pengaruh tp terhadap pola mengajar

14
Created By : ROMI DWI SYAHRI Page 1 http://romidwisyahr95.blogspot.com BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dan kemajuan teknolgi informasi berjalan sangat cepat. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, penyimpanan dan pengiriman data semakin murah dan semakin baik kualitasnya. Baik individu, institusi, maupun pemerintah ikut melakukan berbagai upaya untuk memanfaatkan perkembangan teknologi informasi ini. Bahkan dalam dunia pendidikan di Indonesia, Teknologi informasi ini akan memberikan nilai tambah dalam proses pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan semakin tingginya kebutuhan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak semuanya diperoleh dalam lingkungan sekolah. Menurut AECT (Association for Education Comunication dan Technolgy) 1977, teknologi pembelajaran merupakan sub-set teknologi pendidikan, berdasar atas pengertian bahwa pembelajaran merupakan sub-set pendidikan. Teknologi pembelajaran merupakan proses yang kompleks lagi terpadu, melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah dan mencari pemecahannya, implementasi, evaluasi dan mengelola pemecahan terhadap masalah-maslah tersebut, dimana proses belajar itu bertujuan dan terkontrol. Agar tercapai tujuan pendidikan secara optimal maka pengembangan proses belajar mengajar harus mengikuti perkembangan zaman yang ada, disini peran pendidik dituntut untuk bisa memanfaatkan pengembangan sistem instruksional yang bulat dan lengkap, meliputi semua komponen-komponen yang dimaksud seperti pesan, orang, bahan, alat, teknik dan latar. Proses analisis masalah untuk mencari jalan keluar dari permasalahan yang ada melalui fungsi pengembangan dan pengelolaan proses belajar mengajar (AECT: 1977, 93-94). Menurut Association for Education Comunication dan Technolgy (1977: 94-96) Agar tujuan pendidikan tercapai maka harus ditempuh dengan proses belajar mengajar yang memanfaatkan teknologi pembelajaran dan memenuhi karakteristik sebagai berikut : 1). Belajar yang bertujuan dan terkontrol, 2). Terstruktur, 3). Desain, Pemilihan, dan Pemanfaatan, 4). Sistem instruksional/komponen sistem instruksional. Selain itu menurut Rohmat (2010, 85) pola atau model mengajar juga sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran itu mencapai tujuan yang diharapkan, oleh karenanya pola pembelajaran atau model pembelajaran harus selalu menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Hal ini akan berdampak kepada kualitas hasil belajar dan akan mempermudah proses belajar mengajar itu sendiri. Sebagaimana kita ketahui bersama pola pembelajaran konvensional yang berorientasi pada guru (Teacher centered) telah bergeser kepada pembelajaran yang berorientasi pada siswa (Student centered)karena pola pembelajaran yang berpusat pada guru hanya akan menghasilkan guru-guru yang pandai, akantetapi siswa yang tertinggal karena yang aktif belajar dan bereksplorasi adalah gurunya sedangkan siswanya pasif sehingga perlu dikembangkan pola pembelajaran yang lebih demokratis, dimana peserta didik lebih terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran lebih bermakna. (Rohmat: 2000, 19) B. Rumusan Masalah 1. Pengaruh Teknologi Pembelajaran Terhadap Pola-Pola Mengajar 2. Pengertian Pola Mengajar 3. Macam-Macam Pola Pengajaran

Upload: romi-dwi-syahri

Post on 28-Nov-2014

2.178 views

Category:

Education


1 download

DESCRIPTION

Tugas Makalah Teknologi Pendidikan

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh tp terhadap pola mengajar

Created By : ROMI DWI SYAHRI Page 1 http://romidwisyahr95.blogspot.com

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini perkembangan dan kemajuan teknolgi informasi berjalan sangat cepat.

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, penyimpanan dan pengiriman data

semakin murah dan semakin baik kualitasnya. Baik individu, institusi, maupun

pemerintah ikut melakukan berbagai upaya untuk memanfaatkan perkembangan

teknologi informasi ini. Bahkan dalam dunia pendidikan di Indonesia, Teknologi

informasi ini akan memberikan nilai tambah dalam proses pembelajaran. Hal ini

berkaitan dengan semakin tingginya kebutuhan informasi ilmu pengetahuan dan

teknologi yang tidak semuanya diperoleh dalam lingkungan sekolah.

Menurut AECT (Association for Education Comunication dan Technolgy) 1977,

teknologi pembelajaran merupakan sub-set teknologi pendidikan, berdasar atas

pengertian bahwa pembelajaran merupakan sub-set pendidikan. Teknologi pembelajaran

merupakan proses yang kompleks lagi terpadu, melibatkan orang, prosedur, ide,

peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah dan mencari pemecahannya,

implementasi, evaluasi dan mengelola pemecahan terhadap masalah-maslah tersebut,

dimana proses belajar itu bertujuan dan terkontrol.

Agar tercapai tujuan pendidikan secara optimal maka pengembangan proses

belajar mengajar harus mengikuti perkembangan zaman yang ada, disini peran pendidik

dituntut untuk bisa memanfaatkan pengembangan sistem instruksional yang bulat dan

lengkap, meliputi semua komponen-komponen yang dimaksud seperti pesan, orang,

bahan, alat, teknik dan latar. Proses analisis masalah untuk mencari jalan keluar dari

permasalahan yang ada melalui fungsi pengembangan dan pengelolaan proses belajar

mengajar (AECT: 1977, 93-94).

Menurut Association for Education Comunication dan Technolgy (1977: 94-96)

Agar tujuan pendidikan tercapai maka harus ditempuh dengan proses belajar mengajar

yang memanfaatkan teknologi pembelajaran dan memenuhi karakteristik sebagai berikut

: 1). Belajar yang bertujuan dan terkontrol, 2). Terstruktur, 3). Desain, Pemilihan, dan

Pemanfaatan, 4). Sistem instruksional/komponen sistem instruksional.

