pengaruh riwayat a ir susu ibu (a si) …digilib.unila.ac.id/23774/20/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
PENGARUH RIWAYAT AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF TERHADAPPERTUMBUHAN BERAT BADAN, PANJANG BADAN DAN LINGKARLENGAN ATAS BAYI BERUSIA 6 SAMPAI 12 BULAN DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG
SKRIPSI
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2016
OLEHANDHIKA RAZANNUR HARJANTO
ABSTRAK
PENGARUH RIWAYAT AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF TERHADAPPERTUMBUHAN BERAT BADAN, PANJANG BADAN DAN LINGKARLENGAN ATAS BAYI BERUSIA 6 SAMPAI 12 BULAN DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG
Oleh
ANDHIKA RAZANNUR HARJANTO
Latar Belakang: Pertumbuhan pada bayi 6-12 bulan dapat diukur melaluipengukuran berat badan, panjang badan dan lingkar lengan atas. Pertumbuhantersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor nutrisimelalui pemberian ASI eksklusif pada 6 bulan pertama kehidupan sang bayi.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan pada bayiberusia 6-12 bulan yang diberikan ASI eksklusif dan yang tidak.Metode Penelitian: Penelitian ini termasuk jenis penelitian observasional analitikdengan pendekatan cross sectional. Metode pengukuran yang digunakan dalampenelitian ini adalah pengukuran panjang badan bayi menggunakan infantometer,pengukuran berat badan bayi menggunakan dacin dan pengukuran lingkar lenganatas bayi menggunakan pita ukur. Analisis statistik yang dilakukan menggunakanuji Paired T-TestHasil Penelitian: Pada penelitian ini didapatkan adanya perbedaan signifikanpada rerata panjang badan dan berat badan pada uji t berpasangan antara bayi usia6-12 bulan yang diberikan ASI eksklusif dan yang tidak diberikan ASI eksklusifdengan nilai p masing-masing 0,39 dan 0,48. Sementara itu tidak terdapatperbedaan signifikan terhadap rerata lingkar lengan atas bayi 6-12 bulan yangdiberikan ASI eksklusif dan yang tidak diberikan ASI eksklusif dengan nilai p0,259Simpulan Penelitian: Pemberian ASI eksklusif pada 6 bulan awal kehidupanmemiliki pengaruh yang signifikan atas pertumbuhan yang terjadi pada bayiterutama pada berat badan dan panjang badan bayi. Akan tetapi, faktor-faktor lainseperti genetik dan lingkungan juga berpengaruh terhadap pertumbuhan bayi.
Kata kunci: ASI eksklusif, Pertumbuhan, Bayi 6-12 bulan
ABSTRACT
THE EFFECT OF EXCLUSIVE BREASTFEEDING HISTORY AGAINSTTHE GROWTH OF BODY WEIGHT, BODY LENGTH, AND MID UPPERARM CIRCUMFERENCE OF INFANTS AGE 6 TO 12 MONTHS IN THE
WORK AREA OF PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDARLAMPUNG
By
ANDHIKA RAZANNUR HARJANTO
Backgrounds: The growth in 6 to 12 months old babies can be measured by usingweight, body length and mid upper arm circumference measurement. The saidgrowth can be influenced by some factors, one of which is the nutrition throughthe use of exclusive breastfeeding in the first 6 months of the baby life. Thepurposes of this study was to find out if there is any growth differences betweenthe 6 to 12 months babies that was given exclusive breastfeed and those who arenot.Methods: This study was a observational analytic with cross sectional approach.The measurement methods that were used are the measurement of baby bodylength using infantometer, the measurement of baby weight using dacin and themeasurement of mid upper arm circumference using a measurement tape. Thestatistical analysis that were used in this study is by using paired T-test.Results: In this study there is a significant differences in the mean score of weightand body length of babies aged 6 to 12 months old that were given exclusivebreastfeed and those who are not with the respective p value of 0.39 and 0.48.Meanwhile the mid upper arm circumference mean score didn’t have anysignificant difference between the 6 to 12 months old babies that got exclusivebreastfeed and those who are not with the p value of 0.259Conclusion: The use exclusive breastfeeding to the first 6 months of life have asignificant impact on the growth that happened to the baby, especially in theweight and body length of said baby. But other factors like genetic andenvironment can also give an impact to the baby growth.
Key words: Exclusive breastfeeding, baby growth 6 to 12 months
PENGARUH RIWAYAT AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF TERHADAP
PERTUMBUHAN BERAT BADAN, PANJANG BADAN DAN LINGKAR
LENGAN ATAS BAYI BERUSIA 6 SAMPAI 12 BULAN DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG
SKRIPSI
OLEH
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
SARJANA KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
ANDHIKA RAZANNUR HARJANTO
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 22 Juni 1994, sebagai anak pertama
dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Ir. Djoko Koestijanto. dan Ibu dr. Niken
Sawitri Sp.A
Pendidkan penulis dimulai dari Playgroup Mutiara Bunda Bandung (1997-1998)
TK GiKi Bandung (1998-2000), Sekolah Dasar di SD GiKi Bandung (2000-
2006), Sekolah Menengah Pertama di SMP Taruna Bakti Bandung (2006-2009),
dan Sekolah Menengah Atas di SMA Taruna Bakti Bandung (2009-2012).
Pada tahun 2012, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung, Penulis pernah menjabat sebagai anggota FSI Ibnu Sina
sebagai anggota Biro DANUS. Penyusunan skripsi merupakan tugas akhir
sebelum penulis mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran dan melanjutkan
Pendidikan Profesi.
Skipsi ini saya persembahkan untuk
Ayah, Ibu dan adik-adik
Terimakasih untuk semua doa dandukungan yang telah diberikan
selama ini
SANWACANA
Segala puji dan syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, Tiada Tuhan selain
DIA, Tuhan Yang Maha Segalanya, Pemilik segala puja dan puji, dan DIA lah
Yang Maha Berkehendak atas segala sesuatu yang terjadi di jagat raya ini. Dan
berkat kasih sayang, pertolongan dan kehendak-Nya saya dapat menyelesaikan
skripsi ini.
Skripsi berjudul ”PENGARUH RIWAYAT AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF
TERHADAP PERTUMBUHAN BERAT BADAN, PANJANG BADAN DAN
LINGKAR LENGAN ATAS BAYI BERUSIA 6 SAMPAI 12 BULAN DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR
LAMPUNG” ini disusun merupakan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung.
Sebuah karya kecil yang merupakan bagian dari perjalanan hidup saya, sebuah
karya yang saya dedikasikan dan persembahkan untuk semua pihak yang telah
berperan atas dorongan, bantuan, saran, kritik dan bimbingan sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan antara lain kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P, selaku Rektor Universitas Lampung.
2. Dr. dr. Muhartono, S. Ked., M.Kes, Sp.PA selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung.
3. dr. Dian Isti Anggraini, M.P.H. selaku Pembimbing Pertama atas semua
bantuan, saran, bimbingan dan pengarahan yang sangat luar biasa ditengah
kesibukan beliau, beliau tetap ada untuk membantu dalam penyusunan
skripsi ini dan juga selaku pembimbing akademik yang telah memberikan
arahan dan motivasi selama proses perkuliahan.
4. Dr. dr. H Prambudi Rukmono, Sp.A (k), selaku Pembimbing Kedua atas
kesediaannya membimbing dan selalu memberikan semangat , saran dan
nasehat untuk mengerjakan skripsi ini.
5. dr. Rodiani, M.Sc, SpOG. selaku pembahas yang telah memberikan
banyak masukan untuk skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Staff Administrasi serta seluruh civitas akademik Fakultas
Kedokteran Unila, terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya selama ini.
7. Kedua orangtua-ku, Bapak Ir. Djoko Koestijanto. dan Ibu dr. Niken
Sawitri, Sp.A.
Ayah, Ibu. Terima kasih atas support, kasih sayang, bimbingan, dan doa-
doanya selama ini kepada penulis selama ini.
8. Adik-adikku, Aditya Rasyad Gautama Harjanto dan Khanisa Aurelia
Puspitasari di Bandung. Yang rajin sekolahnya, tunggu kakak pulang ya.
9. Orang yang kusayang, Andri Nur Azizah, terimakasih atas segala doa dan
supportnya selama ini.
10. Teman-teman seperjuangan Alfan Tammi, Agam Anggoro, Andrian Reza
dan Dwi Waskita, terimakasih sudah membantu selama proses pembuatan
skripsi ini baik saat penelitian maupun saat-saat lainnya.
11. Teman-teman seangkatan di FK 2012. Terimakasih atas kebersamaannya
selama di FK.
12. Serta semua orang yang tidak saya sebutkan satu-persatu, saya mohon
maaf, dan terima kasih banyak ikut mendoakan dan menyemangati saya
dalam mengerjakan skripsi ini.
