pengaruh rancang bangun hydrocyclones
TRANSCRIPT
PENGARUH RANCANG BANGUN HYDROCYCLONE TERHADAP PERFORMA
PEMISAHAN PARTIKEL PENGOTOR DALAM CAMPURAN
Agil Yudawan, Sudarwanto, Raswan Rudiadi, Ignatius Andriyanto.
Universitas Mercubuana, Jakarta 2013.
Abstrak
Hydrocyclones digunakan dalam banyak tugas dan berbagai flowsheets pengolahan
mineral. Ada berbagai macam ukuran, gaya dan alat kelengkapan untuk memenuhi
perbandingan rancangan dari hydrocyclone, fokus dari makalah ini adalah analisa ukuran
dan bentuk hydrocyclone untuk aplikasi tertentu. Penjelasan umum tentang bagaimana
bekerja ahydrocyclone disertakan untuk memberikan latar belakang pembahasan variabel
geometri proses andhydrocyclone. Mekanisme untuk memilih hydrocyclone untuk
penggunaannya mencakup perhitungan berbagai macam gaya yang mempengaruhi laju aliran
dari pemisah partikel ini. Pemilihan desain sangat penting untuk proyek-proyek baru dan
pemeliharaan hydrocyclone dan pertimbangan bahan areidentified, sehingga memudahkan
pengguna dalam memilih ukuran desain yang sesuai dengan kebutuhan.
Pendahuluan
Hydrocyclone adalah perangkat untuk mengklasifikasikan atau memisahkan partikel
dalam suspensi cair berdasarkan pada kepadatan atau ukuran partikel. Hydrocyclones banyak
digunakan dalam industri, terutama dalam pengolahan mineral dan kimia, karena
kesederhanaan mereka dalam desain, kapasitas tinggi, pemeliharaan rendah dan biaya
operasional, dan ukuran fisik kecil (Bradley, 1965).
Hydrocyclones terdiri dari bagian berbentuk kerucut, yang melekat pada sebuah
silinder dengan pembukaan tangensial untuk suspensi pemasukan. Bagian atas dari
hydrocyclone memiliki tabung keluar untuk bahan dilusian (overflow) dan di bagian bawah,
ada lubang untuk pembuangan substansi cair (underflow). cairan dipompa oleh sebuah tabung
di dalam hydrocyclone, dan digerakkan oleh rotasi ke bawah, kemudian keluar melalui
lubang buang. Ketika pembukaan lubang buang ukuran pada lubang ini relatif kecil, sehingga
hanya cairan dapat keluar, dan menahan partikel yang lebih besar. Cairan menyebabkan
pusaran ke bawah yang lolos melalui tabung dimana ada suspensi diencerkan, bersama
dengan partikel halus (Flintoff, 1987). Mayoritas suspensi daun ( patikel halus) hydrocyclone
melalui tabung pengenceran. Gambar 1 menunjukkan lintasan cairan.
Gambar 1. Visual dari fungsi hydrocyclone (Allen, 1990).
Pemisahan sentrifugal telah diterapkan untuk memisahkan partikel halus di berbagai
bidang seperti pasokan air dan air limbah rekayasa, pengolahan mineral, teknik kimia dan
kilang batubara. Meskipun perangkat digunakan berbeda dari satu bidang ke bidang lainnya,
percepatan sentrifugal digunakan untuk pemisahan partikel di semua perangkat. Sebuah
aliran kecepatan tinggi bergerak tangensial ke dalam tubuh kerucut yang memiliki lubang di
pusat dari kedua ujungnya. Hal ini menimbulkan pusaran air kecepatan tinggi atau disebut
vortex, dengan vortex paksa terbentuk dekat pusat dan vortex bebas terbentuk di luar daerah
menuju pinggiran. Sebagai hasilnya, gradien konsentrasi sedimen menumpuk di pusaran dan
fluks difusif proporsional namun berlawanan dengan fluks sentrifugal diinduksi (Julien,
1986).
Meskipun efisiensi removal yang sangat baik, hydrocyclones sering dikritik karena
mereka membutuhkan sejumlah besar energi untuk memproses aliran. Selain itu, ide yang
tersedia untuk tujuan semacam itu sering mengalami keterbatasan dalam banyak proyek air.
