pengaruh sense of humor dan kematangan emosi...
TRANSCRIPT
PENGARUH SENSE OF HUMOR DAN KEMATANGAN
EMOSI TERHADAP KEPERCAYAAN ANGGOTA DI
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM CABANG CIPUTAT
JUDUL HALAMAN
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Psikologi (S.Psi)
Oleh :
IDHAM QODR MUTHOHAR
108070000010
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H / 2016 M
ii
PENGARUH SENSE OF HUMOR DAN KEMATANGAN
EMOSI TERHADAP KEPERCAYAAN ANGGOTA DI
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM CABANG CIPUTAT
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Psikologi (S.Psi)
Oleh:
Idham Qodr Muthohar
108070000010
Pembimbing:
Dr. Gazi M.Si
NIP. 19711214 200701 1 014
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H / 2016 M
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 2 Mei 2016
Idham Qodr Muthohar
108070000010
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul “PENGARUH SENSE OF HUMOR DAN
KEMATANGAN EMOSI TERHADAP KEPERCAYAAN ANGGOTA DI
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM CABANG CIPUTAT” telah diujikan
dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tanggal 2 Mei 2016. Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada
Fakultas Psikologi.
Jakarta, 2 Mei 2016
Sidang Munaqasyah
v
MOTTO
“Apapun yang kita lakukan dalam
kehidupan ini adalah perlombaan dalam
kebaikan, bukan perlombaan dalam
keunggulan”
(Emha Ainun Najib)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini aku persembahkan untuk kedua orang tua, dua orang kakak dan tiga
orang adik yang kesemuanya aku sayangi, tanpa henti-hentinya memberikan
dukungan dan kasih sayang.
vi
ABSTRAK
(A) Fakultas Psikologi
(B) Maret 2016
(C) Idham Qodr Muthohar
(D) Pengaruh Sense of Humor dan Kematangan Emosi Pemimpin Terhadap
Kepercayaan Anggota di Organisasi Himpunan Mahasiswa Islam cabang
Ciputat
(E) xiv + 71 halaman + lampiran
(F) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Sense of Humor dan
Kematangan Emosi Pemimpin Terhadap Kepercayaan Anggota di Organisasi
Himpunan Mahasiswa Islam cabang Ciputat.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan populasi dan
sampel anggota biasa Himpunan Mahasiswa Islam cabang Cipurtat, dari 14
komisariat dengan jumlah sampel 200 anggota biasa dengan menggunakan
teknik accidental sampling. Instrumen pengumpulan data, dari skala sense of
humor, kematangan emosi, dan kepercayaan dianalisis menggunakan teknik
regresi berganda.
Berdasarkan hasil perhitungan regresi berganda hipotesis yang berbunyi
diterima dengan sig (r < 0,05) yang artinya bahwa Sense of Humor dan
kematangan emosi mempengaruhi kepercayaan. Berdasarkan pengaruh setiap
independen variabel, terdapat lima variabel yang memberikan pengaruh
signifikan terhadap kepercayaan, yaitu humor production, kemandirian,
kemampuan menerima realita, kesiapan merespon dengan tepat dan kapasitas
untuk seimbang.
Aspek humor production pada variabel sense of humor serta aspek
kemandirian, kemampuan menerima realita, kesiapan merespon dengan tepat,
dan kapasitas untuk seimbang memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap kepercayaan anggota terhadap pemimpin. Artinya semakin tinggi
tingkat humor production, kemandirian, kemampuan menerima realita,
kesiapan merespon dengan tepat, dan kapasitas untuk seimbang seorang
anggota maka semakin tinggi pula tingkat kepercayaan anggota tersebut
terhadap pemimpinnya.
Saran bagi anggota maupun pengurus HMI cabang Ciputat menyadari bahwa
sense of humor dan kematangan perlu ada sebagai penyokong untuk rasa
saling percaya dalam organisasi.
(G) Daftar Bacaan: 30; Jurnal: 25 + buku: 4 + skripsi: 1.
vii
ABSTRACT
(A) Faculty of Psychology
(B) Maret 2016
(C) Idham Qodr Muthohar
(D) The Effects of Sense of Humor and Emotional Maturity Toward Credibility of
Members in Islamic Association Students (HMI) Ciputat District
(E) xiv + 71 pages + appendix
(F) The Obective of this research is to know the effect of Sense of Humor and
Emotional Maturity toward credibility of members in Islamic Association
Students (HMI) Ciputat district.
This research uses qualitative approach with population and sample of
Islamic Association Students Ciputat district members from 14 commissioner
with 200 members of total sample by using accidental sample technique.
Instrument of the data complied from sense of humor, emotional maturity and
credibility scales. The data werw analyzed by multiple regression techniques.
Based on the result of multiple regression calculation hypotheses that readsis
accepted with sig (r < 0,05)whichments that sense of humor and emotional
maturity affect credibility. The impact of each the independent variable, there
are five variables which give significant impacttoward credibility, those are
humor production, toward independence, ability to accept reality, readiness to
respon and capacity to balance.
Humor production aspect in sense of humor variable and aspects toward
independent, ability to accept reality,readiness to respond and capacity to
balance have positive affect and significant toward members credibility to the
leader. It means that the higher level of those aspects in member her/his self
makes the credibility of the membrs to the leaser is getting higher too.
There is a suggestion for both members and HMI Ciputat district officials to
realize that sense of humor and emotional maturity need to be owned as one of
proponent for mutual trust in the organization.
(G) Reading Material: 30; Journal: 25 + book: 4 + thesis; 1.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah atas segala kasih sayang yang telah
diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta
salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhammad serta pengikutnya sampai
akhir zaman.
Terselesaikannya skripsi ini tentu tidak luput dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag., M.Si., Dekan Fakultas Psikologi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta jajarannya.
2. Bapak Dr. Gazi Saloom, M. Si., Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing, mengarahkan, memberikan informasi dan
motivasi penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
3. Bapak Bambang Suryadi, Ph.D., selaku penasihat akademik kelas A 2008.
4. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
membimbing, memberikan ilmu pengetahuannya, dan membantu penulis
dalam menjalani perkuliahan dan juga penyelesaian skripsi.
5. Para staf pegawai bagian Akademik, Umum, Keuangan, Jurusan dan
Perpustakaan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
banyak membantu dalam proses birokrasi, administrasi dan kemudahan bagi
penulis dalam pembelajaran di kampus tercinta ini.
6. Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam cabang ciputat periode 2014 - 2015
yang telah memberikan kesempatan memperoleh izin untuk penelitian, serta
para anggota dari tiap-tiap komisariat yang bersedia untuk mengisi kuesioner
yang penulis bagikan.
7. Untuk kedua orang tua penulis, Bapak alm. Sudijat Ilyas dan Ibu Nurhasanah
karena cinta dan kasih sayang mereka penulis masih bisa bertahan hingga saat
ini. Kakak-kakakku Dzulfaqar Yat Ilyas dan Azzi Mubarak, Adik-adikku
Yusron Amelia Yat Ilyas, Qisthie Nabilla, Muhammad Yanur Ghoffar, terima
kasih atas bantuan serta dukungan yang selama ini telah dicurahkan.
ix
8. Keluarga Besar HMI Cabang Ciputat, Khususnya untuk HMI Komisariat
Psikologi (KOMPSI) yang telah memberikan pelajaran tambahan diluar
bangku perkuliahan formal. Terima kasih banyak seniorku, Kanda
Muhammad Ridwan, Kanda Ibnu Katsir, Yunda Jauharatus Sa‟diyah, Kanda
Ahmad Jauharuddin, Kanda Fakhriy W.E., Kanda Figur Purnawan, Kanda
Afif Mustafa, Kanda Tri Hariyono. Kawan seperjuangan, Nazar Fathan,
Megawaty, Robby Sayahdien. Serta juniorku, Miftahudin, Nadidah Zahrani,
Ahmad Suhaimi, Yulianto, Iqbal Fathurahman, Ade Iskandar, Erick
Yulacman, Hilwan Khulaifi, Hilman Fauzi, Risda, Umaruddin, Saepudin
Mochammad, Husni Anshori, Adam Yalfiz, Angkatan 2013, Angkatan 2014
dan Angkatan 2015.
9. Keluarga besar Psikologi 2008 khususnya kelas A. Abdurrahman, Fauzan,
Faqih Zainudin, Syaiful Bahri, Mahar Dhika, Aini Wahdah, Agung Uta
Darwaji, Wisnu Purbaya, Febri Pradana dan Arif Rahman terima kasih atas
kerja sama dan dukungan selama penulis menimba ilmu di Fakultas Psikologi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
10. Kawan-kawan Riqo Fotocopy; Bang Roy, Bang Komeng, dan Bang Kirno
terima kasih karena selalu menemani dan membantu.
11. Semua pihak yang belum bisa disebutkan satu persatu, karena dukungan
moral, doa, dan pengertian mereka, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk dapat
menyempurnakan skripsi ini.
Akhir kata, sangat besar harapan penulis semoga skripsi ini memberikan
manfaat yang besar, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi siapa saja yang
membaca dan berkeinginan untuk mengeksplorasinya lebih lanjut.
Jakarta, 2 Mei 2016
Penulis
x
DAFTAR ISI
JUDUL SKRIPSI ................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. ii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iv
MOTTO .................................................................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1
1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah................................................................ 9
1.2.1. Pembatasan masalah................................................................................. 9
1.2.2. Perumusan masalah ................................................................................ 10
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 10
1.4. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 10
BAB 2 LANDASAN TEORI ............................................................................... 11
2.1.Kepercayaan ..................................................................................................... 11
2.1.1. Pengertian Kepercayaan ......................................................................... 11
2.1.2. Faktor-faktor kepercayaan ..................................................................... 12
2.1.3. Kepercayaan Terhadap Pemimpin ......................................................... 14
2.1.4. Kepercayaan dan Harapan atas Kinerja ................................................. 15
2.2.Sense of Humor ................................................................................................ 18
2.2.1. Pengertian Sense of Humor .................................................................... 18
2.2.2. Aspek-aspek Sense of Humor................................................................. 21
2.3.Kematangan Emosi .......................................................................................... 22
2.3.1. Pengertian Kematangan Emosi .............................................................. 22
2.3.2. Ciri-ciri Orang yang Matang Emosinya ................................................. 24
2.3.3. Aspek-aspek Kematangan Emosi ........................................................... 25
2.4. Kerangka Berpikir ........................................................................................... 27
2.5. Hipotesis Penelitian ........................................................................................ 29
BAB 3 METODE PENELITIAN ........................................................................ 32 3.1. Target Populasi dan Sampel ............................................................................ 32
3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel .................................. 32
3.2.1. Deskripsi Variabel .................................................................................. 32
3.2.2. Definisi Operasional Variabel ................................................................ 32
3.3. Instrumen Pengumpulan Data ......................................................................... 33
3.4. Uji Validitas Konstruk .................................................................................... 37
3.4.1. Uji Validitas Konstruk Kepercayaan ..................................................... 39
xi
3.4.2. Uji Validitas Konstruk Sense of Humor ................................................. 41
3.4.3. Uji Validitas Konstruk Kematangan Emosi ........................................... 45
3.5. Uji Analisis Data ............................................................................................. 51
3.6. Metode Analisis Data ...................................................................................... 53
3.7. Prosedur Penelitian ......................................................................................... 54
3.7.1. Tahap Persiapan ..................................................................................... 54
3.7.2. Taahap Pelaksanaan ............................................................................... 54
3.7.3. Tahap Pengolahan Data.......................................................................... 54
BAB 4 HASIL PENELITIAN ............................................................................. 55
4.1.Gambaran Umum Subjek Penelitian ................................................................ 55
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................................... 55
4.3. Kategorisasi Skor Variabel Penelitian ............................................................ 57
4.4.Uji Hipotesis Penelitian ................................................................................... 58
4.4.1. Analisis Regresi Variabel Penelitian ...................................................... 58
4.4.2. Proporsi Varians ..................................................................................... 62
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ............................................. 66
5.1. Kesimpulan ..................................................................................................... 66
5.2. Diskusi ............................................................................................................ 67
5.3. Saran ................................................................................................................ 68
5.3.1. Saran Teoritis ......................................................................................... 68
5.3.2. Saran Praktis........................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 71
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Skor Skala Likert .................................................................................. 34
Tabel 3.2 Blueprint Skala Kepercayaan ............................................................... 35
Tabel 3.3 Blueprint Skala Sense of Humor ........................................................... 36
Tabel 3.4 Blueprint Skala Kematangan Emosi ..................................................... 37
Tabel 3.5 Muatan Faktor Item Kepercacyaan ....................................................... 40
Tabel 3.6 Muatan Faktor item Humor Production ................................................ 42
Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Coping with Humor .............................................. 43
Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Humor Appreciation ............................................ 44
Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Attitude Toward Humor ....................................... 45
Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Kemandirian ....................................................... 46
Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Kemampuan untuk Menerima Realita ................ 47
Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Penyesuaian Diri ................................................. 48
Tabel 3.13 Muatan Faktor Item Kesiapan Merespon Dengan Tepat ..................... 49
Tabel 3.14 Muatan Faktor Item Kapasitas untuk Seimbang .................................. 50
Tabel 3.15 Muatan Faktor Item Pengendalian Kemarahan .................................... 51
Tabel 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ..................................................... 55
Tabel 4.2 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian ................................................. 56
Tabel 4.3 Norma Skor Variabel ............................................................................ 57
Tabel 4.4 Kategorisasi Variabel Penelitian ........................................................... 57
Tabel 4.5 Sumbangan Keseluruhan IV terhadap DV ............................................. 59
Tabel 4.6 Pengaruh Keseluruhan IV terhadap DV ................................................ 59
Tabel 4.7 Koefisien Regresi masing-masing IV .................................................... 60
Tabel 4.8 Proporsi Varians untuk masing-masing IV ............................................ 63
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian……………………………….. 29
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ........................................................................... 75
Lampiran 2 Syntax uji CFA Kepercayaan .............................................................. 83
Lampiran 3 Output uji CFA Kepercayaan ............................................................. 84
Lampiran 4 Diagram uji CFA Kepercayaan .......................................................... 95
Lampiran 5 Diagram uji CFA Humor Production ................................................. 96
Lampiran 6 Diagram uji CFA Coping with Humor ............................................... 97
Lampiran 7 Diagram uji CFA Humor Appreciation .............................................. 98
Lampiran 8 Diagram uji CFA Attitude toward humor ........................................... 99
Lampiran 8 Diagram uji CFA Kemandirian ........................................................ 100
Lampiran 9 Diagram uji CFA Kemampuan Menerima Realita ........................... 101
Lampiran 10 Diagram uji CFA Kesiapan Merespon Dengan Tepat .................... 102
Lampiran 11 Diagram uji CFA Kapasitas untuk Seimbang................................. 103
Lampiran 12 Diagram uji CFA Pengendalian Kemarahan .................................. 104
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kepercayaan terhadap pemimpin adalah faktor penting dalam menentukan
keberhasilan organisasi, pemimpin dalam struktur organisasi bukan hanya sebagai
figur yang menentukan kebijakan akan tetapi sebagai perekat dari perbedaan-
perbedaan yang ada. Kepercayaan anggota terhadap pimpinan akan meningkatkan
performa dan kinerja anggota dan juga mampu menjadi perekat untuk menjadi
semangat kolektif.
Trust sebagai dasar model ini, dapat didefinisikan sebagai kesediaan
pengikut untuk membuat diri mereka patuh terhadap tindakan pemimpin mereka
Rousseau, Sitkin, Burt, & Camerer, (1998). Mayer dan Gavin (1999) menyatakan
bahwa kepercayaan anggota terhadap pemimpinnya akan menentukan performa
dari anggotanya, anggota akan merasa tertekan jika mereka berpikir pemimpin
mereka tidak dapat dipercaya. Komponen yang paling penting dari kepemimpinan
adalah kepercayaan (Martin, 1999, dalam Gordon & Gilley, 2012).
Berkaitan dengan kepercayaan anggota di organisasi Himpunan
Mahasiswa Islam cabang Ciputat peneliti melakukan wawancara terhadap mantan
ketua umum Himpunan Mahasiswa Islam cabang Ciputat masa bakti
kepengurusan tahun 2008-2009. Hasilnya terdapat fakta dan fenomena yang
menarik untuk dikaji.
2
Dalam hal kemampuan (ability), terdapat pihak-pihak yang merasa bahwa
pemimpin yang terpilih tidak memiliki kompetensi yang memadai dalam
memimpin organisasi. Sehingga, muncul pihak-pihak yang menentang
kepemimpinan dari seseorang yang telah terpilih. Atau dengan kata lain, pengaruh
pemimpin hanya diterima oleh sebagian anggota.
Kemudian dalam aspek kebajikan (benevolence), kepercayaan pada
pemimpin dapat timbul dari motif politik ketika suksesi kepemimpinan yang
diadakan satu tahun sekali.Setiap calon ketua umum yang bersaing memiliki basis
suara masing-masing. Ketika ada salah satu calon yang terpilih, yang akan
dimasukkan dalam struktur kepengurusan satu periode kedepan adalah basis-basis
suara yang dimiliki atau yang telah memilih sang calon pemimpin. Artinya ada
motif keuntungan yang diambil dari sang pemimpin ketika terpilih.
Dalam aspek integritas (integrity), kasus yang terjadi pada Kuntum Khairu
Basya selaku Ketua Umum HMI Cabang Ciputat periode 2006-2007 yang
diturunkan dari jabatannya karena diketahui terlibat dalam politik praktis, ini
bertentangan dengan sifat organisasi yang independen. Kesesuaian ucapan dengan
perilaku pemimpin sangat dibutuhkan dari seorang pemimpin, apalagi mengikuti
aturan main yang telah ditetapkan organisasi. Pemimpin dan anggota harus
memiliki prinsip yang sama agar tercipta kepercayaan dari kedua belah pihak.
Untuk membangun kepercayaan dalam organisasi khususnya kepercayaan
terhadap pemimpin bukanlah perkara yang mudah, karena kepercayaan sejatinya
adalah hal yang didapatkan dari orang lain, dalam hal ini yang dimaksudkan
3
adalah kepercayaan anggota terhadap pemimpinnya yang bukan hanya dengan
landasan struktural.
Selanjutnya, kepercayaan dianggap proses penguat (Butler, 1991). Kasih
sayang, seperti yang digunakan dalam model yang diusulkan, merupakan empati,
atau perawatan dan perhatian yang ditunjukkan oleh pemimpin terhadap
pengikutnya. Kebajikan dan peduli yang ditunjukkan oleh seorang pemimpin
dianggap sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi untuk dapat dipercaya (Jung
& Avolio, 2000). Komponen lain yang termasuk dalam model telah ditunjukkan
dalam penelitian lain untuk mendukung kepercayaan pemimpin. Gillespie dan
Mann (2004) menemukan bahwa mengkomunikasikan visi, memotivasi ke arah
nilai-nilai umum, dan bertindak dengan cara-cara yang dirancang untuk
menciptakan rasa hormat pada anggota menyumbang sekitar dua pertiga dari
kepercayaan anggota terhadap pemimpin mereka. (Gordon & Gilley, 2012).
