pengaruh simpan pinjam kelompok …...keterlibatan perempuan dalam mencari nafkah akan meningkatkan...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGARUH SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
MANDIRI PERDESAAN TERHADAP PENDAPATAN PEREMPUAN DI KABUPATEN SRAGEN
(PENDEKATAN LOGIT)
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan
Konsentrasi : Ekonomi Sumber Daya Manusia
Oleh :
BUDI SANTOSO S4211004
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN
SURAKARTA 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
Demi masa,
Sesungguhnya manusia itu
benar-benar berada dalam kerugian,
Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal
sholeh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran
dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
(QS. Al “Ashr : 1 – 3)
Nilai seseorang sesuai dengan kadar tekadnya. Ketulusannya sesuai kadar
kemanusiaannya. Keberaniannya sesuai dengan kadar kepekaannya akan
kehormatan dirinya. (Ali Bin Abi Thalib)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada :
v Pemerintah Kabupaten Sragen tempatku
mengabdi.
v Keluargaku yang senantiasa memberi
motivasi untuk terus belajar.
v Almamaterku Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Program Pascasarjana
Magíster Ekonomi dan Studi Pembangunan
Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRAK
PENGARUH SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN
TERHADAP PENDAPATAN PEREMPUAN DI KABUPATEN SRAGEN
BUDI SANTOSO S4211004
Program kebijakan Simpan Pinjam Kelompok Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kabupaten Sragen sebagai program nasional penanggulangan kemiskinan terutama yang berbasis pemberdayaan masyarakat. Diharapkan program ini mampu memberikan konstribusi besar dalam pengentasan kemiskinan, pemberdayaan perempuan dan penyerapan tenaga kerja. Peningkatan pendapatan perempuan yang secara tidak langsung akan berdampak pada pengentasan kemiskinan di Indonesia.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan Perempuan, tenaga kerja, luas tanah, status ternak terhadap pendapatan perempuan. Data yang digunakan adalah data primer kuesioner sejumlah 351 responden perempuan rumah tangga miskin penerima pinjaman program SPP-PNPM MP di Kabupaten Sragen. Alat analisis yang digunakan adalah regresi logistik pada tingkat kemaknaan 95% dalam setiap ujinya.
Penelitian ini telah menunjukkan bahwa model sudah memenuhi kelayakan dan mempunyai vareansi yang sama. Hasil Uji hipotesis membuktikan bahwa variabel pendidikan Perempuan, tenaga kerja, luas tanah berpengaruh positif; variabel status ternak berpengaruh negatif terhadap pendapatan Perempuan. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kevane dan Wydrick (2001) di Guatemala dan Imai, Arum, Annim (2010) di India menyebutkan bahwa peran kalangan peminjam sangatlah besar untuk mengentaskan kemiskinan.
Kata kunci : Pendapatan perempuab, pendidikan Perempuan, tenaga kerja, luas lahan, status ternak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRACT
EFFECT SAVINGS AND LOAN WOMEN SELF EMPOWERMENT PROGRAM NATIONAL RURAL
ON INCOME WOMEN IN DISTRICT SRAGEN
BUDI SANTOSO S4211004
Development of livestock sector, especially beef cattle as a source of new
growth potential to meet the needs of animal protein in the form of meat. To increase the productivity of beef cattle in Sragen promoting artificial insemination program. This program is to increase the population and productivity of cattle and leads to increased profits and welfare of farmers.
The purpose of this study was to determine the difference in profit and non-breeders artificial insemination artificial insemination; determine the effect of the number of cows, feed prices, drug prices, wage labor and artificial insemination techniques to benefit cattle ranchers. The data used are the primary data questionnaire a number of 99 respondents cattle ranchers in Sragen. Analysis tool used is multiple linear regression at 95% level of significance of the results of the questionnaire data are normalized by price of output (number of cows).
This study has shown that the independent variables together and the partial effect on the dependent variable. Test results prove the hypothesis that a variable number of cows and artificial insemination techniques have a positive influence; variable feed prices and labor costs negatively affect the gains of beef cattle breeders. Previous studies performed by Kevane and Wydrick (2001) in Guatemala and Imai, Arum, Annim (2010) in India says that the borrower is a big role in poverty alleviation. Key words: beef cattle breeders Profit, Number of cows, price of feed, medicine
price, wage labor, artificial insemination technique
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penelitian tesis dengan judul: ” PENGARUH SIMPAN
PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN PROGRAM NASIONAL
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN TERHADAP
PENDAPATAN PEREMPUAN DI KABUPATEN SRAGEN”, dalam rangka
memenuhi sebagian persyaratan penyelesaian derajat Pascasarjana S-2 Program
Studi Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Sebelas Maret
Surakarta Tahun 2012.
Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada
yang terhormat :
1. Dr. A.M. Soesilo, M.Sc selaku Ketua Program Studi Magister Ekonomi Studi
Pembangunan Universitas Sebelas Maret dan selaku Pembimbing kedua penulis
dalam penyusunan tesis yang dengan sabar telah memberikan bimbingan, arahan,
dorongan dan berbagai ide selama penelitian ini.
2. Lukman Hakim, M.Si, Ph.D selaku Pembimbing pertama dalam penyusunan
tesis yang dengan sabar telah memberikan bimbingan, arahan, dorongan dan
berbagai ide selama penulisan penelitian ini.
3. Segenap Staf UNS.
4. Seluruh rekan–rekan mahasiswa program Studi Magister Ekonomi dan Studi
Pembangunan Universitas Sebelas Maret di Surakarta dan semua pihak yang
tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah memberikan dukungan dan
masukan kepada penulis selama menyelesaikan usaha penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangannya, oleh
karena itu sumbang dan saran sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
penelitian ini.
Surakarta, September 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ........................................ iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .................................................................. 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoristis .......................................................................... 10
1. Konsep Pendapatan ................................................................ 10
2. Konsep Modal ........................................................................ 16
3. Produksi dan Tingkat Pendapatan .......................................... 19
4. Konsep Perempuan ................................................................ 25
5. Konsep Pemberdayaan ........................................................... 27
6. Pengertian Usaha Kecil .......................................................... 28
7. Pengertian Kredit ................................................................... 30
8. Pembangunan Berbasis Kelompok/ Masyarakat .................... 31
9. Program PNPM Mandiri ........................................................ 41
10. Konsep Pendidikan................................................................. 54
11. Luas Lahan ............................................................................ 56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
12. Status Kepemilikan Ternak ................................................... 57
13. Analisis Pendapatan ............................................................... 57
14. Kemiskinan ............................................................................ 61
B. Penelitian Terdahulu .................................................................. 66
C. Kerangka Pemikiran ................................................................... 68
D. Hipotesis Penelitian.................................................................... 71
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................... 73
B. Jenis Penelitian ........................................................................... 73
C. Teknik Penarikan Sampel .......................................................... 74
D. Definisi Operasional ................................................................. 74
E. Tehnik Analisa Data................................................................... 76
1. Model Umum Regresi Logistik .............................................. 76
2. Langkah-langkah Untuk Menjawab Hipotesis ....................... 78
a. Uji Kelayakan Model ......................................................... 78
b. Uji Vareansi ....................................................................... 79
c. Koefisien Determinasi ........................................................ 80
d. Uji Statistik ........................................................................ 81
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum ...................................................................... 83
1. Obyek Penelitian .................................................................... 83
2. Karakteristik Responden ........................................................ 85
3. Deskripsi variabel .................................................................. 88
B. Analisa Data dan Pembahasan ................................................... 92
C. Interpretasi Hasil Penelitian…………………………………. 96
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan ................................................................................ 102
B. Limitasi Penelitian ..................................................................... 103
C. Rekomendasi .............................................................................. 103
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Alokasi Dana SPP-PNPM Perdesaan di Kabupaten Sragen ........... 5
2.1 Alokasi BLM Berdasarkan Keberadaan Desa Tertinggal .................. 49
2.2 Alokasi BLM Berdasarkan Rasio Jumlah Penduduk ......................... 50
3.1 Jumlah Sampel Perempuan Peminjam Rumah Tangga Miskin....... 74
4.1 Distribusi Responden Menurut Umur Perempuan. .......................... 85
4.2 Distribusi Responden Menurut Umur Suami ................................... 86
4.3 Distribusi Responden Menurut Jumlah Anak Kandung .................. 86
4.4 Distribusi Responden Menurut Pinjaman Perempuan ..................... 87
4.5 Distribusi Responden Menurut Jenis Usaha Perempuan ................. 88
4.6 Pendapatan Perempuan Rumah Tangga Miskin .............................. 89
4.7 Pendidikan Perempuan Rumah Tangga Miskin .............................. 90
4.8 Jumlah Tenaga Kerja ....................................................................... 90
4.9 Luas Tanah ...................................................................................... 91
4.10 Status Kepemilikan Ternak .............................................................. 92
4.11 Koefisien Omnibus Test Model ....................................................... 93
4.12 Koefisien Hosmer dan Lameshow Test ........................................... 94
4.13 Koefisien Determinasi Nagelkerke .................................................. 94
4.14 Koefisien Regresi Logistik .............................................................. 95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kurva Produksi.......................................................................... 23
2.2 Kerangka Pemikiran ................................................................... 71
3.1 Distribusi X2 (Chi-Square Omnibus Test) ................................. 78
3.2 Distribusi X2 (Chi-Square Hosmer dan Lameshow Test) ......... 80
3.3 Distribusi Normal Standar ......................................................... 81
4.1 Peta Wilayah Administratif Kabupaten Sragen ......................... 84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ..................................................................... 107
2 Rekapitulasi Jawaban Responden ................................................. 109
3 Hasil Regresi Logistik .................................................................. 112
4 Distribusi X2-tabel ........................................................................ 114
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDALULUAN
A. Latar Belakang
Peranan kelompok perempuan dalam membantu mengentaskan
kemiskinan perdesaan merupakan kajian yang sangat penting. Penelitian
dalam program kredit usaha mikro yang dilakukan oleh Kevane dan Wydrick
(2001) di Guatemala dan Imai, Arum, Annim (2010) di India menyebutkan
bahwa peran kalangan peminjam perempuan sangatlah besar untuk
mengentaskan kemiskinan. Keterlibatan perempuan dalam mencari nafkah
akan meningkatkan kontribusinya terhadap pendapatan rumah tangga.
Pereluasan sektor keuangan mikro berdasarkan konsep bahwa rumah tangga
miskin dipengaruhi oleh kurangnya akses dan keterbatasan pelayanan
keuangan. Oleh sebab itu tesis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
Simpan Pinjam Kelompok Perempuan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perdesaan (SPP-PNPM MP) dalam meningkatkan
pendapatan perempuan pada rumah tangga miskin (RTM) di Kabupaten
Sragen.
Peranan kelompok perempuan dalam usaha mikro ekonomi akan
memberikan manfaat bagi ekonomi keluarga dan mengurangi angka
kemiskinan. Peneliti terdahulu menggunakan data Nasional tentang rumah
tangga di India, sampel diberi perlakuan untuk menentukan dampak
pengurangan kemiskinan dari pinjaman Lembaga Keuangan Mikro (LKM)
untuk tujuan produktif, seperti investasi di bidang pertanian pada tingkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
kemiskinan binari dan sampel bias. Seleksi terkait dengan akses pada
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) (Imai, Arum, Annim, 2010).
Perempuan perdesaan, merupakan sumberdaya manusia yang cukup
nyata berpartisipasi, khususnya dalam memenuhi fungsi ekonomi keluarga
dan rumah tangga bersama dengan laki – laki. Perempuan di perdesaan sudah
diketahui secara umum tidak hanya mengurusi rumah tangga sehari – hari
saja, tetapi tenaga dan pikirannya juga terlibat dalam berbagai kegiatan usaha
tani dan non tani, baik yang sifatnya komersial maupun sosial (Pujiwati,
1991).
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan
merupakan program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan
masyarakat di wilayah perdesaan. Program ini dikelola oleh Direktorat
Jendral Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Departemen Dalam Negeri.
Program ini salah satunya adalah pemberian bantuan simpan pinjam kepada
masyarakat khususnya kepada masyarakat yang mempunyai usaha kecil.
Program – program PKPS BBM yang sebelumnya telah ditetapkan
sebagai implikasi kenaikan harga BBM pada bulan oktober 2005 yang
meliputi program BOS (Bantuan Operasi Sekolah), BLT (Bantuan Langsung
Tunai) Askeskin (Asuransi Kesehatan bagi Masyarakat Miskin) dan Raskin
(Berasuntuk Masyarakat miskin) dan program – program lainnya. Sedangkan
Program yang arah nya kepada Pemberdayaan masyarakat adalah Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Program kebijakan PNPM itu sendiri ditetapkan pada tahun 2007 dan
didefinisikan sebagai program nasional penanggulangan kemiskinan terutama
yang berbasis pemberdayaan masyarakat, yang sebelumnya bernama Program
Pengembangan Kecamatan (PPK). Diharapkan PNPM Mandiri mampu
memberikan konstribusi besar dengan tujuan untuk pengentasan kemiskinan,
pemberdayaan perempuan dan penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Peran
program kebijakan PNPM Mandiri terhadap peningkatan pendapatan
perempuan yang secara tidak langsung akan berdampak pada pengentasan
kemiskinan di Indonesia.
Tujuan umum dari PNPM adalah meningkatnya kesejahteraan dan
kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri. Sedang tujuan kususnya
meliputi :
a. Meningkatkan partisipasin seluruh masyarakat, kususnya masyarakat
miskin dan kelompok perempuan, dalam mengambil keputusan,
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pelestarian pembangunan
b. Melembangakan pengelolaan pembangunan partisipasif dengan
mendayagunakan sumberdaya lokol
c. Mengembangkan kapasitas pemerintah desa dan memfasilitasi pengelolaan
pembangunan partisipatif
d. Menyediakan prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi yang
diprioritaskan oleh masyarakat
e. Melembagakan pengelolaan dana bergulir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
f. Mendorong terbentuknya dan berkembangnya Badan Kerja Antar Desa
(BKAD)
g. Mengembangkan kerjasama antar pemangku kepentingan dalam upanya
penanggulangan kemiskinan perdesaan
Salah satu tujuan dari PNPM Mandiri adalah pemberdayaan ekonomi
perempuan, keterlibatan perempuan di perdesaan dalam kegiatan ekonomi
produktif antara lain dipengaruhi oleh faktor ekonomi, yaitu tercukupinya
kebutuan rumah tangga mereka. Sebagai perempuan rumah tangga, biasanya
perempuan yang bertanggung jawab dalam mengatur rumah tangga, baik
menyangkut kesehatan gizi keluarga, pendidikan anak dan pengaturan
pengeluaran biaya hidup keluarga. Ketika kebutuan kebutuan itu tidak
mencukupi, maka perempuanlah yang akan merasakan dampaknya
pertamakali. Sehingga dengan keterlibatan perempuan dalam kegiatan
ekonomi produktif setidaknya sebagian kebutuan mereka dapat terpenuhinya.
Demikian juga masalah kesenjangan gender antara laki – laki dan perempuan
dalam pembangunan belum terpikirkan oleh para pembuat keputusan di Desa.
Tabel 1.1 di bawah menjelaskan bahwa alokasi dana bantuan Simpan
Pinjam Kelompok Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Perdesaan (SPP-PNPM) di 18 Kecamatan di Kabupaten Sragen. Setelah
adanya penambahan modal dan penambahan ternak diharapakan pendapatan
kelompok wanita tersebut dapat meningkatkan pendapatan keluarga sesuai
dengan karakteristik usaha masyarakat di Kabupaten Sragen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Tabel 1.1
Alokasi Dana SPP-PNPM Perdesaan di Kabupaten Sragen
Dalam Jutaan Rupiah
No Kecamatan Modal
(Jutaan Rp.) Ternak
(Jutaan Rp.) Jumlah
Kelompok
Jumlah Peminjam
(Org)
1 Gemolong 140,407 6,000 189 162
2 Gesi 47,821 14,944 75 158
3 Gondang 143,029 27,200 143 272
4 Jenar 20,345 16,276 58 197
5 Kalijambe 426,784 0 162 308
6 Karangmalang 116,780 0 91 107
7 Kedawung 107,702 0 167 85
8 Masaran 220,908 0 144 405
9 Miri 128,308 20,000 98 882
10 Mondokan 321,652 35,000 93 273
11 Plupuh 200,725 38,500 193 609
12 Sambirejo 58,020 0 114 725
13 Sambungmacan 170,827 0 138 476
14 Sidoharjo 94,157 0 108 434
15 Sukodono 78,279 21,008 69 328
16 Sumberlawang 240,356 40,000 58 644
17 Tangen 29,295 0 106 359
18 Tanon 196,415 0 60 635
JUMLAH 2.741,812 218,928 2066 7.049
Sumber: PNPM Perdesaan Kabupaten Sragen, 2011
Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan peran perempuan
dalam pembangunan adalah melalui Program Simpan Pinjam Kelompok
Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (SPP-PNPM)
Mandiri Perdesaan. Program ini merupakan salah satu upaya untuk
mengembangkan sumberdaya manusia, sumberdaya alam serta lingkungan
untuk mewujudkan dan mengembangkan keluarga sehat sejahtera dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
bahagia untuk pembangunan masyarakat desa dan/atau kelurahan, dengan
perempuan sebagai penggeraknya. Program ini merupakan program yang
bersifat “Top Down” karena pelaksanaannya mulai di tingkat pusat
dikoordinasikan oleh Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan ke
bawah secara hirakhis oleh Gubernur di tingkat Provinsi, Bupati/ Walikota di
tingkat Kabupaten, Camat di tingkat Kecamatan dan Kepala Kelurahan /Desa
di tingkat Kelurahan/ Desa.
Kabupaten Sragen salah satu kabupaten di wilayah Provinsi Jawa
Tengah juga telah melaksanakan Program SPP-PNPM Mandiri Perdesaan
sesuai dengan pedoman yang ditetapkan. Program ini sebagai salah satu
program pemberdayaan perempuan, diharapkan dapat mencapai tujuan dan
berjalan dengan efektif serta membawa dampak positif untuk meningkatkan
status kesehatan dan kesejahteraan masyarakat khususnya warga binaan
Rumah Tangga Miskin (RTM) sebagai sasaran penerima program.
Semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin tinggi kualitas
sumberdaya manusia, yang pada gilirannya akan semakin tinggi pula
produktivitas kerja yang dilakukannya. Oleh karena itu, dengan semakin
tingginya pendidikan maka diharapkan kinerja usaha semakin berkembang
(Syafaat dkk, 2003). Seseorang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan
mampu memanfaatkan potensi di dalam maupun di luar dirinya dengan lebih
baik. Orang itu akan menemukan pekerjaan yang paling tidak setara dengan
pendidikannya. Menurut Soekartawi dkk (2003), menyatakan bahwa tingkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
pendidikan cenderung mempengaruhi cara berpikir dan tingkat penerimaan
mereka terhadap inovasi dan teknologi baru.
Tenaga kerja dalam penelitian ini merupakan tenaga kerja keluarga
sehingga dalam perhitungan keuntungan tidak dimasukkan dalam biaya
produksi. Pada usaha skala besar upah tenaga merupakan total biaya produksi
yang harus diperhitungkan dalam tenaga implisit maupun eksplisit. Adanya
program ini bertujuan untuk memberdayakan perempuan rumah tangga
miskin sehingga tenaga yang digunakan adalah tenaga kerja keluarga yang
terdiri dari suami, anak dan saudara, Dengan keterbatasan modal dari
program ini maka tenaga keluarga sebagai pendukung dalam melaksanakan
usaha SPP-PNPM Mandiri Perdesaan ini.
