bela,

Dandy, Ari, Aldis dan Rama. Terimakasih atas canda tawa, suka

maupun duka selama ini. Terimakasih atas segala bantuan dan

dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

13. Teman-teman PEKA (Pembangunan Ekonomi Kelas A) yang namanya

tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih telah memberikan

semangat dan menghibur selama masa perkuliahan.

14. Senior - senior Jurusan Ekonomi Pembangunan (Abang Tanu, Abang

Didi, Abang Hilmi, Abang Naufal, Abang Idham, Abang Temon, Kak

Vanya, Kak Wini, Kak Aset, dan Kak Evi) yang selalu membantu dan

memberikan masukan untuk penulis ketika dalam masa sulit selama

perkuliahan.

15. Teman-teman Ekonomi Pembangunan 2015, khususnya konsentrasi

Otonomi Daerah 2015.

16. Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Cabang Ciputat.

17. Seluruh staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah membantu segala

fasilitas dan jasa selama masa perkuliahan dan penulisan skripsi ini.

18. Serta seluruh pihak yang yang tidak bisa disebutkan satu-persatu telah

turut mendukung, membantu, dan memberikan dukungan baik bentuk

materi dan non materi dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena

keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Oleh

karenanya, penulis mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang

membangun untuk pencapaian yang lebih baik. Wassalamualaikum Wr. Wb

Jakarta, September 2019

Syifa Aliani Santoso

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF ................................................. ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................ iii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................ iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ v

ABSTRACT ........................................................................................................ vi

ABSTRAK .......................................................................................................... vii

KATA PEGANTAR .......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 8

1. Tujuan Penelitian ............................................................... 9

2. Manfaat Penelitian ............................................................. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 10

A. Landasan Teori .............................................................................. 10

1. Variasi Menu ...................................................................... 10

2. Harga .................................................................................. 11

3. Jam Kerja ........................................................................... 16

4. Lama Usaha ....................................................................... 19

5. Pendapatan ......................................................................... 21

B. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 22

C. Kerangka Berpikir .......................................................................... 33

D. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................... 38

A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 38

B. Metode Penentuan Sampel ............................................................. 39

C. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 40

1. Preliminary Study .............................................................. 40

xii

2. Studi Lapangan .................................................................. 40

D. Metode Analisis Data ..................................................................... 47

1. Uji Kualitas Data ............................................................... 47

2. Tabulasi Silang .................................................................. 48

3. Uji Asumsi Klasik .............................................................. 48

4. Uji Hipotesis ...................................................................... 51

5. Analisis Regresi Linier Berganda ...................................... 53

6. Koefisien Determinasi (R2) ............................................... 54

E. Operasional Variabel .................................................................... 54

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................... 57

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .................................. 57

1. Gambaran Umum Kecamatan Ciputat Timur .................... 57

2. Sekilas Gambaran Umum Warteg di Kecamatan Ciptim .. 59

B. Deskripsi Responden ..................................................................... 61

1. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ............................ 61

2. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............. 61

3. Deskripsi Responden Berdasarkan Asal Daerah ............... 63

4. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan ................. 63

5. Deskripsi Responden Berdasarkan Variasi Menu ............. 64

6. Deskripsi Responden Berdasarkan Harga Rata Pembelian 65

7. Deskripsi Responden Berdasarkan Jam Kerja ................... 65

8. Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Usaha ............... 66

9. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendapatan dan Belanja 67

C. Analisa dan Pembahasan ............................................................... 69

1. Uji Kualitas Data ............................................................... 69

a. Uji Validitas .................................................................. 69

b. Uji Reabilitas ................................................................ 72

2. Tabulasi Silang .................................................................. 73

3. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................... 77

a. Hasil Uji Normalitas ..................................................... 78

b. Hasil Uji Autokorelasi .................................................. 79

c. Hasil Uji Heteroskedasitas ............................................ 80

d. Hasil Uji Multikolinieritas ............................................ 81

4. Hasil Uji Hipotesis ............................................................. 82

a. Hasil Uji T .................................................................... 82

b. Hasil Uji F .................................................................... 83

5. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ............................. 84

6. Hasil Koefisien Determinasi .............................................. 85

7. Pembahasan Hasil Statistik ................................................ 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 91

A. Kesimpulan .......................................................................................... 91

B. Saran ..................................................................................................... 91

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 92

LAMPIRAN ..................................................................................................... 96

xiii

DAFTAR TABEL

No Keterangan Halaman

1.1 Jumlah UMKM Kecamatan Ciputat Timur Tahun

2015 - 2017 2

2.1 Penelitian Terdahulu 27

3.1 Operasional Variabel 54

4.1 Persentase Luas Wilayah Kecamatan Ciputat Timur 59

4.2 Jumlah Penduduk Menurut Kelurahan Ciputat Timur

2017

4.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia 62

4.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 62

4.5 Deskripsi Responden Berdasarkan Asal 63

4.6 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan 63

4.7 Deskripsi Responden Berdasarkan Variasi Menu 64

4.8 Deskripsi Responden Berdasarkan Harga Rata - Rata

Pembelian 65

4.9 Deskripsi Responden Berdasarkan Jam Kerja 65

4.10 Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Usaha 66

4.11 Deskripsi Responden Berdasarkan Belanja Bahan

Baku 67

4.12 Deskripsi Responden Berdasarkan Omzet 68

4.13 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendapatan Bersih 68

4.14 Hasil Uji Validitas Variasi Menu 69

4.15 Hasil Uji Validitas Harga 70

4.16 Hasil Uji Validitas Jam Kerja 70

4.17 Hasil Uji Validitas Lama Usaha 71

4.18 Hasil Uji Validitas Pendapatan 71

4.19 Hasil Uji Reabilitas 72

4.20 Pendapatan perhari dengan Variasi Menu 73

4.21 Pendapatan perhari dengan Harga 74

4.22 Pendapatan perhari dengan Jam Kerja 75

xiv

4.23 Pendapatan perhari dengan Lama Usaha 75

4.24 Uji Normalitas Dengan Cara Statistik 78

4.25 Hasil Uji Autokorelasi 78

4.26 Hasil Uji Heteroskedasitas (Uji Glesjer) 80

4.27 Hasil Uji Multikolinearitas 81

4.28 Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t) 82

4.29 Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F) 83

4.30 Hasil Analisis Regresi Berganda 84

4.30 Hasil Koefisien Determinasi (R2) 86

xv

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Berpikir Umum 35

2.1 Kerangka Berpikir Umum 36

4.1 Peta Kecamatan Ciputat Timur 57

4.2 Warteg di Kecamatan Ciputat Timur 59

4.3 Warteg di Kecamatan Ciputat Timur 59

4.4 Hasil Uji Normalitas Secara P-Plot 77

4.5 Hasil Uji Heteroskedasitas Secara Scatterplot 79

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan Halaman

1 Lampiran – Kuesioner Penelitian 97

2 Lampiran – Biodata Responden 101

3 Lampiran – Tabulasi Data 105

4 Lampiran – Hasil SPSS 113

5 Lampiran - Dokumentasi 120

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jumlah penduduk Indonesia yang meningkat setiap tahun. Secara

tidak langsung juga membuat peningkatan kebutuhan hidup. Tentunya ini

merupakan peluang bagi pelaku usaha untuk membuka usaha agar dapat

ikut serta dalam hal pemenuhan kebutuhan. Dari sekian banyak bidang

usaha, bidang kuliner merupakan usaha yang paling strategis untuk

dikembangkan. Selain karena usaha bidang ini tidak memerlukan modal

yang banyak, bidang ini sejatinya berkaitan dengan makanan yang

merupakan konsumsi primer rumah tangga.

Kecamatan Ciputat Timur merupakan daerah baru yang memiliki

peluang untuk membuka usaha bidang kuliner. Kecamatan ini memiliki

letak yang strategis, bahkan bisa dikatakan sebagai sebuah batasan antara

beberapa daerah dengan ibu Kota DKI Jakarta. Banyaknya penduduk kota

lain yang bekerja di ibu kota pada kesehariannya beraktivitas dengan

melewati dan menetap di Kecamatan Ciputat Timur. Tidak hanya itu,

terdapat beberapa universitas yang berlokasi di kecamatan ini, yaitu

Universitas Bina Sarana Informatika (BSI) Cikimbring, Sekolah Tinggi

Manajemen IMMI, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Ganesha, Universitas

Islam Negeri Syarifhidayatullah Jakarta, Institut Ilmu Alqur’an, Institut

Teknologi Dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta, dan Universitas

Muhammadiyah Jakarta.

Hal – hal tersebutlah yang menjadikan Kecamatan Ciputat Timur

sebagai daerah dengan kepadatan penduduk tertinggi pada lima tahun

terakhir. Seperti pada tahun 2013 sebesar 12.539 orang/km2. Meningkat

pada tahun 2014 sebesar 12.830 orang/km2 dan tahun 2015 sebesar 13.116

orang/km2. Lalu meningkat kembali secara berturut – turut pada tahun 2016

dan tahun 2017 sebesar 13.397 orang/km2 dan 13.675 orang/km2. Hal ini

2

tidak sebanding dengan luas daerah yang hanya 15,43 km2 dan

mendominasi daerah Tangerang Selatan sebesar 10,48%.

Tidak mengherankan apabila daerah Ciputat Timur memiliki banyak

peluang untuk para pemilik modal untuk membuka usaha kuliner. Menurut

data Dinas Koperasi dan UMKM Kota Tangerang Selatan menunjukkan

bahwa jumlah UMKM di Kecamatan ini didominasi oleh sektor kuliner.

Dapat dilihat dari data berikut:

Tabel 1.1

Jumlah UMKM Kecamatan Ciputat Timur

Tahun 2015 - 2017

Jenis

UMKM 2015 2016 2017

Aksesoris 85 85 85

Fashion 79 82 85

Furniture 29 29 29

Jasa 324 382 413

Konter 197 120 80

Konveksi 34 34 34

Kreatif 29 40 51

Kuliner 1315 1595 1766

Perikanan 10 10 10

Pertanian 8 8 8

Sembako

dan lain -

lain

726 782 825

Jumlah 2836 3170 3386

Sumber: Depkop dan UMKM Tangsel, 2017

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2015 –

2017 sektor kuliner selalu mengalami peningkatan dan memiliki jumlah

tertinggi. Hal tersebut yang kemudian menciptakan persaingan yang ketat

antara pemilik usaha. Setiap pemilik usaha dituntut untuk memiliki strategi

yang tepat agar dapat menarik perhatian konsumen dan mencapai target

penjualan.

Diantara jenis usaha kuliner tersebut, usaha warung makanlah yang

paling banyak peminatnya, terutama warung tegal. Warung tegal atau yang

biasa kita sebut dengan warteg, merupakan usaha yang masuk dalam

kategori warung makan. Warteg merupakan usaha warung makan yang

3

menyediakan aneka ragam makanan tradisional. Pelanggan Warteg

biasanya didominasi oleh kalangan menengah kebawah karena harganya

yang sangat terjangkau, sehingga jumlah warung makan ini menjamur

disetiap daerah. Seringkali warteg memegang peran penting dalam hal

pemenuhan kebutuhan hidup untuk sebagian orang.

Sesuai dengan namanya warung tegal, usaha ini berasal dari tiga

desa yang berada di Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal. Desa tersebut

adalah Desa Sidakaton, Krandon, dan Sidapurna. Awalnya warteg hanya

berbentuk warung tenda seperti warung tenda pada umumnya yang ada

disekeliling kita. Setelahnya usaha ini berkembang kesemua daerah di

Kabupaten dan Kota Tegal.

Pada tahun 1960an banyak penduduk yang melakukan urbanisasi ke

Jakarta, motif ekonomi dan tradisi turun menurun menjadi alasan utama

mereka melakukan perpindahan. Pada saat itu Kota Jakarta merupakan

tempat yang telah banyak dikenal sampai dengan daerah pelosok Tegal

(Asytuti, 2015:14). Usaha warteg tertua berada di lapangan udara

Kemayoran Jakarta, warteg ini dimiliki oleh seseorang bernama Pak Warno,

beliau pula yang kemudian untuk pertama kali melakukan inovasi dengan

penggunaan etalase kaca, yang kemudian diikuti oleh pengusaha warteg

lainnya seperti yang kita temui (Khamdevi & Nasution, 2014:2).

Persaingan yang terjadi antara pengusaha kuliner tidak membuat

keberadaan warteg tenggelam, Warteg bisa dikatakan sebagai solusi untuk

sebagian masyarakat dalam hal pemenuhan kebutuhan yang pada jaman

sekarang cenderung mahal. Penyajian dan pelayanan sederhana yang

diberikan oleh warteg memang tidak semahal direstoran. Dengan uang

sebesar 15000 kita bisa mendapatkan menu nasi dengan beberapa lauk yang

mengenyangkan. Harga yang ditawarkan warteg cenderung terjangkau dan

jarang kita temui di usaha warung makan lainnya.

Menurut hasil prelimienary study yang dilakukan peneliti kepada

beberapa pemilik usaha warung tegal mendapatkan bahwa terdapat

perbedaan pendapatan antara pemilik usaha. Pemilik pertama bernama Ibu

Aliyah yang sehari – harinya mendapatkan pendapatan bersih Rp 250.000,-

4

pemilik kedua bernama Bapak Rahmat dalam sehari beliau bisa meraup

pendapatan bersih sebesar Rp 350.000,- Pemilik ketiga bernama Bapak

Kamil yang setiap harinya mendapatkan pendapatan bersih sebesar Rp

700.000,- lain halnya dengan pemilik keempat dan kelima yang bernama

Rosiana dan Tika. Kedua pemilik usaha ini dalam sehari berturut - turut

menghasilkan pendapatan bersih sebesar Rp 1.000.000,- dan Rp 3.000.000,-

Pendapatan menjadi penting untuk setiap pemiliki usaha warteg,

karena menurut (Nainggolan, 2016:5) pendapatan merupakan tolak ukur

keberhasilan suatu usaha. Dalam ekonomi pendapatan merupakan balas jasa

atas pemakaian faktor produksi yang dimiliki sektor perusahaan dan rumah

tangga yang dapat berupa upah, bunga, sewa, serta keuntungan (Sukirno,

2009:53). Pendapatan juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari –

sehari. Semakin banyak jumlah tanggungan dalam satu keluarga maka

semakin mahal pula. Pendapatan juga menentukan keberlangsungan usaha,

semakin sedikit keuntungan yang didapat makan semakin merugi usaha.

Kalau sudah seperti ini pemilik usaha cenderung akan gulur tikar.

Pendapatan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti variasi menu,

harga, jam kerja, dan lama usaha.

Menjamurnya warteg membuat persaingan antara pemilik usaha

selalu terjadi, pemilik usaha biasanya mengupayakan dengan menyediakan

menu yang berbeda setiap harinya, menyediakan tempat dengan kapasitas

yang berlebih, dan membuka usaha lebih lama. pendapatan yang didapatkan

oleh pemilik usaha juga berbeda – beda. Hal tersebutlah membuat Ciputat

cocok dijadikan sebagai daerah penelitian.

Variasi menu yang disediakan oleh Warteg, sering kali dijadikan

sebagai strategi bersaing dengan usaha warteg lainnya. Pemilik usaha tentu

ingin mendapat pendapatan yang tinggi, sehingga mereka selalu berupaya

untuk membuat konsumen tertarik membeli usahanya. Penyajian menu

yang bervariasi salah satu bentuk upaya warteg untuk menarik konsumen,

karena setiap konsumen memiliki perbedaan selera. Variasi menu juga

membuat konsumen tidak perlu datang ke warteg lain karena apa yang

dibutuhkan telah terpenuhi oleh satu warteg. Hal ini kemudian dapat

5

membuat konsumennya memberikan loyalitasnya kepada pemilik usaha.

Berdasarkan hasil prelimienary study ditemukan bahwa dari kelima pemilik

usaha terdapat perbedaan jumlah varian menu yang disediakan. Ibu Aliyah

dalam sehari menyediakan 25 varian menu, Bapak Rahmat hanya

menyediakan 35 varian menu dalam sehari, berbeda dengan Bapak Kamil

yang menyediakan 35 varian menu dalam sehari, sedangkan Ibu Rosiana

dan Tika masing – masing menyediakan 35 varian menu dan 40 varian

menu dalam sehari.

Begitu pula dengan harga yang juga merupakan faktor yang dapat

mempengaruhi pendapatan. Harga ditetapkan oleh pemilik usaha untuk

memberikan nilai terhadap apa yang dijualkan, tujuannya tentu untuk

mendapatkan keuntungan. Hasil penelitian Rasyid, Kasim, & Kurniawan

(2014:5) mengatakan bahwa harga memberikan pengaruh yang searah

terhadap pendapatan, dimana ketika harga naik maka pendapatan pedagang

juga akan meningkat. Dalam usaha warteg terdapat perbedaan harga rata –

rata pembelian salah satu contohnya adalah harga rata – rata pembelian Ibu

Rosiana, Ibu Tika, dan Bapak Kamil sebesar Rp 12.000,- sedangkan Ibu

Aliya dan Bapak Rahmat memiliki harga rata – rata pembelian sebesar Rp

10.000,-

Selain variasi menu dan harga, jam kerja juga dapat mempengaruhi

pendapatan yang didapat. Semakin lama warteg dibuka, peluang untuk

meningkatkan pendapatan pun semakin besar. Beberapa pemilik usaha

warteg ada yang buka sampai dua puluh empat jam lamanya dengan

beberapa pekerja. Ada juga pedagang warteg yang tidak membuka selama

itu. Hal ini pula yang membuat mereka tidak mendapatkan pendapatan yang

sama. Menurut (Fitria, 2014:8) dalam penelitiannya menyebutkan teori

alokasi jam kerja didasarkan pada dua pilihan yaitu tidak bekerja untuk

menikmati waktu luang atau bekerja yang dapat menghasilkan dan

meningkatkan pendapatan. Sejalan dengan (Suprapti, 2018:181) yang

melakukan penelitian terhadap pedagang pasar Barongan Bantul

mengatakan bahwa semakin banyak seorang pedagang mencurahkan

waktunya untuk melakukan perdagangan maka semakin besar peluang

6

untuk memperoleh pendapatan. Tak hanya itu tambahan waktu berdagang

ini dirasa dapat membantu konsumen karena kebutuhan yang dicari mampu

didapat tanpa kesulitan dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Sama

dengan faktor – faktor sebelumnya pada prelimienary study ditemukan

perbedaan penerapan jam kerja pada setiap warteg. Ibu Aliya membuka

usahanya selama 16 jam, sedangkan Bapak Rahmat selama 18 jam,

sedangkan Ibu Rosiana, Ibu Tika, dan Bapak Kamil membuka usaha mereka

nonstop 24 jam.

Faktor terakhir yang mempengaruhi pendapatan warteg adalah lama

usaha. Faktor ini menjadi penting karena mencerminkan pengalaman dalam

usaha ini. Semakin lama pemilik usaha berkecimpung dalam usahanya,

maka semakin banyak pula pengalaman yang mereka punya. Membuat

mereka dapat ahli memahami kondisi dan situasi usaha, pedagang akan

mengetahui kapan mereka menaikkan harga agar mencapai profit setinggi –

tingginya (Irawan & Ayuningsih, 2017:6). Keahlian ini yang diharapkan

akan meningkatkan pendapatan dan mengurangi kesalahan dalam

pekerjaan. Menurut (Utami & Wibowo, 2013:8) hasil penelitian

menunjukkan bahwa lama usaha berpengaruh positif dan signifikan

terhadap pendapatan. Hasil preliminary study yang dilakukan peneliti

mendapatkan bahwa dari kelima pemilik usaha masing – masing memiliki

pengalaman usaha berbeda – beda. Salah satunya Bapak Rahmat yang

memang lahir dan dibesarkan dari keluarga yang mayoritasnya memiliki

usaha warteg. Sedangkan ibu Tika telah berkecimpung dalam usaha warteg

selama 9 tahun. Pemilik lainnya yaitu Bapak Kamil telah memulai usahanya

pada 7 tahun lalu, berbeda dengan Ibu Rosiana dan Ibu Aliyah yang baru

bergabung pada 5 tahun lalu.

Berkaitan dengan perbedaan pendapatan yang telah disebutkan

sebelumnya, penelitian mengenai Warung Tegal di Kecamatan Ciputat

Timur dilakukan karena terdapat perbedaan antara pedagang yang diduga

disebabkan oleh variasi menu, harga, jam kerja, dan lama usaha.

7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, bisnis sektor kuliner

memiliki peran yang sangat berarti dalam sektor perdagangan. Kecamatan

Ciputat Timur sebagai daerah yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi

sebesar 13.675 orang/km2 di Tangerang Selatan menjadikan daerah ini

lokasi yang tepat untuk bisnis sektor kuliner, dimana hal ini dapat dilihat

dari banyaknya jumlah pengusaha UMKM yang telah didominasi oleh

sektor kuliner.

Dari sekian banyak jenis usaha kuliner, Warung Tegal merupakan

usaha kuliner yang telah menjamur di masyarakat terutama kalangan

menengah ke bawah. Meskipun eksistensi warung tegal ini telah diakui

sejak lama, persaingan tetap tidak dapat dipungkiri.

Tidak hanya persaingan antara sesama pemilik warung tegal namun

juga bersaing dengan jenis usaha kuliner lainnya. Pendapatan usaha yang

didapat setiap pemilik Warung Tegal pun berbeda – beda. Pemilik pertama

bernama Ibu Aliyah yang sehari – harinya mendapatkan pendapatan bersih

Rp 250.000,- pemilik kedua bernama Bapak Rahmat dalam sehari beliau

bisa meraup pendapatan bersih sebesar Rp 350.000,- Pemilik ketiga

bernama Bapak Kamil yang setiap harinya mendapatkan pendapatan bersih

sebesar Rp 700.000,- lain halnya dengan pemilik keempat dan kelima yang

bernama Rosiana dan Tika. Kedua pemilik usaha ini dalam sehari berturut -

turut menghasilkan pendapatan bersih sebesar Rp 1.000.000,- dan Rp

3.000.000,- Perbedaan itu dasari oleh beberapa faktor seperti variasi menu,

harga, jam kerja, dan lama usaha yang perlu diketahui oleh pemilik Warung

Tegal agar dapat dijadikan strategi dalam mempertahankan usahanya.

Berlandaskan pada rumusan masalah tersebut, maka pertanyaan dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh variasi menu terhadap tingkat pendapatan usaha

Warung Tegal di wilayah Kecamatan Ciputat Timur?

2. Bagaimana pengaruh harga terhadap tingkat pendapatan usaha Warung

Tegal di wilayah Kecamatan Ciputat Timur?

8

3. Bagaimana pengaruh jam kerja terhadap tingkat pendapatan usaha

Warung Tegal di wilayah Kecamatan Ciputat Timur?

4. Bagaimana pengaruh lama usaha terhadap tingkat pendapatan usaha

Warung Tegal di wilayah Kecamatan Ciputat Timur?

5. Bagaimana pengaruh variasi menu, harga, jam kerja, dan lama usaha

terhadap tingkat pendapatan usaha Warung Tegal di wilayah Kecamatan

Ciputat Timur?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Menganalisis pengaruh variasi menu secara parsial terhadap

tingkat pendapatan usaha Warung Makan Tegal di wilayah

Kecamatan Ciputat Timur.

b. Menganalisis pengaruh harga secara parsial terhadap tingkat

pendapatan usaha Warung Makan Tegal di wilayah Kecamatan

Ciputat Timur.

c. Menganalisis pengaruh jam kerja secara parsial terhadap tingkat

pendapatan usaha Warung Makan Tegal di wilayah Kecamatan

Ciputat Timur.

d. Menganalisis pengaruh lama usaha secara parsial terhadap

tingkat pendapatan usaha Warung Makan Tegal di wilayah

kecamatan Ciputat Timur.

e. menganalisis pengaruh variabel variasi menu, harga, jam kerja,

dan lama usaha secara simultan terhadap tingkat pendapatan

secara signifikan terhadap usaha Warung Tegal di wilayah

Kecamatan Ciputat Timur

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan pada penjelasan latar belakang dan rumusan masalah

yang telah dijabarkan, maka penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

untuk:

9

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis yang diperoleh dari penelitian ini yaitu

untuk membuktikan teori dan mendukung penelitian sebelumnya

tentang faktor-faktor yang memiliki hubungan terhadap pendapatan

pedagang khususnya usaha Warung Tegal. Dalam penelitian ini

bermanfaat untuk mengetahui faktor-faktor yang memiliki pengaruh

terhadap pendapatan Warung Tegal. Disamping itu, dari hasil

penelitian ini juga dapat dijadikan acuan peneliti-peneliti

selanjutnya yang mempunyai obyek penelitian yang sama.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi penulis, yaitu sebagai sarana untuk menambah wawasan,

pengetahuan dan pengalaman terkait permasalahan yang diteliti

khususnya faktor-faktor yang memiliki pengaruh terhadap

pendapatan usaha warung tegal.

b. Bagi mahasiswa, yaitu sebagai bahan referensi pengetahuan bagi

mahasiswa tentang faktor - faktor yang memiliki hubungan

pendapatan usaha mikro.

c. Bagi Pemerintah, yaitu hasil penelitian ini dapat menjadi

informasi dan sumbangan pemikiran terhadap arah kebijakan

yang ditempuh pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan

pemilik usaha mikro pada khususnya dan kesejahteraan

masyarakat pada umumnya.