Arus pendek aliran dekat dengan saluran inlet mengakibatkan air langsung melewati partikel
kasar dan mengakibatkan air langsung meluap, belum kritik lain. Kerugian energi yang
signifikan terjadi dalam hydrocyclone telah diamati dekat inlet dan outlet (Boadway, 1984).
Selama beberapa tahun terakhir telah ada kemajuan yang signifikan dalam teknik
untuk mensimulasikan aliran mampat. Namun, simulasi numerik aliran dalam hidrocyclones
masih belum digunakan untuk merancang tujuan. salah satu alasannya adalah kurangnya
kemampuan keluarnya metode untuk menerima geometri yang kompleks secara terpadu.
Filosofi yang mendasari pekerjaan ini adalah untuk menghindari pengenalan tentang teknik
numerik, yang akan membatasi fleksibilitas geometris. Metode volume Afinite tidak cocok
untuk menangani jerat terstruktur, yang diperlukan untuk geometri pemodelan inlet
hydrocyclones. Perlu ditekankan bahwa mayoritas algoritma numerik terutama terbatas pada
kasus axi-simetris dan, untuk kasus seperti teknik volume terbatas perlu diterapkan
(Dyakowski, dan Williams. 1993).
Berdasarkan permasalahan – permasalahan diatas penulis ingin meneliti pengaruh
rancang bangun hydrocyclone terhadap perfoma pemisahan partikel pengotor dalam
campuran.
Dasar Teori
A. Pengertian Hydrocyclone
Pada dasarnya hydrocyclone merupakan gabungan dari dua kata yaitu hydro dan
cyclone. Hydro dapat diartikan air ataupun cairan, sedangkan cyclone dapat diartikan sebagai
pusaran. Sehingga hydrocyclone diartikan sebagai pusaran air.
Dalam penggunaanya secara nyata hydrocyclone dapat diartikan sebagai suatu alat yang
dapat memisahkan material ataupun partikel dari suatu komposisi campuran baik berbentuk
padatan dengan cairan ataupun cairan dengan cairan. (Bradley, 1965).
B. Bagian-bagian dari Hydrocyclone
Secara umum bagian-bagian dari Hydrocyclone dapat dilihat dari gambar berikut :
Gambar 7. Bagian Hydrocyclone (Allen,1990)
1) Lubang masuk (Inlet area)
Ada beberapa tipe dari lubang masuk (Inlet area), yaitu : lubang masuk tipe involute,
lubang masuk tipe ramp dan lubang masuk tipe scroll. Berbagai tipe tersebut
dimaksudkan untuk lebih memaksimalkan kinerja dari Hydrocyclone. Dengan
konstruksi lubang masuk dengan tipe involute, lubang masuk tipe ramp dan lubang
masuk tipe scroll dapat mengurangi efek dari turbulensi yang terjadi disekitar dinding
lubang masuk dan daerah antara lubang masuk dengan cylinder section.
2) Cylindrical section
Pada dasarnya diameter dari cylindrical section memilki diameter sebesar diameter
dari Hydrocyclone . Konstruksi dari cylindrical section yang panjang dimaksudkan
untuk memperbesar kapasitas dan juga mengurangi dari kecepatan tangensial. Besar
kecilnya dari konstruksi dari cylindrical section dapat mempengaruhi besarnya
tekanan.
Gambar 8. Cylindrical section (Allen,1990)
3) Vortex finder
Pada umumnya besar dari vortex finder 20 - 45 % dari diameter Hydrocyclone. Besar
dari vortex finder dapat kualitas pemisahan yang dihisap.
4) Cone section
Besar sudut pada cone section didasarkan pada jenis pemakaiannya. Pada cone section
besudut 20° merupakan standar pemakaian pada industri pertambangan mineral.
Sedangkan untuk Hydrocyclone yang memiliki bagian bawah datar diperuntukan
untuk pemisahan material-material berstruktur kasar.
