pengaruh ukuran perusahaan, kompleksitas …digilib.unila.ac.id/33836/6/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KOMPLEKSITAS OPERASIPERUSAHAAN, DAN KLASIFIKASI INDUSTRI TERHADAP AUDIT
DELAY PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DIBURSA EFEK INDONESIA
(SKRIPSI)
Oleh
Novita Ramadini
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
ABSTRAK
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KOMPLEKSITAS OPERASIPERUSAHAAN, DAN KLASIFIKASI INDUSTRI TERHADAP AUDITDELAY PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA
Oleh
Novita Ramadini
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruhukuran perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan, dan klasifikasi industriterhadap audit delay pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Audit delay adalah rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporankeuangan tahunan berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperolehlaporan auditor independen atas laporan audit laporan keuangan tahunanperusahaan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia dan secara terus menerus menerbitkan laporankeuangan dan laporan auditor independen pada tahun 2012 – 2017. Sampeldiambil menggunakan metode purposive sampling, sehingga sampel yangdiperoleh sebanyak 308 perusahaan dengan total data observasi sebanyak 1848data selama 6 tahun pengamatan. Pengujian hipotesis dalam penelitian inimenggunakan analisis regresi linier berganda dengan software SPSS 22. Variabeldependen yang digunakan adalah audit delay, sedangkan variabel independenyang digunakan adalah ukuran perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan, danklasifikasi industri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan danklasifikasi industri berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Sedangkankompleksitas operasi perusahaan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadapaudit delay.
Kata kunci: Audit Delay, Ukuran Perusahaan, Kompleksitas Operasi Perusahaan,dan Klasifikasi Industri
ABSTRACT
THE EFFECT OF COMPANY SIZE, COMPLEXITY OF COMPANY’SOPERATION, AND INDUSTRIAL CLASSIFICATION TOWARD AUDITDELAY IN COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
By
Novita Ramadini
This research aims to obtain empirical evidence about the effect of firm size,complexity of company’s operation, and industrial classification on audit delay incompanies listed in the Indonesia Stock Exchange. Audit delay is the time periodfor completing an annual financial statement audit based on the length of daysneeded to obtain an independent auditor's report on the audit report of thecompany's annual financial statements. The population of this study were allcompanies listed on the Indonesia Stock Exchange which continuously publishedfinancial reports and independent auditor reports in 2012 - 2017. The sampleswere taken using purposive sampling method, so the samples that were obtainedwere 308 companies with the total observation data were 1848 data for 6 years ofobservation. The hypothesis in this research were tested by using multiple linearregression analysis with SPSS 22 software. The dependent variable used wasaudit delay, while the independent variables used were company size, complexityof company’s operation, and industrial classification. The results of this researchshowed that the size of the company and industrial classification had significanteffect on audit delay. While, the complexity of company’s operation did not have asignificant effect on audit delay.
Keywords: Audit Delay, Company Size, Complexity Of Company’s Operation, andIndustrial Classification
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KOMPLEKSITAS OPERASIPERUSAHAAN, DAN KLASIFIKASI INDUSTRI TERHADAP AUDIT
DELAY PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DIBURSA EFEK INDONESIA
Oleh
Novita Ramadini
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan AkuntansiFakultas Ekonomi dan Bisnis Univesitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Piladang pada tanggal 03 November
1995 dengan nama lengkap Novita Ramadini dan merupakan
anak ketiga dari lima bersaudara yang merupakan buah hati
dari Bapak Zulfendri dan Ibu Fefdiwati. Penulis
menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) di TK
Pertiwi Kabupaten Limapuluh Kota pada tahun 2002. Kemudian menempuh
pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 04 Labuh Baru Kota Payakumbuh
pada tahun 2002-2008, selanjutnya penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah
Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 1 Payakumbuh pada tahun 2011, dan
kemudian menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA
Negeri 1 Payakumbuh pada tahun 2014.
Pada tahun 2014, penulis diterima sebagai mahasiswi S1 Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui jalur SBMPTN
(Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Selama menjadi mahasiswi
penulis terdaftar sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Akuntansi (Himakta)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung pada awal masa perkuliahan.
Selain itu, penulis juga aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa tingkat Universitas
(UKM-U) Pramuka Unila dan berhasil meraih Tanda Kecakapan Umum (TKU)
Golongan Pandega dan Pramuka Garuda Golongan Pandega. Selama aktif di
UKM Pramuka, penulis diamanahkan menjadi pengurus sebagai anggota
Kelompok Kerja Informasi dan Komunikasi pada periode 2016. Kemudian
penulis diberi amanah kembali menjadi bagian dari Dewan Racana di UKM
Pramuka sebagai Sekretaris Racana Puteri Silamaya pada periode 2017. Penulis
juga diberi kepercayaan sebagai Ketua Pelaksana kegiatan LUSTRUM VII
Lokabina Karana Adhiguna 2017 yang diselenggarakan oleh Gugusdepan Bandar
Lampung 11-033 11-034 Universitas Lampung.
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil’alamin
Puji syukur yang tiada henti selalu terucapkan kepada Allah SWT atas segala karunia,
rahmat, cinta, dan kasih sayang-Nya yang selalu melimpah kepadaku. Shalawat beserta
salam juga selalu tercurahkan kepada suri tauladanku Baginda Muhammad SAW sang
pemberi syafaat di akhirat kelak.
.
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada :
Yang terkasih, kedua orangtuaku tercinta, ayahanda Zulfendri dan Ibunda Fefdiwati.
Mama dan Papa, sang lentera hidupku yang tak pernah padam. Setiap untaian doa, nasihat,
dan kasih sayangmu tak pernah putus hingga menghantarkanku menuju gerbang kesusksesan.
Terima kasih telah mengizinkanku meninggalkan kampung halaman demi mengejar cita-
citaku, sehingga menjadikanku seorang puteri yang tangguh, mandiri, dan tegar. Mungkin
tak pernah terucap, namun hati ini selalu berbicara, aku sungguh sayang kalian. Takkan
mampu aku membalas setiap pengorbananmu, hanya doa kepada Sang Ilahi semoga Allah
SWT senantiasa memberikan kesehatan dan kekuatan, dan juga memohon kepada-Nya agar
memberikan posisi terbaik untuk Mama Papa di Jannah nanti. Aamiin.
Saudara-saudariku tersayang, Nanda Fedrian, Gustia Fedrina, Amd. Ft., Dalva Augusta,
dan Devvi Nabilla, yang selalu menemani dan memberikan warna tersendiri di setiap
lembaran kisah hidupku. Terima kasih banyak atas suka duka dan gelak tawanya yang
dibungkus dengan penuh rasa kasih sayang.
Nenekku tersayang, orang tua keduaku selama menempuh pendidikan di SD sampai dengan
SMA. Terima kasih banyak atas segala curahan kasih sayang dan doamu yang tidak pernah
putus untuk kesuksesanku. I love you nek.
Angah dan Ante Nian, orang tuaku selama hidup di perantauan. Tempatku pulang sekaligus
tempat peraduanku akan kerasnya hidup di tanah rantau.
Seluruh keluarga besar, sahabat, dan teman-teman seperjuanganku yang selalu memberikan
semangat, do’a, dan dukungan tiada henti.
Semua yang pernah dan akan menjadi bagian dalam perjalanan hidupku.
Almamaterku tercinta, Universitas Lampung.
MOTTO
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu
menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak
mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah ayat 216)
“Jika engkau tidak bisa menjadi batang nyiur yang tegar, jadilah segumpal rumput tetapi
mampu memperindah taman.”
(Sandi Racana Putera Saburai)
“じぶんになります,ほかのひとにならないで,きみはきみですから。
Be yourself, don’t ever think to be someone else, because you are you.”
(Anonymous)
“Jika engkau mengalami kegagalan, tidak ada orang lain yang menyebabkannya, karena
kesulitanmu adalah dirimu sendiri.”
(Sandi Racana Putera Saburai)
“Jika keinginanmu belum terwujud, berarti sabarmu masih kurang, perbesar usahamu,
mengalahlah pada takdir, dan pasrahkan segalanya kepada Allah.”
(Novita Ramadini)
SANWACANA
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kompleksitas Operasi Perusahaan, dan Klasifikasi
Industri Terhadap Audit Delay pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan selama proses penyusunan
dan penyelesaian skripsi ini. Secara khusus, penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt. CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., Akt. selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
4. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt. CA. selaku Dosen Pembimbing Utama
atas kesediaannya memberikan waktu, bimbingan, masukan, arahan, dan
nasihat yang bermanfaat selama proses penyelesaian skripsi dengan penuh
kesabaran.
5. Bapak Agus Zahron Idris, S.E., M.Si. Akt. Selaku Dosen Pembimbing
Pendamping atas waktu, perhatian, bimbingan, serta nasihat yang telah
diberikan dengan penuh kesabaran selama proses penyelesaian skripsi ini.
6. Ibu Dr. Ratna Septiyanti, S.E., M.Si. Selaku Dosen Penguji Utama yang
telah mengoreksi kesalahan dan memberikan saran-saran yang
membangun untuk penyempurnaan skripsi ini.
7. Bapak Pigo Nauli, S.E., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah memberikan saran dan nasihat selama penulis menjadi mahasiswa.
8. Seluruh Bapak/Ibu Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya, serta
pembelajaran selama proses perkuliahan berlangsung.
9. Seluruh karyawan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Terima kasih telah memberikan bantuan dan pelayanan terbaik selama
penulis menempuh pendidikan di Universitas Lampung.
10. Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Zulfendri dan Ibunda Fefdiwati
yang telah mengorbankan segalanya, jerih payahmu, lelahmu, keringatmu
demi kesuksesanku. Terima kasih atas nasihat yang tiada henti, semangat
yang tak pernah padam, doa yang tak pernah putus yang selalu mengiringi
setiap alunan langkahku agar kelak aku tidak salah melangkah.