Sumberdaya lahan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting
bagi kelangsungan hidup manusia karena diperlukan dalam setiap kegiatan
manusia, seperti untuk pertanian, daerah industri, daerah pemukiman, jalan
untuk transportasi, daerah rekreasi atau daerah-daerah yang dipelihara kondisi
alamnya untuk tujuan ilmiah. Sitorus (2001) mendefinsikan sumberdaya
lahan (land resources) sebagai lingkungan fisik terdiri dari iklim, relief,
tanah, air dan vegetasi serta benda yang ada di atasnya sepanjang ada
pengaruhnya terhadap penggunaan lahan. Oleh karena itu sumberdaya lahan
dapat dikatakan sebagai ekosistem karena adanya hubungan yang dinamis
antara organisme yang ada di atas lahan tersebut dengan lingkungannya.
Siregar (2009), usaha yang bersifat tradisional diwakili oleh para
petani dengan lahan sempit yang mempunyai 1-2 ekor ternak. Tipe lahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
yang akan digunakan untuk usaha tani termasuk usaha peternakan harus
diselidiki dahulu tingkat kesuburannya. Pada dasarnya lahan yang baik dapat
ditingkatkan kesuburannya, tetapi lahan yang kurus juga dapat ditingkatkan
kesuburannya. Lahan harus sesuai untuk ditanami jagung, rumput-rumputan
dan leguminosa.
Uraian di atas dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui,
mengevaluasi dan menganalisis secara manajerial pengaruh pendidikan,
tenaga kerja, luas lahan, status ternak terhadap pendapatan perempuan
Program SPP-PNPM Mandiri Perdesaan di Kabupaten Sragen Provinsi Jawa
Tengah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka perumusan masalah dalam penelitian
ini adalah:
1. Apakah pendidikan berpengaruh terhadap pendapatan perempuan ?
2. Apakah tenaga kerja berpengaruh terhadap pendapatan perempuan ?
3. Apakah luas lahan berpengaruh terhadap pendapatan perempuan ?
4. Apakah status ternak berpengaruh terhadap pendapatan perempuan ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan, tenaga
kerja, luas lahan, status ternak terhadap pendapatan perempuan.
2. Manfaat Penelitian
a. Untuk memberikan kontribusi akademis yaitu untuk pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya mengenai pendapatan perempuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
b. Secara praktis kajian ini untuk memberikan kontribusi bagi Pemerintah
Kabupaten Sragen dalam menyusun dan menetapkan kebijakan tentang
upaya pendapatan perempuan dalam simpan pinjam kelompok
perempuan dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Perdesaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoristis
1. Konsep Pendapatan
Pengetian pendapatan menurut Badan Pusat Statistik diperinci sebagai
berikut (Hans DieterEver, dalam Mulyanto Sumardi,1982 : 92-93) :
a. Pendapatan berupa uang adalah sebagai penghasilan berupa uang yang
sifatnya reguleryang biasanya diterima sebagai balas jasa atau
kontraprestasi yaitu meliputi pendapatan :
1) Gaji dan upah yang diperoleh dari kerja pokok, kerja lembur, kerja
sampingan dan kerja kadang – kadang.
2) Dari usaha sendiri, yang meliputi hasil bersih usaha sendiri, komisi,
penjualan kerajinan rumah tangga.
3) Dari hasil investasi seperti bunga bank, modol, tanah.
4) Dari keuntungan sosial yaitu pendapatan yangdiperoleh dari kerja
sosial.
b. Pendapatan berupa barang adalah sebagai penghasilan yang sifatnya
reguler dan biasa akan tetapi tidak selalu berbentuk balas jasayang
diterimakan. Barang atau jasa yang diperoleh dinilai dengan harga pasar
sekalipun tidak disertai dengan transaksi uang oleh yang menikmati
barang dan jasa tersebut. Yang dimaksud dengan pendapatan ini adalah:
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
1) Bagian pembayaran upah dan gaji yang berbentuk beras, pengobatan,
transpotasi, perumahan dan rekreasi
2) Barang yang diproduksi dan dikunsumsi di rumah, antara lain :
pemakaian barang yang di produksi di rumah, sewa yang seharusnya
di keluarkan terhadap rumah sendiri yang di tempati.
3) Penerimaan yang bukan merupakan pendapatan adalah : pemerimaan
yang berupa penganbilan tabungan,penjualan barang – barang yang
dipakai, pinjaman uang, hadiah dan warisan.
Jadi pendapatan adalah penghasilan dalam bentuk uang maupun
barang yang sifatnya reguler sebagai balas jasa. Bila pendapatan
seseorangmengalami kenaikan maka secara tidak langsung konsumsi dan
investasi akan mengalami kenaikan pula.
Pendapatan dalam ilmu ekonomi didefinisikan sebagai hasil berupa
uang atau hal materi lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau
jasa manusia bebas. Sedangkan pendapatan rumah tangga adalah total
pendapatan dari setiap anggota rumah tangga dalam bentuk uang atau natura
yang diperoleh baik sebagai gaji atau upah usaha rumah tangga atau sumber
lain. Kondisi seseorang dapat diukur dengan menggunakan konsep
pendapatan yang menunjukkan jumlah seluruh uang yang diterima oleh
seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu. (Samuelson dan
Nordhaus, 2002)
Pendapatan adalah penerimaan bersih seseorang, baik berupa uang
kontan maupun natura. Pendapatan atau juga disebut juga income dari seo-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
rang warga masyarakat adalah hasil penjualannya dari faktor-faktor pro-
duksi yang dimilikinya pada sektor produksi. Dan sektor produksi ini
membeli faktor-faktor produksi tersebut untuk digunakan sebagai input
proses produksi dengan harga yang berlaku dipasar faktor produksi. Harga
faktor produksi dipasar faktor produksi (seperti halnya juga untuk barang-
barang dipasar barang) ditentukan oleh tarik menarik, antara penawaran dan
permintaan. Secara singkat pendapatan seorang warga masyarakat
ditentukan oleh (Samuelson dan Nordhaus, 2002):
a. Jumlah faktor-faktor produksi yang ia miliki yang bersumber pada:
1) Hasil-hasil tabungannya di tahun-tahun yang lalu
2) Warisan atau pemberian
a. Harga per unit dari masing-masing faktor produksi. Harga-harga ini
ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan di pasar faktor
produksi.
Penawaran dan permintaan dari masing-masing produksi
ditentukan oleh faktor-faktor yang berbeda :
a. Tanah (termasuk didalamnya kekayaan-kekayaan yang terkandung
didalam tanah, mineral, air dan sebagainya) mempunyai penawaran
yang dianggap tidak akan bertambah lagi. Sedangkan permintaan
(demand) akan tanah biasanya meningkat dari waktu ke waktu karena :
1) Naiknya harga barang-barang pertanian,
2) Naiknya harga barang-barang lainnya (mineral, barang-barang
industri yang menggunakan bahan-bahan mentah dari tanah),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
3) Bertambahnya penduduk (yang membutuhkan tempat tinggal).
Dengan demikian harga dari tanah akan menaik dengan cepat dari
waktu ke waktu.
b. Modal (sumber-sumber ekonomi ciptaan manusia) mempunyai
penawaran yang lebih elastis karena dari waktu ke waktu warga
masyarakat menyisihkan sebagian dari penghasilannya untuk ditabung
(saving) dan kemudian sektor produksi akan menggunakan dana
tabungan ini untuk pabrik-pabrik baru, membeli mesin-mesin yaitu
investasi. Karena adanya saving dan investasi, maka penawaran dari
barang-barang modal dari waktu ke waktu bisa bertambah sedangkan
permintaan akan barang-barang modal terutama sekali dipengaruhi
oleh gerak permintaan akan barang-barang jadi. Bila harga pakaian
naik, maka permintaan akan mesin-mesin tenun, mesin jahit juga akan
naik. Permintaan akan barang-barang jadi pada gilirannya dipengaruhi
oleh dua faktor utama: (1) Pertumbuhan penduduk (yang
membutuhkan tambahan baju, perumahan dan sebagainya). (2)
Pertumbuhan pendapatan penduduk (yang dicerminkan oleh kenaikan
pendapatan nasional atau GNP perkapita).
c. Tenaga Kerja mempunyai penawaran yang terus menerus menaik
sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Sedangkan permintaan akan
tenaga kerja tergantung pada kenaikan permintaan akan barang jadi
(seperti halnya dengan permintaan akan barang-barang modal.
Disamping itu permintaan akan tenaga kerja dipengaruhi pula oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
kemajuan teknologi ini. Permintaan akan tenaga kerja tidak tumbuh
secepat penawaran tenaga kerja (atau pertumbuhan penduduk) maka
ada kecenderungan bagi upah (harga faktor produksi tenaga kerja)
untuk semakin menurun.
d. Kepengusahaan (entrepreunership) merupakan faktor produksi yang
paling sulit untuk dianalisis, karena faktor-faktor yang menentukan
penawaran pun permintaannya sangat beraneka ragam (dan sering
faktor-faktor ini diluar kemampuan ilmu ekonomi untuk menganalisis,
misalnya : faktor-faktor motivasi lain dan sebagainya). Pada umumnya
penawaran di negara berkembang, orang yang berjiwa kewirausahaan
masih sangat kecil. Inilah sebabnya penghasilan untuk pengusaha yang
sukses juga cukup besar di negara tersebut. Cara yang banyak
dilakukan adalah dengan tetap mempertahankan hak milik
perseorangan, dengan tujuan mengurangi ketidakmerataan distribusi
pendapatan. Cara-cara yang bisa dilakukan oleh negara antara lain
adalah :
1) Pajak progesif atas kekayaan atau penghasilan
2) Penyediaan kebutuhan hidup dasar (misalnya makanan pokok,
pakaian, perumahan)
3) Penyediaan jasa-jasa yang berguna untuk umum oleh negara
(misalnya rumah sakit, klinik)
4) Memperkecil pengangguran
5) Pendidikan yang murah dan merata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
6) Berbagai kebijaksanaan yang menghilangkan hambatan-hambatan
bagi mobilitas (baik vertikal maupun horizontal).
Dalam hal ini pendapatan juga bisa diartikan sebagai pendapatan
bersih seseorang baik berupa uang atau natura. Secara umum pendapatan
dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) yaitu :
a. Gaji dan upah. Suatu imbalan yang diperoleh seseorang setelah
melakukan suatu pekerjaan untuk orang lain, perusahaan swasta atau
pemerintah.
b. Pendapatan dari kekayaan atau Pendapatan dari usaha sendiri.
Merupakan nilai total produksi dikurangi dengan biaya yang
dikeluarkan baik dalam bentuk uang atau lainnya, tenaga kerja
keluarga dan nilai sewa kapital untuk sendiri tidak diperhitungkan.
c. Pendapatan dari sumber lain. Dalam hal ini pendapatan yang
diperoleh tanpa mencurahkan tenaga kerja antara lain penerimaan
dari pemerintah, asuransi pengangguran, menyewa aset, bunga bank
serta sumbangan dalam bentuk lain. Tingkat pendapatan (income
level) adalah tingkat hidup yang dapat dinikmati oleh seorang
individu atau keluarga yang didasarkan atas penghasilan mereka
atau sumber-sumber pendapatan lain. (Samuelson dan Nordhaus,
2002).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
2. Konsep Modal
a. Pengertian modal
Modal sebagai salah satu faktor produksi dapat diartikan
sebagai semua bentuk kekayaan yang dapat dipakai langsung atau
tidak tidak langsung dalam proses produksi untuk menambah out put –
nya. Dalam pengertian lain, modal dedifinisikan sebai bentuk
kekayaan yang memberikan penghasilan kepada pemiliknya atau
suatu kekayaan yang dapat menghasilkan sesuatu sesuatu hasilyang
akan digunakan untuk menghasilkan kekayaan lain. Dari ketiga
definisi di atas di ketahui bahwa pada pripsipnya modal segala
sesuatuyang memiliki peranan penting untuk menghasilkan suatu
barang produksi dalam suatu proses produksi.
b. Peran Modal dalam Proses Produksi
Suatu modol kegiatan ekonomi salah satu faktor penting
Produksi yang tridak bisa di abaikan, di samping faktor – faktor
produksi lainnya setiap individu menpunyai hak modal yang di miliki
dengan baik dan produktif. Produksi bersekala besar dalam usaha
memenuhi kebutuhan masyarakat yang dicapai saat ini, adalah manfaat
yang dapat dihasilkan dari penggunaan modal secara maksimal, efisien
dan produktif. Oleh sebab itu seseorang yang mempunyai harta, baik
yang tidak atau belum mampu mengurusnya, di harapkan bisa
mengembangkan hartan yang dimilikinya dengan benar dan membiayai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
keuntungan pemiliknya dari keuntungan perputaran modol, bukan dari
pokok modalnya.
Menurut Bowerk, suatu modal produksi dapat dikatakan
sebagai modal produktif, jika :
1) Modal mempunyai kesanggupan sebagai faktor pendukung dalam
memproduksi barang – barang produksi.
2) Modol mempunyai kekuatan untuk menghasilkan barang – barang
dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah yang di hasilkan tanpa
memakai modal.
3) Modal sanggup menghasilkan barang atau benda – benda yang lebih
berharga dari pada apa yang di hasilkan tanpa menggunakan modal.
4) Modal sanggup menghasilkan nilai harga yang lebil besar dari nilai modal itu sendiri.
Dengan demikian dapat di ketahui dengan jelas bahwa suatu
modal memiliki kedudukan yang sangat penting dalam faktor – faktor
produksi meskipun bukan menjadi yang terpenting. Dalam hal ini manusia
menduduki tempat yang lebih penting dari pada modal sebagai faktor utama
penyebab adanya kegiatan produksi atau aktivis ekonomi lainnya. Oleh
sebab itu modal adalah faktor utama untuk penunjang jalannya proses
produksiuntuk menghaqsilkan barang – barang produksi dalam rangka
memenuhi kebutuhan masyarakat (kansumen).
Penanaman modal adalah investasi berupa aktiva tetap berwujud
termasuk tanah yang digunakan untuk kegiatan utama usaha, baik untuk
penanaman modal baru maupun perluasan dari usaha yang telah ada. Aktiva
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
tetap berwujud adalah aktiva berwujud yang mempunyai masa manfaat
lebih dari 1 (satu) tahun yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau
dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak
dimaksudkan untuk diperjual belikan atau dipindah tangankan. Dalam
membiayai kegiatan operasinya, perusahaan membutuhkan modal yang
terdiri atas modal asing dan modal sendiri.
Pengertian modal adalah hak atau bagian yang dimiliki
perusahaan yang ditujukan dalam modal saham. Modal asing merupakan
modal yang berasal dari pinjaman para kreditur, supplier, dan perbankan.
Sedangkan modal sendiri merupakan modal yang berasal dari pihak
perusahaan dari pemilik perusahaan (pemegang saham) maupun laba yang
tidak bagi (laba ditahan). Di dalam memenuhi modal yang dibutuhkan
tersebut perusahaan dapat menerbitkan dan menjual surat berharga berupa
obligasi (modal pinjaman) dan saham (modal sendiri). Surat berharga
tersebut dijual kepada para investor yang menginginkannya dimana
perusahaan berkewajiban memberikan hasil (return) yang dikehendaki oleh
investor tersebut.
Modal pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu
modal aktif dan modal pasif. Modal aktif menunjukkan penggunaan dana
yang tertera di sisi aktiva (aktiva lancar dan aktiva tetap) yaitu yang
menggambarkan bentuk-bentuk dalam sebelah mana dana yang diperoleh
perusahaan ditanamkan. Sedangkan modal pasif menunjukkan sumber dana
yang tertera di sisi pasiva yang menggambarkan sumber-sumber dana dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
mana diperoleh atau asal dana diperoleh. Modal pasif terdiri atas hutang
jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal sendiri.
Menurut Sawir (2001): “Modal kerja adalah keseluruhan aktiva
lancar yang dimiliki perusahaan atau dapat pula dimaksudkan dana yang
harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari”.
Menurut Gitosudarmo (2002) “Besarnya modal kerja adalah sejumlah dana
yang tertanam dalam aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk
membiayai operasi perusahaan atau sesudah dikurangi besarnya hutang
lancar”. Sedangkan Riyanto (2002) mengemukakan :
Modal adalah baik yang berupa barang – barang konkrit yang
masih dalam rumah tangga perusahaan yang terdapat di neraca sebelah
debet maupun berupa daya beli atau nilai tukar dari barang – barang itu
yang ada di sebelah kredit. Jadi yang tercatat disebelah debet dari neraca
disebut modal konkrit dan yang tercatat disebelah kredit disebut modal
abstrak.
3. Produksi dan Tingkat Pendapatan
Setiap faktor produksi yang terdapat dalam perekonomian ada
dimiliki oleh seseorang. Pemiliknya menjual faktor produksi tersebut
kepada pengusaha dan sebagai balas jasanya mereka akan memperoleh
pendapatan. Tenaga kerja mendapat gaji dan upah, tanah memperoleh sewa,
modal memperoleh bunga dan keahlian keusahawanan memperoleh
keuntungan. Pendapatan yang diperoleh masing-masing jenis faktor
produksi tersebut tergantung kepada harga dan jumlah masing-masing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
faktor produksi yang digunakan. Jumlah pendapatan yang diperoleh
berbagai faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan sesuatu
barang adalah sama dengan harga dari barang tersebut (Sukirno, 2002).
Dalam proses produksi, perusahaan mengubah masukan (input),
yang juga disebut sebagai faktor produksi (factors of production) termasuk
segala sesuatunya yang harus digunakan perusahaan sebagai bagian dari
proses produksi, menjadi keluaran (output). Misalnya sebuah pabrik roti
menggunakan masukan yang mencakup tenaga kerja, bahan baku seperti;
terigu, gula dan modal yang telah diinvestasikan untuk panggangan, mixer
serta peralatan lain yang digunakan. Tentu saja setelah proses produksi
berjalan akan menghasilkan produk berupa roti.
Menurut Pyndick (Salvatore, 2006) menjelaskan bahwa hubungan
antara masukan pada proses produksi dan hasil keluaran dapat digambarkan
melalui fungsi produksi. Fungsi ini menunjukkan keluaran Q yang
dihasilkan suatu unit usaha untuk setiap kombinasi masukan tertentu. Untuk
menyederhanakan fungsi tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :
Q = f{K, L}
Persamaan ini menghubungkan jumlah keluaran dari jumlah kedua masukan
yakni modal dan tenaga kerja.
Cobb-Douglas adalah salah satu fungsi produksi yang paling sering
digunakan dalam penelitian empiris. Fungsi ini juga meletakkan jumlah
hasil produksi sebagai fungsi dari modal (capital) dengan faktor tenaga
kerja (labour). Dengan demikian dapat pula dijelaskan bahwa hasil produksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
dengan kuantitas atau jumlah tertentu akan menghasilkan taraf pendapatan
tertentu pula. Secara sederhana fungsi produksi Cobb-Douglas tersebut
dapat dituliskan sebagai berikut:
Q = β αK AL
Dimana Q adalah output dan L dan K masing-masing adalah tenaga
kerja dan barang modal. A, α (alpha) dan β (beta) adalah parameter-
parameter positif yang dalam setiap kasus ditentukan oleh data. Semakin
besar nili A, barang teknologi semakin maju.
