pengaruh suplementasi mineral (ca, na, p, cl) dalam
TRANSCRIPT
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL (Ca, Na, P, Cl) DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS DAN IOFC
BURUNG PUYUH (Coturnix – coturnix japonica) UMUR 0 – 42 HARI
O L E H
ZAKIYAH NASUTION 030306013
DEPARTEMEN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL (Ca, Na, P, Cl) DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANCE DAN IOFC
BURUNG PUYUH (Coturnix – coturnix japonica) UMUR 0 – 42 HARI
O L E H
ZAKIYAH NASUTION 030306013
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mengikuti Ujian Akhir Di Departemen Peternakan Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan
DEPARTEMEN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
Judul Penelitian : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca,Na,P,Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans dan IOFC Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) umur 0 – 42 hari
Nama : Zakiyah Nasution
NIM : 030306013
Departemen : Peternakan
Program Studi : Produksi Ternak
Disetujui oleh : Komisi Pembimbing
( Ir. Roeswandi ) Ketua Anggota
( Ir. Nurzainah Ginting, MSc )
Mengetahui Oleh :
( Dr. Ir. Zulfikar Siregar, MPKetua Departemen
)
Tanggal Acc :
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
ABSTRAK Zakiyah Nasution, 2007. “Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Terhadap Performans dan IOFC Burung puyuh (Coturnix-coturnix japonica) umur 0-42 hari”. Dibawah bimbingan bapak Ir. Roeswandy sebagai ketua komisi pembimbing dan ibu Ir. Nurzainah Ginting, MSc sebagai anggota komisi pembimbing.
Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Biologi ternak Departemen Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Jln. Prof. A.Sofyan No. 3 Medan. Dari bulan Juni 2007 sampai Agustus 2007. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh suplementasi mineral (Ca, Na, P, Cl) dalam ransum terhadap performans burung puyuh (Coturnix-coturnix japonica) pada umur 0 – 42 hari. Rancangan Acak Lengkap (RAL) digunakan dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan, setiap ulangan terdiri dari 7 ekor puyuh sehingga jumlah keseluruhan 140 ekor. Perlakuanya adalah R0 = Kontrol (pakan produksi C.P.I), R1 = 37,5 g Ca + 0.00035 g Na, R2 = 75 g Ca + 0.0007 g Na, R3 = 10 g P + 0,00015 g Cl, R4 = 20 g P + 0,0003 g Cl. Data dianalisis dengan sidik ragam dengan parameter konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum dan income over feed cost. Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa rataan konsumsi ransum tertinggi terdapat pada perlakuan R2 sebesar 77.34 gram/ekor/minggu dan terendah pada perlakuan R0 sebesar 68.67 gram/ekor/minggu. Rataan pertambahan bobot badan tertinggi terdapat pada perlakuan R0 sebesar 22,46 g/ekor/minggu dan terendah pada perlakuan R2 sebesar 19,20 gram/ekor/minggu. Rataan konversi tertinggi terdapat pada perlakuan R2 sebesar 4,29 dan terendah pada perlakuan R0 sebesar 3,13. Rataan IOFC tertinggi pada perlakuan R0 sebesar Rp 5794/ekor dan terendah terdapat pada perlakuan R4 sebesarRp -5382/ekor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh suplementasi mineral (Ca, Na, P, Cl) sama baiknya dengan pakan komersil C.P.I terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum namun memberikan pengaruh yang sangat nyata terhada icome over feed cost burung puyuh pada umur 0-42 hari.
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
ABSTRACT Zakiyah Nasution, 2007.”The Influence of suplementation essensial elements (Ca,Na,P,Cl) on the performance and IOFC of quail (Coturnix-coturnix japonica) 0-42 days age”. Under adviced of Ir. Roeswandy as supervisor and Ir. Nurzainah Ginting, MSc as co- supervisor.
This research was held on the Biology Laboratory of animal science, Departement of Agriculture, North Sumatera University, Jln. Prof. Dr. A. Sofyan no.3 Campus Medan. From June 2007 to August 2007. The objectives of this research were to cover the influence of suplementation essensial elements (Ca, Na ,P, Cl) on feed consumtio, average daily gain (ADG) feed conversion ratio (FCR) and Income Over Feed Cost (IOFC) of quail 0-42 days of age.
Completely randomized design (CRD) was use with five treatments and four replications each replications consist of sevent. The treatmens were R0 (product C.P.I), R1 = 37,5 g Ca + 0.00035 g Na, R2 = 75 g Ca + 0.0007 g Na, R3 = 10 g P + 0,00015 g Cl, R4 = 20 g P + 0,0003 g Cl.Analysis of variance (ANOVA) statistically was used to analize the observations data on the variables, i.e. feed consumtion, average daily gain (ADG), feed conversion ratio (FCR) and income over feed cost (IOFC). The result showed that the highest average feed intake was found in treatment R2 (75 g Ca + 0.0007 g) for 77.34 g/quail/week and the lowest one was found in treatment R0 (product C.P.I) for 69.82 g/quail/week. The higest of ADG was found in treatment R0 22,46 g/quail/week and the lowest one was found in treatment R2 19,20. The higest average of FCR was found in treatment R2 for 4,29, and the lowest one was found in treatment R0 for 3,13. The highest of IOFC was found in treatment R0 for Rp5794 and the lowest one was found in treatment R4 Rp- 5358,2. The result of this research indicated that conventional feed stuff is as good as treatments feed stuff on feed consumtion, overage daily gain (ADG) and feed conversion ratio (FCR) of quail.
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT, atas
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan hasil penelitian ini.
Adapun judul penelitian ini adalah “ Pengaruh Suplementasi Mineral
(Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans dan IOFC
Burung Puyuh (Coturnix– coturnix japonica) umur 0 – 42 hari ” dimana
penelitian ini adalah tahap pertama dari serangkaian peristiwa yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh penambahan mineral terhadap pembentukan kelamin
puyuh. Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
sarjana pada Departemen Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera
Utara, Medan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada bapak Ir. Roeswandi selaku ketua
pembimbing dan Ibu Ir. Nurzainah Ginting, MSc selaku anggota pembimbing,
atas bantuan yang diberikan dalam penulisan hasil penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan hasil ini masih belum sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
perbaikan dikemudian hari. Penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat
bagi semua yang memerlukan.
Medan, Agustus 2007
Penulis
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
Hal. ABSTRAK ..................................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL.............................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... vii
PENDAHULUAN Latar Belakang .................................................................................... 1 Tujuan Penelitian ................................................................................. 4 Hipotesis Penelitian ............................................................................. 5 Kegunaan Penelitian ............................................................................ 5
TINJAUAN PUSTAKA Burung Puyuh...................................................................................... 6 Kebutuhan Nutrisi Burung Puyuh ........................................................ 8
Protein dan Energi ........................................................................ 8 Lemak .......................................................................................... 9 Air ................................................................................................ 9
Mineral ................................................................................................ 9 Konsumsi Ransum ............................................................................... 15 Pertambahan Bobot Badan ................................................................... 16 Konversi Ransum ................................................................................ 17 Income Over Feed Cost (IOFC) ........................................................... 18
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 19 Bahan dan Alat Penelitian .................................................................... 19
Bahan Penelitian ........................................................................... 19 Alat Penelitian .............................................................................. 19
Metode Penelitian ................................................................................ 20 Parameter Penelitian ............................................................................ 21 Pelaksanaan Penelitian......................................................................... 22
Persiapan Kandang ....................................................................... 22 Random Puyuh ............................................................................. 22 Penyusunan Ransum ..................................................................... 22 Pengambilan Data ......................................................................... 22
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil .................................................................................................... 24 Konsumsi Ransum ........................................................................ 24 Pertambahan Bobot Badan ............................................................ 24
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
Konversi Ransum ......................................................................... 25 Income Over Feed Cost ................................................................ 26
Pembahasan ......................................................................................... 27 Konsumsi Ransum ........................................................................ 27 Pertambahan Bobot Badan ............................................................ 28 Konversi Ransum ......................................................................... 29 Income Over Feed Cost (IOFC) .................................................... 30 Rekapitulasi Hasil Penelitian ........................................................ 32
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ........................................................................................ 33 Saran ................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Hal.
1.
Perbedaan susunan protein dan lemak telur puyuh dibandingkan dengan telur ternak unggas lain…………………………………... 7
2. Kebutuhan zat–zat makanan dalam ransum burung puyuh (Coturnix – coturnix japonica) untuk daerah tropis…………....... 12
3. Defisiensi Mineral........................................................................... 13
4. Suplementasi mineral makro dan mikro untuk ternak.................... 14
5. Jumlah ransum yang diberikan per hari menurut umur puyuh........ 15
6.
Rataan konsumsi ransum burung puyuh selama 6 minggu (g/ekor/minggu)............................................................................... 24
7.
Rataan pertambahan bobot badan burung puyuh selama 6 minggu (g/ekor/minggu)............................................................................... 25
8. Rataan konversi ransum burung puyuh selama 6 minggu............... 25
9. Rataan IOFC burung puyuh selama 6 minggu................................ 26
10.
Analisis keragaman konsumsi ransum burung puyuh selama 6 minggu............................................................................................. 27
11.