Selain itu menurut Rohmat (2010, 85) pola atau model mengajar juga sangat

menentukan berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran itu mencapai tujuan yang

diharapkan, oleh karenanya pola pembelajaran atau model pembelajaran harus selalu

menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Hal ini akan berdampak kepada kualitas

hasil belajar dan akan mempermudah proses belajar mengajar itu sendiri.

Sebagaimana kita ketahui bersama pola pembelajaran konvensional yang

berorientasi pada guru (Teacher centered) telah bergeser kepada pembelajaran yang

berorientasi pada siswa (Student centered)karena pola pembelajaran yang berpusat pada

guru hanya akan menghasilkan guru-guru yang pandai, akantetapi siswa yang tertinggal

karena yang aktif belajar dan bereksplorasi adalah gurunya sedangkan siswanya pasif

sehingga perlu dikembangkan pola pembelajaran yang lebih demokratis, dimana peserta

didik lebih terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran lebih

bermakna. (Rohmat: 2000, 19)

B. Rumusan Masalah

1. Pengaruh Teknologi Pembelajaran Terhadap Pola-Pola Mengajar

2. Pengertian Pola Mengajar

3. Macam-Macam Pola Pengajaran

Page 2: Pengaruh tp terhadap pola mengajar

Created By : ROMI DWI SYAHRI Page 2 http://romidwisyahr95.blogspot.com

BAB II

PEMBAHASAN

A. Peranan Teknologi Pendidikan Terhadap Pola-Pola Mengajar

Ada beberapa pendapat tentang pengertian teknologi pendidikan. Salah satu pendapat

bahwa teknologi pendidikan adalah pengembangan, penerapan dan penilaian sistem – sistem,

teknik dan alat bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar manusia. Ada pula

yang berpendapat bahwa teknologi pendidikan adalah pemikiran yang sistematis tentang

pendidikan, penerapan metode problem solving dalam pendidikan yang dapat dilakukan dengan

alat-alat komunikasi modern ( S. Nasution : 2008 ).

Pada hakikatnya teknologi pengajaran adalah suatu pendekatan yang sistematis dan kritis

tentang pendidikan. Teknologi pengajaran memandang soal belajar dan mengajar sebagai

masalah atau problema yang harus dihadapi secara rasional dan ilmiah. Istilah teknlogi berasal

dari bahasa Yunani yaitu teknologia yang menurur Webster Dictionary berarti Systematic

Treatment atau penanganan sesuatu secara sistematis, sedangkan techne sebagai dasar kata

teknologi berarti skill, science atau keahlian, keterampilan, ilmu. Jadi teknologi pendidikan

sebagai pegangan atau pelaksanaan pendidikan secara sistematis, menurut sistem tertentu yang

akan dijelaskan kemudian.

Teknologi pengajaran merupakan bagian dari teknologi pendidikan. Hal ini didasarkan

pada konsep bahwa pengajaran adalah bagian dari pendidikan. Teknologi pengajaran merupakan

satu himpunan dari proses terintegrasi yang melibatkan manusia, prosedur, gagasan, peralatan

dan organisasi serta pengelolaan cara – cara pemecahan masalah pendidikan yang terdapat di

dalam situasi belajar yang memiliki tujuan dan disengaja (Sudjana , et.al : 2001).

Dan sekarang yang sudah lama dipublikasikan oleh Depdiknas adalah pola pembelajaran

berbasis penelitian, dimana perubahan dan kreatifitas pembelajaran memang bermuara dari

penelitian. Inti dari pembelajaran berbasis riset ini dijadikan salah satu cara yang efektif untuk

mengubah pengajaran siswa dan mempraktekkan cara bagaimana belajar sambil bekerja.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berkembang pesat seiring dengan

perkembangan zaman dari waktu ke waktu. Teknologi merupakan hasil dari rekayasa manusia

yang diciptakan dan dikembangkan untuk mengatasi masalah dan keterbatasan manusia. Dalam

bidang pendidikan dan pembelajaran, secara sadar atau tidak teknologi juga telah menjadi bagian

integral. Teknologi pendidikan sangat bermanfaat untuk memperluas kesempatan belajar yang

efektif dan efisien sesuai kebutuhan dan kondisinya. Selain itu teknologi pendidikan juga

berpangaruh pada pola – pola mengajar.

Istilah pembelajaran merupakan perkembangan dari istilah pengajaran. Akan tetapi, saat

ini, istilah pembelajaran (instruction) berbeda dengan istilah pengajaran (teaching). Kegiatan

pembelajaran bukan lagi sekedar kegiatan mengajar (pengajaran) yang mengabaikan kegiatan

belajar, yaitu sekedar meyiapkan tenaga pengajaran dan melaksanakan prosedur mengajar dalam

pembelajaran tatap muka. Kata “pengajaran” lebih bersifat formal dan hanya ada di dalam

konteks guru dengan peserta didik di kelas atau sekolah. Sedangkan kata “pembelajaran” lebih

kompleks lagi dan dilaksanakan dengan pola – pola pembelajaran yang bervariasi. Kegiatan

pembelajaran tidak hanya ada di dalam konteks guru dengan peserta didik di kelas secara formal,

akan tetapi juga meliputi kegiatan – kegiatan belajar peserta didik diluar kelas yang mungkin

saja tidak dihadiri oleh guru secara fisik. Dengan demikian, kata “pembelajaran” ruang

lingkupnya lebih luas daripada kata “pengajaran”.

Page 3: Pengaruh tp terhadap pola mengajar

Created By : ROMI DWI SYAHRI Page 3 http://romidwisyahr95.blogspot.com

Pembelajaran lebih menekankan pada kegiatan peserta didik secara sungguh – sungguh

yang melibatkan aspek intelektual, emosional dan sosial. Dalam arti sempit, pembelajaran dapat

diartikan sebagai suatu proses atau cara yang dilakukan agar seseorang dapat melakukan

kegiatan belajar. Dalam arti luas, pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis

dan sistemik, yang bersifat interaktif dan komunikatif antara pendidik (guru) dengan peserta

didik, sumber belajar dan lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan

terjadinya tindakan belajar peserta didik, baik di kelas maupun diluar kelas, dihadiri guru secara

fisik atau tidak, untuk menguasai kompetensi yang telah ditentukan (Zaenal Arifin, 2009 : 10).

