pengaruh program pengembangan usaha agribisnis … · 10. pimpinan dan staf departemen agribisnis...

136
PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI PADI (Studi Pada Gapoktan Rukun Makmur Desa Cibitung Kulon, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor) SKRIPSI ANGGA SUANGGANA H 34067002 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Upload: buikhanh

Post on 22-Mar-2019

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS

PERDESAAN (PUAP) TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI PADI

(Studi Pada Gapoktan Rukun Makmur Desa Cibitung Kulon,

Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor)

SKRIPSI

ANGGA SUANGGANA

H 34067002

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

Page 2: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

iii

PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS

PEDESAAN (PUAP) TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI PADI

(Studi Pada di Gapoktan Rukun Makmur, Desa Cibitung Kulon

Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor)

SKRIPSI

ANGGA SUANGGANA

H34067002

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 3: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

RINGKASAN

ANGGA SUANGGANA. Pengaruh Program Pengembangan Usaha Agribisnis

Perdesaan (PUAP) Terhadap Pendapatan Usahatani Padi, (Studi Pada Gapoktan

Rukun Makmur Desa Cibitung Kulon Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor). Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian

Bogor (Di bawah Bimbingan DWI RACHMINA).

Pertanian merupakan basis dasar dari kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Hal ini

dikarenakan kebutuhan bangsa akan ketahanan pangan secara mandiri yaitu dari sektor

pertanian. Permasalahan kemiskinan saat ini selalu terkait dengan sektor pertanian,

terutama sektor pertanian di wilayah perdesaan. Keterbatasan akses informasi dan

teknologi menjadi masalah yang serius bagi petani untuk mengetahui bagaimana

mengakses modal dalam rangka pemenuhan kebutuhan usahatani. Peran organisasi tani di

tingkat desa sangat erat dengan akses permodalan. Oleh karena itu, diperlukan organisasi

tani yang kuat, terarah dan memiliki manajemen SDM yang bisa dipertanggungjawabkan.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi tersebut pemerintah melalui Kementrian Pertanian

mencanangkan program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yang

merupakan program revitalisasi pertanian Presiden Republik Indonesia pada tahun 2008.

Program ini bertujuan untuk membantu mengurangi tingkat kemiskinan dan menciptakan

lapangan pekerjaan di perdesaan serta membantu penguatan modal dalam kegiatan usaha

di bidang pertanian sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Kehadiran program

PUAP diharapkan dapat mengatasi masalah kesulitan modal yang dihadapi petani.

Pada awal dicanangkan program PUAP, Provinsi Jawa Barat mendapatkan jatah 17

kabupaten dan 2 kota dengan jumlah Gapoktan sebanyak 529 desa. Kabupaten Bogor

adalah salah satu daerah yang menerima dana Bantuan Langsung Mandiri PUAP yang

tersebar di 10 kecamatan dan 25 desa. Kecamatan Pamijahan mendapatkan dana PUAP di

lima desa potensi salah satu adalah Desa Cibitung Kulon yang merupakan daerah sentra

tanaman pangan di kecamatan ini yang menerima dana PUAP sebesar 100 juta dan

penghasil padi sebagai produk andalannya. Gapoktan ini mengalokasikan 90 persen dana

PUAP untuk sektor tanaman padi terutama budidayanya.

Penelitian ini dilakukan di Gapoktan Rukun Makmur desa Cibitung Kulon

Kecamatan Pamijahan. Pengumpulan data dilaksanakan pada Juni 2009 hingga Agustus

2009. Responden penelitian adalah para petani padi yang merupakan anggota penerima

dana BLM-PUAP sebanyak 30 responden. Metode penelitian yang digunakan adalah

pendapatan usahatani dan perhitungan uji t statistik.

Gapoktan di Desa Cibitung Kulon ini merupakan lembaga desa yang telah ada

sebelum program PUAP dicanangkan oleh Pemerintah. Karakteristik Gapoktan ini adalah

sebagai lembaga desa yang memiliki struktur organisasi seperti ketua, sekretaris,

bendahara dan seksi-seksi di unit usaha. Seksi usaha yang dimiliki Gapoktan ini baru

berjumlah dua diantaranya unit usaha simpan pinjam dan unit usaha sembako.

Berdasarkan hasil analisis pendapatan usahatani padi di Desa Cibitung Kulon

menunjukkan bahwa pelaksanaan program PUAP pada dasarnya memberikan pengaruh

positif terhadap peningkatan pendapatan atas biaya total usahatani padi sebelum dan

sesudah adanya program PUAP. Produksi rata-rata yang dihasilkan petani meningkat dari

4.181 kilogram/hektar Per musim sebelum adanya PUAP menjadi 4.580 kilogram/hektar

Per musim setelah mengikuti program PUAP. Penerimaan rata-rata petani atas biaya total

sebelum adanya PUAP adalah sebesar Rp.9.198.200,00/hektar Per musim dan sesudah

Page 4: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

adanya PUAP sebesar Rp.10.067.200,00/hektar Per musim. Sedangkan pendapatan rata-

rata atas biaya tunai adalah Rp.2.315.029,00/hektar Per musim dan pendapatan rata-rata

atas biaya total sebelum adanya program PUAP Rp.261.672,00/hektar Per musim. Begitu

juga pendapatan rata-rata atas biaya tunai setelah adanya program PUAP naik menjadi

Rp.2.845.594,00/hektar Per musim dan pendapatan rata-rata atas biaya total sebesar

Rp.1.565.037,00/hektar Per musim. Jika dilihat dari perbandingan pendapatan terdapat

kenaikan rata-rata sebesar 83,23 persen untuk pendapatan total dan 22,92 persen atas

pendapatan tunai.

Sesuai dengan analisis imbangan penerimaan dan biaya usahatani padi yang

diusahakan oleh petani responden menunjukkan bahwa usahatani ini memiliki penerimaan

yang lebih besar dibandingkan biaya usahatani. Hal ini ditunjukkan oleh nilai R/C rasio

yang lebih dari satu yang artinya setiap satu satuan biaya yang dikeluarkan maka akan

memberikan penerimaan lebih dari satu satuan. Nilai R/C rasio atas biaya tunai sebelum

PUAP adalah 1,34, artinya setiap Rp 1 biaya yang dikeluarkan akan menerima sebesar

Rp.1,34. Sementara itu R/C atas biaya tunai setelah PUAP sebesar Rp1,39 yang berarti ada

kenaikan nilai rasio sebesar 0,06.

Sementara apabila nilai R/C rasio ditambahkan biaya yang diperhitungkan sebagai

komponen total biaya maka R/C rasio sebelum adanya PUAP sebesar Rp.1,03 naik

menjadi Rp.1,18 setelah adanya PUAP artinya walaupun sebelum ada PUAP, petani

responden sudah mendapatkan keuntungan akan tetapi setelah adanya PUAP bertambah

lagi keuntungannya walaupun dalam biaya tunai mengalami kenaikan 4,32 persen dan

biaya total kenaikan sebesar 15,04 persen.

Berdasarkan hasil uji t berpasangan (paired test) terhadap pendapatan bersih

responden sebelum mengikuti program PUAP dan pendapatan bersih responden sesudah

mengikuti program diperoleh Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,00000293 (2.93). Nilai hasil

perhitungan tersebut secara nyata masih lebih kecil dari pada level of significant (α) yakni

digunakan yakni 0,05 atau t-hitung (nilai mutlak) ± 1,98 > t-table 1,645. Hal ini dapat

ditarik kesimpulan untuk menolak H0 yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan

pendapatan antara sebelum dan sesudah mengikuti program PUAP. Dengan demikian

secara nyata terdapat perbedaan pendapatan antara sebelum dan sesudah mengikuti

program PUAP.

Sosialisasi secara lengkap dan menyeluruh kepada anggota baru yang dinilai masih

kurang dikarenakan kesibukan pengurus Gapoktan dengan cara mengundang petugas

penyuluh lapang (PPL) dan Penyelia Mitra Tani (PMT). Desain program akan lebih baik

jika dilakukan dan diikuti program pengembangan SDM terutama anggota Gapoktan usia

produktif.Implementasi program PUAP akan lebih riil terlihat apabila bentuk pinjaman

diberikan berupa pembelian benih unggul yang langsung dibagikan ke anggota sesuai nilai

pinjaman dan sarana produksi diadakan secara kolektif dalam rangka efektivitas harga beli

yang lebih murah. Mendirikan sejumlah unit-unit usaha bersama yang terkait dengan

pengadaan bahan-bahan pertanian dalam rangka memenuhi kebutuhan input pertanian,

sehingga petani tidak perlu lagi memberli keluar desa.

Page 5: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS

PERDESAAN (PUAP) TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI PADI

(Studi Pada Gapoktan Rukun Makmur Desa Cibitung Kulon,

Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor)

ANGGA SUANGGANA

H 34067002

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

Page 6: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

Judul Skripsi : Pengaruh Program Pengembangan Usaha Agribisinis Perdesaan

(PUAP) Terhadap Pendapatan Usahatani Padi. (Studi Pada

Gapoktan Rukun Makmur Desa Cibitung Kulon, Kecamatan

Pamijahan, Kabupaten Bogor)

Nama : Angga Suanggana

NIM : H 34067002

Menyetujui

Dosen Pembimbing

Ir. Dwi Rachmina, MS

NIP. 1963 1227 199003 2 001

Mengetahui

Ketua Departemen

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002

Tanggal Kelulusan :

Page 7: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Program

Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) Terhadap Pendapatan Usahatani

Petani Padi” Studi pada Gapoktan Rukun Makmur Desa Cibitung Kulon Kecamatan

Pamijahan Kabupaten Bogor adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk

apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari

karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Oktober 2011

Angga Suanggana

H 34067002

Page 8: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat pada tanggal 29 November

1984. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan bapak Endang

Suherlan dan ibu Teti Elawati yang bertempat di Kelurahan Cilangkap, Kecamatan

Cimanggis Kota Depok.

Penulis memulai jenjang pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 2 Cilangkap, Kota

Depok dan lulus pada tahun 1997. Pendidikan tingkat lanjutan menengah pertama dapat

diselesaikan penulis pada tahun 2000 di SLTP Negeri 2 Cibinong. Pendidikan menengah

atas dapat diselesaikan penulis pada tahun 2003 di SMU Negeri 2 Cibinong Kabupaten

Bogor. Pada tahun yang sama penulis diterima di program Diploma III Manajemen

Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.. Berselang enam bulan penulis

melanjutkan kuliah di Program Penyelenggaraan Khusus Agribisnis.

Selama menjadi mahasiswa, Selama kuliah penulis aktif sebagai pengurus Badan

Eksekutif Mahasiswa (BEM) KM IPB tahun 2003-2005 dan pengurus aktif KAMMI

Daerah Bogor tahun 2005-2007.Setelah lulus dari Diploma III, penulis kemudian aktif

pada organisasi kemasyarkatan (ormas) Perhimpunan Petani dan Nelayan Sejahtera

Indonesia (PPNSI) sebagai Ketua Bidang Jaringan dan Advokasi di lingkup Kabupaten

Bogor hingga saat ini. Dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan seperti menjadi

Ka.Departemen Sumberdaya Manusia (SDM) di Forum Komunikasi Manajemen

Agribisnis (FK MAB). Pada saat kuliah di Ekstensi Agribisnis, penulis aktif di KAMUS

(Keluarga Muslim Ekstensi Agribisnis) sebagai Kordinator Bidang Sumber Daya Manusia

(SDM).

Page 9: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil ‘alamin, Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas segala

kasih sayang, rahmat, serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Pengaruh Program Pengembangan Usaha Agribisnis (PUAP) Terhadap

Pendapatan Petani Padi Desa Cibitung Kulon (Studi Pada Gapoktan Rukun Makmur Desa

Cibitung Kulon Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor).

Skripsi ini menganalisis pengaruh program PUAP terhadap pendapatan usahatani

petani padi di Desa Cibitung Kulon pada tahun 2008. Selain itu juga, skripsi ini

menganalisis pelaksanaan program PUAP di Gapoktan Rukun Makmur Desa Cibitung

Kulon pada tahun 2008. Sehingga harapannya dapat dihasilkan rekomendasi dan saran

untuk kemajuan sektor pertanian khususnya pada subsistem on farm.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini masih terdapat

kekurangan dan keterbatasan serta kendala-kendala yang dihadapi. Maka dari itu, penulis

mengharapkan saran dan masukan yang membangun guna untuk penyempurnaan skripsi

ini sehingga bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Oktober 2011

Angga Suanggana

Page 10: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

UCAPAN TERIMAKASIH

Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai

bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan

penghargaan kepada:

1. Ibu Ir. Dwi Rachmina, MS selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu

dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

2. Bpk Ir. Burhanuddin, MM selaku dosen evaluator proposal penelitian yang telah

meluangkan waktu serta memberikan kritik dan saran demi keberhasilan penelitian.

3. Ibu Dr. Ir. Anna Fariyanti, MS atas kesediaannya menjadi Dosen penguji utama.

Terima kasih atas koreksi dan saran yang telah diberikan.

4. Ibu Dr. Ir Netti Tinaprilla, MM atas kesediaannya menjadi dosen penguji komisi

pendidikan. Terima kasih atas koreksi dan saran yang telah diberikan

5. Ayahanda, Ibunda dan adik-adikku yang selalu kucintai, terima kasih atas segala

dorongan, kasih sayang, perhatian, semangat dan doa yang terus mengalir tanpa batas

ruang dan waktu.

6. Saudari Yunita Zebua yang telah meluangkan waktunya menjadi pembahas pada saat

seminar.

7. Pihak Pengurus Gapoktan Rukun Makmur (Pak Samsudin, Pak H.Cucun dkk), PPL

Pak Jasiman, Perangkat Desa Cibitung Kulon atas waktu, kesempatan, informasi dan

dukungan yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

8. Dinas pertanian dan Staf Bidang Informasi Departemen Pertanian RI atas kerelaannya

untuk memberikan data dan informasi.

9. Kordinator Pengelola Program, dan Staf Program Studi Agribisnis Penyelenggaran

Khusus IPB Baranang Siang Bogor.

10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB.

11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim Ekstensi yang telah memberikan motivasi

dan nasehat baiknya, KAMMI Daerah Bogor 2006-2010, PPNSI Kabupaten Bogor,

Team Futsal Agribisnis dan Ekstensi Agribisnis dan Manajemen semoga ukhuwah kita

tetap terjaga.

12. Teman-teman satu ukhuwah DKM YPM Darussaalam Kaltim Prima Coal (KPC), Ust.

Andi dan Ust Mafruhin di Sangatta Kabupaten Kutai Timur Kalimatan Timur.

13. Pengurus Kebun (Manager) dan Rekan staf di Bukit Permata Estate (BPE) PT Telen

Teladan Prima Group.

Page 11: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

14. Rekan-rekan mahasiswa AGB esktensi angkatan 1, 2 dan 3 yang telah banyak

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

Pada akhirnya, hanya Allah-lah yang akan membalas segala kebaikan kalian. Semoga

kebaikan yang telah saudara perbuat diganti dengan pahala yang berlipat. Amin.

Bogor, Oktober 2011

Angga Suanggana

Page 12: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

iv

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... x

I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ................................................................. 6

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 8

1.4 Kegunaan Penelitian ................................................................ 8

1.5 Ruang Lingkup ........................................................................ 8

II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 9 2.1 Gambaran Umum Bentuk Bantuan Modal pada Pertanian ....... 9

2.1.1 Tujuan PUAP .................................................................. 12

2.1.2 Sasaran PUAP ................................................................ 12

2.2 Kelembagaan dan Peran Kelembagaan ..................................... 12

2.3 Gabungan Kelompok Tani ........................................................ 14

2.4 Kelompok Tani ....................................................................... 14

2.5 Pengertian Kredit ..................................................................... 15

2.6 Penelitian Terdahulu ................................................................. 16

III KERANGKA PEMIKIRAN ...................................................... 20 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ................................................... 20

3.1.1 Konsep Usahatani .......................................................... 20

3.1.2 Pendapatan Usahatani ...................................................... 23

3.1.3 Imbangan Penerimaan dan Biaya ..................................... 26

3.1.4 Evaluasi Program PUAP .................................................. 27

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ............................................ 28

IV METODE PENELITIAN ............................................................ 31 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 31

4.2 Data dan Instrumentasi ............................................................ 31

4.3 Metode Pengumulan Data ........................................................ 32

4.4 Metode Pengambilan Sampel ................................................... 32

4.5 Metode Pengolahan Data ......................................................... 33

4.5.1 Indentifikasi Karakteristik Gapoktan .............................. 34

4.5.2 Analisis Kinerja Gapoktan .............................................. 34

4.5.3 Analisis Pendapatan Usahatani ........................................ 35

4.5.4 Analisis R/C Rasio .......................................................... 36

Page 13: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

v

4.5.3 Uji t berpasangan (paired t-test) ..................................... 37

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ........................ 38

5.1 Keadaan Umum, Geografis dan Iklim Kabupaten Bogor ......... 38

5.2 Jumlah dan Kepadatan Penduduk ............................................ 40

5.3 Potensi Pertanian Budidaya (On Farm) dan Non Budidaya

(Of Farm) ............................................................................... 41

5.4 Lokasi Petani Peserta Program PUAP .................................... 43

VI HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 46 6.1 Karakteristik Petani Responden Gapoktan ................................ 46

6.1.1 Status Usahatani Tanaman Pangan (Padi) Petani

Responden ..................................................................... 47

6.1.2 Usia Petani Responden .................................................... 48

6.1.3 Tingkat Pendidikan Petani Responden ............................. 49

6.1.4 Status Kepemilikan Lahan Petani Responden .................. 51

6.1.5 Pengalaman Usahatani Petani Responden ........................ 52

6.2 Kegiatan Usahatani Tanaman Pangan (Padi) di Lokasi

Penelitian ................................................................................ 53

6.2.1 Pengolahan Lahan .......................................................... 54

6.2.2 Penyemaian Benih ......................................................... 56

6.2.3 Penanaman ..................................................................... 56

6.2.4 Pemupukan .................................................................... 57

6.2.5 Pengairan ....................................................................... 58

6.2.6 Pengendalian Gulma, Hama dan Penyakit ..................... 58

6.2.7 Panen dan Pasca Panen ................................................... 59

6.3 Penilaian Pelaksanaan Menyalurkan Dana BLM-PUAP

Berdasarkan Pihak Penyalur .................................................... 59

6.3.1 Realisasi dan Jangkauan Pinjaman BLM-PUAP ............. 61

6.3.2 Presentase Tunggakan .................................................... 64

6.4 Penilaian Penyaluran Dana Bantuan Langsung Mandiri PUAP

Berdasarkan Kriteria Pihak Pengguna (Petani) ........................ 67

6.4.1 Persyaratan Awal Pinjaman . ........................................... 68

6.4.2 Prosedur Peminjaman ..................................................... 68

6.4.3 Biaya Administrasi ........................................................ 70

6.4.4 Tingkat Bunga ................................................................ 70

6.5 Pengaruh PUAP dilihat dari Pendapatan Usahatani ................ 72

6.5.1 Penggunaan Dana BLM PUAP ....................................... 72

6.5.2 Analisis Usahatani Padi Sebelum dan Setelah PUAP ...... 74

6.5.2.1 Pengadaan Input ................................................. 74

6.5.2.2 Ouput Usahatani .................................................. 77

6.6 Pendapatan Anggota Gapoktan Sebelum dan Setelah PUAP ... 79

6.7 Analisis R/C Rasio Sebelum dan Setelah Program PUAP ........ 82

6.8 Hasil Uji-t Berpasangan (paired t-test) Terhadap Perbedaan

Pendapatan ............................................................................. 84

Page 14: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

vi

VII KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 88 8.1 Kesimpulan .............................................................................. 88

8.2 Saran ....................................................................................... 89

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 90

LAMPIRAN ............................................................................................ 92

Page 15: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

vii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Persentase PDB Sektoral terhadap PDB Nasional tahun 2008-2010 .... 1

2. Jumlah dan Presentase Penduduk Miskin Perdesaan dan Perkotaan di

Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2010 ............................................... 2

3. Daftar Desa Penerima Dana PUAP Di Kota dan Kabupaten Propinsi

Jawa Barat Tahun 2008 ...................................................................... 5

4. Luas Panen, Hasil per Hektare dan Produksi Padi Sawah di Pamijahan

Tahun 2008 ....................................................................................... 44

5. Perkembangan Jumlah Anggota Gapoktan Rukun Makmur Sebelum

dan Setelah Program PUAP ................................................................ 46

6. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Kriteria Status Lahan

Usahatani Tanaman Padi Di Kecamatan Pamijahan Tahun 2009 ......... 48

7. Sebaran Responden Petani Padi Berdasarkan Tingkat Usia ................ 49

8. Sebaran Responden Petani Padi Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...... 50

9. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan Di

Kecamatan Pamijahan Tahun 2009 .................................................... 51

10. Jumah Petani Responden Berdasarkan Pengalaman Usahatani Di

Kecamatan Pamijahan Tahun 2009 .................................................... 52

11. Perbandingan Kebutuhan Rata-rata Tenaga Kerja Terhadap Luas

Lahan Sebelum dan Setelah Adanya Program PUAP per Hektar per

Musim ............................................................................................... 54

12. Alokasi Bantuan Langsung Mandiri PUAP di Kecamatan Pamijahan

Tahun 2008 ....................................................................................... 60

Page 16: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

viii

13. Realisasi Tahap Pencairan Dana BLM PUAP Gapoktan Rukun

Makmur Tahun 2008 ......................................................................... 61

14. Realisasi Penerima dana PUAP di Gapoktan Rukun Makmur Desa

Cibitung Kulon Kecamatan Pamijahan 2009 ...................................... 62

15. Pelaksanaan Tahap Pencairan Dana BLM PUAP Gapoktan Rukun

Makmur Tahun 2009 .......................................................................... 63

16. Rata-rata Jumlah Penggunaan Dosis Pupuk Oleh Petani Sebelum dan

Sesudah Adanya PUAP ...................................................................... 75

17. Perbandingan Penggunaan Pupuk Per Hektar Di Gapoktan Rukun

Makmur Sebelum Dan Setelah Adanya PUAP ................................... 75

18. Rata-rata Nilai Penggunaan Peralatan Pada Usahatani Padi di Desa

Cibitung Kulon Kecamatan Pamijahan ............................................... 76

19. Nilai Penyusutan Peralatan Pertanian pada Usahatani Petani

Reesponden Gapoktan Rukun Makmur per Tahun .............................. 77

20. Rata-rata Peningkatan Produksi Usahatani Padi Petani Responden

Sebelum dan Sesudah Adanya PUAP ................................................. 78

21. Rata-rata Pendapatan Usahatani Padi Sebelum dan Setelah Adanya

Program PUAP .................................................................................. 79

22. Perbandingan Nilai R/C rasio Sebelum dan Setelah Adanya Progam

PUAP ............................................................................................... 83

Page 17: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

ix

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Skema Pola Dasar Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan ..... 11

2. Bagan Alur Kerangka Pemikiran Operasional ............................... 30

3. Tanggapan Responden Terhadap PUAP Tahun 2008 ..................... 64

4. Tanggapan Responden Terhadap Bunga Pinjaman yang

Berlakukan oleh LKM ................................................................... 69

5. Tanggapan Responden Terhadap Prosedur Peminjaman ................ 71

6. Mekanisme Pencairan Dana BLM PUAP ....................................... 71

7. Pengalokasian Penggunaan Dana BLM PUAP Tahun 2008 ........... 73

Page 18: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

x

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Pengaruh Sektor Lapangan Usaha Terhadap Produk Domestik Bruto

(PDB) Nasional 2008-2010 ............................................................... 90

2. Peta Kesesuaian Lahan Pertanian dan Tata Rencana Ruang Wilayah

Komoditi Pertanian di Kabupaten Bogor ............................................ ...... 91

3. Produksi Dan Luas Lahan Padi Per Kecamatan Di Kabupaten Bogor

Tahun 2008-2009 ............................................................................. ...... 92

4. Produktivitas Panen Tanaman Pangan Padi di Provinsi Jawa Barat

pada Tahun 2011 ............................................................................... ...... 93

5. Struktur Organisasi Gapoktan Rukun Makmur dan LKM .................. ...... 94

6. Karakteristik Responden Penelitian PUAP ......................................... 95

7. Hasil Uji t Berpasangan Perbedaan Pendapatan Sebelum Dan Setelah

Adanya Program PUAP Permusim Perhektar .................................... 96

8. Alokasi Dana BLM PUAP Menurut Sektor Usaha ........................... 97

9. Formulir Program Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) .................... 98

10. Perbandingan Produksi Beras Nasional 2008-2011 ........................... 99

11. Rata-rata Pendapatan Usahatani Sebelum dan Setelah Adanya

Program PUAP ................................................................................. .... 100

12. Perbandingan Komoditi Luas Lahan dan Produksi Tanaman Pangan

Nasional Tahun 2008-2011 .............................................................. .... 101

13. Perbandingan Kebutuhan Rata-rata Tenaga Kerja terhadap Luas

Lahan Sebelum dan Setelah Adanya PUAP ...................................... .... 102

14. Perbandingan Komoditi Luas Lahan dan Produksi Tanaman Pangan

Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2011 ........................................ .... 103

Page 19: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

xi

15. Data Penerimaan Rata-rata Gapoktan Rukun Makmur Sebelum dan

Setelah Adanya Program PUAP ........................................................ .... 104

16. Data Input Produksi Rata-rata Gapoktan Rukun Makmur Sebelum

dan Setelah Adanya Program PUAP ................................................. ... 105

17. Data Input Produksi Rata-rata Gapoktan Rukun Makmur Setelah

Adanya Program PUAP ................................................................... .... 106

18. Rata-rata Petani Biaya Tunai dan Biaya Total Gapoktan Rukun

Makmur Sebelum Adanya PUAP ...................................................... 107

19. Rata-rata Petani Biaya Tunai dan Biaya Total Gapoktan Rukun

Makmur Setelah Adanya PUAP ........................................................ 108

20. Rata-rata Pendapatan Usahatani Atas Biaya Tunai dan Biaya Total

Sebelum dan Setelah Adanya Program PUAP ................................... 109

Page 20: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kemiskinan merupakan permasalahan yang banyak dihadapi oleh setiap

negara di dunia. Sektor pertanian salah satu sektor lapangan usaha yang selalu

diindentikan dengan kemiskinan dan keterbelakangan. Kemiskinan yang terjadi

di sektor pertanian pada umumnya ada di wilayah perdesaan, hal ini dikarenakan

wilayah perdesaan adalah daerah yang kurang akses informasi dan teknologi.

Selain itu, daerah perdesaan mengalami pembangunan yang tidak maju tidak

demikian seperti di wilayah perkotaan.

Kontribusi sektor pertanian dalam penyerapan lapangan kerja dan

pengurangan kemiskinan menduduki urutan kedua terbesar setelah sektor industri

pengolahan. Kontribusi sebesar 15,8 persen pada tahun 2009 menjadi 16,1 persen

pada tahun 2010 merupakan hasil nyata bahwa pertanian memberikan pengaruh

positif pada perkembangan ekonomi mikro dan pendapatan masyarakat menengah

ke bawah. Pada Tabel 1 dapat dilihat perkembangan kontribusi sektor lapangan

usaha pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional dari tahun ke

tahun.

Tabel 1. Kontribusi Sektor Lapangan Usaha terhadap Produk Domestik Bruto

Nasional 2008-2010 (Milyar Rupiah)

Lapangan Usaha Tahun Laju

(%) 2008 % 2009 % 2010* %

Pertanian, Peternakan,

Kehutanan dan Perikanan

549.452 15,0 659.675 15,8 760.792 16,1 3,56

Pertambangan dan Penggalian 401.898 11,0 428.216 10,3 519.896 11,0 0,30

Industri Pengolahan 1.011.427 27,6 1.098.575 26,4 1.175.011 24,9 -5,16

Listrik, Gas & Air Bersih 30.201 0,8 34.832 0,8 37.472 0,8 -1,93

Konstruksi 303.573 8,3 406.369 9,8 480.996 10,2 10,97

Perdagangan, Hotel &

Restoran

509.257 13,9 548.493 13,2 660.518 14,0 0,37

Pengangkutan dan

Komunikasi

227.158 6,2 260.522 6,3 296.088 6,3 0,46

Keuangan, Real Estate & Jasa

Perusahaan

270.749 7,4 300.555 7,2 331.396 7,0 -2,65

Jasa-jasa 356.803 9,7 425.589 10,2 465.605 9,8 0,61

Produk Domestik Bruto 3.660.520 100,0 4.162.727 100,0 4.727.775 100,0

Sumber : BPS, 2010 (diolah)

Ket: *sementara

Page 21: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

2

Dari Tabel 1 dapat dilihat kenaikan sektor lapangan usaha pertanian

mengalami kenaikan terus dari tahun 2008 ke tahun 2010 dengan laju rata-rata

sebesar 3,56 persen pertahun. Hal ini membuktikan bahwa sektor pertanian

merupakan sektor lapangan usaha yang masih menjadi pilihan utama oleh

masyarakat Indonesia dalam mencari pekerjaan khususnya wilayah perdesaan.

Secara implisit dapat dijelaskan bahwa tingkat produktivitas yang rendah serta

penerimaan pendapatan yang sangat rendah terjadi di sektor pertanian juga turut

mempengaruhi penggunaan tenaga kerja di sektor usaha masing-masing, sehingga

yang terjadi adalah peningkatan jumlah penduduk miskin baik di kota maupun di

desa.

Hasil perhitungan jumlah penduduk miskin di Indonesia yang dilakukan

oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Tabel 2 menunjukkan jumlah penduduk

miskin dari tahun ke tahun baik di kota maupun di desa terus menurun. Pada

Provinsi Jawa Barat tahun 2008-2010 terjadi penurunan jumlah penduduk miskin

dari 5,322 juta menjadi 4,774 juta jiwa yang sebagian besar penduduk miskin

banyak terdapat di wilayah perdesaan sebesar 51 persen.

Tabel 2. Jumlah dan Presentase Penduduk Miskin di Provinsi Jawa Barat Tahun

2008-2010

No Tahun

Jumlah Penduduk

Miskin (000)

% Penurunan

Penduduk Miskin

Garis

Kemiskinan

P1*

(%)

P2**

(%)

Kota Desa K+D K+D (%) K+D (Rp) K+D K+D

1 2008 2.617 2.705 5.322 13 176.216 2,17 0,6

2 2009 2.531 2.452 4.984 12 191.985 1,95 0,50

3 2010 2.351 2.423 4.774 11,3 201.138 1.93 0.52

Rata-rata 2.499 2.527 5.027 12,08 189.780 2,06 0,54

Sumber : BPS (2010)

Keterangan : *indeks kedalaman kemiskinan

**indeks keparahan kemiskinan

Dilihat dari sisi mata pencaharian penduduk desa, dapat dikatakan kemiskinan

masih mayoritas terjadi pada penduduk yang menggantungkan hidupnya pada sektor

pertanian. Pada umumnya masalah kemiskinan sangat erat dengan hubungannya dengan

pertanian. Menurut Hakim (2008)1, beberapa masalah pertanian yang dimaksud

yaitu pertama, sebagian besar petani Indonesia sulit untuk mengadopsi teknologi

1 Lukman Hakim .2008. Kelembagaan & Kemiskinan Indonesia .http://www.google.com//kelembagaan//html. (20

Agustus 2011)

Page 22: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

3

sederhana untuk meningkatkan produktivitas hasil pertaniannya. Tidak sedikit

petani yang masih menggunakan cara-cara tradisional. Hal ini berkaitan dengan

keterbatasan ruang gerak petani terhadap fasilitas yang dimiliki sehingga

membuat petani menjadi tertutup dan lambat dalam merespon perubahan yang

terjadi di dunia luar. Kedua, petani mengalami keterbatasan pada akses informasi

pertanian.

Adanya penguasaan informasi oleh sebagian kecil pelaku pasar komoditas

pertanian menjadikan petani semakin tersudut. Terlihat dari realitas ketidaktahuan

petani akan adanya HPP (Harga Pembelian Pemerintah) dan pembelian oleh

oknum terhadap hasil pertanian dibawah harga yang ditentukan oleh pemerintah,

sehingga tidak sedikit dari petani yang tidak memperoleh keuntungan dari hasil

pertaniannya bahkan mengalami kerugian. Oleh sebab itu, untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya sebagian besar petani Indonesia tidak mengandalkan dari

sektor pertanian, tetapi dari luar sektor petanian seperti kerja sampingan buruh

pabrik, kuli bangunan dan lain sebagainya.

Ketiga, petani memiliki kendala atas sumberdaya manusia yang dimiliki.

Terlihat dari rendahnya pendidikan yang dimiliki petani. Ini terjadi karena masih

adanya stigma atau pandangan yang berkembang di tengah masyarakat bahwa

menjadi petani adalah karena pilihan terakhir dikarenakan tidak memperoleh

tempat di sektor lain. Faktor penyebab lainnya adalah pemerintah yang berpihak

pada sektor industri dari pada sektor pertanian yang berdampak pada semakin

menyempitnya lahan yang dimiliki oleh petani akibat konversi lahan menjadi

lahan industri maupun pemukiman. Keempat, masalah paling dasar bagi sebagian

besar petani Indonesia adalah masalah keterbatasan modal yang dimiliki oleh para

petani. Masalah modal tersebut diantaranya adalah sebagian besar petani

mengalami kekurangan modal untuk berusaha dan memenuhi kebutuhan

hidupnya, belum adanya asuransi pertanian masih adanya praktek sistem ijon dan

sistem perbankan yang kurang peduli kepada petani2.

Jika di dalami lagi permasalahan yang dihadapi petani adalah kekurangan

modal untuk membeli input produksi pertanian. Peran kelompok tani sebagai

lembaga desa yang mengayomi atau menyediakan sarana produksi pertanian perlu

2 Apriyantono, A. 2004 Pembangunan Pertanian di Indonesia.http://www.pdfgeni.com//pertanian

indonesia.html. [17 April 2009].

Page 23: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

4

mendapat dukungan dari semua pihak terutama pemerintah. Kemampuan petani

dalam mengakses sumber-sumber permodalan sangat terbatas karena lembaga

keuangan perbankan dan non perbankan menerapkan prinsip 5-C (Character,

Collateral, Capacity, Capital dan Condition) dalam menilai usaha pertanian yang

tidak semua persyaratan yang diminta dapat dipenuhi oleh petani.

Secara umum, usaha di sektor pertanian masih dianggap beresiko tinggi,

sedangkan skim kredit masih terbatas untuk usaha produksi, belum menyentuh

kegiatan pra dan pasca produksi dan sampai saat ini belum berkembangnya

lembaga penjamin serta belum adanya lembaga keuangan khusus yang menangani

sektor pertanian (Syahyuti, 2007). Dalam rangka menanggulangi permasalahan

tersebut, Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono telah mencanangkan program

Revitalisasi Pertanian pada tanggal 11 Juni 2005 dengan program-program utama

antara lain: Program Peningkatan Ketahanan Pangan, Pengembangan Agribisnis,

Peningkatan Kesejahteraan Petani serta Pengembangan Sumberdaya dan

Pemantapan Pemanfaatannya, baik di bidang perikanan maupun kehutanan yang

bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan.

Salah satu program jangka menengah (2005-2009) yang dicanangkan

Kementerian Pertanian RI adalah memfokuskan pada pembangunan pertanian

perdesaan. Langkah yang ditempuh adalah melalui pendekatan pengembangan

usaha agribisnis dan memperkuat kelembagaan pertanian di perdesaan. Melalui

Keputusan Menteri Pertanian (KEPMENTAN) Nomor PERMENTAN Nomor

09/Permentan/OT.140/2/2011 dibentuk tim Pengembangan Usaha Agribisnis

Perdesaan (PUAP).

Program PUAP merupakan program terobosan Departemen Pertanian

untuk penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja, sekaligus

mengurangi kesenjangan pembangunan antar wilayah pusat dan daerah serta antar

sub sektor. PUAP berbentuk fasilitasi bantuan modal usaha petani anggota baik

petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani. Program

PUAP memiliki tujuan antara lain: (1) Untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan

pengangguran melalui penumbuhan dan pengembangan kegiatan usaha agribisnis

di perdesaan sesuai dengan potensi wilayah. (2) Meningkatkan kemampuan

pelaku usaha agribisnis, pengurus Gapoktan, penyuluh dan penyelia mitra tani. (3)

Page 24: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

5

Memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk

pengembangan kegiatan usaha agribisnis. (4) Meningkatkan fungsi kelembagaan

ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam rangka akses

ke permodalan.

Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) dicanangkan

pada tahun 2008. Melalui Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) sebagai

pelaksana langsung program PUAP diharapkan dana Bantuan Langsung Mandiri

(BLM) bisa tersalurkan dengan tepat sasaran. Penyaluran dana ini difokuskan

pada daerah-daerah tertinggal yang memiliki potensi pertanian agribisnis.

Berdasarkan kebijakan teknis program PUAP, sebaran lokasi PUAP

meliputi 33 provinsi, 379 kabupaten atau kota, 1.834 kecamatan miskin dan

10.524 desa miskin. Salah satu provinsi yang menerima PUAP adalah Provinsi

Jawa Barat. Provinsi ini merupakan daerah penghasil beras terbesar nasional

(Lampiran2). Jumlah kuota untuk Jawa Barat adalah sebanyak 529 desa yang

terbagi dalam 17 kabupaten dan 2 kota3. Adapun kabupaten dan kota yang

mendapatkan program PUAP dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Daftar Desa Penerima Dana PUAP Di Kota dan Kabupaten Provinsi

Jawa Barat Tahun 2008

No Nama Kabupaten/Kota Jumlah

No Nama

Kabupaten/Kota

Jumlah

Kec Desa Kec Desa

1 Kabupaten Bandung 16 25 11 Kota Banjar 1 6

2 Kabupaten Bandung Barat 6 30 12 Kota Depok 5 6

3 Kabupaten Bekasi 5 20 13 Kabupaten Kuningan 11 33

4 Kabupaten Bogor 10 25 14 Kabupaten Majalengka 11 35

5 Kabupaten Ciamis 11 29 15 Kabupaten Purwakarta 4 20

6 Kabupaten Cianjur 11 35 16 Kabupaten Subang 14 35

7 Kabupaten Cirebon 11 35 17 Kabupaten Sukabumi 17 35

8 Kabupaten Garut 12 35 18 Kabupaten Sumedang 13 35

9 Kabupaten Indramayu 8 35 19 Kabupaten Tasikmalaya 9 20

10 Kabupaten Karawang 11 35

Jumlah 101 304 Jumlah 85 225

Rata-rata 10 30 Rata-rata 9 25 Sumber: Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Deptan (PUAP), 2008

3

Departemen Pertanian.2008. Petunjuk Teknis PUAP.

Page 25: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

6

I.2 Perumusan Masalah

Permodalan dan akses informasi merupakan permasalahan yang dihadapi

petani di perdesaan. Sumber modal yang bisa di dapat dari lembaga bank dan non

bank belum bisa di akses dengan mudah oleh petani dikarenakan keterbatasan dan

ketidaktahuan yang dimiliki petani. Petani sebagai debitor dan bank sebagai

kreditur tidak memiliki titik temu atau kesepakatan dikarenakan pihak debitur

tidak memiliki agunan atau jaminan yang jelas untuk mengajukan kredit

pinjaman.

Di sisi debitor, karakteristik dari sebagian besar petani yakni masih belum

menjalankan bisnisnya dengan prinsip-prinsip manajemen modern, tidak atau

belum memiliki badan usaha resmi, keterbatasan aset yang dimiliki, memiliki

lahan yang sempit, bermodal rendah, minim teknologi serta jumlah tenaga kerja

yang banyak. Sementara itu, di sisi kreditor sebagai lembaga pemodal menuntut

adanya kegiatan bisnis yang dijalankan dengan prinsip-prinsip manajemen

modern, izin resmi serta adanya jaminan.

Keterbatasan petani dalam mengakses sumber modal makin menguatkan

petani mengalami beragam tekanan, baik tekanan ekonomi maupun tekanan

sosial. Tekanan ekonomi berhubungan langsung dalam pengadaan sarana produksi

meliputi bibit, pupuk maupun obat-obatan dan kemampuan untuk memenuhi

kebutuhan hidup. Sementara itu tekanan sosial lebih bersifat kepada penilaian

sebagian besar masyarakat di luar petani yang menilai bahwa petani itu

terbelakang dan tertinggal karena tidak mempunyai keinginan untuk maju. Ini

yang menyebabkan sebagian besar petani mengalami kemunduran dan

kemiskinan. Kemiskinan yang terjadi banyak terdapat di perdesaan karena

sebagian besar petani berada di wilayah desa.

Tahun 2008 program PUAP di Provinsi Jawa Barat khususnya di

Kabupaten Bogor telah dilaksanakan dengan jumlah dana yang diterima sebesar

100 juta tiap desa miskin (Lampiran ). Salah satu kecamatan yang menerima dana

PUAP adalah Kecamatan Pamijahan yang terdiri dari Desa Cibitung Kulon, Desa

Cibitung Wetan, Desa Gunung Picung, Desa Gunung Bunder 1 dan 2.

Pemanfaatan dana PUAP dialokasikan untuk pembelian sarana produksi kegiatan

pertanian yang meliputi pengadaan bibit, pupuk, obat-obatan dan lain sebagainya

Page 26: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

7

serta juga digunakan untuk simpan pinjam. Namun pemanfaatan dana tersebut

dikhawatirkan digunakan oleh petani tidak pada tempatnya atau terjadi

penyimpangan penggunaan dana tersebut.

Pelaksanaan program PUAP pada tahun 2008 merupakan pelaksanaan

program perdana yang dicanangkan oleh Kementerian Pertanian RI. Oleh sebab

itu dalam pelaksanaannya masih jauh dari sempurna, karena diperlukan sosialisasi

dan penjelasan yang utuh mengenai programini kepada petani desa yang minim

pendidikan sehingga masih banyak perbaikan, saran maupun masukan yang

berguna bagi pelaksanaan program ini pada periode selanjutnya. Hal inilah yang

mendorong untuk lebih dikaji bagaimana pelaksanaan program ini. Dengan

bantuan langsung berupa modal bergulir sebesar 100 juta per desa per Gapoktan

diharapkan wilayah perdesaan akan semakin maju, timbul lapangan kerja di desa

dan tidak ada lagi warga desa yang melakukan urbanisasi menuju perkotaan dan

lebih memilih membangun desanya secara bersama-sama.

Daerah yang dikaji adalah Desa Cibitung Kulon di Kecamatan Pamijahan.

Desa ini memiliki sistem irigasi yang baik dan potensi menghasilkan produksi

padi yang unggul dibandingkan desa-desa yang lainnya. Selain itu, Desa Cibitung

Kulon mengalokasi 94 persen dana BLM PUAP untuk kegiatan usahatani padi.

Hal inilah yang menjadi alasan pemilihan tempat penelitian dilakukan. Lokasi

desa yang terletak dibawah kaki gunung Salak menjadikan desa ini tidak pernah

mengalami kekeringan atau kekurangan air.

Dari 40 kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor, Kecamatan Pamijahan

merupakan penghasil tanaman pangan padi terbesar yaitu rata-rata 28 ton pada

tahun 2008 dan naik menjadi 33 ton pada tahun 2009. Produktivitas meningkat

pada tahun 2008 sebesar 4,372 ton/ha menjadi 4,67 ton/ha pada tahun 2009. Dari

data tersebut dapat disimpulkan bahwa Kecamatan Pamijahan memiliki potensi

pertanian sektor tanaman pangan padi yang dapat terus ditingkat terlebih lagi

dengan masuknya program PUAP di beberapa desa di wilayah kecamatan

tersebut.

Kehadiran program PUAP dapat memberikan dampak positif bagi

kesejahteraan petani karena program ini pada dasarnya memberikan bantuan

penguatan modal bagi petani. Bantuan modal usaha yang disalurkan melalui

Page 27: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

8

Gapoktan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan usaha yang mendukung

pendapatan rumah tangga petani sehingga meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Berdasarkan hal tersebut menarik untuk diteiliti apakah program PUAP di

Kabupaten Bogor telah mampu membantu masalah permodalan petani. Rumusan

masalah yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana pelaksanaan program PUAP di Desa Cibitung Kulon Kecamatan

Pamijahan Kabupaten Bogor?

2. Bagaimana pengaruh dari program PUAP terhadap pendapatan petani padi

sebagai peserta program PUAP di Kecamatan Pamijahan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka

tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Menganalisis pelaksanaan program PUAP di Desa Cibitung Kulon

Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor?

2. Menganalisis pengaruh program PUAP terhadap pendapatan petani padi

sebelum dengan sesudah mengikuti program PUAP di Desa Cibitung Kulon

Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari Penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis, penelitian ini dapat memberikan wawasan dan ilmu

pengetahuan terutama mengenai program-program yang diberikan oleh

Departemen Pertanian.

2. Bagi pembaca dan peneliti lain, dapat berguna sebagai informasi dan bahan

rujukan untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

3. Bagi pemerintah, sebagai bahan masukan dan evaluasi kepada Departemen

Pertanian agar bisa maksimal dalam melakukan sosialisasi mengenai

programnya kepada masyarakat.

4. Bagi masyarakat Kecamatan Pamijahan khususnya petani yang menjadi

peserta program PUAP sebagai bahan masukan untuk lebih meningkatkan

usahanya dibidang agribisnis on farm khususnya tanaman pangan

Page 28: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

9

1.5 Ruang Lingkup

Penelitian ini melingkupi pengaruh program PUAP yang dinilai dengan

pendapatan usahatani padi dimana respondennya adalah petani Gapoktan Rukun

Makmur penerima dana BLM PUAP tahun 2008. Gapoktan yang diteliti adalah

Gapoktan yang berada di Desa Cibitung Kulon Kecamatan Pamijahan. Penelitian

memfokuskan pada perubahan pendapatan petani sebelum menerima dana PUAP

dengan pendapatan petani setelah menerima PUAP serta pelaksanaan program

PUAP di Gapoktan Rukun Makmur.

Page 29: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

9

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum Bentuk Bantuan Modal pada Pertanian

Bentuk program bantuan penguatan modal yang diperuntukkan bagi petani

pertama kali pada tahun 1964 dengan nama Bimbingan Masal (BIMAS). Tujuan

dibentuknya program tersebut adalah untuk meningkatkan produksi, penggunaan

teknologi baru dalam usahatani dan peningkatan produksi pangan secara nasional

(Sagala 2010).

Kemudian pada tahun 1985, kredit BIMAS dihentikan dan diganti dengan

Kredit Usaha Tani (KUT) sebagai penyempurnaan dalam sistem kredit massal

BIMAS, dimana pola penyaluran yang digunakan pada saat itu adalah melalui

Koperasi Unit Desa (KUD). Sejalan dengan perkembangannya dari tahun ke tahun

ternyata pola demikian banyak menemui kesulitan terutama dalam penyaluran

kredit. Hal ini diakibatkan tunggakan pada musim sebelumnya sangat tinggi dan

dalam kenyataannya banyak kelompok tani di wilayah KUD yang tidak menerima

dana tersebut, padahal mereka memiliki kemampuan untuk melunasinya.

Setelah sepuluh tahun berjalan akhirnya pada tahun 1995 KUT mengalami

perubahan dari pemerintah dengan mencanangkan skim kredit KUT pola khusus.

Pada pola ini, kelompok tani langsung menerima dana dari Bank pelaksana bukan

melalui KUD. Sepanjang perkembangan sistem baru tersebut, ternyata terjadi

penunggakan yang besar dibeberapa daerah dikarenakan anjloknya harga gabah

yang diterima petanni, faktor bencana alam, dan penyimpangan yang terjadi

dalam proses penyaluran serta pemanfaatan dana tersebut. Salah satunya adalah

pengalihan dana KUT yang seharusnya untuk usahatani kemudian dialihkan untuk

keperluan konsumsi rumah tangga atau pembiayaan anak sekolah.

Program yang selanjutnya adalah program penguatan modal dengan nama

Kredit Ketahanan Pangan (KKP). Program ini diperkenalkan pada bulan Oktober

2000 sebagai pengganti KUT. Tujuannya adalah untuk meningkatkan ketahanan

pangan nasional dan pendapatan petani yang sasarannya untuk fasilitas modal

usahatani tanaman pangan (padi dan palawija), tebu, peternakan, perikanan dan

pengadaan pangan (Sagala 2010). Skim program ini pengaturannya adalah melalui

Page 30: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

10

Bank pelaksana yang disalurkan melalui koperasi dan atau kelompok tani yang

selanjutnya disalurkan kepada anggotanya langsung.

Pengajuan untuk memperoleh dana tersebut dilakukan melalui Rencana

Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK). Pengajuan ini dapat berbentuk proposal

usaha yang selanjutnya dilakukan pemberian kredit. Dalam upaya untuk

meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam berusaha, pemerintah melalui

Departemen Pertanian tahun 2002 mengeluarkan kebijakan baru berupa program

fasilitas Bantuan Langsung Tunai (BLM). Program ini diarahkan untuk kegiatan

ekonomi produktif, bantuan sarana dan prasarana dasar yang mendukung kegiatan

sosial ekonomi, bantuan pengembangan sumberdaya manusia untuk mendukung

penguatan proses kegiatan sosial ekonomi secara berkelanjutan melalui penguatan

kelompok masyarakat dan unit pengelola keuangan dan bantuan sistem pelaporan

untuk mendukung pelestarian hasil-hasil kegiatan sosial ekonomi produktif.

Pada tahun 2008 dengan adanya kepemimpinan baru di pemerintahan,

maka pemerintah melalui Departemen Pertanian mencanangkan program jangka

menengah yang diberi nama Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan yang

bertujuan untuk penguatan modal yang diberikan serta pelatihan kepada anggota

atau pengurus kelompok tani. PUAP merupakan bagian dari pelaksanaan

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri atau disingkat PNPM

Mandiri. Melalui bantuan modal usaha yang diiringi dengan adanya pelatihan

langsung dilapangan diharapkan dapat menumbuhkembangkan usaha agribisnis

potensi pertanian desa baik off farm atau on farm.

PNPM Mandiri ini adalah program pemberdayaan masyarakat yang

ditujukan untuk mengurangi kemiskinan sdan meningkatkan kesempatan kerja

khususnya di wilayah perdesaan. Kebijakan dari program PUAP diwujudkan

dengan penerapan pola bentuk fasilitas bantuan modal usaha untuk petani

anggota, baik petani pemilik, penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani.

Dalam operasional penyaluran dana PUAP dilakukan dengan memberikan

kewenangan kepada Gapoktan sebagai pelaksana langsung penyaluran dana

kepada anggota. Gapoktan ini didampingi oleh tenaga penyuluh pendamping

ditingkat kecamatan dan penyelia mitra tani ditingkat kabupaten atau kota.

Page 31: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

11

Kegiatan tahap pertama program PUAP adalah pendidikan dan pelatihan

(Diklat) terpadu dari Departemen Pertanian (Deptan), adapun dana hibah

merupakan pelengkap atau penunjang bagi kelancaran program tersebut. Pada

tahap ini terdiri dari tiga aspek yaitu diklat kepemimpinan, diklat kewirausahaan

dan diklat manajemen. Diklat kepemimpinan diberikan kepada ketua kelompok

dan anggota gabungan kelompok tani dalam mengelola dan mengarahkan para

petani yang menjadi anggota kelompok. Diklat kewirausahaan meliputi

pengembangan keterampilan usaha pengolahan hasil tani agar menjadi produk

yang bisa memberikan nilai tambah bagi petani tersebut. Selain itu diklat ini juga

mengembangkan sikap kreatif dan inovatif yang bisa menumbuhkan ide-ide yang

peluang usaha yang lain bagi petani.

Dana hibah yang digulirkan pada program PUAP ini merupakan sarana

untuk menunjang program tersebut agar berjalan dengan baik. Dana Bantuan

Langsung Masyarakat (BLM) ditujukan untuk memberikan modal kepada

kelompok tani. Arus sirkulasi perputaran uang diharapkan dapat berputar secara

merata kepada setiap anggota kelompok tani. Dengan dana yang diberikan ini

diharapkan Gapoktan atau Poktan memiliki Unit Usaha Otonom yang dikelola

secara mandiri dan bertanggungjawab. Adapun skema dari pola dasar PUAP dapat

dilihat pada Gambar 1

Gambar 1. Skema Pola Dasar PUAP

Sumber : Pedoman Dasar PUAP, 2008

DIKLAT

1. KEPEMIMPINAN

2. KEWIRAUSAHAAN

3. MANAJEMEN

KOMITE

PENGARAH

USAHA PRODUKTIF PETANI

GAPOKTAN

PENDAMPING

POLA DASAR PUAP

BANTUAN LANGSUNG

MASYARAKAT (BLM)

Rencana

Usaha

Bersama

(RUB)

PENYELIA MITRA TANI

POKTAN

Page 32: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

12

2.2 Tujuan dan Sasaran Program PUAP

Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) mempunyai

tujuan utama sebagaimana tercantum pada pedoman umum PUAP adalah untuki :

1. Mengurangi kemiskinan dan pengangguran melalui penumbuhan dan

pengembangan kegiatan usaha agribisnis di perdesaan sesuai dengan

potensi wilayah;

2. Meningkatkan kemampuan pelaku usaha agribisnis, Pengurus Gapoktan,

Penyuluh dan Penyelia Mitra Tani;

3. Memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk

pengembangan kegiatan usaha agribisnis.

4. Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau

mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan

Selain tujuan program PUAP juga memiliki sasaran program. Adapun sasaran

yang ingin diharapaka dari program PUAP ini adalah :

1. Berkembangnya usaha agribisnis di 10.000 desa miskin/ tertinggal sesuai

dengan potensi pertanian desa;

2. Berkembangnya 10.000 Gapoktan/Poktan yang dimiliki dan dikelola oleh

petani;

3. Meningkatnya kesejahteraan rumah tangga tani miskin, petani/peternak

(pemilik dan atau penggarap) skala kecil, buruh tani; dan

4. Berkembangnya usaha pelaku agribisnis yang mempunyai usaha harian,

mingguan, maupun musiman

2.3 Kelembagaan dan Peran Kelembagaan

Menurut Mubyarto (1989), yang dimaksud lembaga adalah organisasi atau

kaedah-kaedah baik formal maupun informal yang mengatur perilaku dan

tindakan anggota masyarakat tertentu baik dalam kegiatan-kegiatan rutin sehari-

hari maupun dalam usahanya untuk mencapai tujuan tertentu.

Kelembagaan mempunyai pengertian sebagai wadah dan sebagai norma.

Lembaga atau institusi adalah seperangkat aturan, prosedur, norma perilaku

Page 33: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

13

individual dan sangat penting artinya bagi pengembangan pertanian. Pada

dasarnya kelembagaan mempunyai dua pengertian yaitu: kelembagaan sebagai

suatu aturan main (rule of the game) dalam interaksi personal dan kelembagaan

sebagai suatu organisasi yang memiliki hirarki (Hayami dan Kikuchi, 1987)3.

Kelembagaan sebagai aturan main diartikan sebagai sekumpulan aturan baik

formal maupun informal, tertulis maupun tidak tertulis mengenai tata hubungan

manusia dan lingkungannya yang menyangkut hak-hak dan perlindungan serta

tanggung jawabnya.

Lembaga perdesaan diperlukan untuk merangsang energi sosial pada

masyarakat, akan tetapi dapat juga dijadikan sebagai tempat untuk membangun

pembangunan di tingkat desa. Sesuai dengan terobosan yang telah dilakukan

Kementerian Pertanian Republik Indonesia untuk membuat suatu kelembagaan di

tingkat perdesaan yaitu Gabungan Kelompok Tani disingkat Gapoktan yang

terdiri dari beberapa kelompok tani (Poktan). Kelembagaan perdesaan sangat

dibutuhkan dalam rangka pemberdayaan masyarakat di desa yang memiliki

potensi untuk maju. Dengan adanya kelembagaan perdesaan, informasi dan

teknologi baru dapat diterima petani dengan baik, serta pemasaran hasil produksi

petani akan lebih mempunyai harga jual yang tinggi, hal ini dikarenakan jaringan

yang kuat antar sesama kelompok tani yang saling bekerja sama.

Terkait dengan komunitas perdesaan, maka terdapat beberapa unit sosial

(kelompok, kelembagaan dan organisasi) yang merupakan aset untuk dapat

dikembangkan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan. Pengembangan

kelembagaan di tingkat lokal dapat dilakukan dengan sistem jejaring kerjasama

yang setara dan saling menguntungkan.

Menurut Sagala, (2010), kelembagaan di perdesaan dapat dibagi ke dalam

dua kelompok yaitu: pertama, lembaga formal seperti pemerintah desa, BPD dan

KUD. Kedua, kelembagaan tradisional atau lokal yang merupakan kelembagaan

yang tumbuh dari dalam komunitas itu sendiri. Biasanya kelembagaan ini

berwujud nilai-nilai, kebiasan-kebiasan dan cara-cara hidup yang telah lama hidup

dalam komunitas seperti kebiasaan gotong-royong, simpan pinjam, arisan,

lumbung paceklik dan lain sebagainya

3Dalam Baga, dkk 2008. Diktat Kuliah Koperasi dan Kelembagaan Agribisnis.

Page 34: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

14

2.3 Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan Kelompok Tani (Poktan)

Menurut Kementerian Pertanian (2008), mendefinisikan Gabungan

Kelompok tani sebagai kumpulan beberapa kelompok tani yang bergabung dan

bekerjasama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha. Gapoktan

terdiri atas kelompok tani yang ada dalam wilayah administratif desa atau berada

dalam satu wilayah aliran irigasi petak perairan tersier.

Menurut Syahyuti (2007), Gapoktan adalah gabungan dari beberapa

kelompok tani yang melakukan usaha agribisnis di atas prinsip kebersamaan dan

bagi anggotanya. Pengembangan Gapoktan dilatarbelankangi oleh kenyataan

kelemahan ekstabilitas petani terhadap berbagai kelembagaan layanan usaha,

misalnya lemah terhadap masalah keuangan, pemasaran, penyedia sarana produksi

pertanian dan sumber informasi. Akan tetapi lembaga ini diarahkan sebagai

sebuah kelembagaan ekonomi yang didalamnya bisa dibentuk unit-unit usaha

yang dapat bergerak secara mandiri untuk kemajuan bersama.

Menurut Kementerian Pertanian (2008), kelompok tani diartikan sebagai

kumpulan orang-orang tani atau petani yang terdiri dari petani dewasa (pria atau

wanita) maupun petani taruna (pemuda dan pemudi), yang terkait secara informal

dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama,

kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber

daya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.

Dalam pengembangannya, kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan

selama ini petani banyak mendapat subsidi dari pemerintah seperti bibit, benih,

dan yang saat ini diberikan oleh pemerintah adalah Program Pengembangan

Usaha Agribisnis (PUAP). Dana BLM PUAP diberikan berupa kredit pertanian,

dimana dana tersebut diberikan kepada petani dengan syaray yang mudah seperti

bunga yang rendah, kredit tanpa agunan dan sebagainya yang selama ini

mempersulit permodalan petani.

2.4 Pengertian Kredit

Kredit sangat dibutuhkan dalam rangka pelaksanaan pembangunan

ekonomi. Pembangunan ekonomi mempunyai tiga komponen penting, yaitu

pertumbuhan, perubahan struktur ekonomi dan pengurangan jumlah kemiskinan.

Page 35: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

15

Pertumbuhan ekonomi ditunjukan oleh adanya peningkatan produksi

(output). Peningkatan produksi hanya dapat dicapai dengan cara menambah

jumlah input atau dengan cara menerapkan teknologi baru serta penanganan

produk secara tepat waktu, cara dan dosis. Penambahan input, penangan produk

yang tepat dan cepat serta penerapan teknologi baru akan selalu diikuti dengan

penambahan modal. Dalam hal, pelaksanaan pembangunan berarti pula

peningkatan penggunaan modal secara tepat dan efektif. Penggunaan modal ini

berasal dari modal sendiri dan modal pinjaman (kredit), akan tetapi dikarenakan

keterbatasan modal yang dimiliki maka dibutuhkan modal pinjaman yang tepat

waktu guna menjaga input agar memiliki produktivitas yang maksimal.

Berdasarkan Undang-undang No,10 tahun 1998 yang merupakan

perubahan dari Undang-undang No.8 tahun 1992, kredit adalah penyediaan uang

atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan

pihak meminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan

pemberian bunga pinjaman.

Berdasarkan jenis kepentingannya, kredit dapat dapat dikelompokkan

menjadi dua yaitu kredit produksi dan kredit konsumsi. Kredit produksi diberikan

kepada peminjam untuk membiayai kegiatan usaha yang besifat produtif,

sedangkan kredit konsumsi diberikan kepada peminjam yang kekurangan dana

untuk membiayai konsumsi keluarga seperti biaya anak sekolah.

Menurut Suyatno (2006), didalam transaksi kredit terdapat unsur-unsur

kredit, yaitu :

1. Kepercayaan

Merupakan keyakinan dari pihak pemberi kredit bahwa prestasi yang

diberikan baik dalam bentuk uang dan barang atau jasa akan benar-benar

diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu pada masa yang akan

datang. Kepercayaan ini timbul karena sebelumnya pihak pemberi kredit telah

melakukan penyelidikan dan analisa terhadap kemampuan dan kemaun calon

nasabah dalam membayar kembali kredit yang akan disalurkan.

2. Suatu masa akan memisahkan antara pemberi prestasi dengan kontra prestasi

yang akan diterima pada masa yang akan datang. Dalam unsur waktu ini

Page 36: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

16

terkandung pengertian nilai uang, yaitu nilai uang yang ada sekarang lebih

tinggi nilainya dari uang yang akan diterimanya kembali pada masa yang

akan datang.

3. Degree of Risk

Suatu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari jangka waktu

yang memisahkan antara pemberi prestasi dengan kontra prestasi yang akan

diterimanya pada masa yang akan datang. Semakin lama jangka waktu kredit

yang diberikan semakin tinggi resiko yang dihadapinya karena dalam waktu

tersebut terdapat juga unsur ketidakpastian yang tidak diperhitungkan.

Keadaan inilah yang menyebabkan timbulnya unsur resiko yang lahirnya

yang bernama jaminan.

4. Prestasi atau Objek Kredit

Pemberian kredit tidak hanya diberikan dalam bentuk uang, akan tetapi juga

dapat diberikan dalam bentuk barang dan jasa, namun dapat dinilai dalam

bentuk uang. Dalam prakteknya transaksi kredit pada umumnya adalah

menyangkut uang.

2.6 Penelitian Terdahulu Mengenai Program Bantuan Penguatan Modal

Bergulir

Sejak pemerintahan pada zaman orde baru dulu juga telah meluncurkan

kredit program yang diawali dengan kredit Bimas guna mendukung ketersediaan

modal petani. Dalam perkembangannya model program kredit pertanian ini telah

mengalami perubahan, baik yang terkait dengan prosedur penyaluran, besaran dan

bentuk kredit, bunga kredit maupun tenggang waktu pengembalian. Pemerintah

selama ini sudah memberikan bantuan modal bergulir yang sudah berjalan

diantaranya : (1) Bantuan Langsung Masyarakat (BLM); (2) Bantuan Pinjaman

Langsung Masyarakat (BPLM); (3) Kredit Ketahanan Pangan (KKP); (4) Dana

Penguatan Modal Lembaga Usaha Ekonomi Perdesaan (DPM-LUEP); (5) Kredit

Kepada Koperasi Primer untuk Anggota (KKPA). Dari program pemerintahan

tersebut telah dikaji dalam penelitian terdahulu yang telah diteliti oleh masing-

masing yaitu ; (1) Kasmadi (2005); (2) Filtra (2007); (3) Lubis (2005); Pertiwi

(2006); Tarmidi (2006); Ifan (2009); Yulistia (2010) dan Koko (2009).

Page 37: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

17

Penelitian Koko (2009) mengenai Dampak Program Pengembangan Usaha

Agribisnis Perdesaan Terhadap Kinerja Gapoktan dan Pendapatan Anggota

Gapoktan. Penelitian ini dilakukan dengan alat analisis pendapatan usahatani, uji

t-statistik, uji korelasi dan analisis R/C rasio. Berdasarkan hasil penelitian di tiga

Gapoktan dengan menggunakan uji korelasi, diperoleh hasil bahwa pengaruh

PUAP terhadap kinerja Gapoktan sebelum dan setelah adanya PUAP berdasarkan

indikator organisasi memiliki pengaruh positif terhadap kinerja Gapoktan itu

sendiri. Dari hasil penelitian tersebut mayoritas responden petani yang

menggunakan dana BLM-PUAP untuk menambah usahanya dan menyatakan

ingin melakukan peminjaman kembali karena merasakan manfaat langsung dari

pinjaman dana tersebut.

Dari hasil tersebut pendapatan anggota Gapoktan sebelum dan setelah

menerima BLM-PUAP mengalami perubahan peningkatan. Hal ini dibuktikan

melalui uji t-hitung terhadap perubahan pendapatan yang menyimpulkan bahwa

terdapat perbedaan nyata dari pendapatan responden petani sebelum dan setelah

adanya program PUAP.

Penelitian Sagala (2010), mengenai Dampak Program Pengembangan

Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) Terhadap Pendapatan Petani Padi. Penelitian

ini dilakukan dengan alat analisis pendapatan usahatani, uji t-statistik, dan analisis

R/C rasio. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa terjadi perubahan

pendapatan petani padi antara sebelum dan sesudah adanya program PUAP.

Hasil penelitian Pertiwi (2006) mengenai Pengaruh Kelompok Usaha

Bersama (KUB) pada program pemberdayaan masyarakat miskin perkotaan

memberikan gambaran bahwa program-program yang digulirkan baik dalam

bentuk dana bantuan maupun pelatihan kepada masyarakat yang menekuni sektor

riil sangat diminati dan mendapatkan respon yang positif. Walaupun program ini

tidak berada pada sektor pertanian di perdesaan, akan tetapi persamaannya adalah

dari tujuan dana tersebut digulirkan. Dari program tersebut lapangan kerja tercipta

sehingga pengurangan pengangguran dan angka kemiskinan menjadi turun dengan

signifikan. Hanya saja dari program ini sistem pengawasan dan pengendalian

tidak sebaik dari program pemerintah yang sejenis.

Page 38: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

18

Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Tarmidi (2006)

mengenai Pengaruh Pengelolaan Kredit Mikro Proyek Penanggulangan

Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) dan Analisis Pendapatan Keluarga Miskin

memberikan pengertian bahwa kredit sebesar apapun yang diperuntukan bagi

warga miskin akan memperoleh respon yang positif. Dana yang bergulir tersebut

akan memberikan stimulus bagi warga miskin untuk memperkuat

perekonomiannya. Pemberian kredit mikro dengan melibatkan Bank BUMN akan

memberikan iklim usaha yang baik bagi dunia perbankan dan sektor ekonomi

mikro, sehingga perekonomian nasional perlahan akan naik.

Kelebihan dari kredit yang ditawarkan biasanya tidak memakai agunan

sehingga banyak warga yang menggunakan fasilitas tersebut. Akan tetapi yang

menjadi kekurangnya adalah tidak adanya pengawasan yang optimal dari tingkat

pusat ke daerah. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya kebocoran-kebocoran

dana di tengah prosesnya. Terlebih lagi dana tersebut hanya diperuntukan bagi

masyarakat miskin perkotaan yang kebanyakan bermata pencaharian sebagai

pedagang kecil. Pengucuran dana dilakukan melalui bank-bank BUMN yang

ditunjuk oleh pemerintah sehingga dalam hal ini pihak bank yang melakukan

pengawasan dan kontrol terhadap program pemerintah.

Penelitian Yulistia (2009) mengenai analisis pendapatan dan efisiensi

produksi belimbing dewa peserta primatani merupakan salah satu penelitian yang

menganalisis pengaruh peran program pemerintah dalam upaya meningkatkan

produktivitas pertanian di tingkat perdesaan. Penelitian tentang Primatani

memiliki kesamaan tujuan dalam aplikasi penerapan dilapangan yaitu melibatkan

semua aspek yang memiliki kepentingan bersama dalam hal memajukan pertanian

di Indonesia. Kemudian hal yang sama juga terjadi pada penelitian Ifan (2009)

mengenai Pengaruh Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP)

merupakan program dari pemerintah yang memberikan pengaruh dari program-

program yang digulirkan oleh pemerintah pusat dalam rangka memberdayakan

ekonomi sektor mikro.

Dari penelitian terdahulu memiliki persamaan dan perbedaan dengan

penelitian yang akan dilakukan. Penelitian ini membahas tentang Pengaruh

Program Pengembangan Usaha Agribisinis terhadap pendapat petani di Desa

Page 39: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

19

Cibitung Kulon Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor. Program ini merupakan

fasilitas terhadap permodalan petani dalam bentuk simpan pinjam yang disalurkan

melalui lembaga desa yaitu Gapoktan. Gapoktan sendiri mendirikan sebuah unit

lembaga keuangan mikro untuk fokus mengelola kredit tersebut. Alat analisis

yang digunakan yaitu analisis pendapatan usahatani untuk melihat pengaruh yang

timbul dari program PUAP sebelum dan setelah adanya program ini.

Page 40: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

20

Page 41: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

20

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran teoritis merupakan merupakan suatu rancangan kerja

penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan konsep dan teori dalam

menjawab dan memecahkan pokok permasalahan suatu penelitian percobaan

tertentu yang ilmiah.

3.1.1. Struktur Biaya

Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur

dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk

mencapai tujuan tertentu. Komposisi biaya yang terjadi pada suatu usaha disebut

struktur biaya. Struktur biaya berdasarkan perilaku biaya yang dibedakan menjadi

biaya tetap dan biaya variabel (Mulyadi, 1999).

Perilaku biaya berhubungan dengan periode produksi. Dalam jangka

pendek ada faktor produksi tetap yang menimbulkan biaya tetap, yaitu biaya

produksi yang besarnya tidak tergantung pada besar kecilnya produksi yang

diperoleh. Pengusaha harus tetap membayarnya berapapun jumlah komoditi yang

dihasilkan usahanya. Biaya tetap terdiri dari gaji tenaga kerja administrasi,

penyusutan kandang, penyusutan ternak dan lahan tempat pengelolaan ternak

yang dianggap sebagai biaya yang diperhitungkan sebagai sewa lahan.

Dalam jangka panjang, karena semua faktor produksi dianggap variabel,

maka biaya juga variabel. Artinya, besarnya biaya produksi dapat berubah apabila

skala usaha berubah. Biaya variabel terdiri dari biaya tenaga kerja langsung,

pakan, obat-obatan, dan penyusutan peralatan tidak tahan lama.

Konsep biaya jangka panjang diperlukan oleh pengusaha untuk

menentukan skala usaha dari suatu perusahaan. Pengusaha dapat menyesuaikan

besarnya skala usaha agar keuntungan yang diperoleh maksimal. Dalam membuat

keputusan jangka panjang, pengusaha harus mengetahui biaya produksi yang

minimum pada berbagai tingkat produksi. Biaya minimum perusahaan dalam

jangka panjang dapat diketahui dengan kurva biaya rata-rata jangka panjang.

Page 42: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

21

Hernanto (1989) mengungkapkan bahwa biaya produksi dalam usahatani

dapat dibedakan :

1) Berdasarkan jumlah output yang dihasikan terdiri dari :

a) Biaya tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada besar

kecilnya produksi, misalnya pajak tanah, sewa tanah, penyusutan alat-alat

bangunan pertanian dan bunga pinjaman.

b) Biaya variabel adalah biaya yang berhubungan langsung dengan jumlah

produksi, misalkan pengeluaran untuk bibit, pupuk, obat-obatan dan biaya

tenaga kerja.

2) Berdasarkan yang langsung dikeluarkan dan diperhitungkan terdiri dari :

a) Biaya tunai adalah biaya tetap dan biaya variabel yang dibayar tunai.

Biaya tetap misalnya pajak tanah dan bunga pinjaman, sedangkan biaya

variabel misalnya pengeluaran untuk bibit, pupuk, obat-obatan dan

tenagan kerja luar keluarga. Biaya tunai berguna untuk melihat

pengalokasian modal yang dimiliki oleh petani.

b) Biaya tunai (diperhitungkan) adalah biaya penyusutan alat-alat pertanian,

sewa lahan milik sendiri (biaya tetap) dan tenaga dalam keluarga (biaya

variabel). Biaya tidak tunai ini melihat bagaimana manajemen suatu

usahatani.

Menurut Suratiyah (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya

biaya sangatlah kompleks. Namun demikian, faktor tersebut dapat dibagi dibagi

ke dalam dua golongan sebagai berikut :

1) Faktor internal dan eksternal

Faktor internal antara lain umur petani, pendidikan, pengetahuan,

pengalaman dan keterampilan, jumlah tenaga kerja keluarga, luas lahan

dan modal. Sementara itu, faktor eksternal yang mempengaruhi biaya

adalah input (ketersediaan dan harga) dan output (permintaan dan harga).

