pengaruh profitabilitas, leverage, struktur …digilib.unila.ac.id/29985/10/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN
STATUS PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2013-2016)
(Skripsi)
Oleh
Tri Sunu Akbar Nugroho
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRACT
THE EFFECT OF PROFITABILITY, LEVERAGE, OWNERSHIP STRUCTURE
AND COMPANY'S STATUS ON DISCLOSURE OF FINANCIAL STATEMENTS
(Empirical Study On Manufacturing Companies Listed In Indonesia Stock Exchange
Year 2013-2016)
By
Tri Sunu Akbar Nugroho
The purpose of this study is to see whether or not the influence of the ratio of profitability,
leverage, ownership structure and corporate status to the level of financial statement
disclosure in manufacturing companies in Indonesia. This study looks at the disclosure
level of financial statements using Disclosure Index as the dependent variable. Index used
as a reference based on Wallace index. The independent variables in this research are
profitability, leverage, ownership structure projected with public ownership, managerial
ownership and company status. The sample selected in this study amounted to 48
companies per year with the observation period 2013-2016, so the total sample observed
amounted to 192. The data were analyzed using Statistical Package for Social Science
(SPSS) with multiple linear regression analysis method.
The results showed that found a positive influence between the ratio of profitability and
public ownership to the level of financial statement disclosure. Unlike the variable leverage
and corporate status where found a negative influence, while for managerial ownership
variable was not found any significant influence on the disclosure of a company's financial
statements.
Keywords : Disclosure of information in financial statements, profitability, leverage,
ownership structure, corporate status
ABSTRAK
PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, STRUKTUR KEPEMILIKAN
DAN STATUS PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN LAPORAN
KEUANGAN
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2013-2016)
Oleh
Tri Sunu Akbar Nugroho
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh rasio
profitabilitas, leverage, struktur kepemilikan dan status perusahaan terhadap tingkat
pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur di Indonesia. Penelitian ini
melihat tingkat pengungkapan laporan keuangan menggunakan Disclosure Index sebagai
variabel dependen. Indeks yang digunakan sebagai acuan berdasarkan indeks Wallace.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah profitabilitas, leverage, struktur
kepemilikan yang diproyeksikan dengan kepemilikan publik, kepemilikan manajerial dan
status perusahaan. Sampel yang dipilih dalam penelitian ini berjumlah 48 perusahaan per
tahun dengan periode pengamatan 2013-2016, sehingga total sampel yang diamati
berjumlah 192. Data yang ada dianalisis menggunakan Statistical Package for Social
Science (SPSS) dengan metode analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan pengaruh positif antara rasio
profitabilitas dan kepemilikan publik terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan.
Berbeda dengan variabel leverage dan status perusahaan dimana ditemukan adanya
pengaruh negatif, sedangkan untuk variabel kepemilikan manajerial tidak ditemukan
adanya pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan laporan keuangan suatu
perusahaan.
Kata kunci : Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan, profitabilitas,
leverage, struktur kepemilikan, status perusahaan.
PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, STRUKTUR KEPEMILIKAN
DAN STATUS PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN LAPORAN
KEUANGAN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2013-2016)
Oleh
TRI SUNU AKBAR NUGROHO
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 3
Desember 1994, sebagai anak ketiga dari pasangan Bapak
Anung Ratmadji, S.E. dan Ibu Drs. Badriah Bisma.
Pada tahun 2000, penulis menyelesaikan pendidikan Taman
Kanak-Kanak (TK) di TK Sari Teladan, Bandar Lampung.
Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan oleh penulis pada
tahun 2006 di SD Negeri 1 Beringin Raya. Sekolah Menengah Pertama (SMP)
ditempuh oleh penulis di MTsN 1 Bandar Lampung, kemudian pada tahun 2009
penulis melanjutkan pendidikan tingkat atas di SMK SMTI Bandar Lampung. Lalu
melanjutkan pendidikan D1 Bahasa Inggris di Lembaga Bahasa Inggris LIA Bandar
Lampung. Kemudian, penulis melanjutkan pendidikannya di jurusan akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung dan berhasil diselesaikan pada
tahun 2018.
Selain kuliah, penulis aktif dalam organisasi Economic English Club (EEC) di FEB
Unila dan pernah menjabat sebagai presidium dengan posisi anggota dewan
pengawas periode 2015-2016. Penulis telah mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di
Dusun 2, Desa Kediri, Kecamatan Gading Rejo, Kabupaten Pringsewu selama 40
hari pada periode Juli-Agustus 2016. Penulis juga telah melakukan magang di PT.
Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) Cabang Bandar Lampung. Selain itu
penulis juga bergabung dengan organisasi profesi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
sebagai anggota muda.
MOTTO
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amata baik bagimu. Dan boleh jadi
kamu mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah Maha mengetahui
sedangkan kamu tidak mengetahui.”
(Q.S. Al-Baqarah: 216)
“Remember, with great power comes great responsibility”
(Ben Parker)
“Pelaut yang tangguh tidak terbentuk dari ombak laut yang tenang”
(Anonim)
“Little knowledge of science makes you an atheist, but in-depth study of science
makes you a believer in God”
(Francis Bacon)
DEDICATION
This undergraduate thesis is dedicated to
The sake of Allah SWT, my creator and my master
My great teacher and messenger Muhammad, SAW
May Allah bless and grant him, who taught us the purpose of life
My beloved Mom (Badriah Bisma) and Dad (Anung Ratmadji)
For their endless love, dua, big support, and encouragement.
My dearest brothers and sister Ami Kesumaningtyas, Ikhwan Arif Wicaksono dan Sigit Tunggul Waskito
For their understanding and encouragement in many moments of crisis
Thank you all for giving me strength to reach the stars and chase my dreams.
SANWACANA
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Bismillahirohmannirrahim
Puji syukur atas karunia Allah SWT, berkat ridhoNya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Stuktur
Kepemilikan Dan Status Perusahaan Terhadap Pengungkapan Laporan
Keuangan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2016)”.
Skripsi ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih terhadap pengembangan
penelitian, khususnya bidang akuntansi keuangan serta dapat memberikan
kontribusi terhadap pengembangan pengungkapan laporan keuangan tahunan.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari doa, bantuan, masukan, dan kontribusi dari
berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si.,Akt. Selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Bapak Pigo Nauli, S.E., M.Sc., selaku Pembimbing Akademik. Terimakasih
untuk nasehat dan bimbingannya selama ini.
5. Bapak Dr. Tri Joko Prasetyo, S.E., M.Si., Akt., selaku Dosen Pembimbing
Utama. Terimakasih atas kesediannya memberikan bimbingan dan masukan
yang sangat membangun dalam proses penyelesaian skripsi ini.
6. Ibu Niken Kusumawardani, S.E., M.Sc., Akt. selaku Dosen Pembimbing
Kedua yang selalu bersedia untuk memberikan bimbingan dan saran dalam
proses penyelesaian skripsi ini.
7. Bapak Drs. A. Zubaidi Indra, M.M., C.A., C.P.A., Akt selaku Dosen Penguji
Utama yang telah bersedia memberikan saran-saran yang membangun dan
bermanfaat.
8. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu
pengetahuan selama proses perkuliahan berlangsung.
9. Pak Sobari, Mas Veri, Mas Yana, Mas Yono, Mas Romi, Mbak Sri, Mpok,
dan Mas Leman. Terimakasih untuk kesabarannya dalam membantu
mengurus skripsi dan proses birokrasi.
10. Seluruh Staf TU, Administrasi, Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Lampung, serta pegawai yang turut membantu dalam proses
penyusunan skripsi ini.
11. Kedua orangtuaku tercinta, Bapak Anung Ratmadji, S.E. dan Ibu Drs.
Badriah Bisma. Terimakasih atas ridho, doa, dukungan, dan cintanya selama
ini. Terimakasih telah mengajarkan banyak hal dan senantiasa menjadi
teladan bagi penulis.
12. Kakak-kakakku, Mbak Ami Kesumaningtyas, Mas Angga, Mas Ikhwan,
Mbak Nurul serta adikku Sigit Tunggul Waskito. Terimakasih atas doa,
kebersamaan, dan dukungannya selama ini.
13. Keluarga besarku nenek, kakek, mbah putri, mbah kakung, Om Rus, Tante
Jum, Tante Nur, Bu Wati, Bu Tuti, Bu Luki, Bu Hesti, Bu Upik, Bu Tri, Mba
Adit, Mas Hari, Dani, Rahmat, Aan, Diah, Mba Eni, Mba Yoga, Mas Tedi,
Ilham, Ridho, Arbayezit, Yumna dan Hanif. Terimakasih ya Rabb engkau
telah memberikan keluarga yang sungguh sangat luar biasa.
14. Sahabat-sahabatku, Sadam Husen, Koji, Riyan, Wahyu, Yuni, Laras, Mei,
Haris tdk, Rahmat Taufik dan Ramadhan Dwi Pratama, terimakasih atas doa,
semangat, dan kebersamaannya selama ini.
15. Teman-teman terbaikku, Iqbal, Abdul, Adon, Deni, Sidik, Sulton, Arbud,
Ardi, Ferdinan, Audhitya, dan Lano terimakasih atas bantuan, semangat, dan
kebersamaannya selama ini. Terimakasih banyak.