Sedangkan pengertian pembelajaran menurut UU RI tahun 2003 Bab 1, pasal 1, ayat 20 adalah

adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan

belajar.

Pembelajaran (instruction) merupakan akumulasi dari konsep mengajar (teaching) dan

konsep belajar (learning). Penekanannya terletak pada perpaduan antara keduanya, yakni kepada

penumbuhan aktivitas subjek didik. Konsep tersebut dipandang sebagai suatu sistem, sehingga

dalam sistem belajar ini terdapat komponen – komponennya. Komponen – komponen utama

pembelajaran antara lain yaitu : tujuan, materi /bahan ajar, metode, media dan evaluasi.

Sedangkan komponen lain dalam pembelajaran yaitu adanya peserta didik dan pendidik.

Sebagai sebuah sistem, masing – masing komponen tersebut membentuk sebuah integritas

atau satu kesatuan yang utuh. Masing – masing komponen saling berinteraksi, yaitu saling

berhubungan secara aktif dan saling mempengaruhi. Misalnya dalam menentukan bahan

pembelajaran merujuk pada tujuan yang telah ditentukan, serta bagaimana materi itu

disampaikan akan menggunakan strategi yang tepat dan didukung oleh media yang sesuai.

Dalam menentukkan evaluasi pembelajaran akan merujuk pada tujuan pembelajaran, bahan yang

disediaka, medai dan strategi yang digunakan, begitu juga dengan komponen yang lainnya saling

bergantung (interdependensi).

Pengaruh teknologi pendidikan terhadap pola-pola megajar menimbulksnKombinasi Pola

pada Sistem Pengajaran. Pola kombinasi ini merupakan dari keempat pola pengajaran

sebelumnya dalam bentuk sistem. Pengaruh lain dari teknologi pengajaran di dalam pendidikan

adalah timbulnya perubahan dalam tingkat pengambilan keputusan pengajaran pada waktu media

pengajaran dipandang sebagai alat bantu. Dengan demikian pengambilan keputusan dalam setiap

kegiatan pengajaran dilakukan oleh guru dikelas, pemakaian media atau alat peraga digunakan

atau tidak. Sulanjutnya tingkat pengambilan keputusan pengajaran mempengaruhi keputusan

pada tingkat perencanaan kurikulum.

Tampaknya lembaga pendidikan itu merupakan suatu continuum. Dimana pada

pendidikan formal yang otoritasnya ada ditangan pendidik professional dan pemerintah, dengan

penggunaan sumber belajar dan strategi instruksionalnya yang terbatas. Sedangkan pada

pendidikan yang kurang formal, otoritasnya lebih longgar, dengan penggunaan sumber belajar

dan strategi instruksionalnya berbagai bentuk.

Selain itu terdapat perubahan dalam brbagai unsur dalam proses pendidikan diantaranya adalah

1. Isi kurikulum ditentukan bersama oleh pengembang bahan dan sistem pengajaran dengan

ahli bidang studi.

2. Pada pengajaran tidak didasarkan atas interaksi guru – siswa, tetapi juga berinteraksi

dengan media. Evaluasi pengajaran lebih luas maknanya.

3. Peranan guru berubah, yang hanya memberikan pengarahan, keteladanaan serta

membangkitkan motivasi belajar kepada para siswanya.

Page 4: Pengaruh tp terhadap pola mengajar

Created By : ROMI DWI SYAHRI Page 4 http://romidwisyahr95.blogspot.com

4. Adanya realokasi dana pendidikan memungkinkan penggunaan biaya yang lebih efektif

dan efisien.

5. Adanya keleluasaan dalam penggunaan lingkungan belajar, tidak terbatas pada ruangan

kelas.

Dalam pendidikan penggunaan teknologi pengajaran dimaksudkan untuk

mengefektifitaskan upaya – upaya meningkatkan prestasi belajar siswa. Sejumlah study

dibeberapa Negara maju menemukan bahwa teknologi mengumandangkan bahwa suatu

kesempatan agar pelajar – pelajar lebih bisa memilih dan mengontrol kegiatan belajar mereka

dan mengubah serta mengembangkan kepercayaan diri ke tingkat yang lebih tinggi. Namun pada

akhirnya juga dapat menimbulkan dampak negatif yang dapat merusak mental para pelajar

dengan adanya suatu tontonan yang tidak pantas untuk dilihat oleh anak – anak tentang

kekerasan dan situs – situs pornografi. Maka dari itu untuk mengatasi hal tersebut dengan jalan

di beri pengertian bahwa hal tersebut tidak pantas dilakukan yang akan berakibat negatif dalam

kehidupan kita sendiri sehingga dapat merusak moral bangsa.

Selain itu dampak positif dari teknologi pengajaran adalah dapat membantu guru untuk

mendinamisasikan aktivitas belajar dengan media sebagai sumber belajar, dapat menyediakan

informasi dalam format – format interaktif, hypertext dan hypermedia, menyediakan ruang yang

cukup luas untuk belajar dan mengumpulkan informasi dari berbagai disiplin ilmu, dapat

mendukung nutuk mengefektifkan cara – cara pengumpulan, penyimpanan dan pengorganisasian

dan informasi serta dapat mengurangi kebosanan dalam mengerjakan tugas – tugas.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan Pengaruh Teknologi Pengajaran Terhadap Pola – Pola

Mengajar :

Pola Pengajaran Tradisional

Pola Pengajaran Dibantu Media

Pola Pengajaran Yang Merupakan Tanggungjawab Bersama Antara Guru Dan Media

Pola Pengajaran Dengan Media

Kombinasi Pola Sistem Pengajaran

Pola Pengajaran Berbasis Prinsip

B. Pola Mengajar

1. Pengertian Pola Mengajar

Dalam kamus besar bahasa Indonesia “pola“ berarti bentuk atau model. Sedangkan

mengajar adalah suatu kegiatan mengorganisasi (mengatur) lingkungan sebaik – baiknya dan

menghubungkan dengan anak sehingga terjadi proses belajar. Maka dari itu dapat disimpulkan

bahwa pola mengajar adalah suatu bentuk kegiatan dalam mengatur lingkungan sebaik – baiknya

dan menghubungkan dengan anak sehingga terjadi proses belajar.