11. Kakak-kakakku, Nanda Fedrian dan Gustia Fedrina, Amd. Ft. Terimakasih
atas segala wejangan, baik pahit maupun manis, untaian kata yang lembut
dengan penuh rasa kasih sayang. Semangat dan dukungan yang begitu
besar mampu menghantarkanku sampai pada titik ini. Adik-adikku
tersayang, Dalva Augusta dan Devvi Nabilla. Terimakasih atas segala
keceriaan, canda tawa, kasih sayang, pengertian, dan dukungannya selama
ini. Semoga kelak kalian bisa sampai di tahap ini, bahkan bias lebih.
Saudaraku, tetaplah saling menyayangi, saling dukung, saling melindungi,
dan jangan pernah ada kata menyerah buat Mama Papa.
12. Kakak Iparku, Dewi Mariyani dan Aan Gusrianda keluarga baru dalam
hidupku. Terima kasih banyak untuk segala canda tawa, kebahagiaan,
wejangan, motivasi, dan nasihat yang membangun demi kebaikanku kelak.
Pengertian dan dukungan yang tiada henti demi terselsaikannya
pendidikanku dengan baik.
13. Keluargaku, Angah, Ante Nian, Abang Satria, Teteh Nur, Uni Yesti, Adek
Unal, dan Adek Qiya. Tak pernah terfikirkan awalnya akan menginjakkan
kaki kembali di Kota Bandar Lampung ini, sebuah kota yang pernah
kusinggahi ketika kecil, dan kini aku hidup di sini bersama kalian. Terima
kasih banyak atas pelajaran berharga yang diberikan selama hidup di
Tanah Lampung, support yang tiada henti selama menenpuh jenjang
perkuliahan, dan curahan kasih sayang yang tak pernah berhenti.
14. Seluruh keluarga besar, yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Terimakasih atas doa, dukungan, motivasi, dan nasihat yang telah
diberikan. Terima kasih juga sudah menguatkanku untuk menjalani
kehidupan yang aku pilih dan selalu mendengarkan setiap keluh kesahku.
15. Sebelum Cahayaku. Dara Oktaviana (Kak Daratul), Clara Citra Ayu
Puspita (Yayay), Ely Oktaviana (Suloy), Annisa M Isa (Coy), Eka
Fitriantika (Omase), dan Lia Sartika Naninggolan (Butet). Nggak nyangka
bakal ketemu kalian dan bareng terus dari zaman maba yang masih sok
polos sampai zaman udah jadi legend di kampus. Terberisik, tergila,
teraneh, teralay, terheboh, termalu-maluin dimanapun tempatnya tapi
kalian juga terBAIK. Terima kasih sudah menjadi salah satu warna pelangi
dalam hidup ini, selalu siap siaga dalam kondisi sulit, selalu bikin suasana
gawat darurat kalau sudah bersatu. 4 tahun lebih bersama kalian cukup
menguras otak dan tenaga juga ya woy, thanks udah menjadi penghilang
penat selama melewati masa-masa suram. Tetap jalin komunikasi
dimanapun kita nanti berada, plus jangan sampai nggak ngabarin kalau ada
yang udah mau dihalalin duluan!
16. Best Supporting Systems. Siti Sarah, ibunda dengan sejuta nasihat dan
motivasi, thanks sudah menjadi alarm jika diri ini mulai melampaui batas.
Clara Citra, partner menggila dan kawan oleng, thanks sudah mengajarkan
arti ketulusan dan menghargai orang lain. Annisa M. Isa, kemana-mana
bareng, ngekos bareng sempro, semhas, pendadaran, bahkan komprepun
hampir bareng. Tim paling setia menemani melewati masa-masa kritis,
saling menguatkan, saling menasihati, saling sabar, dan selalu ada disaat
diri ini rapuh dan tenggelam dalam drama queen yang katanya ngalah-
ngalahin drakor. Kalian the best supporting syistem I have ever had, See
you on top! Arigatou gozaimasu.
17. Seperjuangan Peraih Toga. Elsa rekan yang setia menemani gowes Teluk
demi mengejar ACC, semangat terus sayang aku, jangan kasih kendor yah.
Ferry kance sepertopikan skripsi, semangat buat ngejer proses yang belum
terlewati, lo pasti bisa! Eka si tetangga aku yang sedadar dan sekompre
bareng, Ninda rekan seperjuangan menuju semhas dan Dinda Nila temen
berbagi keluh kesah dan saling menguatkan. Setiap orang punya jalannya
masing-masing guys, jadi pilihlah jalan yang tepat buat sampai di tujuan
kalian. Semangat kawan, terima kasih banyak atas waktu dan
kesempatannya bisa berjuang bersama kalian. Kalian hebat, kalian
tangguh, dan kalian bisa. See you in the future.
18. Silamaya Tangguhku, Team ngejulidku. Anni, Gendon, Mager, Yunda,
Rita, dan Kartika. Terima kasih banyak atas waktu dan kesempatan bisa
mengenal kalian. Kalian luaaaaar biasa, selalu ada disaat suka maupun
duka, saling harga menghargai dan sehat menasihati ketika dibutuhkan
tanpa pandang siapapun itu. Terima kasih untuk pengalaman dan pelajaran
hidup terbaik yang pernah kalian berikan, pertahankan prinsip yang selalu
menjadi pedoman dalam bertindak. Semangat menyelesaikan kuliahnya,
semoga lekas mencapai titik ini. Pasti bakal rindu kalian.
19. Kesayanganku, bunda Zahrul dan Resiun yang sudah menjadi salah satu
warna pelangi dalam hidup ini selama masa-masa menjadi anak rantauan.
Rindu saat kita masih bersama, saat kita suka ngebolang kemana-mana
bahkan sampai lupa waktu. Terima kasih telah menjadi inspirasi dalam
menjalani hidup, semoga kelak kita bisa bertemu kembali dengan
kesuksesan masing-masing. Tetap jalin silaturrahmi yang sayangnya aku.
20. Tim Penasehatku, Desi Lidya, S.Pd, M. Agus Mandala Putra, S.T.,
Franmuda Agung, S.Si. and specially to my coach Dwiki Yogistiawan S.E.
Terima kasih banyak atas nasihat, semangat, dan doa yang tak pernah
putus. Saya bisa sekuat ini menyelesaikan skripsi karena kalian. Semoga
kesuksesan selalu bersama kalian, teruslah menginspirasi!
21. Dewan Racana Raden Intan-Puteri Silamaya periode 2017. Kak Ayib,
Anni, Adien, Didi, Yunda, Kelana, Asneli, Shuhada, Maghrani, Imam, dan
Destin. Terima kasih banyak atas kesempatan dan pengalamannya. Terlalu
banyak tawa, suka, duka, amarah, dan terkadang drama penuh air mata
yang telah kita lewati bersama. Bersyukur bisa dipertemukan dan bisa
bekerja sama dengan kalian, orang-orang luar biasa yang dikirimkan Allah
untuk mengajarkan arti hidup yang sebenar-benarnya hidup. Terkhusus
untuk My Partner, My Laki Kontrak, Rohyanudin, terima kasih sudah
menjadi rekan kerja yang saling menguatkan di saat tergoncang,
memberikan banyak pelajaran mengenai kesabaran dan keihklasan dalam
menjalankan tugas negara sebagai orang di balik layar. Kamu keren bang!
Sukses selalu ya, semoga bisnisnya semakin lancar dan maju.
22. Seluruh teman terbaikku, Ilham Arif, Melinda, Fitri, Dina, Eka, Adinda,
Agustina, Anggia, Famella, Zam-zam, Rifki, Reyhan serta seluruh rekan-
rekan S1 Akuntansi 2014 lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per
satu. Terimakasih atas kebersamaan dan canda tawa selama masa kuliah.
Sukses selalu kawan.
23. Angkatan 33 UKM Pramuka Unila dan Bapakek Yoga sama Bunda Lilis,
keluarga baruku, tempat berbagi cerita, seperjuangan melewati proses
demi proses yang pada akhirnya membawa kita pada pilihan kita masing-
masing. Terima kasih banyak untuk pengalaman berharganya, moment
Napak Tilas 2014 melewati rute 180 km bersama kalian tidak akan pernah
terlupakan, terima kasih buat Raden Intan strong dan mohon maaf karena
sangat merepotkan kalian. Semoga kekeluargaan kita tetap terjaga ya.
24. I-cast 11, Andi, Rency, Abud, Azlan, Unsai, Mail, Gempor, Ade, Pingkon,
Angku. Terima kasih banyak telah memberi warna di kehidupan masa
putih abu-abu dengan seragam coklat muda coklat tua berkalungkan merah
putih dan saling support demi mengejar cita-cita masing-masing. Biarkan
cinta kita erat bagai simpul mati, misteri bagai sandi rumput, sekokoh
bagai pioneering. Semoga kesuksesan selalu bersama kalian, kelak kita
bisa bertemu kembali. Kerinduan ini masih menyala bagai api unggun,
semoga kekeluargaan kita selalu abadi bagai cikal di dada.
25. Keluarga Besar Racana Raden Intan – Puteri Silamaya. Terimakasih untuk
pengalaman berharga selama di organisasi kemahasiswaan, terimakasih
atas kerja sama selama proses pembelajaran di racana. Semoga kesuksesan
telah menanti kalian di kemudian hari.
Atas bantuan dan dukungannya, penulis mengucapkan terimakasih, semoga
mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari masih banyak kekurangan
dalam proses penulisan skripsi ini, maka penulis mengharapkan adanya kritik
ataupun saran yang dapat membantu penulis dalam menyempurnakan skripsi ini.
Demikianlah, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi yang
membacanya.