16. Teman-teman seperjuangan Akuntansi 2013, Eten, Indika, Eza, Nada, Fitria,
Ucha, Elsi, Seli, Sesil, Syuhada, Kinan, Jania, Galuh, Dewi, Ayudia, Novi,
Melin, Lala, Diena, Adit, Gus, Reni, Ulva dan semua teman-teman yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih atas kebersamaannya
selama ini,
17. Teman-teman seperjuangan yang dalam proses pembuatan skripsi ini, Dian
Fajarini, Wahyu Saputra, Kevin, Ivan, Bang Zulfikar, Yudi, Wido,
Ardyatama, Dayu, Julian dan Meily terimakasih atas bantuan, semangat, dan
kebersamaannya selama ini. Terimakasih banyak.
18. Keluarga besar EEC FEB Unila, Presidium periode 2015-2016, Renita, Ane,
Mila, Cynthia, Yohana, Intan, Eka, Dian, Fajar, Akbar, Romu, Diah, Ashep,
Azis, Adit, Iqbal, Fiko. Seluruh board EEC, Cynthia, Amel, Anggita, Bela,
Rifki, Faisal, Dita, Jefry dan board lainnya, newbie, expert staff dan seluruh
demisioner yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih atas
keluarga, dukungan, pelajaran berharga, dan kebersamaannya selama ini.
19. Teman-teman KKN dan warga Dusun 2, Desa Kediri, Kecamatan Gading
Rejo, Kabupaten Pringsewu, Pak Saring, Ibu Tutur, Mas Aan, Rahmat,
Ramadhan, Hombing, Sidik, Nadia, Virgin, Mba Dea, Ezra, Nisa, Citra dan
Azmi Terimakasih sudah menjadi keluarga kecilku selama 40 hari.
20. Keluarga besar PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) cabang
Bandar Lampung, Bapak Akhmad, Bu Desyana, Pak Petrus, Bu Vera, Bu
Wirna, Pak Ican, Pak Herdi, Mas Hari, Mbak Ririn, Mbak Dessy, Mbak Ila,
Mbak Nisa, Mbak Aliya, Mas Widodo, Mas Toni, Mas Maul, Mas Udin, Mas
Ramli, Mas Nur, Mas Agus. Terima kasih atas dukungan, pelajaran berharga
dan kebersamaannya selama ini.
21. Organisasi profesi yang menaungi seluruh akuntan Indonesia, Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI). Terimakasih atas pelajaran berharganya. Semoga ilmu ini
senantiasa berkah dan bermanfaat.
22. Serta kepada semua pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis mengucapkan terimakasih atas semua yang telah diberikan. Semoga
Allah melimpahkan berkah dan rahmatnya kepada kita semua.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
penulis, pembaca, dan pihak-pihak lainnya.
Wassalamualaikum Wr Wb.
Bandarlampung, 16 Januari 2018
Penulis,
Tri Sunu Akbar Nugroho
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 7
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori................................................................................... 8
2.1.1 Teori Agensi.............................................................................. 8
2.1.2 Teori Persinyalan ...................................................................... 10
2.1.3 Teori Tindakan Beralasan ......................................................... 11
2.1.4 Laporan Keuangan .................................................................... 12
2.1.4.1 Definisi Laporan Keuangan ................................................... 12
2.1.4.2 Tujuan Laporan Keuangan ..................................................... 13
2.1.4.3 Kelengkapan Laporan Keuangan ........................................... 13
2.1.4.4 Kebijakan Laporan Keuangan................................................ 14
2.1.5 Indeks Wallace .......................................................................... 14
2.1.6 Profitabilitas .............................................................................. 15
2.1.7 Leverage .................................................................................... 16
2.1.8 Kepemilikan Publik .................................................................. 17
2.1.9 Kepemilikan Manajerial ........................................................... 17
2.1.10 Status Perusahaan ................................................................... 18
2.2 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 18
2.3 Model Penelitian ................................................................................ 20
2.4 Pengembangan Hipotesis .................................................................. 21
2.4.1 Pengaruh Profitabilitas terhadap Tingkat Pengungkapan
Laporan Keuangan .................................................................... 21
2.4.2 Pengaruh Leverage terhadap Tingkat Pengungkapan
Laporan Keuangan .................................................................... 22
2.4.3 Pengaruh Kepemilikan Publik terhadap Tingkat Pengungkapan
Laporan Keuangan ................................................................... 23
2.4.4 Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Tingkat
Pengungkapan Laporan Keuangan ........................................... 24
2.4.5 Pengaruh Status Perusahaan terhadap Tingkat
Pengungkapan Laporan Keuangan ........................................... 25
III. METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel .......................................................................... 27
3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian........................................... 27
3.2.1 Variabel Dependen.................................................................... 27
3.2.2 Variabel Independen ................................................................. 29
3.2.2.1 Profitabilitas ........................................................................... 29
3.2.2.2 Leverage ................................................................................. 29
3.2.2.3 Kepemilikan Publik ............................................................... 30
3.2.2.4 Kepemilikan Manajerial......................................................... 30
3.2.2.5 Status Perusahaan................................................................... 30
3.3 Metode Analisis Data ......................................................................... 31
3.3.1 Analisis Statistik Deskriptif ..................................................... 31
3.3.2 Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 31
3.3.2.1 Uji Normalitas ........................................................................ 31
3.3.2.2 Uji Multikolinearitas .............................................................. 32
3.3.2.3 Uji Autokorelasi ..................................................................... 33
3.3.2.4 Uji Heteroskedastisitas........................................................... 34
3.3.3 Pengujian Hipotesis .................................................................. 34
3.3.3.1 Uji Koefisien Determinasi ..................................................... 34
3.3.3.2 Uji Kelayakan Model (Uji Statistik F) ................................... 35
3.3.3.3 Uji Signifikansi Parameter Individual ................................... 35
3.4 Model Penelitian ................................................................................ 36
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Objek Penelitian .............................................................. 37
4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ............................................. 39
4.3 Uji Asumsi Klasik .............................................................................. 41
4.3.1 Uji Normalitas ........................................................................... 41
4.3.2 Uji Multikolinearitas ................................................................. 43
4.3.3 Uji Autokorelasi ........................................................................ 44
4.3.4 Uji Heteroskedastisitas.............................................................. 45
4.4 Uji Hipotesis ...................................................................................... 47
4.4.1 Uji Koefisien Determinasi ........................................................ 47
4.4.2 Uji Kelayakan Model (Uji Statistik F) ...................................... 48
4.4.3 Uji Hipotesis ............................................................................. 49
4.4.3.1 Uji Hipotesis 1 ....................................................................... 49
4.4.3.2 Uji Hipotesis 2 ....................................................................... 50
4.4.3.3 Uji Hipotesis 3 ....................................................................... 50
4.4.3.4 Uji Hipotesis 4 ....................................................................... 51
4.4.3.5 Uji Hipotesis 5 ....................................................................... 51
4.4.4 Model Penelitian ....................................................................... 52
4.5 Pembahasan........................................................................................ 53
4.5.1 Pengaruh Profitabilitas terhadap Tingkat Pengungkapan
Laporan Keuangan .................................................................... 53
4.5.2 Pengaruh Leverage terhadap Tingkat Pengungkapan
Laporan Keuangan .................................................................... 54
4.5.3 Pengaruh Kepemilikan Publik terhadap Tingkat Pengungkapan
Laporan Keuangan .................................................................... 56
4.5.4 Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Tingkat
Pengungkapan Laporan Keuangan ........................................... 57
4.5.5 Pengaruh Status Perusahaan terhadap Tingkat Pengungkapan
Laporan Keuangan .................................................................... 58
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ............................................................................................ 59
5.2 Implikasi Penelitian ........................................................................... 60
5.3 Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 61
5.4 Saran .................................................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Kriteria Pemilihan Sampel ................................................................... 33
Tabel 4.2 Daftar Sampel Perusahaan ................................................................... 34
Tabel 4.3 Hasil Statistik Deskriptif Tanpa Variabel Dummy .............................. 35
Tabel 4.4 Frekuensi Variabel Dummy (Status Perusahaan) ................................. 37
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas ............................................................................ 38
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitsa .................................................................. 39
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi ......................................................................... 40
Tabel 4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................... 42
Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi .......................................................... 43
Tabel 4.10 Hasil Uji ANOVA ............................................................................. 43
Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis 1 .......................................................................... 44
Tabel 4.12 Hasil Uji Hipotesis 2 .......................................................................... 45
Tabel 4.13 Hasil Uji Hipotesis 3 .......................................................................... 45
Tabel 4.14 Hasil Uji Hipotesis 4 .......................................................................... 46
Tabel 4.15 Hasil Uji Hipotesis 5 .......................................................................... 46
Tabel 4.16 Hasil Penelitian .................................................................................. 47
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Model Penelitian ............................................................................. 18
Gambar 4.1 Normal Probability Plot ................................................................... 38
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................................... 41
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Nama Perusahaan Sampel
Lampiran 2. Daftar Item Pengungkapan Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan
Lampiran 3. Tabel Pengamatan Pengungkapan Laporan Tahunan Tahun 2013
Lampiran 4. Tabel Pengamatan Pengungkapan Laporan Tahunan Tahun 2014
Lampiran 5. Tabel Pengamatan Pengungkapan Laporan Tahunan Tahun 2015
Lampiran 6. Tabel Pengamatan Pengungkapan Laporan Tahunan Tahun 2016
Lampiran 7. Data Pengamatan Tahun 2013
Lampiran 8. Data Pengamatan Tahun 2014
Lampiran 9. Data Pengamatan Tahun 2015
Lampiran 10. Data Pengamatan Tahun 2016
Lampiran 11. Hasil Uji Statistik
Lampiran 12. Data Pengamatan Pengungkapan Dengan Variabel Profitabilitas
Lampiran 13. Data Pengamatan Pengungkapan Dengan Variabel Leverage
Lampiran 14. Ringkasan Data Pengamatan Pengungkapan
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya semua perusahaan memiliki tujuan utama yang sama yaitu untuk
memperoleh laba yang sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan tersebut
perusahaan dihadapkan pada kondisi untuk dapat lebih transparan dalam
mengungkapan informasi perusahaannya, sehingga akan lebih membantu para
pengambil keputusan dalam mengantisipasi kondisi yang semakin berubah. Suatu
perusahaan dihadapkan pada kondisi yang mendorong mereka untuk lebih
transparan dalam mengungkapkan informasi tentang perusahaannya, terlebih bagi
perusahaan yang melakukan penawaran umum kepada publik atau go public. Salah
satu sarana bagi perusahaan untuk memperoleh modal demi kelangsungan usahanya
adalah melalui pasar modal. Dalam melakukan aktivitas di pasar modal para pelaku
pasar mendasarkan keputusannya pada informasi yang diterimanya. Oleh karena
itu, setiap perusahaan yang terdaftar di pasar modal diwajibkan untuk
menyampaikan laporan perusahaannya kepada Badan Pengawas Pasar Modal
(Bapepam) yang sejak tahun 2011 digantikan perannya oleh Otoritas Jasa
Keuangan (OJK). Sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
29/Pojk.04/2016 Tentang Laporan Tahunan Emiten Atau Perusahaan Publik,
2
perusahaan wajib meyampaikan Laporan Tahunan kepada Otoritas Jasa Keuangan
paling lambat pada akhir bulan keempat setelah tahun buku berakhir. Laporan
tersebut dapat berupa laporan keuangan (financial statement) ataupun laporan
tahunan (annual report).