Gambar 9. Beberapa tipe dari cone section (Allen,1990)
C. Prinsip kerja Hydrocyclone.
Hydrocyclones terdiri dari bagian berbentuk kerucut, yang melekat pada
sebuah silinder dengan pembukaan tangensial untuk suspensi pemasukan. Bagian atas dari
hydrocyclone memiliki tabung keluar untuk bahan dilusian (overflow) dan di bagian bawah,
ada lubang di mana substansi terkonsentrasi daun dikeluarkan (underflow). Prinsip kerja dari
hydrocyclone adalah terdapatnya kumpulan partikel dan air yang masuk dalam arah
tangensial ke dalam siklon pada bagian puncaknya. Kumpulan air dan partikel ditekan ke
bawah secara spiral (primary vortex) karena bentuk dari siklon. Gaya sentrifugal
menyebabkan partikel terlempar ke arah luar, membentur dinding dan kemudian bergerak
turun ke dasar hydrocyclone. Dekat dengan bagian dasar hydrocyclone, air bergerak
membalik dan bergerak ke atas dalam bentuk spiral yang lebih kecil (secondary vortex)
partikel yang lebih ringan bergerak keluar dari bagian puncak hydrocyclone sedangkan
partikel yang berat keluar dari dasar hydrocyclone (Julien, 1986).
Gambar 2. Prinsip kerja hydrocyclone (Allen, 1990).
Ada beberapa alasan mengapa hydrocyclone dipakai sebagai alat pemisah, yaitu:
1. Biaya operaional yang relatif murah
2. Prosesnya dapat dilakukan pada satu tempat
3. Desain ataupun modelnya sederhana, berupa kombinasi konstruksi silinder dan kerucut
4. Tidak memiliki bagian yang bergerak
5. Minim biaya perawatan
D. Gaya yang bekerja pada Hydrocyclone
1. Kapasitas Aliran dan kecepatan aliran
Proses pemisahan partikel dalam Hydrocyclone sangat dipengaruhi oleh sumber energi
masukan yang dimiliki oleh fluida yaitu Kapasitas aliran dan kecepatan aliran.
Kapasitas aliran masuk pada saluran inlet dapat dihitung dengan persamaan:
Q= A.v ........(1.1)
dimana: Q = kapasitas aliran (kg/s)
v = kecepatan aliran pada saluran inlet (m/s)
A = luas penampang saluran inlet (m2)
Dimana kecepatan aliran dapat diperoleh dari :
v= 4 Q
π d2 ........(1.2)
d= diameter pipa inlet (m)
Sedangkan laju aliran massa dapat ditentukan dari:
m =ρ . Q ........(1.3)
ρ = massa jenis partikel (kg/m3)
2. Kecepatan tangensial atau vortex (v)
Vortex adalah massa fluida yang partikel-partikelnya bergerak berputar dengan garis arus
(streamline) bergerak membentuk lingkaran-lingkaran sepusat (konsentris). Kecepatan
tangensial dapat dihitung dengan persamaan:
v = ω / r ........(2.1)
dimana :
v = kecepatan tangensial (m/s)
ω : kecepatan sudut
r : Jari-jari hydrocyclone (m)
3. Gaya Sentrifugal
Karena Hydrocyclone bekerja berdasarkan gaya senrtifugal yang di timbulkan oleh aliran
air yang membentuk pusaran (vortex). Maka gaya sentrifugal ini akan menyebabkan
partikel dengan massa jenis berat terlempar ke sisi paling luar daripada dinding
hydrocyclone dan partikel yang lebih ringan akan berada dipusat hydrocyclone. Dalam
hal ini akan dicontohkan dalam pemisahan inti kelapa sawit yang lebih ringan dengan
cangkangnya yang lebih berat pada industri kelapa sawit.
