pengaruh suku bunga, inflasi, car dan fdr...
TRANSCRIPT
-
PENGARUH SUKU BUNGA, INFLASI, CAR DAN FDR TERHADAP
PROFITABILITAS DENGAN NON PERFORMING FINANCING (NPF)
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA BANK UMUM SYARIAH DI
INDONESIA (PERIODE 2014-2019)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi SyaratGuna Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh:
Vindi Rima Dhani
63010160037
PERBANKAN SYARIAH S1
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI SALATIGA
2020
-
i
PENGARUH SUKU BUNGA, INFLASI, CAR DAN FDR TERHADAP
PROFITABILITAS DENGAN NON PERFORMING FINANCING (NPF)
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA BANK UMUM SYARIAH DI
INDONESIA (PERIODE 2014-2019)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi SyaratGuna Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh:
Vindi Rima Dhani
63010160037
PERBANKAN SYARIAH S1
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI SALATIGA
2020
-
ii
-
iii
PENGESAHAN
-
iv
-
v
-
vi
-
vii
MOTTO
Jangan pernah dengarkan kata orang yang membuat kamu takut melakukan sesuatu.
Jika Ada Seseorang Yang Meremehkan Kamu,
Maka Buktikan Bahwa Kamu Mampu Dan Tidak Seperti Yang Diomongkan
Seseorang Itu.
Ada Niat Pasti Ada Jalan.
Yakinlah, Proses Tidak Akan Menghiyanati Hasil
-
viii
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah dan
inayah-Nya. Serta dengan penuh cinta dan sayang skripsi ini saya persembahkan
kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan kelancaran dan kemudahan dalam
melakukan penulisan skripsi ini.
2. Kedua Orang Tua ku, Bapak Nur Sholeh dan Ibu Suyanti serta Kakak-kakak
ku Bayu Irawan dan Istiqomah, dan juga adik-adik ku Rizka Fatmawati dan
Jovita Farzana yang telah memberikan dukungan serta doa untukku.
3. Sahabatku Ali Saifudin, Vivi Octaviani dan Novi Cahyani yang telah
menyemangati ku dalam menyelesaikan skripsiku.
4. Sahabat seperjuangan ku (Afia Awwala Aqila, Anisa Isnaniyah, Hendriyana,
Diyah Firda, Eka wulandari dan Dian Ayu) yang telah menemani dari
semester 1
5. Dian Retno dan Devi Diana yang telah membantu saya dalam menyelesaikan
skripsi ini
6. Teman-teman seperjuangan angkatan 2016 khususnya yang telah membantu
proses terselesainya skripsi ini.
7. Almamater ku S1 Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
(FEBI), Institut Agama Islam Negri (IAIN) Salatiga
-
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,
hidayah, taufiq dan inayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, CAR Dan FDR Terhadap Profitabilitas
Dengan Variabel Intervening Non Performing Financing (NPF) Pada Bank
Umum Syariah Di Indonesia (Periode 2014-2019)”.. Shalawat serta salam semoga
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan
kita jalan yang lurus berupa ajaran islam yang sempurna dan menjadi anugerah dan
rahmat bagi seluruh alam semesta. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu
syarat menyelesaikan program sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Salatiga.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan serta
dukungan dari berbagai pihak, maka dengan segala kerendahan hati penulis
menyampaikan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga.
2. Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
3. Bapak Ari Setiawan, M.M. selaku Ketua Program Studi S1 Perbankan
Syariah.
-
x
4. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik dan juga
pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan
pengarahan serta bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Keluarga tercinta penulis yang doanya senantiasa mengiringi langkah penulis
dan kasih sayang yang tiada hentinya.
6. Sahabat-sahabatku, Ali Saifudin, Vivi Octaviani dan Novi Cahyani yang
selalu menemani dan membantu penulis.
7. Dian Retno dan Devi Diana yang tak henti-hentinya memberikan dukungan,
motivasi, dan bantuan kepada penulis.
8. Semua pihak yang memberikan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari dan mengakui bahwa dalam penulisan skripsi ini masih
banyak kekurangan karena keterbatasan penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak.
Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi bahan referensi dan tambahan
wawasan bagi pembaca.
-
xi
ABSTRAK
Dhani, Vindi. Rima. (2020). Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, CAR Dan FDR Terhadap
Profitabilitas Dengan Variabel Intervening Non Performing Financing (NPF)
Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia (Periode 2014-2019).Skripsi,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1 Perbankan Syariah
IAIN Salatiga. Pembimbing: Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si.
Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui Pengaruh Suku
Bunga, Inflasi, CAR Dan FDR Terhadap Profitabilitas Dengan Variabel Intervening
Non Performing Financing (NPF) Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia (Periode
2014-2019).Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan
menggunakan analisis regresi sebagai analisis data. Penelian ini menggunakan data
sekunder berbentuk time series data bulanan bank umum syariah periode Januari
2014 sampai Desember 2019. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan
alat bantu aplikasi Eviews 10.
Hasil penelitian setelah dilakukan uji asumsi klasik menunjukkan bahwa
variabel pembiayaan Suku Bunga, Inflasi, CAR, FDR dan NPF lolos dalam uji
tersebut. Hasil uji menunjukkan secara parsial variabel Suku Bunga berpengaruh
positif dan signifikan. Sedangkan variabel Inflasi, CAR, dan FDR tidak berpengaruh
terhadap ROA. Sedangkan NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA.
Dan NPF mampu memoderasi hubungan FDR terhadap ROA. Dan NPF tidak mampu
memoderasi hubungan Suku Bunga, Inflasi, dan CAR terhadap ROA.
Kata Kunci : Suku Bunga, Inflasi, CAR, FDR, Return On Asset (ROA), Non
Performing Financing (NPF)
-
xii
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................................... i
PENYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................................................... iv
PENYATAAN BEBAS PLAGIAT .................................... Error! Bookmark not defined.
KESEDIAAN PUBLIKASI SKRIPSI ............................................................................. v
MOTTO ............................................................................................................................vii
PERSEMBAHAN ........................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ......................................................................................................ix
ABSTRAK ........................................................................................................................xi
DAFTAR ISI .................................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 10
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 12
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................... 14
E. Sistematika Penulisan .......................................................................................... 14
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................................ 16
A. Telaah Pustaka ..................................................................................................... 16
B. Kerangka Teori .................................................................................................... 28
1. Signalling Theory ................................................................................................ 28
2. Konsep Manajemen Resiko ................................................................................ 28
3. Suku Bunga ......................................................................................................... 36
4. Inflasi ................................................................................................................... 42
5. CAR (Capital Adequacy Ratio) ......................................................................... 46
6. Financing to Deposit Ratio (FDR) ..................................................................... 48
-
xiii
7. Profitabilitas ........................................................................................................ 50
8. Non Performing Financing (NPF)...................................................................... 55
C. Kerangka Penelitian ............................................................................................. 58
D. Hipotesis ............................................................................................................... 59
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................ 76
A. Jenis Penelitian ..................................................................................................... 76
B. Populasi dan Sempel ............................................................................................ 77
C. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................. 79
1. Metode Pengumpulan Data ................................................................................ 79
2. Sumber Data ........................................................................................................ 80
D. Definisi Konsep dan Operasional ....................................................................... 81
E. Teknik Analisis Data ........................................................................................... 84
1. Uji Stasioneritas .................................................................................................. 84
2. Uji Regresi ........................................................................................................... 85
3. Uji Statistik .......................................................................................................... 86
4. Analisis Jalur (Path Analysis) ............................................................................ 87
5. Uji Asumsi Klasik ............................................................................................... 89
F. Alat Analisis Data ................................................................................................ 92
BAB IV ANALISIS DATA ........................................................................................... 94
A. Deskripsi Objek Penelitian .................................................................................. 94
B. Analisis Statistik Deskriptif ................................................................................ 95
C. Analisis Data ........................................................................................................ 96
D. Uji Statistik ........................................................................................................... 98
E. Uji Path Analysis ............................................................................................... 106
1. Pembahasan ........................................................................................................ 110
a. Pengaruh suku bunga terhadap profitabilitas .................................................. 110
b. Pengaruh inflasi terhadap profitabilitas ........................................................... 112
c. Pengaruh CAR terhadap profitabilitas ............................................................. 113
-
xiv
d. Pengaruh FDR terhadap profitabilitas ............................................................. 114
e. Pengaruh NPF terhadap profitabilitas .............................................................. 115
f. Pengaruh suku bunga terhadap NPF ................................................................ 117
g. Pengaruh inflasi terhadap NPF ......................................................................... 118
h. Pengaruh CAR terhadap NPF .......................................................................... 119
i. Pengaruh FDR terhadap NPF ........................................................................... 120
j. Pengaruh NPF memediasi suku bunga terhadap profitabilitas....................... 121
k. Pengaruh NPF memediasi inflasi terhadap profitabilitas ............................... 121
l. Pengaruh NPF memediasi CAR terhadap profitabilitas ................................. 122
m. Pengaruh NPF memediasi FDR terhadap profitabilitas.................................. 123
F. Asumsi Klasik .................................................................................................... 125
a. Uji Normalitas ................................................................................................... 125
b. Uji Multikolinieritas.......................................................................................... 127
c. Uji Autokorelasi ................................................................................................ 129
d. Uji Heterokedastisitas ....................................................................................... 132
BAB V PENUTUPAN ................................................................................................. 135
A. Kesimpulan......................................................................................................... 135
B. Keterbatasan Penelitian ..................................................................................... 138
C. Saran ................................................................................................................... 138
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................................... 146
Lampiran 1- Data Mentah ............................................................................................ 146
LAMPIRAN HASIL OUTPUT EVIEWS 9 ............................................................... 149
1. Uji Deskriptif ..................................................................................................... 149
2. Uji Stasioner ....................................................................................................... 150
3. Uji Statistik ......................................................................................................... 162
4. Uji Asumsi Klasik .............................................................................................. 163
-
xv
DAFTAR TABEL
Table 2.1 Perkembangan Total Aset Bank Umum Syariah ..................................... 16
Table 2.1Research Gap ........................................................................................... 53
Table 2.2 Kategori Tingkat Kesehatan ROA ........................................................... 53
Table 2.3 Kriteria Penetapan Peringkat Profil Risiko NPF ....................................... 57
Table 3.1 Daftar Sampel Nama Bank Umum Syariah ............................................. 78
Table 3.2 Definisi Operasional Dan Skala Pengukuran ............................................ 81
Table 4.1 Deskriptif Variabel Penelitian .................................................................. 95
Table 4.2 Uji Staioneritas Level .............................................................................. 97
Table 4.3 Hasil Uji Stasioneritas 1st Difference ...................................................... 97
Table 4.4 Regresi Utama ......................................................................................... 98
Table 4.5 Regresi Variabel Intervening ................................................................. 102
Table 4.6 Model Analisis Jalur .............................................................................. 107
Table 4.7 Hasil Uji Hipotesis ................................................................................ 124
Table 4.8 Hasil Uji Multikolinieritas ..................................................................... 128
Table 4.9 Hasil Uji Multikolinieritas ..................................................................... 129
Table 4.10 Hasil Uji Autokorelasi Regresi Utama ................................................ 130
Table 4.11 Hasil Uji Autokorelasi Regresi Intervening .......................................... 131
Table 4.12 Hasil Uji Heterokedastisitas Regresi Utama (ROA) ............................. 133
Table 4.13 Hasil Uji Heterokedastisitas Regresi Intervening (NPF) ....................... 134
-
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian ............................................................................. 58
Gambar 4.1 Gambar Jalur Path ............................................................................. 106
Gambar 4.2 Uji Normalitas Regresi Utama .......................................................... 126
Gambar 4.3 Uji Normalitas Regresi Variabel Intervening...................................... 127
Gambar 4.4 Area Ada Atau Tidaknya Autokorelasi Pada Regresi Utama .............. 131
Gambar 4.5 Area Ada Atau Tidaknya Autokorelasi Pada Regresi Intervening ....... 132
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan Bank Syariah di Indonesia dinilai semakin baik. Salah
satu faktor yang mendukung perkembangan Bank Syariah di Indonesia adalah
karena Indonesia merupakan negara dengan mayoritas pemeluk agama islam.