Dampak krisis keuangan global pada tahun 2008 mengakibatkan para investor dan
kreditor berhati-hati dalam menanamkan modalnya pada suatu perusahaan demi
mengantisipasi risiko yang akan terjadi (Ginting, 2010). Sebelum melakukan
investasi, investor akan menelaah secara teliti laporan keuangan yang dimiliki oleh
suatu perusahaan untuk mengetahui kelangsungan hidup perusahaan tersebut.
Laporan keuangan merupakan jendela informasi yang memungkinkan pihak
eksternal suatu perusahaan untuk mengetahui kondisi perusahaan tersebut. Sejauh
mana informasi yang dapat diperoleh akan sangat tergantung pada seberapa besar
tingkat pengungkapan (disclosure) laporan keuangan perusahaan yang
bersangkutan. Pengungkapan (disclosure) yang disampaikan oleh perusahaan dapat
dibagi menjadi pengungkapan sukarela dan wajib.
Laporan tahunan pada dasarnya adalah sumber informasi bagi investor sebagai
salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi dalam pasar
modal, juga sebagai sarana pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya. Secara umum laporan keuangan merupakan hasil akhir
(output) dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk
berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-
pihak yang berkepentingan. Pada dasarnya laporan keuangan terdiri dari laporan
3
neraca (balance sheets), laporan rugi laba (income statements), laporan perubahan
ekuitas (statements of changes in equity), laporan arus kas (statements of cash
flows) serta catatan atas laporan keuangan (notes to financial statements). Proses
pembuatan laporan keuangan tidak lepas dari kelengkapan pengungkapan
(disclosure). Hal ini sangat penting untuk dilakukan karena akan memberikan
gambaran kondisi suatu perusahaan, serta mampu menunjukkan sifat perbedaan
kelengkapan pengungkapan antar perusahaan.
Salah satu faktor yang mencerminkan kinerja perusahaan adalah laporan keuangan
yang harus dibuat oleh pihak manajemen secara teratur. Laporan keuangan pada
dasarnya merupakan hasil dari proses akuntansi yang disajikan dalam bentuk
kuantitatif dimana informasi-informasi yang disajikan didalamnya merupakan
sumber utama informasi keuangan yang disampaikan oleh manajemen kepada
pihak-pihak di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai kelengkapan pengungkapan
laporan keuangan antara lain penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2012) yang
berjudul Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Tingkat Keluasan
Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Sektor Industri Makanan dan Minuman
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia hasilnya secara simultan terdapat pengaruh
positif antara karakteristik perusahaan yang diukur dari rasio likuiditas, rasio
leverage, rasio profitabilitas, ukuran perusahaan dan saham publik yang
berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Deviana dan Syamsul (2011) memperoleh hasil
4
mendukung yang berhubungan dengan tingkat profitabilitas, ukuran perusahaan,
status perusahaan dan tingkat hutang (leverage) tetapi tidak mendukung hipotesis
yang berhubungan dengan likuiditas.
Dewi (2008) dengan menguji Pengaruh Luas Pengungkapan Laporan Keuangan
Tahunan pada terhadap Keputusan oleh Investor, memperoleh bahwa Current ratio
dan porsi saham publik mempengaruhi luas pengungkapan laporan keuangan
tahunan secara positif. return on asset, operating profit margin, net profit margin,
porsi saham publik, presentase kepemilikan manajerial, gross profit margin tidak
berpengaruh terhadap luas pengungkapan laporan keuangan tahunan perusahaan.
Terdapat beberapa faktor dalam pengungkapan (disclosure) laporan keuangan.
Faktor-faktor tersebut meliputi profitabilitas, leverage, struktur kepemilikan dan
status perusahaan. Faktor profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap
kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan. Perusahaan dengan
profitabilitas tinggi akan melakukan pengungkapan laporan keuangan secara
berlebih. Semakin tingginya rasio profitabilitas perusahaan, menunjukkan semakin
tingginya kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan semakin baik
kinerja perusahaannya. Dengan laba yang tinggi perusahaan memiliki cukup dana
untuk mengumpulkan, mengelompokkan dan mengolah informasi menjadi lebih
bermanfaat serta dapat menyajikan pengungkapan yang lebih komprehensif. Oleh
karena itu perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi akan lebih berani
mengungkapkan laporan. Dengan demikian semakin tinggi profitabilitas
perusahaan maka akan semakin luas pengungkapan laporan keuangannya. Leverage
menunjukan seberapa besar ekuitas yang tersedia untuk memberikan jaminan
5
terhadap hutang. Hutang disini meliputi hutang lancar dan hutang jangka panjang.
Leverage sering juga disebut dengan solvabilitas
Persentase saham yang ditawarkan kepada publik menunjukkan besarnya private
information yang harus dibagikan manajer kepada publik. Private information
tersebut merupakan informasi internal yang semula hanya diketahui oleh manajer,
seperti: standar yang dipakai dalam pengukuran kinerja perusahaan, keberadaan
perencanaan bonus, dan sebagainya. Dengan adanya public investor mengakibatkan
manajer berkewajiban memberikan informasi internal secara berkala sebagai
bentuk pertanggungjawabannya.
Faktor status perusahaan didorong oleh suatu alasan sederhana yaitu bahwa
perusahaan dengan status yang berbeda akan memililki stakeholder yang berbeda,
sehingga tingkat kelengkapan pengungkapan yang harus dilakukan berbeda
(Agustina, 2006). Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas penulis
tertarik untuk membuat judul “Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Struktur
Kepemilikan dan Status Perusahaan terhadap Pengungkapan Laporan Keuangan”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti mengemukakan beberapa poin
permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan informasi
dalam laporan keuangan perusahaan?
6
2. Apakah leverage berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan informasi dalam
laporan keuangan perusahaan?
3. Apakah kepemilikan publik berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan
informasi dalam laporan keuangan perusahaan?
4. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan
informasi dalam laporan keuangan perusahaan?
5. Apakah status perusahaan berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan
informasi dalam laporan keuangan perusahaan?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang diharapkan dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk membuktikan secara empiris adakah pengaruh profitabilitas terhadap
tingkat pengungkapan informasi dalam laporan keuangan perusahaan.
2. Untuk membuktikan secara empiris adakah pengaruh leverage terhadap tingkat
pengungkapan informasi dalam laporan keuangan perusahaan.
3. Untuk membuktikan secara empiris adakah pengaruh kepemilikan publik
terhadap tingkat pengungkapan informasi dalam laporan keuangan perusahaan.
4. Untuk membuktikan secara empiris adakah pengaruh kepemilikan manajerial
terhadap tingkat pengungkapan informasi dalam laporan keuangan perusahaan.
5. Untuk membuktikan secara empiris adakah pengaruh status perusahaan
terhadap tingkat pengungkapan informasi dalam laporan keuangan perusahaan.
7
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Emiten
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan informasi yang
sesuai dengan kebutuhan informasi bagi perusahaan dalam hal pengungkapan
laporan keuangan dan diharapkan dapat meningkatkan kesadaran perusahaan
pada aspek pengungkapan serta transparansi dari laporannya.
2. Bagi Akademisi
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam memahami tentang
luas pengungkapan (disclosure) laporan keuangan serta dapat menambah
wawasan pembaca dalam hal pengetahuan tentang pengungkapan (disclosure)
laporan keuangan.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Agensi
Teori keagenan pada intinya membahas hubungan manajemen sebagai agen dan
pemegang saham sebagai principal. Prinsipal menyediakan fasilitas dan dana untuk
menjalankan perusahaan. Di lain pihak, manajemen mempunyai kewajiban untuk
mengelola apa yang diamanahkan pemegang saham kepadanya. Agen diwajibkan
untuk memberi laporan perodik pada prinsipal tentang usaha yang dijalankannya.