2) Faktor manajemen

Di samping faktor internal dan eksternal maka manajemen juga sangat

menentukan. Dengan faktor internal tertenu maka petani harus dapat

mengantisipasi faktor eksternal yang selalu berubah-ubah dan tidak

sepenuhnya dapat dikuasai. Petani harus dapat melaksanakan usahataninya

Page 43: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

22

dengan sebaik-baiknya yaitu penggunaan faktor produksi dan tenaga kerja

secara efisien sehingga akan diperoleh manfaat yang setinggi-tingginya.

Dalam pelaksanaanny sangat diperlukan berbagai informasi tentang

kombinasi faktordan informasi harga baik harga faktor produksi maupun produk.

Dengan bekal informasi tersebut petani dapat segera mengantisipasi perubahan

yang ada agar tidak salah pilih dan merugi.

3.1.2 Konsep Usahatani.

Ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari

bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan

efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang maksimal pada waktu tertentu

(Soekartawi 2002). Usahatani dikatakan efektif apabila petani atau produsen dapat

mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki secara tepat dan baik. Sedangkan

dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran

(output) yang melebihi masukan (input).

Usahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di

tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tubuh, tanah dan air,

perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan atas tanah itu, sinar matahari,

bangunan-bangunan yang didirikan di atas tanah dan sebagainya (Mubyarto

1989). Pada hakekatnya dalam menjalankan usahatani sama dengan menjalankan

sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pertanian. Dilihat dari tujuannya yang

bersifat ekonomis artinya petani memproduksi hasil-hasil pertanian baik untuk

dijual maupun untuk konsumsi sendiri. Usahatani sebagai organisasi alam, kerja

dan modal yang ditunjukkan pada produksi di lapangan pertanian.

Organisasi ketatalaksanaannya berdiri sendiri dan sengaja diusahakan oleh

seseorang atau sekumpulan orang, segolongan sosial yang terikat genologis,

teritorial sebagai pengelolanya (Hernanto 1989). Dalam usahatani petani biasanya

tidak terfokus dalam satu komoditi saja, pilihan biasanya ditunjukkan pada

komoditi yang menguntungkan. Dalam menentukan komoditi ini banyak faktor

yang mempengaruhi, antara lain keadaan fisik lahan, jaminan kelangsungan,

fluktuasi harga komoditi, modal yang dimiliki, teknologi yang dikuasai, musim

tanam dan pertimbangan ekonomis.

Page 44: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

23

Usahatani yang dimaksud di atas antara lain meliputi : (a) adanya lahan,

tanah usahatani yang di atasnya tumbuh tanaman, ada tanah yang dibuat kolam

tambak, sawah dan tegalan, (b) ada bangunan yang berupa rumah petani, gudang,

kandang lantai jemur dan lain-lain, (c) ada alat-alat pertanian seperti cangkul,

garpu, linggis, sprayer, pencurahan, tenaga kerja untuk mengelola tanah untuk

menanam, memelihara dan lain-lain serta (d) ada petani yang menerapkan rencana

usahataninya, mengawasi jalannya usahatani dan menikmati hasil usahataninya

(Hernanto 1989).

Berusahatani merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh produk di

bidang pertanian yang pada akhirnya akan dinilai dari biaya yang dikeluarkan dan

penerimaan yang diperoleh. Selisih keduanya merupakan pendapatan dari

kegiatan usahanya. Karena dalam kegiatan itu petani yang bertindak sebagai

pengelola, pekerja, dan sebagai penanam modal pada usaha tersebut, maka

pendapatan itu digambarkan sebagai balas jasa dari kerjasama faktor-faktor

produksi dihitung untuk jangka waktu tertentu. Analisis pendapatan usahatani

mempunyai kegunaan bagi petani maupun bagi pemilik faktor produksi, yaitu (1)

menggambarkan keadaan sekarang suatu kegiatan usaha, (2) menggambarkan

keadaan yang akan datang dari perencanaan atau tindakan.

Usahatani didefinisikan sebagai satuan organisasi produksi di lapangan

pertanian dimana terdapat unsur lahan yang mewakili alam, unsur tenaga kerja

yang bertumpu pada anggota keluarga tani, unsur modal yang beraneka ragam

jenisnya dan unsur pengelolaan atau manajemen yang peranannya dibawakan oleh

seorang yang disebut petani (Hernanto 1989). Keempat unsur ini tidak dapat

dipisahkan karena kedudukannya dalam usahatani sama-sama penting.

Pengenalan dan pemahaman keempat unsur pokok tersebut diperlukan karena

berkaitan dengan kepemilikan dan penguasaan faktor produksi.

Ilmu yang mempelajari tentang usahatani dikenal dengan ilmu usahatani.

Menurut Soekartawi (1995) ilmu usahatani diartikan sebagai ilmu yang

mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada di

lapangan pertanian secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh

keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau

produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki sebaik-baiknya

Page 45: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

24

bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran (output) yang

melebihi masukan (input).

Hernanto (1989) berpendapat bahwa selalu ada empat unsur pokok dalam

usahatani atau sering juga disebut sebagai faktor-faktor produksi. Keempat unsur

tersebut antara lain adalah :

1) Lahan

Lahan merupakan faktor produksi yang mewakili unsur alam dan merupakan

jenis modal yang sangat penting. Lahan usahatani dapat berupa tanah

pekarangan, tegalan, sawah dan sebagainya. Lahan tersebut dapat diperoleh

dengan cara membuka lahan sendiri, membeli, menyewa, bagi hasil,

pemberian negara, warisan ataupun wakaf. Penggunaan lahan dapat

diusahakan secara monokultur maupun polikultur ataupun tumpangsari.

2) Tenaga kerja

Tenaga kerja dalam usahatani sangat diperlukan dalam menyelesaikan

berbagai macam kegiatan produksi. Jenis tenaga kerja manusia dibedakan

menjadi tenaga kerja pria, wanita dan anak-anak yang dipengaruhi oleh umur,

pendidikan, keterampilan, pengalaman, tingkat kesehatan dan faktor alam

seperti iklim dan kondisi lahan. Jika terjadi kekurangan tenaga kerja maka

petani mempekerjakan buruh yang berasal dari luar keluarga dengan member

balas jasa atau upah. Berdasarkan hal tersebut, menurut sumbernya tenaga

kerja dalam usahatani dapat berasal dari dalam dan luar keluarga.

3) Modal

Modal adalah faktor produksi dalam usahatani setelah lahan dan tenaga kerja.

Penggunaan modal berfungsi membantu meningkatkan produktivitas, baik

lahan maupun tenaga kerja untuk menciptakan kekayaan dan pendapatan

usahatani. Modal dalam suatu usahatani digunakan untuk membeli sarana

produksi serta pengeluaran selama kegiatan usahatani berlangsung. Sumber

modal diperoleh dari milik sendiri, pinjaman atau kredit, warisan, usaha lain

ataupun kontrak sewa.

4) Pengelolaan (manajemen) usahatani

Pengelolaan usahatani adalah kemampuan petani untuk menentukan,

mengorganisir dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi yang

Page 46: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

25

dikuasainya dengan sebaik-baiknya sehingga memberikan produksi pertanian

sebagaimana yang diharapkan. Manajemen merupakan tindakan manusia

(petani) dengan kemampuan dan keterampilannya mengkombinasikan faktor-

faktor produksi lahan, tenaga kerja dan modal dalam proses produksi

pertanian untuk tujuan menghasilkan barang-barang yang dibutuhkan secara

maksimum.

Untuk dapat menjadi pengelola yang berhasil, maka pemahaman terhadap

prinsip teknik dan prinsip ekonomis menjadi syarat bagi seorang pengelola.

Pengenalan dan pemahaman prinsip teknik meliputi perilaku cabang usaha yang

diputuskan, perkembangan teknologi, tingkat teknologi yang dikuasai dan cara

budidaya atau alternatif lain berdasar pengalaman orang lain.

Pengenalan pemahaman prinsip ekonomis antara lain penentuan

perkembangan harga, kombinasi cabang harga, pemasaran hasil, pembiayaan

usahatani, penggolongan modal dan pendapatan serta ukuran-ukuran keberhasilan

yang lazim. Panduan penerapan kedua prinsip itu tercermin dari keputusan yang

diambil agar risiko tidak menjadi tanggungan si pengelola. Kesediaan risiko

sangat tergantung kepada tersedianya modal, status petani, umur, lingkungan

usaha, perubahan posisi, pendidikan dan pengalaman petani.

3.1.3 Pendapatan Usahatani

Menurut Soekartawi (1995), penerimaan usahatani adalah perkalian antara

produksi dengan harga jual, biaya usahatani adalah semua pengeluaran yang

dipergunakan dalam suatu usahatani.

Penerimaan usahatani disebut sebagai pendapatan kotor usahatani dan

selanjutnya dihitung dari jumlah produk dikalikan dengan harga per satuan atau

dapat dirumuskan :

TR = Y. Py di mana :

TR = Jumlah penerimaan

Y = Produk

Py = Harga produk per satuan

Secara khusus bagi petani, analisis pendapatan usahatani dapat

memberikan bantuan untuk mengukur tingkat keberhasilannya dalam usaha. Suatu

Page 47: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

26

usahatani dapat dikatakan berhasil apabila situasi pendapatannya memenuhi

syarat: (1) cukup untuk membayar semua pembelian sarana produksi termasuk

biaya angkutan dan administrasi yang mungkin melekat pada pembelian tersebut,

(2) cukup untuk membayar bunga modal yang ditanamkan termasuk pembayaran

sewa tanah dan pembayaran dana depresiasi modal dan (3) cukup untuk

membayar upah tenaga kerja yang dibayar atau bentuk-bentuk upah lainnya untuk

tenaga kerja yang tidak diupah.

Dalam kaitan ukuran keberhasilan suatu usahatani yang ditentukan oleh

tingkat pendapatannya, lebih jauh menyatakan beberapa syarat minimal yang

harus dipenuhi. Syarat- syarat tersebut adalah : (1) usahatani harus dapat

menghasilkan cukup pendapatan untuk membayar biaya semua alat-alat yang

diperlukan; (2) usahatani harus dapat menghasilkan pendapatan yang dapat

dipergunakan untuk membayar bunga modal yang dipergunakan dalam usahatani

tersebut; (3) usahatani harus dapat membayar upah tenaga petani dalam

keluarganya yang dipergunakan dalam usahatani secara layak; (4) usahatani yang

bersangkutan harus paling sedikit berada dalam keadaan seperti semula dan (5)

usahatani harus dapat membayar tenaga petani sebagai manajer (Sagala dalam

Hadisapoetro, 2010).

Petani yang rasional akan memilih cabang usaha yang pendapatannya

tinggi, sehingga dengan adanya perhitungan pendapatan suatu usahatani akan

membantu petani untuk menentukan pilihan cabang usaha mana yang lebih

menjanjikan pendapatan tinggi. Demikian juga halnya dengan petani gambir yang

akan memilih bentuk output yang mana yang menjanjikan keuntungan lebih besar.

Total pendapatan petani dapat bersumber dari pendapatan petani dari

usahataninya dan pendapatan petani dari luar usahataninya. Pendapatan petani

dari usahataninya adalah sebagian dari pendapatan kotor yang karena tenaga

keluarga dan kecakapannya memimpin usahanya dan sebagian bunga dari

kekayaannya sendiri yang telah dipergunakan di dalam usahataninya menjadi hak

dari keluarganya. Oleh karena itu, pendapatan petani dari usahataninya juga dapat

diperhitungkan dengan mengurangi pendapatan kotor dengan biaya alat luar

(Sagala dalam Hadisapoetra, 2010).

Page 48: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

27

Analisis pendapatan tunai dan pendapatan total produksi usahatani

merupakan bentuk analisis dalam usahatani yang digunakan untuk melihat

keuntungan relatif dari suatu kegiatan cabang usahatani berdasarkan perhitungan

finansial. Dalam analisis ini dilakukan dua pendekatan, yaitu perhitungan

pendapatan atas dasar biaya tunai dan perhitungan atas dasar biaya total (biaya

tunai dan biaya yang diperhitungkan)

Pengeluaran usahatani mencakup beberapa unsur seperti pembelian sarana

produksi, upah buruh tani, sewa ternak kerja atau traktor, sewa alat-alat, bangunan

dan lahan (apabila lahan bukan milik sendiri), pembelian alat-alat, perbaikan alat,

biaya pengangkutan, pembayaran angsuran pokok kredit dan bunganya,

pembayaran pajak dan sumbangan wajib lainnya, serta pengurangan nilai investasi

(penyusutan). Pengeluaran tersebut sering disebut sebagai pengeluaran usahatani

keluarga. Selain itu terdapat juga pengeluaran serperti nilai tenaga kerja keluarga

yang tidak dibayarkan serta bunga modal sendiri. Jumlah dari keduanya disebut

total pengeluaran usahatani. Berdasarkan cara perhitungan pendapatan usahatani,

dikenal dua jenis pendapatan, yaitu pendapatan bersih usahatani (net farm income)

dan pendapatan kotor (gross farm income).

Pendapatan bersih dihitung dari hasil pengurangan antara jumlah

penerimaan (total revenue) dengan jumlah biaya (total cost) yang dikeluarkan

dalam proses produksi. Dapat dikemukakan bahwa pendapatan bersih usahatani

merupakan keuntungan usahatani (profit) dan dapat dirumuskan sebagai berikut :

π = TR − TC di mana :

π = Keuntungan (Pendapatan Usahatani)

TR = Total revenue

TC = Total cost

Menurut Soekartawati et al (1986), pendapatan kotor usahatani secara

operasional dapat dihitung. Pendapatan kotor untuk tanaman meliputi (1) nilai

hasil yang dijual, (2) nilai hasil yang dikonsumsi dalam rumah tangga petani, (3)

nilai hasil yang digunakan untuk bibit, (4) nilai hasil yang digunakan untuk

pembayaran, dan (5) nilai hasil yang masih disimpan. Pengeluaran usahatani

meliputi seluruh biaya yang digunakan dalam proses produksi. Biaya dapat

Page 49: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

28

berwujud biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variabel adalah biaya faktor-

faktor produksi variabel yaitu faktor produksi yang terpakai proses produksi atau

habis terpakai dalam jangka waktu analisis usahatani. Data produksi meliputi hasil

(produksi) yang diperoleh dan yang diberikan kepada pihak lain karena jasanya

dalam kegiatan usahatani tersebut.

Biaya variabel sangat mempengaruhi jumlah produk yang dihasilkan.

Biaya tetap adalah biaya faktor-faktor produksi tetap yaitu faktor produksi yang

tidak habis terpakai dalam proses produksi atau tidak habis terpakai selama jangka

waktu analisis usahatani. Dalam analisis jangka panjang hampir tidak terdapat

biaya tetap karena semua faktor produksi bersifat variabel. Biaya tetap merupakan

biaya penyusutan alat-alat, sedangkan yang termasuk biaya variabel antara lain

biaya pupuk, pestisida, tenaga kerja harian dan biaya bibit. Jadi biaya tetap ini

tergantung pada besar-kecilnya produksi yang diperoleh.

Kesulitan dalam menghitung biaya usahatani biasanya timbul bila tanaman

yang diusahakan itu lebih dari satu komoditi, misalnya tanaman tumpangsari

jagung dan kedelai. Hal ini menyebabkan jumlah input yang dipakai tidak

diketahui persis diarahkan untuk tanaman jagung atau kedelai. Besaran

pendapatan yang diperoleh dari usahatani tergantung pada: luas lahan usahatani,

efisiensi kerja dan efisiensi produksi. Pendapatan usahatani adalah selisih antara

penerimaan dan biaya yang telah dikeluarkan. Pendapatan usahatani dibedakan

menjadi dua yaitu pendapatan tunai dan pendapatan atas biaya total yang sering

disebut yang sering disebut sebagai pendapatan total.

Tingkat pendapatan usahatani dapat dinyatakan dalam persamaan

matematika sebagai berikut:

Itunai = NP – BT

Itotal = NP – (BT+BD)

Keterangan:

Itunai = Tingkat Pendapatan Bersih Tunai

Itotal = Tingkat Pendapatan Bersih Total

NP = Nilai produk; Hasil Perkalian Jumlah Output Dengan Harga Satuan

BT = Biaya tunai

BD = Biaya diperhitungkan

Page 50: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

29

3.1.4 Imbangan Penerimaan dan Biaya

Menurut Hernanto (1989), tingkat keuntungan relatif dari suatu kegiatan

usahatani berdasarkan perhitungan finansial dapat diketahui dengan melakukan

analisis imbangan penerimaan dan biaya (R/C rasio). R/C rasio menunjukkan

berapa besarnya penerimaan usahatani yang akan diperoleh petani untuk setiap

rupiah biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan usahatani. Apabila usahatani

memiliki nilai R/C rasio lebih besar dari satu dapat dikatakan menguntungkan.

Sebaliknya, apabila nilai R/C rasio lebih kecil dari satu, berarti penerimaan biaya

satu satuan akan mengurangi penerimaan biaya satu satuan akan mengurangi

penerimaan sebesar satu satuan, atau dapat dikatakan bahwa usahatani tersebut

belum menguntungkan.

Sedangkan jika kegiatan usahatani memiliki nilai R/C rasio sama dengan

satu, maka kegiatan usahatani tersebut berada pada keuntungan normal. Artinya

setiap satu satuan biaya yang dikeluarkan, maka kegiatan usaha mampu

menghasilkan manfaat bersih sebesar satu satuan atau dapat dikatakan impas.

3.1.5 Evaluasi Program PUAP

Keberhasilan program ini dalam rangka pemberdayaan potensi agribisnis

desa akan memberikan pengaruh berupa manfaat yang optimal terutama bagi

petani yang membudidayakan atau mengusahakan tanaman pangan padi. Oleh

karena itu, evaluasi terhadap pelaksanaan program ini perlu dilakukan untuk

memberikan masukan terhadap program PUAP lanjutan tahun ini. Adapun

indikator-indikator dari keberhasilan PUAP berdasarkan pedoman atau juknisnya

antara lain9:

1. Indikator keberhasilan output yaitu :

a. Tersalurkannya dana BLM-PUAP kepada petani, buruh tani dan rumah

tangga tani miskin dalam melakukan usaha produktif pertanian; dan

b. Terlaksananya fasilitas Gapoktan, Penyuluh Pendamping dan Penyelia

Mitra Tani

2. Indikator keberhasilan outcome yaitu :

9 PSDM/Tim PUAP Pusat 2008, Pedoman PUAP

Page 51: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

30

a. Meningkatnya kemampuan Gapoktan dalam memfasilitasi dan mengelola

bantuan modal usaha untuk petani anggota baik pemilik, petani penggarap,

buruh tani maupun rumah tangga tani;

b. Meningkatnya jumlah petani, buruh tani dan rumah tangga tani yang

mendapatkan bantuan modal usaha;

c. Meningkatnya aktivitas kegiatan agribisnis (budidaya dan hilir) di

perdesaan; dan

d. Meningkatnya pendapatan petani (pemilik dan atau penggarap), buruh tani

dan rumah tangga tani dalam berusaha tani sesuai dengan potensi daerah.

3. Indikator benefit dan Impact antara lain :

a. Berkembangnya usaha agribisnis dan usaha ekonomi rumah tangga tani di

lokasi desa peserta PUAP;

b. Berfungsinya Gapoktan sebagai lembaga ekonomi yang dimiliki dan

dikelola oleh petani; dan

c. Berkurangnya jumlah petani miskin dan pengangguran

Berdasarkan dari indikator tersebut dapat dinilai keberhasilan program

PUAP dalam memberikan pengaruh terhadap pendapatan petani peserta. Dengan

digunakannya salah satu indikator keberhasilan, maka program PUAP

berpengaruh nyata terhadap peningkatan pendapatan petani peserta. Salah satu

yang menjadi indikator dari keberhasilan penerapan program PUAP adalah dapat

dilihat dari dimensi moneter yaitu pendapatan dan pengeluaran. Indikator yang

dimaksud adalah menilai tingkat pendapatan. Pemilihan indikator ini dengan

pertimbangan bahwa pendapatan merupakan salah satu parameter yang bisa

digunakan untuk menilai tingkat kesejahteraan seseorang.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan

salah satu program terobosan dari Departemen Pertanian yang menitikberatkan

pada pengembangan agribisnis dengan melihat pontensi komoditi yang dimiliki

desa peserta PUAP. Sejak februari 2008 program ini dirancang dengan tujuan

untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara yang memiliki lumbung pangan

mandiri, sehingga hal ini berdampak pada pengurangan penggunaan devisa akibat

Page 52: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

31

dari impor beras atau bahan baku pertanian. Pada awal digulirkannya program

ditujukan untuk terlebih dahulu memberdayakan sektor on farm terlebih dahulu

dan dalam rangka mempertahankan predikat swasembada pangan tahun 2008, hal

ini dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang masih kekurangan

baik itu sektor pertanian dan peternakan.

Komoditi tanaman pangan merupakan sektor komoditi on farm yang

terbesar dibiayai oleh dana BLM PUAP terutama di wilayah Propinsi Jawa Barat.

Hal ini dikarenakan tanaman pangan merupakan komoditi yang menjadi prioritas

dari pemerintah untuk dapat dikembangkan yang dalam jangka panjangnya nanti

Indonesia tidak lagi menjadi importir bahan baku pertanian

Alokasi dana yang sebagian besar ditujukan untuk tanaman pangan, maka

dapat disimpulkan bahwa untuk wilayah Propinsi Jawa Barat, pemerintahan pusat

mempunyai tujuan untuk menjadikan propinsi ini sebagai lumbung pangan.

Dengan melihat dasar yang jelas tersebut, maka komoditi tanaman pangan dapat

menjadi indikator dari keberhasilan program PUAP dapat memberikan pengaruh

nyata terhadap pendapatan petani di desa.

Salah satu penilaian keberhasilan atau pengaruh dari program PUAP

adalah dengan melihat dari salah satu indikator yang diberikan oleh Departemen

Pertanian dalam pedoman PUAP yang diantaranya adalah adanya peningkatan

kesejahteraan atau pendapatan petani dari sebelum mendapatkan dana BLM

PUAP dengan pendapatan sesudah memperoleh dana BLM PUAP. Penilaian

keberhasilan ini adalah dengan mengambil sampel salah satu komoditi pertanian

yang mayoritas dibiayai PUAP yaitu tanaman pangan. Perbedaan mencolok dalam

melihat pengaruh program ini adalah tingkat hasil produktivitas padi yang

meningkat dari sebelum memperoleh dana ini.

Page 53: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

32

Gambar 2. Bagan Alur Kerangka Pemikiran Operasional

Permasalahan pertanian di Perdesaan

1. SDM Petani

2. Kemampuan Permodalan

3. Akses Informasi

Pengaruh Keberhasilan Program

PUAP Terhadap Pendapatan Petani-

petani Tanaman Pangan (Padi)

Penyaluran melalui Gapoktan

dengan kredit PUAP

Program PUAP

1. Pengentasan Kemiskinan

2. Lapangan Kerja

3. Pemerataan Pembangunan di Desa

4. Penguatan Modal Usaha

Pendapatan Petani Padi

Setelah PUAP bergulir

Pelaksanaan Program PUAP dilihat dari

tingkat pendapatan dengan metode Analisis

Usahatani

Pendapatan petani padi

Sebelum PUAP bergulir

Lembaga Keuangan

Mikro Agribisnis

(LKMA) Rukun Makmur

Page 54: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu

Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja (purposive) dengan

alasan bahwa lokasi tersebut adalah salah satu lokasi pengembangan pertanian

porduktif khususnya tanaman pangan yang menjadi andalan di Kabupaten Bogor.

Lokasi yang dipilih sebagai tempat penelitian mengenai Pengaruh Program

Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) Terhadap Pendapatan

Usahatani Petani adalah Desa Cibitung Kulon Kecamatan Pamijahan. Pemilihan

tempat penelitian tersebut dilakukan berdasarkan pertimbangan beberapa hal

diantaranya : (1). Kecamatan Pamijahan merupakan salah satu sentra penghasil

sentra tanaman pangan di Kabupaten Bogor, (2). Lokasi yang sangat strategis

dekat dengan pemerintah pusat ekonomi nasional ditambah dengan akses sarana

dan prasarana transportasi yang memadai, (3). Kecamatan ini merupakan salah

satu daerah pertama dalam penerima dana BLM PUAP sejak tahun 2008, (4).

Produktivitas tanaman pangan yang tinggi dibandingkan kecamatan lainnya, dan

(5). Letak lokasi yang dekat dengan sumber air sehingga sangat cocok untuk

budidaya tanaman pangan khususnya padi yang membutuhkan pasokan air yang

cukup.

Penelitian dilakukan dengan mengambil satu sampel desa dari lima desa

yang menjadi peserta program PUAP. Desa Cibitung Kulon dipilih dikarenakan

proporsi dari penggunaan dana BLM PUAP mayoritas untuk budidaya (on farm)

tanaman pangan khususnya padi. Pelaksanaan penelitian dilakukan sejak awal

penyusunan proposal hingga penyerahan skripsi terhitung dari Juni 2009 hingga

Agustus 2009.

4.2 Data dan Instrumentasi

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara mengumpulkan variabel-

variabel yang akan digunakan untuk estimasi, sedangkan data sekunder diperoleh

dari instansi-instansi terkait yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen

Page 55: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

34

Pertanian Bidang Pembiayaan Agribisnis yang menangani program PUAP, Badan

Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Lembaga Swadaya Masyarakat yang

bergerak dibidang pertanian dan nelayan. Data primer diperoleh dari hasil

pengisian kuisioner dari Gapoktan dan wawancara dengan petugas lapang (PPL)

yang terkait.

4.3 Metode Pengumpulan Data.

Penelitian ini sendiri hanya dibatasi pada tiga jenis usaha budidaya

tanaman pangan (padi). Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan:

1. Desk Study; dimaksudkan untuk mengumpulkan berbagai literatur dan data-

data sekunder yang terkait dengan penelitian ini, baik dari laporan-laporan

hasil penelitian, artikel-artikel di berbagai surat kabar maupun hasil survey

yang pernah dilakukan sebelumnya.

2. Observasi (pengamatan); digunakan sebagai pelengkap untuk mengetahui

kondisi dan situasi pada lokasi penelitian.

3. Wawancara; dimaksudkan untuk memperoleh informasi secara tertulis dari

responden sesuai dengan tujuan penelitian, dengan cara melakukan tanya

jawab secara langsung antara peneliti dengan responden maupun pihak terkait

untuk mencari data yang belum terjawab dalam kuesioner.

Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui metode sampling dengan

mengambil beberapa sampel atau contoh secara acak bertingkat (stratified random

sampling). Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah anggota kelompok

tani di Gapoktan Rukun Makmur yang mengikuti program PUAP yang terletak di

Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor. Pengambilan sampel dilakukan dengan

cara melakukan wawancara dengan pihak Gapoktan yang ada di kecamatan atau

desa yang mengikuti atau menjadi peserta program PUAP. Data pendapatan

usahatani sebelum adanya program PUAP diperoleh pada musim tanam sebelum

realisasi dana PUAP cair.

4.4 Metode Pengambilan Sampel

Populasi penelitian ini merupakan peserta program PUAP yang terdiri dari

lima Poktan yang kemudian digabung menjadi Gapoktan yang jumlahnya

Page 56: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

35

bervariasi antara tiga sampai lima orang per Poktan yang dijadikan sampel.

Namun, penentuan sampel yang akan diambil (purposive) ditentukan berdasarkan

kriteria: (1) merupakan anggota kelompok tani yang aktif, dan (2) mengangsur

cicilan pinjaman minimal lima kali (terjadi pengaliran dana). Jumlah keseluruhan

dalam pengambilan sampel sebanyak 30 orang petani dengan cadangan lima

orang. Jumlah kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan Rukun Makmur

berjumlah empat kelompok yang terdiri dari lima kampung atau rukun warga

(RW). Jumlah anggota dalam setiap kelompok tani bervariasi antara 30 sampai 70

orang. Sehingga jika dijumlahkan secara keseluruhan anggota kelompok tani

Rukun Makmur berjumlah 120-280 anggota. Penentuan jumlah sampel ini

didasarkan pada metode Gay yang menyatakan bahwa jumlah sampel yang dinilai

cukup mewakili keseluruhan populasi yaitu minimal 10 persen dari total populasi

(Koko, 2009).

4.5 Metode Pengolahan Data.

4.5.1 Analisis Deskriptif

Analisis ini dilakukan dengan menggunakan data kualitatif yang

dikumpulkan dari literatur Departemen Pertanian program PUAP, pengamatan,

dan telaah pustaka. Data tersebut diinterprestasikan sehingga dapat menjadi acuan

untuk mendeskripsikan atau menggambarkan dengan jelas seperti apa program

PUAP yang telah digulirkan oleh Departemen Pertanian dan sudah sampai

sejauhmana program tersebut memberikan kontribusi kepada perkembangan

usaha petani miskin yang ada di perdesaan terutama di daerah Kabupaten Bogor.

Analisis ini digunakan untuk mengetahui prioritas alokasi penyaluran dana

PUAP. Dengan demikian dapat diketahui skala prioritas dari tujuan pengguliran

program PUAP untuk para petani miskin pemilik atau penggarap yang menjadi

anggota kelompok tani peserta program PUAP. Berdasarkan dari rancangan usaha

kelompok yang telah disusun oleh masing-masing kelompok tani yang kemudian

dirangkum dalam Rencana Usaha Bersama (RUB), maka dapat disimpulkan

bahwa sebagian besar dana BLM PUAP digunakan untuk membiayai proses

produksi tanaman pangan (padi) selama satu musim tanam.

Page 57: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

36

4.5.2 Analisis Kinerja Gapoktan PUAP

Analisis ini dilihat dari kemampuannya mengelola dan menyalurkan dana

PUAP secara efektif berdasarkan kriteria penilaian dari Gapoktan sebagai

lembaga penyalur langsung dana pinjaman PUAP. Efektivitas penyaluran dana

PUAP dilihat dari beberapa tolak ukur yaitu: 1). Target dan Realisasi Pinjaman;

2). Jangkauan Pinjaman; 3). Persentase Tunggakan. Tolak ukur yang dinilai jika

dua dari tiga hal ini berjalan dengan baik, maka kinerja Gapoktan berhasil dalam

pelaksanaannya.

Penilaian terhadap kinerja Gapoktan juga dapat dilakukan dengan metode

deskriptif berdasarkan data yang didapat melalui hasil wawancara dengan

pengurus Gapoktan dan data-data sekunder yang didapatkan dari pihak terkait.

4.5.3 Analisis Pendapatan Usahatani

Analisis ini terdiri dari penerimaan, biaya, pendapatan, dan efisiensi

usahatani. Dengan menggunakan analisis ini dapat dilihat bagaimana perubahan

yang terjadi pada lahan yang digarap oleh petani kelompok maupun individu yang

telah mendapatkan dana stimulus PUAP dengan kondisi lahan yang belum

mendapatkan atau melaksanakan program PUAP. Dengan adanya program PUAP

yang terdiri dari berbagai macam konsep mulai dari peningkatan pengetahuan

petani melalui program pelatihan hingga program mengalokasikan sumber daya

dengan pengoptimalisasi lahan yang ada.

Penerimaan merupakan hasil kali jumlah produksi total dan harga jual per

satuan. Analisis penerimaan usahatani merupakan analisis penerimaan yang

diperoleh petani sebelum dikurangi biaya variabel atau tetap. Dari hasil yang

diterima oleh petani inilah yang menjadi salah satu indikator dari keefektivan dari

program PUAP tersebut. Aspek yang kedua adalah biaya yang merupakan

komponen penting dalam melakukan kegiatan usahatani. Biaya usahatani dapat

berbentuk biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai adalah biaya

yang dibayar dengan uang, komponen biaya tunai seperti biaya benih (kg), pupuk

Page 58: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

37

kandang (karung/kg), pupuk TSP (kg), pupuk KCL (kg), pupuk urea (kg),

pestisida (kaleng/ml), dan Tenaga kerja (HOK).

Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan biaya yang

telah dikeluarkan. Pendapatan usahatani dibedakan menjadi dua yaitu pendapatan

atas seluruh biaya tunai yang disebut sebagai pendapatan tunai dan pendapatan

atas biaya total yang sering disebut sebagai pendapatan total.

Tingkat pendapatan usahatani dapat dinyatakan dalam persamaan

matematika sebagai berikut :

Itunai = NP - BT

Itotal = NP - (BT + BD)

Keterangan :

Itunai = Tingkat pendapatan bersih tunai

Itotal = Tingkat pendapatan bersih total

NP = Nilai produk, merupakan hasil perkalian jumlah output dengan

harga

BT = Biaya tunai

BD = Biaya diperhitungkan

Biaya diperhitungkan digunakan untuk menghitung berapa sebenarnya

pendapatan kerja petani dan modal. Komponen biaya diperhitungkan seperti sewa

lahan (ha) dan penyusutan peralatan (Rp/tahun). Aspek yang ketiga yaitu

pendapatan usahatani digunakan untuk mengetahui besar keuntungan yang

diperoleh dari usaha yang dilakukan (Hernanto,1989). Untuk menghitung

pendapatan usahatani dapat digunakan rumus:

Dimana : TR = Total Penerimaan

TC = Biaya Tunai + Biaya Diperhitungkan

4.5.4 Analisis R/C Ratio

Analisis ini digunakan untuk mengetahui rasio keuntungan antara

penerimaan dengan pengeluaran. Suatu usaha dikatakan efisien secara ekonomis

Pendapatan (π) = TR-TC

Pendapatan (π) = (P x Q) – (Biaya Tunai + Biaya Diperhitungkan)

Page 59: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

38

apabila rasio output terhadap inputnya lebih menguntungkan dari usaha lain.

Return and Cost Ratio (R/C Ratio) merupakan perbandingan antara nilai output

dengan pengeluaran usahatani.

Rasio pendapatan terhadap biaya merupakan perbandingan antara total

penerimaan yang diperoleh dari setiap satuan uang yang dikeluarkan dalam proses

produksi usahatani. Analisis pendapatan dibagi menjadi dua yakni analisis

pendapatan atas biaya tunai dan analisis pendapatan atas biaya total. Menurut

Soeharjo dan Patong (1973), perhitungan R/C rasio diformulasikan sebagai

berikut:

(Rasio atas Biaya Total) BT

TPCR /

(Rasio atas Biaya Tunai) Bt

TPCR /

BT = Bt + Btt

Dimana: TP = Total Penerimaan Usahatani (Rp)

BT = Biaya Total (Rp)

Bt = Biaya Tunai (Rp)

Btt = Biaya tidak Tunai (Rp)

Konsep penarikan kesimpulan tentang efektivitas program PUAP

menggunakan penarikan kesimpulan yang didasarkan R/C rasio adalah :

1. Jika R/C rasio dari sebelum dan setelah adanya program PUAP mengalami

penurunan maka program PUAP tidak efektif.

2. Jika R/C rasio dari sebelum dan setelah adanya program PUAP mengalami

kenaikan maka program PUAP efektif.

4.5.5 Uji t berpasangan (paired t-test)

Analisis ini digunakan untuk menguji apakah terdapat perbedaan

pendapatan masyarakat pesisir setelah mengikuti program PUAP berdasarkan

hipotesis yang diajukan yaitu:

H0 : x2-x1 = 0

H1 : x2-x1 ≠ 0

Page 60: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

39

H1 berarti terdapat perbedaan pendapatan antara sebelum dengan sesudah

mengikuti program PUAP

Dasar pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai P-

value dengan nilai α, yakni P-value < α, maka H0 ditolak. Nilai P-value diperoleh

dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Aminah, 2008):

t-hitung =

n

Sd

d

dimana d = x1 – x2; d = ∑n

d; dan Sd =

( )

1

2

2

−∑∑

n

n

dd

dimana : n = jumlah sampel

x1 = pendapatan bersih sebelum

x2 = pendapatan bersih sesudah

Untuk batasan penerimaan dan penolakan H0 yang ingin diperoleh,

ditetapkan penggunaan selang kepercayaan pada α 0,05 dan apabila penerimaan <

t-tabel,db = n-1 sedangkan penolakan terjadi jika > t-tabel, db = n-1. Pengujian

alpha sebesar lima persen dalam uji statistic t-hitung sesuaidengan kebutuhan

penelitian yang juga didasarkan pada pernyataan Usman, dkk (2008), bahwa

dalam penelitian sosial, besarnya alpha tersebut tergantung kepada peneliti.