Bandar Lampung, Agustus 2016
ANDHIKA RAZANNUR HARJANTO
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................ iDAFTAR TABEL ............................................................................... ivDAFTAR GAMBAR ........................................................................... v
I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang ..................................................................... 11.2 Rumusan Masalah ................................................................ 51.3 Tujuan Penelitian ................................................................. 51.4 Manfaat Penelitian ............................................................... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA2.1 Pertumbuhan ........................................................................ 82.2 Berat Badan ......................................................................... 152.3 Panjang Badan ...................................................................... 172.4 Lingkar Lengan Atas ............................................................ 192.5 ASI ....................................................................................... 21
2.5.1 Komposisi ASI .............................................................. 212.5.2 Kriteria ASI eksklusif dan non eksklusif ...................... 232.5.3 Cakupan pemberian ASI eksklusif ................................ 24
2.6 Puskesmas ............................................................................ 262.7 Posyandu .............................................................................. 272.8 Kartu Menuju Sehat (KMS) ................................................. 292.9 Buku kesehatan Ibu dan Anak (KIA) ................................... 302.10 Kerangka Teori .................................................................... 312.11 Kerangka Konsep ................................................................. 332.12 Hipotesis ............................................................................... 34
III. METODE PENELITIAN3.1 Desain penelitian .................................................................. 353.2 Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 35
3.2.1 Tempat Penelitian ......................................................... 353.2.2 Waktu Penelitian ........................................................... 35
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian .......................................... 363.3.1 Populasi ......................................................................... 363.3.2.Sampel ........................................................................... 363.3.3 Teknik Pengambilan Sampel ........................................ 37
ii
3.3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ......................................... 373.4 Variabel Penelitian ............................................................... 37
3.4.1 Variabel bebas (Independent variable) ......................... 373.4.2 Variabel terikat (Dependent variable) .......................... 38
3.5 Definisi Operasional ............................................................ 383.6 Cara Pengukuran 39
3.6.2 Pengukuran Berat Badan Bayi menggunakan Dacin .... 413.6.3 Pengukuran lingkar lengan atas bayi menggunakan
pita ukur ........................................................................ 433.7 Alur Penelitian ..................................................................... 443.8 Metode Pengumpulan Data .................................................. 453.9 Pengolahan dan Analisis Data .............................................. 45
3.9.1 Pengolahan Data ........................................................... 453.9.2 Analisis Data ................................................................. 46
3.10 Etika Penelitian ................................................................... 47
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil Penelitian ................................................................... 48
4.1.1 Hasil Pengukuran dan Pengambilan Data .................... 484.1.2 Hasil Uji Univariat ........................................................ 494.1.3 Hasil Uji Normalitas ..................................................... 514.1.4 Hasil Uji Bivariat .......................................................... 53
4.2 Pembahasan ......................................................................... 56
V. KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASANPENELITIAN
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN
5.2.1 Peneliti lain ................................................................... 645.2.2 Masyarakat .................................................................... 64
5.1 Kesimpulan ......................................................................... 635.2 Saran .................................................................................... 64
5.3 Keterbatasan Penelitian............................................................ 65
3.6.1 Pengukuran panjang badan menggunakanInfantometer .................................................................. 39
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Komposisi Air Susu Ibu dibandingkan Air Susu Sapi ............................... 21
2. Definisi Operasional variabel bebas dan variabel terikat ........................... 38
3. Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin ........................ 48
4. Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia ....................................... 49
5. Uji univariat data bayi yang diberikan ASI eksklusif ................................ 50
6. Uji univariat data bayi yang diberikan ASI non eksklusif ......................... 50
7. Uji normalitas variabel panjang badan, berat badan dan lingkar lenganatas pada bayi yang diberikan ASI eksklusif .............................................. 52
8. Uji normalitas variabel panjang badan, berat badan dan lingkar lenganatas pada bayi yang diberikan ASI non eksklusif ....................................... 52
9. Tabel uji paired t-test perbandingan panjang badan pada bayi yangdiberikan ASI eksklusif dengan bayi yang diberikan ASI tidak eksklusif. 53
10. Tabel uji paired t-test perbandingan berat badan pada bayi yangdiberikan ASI eksklusif dengan bayi yang diberikan ASI tidak eksklusif. 54
11. Tabel uji paired t-test perbandingan lingkar lengan atas pada bayi yangdiberikan ASI eksklusif dengan bayi yang diberikan ASI tidak eksklusif. 54
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Proporsi bayi terhadap umurnya ............................................................... 82. Efek dari perbedaan etnis pada pertumbuhan bayi – panjang rata-rata
dari 0 - 24 bulan pada enam lokasi MGRS ............................................... 103. Grafik berat badan terhadap usia anak laki-laki dari usia 6 bulan hingga
2 tahun ....................................................................................................... 154. Grafik berat badan terhadap usia anak perempuan dari usia 6 bulan
hingga 2 tahun ........................................................................................... 155. Grafik panjang badan terhadap usia anak laki-laki dari usia 6 bulan
hingga 2 tahun ........................................................................................... 176. Grafik panjang badan terhadap usia anak perempuan dari usia 6 bulan
hingga 2 tahun ........................................................................................... 177. Grafik lingkar lengan atas terhadap usia anak laki-laki dari usia 3 bulan
hingga 5 tahun ........................................................................................... 198. Grafik lingkar lengan atas terhadap usia anak perempuan dari usia 3 bulan
hingga 5 tahun ............................................................................................... 199. Kecenderungan cakupan pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan .................. 2410. Kecenderungan cakupan pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan .................. 2411. Cakupan pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan menurut Provinsi tahun
2013 ........................................................................................................... 2512. Kartu Menuju Sehat .................................................................................. 2913. Buku KIA .................................................................................................. 3014. Kerangka Teori ......................................................................................... 3315. Kerangka Konsep Penelitian ..................................................................... 3316. Infantometer yang digunakan dalam penelitian ........................................ 3917. Mengukur panjang bayi menggunakan infantometer ................................ 4118. Pengukuran menggunakan dacin logam ................................................... 4119. Pita ukur yang digunakan dalam penelitian .............................................. 43
v
DAFTAR SINGKATAN
ASI Air Susu IbuBB Berat BadanDARLING Davis Area Research on Lactation, Infant Nutrition and GrowthDinkes Dinas KesehatanFTT Failure To ThriveKB Keluarga BerencanaKIA Kesehatan Ibu dan AnakKMS Kartu Menuju SehatLLA Lingkar Lengan AtasMGRS Multicentre Growth Reference StudyMPASI Makanan Pendamping Air Susu IbuPB Panjang BadanPosyandu Pos Pelayanan TerpaduPuskesmas Pusat Kesehatan MasyarakatRiskesdas Riset Kesehatan DasarSDKI Survei Demografi dan Kesehatan IndonesiaUNICEF United Nation Children FundsUPGK Upaya Perbaikan Gizi KeluargaWHO World Health Organization
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan
interselular, bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur dengan satuan panjang
atau berat. Pada manusia pertumbuhan terjadi untuk mencapai pendewasaan
organ dan juga memaksimalkan fungsi organ-organ tersebut. Ciri-cirinya
ditandai oleh adanya perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh,
hilangnya ciri-ciri lama dan munculnya ciri-ciri baru (Soetjiningsih, 2012).
Pertumbuhan pada bayi berkembang pesat terutama pada umur 0-6 bulan.
Pertumbuhan pada bayi mengalami pertambahan pada panjang badan, berat
badan, lingkar kepala atas, maupun lingkar lengan atas. Berat badan
merupakan indikator terbaik untuk mengetahui pertumbuhan yang terjadi pada
anak, namun panjang badan, lingkar kepala dan lingkar lengan atas juga
memiliki signifikansi sebagai indikator pertumbuhan pada anak (Dewi, 2011).
Pertumbuhan pada bayi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor genetik
seperti keturunan ras dan etnis dari keluarganya, faktor lingkungan misalnya
higienitas rumah yang mempengaruhi sukseptibilitas terhadap penyakit, dan
2
nutrisi yang diterima oleh sang bayi yaitu ASI baik eksklusif maupun tidak
(Dewi, 2011).
Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara
ibu melalui proses menyusui (Khasanah, 2011). Menurut Solihin (2005), ASI
mengandung zat gizi dan imunitas maternal yang diperlukan oleh bayi untuk
membangun energi sehingga ASI merupakan makanan yang paling ideal bagi
bayi terutama di bulan-bulan pertama.
Menurut World Health Organization (WHO) ASI eksklusif adalah pemberian
ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun
makanan lain. ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. Pemberian
ASI eksklusif selama 6 bulan dianjurkan oleh pedoman internasional yang
didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI baik bagi bayi, ibu,
keluarga maupun negara (WHO, 2011).
