pengaruh ukuran perusahaan, return on...

23
1 PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSET, DEBT TO EQUITY RATIO, OPINI AUDITOR, DAN REPUTASI KAP TERHADAP AUDIT DELAY (Study Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014) Marta Rachmanda, Inge Lengga Sari Munthe, Sri Ruwanti Universitas Maritim Raja Ali Haji,Fakultas Ekonomi Tanjungpinang, Kepulauan Riau 2016 ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris dan menganalisis pengaruh Ukuran Perusahaan, Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Opini Auditor dan Reputasi KAP terhadap Audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011- 2014). Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dan memperoleh sampel sebesar 56 perusahaan atau 224 pengamatan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2014. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara parsial Ukuran Perusahaan, Return on Asset, Opini Auditor, Reputasi KAP tidak berpengaruh terhadap Audit Delay. Sedangkan Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap Audit Delay. Dan secara simultan Ukuran Perusahaan, Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Opini Auditor dan Reputasi KAP berpengaruh terhadap Audit Delay. Kata Kunci: Ukuran Perusahaan, Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Opini Auditor, Reputasi KAP dan Audit Delay. PENDAHULUAN Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para anggotanya. Untuk mengetahui bagaimana kondisi dan kinerja perusahaan dapat dilihat melalui laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dalam keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan yang telah go public. Laporan keuangan yang dipublikasi

Upload: dodung

Post on 03-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSET, DEBT TO

EQUITY RATIO, OPINI AUDITOR, DAN REPUTASI KAP TERHADAP

AUDIT DELAY

(Study Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia Tahun 2011-2014)

Marta Rachmanda, Inge Lengga Sari Munthe, Sri Ruwanti

Universitas Maritim Raja Ali Haji,Fakultas Ekonomi

Tanjungpinang, Kepulauan Riau 2016

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris dan

menganalisis pengaruh Ukuran Perusahaan, Return on Asset, Debt to Equity

Ratio, Opini Auditor dan Reputasi KAP terhadap Audit Delay (Studi Empiris pada

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-

2014).

Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014. Teknik

pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dan memperoleh

sampel sebesar 56 perusahaan atau 224 pengamatan pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2014. Jenis data yang

digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id. Metode

analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara parsial

Ukuran Perusahaan, Return on Asset, Opini Auditor, Reputasi KAP tidak

berpengaruh terhadap Audit Delay. Sedangkan Debt to Equity Ratio berpengaruh

terhadap Audit Delay. Dan secara simultan Ukuran Perusahaan, Return on Asset,

Debt to Equity Ratio, Opini Auditor dan Reputasi KAP berpengaruh terhadap

Audit Delay.

Kata Kunci: Ukuran Perusahaan, Return on Asset, Debt to Equity Ratio,

Opini Auditor, Reputasi KAP dan Audit Delay.

PENDAHULUAN

Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi memiliki tujuan tertentu

yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para anggotanya.

Untuk mengetahui bagaimana kondisi dan kinerja perusahaan dapat dilihat

melalui laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan merupakan salah satu

sumber informasi yang penting dalam keberlangsungan suatu perusahaan,

terutama perusahaan yang telah go public. Laporan keuangan yang dipublikasi

2

harus disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan dan telah diaudit oleh

akuntan publik yang terdaftar dalam Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM).

BAPEPAM sebelumnya mengeluarkan lampiran Keputusan Ketua

BAPEPAM Nomor: KEP-460/BL/2008 yang mewajibkan bagi setiap emiten dan

perusahaan Publik untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan

dan laporan auditor independennya kepada BAPEPAM selambat-lambatnya pada

akhir bulan ketiga (90 hari). Kemudian BAPEPAM memperbarui peraturan

dengan dikeluarkannya lampiran surat keputusan ketua BAPEPAM Nomor: Kep-

431/BL/2012 yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan harus disertai

laporan akuntan yang memberikan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan

secara keseluruhan harus disampaikan kepada BAPEPAM selambat-lambatnya

pada akhir bulan keempat (120 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan.

Selain keputusan ketua BAPEPAM, keputusan Direksi PT Bursa Efek

Indonesia melalui keputusan Nomor: Kep-307/BEJ/07-2004 yaitu Peraturan

Nomor 1-H juga mengatakan hal yang sama mengenakan sanksi berupa teguran

dan denda secara berkala bagi perusahaan yang terlambat mempublikasikan

laporan keuangan tahunan pada jangka waktu yang telah ditentukan.

Bagi para investor yang membutuhkan laporan keuangan suatu perusahaan,

informasi yang akurat dan tepat waktu sangatlah penting. Apabila laporan

keuangan tidak disajikan tepat waktu maka laporan keuangan tersebut akan

kehilangan nilai informasinya karena tidak tersedia saat pemakai laporan

keuangan membutuhkannya untuk pengambilan keputusan.

Sementara di satu sisi, publik khususnya investor menuntut auditor untuk

dapat menyelesaikan laporan audit secara tepat waktu. Pada sisi lain, proses audit

merupakan aktivitas yang membutuhkan waktu dimana auditor harus memenuhi

standar auditing seperti standar umum ketiga yang menyatakan bahwa audit harus

dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan ketelitian, dan standar pekerjaan

lapangan menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan dengan perencanaan yang

matang dan pengumpulan bukti audit yang memadai (Prasongkoputra, 2013). Hal

ini yang kadang menyebabkan lamanya suatu proses pengauditan yang dilakukan,

sehingga publikasi laporan keuangan yang diharapkan secepat mungkin menjadi

terlambat.