Perkembangan Bank Syariah ini dibuktikan dengan data yang peroleh Otoritas
Jasa Keuangan pada tabel berikut :
Table 1.1
Perkembangan Total Aset Bank Umum Syariah di Indonesia
Indikator 2014 2015 2016 2017 2018 2019*
Total asset (Rp
Milliar)
204.961 213.423 254.184 288.027 316.691 350.364
Jumlah Bank Umum
Syariah
12 12 13 13 14 14
*publikasi terakhir seusai data penelitian
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat dari total aset bank umum syariah
mengalami peningkatan setiap tahunnya. Jumlah Bank Umum Syariah yang
semula berjumlah 12 bank bertambah menjadi 14 pada tahun 2019. Hal ini
mengindikasikan bahwa bank syariah semakin diminati sebagai lembaga
keuangan yang terpercaya. Total aset yang semakin besar dan jumlah bank
-
2
yang bertambah memberikan dampak positif bagi Bank Syariah dalam
meningkatkan kinerjanya.
Bank syariah di Indonesia telah terbukti menjadi salah satu bagian
penting dalam perekonomian dengan ketahanannya terhadap resesi ekonomi
yang kerap melanda Indonesia. Ketahanan dalam ekonomi ditunjukan dengan
kinerja bank syariah yang stabil dan memberikan keuntungan bagi pemegang
sahamnya. Lembaga keuangan khususnya bank memegang peran yang vital
dalam perekonomian. Selain menghimpun dana dari masyarakat, bank juga
berfungsi untuk menyediakan modal bagi para pelaku bisnis, baik yang
berskala besar setingkat korporasi maupun skala kecil seperti UMKM.
Berjalannya bisnis di berbagai lini menyebabkan perputaran uang
menjadi tinggi dan membuat perekonomian semakin baik dan tentunya
berkembang. Dengan begitu, bank dapat membuktikan posisinya sebagai tiang
penyokong dalam perekonomian di Indonesia dan dituntut untuk menjaga
kestabilannya. Melihat sejarah perkembangan bank syariah di indonesia, telah
membuktikan ketahanan dari ekonomi syariah terhadap krisis moneter. Hal
tersebut menjadikan bank berbasis syariah semakin dilirik menjadi jantung
baru bagi ekonomi di Indonesia.
Setiap perbankan dalam menjalankan kegiatannya mempunyai tujuan
utama yaitu memperoleh profitabilitas atau keuntungan yang maksimal yang
berasal dari kegiatan operasional maupun kegiatan non operasional.
Profitabilitas atau rentabilitas adalah salah satu fokus utama yang selalu
-
3
diperhatikan dalam menjalankan suatu usaha, khususnya perbankan. Ini
dikarenakan bank dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya ingin
memperoleh keuntungan yang maksimal (Sudarwanto, 2009: 3). Profitabilitas
merupakan faktor yang seharusnya mendapat perhatian penting, karena untuk
dapat melangsungkan hidupnya suatu perusahaan harus berada dalam keadaan
yang menguntungkan (profitable). Tanpa adanya keuntungan (profit), maka
akan sangat sulit bagi peusahaan untuk menarik modal dari luar.
Perkembangan tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh bank dapat
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal bank. Faktor internal meliputi
struktur aktiva produktif bank yang sebagian returnnya sangat dipengaruhi
oleh fluktuasi suku bunga SBI, sedangkan faktor eksternal yang berpengaruh
pada banyaknya nasabah yang masih menunggu penurunan tingkat suku
bunga sebelum mengajukan pinjaman kepada bank (Kaleangkong, 2013).
Besarnya tingkat suku bunga merupakan salah satu faktor perbankan
untuk menentukan tingkat suku bunga yang dijadikan patokan kepada bank
syariah untuk menentukan bagi hasil. Karena bagi hasil berpengaruh kepada
ketertarikan dan keinginan masyarakat untuk menabung/menyimpan
modalnya dibank. Dengan semakin banyaknya masyarakat yang akan
menanamkan dananya dibank maka akan semakin besar modal yang akan
dimiliki bank, sehingga bank akan semakin besar dalam menyalurkan dana
tersebut yang dimana akan meningkatkan laba bank (Anggraeni &
Suardika,2014). Dari beberapa penelitian ditemui beberapa hasil yang
-
4
berbeda, hasil penelitian Putranti (2014) tingkat suku bunga tidak berpengaruh
terhadap ROA atau profitabilitas sedangkan penelitian Pradanasari (2017)
menyatakan suku bunga berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas atau
ROA.
Faktor lain yang mempengaruhi profitabilitas adalah inflasi, semakin
tinggi inflasi maka akan semakin menurun tingkat profitabilitas pernyataan ini
sesuai dengan penemuan (Kaleangkong, 2013) inflasi berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas yang diukur dengan Return On Asset (ROA),
menunjukkan tingkat inflasi yang tinggi menyebabkan menurunnya rasio
profitabilitas. Inflasi mengindikasikan semakin tinggi tingkat inflasi maka
akan semakin menurun tingkat daya beli yang diikuti oleh semakin
menurunya nilai tukar uang rupiah. Sehingga keinginan investor untuk
menginvestasikan dananya ke bank akan semakin sedikit.
Laju inflasi yang tinggi dan tidak terkendali dapat mengganggu upaya
perbankan dalam mengerahkan dana masyarakat. Hal ini disebabkan, karena
tingkat inflasi yang tinggi menyebabkan tingkat suku bunga menjadi
menurun. Fakta demikian akan mengurangi keinginan masyarakat untuk
menabung sehingga pertumbuhan dana perbankan yang bersumber dari
masyarakat akan menurun (Dwijayanti & Naomi, 2019). Menurut Revel
dalam Dwijayanti dan Naomi (2009) adanya hubungan antara profitabilitas
bank dalam inflasi. Serta dampak dari inflasi tergantung pada bunga bank
serta biaya operasional lain yang menjadi lebih tinggi.
-
5
Rasio-rasio yang dapat mempengaruhi naik turunnya Return On Asset
(ROA) diantaranya berasal dari faktor internal dan faktor eksternal, yaitu
faktor eksternal diantaranya meliputi suku bunga dan Inflasi, kedua faktor
makro ekonomi ini merupakan faktor yang sangat penting dalam hal
perekonomian penentu kebijakan moneter yang tentunya akan sangat
mempengaruhi kondisi perekonomian di Indonesia dan perbankan di
Indonesia. Sedangkan faktor internal meliputi Non Performing Financing
(NPF) dan Financing to Deposit Ratio (FDR). Melalui pengelolaan Non
Performing Financing (NPF) dan Financing to Deposit Ratio (FDR) yang
baik dan memadai maka peran bank syariah sebagai lembaga perantara
keuangan (financial intermediation) dapat terlaksana dengan baik dan
nantinya dapat mempengaruhi tujuan perusahaan dalam menghasilkan laba
atau profitabilitas. Alasan dipilihnya industri perbankan karena kegiatan bank
sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. Sektor
riil tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak
bekerja dengan baik.