Parameter α mengukur persentase kenaikan Q akibat adanya
kenaikan satu persen L sementara K dipertahankan konstan. Demikian pula
parameter β, mengukur persentase kenaikan Q akibat adanya kenaikan satu
persen K sementara L dipertahankan konstan. Jadi, α dan β masing-masing
merupakan elastisitas output dari modal dan tenaga kerja. Jika α+β=1, maka
terdapat tambahan hasil yang konstan atas skala produksi; jika α+β>1
terdapat tambahan hasil yang meningkat atas skala produksi dan jika α+β<1
maka artinya terdapat tambahan hasil yang menurun atas skala produksi.
Pada fungsi produksi Cobb-Douglas (Salvatore, 2006).
Berdasarkan penjelasan fungsi produksi Cobb-Douglas di atas,
dapat dirumuskan bahwa faktor-faktor penentu seperti tenaga kerja dan
modal merupakan hal yang sangat penting diperhatikan terutama dalam
upaya mendapatkan cerminan tingkat pendapatan suatu usaha produksi
seperti industri kecil. Ini berarti bahwa jumlah tenaga kerja serta modal
peralatan yang merupakan input dalam kegiatan produksi pengusaha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
industri kecil dapat memberikan beberapa kemungkinan tentang tingkat
pendapatan yang mungkin diperoleh.
Hasil akhir dari suatu proses produksi adalah produk atau output.
Output suatu produksi dapat bervariasi yang antara lain disebabkan karena
perbedaan kualitas. Hal ini dapat dimengerti karena kualitas yang baik
hanya akan dihasilkan oleh proses produksi yang baik, yang dilaksanakan
dengan baik begitu juga sebaliknya.
Sumber atau unsur-unsur produksi yang digunakan secara terpadu
dalam proses produksi dapat terwujud kualitas dan kuantitas yang disebut
input atau faktor produksi. Tanah, tenaga kerja, pupuk, bibit, obat-obatan,
dan lain-lain merupakan input. Macam faktor produksi/input tersebut,
berikut jumlah dan kualitasnya perlu diketahui oleh produsen. Oleh karena
itu, untuk menghasilkan suatu produk, maka perlu untuk mengetahui
hubungan input dengan produk (Soekartawi,2003).
Berubahnya jumlah suatu input, akan membawa pengaruh pada
produksi, yang mungkin dapat meningkatkan produksi. Akan tetapi,
menurut Soekartawi (2003), peningkatan produk tidak akan selalu terjamin
dengan adanya perubahan salah satu input, karena adanya hukum “kenaikan
hasil yang semakin berkurang “The Law of Diminishing Return.
Hukum ini menyatakan bahwa bila satu macam input ditambah
penggunaannya sedang input-input yang lain tetap, maka tambahan output
yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit input yang ditambahkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
mula-mula meningkat tetapi kemudian akan menurun bila input tersebut
terus ditambah seperti yang terlihat pada Gambar 2.1.
Y C
Hasil B TPP
Produksi
A
Hasil
Produksi
APP
X
MPP
Sumber : Teori ekonomi produksi (Soekartawi, 2003)
Gambar 2.1 Kurva Produksi, Produksi Rata-rata, Produksi Marginal serta
Pembagian Daerah Produksi
Gambar 2.1 sumbu x mengukur faktor produksi dan sumbu Y
mengukur hasil produksi fisik total. Gambar A menunjukkan bahwa TPP
yang bergerak dari 0 menujuk titik B, C merupakan kurva TPP mencapai
maksimum. Gambar B melukiskan sifat-sifat dan gerakan kurva hasil
produksi rata-rata (APP) dan hasil produksi marginal (MPP). APP adalah
kurva yang menunjukkan kurva hasil produksi rata-rata per unit input
variabel pada berbagai tingkat penggunaan input tersebut.
XY
XTPP
APP ==
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
MPP merupakan tambahan produk sebagai akibat penambahan satu
unit input variabel, sementara input yang lain tetap. Secara geometri MPP
merupakan slope dari fungsi produksi.
XY
XTPP
MPPDD
==
Pada saat kurva total produksi berubah arah pada titik A (inflection
point) maka kurva APP mencapai titik maksimum, yang merupakan batas
mulai berlakunya hukum The Law of Diminising Return. Titik B adalah
titik dimana tangen (garis atas kurva MPP mempunyai arah atau slope)
yang paling besar menunjukkan APP maksimum dan kurva MPP
memotong kurva APP. Titik C adalah titik dimana kurva TPP mencpai
maksimum. Titik ini bersamaan dengan kurva MPP memotong sumbu X,
pada saat MPP menjadi negatif. Pada hubungan input dan output pada
suatu ukuran derajad kepekaan (respon) output terhadap perubahan input
yang disebut Elastisitas Produksi (EP) yang dapat dirumuskan sebagai
berikut :
EP =
Karena = MPP dan = APP maka EP =
Berdasarkan elastisitas produksi maka kurva fungsi produksi dapat
dibagi menjadi 3 daerah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
a. Daerah yang elastisitas produksinya lebih dari satu (EP>1) yaitu pada
saat MPP lebih besar daripada APP pada daerah ini dapat diartikan
bahwa penambahan korbanan satu persen akan menyebabkan
penambahan produksi yang selalu lebih besar daripada satu persen. Di
manapun pada daerah ini belum akan tercapai pendapatan maksimum,
karena pendapatan masih dapat diperbesar, sehigga daerah ini
dinamakan daerah yang belum rasional.
b. Daerah yang elastisitas produksinya lebih dari nol dan kurang dari satu
(0<EP<1 yaitu pada saat 0<MPP<APP). Pada daerah ini dapat
diartikan bahwa korbanan penambahan satu persen akan menyebabkan
penambahan produksi paling tinggi satu persen dan paling rendah nol
persen. Pada daerah ini pendapatan maksimum dapat dicapai sehingga
daerah ini dapat dikatakan sebagai daerah rasional.
c. Daerah yang elastisitas produksinya kurang dari nol (EP<0) yaitu pada
saat MPP negatif. Pada daerah ini dapat diartikan bahwa penambahan
korbanan satu persen akan menyebabkan pengurangan produksi,
sehingga pendapatan berkurang. Dengan demikian daerah ini
dikatakan daerah yang tidak rasional.
3. Konsep Perempuan
Pada perkembangannya, pada tahun 2000 telah diterbitkan
instuksi Presiden Republik Indonesia No. 9 tahun 2000 tentang
pengarusutamaan gender dalam Pembangunan Nasional. Inpres ini berisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
intruksi kepada Mentri, Bupati/Walikota, juga kepada lembaga
pemerintah non Departemen untuk :
a. Melaksanakan pengarusutamaan genger guna terselenggaranya
perencanaan, penyusunan, pelaksanaa, pemantauan dan evaluasi atas
kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif
gender sesuai peningkatan pendapatan keluarga dengan tugas bidang
dan fungsi, serta kewenangan masing – masing.
b. Memperhatikan secara sungguh – sungguh Pedoman
pengarusutamaan Gender dalam pembangunan Nasional.
c. Mentri Negara Pemberdayaan Perempuan :
1) Memberikan bantuan tehnis kepada instansi dan lembaga
pemerintah di tingkat pusat dan daerah dalam pelaksanaan
pengarusutamaan gender.
2) Melaporkan hasil pelaksanaan pengarusutamaan gender kepada
Presiden.
d. Secara bersama – sama atau sendiri – sendiri sesuai dengan bidang
tugas dan fungsi, serta kewenangan masing – masing, menetapkan
ketentuan lebih lanjut yang diperlukan bagi pelaksanaan Intruksi
Presiden ini. Kegiatan pengarusutamaan gender dalam Pembangunan
Nasional , dilaksanakan melaluhi dua langkah utama, yaitu :
1) Analisi gender, untuk mengidentifikasi dan memahami ada
tidaknya sebab – sebab terjadinya ketidak setaraan gender,
termasuk pemecahan masalahnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
2) Komunikasi Enformasi dan Edukasi (KIE) untuk menumbuhkan
dan meningkatkan kemampuan instasi dan lembanga Pemerintah
di tingkat pusat dan daerah tentang gender.
5. Konsep Pemberdayaan
Bayo (2000) mengembangkan konsep pemberdaayan dalam tiga
hal yaitu pertama tentang propil masyarakat penerima dana PNPM
Mandiri Perdesaan yang kedua tentang penggunaan dana apakah sesuai
dengan pengajuan, Bayo mengungkapkan dalam pelaksanaan kredit harus
ada rasa keadilan sehingga penerima dana tidak merasa dianak tirikan,
sehingga dana yang diharapkan sesuai dengan dana yang di butuhkan,
peran pendamping berjalan dengan efektif. Pemberdayaan masyarakat
menyangkut dua kelompok yang saling terkait, yaitu masyarakat yang
belum berkembang sebagai pihak yang harus di berdayakan dan pihak
yang menaruh kepedulian sebagai pihak yang memberdayakan,
(Sumodiningrat, 1997). Hadimiharjo dan Hikam (2001) mengemukakan
bahwa pemberdayaan merupakan pelimpahan proses pengambilan
keputusan dan tanggung jawab secara penuh. Pemberdayaan bukan berarti
melepaskan pengendalian tapi menyerahkan pengendalian. Dengan
demikian pemberdayaan bukan masalah hilangnya pengendalian atau
hilangnya hal – hal lain. Pemberdayaan memungkinkan pemanfaatan
kecakapan dan pengetahuan masyarakat seoptimal mungkin untuk
kepentingan masyarakat itu sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Pemberdayaan menurut PNPM Mandiri Perdesaan adalah upaya
untuk menciptakan/meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara
individu maupun kelompok, dalam berbagai memecahkan persoalan terkait
upanya meningkatkan kualitas hidup, kemandirian dan kesejahteraan.
Memberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan yang lebih besar dari
perangkat pemerintah daerah serta berbagaai pihak untuk memberikan
kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil yang di capai.
6. Pengertian Usaha Kecil
Udang-Undang No.20/2008, Kreteria usaha kecil adalah : Memiliki
kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 Juta memiliki hasil penjualan
tahunan paling banyak satu milyard rupiah, milik warga negara Indonesia.
Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak
langsung dengan perusahaan menengah atau perusahaan besar. Bentuk
badan usaha perseorangan, tidak berbadan hukum, atau berbadan hukum,
termasuk koperasi (Mudrajat 1998:312).
Badan Pusat Statistik (Buletin Ekonomi Bapindo : 1995) : Industri
kecil adalah usaha yang melakukan kegiatan mengubah barang dasar
menjadi barang setengah jadi/ jadi dan atau barang yang kurang nilainya
menjadi barang yang lebil tinggi nilainya dengan jumlah tenaga kerja 5 –
19 orang.
Definisi di atas setiap instasi memiliki definisi yang berbeda – beda
mengenai usaha kecil dan hal ini berkaitan dengan sulitnya menyediakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
data sesuai dengan definisi masing-masing. Sehingga pembinaan usahaa
kecil ini masih belum optimal, karena masing – masing instansi
pembinaannya menekan kan pada sektornya diri sendiri. Sehingga dalam
praktek sering kita jumpai persaingan antar instansi pembina kecil dan
penguasa nkecil merasa hanya sebagai “obyek” saja tanpa ada tindak lanjut
atau pemecahan masalah mereka secara langsung.
Instansi mempunyai definisi yang berbeda –beda mengenai usaha
kecil, bisa disimpilkan bahwa sebenarnya usaha kecil mempunyai
karateristik yang hampir sama, yaitu :
a. Tidak adanya pembagian tugas yang jelas antara bidang adminitrasi
dan operasi. Sebagian usaha kecil ini dikelola secara perorangan yang
merangkap sebagai pemilik sekaligus pengelola perusahaan, serta
memanfaatkan tenaga kerja dari keluarga dan kerabat dekatnya.
b. Rendahnya akses usaha kecil terhadap lembaga – lembaga kredit
formal, sehinggamereka sering menggantungkan pembiayaan dari
modal sendiri atau sumber lain dari keluarga bahkan tidak menutup
kemungkinan dari renternir.
c. Sebagian usaha kecil tidak berbadan hukum.
d. Ditinjau dari golongan industri, hampir sepertiga usaha kecil bergerak
dibidang makanan, minuman dan tembakau diikuti kelompok industri
barang galian bukan logam, industri tekstil dan industri kayu, bambu,
rotan, rumput dan sejenisnya termasuk perabot rumah tangga masing –
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
masing sekitar 21 – 22 persen dari keseluruhan industri yang ada
(Kuncoro 1998 : 316).
Home Industri merupakan bentuk usaha yang dikelola rumah
tangga dengan skala usaha relatif kecil. Menurut Tambunan (1994) salah
satu karateristikhome industri adalah stuktur permodalan sangat
tergantung pada modal pribadi sehingga merupakan kendala yang dsangat
besar bagi perkembangan usaha. Keterlibatan lembaga keuangan sangat
besar dan diperlukan dalam perkembangan usahanya. Bagaimana
mekanisme kemitraan antara home industri dengan lembaga keuangan
merupakan hal yang perlu dikaji agar sinergi antara home industri dengan
lembaga keuangan dapat berjalan.
7. Pengertian Kredit
Istilah kredit berasal dari bahasa yunani credere yang berarti
kepercayaan (faith atau thruth). Oleh karena itu dasar pemberian kredit
adalah kepercayaan. Meskipun sebenarnya kredit bukan hanya sekedar
kepercayaan seseorang atau lembaga yang memberi kredit (kreditur)
percaya bahwa penerima kredit (debitur) dimasa yang akan datang
sanggup untuk memenuhi segala kwajiban yang telah dijanjikan, yang
dapat berupa uang, barang atau jasa.
Dunia bisnis “kredit” pada umumnya diartikan sebagai : “....... kesanggupan untuk meminjam uang, atau kesanggupan akan mengadakan transaksi dagang dan memperoleh penyerahan uang atau jasa, dengan perjanjian akan membayar kelak” (Abdulrrahman dalam Fuady 1996:6). Pengertian kredit menurut OP Simolangkir adalah “ Pemberian prestasi (misalnya uang, barang) dengan balas prestasi (kontraprestasi) yang akan akan terjadi pada waktu mendatang” (Simolangkir 1983:91). Sedangkan pengetian kredit menurut Muchdarsyah Sinungan adalah “ Uang bank
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
yang dipinjamkan pada nasabah dan akan dikembalikan pada suwaktu – waktu tertentu dimasa mendatang, disertai dengan suatu kontraprestasi berupa bunga” (Sinungan, 1994:174).
Kamus ekonomi “Kredit berarti penundaan pembayaran,
kepercayaan merupakan suatu syarat untuk memperoleh kredit”.
Sedangkan menurut UU Tentang Perbankkan No.7 Tahun 1992 pasal 1
point 12 : pinjaman adalah penyedian uang atau tagihan yang dapat
disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara
bank dengan pihak lain yang mewajibkan peminjaman melunasi
hutangnya setelah jangka waktu yang telah ditentukan dengan bunga,
imbalan atau pembagian hasil keuntungan.
8. Pembangunan berbasis Masyarakat (Community-Based Development)
a. Perlunya Manajemen Anggaran Pemerintah Daerah yang Baik.
Manajemen anggaran pemerintah daerah sering kali terjadi tarik
menarik antara investasi untuk infrastruktur ekonomi (fisik) dan investasi
untuk sektor pembangunan sosial. Di satu sisi pengeluaran investasi
infrastruktur dibutuhkan untuk memfasilitasi pertumbuhan ekonomi,
namun di sisi lain diperlukan juga investasi untuk meningkatkan kualitas
sumberdaya manusia. Secara teoritis keduanya saling mempengaruhi,
maksudnya pembangunan manusia yang berhasil pada akhirnya akan
menghasilkan tersedianya tenaga kerja yang berkualitas. Tenaga yang
berkualitas akan bisa memberikan manfaat yang positif bagi
pertumbuhan ekonomi. Jadi keduanya terdapat hubungan dua arah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Permasalahannya adalah apakah kedua tujuan pembangunan
tersebut bisa kita laksanakan bersama-sama dengan bobot yang sama,
atau dengan bobot yang berbeda dalam kondisi dana pembangunan yang
terbatas. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, tentunya bisa mengambil
jalan moderat, yaitu disesuaikan dengan prioritas rencana pembangunan,
yaitu pembangunan infrastruktur yang mana yang diprioritaskan dan
dalam jangka pendek mampu memberikan pertumbuhan ekonomi bagi
perekonomian desa. Begitu juga pembangunan sosial dan ekonomi
produktif mana yang dalam jangka pendek mampu meningkatkan
kualitas manusia di desa tersebut. Hal ini perlu dilakukan karena dana
untuk pembangunan jumlahnya terbatas, jika dibandingkan dengan
kebutuhannya. Dengan demikian diperlukan manajemen anggaran
pemerintah daerah yang baik dengan kepekaan yang tinggi, artinya
penentuan anggaran untuk pembangunan infrastruktur dengan
pembangunan sosial dan ekonomi harus disesuaikan dengan rencana
prioritas pembangunan tersebut. Pengeluaran tadi sering disebut dengan
belanja publik, dan dikatagorikan sebagai investasi sektor publik.
Adapun belanja publik yang dapat dikatagorikan sebagai investasi
sektor publik adalah ppengeluaran pembangunan yang terdiri dari
sejumlah sektor, misalnya:
1) Kelompok sektor primer, yang meliputi: Sektor pertanian dan
kehutanan; Sektor sumberdaya dan irigasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
2) Kelompok Sektor sekunder, yang meliputi: Industri; Pertambangan
dan energi.
3) Sektor Perdagangan dan transportasi, yang meliputi: Perdagangan,
pengembangan usaha daerah, keuangan daerah, dan koperasi;
Transportasi; Pariwisata dan telekomunikasi daerah.
4) Sektor Pendidikan dan Kebudayaan, yang meliputi: Pendidikan dan
kebudayaan nasional/daerah, pemuda dan olah raga; Agama; Ilmu
pengetahuan dan teknologi.
5) Kesehatan dan Kesejahteraan, yang meliputi: Kependudukan dan
keluarga sejahtera; Tenaga kerja; Kesehatan, kesejahteraan sosial,
peranan wanita, anak dan remaja.
6) Pembangunan regional dan lingkungan, yang meliputi: Pembangunan
daerah dan permukiman; Lingkungan hidup dan tata ruang;
Perumahan dan permukinan.
Pengelolaan pengeluaran investasi sektor publik diharapkan bisa
efisien dan efektif (tepat sasaran), sehingga bisa berpengaruh positif
terhadap pembangunan di perdesaan dan mampu mengurangi kemiskinan
di perdesaan.
b. Strategi Pembangunan Perdesaan dalam Pengentasan Kemiskinan
Konsep kemiskinan yang digunakan oleh BPS, meliputi penduduk
miskin, garis kemiskinan, dan fakhir miskin. Penduduk miskin adalah
penduduk yang secara ekonomi tidak mampu memenuhi kebutuhan
makanan setara 2.100 kalori dan kebutuhan non makanan yang mendasar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Garis kemiskinan adalah suatu batas dimana penduduk dengan
pengeluaran kurang dari batas tersebut dikatagorikan sebagai miskin.
Garis kemiskinan terdiri dari dua komponen yaitu komponen batas
kecukupan pangan (GKM), dan komponen batas kecukupan non
makanan (GKNM). Fakhir miskin adalah orang yang sama sekali tidak
mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok yang layak
bagi kemanusiaan atau orang yang mempunyai sumber mata pencaharian
tetapi tidak memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi kemanusiaan.
Secara umum, kebutuhan pokok manusia untuk hidup secara layak
minimal mencakup kebutuhan makanan (pangan), pakaian (sandang) dan
tempat tinggal (papan). Sejalan dengan itu, konsep fakhir miskin dapat
dinyatakan sebagai orang yang tidak memiliki kemampuan untuk
memenuhi kebutuhan pokok minimum untuk makanan, pakaian dan
tempat tinggal.