Berbicara tentang ketepatan (timeliness) dalam penyampaian laporan

keuangan, tentunya terkait dengan seberapa lama proses audit yang dilaksanakan.

Lamanya waktu penyelesaian audit terhitung mulai dari tanggal penutupan tahun

buku, sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan audit independen. Perbedaan

waktu ini disebut audit delay (Utami, 2006). Audit delay inilah yang dapat

mempengaruhi ketepatan informasi yang dipublikasikan, sehingga akan

berpengaruh terhadap tingkat ketidakpastian keputusan yang berdasarkan

informasi yang dipublikasikan (Kartika, 2009). Semakin lama auditor

3

menyelesaikan pekerjaan auditnya, maka semakin lama pula audit delay. Jika

audit delay semakin lama, maka kemungkinan keterlambatan penyampaian

laporan keuangan akan semakin besar.

Berangkat dari paparan di atas, penelitian ini bermaksud mengkaji lebih

jauh mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay. Faktor-faktor

tersebut merupakan hal yang turut pula mempengaruhi ketepatan pelaporan

keuangan. Beberapa faktor yang kemungkinan menyebabkan audit delay semakin

lama, yaitu: ukuran perusahaan, return on asset, debt to equity ratio, opini auditor

dan reputasi KAP. Variabel-variabel ini dipilih berdasarkan teori-teori dan

penelitian empiris sebelumnya dan masih mungkin untuk dikaji kembali

mengingat masih terdapat ketidak konsistenan/kontradiksi dari hasil-hasil

penelitian sebelumnya.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN

ON ASSET, DEBT TO EQUITY RATIO, OPINI AUDITOR DAN REPUTASI

KAP TERHADAP AUDIT DELAY (Studi Empiris pada Perusahaan

Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014)”.

KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Audit Delay

Audit delay didefinisikan sebagai rentang waktu penyelesaian laporan

audit laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari yang

dibutuhkan untuk memperoleh laporan keuangan auditor independen atas audit

laporan keuangan perusahaan sejak tanggal tutup buku perusahaan, yaitu per 31

Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen (Aryati

dalam Puspitasari dan Sari, 2012). Menurut Utami (2006) audit delay adalah

lamanya waktu penyelesaian audit terhitung mulai dari tanggal penutupan tahun

buku sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan audit independen.

Menurut penelitian Ashton, Wilingham, & Elliott, (1987) audit delay is

defined as the length of time from a company‟s fiscal year-end to the date of the

auditor‟s report . Sedangkan menurut Dyer & McHugh (dalam Utami, 2006)

“Auditors’ report lag is the open interval of number of days from the year end to

the date recorded as the opinion signature date in the auditor’ report”. Audit

delay ini dapat diasumsikan interval jumlah hari dari akhir periode tahun buku

sampai dengan ditandatanganinya laporan keuangan yang telah diaudit oleh

auditor .

Audit dan Standar Auditing

Menurut Mulyadi (2013:9), pengertian pengauditan dapat diartikan sebagai

berikut:

4

”Suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara

objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian

ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara

pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta

penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan”.

Sedangkan menurut Agoes (2012:4), pengertian auditing adalah:

“Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak

yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh

manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya,

dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan

keuangan tersebut”.

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) seksi 110.1 menjelaskan

secara umum tujuan utama suatu auditing atas laporan keuangan adalah

memberikan suatu pernyataan pendapat mengenai apakah laporan keuangan klien

telah disajikan secara wajar, dalam segala hal material, sesuai dengan prinsip

akuntansi berlaku umum.

Menurut Mulyadi (2013:30), audit dikelompokkan menjadi 3 golongan

yaitu:

1. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)

2. Audit Kepatuhan (Compliance Audit)

3. Audit Operasional (Operational Audit)

Sebagai ukuran mutu profesional auditor independen dan pertimbangan

yang digunakan dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan auditor,

seorang auditor independen menggunakan standar auditing. Standar auditing ini

merupakan pedoman umum bagi auditor dalam melaksanakan audit. Standar

auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan Publik

Indonesia (2011), adalah sebagai berikut:

a. Standar Umum

b. Standar Pekerjaan Lapangan

c. Standar Pelaporan

Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dapat diartikan sebagai suatu skala di mana dapat

diklasifikasikan besar kecil perusahaan dengan berbagai cara antara lain

dinyatakan dalam total aktiva, nilai pasar saham, dan lain-lain (Yulianti, 2011).

Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi pada tiga kategori, yaitu

perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium firm), dan

perusahaan kecil (small firm) (Mas’ud Machfoedz dalam Trianto dkk, 2014).

Penelitian ini menggunakan proksi total asset yang dimiliki perusahaan sebagai

alat ukur dalam ukuran perusahaan.

5

Faktor ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang sering diteliti

pada penelitian sebelumnya. Menurut Dyer dan McHugh (dalam Kartika, 2009)

perusahaan besar lebih konsisten untuk tepat waktu dibandingkan perusahaan

kecil dalam menginformasikan laporan keuangannya. Hal ini disebabkan karena

perusahaan besar biasanya memiliki sistem pengendalian internal yang baik,

sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyusunan laporan

keuangan yang memudahkan auditor dalam melakukan audit laporan keuangan.