Page 61: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1 Keadaan Umum, Geografis dan Iklim Kabupaten Bogor

Secara geografis Kabupaten Bogor terletak antara 6º18”0”-6º47”10”

Lintang Selatan dan 106º 23”45”- 107º 13”30” Bujur Timur, yang berdekatan

dengan Ibukota Negara sebagai pusat pemerintahan, jasa dan perdagangan dengan

aktifitas pembangunan yang cukup tinggi, memiliki luas ±298.838,304 ha, dengan

batasan wilayah sebagai berikut (Bapeda Kabupaten Bogor, 2007):

1. Sebelah Utara : Kab. Tangerang (Provinsi Banten), Kab/Kota Bekasi dan

Kota Depok;

2. Sebelah Barat : Kabupaten Lebak (Provinsi Banten);

3. Sebelah Timur : Kabupaten Karawang, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten

Purwakarta;

4. Sebelah Selatan : Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur;

5. Bagian Tengah : Kota Bogor.

Secara administratif, Kabupaten Bogor terdiri dari 411 desa dan 17

kelurahan (428 desa/kelurahan), 3.639 RW dan 14.403 RT yang tercakup dalam

40 kecamatan4. Jumlah kecamatan sebanyak 40 tersebut merupakan jumlah

kumulatif setelah adanya hasil pemekaran lima Kecamatan di tahun 2005, yaitu

Kecamatan Leuwisadeng (pemekaran dari Kecamatan Leuwiliang), Kecamatan

Tanjungsari (pemekaran dari Kecamatan Cariu), Kecamatan Cigombong

(pemekaran dari Kecamatan Cijeruk), Kecamatan Tajurhalang (pemekaran dari

Kecamatan Bojonggede) dan Kecamatan Tenjolaya (pemekaran dari Kecamatan

Ciampea) (Lampiran 3). Selain itu, pada akhir tahun 2006 telah dibentuk pula

sebuah desa baru, yaitu Desa Wirajaya, sebagai hasil pemekaran dari Desa Curug

Kecamatan Jasinga5.

Kabupaten Bogor merupakan wilayah daratan dengan tipe morfologi

wilayah yang bervariasi, dari dataran yang relatif rendah di bagian Utara hingga

dataran tinggi di bagian Selatan, sehingga membentuk bentangan lereng yang

4RPJPD Kabupaten Bogor 2005-2025

5 Loc.it

Page 62: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

39

menghadap ke utara, dengan klasifikasi keadaan morfologi wilayah serta

prosentasenya sebagai berikut6 :

a) Dataran rendah (15-100 m dpl) sekitar 29,28 persen, merupakan kategori

ekologi hilir;

b) Dataran bergelombang (100-500 m dpl) sekitar 42,62 persen, merupakan

kategori ekologi tengah;

c) Pegunungan (500-1.000 m dpl) sekitar 19,53 persen, merupakan kategori

ekologi hulu;

d) Pegunungan tinggi (1.000-2.000 m dpl) sekitar 8,43 persen, merupakan

kategori ekologi hulu;

e) Puncak-puncak gunung (2.000-2.500 m dpl) sekitar 0,22 persen, merupakan

kategori ekologi hulu;

Sedangkan untuk iklim di wilayah Kabupaten Bogor termasuk iklim tropis

sangat basah di bagian selatan dan iklim tropis basah di bagian utara, dengan rata-

rata curah hujan tahunan 2.500-5.000 mm/tahun, kecuali di wilayah bagian utara

dan sebagian kecil wilayah timur curah hujan kurang dari 2.500 mm/tahun. Suhu

rata-rata di wilayah Kabupaten Bogor adalah 20°-30°C, dengan rata-rata tahunan

sebesar 25°C serta kelembaban udara 70 persen. Kecepatan angin cukup rendah,

dengan rata-rata 1,2 m/detik dengan evaporasi di daerah terbuka rata-rata sebesar

146,2 mm/bulan.

Secara umum wilayah Bogor terbentuk oleh batuan vulkanik yang bersifat

piroklastik, yang berasal dari endapan (batuan sedimen) dua gunung berapi, yaitu

Gunung Pangrango (berupa batuan breksi tufaan/kpbb) dan Gunung Salak (berupa

aluvium/kal dan kipas aluvium/kpal). Endapan permukaan umumnya berupa

aluvial yang tersusun oleh tanah, pasir, dan kerikil hasil dari pelapukan endapan

(Lampiran 5). Bahan induk geologi tersebut menghasilkan tanah-tanah yang

relatif subur. Wilayah Kabupaten Bogor memiliki jenis tanah yang cukup subur

untuk kegiatan pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Jenis tanah di Kabupaten

Bogor terdiri dari 22 jenis tanah, dengan presentase terbesar adalah Asosiasi

Latosol Merah, Latosol Coklat Kemerahan dan Laterit Air Tanah sebesar 20,20

6Ibid, hal 40

Page 63: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

40

persen (60.439.627 ha). Secara garis besar jenis tanah yang terdapat di wilayah

Kabupaten Bogor yaitu jenis Asosiasi, Latosol, Laterit, Kompleks dan Podsolik.

Kabupaten Bogor juga terdapat enam sungai yang melintasi diantaranya

DAS Cidurian, DAS Cimanceuri, DAS Cisadane, DAS Ciliwung, DAS Kali

Bekasi dan DAS Citarum Hilir. Selain itu, kondisi morfologi Kabupaten Bogor

sebagian besar berupa dataran tinggi, perbukitan dan pegunungan dengan batuan

penyusunnya didominasi oleh hasil letusan gunung, yang terdiri dari andesit, tufa,

dan basalt. Gabungan batu tersebut termasuk dalam sifat jenis batuan relatif lulus

air dimana kemampuannya meresapkan air hujan tergolong besar. Jenis pelapukan

batuan ini relatif rawan terhadap gerakan tanah bila mendapatkan siraman curah

hujan yang tinggi. Selanjutnya, jenis tanah penutup didominasi oleh material

vulkanik lepas agak peka dan sangat peka terhadap erosi, antara lain Latosol,

Aluvial, Regosol, Podsolik dan Andosol. Dengan demikian beberapa wilayah

rawan terhadap tanah longsor.

5.2 Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Bogor pada tahun 2006 menurut hasil Sensus

Daerah (SUSDA) sebanyak 4.215.585 jiwa dan pada tahun 2007 telah mencapai

4.237.962 jiwa (penyempurnaan hasil SUSDA melalui coklit, 2007) atau 10,32

persen dari jumlah penduduk Propinsi Jawa Barat (40.737.594 jiwa). Berarti

dalam lingkup Propinsi Jawa Barat, jumlah penduduk tersebut menempati urutan

kedua setelah Kabupaten Bandung (4.399.128 jiwa). Laju Pertumbuhan Penduduk

(LPP) Kabupaten Bogor tahun 2006-2007 adalah 0,53 persen, lebih rendah

dibandingkan dengan LPP tahun 2005-2006 yang mencapai 2,79 persen.

Sementara LPP selama periode 2000-2007, rata-rata mencapai 4 persen atau

masih berada diatas 2 persen per tahun. Kondisi ini disebabkan oleh tingginya laju

pertumbuhan alami dan migrasi masuk ke Kabupaten Bogor.

Jumlah penduduk sebanyak 4.237.962 jiwa di atas, terdiri dari penduduk

Laki-laki sebanyak 2.178.831 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 2.059.131

jiwa atau rasio jenis kelamin (sex ratio) 105, artinya penduduk laki-laki lebih

banyak daripada penduduk Perempuan. Sementara itu, komposisi umur penduduk

Kabupaten Bogor pada tahun 2007, yaitu usia 0-14 tahun sebanyak 1.209.386

Page 64: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

41

jiwa, usia 15-64 tahun sebanyak 2.871.380 jiwa, dan usia 65 tahun ke atas

sebanyak 157.196 jiwa. Dari komposisi umur tersebut, maka angka beban

ketergantungan (dependency ratio) mencapai 47,59 yang berarti diantara 100

orang penduduk usia produktif menanggung sebanyak 48 orang penduduk usia

non produktif.

Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Bogor rata-rata 1.417 jiwa/ km²,

sementara tingkat kepadatan terendah adalah 306 jiwa/km², terdapat di kecamatan

Tanjungsari dan tingkat kepadatan tinggi yaitu 7.854 jiwa/km², terdapat di

kecamatan Ciomas. Data ini menunjukkan bahwa pada wilayah perkotaan tingkat

kepadatannya lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah pedesaan, terutama yang

berbatasan langsung dengan Kota Depok dan Kota Bogor.

5.3 Potensi Pertanian On Farm dan Off Farm

Kabupaten Bogor merupakan wilayah yang kaya akan keanekaragaman

hayati. Hal ini dapat terlihat dari letak geografisnya yang dilalui oleh jalur

pegunungan yang kaya akan sumber mata air. Pertanian di Kabupaten Bogor

terdiri dari pertanian pangan, sayuran dan hortikultura dan perkebunan. Tanaman

pangan padi menyebar hampir di semua kecamatan, dengan variasi luasan yang

berbeda. Umumnya padi sawah menyebar di wilayah tengah dan utara, dimana

sudah tersedia irigasi, seperti di Rumpin, Cigudeg, Sukajaya, Pamijahan,

Cibungbulang, Ciampea, Caringin, Jonggol, Sukamakmur dan Cariu dan lainnya.

Tanaman padi gogo menyebar hanya di beberapa kecamatan dalam luasan

terbatas. Produktivitas tanaman padi sawah adalah berkisar empat sampai lima ton

per ha, sedangkan produktivitas padi gogo dua sampai tiga ton per Ha.

Produktivitas ini sebenarnya masih dapat ditingkatkan dengan memperbaiki

kondisi lingkungan, seperti menekan bahaya banjir, dan lain-lain dan perbaikan

manajemen usaha tani seperti pemberian pupuk tepat dosis dan waktu, penyediaan

modal, sarana dan prasarana seperti pembangunan pasar, gilingan padi, dan

seterusnya. Kendala penting tanaman padi sawah lainnya adalah luasan padi

sawah rata-rata adalah 6.720 m2 per keluarga petani. Dengan luasan kepemilikan

yang rendah ini maka penciptaan usaha selain bertani sawah harus dilakukan

terutama dari perikanan atau peternakan.

Page 65: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

42

Daerah pertanian hortikultur seperti sayuran dan buah juga menyebar pada

hampir semua wilayah, tetapi konsentrasi komoditas tertentu hanya menyebar

pada wilayah tertentu. Tanaman jagung menyebar di kecamatan Darmaga,

Cisarua, Megamendung, Cileungsi, Klapanunggal, Rancabungur, Cibinong,

Ciseeng, Gunung Sindur dan Rumpin. Sedangkan tanaman kedelai menyebar

hanya di Tamansari, Kemang, Rancabungur dan Megamendung.

Situasi yang sama juga terjadi pada sayuran dan buah. Daerah sayuran

mendominasi terbatas pada beberapa kecamatan seperti Cisarua, Darmaga,

Leuwisadeng, Cigombong, sedangkan buah berasal dari Tanjungsari, Mekarsari,

Jasinga, Tajurhalang, dan lain-lain. Kendala utama dalam komoditas lahan kering

(semusim dan tahunan) adalah masih rendahnya produktivitas yang terkait dengan

manajemen usaha tani, dan pemasaran. Khususnya untuk tanaman buah,

sebenarnya ada varietas lokal yang sudah dikenal tetapi produksi masih rendah.

Upaya pengembangan komoditas bersifat lokal perlu dilakukan, karena

tanaman perkebunan relatif terbatas di Kabupaten Bogor, tetapi ada daerah utama

perkebunan penyebaran untuk teh di Ciawi, karet di Tanjungsari, dan kelapa sawit

di Kecamatan Leuwiliang, Leuwisadeng, Pamijahan, dan Rumpin. Tanaman

perkebunan ini secara keseluruhan terdapat pada lahan yang berkategori kelas tiga

dengan kendala utama pada kelerengan, sehingga degradasi lahan melalui proses

erosi dan penurunan kesuburan menjadi kendala utama.

Dari sisi luasan kawasan yang dapat dikembangkan untuk tanaman

perkebunan relatif terbatas (total sekitar 27.000 hektar), sehingga bentuk usaha

skala besar tidak dianjurkan, tetapi ke bentuk usaha perkebunan skala kecil dan

bekerjasama dengan usaha yang sudah besar. Kabupaten Bogor memiliki potensi

yang cukup baik di bidang peternakan. Perkembangan populasi ruminansia dan

unggas pada umumnya meningkat setiap tahun, terutama berkembang di Bogor

Barat dan Bogor Timur, yang didukung oleh sumber daya alamnyasebagai daerah

pertanian yang sangat sesuai untuk berkembangnya kegiatan usaha peternakan,

terutama dipandang dari segi ketersediaan pakan, dimana kegiatan usaha tersebut

merupakan kegiatan yang saling bersinergi.

Perkembangan usaha peternakan di Kabupaten Bogor sangat ditunjang

oleh lokasi yang strategis sebagai daerah yang berbatasan dengan ibu kota negara.

Page 66: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

43

Berkembangnya industri hulu dan hilir di bidang peternakan serta keberadaan

Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian di Kabupaten Bogor sebagai sumber

informasi dan teknologi berpengaruh besar pada perilaku usaha peternak. Hal

tersebut di atas dapat merupakan suatu pendorong bagi calon investor untuk

membuka usaha peternakan di Kabupaten Bogor. Kenyataan di atas didukung

oleh data meningkatnya produksi peternakan berupa daging, telur dan susu.

Sedangkan pada sektor perikanan, Kabupaten Bogor cukup potensial

untuk dikembangkan, baik budidaya ikan hias, pembenihan maupun pembesaran

ikan konsumsi. Untuk ikan konsumsi antara lain : mas, lele, nila, gurame dan

patin, yang dapat dikembangkan hampir di setiap kecamatan di Kabupaten Bogor.

Saat ini perkembangan usaha perikanan terutama di Bogor Barat dan sebagian

wilayah Bogor Tengah. Produksi ikan konsumsi diperoleh dari cabang usaha

Kolam Air Tenang 61,74 persen, Kolam Air Deras 27,89 persen, Perikanan

Sawah 6,84 persen, Jaring Apung 1,44 persen, Karamba 0,62 persen dan

Perikanan Tangkap di Perairan Umum 1,34 persen.

5.4 Lokasi Petani Peserta Program PUAP

Desa Cibitung Kulon merupakan salah satu daerah subur yang

menghasilkan produk pangan berupa beras yang paling besar di Kecamatan

Pamijahan. Jarak desa dengan ibukota kecamatan sekitar lima kilometer,

sedangkan untuk jarak dengan ibukota Kabupaten Bogor sekitar 20 kilometer.

Jumlah responden pada penelitian ini, sebanyak 30 responden anggota petani.

Selain penggunaan lahan untuk tanaman pangan (padi), biasanya petani melalukan

tumpang sari dengan hewan ternak atau tanaman pangan lainnya misal umbi-

umbian atau kacang-kacangan.

Tanaman pangan padi merupakan komoditi pertanian yang diusahakan

secara turun-temurun bahkan sudah menjadi tradisi yang dilestarikan oleh

penduduk Desa Cibitung Kulon. Oleh karena itu, musim tanam di daerah tersebut

tidak mengenal waktu dan bisa ditanami kapan saja dikarenakan debit air yang

lebih dari cukup. Kondisi letak yang berada di dataran sedang dan tinggi

menjadikan Desa Cibitung Kulon sangat subur dan menghasilkan produk padi

diatas rata-rata produksi desa lainnya. Pelestarian sumberdaya air di daerah sekitar

Page 67: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

44

Desa Cibitung Kulon harus terus dijaga baik itu oleh warga sekitar maupun oleh

pemerintah daerah agar hasil yang diperoleh petani memuaskan.

Desa Cibitung Kulon terletak di kaki Gunung Salak-Halimun yang kaya

akan keanekaragaman hayati dan merupakan taman nasional yang dilindungi oleh

pemerintah daerah maupun pusat untuk dijaga kelestariannya. Oleh karena itu,

diperlukan komitmen dari warga sekitar untuk tidak tergoda dalam membiarkan

hilangnya lahan pertanian untuk kemudian dijadikan rumah-rumah wisata (villa),

karena dapat mengganggu sumber air yang berada di hulu sungai.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bogor tahun

2008 luas panen, hasil dan produksi padi sawah di Kabupaten Bogor khususnya di

Kecamatan Pamijahan rata-rata diatas 5,5 ton per hektare di masing-masing desa.

Untuk lahan panen yang paling luas terdapat di Desa Ciasihan dengan 1.006

hektare, diikuti oleh desa Ciasmara, Gunung Sari dan Cibunian. Sedangkan untuk

desa Cibitung Kulon hasil panen per hektarnya menduduki urutan teratas 7,3

ton/ha (Tabel 4).

Tabel 4. Luas Panen, Hasil per Hektare dan Produksi Padi Sawah di Kecamatan

Pamijahan Tahun 2008

No Desa Luas Panen (ha) Hasil/ha (ton/ha) Produksi (ton)

1 Cibunian 698 5.6 3,908.8

2 Purwabakti 440 5.6 2,464.0

3 Ciasmara 976 6.1 5,953.6

4 Ciasihan 1,006 6.2 6,237.2

5 Gunung Sari 745 6.1 4,544.5

6 Gunung Bunder 2 335 6.4 2,144.0

7 Gunung Bunder 1 267 6.5 1,735.5

8 Cibening 334 5.8 1,937.2

9 Gunung Picung 325 5.9 1,917.5

10 Cibitung Kulon 434 7.3 3,168.2

11 Cibitung Wetan 408 5.6 2,284.8

12 Pamijahan 400 5.8 2,320.0

13 Pasarean 354 6.8 2,407.2

14 Gunung Menyan 278 5.1 1,417.8

15 Cimayang 273 5.9 1,617.0

Jumlah 7,273 6.0 44,057.3

Sumber : KCD Pertanian Kabupaten Bogor, 2008

Page 68: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

45

Desa Cibitung Kulon merupakan salah satu desa yang menganggap bahwa

bertani merupakan kewajiban yang terus-menerus dijaga kelestariannya dan

diwariskan turun temurun. Hal ini mengakibatkan bertani menjadi suatu tradisi

dan budaya memang konsistensi masih berjalan sampai saat ini. Akan tetapi, bila

tidak dibentuk semangat dan cara bertani yang baik, tentunya akan memiliki

implikasi terhadap hasil panen yang terbatas. Dengan adanya program PUAP

diharapkan para petani di desa Cibitung Kulon dapat meningkatkan produktivitas

yang berimplikasi pada naiknya pendapatan usahatani petani anggota.

Kelestarian keanekaragaman hayati di Kabupaten Bogor akan berdampak

kepada hasil pertanian yang sangat membutuhkan pasokan air. Hal ini juga dapat

mempengaruhi tingkat pendapatan petani yang berada disekitar kawasan taman

nasional Gunung Salak-Halimun. Selain potensi pertanian yang melimpah,

Kecamatan Pamijahan juga merupakan kawasan Wisata dan perkemahan bagi

masyarakat di Wilayah Jabodetabek sehingga pengelolaan dan pemeliharan taman

nasional perlu dilakukan secara teratur agar asset pemerintah daerah Kabupaten

Bogor dapat terjaga dan dapat memberikan kontribusi kepada pendapatan daerah

dan warganya.

Page 69: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

VI. PENGARUH PROGRAM PUAP TERHADAP

PENDAPATAN USAHATANI PADI

6.1 Karakteristik Petani Responden Gapoktan Rukun Makmur

Sejak diresmikan pada Juni 2008 Gapoktan Rukun Makmur oleh Tim

PUAP Kabupaten Bogor anggota Gapoktan ini berjumlah 140 orang yang tersebar

di empat Kelompok Tani (Poktan) diantaranya Poktan Sayagi, Poktan Sawargi,

Poktan Rukun Makmur dan Poktan Berkah. Menurut data yang didapat dari

pengurus Gapoktan tersebut jumlah awalan anggota Gapoktan sekitar 40 orang

dan ketika PUAP sudah bergulir terjadi kenaikan menjadi 140 orang dalam jangka

waktu empat bulan. Jumlah anggota Gapoktan terus mengalami pertambahan

hingga kini berjumlah 223 orang yang tersebar di empat Poktan.

Data peningkatan jumlah anggota Gapoktan Rukun Makmur dapat dilihat

pada Tabel 5 dimana terjadi kenaikan jumlah anggota sebelum dan sesudah

adanya program PUAP.

Tabel 5. Perkembangan Jumlah Anggota Kelompok Tani Sebelum dan Sesudah

Adanya program PUAP di Gapoktan Rukun Makmur.

Kelompok Tani Sebelum PUAP

(orang)

Sesudah PUAP

(orang)

Perubahan

Anggota (%)

Berkah 17 28 64,7

Sawargi 30 46 53,3

Sayagi 20 36 80,1

Rukun Makmur 70 113 61,4

Total 140 223 64,8

Sumber : Gapoktan Rukun Makmur, 2009

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengurus Gapoktan Rukun Makmur

perubahan jumlah anggota mengalami pertambahan yang cukup baik. Sejak awal

didirikan, Gapoktan merupakan lembaga yang tidak begitu diperhatikam oleh

masyarakat desa Cibitung Kulon. Akan tetapi sejak adanya program PUAP dan

telah terealisasi pencairan dana BLM PUAP secara bertahap dan setelah empat

bulan sudah berjalan mulai tampak hasil yang nyata dari program ini diantaranya

petani bisa lebih tepat waktu membeli sarana produksi usahataninya dengan

Page 70: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

47

diberikan kemudahan berupa bunga yang ringan yang dibayarkan pada akhir

periode musim tanam.

Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Cibitung Kulon

di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor yang berjumlah 30 orang responden

yang merupakan anggota Gabungan kelompok tani (Gapoktan) Rukun Makmur

sejak tahun 2008. Jumlah responden tersebut dipilih secara acak (random

sampling) dengan melihat anggota Gapoktan yang merupakan anggota awal yang

menerima dana Bantuan Langsung Mandiri (BLM) PUAP sejak awal dana ini

digulirkan. Karakteristik dari responden penelitian merupakan petani yang

sebagian besar hanya memiliki lahan sebesar rata-rata sebesar 6.470 m2, sehingga

dengan demikian petani ini hanya petani kelas kecil menengah.

Kebutuhan petani akan pembiayaan lahan usahanya untuk menghasilkan

produktivitas hasil Gabah Kering Panen (GKP) merupakan dambaan setiap petani

yang tentunya berimplikasi pada peningkatan margin keuntungan atau pendapatan

petani. Oleh karena itu, penyebaran dana BLM PUAP harus tepat dan merata

dengan diikuti pengontrolan angsuran dari anggotanya. Karakteristik petani

responden yang diamati dalam penelitian ini meliputi usia, jenis kelamin, tingkat

pendidikan, jumlah anggota keluarga, tingkat pengeluaran keluarga dan

pengalaman berusaha. Deskripsi karakteristik petani responden dilihat dari

beberapa kriteria diantaranya adalah status usahatani, usia petani, tingkat

pendidikan petani, status kepemilikan lahan dan pengalaman berusahatani.

6.1.1 Status Usahatani Petani Responden

Sebagian besar responden menganggap bahwa kegiatan bertani yang

mereka lakukan merupakan pekerjaan utama dan sisanya sekitar tiga responden

menganggap kegiatan bertani sebagai pekerjaan sampingan. Status lahan

usahatani dari petani responden peserta program PUAP sebagian besar merupakan

lahan milik sendiri. Sebanyak 90 persen responden adalah petani pemilik yang

bertani merupakan pekerjaan utama dan sisanya sekitar 10 persen merupakan

petani menyewa lahan yang hasil taninya nanti dibagi dengan perbandingan 60:40

kepada pemilik lahan (Tabel 6).

Page 71: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

48

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebagian besar dari petani

responden menggantungkan hidupnya pada kegiatan usahatani padi sawah dan

menganggap usahatani padi masih memberikan keuntungan bagi petani di Desa

Cibitung Kulon.

Tabel 6. Karakteristik Petani Responden Penerima BLM-PUAP Berdasarkan

Status Mata Pencaharian Usahatani Padi di Gapoktan Rukun Makmur

No Status Usahatani Gapoktan Rukun

Makmur

Jumlah Petani Responden (orang)

Pekerjaan

Utama

Pekerjaan

Sampingan

1 Kelompok Tani Rukun Makmur 12 1

2 Kelompok Tani Sawargi 6 1

3 Kelompok Tani Sayagi 4 1

4 Kelompok Tani Berkah 5 -

Jumlah 27 3

Dari 30 orang responden yang berhasil diwawancarai menyatakan bertani

merupakan pekerjaan utama yang dilakukan secara turun-temurun dari orang tua.

Sedangkan sisanya sebanyak tiga menganggap bertani sebagai pekerjaan

sampingan karena pekerjaan utama responden adalah sebagai guru honorer, PNS

dan pedagang sarana produksi pertanian. Pekerjaan sampingan bertani dilakukan

apabila lahan yang dimiliki tidak sedang di sewa atau digadaikan kepada petani

penggarap.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara di lapangan,

tambahan pendapatan yang diperoleh responden dari pekerjaan utama mereka

sebagai guru honorer adalah sebesar Rp 150.000,- sampai Rp 300.000,- per bulan,

sedangkan untuk pedagang bisa mencapai Rp 1.000.000,- per bulan. Tambahan

pendapatan ini dapat mereka gunakan sebagai modal dalam menjalankan aktivitas

usahataninya untuk membeli sarana produksi pertanian yang dibutuhkan dan

kebutuhan rumah tangganya masing-masing.

6.1.2 Usia Petani Responden

Usia petani merupakan salah satu faktor terpenting dalam meningkatkan

produktivitas padi. Usia produktif memberikan pengaruh yang cukup kepada

keberlangsungan petani dalam menggarap lahannya. Selain itu juga, usia

Page 72: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

49

produktif memberikan kemudahan bagi penyuluh untuk menyampaikan materi

menanam yang baik, dikarenakan tingkat pemahaman petani yang tidak cepat lupa

dalam menerima materi tersebut. Jumlah presentase petani responden program

PUAP disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Sebaran Responden Petani Padi Berdasarkan Tingkat Usia

No Usia Petani Responden (Tahun) Jumlah Petani

Responden Presentase (%)

1 ≤ 30 1 3.33

2 31-39 7 23.33

3 40-49 11 36.67

4 50-65 11 36.67

Jumlah 30 100.00

Berdasarkan hasil penelitian rata-rata petani berusia 45 tahun. Pembagian

usia responden dibagi menjadi empat kriteria satu responden berusia dibawah 30

tahun. Usia 31-39 tahun berjumlah tujuh orang atau 23,33 persen dan sebelas

orang berusia 40-49 tahun atau sebesar 36,67 persen. Sehingga jika dijumlahkan

petani responden yang berusia dibawah 50 tahun adalah 19 orang atau 63,33

persen. Sedangkan untuk usia diatas 50 tahun sebanyak 11 orang atau 36,67

persen. Namun faktor usia tidak membatasi para petani untuk melakukan kegiatan

usahatani. Hal ini terbukti dari jumlah responden yang berusia lanjut dan

tergolong bukan usia produktif tetapi masih mampu melakukan aktivitas

usahatani.

6.1.3 Tingkat Pendidikan Petani Responden

Pendidikan merupakan hal terpenting dalam mengetahui aspek teori dan

teknis dalam memahami suatu persoalan terutama masalah mengenai ilmu

pertanian. Oleh karena itu diperlukan peran pendamping atau penyuluhan

terhadap petani dengan cara mentransfer ilmu-ilmu yang didapat kepada petani

agar dapat secara langsung di aplikasikan ke lahan pertanian.

Dari hasil kuisioner penelitian yang disebar dengan melakukan wawancara

dengan petani responden, menunjukkan bahwa petani yang berpendidikan Sarjana

atau Diploma hanya dua orang yang merupakan pengurus Gapoktan atau 6,67

Page 73: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

50

persen. Responden yang berpendidikan sarjana merupakan pensiunan PNS Pemda

Bogor dan Kepala Sekolah SD. Tingkat pendidikan petani responden program

PUAP yaitu Sekolah Dasar (SD) sederajat sebanyak tujuh responden atau 23,33

persen, Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat sebanyak 18 orang

responden atau 60 persen dan sisanya Sekolah Menengah Umum (SMU) sederajat

sebanyak tiga orang atau 10 persen. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Sebaran Responden Petani Padi Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Petani

Responden

Jumlah Petani

Responden

Presentase

(%)

1 SD/Sederajat 7 23.33

2 SMP/Sederajat 18 60.00

3 SMU/Sederajat 3 10.00

4 Diploma/Sarjana 2 6.67

Jumlah 30 100.00

Berdasarkan tingkat pendidikan pada Tabel 8 dapat disimpulkan bahwa

pendidikan tingkat SMP merupakan mayoritas dari petani responden yang

menjadi peserta program PUAP. Tingkat yang pendidikan menengah pertama

dapat dijadikan ukuran untuk bisa memahami suatu persoalan yang sulit dan

mudah menerima hal-hal yang rasional yang diberikan oleh penyuluh masing-

masing. Karakter tingkat pendidikan inilah yang dijadikan salah satu alasan

memilih tempat penelitian di Desa Cibitung Kulon ini.

Petani sebagai pengelola akan berhadapan dengan berbagai alternatif yang

harus diputuskan dan harus dipilih untuk diusahakan. Beberapa hal yang harus

diputuskan oleh petani diantaranya adalah menentukan cara-cara berproduksi,

menentukan cara-cara pembelian sarana produksi, menghadapi persoalan tentang

biaya, mengusahakan permodalan dan sebagainya. Jika petani responden memiliki

tingkat pendidikan yang tinggi maka akan memudahkan mereka dalam

mengadopsi teknologi dan hal-hal baru dalam kegiatan usahatani yang dapat

meningkatkan produktivitas serta pendapatan usahatani. Selain itu, tingkat

pendidikan dan keterampilan serta pengalaman juga mempengaruhi petani dalam

proses pengambilan keputusan dalam kegiatan usahatani yang dijalankan.

Page 74: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

51

6.1.4 Status Luas Lahan Milik Petani Responden

Semakin besar lahan yang dimiliki oleh petani akan semakin besar biaya

yang akan dikeluarkan. Selain itu jumlah tanaman padi yang ditanam juga akan

bertambah dan berimplikasi pada meningkatnya produksi padi serta bertambah

pula penghasilan bagi petani. Luas lahan yang menjadi milik petani responden

dibagi menjadi dua kategori atau golongan yaitu golongan luas lahan antara 0-0,5

hektar sebanyak 17 responden atau 56,67 persen dan golongan luas lahan diatas

0,5 hektar sebanyak 13 responden atau 43,33 persen (Lampiran 5). Selengkapnya

bisa dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Rata-rata Jumlah Petani Responden Berdasarkan Kriteria Luasan Lahan

Padi yang Dimiliki Tahun 2009

No Rata-rata Status Kepemilikan

Petani Responden (ha)

Jumlah Petani Responden

(orang)

Presentase

(%)

1 0 - 0,5 Ha 17 56,67

2 > 0,5 Ha 13 43,33

Jumlah 30 100.00

Semakin luas lahan yang dimiliki oleh petani, maka kemungkinan akan

semakin banyak biaya dan jumlah gabah yang dihasilkan dari lahan tersebut. Luas

lahan yang dimiliki juga menggambarkan besarnya skala usahatani yang

dijalankan. Pada petani responden yang memiliki lahan sawah dibawah 0,25 ha,

umumnya bertani merupakan pekerjaan sampingan dikarenakan hasil yang

didapat tidak mencukupi jika tidak melakukan pekerjaan yang lainnya.

Responden petani yang memiliki luas lahan sempit umumnya memiliki

usaha lain yaitu dibidang peternakan, dagang dan jasa. Dikarenakan lahan yang

tidak begitu luas, terkadang lahan pertaniannya digunakan untuk beternak

kambing atau sapi sehingga alokasi pinjaman modal dari dana BLM PUAP lebih

digunakan untuk membeli pakan ternak tambahan atau mempersiapkan lahan

yang akan ditanami tanaman padi ketika hewan ternaknya sudah dijual.

Page 75: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

52

6.1.5 Pengalaman Usahatani Petani Responden

Berdasarkan hasil wawancara melalui kuisioner dengan para responden

penerima BLM-PUAP dapat diinformasikan bahwa dari total 30 petani responden.

Semakin lama pengalaman berusahatani maka dapat dikatakan petani sudah

mengetahui dan sudah menguasai teknik berbudidaya dalam kegiatan usahatani

yang dijalankan. Namun juga tetap diperlukan pendampingan usaha berupa

pembinaan, pelatihan dan konsultasi pada petugas penyuluh lapangan untuk

membantu para petani menjalankan kegiatan usahataninya serta dapat membantu

mengatasi permasalahan di lapangan apabila para petani tidak mampu mengatasi

sendiri. Selain itu pendampingan juga dapat membantu petani dalam menyerap

informasi-informasi teknologi terbaru di bidang pertanian khususnya padi.

Tabel 10. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Pengalaman Usahatani Di

Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor Tahun 2009

No Pengalaman Usahatani Petani

Responden (Tahun)

Jumlah Responden

(orang)

Presentase

(%)

1 ≤ 10 9 30.00

2 10-20 11 36.67

3 21-30 10 33.33

Jumlah 30 100.00

Tabel 10 menggambarkan pengalaman berusahatani dari petani peserta

program PUAP. Pengalaman berusahatani tidak bisa dikaitkan dengan tingkat

pendidikan atau status kepemilikan lahan. Pengalaman usahatani bisa dikaitkan

juga dengan usia dari petani responden. Pada umumnya pengalaman bertani

responden berkisar antara 11-29 tahun yaitu berjumlah 21 orang petani responden

yang terdiri dari 11 orang berpengalaman antara 10-20 tahun atau 36,67 persen

dan 10 orang petani berpengalaman antara 21-30 tahun atau sebesar sebesar 33,33

persen.

Lain halnya dengan pengalaman bertani yang dibawah 10 tahun sebanyak

sembilan orang atau sebesar 30 persen dari jumlah responden dan diantaranya

adalah guru atau PNS dan meneruskan usahatani orang tua yang sudah dilakukan

bertahun-tahun.

Page 76: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

53

6.2 Kegiatan Usahatani Tanaman Padi di Lokasi Penelitian

Usahatani tanaman padi merupakan usaha yang paling banyak dilakukan

oleh petani di Indonesia. Menanam padi bagi petani merupakan usaha pokok yang

ditekuni sejak mereka dilahirkan, karena menanam padi bagi masyarakat Desa

Cibitung Kulon merupakan tradisi yang turun temurun.

Produktivitas padi di Kecamatan Pamijahan paling besar dibandingkan

dengan kecamatan lainnya di Kabupaten Bogor. Hal ini dikarenakan kondisi alam

yang mendukung dan pasokan debit air yang lebih dari cukup sehingga hasil

panen per hektare bisa di atas rata-rata (Lampiran 4). Hasil yang didapat dari

panen padi tersebut masih bisa ditingkatkan apabila dilakukan penanganan yang

tepat dan akurat dalam memberikan pupuk dan pengolahan lahan sebelum

ditanami.

Pemberian nutrisi bagi tumbuhan dengan jadwal yang sesuai akan

menjadikan tanaman tumbuh subur. Pada dasarnya metode menanam padi yang

dilakukan oleh petani setelah mendapatkan dana BLM dan peserta program PUAP

dengan sebelum menjadi anggota dan sebelum mendapatkan dana PUAP sama

saja. Akan tetapi yang mempengaruhi faktor produktivitas panen padi meningkat

adalah pemberian nutrisi yang tepat waktu, faktor alam atau cuaca dan benih yang

tepat.

Dari ketiga faktor tersebut yang dapat memberikan pengaruh pada

produktivitas padi salah satunya adalah pemberian nutrisi yaitu pupuk yang tepat

waktu, tepat dosis dan tepat cara. Sebelum adanya program PUAP ini petani Desa

Cibitung Kulon merasa kebingungan untuk membeli pupuk sehingga pemupukan

yang seharusnya ≥ lima hari setelah masa tanam menjadi terlambat dikarenakan

kekurangan modal.