Konsep kemiskinan lain yang dipakai oleh BPS adalah: Penduduk
dikatakan sangat miskin, yaitu apabila kemampuan untuk memenuhi
konsumsi makanan hanya mencapai 1.900 kalori per orang per hari plus
kebutuhan dasar no-makanan. Penduduk dikatakan miskin, apabila
kemampuan memenuhi konsumsi makanan hanya mencapai antara
1.900-2.100 kalori per orang per hari plus kebutuhan dasar non-makanan.
Penduduk dikatakan mendekati miskin, apabila kemampuan memenuhi
konsumsi makanan hanya mencapai antara 2.100 – 2.300 kalori per orang
per hari plus kebutuhan dasar non-makanan. Dari konsep kemiskinan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
tadi, maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat miskin adalah
masyarakat yang tidak berdaya, atau kurang berdaya, atau
keberdayaannya tidak maksimal, sehingga masyarakat tersebut tidak
mampu memenuhi kebutuhan pokoknya yang layak.
Dengan demikian permasalahannya adalah bagaimana
memberdayakan masyarakat tersebut. Strategi apa yang bisa dilakukan
untuk memberdayakan masyarakat tersebut. Konsep pembangunan yang
sedang banyak dibicarakan di negara-negara berkembang, terutama untuk
menghasilkan kegiatan pembangunan yang efisien dan efektif serta
mengatasi kemiskinan di perdesaan adalah model pembangunan dengan
konsep Community Based Development (CBD). Dasar filosofi dari
konsep CBD ini adalah mendudukkan masyarakat (society) tidak saja
sebagai “objek”, tetapi juga sebagai “subjek” dari pembangunan,
sehingga konsep CBD ini menekankan pentingnya partisipasi
masyarakat, baik pada proses perumusan program pembangunan,
maupun pada tahap implementasinya. Pertimbangan akademis atas
pentingnya partisipasi masyarakat tersebut sangat jelas, yaitu: hanya
dengan mendudukkan masyarakat sebagai subjek pembangunan maka
akan dapat tercipta apa yang disebut dengan pembangunan untuk
masyarakat. CBD diartikan sebagai konsep pembangunan yang berbasis
kepada kemampuan masyarakat, dan secara empiris sering dikatakan
sebagai konsep pembangunan ekonomi melalui pemberdayaan ekonomi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
rakyat. Jadi konsep ini sangat kental dengan implementasi pemberdayaan
masyarakat.
c. Konsep Dasar Community Based Development (CBD)
1) Konsep-konsep pemberdayaan.
Pemberdayaan (empowermant) adalah upaya untuk
membangun daya (masyarakat) dengan mendorong, memotivasi, dan
membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya sserta
berupaya untuk mengembangkannya. Keberdayaan Masyarakat adalah
unsur dasar yang memungkinkan suatu masyarakat bertahan, dan
dalam pengertian yang dinamis mengembangkan diri dan mencapai
kemajuan. Keberdayaan masyarakat menjadi sumber dari apa yang
dikenal sebagai ketahanan nasional. Memberdayakan masyarakat
berarti upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan
masyarakat yang dalam kondisi tidak mampu melepaskan diri dari
perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain
memberdayakan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat.
Pemberdayaan Ekonomi Rakyat berarti upaya untuk membangun daya
kegiatan ekonomi rakyat agar dapat mengembangkan diri secara
mandiri untuk mencapai kemajuan dengan mendorong, memotivasi
dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya.
2) Misi Pemberdayaan Masyarakat
Ada lima misi utama program pemberdayaan masyarakat yang
menjamin tercapainya hasil yang baik. Kelima misi tersebut saling
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
terkait, jika kurang dari lima fungsi itu yang digelar dalam program,
tidak akan diperoleh hasil yang berkelanjutan.
a) Penyadaran
Komunitas desa dengan segala keberadaannya perlu dibantu
merefleksikan dan memproyeksikan keadaan dirinya dengan
peluang, ancaman, dan tantangan yang akan hadir di masa depan,
baik dalam berinteraksi dengan kekuatan-kekuatan domistik (lokal,
daerah, nasional) maupun kekuatan internasional (global) dengan
bentuk informasi, teknologi, modal sosial, budaya, dan peluang
politik.
a) Pengorganisasian
Organisasi dan kelembagaan hakikinya haruslah berawal
dari prakarsa masyarakat secara sukarela agar memudahkan mereka
mengelola potensi sosial ekonomi yang dimiliki. Ini mengandung
arti bahwa pengembangan organisasi komunitas masyarakat desa
tidak harus selamanya seragam, bisa saja berbeda tergantung pada
potensi dan kebutuhan mereka masing-masing. Kinerja
kelembagaan lokal itu perlu dinilai kembali oleh, dari, dan untuk
masyarakat setempat, sehingga dapat dikembangkan menjadi
pemacu bagi masyarakat menyongsong masa depan yang kian
terbuka dan kompetitif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
b) Kaderisasi Pendamping
Setiap program bermaksud menyambung dengan gerakan
masyarakat setempat, suatu mekanisme perubahan masyarakat
yang menggerakan potensi dirinya sendiri guna mencapai
kemajuan-kemajuan berdasar pada pengalaman yang
dikembangkan bersama selama program berlangsung. Setiap
program harus mempersiapkan kader-kader pengembangan
keswadayaan lokal yang akan mengambil alih tugas pendampingan
setelah program berakhir. Ukuran keberhasilan kaderisasi adalah
kemampuan kader lokal untuk memerankan diri sebagai
pendamping bagi masyarakat yang penilaianya dilakukan
masyarakat sendiri. Dengan mempersiapkan masyarakat di desa
tersebut, calon-calon pendampingan dalam setiap program
pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat.
c) Dukungan Teknis
Pembaruan masyarakat setempat umumnya memerlukan
bantuan suatu lembaga dari luar yang menguasai sumberdaya
informasi dan teknologi yang dapat membantu mempercepat
pembaruan itu menjadi kenyataan. Organisasi pendudkung teknis
sering adalah aparat Dinas/ Kantor/ Badan, atau mungkin
perusahaan swasta. Dengan membuat jaringan dengan Dinas-Dinas
yang mempunyai kaitan dalam dukungan teknis, atau membuat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
jaringan dengan perusahaan swasta untuk membantu memberikan
dukungan teknis.
e) Pengelolaan Sistem
Sekelompok masyarakat adalah sistem yang terkait dengan
sistem yang lebih luas. Kebutuhan-kebutuhannya sebagian
diperoleh dari pihak lain. Dalam menjalankan kegiatan usaha,
masyarakat memerlukan modal, pengetahuan dan keterampilan
baru yang relevan, namun tidak selalu tersedia dan atau tidak
terpenuhi di tingkat lokal. Dengan pola pendampingan bertugas
mengelola sistem, yaitu melancarkan upaya masyarakat
memperoleh kebutuhan tersebut baik secara individu maupun
secara berkelompok dalam sistem setempat yang berkelanjutan.
d. Prinsip-Prinsip Dasar Konsep CBD: Pembangunan Berbasis
Kemampuan Masyarakat.
Secara konseptual, sedikitnya ada 8 prinsip dasar Pembangunan
Berbasis Kemampuan Masyarakat (CBD), yaitu sbb:
1) Untuk mempertahankan eksistensinya, CBD memerlukan break even
dalam setiap kegiatan yang dikelola. Namun berbeda dengan
organisasi bisnis, kendati pemungutan “fee” telah menjadi
pertimbangan dalam CBD, tetapi keuntungan yang diperoleh harus
dapat didistribusikan kembali kepada masyarakat dalam bentuk
program atau kegiatan pembangunan lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
2) Konsep CBD selalu melibatkan partisipasi masyarakat baik dalam
perencanaan, pelaksanaan program yang dilakukan maupun dalam
pengembangannya. Partisipasi masyarakat khususnya para binaan,
merupakan elemen utama dari model CBD untuk Program
Pemberdayaan Ekonomi Rakyat.
3) Dalam melaksanakan CBD, antara kegiatan pelatihan dan
pembangunan fisik (termasuk di dalamnya kegiatan pengembangan
usaha), merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
4) Dalam mengimplementasikan CBD harus dapat memaksimalkan
sumberdaya, khususnya dalam hal dana, baik yang berasal dari
pemerintah pusat maupun daerah, swasta (atau CSR), maupun
sumber-sumber lainnya, seperti donasi dan sponsor pembangunan
sosial. Partisipasi dari pihak pemerintah dalam hal ini antara lain
memberikan kemudahan dalam mendapatkan akses terhadap
resources yang dimiliki. Sementara partisipasi dari pihak swasta
sangat diperlukan, utamanya dalam bentuk bantuan modal (CSR).
5) Organisasi Pembangunan Berbasis pada Kemampuan Masyarakat
(Community Based Development Organization) harus lebih
memfungsikan diri sebagai “catalyst” yang menghubungkan antara
kepentingan Pemerintah yang bersifat makro, dan kepentingan
masyarakat yang lebih bersifat mikro.
6) Seleksi calon binaan harus secara teliti, agar keberadaan mereka tidak
saja difungsikan sebagai “bukti” dari partisipasi masyarakat, tetapi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
juga secara kualitatif peran serta para binaan betul-betul dapat
mendukung keberhasilan program.
7) Kegiatan pembinaan Pasca Proyek harus dilakukan karena ia tidak
saja bermanfaat untuk meningkatkan kualitas partisipasi binaan,
tetapi juga menjadi variabel penentu bagi pencapaian tujuan
program, maupun dalam pengembangan hasil yang telah dicapai.
8) Untuk menghindari, atau paling tidak mengurangi tingkat
ketergantungan sumber pembiayaan dengan pihak sponsor
(pemerintah dan non pemerintah), maka CBDO hendaknya tidak saja
mengelola program-program yang bersifat non profit oriented, tetapi
juga harus mengelola dan mengembangkan unit-unit usaha yang
bersifat profit oriented.
9. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
Pelaksanaan dimulai pada tahun 2007 Pemerintah Indonesia
mencanangkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Mandiri yang terdiri dari PNPM Mandiri Perdesaan, PNPM Mandiri
Perkotaan, serta PNPM Mandiri wilayah khusus dan desa tertinggal.
PNPM Mandiri Perdesaan adalah program untuk mempercepat
penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Pendekatan
PNPM Mandiri Perdesaan merupakan pengembangan dari Program
Pengembangan Kecamatan (PPK), diharapkan program ini dapat
mengurangi kemiskinan di Perdesaan, ternyata selama ini dinilai berhasil.
Beberapa keberhasilan Program Pengembangan Kecamatan adalah berupa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
penyediaan lapangan kerja dan pendapatan bagi kelompok miskin,
efisiensi dan efektivitas kegiatan, serta berhasil menumbuhkan
kebersamaan dan partisipasi masyarakat.
Visi PNPM Mandiri Perdesaan adalah tercapainya kesejahteraan
dan kemandirian masyarakat miskin perdesaan. Kesejahteraan berarti
terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat. Kemandirian berarti mampu
mengorganisir diri untuk memobilisasi sumberdaya yang ada di
lingkungannya, mampu mengakses sumberdaya yang ada di luar
lingkungannya, serta mengelola sumberdaya tersebut untuk mengatasi
masalah kemiskinan.
Misi PNPM Mandiri Perdesaan adalah : (a). Peningkatan kapasitas
masyarakat dan kelembagaanya; (b). Kelembagaan sistem pembangunan
partisipasif; (c). Pengefektifan fungsi dan peran pemerintah lokal; (d).
Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana sosial dasar dan ekonomi
masyarakat dan (e). Pengembangan jaringan kemitraan dalam
pembangunan.
a. Pengertian PNPM Mandiri
Pengerian PNPM Mandiri Perdesaan adalah:
1) PNPM Mandiri adalah program nasional dalam wujud kerangka
kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program – program
penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat.
PNPM Mandiri Perdesaan dilaksanakan melaluhi harmonisasi dan
pengembangan sistem serta mekanisme dan prosedur program,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
penyediaan pendampingan dan pendanaan stimulan untuk
mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya
penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan.
2) Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan/
meningkatkan kapasitas masyarakat, baik seca individu maupun
kelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait uapaya
untuk meningkatkan kualitas hidup, kemandirian dan
kesejahteraan. Pemberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan
yang lebih besar dari perangkat pemerintah daerah serta berbagai
pihak untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberjanjutan
berbagai hasil yang dicapai.
b. Tujuan PNPM Mandiri
1) Tujuan Umum
Meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat
miskin secara mandiri.
2) Tujuan khusus
a) Meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, termasuk
masyarakat miskin, kelompok perempuan, komunitas adat
terpencil dan kelompok masyarakat lainnya yang rentan dan
sering terpinggirkan ke dalam proses pengambilan keputusan
dan pengelolaan pembangunan.
b) Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat yang
mengakar, representatif dan akuntabel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
c) Meningkatkan kapasitas pemerintah dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat terutama masyarakat miskin
melalui kebijakan, program dan penganggaran yang berpihak
pada masyarakat miskin. (pro – poor).
d) Meningkatkan sinergi masyarakat, pemerintah daerah, swasta
asosiasi, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat,
organisasi masyarakat dan kelompok peduli lainnya, untuk
mengefektifkan upaya – upaya penanggulangan kemiskinan.
e) Meningkatkan keberdayaan dan kemandirian masyarakat, serta
kapasitas pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat
dalam penanggulangan kemiskinan di wilayahnya.
f) Meningkatkan modal sosial masyarakat yang berkembang
sesuai dengan potensi dan budaya serta untuk melestarikan
kearifan lokal.
g) Meningkatkan inovasi dan pemanfaatan tehnologi tepat guna,
informasi dan komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat.
c. Prinsip dasar PNPM Mandiri
PNPM Mandiri Memakai prinsip – prinsip dasar:
1) Bertumpu pada pembangunan manusia. Pelaksanaan PNPM
mandiri senantiasa bertumpu pada meningkatkan harkat dan
martabat seutuhnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
2) Otonomi dalam pelaksanaan PNPM mandiri, masyarakat memiliki
kewenangan secara mandiri dan berpartisipasi dalam menentukan
dan mengelola kegiatan pembangunan secara swakelola.
3) Desentralisasi kewenangan pengelolaan kegiatan pembangunan
sektoral dan kewilayahan dilimpahkan kepada pemerintah daerah
atau masyarakat sesuai dengan kapasitasnya.
4) Berorentasi pada masyarakat miskin. Semua kegiatan
mengutamakan kepentingan dan kebutuhan masyarakat miskin dan
kelompok masyarakat yang kurang beruntung.
5) Partisipasi masyarakat terlibat secara aktif dalam setiap proses
pengambilan keputusan pembangunan dan secara gotong – royong
menjalankan pembangunan.
6) Kesetaraan dan keadilan gender. Laki – laki dan perempuan
mempunyai kesetaraan dalam perannya di setiap tahap
pembangunan dan dalam menikmati secara adil manfaat kegiatan
pembangunan.
7) Demokratis setiap pengambilan keputusan pembangunan dilakukan
secara musyawarah dan mufakat dengan tetap berorentasi pada
masyarakat miskin.
8) Transparasi dan akuntabel masyarakat harus memiliki akses yang
memadai terhadap segala informasi dan proses pengambilan
keputusan sehingga pengelolaan kegiatan dapat dilaksanakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
secara terbuka dan dipertanggungjawab baik secara moral teknis,
legal, maupun administratif.
9) Kolaborasi semua pihak yang berkepentingan dalam
penanggulangan kemiskinan didarong untuk mewujudkan
kerjasama dan sinergi antara pemangku kepentingan dalam
penanggulangan kemiskinan.
10) Berkelanjutan setiap pengambilan keputusan harus
mempertimbangkan peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak
hanya saat ini tapi juga di masa deapan tetap menjaga kelestarian
lingkungan.
11) Sederhana semua aturan, mekanisme dan prosedur dalam
pelaksanaan PNPM Mandiri harus sederhana, fleksibel, mudah
dipahami dan mudah dikelola dan mudah dipertanggungjawabkan
oleh masyarakat.
d. Kategori Program
Program Penanggulangan Kemiskinan yang berbasis
pemberdayaan masyarakat dapat dikategorikan sebagai berikut :
1) PNPM – Inti : terdiri dari program/ kegiatan pemberdayaan
masyarakat berbasis kewilayahan, yang mencangkup PPK (Program
Pengembangan Kecamatan) P2KP (Program Penanggulangan
Kemiskinan di Perkotaan) PISEW (Program Infra Struktur Sosial
Ekonomi Wilayah)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
2) PNPM – Penguatan: terdiri dari program – program pemberdayaan
masyarakat berbasis sektoral, kewilayahan, serta khusus untuk
mendukung penanggulangan kemiskinan yang pelaksanaannya
terkait pencapaian target tertentu.
Program – program yang tergabung dalam PNPM Mandiri pada
tahun anggaran 2009 terdiri dari 5 program utama, yaitu :
1) PNPM Mandiri Perdesaan merupakan program penanggulangan
kemiskinan berbasis penanggulangan kemiskinan berbasis
pemberdayaan masyarakat di wilayah perdesaan.
2) PNPM Mandiri Perkotaan merupakan program penanggulangan
kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat di wilayah
perkotaan. Program ini dikelola oleh Direktorat Jendral Cipta
Karya, Departemen Pekerjaan Umum.
3) PNPM Mandiri Daerah Tertinggal dan Khusus merupakan program
penanggulangan kemiskinan berbasis penberdayaan masyarakat di
wilayah perdesaan dengan fokus desa – desa tertinggal. Program ini
dikelola oleh Deputi Bidang Pengembangan Daerah Khusus,
Kementrian Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal.
4) PNPM Mandiri Infrastruktur Perdesaan merupakan Program
penanggulangan kemiskinan berbasis mayarakat di wilayah
perdesaan dengan fokus – fokus desa tertinggal. Program ini
dikelola oleh Direktorat Jendral Cipta Karya, Departemen Pekerjaan
Umum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
5) PNPM Mandiri Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah merupakan
Program Penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan
masyarakat di wilayah perdesaan. Program ini dikelola oleh
Direktirat Jendral Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum,
Direktorat Jendral Pembangunan Daerah/ Deaprtemen Dalam
Negeri dan Direktorat Jendral Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/
Departemen Dalam Negeri.
e. Sasaran PNPM Mandiri Perdesaan
1) Lokasi Sasaran :
Pada tahun 2009, lokasi sasaran PNPM Mandiri Perdesaan
meliputi seluruh Kecamatan Perdesaan di seluruh Indonesia yang
dalam pelaksanaan dilakukan secara bertahap. Untuk tahun 2008,
ketentuan lokasi sasaran berdasarkan ketentuan :
a) Kecamatan – kecamatan yang tidak termasuk kategori
“kecamatan bermasalah PPK”
b) Kecamatan – kecamatan yang diusulkan oleh pemerintah
daerah dalam skema kontribusi pendanaan.
2) Kelompok Sasaran :
a) Rumah tangga miskin (RTM) di Perdesaan,
b) Kelembagaan masyarakat di perdesaan,
c) Kelembagaan pemerintah lokal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
f. Pendanaan
Besarnya Alokasi Bantuan Langsung Masyarakat (BLM)
Alokasi BLM untuk setiap kecamatan dilakukan dengan 2 (dua) cara
yaitu :
1) Alokasi berdasarkan keberadaan desa tertinggal
Kecamatan yang mempunyai desa tertinggal yang telah ditetapkan
oleh Pemerintah, maka alokasi Bantuan Langsung Masyarakat
(BLM)nya berdasarkan jumlah desa tertinggal yang ada di
kecamatan tersebut. Data desa tertinggal merujuk pada data yang
ditetapkan oleh Kementrian Pembangunan Daerah Tertinggal.