Prinsipal akan menilai kinerja agen melalui laporan keuangan yang disampaikan
kepadanya (Harianto dan Sudomo, 1998). Oleh karena itu, perusahaan dituntut
melakukan pengungkapan informasi keuangan dan informasi relevan lainnya dalam
laporan keuangan tahunan karena pengungkapan merupakan aspek penting
akuntansi keuangan. Informasi tersebut berguna bagi para pemakai terutama
investor untuk pengambilan keputusan (Harjanto, 2001).
Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang saham
(principal) yang tercermin pada meningkatnya harga saham. Namun tujuan tersebut
sering bertentangan dengan tujuan pihak manajer (agent) sebagai pengelola
perusahaan. Adanya pihak-pihak seperti pemegang saham, debtholder dan
manajemen yang mempunyai kepentingan berbeda sering memunculkan konflik
9
keagenan (agency problem). Konflik keagenan yang terjadi dapat diminimumkan
dengan mekanisme pengawasan sehingga dapat mensejajarkan kepentingan
tersebut. Namun adanya mekanisme pengawasan akan memunculkan biaya agensi
(agency cost). Konflik keagenan dalam konteks manajemen keuangan muncul
antara pemegang saham (shareholders) dengan manajer dan antara pemegang
saham dengan kreditur (bondholder atau pemegang obligasi) (Kahar, 2008).
Asimetri informasi ini terjadi karena pihak manajemen mempunyai informasi yang
lebih banyak daripada pemodal (Husnan, 1996). Dengan demikian, pihak
manajemen mungkin berpikir bahwa harga saham saat ini sedang overvalue (terlalu
mahal). Kalau hal ini diperkirakan terjadi, maka manajemen tentu akan berpikir
untuk lebih baik menawarkan saham baru (sehingga dapat di jual dengan harga
yang lebih mahal dari pada seharusnya). Tetapi pemodal akan menafsirkan kalau
perusahaan menawarkan saham baru, salah satu kemungkinannya adalah harga
saham saat ini sedang terlalu mahal (sesuai dengan persepsi pihak manajemen).
Sebagai akibatnya para pemodal akan menawar harga saham baru tersebut dengan
harga yang lebih rendah. Karena itu emisi saham baru akan menurunkan harga
saham.
Karena adanya asimetri informasi itulah, maka sering timbul hazard dari agen
untuk menyembunyikan informasi yang diketahuinya dari prinsipal dengan tujuan
untuk kepentingan yang menguntungkan agen. Moral hazard adalah situasi dimana
agen cenderung untuk menyembunyikan informasi yang dimilikinya atau menyalah
sajikan informasi kepada prinsipal dengan tujuan untuk melindungi kepentingan
10
agen. Sebagai mahluk yang bertindak rasional agen akan berusaha
memaksimumkan kepentingannya yang seringkali dilakukan dengan
mengorbankan kepentingan prinsipal.
2.1.2 Teori Persinyalan
Teori sinyal menjelaskan alasan perusahaan menyajikan informasi untuk pasar
modal (Wolk, et al., 2000). Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri informasi
antara manajemen perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan
informasi tersebut. Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya
perusahaan memberikan sinyal-sinyal pada pengguna laporan keuangan.
Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri
informasi antara manajer perusahaan dan pihak luar karena manajer perusahaan
mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang
daripada pihak luar (Wolk et al., 2000). Perusahaan dapat meningkatkan nilai
perusahaan dengan mengurangi informasi asimetri. Salah satu cara untuk
mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar,
salah satunya berupa informasi keuangan yang positif dan dapat dipercaya yang
akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan di masa mendatang
sehingga dapat meningkatkan kredibilitasnya dan kesuksesan perusahaan (Wolk et
al., 2000).
11
2.1.3 Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action)
Theory Reasoned Action pertama kali dicetuskan oleh Ajzen pada tahun 1980. Teori
ini disusun menggunakan asumsi dasar bahwa manusia berperilaku dengan cara
yang sadar dan mempertimbangkan segala informasi yang tersedia. (Jogiyanto,
2007), sikap merupakan jumlah dari perasaan yang dirasakan seseorang untuk
menerima atau menolak suatu obyek atau perilaku dan diukur dengan suatu
prosedur yang menempatkan individual pada skala evaluative dua kutub, misalnya
baik atau jelek, setuju atau menolak dan sebagainya. Selanjutnya norma-norma
subyektif didefinisikan sebagai persepsi atau pandangan seseorang terhadap
kepercayaan-kepercayaan orang lain yang akan mempengaruhi niat untuk
melakukan atau tidak melakukan perilaku yang sedang dipertimbangkan
(Jogiyanto, 2007).
Dalam perspektif model teori tindakan beralasan, norma subjektif, berkenaan
dengan dasar perilaku yang merupakan fungsi dari keyakinan-keyakinan normatif
(normative beliefs) dan keinginan untuk mengikuti keyakinan-keyakinan normatif
itu (motivation to comply). Norma subjektif menggambarkan persepsi individu
tentang harapan-harapan orang-orang lain yang dianggapnya penting terhadap
seharusnya ia berperilaku.
Teori tindakan beralasan mengemukakan bahwa sebab terdekat (proximalcause)
timbulnya perilaku bukan sikap, melainkan niat (intention) untuk melaksanakan
perilaku itu. Niat merupakan pengambilan keputusan seseorang untuk
12
melaksanakan suatu perilaku. Pengambilan keputusan oleh seseorang untuk
melaksanakan suatu perilaku merupakan suatu hasil dari proses berpikir yang
bersifat rasional. Proses berpikir yang bersifat rasional berarti bahwa dalam setiap
perilaku yang bersifat sukarela maka akan terjadi proses perencanaan pengambilan
keputusan yang secara kongkret diwujudkan dalam niat untuk melaksanakan suatu
perilaku.
Dalam kerangka teori tindakan beralasan, sikap ditransformasikan secara tidak
langsung dalam wujud perilaku terbuka melalui perantaraan proses psikologis yang
disebut niat. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa niat merupakan suatu proses
psikologis yang keberadaannya terletak di antara sikap dan perilaku. Banyak
penelitian di bidang sosial yang sudah membuktikan bahwa Theory of Reason
Action (TRA) ini adalah teori yang cukup memadai dalam memprediksi tingkah
laku.
2.1.4 Laporan Keuangan
2.1.4.1 Definisi Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) laporan keuangan adalah laporan
yang menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang
diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karaktristik ekonominya.
Kelompok besar tersebut merupakan unsur dari laporan keuangan.
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat
digunakan untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu
13
perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas
perusahaan tersebut.
2.1.4.2 Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan menurut Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No. 1 (2015:3) adalah: Tujuan laporan keuangan adalah
memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas
entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam
pembuatan keputusan ekonomi.
Posisi keuangan perusahaan dipengaruhi oleh sumber daya yang dikendalikan,
struktur keuangan, likuiditas dan solvabilitas, serta kemampuan beradaptasi
terhadap perubahan lingkungan, Informasi kinerja perusahaan, terutama
profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi
yang mungkin dikendalikan di masa depan. Sedangkan informasi tentang
perubahan posisi keuangan bermanfaat untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan
dan operasi selama periode pelaporan.
2.1.4.3 Kelengkapan Laporan Keuangan
Dalam membuat indeks kelengkapan dan luas pengungkapan dibutuhkan suatu
instrumen yang dapat mencerminkan informasi-informasi yang diinginkan secara
detail pada masing-masing item laporan keuangan yang telah ditentukan. Dalam
menghitung indeks, penulis menggunakan indeks Wallace (Wallace et al., 1994)
yang mengungkapkan perbandingan antara jumlah item yang diungkap dengan
jumlah item yang seharusnya diungkap dengan jumlah total (N) sebesar 73 item.
14
2.1.4.4 Kebijakan Pengungkapan Laporan Keuangan
Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor satu tentang
penyajian laporan keuangan bermaksud untuk meningkatkan mutu dari laporan
keuangan. Pengungakapan tersebut bertujuan agar laporan keuangan dapat
dimengerti oleh para pemakainya.
Laporan keuangan di sini harus menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja
keuangan, perubahan ekuitas, dan arus kas dengan menerapkan PSAK secara benar
dan disertai pengungkapan yang diharuskan PSAK dalam Catatan Atas Laporan
Keuangan (pengungkapan wajib / enforced / mandatory disclosure). Informasi lain
juga tetap diungakapkan untuk menghasilkan penyajian yang wajar walaupun
pengungkapan tersebut tidak diharuskan oleh PSAK (pengungkapan sukarela /
voluntary disclosure).
2.1.5 Indeks Wallace
Indeks Wallace adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur berapa banyak
informasi laporan keuangan yang material yang diungkap oleh perusahaan.
Semakin banyak item yang diungkap oleh perusahaan, semakin banyak juga angka
indeks yang diperoleh perusahaan.
Perusahaan dengan angka indeks yang lebih tinggi menunjukkan bahwa perusahaan
tersebut telah melakukan praktek pengungkapan secara lebih komprehensif
dibanding perusahaan yang lain.
15
2.1.6 Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh keuntungan
(profit). Rasio profitabilitas juga merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan
manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan.
Profitabilitas bertujuan untuk mengukur efisiensi aktivitas perusahaan dan
kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dan untuk memperoleh
keuntungan tersebut pengelola perusahaan harus mampu bekerja secara efisien serta
kinerja perusahaan harus senantiasa ditingkatkan.