Dengan adanya penambahan modal usaha dari dana BLM PUAP petani

responden merasa terbantu dan dapat memberikan nutrisi dengan tepat waktu

sehingga hal ini berimplikasi pada produktivitas gabah yang meningkat. Pada

penggunaan rasio tenaga kerja terjadi perubahan hanya pada aktivitas pengolahan

lahan, dimana penggunaan tenaga kerja setelah adanya PUAP menggunakan

traktor sedangkan untuk sebelum adanya PUAP menggunakan tenaga kerja luar

keluarga. Pada Tabel 11 dapat dilihat perbedaan pemakaian tenaga kerja per

Page 77: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

54

hektar setelah adanya PUAP berdasarkan luas lahan rata-rata yang dimiliki petani

responden yang pada proses pengolahan lahan umumnya memakai traktor.

Tabel 11. Perbandingan Kebutuhan Rata-rata Tenaga Kerja Terhadap Luas Lahan

Sebelum dan Setelah Adanya PUAP per hektar

Jenis Kegiatan

Budidaya

Tenaga Kerja Sebelum

PUAP (HOK)

Tenaga Kerja Setelah

PUAP (HOK)

LK DK LK DK

Pengolahan Lahan 17,52 25,76 - 2

Penyemaian Benih 5,04 5,46 5,04 5,46

Penanaman 32,68 9,58 32,68 9,58

Pemupukan 5,23 2,43 5,23 2,43

Pengendalian HPT 25,52 16,9 25,52 16,9

Panen 91,32 8 91,32 6

Total Rata-Rata 177,01 68,13 159,8 42,37

Sumber: Data primer, diolah

Ket: LK = Luar Keluarga, DK = Dalam Keluarga

Kebutuhan rata-rata tenaga kerja pada Tabel 11 sebelum dan setelah

adanya program PUAP hanya mengalami perubahan yang signifikan pada proses

pengolahan lahan. Hal ini dikarenakan proses pengolahan lahan menggunakan

traktor dan dibantu satu atau dua operator dari tenaga kerja dalam keluarga.

Penggunaan tenaga traktor untuk mengolah lahan bertujuan untuk

percepatan penanaman benih padi, sehingga waktu tanam bisa lebih cepat

dikerjakan. Selain cepat dan efektif penggunaan teknologi traktor diharapkan

mampu membuat petani merasa terbantu karena biaya yang dibebankan dikenakan

secara kolektif minimal satu hektar. Tenaga kerja yang tidak lagi mengolah lahan

berganti propesi menjadi produsen pupuk kandang (organik). Mereka mengolah

limbah kotoran hewan seperti kelinci, kambing maupun sapi sebagai pupuk

pengganti kimia. Limbah kotoran yang diolah menjadi pupuk kandang adalah

limbah padat (peses) dan cair (urine).

6.2.1 Pengolahan Lahan

Kegiatan penanaman padi sawah yang pertama adalah dimulai dari

menyiapkan lahan yang akan ditanam. Lahan yang sebelumnya telah ditanami

Page 78: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

55

oleh tanaman padi dibiarkan selama satu bulan sambil terus dialirkan air, hal ini

dikarenakan untuk menggemburkan tanah sebelum dilakukan pembajakan.

Biasanya penggemburan lahan atau tanah pertanian dilakukan secara manual yaitu

menggunakan tenaga manusia atau hewan dan menggunakan traktor.

Umumnya biaya yang dikeluarkan untuk mengolah lahan hingga bisa

ditanami bervariasi. Untuk saat ini setelah adanya program PUAP proses

pengolahan lahan menggunakan tenaga traktor dengan biaya Rp.600.000,-/ha

sedangkan dengan menggunakan tenaga manusia atau hewan Rp.35.000,-/HOK

pria selama lima hingga enam hari. Efisiensi waktu menjadi pertimbangan petani

responden untuk memilih traktor dalam membajak sawahnya daripada

menggunakan tenaga hewan atau manusia. Karena pada dasarnya traktor juga

dikendarai oleh manusia sehingga biayanya menjadi efektif yang hanya

memerlukan waktu dua hari

Kebiasan untuk mengolah lahan di Desa Cibitung Kulon mengupah buruh

tani adalah dengan sistem bagi hasil atau yang mereka sebut paket, karena

dilakukan saat awal penanaman, perawatan hingga panen. Bagi hasil yang

dilakukan pada saat panen dimana gabah yang dihasilkan dibagi dengan

perbandingan empat banding satu (4:1), dimana ketika gabah yang dihasilkan

sebesar 100 kwintal akan dibagikan 80 kwintal untuk pemilik dan 20 kwintal

untuk penggarap dalam setiap 100 kwintal hasil panen.

Kegiatan pengolahan lahan saat sebelum adanya prorgam PUAP

melibatkan tenaga kerja dari dalam dan luar keluarga. Rata-rata penggunaan

tenaga kerja untuk kegiatan pengolahan lahan per hektar yang dilakukan sebanyak

dua kali dengan 25,76 HOK (Hari Orang Kerja) untuk tenaga kerja dalam

keluarga dan 17,52 HOK untuk tenaga kerja luar keluarga. Akan tetapi pada

umumnya pengolahan lahan di Desa Cibitung Kulon dilakukan menggunakan

traktor yang di sewa dari pengurus Gapoktan dengan pertimbangan cepat dan

kualitas yang dihasilkan lebih baik.

Pada kegiatan awal ini perlu penggunaan tenaga pria yang lebih banyak

dikarenakan penyiapan lahan yang cepat terdiri dari perbaikan pematang sawah,

perataan tanah, dan pembuatan parit disekitar pematang. Tenaga kerja pria dari

luar keluarga lebih banyak dari tenaga kerja dalam keluarga, dikarenakan tenaga

Page 79: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

56

kerja dalam keluarga umumnya menggunakan anak-anak mereka yang bersekolah

pada pagi hingga sore hari.

6.2.2 Penyemaian Benih

Setelah dilakukan persiapan lahan maka dilakukan penyemaian benih yang

dilakukan oleh tenaga kerja dari dalam keluarga. Hal ini dikarenakan kegiatan ini

tidak terlalu sulit apabila dilakukan oleh keluarga sendiri. Kebutuhan rata-rata

tenaga kerja per hektarnya pada kegiatan usahatani penyemaian benih adalah 5,04

HOK tenaga kerja luar keluarga dan 5,46 HOK tenaga kerja dalam keluarga

Cara persemaian yang dilakukan di Desa Cibitung Kulon pada lahan basah

yang sudah diolah menggunakan traktor. Kegiatan selanjutnya adalah membuat

petak-petakan yang berukuran 3 x 2 m dan terletak dekat dengan aliran sumber

air. Hal ini dilakukan untuk mempermudah penyebaran dan pemindahan benih

pada saat benih akan siap ditanam. Umur benih yang siap ditanam yaitu benih

yang berumur lebih kurang 15 hari.

6.2.3 Penanaman

Jarak tanam padi adalah 20 x 20 cm, dilakukan secara lurus dan teratur.

Hal ini bertujuan untuk memudahkan saat melakukan kegiatan penyiangan atau

perawatan dari rumput, hama dan gulma lainnya. Setelah penanaman selesai

sekitar 10 hari petakan sawah tidak digenangi air. Hal tersebut dimaksudkan untuk

memberi kesempatan kepada bibit padi yang telah ditanam dapat memperkuat

perakarannya dan merangsang tumbuhnya anakan padi

Dalam penanaman, petani biasa menggunakan dua hingga tiga bibit

perlubang tanam. Hal ini supaya persaingan bibit tidak terlalu banyak dalam

memperebutkan unsur hara, air dan sinar matahari. Selain itu juga dalam

menanam tidak terlalu dalam agar pada proses penyerapan air dan hara oleh akar

dalam tanam tidak terganggu.

Kebutuhan tenaga kerja rata-rata per hektarnya adalah 5,23 HOK untuk

tenaga kerja luar keluarga dan 2,43 HOK tenaga kerja dalam keluaga. Kebutuhan

tenaga kerja dalam keluarga pada kegiatan ini lebih kepada pengkordinasian kerja

di lapangan. Rasio ini didapat dari wawancara dengan petani responden dengan

Page 80: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

57

alasan tenaga kerja keluarga hanya dibutuhkan untuk pengawasan atau koordinasi

di lapangan.

6.2.4 Pemupukan

Menyediakan kebutuhan hara dan nutrisi yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi dilakukan dengan kegiatan

pemupukan. Pupuk yang digunakan dalam satu kali musim tanam per hektar

adalah tiga kwintal per satu kali pemupukan dengan perincian satu kwintal urea,

1,5 kwintal proska/SP dan satu kwintal TSP. Pupuk NPK digunakan untuk

menambah dan memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.

Untuk pupuk tambahan dalam meningkatkan hasil panen petani biasanya

menggunakan pupuk organik (pupuk cair dan kandang atau air seni ternak). Untuk

mempertahankan ketersediaan hara di dalam tanah yang cukup optimal, maka

perlu dilakukan pengamatan pertumbuhan tanaman dan warna daun7. Pemupukan

yang dianjurkan oleh penyuluh adalah tiga kali yaitu saat umur 7-10 HST (hari

setelah tanam) dengan dosis urea 50-75kg/ha, Ponska/SP 100-150 kg/ha, dan

TSP/KCL 50 kg/ha. Pada usia ≤ 21 HST dilakukan pemupukan yang kedua

dengan dosis Urea 100-150 kg/ha.

Untuk pemupukan ketiga dilakukan pada usia tanam 30-40 HST dengan

dosis Urea 50-100 kg/ha dan KCL atau Proska 50-100 kg/ha). Waktu pemupukan

dilakukan pada pukul 10-11 siang hal ini dikarenakan untuk mencegah pupuk

menempel pada daun (masih basah) dan dapat menyebabkan daun padi terbakar

dan pupuk hilang atau hanyut terbawa air. Selain itu saluran air baik yang masuk

dan keluar petak sawah ditutup terlebih dahulu agar pupuk tidak terbuang.

Penutupan saluran irigasi dilakukan diatas jam 12 siang hingga sore hari.

Dari hasil wawancara dengan petani responden dosis pemberian pupuk

sebelum mendapatkan dana BLM PUAP dilakukan tidak teratur dan sering

terlambat. Hal ini dikarenakan ketersediaan modal yang kurang sehingga petani

harus mencari pinjaman bahkan melalui rentenir. Hal ini berimplikasi pada hasil

panen pada akhir musim dan margin pendapatan yang diperoleh kadangkala tidak

7Cara dan langkah mudah bertanam padi, Majalah Abdi Tani edisi 35 April-Juni 2009

Page 81: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

58

sesuai yang diharapkan bahkan hanya cukup untuk modal menyiapkan musim

tanam berikutnya.

6.2.5 Pengairan Tanaman

Dalam sistem pengairan tanaman padi sawah di Desa Cibitung Kulon

dilakukan secara berundak atau sistem sengkedan yaitu memanfaatkan sifat air

yang mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah.

Kegiatan pangairan dilakukan untuk menjaga dan menyediakan kebutuhan air

bagi pertumbuhan tanaman padi yang memang sangat tergantung sekali dengan

air. Kebutuhan air untuk tanaman padi adalah hingga usia 100 hari. Setelah diatas

tiga bulan barulah volume air dikurangi, karena akan memasuki persiapan masa

panen. Untuk tinggi air sebaiknya antara dua sampai lima sentimeter setelah

tanam dengan usia tanaman diatas 10 hari dengan kondisi air bersikulasi mengalir

sampai fase pembungaan. Petani responden biasanya melakukan pengairan pada

awal musim tanam ketika pertama kali bibit ditanam hingga tanaman berusia 100

hari.

6.2.6 Pengendalian Gulma, Hama dan Penyakit

Dalam budidaya tanaman padi sawah, selain hama dan penyakit, tanaman

pengganggu atau gulma perlu juga dikendalikan. Gulma secara langsung akan

berkompetisi dengan tanaman padi dalam pengambilan unsure hara, air,CO2, sinar

matahari dan ruang tumbuh. Hal ini menjadikan pertumbuhan tanaman tidak

optimal dan menghambat tumbuhnya bulir padi. Dalam penyiangan gulma di

lahan pertanaman padi, dapat dilakukan dengan manual dan dengan menggunakan

herbisida

Penyiangan secara manual dilakukan dengan mencabut gulma yang

tumbuh dan juga menggunakan alat yang disebut gosrok. Sedangkan penyiangan

dengan herbisida dilakukan dengan menyemprot tanaman pengganggu atau gulma

dengan bahan kimia yang selektif digunakan untuk mengendalikan gulma pada

lahan tanaman padi tersebut. Menurut hasil wawancara kepada responden, jumlah

rata-rata tenaga kerja yang dibutuhkan per hektarnya adalah 25,52 HOK dalam

keluarga dan 16,9 HOK luar keluarga.

Page 82: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

59

6.2.7. Panen dan Pasca Panen

Saat memasuki tahap panen volume kadar air mulai dikurangi atau ketika

padi mulai berbuah dan warna hijau. Hal ini dikarenakan untuk menjaga agar bulir

padi tidak cepat membusuk. Prosen perubahan warna dari hijau menjadi kuning

sekitar 10-14 hari atau 40 hari dari fase pembungaan.

Penentuan waktu panen merupakan salah satu faktor penting dalam

kaitannya dengan kualitas gabah yang dihasilkan. Bila tanaman padi dipanen

terlalu awal maka akan banyak bulir padi yang masih berwarna hijau, akibatnya

kualitas gabah yang dihasilkan rendah, dan banyak bulir padi mengapung dan

beras kepala banyak yang patah. Sebaiknya bila tanaman dipanen terlambat maka

akan menurunkan hasil gabah karena banyak terjadi kerontokan gabah saat proses

pemanenan.

Kriteria pemanenan gabah yang ideal dapat dilakukan bila secara visual

kondisi tanaman telah 90 persen masak fisiologi, artinya 90 persen gabah telah

berwarna dari hijau menjadi kuning dan bila dihitung dari masa berbunga telah

mencapai 30-35 hari setelah proses pembungaan. Proses pasca penen dilakukan di

tempat atau di sawah. Hal ini dilakukan agar bulir padi tidak berkurang akibat

tersentuh atau tersenggol dikarenakan penumpukan yang kasar.

Setelah proses penggebutan atau memisahkan bulir dengan batang dan

daun padi. Gabah hasil panen kemudian dijemur selama dua atau tiga hari

tergantung pada kondisi cuaca hingga kadar air berkurangn dan kulit padi

mengering. Hal ini bertujuan untuk memudahkan proses penggilingan atau

pemisahan kulit dengan isinya (beras). Penyusutan dari bobot gabah menjadi

beras berkisar antara 20-30 persen dari bobot awal.

6.3 Penilaian Pelaksanaan Penyaluran Dana BLM-PUAP Berdasarkan Pihak

Penyalur

Salah satu keberhasilan pelaksanaan program PUAP adalah keberhasilan

penyaluran dana bantuan tersebut kepada petani anggota Gapoktan. Berdasarkan

kriteria pihak penyalur yakni Gapoktan dan berdasarkan penelitian terdahulu,

maka untuk menilai pelaksanaan tersebut. Berdasarkan kriteria pihak penyalur

Page 83: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

60

yakni Gapoktan dan berdasarkan hasil penelitian terdahulu, maka untuk menilai

pelaksanaan penyaluran bantuan PUAP digunakan beberapa tolok ukur.

Ketika pertama kali digulirkan pada awal tahun 2008 oleh Kementrian

Pertanian, tujuan program PUAP ini adalah memberikan dana stimulus berupa

dana BLM yang sifatnya tambahan modal dan bergulir yang harus dikembalikan

dalam jangka waktu yang telah disepakati. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan

produktivitas tanaman padi dengan lahan yang terbatas. Selain itu diperlukan

kerjasama semua pihak agar pelaksanaan program PUAP ini dapat berjalan

dengan baik.

Pelaksanaan program PUAP di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor

pada tahun 2008 merupakan program perdana yang dilaksanakan oleh Kementrian

Pertanian RI. Program PUAP merupakan program pemberdayaan masyarakat

yang bertujuan Memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan

untuk pengembangan kegiatan usaha agribisnis. Di Kecamatan Pamijahan

terdapat lima desa penerima dana BLM PUAP sama dengan di Kecamatan

Jasinga. Lima desa penerima PUAP mengalokasikan dana BLM PUAP sebagian

besar untuk sektor pertanian budidaya. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Alokasi Dana Bantuan Langsung Mandiri PUAP Di Kecamatan

Pamijahan Tahun 2008

No Gapoktan Jumlah Dana

Alokasi Dana BLM PUAP Persentase

Penggunaan

Dana (%) Budidaya Non Budidaya

1 Bina Sawargi 100.000.000,- 87.385.000,- 12.615.000,- 87,39

2 Rukun Makmur 100.000.000,- 94.000.000,- 6.000.000,- 94,00

3 Sumber Ubi 100.000.000,- 100.000.000,- - 100,00

4 Makmur Sari 100.000.000,- 75.000.000,- 25.000.000,- 75,00

5 Melati 100.000.000,- 97.000.000,- 3.000.000,- 97,00

Total 500.000.000,- 453.385.000,- 46.615.000,- 90,678

Sumber: Kementan, 2008

Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa sebagian besar penggunaan dana PUAP

digunakan untuk sektor pertanian budidaya yaitu sebesar 90,68 persen.

Keberhasilan pelaksanaan program ini ditentukan salah satunya oleh

terealisasinya penyaluran dana bantuan tersebut sesuai mekanisme yang berlaku.

Page 84: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

61

Pihak penyalur dalam hal ini adalah Gapoktan dan berdasarkan hasil penelitian

terdahulu, maka untuk menilai pelaksanaan penyaluran bantuan PUAP yang baik

digunakan beberapa tolak ukur meliputi: 1) realisasi dan jangkauan pinjaman; 2)

persentase tunggakan.

6.3.1 Realisasi dan Jangkauan Pinjaman Bantuan Langsung Mandiri (BLM)

Perguliran dana BLM PUAP tahun 2008 dimulai pada bulan Maret 2009

sebesar Rp.20.000.000,- alokasi dana tersebut diperuntukkan untuk semua

anggota Gapoktan yang berjumlah 40 orang pada awal pembentukkan sesuai

dengan Rencana Usaha Kelompok (RUK) masing-masing kelompok tani.

Pelaksanaan tahap awal ini adalah untuk melihat partisipasi anggota dalam

mengembalikan pinjamannya. Sanksi bagi anggota yang tidak lancar untuk

membayar pinjaman akan berdampak pada anggota lainnya yang satu kelompok.

Hal ini dikarenakan, sistem yang telah disepakati yaitu angsuran salah satu

anggota harus ditanggung bersama.

Pada saat penelitian dilakukan, Gapoktan Rukun Makmur telah

merealisasikan pinjaman dana BLM PUAP kepada anggotanya sebanyak empat

kali. Pada tahap satu, jumlah dana yang direalisasikan mencapai Rp.20.000.000,-

kepada anggota penerima sebanyak 40 orang, tahap kedua juga telah terealisasi

sebanyak Rp.17.000.000,- kepada 34 orang anggota dan tahap ketiga sebanyak

Rp.30.000.000,- kepada 60 orang anggota serta tahap akhir mencapai

Rp.30.000.000,-. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Realisasi Dana BLM-PUAP di Gapoktan Rukun Makmur Desa

Cibitung Kulon Kecamatan Pamijahan tahun 2009

No Bulan Realisasi Kisaran Pencairan (Rp) Realisasi (Rp)

1 Maret 2009 500.000,- 20.000.000,-

2 April 2009 500.000-700.000,- 17.000.000,-

3 Mei 2009 500.000,- 30.000.000,-

4 Agustus 2009 500.000-700.000,- 30.000.000,-

Total 97.000.000,-

Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa kisaran pencairan realisasi

dana BLM PUAP telah mencapai 97 persen dari jumlah dana PUAP yang

Page 85: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

62

digulirkan yaitu Rp.100.000.000,00. Tahap realisasi pencairan berbeda-beda

dikarenakan Rencana Usaha Anggota (RUA) yang diajukan oleh masing-masing

anggota disetiap Kelompok Tani (Poktan) tidak sama dalam proses verifikasi

kelengkapan administrasi. Pada tahap pertama jumlah anggota yang menerima

dana BLM PUAP dialokasikan untuk masing-masing Poktan sebanyak 10 orang.

Kemudian pada tahap kedua disesuaikan kepada masing-masing Poktan untuk

bisa merancang rencana usaha anggotanya.

Pada tahap awal pencairan dana diberikan sebesar Rp.500.000,- kepada

masing-masing anggota sesuai RUA yang dibuat. Tujuan dari pembatasan

pinjaman ini adalah untuk pemerataan penyaluran pinjaman kepada semua

anggota. Hal ini bertujuan untuk memberikan rasa keadilan kepada masing-

masing Poktan. Kemudian pada tahap keempat pencairan diberikan apresiasi

kepada anggota yang mengembalikan pinjaman tepat waktu atau kurang dari

waktu yang disepakati dengan memperoleh pinjaman sebanyak Rp.700.000,-.

Permohonan pinjaman dana PUAP tertuang dalam RUK (Rencana Usaha

Kelompok). RUK yang telah dibuat oleh petani akan diajukan kepada pengurus

Gapoktan yang juga dibantu oleh PPL pendamping. Pemrosesan RUK meliputi

kelengkapan administratif dan teknis. Menurut pengurus Gapoktan sebagai pihak

penyalur, hal-hal yang menyebabkan RUK tersebut perlu diperbaiki kembali

seperti ketidaksesuaian tanda tangan, nama anggota yang tidak sesuai, pergantian

luas lahan, dan sebagainya. Hal tersebut tentunya dapat menghambat realisasi

pinjaman. Namun ketidaksesuaian tersebut bukan berarti membuat RUK yang

diajukan tidak direalisasikan, hanya saja pelaksanaan pencairan dan pinjaman

mengalami sedikit keterlambatan. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Realisasi Penerima PUAP di Gapoktan Rukun Makmur Desa Cibitung

Kulon Kecamatan Pamijahan 2009

No Nama Kelompok Tani

(Poktan)

Kisaran Pencairan

(Rp)

Jumlah Anggota

Penerima PUAP (orang)

1 Rukun Makmur 43.900.000,- 81

2 Sawargi 19.700.000,- 37

3 Sayagi 17.300.000,- 33

4 Berkah 16.100.000,- 31

Total 97.000.000,- 182

Page 86: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

63

Jangkauan realisasi penerima PUAP pada setiap anggota dimasing-masing

Poktan disesuaikan dengan jumlah anggota pada masing-masing Poktan.

Harapannya adalah masing-masing anggota Gapoktan memiliki kemampuan

mengelola dana BLM PUAP dalam mengembangkan kegiatan pertanian yang

pada akhirnya mampu mengembangkan kegiatan agribisnis yang berkelanjutan

Berdasarkan Tabel 14 diatas dapat diinformasikan bahwa Poktan Rukun Makmur

mendapat kisaran pencairan yang paling besar dibandingkan poktan yang lain. Hal ini

berdasarkan jumlah anggota dan kesiapan secara teknis mengenai persyaratan

admninstrasi dan komitmen pengembalian dana pinjaman yang tepat waktu sehingga

pengurus Gapoktan memberikan kepercayaan untuk meminjamkan dana tersebut pada

musim tanam berikutnya. Tahapan pencairan dana BLM PUAP Gapoktan Rukun

Makmur dapat dilihat Tabel 15.

Tabel 15. Pelaksanaan Tahap Pencairan Dana BLM PUAP Gapoktan Rukun

Makmur Tahun 2009

No Waktu Pencairan Penerima

(orang)

Kisaran

Pencairan (Rp)

Realisasi Dana yang

Disalurkan (Rp)

1 Maret 2009 (Tahap 1) 40 500.000,- 20.000.000,-

2 April 2009(Tahap 2) 34 500.000-700.000,- 37.000.000,-

3 Mei 2009(Tahap 3) 60 500.000,- 30.000.000,-

4 Juni 2009 - - -

5 Juli 2009 - - -

6 Agustus 2009 (Tahap 4) 48 500.000-700.000,- 30.000.000,-

7 September 2009 11 500.000,- 5.500.000,-

8 Oktober 2009 - - -

9 November 2009 - - -

10 Desember 2009 30 750.000,- 22.500.000,-

Total Penerima 223 Total Dana BLM 128.000.000,-

Sumber : Lembaga Keuangan Mandiri (LKM) Gapoktan Rukun Makmur, 2009

Jumlah anggota pada dari awal pembentukan Gapoktan hingga saat ini,

kian bertambah menjadi 223 orang dengan jumlah dana yang tersalurkan

mencapai Rp.128.000.000,-. Dari informasi Tabel 15 dapat diketahui bahwa

Gapoktan Rukun Makmur telah mencairkan atau merealisasikan dana BLM

PUAP sebanyak empat tahap yaitu bulan Maret, bulan April, bulan Mei dan

terakhir bulan Agustus tahun 2009. Pencairan bertahap ini dikarenakan faktor

Page 87: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

64

teknis seperti kelengkapan administrasi, kecocokan lahan, tanda tangan dan lain

sebagainya.

Kemudian pada bulan September pengurus Gapoktan kembali

merealisasikan pinjaman kepada 11 orang anggota baru Gapoktan termasuk

anggota lama yang mengajukan rancangan usahanya kembali pada awal musim.

6.3.2 Persentase Tunggakan

Tunggakan pinjaman merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam

menentukan efektivitas penyaluran pinjaman. Apabila tingkat realisasi pinjaman

tercapai, frekuensi peminjaman meningkat dan jangkauan kredit meluas, namun

persentase tunggakan meningkat maka akan mempengaruhi keberhasilan simpan

pinjam tersebut. Oleh karena dana yang digulirkan bertahap dan harus memutar

secara merata serta semua anggota dapat merasakan manfaatnya, maka diperlukan

manajemen keuangan dan pendekatan untuk memberikan pengertian kepada

anggota betapa pentingnya dana tersebut untuk kesejahteraan bersama.

Penyaluran dilakukan berdasarkan pada musim tanam yaitu setiap empat

bulan sekali yang awalnya dilakukan pada awal bulan kelima. Kebutuhan petani

akan tambahan modal usaha adalah hal yang penting untuk meningkatkan

semangat petani dalam melakukan usahataninya. Dana tambahan modal tersebut

digunakan untuk melakukan kegiatan pemeliharaan, pemupukan dan saat panen.

Tanggapan mengenai PUAP oleh responden dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Tanggapan Responden Terhadap Program PUAP, 2008

Page 88: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

65

Dari Gambar 3 dapat diketahui bahwa 83 persen atau 25 orang

mengalokasikan dana BLM PUAP untuk tambahan modal usahatani padi, empat

orang atau 13,33 persen untuk pengembangan SDM seperti pelatihan petani, biaya

anak sekolah dan 3,33 persen untuk dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan

rumah tangga petani. Pemberian tambahan modal usaha bagi petani walaupun

tidak besar, memberikan dampak yang positif dikarenakan pemberian pupuk dan

perawatan yang tepat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden mengenai pelaksanaan

program PUAP, diketahui bahwa tujuan utama responden menjadi anggota

peserta program PUAP adalah untuk mendapatkan tambahan modal usaha,

kemudian pelatihan dan lain sebagainya. Petani anggota yang membayar

pinjaman dengan tepat waktu akan diberikan kemudahan untuk mendapatkan

pinjaman tahap selanjutnya, bahkan jumlah pinjamannya bisa dinaikkan.

Kenaikan jumlah pinjaman dari Rp.500.000,00 menjadi Rp.700.000,00

merupakan hasil musyawarah dengan anggota Poktan. Apresiasi dari pengurus

Gapoktan terhadap petani yang bisa dengan lancar dalam membayar angsuran

pinjaman akan menimbulkan dampak yang positif bagi kesejahteraan petani.

Alasan responden yang mayoritas kenapa tidak memilih pelatihan sebagai

opsinya adalah karena menganggap pelatihan bisa didapat dari pengalaman hidup.

Untuk responden yang terakhir menjawab tujuan mengikuti program PUAP hanya

untuk mendapatkan uang yang digunakan untuk kebutuhan rumah tangga yang

akan dikembalikan pada awal bulan depan dikarenakan kebutuhan mendadak

tersebut itulah responden ini mengajukan pinjaman.

Lembaga Keuangan Mandiri (LKM) merupakan lembaga mandiri yang

dibentuk oleh pengurus Gapoktan untuk tujuan mengelola keuangan dari dana

BLM PUAP. Umumnya staf pengurus dari lembaga ini diberikan pelatihan

singkat dari Tim PUAP Kabupaten atau Penyelia Mitra Tani (PMT) mengenai

cara mengelola keuangan. Selain itu juga tingkat pendidikan dan pengalaman dari

staf dan manajer lembaga ini menjadi pertimbangan. Manajer LKM dan stafnya

memperoleh honor yang berasal dari bunga pinjaman setiap bulannya sesuai

kesepakatan musyawarah Gapoktan.

Page 89: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

66

Honor untuk manajer dan stafnya ditetapkan sebesar Rp.250.000,-sampai

Rp.300.000,- setiap bulan. Jumlah personil yang mengelola keuangan ini adalah

lima orang terdiri dari manajer, kasir, pemasaran, pembinaan anggota dan

verifikasi. Manajer akan melakukan laporan kas setiap bulan sekali atau setiap

akhir musim tanam. Hal ini dikarenakan untuk mengetahui kondisi kas untuk

memutar dana tersebut kepada anggota yang lainnya.

Kemudahan yang digambarkan peserta program adalah waktu pencairan

yang singkat, syarat yang mudah untuk dipenuhi verifikasi yang tidak rumit dan

sistem tanggung renteng yang diberlakukan oleh LKM. Sedangkan kesulitannya

adalah waktu pedan sulitnya mengisi formulir PUAP yang harus diisi secara

lengkap. Biasanya hal tersebut terjadi pada responden yang tingkat pendidikannya

rendah.

Sesuai dengan sasaran dan tujuannya, yang menjadi peserta dari program

PUAP adalah masyarakat perdesaan yang memiliki usaha ekonomi produktif

khususnya dibidang pertanian budidaya. Untuk Kecamatan Pamijahan, dari hasil

identifikasi dan verifikasi dilapangan oleh pengurus Gapoktan dibantu PPL

setempat jumlah anggota Gapoktan yang telah menggunakan dana BLM PUAP

telah mencapai 223 anggota.

Selisih dari dana awal dengan akhir merupakan bunga yang ditetapkan

berdasarkan musyawarah Gapoktan yang dipergunakan untuk menambah kas

LKM. Bunga sebesar lima persen tersebut dialokasikan sebagai, simpanan pokok,

biaya administrasi dan dana cadangan apabila angsuran mengalami kemacetan

dalam pembayaran dan kemudian digulirkan kembali kepada anggota yang belum

mendapatkan pembiayaan.

Jenis usaha yang dibiayai pada awal dicairkan dana ini adalah untuk

tambahan modal petani anggota pada awal musim tanam. Dengan luas lahan rata-

rata yang dimiliki petani antara 6.470 m2 diharapkan produksi gabah yang

dihasilkan naik dan pendapatan petani meningkat. Mayoritas penggunaan dana

BLM PUAP adalah untuk penambahan modal sektor budidaya (on farm) yaitu

sebesar ≥ 90 persen. Sedangkan sebagian kecil hanya untuk usaha non budidaya

yaitu membeli pupuk, pestisida dan usaha yang bergerak dibidang penyediaan

produksi pertanian.

Page 90: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

67

Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa pada prinsipnya

program PUAP di Kabupaten Bogor khususnya di Kecamatan Pamijahan Desa

Cibitung Kulon sudah sesuai dengan indikator keberhasilan PUAP secara output

dan outcome yaitu tersalurkannya dan BLM PUAP kepada petani, buruh tani dan

rumah tangga tani miskin dalam melakukan usaha produktif pertanian dan

meningkatnya kemampuan Gapoktan dalam memfasilitasi dan mengelola bantuan

modal usaha untuk petani baik pemilik, petani penggarap dan buruh tani

Selama waktu penelitian, peneliti melihat belum terjadi penunggakan

pengembalian pinjaman. Hal ini dikarenakan, penjualan hasil padi ditampung

langsung atau dikordinir oleh pengurus Gapoktan. Jadi pemotongan angsuran

pinjaman terjadi langsung saat transaksi penjualan gabah dan penggilingan.

Proses sosialisasi dan rasa segan anggota-anggota Poktan kepada pengurus

Gapoktan menjadi nilai lebih dari kelompok tani ini. Hal ini dilakukan dengan

cara mengadakan arisan atau silaturahmi dengan sesama anggota setiap dua kali

dalam sebulan, sehingga kebersamaan terus terjalin sekaligus mengontrol

pembayaran angsuran pinjaman atau mengingatkan kepada anggota.

6.4 Penilaian Penyaluran Dana BLM-PUAP Berdasarkan Kriteria Pihak

Pengguna (Petani)

Petani pemilik, petani penggarap, rumah tangga tani adalah kelompok

sasaran dalam pelaksanaan program PUAP. BLM PUAP merupakan program

bantuan yang diberikan kepada mereka melalui Gapoktan dengan tujuan agar

pendapatan mereka dapat meningkat. Penyaaluran BLM-PUAP bagi para petani

harus mengutamakan pelayanan yang baik. Pelayanan yang dimaksud adalah

begaimana bantuan tersebut dapat menjangkau para petani yang membutuhkan

dana tersebut. Oleh karena itu, diperlukan suatu pola pelayanan penyaluran BLM-

PUAP yang diinginkan oleh kelompok sasaran tersebut sehingga penyaluran

BLM-PUAP efektif menurut petani pengguna. Penilaian penyaluran BLM-PUAP

dari sisi pengguna (petani) dapat dilihat dari faktor-faktor sebagai berikut yaitu

persyaratan awal, prosedur realisasi pinjaman, tingkat bunga, biaya administrasi,

pelayanan dan jarak atau lokasi

Page 91: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

68

6.4.1 Persyaratan Awal

Secara umum persyaratan yang wajib dipenuhi oleh calon peminjam

adalah petani harus merupakan anggota resmi dan terdaftar di Gapoktan dan

bersedia membayar bunga pinjaman sebesar lima persen yang dibayar sekali pada

saat pengembalian pinjaman terakhir atau petani menjual hasilnya ke unit usaha

Gapoktan. Besar pinjaman maksimal Rp.500.000,00 dan membuat rincian

pembiayaan usahatani dalam satu musim dengan mengisi formulir yang

disediakan Gapoktan.

Untuk kelengkapan administrasi lainnya adalah fotocopy kartu keluarga,

kartu tanda penduduk, dan foto berukuran 2x3 cm sebanyak dua lembar. Menurut

anggota petani, syarat-syarat tersebut tidak terlalu memberatkan, hanya saja di

desa tersebut yang sulit mencari tempat fotocopy yang terdekat.

6.4.2 Prosedur Pinjaman

Tahapan yang harus dilalui mulai dari pertama kali mengajukan suatu

peinjaman hingga tahapan realisasi pinjaman. Para anggota kelompok tani yang

tergabung dalam Gapoktan harus menyusun Rencana Usaha Anggota (RUA) yang

kemudian dilanjutkan dengan membuat Rencana Usaha Kelompok. Penyusunan

proposal ini dibantu atau dikonsultasikan dengan PPL atau Penyelia Mitra Tani.

RUK yang sudah disusun telah disetujui oleh ketua kelompok dan PPL yang

kemudian disampaikan kepada pengurus Gapoktan.

Proses penilaian meliputi kelengkapan administrasi dan survey lapangan

mengenai lahan yang akan ditanam atau dijadikan usaha. Setelah disetujui

pengurus Gapoktan akan di salurkan dana tersebut kepada anggota melalui ketua

kelompok tani masing-masing. Berdasarkan wawancara dengan pengurus

Gapoktan jumlah peminjam satu kelompok di batasi maksimal 20 orang

Hal ini disebabkan belum pahamnya responden mengenai sistem yang

diterapkan oleh pihak pengurus dan juga sosialisasi yang kurang intensif saat

pertemuan rutinan. Tanggapan responden terhadap mengenai prosedur pinjaman

dapat dilihat pada Gambar 4

Page 92: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

69

Gambar 4. Tanggapan Responden Terhadap Kemudahan Prosedur Peminjaman

Tanggapan responden terhadap prosedur cara mengajukan peminjaman,

sebanyak 56 persen atau 17 orang menyatakan prosedur peminjaman mudah, 27

persen atau delapan orang menyatakan cukup mudah, dan sisanya sebanyak lima

orang atau 17 persen menyatakan agak sulit. Agar pengembalian pinjaman dapat

berjalan lancar, pengurus dan PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) melakukan

suatu fungsi kontrol. Selain kontrol sebelum peminjaman meliputi persyaratan

pinjaman, juga dilakukan kontrol pada waktu proses pengembalian pinjaman

tersebut. Pengontrolan pada saat pengembalian pinjaman oleh petani dilakukan

dengan mengadakan pertemuan akhir bulan guna membahas beragam dinamika

masalah pertanian di lapangan serta sekaligus mengumpulkan dana angsuran

pinjaman oleh petani yang meminjam.

