pengaruh roa, npf, fdr, bopo dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27972...i...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH ROA, NPF, FDR, BOPO DAN TINGKAT BAGI HASIL
TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH
(Studi Kasus pada BUS dan UUS di Indonesia Periode 2010-2013)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
Oleh :
SITI NUGRAHA
NIM : 1110046100196
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2014 M
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
Siti Nugraha (NIM: 1110046100196) - Penelitian ini bertujuan untukmengetahui pengaruh ROA, NPF, FDR, BOPO dan tingkat bagi hasil terhadappembiayaan mudharabah pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah diIndonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data runtut (timeseries) bulanan dari Januari 2010 – Desember 2013 yang dipublikasikan olehBank Indonesia dalam laporan keuangan bulanan perbankan syariah. Alat analisisyang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROA, NPF, FDR, BOPO dan tingkatbagi hasil secara simultan berpengaruh terhadap pembiayaan mudharabah. Untukhasil secara parsial, variabel ROA tidak berpengaruh positif signifikan terhadappembiayaan mudharabah. Variabel NPF berpengaruh negatif signifikan terhadappembiayaan mudharabah. Variabel FDR berpengaruh positif signifikan terhadappembiayaan mudharabah. Variabel BOPO tidak berpengaruh negatif signifikanterhadap pembiayaan mudharabah. Variabel Tingkat Bagi Hasil tidakberpengaruh positif signifikan terhadap pembiayaan mudharabah.
Kata Kunci : ROA, NPF, FDR, BOPO, Tingkat Bagi Hasil,Pembiayaan Mudharabah
Pembimbing : Ir. Aries Koentjoro, MM
vi
ABSTRACT
Siti Nugraha (NIM: 1110046100196) – This research is done to know theInfluence of ROA, NPF, FDR, BOPO and equivalent rate of profit sharing forMudharabah Financing on The Islamic Banks in Indonesia. The data used in thisstudy are monthly time series data from January 2010 – December 2013 whichpublished by Bank Indonesia in Islamic Banking monthly financing report. Theanalytical tool used in this study was multiple regression.
The research show that ROA, NPF, FDR, BOPO and equivalent rate ofprofit sharing simultaneously affect to mudharabah financing. For partial results,ROA variabel does not positively significant affect to mudharabah financing. NPFvariables negatively significant affect to mudharabah financing. FDR variablespositively significant affect to mudharabah financing. BOPO variabel does notnegatively significant affect to mudharabah financing and Equivalent Rate ofProfit Sharing variable positively significant affect to mudharabah financing.
Keywords : ROA, NPF, FDR, BOPO, Equivalent Rate of ProfitSharing, Mudharabah Financing
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa
memberikan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta
salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi dan Rasul kita Muhammad SAW
beserta kepada para keluarga, sahabat dan seluruh ummatnya sepanjang zaman.
Karena bimbingan Allah SWT serta Rasulnya penulis mampu menyelesaikan
penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh ROA, NPF, FDR, BOPO dan Tingkat
Bagi Hasil Terhadap Pembiayaan Mudharabah (Studi Kasus pada BUS dan UUS
di Indonesia Periode 2010-2013)”.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan
kelemahan, sehingga masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan dengan
keterbatasan penulis, baik dalam kemampuan maupun pengetahuan serta
pengalaman yang penulis miliki. Dengan selesainya penyusunan dan penulisan
skripsi ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis. Adapun ungkapan
terima kasih ini penulis tujukan kepada:
1. Bapak Dr. JM. Muslimin, MA., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH dan Abdurrauf, Lc, MA., ketua
Program Studi Muamalat dan Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
viii
3. Bapak Ir. Aries Koentjoro, MM., dosen pembimbing yang senantiasa
membimbing dan meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan
saran-saran, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Para Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis
semasa kuliah, semoga amal kebaikannya mendapat balasan dari Allah
SWT.
5. Kedua orang tua penulis, bapak H. Sutarwan dan ibu Hj. Nurlailah Ilyas
yang telah menjadi sumber inspirasi, motivasi dan ambisi dalam hidup.
Terimakasih untuk doa yang tidak pernah putus untuk anakmu ini serta
pengajaran dan penghargaan yang selalu diberikan olehmu. Semoga semua
pengorbanan, keringat, darah dan air mata bapak dan ibu selama ini dapat
menjadikan saya anak yang bisa membanggakan dan membahagiakan
kalian, amin ya rabb.
6. Kakakku Siti Nuril Fitriyah dan Adikku Agus Kurniawan, terimakasih
untuk segala pengorbanan, cinta dan kasih sayang yang telah kalian
berikan. Semoga Allah selalu melindungi kalian.
7. Kepada Muhammad Riki terimakasih banyak untuk doa, dukungan,
semangat, cinta dan kasih sayang serta pengertiannya kepada penulis
selama penulisan skripsi ini.
8. Teman-temanku tercinta anggota UMM (Usaha Mikro Mahasiswa) Ayam
BBM dan seluruh mitra serta patner usaha yang tidak dapat saya sebutkan
satu persatu. Terimakasih untuk kalian semua yang telah bersama-sama
ix
mau berjuang untuk mendirikan UMM ini. Semua perjuangan,
pengalaman, cerita, serta jatuh bangun kita tidak akan pernah terlupakan.
Semoga kita semua dapat menjadi pengusaha yang sukses. Terimakasih
juga kepada BMM (Baitul Mal Muamalat) yang telah memberikan
dukungan dananya sehingga usaha kami ini bisa berjalan.
9. Kepada kedua sahabatku Mahdiyah dan Nur Annis Fitri, terimakasih
karena telah mau menjadi tempat curhat dan berbagi suka duka bersama.
Semoga kita bisa menjadi orang-orang yang sukses.
10. Seluruh teman-teman PS E yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Terimakasih untuk segala bantuan, kerjasama, canda tawa serta perjuangan
selama kurang lebih empat tahun yang telah kita lalui bersama. Semua
kenangan tentang kita terlalu manis untuk dilupakan.
11. Seluruh teman-teman KKN Bunga Bangsa yang tidak dapat disebutkan
satu persatu. Terimakasih untuk pengalaman selama 30 hari yang penuh
dengan cerita, semoga tali silaturahmi kita tetap terus terjaga.
Penulis berharap bahwa skripsi ini dapat bermanfaat dan memberi
kontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan
dengan ekonomi islam. Semoga keberkahan dan kesuksesan selalu menyertai kita
semua, amin.
Jakarta, 10 Desember 2014
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ iv
ABSTRAK ............................................................................................................ v
ABSTRACT ......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 6
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ......................................................... 7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................. 8
E. Metode Penelitian ....................................................................................... 9
F. Hipotesis ................................................................................................... 11
G. Sistematika Penulisan ............................................................................... 12
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pembiayaan Mudharabah
xi
1. Pengertian Pembiayaan Mudharabah .......................................... 14
2. Jenis-jenis Mudharabah ............................................................... 15
3. Ketentuan Umum dan Hukum Pembiayaan Mudharabah ........... 16
4. Landasan Syariah ......................................................................... 18
5. Rukun dan Syarat Pembiayaan Mudharabah ............................... 19
6. Manfaat dan Risiko Pembiayaan Mudharabah ............................ 21
B. ROA (Return On Assets) .......................................................................... 22
C. NPF (Non Performing Financing) ........................................................... 25
D. FDR (Financing to Deposit Ratio) ........................................................... 29
E. BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional) .............................. 31
F. Tingkat Bagi Hasil ................................................................................... 33
G. Kerangka Konsep ..................................................................................... 36
H. Review Studi Terdahulu ........................................................................... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................ 46
B. Jenis dan Pendekatan Penelitian ............................................................... 46
C. Jenis dan Sumber Data ............................................................................. 47
D. Objek penelitian ....................................................................................... 48
E. Operasional Variabel Penelitian ............................................................... 48
F. Metode Analisis Data
1. Uji Asumsi Klasik ............................................................................. 51
2. Uji Hipotesis
a. Uji F (Simultan) .................................................................... 55
xii
b. Uji T (Parsial) ........................................................................ 56
c. Koefisien Determinasi (R2) ................................................... 57
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas ................................................................................... 61
b. Uji Multikolinearitas ......................................................................... 63
c. Uji Autokorelasi ................................................................................ 64
d. Uji Heteroskedastisitas ...................................................................... 65
B. Analisis Regresi Berganda ....................................................................... 66
C. Uji Hipotesis
a. Uji F ................................................................................................... 67
b. Uji t ..................................................................................................... 69
c. Koefisien Determinasi (R2) ................................................................ 72
D. Pembahasan .............................................................................................. 73
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 79
B. Saran ......................................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 84
LAMPIRAN ........................................................................................................ 87
xiii
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Hal
1.1 Jumlah Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah dan Murabahah
Tahun 2009-2013 ............................…....................................................... 3
2.1 Klasifikasi Tingkat ROA menurut BI ...................................................... 23
2.2 Kriteria Peringkat penilaian Non Performing Financing ......................... 26
2.3 Perhitungan NPF Berdasarkan Kemampuan Bayar Nasabah .................. 27
2.4 Klasifikasi Tingkat BOPO Menurut BI .................................................... 31
2.4 Penelitian Terdahulu ................................................................................ 38
4.1 Data Pembiayaan Mudharabah, ROA, NPF, FDR, BOPO dan TBH Bank
Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah .................................................. 59
4.2 Hasil Uji Normalitas ................................................................................ 62
4.3 Hasil Uji Multikolineritas ........................................................................ 63
4.4 Hasil Uji Autokorelasi .............................................................................. 64
4.5 Hasil Analisis Regresi Berganda .............................................................. 66
4.6 Hasil Uji F ................................................................................................ 68
4.7 Hasil Uji T ................................................................................................ 69
4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi .............................................................. 73
xiv
DAFTAR BAGAN, GRAFIK DAN GAMBAR
No. Keterangan Hal
2.1 Skema Pembiayaan Mudharabah ............................................................ 15
2.2 Kerangka Pemikiran Teoritis.................................................................... 36
2.3 Skema Alur Penelitian .............................................................................. 37
4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................................... 65
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat
yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana. Pada
dasarnya bank syariah sebagaimana bank konvensional juga menyalurkan
dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau pembiayaan, hanya saja
terdapat perbedaan mendasar dalam hal imbalan. Penentuan imbalan yang
diberikan oleh bank syariah kepada nasabahnya semata-mata didasarkan
pada prinsip bagi hasil (profit sharing).1
Prinsip bagi hasil merupakan hal yang paling membedakan bank
syariah dengan bank konvensional. Prinsip bagi hasil inilah yang membuat
kedudukan bank syariah dalam hubungannya dengan nasabah adalah
sebagai mitra investor dan pedagang atau pengusaha sedangkan pada
lembaga keuangan bank non syariah sebagai kreditur dan debitur.2
Kontribusi perbankan syariah sangat ditentukan dengan
kemampuan penyaluran dana bank syariah kepada masyarakat.
Kemampuan ini tentunya akan mampu meningkatkan produksi masyarakat
1 Fauzan Fahrul, Muhammad Arfan, Darwanis “Pengaruh Tingkat Risiko Pembiayaan
Musyarakah dan Pembiayaan Murabahah Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Syariah (Studi
pada Bank Aceh Syariah Cabang Banda Aceh)”, Jurnal Akuntansi Vol. 2, No. 1, (November 2012)
: h. 76-852 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008),
h. 2.
2
secara maksimal.3 Karena perbankan syariah adalah bank yang
menggunakan mekanisme bagi hasil, bukan bunga maka bagi hasil
khususnya mudharabah seharusnya menjadi mekanisme yang dominan
dalam aktivitas perbankan syariah.4
Hampir semua bank syariah di dunia didominasi dengan produk
pembiayaan murabahah, sedangkan sistem bagi hasil mudharabah sangat
sedikit diterapkan kecuali di dua negara yaitu Iran (48%) dan Sudan
(62%). Di Indonesia sendiri, Bank Muamalat selama lima tahun pertama
operasinya tidak menyalurkan pembiayaan dengan sistem bagi hasil
mudharabah.5
Disamping itu Muhammad menyatakan bahwa perkembangan
pembiayaan bagi hasil baru mencapai 15% pertahun. Pertumbuhan share
keuangan perbankan syariah di Indonesia pada tahun 2002 untuk
pembiayaan mudharabah sebesar 14,33%.6
Rendahnya jumlah pembiayaan berbasis bagi hasil yang diberikan
oleh bank syariah dan unit usaha syariah dibandingkan dengan
pembiayaan yang berbasis jual beli (murabahah) dapat dilihat pada data
3 Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking Sebuah Teori, Konsep dan Aplikasi, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2010), h. 794 Muhammad, Konstruksi Mudharabah dalam Bisnis Syariah, (Jurnal Hukum dan Ekonomi Islam)
Volume 1 Nomor 1, Januari-Juni 2006.5 Adiwarman A. Karim, Perbankan Syari’ah: Peluang, Tantangan dan Strategi Pengembangan
Orientasi, Jurnal Agama, Filsafat dan Sosial, Edisi Ketiga, Thun 2001, h. 32.6 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Mudharabah di Bank Syariah, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2008), h. 1-2
3
statistik perbankan syariah per Desember 2009-2013 adalah sebagai
berikut:
Tabel 1.1
Jumlah Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah dan Murabahah
Tahun 2009-2013 (dalam miliar Rp)
Akad 2009 2010 2011 2012 2013
Mudharabah 6.597 8.631 10.229 12.023 13.625
Musyarakah 10.412 14.624 18.960 27.667 39.874
Murabahah 26.321 37.508 56.365 88.004 110.565
Sumber : Statistik Perbankan Syariah, data diolah
Sampai pada bulan Desember 2013 penyaluran dana dari segi
pembiayaan masih didominasi piutang murabahah sebesar Rp 110.565
miliar diikuti pembiayaan musyarakah yang sebesar Rp 39.874 miliar dan
pembiayaan mudharabah sebesar Rp 13.625 miliar.
Total pembiayaan dengan prinsip bagi hasil tidak pernah lebih dari
setengah total pembiayaan dengan prinsip jual beli. Dalam hal ini
pembiayaan dalam akad mudharabah dan musyarakah masih dibawah 30
triliun sementara pembiayaan murabahah mencapai kisaran angka diatas
80 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa pembiayaan murabahah atau
pembiayaan jual beli masih mendominasi pembiayaan pada perbankan
syariah. Hal tersebut merupakan sebuah fenomena yang menarik karena
diharapkan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil lebih mendominasi.
Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil diharapkan lebih menggerakan
4
sektor rill karena menutup kemungkinan disalurkannya dana pada
kepentingan konsumtif dan hanya pada usaha produktif. Bila ditinjau dari
konsep bagi hasil maka harus ada return yang di bagi, hal tersebut hanya
bisa terjadi bila uang digunakan untuk usaha yang produktif. Bila ditinjau
dari prinsip ketaatan terhadap syariah, pembiayaan dengan prinsip jual beli
dan sewa telah menimbulkan celah lebih besar untuk melakukan
penyimpangan terhadap prinsip syariah.
Dampak lain dari tingginya pembiayaan bagi hasil akan mendorong
timbulnya pengusaha atau investor yang mengambil keputusan bisnis yang
berisiko. Hal ini akan menyebabkan berkembangnya berbagai inovasi
baru, yang pada akhirnya akan meningkatkan daya saing bangsa ini.
Pembiayaan bagi hasil juga bisa menanggulangi terjadinya krisis ekonomi.
Hal ini dikarenakan bank syariah adalah institusi keuangan yang berbasis
aset (asset-based). Artinya, bank syariah bertransaksi berdasarkan aset riil
dan bukan mengandalkan pada kertas kerja semata.