ASI eksklusif dianjurkan pada beberapa bulan pertama kehidupan karena ASI
tidak terkontaminasi dan mengandung banyak gizi yang diperlukan anak pada
umur tersebut (Menkes, 2014).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Dwipoerwantoro et al (2015) ditemukan
bahwa pertumbuhan panjang badan, berat badan dan lingkar lengan atas pada
bayi yang diberikan ASI eksklusif tumbuh lebih cepat pada 4 bulan awal
kehidupan tetapi setelah usia 6 bulan, bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif
3
menyusul dalam pertumbuhan baik berat badan, panjang badan dan lingkar
lengan atas tetapi hanya menunjukkan perbedaan yang signifikan pada berat
badan dimana berat badan bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif lebih berat
daripada bayi yang diberikan ASI eksklusif tetapi tidak didapatkan perbedaan
yang signifikan pada panjang badan dan lingkar lengan atas antara bayi yang
diberikan ASI eksklusif dan yang tidak diberikan ASI eksklusif. .
Sementara itu pada penelitian yang dilakukan oleh Wulan (2012), ditemukan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pertumbuhan bayi yang
diberikan ASI eksklusif dan yang tidak diberikan ASI eksklusif, dimana bayi
yang mendapatkan non ASI eksklusif biasanya mengalami pertumbuhan berat
badan dan panjang yang lebih cepat dibandingkan bayi yang mendapatkan
ASI eksklusif.
Pada peneilitian yang dilakukan oleh Simondon dalam Kakuma (2002)
didapatkan hasil dimana tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada lingkar
lengan atas antara bayi yang diberikan ASI eksklusif dan yang tidak diberikan
ASI eksklusif.
Penelitian yang dilakukan oleh Paudel et al (2011) menunjukkan bahwa ada
hubungan yang kuat dimana anak yang tidak diberikan ASI eksklusif pada 6
bulan awal kehidupannya berisiko 6,9 kali lebih besar untuk mengalami
stunting dibanding anak yang diberikan ASI secara eksklusif..
4
Berdasarkan pencatatan dan pelaporan dari sarana kesehatan di Provinsi
Lampung, tampak bahwa cakupan pemberian ASI eksklusif pada tahun 2008
sebesar 48,05% dengan target 60,5% dan menurun pada tahun 2009 yaitu
30,06% dengan target 80% dari data tersebut tampak bahwa cakupan ASI
eksklusif di Provinsi Lampung belum mencapai target yang ditetapkan
provinsi. Pencapaian ASI eksklusif di Kota Bandar Lampung pada tahun 2009
adalah 69,04%. Hasil ini bila dibandingkan dengan target nasional masih
dibawah dari target yang diinginkan (80%) (Dinkes Kota Bandar Lampung,
2012).
Dikarenakan adanya kaitan antara pemberian ASI eksklusif dengan resiko
kejadian stunting ditambah dengan cakupan pemberian ASI eksklusif di
Provinsi Lampung yang masih belum mencapai target yang ditetapkan oleh
Provinsi dan juga untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan antara bayi yang
diberikan ASI eksklusif dan yang tidak diberikan ASI eksklusif, maka peneliti
tertarik melakukan penelitian terhadap pengaruh riwayat ASI eksklusif
terhadap pertumbuhan bayi, terutama pada pertumbuhan berat badan, panjang
badan dan lingkar lengan atas bayi berusia 6 sampai 12 bulan di wilayah kerja
puskesmas Rajabasa Indah Bandar Lampung.
5
1.2 Rumusan Masalah
Perumusan masalah yang dapat diambil adalah sebagai berikut.
1. Apakah terdapat perbedaan rerata panjang badan bayi berusia 6 sampai 12
bulan yang diberikan ASI eksklusif dengan yang tidak diberikan ASI
eksklusif di wilayah kerja puskesmas Rajabasa Indah Bandar Lampung.
2. Apakah terdapat perbedaan rerata berat badan bayi berusia 6 sampai 12
bulan yang diberikan ASI eksklusif dengan yang tidak diberikan ASI
eksklusif di wilayah kerja puskesmas Rajabasa Indah Bandar Lampung.
3. Apakah terdapat perbedaan rerata lingkar lengan atas bayi berusia 6
sampai 12 bulan yang diberikan ASI eksklusif dengan yang tidak
diberikan ASI eksklusif di wilayah kerja puskesmas Rajabasa Indah
Bandar Lampung.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui perbedaan rerata berat
badan, panjang badan dan lingkar lengan atas antara bayi berusia 6 sampai
12 bulan yang diberikan ASI eksklusif dengan yang diberikan ASI tidak
eksklusif.
6
2. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Mengetahui gambaran berat badan, panjang badan dan lingkar lengan
atas dengan ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja puskesmas
Rajabasa Indah Bandar Lampung.
b. Mengetahui perbedaan rerata berat badan pada bayi yang diberi ASI
eksklusif dan yang tidak.
c. Mengetahui perbedaan rerata panjang badan pada bayi yang diberi ASI
eksklusif dan yang tidak.
d. Mengetahui perbedaan rerata lingkar lengan atas pada bayi yang diberi
ASI eksklusif dan yang tidak.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Teoritis
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi bagi ilmu kesehatan
khususnya mengenai pengaruh ASI eksklusif dan non eksklusif
terhadap pertumbuhan tinggi badan dan lingkar kepala pada bayi
berusia 6 sampai 12 bulan.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh peneliti-peneliti
selanjutnya sebagai landasan teori.
7
b. Praktis
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh masyarakat untuk
memberikan kebutuhan gizi yang sesuai untuk pertumbuhan bayi
berusia 6 sampai 12 bulan.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk memotivasi
sang ibu untuk memberikan ASI eksklusif.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pertumbuhan
Pertumbuhan (Growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu
bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ maupun
individu. Anak tidak hanya mengalami pertumbuhan secara fisik namun juga
mengalami perkembangan fungsi organ-organ tubuh terutama otak. Hasil dari
perkembangan otak mempengaruhi kapasitas belajar, mengingat dan
kemampuan anak untuk mempergunakan akalnya. Pertumbuhan fisik pada
anak dapat dinilai dengan antara lain; pengukuran berat (dengan satuan gram,
poun, kilogram), pengukuran panjang atau tinggi badan, serta lingkar lengan
atas (dengan satuan cm, meter).
Perubahan pertumbuhan fisik:
a. Terdapat perubahan ukuran tubuh
Contoh: anak akan bertambah berat badan, tinggi badan, lingkar lengan
atas, dan organ-organ tubuh lainnya.
b. Terdapat perubahan proporsi tubuh
9
Perubahan proporsi tubuh sesuai dengan bertambahnya umur anak.Pada
bayi baru lahir, titik pusat tubuhnya adalah umbilikus, sedangkan setelah
dewasa titik pusat adalah simfisis pubis (Soetjiningsih, 2012).
Gambar 1.Proporsi bayi terhadap umurnya (Moore & Persaud, 2008).
Keadaan ini merupakan akibat dari pertumbuhan badan dan ekstremitas
yang pesat, akibat dari arah pertumbuhan yang berlangsung secara
sefalokaudal dan prosimodistal. Proporsi kepala pada waktu janin umur 2
bulan adalah 1/2 proporsi tubuh, pada janin 5 bulan 1/3, pada waktu lahir
1/4, pada umur 2 tahun 1/5, pada umur 6 tahun 1/6, pada umur 12 tahun
1/7, dan pada dewasa 1/8 proporsi tubuh.
c. Ciri-ciri lama hilang
Contoh: kelenjar timus mengecil, gigi susu tanggal, rambut bayi rontok.
d. Timbul ciri-ciri baru.
Contoh: tumbuh gigi permanen, timbul tanda-tanda seks sekunder
(Soetjiningsih, 2012).
10
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
a. Genetik
Ukuran tubuh orang tua berpengaruh terhadap potensi pertumbuhan
anak secara langsung hingga usia dewasa. Perawakan pendek pada
anak selain dapat disebabkan faktor nutrisi yang tidak adekuat,
hormonal, dan jangkitan penyakit, dapat juga disebabkan oleh
perawakan orang tua yang juga pendek(Soetjiningsih, 2012).
b. Etnis
Pada usia dewasa diketahui bahwa kelompok etnis yang berbeda
menunjukkan perbedaan rerata tinggi badan yang berbeda dimana
kelompok etnis Afrika-Karibia memiliki tinggi badan lebih besar
dibandingkan kelompok etnis Kaukasia, dan Kaukasia lebih besar
dibandingkan kelompok etnis Asia. Hal ini tidak berlaku terhadap
variabilitas pertumbuhan bayi dimana Multicentre Growth Reference
Study (MGRS) membuktikan bahwa variabilitas pertumbuhan bayi
lebih tinggi antar kelompok populasi dalam satu negara dibandingkan
antar negara.(Gambar 1) (Onis M. et al., 2006).
11
Gambar 2. Efek dari perbedaan etnis pada pertumbuhan bayi – panjang rata-rata dari 0 - 24 bulan pada enam lokasi MGRS. (Onis M. et al., 2006)
c. Berat badan saat lahir
Berat badan lahir umumnya diukur secara universal dan dijadikan
sebagai indikator utama untuk menilai tingkat kesehatan bayi
(Stenhouse et al., 2004). Secara umum, rendahnya berat badan lahir
diasosiasikan dengan peningkatan angka morbiditas dan mortalitas
bayi (Wilcox, 2001).