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Variasi Menu

Variasi atau keberagaman adalah sebuah rupa (bentuk) yang berbeda

ataupun bermacam – macam tergantung pada hasil interpretasi seseorang.

Kata Variasi sudah tidak asing dalam perekonomian karena ini merupakan

salah satu strategi yang banyak digunakan dalam dunia usaha. Sedangkan

menurut (Rosalin & Soetanto, 2006:58) menu adalah daftar item makanan

yang ditawarkan pemilik usaha berdasarkan kebutuhan dan permintaan

pelanggan dan dirancang untuk mencapai tujuan pemilik usaha. Menu juga

dapat dijadikan basis pelanggan dalam membuat pilihan makanan, menu yang

dibuat dengan baik dapat mengarahkan perhatian pelanggan pada barang

yang dijual lebih banyak (Ozdemir & Caliskan, 2014:4).

Variasi menu dapat diartikan sebagai varian makanan yang disediakan

pemilik usaha kuliner, yang dapat dibedakan berdasarkan bahan makanan,

resep masakan, cara pengolahan, sampai dengan jenis makanan dalam suatu

hidangan. Banyak pilihan menu yang disediakan pemilik usaha akan

memudahkan pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya dalam waktu yang

bersamaan.

Variasi menu biasanya digunakan seorang pemilik usaha untuk menarik

konsumen dengan memanfaatkan fleksibilitas menu dalam persaingan antar

pengusaha lain. Strategi ini juga digunakan untuk mendapatkan kesetiaan

konsumen, karena dengan adanya variasi menu membuat konsumen puas dan

sukar untuk berpindah ke tempat makan atau usaha lain karena semua yang

mereka butuhkan telah disediakan ditempat yang sama. Hal inilah yang

kemudian akan meningkatkan rata – rata jumlah penjualan yang kemudian

berpengaruh terhadap pendapatan (omzet) yang diterima pengusaha.

Dalam keberhasilan usaha menu memiliki peran yang penting

(Marsum, 1994:137) menjelaskan bahwa arti menu memiliki tiga arti, yaitu:

11

1. Menu merupakan kumpulan makanan

2. Sebagai makanan yang disediakan

3. Sebagai menu yang disediakan pada waktu tertentu, misalnya

waktu makan pagi, siang, dan malam

Beliau juga menambahkan bahwa menu memiliki fungsi dasar menu

adalah untuk memutuskan kebutuhan yang nanti akan disajikan untuk operasi

usaha dan alat koordinasi untuk mencapai tujuan manajemen. Menu dapat

dikatakan baik apabila banyak diminati oleh konsumen dan berhasil mencapai

mutu yang diharapkan secara efektif dan obyektif dalam biaya. Terdapat

beberapa prioritas dalam menyusun menu, sebagai berikut:

a. Kepentingan konsumen, yakni mengikuti keinginan dan kebutuhan

konsumen. Misalnya memberikan pelayanan yang baik

b. Mutu dari makanan, mengenai hal ini yang perlu diperhatikan

adalah konsistensi, aroma atau rasanya, potongan dan bentuk, dan

daya tarik penampilan

c. Ketersediaan makanan

d. Hubungan banyaknya produksi dan operasional.

e. sesuatu yang berkaitan dengan sanitasi

f. sesuatu yang berkaitan dengan kapasitas ruangan

g. sesuatu yang berkaitan dengan peralatan.

2. Harga

a. Pengertian Harga

Ekonomi dapat menjelaskan nilai suatu barang dengan harga, entah itu

bernilai mahal ataupun murah, karena harga adalah suatu tingkatan dalam

pertukaran antara barang satu dengan barang lainnya. Nilai harga tidak hanya

dipertukkan untuk suatu barang saja, tetapi juga untuk jasa yang sering dinilai

dalam bentuk upah (Fatoni, 2014:61-63). Dalam penelitian (Alma, 2005:159)

mengatakan bahwa utility dan nilai dalam ekonomi memiliki keterkaitan

dengan harga. Karena menurutnya utility adalah suatu atribut yang tidak

terlepas pada suatu barang, dalam hal memenuhi kebutuhan, kepuasan, dan

12

keinginan konsumen. Sehingga dengan kata lain nilai yang ada pada suatu

produk, dapat konsumen tukarkan dengan produk lain atau barter. Namun

seiring berjalannya waktu, sistem barter dihapuskan dan diganti dengan uang

yang kemudian dijadikan sebagai alat untuk mengukur nilai yang disebut

dengan harga. Maka harga adalah besaran uang yang digunakan untuk

menilai barang maupun jasa yang dibutukan untuk memenuhi permintaan

konsumen.

Menurut (Sutojo. 2011:62) harga memiliki perbedaan pengertian

tergantung pada sisi siapa yang mendefinisikannya. Harga dari sudut penjual

adalah nilai uang yang dikeluarkan penjual sebagai bentuk imbalan atas jasa

dan barang yang diberikan untuk memenuhi keinginan konsumen. Harga

ditentukan sejak awal oleh perusahaan karena dalam penetapannya harga

mempunyai kemungkinan menjadi suatu masalah sehingga harus

mempertimbangkan berbagai aspek yang mempengaruhinya. Sedangkan

harga dari sudut konsumen adalah sejumlah uang yang diberikan atas barang

dan jasa yang didapatkan. (Kodu, 2012:1251-1259) menambahkan harga

yang ditinjau konsumen adalah pengorbanan konsumen berupa biaya moneter

yang digunakan untuk memperoleh, memiliki, dan memanfaatkan suatu

produk dengan menggabungkan barang dan jasa. Harga ditentukan sejak awal

oleh penjual karena dalam penetapannya harga mempunyai kemungkinan

menjadi suatu masalah sehingga dalam penetapannya harus

mempertimbangkan berbagai aspek yang mempengaruhinya

Maka dapat disimpulkan bahwa harga adalah besaran nilai dalam bentuk

uang yang ditentukan penjual sebagai bentuk imbalan atas barang dan jasa

yang dihasilkan dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Sedangkan harga

yang ditinjau dari segi konsumen adalah jumlah uang yang dikeluarkan oleh

konsumen untuk mendapatkan barang dan jasa yang diinginkan.

b. Peran Harga

(Tjiptono, 2004:151) menyebutkan bahwa harga memiliki peran

penting, yaitu:

13

1. Peran dalam perekonomian, karena bunga, upah, laba, dan sewa dapat

dipengaruhi oleh harga. Dalam perekonomian harga termasuk regulator

dalam system perekonomian yang mempengaruhi penentuan faktor

produksi (tanah, tenaga kerja, kewirausahaan (enterpreunership), dan

waktu). Tenaga kerja akan tertarik apabila tingkat upah yang diberikan

tinggi

2. Peran dalam konsumen, beberapa kasus penjualan ritel terdapat

pembeli yang menjadikan harga sebagai bahan pertimbangan utama

dalam membeli produk. Namun tidak semua pembeli seperti itu karena

walaupun sebagian besar konsumen sensitif pada harga juga

mempertimbangkan faktor lain(seperti kualitas produk, merk, lokasi,

fitur produk dan nilai produk).

3. Peran dalam penjual, harga merupakan penentu utama permintaan pasar

atas suatu produk. Sehingga harga dapat mempengaruhi pangsa pasar

dan posisi dalam bersaing bagi penjual. Tidak ada elemen pemasaran

yang dapat menghasilkan pendapatan, selain harga.

c. Penetapan Harga

1. Tahapan Penetapan Harga

Pentingnya harga dalam dunia usaha membuat penjual sudah

seharusnya menetapkan harga dengan hati - hati dan memerhatikan

beberapa aspek, menurut (Angipora, 2002:274) ada beberapa tahapan

dalam menetapkan harga, sebagai berikut:

a) Memperkirakan permintaan barang,

Tahap ini penjual memperkirakan jumlah barang atau jasa yang

diperoleh secara keseluruhan agar dapat mempermudah penjual pada

saat menentukan harga perbandingan pada permintaan barang

sebelumnya dan permintaan barang baru. Memperkirakan permintaan

suatu barang dapat dengan cara sebagai berikut:

1) Menentukan harga yang sesuai dengan harapan konsumen

2) Memperkirakan kuantitas penjualan dalam berbagai tingkatan

harga.

14

b) Melihat reaksi konsumen terlebih dahulu dalam persaingan

Penjual harus bijaksana dalam menentukan harga dengan

mempertimbangkan persaingan yang ada di pasar serta faktor – faktor

lainnya. Seperti barang pengganti atau sejenis yang dihasilkan dari

penjual lain.

c) Penjual menghasilkan barang yang sejenis karena menginginkan

uang

Setiap penjual menentukan pangsa pasar berharap perusahaan

dapat meningkatkan permintaan sehingga dapat maju lebih cepat dan

bersaing dengan penjual lain. Tidak hanya itu perusahaan juga

menginginkan peningkatan market share yang didukung dengan

kegiatan promosi atau lainnya yang bersifat non harga dengan

penentuan harga tertentu.

d) Menentukan strategi penetapan harga

Menurut (Kotler & Amstrong, 2005:452) terdapat beberapa

strategi harga :

1) Menetapkan harga jual

Keputusan dalam menetapkan harga harus berdasarkan pada

pembeli yang efektif, meliputi pemahaman mengenai besaran

nilai yang diharapkan konsumen atas manfaat dari suatu produk

yang diterima dan menetapkan harga sesuai dengan kemampuan

pembeli.

2) Elastisitas Harga

Melihat bagaimana respon permintaan pada saat adanya

perubahan harga, jika permintaan hampir berubah karena

perubahan harga yang sedikit maka permintaan itu inelastic atau

tidak elastic. Namun jika permintaan banyak mengalami

perubahan maka disebut dengan elastis. Permintaan yang tidak

elastis akan membuat banyak penjual menaikkan harga.

3) Membandingkan harga dengan pesaing

Faktor terakhir yang dapat memberikan pengaruh dalam

menetapkan harga adalah harga yang ditentukan pesaing dan

15

kemungkinan respon pesaing atau atas tindakan penjual saat

menetapkan harga. Karena ketika seorang konsumen cenderung

membeli produk maka akan melakukan evaluasi dan

perbandingan dengan sejenisnya.

e) Mempertimbangkan faktor – faktor yang mempengaruhi

Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi penentuan harga

yaitu faktor internal meliputi tujuan penjual, stretegi bauran, dan juga

pertimbangan organisasi, sedangkan yang kedua adalah faktor

eksternal yang berkaitan dengan kebutuhan lain dari penjual seperti

harga, permintaan, penawaran pesaing, serta keadaan perekonomian

(Phillip & Keller, 2009:157).

d. Metode Penetapan Harga

Pada umumnya menurut (Sabran, 2012:77) menjelaskan bahwa metode

penetapan harga terdiri dari empat kategori, sebagai berikut:

1. Metode penetapan yang berdasarkan pemintaan

Merupakan metode yang lebih menekankan faktor – faktor yang

berpengaruh terhadap referensi dan selera konsumen daripada faktor

lainnya seperti persaingan, biaya, dan laba. Permintaan konsumen

dilandasi oleh beberapa pertimbangan yaitu kemampuan daya beli

konsumen, minat konsumen untuk membeli, suatu produk yang

menyangkut gaya hidup atau simbol status atau hanya sekedar dipakai

sehari – hari, manfaat yang diberikan konsumen atas produk tersebut,

harga pada produk subtitusi, pasar yang berpotensial untuk produk

tersebut, dan perilaku umum konsumen.

2. Metode penetapan yang berdasarkan biaya

Pada metode ini faktor utama penentunya adalah aspek biaya atau

penawaran bukan aspek permintaan. Karena harga ditentukan pada

pemasaran dan biaya produk yang ditambah dengan jumlah tertentu

shingga biaya overhead, laba, dan biaya – biaya langsung dapat tertutup.

3. Metode Penetapan berdasarkan laba

Dalam menetapkan harga metode ini berupaya untuk menyetarakan

biaya dan pendapatan. Upaya ini dilakukan berdasarkan target volume

16

laba atau dinyatakan dengan presentase terhadap investasi atau

penjualan. Metode penetapa ini terditi dari target laba atas harga

investasi, target atas harga keuntungan, dan target pendapatan atas harga

penjualan.

4. Metode Penetapan berdasarkan persaingan

Selain berdasarkan pada beberapa metode di atas, terdapat metode

berdasarkan persaingan yang terdiri dari harga penawaran tertutup, harga

dibawah pasar dan di atas pasar, dan harga penglaris.

2. Jam Kerja

a. Pengertian Jam Kerja

Menurut (Nugraha & Marhaeni, 2012:101) pada dasarnya jam kerja

merupakan waktu yang dicurahkan oleh seseorang dalam melaksanakan

kegiatan bekerja, yang biasanya dinyatakan dalam jam. Beliau

mengasumsikan semakin banyak seseorang menggunakan waktunya untuk

bekerja maka pekerjaan yang dilakukan akan semakin produkif. karena

semakin cepat jam kerja seseorang ketika menyelesaikan tugasnya, semakin

berkurang juga waktu yang dibutuhkan untuk bekerja. Ketika waktu yang

digunakan sedikit, seseorang dapat mengambil atau menyelesaikan tugas lain.

Curahan waktu yang sama dengan hasil tugas yang lebih banyak kemudian

bisa menambahkan penghasilan.

Sejalan dengan (Busyro, Putri, & Eprillison, 2016:9) mengatakan

bahwa jam kerja seseorang dapat menentukan produktivitas dan efisiensi

kerja, karena menurutnya jam kerja merupakan waktu yang telah dijadwalkan

untuk perangkat peralatan yang dioperasikan atau waktu bagi pegawai untuk

bekerja yang telah dijadwalkan.

(Dwitasari & Indrajaya, 2017:8) Mengatakan satuan jam kerja menjadi

hal penting dan patut diperhatikan karena kesalahan dalam pengelolaan

satuan jam yang tidak maksimal dapat mengakibatkan pemborosan, jam kerja

juga berkaitan dengan hal mempertahankan tingkat produksi. ketika

pekerjaan telah di rencanakan dengan teliti, maka akan memperbaiki

17

pengurusan waktu kerja tersebut, dan dapat menghemat waktu dan kerjanya.

Menurut (Su'ud, 2007:132) terdapat dua kriteria dalam waktu kerja yang perlu

diperhatikan, yaitu:

Kriteria dalam pengurusan efektivitas waktu kerja:

1. pekerja sepenuhnya memahami pekerjaannya

2. mengutamakan pekerjaan yang dianggap penting

3. memilah pekerjaan yang jumlahnya banyak

4. mengawasi masalah – masalah sehinggi tidak terulang lagi

5. menjadwalkan masa selesainya pekerjaan

6. menyingkirikan kegiatan yang tidak diperlukan

7. selalu menyadari arti dari nilai waktu saat bekerja

8. mencatat hal – hal yang dibutuhkan di masa depan

9. membuat daftar penggunaan waktu kerja

10. menilai keberhasilan kerja secara objektif

11. mempunyai riwayat penyimpanan informasi yang lengkap

Kriteria penggunaan waktu kerja yang efektif sebagai berikut:

1. membiasakan diri menggunakan metode penggunaan waktu yang

efektif

2. pada saat rapat supaya membuat kesimpulan perihal masalah yang

dibicarakan, keputusan akhir yang dibuat, dan tanggung jawab yang

diberikan

3. mempunyai keyakinan dalam membuat keputusan

4. memanfaatkan sisa waktu untuk menyiapkan pekerjaan lain yang

sekiranya belum selesai

5. mengatur hal yang akan dikerjakan sebelum melakukan perjalanan

atau kunjungan

6. melibatkan pemimpin dalam kegiatan yang dikerjakan

7. menggunakan sumber yang ada dalam melakukan pekerjaan

8. mengatur waktu dengan sebaik – baiknya pada saat dilaksanakan

18

(Tulhusnah & Puryantoro, 2018:300) Mengartikan bahwa jam kerja

merupakan hari kerja dengan jam tersisa yang digunakan ntuk beristirahat dan

berekreasi. Seseorang mampu bekerja pada umumnya enam sampai delapan

jam sehari. Sedangkan sisanya yaitu enam belas sampai delapan belas jam

digunakan untuk istirahat, keluarga, masyarakat, dan lainnya. Sehingga

apabila dihitung dalam satu minggu seseorang dapat menghabiskan waktu

selama empat puluh sampai dengan lima puluh jam untuk bekerja dengan

baik. Seringkali seseorang bekerja dengan jadwal yang tidak biasa, misalnya

bekerja dengan shift kerja yang telah diperpanjang hingga melebihi siang,

bekerja pada saat memasuki wakt istirahat atau malam hari. Pada

penelitiannya (Artaman, Yuliarmi, & Djayastra, 2015:91) menyimpulkan

bahwa jumlah pelanggan yang terlayani dipengaruhi oleh jam buka kios

pedagang, karena pembeli tidak selalu menentukan jam kedatangannya

b. Pengaturan Jam Kerja

(Ananta, 1985) telah membagi tiga kategori jam kerja seseorang

berdasarkan Lamanya seseorang bekerja dalam satu minggu, sebagai

berikut:

1. Jam Kerja dibawah normal, seseorang bisa dikatakan masuk dalam

kategori ini apabila telah bekerja tidak lebih dari 35 jam per minggu.

2. jam kerja normal, seseorang bisa dikatakan masuk dalam kategori ini

apabila telah bekerja diantara 35 jam sampai dengan 44 jam dalam

seminggu

3. Jam kerja panjang, seseorang bisa dikatakan masuk dalam kategori ini

apabila telah bekerja di atas 45 jam dalam seminggu

Pemerintah juga telah mengatur jam kerja pada undang - undang no.13

tahun 2013 pada Pasal 77 ayat 1 berbunyi “Setiap pengusaha wajib

melaksanakan ketentuan waktu kerja” ketentuan tersebut terdiri dari 2 sistem

dijelaskan pada pasal yang sama ayat 2 yaitu:

1. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu

untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau

19

2. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu

untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.

4. Lama Usaha

a. Pengertian Lama Usaha

Lama usaha dalam perdagangan memiliki peran yang cukup penting,

pernyataan ini diperkuat dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh

(Husaini & Fadhlani, 2017:113) beliau mengatakan bahwa Lama usaha juga

dapat mempengaruhi tingkat pendapatan, karena semakin lama seseorang

menjalani bidang usahanya akan meningkatkan produktivitas melalui

keahlian atau kemampuan professional yang dimilikinya, lama usaha juga

dapat meningkatkan efisiensi yang kemudian dapat menekan biaya produksi

yang dikeluarkan. Tak hanya itu, lama usaha juga dapat meningkatkan

pengetahuan pedagang mengenai selera atau perilaku konsumen, dan

kebutuhan konsumen.

Lama usaha berkaitan dengan pengalaman pelaku usaha dalam

menjalani usahanya, karena seiring waktu berjalan pelaku usaha cenderung

lebih memahami kondisi dan situasi pasar, hal ini memberikan kesempatan

bagi para pelaku usaha untuk menetapkan harga lebih tinggi agar dapat

mencapai profit yang diinginkan. Lama usaha juga memberikan koneksi

kepada para pelaku usaha dalam memasarkan produknya (Irawan &

Ayuningsih, 2017:6).

Lama usaha adalah ukuran mengenai masa kerja atau lamanya waktu

yang dijalani seseorang dalam memahami pekerjaan atau tugasnya. Lama

usaha dapat menambah keahlian seseorang dan dapat meningkatkan

produktivitas pada efisiensi biaya yang kemudian akan meningkatkan

pendapatan. juga mengatakan bahwa pengalaman yang dimiliki seseorang

dapat menambah keahliaan seorang usahawan dalam menggunakan dan

mengorganisasikan faktor – faktor produksi lain (Rahmawati & Aprilina,

2017:137.

20

Sehingga dapat disimpulkan bahwa lama usaha merupakan pengalaman

seseorang dalam menjalani usaha atau masa kerja sehingga dapat lebih

memahami kondisi produk, pasar, maupun konsumen. pengalaman yang

seseorang miliki dapat mempengaruhi pendapatan dengan meningkatkan

produktivitas dan menekan biaya produksi sehingga dengan mudah

menetapkan harga yang tinggi.

b. Indikator Lama Usaha

Terdapat beberapa indikator lama usaha yang mempengaruhi

pengalaman, sebagai berikut:

1. Lama waktu/masa kerja, ukuran tentang lama waktu atau masa kerja yang

telah ditempuh seseorang dapat memahami tugas-tugas suatu pekerjaan

dan telah melaksanakan dengan baik. Seseorang yang masa kerjanya lebih

tinggi akan memiliki strategi yang lebih matang dan tepat dalam

mengelola usahanya, serta mampu mengambil keputusan dalam setiap

kondisi dan keadaan, selain itu pedagang dengan pengalaman dan lama

usaha yang lebih banyak, secara tidak langsung akan mendapatkan

jaringan atau koneksi yang lebih luas yang berguna dalam perolehan laba

2. Tingkat pengetahuan dan keterampilan, pengetahuan merujuk pada

konsep, prinsip, prosedur, kebijakan atau informasi lain yang dibutuhkan

oleh pegawai. Pengetahuan juga mencakup kemampuan untuk memahami

dan menerapkan informasi pada tanggung jawab pekerjaan, sedangkan

keterampilan merujuk pada kemampuan fisik yang dibutuhkan untuk

mencapai atau menjalankan suatu tugas atau pekerjaan. Pengetahuan yang

luas tanpa diiringi dengan ketrampilan hanya akan menjadi aksi yang tidak

kongkret. Banyak orang yang pandai berbicara, tetapi hanya sedikit orang

yang bisa bekerja dan menekuni bidang pekerjaanya. Pengetahuan dan

keterampilan berkaitan terhadap seseorang dalam bekerja.

3. Penguasaan terhadap pekerjaan dan peralatan, tingkat penguasaan

seseorang dalam pelaksanaan aspek-aspek tehnik peralatan dan teknik

pekerjaan (Foster, 2001:43).

21

5. Pendapatan

a. Pengertian Pendapatan

Pendapatan merupakan total penerimaan seseorang berupa uang

ataupun non uang seseorang pada periode tertentu (Rahardja & Manurung,

2006:292). Sedangkan (Suroto, 2000:6) mengatakan bahwa teori pendapatan

adalah total penerimaan dapat berbentuk uang atau barang yang dihitung

sebagai jumlah uang dari harta berlaku yang diberikan oleh pihak lain

maupun hasil industri pada saat yang sama. Pendapatan merupakan sumber

mata pencaharian seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari –

sehari secara langsung dan tidak langsung. (Reksoprayitno, 2004:79)

menambahkan bahwa pendapatan seseorang merupakan total penerimaan atas

hasil penjualan yang didapatkan pada periode waktu tertentu.

Dalam analisis mikro ekonomi menjelaskan bahwa pendapatan

berkaitan dengan hasil penerimaan dalam suatu periode waktu yang berada

dari faktor produksi seperti sumber daya alam, modal, dan tenaga kerja

masing – masing bisa berbentuk upah, sewa, bunga/laba (Sukirno, 2002:391).

Jumlah konsumsi seseorang atas barang dapat dipengaruhi oleh

pendapatan, hal ini sering terjadi ketika pendapatan meningkat maka tidak

hanya konsumsi seseorang saja yang bertambah tetapi kualitas yang dimiliki

barang tersebut akan dijadikan pertimbangan. Misalnya saja ketika

pendapatan seseorang meningkat membuat orang tersebut memutuskan

untuk mengkonsumsi beras dengan kualitas yang lebih baik dari sebelumnya

(Soekarwati, 2002:132). Peningkatan pendapatan juga berpengaruh terhadap

peningkatan utility melalui pertambahan waktu luang yang dimiliki

seseorang, hal ini mengartikan adanya pengurangan jam kerja Simanjuntak

(1998:54).

b. Sumber - Sumber Pendapatan

Pendapatan yang diterima seseorang bisa bersumber dari beberapa

sumber, sebagai berikut (Gilarso, 1992:62) :

22

1. Usaha milik sendiri, contoh dari sumber ini adalah menjalani

perusahaan sendiri, bertani di sawah, dan berdagang.

2. Bekerja dengan orang lain, seperti bekerja sebagai karyawan

diperusahaan milik pemerintah atau swasta

3. hasil kepemilikan, contohnya seperti mendapat uang hasil dari bunga

yang dipinjam seseorang, rumah atau tempat yang disewa, mempunyai

tanah, dan gaji pensiun untuk mereka yang lanjut usia karena

sebelumnya pernah bekerja pada suatu instansi atau pemerintahan

4. Sumbangan atau bantuan, seperti mendapat warisan atau bantuan dari

keluarga, tabungan, hadiah dan lainnya.