Pembiayaan yang diberikan oleh perbankan syariah didominasi
oleh pembiayaan jual beli dikarenakan risiko yang terlalu tinggi terhadap
pembiayaan bagi hasil. Karena bagaimanapun juga nasabah pada
umumnya mengaharapkan tingkat bagi hasil bukan bagi kerugian. Dalam
hal ini artinya perbankan syariah masih melihat aspek risiko yang
kemungkinan besar akan timbul dari pembiayaan bagi hasil.
5
Tingkat pendapatan menjadi sebuah acuan bagi perbankan untuk
meningkatkan pembiayaannya kerena semakin meningkatnya laba maka
semakin meningkatnya sejumlah asset yang dapat disalurkan melaui
pembiayaan. Semakin meningkatnya ROA maka semakin meningkatnya
pembiayaan. Berdasarkan penelitian Nur Gilang (2013) ROA memiliki
pengaruh positif signifikan terhadap pembiayaan mudharabah. Selain
ROA, FDR serta tingkat bagi hasil juga berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pembiayaan mudharabah.
Risiko pembiayaan juga mempengaruhi pembiayaan yang
diberikan perbankan syariah, semakin tinggi NPF maka perbankan syariah
akan menurunkan komposisi pembiayaan yang diberikan. Berdasarkan
hasil penelitian Mufqi Rifaldi (2013) NPF berpengaruh negatif signifikan
terhadap pembiayaan.
Tingkat efisiensi biaya operasional juga mempengaruhi komposisi
pembiayaan yang diberikan perbankan syariah, karena semakin kecil biaya
operasional suatu bank terhadap pendapatan bank tersebut maka semakin
meningkatnya jumlah pendapatan bank syariah yang akan diberikan untuk
sektor pembiayaan.
Sebagai bank dengan prinsip bagi hasil yang membedakan bank
syariah dengan bank konvensional, perbankan syariah seharusnya lebih
mengoptimalkan penempatan dananya pada sektor pembiayaan bagi hasil.
Akan tetapi dalam kegiatan pembiayaan di perbankan syariah, pembiayaan
6
bagi hasil terutama pembiayaan mudharabah masih rendah dibandingkan
dengan pembiayaan lainnya seperti murabahah (jual-beli).
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH ROA, NPF, FDR,
BOPO DAN TINGKAT BAGI HASIL TERHADAP PEMBIAYAAN
MUDHARABAH (Studi Kasus pada BUS dan UUS di Indonesia
Periode 2010-2013).
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah ditulis, maka
penulis mengidentifikasikan beberapa permasalahan yang ada sebagai
berikut:
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pembiayaan mudharabah
Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah serta seberapa besar
faktor-faktor tersebut mempengaruhi pembiayaan mudharabah.
2. Bagaimana perkembangan pembiayaan khususnya pembiayaan
mudharabah pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
3. Bagaimana perkembangan Return On Asset (ROA), Non Performing
Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya
Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), dan Tingkat Bagi Hasil
(Equivalent rate of profit sharing).
7
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Pembiayaan yang dibahas dalam skripsi ini adalah pembiayaan
mudharabah (variabel dependen)
2. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
ROA, NPF, FDR, BOPO dan Tingkat Bagi Hasil.
3. Objek penelitian ini adalah semua Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah pada tahun 2010 - 2013.
4. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan
bulanan BUS dan UUS periode Januari 2010 – Desember 2013.
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana ROA, NPF, FDR, BOPO dan Tingkat Bagi Hasil secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan mudharabah?
2. Bagaimana ROA (Return On Asset) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pembiayaan mudharabah?
3. Bagaimana NPF (Non Performing Financing) berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap pembiyaan mudharabah?
4. Bagaimana FDR (Financing to Deposit Ratio) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pembiayaan mudharabah?
5. Bagaimana BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional)
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembiayaan
mudharabah?
8
6. Bagaimana Tingkat Bagi Hasil berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pembiayaan mudharabah?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang dan rumusan masalah yang
dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menguji apakah variabel ROA, NPF, FDR, BOPO dan Tingkat
Bagi Hasil berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap
pembiayaan mudharabah.
2. Untuk menguji apakah ROA (Return On Asset) berpengaruh positif
dan signifikan terhadap pembiayaan mudharabah.
3. Untuk menguji apakah NPF (Non Performing Financing)
berpengaruhi negatif dan signifikan terhadap pembaiyaan
mudharabah.
4. Untuk menguji apakah FDR (Financing to Deposit Ratio)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan mudharabah.
5. Untuk menguji apakah BOPO (Biaya Operasional Pendapatan
Operasional) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembaiyaan
mudharabah.
6. Untuk menguji apakah Tingkat Bagi Hasil berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pembiayaan mudharabah.
Adapun manfaat yang diperoleh atau diharapkan dari hasil
penelitian ini adalah sebagai berikut :
9
1. Bagi akademisi, dengan adanya penelitian ini diharapkan akan
menjadi tambahan ilmu pengetahuan dan referensi untuk memperkaya
konsep dan teori yang berkaitan dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi pembiayaan mudharabah.
2. Bagi instansi terkait (pihak bank), penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan sebagai sarana evaluasi untuk terus melakukan perubahan
kearah yang lebih baik lagi terhadap kinerja keuangan BUS dan UUS
khususnya dalam upaya mengoptimalkan dan meningkatkan
pembiayaan mudharabah.
3. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan tentang analisis pembiayaan khususnya pembiayaan
mudharabah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya berdasarkan
analisis terhadap data statistik perbankan syariah.
4. Bagi masyarakat, sebagai kontribusi positif dalam rangka
menyediakan informasi mengenai kondisi dan perkembangan BUS
dan UUS di Indonesia terutama dalam hal pembiayaan mudharabah.
E. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan
deskriptif.
10
2. Jenis dan Sumber Data Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder yaitu berupa laporan keuangan bulanan Bank Umum Syariah
dan Unit Usaha Syariah yang bersumber dari website resmi Bank
Indonesia.
4. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini berupa laporan keuangan
perbankan syariah dan sample dalam penelitian ini yaitu berupa data
laporan keuangan BUS dan UUS dari Januari 2010 – Desember 2013
dengan jumlah data 48 bulan (n=48).
3. Objek Penelitian
Yang menjadi objek penilitian adalah semua Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah selama periode 2010-2013. (lihat
lampiran 1)
4. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan metode regresi linier berganda dan
perhitungannya menggunakan metode statistik yang dibantu dengan
program Ms. Excel 2007 dan SPSS 17.00.
11
F. Hipotesis
Adapun hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. ROA (Return On Assets)
Ho 1 : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara ROA
dengan Pembiayaan Mudharabah.
Ha 1 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara ROA dengan
Pembiayaan Mudharabah.
2. NPF (Non Performing Financing)
Ho 2 : Tidak terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara NPF
dengan Pembiayaan Mudharabah.
Ha 2 : Terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara NPF dengan
Pembiayaan Mudharabah.
3. FDR (Financing to Deposit Ratio)
Ho 3 : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara FDR
dengan Pembiayaan Mudharabah.
Ha 3 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara FDR dengan
Pembiayaan Mudharabah.
4. BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional)
Ho 4 : Tidak terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara BOPO
dengan Pembiayaan Mudharabah.
Ha 4 : Terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara BOPO dengan
Pembiayaan Mudharabah.
12
5. Tingkat Bagi Hasil (Equivalent Rate)
Ho 5 : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Tingkat
Bagi Hasil dengan Pembiayaan Mudharabah.
Ha 5: Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Tingkat Bagi
Hasil dengan Pembiayaan Mudharabah.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini mengacu pada buku “Pedoman
Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta” yang diterbitkan oleh Pusat Peningkatan dan
Jaminan Mutu (PPJM) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2012. Adapun pembagian
bab adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan
masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode
penelitian, sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini membahas mengenai tinjauan teoritis tentang informasi
mengenai teori-teori yang berkaitan dengan pembiayaan, khususnya teori
tentang pembiayaan mudaharabah, return on asset, non performing
financing, financing to deposit ratio, biaya operasional pendapatan
13
operasional dan tingkat bagi hasil. Studi terdahulu, kerangka teori dan
konsep serta hubungan antar variabel-variabel penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi penjelasan mengenai ruang lingkup penelitian,
pendekatan metode penelitian, jenis penelitian, sumber dan kriteria data
penelitian, teknik pengumpulan data, subjek-objek penelitian, teknik
pengolahan data dan metode analisis data.
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang hasil analisis dari pengolahan data, yaitu
hasil analisis regresi linier berganda dengan terlebih dahulu melakukan uji
asumsi klasik serta analisis hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan.
Selanjutnya dilakukan pembahasan mengenai pengaruh return on asset,
non performing financing, financing to deposit ratio, biaya operasional
pendapatan operasional dan tingkat bagi hasil terhadap pembiayaan
mudharabah.
BAB V PENUTUP
Bab ini memaparkan kesimpulan, keterbatasan dan saran dari hasil
analisis data yang berkaitan dengan penelitian.
14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pembiayaan Mudharabah
1. Pengertian Pembiayaan Mudharabah
Pembiayaan atau financing yaitu pendanaan yang diberikan oleh
suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata
lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung
investasi yang telah direncanakan.1
Sedangkan mudharabah adalah bentuk kerjasama anatara dua
atau lebih pihak dimana pemilik modal (shahibul maal)
mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan
suatu perjanjian pembagian keuntungan.2
Jadi, Pembiayaan mudharabah adalah kerja sama antara dua
pihak dimana pihak pertama yaitu bank syariah (shahibul maal)
menyediakan seluruh modal, sedangkan nasabah (mudharib) menjadi
pengelola dan keuntungan usaha dibagi sesuai dengan kesepakatan
yang dituangkan dalam kontrak.
1Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005, h.17.2 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2004), Ed.3, h.103
15
Gambar 2.1
Skema Pembiayaan Mudharabah
2. Jenis-Jenis Mudharabah
Secara umum, Mudharabah terbagi menjadi dua jenis,
yaitu:3
1. Mudaharabah Muthlaqah adalah bentuk kerja sama antara shahibul
maal dengan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak
dibatasi oleh spesifikasi usaha, waktu dan daerah bisnis.
2. Mudaharabah Muqayyadah adalah kebalikan dari mudharabah
muthlaqah dimana si mudharib dibatasi dengan batasan jenis usaha,
waktu atau tempat usaha.
3Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani Press,2001), h. 97
16
3. Ketentuan Umum dan Hukum Pembiayaan Mudharabah
Ketentuan Pembiayaan Mudharabah berdasarkan Fatwa
Dewan Syari’ah Nasional No.07/DSN-MUI/IV/2000 Tentang
Pembiayaan Mudharabah (Qiradh), yaitu:4
1) Pembiayaan Mudharabah adalah pembiayaan yang disalurkan oleh
LKS kepada pihak lain untuk suatu usaha yang produktif.
2) Dalam pembiayaan ini LKS sebagai shahibul maal (pemilik dana)
membiayai 100% kebutuhan suatu proyek (usaha), sedangkan
pengusaha (nasabah) bertindak sebagai mudharib atau pengelola
usaha.
3) Jangka waktu usaha, tatacara pengembalian dana, dan pembagian
keuntungan ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua belah
pihak (LKS dengan pengusaha).
4) Mudharib boleh melakukan berbagai macam usaha yang telah
disepakati bersama dan sesuai dengan syari’ah; dan LKS tidak ikut
serta dalam managemen perusahaan atau proyek tetapi mempunyai
hak untuk melakukan pembinaan dan pengawasan.
5) Jumlah dana pembiayaan harus dinyatakan dengan jelas dalam
bentuk tunai dan bukan piutang.
4 Artikel diakses pada 21 Oktober 2014 Pukul 11.28 dari www.bapepam.go.id/syariah/.../07-
Mudharabah.pdf
17
6) LKS sebagai penyedia dana menanggung semua kerugian akibat
dari mudharabah kecuali jika mudharib (nasabah) melakukan
kesalahan yang disengaja, lalai, atau menyalahi perjanjian.
7) Pada prinsipnya, dalam pembiayaan mudharabah tidak ada
jaminan, namun agar mudharib tidak melakukan penyimpangan,
LKS dapat meminta jaminan dari mudharib atau pihak ketiga.
Jaminan ini hanya dapat dicairkan apabila mudharib terbukti
melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah disepakati
bersama dalam akad.
8) Kriteria pengusaha, prosedur pembiayaan, dan mekanisme
pembagian keuntungan diatur oleh LKS dengan memperhatikan
fatwa DSN.
9) Biaya operasional dibebankan kepada mudharib.
10) Dalam hal penyandang dana (LKS) tidak melakukan kewajiban
atau melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan, mudharib
berhak mendapat ganti rugi atau biaya yang telah dikeluarkan.
Adapun Beberapa Ketentuan Hukum Pembiayaan
Mudharabah berdasarkan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional
No.07/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Mudharabah
(Qiradh), yaitu:5
1) Mudharabah boleh dibatasi pada periode tertentu.
5 Ibid, www.bapepam.go.id/syariah/.../07-Mudharabah.pdf
18
2) Kontrak tidak boleh dikaitkan (mu’allaq) dengan sebuah kejadian
di masa depan yang belum tentu terjadi.
3) Pada dasarnya, dalam mudharabah tidak ada ganti rugi, karena
pada dasarnya akad ini bersifat amanah (yad al-amanah), kecuali
akibat dari kesalahan disengaja, kelalaian, atau pelanggaran
kesepakatan.
4) Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika
terjadi perselisihan diantara kedua belah pihak, maka
penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari’ah
setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.
4. Landasan Syariah
Secara umum, landasan dasar syariah Mudharabah lebih
mencerminkan anjuran untuk melaksanakan usaha. Hal ini tampak
dalam ayat-ayat dan hadits berikut ini:
Al-Qur’an
“dan dari orang-orang yang berjalan dimuka bumi mencari
sebagian karunia Allah SWT” (QS. Al-Muzzammil: 20).
“apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu
dimuka bumi dan carilah karunia Allah SWT...” (QS. Al-
Jumu’ah: 10).
Al-Hadist
“Dari Shalih bin Suhaib r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda:
tiga hal yang didalamnya terdapat kebaikan: jual-beli secara
19
tangguh, Muqoradhah (Mudharabah), dan mencampur gandum
dengan gandum untuk kepearluan rumah bukan untuk dijual”
(HR. Ibnu Majah).
5. Rukun dan Syarat Pembiayaan Mudharabah
Adapun Rukun dan Syarat Pembiayaan Mudharabah
berdasarkan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No.07/DSN-
MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Mudharabah (Qiradh), yaitu:6
1) Penyedia dana (sahibul maal) dan pengelola (mudharib) harus
cakap hukum.
2) Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk
menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak
(akad), dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a. Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit menunjukkan
tujuan kontrak (akad).
b. Penerimaan dari penawaran dilakukan pada saat kontrak.
c. Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi, atau
dengan menggunakan cara-cara komunikasi modern.
3) Modal ialah sejumlah uang dan/atau aset yang diberikan oleh
penyedia dana kepada mudharib untuk tujuan usaha dengan syarat
sebagai berikut:
a. Modal harus diketahui jumlah dan jenisnya.
6 Ibid, www.bapepam.go.id/syariah/.../07-Mudharabah.pdf
20
b. Modal dapat berbentuk uang atau barang yang dinilai. Jika
modal diberikan dalam bentuk aset, maka aset tersebut harus
dinilai pada waktu akad.
c. Modal tidak dapat berbentuk piutang dan harus dibayarkan
kepada mudharib, baik secara bertahap maupun tidak, sesuai
dengan kesepakatan dalam akad.