Bandar Lampung, 11 Oktober 2018
Penulis,
Novita Ramadini
xx
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i
ABSTRAK .......................................................................................................... ii
ABSTRACT ........................................................................................................ iii
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... iv
HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... v
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................. vii
RIWAYAT HIDUP .........................................................................................viii
PERSEMBAHAN ............................................................................................... x
MOTTO ............................................................................................................ xii
SANWACANA ................................................................................................xiii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xx
DAFTAR TABEL .........................................................................................xxiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xxiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xxv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 6
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori.................................................................................. 9
2.1.1 Teori Kepatuhan ...................................................................... 9
2.1.2 Aturan Penyampaian Laporan Keuangan ................................. 10
2.1.3 Waktu Kerja Auditor.............................................................. 11
xxi
2.1.4 Laporan Keuangan................................................................. 13
2.1.5 Auditing dan Standar Audit .................................................... 14
2.1.6 Audit Delay ........................................................................... 16
2.1.7 Ukuran Perusahaan ................................................................ 17
2.1.8 Kompleksitas Operasi Perusahaan........................................... 19
2.1.9 Klasifikasi Industri................................................................. 20
2.2 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 21
2.3 Kerangka Pemikiran ........................................................................ 22
2.4 Pengembangan Hipotesis ................................................................. 23
2.4.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit Delay ................. 23
2.4.2 Pengaruh Kompleksitas Operasional terhadap Audit Delay ....... 24
2.4.3 Pengaruh Klasifikasi Industri terhadap Audit Delay.................. 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Pengumpulan Data............................................................... 26
3.1.1 Jenis dan Sumber Data ........................................................... 26
3.1.2 Populasi dan Sampel .............................................................. 27
3.2 Definisi Operasional Variabel........................................................... 27
3.2.1 Variabel Dependen ................................................................ 27
3.2.2 Variabel Independen .............................................................. 28
3.2.2.1 Ukuran Perusahaan .................................................... 28
3.2.2.2 Kompleksitas Operasi Perusahaan............................... 28
3.2.2.3 Klasifikasi Idustri ...................................................... 28
3.3 Metode Analisis Data....................................................................... 29
3.3.1 Statistik Deskriptif ................................................................. 29
3.3.2 Uji Asumsi Klasik.................................................................. 29
3.3.2.1 Uji Normalitas........................................................... 29
3.3.2.2 Uji Multikolinearitas.................................................. 30
3.3.2.3 Uji Heteroskedastisitas............................................... 31
3.3.2.4 Uji Autokorelasi ........................................................ 31
3.3.3 Analisis Regresi Berganda...................................................... 32
3.3.4 Uji Hipotesis ......................................................................... 33
3.3.4.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) .................................. 33
3.3.4.2 Uji Signifikansi Simultan ( Uji Statistik F) ................ 33
3.3.4.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t). 34
xxii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pemilihan Sampel ............................................................................ 35
4.2 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ..................................................... 36
4.2.1 Audit Delay ........................................................................... 36
4.2.2 Ukuran Perusahaan ................................................................ 37
4.2.3 Kompleksitas Operasi Perusahaan........................................... 37
4.2.4 Klasifikasi Industri................................................................. 38
4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik................................................................... 38
4.3.1 Uji Normalitas ....................................................................... 38
4.3.2 Uji Multikoleniaritas .............................................................. 40
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas ........................................................... 40
4.3.4 Uji Autokorelasi .................................................................... 41
4.4 Pengujian Hipotesis ......................................................................... 42
4.4.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ............................................... 43
4.4.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ............................... 44
4.4.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)............... 44
4.4.3.1 Variabel Ukuran Perusahaan ...................................... 45
4.4.3.2 Variabel Kompleksitas Operasi Perusahaan ................. 45
4.4.3.3 Variabel Klasifikasi Industri ....................................... 45
4.5 Pembahasan .................................................................................... 46
4.5.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit Delay ................. 46
4.5.2 Pengaruh Kompleksitas Operasi Perusahaan terhadap Audit Delay..................................................................................................... 47
4.5.3 Pengaruh Klasifikasi Industri terhadap Audit Delay.................. 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 50
5.2 Keterbatasan Penelitian .................................................................... 51
5.3 Saran .............................................................................................. 51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xxiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1 Pencatatan Saham di Bursa Efek Indonesia........................................ 19
Tabel 2.2 Hasil Penelitian Terdahulu.................................................................. 21
Tabel 4.1 Pengambilan Sampel dengan Purposive Sampling ............................. 35
Tabel 4.2 Hasil Analisis Statistik Deskriptif....................................................... 36
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Klasifikasi Industri.............................. 38
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikoleniaritas Model Regresi ......................................... 40
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi ........................................................................ 42
Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi ......................................................... 43
Tabel 4.7 Hasil Signifikansi Simultan (Uji Statistik f (f-test))............................ 44
Tabel 4.8 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) .............. 45
xxiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ............................................................................... 22
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Model Regresi ..................................................... 39
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................................ 41
xxv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Perusahaan yang Memenuhi Kriteria Pemilihan Sampel
Lampiran 2. Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Lampiran 3. Hasil Distribusi Frekuensi Variabel Klasifikasi Industri
Lampiran 4. Hasil Uji Normalitas
Lampiran 5. Hasil Uji Multikoleniaritas Model Regresi
Lampiran 6. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Lampiran 7. Hasil Uji Autokorelasi
Lampiran 8. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Lampiran 9. Hasil Signifikansi Simultan (Uji Statistik f)
Lampiran 10. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan dunia bisnis di Indonesia beberapa tahun terakhir ini sangat pesat.
Hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia sebagai perusahaan go public. Pada periode Februari 2018 perusahaan
yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sebanyak 568 perusahaan (Bursa Efek
Indonesia, 2018). Setiap perusahaan yang telah terdaftar di BEI diwajibkan untuk
menyampaikan laporan keuangan berkala sesuai dengan peraturan bursa tentang
Kewajiban Penyampaian Informasi. Laporan keuangan berisi informasi keuangan
sebuah perusahaan pada periode akuntansi yang digunakan sebagai dasar untuk
menggambarkan performa perusahaan yang telah disusun sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan dan telah diaudit oleh akuntan publik (auditor independen).
Laporan keuangan harus memenuhi empat karakteristik kualitatif sehingga
informasi dalam laporan keuangan dapat menjadi pertimbangan bagi pengguna
laporan keuangan untuk pengambilan keputusan. Keempat karakteristik tersebut
yaitu dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat dibandingkan (Standar Akuntansi
Keuangan, 2009). Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan harus
2
relevan agar informasi yang disajikan dapat tepat waktu sehingga dapat
memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan.
Batas waktu penyampaian laporan keuangan diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) melalui keputusan OJK nomor 29/POJK.04/2016 tentang Laporan Tahunan
Emiten atau Perusahaan Publik. Pasal 7 menjelaskan bahwa emiten wajib
menyampaikan laporan tahunan kepada OJK paling lama 4 (empat) bulan setelah
tahun buku berakhir.
Sebanyak 70 perusahaan belum menyampaikan laporan keuangan kuartal-I 2017
(Ariyanti, 2017). Hal tersebut menunjukkan bahwa masih banyak perusahaan
yang belum menyampaikan laporan keuangan hasil auditan per 31 Desember
2016. Sedangkan menurut aturan, laporan keuangan hasil audit harus diserahkan
kepada BEI paling lambat akhir bulan April. Pada Januari 2017, BEI telah
memberikan surat peringatan pertama kepada perusahaan tersebut agar segera
mengeluarkan laporan keuangannya. Jika peringatan tersebut masih belum
diindahkan, maka BEI akan memberikan surat peringatan kedua, surat peringatan
ketiga, kemudian sanksi denda, dan sanksi terakhir yaitu saham perusahaan
tersebut tidak dapat diperdagangkan dalam kurun waktu tertentu (suspend). Salah
satu alasan perusahaan belum menyerahkan laporan keuangannya adalah karena
belum selesai diaudit (Ariyanti, 2017).
Sebelumnya pada 21 Maret 2017 BEI telah menghentikan sementara perdagangan
saham 27 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan berbagai
penyebab, salah satunya adalah perusahaan tidak bisa memenuhi kewajiban
keterbukaan terhadap investor publik (Melani, 2017). Dari 27 perusahaan yang
3
dibekukan tersebut, ada beberapa perusahaan yang terancam akan dikeluarkan
dari papan perusahaan terbuka (delisting). Penyebab utama terancamnya
perusahaan tersebut adalah perusahaan tidak memenuhi keterbukaan seperti
laporan keuangan dalam dua tahun. Hingga 29 Juni 2017, ada 17 perusahaan
tercatat yang belum menyampaikan laporan keuangan auditan per 31 Desember
2016 (Sriningrum, 2017). Keterlambatan penyampaian laporan keuangan auditan
ini menyebabkan rentangan audit delay semakin lama.
Audit delay adalah lamanya penyelesaian audit yang diukur dari tanggal
penutupan tahun buku hingga tanggal diselesaikannya laporan audit independen.
Makin lama auditor menyelesaikan pekerjaan auditnya, semakin lama pula audit
delaynya. Namun bisa jadi auditor memperpanjang masa auditnya dengan
menunda penyelesaian audit laporan keuangan karena alasan tertentu, misalnya
pemenuhan standar untuk meningkatkan kualitas audit oleh auditor yang akhirnya
menuntut waktu lebih lama (Uthama dan Juliarsa, 2016). Sebagaimana tercantum
dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) tentang Standar Pekerjaan
Lapangan yang mengatur prosedur dalam penyelesaian pekerjaan lapangan bagi
auditor, auditor perlu memiliki perencanaan atas aktivitas yang akan dilakukan.
Perencanaan audit merupakan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan selama
proses audit berlangsung, mulai dari menentukan lingkup audit sampai dengan
persetujuan program audit oleh bagian audit internal perusahaan (Agoes, 2012).
Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi audit
delay. Ukuran perusahaan merupakan besarnya lingkup atau luas perusahaan
dalam menjalankan operasinya. Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total aset
4
atau kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan (Carslaw, 2009). Hossain dan Taylor
(1998) menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai total asset yang lebih
besar akan menyelesaikan audit lebih lama dibandingkan dengan perusahaan yang
mempunyai total asset yang lebih kecil. Namun, perusahaan berskala besar
memiliki citra yang baik di mata publik dan dimonitor dengan ketat oleh pihak
yang berkepentingan. Perusahaan besar cenderung mendapat tekanan untuk segera
melaporkan laporan keuangan sehingga tepat waktu dalam penyampaiannya.