Permohonan pinjaman dana PUAP tertuang dalam RUK (Rencana Usaha

Kelompok). RUK yang telah dibuat, oleh petani akan diajukan kepada pengurus

Gapoktan yang juga dibantu oleh PPL pendamping. Pemrosesan RUK meliputi

kelengkapan administratif dan teknis. Menurut pengurus Gapoktan sebagai pihak

penyalur, hal-hal yang menyebabkan RUK tersebut perlu diperbaiki kembali

seperti ketidaksesuaian tanda tangan, nama anggota yang tidak sesuai, pergantian

luas lahan, dan sebagainya. Hal tersebut tentunya dapat menghambat realisasi

pinjaman. Namun ketidaksesuaian tersebut bukan berarti membuat RUK yang

Page 93: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

70

diajukan tidak direalisasikan, hanya saja pelaksanaan pencairan dan pinjaman

mengalami sedikit keterlambatan.

6.4.3 Biaya Administrasi

Beberapa hal yang perlu dipenuhi oleh petani dalam melengkapi

administrasi adalah fotocopy KTP, materai 3000 untuk perjanjian. Untuk proses

administrasi dikenakan biaya untuk calon peminjam sebesar Rp.25.000,- dengan

rincian iuran wajib Rp.15.000,- dan Rp.10.000,- diperuntukkan untuk pembelian

materai dan proses memfotocopy KTP dan formulir pendaftaran. Lamanya waktu

proses verifikasi paling lama tiga hari, hal ini dikarenakan pihak Gapoktan perlu

melakukan survey langsung ke lapangan untuk mengecek usaha yang akan

dibiayai oleh dana PUAP ini.

6.4.5 Tingkat Bunga

Tingkat bunga adalah bunga nominal dalam persen yang harus dibayar

peminjam berdasarkan perjanjiannya dengan yang meminjamkan. Tingkat bunga

yang dibebankan kepada petani sudah dimusyawarahkan dalam rapat Gapoktan.

Beban bunga ditetapkan sebesar lima persen per musim dan dibayarkan sekali saat

petani akan menjual hasil panen (Yarnen) kepada pengurus Gapoktan. Penetapan

tingkat suku bunga ini merupakan kesepakatan bersama antar anggota berdasarkan

hasil musyawarah mufakat. Alokasi bunga pinjaman tersbut diperuntukkan untuk

administrasi pembelian alat tulis kantor dan pembelian materai serta honor

pegawai LKM.

Tanggapan selanjutnya dari responden adalah dari sisi bunga pinjaman

yang diterapkan. Menurut hasil wawancara dengan responden menyatakan bunga

yang diberlakukan untuk pinjaman ini rendah bahkan ada yang menyatakan

cukup rendah. Hal ini dikarenakan dari bunga sebesar lima persen tersebut

setengahnya dialokasikan untuk simpanan pokok atau wajib yang akan

dikembalikan pada akhir tahun buku. Besarnya simpanan wajib adalah

Rp.10.000,00. Sebanyak 66.67 persen responden menganggap bahwa bunga

pinjaman rendah dan sisanya menyatakan cukup rendah (Gambar 5).

Page 94: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

71

Gambar 5.Tanggapan Responden Terhadap Bunga Pinjaman yang Berlakukan oleh

LKM

Untuk proses pencairan dana dari Tim PUAP Pusat hingga sampai kepada

pihak Gapoktan melalui Bank pelaksana dapat dilihat pada Gambar 6 diagram

aliran dana BLM PUAP ke Gapoktan.

Gambar 6. Mekanisme pencairan dana BLM PUAP ke Gapoktan.

Page 95: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

72

Pada tahap pencairan dari Departemen Pertanian ke rekening Gapoktan,

dokumen persyaratan harus terlebih dahulu dipenuhi. Kemudian setelah itu,

pengurus Gapoktan membentuk Lembaga Keuangan Mandiri Agribisnis (LKMA)

yang bertugas untuk mengelola pembiayaan kepada petani anggota. Mekanisme

penyaluran dari Gapoktan ke petani anggota peserta program PUAP dilakukan

dengan mengisi persyaratan diantaranya adalah mengisi formulir PUAP, foto coy

KTP, pas foto dan petani merupakan anggota terdaftar dan aktif di kelompok

taninya masing-masing.

Pengajuan dana pembiayaan dilakukan secara kolektif melalui masing-

masing ketua kelompoknya dengan batas minimal lima anggota. Setelah

melakukan pengajuan dan persyaratan telah terpenuhi maka pengurus Gapoktan

melalui manajer LKM melakukan verifikasi ke lapang tentang luas lahan yang

dimiliki. Untuk menjaga agar dana BLM PUAP bisa disalurkan kepada semua

anggota Gapoktan, pengurus menerapkan batas maksimal pembiayaan yaitu

sebesar Rp.500.000,-/petani.

Pola Grameen Bank (tanggung renteng) yang pernah diterapkan di Negara

Bangladesh oleh Prof. M. Nuh juga diterapkan oleh Gapoktan Rukun Makmur.

Pola ini menekankan kerjasama dan gotong-royong anggota dalam mengelola

pembayaran angsuran. Apabila salah satu anggota tidak sanggup membayar

angsuran atau pinjaman sesuai yang disepakati, maka pengurus LKM akan

memberikan sanksi kepada petani untuk tidak mendapatkan pinjaman tahap

berikutnya. Oleh karena itu, peran anggota lainnya dalam satu kelompok harus

dilakukan seperti menalangi atau membantu pembayaran pinjaman anggota

lainnya untuk kemudian bisa diberikan pinjaman pada tahap berikutnya.

6.5 Pengaruh PUAP dilihat dari Pendapatan Usahatani

6.5.1 Penggunaan Dana BLM PUAP

Suatu program akan menjadi sarana yang baik dan dapat membantu

penguatan modal apabila dilakukan secara tepat dari segi perencanaan, waktu,

kegunaan, sasaran dan prosedur. Apabila pemberian dana tersebut tidak tapat

sasaran maka akan berdampak negatif pada keberlanjutan program tersebut pada

Page 96: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

73

periode tahun berikut. Alokasi tambahan modal ini bagi petani dimanfaatkan

untuk menambah biaya operasional seperti membeli pupuk, benih padi dan

penyemprotan hama.

Pemanfaatan dana BLM PUAP di Desa Cibitung Kulon sebagian besar

digunakan untuk simpan pinjam anggota yang melakukan usahatani padi sebagai

tambahan modal dan sisanya untuk pembelian sarana pendukung pertanian. Dari

hasil pengamatan dan wawancara dengan pengurus pembelian sarana pendukung

dilakukan untuk memperbaiki sarana kantor dan memfasiitasi petani untuk

membeli input-input pertanian seperti pupuk dan obat pertanian yang

pengadaannya tercantum pada Rencana Usaha Bersama (RUB) Gapoktan. Hal ini

dikarenakan petani ini memang memiliki usaha menyediakan keperluan petani

anggota lainnya sehingga harga yang ditawarkan lebih murah dan bisa dibayar

saat akhir musim tanam nanti.

Sebanyak 29 petani responden atau 96,67 persen mengalokasikan dana

BLM PUAP untuk menambah biaya usahatani. Begitu juga dengan perencanaan

yang tidak matang akan berimplikasi pada hasil akhir yang kurang memuaskan

dan hasil yang tidak maksimal. Sedangkan sisanya sebesar 3,33 persen atau satu

petani responden menggunakan dana tersebut untuk membeli pupuk, pestisida dan

alat pertanian lainnya.

Penggunaan dana BLM PUAP oleh petani responden di Desa Cibitung

Kulon Kecamatan Pamijahan dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Pengalokasian Penggunaan Dana BLM PUAP Tahun 2008

Page 97: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

74

Sedangkan simpan pinjam diberikan senilai Rp.500.000,00 sebagi

pinjaman awal dan apresiasi akan diberikan jika petani mampu mengembalikan

tepat waktu adalah dengan memberikan tambahan pinjaman senilai Rp.700.000,00

pada tahap berikutnya. Dengan adanya BLM PUAP petani sawah terbantu untuk

pengadaan pembelian pupuk, bibit, sewa traktor maupun membayar biaya tenaga

kerja sehingga penangan pertanian bisa tepat waktu dan dosis.

Terlaksananya kegiatan produksi tepat waktu dapat menningkatkan

produksi seperti pemberian pupuk atau pengendalian gulma yang tepat waktu,

cara dan dosis yang benar akan menghilangkan kerugian. Dengan meningkatnya

produksi, maka nilai jual akan naik sesuai harga yang ditetapkan.

6.5.2 Analisis Usahatani Padi Sebelum dan Setelah Adanya PUAP

Faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi usahatani

padi dikategorikan ke dalam biaya-biaya yang dibedakan menjadi biaya tunai dan

biaya yang diperhitungkan. Biaya yang tergolong biaya tunai meliputi biaya yang

dikeluarkan untuk pengadaan pupuk, pestisida, benih, dan biaya untuk membayar

tenaga kerja luar keluarga (TKLK). Sedangkan untuk biaya yang diperhitungkan

adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai tenaga kerja dalam keluarga

(TKDK) dan penyusutan alat-alat pertanian. Berikut penjelasan secara umum

mengenai penggunaan faktor produksi (input) dalam usahatani padi pada

Gapoktan Rukun Makmur.

6.5.2.1 Pengadaan Input

Input merupakan sumberdaya awal dari biaya tunai yang harus disediakan

bagi keberlangsungan produksi pertanian. Berdasarkan hasil wawancara dengan

petani responden, benih yang digunakan saat musim tanam 2009 hingga 2010

digunakan varietas IPB 2 Batola. Varietas padi ini selain tahan dengan penyakit

juga masa panennya pendek sehingga dalam waktu satu tahun bisa beberapa kali

menanam.

Benih tersebut diperoleh dengan harga Rp.6.000,00 per kilogram. Rata-

rata lahan yang dimiliki petani responden adalah 0,6470 hektar. Jumlah rata-rata

Page 98: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

75

benih yang dibutuhkan petani sebelum adanya program PUAP adalah sekitar 29

kilogram per hektar dengan biaya yang dibutuhkan Rp.173.775,-.

Pupuk adalah hal yang terpenting dari produksi dan nutrisi wajib bagi

keberlangsungan produktivitas tanaman. Pupuk yang biasa digunakan oleh petani

Gapoktan Rukun Makmur adalah Pupuk Kandang, Urea, TSP, dan Ponska.

Pemberian nutrisi ini dilakukan dua kali dalam satu musim tanam. Pemupukan

yang rotasi tepat waktu dan dosis dapat meningkatkan produksi tanaman yang

cara aplikasinya disebar menggunakan tangan. Rata-rata penggunaan pupuk oleh

petani di empat kelompok tani sebelum dan setelah adanya PUAP disajikan pada

Tabel 16.

Tabel 16. Rata-rata Jumlah Penggunaan Dosis Pupuk Per Hektar Oleh Petani

Sebelum dan Setelah Adanya PUAP

Jenis Pupuk Satuan Sebelum PUAP Setelah PUAP

Pupuk Kandang Kg 220,4 375

Urea Kg 127,8 125,2

Ponska Kg 106,1 113,5

TSP Kg 102,1 98,7

Berdasarkan pada Tabel 16 dapat dilihat bahwa penggunaan pupuk

mengalami perubahan untuk pupuk pada jenis urea dan pupuk kandang. Untuk

pupuk urea berubah dari 127,8 kg menjadi 125,2 kg atau turun 2 kg dan pupuk

kandang dari 220,4 kg menjadi 375 kg serta pupuk TSP turun dari 102,1 kg

menjadi 98,7 kg. Perubahan penggunaan pupuk ini dikarenakan adanya proses

sosialisasi dari penyuluh pendamping tentang pentingnya penggunaan pupuk

organik terutama pupuk kandang terhadap hasil produksi padi. Selain itu juga,

pupuk kandang ini merupakan hasil olahan limbah hewan yang diusahakan oleh

anggota Gapoktan Rukun Makmur pada sektor ternak yang tidak lagi bekerja

disawah.

Penggunaan pupuk kimia yang dianjurkan oleh dinas terkait atau penyuluh

lapang selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 17, dimana dosis rata-rata

perhektarnya lebih tinggi dari yang dianjurkan sehingga akan membuang biaya

pembelian pupuk yang seharusnya bisa dialokasikan pada input yang lainnya.

Page 99: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

76

Tabel 17. Perbandingan Penggunaan Rata-rata Pupuk per Hektar di Gapoktan

Rukun Makmur Kecamatan Pamijahan

Jenis

Pupuk

Sebelum

PUAP

Anjuran Dinas

Pertanian Selisih (Kg)

Harga/Kg

(Rp)

Nilai

(Rp)

Urea 127,8 100 (-) 27,8 1.300 36.140

Ponska 106,1 100 (+) 6,1 1.800 10.980

TSP 102,1 100 (+) 2,1 1.600 3.360

Keterangan : (+) = Penggunaan pupuk belebih

(-) = Penggunaan pupuk kurang

Penggunaan dosis yang berlebih diakibatkan karena opini petani yaitu

semakin banyak di pupuk maka, produksi akan semakin meningkat. Perubahan

jumlah dosis pupuk yang digunakan oleh responden tidak menunjukkan

perubahan jumlah atau nilai dosis yang signifikan. Adanya perubahan penggunaan

pupuk dikarenakan sebagian petani memilih untuk merubah kombinasi

penggunaan dari pupuk urea dan TSP menjadi pupuk organik seperti pupuk

kandang padat dan cair.

Untuk pupuk kandang digunakan kotoran kelinci berikut air seninya,

dikarenakan banyak petani responden yang membudidayakan kelinci di

pekarangan rumahnya. Selain itu, hal tersebut juga sesuai arahan dari penyuluh

lapang dan Penyelia Mitra Tani setempat.

Dari Tabel 18 juga dapat dijelaskan bahwa penggunaan alat pertanian

adalah Rp.168.000,00. Nilai terbesar terdapat pada penggunaan knapsack sebesar

Rp.200.000,00 per unitnya. Para petani yang tergabung dalam anggota Gapoktan

di Desa Cibitung Kulon umumnya tidak selalu membeli alat pertanian setiap

musim tanam. Pertimbangannya adalah masih layaknya alat-alat tersebut untuk

digunakan kembali, sehingga yang diperhitungkan dalam analisis pendapatan

hanya nilai penyusutan dari penggunaan peralatan pertanian tersebut.

Sarana produksi yang lainnya adalah alat-alat pertanian seperti cangkul,

arit, parang, knapsack yang jumlahnya satu unit. Pada Tabel 15 disajikan

penggunaan peralatan pada usahatani padi di Desa Cibitung Kulon.

Page 100: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

77

Tabel 18. Rata-rata Nilai Penggunaan Peralatan Pada Usahatani Padi di Desa

Cibitung Kulon Kecamatan Pamijahan

No Jenis Peralatan Jumlah yang dimiliki

(unit)

Harga/Unit

(Rp)

Nilai Ekonomis

(Rp)

1 Cangkul 1 45.000 45.000

2 Arit 2 20.000 40.000

3 Parang 2 24.500 49.000

4 Knapsack 0,17 200.000 34.000

168.000

Peralatan petani responden pada umumnya memiliki umur ekonomis satu

sampai lima tahun dan jumlah musim tanam dalam satu tahun sebanyak dua kali.

Penggunaan dana BLM PUAP tidak digunakan untuk membeli peralatan

pertanian tetapi hanya digunakan untuk membeli pupuk kimia, pupuk organik dan

pestisida. Perhitungan nilai penyusutan dilakukan dengan metode garis lurus dan

hasil yang bisa dilihat pada Tabel 19 berikut formulasinya.

Penyusutan = txJumlahUnietahunusimdalamSisxJumlahMUmurEkonom

misNilaiEkono

Tabel 19. Nilai Penyusutan Peralatan Pertanian Pada Usahatani Petani Responden

Gapoktan Rukun Makmur per Tahun

No Jenis Peralatan Nilai Ekonomis

(Rp)

Umur Ekonomis

(Th)

Nilai Penyusutan

(Rp)

1 Cangkul 45.000 4 5.625,-

2 Arit 20.000 2 6.666,-

3 Parang 24.500 5 3.266,-

4 Knapsack 34.000 5 6.800,-

Jumlah 22.357,-

Berdasarkan data dari Tabel 19 diketahui bahwa nilai penyusutan

peralatan pertanian yang digunakan oleh petani responden yakni sebesar

Rp.22.357,00/musim tanam, terdiri dari nilai penyusutan cangkul sebesar

Rp.5.625,00, nilai arit Rp. 6.666,00; parang Rp.3.266,00; dan nilai dari knapsack

(semprotan) Rp.6.800,00.

Nilai penyusutan alat-alat pertanian sebelum dan setelah adanya program

PUAP tidak mengalami perubahan karena alat-alat pertanian tersebut sudah ada

ketika para petani memulai usahataninya. Biaya pengeluaran kembali akan

Page 101: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

78

diperhitungkan apabila peralatan pertanian sudah tidak layak pakai lagi dan harus

digantikan dengan peralatan yang baru.

Menurut hasil wawancara dengan petani yang memiliki knapsack, alat ini

tidak selalu digunakan tergantung tingkat serangan hama penyakit yang

menyerang. Sedangkan cangkul juga hanya digunakan saat perawatan untuk

pengolahan awal digunakan traktor.

6.5.2.2 Output Usahatani

Output usahatani padi merupakan tolak ukur keberhasilan usahatani padi

yang dilihat dari produksi dan penerimaan yang diperoleh petani. Output ini

didapat dari wawancara dengan 30 responden petani anggota Gapoktan Rukun

Makmur. Rata-rata lahan yang dimiliki sekitar 0,6470 hektar. Rata-rata produksi

padi sebelum dengan sesudah adanya program PUAP disajikan pada Tabel 20.

Tabel 20. Rata-rata Produksi Per Hektar Usahatani Padi Petani Responden

Sebelum dan Sesudah Adanya PUAP

Jenis Input Satuan Nilai Rata-Rata

(Rp) Sebelum

Nilai Rata-Rata

(Rp) Setelah

Nilai Selisih

(Rp)

Produksi GKP Kg 4.181 4.576 395

Harga Gabah/Kg 2.200 2.200

Penerimaan Usahatani 9.198.200 10.067.200,00 869.000

Berdasarkan hasil wawancara dengan petani responden, sebagian hasil

produksi yang diperoleh adalah dikonsumsi sendiri dan sisanya dijual. Akan tetapi

dalam perhitungan ini diasumsikan bahwa seluruh hasil produksi petani di jual

petani dengan harga yang telah disesuaikan dengan harga yang berlaku di tingkat

Kecamatan Pamijahan. Gabah kering panen yang sudah dipisahkan dengan batang

padi kemudian dijemur selama dua hari, kemudian dibawa ke tempat penggilingan

padi untuk ditimbang lalu digiling.

Berdasarkan data dari Tabel 20 di atas bahwa rata-rata produksi per hektar

gabah kering panen sebelum adanya PUAP yang peroleh petani responden adalah

4.180 kilogram per musim. Dengan harga gabah kering panen (HGP) yang

berlaku di petani adalah Rp.2.200,00 per kilogram, maka penerimaan total yang

didapat adalah sebesar Rp.9.198.200,00. Untuk produksi yang diperoleh setelah

Page 102: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

79

adanya program PUAP yaitu 4.576 kilogram dengan rata-rata penerimaan total

sebesar Rp.10.067.200,00. Perubahan penerimaan ini dinilai positif bagi

pendapatan petani karena adanya peningkatan sebesarnya Rp.869.000,00.

Peningkatan hasil produksi ini tidak diikuti dengan peningkatan harga

produksi petani. Berdasarkan hasil wawancara dengan petani adanya perubahan

tinggi rendahnya produksi dikarenakan hasil dari bimbingan penyuluhan yang

memberikan arahan tentang penggunaan dosis pupuk, cara penggunaan, dan

waktu pelaksanaan. Selain itu juga dikarenakan penggunaan pupuk organik. Dari

gambaran hasil peningkatan produksi telah menunjukkan manfaat adanya bantuan

dari program PUAP kepada petani.

6.6 Pendapatan Anggota Gapoktan Sebelum dan Setelah PUAP

Pendapatan yang digunakan dalam analisis adalah pendapatan usahatani

rata-rata yang diperoleh dengan cara mengurangkan penerimaan rata-rata dengan

biaya total rata-rata dan biaya tunai rata-rata yang dikeluarkan oleh petani

responden. Pendapatan atas biaya total lebih rendah daripada pendapatan atas

biaya tunai dikarenakan tidak dikurangi oleh biaya yang diperhitungkan. Pada

Tabel 21 disajikan kondisi pendapatan usahatani rata-rata sebelum dan setelah

adanya program PUAP. Pendapatan rata-rata usahatani petani responden yang

disajikan adalah data pada awal musim tanam 2009, yaitu pada saat melakukan

panen perdana pada bulan Juni 2009

Berdasarkan pada Tabel 21 dapat diketahui terjadi peningkatan

penerimaan usahatani berasal dari hasil kali antara jumlah produksi padi sawah

dengan harga jual perkilogramnya. Walaupun program ini baru berjalan satu

tahun namun dengan adanya pembinaan yang sistematis dapat menghasilkan

peningkatan produksi yang relatif besar yaitu terjadi peningkatan sebesar

Rp.869.000,00 atau 395 kilogram. Sebelum adanya program PUAP produksi rata-

rata yang diperoleh adalah sebesar 4.181 kilogram per hektar dalam bentuk Gabah

Kering Panen (GKP) dengan dikalikan harga Rp.2.200,00 perkilogram menjadi

sebesar Rp.9.198.200,00. Namun setelah adanya PUAP terjadi peningkatan

produksi rata-rata padi sawah yang diperoleh sebesar 4.576 kilogram per hektar,

sehingga diperoleh penerimaan rata-rata sebesar Rp.10.067.200,00.

Page 103: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

80

Tabel 21. Pendapatan Usahatani Padi Rata-rata Sebelum dan Setelah Adanya

Program PUAP Per Hektar/Musim

Jenis Biaya Satuan

Fisik

Sebelum Setelah Selisih

Jumlah Rp Jumlah Rp

Produksi GKP Kg 4.181 4.576 395

Harga Gabah/Kg Rp 2.200,- 2.200,-

A.Penerimaan Usahatani Rp 9.198.200,- 10.067.200,- 869.000,-

B.Biaya Usahatani

B.1 Biaya Tunai

1.Benih @Rp.6.000 Kg 29 174.000,- 39,4 236.400,- 62.400,-

2.Pupuk

a. Pupuk kandang @Rp.90 Kg 220 19.836,- 375 33.750,- 13.914,-

b. Urea @ Rp.1.300 Kg 128 166.140,- 125 162.760,- -3.380,-

c. Ponska @ Rp.1.800 Kg 106 190.980,- 113,45 204.210,- 13.230,-

d. TSP @ Rp.1.600 Kg 102 163.360,- 99 157.840,- -5.520,-

3.Tenaga Kerja Luar Keluarga Hok 176,1 6.163.500,- 158,6 5.551.000,- -612.500,-

4.Sewa Traktor Rp 345.878,- 345.878,-

5.Angsuran Pinjaman Rp 525.000,- 525.000,-

6.Pestisida Padat Kg 2,10 5.355,- 1,87 4.769,- -587,-

Total Biaya Tunai Rp 6.883.171,- 7.221.607,- 338.436,-

B.2 Biaya Diperhitungkan

- Tenaga Kerja Dalam

Keluarga

HOK 67,7 2.031.000,- 41,94 1.258.200,- -772.800,-

- Penyusutan Alat Rp 22.357,- 22.357,- 0

Total Biaya Diperhitungkan Rp 2.053.357,- 1.280.557,- -772.800,-

C.Total Biaya Usahatani

(B1+B2)

Rp 8.936.528,- 8.502.164,- -434.365,-

D.Pendapatan Atas Biaya

Tunai (A-B1)

Rp 2.315.029,- 2.845.594,- 530.565,-

E.Pendapatan Atas Biaya

Total (A-C)

Rp 261.672,- 1.565.037,- 1.303.365,-

F.R/C Atas Biaya Tunai

(A/B1)

1,34 1,39 0,06

G.R/C Atas Biaya Total

(A/C)

1,03 1,18 0,15

Biaya yang dikeluarkan meliputi biaya tunai dan biaya yang

diperhitungkan yang jika dijumlah menjadi biaya total usahatani. Sedangkan

pendapatan tunai usahatani merupakan pengurangan antara penerimaan tunai

dengan total biaya tunai. Penerimaan usahatani adalah nilai produksi yang

diperoleh dalam jangka waktu tertentu. Penerimaan usahatani merupakan hasil

perkalian antara jumlah produksi total padi sawah dengan harga jual dari hasil

produksi tersebut.

Page 104: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

81

Biaya tunai usahatani terdiri dari pembelian pupuk, penyewaan traktor,

pembelian benih, pembayaran angsuran pinjaman, pembelian pestisida dan tenaga

kerja luar keluarga. Biaya tunai usahatani yang paling besar adalah pada tenaga

kerja luar keluarga. Sebelum adanya PUAP biaya tunai tenaga kerja luar keluarga

adalah Rp.6.163.500,00 dan setelah adanya PUAP mengalami penurunan sebesar

Rp.612.500,00 menjadi Rp.5.551.000,00. Penurunan biaya tunai tersebut

dikarenakan adanya pengalihan tenaga kerja pada kegiatan pengolahan lahan yang

menggunakan tenaga mesin (traktor).

Penggunaan traktor dan pembayaran biaya angsuran pinjaman turut

mempengaruhi peningkatan biaya tunai setelah adanya PUAP yang mengalami

kenaikan sebesar Rp.338.436,00. Biaya tunai sebelum adanya PUAP adalah

sebesar Rp.6.883.171, 00 menjadi Rp.7.221.607,00 setelah adanya program PUAP.

Selain biaya tunai terdapat biaya yang diperhitungkan. Biaya ini berpengaruh pada

pendapatan total usahatani. Total biaya yang diperhitungkan sebelum adanya

PUAP adalah sebesar Rp.2.053.357,00 dan setelah adanya PUAP sebesar Rp.

1.280.557,00 sehingga terjadi penurunan sebesar Rp.772.800,00. Dari biaya tunai

dan biaya diperhitungkan didapat total biaya usahatani sebesar Rp.8.936.528,00

sebelum adanya PUAP dan Rp.8.502.164,00 setelah adanya PUAP. Perbandingan

biaya total antara sebelum dan sesudah mengalami penurunan sebesar

Rp.434.365,00.

Pendapatan rata-rata atas biaya tunai sebelum dan setelah adanya PUAP

mengalami kenaikan dari Rp.2.315.029,00 menjadi Rp.2.845.594,00 sehingga

terdapat selisih kenaikan sebesar Rp.530.565,00. Kenaikan pendapatan ini

dikarenakan adanya kenaikan produksi GKP dan penurunan biaya tenaga kerja.

Pada pendapatan rata-rata atas biaya total sebelum dan setelah adanya

PUAP adalah sebesar Rp.261.672,00 dan Rp.1.565.037,00 sehingga terdapat

selisih kenaikan sebesar Rp.1.303.365,00. Untuk persentase kenaikan sebelum

dan setelah adanya program PUAP dapat dilihat pada Lampiran Peningkatan

pendapatan ini dikarenakan adanya penurunan biaya diperhitungkan akibat

pengurangan penggunaan tenaga kerja dalam keluarga pada kegiatan pengolahan

lahan yang diganti dengan tenaga mesin.

Page 105: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

82

Penurunan nilai volume tenaga kerja antara sebelum dengan setelah

adanya PUAP disebabkan oleh penggunaan traktor pada kegiatan pengolahan

lahan setelah adanya PUAP. Pengolahan lahan menggunakan traktor memberikan

pengaruh yang baik, sebab dapat menghemat waktu, tenaga kerja dan hasil yang

baik. Selain itu, mempercepat proses penyemaian benih dan proses usahatani

lainnya.

Biaya penggunaan traktor ini disewakan secara kolektif dengan rata-rata

per hektar membutuhkan biaya Rp.345.878,00. Penggunaan traktor ini dapat

menghemat biaya tenaga kerja hingga Rp.429.800,00 atau 9,78 persen. Untuk

biaya upah tenaga kerja pada kegiatan usahatani yang lainnya baik sebelum dan

setelah program PUAP tidak mengalami perubahan. Penambahan biaya lainnya

adalah angsuran pinjaman yang dibebankan untuk dibayar pada saat panen tiba

ditambahkan dengan bunga sebesar lima persen menjadi sebesar Rp.525.00,00.

Dikarenakan sebagian besar petani responden adalah pemilik lahan, maka

diperlukan peralatan untuk mendukung kegiatan usahatani. Peralatan pertanian

tersebut meliputi cangkul, arit, sabit, semprotan dan lain sebagainya yang

digunakan untuk perawatan dan panen dengan nilai penyusutan rata-rata sebesar

Rp.22.357,00. Peningkatan pendapatan usahatani padi merupakan salah satu

tujuan dari dilaksanakannya program PUAP, dengan harapan melalui peningkatan

pendapatan usahatani maka dapat membantu peningkatan kesejahteraan keluarga

petani. Berdasarkan Tabel 18 diketahui bahwa pendapatan rata-rata usahatani padi

atas biaya total dengan luas lahan satu hektar mengalami peningkatan sebesar

69,22 persen. Namun persentase tersebut belum cukup untuk menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan secara nyata pada tingkat pendapatan sebelum dan setelah

memanfaatkan dana BLM-PUAP. Oleh karena itu dalam penelitian ini dilakukan

uji statistik t-hitung untuk data berpasangan

6.7 Analisis R/C Rasio Sebelum dan Setelah program PUAP

Hasil analisis imbangan penerimaan dan biaya (R/C ratio analysis)

usahatani padi yang diusahakan oleh petani responden menunjukkan bahwa

usahatani ini memiliki penerimaan yang lebih besar dibanding biaya usahatani.

Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai R/C rasio lebih besar dari satu. Artinya setiap

Page 106: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

83

satu satuan biaya atau usahatani yang dikeluarkan menghasilkan penerimaan yang

lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan. Nilai R/C rasio atas biaya tunai

sebelum adanya program PUAP sebesar 1,34. Artinya setiap Rp 1 biaya yang

dikeluarkan pada usahatani dengan luas lahan satu hektar maka akan memberikan

penerimaan sebesar Rp.1,34. Sementara itu apabila memasukkan sejumlah biaya

yang diperhitungkan sebagai komponen biaya total, maka nilai R/C rasio sebesar

1,05. Rasio dengan nilai 1,05 berarti setiap pengeluaran biaya total sebesar Rp.1

akan memberikan penerimaan sebesar Rp.1,05 dengan luas lahan satu hektar.

Selanjutnya nilai R/C rasio dari usahatani padi atas biaya tunai setelah

adanya program PUAP sebesar 1,39. Artinya setiap pengeluaran biaya usahatani

sebesar Rp.1 akan didapat penerimaan sebesar Rp.1,39. Apabila memasukkan

biaya yang diperhitungkan sebagai komponen total biaya usahatani maka R/C

rasio yang dihasilkan sebesar 1,18 yang berarti setiap biaya yang dikeluarkan

sebesar Rp.1 akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp.1,18

Berdasarkan hasil uraian diatas dapat diinformasikan bahwa nilai kedua

R/C rasio di atas baik sebelum dan setelah adanya program PUAP lebih besar dari

satu yang berarti dapat dikatakan bahwa usahatani di Gapoktan Rukun Makmur

Desa Cibitung Kulon Kecamatan Pamijahan layak untuk diusahakan. Informasi

selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Perbandingan R/C Rasio Sebelum dan Setelah Program PUAP

Jenis Input Biaya Nilai Rata-rata (Rp) Nilai Rata-rata (Rp)

R/C rasio Atas Biaya Tunai (A/B1) 1,34 1,39

R/C rasio Atas Biaya Total (A/C) 1,03 1,18

Berdasarkan Tabel 22 diketahui bahwa terdapat perbedaan yang positif

antara R/C rasio biaya tunai dengan R/C rasio biaya total. Adanya kenaikan R/C

rasio mengindikasikan bahwa usahatani yang dijalankan efektif dalam

menggunakan sumber daya atau faktor produksi yang ada. Selain itu nilai R/C

rasio biaya total yang lebih kecil dibandingkan dengan R/C rasio atas biaya tunai

karena pada R/C rasio biaya total disertakan biaya yang diperhitungkan, sehingga

hal tersebut mempengaruhi hasil akhir perhitungan R/C rasio atas biaya total.

Page 107: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

84

Diketahui bahwa biaya yang diperhitungkan memiliki kontribusi yang cukup

besar terhadap biaya pengeluaran dalam usahatani padi di Gapoktan Rukun

Makmur Kecamatan Pamijahan.

Dari data tersebut juga dapat diketahui bahwa telah terjadi kenaikan R/C

rasio atas biaya tunai antara R/C rasio sebelum dengan setelah program PUAP

yaitu 1,34 menjadi 1,39. Begitu juga R/C rasio atas biaya total sebelum yaitu 1,03

menjadi 1,18 setelah adanya PUAP. Terjadinya kenaikan rasio penerimaan dan

biaya disebabkan adanya biaya sewa traktor dan angsuran pinjaman yang harus

dilunasi saat musim tanam berakhir atau pada saat panen.

Berdasarkan hasil pengujian t-hitung terhadap pendapatan usahatani atas

biaya tunai para responden sebelum dan setelah menerima BLM-PUAP diperoleh

nilai t-hitung sebesar │-1,98│. Nilai t-hitung ini lebih besar dari nilai t-tabel

(1,645). Menurut kriteria uji, jika t-hitung > t-tabel pada taraf nyata lima persen

(ά=0,05) maka tolak H0. Kesimpulan hasil pengujian diperoleh bahwa ada

perbedaan nyata terhadap pendapatan usahatani sebelum dan setelah memperoleh

BLM-PUAP. Selain dapat dilihat dari hasil pengujian t-hitung, kesimpulan juga

dapat diperoleh dengan melihat nilai signifikasi dari hasil pengujian yang telah

dilakukan. Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,000.

Karena nilai signifikasi lebih kecil dari nilai alfa kepercayaan yakni 0,000 < 0,05,

maka tolak H0. Artinya adalah pendapatan usahatani sebelum dan setelah

memperoleh BLM-PUAP berbeda nyata. Hasil uji t berpasangan (paired t-test)

terhadap pendapatan bersih permusim petani responden dapat dilihat pada

Lampiran 6.

Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa perbedaan pendapatan setelah

mengikuti program PUAP adalah perbedaan yang positif, dimana program PUAP

berhasil meningkatkan secara nyata pendapatan masyarakat desa peserta program

di Desa Cibitung Kulon Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor pada taraf

kesalahan < lima persen. Kesimpulan lainnya adalah meskipun terjadi

peningkatan biaya usaha rata-rata seluruh responden akibat krisis global dengan

pupuk dan obat-obatan naik ternyata mampu untuk meningkatkan pendapatan

rata-rata seluruh petani peserta PUAP permusimnya melalui subsidi mendidik

Page 108: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

85

Pembayaran angsuran tersebut merupakan kesepakatan dari musyawarah

mufakat pengurus dengan anggota Gapoktan dengan bunga sebesar lima persen.

Peningkatan pendapatan yang diikuti dengan peningkatan biaya input yang

digunakan menyebabkan peningkatan kesejahteraan petani tidak dapat tercapai.

Salah satu tujuan utama yang terkait dengan pelaksanaan program PUAP adalah

peningkatan kesejahteraan petani yang dinilai dari peningkatan pendapatan petani.

Walaupun dari hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan

pendapatan secara positif atau mengalami peningkatan yang masih kecil, namun

hal tersebut tidak mempengaruhi para responden dalam membayar angsuran

pinjaman dengan tepat waktu.

Kemampuan para petani penerima BLM-PUAP dalam mengembalikan

angsuran telah menunjukkan bahwa mereka memiliki kemampuan dalam

mengatur keuangan usaha dan keluarga. Walaupun mereka belum bisa membuat

pembukuan secara mendetail dan teratur. Namun hal tersebut merupakan potensi

yang perlu ditingkatkan dan dijadikan dasar agar program PUAP di masa

mendatang dapat terus dilaksanakan dan ditingkatkan.