Menurut Nana Sudjana (2003, 113) secara operasional penerapan pola pembelajaran

mempunyai ciri-ciri sebagi berikut :

Page 5: Pengaruh tp terhadap pola mengajar

Created By : ROMI DWI SYAHRI Page 5 http://romidwisyahr95.blogspot.com

Pertama, adanya sarana fisik yang meng-antara-i penyajian materi pengajaran

Kedua, kegiatan pembelajaran merupakan sistem dimana sarana fisik merupakan komponen

yang terpadu.

Ketiga, adanya serangkaian pilihan yang menghendaki perubahan fisik tempat, dan cara belajar,

hubungan siswa dan guru tidak langsung, kegiatan belajar siswa bersifat mandiri, diperlukan

tenaga pengembang pembelajaran, ahli media dan produksi, adanya perubahan peran dan

kecakapan guru, adanya keluwesan waktu dan tempat belajar.

Menurut Fatah Syukur (2005,138) pola mengajar pada formal step, morrison plan,

CSRC, dan pembelajaran unit sudah menggunakan pola komunikasi dua arah, dan sudah

berpusat pada peserta didik (Student centered) dimana peserta didik memperoleh pengetahuan

didalam kelas dibawah bimbingan guru atau dengan bantuan temannya sendiri, terjadilah proses

saling bertukar pikiran atau saling memberi informasi yang mematangkan si peserta didik. Pola

komunikasi ini terbagi menjadi tiga yaitu ;

a. Jalur dua arah Guru dan anak didik

Si anak punya kesempatan untuk bertanya, mengajukan pendapat, keberatan atau setuju

tentang apa-apa yang disampaikan kepadanya, tentang apapun yang terjadi dalam proses

belajar mengajar.

b. Jalur dua arah guru-anak didik dan anak berdampingan

Jalur ini lebih memberi kesempatan lagi kepada anak didik tidak hanya kepada guru dia

menanyakan dan mengemukakan pendapatnya, akantetapi juga kepada teman-teman yang

duduk di kanan-kirinya.

c. Jalur dua arah guru anak didik dan antara anak didik

Ini dapat menghasilkan hasil belajar yang lebih berarti, berdaya guna dan lebih bermanfaat

bagi masyarakat karena anak didik bisa menegemukakan pendapatnya kepada guru, sesama

teman, dan diberi kesempatan bertanya pada masyarakat kemudian bertanya kembali kepada

teman dan gurunya diruang kelas.

2. Macam-Macam Pola Pengajaran

Aplikasi pendekatan sistem dalam teknologi pembelajaran memberikan pengaruh

terhadap pola-pola pembelajaran. Adanya berbagai komponen sistem pembelajaran dan

kombinasi diantara komponen-komponen sistem itu merupakan salah satu bentuk pengaruh

tersebut. Demikian pula adanya sistem pengembangan dan pengelolaan didalam proses belajar

mengajar, misalnya kegiatan menilai kebutuhan belajar, penyusunan katalog media, pengelolaan

fasilitas dan sumber belajar, serta kegiatan-kegiatan khusus lainnya merupakan bukti dari

pengaruh teknologi pembelajaran. Pengaruh yang bersifat mendasar terletak pada pengembangan

pola pembelajaran, pengambilan keputusan pembelajaran, serta tumbuhnya berbagai bentuk

lembaga pendidikan dan latihan. (Nana Sudjana:2003,110)

Menurut Oemar Hamalik (2002, 59) beberapa pola mengajar dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Pola Pembelajaran sederhana

Pola ini terdiri dari komponen-komponen sebagi berikut :

1) Pola ini terdiri dari komponen-komponen sebagi berikut :

2) Tujuan Instruksional yang dirumuskan secara khusus dan operasional

3) Perilaku dasar siswa (entry behavior) yang perlu dikenali sebelum pembelajaran dimulai.

4) Prosedur instruksional yang meliputi penilaian materi pelajaran, metode mengajar, media

pembelajaran, dan waktu yang disusun berdasarkan tujuan instruksional

5) Penilaian untuk mengetahui keberhasilan siswa atau tercapainya tujuan instruksional

Page 6: Pengaruh tp terhadap pola mengajar

Created By : ROMI DWI SYAHRI Page 6 http://romidwisyahr95.blogspot.com

6) Balikan, yaitu informasi yang diperoleh melalui prosedur penilaian yang pada gilirannya

memberikan umpan balik terhadap tujuan instruksional, perilaku awal, dan prosedur

instruksional.

Menurut Fatah Syukur (2005,137) pada pola pembelajaran sederhana ini komunikasi

yang terjalin adalah satu arah dengan guru sebagai pusatnya (Teacher centered), dimana guru

menyampaikan pelajaran dengan berceramah dan peserta didik mendengarkan dan mencatat

(anak didik pasif), gurulah yang merencanakan, mengendalikan dan melaksanakan segala

sesuatu. Pola ini banyak kelemahannya diantaranya adalah : suasana kelas kaku, guru cenderung

otoriter sebab hubungan guru dengan anak didik seperti majikan dan bawahan, anak didik sudah

faham apa belum tentang materi yang disampaikan guru tidak bisa mengetahui dengan cepat.

Dalam pola pengajaran tradisional ini, pengajar (atau guru) memegang peran utama

dalam menentukan isi dan metode pengajaran, termasuk dalam menilai kemajuan belajar siswa.

Guru merupakan satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Dalam pola interaksi edukatif ini, guru

kelas mendominasi kegiatan belajar mengajar.