Tugas dari seorang pemimpin memang kompleks dan bervariasi, itu baik
untuk mengingatkan diri kita sendiri secara berkala pada unsur-unsur yang paling
dasar. Tentu saja, para pemimpin wajib memiliki kompetensi, misalnya mereka
diwajibkan memiliki serangkaian kemampuan manajerial dan keterampilan
eksekutif mulai dari keterampilan interpersonal dan analitis dasar keahlian
operasional, visi organisasi, dan kearifan yang dicapai atau didapatinya dari
pengalaman. Sebagai contoh, ketika pemimpin memberikan tugas kepada
anggotanya, tugas tersebut akan segera dilakukan dan diselesaikan oleh anggota
tanpa adanya penundaan, tidak peduli saat itu sang pemimpin sedang berada di
luar atau di dalam organisasi. Pada umumnya kepatuhan anggota pada
4
pemimpinnya seperti yang digambarkan dalam contoh, hanya akan dilakukan
anggota terhadap pemimpin yang dapat dipercaya. Dari semua yang telah
dijabarkan, apa gunanya jika kompetensi pemimpin hanya tertuju ke arah yang
salah atau lebih tertarik pada membesarkan diri dari pada organisasi (Van Wart,
2012).
Pentingnya kepercayaan terhadap kepemimpinan telah diakui oleh peneliti
setidaknya untuk empat dekade, dengan eksplorasi awal buku (Argyris, 1962;
Likert, 1967; McGregor, 1967) dan artikel empiris (Mellinger, 1959; Baca, 1962).
Selama jangka waktu ini, kepercayaan anggota kepada para pemimpin mereka
telah menjadi konsep penting dalam psikologi terapan dan disiplin terkait.
Misalnya, adalah konsep kunci dalam beberapa teori kepemimpinan: Pemimpin
transformasional dan karismatik membangun kepercayaan terhadap anggotnya
(Kirkpatrick & Locke, 1996; Podsakoff, MacKenzie, Moorman, & Fetter, 1990);
persepsi anggota bahwa para pemimpin memiliki atribut yang mempromosikan
kepercayaan mungkin penting untuk efektivitas pemimpin (Bass, 1990; Hogan,
Curphy, & Hogan, 1994); dan kepercayaan adalah unsur teori pertukaran
pemimpin-anggota (Schriesheim, Castro, & Cogliser, 1999), dan dimensi
pertimbangan perilaku pemimpin (Fleishman & Harris, 1962).
Pentingnya kepercayaan terhadap kepemimpinan juga telah ditekankan
dalam berbagai literatur lain di berbagai disiplin ilmu. Artikel yang dipublikasikan
yang mencakup konsep dapat ditemukan dalam literatur tentang sikap kerja, tim,
komunikasi, keadilan, kontrak psikologis, hubungan organisasi, dan manajemen
konflik, dan seluruh disiplin ilmu psikologi organisasi, manajemen, administrasi
5
publik, komunikasi organisasi, dan pendidikan , diantara yang lain. Baru-baru ini,
kepercayaan telah muncul sebagai tema penelitian. Meningkatnya ketertarikan
para peneliti untuk meneliti kepercayan dalam kepemimpinan dibuktikan dengan
banyaknya jurnal-jurnal tentang topik kepercayaan (Kramer & Isen, 1994;
Rousseau, Sitkin, Burt, & Camerer, 1998).
Kepercayaan dapat didefinisikan sebagai kesediaan untuk bergantung pada
pihak lain (Mayer et al., 1995) serta harapan bahwa pihak lain akan membalas jika
bekerja sama. Persepsi kemampuan (Cook & Wall, 1980) atau kompetensi sangat
penting untuk percaya pada hubungan pemimpin-pengikut organisasi karena
pengikut tidak mungkin untuk mengembangkan kepercayaan pemimpin mereka
kecuali mereka percaya pemimpin yang mampu memenuhi peran kepemimpinan
(Whitener et al., 1998 ). Trust juga berasal dari keyakinan individu dalam niat
pihak lain dan motif terhadap diri sendiri dan orang lain (Butler & Cantrell, 1984).
Kredibilitas dan integritas juga pilar kepercayaan (Kouzes & Posner, 1993).
Untuk membangun kepercayaan dalam organisasi khususnya kepercayaan
terhadap pemimpin bukanlah perkara yang mudah, karena kepercayaan sejatinya
adalah hal yang didapatkan dari orang lain, dalam hal ini yang dimaksudkan
adalah kepercayaan anggota terhadap pemimpinnya yang bukan hanya dengan
landasan struktural. Krisis kepercayaan terhadap pemimpin yang tengah
berkembang di masyarakat Indonesia, merupakan fakta empiris bahwa pemimpin
tidak bisa menjawab harapan-harapan dari masyarakat. Kurangnya rasa percaya
terhadap pemimpin khususnya terhadap kepemimpinan pemerintahan merupakan
gambaran kecil yang harus dicarikan solusinya. Lantas bagaimana dengan
6
kepercayaan anggota di organisasi kemahasiswaan? Sebagai cikal bakal
pemimpin, organisasi mahasiswa hendaknya mampu membuktikan dengan
menjadikan organisasi sebagai bengkel intelektual, yang bisa menjadi lumbung
dari calon-calon pemimpin yang akan datang. Sejalan dengan temuan-temuan
penelitian diatas untuk menciptakan organisasi yang efektif faktor penting yang
menentukan keberhasilan organisasi salah satunya adalah kepercayaan dalam
kepemimpinan. Lantas bagaimana kepercayaan dalam kepemimpinan pada
organisasi kemahasiswaan?
Kepercayaan pada kepemimpinan bukan hal yang terbentuk dengan
sendirinya, akan tetapi lahir dari pendekatan pemimpin terhadap anggotanya,
termasuk didalamnya bagaimana pemimpin membangun komunikasi dan
interaksi-interaksi yang hangat dengan segenap anggotanya. Untuk menciptakan
interaksi yang kondusif dan hangat pendekatan interpersonal yang memiliki
pengaruh adalah sense of humor, dengan sense of humor pemimpin dapat
mencairkan situasi dan membangun komunikasi dengan hangat akan lebih
mendapat kepercayaan dari anggotanya, hal ini membuat anggota akan merasa
nyaman dengan pemimpinnya sehingga anggota merasa yakin bahwa pemimpin
mereka adalah orang yang tepat untuk diikuti dan bekerjasama.
Secara teroritis, sense of humor dapat disimpulkan sebagai kemampuan
untuk mengubah perceptual kognitif secara cepat pada kerangka berpikir, dan
dapat mengubah sudut pandang seseorang, merubah sesuatu yang dianggap
negatif menjadi lebih positif (O‟Connel; dalam Martin & Lefcourt, 1983).
7
Humor memiliki kemampuan untuk memperbaiki beberapa masalah dan
meningkatkan hubungan sosial yang sehat di tempat kerja. Humor mendukung
upaya untuk membangun kohesi kelompok, meningkatkan komunikasi (Meyer,
1997), meningkatkan kepuasan bawahan (Decker, 1987), memberikan kontribusi
untuk produktivitas yang lebih tinggi (Avolio et al., 1999), dan meningkatkan
kreativitas (Brotherton, 1996). Para peneliti juga menemukan bahwa humor dapat
membantu dalam membangun, menciptakan dan memelihara budaya organisasi
(Clouse & Spurgeon, 1995), meningkatkan efektivitas kepemimpinan (Decker &
Rotondo, 2001), dan menciptakan persahabatan (Vaill, 1989).
Menurut Choi, An dan Choi (2008), khususnya pada remaja, kecenderungan
untuk menampilkan humor (humor generation) berpengaruh terhadap
keterampilan kepemimpinan (leadership). Keterampilan kepemimpinan yang
dimaksud adalah keterampilan berkomunikasi dan keterampilan dalam
mengarahkan proses pengambilan keputusan. Dalam penelitiannya, teridentifikasi
bahwa humor generation dapat mengatasi situasi yang menekan. Dalam
kepemimpinan suatu organisasi, terkadang ada konflik-konflik yang dialami
antara individu yang memimpin dan individu yang dipimpin.
Selain faktor Sense of Humor ada faktor lain yang dapat mempengaruhi
kepercayaan anggota terhadap pemimpin, yaitu kematangan emosi. Seorang yang
memiliki kematangan emosi akan memberikan ketenangan kepada anggota
sekalipun berada ditengah-tengah masalah. Kematangan emosi pada pemimpin
akan dilihat oleh anggota ketika mampu mengendalikan dirinya dan dapat dengan
tepat mengambil keputusan-keputusan yang lebih menguntungkan organisasi.
8
Kematangan emosi adalah suatu keadaan atau kondisi untuk mencapai
tingkat kedewasaan dari tingkat perkembangan emosional seperti anak-anak,
kematangan emosi seringkali dihubungkan dengan kontrol emosi. Seseorang yang
telah matang emosinya memiliki keanekaragaman dan kekayaan ekspresi emosi,
ketepatan emosi dan kontrol emosi. Hal ini berarti respon-respon emosional
seseorang disesuaikan dengan situasi, namun tetap memperhatikan kesopanan
(Stanford, 1965).
Dosanjh (1956) mengatakan, kematangan emosi berarti individu yang
memiliki kepribadian seimbang, memiliki kemampuan untuk mengatur segala
bentuk gangguan emosi, menunjukkan kemantapan dan daya tahan diri dibawah
tekanan serta toleran dan bebas dari kecenderungan neurotik. Good (1981)
menyatakan bahwa kematangan emosi mengacu pada pola perkembangan
seseorang yang telah dewasa yang telah melalui tahap-tahap perkembangan
emosional mulai dari bayi, anak dan remaja dan tidak berjalan sesuai dengan
realitas dan dalam hubungan percintaan orang dewasa, mereka dapat mengatasi
tekanan emosional.
Kelemahan pemimpin dalam mengontrol emosinya akan berdampak
terhadap ketidak nyamanan dalam organisasi, anggota akan berpikir dipimpin oleh
orang yang tidak tepat dan tentu saja akan mempengaruhi performa anggota dalam
organisasi. Performa anggota akan terus menurun sejalan dengan ketidak
nyamanan pada pemimpin dan organisasinya.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka peneliti
tertarik mengkaji secara lebih dalam melalui penelitian dalam perspektif ilmu
9
psikologi. Dalam penelitian kali ini peneliti ingin mengetahui apakah sense of
humor dan kematangan emosi seorang pemimpin dalam persepsi anggota
mempunyai pengaruh terhadap kepercayaan anggota di Himpunan Mahasiswa
Islam cabang Ciputat. Dengan demikian, peneliti mengangkat judul : Pengaruh
Sense of Humor dan Kematangan Emosi terhadap Kepercayaan Anggota di
Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat.
1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.2.1 Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada pengaruh sense of humor dan kematangan emosi
terhadap kepercayaan anggota. Adapun mengenai batasan variable yang diteliti
adalah sebagai berikut:
1. Kepercayaan kepada pemimpin adalah kemauan suatu pihak untuk menjadi
pengikut terhadap tindakan pihak lain berdasarkan harapan bahwa pihak lain
akan melakukan tindakan tertentu, penting bagi pihak yang percaya akan hal
tersebut, terlepas dari kemampuan untuk mengawasi atau mengendalikan
pihak lain (Mayer et al., 1995).
2. Persepsi sense of humor adalah konsep yang multidimensional, yang berarti
sense of humor yang dimiliki oleh seseorang tidak hanya ditunjukkan melalui
satu dimensi seperti kemampuan seseorang untuk menciptakan humor
melainkan juga menunjukkan dimensi lainnya seperti kemampuan bereaksi,
menghargai, bahkan menyelesaikan masalah menggunakan humor (Thorson &
Powell, 1993).
10
3. Kematangan emosi adalah sebuah proses dimana kepribadian terus
berkembang untuk rasa yang lebih besar dari kesehatan emosional, baik secara
psikis dan secara pribadi (Smithson, 1974).
1.2.2 Perumusan Masalah
Sesuai dengan uraian pada latar belakang masalah, identifikasi masalah dan
pembatasan masalah, maka dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut;
Apakah terdapat pengaruh sense of humor dan kematangan emosi terhadap
kepercayaan anggota?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji apakah ada pengaruh dari sense of
humor dan kematangan emosi terhadap kepercayaan anggota.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat berupa:
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis, penelitian ini merupakan sumbangan bagi perkembangan teori
Psikologi, khususnya psikologi sosial dan psikologi industri dan organisasi
serta dapat memberikan informasi untuk penelitian-penelitian selanjutnya
dibidang yang sama.
2. Manfaat praktis
Secara praktis, penelitian ini dapat menjadi landasan bagi peningkatan dan
pengembangan organisasi khususnya organisasi pengkaderan yang ada di
lingkungan kampus.
11
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Kepercayaan
2.1.1 Pengertian Kepercayaan
Kepercayaan didefinisikan sebagai "kesediaan suatu kelompok atau pihak untuk
bertumpu terhadap pihak lain berdasarkan harapan bahwa pihak lain akan
melakukan tindakan penting kepada orang yang mempercayainya, terlepas pada
kemampuan untuk memonitor atau mengendalikan kelompok lain (Mayer, Davis,
& Schoorman, 1995). Lewicky, McAllister, dan Bies (1998) mengemukakan
bahwa kepercayaan adalah menaruh harapan positif terhadap perilaku orang lain,
sementara ketidakpercayaan adalah menaruh harapan negatif atau tidak yakin
terhadap perilaku orang lain. Keyakinan di lain pihak di gambarkan sebagai
harapan atau percaya bahwa pihak lain akan bertindak dengan penuh kebajikan;
kepercayaan meliputi kesediaan menjadi rentan dan menanggung resiko; dan pada
kepercayaan antara satu pihak dengan pihak lainnya saling ketergantungan karena
tindakan satu pihak akan mempengaruhi hasil pihak yang lain (Whitener, Brodt,
Korsgaard, & Werner, 1998).
Kepercayaan juga dapat dipandang sebagai sikap yang dimiliki oleh
individu yang mempercayai terhadap individu yang dipercayai (Robinson, 1996,
dalam Zhang et al., 2008). Sikap ini berasal dari persepsi orang yang
mempercayai, keyakinan, dan atribusi tentang wali amanat, dan didasarkan
padanya pengamatan perilaku wali amanat itu. Kepercayaan dalam suatu
12
organisasi merupakan keseluruhan evaluasi sifat yang dapat atau layak dipercaya
organisasi sebagaimana yang dapat dirasakan oleh anggota (orang yang
mempercayai). Hal ini merupakan landasan kepercayaan bagi anggota bahwa
organisasi akan melakukan tindakan yang menguntungkan atau setidaknya tidak
merugikan dia (Gambetta, 1988; Tan & Tan, 2000, dalam Zhang et al., 2008).
Gillespie dan Mann (2004) dan Dirks dan Ferrin (2002) masing-masing
telah mendalilkan bahwa kepercayaan adalah fitur yang signifikan dalam
hubungan yang dimiliki pemimpin dengan bawahan mereka dan bahwa melalui
ini bawahan akan menaruh kepercayaan dan menghormati pemimpin mereka,
sehingga bawahan termotivasi untuk melakukan yang lebih baik.
Kepercayaan sangat bermanfaat bagi fungsi organisasi, dengan itu
beroperasi dalam dua cara yang berbeda (Dirks & Ferrin 2001; Costa et al., 2001).
Perspektif dominan dari literatur adalah bahwa kepercayaan beroperasi dengan
cara langsung dan mempengaruhi sikap, kerjasama dan kinerja.
Berdasarkan uraian di atas peneliti mengambil kesimpulan bahwa
Kepercayaan didefinisikan sebagai kesediaan suatu kelompok atau pihak untuk
bertumpu terhadap pihak lain berdasarkan harapan bahwa pihak lain akan
melakukan tindakan penting kepada orang yang mempercayainya, terlepas pada
kemampuan untuk memonitor atau mengendalikan kelompok lain (Mayer, Davis,
& Schoorman, 1995).
2.1.2 Faktor-faktor Kepercayaan
Menurut Mayer et al (1995) faktor yang membentuk kepercayaan seseorang
terhadap yang lain ada tiga yaitu, kemampuan (ability), kebaikan hati
13
(benevolence), dan integritas (integrity). Ketiga faktor tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Kemampuan (ability)
Kemampuan adalah kumpulan keterampilan, kompetensi dan karakteristik
yang membuat seseorang atau sekelompok orang memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi pihak lain dalam suatu bidang tertentu. Anggota menjadi
percaya kepada pemimpin karena berkaitan dengan kemampuan pemimpin
dalam bidang tertentu.
2. Kebajikan (benevolence)
Kebajikan adalah tingkatan seberapa jauh pemimpin dipersepsikan akan
berbuat baik kepada anggota tanpa adanya motif keuntungan bagi pemimpin.
Pemimpin dipersepsikan tetap akan berbuat baik walaupun trustee tidak
mendapatkan reward.
3. Integritas (integrity)
Integritas secara sederhana bermakna kesesuaian antara ucapan dan perbuatan
seseorang. Hubungan antara integritas dan kepercayaan (trust) juga melibatkan
adanya kesamaan pandangan terhadap prinsip-prinsip tertentu antara anggota
dan pemimpin. Jika pemimpin memiliki perbedaan prinsip maka anggota akan
menganggap pemimpin tidak memiliki integritas dalam pencapaian keinginan
anggota. Beberapa hal lain yang mempengaruhi tingkat integritas adalah
pengakuan dari pihak lain, keyakinan bahwa pemimpin bersikap adil, dan
segala hal yang mempengaruhi integritas anggota kepada pemimpin.
14
2.1.3 Kepercayaan terhadap pemimpin
Kepercayaan pada seorang pemimpin adalah kesediaan bawahan menjadi rentan
terhadap tindakan atasannya yang perilaku dan tindakan dia tidak bisa
mengendalikan, dan yang bertanggung jawab untuk berkomunikasi dengan
mereka tujuan dan kebijakan yang ditetapkan oleh manajemen puncak (Tan &
Tan, 2000). Persepsi kepercayaan didasarkan pada karakter pemimpin dan
menunjukkan bahwa anggota membuat kesimpulan tentang karakter pemimpin,
seperti ketergantungan dan integritas dan menggunakan ini untuk menentukan
tingkat kepercayaan terhadap para pemimpin mereka. Ini perspektif kepercayaan
pada manajemen mengekspos kerentanan anggota dengan kekuatan manajemen
dalam hubungan hierarkis, dengan kepercayaan oleh anggota cenderung
tergantung pada persepsi mereka tentang karakter kepemimpinan organisasi.
Gillespie dan Mann (2004) mengklaim bahwa penting bagi seorang pemimpin
untuk dapat bertindak dengan cara yang tidak hanya membangun kepercayaan
pengikut tentang jaminan mutu pemimpin, tetapi juga membangun kepercayaan
perilaku dan emosional mereka terhadap pemimpin.