Analisis keragaman pertambahan bobot badan burung puyuh selama 6 minggu.............................................................................. 28
12.
Analisis keragaman konversi ransum burung puyuh selama 6 minggu............................................................................................. 29
13. Analisis keragaman IOFC burung puyuh selama 6 minggu........... 30
14 Uji BNT untuk IOFC burung puyuh 31
15. Rekapitulasi hasil penelitian .......................................................... 32
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Hal.
1.
Data rataan konsumsi ransum burung puyuh selama 6 minggu (g/ekor/minggu)............................................................................... 35
2.
Data pertambahan bobot badan burung puyuh selama 6 minggu (g/ekor/minggu)............................................................................... 36
3.
Data rataan konversi ransum burung puyuh selama 6 minggu....... 37
4.
Data rataan IOFC burung puyuh selama 6 minggu.........................
38
5. Kandungan nutrisi pakan burung puyuh......................................... 39
6. Kadar mineral Na, Ca, P, Cl dalam bahan yang digunakan............ 40
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Puyuh merupakan salah satu komoditi unggas yang semakin populer
dimasyarakat. Hal ini terbukti dengan banyaknya masyarakat yang berminat
untuk memelihara puyuh dan meningkatnya masyarakat yang mengkonsumsi
produk–produk yang dihasilkan dari burung puyuh baik telur maupun dagingnya.
Beternak Puyuh sudah semakin bermasyarakat, karena selain produk puyuh
disukai juga puyuh cocok bila diusahakan, baik sebagai usaha sambilan maupun
komersial. Banyak peternak puyuh yang bermunculan, tapi tidak semua peternak
tersebut berhasil. Ini disebabkan faktor biaya pemeliharaan yang tinggi serta
kurangnya pengetahuan peternak tentang cara beternak puyuh. Pengelolaan ternak
puyuh masih banyak memakai metode coba-coba (trial and error).
Puyuh adalah spesies atau sub species dari genus Coturnix yang tersebar di
seluruh daratan Amerika. Pada tahun 1870, puyuh Jepang yang disebut Japanese
quail (Coturnix-coturnix japonica) mulai masuk ke Amerika. Namun sebutan
untuk puyuh ini kemudian menjadi beragam seperti common quail, stubble quail,
pharoas quail, eastern quail, asiatic quail, Japanese grey quail, red throad quail,
Japanese migratory quail, king quail dan Japanese king quail. Sementara puyuh
bob white (Collinus virgianus) dan California quail (Lophortyx California)
berasal dari Amerika Utara dan tidak termasuk dalam genus Coturnix.
Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh
relatif kecil, berkaki pendek dan dapat diadu. Burung puyuh disebut juga. Gemak
(Bhs. Jawa-Indonesia). Bahasa asingnya disebut Quail, merupakan bangsa burung
(liar) dan terus dikembangkan ke penjuru dunia. Sedangkan di Indonesia puyuh
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
mulai dikenal, dan diternakkan mulai akhir tahun 1979. Kini mulai bermunculan
di kandang-kandang ternak yang ada di Indonesia. Belum banyak masyarakat
mengetahui, bahwa puyuh yang bertubuh kecil memiliki banyak manfaat.
Dalam percobaan-percobaan laboratorium, puyuh selalu dipilih sebagai
hewan percobaan. Ada beberapa dasar pertimbangan yang dipakai, yaitu siklus
hidupnya yang relatif singkat. Seekor puyuh, khususnya Coturnix-coturnix
japonica, sudah mencapai dewasa kelamin pada umur 41 hari. Puyuh mempunyai
kemampuan untuk menghasilkan keturunan sebanyak 3 - 4 generasi per tahun.
Sifat ini merupakan keunggulan yang sangat menguntungkan untuk menjadikan
puyuh sebagai hewan laboratorium.
Puyuh juga mempunyai siklus hidup yang relatif pendek dengan laju
metabolisme yang tinggi. Selain itu, pertumbuhan dan perkembangannya sangat
cepat. Produktivitas burung puyuh ini dapat mencapai 250-300 butir pertahun.
Selain telur dan daging puyuh, kotorannya juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk
kandang. Keunggulan lain yang dimiliki burung puyuh adalah cara
pemeliharaannya tidak begitu sulit, memiliki daya tahan tubuh yang tinggi
terhadap penyakit.
Burung puyuh memiliki susunan kromosom dimana betinanya memiliki
satu buah kromosom kelamin saja yaitu ZO (heterogametik), sedangkan yang
jantan memiliki sepasang kromosom kelamin yang sama bentuknya yaitu ZZ
(homogenetik), jadi spermatozoa puyuh hanya satu macam saja, yaitu membawa
kromosom kelamin Z. Pada sel telurnya ada dua macam, mungkin membawa
kromosom kelamin Z dan mungkin juga tidak memiliki kromosom kelamin sama
sekali.
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
Faktor yang terpenting dalam pemeliharaan burung puyuh adalah pakan,
sebab 80% biaya yang dikeluarkan peternak digunakan untuk pembelian pakan.
Zat-zat gizi yang dibutuhkan harus terdapat dalam pakan, kekurangan salah satu
zat gizi yang diperlukan akan memberikan dampak buruk. Mineral merupakan zat
gizi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan burung puyuh, walaupun
dikonsumsi dalam jumlah yang sedikit.
Semua mahluk hidup memerlukan unsur inorganik atau mineral untuk
proses kehidupan yang normal. Semua jaringan ternak dan makanan/pakan
mengandung mineral dalam jumlah dan proporsi yang sangat bervariasi. Unsur
inorganik ini merupakan konstituen dari abu yang tersisa setelah pembakaran dari
bahan pakan..
Mineral yang esensial untuk ternak diklasifikasikan menjadi mineral
makro (major elements) dan mineral mikro (trace elements). Mineral tersebut
berada dalam bentuk oksida, karbonat dan sulfat. Klasifikasi tersebut berdasarkan
pada konsentrasi mineral di dalam tubuh ternak atau jumlah yang dibutuhkan
dalam ransum ternak. Secara normal, konsentrasi mineral mikro dalam tubuh
ternak tidak lebih dari 50 mg/kg dan kebutuhan dalam ransum kurang dari 100
mg/kg ransum.
Menurut Anggorodi (1995) mineral makro seperti Ca, P, Mg, Na, Cl, S, K
merupakan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang besar,
umumnya mineral makro ini dalam tubuh berfungsi untuk sintesis jaringan
struktural.
Mineral mikro seperti Fe, Zn, Cu, Mn, J, Se, Cr, Mo, Co merupakan
mineral yang dibutuhkan dalam jumlah sangat rendah, akibatnya ternak mungkin
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
dapat kecukupan hanya dari pencemaran air, dari kandangnya,dari udara atau dari
pemeliharaan. Adapun fungsi mineral makro ini dalam tubuh secara umum adalah
sebagai bagian susunan enzim (Tillman,et. al, 1989).
Dalam masa pertumbuhan burung puyuh yaitu pada umu 0 – 6 minggu,
kebutuhan akan mineral perlu untuk diperhatikan, seperti mineral Ca (Kalsium)
merupaka mineral yang diperlukan untuk pembentukan dan pemeliharaan tulang
serta gigi sehingga sebagian besar Ca yang ada dalam tubuh terdapat pada tulang
dan gigi.
Sedangkan phospor adalah salah satu unsur mineral yang sangat penting,
karena phospor berfungsi dalam proses metabolisme karbohidrat. Pada unggas
hasil metabolisme karbohidrat diperlukan sebagai sumber energi, selain itu
phospor juga dapat mengatur keseimbangan asam dan basa dalam tubuh.
Natrium dan khlorine juga diperlukan dalam pertumbuhan, dimana
natrium dapat mempermudah jalannya pemasukan glukosa melalui membran sel
ke dalam sel.
Oleh karena adanya uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan perlakuan suplementasi beberapa mineral (Ca, Na, P, Cl)
dalam ransum untuk melihat bagaimana performans burung puyuh
(Coturnix–coturnix japonica) pada umur 0 sampai 42 hari.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh suplementasi mineral (Ca, Na, P, Cl) dalam
ransum terhadap performans dan IOFC burung puyuh
(Coturnix-coturnix japonica) pada umur 0 – 42 hari.
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
Hipotesis Penelitian
Penambahan mineral (Ca, Na, P, Cl) dalam ransum mempengaruhi secara
positif terhadap performance dan IOFC burung puyuh
(Coturnix-coturnix japonica) pada umur 0 – 42 hari.
Kegunaan Penelitian
- Memberikan informasi bagi peternak dalam pengembangan usaha
peternakan burung puyuh.
- Sebagai bahan informasi bagi ilmu pengetahuan dan pendidikan
khususnya dalam ilmu peternakan
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
TINJAUAN PUSTAKA
Burung Puyuh Puyuh atau dalam bahasa asingnya disebut dengan ”Quail” masih cukup
banyak mewarisi sifat-sifat burung liar, dimana sifat liar ini dapat dijumpai pada
setiap bangsa burung puyuh. Burung puyuh mulai populer di Indonesia semenjak
akhir tahun 1979, dimana selain diambil telurnya daging puyuh juga merupakan
makanan yang lezat dan bernilai gizi yang tinggi (Rasyaf,1984).