Alokasi BLM Kecamatan yang mempunyai desa tertinggal, dengan
ketentuan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1
Alokasi Bantuan Langsung Masyarakat Berdasarkan Keberadaan
Desa Tertinggal Dalam Rupiah
Jumlah Desa Tertinggal Alokasi BLM (Rp)
< 3 1.000.000.000 4 1.250.000.000 5 1.500.000.000 6 1.500.000.000 7 1.750.000.000 8 2.000.000.000 9 2.500.000.000 10 2.500.000.000 11 2.750.000.000
>12 3.000.000.000 Sumber: PNPM Mandiri Kabupaten Sragen, 2009
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
2) Alokasi berdasarkan ratio penduduk miskin dan jumlah
penduduk di Kecamatan. Untuk Kecamatan – kecamatan yang
tidak mempunyai desa tertinggal yang telah ditentukan
pemerintah, di alokasikan dengan menggunakam ratio penduduk
miskin dan jumlah penduduk dalam kecamatan, pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Alokasi Bantuan Langsung Masyarakat Berdasarkan Ratio
Jumlah Penduduk Dalam Presen
Lokasi Jumlah Penduduk % Penduduk Miskin
Jawa
< 25.000 < = 40% >40%
25.000 – 50.000 <=40% >40%
>50.0000 <20%
20% - 40% >40%
Luar Jawa
< 15.000 <=40% >40%
15.000 – 25.000 <=40% >40%
> 25.000 <20%
20% - 40% >40%
Sumber : PNPM Mandiri Kabupaten Sragen, 2009
Sumber dana PNPM Mandiri itu sendiri berasal dari :
1) Angaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
2) Angaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
3) Swadaya masyarakat.
4) Partisipasi dunia usaha.
Ketentuan tentang bagaimana alokasi dana PNPM Mandiri
Perdesaan adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
1) Berdasarkan penetapan lokasi kecamatan, Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Departemen Keuangan
(Depkeu) menerbitkan Dokumen Anggaran yang berlaku sebagai
surat keputusan otorisasi.
2) Alkasi dana PNPM Mandiri Perdesaan dicatat pada Daftar
Pembukuan Adminitrasi APBD Kabupaten.
g. Dasar Hukum PNPM Mandiri
Dasar hukum pelaksanaan PNPM Mandiri mengacu pada
landasan konstitusional UUD 1945 beserta amandemennya, landasan
Pancasila dan peraturan perundang – undangan yang berlaku, serta
landasan khusus pelaksanaan PNPM Mandiri yang akan disusun
kemudian. Peraturan undang – undang khusus terkait sistem pemerintah,
perencanaan, keuangan negara dan kebijaksanaan penanggulangan
kemiskinan adalah sebagai berikut :
1) Sistem Pemerintahan
Dasar peraturan perundangan sistim pemerintah yang
digunakan adalah :
a) Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 Jo Undang- Undang
Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Desa.
b) Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Pemeritahan
Desa.
c) Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 Tentang
Pemerintahan Kelurahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
d) Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2005 Tentang Tim Koordinasi
Penanggulangan Kemiskinan.
2) Sistem Perencanaan
Dasar peraturan perundangan sistem perencanaan terkait
adalah :
a) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN)
b) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025.
c) Peraturan presiden Nomor 7 Tahun 2005 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional 2004 – 2009.
d) Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 Tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan.
e) Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Tata cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional.
f) Intruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 Tentang Pengarusutamaan
Gender dan Pembangunan Nasional.
3) Sistem Keuangan Negara
Dasar peraturan perundangan sistem keuangan negara adalah :
a) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286):
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
b) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4455);
c) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan
Keuangan Antar Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438):
d) Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 Tentang Hibah
Kepada Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4577);
e) Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2006 Tentang Tata Cara
Pengadaan Pinjaman dan/ atau Penerimaan Hibah serta Penerusan
Pinjaman dan/ atau Hibah Luar Negeri (Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2006, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4597);
f) Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Barang.
10. Konsep Pendidikan
Pendidikan menekankan pada kemampuan yang harus dimiliki oleh
lulusan suatu jenjang pendidikan. Kompetensi atau standar kompetensi
merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap
yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Standar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
kompetensi yaitu batas dan arah kemampuan yang harus dimiliki dan dapat
dilakukan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran suatu mata
pelajaran tertentu. Cakupan materi yang terkandung pada setiap standar
kompetensi cukup luas terkait dengan konsep yang ada dalam suatu mata
pelajaran. Pendidikan berbasis kompetensi ini berimplikasi terhadap
pengembangan silabus dan sistem pengujian berbasis kemampuan dasar.
Notoatmodjo (2002) mengemukakan, pendidikan pada umumnya
berkaitan dengan mempersiapkan calon tenaga yang diperlukan oleh suatu
instansi atau organisasi, sedangkan pelatihan lebih berkaitan dengan
peningkatan kemampuan atau keterampilan karyawan yang sudah
menduduki suatu pekerjaan atau tugas tertentu. Dalam suatu pelatihan
orientasi atau penekanannya pada tugas yang harus dilaksanakan (job
orientation), sedangkan pendidikan lebih pada pengembangan kemampuan
umum.
Pelatihan menurut Sunarto dan Sahedhy (2001), adalah proses
sistematik pengubahan perilaku para karyawan dalam suatu arah guna
meningkatkan tujuan organisasional. Dalam pelatihan diciptakan suatu
lingkungan dimana para karyawan dapat memperoleh atau mempelajari
sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan dan perilaku yang spesifik yang
berkaitan dengan pekerjaan.
Handoko (2000) berpendapat, pendidikan dilaksanakan untuk
menutup gap antara kecakapan atau kemampuan karyawan dengan
permintaan jabatan dan dengan adanya program pelatihan tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja karyawan
dalam mencapai sasaran-sasaran kerja yang telah ditetapkan. Setiap
standar kompetensi dijabarkan menjadi beberapa kemampuan dasar yang
merupakan perincian lebih lanjut dari standar kompetensi tersebut.
Perumusan kemampuan dasar, dapat menggunakan kata-kata kerja
misalnya: menunjukkan, menghitung, menggambarkan, membedakan,
mengidentifikasikan, menafsirkan, menerapkan, menggunakan, menentu-
kan, menyusun, menyimpulkan, mengevaluasi, merumuskan, membuat,
menganalisis, mensintesis dan sebagainya yang merupakan tingkah laku
hasil belajar yang dapat diamati (observable) dan diukur (measurable).
Tingkat pendidikan adalah suatu proses jangka panjang yang
menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir, yang mana tenaga kerja
manajerial mempelajari pengetahuan konsepsual dan teoritis untuk tujuan-
tujuan umum. Konsekuensi dunia pendidikan dengan sektor ekonomi
masyarakat Indonesia memiliki hubungan yang erat, di mana kedua
komponen lembaga tersebut merupakan aset negara yang memerlukan
pengelolan secara hati-hati dan cermat. Secara lebih khusus hubungannya
menyangkut modal fisik, tenaga kerja dan kemajuan teknologi yang
menjadi tiga faktor pokok sebagai masukan (input) dalam produksi
pendapatan nasional. Semakin besar jumlah tenaga kerja (berarti laju
pertumbuhan penduduk tinggi) semakin besar pendapatan nasional dan
semakin tinggi pertumbuhan ekonomi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
11. Luas Lahan
Sumberdaya lahan merupakan sumberdaya alam yang sangat
penting bagi kelangsungan hidup manusia karena diperlukan dalam setiap
kegiatan manusia, seperti untuk pertanian, daerah industri, daerah
pemukiman, jalan untuk transportasi, daerah rekreasi atau daerah-daerah
yang dipelihara kondisi alamnya untuk tujuan ilmiah. Sitorus (2001)
mendefinsikan sumberdaya lahan (land resources) sebagai lingkungan
fisik terdiri dari iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang ada
di atasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan. Oleh
karena itu sumberdaya lahan dapat dikatakan sebagai ekosistem karena
adanya hubungan yang dinamis antara organisme yang ada di atas lahan
tersebut dengan lingkungannya.
Kebutuhan dan keinginan manusia yang terus berkembang dan
untuk memacu pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi, pengelolaan
sumberdaya lahan sering kurang bijaksana dan tidak mempertimbangkan
aspek keberlanjutannya (untuk jangka pendek) sehingga kelestariannya
semakin terancam. Akibatnya, sumberdaya lahan yang berkualitas tinggi
menjadi berkurang dan manusia semakin bergantung pada sumberdaya
lahan yang bersifat marginal (kualitas lahan yang rendah). Hal ini
berimplikasi pada semakin berkurangnya ketahanan pangan, tingkat dan
intensitas pencemaran yang berat dan kerusakan lingkungan lainnya.
Dengan demikian, secara keseluruhan aktifitas kehidupan cenderung
menuju sistem pemanfaatan sumberdaya alam dengan kapasitas daya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
dukung yang menurun. Di lain pihak, permintaan akan sumberdaya lahan
terus meningkat akibat tekanan pertambahan penduduk dan peningkatan
konsumsi per kapita (Rustiadi, 2001).
12. Status Kepemilikan Ternak
Usaha ternak sapi telah memberi kontribusi dalam peningkatan
pendapatan keluarga peternak. Soekartawi (2003), menyatakan bahwa
peningkatan pendapatan keluarga peternak sapi tidak dapat dilepaskan dari
cara mereka menjalankan dan mengelola usaha ternaknya yang sangat
dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial dan faktor ekonomi. Pendapatan
usaha ternak sapi sangat dipengaruhi oleh banyaknya ternak yang dijual
oleh peternak itu sendiri sehingga semakin banyak jumlah ternak sapi
maka semakin tinggi pendapatan bersih yang diperoleh.
Analisis usaha ternak sapi sangat penting sebagai kegiatan rutin
suatu usaha ternak komersial. Dengan adanya analisis usaha dapat
dievaluasi dan mencari langkah pemecahan berbagai kendala, baik usaha
untuk mengembangkan, rencana penjualan maupun mengurangi biaya-
biaya yang tidak perlu (Murtidjo, 1992).
13. Analisis Pendapatan
a. Pendekatan Pendapatan Bersih
Pendekatan ini menghitung pendapatan bersih atau net return
dari usaha tani, penghitungannya, dengan rumus (Purwaningsih,
2010):
Pendapatan bersih = net return = NR
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
NR = TR – TC eksplisit
TR = nilai output yang diproduksi, terdiri dari:
1) Penerimaan output yang dijual = cash revenue
2) Penerimaan output yang tidak dijual = non cash revenue (output
yang dikonsumsi, yang masih disimpan, diberikan kepada pihak
lain).
Dalam praktek, usahatani tidak hanya pada satu macam
komoditas, namun lebih dari satu macam yang diusahakan, seperti
padi, palawija, lombok, ternak dan sebagainya, yang diusahakan
dalam waktu yang bersamaan.
TC eksplisit = semua pengleuaran yang benar-benar dikeluarkan,
seperti : pengeluaran untuk pembelian bibit, pupuk, pestisida, sewa
lahan, pembayaran bunga, pajak tanah dan sebagainya.
TC eksplisit terdiri dari :
1) TFC eksplisit = semua pengeluaran yang benar-benar dikeluarkan
untuk input tetap seperti sewa tanah, bunga pinjaman, pajak.
2) TVC eksplisit = semua pengeluaran yang benar-benar dikeluarkan
untuk input variabel seperti bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja
luar keluarga.
b. Pendekatan Keuntungan
Pendekatan ini menghitung keuntungan dari usahatani, dengan
rumus (Purwaningsih, 2010) :
Keuntungan = π
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
π = TR – TC
TC = TC eksplisit + TC impisit
TR = nilai output yang diproduksi terdiri dari:
1) Penerimaan output yang dijual = cash revenue
2) Penerimaan output yang tidak dijual = non cash revenue (output
yang dikonsumsi, yang masih disimpan, diberikan kepada fihak
lain)
Dalam praktek, usahatani tidak hanya pada satu macam
komoditas, namun lebih dari satu macam komoditas yang diusahakan,
seperti padi, palawija, lombok, ternak dan sebagainya, yang
diusahakan dalam waktu yang bersamaan.
TC eksplisit = semua pengeluaran yang benar-benar dikeluarkan,
seperti : pengeluaran untuk pembelian bibit, pupuk, pestisida, sewa
lahan, pembayaran bunga, pajak tanah dan sebagainya.
TC eksplisit terdiri dari :
1) TFC eksplisit = semua pengeluaran yang benar-benar dikeluarkan
untuk input tetap seperti sewa tanah, bunga pinjaman, pajak.
2) TVC eksplisit = semua pengeluaran yang benar-benar dikeluarkan
untuk input variabel seperti bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja
luar keluarga.
TC implisit = nilai input yang dimiliki petani sendiri, yang dilibatkan
dalam proses produksi, seperti : penggunaan tenaga kerja keluarga,
penggunaan modal sendiri, biaya oportunitas lahan yang digunakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
TC implisit terdiri dari :
1) TFC implisit = nilai input tetap yang dimiliki petani sendiri seperti
biaya oportunitas lahan yang digunakan untuk usahatani (sewa
lahan), biaya oportunitas modal uang sendiri yang digunakan untuk
usahatani (bunga kredit).
2) TVC implisit = nilai input variabel yang dimiliki petani sendiri,
seperti biaya oportunitas untuk tenaga kerja keluarga.
c. R/C Rasio
Suatu usaha dikatakan layak apabila yang dijalankan
memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya
yang akan dikeluarkan. Dengan kata lain kelayakan dapat diartikan
bahwa usaha yang dijalankan akan memberikan keuntungan finansial
dan non-finansial sesuai dengan tujuan yang mereka inginkan.
Menurut Purwadi (2009) salah satu ukuran kelayakan adalah
dengan menggunakan Revenue Cost Rasio atau R/C. R/C Ratio adalah
perbandingan antara total penerimaan dengan biaya total. Menurut
Hernanto (1993) R/C ratio menunjukkan pendapatan kotor
(penerimaan) yang diterima untuk setiap rupiah yang dikeluarkan
untuk produksi.
Analisis rasio ini dapat digunakan untuk mengukur tingkat
keuntungan relatif terhadap kegiatan usaha tani sehingga dapat
dijadikan penilaian terhadap keputusan petani untuk menjalankan
usahatani tertentu. R/C rasio ada 2 yaitu R/C rasio atas biaya eksplisit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
dan R/C rasio atas biaya total. Secara sistematika dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Keterangan :
R (Revenue) = Penerimaan total (Rp.)
C (Cost) = Biaya (Rp.)
Usahatani dikatakan layak dijalankan apabila R/C lebih besar
dari 1 (R/C > 1) artinya untuk setiap Rp. 1,00 biaya yang dikeluarkan
akan memberikan penerimaan lebih dari Rp. 1,00. Sebaliknya jika
rasio R/C lebih kecil satu (R/C < 1) maka dikatakan bahwa untuk
setiap Rp. 1,00 yang dikeluarkan akan memberikan penerimanan lebih
kecil dari Rp. 1,00 sehingga usahatani dinilai tidak layak untuk
dijalankan. Semakin tinggi nilai R/ C, semakin menguntungkan
usahatani tersebut (Gray et al. 1992).
14. Kemiskinan
Kemiskinan hampir menjadi problem di hampir semua negara. Tak
perduli apakah negara maju atau negara yang sedang berkembang. Tingkat
kekompleksitas masalahnyapun berbeda antar negara menyelesesaikan
masalah kemiskinan. Di Indonesia, sebagai negara berkembang angka
kemiskinan masih cukup tinggi. Karena itu, pemerintah melalui Badan
Pusat Statistik (BPS) membuat kriteria kemiskinan, agar dapat menyusun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
secara lengkap pengertian kemiskinan sehingga dapat diketahui dengan
pasti jumlahnya dan cara tepat menanggulanginya.
Pengertian kemiskinan antara satu negara dengan negara lain juga
berbeda. Pengertian kemiskinan di Indonesia dibuat oleh BPS. Lembaga
tersebut mendefinisikan kemiskinan dengan membuat kriteria besaranya
pengeluaran per orang per hari sebagai bahan acuan. Dalam konteks itu,
pengangguran dan rendahnya penghasilan menjadi pertimbangan untuk
penentuan kriteria tersebut. Kriteria statistik BPS tersebut adalah:
a. Tidak miskin, adalah mereka yang pengeluaran per orang per bulan
lebih dari Rp 350.610.
b. Hampir tidak miskin dengan pengeluaran per bulan per kepala antara
Rp 280.488.s/d. – Rp 350.610.- atau sekitar antara Rp 9.350 s/d.
Rp11.687.- per orang per hari. Jumlanya mencapai 27,12 juta jiwa.
c. Hampir miskin dengan pengeluaran per bulan per kepala antara Rp
233.740.- s/d Rp 280.488.- atau sekitar antara Rp 7.780.- s/d Rp
9.350.- per orang per hari. Jumlahnya mencapai 30,02 juta
d. Miskin dengan pengeluaran per orang perbulan per kepala Rp
233.740.- kebawah atau sekitar Rp 7.780.- kebawah per orang per
hari. Jumlahnya mencapai 31 juta
e. Sangat miskin (kronis) tidak ada kriteria berapa pengeluaran per
orang per hari. Tidak diketahui dengan pasti berapa jumlah pastinya.
Namun, diperkirakan mencapai sekitar 15 juta .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Berdasarkan kriteria kemiskinan yang dilansir oleh BPS tersebut
menunjukan jumlah keluarga miskin di Indonesia cukup besar. Total
jumlah penduduk Indonesia kalau dihitung dengan kriteria pengeluaran per
orang hari Rp 11.687.- kebawah, mencapai sekitar 103,14 juta jiwa. Angka
kemiskinan tersebut tentu sangat besar untuk ukuran negara kaya
sumberdaya alam seperti Indonesia. Namun, hal tersebut tak membantu
masyarakat mengatasi kekurangannya.
Sebaran angka kemiskinan dari BPS, sejak tahun 2000 sampai
dengan tahun 2011, jumlah penduduk miskin di desa selalu lebih besar
dibanding dengan di kota. Salah satu sumbangan kenaikan angka
kemiskinan di desa antara lain, rendahnya tingkat pendidikan, banyak yang
jadi buruh tani karena ketiadan lahan dan banyknya anak dalam satu
keluarga. Untuk tahun 2011, sebaran angka kemiskinan berjumlah 63,2 %
ada di desa, sedang 36,8 % berada di perkotaan. Kemiskinan di perkotaan
disebabkan, lowongan kerja sempit dan rendahnya kualitas sumberdaya
manusia.
Prioritas pembangunan diarahkan ke desa. Selain memang kuantitas
angka kemiskinan dan keluarga pra sejahtera masih sangat tinggi, juga
karena di desa juga kaya dengan sumberdaya alam yang belum tergarap
dengan maksimal. Dengan begitu, pengagguran yang memicu angka
kemiskinan dapat ditekan. Sehingga dapat meningkatkan pendapatan
ekonomi keluarga, serta mengentaskan dari keluarga pra sejahtera menjadi
keluarga sejahtera.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Program dari pemerintah untuk penanggulangan kemiskinan.