Pengaruh ini ditunjukkan dengan semakin besar nilai asset perusahaan maka

semakin pendek audit delay dan sebaliknya. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa kemungkinan ukuran perusahaan dapat mempengaruhi waktu penyelesaian

audit.

Return On Asset

Menurut Kasmir (2011:196), rasio profitabilitas merupakan rasio untuk

menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga

memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Dalam rasio

profitabilitas ini dapat dikatakan sampai sejauh mana keefektifan dari keseluruhan

manajemen dalam menciptakan keuntungan bagi perusahaan. Dalam penelitian ini

yang menjadi tolak ukur tingkat profitabilitas adalah return on asset (ROA).

Menurut Hery (2015:228) hasil pengembalian atas aset (ROA) merupakan

rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba

bersih. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih terhadap total aset.

Semakin tinggi hasil pengembalian atas aset berarti semakin tinggi pula jumlah

laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset.

Sebaliknya, semakin rendah hasil pengembalian atas aset berarti semakin rendah

pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam

dalam total aset.

Profitabilitas (ROA) mempunyai pengaruh dalam publikasi laporan

keuangan. Perusahaan yang mempunyai profitabilitas rendah atau dengan kata

lain mengalami kerugian cenderung akan menunda dalam mempublikasi atas

laporan keuangan karena kerugian merupakan bad news yang akan berdampak

negatif pada perusahaan seperti penurunan permintaan akan saham yang

diterbitkan. Sedangkan menurut Sistya (dalam Indriyani dan Supriyati, 2012)

perusahaan yang mempunyai tingkat profitabilitas (ROA) yang tinggi

membutuhkan waktu dalam pengauditan laporan keuangan lebih cepat agar segera

dapat memberitahukan kabar baik (good news) kepada publik dan mendapatkan

respon yang positif dari publik.

Debt to Equity Ratio

Menurut Hery (2015:190) Solvabilitas atau Leverage merupakan rasio

yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai dengan

6

hutang. Dalam penelitian ini yang digunakan untuk mengukur rasio solvabilitas

adalah debt to equity ratio.

Menurut Kasmir (2011:157) debt to equity ratio merupakan rasio yang

digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara

membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh

ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan

peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini

berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk

jaminan utang.

Bagi kreditor, semakin besar rasio ini, akan semakin tidak menguntungkan

karena akan semakin besar risiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin

terjadi di perusahaan. Namun, bagi perusahaan justru semakin besar rasio akan

semakin baik. Sebaliknya dengan rasio yang rendah, semakin tinggi tingkat

pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin besar batas pengamanan bagi

peminjam jika terjadi kerugian atau penyusutan terhadap nilai aktiva. Rasio ini

juga memberikan petunjuk umum tentang kelayakan dan risiko keuangan

perusahaan.

Opini Auditor

Ada lima kemungkinan pernyataan pendapat auditor independen (Mulyadi,

2013:20) yaitu:

1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion)

2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan (Unqualified

Opinion Report with Explanatory Language)

3. Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion)

4. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion)

5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer of Opinion)

Reputasi KAP

Perusahaan dalam menyampaikan suatu laporan atau informasi akan

kinerja perusahaan kepada publik agar akurat dan terpercaya diminta untuk

menggunakan jasa KAP. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No: 5

Tahun 2011, Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah badan usaha/lembaga yang

didirikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan memiliki izin

dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi Akuntan Publik dalam menjalankan

pekerjaannya berdasarkan undang-undang ini.

Untuk meningkatkan kredibilitas dari laporan itu, perusahaan

menggunakan jasa KAP yang mempunyai reputasi atau nama baik. Hal ini

biasanya ditunjukkan dengan KAP yang berafiliasi dengan KAP besar yang

berlaku universal yang dikenal dengan KAP big four worldwide accounting firm

atau big four (Hilmi dan Ali dalam Saputri, 2012). KAP yang berafiliasi dengan

7

big four lebih awal menyelesaikan auditnya daripada KAP non big four. Karena,

KAP big four diperkirakan memiliki ketersediaan teknologi yang lebih maju dan

staf spesialis sehingga, mereka akan lebih efisien dalam melakukan pelayanan

(Lee dalam Angruningrum dan Wirakusuma, 2013).

Adapun kategori Kantor Akuntan Publik yang berafiliasi dengan the big

four di Indonesia, yaitu:

1. KAP Price Waterhouse Coopers (PWC), yang bekerja sama dengan KAP

Drs. Hadi Sutanto & Rekan, Haryanto Sahari & Rekan.

2. KAP Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG), bekerja sama dengan

KAP Sidharta-Sidharta & Widjaja.

3. KAP Ernst & Young (E & Y), bekerja sama dengan KAP Prasetio,

Sarwoko, & Sanjadja.

4. KAP Deloitte Touche Thomatsu (Deloitte), bekerja sama dengan KAP

Hans Tuanakotta & Mustofa, Osman Ramli Satrio & Rekan.

Hipotesis

Dari penjelasan di atas, hipotesis yang dapat dirumuskan dalam penelitian

ini adalah:

1. H1: Diduga ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay.

2. H2: Diduga return on asset berpengaruh terhadap audit delay.

3. H3: Diduga debt to equity ratio berpengaruh terhadap audit delay.

4. H4: Diduga opini auditor berpengaruh terhadap audit delay.

5. H5: Diduga reputasi KAP berpengarh terhadap audit delay.

6. H6: Diduga ukuran perusahaan, return on asset, debt to equity ratio,

opini auditor, reputasi KAP berpengaruh terhadap audit delay.