Jenis burung puyuh yang biasa diternakkan adalah berasal dari jenis
Coturnix – coturnix japonica. Produktivitas telur puyuh ini mencapai 250–300
butir per tahun dengan berat rata – rata 10 gram per butir. Di samping telurnya
puyuh juga dimanfaatkan daging dan kotorannya. Keunggulan lain dari puyuh
adalah cara pemeliharaannya mudah, mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap
penyakit, dan dapat diternakkan bersama hewan lain (Hartono, 2004).
Klasifikasi burung puyuh sebagai berikut:
Kelas : Aves (bangsa burung)
Ordo :Galiformes.
Sub Ordo : Phasionaidae
Family : Phasianidae
Sub Family: Phasianidae
Genus : Coturnix
Species : Cotornix-coturnix japonica
(Redaksi Agromedia, 2002).
Burung puyuh mencapai dewasa kelamin sekitar umur 42 hari dan
biasanya berproduksi penuh pada umur 50 hari. Dengan perawatan yang baik,
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
burung puyuh betina akan bertelur 200 butir pada tahun pertama berproduksi
(Randall,1986).
Kandungan protein dan lemak telur puyuh lebih baik dibandingkan dengan
telur unggas lainnya. Kandungan proteinnya tinggi, tetapi kadar lemaknya rendah.
Selain itu rasanya juga lezat dan dapat disajikan dalam aneka bentuk dan rasa.
Bahkan telur dipercaya dapat memberikan kekuatan sehingga sering digunakan
obat kuat dan campuran jamu dan anggur. Telur puyuh sangat baik untuk diet
kolesterol karena dapat mengurangi terjadinya penimbunan lemak, terutama di
jantung, sedangkan kebutuhan proteinnya tetap mencukupi.
Tabel 1.Perbedaan susunan protein dan lemak telur puyuh dibandingkan dengan telur ternak unggas lain.
Jenis Unggas Protein (%)
Lemak (%) Karbohidrat (%)
Abu (%)
Ayam ras Ayam buras Itik Angsa Merpati Kalkun Puyuh
12,7 13,4 13,3 13,9 13,8 13,1 13,1
11,3 10,3 14,5 13,3 12,0 11,8 11,1
0,9 0,9 0,7 1,5 0,8 1,7 1,0
1,0 1,0 1,1 1,1 0,9 0,8 1,1
Puyuh betina sudah mulai bertelur pada umur 41 hari. Dalam satu tahun
dapat menghasilkan 250 – 300 butir telur, yaitu dalam periode bertelur selama
9 – 12 bulan (Listiyowati, 2005).
Pemeliharaan Burung Puyuh
Sanitasi dan Tindakan Preventif
Untuk menjaga timbulnya penyakit pada pemeliharaan puyuh kebersihan lingkungan kandang dan vaksinasi terhadap puyuh perlu dilakukan sedini mungkin.
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
Pengontrolan Penyakit
Pengontrolan penyakit dilakukan setiap saat dan apabila ada tanda-tanda
yang kurang sehat terhadap puyuh harus segera dilakukan pengobatan sesuai
dengan petunjuk dokter hewan atau dinas peternakan setempat atau petunjuk dari
Poultry Shoup (Listiyowati, 2005).
Pemberian Pakan
Ransum (pakan) yang dapat diberikan untuk puyuh terdiri dari beberapa
bentuk, yaitu: bentuk pallet, remah-remah dan tepung. Untuk pemberian minum
pada anak puyuh pada bibitan terus-menerus (Listiyowati, 2005).
Pemberian Vaksinasi dan Obat
Pada umur 4-7 hari puyuh di vaksinasi dengan dosis setengah dari dosis
untuk ayam. Vaksin dapat diberikan melalui tetes mata (intra okuler) atau air
minum (peroral). Pemberian obat segera dilakukan apabila puyuh terlihat gejala-
gejala sakit (Listiyowati, 2005).
Kebutuhan Nutrisi Burung Puyuh
Protein dan Energi
Bila puyuh umur 0–5 minggu dianggap grower maka berdasarkan data
pertumbuhan akan meningkat dengan kadar protein dalam ransum sampai 24%.
Burung puyuh yang mendapat ransum dengan kadar protein protein 24%
mempunyai konversi ransum yang sama dengan ransum yang mengandung
protein 22% sedangkan energinya 2800 ME kkal/kg
(Nugroho dan Mayun, 1982).
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
Kandungan gizi pakan puyuh produksi yang harus dipenuhi antara lain
protein kasar 20%, energi metabolisme 2.850-3000 kkal/kg, serat kasar 6%, lemak
6%, dan mineral (kalsium, phosphor) 3-5% (Sugiharto, 2005).
Vitamin
Vitamin adalah senyawa organik yang harus selalu tersedia dalam jumlah
sangat kecil untuk metabolisme jaringan normal. Kekurangan vitamin pada puyuh
dapat menimbulkan kerugian. Sebagai misal ternak akan lebih mudah terserang
penyakit, sehingga menurunkan produktivitas bahkan kematian
(Listiyowati dan Roospitasari, 2000).
Lemak
Lemak dibutuhkan sebagai sumber asam–asam lemak essensial, sebagai
karrier vitamin–vitamin yang larut dalam lemak, sebagai sumber energi karena
kadar energi lemak yang tinggi (Tillman et. al, 1989).
Air
Air dianggap sebagai salah satu zat makanan yang juga penting bagi ternak
unggas. Air digolongkan sebagai unsur inorganik yang merupakan zat yang
terpenting dari seluruh zat kimia yang ada dalam tubuh. Fungsi air sebagai bahan
dasar dalam darah, sel dan cairan antar sel, sebagai alat untuk transpor zat–zat
makanan, membantu kerja enzim dalam proses metabolisme, pengatur suhu tubuh,
membantu keseimbangan dalam tubuh (Rizal, 2006).
Mineral
Kebanyakan mineral ditemukan dalam bentuk garam – garam yang sukar
larut sehingga sukar diserap dalam usus, kecuali K dan Na. Sehingga umumnya
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
mineral banyak diekskresi melalui tinja. Untuk mineral Ca, P, serta Na dan K
mayoritas diekskresi melalui ginjal ( Hardjasasmita, 2002).
Menurut (McDowell et.al,1992) mineral merupakan salah satu zat nutrisi
yang diperlukan oleh tubuh ternak, bila dilihat dari fungsi,struktur serta
fisiologisnya adalah sebagai berikut,
Fungsi:
Fungsi mineral secara umum dibagi menjadi 4 macam, yaitu: (1) untuk
pembentukan struktur (2) untuk fungsi fisiologis (3) berfungsi sebagai katalis
dan (4) sebagai regulator.
Struktur
Mineral yang dapat membentuk komponen struktur dari organ-organ dan
jaringan tubuh, seperti mineral Ca, P, Mg, F dan Si dalam tulang dan gigi, P dan S
dalam protein otot.
Fisiologis
Mineral berada dalam cairan tubuh dan jaringan sebagai elektrolit untuk
menjaga tekanan osmotik, keseimbangan asam-basa, permeabilitas membran serta
iritabilitas jaringan; misalnya Na, K, Cl, Ca dan Mg dalam darah, cairan otak dan
cairan saluran pencernaan.
Kalsium dan Phosphor
Bersamaan dengan unsur gizi yang lain, mineral ini juga sangat penting
untuk kehidupan puyuh. Tanpa mineral yang cukup sesuai yang dibutuhkan maka
produksi yang optimal tidak akan terjadi. Ca dan P itu sangat berperan bagi
pembentukan tulang–tulang pada puyuh yang sedang bertumbuh dan berperan
pada pembentukan kulit telur puyuh yang sedang berproduksi (Rasyaf, 1984).
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
Mineral–mineral terutama kalsium dan fosfor, berperan dalam
pembentukan gigi dan tulang, serta dalam konstraksi otot. Fungsi–fungsi yang lain
menyangkut proses–proses biokimia, seperti mempertahankan gradien osmotik
dan pertukaran ion, aktivitas listrik, termasuk peranannya sebagai kofaktor dalam
sistem enzim (Frandson, 1992).
Kalsium juga sangat penting dalam pengaturan sejumlah besar
aktivitas sel yang vital, fungsi syaraf dan otot, kerja hormon, pembekuan darah,
motilitas seluler dan khusus pada ayam petelur berguna untuk pembentukan
kerabang telur. Salah satu sumber kalsium adalah kalsium karbonat dengan kadar
Ca sebesar 40 %. Fosfor berfungsi sebagai pembentuk tulang, persenyawaan
organik, dan sebagian besar metabolisme energi, karbohidrat, asam amino dan
lemak, transportasi asam lemak dan bagian koenzim (Widodo, 2002).
Natrium
Menurut Anggorodi (1994) natrium merupakan kation utama dari air laut
maupun cairan ekstraseluler. Hewan yang mendapat ransum yang defisien akan
natrium, tidak hanya akan terganggu pertumbuhannya, akan tetapi tulang–
tulangnya menjadi lunak, kornea bertanduk, perubahan dalam fungsi selular, dan
penurunan isi cairan plasma. Defisiensi natrium dengan nyata mengurangi
penggunaan protein dan energi.