Berat badan bayi saat lahir diasosiasikan secara kuat dengan risiko
mortalitas pada tahun pertama bayi, dengan gangguan perkembangan
pada masa anak-anak dan penyakit pada masa dewasa, termasuk
penyakit kardiovaskuler dan keganasan (Risnes et al., 2011). Pada
12
tingkat populasi, kelompok dengan rata-rata berat badan lahir yang
lebih rendah umumnya memiliki tingkat mortalitas bayi yang lebih
tinggi (e.g. bayi dari ibu yang merokok atau ibu dari latar belakang
sosioekonomi yang rendah). Asma, outcome perkembangan yang lebih
rendah dan hipertensi semuanya telah dilaporkan lebih sering terjadi
pada bayi dengan berat badan lahir rendah (Wilcox, 2001).
Bayi yang lahir secara prematur (sebelum gestasi penuh 37 minggu)
atau yang lahir lebih kecil dari masa gestasinya berisiko mengidap
penyakit kardiovaskuler yang lebih tinggi, hal ini menunjukkan bahwa
nutrisi yang kurang pada janin dapat meningkatkan kerentanan
terhadap berbagai penyakit yang dapat dideritanya pada masa
pertumbuhan hingga dewasa. Hal ini disebabkan oleh upaya janin
untuk beradaptasi terhadap lingkungan intrauterin yang bervariasi
dengan cara memperlambat pertumbuhan dan metabolisme (Risnes et
al., 2011).
Anomali pada hormon yang bersirkulasi seperti growth hormone,
insulin like growth factor, testosteron, estrogen, hormon tiroid, kortisol
dan insulin dapat mempengaruhi berat badan lahir dan juga
pertumbuhan. Sebagai contoh, anak-anak yang berat badan lahirnya
lebih besar dari normal atau lebih besar dari masa gestasi memiliki
risiko yang lebih tinggi untuk menderita berbagai penyaki-penyakit
13
metabolik seperti obesitas, diabetes dan keganasan (Gluckman et al.,
2011).
d. Nutrisi
Nutrisi memiliki dampak langsung terhadap pertumbuhan.Pencapaian
status nutrisional yang tidak adekuat, baik disebabkan oleh malnutrsi
dan/atau malabsorpsi dapat memperlambat pertumbuhan dan secara
potensial menyebabkan failure to thrive (FTT). Sebaliknya pemberian
nutrisi secara berlebihan diasosiasikan dengan pertumbuhan yang pesat
dan dapat meningkatkan risiko obesitas. Bayi yang diberikan ASI
eksklusif diketahui memiliki pola pertumbuhan yang berbeda
dibandingkan bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif pada tahun
pertama kehidupannya. Perbedaan laju pertumbuhan yang signifikan
ini pertama kali dilaporkan dalam penelitian Davis Area Research on
Lactation, Infant Nutrition and Growth (DARLING). Penelitian
tersebut menunjukkan bahwa bayi yang diberikan ASI tumbuh lebih
cepat diawal, pada 3-6 bulan pertama, dan lebih lambat pada 6-9 bulan
berikutnya (Ruth & Robert, 2015).
Pada akhir bulan ke 12, bayi yang diberikan ASI secara umum lebih
ringan 500-600 gram dibandingkan bayi yang diberikan susu formula.
Meta analisis dari berbagai penelitian yang membahas aspek
pertumbuhan bayi juga menunjukkan bahwa bayi yang diberikan ASI
14
selama kira-kira 12 bulan tumbuh lebih cepat pada 2 bulan awal dan
lebih lambat pada bulan 3-12 (Ruth & Robert, 2015).
e. Lingkungan
Kesehatan dan usia maternal, paritas, status sosio-ekonomi, lingkungan
geografis dan paparan zat-zat karsinogenik seperti rokok dan asap
polutan dapat mempengaruhi berat badan lahir dan juga pertumbuhan
(Risnes et al., 2011).
Bayi yang lahir di dataran tinggi umumnya memiliki berat badan lahir
yang lebih kecil dibandingkan bayi yang lahir di dataran rendah. Hal
ini mungkin disebabkan oleh perbedaan kadar oksigen yang lebih
rendah di dataran tinggi (Wilcox, 2001).
f. Kesehatan bayi selama masa pertumbuhan
Adanya kondisi medis seperti penyakit ginjal, penyakit jantung
kongenital, infeksi rekuren, keterlambatan perkembangan, kesulitan
makan dan kebutuhan akan pengobatan jangka panjang dapat
berkontribusi pada pola pertumbuhan yang terganggu pada bayi dan
anak-anak.
15
2.2 Berat Badan
Berat badan (BB) merupakan ukuran antropometrik yang terpenting dan harus
diukur pada setiap pemeriksaan kesehatan anak di tiap tingkatan kelompok
umur. Berat badan menunjukkan adanya peningkatan/penurunan semua
jaringan yang ada pada tubuh, antara lain: tulang, otot, lemak, cairan tubuh,
dan lain-lain. Hingga saat ini, berat badan masih dianggap sebagai indikator
terbaik untuk menilai keadaan gizi dan tumbuh kembang anak.Pengukuran
berat badan bersifat objektif dan dapat dilakukan dengan cepat dan mudah.
Kerugian indikator berat badan adalah tidak sensitif terhadap proporsi tubuh,
dimana proporsi tubuh menunjukkan keseimbangan pertumbuhan antara tinggi
badan dan berat badan (Soetjiningsih, 2012).
Perlu diketahui bahwa terdapat fluktuasi BB yang wajar dalam sehari, sebagai
akibat dari asupan (intake) makanan dan minuman, dengan luaran (output)
melalui urin, feses, keringat, dan napas. Besarnya fluktuasi tergantung pada
kelompok umur dan bersifat sangat individual, yaitu berkisar antara 100-200
gram sampai 500-1000 gram, bahkan lebih. Fluktuasi dapat memengaruhi
hasil penilaian (Soetjiningsih, 2012).
16
Gambar 3. Grafik berat badan terhadap usia anak laki-laki dari usia 6 bulanhingga 2 tahun (WHO, 2011).
Gambar 4. Grafik berat badan terhadap usia anak perempuan dari usia 6bulan hingga 2 tahun (WHO, 2011).
17
2.3 Panjang Badan
Panjang badan memberikan gambaran pertumbuhan sejalan dengan
pertambahan umur dan tidak terpengaruh perubahan yang mendadak, seperti
jangkitan penyakit yang tidak berlangsung kronis maupun perubahan jenis
konsumsi makanan (Soehartiningsih, 1992). Ukuran panjang badan yang
rendah umumnya menunjukkan keadaan gizi yang kurang akibat kekurangan
energi dan protein. Selain itu panjang badan bayi lahir juga dipengaruhi oleh
ukuran tubuh dan status gizi ibu saat masa kehamilan. Ibu dengan ukuran
tubuh yang kecil memiliki risiko untuk melahirkan bayi yang juga kecil.
Pemberian makanan tambahan sejak usia 0-36 bulan dapat meningkatkan
pertumbuhan panjang badan secara bermakna (Jacob, 1981).
Panjang badan merupakan ukuran antropometrik kedua yang terpenting.
Keistimewaannya adalah bahwa, pada masa pertumbuhan, ukuran panjang
badan terus meningkat sampai tinggi maksimal dicapai. Kenaikan panjang
badan berfluktuasi; meningkat pesat pada masa bayi, dan perlahan melambat
pada masa anak-anak, kemudian meningkat kembali pada masa remaja
kemudian perlahan melambat hingga akhirnya berhenti pada umur 18-20
tahun (Soetjiningsih, 2012).
18
Gambar 5. Grafik panjang badan terhadap usia anak laki-laki dari usia 6bulan hingga 2 tahun (WHO, 2011).
Gambar 6. Grafik panjang badan terhadap usia anak perempuan dari usia 6bulan hingga 2 tahun (WHO, 2011).
19
2.4 Lingkar Lengan Atas
Lingkar lengan atas (LLA) mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak
dan otot yang tidak terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh tidak
seperti berat badan.LLA dapat dipakai untuk menilai keadaan gizi/tumbuh
kembang pada kelompok umur prasekolah. Laju tumbuhnya lambat, yakni
dari 11 cm pada saat lahir menjadi 16 cm pada umur satu tahun. Selanjutnya,
LLA tidak banyak berubah selama 1-3 tahun.
Keuntungan penggunaan LLA ini adalah bahwa alatnya murah, bisa dibuat
sendiri, mudah dibawa, cepat penggunaannya, dan dapat digunakan oleh
tenaga yang tidak terdidik; sedangkan kerugiannya adalah LLA hanya
digunakan untuk identifikasi anak dengan gangguan gizi/pertumbuhan yang
berat, pertengahan LLA sukar ditentukan tanpa menekan jaringan, dan LLA
hanya digunakan untuk anak umur 1-3 tahun, walaupun ada yang mengatakan
alat ini dapat digunakan untuk anak mulai dari umur 6 bulan sampai 5 atau 6
tahun. (Soetjiningsih, 2012).