5. Pinjaman, termasuk kedalam kategori sumber yang pada suatu saat

wajib dikembalikan.

c. Faktor – Faktor Pendapatan

Menurut (Boediono, 2002:150) pendapatan dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor, sebagai berikut:

1. Pendapatan dipengaruhi oleh jumlah faktor – faktor produksi yang

dimiliki bersumber dari kekayaan yang dimiliki seperti tabungan,

warisan, dan lainnya

2. Pendapatan dipengaruhi oleh harga dari satuan faktor produksi yang

ditentukan berdasarkan penawaran dan permintaan di pasar aktor

produksi

3. Pendapatan dipengaruhi oleh hasil pekerjaan sampingan

B. Penelitian Terdahulu

1. Rosetyadi Artistyan Firdausa dan Fitrie Arianti, (2013)

Penelitian yang dilakukan pada tahun 2013 oleh Rosetyadi dan

Fitrie, terdapat tiga variabel bebas yaitu modal awal, lama usaha, dan jam

kerja yang berpengaruh pada variabel terikat yaitu pendapatan pedagang

kios. Penelitian menunjukkan bahwa eksistensi pasar modern sedikit

mengusik keberadaan pasar tradisional. Kesamaan fungsi yang dimiliki

keduanya membuat persaingan dan terancam mematikan pasar tradisional

23

yang memiliki banyak kelemahan. Sehingga dilakukan penelitian ini untuk

mengetahui bagaimana pengaruh kedua variabel. Penelitian dilakukan

kepada pedagang kios di Pasar Bintoro Demak dengan jumlah 75

responden. Sedangkan metode analisis yang digunakan adalah kuadrat

terkecil biasa (Ordinary Least Square/OLS).

Model persamaan regresi berganda menunjukkan bahwa koefisien

variabel modal awal sebesar 0,55 persen, variabel lama usaha sebesar 0,36

persen, dan variabel jam kerja 1,04 persen akan berpengaruh terhadap

pendapatan. Sehingga setiap variabel bebas meningkat sebesar satu persen

maka akan meningkatkan jumlah pendapatan pedagang kios Pasar Bintoro

Demak secara positif dan signifikan sebesar nilai koefisien masing –

masing variabel bebas miliki.

2. Budi Wahyuno (2017)

Budi Wahyono dalam penelitiannya tahun 2017, penelitian ini

dilakukan di Pasar Bantul karena Pasar tersebut telah beberapakali

mengalami perluasan, rehabilitasi, dan revitalisasi terhadap beberapa

bangunan untuk dijadikan pasar moden yang kemudian memunculkan

persaingan. Pasar Bantul sebagai pasar tradisional tentu tidak dapat

bersaing sejajar dengan pasar modern, sehingga diperlukan analisis faktor

– faktor seperti modal usaha, tingkat pendidikan, lama usaha, dan jam kerja

yang mempengaruhi pendapatan pedagang. Penelitian ini menggunakan

teknik pengumpulan data kuesioner (angket) dan wawancara terstuktur

pada 95 sampel pedagang di Pasar Bantul. Sedangkan untuk pengolahan

dan analisis data menggunakan deskripsi data, analisis regresi linier

berganda dengan uji t dan uji f untuk mengetahui tingkat signifikan antara

variabel bebas dan terikat, serta uji determinan (R2) untuk mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel.

Hasil penelitian uji koefisien regresi secara parsial dengan uji t

menunjukkan bahwa pendapatan pedagang secara simultan dapat

dipengaruhi oleh variabel modal (X1) dan jam kerja (X4) secara

sginifikan. Sedangkan variabel tingkat pendidikan (X2) dan lama usaha

(X3) tidak berpengaruh signidikan terhadap pendapatan pedagang. Uji F

24

secara bersama – sama diperoleh nilai f-hitung sebesar 24,994 dan f tabel

sebesar 2,47 dengan nilai sebesar 0,000. karena nilai f tabel lebih kecil dari

f hitung dengan nilai signifikan kurang dari 0,05. Maka semua variabel

terika dipengaruhi oleh variabel bebas secara simultan. Sedangkan nilai

didapat R2 sebesar 0,526 mengartikan bahwa variabel bebas menjelaskan

sebesar 52,6% sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lainnya yang

tidak dijelaskan sebesar 47,4%.

3. Dewa Made Aris Artaman, Ni Nyoman Yuliarmi, dan I Ketut Djayastra

(2015)

Penelitian yang dilakukan pada pedagang Pasar Seni Sukawati

Gianyar tahun 2015 bertujuan untuk menganalisis lima variabel bebas

(modal usaha, lama usaha, jam kerja, parkir, dan lokasi usaha) terhadap

variabel terikat (pendapatan pedagang) secara simultan dan parsial, serta

mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi pendapatan. Pengolahan

dan analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda dengan uji

uji t dan uji f untuk mengetahui tingkat signifikan antara variabel bebas

dan terikat, serta uji determinan (R2) untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variabel. Penelitian ini

menggunakan teknik observasi non partisipasi dan wawancara pada 89

responden pedagang pasar Seni Sukawati Gianyar.

Hasil analisis dengan uji F menghasilkan nilai f hitung sebesar

16,345 dengan f tabel sebesar 2,29. Nilai f hitung yang lebih besar

dibandingkan dengan f tabel menunjukkan bahwa variabel bebas dapat

mempengaruhi variabel terikat secara simultan. Hasil uji koefisien regresi

dengan uji t menunjukkan bahwa pendapatan pedagang secara parsial

menghasilkan nilai t-hitung 3,645 > t-tabel 2,00 pada variabel modal

usaha, variabel lama usaha menghasilkan nilai t-hitung 3,645 > t-tabel

2,00. Variabel Lokasi usaha menghasilkan nilai t-hitung 2,454 > t-tabel

2,00. Ketiga variabel tersebut memiliki pengaruh positif signifikan

sedangkan sisanya yaitu jam kerja dengan nilai t-hitung 1,977 ≤ t-tabel

2,00. variabel parkir dengan nilai t-hitung 0,350 ≤ t-tabel 2,00 tidak

berpengaruh positif terhadap pendapatan.

25

4. Rahadian Ali Oetomo (2012)

Rahadian melakukan penelitian pada Restoran Waroeng Taman

Singosari Semarang tahun 2012 bertujuan untuk mengetahui apakah

penurunan penjualan yang terjadi disebabkan oleh adanya pengaruh

variabel bebas (keragaman menu, persepsi harga, dan lokasi) terhadap

variabel terikat (minat beli ulang konsumen). Penelitian ini menggunakan

metode pengambilan data dengan observasi, kuesioner, dan wawancara.

Sedangkan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian tersebut

digunakan analisis regresi linier berganda (Multiple Regression) dengan

uji t dan uji f untuk mengetahui tingkat signifikan antara variabel bebas

dan terikat, serta uji determinan (R2) untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variabel.

Model analisis linier berganda dengan uji t menunjukkan variabel

keragaman menu berpengaruh secara parsial dengan nilai t-hitung 3,252 >

t-tabel 0,002 pada variabel keragaman menu, variabel persepsi harga

menghasilkan nilai t-hitung 3,392 > t-tabel 0,001. Variabel Lokasi

menghasilkan nilai t-hitung 2,754 > t-tabel 0,007. Ketiga variabel tersebut

memiliki pengaruh positif signifikan terhadap minat beli ulang konsumen.

Hasil analisis dengan uji f menghasilkan nilai 34.407 dengan tingkat

signifikansi 0,000. Mengartikan bahwa bahwa variabel bebas dapat

mempengaruhi variabel terikat secara simultan. Sedangkan perhitungan

regresi dapat diketahui dengan uji determinan R2 didapatkan bahwa

variabel keragaman menu, persepsi harga, dan lokasi mempengaruhi minat

ulang pembelian konsumen sebesar 0,503, sedangkan sisanya yaitu

sebesar 49,7% dipengaruhi oleh variabel lainnya.

5. Kamanda Tri Gumelar, Handoyo Djoko Waluyo, Sri Suryoko (2016)

Penelitian yang dilakukan oleh Kamanda Tri Gumelar, Handoyo

Djoko Waluyo, Sri Suryoko pada tahun 2016 mengenai keputusan

pembelian konsumen resto sambal van java tembalang pelanggan rumah

makan dengan variabel kualitas pelayanan, variasi menu, dan harga

sebagai variabel bebas. persentase perubahan target yang terus meningkat

tidak dibarengi dengan persentase pertumbuhan konsumen yang

26

cenderung menurun merupakan alasan penelitian ini dilakukan. Penelitian

ini menggunakan explanatory research bertujuan untuk mengetahui

pengaruh dari satu variabel ke variabel lainnya untuk menguji hipotesis

yang diajukan. Peneliti menggunakan 100 responden dengan pertanyaan

terbuka dan kuesioner sebagai instrument penelitiannya. Sedangkan dalam

pengolahan dan analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda

dengan uji t dan uji f untuk mengetahui tingkat signifikan antara variabel

bebas dan terikat, serta uji determinan (R2) untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variabel.

Hasil analisis penelitian menunjukkan ketiga variabel bebas yaitu

kualitas pelayanan, variasi menu, dan harga secara parsial (induvidu) dan

simultan (bersama – sama) berpengaruh positif dan siginifikan terhadap

keputusan pembelian konsumen Resto Sambal Van Java Tembalang, Kota

Semarang. Sedangkan variabel kualitas pelayanan memiliki pengaruh

paling dominan terhadap keputusan pembelian dibandingkan dengan

variabel variasi menu dan variabel harga.

6. Zahara Fitria (2015)

Penelitian ini menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi

pendapatan pedagang kaki lima warung makan di Jalan Z.A.Pagar Alam

Kota Metro. Menggunakan variabel modal usaha, lama usaha, jumlah jam

kerja, dan variasi menu sebagai variabel bebas (X), dan menggunakan

Pendapatan pedagang kaki lima sebagai variabel terikat (Y). Penelitian ini

menggunakan 54 responden dan menggunakan analisis regresi linier

berganda dengan metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least

Square/OLS) dan uji t dan uji f untuk mengetahui tingkat signifikan antara

variabel bebas dan terikat, serta uji determinan (R2) untuk mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel.

Berdasarkan analisis uji t menunjukkan bahwa model variabel bebas

(modal usaha, lama usaha, jumlah jam kerja, dan variasi menu) secara

parsial (induvidu) memiliki pengaruh positif dan signifikan. Sejalan

dengan itu hasil analisis uji f juga menunjukkan bahwa model variabel

bebas modal usaha, lama usaha, jumlah jam kerja, dan variasi menu) secara

27

simultan (bersama - sama) memiliki pengaruh yang signifikan. Sedangkan

variabel yang paling berpengaruh dominan terhadap pendapatan pedagang

kaki lima warung makan di Jalan Z.A.Pagar Alam Kota Metro adalah

variabel modal usaha.

7. Imoleayo Foyeke Obigbemi (2010)

Keputusan penetapan harga telah menjadi keputusan penting yang

dibuat oleh semua perusahaan bisnis di semua tingkatan dan telah menjadi

tantangan besar bagi Usaha Kecil dan Menengah di Nigeria. Pekerjaan

penelitian ini memperlakukan dampak perubahan harga pada omset

penjualan organisasi, sebuah studi tentang UKM di Nigeria. Metodologi

yang digunakan adalah survei dan pendekatan empiris, dengan kuesioner

kepada beberapa UKM di Nigeria, mengevaluasi dampak perubahan harga

produk terhadap omset. Sumber primer dan sekunder digunakan untuk

mengumpulkan data. Dalam penelitian ini menggunakan 166 responden

dan dianalisis dengan menggunakan t – student. Hasil Analisis Uji t-

student menunjukkan bahwa hubungan antara variabel perubahan harga

dan biaya penjualan berkorelasi positif pada tingkat signifikansi 0.05. dan

berhubungan negatif pada variabel keuntungan dan reaksi penjualan pada

tingkat signifikasi 0.05

Sehingga dapat disimpulkan bahwa harga suatu produk dapat

mempengaruhi keuntungan baik secara positif dan negatif. Tergantung

pada bagaimana harga akan ditetapkan. Ketika penetapan harga tidak

dilakukan secara efektif maka akan merugikan keuntungan yang didapat.

8. Norman Chiliya dan Prof. Mornay Roberts-Lombard (2012)

Penelitian ini menyelidiki tingkat pengalaman dan pendidikan pada

profitabilitas toko kelontong kecil daerah Mdatsane London Metropole

Timur di Afrika Selatan. Tujuan utamanya adalah untuk mengidentifikasi

apakah pengalaman pemilik bisnis mempengaruhi kinerja bisnis. Tujuan

sekunder adalah untuk menentukan apakah usia pemilik, tingkat

pendidikan, dan usia bisnis adalah variabel yang signifikan dan

mempengaruhi kinerja keuangan operasi bisnis kecil. Data kuantitatif

28

diterjemahkan ke dalam SPSS untuk grafik dan Statistik deskriptif.

Dengan menggunakan analisis ANOVA pada 36 responden.

Studi ini menemukan hubungan positif antara pengalaman dan

kinerja toko kelontong. Ini menyiratkan bahwa pemilik toko kelontong

potensial dapat mengambil manfaat dari pengalaman sebelumnya.

Sedangkan hubungan usia dengan keuntungan dilihat dari pembagian usia

dimana pada kategori usia 21 hingga 30, adalah yang paling menonjol

dalam memiliki atau mengelola perusahaan ritel diikuti oleh kategori usia

31 dan 40. Tampak jelas bahwa kelompok usia 21 hingga 30, yang

merupakan mayoritas (25%) dalam penelitian, tidak menghadiri atau

berpartisipasi dalam lokakarya dan, juga, tidak menganggap pelatihan itu

perlu. Ini adalah sebuah memprihatinkan, karena kategori usia di atas

dianggap sebagai usia aktif dalam perekonomian suatu negara. Tingkat

pendidikan kurang diperkenalkan pada toko bahan makanan akibat upah

rendah yang dibayarkan sektor ini. manajer /pemilik sering kali berhati-

hati untuk mempekerjakan lulusan karena mereka dianggap tidak mungkin

tetap berkomitmen dalam jangka panjang karena rencana karir yang

mereka miliki. Namun, merekrut lebih banyak pengangguran atau

mempekerjakan pekerja paruh waktu akan menghasilkan aliran bakat,

energi, dan inovasi yang lebih besar di sektor ini. Selain itu, banyak toko

kelontong kekurangan waktu, sumber daya, teknologi atau keahlian untuk

meneliti dan mengembangkan ide dan inovasi bisnis baru. Terakhir, usia

perusahaan Jumlah rata-rata tahun yang dimiliki pemilik/manajer dalam

menjalankan bisnisnya adalah 4,25. Penelitian menunjukkan bahwa

mayoritas pemilik/manajer toko kelontong mulai mengelola toko

kelontong mereka toko selama lima tahun terakhir.

9. Rasmulia Sembiring (2016)

UKM merupakan usia yang dapat bertahan meskipun turbulensi ekonomi

melanda Negara Indonesia. Bahkan saat ini UKM memiliki peran dalam

pembangunan ekonomi Indonesia. Penelitian ini menggunakan dua

variabel bebas yaitu pengetahuan (X1) dan keterampilan (X2), sedangkan

variabel terikat adalah kinerja UKM (Y) digunakan sebagai variabel

29

dependen. Menggunakan sampel sebanyak 120 responden. Metode

analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan uji t dan uji

f. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen X

(pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia) memiliki pengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja UKM.

10. Diwayana Putri Nasution (2013)

Penelitian ini menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi

pendapatan pengusaha restoran yang berada di Kota Medan. Dengan

menggunakan variabel biaya, modal, tenaga kerja, waktu kerja, lama

usaha, dan variasi menu sebagai variabel (X) dan menggunakan

pendapatan pengusaha restoran sebagai variabel terikat (Y). Penelitian ini

menggunakan sampel sebanyak 115 responden dan menggunakan metode

path analysis dalam mengestimasikan hasil penelitiannya, serta

menggunakan uji t dan uji f untuk mengetahui tingkat signifikan antara

variabel bebas dan terikat, serta uji determinan (R2) untuk mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel.

Berdasarkan kesimpulan pada penelitian didapatkan hasil bahwa

variabel modal, tenaga kerja, lama usaha, variasi menu dan biaya memiliki

pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel pendapatan. Lain halnya

dengan variabel waktu kerja yang memiliki pengaruh positif dan non

signifikan terhadap pendapatan.

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No. Nama

Peneliti dan

Tahun

Judul Alat Analisis Variabel

Penelitian

Hasil Penelitian

1. Rosetyadi

Artistyan

Firdausa dan

Fitrie Arianti

(2013).

Diponegoro

Journal of

Pengaruh

Modal Awal,

Lama Usaha

dan Jam Kerja

terhadap

Pendapatan

Pedagang Kios

penelitian ini

menggunakan

model regresi

linier berganda

dengan metode

estimator OLS

(Ordinary Least

Pendapatan

Pedagang

Kios (Y),

Modal Awal

(X1), Lama

Usaha (X2),

Hasil penelitian

dengan metode

regresi

menunjukkan

bahwa variabel

modal awal,

variabel lama

30

Economics,

Vol.2 No. 1.

Fakultas

Ekonomika

dan Bisnis

Universitas

Diponegoro

di Pasar

Bintoro

Demak

Square) atau

kuadrat terkecil

Jam Kerja

(X3)

usaha, dan

variabel jam

kerja

berpengaruh

positif dan

siginifkan

terhadap

variabel

pendapatan

2. Budi

Wahyuno

(2017).

Jurnal

Pendidikan

dan

Ekonomi,

Vol. 6, No.

4.

Pendidikan

Ekonomi,

Fakultas

Ekonomi,

Universitas

Negeri

Yogyakarta

Analisis

Faktor - Faktor

yang

Mempengaruhi

Pendapatan

Pedagang di

Pasar Bantul

Kabupaten

Bantul

penelitian ini

menggunakan

model regresi

linier berganda

dengan metode

estimator OLS

(Ordinary Least

Square) atau

kuadrat terkecil.

Sedangkan untuk

mengetahui

signifikansi

peneliti

menggunakan uji

t (dilakukan

untuk

mengetahui

apakah variabel

bebas

berpengaruh

secara parsial

terhadap variabel

terikat) dan uji f

(dilakukan untuk

mengetahui

apakah variabel

bebas

berpengaruh

secara simultan

terhadap variabel

terikat). Serta

koefisien

determinasi

Pendapatan

pedagang(Y),

Modal Usaha

(X1), Tingkat

Pendidikan

(X2), Lama

Usaha (X3),

Jam Kerja

(X4)

Hasil penelitian

uji koefisien

regresi secara

parsial dengan

uji t

menunjukkan

bahwa

pendapatan

pedagang secara

parsial dapat

dipengaruhi oleh

variabel modal

(X1) dan jam

kerja (X4)

secara

sginifikan.

Sedangkan

variabel tingkat

pendidikan (X2)

dan lama usaha

(X3) tidak

berpengaruh

signidikan

terhadap

pendapatan

pedagang. Uji F

secara bersama

– sama

diperoleh nilai f-

hitung sebesar

24,994 dan f

tabel sebesar

2,47 dengan

31

nilai sebesar

0,000. karena

nilai f tabel

lebih kecil dari f

hitung dengan

nilai signifikan

kurang dari

0,05. Maka

semua variabel

terikat

dipengaruhi oleh

variabel bebas

secara simultan.

Sedangkan nilai

didapat R2

sebesar 0,526

mengartikan

bahwa variabel

bebas

menjelaskan

sebesar 52,6%

sedangkan

sisanya

dijelaskan oleh

variabel lainnya

yang tidak

dijelaskan

sebesar 47,4%

3. Dewa Made

Aris

Artaman, Ni

Nyoman

Yuliarmi, I

Ketut

Djayastra

(2015). E-

Jurnal

Ekonomi dan

Bisnis

Universitas

Udayana

Vol.4 No. 2

Analisis

Faktor - Faktor

yang

Mempengaruhi

Pendapatan

Pedagang

Pasar Seni

Sukawati

Gianyar

Pengolahan dan

analisis data

menggunakan

analisis regresi

linier berganda

dengan uji uji t

dan uji f untuk

mengetahui

tingkat

signifikan antara

variabel bebas

dan terikat, serta

uji determinan

(R2) untuk

Pendapatan

Pedagang

(Y), Modal

Usaha (X1),

Lama Usaha

(X2), Jam

Kerja (X3),

Parkir (X4),

dan Lokasi

Usaha (X5)

Hasil Penelitian

menunjukkan

bahwa variabel

bebas secara

simultan

berpengaruh

signifikan

terhadap

pendapatan

pedagang dan

juga secara

parsial variabel

modal usaha,

variabel lama

32

mengukur

seberapa jauh

kemampuan

model dalam

menerangkan

variabel.

usaha, dan

lokasi usaha

berpengaruh

positif terhadap

pendapatan

memiliki

pengaruh positif

dan signifikan

lain halnnya

dengan variabel

jam kerja dan

parkir tidak

memiliki

pengaruh positif.

Variabel yang

paling dominan

mempengaruhi

pendapatan

adalah variabel

modal.

4. Rahadian Ali

Oetomo

(2012).

Skripsi.

Fakultas

Ekonomika

dan Bsinis.

Universitas

Diponegoro.

Analisis

Pengaruh

Keragaman

Menu,

Persepsi Harga

dan Lokasi

terhadap Minat

Beli Ulang

Konsumen

(Studi pada

Restoran

Waroeng

Taman

Singosari

Semarang)

Peneliti

menggunakan

analisis regresi

linier berganda

(Multiple

Regression)

dengan uji t dan

uji f untuk

mengetahui

tingkat

signifikan antara

variabel bebas

dan terikat, serta

uji determinan

(R2) untuk

mengukur

seberapa jauh

kemampuan

model dalam

menerangkan

variabel.

Minat

Beli Ulang

Konsumen

(Y),

Keragaman

Menu (X1),

Persepsi

Harga (X2),

Lokasi (X3)

Hasil analisis

regresi

menunjukkan

bahwa ketiga

variabel bebas

(keragaman

menu, persepsi

harga, dan

lokasi)

berpengaruh

positif dan

signifikan secara

parsial

(induvidu) dan

simultan

(bersama –

sama) terhadap

variabel terikat

(minat beli

ulang

konsumen)

33

5. Kamanda Tri

Gumelar,

Handoyo

Djoko

Waluyo, Sri

Suryoko

(2016).

Jurnal Ilmu

Administrasi

Bisnis

VOL.5

NO.1.

Fakultas

Ekonomika

dan Bsinis.

Universitas

Diponegoro.

Pengaruh

Kualitas

Pelayanan,

Variasi Menu,

dan Harga

terhadap

Keputusan

Pembelian

(Studi pada

Konsumen

Resto Sambal

Van Java

Tembalang,

Kota

Semarang)

Peneliti

menggunakan

analisis data

menggunakan

analisis regresi

linier berganda

dengan uji t dan

uji f untuk

mengetahui

tingkat

signifikan antara

variabel bebas

dan terikat, serta

uji determinan

(R2) untuk

mengukur

seberapa jauh

kemampuan

model dalam

menerangkan

variabel.

Keputusan

Pembelian

(Y), Kualitas

Pelayanan

(X1), Variasi

Menu (X2),

dan Harga

(X3)

Hasil analisis

penelitian

menunjukkan

ketiga variabel

bebas yaitu

kualitas

pelayanan,

variasi menu,

dan harga secara

parsial

(induvidu) dan

simultan

(bersama –

sama)

berpengaruh

positif dan

siginifikan

terhadap

keputusan

pembelian

konsumen.

Sedangkan

variabel kualitas

pelayanan

memiliki

pengaruh paling

dominan

terhadap

keputusan

pembelian

dibandingkan

dengan variabel

variasi menu

dan variabel

harga.

6. Zahara Fitria

(2015).

Skripsi.

Fakultas

Ekonomi

Dan Bisnis

Analisis

Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhi

Pendapatan

Pedagang Kaki

Peneliti

menggunakan

analisis regresi

linear berganda

dengan metode

kuadrat terkecil

Pendapatan

Pedagang

Kaki Lima

(Y), Modal

Usaha (X1),

Lama Usaha,

Hasil penelitian

menunjukkan

menunjukkan

bahwa model

variabel bebas

(modal usaha,

34

Universitas

Lampung

Lima Warung

Makan di Jalan

Z.A.Pagar

Alam Kota

Metro

biasa (Ordinary

Least

Square/OLS) dan

uji t dan uji f

untuk

mengetahui

tingkat

signifikan antara

variabel bebas

dan terikat, serta

uji determinan

(R2) untuk

mengukur

seberapa jauh

kemampuan

model dalam

menerangkan

variabel.