Faktor ini membuat manajemen perusahaan bekerja secara lebih professional
sehingga proses penyusunan laporan dan auditnya menjadi lebih cepat (Dyer dan
McHugh, 1975).
Kompleksitas operasi perusahaan dapat memperpanjang audit delay dikarenakan
auditor akan memerlukan banyak waktu untuk mengaudit anak cabang dari
perusahaan sebelum mengaudit induk perusahaannya dan juga meningkatkan
biaya untuk mengaudit setiap anak cabang dari perusahaan (Ashton et al., 1987).
Ada industri tertentu yang memiliki kompleksitas operasional yang cukup tinggi
jika dibandingkan kelompok industri lainnya (Modugu et al., 2012). Kondisi ini
memerlukan pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian internal,
diikuti dengan pengumpulan bukti-bukti kompeten yang diperoleh melalui
inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi langsung kepada
anak perusahaan yang letaknya cukup jauh dari perusahaan induk.
Klasifikasi industri juga dapat mempengaruhi audit delay. PT. Media Nusantara
Citra Tbk merupakan salah satu perusahaan nonkeuangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Lama audit delay dari PT. MNC Tbk untuk laporan keuangan
5
auditan per31 Desember 2016 adalah 97 hari. Begitu juga dengan PT. Bakrie dan
Brothers yang memiliki lama audit delay 80 hari serta PT. Ciputra Development
Tbk yang memiliki lama audit delay 88 hari untuk periode 2016. Kemudian, PT.
Adira Dinamika Multi Finance Tbk yang merupakan perusahaan keuangan
memiliki rentang audit delay selama 39 hari untuk laporan keuangan auditan
per31 Desember 2016. Sementara PT. Bank Negara Indonesia Tbk dan PT. Bank
Central Asia Tbk masing-masing memiliki rentang audit delay selama 20 hari dan
45 hari saja (Bursa Efek Indonesia, 2016). Hal tersebut menunjukkan bahwa
industri keuangan memiliki rentang audit delay lebih pendek dibandingkan
dengan industri nonkeuangan. Ketiga industri nonkeuangan tersebut memiliki
lama audit delay rata-rata 89 hari dan ketiga industri keuangan tesebut memiliki
lama audit delay rata-rata selama 35 hari.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk mengkaji faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi audit delay memiliki hasil empiris yang masih berbeda-beda.
Perbedaan obyek penelitian, dasar aturan, dan periode laporan keuangan
perusahaan yang digunakan masih terdapat ketidakkonsistenan antara hasil
penelitian. Pada penelitian ini, peneliti hanya meneliti mengenai pengaruh ukuran
perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan, dan klasifikasi industri terhadap
audit delay. Penelitian yang dilakukan Faricha dan Ardini (2017) menemukan
bukti bahwa ukuran perusahaan dan kompleksitas operasi perusahaan tidak
memiliki pengaruh terhadap audit delay. Sementara Darmawan dan Widhiyani
(2017) membuktikan bahwa ukuran perusahaan dan kompleksitas operasi
perusahaan memiliki pengaruh terhadap lamanya waktu audit delay.
6
Selanjutnya, penelitian yang dilakukan Apriyanti dan Santosa (2014) memberikan
hasil bahwa ukuran perusahaan dan klasifikasi industri memiliki pengaruh
terhadap audit delay. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh
Eghlaiow et al. (2012) memperoleh hasil bahwa klasifikasi industri dan ukuran
perusahaan memiliki pengaruh terhadap audit delay. Akan tetapi, Lianto dan
Kusuma (2010) memperoleh hasil penelitian yang berlawanan dengan Eghlaiow
et al., Lianto dan Kusuma (2010) memperoleh hasil bahwa ukuran perusahaan dan
klasifikasi industri tidak memiliki pengaruh terhadap audit delay.
Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada
objek penelitiannya. Objek penelitian yang dipilih adalah semua perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Selain itu, perbedaannya juga terletak pada
rentangan waktu yang digunakan lebih lama serta perbedaan pengukuran pada
variabel kompleksitas operasasi perusahaan. Oleh karena itu, judul dalam
penelitian ini adalah “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kompleksitas Operasi
Perusahaan, dan Klasifikasi Industri Terhadap Audit delay Pada Perusahaan
yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis dapat merumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apakah ukuran perusahaan mempengaruhi audit delay?
2. Apakah kompleksitas operasi perusahaan mempengaruhi audit delay?
3. Apakah klasifikasi industri mempengaruhi audit delay?
7
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Memperoleh bukti empiris tentang pengaruh ukuran perusahaan terhadap
audit delay.
2. Memperoleh bukti empiris tentang pengaruh kompleksitas operasi
perusahaan terhadap audit delay.
3. Memperoleh bukti empiris tentang pengaruh klasifikasi industri terhadap
audit delay.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Akademis
Manfaat akademis yang diharapkan adalah bahwa hasil penelitian ini dapat
dijadikan rujukan bagi upaya pengembangan ilmu pengetahuan, dan
berguna juga untuk menjadi referensi bagi mahasiswa yang melakukan
kajian terhadap audit delay.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis
Hasil penelitian ini diharapkan bahwa seluruh tahapan penelitian serta
hasil penelitian yang diperoleh dapat memperluas wawasan dan
sekaligus memperoleh pengetahuan empiris mengenai penerapan fungsi
Ilmu Akuntansi yang diperoleh selama mengikuti kegiatan perkuliahan.
8
b. Bagi Auditor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan oleh
auditor dalam melaksanakan auditnya agar dapat menyelesaikan
laporan auditnya tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.
c. Bagi Kantor Akuntan Publik (KAP)
Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan pertimbangan
dalam mengevaluasi kebijakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi
faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay.
d. Pemakai Laporan Keuangan yang Telah Diaudit
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau bahan
pertimbangan dalam menganalisis laporan keuangan untuk
pengambilan keputusan bagi investor, kreditor, maupun manajemen.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Kepatuhan
Kepatuhan merupakan suatu bentuk kedisiplinan dalam melaksanakan perintah.
Kepatuhan berasal dari kata dasar patuh. Pengertian patuh dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) adalah suka menurut (perintah dan sebagainya); taat
(pada perintah, aturan, dan sebagainya); berdisiplin. Thyler (1990) dalam bukunya
menyebutkan banwa seseorang melihat sesuatu yang sesuai dengan hukum perlu
untuk dilaksanakan dan mereka akan menentukan bagaimana mereka harus
berperilaku. Mereka akan secara sukarela menganggap adanya kewajiban untuk
mengikuti aturan hukum tersebut. Mereka secara pribadi akan berkomitmen untuk
mematuhi hukum itu, terlepas dari apakah mereka memiliki risiko jika melanggar
hukum.
Menurut Darmawan dan Widhiyani (2017) compliance diartikan sebagai suatu
kepatuhan yang didasarkan pada harapan akan suatu imbalan dan usaha untuk
menghindarkan diri dari hukuman yang mungkin dijatuhkan. Seorang individu
cenderung mematuhi hukum yang mereka anggap sesuai dan konsisten dengan
norma-norma internal mereka. Komitmen normatif melalui moralitas personal
10
(normative commitment through morality) berarti mematuhi hukum karena hukum
tersebut dianggap sebagai keharusan, sedangkan komitmen normatif melalui
legitimasi (normative commitment through legitimacy) berarti mematuhi peraturan
karena otoritas penyusun hukum tersebut memiliki hak untuk mendikte perilaku
(Rahmawati dan Suryono, 2015).
Dalam ilmu akuntansi, teori kepatuhan dapat diaplikasikan dalam kepatuhan
perusahaan untuk menyampikan laporan keuangannya secara berkala kepada OJK.
Mengingat dalam keputusan OJK tentang penyampaian keuangan berkala, secara
eksplisit menyebutkan bahwa setiap perusahaan publik wajib memenuhi ketentuan
yang telah dibuat dan khususnya dalam penyampaian laporan keuangan berkala
secara tepat waktu kepada OJK. Teori kepatuhan dapat mendorong perusahaan-
perusahaan untuk mematuhi peraturan yang berlaku dalam menyampaikan laporan
keuangan secara tepat waktu, selain itu merupakan kewajiban perusahaan dalam
menyampaikan laporan keuangan guna untuk memberikan informasi bagi para
pengguna laporan keuangan tersebut.
2.1.2 Aturan Penyampaian Laporan Keuangan
Peraturan mengenai waktu penyampaian laporan keuangan awalnya diatur dalam
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor:
Kep-40/BL/2007 tanggal 30 Maret 2007 tentang Jangka Waktu Penyampaian
Laporan Keuangan Berkala dan Laporan Tahunan Bagi Emiten atau Perusahaan
Publik yang Efeknya Tercatat di Bursa Efek di Indonesia dan di Bursa Efek di
Negara Lain, kemudian digantikan oleh Keputusan Nomor: KEP-346/BL/2011
tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten Atau Perusahaan
11
Publik. Regulasi ini salah satunya mengatur tentang jangka waktu penyampaian
laporan keuangan yaitu maksimal 90 hari setelah tanggal tutup buku. Peraturan
terbaru muncul pada Agustus 2012 melalui Keputusan Bapepam dan LK Nomor :
Kep-431/BL/2012. Pada peraturan tersebut emiten yang pernyataan
pendaftarannya telah menjadi efektif wajib menyampaikan laporan tahunan
kepada Bapepam dan LK paling lama 4 (empat) bulan setelah tahun buku
berakhir.
Pada 22 November 2012 fungsi, tugas, wewenang pengaturan yang selama ini
dilakukan oleh Kementerian Keuangan melalui Badan Pengawas Pasar Modal
serta Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) digantikan oleh Otoritas Jasa Keuangan
(OJK). OJK mengeluarkan peraturan Nomor 29 /POJK.04/2016 Tentang Laporan
Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik, Bab 3 pasal 7 ayat (1) berbunyi “Emiten
atau Perusahaan Publik wajib menyampaikan Laporan Tahunan kepada Otoritas
Jasa Keuangan paling lambat pada akhir bulan keempat setelah tahun buku
berakhir.” Peraturan terbaru ini menegaskan bahwa waktu penyampaian laporan
keuangan hasil audit kepada publik paling lambat 120 hari setelah tahun buku
berakhir.