Untuk mengurangi resiko yang terjadi dari masalah pembiayaan, maka
bank menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha dan
menampung resiko kerugian dana yang diakibatkan oleh kegiatan operasi
bank yang disebut Capital Adequacy Ratio (CAR). Capital Adequacy Ratio
(CAR) merupakan kecukupan modal yang menunjukkan kemampuan bank
dalam mempertahankan modal yang mencukupi kemampuan manjemen bank
-
6
dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi dan mengontrol risiko-risiko
yang timbul dan dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank. Semakin
tinggi CAR, maka semakin besar pula kemampuan bank dalam meminimalisir
resiko pembiayaan yang terjadi. Artinya bank tersebut mampu menutupi
resiko pembiayaan yang terjadi dengan besarnya cadangan dana yang
diperoleh dari perbandingan modal dan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko
(ATMR).
Adapun salah satu sumber dana bank adalah Dana asing. Dana asing
(dana ekstern), yaitu dana yang bersumber dari pihak ketiga seperti deposit,
giro, simpanan tabungan, dan lain-lain. Menurut penelitian Fadhiah, Deannes
dkk (2017) Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap ROA.
Penelitian yang di lakukan Fretty dan Lemiyana (2017) menyatakan Capital
Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif signifikan terhadap ROA.
Sedangkan penelitian Meryta dan Irene (2014) Capital Adequacy Ratio
(CAR) berpengaruh negatif terhadap ROA.
Menurut Muhamad (2005:55) Financing to Deposit Ratio (FDR)
merupakan rasio yang menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam
membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan
mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai likuiditasnya. Semakin
tinggi rasio tersebut mengindikasikan bahwa semakin rendahnya kemampuan
likuiditas bank. Hal ini dikarenakan jumlah dana yang diperlukan untuk
pembiayaan semain besar. Menurut Yusuf (2017) Financing to Deposit Ratio
-
7
(FDR) berpengaruh positif terhadap ROA. Penelitian yang di lakukan
Harnanto (2017) Financing to Deposit Ratio (FDR) tidak berpengaruh
terhadap ROA. Sedangkan penelitian yang dilakukan Amalia dan Toni (2019)
menyatakan Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh positif signifikan
terhadap ROA.
Salah satu resiko yang dialami oleh bank syariah adalah resiko
pembiayaan yang tercermin dalam besarnya rasio pembiayaan bermasalah
atau Non Performing Financing (NPF) adalah perbandingan antara total
pembiayaan yang di berikan kepada debitur. Non Performing Financing
(NPF) menunjukan seberapa besar kolektibilitas bank dalam mengumpulkan
kembali pembiayaan yang disalurkan. Jika pembiayaan bermasalah
melampaui batas, maka akan menjadi masalah serius yang akan mengganggu
profitabilitas bank syariah yang berujung pada berhentinya operasional. Bank
Indonesia menetapkan NPF Gross sebesar 5% sebagai angka toleransi bagi
kesehatan suatu bank Dinnul (2016).
Menurut Syakhrun (2019) semakin tinggi rasio NPF ini, kualitas kredit
bank semakin buruk karena jumlah kredit bermasalah semakin besar. Apabila
jumlah kredit bermasalah semakin besar, maka akan berpengaruh terhadap
turunnya pendapatan karena adanya peningkatan biaya cadangan aktiva
produktif. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa NPF berpengaruh
negatif terhadap ROA. Hasil penelitian Nugroho (2011) menyatakan bahwa
NPF berpengaruh Peranan modal sangat penting dalam usaha perbankan
-
8
karena dapat mendukung kegiatan operasional bank agar dapat berjalan
dengan lancar (Sari, 2013).
Tingkat inflasi yang tinggi dapat memperlambat perekonomian yang
akhirnya mempengaruhi risiko dunia usaha sektor rill. Hal ini tentunya juga
akan berpengaruh pada sektor keuangan baik pasar modal maupun perbankan.
Salah satu peningkatan risiko yang dihadapi industri perbankan pada saat ini
adalah peningkatan risiko pembiayaan berupa meningkatnya pembiayaan
bermasalah. Menurut Popita (2013), inflasi berpengaruh tidak signifikan
terhadap NPF. Hasil penelitian Dimas (2017) menyatakan bahwa inflasi
berpengaruh signifikan dengan arah negatif terhadap rasio NPF, sedangkan
penelitian Putri (2016) menyatakan bahwa inflasi berpengaruh negatif
terhadap NPF dalam jangka pendek namun tidak berpengaruh pada jangka
panjang.
Menurut penelitian Sugiharto (2019) nilai t-statistik variabel BI Rate
jangka panjang sebesar 5.7756 dengan probabilitas sebesar 0.0000 dan
koefisien jangka panjang sebesar 2.2750. Hal ini mengandung pengertian
bahwa variabel BI Rate berpengaruh signifikan pada tingkat kepercayaan
α(5%) dan membawa implikasi bahwa terdapat hubungan jangka panjang
positif antara BI Rate terhadap NPF segmen Bisnis Banking, dimana apabila
BI Rate mengalami peningkatan satu persen maka akan meningkatkan NPF
segmen Bisnis Banking sebesar 2.2750, atau sebaliknya apabila BI Rate
mengalami penurunan sebesar satu persen maka akan menurunkan NPF
-
9
segmen Bisnis Banking sebesar 2.2750. Meningkatnya BI Rate akan
meningkatkan NPF segmen Bisnis Banking bank. Meningkatnya BI Rate akan
mengakibatkan kenaikan suku bunga pada perbankan, baik suku bunga
simpanan maupun pinjaman. Jika bank menaikkan tingkat suku bunga
pinjaman maka akan berdampak pada resiko kredit bermasalah yang
disebabkan beban bunga yang ditanggung debitur semakin berat.
BI Rate yang tinggi dapat menyebabkan pada resiko tidak bersaingnya
bagi hasil dana pihak ketiga pada bank syariah. Rasio ini dapat juga muncul
yang disebabkan naiknya expected competitive return dari nasabah. Untuk
mengelola resiko ini bank syariah dapat menetapkan jangka waktu maksimal
pada penyaluran pembiayaannya dengan mempertimbangkan hal-hal seperti
keuntungan saat ini dan prediksi perubahan di masa mendatang yang berlaku
di pasar perbankan syariah. Saat BI Rate naik dan mempengaruhi peningkatan
suku bunga pinjaman pada bank konvensional, hal ini menguntungkan
perbankan syariah karena marginnya semakin bersaing dengan bank
konvesnional. Pada saat margin bank syariah semakin kompetitif, maka akan
berdampak pada peningkatan penyaluran pembiayaan. Peningkatan pada
penyaluran pembiayaan memungkinkan terjadinya pembiayaan bermasalah
yang semakin tinggi. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Haifa dan Wibowo (2015) serta Ardana dan Irviani (2017) dimana BI Rate
berpengaruh terhadap NPF.
-
10
Berdasarkan dari uraian dan beberapa penelitian terdahulu yang
menunjukkan hasil yang tidak konsisten, maka perlu dilakukan penelitian
kembali tentang pengaruh Suku Bunga, Inflasi, Capital Adequacy Ratio
(CAR) dan Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap ROA dengan Non
Performing Financing (NPF) sebagai variabel intervening bank umum syariah
sehingga dalam penelitian ini akan dikaji ulang dengan harapan hasil
penelitian nantinya akan mempertegas dan memperkuat teori yang ada.
Dengan demikian penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Suku Bunga, Inflasi,Capital Adequacy Ratio (CAR) Dan
Financing to Deposit Ratio (FDR) Terhadap Profitabilitas DenganNon
Performing Financing (NPF) Sebagai Variabel Intervening Pada Bank
Umum Syariah Di Indonesia (Periode 2014-2019).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi pokok
permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh suku bunga terhadap profitabilitas bank umum
syariah pada tahun 2014-2019?
2. Bagaimana pengaruh inflasi terhadap profitabilitas bank umum syariah
pada tahun 2014-2019?
3. Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap
profitabilitas bank umum syariah pada tahun 2014-2019?
-
11
4. Bagaimana pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap
profitabilitas bank umum syariah pada tahun 2014-2019?
5. Bagaimana pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap
profitabilitas bank umum syariah pada tahun 2014-2019?
6. Bagaimana pengaruh suku bunga terhadap Non Performing Financing
(NPF) bank umum syariah pada tahun 2014-2019?
7. Bagaimana pengaruh inflasi terhadap Non Performing Financing
(NPF) bank umum syariah pada tahun 2014-2019?
8. Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Non
Performing Financing (NPF) bank umum syariah pada tahun 2014-
2019?
9. Bagaimana pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Non
Performing Financing (NPF) bank umum syariah pada tahun 2014-
2019?
10. Bagaimana kemampuan Non Performing Financing (NPF) dalam
memediasi pengaruh suku bunga terhadap profitabilitas bank umum
syariah periode 2014-2019?
11. Bagaimana kemampuan Non Performing Financing (NPF) dalam
memediasi pengaruh inflasi terhadap profitabilitas bank umum syariah
periode 2014-2019?
-
12
12. Bagaimana kemampuan Non Performing Financing (NPF) dalam
memediasi pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap
profitabilitas bank umum syariah periode 2014-2019?