20
Gambar 7. Grafik lingkar lengan atas terhadap usia anak laki-laki dari usia3 bulan hingga 5 tahun (WHO, 2011).
Gambar 8. Grafik lingkar lengan atas terhadap usia anak perempuan dariusia 3 bulan hingga 5 tahun (WHO, 2011).
21
2.5 ASI
Air Susu Ibu (ASI) adalah susu yang diproduksi pada kelenjar mammae
seorang ibu yang berguna sebagai makanan untuk bayinya. ASI adalah sumber
nutrisi utama untuk neonatus sebelum mereka dapat memakan dan mencerna
makanan lainnya; bayi yang lebih tua ataupun balita dapat terus diberikan
ASI, baik secara eksklusif atau dikombinasikan dengan makanan lain saat
berumur sekitar enam bulan ketika makanan padat dapat diberikan.
Pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita sebagian besar dipengaruhi
oleh jumlah ASI yang diperoleh, termasuk energi dan zat gizi lainnya yang
terkandung dalam ASI tersebut (Siregar, 2004).
2.5.1 Komposisi ASI
Air susu setiap jenis mamalia berbeda sesuai dengan kebutuhan dan
perbedaan laju pertumbuhan bayi. Komposisi air susu ibu berbeda
dengan komposisi air susu sapi karena laju pertumbuhan bayi manusia
berbeda dengan bayi sapi.
Berdasarkan stadium laktasi, komposisi ASI dibagi menjadi tiga
bagian yaitu kolostrum, ASI transisi, dan ASI matur. Komposisi ASI
yang keluar pada hari pertama sampai hari ke 4-7 (kolostrum) juga
berbeda dengan ASI yang keluar pada hari ke 4-7 sampai hari ke 10-14
(ASI transisi) dan selanjutnya (ASI matur) (Susanti, 2011).
22
Kolostrum adalah cairan emas yang kaya zat anti infeksi dan
berprotein tinggi dibanding ASI matur serta kadar karbohidrat dan
lemak yang rendah. ASI transisi adalah ASI yang keluar setelah
kolostrum dengan kadar protein semakin rendah sedangkan
karbohidrat dan lemak semakin tinggi. ASI matur merupakan ASI
yang keluar sekitar hari ke 14 dengan komposisi yang relatif konstan
(Roesli, 2000).
Tabel 1. Komposisi Air Susu Ibu dibandingkan Air Susu Sapi
Komposisi ASI Susu Sapi
Kolostrum ASI transisi ASI matur
Protein (g %) 4,1 1,6 1,2 3,3
Lemak (g %) 2,9 3,5 3,5 4,3
Laktosa (g %) 3,5 6,4 7 1,8
Kalori (kcal/ 100ml) 57 63 65 65
Natrium (g %) 48 29 15 58
Kalium (g %) 74 64 57 45
Kalsium(g %) 39 46 35 30
Air susu yang dihasilkan oleh ibu yang melahirkan kurang bulan (ASI
prematur) juga berbeda komposisinya dari ASI yang dihasilkan oleh
ibu yang melahirkan cukup bulan (ASI matur) (Susanti, 2011).
23
2.5.2 Kriteria ASI eksklusif dan non eksklusif
Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian anak, United
Nation Children Funds (UNICEF) dan World Health Organization
(WHO) merekomendasikan sebaiknya anak hanya disusui ASI selama
paling sedikit enam bulan. Makanan padat seharusnya diberikan
sesudah anak berumur 6 bulan, dan pemberian ASI dilanjutkan sampai
anak berumur dua tahun (WHO, 2005).
Dalam laporan Riskesdas, pola menyusui dikelompokkan menjadi tiga
kategori, yaitu menyusui eksklusif, menyusui predominan, dan
menyusui parsial sesuai definisi WHO.
a. Menyusui eksklusif adalah tidak memberi bayi makanan atau
minuman lain, termasuk air putih, selain menyusui (kecuali obat-
obatan dan vitamin atau mineral tetes; ASI perah juga
diperbolehkan). Pada Riskesdas 2010, menyusui eksklusif adalah
komposit dari pertanyaan: bayi masih disusui, sejak lahir tidak
pernah mendapatkan makanan atau minuman selain ASI, selama
24 jam terakhir bayi hanya disusui (tidak diberi makanan selain
ASI).
b. Menyusui predominan adalah menyusui bayi tetapi pernah
memberikan sedikit air atau minuman berbasis air, misalnya teh,
sebagai makanan/minuman prelakteral sebelum ASI keluar. Pada
24
Riskesdas 2010, menyusui predominan komposit dari pertanyaan:
bayi masih disusui, selama 24 jam terakhir bayi hanya disusui,
sejak lahir tidak pernah mendapatkan makanan atau minuman
kecuali minuman berbasis air, yaitu air putih atau air teh.
c. Menyusui parsial adalah menyusui bayi serta diberikan makanan
buatan selain ASI, baik susu formula, bubur atau makanan lainnya
sebelum bayi berumur enam bulan, baik diberikan secara kontinyu
maupun diberikan sebagai makanan prelakteal. Pada Riskesdas
2010, menyusui parsial adalah komposit dari pertanyaan: bayi
masih disusui, pernah diberi makanan prelakteal selain makanan
atau minuman berbasis air seperti susu formula, biskuit, bubur, nasi
lembek, pisang atau makanan yang lain (Riskesdas, 2010).
2.5.3 Cakupan pemberian ASI eksklusif
Cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan berfluktuatif.
Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007
menunjukkan cakupan ASI eksklusif bayi 0-6 bulan sebesar 32% yang
menunjukkan kenaikan yang bermakna menjadi 42% pada tahun 2012
25
Gambar 9.Kecenderungan cakupan pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan
(SDKI, 2007).
Kecenderungan cakupan pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan dan bayi
yang menyusui sampai 6 bulan hasil Susenas 2004-2012 disajikan
pada Gambar 10. Berdasarkan data Susenas dari tahun ke tahun
cakupan pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan selalu lebih tinggi
dibandingkan dengan cakupan ASI eksklusif 6 bulan.
Gambar 10.Kecenderungan cakupan pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan
(Susenas 2004-2012).
26
Sementara itu berdasarkan laporan dinas kesehatan provinsi tahun
2013, sebaran cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan
sebesar 54,3%, seperti terlihat pada Gambar 11 berikut.
Gambar 11.Cakupan pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan menurut Provinsi
tahun 2013 (Dinkes, 2013).
Pada gambar 4 terlihat bahwa terdapat 19 provinsi yang mempunyai
presentase ASI eksklusif di atas angka nasional (54,3%), dimana
presentase tertinggi terdapat pada Provinsi Nusa Tenggara Barat (79,7)
dan terendah pada Provinsi Maluku (25,2%).
2.6 Puskesmas
1. Pengertian Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana
pelayanan kesehatan masyarakat yang sangat penting di Indonesia.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja (Depkes, 2011).
27
2. Jangkauan Pelayanan Puskesmas
Sesuai dengan keadaan geografi, luas wilayah, sarana perhubungan, dan
kepadatan penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas. Agar jangkauan
pelayanan Puskesmas lebih merata dan meluas, Puskesmas perlu ditunjang
dengan Puskesmas pembantu, penempatan bidan di desa yang belum
terjangkau oleh pelayanan yang ada, dan Puskesmas keliling. Disamping
itu pergerakkan peran serta masyarakat untuk mengelola posyandu.
2.7 Posyandu
1. Pengertian Posyandu
Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan dari dua atau lebih kegiatan
yang dilaksanakan oleh masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang dipadukan
khususnya adalah Program KIA, KB, Gizi, Imunisasi dan Penanggulangan
diare (Effendy, 1998).
Kegiatan di posyandu merupakan kegiatan yang melibatkan partisipasi
masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat oleh
masyarakat dan untuk masyarakat, yang dilaksanakan oleh kader-kader
kesehatan, yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari tim
puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar (Effendy,1998).
2. Tujuan Posyandu
Tujuan pembentukan posyandu adalah :
28
a. Mempercepat penurunan angka kematian bayi, balita dan angka
kelahiran dalam rangka mempercepat terwujudnya keluarga catur
warga.
b. Menjadi kebutuhan pokok dan bagian yang tidak terpisah dari kegiatan
masyarakat.
3. Sasaran penyelenggaraan Posyandu
Sasarannya meliputi :
a. Bayi usia kurang dari 1 tahun
b. Anak balita usia 1 – 5 tahun
c. Ibu hamil, menyusui dan ibu nifas
d. Wanita Usia Subur
4. Kegiatan Posyandu
Kegiatan posyandu menurut Panca Krida Posyandu (Effendy,1998)
a. Kesehatan Ibu dan Anak
b. Keluarga Berencana
c. Imunisasi
d. Peningkatan Gizi
e. Penanggulangan Diare
Kegiatan gizi di posyandu sebagai bagian dari UPGK dalam langkah-langkah
kebijaksanaan perbaikan gizi merupakan kegiatan upaya langsung yang
meliputi :
29
1. Pemantauan pertumbuhan anak balita dengan Kartu Menuju Sehat (KMS)
melalui penimbangan oleh kader.