2.1.3 Waktu Kerja Auditor
Auditor seringkali bekerja dalam keterbatasan waktu. Setiap KAP perlu untuk
membuat anggaran waktu dalam kegiatan pengauditan. Anggaran waktu ini
dibutuhkan guna menentukan biaya audit dan mengukur efektifitas kinerja auditor
(Waggoner dan Cashell, 1991). Namun seringkali anggaran waktu tidak sesuai
dengan pekerjaan yang harus dilakukan, akibatnya muncul perilaku-perilaku yang
12
menyebabkan kualitas audit menjadi lebih rendah. Alokasi waktu yang lama
sering kali tidak menguntungkan karena akan menyebabkan biaya audit yang
timbul semakin tinggi.
Alokasi waktu penugasan waktu audit biasanya ditentukan di awal penugasan saat
membuat perencanaan audit. Paragraf 10 dari Audit Standard 210 yang
dikeluarkan oleh Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB) tentang
Audit Plan menyebutkan bahwa auditor harus mengembangkan dan
mendokumentasikan rencana audit yang mencakup deskripsi dari sifat yang
direncanakan, waktu, dan tingkat prosedur penilaian risiko. Pembuatan anggaran
kebutuhan waktu meliputi estimasi tentang jumlah jam yang diperkirakan
dibutuhkan oleh setiap tingkat staf (partner, manajer, senior, dan sebagainya)
untuk menyelesaikan setiap bagian audit dengan cermat dan seksama (Rizal dan
Liyundira, 2016). Waktu pelaksanaan audit harus dialokasikan secara realistis,
tidak terlalu lama ataupun terlalu cepat (Waggoner dan Cashell, 1991). Alokasi
waktu yang terlalu lama akan membuat auditor lebih santai dan tidak termotivasi
untuk lebih giat dalam bekerja. Sebaliknya apabila alokasi waktu yang diberikan
terlalu sempit, maka dapat menyebabkan perilaku yang kontraproduktif,
dikarenakan adanya tugas-tugas yang diabaikan oleh auditor. Penelitian yang
dilakukan oleh Waggoner dan Cashell (1991) menemukan bahwa semakin sedikit
waktu pemeriksaan yang disediakan, maka semakin besar transaksi yang tidak
diuji oleh auditor.
13
2.1.4 Laporan Keuangan
Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan keterangan
mengenai data ekonomi untuk pengambilan keputusan bagi siapa saja yang
membutuhkannya. Dalam akuntansi, informasi yang dimaksudkan itu disusun
dalam ikhtisar dalam laporan keuangan. Menurut Keiso (2007) laporan keuangan
merupakan sarana yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi
keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak di luar perusahaan.
Tujuan laporan keuangan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2009)
adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja,
serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian
besar kalangan pengguna laporan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Di
samping itu, laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan
manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas dasar sumber daya yang
dipercayakan kepadanya. Komponen laporan keuangan yang lengkap menurut
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2009) terdiri atas komponen-komponen
berikut ini: (1) Neraca; (2) Laporan Laba Rugi; (3) Laporan Perubahan Ekuitas;
(4) Laporan Arus Kas; (5) Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan keuangan
harus menerapkan PSAK secara benar disertai pengungkapan yang diharuskan
PSAK dalam catatan atas laporan keuangan. Informasi lain tetap disajikan untuk
menghasilkan penyajian yang wajar walaupun penyajian tersebut tidak diharuskan
oleh PSAK.
14
2.1.5 Auditing dan Standar Audit
Audit adalah suatu proses pemeriksaan laporan keuangan perusahaan yang
dilakukan oleh akuntan publik. Menurut Agoes (2012), auditing adalah suatu
pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang
independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen,
beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan
untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan
tersebut. Auditing memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan,
karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir
pemeriksaannya akan memberikan pendapat mengenai kewajaran posisi
keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan laporan arus kas (Agoes, 2012).
Standar auditing merupakan ukuran pelaksanaan tindakan yang menjadi pedoman
umum bagi auditor dalam melaksanakan audit. IAI (2001) telah menetapkan
sepuluh standar auditing yang dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu
sebagai berikut:
a. Standar Umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian
dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi
dalam sikap mental harus diperhatikan oleh auditor.
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
15
b. Standar Pekerjaan Lapangan
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten
harus disupervisi dengan semestinya.
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian
yang akan dilakukan.
3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang
diaudit.
c. Standar Pelaporan
1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan
laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip
akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan
demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak
dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama
auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus
16
memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang
dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh
auditor.
Dalam praktiknya, pelaksanaan audit yang sesuai dengan standar akan
membutuhkan waktu yang lebih lama. Demikian pula sebaliknya, waktu yang
diperlukan akan semakin pendek ketika pelaksanaan audit tidak sesuai dengan
standar. Pertimbangan bahwa laporan keuangan harus disampaikan tepat waktu
mengakibatkan auditor cenderung mengambil pilihan untuk mengabaikan standar,
sementara di sisi lain adanya tuntutan relevansi informasi mengharuskan auditor
untuk melaksanakan audit sesuai dengan standar.
2.1.6 Audit Delay
Audit delay adalah senjang waktu audit, yaitu waktu yang dibutuhkan oleh auditor
untuk menghasilkan laporan audit atas kinerja laporan keuangan suatu
perusahaan. Senjang waktu audit ini dihitung dari selisih tanggal laporan
keuangan tahunan perusahaan sampai dengan tanggal laporan audit yang
dikeluarkan oleh KAP (Faricha dan Ardini, 2017). Menurut Ashton et al. (1987)
audit delay adalah jangka waktu dari sebuah ujung tahun anggaran perusahaan ke
ujung tanggal laporan audit. Audit delay dapat mempengaruhi ketepatan waktu
penyampaian informasi akuntansi dan ketepatan waktu terkait dengan reaksi pasar
dengan informasi yang disiarkan. Sedangkan menurut Lawrence dan Briyan
(1988) Audit delay adalah lamanya hari yang dibutuhkan auditor untuk
menyelesaikan pekerjaan auditnya, yang diukur dari tanggal penutupan tahun
buku hingga tanggal diterbitkannya laporan keuangan audit.
17
Audit delay atau dalam beberapa penelitian disebut sebagai audit reporting lag
didefinisikan sebagai selisih waktu antara berakhirnya tahun fiskal dengan tanggal
diterbitkannya laporan audit. Dyer dan Mc Hugh (1975) membagi keterlambatan
atau lag menjadi:
a. Preliminary lag, adalah interval antara berakhirnya tahun fiskal sampai
dengan tanggal diterimanya laporan keuangan pendahulu oleh pasar
modal.
b. Auditor’s signature lag, adalah interval antara berakhirnya tahun fiskal
sampai tanggal yang tercantum di dalam laporan auditor. Dari definisi
tersebut Auditor’s signature lag merupakan salah satu nama lain dari audit
delay.
c. Total lag, adalah interval antara berakhirnya tahun fiskal sampai dengan
tanggal diterimanya laporan keuangan tahunan publikasi oleh pasar modal.
2.1.7 Ukuran Perusahaan
Besar kecilnya ukuran perusahaan dipengaruhi oleh kompleksitas operasional dan
intensitas transaksi perusahaan tersebut yang akan berpengaruh terhadap
kecepatan dalam menyajikan laporan keuangan kepada publik (Jonarta dan
Suprasto, 2016). Hossain dan Taylor (1998) menyatakan bahwa perusahaan yang
mempunyai total asset yang lebih besar akan menyelesaikan audit lebih lama
dibandingkan dengan perusahaan yang mempunyai total asset yang lebih kecil.
Hal ini dikarenakan jumlah sampel yang harus diambil oleh auditor akan semakin
besar dan semakin banyak prosedur audit yang harus ditempuh.
18
Perusahaan besar cenderung mempunyai manajemen yang lebih baik dalam
mengawasi operasional dan sistem pengendalian internal yang dapat membantu
keteraturan dalam operasional perusahaan dan dapat mengurangi kesalahan-
kesalahan dalam pencatatan laporan keuangan perusahaan. Perusahaan besar juga
mendapat tekanan dari pihak eksternal yang tinggi sehingga manajemen
perusahaan berusaha untuk mempublikasikan laporan keuangan tepat waktu (Dyer
dan McHugh, 1975). Menurut Kartika (2009), perusahaan besar lebih konsisten
untuk tepat waktu dibandingkan perusahaan kecil dalam menginformasikan
laporan keuangannya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu manajemen
perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi
audit delay, dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut dimonitor secara ketat
oleh investor, pengawas permodalan dari pemerintah. Pihak-pihak ini sangat
berkepentingan terhadap informasi yang termuat dalam laporan keuangan.