13. Bagaimana kemampuan Non Performing Financing (NPF) dalam
memediasi pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap
profitabilitas bank umum syariah periode 2014-2019?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang di ajukan peneliti di atas, maka
tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh suku bunga terhadap profitabilitas bank
umum syariah pada tahun 2014-2019
2. Untuk mengetahui pengaruh inflasi terhadap profitabilitas bank umum
syariah pada tahun 2014-2019
3. Untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap
profitabilitas bank umum syariah pada tahun 2014-2019
4. Untuk mengetahui pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR)
terhadap profitabilitas bank umum syariah pada tahun 2014-2019
5. Untuk mengetahui pengaruh Non Performing Financing terhadap
profitabilitas bank umum syariah pada tahun 2014-2019
6. Untuk mengetahui pengaruh suku bunga terhadap Non Performing
Financing bank umum syariah pada tahun 2014-2019
-
13
7. Untuk mengetahui pengaruh inflasi terhadap Non Performing
Financing bank umum syariah pada tahun 2014-2019
8. Untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap
Non Performing Financing bank umum syariah pada tahun 2014-2019
9. Untuk mengetahui pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR)
terhadap Non Performing Financing bank umum syariah pada tahun
2014-2019
10. Untuk mengetahui kemampuan Non Performing Financing (NPF)
dalam memediasi pengaruhsuku bunga terhadap profitabilitas bank
umum syariah periode 2014-2019
11. Untuk mengetahui kemampuan Non Performing Financing (NPF)
dalam memediasi pengaruhinflasi terhadap profitabilitas bank umum
syariah periode 2014-2019
12. Untuk mengetahui kemampuan Non Performing Financing (NPF)
dalam memediasi pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap
profitabilitas bank umum syariah periode 2014-2019
13. Untuk mengetahui kemampuan Non Performing Financing (NPF)
dalam memediasi pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR)
terhadap profitabilitas bank umum syariah periode 2014-2019
-
14
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi pihak-pihak
yang berkepentingan, yaitu :
1. Bagi perbankan syariah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang akan diambil
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perbankan syariah
sehingga nantinya kegiatan perbankan dapat berjalan dengan baik.
2. Bagi akademik dan pembaca, Untuk menambah wawasan dan sebagai
bahan referensi mahasiswa yang ingin mengambil tema yang sama
dalam penelitian di kemudian hari.
3. Bagi penulis, diharapkan penelitian ini bermanfaat untuk memperluas
pengetahuan dan wawasan mengenai dunia perbankan syariah, dan
menjadi salah satu syarat kelulusan.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini berisi penjelasan tentang isi yang terkandung
dari masing-masing bab secara singkat dari keseluruhan skripsi ini. Skripsi ini
disajikan dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi pendahuluan yang mencakup
latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika penulisan yang berisi urutan penulisan penelitian yang dilakukan.
-
15
BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini berisi tentang telaah pustaka
merupakan penjelasan dari penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan
dengan penelitian yang dilakukan, kerangka teori yang berisi bangunan teori
dan konsep yang akan digunakan untuk menganalisis, kerangka penelitian
berisi telaah kritis untuk menghasilkan hipotesis dan model penelitian yang
akan diuji disajikan dalam bentuk gambar dan atau persamaan, dan hipotesis
penelitian berisi hipotesis yang diajukan.
BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini penulis memaparkan
tentang metodologi penelitian, yang digunakan jenis penelitian, lokasi dan
waktu penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, definisi
konsep dan oprasional, uji instrument , dan alat analisis data yang digunakan
dalam penelitian.
BAB IV ANALISIS DATA. Menyajikan tentang analisis penelitian
yang akan menguraikan tentang statistik deskriptif dan analisis data yang telah
ditemukan pada bab sebelumnya sebagai interprestasi hasil analisis.
BAB V PENUTUP. Berisi kesimpulan yang menjelaskan tentang hasil
penelitian dan pembahasan serta saran yang dapat diberikan dari penelitian
yang telah dilakukan dan manfaat serta dapat dikembangkan menjadi bahan
kajian peneliti berikutnya.
-
16
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Penelitian terdahulu merupakan kumpulan hasil-hasil penelitian yang
telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu dan mempunyai kaitan dengan
penelitian yang akan dilakukan. Hasil-hasil penelitian yang berkaitan
dengansuku bunga, inflasi, Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Financing to
Deposit Ratio (FDR) terhadap profitabilitas dengan Non Performing
Financing (NPF) sebagai variabel intervening pada bank umum syariah di
indonesia.
Table 2.2
Research Gap
NO Peneliti/Tahun
(Sumber)
Variabel Hasil Beda
Penelitian
Suku Bunga
1. Sugiharto dkk/
2019
(Jurnal of
Management
Review. Vol. 3
No. 1 Page: 291-
296)
Independen :
BOPO, CAR, FDR,
NMR, BI Rate dan
Inflasi
Dependen:
Non Performing
Financing (NPF)
BOPO, CAR,
FDR, NMR
dan BI Rate
mempunyai
Pengaruh
positif terhadap
Non
Penelitian yang
akan dilakukan:
menggunakan
variabel
intervening Non
Performing
Financing
16
-
17
Performing
Financing
(NPF)
(NPF)
Dan tidak
menggunakan
variabel
independen
BOPO, CAR,
FDR, dan NMR
2. Taufan/2018
(Jurnal Ekonomi
Islam. Vol. 6. No.
1 Januari-Juni
2018. Hal :133-
153)
Independen :
Inflasi, BI Rate, NPF,
dan BOPO
Dependen :
Profitabilitas
Inflasi
berpengaruh
negaitif tidak
signifikan, dan
BI Rate, NPF
dan BOPO
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap ROA
Penelitian yang
akan dilakukan:
menggunakan
variabel
intervening Non
Performing
Financing
(NPF) dan tidak
menggunakan
variabel
independen
NPF dan BOPO
3. Syahrul
amin/2014
(Modernisasi,
Vol.10 No. 3 Hal
:201-220)
Independen :
Inflasi
Suku bunga
Dependen :
ROA
Inflasi dan
Suku Bunga
berpengaruh
negatif tidak
signifikan
Penelitian yang
akan dilakukan:
menggunakan
variabel
intervening Non
Performing
Financing
(NPF)
4. Amalia / 2014 Independen : Inflasi dan Penelitian yang
-
18
(Jurnal An-
nisbah, Vol. 01
No. 01, Hal : 73-
97)
Inflasi, BI Rate dan
Kurs
Dependen :
Profitabilitas
Kurs
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
profitabilitas,
sedangkan BI
Rate
berpengaruh
negatif
signifikan
akan dilakukan:
menggunakan
variabel
intervening Non
Performing
Financing
(NPF) dan tidak
menggunakan
variabel
independen kurs
5. Aditya dkk/2016
(e-proceeding of
management,
Vol. 1 No. 1 Hal :
286-292)
Independen :
Inflasi, Nilai Tukar
dan Suku Bunga BI
Dependen :
Profitabilitas
Inflasi, Nilai
Tukar dan
Suku Bunga BI
berpengaruh
negatif
signifkan
terhadap
profitabilitas
Penelitian yang
akan dilakukan:
menggunakan
variabel
intervening Non
Performing
Financing
(NPF) dan tidak
menggunakan
variabel
indepenen nilai
tukar
Inflasi
6. Lindayani dan
Dewi/2016 (E-
Jurnal
Managemen
Independen :
Struktur modal dan
Inflasi
Dependen :
Sturktur Modal
berpengaruh
positif
signifikan
Penelitian yang
akan dilakukan:
menggunakan
variabel
-
19
Unud, Vol. 5
No.8, Hal : 5274-
5303)
Profitabilitas sedangkan
Inflasi
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap NPF
intervening Non
Performing
Financing
(NPF) dan tidak
menggunakan
variabel
independen
struktur modal
7. Nova dan Ari /
2016 (Jurnal
Administrasi
Bisnis, Vol. 61
No.2 Hal :168-
176
Independen :
Produk Domestik
Bruto (PDB) dan
Inflasi
Dependen :
NPF
PDB
berpengaruh
positif tidak
signifikan,
sedangkan
Inflasi
Berpengaruh
positif
signifikan
terhadap NPF
Penelitian yang
akan dilakukan:
menggunakan
variabel
intervening Non
Performing
Financing
(NPF)
Menggunakan
variabel
independen
suku bunga dan
variabel
dependen ROA
8. Musbahul / 2018
(IHFIFAZ Vol. 1
No. 1&2 Hal :
89-98)
Independen :
CAR, NPF, FDR, dan
Inflasi
Dependen :
Profitabilitas
CAR,
NPF,FDR, dan
Inflasi
berpengaruh
positif
signifikan
Penelitian yang
akan dilakukan:
menggunakan
variabel
intervening Non
Performing
-
20
terhadap
profitabilitas
Financing
(NPF) dan
menggunakan
variabel
independen
suku bunga
9. Setyaningsih dkk/
2016 (Jurnal
Ekonomi dan
Kewirausahaan.