4) Keuntungan mudharabah adalah jumlah yang didapat sebagai
kelebihan dari modal. Syarat keuntungan berikut ini harus
dipenuhi:
a. Harus diperuntukkan bagi kedua pihak dan tidak boleh
disyaratkan hanya untuk satu pihak.
b. Bagian keuntungan proporsional bagi setiap pihak harus
diketahui dan dinyatakan pada waktu kontrak disepakati dan
harus dalam bentuk prosentasi (nisbah) dari keun-tungan
sesuai kesepakatan. Perubahan nisbah harus berdasarkan
kesepakatan.
c. Penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari
mudharabah, dan pengelola tidak boleh menanggung kerugian
apapun kecuali diakibatkan dari kesalahan disengaja, kelalaian,
atau pelanggaran kesepakatan.
5) Kegiatan usaha oleh pengelola (mudharib), sebagai perimbangan
(muqabil) modal yang disediakan oleh penyedia dana, harus
memperhatikan hal-hal berikut:
21
a. Kegiatan usaha adalah hak eksklusif mudharib, tanpa campur
tangan penyedia dana, tetapi ia mempunyai hak untuk
melakukan pengawasan.
b. Penyedia dana tidak boleh mempersempit tindakan pengelola
sedemikian rupa yang dapat menghalangi tercapainya tujuan
mudharabah, yaitu keuntungan.
c. Pengelola tidak boleh menyalahi hukum Syari’ah Islam dalam
tindakannya yang berhubungan dengan mudhara-bah, dan
harus mematuhi kebiasaan yang berlaku dalam aktifitas itu.
6. Manfaat dan Risiko Pembiayaan Mudharabah
1) Manfaat Mudharabah7
a. Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat
keuntungan usaha nasabah meningkat.
b. Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah
pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan
pendapatan/hasil usaha bank sehingga bank tidak akan pernah
mengalami negative spread.
c. Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash
flow/arus kas usaha nasabah sehingga tidak memberatkan
nasabah.
d. Bank akan lebih selektif dan hati-hati (prudent) mencari usaha
yang benar-benar halal, aman dan menguntungkan karena
7Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani Press,2001), h.97.
22
keuntungan yang konkret dan benar-benar terjadi itulah yang
akan dibagikan.
e. Prinsip bagi hasil dalam mudharabah berbeda dengan prinsip
bunga tetap dimana bank akan menagih penerima pembiayaan
(nasabah) suatu jumlah bunga tetap berapapun keuntungan
yang dihasilkan nasabah, sekalipun merugi dan terjadi krisis
ekonomi.
2) Risiko Mudharabah8
Risiko yang terdapat dalam pembiayaan mudharabah relatif
tinggi, diantaranya:
a. Side streaming, nasabah menggunkan dana itu bukan seperti
yang disebut dalam kontrak.
b. Lalai dan kesalahan yang disengaja.
c. Penyembunyian keuntungan oleh nasabah bila nasabahnya
tidak jujur.
B. ROA (Return On Assets)
1. Pengertian ROA
ROA merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aset guna
8 Ibid, h.98
23
memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. ROA dihitung
dengan rumus sebagai berikut:9
ROA= Laba Sebelum Pajak x 100%Rata-rata Total Aset
Klasifikasi tingkat ROA menurut Peraturan Bank Indonesia
(PBI) No.14/18/PBI/2012 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Klasifikasi Tingkat ROA menurut BI
Tingkat ROA Predikat
Diatas 1,22% Sehat
0,99% - 1,22% Cukup sehat
0,77% - 0,99% Kurang sehat
Dibawah 0,77% Tidak sehat
Sumber: www.bi.go.id
Berdasarkan tabel klasifikasi tingkat ROA, semakin besar
Return on Asset (ROA) suatu bank maka semakin besar pula
tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik
pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset,peningkatan
ROA juga menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik.
9 Farah Margaretha, Manajemen Keuangan bagi Industri Jasa, (Jakarta: Grasindo, 2007), h.61
24
2. Hubungan ROA (Return On Assets) terhadap Pembiayaan
Mudharabah
Return on assets (ROA) yang positif menunjukkan bahwa dari
total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi, perusahaan mampu
memberikan laba bagi perusahaan. Sebaliknya apabila return on
assets yang negatif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang
dipergunakan, perusahaan mendapatkan kerugian. Jadi jika suatu
perusahaan mempunyai ROA yang tinggi maka perusahaan tersebut
berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan bank tersebut.
Tetapi jika total aktiva yang digunakan perusahaan tidak memberikan
laba maka perusahaan akan mengalami kerugian dan akan
menghambat pertumbuhan.
Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan diatas, Return on
assets (ROA) mempunyai hubungan yang positif terhadap
Pembiayaan Mudharabah, yang artinya semakin tinggi ROA maka
akan semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank,
sehingga dengan meningkatknya keuntungan bank yang akan
meningkatkan juga Pembiayaan Mudaharabah, dengan asumsi bahwa
keuntungan yang diperoleh oleh bank digunakan untuk meningkatkan
atau menambah jumlah dana yang disalurkan untuk Pembiayaan
Mudharabah.
Teori diatas juga didukung dengan hasil penelitian Nur Gilang
Giannini yang menunjukkan bahwa dengan taraf signifikansi 5% ROA
25
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan
mudharabah.10 Oleh karena itu semakin besar ROA maka jumlah
pembiayaan mudharabah yang dapat disalurkan oleh Bank Syariah
semakin besar, begitu juga sebaliknya.
C. NPF (Non Performing Asset)
1. Pengertian NPF
NPF (Non Performing Asset) atau pembiayaan bermasalah
berarti pembiayaan yang pelaksanaanya belum mencapai atau
memenuhi target yang diinginkan pihak bank seperti:11
a. Pengembalian pokok atau bagi hasil yang bermasalah
b. Pembiayaan yang memiliki kemungkinan timbulnya risiko
dikemudian hari bagi bank
c. Pembiayaan yang termasuk dalam golongan khusus, diragukan
dan macet
d. Golongan lancar yang berpotensi terjadi penunggakan dalam
pengembalian.
Sesuai Peraturan Bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007 tentang
sistem penilaian kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah, NPF
dapat dirumuskan sebagai berikut:
10 Nur Gilang Giannini, “Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabah Pada Bank
Umum Syariah di Indonesia”, Accounting Analysis Journal Vol. II, No. 1, (Februari, 2013) : h.10211 Veithzal Rivai, Bankdan Financial Institution Management (Conventional and sharia System),
(Jakarta: PT Grafindo Persada, 2007) h.256
26
NPF = Pembiayaan Bermasalah (KL, D, M) x 100%Total Pembiayaan yang diberikan
Adapun kriteria kesehatan yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2
Kriteria Peringkat penilaian Non Performing Asset
Peringkat Nilai NPF Predikat
1 NPF < 2% Sangat Baik
2 2% ≤ NPF < 5% Baik
3 5% ≤ NPF < 8% Cukup Baik
4 8% ≤ NPF < 12% Kurang Baik
5 NPF ≥ 12% Tidak Baik
Sumber: SE BI No.9/24/Dpbs Tanggal 30 Oktober 2007
Besarnya NPF yang diperbolehkan Bank indonesia adalah
maksimal 5% jika melebihi 5% akan mempengaruhi penilaian tingkat
kesehatan bank yang bersangkutan yaitu akan mengurangi nilai skor
yang diperoleh. Skor nilai NPF ditentukan sebagai berikut:
a. Lebih dari 8% skor nilai = 0
b. Antara 5% - 8% skor nilai = 80
c. Antara 3% - 5% skor nilai = 90
d. Kurang dari 3% skor nilai = 100
27
NPF merupakan rasio penunjang dalam menentukan kualitas
aset bank syariah. Penilaian kualitas aset dimaksudkan untuk menilai
kondisi aset bank, termasuk antisipasi atas risiko gagal bayar dari
pembiayaan (credit risk) yang akan muncul.12
Tabel 2.3
Perhitungan NPF Berdasarkan Kemampuan
Bayar Nasabah (Debitur di Bank Syariah)
Jenis Pembiayaan Kategori yang diperhitungkan dalam NPF
Kurang Lancar Diragukan Macet
Murabahah,
Istishna’, Ijarah,
Qardh
Tunggakan lebih
dari 90 hari s.d 180
hari
Tunggakan lebih
dari 180 hari s.d
270 hari
Tunggakan lebih dari
270 hari
Salam Telah jatuh tempo
s.d 60 hari
Telah jatuh tempo
s.d 90 hari
Lebih dari 90 hari
Mudharabah,
Musyarakah
Tunggakan s.d 90
hari realisasi bagi
hasil diatas 30% s.d
90% dari proyek
pendapatan
Tunggakan lebih
dari 90 hari s.d
180 hari realisasi
bagi hasil kurang
dari 30%
Tunggakan lebih dari
180 hari realisasi
pendapatan kurang
dari 30% dari proyeksi
pendapatan lebih dari
3 periode pembayaran
12 Kamus Bank Indonesia, artikel diakses pada 2 Oktober 2014 pukul 12.28 dari
http://www.bi.go.id/web/id/Kamus.htm?id=N&start=1&curpage=7&search=False&rule=forward
28
2. Hubungan Non Performing Financing (NPF) Terhadap
Pembiayaan
Profil resiko pembiayaan suatu bank dapat dilihat dari resiko
pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing). Semakin tinggi
Non Performing Finacing (NPF) semakin tinggi pula resiko yang
dihadapi bank. Variabel NPF mempunyai pengaruh yang signifikan
negatif terhadap pembiayaan artinya jika persentase NPF meningkat
maka persentase pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah akan
berkurang, dengan asumsi variabel lain tetap.
Non Performing Financing (NPF) pada perbankan syariah
yang tinggi dapat mengakibatkan tidak bekerjanya fungsi intermediasi
bank secara optimal karena mengurangi atau menurunkan perputaran
dana bank, sehingga memperkecil kesempatan bank memperoleh
pendapatan. Apabila dana di bank berkurang maka akan pula
mengurangi pembiayaan yang diberikan oleh bank kepada
masyarakat.13
Teori diatas sejalan dengan hasil penelitian Mufqi Firaldi yang
menunjukkan bahwa NPF mempunyai pengaruh hubungan yang
signifikan negatif terhadap total pembiayaan dengan menggunkan
taraf signifikansi 5%. Oleh karena itu semakin besar NPF maka
13 Soedarto, Mochamad, “analisis faktor-faktor yang mempengaruhi yang mempengaruhi
penyaluran kredit pada bank perkreditan rakyat (BPR)”, Tesis Univesitas Diponegoro, Semarang,
2004, hal. 64.
29
jumlah pembiayaan mudharabah yang dapat disalurkan oleh Bank
Syariah semakin kecil, begitu sebaliknya.14
D. FDR (Financing to Deposit Ratio)
1. Pengertian FDR
FDR (Financing to Deposit Ratio) adalah perbandingan antara
jumlah pembiayaan yang disalurkan bank syariah dengan Dana Pihak
Ketiga (DPK) yang dapat dihimpun oleh bank. FDR dapat
menunjukkan tingkat kemampuan bank dalam menyalurkan DPK
yang dihimpun oleh bank yang bersangkutan.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.15/7/PBI/2013,
besarnya FDR tidak boleh melebihi 100% dan FDR tidak boleh
kurang dari 78%, yang berarti bank boleh memberikan pembiayaan
dari jumlah Dana Pihak Ketiga yang berhasil dihimpun asalkan tidak
melebihi 100% dan tidak kurang dari 78%.15
Semakin rasio FDR mendekati angka 100% berarti fungsi
intermediasi bank syariah tersebut semakin baik. Berarti hampir
semua DPK bank syariah tersebut disalurkan menjadi pembiayaan
dan terserap ke sektor riil, sebaliknya jika FDR bank syariah masih
14 Mufqi Firaldi, “Analisis Pengaruh Jumlah Dana Pihak Ketiga (Dpk), Non Performing
Financing (Npf) Dan Tingkat Inflasi Terhadap Total Pembiayaan Yang Diberikan Oleh Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (Bprs) Di Indonesia (Periode Januari 2007- Oktober 2012)”, Skripsi
Fakultas Ekoomi dan Bisnis Univesitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2013, hal. 102.15 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005, hlm 230.
30
jauh dibawah 100% maka berarti bank syariah tersebut belum
menjalankan fungsi intermediasinya dengan baik.
Akan tetapi jika FDR suatu bank syariah jauh diatas 100%, hal
tersebut juga mengindikasikan bank syariah belum bisa menghimpun
DPK yang cukup untuk menyalurkan pembiayaan. FDR diatas 100%
juga mengindikasikan pembiayaan bank syariah lebih besar dari DPK
sehingga menunjukkan bahwa uang yang digunakan bank syariah
untuk menyalurkan pembiayaan berasal dari sumber lain seperti
modal atau hutang. Secara sistematis FDR dirumuskan sebagai
berikut:
FDR = Total Pembiayaan yang diberikan Bank x 100%Dana Pihak Ketiga
2. Hubungan Financing to Deposit Ratio (FDR) dengan Pembiayaan
mudharabah
Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan rasio untuk
mengukur seberapa besar dana pihak ketiga bank syariah disalurkan
untuk pembiayaan. Jadi, FDR mempunyai hubungan yang positif
terhadap jumlah dana pembiayaan mudharabah bank syariah. Artinya
semakin besar Dana Pihak Ketiga yang disalurkan oleh Bank syariah
dalam bentuk pembiayaan maka semakin meningkat juga jumlah
pembiayaan mudharabah, dengan asumsi bahwa peningkatan FDR
Bank Syariah juga diikuti dengan peningkatan alokasi dana yang
dilakukan bank syariah untuk pembiayaan mudharabah.
31
E. BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional)
1. Pengertian BOPO
BOPO adalah perbandingan antara biaya operasional dengan
pendapatan operasional. BOPO digunakan untuk mengukur tingkat
efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan
operasionalnya.16 BOPO dihitung dengan rumus sebagai berikut:
BOPO = Biaya Operasional x 100%Pendapatan Operasional
Ketentuan tingkat BOPO menurut Peraturan Bank Indonesia
(PBI) No.14/18/PBI/2012 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.4
Klasifikasi Tingkat BOPO Menurut BI
Tingkat BOPO Predikat
Dibawah 93,52% Sehat
93,52% - 94,72% Cukup sehat
94,72% - 95,92% Kurang sehat
Diatas 95,92% Tidak sehat
Sumber: www.bi.go.id
Berdasarkan tabel klasifikasi tingkat BOPO, semakin kecil
rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan
bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam
16 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), h.119
32
kondisi bermasalah semakin kecil dan semakin kecil rasio ini maka
kinerja bank semakin baik. Dengan demikian efisiensi operasi suatu
bank yang diproksikan dengan rasio BOPO akan mempengaruhi
kinerja bank tersebut.
2. Hubungan BOPO terhadap Pembiayaan Mudharabah
Tingkat efisiensi operasional diukur dengan rasio BOPO.
Semakin rendah BOPO menunjukkan semakin tinggi efisiensi
operasional bank yakni semakin efisiensi aktiva bank dalam
menghasilkan keuntungan yang ditunjukkan dengan meningkatnya
meningkatnya penempatan dana pada pembiayaan mudharabah yang
dilakukan oleh bank. Sebaliknya, tingginya rasio BOPO
mencerminkan inefisiensi operasional bank yang ditandai dengan
tingginya beban operasional dan akan berakibat pada berkurangnya
laba dan menurunkan pembiayaan mudharabah.
Dengan tingginya biaya yang dikeluarkan dalam menghasilkan
keuntungan yang dicapai bank maka akan mengakibatkan rendahnya
efisiensi operasional bank dan selanjutnya berpengaruh terhadap
menurunnya jumlah penempatan dana yang dilakukan oleh bank pada
pembiayaan mudharabah yang diakibatkan karena keuntungan yang
diperoleh bank semakin menurun sebagai dampak tingginya biaya
operasional yang dikeluarkan oleh bank.