METODOLOGI PENELITIAN

Objek dan Ruang Lingkup Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011 sampai

dengan tahun 2014.

Metode Penelitian

Metode Penelitian adalah variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua

variabel yaitu variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat).

Variabel independen yang digunakan adalah ukuran perusahaan (X1), return on

asset (X2), debt to equity ratio (X3), opini auditor (X4), reputasi KAP (X5) yang

akan mempengaruhi variabel dependen yaitu audit delay (Y).

8

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah audit delay. Audit delay

diukur secara kuantitatif dalam jumlah hari, ialah jangka waktu antara tanggal

penutupan tahun buku hingga tanggal yang tertera pada laporan auditor

independen.

Variabel Independen

Terdapat lima variabel independen yang akan diuji dalam penelitian ini

dalam hubungannya dengan pengaruh yang diberikan terhadap audit delay, yaitu:

1. Ukuran perusahaan

Ukuran perusahaan biasanya dilihat dengan total asset untuk menunjukkan

besar atau kecilnya suatu perusahaan. Perusahaan yang besar memiliki total asset,

penjualan, maupun ekuitas yang besar pula. Sebaliknya, perusahaan yang kecil

memiliki total asset, penjualan, dan ekuitas yang kecil. Sehingga, perusahaan

yang besar memiliki kecenderungan yang besar pula untuk mengungkapkan

laporan keuangan dan laporan auditnya. Pengukuran ini mengacu pada penelitian

Utami (2006), Lestari (2010).

2. Return on asset

Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba baik dalam hubungannya dengan total asset, investasi, maupun ekuitas.

Semakin tinggi tingkat profitabilitas (ROA), suatu perusahaan akan cenderung

mengungkapkannya dalam laporan keuangan. Penelitian ini menggunakan return

on asset dalam mengukur tingkat profitabilitas perusahaan. Pengukuran ini juga

digunakan oleh Lestari (2010), Yulianti (2011), Rochimawati (2012), Estrini dan

Herry (2013), Prasongkoputra (2013), Trianto dkk (2014).

ROA =

3. Debt to equity ratio

Rasio Solvabilitas atau Rasio Leverage merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai dengan hutang. Artinya,

berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan

asetnya. Tingginya debt to equity ratio mencerminkan tingginya resiko keuangan

perusahaan. Risiko perusahaan yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan

mengalami kesulitan keuangan. Penelitian ini menggunakan debt to equity ratio

dalam mengukur tingkat solvabilitas perusahaan. Pengukuran ini juga digunakan

oleh Utami (2006), Indriyani dan Supriyati (2012), dan Prasongkoputra (2013).

DER =

9

4. Opini auditor

Penelitian ini menggunakan dua klasifikasi pendapat auditor, yaitu wajar

tanpa pengecualian (nilai dummy 1) dan selain wajar tanpa pengecualian (nilai

dummy 0). Pengukuran ini juga digunakan oleh Utami (2006), Kartika (2009),

Lestari (2010), Yulianti (2011), Prayogi (2012), dan Saputri (2012).

5. Reputasi KAP

Reputasi KAP diharapkan dapat mempengaruhi audit delay. KAP besar memiliki

kecenderungan yang besar untuk menyelesaikan audit dengan waktu yang lebih

singkat dibandingkan dengan KAP yang lebih kecil. Di Indonesia, KAP besar

diklasifikasikan dalam afiliasi firma big four yaitu PWC, Ernst & Young,

Deloitte, dan KPMG. Reputasi KAP diukur menggunakan variabel dummy,

dimana perusahaan yang menggunakan jasa KAP dengan afiliasi big four diberi

nilai 1 dan perusahaan yang menggunakan jasa KAP lainnya diberi nilai 0.

Pengukuran ini juga digunakan oleh Penelitian Saputri (2012), Angruningrum dan

Wirakusuma (2013) dan Estrini dan Laksito (2013).

Metode Penentuan Populasi dan Sampel

Populasi

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 - 2014 yang berjumlah 141

perusahaan.

Sampel

Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive

sampling yaitu penentuan sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Adapun

kriteria yang ditetapkan untuk memilih sampel dalam penelitian ini adalah:

1. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan berturut-turut sejak

tahun 2011, 2012, 2013, 2014.

2. Perusahaan manufaktur yang memiliki data lengkap untuk penelitian.

3. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangannya dalam mata uang

rupiah (Rp).

4. Perusahaan yang mengalami laba bersih dari tahun 2011-2014.

Prosedur Pengumpulan Data

Jenis Data

Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data

kuantitatif yaitu data dalam bentuk angka. Untuk membantu menganalisis data,

kegiatan penghitungan statistik menggunakan program SPSS 21.0 for Windows

(Statistical Package of Social Science).

10

Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan

data yang diperoleh secara tidak langsung melalui internet dan buku-buku

referensi yang berkaitan dengan topik bahasan dalam penelitian. Sumber

penelitian ini diperoleh dari www.idx.co.id.

Metode Analisis Data

Pada penelitian ini, pengujian dilakukan dengan analisis regresi linear berganda

digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat secara linear dan untuk

mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel

dependen.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Obyek Penelitian

Populasi dalam penelitian adalah laporan keuangan tahunan perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai dari tahun 2011 sampai

dengan tahun 2014 sejumlah 141 perusahaan. Metode pengambilan sampel dalam

penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yakni metode penetapan

responden untuk dijadikan sampel berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu.