Di Bursa Efek Indonesia perusahaan dapat mencatatkan sahamnya di Papan
Utama atau Papan Pengembangan. Papan Utama ditujukan untuk emiten yang
mempunyai ukuran besar dan mempunyai track record yang baik, sementara
Papan Pengembangan merupakan emiten yang belum dapat memenuhi
persyaratan pencatatan di papan utama termasuk emiten yang mempunyai
prospektif bagus namun belum menghasilkan keuntungan dan merupakan sarana
bagi perusahaan yang sedang dalam penyehatan (Saham ok, 2015). Persyaratan
bagi emiten untuk dapat mencatatkan saham di BEI di Papan Utama dan Papan
Pengembangan adalah sebagai berikut (Bursa Efek Indonesi, 2016) :
19
Tabel 2.1 Pencatatan Saham di Bursa Efek Indonesia
No. Papan Utama Papan Pengembangan
1. Komisaris independen minimal 30%dari Jajaran Dewan Komisaris
Komisaris independen minimal 30% dariJajaran Dewan Komisaris
2. Direktur Independen minimal 1 orangdari Jajaran anggota Direksi
Direktur Independen minimal 1 orang dariJajaran anggota Direksi
3. Komite Audit dan Unit Audit Internalserta Sekretaris Perusahaan
Komite Audit dan Unit Audit Internal sertaSekretaris Perusahaan
4. Telah melakukan kegiatan operasionaldalam usaha utama yang samaminimal 36 bulan berturut-turut
Telah melakukan kegiatan operasional dalamusaha utama yang sama minimal 12 bulanberturut-turut
5. Membukukan laba usaha pada 1 tahunbuku terakhir
Tidak harus membukukan laba, berdasarkanproyeksi keuangan akhir tahun ke-2 telahmemperoleh laba
6. Laporan keuangan telah diaudit 3tahun buku terakhir
Laporan keuangan telah diaudit 1 tahun bukuterakhir
7. Opini laporan keuangan Wajar TanpaPengecualian selama 2 tahun terakhir
Opini laporan keuangan Wajar TanpaPengecualian
8. Aset berwujud bersih minimalRp100M
Aset berwujud bersih minimal Rp5M
9. Pemegang saham minimal 1000pihak
Pemegang saham minimal 500 pihak
Sumber: Saham Ok (2018)
2.1.8 Kompleksitas Operasi Perusahaan
Kompleksitas organisasi atau operasi merupakan akibat dari pembentukan
departemen dan pembagian pekerjaan yang memiliki fokus terhadap jumlah unit
yang berbeda. Ketergantungan yang semakin kompleks terjadi apabila organisasi
dengan berbagai jenis atau jumlah pekerjaan menimbulkan masalah manajerial
dan organisasi yang lebih rumit (Dharmawan, 2017). Kompleksitas operasi
perusahaan dapat memperpanjang audit delay dikarenakan auditor akan
memerlukan banyak waktu untuk mengaudit anak cabang dari perusahaan
sebelum mengaudit induk perusahaannya dan juga meningkatkan biaya untuk
mengaudit setiap anak cabang dari perusahaan (Ashton et al., 1987).
Menurut Che-Ahmad dan Abidin (2008) jumlah anak perusahaan yang dimiliki
perusahaan mencerminkan bahwa perusahaan memiliki unit operasi yang lebih
20
banyak sehingga harus memverifikasi setiap transaksi dan catatan yang
menyertainya, hal ini akan berdampak pada ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Apabila perusahaan memiliki anak perusahaan, maka perusahaan akan
mengkonsolidasikan laporan keuangannya. Selanjutnya audtor akan memeriksa
dan mengaudit laporan konsolidasi perusahaan yang mengalami peningkatan
kompleksitas perusahaan tersebut. Hal ini akan membuat lingkup audit semakin
luas, sehingga berdampak terhadap waktu yang dibutuhkan oleh auditor lebih
lama untuk melakukan pekerjaan auditnya.
2.1.9 Klasifikasi Industri
Terdapat 9 sektor industri yang ada dalam Bursa Efek Indonesia. Sembilan sektor
tersebut dikelompokkan dalam tiga sektor, yaitu sektor utama merupakan
perusahaan yang bergerak dalam usaha penyedia bahan baku, sektor manufaktur
merupakan perusahaan yang mengubah bahan mentah menjadi barang setengah
jadi hingga barang siap jual, serta sektor jasa yang memberikan pelayanan jasa.
Dalam penelitiannya, Ashton et al. (1987) mengklasifikasikan industri dalam
kategori industrial dan financial. Mereka mengelompokkan perusahaan
manufaktur, perusahaan perdagangan, dan perusahaan minyak dan gas ke dalam
industri industrial dan mengelompokkan perusahaan perbankan, perusahaan
simpan pinjam, dan perusahaan asuransi ke dalam industri financial.
Klasifikasi industri dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu perusahaan
keuangan dan perusahaan non keuangan. Audit pada perusahaan non keuangan
membutuhkan waktu relatif lebih lama dibandingkan audit pada perusahaan
keuangan terkait dengan adanya audit pos persediaan yang terdapat pada
21
perusahaan non keuangan. Pada klasifikasi perusahaan non keuangan, ada industri
tertentu yang memiliki kompleksitas operasional yang cukup tinggi jika
dibandingkan kelompok industri lainnya (Modugu et al., 2012).
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2 Hasil Penelitian Terdahulu
No. Peneliti(Tahun)
Variabel HasilPenelitian
1. Faricha danArdini(2017)
Dependen : Audit delay
Independen :Profitabilitas, UkuranPerusahaan, UkuranKAP, Opini Aditor,Solvabilitas,Kompleksitasperusahaan
Profitabilitas, ukuran KAP,dan opini audit mempengaruiaudit delay. Ukuranperusahaan, solvabilitas,kompleksitas perusahaantidak berpengaruh
2. DharmawandanWidhiyani(2017)
Dependen : Audit delay
Independen : UkuranPerusahaan,Kompleksitas OperasiPerusahaan, KomiteAudit
ukuran perusahaan,Kompleksitas operasiperusahaan,dan komite auditberpengaruh terhadap auditdelay.
3. Zulaekha danSukanti(2016)
Dependen : Audit delay
Independen : pos luarbiasa, Laba/rugi,Ukuran perusahaan,Kompleksitas operasi
pos-pos luar biasa, laba/rugi,kompleksitas operasiperusahaan dan jugaukuran perusahaan terbuktiberpengaruhpositif terhadap audit delay
4. RahmawatidanSuryono(2015)
Dependen : Audit delay
Independen : Ukuranperusahaan,Profitabilitas,Kompleksitas operasi,Solvabilitas, Opiniauditor, Ukuran KAP
Ukuran perusahaan,profitabilitas dankompleksitas operasiberpengaruh terhadap auditdelay. Solvabilitas, opiniauditor dan ukuran KAPtidak
5. Apriayantidan Santosa(2014)
Dependen : Audit delay
Independen : UkuranPerusahaan, Klasifikasiindustri , DER, Opiniauditor, Profitabilitas,
Semua variabel kecuali tahuntutupbuku memiliki pengaruhterhadap audit delay
22
Umur perusahaan,Tahun tutup buku
6. AngruningrumdanWirakusuma(2013)
Dependen : Audit delay
Independen : UkuranPerusahaan, Leverage,Profitability,kompleksitas operasi,Perusahaan, ReputasiKAP, komite audit
Ukuran perusahaan,profitabilitas, leverage,kompleksitas operasiperusahaan, reputasi KAPdan komite audit berpengaruhterhadap audit delay
7. Eghlaiowet al.(2012)
Dependen : Audit delay
Independen : klasifikasiindustri, ukuranperusahaan,profitabilitas, ukuranKAP, opini auditor, posluar biasa
Semua variabel memilikipengaruh terhadap auditdelay
8. Lianto danKusuma(2010)
Dependen : Audit delay
Independen : klasifikasiindustri, ukuranperusahaan,profitabilitas,solvabilitas, umurperusahaan
Profitabilitas, solvabilitas,dan umur perusahaanmemiliki pengaruh terhadapaudit delay. ukuranperusahaan dan klasifikasiindustri tidak memilikipengaruh
Sumber: Data Olahan (2018)
2.3 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen,
penelitian ini akan menguji pengaruh ukuran perusahaan, kompleksitas operasi
perusahaan, dan klasifikasi industri terhadap audit delay yang dapat digambarkan
dengan kerangka pemikiran sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Ukuran Perusahaan (X1)
Kompleksitas Operasi (X2)
Klasifikasi Industri (X3)
Audit delay(Y)
H1(+)
H2(+)
H3(+)
23
2.4 Pengembangan Hipotesis
2.4.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit Delay
Dyer dan McHugh (1975) menyebutkan bahwa manajemen dengan skala besar
cenderung diberikan insentif untuk mempercepat penerbitan laporan keuangan
auditan karena perusahaan berskala besar dimonitor secara ketat oleh pengguna
laporan keuangan sehingga cenderung menghadapi tekanan yang lebih tinggi
untuk mengumumkan laporan keuangan auditan lebih awal. Hossain dan Taylor
(1998) menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai total aset yang lebih
besar akan menyelesaikan audit lebih lama dibandingkan dengan perusahaan yang
mempunyai total asset yang lebih kecil.
Penelitian yang dilakukan oleh Kartika (2011) memperoleh hasil bahwa ukuran
perusahaan memiliki pengaruh terhadap audit delay. Hasil ini didukung oleh
penelitian Rahmawati dan Suryono (2015), kekayaan yang dimiliki oleh
perusahaan mempunyai pengaruh terhadap rentang waktu penyampaian laporan
keuangan. Namun hasil yang berbeda didapatkan oleh Faricha dan Ardini (2017).
Faricha dan Ardini gagal membuktikan adanya pengaruh ukuran perusahaan
terhadap audit delay. Perusahaan yang memiliki total asset besar ataupun kecil
mempunyai kemungkinan yang sama dalam menghadapi tekanan atas
penyampaian laporan keuangan.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut:
H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap audit delay
24
2.4.2 Pengaruh Kompleksitas Operasional terhadap Audit Delay
Perusahaan dengan berbagai jenis atau jumlah pekerjaan akan menimbulkan
masalah manajerial dan organisasi yang lebih rumit. Anak perusahaan yang
mempunyai kegiatan usaha yang berbeda dengan kegiatan perusahaan lainnya
dalam kelompok perusahaan tersebut harus dikonsolidasikan. Dalam menyusun
laporan keuangan konsolidasi, laporan keuangan induk perusahaan dan anak
perusahaan digabungkan satu persatu dengan menjumlahkan unsur-unsur yang
sejenis dari aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban (PSAK No. 4,
2011).