2. Pemberian Makanan Tambahan
3. Penyuluhan Gizi.
2.8 Kartu Menuju Sehat (KMS)
Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan
normal anak berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur.
Dengan KMS gangguan pertumbuhan atau risiko kelebihan gizi dapat
diketahui lebih dini, sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan secara
lebih cepat dan tepat sebelum masalahnya lebih berat.
KMS di Indonesia telah digunakan sejak tahun 1970-an, sebagai sarana utama
kegiatan pemantauan pertumbuhan. Pemantauan pertumbuhan adalah
serangkaian kegiatan yang terdiri dari (1) penilaian pertumbuhan anak secara
teratur melalui penimbangan berat badan setiap bulan, pengisian KMS,
menentukan status pertumbuhan berdasarkan hasil penimbangan berat badan;
dan (2) menindaklanjuti setiap kasus gangguan pertumbuhan.Tindak lanjut
hasil pemantauan pertumbuhan umumnya berupa konseling, pemberian
makanan tambahan, pemberian suplementasi gizi dan rujukan. (Menkes, 2010)
Fungsi utama KMS ada 3, yaitu;
a. Sebagai alat untuk memantau pertumbuhan anak
b. Sebagai catatan pelayanan kesehatan anak.
c. Sebagai alat edukasi.
30
Kegunaan KMS
a. Bagi orang tua balita
Orang tua dapat mengetahui status pertumbuhan anaknya.
b. Bagi kader
KMS digunakan untuk mencatat berat badan anak dan pemberian kapsul
vitamin A serta menilai hasil penimbangan.
c. Bagi petugas kesehatan
Petugas dapat menggunakan KMS untuk mengetahui jenis pelayanan
kesehatan yang telah diterima anak, seperti imunisasi dan kapsul vitamin A.
Gambar 12.Kartu Menuju Sehat (Menkes, 2010)
2.9 Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA) berisi catatan kesehatan ibu
(hamil, bersalin dan nifas) dan anak (bayi baru lahir sampai anak usia 6 tahun)
serta berbagai informasi cara memelihara dan merawat kesehatan ibu dan
anak. Setiap ibu hamil mendapat 1 (satu) Buku KIA.Jika ibu melahirkan bayi
kembar, maka ibu memerlukan tambahan buku KIA lagi.Buku KIA tersedia di
31
Posyandu, Polindes/Poskesdes, Puskesmas Pembantu, Puskesmas, bidan
praktik, dokter praktik, rumah bersalin dan rumah sakit (Menkes, 2015)
Gambar 13.Buku KIA (Menkes, 2015)
2.10 Kerangka Teori
Pertumbuhan (Growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu
bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ maupun
individu.Perubahan pertumbuhan dapat diukur melalui bertambahnya berat
badan, panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan dan tebal lipat
kulit.Pengukuran tersebut dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound,
kilogram) dan ukuran panjang (cm, meter) (Soetjiningsih, 2012).
32
Pertumbuhan pada bayi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu genetik, etnis,
berat badan saat lahir, nutrisi, lingkungan, dan kesehatan bayi tersebut
(Wilcox, A.J., 2001).
Pemberian ASI eksklusif menurut rekomendasi dan standar dari WHO
sebaiknya dilakukan selama 6 bulan yang kemudian dilanjutkan dengan
penambahan makanan pendamping ASI (MPASI). Kriteria pemberian ASI
menurut WHO dibagi menjadi 3 kategori yaitu menyusui eksklusif dimana
bayi tidak diberi bayi makanan atau minuman lain, menyusui predominan
dimana bayi disusui tetapi pernah diberikan sedikit air atau minuman berbasis
air, serta menyusui parsialdimana bayi diberikan makanan buatan selain ASI,
baik susu formula, bubur atau makanan lainnya sebelum bayi berumur enam
bulan (Riskesdas, 2010).
Pencapaian ASI Ekslusif di Kota Bandar Lampung pada tahun 2009 adalah
69,04%. Hasil ini bila dibandingkan dengan target Nasional masih dibawah
dari target yang di inginkan (80%) (Dinkes Kota Bandar Lampung, 2011).
33
Gambar 14.Kerangka Teori (Hidayat, 2008) dengan modifikasi
2.11 Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 15. Kerangka Konsep Penelitian
Pertumbuhan berat badan,panjang badan dan lingkar
lengan atas pada bayiberusia 6-12 bulan
Pemberian ASIeksklusif
Faktor-faktor yang mempengaruhipertumbuhan
Beratbadan saat
lahir
ASI noneksklusif
ASIeksklusif
Genetik LingkunganEtnis Penyakit Nutrisi
Pertumbuhan
Beratbadan
Lingkarlengan
atas
Panjangbadan Lipatan kulit
Lingkarkepala
Lingkardada
34
2.12 Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan pada rerata berat
badan, panjang badan dan lingkar lengan atas bayi berusia 6 sampai 12
bulan yang diberikan ASI eksklusif dan yang tidak diberikan ASI
eksklusif.
- Ho:
Tidak terdapat perbedaan bermakna pada berat badan,
panjang badan dan lingkar lengan atas bayi berusia 6 sampai
12 bulan yang diberikan ASI eksklusif dan yang tidak
diberikan ASI eksklusif.
- Ha
Terdapat perbedaan bermakna pada berat badan, panjang
badan dan lingkar lengan atas bayi berusia 6 sampai 12 bulan
yang diberikan ASI eksklusif dan yang tidak diberikan ASI
eksklusif.
BAB IIIMETODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional. Metode pengukuran yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pengukuran panjang badan bayi menggunakan
infantometer, pengukuran berat badan bayi menggunakan dacin dan
pengukuran lingkar lengan atas bayi menggunakan pita ukur.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di posyandu yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Rajabasa Indah Kecamatan Raja Basa Kota Bandar Lampung
Provinsi Lampung.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan bulan Mei 2016.
36
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1. Populasi dalam penelitian ini adalah bayi yang mengikuti kegiatan
posyandu di wilayah kerja Puskesmas Rajabasa Indah tahun 2016.
3.3.2. Besar sampel yang digunakan diambil menggunakan perhitungan
untuk dua kelompok berpasangan dengan rumus:
= +( 1 − 2)Keterangan
= Besar sampel minimal
= Derivat baku normal untuk α sebesar 1,96
= Derivat baku normal untuk β sebesar 0,84( 1 − 2) = Selisih minimal rerata yang dianggap bermakna
(Destia, 2014)
= Simpangan baku dari selisih nilai antar kelompok
(Dahlan, 2009)
Dengan hasil perhitungan sebagai berikut:
= (1,96 + 0,84)0,220,11= 31,36 orang, dibulatkan menjadi 32 orang
Jadi dalam 1 kelompok sampel dibutuhkan sebanyak 32 orang, dengan
total 2 kelompok sampel menjadi total sebanyak 64 orang, dengan
mengantisipasi sampel yang drop out pada saat penelitian maka sampel
ditambah sebanyak 10% menjadi 70 orang
37
3.3.3.Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling
yaitu pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil responden
yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan
konteks penelitian.
3.3.4. Kriteria inklusi dan eksklusi
a. Kriteria Inklusi:
- Bayi berusia 6 sampai 12 bulan
- Ibu dan bayinya mengikuti kegiatan posyandu minimal 3 kali
berturut-turut untuk mempermudah pengambilan data dengan
cara mengambil data kehadiran dari posyandu yang
didapatkan dari KMS.
- Bayi lahir dengan usia kehamilan dan berat badan normal
dengan cara melihat data kelahiran sang bayi yang ada di
KMS.
b. Kriteria Eksklusi:
- Memiliki penyakit kongenital, kronis dan kelainan kromosom
seperti misalnya bibir sumbing atau sindrom down dengan
penilaian secara klinis.
3.4 Variabel Penelitian
3.4.1. Variabel bebas (Independent variable)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian ASI
eksklusif.
38
3.4.2. Variabel terikat (Dependent variable)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pertumbuhan panjang
badan, berat badan, dan lingkar lengan atas
3.5 Definisi Operasional
Tabel 2. Definisi Operasional variabel bebas dan variabel terikat
Variabel Definisi Cara Ukur Hasil Ukur Skala1 Berat badan Berat badan merupakan
hasil peningkatan /penurunan semuajaringan yang ada padatubuh, antara lain:tulang, otot, lemak,cairan tubuh, dan lain-lain.
Dengan menggunakanalat ukur yaitu dacin.
Ukuran beratbadan bayi(kg)
Rasio
2 Panjang badan Panjang badanmemberikan gambaranpertumbuhan sejalandengan pertambahanumur dan tidakterpengaruh keadaanyang mendadak,
Dengan menggunakanalat ukur yaituinfantometer
Ukuranpanjangbadan bayi(cm)
Rasio
3 Lingkar LenganAtas
Lingkar lengan atasmencerminkan tumbuhkembang jaringan lemakdan otot yang tidakterpengaruh banyak olehkeadaan cairan tubuhtidak seperti berat badan
Dengan menggunakanalat ukur yaitu pitapengukur midline.