Perusahaan dengan profitabilitas tinggi akan melakukan pengungkapan laporan
keuangan secara berlebih. Semakin tingginya rasio profitabilitas perusahaan,
menunjukkan semakin tingginya kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba
dan semakin baik kinerja perusahaannya. Dengan laba yang tinggi perusahaan
memiliki cukup dana untuk mengumpulkan, mengelompokkan dan mengolah
informasi menjadi lebih bermanfaat serta dapat menyajikan pengungkapan yang
lebih komprehensif. Oleh karena itu perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi
akan lebih berani mengungkapkan laporan. Dengan demikian semakin tinggi
profitabilitas perusahaan maka akan semakin luas pengungkapan laporan
keuangannya.
Penelitian yang dilakukan oleh Kartika (2009) dengan menggunakan return on
asset (ROA) sebagai ukuran profitabilitas dan memperoleh bukti empiris bahwa
ROA memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan laporan
keuangan. Dengan rentabilitas ekonomi dan profit margin yang tinggi akan
16
mendorong para manajer untuk memberikan informasi yang lebih rinci, sebab
mereka ingin meyakinkan investor terhadap profitabilitas perusahaan dan
mendorong kompensasi terhadap manajemen.
2.1.7 Leverage
Leverage atau solvabilitas merupakan istilah yang sering digunakan perusahaan
untuk mengukur kemampuan perusahaan didalam memenuhi seluruh kewajiban
finansialnya apabila perusahaan dilikuidasi, secara umum solvabilitas dapat
dihitung dengan membagi total aset dengan total hutang.
Dalam rangka mengukur resiko fokus perhatian kreditor jangka panjang terutama
ditujukan pada prospek laba dan perkiraan arus kas. Keseimbangan proporsi antara
aktiva yang didanai oleh kreditor dan yang didanai oleh pemilik perusahaan dapat
diukur dengan Debt to Equity Ratio. DER juga dapat memberikan gambaran
tentang struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat
resiko tak tertagihnya suatu hutang.
Leverage menunjukkan proporsi pendanaan perusahaan yang dibiayai dengan
hutang. Semakin tinggi leverage suatu perusahaan berarti semakin tinggi pula
ketergantungan perusahaan tersebut kepada krediturnya. Hal ini sesuai dengan
agency teory, yaitu hubungan keagenan antara prinsipal (kreditur) dengan agennya
(perusahaan). Perusahaan akan berusaha memberikan informasi yang seluas-
luasnya mengenai kondisi perusahaan kepada krediturnya. Harapannya kreditur
lebih mengetahui dan memahami perusahaan dalam kaitannya dengan kredit yang
diberikan.
17
Semakin tinggi tingkat leverage perusahaan, maka akan semakin besar pula
kemungkinan terjadinya transfer kemakmuran dari kreditur jangka panjang kepada
pemegang saham dan manajer.
2.1.8 Kepemilikan Publik
Persentase saham yang ditawarkan kepada publik menunjukkan besarnya private
information yang harus dibagikan manajer kepada publik. Private information
tersebut merupakan informasi internal yang semula hanya diketahui oleh manajer,
seperti: standar yang dipakai dalam pengukuran kinerja perusahaan, keberadaan
perencanaan bonus, dan sebagainya. Dengan adanya public investor mengakibatkan
manajer berkewajiban memberikan informasi internal secara berkala sebagai
bentuk pertanggungjawabannya. Semakin besar persentase saham yang ditawarkan
kepada publik, maka semakin besar pula informasi internal yang harus diungkapkan
kepada publik, sehingga kemungkinan dapat mengurangi intensitas terjadinya
earnings management.
2.1.9 Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham oleh direksi, manajemen,
komisaris maupun setiap pihak yang terlibat secara langsung dalam pembuatan
keputusan perusahaan. Salah satu mekanisme yang digunakan untuk mengatasi
konflik keagenan adalah dengan meningkatkan kepemilikan manajerial sehingga
dapat mensejajarkan kepentingan pemilik dengan manajer. Semakin besar
kepemilikan manajerial maka agency cost akan semakin turun. Hal ini dikarenakan
semakin besar kepemilikan saham oleh manajerial, maka semakin besar informasi
dimiliki oleh manajemen sekaligus sebagai pemilik perusahaan, sehingga hal
18
tersebut mengakibatkan biaya agen yang digunakan untuk biaya monitoring
semakin kecil, karena pemilik sudah merangkap sebagai manajemen.
2.1.10 Status Perusahaan
Latar belakang masuknya variabel status perusahaan didorong oleh suatu alasan
sederhana yaitu bahwa perusahaan dengan status yang berbeda akan memililki
stakeholder yang berbeda, sehingga tingkat kelengkapan pengungkapan yang harus
dilakukan berbeda, Agustina (2006). Perusahaan berbasis asing (PMA) mungkin
melakukan pengungkapan yang lebih luas dibanding perusahaan yang berbasis
dalam negeri (PMDN). Hal ini dikarenakan, pertama perusahaan berbasis asing
mendapatkan pelatihan yang lebih baik (misalnya dalam bidang akuntansi) dari
perusahaan induknya di luar negeri, kedua perusahan berbasis asing mungkin
mempunyai sistem akuntansi yang lebih efisien untuk memenuhi kebutuhan
pengendalian internal dan kebutuhan informasi perusahaan induknya, ketiga
perusahan asing memiliki permintaan informasi yang lebih besar dari pelanggan,
pemasok, analis dan masyarakat pada umumnya. Perusahaan-perusahaan dengan
status yang berbeda akan memiliki stakeholder yang berbeda, sehingga tingkat
kelengkapan pengungkapan wajib laporan keuangan yang diungkap juga berbeda.
2.2 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian telah dilakukan mengenai kelengkapan pengungkapan laporan
keuangan. Penelitian yang dilakukan Dewi (2008) dengan judul penelitian
Pengaruh Luas Pengungkapan Laporan Keuangan Tahunan pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia terhadap Keputusan oleh Investor memperoleh
19
hasil penelitian Current ratio dan porsi saham publik mempengaruhi luas
pengungkapan laporan keuangan tahunan secara positif. Return on asset,
Operating profit margin, Net profit margin, Porsi saham publik, Persentase
kepemilikan manajerial, Gross profit margin tidak berpengaruh terhadap luas
pengungkapan laporan keuangan tahunan perusahaan.
Penelitian yang berjudul Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Tingkat
Keluasan Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Sektor Industri Makanan Dan
Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia oleh Nugroho (2012)
memperoleh hasil secara simultan terdapat pengaruh positif antara karakteristik
perusahaan yang diukur dari rasio likuiditas, rasio leverage, rasio profitabilitas,
ukuran perusahaan dan saham publik yang berpengaruh positif terhadap
kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.
Deviana dan Syamsul (2011) dengan judul penelitian Pengaruh Kondisi Keuangan
Perusahaan Tehadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial memperoleh hasil
mendukung hipotesis yang berhubungan dengan tingkat profitabilitas, ukuran
perusahaan, status perusahaan dan tingkat hutang (leverage) tetapi tidak
mendukung hipotesis yang berhubungan dengan likuiditas.
Karunisari (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Leverage,
Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Luas Pengungkapan Laporan
Keuangan pada Perusahaan manufaktur yang telah Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) memperoleh hasil bahwa masih banyak perusahaan yang tingkat
20
kelengkapan pengungkapan (disclosure) laporan keuangannya belum memenuhi
aturan yang sesuai dengan PSAK yang ditetapkan oleh SK Bapepam sehingga bagi
penelitian yang akan datang disarankan menggunakan populasi yang lebih banyak
dan melibatkan para ahli di bidang ini dalam penentuan jumlah dan penilaian item
pengungkapan laporan keuangan. Belum optimalnya jumlah item yang diungkap
perusahaan mensyiratkan Bapepam perlu mengontrol laporan keuangan yang
disampaikan oleh perusahaan (emiten).
2.3 Model Penelitian
Adapun model dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1
Model Penelitian
Profitabilitias
Status Perusahaan
Leverage
Kepemilikan Publik Pengungkapan Laporan
Keuangan
Kepemilikan Manajerial
21
2.4 Pengembangan Hipotesis
2.4.1 Pengaruh Profitablitas terhadap Pengungkapan Laporan Keuangan
Tingkat profitabilitas bertujuan untuk mengukur efisiensi aktivitas perusahaan dan
kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Untuk mengukur
profitabilitas perusahaan, penelitian saat ini menggunakan Return on Asset.
Semakin besar profitabilitas maka akan semakin luas dalam pengungkapan laporan
keuangan. Hal ini dikarenakan dengan tingginya profitablitas menunjukkan
semakin tingginya kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan semakin
baik kinerja perusahaannya. Dengan laba yang tinggi perusahaan memiliki cukup
dana untuk mengumpulkan, mengelompokkan dan mengolah informasi menjadi
lebih bermanfaat serta dapat menyajikan pengungkapan yang lebih komprehensif.
Oleh karena itu perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi akan lebih berani
mengungkapkan laporan. Dengan demikian semakin tinggi profitabilitas
perusahaan maka akan semakin luas pengungkapan laporan keuangannya.
Sebaliknya, semakin kecil profitabilitas maka akan semakin sempit dalam
pengungkapan laporan keuangan.
Hasil penelitian yang dilakukan Simanjuntak (2004) memperoleh bahwa
profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan laporan keuangan,
namun penelitian yang dilakukan Agustina (2006) dan Dewi (2008) belum berhasil
membuktikan adanya pengaruh signifikan antara profitabilitas terhadap
pengungkapan laporan keuangan. Dengan demikian, penelitian ini mengusulkan
hipotesis berikut:
H1 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan
laporan keuangan
22
2.4.2 Pengaruh leverage terhadap pengungkapan laporan keuangan
Rasio leverage menunjukkan proporsi pendanaan yang dibiayai dengan hutang.