Pola pengajaran seperti ini belum atau tidak memberikan peluang pada penggunaan

teknologi dalam pengajaran. Buku-buku, papan tulis, media pengajaran, perpustakaan belum

berperan dalam proses belajar mengajar. Pola pengajaran seperti tidak tidak memberikan ruang

bagi pengembangan teknologi dalam pengajaran.

Pola pengajaran tradidional dalam pengajaran bahasa asing akan lebih bertumpu pada

keterampilan menulis. Keterampilan menyimak dan berbicara hanya kadang-kadang. Pola

pengajaran tradisional atau sederhana dapat dilihat sebagai berikut.

b. Pola pembelajaran formal step

Pola ini dikembangkan oleh J. Herbart yang dilandasi oleh teori belajar asosiasi.

Menurut Oemar Hamalik (2002, 60) pola mengajar ini terdiri atas lima langkah sebagai berikut :

1) Persiapan (preparation) Pada langkah ini guru berusaha mengungkapkan kembali bahan

apersepsi. Tujuannya adalah untuk membangkitkan kembali minat siswa terhadap

pelajaran yang telah disajikan. Untuk itu guru dapat mengajukan pertanyaan yang

mengundang jawaban, atau mengajukan suatu masalah yang meminta pemikiran dan

pemechan oleh siswa.

2) Penyajian (presentation). Pada langkah ini guru menyampaikan bahan baru kepada kelas

berupa bahan pokok, dilengkapidengan contoh dan ilustrasi

3) Asosiasi dan perbandingan (association and comparation). Guru menghubungkan bahan

yang terkait, baik dengan materi pelajaran lainnya maupun dengan hal-hal praktis di

masyarakat. Juga diadakan perbandingan antar berbagai materi yang dianggap penting

oleh guru. Tujuan langkah ini adalah untuk merencanakan bahan pelajaran baru.

4) Kesimpulan (generalization). Guru bersama para siswa mengambil kesimpulan

berdasarkan bahan pelajaran yang baru saja disajikan. Tujuan langkah ini adalah

menentukan generalisasi konsep dan prinsip yang telah disajikan.

Page 7: Pengaruh tp terhadap pola mengajar

Created By : ROMI DWI SYAHRI Page 7 http://romidwisyahr95.blogspot.com

5) Penerapan (application). Pada langkah ini guru memberikan tugas kepada siswa atau

sejumlah pertanyaan ulangan. Tujuan langkah ini adalah untuk mengetahui tingkat

penguasaan siswa terhadap pelajaran yang baru saja disampaikan oleh guru.

Pola ini sudah terpengaruh oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi

dalam sistem pembelajaran dimana proses pembelajaran sudah menggunakan alat bantu berupa

media walaupun pengajar masih merupakan faktor yang utama dalam menentukan keberhasilan

pendidikan. Sumber belajar sudah mulai bervariasi yaitu berupa bahan pelajaran, perangkat

keras, teknik dan latar kegiatan belajar, Morris menyebut pola pembelajaran ini sebagai

“pembelajaran dengan media”. (Rohmat: 2010,89), (Nana Sudjana, 2003, 110).

c. Pola pembelajaran Morrison plan

Pola ini dipengaruhi oleh psikologi gestalt. Urutan prosedur ini menurut Oemar

Hamalik (2002, 61) adalah sebagai berikut :

1) Eksplorasi. Pada langkah ini guru melakukan penjajakan terhadap pengalaman-

pengalaman siswa dan menghubungkannya dengan unit

2) Presentasi. Pada langkah ini guru menyajikan garis besar tentang unit yang akan

dilaksanakan.

3) Asimilasi. Pada langkah pelaksanaan unit siswa mempelajari masalah tersebut dan

mempelajari bahan-bahan dari berbagai sumber serta berusaha menguasainya hingga

menjadi miliknya.

4) Organisasi. Anak diberi kesempatan untuk mengungkapan, baik lisan maupun tulisan

materi yang telah dikuasainya yang disusun dalam satu kesatuan.

5) Resitasi, pada langkah ini diadakan penilaian. Tujuannya untuk melengkapi bukti-bukti

bahwa dia benar-benar telah memahami unit tersebut.

Menurut Rohmat (2010, 90) Pola pembelajaran ini sudah memanfaatkan sistem

instruksional yang lengkap, dimana pengajar terlibat aktif dalam merancang, menilai,

menyeleksi, dan berperan aktif dalam fungsi pemanfaatan. Sebagian besar proses pembelajaran

diberikan melalui sistem instruksional yang telah dirancang sebelumnya dan terdiri dari

komponen sistem instruksional yang bukan manusia (bahan, alat, teknik, latar dan pesan ).

Pola pembelajaran ini merupakan pengembangan dari pola sebelumnya yang sudah membakukan

masukan (input) kedalam sistem pembelajarn. Ternyata, disadari bahwa masukan (input) saja

belum dapat menjamin hasil belajar yang optimal . Oleh sebab itu dipandang perlu adanya

standarisasi didalam proses belajar mengajar dengan cara memprogram lebih baik proses

tersebut. Timbul kecenderungan sistem belajar mandiri didalam program yang terstruktur.

d. Pola pembelajaran diajukan oleh (CRSC) The Commission on the Relation of School and

College

Selanjutnya menurut Oemar Hamalik (2002,61), bahwa pola mengajar ini terdiri dari

tiga langkah sebagi berikut :

1) Menyiapkan masalah, yakni mencari kriteria untuk merumuskan masalah

2) Periode kerja, yakni tahap pelaksanaanpara siswa bekerja.