33
F. Tingkat Bagi Hasil (TBH)
1. Pengertian TBH
Bagi hasil adalah pembagian atas hasil usaha yang telah
dilakukan oleh pihak-pihak yang melakukan perjanjian yaitu pihak
nasabah dan pihak bank syariah. Dalam usaha terdapat dua pihak yang
melakukan perjanjian, maka hasil atas usaha yang dilakukan oleh
kedua pihak atau salah satu pihak akan dibagi sesuai dengan porsi
masing-masing pihak yang melakukan akad perjanjian. Pembagian
hasil usaha dalam perbankan syariah ditetapkan dengan menggunakan
nisbah, yaitu persentase yang disetujui oleh kedua belah pihak dalam
menentukan bagi hasil atas usaha yang dikerjasamakan.17
Prinsip pendistribusian hasil usaha dalam Bank Syariah atau
lembaga Syariah Non-Bank telah ditetapkan oleh MUI. Dalam fatwa
Dewan Syari’ah Nasional No: 14/DSN-MUI/IX/2000 tentang sistem
distribusi hasil usaha dalam lembaga keuangan syari'ah telah
ditentukan cara pencatatan hasil usaha bank dan Lembaga keuangan
Syariah. Ketentuannya adalah sebagai berikut:18
1) Pada prinsipnya, LKS boleh menggunakan sistem Accrual Basis
maupun Cash Basis dalam administrasi keuangan.
2) Dilihat dari segi kemaslahatan (al-ashlah), dalam pencatatan sebaiknya
digunakan sistem Accrual Basis; akan tetapi, dalam distribusi hasil
17 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2001), Cet-1, h. 95-96.18 Artikel diakses pada tanggal 25 Desember pukul 09.52 dari
http://syafaatmuhari.wordpress.com/fatwa-dsn-mui/
34
usaha hendaknya ditentukan atas dasar penerimaan yang benar-benar
terjadi (Cash Basis).
3) Penetapan sistem yang dipilih harus disepakati dalam akad.
Fatwa diatas diperjelas lagi oleh fatwa Dewan Syari’ah
Nasional No: 15/DSN-MUI/IX/2000 tentang Prinsip Distribusi Hasil
Usaha Dalam Lembaga Keuangan Syari'ah. Ketentuanya adalah
sebagai berikut:19
1) Pada dasarnya, LKS boleh menggunakan prinsip Bagi Hasil (Net Revenue
Sharing) maupun Bagi Untung (Profit Sharing) dalam pembagian hasil
usaha dengan mitra (nasabah)-nya.
2) Dilihat dari segi kemaslahatan (al-ashlah), saat ini, pembagian hasil
usaha sebaiknya digunakan prinsip Bagi Hasil (Net Revenue Sharing).
3) Penetapan prinsip pembagian hasil usaha yang dipilih harus disepakati
dalam akad.
Dalam butir fatwa diatas dijelaskan bahwa mekanisme dalam
pembagian hasil usaha dalam LKS dapat menggunakan pinsip Revenue
Sharing dan Prinsip Profit and Loss Sharing.
Dasar perhitungan bagi hasil yang menggunakan revenue
sharing adalah perhitungan bagi hasil yang didasarkan atas penjualan
dan/atau pendapatan kotor atas usaha sebelum dikurangi dengan biaya.
Bagi hasil dalam revenue sharing dihitung dengan mengalikan nisbah
yang telah disetujui dengan pendapatan bruto (nisbah% x laba kotor).20
19 Ibid, dari http://syafaatmuhari.wordpress.com/fatwa-dsn-mui/20 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2001), Cet-1, h. 98.
35
Sedangkan dasar perhitungan bagi hasil dengan menggunakan
profit/loss sharing merupakan bagi hasil yang dihitung dari laba/rugi
usaha. Kedua pihak, bank syariah maupun nasabah akan memperoleh
keuntungan atas hasil usaha mudharib dan ikut menanggung kerugian
bila usahanya mengalami kerugian. Bagi hasil dengan profit/loss
sharing dihitung berdasarkan persentase nisbah dikalikan dengan laba
usaha sebelum pajak.21
2. Hubungan Tingkat Bagi Hasil terhadap Pembiayaan
Mudharabah
Tingkat bagi hasil akan mempunyai hubungan yang positif
terhadap jumlah dana pembiayaan mudharabah bank syariah. Artinya
semakin besar tingkat bagi hasil pembiayaan mudharabah yang
diberikan oleh bank syariah maka semakin meningkat juga jumlah
pembiayaan mudharabah. Asumsinya, bahwa masyarakat akan
tertarik untuk melakukan pembiayaan mudharabah karena besarnya
bagi hasil yang diberikan oleh bank yang tentu juga dengan semakin
besarnya bagi hasil yang diberikan akan semakin meningkatkan
keuntungan/pendapatan nasabah.
Teori diatas juga didukung dengan hasil penelitian Nur Gilang
Giannini yang menunjukkan bahwa dengan taraf signifikansi 5% TBH
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan
21 Ibid, hal. 99.
36
mudharabah.22 Oleh karena itu semakin besar TBH maka jumlah
pembiayaan mudharabah juga semakin besar, begitu sebaliknya.
G. Kerangka Konsep
Berdasarkan kajian teori yang telah dikemukakan diatas maka
dapat dibuat kerangka pemikiran teoritis serta skema alur penelitian yang
ditunjukkan pada gambar sebagai berikut:
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran Teoritis Pengaruh ROA, NPF, FDR, BOPO dan
TBH Terhadap Pembiayaan Mudharabah
22 Nur Gilang Giannini, “Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabah Pada Bank
Umum Syariah di Indonesia”, Accounting Analysis Journal Vol. II, No. 1, (Februari, 2013): h.102.
ROA
NPF
FDR
BOPO
TBH
PembiayaanMudharabah
H1+
H2 -
H3+
H4 -
H5+
37
Variabel Dependen:
Pembiayaan Mudharabah
Bank Umum Syariah dan Unit UsahaSyariah
Variabel Independen:
ROA, NPF, FDR, BOPO,TBH
Metode Regresi Linier Berganda
Uji Asumsi Klasik
Kesimpulan dan Saran
Koefisien Adjusted R2
Interpretasi/Pembahasan
Uji T (Parsial)Uji F (Simultan)
Gambar 2.3
Skema Alur Penelitian
38
H. Review Studi Terdahulu
Peneliti terdahulu ini diambil dari berbagai jurnal dan skripsi yang
telah diterbitkan oleh lembaga penelitian maupun instansi-instansi
pendidikan. Adapun penelitian terdahulu dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 2.4
Penelitian Terdahulu
No.
Identitas Pembahasan Perbedaan
1. Najahi Badruzaman, Skripsi Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial, 2009.
Analisis Pengaruh Dana Pihak
Ketiga, Tingkat Bagi Hasil dan
Sertifikat Wadiah Bank Indonesia
Terhadap Pembiayaan Pada Bank
Syariah di Indonesia (Studi Kasus
Pada PT Bank Syariah Mandiri)
Hasil dari penelitian
ini menunjukkan
bahwa untuk jangka
pendek tingkat bagi
hasil dan sertifikat
wadiah Bank
Indonesia memiliki
pengaruh yang
signifikan terhadap
jumlah pembiayaan
mudharabah dan
musyarakah.
Sementara itu untuk
jangka panjang dana
pihak ketiga, tingkat
1. Variabel Dependen –
Independen
Najahi Badruzaman,
(Pembiayaan Mudharabah dan
Musyarakah - DPK, TBH, dan
Sertifikat Wadiah).
Siti Nugraha/penulis,
(Pembiayaan Mudharabah –
ROA, NPF, FDR, BOPO dan
TBH).
2. Metode analisis
Najahi Badruzaman
menggunakan metode ECM
(Error Correction Model).
Siti Nugraha/penulis
39
bagi hasil
mudharabah, sertifikat
wadiah Bank
Indonesia memiliki
pengaruh yang
signifikan terhadap
jumlah pembiayaan
mudharabah, tetapi
dana pihak ketiga dan
tingkat bagi hasil
musyarakah memiliki
pengaruh yang tidak
signifikan terhadap
jumlah pembiayaan
musyarakah.
menggunakan metode analisis
regresi linier berganda.
3. Objek Penelitian
Najahi Badruzaman, objek
penelitiannya adalah Bank
Syariah Mandiri dari tahun
2005-2008.
Siti Nugraha/penulis, objek
penelitiannya adalah Bank
Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah dari tahun
2010-2013.
2. Mufqi Firaldi, Skripsi Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial, 2013.
Analisis Pengaruh Jumlah Dana
Pihak Ketiga (DPK), Non
Performing Financing (NPF) dan
Tingkat Inflasi Terhadap Total
Pembiayaan yang diberikan Oleh
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Hasil dari penelitian
ini mengindikasikan
bahwa Dana Pihak
Ketiga mempuyai
Pengaruh jangka
pendek terhadap Total
Pembiayaan, Non
Performing Financing
1. Variabel Dependen –
Independen
Mufqi Firaldi, (Total
Pembiayaan - DPK, NPF, dan
Tingkat Inflasi).
Siti Nugraha/penulis,
(Pembiayaan Mudharabah –
ROA, NPF, FDR, BOPO dan
40
(BPRS) di Indonesia (Periode
Januari 2007 - Oktober 2012).
mempunyai pengaruh
jangka pendek
terhadap Total
Pembiayaan, dan
Inflasi tidak
mempunyai pengaruh
terhadap Total
Pembiayaan yang
diberikan Bank
Pembiayaan Rakyat
Syariah di Indonesia.
TBH).
2. Metode analisis
Mufqi Firaldi menggunakan
metode ECM (Error
Correction Model).
Siti Nugraha/penulis
menggunakan metode analisis
regresi linier berganda.
3. Objek Penelitian
Mufqi Firaldi, objek
penelitiannya adalah Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah
(BPRS) di Indonesia dari
Januari 2007 - Oktober 2012.
Siti Nugraha/penulis, objek
penelitiannya adalah Bank
Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah dari tahun
2010-2013.
3. Ichsan Galih Prabowo, Skripsi
Fakultas Syariah dan Hukum, 2014.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Penawaran Pembiayaan Bank
Hasil penelitian
menyatakan bahwa
Dana pihak ketiga
(positif), Financing to
1. Variabel Dependen –
Independen
Ichsan Galih Prabowo, (Total
Pembiayaan bank syariah pada
41
Syariah pada Sektor Industri
(Periode Juli 2008-Juni 2013).
Deposit Ratio
(positif), Non
Performing Financing
(negatif), Tingkat rata-
rata pembiayaan bank
syariah sektor industri
(negatif) dan nilai
tukar rupiah, kelima
variabel memiliki
pengaruh yang
signifikan terhadap
variabel dependen.
Nilai R2 pada
penelitian adalah
98,5% yang berarti
seluruh variabel
dependen dapat
dijelaskan oleh
variabel independen
sektor industri - DPK, FDR,
NPF, Tingkat Rata-Rata
Pembiayaan bank syariah
sektor industri dan Nilai Tukar
Rupiah).
Siti Nugraha/penulis,
(Pembiayaan Mudharabah –
ROA, NPF, FDR, BOPO dan
TBH).
2. Metode analisis
Ichsan Galih Prabowo
menggunakan metode analisis
linier berganda.
Siti Nugraha/penulis
menggunakan metode analisis
regresi linier berganda.
3. Objek Penelitian
Ichsan Galih Prabowo, objek
penelitiannya adalah bank
syariah di Indonesia periode
Juli 2008 – juni 2013.
Siti Nugraha/penulis, objek
penelitiannya adalah Bank
42
Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah dari tahun
2010-2013.
4. Nugroho Heri Pramono, Accounting
Analysis Journal, 2013.
Optimalisasi Pembiayaan Berbasis
Bagi Hasil pada Bank Syariah di
Indonesia.
Hasil dari penelitian
ini adalah secara
simultan variabel
deposito mudharabah,
spread bagi hasil, dan
tingkat bagi hasil
berpengaruh positif
signifikan terhadap
pembiayaan berbasis
bagi hasil. Sedangkan
secara parsial hanya
variabel deposito
mudharabah dan
spread bagi hasil
yang berpengaruh
positif signifikan
terhadap pembiayaan
berbasis bagi hasil.
Sedangkan tingkat
bagi hasil tidak
1. Variabel Dependen –
Independen
Nugroho Heri Pramono,
(Pembiayaan Musyarakah dan
Mudharabah - deposito
mudharabah, spread bagi hasil,
dan tingkat bagi hasil).
Siti Nugraha/penulis,
(Pembiayaan Mudharabah –
ROA, NPF, FDR, BOPO dan
TBH).
2. Metode analisis
Nugroho Heri Pramono
menggunakan metode metode
analisis regresi linier berganda.
Siti Nugraha/penulis
menggunakan metode analisis
regresi linier berganda.
3. Objek Penelitian
Nugroho Heri Pramono, objek
43
berpengaruh
signifikan terhadap
pembiayaan berbasis
bagi hasil.
penelitiannya adalah objek
penelitian adalah 5 Bank
Umum Syariah dari tahun
2010 sampai dengan tahun
2012.
Siti Nugraha/penulis, objek
penelitiannya adalah Bank
Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah dari tahun
2010-2013.
5. Nur Gilang Giannini, Accounting
Analysis Journal, 2013.
Faktor yang Mempengaruhi
Pembiayaan Mudharabah pada Bank
Umum Syariah di Indonesia.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
FDR, NPF, ROA,
CAR, dan tingkat bagi
hasil secara simultan
berpengaruh terhadap
pembiayaan
mudharabah. Untuk
hasil secara parsial,
variabel FDR
berpengaruh negatif
terhadap pembiayaan
mudharabah. Variabel
1. Variabel Dependen –
Independen
Nur Gilang Giannini,
(Pembiayaan Mudharabah –
FDR, NPF, ROA, CAR,dan
TBH.
Siti Nugraha/penulis,
(Pembiayaan Mudharabah –
ROA, NPF, FDR, BOPO dan
TBH).
2. Metode analisis
Nur Gilang Giannini
menggunakan metode analisis
44
NPF tidak
berpengaruh terhadap
pembiayaan
mudharabah.
Sedangkan untuk
variabel ROA, CAR,
dan tingkat bagi hasil
berpengaruh positif
terhadap pembiayaan
mudharabah.
regresi linier berganda.
Siti Nugraha/penulis
menggunakan metode analisis
regresi linier berganda.
3. Objek Penelitian
Nur Gilang Giannini, objek
penelitiannya adalah 6 Bank
Umum Syariah, yaitu Bank
Muamalat, Bank Syariah
Mandiri, Bank Mega Syariah,
Bank BRI Syariah, Bank Panin
Syariah dana Bank BCA
Syariah dari tahun 2010 -
2012.
Siti Nugraha/penulis, objek
penelitiannya adalah Bank
Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah dari tahun
2010-2013.
6. Siti Nugraha, Skripsi Fakultas
Syariah dan Hukum, 2014.
Pengaruh ROA, NPF, FDR, BOPO
dan Tingkat Bagi Hasil Terhadap
Berbeda dengan penelitian sebelumnya, pada
penelitian ini penulis melakukan penelitian tentang
pengaruh ROA, NPF, FDR, BOPO dan Tingkat Bagi Hasil
terhadap Pembiayaan Mudharabah. Metode analisis data
45
Pembiayaan Mudharabah (Studi
Kasus pada BUS dan UUS di
Indonesia Periode 2010-2013).