Semakin tinggi leverage semaki tinggi pula ketergantungan perusahaan kepada
krediturnya. Hal ini sesuai dengan teori agensi, yaitu hubungan kegenan antara
prinsipal (kreditor) dengan agennya (perusahaan). Kreditor akan selalu memantau
dan membutuhkan informasi mengenai keadaaan finansial perusahaan untuk
meyakinkan bahwa perusahaan tersebut dapat memenuhi kewajibannya pada saat
jatuh tempo. Dan perusahaan akan berusaha memberikan informasi yang luas
mengenai kondisi perusahaannya. Selain itu, tingkat leverage menggambarkan
kemampuan perusahaan membayar semua kewajiban (jangka pendek maupun
jangka panjang) atau kewajiban-kewajiban apabila perusahaan dilikuidasi. Menurut
hasil penelitian Simanjuntak dan Widiastuti (2004) Secara parsial leverage
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan
keuangan. Tambahan informasi diperlukan untuk menghilangkan keraguan
pemegang obligasi terhadap dipenuhinya hak-hak mereka sebagai kreditur. Oleh
karena itu, perusahaan dengan leverage yang tinggi memiliki kewajiban untuk
melakukan pengungkapan yang lebih luas daripada perusahaan dengan rasio
leverage yang rendah.
Berdasarkan uraian di atas hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut:
H2 : Leverage berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan laporan
keuangan
23
2.4.3 Pengaruh kepemilikan publik terhadap pengungkapan laporan
keuangan
Adanya perbedaan dalam proporsi saham yang dimiliki investor dapat
mempengaruhi kelengkapan pengungkapan oleh perusahaan. Hal ini karena
semakin banyak pihak yang membutuhkan informasi tentang perusahaan, semakin
banyak pula detail-detail butir yang dituntut untuk dibuka dan dengan demikian
pengungkapan perusahaan semakin luas. Informasi tingkat kepemilikan saham
akan digunakan oleh investor pertanda prospek suatu perusahaan, dengan kata lain
semakin banyak saham yang dimiliki oleh publik berarti semakin tinggi perusahaan
dalam memberikan deviden dan layak beroperasi terus menerus untuk itu
perusahaan dituntut untuk memberikan informasi yang komprehensif.
Persentase saham yang ditawarkan kepada publik menunjukkan besarnya private
information yang harus dibagikan manajer kepada publik. Private information
tersebut merupakan informasi internal yang semula hanya diketahui oleh manajer,
seperti: standar yang dipakai dalam pengukuran kinerja perusahaan, keberadaan
perencanaan bonus, dan sebagainya. Dengan adanya public investor mengakibatkan
manajer berkewajiban memberikan informasi internal secara berkala sebagai
bentuk pertanggungjawabannya.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2008), Agustina (2006) dan
Simanjuntak (2004) memperoleh hasil bahwa kepemilikan saham publik
berpengaruh terhadap pengungkapan laporan keuangan.
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti mengusulkan hipotesis:
H3 : Kepemilikan publik berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan
laporan keuangan
24
2.4.4 Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap pengungkapan laporan
keuangan
Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham oleh direksi, manajemen,
komisaris maupun setiap pihak yang terlibat secara langsung dalam pembuatan
keputusan perusahaan. Salah satu mekanisme yang digunakan untuk mengatsi
konflik keagenan adalah dengan meningkatkan kepemilikan manajerial sehingga
dapat mensejajarkan kepentingan pemilik dengan manajer.
Persentase saham yang dimiliki oleh manajemen dalam hal ini dewan komisaris dan
direksi yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan. Dalam kaitannya
dengan kepemilikan manajerial, pengungkapan perusahaan biasanya dilakukan
untuk mengendalikan konflik kepentingan antara pemegang saham, kreditur dan
manajemen. Maka dapat disimpulkan bahwa pengungkapan erat kaitannya dengan
hubungan keagenan antara manajemen dan pemilik serta antara pemilik (melalui
manajemen) dengan kreditur. Dengan pengungkapan yang lebih luas, manajemen
berusaha menurunkan potensi konflik yang akan menaikkan biaya pengawasan.
Hal ini mengindikasikan bahwa manajemen sangat berperan penting dalam setiap
keputusan-keputusan yang akan diambil demi kelangsungan hidup suatu
perusahaan. Manajemenlah yang menentukan kebijakan-kebijakan perusahaan agar
tujuan perusahaan tercapai. Hasil kerja manajemen ini akan
dipertanggungjawabkan dan pertanggungjawaban ini dapat diungkapkan dalam
laporan keuangan perusahaan. Sehingga diperkirakan jumlah kepemilikan saham
25
manajerial akan dapat memepengaruhi pengungkapan laporan keuangan
perusahaan.
Dewi (2008) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial memiliki hubungan positif
yang signifikan dengan pengungkapan laporan keuangan. Hasil ini
mengindikasikan bahwa bila kepemilikan manajerial meningkat menunjukkan
bahwa pengungkapan laporan keuangan semakin lengkap.
Berdasarkan uraian di atas hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut:
H4 : Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap tingkat
pengungkapan laporan keuangan
2.4.5 Pengaruh status perusahaan terhadap pengungkapan laporan keuangan
Latar belakang masuknya variabel status perusahaan didorong oleh suatu alasan
sederhana yaitu bahwa perusahaan dengan status yang berbeda akan memililki
stakeholder yang berbeda, sehingga tingkat kelengkapan pengungkapan yang harus
dilakukan berbeda, Agustina (2006). Perusahaan yang berstatus penanaman modal
asing cenderung akan melaporkan laporan keuangan yang luas dibandingkan
perusahaan yang berstatus penanaman modal dalam negeri.
Perusahaan berbasis asing (PMA) mungkin melakukan pengungkapan yang lebih
luas dibanding perusahaan yang berbasis dalam negeri (PMDN). Hal ini
dikarenakan, pertama perusahaan berbasis asing mendapatkan pelatihan yang lebih
baik (misalnya dalam bidang akuntansi) dari perusahaan induknya di luar negeri,
kedua perusahan berbasis asing mungkin mempunyai sistem akuntansi yang lebih
26
efisien untuk memenuhi kebutuhan pengendalian internal dan kebutuhan informasi
perusahaan induknya, ketiga perusahan asing memiliki permintaan informasi yang
lebih besar dari pelanggan, pemasok, analis dan masyarakat pada umumnya.
Perusahaan-perusahaan dengan status yang berbeda akan memiliki stakeholder
yang berbeda, sehingga tingkat kelengkapan pengungkapan wajib laporan
keuangan yang diungkap juga berbeda. Penelitian yang dilakukan oleh Agustina
(2006) memperoleh hasil bahwa status perusahaan tidak berpengaruh terhadap
pengungkapan laporan keuangan, namun secara teori dengan status perusahaan
yang baik akan semakin luas pula pengungkapan laporan keuangan perusahaan.
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti mengusulkan hipotesis:
H5 : Status perusahaan berpengaruh negatif terhadap tingkat pengungkapan
laporan keuangan
27
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar pada
Bursa Efek Indonesia selama periode 2013-2016. Metode pemilihan sampel dalam
penelitian ini menggunakan purposive sampling methode yaitu pemilihan sampel
dari populasi dengan tujuan tertentu, agar sampel yang dipilih dapat mewakili
keseluruhan populasi, dimana sampel tersebut harus memiliki kriteria tertentu.
Adapun dalam penelitian ini kriteria dalam pemilihan sampel adalah sebagai
berikut:
1. Perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan sahamnya aktif
diperdagangkan selama tahun 2013-2016.
2. Perusahaan tersebut menerbitkan annual report periode tahun 2013-2016.
3. Perusahaan mengungkapkan informasi yang lengkap berkaitan dengan
variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.
3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian
3.2.1 Variabel Dependen
Pada penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah pengungkapan
laporan keuangan yang diukur menggunakan instrumen Wallace serta
28
menggunakan indeks untuk mengukur berapa banyak laporan keuangan yang
material yang diungkap oleh perusahaan. Semakin banyak item yang diungkap oleh
perusahaan, semakin besar angka indeks yang diperoleh perusahaan.
Kategori pengungkapan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ketegori
pengungkapan wajib dan sukarela menggunakan instrumen Wallace yang terdiri 10
kategori berisi 73 item, yang meliputi: informasi umum perusahaan terdiri dari 4
item; informasi tentang dewan komisaris atau direktur perusahaan terdiri dari 6
item; review operasi perusahaan masa yang lalu terdiri dari 8 item; informasi
tentang operasi di masa yang akan datang terdiri dari 9 item; ikhtisar informasi
keuangan terdiri dari 7 item; informasi mengenai tenaga kerja terdiri dari 14 item;
informasi tentang pasar modal terdiri dari 6 item; informasi Riset dan
Pengembangan terdiri dari 5 item; informasi tanggung jawab sosial perusahaan
terdiri dari 9 item dan Informasi perbaikan produk dan pelayanan terdiri dari 5 item.
Pengukuran luas pengungkapan tersebut dilakukan dengan cara mengamati ada
tidaknya suatu item yang ditemukan dalam laporan tahunan, apabila item informasi
tidak ada dalam laporan tahunan maka diberi skor 0, dan jika item informasi
ditemukan dalam laporan tahunan maka diberi skor 1. Skor yang diperoleh tiap
perusahaan sampel dijumlahkan untuk mendapat skor total. Kemudian skor total
dibagi 73 sehingga diperoleh indeks yang akan dipakai dalam pengolahan data.