3) Tahap kulminasi , yakni siswa melakukan berbagai kegiatan seperti laporan individu dan

kelompok, dramatisasi dan penilaian

Pola pembelajaran ini sebenarnya diilhami dengan semakin meningkatnya kebutuhan

terhadap kegiatan pembelajaran, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, maka dirasakan

Page 8: Pengaruh tp terhadap pola mengajar

Created By : ROMI DWI SYAHRI Page 8 http://romidwisyahr95.blogspot.com

terbatasnya tenaga pengajar, sedangkan menambah tenaga pengajar baru yang berkualitas tidak

mudah dalam waktu cepat, untuk itu perlu dilaksanakan gantinya, yaitu dengan memperbanyak

hasil karya yang bermutu dalam bentuk media pembelajaran. Guru diberi tugas tambahan untuk

merancang bahan pelajaran secara sistematis dan terfokus dalam bentuk modul atau paket

belajar. Dalam situasi tertentu apabila siswa memiliki tanggung jawab dan disiplin yang tinggi

dan pola pikir yang maju maka proses interaksi belajar bisa dilaksanakan kapan saja tanpa harus

bertatap muka secara langsung. Kehadiran guru bisa digantikan dengan media yang

diciptakannya. Media tersebut disebut guru-media. (Nana Sudjana: 2003, 112).

e. Pola pembelajaran Unit

Pola pembelajaran unit menurut Oemar Hamalik (2002, 61) pada dasarnya adalah suatu

sistem belajar yang bertitik tolak dari suatu masalah, topik atau proyek yang bertujuan

membentuk pribadi siswa yang terintegrasi secara harmonis, yang mampu menghadapi berbagai

macam problem sesuai dengan kemampuan individual, dan berorientasi pada kehidupan

masyarakat dan menuntut kearifan secara seimbang antara guru dan siswa dan dilaksanakan

secara terpadu, bertahap dan berkesinambungan.

Menurut Nana Sudjana (2003, 112) Pola ini sebenarnya adalah kombinasi dari ke-empat pola

diatas yang mungkin dilaksanakan dalam suatu sistem pembelajaran.

Menurut Oemar Hamalik (2002, 61-62) ada beberap prinsip dalam pembelajaran unit,

yaitu dilandasi oleh teori belajar gestalt dan field theory yang memandang seluruh aspek

kehidupan peserta didik secara utuh dan menyeluruh (holistic integralistic)l dan tidak terpisah

sendiri-sendiri baik lingkungan intelektual, sosial, emosional, jasmani dan rohani. Guru, siswa

dan masyarakat bekerjasama memberikan pengalan langsung yang nyata serta melatih cara

berpikir dan memecahkan masalah secara kreatif, reflektif dan menyeluruh.

Pola pembelajaran unit terdiri dari :

1) Perencanaan umum, yakni unit sumber yang selanjutnya dijabarkan menjadi perencanaan

unit kerja (teaching unit)

2) Pelaksanaan unit yang meliputi tahap kegiatan pokok, yakni :

a) Kegiatan pendahuluan

b) Kegiatan inti (pengembangan)

c) Kegiatan kulminasi

d) Kegiatan tindak lanjut

3) Kegiatan belajar mengajar dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Kegiatan orientasi pelajaran

b) Kegiatan perencanaan guru-siswa

c) Kegiatan mencari dan menghimpun informasi dari berbagai sumber

d) Kegiatan menggunakan informasi (praktik)

e) Kegiatan penilaian hasil belajar

f) Kegiatan pelaporan (termasuk juga kegiatan pameran)

g) Kegiatan tindak lanjut

4) Evaluasi pembelajaran unit yang meliputi :

a) Evaluasi perencanaan unit

b) Evaluasi pelaksanaan unit

c) Evaluasi hasil belajar siswa.

Page 9: Pengaruh tp terhadap pola mengajar

Created By : ROMI DWI SYAHRI Page 9 http://romidwisyahr95.blogspot.com

f. Pola Kombinasi

Pola pengajaran kombinasi ini tentu saja merupakan pola pengajaran yang

menggabungkan pola-pola yangtelah disebutkan. Pola pengajaran seperti ini dapat ditemui dalam

lingkungan sekolah (baca: bukan lingkungan kelas) dan pendidikan luar sekolah (PLS). Pola

kombinasi keempat pola pengajaran dalam suatu sistem pengajaran dapat dilihat pada bagan

brikut ini

Pola kombinasi ini berlangsung dalam lingkungan sekolah, namun bila pola

pembelajaran diartikan secara luas termasuk juga didalamnya konteks pendidikan luar sekolah,

maka menurut Nana Sudjana (2003, 112) peranan guru dalam setiap pola adalah sebagai berikut :

1. Sumber belajar hanya orang saja, yaitu guru sebagimana yang terjadi disekolah-sekolah

tradisional. Dalam pola interaksi edukatif ini guru kelas mendominasi kegiatan belajar-

mengajar. Guru adalah satu-satunya sumber belajar bagi siswa.

2. Kemudian sumber belajar berupa guru dibantu oleh sumber lainnya, yaitu media

pembelajaran. Dalam pola ini guru masih tetap memegang peranan penting dalam

mengontrol kegiatan pembelajaran namun tidak mutlak karena sudah didukung oleh sumber

belajar lain.

3. Guru bersama sumber belajar lainnya bertanggung jawab didalam mengendalikan kegiatan

pembelajaran. Dalam hal ini guru mengontrol disiplin dan minat belajar siswa, sedangkan

sumber lainnya mengontrol penyajian materi pelajaran secara efektif dan efisien.

4. Sumber belajar saja tanpa kehadiran guru dalam bentuk pembelajaran melalui media,

misalnya dengan menggunakan modul, e-learning dll.

5. Pola pembelajaran kelima merupakan kombinasi dari keempat pola pembelajaran

sebelumnya dalam bentuk sistem,

g. Pola Pengajaran Dengan Media

Dalam situasi belajar tertentu yaitu apabila para siswa sudah mempunyai disiplin tinggi

dalam belajar, latar belakang pengalaman belajar yang cukup serta pola berfikir yang sudah

matang, maka interaksi belajar – mengajar bisa dilakukan antara siswa dengan media pengajaran

yang sudah dipersiapkan oleh para ahli media. Dengan demikian, kehadiran guru di kelas

digantikan oleh media yang di ciptakannya. Media tersebut disebut media guru. Kombinasi Pola

Sistem Pengajaran Pola kombinasi ini berlangsung dalam lingkungan sekolah.

Namun, pengajaran diartikan secara luas juga dalam konteks pendidikan luar sekolah.