Jumlah Jam

Kerja (X4),

dan Variasi

Menu (X5)

lama usaha,

jumlah jam

kerja, dan

variasi menu)

secara parsial

(induvidu) dan

simultan

(bersama –

sama) memiliki

pengaruh positif

dan signifikan

terhadap

variabel terikat

yaitu

pendapatan

pedagang kaki

lima. Sedangkan

variabel yang

paling

berpengaruh

dominan

terhadap

pendapatan

pedagang kaki

lima warung

makan di Jalan

Z.A.Pagar Alam

Kota Metro

adalah variabel

modal usaha.

7. Imoleayo

Foyeke

Obigbemi.

(2010).

Broad

Research in

Accounting,

Negotiation,

and

Distribution

Volume 1,

Issue 1

The Impact of

Product Price

Changes on

the Turnover

of Small and

Medium

Enterprises in

Nigeria

Dalam Penelitian

menggunakan

analisis t –

student.

Keuntungan

pemilik usaha

UKM(Y),

Harga (X1),

reaksi

penjualan

(X2)

Hasil Analisis

Uji t-student

menunjukkan

bahwa

hubungan antara

variabel

perubahan harga

dan biaya

penjualan

berkorelasi

positif pada

tingkat

35

signifikansi

0.05. dan

berhubungan

negatif pada

variabel

keuntungan dan

reaksi penjualan

pada tingkat

signifikasi 0.05

Sehingga dapat

disimpulkan

bahwa harga

suatu produk

dapat

mempengaruhi

keuntungan baik

secara positif

dan negatif.

Tergantung pada

bagaimana

harga akan

ditetapkan.

Ketika

penetapan harga

tidak dilakukan

secara efektif

maka akan

merugikan

keuntungan

yang didapat.

8. Norman

Chiliya dan

Prof. Mornay

Roberts-

Lombard

(2012).

Broad

Research in

Accounting,

Negotiation,

Impact of

Level of

Education and

Experience on

Profitability of

Small Grocery

Shops in South

Africa

Peneliti

menggunakan

analisis ANOVA

pada 36

responden.

Penelitian ini

menggunakan

3 variabel

bebas yaitu

Pengalaman

(X1), Usia

(X2), Tingkat

Pendidikan

(X3), Usia

Perusahaan

(X4) dan

Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa

pengalaman (F

7.718, p 0.000)

kepada

keuntungan.

Sedangkan usia

signifikan

terhadap

keuntungan (F

36

and

Distribution

variabel

terikat yaitu

profitabilitas/

keuntungan

(Y)

0,72, p 0,586).

Tingkat

pendidikan

memiliki

korelasi positif

(r = 0, 3792 and

p=0,003) dan

tingkat

signifikan

sebesar 95%.

Terakhir usia

perusahaan

berhubungan

positif dengan

keuntungan (F

2.49, p=0.033)

9. Rasmulia

Sembiring

(2016).

International

Journal of

Management,

Economics

and Social

Sciences

Vol. 5, Issues

3

Impact of

human

resources'

knowledge and

skills on

SMEs' in

Medan City,

Indonesia

Penelitian ini

menggunakan

desain penelitian

campuran.

Dengan

menggunakan

sampel sebanyak

120 responden.

Metode analisis

yang digunakan

adalah regresi

linier berganda

dengan uji t dan

uji f.

Variabel

Independen

yang

digunakan

ialah

engetahuan

(X1) dan

keterampilan

(X2),

sedangkan

kinerja UKM

(Y)

digunakan

sebagai

variabel

dependen.

Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa variabel

independen X

(pengetahuan

dan

keterampilan

sumber daya

manusia)

memiliki

pengaruh positif

dan signifikan

terhadap kinerja

UKM.

10. Diwayana

Putri

Nasution

(2013).

Thesis.

Sekolah

Pasca

Sarjana.

Universitas

Analisis

Faktor-faktor

yang

Mempengaruhi

Pendapatan

Pengusaha

Restoran di

Kota

Medan

Peneliti

menggunakan

metode path

analysis dalam

mengestimasikan

hasil

penelitiannya,

serta

menggunakan uji

t dan uji f untuk

pendapatan

pengusaha

restoran

sebagai

variabel

terikat (Y).

modal(X2) ,

tenaga kerja

(X3), waktu

kerja (X4),

Berdasarkan

kesimpulan pada

penelitian

didapatkan hasil

bahwa variabel

modal, tenaga

kerja, lama

usaha, variasi

menu dan biaya

memiliki

37

Sumatera

Utara

mengetahui

tingkat

signifikan antara

variabel bebas

dan terikat, serta

uji determinan

(R2) untuk

mengukur

seberapa jauh

kemampuan

model dalam

menerangkan

variabel.

lama usaha

(X5), dan

variasi menu

(X6) dengan

variabel

intervening

biaya

pengaruh positif

dan signifikan

terhadap

variabel

pendapatan.

Lain halnya

dengan variabel

waktu kerja

yang memiliki

pengaruh positif

dan non

signifikan

terhadap

pendapatan.

38

C. Kerangka Berpikir

Dalam menunjang proses penelitian agar tetap terarah pada fokus

penelitian maka disusun suatu kerangka dalam penelitian ini. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variasi menu, harga, jam kerja,

dan lama usaha terhadap pendapatan yang diterima oleh pemilik warteg.

Maka dari itu peneliti menggunakan dua bentuk kerangka berpikir yaitu

kerangka berpikir secara khusus dan kerangka berpikir secara umum. Berikut

adalah kerangka penelitian tersebut:

1. Kerangka Berpikir Umum

Kerangka berpikir secara umum berisi mengenai penelitian yang

dilihat secara umum. Usaha bidang kuliner menjadi salah satu penggerak

perekonomian Kota Tangerang Selatan. Dari sekian banyak jenis kuliner,

terdapat warung tegal (warteg) yang selalu diminati oleh masyarakat

Indonesia. Warung makan yang masuk dalam kategori Usaha Mikro,

Kecil, dan Menengah (UMKM) ini, juga berkembang di Tangerang

Selatan. Khususnya Kecamatan Ciputat Timur yang merupakan batasan

antara kota – kota besar, dengan jumlah kepadatan penduduk tertinggi

diantara kecamatan lain membuat daerah ini sangat cocok untuk usaha

warung makan. Jumlah warteg yang menjamur didaerah tersebut membuat

persaingan antara pemilik usaha tidak dapat dihindari. Hal ini kemudian

membuat pendapatan yang diterima oleh masing – masing pemilik usaha

bisa saja sedikit atau jauh berbeda.

Perbedaan pendapatan yang rendah dikhawatirkan akan

mempengaruhi keberlangsungan usaha warteg. Pemilik warteg sudah

seharusnya mengetahui strategi apa yang perlu ia terapkan dalam bersaing.

Seperti faktor variasi menu yang dapat meningkatkan keuntungan. Ketika

sebuah warteg menyajikan banyak variasi menu maka akan menarik

perhatian konsumen untuk membeli diwarung tersebut dan memuaskan

konsumen tanpa harus berpindah ketempat lain karena yang dibutuhkan

telah disajikan di warteg tersebut. Begitu pula dengan harga, ketika sebuah

warteg menawarkan produknya dengan harga yang lebih rendah

39

dibandingkan warteg lainnya untuk makanan yang sama maka akan

membuat konsumen tertarik untuk membeli makanan diwarung tersebut.

Selain itu faktor seperti jam kerja dapat mempengaruhi

pendapatan, jam kerja yang diterapkan warteg berbeda – beda. Semakin

tinggi jam kerja yang diterapkan akan meningkatkan produktivitas

sehingga membuka kesempatan untuk pemilik warteg untuk mendapatkan

tambahan pendapatan. Sejalan dengan jam kerja, lama usaha juga dapat

meningkatkan pendapatan karena lama usaha berkaitan dengan

pengalaman pemilik usaha dalam menjalani usahanya. semakin lama

seseorang menjalani usahanya maka semakin sedikit kegagalan dan

kerugian dapat terjadi. Sehingga pendapatan pun dapat bertambah.

40

Gambar 4.1

Kerangka Berpikir Umum

Variasi Menu

ANALISIS PENGARUH VARIASI MENU, HARGA, JAM KERJA,

DAN LAMA USAHA TERHADAP PENDAPATAN WARUNG

TEGAL DI KECAMATAN CIPUTAT TIMUR

Harga

Jam Kerja

Lama Usaha

Pendapatan

Uji Vaditas

Uji Reabilitas

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Uji Autokorelasi

Uji Heteroskedasitas

Uji Multikolinearitas

Uji Hipotesis

Uji T

Uji f

Analisis Regresi Berganda

Koefisien Determinasi (R2)

Kesimpulan

41

2. Kerangka Berpikir Khusus

Pendapatan yang diukur dari seberapa besar keuntungan bersih

yang diterima oleh pemilik Warteg yang berada di Kecamatan Ciputat

Timur setiap harinya. Variasi Menu tergambar dari jumlah makanan yang

disajikan oleh warteg dalam setiap harinya Sedangkan harga dapat

dibandingkan dengan harga rata – rata pembelian yang dimiliki setiap

warteg. Jam kerja dapat dilihat dari seberapa lama pemilik usaha membuka

warung makannya dalam sehari. Terakhir lama usaha dapat tercermin dari

seberapa lama pengalaman yang dimiliki pemilik usaha dalam

menjalankan usahanya. untuk memudahkan penelitian maka dapat dilihat

skema berikut ini

Gambar 4.2

Kerangka Berpikir Khusus

D. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara yang akan dilakukan dalam

penelitian, maka berdasarkan rumusan masalah dan tinjauan pustaka yang

sudah dijelaskan sebelumnya dapat disusun hipotesis dalam penelitian,

sebagai berikut:

1. Hipotesis secara parsial dari masing – masing variabel yang diteliti

terhadap pendapatan sebagai berikut:

42

a. Ho : 1 = 0 , tidak ada pengaruh yang signifikan antara variasi menu

terhadap tingkat pendapatan Warung Tegal

Ha : 1 0, adanya pengaruh yang signifikan antara variasi menu

terhadap tingkat pendapatan Warung Tegal

b. Ho : 2 = 0, tidak ada pengaruh yang signifikan antara harga terhadap

tingkat pendapatan Warung Tegal

Ha : 2 0, adanya pengaruh yang signifikan antara harga terhadap

tingkat pendapatan Warung Tegal

c. Ho : 3 = 0, tidak adanya pengaruh yang signifikan antara jam kerja

terhadap tingkat pendapatan Warung Tegal

Ha : 3 0, adanya pengaruh yang signifikan antara jam kerja

terhadap tingkat pendapatan Warung Tegal

d. Ho : 4 = 0, tidak adanya pengaruh yang signifikan antara lama usaha

terhadap tingkat pendapatan Warung Tegal

Ha : 4 0, adanya pengaruh yang signifikan antara lama usaha

terhadap tingkat pendapatan Warung Tegal

2. Hipotesis secara simultan (bersama – sama):

a. Ho : 1, 2, 3 = 0 tidak ada pengaruh yang signifikan antara variasi

menu, harga, jam kerja, dan lama usaha terhadap pendapatan Warung

Tegal

b. Ha : 1, 2, 3 0 ada pengaruh yang signifikan antara variasi menu,

harga, jam kerja, dan lama usaha terhadap pendapatan Warung Tegal

43

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup merupakan batasan yang diambil untuk memudahkan

peneliti dalam melakukan penelitian. Tanpa adanya ruang lingkup maka

proses penelitian akan memakan banyak waktu dan tidak adanya batasan

dalam masalah yang akan diteliti sehingga bisa saja membuat hasil menjadi

bias.

Dalam penelitian ini, ruang lingkup yang digunakan adalah tingkat

pendapatan usaha warung tegal yang berada pada Kecamatan Ciputat Timur.

Cakupan penelitian yang mendukung pendapatan warung tegal yang berada

di Kecamatan Ciputat Timur adalah variasi menu, harga, jam kerja, dan lama

usaha.

Penelitian ini menggunakan lima variabel yang terdiri dari satu variabel

terikat (variabel dependen) dan empat variabel bebas (variabel independen)

dengan rincian sebagai berikut:

Variabel terikat (dependen) : Pendapatan warung tegal

Variabel bebas (independen) : variasi menu, harga, jam kerja, dan

lama usaha

Objek penelitian ini adalah usaha warung tegal yang berada di Kota

Tangerang Selatan khususnya Kecamatan Ciputat Timur. Penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi menu, harga, jam kerja, dan

lama usaha terhadap pendapatan antara usaha warteg.

44

B. Metode Penentuan Sampel

Menurut (Riadi, 2014:16) Populasi adalah sebuah tempat atau wilayah

subjek/objek yang diteliti, baik orang, kejadian, nilai, benda maupun hal

lainnya yang memiliki karakteristik dan kuantitas tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya untuk

mendapatkan sebuah informasi. Populasi dalam penelitian ini adalah Warung

Tegal yang berada di Kecamatan Ciputat Timur.

Populasi yang besar sering membuat peneliti kesulitan bahkan tidak

bisa untuk mengambil semua untuk penelitiannya, biasanya hal ini

disebabkan karena keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya. Sehingga peneliti

memerlukan sampel agar dapat mewakili populasi dan terbukti valid

(Sujarweni, 2014:65). Sedangkan sampel adalah beberapa cuplikan atau

bagian kecil yang diperoleh dari porsi suatu populasi yang cirinya dipelajari

bertujuan untuk mendapatkan informasi seluruhnya. (Abidin, 2015:274)

Teknik pengambilan data dalam penelitian ini adalah simple random

sampling yang termasuk dalam probability sampling. (Sugiyono,2017: 85)

metode simple random sampling adalah teknik penentuan sampel yang

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi.

(Sugiyono, 2017:91) menyarankan tentang ukuran sampel, sebagai berikut:

1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai

dengan 500

2. Bila sampel dibagi dalam kategori maka jumlah anggota sampel setiap

kategori minimal 30

3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate

(kolerasi atau regresi ganda mislanya), maka jumlah anggota sampel

minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel

penelitiannya ada 5 (independen + dependen), maka jumlah anggota

sampel = 10 x 5 = 50.

Keterbatasan dalam hal tenaga dan biaya membuat peneliti

menggunakan sampel sebanyak 60 responden.

45

C. Metode Pengumpulan Data

1. Preliminary Study

Prelimienary studi merupakan studi pendahuluan yang dilakukan untuk

mengetahui gambaran dan informasi awal yang dibutuhkan dalam penelitian

sehingga dapat mendalami masalah yang terjadi. Tujuan dilakukan studi

pendahuluan ini adalah untuk mendapatkan dan mendalami informasi yang

berkaitan dengan usaha warung tegal di Kecamatan Ciputat Timur.

Preliminary study yang dilakukan dalam penelitian ini dengan melakukan

observasi lapangan dan melihat tinjauan literatur yang ada.

Tinjauan literatur yang digunakan didapat dari berbagai sumber seperti

buku bacaan, berita terkini, dan jurnal digital yang berkaitan dengan variasi

menu, harga, jam kerja, lama usaha, dan pendapatan. Observasi lapangan

pada penelitian ini dilakukan di beberapa warung tegal yang dianggap ramai.

2. Studi Lapangan

a. Observasi

Observasi merupakan kegiatan yang dilakukan peneliti dalam

menggali informasi yag diibutuhkan untuk menyajikan gambaran

sebenarnya dari suatu kejadian atau peristiwa untuk menjawab

pertanyaan penelitian, dan untuk membantu memahami perilaku

manusia, serta untuk evaluasi dengan melakukan pengukuran pada aspek

tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut

(Sujarweni, 2014:32).

Dalam hal ini observasi dilakukan dengan cara mengamati kondisi

beberapa warung tegal yang berbeda – beda, namun masih berada pada

lingkup daerah Kecamatan Ciputat Timur. Observasi menjadi penting

dilakukan untuk mengamati bagaimana keadaan warung tegal pada

waktu – waktu tertentu. Tujuan dilakukannya observasi adalah untuk

melihat dan membandingkan mengenai hal – hal yang berkaitan dengan

penelitian pada sebagian warteg yang nantinya akan dijadikan sebagai

responden penelitian. Seperti perbedaan variasi menu makanan yang

dihidangkan, harga rata – rata pembelian, jam kerja yang diberlakukan

46

warteg, biodata pemilik warteg, sampai dengan pendapatan bersih yang

dihasilkan setiap harinya.

b. Wawancara

Wawancara merupakan proses dalam mendapatkan penjelasan untuk

tujuan penelitian dengan menggunakan cara tanya jawab sambil bertatap

muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai,

dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana

pewawancara dan informan terlibat dalam masalah penelitian dalam jangka

lama (Bungin, 2008:108).

Objek wawancara dalam penelitian ini adalah warung tegal di

Kecamatan Ciputat Timur. Wawancara dilakukan pada bulan Juli sampai

dengan Agustus 2019 dan materi wawancara mengenai kegiatan berjualan

setiap hari dan pendapatan yang diterima

c. Kuesioner

Kuesioner atau angket merupakan kumpulan pertanyaan secara

tertulis yang diginakan untuk mendapatkan informasi dari responden

penelitian. Kuesioner digunakan untuk menjelaskan metode maupun

instrumen. Keuntungan menggunakan metode ini adalah tidak memerlukan

kehadiran peneliti secara langsung karena dapat langsung dibagikan secara

bersama kepada responden, serta peneliti dapat membuat standar sehingga

semua responden dapat diberikan pertanyaan yang sama, meskipun dengan

bentuk anonim sehingga responden bebas jujur (Tersiana, 2018:87-88).

Responden mengisi sendiri angket yang tersedia tanpa campur

tangan peneliti, kecuali jika responden dalam kondisi tidak memahami item

pertanyaan maka akan dibantu peneliti dalam pengisiannya agar terhindar

dari hasil yang objektif. Aspek dalam angket pada penelitian ini adalah

variasi menu, harga, jam kerja, lama usaha, dan pendapatan.

3. Jenis Data

Data yang didapat berasal dari dua jenis data yang berbeda, berikut

adalah penjelasan mengenai jenis data dan cara memperoleh penelitian:

a. Data Primer adalah data informasi yang berasal dari tangan pertama yang

dikumpulkan secara langsung dari sumbernya melalui kuesioner, panel,

47

kelompok fokus, dan data hasil wawancara dengan responden. Data yang

diperoleh ini kemudian diolah lagi. Sumber data secara langsung

memberikan data kepada pengumpul data (Riadi, 2016:28).

b. Data sekunder adalah data infromasi yang berasal dari tangan kedua yang

telah dikumpulkan oleh beberapa orang (organisasi) yang disediakan

untuk berbagai penelitian ataupun tujuan tertentu. Data tersebut berasal

dari buku, catata, artikel, majalah, laporan pemerintah, publikasi

perusaah. Data sekunder yang diperoleh tidak perlu diolah lagi (Riadi,

2016:29).

D. Metode Analisis Data

Data yang sebelumnya terkumpulkan dari hasil kuesioner masuk

ketahap pengolahan, yaitu menyusun dan membersihkan data, melakukan

koding (identifikasi data dan klasifikasi data kedalam simbol), melakukan

proses pengukuran dengan alat bantu statistik, dan terakhir tahap

pengelompokkan data secara urut dan singkat agar mudah dipahami dan

menjadi informasi yang layak untuk diteliti.

Alat analisis dan pengolahan dilakukan untuk melihat korelasi dengan

bantuan software Statistical Product and Service Solutions versi 19. Analisis

yang digunakan dalam penelitian memiliki empat tahap, yaitu distribusi

jawaban, uji kualitas data, tabulasi silang, dan uji korelasi.

1. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kevalidan

atau keshahihan kuesioner. Suatu kuesioner dapat dikatakan valid

apabila memiliki nilai validitas yang tinggi, begitu pula sebaliknya

kuesioner dapat dikatakan kurang valid karena memiliki nilai

validitas yang rendah. Suatu kuesioner dapat dikatakan valid jika

mampu mengukur apa yang sesuai dengan tujuan dan

mengungkapkan data dari variabel yang diteliti tepat (Tersiana,

2018:96).

Validitas tersebut dapat diketahui dengan membandingkan r

hitung (correlated item-total correlation) dengan r tabel. Jumlah

48

sampel dalam penelitian ini sebanyak 60 responden dengan tingkat

signifikasi 0,05 maka r tabel adalah 0,266 Jika nilai r hitung > nilai

r tabel maka data tersebut bisa dikatakan sah atau valid (Ghozali,

2016:52).

b. Uji Realibilitas

Uji realibilitas digunakan untuk untuk mengetahui apakah

suatu kuesioner cukup dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data.

Kuesioner dapat dikatakan reliabel apabila kuesioner dapat

menghasilkan data yang sama setelah beberapa kali digunakan untuk

mengukur objek yang sama (Sugiyono, 2017:122).

Cara mengukur realibiltas yang paling umum adalah dengan

membandingkan nilai cronbach alfa dengan nilai r tabel. Suatu

konstruk dikatakan reliable atau layak jika nilai cronbach alfa > nilai

r tabel. Nilai r tabel dalam uji reliabilitas ini sama dengan nilai r tabel

pada uji validitas yaitu 0,266 (Ghozali, 2016: 47).

2. Crosstabulation atau Tabulasi Silang

Tabulasi silang (crosstab) merupakan prosedur penelitian yang

menjadikan deskripsi data dalam bentuk kolom dan baris. Metode

analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan atau mengidentifikasi

korelasi hubungan sebab-akibat antara variabel satu dengan variabel

lainnya kedalam matriks. Pembuatan tabulasi silang dapat disertai

dengan perhitungan tingkat hubungan (asosiasi) antar variabel dalam

kolom dan baris (Wahana Komputer, 2009:183). Menurut (Santoso &

Tjiptono, 2001:137) tabulasi silang memiliki beberapa kegunaan yaitu:

a. mengkaji hubungan antar variabel terpilih

b. mengetahui bagaimana antar variabel berhubungan

c. Sebagai kendali terhadap beberapa variabel sehingga dapat dikaji

ada atau tidaknya hubungan

3. Uji Asumsi Klasik

a. Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk

mengetahui apakah data yang dipakai memiliki distribusi normal

49

sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik. Metode yang

bisa digunakan adalah dengan Metode grafik yang handal adalah

dengan melihat normal probability plot dan uji Kolmogorov-

Smirnov untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi

yang terdistribusi normal. (Sujianto, 2009: 94).

Dalam pengujian data dengan uji One sample Kolmogorov-

Smirnov memiliki dasar keputusan sebagai berikut:

1. Jika nilai signifikansi lebih besar (>) dari 0,05 yang

mengartikan bahwa data yang digunakan terdistribusi normal

2. Jika nilai signifikansi lebih kecil (<) dari 0,05 yang

mengartikan bahwa data yang digunakan tidak terdistribusi

normal.

b. Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah

variabel penganggu berkorelasi dengan variabel penganggu

lainnya. Suatu model dikatakan memiliki masalah autokorelasi

apabila pengaruh faktor penganggu yang terjadi dalam suatu

periode waktu pengamatan saling ketergantungn dengan faktor

penganggu lainnya. Sebaliknya suatu model dikatakan bebas dari

masalah autokorelasi apabila tidak ada pengaruh pada faktor

penganggu dengan faktor penganggu lainnya dalam satu periode

pengamatan.

Model yang memiliki masalah autokorelasi menyebabkan

estimasi dari parameter dan variannya tidak minimal (Gani & Siti,

2015:124) Untuk mengindentifikasi autokorelasi pada suatu

modal dapat menggunakan Uji Durbin-Watson (dl dan du) yang

mana memiliki kriteria jika du < dhitung < 4-du maka tidak ada

autokorelasi (Ghozali, 2016:108).

c. Heteroskedasitas

Suatu model yang memiliki masalah heteroskedastisitas

mengartikan bahwa variansi variabel yang terdapat dalam model

tersebut tidak konstan atau variasi antar error yang satu dengan

50

error lainnya berbeda. Data Cross section sering mengalami

masalah heteroskedastisitas karena variasi unit induvidunya.

Masalah heteroskedastisitas dapat mengakibatkan varian

penaksir yang tidak minimum, sehingga estimator dalam model

regresi tidak efisien.

Menurut (Ghozali, 2016:134) terdapat beberapa cara untuk

mengetahui masalah heteroskedastisitas, yaitu dengan cara:

1. Jika dilihat dari pola tertentu seperti kumpulan titik yang

pola teratur atau tertentu seperti gelombang yang melebar

kemudian menyempit maka mengindikasikan adanya

masalah heteroskedastisitas.

2. Sebaliknya sebuah model dikatakan tidak memiliki

masalah heteroskedastisitas apabila tidak ada pola yang

jelas dan titik – titik yang menyebar dibawah dan di atas

nilai 0 pada sumbu Y.

d. Multikolinearitas

Menurut maddal dalam (Agus & Ratih, 2017: 198) suatu

model regresi dikatakan memiliki masalah multikolinieritas

apabila terjadi hubungan linier yang terjadi secara hampir

sempurna atau hampir sempurna diantara semua variabel

bebasnya. Dalam penggunaan uji multikolinieritas ada rules of

thumb yang memilki arti bahwa suatu model memiliki masalah

kolinieritas apabila model tersebut memiliki R2 tinggi (misalnya

0,8). Tetapi tingkat signifikan variabel – variabel penjelasnya

berdasarkan uji t statistik sangat sedikit gujarati dalam (Agus &

Ratih, 2017:198).