Gambar 3. Proses Pemisahan dalam hydrocyclone
Gaya sentrifugal yang terjadi (Coulson,1986):
Fc = m.r.ω2........(3.1)
Dimana :
Fc : Gaya sentrifugal
m : Massa partikel yang mengalami gaya sentrifugal
ω : kecepatan sudut
r : Jari-jari hydrocyclone
jika : ω = vr
.........(3.2)
v = kecepatan tangensial (m/s)
Jika kecepatan rotasi dinyatakan dalam N rpm:
ω = 2 πN60
..........(3.3)
Perbandingan gaya gravitasi dan gaya sentrifugal (Coulson,1986):
Gaya gravitasi: Fg = m.g ...........(3.4)
Perbandingan:FcFg
= r ω2
g =
rg ( 2 πN
60 )2
= 0,001118 rN2
acg
= 0,001118 rN2
Maka gaya sentrifugal yang di alami oleh inti adalah :
Fc1 = m1.r1.ω2
dimana :Fc = gaya sentrifugal yang dialami oleh inti
m = massa dari inti (kg)
ω = jarak terlemparnya inti dari pusat pusaran
r = jari-jari hydrocyclone (m)
Dan gaya yang dialami oleh cangkang adalah :
Fc2 = m2.r2.ω2
dimana :Fc = gaya sentrifugal yang dialami oleh cangkang
m= massa dari cangkang (kg)
ω = jarak terlemparnya cangkang dari pusat pusaran
r = jari-jari hydrocyclone (m)
Metodologi Penelitian
I. Lingkup penelitian
Untuk menghindari penyimpangan pembahasan, maka penulis memberikan batasan
atau ruang lingkup penelitian mengenai perbandingan desain hydrocyclonetype
standar dan modern yang memberikan pengaruh terhadap kinerja pemisahan partikel
pada hydrocyclone. Faktor yang membedakan hydrocyclone type standar dan modern
antara lain adalah luas penampang hydrocyclone , besar sudut kerucut dan tinggi
kerucut .
II. Desain Penelitian
Menurut metode yang digunakan, penelitian ini merupakan penelitian survei.
Penelitian survei pada umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari
pengamatan yang tidak mendalam Desain dalam penelitian ini adalah menggunakan
kajian pustaka , yaitu suatu teknik pengumpulan data yang bertujuan untuk
memperoleh keterangan lebih lanjut dengan menggunakan kajian pustaka sebagai alat
pengumpul data yang utama.
III. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kajian pustaka dari
beberapa jurnal ilmiah yang digunakan sebagai dasar penelitian.
IV. Sumber Pengumpulan Data
a) Data Primer
Dari hasil perhitungan peneliti terhadap beberapa objek yang diteliti
b) Data Sekunder
Dari kajian beberapa sumber yang berasal dari jurnal-jurnal internasional
mengenai hydrocyclone
Analisis Data
i. Batasan Penelitian
Yang dimaksud dengan hydrocyclone type standar adalah hydrocyclone yang
memiliki perbandingan ukuran penampang hydroclone, lubang masukan , vortex
finder dan panjang penampang kerucut yang mempengaruhi kecepatan putar sebuah
hydrocyclone.
Batasan utama dalam desain sebuah hydrocyclone adalah diameter penampang
hydrocyclone yang menjadi awal mula pembentukan pusaran larutan yang
akan dipisahkan.
Batasan lain yang digunakan dalam sebuah desain hydrocyclone adalah luas
penampang lubang masukan yang letaknya sejajar mengelilingi sumbu
hydrocyclone yang besarnya 0,005 kali dari luas penampang hydrocyclone .
Batasan berikutnya adalah vortex finder yang fungsinya adalah mengatur alur
pembuangan partikel halus dalam proses pemisahan dan selain itu juga
mencegah terjadinya larutan campuran yang baru masuk untuk bercampur
partikel halus yang telah dipisahkan. Ukuran vortex finder adalah 0,35 kali
dari luas penampang hydrocyclone.
Penampang silindris merupakan ukuran dasar selanjutnya yang digunakan
sebagai sebuah batasan dimana penampang silindris ini membantu dalam
memperpanjang waktu pemisahan sehingga dapat terbentuk pusaran air
dengan kecepatan sentrifugal yang cepat untuk memisahkan partikel sebelum
larutan keluar dari hydrocylone. Panjang dari penampang silindris ini adalah
sama dengan besarnya diameter penampang hydrocyclone itu sendiri.
Penampang selanjutnya adalah penampang kerucut yang letaknya dibawah
dari penampang silindris. Besarnya sudut yang disarankan adalah 10-20o
fungsinya adadalah memperpanjang waktu yerbentuknya pusaran.
Bagian yang terletak paling bawah adalah lubang pembuangan yang berfungsi
sebagai tempat keluarnya partikel yang lebih besar. Ukuran yang disarankan
adalah 10% -35 % dari ukuran diameter hydrocyclone.