Klorida
Ion klorida mempunyai afinitas yang sangat lemah untuk bergabung
dengan protein, akan tetapi memberi kesempatan sebagai pembantu utama
terhadap kekuatan ion dari medium ekstraseluler dan menjadi pasangan yang kuat
dari anion Na+, klorida ditranspor sangat aktif, terutama oleh sel–sel mukosa
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
saluran pencernaan dalam pertukaran klorida yang bertanggung jawab terhadap
konsentrasi H+ dari cairan saluran pencernaan (Wahju, 1992).
Adapun kebutuhan zat–zat makanan dalam ransum burung puyuh
(Coturnix – coturnix japonica) untuk daerah tropis.
Tabel 2. Kebutuhan zat–zat makanan dalam ransum burung puyuh ( Coturnix – coturnix japonica) untuk daerah tropis.
Zat- zat makanan % atau jumlah / kg makanan Grower umur 0-5 minggu
Layer umur 6 minggu
keatas Energi metabolis (kcal/kg) Protein ( %) Lemak (%) Serat kasar (%) Lysine ( % ) Methionine + Cystine (%) Glycine + Serine (%) Vitamin A (IU/kg) Vitamin D3 (ICU/kg) Vitamin E (IU/kg) Vitamin K1 atau aktivitas equivalent (mg/kg) Riboflavin (mg/kg) Thiamin (mg/kg) Asam Pantothenat (mg/kg) Choline ( mg/kg) Niacine (mg/kg) Pyridoxin (mg/kg) Biotin (mg/kg) Folacin (mg/kg) Vitamin B12 (mg/kg) Asam Linoleat (%) Calsium (%) Phosphor (%) Magnesium (mg/kg) Mangan (mg/kg) Kalium (mg/kg) Besi/Fe (mg/kg) Tembaga/Cu (mg/kg) Iodium (mg/kg) Chlorine (mg/kg) Zinc (mg/kg) Selenium (mg/kg) Natrium (mg/kg)
2800 24 2,80 4,10 1,40 0,75 1,70 13000 1800 40 1,0 4,0 3,0 40,0 3500 60 4,50 0,2 1,0 0,003 1,0 0,80 0,75 150 120 0,28 40 4 0,3 0,15 120 1,0 0,35
2600 20 3,96 4,40 1,10 0,80 0,90 6000 1750 40 1,0 4,0 4,0 15,0 2000 30 4,0 0,15 1,0 0,003 1,0 3,75 1,00 500 80 1,00 60 6 0,3 0,15 100 1,0 0,35
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
Sumber : 1. NRC ( National Recearch Council ), Nutrient Requirement of Poultry,1977.
2. Lee, T.K. et al, Singapore Journal Pri. Ind. 5(2) : 70-81,82-90,1977
3. Woodard et al, Japanese Quail Husbandry in the Laboratory, 1973
Mineral merupakan komponen dari persenyawaan organik jaringan tubuh
dan persenyawaan kimiawi lainnya dalam proses metabolisme
(Suprijatna,dkk,2005).
Defisiensi Mineral
Jika mineral yang dikonsumsi kurang atau berlebih dari yang dibutuhkan
akan menyebabkan efek negatif pada ternak.Efek Negativ Akibat Defesiensi
Tabel 3. Defisiensi mineral
Mineral Efek negatif akibat defisiensi
Ca
P
K
Na
Cl
Osteoporosis (rickets), osteomalacia, kerabang telur tipis, mengganggu proses pembekuan darah, milk fever,produksi susu menurun Rickets, osteomalacia, pertumbuhan terhambat, napsu makan menurun, fertilitas jelek Menurunkan napsu makan, pertumbuhan terhambat, otot lemah, paralysis, acidosis intraseluler,degenerasi organ vital,kelainan syaraf Dehidrasi, pertumbuhan jelek, produksi telur rendah Alkalosis
(Underwood and Suttle,2001). Suplementasi Mineral
Secara ideal, suplementasi mineral harus dilakukan jika kebutuhan mineral
untuk ternak tidak dipenuhi dari pakan yang diberikan. Untuk melakukan
suplementasi mineral diperlukan pengetahuan mengenai komposisi mineral dari
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
bahan-bahan pakan yang digunakan. Sebagai contoh, penambahan konsentrat
protein pada campuran biji-bijian meningkatkan kandungan mineral tertentu
seperti Ca, P, Zn dan Iod. Sementara itu, penggantian (substitusi) produk hewani
oleh sumber protein nabati, seperti tepung daging atau tepung ikan akan
menyebabkan rendahnya ketersediaan beberapa mineral. Dalam prakteknya,
suplementasi mineral dilakukan secara rutin pada ransum yang disusun oleh
peternak sendiri maupun secara komersial (pabrik) sebagai jaminan atau untuk
antisipasi terhadap berkurangnya ketersediaan mineral dari bahan-bahan pakan
yang mengandung zat-zat anti nutrisi atau faktor-faktor lain yang menurunkan
ketersediaan mineral dalam ransum.
Tabel 4. Suplementasi beberapa mineral makro dan mikro untuk ternak Nama mineral Sumber
Ca
P
Na
K
Cl
Mg
Mn
S
Tepung tulang, kulit kerang, dicalcium phosphate, CaCO3
Tepung tulang, dicalcium phosphate
Garam (NaCl), monosodium glutamat
Garam (NaCl), monosodium glutamat
Potassium chlorida, potassium gluconate, potassium sulphate
Garam (NaCl), potassium chlorida
Magnesium oksida, magnesium sulphate
Manganese gluconate
Sodium sulphate, ferrous sulfide
Saat ini, telah tersedia suplemen mineral inorganik yang meliputi semua
mineral esensial dan penggunaannya semakin meningkat untuk fortifikasi ransum,
oleh karena adanya peningkatan produksi ternak, menurunnya ketersediaan dan
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
penggunaan hasil samping peternakan dalam formulasi pakan, meningkatnya
penggunaan produk industri seperti urea yang menggantikan(McDowell,1992).
Konsumsi Ransum
Menurut Wahju (1992) konsumsi ransum dapat dipengaruhi oleh
kualitas dan kuantitas ransum, umur, aktifitas ternak, palatabilitas ransum, tingkat
produksi, dan pengelolaanya. Parakkasi (1983) menyatakan bahwa komposisi
kimia dan keseragaman ransum erat hubungannya dengan konsumsi ransum.
Kartadisastra (1997) menyatakan bahwa palatabilitas merupakan sifat
performans dari bahan – bahan pakan sebagai akibat dari keadaan fisik dan
kimiawi yang dimiliki bahan – bahan pakan tersebut hal ini tercermin oleh
organolektif seperti penampilan, bau, rasa, tekstur dan temperatur.
Menurut Anggorodi (1995) menyatakan burung puyuh Jepang dewasa
makan 14-18 gram per ekor per hari. Untuk mencegah pemborosan dalam ransum
ada baiknya seorang peternak memberikan ransum menurut umur seperti tertera
pada Tabel 5.
Tabel 5. Jumlah ransum yang diberikan per hari menurut umur puyuh Umur puyuh Jumlah ransum yang diberikan per ekor (gram)
1 hari – 1 mingu 1 minggu – 2 minggu 2 minggu – 4 minggu 4 minggu – 5 minggu 5 minggu – 6 minggu
Di atas 6 minggu
2 4 8
13 15
17 - 19
Sumber : Gema Penyuluhan Pertanian, 1984 Sifat khusus unggas adalah mengkonsumsi makanan untuk memperoleh
energi. Sehingga jumlah makanan yang dimakan tiap harinya berkecenderungan
berhubungan erat dengan kadar energinya. Bila persentase protein yang tetap
terdapat dalam semua ransum, maka ransum yang mempunyai konsentrasi ME
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
tinggi akan menyedikan protein yang kurang dalam tubuh unggas karena
rendahnya jumlah makanan yang dimakan. Sebaliknya, bila kadar energi kurang
maka unggas akan mengkonsumsi makanan untuk mendapatkan lebih banyak
energi akibatnya kemungkinan akan mengkonsumsi protein yang berlebihan
(Tillman, et. al, 1989).
Menurut Jull (1982), bahwa pertambahan bobot badan dipengaruhi oleh
oleh jenis dan jumlah ransum yang dikonsumsi.
Pertambahan Bobot Badan
Suharno dan Nazaruddin (1994), menyatakan bahwa pertambahan bobot
badan dipengaruhi oleh tipe ternak, suhu lingkungan, jenis ternak, dan gizi yang
ada dalam ransum.
Kartadisastra (1997), menyatakan bahwa bobot tubuh ternak senantiasa
berbanding lurus dengan konsumsi ransum, makin tinggi bobot tubuhnya, tinggi
pula tingkat konsumsinya terhadap ransum. Bobot tubuh ternak dapat diketahui
dengan penimbangan.
Laju pertumbuhan seekor ternak dikendalikan oleh banyaknya konsumsi
ransum dan terutama energi yang diperoleh. Energi merupakan perintis pada
produksi ternak dan hal tersebut terjadi secara alami. Variasi energi yang disuplai
pada ternak akan digambarkan pada laju pertumbuhan ( McDonald, et. al,1995 ).