Vol.18 No.2 Juni
2018. Hal : 323-
331)
Independen:
Suku Bunga, Inflasi
dan Nilai Tukar
Rupiah
Dependen :
Profitabilitas
Suku bunga
dan Inflasi
berpengaruh
negatif tidak
signifikan
terhadap
profitabilitas,
sedangkan
Nilai Tukar
berpengaruh
positif
signifikan
Penelitian yang
akan dilakukan:
menggunakan
variabel
intervening Non
Performing
Financing
(NPF) dan tidak
menggunkan
variabel
independen nilai
tukar rupiah
10. Dinnul / 2016 (I-
Economic, Vol. 2
No.2 Hal : 19-37)
Independen :
Inflasi, GDP, CAR,
dan FDR
Dependen :
NPF
GDP, CAR,
dan FDR
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap NPF
dan Inflasi
berpengaruh
negatif
signifikan
Penelitian yang
akan dilakukan:
menggunakan
variabel
intervening Non
Performing
Financing
(NPF)
Menggunakan
variabel
-
21
terhadap NPF independen
suku bunga dan
variabel
dependen ROA
Capital Adequacy Ratio (CAR)
11. Fretty dan
Lemiyana/2017
(I-Finance Vol. 1
No. 1 Hal:85-
100)
Independen :
CAR, Inflasi dan Nilai
Tukar
Dependen :
Profitabilitas
CAR
berpengaruh
negatif tidak
signifikan,
sedangkan
Inflasi dan
Nilai Tukar
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap ROA
Penelitian yang
akan dilakukan:
menggunakan
variabel
intervening Non
Performing
Financing
(NPF)
Menggunakan
variabel
independen
suku bunga
12. Medina dan Rina/
2018 (Jurnal
Ekonomi dan
Keuangan
Syariah Vol. 2
No. 1 Hal : 1-18)
Independen:
CAR, NPF dan FDR
Dependen :
ROA
CAR dan NPF
berpengaruh
negatif
signifikan,
sedangkan
FDR
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap ROA
Penelitian yang
akan dilakukan:
menggunakan
variabel
intervening Non
Performing
Financing
(NPF)
Menggunakan
variabel
independen
-
22
suku bunga dan
inflasi
13. Okyviandi dan
Imron / 2016
(Jurnal Ekonomi
Syariah Teori dan
Terapan Vol. 3
No.7 Hal: 561-
574)
Independen :
Total Aktiva, CAR,
FDR dan NPF
Dependen :
Profitabilitas
Total Aktiva,
FDR, dan NPF
berpengaruh
positif
signifikan,
sedangkan
CAR
berpengaruh
negatif tidak
signifikan
terhadap
Profitabilitas
Penelitian yang
akan dilakukan:
menggunakan
variabel
intervening Non
Performing
Financing
(NPF)
Menggunakan
variabel
independen
suku bunga dan
inflasi
14. Wildan dan Indah
/ 2018 (Jurnal
Nominal Vol. 7
No. 1 Hal: 126-
142)
Independen :
CAR, BOPO, NPL,
NIM dan LDR
Dependen :
ROA
CAR, NPL,
dan NIM
berpengaruh
positif,
sedangkan
BOPO dan
LDR
berpengaruh
negatif
terhadap ROA
Penelitian yang
akan dilakukan:
menggunakan
variabel
intervening Non
Performing
Financing
(NPF)
Menggunakan
variabel
independen
suku bunga dan
Inflasi
-
23
15. Amalia dan
Musddholifah /
2016 (Jurnal
Bisnis dan
Managemen Vol.
9 No. 1 Hal: 13-
24)
Independen :
PDB, Inflasi, Nilai
tukar, CAR dan
BOPO
Dependen :
Non Performing
Financing (NPF)
PDB, Inflasi
dan nilai tukar
tidak
berpengaruh,
sedangkan
CAR dan
BOPO tidak
memiliki
pengaruh
terhadap Non
Performing
Financing
(NPF)
Penelitian yang
akan dilakukan:
menggunakan
variabel
intervening Non
Performing
Financing
(NPF)
Menggunakan
variabel
independen
Suku bunga dan
variabel
dependen ROA
Financing to Deposit Ratio (FDR)
16. Amalia dan Toni
/ 2019 (Jurnal
Sains Ekonomi
dan Perbankan
Syariah Vol. 9
No. 1 Hal : 16-
30)
Independen :
CAR, NPF,FDR dan
BOPO
Dependen :
ROA
CAR dan
BOPO
berpengaruh
negatif
signifikan,
sedangkan
NPF dan FDR
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap ROA
Penelitian yang
akan dilakukan:
menggunakan
variabel
intervening Non
Performing
Financing
(NPF)
Menggunakan
variabel
independen
Suku bunga dan
inflasi
-
24
17. Yusuf / 2017
(Jurnal Keuangan
dan Perbankan
Vol. 13 No. 2
Hal:141-151)
Independen:
FDR, NPF, BOPO dan
Ukuran Bank
Dependen :
ROA
FDR, NPF, dan
BOPO
berpengaruh
positif,
sedangkan
ukuran bank
tidak
berpengaruh
signifikan
Penelitian yang
akan dilakukan:
menggunakan
variabel
intervening Non
Performing
Financing
(NPF)
Menggunakan
variabel
independen
suku bunga dan
inflasi
18. Syawal / 2017
(Jurnal Bianis dan
Manajemen Vol.
7 No. 1 Hal : 41-
48)
Independen :
BOPO, NPF, FDR,
dan CAR
Dependen:
ROA
BOPO dan
NPF
berpengaruh
terhadap ROA,
sedangkan
FDR dan CAR
tidak
berpengaruh
Penelitian yang
akan dilakukan:
menggunakan
variabel
intervening Non
Performing
Financing
(NPF)
Menggunakan
variabel
independen
suku bunga dan
inflasi
19. Wibisono dan
Wahyuni / 2017
Independen :
CAR, NPF, BOPO,
CAR dan NPF
berpengaruh
Penelitian yang
akan dilakukan:
-
25
(Jurnal Bisnis dan
Manajemen Vol.
17 No. 1 Hal:41-
62)
dan FDR
Dependen :
ROA
negatif,
sedangkan
BOPO dan
FDR
berpengaruh
positif terhadap
ROA
menggunakan
variabel
intervening Non
Performing
Financing
(NPF)
Menggunakan
variabel
independen
suku bunga dan
inflasi
20. Elsa / 2019
(Jurnal
Intelektualita
Keislaman, Sosial
da Sains Vol. 8
No. 1 Hal : 12-
18)
Independen :
CAR, Inflasi, dan
FDR
Dependen :
Non Performing
Financing (NPF)
CAR dan
Inflasi
berpengaruh
negatif
sedangkan
FDR
berpengaruh
positif terhadap
Non
Performing
Financing
(NPF)
Penelitian yang
akan dilakukan:
menggunakan
variabel
intervening Non
Performing
Financing
(NPF)
Menggunakan
variabel
independen
suku bunga
Non Performing Financing (NPF)
21. Syakhrun
dkk/2019 (BJRM
Vol. 2 No. 1 Hal
:01-10)
Independen :
CAR, BOPO dan NPF
Dependen :
Profitabilitas (ROA)
CAR, BOPO
dan NPF
berpengaruh
negatif
Penelitian yang
akan dilakukan:
menggunakan
variabel
-
26
Intervening:
Non Performing
Financing (NPF)
signifikan
terhadap
profitabilitas
independen
Suku bunga,
inflasi dan
menggunakan
variabel
intervening Non
Performing
Financing
(NPF)
22. Vista dan
Ade/2018 (Jurnal
of Islamic
Economics, Vo. 2
No.2 Hal :168-
182)
Independen :
NPF, BOPO, Bagi
Hasil
Dependen :
Profitabilitas
NPF dan
BOPO
berpengaruh
positif
signifikan
sedangkan
Bagi Hasil
berpengaruh
negatif
signifikan
Penelitian yang
akan dilakukan:
menggunakan
variabel
independen
Suku bunga,
inflasi
dan
menggunakan
variabel
intervening Non
Performing
Financing
(NPF)
23. Medina dan
Rina/2018 (Jurnal
Ekonomi dan
Keuangan
Syariah. Vol.2
Independen :
CAR, NPF dan FDR
Dependen :
Profitabilitas
CAR dan NPF
berpengaruh
negatif
signifikan
sedangkan
Penelitian yang
akan dilakukan:
menggunakan
variabel
independen
-
27
No.1 Hal : 11-18) FDR
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap ROA
Suku bunga,
inflasi dan
menggunakan
variabel
interveningNon
Performing
Financing
(NPF)
24. Nurul dan
Ririh/2016
(SEMIT 2016,
ISBN :978-602-
74355-06)
Independen :
CAR, FDR, NPF dan
DPK
Dependen :
Profitabilitas
CAR
berpengaruh
positif
signifikan
sedangkan
FDR, NPF, dan
DPK
berpengaruh
negatif
signifikan
Penelitian yang
akan dilakukan:
menggunakan
variabel
independen
Suku bunga,
inflasi dan
menggunakan
variabel
intervening
NPF
25. Agus/2018
(Jurnal Ekonomi
dan Keuangan
Syariah Vol.2,
No.2, Hal : 205-
221)
Independen:
FDR, DPK dan NPF
Dependen :
Profitabilitas
NPF
berpengaruh
negative
signifikan,
sedangkan
FDR dan DPK
tidak
berpengaruh
terhadap ROA
Penelitian yang
akan dilakukan:
menggunakan
variabel
independen
Suku bunga,
inflasi dan
menggunakan
variabel NPF
-
28
B. Kerangka Teori
1. Signaling Theory
Teori Sinyal (signaling theory) digunakan untuk menjelaskan bahwa
pada dasarnya laporan keuangan dimanfaatkan perusahaan untuk memberi
sinyal positif maupun negatif kepada pemakainya (Sulistyanto, 2008: 65).