Meskipun bantuan itu tidak mendidik, karena berupa cash money, namun
sangat membantu supaya dapur tetap bisa mengepul. Program tersebut
bernama Bantuan Langsung Tunai (BLT). Dalam penetapan keluarga
miskin yang berhak menerima bantuan ini, pemerintah menggunakan
acuan dari BPS tentang 14 (empat belas) kriteria keluarga miskin, yaitu:
a. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang.
b. Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah/ bambu/ kayu
murahan.
c. Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambu/ rumbia/ kayu
berkualitas rendah/ tembok tanpa diplester.
d. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/ bersama-sama dengan rumah
tangga lain.
e. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.
f. Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/ sungai/
air hujan.
g. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/ arang/
minyak tanah.
h. Hanya mengkonsumsi daging/ susu/ ayam satu kali dalam seminggu.
i. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun.
j. Hanya sanggup makan sebanyak satu/ dua kali dalam sehari.
k. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/ poliklinik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
l. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas
lahan 0, 5 ha. Buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan,
atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah Rp 600.000 per
bulan.
k. Pendidikan tertinggi kepala kepala rumah tangga: tidak sekolah/ tidak
tamat SD/ hanya SD.
m. Tidak memiliki tabungan/ barang yang mudah dijual dengan nilai Rp
500.000, seperti: sepeda motor (kredit/ non kredit), emas, ternak, kapal
motor, atau barang modal lainnya.
Minimal 9 variabel terpenuhi maka suatu rumah tangga
dikategorikan sebagai rumah tangga miskin. Melalui kriteria kemiskinan
tersebut, masih banyak keluarga di Indonesia yang masuk kategori di
bawah garis kemiskinan, keluarga pra sejahtera, keluarga miskin dan
sebutan lainnya. Pemerintah yang diberi tugas oleh kontitusi harus lebih
perhatian pada keluarga ini. Bagaimana mengentaskan kemiskinan,
menghilangkan gizi buruk, menyediakan rumah layak huni dan tentu
dengan mengatasi berbagai masalah yang terkait dengan pemicu
kemiskinan. Pemerintah yang berwenang dapat membuat program dan
penyaluran bantuan setepat mungkin sesuai dengan kriteria kelurga miskin
diatas. Dengan begitu untuk mewujudkan Indonesia yang makmur akan
tercapai. Yang pada gilirannya dapat menekan angka kemiskinan sekecil
mungkin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
B. Penelitian Terdahulu
Setiono (1997), menganalis program P2KP (Proyek Pengentasan
Kemiskinan Perkotaan) dengan melihat efektifitas bantuan program yaitu
bantuan langsung kepada masyarakat yang diberikan untuk mendorong peran
dan partisipasi masyarakat perkotaan. Penelitian tesebut dengan mengambil
judul Efektifitas Pemberian Bantuan Modal Produktif P2KP (Proyek
Pengentasan Kemiskinan di Perkotaan) Kelurahan Bandulan Kecamatan Sukun
Kota Malang. Dengan menggunakan uji beda yaitu uji Z (data normal), maka
didapat hasil bahwa P2KP tidak bisa berperan sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh pemerintah. Data – data dari hasil penelitian menjelaskan
P2KP belum bisa berperan banyak terhadap peningkatan kesejahteraan
masyarakat miskin.
Gergis (1999), dalam penelitiannya mencoba untuk menjelaskan
konsep-kaonsep dan prinsip-prinsip pemberdayaan ekomoni warga negara.
Pemberdayaan telah berada di pusat penggeseran pemikiran tentang
pembangunan ekonomi sebagai tanggapan dengan kegagalan modernisasi dan
ekonomi menetes kebawah. Untuk dapat di perdayakan penting untuk
mengetahui kemampuan sendiri dan energi kreatif. Pemberdayaan adalah
tentang pengambilan alih proses pembuatan keputusan. Karena ini tentang
pencapaian pemberdayaan tujuan. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa
pemberdayaan dari mereka yang tidak berdaya, termasuk penyandang cacat,
anak – anak, orang tua, perempuan, miskin dan pengangguran. Karena
pendidikan dan pelatihan sangat penting untuk memberdayakan ekonomi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
warga, mereka harus direformasi untuk meningkatkan kreativitas dan daya
saing. Akhirnya, kertas memberikan definisi dan strategi operasional untuk
mencapai pemberdayaan ekonomi warga.
Wulandari (2000), dalam penelitiannya mengenai analisis berbagai
faktor yang mempengaruhi peningkatan pendapatan nasabah penerima bantuan
modal produktif PDM – DKE, menggunakan regresi linier sebagai alat
analisanya. Dalam persamaan regresinya, variabel dependen adalah kenaikan
pendapatan dan variabel independen merupakan variabel – variabel yang
mempengaruhi kenaikan pendapatan yaitu: modal PDM – DKE yang diterima,
usia nasabah, tingkat pendidikan nasabah dan jumlah anak yang masih menjadi
tanggungjawab nasabah. Hasil analisa yang diperoleh menunjukkan adanya
hubungan yang sangat kuat antara semua variabel bebas dan variabel terikat.
Suproyogo (2000), yang menganalisa tentang pemberian Kukesra dan
Takesra dan meningkatkan tahapan keluarga mengunakan alat analiasa regresi
linier semi – log. Dimana variabel dependennya adalah kenaikan tahapan
keluarga dan variabel independen yang digunakan adalah jumlah keluarga
penerima kredit, nomalitas kredit yang diberikan dan tabungan dari masing-
masing keluarga penerima kredit. Hasil analisa menunjukkan bahwa setiap
perubahan pada variabel bebas akan mempengaruhi perubahan variabel terikat.
Makin besar kredit yang di berikan akan memperbesar kesempatan bagi
keluarga penerima untuk berpindah ke tingkatan keluarga sejahtera yang lebih
tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Suman (2007) meneliti mengenai pelaksanaan program pemberdayaan
masyarakat di Provinsi Jawa Timur. Program itu bernama PPK (Program
Pengembangan Kecamatan). Ditemukan bahwa PPK sudah mengenai
sasarannya yaitu kecamatan miskin. Ketepatan sasaran itu di ukur dari kondisi
fisik rumah responden yang ternyata berhubungan positif dengan pendapatan
responden. Pada tingkat mikro PPK dengan kredit mikronya mampu
menciptakan tambahan pendapatan 10 % pertahun bagi peminjamnya. Studi ini
melihat keberhasilan perempuan dalam memanfaatkan kredit mikro dan
menemukan adanya korelasi yang kuat antara frekuensi pertemuan kelompok
perempuan dan besarnya tunggakan cicilan kelompok itu. Peran ini pula
membuat perempuan lebih memilih untuk memikirkan secara serius bagaimana
membayar utang kepada kelompoknya daripada menanggung sara malu karena
menunggak utang itu.
C. Kerangka Pemikiran
Kebijakan pemerintah tentang PNPM Mandiri Perdesaan diharapkan
mampu memberikan kontribusi yang besar terhadap pemberdayaan masyarakat
khususnya perempuan yang mempunyai usaha. Kontribusi ini dapat dilihat dari
pendapatan perempuan penerima bantuan PNPM Mandiri Perdesaan dalam
bentuk SPP-PNPM Mandiri Perdesaan.
Program ini sebagai salah satu program pemberdayaan perempuan,
diharapkan dapat mencapai tujuan dan berjalan dengan efektif serta membawa
dampak positif untuk meningkatkan status kesehatan dan kesejahteraan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
masyarakat khususnya warga binaan Rumah Tangga Miskin (RTM) sebagai
sasaran penerima program.
Berperannya perempuan di bidang ekonomi akan memberikan
manfaat yang sangat berarti, baik bagi ekonomi rumah tangganya maupun bagi
dirinya sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah Simpan pinjam kelompok
Perempuan (SPP) bisa melibatkan perempuan untuk meningkatkan pendapatan
dalam keluarga dan mengurangi angka kemiskinan. Peneliti terdahulu
menggunakan data Nasional tentang rumah tangga di India, sampel diberi
perlakuan untuk menentukan dampak pengurangan kemiskinan dari pinjaman
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) untuk tujuan produktif, seperti investasi di
bidang pertanian pada tingkat kemiskinan binari dan sampel bias. Seleksi
terkait dengan akses pada Lembaga Keuangan Mikro (LKM) (Imai, Arum,
Annim, 2010).
Perempuan perdesaan, merupakan sumberdaya manusia yang cukup
nyata berpartisipasi, khususnya dalam memenuhi fungsi ekonomi keluarga dan
rumah tangga bersama dengan laki – laki. Perempuan di perdesaan sudah
diketahui secara umum tidak hanya mengurusi rumah tangga sehari – hari saja,
tetapi tenaga dan pikirannya juga terlibat dalam berbagai kegiatan usaha tani
dan non tani, baik yang sifatnya komersial maupun sosial (Pujiwati, 1991).
Semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin tinggi kualitas
sumberdaya manusia, yang pada gilirannya akan semakin tinggi pula
produktivitas kerja yang dilakukannya. Oleh karena itu, dengan semakin
tingginya pendidikan maka diharapkan kinerja usaha semakin berkembang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
(Syafaat dkk, 2003). Seseorang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan
mampu memanfaatkan potensi di dalam maupun di luar dirinya dengan lebih
baik. Orang itu akan menemukan pekerjaan yang paling tidak setara dengan
pendidikannya. Menurut Soekartawi dkk (2003), menyatakan bahwa tingkat
pendidikan cenderung mempengaruhi cara berpikir dan tingkat penerimaan
mereka terhadap inovasi dan teknologi baru.
Tenaga kerja dalam penelitian ini merupakan tenaga kerja keluarga
sehingga dalam perhitungan keuntungan tidak dimasukkan dalam biaya
produksi. Pada usaha skala besar upah tenaga merupakan total biaya produksi
yang harus diperhitungkan dalam tenaga implisit maupun eksplisit. Adanya
program ini bertujuan untuk memberdayakan perempuan rumah tangga miskin
sehingga tenaga yang digunakan adalah tenaga kerja keluarga yang terdiri dari
suami, anak dan saudara. Dengan keterbatasan modal dari program ini maka
tenaga keluarga sebagai pendukung dalam melaksanakan usaha SPP-PNPM
Mandiri Perdesaan ini.
Sumberdaya lahan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting
bagi kelangsungan hidup manusia karena diperlukan dalam setiap kegiatan
manusia, seperti untuk pertanian, daerah industri, daerah pemukiman, jalan
untuk transportasi, daerah rekreasi atau daerah-daerah yang dipelihara kondisi
alamnya untuk tujuan ilmiah. Sitorus (2001) mendefinsikan sumberdaya lahan
(land resources) sebagai lingkungan fisik terdiri dari iklim, relief, tanah, air
dan vegetasi serta benda yang ada di atasnya sepanjang ada pengaruhnya
terhadap penggunaan lahan. Oleh karena itu sumberdaya lahan dapat dikatakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
sebagai ekosistem karena adanya hubungan yang dinamis antara organisme
yang ada di atas lahan tersebut dengan lingkungannya.
Siregar (2009), usaha yang bersifat tradisional diwakili oleh para
petani dengan lahan sempit yang mempunyai 1-2 ekor ternak. Tipe lahan yang
akan digunakan untuk usaha tani termasuk usaha peternakan harus diselidiki
dahulu tingkat kesuburannya. Pada dasarnya lahan yang baik dapat
ditingkatkan kesuburannya, tetapi lahan yang kurus juga dapat ditingkatkan
kesuburannya. Lahan harus sesuai untuk ditanami jagung, rumput-rumputan
dan leguminosa.
Berdasarkan uraian di atas dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui, mengevaluasi dan menganalisis secara manajerial pengaruh
pendidikan, tenaga kerja, luas lahan, status ternak terhadap pendapatan
perempuan Program SPP-PNPM Mandiri Perdesaan di Kabupaten Sragen
Provinsi Jawa Tengah, dengan kerangka pemikiran sebagai berikut:
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa
ditinggalkan karena merupakan instrumen kerja dari teori. Sebagai hasil kerja
Pendapatan Perempuan
Tenaga kerja
Luas lahan
Pendidikan
Status ternak
Variabel Independen
Variabel Dependen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
teori proporsi, hipotesa lebih spesifik, sifatnya, sehingga lebih siap untuk
diuji secara empiris (Singarimbun, 1987 : 43).
Peneliti terdahulu membandingkan pengusaha wanita dan laki – laki
dalam program kredit usaha mikro di Guatemala. Penelitian sebelumnya dan
peninjauan lapangan telah menunjukkan bahwa sasaran kredit pada peminjam
(nasabah) menunjukkan peningkatan yang lebih besar dalam kesejahteraan
rumah tangga, akan tetapi pengusaha laki – laki akan cenderung memperluas
usahanya ketika mereka mendapatkan kredit tersebut (Kevane dan Wydick,
2001). Keterlibatan perempuan dalam mencari nafkah akan meningkatkan
kontribusinya terhadap pendapatan rumah tangganya yang pada akhirnya
dapat mempengaruhi peran perempuan dalam pengambilan keputusan.
Perluasan sektor keuangan mikro berdasarkan konsep bahwa rumah tangga
miskin dipengaruhi moleh kurangnya akses dan keterbatasan pelayanan
keuangan. Berdasarkan permasalahan dan landasan teori yang telah diuraikan
pada bagian sebelumnya, maka dapat disusun sutu hipotesa yang merupakan
jawaban sementara terhadap masalah penelitian dan masih harus dibuktikan
secara empiris, yaitu:
1. Pendidikan diduga berpengaruh positif terhadap pendapatan perempuan ?
2. Tenaga kerja diduga berpengaruh positif terhadap pendapatan perempuan ?
3. Luas lahan diduga berpengaruh positif terhadap pendapatan perempuan ?
4. Status ternak diduga berpengaruh positif terhadap pendapatan perempuan ?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana peran
perempuan pada program PNPM Mandiri Perdesaan dengan studi kasus di
Kabupaten Sragen Provinsi Jawa Tengah melibatkan 351 keluarga miskin
yang mendapatkan kredit. Waktu penelitian dilakukan pada tahun 2012
setelah pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan. Obyek penelitian ini adalah
perempuan penerima bantuan kredit SPP (Simpan Pinjam Kelompok
Perempuan).
B. Jenis Penelitian
Bentuk desain penelitian yang diambil dalam penulisan ini adalah
satistik deskriptif dan inferensi Variabel. Satistik deskriptif ini bertujuan
untuk nencoba menggambarkan pola – pola yang konsisten dalam data
sehingga hasilnya dapat dipelajari dan di tafsirkan dengan lebih jelas dan
bermakna (Kuncoro, 2003: 172). Jenis penelitian yang di gunakan dalam tesis
ini adalah penelitian survey sampel. Penelitian survey adalah penelitian yang
dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari
adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga
ditemukan kejadian – kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan
antar variabel (Sugiono, 2005).
73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
C. Teknik Penarikan Sampel
Populasi penelitian ini adalah sejumlah perempuan peminjam SPP-
PNPM Rumah Tangga Miskin (RTM) di Kabupaten Sragen. Untuk
mendapatkan nilai estimasi yang proporsional dan dapat mewakili populasi
maka populasi penelitian ini adalah sejumlah perempuan peminjam yang
terbesar di 4 Kecamatan sejumlah 2.876, terdiri dari Kecamatan Miri
sejumlah 882, Kecamatan Sambirejo sejumlah 725, Kecamatan
Sumberlawang sejumlah 644 dan Kecamatan Tanon 625 (Tabel 1.1).
Pengambilan sampel dengan tingkat signifikan 90% (d= 0,1), dengan
perhitungan menggunakan rumus Slovin (Umar, 2004):
Jumlah sampel setiap kecamatan sebagaimana dalam Tabel 3.1.
Tabel 3.1
Jumlah Sampel Perempuan Peminjam Rumah Tangga Miskin
No Kecamatan Jumlah RTM (Org) Jumlah Sampel
1 Miri 882 90
2 Sambirejo 725 88
3 Sumberlawang 644 87
4 Tanon 625 86
JUMLAH 2.876 351
Sumber: Data sekunder diolah, 2012
D. Definisi Operaasional
1. Pendapatan perempuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Pendapatan perempuan yang diperoleh oleh perempuan peminjam
SPP-PNPM di Kabupaten Sragen. Data diperoleh dari hasil jawaban
kuesioner yang diberikan kepada 351 responden. Pendapatan dinyatakan
meningkat apabila mendapatkan keuntungan (π = TR – TC). TR = Total
pendapatan usaha (penerimaan ouput yang dijual dan tak dijual). TC =
Total biaya produksi termasuk biaya eksplisit: modal, bunga, pajak, biaya
transportasi (biaya implisit tidak diperhitungkan/ tenaga keluarga).
Pendapatan dinyatakan tidak meningkat apabila dalam usaha tidak
mendapatkan keuntungan atau impas (break even point). Diukur dalam
skala nominal, 0=pendapatan tidak meningkat dan 1= pendapatan
meningkat.
2. Pendidikan
Pendidikan formal yang diperoleh perempuan peminjam SPP-
PNPM di Kabupaten Sragen. Data diperoleh dari hasil jawaban kuesioner
yang diberikan kepada 351 responden. Diukur dalam skala nomial
(dummy variable), 0=tidak tamat/ tamat SD, 1= Tamat SLTP/ SLTA.
3. Tenaga kerja
Jumlah tenaga kerja yang membantu perempuan peminjam SPP-
PNPM dalam melaksanakan usaha dari anggota keluarga (suami, anak,
saudara) dan dalam perhitungan keuntungan usaha TC implisit tidak
dikeluarkan dalam total cost dan tidak menggunakan tenaga luar. Data
diperoleh dari kuesioner yang diberikan kepada 351 responden. Diukur
dalam skala nominal (dummy variable), 0= < 3, 1= ≥ 3.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
4. Luas lahan
Jumlah luas tanah yang dimiliki perempuan peminjam SPP-PNPM
atau Kepala Keluarga yang digunakan untuk tempat tinggal maupun
dalam usaha/ hak guna bangunan. Tempat usaha yang terdiri dari rumah
tinggal, kios, los, warung pasar yang dimiliki responden. Diukur dalam
skala nominal (dummy variable), 0= < 50 m2, 1= ≥ 50 m2.
5. Status ternak
Status ternak dalam hal ini adalah ternak (Sapi, Kerbau, Kambing)
yang dimiliki atau tidak dimiliki oleh perempuan peminjam SPP-PNPM.
Diukur dalam skala nominal (dummy variable), 0= tidak memiliki dan 1=
memiliki ternak.
E. Teknik Analisa Data
Untuk mengetahui pengaruh pendidikan, tenaga kerja, luas lahan dan
Status kepemilikan ternak terhadap pendapatan perempuan rumah tangga
miskin, maka digunakan analisis regresi logistik. Untuk mendapatkan hasil
estimasi yang optimal maka ditransformasi dalam persamaan logit. Dengan
bantuan software SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 16.0 views.
1. Model umum regresi logistik:
π(x) =
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Fungsi penghubung yang digunakan adalah fungsi penghubung logit
maka sebaran peluang yang digunakan disebut sebaran logistik
(Mc.Cullagh dan Nelder, 1989). Model umum ditransformasi logit:
g(x) =Ln
g(x) = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4
Dimana:
g(x) = Pendapatan perempuan
β0 = Nilai konstans
β1 X1 = Pendidikan
β2X2 = Tenaga kerja
β3X3 = Luas tanah
β4X4 = Status kepemilikan ternak
2. Model estimasi
Model penduga dalam transformasi logit dengan menggunakan
metode maximum likelihood. Nilai Y yang bersifat biner maka dengan
menggunakan Bernoulli sebagai sebaran variabel Y, dengan fungsi:
L=f(yi) = [pi]yi [1-pi]
1-yi
Dengan pi =
Melalui transformasi logaritma maka operasi perkalian berubah menjadi
penjumlahan, kemudian fungsi likelihood diganti dengan fungsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
logaritma, jika log-likelihood mencapai maksimal maka fungsi likelihood
juga maksimal, dengan fungsi maksimum:
LL=Log(L) = log[pi]yi [1-pi]
1-yi
= log[pi]yi [1-pi]
1-yi
Penduga bagi koefisien β diperoleh sebagai solusi bagi permasalahan
memaksimumkan LL yang dapat diselesaikan melalui prosedur iterasi
bobot kuadrat terkecil (Iteratively Weightted Least Squares = IWLS).