Untuk mendapatkan pertambahan bobot badan maksimal maka sangat
perlu diperhatikan kualitas dan kuantitas ransum. Ransum tersebut harus
mengandung zat makanan dalam keadaan cukup dan seimbang sehingga dapat
menunjang pertumbuhan maksimal (Yamin, 2002).
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
Konversi Ransum
Lestari (1992), menyatakan angka konversi ransum menunjukkan tingkat
efisiensi penggunaan ransum. Angka konversi ransum dipengaruhi oleh strain dan
faktor lingkungan seperti seluruh pengaruh luar termasuk didalamnya faktor
makanan terutama nilai gizi rendah.
Anggorodi (1985), menyatakan bahwa konversi ransum dipengaruhi oleh
faktor-faktor seperti : umur ternak, bangsa, kandungan gizi ransum, keadaan
temperatur dan keadaan unggas.
Konversi ransum adalah perbandingan jumlah ransum yang dikonsumsi
pada satu minggu dengan pertambahan bobot badan pada minggu itu
(Rasyaf, 1994).
Semakin baik mutu pakan semakin kecil pula konversi pakannya. Baik
tidaknya mutu pakan ditentukan seimbang tidaknya zat-zat gizi dalam pakan itu
diperlukan oleh tubuh ayam. Pakan yang kekurangan salah satu unsur gizi akan
mengakibatkan ayam memakan pakannya secara berlebihan untuk mencukupi
kekurangan zat yang diperlukan tubuhnya (Sarwono, 1996).
Angka konversi ransum menunjukkan tingkat penggunaan ransum dimana
jika angka konversi semakinkecil maka penggunaan ransum semakin efisien dan
sebaliknya jika angka konversi besar maka penggunaan ransum tidak efisien
(Campbell, 1984).
Konversi ransum dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti : umur ternak,
bangsa, kandungan gizi ransum, keadaan temperatur dan keadaan unggas
(Anggorodi,1985)
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
Income Over Feed Cost (IOFC)
Income Over Feed Cost adalah selisih antara pendapatan usaha peternakan
terhadap biaya pakan. Pendapatan ini merupakan perkalian antara produksi
peternakan dengan harga jual, sedangkan biaya pakan adalah jumlah biaya yang
dikeluarkan untuk menghasilkan ternak tersebut (Prawirokusumo, 1994).
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Ternak Jln. Prof. Dr. A.
Sofyan No. 3 Departemen Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara Medan, berada pada ketinggian 25 m dari permukaan laut. Penelitian
berlangsung selama 6 minggu dimulai dari bulan Juni 2007 sampai dengan
Agustus 2007.
Bahan dan Alat Penelitian
Bahan
• Burung puyuh umur satu hari (DOQ) sebanyak 140 ekor dengan bobot
badan x = 9,98125 ± 2 (0,39607) gram = 9,18 gram sampai dengan 10,77
gram.
• Air minum
• Vaksin New Castle Disease (NCD)
• Vitamin seperti puyuhvit
• Desinfektan seperti rodalon
• Kalium permanganat dan formalin sebagai bahan fumigasi
• Na2C03, CaC03, (NH4)3P04, NH4Cl sebagai bahan mineral yang akan diteliti
• Ransum burung puyuh disusun menurut perlakuan, kecuali kontrol dipakai
produksi P.T. Charoen Pokphand Indonesia
Alat
• Kandang sebanyak 20 plot dengan ukuran masing-masing plot
panjang x lebar x tinggi = 60 x 40 x 20 cm / unit
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
• Tempat pakan dan air minum
• Lampu 40 watt sebagai penerangan
• Timbangan salter kapasitas 5 kg dengan ketelitian 0,1 gram.
• Alat – alat pembersih kandang
• Alat tulis dan kalkulator
Metode Penelitian
Adapun rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak
lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan, dimana setiap ulangan terdiri
dari 7 ekor per plot, jumlah seluruhnya 140 ekor.
Perlakuan yang diteliti sebagai berikut :
R0 : Kontrol (pakan produksi C.P.I)
R1 : Kontrol + 37,5 g Ca + 0.00035 g Na
R2 : Kontrol + 75 g Ca + 0.0007 g Na
R3 : Kontrol + 10 g P + 0,00015 g Cl
R4 : Kontrol + 20 g P + 0,0003 g Cl
Banyaknya ulangan disesuaikan dengan rumus :
t ( n – 1 ) > 15
5 ( n – 1 ) > 15
5n > 20
n > 4
Model linier yang digunakan untuk rancangan acak lengkap ( RAL ) adalah :
Yij = µ + άi+ ∑ij
Dimana : i = 1,2,3,...r (ulangan)
j = 1,2,3,...t (perlakuan)
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
Yij = Hasil pengamatan pada ulangan ke- i dan perlakuan ke – j
µ = Nilai rerata (mean) harapan
άi = Pengaruh faktor perlakuan
∑ij = Pengaruh galat (experimental error)
(Hanafiah, 2003)
Denah pemeliharaan yang akan dilaksanakan sebagai berikut :
R23 R34 R14 R43 R02
R13 R01 R32 R22 R44
R11 R42 R21 R04 R24
R33 R12 R41 R03 R31
Parameter penelitian
Konsumsi Ransum (g)
Data konsumsi ransum diperoleh dengan cara melakukan penimbangan
ransum yang diberikan selama satu minggu, kemudian dikurangi dengan
penimbangan sisa ransum selama satu minggu.
Pertambahan Bobot Badan (g)
Data pertambahan bobot badan diperoleh dengan cara penimbangan
setiap minggu yang merupakan selisih antara penimbangan bobot badan akhir
dengan penimbangan bobot badan awal per satuan waktu (gram/minggu).
Konversi Ransum
Data konversi ransum dihitung setiap minggu dengan cara
membandingkan jumlah ransum (gram) yang dikonsumsi dengan pertambahan
bobot badan (gram) setiap minggu.
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
Income Over Feed Cost
Income Over Feed Cost (IOFC) dihitung berdasarkan selisih dari total
pendapatan dengan biaya ransum selama penelitian. IOFC dapat dihitung setelah
penelitian.
Pelaksanaan Penelitian
• Persiapan Kandang
Kandang terlebih dahulu didesinfektan dengan menggunakan rodalon dan
dibiarkan selama 3 hari. Peralatan kandang dibersihkan dan didesinfektan
sebelum digunakan.
• Random Puyuh
Sebelum DOQ dimasukkan kedalam unit percobaan, dilakukan seleksi dan
penimbangan bobot awal badan. DOQ dihomogenkan berat badannya dengan
menggunakan rumus x = 9,98125 ± 2 (0,39607) untuk ditempatkan ke masing –
masing unit kandang sebanyak 7 ekor / plot.
• Penyusunan Ransum
Ransum disusun sesuai dengan perlakuan yang akan diteliti. Penyusunan
ransum dilakukan satu kali seminggu dengan tujuan untuk menjaga dari
ketengikan ransum. Suplementasi mineral diberikan pada saat menyusun ransum.
Ransum dan air minum diberikan secara ad libitum. Obat-obatan diberikan sesuai
kebutuhan.
• Pengambilan Data
Pengambilan data untuk konsumsi ransum dilakukan setiap hari dengan
menghitung sisa ransum dan yang tumpah tetapi perhitungannya dilakukan sekali
seminggu, sedangkan untuk pertambahan bobot badan dilakukan sekali seminggu
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
(selama 6 minggu). Untuk penghitungan konversi dilakukan setelah didapat kedua
data tersebut. IOFC dihitung dari hasil penjualan dikurang dengan biaya ransum.
Bila diperoleh hasil nyata atau sangat nyata maka diteruskan dengan uji lanjut.
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Konsumsi Ransum
Konsumsi ransum dapat dihitung dengan pengurangan jumlah ransum
yang diberikan dengan sisa dan ransum yang terbuang. Rataan konsumsi ransum
dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3.Rataan konsumsi ransum burung puyuh selama 6 minggu (g/ekor/minggu)
Perlakuan Ulangan Total Rataan 1 2 3 4 R0 68,74 68,65 67,63 69,67 274,69 68,67 R1 71,95 76,83 70,41 78,96 298,15 74,54 R2 80,68 69,19 76,09 83,40 309,37 77,34 R3 74,12 67,79 71,29 66,09 279,30 69,82 R4 65,50 76,47 70,98 75,80 288,75 72,19
Total 361,00 358,94 356,40 373,91 1450,25 362,56 Rataan 72,20 71,79 71,28 74,78 290,05 72,51
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa rataan konsumsi ransum burung puyuh
selama penelitian adalah 72,51 g/ekor/minggu dengan kisaran 68,67
gram/ekor/minggu sampai dengan 77,34 g/ekor/minggu. Konsumsi ransum
terendah terdapat pada perlakuan R0 (ransum tanpa perlakuan) yaitu sebesar 68,67
gram/ekor/minggu, sedangkan konsumsi ransum tertinggi terdapat pada perlakuan
R2(ransum dengan suplementasi 75 g Ca + 0,0007 g Na) yaitu sebesar 77,34
gram/ekor/minggu.