Menurut (Ghozali, 2016:103) indetifikasi Multikolinieritas

dapat juga dilihati dari Nilai Tolerance dan Variance Inflation

Factor (VIF) dengan kedua nilai tersebut kita dapat melihat

variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas

lainnya.

51

4. Uji Hipotesis

a. Uji F

Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel

bebas yang dimasukkan dalam persamaan/model regresi secara

bersamaan bersamaan berpengaruh terhadap variabel terikat

(Agus & Ratih, 2017: 194). Nilai F bisa didapat dengan rumus

berikut:

F =

𝑅2

(𝐾−1)

(1− 𝑅2)

(𝑁−𝐾)

Keterangan

F = nilai F-hitung

k = Banyaknya variabel dalam model regresi

n = Ukuran sampel

R2 = Koefisien determinasi

Proses pengujian signifikan simultan pengaruh variasi menu,

harga, jam kerja, dan lama usaha terhadap tingkat pendapatan

adalah :

a. H0 : β1 = β2 = β3 = β4 ≤ 0 (artinya variasi menu, harga, jam

kerja, dan lama usaha secara simultan tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel pendapatan usaha warung tegal

di Kecamatan Ciputat Timur

b. Ha : minimal satu dari βi ≠ 0 (i = 1, 2, 3 dan 4) (artinya variasi

menu, harga, jam kerja, dan lama usaha secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap variabel pendapatan usaha

warung tegal di Kecamatan Ciputat Timur

c. Apabila F hitung > F tabel atau nilai signifikansi F kurang

dari 5% maka Ho ditolak dan Ha diterima, mengartikan

52

bahwa variabel bebas (variasi menu, harga, jam kerja, dan

lama usaha) secara bersama – sama berpengaruh terhadap

variabel terikat (pendapatan usaha warung tegal di

Kecamatan Ciputat Timur).

d. Apabila F hitung < F tabel atau nilai signifikansi F lebih

besar dari 5% maka Ho diterima dan Ha ditolak, mengartikan

bahwa variabel bebas (variasi menu, harga, jam kerja, dan

lama usaha) secara bersama – sama tidak berpengaruh

terhadap variabel terikat (pendapatan usaha warung tegal di

Kecamatan Ciputat Timur).

b. Uji T

Uji pada nilai statistik t adalah uji signifikansi parameter

untuk menujukkan seberapa jauh pengaruh masing – masing

varibel secara induvidual terhadap variabel bebas. Dalam uji

hipotesis ini, nilai thitung akan dibandingkan dengan nilai t tabel

pada derajat keyakinan tertentu dengan toleransi kesalahan 5%

(Agus & Ratih, 2017: 195). Hipotesis yang diajukan sebagai

berikut:

a. H0 : β1 = 0, tidak ada pengaruh yang signifikan antara

variasi menu (X1) terhadap pendapatan usaha warung tegal

di Kecamatan Ciputat Timur (Y)

Ha : β1 < 0, ada pengaruh yang signifikan antara variasi

menu (X1) terhadap pendapatan usaha warung tegal di

Kecamatan Ciputat Timur (Y)

b. H0 : β1 = 0, tidak ada pengaruh yang signifikan antara harga

(X2) terhadap pendapatan usaha warung tegal di Kecamatan

Ciputat Timur (Y)

Ha : β1 < 0, ada pengaruh yang signifikan antara harga (X2)

terhadap pendapatan usaha warung tegal di Kecamatan

Ciputat Timur (Y)

53

c. H0 : β1 = 0, tidak ada pengaruh yang signifikan antara jam

kerja (X3) terhadap pendapatan usaha warung tegal di

Kecamatan Ciputat Timur (Y)

Ha : β1 < 0, ada pengaruh yang signifikan antara jam kerja

(X3) terhadap pendapatan usaha warung tegal di Kecamatan

Ciputat Timur (Y)

d. H0 : β1 = 0, tidak ada pengaruh yang signifikan antara lama

usaha (X4) terhadap pendapatan usaha warung tegal di

Kecamatan Ciputat Timur (Y)

Ha : β1 < 0, ada pengaruh yang signifikan antara lama usaha

(X4) terhadap pendapatan usaha warung tegal di Kecamatan

Ciputat Timur (Y)

5. Analisis Regresi Linier Berganda

Model analisis yang akan digunakan dalam menganalisis data hasil

penelitian ini adalah model regresi. Teknik analisis data untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel bebas terhadap

variabel terikat yaitu regresi linier berganda. Adapun spesifikasinya

adalah jumlah pendapatan Warung Tegal di Kecamatan Ciputat Timur

dipengaruhi oleh variasi menu, harga, jam kerja, dan lama usaha.

Fungsi model estimasinya sebagai berikut

Y = f (X1, X2, X3, X4)

Kemudian dibentuk model ekonometrika dengan persamaan sebagai

berikut:

Y = 𝛼 + 𝛽1 𝑋1 + 𝛽2 𝑋2 + 𝛽3 𝑋3 + 𝛽4 𝑋4 + 𝜇

Y = Pendapatan UMKM Kota Tangerang Selatan

X1 = Variasi Menu

X2 = Harga

X3 = Jam Kerja

X4 = Lama usaha

β1 β2 β3 β4 = Koefisien

54

α = Intercept

μ = Error term

6. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien korelasi menunjukkan kekuatan hubungan antara variabel

yang satu dengan variabel lainnya. Jika mendekati angka 1 hubungan

tersebut kuat dan jika mendekati 0 hubungannya lemah (Wahyuni, 2014:

211).

Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen (bebas) dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat

terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2016: 95).

E. Operasional Variabel

Definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang

dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel yang dapat

dipahami (Azwar, 2003: 74). Objek dalam penelitian ini adalah Warung Tegal

yang berada pada Kecamatan Ciputat Timur. Dalam penelitian ini terdapat

empat variabel bebas (independent variable), yaitu: variasi menu, harga, jam

kerja, dan lama usaha, dan satu variabel terikat (dependent variable)

Pendapatan.

Tabel 3.1

Operasional Variabel

Variabel Definisi Operasional Indikator Skala

Ukur

Variasi

Menu

Variasi Menu dalam

penelitian ini adalah

banyaknya makanan yang

disediakan oleh pemilik

usaha WARTEG setiap

- Perbandingan

variasi menu

dengan pesaing

- Pelanggan yang

datang

- Kualitas makanan

Likert

55

harinya dan dihitung pada

satuan makanan

- Penambahan

variasi Menu

- Ketersediaan menu

yang sering diberli

Harga Harga dalam penelitian ini

adalah harga rata – rata

pembelian yang dimiliki

oleh setiap pemilik usaha

WARTEG dan diukur

dalam satuan rupiah

- Kesesuaian harga

dengan pesaing

- Harga dipengaruhi

oleh bahan baku

- Pengurangan

jumlah porsi

- Lokasi belanja

bahan baku

- Semakin murah

semakin menarik

Likert

Jam Kerja Jam kerja dalam penelitian

ini adalah banyaknya waktu

yang digunakan oleh

pemilik usaha WARTEG

untuk membuka usaha

setiap harinya dan diukur

dengan satuan jam. Dimulai

dari jam buka sampai

dengan jam tutup usaha.

- Minimal waktu

kerja

- Pengaruh waktu

libut dengan

pendapatan

- Pengaruh

penambahan jam

kerja dan waktu

istirahat

- Penambahan jam

kerja ketika

pendapatan kurang

Likert

Lama

Usaha

Lama usaha dalam

penelitian ini adalah

lamanya pemilik usaha

WARTEG dalam

menjalankan usaha dan

- Banyak

pengalaman

- Bertambahnya

kemampuan

Likert

56

dihitung dengan banyaknya

bulan sampai dengan tahun

- Meningkatkan

pengetahuan selera

konsumen

- Bertambahnya

jumlah pelanggan

- Kekurangan yang

ingin ditingkatkan

Pendapatan Pendapatan dalam

penelitian ini adalah

jumlah pendapatan bersih

yang dihasilkan oleh

WARTEG pada setiap

harinya yang diukur

dengan jumlah satuan

rupiah

- Pemenuhan

Kebutuhan sehari –

hari

- Variasi menu yang

banyak

- Pemilihan waktu

- Kemampuan

- Membangun usaha

lain

Likert

Keterangan:

TS = Tidak Setuju

KS = Kurang Setuju

CS = Cukup Setuju

S = Setuju

SS = Sangat Setuju

57

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Gambaran Umum Kecamatan Ciputat Timur

Gambar 4.1

Peta Kecamatan Ciputat Timur

Sumber: Kecamatan Ciputat Timur dalam Angka, 2018

Kecamatan Ciputat Timur adalah salah satu kecamatan hasil dari

pemekaran Kecamatan CIputat yang berada di Kota Tangerang Selatan,

Provinsi Banten. Secara administrasi Kecamatan Timur memiliki 6

kelurahan, 79 Rukun Warga (RW) dan 444 Rukun Tetangga (RT). 6

Kelurahan tersebut yaitu Kelurahan Rengas, Kelurahan Rempoa, Kelurahan

Pisangan, Kelurahan Cireundeu, Kelurahan Cempaka Putih dan Kelurahan

Pondok Ranji.

58

Tabel 4.1

Persentase Luas Wilayah Kecamatan Ciputat Timur

Kelurahan Persentase Luas Wilayah

Pondok Ranji 13%

Pisangan 25%

Rengas 11%

Rempoa 16%

Cempaka Putih 15%

Cirendeu 20%

Sumber: Kecamatan Ciputat Timur dalam Angka, 2018

Melihat dari data diagram di atas telah diketahui bahwa Kelurahan

Pisangan merupakan Kelurahan dengan daerah terluas karena sebanyak 25%

menguasai daerah Kecamatan Timur. Diikuti oleh Kelurahan Cirendeu dan

Kelurahan Kelurahan Rempoa yang masing – masing menguasai Kecamatan

Ciputat Timur sebesar 20% dan 16%. Sedangkan Keluarahan Rengas

merupakan daerah yang memiliki luas terkecil diantara ketiga Kelurahan

sebelumnya.

Batas wilayah Kecamatan Ciputat Timur adalah:

a. Sebelah Utara : Kecamatan Pondok Aren dan Kota Jakarta Selatan

b. Sebelah Timur : Kota Jakarta Selatan Provinsi DKI Jakarta

c. Sebelah Barat : Kecamatan Ciputat dan Kecamatan Pamulang

d. Sebelah Selatan : Kecamatan Ciputat. Pondok Aren dan Kota Jakarta

Selatan Provinsi DKI Jakarta

Kecamatan Ciputat Timur merupakan Kecamatan dengan kepadatan

penduduk tertinggi yang berada di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2017

yaitu sebesar 13.675 dengan total penduduk sebesar 211.003 jiwa terdiri dari

jumlah laki – laki sebanyak 106.161 jiwa dan jumlah perempuan sebanyak

104.842. Jumlah penduduk usia produktif (15 – 64 tahun) tercatat sebanyak

59

155.605 jiwa, sedangkan penduduk dengan usia tidak produktif (0 – 14 tahun

dan ≥65 tahun) tercatat sebanyak sebanyak 55.398 jiwa.

2. Sekilas Gambaran Umum Warung Tegal di Kecamatan Ciputat Timur

Gambar 4.2

Warteg di Kecamatan Ciputat

Timur

Gambar 4.3

Warteg di Kecamatan Ciputat

Timur

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk Menurut Kelurahan Ciputat Timur 2017

No. Kelurahan Laki -

laki Perempuan Jumlah

Luas Wilayah

(km2)

1. Pisangan 20.705 20.914 41.619 3.91

2. Cirendeu 17.581 17.017 34.598 3.08

3. Cempaka

Putih

12.963 12.899 25.862 2.27

4. Rempoa 16.727 16.651 33.378 2.46

5. Rengas 14.969 14.696 29.665 1.65

6. Pondok Ranji 23.216 22.665 45.881 2.06

Jumlah 106.161 104.842 211.003 15.43

Sumber: BPS Tangerang Selatan, 2018

60

Warung Tegal atau yang biasa kita kenal dengan warteg jumlahnya

menjamur disetiap sudut daerah, seperti yang ada pada di Kecamatan Ciputat

Timur. Usaha warteg menjadi salah satu usaha strategis, dengan harganya

yang terjangkau untuk segala kalangan. Berdasarkan observasi letak warteg

yang berada di Kecamatan ini beraneka ragam. Ada warteg yang memilih

untuk membuka usaha disamping kampus, mengingat mahasiswa merupakan

target pembeli yang cocok. Banyak juga warteg yang membuka usaha di

dalam pemukiman rumah warga dengan alasan target pembelinya adalah

masyarakat sekitar, dan usaha warteg yang berada dipinggir jalan karena

merasa posisinya lebih startegis dibandingkan lainnya karena target

pembelinya bukan hanya mahasiswa dan warga sekitar tetapi pekerja maupun

masyarakat lain yang kebetulan melewati lokasinya.

Tidak sedikit warteg berstatus usaha aplusan, franchise, atau pun milik

sendiri. Warteg yang berstatus usaha aplusan adalah usaha yang dimiliki oleh

beberapa anggota yang biasanya anggota keluarga. Dengan adanya warteg

aplusan ini memberikan kemudahan untuk masing – masing anggota yang

berminat untuk membuka usaha warteg dengan dana yang dimilikinya.

Karena setiap anggota diwajibkan untuk membayar iuran untuk sewa

bangunan, kemudian masing – masing anggota diberi kesempatan berdagang

selama 4 bulan.

Begitu juga dengan warteg yang berstatus usaha franchise. Salah

satunya adalah warteg bernama Kharisma Bahari yang sangat banyak kita

temui. Menurut penuturan Sayudi selaku pencetus usaha Warteg Kharisma

Bahari (WKB) jumlahnya tidak pernah didata secara formal, namun di daerah

Ciputat Timur kurang lebih sekitar 10 cabang warteg. Beliau juga

mengatakan sistem franchise WKB telah membantu banyak pemilik warteg

dalam membuka usahanya. Sistem franchise WKB ini menggunakan sistem

jual beli putus, dimana pemilik usaha pada awalnya memberikan modal

kepada Bapak Sayudi kemudian beliaulah yang selanjutnya akan mencarikan

lokasi, membuat bangunan, sampai dengan mencarikan pekerja. Setelahnya

warteg tersebut diberikan kepada pemilik usaha. Sedangkan bagi hasil

61

dilakukan pemilik usaha dengan karyawan bukan kepada Bapak Sayudi.

(Wawancara Jum’at ,19 Juli 2019).

Sesuai dengan namanya yaitu Warung Tegal, kebanyakan pemilik

usaha di Kecamatan Ciputat Timur berasal dari Tegal, Brebes, Pemalang,

Wonogiri, Bahkan Jakarta, dan lainnya. Menurut hasil wawancara yang

dilakukan penelitian, beberapa pemilik warung tegal bergabung dengan

paguyuban atau perkumpulan pemilik warteg. Beberapa tahun lalu bahkan

terdapat Koperasi Warteg Nusantara (KOWANTARA) namun sangat

disayangkan koperasi tersebut sedang berstatus vakum sehingga terdapat

kesulitan untuk menggali informasi resmi mengenai warteg. Berdasarkan data

yang diberikan oleh koperasi terdapat 67 anggota koperasi yang berasal dari

Kota Tangerang Selatan. Tidak hanya itu peneliti mengamati koperasi ini

sering dijadikan sebagai alat untuk mencari simpatisan para politikus.

B. Deskripsi Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pemilik usaha warung tegal

yang berada di Kecamatan Ciputat Timur. Responden dipilih sesuai dengan

status usaha yang mana jumlah keseluruhannya sebanyak 60 orang, yang

terdiri dari 30 orang responden yang memiliki status usaha milik sendiri dan

30 lainnya yang memiliki status usaha campuran yaitu aplusan (bergantian)

dan franchise.

Pada bagian ini akan dijelaskan deskripsi responden berdasarkan usia,

jenis kelamin, daerah asal, pendidikan terakhir, variasi menu, jam kerja, lama

usaha, dan pendapatan yang dihasilkan. Pengelompokkan tersebut dirasa

cukup penting agar gambaran mengenai responden sebagai objek penelitian

dapat diketahui secara lebih jelas dan tidak terjadi kekeliruan.

1. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

Usia merupakan salah satu pertanyaan yang bersifat terbuka dan diisi

dengan menyesuaikan data diri responden. Namun untuk memudahkan

analisis, usia dikelompokkan dalam beberapa rentang pada tabel berikut :

62

Tabel 4.3

Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Persen

20 – 30 Tahun 10 17%

31 – 40 Tahun 17 28%

41 – 50 Tahun 23 38%

> 51 Tahun 10 17%

Jumlah 60 100%

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Pada tabel deskripsi di atas dapat dilihat bahwa persentase responden

terbanyak berada pada rentang usia 41 – 50 tahun yang telah mendominasi

sebesar 38% atau berjumlah 23 orang. Posisi kedua setelahnya adalah

responden yang memiliki rentang usia 31 – 40 tahun memiliki persentase nilai

sebesar 28% yang mana memiliki jumlah sebanyak 17 orang. Sedangkan

posisi ketiga dan keempat memiliki nilai persentase yang sama yaitu 17%

atau berjumlah 10 orang pada rentang 20 – 30 tahun dan lebih dari 50 tahun.

Dari tabel tersebut dapat dikatakan bahwa rata – rata pemilik usaha warung

tegal adalah 41 – 50 tahun yang dimana pada usia tersebut masih masuk dalam

kategori usia produktif.

2. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian yang menggelompokkan jenis kelamin

pada dua kelompok sebagai berikut:

Tabel 4.4

Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Perempuan 27 45%

Laki – laki 33 55%

Jumlah 60 100%

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan persentase

responden berjenis kelamin laki – laki lebih banyak dibandingkan perempuan

yaitu sebesar 55% atau berjumlah 33 orang. Sedangkan persentase dari

63

responden berjenis kelamin perempuan sebesar 45 % atau 27 orang. Hal ini

dikarenakan metode sampel yang acak dan ketersediaan responden dalam

mengisi angket

3. Deskripsi Responden Berdasarkan Asal Daerah

Tabel 4.5

Deskripsi Responden Berdasarkan Asal Responden

Daerah Asal Frekuensi Persentase

Tegal 41 68%

Brebes 14 23%

Pemalang 2 3%

Wonogiri 2 3%

Jakarta 1 2%

Jumlah 60 100%

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Seperti namanya usaha ini didominasi oleh responden yang berasal dari

Tegal. Seperti pada tabel di atas apabila diurutkan maka responden yang

berasal dari Tegal memiliki persentase tertinggi yaitu sebesar 68% atau

sebanyak 41 orang. Posisi kedua yaitu persentase responden yang berasal dari

Brebes sebesar 23% atau berjumlah 14 orang sisanya berasal dari pemalang

dan wonogiri sebesar 3 % atau sebanyak 2 orang dan Jakarta sebesar 2% atau

sebanyak 1 orang. Meskipun usaha ini berasal dari Kabupaten Tegal, namun

sekarang usaha ini tidak jarang dijalankan oleh orang yang tidak hanya

berasal dari Tegal. Hal ini dikarenakan usaha ini memiliki peluang besar bagi

para pengusaha kecil.

4. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.6

Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Frekuensi Persentase

Tidak Tamat 4 7%

SD 29 48%

SMP 12 20%

64

SMA 14 23%

Perguruan Tinggi 1 2%

Jumlah 60 100%

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Dari tabel di atas didapatkan informasi bahwa pemilik usaha warteg

yang menjadi responden masih ada yang tidak sampai selesai menamatkan

tingkat sekolah dasar (SD) sebesar 7 % atau sebanyak 4 orang. Mayoritas

pendidikan terakhir yang dienyam responden adalah tingkat Sekolah Dasar

(SD) dengan persentase sebanyak 48% atau berjumlah 29 orang. Meskipun

begitu terdapat responden yang memiliki riwayat pendidikan sampai tingkat

perguruan tinggi dengan persentase 2 % atau 1 orang. Sedangkan untuk

pendidikan tingkat menengah pertama (SMP) memiliki persentase sebesar 20

% atau sebanyak 12 orang. Dan persentase terkecil berada tingkat pendidikan

menegah atas (SMA) sebesar 23 % atau sebanyak 14 orang.

5. Deskripsi Responden Berdasarkan Variasi Menu

Tabel 4.7

Deskripsi Responden Berdasarkan Variasi Menu

Variasi Menu Frekuensi Persentase

10 - 25 Macam 13 22%

25 - 35 Macam 33 55%

35 - 45 Macam 11 18%

> 45 Macam 3 5%

Jumlah 60 100%

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Hasil dari angket penelitian apabila diurutkan berdasarkan nilai

persentase tertinggi menunjukkan bahwa responden dengan jumlah variasi

menu terbesar ada pada rentang 25 – 35 macam, yaitu sebesar 55 % atau

sebanyak 33 orang. Sedangkan diposisi kedua, yaitu responden yang dalam

seharinya menyediakan sebanyak 10 – 25 macam variasi menu dengan

persentase sebesar 22% atau 13 orang. Kemudian di posisi ketiga terdapat

responden yang masuk kedalam rentang 35 – 45 macam menu dengan

persentase sebesar 18% atau sebanyak 11 orang. Dan terakhir sebesar 5% atau

65

sebanyak 3 orang responden yang menyediakan > 45 macam menu dalam

seharinya. Dengan menu sebanyak itu tidak mengherankan bahwa warteg

termasuk usaha yang memerlukan tenaga lebih, sehingga kita sering

menjumpai warteg yang memiliki 3 – 5 pekerja.

6. Deskripsi Responden Berdasarkan Harga Rata – Rata Pembelian

Tabel 4.8

Deskripsi Responden Berdasarkan Harga Rata – Rata Pembelian

Rata - Rata Harga Pembelian Frekuensi Persentase

RP 10.000 - RP 12.000 26 43%

RP 12.000 - RP 15.000 32 53%

> RP 15.000 2 3%

Jumlah 60 100%

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Berdasarkan tabel 4.7 dari keseluruhan rentang harga persentase

tertinggi ada pada rentang harga RP 12.000 – RP 15.000 yaitu sebesar 53%

atau sebanyak 32 orang memiliki usaha dengan rata – rata sekali pembelian

dari mulai kisaran RP 12.000. sedangkan persentase tertinggi kedua ada pada

responden yang memiliki harga rata – rata pada rentang RP 10.000 – RP

12.000 sebesar 43% atau sebanyak 26 orang. Sedangkan persentase terkecil

ada pada responden yang memiliki harga rata – rata > RP 15.000 hanya

sebesar 3% atau sebanyak 2 orang responden. Seperti yang kita ketahui bahwa

warteg terkenal dengan harganya yang terjangkau untuk semua golongan,

dengan harga rata – rata pembelian di atas dapat dikatakan kebanyakan

pembelinya melakukan pembelian dibawah RP 20.000.

7. Deskripsi Responden Berdasarkan Jam Kerja

Tabel 4.9

Deskripsi Responden Berdasarkan Jam Kerja

Jam Kerja Frekuensi Persentasi

10 - 12 Jam 10 17%

12 - 16 Jam 24 40%

16 - 24 Jam 26 43%

66

Jumlah 60 100%

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa

minimal jam kerja warteg dalam sehari adalah 10 – 12 jam dengan persentase

sebesar 17%. Sedangkan persentase jam kerja tertinggi adalah responden

dengan jam buka 16 – 24 jam dalam seharinya yaitu sebesar 43% atau

sebanyak 27 orang. Sedangkan nilai persentase responden yyang bekerja pada

rentang jam kerja 12 – 16 jam sebesar 40% atau sebanyak 23 orang.

Perbedaan jam kerja ini berbeda – beda disebabkan tenaga yang dimiliki

masing – masing warteg berbeda. Bagi warteg yang cenderung buka 16 – 24

jam kebanyakkan warteg yang telah mempekerjakan beberapa pegawai

sehingga mampu lebih lama membuka usahanya.

8. Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Usaha

Tabel 4.10

Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Usaha

Lama Usaha Frekuensi Persentase

< 1 Tahun 4 7%

1 - 5 Tahun 12 20%

5 - 15 Tahun 21 35%

15 - 25 TAHUN 18 30%

> 25 TAHUN 5 8%

Jumlah 60 100%

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Melihat sejarah keberadaan warteg yang telah ada sejak puluhan tahun

lalu menunjukkan bahwa responden yang terlibat tidak sedikit telah

berkecimpung selama belasan tahun dalam usaha ini. Persentase

menunjukkan sebesar 35% atau 21 responden telah berusaha sebanyak 5 – 15

tahun. Tidak hanya itu, responden dengan lama berusaha sebanyak 15 – 25

tahun sebesar 30 % atau sebanyak 18 orang. Beberapa diantaranya juga telah

berusaha selama 1 – 5 tahun sebesar 20 % atau sebanyak 12 orang. bahkan

ada juga responden yang telah berusaha selama > 25 tahun Sebesar % atau

67

sebanyak 5 orang. meskipun begitu tidak sedikit mereka yang baru memulai

usaha ini < 1 tahun sebesar 7 % atau sebanyak 4 orang.