Dalam menentukan ukuran hydrocyclone sesuai fungsi yang diinginkan maka ada dua
objektif yang harus ditentukan , yaitu kemampuan pemisahan partikel dan daya tampung dari
hydrocyclone itu sendiri. Dalam hal ini harus ditentukan kondisi dasar dalam perhitungan
sebuah hydrocyclone yaitu :
1. Masukan berupa larutan dengan suhu rata-rata 20o
2. Masukan berupa padatan dengan ukuran 2,65 sp.gr
3. Pressure drop kurang dari 10 psi
Secara historis, klasifikasi telah didefinisikan sebagai ukuran partikel yang 1% menjadi
3% laporan kepada melimpah siklon dengan partikel kasar pelaporan kepada topan
underflow. Penyelidikan baru-baru memiliki didefinisikan sebagai klasifikasi ukuran partikel
yang 50% laporan meluap dan 50% ke underflow, atau titik yang disebut D50C.
menunjukkan hubungan yang khas antara diameter partikel dan persen pulih underflow.
Bagian dari kurva dekat tingkat pemulihan 50% cukup curam dan cocok mudah untuk
menentukan diameter partikel yang akurat. Pemeriksaan dari kurva pemulihan dekat 97%
hingga 99% tingkat pemulihan menunjukkan bahwa kurva hampir horisontal dan diferensial
kecil bisa mengubah diameter mikron jauh. [Catatan: Ukuran partikel ditampilkan pada
Gambar 3 dan juga digunakan untuk perhitungan dalam makalah ini didefinisikan sebagai
diameter partikel minimum dari sebuah band ukuran tertentu. Misalnya, partikel yang
melewati layar mesh 150 (105 mikron) tetapi dipertahankan pada 200 mesh Layar (74
mikron) akan benar-benar memiliki diameter antara 74 dan 105 mikron mikron. Untuk
makalah ini, ukuran 74 mikron akan digunakan untuk partikel dalam berbagai ukuran.
Gambar 3 juga menunjukkan bahwa sebenarnya kurva pemulihan tidak menurun di bawah
tertentu tingkat. Hal ini menunjukkan bahwa tertentu jumlah bahan selalu pulih
endonan dan bypasses klasifikasi. Jika perbandingan dibuat antara pemulihan minimal tingkat
padatan ke Cairan yang pulih, mereka ditemukan untuk menjadi sama. Oleh karena itu
diasumsikan bahwa persen dari semua fraksi ukuran bertanggung jawab langsung kepada
endonan sebagai padatan dilewati sama sebanding dengan perpecahan cair. Kemudian ukuran
masing-masing sebagian kecil dari kurva pemulihan yang sebenarnya adalah disesuaikan
dengan jumlah yang sama dengan cairan recovery untuk menghasilkan "pemulihan dikoreksi"
kurva yang ditunjukkan pada Gambar 3. Sebagai perubahan titik D50C dari satu aplikasi ke
aplikasi lainnya, kurva pemulihan bergeser, sepanjang sumbu horisontal. Agar menentukan
grafik tunggal yang mewakili kurva pemulihan dikoreksi, partikel Ukuran masing-masing
fraksi ukuran dibagi oleh D50C nilai dan "pemulihan berkurang" kurva dapat diplot, seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 4. Penyelidikan telah menunjukkan bahwa kurva ini tetap
konstan selama berbagai siklon diameter dan kondisi operasi bila diterapkan pada bubur yang
mengandung padatan berat jenis tunggal dan khas atau ukuran normal distribusi seperti yang
ditemui dalam sirkuit grinding kebanyakan. Persamaan 1 memberikan matematika hubungan
yang dapat digunakan untuk menghitung pemulihan berkurang. Ini pemulihan, bersama
dengan padatan dilewati, digunakan untuk memprediksi distribusi ukuran lengkap untuk
underflow produk.
Dalam sirkuit kominusi merancang
Tujuan adalah untuk menghasilkan limpahan dari siklon yang memiliki distribusi
ukuran tertentu, biasanya didefinisikan sebagai persen diberikan lewat ukuran yang
ditentukan mikron. Empiris Hubungan ditunjukkan pada Tabel 1 digunakan untuk
berhubungan distribusi ukuran meluap ke D50C diperlukan untuk menghasilkan ditentukan
pemisahan. Hubungan tabel ini adalah untuk ukuran grinding khas atau rata-rata distribusi
dan mungkin sedikit berbeda tergantung pada karakteristik grinding dari bijih itu sendiri.