Signaling theory menekan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan
oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan.
Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena
informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran
baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan
datang bagi kelangsunga hidup suatu perusahaan dan bagi pasaran efeknya.
Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan
oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil
keputusan investasi (Ulum, 2017:33).
2. Konsep Manajemen Resiko
Konsep manajemen risiko dalam bidang perbankan merupakan suatu
kejadian potensial, baik yang dapat diperkirakan (anticipatied) maupun
tidak dapat diperkirakan (unancipatied) yang berdampak negatif pada
pendapatan maupun permodalan bank. Menurut Djojosoedarso (2003;4)
konsep manajemen risiko adalah pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen
dalam penanggulangan resiko, terutama resiko yang dihadapi oleh
-
29
organisasi atau perusahaan, keluarga dan masyarakat. Jadi mencakup
kegiatan merencanakan, mengorganisir, menyusun, memimpin atau
mengkoordinir, dan mengawasi (termasuk mengevaluasi) program
penanggulangan resiko. Setiap perbankan bukan hanya dibank
konvensional tapi juga di perbankan syariah akan selalu berhadapan
dengan berbagai macam risiko baik itu eksternal maupun internal yang
melekat pada perusahaan. Seperti juga perbankan pada umumnya, maka
bank syariah juga memerlukan prosedur dan tata kelola yang digunakan
untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko
yang timbul dari kegiatan usaha yang dilakukannya, yang disebut sebagai
manajemen risiko. Proses manajemen risiko merupakan sistem yang
komprehensif yang meliputi penciptaan lingkungan manajemen risiko yang
kondisif, memelihara pengukuran risiko yang efesien, proses mitigasi dan
monitoring, serta menciptakan sistem kontrol internal yang memadai.
Perbedaan antara rumusan teoritis dan realita dari perbankan syariah
dapat diidentifikasikan dengan jelas. Secara teoritis, para ekonom muslim
menjelaskan bahwa pada sisi liabilitas, bank syariah hanya memiliki dana
investasi (investment deposit). Sedangkan pada sisi aset, dana investasi ini
selanjutnya akan disalurkan melalui bagi hasil (profit sharing).
Berdasarkan sistem ini, gejolak yang terjadi pada sisi aset, secara otomatis
ditompang oleh konsep berbagi risiko (risk sharing) sebagai karakteristik
dari dana investasi. Dengan demikian, secara teoritis perbankan syariah
-
30
menawarkan alternatif yang lebih stabil dibandingkan sistem perbarbankan
konvensional. Adapun karakteristik sistemik dari sistem ini adalah
sebanding dengan risiko yang melekat pada reksadana (mutual fund).
Agar dapat menerapkan manajemen risiko diperbankan syariah maka
perlu diketahui jenis-jenis risiko yang dihadapi oleh perbankan. Adapun
jenis resiko yang dikelola oleh bank adalah :
a. Risiko Kredit (credit risk) atau Risiko Pembiayaan
Adalah risiko yang timbul akibat kegagalan pihak lawan
(counterparty) memenuhi kewajibannya atau risiko kerugian yang
berhubungan dengan kemungkinan bahwa suatu counterparty akan
gagal untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya ketika jatuh tempo.
Pada bank umum disebut pinjaman, sementara di bank syariah disebut
pembiayaan, sedangkan untuk balas jasa yang diberikan atau diterima
pada bank umum berupa bunga (interest loan atau deposit) dalam
persentase yang sudah ditentukan sebelumnya. Pada bank syariah,
tingkat balas jasa terukur oleh sistem bagi hasil dari usaha. Selain itu,
persyaratan pengajuan kredit pada perbankan syariah lebih ketat dari
perbankan konvensional sehingga risiko kredit dari perbankan syariah
lebih kecil dari perbankan konvensional.
Oleh sebab itu pada sisi kredit, dalam aturan syariah bank
bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli
murabahah. Dengan demikian debitor yang dinilai tidak cacat hukum
-
31
dan kegiatan usahanya berjalan baik akan mendapat prioritas, dengan
demikian risiko yang diterima lebih kecil dibanding bank
konvensional. Bank syariah tidak akan mengalami negative spread,
karena dari dana yang dikucurkan untuk pembiayaan akan diperoleh
pendapatan, bukan bunga seperti di bank biasa.
Esensi konsep manajemen risiko pada penelitian ini adalah
terletak pada variabel Non Performing Financing (NPF) atau dalam
kata lain sebagai pembiayaan atau kredit bermasalah yang terdiri dari
kredit yang berklasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet.
Pengelolaan pembiayaan sangat diperlukan oleh bank, mengingat
fungsi pembiayaan sebagai penyumbang pendapatan terbesar bagi
bank syariah. Tingkat kesehatan pembiayaan NPF ikut mempengaruhi
pencapaian laba bank. Sehingga semakin tinggi NPF maka akan
semakin semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan
jumlah kredit bermasalah semakin besar, hal ini mengindikasikan
kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar,
sebaliknya apabila semakin rendah NPF maka bank tersebut akan
semakin naik keuntungannya.
b. Risiko Pasar (market risk)
Risiko yang muncul disebabkan oleh adanya pergerakan
variabel pasar (adverse movement) dari portofolio yang dimiliki yang
dapat merugikan bank.Variabel pasar dalam hal ini adalah suku
-
32
bunga termasuk derivasi dari kedua jenis risiko pasar tersebut yaitu
perubahan option. Risiko pasar antara lain terdapat pada aktifitas
bank, seperti kegiatan treasury dan investasi dalam bentuk surat
berharga, penyediaan dana (pinjaman dan bentuk sejenis), dan
kegiatan pendanaan dan penerbitan surat utang, serta kegiatan
pembiayaan perdagangan.
Esensi konsep manajemen risiko dalam penelitian ini adalah
terletak pada variabel suku bunga. Suku bunga yang dianut di negara
Indonesia adalah suku bunga bi yang diterbitkan oleh Bank Indonesia
melalui Dewan Gubernur Indonesia dan di implementasikan melalui
pengelolaan likuiditas di pasar uang yang kemudian akan diikuti
perkembangannya pada suku bunga deposito dan pada suku bunga
kredit perbankan. Pengelolaan risiko atas tingkat suku bunga
sangatlah penting bagi perbankan. Meningkatnya suku bunga akan
diikuti peningkatan suku bunga tabungan, sehingga akan
mengakibatkan nasabah memindahkan dananya ke bank
konvensional, untuk memperoleh pengembalian yang lebih tinggi.
Naiknya suku bunga bank konvensional akan mempengaruhi
kegiatan operasional bank syariah yaitu dalam hal pembiayaan dan
penyaluran dana. Bila hal tersebut terjadi, maka pendapatan dan
profit bank syariah akan menurun (Karim, 2006).
-
33
Tingkat suku bunga suatu negara sangat erat hubugannya
dengan jumlah peredaran uang dan tingkat inflasi di suatu negara.
Tingkat suku bunga kedit mempunyai andil dalam pengaruh tingkat
inflasi suatu negara, karena secara tidak langsung mempengaruhi
kondisi moneter yang berhubungan dengan inflasi. Jika tingkat suku
bunga tinggi maka tentunya orang akan enggan untuk meminjam
uang, dan selanjutnya akan berpengaruh terhadap penurunan jumlah
uang yang beredar yang akan berimbas pada penurunan tingkat
inflasi. Sebaliknya jika tingkat suku bunga rendah maka akan
membuat orang lebih berani dalam meminjam uang, selanjutnya akan
membuat peredaran jumlah uang lebih tinggi dan berimbas pada
peningkatan tingkat inflasi.
Esensi dalam penelitian ini adalah terletak pada variabel
inflasi. Tingkat tinggi rendahnya inflasi akan mempengaruhi keadaan
perekonomian secara keseluruhan tak terkecuali pada perbankan.
Bagi bank terjadinya inflasi dapat mempengaruhi kinerja
keuangannya dan inflasi yang tinggi juga menebabkan
ketidakstabilan makro yang meningkatnya risiko bank dan
selanjutnya akan berdampak pada profitabilitas bank syariah. Dalam
kata lain Inflasi yang meningkat akan menyebabkan nilai riil
tabungan merosot dan membuat semangat masyarakat untuk
menabung berkurang (turunnya Marginal Propensity to Save) karena
-
34
masyarakat akan mempergunakan hartanya untuk mencukupi biaya
pengeluaran akibat naiknya harga-harga barang, sehingga akan
mempengaruhi profitabilitas bank.
c. Risiko Likuiditas (liquidity risk)
Risiko yang antara lain disebabkan karena bank tidak
mampu memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo. Bank
memiliki dua sumber utama bagi likuiditasnya, yaitu aset dan
liabilitas. Apabila bank menahan aset seperti surat-surat
berharga yang dapat dijual untuk memenuhi kebutuhan
dananya, maka resiko likuiditasnya bisa lebih rendah.
Sementara menahan aset dalam bentuk surat- surat berharga
membatasi pendapatan, karena tidak dapat memperoleh tingkat
penghasilan yang lebih tinggi dibandingkan pembiayaan.