9. Deskripsi Responden Berdasarkan Belanja dan Pendapatan

Pendapatan yang didapatkan seseorang merupakan hasil penjualannya

dari faktor produksi yang dimilikinya pada sektor produksi. Faktor – faktor

produksi dijadikan sebagai input dalam proses produksi dengan harga yang

berlaku di pasar faktor produksi. Harga tersebut ditentukan oleh penawaran

dan permintaan (Rani, 2019: 144). Dalam penelitian ini faktor produksi yang

digunakan berupa bahan baku yang digunakan dalam setiap harinya. Seperti

pada tabel berikut.

Tabel 4.11

Deskripsi Responden Berdasarkan Belanja Bahan Baku

Belanja Bahan Baku Frekuensi Persentase

< Rp 500.000 10 17%

Rp 500.000 - Rp 1.000.000 25 42%

Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000 19 32%

Rp 1.500.000 – Rp 3.000.000 6 10%

Jumlah 60 100%

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Dalam setiap harinya pedagang warteg mengeluarkan biaya dari kisaran

dibawah Rp 500.000 sampai dengan Rp 3.000.000 setiap harinya, pada tabel

di atas sebesar 17% atau sebanyak 10 orang pemilik usaha warteg

mengeluarkan uang sebesar kurang dari Rp 500.000 untuk keperluan bahan

baku. Nilai persentase terbesar ada pada biaya Rp 500.000 – Rp 1.000.000

sebesar 42% atau sebanyak 25 orang. sedangan pemilik usaha yang

mengeluarkan biaya pada kisaran Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000 sebesar 32%

atau sebanyak 19 orang. Sisanya sebesar 10% atau sebanyak 6 orang

mengeluarkan biaya kisaran Rp 1.500.000 – Rp 3.000.000 setiap harinya.

Biaya belanja yang dikeluarkan tersebut menurut responden tergantung pada

seberapa besar omzet yang dihasilkan pada haris sebelumnya. Oleh karena

68

itu, berikut peneliti sajikan persentase mengenai omzet yang didapatkan oleh

responden.

Tabel 4.12

Deskripsi Responden Berdasarkan Omzet

Omzet Frekuensi Presentase

< Rp 500.000 1 2%

Rp 500.000 - Rp 1.000.000 11 18%

Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000 31 52%

Rp 2.000.000 - Rp 3.000.000 14 23%

> Rp 3.000.000 3 5%

Jumlah 60 100%

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Dari hasil penelitian omzet yang didapatkan responden dalam seharinya

paling rendah adalah dibawah Rp 500.000 sebesar 2% atau 1 orang.

Berikutnya responden dengan omzet kisaran Rp 500.000 – Rp 1.000.000

memiliki persentase sebesar 18% atau sebanyak 11 orang. Sedangkan nilai

persentase tertinggi ada pada omzet yang berkisar Rp 1.000.000 – Rp

2.000.000 sebesar 52% atau sebanya 31 orang. Responden lain yang

menerima omzet pada kisaran Rp 2.000.000 – Rp 3.000.000 sebesar 23% atau

sebanyak 14 orang. sisanya adalah responden dengan kisaran omzet > Rp

3.000.000 yaitu sebesar 5% atau 3 orang.

Tabel 4.13

Deskripsi Responden Berdasarkan Pendapatan Bersih

Pendapatan Bersih Frekuensi Persentase

< Rp 500.000 17 28%

Rp 500.000 - Rp 1.000.000 29 48%

Rp 1.000.000 - Rp 2.000.000 14 23%

Jumlah 60 100%

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Omzet tersebut juga dapat menentukan seberapa besar responden

mendapatkan keuntungan. Dimana masih terdapat responden yang

mendapatkan keuntungan < Rp 500.000 sebesar 28% atau sebanyak 17 orang.

69

Sedangkan untuk responden dengan keuntungan kisaran Rp 500.000 – Rp

1.000.000 sebesar 48% atau sebanyak 29 orang. Responden lain dengan

keuntungan tertinggi berada pada kisaran Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000

sebesar 23% atau sebanyak 14 orang dari total keseluruhan 60 responden

yang diteliti.

C. Analisa dan Pembahasan

1. Uji Kualitas Data

a. Hasil Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu

kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan pearson

correlation. Kuesioner dapat dikatakan valid jika tingkat signifikansi (r –

hitung) lebih besar dari r – tabel. Jumlah sampel yang digunakan dalam

penelitian ini sebanyak 60 orang dengan tingkat siginfikan sebesar 0,05.

Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari empat variabel yang

digunakan, yaitu Variasi Menu (VARME), Jam Kerja (JAMKER), Lama

Usaha (LAMUS), dan Tingkat Pendapatan (PEND). Berikut adalah rincian

tabel hasil uji validitas untuk semua variabel yang digunakan:

1) Uji Validitas Variasi Menu (VARME)

Tabel 4.14

Hasil Uji Validitas Variasi Menu

Nomor Bukti

Pertanyaan

Pearson

Correlation R tabel Keterangan

VARME.1 0.295 0.266 Valid

VARME.2 0.822 0.266 Valid

VARME.3 0.850 0.266 Valid

VARME.4 0.807 0.266 Valid

VARME.5 0.823 0.266 Valid

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Tabel di atas menunjukkan bahwa setiap pertanyaan yang berada

dalam Variasi Menu (VARME) masuk dalam kriteria valid karena nilai

signifikasi lebih kecil dari dari 0.05 dan r hitung lebih besar daripada r -

70

tabel sebesar 0.266. dapat disimpulkan bahwa setiap pertanyaan dapat

diandalkan dan layak diajukan sebagai penelitian.

2) Uji Validitas Harga

Tabel 4.15

Hasil Uji Validitas Harga

Nomor Bukti

Pertanyaan

Pearson

Correlation R tabel Keterangan

HARGA.1 0.744 0.266 Valid

HARGA.2 0.624 0.266 Valid

HARGA.3 0.581 0.266 Valid

HARGA.4 0.755 0.266 Valid

HARGA.5 0.272 0.266 Valid

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Tabel di atas menunjukkan bahwa setiap pertanyaan yang berada

dalam Harga masuk dalam kriteria valid karena nilai signifikasi lebih

kecil dari dari 0.05 dan r hitung lebih besar daripada r - tabel sebesar

0.266. dapat disimpulkan bahwa setiap pertanyaan dapat diandalkan dan

layak diajukan sebagai penelitian.

3) Uji Validitas Jam Kerja (JAMKER)

Tabel 4.16

Hasil Uji Validitas Jam Kerja

Nomor

Bukti

Pertanyaan

Pearson

Correlation R tabel Keterangan

JAMKER.1 0.744 0.266 Valid

JAMKER.2 0.624 0.266 Valid

JAMKER.3 0.581 0.266 Valid

JAMKER.4 0.755 0.266 Valid

JAMKER.5 0.272 0.266 Valid

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

71

Tabel di atas menunjukkan bahwa setiap pertanyaan yang berada

dalam Jam Kerja (JAMKER) masuk dalam kriteria valid karena nilai

signifikasi lebih kecil dari dari 0.05 dan r hitung lebih besar daripada r -

tabel sebesar 0.266. dapat disimpulkan bahwa setiap pertanyaan dapat

diandalkan dan layak diajukan sebagai penelitian.

4) Uji Validitas Lama Usaha (LAMUS)

Tabel 4.17

Hasil Uji Validitas Lama Usaha

Nomor Bukti

Pertanyaan

Pearson

Correlation R tabel Keterangan

LAMUS.1 0.728 0.266 Valid

LAMUS.2 0.537 0.266 Valid

LAMUS.3 0.681 0.266 Valid

LAMUS.4 0.741 0.266 Valid

LAMUS.5 0.752 0.266 Valid

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Tabel di atas menunjukkan bahwa setiap pertanyaan yang berada

dalam Lama Usaha (LAMUS) masuk dalam kriteria valid karena nilai

signifikasi lebih kecil dari dari 0.05 dan r hitung lebih besar daripada r -

tabel sebesar 0.266. dapat disimpulkan bahwa setiap pertanyaan dapat

diandalkan dan layak diajukan sebagai penelitian.

5) Uji Validitas Tingkat Pendapatan (PEND)

Tabel 4.18

Hasil Uji Validitas Lama Usaha

Nomor Bukti

Pertanyaan

Pearson

Correlation R tabel Keterangan

PEND.1 0.646 0.266 Valid

PEND 2 0.563 0.266 Valid

PEND.3 0.636 0.266 Valid

PEND.4 0.725 0.266 Valid

72

PEND.5 0.656 0.266 Valid

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Tabel di atas menunjukkan bahwa setiap pertanyaan yang berada

dalam Tingkat Pendapatan (PEND) masuk dalam kriteria valid karena

nilai signifikasi lebih kecil dari dari 0.05 dan r hitung lebih besar daripada

r - tabel sebesar 0.266. dapat disimpulkan bahwa setiap pertanyaan dapat

diandalkan dan layak diajukan sebagai penelitian.

b. Hasil Uji Reabilitas

Tabel 4.19

Hasil Uji Reabilitas

Variabel Cronbach’

Alpha Keterangan

Variasi Menu 0.725 Reliabel

Harga 0.575 Reliabel

Jam Kerja 0.271 Reliabel

Lama Usaha 0.322 Reliabel

Pendapatan 0.726 Reliabel

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Uji reabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu kuesioner

cukup dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data. Kuesioner dapat

dikatakan reliabel apabila nilai cronbach alfa lebih besar dibandingkan

dengan nilai r – tabel dalam uji validitas yaitu sebesar 0.266.

Pada tabel di atas menunjukkan nilai cronbach alfa atas variabel variasi

menu sebesar 0.725, harga sebesar 0.575, jam kerja sebesar 0.271, lama

usaha sebesar 0.322, dan pendapatan sebesar 0.726. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa setiap pertanyaan yang berada pada variabel tersebut

reliabel karena mempunyai nilai cronbach alfa lebih besar dari r – tabel yaitu

0.266. Setiap pertanyaan yang digunakan mempu memperoleh data yang

konsisten apabila pertanyaan tersebut diajukan kembali.

73

2. Hasil Uji Tabulasi Silang (Crosstabulation)

Tabulasi silang (fungsinya) pada analisis hasil tabulasi silang, dimana

variasi menu, jam kerja, dan lama usaha sebagai variabel utama yang akan

diteliti. Sedangkan pendapatan bersih yang diterima oleh responden setiap

harinya akan dilihat bagaimana sebarannya terhadap 3 variabel utama.

Analisis ini disajikan untuk melihat secara lebih rinci mengenai karakteristik

dari pemilik usaha Warung Tegal di Kecamatan Ciputat.

a. Pendapatan dengan Variasi Menu

Tabel 4.20

Pendapatan perhari dengan Variasi Menu

Pendapatan

Variasi Menu

Total 10 - 25

Macam

25 - 35

Macam

35 - 45

Macam

> 45

Macam

< Rp 500.000 6 8 3 0 17

Rp 500.000 - Rp 1.000.000 5 20 3 1 29

Rp 1.000.000 - Rp

2.000.000

2 5 5 2 14

Total 13 33 11 3 60

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Dari hasil olahan data tersebut terdapat 17 responden yang memiliki

pendapatan kurang dari Rp 500.000 mampu menyediakan 10 – 45 macam,

dimana diantaranya terdapat 6 orang responden yang menyediakan 10 – 25

macam menu, sedangkan terdapat 8 orang responden yang mampu

menyediakan menu 25 – 35 macam. Dan 3 orang sisanya mampu

menyediakan 35 – 45 macam menu setiap harinya. Jumlah terbanyak adalah

responden dengan pendapatan bersih kisaran Rp 500.000 - Rp 1.000.000,

sebanyak 5 orang dengan penghasilan tersebut bisa menyediakan 10 – 25

macam menu, tidak hanya itu 20 orang diantaranya menyediakan 25 – 35

macam menu. Sisanya yaitu 3 orang mampu menyediakan 35 – 45 menu

74

dalam seharinya. Sedangkan responden dengan pendapatan kisaran Rp

1.000.000 – Rp 2.000.000 sebanyak 2 orang menyediakan 10 – 25 macam

menu, sedangkan 5 orang menyediakan 25 – 35 macam menu, begitupun

dengan 5 responden lainnya yang menyediakan 35 – 45 macam menu. Dan 2

orang lainnya mampu menghasilkan lebih dari 45 macam menu. Hal tersebut

mengartikan bahwa dalam setiap harinya responden mampu menyediakan

minimal 10 – 45 macam menu.

b. Pendapatan dengan Harga Rata – Rata Pembelian

Tabel 4.21

Pendapatan Perhari dengan Harga Rata – Rata Pembelian

Pendapatan

Harga Rata – Rata Pembelian

Total Rp 10.000 –

Rp 12.000

Rp 12.000 –

Rp 15.000

> Rp 15.000

< Rp 500.000 7 10 0 17

Rp 500.000 - Rp 1.000.000 16 13 0 29

Rp 1.000.000 –

Rp 2.000.000

3 9 2 14

Total 26 32 2 60

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Hasil data olahan di atas menunjukkan responden yang setiap harinya

menghasilkan pendapatan dibawah dari Rp 500.000 berjumlah 17 orang

memiliki harga rata – rata pembelian kisaran Rp 10.000 – Rp 12.000 sebanyak

7 orang, terdapat 10 orang dengan pendapatan yang sama memiliki harga rata

– rata pembelian kisaran Rp 12.000 – Rp 15.000. Responden dengan

pendapatan bersih Rp 500.000 – Rp 1.000.000 sebanyak 29 orang, dimana

sebanyak 16 orang memiliki harga rata- rata pembelian kisaran Rp 10.000 –

Rp 12.000. Sisanya yaitu 13 orang memiliki harga rata – ata pembelian

kisaran Rp 12.000 – 15.000. Terakhir Responden dengan pendapatan Rp

1.000.000 – Rp 2.000.000 berjumlah 14 orang yang 2 diantaranya memiliki

harga rata – rata pembelian kisaran di atas Rp 15.000. Sedangkan 3 orang

responden lainnya memiliki kisaran harga Rp 10.000 – Rp 12.000. 9 orang

lainnya memiliki harga rata – rata kisaran Rp 12.000 – Rp 15.000.

75

c. Pendapatan dengan Jam kerja

Tabel 4.22

Pendapatan Perhari dengan Jam Kerja

Pendapatan

Jam Kerja

Total 10 - 12

Jam

12 - 16

Jam

16 – 24

Jam

< Rp 500.000 3 8 6 17

Rp 500.000 - Rp 1.000.000 7 13 9 29

Rp 1.000.000 - Rp 2.000.000 0 3 11 14

Total 10 24 26 60

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Hasil data olahan di atas menunjukkan sebanyak 17 orang responden

memiliki pendapatan dibawah Rp 500.000, dimana 3 orang diantaranya

bekerja selama 10 – 12 jam, terdapat 8 orang lainnya bekerja selama 12 – 16

jam, dan sisanya sebanyak 6 orang bekerja 16 – 24 jam. Responden dengan

pendapatan Rp 500.000 – Rp 1.000.000 sebanyak 7 orang bekerja selama 10

– 12 jam, 13 diantaranya bekerja selama 12 – 16 jam, sedangkan sisanya 9

orang responden dari total keseluruhan 29 orang mampu bekerja selama 16 –

24 jam. Responden lain yang berpenghasilan lebih tinggi yaitu kisaran Rp

1.000.000 - Rp 2.000.000 berjumlah 14 orang dimana 3 orang mampu

bekerja 12 – 16 jam sedangkan 11 orang lainnya mampu bekerja selama 16 -

24 jam dalam sehari. Hal ini menunjukkan bahwa warteg yang membuka

usaha lebih lama mampu menghasilkan pendapatan yang lebih besar.

d. Pendapatan dan Lama Usaha

Tabel 4.23

Pendapatan Perhari dengan Lama Usaha

Pendapatan

Lama Usaha

Total < 1

Tahun

1 - 5

Tahun

5 - 15

Tahun

15 - 25

Tahun

> 25

Tahun

< Rp 500.000 1 4 7 5 0 17

76

Rp 500.000 –

Rp 1.000.000

2 7 8 9 3 29

Rp 1.000.000 –

Rp 2.000.000

1 1 6 4 2 14

Total 4 12 21 18 5 60

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Dari hasil olahan data di atas menunjukkan responden dengan

pendapatan dibawah Rp 500.000 memiliki pengalaman dalam menjalankan

usaha kurang dari 1 tahun sebanyak 1 orang, sedangkan responden yang

memiliki pengalaman 1 – 5 tahun berjumlah 4 orang, responden lain yang

memiliki pengalaman selama 5 – 15 tahun berjumlah 7 orang. Sedangkan

sisanya yaitu 5 orang memiliki pengalaman usaha selama 15 – 25 tahun.

Responden dengan pendapatan Rp 500.000 – Rp1.000.000 sebanyak 2 orang

memiliki pengalaman kurang dari 1 tahun, tidak hanya itu dengan pendapatan

yang sama sebanyak 7 orang telah memiliki pengalaman usaha selama 1 – 5

tahun. Sebanyak 8 responden lainnya memiliki pengalaman usaha 5 – 15

tahun. Responden dengan pengalaman usaha sebanyak 15 – 25 tahun

sebanyak 9 orang. Sementara 3 orang lainnya dari memiliki pengalaman

usaha lebih dari 25 tahun. Responden dengan pendapatan kisaran Rp

1.000.000 – Rp 2.000.000 sebanyak 1 orang memiliki pengalaman usaha

selama kurang dari 1 tahun. 1 orang lainnya memiliki pengalaman usaha

selama 1 – 5 tahun. Sebanyak 6 orang responden memiliki pengalaman usaha

selama 5 – 15 tahun. Tidak hanya itu sebanyak 4 orang responden telah

memiliki pengalaman usaha selama 15 – 25 tahun. Dan sebanyak 2 orang

responden dengan penghasilan yang sama telah memiliki pengalaman lebih

dari 25 tahun.

3. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui

apakah data yang dipakai memiliki distribusi normal. Dalam pengujian

normalitas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan analisis grafik

77

dan uji statistik. Uji normalitas data dengan menggunakan pengolahan

SPSS 24.0 menghasilkan grafik sebagai berikut:

Gambar 4.4

Hasil Uji Normalitas Secara P-Plot

Uji normalitas dengan menggunakan grafik seperti di atas

menunjukkan bahwa titik menyebar pada sekitar garis diagonal dan

penyebaran titik data tersebut searah dengan garis diagonal. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa model asumsi regresi yang digunakan telah

memenuhi asumsi normalitas dan model regresi layak untuk

menganalisis pengaruh variabel – variabel independen (variasi menu,

harga, jam kerja, dan lama usaha) terhadap variabel dependen

(pendapatan).

Tabel 4.24

Uji Normalitas Dengan Cara Statistik

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Standardized

Residual

N 60

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation ,96550681

Most Extreme Differences Absolute ,063

Positive ,063

Negative -,053

Test Statistic ,063

78

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber: Data Primer Diolah 2019

Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa nilai

dari unstandarized residual memiliki nilai asymp. Sig. (2-tailed) 0.200.

Dimana nilai tersebut > 0.05 yang membuktikan bahwa data terdistribusi

dengan normal.

b. Hasil Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah variabel

penganggu berkorelasi dengan variabel penganggu lainnya. Untuk

mengetahui autokorelasi salah satunya bisa menggunakan uji Durbin

Watson (DW Test). Berikut hasil dari uji autokorelasi

Tabel 4.25

Hasil Uji Autokorelasi

Model Durbin Watson

1 1,719

Sumber: Data Primer Diolah 2019

Kriteria dalam uji autokorelasi adalah tidak terjadi autokorelasi

apabila du < dhitung < 4-du. Tabel di atas menunjukkan nilai durbin

watson sebesar 1,719. Apabila dibandingkan dengan tabel signifikan

Durbin Watson pada signifikansi 0.05. Dengan nilai du sebesar 1,479 dan

4 – du sebesar 2,523. Didapatkan bahwa 1,479 < 1,719 <2,523. Maka

penelitian ini dinyatakan tidak terdapat autokorelasi karena model ini

memenuhi asumsi du< dw< 4-du.

c. Hasil Uji Heteroskedasitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah model

regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual pengamatan satu

dengan lainnya. Uji heteroskedasitas dapat dilakukan dengan 2 langkah

79

yaitu secara grafik dan secara statistik, adapun uji heteroskedasitas

adalah sebagai berikut:

Gambar 4.5

Hasil Uji Heteroskedasitas Secara Scatterplot

Uji heteroskedastisitas dengan grafik scatterplot yang ada pada

gambar di atas menunjukkan bahwa titik – titik menyebar secara acak

tidak membentuk pola tertentu dan tersebar diangka 0 pada sumbu Y.

Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedasitas pada

model regresi.

Sedangkan pada uji statisik digunakan yang dilakukan dengan uji

gletser yang bertujuan untuk menguji dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. apabila nilai koefisien korelasi dari masing – masing variabel

independen ada yang signifikan pada tingkat kekeliruan dibawah 5%

maka mengindikasikan adanya heteroskedasitas dan sebaliknya jika nilai

signifikan pada tingkat kekeliruang berada di atas 5% maka

mengindetifikasikan tidak adanya heteroskedasitas.

80

Tabel 4.26

Hasil Uji Heteroskedasitas (Uji Glesjer)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1,373 1,543 ,890 ,378

Variasi Menu -,001 ,044 -,003 -,018 ,986

Harga -,052 ,045 -,157 -1,160 ,251

Jam Kerja ,054 ,063 ,128 ,862 ,392

Lama Usaha -,032 ,054 -,082 -,593 ,555

a. Dependent Variable: RES_2

Sumber: Data Primer Diolah 2019

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi untuk

variabel variasi menu (X1) sebesar 0,986 lalu variabel harga (X2) sebesar

0,251 variabel jam kerja (X3) sebesar 0,392 dan variabel lama usaha (X4)

sebesar 0,555. Karena nilai tingkat signifikan 0.05 maka dapat

disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi heteroskedasitas atau

dengan kata lain disebut dengan homoskedasitas.

d. Hasil Uji Multikolinearitas

Tabel 4.27

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) 1,534 2,464 ,623 ,536

Variasi Menu ,058 ,071 ,080 ,825 ,413 ,862 1,160

Harga ,023 ,072 ,029 ,319 ,751 ,956 1,046

Jam Kerja ,592 ,100 ,602 5,925 ,000 ,789 1,267

Lama Usaha ,235 ,087 ,258 2,716 ,009 ,905 1,105

a. Dependent Variable: Pendapatan

Sumber: Data Primer Diolah 2019

81

Suatu model regresi dikatakan memiliki masalah multikolinieritas

apabila terjadi hubungan linier yang terjadi secara hampir sempurna

diantara semua variabel bebasnya. Berdasarkan tabel di atas hasil uji

Variance Inflation Factor (VIF) pada hasil output SPSS 24.0

Tabel coefficient masing-masing variabel independen memiliki VIF

dengan nilai < 10 yaitu variabel variasi menu sebesar 1,160, variabel

harga sebesar 1,046 dan untuk variabel lokasi sebesar 1,267, serta lama

usaha sebesar 1,105 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

multikolinearitas. Sedangkan nilai tolerance > 0,10 yaitu untuk variabel

variasi menu sebesar 0,862, variabel harga sebesar 0,956 dan untuk

variabel jam kerja sebesar 0,789, serta untuk variabel lama usaha sebesar

0,905. Maka dapat dinyatakan model regresi linier berganda tidak

terdapat multikolinieritas antara variabel dependen dengan variabel

independen yang lain sehingga dapat digunakan dalam penelitian ini.

4. Hasil Pengujian Hipotesis

a. Hasil Uji T

Tabel 4.28

Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

(Constant) 1,534 2,464 ,623 ,536

Variasi Menu ,058 ,071 ,080 ,825 ,413

Harga ,023 ,072 ,029 ,319 ,751

Jam Kerja ,592 ,100 ,602 5,925 ,000

Lama Usaha ,235 ,087 ,258 2,716 ,009

a. Dependent Variable: Pendapatan

Sumber: Data Primer Diolah 2019

Uji pada nilai statistik t adalah uji signifikansi parameter untuk

menujukkan seberapa jauh pengaruh masing – masing varibel independen

(variasi menu, harga, jam kerja, dan lama usaha) secara induvidual terhadap

variabel dependen (pendapatan) sebagai berikut.