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode regresi linier berganda. Objek dalam
penelitian ini adalah Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah Periode 2010-2013.
46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penulis memfokuskan penelitian pada variabel dependen yaitu
Pembiayaan Mudharabah dan variabel independennya difokuskan pada
ROA (Return On Asset), NPF (Non Performing Finance), FDR (Financing
to Deposit Ratio), BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional),
TBH (Tingkat Bagi Hasil). Ruang lingkup penelitian ini adalah dengan
menganalisa faktor-faktor (variabel independen) yang memiliki dugaan
sementara mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pembiayaan
mudharabah (variabel dependen) secara teoritis dan empiris.
Penelitian ini dibatasi dengan menganalisa laporan keuangan
gabungan perbankan syariah, khususnya data rasio keuangan dan
pembiayaan mudharabah yang tercantum dalam situs Bank Indonesia
dengan menggunakan data runtun waktu (time series), yaitu berupa data
bulanan periode Januari 2010 sampai dengan Desember 2013 yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia serta dari sumber-sumber lainnya yang
terkait.
B. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, yaitu
merupakan salah satu jenis kegiatan penelitian yang spesifikasinya adalah
sistematis, terencana dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga
pembuatan desain penelitian, baik tentang tujuan penelitian, subjek
47
penelitian, objek penelitian, sampel data, sumber data, maupun
metodologinya (mulai pengumpulan data hingga analisis data). 1 Fokus
penelitian kuantitatif didefinisikan sebagai proses kerja yang berlangsung
secara ringkas, terbatas, dan memilah-milah permasalahan menjadi bagian
yang dapat diukur atau dinyatakan dalam angka-angka.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan penelitian
deskriptif, penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala,
peristiwa, kejadian yang terjadi. Penelitian deskriptif memusatkan
perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat
penelitian berlangsung. Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha
mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian
tanpa memeberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut. Variabel
yang diteliti bisa tunggal (satu variabel) bisa juga lebih dari satu variabel.
C. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
data sekunder yang bersifat time series, yakni data yang diperoleh secara
tidak langsung melalui media perantara atau diperoleh dan dicatat oleh
pihak lain. Data sekunder yang diambil umumnya berupa bukti, catatan
atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip data dokumenter
yang dipublikasikan.2
1 Puguh Suharso, Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Bisnis: Pendekatan Filosofis dan Praktis,
(Jakarta: PT Indeks, cet. 1, 2009), h.3.2 Nur Indrianto dan Bambang Supomo, Metode Penelitian Bisnis, (Yogyakarta: BPFE, 2002),h.147.
48
Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari laporan
keuangan bulanan perbankan syariah yang dipublikasikan di website Bank
Indonesia (www.bi.go.id) dari Januari 2010 sampai Desember 2013.
D. Objek Penelitian
Objek pada penelitian ini yaitu seluruh bank syariah baik Bank
Umum Syariah maupun Unit Usaha Syariah yang ada di Indonesia selama
periode Januari 2010 – Desember 2013. (lihat lampiran 1)
E. Operasional Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian terdiri dari satu
variabel bebas (dependen) yaitu Pembiayaan Mudharabah dan 5 (lima)
variabel independen yaitu ROA (Return On Asset), NPF (Non Performing
Finance), FDR (Financing to Deposit Ratio), BOPO (Biaya Operasional
Pendapatan Operasional), dan TBH (Tingkat Bagi Hasil).
1. Variabel Bebas (Independen)
Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
a. ROA (Return On Asset)
Return on Asset (ROA) adalah salah satu rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.3 Rumus untuk
menghitung ROA adalah sebagai berikut:
ROA = Laba Sebelum Pajak x 100%Rata-rata Total Aset
3 Sofriza Syofyan, “Pengaruh Struktur Pasar terhadap Kinerja Perbankan di Indonesia,” Media
Riset Bisnis & Manajemen, Vol. 2, No. 3, Desember, 2002.
49
b. NPF (Non Performing Financing)
NPF merupakan perbandingan jumlah pembiayaan yang
bermasalah dengan total pembiayaan. Dimana yang merupakan
pembiayaan adalah pembiayaan yang diberikan kepada pihak
ketiga (tidak termasuk kepada bank lain). Rumus untuk
menghitung NPF adalah sebagai berikut:
NPF = Pembiayaan yang Bermasalah x 100%Total Pembiayaan yang diberikan
c. FDR (Financing to Deposit Ratio)
FDR merupakan indikator likuiditas bank dimana variabel
ini diukur dengan membandingkan total pembiayaan yang
disalurkan dengan total dana simpanan masyarakat yang dihimpun.
Berikut adalah rumus untuk mengukur FDR:
FDR = Total Pembiayaan yang diberikan Bank x 100%Dana Pihak Ketiga
d. BOPO (Beban Operasional Pendapatan Operasional)
BOPO merupakan rasio efisiensi bank yang mengukur
beban operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin
tinggi nilai BOPO maka akan semakin tidak efisien operasi bank.
Rumus untuk menghitung BOPO adalah:
BOPO = Biaya Operasional x 100%Pendapatan Operasional
50
e. TBH (Tingkat Bagi Hasil)
Bagi hasil akan berbeda tergantung pada dasar perhitungan
bagi hasil, yaitu bagi hasil yang dihitung dengan menggunakan
konsep revenue sharing dan bagi hasil dengan mengunakan
profit/loss sharing.
2. Variabel Terikat (Dependen)
Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pembiayaan mudharabah.
Pembiayaan mudharabah merupakan akad pembiayaan antara
bank syariah sebagai shahibul maal dan nasabah sebagai mudharib
untuk melaksanakan kegiatan usaha, di mana bank syariah
memberikan modal sebanyak 100% dan nasabah menjalankan
usahanya. hasil usaha atas pembiayaan mudharabah akan dibagi antara
bank syariah dan nasabah dengan nisbah bagi hasil yang telah
disepakati pada saat akad.4
D. Metode Analisis Data
Metode yang digunakan dalam menganalisis data pada penelitian
ini adalah analisis regresi linier berganda (multiple linier regression
method). Metode analisis ini digunakan untuk menjawab permasalahan
4Ismail, “Perbankan Syariah”, Jakarta: Kencana, 2011, h. 168-169
51
penelitian yang variabel dependen dan variabel independennya metrik
serta variabel independennya lebih dari satu.5
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan model
berikut:
Y = a + b1X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5+ e
Keterangan:
Y = Pembiayaan Mudharabah
a = Nilai Konstanta
b = Koefisien Regresi
X1 = ROA (Return On Asset)
X2 = NPF (Non Performing Financing)
X3 = FDR (Financing to Deposit Ratio)
X4 = BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional)
X5 = TBH (Tingkat Bagi Hasil)
e = Error Terms atau Faktor Penggangu,diasumsikan 0 (nol)
1. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk memastikan bahwa
autokorelasi, multikolinearitas dan heteroskedastisitas tidak terdapat
dalam penelitian ini atau data yang dihasilkan berdistribusi normal.
Apabila hal tersebut tidak ditemukan maka asumsi klasik regresi telah
terpenuhi. Beberapa uji asumsi klasik yang digunakan adalah:
5 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19 (Semarang: BadanPenerbit Universitas Diponegoro, 2011), h.7.
52
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam
sebuah model regresi variabel terikat dan bebas keduanya terdistribusi
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi
data normal atau mendekati normal.
Untuk mengetahui apakah data normal atau tidak normal
digunakan metode Kolmogorov-Smirnov. Nilai Kolmogorov-Smirnov
digunakan untuk mengetahui bagaimana distribusi normal data, jika:
Asymp. Sig (2-tailed) > 0.05 maka Ho ditolak, Ha diterima
Asymp. Sig (2-tailed) < 0.05 maka Ho diterima, Ha ditolak
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah pada
sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antar-variabel
independen. Jika terjadi korelasi maka terdapat masalah
multikolinearitas.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam
model regresi yaitu dengan menggunakan VIF (Variance Inflation
Factor) dan Tolerance. 6 Untuk mengetahui ada atau tidaknya
multikolinearitas pada model regresi, dapat dilihat dari berbagai hal,
diantaranya:
6 Imam Ghazali, Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS, Ed. 1, (Semarang: BPUD,
2006), h.93.
53
a) Jika nilai VIF tidak lebih dari 10 (VIF ≥ 10), maka model
regresi bebas dari multikolinearitas.
b) Niai Tolerance tidak kurang dari 1 (Tolerance ≤ 1 atau 0,10),
maka model regresi bebas dari multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas yaitu kondisi dimana semua residual atau
error mempunyai varian yang tidak konstan atau berubah-ubah. 7
Tujuan uji heteroskedasisitas adalah untuk mengetahui apakah dalam
sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians pada residual
(error) dari satu pengamatan kepengamatan lain.8
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, dalam
penelitian ini peneliti menggunakan grafik scatterplot. Dasar
pengambilan keputusan dalam uji ini ialah sebagai berikut:9
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka telah terjadi Heteroskedastisitas.
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas
dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
7 Nachrowi dan Usman, Pendekatan Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan.
(Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006), h. 109.8 Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik (Jakarta: PT Elex Media Komputindo,
2000), h. 238.9 Ibid, h. 240
54
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah suatu keadaan dimana terjadi korelasi
antara residual tahun ini dengan tingkat kesalahan tahun sebelumnya.
Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengkaji apakah suatu model
regresi liniear terdapat korelasi antara kesalahan penggangu pada
periode t dengan kesalahan pada periode sebelumnya (t-1).
Autokorelasi didefinisikan terjadinya korelasi antara data pengamatan
sebelumnya, dengan kata lain munculnya suatu data dipengaruhi oleh
data sebelumnya, jika terjadi korelasi, berarti ada masalah
autokorelasi.10
Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah
autokorelasi ialah dengan melakukan uji dubin-watson dengan
ketentuan sebagai berikut:11
Terjadi autokorelasi positif, jika nilai d dibawah -2 (d < -2).
Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai d berada diantara -2 dan +2
atau -2 ≤ d ≤ +2.
Terjadi autokorelasi negatif, jika niali d diatas +2 atau d > +2.
2. Pengujian Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan yang didefinisikan dengan baik
mengenai karakteristik populasi dan merupakan proposisi yang akan
10 Ibid, h.215.11 Danang Sunyoto, Uji Khi Kuadrat & Regresi untuk Penelitian (Yogykarta: Graha Ilmu, 2010),h. 110.
55
diuji keberlakuannya atau merupakan suatu jawaban sementara atas
pertanyaan penelitian.12
a. Uji Simultan (Uji F)
Uji F statistik adalah uji secara bersama-sama atau simultan
pengaruh variabel independen (ROA (Return On Asset), NPF (Non
Performing Finance), FDR (Financing to Deposit Ratio), BOPO
(Biaya Operasional Pendapatan Operasional), dan TBH (Tingkat
Bagi Hasil)) terhadap variabel dependen (Pembiayaan
Mudharabah).
Pengujian semua koefisien regresi secara bersama-sama
dilakukan dengan uji-F dengan pengujian, yaitu:13
1) Kriteria keputusan yang diambil berdasarkan perbandingan F
hitung dan F tabel
Jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini
berarti variabel bebas secara simultan mempunyai pengaruh
yang signifikan dengan variabel terikat.
Jika F < dan F tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini
berarti variabel bebas secara simultan tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan dengan variabel terikat.
2) Kriteria keputusan yang diambil berdasarkan nilai probability
12 Prasetyo Bambang dan Miftahul Jannah Lina, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), h.76.13 Ibid., hal. 17.
56
Jika P-value < α = 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Hal ini berarti variabel bebas secara simultan mempunyai
pengaruh yang signifikan dengan variabel terikat.
Jika P-value > α = 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Hal ini berarti variabel bebas secara simultan tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan dengan variabel
terikat.
b. Uji Parsial (Uji t)
Uji t statistik adalah uji parsial (individu) dimana uji ini
dilakukan untuk menguji apakah setiap variabel bebas
(independen) secara masing-masing (parsial) memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap variabel terikat (dependen) pada tingkat
signifikasi 0.05 (5%) dengan menganggap variabel bebas bernilai
konstan. Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk uji t dengan
pengujian sebagai berikut:14
1) Kriteria keputusan yang diambil berdasarkan perbandingan
Thitung dan T tabel
Jika T hitung > T tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini
berarti variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan
dengan variabel terikat.
14 Ibid., hal. 18-19
57
Jika T < dan T tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini
berarti variabel bebas tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan dengan variabel terikat.
2) Kriteria keputusan yang diambil berdasarkan nilai probability
Bila Probability βi > 0,05 → Tidak Signifikan, H0 diterima
dan H1 ditolak.
Bila Probability βi < 0,05 → Signifikan, H0 ditolak dan H1
diterima.
c. Uji Koefisien Determinansi (R2)
Koefisien determinasi merupakan besarnya kontribusi
variabel bebas terhadap variabel terikat. Semakin tinggi koefisien
determinasi, semakin tinggi pula kemampuan variabel bebas dalam
menjelaskan variasi perubahan pada variabel terikat.15Merupakan
kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen
(terikat). Koefisien determinasi yang dinotasikan dengan R2,
Merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi. Nilai
koefisien determinasi (R2) ini mencerminkan seberapa besar variasi
dari variabel terikat Y yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas X.
Bila koefisien determinasi sama dengan 0 (R2 = 0), artinya variasi
dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali. Sementara bila
15 Suliyanto, Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS,(Yogyakarta: ANDI, 2011),
h. 55
58
R2 = 1, artinya variasi dari Y secara keseluruhan dapat diterngkan
oleh X.16
Nilai koefisien determinasi (R2) ini mencerminkan menukur
seberapa besar dari variabel terikat Y dapat diterangkan oleh
variabel bebas X. Bila nilai koefisien sama dengan 0 (R2 = 0),
artinya variasi dari Y secara keseluruhan dapat diterangkan oleh X,
dengan kata lain jika jika Adjusted R2 mendekati 1 (satu) maka
variabel independen mampu menjelaskan perubahan independen,
tetapi jika Adjusted R2 mendekati 0 (nol), maka variabel
independen tidak mampu menjelaskan variabel independen. Bila
R2 = 1, maka semua titik pengamatan berada tepat pada garis
regresi. Dengan demikian baik atau buruknya persamaan regresi
ditentukan oleh R2 nya yang mempunyai nilai antara nol dan satu.
Koefisien Determinasi dirumuskan dengan:
KD = R2 x 100%
16 Nachrowi D Nachrowi dan Hardinus Usman, Pendekatan Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi
dan Keuangan, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006), h.20.
59
BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan analisis regresi linier berganda dan pengujian
hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik untuk
mengetahui untuk mengetahui apakah data setiap variabel tersebut layak
untuk digunakan atau tidak pada penelitian ini.
Hasil olah data statistik dalam skripsi ini menggunakan aplikasi
SPSS 17.00 dengan menggunakan input berupa data mentah pembiayaan
mudharabah, ROA, NPF, FDR, BOPO dan TBH dari bulan Januari 2010
sampai Desember 2013. Pada penelitian ini proses pengolahan data pada
SPSS mengunakan metode stepwise.