Pertambahan Bobot Badan
Pertambahan bobot badan dihitung setiap minggu berdasarkan bobot
badan akhir dikurangi bobot badan awal per satuan waktu dalam satuan
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
gram/ekor/minggu. Rataan pertambahan bobot badan burung puyuh yang
diperoleh selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Rataan pertambahan bobot badan burung puyuh selama 6 minggu (g/ekor/minggu)
Perlakuan Ulangan Total Rataan 1 2 3 4 R0 21,25 21,67 23,45 23,45 89,82 22,46 R1 20,01 18,33 20,36 21,54 80,24 20,06 R2 19,30 20,24 18,45 18,81 76,80 19,20 R3 18,83 20,62 21,82 20,89 82,17 20,54 R4 20,60 19,46 24,07 17,26 81,39 20,35
Total 99,99 100,32 108,15 101,95 410,42 102,60 Rataan 20,00 20,06 21,63 20,39 82,08 20,52
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa rataan pertambahan bobot badan burung
puyuh selama penelitian adalah 20,52 gram/ekor/minggu dengan kisaran 19,20
g/ekor/minggu sampai dengan 22,46 gram/ekor/minggu. Pertambahan bobot
badan terendah terdapat pada perlakuan R2 (ransum dengan suplementasi 75 g Ca
+ 0,0007 g Na) yaitu sebesar 19,20 gram/ekor/minggu, sedangkan pertambahan
bobot badan tertinggi terdapat pada perlakuan R0 (ransum tanpa suplementasi
mineral) yaitu sebesar 22,46 gram/ekor/minggu.
Konversi Ransum
Konversi ransum dihitung dengan membandingkan jumlah ransum yang
dikonsumsi dengan pertambahan bobot badan yang didapat setiap minggunya.
Rataan konversi ransum burung puyuh yang diperoleh selama penelitian dapat
dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Rataan konversi ransum burung puyuh selama 6 minggu
Perlakuan Ulangan Total Rataan 1 2 3 4 R0 3,41 2,82 3,29 2,98 12,51 3,13 R1 3,63 4,14 3,22 3,58 14,57 3,64 R2 4,50 3,52 4,20 4,94 17,17 4,29 R3 4,31 3,38 3,29 3,38 14,37 3,59 R4 3,54 4,16 2,84 4,95 15,50 3,87
Total 19,40 18,02 16,85 19,84 74,10 18,53
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
Rataan 3,88 3,60 3,37 3,97 14,82 3,71
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa rataan konversi ransum badan burung
puyuh selama penelitian adalah 3,71, dengan kisaran 3,13 sampai dengan 4,29.
Konversi ransum terendah terdapat pada perlakuan R0 (ransum tanpa suplementasi
mineral) yaitu sebesar 3,13, sedangkan konversi ransum tertinggi terdapat pada
perlakuan R2 (ransum dengan suplementasi 75 g Ca + 0,0007 g Na) yaitu sebesar
4,29.
Income Over Feed Cost (IOFC)
Income over feed cost adalah selisih antara pendapatan usaha peternakan
terhadap biaya pakan. Pendapatan ini merupakan perkalian antara produksi
peternakan dengan harga jual. Rataan IOFC ransum burung puyuh yang diperoleh
selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 6 .
Tabel 6. Rataan Income Over Feed Cost burung puyuh selama 6 minggu
Perlakuan Ulangan Total Rataan 1 2 3 4 R0 5793,8 5794,1 5797,1 5791,0 23175,9 5794,0 R1 5778,6 5763,6 5783,3 5757,0 23082,6 5770,6 R2 5747,4 5783,4 5761,8 5739,0 23031,6 5757,9 R3 -551,4 8,4 -301,5 158,3 -686,1 -171,5 R4 -4306,5 -6032,6 -5167,8 -5925,8 -21432,8 -5358,2
Total 12461,9 11316,8 11873,0 11519,5 47171,3 11792,8 Rataan 2492,4 2263,4 2374,6 2303,9 9434,3 2358,6
Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa rataan IOFC burung puyuh selama
penelitian adalah 2358,6 kisaran Rp -5358/ekor sampai dengan Rp 5794/ekor.
IOFC terendah terdapat pada perlakuan R4 yaitu sebesar Rp -5382/ekor
sedangkan IOFC tertinggi terdapat pada perlakuan R0 yaitu sebesar Rp 5794/ekor.
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
Pembahasan
Konsumsi Ransum
Untuk mengetahui pengaruh suplementasi mineral dalam ransum terhadap
konsumsi ransum burung puyuh, maka dilakukan analisis keragaman seperti yang
tertera pada Tabel 7.
Tabel 7.Analisis keragaman konsumsi ransum burung puyuh selama 6 minggu
SK DB JK KT F Hit. F Tab.
0,05 0,01 Perlakuan 4 198,0552 49,51379 2,63tn 3,06 4,89 Galat 15 282,6896 18,84597 Total 19 480,7447
KK = 5,99 %
Keterangan : * = Nyata
** = Sangat Nyata
tn = Tidak Nyata
Hasil analisis keragaman pada Tabel 7 menunjukkan bahwa F Hitung lebih
kecil dari F Tabel pada taraf 0,05 yang berati bahwa perlakuan R0, R1, R2, R3 dan
R4 pada ransum burung puyuh memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata
terhadap konsumsi ransum burung puyuh, walaupun konsumsi ransum burung
puyuh yang diperoleh antara perlakuan sedikit berbeda yaitu pada R0 = 68,67
gram/ekor/minggu, R1 = 74,54 gram/ekor/minggu, R2 = 77,34 gram/ekor/minggu,
R3 = 69,82 gram/ekor/minggu dan R4 = 72,19 gram/ekor/minggu.
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
Perlakuan dengan suplementasi mineral di dalam ransum burung puyuh
tidak memberikan perbedaan yang nyata pada burung puyuh dalam
mengkonsumsi ransum. Hal ini dapat disebabkan karena kandungan energi dalam
ransum tiap perlakuan dapat dikatakan sama dan umumnya mineral sulit untuk
dicerna oleh usus sehingga mempengaruhi konsumsi ransum pada ternak. Selain
itu diduga pada ransum komersil yang digunakan memiliki kandungan mineral
yang cukup meskipun tidak dilakukan analisa pada pakan tersebut.Hal ini sesuai
dengan pernyataan (Hardjasasmita, 2002) kebanyakan mineral ditemukan dalam
bentuk garam – garam yang sukar larut sehingga sukar diserap dalam usus,
kecuali K dan Na. Sehingga umumnya mineral banyak diekskresi melalui tinja.
Untuk mineral Ca, P, serta Na dan K mayoritas diekskresi melalui ginjal.
Mineral memberikan pengaruh terhadap metabolisme dalam tubuh ternak,
karena mineral merupakan komponen dalam persenyawaan pada proses
metabolisme, sebagaimana dikemukan oleh (Suprijatna,dkk,2005) mineral
merupakan komponen dari persenyawaan organik jaringan tubuh dan
persenyawaan kimiawi lainnya dalam proses metabolisme.
Menurut Widodo (2002), metabolisme yang dipengaruhi mineral adalah
metabolisme energi dan metabolisme karbohidrat. Salah satunya yaitu mineral
Phosfor yang berfungsi sebagai pembentuk tulang, persenyawaan organik, dan
sebagian besar metabolisme energi, karbohidrat, asam amino dan lemak,
transportasi asam lemak dan bagian koenzim.
Pertambahan Bobot Badan
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
Untuk mengetahui pengaruh suplementasi mineral dalam ransum terhadap
pertambahan bobot badan burung puyuh, maka dilakukan analisis keragaman
seperti yang tertera pada Tabel 8 .
Tabel 8. Analisis keragaman pertambahan bobot badan burung puyuh selama 6 minggu
SK DB JK KT Fhit. Ftab.
0,05 0,01 Perlakuan 4 22,92637 5,731594 2,15 tn 3,06 4,89 Galat 15 40,02682 2,668455 Total 19 62,9532 KK = 7,96 %
Keterangan : * = Nyata
** = Sangat Nyata
tn = Tidak Nyata
Hasil analisis keragaman pada Tabel 8 menunjukkan bahwa F Hitung lebih
kecil dari F Tabel pada taraf 0,05 yang berati bahwa perlakuan R0, R1, R2, R3 dan
R4 pada ransum burung puyuh memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata
terhadap pertambahan bobot badan burung puyuh, walaupun pertambahan bobot
badan burung puyuh yang diperoleh antara perlakuan sedikit berbeda yaitu pada
R0 = 22,46 g/ekor/minggu, R1 = 20,06 g/ekor/minggu, R2 = 19,20 g/ekor/minggu,
R3 = 20,54 g/ekor/minggu dan R4 = 20,35 g/ekor/minggu.
Tidak adanya pengaruh yang nyata terhadap pertambahan bobot badan
burung puyuh antara perlakuan dipengaruhi oleh kandungan nutrisi ransum yang
hampir sama pada tiap perlakuan dan tingkat konsumsi ransum yang tidak berbeda
nyata pada perlakuan tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang
dikemukakan oleh Jull (1982), bahwa pertambahan bobot badan dipengaruhi oleh
oleh jenis dan jumlah ransum yang dikonsumsi. Tidak adanya pengaruh yang
nyata terhadap pertambahan bobot badan burung puyuh antar perlakuan juga
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
dipengaruhi oleh tipe ternak yang digunakan dimana pada tiap-tiap perlakuan
menggunakan tipe ternak yang sama, selain itu kandungan gizi yang terkandung
pada ransum tiap-tiap perlakuan hampir sama. Hal ini sesuai dengan pernyataan
yang disampaikan oleh Suharno dan Nasaruddin (1994), bahwa pertambahan
bobot badan dipengaruhi oleh tipe ternak, suhu lingkungan, jenis kelamin dan gizi
yang ada dalam ransum.