Perhitungan untuk menentukan angka indeks ditentukan dengan formula sebagai
berikut: (Nugraheni, 2002:80)
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 =𝑛
𝑁
29
Dimana:
n : jumlah butir pengungkapan.
N : jumlah butir pengungkapan keseluruhan yang seharusnya.
3.2.2 Variabel Independen
Variabel Independen merupakan tipe variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel lain, variabel independen dalam penelitian ini adalah
profitabilitas, leverage, kepemilikan publik, kepemilikan manajerial dan status
perusahaan.
3.2.2.1 Profitabilitas
Profitabilitas bertujuan untuk mengukur efisiensi aktivitas perusahaan dan
kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dan untuk memperoleh
keuntungan tersebut pengelola perusahaan harus mampu bekerja secara efisien serta
kinerja perusahaan harus senantiasa ditingkatkan. Untuk mengukur profitabilitas
dapat digunakan rasio Return on Asset yang dirumuskan sebagai berikut: Kasmir
(2014:202)
𝑅𝑂𝐴 = 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡
3.2.2.2 Leverage
Leverage yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi segala kewajiban
finansialnya baik jangka panjang maupun jangka pendeknya. Dalam menghitung
leverage dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio hutang (debt
ratio). Adapun metode skala pengukuran debt to equity (DER) sebagai alat
penelitian sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut: Kasmir (2014:158)
30
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
3.2.2.3 Kepemilikan Publik
Struktur kepemilikan saham oleh publik menggambarkan tingkat kepemilikan
perusahaan oleh masyarakat publik. Variabel ini ditunjukkan dengan persentase
saham yang dimiliki oleh publik yang dihitung dengan cara membandingkan antara
jumlah saham yang dimiliki oleh masyarakat (publik) dengan total saham
perusahaan yang beredar dan dapat diformulasikan sebagai berikut: (Simanjuntak,
2004)
𝐾𝑒𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑢𝑏𝑙𝑖𝑘 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖 𝑚𝑎𝑠𝑦𝑎𝑟𝑎𝑘𝑎𝑡
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟 𝑥 100%
3.2.2.4 Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham oleh direksi, manajemen,
komisaris maupun setiap pihak yang terlibat secara langsung dalam pembuatan
keputusan perusahaan. Variabel ini ditunjukkan dengan presentase saham yang
dimiliki oleh manajer yang dihitung dengan cara membandingkan antara jumlah
saham yang dimiliki oleh manajer dengan total saham perusahaan yang beredar dan
dapat diformulasikan sebagai berikut: (Dewi, 2008)
𝐾𝑒𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑛𝑎𝑗𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖 𝑚𝑎𝑛𝑎𝑗𝑒𝑟
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟 𝑥100%
3.2.2.5 Status Perusahaan
Latar belakang masuknya variabel status perusahaan didorong oleh suatu alasan
sederhana yaitu bahwa perusahaan dengan status yang berbeda akan memililki
31
stakeholder yang berbeda, sehingga tingkat kelengkapan pengungkapan yang harus
dilakukan berbeda (Agustina, 2006). Status perusahaan dihitung menggunakan
Variabel dummy, skor 1 untuk penanaman modal dalam negeri dan skor 0 jika
untuk penanaman modal asing (Agustina, 2006).
3.3 Metode Analisis Data
3.3.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik desktiptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi
suatu data. Analisis ini dimaksudkan untuk menganalisis data disertai dengan
perhitungan agar dapat memperjelas keadaan dan karakteristik data tersebut.
Pengukuran yang dilihat dari statistik deskriptif meliputi nilai rata-rata (mean),
standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness
(kemencengan distribusi) (Ghozali, 2011).
3.3.2 Uji Asumsi Klasik
Penelitian ini menggunakan model regresi linear berganda sebagai alat analisis,
sehingga terlebih dulu harus lolos uji asumsi klasik agar syarat asumsi dalam regresi
terpenuhi. Uji asumsi klasik yang diperlukan ialah uji normalitas, multikolinearitas,
autokorelasi dan heteroskedastisitas.
3.3.2.1 Uji Normalitas
Menurut Imam Ghozali (2013:160) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti
distribusi normal. Proses uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji
32
Kolmogorov Smirnov dengan kriteria jika angka signifikan > taraf signifikansi (α)
0,05 maka distribusi data dikatakan normal, dan jika angka signifikan < taraf
signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan tidak normal. Selain itu,
Penelitian ini mengunakan pendekatan grafik Normal P-P of regression
standardized residual untuk menguji normalitas data. Untuk pendekatan grafik jika
data menyebar disekitar garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukan pola
distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data
menyebar jauh dari diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik
histogram tidak menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas (Imam Ghozali,2013:163) .
3.3.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antara variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinearitas di dalam model regresi dilihat dari hubungan antara variabel
bebas yang ditunjukkan oleh angka tolerance dan variance inflation factor (VIF)
yaitu:
a) Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka dapat diartikan bahwa tidak
terdapat multikolinearitas pada penelitian tersebut
b) Jika nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka dapat diartikan bahwa terjadi
gangguan multikolinearitas pada penelitian tersebut.
33
3.3.2.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu
pada periode t-1 (periode sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada
problem autokorelasi. Autokorelasi muncul, karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini muncul karena adanya
residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi
lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series, karena gangguan pada
individu atau kelompok cenderung mempengaruhi gangguan pada individu atau
kelompok pada periode berikutnya (Ghozali, 2011).
Dalam penelitian ini uji autokorelasi dilakukan dengan Uji Durbin Watson (DW).
Pengambilan keputusan ada tidaknya korelasi:
a) Bila nilai Dw terletak antara batas atas atau Upper bound (du) dan (4-du), maka
koefisien autokorelasi sama dengan nol yang berarti tidak ada gangguan
autokorelasi.
b) Bila nilai Dw lebih rendah dari batas bawah atau Lower Bound sebesar (du),
maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol yang berarti ada masalah
autokorelasi positif.
c) Bila nilai Dw lebih besar dari (4-dl), maka koefisien autokorelasi lebih kecil
daripada nol yang berarti ada autokorelasi ada autokorelasi negatif.
d) Bila nilai Dw terletak antara batas atas (du) dan batas bawah (dl), maka hasilnya
tidak dapat disimpulkan.
34
3.3.2.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah di dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas, sedangkan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,
2011).
Salah satu cara untuk mengetahuinya dapat dilakukan melalui Uji Glejser.
Pengujian ini dilakukan dengan cara meregres nilai absolut residual pada variabel
independen. Jika variabel independen secara signifikan mempengaruhi variabel
dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Model regresi dinyatakan
tidak terjadi heteroskedastisitas apabila probabilitas signifikansinya diatas 5% pada
tingkat probabilitas yang digunakan α = 5% (Ghozali, 2011).
3.3.3 Pengujian Hipotesis
3.3.3.1 Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai kemampuan variable
variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai R2
yang mendekati satu berarti menunjukkan bahwa variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel
dependen (Ghozali, 2011).
35
3.3.3.2 Uji Kelayakan Model (Uji Statistik F)
Uji statistik F atau uji Analysis of Variance (ANOVA) merupakan metode untuk
menguji hubungan antara satu variabel dependen (skala mentrik) dengan satu atau
lebih variabel independen (skala non metrik atau kategorikal dengan kategori lebih
dari dua). ANOVA digunakan untuk mengetahui pengaruh utama dan pengaruh
interaksi dari variabel independen kategorikal terhadap variabel dependen metrik.
Pengaruh utama adalah pengaruh langsung variabel independen terhadap variabel
dependen, sedangkan pengaruh interaksi adalah pengaruh bersama dua atau lebih
variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011). Pengujian ini
dilakukan untuk uji model. Apabila nilai F signifikan pada tingkat probabilitas 5%,
maka dapat dikatakan bahwa semua variabel independen secara bersama-sama
mempengaruhi variabel dependen.
3.3.3.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh variabel penjelas atau
independen secara individual menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,
2011). Pengujian ini dilakukan untuk menguji variabel independen secara parsial
dengan tingkat probabilitas 5%. Apabila tingkat probabilitas lebih kecil dari 5%
maka hipotesis diterima. Pada Uji t dapat dilihat pula nilai koefisien atau beta yang
menunjukkan seberapa besar masing-masing variabel independen dalam
menjelaskan variabel dependen, serta pengaruh positif atau negatif berdasarkan
tanda positif atau negatif pada koefisien.
36
3.4 Model Penelitian
Model yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan
analisis regresi berganda untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu
profitabilitas, leverage, kepemilikan publik, kepemilikan manajerial dan status
perusahaan terhadap variabel dependen pengungkapan laporan keuangan
perusahaan. Model regresi yang dikembangkan untuk menguji hipotesis-hipotesis
yang telah dirumuskan dalam penelitian ini adalah:
𝐹𝑆𝐷 = 𝛽0 + 𝛽1𝑃𝑅𝑂 + 𝛽2𝐿𝐸𝑉 + 𝛽3𝐾𝑃 + 𝛽4𝐾𝑀 + 𝛽5𝑆𝑃 + 𝑒
Dimana:
FSD : Indeks pengungkapan laporan keuangan perusahaan
PRO : Profitabilitias
LEV : Leverage
KP : Kepemilikan publik
KM : Kepemilikan manajer
SP : Status perusahaan
β : Konstanta
β1,β2…βn : Koefisien regresi
е : residual error
59
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Profitabilitas secara statistik ditemukan adanya pengaruh positif terhadap
pengungkapan laporan keuangan tahunan suatu perusahaan. Sehingga semakin
tinggi tingkat profitabilitas maka akan semakin tinggi pengungkapan laporan
keuangan tahunan perusahaan yang dilakukan.