82

1. Pengaruh Variabel Variasi Menu (X1) terhadap Pendapatan (Y)

Pada Tabel nilai t hitung untuk variasi menu sebesar 0,825

sedangkan nilai t tabel sebesar 2,004. Maka diketahui t hitung (0,825) <

t tabel (2,004) dan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Sehingga hipotesis yang

berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan antara variasi menu terhadap

pendapatan ditolak (Ha ditolak dan Ho diterima), artinya secara parsial

tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variasi menu terhadap

pendapatan pemilik usaha WARTEG di wilayah Kecamatan Ciputat

Timur. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Dwiyana

(2013) yang meneliti “Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi

Pendapatan Pengusaha Restoran di Toko Medan” dalam penelitiannya

beliau mengatakan bahwa variasi menu dengan pendapatan berpengaruh

positif dan signifikan.

Variasi menu merupakan jumlah variasi makanan yang disediakan

WARTEG pada setiap harinya. Menurut penelitian yang telah dilakukan,

variasi menu tidak memiliki pengaruh terhadap pendapatan WARTEG.

Hal ini terjadi karena tidak semua WARTEG menyediakan variasi menu

yang sama, paling sedikit jumlah variasi menu yang disediakan sebanyak

10 makanan, sedangkan jumlah variasi menu yang disediakan paling

banyak bisa lebih dari 45 makanan. Perbedaan jumlah menu tersebut

ditentukan berdasarkan ketersediaan tenaga yang dimiliki oleh masing –

masing WARTEG. Karena tidak semua WARTEG mempekerjakan

karyawan, beberapa diantara mereka hanya mengandalkan tenaga pribadi

ataupun keluarga yang sangat terbatas. Hal ini yang kemudian membuat

warteg tidak mampu menyediakan menu dengan jumlah yang sama.

Bahkan sering kali mereka sangat repot mempertahankan kualitas

makanan di warung mereka, karena mereka harus memanasi semua

makanan yang kurang lebih 45 pada waktu yang hampir bersamaan. Agar

makanan yang dijual tetap memiliki kualitas yang baik atau tidak basi.

2. Pengaruh Variabel Harga (X2) terhadap Pendapatan (Y)

Pada Tabel nilai t hitung untuk variasi menu sebesar 0,319

sedangkan nilai t tabel sebesar 2,004. Maka diketahui t hitung (0,319) <

83

t tabel (2,004) dan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Sehingga hipotesis yang

berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan antara harga terhadap

pendapatan ditolak (Ha ditolak dan Ho diterima), artinya secara parsial

tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara harga terhadap

pendapatan pemilik usaha WARTEG di wilayah Kecamatan Ciputat

Timur. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Sianturi (2015)

penelitiannya mereka mengatakan bahwa harga tidak berpengaruh

signifikan terhadap pendapatan.

Responden yang terlibat dalam penelitian mayoritas memilih untuk

menetapkan harga sesuai pasar meskipun harga bahan baku mengalami

kenaikan. Karena pada dasarnya mereka lebih memilih untuk

mengurangi keuntungan dibandingkan dengan kehilangan pelanggan.

Sedangkan harga yang berbeda antar responden dilihat dari target

konsumen. Apabila lokasi WARTEG berada dekat perkantoran tentu

harganya akan berbeda karena target konsumen merupakan karyawan

kantoran, sedangkan lokasi yang berada dekat kampus akan menerapkan

harga yang lebih murah karena target konsumennya merupakan

mahasiswa.

3. Pengaruh Variabel Jam Kerja (X3) terhadap Pendapatan (Y)

Pada Tabel nilai t hitung untuk jam kerja sebesar 5,925 sedangkan

nilai t tabel sebesar 2,004. Maka diketahui t hitung (5,925) > t tabel

(2,004) dan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Sehingga hipotesis yang

berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan antara jam kerja terhadap

pendapatan diterima (Ha diterima dan Ho ditolak), artinya secara parsial

terdapat pengaruh yang signifikan antara jam kerja terhadap pendapatan

pemilik usaha WARTEG di wilayah Kecamatan Ciputat Timur.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian Firdausa (2013) yang mengatakan

bahwa jam kerja memiliki pengaruh positif terhadap jumlah pendapatan

pedagang di pasar Bintoro Demak. Begitupun juga dengan penelitian

Maheswara (2016) yang juga mengatakan bahwa jam kerja memiliki

pengaruh positif terhadap jumlah pendapatan UKM sektor perdagangan.

84

Semakin lama seorang pemilik usaha mencurahkan waktunya untuk

berdagang semakin besar pula peluang mereka untuk mendapatkan

pendapatan Suprapti (2018). Pendapatan yang dihasilkan tersebut

didapat dari semakin banyak jumlah pelanggan yang datang. Jam buka

warteg yang lebih lama dibandingkan warung makan lain, menjadi

kelebihan tersendiri. Karena ketika warung makan lainnya tutup maka

pelanggan yang biasa datang ke warung makan tersebut akan memilih

warteg sebagai pilihan mereka. Seperti yang kita ketahui tidak sedikit

warteg yang membuka usahanya 24 jam penuh.

4. Pengaruh Variabel Lama Usaha (X4) terhadap Pendapatan (Y)

Pada Tabel nilai t hitung untuk jam kerja sebesar 2,716 sedangkan

nilai t tabel sebesar 2,004. Maka diketahui t hitung (2,716) > t tabel

(2,004) dan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Sehingga hipotesis yang

berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan antara lama usaha terhadap

pendapatan diterima (Ha diterima dan Ho ditolak), artinya secara parsial

terdapat pengaruh yang signifikan antara lama usaha terhadap

pendapatan pemilik usaha WARTEG di wilayah Kecamatan Ciputat

Timur. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Firdausa (2013),

Aksadiyah (2014) dan Artaman (2015), yang membuktikan lama usaha

memiliki pengaruh positif terhadap pendapatan.

Menurut Husaini (2017) beliau mengatakan bahwa Lama usaha juga

dapat mempengaruhi tingkat pendapatan, karena semakin lama

seseorang menjalani bidang usahanya akan meningkatkan produktivitas

melalui keahlian atau kemampuan professional yang dimilikinya, lama

usaha juga dapat meningkatkan efisiensi yang kemudian dapat menekan

biaya produksi yang dikeluarkan. Tak hanya itu, lama usaha juga dapat

meningkatkan pengetahuan pedagang mengenai selera atau perilaku

konsumen, dan kebutuhan konsumen.

Tidak hanya itu semakin lama seseorang menjalankan usaha maka

pelanggan tetap yang dimilikinya pun akan bertambah, hal ini dapat

terjadi karena dalam hubungan antara pemilik usaha dan pelanggan yang

berjalan dalam waktu yang lama akan secara alamiah akan membentuk

85

trust, yang dapat memberikan keuntukan ekonomis bagi pelaku bisnis

apabila dioperasikan secara proporsional. Trust terbentuk oleh

reinterpetasi yang dilakukan keduanya secara berulang – ulang atas

hubungan ekonomi yang dijalani. Sehingga ketika kedua belah pihak

memberikan penilaian positif maka prospek ekonomi selanjutnya pun

juga akan berdampak positif Pheni (2016).

b. Hasil Uji F

Uji statistik f digunakan untuk menunjukkan apakah variabel

independen yang digunakan dalam modal regresi secara bersamaan dapat

terhadap variabel dependen. pada tingkat signifikan 5%. Hasil uji

koefisien signifikan simultan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.29

Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F)

ANOVAa

Model F Sig.

1 Regression 16,965 ,000b

Sumber: Data Primer Diolah 2019

Nilai F hitung yang diperoleh 16,965 sedangkan nilai F tabel sebesar

2,53 maka dapat diketahui nilai F hitung 16,965 > F tabel 2,53 dengan

tingkat signifikan 0,000 karena tingkat signifikan < dari 0,05, maka

model regresi ini dapat dipakai untuk variabel pendapatan usaha

WARTEG di Kecamatan Ciputat Timur. Dengan kata lain dapat

dikatakan bahwa variabel variasi menu, harga, jam kerja, dan lama usaha

secara bersama-sama (simultan) berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel pendapatan.

5. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Pengujian pada syarat analisis klasik dasar regresi yang telah

dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa variabel – variabel yang

digunakan memenuhi kualifikasi persyaratan pada asumsi klasik tersebut.

Maka penelitian ini akan dilanjutkan dengan melakukan pengujian

signifikansi model dan interpetasi model regresi.

86

Tabel 4.30

Hasil Analisis Regresi Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta

Toleran

ce VIF

(Constant) 1,534 2,464 ,623 ,536

Variasi Menu ,058 ,071 ,080 ,825 ,413 ,862 1,160

Harga ,023 ,072 ,029 ,319 ,751 ,956 1,046

Jam Kerja ,592 ,100 ,602 5,925 ,000 ,789 1,267

Lama Usaha ,235 ,087 ,258 2,716 ,009 ,905 1,105

a. Dependent Variable: Pendapatan

Sumber: Data Primer Diolah 2019

Berdasarkan koefisien regresi tersebut maka didapatkan suatu

persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 1,534 + 0,058 X1 + 0,023 X2 + 0,592 X3 + 0,235 X4 + e

Y = Pendapatan Warung Tegal di Kecamatan Ciputat Timur

X1 = Variasi Menu

X2 = Harga

X3 = Jam Kerja

X4 = Lama usaha

Dari persamaan tersebut dapa dijelaskan sebagai berikut:

1. Nilai konstanta regresi persamaan linier menunjukkan 1,534 hal

ini mengartikan jika nilai semua variabel independen (bebas)

tetap, maka nilai variabel pendapatan sebesar 1,534.

2. Nilai koefisien regresi variasi menu sebesar 0,058 yang

menunjukkan jika variabel variasi menu (X1) meningkat sebesar

1 satuan dan nilai variabel lain tetap maka pendapatan akan naik

sebesar 0,058.

87

3. Nilai koefisien regresi harga sebesar 0.023 yang menunjukkan

jika variabel harga (X2) meningkat sebesar 1 satuan dan nilai

variabel lain tetap maka pendapatan akan naik sebesar 0,023.

4. Nilai koefisien regresi jam kerja sebesar 0,592 yang menunjukkan

jika variabel jam kerja (X3) meningkat sebesar 1 satuan dan nilai

variabel lain tetap maka pendapatan akan naik sebesar 0,592.

5. Nilai koefisien regresi lama usaha sebesar 0,235 yang

menunjukkan jika variabel lama usaha (X4) meningkat sebesar 1

satuan dan nilai variabel lain tetap maka pendapatan akan naik

sebesar 0,023.

6. Hasil Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh

variabel independen (variasi menu, harga, jam kerja, dan lama usaha) dapat

mempengaruhi variabel dependen (pendapatan). Nilai kofisien determinasi

adalah antara satu dan nol. Nilai yang mendekati satu mengartikan bahwa

variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2016: 95).

Tabel 4.31

Hasil Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,743a ,552 ,520 1,067

a. Predictors: (Constant), Lama Usaha, Variasi Menu, Harga, Jam Kerja

b. Dependent Variable: Pendapatan

Sumber: Data Primer Diolah 2019

Nilai koefisien determinasi Adjusted-R2 sebesar 0,520. Hasil ini

menunjukkan bahwa variabel independen yaitu variasi menu, harga, jam

kerja, dan lama usaha dapat menjelaskan sebesar 52% terhadap variabel

dependen yaitu pendapatan, sedangkan sisanya 48% dijelaskan oleh variabel

lain yang tidak dimasukkan dalam model ini.

88

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis Pembahasan yang telah didapat dari

lapangan dan olahan data SPSS, peneliti memperoleh kesimpulan yang dapat

diambil dari Variasi Menu, Jam Kerja, Lama Usaha dan Tingkat Pendapatan

usaha Warung Tegal di Kecamatan Ciputat Timur sebagai berikut:

1. Berdasarkan pengujian uji t menunjukkan bahwa secara parsial variabel

variasi menu tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan

usaha pada Warung Tegal di Wilayah Kecamatan Ciputat Timur. Hal

ini dibuktikan dengan t hitung < t tabel (0,825 < 2,004). Sehingga

hipotesis Ha ditolak dan H0 diterima.

2. Berdasarkan pengujian uji t menunjukkan bahwa secara parsial variabel

harga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan usaha

pada Warung Tegal di Wilayah Kecamatan Ciputat Timur. Hal ini

dibuktikan dengan t hitung < t tabel (0,319 < 2,004). Sehingga hipotesis

Ha diterima dan H0 diterima

3. Berdasarkan pengujian uji t menunjukkan bahwa secara parsial variabel

jam kerja berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan usaha

pada Warung Tegal di Wilayah Kecamatan Ciputat Timur. Hal ini

dibuktikan dengan t hitung > t tabel (5,925 > 2,004). Sehingga hipotesis

Ha diterima dan H0 ditolak

4. Berdasarkan pengujian uji t menunjukkan bahwa secara parsial variabel

Lama Usaha berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan usaha

pada Warung Tegal di Wilayah Kecamatan Ciputat Timur. Hal ini

dibuktikan dengan t hitung > t tabel (2,716 > 2,004). Sehingga hipotesis

Ha diterima dan H0 ditolak

5. Berdasarkan pengujian statistik f, menunjukkan bahwa variabel variasi

menu, harga, jam kerja, dan lama usaha berpengaruh secara signifikan

terhadap pendapatan usaha Warung Tegal di Wilayah Kecamatan

Ciputat Timur. Hal ini dibuktikan dengan f hitung > f tabel (16,965 >

89

2,53). Sedangkan pada pengujian koefisien determinasi menunjukkan

bahwa nilai adjusted R2 sebesar 0,520. Hal ini mengartikan bahwa

variabel Variasi menu, harga, jam kerja, dan lama usaha berpengaruh

secara signifikan terhadap pendapatan usaha Warung Tegal di Wilayah

Kecamatan Ciputat Timur sebesar 52% dan sisanya 48% dijelaskan

oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model ini.

B. Saran

Dalam penelitian kali ini, peneliti menyadari masih terdapat banyak

kekurangan yang dapat disempurnakan oleh peneliti lainnya. Oleh karena ini

penulis mengajukan beberapa saran peneliti, sebagai berikut:

1. Saran Praktis

Saran praktis ditujukan kepada pemerintah khususnya Kecamatan

Ciputat Timur yang telah menjadi magnet untuk masyarakat lain agar

bisa lebih memperhatikan pelaku usaha mikro terutama warteg dan ikut

memberikan bantuan modal agar mampu melakukan pengembangan

usaha. Tentu hal ini nantinya juga akan memberikan efek positif

terhadap perekonomian Kecamatan Ciputat Timur.

2. Saran Teoritis

Saran teoritis ditujukan kepada peneliti selanjutnya. Bagi peneliti

selanjutnya diharapkan dapat lebih menjangkau area penelitian lainnya,

mengunakan sampel yang lebih banyak, dan menambah indikator

pendapatan lain agar penelitian yang dihasilkan mampu

menginterpretasikan hasil penelitian secara lebih mendalam.

90

DAFTAR PUSTAKA

Artaman, D. M., Yuliarmi, N. N., & Djayastra, K. (2015). Analisis Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Pasar Seni Sukawati Gianyar.

E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Vol.4 No.2, 91.

Agus, E., & Ratih, D. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif untuk Admnistrasi

Publik dan Masalah - Masalah Sosial. Yogyakarta: Penerbit Gaya Media.

Asytuti, R. (2015). Pengusa Warung Tegal di Jakarta (Pendekatan Modal Sosial).

Jurnal Hukum Islam, Vol. 13 Nomor.1.

Boediono. (2002). Ekonomi Makro: Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.1.

Yogyakarta: BPEE.

Busyro, N., Putri, Y. E., & Eprillison, V. (2016). Pengaruh Modal, Tenaga kerja,

Jam Kerja dan Jumlah Produksi terhadap Pendapatan di UD. warga Teknik

Nagari Air Bangis, Kecamatan Sungai Beremas. Jurnal STKIP PGRI

Sumatera Barat, 9.

Chalid, P. (2016). Sosiologi Ekonomi. Jakarta: CSES Press.

Dwitasari, N. M., & Indrajaya, G. B. (2017). Analisis Produksi terhadap

Pendapatan Pengrajin Dulan Fiber di Desa Bresela Kabupaten Gianyar. E-

Jurnal EP Unud, Vol.6, No.5, 8.

Firdausa, A. R. & Arianti, F (2013). Pengaruh Modal Awal, Lama Usaha dan Jam

Kerja terhadap Pendapatan Pedagang Kios di Pasar Bintoro Demak.

Journal of Economics, Vol.2 No. 1

Fitria, N. A. (2014). Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan

Pedagang Tape Singkong di Kota Probolinggo. Jurnal Ilmiah, 8.

Fitria, Z. (2015). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan

Pedagang Kaki Lima Warung Makan di Jalan Z.A.Pagar Alam Kota

Metro. Skripsi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung.

Gani, I., & Amalia, S. (2015). Alat Analisis Data Aplikasi Statistik untuk

Penelitian Bidang Ekonomi dan Sosial. Yogyakarta: Andi.

Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 23.

Semarang: Universitas Diponegoro.

Husaini, & Fadhlani, A. (2017). Pengaruh Modal Kerja, Lama Usaha, Jam Kerja

dan Lokasi Usaha terhadap Pendapatan Monza di Pasar Simalingkar

Medan . Jurnal Visioner dan Strategis Vol. 6 No.2, 113.

91

Irawan, H., & Ayuningsih, A. A. (2017). Analisis Variabel yang Mempengaruhi

Pendapatan Pedagang di Pasar Kreneng Kota Denpasar. E-Jurnal EP

UNUD Vol.6 No. 10, 6.

Khamdevi, M., & Nasution, I. R. (2014). Studi Karakteristik Arsitektur Khas Pada

Warung Tegal Jabodetabek. Jurnal Arsitektur Universitas Bandar

Lampung, Vol.4 no.2.

Lombard, M., & Chiliya, N. (2012). Impact of Level of Education and Experience

on Profitability of Small Grocery Shops in South Africa. Broad Research

in Accounting, Negotiation, and Distribution.

Maheswara, A. A., & dkk. (2016). Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi

Pendapatan UKM Sektor Perdagangan di Kota Denpasar. E-Jurnal

Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Vol.5 No.12.

Nainggolan, R. (2016). Gender, Tingkat Pendidikan Dan Lama Usaha Sebagai

Determinan Kinerja, Volume 20, No.1,, 5.

Nasution, P. D. (2013). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan

Pengusaha Restoran di Kota Medan. Thesis. Sekolah Pasca Sarjana.

Universitas Sumatera Utara

Nugraha, N. T., & Marhaeni. (2012). Pengaruh Jam Kerja, Pengalaman Kerja dan

Pendidikan terhadap Pendapatan Karyawan pada Industri Bordir di Kota

Denpasar. E-Jurnal EP Unud, Vol.1, Nomor.2 , 101.

Obigbemi, F. I. (2010). The Impact of Product Price Changes on the Turnover of

Small and Medium Enterprises in Nigeria. Broad Research in Accounting,

Negotiation, and Distribution, Vol.1, Issue.1

Oetomo, R. A. (2012). Analisis Pengaruh Keragaman Menu, Persepsi Harga dan

Lokasi terhadap Minat Beli Ulang Konsumen (Studi pada Restoran

Waroeng Taman Singosari Semarang). Skripsi. Fakultas Ekonomika dan

Bsinis. Universitas Diponegoro

Ozdemir, B., & Caliskan, O. (2014). A Review of Literature on Restaurant

Menus: Specifying the Managerial Issues. International Journal of

Gastronomy and Food Science.

Rahmawati, A., & Aprilina, V. (2017). Pengaruh Latar Belakang Pendidikan,

Usia, Peredaran Usaha, Lama Usaha, dan Pemahaman Pengusaha UMKM

terhadap Tingkat Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban. JRAK Vol.8 No.2 ,

137.

92

Rasyid, T., Kasim, S. N., & Kurniawan, M. E. (2014). Pengaruh Harga Jual dan

Volume Penjualan Terhadap Pendapatan Pedagang. Purwokerto:

Universitas Jendral Soedirman.

Reksoprayitno. (2004). Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi. Jakarta: Bina

Grafika.

Riadi, E. (2014). Metode Statistika. Tangerang: Pustaka Mandiri.

Rosalin, G., & Soetanto, T. I. (2006). Analysis of the Customers' Preferences In

Determining A Suitable Menu: A Case Study of River Side Oriental

Cuisine Restaurant. Jurnal Manajemen Perhotelan , Vol.2 No. 2.

Santoso, S., & Tjiptono. (2001). Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan.

Jakarta: Elex Media Komputindo.

Sembiring, Rasmulia. (2016). Impact of human resources' knowledge and skills

on SMEs' in Medan City, Indonesia. International Journal of Management,

Economics and Social Sciences Vol. 5, Issues 3

Sianturi, R. A., & dkk. (2015). Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi

Pendapatan Serta Persepsi Nelayan terhadap Program Peningkatan

Pendapatan Nelayan Oleh Pemerintah. Journal on Social Economic of

Agriculture and Agribusiness Volume 4, Nomor. 11

Simanjuntak, P. (1998). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta:

Penerbit FE UI.

Soekarwati. (2002). Faktor - Faktor Produksi. Jakarta: Salemba Empat.

Sudremi, Y. (2007). Pengetahuan Sosial Ekonomi Kelas X. Jakarta: Bumi Aksara.

Sujianto, A. E. (2009). Aplikasi Statistik Dengan SPSS 16.0. Jakarta: PT. Prestasi.

Sukirno, S. (2000). Ekonomi Pembangunan Proses, Masalah dan Dasar

Kebijakan Pembangunan. Jakarta: UI-Press.

Sumarsono, S. (2003). Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan

Ketenagakerjaan . Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sumayani, R., & dkk. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: PT Galaxy Puspa

Mega .

Suprapti, E. (2018). Pengaruh Modal, Umur, Jam Kerja, dan Pendidikan terhadap

Pendapatan Pedagang Perempuan Pasar Balongan Bantul . Jurnal

Pendidikan dan Ekonomi, Volume 7, Nomor 2, 181.

Suroto. (2000). Strategi Pembangunan dan Perencanaan - Perencanaan

Kesempatan Kerja. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

93

Su'ud, A. (2007). Pengembangan Ekonomi Mikro, Nasional Conference. Jakarta:

132.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

T, G. (1992). Pengantar Ilmu Ekonomi Bagian Makro. Yogyakarta: Kanisius.

Tersiana, A. (2018). Metode Penelitian. Yogyakarta: Start Up.

Tulhusnah, L., & Puryantoro. (2018). Pengaruh Jam Kerja Dan Disiplin Kerja

Terhadap Stres Kerja. Jurnal Ekonomi & Ekonomi Syariah Vol 1 No 2,

300.

Utami, S. S., & Wibowo, E. (2013). Pengaruh Modal Kerja terhadap Pendapatan

dengan Lama Usaha sebagai Variabel Moderasi (Survei pada Pedagang

Klithikan Notoharjo Surakarta). Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol.

13, No. 2,, 178.

Wahana Komputer. (2009). Seri Panduan Praktis: SPSS 17 untuk Pengolahan

Data Statistik. Semarang: CV Andi Offset.

Wahyuni, S. (2014). Statistik Ekonomi dan Bisnis. Surakarta: UPT Penerbitan dan

Percetakan UNS.

Wahyuno, B. (2017). Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan

Pedagang di Pasar Bantul Kabupaten Bantul. Jurnal Pendidikan dan

Ekonomi, Vol. 6, No. 4.

Waluyo, K. T. & Suryoko, S. (2016). Pengaruh Kualitas Pelayanan, Variasi

Menu, dan Harga terhadap Keputusan Pembelian (Studi pada Konsumen

Resto Sambal Van Java Tembalang, Kota Semarang). Jurnal Ilmu

Administrasi Bisnis VOL.5 NO.1. Fakultas Ekonomika dan Bsinis.

Universitas Diponegoro

94

LAMPIRAN 1

KUESIONER PENELITIAN

Bersamaan ini saya memohon kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/Sdri untuk mengisi

daftar pertanyaan sebagai data agar penyusunan skripsi saya yang berjudul

“Pengauh Variasi Menu, Harga, Jam Kerja, dan Lama Usaha terhadap Pendapatan

Usaha Warung Tegal”. Saya mengharapkan kesediaannya Bapak/Ibu/Sdr/Sdri

untuk menjawab dengan baik dan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Atas

kesediaan dan kerjasamanya, diucapkan terimakasih. Rahasia identitas akan dijaga

dan tidak akan disebar luaskan karena untuk kepentingan penelitian semata.

A. Deskipsi Responden

Jenis Usaha : a. Milik Sendiri b.Campuran (franchise/aplusan)

Usia : ..............Tahun

Jenis kelamin : P/L

Asal : ..............