3. Langkah-langkah untuk menjawab hipotesis
Uji ini berfungsi untuk membuktikan bahwa dalam uji regresi
logistik mempunyai model yang baik dan layak untuk diinterpretasikan.
a. Uji kelayakan model (Omnibus Tests):
Uji-X2 ini digunakan untuk menguji model regresi logistik,
dengan uji hipotesis(Ghozali, 2005):
1). H0: β1 ≠β 2 ≠β 3 ≠β 4 H1: β1=β 2 =β 3 =β 4
2). Menentukan a = 5% ( 0,05).
3). Daerah kritik, Ho ditolak jika: X2hit > X2
tab
Gambar 3.1 Distribusi X2-tabel (Omnibus Tests)
4). Statistik Uji (Omnibus Tests):
Daerah penolakan H0
X2 tabel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Derajat bebas: (df1) = k-1 , (df2) = n-k
X2 = Nilai dari Distribusi X2
Oi = Nilai sampel dari ke i
Ei = Nilai yang diharapkan
k = jumlah sampel
5) Dengan kriteria pengujian:
(a) Ho diterima jika: X2hit < X2
tab atau jika: nilai sign. (probabilitas
value) > α (0,05), berarti model tidak memenuhi uji kelayakan.
(b) Ho ditolak jika: X2hit > X2
tab atau jika: nilai sign. (probabilitas
value) < α (0,05), berarti model memenuhi uji kelayakan.
b. Uji vareansi (Hosmer dan Lameshow Test)
Uji-X2 ini digunakan untuk menguji kesamaan vareansi antara
data empiris dengan model regresi logistik, dengan uji
hipotesis(Ghozali, 2005):
1). H0: β1=β 2 =β 3 =β 4 H1: β1 ≠β 2 ≠β 3 ≠β 4
2). Menentukan a = 5% ( 0,05).
3). Daerah kritik, Ho ditolak jika: X2hit > X2
tab
Gambar 3.2 Distribusi X2-tabel (Hosmer dan Lameshow Test)
Daerah penolakan H0
X2 tabel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
4). Statistik Uji (Hosmer dan Lameshow Test):
Derajat bebas: (df1) = k-1 , (df2) = n-k
X2 = Nilai dari Distribusi X2
Oi = Nilai sampel dari ke i
Ei = Nilai yang diharapkan
k = jumlah sampel
5) Dengan kriteria pengujian:
(a) Ho diterima jika: X2hit < X2
tab atau jika: nilai sign. (probabilitas
value) > α (0,05), berarti model mempunyai kesamaan
vareansi.
(b) Ho ditolak jika: X2hit > X2
tab atau jika: nilai sign. (probabilitas
value) < α (0,05), berarti model tidak mempunyai kesamaan
vareansi.
c. Koefisien determinaasi (Nagelkerke R2 Test)
Koefisien determinasi yang dinotasikan dengan R2 merupakan
suatu ukuran yang penting dalam regresi, karena dapat
menginformasikan baik tidaknya regresi yang diestimasi atau angka
tersebut dapat mengukur seberapa dekatkah garis regresi yang
diestimasi dengan data sesungguhnya. Nilai koefisien determinasi ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
mencrminkan seberapa besar variasi variabel dependen dapat
dijelaskan oleh variabel independen. Secara manual rumus uji tersebut
adalah (Ghozali, 2005):
TSSESS
Y
eR
i
i ==åå
2
2
2
Keterangan:
R2 = Koefisien
Σei2 = ESS (Explined Sum Square) = Jumlah Kuadrat Sesatan
Σei2 = TSS (Total Sum Square ) = Jumlah Kuadrat
d. Uji statistik
Uji ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen dala model regresi logistik, dengan uji
hipotesis (Ghozali, 2005):
1). H0: β1, β 2, β 3,β 4 = 0 H1: β1, β 2, β 3,β 4 ≠ 0
2). Menentukan a = 5% ( 0,05).
3). Daerah kritik, Ho ditolak jika: Probabilitas < 0,05(a)
Gambar 3.3 Distribusi Normal Standar
4). Statistik Uji Poisson (Probabilitas Value/ Sign.):
Daerah penolakan H0 Daerah penolakan H0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
p(X) =
Keterangan:
μ = λ = n.p = E(x) : Nilai rata-rata
e : Konstan = 2,71828
X : Variabel random diskrit (1, 2, 3, …, x)
5) Dengan kriteria pengujian:
(a) Ho diterima jika: Nilai probabilita > 0,05, berarti variabel
independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen.
(b) Ho ditolak jika: Nilai probabilita < 0,05, berarti variabel
independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
1. Obyek Penelitian
Kabupaten Sragen sebagai salah satu dari 35 Kabupaten/ Kota di
Provinsi Jawa Tengah mempunyai luas wilayah 94.155,81 Ha, terletak
pada posisi 7º11"-7º30" LS dan antara 110º45"-111º10" BT. Kabupaten
Sragen sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Grobogan, selatan
dengan Kabupaten Karanganyar, barat berbatasan dengan kabupaten
Boyolali dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Ngawi, Jawa
Timur dengan pembagian wilayah administratif 20 kecamatan yang
meliputi 208 desa/ kelurahan. Dimana masing-masing desa/kelurahan
mempunyai ciri-ciri khusus sebagai potensi yang meliputi sumber daya
alam, sumber daya manusia, letak geografis, demografi, topografi serta
jumlah sapinya. Ditinjau dari potensi sumber daya alam, Kabupaten
Sragen terbagi dua daerah, sebelah Selatan Bengawan Solo adalah daerah
yang relatif subur dengan pengairan teknis dan sebelah Utara Bengawan
Solo adalah daerah yang berbukit, tanah kapur dan kurang subur.
Berdasarkan keadaan alam yang meliputi topografi, jenis tanah,
iklim dan curah hujan maka kesesuaian lahan dapat digolongkan menjadi:
a. Kesesuaian lahan untuk pertanian lahan basah dan sebagian besar di
Selatan Bengawan Solo ada 9 Kecamatan, 88 desa/kelurahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
b. Kesesuaian lahan untuk pertanian lahan kering berada di Utara
Bengawan Solo ada 11 kecamatan dengan 120 desa/ kelurahan.
Kabupaten Sragen topografinya bervariasi dari dataran rendah
sampai dataran tinggi. Jenis tanah yang ada di wilayah Kabupaten Sragen
diantaranya yaitu : grumosol, aluvial, latosol, litosol dan mediteran.
Atas dasar pembagian tipe iklim, letak geografis dan komunikasi
wilayah Kabupaten Sragen menurut Schmitt and Ferguson termasuk tipe
iklim sedang (C) yang dapat dirinci sebagai berikut bulan basah : 4 – 8
bulan, bulan lembab : 2 – 5 bulan dan bulan kering : 2 - 4 bulan.
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen, 2012
Gambar 4.1 Peta Wilayah Administratif Kabupaten Sragen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
2. Karakteristik Responden
Deskripsi responden dalam penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan
hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik responden, yang meliputi: umur
perempuan, umur suami, jumlah anak kandung, pinjaman dan usaha
perempuan.
a. Umur Perempuan
Distribusi responden penelitian ini jika ditinjau dari umur
perempuan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Distribusi Reseponden Menurut Umur Perempuan
Umur Perempuan ( tahun )
Jumlah (orang)
Persentase ( % )
25 – 35 53 15,15
36 - 45 170 48,49
46 – 55 85 24,24
> 55 43 12,12
Jumlah 351 100,00
Sumber : Data primer diolah, 2012
Berdasarkan data yang disajikan dalam Tabel 4.1 di atas tampak
bahwa, dari 351 responden umur 25-35 tahun 53 orang (15,15%); umur
36-45 tahun 170 orang (48,49%); umur 46-55 tahun 85 orang (24,24%);
umur lebih dari 55 tahun 43 orang (12,12%). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini dalam usia
produktif sehingga dapat meningkatkan penghasilan keluarga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
b. Umur Suami
Distribusi responden penelitian ini jika ditinjau dari umur suami
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Distribusi Responden Menurut Umur Suami
Umur Suami (tahun)
Jumlah (orang)
Persentase ( % )
25 – 35 36 10,15 36 - 45 135 38,49 46 – 55 120 34,24
> 55 60 17,12 Jumlah 351 100,00
Sumber : Data primer diolah, 2012
Berdasarkan data yang disajikan dalam Tabel 4.2 di atas tampak
bahwa, dari 351 responden penelitian ini 135 orang (38,49%) di antaranya
umur suami 25-35. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, sebagian
besar responden penelitian ini sebagai kepala keluarga masih dalam usia
produktif.
c. Jumlah Anak Kandung
Distribusi responden penelitian ini jika ditinjau dari jumlah anak
kandung sebagai tanggungan keluarga adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3 Distribusi Responden Menurut Jumlah Anak Kandung
Jumlah Anak Kandung (Anak)
Jumlah (orang)
Persentase ( % )
< 2 46 13,15 2 71 20,12 3 110 31,24
> 3 125 35,49 Jumlah 351 100,00
Sumber : Data primer diolah, 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Berdasarkan data yang disajikan dalam Tabel 4.3 di atas tampak
bahwa, dari 351 responden penelitian ini 125 orang (35,49%) di antaranya
mempunyai anak kandung lebih dari 3 anak. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa, sebagian besar responden penelitian ini mempunyai
beban keluarga yang berat.
d. Pinjaman Perempuan
Distribusi responden penelitian ini jika ditinjau dari pinjaman
perempuan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4
Distribusi Responden Menurut Pinjaman Perempuan
Jumlah Pinjaman (Rp.)
Jumlah (orang)
Persentase (%)
< 2.000.000 57 16,15 2.000.000 – 5.000.000 171 48,73
> 5.000.000 123 35,12 Jumlah 351 100,00
Sumber : Data primer diolah, 2012
Berdasarkan data yang disajikan dalam Tabel 4.4 di atas tampak
bahwa, dari 351 responden penelitian ini 171 orang (48,73%) pinjaman
perempuan antara 2.000.000 – 5.000.000. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa, sebagian besar responden penelitian ini hanya mampu
dengan penambahan modal kecil sehingga hanya mampu usaha dalam
skala kecil-kecilan, dengan harapan pendapatan tersebut dapat menambah
penghasilan untuk membantu suami dalam meringankan beban keluarga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
e. Usaha Perempuan
Distribusi responden penelitian ini jika ditinjau dari jenis usaha
perempuan yaitu:
Tabel 4.5
Distribusi Responden Menurut Jenis Usaha Perempuan
Status Ternak Jumlah (orang)
Persentase ( % )
Usaha pokok 141 40,15 Usaha sampingan 210 59,85
Jumlah 351 100,00 Sumber : Data primer diolah, 2012
Berdasarkan data yang disajikan dalam Tabel 4.5 di atas tampak
bahwa, dari 351 responden penelitian ini 210 orang (59,85%) sebagai
usaha sampingan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, sebagian
besar responden penelitian ini dalam meminjam dana SPP-PNPM hanya
sebagai usaha sampingan untuk mendapatkan tambahan penghasilan,
karena usaha pokok dimiliki oleh kepala keluarga.
3. Deskripsi Variabel Penelitian
Deskripsi dalam penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hal-hal
yang berkaitan dengan variabel penelitian yang diperoleh dari kuesioner
sejumlah 351 responden meliputi: pendapatan perempuan, pendidikan, tenaga
kerja, luas tanah dan status ternak.
a. Pendapatan Perempuan
Deskripsi pendapatan perempuan dalam penelitian ini adalah
selisih nilai output yang diproduksi (Penerimaan output yang dijual dan
tidak dijual) dengan nilai biaya total produksi (TC eksplisit: semua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
pengeluaran yang benar-benar dikeluarkan dan TC implisit: nilai input
yang dilibatkan dalam proses produksi),tenaga keluarga tidak termasuk
dalam TC implisit. Diukur dalam skala nominal (0=pendapatan tidak
meningkat, 1= pendapatan meningkat) pada tabel berikut:
Tabel 4.6
Pendapatan Perempuan Rumah Tangga Miskin
Pendapatan Jumlah %
Tidak meningkat 8 2,3 Meningkat 343 97,7
Jumlah 351 100 Sumber: Data primer diolah, 2012
Tabel 4.6 di atas menjelaskan bahwa dari 351 responden,
pendapatan perempuan rumah tangga miskin sejumlah 343 orang (97,7%)
mengalami peningkatan penghasilan. Hal ini menggambarkan bahwa
dengan adanya alokasi dana SPP-PNPM Mandiri Perdesaan pendapatan
perempuan rumah tangga miskin di Kabupaten Sragen mengalami
kenaikan. Pemanfaatan dana tersebut digunakan dalam menambah modal
usaha atau untuk membuka usaha baru sesuai dengan kemampuan masing-
masing. Skala usaha tersebut antara lain: toko kelontong, bakul di pasar,
bakul keliling, jual mainan anak-anak, jualan siomay dan lain-lain. Dengan
adanya gender maka beban kepala keluarga sedikit berkurang dengan
peran serta istri untuk bekerja dan dapat menghasilkan pendapatan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari maupun untuk hari esok. Dengan
demikian harapan Pemerintah dengan adanya Program SPP-PNPM
Mandiri Perdesaan dapat meningkatkan pendapatan perkapita riil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
b. Pendidikan
Deskripsi pendidikan dalam penelitian ini adalah pendidikan formal
yang dimiliki oleh perempuan/ responden. Diukur dalam skala nominal,
dalam Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Pendidikan Perempuan Rumah Tangga Miskin
Pendidikan Jumlah %
Tidak tamat/ Tamat SD 103 29,3 Tamat SLTP/ SLTA 248 70,7
Jumlah 351 100 Sumber: Data primer diolah, 2012
Tabel 4.7 di atas menjelaskan bahwa dari 351 responden,
perempuan rumah tangga miskin sebanyak 248 orang (70,7%) dengan
pendidikan Tamat SLTP/ SLTA. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa di Kabupaten Sragen walaupun dari keluarga miskin pendidikan
dasar sembilan tahun harus dilaksanakan, dengan biaya gratis yang berasal
dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah.
c. Tenaga Kerja
Deskripsi tenaga kerja dalam penelitian ini adalah jumlah tenaga
yang terlibat dalam usaha termasuk anggota keluarga. Diukur dalam skala
nominal, tertera dalam Tabel 4.8:
Tabel 4.8 Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah Tenaga Kerja Jumlah %
≤ 3 40 11,4 > 3 313 88,6
Jumlah 351 100 Sumber: Data primer diolah, 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
Tabel 4.8 di atas menjelaskan bahwa dari 351 responden,
perempuan rumah tangga miskin dengan jumlah tenaga kerja terbanyak
lebih dari 3 orang (88,6%). Hal ini menggambarkan bahwa dalam
melaksanakan usaha, para peminjam SPP-PNPM dalam skala menengah,
dengan demikian dapat menyerap tenaga kerja. Dengan demikian adanya
program ini dapat membuka lapangan pekerjaan baru sehingga
pengangguran dapat dikurangi sedikit demi sedikit.
d. Luas Tanah
Deskripsi luas tanah dalam penelitian ini adalah jumlah tanah yang
dimiliki responden maupun suami responden termasuk los, kios, warung di
pasar. Diukur dalam skala nominal, tertera dalam Tabel 4.9:
Tabel 4.9
Luas Tanah Responden
Luas Tanah (m2) Jumlah %
< 100 m2 41 11,7 ≥ 100 m2 310 88,3
Jumlah 351 100 Sumber: Data primer diolah, 2012
Tabel 4.9 di atas menjelaskan bahwa dari 351 responden,
perempuan rumah tangga miskin dengan luas tanah terbanyak lebih atau
sama dengan 100 m2 sebanyak 310 orang (88,3%). Hal ini
menggambarkan bahwa yang mendapatkan dana SPP-PNPM Perdesaan
adalah keluarga yang sudah mempunyai usaha, sehingga pinjaman dapat
digunakan untuk penambahan modal atau membuka usaha yang baru,
sehingga keluarga mendapatkan tambahan hasil yang lebih banyak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
e. Status Ternak
Deskripsi status ternak dalam penelitian ini adalah kepemilikan
ternak besar (Sapi, kerbau, kambing) oleh keluarga responden/ perempuan
rumah tangga miskin. Diukur dalam skala nominal, dalam Tabel 4.10:
Tabel 4.10
Status Kepemilikan Ternak
Status Kepemilikan Jumlah %
Tidak memiliki 2 0,6 Memiliki 310 99,4
Jumlah 351 100 Sumber: Data primer diolah, 2012
Tabel 4.10 di atas menjelaskan bahwa dari 351 responden,
perempuan rumah tangga miskin dengan status memiliki ternak sebanyak
349 orang (88,3%). Hal ini berarti bahwa proporsi kepemilikan ternak
sangat tinggi, dengan demikian daerah yang mendapatkan alokasi dana
tersebut memang cocok untuk peternakan besar berupa sapi, kerbau atau
kambing. Pemanfaatan dana tersebut peruntukannya selain untuk
menambah modal, membuka usaha baru juga untuk pembelian hewan
ternak karena lahan masih luas, banyak rumput, lahan pertanian/ ladang
masih luas dan penerima bantuan tersebut mampu untuk memelihara
hewan ternak.
C. Analisa Data dan Pembahasan
Untuk mengetahui pengaruh pendidikan, tenaga kerja, luas lahan dan
status ternak terhadap pendapatan perempuan di Kabupaten Sragen. Data yang
diperoleh dari jawaban sejumlah 351 responden berupa data nominal (dummy
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
variable) maka digunakan analisis regresi logistik dengan tingkat kepercayaan
95% (α=5%) dan diolah dengan bantuan software SPSS (Statistical Package
for Social Sciences) 16.0 views. Hasil uji sebagai berikut:
1. Uji Kelayakan Model
Uji ini berfungsi untuk membuktikan bahwa dalam uji regresi logistik
mempunyai model yang baik dan layak untuk diinterpretasikan.
a. Uji Kelayakan Model
Model dinyatakan layak apabila nilai signifikan kurang dari 0,05
atau nilai X2 test lebih besar dari X2 tabel.
Tabel 4.11
Koefisien Omnibus Tests Model
Chi-square Test Df Sign.