Pentingnya pemeriksaan kepercayaan sebagai penentu kesediaan karyawan
untuk melakukan harapan di atas menunjukkan dengan jelas dari survei tempat
kerja Australia oleh agen perekrutan on-line SEEK yang menunjukkan bahwa
hanya 36 persen responden setuju bahwa manajemen terbuka dan jujur dengan
karyawan; hanya 37 persen setuju dengan pernyataan yang menginspirasi
manajemen kepercayaan pada karyawan; dan hanya 29,1 persen yang senang atau
sangat senang dalam pekerjaan mereka (Hall, 2004, dalam Sharkie, 2009).
15
Penelitian oleh Gillespie dan Mann (2004) menunjukkan bahwa praktek
kepemimpinan yang kuat untuk berkomunikasi dan peran pemodelan visi
organisasi dan tujuan, merupakan motivasi inspirasional dari nilai-nilai umum
untuk dapat mereka terima sebagai tujuan bersama, dan bertindak dengan cara-
cara yang membangun rasa hormat, kebanggaan dan kepercayaan anggota,
menyumbang 67 persen dari kepercayaan anggota terhadap atasan mereka.
McLain dan Hackman (1999) berpendapat bahwa kepemimpinan yang
konsisten dan adil dapat memperkuat kepercayaan karyawan pada supervisor.
Luasnya kepercayaan karyawan akan tergantung pada proses pengumpulan dan
berbagi bukti jaminan mutu, yang tergantung pada gilirannya pada kesempatan
yang tersedia untuk interaksi dan kemudian evaluasi. Interaksi ini dan evaluasi
adalah proses yang berkelanjutan, di mana keberhasilan atau kegagalan untuk
mencapai hasil yang diharapkan dan informasi baru tentang kemampuan
manajemen mengarah ke evaluasi ulang terhadap risiko yang diambil dan
penilaian kembali dari kesediaan anggota untuk percaya para pemimpin (McLain
& Hackman, 1999). Tan dan Tan (2000) mendukung pendapat ini dan menyatakan
bahwa di mana seorang karyawan membuat penilaian bahwa mereka akan percaya
supervisor dan supervisor membalasnya, maka akan ada aliran melalui percaya
pada pemimpin (Sharkie, 2009).
2.1.4 Kepercayaan dan Harapan atas kinerja
Menurut Davenport dan Prusak (2000), kepercayaan adalah unsur penting dalam
keputusan bagi anggota untuk menjadi terlibat dalam proses pertukaran
pengetahuan. Mereka berpendapat bahwa kepercayaan adalah penting karena
16
teknologi, infrastruktur dan pengaruh manajemen saja tidak dapat diandalkan
untuk memperlancar arus komunikasi. Komunikasi yang baik itu penting agar
organisasi dapat memperoleh manfaat dari pengetahuan dan keterampilan anggota
(Sharkie, 2009).
Fasilitator arus komunikasi yang baik adalah kepercayaan dan ini
bergantung pada kenalan pribadi, reputasi dan janji-janji timbal balik. Hal ini
didukung oleh Garvey dan Williamson (2002) yang menyatakan bahwa jika
komunikasi terbuka, kemungkinan untuk menghasilkan produksi cara baru dan
ide-ide tentang melakukan hal-hal akan lebih terbuka. Mereka selanjutnya
mengklaim bahwa lebih cenderung akan ada keterbukaan dalam komunikasi di
mana ada kepercayaan, saling menghormati dan komitmen untuk kebenaran.
Kepercayaan ini terkait dengan persepsi seorang individu yang memiliki
sekitar dan karyawan lainnya, apakah mereka merasa bahwa organisasi ini telah
adil pada janji-janji mereka dan memenuhi kewajiban mereka, dan apakah kedua
belah pihak dapat dipercaya untuk memenuhi janji-janji dan kewajiban mereka
tepat waktu (Guest & Conway, 2001; Fuchs, 2003). Kaser dan Miles (2002) telah
menemukan bahwa, dalam rangka untuk mendapatkan kerjasama dan
keterampilan dan berbagi pengetahuan tingkat tinggi, manajemen harus
memberikan kesempatan bagi pekerja untuk berinteraksi dengan orang lain dalam
rangka untuk mengembangkan tingkat kepercayaan yang cukup memungkinkan
untuk kerjasama ini dan dilanjutkan dengan saling berbagi. Jadi kontak individu
diperlukan untuk mengatasi sejumlah hambatan di pasar pertukaran pengetahuan.
Hambatan ini timbul sebagian karena organisasi tidak selalu tahu di mana
17
keterampilan dan pengetahuan yang berada dalam organisasi, dan sebagian karena
keterampilan dan pengetahuan yang tidak merata di seluruh organisasi. Goh
(2002) berpendapat bahwa hubungan antara individu berpengaruh penting pada
kecenderungan individu untuk berkontribusi. Sedikit kepercayaan adalah mungkin
untuk mengembangkan dalam hubungan dan oleh karena itu kemungkinan bahwa
kurang pengetahuan akan ditransfer dalam keadaan di mana hubungan tersebut
jauh atau komunikasi sulit.
Dasar harapan bahwa anggota akan melakukan di atas harapan adalah
pembentukan kepercayaan (Von Krogh et al., 2000). Von Krogh et al (2000)
berpendapat, seperti halnya Chami dan Fullenkamp (2002), bahwa jika tingkat
kepercayaan, mendorong dan dibudidayakan oleh organisasi, tinggi dan cukup
tangguh, maka kemungkinan untuk memfasilitasi pengembangan jaringan
interaksi. Jaringan ini sangat penting untuk memaksimalkan nilai perilaku ekstra
peran diskresi oleh anggota.
Pentingnya kepercayaan dalam kepemimpinan dalam memperoleh upaya
diskresioner dari anggota dan meningkatkan efektivitas organisasi semakin diakui
(Dirks, 2000). Kepercayaan juga dipandang sebagai kontributor yang signifikan
terhadap kinerja organisasi karena kontribusi diskresioner anggota tidak dapat
dengan mudah direplikasi atau ditiru (Jones & George, 1998). Kebijakan dan
praktek yang cenderung mencerminkan nilai-nilai dan keyakinan yang dianut oleh
manajemen manajemen mungkin memiliki dampak yang signifikan terhadap
bagaimana anggota melihat organisasi. Jika persepsi anggota yang
menguntungkan, maka prospek untuk berbagi kemungkinan akan ditingkatkan.
18
Sayangnya, tekanan kompetitif sering memaksa manajemen untuk mengadopsi
prosedur yang dapat mengurangi peluang bagi pekerja untuk berkomunikasi dan
membangun kepercayaan (Bolman & Deal, 2003; Sharkie, 2005).
2.2 Sense of Humor
2.2.1 Pengertian Sense of Humor
Ruch (1998) telah menelusuri etimologi “humor”, yang berasal dari teori Yunani
klasik yang mengatakan bahwa humor terbentuk dari empat cairan tubuh (darah,
dahak, empedu hitam dan empedu kuning) yang dianggap dapat mempengaruhi
semua aspek tubuh dan fungsi psikis. Seiring berjalannya waktu, datangnya
humor lebih dikarenakan oleh suasana hati (makna yang ada ketika kita berbicara
tentang seseorang yang menjadi bahan humor yang baik atau buruk), dan
kemudian pengertiannya berkembang menjadi kelucuan, jenaka, dan berita
menggelikan, meskipun tidak selalu pada konotasi yang baik.
Sense of humor merupakan ciri dari kepribadian atau hal yang berbeda dari
masing-masing individu (Ruch, 1998). Alih-alih menjadi dimensi tunggal,
nyatanya, rasa humor merupakan konstruksi dari beberapa aspek yang saling
terkait dan dilihat sebagai karakter (Martin, dalam pers; Ruch, 1996). Misalnya,
rasa humor dapat dikonseptualisasikan sebagai: (1) kemampuan kognitif
(misalnya, kemampuan untuk menciptakan, memahami, mereproduksi dan
mengingat lelucon; Feingold & Mazzella, 1993); (2) respon estetika (misalnya,
apresiasi humor, menikmati jenis humor tertentu; Ruch & Hehl, 1998); (3) pola
perilaku kebiasaan (misalnya, kecenderungan untuk sering tertawa, menceritakan
lelucon untuk menghibur orang lain, menertawakan lelucon orang lain; Craik,
19
Lampert, & Nelson, 1996; Martin & Lefcourt, 1984); (4) temperamen sifat emosi
yang terkait (misalnya, terbiasa ceria; Ruch & Kohler 1998); (5) sikap (misalnya,
terlihat bingung, bersikap positif terhadap humor; Svebak, 1996); (6) strategi
pertahanan diri (misalnya, bersikap ceria dalam menghadapi kesulitan; Leufcourt
& Martin, 1986) dan sebagainya.
Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan humor
sebagai cara menyelesaikan masalah, keterampilan menciptakan humor,
kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti, 2002). Baughman
(dalam Komaryatun & Hannah, 2008) mengemukakan bahwa sense of humor
merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk membantu dalam
memahami ketidaksesuaian.
Thorson dan Powell (1993) menyatakan bahwa sense of humor merupakan
konsep yang multi dimensional, yang berarti sense of humor yang dimiliki oleh
seseorang tidak hanya ditunjukkan melalui satu dimensi seperti kemampuan
seseorang untuk menciptakan humor melainkan juga menunjukkan dimensi
lainnya seperti kemampuan bereaksi, menghargai, bahkan menyelesaikan masalah
menggunakan humor.
Menurut O‟ Connell (Martin & Lefcourt, 1983) sense of humor adalah
kemampuan untuk mengubah perseptual kognitif secara cepat pada kerangka
berpikir. sense of humor dapat mengubah sudut pandang seseorang, merubah
sesuatu yang dianggap negatif menjadi lebih positif.
Menurut Hurlock (1990), melalui sense of humor yang dimiliki, individu
dapat memperoleh perspektif yang lebih baik tentang diri sendiri. Individu yang
20
memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang
dirinya secara realistik. Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya, dengan
sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan,
penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya. Sense of humor yang baik
dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian yang matang
(Kartono, 1979). Hal ini dikarena individu yang berkepribadian matang mengerti
kapan saat yang tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu, perlu
ditertawakan atau tidak perlu ditertawakan.
Menurut Sarwono (1996) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu, yaitu
terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang
melihat kejadian humor. Jika individu tidak cukup peka, maka kejadian seperti
apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu.
Sense of humor berbeda pada setiap orang dan dipengaruhi oleh beberapa
hal seperti pengetahuan, latar belakang sosial budaya, sehingga tidak tergantung
pada stimulus luar saja. Sense of humor juga merupakan faktor internal untuk
menciptakan ataupun menghargai suatu humor tanpa stimulasi dari luar. Akan
tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor eksternal (Hartanti, 2002).
Berdasarkan uraian diatas, peneliti mengambil kesimpulan bahwa sense of
humor merupakan konsep yang multidimensional, yang berarti sense of humor
yang dimiliki oleh seseorang tidak hanya ditunjukkan melalui satu dimensi seperti
kemampuan seseorang untuk menciptakan humor melainkan juga menunjukkan
dimensi lainnya seperti kemampuan bereaksi, menghargai, bahkan menyelesaikan
masalah menggunakan humor (Thorson & Powell, 1993).
21
2.2.2 Aspek-aspek Sense of Humor
Thorson & Powell (1993) menyatakan empat aspek penting sense of humor, yang
terdiri dari:
a. Humor Production
Kemampuan untuk menemukan humor pada setiap peristiwa dan berhubungan
dengan perasaan yang diterima oleh lingkungan.
b. Coping with Humor
Bagaimana individu menggunakan humor untuk mengatasi emosional dan
situasi stressful pada individu.
c. Humor Appreciation
Kemampuan untuk mengapresiasikan humor yang dihubungkan dengan
internal locus of control seseorang, sebuah indikasi dari seberapa banyak
individu mempersepsikan setiap peristiwa lucu sebagai bagian perilaku orang
lain.
d. Attitude Toward Humor
Kecenderungan untuk tersenyum atau tertawa pada setiap situasi yang lucu.
Eysenck (dalam Martin & Lefcourt, 1984) menyatakan bahwa batasan-
batasan yang digunakan dalam sense of humor terdiri dari tiga cara, yaitu:
a. The Conformist Sense, yaitu tingkat kesamaan antara individu satu dengan
lainnya dalam mengapresiasi materi-materi humor. Hal ini menunjukkan
kemampuan individu dalam menanggapi ataupun memberikan penghargaan
terhadap humor.
22
b. The Quantitative Sense, yaitu seberapa sering idividu tersenyum dan tertawa,
serta seberapa mudah individu merasa gembira. Hal ini menunjukkan
kemampuan individu dalam menggunakan humor sebagai cara dalam
menyelesaikan masalah, karena efek senyum dan tertawa akan dapat mengurai
ketegangan atau kekakuan.
c. The Productive Sense, yaitu seberapa banyak individu menceritakan cerita-
cerita lucu dan membuat individu lain gembira. Dalam hal ini menunjukkan
kemampuan atau keterampilan individu dalam menciptakan suatu humor.
Berdasarkan uraian di atas aspek-aspek yang berkaitan dengan sense of
humor meliputi tiga cara: the conformist sense, the quantitative sense dan the
productive sense.
2.3 Kematangan Emosi
2.3.1 Pengertian Kematangan Emosi
Rice (2004, dalam Khairani, 2009), mendefinisikan kematangan emosi sebagai
suatu keadaan untuk menjalani kehidupan secara damai dalam situasi yang tidak
dapat diubah, tetapi dengan keberanian individu mampu mengubah hal-hal yang
sebaiknya di ubah, serta adanya kebijaksanaan untuk menghargai perbedaan.
Menurut Hurlock (1980) emotional maturity (kematangan emosi) adalah
suatu keadaan atau kondisi mencapai tingkat kedewasaan dari perkembangan
emosional; dan karena itu pribadi yang bersangkutan tidak lagi menampilkan pola
emosional yang pantas bagi anak-anak, namun mereka mampu menekan atau
mengontrolnya lebih baik, khususnya ditengah-tengah situasi sosial.
23
Kematangan emosi adalah suatu keadaan atau kondisi untuk mencapai
tingkat kedewasaan dari tingkat perkembangan emosional seperti anak-anak,
kematangan emosi seringkali dihubungkan dengan kontrol emosi.Seseorang yang
telah matang emosinya memiliki keanekaragaman dan kekayaan ekspresi emosi,
ketepatan emosi dan kontrol emosi. Hal ini berarti respon-respon emosional
seseorang disesuaikan dengan situasi, namun tetap memperhatikan kesopanan
(Stanford, 1965).
Smithson (1974) mengatakan, kematangan emosional adalah sebuah
proses dimana kepribadian terus berkembang untuk rasa yang lebih besar dari
kesehatan emosional, baik secara psikis dan secara pribadi. Sedangkan
kematangan emosi menurut Jersield (1965) adalah dimana individu dapat
menyesuaikan diri pada stereotip kematangan yang berlaku di budaya di mana
individu tersebut tinggal. Walgito (2002) menjelaskan bahwa individu yang
memiliki kematangan emosi adalah individu yang dapat mengendalikan emosinya
maka individu akan berpikir secara matang, berpikir secara obyektif. Orang yang
telah matang emosinya akan dapat mengontrol emosinya dengan baik, merespon
stimulus dengan cara berpikir baik, tidak mudah frustasi dan akan menghadapi
masalah dengan penuh pengertian.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kematangan emosi adalah
sebuah proses di mana kepribadian terus berkembang untuk rasa yang lebih besar
dari kesehatan emosional, baik secara psikis dan secara pribadi (Smithson, 1974).
24
2.3.2 Ciri-ciri Orang yang Matang Emosinya
Hollingworth (1928 dalam Jersild, 1965), mengidentifikasi orang yang telah
mencapai kematangan emosi adalah sebagai berikut:
1. Dapat menyikapi perubahan bertahap atau tingkat perubahan respon
emosional.
2. Dapat menunda responnya; dan tidak bersikap impulsif seperti anak kecil.
3. Tidak menunjukkan kekecewaan yang berlebihan, dapat mengendalikan self
pity. Ini dilihat pada caranya untuk memberikan/mengatasi rasa kasihan pada
diri sendiri.
Walgito (2002) mengemukakan beberapa ciri-ciri orang yang matang
emosinya, sebagai berikut:
1. Dapat menerima baik keadaan dirinya maupun keadaan orang lain seperti apa
adanya, sesuai dengan keadaan obyektifnya. Hal ini disebabkan bahwa orang
yang telah matang emosinya dapat berpikir secara baik dan berpikir secara
obyektif.
2. Tidak bersifat impulsif. Individu yang memiliki kematangan emosi mampu
merespon stimulus dengan cara berpikir baik dan dapat mengatur pikirannya.
3. Dapat mengontrol emosi dan ekspresi emosinya secara baik. Meskipun dalam
keadaan marah, individu yang memiliki kematangan emosi tidak akan
menampakkan kemarahannya itu keluar serta dapat mengatur kapan
kemarahan itu perlu dimanifestasikan.
4. Bersifat sabar, penuh pengertian dan pada umumnya mempunyai toleransi
yang baik.
25
5. Memiliki tanggung jawab yang baik, dapat berdiri sendiri, tidak mudah
mengalami frustasi dan akan menghadapi masalah dengan penuh pengertian.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri orang yang matang emosinya
adalah yang dapat menyikapi respon emosional dengan tepat, tidak bersifat
impulsif, dapat mengendalikan self pity, mempunyai reaksi emosional yang stabil,
dan dapat mengendalikan emosinya di segala situasi.
2.3.3 Aspek-aspek Kematangan Emosi
Menurut Smithson (dalam Katkovsky, 1976), aspek-aspek kematangan emosi
adalah sebagai berikut:
1. Kemandirian (toward independence)
Pengalaman dari bayi dan masa kanak-kanak menciptakan keinginan yang
kuat untuk meraih kesenangan yang diinginkan. Melepaskan diri dari
ketergantungan dengan orangtua, tidak seperti masa sebelumnya. Kemampuan
untuk dapat menentukan dan memutuskan apa yang dikehendakinya serta
bertanggung jawab akan keputusannya itu.
2. Kemampuan untuk menerima realita (ability to accept reality)
Dapat menerima realita kehidupan dengan segala keanehannya, kejujuran
maupun ketidak jujurannya, segala keindahan dan keburukkannya. Bisa
menyikapi masalah dengan berbagai jalan dan cara yang ia punya. Dapat
menerima kenyataan bahwa dirinya tidak selalu sama dengan orang lain,
bahwa ia memiliki kesempatan, kemampuan serta tingkat intelegensi yang
berbeda dengan orang lain.
3. Penyesuaian diri (adaptability)
26
Ini adalah salah satu unsur yang amat penting dalam kematangan emosi. Salah
satu hal yang membedakan antara orang yang emosinya sehat adalah pada
tingkat fleksibilitasnya, di mana pada orang yang tidak sehat emosinya akan
memberikan respon kaku dalam berinteraksi dan dalam situasi tertentu.
Kemampuan untuk mudah menerima orang lain atau situasi tertentu dengan
cara-cara yang berbeda. Dengan kata lain dapat bersikap fleksibel dalam
menghadapi orang lain atau situasi tertentu.