(Nana Sujana. 2003. Teknologi pengajaran) Pola Pengajaran Berbasis Prinsip Penelitian atau

riset adalah pencarian atas sesuatu secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian itu

Page 10: Pengaruh tp terhadap pola mengajar

Created By : ROMI DWI SYAHRI Page 10 http://romidwisyahr95.blogspot.com

dilakukan terhadap masalah – masalah yang dapat dipecahkan ( Kamal,Yusuf. 2008. Makalah

yang disampaikan dalam seminar nasional, tanggal 9 nopember 2008 ). Pola ini bisa dijadikan

salah satu cara yang efektif untuk mengubah pengajaran siswa dan mempraktekkan cara

bagaimana belajar sambil bekerja ( Klinger.1999)

Pola pengajaran ini muncul sebagai jawaban akan semakin meningkatnya kebutuhan

dalam kegiatan belajar mengajar, baik dari segi jumlah maupun mutu. Munculnya tuntutan

profesionalisme tenaga pengajar dalam rangka standaraisasi mutu, memberi dampak

berkurangnya tenaga guru yang berkualitas tinggi. Jadi jumlah tenaga pengajar yang terbatas

juga turut memberi andil akan hadirny pola pengajaran ini. Sementara penambahan jumlah

tenaga pengajar professional tidak dapat dilakukan secara kilat. Maka muncul upaya untuk

menemukan dan mengembangkan media pengajaran.

Lalu di mana letak tugas pengajar pada pola ini? Tenaga pengajar yang profesional dapat

diberi tugas untuk mempersiapkan bahan pengajaran secara sistematis dan terprogram dalam

bentuk modul atau paket belajar. Keadaan siswa yang telah cenderung belajar dengan sistem

mandiri, akan memudahkan mereka dalam berinteraksi langsung dengan media pengajaran yang

telah dipersiapkan oleh para ahli media dan guru.

Dalam pengajaran bahasa asing, pola ini tidak mewajibkan bahkan meniadakan kehadiran

guru. Pengajaran berlangsung dengan media pengajaran, misalnya dalam proses belajar mengajar

dengan modul, mesin pengajaran, dan pengajaran berprogram dalam belajar mandiri. Kelemahan

dari pola ini adalah bahwa dalam kenyataanya, media tidak dapat mendidik siswa. Dengan pola

pengajaran ini, kehadiran guru dapat digantikan oleh media yang diciptakannya. Media tersebut

adalah guru-media dengan bagan yang dapat dilihat sebagai berikut :

h. Pola Pengajaran Yang Merupakan Tanggung Jawab Bersama Antara Guru Dan Media.

Dalam hal ini perlu dipersiapkan sumber belajar tertentu secara khusus yang dapat

digunakan oleh para siswa pada kegiatan pengajaran secara langsung. Sumber belajar berbentuk

media yang dirancang khusus oleh sekelompok ahli media pengajaran, yang akan berinteraksi

dengan para siswa secara tak langsung melalui media pengajaran tersebut. Pada pola ini, guru

kelas mengontrol disiplin dan minat belajar siswa, sedangkan sumber belajar lainnya mengontrol

penyajian materi pelajaran secara efektif dan efisien. Guru dan ahli media saling berinteraksi

dengan siswa berdasarkan satu tanggung jawab bersama.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa implikasi meluasnya cakrawala

umat manusia dalam ilmu pengetahuan. Generasi saat ini harus lebih banyak belajar daripada

generasi masa lalu. Demikian pula generasi yang akan dating juga harus menjadi generasi

terdidik yang dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi.

Implikasi yang ditimbulkan dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta

perkembangan umat manusia dari generasi ke generasi juga menuntut system pendidikan dan

kepelatihan yang sangkil dan mangkus. Segala macam pengetahuan dan pesan, baik yang verbal

maupun nonverbal, perlu ditransformasikan dalam sistem baru. Oleh sebab itu, maka kemudian

Page 11: Pengaruh tp terhadap pola mengajar

Created By : ROMI DWI SYAHRI Page 11 http://romidwisyahr95.blogspot.com

media bukan saja merupakan hasil pengetahuan manusia, namun juga merupakan sarana

mengkomunikasikan pengetahuan dan pesan tersebut. Terlebih lagi, bentuk tranformasi tersebut

juga dapat sebagai sarana mengembangkan keterampilan khusus dengan menggunakan teknik-

teknik mutakir.

Standarisasi pada input yang telah muncul pada pola pengajaran yang dibantu dengan

media, pada perkembangannya ternyata belum dapat menjamin hasil belajar yang optimal. Oleh

sebab itu diperlukan standarisasi lain dalam proses belajar mengajar. Muncullah kecenderungan

sistem belajar mandiri. Sifat kemandirian tersebut memerlukan sumber belajar lain (baca: selain

guru) yang dirancang khusus agar dapat dipergunakan dalam proses belajar secara langsung.

Sumber belajar tersebut berbentuk media yang disusun oleh sekelompok ahli media. Jadi pola

pengajaran yang terbentuk ini adalah pola yang menghadirkan guru di satu sisi, dan guru dengan

media di sisi lain, dan bersama-sama berinteraksi dengan siswa. Dalam hal ini, kehadiran guru

berfungsi untuk melakukan control terhadap disiplin dan minat belajar siswa. Sumber belajar

yang berbentuk media akan mengontrol penyajian materi pelajaran.

Dalam pengajaran bahasa asing, guru akan tetap muncul dan hadir di kelas, namun media

juga turut dikembangkan dengan detil secara bersama-sama. Terlebih lagi dalam pengajaran

keterampilan berbahasa, yang menuntut penguasaan reseptif maupun produktif lisan dan tulis.

Guru dan ahli media akan bersama-sama bertanggung jawab dalam proses pengajaran seperti

yang tampak pada pola beriku ini.

i. Pola Pengajaran Berbasis Prinsip

Penelitian atau riset adalah pencarian atas sesuatu secara sistematis dengan penekanan

bahwa pencarian itu dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan (KAMAL,

Yusuf, 2008.Makalah yang disampaikan dalam seminar nasional, tanggal 9 November 2008).