1 446,120 4 0,000
Sumber: Data Primer diolah SPSS Versi 16.00 (Lampiran 3)
Berdasarkan hasil analisis kelayakan model regresi logistik di atas
menunjukkan bahwa Nilai X2 test = 446,120 > 304,835 ( X2 tabel dengan
N=347(351-4) dan nilai signifikan 0,000 < 0,05(α=0,05) dengan
demikian model regresi logistik sudah terbukti layak, selanjutnya dapat
diinterpretasikan ke analisis berikutnya.
b. Uji Variansi Model
Data empiris dinyatakan sama dengan model apabila nilai
signifikan lebih dari 0,05 atau nilai X2 test lebih kecil dari X2 tabel, hasil
uji dalam tabel berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Tabel 4.12
Koefisien Hosmer dan Lameshow Test
No. Chi-square Test Df Sign. 1 2,137 2 0,344
Sumber: Data Primer diolah SPSS Versi 16.00 (Lampiran 3)
Berdasarkan hasil analisis kesamaan data empiris dengan model
regresi logistik di atas menunjukkan bahwa Nilai X2 test =
2,137<304,835 ( X2 tabel dengan N=347 (351-4) dan α=0,05) dan nilai
signifikan 0,344 > 0,05 dengan demikian model regresi logistik sudah
terbukti bahwa data empiris sesuai dengan model, selanjutnya dapat
diinterpretasikan ke analisis berikutnya.
c. Koefisien Determinasi
Uji ini berfungsi untuk menjelaskan seberapa besar variabel bebas
mampu menjelaskan vareansi variabel terikat, hasil uji dalam tabel
berikut:
Tabel 4.13
Koefisien Nagelkerke R2 Test
No. Nagelkerke Ri-square Test 1 0,959
Sumber: Data Primer diolah SPSS Versi 16.00 (Lampiran 3)
Berdasarkan hasil analisis regresi logistik di atas menunjukkan
bahwa Nilai R2 test = 0,959 yang berarti bahwa variabel bebas
(pendidikan, tenaga kerja, luas lahan dan status ternak) hanya mampu
menjelaskan vareasi pendapatan perempuan Program SPP-PNPM sebesar
96,2% dan sisanya sebesar 4,1% dijelaskan oleh vareasi variabel lainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
2. Uji Statistik
Uji ini untuk mengetahui pengaruh variabel pendidikan, tenaga
kerja, luas lahan, status ternak terhadap pendapatan perempuan Program
SPP-PNPM Mandiri Perdesaan, dengan hasil sebagai berikut:.
Tabel 4.14
Koefisien Regresi Logistik
No. Variabel B Sign. Exp (B) 1 Pendidikan (pendd) 4,453 0,000 85,886
2 Tenaga kerja (tng) 2,362 0,008 10,616
3 Luas Lahan (lhn) 3,690 0,042 40,062
4 Status ternak (trk) -3,556 0,009 0,029
Sumber: Data Primer diolah SPSS Versi 16.00 (Lampiran 3)
Hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa:
Variabel pendidikan perempuan (pendd) dengan nilai signifikan
sebesar 0,019 lebih kecil dari 0,05, yang berarti bahwa pendidikan
berpengaruh positif terhadap peluang peningkatan pendapatan perempuan
pada Program SPP-PNPM Mandiri Perdesaan.
Variabel tenaga kerja (tng) dengan nilai signifikan sebesar 0,017
lebih kecil dari 0,05, yang berarti bahwa tenaga kerja berpengaruh positif
terhadap peluang peningkatan pendapatan perempuan pada Program SPP-
PNPM Mandiri Perdesaan.
Variabel luas lahan (lhn) dengan nilai signifikan sebesar 0,042
lebih kecil dari 0,05, yang berarti bahwa luas lahan berpengaruh positif
terhadap pendapatan peluang peningkatan perempuan pada Program SPP-
PNPM Mandiri Perdesaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
Variabel status ternak (trk) dengan nilai signifikan sebesar 0,001
lebih kecil dari 0,05, yang berarti bahwa status ternak berpengaruh negatif
terhadap pendapatan perempuan Program SPP-PNPM Mandiri Perdesaan.
D. Inteprestasi Hasil Penelitian
Analisis regresi logistik secara individu (parsial) dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Pengaruh pendidikan perempuan terhadap pendapatan perempuan
Variabel pendidikan perempuan (pendd), ternyata secara statistik
signifikan mempengaruhi variabel pendapatan perempuan (Y) dengan nilai
probabilitas signifikan sebesar 0,000 serta mempunyai hubungan yang
positif. Nilai koefisien Exp(B) sebesar 85,886 yang berarti bahwa
perempuan yang berpendidikan SMP ke atas mempunyai peluang untuk
peningkatan pendapatan sebesar 85,886 kali dibanding dengan perempuan
yang berpendidikan SD ke bawah. Hasil temuan ini menunjukkan bahwa
faktor nilai pendidikan mempunyai hubungan yang signifikan positif dengan
pendapatan perempuan. Apabila pendidikan semakin tinggi maka
pendapatan perempuan juga semakin banyak dan sebaliknya jika pendidikan
rendah maka pendapatan perempuan juga makin sedikit.
Implikasinya dalam penelitian ini adalah Program SPP-PNPM
Mandiri Perdesaan merupakan sarana untuk mendukung penambahan modal
untuk usaha, terutama untuk meningkatkan pendapatan perempuan.
Penerapan program ini mengacu pada pemberdayaan kelompok perempuan
bagaimana perempuan yang mempunyai pendidikan formal lebih tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
dapat memperoleh informasi, kemampuan untuk meningktkan pendapatan
dalam keluarga/ rumah tangga kurang mampu.
Berperannya perempuan di bidang ekonomi akan memberikan
manfaat yang sangat berarti, baik bagi ekonomi rumah tangganya maupun
bagi dirinya sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah Simpan pinjam
kelompok Perempuan (SPP) bisa melibatkan perempuan untuk
meningkatkan pendapatan dalam keluarga dan mengurangi angka
kemiskinan. Peneliti terdahulu menggunakan data nasional tentang rumah
tangga di India, sampel diberi perlakuan untuk menentukan dampak
pengurangan kemiskinan dari pinjaman Lembaga Keuangan Mikro (LKM)
untuk tujuan produktif, seperti investasi di bidang pertanian pada tingkat
kemiskinan binari dan sampel bias. Seleksi terkait dengan akses pada
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) (Imai, Arum, Annim, 2010).
Penelitian ini mendukung penelitian terdahulu bahwa pendidikan
responden lebih tinggi semakin pendapatan meningkat dibandingkan dengan
pendidikan lebih rendah.
2. Pengaruh tenaga kerja terhadap pendapatan
Variabel tenaga kerja (tng) ternyata secara statistik berpengaruh
signifikan terhadap variabel pendapatan perempuan (Y) dengan nilai
probabilitas sebesar 0,008 dan mempunyai hubungan yang positif. Hal ini
menunjukkan bahwa faktor tenaga kerja mempunyai hubungan yang
signifikan dengan jumlah pendapatan perempuan, apabila tenaga kerja
bertambah maka akan menaikkan pendapatan perempuan demikian juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
sebaliknya. Nilai koefisien Exp(B) sebesar 10,616 yang berarti bahwa
usaha perempuan dengan jumlah tenaga lebih dari 3 orang mempunyai
peluang untuk peningkatan pendapatan sebesar 10,616 kali dibanding
dengan jumlah tenaga kurang dari 3 orang.
Implikasinya dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan
pendapatan responden maka tenaga kerja dalam melaksanakan usaha perlu
ditambah. Namun demikian dalam penambahan tenaga kerja perlu dikontrol
sesuai dengan kebutuhan sehingga dalam usaha dapat lancar sesuai dengan
modal yang dimiliki.
Pengusaha wanita dan laki - laki dalam program kredit usaha mikro di
Guatemala. Penelitian sebelumnya dan peninjauan lapangan telah
menunjukan bahwa sasaran kredit pada peminjam (nasabah) menunjukkan
peningkatan yang lebih besar dalam kesejahteraan rumah tangga, akan tetapi
pengusaha laki - laki akan cenderung memperluas usahanya ketika mereka
mendapatkan kredit tersebut (Kevane dan Wydick, 2001). Keterlibatan
perempuan dalam mencari nafkah akan meningkatkan kontribusinya
terhadap pendapatan rumah tangganya yang pada akhirnya dapat
mempengaruhi peran perempuan dalam pengambilan keputusan. Pereluasan
sektor keuangan mikro berdasarkan konsep bahwa rumah tangga miskin
dipengaruhi moleh kurangnya akses dan keterbatasan pelayanan keuangan.
Penelitian ini mendukung penelitian terdahulu bahwa tenaga kerja
responden lebih banyak semakin pendapatan meningkat dibandingkan
dengan tenaga kerja lebih sedikit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
3. Pengaruh luas lahan terhadap pendapatan
Variabel luas lahan (lhn) ternyata secara statistik berpengaruh
signifikan terhadap variabel pendapatan perempuan (Y) dengan nilai
probabilitas sebesar 0,002 dan mempunyai hubungan yang positif. Hal ini
menunjukkan bahwa faktor luas lahan mempunyai hubungan yang
signifikan dengan jumlah pendapatan perempuan, apabila luas lahan banyak
maka akan menaikkan tingkat pendapatan perempuan demikian juga
sebaliknya. Nilai koefisien Exp(B) sebesar 40,062 yang berarti bahwa
perempuan yang mempunyai luas lahan lebih dari 100 m2 mempunyai
peluang untuk peningkatan pendapatan sebesar 40,062 kali dibanding
dengan perempuan yang mempunyai luas lahan kurang dari 100 m2.
Implikasinya dalam penelitian ini adalah dalam meningkatkan
pendapatan perempuan dibutuhkan luas lahan yang banyak untuk membuka
atau menambah usaha-usaha baru, dengan daya upaya perempuan sehingga
dapat meningkatkan taraf hidup keluarganya.
Perempuan perdesaan, merupakan sumberdaya manusia yang cukup
nyata berpartisipasi, khususnya dalam memenuhi fungsi ekonomi keluarga
dan rumah tangga bersama dengan laki - laki. Perempuan di perdesaan
sudah diketahui secara umum tidak hanya mengurusi rumah tangga sehari -
hari saja, tetapi tenaga dan pikirannya juga terlibat dalam berbagai kegiatan
usaha tani dan non tani, baik yang sifatnya komersial maupun sosial
(Pujiwati, 1991).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
Penelitian ini mendukung penelitian terdahulu bahwa semakin luas
lahan akan memperoleh pendapatan lebih tinggi dibandingkan dengan lahan
yang sempit.
4. Pengaruh status ternak terhadap pendapatan perempuan
Variabel status ternak (trk) ternyata secara statistik berpengaruh
terhadap variabel pendapatan perempuan (Y) dengan nilai probabilitas
sebesar 0,009 dan mempunyai hubungan yang negatif. Nilai koefisien
Exp(B) sebesar 0,029 yang berarti bahwa perempuan yang memiliki ternak
kehilangan peluang untuk peningkatan pendapatan sebesar 0,029 kali
dibanding dengan perempuan yang tidak memiliki ternak. Implikasinya
dalam penelitian ini adalah dalam meningkatkan pendapatan perempuan
dibutuhkan status ternak lebih sedikit/ tidak punya.
Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan
berpengaruh signifikan positif terhadap pendapatan perempuan, karena
manajemen usaha diperlukan tindakan manajerial yang konsisten dalam
menentukan tindakan yang riil untuk mendapatkan profit yang maksimum
sesuai apa yang direncanakan. Tenaga kerja berpengaruh signifikan positif
terhadap pendapatan perempuan, karena diperlukan tenaga promosi dan
pelayanan. Tenaga yang memadai maka service pelayanan akan terpenuhi,
sehingga pengunjung akan semakin banyak dan mendapatkan hasil yang
diinginkan. Luas lahan berpengaruh signifikan positif terhadap pendapatan
perempuan, karena lahan yang luas dapat mengembangkan dan membuka
usaha yang baru, maka semakin banyak jenis usaha yang dibuka dan
dikembangkan akan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi. Status ternak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
berpengaruh signifikan negatif terhadap pendapatan perempuan, karena hasil
pendapatan dari usaha tidak digunakan untuk pengembangan dalam usaha
tetapi digunakan untuk pemeliharaan ternak (pembelian konsentrat, pakan,
obat-obatan dan lai-lain), sehingga modal menjadi sedikit maka pendapatan
akan berkurang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut :
1. Pendidikan terbukti berpengaruh signifikan positif terhadap pendapatan
perempuan. Perempuan yang berpendidikan tinggi mempunyai peluang
peningkatan pendapatan lebih besar dibanding dengan perempuan yang
berpendidikan rendah.
2. Tenaga kerja terbukti berpengaruh signifikan positif terhadap pendapatan
perempuan. Perempuan yang mempunyai tenaga kerja lebih banyak
mempunyai peluang peningkatan pendapatan lebih besar dibanding
dengan perempuan yang mempunyai tenaga kerja sedikit.
3. Luas lahan terbukti berpengaruh signifikan positif terhadap pendapatan.
Perempuan yang mempunyai lahan lebih luas mempunyai peluang
peningkatan pendapatan lebih besar dibanding dengan perempuan yang
mempunyai lahan sempit.
4. Status ternak terbukti berpengaruh signifikan negatif terhadap pendapatan
perempuan. Perempuan yang memiliki ternak mempunyai peluang
peningkatan pendapatan lebih rendah dibanding dengan perempuan yang
tidak memiliki ternak.
102
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
B. Limitasi Penelitian
1. Penelitian ini membatasi pada faktor-faktor yang bersifat kualitatif,
dimungkinkan untuk penelitian selanjutnya dapat dikembangkan
masuknya faktor-faktor yang bersifat kuantitatif.
2. Penelitian faktor-faktor input yang mempengaruhi pendapatan perempuan
di Kabupaten Sragen diharapkan nantinya dapat memasukkan faktor yang
dapat memberikan penghasilan lain bagi perempuan di luar Program SPP-
PNPM Mandiri Perdesaan ini.
C. Rekomendasi
1. Program SPP-PNPM Mandiri Perdesaan di Kabupaten Sragen harus
dilanjutkan sehingga perlu dilakukan langkah-langkah nyata yakni: adanya
peningkatan pelayanan program tersebut seoptimal mungkin,
meningkatkan penyuluhan program SPP-PNPM MP, meningkatkan
simpan pinjam beberapa program dari pemerintah antara lain: permodalan
bergilir melalui lembaga keuangan mikro, bantuan hibah dari pemerintah
maupun pihak swasta.
2. Mengingat Program SPP-PNPM Mandiri Perdesaan diminati perempuan
untuk meningkatkan pendapatan perempuan dan perbaikan taraf hidup,
maka perempuan perlu meningkatkan ketrampilan berwiraswata,
mengutamakan hak guna bangunan los, kios, warung di pasar untuk
perempuan rumah tangga miskin, mengutamakan peruntukan SPP-PNPM
MP untuk perempuan yang tidak memiliki ternak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2012. Sragen Dalam Angka (Hasil Sensus Tahun 2011), Sragen.
Chamdi AN. 2003. Kajian Profil Sosial Ekonomi Usaha Kambing di Kecamatan
Kradenan Kabupaten Grobogan. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, Puslitbang Peternakan Departemen Pertanian. Bogor.
Fauzia L. 2010. “Pengaruh Keadaan Sosial Ekonomi Petani terhadap Keputusan
Petani dalam Penggunaan Sarana Produksi”, Tesis. USU Press. Medan. Gergis A. 1999. Citizen Economic Empowerment in Botswana : Concepts &
Principles, Bostwana Institute for Depelopment Policy Analisis (BIDPA). Ghozali Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS,
Undip, Semarang. Gitosudarmo, Indriyo, Basri. 2002. Manajemen Keuangan, Edisi Ketiga, Cetakan
Keempat, Yogyakarta: Penerbit BPFE. Gray et al. 1992. Pengantar Evaluasi Proyek. Ed ke-2. PT Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta. Handoko T H. 2000, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, Edisi
Kedua, BPFE-Yogyakarta. Hernanto F. 1993. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta. Imai, Thankom Arum dan Samuel Kobina Annim B. 2010. Microfinance and
hausehold Poverty Reduktion : New EvidenceFrom India.World Delepment, Vol. 38 (12), PP. 1760 – 1774).
Kemenakertrans. 2009. Pedoman Umum Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perdesaan. Jakarta. Kevane dan Brucle Wydick B. 2001. Microenterpice Lending To Female
Entrepreneurs : Sacrificing Economic Growth For Poverty Alleviation.World Development Vol 29 (7) , PP. 1225 – 1236).
Kuncoro M. 1997. Ekonomi Pembangunan, Teori, Masalah dan Kebijakan, Edisi
Ketiga, UPP AMP YKPN, Yogyakarta. McCullagh P dan Nelder JA. 1989. Generalized Linier Models 2 nd Edition.
London: Chapman & Hall.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
Mulyono H. 2007. “Analisa faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan responden (Studi kasus di Sukoharjo).” Tesis. Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
Murtidjo BS. 1992. Beternak Sapi Potong, Kanisius, Yogyakarta. Notoatmodjo S, 2002, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Rineka Cipta,
Jakarta. Pujiwati, Sayogyo. 1991. Peran Wanita Dalam Pengembangan Masyarakat Desa,
Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. Purwadi T. 2009. “Analisis Pendapatan Usahatani Pisang Ambon Melalui
Program Primatani (Kasus: Desa Talaga, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat)”. Tesis. IPB. Bogor.
Purwaningsih. Y. 2010. Modul Ekonomi Pertanian (Tidak dipublikasikan). MESP
UNS, Surakarta. Riyanto, Bambang. 2002. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Tiga,
Cetakan Ketujuhbelas, Yogyakarta: Penerbit Yayasan Badan Penerbit Gadjah Mada.
Rustiadi E dan R Wafda. 2001. “Lahan Pertanian Pangan Abadi sebagai Syarat
dalam Pembangunan Pertanian dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat”. Jurnal, 3 April 2001.
Said S. 2006. Statistik Parametrik SPSS, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Salvatore, Dominick. 2006. Theory and Problem Micro Economic Theory, 3 rd
Edition, Alih Bahasa oleh Rudi Sitompul, Penebit Erlangga, Jakarta. Samuelson, Paul A, Nordhaus D, William. 2002. Ekonomi, Edisi 12 Jilid 2,
Penerbit Erlangga, Jakarta. Sawir, Agnes. 2001. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan, Cetakan Kedua. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Siregar, Djarijah. A. 2009. Usaha Ternak Sapi, Kanisius, Yogyakarta. Sitorus SRP. 2001. Pengembangan Sumberdaya Lahan Berkelanjutan.
Laboratorium Perencanaan Pengembangan Sumberdaya Lahan, Departemen Tanah, Fakultas Pertanian. Bogor.
Sinungan, Muchdarsyah. 1994. Strategi Manajemen Bank Menghadapi Tahun
2000, Rineka Cipta. Jakarta. Soejoeti Z. 1986. Metode Statistika II, Karunika, Jakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi Dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb-Douglas, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sukirno S. 2002. Makroekonomi Modern, Raja Grafindo Persada, Cetakan
Pertama, Jakarta. Sunan. 2007. Program Pemberdayaan Masyarakat Melalui PPK (Program
Pengembangan Kecamatan) di Provinsi Jawa Timur, Universitas Brawijaya Malang. Jawa Timur.
Sunarto, Sahedhy N. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Pertama,
BPFE-UST, Yogyakarta. Supartiningsih. 2008. Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Dalam Upaya
Meningkatkan Pendapatan Rumah Tangga Di Perdesaan, (Refleksi Pengalaman Lapangan Dari Program P3EL Di Kabupaten Lombok Timur), Fakultas Pertanian UNRAM, Mataram.
Supriyati. 1990. Kajian Tingkat Upah Di Perdesaan Jawa (Kasus Di Jawa Barat),
IPB, Bogor. Syafa’at N, Mardianto S, Simatupang P. 2003. “Dinamika Indikator Ekonomi
Makro Sektor Pertanian dan Kesejahteraan Petani’. Jurnal,Volume. 1 No. 1 Maret 2003.