Konversi Ransum
Untuk mengetahui pengaruh suplementasi mineral dalam ransum terhadap
pertambahan bobot badan burung puyuh, maka dilakukan analisis keragaman
seperti yang tertera pada Tabel 9 .
Tabel 9. Analisis keragaman konversi ransum burung puyuh selama 6 minggu
SK DB JK KT F Hit. F Tab.
0.05 0.01 Perlakuan 4 2,89611 0,7240274 2,23tn 3,06 4,89 Galat 15 4,868562 0,3245708 Total 19 7,764672 KK = 15,36 %
Keterangan : * = Nyata
** = Sangat Nyata
tn = Tidak Nyata
Hasil analisis keragaman pada Tabel 9 menunjukkan bahwa F Hitung lebih
kecil dari F Tabel pada taraf 0,05 yang berati bahwa perlakuan R0, R1, R2, R3 dan
R4 pada ransum burung puyuh memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata
terhadap konversi ransum burung puyuh, walaupun konversi ransum burung
puyuh yang diperoleh antara perlakuan sedikit berbeda yaitu pada R0 = 3,13,
R1 = 3,64, R2 = 4,29 , R3 = 3,59 dan R4 = 3,87.
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
Tidak adanya pengaruh yang nyata terhadap konversi ransum burung
puyuh pada perlakuan R0, R1, R2, R3 dan R4 dipengaruhi oleh umur dan strai
burung puyuh yang digunakan pada penelitian adalah sama, kandungan gizi
ransum yang terdapat pada ransum tiap-tiap perlakuan hampir sama dan semua
burung puyuh yang digunakan selama penelitian tidak ada yang sakit. Adapun
keadaan temperatur selama penelitian berkisar antara 23oC-25oC, pada saat
tertentu seperti cuaca dingin suhunya sekitar 20oC, sedangkan pada cuaca panas
antara 29oC-30oC. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh
Anggorodi (1985), bahwa konversi ransum dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti :
umur ternak, bangsa, kandungan gizi ransum, keadaan temperatur dan keadaan
unggas. Lestari (1992) juga menyatakan bahwa angka konversi ransum
dipengaruhi oleh strain dan faktor lingkungan yaitu seluruh pengaruh luar
termasuk di dalamnya faktor makanan terutama nilai gizi yang rendah.
Income Over Feed Cost (IOFC)
Untuk mengetahui pengaruh suplementasi mineral dalam ransum terhadap
IOFC burung puyuh, maka dilakukan analisis keragaman seperti yang tertera
pada Tabel 10.
Tabel 10. Analisis keragaman IOFC burung puyuh selama 6 minggu SK
DB
JK
KT
Fhitung
Ftabel
0,05 0,01 Perlakuan 4 508101031 127025258 856,9997** 3,06 4,89 Galat 15 2223313,3 148220,89 Total 19 510324344 26859176
KK = 16,32 %
Keterangan : * = Nyata
** = Sangat Nyata
tn = Tidak Nyata
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
Dari hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa suplementasi mineral
Ca, Na, P, Cl dalam ransum terhadap IOFC memberikan pengaruh yang sangat
nyata.
Untuk melihat perbedaan antar perlakuan maka dilanjutkan uji beda nyata
terkecil (BNT) seperti tertera pada tabel 11.
Tabel 11. Uji BNT untuk IOFC burung puyuh Perlakuan Rataan F0,05 F0,01
R0 5794,0 c C R1 5770,6 c C R2 5757,9 c C R3 -171,5 b B R4 -5358,2 a A
Dari uji BNT juga dapat dilihat bahwa R3 dan R4 berbeda nyata dengan R0,
R1 dan R2. Pada ransum R0, R1, dan R2 harga ransum lebih dapat dijangkau serta
lebih murah bila dibandingkan ransum yang disusun pada R3 dan R4, karena pada
ransum R3 dan R4 menggunakan mineral phosphor. Dimana harga mineral
phosphor jauh lebih mahal dibandingkan dengan mineral lain.
Rekapitulasi Hasil Penelitian
Hasil penelitian secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 11 .
Tabel 11 . Rekapitulasi hasil penelitian
Perlakuan Konsumsi ransum (gram/ekor)
PBB (gram/ekor)
Konversi ransum
IOFC (Rp)
R0
R1
R2
R3
R4
68,67tn
74,54tn
77,34tn
69,82tn
72,19tn
22,46tn
20,04tn
19,20tn
20,54tn
20,35tn
3,13tn
3,64tn
4,29tn
3,59tn
3,87tn
5794,0c
5770,6c
5757,9c
-171,5b
-5358,2a Keterangan : - tn = tidak nyata - huruf yang berbeda menandakan perbedaan yang sangat nyata
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Suplementasi mineral pada ransum tidak memiliki pengaruh yang nyata
terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum dan
berpengaruh sangat nyata terhadap IOFC burung puyuh umur 0-6 minggu
sehingga tidak perlu dilakukan penambahan mineral.
Saran
1. Disarankan untuk memakai R0 (Pakan komersil asal C.P.I) karena memiliki
nilai konsumsi ransum terendah, pertambahan bobot badan tertinggi, konversi
ransum terendah serta nilai IOFC yang tertinggi dibandingkan perlakuan lain
dengan suplementasi mineral.
2. Disarankan untuk mengetahui kandungan kadar mineral pada setiap ransum
yang diberikan untuk masing-masing perlakuan.
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi, H.R., 1985. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Anggorodi, H.R., 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta. Anggorodi, H.R., 1995. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta. Campbell, W., 1984. Principles of Fermentation Technology. Pergaman Press,
New York Donald, Mc.P., Edwards, A.R.,Green Halg,J.F.D, and Morgan, A.C.,!995. Animal
Nutrition. Fifth Editing,Ohn wiley & Sons Inc, New York. Frandson, R.D., 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Penerjemah: Ir. B.
Srigandono & Roen Praseno, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Gema Penyuluhan Pertanian, 1984. Tabel Jumlah ransum yang diberikan per hari
menurut umur puyuh. Hanafiah, K.A., 2003. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Raja Grafindo
Persada. Jakarta. Hartono,T., 2004. Permasalahan Puyuh dan Solusinya. Penebar Swadaya,
Jakarta. Jull, M.A., 1982. Poultry Husbandry. Tata Mc Graw-Hill, New Delhi. Hardjasasmita, P., 2002. Ikhtisar Biokimia Dasar A. Balai Penerbit FKUI, Jakarta Kartadisastra, H.R., 1997. Penyediaan dan Pengelolaan Pakan Ternak
Ruminansia. Kanisus,Yogyakarta.. Lee, T.K. et al.1977. Singapore Journal Pri. Ind. 5(2) : 70-81, 82-90. Singapore. Lestari., 1992. Menentukan Bibit Broiler. Peternakan Indonesia.
Listiyowati, E, 2005. Puyuh : Tata Laksana Budidaya Secara Komersil. Edisi Revisi, Penebar Swadaya, Jakarta.
Listiyowati, E., dan Roospitasari, K., 2000. Puyuh Tata Laksana Budidaya Secara
Komersial. Penebar Swadaya, Jakarta.
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
McDonald, P., RA Edwards, Greenhalgh J.F.D, and CA Morgan. 2002. Animal Nutrition. 6th Ed. Prentice Hall. London.
McDowell, LR. 1992. Minerals in Animal and Human Nutrition. Academic Press,
Inc. New York.
NRC (National Rasearch Council), 1977. Nutrient Requirement of Poultry. USA. Nugroho, dan Mayun, K.G., 1982. Beternak Burung Puyuh. Eka Oofset,
Semarang. Parakkasi, A., 1983. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. Angkasa,
Bandung. Prawirokusumo, S., 1994. Ilmu Gizi Komperatif. BPFE, Yogyakarta. Randall, M.C., 1986. Raising Japanese Quail Departement of Agriculture. New
South Wales. Rasyaf, M., 1984. Memelihara Burung Puyuh. Kanisus, Yogyakarta.
Rasyaf, M., 1994. Makanan Ayam Broiler. Kanisus, Yogyakarta.
Redaksi AgroMedia., 2002. Puyuh Si Mungil Penuh Potensi. AgroMedia Pustaka, Jakarta.
Rizal, Y., 2006. Ilmu Nutrisi Unggas. Andalas University Press, Padang.
Sarwono, B.J., 1996. Beternak Ayam Buras. Penebar Swadaya, Jakarta.
Suharno, B., dan Nazaruddin, 1994. Ternak Komersil. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sugiharto, E., 2005. Meningkatkan Keuntungan Beternak Puyuh. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Suprijatna E., Atmomarsono U., dan Kartasadjana R., 2005. Ilmu Dasar Ternak
Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta. Tillman, A.D., Hari H., Soedomo R., Soeharto P., dan Sukato L. , 1989.