UkuranLingkarlengan atasbayi (cm)
Rasio
4 Pemberian ASIeksklusif
Bayi hanya diberikanASI sejak lahir hingga 6bulan pertamakehidupannya
Dengan menggunakankuesioner untukmembedakan yangtermasuk kriteria ASIeksklusif dan yang tidak.
1. ASIeksklusif
2. Noneksklusif
Nominal
39
3.6 Cara Pengukuran
Cara pengukuran panjang badan, berat badan dan lingkar lengan bayi menurut
Sulasmi (2015) adalah sebagai berikut:
3.6.1 Pengukuran panjang badan menggunakan Infantometer
Alat yang digunakan untuk mengukur panjang bayi adalah infatometer
dengan ketelitian 0,1 cm atau 1 mm. Bagian dari infatometer adalah sebagai
berikut :
1. Bagian kepala atau head board tidak dapat digerakkan atau fix
2. Bagian kaki atau foot board yang bisa digerakkan
3. Alas yang rata
4. Bagian skala dengan ketelitian 0.1 cm atau 1 mm
Gambar 16. Infantometer yang digunakan dalam penelitian.
Cara mengukur panjang badan
Cara mengukur panjang badan menggunakan infantometer adalah sebagai
berikut :
40
1. Sebelum mengukur panjang bayi letakkanlah alat pada permukaan yang
rata dengan ketinggian yang nyaman untuk mengukur dan cukup kuat.
2. Beri alas yang tidak terlalu tebal, bersih, dan nyaman misalnya selembar
selimut tipis atau kertas tisu yang lebar.
3. Sebelum megukur tinggi badan bayi lepaskan tutup kepala bayi misalnya
topi, hiasan rambut, dan kaos kaki bayi
4. Kemudian pengukur berdiri pada salah satu sisi. Sebaiknya sisi yang
paling dekat dengan skala pengukur
5. Letakkan bayi dengan kepala menempel pada bagian kepala atau head
board
6. Posisikan kepala bayi sehingga sudut luar mata dan sudut atas liang telinga
berada pada garis yang tegak lurus dengan bidang infantometer.
7. Usahakan dapat mempertahankan kepala bayi pada posisi
8. Luruskan tubuh bayi sejajar dengan bidang infantometer
9. Luruskan tungkai bayi bila perlu salah satu tangan pengukur menahan agar
lutut bayi lurus
10.Tangan pengukur menekan lutut bayi kebawah dengan lembut
11.Dengan tangan yang lain pengukur mendorong atau menggerakkan bagian
kaki atau foot board sehingga menempel dengan tumit bayi.
12.Posisi kaki bayi adalah jari kaki menunjuk ke atas
13.Baca ukuran panjang badan bayi sampai 0,1 cm terdekat. Pengukuran
dapat dilakukan pada satu atau dua kaki bayi.
41
Gambar 17. Mengukur panjang bayi menggunakan infantometer (Sulasmi, 2015).
3.6.2 Pengukuran Berat Badan Bayi menggunakan Dacin
Memeriksa dacin dengan seksama, masih dalam kondisi baik atau tidak. Dacin
yang baik adalah apabila bandul geser berada pada posisi skala 0,0 kg, jarum
penunjuk berada pada posisi seimbang. Setelah alat timbang lainnya (celana
atau sarungtimbang) dipasang pada dacin, lakukan peneraan yaitu cara
menambah beban pada ujung tangkai dacin, misalnya plastik berisi pasir.
Gambar 18. Pengukuran menggunakan dacin logam (Depkes, 2012)
42
Petunjuk bagaimana cara menimbang balita dengan menggunakan dacin.
Langkah-langkah tersebut dikenal dengan penimbangan, yaitu :
1.Menggantungkan dacin pada :
2.Dahan pohon, Palang rumah, atau penyangga kaki tiga
3.Memeriksa apakah dacin sudah tergantung kuat. Tarik batang dacin ke
bawah kuat-kuat.
4.Letakkan bandul geser pada angka 0 (nol) sebelum dipakai. Batang dacin
dikaitkan dengan tali pengaman
5.Pasanglah celana timbang, kotak timbang atau sarung timbang yang kosong
pada dacin. Ingat bandul geser pada angka 0 (nol)
6.Seimbangkan dacin yang sudah dibebani celana timbang, sarung timbang
atau kotak timbangan dengan cara memasukkan pasir ke dalam kantong
plastik.
7.Anak atau bayi ditimbang, dan seimbangkan dacin. Saat ditimbang, pakaian
dibuat seminim mungkin, sepatu, baju/pakaian yang cukup tebal harus
ditanggalkan.
8.Geser bandul sampai tercapai keadaan seimbang, kedua ujung jarum
terdapat pada satu titik.
9.Tentukan berat badan anak atau bayi, dengan membaca angka di ujung
bandul geser.
10. Catat hasil penimbangan diatas dengan secarik kertas. Catat berat badan
dengan teliti sampai satu angka desimal,misalnya 7,5 kg
11. Geserlah bandul ke angka 0 (nol), letakkan batang dacin dalam tali
pengaman, setelah itu bayi atau anak dapat diturunkan.
43
3.6.3 Pengukuran lingkar lengan atas bayi menggunakan pita ukur
1. Usahakan pengukuran dilakukan sejajar dengan pandangan mata, duduk
jika memungkinkan.
2. Anak yang masih terlalu kecil bisa dipegang oleh ibunya. Minta tolong
pada sang ibu untuk menyingkap baju yang menutupi lengan kiri si anak.
3. Ukurlah titik tengah lengan atas sang anak.
4.Lingkarkan pita ukur pada lengan sang anak. Pastikan bahwa pita benar-
benar rata melingkari lengan
5. Periksalah tekanan pita pada lengan anak, jangan terlalu kencang atau
terlalu longgar.
6. Jika sudah lihat hasil pengukuran dan catat pada kuesioner
Gambar 19. Pita ukur yang digunakan dalam penelitian.
44
3.7 Alur Penelitian
Alur dalam penelitian ini adalah:
Bayi 6-12 bulan diposyandu
Sesuai dengankriteria inklusidan eksklusi
ASI Eksklusif,Usia dan jenis
kelamin
Non ASIEksklusif, Usia
dan jeniskelamin
Data variabel
Berat badan, panjang badan danlingkar lengan atas
Pengolahan data
Analisis data
Informed consentke orang tua
45
3.8 Metode Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data primer. Data primer adalah
data yang diperoleh peneliti langsung dari sumber pertamanya. Data primer
diperoleh dengan melakukan pemeriksaan berat badan, panjang badan dan lingkar
lengan atas secara langsung dengan menggunakan alat ukur yaitu dacin,
infantometer dan pita ukur kepada responden yaitu bayi yang berusia 6 sampai 12
bulan yang terpilih menjadi responden.
3.9 Pengolahan dan Analisis Data
3.9.1 Pengolahan Data
Data yang telah diperoleh dari proses pengumpulan data akan diolah
menggunakan program statistik. Kemudian, proses pengolahan data
menggunakan program komputer ini terdiri dari beberapa langkah:
a. Editing, untuk melakukan pengecekan hasil pemeriksaan
antropometri apakah nilai pengukuran sudah tepat dan
didapatkan pada alat yang dipastikan telah dikalibrasi.
b. Coding, untuk mengkonversikan (menerjemahkan) data yang
dikumpulkan selama penelitian kedalam simbol yang cocok
untuk keperluan analisis.
c. Data entry, memasukkan data kedalam komputer.
d. Tabulasi, melakukan pengelompokkan data dalam tabel
berdasarkan sifatnya.
46
3.9.2 Analisis Data
Analisis data terdiridari :
Univariat
Analisa yang digunakan dengan menggunakan cara deskriptif
untuk melihat distribusi variabel-variabel yang diteliti, baik
variabel bebas maupun variabel terikat.
Bivariat
Data dilakukan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov
(sampel>50) untuk melihat sebaran data, jika normal. Jika data
diasumsikan normal maka dilakukan analisa bivariat yaitu
analisa yang digunakan untuk mengukur keeratan hubungan
antara variabel terikat dan variabel bebas. Analisa Bivariat
yang digunakan adalah uji Paired T-test dengan kriteria: Jika p
>0,05 maka Ho diterima Ha ditolak, tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antara bayi pengguna ASI ekslusif dengan ASI
tidak ekslusif. Jika p <0,05 maka Ho ditolak Ha diterima,
terdapat perbedaan yang signifikan antara bayi pengguna ASI
ekslusif denganASI tidak ekslusif. Jika sebaran data tidak
normal dapat dilakukan transformasi data atau menggunakan
alternatif pengujian Wilcoxon signed-rank test dengan syarat
asumsi data linear.