Kedepan pengurus Gapoktan dan penyuluh pertanian juga harus

menegaskan kembali kepada para petani atau anggota Gapoktan bahwa program

BLM-PUAP bukanlah program amal atau bantuan yang terkesan bagi-bagi uang.

Persepsi para petani harus mampu diubah dari pemikiran yang menganggap

bahwa mereka adalah objek yang harus dikasihani ke arah pemikiran yang

membuat mereka termotivasi untuk menjadi petani mandiri dan sejahtera.

Meninjau hal-hal yang telah diuraikan di atas, perlu dipertimbangkan pula peran

dari para penyuluh pertanian lapangan sangat diperlukan untuk memberikan

masukan dan pengawasan terhadap pelaksanaan program PUAP ini.

Pertimbangan pentingnya penyuluh pendamping perlu ditingkatkan baik

kuantitas maupun kualitas sumberdaya manusianya adalah karena penyuluh

pendamping memiliki peran penting dalam menghubungkan dan mentransfer baik

ilmu, teknologi baru hingga pada pemberian pelatihan guna meningkatkan

keterampilan para petani. Selain itu dengan adanya penyuluh pertanian

pendamping yang ditempatkan di tiap desa atau Gapoktan akan memberikan efek

Page 109: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

86

positif terhadap perkembangan Gapoktan sebagai lembaga sosial ekonomi

perdesaan.

Tujuan dari program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)

adalah untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran melalui penumbuhan dan

pengembangan kegiatan usaha agribisnis di perdesaan sesuai dengan potensi

wilayah. Meningkatkan kemampuan pelaku usaha agribisnis, Pengurus Gapoktan,

Penyuluh dan Penyelia Mitra Tani. Memberdayakan kelembagaan petani dan

ekonomi perdesaan untuk pengembangan kegiatan usaha agribisnis. Terakhir

adalah untuk meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring

atau mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan.

Mekanisme pelaksanaan program PUAP ini dilakukan dengan beberapa

tahapan. Mulai dari tahap penyeleksian Gapoktan hingga pada pemantuan atau

pengawasan pelaksanaan penyaluran serta pemanfaatan dana bantuan tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian ini, penyaluran BLM-PUAP di Gapoktan Rukun

Makmur Kecamatan Pamijahan ditunjukkan dari hasil nilai persentase tunggakan

yang tidak ada sama sekali, dikarenakan pembayaran pinjaman dilakukan saat

panen tiba.

Selain itu juga dinilai dari tingkat bunga yang relatif kecil bila

dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya. Hal tersebut yang membuat para

petani termotivasi untuk melakukan peminjaman kepada pengurus Gapoktan

masing-masing desa. Salah satu tujuan utama yang terkait dengan pelaksanaan

program PUAP adalah peningkatan kesejahteraan petani yang dinilai dari

peningkatan pendapatan petani. Walaupun dari hasil penelitian menunjukkan

bahwa telah terjadi perubahan pendapatan secara positif atau mengalami

peningkatan yang masih kecil, namun hal tersebut tidak mempengaruhi para

responden dalam membayar angsuran pinjaman dengan tepat waktu.

Kemampuan para petani penerima BLM PUAP dalam mengembalikan

angsuran telah menunjukkan bahwa mereka memiliki kemampuan dalam

mengatur keuangan usaha dan keluarga. Walaupun mereka belum bisa membuat

pembukuan secara mendetail dan teratur. Namun hal tersebut merupakan potensi

yang perlu ditingkatkan dan dijadikan dasar agar program PUAP di masa

mendatang dapat terus dilaksanakan dan ditingkatkan. Kedepan pengurus

Page 110: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

87

Gapoktan dan penyuluh pertanian juga harus menegaskan kembali kepada para

petani atau anggota Gapoktan bahwa program BLM-PUAP bukanlah program

amal atau bantuan yang terkesan bagi-bagi uang. Persepsi para petani harus

mampu diubah dari pemikiran yang menganggap bahwa mereka adalah objek

yang harus dikasihani ke arah pemikiran yang membuat mereka termotivasi untuk

menjadi petani mandiri dan sejahtera.

Meninjau hal-hal yang telah diuraikan di atas, perlu dipertimbangkan pula

peran dari para penyuluh pertanian lapangan sangat diperlukan untuk memberikan

masukan dan pengawasan terhadap pelaksanaan program PUAP ini. Pertimbangan

pentingnya penyuluh pendamping perlu ditingkatkan baik kuantitas maupun

kualitas sumberdaya manusianya adalah karena penyuluh pendamping memiliki

peran penting dalam menghubungkan dan mentransfer baik ilmu, teknologi baru

hingga pada pemberian pelatihan guna meningkatkan keterampilan para petani.

Selain itu dengan adanya penyuluh pertanian pendamping yang ditempatkan di

tiap desa atau Gapoktan akan memberikan efek positif terhadap perkembangan

Gapoktan sebagai lembaga sosial ekonomi perdesaan.

Dalam pelaksanaan program PUAP evaluasi yang perlu dilakukan untuk

mengetahui pengaruh PUAP dapat membantu permodalan petani. Untuk evaluasi

program ini dapat dilihat berdasarkan desain dan implementasinya. Di nilai dari

desainnya, bantuan yang diberikan melalui Gapoktan dinilai memiliki desain yang

cukup baik, hanya saja perlu diberikan pemahaman dan sosialisasi yang sering

kepada anggota mengenai program PUAP yang jelas. Dari data pada Tabel 16

dapat dilihat bahwa dengan adanya program ini pendapatan petani meningkat,

tetapi biaya input yang digunakan juga meningkat.

Peningkatan biaya ini disebabkan adanya biaya angsuran pinjaman yang

dibayar tunai berikut bunganya sekali pada akhir panen. Hal ini bisa saja

dilakukan atau diterapkan, akan tetapi sebaiknya dicicil setiap bulan hingga saat

panen tiba satu selama empat bulan. Selain itu juga penerapan pembayaran

angsuran sekali pada saat panen perlu dikaji ulang ke efektivitasannya.

Dalam implementasi program PUAP di Gapoktan rukun makmur dinilai

cukup baik dan lancar mengenai pembayaran angsuran. Hal ini dikarenakan

Gapoktan Rukun Makmur menerapkan sistem “tanggung renteng” yaitu sistem

Page 111: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

88

yang menanggung bersama pinjaman yang apabila salah satu anggota tidak

mampu membayar pinjaman, maka angsuran tersebut dibebankan secara merata

kepada anggota yang lainnya.

Selain itu juga, pihak Gapoktan melakukan survey lapangan langsung

kepada lahan yang akan digunakan anggota untuk melakukan usaha, agar dana

yang dicairkan benar-benar digunakan untuk usaha. Hal ini juga dibantu oleh

penyuluh setempat dan dilakukan pembinaan setiap bulan mengenai cara

pengelolaan lahan dan dana yang baik.

.

Page 112: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

1. Penggunaan tenaga kerja berkurang semenjak ada program PUAP terutama untuk

kegiatan usahatani pada pengolahan lahan dikarenakan menggunakan traktor sehingga

dapat mempercepat pengerjaan lahan untuk persiapan tanam benih dan bibit

2. Tahap realisasi pencairan dana BLM PUAP dilakukan secara bertahap yang

disesuaikan dengan kelengkapan aspek teknis rencana usaha yang dibuat anggota.

Persentase realisasi mencapai 97 persen dengan jumlah anggota penerima mencapai

182 jiwa yang terbagi kedalam empat kelompok tani.

3. Sebanyak 86 persen atau 24 responden menggunakan dana BLM PUAP sebagai

tambahan modal usahataninya. Pada proses pengajuan pinjaman sebanyak 56 persen

atau 17 orang menjawab mudah, 10 orang cukup mudah dan 3 orang menjawab sulit.

Tingkat bunga sebesar lima persen dibayarkan sekali pada saat angsuran terakhir yang

dibayarkan pada penjualan hasil panen.

4. Berdasarkan rasio penerimaan dan biaya diperoleh bahwa terjadi kenaikan rasio

pendapatan atas biaya tunai sebelum PUAP sebesar 1,03 menjadi 1,18 setelah adanya

PUAP. Begitu juga dengan rasio pendapatan atas biaya tunai dari 1,34 menjadi 1,39,

dengan demikian usahatani di Gapoktan Rukun Makmur efektif dan layak diusahakan

semenjak adanya program PUAP.

5. Produksi padi mengalami peningkatan sebesar 395 kilogram setelah adanya program

PUAP atau sebesar 9,45 persen, sehingga penerimaan naik sebesar Rp.869.000,00.

Kenaikan penerimaan diikuti kenaikan input biaya usahatani tunai sebesar

Rp.338.436,00 dikarenakan adanya biaya penggunaan traktor dan membayar angsuran

pinjaman berikut bunganya pada akhir masa panen.

6. Pendapatan atas biaya tunai naik yang sebelumnya Rp.2.315.029,00 menjadi

Rp.2.845.594,00 atau naik sebesar 22,92 persen. Sedangkan pendapatan atas biaya

total naik sebelumnya Rp.261.672,00 menjadi Rp.1.565.037,00 atau selisih positif

Rp.1.303.365,00

7. Berdasarkan R/C rasio dapat disimpulkan bahwa desain dan implementasi dari

program BLM-PUAP dinilai cukup efektif yaitu adanya kenaikan rasio penerimaan

atas biaya tunai sebelum dan setelah program PUAP sebesar 22,92 persen. Begitu

Page 113: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

89

juga dengan pendapatan atas biaya total terjadi kenaikan sebesar 83,28 persen antara

sebelum dengan setelah program PUAP. Hal ini menunjukkan bahwa program BLM

PUAP ini belum efektif dalam pelaksanaan di Gapoktan Rukun Makmur.

8. Berdasarkan hasil uji t berpasangan (paired test) menunjukkan bahwa pendapatan

usahatani padi sebelum dan sesudah berbeda nyata. Artinya secara nyata program

PUAP berpengaruh terhadap pendapatan petani.

7.2. Saran

1. Sosialisasi secara lengkap dan menyeluruh kepada anggota baru yang dinilai masih

kurang dikarenakan kesibukan pengurus Gapoktan dengan cara mengundang petugas

penyuluh lapang (PPL) dan Penyelia Mitra Tani (PMT).

2. Desain program akan lebih baik jika dilakukan dan diikuti program pengembangan

SDM terutama anggota Gapoktan usia produktif.Implementasi program PUAP akan

lebih riil terlihat apabila bentuk pinjaman diberikan berupa pembelian benih unggul

yang langsung dibagikan ke anggota sesuai nilai pinjaman dan sarana produksi

diadakan secara kolektif dalam rangka efektivitas harga beli yang lebih murah.

3. Mendirikan sejumlah unit-unit usaha bersama yang terkait dengan pengadaan bahan-

bahan pertanian dalam rangka memenuhi kebutuhan input pertanian, sehingga petani

tidak perlu lagi memberli keluar desa.

Page 114: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

DAFTAR PUSTAKA

Akbar PS, Usman H. 1995. Pengantar Statistik. Bumi Aksara. Jakarta

Ariansyah, I. 2009. Pengaruh Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Pesisir (PEMP) Terhadap Pendapatan. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan

Manajemen. IPB

Badan Pusat Statistik. 2007. Kontribusi dan Nilai PDB Sektoral Pertanian pada

PDB Nasional. www.google.co.id (12 Juli 2009)

_________________. 2010. Produksi dan Luas Lahan Tanaman Pangan di

Provinsi Jawa Barat.www.google.com

Departemen Pertanian RI. 2008. Pedoman Umum Program Pengembangan Usaha

Agribisnis Perdesaaan (PUAP) 2008

Dewan Produksi Nasional RI. 1983. Konsep-konsep Manajemen Produktivitas di

Perusahaan. www.google.co.id/produktivitas. (15 Juli 2009)

Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bogor. 2008. Daftar Desa Sasaran

Program Pengembangan Usahaq Agribisnis Perdesaan (PUAP)

Jiaravanon, Sumet. 2007. Masa Depan Agribisnis Indonesia dalam Perspektif

Seorang Praktisi. PT Charoen Pokphan Indonesia. Orasi Ilmiah.

Firdaus, M. 2006. Analisis Deret Waktu Satu Ragam. IPB Press.Bogor.

Abdi, MF. 2008. Analisis Pendapatan Usahatani Jagung Manis Dengan Pola

Tanam Tumpangsari dan Monokultur. Skripsi. Fakultas Pertanian. IPB

Hernanto F. 1989. Ilimu Usahatani. Jakarta. Penebar Swadaya.

Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Proyek Peningkatan Perguruan

Tinggi. Institut Pertanian Bogor.

Mulyadi. 1999. Akuntansi Biaya, Edisi 5. Universitas Gajah Mada. Penerbit STIE

YKPN. Yogyakarta.

Nisfiannoor. 2009. Pengantar Statistik. Jakarta: Salemba Humanika

Pertiwi, M. 2008. Pengaruh Program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dalam

memberdayakan Masyarakat Miskin Perkotaan. Skripsi. Fakultas Pertanian.

IPB

Page 115: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

91

Prihandoko, K. 2009. Dampak Program PUAP Terhadap Kinerja Gapoktan.

Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. IPB

Tarmidi. 2006. Efektifvitas Pengolahan Kredit Mikro Proyek Penanggulan

Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) dan Analisis Pendapatan Keluarga Miskin.

Skripsi. Fakultas Pertanian. IPB

Sagala, Z. 2010. Dampak Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan

(PUAP) Terhadap Pendapatan Petani. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan

Manajemen. IPB

Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. Jakarta. UI Press

_________.2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian : Teori dan Aplikasi. Jakarta :

PT Rajawali Grafindo Persada.

_________.1993. Agribisnis : Teori dan Aplikasinya. Jakarta:Raja Grafindo

Persada

_________.1990. Teori Ekonomi Produksi : dengan Pokok Bahasan Khusus

Fungsi Produksi Coob-Douglass. Jakarta: CV Rajawali

Soekartawi, Soeharjo A. Dillon JL. Hardaker JB.1986. Ilmu Usahatani dan

Penelitian untuk Pengembangan Petani Kecil. Jakarta: UI Press

Suratiyah K. 2009. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta

Syahyuti. 2007. Kebijakan Pengembangan Gabungan Kelompok Tani

(GAPOKTAN) Sebagai Kelembagaan Ekonomi Di Perdesaan. Jurnal

Analisis Kebijakan Pertanian (Maret) : 15-35.

Umar, H. 2005. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta : Raja

Grafindo Persada.

Yulistia, N. 2009. Analisis Pendapatan dan Efesiensi Produksi Usahatani

Belimbing Dewa Peserta Primatani di Kota Depok Jawa Barat. Skripsi.

Fakultas Ekonomi dan Manajemen. IPB

Page 116: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

90

Lampiran 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2008-2010 (Miliar Rupiah)

No Lapangan Usaha 2008 2009 2010*

I II III Total I II III Total I II III Total

1 Pertanian,

Peternakan,

Kehutanan dan

Perikanan

162.051 179.056 208.301 549.408 205.105 215.712 238.828 659.644 239.286 249.338 272.136 760.761

2 Pertambangan dan

Penggalian

122.567 137.708 141.590 401.865 131.217 141.966 155.013 428.196 165.358 174.443 180.073 519.874

3 Industri

Pengolahan

304.201 335.154 372.018 1.011.372 355.313 363.124 380.085 1.098.522 381.422 390.368 403.171 1.174.961

4 Listrik, Gas & Air

Bersih

9.504 10.182 10.513 30.199 11.184 11.786 11.862 34.831 11.619 12.679 13.173 37.471

5 Konstruksi 89.344 100.796 113.417 303.557 126.918 135.362 144.069 406.349 150.232 159.939 170.805 480.976

6 Perdagangan,

Hotel & Restoran

156.505 168.593 184.130 509.230 175.698 180.657 192.112 548.467 210.278 218.157 232.056 660.491

7 Pengangkutan dan

Komunikasi

72.166 73.779 81.200 227.145 83.818 86.049 90.642 260.510 93.431 97.802 104.843 296.076

8 Keuangan, Real

Estate & Jasa

Perusahaan

85.726 90.481 94.527 270.734 98.743 99.747 102.051 300.540 107.474 110.044 113.864 331.382

9 Jasa-jasa 108.791 125.620 122.373 356.783 129.124 151.303 145.141 425.568 139.164 162.060 164.361 465.585

Produk Domestik

Bruto

1.110.854 1.221.368 1.328.071 3.660.293 1.317.120 1.385.705 1.459.802 4.162.627 1.498.265 1.574.830 1.654.480 4.727.575

Keterangan : *Angka Sementara

Page 117: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

91

Lampiran 2. Peta Kesesuaian Lahan Pertanian dan Tata Rencana Ruang Wilayah Komodit Pertanian di

Kabupaten Bogor

Page 118: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

92

Lampiran 3. Produksi Dan Luas Lahan Padi Per Kecamatan Di Kabupaten Bogor

No Kecamatan

2008 2009

Produksi

(kg)

Luas Lahan

(m2)

Produktivitas

(Ton/Ha)

Produksi

(kg)

Luas

Lahan (m2)

Produktivitas

(Ton/Ha)

1 Nanggung 10.767 2.540 4,239 12.482 2.762 4,52

2 Leuwiliang 10.028 2.304 4,352 15.482 3.360 4,61

3 Leuwisadeng 9.910 2.259 4,387 10.840 2.308 4,70

4 Pamijahan 28.085 6.424 4,372 33.993 7.280 4,67

5 Cibungbulang 14.152 3.215 4,402 16.983 3.618 4,69

6 Ciampea 12.999 3.079 4,222 13.594 2.988 4,55

7 Tenjolaya 12.541 2.924 4,289 12.703 2.785 4,56

8 Dramaga 5.558 1.391 3,995 6.005 1.387 4,33

9 Ciomas 5.277 1.237 4,266 4.779 1.054 4,53

10 Tamansari 4.990 1.175 4,247 5.479 1.215 4,51

11 Cijeruk 5.185 1.221 4,247 5.412 1.201 4,51

12 Cigombong 4.384 1.056 4,151 4.964 1.121 4,43

13 Caringin 10.734 2.494 4,304 11.753 2.585 4,55

14 Ciawi 5.446 1.293 4,212 5.859 1.310 4,47

15 Cisarua 1.351 336 4,021 1.662 382 4,35

16 Megamendung 3.259 833 3,912 4.227 968 4,37

17 Sukaraja 462 109 4,236 796 177 4,50

18 Babakan Madang 350 85 4,120 1.943 438 4,44

19 Sukamakmur 15.930 3.840 4,148 24.280 5.298 4,58

20 Cariu 13.081 3.193 4,097 19.955 4.314 4,63

21 Tanjungsari 14.805 3.580 4,136 21.347 4.719 4,52

22 Jonggol 22.568 5.121 4,407 28.160 6.039 4,66

23 Cileungsi 6.071 1.434 4,233 6.072 1.348 4,50

24 Klapanunggal 5.495 1.364 4,029 5.091 1.182 4,31

25 Gunung Putri 1.700 410 4,145 404 92 4,39

26 Citeureup 612 147 4,165 2.116 465 4,55

27 Cibinong 2.266 537 4,220 641 144 4,45

28 Bojonggede 376 90 4,177 571 128 4,46

29 Tajurhalang 551 132 4,178 875 194 4,51

30 Kemang 1.514 362 4,182 1.514 331 4,58

31 Rancabungur 2.153 581 3,705 2.202 533 4,13

32 Parung 2.122 519 4,089 1.995 457 4,36

33 Ciseeng 5.194 1.232 4,216 5.284 1.184 4,46

34 Gunung Sindur 1.624 377 4,308 1.648 362 4,55

35 Rumpin 12.875 3.268 3,940 16.994 4.020 4,23

36 Cigudeg 13.949 3.214 4,340 20.162 4.308 4,68

37 Sukajaya 10.916 2.576 4,238 14.184 3.146 4,51

38 Jasinga 14.219 3.502 4,060 15.057 3.418 4,41

39 Tenjo 9.120 2.202 4,142 10.460 2.444 4,28

40 Parung Panjang 10.214 2.595 3,936 11.039 2.599 4,25

7.821 1.856 4 9.475 2.092 4,53

Sumber : KCD Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor, 2009

Page 119: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

93

Lampiran 4. Produktivitas Panen Tanaman Pangan Padi di Provinsi Jawa Barat pada Tahun 2011

No Kabupaten/Kota Luas

Panen (Ha)

Hasil Per

Hektar(Ku/Ha)

Produksi

(Ton)

%

Produksi

% Luas

Panen 1 KAB BOGOR 89.006 59,6 530.506 4,71 4,67

2 KAB SUKABUMI 126.982 58,65 744.807 6,61 6,67

3 KAB CIANJUR 136.159 58,45 795.845 7,06 7,15

4 KAB BANDUNG 73.012 60,68 443.039 3,93 3,83

5 KAB GARUT 121.786 65,22 794.285 7,05 6,39

6 KAB TASIKMALAYA 131.989 62,81 829.065 7,36 6,93

7 KAB CIAMIS 114.833 62,37 716.171 6,35 6,03

8 KAB KUNINGAN 63.169 58,13 367.219 3,26 3,32

9 KAB CIREBON 88.664 57,46 509.458 4,52 4,65

10 KAB MAJALENGKA 101.108 56,58 572.039 5,08 5,31

11 KAB SUMEDANG 71.965 58,99 424.515 3,77 3,78

12 KAB INDRAMAYU 224.307 57,54 1.290.682 11,45 11,77

13 KAB SUBANG 166.674 54,56 909.356 8,07 8,75

14 KAB PURWAKARTA 37.610 58,48 219.961 1,95 1,97

15 KAB KARAWANG 184.627 59,68 1.101.896 9,78 9,69

16 KAB BEKASI 100.446 58,57 588.293 5,22 5,27

17 KAB BANDUNG BARAT 40.211 60,18 241.987 2,15 2,11

18 KOTA BOGOR 1.446 57,61 8.331 0,07 0,08

19 KOTA SUKABUMI 3.539 61,26 21.682 0,19 0,19

20 KOTA BANDUNG 1.492 54,72 8.164 0,07 0,08

21 KOTA CIREBON 729 57,22 4.171 0,04 0,04

22 KOTA BEKASI 965 57,87 5.585 0,05 0,05

23 KOTA DEPOK 817 58,97 4.818 0,04 0,04

24 KOTA CIMAHI 619 61,49 3.806 0,03 0,03

25 KOTA TASIKMALAYA 15.012 58,84 88.330 0,78 0,79

26 KOTA BANJAR 7.913 60,24 47.668 0,42 0,42

JUMLAH 1.941.329 1.536 11.436.334 100,00

Sumber : Kementrian Pertanian RI, 2010

Page 120: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

94

Lampiran 5.

STRUKTUR ORGANISASI GABUNGAN KELOMPOK TANI (Gapoktan)

RUKUN MAKMUR DESA CIBITUNG KULON KECAMATAN PAMIJAHAN

STRUKTUR ORGANISASI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS

(LKMA) RUKUN MAKMUR

MUSYAWARAH PETANI DESA CIBITUNG KULON

MEMBENTUK GAPOKTAN RUKUN MAKMUR

BENDAHARA

Samsudin Hanafi SEKRETARIS

Kosasih

KELOMPOK TANI

(Poktan) BERKAH

Misarja

KELOMPOK TANI

(Poktan) SAYAGI

Kosasih

KELOMPOK TANI

(Poktan) SAWARGI

M.Hatta

KELOMPOK TANI (Poktan)

RUKUN MAKMUR

H. Cucun R

ANGGOTA GABUNGAN KELOMPOK TANI (Gapoktan) RUKUN MAKMUR DESA

CIBITUNG KULON KECAMATAN PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR

KETUA GAPOKTAN

H.Cucun R

KASIR

Tina

PEMASARAN

Susanti

PEMBINAAN ANGGOTA

Kosasih

VERIFIKASI KELENGK.ADM

Encep N

MANAJER LKMA

Samsudin Hanafi

Page 121: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

95

Lampiran 6. Karakteristik Responden Penelitian Dilihat dari Luas Lahan, Pendidikan, Status Lahan dan

Pengalaman Bertani Petani Responden.

No Nama Responden dan

Umur

Luas

Lahan (m2)

Pendidikan

Terakhir

Jenis

Kelamin

Status

Lahan

Pengalaman

Bertani

1 H.Cucun (45 tahun) 40.000 SLTA L Pemilik 18

2 Edi K (47 tahun) 7.636 SLTA L Pemilik 2

3 Usep R (32 tahun) 1.500 SMEA L Pemilik 2

4 Illis (55Tahun) 1.818 SD L Pemilik 3

5 Abdul R (53 tahun) 7.636 SD L Pemilik 4

6 Hayati (42 tahun) 2.200 SD P Pemilik 4

7 Misarja (65 tahun) 6.545 SD (kelas 4) L Pemilik 7

8 H. S. Hanafi (64 tahun) 2.500 STKIP L Pemilik 5

9 H.Kosasih (50 tahun) 10.000 SLTA L Pemilik 28

10 Yati N (26 tahun) 3.000 SMP P Penggarap 2

11 Yayah Sopiah (47 tahun) 5.000 SD P Penggarap 3

12 Entin Kartini (40 tahun) 4.900 SLTA P Pemilik 3

13 Neneng S (54 tahun) 3.000 SD P Pemilik 10

14 Nyai Iyat (45 tahun) 5.000 SD P Penggarap 3

15 Giyarti (32 tahun) 4.500 SD P Penggarap 5

16 Lilis R (36 tahun) 5.000 SMP P Pemilik 8

17 Ratna Komala (38 tahun) 4.745 SLTA P Pemilik 10

18 Jarnuji (60 tahun) 4.500 SD L Pemilik 10

19 Endoh M (35 tahun) 6.000 SLTA L Pemilik 7

20 Hj. Haya. N (45Tahun) 6.000 SLTA(Kelas1) P Pemilik 3

21 M. Hatta (48 tahun) 10.000 SD L Pemilik 27

22 Sunggono (58 tahun) 600 SLTA L Pemilik 3

23 Jasiman (55 tahun) 1.500 SLTA L Pemilik 15

24 H. Solahudin (55 tahun) 909 SD L Pemilik 20

25 Syamsudin Y (45 tahun) 4.000 SMP L Pemilik 11

26 Elo (40 tahun) 4.500 SD (Kelas 4) P Pemilik 15

27 Abdul Qodir (50 tahun) 5.000 SD L Pemilik 27

28 Roya Iskandar (42 Tahun) 5.000 SLTA L Pemilik 8

29 Encep (37 Tahun) 4.000 SLTA L Pemilik 5

30 Dede (43 Tahun) 4.500 SMP L Pemilik 13

Total luas lahan (m2) 194.091

Rata -rata luas lahan (m2) 6.470

Total luas lahan (ha) 19,4

Page 122: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

96

Lampiran 7. Output Minitab Uji t-hitung Perubahan Pendapatan Paired T For Pendapatan Usahatani Padi

Responden Sebelum dan Setelah Memperoleh BLM-PUAP

————— 07/09/2011 9:05:28 ———————————————————— Welcome to Minitab, press F1 for help. Paired T-Test and CI: Penerimaan Sebelum; Penerimaan Setelah Paired T For Penerimaan Sebelum - Penerimaan Setelah N Mean StDev SE Mean Penerimaan Sebelum 30 5992090 7647362 1396211 Penerimaan Setelah 30 6560287 8412836 1535967 Difference 30 -568198 767772 140175 95% CI For Mean Difference: (-854888; -281507) T-Test of mean Difference = 0 (vs not = 0): T-Value = -4,05 P-Value = 0,000 Paired T-Test and CI: pendapatan sebelum PUAP; pendapatan setelah PUAP Paired T for Pendapatan Sebelum PUAP - Pendapatan Setelah PUAP N Mean StDev SE Mean Pendapatan Sebelum 30 81685 267943 48920 Pendapatan Setelah 30 566636 1479275 270078 Difference 30 -484951 1339644 244584 95% CI For Mean Difference: (-985182; 15281) T-Test of Mean Difference = 0 (vs not = 0): T-Value = -1,98 P-Value = 0,057 Paired T-Test and CI: Tunai sebelum PUAP; Tunai Setelah PUAP Paired T for Tunai sebelum PUAP - Tunai Setelah PUAP N Mean StDev SE Mean Tunai Sebelum PU 30 1418492 1831715 334424 Tunai Setelah PU 30 1403464 2532680 462402 Difference 30 15027,8 705432,0 128793,7 95% CI for Mean Difference: (-248384,9; 278440,4) T-Test of Mean Difference = 0 (vs not = 0): T-Value = 0,12 P-Value = 0,908

Page 123: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

97

Lampiran 8. Alokasi Dana BLM PUAP Menurut Sektor Usaha

(000)

No Kecamatan Gapoktan Rencana Usaha Bersama (RUB)

Total Total

% On farm (%) Off

farm

(%)

1 Jasinga

Bina Tani Mandiri 67.650 67,65 32.350 32,35 100.000 100

Harapan Jalan 100.000 100 0 0 100.000 100

Jujur sauyunan 48.000 48 52.000 52 100.000 100

Lesmar sukatani 40.000 40 60.000 60 100.000 100

Sari rasa 90.000 90 10.000 10 100.000 100

Sub Total 345.650 154.350

2 Pamijahan

Bina Sawargi 87.385 87,385 12.615 12,615 100.000 100

Makmur Sari 75.000 75 25.000 25 100.000 100

Melati 97.000 97 3.000 3 100.000 100

Rukun Makmur 94.000 94 6.000 6 100.000 100

Sumber Ubi 100.000 100 0 0 100.000 100

Sub Total 453.385 46.615

3 Leuwiliang

Harapan maju 67.000 67 33.000 33 100.000 100

Karya Guna 54.100 54,1 45.900 45,9 100.000 100

Tani Makmur 100.000 100 0 0 100.000 100

Rukun Tani 89.250 89,25 10.750 10,75 100.000 100

Sub Total 310.350 89.650

4 Sukamakmur Tani Mukti 100.000 100 0 0 100.000 100

5 Tenjo

Budaya Tani 92.000 92 8000 8 100.000 100

Sauyunan 95.200 95,2 4800 4,8 100.000 100

Tekad Tani 92.250 92,25 7750 7,75 100.000 100

Sub Total 279.450 20550

6 Jonggol Saluyu 100.000 100 0 0 100.000 100

7 Cisarua Bunga Wortel 92.000 92 8.000 8 100.000 100

8 Darmaga Mekarsari 73.995 73,995 26.005 26,005 100.000 100

9 Taman Sari Mekarsari 100.000 100 0 0 100.000 100

10 Leuwisadeng Tri Karya 86.120 86,12 13.880 13,88 100.000 100

11 Ranca Bungur Mitra Usaha 80.000 80 20.000 20 100.000 100

Total 2.020.950 379.050 2.400.000

Page 124: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

98

Lampiran 9. FORMULIR PROGRAM USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP)

NAMA GAPOKTAN :

DESA :…………….. KECAMATAN…………… KABUPATEN………….

PERMOHONAN PEMBIAYAAN

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama ..............................................................................................................................:

Tempat dan tgl lahir :

Agama ..............................................................................................................................:

Alamat Rumah :

Telp :

Pekerjaan :

Keanggotan : Kelompok Tani .............................. No Anggota

Dengan ini mengajukan permohonan fasilitas pembiayaan kepada Program PUAP Gapoktan ………………Desa Kecamatan

Dana Sebesar : Rp. .................................................. ( ................................................................ )

Jangka Waktu : ........................................................ bulan/minggu.

Untuk Keperluan :

Sebagai bahan pertimbangan saya lampirkan :

1. Foto copy KTP (suami, istri) dan Kartu Keluarga.

2. Persetujuan suami atau istri, atau orang tua bagi yang belum menikah ( usia > 17 tahun)

3. Rekomendasi dari Tim Pengarah Desa dan PPL sebagai berikut :

Rekomendasi Tim Pengarah Desa PUAP

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama :

Alamat : ..................................................... Telp :

Jabatan : Ketua Komite Pengarah Desa PUAP, Desa

2. Nama :

Alamat : ..................................................... Telp :

Jabatan : Penyuluh Pendamping Desa PUAP, Desa

Menyatakan bahwa nama tersebut di atas adalah anggota Gapoktan

Tercatat dalam keanggotaan kelompok tani .............................. …No……..dan berdasarkan pengamatan kami nama tersebut di atas

berkelakuan baik dan mempunyai usaha seperti usulan pembiayaan dan dapat melunasi angsuran pinjaman tepat waktu. Demikian

rekomendasi ini dibuat dengan sebenarnya. Setuju diberikan pinjaman sebesar Rp.