Pendidikan : a. SD d. Perguruan tinggi

b. SMP e. Lainnya...............

c. SMA/SMK

Berapa banyak varian menu yang

Bapak/Ibu sediakan dietalase

dalam sehari?

a. < 10 macam

b. 10 – 25 macam

c. 25 – 35 macam

d. 35 – 45 macam

e. > 45 macam

Berapakah rata – rata harga menu

untuk sekali pembelian?

a. < Rp 9.000

b. Rp 9.000 – Rp 10.000

c. Rp 10.000 – Rp 12.000

d. Rp 12.000 – Rp 15.000

e. > Rp 15.000

Berapa lama dalam sehari

Bapak/Ibu membuka usaha?

a. < 10 jam

b. 10 – 12 jam

c. 12 – 13 jam

d. 13 – 14 jam

95

e. 14 - 24 jam

Sudah berapa lamakah Bapak/Ibu

menjalankan usaha ini?

a. < 1 tahun

b. 1 – 5 tahun

c. 5 – 15 tahun

d. 15 – 25 tahun

e. > 25 tahun

Berapakah jumlah keuntungan

yang Bapak/Ibu dapatkan dalam

sehari?

a. < Rp500.000

b. Rp 500.000 – Rp 1.000.000

c. Rp 1.000.000 – Rp

2.000.000

d. Rp 2.000.000 – Rp

3.000.000

e. > Rp 3.000.000

Berapakah jumlah pendapatan

kotor yang Bapak/Ibu dapatkan

dalam sehari?

a. < Rp 500.000

b. Rp 500.000 – Rp

1.000.000

c. Rp 1.000.000 – Rp

2.000.000

d. Rp 2.000.000 − Rp

3.000.000

e. > Rp 3.000.000

Berapakah biaya total belanja

bahan baku yang perlu dikeluarkan

dalam sehari?

a. < Rp 500.000

b. Rp 500.000 – Rp 1.000.000

c. Rp 1.000.000 – Rp

1.500.000

d. Rp 1.5000.000 – Rp

5.000.000

e. > Rp 5.000.000

96

B. Kuesioner

Keterangan:

TS = Tidak Setuju

KS = Kurang Setuju

CS = Cukup Setuju

S = Setuju

SS = Sangat Setuju

Variasi Menu

No. Pernyataan TS KS CS S SS

1. Menu yang saya sediakan tidak lebih banyak

dari warteg lainnya

2. Semakin banyak macam menu yang saya

sediakan maka semakin banyak pelanggan yang

datang

3. Semakin berkualitas masakan saya maka

semakin banyak pelanggan yang datang

4. Saya tidak ingin menambah variasi menu

5. Saya selalu menyediakan menu yang paling

sering dibeli

Harga

No. Pernyataan TS KS CS S SS

1. Saya menawarkan menu dengan harga relatif

murah dibandingkan warteg lainnya

2. Harga menu yang saya tawarkan tidak

mengikuti harga bahan baku

3. Kenaikan harga bahan baku tidak mengurangi

besaran porsi

4. Saya membeli bahan baku dilokasi paling dekat

dan murah

5. Kenaikan harga bahan baku mempengaruhi

keuntungan yang saya terima

Jam Kerja

No

.

Pertanyaan TS KS CS S SS

1. Minimal waktu kerja saya adalah 12 jam perhari

2. Menutup usaha sehari saja akan mengurangi

pendapatan saya

3. Menambah jam kerja membuat saya

membutuhkan jam istirahat lebih lama

4. Pendapatan yang saya terima telah sesuai

dengan jumlah hari kerja

5. Saya selalu menambah jam buka warung ketika

pendapatan yang diterima dirasa kurang

97

Lama Usaha

No. Pertanyaan TS KS CS S SS

1. Semakin lama saya berdagang, maka semakin

banyak pula pengalaman saya

2. Semakin lama saya berdagang, maka

kemampuan saya dalam mengelola usaha

semakin bertambah

3. Semakin lama saya berdagang, maka

meningkatkan pengetahuan saya tentang selera

atau perilaku pembeli

4. Semakin lama usaha yang saya jalankan maka

pelanggan yang dimiliki semakin bertambah

5. Semakin lama saya berdagang, maka saya

mengetahui hal apa saja yang perlu ditingkatkan

atau diubah

Pendapatan

No. Pernyataan TS KS CS S SS

1. Sejauh ini pendapatan saya dapat memenuhi

kebutuhan sehari – hari

2. Pendapatan yang diterima sejalan dengan

variasi menu yang disediakan

3. Pengurangan dan penambahan jam kerja akan

mempengaruhi pendapatan yang saya terima

4. Kemampuan yang saya miliki dapat

mempengaruhi pendapatan yang saya terima

5. Dengan pendapatan warteg yang saya dapatkan

saya mampu membangun usaha lain/ditempat

lain

98

LAMPIRAN 2

BIODATA RESPONDEN

1. Usia

No. Usia No. Usia

1. 43 31. 46

2. 60 32. 50

3. 26 33. 57

4. 40 34. 37

5. 30 35. 42

6. 30 36. 28

7. 30 37. 39

8. 32 38. 42

9. 40 39. 58

10. 45 40. 43

11. 55 41. 46

12. 36 42. 47

13. 28 43. 32

14. 42 44. 45

15.. 32 45. 65

16. 50 46. 30

17. 41 47. 30

18. 35 48. 40

19. 27 49. 31

20. 43 50. 52

21. 47 51. 67

22. 35 52. 46

23. 36 53. 34

24. 50 54. 35

25. 37 55. 57

26. 48 56. 55

27. 42 57. 27

28. 55 58. 49

29. 42 59. 43

30. 31 60. 41

99

2. Jenis Kelamin

No. Laki - Laki Perempuan No. Laki - Laki Perempuan

1. √ 31. √

2. √ 32. √

3. √ 33. √

4. √ 34. √

5. √ 35. √

6. √ 36. √

7. √ 37. √

8. √ 38. √

9. √ 39. √

10. √ 40. √

11. √ 41. √

12. √ 42. √

13. √ 43. √

14. √ 44. √

15. √ 45. √

16. √ 46. √

17. √ 47. √

18. √ 48. √

19. √ 49. √

20. √ 50. √

21. √ 51. √

22. √ 52. √

23. √ 53. √

24. √ 54. √

25. √ 55. √

26. √ 56. √

27. √ 57. √

28. √ 58. √

29. √ 59. √

30. √ 60. √

100

4. Pendidikan Responden

No. SD SMP SMA Perguruan

Tinggi Lainnya

1. √

2. √

3. √

4. √

5. √

6. √

7. √

8. √

9. √

10. √

11. √

12. √

13. √

14. √

15. √

16. √

17. √

18. √

19. √

20. √

21. √

22. √

23. √

24. √

25. √

26. √

27. √

28. √

29. √

30. √

31. √

32. √

33. √

34. √

35. √

36. √

37. √

38. √

101

39. √

40. √

41. √

42. √

43. √

44. √

45. √

46. √

47. √

48. √

49. √

50. √

51. √

52. √

53. √

54. √

55. √

56. √

57. √

58. √

59. √

60. √

102

LAMPIRAN 3

TABULASI DATA

1. Variabel Variasi Menu

4 5 5 5 5 24

2 4 4 3 4 17

3 5 5 5 5 23

4 4 4 4 4 20

3 3 4 4 4 18

2 4 4 4 4 18

3 4 5 4 5 21

3 4 4 4 4 19

3 4 4 4 4 19

2 5 5 5 5 22

4 3 3 2 3 15

2 4 4 4 4 18

4 4 4 4 4 20

4 4 4 4 4 20

3 4 4 4 4 19

3 4 4 4 4 19

3 4 4 4 4 19

4 4 4 3 4 19

3 4 4 4 4 19

3 4 4 4 4 19

3 4 4 3 4 18

3 4 4 4 4 19

3 4 4 4 4 19

3 3 3 2 3 14

3 4 4 3 4 18

2 3 4 4 4 17

4 4 4 3 4 19

3 4 4 3 4 18

3 3 4 4 4 18

2 4 4 3 4 17

3 4 4 4 4 19

2 4 4 3 4 17

4 4 4 5 5 22

3 4 4 2 4 17

3 3 3 3 3 15

3 4 4 4 4 19

3 3 3 3 3 15

103

4 4 4 3 4 19

4 4 4 3 4 19

4 4 4 4 4 20

3 4 4 4 4 19

3 4 4 4 4 19

3 3 4 2 4 16

4 4 4 2 4 18

2 4 4 2 4 16

3 4 4 4 4 19

3 4 4 3 4 18

4 4 4 2 4 18

3 4 4 4 4 19

4 3 3 3 3 16

3 3 3 2 4 15

3 4 4 2 4 17

3 3 4 3 3 16

3 3 3 3 3 15

3 3 3 2 4 15

3 4 3 2 4 16

3 4 4 4 4 19

3 4 4 4 4 19

4 5 5 5 5 24

3 4 4 4 4 19

2. Variabel Harga

4 4 4 4 4 20

4 4 4 4 3 19

3 4 4 4 4 19

4 4 4 2 4 18

3 4 4 3 4 18

4 4 4 3 4 19

4 4 3 4 5 20

3 4 4 4 5 20

2 4 4 2 4 16

4 4 4 3 4 19

3 3 4 3 4 17

2 3 4 3 4 16

3 4 4 4 4 19

4 3 3 3 4 17

4 4 4 2 4 18

4 4 4 4 4 20

104

4 4 4 4 4 20

4 4 4 4 4 20

3 3 4 3 4 17

4 4 3 3 3 17

4 4 4 4 4 20

4 4 4 3 5 20

4 3 4 4 4 19

4 4 4 3 4 19

2 4 4 2 4 16

5 5 5 5 4 24

3 4 4 3 4 18

4 4 3 4 4 19

2 4 4 4 5 19

4 4 4 4 4 20

4 4 5 5 5 23

2 4 4 2 4 16

2 4 4 2 4 16

3 3 3 3 4 16

2 3 3 3 4 15

3 3 3 3 5 17

4 4 4 4 4 20

3 4 4 4 3 18

4 4 3 2 4 17

3 4 4 3 4 18

3 3 3 3 3 15

2 3 3 3 4 15

2 4 4 2 4 16

4 4 4 4 4 20

3 3 3 3 5 17

4 4 5 4 4 21

2 4 4 4 4 18

2 4 4 2 4 16

3 3 3 3 3 15

2 3 3 3 4 15

4 4 4 4 4 20

3 3 3 3 5 17

4 4 4 4 4 20

2 4 4 3 4 17

2 4 4 4 4 18

2 3 4 3 4 16

4 4 4 3 4 19

105

2 3 4 3 4 16

2 4 4 2 4 16

4 3 3 4 4 18

3. Variabel Jam Kerja

4 3 4 3 2 16

4 2 4 3 2 15

4 2 4 3 3 16

5 2 5 4 4 20

4 4 4 4 4 20

4 4 4 4 3 19

4 4 4 4 2 18

4 2 3 3 4 16

3 2 5 5 3 18

4 2 4 3 2 15

4 2 4 3 2 15

4 2 4 4 2 16

4 3 4 3 3 17

3 3 3 3 3 15

4 3 4 4 4 19

4 2 4 4 2 16

4 2 4 3 3 16

4 2 4 4 3 17

3 3 5 3 5 19

4 2 4 3 3 16

4 2 4 3 2 15

4 4 4 2 2 16

4 2 4 4 3 17

3 2 4 3 3 15

4 3 4 4 4 19

3 3 3 3 3 15

4 3 4 4 2 17

4 3 4 4 3 18

4 2 4 4 2 16

3 2 4 3 3 15

4 2 4 3 3 16

4 2 4 3 2 15

4 4 4 4 4 20

4 4 4 4 2 18

3 3 4 2 3 15

4 3 3 3 4 17

106

4 2 4 3 2 15

4 2 3 3 4 16

4 3 3 3 2 15

5 3 5 3 3 19

4 2 4 3 3 16

5 3 5 2 2 17

4 2 4 3 2 15

4 3 4 3 4 18

5 2 5 5 2 19

4 2 4 4 2 16

4 3 3 3 3 16

4 2 4 3 2 15

4 2 4 4 2 16

4 4 3 2 3 16

3 4 3 3 3 16

4 2 4 3 2 15

4 3 3 3 3 16

4 2 4 2 3 15

3 2 4 3 4 16

4 4 4 3 2 17

4 2 4 4 3 17

3 3 3 3 3 15

2 5 5 3 5 20

4 2 4 3 2 15

4. Variabel Lama Usaha

3 4 3 3 3 16

4 4 3 3 3 17

3 3 3 3 3 15

4 4 3 3 4 18

3 3 3 3 3 15

4 4 3 3 4 18

4 4 4 3 3 18

3 4 3 3 3 16

4 3 3 3 4 17

3 3 3 3 3 15

3 3 3 3 3 15

3 3 3 2 3 14

4 4 3 4 4 19

4 3 3 4 4 18

4 4 3 3 4 18

107

3 3 3 2 3 14

3 3 3 2 3 14

4 3 3 3 3 16

3 4 3 3 3 16

3 3 3 2 3 14

4 3 3 3 3 16

3 3 2 3 3 14

4 3 3 3 3 16

4 3 3 3 3 16

4 3 3 3 3 16

4 3 3 3 4 17

4 3 3 3 3 16

3 3 2 2 2 12

3 3 3 3 4 16

3 3 2 2 2 12

4 3 3 3 4 17

3 3 3 3 3 15

3 3 3 3 3 15

4 4 4 4 4 20

4 3 4 3 4 18

4 3 4 3 4 18

3 3 3 3 3 15

4 4 4 3 3 18

3 3 2 2 3 13

4 4 3 3 3 17

4 3 3 3 3 16

4 4 3 3 3 17

4 3 3 3 3 16

4 3 3 4 3 17

4 3 3 3 3 16

3 3 3 3 3 15

4 3 3 4 3 17

4 3 3 4 3 17

3 3 3 3 4 16

4 3 3 4 4 18

4 3 4 3 4 18

3 3 3 4 3 16

3 3 4 3 3 16

3 3 3 3 3 15

4 4 3 4 4 19

4 3 3 3 3 16

3 4 3 3 3 16

4 3 3 3 3 16

108

4 4 4 4 4 20

3 3 3 3 3 15

5. Variabel Pendapatan

4 3 3 3 3 16

3 3 3 3 3 15

3 3 3 3 3 15

4 4 4 4 4 20

4 4 4 4 4 20

4 3 3 4 4 18

4 4 4 3 3 18

4 3 3 3 3 16

3 4 3 4 3 17

3 3 3 3 3 15

3 3 2 3 3 14

4 3 3 3 3 16

4 3 3 4 4 18

4 4 3 4 4 19

4 3 4 4 4 19

4 4 3 3 3 17

4 3 4 4 3 18

3 3 4 3 4 17

3 3 3 3 3 15

3 3 3 3 3 15

3 3 3 3 3 15

3 3 4 3 3 16

4 3 3 3 3 16

3 3 3 3 4 16

4 3 3 4 3 17

3 3 3 3 4 16

3 3 4 4 3 17

3 3 4 3 4 17

4 3 3 3 4 17

3 3 3 3 3 15

4 3 3 3 4 17

3 3 3 3 3 15

4 4 4 4 4 20

4 4 4 4 4 20

3 4 3 3 3 16

4 3 4 4 3 18

109

4 3 3 3 3 16

3 3 3 3 3 15

3 4 3 3 3 16

4 3 3 4 4 18

4 3 3 3 3 16

3 4 4 3 3 17

3 3 3 3 3 15

3 4 4 3 4 18

3 3 4 3 3 16

3 3 3 3 3 15

4 3 3 4 3 17

3 4 3 4 3 17

3 3 3 3 3 15

3 3 3 4 3 16

3 3 3 3 3 15

3 3 4 3 4 17

3 4 3 3 3 16

3 3 3 3 3 15

3 3 3 4 4 17

4 4 3 4 3 18

3 4 3 3 4 17

3 3 3 3 3 15

4 4 4 4 4 20

3 3 3 3 3 15

110

LAMPIRAN 4

HASIL SPSS

1. Uji Validitas dan Reabilitas Varme

Uji Validitas Varme

Correlations

VARME1 VARME2 VARME3 VARME4 VARME5 TOTAL

VARME1 Pearson Correlation 1 ,056 -,031 -,005 ,007 ,295*

Sig. (2-tailed) ,669 ,817 ,972 ,958 ,022

N 60 60 60 60 60 60

VARME2 Pearson Correlation ,056 1 ,778** ,519** ,761** ,822**

Sig. (2-tailed) ,669 ,000 ,000 ,000 ,000

N 60 60 60 60 60 60

VARME3 Pearson Correlation -,031 ,778** 1 ,623** ,819** ,850**

Sig. (2-tailed) ,817 ,000 ,000 ,000 ,000

N 60 60 60 60 60 60

VARME4 Pearson Correlation -,005 ,519** ,623** 1 ,545** ,807**

Sig. (2-tailed) ,972 ,000 ,000 ,000 ,000

N 60 60 60 60 60 60

VARME5 Pearson Correlation ,007 ,761** ,819** ,545** 1 ,823**

Sig. (2-tailed) ,958 ,000 ,000 ,000 ,000

N 60 60 60 60 60 60

TOTAL Pearson Correlation ,295* ,822** ,850** ,807** ,823** 1

Sig. (2-tailed) ,022 ,000 ,000 ,000 ,000

N 60 60 60 60 60 60

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Uji reabilitas Variasi Menu

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,725 5

111

2. Uji Validitas dan Reabilitas

Uji Validitas Harga

Correlations

HARGA1 HARGA2 HARGA3 HARGA4 HARGA5 TOTAL

HARGA1 Pearson Correlation 1 ,328* ,127 ,483** -,025 ,744**

Sig. (2-tailed) ,011 ,332 ,000 ,851 ,000

N 60 60 60 60 60 60

HARGA2 Pearson Correlation ,328* 1 ,601** ,203 -,015 ,624**

Sig. (2-tailed) ,011 ,000 ,119 ,909 ,000

N 60 60 60 60 60 60

HARGA3 Pearson Correlation ,127 ,601** 1 ,269* ,042 ,581**

Sig. (2-tailed) ,332 ,000 ,037 ,748 ,000

N 60 60 60 60 60 60

HARGA4 Pearson Correlation ,483** ,203 ,269* 1 ,100 ,755**

Sig. (2-tailed) ,000 ,119 ,037 ,448 ,000

N 60 60 60 60 60 60

HARGA5 Pearson Correlation -,025 -,015 ,042 ,100 1 ,272*

Sig. (2-tailed) ,851 ,909 ,748 ,448 ,035

N 60 60 60 60 60 60

TOTAL Pearson Correlation ,744** ,624** ,581** ,755** ,272* 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,035

N 60 60 60 60 60 60

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Uji reabilitas Harga

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,575 5

112

3. Uji Validitas dan Reabilitas Jam Kerja

Uji validitas Jam Kerja

Correlations

JAMKER

1

JAMKER

2

JAMKER

3

JAMKER

4

JAMKER

5 TOTAL

JAMKER

1

Pearson

Correlation

1 ,053 ,415** ,124 -,117 ,438**

Sig. (2-tailed) ,686 ,001 ,346 ,374 ,000

N 60 60 60 60 60 60

JAMKER

2

Pearson

Correlation

,053 1 -,093 -,097 ,269* ,543**

Sig. (2-tailed) ,686 ,480 ,460 ,037 ,000

N 60 60 60 60 60 60

JAMKER

3

Pearson

Correlation

,415** -,093 1 ,285* ,012 ,512**

Sig. (2-tailed) ,001 ,480 ,028 ,925 ,000

N 60 60 60 60 60 60

JAMKER

4

Pearson

Correlation

,124 -,097 ,285* 1 -,005 ,467**

Sig. (2-tailed) ,346 ,460 ,028 ,969 ,000

N 60 60 60 60 60 60

JAMKER

5

Pearson

Correlation

-,117 ,269* ,012 -,005 1 ,575**

Sig. (2-tailed) ,374 ,037 ,925 ,969 ,000

N 60 60 60 60 60 60

TOTAL Pearson

Correlation

,438** ,543** ,512** ,467** ,575** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 60 60 60 60 60 60

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Uji reabilitas Jam Kerja

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,271 5

113

4. Uji Validitas dan Reabilitas Lama Usaha

Uji Validitas Lama Usaha

Correlations

LAMUS1 LAMUS2 LAMUS3 LAMUS4 LAMUS5 TOTAL

LAMUS1 Pearson Correlation 1 ,223 ,360** ,463** ,434** ,728**

Sig. (2-tailed) ,087 ,005 ,000 ,001 ,000

N 60 60 60 60 60 60

LAMUS2 Pearson Correlation ,223 1 ,250 ,228 ,224 ,537**

Sig. (2-tailed) ,087 ,054 ,080 ,085 ,000

N 60 60 60 60 60 60

LAMUS3 Pearson Correlation ,360** ,250 1 ,341** ,449** ,681**

Sig. (2-tailed) ,005 ,054 ,008 ,000 ,000

N 60 60 60 60 60 60

LAMUS4 Pearson Correlation ,463** ,228 ,341** 1 ,452** ,741**

Sig. (2-tailed) ,000 ,080 ,008 ,000 ,000

N 60 60 60 60 60 60

LAMUS5 Pearson Correlation ,434** ,224 ,449** ,452** 1 ,752**

Sig. (2-tailed) ,001 ,085 ,000 ,000 ,000

N 60 60 60 60 60 60

TOTAL Pearson Correlation ,728** ,537** ,681** ,741** ,752** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 60 60 60 60 60 60

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Uji reabilitas Lama Usaha

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,726 5

114

5. Uji Validitas dan Reabilitas Pendapatan

Uji Validitas Pendapatan

Correlations

PEND1 PEND2 PEND3 PEND4 PEND5 TOTAL

PEND1 Pearson Correlation 1 ,144 ,165 ,478** ,263* ,646**

Sig. (2-tailed) ,273 ,208 ,000 ,042 ,000

N 60 60 60 60 60 60

PEND2 Pearson Correlation ,144 1 ,268* ,262* ,183 ,563**

Sig. (2-tailed) ,273 ,038 ,044 ,161 ,000

N 60 60 60 60 60 60

PEND3 Pearson Correlation ,165 ,268* 1 ,271* ,345** ,636**

Sig. (2-tailed) ,208 ,038 ,036 ,007 ,000

N 60 60 60 60 60 60

PEND4 Pearson Correlation ,478** ,262* ,271* 1 ,325* ,725**

Sig. (2-tailed) ,000 ,044 ,036 ,011 ,000

N 60 60 60 60 60 60

PEND5 Pearson Correlation ,263* ,183 ,345** ,325* 1 ,656**

Sig. (2-tailed) ,042 ,161 ,007 ,011 ,000

N 60 60 60 60 60 60

TOTAL Pearson Correlation ,646** ,563** ,636** ,725** ,656** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 60 60 60 60 60 60

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Uji Reabilitas Pendapatan

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,650 5

115

TABULASI SILANG

1. Tabulasi Silang Pendapatan dengan Variasi Menu

PENDAPATAN * VARIASI MENU Crosstabulation

Count

VARIASI MENU

Total

> 45

MACAM

10 - 25

MACAM

25 - 35

MACAM

35 - 45

MACAM

PENDAPAT

AN

< RP 500.000 0 6 8 3 17

RP 1.000.000 - RP

2.000.000

2 2 5 5 14

RP 500.000 - RP

1.000.000

1 5 20 3 29

Total 3 13 33 11 60

2. Tabulasi Silang Pendapatan dengan Harga

PENDAPATAN * HARGA Crosstabulation

Count

HARGA

Total > RP 15.000

RP 10.000 -

RP 12.000

RP 12.000 -

RP 15.000

PENDAPATAN < RP 500.000 0 7 10 17

RP 1.000.000 - RP

2.000.000

2 3 9 14

RP 500.000 - RP

1.000.000

0 16 13 29

Total 2 26 32 60

116

3. Tabulasi Silang Pendapatan dengan Jam Kerja

PENDAPATAN * JAM KERJA Crosstabulation

Count

JAM KERJA

Total 10 - 12 JAM 12 - 16 JAM 16 - 24 JAM

PENDAPATAN < RP 500.000 3 8 6 17

RP 1.000.000 - RP

2.000.000

0 3 11 14

RP 500.000 - RP

1.000.000

7 13 9 29

Total 10 24 26 60

4. Tabulasi Silang Pendapatan dengan Lama Usaha

PENDAPATAN * LAMA USAHA Crosstabulation

Count

LAMA USAHA

Total

< 1

TAHUN

> 25

TAHUN

1 - 5

TAHUN

15 - 25

TAHUN

5 - 15

TAHUN

PENDAPA

TAN

< RP 500.000 1 0 4 5 7 17

RP 1.000.000 - RP

2.000.000

1 2 1 4 6 14

RP 500.000 - RP

1.000.000

2 3 7 9 8 29

Total 4 5 12 18 21 60

117

LAMPIRAN 5

DOKUMENTASI

1. Wawancara dengan Usaha Warteg dan Pencetus Warteg Kharisma Bahari

118

2. Pengisian Angket oleh Responden