Metode stepwise adalah salah satu metode untuk mendapatkan
model terbaik dari sebuah analisis regresi. Secara definisi adalah gabungan
antara metode forward dan backward, variabel yang pertama kali masuk
adalah variabel yang korelasinya tertinggi dan significant dengan variabel
dependent, variabel yang masuk kedua adalah variabel yang korelasi
parsialnya tertinggi dan masih significant, setelah variabel tertentu masuk
ke dalam model maka variabel lain yang ada di dalam model dievaluasi,
60
jika ada variabel yang tidak significant maka variabel tersebut
dikeluarkan.1
Tabel 4.1
Data Pembiayaan Mudharabah, ROA, NPF, FDR, BOPO dan TBH
Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
Periode Januari 2010 – Desember 2013
TahunBulan
PembiayaanMudharabah Persentase (%)(Miliar Rp) ROA NPF FDR BOPO TBH
Januari 6.556 1.65 4.36 88.67 84.87 17.91Februari 6.592 1.76 4.75 90.96 79.73 17.89Maret 6.716 2.13 4.53 95.07 76.27 17.87April 6.933 2.06 4.47 95.57 77.15 17.09Mei 7.231 1.25 4.77 96.65 85.79 17.53
2010 Juni 7.593 1.66 3.89 96.08 79.99 17.60Juli 7.856 1.67 4.14 95.32 79.77 17.59
Agustus 8.207 1.63 4.10 98.86 80.36 17.27September 8.292 1.77 3.95 95.40 79.10 17.03Oktober 8.411 1.79 3.95 94.76 78.94 17.31
November 8.895 1.83 3.99 95.45 77.70 17.25Desember 8.631 1.67 3.02 89.67 80.54 17.39
Januari 8.560 2.26 3.28 91.97 75.75 17.19Februari 8.606 1.81 3.66 95.16 79.56 17.14Maret 8.767 1.97 3.60 93.22 77.63 16.93April 8.843 1.90 3.79 95.17 78.78 16.99Mei 9.077 1.84 3.76 94.88 79.05 16.75
2011 Juni 9.549 1.84 3.55 94.93 78.13 16.45Juli 9.766 1.86 3.75 94.18 77.13 16.15
Agustus 9.989 1.81 3.53 98.39 77.65 16.24September 10.020 1.80 3.50 94.97 77.54 16.61Oktober 10.150 1.75 3.11 95.24 78.03 16.25
November 10.203 1.78 2.74 94.40 77.92 16.16Desember 10.229 1.79 2.52 88.94 78.41 16.05
Januari 10.133 1.36 2.68 87.27 86.22 15.99
1 Artikel diakses pada Tanggal 24 Desember 2014 Pukul 14.55 darihttp://statisticsanalyst.wordpress.com/2009/08/18/apa-itu-regresi-stepwise/
61
Februari 10.122 1.79 2.82 90.49 78.39 16.06Maret 10.039 1.83 2.76 87.13 77.77 16.03April 10.349 1.79 2.85 95.39 77.77 15.88Mei 10.482 1.99 2.93 97.95 76.24 15.82
2012 Juni 10.904 2.05 2.88 98.59 75.74 16.02Juli 11.023 2.05 2.92 99.91 75.87 15.76
Agustus 11.180 2.04 2.78 101.03 75.89 16.08September 11.359 2.07 2.74 102.10 75.44 15.94Oktober 11.438 2.11 2.58 100.84 75.04 15.95
November 11.527 2.09 2.50 101.19 75.29 15.72Desember 12.023 2.14 2.22 100.00 74.75 14.90
Januari 12.027 2.52 2.49 100.63 70.43 16.10Februari 12.056 2.29 2.72 102.17 72.06 15.78Maret 12.102 2.39 2.75 102.62 72.95 15.77April 12.026 2.29 2.85 103.08 73.95 15.61Mei 12.168 2.07 2.92 102.08 76.87 15.49
2013 Juni 12.629 2.10 2.64 104.43 76.18 14.93Juli 13.281 2.02 2.75 104.83 76.13 16.03
Agustus 13.299 2.01 3.01 102.53 77.87 15.35September 13.364 2.04 2.80 103.27 77.98 15.04Oktober 13.664 1.94 2.96 103.03 79.06 15.19
November 13.878 1.96 3.08 102.58 78.59 14.55Desember 13.625 2.00 2.62 100.32 78.21 14.40
(Sumber: Statistik Perbankan Syariah, data diolah)
1. Uji Normalitas
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode One Sample
Kolmogorov-Smirnov untuk uji normalitas data. Cara mendeteksi
normalitas data dengan metode One Sample Kolmogorov-Smirnov adalah
dengan melihat nilai signifikansi residual. Jika signifikansi lebih dari 0,05
maka residual terdistribusi secara normal.2
2 Duwi Priyatno, Mandiri Belajar Analisis Data dengan SPSS (Yogyakarta: Mediakom, 2013), h.51.
62
Hasil uji normalitas dengan menggunkan One Sample
Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel hasil output SPSS berikut
ini:
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 48
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .48463332
Most Extreme Differences Absolute .098
Positive .098
Negative -.065
Kolmogorov-Smirnov Z .680
Asymp. Sig. (2-tailed) .744
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.(Sumber: Hasil pengolahan data dari SPSS)
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi
(Asymp. Sig. 2-tailed) adalah sebesar 0,744. Karena nilai signifikansi lebih
besar dari 0,05 maka residual terdistribusi secara normal. Dengan
demikian, data variabel independen (ROA, NPF, FDR, BOPO dan TBH)
dan variabel dependen (pembiayaan mudharabah) merupakan data yang
berdistribusi secara normal.
63
2. Uji Multikolinieritas
Untuk menguji apakah antara variabel-variabel independen yang
digunakan mempunyai kolinieritas yang tinggi atau tidak digunakan nilai
Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Jika VIF kurang dari 10
dan Tolerance lebih dari 0,1 maka model regresi bebas dari
multikolinearitas. Hasil uji multikolinearitas terhadap nilai Tolerance dan
Variance Inflation Factor (VIF) dapat dilihat pada tabel hasil output SPSS
berikut ini:
Tabel 4.3Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Tingkat Bagi Hasil 1.000 1.000
2 (Constant)
Tingkat Bagi Hasil .649 1.541
Financing to Deposit Ratio .649 1.541
3 (Constant)
Tingkat Bagi Hasil .236 4.235
Financing to Deposit Ratio .612 1.634
Non Performing Financing .313 3.195
a. Dependent Variable: Pembiayaan Mudharabah(Sumber: Hasil pengolahan data dari SPSS, lampiran 4)
Pada hasil uji multikolonieritas diketahui tidak ada satupun
variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10 dan
64
nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak ada yang lebih dari 10.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolonieritas.
3. Uji Autokorelasi
Metode yang dipakai adalah dengan melihat nilai Durbin-Watson
(DW). Jika nilai durbin-watson berada pada kisaran -2 dan +2, maka dapat
dikatakan tidak terjadi masalah autokorelasi. Hasil uji autokorelasi dengan
nilai durbin-watson dapat dilihat pada tabel hasil output SPSS berikut ini:
Tabel 4.4Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryd
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
Durbin-
Watson
R Square
Change F Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .939a .882 .879 .70999 .882 343.539 1 46 .000
2 .958b .918 .915 .59731 .036 19.994 1 45 .000
3 .970c .940 .936 .51693 .022 16.081 1 44 .000 1.358
a. Predictors: (Constant), Tingkat Bagi Hasil
b. Predictors: (Constant), Tingkat Bagi Hasil, Financing to DepositRatio
c. Predictors: (Constant), Tingkat Bagi Hasil, Financing to Deposit Ratio, Non Performing
Financing
d. Dependent Variable: Pembiayaan Mudharabah(Sumber: Hasil pengolahan data dari SPSS)
Berdasarkan Tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa nilai Durbin-
Watson sebesar 1,358. Karena nilai Durbin-watson tersebut berada pada
kisaran -2 dan +2, maka tidak terjadi masalah autokorelasi dan model
regresi ini layak digunakan.
65
4. Uji Heteroskedastisitas
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode grafik
Scatterplot. Cara mendeteksinya yaitu dengan melihat pola titik-titik pada
Scatterplot regresi. Jika titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas
diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas.3 Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan
scatterplot dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 4.1
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan garifik scatterplot, terlihat titik-titik dengan pola
menyebar secara acak pada posisi di atas maupun di bawah angka 0 pada
sumbu Y. Berdasarkan hasil ini maka dapat disimpulkan tidak terdapat
gejala heteroskedastisitas pada model regresi.
3 Duwi Priyatno, Mandiri Belajar Analisis Data dengan SPSS, h. 69.
66
B. Analisis Regresi Linear Berganda
Hasil analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini dapat
dilihat pada hasil output SPSS berikut ini:
Tabel 4.5Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1(Constant) 44.984 1.879 23.945 .000
Tingkat Bagi Hasil -2.131 .115 -.939 -18.535 .000
2(Constant) 29.906 3.724 8.031 .000
Tingkat Bagi Hasil -1.813 .120 -.799 -15.100 .000
Financing to Deposit Ratio .102 .023 .237 4.471 .000
3(Constant) 21.668 3.822 5.669 .000
Tingkat Bagi Hasil -1.262 .172 -.556 -7.325 .000
Financing to Deposit Ratio .121 .020 .282 5.974 .000
Non Performing Financing -.806 .201 -.264 -4.010 .000
a. Dependent Variable: Pembiayaan Mudharabah(Sumber: Hasil Pengolahan data dari SPSS, lampiran 4)
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda pada tabel 4.5 diatas,
pada model 3 didapat persamaan regresinya:
Y = 21,668 – 0,806 NPF + 0,121 FDR - 1,262 TBH
Dari rumus regresi di atas dapat dinyatakan nilai koefisien
regresinya sebagai berikut:
67
a. Nilai konstanta sebesar 21,668, hasil ini menunjukkan apabila semua
variabel independen bernilai nol, maka pembiayaan mudharabah nilainya
akan sebesar 21,668.
b. Koefisien regresi variabel Non Performing Financing (X2) sebesar 0,806,
artinya jika variabel independen lainnya bernilai tetap dan NPF mengalami
kenaikan sebesar 1% maka pembiayaan mudharabah akan mengalami
penurunan sebesar 0,806.
c. Koefisien regresi variabel Financing to Deposit Ratio (X3) sebesar 0,121,
artinya jika variabel independen lainnya bernilai tetap dan FDR
mengalami kenaikan sebesar 1% maka pembiayaan mudharabah akan
mengalami kenaikan sebesar 0,121.
d. Koefisien regresi variabel Tingkat Bagi Hasil (X5) sebesar 1,262, artinya
jika variabel independen lainnya bernilai tetap dan Tingkat Bagi Hasil
mengalami kenaikan sebesar 1% maka pembiayaan mudharabah akan
mengalami penurunan sebesar 1,262.
C. Hasil Uji Hipotesis
a. Uji F (simultan)
Dalam penelitian ini, untuk mengetahui pengaruh simultan antara
ROA, NPF, FDR, BOPO dan Tingkat bagi hasil terhadap pembiayaan
mudharabah maka digunakan Uji F. Uji F adalah pengujian yang
dilakukan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama (simultan) variabel
independen terhadap variabel dependen. Hasil uji F dapat dilihat pada
tabel output SPSS berikut ini:
68
Tabel 4.6Hasil Uji F
ANOVAd
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 173.174 1 173.174 343.539 .000a
Residual 23.188 46 .504
Total 196.362 47
2 Regression 180.307 2 90.154 252.692 .000b
Residual 16.055 45 .357
Total 196.362 47
3 Regression 184.605 3 61.535 230.279 .000c
Residual 11.758 44 .267
Total 196.362 47
a. Predictors: (Constant), Tingkat Bagi Hasil
b. Predictors: (Constant), Tingkat Bagi Hasil, Financing to Deposit Ratio
c. Predictors: (Constant), Tingkat Bagi Hasil, Financing to Deposit Ratio, Non Performing Financing
d. Dependent Variable: Pembiayaan Mudharabah(Sumber: Hasil pengolahan data dari SPSS)
Dari uji ANOVA atau F test, didapat F hitung untuk model 3 atau
model yang dipakai adalah 230,279. Dengan menggunakan tingkat
keyakinan 95%, α = 5%, df 1 (jumlah variabel - 1) atau 6-1= 5 dan df 2 (n-
k-1) atau 48-5-1 = 42 (n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel
independen), maka hasil yang diperoleh untuk F tabel adalah sebesar 2,44
(lihat pada lampiran).
Karena nilai F hitung > F tabel (230,279 > 2,44), dengan tingkat
signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) maka model regresi bisa
dipakai untuk memprediksi pembiayaan mudharabah. Artinya, Non
Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan
69
Tingkat Bagi Hasil (TBH) secara bersama-sama berpengaruh terhadap
sales. Sedangkan untuk ROA dan BOPO karena kedua variabel tersebut
tidak signifikan, berdasarkan model stepwise maka ROA dan BOPO
dikeluarkan dari output SPSS.
b. Uji T (Uji Parsial)
Uji T bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-
masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel
independen. Hasil analisis analisis uji t dapat dilihat dari hasil output SPSS
berikut ini:
Tabel 4.7Hasil Uji TCoefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1(Constant) 44.984 1.879 23.945 .000
Tingkat Bagi Hasil -2.131 .115 -.939 -18.535 .000
2(Constant) 29.906 3.724 8.031 .000
Tingkat Bagi Hasil -1.813 .120 -.799 -15.100 .000
Financing to Deposit Ratio .102 .023 .237 4.471 .000
3(Constant) 21.668 3.822 5.669 .000
Tingkat Bagi Hasil -1.262 .172 -.556 -7.325 .000
Financing to Deposit Ratio .121 .020 .282 5.974 .000
Non Performing Financing -.806 .201 -.264 -4.010 .000
a. Dependent Variable: Pembiayaan Mudharabah(Sumber: Hasil pengolahan data dari SPSS, lampiran 4)
70
1) Uji parsial pengaruh NPF terhadap pembiayaan mudharabah
a. Kriteria keputusan yang diambil berdasarkan perbandingan t hitung dan t
tabel
Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat diketahui t hitung variabel non
performing financing sebesar -4,010. Tabel distribusi t dicari pada α = 5%
: 2 = 2,5% (uji 2 arah) dengan derajat kebebasan (df) (n-k-1) atau 48-5-1 =
42 (n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen).
Dengan pengujian 2 arah (signifikansi = 0,025), maka hasil yang diperoleh
pada t tabel adalah sebesar +2,018 / -2,018 (lihat pada lampiran).
Karena nilai -t hitung < -t tabel (-4,010 < -2,018) maka H0 ditolak,
artinya NPF berpengaruh negatif terhadap pembiayaan mudharabah.
b. Kriteria keputusan yang diambil berdasarkan nilai probabilitas
Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat diketahui nilai probabilitas (sig)
sebesar 0,000. Karena uji dua arah maka dengan tingkat kesalahan (α) 5%
atau 0,05 dibagi 2 sehingga tingkat kesalahan (α) menjadi sebesar 2,5%
atau 0,025.
Karena probabilitas (sig) < tingkat kesalahan (α) atau 0,000 <
0,025 maka H0 diterima, artinya non performing financing (NPF)
berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan mudharabah.
2) Uji parsial pengaruh FDR terhadap pembiayaan mudharabah
a. Kriteria keputusan yang diambil berdasarkan perbandingan t hitung dan t
tabel
71
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui t hitung FDR sebesar 5,974.
Tabel distribusi t dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 arah) dengan derajat
kebebasan (df) = n-k-1 atau 48-5-1 = 42 (n adalah jumlah data dan k
adalah jumlah variabel independen). Dengan pengujian 2 arah (signifikansi
= 0,025), maka hasil yang diperoleh pada t tabel adalah sebesar +2,018 / -
2,018 (lihat pada lampiran).
Karena nilai t hitung > t tabel (5,974 > 2,018) maka H0 ditolak, artinya
FDR berpengaruh positif terhadap pembiayaan mudharabah.
b. Kriteria keputusan yang diambil berdasarkan nilai probabilitas
Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat diketahui nilai probabilitas (sig)
sebesar 0,000. Karena uji dua arah maka dengan tingkat kesalahan (α) 5%
atau 0,05 dibagi 2 sehingga tingkat kesalahan (α) menjadi sebesar 2,5%
atau 0,025.