Analisis Statistik Deskriptif

Pengujian statistik deskriptif dilakukan terhadap data sampel ukuran

perusahaan, return on asset, debt to equity ratio, opini auditor, reputasi KAP,

audit delay tahun 2011 sampai dengan tahun 2014. Hasil pengujian statistik

deskriptif pada Tabel 4.3 serta frekuensi pada Tabel 4.4 dan Tabel 4.5 di bawah

ini menunjukkan informasi mengenai nilai minimum (minimum), nilai maksimum

(maximum), rata-rata (mean), standar deviasi (standar deviation) hingga frekuensi

(frequency) sampel penelitian baik variabel independen maupun variabel

dependen.

Tabel 4.3

Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

U.P 224 87.419 236029.000 9946.51022 28452.976862

ROA 224 .001 .416 .10266 .089741

DER 224 .108 7.396 .95931 .970105

A.DELAY 224 33 147 75.45 16.467

Valid N (listwise) 224

11

Tabel 4.4

Hasil Uji Statistik Frekuensi Variabel Opini Auditor

OPIN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Selain WTP 102 45.5 45.5 45.5

WTP 122 54.5 54.5 100.0

Total 224 100.0 100.0

Tabel 4.5

Hasil Uji Statistik Frekuensi Variabel Reputasi KAP R.KAP

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

KAP Non Big Four 114 50.9 50.9 50.9

KAP Big Four 110 49.1 49.1 100.0

Total 224 100.0 100.0

Analisis Pengujian Asumsi Klasik

Analisis Uji Normalitas

Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas

data dengan pengujian statistik one-sample kolmogrov-smirnov test (uji K-S). Uji

normalitas residual ini menunjukan hasil bahwa model penelitian ini tidak

terdistribusi secara normal. Sehingga peneliti melakukan trimming yaitu

memangkas pengamatan yang bersifat outlier untuk mengatasi masalah pada uji

normalitas.

Tabel 4.6

Hasil Uji Normalitas (sebelum outlier)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 224

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation 15.57185102

Most Extreme Differences

Absolute .100

Positive .100

Negative -.093

Kolmogorov-Smirnov Z 1.493

Asymp. Sig. (2-tailed) .023

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

12

Maka untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti melakukan pemangkasan

data sebanyak 69 data yang semula 224 pengamatan menjadi 155 pengamatan.

Pertimbangan pemangkasan data mengacu pada output yang dihasilkan

sebelumnya. Adapun hasil dari pengujian normalitas data setelah dilakukan

outlier menunjukan bahwa data berdistribusi normal dengan nilai asymp. sig. (2-

tailed) sebesar 0,075 lebih tinggi dari nilai α=0,05.

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas

(Setelah dilakukan Outlier)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 155

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation 11.73753924

Most Extreme Differences

Absolute .103

Positive .053

Negative -.103

Kolmogorov-Smirnov Z 1.280

Asymp. Sig. (2-tailed) .075

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Analisis Uji Multikolonieritas

Pengujian multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas.

Tabel 4.8

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

U.P .762 1.312

ROA .738 1.355

DER .757 1.321

OPIN .884 1.131

R.KAP .786 1.273

a. Dependent Variable: A.DELAY

13

Dari uji tersebut diketahui bahwa untuk model penelitian dengan audit delay

sebagai variabel dependen menunjukkan semua variabel independen yang terdiri dari

ukuran perusahaan, return on asset, debt to equity ratio, opini auditor, reputasi KAP

memiliki nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10, maka dapat diartikan bahwa model

penelitian terbebas dari masalah multikolinearitas.

Analisis Autokorelasi

Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model Durbin-Watson

1 2.027a

a. Predictors: (Constant), R.KAP, OPIN, DER, U.P,

ROA

b. Dependent Variable: A.DELAY

Dari hasil output diatas dapat dikatakan tidak terjadi autokorelasi karena

memenuhi syarat yaitu menurut Trihendradi (2009:213) jika range 1.65 < DW <

2.35 tidak terjadi autokorelasi.

Analisis Uji Heteroskedastisitas

Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Selain menggunakan grafik scatterplot, penelitian ini juga dilakukan

pengujian signifikan dengan menggunakan uji Spearman’s rho. Menurut Priyatno

(2010:84) uji Spearman’s rho yaitu mengkorelasi nilai residual (unstandardized

residual) dengan masing-masing variabel independen, dengan ketentuan jika

14

signifikan korelasi < 0,05 maka pada model regresi terjadi masalah

heteroskedastisitas.

Tabel 4.10 Hasil Uji Heteroskedastisitas Correlations

U.P ROA DER OPIN R.KAP Unstandardized

Residual

Spearman’s

Rho

Unstandardized

Residual

Correlation

Coefficient

.127 .044 -.064 -.040 .051 1.000

Sig. (2-tailed) .116 .587 .426 .618 .532 .

N 155 155 155 155 155 155

Berdasarkan output diatas dapat diketahui bahwa pada model regresi tidak

terjadi gejala heteroskedastisitas. Hal ini menunjukkan semua variabel independen

yang terdiri dari ukuran perusahaan, return on asset, debt to equity ratio, opini

auditor, reputasi KAP terhadap nilai residual (unstandardized residual) memiliki

nilai Sig > 0,05 yang diartikan bahwa model penelitian terbebas dari masalah

Heteroskedastisitas.