Ilmu Makanan Ternak Dasar.UGM Press, Yogyakarta. Underwood, EJ, and NF Suttle, 2001. The Mineral Nutrition of Livestock. 3rd Ed.
CABI Publishing. London. Wahju, J., 1992. Ilmu Nutrisi Unggas. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta
Widodo, W., 2002. Nutrisi dan Pakan Unggas Kontekstual. Departemen Pendidikan Nasional.
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
Woodard et al, 1973. Japanese Quail Husbandry in the Laboratory. Japan. Yamin, M., 2002. Pengaruh Tingkat Protein Ransum Terhadap Konsumsi,
Pertambahan Bobot Badan dan IOFC Ayam Buras Umur 0-18 Minggu. Jurnal Agroland Vol.9 No 3 September 2002.
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
Lampiran Lampiran 1. Data rataan konsumsi ransum burung puyuh selama 6 minggu
(g/ekor/minggu)
Perlakuan Minggu Total Rataan 1 2 3 4 5 6 R01 30,54 41,84 66,50 65,71 92,06 115,79 412,44 68,74 R02 31,21 40,21 67,86 65,71 85,68 121,21 411,89 68,65 R03 27,82 32,07 63,11 61,64 98,57 122,57 405,79 67,63 R04 27,82 40,89 65,82 65,71 103,32 114,43 418,00 69,67 R11 23,07 26,14 66,50 67,07 117,32 131,57 431,68 71,95 R12 23,07 43,92 63,11 79,29 117,32 134,29 460,99 76,83 R13 23,07 23,70 71,93 79,29 113,25 111,21 422,45 70,41 R14 29,18 30,89 74,64 79,29 125,46 134,29 473,75 78,96 R21 32,57 45,14 81,43 92,86 106,46 125,64 484,11 80,68 R22 29,18 23,70 62,43 80,64 105,79 113,43 415,16 69,19 R23 24,43 23,70 57,00 90,14 141,07 120,21 456,56 76,09 R24 31,21 27,50 74,64 92,86 136,32 137,86 500,39 83,40 R31 29,04 43,01 72,34 74,67 97,35 128,31 444,73 74,12 R32 22,94 40,30 73,01 76,03 102,78 91,67 406,73 67,79 R33 23,61 43,01 73,01 74,67 105,49 107,96 427,76 71,29 R34 24,29 40,30 73,01 76,03 87,17 95,74 396,55 66,09 R41 23,89 40,84 77,63 82,54 79,44 88,69 393,02 65,50 R42 19,14 40,84 77,63 85,26 102,51 133,47 458,84 76,47 R43 28,64 42,88 77,63 85,26 87,17 104,29 425,86 70,98 R44 23,89 35,41 76,27 85,26 115,40 118,54 454,77 75,80
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 2. Data rataan pertambahan bobot badan burung puyuh selama 6 minggu (g/ekor/minggu)
Perlakuan Minggu Total Rataan 1 2 3 4 5 6 R01 20,36 15,00 15,00 33,57 24,29 19,29 127,50 21,25 R02 17,14 18,57 10,00 35,71 22,86 25,71 130,00 21,67 R03 17,86 20,00 12,86 40,00 32,86 17,14 140,71 23,45 R04 14,29 20,71 15,00 31,43 32,86 26,43 140,71 23,45 R11 15,79 5,71 26,43 20,00 20,71 31,43 120,07 20,01 R12 15,00 10,00 16,43 27,14 20,00 21,43 110,00 18,33 R13 14,29 9,29 23,57 22,86 24,29 27,86 122,14 20,36 R14 17,07 10,71 22,86 25,00 33,57 20,00 129,21 21,54 R21 17,93 7,14 20,71 22,86 30,00 17,14 115,79 19,30 R22 12,86 6,43 14,29 30,71 35,00 22,14 121,43 20,24 R23 15,71 7,86 25,00 24,29 24,29 13,57 110,71 18,45 R24 15,00 8,57 20,00 25,00 33,57 10,71 112,86 18,81 R31 18,71 9,29 16,43 24,29 30,00 14,29 113,00 18,83 R32 16,57 9,29 17,86 30,00 22,14 27,86 123,71 20,62 R33 15,21 21,43 13,57 25,00 31,43 24,29 130,93 21,82 R34 17,50 10,00 14,29 35,71 22,86 25,00 125,36 20,89 R41 16,43 12,86 11,43 35,00 29,29 18,57 123,57 20,60 R42 16,79 7,86 20,71 19,29 34,29 17,86 116,79 19,46 R43 13,71 10,71 18,57 34,29 34,29 32,86 144,43 24,07 R44 17,86 6,43 11,43 28,57 25,71 13,57 103,57 17,26
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 3. Data rataan konversi ransum burung puyuh selama 6 minggu
Perlakuan Minggu Total Rataan 1 2 3 4 5 6 R01 1,50 2,79 4,43 1,96 3,79 6,00 20,47 3,41 R02 1,82 2,17 2,64 1,84 3,75 4,71 16,93 2,82 R03 1,56 1,60 4,91 1,54 3,00 7,15 19,76 3,29 R04 1,95 1,97 4,39 2,09 3,14 4,33 17,87 2,98 R11 1,46 4,58 2,52 3,35 5,66 4,19 21,76 3,63 R12 1,54 4,39 3,84 2,92 5,87 6,27 24,83 4,14 R13 1,62 2,55 3,05 3,47 4,66 3,99 19,34 3,22 R14 1,71 2,88 3,27 3,17 3,74 6,71 21,48 3,58 R21 1,82 6,32 3,93 4,06 3,55 7,33 27,01 4,50 R22 2,27 3,69 4,37 2,63 3,02 5,12 21,10 3,52 R23 1,55 3,02 2,28 3,71 5,81 8,86 25,23 4,20 R24 2,08 3,21 3,73 3,71 4,06 12,87 29,66 4,94 R31 1,55 4,63 4,40 3,07 3,25 8,98 25,89 4,31 R32 1,38 4,34 4,09 2,53 4,64 3,29 20,28 3,38 R33 1,55 2,01 5,38 2,99 3,36 4,45 19,73 3,29 R34 1,39 4,03 5,11 2,13 3,81 3,83 20,30 3,38 R41 1,45 3,18 6,79 2,36 2,71 4,78 21,27 3,54 R42 1,14 5,20 3,75 4,42 2,99 7,47 24,97 4,16 R43 2,09 4,00 2,72 2,49 2,54 3,17 17,01 2,84 R44 1,34 5,51 6,67 2,98 4,49 8,73 29,73 4,95
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 4. Data rataan IOFC burung puyuh selama 6 minggu Perlakuan Harga pakan harga puyuh pendapatan iofc/ekor
R01 1443,53 42000 40556,5 5793,8 R02 1441,63 42000 40558,4 5794,1 R03 1420,25 42000 40579,8 5797,1 R04 1463,00 42000 40537,0 5791,0 R11 1549,73 42000 40450,3 5778,6 R12 1654,96 42000 40345,0 5763,6 R13 1516,60 42000 40483,4 5783,3 R14 1700,76 42000 40299,2 5757,0 R21 1768,14 42000 40231,9 5747,4 R22 1516,04 42000 40484,0 5783,4 R23 1667,19 42000 40332,8 5761,8 R24 1827,27 42000 40172,7 5739,0 R31 45859,67 42000 -3859,7 -551,4 R32 41941,17 42000 58,8 8,4 R33 44110,34 42000 -2110,3 -301,5 R34 40891,58 42000 1108,4 158,3 R41 72145,63 42000 -30145,6 -4306,5 R42 84228,25 42000 -42228,3 -6032,6 R43 78174,49 42000 -36174,5 -5167,8 R44 83480,88 42000 -41480,9 -5925,8
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
KANDUNGAN NUTRISI PADA PAKAN PUYUH
Kadar Air maximum 13,0%
Protein Kasar 18,5-20,0%
Lemak Kasar minimum 3,5%
Serat Kasar maximum 6,0%
Abu maximum 10,0%
Calsium minimum 2,50%
Phosphor minimum 0,69%
Sumber : PT Charoend Phokphand Indonesia.
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009
KADAR MINERAL Na, Ca, P, Cl DALAN BAHAN YANG DIGUNAKAN Kadar Na dalam Na2CO3
Ar Na x 100%
Mr Na2 CO3 46 x 100% 106 = 43,396%
Kadar Ca dalam CaCO3
Ar Ca x 100% Mr Ca CO3
40 x 100% 100 = 40%
Kadar P dalam (NH4)3PO4
Ar P x 100% Mr (NH4)3PO4 31 x 100% 149 = 28,8%
Kadar Cl dalam NH4Cl
Ar Cl x 100% Mr NH4Cl 35 x 100% 53 = 66,04%
Keterangan: Ar Na Ar C Ar O Ar Ca Ar N Ar H Ar Cl Ar P
23 12 16 40 14 1 35 31
Zakiyah Nasution : Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) Dalam Ransum Terhadap Performans Dan Iofc Burung Puyuh (Coturnix – coturnix japonica) Umur 0 – 42 Hari, 2007. USU Repository © 2009