Faktor kuncinya adalah bank tidak dapat leluasa
memaksimumkan pendapatan karena adanya desakan
kebutuhan likuiditas. Oleh karena itu bank harus
memperhatikan jumlah likuiditas yang tepat.
d. Risiko Operasional (operational risk)
Risiko operasional adalah resiko akibat dari kurangnya
sistem informasi atau sistem pengawasan internal yang akan
menghasilkan kerugian yang tidak diharapkan. Resiko ini lebih
-
35
dekat dengan keasalahan manusiawi (human error), adanya
ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal,
kegagalan sistem atau adanya problem eksternal yang
mempengaruhi operasional bank. Tidak ada perbedaan yang
cukup signifikan antara bank syariah dan bank konvensional
terkait dengan risiko operasional.
e. Risiko Hukum (legal risk)
Risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek
yuridis. Kelemahan ini antara lain disebabkan oleh adanya
tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan
yang mendukung atau kelemahan perikatan, seperti tidak
dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan
yang tak sempurna.
f. Risiko Reputasi (reputation risk)
Risiko yang disebabkan oleh adanya publikasi negatif
yang terkait dengan kegiatan usaha bank atau persepsi negatif
dari masyarakat terhadap bank.
g. Risiko Strategik (strategic risk)
Risiko yang disebabkan adanya penetapan dan
pelaksanaan strategi bank yang tidak tepat, pengambilan
keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang responsifnya
bank terhadap perubahan eksternal.
-
36
h. Risiko Kepatuhan (compliance risk)
Risiko yang disebabkan karena tidak mematuhi atau
tidak melaksanakan perturan perundang-undangan atau
ketetapan lain yang berlaku. Didalam prakteknya risiko
kepatuhan melakat pada risiko bank yang terkait dengan
peraturan perundang-undangan.
3. Suku Bunga
a. Pengertian Suku Bunga
Bunga adalah imbal jasa atas pinjaman uang yang merupakan
suatu kompensasi kepada pemberi pinjaman atas manfaat kedepan
dari uang pinjaman tersebut apabila diinvestasikan. Jumlah pinjaman
tersebut disebut pokok utang (principal). Persentase dari pokok utang
yang dibayarkan sebagai imbal jasa (bunga) dalam suatu periode
tertentu disebut suku bunga. Secara teoretis terdapat dua jalur utama
mekanisme transmisi kebijakan moneter, yaitu melalui jalur jumlah
uang yang beredar dan jalur harga melalui suku bunga. Jalur suku
bunga ini merupakan channel yang penting untuk perekonomian
Indonesia. Bunga bank merupakan sebagai balas jasa yang diberikan
oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah
yang membeli atau menjual produknya. Bunga dapat diartikan
sebagai harga yang harus dibayarkan kepada nasabah (yang memiliki
-
37
simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank
(nasabah yang memperoleh pinjaman) (Raihan,2014:32).
BI Rate merupakan suku bunga dengan tenor satu bulan yang
diumumkan oleh Bank Indonesia secara periodik yang berfungsi
sebagai sinyal kebijakan moneter. Secara sederhana, BI Rate
merupakan suatu tingkat suku bunga yang di keluarkan oleh Bank
Sentral (Bank Indonesia) sebagai indikator tingkat rasio apa bila BI
Rate mengalami kenaikan maka artinya Bank Indonesia menaikan
tingkat resiko pasar, karena dinilai perekonomian memburuk
(www.wikipedia.org).
Suku bunga BI merupakan suku bunga kebijakan Bank Indonesia
yang menjadi acuan suku bunga di pasar uang. Perubahan suku
bunga BI (BI Rate) diikuti oleh perubahan suku bunga deposito dan
suku bunga kredit Suku bunga mempengaruhi keputusan individu
terhadap pilihan membelanjakan uang lebih banyak atau menabung
untuk membeli sesuatu (Sahara, 2013).
Bunga adalah imbal jasa atas pinjaman uang yang merupakan
suatu kompensasi kepada pemberi pinjaman atas manfaat kedepan
dari uang pinjaman tersebut apabila diinvestasikan. Jumlah pinjaman
tersebut disebut pokok utang (principal). Persentase dari pokok utang
yang dibayarkan sebagai imbal jasa (bunga) dalam suatu periode
tertentu disebut suku bunga.
http://www.wikipedia.org/
-
38
Menurut Djararto dalam Raihan (2014: 222-223) dalam kegiatan
perbankan sehari-hari ada 2 macam bunga yang diberikan kepada
nasabahnya yaitu sebagai berikut:
1. Bunga Simpanan
Bunga simpanan adalah bunga yang diberikan sebagai
rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan
uangnya dibank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus
dibayarkan bank kepada nasabahnya. Contohnya Jasa Giro, bunga
tabungan dan bunga deposito.
2. Bunga Pinjaman
Bunga pinjaman adalah bunga yang diberikan kepada para
peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam
kepada bank, sebagai contoh bunga kredit.
b. Fungsi BI Rate dan faktor-faktor yang mempengaruhi suku
bunga
BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia
setiap rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplikasikan pada
operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia. Sasaran
operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan
suku bunga Pasar Uang Antara Bank Overhight (PUAN O/N)
-
39
pergeseran disuku bunga deposito, dan suku bunga kredit
perbankan.
Dalam mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam
perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikan BI
Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang
telah telah di tetapkan.
Menurut Kasmir (2002 : 122-124) faktor-faktor yang
mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga adalah:
1) Kebutuhan dana, apabila bank kekurangan dana sementara
pemohon pinjaman meningkat, maka yang dilakukan bank agar
kebutuhan dana tersebut cepat terpenuhi dengan meningkatkan
suku bunga pinjaman.
2) Persaingan.
3) Kebijakan pemerintah, baik bunga simpanan maupun bunga
pinjaman tidak boleh melebihi bunga yang telah ditetapkan oleh
pemerintah.
c. Hubungan Suku Bunga, Profit Lost Sharing, dan Margin Bank
Syariah
Permintaan adalah keinginan yang disertai dengan kesediaan serta
kemampuan untuk membeli barang yang bersangkutan, sedangkan
permintaan akan suatu barang adalah jumlah barang yang
bersangkutan yang pembeli bersedia membelinya pada tingkat harga
-
40
yang berlaku pada suatu pasar tertentu dan dalam waktu tertentu.
Pada penelitian ini barang diumpamakan adalah deposito dan harga
dari suatu pasar adalah bunga dan bagi hasil.
Permintaan pasar itu permintaan agregat untuk suatu komoditi
yang menunjukkan jumlah alternatif dari komoditi yang diminta per
periode waktu pada berbagai harga alternatif oleh semua individu di
dalam pasar. Jadi, permintaan pasar untuk suatu komoditi tergantung
pada semua faktor yang menentukan permintaan individu dan
selanjutnya pada jumlah pembeli komoditi tersebut di pasar. Secara
geometris kurva permintaan pasar untuk suatu komoditi diperoleh
melalui penjumlahan horizontal dari semua kurva permintaan
individu untuk komoditi tersebut.
Hubungan permintaan menjelaskan jika harga naik maka jumlah
output yang diminta akan turun dan sebaliknya, jika harga turun
maka output yang diminta akan naik. Artinya, jika harga atau bunga
bank umum mengalami kenaikan maka permintaan akan deposito
akanberkurang atau menurun dan sebaliknya, jika bagi hasil besar
dari bunga bank umum maka permintaan akan deposito meningkat
karena nasabah bersifat profit motif. Jika dilihat dari sisi permintaan
akan deposito maka hubungan antara bunga dengan deposito adalah
negatif (Fitria, 2017).
-
41
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi deposito antara lain
bunga dan bagi hasil. Hubungan antar variabel dapat dijeleaskan
sebagai berikut:
1) Bunga
Apabila bunga bank umum mengalami kenaikan maka
permintatan akan deposito akan mengalami penurunan
sedangkan jika bunga itu menurun maka permintaan akan
deposito bertambah atau meningkat.
2) Bagi Hasil
Bagi hasil adalah diasumsikan sebagai substitusi atau
pembanding suku bunga pada bank umum dimana keinginan
masyarakat dalam mendepositokan dananya adalah bersifat
profit motif yang mana ingin mendapatkan keuntungan yang
besar. Hubungan yang terjadi adalah apabila tingkat bunga bagi
hasil yang diberikan mengalami kenaikan maka volume deposito
juga akan meningkat dan sebaliknya jika bagi hasil yang
diberikan menurun maka volume deposito menurun (Sukma,
2013).
-
42
4. Inflasi
a. Pengertian Inflasi
Inflasi merupakan salah satu indikator makro ekonomi yang
dapat digunakan untuk mengukur kondisi perekonomian suatu
negara. Inflasi perlu menjadi pertimbangan bagi perusahaan atau
pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan. Inflasi diartikan
sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus.
Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut
inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan
kenaikan harga) pada barang lainnya (www.bi.go.id). Sedangkan
menurut Sukirno (2011) inflasi diartikan sebagai proses ketika
terjadinya suatu kenaikan harga yang berlaku terhadap
perekonomian.
Menurut Mutamimah dan Chasanah (2012:52) Inflasi secara
umum didefinisikan naiknya harga barang dan jasa sebagai akibat
jumlah uang (permintaan) yang lebih banyak dibandingkan jumlah
barang atau jasa yang tersedia (penawaran), sebagai akibat dari
inflasi adalah turunnya nilai uang. Menurut Bank Indonesia, inflasi
yang tinggi akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat
berpendapatan tetap akan terus menurun sehingga standar hidup
dari masyarakat turun dan akhirnya menjadikan semua orang,
terutama orang miskin bertambah miskin.
http://www.bi.go.id/
-
43
b. Macam-macam Inflasi
Inflasi terbagi atas beberapa pandangan seperti inflasi
berdasarkan asalanya, inflasi berdasarkan besarnya cakupan
pengaruh terhadap harga, dan inflasi berdasarkan keparahannya
(www.wikipedia.org).