2. Variabel struktur kepemilikan dengan proyeksi kepemilikan publik secara
statistik ditemukan adanya pengaruh positif terhadap pengungkapan laporan
keuangan tahunan suatu perusahaan. Sehingga semakin tinggi persentase
kepemilikan saham publik maka akan semakin tinggi pengungkapan laporan
keuangan tahunan perusahaan yang dilakukan.
3. Variabel leverage berpengaruh negatif terhadap pengungkapan laporan
keuangan tahunan perusahaan. Sehingga semakin tinggi tingkat leverage maka
akan semakin sedikit pengungkapan laporan keuangan tahunan perusahaan
yang dilakukan.
4. Variabel status perusahaan secara statistik ditemukan adanya pengaruh negatif
terhadap pengungkapan laporan keuangan tahunan perusahaan. Sehingga dapat
dikatakan bahwa perusahaan yang memiliki penanaman modal asing cenderung
60
mengungkapkan laporan keuangan tahunan lebih tinggi dibanding perusahaan
yang memiliki penanaman modal dalam negeri.
5. Struktur kepemilikan dengan proyeksi kepemilikan manajerial secara statistik
tidak ditemukan adanya pengaruh terhadap pengungkapan laporan keuangan
tahunan suatu perusahaan.
5.2 Implikasi Penelitian
Implikasi penelitian ini diharapkan memberikan dampak kepada pihak manajemen
perusahaan. Pihak manajeman perusahaan diharapkan dapat memberikan informasi
yang jelas dan detail terhadap pihak yang berkepentingan dalam perusahaan
(stakeholder). Selain itu pihak manajemen perusahaan diharapkan dapat
meningkatkan kinerjanya sehingga menunjang kelengkapan pengungkapan laporan
keuangan. Dengan adanya peningkatan kinerja manajemen maka rasio,
profitabilitas, leverage, struktur kepemilikan dan status perusahaan menjadi lebih
baik sehingga perusahaan akan memberikan tambahan informasi secara sukarela.
Bagi pihak investor implikasi yang diharapkan dari penelitian ini diharapkan
memberikan dampak pada keputusan investasi. Seorang investor tentunya memiliki
beberapa pertimbangan dalam memilih perusahaan untuk berinvestasi.
Kelengkapan pengungkapan informasi perusahaan merupakan indikator penilaian
investor dalam menentukan investasinya.
61
Bagi pihak kreditor penelitian ini diharapkan memberikan dampak terhadap
keputusan pemberian pinjaman dana. Kreditor tentu saja memperhitungkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Perusahaan yang
mengungkapkan informasi yang lebih lengkap dapat meyakinkan kreditor terhadap
perusahaan dalam pemberian pinjaman.
Bagi pemerintah penelitian ini diharapkan memberikan dampak terhadap
transparansi informasi yang diberikan perusahaan kepada pemerintah. Informasi
yang diperlukan pemerintah meliputi ketenagakerjaan perusahaan, analisis dampak
lingkungan, dan informasi lainnya. Informasi yang diungkapkan oleh perusahaan
diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap ekonomi makro.
5.3 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini juga hanya menggunakan sektor manufaktur sehingga belum
dapat mewakili seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI.
2. Periode pengamatan yang relatif pendek yakni hanya empat tahun (tahun 2013
sampai dengan tahun 2016), sehingga hasil penelitian kurang mencerminkan
fenomena yang sesungguhnya.
5.4 Saran
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti memiliki beberapa saran yang dapat
menjadi pertimbangan bagi penelitian selanjutnya, yaitu:
62
1. Memperhatikan kriteria dalam pemilihan sempel, sebaiknya perusahaan yang
dijadikan sebagai sampel tidak hanya perusahaan sektor manufaktur, tetapi juga
seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Sebaiknya mempertimbangkan penggunaan variabel lain yang dapat
mempengaruhi pengungkapan laporan keuangan tahunan perusahaan, selain
variabel yang digunakan dalam penelitian ini, seperti operating profit margin
dan ukuran perusahaan serta umur perusahaan.
63
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Dewi. 2006. Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi
Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan Jasa
Transportasi, Perdagangan Dan Manufaktur Yang Tercatat Di Bursa Efek
Jakarta. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 8, No. 3: 219-246.
Ale, Lusyana. 2014. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Kepemilikan
Institusional dan Ukuran Dewan Komisaris Terhadap Pengungkapan
Corporate Social Responsibility (Studi Empiris pada Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Ekonomi Akuntansi. Hal. 1-19.
Daniel, Ulfandri Niko. 2013. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage dan
Likuiditas Terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan (Studi Empiris
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).
Artikel Penelitian. Padang: Universitas Negeri Padang.
Dewi, Kumala. 2008. Pengaruh Luas Pengungkapan Laporan Keuangan Tahunan
pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Terhadap Keputusan
Oleh Investor. Artikel Penelitian. Universitas Gunadarma.
Dewi, Sofia Prima and Keni, Keni (2013) Pengaruh Umur Perusahaan,
Profitabilitas, Ukuran Perusahaan Dan Leverage Terhadap Pengungkapan
Tanggungjawab Sosial Perusahaan Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia. Karya Ilmiah Dosen. Universitas Tarumanegara.
Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 (2013) tentang
Penyajian Laporan Keuangan.
Faisal, Tower, G., and Rusmin. 2012. Legitimising Corporate Sustainability
Reporting Throughout the World. Australasian Accounting Business and
Finance Journal. 6(2): 19-34.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM
SPSS19. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi
Ketujuh. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
64
Ginting, Nirmalasari Adhika. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Tingkat Pengungkapan Sukarela dalam Laporan Tahunan Perusahaan
Manufaktur di Indonesia. Skripsi. Depok: Univeristas Indonesia.
Gujarati, Damodar. 2003. Ekonometri Dasar. Terjemahan: Sumarno Zain. Jakarta:
Erlangga
Harianto dan Sudomo. 1998. Perangkat dan Teknik Analisis Investasi di Pasar
Modal di Indonesia. PT BEJ. Jakarta.
Jogiyanto, 2007. Sistem Informasi Keperilakuan. Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi
Offset.
Kahar, Soleman H. Abdul. 2008. Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan
Pendanaan dan Dividen. Jurnal Keuangan dan Perbankan. Vol.12 No. 3
September 2008, Hal. 399-410.
Karunisari, Putri. 2013. Pengaruh Leverage, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Telah Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Skripsi.
Semarang: Universitas Negeri Semarang
Kasmir. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Larasati, Dewi Deviana dan Hadi, Syamsul. 2011. Pengaruh Kondisi Keuangan
Perusahaan Tehadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial. Jurnal
Akuntansi dan Auditing Indonesia. Vol. 15, No.2.
Malyarni Reka, Susfayetti, dan Erwati Misni. 2013. Pengaruh Profitabilitas, Ukuran
Perusahaan, Likuiditas, dan Leverage, Terhadap Pengungkapan Corporate
Social Responsibility (CSR) pada Perusahaan LQ-45 yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2009-2012. Jurnal Cakrawala Akuntansi.
Vol. 6 No. 1 Hal. 79-94.
Nugraheni, B.Linggar Yekti, Oct.Digdo Hartomo, dan Lucia Hary Patwoto, 2002.
Analisis Faktor-faktor Fundamental Perusahaan Terhadap Kelengkapan
Laporan Keuangan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis.Vol.VIII, No.1.pp.75-91.
Nugroho, Sumarnadi Agus. 2012. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap
Tingkat Keluasan Pengungkapan Laporan Keuangan pada Sektor Industri
Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Ilmu dan Riset Akuntansi. Vol. 1, No. 12.
Nung, Harjanto. 2001. Penerapan Disclosure Untuk Menjamin Keakuratan
Informasi Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan. Jurnal Akuntansi dan
65
Investasi. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Volume 2, No.2: 233-241.
Pradipta Fairuz, Topowijono, dan Azizah Farah Devi. 2016. Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Leverage, Profitabilitas, dan Likuiditas Terhadap
Pengungkapan Wajib Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2014).
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Vol. 36 No.1 Juli 2016.
Purwandari, Arum dan Purwanto, Agus. 2012. Pengaruh Profitabilitas, Leverage,
Struktur Kepemilikan Dan Status Perusahaan Terhadap Pengungkapan
Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Diponegoro
Journal of Accounting. Vol 1, No. 2: 1-10.
Putri, Eko Widyasari Rani dan Baridwan Zaki. 2013. Pengaruh Profitabilitas
Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility Studi Empiris
Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonsia
Pada Tahun 2010-2012. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Universitas
Brawijaya. Vol. 2 No. 2.
Rustiarini, Wayan Ni. 2011. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham pada
Pengungkapan Corporate Social Responsibilty. Jurnal Ilmiah Akuntansi
dan Bisnis. Vol. 6 No.1.
Sari, Dinda Permata dan Andayani. 2015. Pengaruh Kinerja Keuangan dan Struktur
Kepemilikan terhadap Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan Jasa.
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. Vol. 4 No. 10.
Suad Husnan. 1996. Manajemen Keuangan Teori Dan Penerapan (Keputusan
Jangka Panjang). Edisi Keempat, Buku Pertama, Yogyakarta: BPFE UGM.
Simanjuntak. H. Binsar. 2004. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan
Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. The Indonesian Journal of Accounting
Research. Vol. 7, No. 3.
Wolk, M. Carel, et al. 2001. Auditor Concentration and Market Shares In The Us:
1988±1999 A Descriptive Note. British Accounting Review. 33: 157-174.