4. Kesiapan untuk merespon dengan tepat (readiness to respond)
Hal ini meliputi kesadaran diri tentang keunikan yang dimiliki setiap orang,
sehingga kita dapat merespon sesuai dengan keunikan-keunikan yang individu
miliki. Dengan demikian dapat diharapkan individu mampu merespon dengan
tepat pada keunikan masing-masing individu.
5. Kapasitas untuk seimbang (capacity to balance)
Orang yang matang emosinya selalu melihat segala situasi dari berbagai sudut.
Kematangan emosi tergantung terhadap pengembangan ketahanan seseorang
terhadap kegagalan disetiap interaksinya. Individu dengan tingkat kematangan
emosi yang tinggi menyadari bahwa sebagai mahkluk sosial ia memiliki
ketergantungan pada orang lain, namun ia tidak harus takut bahwa
ketergantungannya itu akan menyebabkan ia diperalat oleh orang lain.
6. Kemampuan berempati (empathic understanding)
Kemampuan untuk menempatkan diri dalam posisi orang lain, sehingga dapat
memahami perasaan dan pikirannya.
7. Pengendalian kemarahan (controlling anger)
27
Agar dapat mengendalikan kemarahannya, maka seseorang harus dapat
mengenal batas sensitivitas dirinya. Dengan mengetahui apa saja yang dapat
membuatnya marah, maka ia dapat mengendalikan perasaan amarahnya.
2.4 Kerangka Berpikir
Kepercayaan terhadap pemimpin adalah faktor penting dalam menentukan
keberhasilan organisasi, pemimpin dalam struktur organisasi bukan hanya sebagai
figur yang menentukan kebijakan akan tetapi sebagai perekat dari perbedaan-
perbedaan yang ada. Kepercayaan anggota terhadap pimpinan akan meningkatkan
performa dan kinerja anggota dan juga mampu menjadi perekat untuk menjadi
semangat kolektif.
Mayer dan Gavin (1999) menyatakan bahwa kepercayaan anggota terhadap
pemimpinnya akan menentukan performa dari anggotanya, anggota akan merasa
tertekan jika mereka berpikir pemimpin mereka tidak dapat dipercaya. Untuk
membangun kepercayaan dalam organisasi khususnya kepercayaan terhadap
pemimpin bukanlah perkara yang mudah, karena kepercayaan sejatinya adalah hal
yang didapatkan dari orang lain, dalam hal ini yang dimaksudkan adalah
kepercayaan anggota terhadap pemimpinnya yang bukan hanya dengan landasan
struktural. Krisis kepercayaan terhadap pemimpin yang tengah berkembang di
masyarakat Indonesia, merupakan fakta empiris bahwa pemimpin tidak bisa
menjawab harapan-harapan dari masyarakat. Kurangnya rasa percaya terhadap
pemimpin khususnya terhadap kepemimpinan pemerintahan merupakan gambaran
kecil yang harus dicarikan solusinya. Lantas bagaimana dengan kepercayaan
anggota di organisasi kemahasiswaan? Sebagai cikal bakal pemimpin, organisasi
28
mahasiswa hendaknya mampu membuktikan dengan menjadikan organisasi
sebagai bengkel intelektual, yang bisa menjadi lumbung dari calon-calon
pemimpin yang akan datang. Sejalan dengan temuan-temuan penelitian diatas
untuk menciptakan organisasi yang efektif faktor penting yang menentukan
keberhasilan organisasi salah satunya adalah kepercayaan dalam kepemimpinan.
Lantas bagaimana kepercayaan dalam kepemimpinan pada organisasi
kemahasiswaan?
Kepercayaan pada kepemimpinan bukan hal yang terbentuk dengan
sendirinya, akan tetapi lahir dari pendekatan pemimpin terhadap anggotanya,
termasuk didalamnya bagaimana pemimpin membangun komunikasi dan
interaksi-interaksi yang hangat dengan segenap anggotanya. Untuk menciptakan
interaksi yang kondusif dan hangat pendekatan interpersonal yang memiliki
pengaruh adalah sense of humor, kecenderungan pemimpin yang bisa mencairkan
situasi dan membangun komunikasi dengan hangat akan lebih mendapat
kepercayaan dari anggotanya, hal ini membuat anggota akan merasa nyaman
dengan pemimpinnya sehingga anggota merasa yakin bahwa pemimpin mereka
adalah orang yang tepat untuk diikuti dan bekerjasama.
Selain faktor sense of humor ada faktor lain yang dapat mempengaruhi
kepercayaan anggota terhadap pemimpin, yaitu kematangan emosi. Seorang
pemimpin yang memiliki kematangan emosi akan memberikan ketenangan
kepada anggota sekalipun berada ditengah-tengah masalah. Kematangan emosi
pada pemimpin akan dilihat oleh anggota ketika mampu mengendalikan dirinya
29
Sense of Humor
dan dapat dengan tepat mengambil keputusan-keputusan yang lebih
menguntungkan organisasi.
Kelemahan pemimpin dalam mengontrol emosinya akan berdampak terhadap
ketidak nyamanan dalam organisasi, anggota akan berpikir dipimpin oleh orang
yang tidak tepat dan tentu saja akan mempengaruhi performa anggota dalam
organisasi. Performa anggota akan terus menurun sejalan dengan ketidak
nyamanan pada pemimpin dan organisasinya.
Gambar 2.1 Kerangka berpikir
2.5 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori, dan kerangka
berfikir yang telah dikemukakan, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian
ini ialah :
Kepercayaan
(Trust)
Humor production
Coping with humor
Humor appreciation
Attitude toward humor
Kematangan Emosi
Toward independence
Ability to accept reality
Adaptability
Readiness to balance
Capacity to balance
Emphatic understanding
Controlling anger
30
Hipotesis Mayor
HA : Ada pengaruh yang signifikan antara sense of humor (humor production,
coping with humor, humor appreciation dan attitude toward humor) dan
kematangan emosi (toward independence, ability to accept reality, adaptability,
readiness to respond, capacity to balance, emphatic understanding dan
controlling anger) pemimpin organisasi terhadap kepercayaan anggota organisasi.
Hipotesis Minor
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari aspek humor production pada
sense of humor terhadap kepercayaan anggota.
H2 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari aspek coping with humor pada
sense of humor terhadap kepercayaan anggota.
H3 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari aspek humor appreciation pada
sense of humor terhadap kepercayaan anggota.
H4 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari aspek attitude toward humor pada
sense of humor terhadap kepercayaan anggota.
H5 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari aspek toward independence pada
kematangan emosi terhadap kepercayaan anggota.
H6 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari aspek ability to accept reality
pada kematangan emosi terhadap kepercayaan anggota.
H7 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari aspek adaptability pada
kematangan emosi terhadap kepercayaan anggota.
H8 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari aspek readiness to respond pada
kematangan emosi terhadap kepercayaan anggota.
31
H9 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari aspek capacity to balance pada
kematangan emosi terhadap kepercayaan anggota.
H10 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari aspek emphatic understanding
pada kematangan emosi terhadap kepercayaan anggota.
H11 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari aspek controlling anger pada
kematangan emosi terhadap kepercayaan anggota.
Hipotesis Nihil
Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Sense of Humor dan
kematangan Emosi Pemimpin organisasi terhadap kepercayaan anggota
organisasi.
32
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Target Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah anggota biasa Himpunan Mahasiswa Islam
cabang Ciputat.Peneliti mengambil sampel berjumlah 200 dengan kriteria sebagai
berikut:
1. Anggota biasa Himpunan Mahasiswa Islam cabang Ciputat.
2. Masih aktif dalam kegiatan Himpunan Mahasiswa Islam cabang Ciputat.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-
probability sampling, dimana peluang dari setiap sampel tidak sama. Alasan
pemilihan teknik sampling ini adalah untuk memberikan kemudahan pada
peneliti. Sedangkan metode yang digunakan adalah accidental sampling yaitu
siapa saja yang kebetulan peneliti temukan digunakan sebagai sampel penelitian.
3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
3.2.1 Deskripsi variabel
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (independent
variable) dan variabel terikat (dependent variable). Variabel-variabel penelitian
yang akan diteliti yaitu:
1. Dependent variable (DV) yaitu kepercayaan anggota.
2. Independent variabel yaitu sense of humordankematangan emosi.
3.2.2 Definisi operasional variabel
Definisi operasional dari setiap variabel dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
33
1. Kepercayaan didefinisikan sebagai kesediaan suatu kelompok atau pihak
untuk bertumpu terhadap pihak lain berdasarkan harapan bahwa pihak lain
akan melakukan tindakan penting kepada orang yang mempercayainya,
terlepas pada kemampuan untuk memonitor atau mengendalikan kelompok
lain (Mayer, Davis, & Schoorman, 1995).
2. Sense of humor merupakan konsep yang multidimensional, yang berarti sense
of humor yang dimiliki oleh seseorang tidak hanya ditunjukkan melalui satu
dimensi seperti kemampuan seseorang untuk menciptakan humor melainkan
juga menunjukkan dimensi lainnya seperti kemampuan bereaksi, menghargai,
bahkan menyelesaikan masalah menggunakan humor (Thorson & Powell,
1993).
3. Kematangan emosi adalah sebuah proses dimana kepribadian terus
berkembang untuk rasa yang lebih besar dari kesehatan emosional, baik secara
psikis dan secara pribadi (Smithson, 1974).
3.3 Instrumen Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode skala sebagai alat pengumpul
data, yaitu sejumlah pernyataan tertulis untuk memperoleh jawaban dari
responden. Skala yang digunakan dalam penelitian ini memakai skala model
Likert. Skala model Likert adalah suatu himpunan butir pernyataan sikap yang
kesemuanya dipandang kira-kira sama dengan ‟nilai sikap‟, subjek menanggapi
setiap butir dengan menggunakan taraf setuju (favorable) atau tidak setuju
(unfavorable). Pernyataan (item) dalam skala model Likert ini terdiri dari
pernyataan positif dan negatif.
34
Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika menggunakan alat ukur
model Likert antara lain adalah empat alternatif jawaban yang disediakan yaitu
sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).
Untuk mengukur variabel-variabel penelitian ini peneliti menggunakan skala
model Likert yang telah dimodifikasi yaitu dengan menghilangkan jawaban netral,
agar mendorong responden untuk memilih dan memutuskan respon positif
ataupun negatif, sehingga terlihat “kecenderungan sentral” dari jawaban
responden.
Selanjutnya pernyataan tertinggi untuk pernyataan favorable diberikan
pada pilihan jawaban sangat setuju dan skor terendah diberikan untuk pilihan
sangat tidak setuju begitu juga sebaliknya untuk pernyataan unfavorable. Setiap
kategori memiliki nilai sebagai berikut:
Tabel 3.1
Skor Skala Likert
Pilihan Favourable Unfavourable
Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
Dalam penelitian ini, subjek akan diberikan kuesioner yang terdiri dari tiga
bagian, yaitu:
1. Bagian pengantar, berisi tentang nama peneliti, tujuan dari penelitian,
kerahasiaan jawaban yang diberikan oleh responden, dan ucapan terima kasih
peneliti.
2. Bagian data kontrol, berisi tentang data-data subjek seperti nama, usia, jenis
kelamin, fakultas. organisasi, dan hobi.
35
3. Bagian skala pengukuran yang terdiri dari tiga buah skala, yaitu:
a. Skala kepercayaan anggota.
Untuk mengukur kepercayaan anggot pada penelitian ini menggunakan
skala model Likert, berdasarkan teori Mayer et al (1995) mengenai
kepercayaan. Adapun tabel distribusi penyebaran item skala kepercayaan
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Blueprint Skala Kepercayaan
Aspek Indikator Nomor Item
Jumlah Fav UnFav
Ability Keterampilan, kompetensi dan
karakteristik yang membuat
seseorang atau sekelompok orang
memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi pihak lain dalam
suatu bidang tertentu
1, 2, 3, 4, 5, 6
6
Benevolance Seberapa jauh pemimpin
dipersepsikan akan berbuat baik
kepada anggota tanpa adanya
motif keuntungan bagi pemimpin
7, 8, 9, 10, 11
5
Integrity Kesesuaian antara ucapan dan
perbuatan seseorang
12, 13, 14, 15 16 5
Total 16
b. Skala sense of humor
Untuk mengukur sense of humor pada penelitian ini menggunakan skala
model Likert, berdasarkan teori Thorson dan Powell (1993) mengenai
sense of humor. Adapun tabel distribusi penyebaran item skala sense of
humor adalah sebagai berikut:
36
Tabel 3.3
Blueprint Skala Sense of Humor
Aspek Indikator Nomor Item
Jumlah Fav UnFav
Humor production Perilaku humor
pada setiap
peristiwa dan
berhubungan
dengan perasaan
yang diterima oleh
lingkungan
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, 10, 11, 12
12
Coping with humor Individu
menggunakan
humor untuk
mengatasi
emosional dan
situasi stressful
21, 22, 23, 24,
25
26 6
Humor appreciation Seberapa banyak
individu
mempersepsikan
setiap peristiwa
lucu sebagai bagian
perilaku orang lain
28, 29 27 3
Attitude toward
humor
tersenyum atau
tertawa pada setiap
situasi yang lucu
13, 14, 18, 19 15, 16, 17,
20
8
Total 29
c. Skala kematangan emosi
Untuk mengukur kematangan emosi pada penelitian ini menggunakan
skala model Likert, berdasarkan teori Smithson dan Katkovsky (1976)
mengenai kematangan emosi. Adapun tabel distribusi penyebaran item
skala kematangan emosi adalah sebagai berikut:
37
Tabel 3.4
Blueprint Skala Kematangan Emosi
Aspek Indikator Nomor Item
Jumlah Fav UnFav
Toward
independence
Kemampuan untuk
menentukan apa yang
dikehendaki serta
tanggung awab atas
keputusan yang diambil.
1, 2, 3 4 4
Ability to accept
reality
Menerima kelebihan dan
kekurangan yang ada.
5, 6, 7 3
Adaptability Mampu menyesuaikan
diri dengan lingkungan.
8, 10 9,11, 12 5
Readiness to
balance
Memiliki sifat cepat
tanggap serta peka
terhadap kondisi yang
ada.
14, 15, 16,
17
13, 18 7
Capacity to
balance
Sadar akan kebutuhan
organisasi dan
memberikan kepercayaan
terhadap anggota
20, 21 19 3
Emphatic
understanding
Mampu menempatkan diri
dan memahami kebutuhan
anggota.
22, 23 2
Controlling anger Mampu mengendalikan
emosi dalam organisasi
24, 25,
26, 27
4
Total 27
3.4 Uji Validitas Konstruk
Peneliti selanjutnya melakukan uji validitas konstruk instrumen tersebut. Peneliti
menggunakan CFA (Confirmatory factor Analysis) untuk pengujian validitas
instrumen. Adapun logika dari CFA:
1. Bahwa ada sebuah konsep atau trait yang didefinisikan secara operasional
sehingga dapat disusun pertanyaan atau pernyataan untuk mengukurnya. Trait
38
ini disebut faktor, sedangkan pengukuran terhadap faktor ini dilakukan
melalui analisis terhadap respon atas item-itemnya.
2. Diteorikan setiap item hanya mengukur satu faktor saja, begitu pun juga
subskala hanya mengukur satu faktor juga. Artinya baik item maupun
subskala bersifat unidimensional.
3. Dengan data yang tersedia dapat digunakan untuk mengestimasi matriks
korelasi antar item yang seharusnya diperoleh jika memang unidimiensional.
Matriks korelasi ini disebut sigma (Σ), kemudian dibandingkan dengan
matriks dari data empiris, yang disebut matriks S. Jika teori itu benar
(unideminsional) maka tentunya tidak ada perbedaan antara matris Σ dengan
matriks S atau bisa juga dinyatakan dengan Σ-S=0.
4. Pernyataan tersebut dijadikan hipotesis nihil yang kemudian diuji dengan chi-
square. Jika hasil chi-square tidak signifikan (p > 0,05), maka hipotesis nihil
tersebut “tidak ditolak”. Artinya teori unidimensionalitas tersebut dapat
diterima bahwa item hanya mengukur satu faktor saja. Namun jika nilai chi-
square signifikan (p < 0,05), maka dilakukan modifikasi model pengukuran
dengan cara mengestimasi korelasi antar kesalahan pengukuran pada beberapa
item yang mungkin bersifat multidimensional. Ini berarti bahwa selain suatu
item mengukur konstruk yang diniati ingin diukur (sesuai teori), juga dapat
dilihat apakah item tersebut mengukur hal yang lain (mengukur lebih dari satu
hal). Jika setelah beberapa kesalahan pengukuran disebabkan untuk saling
berkorelasi dan akhirnya diperoleh model yang fit, maka model terakhir inilah
yang akan digunakan pada langkah selanjutnya.
39
5. Jika model fit, maka langkah selanjutnya menguji apakah item signifikan
dalam mengukur apa yang hendak diukur, dengan menggunakan t-test. Jika
hasil t-test tidak signifikan maka item tersebut tidak signifikan dalam
mengukur apa yang hendak diukur, bila perlu item yang demikian di drop dan
sebaliknya. Melihat signifikan atau tidaknya item tersebut mengukur satu
faktor dengan melihat nilai t bagi koefisien muatan faktor item.
Perbandingannya adalah jika t > 1,96 maka item tersebut signifikan dan
sebaliknya.
6. Apabila dari hasil CFA terdapat item yang koefisien muatan faktornya negatif,
maka item tersebut harus didrop. Sebab hal ini tidak sesuai dengan sifat item,
yang bersifat positif (favorable).
7. Terakhir, apabila kesalahan pengukuran item terlalu banyak berkorelasi, maka
item tersebut akan didrop. Sebab, item yang demikian selain mengukur apa
yang hendak diukur, ia juga mengukur hal lain.
Adapun pengujian analisis CFA seperti ini dilakukan dengan bantuan software
LISREL 8.80.
3.4.1 Uji Validitas Konstruk Kepercayaan
Peneliti menguji apakah tujuh belas item yang ada bersifat unidimensional, artinya
benar hanya mengukur kepercayaan. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan
dengan model satu faktor ternyata tidak fit, dengan nilai Chi-square = 796,41 , df
= 104 , P-value = 0,00000 , RMSEA = 0,183.Setelah itu dilakukan modifikasi
terhadap model, kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi
satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan nilai Chi-square = 67,27 , df
40
= 50, P-value = 0,05201 , RMSEA = 0,042. Nilai Chi-square menghasilkan P-
value > 0,05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor
(unidimensional) dapat diterima dimana seluruh item mengukur satu faktor saja
yaitu kepercayaan.