Penelitian yang dilakukan oleh Faricha dan Ardini (2017) menunjukkan bahwa
kompleksitas perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap audit delay. Hal ini
dikarenakan sudah menjadi tugas auditor untuk memeriksa setiap transaksi yang
terjadi, sehingga meskipun perusahaan itu mempunyai entitas anak cabang tidak
akan berpengaruh terhadap proses auditnya. Namun, hasil penelitian yang
didapatkan oleh Rahmawati dan Suryono (2015) berhasil membuktikan bahwa
kompleksitas operasi berpengaruh positif terhadap audit delay. Penelitian ini juga
didukung oleh Darmawan dan Widhiyani (2017) yang menunjukkan bahwa
kompleksitas operasi perusahaan secara statistik berpengaruh positif terhadap
audit delay karena jumlah anak perusahaan mempengaruhi waktu yang
dibutuhkan auditor untuk menyeleasikan pekerjaan auditnya.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut:
H2 : Kompleksitas Operasi Perusahaan berpengaruh positif terhadap audit
delay
25
2.4.3 Pengaruh Klasifikasi Industri terhadap Audit Delay
Audit pada perusahaan non keuangan membutuhkan waktu relatif lebih lama
dibandingkan audit pada perusahaan keuangan terkait dengan adanya audit pos
persediaan yang terdapat pada perusahaan non keuangan (Apriyanti dan Sentosa,
2014) . Pada klasifikasi perusahaan non keuangan, ada industri tertentu yang
memiliki kompleksitas yang cukup tinggi jika dibandingkan kelompok industri
lainnya. Kompleksitas tersebut mempengaruhi pengukuran akuntansi, teknik
penilaian dan pengungkapan yang digunakan, sehingga memerlukan waktu
penyelesaian laporan dan audit yang relatif lebih lama. Hal ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Apriyanti dan Sentosa (2014) dan juga Eghlaiow
et al. (2012). Namun demikian, beberapa penelitian lain menyatakan bahwa
klasifikasi industri tidak mempunyai pengaruh terhadap audit delay, seperti
penelitian yang dilakukan oleh Ashton et al. (1987), Che-Ahmad dan Abidin
(2008).
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut:
H3 : Klasifikasi Industri berpengaruh positif terhadap audit delay
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Pengumpulan Data
3.1.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan
sumber data penelitian yang diperoleh peneliti dari perusahaan yang diteliti atau
data yang dipublikasikan untuk umum (Indrianto dan Supomo, 2016). Data
Sekunder umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis seperti laporan
keuangan, visi dan misi, serta susunan kepengurusan.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan
melalui situs Bursa efek Indonesia yaitu www.idx.co.id. Data yang dimaksud
adalah laporan keuangan yang sudah diaudit dari perusahaan yang terdaftar di BEI
periode 2012-2017 yang memuat secara lengkap informasi yang diperlukan pada
penelitian ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan
pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan
melakukan analisis data dengan prosedur statistik menggunakan Statistical
Package for Social Science (SPSS) versi 22.
27
3.1.2 Populasi dan Sampel
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari objek yang karakteristiknya akan diteliti.
Populasi yang ingin diambil oleh penulis adalah perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan sampel adalah sebagaian wakil dari
populasi yang diteliti. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode
purposive sampling, yaitu sampel yang dipilih dari sejumlah populasi yang
memenuhi kriteria tertentu dan dianggap dapat mewakili.
Kriteria perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah :
1. Perusahaan yang terdaftar di BEI maksimal sejak tahun 2012 dan
menerbitkan laporan keuangan tahunan serta melampirkan laporan
auditor.
2. Perusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangan pada tahun 2012
sampai dengan 2017 yang di dalamnya terdapat data yang digunakan
dalam penelitian.
3. Periode laporan keuangan perusahaan berakhir setiap 31 Desember.
4. Perusahaan menggunakan satuan mata uang rupiah dalam laporan
keuangan selama tahun 2012-2017.
3.2 Definisi Operasional Variabel
3.2.1 Variabel Dependen
Variabel dependen yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam
penelitian ini akan menggunakan audit delay sebagai variabel dependennya. Audit
delay merupakan rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan
tahunan berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan
28
auditor independen atas laporan audit laporan keuangan tahunan
perusahaan. Audit delay dihitung dengan rumus:
3.2.2 Variabel Independen
3.2.2.1 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah besar kecilnya suatu perusahaan yang diukur dengan
menggunakan total aset. Pengukuran variabel ukuran perusahaan dengan
menggunakan total aset mengacu pada penelitian Faricha dan Ardini (2017),
Rahmawati dan Suryono (2015), dan Kartika (2011). Ukuran perusahaan
dikalkulasikan dengan menggunakan rumus:
3.2.2.2 Kompleksitas Operasi Perusahaan
Tingkat kompleksitas operasi perusahaan merupakan jumlah dan lokasi unit
operasi perusahaan yang berbeda. Variabel ini diukur dengan menghitung jumlah
kegiatan usaha yang dimiliki perusahaan dan entitas anaknya. Pengukuran ini juga
digunakan dalam penelitian Ariyanti dan Budiartha (2014) serta Puspitasari dan
Latrini (2014). Dalam penelitian ini jumlah kegiatan usaha yang dimiliki
perusahaan dikalikan dengan pembobotan tingkat kompleksitas operasi
perusahaan. Pembobotan yang diberikan adalah 1 untuk perusahaan sektor jasa, 2
untuk perusahaan sektor utama, dan 3 untuk perusahaan sektor manufaktur.
3.2.2.3 Klasifikasi Industri
Variabel ini diukur dengan menggunakan dummy. Perusahaan yang bergerak di
bidang financial diberi nilai 0 dan bidang industrial diberi nilai 1. Pengukuran ini
Ukuran Perusahaan = Ln Total Aset
Audit delay = Tanggal Laporan Audit – Tanggal Laporan Keuangan
29
juga digunakan dalam penelitian Ashton et al. (1987), Che-Ahmad dan Abidin
(2008), dan juga Eghlaiow et al. (2012).
3.3 Metode Analisis Data
3.3.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk
tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan. Tabulasi menyajikan
ringkasan, pengaturan, atau penyusunan data dalam bentuk table numeric dan
grafik. Metode analisis data yang digunakan adalah dengan cara analisis
kuantitatif yang bersifat deskriptif yang menjabarkan data yang diperoleh dengan
menggunakan analisis regresi berganda untuk menggambarkan karakteristik dari
data, yaitu dengan memberikan gambaran tentang pengaruh faktor-faktor yang
mempengaruhi audit delay. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau
deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata, standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (Ghozali, 2016).
3.3.2 Uji Asumsi Klasik
Untuk menguji apakah model regresi yang digunakan dalam penelitian ini layak
atau tidak untuk digunakan maka perlu dilakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi
klasik yang digunakan adalah Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji
Heteroskedastisitas, dan Uji Autokorelasi.
3.3.2.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas adalah pengujian kenormalan data. Menurut Ghozali (2016) uji
normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel
independen dan variabel dependen atau keduanya mempunyai distribusi normal
30
atau tidak. Model regresi yang baik adalah data yang berdistribusi normal atau
mendekati normal. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat
histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusannya adalah:
1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
3.3.2.2 Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2016) pengujian multikolinearitas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Efek dari multikolinearitas ini adalah menyebabkan tingginya
variabel pada sampel. Hal tersebut berarti standar error besar, akibatnya ketika
koefisien diuji, t-hitung akan bernilai kecil dari t-tabel. Hal ini menunjukkan tidak
adanya hubungan linear antara variabel independen yang dipengaruhi dengan
variabel dependen. Untuk menemukan ada atau tidaknya multikolinearitas dalam
model regresi dapat diketahui dari nilai toleransi dan nilai variance inflation
factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang
tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance rendah
sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance) dan menunjukkan
adanya kolinearitas yang tinggi.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen (Ghozali, 2016). Multikolonearitas terjadi jika nilai tolerance ≤ 0,1
31
yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari
95% dan nilai VIF ≥ 10. Apabila VIF ≤ 10 dapat dikatakan bahwa variabel
independen yang digunakan dalam model adalah dapat dipercaya dan objektif.
3.3.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2016) uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskesdatisitas atau
tidak terjadi heteroskesdatisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili
beberapa ukuran (Ghozali, 2016).
Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dalam suatu
model regresi linier berganda adalah dengan melihat grafik sccatterplot atau nilai
prediksi variabel terikat yaitu SRESID dengan residual error yaitu ZPRED.
Dasar pengambilan keputusan uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:
1. Jika titik-titiknya membentuk pola tertentu teratur maka diindikasikan
terdapat masalah heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titiknya menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka diindikasikan tidak terdapat masalah
heteroskedastisitas.
3.3.2.4 Uji Autokorelasi
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan
satu sama lainnya (Ghozali, 2016). Permasalahan ini muncul karena residual tidak
32
bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah
model regresi yang bebas dari autokolerasi. Cara untuk mendeteksi ada tidaknya
autokorelasi adalah dengan uji Run Test. Run test merupakan bagian dari statistik
non-parametik yang digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat
korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka
dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Dasar pengambilan keputusan
uji statistik dengan Run test adalah sebagai berikut:
a. Jika nilai asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05, maka data tidak
mengalami autokorelasi.
b. Jika nilai asymp. Sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05, maka data mengalami
autokorelasi.
3.3.3 Analisis Regresi Berganda
Pada penelitian ini, pengujian dilakukan dengan analisis regresi linier berganda,
yaitu suatu metode statistik yang umum digunakan untuk meneliti hubungan
antara sebuah variabel dependen dengan beberapa variabel independen. Adapun
model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Y = audit delay
ß0 = konstanta regresi
ß1X1 = ukuran perusahaan
ß2X2 = kompleksitas operasi perusahaan
ß3X3 = klasifikasi industri
e = standar error
Y = ß0 +ß1X1 + ß2X2 + ß3X3 + e
33
3.3.4 Uji Hipotesis
Ghozali (2016) menejelaskan bahwa ketepatan fungsi regresi sampel dalam
menaksir nilai aktual dapat diukur dari godness of fitnya. Secara statistik,
ketepatan fungsi regresi dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai
statistik F, dan nilai statistik t.
3.3.4.1 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
adalah antara nol dan satu. Nilai (R2) yang kecil berarti kemampuan variabel-
variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel independen amat
terbatas. Sebaliknya, jika nilai (R2) yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen. Kelemahan mendasar penggunaan
koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang
dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2
pasti meningkat, tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen (Ghozali, 2016). Oleh karena itu, penelitian ini
menggunakan Adjusted R2. Nilai R
2 dapat naik atau turun apabila satu variabel
independen ditambahkan kedalam model.