47
3.10 Etika Penelitian
Proposal ini sudah diajukan kepada Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung untuk keperluan penelitian.
63
BAB V
KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Terdapat perbedaan rerata panjang badan bayi berusia 6 sampai 12 bulan
yang diberikan ASI eksklusif dengan yang tidak diberikan ASI eksklusif di
wilayah kerja puskesmas Rajabasa Indah Bandar Lampung.
2. Terdapat perbedaan rerata berat badan bayi berusia 6 sampai 12 bulan
yang diberikan ASI eksklusif dengan yang tidak diberikan ASI eksklusif di
wilayah kerja puskesmas Rajabasa Indah Bandar Lampung.
3. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rerata lingkar lengan atas
bayi berusia 6 sampai 12 bulan yang diberikan ASI eksklusif dan yang
tidak diberikan ASI eksklusif di wilayah kerja puskesmas Rajabasa Indah
Bandar Lampung.
64
5.2 Saran
5.2.1 Peneiliti Lain
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneiliti memiliki beberapa
saran untuk penelitian-penelitian selanjutnya guna melengkapi penelitian
ini yaitu :
1. Menggunakan metode penelitian yang lain seperti rancangan
penelitian Cohort Prospektif sehingga pertumbuhannya dapat diamati
secara langsung tanpa mengidentifikasi riwayat masa lalu.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh riwayat
ASI eksklusif terhadap pertumbuhan berat badan, panjang badan, dan
lingkar lengan atas bayi berusia 6 sampai 12 bulan dengan
memperhatikan lebih lanjut faktor-faktor lain yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan sang bayi seperti faktor genetik dan faktor
lingkungan.
3. Meneliti pengaruh ASI eksklusif terhadap pertumbuhan dan
perkembangan bayi, bukan hanya pertumbuhannya saja akan tetapi
perkembangannya juga perlu diketahui.
5.2.2 Masyarakat
1. Kepada para ibu agar memberikan ASI secara eksklusif kepada
bayi sehingga bayi mendapatkan nutrisi yang sesuai dengan
65
kebutuhan untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal.
2. Kepada anggota pelayanan kesehatan khususnya di puskesmas
dan di posyandu
a. Sebagai lini terdepan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat agar dapat melakukan skrining terhadap
pertumbuhan dan perkembangan bayi
b. Dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat
khususnya para ibu mengenai pentingnya pemberian ASI
secara eksklusif sehingga tumbuh kembang pada bayi secara
optimal dapat tercapai.
5.3 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, antara lain:
1. Penelitian ini hanya memperhitungkan satu faktor yaitu dari nutrisi berupa
riwayat pemberian ASI eksklusif tanpa memperhitungkan faktor-faktor
lain yang berpengaruh seperti misalnya tinggi badan orangtua dari bayi,
etnis dari bayi, lingkungan tempat tinggal sang bayi, kualitas dan kuantitas
pemberian ASI oleh ibu dari bayi, jenis makanan pendamping ASI yang
diberikan, riwayat sakit dari sang bayi dan juga riwayat imunisasi dari
sang bayi.
2. Penelitian ini hanya dilakukan pada 1 wilayah kerja Puskesmas. Oleh
karena itu, untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan pada beberapa
66
wilayah kerja Puskesmas lainnya untuk mengetahui dan membandingkan
bagaimana pengaruh riwayat ASI eksklusif terhadap pertumbuhan berat
badan, panjang badan dan lingkar lengan atas pada bayi berusia 6 sampai
12 bulan dengan wilayah kerja Puskesmas lainnya di Bandar Lampung.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI., 2010.Riset Kesehatan Dasar.
Badan Pusat Statistik., 2007. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia.
Badan Pusat Statistik., 2012. Survei Sosial Ekonomi Nasional.
Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung., 2015. Proyeksi Penduduk Provinsilampung 2010-203.
Dahlan., 2009. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan : Deskriptif, Bivariat,danMultivariat dilengkapi Aplikasi dengan Menggunakan SPSS, Jakarta:SalembaMedika.
Departmen Kesehatan., 2007. Direktorat Jendral Bina pelayanan Medik StandarMinimal Pelayanan Kesehatan Gigi Puskesmas.
Departmen Kesehatan., 2009. Sistem Kesehatan. Jakarta.
Departmen Kesehatan., 2012. Buku Saku Posyandu. Jakarta
Destia, A.C., 2014. Perbedaan Pertumbuhan Bayi Usia 3-6 Bulan Yang Diberi ASIEksklusif dan Yang Tidak Diberi ASI Eksklusif di Puskesmas Gang SehatKecamatan Pontianak Selatan. Universitas Tanjungpura.
Dewi, S., 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan, Jakarta: Salemba Medika
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung., 2012. Profil kesehatan provinsi lampung tahun2012.
Dwipoerwantoro, P. G., Mansyur, M., Oswari, H., Makrides, M., Cleghorn, G., &Firmansyah, A. (2015). Growth of Indonesian Infants Compared With WorldHealth Organization Growth Standards. Journal of PediatricGastroenterology and Nutrition, 61(2), 248–252.
Effendy, N., 1998. Dasar-dasar kesehatan masyarakat. Jakarta:Penerbit BukuKedokteran EGC.
Gluckman, P.D. Hanson, M. Zimmet, P. & Forrester, T., 2011. Losing the waragainst obesity: the need for a developmental perspective. Sciencetranslational medicine, 3(93): p. 93cm19.
Hidayat, A., 2008. Metode penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.Jakarta: Salemba Medika.
IDAI. (2008). Bedah ASI, Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Jacob, T., 1981. Norma Pertumbuhan Untuk Indonesia. Berkala Ilmu KedokteranGajah Mada Jilid 13. Cetak ulang dalam Indriati E, editor.(2002).Antropometri biologis. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan TinggiDepartemen Pendidikan Nasional.
Kakuma, R., 2002. The Optimal Duration of Exclusive Breastfeeding: A SystematicReview. World Health Organization.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Buku Kesehatan Ibu dan Anak.Jakarta: Kementerian Kesehatan dan JICA (Japan International CooperationAgency).
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia., 2010. Peraturan Menteri KesehatanRepublik Indonesia Nomor 155/Menkes/Per/I/2010 Tentang PenggunaanKartu Menuju Sehat (KMS) Bagi Balita
Moore, K.L. dan Persaud, T.V., 2008. The Developing Human: Clinically OrientedEmbryology. 6th ed. Philadelphia, PA: WB Saunders.
Notoatmodjo, S., 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Onis, M. dan WHO Multicentre Growth Reference Study Group., 2006. WHO ChildGrowth Standards. Acta Paediatrica, 95(450).
Onis, M. dan WHO Multicentre Growth Reference Study Group., 2012. Worldwideimplementation of the WHO Child Growth Standards. Public Health Nutr: h.1-8.
Paudel, R. Pradhan, B. Wagle, R.R. Pahari, D.P. Onta, S.R., 2011. Risk factors ofstunting among children: a community based case control study in Nepal.Kathmandu Univ Med J (KUMJ).
Risnes, K.R. Vatten, L.J. Baker, J.L. Jameson, K. Sovio, U. Kajantie, E. dan Bracken,M.B., 2011. Birthweight and mortality in adulthood: a systematic review andmeta-analysis. International journal of epidemiology, 40(3): p. 647-661.
Roesli, U., 2000. Mengenal ASI Eksklusif Seri 1. Jakarta: Trubus Agriwidya
Ruth, A.L. dan Robert, M.L., 2015. Breastfeeding: A Guide for the MedicalProfession. Elsevier Health Sciences.
Siregar, A., 2004. Pemberian Asi Eksklusif dan Faktor-Faktor YangMempengaruhinya. Jurnal Gizi Kesehatan Masyarakat; 3(2): 81-92.
Soehartiningsih, S., 1992. Referensi indikator antropometri tinggi dan berat badananak usia 4-13 tahun dengan pendekatan eksploratif. Institut Pertanian Bogor
Soetjiningsih., 2012. Tumbuh Kembang Anak. Edisi ke -2, Jakarta: EGC.
Stenhouse, E. Wright, D.E. Hattersley, A.T. dan Millward, A. 2004. The accuracy ofbirth weight. Journal of Clinical Nursing, 13: 767–768.
Sulasmi, N., 2015. Pengukuran Berat Badan Dan Tinggi Badan Pada Bayi.
Susanti, N., 2011. Peran Ibu Menyusui Yang Bekerja Dalam Pemberian Asi Eksklusif
Bagi Bayinya. , pp.165–176.
Wilcox, A.J., 2001. On the importance and the unimportance of birthweight.
International Journal of Epidemiology, 30(6): p. 1233-1241
World Health Organization. 2002. The optimal duration of exclusive breastfeeding, p.
16.
World Health Organization. 2011. New WHO child growth standards catch on, p.
250-251.
Wulan, A., 2012. Perbandingan Pertumbuhan bayi yang diberi air susu ibu (ASI)
eksklusif dengan pengganti air susu ibu (PASI) di kelurahan kebon jeruk
jakarta. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.