Peneliti selanjutnya melihat apakah signifikan item tersebut mengukur
faktor yang hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukan apakah item tersebut
perlu di drop atau tidak.Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian hipotesis
tentang koefisien muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat
nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.5 berikut:
Tabel 3.5 Muatan Faktor Item Kepercayaan
No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan
1 0,60 0,07 9,20 √
2 0,72 0,06 11,55 √
3 0,83 0,06 14,44 √
4 0,79 0,06 13,21 √
5 0,66 0,06 10,29 √
6 0,77 0,06 12,76 √
7 0,75 0,06 12,01 √
8 0,80 0,06 13,64 √
9 0,91 0,06 16,33 √
10 0,81 0,06 13,55 √
11 0,72 0,06 11,64 √
12 0,76 0,06 12,51 √
13 0,34 0,07 4,91 √
14 0,63 0,07 9,35 √
15 0,70 0,06 11,14 √
16 -0,04 0,08 -0,54 X
Ket: Tanda √ = Signifikan (t > 1,96) ; X = Tidak Signifikan
Dari tabel 3.5 dapat dilihat bahwa item nomor enam belas tidak signifikan
(t < 1,96), kemudian selebihnya signifikan dan semua koefisien bermuatan positif.
Artinya semua koefisien muatan faktor dari item sesuai dengan sifat item, yang
41
mana bersifat favourable. Dengan demikian hanya item nomor enam belas yang
akan di drop.
3.4.2 Uji Validitas Konstruk Sense of Humor
1. Humor Production
Peneliti menguji apakah dua belas item yang ada bersifat unidimensional. Dari
hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak
fit, dengan Chi-square = 423,81 , df = 54 , P-value = 0,00000 , RMSEA = 0,186.
Setelah dilakukan modifikasi terhadap model, kesalahan pengukuran pada
beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit
dengan Chi-square = 44,21 , df = 34, P-value = 0,11290 , RMSEA = 0,039. Nilai
Chi-square menghasilkan P-value > 0,05 (tidak signifikan), yang artinya model
dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima dimana seluruh item
mengukur satu faktor saja yaitu humor production.
Peneliti selanjutnya melihat apakah signifikan item tersebut mengukur
faktor yang hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukan apakah item tersebut
perlu di drop atau tidak.Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian hipotesis
tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat
nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.6 berikut:
42
Tabel 3.6
Muatan Faktor Item Humor Production
No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
0,75
0,82
0,74
0,93
0,71
0,59
0,73
0,75
0,65
0,73
0,66
0,67
0,06
0,06
0,06
0,06
0,06
0,07
0,06
0,06
0,07
0,06
0,06
0,07
12,51
14,41
11,93
16,76
11,57
9,01
11,93
11,97
9,94
11,85
10,14
10,12
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Ket: Tanda √ = Signifikan (t > 1,96) ; X = Tidak Signifikan
Dari tabel 3.6 dapat kita lihat bahwa seluruh item signifikan (t > 1,96) dan
semua koefisien bermuatan positif. Artinya semua item diikutsertakan dalam
analisis.
2. Coping with Humor
Peneliti menguji apakah enam item yang ada bersifat unidimensional. Dari hasil
awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak fit,
dengan Chi-square = 76,56 , df = 7 , P-value = 0,00000 , RMSEA = 0,194.
Setelah dilakukan modifikasi terhadap model, kesalahan pengukuran pada
beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit
dengan Chi-square = 7,62 , df = 7 , P-value = 0,36723 , RMSEA = 0,021. Nilai
Chi-square menghasilkan P-value > 0,05 (tidak signifikan), yang artinya model
dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima dimana seluruh item
mengukur satu faktor saja yaitu coping with humor.
Peneliti selanjutnya melihat apakah signifikan item tersebut mengukur
faktor yang hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukan apakah item tersebut
43
perlu di drop atau tidak.Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian hipotesis
tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat
nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.7 berikut:
Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Coping with Humor
No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan
21 0,53 0,07 8,15 √
22 0,75 0,06 12,10 √
23
24
0,93
0,84
0,06
0,06
15,93
14,24
√
√
25
26
0,79
0,01
0,06
0,07
12,22
0,17
√
X
Ket: Tanda √ = Signifikan (t > 1,96) ; X = Tidak Signifikan
Dari tabel 3.7 dapat kita lihat bahwa item nomor dua puluh enam tidak
signifikan (t > 1,96). Artinya semua item kecuali item nomor dua puluh enam
diikutsertakan dalam analisis.
3. Humor Appreciation
Peneliti menguji apakah tiga item yang ada bersifat unidimensional. Dari hasil
awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, dengan nilai Chi-
square = 0,00 , df = 0 , P-value = 1,00000 , RMSEA = 0,000. Nilai Chi-square
menghasilkan P-value > 0,05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu
faktor (unidimensional) tidak dapat diterima dimana seluruh item mengukur satu
faktor saja yaitu humor appreciation.
Peneliti selanjutnya melihat apakah signifikan item tersebut mengukur
faktor yang hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukan apakah item tersebut
perlu di drop atau tidak.Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian hipotesis
44
tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat
nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.8 berikut:
Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Humor Appreciation
No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan
27 0,14 0,12 1,15 Χ
28 -0,64 0,45 -1,41 Χ
29 -0,38 0,27 -1,38 Χ
Ket: Tanda √ = Signifikan (t > 1,96) ; X = Tidak Signifikan
Dari tabel 3.8 dapat kita lihat bahwa seluruh item tidak signifikan (t >
1,96). Artinya semua item tidak diikutsertakan dalam analisis.
4. Attitude Toward Humor
Peneliti menguji apakah delapan item yang ada bersifat unidimensional. Dari hasil
awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak fit,
dengan Chi-square = 307,85 , df = 20 , P-value = 0,00000 , RMSEA = 0,269.
Setelah dilakukan modifikasi terhadap model, kesalahan pengukuran pada
beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit
dengan Chi-square = 19,67 , df = 12 , P-value = 0,07352 , RMSEA = 0,057. Nilai
Chi-square menghasilkan P-value > 0,05 (tidak signifikan), yang artinya model
dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima dimana seluruh item
mengukur satu faktor saja yaitu attitude toward humor.
Peneliti selanjutnya melihat apakah signifikan item tersebut mengukur
faktor yang hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukan apakah item tersebut
perlu di drop atau tidak.Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian hipotesis
tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat
nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.9 berikut:
45
Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Attitude Toward Humor
No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan
13 0,17 0,05 3,60 √
14 1,43 0,23 6,29 √
15 0,42 0,07 5,85 √
16
17
18
19
20
0,82
0,87
0,41
0,32
0,61
0,09
0,08
0,07
0,06
0,07
9,47
11,06
5,73
5,22
8,37
√
√
√
√
√
Ket: Tanda √ = Signifikan (t > 1,96) ; X = Tidak Signifikan
Dari tabel 3.9 dapat kita lihat bahwa seluruh item signifikan (t > 1,96) dan
semua koefisien bermuatan positif. Artinya semua item diikutsertakan dalam
analisis.
3.4.3 Uji Validitas Konstruk Kematangan Emosi
1. Kemandirian
Peneliti menguji apakah empat item yang ada bersifat unidimensional. Dari hasil
awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak fit,
dengan Chi-square = 12,56 , df = 2 , P-value = 0,00187 , RMSEA = 0,163.
Setelah dilakukan modifikasi terhadap model, kesalahan pengukuran pada
beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit
dengan Chi-square = 1,68 , df = 1 , P-value = 0,19462 , RMSEA = 0,059. Nilai
Chi-square menghasilkan P-value > 0,05 (tidak signifikan), yang artinya model
dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima dimana seluruh item
mengukur satu faktor saja yaitu kemandirian.
Peneliti selanjutnya melihat apakah signifikan item tersebut mengukur
faktor yang hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukan apakah item tersebut
46
perlu di drop atau tidak.Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian hipotesis
tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat
nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.10 berikut:
Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Kemandirian
No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan
1 0,76 0,08 10,04 √
2 0,61 0,08 8,09 √
3 0,70 0,08 9,30 √
4 0,16 0,08 1,89 X Ket: Tanda √ = Signifikan (t > 1,96) ; X = Tidak Signifikan
Dari tabel 3.10 dapat kita lihat bahwa seluruh item kecuali item nomor
empat signifikan (t > 1,96) dan semua koefisien bermuatan positif. Artinya semua
item kecuali item nomor empat diikutsertakan dalam analisis.
2. Kemampuan untuk Menerima Realita
Peneliti menguji apakah tiga item yang ada bersifat unidimensional. Dari hasil
awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, dengan nilai Chi-
square = 0,00 , df = 0, P-value = 1,00000 , RMSEA = 0,000. Nilai Chi-square
menghasilkan P-value > 0,05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu
faktor (unidimensional) dapat diterima dimana seluruh item mengukur satu faktor
saja yaitu kemampuan untuk menerima realita.
Peneliti selanjutnya melihat apakah signifikan item tersebut mengukur
faktor yang hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukan apakah item tersebut
perlu di drop atau tidak.Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian hipotesis
tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat
nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.11 berikut:
47
Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Kemampuan untuk Menerima Realita
No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan
5 0,76 0,06 12,03 √
6 0,88 0,06 14,53 √
7 0,86 0,06 14,04 √
Ket: Tanda √ = Signifikan (t > 1,96) ; X = Tidak Signifikan
Dari tabel 3.11 dapat kita lihat bahwa seluruh item signifikan (t > 1,96)
dan semua koefisien bermuatan positif. Artinya semua item diikutsertakan dalam
analisis.
3. Penyesuaian Diri
Peneliti menguji apakah lima item yang ada bersifat unidimensional. Dari hasil
awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak fit,
dengan Chi-square = 79,62 , df = 5 , P-value = 0,00000 , RMSEA = 0,274.
Setelah dilakukan modifikasi terhadap model, kesalahan pengukuran pada
beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit
dengan Chi-square = 4,62 , df = 3, P-value = 0,20208 , RMSEA = 0,052. Nilai
Chi-square menghasilkan P-value > 0,05 (tidak signifikan), yang artinya model
dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima dimana seluruh item
mengukur satu faktor saja yaitu keadilan informasional.
Peneliti selanjutnya melihat apakah signifikan item tersebut mengukur
faktor yang hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukan apakah item tersebut
perlu di drop atau tidak.Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian hipotesis
tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat
nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.12 berikut:
48
Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Penyesuaian Diri
No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan
8 0,37 0,07 5,03 √
9 0,65 0,07 9,44 √
10 0,27 0,08 3,53 √
11 0,90 0,07 13,51 √
12 0,71 0,08 10,27 √
Ket: Tanda √ = Signifikan (t > 1,96) ; X = Tidak Signifikan
Dari tabel 3.12 dapat kita lihat bahwa seluruh item signifikan (t > 1,96)
dan semua koefisien bermuatan positif. Artinya semua item diikutsertakan dalam
analisis.
4. Kesiapan Merespon Dengan Tepat
Peneliti menguji apakah enam item yang ada bersifat unidimensional. Dari hasil
awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak fit,
dengan Chi-square = 82,64 , df = 9, P-value = 0,00000 , RMSEA = 0,274. Setelah
dilakukan modifikasi terhadap model, kesalahan pengukuran pada beberapa item
dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-
square = 4,62 , df = 3, P-value = 0,07081 , RMSEA = 0,069. Nilai Chi-square
menghasilkan P-value > 0,05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu
faktor (unidimensional) dapat diterima dimana seluruh item mengukur satu faktor
saja yaitu kesiapan merespon dengan tepat.
Peneliti selanjutnya melihat apakah signifikan item tersebut mengukur
faktor yang hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukan apakah item tersebut
perlu di drop atau tidak.Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian hipotesis
tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat
nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.13 berikut:
49
Tabel 3.13 Muatan Faktor Item Kesiapan Merespon Dengan Tepat
No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan
13 0,40 0,08 5,35 √
14 0,10 0,08 1,23 Χ
15 0,38 0,08 5,02 √
16
17
18
0,73
0,88
0,04
0,08
0,08
0,08
9,57
11,26
0,55
√
√
Χ
Ket: Tanda √ = Signifikan (t > 1,96) ; X = Tidak Signifikan
Dari tabel 3.13 dapat kita lihat bahwa seluruh item kecuali item nomor
empat belas dan delapan belas signifikan (t > 1,96) dan semua koefisien
bermuatan positif. Artinya semua item terkecuali item nomor empat belas dan
delapan belas diikutsertakan dalam analisis.
5. Kapasitas untuk Seimbang
Peneliti menguji apakah tiga item yang ada bersifat unidimensional. Dari hasil
awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, dengan nilai Chi-
square = 14467,49 , df = 0, P-value = 1,00000 , RMSEA = 0,000. Nilai Chi-
square menghasilkan P-value > 0,05 (tidak signifikan), yang artinya model
dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima dimana seluruh item
mengukur satu faktor saja yaitu kapasitas untuk seimbang.
Peneliti selanjutnya melihat apakah signifikan item tersebut mengukur
faktor yang hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukan apakah item tersebut
perlu di drop atau tidak.Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian hipotesis
tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat
nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.14 berikut:
50
Tabel 3.14
Muatan Faktor Item Kapasitas untuk seimbang
No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan
19
20
21
0,90
2,53
0,16
0,06
0,14
0,02
16,20
17,49
6,64
√
√
√
Ket: Tanda √ = Signifikan (t > 1,96) ; X = Tidak Signifikan
Dari tabel 3.14 dapat kita lihat bahwa seluruh item signifikan (t > 1,96)
dan semua koefisien bermuatan positif. Artinya semua item diikutsertakan dalam
analisis.
6. Pengendalian Kemarahan
Peneliti menguji apakah empat item yang ada bersifat unidimensional. Dari hasil
awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak fit,
dengan Chi-square = 15,15 , df = 2, P-value = 0,00051 , RMSEA = 0,162. Setelah
dilakukan modifikasi terhadap model, kesalahan pengukuran pada beberapa item
dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-
square = 0,91 , df = 1, P-value = 0,34062 , RMSEA = 0,000. Nilai Chi-square
menghasilkan P-value > 0,05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu
faktor (unidimensional) dapat diterima dimana seluruh item mengukur satu faktor
saja yaitu pengendalian kemarahan.
Peneliti selanjutnya melihat apakah signifikan item tersebut mengukur
faktor yang hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukan apakah item tersebut
perlu di drop atau tidak.Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian hipotesis
tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat
nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.15 berikut:
51
Tabel 3.15
Muatan Faktor Item Pengendalian Kemarahan
No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan
24 0,60 0,08 7,91 √
25
26
27
0,34
0,73
0,73
0,08
0,08
0,08
4,13
9,36
9,29
√
√
√
Ket: Tanda √ = Signifikan (t > 1,96) ; X = Tidak Signifikan
Dari tabel 3.15 dapat kita lihat bahwa seluruh item signifikan (t > 1,96)
dan semua koefisien bermuatan positif. Artinya semua item diikutsertakan dalam
analisis.
3.5 Uji Analisis Data
Pengujian hipotesis untuk menjawab pertanyaan utama penelitian ini, apakah
terdapat pengaruh signifikan antara Sense of Humordan kematangan emosi
terhadap kepercayaan anggota dan menggunakan teknik analisis regresi berganda.
Teknik analisis berganda ini digunakan untuk menentukan ketepatan prediksi dan
ditujukan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari IV yaitu, Sense of Humordan
kematangan emosi terhadap kepercayaan anggota (DV). Regresi berganda+
merupakan metode statistika yang digunakan untuk membentuk model hubungan
antara DV dengan lebih dari satu IV.
Persamaan regresi berganda penelitian adalah:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 +b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + b6 X6 + b7 X7 + b8 X8 + b9 X9 + b10
X10 + b11 X11 + e
Keterangan:
Y = Kepercayaan Anggota
a = intercept (konstan)
b = koefisien regresi yang distandardisasikan untuk masing-masing X
X1 = humor production
X2 = humor appreciation
X3 = coping humor
52
X4 = humor tolerance
X5 = toward independent
X6 = ability to acceptreality
X7 = adaptability
X8 = readiness to respond
X9 = capacity to balance
X10 = empatic understanding
X11 = controlling anger
e = residu
Untuk menilai apakah model regresi yang dihasilkan merupakan model yang
paling sesuai (memiliki eror terkecil), dibutuhkan beberapa pengujian dan analisis
sebagai berikut:
1. R2 (koefisien determinasi berganda)
Melalui regresi berganda ini akan diperoleh nilai R, yaitu melalui regresi berganda
Sense of Humor dan kematangan emosi terhadap kepercayaan anggota. Besarnya
kepercayaan anggota disebabkan oleh faktor-faktor yang telah disebutkan
sebelumnya, ditunjukkan oleh koefisien determinasi berganda atau R2. R
2
menunjukkan variasi oleh perubahan variabel dependen (Y) yang disebabkan
variabel independen (X) atau digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh
variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) atau merupakan proporsi
varians yang dijelaskan oleh Sense of Humor dan kematangan emosi. Untuk
mendapat nilai R2 digunakan rumus sebagai berikut:
R2
= SSy
SSreg
2. Uji F
Selanjutnya R2 diuji untuk membuktikan apakah regresi Y pada X signifikan atau
tidak maka digunakanlah uji F. Untuk membuktikan hal tersebut menggunakan
rumus:
53
F = )1/()21(
/2
kNR
kR
Di mana k adalah jumlah IV dan N adalah jumlah sampel. Dari uji F yang
dilakukan nantinya, dapat dilihat apakah IV yang diuji memiliki pengaruh
terhadap DV.
3. Uji t
Kemudian dilanjutkan dengan uji t di mana ini digunakan untuk melihat apakah
pengaruh yang diberikan IV (X) signifikan dengan DV (Y). Oleh karena itu,
sebelum didapat nilai t dari setiap IV harus didapat dahulu nilai standar eror
estimate dari b (koefisien regresi) yang didapatkan melalui akar mean square
dibagi SS. Setelah didapat nilai Sb barulah bisa dilakukan uji t, yaitu hasil bagi
dari b (koefisien regresi) dengan Sb itu sendiri.
Uji t dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
t = Sb
b
Dimana b adalah koefisien regresi dan Sb adalah standar eror dari b. Hasil
uji t ini akan diperoleh dan hasil regresi yang akan dilakukan oleh peneliti
nantinya.
3.6 Metode Analisis Data
Analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah multi regresi,untuk
mengetahui besar dan arah hubungan antara variabel X1 (Sense of Humor) dan
X2(Kematangan emosi),dengan Y (Kepercayaan anggota). Analisa multiregresi
adalah suatu metode untuk mengkaji akibat-akibat dan besarnya akibat dari lebih
satu variabel bebas terhadap satu variabel terikat, dengan menggunakan prinsip-
54
prinsip korelasi dan regresi. Analisis dalam penelitian ini menggunakan PASW
Versi 18.0 dan Lisrel 8.80.
3.7 Prosedur Penelitian
Secara garis besar, penelitian ini dilakukan dalam empat tahap yaitu:
3.7.1. Tahap Persiapan
1. Dimulai dengan perumusan masalah yang akan diteliti.
2. Menentukan variabel yang akan diteliti.
3. Melakukan studi pustaka untuk mendapatkan landasan teori yang sesuai
dengan variabel dalam penelitian
4. Menentukan subjek penelitian.
5. Persiapan alat pengumpulan data dengan menentukan dan menyusun alat
ukur atau instrument penelitian yang akan digunakan dalam penelitian.