Dengan terpenuhinya uji asumsi klasik seperti yang telah dipaparkan

diatas, maka analisis regresi linear berganda layak digunakan dalam model

penelitian karena persyaratan statistik terpenuhi.

Analisis Model Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui hubungan

sebab akibat secara linear dan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil pengujian regresi berganda

dengan menggunakan program SPSS 21 dapat dilihat pada Tabel 4.11 sebagai

berikut:

Tabel 4.11 Hasil Persamaan Regresi Linear Berganda Coefficients

a

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 73.300 3.474 21.100 .000

U.P .0001 .0002 -.059 -.676 .500

ROA -22.169 19.839 -.100 -1.117 .266

DER 6.761 2.516 .237 2.687 .008

OPIN .789 2.071 .031 .381 .704

R.KAP -2.892 2.179 -.115 -1.327 .186

a. Dependent Variable: A.DELAY

Berdasarkan Tabel 4.11 maka dapat dianalisis model persamaan regresi linear

berganda sebagai berikut:

15

A.DELAY = 73,300 – 0,000186UP – 22,169ROA + 6,761DER + 0,789OPIN -

2,892R.KAP + ε

Dimana:

A.DELAY : Lamanya waktu penyelasaian audit

α : Konstanta

UP : Ukuran perusahaan (total asset)

ROA : Profitabilitas / return on asset

DER : Tingkat leverage / debt to equity ratio

OPIN : Dummy opini auditor

R.KAP : Dummy KAP big four

ε : Standar error

Analisis Uji Hipotesis

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 4.12

Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summary

b

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 .349a .122 .092 11.933

a. Predictors: (Constant), R.KAP, OPIN, DER, U.P, ROA

b. Dependent Variable: A.DELAY

Uji F atau Uji Simultan

Tabel 4.13 Uji F atau Uji Simultan ANOVA

a

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 2938.130 5 587.626 4.127 .002b

Residual 21216.553 149 142.393

Total 24154.684 154

a. Dependent Variable: A.DELAY

b. Predictors: (Constant), R.KAP, OPIN, DER, U.P, ROA

Uji t atau Uji Parsial

Uji ini bertujuan untuk melihat pengaruh masing-masing variabel independen

terhadap variabel dependen. Berikut hasil uji statistik t adalah sebagai berikut:

16

Tabel 4.14 Uji t atau Uji Parsial Coefficients

a

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 73.300 3.474 21.100 .000

U.P .0001 .0002 -.059 -.676 .500

ROA -22.169 19.839 -.100 -1.117 .266

DER 6.761 2.516 .237 2.687 .008

OPIN .789 2.071 .031 .381 .704

R.KAP -2.892 2.179 -.115 -1.327 .186

a. Dependent Variable: A.DELAY

Hipotesis pertama adalah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit

delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2014. Hasil

pengujian tampak pada Tabel 4.14 menunjukkan bahwa hipotesis pertama tidak

dapat diterima. Keputusan ini didasarkan pada hasil t hitung sebesar -0,676 lebih

kecil dari t tabel yaitu 1,97591 dan nilai signifikansi 0,500 lebih besar dibanding

tingkat signifikansi yang digunakan peneliti α=0,05. Hal ini membuktikan hasil

penelitian peneliti bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit

delay. Dengan demikian, hipotesis pertama ditolak.

Hipotesis kedua adalah return on asset (ROA) berpengaruh terhadap audit

delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2014. Hasil

pengujian tampak pada Tabel 4.14 menunjukkan bahwa hipotesis kedua dapat

diterima. Keputusan ini didasarkan pada hasil t hitung sebesar -1,117 lebih kecil

dari t tabel yaitu 1,97591 dan nilai signifikansi 0,266 lebih besar dibanding tingkat

signifikansi yang digunakan peneliti α=0,05. Hal ini membuktikan hasil penelitian

peneliti bahwa return on asset (ROA) tidak berpengaruh terhadap audit delay.

Dengan demikian, hipotesis kedua ditolak.

Hipotesis ketiga adalah debt to equity ratio (DER) berpengaruh terhadap

audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2014.

Hasil pengujian tampak pada Tabel 4.14 menunjukkan bahwa hipotesis ketiga

dapat diterima. Keputusan ini didasarkan pada hasil t hitung sebesar 2,687 lebih

besar dari t tabel yaitu 1,97591 dan nilai signifikansi 0,008 lebih kecil dibanding

tingkat signifikansi yang digunakan peneliti α=0,05. Hal ini membuktikan hasil

penelitian peneliti bahwa debt to equity ratio (DER) berpengaruh terhadap audit

delay. Dengan demikian, hipotesis ketiga diterima.

Hipotesis keempat adalah opini auditor berpengaruh terhadap audit delay

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2014. Hasil

pengujian tampak pada Tabel 4.14 menunjukkan bahwa hipotesis keempat tidak

dapat diterima. Keputusan ini didasarkan pada hasil t hitung sebesar 0,381 lebih

17

kecil dari t tabel yaitu 1,97591 dan nilai signifikansi 0,704 lebih besar dibanding

tingkat signifikansi yang digunakan peneliti α=0,05. Hal ini membuktikan hasil

penelitian peneliti bahwa opini auditor tidak berpengaruh terhadap audit delay.

Dengan demikian, hipotesis keempat ditolak.