3.3.4.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap
variabel dependen (Ghozali, 2016). Pengujian dilakukan dengan menggunakan
34
significance level 0,05 (α = 5%). Ketentuan penerimaan atau penolakan hipotesis
adalah sebagai berikut :
1. Jika terdapat nilai signifikansi ≤ 0,05 maka koefisien regresi bersifat
signifikan dan simultan. Artinya secara simultan ketiga variabel
independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel
dependen.
2. Jika terdapat nilai signifikansi > 0,05 maka koefisien regresi tidak bersifat
signifikan. Artinya secara simultan variabel independen bukan merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
3.3.4.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh satu variabel independen
secara individual dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2016).
Pengujian dilakukan dengan menggunakan signifikansi level 0,05 (α = 5%).
Ketentuan penerimaan atau penolakan hipotesis adalah sebagai berikut :
1. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka secara parsial variabel
independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
2. Jika nilai signifikansi lebih besar sama dengan 0,05 maka secara parsial
variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan,
kompleksitas operasi perusahaan, dan klasifikasi industri terhadap audit delay
pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tahun pengamatan dari
penelitian ini adalah tahun 2012 sampai dengan tahun 2017. Hasil pengujian
statistik yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa:
1. Hipotesis pertama (H1) yang menyatakan bahwa Ukuran Perusahaan
berpengaruh positif terhadap Audit Delay tidak terdukung. Hasil dalam
penelitian ini diperoleh bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif
terhadap audit delay. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar aset yang
dimiliki perusahaan maka akan semakin pendek audit delaynya.
2. Hipotesis kedua (H2) yang menyatakan bahwa Kompleksitas Operasi
Perusahaan berpengaruh positif terhadap Audit Delay tidak terdukung.
Kompleksitas operasi perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap audit
delay. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah kegiatan usaha yang dimiliki
perusahaan tidak dapat menjadi indikator untuk mengukur lamanya audit
delay.
51
3. Hipotesis ketiga (H3) menyatakan bahwa Klasifikasi Industri berpengaruh
positif terhadap Audit Delay terdukung. Hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan keuangan memiliki rentang audit delay lebih singkat
dibandingkan perusahaan industrial.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini menguji hipotesis dengan beberapa keterbatasan dan kelemahan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, keterbatasan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini menggunakan tiga variabel independen sehingga
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen
masih terbatas karena masih banyak variabel lainnya yang mampu
menjelaskan variabel dependen.
2. Tahun observasi dalam penelitian ini hanya selama 6 periode, yaitu dari
tahun 2012 - 2017 sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian ini
jumlahnya masih sedikit.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang tekah dilakukan, saran yang dapat diajukan bagi
peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan variabel independen yang lebih banyak dan variatif
sehingga diharapkan dapat lebih mencerminkan faktor-faktor apa saja yang
dapat mempengaruhi audit delay.
52
2. Menambahkan tahun observasi agar dapat melihat kecendrungan yang
terjadi dalam jangka panjang agar hasil penelitian yang didapatkan lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan olehAkuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Aisyah, W. S. dkk. 2017. Pengaruh Faktor – Faktor Audit delay pada PerusahaanManufaktur Sektor Barang Konsumsi Sub Sektor Makanan dan MinumanYang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Riset Edisi XII. Vol 3, No.001, hal. 93-104.
Ariyani dan Budhiarta. 2014. Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan,Kompleksitas Operasi Perusahaan dan Reputasi KAP Terhadap Auditdelay Pada Perusahaan Manufaktur. E-Jurnal Akuntansi UniversitasUdayana. Vol. 8, No. 2, hal 217-230.
Angruningrum, Silvia. 2013. Pengaruh Profitabilitas, Leverage, kompleksitasOperasi, reputasi KAP dan Komite Audit pada Audit delay. E-JurnalAkuntansi Universitas Udayana.Vol 5, No. 2, hal. 251-270.
Apriyanti dan Santosa. 2014. Pengaruh Atribut Perusahaan dan Faktor AuditTerhadap Keterlambatan Audit pada Perusahaan yang Terdaftar di BursaEfek Malaysia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 16, No. 2, hal. 74-87.
Ariyanti, Fiki. 2017. BEI Siap Bekukan Saham 70 Emiten yang Telat BeriLaporan Keuangan. https://www.liputan6.com/bisnis/read/2956137/bei-siap-bekukan-saham-70-emiten-yang-telat-beri-laporan-keuangan. Diaksespada 28 Januari 2018.
Ashton et al. 1987. An Empirical Analysis of Audit delay. Journal of AccountingResearch. Vol. 25, No. 2, hal. 275-292.
Bursa Efek Indonesia. Pusat Informasi Go Public Bursa Efek Indonesia-Persyaratan . Diakses pada 25 Februari 2018.
Carslaw, C.A., dan Kaplan. 2009. An Examination of Audit delay : FurtherEuidence from New Zealand. Accounting and Bussines Research. Vol 22,No. 85, hal. 21-32.
Che-Ahmad, Ayoib dan S. Abidin. 2008. Audit delay of Listed Companies: ACase of Malaysia. International Business Research. Volume 1, No. 4, hal.32-39.
Darmawan, I Putu Yoga dan Ni Luh Sari Widhiyani. 2017. Pengaruh UkuranPerusahaan, Kompleksitas Operasi Perusahaan dan Komite Audit PadaAudit delay. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol. 21, No.1, hal.254-282.
Dyer, J. Dan McHugh, A. 1975. The Timeleness of Australian Annual Report.Journal of Accounting Research autumn. Vol. 13, No. 2, hal. 204-219.
Eghlaiow et al. 2012. A Review Of The Empirical Determinants Of Audit delay.Corporate Ownership & Control Journal. Volume 9, Issue 2, hal. 511-514.
Faricha, Afrida Nur dan Lilis Ardini. 2017. Analisis Faktor-Faktor yangMempengaruhi Audit delay (Pada Perusahaan Property Real and Estateyang Terdaftar di BEI. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. Vol 6, No. 8.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS.Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ikatan Akuntan Indonesia.2001. Pernyatan Standar Auditing (PSA) No.01 (SASeksi 150) Standar Auditing. Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia.2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1.Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia.2011. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 4.Jakarta.
Indrianto, N. dan B. Supomo. 2016. Metodilogi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi& Manajemen. BPFE: Yogyakarta.
Kartika, Andi. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit delay padaPerusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Jurnal Dinamika Keuangandan Perbankan. Vol 3, No. 2, hal. 152-171.
Keiso, Donald D, Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield. 2007. AkuntansiIntermediate. Erlangga: Jakarta.
Lawrence, Janice, and Barry Bryan. 1998. Characteristics Associated With Auditdelay In The Monitoring Of Low Income Housing Projects. Journal ofPublic Budgeting, Accounting & Financial Management. Vol. 10, No. 2,hal. 173-191.
Lianto, Novice dan Budi Hartono Kusuma. 2010. Faktor-faktor yang BerpengaruhTerhadap Audi Report Lag. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Volume 12. No. 2,hal. 97-106.
Melani, Agustina. 2017. Belum Sampaikan Laporan Keuangan BEI Suspensi 17Saham Emiten. https://www.liputan6.com/bisnis/read/3009365/belum-sampaikan-laporan-keuangan-bei-suspensi-17-saham-emiten. Diaksespada 28 Januari 2018.
Mentri Keuangan. 2012. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal danLembaga Keuangan Nomor Kep/431/BL/2012 tentang PenyampaianLaporan Tahunan Emiten Atau Perusahaan Publik. Jakarta.
Modugu, P. K., Eragbhe, E. & Ikhatua, O. J. 2012. Determinants of Audit delay inNigeria Companies: Empirical Evidence. Research. Journal of Financeand Accounting. Vol. 3, No. 6, hal 46-53.
Otoritas Jasa Keuangan. 2016. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor29/POJK.04/2016 tentang Laporan Tahunan Emiten Atau PerusahaanPublik. Jakarta.
Public Company Accounting Oversight Board. 2010. AS 210:Audit Planning. US.
Puspitasari, Ketut Diana dan Made Yeni Latrini. 2014. Pengaruh UkuranPerusahaan, Anak Perusahaan, Leverage, dan Ukuran KAP TerhadapAudit delay. E-Journal Akuntansi Universitas Udayana. Vol. 2, No. 8, hal283-299.
Rahmawati, Selvi Eka dan Bambang Suryono. 2015. Pengaruh faktor internal daneksternal perusahaan Terhadap audit delay. Jurnal Ilmu & RisetAkuntansi.Vol. 4 No. 7, hal. 1-17.
Rizal, Noviansyah dan Fetri Setyo Liyundira. 2016. Pengaruh Tekanan Waktu danIndependensi Terhadap Kualitas Audit (Studi Pada Kantor Akuntan PublikDi Wilayah Malang). Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA. Vol. 6. No.1.
Sahamok.com. 2015. Daftar Saham Papan Utama.Diakses pada 2 April 2018.
Sriningrum, Prabawati. 2017. BEI Jatuhkan Suspensi Kepada 27 Perusahaan diTahun 2017. http://ekonomi.akurat.co/id-22890-read-bei-jatuhkan-suspensi-kepada-27-perusahaan-di-tahun-2017. Diakses pada 28 Januari2018.
Tyler, Tom R. 1990. Why People Obey the Law. New Haven and London. YaleUniversity Press.
Uthama, Gede dan Gede Juliarsa. 2016. Pergantian Auditor sebagai PemoderasiPengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage Pada Audit delay.Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol. 17, No. 1, hal. 364-394
Waggoner, J. B. and J. D. Cashell. 1991. The Impact of Time Pressure onAuditors’ Performance. The CPA Journal. Hal. 27-32.
Zulaekha, Ratna dan Sukanti. 2016. Analisis Faktor Internal Perusahaan yangMemengaruhi Audit delay Pada Perusahaan Pertambangan. 2 Jurnal Profita.edisi 5, hal. 1-10.