Karena probabilitas (sig) < tingkat kesalahan (α) atau 0,000 >
0,025 maka H0 ditolak, artinya financing to deposit ratio (FDR)
berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan mudharabah.
3) Uji parsial pengaruh TBH terhadap pembiayaan mudharabah
a. Kriteria keputusan yang diambil berdasarkan perbandingan t hitung dan t
tabel
Berdasarkan tabel 4.8 Dapat diketahui t hitung TBH sebesar -7.325.
Tabel distribusi t dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 arah) dengan derajat
kebebasan (df) = n-k-1 atau 48-5-1 = 42 (n adalah jumlah data dan k
adalah jumlah variabel independen). Dengan pengujian 2 arah (signifikansi
72
= 0,025), maka hasil yang diperoleh pada t tabel adalah sebesar +2,018 / -
2,018 (lihat pada lampiran).
Karena nilai t hitung < t tabel (-7.325 < 2,018) maka H0 diterima,
artinya tingkat bagi hasil tidak berpengaruh positif terhadap pembiayaan
mudharabah.
b. Kriteria keputusan yang diambil berdasarkan nilai probabilitas
Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat diketahui nilai probabilitas (sig)
sebesar 0,000. Karena uji dua arah maka dengan tingkat kesalahan (α) 5%
atau 0,05 dibagi 2 sehingga tingkat kesalahan (α) menjadi sebesar 2,5%
atau 0,025.
Karena probabilitas (sig) > tingkat kesalahan (α) atau 0,000 >
0,025 maka H0 ditolak, artinya tingkat bagi hasil (TBH) berpengaruh
signifikan terhadap pembiayaan mudharabah.
5. Koefisien Determinasi (R2)
Merupakan kemampuan variabel independen menjelaskan variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi (R2) mencerminkan seberapa besar
variasi dari variabel terikat Y yang dapat diterangkan oleh variabel bebas
X. Bila koefisien determinasi sama dengan nol (R2 = 0), artinya variasi Y
tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali. Sementara bila R2 = 1, artinya
variasi Y secra keseluruhan dapat diterangkan oleh x.
73
Tabel 4.8Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryd
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
Durbin-
Watson
R Square
Change F Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .939a .882 .879 .70999 .882 343.539 1 46 .000
2 .958b .918 .915 .59731 .036 19.994 1 45 .000
3 .970c .940 .936 .51693 .022 16.081 1 44 .000 1.358
a. Predictors: (Constant), Tingkat Bagi Hasil
b. Predictors: (Constant), Tingkat Bagi Hasil, Financing to Deposit
Ratio
c. Predictors: (Constant), Tingkat Bagi Hasil, Financing to Deposit Ratio, Non Performing
Financing
d. Dependent Variable: Pembiayaan Mudharabah
Berdasarkan tabel diatas, pada model 3 diketahui hasil uji
determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0,936 atau 93,6%. Hal ini
menunjukkan bahwa persentase sumbangan variabel independen yaitu
NPF (Non Performing Financing), FDR (Financing to Deposit Ratio), dan
Tingkat Bagi Hasil terhadap variabel dependen yaitu pembiayaan
mudharabah adalah sebesar 93,6%. Sedangkan sisanya sebesar 6,4%
(100% - 93,6% = 6,4%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar variabel
yang dipilih.
D. Pembahasan
1. Pengaruh ROA, NPF, FDR, BOPO dan Tingkat Bagi Hasil terhadap
Pembiayaan Mudharabah
Hasil Analisis variabel independen NPF, FDR dan tingkat bagi
hasil secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh signifikan
74
terhadap variabel dependen yaitu pembiayaan mudharabah. Hal tersebut
dapat dilihat dari tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang jauh lebih kecil
dari 0,05 dan F hitung > F tabel (230,279 > 2,438). Pengaruh tersebut
tergolong tinggi dimana variabel independen mampu menjelaskan sebesar
93,6% terhadap variabel dependen. Pengaruh tersebut tergolong tinggi
dimana variabel independen mampu menjelaskan sebesar 93,6% terhadap
variabel dependen. Sedangkan ROA dan NPF secara simultan tidak
mempunyai pengaruh terhadap pembiayaan mudharabah. Hal tersebut
dapat dilihat dari output SPSS dengan menggunakan metode stepwise
dimana kedua variabel tersebut dikeluarkan karena tidak signifikan. Hal
ini tidak sesuai dengan hipotesis yang menyebutkan bahwa ROA, NPF,
FDR, BOPO dan tingkat bagi hasil secara bersama-sama (simultan)
berpengaruh terhadap pembiayaan mudharabah.
2. Pengaruh ROA terhadap Pembiayaan Mudharabah
Dalam penelitian ini, hasil perhitungan uji t dari variabel ROA
menunjukkan bahwa secara parsial ROA tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pembiayaan mudharabah yang ditunjukkan dengan
dikeluarkannya variabel ROA dalam output SPSS karena variabel tersebut
tidak signifikan. Berarti hipotesis yang menyatakan bahwa rasio ROA
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan mudharabah
adalah ditolak. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa semakin tinggi nilai ROA (Return On Asset) maka
akan menyebabkan nilai pembiayaan mudharabah menjadi naik. Hal ini
75
disebabkan karena tidak konsistennya antara kenaikan atau penurunan
ROA terhadap jumlah pembiayaan mudharabah di setiap bulan. Sebagai
contoh pada bulan Maret 2010, ROA mengalami kenaikan menjadi 2,13%
dan pembiayaan mudharabah juga ikut naik jumlahnya menjadi 6.716
miliar dari bulan sebelumnya yaitu Februari 2010 yang menunjukkan
ROA sebesar 1,76% dan pembiayaan mudharabah sebesar 6.592 miliar.
Pada Mei 2010, ROA turun 1,25 akan tetapi pembiayaan mudharabah
justru mengalami kenaikan menjadi 7.231 miliar. Selanjutnya pada bulan
Januari 2011, ROA naik 2,26 akan tetapi pembiayaan mudharabah
mengalami penurunan menjadi 8.560 miliar.
Jadi kesimpulannya adalah meskipun ROA naik, belum tentu
jumlah pembiayaan mudharabah mengalami kenaikan, begitu juga
sebaliknya. Meskipun ROA tidak berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pembiayaan mudharabah, namun nilai rata-rata ROA dari Bank
Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang diteliti adalah sebesar
1,9212% yang berarti bank berada dalam kondisi sehat, karena nilai rata-
ratanya diatas standar yang ditetapkan BI yaitu ROA > 1,5%.
3. Pengaruh NPF terhadap Pembiayaan Mudharabah
Hasil perhitungan uji t dari variabel NPF menunjukkan bahwa
secara parsial NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
pembiayaan mudharabah yang ditunjukkan dengan -t hitung dari variabel
NPF lebih kecil dari -t tabel (-4,010 < -2,018) dengan probabilitas (sig)
0,000 < 0,05. Berarti hipotesis yang menyatakan bahwa rasio NPF
76
berpengaruh negatif terhadap pembiayaan mudharabah adalah diterima.
Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa semakin tinggi NPF
(pembiayaan bermasalah) maka akan memberikan pengaruh yang negatif
terhadap pembiayaan, yaitu berupa penurunan jumlah pembiayaan yang
disalurkan.
4. Pengaruh FDR terhadap Pembiayaan Mudharabah
Dalam penelitian ini hasil perhitungan uji t menunjukkan bahwa
secara parsial variabel FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pembiayaan mudharabah yang ditunjukkan dengan t hitung > t tabel (5,974 >
2,018) dan probabilitas (sig) 0,000 < 0,05. Berarti hipotesis yang
menyatakan bahwa FDR berpengaruh positif terhadap pembiayaan
mudharabah adalah diterima. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa semakin tinggi FDR (dana yang disalurkan untuk
pembiayaan) maka semakin tinggi juga pembiayaan mudharabah. Hal ini
dibuktikan dengan FDR yang terus mengalami peningkatan dibarengi
dengan meningkatnya pembiayaan mudharabah yaitu dari Januari 2010
FDR menunjukkan angka sebesar 88,67% dan pembiayaan mudharabah
sebesar 6.556 miliar dan hingga bulan Desember 2013 FDR terus
mengalami peningkatan menjadi 100,32% dan pembiayaan mudharabah
juga terus mengalami peningkatan menjadi 13.625 miliar.
Nilai rata-rata FDR dari Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah yang diteliti adalah sebesar 97,0285% yang berarti bank tersebut
77
masih berada dalam kondisi sehat, karena nilai rata-ratanya masih berada
di standar nilai yang ditetapkan BI yaitu antara 85% - 110%.
5. Pengaruh BOPO terhadap Pembiayaan Mudharabah
Berdasarkan hasil perhitungan uji t, bahwa secara parsial BOPO
tidak berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembiayaan
mudharabah yang ditunjukkan dengan dikeluarkannya variabel BOPO
dalam output SPSS karena variabel BOPO tidak signifikan. Berarti
hipotesis yang menyatakan bahwa rasio BOPO berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap pembiayaan mudharabah adalah ditolak. Hasil
penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin
kecil BOPO atau biaya operasional bank terhadap pendapatan maka akan
mengakibatkan semakin tingginya tingkat efisiensi bank yang ditunjukkan
dengan meningkatnya pembiayaan mudharabah. Hal ini disebabkan
karena tidak konsistennya antara kenaikan atau penurunan BOPO terhadap
jumlah pembiayaan mudharabah di setiap bulan. Sebagai contoh, pada
bulan Juli 2010 BOPO menunjukkan angka sebesar 79,77% dan
pembiayaan mudharabah sebesar 7.856 miliar. Sedangkan pada bulan
Agustus 2010, BOPO naik menjadi 80,36% dan pembiayaan mudharabah
juga ikut naik jumlahnya menjadi 8.207 miliar.
6. Pengaruh Tingkat Bagi Hasil terhadap Pembiayaan Mudharabah
Berdasarkan hasil perhitungan uji t, secara parsial tingkat bagi hasil
tidak berpengaruh positif terhadap pembiayaan mudharabah, akan tetapi
tingkat bagi hasil mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan
78
terhadap pembiayaan mudharabah yang ditunjukkan dengan t hitung pada
variabel tingkat bagi hasil lebih kecil dari t tabel (-7.325 < 2,018) dan
probabilitas (sig) 0,000 < 0,05. Berarti hipotesis yang menyatakan bahwa
rasio tingkat bagi hasil berpengaruh positif terhadap pembiayaan
mudharabah adalah ditolak. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori
yang mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat bagi hasil pada sebuah
bank syariah maka akan meningkatkan jumlah pembiayaan mudharabah.
Hal ini disebabkan karena tingkat bagi hasil yang terus menurun dari bulan
Januari 2010 sampai bulan Desember 2013 sedangkan pembiayaan
mudharabah terus mengalami peningkatan walaupun pada periode
penelitian NPF terus mengalami penurunan. Sebagai contoh, pada bulan
Januari 2010 Tingkat Bagi Hasil menunjukkan angka sebesar 17,91% dan
pembiayaan mudharabah sebesar 6.556 miliar. Pada bulan Januari
Desember 2011 tingkat bagi hasil turun menjadi 16.05% sedangkan
pembiayaan mudharabah naik sebesar 10.229 miliar, dan pada bulan
Desember 2013, tingkat bagi hasil terus mengalami penurunan menjadi
14,40% sedangkan pembiayaan mudharabah terus mengalami peningkatan
menjadi 13.625 miliar.
79
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh ROA, NPF, FDR,
BOPO dan tingkat bagi hasil terhadap pembiayaan mudharabah pada
Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah periode 2010-2013, maka
dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil Analisis variabel independen NPF, FDR dan tingkat bagi hasil
secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh signifikan
terhadap variabel dependen yaitu pembiayaan mudharabah. Hal
tersebut dapat dilihat dari tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang jauh
lebih kecil dari 0,05 dan F hitung > F tabel (230,279 > 2,438).
Sedangkan ROA dan NPF secara simultan tidak mempunyai pengaruh
terhadap pembiayaan mudharabah. Hal tersebut dapat dilihat dari output
SPSS dimana kedua variabel tersebut dikeluarkan karena tidak
signifikan.
2. Berdasarkan koefisien regresi secara parsial tidak terdapat pengaruh
positif dan signifikan antara ROA (Return On Asset) terhadap
Pembiayaan Mudharabah yang ditunjukkan dengan dikeluarkannya
variabel ROA dalam output SPSS karena variabel tersebut tidak
signifikan. Berarti hipotesis yang menyatakan bahwa rasio ROA
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan mudharabah
adalah ditolak. Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis pertama
80
dalam penelitian ini yaitu ROA (Return On Asset) mempunyai
pengaruh positif dan signifikan terhadap Pembiayaan Mudharabah
ditolak. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
apabila ROA meningkat maka pembiayaan mudharabah juga
meningkat.
3. Berdasarkan koefisien regresi secara parsial terdapat pengaruh negatif
dan signifikan antara NPF (Non Performing Financing) terhadap
pembiayaan mudharabah yang ditunjukkan dengan -t hitung dari variabel
NPF lebih kecil dari -t tabel (-4,010 < -2,018) dengan probabilitas (sig)
0,000 < 0,05. Berarti hipotesis yang menyatakan bahwa rasio NPF
berpengaruh negatif terhadap pembiayaan mudharabah adalah diterima.
Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa semakin tinggi
NPF (pembiayaan bermasalah) maka akan memberikan pengaruh yang
negatif terhadap pembiayaan, yaitu berupa penurunan jumlah
pembiayaan yang disalurkan.
4. Berdasarkan koefisien regresi secara parsial terdapat pengaruh positif
dan signifikan antara FDR (Financing to Deposit Ratio) terhadap
pembiayaan mudharabah yang ditunjukkan dengan t hitung > t tabel (5,974
> 2,018) dan probabilitas (sig) 0,000 < 0,05. Berarti hipotesis yang
menyatakan bahwa FDR berpengaruh positif terhadap pembiayaan
mudharabah adalah diterima. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori
yang menyatakan bahwa semakin tinggi FDR (dana yang disalurkan
untuk pembiayaan) maka semakin tinggi juga pembiayaan mudharabah.
81
5. Berdasarkan koefisien regresi secara parsial tidak terdapat pengaruh
negatif dan signifikan antara BOPO (Biaya Operasional Pendapatan
Operasional) terhadap pembiayaan mudharabah yang ditunjukkan
dengan dikeluarkannya variabel BOPO dalam output SPSS karena
variabel BOPO tidak signifikan. Berarti hipotesis yang menyatakan
bahwa rasio BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
pembiayaan mudharabah adalah ditolak. Hasil penelitian ini tidak
sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin kecil BOPO atau
biaya operasional bank terhadap pendapatan bank maka akan
mengakibatkan semakin tingginya tingkat efisiensi bank yang
mengakibatkan meningkatnya pembiayaan mudharabah.
6. Berdasarkan koefisien regresi secara parsial terdapat pengaruh negatif
dan signifikan antara Tingkat Bagi Hasil terhadap Pembiayaan
Mudharabah yang ditunjukkan dengan t hitung pada variabel tingkat bagi
hasil lebih kecil dari t tabel (-7.325 < -2,018) dan probabilitas (sig) 0,000
< 0,05. Berarti hipotesis yang menyatakan bahwa rasio tingkat bagi
hasil berpengaruh positif terhadap pembiayaan mudharabah adalah
ditolak. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang mengatakan
bahwa semakin tinggi tingkat bagi hasil pada sebuah bank syariah maka
akan meningkatkan jumlah pembiayaan mudharabah.
7. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinasi (R2) diketahui
bahwa nilai adjusted R square adalah sebesar 0,936. Angka tersebut
menandakan bahwa besarnya kontribusi pengaruh variabel independen
82
(ROA, NPF, FDR, BOPO dan Tingkat Bagi Hasil) terhadap
pembiayaan mudharabah adalah sebesar 93,6%. Sedangkan sisanya
sebesar 6,4% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam analisis penelitian ini.
B. Saran
1. Sebagai lembaga keuangan yang berprinsip bagi hasil, perbankan
syariah seharusnya lebih meningtkan komposisi pembiayaan bagi hasil
yaitu dengan meningkatkan pembiayaan mudharabah yang merupakan
jenis pembiayaan produktif dan mengurangi pemberian pembiayaan
yang bersifat konsumtif.
2. Untuk meningkatkan pembiayaan mudharabah perbankan syariah
disarankan untuk meningkatkan ROA (Return On Asset) dan
meminimalkan BOPO. Dengan NPF yang terus menurun dari Januari
2010 – Desember 2013 disarankan perbankan syariah juga
meningkatkan tingkat bagi hasil pembiayaan mudharabah terhadap
nasabah.
3. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambahkan jumlah
sampel dengan mengikutsertakan BPRS (Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah) serta memperpanjang periode penelitian, selain itu juga
dibedakan antara skim pembiayaan mudharabah muthlaqah dan
muqayyadah dan untuk peneliti lain yang ingin melakukan penelitian
serupa, dapat menambahkan variabel independen lain seperti DPK,
CAR atau variabel eksternal seperti SBIS dan Inflasi.
83
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan Hadits
Aditya Baskara, Riski dan Puji Hadiyati. “Pengaruh Non Performing FinancingPembiayaan Mudharabah dan Musyarakah pada Bank MuamalatIndonesia.” e-Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 1. No.1 (Oktober 2013):h.1-14.
Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah dari Teori ke Praktek. Jakarta: GemaInsani Press, 2001.
Ascarya. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2007.
Dendawijaya, Lukman. Manajemen Perbankan. Bogor: Ghalia Indonesia, 2009.
Fahrul, Fauzan, Muhammad Arfan dan Darwanis. “Pengaruh Tingkat RisikoPembiayaan Musyarakah dan Pembiayaan Murabahah Terhadap TingkatProfitabilitas Bank Syariah (Studi pada Bank Aceh Syariah Cabang BandaAceh)”, Jurnal Akuntansi Vol. 2. No.1 (November 2012): h. 76-85.
Firaldi, Mufqi. “Analisis Pengaruh Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK), NonPerforming Financing (NPF) dan Tingkat Inflasi Terhadap TotalPembiayaan yang diberikan Oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah(BPRS) di Indonesia (Periode Januari 2007-Oktober 2012)”, Skripsi S1Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univesitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,Jakarta, 2013.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19.Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011.
Gilang Giannini, Nur. “Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabahpada Bank Umum Syariah di Indonesia.” Accounting Analysis JournalVol 2. No.1 (Februari 2013): h.97-103.
84
Indrianto, Nur dan Bambang Supomo. Metode Penelitian Bisnis. Yogyakarta:BPFE, 2002.
Ismail. Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana, 2011.
Karim, Adiwarman. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004.
Margaretha, Farah. Manajemen Keuangan bagi Industri Jasa. Jakarta: Grasindo,2007.
Nachrowi, D Nachrowi dan Hardinus Usman. Pendekatan Ekonometrika untukAnalisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit FakultasEkonomi Universitas Indonesia, 2006.
Nazir, M. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998.
Muhammad, Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: Unit Penerbit danPercetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2005.
Pertaatmaja, Karnaen dan Muhammad Syafi'i Antonio. Apa dan Bagaimana BankIslam. Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf,1992.
Prasetyo, Bambang dan Miftahul Jannah Lina. Metode Penelitian Kuantitatif:Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005.
Riv’ai, Veithzal. Bank dan Financial Institution Management (Conventional andsharia System). Jakarta: PT Grafindo Persada, 2007.
Rochaety, Ety dkk. Metodologi Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS. Jakarta:Mitra Wacana Media, 2007.
Rosyadi, Faujan. “Komparatif Efisiensi Perbankan Syariah dan PerbankanKonvensional di Indonesia.” BENEFIT Jurnal Manajemen dan BisnisVol.15. No.2 (Desember 2011): h.100 – 115.
85
Santoso, Singgih. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT ElexMedia Komputindo, 2000.
Soedarto, Mochamad, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi PenyaluranKredit pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR)”, Tesis UnivesitasDiponegoro Semarang, 2004.
Sofyan, Sofriza. “Pengaruh Struktur Pasar terhadap Kinerja Perbankan diIndonesia.” Media Riset Bisnis & Manajemen, Vol. 2. No.3 (Desember,2002): h.194-219.
Suharso, Puguh. Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Bisnis: PendekatanFilosofis dan Praktis. Jakarta: PT Indeks, 2009.
Suliyanto. Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta:ANDI, 2011.
Sunyoto, Danang. Uji Khi Kuadrat & Regresi untuk Penelitian. Yogykarta: GrahaIlmu, 2010.
Wiyono, Slamet. Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan SyariahBerdasarkan PSAK dan PAPSI. Jakarta: Grasindo, 2005.
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001.
www.bapepam.go.id/syariah/.../07-Mudharabah.pdf
www.bi.go.id
http://ramadan.detik.com/read/2013/08/18/075234/2333137/1522/perjalananperbankan-syariah-di-indonesia--habis-
http://statisticsanalyst.wordpress.com/2009/08/18/apa-itu-regresi-stepwise/
86
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
Jaringan Kantor Individual Perbankan Syariah (Individual Islamic Banking Network)Kelompok Bank KPO/KC KCP/UPS KK Group of Banks
HOO/BO SBO/SSU COBank Umum Syariah 407 1.356 224 Islamic Commercial Bank
1 PT Bank Syariah MuamalatIndonesia 81 190 116
1 PT Bank Syariah MuamalatIndonesia
2 PT Bank Syariah Mandiri 136 445 57 2 PT Bank Syariah Mandiri3 PT Bank Syariah Mega Indonesia 35 319 6 3 PT Bank Syariah Mega Indonesia4 PT Bank Syariah BRI 51 172 8 4 PT Bank Syariah BRI5 PT Bank Syariah Bukopin 12 5 0 5 PT Bank Syariah Bukopin6 PT Bank Panin Syariah 5 0 0 6 PT Bank Panin Syariah7 PT Bank Victoria Syariah 8 6 0 7 PT Bank Victoria Syariah8 PT BCA Syariah 6 6 22 8 PT BCA Syariah9 PT Bank Jabar dan Banten 8 43 2 9 PT Bank Jabar dan Banten10 PT Bank Syariah BNI 64 170 13 10 PT Bank Syariah BNI11 PT Maybank Indonesia Syariah 1 0 0 11 PT Maybank Indonesia Syariah
Unit Usaha Syariah 170 170 87 Islamic Business Unit12 PT Bank Danamon 25 144 0 12 PT Bank Danamon13 PT Bank Permata 13 13 0 13 PT Bank Permata14 PT Bank Internasional Indonesia(BII) 5 21 0
14 PT Bank Internasional Indonesia(BII)
15 PT CIMB Niaga 29 4 0 15 PT CIMB Niaga16 PT Bank DKI 2 12 11 16 PT Bank DKI17 BPD DIY 1 2 5 17 BPD DIY18 BPD Jawa Tengah (Jateng) 2 4 2 18 BPD Jawa Tengah (Jateng)19 BPD Jawa Timur (Jatim) 1 3 47 19 BPD Jawa Timur (Jatim)20 BPD Banda Aceh 2 12 0 20 BPD Banda Aceh21 BPD Sumatera Utara (Sumut) 5 3 0 21 BPD Sumatera Utara (Sumut)22 BPD Sumatera Barat (Sumbar) 3 5 0 22 BPD Sumatera Barat (Sumbar)23 BPD Riau 2 5 0 23 BPD Riau24 BPD Sumatera Selatan (Sumsel ) 3 0 4 24 BPD Sumatera Selatan (Sumsel )25 BPD Kal imantan Selatan (Kalsel ) 2 2 0 25 BPD Kal imantan Selatan (Kalsel )26 BPD Kal imantan Barat (Kalbar) 1 4 4 26 BPD Kal imantan Barat (Kalbar)27 BPD Kal imantan Timur (Kaltim) 2 12 2 27 BPD Kal imantan Timur (Kaltim)
87
Statistik Perbankan Syariah, Desember 2013
28 BPD Sulawesi Selatan (Sulsel ) 3 1 0 28 BPD Sulawesi Selatan (Sulsel )29 BPD Nusa Tenggara Barat (NTB) 2 5 1 29 BPD Nusa Tenggara Barat (NTB)30 PT BTN 22 13 3 30 PT BTN31 PT Bank Tabungan PensiunanNasional (BTPN) 13 45 0
31 PT Bank Tabungan PensiunanNasional (BTPN)
32 PT OCBC NISP 6 6 0 0 32 PT OCBC NISP33 PT Bank Sinarmas 25 0 8 33 PT Bank Sinarmas34 BPD Jambi 1 1 0 0 34 BPD Jambi
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah 93 0 146 Islamic Rural BankTOTAL 670 1.666 457 TOTAL
88
Lampiran 2
Tabel Distribusi F
89
Lampiran 3
Tabel Distribusi T
86
Lampiran 4
Hasil Output SPSS
REGRESSION/MISSING LISTWISE/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA COLLIN TOL CHANGE ZPP/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)/NOORIGIN/DEPENDENT pembiayaan/METHOD=STEPWISE ROA NPF FDR BOPO TBH/RESIDUALS DURBIN.
Regression
[DataSet0]
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Removed Method
1
Tibgkat Bagi Hasil .
Stepwise
(Criteria:
Probability-
of-F-to-enter
<= ,050,
Probability-
of-F-to-
remove >=
,100).
87
2
Financing to
Deposit Ratio.
Stepwise
(Criteria:
Probability-
of-F-to-enter
<= ,050,
Probability-
of-F-to-
remove >=
,100).
3
Non Performing
Financing.
Stepwise
(Criteria:
Probability-
of-F-to-enter
<= ,050,
Probability-
of-F-to-
remove >=
,100).
a. Dependent Variable: Pembiayaan Mudharabah
Model Summaryd
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
Durbin-
Watson
R Square
Change F Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .939a .882 .879 .70999 .882 343.539 1 46 .000
2 .958b .918 .915 .59731 .036 19.994 1 45 .000
3 .970c .940 .936 .51693 .022 16.081 1 44 .000 1.358
a. Predictors: (Constant), Tibgkat Bagi Hasil
b. Predictors: (Constant), Tibgkat Bagi Hasil, Financing to Deposit Ratio
c. Predictors: (Constant), Tibgkat Bagi Hasil, Financing to Deposit Ratio, Non Performing
Financing
d. Dependent Variable: Pembiayaan Mudharabah
88
ANOVAd
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 173.174 1 173.174 343.539 .000a
Residual 23.188 46 .504
Total 196.362 47
2 Regression 180.307 2 90.154 252.692 .000b
Residual 16.055 45 .357
Total 196.362 47
3 Regression 184.605 3 61.535 230.279 .000c
Residual 11.758 44 .267
Total 196.362 47
a. Predictors: (Constant), Tibgkat Bagi Hasil
b. Predictors: (Constant), Tibgkat Bagi Hasil, Financing to Deposit Ratio
c. Predictors: (Constant), Tibgkat Bagi Hasil, Financing to Deposit Ratio, Non Performing Financing
d. Dependent Variable: Pembiayaan Mudharabah
83
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Correlations
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta
Zero-
order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) 44.984 1.879 23.945 .000
Tingkat Bagi
Hasil-2.131 .115 -.939 -18.535 .000 -.939 -.939 -.939 1.000 1.000
2 (Constant) 29.906 3.724 8.031 .000
Tingkat Bagi
Hasil-1.813 .120 -.799 -15.100 .000 -.939 -.914 -.644 .649 1.541
Financing to
Deposit Ratio.102 .023 .237 4.471 .000 .710 .555 .191 .649 1.541
3 (Constant) 21.668 3.822 5.669 .000
Tingkat Bagi
Hasil-1.262 .172 -.556 -7.325 .000 -.939 -.741 -.270 .236 4.235
Financing to
Deposit Ratio.121 .020 .282 5.974 .000 .710 .669 .220 .612 1.634
Non
Performing
Financing
-.806 .201 -.264 -4.010 .000 -.824 -.517 -.148 .313 3.195
a. Dependent Variable: Pembiayaan Mudharabah
84
Excluded Variablesd
Model Beta In t Sig.
Partial
Correlation
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Minimum
Tolerance
1 Return On asset .130a 2.421 .020 .339 .801 1.248 .801
Non Performing
Financing-.170a -2.001 .051 -.286 .332 3.013 .332
Financing to
Deposit Ratio.237a 4.471 .000 .555 .649 1.541 .649
Biaya
Operasional
Pendapatan
Operasional
-.117a -2.179 .035 -.309 .826 1.210 .826
2 Return On asset .044b .815 .420 .122 .640 1.563 .518
Non Performing
Financing-.264b -4.010 .000 -.517 .313 3.195 .236
Biaya
Operasional
Pendapatan
Operasional
-.035b -.670 .506 -.100 .680 1.470 .534
3 Return On asset -.031c -.613 .543 -.093 .548 1.823 .225
Biaya
Operasional
Pendapatan
Operasional
.067c 1.317 .195 .197 .524 1.910 .211
a. Predictors in the Model: (Constant), Tibgkat Bagi Hasil
b. Predictors in the Model: (Constant), Tibgkat Bagi Hasil, Financing to Deposit Ratio
c. Predictors in the Model: (Constant), Tibgkat Bagi Hasil, Financing to Deposit Ratio, Non Performing Financing
d. Dependent Variable: Pembiayaan Mudharabah
85
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 6.2964 13.5540 10.2160 1.98186 48
Residual -1.18357 1.34181 .00000 .50016 48
Std. Predicted Value -1.978 1.684 .000 1.000 48
Std. Residual -2.290 2.596 .000 .968 48
a. Dependent Variable: Pembiayaan Mudharabah
Collinearity Diagnosticsa
Model
Dimensi
on Eigenvalue Condition Index
Variance Proportions
(Constant)
Tibgkat Bagi
Hasil
Financing to
Deposit Ratio
Non Performing
Financing
1 1 1.999 1.000 .00 .00
2 .001 36.637 1.00 1.00
2 1 2.995 1.000 .00 .00 .00
2 .004 26.621 .00 .24 .17
3 .000 91.684 1.00 .76 .83
3 1 3.968 1.000 .00 .00 .00 .00
2 .030 11.555 .00 .00 .01 .29
3 .002 44.139 .01 .16 .30 .34
4 .000 130.663 .99 .84 .69 .37
a. Dependent Variable: Pembiayaan Mudharabah
86
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 48
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .48463332
Most Extreme Differences Absolute .098
Positive .098
Negative -.065
Kolmogorov-Smirnov Z .680
Asymp. Sig. (2-tailed) .744
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
87
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
1. Nama Lengkap : Siti Nugraha
2. NIM : 1110046100196
3. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 28 Agustus 1992
4. Alamat : Jl. Gading Serpong Rt.02/03 No.51 Desa Cihuni
Kec.Pagedangan-Tangerang
5. No. Tlp/Hp : 085693110631
6. Email : [email protected]
Data Orang Tua
1. Nama Ayah : H. Sutarwan
2. No.Tlp/Hp : 081314162433
3. Nama Ibu : H. Nurlailah Ilyas
4. No.Tlp/Hp : 081311256274
7. Alamat : Jl. Gading Serpong Rt.02/03 No.51 Desa Cihuni
Kec.Pagedangan-Tangerang