3.7.2. Tahap Pelaksanaan
1. Menentukan jumlah sampel penelitian
2. Melaksanakan pengambilan data penelitian.
3.7.3. Tahap Pengolahan Data
1. Melakukan skoring terhadap hasil jawaban responden.
2. Menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh dan membuat data.
3. Menganalisis data dengan menggunakan statistik untuk menguji hipotesis.
4. Membuat kesimpulan dan laporan akhir.
55
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Subyek Penelitian
Pada uji validitas subyek yag digunakan sebanyak 200 orang anggota biasa HMI
cabang Ciputat yang berada pada rentang usia 17-24. Berikut subyek menurut
jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.1
Jenis Kelamin Frekuensi %
Laki-laki 133 66,5
Perempuan 67 33,5
Total 200 100
Dari paparan tabel di atas, diketahui jumlah responden laki-laki lebih
banyak dibandingkan jumlah responden perempuan. Dengan jumlah responden
laki-laki sebanyak 133 orang atau 66,5%, sedangkan responden perempuan
dengan jumlah 67 orang atau 33,5%.
4.2 Deskripsi hasil penelitian
Pada statistik deskriptif ini, skor yang digunakan dalam analisis statistik adalah
skor murni (t-score) yang merupakan hasil proses konversi dari raw score. Proses
ini ditujukan agar mudah dalam membandingkan antar skor hasil pengukuran
variabel-variabel yang diteliti. Dengan demikian semua raw score pada setiap
variabel harus diletakkan pada skala yang sama. Secara teknis komputasi yaiu
dengan melakukan transformasi dari raw score menjadi z-score, semua skor
ditransformasi ke t-score yang semuanya positif dengan menetapkan mean sebesar
50. Selanjutnya, untuk menjelaskan deskriptif statistik dari variabel-variabel
56
dalam penelitian ini, indeks yang menjadi patokan adalah mean, median, standar
deviasi (SD), nilai maksimal dan minimal dari masing-masing variabel. Adapun
nilai-nilai tersebut dijelaskan dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.2 Deskripsi statistik variabel penelitian
N Min Max Mean Std. Deviasi
Kepercayaan 200 27.43 70.67 50.0000 9.62904
Humor Production 200 12.56 74.72 50.0000 9.54277
Coping with Humor 200 29.30 70.78 50.0000 9.08795
Atittude Toward Humor 200 28.17 66.59 50.0000 8.76251
Kemandirian 200 28.13 69.50 50.0000 8.07591
Kemampuan Menerima Realita 200 25.15 63.77 50.0000 8.97781
Kemampuan Menyesuaikan Diri 200 25.85 71.46 50.0000 8.83568
Kesiapan Merespon Dengan Tepat 200 30.07 63.34 50.0000 8.64117
Kapasitas Untuk Seimbang 200 26.75 63.95 50.0000 9.99500
Pengendalian Kemarahan 200 24.69 68.76 50.0000 8.33617
Valid N (listwise) 200
Dari tabel 4.2 dapat diketahui, bahwa skor terendah DV yaitu kepercayaan
sebesar 27.43 dan skor tertinggi sebesar 70.67 dengan standar deviasi sebesar
9.62904. Selanjutnya variabel-variabel dari sense of humor, yaitu variabel humor
production yang memiliki skor terendahnya sebesar 12.56 dan tertinggi sebesar
74.72 dengan standar deviasi sebesar 9.54277. Skor terendah dari variabel coping
with humor sebesar 29.30 dan tertinggi sebesar 70.78 dengan standar deviasi
sebesar 9.08795. Skor terendah dari atittude toward humor sebesar 28.17 dan
tertinggi sebesar 66.59 dengan standar deviasi sebesar 8.76251. Selanjutnya
variabel-variabel dari kematangan emosi, yaitu variable kemandirian yang
memiliki skor terendah 28.13 dan skor tertinggi 69.50 dengan standar deviasi
8.07591. Variabel kemampuan kenerima Realita memiliki nilai terendah 28.13
dan skor tertinggi 63.77 dengan standar deviasi 8.97781. Variabel kemampuan
menyesuaikan diri memiliki skor terendah 25.85 dan skor tertinggi 71.46 dengan
standar deviasi 8.83568. Variabel kesiapan merespon dengan tepat memiliki skor
57
terendah 30.07 dan skor tertinggi 63.34 dengan standar deviasi 8.64117. Variabel
kapasitas untuk seimbang memiliki skor terendah 26.75 dan skor tertinggi 63.95
dengan standar deviasi 9.99500. Variabel pengendalian kemarahan memiliki skor
terendah 24.69 dan skor tertinggi 68.76 dengan standar deviasi 8.33617.
4.3 Kategorisasi skor variabel penelitian
Setelah melakukan deskripsi statistik dari masing-masing variabel penelitian,
maka hal yang perlu dilakukan adalah pengkategorisasian terhadap data penelitian
dengan menggunakan standar deviasi (SM) dan mean (M) dari t-score. Dalam hal
ini, ditetapkan norma sebagai berikut.
Tabel 4.3 Norma skor variabel
Norma Interpretasi
X < M Rendah
X > M Tinggi
Dari norma skor variabel di atas, maka akan diperoleh kategorisasi dari
masing-masing variabel. Kategorisasi ini akan dipaparkan dalam tabel berikut.
Tabel 4.4 Kategorisasi variabel penelitian
Variabel Rendah Tinggi
Kepercayaan 128 (64%) 72 (36%)
Humor Production 95 (47.5%) 105 (52.5%)
Coping with Humor 76 (38%) 124 (62%)
Attitude Toward Humor 104 (52%) 96 (48%)
Kemandirian 153 (76.5%) 47 (23.5%)
Kemampuan Menerima Realita 119 (59.5%) 81 (40.5%)
Kemampuan Menyesuaikan Diri 95 (47.5%) 105 (52.5%)
Kesiapan Merespon Dengan Tepat 120 (60%) 80 (40%)
Kapasitas Untuk Seimbang 140 (70%) 60 (30%)
Pengendalian Kemarahan 94 (47%) 106 (53%)
Berdasarkan data hasil kategorisasi kepercayaan, anggota yang memiliki
rasa kepercayaan terhadap pemimpin berkategori tinggi sebanyak 36%, sedangkan
dengan kategori rendah sebanyak 64%. Kemudian hasil kategorisasi humor
production, anggota yang memiliki humor production berkategori tinggi sebanyak
58
52.5%, dan kategori rendah sebanyak 47.5%. Hasil kategorisasi coping with
humor, anggota yang memiliki coping with humor berkategori tinggi sebanyak
62%, dan kategori rendah sebanyak 38%. Hasil kategorisasi atittude toward
humor, anggota yang memiliki atittude toward humor berkategori tinggi sebanyak
48%, dan kategori rendah sebanyak 52%. Hasil kategorisasi kemandirian, anggota
yang memiliki kemandirian berkategori tinggi sebanyak 23.5% dan kategori
rendah sebanyak 76.5%. Hasil kategorisasi kemampuan menerima realita, anggota
yang memiliki kemampuan menerima realita berkategori tinggi sebanyak 40.5%,
dan kategori rendah sebanyak 59.5%. Hasil kategorisasi kemampuan
menyesuaikan diri, anggota yang memiliki kemampuan menyesuaikan diri
berkategori tinggi sebanyak 52.5%, dan kategori rendah sebanyak 47.5%. Hasil
kategorisasi kesiapan merespon dengan tepat, anggota yang memiliki kesiapan
merespon dengan tepat berkategori tinggi sebanyak 40%, dan kategori rendah
sebanyak 60%. Hasil kategorisasi kapasitas untuk seimbang, anggota yang
memiliki kapasitas untuk seimbang berkategori tinggi sebanyak 30%, dan kategori
rendah sebanyak 70%. Hasil kategorisasi pengendalian kemarahan, anggota yang
memiliki pengendalian kemarahan berkategori tinggi sebanyak 53%, dan kategori
rendah sebanyak 47%.
4.4 Uji Hipotesis
4.4.1 Analisis regresi variabel penelitian
Pada tahapan ini dilakukan pengujian hipotesis penelitian dengan teknik analisis
regresi berganda dengan menggunakan software PASW statistics 18. Dalam
regresi ada tiga hal yang dilihat, yaitu melihat besaran R square untuk mengetahui
59
berapa persen (%) varians DV yang dijelaskan oleh IV, lalu melihat apakah secara
keseluruhan IV berpengaruh secara signifikan terhadap DV dan yang terakhir
melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari masing - masing IV.
Langkah pertama adalah melihat besaran R square untuk mengetahui
berapa persen (%) varians DV yang dijelaskan oleh IV. Besaran R square dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5 Sumbangan Keseluruhan IV terhadap DV
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .680a
.462 .436 7.22867
Predictors: (Constant), pengendalian kemarahan, coping with humor, kemandirian, kemampuan
menyesuaikan diri, atittude toward humor, kapasitas untuk seimbang, humor production, kesiapan merespon
dengan tepat, kemampuan menerima realita
Berdasarkan tabel 4.5 dapat terlihat bahwa perolehan R square sebesar
0.462 atau 46.2%, artinya proporsi varian dari Kepercayaan yang dijelaskan oleh
semua independent variable (humor production, coping with humor, atittude
toward humor, kemandirian, kemampuan menerima realita, kemampuan
menyesuaikan diri, kesiapan merespon dengan tepat, kapasitas untuk seimbang,
pengendalian kemarahan) adalah sebesar 46.2%, sedangkan 53.8% sisanya
dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini. Langkah kedua adalah
menganalisis dampak dari seluruh independent variable terhadap Kepercayaan.
Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.6 pengaruh keseluruhan IV terhadap DV
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 8522.782 9 946.976 18.123 .000a
Residual 9928.198 190 52.254
Total 18450.980 199
a. Predictors: (Constant), pengendalian kemarahan, coping with humor, kemandirian, kemampuan
menyesuaikan diri, atittude toward humor, kapasitas untuk seimbang, humor production, kesiapan
merespon dengan tepat, kemampuan menerima realita
b. Dependent Variable: kepercayaan
60
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai signifikannya adalah 0.000
(sig < 0.05), artinya hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh yang
signifikan seluruh IV terhadap Kepercayaan ditolak. Maka dapat disimpulkan ada
pengaruh yang signifikan dimensi-dimensi sense of humor (humor production,
coping with humor & atittude toward humor) dan kematangan emosi
(kemandirian, kemampuan menerima realita, kemampuan menyesuaikan diri,
kesiapan merespon dengan tepat, kapasitas untuk seimbang, pengendalian
kemarahan) terhadap kepercayaan.
Langkah terakhir adalah melihat koefisien regresi masing-masing IV.
Adapun penyajiannya ditampilkan pada tabel berikut:
Tabel 4.7 Koefisien Regresi masing-masing IV
Model
Unstandarized
Coefficients
Standarized
Coefficients T Sig.
B Std.
Error
Beta
1 (Constant) -5.631 5.940 -.948 .334
Humor Production .129 .063 .128 2.031 .044
Coping with Humor .057 .069 .054 .829 .408
Atittude Toward Humor .002 .067 .002 .036 .972
Kemandirian .232 .071 .194 3.266 .001
Kemampuan Menerima realita .205 .074 .191 2.762 .006
Kemampuan Menyesuaikan Diri .085 .064 .078 1.328 .186
Kesiapan Merespon Dengan Tepat .202 .076 .181 2.672 .008
Kapasitas Untuk Seimbang .228 .063 .237 3.594 .000
Pengendalian Kemarahan -.027 .069 -.023 -.391 .696
a. Dependent Variable: kepercayaan
Berdasarkan tabel di atas dapat disampaikan regresi sebagai berikut:
Kepercayaan = -5.631 + 0.129 humor production + 0.057 coping with humor +
0.002 atittude toward humor + 0.232 kemandirian + 0.205 kemampuan
menerima realita + 0.085 kemampuan menyesuaikan diri + 0.202 kesiapan
merespon dengan tepat + 0.228 kapasitas untuk seimbang – 0.027
pengendalian kemarahan
61
Pada tabel 4.7 dapat dilihat bahwa IV yang signifikan adalah humor
production, kemandirian, kemampuan menerima realita, kesiapan merespon
dengan tepat dan kapasitas untuk seimbang. Sedangkan IV lainnya tidak
signifikan. Berikut informasi yang didapat dari tabel di atas:
1. Koefisien regresi variabel humor production adalah sebesar 0.129 dengan
signifikansi 0.044 (< 0.05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel
hunor production berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
kepercayaan. Maka semakin tinggi humor production semakin tinggi pula
kepercayaan anggota terhadap pemimpin.
2. Koefisien regresi variabel coping with humor adalah sebesar 0.057 dengan
signifikasi 0.404 (> 0.05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel coping
with humor tidak berpengaruh terhadap kepercayaan.
3. Koefisien regresi variabel atittude toward humor adalah sebesar 0.002 dengan
signifikasi 0.971 (> 0.05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel
atittude toward humor tidak berpengaruh terhadap kepercayaan.
4. Koefisien regresi variabel kemandirian adalah sebesar 0.232 dengan
signifikasi 0.001 (< 0.05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel
kemandirian berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepercayaan.
Maka semakin tinggi kemandirian semakin tinggi pula kepercayaan anggota
terhadap pemimpin.
5. Koefisien regresi variabel kemampuan menerima realita adalah sebesar 0.205
dengan signifikasi 0.006 (< 0.05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa
variabel kemampuan menerima realita berpengaruh secara positif dan
62
signifikan terhadap kepercayaan. Maka semakin tinggi kemampuan menerima
realita semakin tinggi pula kepercayaan anggota terhadap pemimpin.
6. Koefisien regresi variabel kemampuan menyesuaikan diri adalah sebesar
0.085 dengan signifikasi 0.184 (> 0.05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa
variabel kemampuan menyesuaikan diri tidak berpengaruh terhadap
kepercayaan.
7. Koefisien regresi variabel kesiapan merespon dengan tepat adalah sebesar
0.202 dengan signifikasi 0.008 (< 0.05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa
variabel kesiapan merespon dengan tepat berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap kepercayaan. Maka semakin tinggi kesiapan merespon
dengan tepat semakin tinggi pula kepercayaan anggota terhadap pemimpin.
8. Koefisien regresi variabel kapasitas untuk seimbang adalah sebesar 0.228
dengan signifikasi 0.000 (< 0.05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa
variabel kapasitas untuk seimbang berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap kepercayaan. Maka semakin tinggi kapasitas untuk seimbang
semakin tinggi pula kepercayaan anggota terhadap pemimpin.
9. Koefisien regresi variabel pengendalian kemarahan adalah sebesar -0.027
dengan signifikasi 0.701 (> 0.05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa
variabel pengendalian kemarahan tidak berpengaruh terhadap kepercayaan.
4.4.2 Proporsi Varians
Pada pengujian proporsi varians ini, peneliti ingin mengetahui penambahan
proporsi varians dari pada tabel 4.8, kolom pertama adalah IV yang dianalisis satu
persatu, kolom kedua (R square) merupakan penambahan varians DV dari tiap IV
63
yang dimasukkan satu persatu, kolom ketiga (R square Change) merupakan nilai
murni varians DV dari tiap IV yang dimasukkan secara satu persatu, kolom
keempat (F Change) adalah nilai F hitung bagi IV yang bersangkutan, kolom df
merupakan derajat bebas bagi IV yang bersangkutan, yang terdiri dari numerator
dan denumerator yang telah ditentukan sebelumnya, sehingga nilai kolom inilah
yang akan dibandingkan dengan nilai F hitung dan kolom terakhir yaitu kolom
sig. F Change yang merupakan kolom hasil signifikansi.
Kemudian, peneliti juga ingin melihat besarnya proporsi varian DV yang
merupakan besarnya sumbangan dari masing-masing IV, hal yang dilakukan yaitu
dengan menghitung pertambahan proporsi varian setiap kali IV baru dimasukkan
dalam persamaan. Bertambahnya R2dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8 Proporsi Varian untuk masing-masing IV
Model
R
R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
R Square
Change F Change
Sig. F
Change
1 .298a .089 .084 9.21337 .089 19.361 .000
2 .339b .115 .106 9.10451 .026 5.763 .017
3 .373c .139 .126 9.00332 .024 5.453 .021
4 .524d .275 .260 8.28436 .136 36.496 .000
5 .612e .374 .358 7.71488 .100 30.851 .000
6 .622f .387 .368 7.65611 .013 3.990 .047
7 .651g .424 .403 7.43868 .037 12.448 .001
8 .679h .461 .439 7.21262 .037 13.224 .000
9 .680i .462 .436 7.22867 .000 .153 .696
Berdasarkan tabel 4.8 dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Variabel humor production memberikan sumbangan sebesar 8.9% pada
varians kepercayaan. Sumbangan variabel signifikan secara statistik dengan F
(1.198) = 19.384 dan sig. F Change 0.000 (sig < 0.05).
64
2. Variabel coping with humor memberikan sumbangan sebesar 2.6% pada
varians kepercayaan. Sumbangan variabel signifikan secara statistik dengan F
(1.197) = 7.206 dan sig. F Change 0.017 (sig < 0.05).
3. Variabel atittude toward humor memberikan sumbangan sebesar 2.4% pada
varians kepercayaan. Sumbangan variabel signifikan secara statistik dengan F
(1.196) = 4.074 dan sig. F Change 0.021 (sig < 0.05).
4. Variabel kemandirian memberikan sumbangan sebesar 13.6% pada varians
kepercayaan. Sumbangan variabel signifikan secara statistik dengan F (1.195)
= 36.573 dan sig. F Change 0.000 (sig < 0.05).
5. Variabel kemampuan menerima realita memberikan sumbangan sebesar 10%
pada varians kepercayaan. Sumbangan variabel signifikan secara statistik
dengan F(1.194) = 30.841 dan sig. F Change 0.000 (sig < 0.05).
6. Variabel kemampuan menyesuaikan diri memberikan sumbangan sebesar
1.3% pada varians kepercayaan. Sumbangan variabel signifikan secara
statistik dengan F(1.193) = 4.031 dan sig. F Change 0.047 (sig < 0.05).
7. Variabel kesiapan merespon dengan tepat memberikan sumbangan sebesar
3.7% pada varians kepercayaan. Sumbangan variabel signifikan secara
statistik dengan F(1.192) = 12.476 dan sig. F Change 0.001 (sig < 0.05).
8. Variabel kapasitas untuk seimbang memberikan sumbangan sebesar 3.7%
pada varians kepercayaan. Sumbangan variabel signifikan secara statistik
dengan F(1.191) = 13.263 dan sig. F Change 0.000 (sig < 0.05).
65
9. Variabel pengendalian kemarahan memberikan sumbangan sebesar 0% pada
varians kepercayaan. Sumbangan variabel tidak signifikan secara statistik
dengan F(1.190) = 0.148 dan sig. F Change 0.696 (sig > 0.05).
Berdasarkan analisis di atas, terdapat delapan variabel independen yang signifikan
sumbangannya terhadap kepercayaan, yaitu humor production, coping with
humor, atittude toward humor, kemandirian, kemampuan menerima realita,
kemampuan menyesuaikan diri, kesiapan merespon dengan tepat, dan kapasitas
untuk seimbang. Sedangkan variabel pengendalian kemarahan tidak memberikan
sumbangan secara signifikan terhadap kepercayaan.