Hipotesis kelima adalah reputasi KAP berpengaruh terhadap audit delay

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2014. Hasil

pengujian tampak pada Tabel 4.14 menunjukkan bahwa hipotesis kelima tidak

dapat diterima. Keputusan ini didasarkan pada hasil t hitung sebesar -1,327 lebih

kecil dari t tabel yaitu 1,97591 dan nilai signifikansi 0,186 lebih besar dibanding

tingkat signifikansi yang digunakan peneliti α=0,05. Hal ini membuktikan hasil

penelitian peneliti bahwa reputasi KAP tidak berpengaruh terhadap audit delay.

Dengan demikian, hipotesis kelima ditolak.

Pembahasan Hasil Penelitian

Adapun pembahasan dari setiap hipotesis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Delay

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan oleh peneliti dapat dibuktikan

bahwa hipotesis pertama tidak dapat diterima dengan hasil penelitian bahwa

ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap audit delay.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Utami (2006), Lestari (2010), Saputri (2012), Prasongkoputra (2013), dan

Estrini & Laksito (2013) yang memperoleh hasil bahwa ukuran perusahaan tidak

berpengaruh terhadap audit delay. Berbeda dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Yulianti (2011) dan Indriyani & Supriyati (2012) yang

menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap audit

delay.

Pengaruh Return On Asset Terhadap Audit Delay

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan oleh peneliti dapat dibuktikan

bahwa hipotesis kedua tidak dapat diterima dengan hasil penelitian bahwa return

on asset tidak mempunyai pengaruh terhadap audit delay.

Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Kartika

(2009), Yulianti (2011), dan Prayogi (2012) yang menyimpulkan bahwa tingkat

profitabilitas (ROA) tidak memiliki Pengaruh terhadap audit delay.

Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Audit Delay

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan oleh peneliti dapat dibuktikan

bahwa hipotesis ketiga dapat diterima dengan hasil penelitian bahwa debt to

equity ratio mempunyai pengaruh terhadap audit delay.

18

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Indriyani dan Supriyati (2012) yang memperoleh hasil bahwa debt to equity

ratio berpengaruh terhadap audit delay. Debt to equity ratio dapat juga digunakan

sebagai indikator tingkat kesulitan keuangan perusahaan. Debt to equity ratio

yang tinggi menandakan tingginya resiko keuangan dan perusahaan akan

mengalami kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan merupakan berita buruk yang

akan mempengaruhi kondisi perusahaan di mata masyarakat. Pihak manajemen

cenderung akan menunda publikasi atas laporan keuangan dikarenakan berita

buruk tersebut. Hal ini kemungkinan akan menyebabkan audit delay yang lebih

panjang (Utami, 2006).

Pengaruh Opini Auditor Terhadap Audit Delay

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan oleh peneliti dapat dibuktikan

bahwa hipotesis keempat tidak dapat diterima dengan hasil penelitian bahwa opini

auditor tidak mempunyai pengaruh terhadap audit delay.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lestari

(2010), Yulianti (2011), Rochimawati (2012), dan Trianto dkk (2014) yang

menyatakan bahwa opini auditor tidak mempunyai pengaruh terhadap audit delay.

Hal ini dikarenakan opini auditor yang dikeluarkan oleh auditor merupakan

sebuah pendapat atas laporan keuangan perusahaan baik itu bad news maupun

good news atas kinerja perusahaan. Sehingga opini auditor atau pendapat auditor

bukan merupakan faktor penentu dalam ketepatan waktu pelaporan audit.

Hal ini sejalan dengan yang dijelaskan Arif Wicaksono dalam Yulianti

(2011), Kebijakan untuk mengatur waktu penyelesaian audit merupakan

kesepakatan antara pihak auditor dengan perusahaan klien.

Pengaruh Reputasi KAP Terhadap Audit Delay

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan oleh peneliti dapat dibuktikan

bahwa hipotesis kelima tidak dapat diterima dengan hasil penelitian bahwa

reputasi KAP tidak mempunyai pengaruh terhadap audit delay.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Angruningrum dan Wirakusuma (2013) yang menyatakan bahwa reputasi KAP

tidak berpengaruh terhadap audit delay. Hal ini bertentangan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Saputri (2012) dan Estrini dan Laksito (2013) menunjukkan

bahwa faktor reputasi KAP berpengaruh negatif terhadap audit delay. Alasan

terhadap ditolaknya hipotesis ini di karenakan KAP big four maupun KAP non

big four sama-sama ingin menjaga reputasinya di mata publik/klien dengan

memberikan perlindungan kepada publik melalui hasil audit atas laporan

keuangannya. Hal ini memperjelas penyebab dari hasil penelitian ini, bahwasanya

audit delay yang lama tidak memiliki hubungan yang kuat dengan auditor dalam

melakukan audit.

19

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Opini

Auditor dan Reputasi KAP Terhadap Audit Delay

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan oleh peneliti dapat dibuktikan

bahwa hipotesis keenam dapat diterima dengan hasil penelitian bahwa ukuran

perusahaan, return on asset, debt to equity ratio, opini auditor dan reputasi KAP

secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap audit delay.

Hasil statistik pada model penelitian menyajikan bahwa nilai f hitung

sebesar 4,127 dengan probabilitas 0,002 pada tingkat signifikansi yang digunakan

peneliti 0,05 (5%). Karena nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05

mengindikasikan bahwa model penelitian dengan variabel independen yang terdiri

dari ukuran perusahaan, return on asset, debt to equity ratio, opini auditor,

reputasi KAP secara bersama-sama mempengaruhi audit delay.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2011-2014.