Dengan Cicilan ….Kali@Rp……………… ………….., …………..2009

Mengetahui,

Manager LKMA Ketua Penyuluh Pendamping Ketua

Kelompok Tani Tim Pengarah Desa

( ) ( ) ( ) ( )

Page 125: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

99

Lampiran 10. Perbandingan Produksi Beras Nasional Tahun 2008-2011

Provinsi Tahun

Luas Panen(Ha) 2008-2011 Produksi(Ton) 2008-2011

NAD 293.323 348.429 352.520 349.787 1.242.374 1.504.982 1.571.134 1.582.468

Sumatera Utara 728.844 767.575 754.659 741.511 3.110.615 3.489.085 3.540.316 3.582.432

Sumatera barat 370.616 433.805 460.497 461.220 1.655.458 2.060.986 2.267.358 2.211.248

Riau 109.812 148.730 156.088 154.089 368.770 526.622 568.679 574.864

Jambi 137.698 154.788 153.897 160.487 496.952 641.617 660.636 628.828

Sumatera Selatan 435.989 741.447 769.478 770.233 1.564.819 3.080.366 3.437.579 3.272.451

Bengkulu 87.911 134.399 133.629 132.167 342.014 510.702 513.102 516.869

Lampung 398.924 567.950 590.609 590.304 1.739.764 2.649.176 2.818.490 2.807.791

Bangka Belitung 1.574 7.549 8.175 11.126 5.231 19.490 29.011 22.249

Kepulauan Riau 0 150 396 407 0 444 1.286 1.246

DKI Jakarta 3.357 2.258 2.015 2.099 16.886 12.057 11.321 11.164

Jawa Barat 1.728.945 1.950.895 2.037.763 1.941.329 8.897.551 11.186.501 11.436.334 11.737.683

Jawa Tengah 1.587.137 1.714.926 1.801.397 1.876.514 8.097.202 9.504.206 10.607.094 10.110.830

DI Yogyakarta 99.150 144.020 147.058 147.163 542.079 819.106 826.752 823.887

Jawa Timur 1.619.739 1.884.879 1.963.983 1.964.098 8.369.215 11.096.154 11.596.930 11.643.773

Banten 300.466 369.238 406.411 382.995 1.359.536 1.864.493 1.953.505 2.048.047

Bali 146.980 144.367 152.190 150.936 787.658 846.185 865.853 869.161

NTB 296.928 376.098 374.284 398.028 1.380.580 1.879.641 1.993.829 1.774.499

NTT 108.590 195.815 172.821 181.389 345.820 610.970 559.518 533.268

Kalimantan Barat 259.701 410.595 428.461 425.262 766.100 1.289.935 1.351.450 1.343.888

Kalimantan Tengah 92.795 208.358 247.064 212.976 248.242 561.694 585.482 648.872

Kalimantan Selatan 382.421 498.643 471.166 493.133 1.295.880 2.002.435 1.964.982 1.842.089

Kalimantan Timur 76.992 151.467 149.797 157.934 259.539 583.326 618.492 588.112

Sulawesi Utara 66.940 113.521 119.626 121.382 298.437 542.526 592.527 583.458

Sulawesi Tengah 142.912 214.805 202.312 210.433 512.916 968.394 971.362 931.379

Sulawesi Selatan 813.846 875.967 885.823 902.776 3.699.720 4.370.839 4.537.741 4.374.432

Sulawesi Tenggara 65.831 94.952 107.751 111.140 251.663 376.850 464.768 454.644

Gorontalo 35.035 49.137 45.937 55.083 157.538 257.485 297.396 253.563

Sulawesi Barat 0 6.725 75.923 79.552 0 318.233 380.419 362.900

Maluku 7.021 20.657 20.233 17.963 19.975 86.937 78.134 83.109

Maluku Utara 19.898 13.440 16.071 16.370 62.978 45.603 56.442 55.401

Papua Barat 0 10.487 9.464 9.570 0 37.360 34.271 34.254

Papua 0 25.467 26.686 29.237 0 95.666 115.131 102.610

Indonesia 10.419.375 12.842.739 13.244.184 13.258.693 47.895.512 63.840.066 66.411.469 67.307.324

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011

Page 126: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

100

Lampiran 11. Rata-rata Pendapatan Usahatani Sebelum dan Setelah Adanya Program PUAP

Jenis Biaya Satuan

Fisik

Sebelum Setelah Selisih %

Kenaikan Jumlah Rp Jumlah Rp

Produksi GKP Kg 4.181 4.576 395 9,45

Harga Gabah/Kg Rp 2.200 2.200 0,00

A. Penerimaan Usahatani Rp 9.198.200 10.067.200 869.000 9,45

B. Biaya Usahatani

B.1 Biaya Tunai

1. Benih @Rp.6.000 Kg 29 174.000 39,4 236.400 62.400 35,86

2. Pupuk

a. Pupuk kandang @Rp.90 Kg 220 19.836 375 33.750 13.914 70,15

b. Urea @Rp.1.300 Kg 128 166.140 125 162.760 -3.380 -2,03

c. Ponska @Rp.1.800 Kg 106 190.980 113,45 204.210 13.230 6,93

d. TSP @Rp.1.600 Kg 102 163.360 99 157.840 -5.520 -3,38

3.Tenaga Kerja Luar Keluarga HOK 176,1 6.163.500 158,6 5.551.000 -612.500 -9,94

4.Sewa Traktor Rp 345.878 345.878

5.Angsuran Pinjaman 525.000 525.000

6.Pestisida Padat Kg 2,10 5.355 1,87 4.769 -587 -10,95

Total Biaya Tunai Rp 6.883.171 7.221.607 338.436 4,92

B.2 Biaya Diperhitungkan

- Tenaga Kerja Dalam Keluarga HOK 67,7 2.031.000 41,94 1.258.200 -772.800 -38,05

- Penyusutan Alat 22.357 22.357 0 0,00

Total Biaya Diperhitungkan 2.053.357 1.280.557 -772.800 -37,64

Total Biaya Tenaga Kerja

(LK & DK)

243,80 8.194.500 200,54 6.809.200 -1.385.300

C.Total Biaya Usahatani

(B1+B2)

8.936.528 8.502.164 -434.365 -4,86

D.Pendapatan Atas Biaya

Tunai (A-B1)

2.315.029 2.845.594 530.565 22,92

E.Pendapatan Atas Biaya

Total (A-C)

261.672 1.565.037 1.303.365 83,28

F.R/C Atas Biaya Tunai

(A/B1)

1,34 1,39 0,06 4,32

G.R/C Atas Biaya Total (A/C) 1,03 1,18 0,15 15,04

Page 127: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

101

Lampiran 12. Perbandingan Komoditi Luas Lahan dan Produksi Tanaman Pangan Nasional Tahun 2008-2011

Jenis

Tanaman

Pangan

Tahun

2008 2009 2010 2011

Luas Panen Produksi Luas Panen Produksi Luas Panen Produksi Luas Panen Produksi

Padi 12.327.425 60.325.925 12.883.576 64.398.890 13.244.184 66.411.469 13.258.693 67.307.324

Jagung 4.001.724 16.317.252 4.160.659 17.629.748 4.143.246 18.364.430

4 068 776 17.925.467

Kedelai 590.956 775.710 722.791 974.512 661 711 908 111 666 702 934.003

Kacang Tanah 633.922 770.054 622.616 777.888 620 828 779 607 622 854 778.335

Kacang Hijau 278.137 298.059 288.206 314.486 258 529 292 084 268 161 304.169

Ubi Kayu 1.204.933 21.756.991 1 175.666 22.039.145 1 182 604 23 908

459 1 168 187 22.900.207

Ubi Jalar 174.561 1.881.761 183.874 2.057.913 181 048 2 050 805 182 320 2.080.853

Sumber : Kementrian Pertanian RI, 2010

Page 128: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

102

Lampiran 13. Perbandingan Kebutuhan Rata-rata Tenaga Kerja terhadap Luas Lahan Sebelum dan Setelah

Adanya PUAP

Jenis Kegiatan

Budidaya

Tenaga Kerja Sebelum PUAP (HOK) Tenaga Kerja Setelah PUAP (HOK)

LK DK LK DK

Pengolahan Lahan 17,52 25,76 - 2

Penyemaian Benih 5,04 5,46 5,04 5,46

Penanaman 32,68 9,58 32,68 9,58

Pemupukan 5,23 2,43 5,23 2,43

Pengendalian HPT 25,52 16,9 25,52 16,9

Panen 91,32 8 91,32 6

Total Rata-Rata 177,01 68,13 159,8 42,37

Page 129: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

103

Lampiran 14. Perbandingan Luas Lahan dan Produktivitas Tanaman Pangan Di Provinsi Jawa Barat Tahun

2008-2011

Jenis Tanaman

Pangan

Tahun

2008 2009 2010 2011

Luas Panen Produksi Luas Panen Produksi Luas Panen Produksi Luas Panen Produksi

Padi 1.803.628 10.111.069 1.950.203 11.322.681 2.037.763 11.737.683 1.941.329 11.436.334

Jagung 118.976 639.822 136.707 787.599 153.778 923.962 147.496 915.183

10. Kedelai 23.810 32.921 41.775 60.257 36.700 55.823 37.022 57.446

11. Kacang Tanah 54.103 78.512 61.498 89.454 67.894 99.048 63.800 96.287

12. Kacang Hijau 11.606 12.187 13.978 16.195 12.866 14.624 13.659 15.776

13. Ubi Kayu 109.354 2.034.854 110.827 2.086.187 104.934 2.012.732 105.782 2.054.423

14. Ubi Jalar 27.252 376.490 33.387 469.646 30.071 43. 969 29.658 432.443

Sumber : Kementan, 2010

Page 130: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

104

Lampiran 15. Data Output atau Penerimaan Rata –Rata Gapoktan Rukun Makmur Sebelum dan Setelah Adanya Program PUAP

Luas Lahan

Sebelum Sesudah

Selisih Selisih

Produksi (Kg) Produksi

(Ton)

Prod/Ha/Mus

im (Ton)

Harga

Jual

Penerimaa

n

Produksi

(Ton)

Prod/Ha/Musi

m (Ton) Harga Jual Penerimaan

40.000 4,00 17,16 4,290 2.200 37.752.000 18,88 4,719 2.200 41.527.200 3.775.200 1,72

7.636 0,76 3,16 4,140 2.200 6.955.233 3,40 4,451 2.200 7.476.876 521.642 0,24

1.500 0,15 0,61 4,060 2.200 1.339.800 0,72 4,799 2.200 1.583.644 243.844 0,11

1.818 0,18 0,71 3,930 2.200 1.571.998 0,76 4,183 2.200 1.673.078 101.079 0,05

7.636 0,76 3,31 4,340 2.200 7.291.235 3,56 4,658 2.200 7.824.953 533.718 0,24

2.200 0,22 0,95 4,300 2.200 2.081.200 0,99 4,521 2.200 2.187.966 106.766 0,05

6.545 0,65 2,78 4,240 2.200 6.105.605 3,02 4,617 2.200 6.649.004 543.399 0,25

2.500 0,25 1,03 4,105 2.200 2.257.750 1,13 4,516 2.200 2.483.525 225.775 0,10

10.000 1,00 3,94 3,940 2.200 8.668.000 4,33 4,334 2.200 9.534.800 866.800 0,39

3.000 0,30 1,31 4,370 2.200 2.884.200 1,44 4,807 2.200 3.172.620 288.420 0,13

5.000 0,50 2,04 4,080 2.200 4.488.000 2,24 4,488 2.200 4.936.800 448.800 0,20

4.900 0,49 2,07 4,230 2.200 4.559.940 2,28 4,653 2.200 5.015.934 455.994 0,21

30.000 3,00 12,27 4,090 2.200 26.994.000 13,50 4,499 2.200 29.693.400 2.699.400 1,23

5.000 0,50 2,12 4,230 2.200 4.653.000 2,33 4,653 2.200 5.118.300 465.300 0,21

4.500 0,45 1,89 4,210 2.200 4.167.900 2,08 4,631 2.200 4.584.690 416.790 0,19

5.000 0,50 2,16 4,320 2.200 4.752.000 2,38 4,752 2.200 5.227.200 475.200 0,22

4.745 0,47 1,98 4,170 2.200 4.353.485 2,18 4,587 2.200 4.788.834 435.349 0,20

4.500 0,45 1,89 4,200 2.200 4.158.000 2,08 4,620 2.200 4.573.800 415.800 0,19

6.000 0,60 2,60 4,340 2.200 5.728.800 2,86 4,774 2.200 6.301.680 572.880 0,26

6.000 0,60 2,62 4,360 2.200 5.755.200 2,88 4,796 2.200 6.330.720 575.520 0,26

10.000 1,00 4,30 4,300 2.200 9.460.000 4,70 4,696 2.200 10.330.320 870.320 0,40

600 0,06 0,27 4,500 2.200 594.000 0,30 4,950 2.200 653.400 59.400 0,03

1.500 0,15 0,57 3,780 2.200 1.247.400 0,62 4,158 2.200 1.372.140 124.740 0,06

909 0,09 0,32 3,540 2.200 707.999 0,36 3,936 2.200 787.295 79.296 0,04

4.000 0,40 1,65 4,120 2.200 3.625.600 1,77 4,425 2.200 3.893.894 268.294 0,12

4.500 0,45 1,97 4,370 2.200 4.326.300 2,11 4,689 2.200 4.642.120 315.820 0,14

5.000 0,50 2,01 4,020 2.200 4.422.000 2,21 4,422 2.200 4.864.200 442.200 0,20

600 0,06 0,24 3,920 2.200 517.440 0,26 4,312 2.200 569.184 51.744 0,02

4.000 0,40 1,77 4,420 2.200 3.889.600 1,91 4,782 2.200 4.208.547 318.947 0,14

4.500 0,45 2,03 4,500 2.200 4.455.000 2,18 4,851 2.200 4.802.490 347.490 0,16

Page 131: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

105

Lampiran 16. Data Input Produksi Rata-rata Gapoktan Rukun Makmur Sebelum Adanya Program PUAP

Luas Lahan Benih

Kg/Ha

Pupuk

Kandang Kg/Ha

Pupuk

Urea Kg/Ha Ponska Kg/Ha TSP Kg/Ha

Pestisida

(Kg)

Penyusut

an Alat

Tenaga Kerja

M2 Ha LK DK Total Sewa

Traktor 40000 4,0000 208,0 900,0 225,0 500,0 125 460,0 115,0 452,0 113 13,20 89.428,0 709,2 273 982 2.484.000

7636 0,7636 39,7 171,8 225,0 100,8 132 80,2 105,0 77,9 102 2,52 17.072,7 135,39 52 187 474.220

1500 0,1500 7,8 33,0 220,0 18,0 120 16,8 112,0 14,9 99,6 0,50 3.353,6 26,595 10,2 36,8 93.150

1818 0,1818 9,5 40,0 220,0 20,9 115 20,9 115,0 17,9 98,7 0,60 4.064,9 32,236 12,4 44,6 112.909

7636 0,7636 39,7 171,8 225,0 102,3 134 84,0 110,0 77,9 102 2,52 17.072,7 135,39 52 187 474.220

2200 0,2200 11,4 51,7 235,0 27,1 123 22,4 102,0 22,0 100 0,73 4.918,5 39,006 15 54 136.620

6545 0,6545 34,0 147,3 225,0 81,3 124,25 65,5 100,0 67,4 103 2,16 14.633,7 116,05 44,6 161 406.473

2500 0,2500 13,0 52,5 210,0 30,3 121 25,8 103,0 25,1 100,5 0,83 5.589,3 44,325 17 61,4 155.250

10000 1,0000 52,0 215,0 215,0 131,0 131 108,0 108,0 103,3 103,25 3,30 22.357,0 177,3 68,1 245 621.000

3000 0,3000 15,6 60,0 200,0 52,5 175 33,0 110,0 30,7 102,3 0,99 6.707,1 53,19 20,4 73,6 186.300

5000 0,5000 26,0 87,5 175,0 61,1 122,25 56,1 112,3 50,8 101,5 1,65 11.178,5 88,65 34,1 123 310.500

4900 0,4900 25,5 105,4 215,0 64,7 132 46,7 95,3 49,1 100,3 1,62 10.954,9 86,877 33,4 120 304.290

3000 0,3000 15,6 69,6 232,0 36,0 120 30,3 101,0 30,2 100,6 0,99 67.071,0 531,9 204 736 186.300

5000 0,5000 26,0 112,5 225,0 61,0 122 50,1 100,3 51,2 102,4 1,65 11.178,5 88,65 34,1 123 310.500

4500 0,4500 23,4 94,5 210,0 63,9 142 46,4 103,0 46,6 103,5 1,49 10.060,7 79,785 30,7 110 279.450

5000 0,5000 26,0 118,5 237,0 65,5 131 56,5 113,0 51,1 102,25 1,65 11.178,5 88,65 34,1 123 310.500

4745 0,4745 24,7 130,5 275,0 59,3 125 49,4 104,0 47,6 100,26 1,57 10.609,4 84,137 32,3 116 294.69

4500 0,4500 23,4 81,0 180,0 55,5 123,25 50,4 112,0 45,2 100,42 1,49 10.060,7 79,785 30,7 110 279.450

6000 0,6000 31,2 111,0 185,0 80,4 134 66,0 110,0 61,4 102,25 1,98 13.414,2 106,38 40,9 147 372.600

6000 0,6000 31,2 141,0 235,0 75,0 125 60,6 101,0 61,4 102,25 1,98 13.414,2 106,38 40,9 147 372.600

10000 1,0000 52,0 233,0 233,0 130,0 130 105,0 105,0 100,3 100,25 3,30 22.357,0 177,3 68,1 245 621.000

600 0,0600 3,1 13,5 225,0 7,6 126,8 6,7 112,0 6,6 110 0,20 1.341,4 10,638 4,09 14,7 37.260

1500 0,1500 7,8 33,9 226,0 18,0 120 17,0 113,0 14,9 99,25 0,50 3.353,6 26,595 10,2 36,8 93.150

909 0,0909 4,7 20,3 223,0 11,4 125,5 9,4 103,0 9,0 98,76 0,30 2.032,5 16,118 6,19 22,3 56.454,

4000 0,4000 20,8 90,0 225,0 50,8 127 41,2 103,0 41,0 102,5 1,32 8.942,8 70,92 27,3 98,2 248.400,

4500 0,4500 23,4 90,0 200,0 51,8 115 45,9 102,0 46,2 102,6 1,49 10.060,7 79,785 30,7 110 279.450

5000 0,5000 26,0 107,5 215,0 62,5 125 52,0 104,0 50,1 100,2 1,65 11.178,5 88,65 34,1 123 310.500,

600 0,0600 3,1 13,0 216,0 7,7 127,8 5,7 95,5 6,6 110 0,20 1.341,4 10,638 4,09 14,7 37.260

4000 0,4000 20,8 90,0 225,0 49,6 124 44,8 112,0 39,5 98,8 1,32 8.942,8 70,92 27,3 98,2 248.400

4500 0,4500 23,4 114,3 254,0 60,8 135 45,6 101,3 45,0 99,9 1,49 10.060,7 79,785 30,7 110 279.450

Rata-rata 29,0 123,3 220,4 71,2 127,8 106,1 102,1 1,84 10.060 16,5 54,2 345.878

Page 132: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

106

Lampiran 17. Data Input Produksi Rata-rata Gapoktan Rukun Makmur Setelah Adanya Program PUAP

Luas Lahan Benih

Kg/Ha

Pupuk

Kandang Kg/Ha

Pupuk

Urea Kg/Ha Ponska Kg/Ha TSP Kg/Ha

Pestisida

(Kg)

Tenaga Kerja

LK DK Total Sewa

40000 4,0000 282,7 1500,0 375,0 400,0 100,0 460,0 100,0 382,2 95,5 10,9 317,1 135,4 452,5 2.484.000,0

7636 0,7636 54,0 286,4 375,0 76,4 100,0 87,8 115,0 72,5 95,0 2,1 67,2 16,0 83,2 474.220,4

1500 0,1500 10,6 56,3 375,0 15,0 100,0 17,3 115,0 14,6 97,6 0,4 5,1 1,9 7,0 93.150,0

1818 0,1818 12,8 68,2 375,0 18,2 115,0 20,9 115,0 17,6 96,8 0,5 6,2 2,3 8,5 112.909,0

7636 0,7636 54,0 286,4 375,0 76,4 134,0 87,8 100,0 72,2 94,5 2,1 60,5 16,0 76,6 474.220,4

2200 0,2200 15,5 82,5 375,0 22,0 123,0 25,3 115,0 22,0 100,0 0,6 7,5 2,8 10,3 136.620,0

6545 0,6545 46,3 245,5 375,0 65,5 124,3 75,3 100,0 65,5 100,0 1,8 51,9 13,7 65,6 406.473,1

2500 0,2500 17,7 93,8 375,0 25,0 121,0 28,8 115,0 25,0 100,0 0,7 8,5 3,2 11,7 155.250,0

10000 1,0000 70,7 375,0 375,0 100,0 131,0 115,0 115,0 100,0 100,0 2,7 79,3 21,0 100,3 621.000,0

3000 0,3000 21,2 112,5 375,0 30,0 175,0 34,5 115,0 30,0 100,0 0,8 10,2 3,8 14,0 186.300,0

5000 0,5000 35,3 187,5 375,0 50,0 122,3 57,5 115,0 50,0 100,0 1,4 17,0 10,5 27,5 310.500,0

4900 0,4900 34,6 183,8 375,0 49,0 132,0 56,4 115,0 49,0 100,0 1,3 16,7 6,3 22,9 304.290,0

3000 0,3000 21,2 112,5 375,0 30,0 120,0 34,5 115,0 30,0 100,0 0,8 10,2 3,8 14,0 186.300,0

5000 0,5000 35,3 187,5 375,0 50,0 122,0 57,5 115,0 50,0 100,0 1,4 17,0 10,5 27,5 310.500,0

4500 0,4500 31,8 168,8 375,0 45,0 142,0 51,8 115,0 45,0 100,0 1,2 15,3 5,8 21,1 279.450,0

5000 0,5000 35,3 187,5 375,0 50,0 131,0 57,5 115,0 50,0 100,0 1,4 17,0 6,4 23,4 310500,0

4745 0,4745 33,5 178,0 375,0 47,5 125,0 54,6 115,0 47,5 100,0 1,3 16,1 6,1 22,2 294.693,1

4500 0,4500 31,8 168,8 375,0 45,0 123,3 51,8 115,0 45,0 100,0 1,2 15,3 5,8 21,1 279.450,0

6000 0,6000 42,4 225,0 375,0 60,0 134,0 69,0 115,0 60,0 100,0 1,6 47,6 12,6 60,2 372.600,0

6000 0,6000 42,4 225,0 375,0 60,0 125,0 69,0 115,0 60,0 100,0 1,6 47,6 12,6 60,2 372.600,0

10000 1,0000 70,7 375,0 375,0 100,0 130,0 115,0 115,0 100,0 100,0 2,7 79,3 21,0 100,3 621.000,0

600 0,0600 4,2 22,5 375,0 6,0 126,8 6,9 115,0 6,0 100,0 0,2 2,0 0,8 2,8 37.260,0

1500 0,1500 10,6 56,3 375,0 15,0 120,0 17,3 115,0 15,0 100,0 0,4 5,1 1,9 7,0 93.150,0

909 0,0909 6,4 34,1 375,0 9,1 125,5 10,5 115,0 9,1 100,0 0,2 3,1 1,2 4,3 56.454,5

4000 0,4000 28,3 150,0 375,0 40,0 127,0 46,0 115,0 37,8 94,6 1,1 13,6 5,1 18,7 248.400,0

4500 0,4500 31,8 168,8 375,0 45,0 115,0 51,8 115,0 43,9 97,6 1,2 15,3 5,8 21,1 279.450,0

5000 0,5000 35,3 187,5 375,0 50,0 125,0 57,5 115,0 46,8 93,7 1,4 17,0 6,4 23,4 310.500,0

600 0,0600 4,2 22,5 375,0 6,0 127,8 6,9 115,0 5,7 94,4 0,2 2,0 0,8 2,8 37.260,0

4000 0,4000 28,3 150,0 375,0 40,0 124,0 46,0 115,0 40,0 100,0 1,1 13,6 5,1 18,7 248.400,0

4500 0,4500 31,8 168,8 375,0 45,0 135,0 51,8 115,0 45,0 100,0 1,2 15,3 5,8 21,1 279.450,0

39,4 208,9 375,0 55,7 125,2 113,5 98,7 1,5 33,3 11,7 345.878,3

Page 133: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

107

Lampiran 18. Rata-Rata Biaya Tunai dan Total Usahatani Petani Responden Di Gapoktan Rukun Makmur Setelah Adanya PUAP

(Rupiah)

Luas

Lahan

Harga

Benih

Harga

P.Kandang

Harga

P.Urea

Harga

P.Ponska Hargap.TSP

Harga

P.Pestisida

Tenaga Kerja Biaya

Total

Biaya

Tunai LK (Rp) DK (Rp) Total Sewa

Traktor

40.000 4 1.696.080 135.000 520.000 828.000 611.456 27.846 22.370.600 5.084.400 27.455.000 2.520.000 34.318.382 29.144.554

7.636 1 323.799 25.773 99.273 158.073 116.073 5.316 4.270.771 970.663 5.241.434 481.093 6.975.835 5.988.099

1.500 0 63.603 5.063 19.500 31.050 23.414 1.044 838.898 190.665 1.029.563 94.500 1.792.737 1.598.718

1.818 0 77.094 6.136 23.636 37.636 28.145 1.266 1.016.844 231.109 1.247.953 114.545 2.061.413 1.826.240

7.636 1 323.799 25.773 99.273 158.073 115.462 5.316 4.270.771 970.663 5.241.434 481.093 6.975.224 5.987.488

2.200 0 93.284 7.425 28.600 45.540 35.200 1.532 1.230.383 279.642 1.510.025 138.600 2.385.206 2.100.645

6.545 1 277.541 22.091 85.091 135.491 104.727 4.557 3.660.647 831.993 4.492.640 412.364 6.059.502 5.212.874

2.500 0 106.005 8.438 32.500 51.750 40.000 1.740 1.398.163 317.775 1.715.938 157.500 2.638.870 2.315.506

10.000 1 424.020 33.750 130.000 207.000 160.000 6.962 5.592.650 1.271.100 6.863.750 630.000 8.980.482 7.687.025

3.000 0 127.206 10.125 39.000 62.100 48.000 2.088 1.677.795 381.330 2.059.125 189.000 3.061.644 2.673.607

5.000 1 212.010 16.875 65.000 103.500 80.000 3.481 2.796.325 635.550 3.431.875 315.000 4.752.741 4.106.012

4.900 0 207.770 16.538 63.700 101.430 78.400 3.411 2.740.399 622.839 3.363.238 308.700 4.668.186 4.034.392

30.000 3 1.272.060 101.250 390.000 621.000 480.000 20.885 16.777.950 3.813.300 20.591.250 1.890.000 25.891.445 22.011.074

5.000 1 212.010 16.875 65.000 103.500 80.000 3.481 2.796.325 635.550 3.431.875 315.000 4.752.741 4.106.012

4.500 0 190.809 15.188 58.500 93.150 72.000 3.133 2.516.693 571.995 3.088.688 283.500 4.329.967 3.747.911

5.000 1 212.010 16.875 65.000 103.500 80.000 3.481 2.796.325 635.550 3.431.875 315.000 4.752.741 4.106.012

4.745 0 201.217 16.016 61.691 98.231 75.927 3.304 2.653.970 603.195 3.257.165 298.964 4.537.515 3.923.710

4.500 0 190.809 15.188 58.500 93.150 72.000 3.133 2.516.693 571.995 3.088.688 283.500 4.329.967 3.747.911

6.000 1 254.412 20.250 78.000 124.200 96.000 4.177 3.355.590 762.660 4.118.250 378.000 5.598.289 4.822.215

6.000 1 254.412 20.250 78.000 124.200 96.000 4.177 3.355.590 762.660 4.118.250 378.000 5.598.289 4.822.215

10.000 1 424.020 33.750 130.000 207.000 160.000 6.962 5.592.650 1.271.100 6.863.750 630.000 8.980.482 7.687.025

600 0 25.441 2.025 7.800 12.420 9.600 418 335.559 76.266 411.825 37.800 1.032.329 954.721

1.500 0 63.603 5.063 19.500 31.050 24.000 1.044 838.898 190.665 1.029.563 94.500 1.793.322 1.599.304

909 0 38.547 3.068 11.818 18.818 14.545 633 508.422 115.554 623.977 57.273 1.293.679 1.176.092

4.000 0 169.608 13.500 52.000 82.800 60.525 2.785 2.237.060 508.440 2.745.500 252.000 3.903.717 3.386.335

4.500 0 190.809 15.188 58.500 93.150 70.243 3.133 2.516.693 571.995 3.088.688 283.500 4.328.210 3.746.154

5.000 1 212.010 16.875 65.000 103.500 74.936 3.481 2.796.325 635.550 3.431.875 315.000 4.747.677 4.100.948

600 0 25.441 2.025 7.800 12.420 9.058 418 335.559 76.266 411.825 37.800 1.031.786 954.179

4.000 0 169.608 13.500 52.000 82.800 64.000 2.785 2.237.060 508.440 2.745.500 252.000 3.907.193 3.389.810

4.500 0 190.809 15.188 58.500 93.150 72.000 3.133 2.516.693 571.995 3.088.688 283.500 4.329.967 3.747.911

Page 134: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

108

Lampiran 19. Rata-Rata Biaya Tunai dan Total Usahatani Petani Responden Di Gapoktan Rukun Makmur Sebelum Adanya PUAP

(Rupiah)

Luas Lahan Harga

Benih

Harga

P.Kandang

Harga

P.Urea

Harga

Ponska

Harga

P.TSP Harga

Pestisida

Tenaga Kerja Biaya

Total

Biaya

Tunai

Penyusutan

Alat M2 Ha LK (Rp) DK (Rp) Total

40.000 4 1.248.000 81.000 650.000 828.000 723.200 33.660 24.822.000 8.175.600 32.997.600 36.650.888 28.385.860 89.428

7.636 1 238.256 15.464 131.041 144.328 124.626 6.426 4.738.768 1.560.804 6.299.572 6.976.785 5.398.908 17.073

1.500 0 46.800 2.970 23.400 30.240 23.904 1.262 930.825 306.585 1.237.410 1.369.340 1.059.401 3.354

1.818 0 56.727 3.600 27.182 37.636 28.713 1.530 1.128.272 371.618 1.499.889 1.659.342 1.283.660 4.065

7.636 1 238.256 15.464 133.026 151.201 124.626 6.426 4.738.768 1.560.804 6.299.572 6.985.643 5.407.766 17.073

2.200 0 68.640 4.653 35.178 40.392 35.200 1.851 1.365.210 449.658 1.814.868 2.005.701 1.551.124 4.919

6.545 1 204.218 13.255 105.726 117.818 107.869 5.508 4.061.785 1.337.827 5.399.612 5.968.639 4.616.179 14.634

2.500 0 78.000 4.725 39.325 46.350 40.200 2.104 1.551.375 510.975 2.062.350 2.278.643 1.762.079 5.589

10.000 1 312.000 19.350 170.300 194.400 165.200 8.415 6.205.500 2.043.900 8.249.400 9.141.422 7.075.165 22.357

3.000 0 93.600 5.400 68.250 59.400 49.104 2.525 1.861.650 613.170 2.474.820 2.759.806 2.139.929 6.707

5.000 1 156.000 7.875 79.463 101.025 81.200 4.208 3.102.750 1.021.950 4.124.700 4.565.649 3.532.520 11.179

4.900 0 152.880 9.482 84.084 84.011 78.635 4.123 3.040.695 1.001.511 4.042.206 4.466.375 3.453.910 10.955

30.000 3 936.000 62.640 468.000 545.400 482.880 25.245 18.616.500 6.131.700 24.748.200 27.335.436 21.136.665 67.071

5.000 1 156.000 10.125 79.300 90.225 81.920 4.208 3.102.750 1.021.950 4.124.700 4.557.656 3.524.528 11.179

4.500 0 140.400 8.505 83.070 83.430 74.520 3.787 2.792.475 919.755 3.712.230 4.116.002 3.186.187 10.061

5.000 1 156.000 10.665 85.150 101.700 81.800 4.208 3.102.750 1.021.950 4.124.700 4.575.401 3.542.273 11.179

4.745 0 148.058 11.745 77.114 88.835 76.125 3.993 2.944.795 969.925 3.914.720 4.331.199 3.350.665 10.609

4.500 0 140.400 7.290 72.101 90.720 72.302 3.787 2.792.475 919.755 3.712.230 4.108.891 3.179.075 10.061

6.000 1 187.200 9.990 104.520 118.800 98.160 5.049 3.723.300 1.226.340 4.949.640 5.486.773 4.247.019 13.414

6.000 1 187.200 12.690 97.500 109.080 98.160 5.049 3.723.300 1.226.340 4.949.640 5.472.733 4.232.979 13.414

10.000 1 312.000 20.970 169.000 189.000 160.400 8.415 6.205.500 2.043.900 8.249.400 9.131.542 7.065.285 22.357

600 0 18.720 1.215 9.890 12.096 10.560 505 372.330 122.634 494.964 549.292 425.316 1.341

1.500 0 46.800 3.051 23.400 30.510 23.820 1.262 930.825 306.585 1.237.410 1.369.607 1.059.668 3.354

909 0 28.364 1.825 14.832 16.855 14.365 765 564.136 185.809 749.945 828.982 641.140 2.032

4.000 0 124.800 8.100 66.040 74.160 65.600 3.366 2.482.200 817.560 3.299.760 3.650.769 2.824.266 8.943

4.500 0 140.400 8.100 67.275 82.620 73.872 3.787 2.792.475 919.755 3.712.230 4.098.344 3.168.529 10.061

5.000 1 156.000 9.675 81.250 93.600 80.120 4.208 3.102.750 1.021.950 4.124.700 4.560.731 3.527.603 11.179

600 0 18.720 1.166 9.968 10.314 10.560 505 372.330 122.634 494.964 547.539 423.564 1.341

4.000 0 124.800 8.100 64.480 80.640 63.232 3.366 2.482.200 817.560 3.299.760 3.653.321 2.826.818 8.943

4.500 0 140.400 10.287 78.975 82.013 71.921 3.787 2.792.475 919.755 3.712.230 4.109.673 3.179.857 10.061

Page 135: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

109

Lampiran 20. Rata-rata Pendapatan Usahatani Atas Biaya Tunai dan Total Sebelum dan Setelah Adanya Program PUAP

Luas

Laha

n

(Ha)

Sebelum Pendapatan

Sesudah Pendapatan

Selisih

Selisih

Produksi

(Kg)

Prod

uksi

(Ton)

Prod/Ha

/Musim

(Ton)

Harga

Jual

Penerimaa

n

Atas Biaya

Total

Atas Biaya

Tunai

Prod

uksi

(Ton)

Prod/Ha/

Musim

(Ton)

Harga

Jual

Penerimaa

n

Atas Biaya

Total

Atas Biaya

Tunai

4,00 17,1

6

4,290 2.200 37.752.000 1.101.112 9.366.140,0

0

18,8

8

4,719 2.200 41.527.200 7.208.818 12.382.646 3.775.200 1,72

0,76 3,16 4,140 2.200 6.955.233 -21.552 1.556.325,1

2

3,40 4,451 2.200 7.476.876 501.041 1.488.777 521.642 0,24

0,15 0,61 4,060 2.200 1.339.800 -29.540 280.399,00 0,72 4,799 2.200 1.583.644 -209.093 -15.074 243.844 0,11

0,18 0,71 3,930 2.200 1.571.998 -87.344 288.338,43 0,76 4,183 2.200 1.673.078 -388.335 -153.162 101.079 0,05

0,76 3,31 4,340 2.200 7.291.235 305.592 1.883.468,7

2

3,56 4,658 2.200 7.824.953 849.729 1.837.465 533.718 0,24

0,22 0,95 4,300 2.200 2.081.200 75.499 530.076,00 0,99 4,521 2.200 2.187.966 -197.240 87.321 106.766 0,05

0,65 2,78 4,240 2.200 6.105.605 136.966 1.489.426,0

9

3,02 4,617 2.200 6.649.004 589.502 1.436.130 543.399 0,25

0,25 1,03 4,105 2.200 2.257.750 -20.893 495.671,00 1,13 4,516 2.200 2.483.525 -155.345 168.019 225.775 0,10

1,00 3,94 3,940 2.200 8.668.000 -473.422 1.592.835,0

0

4,33 4,334 2.200 9.534.800 554.318 1.847.775 866.800 0,39

0,30 1,31 4,370 2.200 2.884.200 124.394 744.271,00 1,44 4,807 2.200 3.172.620 110.976 499.013 288.420 0,13

0,50 2,04 4,080 2.200 4.488.000 -77.649 955.480,00 2,24 4,488 2.200 4.936.800 184.059 830.788 448.800 0,20

0,49 2,07 4,230 2.200 4.559.940 93.565 1.106.030,0

0

2,28 4,653 2.200 5.015.934 347.748 981.542 455.994 0,21

3,00 12,2

7

4,090 2.200 26.994.000 -341.436 5.857.335,0

0

13,5

0

4,499 2.200 29.693.400 3.801.955 7.682.326 2.699.400 1,23

0,50 2,12 4,230 2.200 4.653.000 95.344 1.128.472,0

0

2,33 4,653 2.200 5.118.300 365.559 1.012.288 465.300 0,21

0,45 1,89 4,210 2.200 4.167.900 51.898 981.713,00 2,08 4,631 2.200 4.584.690 254.723 836.779 416.790 0,19

0,50 2,16 4,320 2.200 4.752.000 176.599 1.209.727,0

0

2,38 4,752 2.200 5.227.200 474.459 1.121.188 475.200 0,22

0,47 1,98 4,170 2.200 4.353.485 22.286 1.002.820,0

0

2,18 4,587 2.200 4.788.834 251.319 865.124 435.349 0,20

0,45 1,89 4,200 2.200 4.158.000 49.109 978.925,00 2,08 4,620 2.200 4.573.800 243.833 825.889 415.800 0,19

0,60 2,60 4,340 2.200 5.728.800 242.027 1.481.781,0

0

2,86 4,774 2.200 6.301.680 703.391 1.479.465 572.880 0,26

0,60 2,62 4,360 2.200 5.755.200 282.467 1.522.221,0

0

2,88 4,796 2.200 6.330.720 732.431 1.508.505 575.520 0,26

1,00 4,30 4,300 2.200 9.460.000 328.458 2.394.715,0

0

4,70 4,696 2.200 10.330.320 1.349.838 2.643.295 870.320 0,40

0,06 0,27 4,500 2.200 594.000 44.708 168.684,00 0,30 4,950 2.200 653.400 -378.929 -301.321 59.400 0,03

0,15 0,57 3,780 2.200 1.247.400 -122.207 187.732,00 0,62 4,158 2.200 1.372.140 -421.182 -227.164 124.740 0,06

0,09 0,32 3,540 2.200 707.999 -120.983 66.859,29 0,36 3,936 2.200 787.295 -506.384 -388.797 79.296 0,04

0,40 1,65 4,120 2.200 3.625.600 -25.169 801.334,00 1,77 4,425 2.200 3.893.894 -9.823 507.559 268.294 0,12

0,45 1,97 4,370 2.200 4.326.300 227.956 1.157.771,0

0

2,11 4,689 2.200 4.642.120 313.910 895.966 315.820 0,14

0,50 2,01 4,020 2.200 4.422.000 -138.731 894.397,00 2,21 4,422 2.200 4.864.200 116.523 763.252 442.200 0,20

0,06 0,24 3,920 2.200 517.440 -30.099 93.876,00 0,26 4,312 2.200 569.184 -462.602 -384.995 51.744 0,02

0,40 1,77 4,420 2.200 3.889.600 236.279 1.062.782,0

0

1,91 4,782 2.200 4.208.547 301.354 818.737 318.947 0,14

0,45 2,03 4,500 2.200 4.455.000 345.327 1.275.143,0

0

2,18 4,851 2.200 4.802.490 472.523 1.054.579 347.490 0,16

0,65 2,72 4,181

5.992.090 81.685 1.418.492 4,576 10.067

.029

6.560.287 568.198

Page 136: PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS … · 10. Pimpinan dan staf Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 11. Saudara-saudara ceria di Keluarga Muslim

110