66
BAB 5
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya, sebaran skor
kepercayaan anggota terhadap pemimpin di organisasi HMI cabang Ciputat pada
penelitian ini berada pada kategori tinggi. Kemudian dilakukan uji hipotesis
menggunakan analisis regresi berganda, maka kesimpulan yang dapat diambil dari
penelitian ini adalah ada pengaruh yang signifikan dari Sense of Humor dan
kematangan emosi terhadap kepercayaan anggota terhadap pemimpin di
organisasi HMI cabang Ciputat.
Jika dilihat dari table koefisien regresi pada bab empat, maka IV yang
memiliki koefisien regresi yang signifikan yaitu, humor production, kemandirian,
kemampuan menerima realita, kesiapan merespon dengan tepat, dan kapasitas
untuk seimbang. Sementara IV lain yaitu, attitude toward humor, coping with
humor, kemampuan menyesuaikan diri, dan pengendalian kemarahan tidak
signifikan dalam penelitian ini.
Selanjutnya jika dilihat berdasarkan proporsi varian masing-masing
variabel, ternyata hampir semua variabel yang signifikan dan hanya variabel
pengendalian kemarahan saja yang tidak signifikan. Variabel-variabel yang
signifikan adalah humor production, attitude toward humor, coping with humor,
67
kemandirian, kemampuan menerima realita, kemampuan menyesuaikan diri,
kesiapan merespon dengan tepat, dan kapasitas untuk seimbang.
5.2 Diskusi
Dalam penelitian ini, peneliti mencoba memahami tentang kepercayaan
anggota terhadap pemimpin dalam organisasi melalui pengaruh variabel internal
pada organisasi tersebut maupun variabel eksternal dari organisasi. Variabel
internal organisasi dalam hal ini adalah Sense of Humor, sedangkan variabel
eksternal yang coba diangkat adalah kematangan emosi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari
variabel Sense of Humor (humor production) dan dari variabel kematangan emosi
(kemandirian, kemampuan menerima realita, kesiapan merespon dengan tepat,
dan kapasitas untuk seimbang) terhadap kepercayaan anggota terhadap pemimpin
di organisasi Himpunan Mahasiswa Islam cabang Ciputat.
Berdasarkan hasil penelitian ini, aspek humor production, pada variabel
Sense of Humor serta aspek kemandirian, kemampuan menerima realita, kesiapan
merespon dengan tepat, dan kapasitas untuk seimbang memiliki pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap kepercayaan anggota terhadap pemimpin. Artinya
semakin tinggi tingkat humor production, kemandirian, kemampuan menerima
realita, kesiapan merespon dengan tepat, dan kapasitas untuk seimbang seorang
anggota maka semakin tinggi pula tingkat kepercayaan anggota tersebut terhadap
pemimpinnya.
Menurut penelitian dari Clouse dan Spurgeon (1995) humor dapat
membantu dalam membangun, menciptakan dan memelihara budaya organisasi,
68
menurut Decker dan Rotondo (2001) humor dapat meningkatkan efektivitas
kepemimpinan, dan menurut Vaill (1989) humor dapat menciptakan persahabatan.
Maka dari itu sudah tentu humor dapat mempengaruhi kepercayaan anggota
terhadap pemimpin.
5.3 Saran
Berdasarkan penulisan ini, peneliti menyadari bahwa masih terdapat masih
banyak kekurangan di dalamnya. Untuk itu, peneliti memberikan beberapa saran
untuk bahan pertimbangan sebagai penyempurnaan penelitian selanjutnya, baik
berupa saran teoritis maupun praktis.
5.3.1 Saran Teoritis
1. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa humor production, kemandirian,
kemampuan menerima realita, kesiapan merespon dengan tepat, dan kapasitas
untuk seimbang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepercayaan.
Dalam penelitian ini kepercayaan dilihat sebagai satu variabel. Penelitian
selanjutnya disarankan untuk lebih menggali mengenai pengaruh humor
production, kemandirian, kemampuan menerima realita, kesiapan merespon
dengan tepat, dan kapasitas untuk seimbang terhadap kepercayaan dengan
melihat bagaimana pengaruh aspek-aspek tersebut pada masing-masing
dimensi kepercayaan.
2. Untuk penellitian selanjutnya, dapat digunakan faktor-faktor lain yang
menarik untuk dijadikan independent variable untuk melihat pengaruhnya
terhadap kepercayaan anggota terhadap pemimpin, seperti leadership style,
attitude generalization and the measurement, employee performance.
69
3. Pada penelitian ini variabel humor production yang digunakan adalah teori
yang dikembangkan oleh Thorson dan Powell (1993) dan variabel kematangan
emosi diambil dari teori yang dikembangkan oleh Smitson (1974). Disarankan
untuk penelitian selanjutnya untuk menggunakan teori humor production dan
kematangan emosi yang dikembangkan oleh tokoh lainnya untuk dapat
melihat sudut pandang yang berbeda mengenai pengaruh humor production
dan kematangan emosi terhadap kepercayaan.
4. Proses adaptasi alat ukur dari bahasa inggris ke bahasa Indonesia pada
penelitian ini diakui masih banyak kekurangan. Untuk menghindari bias
bahasa yang mungkin terjadi, disarankan untuk melakukan proses
pengadaptasian alat ukur yang sempurna.
5. Diusahakan untuk menggunakan jumlah responden penelitian yang lebih
menggambarkan populasi yang ada. Selain itu menggunakan responden yang
berbeda dari penelitian sebelumnya juga sangat disarankan, agar mendapatkan
hasil yang berbeda pula.
5.3.2 Saran Praktis
Sesuai hasil penelitian bahwa bahwa aspek humor production, kemandirian,
kemampuan menerima realita, kesiapan merespon dengan tepat, dan kapasitas
untuk seimbang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepercayaan. Maka
sebagai masukan untuk pihak organisasi Himpunan Mahasiswa Islam cabang
Ciputat untuk meningkatkan level humor production, kemandirian, kemampuan
menerima realita, kesiapan merespon dengan tepat, dan kapasitas untuk seimbang.
70
Agar hal tersebut meningkat disarankan pada organisasi Himpunan Mahasiswa
Islam cabang Ciputat untuk:
1. Diharapkan untuk pemimpin dan pengurus organisasi untuk dapat
menyisipkan humor pada setiap kegiatan-kegiatan organisasi. Seperti saat
rapat, diskusi, pelatihan dan kegiatan lainnya untuk menghilangkan
ketegangan dan kejenuhan dalam melaksanakan kegiatan organisasi.
2. Diharapkan bagi pemimpin dan pengurus organisasi untuk tidak bergantung
kepada pihak lain di luar organisasi contohnya dalam hal dana organisasi,
serta dapat mempertanggungjawabkan segala bentuk keputusan yang telah
diambil dan dilaksanakan.
3. Mampu menyikapi masalah dengan bijak dan memiliki solusi untuk keluar
dari masalah dengan berbagai cara yang pemimpin dan pengurus miliki.
4. Dapat menerima perbedaaan yang ada dalam organisasi. baik itu perbedaan
latar belakang, perbedaan pendapat atau perbedaan pemikiran dan menjadikan
hal tersebut keunikan dalam organisasi serta merespon dengan tepat keunikan-
keunikan tersebut.
Memiliki rasa saling membutuhkan anatara pemimpin, pengurus dan anggotanya.
71
DAFTAR PUSTAKA
Argyris, C. (1964). Integrating the individual and the organization. New York:
Wiley.
Avolio, B.J., Howell, J. M., & Sosik, J. J. (1999). A funny thing happened on the
way to the bottom line: humor as a moderator of leadership style effects.
Academy of Management Journal, 42, 219-227.
Butler, J. K., Jr. (1991). Toward understanding and measuring conditions of trust:
evolution of a condition of trust inventory. Journal of Management, 17,
643-663.
Butler, J. K., Jr., & Cantrell, R. S. (1984). A behavioral decision theory approach
to modeling dyadic trust in superiors and subordinates. Psychological
Reports, 55, 19−28.
Cook, J., & Wall, T. (1980). New work attitude measures of trust, organizational
commitment and personal need non-fulfillment. Journal of Occupational
Psychology, 53, 39–52.
Dirks, K. T., & Ferrin D. L. (2001). The role of trust in organizational settings.
Organization Science, 12, 450-467.
Gillespie, N. A., & Mann, L. (2004). Transformational leadership and shared
values: the building blocks of trust. Journal of Managerial Psychology,
19, 588−607.
Holtz, B. C., & Harold C. M. (2008). When your boss says no! the effects of
leadership style and trust on employee reactions to managerial
explanations. Journal of Occupational and Organizational Psychology,
81, 777–802.
Jung, D. I., & Avolio, B. J. (2000). Opening the black box: an experimental
investigation of the mediating effects of trust and value congruence on
transformational and transactional leadership. Journal of Organizational
Behavior, 21 (8), 949-964.
Kirkpatrick, S. A., & Locke, E. A. (1996). Direct and indirect effects of three core
charismatic leadership components on performance and attitudes. Journal
of Applied Psychology, 8, 36–51.
Kouzes, J., & Posner, B. (1995). The leadership challenge: How to get
extraordinary things done in organizations. San Francisco: Jossey-Bass.
72
Lewicki, R. J., McAllister, D. J., & Bies, R. J. (1998). Trust and distrust: new
relationships and realities. Academy of Management Review, 23 (3), 438-
458.
Likert, R. (1967). The human organization. New York: McGraw-Hill.
Martin, R. A. (2003). Sense of humor. Chapter to appear in: S. J. Lopez & C. R.
Snyder (Eds.), Handbook of Positive Psychological Assessment.
Martin, R. A., Puhlik-Doris, P., Larsen, G., Gray, J. & Weir, K. (2003). Individual
differences in uses of humor and their relation to psychological well-
being: Development of the Humor Styles Questionnaire. Journal of
Research in Personality, 37, 48–75.
Martin, R.A. , & Lefcourt, H.M. (1983). Sense of humor as a moderator of the
relation between stressors and moods. Journal of Personality and Social
Psychology, 45, 1313–1324.
Martin, R.A., & Lefcourt, H.M. (1984). Situational humor response questionnaire:
quantitative measure of sense of humor. Journal of Personality and Social
Psychology, 47 (1), 145-155.
Mayer, R. C., Davis, J. H., & Schoorman, F. D. (1995). An integrative model of
organization trust. Academy of Management Review, 20, 709−734.
Mayer, R., & Gavin, M. (1999), „„Trust for management and performance: who
minds the shop while the employees watch the boss?‟‟, Annual Meeting of
Academy of Management, Chicago, IL, August.
McGregor, D. (1967). The professional manager. New York: McGraw-Hill.
Meyer JP,Allen NJ. (1997). Commitment in the workplace: theory, research, and
application. Sage: Thousand Oaks, CA.
Podsakoff P., MacKenzie, S., Moorman, R., & Fetter R. (1990). Transformational
leader behaviors and their effects on followers‟ trust in leader, satisfaction,
and organizational citizenship behaviors. Leadership Quarterly, 1, 107–
142.
Putri, Faradina Anggraini. (2010). Hubungan kematangan emosi dengan
agresivitas remaja akhir laki-laki. Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas
Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Romero, E. J., & Cruthirds, K.W. (2006). The use of humor in the work place.
Academy of management perspective.
73
Rousseau, D. M., Sitkin, S. B., Burt, R. S., & Camerer, C. (1998). Not so different
after all: a cross-discipline view of trust. Academy of Management Review,
23, 393-404.
Schriesheim, C., Castro, S., & Cogliser, C. (1999). Leader-member exchange
(LMX) research: A comprehensive review of theory, measurement, and
data-analytic practices. Leadership Quarterly, 10, 63–113.
Sharkie, Robert. (2009). Trust in leadership is vital for employee performance.
Management Research News, 32 (5), 491-498.
Suyasa, P. Tommy Y. S. (2010). Identify type of humor: funy, funy and funy.
Tidak diterbitkan. Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara.
Whitener, E. M., Brodt, S. E., Korsgaard, M. A., & Werner, J. M. (1998).
Managers as initiators of trust: an exchange relationship framework for
understandign managerial trustworthy behavior. Academy of Management
Review, 23 (3), 513−530.
Zhang, A. Y., Tsui, A. S., Song, L. J., Li, C., & Jia, L. (2008). How do i trust
thee? the employee - organization relationship. Human Resource
Management, 47 (1), 111-132.
LAMPIRAN
75
Lampiran 1: Kuesioner Penelitian
PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Wr, Wb.
Saya adalah mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
sedang mengadakan penelitian untuk memenuhi tugas akhir.
Oleh karena itu, saya mengharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi responden
dalam penelitian ini dengan mengisi kuesioner sesuai dengan keadaan pada diri
Saudara. Dalam kuesioner ini tidak ada jawaban benar atau salah. Adapun
informasi dan data Saudara akan akan sangat bermanfaat bagi penelitian saya dan
akan dijamin kerahasiaannya serta hanya digunakan untuk kepentingan
pengumpulan data.
Atas perhatian dan bantuannya saya ucapkan terimakasih.
Hormat Saya,
Peneliti
76
IDENTITAS
Silahkan isi serta lingkari pilihan yang tersedia sesuai dengan diri anda
Nama / Inisial :
Usia :
Jenis Kelamin : L / P
PETUNJUK PENGISIAN SKALA
1. Bacalah dan pahami setiap pernyataan dengan teliti.
2. Beri tanda check list (√) pada kolom di sebelah kanan anda pada setiap
pernyataan yang paling sesuai dengan keadaan saudara.
3. Dalam hal ini, tidak ada jawaban benar atau salah. Semua jawaban adalah
baik. Adapun pilihan jawaban tersebut adalah :
SS = Sangat sesuai, jika kalimat pernyataan sangat sesuai dengan keadaan diri
saudara.
S = Sesuai, jika kalimat pernyataan sesuai dengan keadaan diri saudara
TS = Tidak sesuai, jika kalimat pernyataan tidak sesuai dengan keadaan diri
saudara
STS = Sangat Tidak Sesuai, jika kalimat pernyataan tidak sangat sesuai
dengan keadaan diri saudara.
Contoh :
Jika jawaban anda sesuai
No Pernyataan SS S TS STS
1 Saya akan berbuat baik kepada
siapapun.
√
77
SKALA I
No Pernyataan SS S TS STS
1. Orang lain mengatakan bahwa saya lucu
2. Ucapan jenaka saya menghibur orang lain
3. Saya dapat membuat orang tertawa dengan
berbagai hal yang saya katakan
4. Saya dianggap lucu oleh teman-teman saya
5. Saya yakin dapat membuat orang tertawa
6. Orang-orang memperhatikan saya saat saya
mengatakan hal lucu
7. Saya menggunakan humor untuk menghibur
teman-teman
8. Saya sering dapat memecahkan suasana
dengan hal-hal lucu yang saya katakan
9. Terkadang saya membuat lelucon atau cerita
lucu
10. Saya bisa mengendalikan kelompok dengan
menggunakan humor
11. Saya dapat meringankan situasi tegang
dengan mengatakan sesuatu yang lucu
12. Saya dapat menemukan hal yang lucu di
sebagian besar situasi
13. Orang-orang yang lucu dapat membuat
tertawa hingga terasa sakit di perut
14. Saya suka lelucon yang bagus
15. Memanggil seseorang dengan sebutan
“badut” merupaka sebuah penghinaan
16. Saya merasa tidak nyaman ketika semua
78
orang melawak
17. Saya tidak suka pelawak
18. Saya menghargai orang-orang yang pandai
melucu / humoris
19. Tertawalah maka dunia akan tertawa bersama
mu
20. Berusaha untuk menguasai situasi melalui
penggunaan humor merupakan hal yang
benar-benar bodoh
21. Mengatasi masalah dengan menggunakan
humor adalah cara beradaptasi yang elegan
22. Humor membantu saya mengatasi masalah
23. Penggunaan lelucon atau humor membantu
saya menguasai situasi sulit
24.
Menggunakan humor membuat saya nyaman
25. Saya dapat menggunakan lelucon untuk
beradaptasi dengan berbagai situasi
26. Mengatasi stress dengan humor adalah cara
yang buruk
27. Meringankan beban orang dengan cara
bercanda tidak berguna
28. Saya suka mengeluarkan lelucon pada saat
yang tepat
29. Suatu hal akan berjalan baik dengan humor
79
SKALA II
No Pernyataan SS S TS S
1. Saya dapat menyelesaikan tugas saya sendiri
2. Saat saya dihadapkan pada dua pilihan maka
saya dapat memastikan pilihan saya sendiri
3. Saya mengerjakan tugas saya hingga selesai
4. Saya menunda-nuda dalam menyelesaikan
tugas
5. Saya menyukai diri saya apa adanya
6. Saya bangga dengan kemampuan yang saya
miliki
7. Seberat apapun masalah yang saya hadapi,
saya akan menghadapinya
8. Saya mudah menyesuaikan diri di lingkungan
yang baru
9. Saya malu untuk memulai pembicaraan
dengan orang yang baru saya kenal
10. Saya tidak canggung untuk berbicara dengan
orang yang baru saya kenal
11. Saya membutuhkan waktu yang cukup lama
untuk menyesuaikan diri di lingkungan yang
baru
12. Berada di tengah-tengah orang banyak
membuat saya kikuk
13. Saya acuh kepada teman saya yang sedang
kesulitan
14. Saya mengetahui apa yang dirasakan sahabat
saya, meskipun ia tidak cerita
80
15. Saya sabar dalam menghadapi teman dengan
beraneka sifat
16. Menurut saya setiap orang unik
17. Saya berusaha menghargai keunikan teman-
teman saya
18. Saya kesulitan menghadapi teman yang
banyak omong
19. Saya kurang akrab dengan tetangga di sekitar
rumah
20. Saya bergaul dengan orang-orang dari
berbagai kalangan
21. Saya selalu mengambil hikmah dari setiap
kejadian baik atau buruk yang saya alami
22. Saya merasa biasa saja ketika mendengar
berita meninggalnya orang tua teman dekat
23. Saya diam saja ketika teman sedang dalm
kesulitan
24. Sulit bagi saya untuk kembali tenang jika
marah
25. Saya mengumpat-umpat sampai puas ketika
marah
26. Kebanyakan teman saya menjauh karena
tingkah laku saya yang temperamental
27. Saya mudah marah ketika ada teman yang
menyinggung perasaan
81
SKALA III
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya merasa sangat yakin terhadap
kemampuan pemimpin
2. Pemimpin betul-betul mampu melaksanakan
pekerjaannya
3. Pemimpin memiliki banyak pengetahuan
mengenai tugas yang harus dikerjakan
4. Pemimpin memiliki kemampuan khusus yang
dapat meningkatkan kinerja anggota
5. Pemimpin dikenal sebagai orang yang sukses
pada hal-hal yang dia coba lakukan
6. Pemimpin memiliki keahlian yang sangat
baik
7. Pemimpin akan pergi keluar untuk membantu
anggota yang mengalami kesulitan
8. Pemimpin akan langsung bertindak untuk
menangani sesuatu yang penting bagi
anggotanya
9. Pemimpin sangat memperhatikan
kesejahteraan anggota
10. Kebutuhan dan keinginan anggota sangat
penting bagi pemimpin
11. Pemimpin tidak akan melakukan tindakan
yang dapat menyakiti anggotanya dengan
sengaja
12. Pemimpin memiliki rasa keadilan yang kuat
13. Pemimpin tidak perlu bertanya-tanya apakah
82
anggota akan mematuhi perkataannya
14. Anggota menyukai nilai-nilai yang
ditanamkan pemimpin
15. Pemimpin berusaha keras untuk bersikap adil
dalam mengambil keputusan
16. Tindakan dan perilaku pemimpin sangat tidak
konsisten
83
Lampiran 2: Syntax Uji CFA Kepercayaan
UJI VALIDITAS CFA KEPERCAYAAN
DA NI=16 NO=200 MA=PM
LA
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10
ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16
KM SY FI=KEPERCAYAAN.COR
MO NX=16 NK=1 PH=ST LX=FR TD = SY
LK
TRUST
FR LX 1 LX 16
FR TD 10 3 TD 4 2 TD 5 3 TD 8 7 TD 2 1 TD 16 13 TD 16 3 TD 16 14 TD 9 7
TD 12 2 TD 15 12 TD 15 8 TD 11 1 TD 4 1 TD 9 4 TD 3 2 TD 4 3 TD 7 3 TD 11
5 TD 14 11 TD 8 1 TD 8 2 TD 13 7 TD 7 6 TD 12 11 TD 9 5 TD 16 15 TD 10 9
TD 15 7 TD 6 4 TD 14 8 TD 15 14 TD 15 1 TD 16 12 TD 12 9 TD 16 6 TD 15 6
TD 15 9 TD 9 1 TD 16 9 TD 13 5 TD 13 8 TD 10 6 TD 14 3 TD 14 6 TD 14 13
TD 12 1 TD 14 1 TD 14 10 TD 16 10 TD 14 12 TD 14 9 TD 7 1 TD 5 1
PD
OU TV SS MI
84
Lampiran 3: Output Uji CFA Kepercayaan
DATE: 4/26/2016
TIME: 14:45
L I S R E L 8.80
BY
Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom
This program is published exclusively by
Scientific Software International, Inc.