2. Return on asset tidak berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014.

3. Debt to equity ratio mempunyai pengaruh terhadap audit delay pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2011-2014.

4. Opini auditor tidak berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014.

5. Reputasi KAP tidak berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014.

6. Ukuran perusahaan, return on asset, debt to equity ratio, opini auditor dan

reputasi KAP berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014.

Saran

Adapun saran yang dapat direkomendasikan untuk penelitian selanjutnya

berdasarkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bisa menjelaskan pemaknaan yang lebih tepat untuk definisi audit delay

dengan memperhatikan waktu perikatan audit.

2. Menambahkan variabel yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini, karena

variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini hanya bisa

menjelaskan 9,2 % variabel terikatnya.

20

3. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan menambah variabel independen

yang diperkirakan berpengaruh terhadap audit delay, seperti internal audit,

komite audit, klasifikasi industry, dan lain sebagainya.

4. Bisa menambahkan sampel perusahaan yang terdaftar di BEI tidak hanya

pada perusahaan manufaktur saja, misalnya seperti seluruh perusahaan

yang terdaftar BEI, real estate, property, perbankan, pertanian,

infrastruktur, transportasi, dan lain sebagainya.

5. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat menambahkan jumlah periode

pengamatan dan menggunakan sampel yang lebih banyak agar hasil

pengujiannya bisa lebih akurat.

21

DAFTAR PUSTAKA

Agoes. Sukrisno, 2012. Auditing. Jakarta Selatan : Salemba Empat.

Ahmed, Alim Al Ayub dan Md.Shakawat Hossain, 2010. Audit Report Lag: A

Study of the Bangladeshi Listed Companies. ASA University Review

Volume 4 Nomor 2 hal 49-56.

Angruningrum, Silvia dan Made Gede Wirakusuma, 2013. Pengaruh

Profitabilitas, Leverage, Kompleksitas Operasi, Reputasi KAP dan Komite

Audit Pada Audit Delay. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 5.2 :

251-270

Ashton, R. H., Wilingham, J. J., & Elliot, R. K, 1987. An Empirical Analysis of

Audit Delay. Journal of Accounting Research. Vol.25 No.2

Esrini, Dwi Hayu dan Laksito Herry, 2013. Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Audit Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur

yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2011). E-Journal Undip, Volume 2

No.2. 185-202.

Ghozali. Imam, 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hery, 2015. Analisis Laporan Keuangan Pendekatan Rasio Keuangan.

Yogyakarta : CAPS (Center for Academic Publishing Service).

Indriyani, R. E., & Supriyati, 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit

Report Lag Perusahaan Manufaktur di Indonesia dan Malaysia The

Indonesian Accounting Review, Volume 2 No.2. 185-202.

Institut Akuntan Publik Indonesia, 2011. Standar Profesional Akuntan Publik.

Jakarta : Salemba Empat.

Kartika, Andi, 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay di

Indonesia. Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), Vol.16, No,1, Maret, hal 1-

17.

Kasmir. 2011. Analisis Laporan Keuangan . Jakarta : Rajagrafindo Persada.

Lampiran Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor : Kep-307/BEJ/07

2004 tentang Peraturan Nomor I-H Tentang Sanksi.

Lampiran Surat Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-460/BL/2008 tentang

Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala.

22

Lampiran Surat Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-431/BL/2012 tentang

Penyampaian Laporan Tahunan Emiten Atau Perusahaan Publik

Lestari, Dewi, 2010. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay:

Studi Empiris pada Perusahaan Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia. Skripsi, Program Sarjana Universitas Diponegoro.

Mulyadi. 2013. Auditing, Jakarta : Salemba Empat.

Prasongkoputra, A, 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay.

Skripsi, Program Sarjana Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Prayogi, 2012. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay (Studi

Empiris pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia pada Tahun 2009-2011). Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas

Gunadarma, Bekasi.

Priyatno, Duwi, 2010. Paham Analisis Data dengan SPSS. Jakarta Selatan:

MediaKom. Yogyakarta.

Puspitasari, Elen dan Anggraeni Nurmala Sari, 2012. Pengaruh Karakteristik

Perusahaan Terhadap Lamanya Waktu Penyelesaian Audit (Audit Delay)

pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Jurnal Akuntansi & Auditing, Volume 9 No. 1, Hal 1-96.

Rochimawati, 2012. Analisis Diskriminan Audit Delay pada Industri Keuangan di

Bursa Efek Indonesia (BEI). Skripsi. Universitas Gunadarma.

Saputri, Oviek Dewi, 2012. Analisis faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit

Delay (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia). Skripsi, Program Sarjana Universitas Diponegoro.

Subekti, Imam. dan N.W. Widiyanti, 2004. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh

Terhadap Audit Delay di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi VII,

hal. 991-1002.

Sugiono.2011. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Trianto,Imam, dkk. 2014. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Delay

(Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia ). Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014

Trihendradi, C. 2009. Step by Step SPSS 16 Analisis Data Statistik. Yogyakarta :

CV.Andi Offset.

23

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik

Wiwik, Utami, 2006. Analisis Determinan Audit Delay Kajian Empiris di Bursa

Efek Jakarta. Bulletin Penelitian No.09 Tahun 2000.

Yulianti, Ani, 2011. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI pada

Tahun 2007-2008). Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta.

www.idx.co.id