Pemisahan siklon dapat mencapai dapat didekati dengan menggunakan Persamaan 2. Itu
D50C (base) untuk siklon diameter diberikan dikalikan kali serangkaian faktor koreksi
ditunjuk oleh C1, C2, dan C3.
(Persamaan 2)
D50C (aplikasi) = D50C (basa) xC1xC2xC3
Diameter hydrocyclone, bersama dengan tiga koreksi padatan persen, penurunan
tekanan, dan berat jenis, adalah variabel utama diperlukan untuk ukuran awal dan pemilihan
siklon. Variabel-variabel lain, seperti sebagai ukuran vortex finder dan inlet, juga memiliki
efek pada pemisahan. Misalnya, lebih besar pusaran vortex finder akan cenderung
mengasarkan pemisahan, sedangkan yang lebih kecil Ukuran akan cenderung mencapai lebih
halus pemisahan. Karena fakta ini, sebagian besar siklon memiliki finder vortex diganti
dengan yang berbeda ukuran yang tersedia. Vortex finder diameter bervariasi dari minimal
sekitar 25% dari diameter cyclone untuk maksimal dari sekitar 45%. Daerah inlet juga
menunjukkan
Efek yang sama sebagai finder vortex, tapi diabaikan. Ukuran puncak juga memiliki
efek pada Pemisahan tetapi efeknya kecil kecuali ukuran puncak terlalu kecil dan menjadi
kendala fisik,larutan masuk dengan sulit dan kemudian meluap. Waktu terjadinya pusaran
atau vortex juga mempengaruhi performa pemisahan karena jika efek putaran terjadi cukup
lama maka akan semakin bagus pemisahan partikel dalam larutan. Efek putaran ini dapat
dicapai dengan merubah panjang penampang silinder hydrocyclone ataupun panjang dari
penampang kerucut hydrocyclone.
Kesimpulan
Kinerja pemisahan dari sebuah hydrocyclone sangat dipengaruhi oleh perubahan
ukuran dari penampang bagian hydrocyclone tersebut , dengan kata lain perubahan ukuran
sedikit saja akan berpengaruh banyak pada kinerja hydrocyclone . Sehingga dapat diambil
kesimpulan semakin mengecil dan memanjangnya penampang hydrocyclone akan membantu
pembentukan vortex atau efek pusaran yang lebih kuat sehingga akan membuat kinerja
pemisahan lebih baik lagi, walaupun besarnya debit air dan kecepatan aliran zat cair relatif
sama.
Saran
Apabila ingin menggunakan hydrocyclone sebagai alat pemisah partikel sebaiknya
disesuaikan dengan besar partikel yang ingin dipisahkan sehingga dapat dibuat ukuran
hydrocyclone yang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan dan dapat dihasilkan performa
yang bagus.
Daftar Pustaka
1. Arterburn, R.A., 1976, “The Sizing of Hydrocyclones, Krebs Engineers, Menlo Park,
CA.
2. Bradley, D. 1965, The Hydrocyclone, Pergamon Press, Oxford.
3. Chen, W., N. Zydek and F. Parma, (2000). Evaluation of hydrocyclone models for
practical applications, Chemical Engineering Journal, 80, pp. 295-303.
4. Finch, J.A. and R.R. Plitt, (1975). Introduction toModelling the Comminution Circuit
and Analysing the Concentrator Circuit, Ch. II Modelling the Classifier, In:
Professional Development Seminars in Mineral Engineering, McGill Univ., Nov.-
Dec. pp. II
5. Heiskanen, K. & Vesanto, A., A New type of Hydrocyclone for Fine Separation. &th
European Symposium in Communition, Preprints, Part 2,( June 1990)
6. Hill, L.N., “Installation of 0.84 M (33 IN) Cyclones on the Primary Grinding Circuit
at Cyprus Sierrita Corporation”, SME Annual Meeting, February 14-17, 1994
7. Lynch, A.J. & Rao, TC.,Modelling and Scale-up of hydrocyclones Classifiers.. !!th.
Int. Min. Proc. Congress, Cagliari, (1975).
8. Plitt, L.R., 1976, “A Mathematical Model of the Hydrocyclone Classifier,” CIM Bull.
69, 114