Pola ini bisa dijadikan salah satu cara yang efektif untuk mengubah pengajaran siswa dan

mempraktekkan cara bagaimana belajar sambil bekerja (Klinger, 1999).

j. Pola pengajaran Dibantu Media

Perkembangan ilmu pengetahuan telah mempengaruhi pola pengajaran, sehingga timbul

kecenderungan membakukan masukan atau standarisasi input ke dalam sistem pengajaran.

Sementara itu, perkembangan teknologi, khususnya perlengkapan media dan fasilitas pengajaran

juga mengalami kemajuan.

Page 12: Pengaruh tp terhadap pola mengajar

Created By : ROMI DWI SYAHRI Page 12 http://romidwisyahr95.blogspot.com

Kecenderungan pembakuan ini selain dikarenakan alas an ekonomis, namun juga

memberikan keuntungan lain, yaitu memudahkan adanya perbaikan control dalam proses

pengajaran. Standarisasi ini berlaku untuk pengadaan buku-buku sekolah, desain gedung dan

fasilitas sekolah, bentuk papan tulis, media instruksional, perpustakaan, dan laboratorium.

Dampak munculnya input dalam pengajaran ini, maka pola pengajaran mempunyai

komponen-komponen baru berupa peralatan yang dipergunakan oleh guru sebagai sarana untuk

membantu pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Alat bantu pengajaran tersebut kemudian

dikenal sebagai media pengajaran.

Munculnya media pengajaran merupakan sumber belajar lain selain guru di dalam pola

pengajaran model ini. Dalam pola ini, guru masih tetap memegang peranan menentukan dalam

mengontrol kegiatan belajar mengajar di kelas, namun tidak mutlak 100% karena sudah

didukung oleh sumber belajar lain, yaitu media.

Dalam pengajaran bahasa asing, guru juga dituntut untuk mampu mengoperasikan media

pengajaran yang ada, baik yang tinggal memanfaatkan ataupun media yang harus dibuat. Adapun

pola pengajaran yang dibantu dengan media adalah sebagai berikut.

3. Peranan Guru Dalam Beberapa Pola Pemebelajaran

Pola Pengajaran Tradisional. Dalam pola interaksi edukatif guru berperan sebagai satu –

satunya sumber belajar sehingga guru mendominasi kegiatan belajar mengajar.

Pola Pengajaran Dibantu Media. Dalam pola ini guru tetap memegang peranan penting dalam

mengontrol kegiatan pengajaran dikelas, namun tidak mutlak lagi karena sudah didukung oleh

media lain. Pola Pengajaran Merupakan Tanggungjawab Bersama Antara Guru Dan Media

Dalam hal ini guru kelas mengontrol disiplin dan melihat belajar siswa, sedangkan media

mengontrol penyajian materi pelajaran secara efektif dan efisien.

Pola Pengajaran Dengan Media. Sumber balajar saja tanpa hadirnya guru dalam bentuk

pengajaran melalui media. Misalnya dengan menggunakan modul. Namun pada kenyataannya

media pengajaran tersebut tidak bisa mendidik siswa.

Kombinasi Pola Sistem Pengajaran. Arus balik dan evaluasi dalam pola ini secara

operasionalnya saling melengkapi satu sama lainya.

Pola Pengajaran Merupakan Tanggung jawab Bersama Antara Guru Dan Media. Guru

mengontrol disiplin dan minat belajar siswa, sedangkan media mengontrol penyajian secara

efektif dan efisien.

pengembangan pola mengajar, pengambilan keputusan pengajaran serta tumbuhnya berbagai

bentuk lembaga pendidikan dan latihan. Pengaruh teknologi pengajaran terhadap pola – pola

mengajar.

Page 13: Pengaruh tp terhadap pola mengajar

Created By : ROMI DWI SYAHRI Page 13 http://romidwisyahr95.blogspot.com

BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pola atau model pembelajaran

sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran itu mencapai tujuan yang

diharapkan, oleh karenanya pola pembelajaran atau model pembelajaran harus selalu

menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Hal ini akan berdampak kepada kualitas hasil

belajar dan akan mempermudah proses belajar mengajar itu sendiri.

Telah terjadi pergeseran makna pola pembelajaran, yaitu dari pola pembelajaran

konvensional yang berorientasi pada guru (Teacher centered) kepada pola pembelajaran yang

berorientasi pada siswa (Student centered) dimana pola pembelajarannya lebih demokratis agar

peserta didik lebih terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran lebih

bermakna.

Page 14: Pengaruh tp terhadap pola mengajar

Created By : ROMI DWI SYAHRI Page 14 http://romidwisyahr95.blogspot.com

DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar, 2002, Psikologi Belajar dan Mengajar, cet-3, Bandung, Sinar Baru Algensindo

Harjanto, 2005, Perencanaan Pembelajran, Jakarta: Rineka Cipta.

http://blog.student.uny.ac.id/septiana21/2012/10/29/e-learning/ (25 November 2013)

Rohmat, 2000. Teknologi Pembelajaran Suatu Pengantar, Surakarta, STAIN Surakarta

Rohmat, 2010. Terapan Teknologi Instruksional Dalam Proses Pembelajaran, Yogyakarta,

Logung Pustaka

Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta :

Raja Grafindo Persada

Sudjana, Nana & Rivai, Ahmad. Teknologi Pengajaran.

Sudjana, nana dan Ahmad Rifai, 2003, Teknologi Pembelajaran, cet-4, Bandung, Sinar Baru

Algensindo

Syukur, Fatah, 2005, Teknologi Pendidikan, Semarang, Rasail

Tagliante, Christine. 1994. La Classe de Langue. Paris: CLE-International

Pendidikan.(online). Tersedia: http://umilestari67.wordpress.com/2011/04/03/makalah-dampak

teknologi-informasi-dan-komunikasi-tik-terhadap-aktivitas-pendidikan/ (25 November

2013)