7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100
Lincolnwood, IL 60712, U.S.A.
Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140
Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2006
Use of this program is subject to the terms specified in the
Universal Copyright Convention.
Website: www.ssicentral.com
The following lines were read from file D:\OLAH
DATA\KEPERCAYAAN\KEPERCAYAAN.ls8:
UJI VALIDITAS CFA KEPERCAYAAN
DA NI=16 NO=200 MA=PM
LA
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10
ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16
KM SY FI=KEPERCAYAAN.COR
MO NX=16 NK=1 PH=ST LX=FR TD = SY
LK
TRUST
FR LX 1 LX 16
FR TD 10 3 TD 4 2 TD 5 3 TD 8 7 TD 2 1 TD 16 13 TD 16 3 TD 16 14 TD 9 7 TD 12 2 TD 15
12 TD 15 8 TD 11 1 TD 4 1 TD 9 4 TD 3 2 TD 4 3 TD 7 3 TD 11 5 TD 14 11 TD 8 1 TD 8 2 TD
13 7 TD 7 6 TD 12 11 TD 9 5 TD 16 15 TD 10 9 TD 15 7 TD 6 4 TD 14 8 TD 15 14 TD 15 1 TD
16 12 TD 12 9 TD 16 6 TD 15 6 TD 15 9 TD 9 1 TD 16 9 TD 13 5 TD 13 8 TD 10 6 TD 14 3 TD
14 6 TD 14 13 TD 12 1 TD 14 1 TD 14 10 TD 16 10 TD 14 12 TD 14 9 TD 7 1 TD 5 1
PD
OU TV SS MI
UJI VALIDITAS CFA KEPERCAYAAN
Number of Input Variables 16
Number of Y - Variables 0
Number of X - Variables 16
Number of ETA - Variables 0
Number of KSI - Variables 1
85
Number of Observations 200
UJI VALIDITAS CFA KEPERCAYAAN
Correlation Matrix
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6
-------- -------- -------- -------- -------- --------
ITEM1 1.00
ITEM2 0.69 1.00
ITEM3 0.54 0.74 1.00
ITEM4 0.61 0.80 0.81 1.00
ITEM5 0.51 0.55 0.68 0.61 1.00
ITEM6 0.45 0.56 0.66 0.69 0.56 1.00
ITEM7 0.38 0.51 0.70 0.60 0.51 0.67
ITEM8 0.34 0.52 0.66 0.66 0.53 0.62
ITEM9 0.54 0.67 0.74 0.67 0.50 0.69
ITEM10 0.42 0.51 0.45 0.58 0.51 0.57
ITEM11 0.57 0.49 0.53 0.52 0.33 0.52
ITEM12 0.52 0.69 0.58 0.59 0.42 0.60
ITEM13 0.25 0.25 0.27 0.25 0.35 0.22
ITEM14 0.46 0.45 0.41 0.48 0.42 0.52
ITEM15 0.37 0.45 0.50 0.54 0.35 0.64
ITEM16 -0.06 -0.06 -0.12 -0.01 -0.12 0.12
Correlation Matrix
ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12
-------- -------- -------- -------- -------- --------
ITEM7 1.00
ITEM8 0.77 1.00
ITEM9 0.62 0.72 1.00
ITEM10 0.63 0.67 0.65 1.00
ITEM11 0.50 0.57 0.68 0.62 1.00
ITEM12 0.57 0.64 0.78 0.64 0.67 1.00
ITEM13 0.40 0.31 0.31 0.30 0.30 0.26
ITEM14 0.46 0.35 0.51 0.58 0.58 0.42
ITEM15 0.62 0.52 0.72 0.64 0.57 0.74
ITEM16 0.00 0.03 0.08 -0.09 -0.02 0.11
Correlation Matrix
ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16
-------- -------- -------- --------
ITEM13 1.00
ITEM14 0.32 1.00
ITEM15 0.26 0.52 1.00
ITEM16 -0.34 -0.22 0.18 1.00
UJI VALIDITAS CFA KEPERCAYAAN
Parameter Specifications
LAMBDA-X
86
TRUST
--------
ITEM1 1
ITEM2 2
ITEM3 3
ITEM4 4
ITEM5 5
ITEM6 6
ITEM7 7
ITEM8 8
ITEM9 9
ITEM10 10
ITEM11 11
ITEM12 12
ITEM13 13
ITEM14 14
ITEM15 15
ITEM16 16
THETA-DELTA
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6
-------- -------- -------- -------- -------- --------
ITEM1 17
ITEM2 18 19
ITEM3 0 20 21
ITEM4 22 23 24 25
ITEM5 26 0 27 0 28
ITEM6 0 0 0 29 0 30
ITEM7 31 0 32 0 0 33
ITEM8 35 36 0 0 0 0
ITEM9 39 0 0 40 41 0
ITEM10 0 0 44 0 0 45
ITEM11 48 0 0 0 49 0
ITEM12 51 52 0 0 0 0
ITEM13 0 0 0 0 56 0
ITEM14 60 0 61 0 0 62
ITEM15 70 0 0 0 0 71
ITEM16 0 0 78 0 0 79
THETA-DELTA
ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12
-------- -------- -------- -------- -------- --------
ITEM7 34
ITEM8 37 38
ITEM9 42 0 43
ITEM10 0 0 46 47
ITEM11 0 0 0 0 50
ITEM12 0 0 53 0 54 55
ITEM13 57 58 0 0 0 0
ITEM14 0 63 64 65 66 67
ITEM15 72 73 74 0 0 75
ITEM16 0 0 80 81 0 82
87
THETA-DELTA
ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16
-------- -------- -------- --------
ITEM13 59
ITEM14 68 69
ITEM15 0 76 77
ITEM16 83 84 85 86
UJI VALIDITAS CFA KEPERCAYAAN
Number of Iterations = 13
LISREL Estimates (Maximum Likelihood)
LAMBDA-X
TRUST
--------
ITEM1 0.60
(0.07)
9.20
ITEM2 0.72
(0.06)
11.55
ITEM3 0.83
(0.06)
14.44
ITEM4 0.79
(0.06)
13.21
ITEM5 0.66
(0.06)
10.29
ITEM6 0.77
(0.06)
12.76
ITEM7 0.75
(0.06)
12.01
ITEM8 0.80
(0.06)
13.64
ITEM9 0.91
(0.06)
16.33
88
ITEM10 0.81
(0.06)
13.55
ITEM11 0.72
(0.06)
11.64
ITEM12 0.76
(0.06)
12.51
ITEM13 0.34
(0.07)
4.91
ITEM14 0.63
(0.07)
9.35
ITEM15 0.70
(0.06)
11.14
ITEM16 -0.04
(0.08)
-0.54
PHI
TRUST
--------
1.00
THETA-DELTA
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6
-------- -------- -------- -------- -------- --------
ITEM1 0.64
(0.06)
10.07
ITEM2 0.25 0.49
(0.04) (0.05)
6.68 10.50
ITEM3 - - 0.11 0.29
(0.02) (0.03)
4.52 9.26
ITEM4 0.14 0.23 0.10 0.37
(0.03) (0.03) (0.03) (0.04)
89
4.65 6.78 3.85 8.82
ITEM5 0.06 - - 0.08 - - 0.56
(0.04) (0.03) (0.06)
1.70 2.72 9.41
ITEM6 - - - - - - 0.06 - - 0.40
(0.02) (0.04)
2.53 9.05
ITEM7 -0.05 - - 0.10 - - - - 0.09
(0.03) (0.02) (0.03)
-1.90 4.94 3.38
ITEM8 -0.14 -0.07 - - - - - - - -
(0.03) (0.02)
-4.56 -3.61
ITEM9 -0.03 - - - - -0.06 -0.07 - -
(0.03) (0.02) (0.03)
-1.23 -3.33 -2.54
ITEM10 - - - - -0.20 - - - - -0.06
(0.03) (0.03)
-7.87 -2.03
ITEM11 0.16 - - - - - - -0.12 - -
(0.04) (0.03)
4.20 -3.67
ITEM12 0.08 0.17 - - - - - - - -
(0.03) (0.02)
2.29 6.97
ITEM13 - - - - - - - - 0.11 - -
(0.04)
2.78
ITEM14 0.09 - - -0.10 - - - - 0.04
(0.04) (0.03) (0.03)
2.34 -3.89 1.18
ITEM15 -0.03 - - - - - - - - 0.09
(0.03) (0.03)
-0.98 3.23
ITEM16 - - - - -0.05 - - - - 0.13
(0.03) (0.04)
-1.67 3.29
THETA-DELTA
ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12
-------- -------- -------- -------- -------- --------
90
ITEM7 0.44
(0.05)
9.61
ITEM8 0.16 0.35
(0.03) (0.04)
5.55 9.61
ITEM9 -0.05 - - 0.18
(0.02) (0.03)
-2.06 6.20
ITEM10 - - - - -0.10 0.34
(0.02) (0.04)
-4.20 8.01
ITEM11 - - - - - - - - 0.48
(0.05)
9.72
ITEM12 - - - - 0.08 - - 0.07 0.42
(0.02) (0.02) (0.04)
3.58 2.98 10.18
ITEM13 0.16 0.08 - - - - - - - -
(0.04) (0.03)
4.21 2.25
ITEM14 - - -0.14 -0.08 0.06 0.11 -0.08
(0.03) (0.04) (0.04) (0.04) (0.03)
-4.41 -2.16 1.68 2.61 -2.37
ITEM15 0.08 -0.07 0.09 - - - - 0.21
(0.02) (0.03) (0.03) (0.03)
3.45 -2.78 2.96 6.26
ITEM16 - - - - 0.12 -0.08 - - 0.15
(0.04) (0.04) (0.04)
3.20 -1.85 3.89
THETA-DELTA
ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16
-------- -------- -------- --------
ITEM13 0.89
(0.09)
10.04
ITEM14 0.07 0.58
(0.04) (0.07)
1.63 8.94
ITEM15 - - 0.05 0.51
(0.04) (0.05)
1.28 9.75
91
ITEM16 -0.32 -0.18 0.24 1.00
(0.06) (0.05) (0.05) (0.10)
-5.25 -3.27 4.77 10.35
Squared Multiple Correlations for X - Variables
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6
-------- -------- -------- -------- -------- --------
0.36 0.51 0.71 0.63 0.44 0.60
Squared Multiple Correlations for X - Variables
ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12
-------- -------- -------- -------- -------- --------
0.56 0.65 0.82 0.66 0.52 0.58
Squared Multiple Correlations for X - Variables
ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16
-------- -------- -------- --------
0.12 0.41 0.49 0.00
Goodness of Fit Statistics
Degrees of Freedom = 50
Minimum Fit Function Chi-Square = 65.52 (P = 0.069)
Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 67.27 (P = 0.052)
Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 17.27
90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 42.78)
Minimum Fit Function Value = 0.33
Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.087
90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.21)
Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.042
90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.066)
P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.69
Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 1.20
90 Percent Confidence Interval for ECVI = (1.12 ; 1.33)
ECVI for Saturated Model = 1.37
ECVI for Independence Model = 32.31
Chi-Square for Independence Model with 120 Degrees of Freedom = 6398.66
Independence AIC = 6430.66
Model AIC = 239.27
Saturated AIC = 272.00
Independence CAIC = 6499.44
Model CAIC = 608.93
Saturated CAIC = 856.57
Normed Fit Index (NFI) = 0.99
Non-Normed Fit Index (NNFI) = 0.99
92
Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.41
Comparative Fit Index (CFI) = 1.00
Incremental Fit Index (IFI) = 1.00
Relative Fit Index (RFI) = 0.98
Critical N (CN) = 232.31
Root Mean Square Residual (RMR) = 0.033
Standardized RMR = 0.033
Goodness of Fit Index (GFI) = 0.96
Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.89
Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.35
UJI VALIDITAS CFA KEPERCAYAAN
Modification Indices and Expected Change
No Non-Zero Modification Indices for LAMBDA-X
No Non-Zero Modification Indices for PHI
Modification Indices for THETA-DELTA
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6
-------- -------- -------- -------- -------- --------
ITEM1 - -
ITEM2 - - - -
ITEM3 1.64 - - - -
ITEM4 - - - - - - - -
ITEM5 - - 1.99 - - 0.75 - -
ITEM6 0.57 0.05 0.35 - - 2.64 - -
ITEM7 - - 1.44 - - 0.68 0.25 - -
ITEM8 - - - - 0.18 0.51 0.82 0.41
ITEM9 - - 0.33 0.64 - - - - 0.70
ITEM10 0.37 0.76 - - 2.32 0.03 - -
ITEM11 - - 0.23 0.97 0.71 - - 0.09
ITEM12 - - - - 0.34 0.01 1.42 0.34
ITEM13 0.21 0.07 0.00 0.90 - - 1.48
ITEM14 - - 0.22 - - 0.03 0.54 - -
ITEM15 - - 0.52 1.01 0.12 2.32 - -
ITEM16 0.08 0.28 - - 0.01 1.30 - -
Modification Indices for THETA-DELTA
ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12
-------- -------- -------- -------- -------- --------
ITEM7 - -
ITEM8 - - - -
ITEM9 - - 1.73 - -
ITEM10 0.13 0.35 - - - -
ITEM11 0.82 0.01 0.41 0.85 - -
ITEM12 0.19 0.70 - - 0.01 - - - -
ITEM13 - - - - 0.07 0.11 1.39 0.61
ITEM14 0.06 - - - - - - - - - -
ITEM15 - - - - - - 2.15 1.74 - -
93
ITEM16 0.01 1.27 - - - - 0.12 - -
Modification Indices for THETA-DELTA
ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16
-------- -------- -------- --------
ITEM13 - -
ITEM14 - - - -
ITEM15 1.30 - - - -
ITEM16 - - - - - - - -
Expected Change for THETA-DELTA
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6
-------- -------- -------- -------- -------- --------
ITEM1 - -
ITEM2 - - - -
ITEM3 0.05 - - - -
ITEM4 - - - - - - - -
ITEM5 - - 0.04 - - 0.02 - -
ITEM6 -0.02 0.01 0.01 - - 0.05 - -
ITEM7 - - -0.03 - - 0.02 0.02 - -
ITEM8 - - - - 0.01 0.02 -0.03 -0.02
ITEM9 - - 0.01 0.02 - - - - -0.02
ITEM10 -0.02 -0.02 - - -0.03 -0.01 - -
ITEM11 - - 0.01 -0.02 -0.02 - - -0.01
ITEM12 - - - - -0.01 0.00 -0.03 0.02
ITEM13 0.02 0.01 0.00 -0.03 - - -0.05
ITEM14 - - 0.01 - - 0.00 -0.03 - -
ITEM15 - - -0.02 -0.02 0.01 -0.04 - -
ITEM16 0.01 -0.02 - - 0.00 -0.06 - -
Expected Change for THETA-DELTA
ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12
-------- -------- -------- -------- -------- --------
ITEM7 - -
ITEM8 - - - -
ITEM9 - - -0.03 - -
ITEM10 0.01 0.01 - - - -
ITEM11 -0.02 0.00 0.02 0.03 - -
ITEM12 0.01 0.02 - - 0.00 - - - -
ITEM13 - - - - 0.01 0.01 0.04 -0.02
ITEM14 -0.01 - - - - - - - - - -
ITEM15 - - - - - - 0.04 0.04 - -
ITEM16 0.00 0.04 - - - - -0.01 - -
Expected Change for THETA-DELTA
ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16
-------- -------- -------- --------
ITEM13 - -
ITEM14 - - - -
ITEM15 0.04 - - - -
ITEM16 - - - - - - - -
94
Maximum Modification Index is 2.64 for Element ( 6, 5) of THETA-DELTA
UJI VALIDITAS CFA KEPERCAYAAN
Standardized Solution
LAMBDA-X
TRUST
--------
ITEM1 0.60
ITEM2 0.72
ITEM3 0.83
ITEM4 0.79
ITEM5 0.66
ITEM6 0.77
ITEM7 0.75
ITEM8 0.80
ITEM9 0.91
ITEM10 0.81
ITEM11 0.72
ITEM12 0.76
ITEM13 0.34
ITEM14 0.63
ITEM15 0.70
ITEM16 -0.04
PHI
TRUST
--------
1.00
Time used: 0.062 Seconds
95
Lampiran 4: Diagram uji CFA Kepercayaan
96
Lampiran 5: Diagram uji CFA Humor Production
97
Lampiran 6: Diagram uji CFA Coping with Humor
98
Lampiran 7: Diagram uji CFA Humor Appreciation
99
Lampiran 8: Diagram Uji CFA Attitude toward humor
100
Lampiran 9: Diagram Uji CFA Kemandirian
101
Lampiran 10: Diagram Uji CFA Kemampuan Menerima Realita
102
Lampiran 11: Diagram Uji CFA Kesiapan Merespon Dengan Tepat
103
Lampiran 12: Diagram Uji CFA Kapasitas untuk Seimbang
104
Lampiran 13: Diagram Uji CFA Pengendalian Kemarahan