1. Inflasi Berdasarkan Asalnya
a. Inflasi dari dalam negri
Inflasi berasal dari dalam negeri misalnya akibat
terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan
cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat
harga bahan makanan menjadi mahal.
b. Inflasi dari luar negri
Inflasi dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi
sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bisa
terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi
atau adanya kenaikan tarif impor barang.
2. Inflasi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga
a. Inflasi tertutup (Closed Inflation)
Inflasi tertutup adalah jika kenaikan harga yang terjadi
hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu.
b. Inflasi terbuka (Open Inflation)
http://www.wikipedia.org/
-
44
Inflasi terbuka adalah kenaikan harga terjadi pada
semua barang secara umum
c. Inflasi yang tidak terkendali (Hiperinflasi)
Inflasi yang tidak terkendali adalah serangan inflasi
demikian hebatnya sehingga setiap saat harga-harga terus
berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan
uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot.
3. Inflasi berdasarkan keparahannya
a. Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)
b. Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
c. Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
d. Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)
c. Efek Inflasi
Efek Inflasi Menurut (Nopirin, 2009: 32), efek inflasi ada 3
macam yaitu:
1) Efek Terhadap Pendapatan (Equity Effect)
Efek terhadap pendapatan yang sifatnya tidak merata, ada
yang dirugikan tetapi ada pula yang diuntungkan dengan adanya
inflasi. Dengan demikian inflasi dapat menyebabkan terjadinya
perubahan dalam pola pembagian pendapatan dan kekayaan
masyarakat. Inflasi seolah-olah merupakan pajak bagi seseorang
dan merupakan subsidi bagi orang lain.
-
45
2) Efek Terhadap Efisiensi (Efficincy Effects)
Inflasi dapat pula mengubah pola alokasi faktor-faktor
produksi. Perubahan ini dapat terjadi melalui kenaikan permintan
akan berbagai macam barang yang kemudian dapat mendorong
terjadinya perubahan dalam produksi beberapa barang tertentu.
Dengan adanya inflasi permintaan akan barang tertentu
mengalami kenaikan yang lebih besar dari barang lain, yang
kemudian mendorong kenaikan produksi barang tersebut.
Kenaikan produksi barang ini pada gilirannya akan merubah pola
alokasi faktor produksi itu lebih efisien dalam keadaan tidak ada
inflasi. Namun, kebanyakan ahli ekonomi berpendapat bahwa
inflasi dapat mengakibatkan alokasi faktor produksi menjadi
tidak efisien.
3) Efek Terhadap Output (Output Effects)
Inflasi mungkin dapat menyebabkan terjadinya kenaikan
produksi. Alasannya dalam keadaan inflasi biasanya kenaikkan
harga barang mendahului kenaikkan upah sehingga keuntungan
pengusaha naik. Kenaikan keuntungan ini akan mendorong
kenaikan produksi. Namun apabila laju inflasi itu cukup tinggi
(hyper inflation) dapat mempunyai akibat sebaliknya, yakni
penurunan output. Dalam keadaan inflasi yang tinggi, nilai uang
riil akan turun dengan drastis, masyarakat cenderung tidak
-
46
menyukai uang kas, transaksi mengarah ke barter, yang biasanya
diikuti dengan turunnya produksi barang. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan langsung antara
inflasi dengan output. Inflasi bisa juga dibarengi dengan
penurunan output.
5. CAR (Capital Adequacy Ratio)
Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio keuangan yang berkaitan
dengan permodalan perbankan dimana besarnya modal suatu bank akan
berpengaruh pada mampu atau tidaknya suatu bank secara efisien
menjalankan kegiatannya. Jika modal yang dimiliki bank tersebut dapat
menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan maka bank
dapat mengelola seluruh kegiatannya secara efisien sehingga kekayaan
bank diharapkan akan semakin meningkat (Esther 2013).
CAR adalah rasio yang memperlihatkan penggunaan seluruh aktiva
bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga,
tagihan pada bank lain) yang ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank
disamping memperoleh dana-dana dari sumber diluar bank, seperti dana
masyarakat, pinjaman (utang) dan lain-lain. Penghitungan rasio
kewajiban penyediaan modal minimum yang diwajibkan atau disebut
juga sebagai kecukupan modal (CapitalAdequacy Ratio atau CAR)
dilakukan dengan membandingkan jumlah modal yang dimiliki oleh
-
47
bank dengan jumlah aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Rasio
ini digunakaan untuk memenuhi keamanan dan kesehatan bank dari sisi
modal pemiliknya. Semakin tinggi rasio CAR, maka semakin baik
kinerja bank tersebut (Veithzal dkk, 2010:850).
Modal bank adalah total modal yang berasal dari bank yang terdiri
dari modal inti dan modal pelengkap (Siamat, 2005:254). Modal inti
yaitu modal milik sendiri yang diperoleh dari modal disetor oleh
pemegang saham. Modal inti terdiri dari modal disetor, saham,
cadangan umum, cadangan tujuan, laba ditahan, laba tahun lalu, laba
tahun berjalan, dan bagian kekayaan anak perusahaan yang laporan
keuangannya dikonsolidasikan. Sedangkan modal pelengkap yaitu
modal yang terdiri dari cadangan revaluasi aktiva tetap, cadangan umum
dari penyisihan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan, modal
pinjaman dan pinjaman subordinasi dan peningkatan nilai penyertaan
pada portofolio yang tersedia untuk dijual. Sedangkan ATMR
merupakan penjumlahan ATMR aktiva neraca dengan ATMR
administratif sebagaimana tercermin pada kewajiban yang masih
bersifat kontijen atau komitmen yang disediakan oleh bank bagi pihak
ketiga.
Dalam menghitung ATMR, terhadap masing-masing pos aktiva
diberikan bobot risiko yang besarnya didasarkan pada kadar risiko yang
terkandung pada aktiva itu sendiri atau bobot risiko yang didasarkan
-
48
pada golongan nasabah, penjamin serta sifat agunan. Semakin tinggi
CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung
risiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko. Rasio Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum (KPMM) bank dihitung berdasarkan
Peraturan Bank Indonesia No.5/12/PBI/2003 tanggal 17 Juli 2003
diwajibkan setiap bank mempunyai KPMM atau CAR 8%. Menurut
Undang-undang RI No. 10 Tahun 1998 tentang penilaian terhadap
faktor permodalan terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko
(ATMR) menetapkan bahwa:
𝐶𝐴𝑅 =Total Modal
ATMR X 100%
Cara penilaian permodalan berdasarkan nilai kredit faktor:
a) Bobot faktor penilaian 25%
b) CAR 8% mendapatkan nilai kredit 81, dan untuk setiap kenaikan
0,1% dimulai dari 8% nilai kredit ditambah 1 hingga maksimal
100.
c) CAR kurang dari 8% mendapat nilai kredit 65 dan untuk setiap
penurunan 0,1% nilai kredit dikurangi 1 hingga minimum 0.
6. Financing to Deposit Ratio (FDR)
Dalam perbankan syariah tidak dikenal dengan adanya perkreditan,
namun dalam industri keuangan syariah hanya dikenal dengan
pembiayaan. Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah perbandingan
-
49
antara pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga
yang berhasil dikerahkan oleh bank (Muhammad, 2005). FDR dikenal
sebagai salah satu cara untuk mengukur tingkat likuiditas suatu bank.
Semakin tinggi angka tersebut menunjukan tidak likuidnya posisi bank
yang bersangkutan. Hal ini dapat terjadi karena pinjaman yang diberikan
bukan hanya dibiayai dana deposito berjangka, tetapi juga berasal dari
dana current account. “Dalam perbankan syariah tidak dikenal istilah
kredit (loan) namun pembiayaan atau financing” (Antonio, 2001:70).
Jadi peneliti menyamakan teori antara LDR dengan FDR. Pada
umumnya konsep yang sama ditunjukkan pada bank syariah dalam
mengukur likuiditas yaitu dengan menggunakan FDR. Financing to
Deposit Ratio (FDR) dianalogikan dengan Loan toDeposit Ratio (LDR)
pada bank konvensional, merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur tingkat likuiditas bank yang menunjukkan kemampuan bank
untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total aset yang
dimiliki bank (Dendawijaya, dalam Pratiwi, 2012:4).
Rasio FDR sama halnya dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) pada
bank konvensional adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat
likuiditas bank yang menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi
permintaan kredit dengan menggunakan total aset yang dimiliki bank
(Dendawijaya, 2003). Hutagalung, dkk (Dikutip dari Linda,2015)
menjelaskan semakin tinggi LDR maka laba bank semakin meningkat
-
50
(dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kreditnya dengan
efektif), dengan meningkatnya laba bank, maka kinerja bank juga
meningkat.Dalam perbankan syariah, rasio FDR dapat digunakan untuk
mengukur tingkat efektivitas pembiayaan yang disalurkan, sehingga
apabila rasio FDR meningkat maka laba bank juga akan meningkat
dengan asumsi bahwa bank dapat menyalurkan pembiayaan secara
efektif. Nilai FDR dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝐹𝐷𝑅 =Total Pembiayaan
Total Dana Pihak KetigaX 100%
7. Profitabilitas
a. Pengertian Profitabilitas
Profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk menghitung
nilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan, rasio ini
memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan,