pengaruh profitabilitas, financial leverage dan …digilib.unila.ac.id/54636/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
PENGARUH PROFITABILITAS, FINANCIAL LEVERAGE
DAN PERSENTASE SAHAM YANG DITAWARKAN
TERHADAP UNDERPRICING SAHAM
(Studi Empiris Pada Perusahaan yang Go Publik Periode 2013 - 2016)
Oleh
RIFQI IDHAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
(Skripsi)
ABSTRAK
PENGARUH PROFITABILITAS, FINANCIAL LEVERAGE DAN
PERSENTASE SAHAM YANG DITAWARKAN TERHADAP
UNDERPRICING SAHAM
(Studi Empiris Pada Perusahaan yang Go Publik Periode 2013-2016)
Oleh
Rifqi Idham
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh
profitabilitas, financial leverage, dan persentase saham yang ditawarkan terhadap
underpricing. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang
melakukan penawaran saham perdana kepada publik yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) tahun 2013-2016, sedangkan sampelnya adalah perusahaan IPO
yang mengalami underpricing sebanyak 38 perusahaan, jumlah data yang
diperoleh sebanyak 152 dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling.
Jenis data yang dipergunakan adalah data sekunder. Metode analisis data
penelitian ini yaitu analisis regresi linier berganda dengan software SPSS 23.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas dan persentase saham yang
ditawarkan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap underpricing. Financial
leverage berpengaruh negatif terhadap underpricing.
Kata kunci : underpricing, profitabilitas, financial leverage, dan persentase
saham yang ditawarkan.
ABSTRACT
THE EFFECT OF PROFITABILITY, FINANCIAL LEVERAGE, AND
PERCENTAGE OF SHARES OFFERED ON UNDERPRICING OF SHARES
(Empirical Studies On Companies That Go Public In 2013-2016)
By
Rifqi Idham
The purpose of this research is to provide empirical evidence about the effect of
profitability, financial leverage, and the percentage of shares offered on
underpricing. The population in this study are companies which had initial public
offering on the Indonesia Stock Exchange (IDX) in 2013-2016, while the sample
is IPO companies that experience underpricing. As many as 38 companies, the
amount of data obtained is 152 with purposive sampling techniques. The type of
data used are secondary data. Data analysis used multiple linear regression
analysis with SPSS 23 software. The results of the research show that the
profitability and percentage of shares offered do not significantly effect on
underpricing. Financial leverage has a negative effect on underpricing.
Keywords : underpricing, profitability, financial leverage, and percentage of
shares offered.
PENGARUH PROFITABILITAS, FINANCIAL LEVERAGE
DAN PERSENTASE SAHAM YANG DITAWARKAN
TERHADAP UNDERPRICING SAHAM
(Studi Empiris Pada Perusahaan yang Go Publik Periode 2013 - 2016)
Oleh
RIFQI IDHAM
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 18 November 1996 sebagai putra pertama
dari dua bersaudara, buah hati dari pasangan Bapak Rasyid Idham dan Ibu Hastriyani.
Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak di TK Al Alqrobin pada tahun
2002. Kemudian pendidikan dasar di SD Nusa Indah hingga tahun 2008. Lalu
melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Nusa Indah hingga tahun 2011 dan
sekolah menengah atas di SMAN 1 Tangerang Selatan hingga tahun 2014.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswa S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung pada tahun 2014. Selama menjadi mahasiswa, penulis
berorganisasi di internal kampus sebagai anggota HIMAKTA (Himpunan Mahasiswa
Akuntansi) FEB Unila periode 2014-2015. Selain itu, penulis juga pernah diamanahkan
menjadi anggota aktif EEC (Economics English Club) FEB Unila periode 2014-2015.
Kemudian pada tahun 2016-2017, penulis juga diamanahkan menjadi pengurus EEC
(Economics English Club) FEB Unila sebagai Chief of Council.
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil’alamin
Teriring rasa syukur kepada Allah SWT yang membimbingku selama ini, karya ini
kupersembahkan kepada:
Kedua orang tuaku tercinta,
Ayahanda Rasyid Idham dan Ibunda Hastriyani
Adikku tersayang,
Rani Nibras Idham
Seluruh keluarga besarku yang telah memberikan motivasi dan doa
Teman-teman seperjuangan terbaikku
serta
Almamaterku tercinta,
Universitas Lampung
MOTTO
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”
(QS. Al-Baqarah: 286)
“Bahagia itu terletak pada syukur. Barangsiapa yang bersyukur kepada Allah,
maka dialah orang yang paling bahagia”
(Ustadz Abdul Somad)
“He who is not courageous enough to take risk will accomplish nothing in life”
(Muhammad Ali)
SANWACANA
Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Pengaruh Profitabilitas, Financial Leverage, dan Persentase Saham yang
Ditawarkan Terhadap Underpricing Saham” sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Lampung.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tulus kepada semua
pihak yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan selama proses
penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. Secara khusus, penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si.,Akt. Selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Bapak Dr. Tri Joko Prasetyo, S.E., M.Si., Akt. selaku Dosen Pembimbing
Utama atas waktu, perhatian, bimbingan, serta nasihat yang telah diberikan
dengan penuh kesabaran selama proses penyelesaian skripsi ini.
5. Ibu Dewi Sukmasari, S.E., M.S.A., C.A., Akt. selaku Dosen Pembimbing
Kedua atas waktu, bimbingan, saran, serta nasihat yang telah diberikan selama
proses penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Drs. A. Zubaidi Indra, S.E., M.M., C.A., C.P.A., Akt. selaku Dosen
Penguji Utama yang telah memberikan evaluasi serta saran yang membangun
dalam proses penyempurnaan skripsi ini.
7. Bapak Lego Waspodo, S.E., M.Si., Akt. selaku Dosen Pembimbing Akademik
atas segala bantuannya dalam menyelesaikan proses belajar.
8. Seluruh Bapak/Ibu Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pembelajaran
berharga bagi penulis selama menempuh program pendidikan S-1 di
Universitas Lampung.
9. Seluruh staff Akademik, Administrasi, Tata Usaha, para pegawai, serta staff
keamanan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah
banyak membantu baik selama proses perkuliahan maupun saat penyusunan
skripsi, terimakasih atas segala kesabaran dan bantuan yang telah diberikan.
10. Kedua orang tuaku; Ayahanda Rasyid Idham dan Ibunda Hastriyani untuk
segala bentuk dukungan, didikan, dan perjuangannya demi keberhasilanku.
Terimakasih untuk doa, nasihat, serta motivasi yang tak henti-hentinya selama
ini.
11. Adikku tersayang Rani Nibras Idham yang telah memberi semangat dan
mendoakanku untuk dapat menyelesaikan studi ini.
12. Sahabat-sahabat terbaikku Faisal Fachrurrozi, Zamzam Orlando, Bagus
Setyawan, Indra, dan Ilham Arif Wijaya, Terimakasih yang selalu
memberikan semangat maupun nasihat, baik dalam keadaan suka maupun
duka.
13. Sahabat-sahabat Bu Ami Genap. Terimakasih untuk kebersamaannya selama
ini.
14. Keluarga Besar Akuntansi Reguler 2014, yang tidak dapat disebutkan satu per
satu. Terimakasih atas kebersamaan dan canda tawa selama masa kuliah.
Sukses selalu untuk kalian semua.
15. Teman-teman UKM EEC Periode 2016/2017, terima kasih untuk pengalaman
satu tahun yang luar biasa yang telah kita lewati bersama. Semoga sukses
kedepannya untuk kalian semua.
16. Teman-teman Halaqoh FEB 2014, terima kasih untuk canda, tawa, serta
kebersamaannya selama ini. Semoga keberkahan selalu ada dalam setiap
langkah kalian.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan semoga
Allah SWT memberikan rahmat, berkah, dan hidayah-Nya untuk kita semua.
Bandar Lampung, 8 November 2018
Penulis,
Rifqi Idham
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL
ABSTRAK
ABSTRACT
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
RIWAYAT HIDUP
PERSEMBAHAN
MOTTO
SANWACANA
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori .............................................................................................. 8
2.1.1 Signalling Theory ................................................................................. 8
2.1.2 Pasar Modal ......................................................................................... 9
2.1.3 Go Public ........................................................................................... 10
2.1.4 Prospektus Perusahaan ....................................................................... 11
2.1.5 Initial Public Offering ........................................................................ 12
2.1.6 Underpricing ...................................................................................... 13
2.1.7 Profitabilitas ....................................................................................... 14
2.1.8 Financial Leverage............................................................................. 14
2.1.9 Persentase Saham yang Ditawarkan ................................................... 15
2.2 Literatur Penelitian Terdahulu ...................................................................... 16
2.3 Model Penelitian .......................................................................................... 20
2.4 Pengembangan Hipotesis ............................................................................. 21
2.4.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Underpricing .................................. 21
2.4.2 Pengaruh Financial Leverage Terhadap Underpricing ........................ 22
2.4.3 Pengaruh Persentase Saham yang Ditawarkan Terhadap Underpricing
................................................................................................................... 22
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel .................................................................................... 24
3.1.1 Populasi ............................................................................................. 24
3.1.2 Sampel ............................................................................................... 24
3.2 Jenis dan Sumber Data ................................................................................. 25
3.3 Operasional dan Pengukuran Variabel .......................................................... 26
3.3.1 Underpricing ...................................................................................... 26
3.3.2 Profitabilitas ....................................................................................... 26
3.3.3 Financial Leverage............................................................................. 27
3.3.4 Persentase Saham yang Ditawarkan .................................................... 27
3.4 Metode Analisis Data ................................................................................... 27
3.4.1 Analisis Statistik Deskriptif ................................................................ 27
3.4.2 Uji Asumsi Klasik .............................................................................. 28
3.4.2.1 Uji Normalitas ........................................................................ 28
3.4.2.2 Uji Multikolinieritas ............................................................... 29
3.4.2.3 Uji Heteroskedastisitas ........................................................... 29
3.4.2.4 Uji Autokorelasi ..................................................................... 30
3.4.3 Analisis Regresi Linier Berganda ....................................................... 30
3.4.4 Pengujian Hipotesis ............................................................................ 31
3.4.4.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ............................................... 31
3.4.4.2 Uji Kelayakan Model (Uji Statistik F) .................................... 32
3.4.4.3 Uji Signifikansi Parameter Individu (Uji Statistik t) ................ 32
3.4.5 Uji Beda Independent T-Test .............................................................. 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pemilihan Sampel ........................................................................................ 34
4.2 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ................................................................. 35
4.2.1 Underpricing ...................................................................................... 35
4.2.2 Profitabilitas ....................................................................................... 36
4.2.3 Financial Leverage............................................................................. 36
4.2.4 Persentase Saham Yang Ditawarkan .................................................. 37
4.3 Uji Asumsi Klasik ........................................................................................ 37
4.3.1 Uji Normalitas ................................................................................... 37
4.3.2 Uji Multikolinieritas .......................................................................... 39
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas ...................................................................... 39
4.3.4 Uji Autokorelasi ................................................................................ 41
4.4 Pengujian Hipotesis ..................................................................................... 42
4.4.1 Uji Kelayakan Model (Statistik F) ...................................................... 42
4.4.2 Uji Koefisien Determinasi (R2) ........................................................... 42
4.4.3 Uji Signifikansi Parameter Individu (Uji Statistik t) ........................... 43
4.4.4 Uji Beda Independent T-Test ............................................................. 46
4.5 Pembahasan Hasil Analisis Data ................................................................. 47
4.5.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Underpricing .................................. 47
4.5.2 Pengaruh Financial Leverage Terhadap Underpricing ........................ 47
4.5.3 Pengaruh Persentase Saham Yang Ditawarkan Terhadap Underpricing
................................................................................................................... 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 49
5.2 Keterbatasan Penelitian ................................................................................ 50
5.3 Saran ........................................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1.1 Perbandingan antara perusahaan yang mengalami underpricing dan
yang tidak mengalami underpricing ..................................................... 3
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu........................................................................... 16
Tabel 4.1 Rincian Pengambilan Sampel ............................................................. 34
Tabel 4.2 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ....................................................... 35
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinieritas .................................................................. 39
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi ........................................................................ 41
Tabel 4.5 Hasil Uji Statistik F ............................................................................ 42
Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................................ 43
Tabel 4.7 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individu (Uji Statistik t) ................... 44
Tabel 4.8 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis.................................................. 45
Tabel 4.9 Hasil Uji Beda Independent Sampel T-Test ......................................... 46
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Model Kerangka Konseptual ........................................................... 20
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Model Regresi ............................................... 38
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas .......................................................... 40
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Data Underpricing, Profitabilitas, Financial Leverage, dan
Persentase Saham Yang Ditawarkan
Lampiran 2 Data Perusahaan yang Mengalami Underpricing
Lampiran 3 Data Perusahaan yang Tidak Mengalami Underpricing
Lampiran 4 Tabel Hasil Statistik Deskriptif
Lampiran 5 Gambar Hasil Uji Normalitas
Lampiran 6 Tabel Hasil Uji Multikolinieritas
Lampiran 7 Gambar Hasil Uji Heteroskedastisitas
Lampiran 8 Tabel Hasil Uji Autokorelasi
Lampiran 9 Tabel Hasil Uji Model (Uji Statistik F)
Lampiran 10 Tabel Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Lampiran 11 Tabel Hasil Uji Signifikansi Parameter Individu (Uji Statistik t)
Lampiran 12 Tabel Hasil Uji Independent Sampel T-Test
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada umumnya perusahaan didirikan dengan tujuan untuk menghasilkan laba
serta dapat mempertahankan kelangsungan usaha untuk jangka waktu yang
panjang. Namun untuk dapat mempertahankan kelangsungan usaha, perusahaan
membutuhkan suatu pengembangan agar dapat bersaing dengan para kompetitor.
Sebagaimana pada umumnya, untuk melakukan pengembangan usaha dibutuhkan
tambahan dana yang jumlahnya tidak sedikit. Penambahan dana dari pemilik
hanya dapat menjadi solusi sementara dikarenakan adanya keterbatasan dana dari
pihak-pihak tersebut, sedangkan tambahan dana yang didapat dari pihak kreditur
akan menambah resiko jika tidak dapat terbayarkan.
Terdapat beberapa cara untuk perusahaan menambah jumlah modalnya,
diantaranya adalah dengan cara meminjam kepada pihak bank, tambahan dana
dari pemilik atau menambah jumlah kepemilikan dengan cara menerbitkan saham
baru untuk ditawarkan. Jika perusahaan memilih opsi untuk menerbitkan saham
baru untuk dijual, maka ada beberapa cara, diantaranya adalah dengan menjual
saham tersebut kepada karyawan, menjualnya kepada pemegang saham yang telah
ada, menambah saham melalui dividen yang tidak dibagi, dijual kepada pemilik
2
tunggal atau dengan menawarkan saham perusahaan kepada publik (Jogiyanto,
2009). Kegiatan perusahaan yang hendak go public dengan cara menawarkan
saham perusahaan untuk pertama kalinya kepada publik ini dikenal dengan istilah
initial public offering (IPO).
Sebelum perusahaan melakukan penawaran saham perdana kepada publik, pihak
perusahaan terlebih dahulu menerbitkan prospektus. Prospektus adalah dokumen
yang menyediakan rincian informasi dan fakta material tentang kondisi, kinerja,
risiko, serta prospek emiten di masa depan sehingga calon investor memperoleh
gambaran mengenai kualitas saham yang ditawarkan dan tertarik untuk
membelinya (Aryapranata, 2017). Prospektus ini ditujukan oleh pihak perusahaan
atau emiten kepada pihak eksternal. Informasi didalam prospektus ini nantinya
akan dijadikan bahan pertimbangan investor dalam mengambil keputusan
investasi.
Jika perusahaan memilih untuk melakukan IPO, maka hal yang harus dilakukan
adalah menetapkan waktu untuk melakukan IPO, menetapkan underwriter atau
pihak penjamin emisi, dan menetapkan harga saham sebelum melakukan IPO.
Harga saham saat ingin melakukan IPO, ditentukan berdasarkan kesepakatan
antara pihak emiten dengan underwriter (penjamin emisi), sedangkan harga
saham pada pasar sekunder ditentukan oleh mekanisme pasar, yaitu berdasarkan
permintaan dan penawaran (Pahlevi, 2014). Menurut Boubaker and Mezhoud
(2011), pada saat penetapan harga saham perdana merupakan hal yang tidak
mudah, hal ini dikarenakan tidak adanya informasi harga yang relevan. Hal ini
3
terjadi karena sebelum penawaran perdana, saham perusahaan belum pernah
diperdagangkan sehingga kesulitan untuk menilai dan menentukan harga yang
wajar (Pahlevi, 2014).
Masalah yang seringkali timbul saat menawarkan saham perdana kepada publik
adalah underpricing. Underpricing terjadi apabila harga saham pada saat IPO
cenderung lebih rendah dibandingkan dengan harga saham saat dicatat dan
diperdagangkan di pasar sekunder (Isfaatun dan Hatta, 2010). Kondisi
underpricing merugikan pihak emiten yang melakukan go public, karena dana
yang diperoleh dari penjualan saham ke publik tidak maksimum (Retnowati,
2013). Tetapi di lain pihak menguntungkan bagi para investor karena investor bisa
menikmati return dari pembelian saham yang dilakukannya (Aini, 2013). Pada
Tabel 1.1 terdapat contoh perbandingan antara perusahaan yang mengalami
underpricing dan tidak mengalami underpricing di tahun 2013.
Tabel 1.1 Perbandingan antara perusahaan yang mengalami underpricing
dan yang tidak mengalami underpricing
Tahun Nama Perusahaan Jumlah Saham yang
Ditawarkan
Fenomena
yang Terjadi
2013 Sri Rejeki Isman Tbk 5.600.000.000 Underpricing
2013 Logindo Samudramakmur
Tbk
127.380.000 Truepricing
Sumber : Data yang diolah, 2018
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa perusahaan Sri Rejeki Isman Tbk.
yang paling banyak menawarkan sahamnya kepada publik di tahun 2013, dengan
jumlah saham yang ditawarkan sebanyak 5.600.000.000 saham mengalami
4
underpricing. Sementara perusahaan Logindo Samudramakmur Tbk. yang paling
sedikit menawarkan sahamnya kepada publik di tahun 2013, dengan jumlah
saham yang ditawarkan sebanyak 127.380.000 saham mengalami truepricing.
Dari kedua perusahaan ini dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah saham yang
ditawarkan memiliki pengaruh positif terhadap fenomena underpricing.
Selain persentase saham yang ditawarkan, penelitian ini juga memilih
profitabilitas dan financial leverage sebagai variabel independen. Profitabilitas
dan financial leverage dipilih untuk melihat gambaran kinerja dari perusahaan
emiten, sedangkan jumlah saham yang ditawarkan digunakan untuk melihat
berapa jumlah saham yang nantinya akan dimiliki oleh pihak eksternal.
Profitabilitas diukur dengan proxy ROE, sedangkan financial leverage diukur
dengan proxy DER. Pengukuran profitabilitas dengan proxy ROE merupakan
rasio yang digunakan untuk menilai efetivitas perusahaan dalam menghasilan laba
dengan menggunakan ekuitas yang ada. Proxy DER merupakan rasio yang
digunakan untuk melihat tingkat resiko liabilitas yang dijamin oleh ekuitas
perusahaan.
Profitabilitas perusahaan yang tinggi akan mengurangi ketidakpastian IPO
sehingga mengurangi tingkat underpricing (Loo, et al,. 1999). Pada penelitian
yang dilakukan oleh, Banerjee (2015) serta Yolana dan Martani (2005)
menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap underpricing
Namun dalam penelitian yang dilakukan oleh Ratnasari dan Hudiwinarsih (2013)
5
menyimpulkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh yang negatif terhadap
underpricing.
Financial leverage terjadi pada saat perusahaan menggunakan sumber dana yang
menimbulkan beban tetap (Husnan, 2006). Pada variabel financial leverage
diukur dengan rasio Debt to Equity Ratio (DER). Rasio DER menunjukan
seberapa besar hutang-hutang perusahaan yang dapat dijamin oleh modal
perusahaan (Darmadji, 2011). Risqi dan Harto (2013), menjelaskan bahwa
leverage yang tinggi menggambarkan risiko perusahaan yang tinggi pula sehingga
investor dalam melakukan keputusan investasi akan menghindarkan penilaian
harga saham perdana yang terlalu tinggi yang menyebabkan underpricing.
Sehingga apabila leverage-nya tinggi maka emiten akan menjual sahamnya
dengan harga yang murah. Pada penelitian yang dilakukan oleh Pahlevi (2014)
yang menyimpulkan bahwa financial leverage berpengaruh positif terhadap
underpricing, sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Banerjee (2015),
disimpulkan bahwa financial leverage berpengaruh negatif terhadap underpricing.
Investor melihat perusahaan yang persentase penawarannya besar memiliki
prospek yang baik pada masa yang akan datang, hal ini dikarenakan semakin
banyak jumlah saham yang ditawarkan maka perusahaan akan semakin likuid,
sehingga jika perusahaan semain likuid, perusahaan akan lebih mudah untuk
mendapatkan dana untuk mendanai kebutuhan pendanaan perusahaan rendah
(Aryapranata, 2017). Sehingga dengan banyaknya jumlah saham yang ditawarkan
ini akan mengurangi ketidakpastian terhadap nilai pasar perusahaan yang
6
sesungguhnya sekaligus meningkatkan minat calon investor terhadap saham yang
ditawarkan dimana hal ini akan membawa kepada kemungkinan penetapan harga
penawaran saham perdana pada level cukup tinggi rendah (Aryapranata, 2017).
Dengan demikian, tingkat underpricing diduga akan menjadi lebih rendah
(Aryapranata, 2017). Sohail dan Raheman (2009) menyimpulkan bahwa
persentase saham yang ditawarkan ke publik tidak memiliki pengaruh terhadap
underpricing. Hasil berbeda disimpulkan pada penelitian Retnowati (2013) yang
meyimpulkan bahwa persentase saham yang ditawarkan ke publik memiliki
hubungan yang positif terhadap underpicing. (Retnowati, 2013).
Berdasarkan hasil penelitian-penelitian terdahulu, penulis masih melihat
ketidakkonsistenan hasil penelitian mengenai hubungan antara profitabilitas,
financial leverage dan presentase saham yang ditawarkan kepada publik terhadap
underpricing, serta dari fakta yang telah dijelaskan. Untuk itu, penulis tertarik
untuk mengambil judul “Pengaruh Profitabilitas, Financial Leverage dan
Persentase Saham yang Ditawarkan Terhadap Underpricing Saham (Studi
Empiris Pada Perusahaan yang Go Publik Tahun 2013 – 2016)”.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu:
1. Apakah profitabilitas berpengaruh positif terhadap underpricing?
2. Apakah financial leverage berpengaruh positif terhadap underpricing?
3. Apakah persentase saham yang ditawarkan kepada publik berpengaruh
positif terhadap underpricing?
7
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk meneliti:
1. Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh profitabilitas
terhadap underpicing
2. Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh financial leverage
terhadap underpricing.
3. Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh persentase saham
yang ditawarkan terhadap underpricing.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Akademisi
Diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai pengaruh
profitabilitas, financial leverage, dan persentase saham yang ditawarkan
terhadap underpricing serta dapat dijadikan referensi untuk penelitian
yang terkait dan serupa dimasa yang akan datang.
2. Bagi Praktisi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi calon
investor dalam membuat keputusan investasi di pasar modal. Penelitian ini
juga diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi
perusahaan emiten dalam mempertimbangkan hal–hal yang berkaitan
dengan penawaran perdana di BEI yang dapat menyebabkan underpricing
sehingga saham yang ditawarkan dapat terjual dengan harga yang optimal.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Signalling Theory
Signalling Theory membahas mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk
memberikan informasi kepada pihak eksternal. Signalling Theory mengemukakan
tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada
pengguna laporan keuangan (Purwanto, 2012). Landasan utama dari signalling
theory adalah untuk mengurangi asimetri informasi yang muncul di antara dua
pihak, yaitu pihak manajemen dan pihak investor (Spence, 2002).
Perusahaan yang memiliki prospek yang bagus akan mengirimkan sinyal yang
jelas kepada pasar pada saat go public (Leland dan Phyle, 1977). Sumarsono
(2003) menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan
memberikan sinyal kepada pasar, dengan demikian pasar diharapkan dapat
membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan perusahaan yang berkualitas
buruk. Sinyal-sinyal seperti profitabilitas , financial leverage, saham yang
ditawarkan ke publik serta sinyal-sinyal lain yang ada didalam prospektus
diharapkan menjadi sinyal yang diberikan oleh pihak perusahaan emiten yang
9
dapat menunjukkan kualitas dari perusahaan yang melakukan penawaran umum
perdana di pasar modal.
Welch dan Ritter (2002) mengemukakan signaling theory pada fenomena
underpricing. Underpricing pada saat IPO adalah mekanisme perusahaan dalam
memberikan sinyal tentang kualitas perusahaan (Welch dan Ritter, 2002).
Perusahaan dengan kualitas baik melakukan underpricing saham ketika mereka
melakukan penawaran saham (Welch dan Ritter, 2002).
2.1.2 Pasar Modal
Menurut Jogiyanto (2009) pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk
meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan cara menjual saham atau
mengeluarkan obligasi. Untuk menarik pembeli dan penjual untuk berpartisipasi,
pasar modal harus bersifat likuid dan efisien. Suatu pasar modal dikatakan likuid
jika penjual dapat menjual dan pembeli dapat membeli surat-surat berharga
dengan cepat. Pasar modal dikatakan efisien jika harga dari surat-surat berharga
mencerminkan nilai dari perusahaan secara akurat (Jogiyanto, 2009). Jogiyanto
(2009) membagi pasar modal menjadi empat bagian, diantaranya :
1. Pasar perdana (Primary Market)
Pasar perdana adalah.tempat perdagangan surat-surat berharga yang baru
dikeluarkan oleh perusahaan. Surat berharga yang baru dijual dapat berupa
penawaran perdana ke publik (IPO) atau tambahan surat berharga baru jika
perusahaan sudah going public.
10
2. Pasar Sekunder (Secondary Market)
Pasar sekunder didefinisikan sebagai tempat perdagangan surat-surat
berharga yang sudah beredar.Pada pasar ini harga ditentukan oleh
permintaan dan penawaran saham dari anggota bursa.
3. Pasar Ketiga (Third Market)
Pasar ketiga adalah merupakan pasar perdagangan surat berharga pada saat
pasar kedua tutup. Pasar ketiga dijalankan oleh broker yang
mempertemukan pembeli dan penjual pada saat pasar kedua tutup.
4. Pasar Keempat (Fourth Market)
Pasar keempat merupakan pasar modal yang dilakukan di antara institusi
berkapasitas besar untuk menghindari komisi untuk broker. Pasar keempat
umumnya menggunakan jaringan komunikasi untuk memperdagangkan
saham dalam jumlah blok yang besar.
2.1.3 Go Public
Go Public adalah peristiwa penawaran saham yang dilakukan oleh perusahaan
(emiten) kepada masyarakat umum (investor) untuk pertama kalinya (Suyatmin,
2006). Perusahaan yang memutuskan untuk go public, maka perusahaan tersebut
harus menawarkan saham perdananya ke publik terlebih dahulu yang disebut
dengan Initial Public Offering (IPO) melalui pasar perdana sebelum terdaftar
sebagai perusahaan publik di BEI (Aini, 2013). Menurut Eduardus (2001), go
public adalah kegiatan menawarkan saham perusahaan untuk dijual kepada publik
untuk yang pertama kalinya. Manfaat dari melakukan go public menurut adalah
(Jogiyanto, 2009):
11
a. Kemudahan meningkatkan modal dimasa mendatang.
b. Meningkatkan likuiditas bagi pemegang saham.
c. Nilai pasar perusahaan diketahui.
Sedangkan konsekuensi yang harus dihadapi perusahaan yang melakukan go
public menurut Jogiyanto (2009) adalah :
a. Biaya laporan yang meningkat
b. Pengungkapan (disclosure)
c. Ketakutan untuk diambil alih.
2.1.4 Prospektus Perusahaan
Menurut Aryapranata (2017) prospektus adalah dokumen yang menyediakan
rincian informasi dan fakta material tentang kondisi, kinerja, risiko, serta prospek
emiten di masa depan sehingga calon investor memperoleh gambaran mengenai
kualitas saham yang ditawarkan dan tertarik untuk membelinya. Prospektus
merupakan dokumen yang berisi informasi tentang perusahaan penerbit sekuritas
dan informasi lainnya yang berkaitan dengan sekuritas yang ditawarkan
(Jogiyanto, 2009). Setelah perusahaan memperoleh izin dari BAPEPAM dan
sebelum menawarkan saham di pasar perdana, perusahaan akan menerbitkan
prospektus (informasi mengenai perusahaan secara detail) ringkas yang
diumumkan di media massa (Ratnasari dan Hudiwinarsih, 2013). Informasi yang
diungkapkan dalam prospektus akan membantu investor untuk membuat
keputusan yang rasional mengenai resiko dan nilai saham sesungguhnya yang
ditawarkan emiten (Pahlevi, 2014).
12
2.1.5 Initial Public Offering
Menurut Kumar (2010) “Initial public offer is the process through which an
unlisted organization would issue new shares to the public.” IPO atau (Initial
Public Offering) merupakan kegiatan penawaran saham perdana kepada publik
yang dilakukan oleh perusahaan yang hendak go public. Suatu perusahaan yang
untuk pertama kalinya akan menjual saham atau obligasi kepada masyarakat
umum atau disebut initial public offering (IPO), membutuhkan tahapan-tahapan
terlebih dahulu (Ratnasari dan Hudiwinarsih, 2013). Dalam proses Initial Public
Offering, calon emiten harus melewati beberapa tahapan (Darmadji dan Hendy
M.Fakhruddin, 2011) yaitu sebagai berikut :
1. Tahap persiapan Tahap persiapan merupakan tahapan yang paling panjang
diantara tahapan yang lain, kegiatan yang dilakukan tahapan ini
merupakan persiapan sebelum mendaftar ke Bapepam (Badan Pengawas
Pasar Modal).
2. Tahap Pemasaran Pada tahap ini, Bapepam akan melakukan penelitian
tentang keabsahan dokumen, keterbukaan seluruh aspek legal, akuntansi,
keuangan dan manajemen. Langkah selanjutnya adalah pernyataan
pendaftaran yang diajukan ke bapepam sampai pernyataan pendaftaran
yang efektif.
3. Tahap Penawaran umum Pada tahap ini calon emiten menerbitkan
prospektus ringkas di dua media cetak yang berbahasa Indonesia, yang
dilanjutkan dengan penyebaran prospektus lengkap final, melakukan
penjatahan, refund dan akhirnya penyerahan Surat Kolektif Saham (SKS)
bagi yang mendapat jatahnya.
13
Tahap Perdagangan Sekunder Tahap ini meliputi tahapan melakukan pendaftaran
ke bursa efek untuk mencatatkan sahamnya sesuai dengan kelanjutan perjanjian
pendahuluan penca-tatan yang telah disetujui. Setelah tercatat maka saham dapat
diperdagangkan dilantai bursa.
2.1.6 Underpricing
Menurut Kunz dan Aggarwal (1994), underpricing merupakan suatu keadaan
dimana harga saham pada saat penawaran perdana lebih rendah dibandingkan
ketika saham telah diperdagangkan di pasar sekunder (dalam hal ini telah masuk
dibursa efek). Apabila harga saham pada saat penawaran perdana lebih rendah
dibandingkan dengan harga saham pada saat di pasar sekunder maka saham
tersebut dikatakan mengalami underpricing. Penetepan harga saham perdana yang
rendah diakibatkan karena adanya kepentingan yang berbeda antara emiten dan
underwriter dalam mengadakan kesepakatan dalam menentukan harga perdana
saham (Aini, 2013). Kondisi underpricing mengakibatkan pihak emiten
mengalami kerugian dikarenakan pihak emiten tidak mendapatkan dana yang
optimal. Sebaliknya investor akan mendapatkan initial return jika perusahaan
mengalami underpricing. Initial return merupakan tingkat pengembalian yang
diperoleh investor selama periode dari saat saham yang dibeli pada pasar perdana
dengan harga penutupan pada hari pertama (Adams, et al,. 2008).
14
2.1.7 Profitabilitas
Menurut Kasmir (2013) rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Menurut Hanafi (2004)
profitabilitas yaitu kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada
tingkat penjualan, asset dan modal saham yang tertentu. Rasio profitabilitas
memberikan ukuran tingkat efektivitas suatu perusahaan yang ditunjukkan dari
laba yang dihasilkan dari penjualan ata dari pendapatan investasi (Kasmir, 2013).
Nilai profitabilitas yang semakin tinggi akan menarik minat para investor, hal ini
karena semakin besar potensi keuntungan perusahaan, maka pemegang saham
akan diuntungkan di masa depan (Banerjee, 2015).
Pada penelitian ini digunakan proxy ROE dalam mengukur profitabilitas. ROE
didefinisikan sebagai rasio laba bersih terhadap ekuitas saham biasa yang
mengukur pengembalian atas investasi pemegang saham (Brigham dan Houston,
2006). ROE dipilih sebagai proxy pengukuran profitabilitas karena ROE
merupakan ukuran profitabilitas yang memberikan informasi kepada para investor
tentang seberapa besar tingkat pengembalian modal yang akan didapat oleh
investor dari kegiatan operasi perusahaan.
2.1.8 Financial Leverage
Menurut Husnan (2006) financial leverage terjadi pada saat perusahaan
menggunakan sumber dana yang menimbulkan beban tetap. Apabila perusahaan
menggunakan hutang, maka perusahaan harus membayar bunga. Bunga ini harus
dibayar, berapapun keuntungan operasi perusahaan (Husnan, 2006). Menurut
15
Kim, et al,. (2001), secara teoritis, financial leverage menunjukkan risiko suatu
perusahaan dan kondisi ketidakpastian. Besarnya financial leverage perusahaan
akan menunjukkan semakin besarnya risiko financial atau risiko keagagalan
perusahaan untuk mengembalikan pinjamannya sehingga dapat mempengaruhi
penetapan harga saham yang wajar pada saat IPO (Pahlevi, 2014).
Pada penelitian ini digunakan proxy DER dalam menghitung financial leverage.
Alasan penggunaan DER dalam mengukur financial leverage karena DER lebih
menunjukkan menunjukkan tingkat resiko hutang yang akan ditanggung oleh
ekuitas perusahaan.
2.1.9 Persentase Saham yang Ditawarkan
Nurhidayati dan Indriantono (1998) menyatakan persentase saham yang
ditawarkan ke publik menunjukkan berapa besar bagian dari modal yang disetor
pemilik yang akan ditawarkan publik dan digunakan sebagai proksi terhadap
faktor ketidakpastian yang akan diterima oleh penjamin emisi dan investor.
Menurut Leland dan Phyle (1977), besarnya persentase penawaran menunjukkan
persentase jumlah saham yang ditawarkan kepada publik dari keseluruhan saham
yang diterbitkan emiten. Informasi tingkat kepemilikan saham oleh entrepreneur
(pemilik saham sebelum IPO) akan digunakan oleh investor sebagai pertanda
bahwa prospek perusahaannya baik (Leland dan Phyle, 1977). Semakin besar
tingkat kepemilikan yang ditahan (atau semakin kecil persentase saham yang
16
ditawarkan) akan memperkecil tingkat ketidakpastian pada masa yang akan
datang (Leland dan Phyle, 1977).
2.2 Literatur Penelitian Terdahulu
Pada Tabel 2.1 ini peneliti merangkum beberapa literatur-literatur penelitian
terdahulu yang berupa jurnal-jurnal baik itu jurnal nasional maupun jurnal yang
internasional yang meneliti tentang underpricing atau sejenisnya.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti Sampel Judul Hasil Penelitian
1. Susilowati
2010
Data berasal
dari
perusahaan
yang terdaftar
di BEI dari
Tahun 2002
s.d 2006
Konsekuensi Signal
Pospektus Perusahaan
Terhadap Initial Return
Saham Pada Pasar
Perdana di Bursa Efek
Indonesia
Variabel Independen :
Profitabilitas (X1),
Kewajiban Finansial
(X2), dan Likuiditas (X3)
Variabel Dependen :
Initial Return (Y)
Hasil pengujian
model ini
menunjukkan
bahwa informasi
likuditas
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap initial
return,
sedangkan
informasi
profitabilitas dan
kewajiban
finansial
berpengaruh
tidak signifikan
terhadap initial
return.
2. Retnowati
2013
Perusahaan
yang
melakukan
penawaran
umum perdana
di Bursa Efek
Indonesia
dalam kurun
waktu 2008 s.d
2011
Penyebab Underpricing
Pada Penawaran Saham
Perdana Di Indonesia
Variabel Independen :
Debt to Equity Ratio
(X1), Return on Asset
(X2), Earning Per Share
(X3), Umur Perusahaan
(X4), Ukuran
Hasil Penelitian
menunjukkan
bahwa EPS,
Ukuran
Perusahaan dan
Presentase
Saham yang
Ditawarkan
berpengaruh
secara signifikan
17
Perusahaan (X5), dan
Presentase Saham Yang
Ditawarkan (X6)
Variabel Dependen :
Underpricing (Y)
terhadap
underpricing,
sedangkan DER,
ROA dan umur
perusahaan tidak
berpengaruh
terhadap
Underpricing.
3. Ratnasari
dan
Hudiwinarsih
2013
Perusahaan
yang
melakukan
IPO periode
tahun 2007 s.d
2011
Analisis Pengaruh
Informasi Keuangan,
Nonkeuangan Serta
Ekonomi Makro
Terhadap Underpricing
Pada Perusahaan Ketika
IPO.
Variabel Independen :
Profitabilitas (X1),
Financial Leverage
(X2), Tingkat Inflasi
(X3), Reputasi KAP
(X4), Reputasi
Underwriter (X6),
Variabel Dependen :
Underpricing (Y)
Hasilnya
menunjukkan
bahwa. return on
equity, reputasi
KAP dan
reputasi
penanggung
memiliki dampak
yang signifikan
terhadap
underpricing,
sedangkan
financial
leverage dan
tingkat inflasi
tidak
berpengaruh
pada
underpricing.
4. Sohail dan
Raheman
2009
Perusahaan
Keungaan dan
non keuangaan
yng terdaftar
di Karchi
Stock
Exchange
tahun 2000 -
2006
Determinants of Under-
Pricing of IPOs
Regarding Financial &
Non-Financial Firms in
Pakistan
Variabel Independen :
Tingkat abnormal return
(X1), Log kapitalissi
pasar (X2), Isu dipasar
sekunder (X3),
volatilitas psar (X4),
ukuran penawaran (X5),
proporsi saham yang
ditawarkan (X6),
variabel berlebih (X7),
price earning (X8), year-
1 (X9).
Variabel Depen :
Underpricing saham (Y)
Kesimpulan yng
didapat ykni
Kinerja IPO
yang telah
berjalan lama
akan
mengecewakan
investor baik itu
perusahan
keuangan
maupun non
keuangan. Selain
itu ukuran
penawaran,
kapitalisasi
pasar, volatilitas
pasar dan
variabel berlebih
berpengaruh
secara positif dan
signifikan
terhadap
underpricing,
sedangkan isu
dipasar sekunder,
18
persentase saham
yang ditawarkan,
price earning
tidak
berpengaruh
terhadap
underpricing.
5. Banerjee
2015
Perusahaan-
Perusahaan
yang
Melakukan
IPO pada
kurun waktu
2007 s.d 2013
Do Financial
Parameters Affect
Under-pricing in
Graded IPOs: An
Empirical Analysis from
the Indian Equity
Market
Variabel Independen :
Current Ratio (X1),
Debt to Equity Ratio
(X2), Debt to Total Asset
(X3), Return on Asset
(X4), Return on Equity
(X5), Grade (X6)
Variabel Dependen :
Underpricing (Y)
Hasil pengujian
menunjukkan
bahwa rasio
lancar, DER,
DAR, ROA,
ROE, Grade
berpengaruh
terhadap
Underpricing.
6. Widiyanti
dan Kusuma
2013
Perusahaan
yang
melakukan
penawaran
saham perdana
(IPO) di BEI
selama periode
tahun 2008 –
2011
Analisis Informasi
Akuntansi dan Non
Akuntansi Terhadap
Initial Return Saham
pada Perusahaan yang
Melakukan IPO di Bursa
Efek Indonesia
Variabel Independen :
Ukuran Perusahaan
(X1), Earning Per Share
(X2), Price Earning
Ratio (X3)Financial
Leverage (X4),
Profitabilitas(X5),
Persentase pemilik
saham lama (X6)
Variabel Dependen :
Initial Return (Y)
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa variabel
yang mempunyai
pengaruh
signifikan secara
parsial terhadap
initial return
saham adalah
ukuran
perusahaan, EPS,
tingkat leverage,
profitabilitas,
dan prosentase
pemegang saham
lama, sedangkan
PER, reputasi
auditor, reputasi
underwriter, dan
umur perusahaan
tidak mempunyai
pengaruh yang
signifikan
terhadap initial
return saham.
19
7. Pahlevi
2014
Perusahaan-
perusahaan
yang
melakukan
penawaran
umum perdana
dan terdaftar
di Bursa Efek
Indonesia
periode tahun
2000-2012
Analisis faktor-faktor
yang mempengaruhi
underpricing saham
pada penawaran saham
perdana di bursa efek
indonesia
Variabel Independen :
Reputasi underwriter
(X1), reputasi auditor
(X2), persentase saham
yang ditawarkan (X3),
financial leverage (X4),
return on asset (X5), net
profit margin (X6),
current ratio (X7),
ukuran perusahaan (X8),
umur perusahaan (X9),
jenis perusahaan (X10)
Variabel Dependen :
Underpricing (Y)
Variabel-
variabel Reputasi
Underwriter,
Reputasi
Auditor,
Persentase
Saham yang
ditawarkan ke
Publik, dan Jenis
Industri tidak
mempunyai
pengaruh yang
signifikan
terhadap
Underpricing,
Variabel
Financial
Leverage
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
Underpricing.
Sedangkan
Variabel
Profitabilitas
(ROA),
Profitabilitas
(NPM), Current
Ratio, Ukuran
Perusahaan, dan
Umur
Perusahaan
berpengaruh
negatif dan
signifikan
terhadap
Underpricing
saham pada
penawaran
saham perdana di
Bursa Efek
Indonesia.
8. Aryapranata
2017
Perusahaan-
Perusahaan
yang Go
Publik di
Bursa Efek
Indonesia
Periode Tahun
2012 s.d 2014
Pengaruh reputasi
auditor, reputasi
underwtiter dan
persentase free float
terhadap tingkat
underpricing pada
initial public offering
Hasil penelitian
menunjukkan
informasi dalam
prospektus
penawaran
perdana yang
mempengaruhi
tingkat
underpricing.
20
Variabel Independen :
Reputasi auditor (X1),
reputasi underwriter
(X2), persentase free
float (X3)
Variabel Dependen :
Underpricing (Y)
Reputasi auditor
dan reputasi
underwriter
terbukti
berpengaruh
signifikan negatif
terhadap tingkat
underpricing.
Sedangkan,
persentase free
float terbukti
tidak
berpengaruh
secara signifikan
terhadap tingkat
underpricing
namun dengan
koefisien positif.
2.3 Model Penelitian
Dalam penelitian ini akan diamati apakah terdapat pengaruh antara profitabilitas,
financial leverage dan persentase saham yang ditawarkan terhadap underpricing
saham. Kerangka pemikiran konseptual dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Model Kerangka Konseptual
Profitabilitas
Financial Leverage
Persentase Saham yang
Ditawarkan
Underpricing
21
2.4 Pengembangan Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu rumusan yang menyatakan adanya hubungan tertentu
antara dua variabel atau lebih. Hipotesis dikembangkan dari telaah teoritis sebagai
jawaban sementara dari masalah atau pertanyaan penelitian yang memerlukan
pengujian secara empiris (Indriantoro & Supomo, 2014).
2.4.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Underpricing
Semakin tinggi profitabilitas perusahaan menunjukkan tingginya kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba sehingga dapat dilihat investor sebagai
perusahaan yang menguntungkan (Trisnaningsih, 2005). Hal ini dapat mengurangi
ketidakpastian IPO dalam menentukan harga saham yang wajar sehingga dapat
menurunkan tingkat underpricing (Trisnaningsih, 2005). Ratnasari dan
Hudiwinarsih (2013) serta Witjaksono (2012) menyimpulkan bahwa profitabilitas
yang diukur dengan berpengaruh negatif terhadap underpricing.
Tingkat profitabilitas yang tinggi dalam suatu perusahaan emiten, akan menarik
minat para investor, hal ini dikarenakan profit yang tinggi mencerminkan
perusahaan memiliki kinerja menghasilkan laba yang baik, sehingga penentuan
harga saham pada saat IPO akan tinggi, dimana dengan kondisi ini akan
mengurangi tingkat underpricing. Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis yang
diajukan adalah:
H1 : Profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Underpricing
22
2.4.2 Pengaruh Financial Leverage Terhadap Underpricing
Financial leverage yang tinggi dapat mengakibatkan penetapan harga saham yang
cenderung lebih murah karena akan berpengaruh pada tingginya ketidakpastian
return yang akan diterima investor atas investasinya (Amelia dan Saftiana, 2007).
Oleh karena itu, semakin tinggi financial leverage perusahaan maka semakin
besar pula tingkat underpricing (Amelia dan Saftiana, 2007). Pahlevi (2014)
menyimpulkan bahwa financial leverage berpengaruh positif terhadap
underpricing.
Tingkat financial leverage yang tinggi dalam perusahaan emiten, akan
meningkatkan resiko tidak terbayarkannya hutang emiten, sehingga ketidakpastian
investor menerima return akan semakin tinggi. Hal ini berdampak pada penentuan
harga saham pada saat IPO akan semakin murah, dimana dengan kondisi ini akan
meningkatkan terjadinya underpricing. Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis
yang diajukan adalah :
H2 : Financial leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Underpricing
2.4.3 Pengaruh Persentase Saham yang Ditawarkan Terhadap Underpricing
Persentase saham yang ditawarkan ke publik menunjukkan berapa besar bagian
dari modal yang akan dimiliki publik dan digunakan sebagai proksi terhadap
faktor ketidakpastian yang akan diterima oleh penjamin emisi dan investor
(Nurhidayati dan Indriantono, 1998). Semakin besar persentase saham yang
ditawarkan ke publik maka semakin besar tingkat ketidakpastian di masa yang
23
akan datang (Pahlevi, 2014). Hal ini disebabkan karena pemegang saham lama
akan memiliki private information yang semakin kecil, sehingga tingkat
ketidakpastian yang ditanggung oleh pemegang saham baru semakin besar.
(Pahlevi, 2014).
Semakin besar saham yang akan ditawarkan kepada publik, maka semakin besar
resiko ketidakpastian yang dihadapi oleh underwriter dan emiten, dengan kondisi
seperti ini maka pihak underwriter akan menjual atau menawarkan sahamnya
dengan harga yang lebih murah, sehingga underpricing akan meningkat.
Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis yang diajukan adalah :
H3 : Persentase saham yang ditawarkan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Underpricing.
24
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
3.1.1 Populasi
Populasi (Population) yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang
mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro & Supomo, 2014). Populasi dalam
penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan privat yang melakukan go publik.
3.1.2 Sampel
Peneliti dapat meneliti seluruh elemen populasi (disebut dengan sensus) atau
meneliti sebagian dari elemen-elemen populasi (disebut dengan sampel). Peneliti,
oleh karena itu, karena alasan praktis dapat meneliti sebagian dari elemen-elemen
populasi sebagai sampel (Indriantoro & Supomo, 2014). Penelitian ini
menggunakan metode Purposive Sampling (dengan kriteria tertentu). Kriteria
yang digunakan adalah :
1. Perusahaan-perusahaan yang melakukan IPO pada tahun 2013 s.d 2016.
2. Perusahaan-perusahaan yang melakukan penawaran perdana kepada publik
yang mengalami underpricing maupun yang tidak mengalami underpricing
pada tahun 2013 s.d 2016.
25
3. Perusahaan yang masih mencantumkan prospektus di website perusahaan
atau masih mencantumkan annual report di BEI yang terhitung dari tahun
2013 s.d 2016.
4. Perusahaan tidak mengalami kerugian pada tahun sebelum melakukan IPO.
5. Perusahaan yang melakukan penawaran perdana kepada publik dan tidak
melakukan relisting pada tahun-tahun sebelumnya.
Berdasarkan kriteria tersebut maka diperoleh sampel penelitian sebanyak 38
perusahaan.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan
sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui
media perantara. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan ataupun laporan
historis yang tersusun dalam arsip (data dokumen) yang dipublikasikan dan yang
tidak dipublikasikan (Indriantoro & Supomo, 2014). Sumber data penelitian ini
diperoleh dari website perusahaan untuk informasi prospektus perusahaan, serta
website www.idx.co.id, dan www.e-bursa.com. Selain itu penelitian ini bersumber
dari jurnal-jurnal dan literatur lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
26
3.3 Operasional dan Pengukuran Variabel
3.3.1 Underpricing
Underpricing yaitu harga saham hari pertama di pasar sekunder lebih tinggi dari
harga saham penawaran perdananya (Triani, 2006). Besarnya underpricing diukur
dengan initial return yakni selisih harga saham atau keuntungan yang didapat
pemegang saham karena perbedaan harga saham yang dibeli di pasar perdana
dengan harga jual saham yang bersangkutan di pasar sekunder hari pertama (Aini,
2013). Secara sistematis underpricing yang diukur dengan proxy initial return
dapat dirumuskan sebagai berikut (Triani, 2006) :
Underpricing = Pt1−Pt0
Pt0x 100%
Keterangan :
Pt1 = Harga saham pada saat penawaran perdana
Pt0 = Harga saham saat penutupan pada hari pertama di pasar sekunder
3.3.2 Profitabilitas
Menurut Kasmir (2013) Return on Equity merupakan rasio untuk mengukur laba
bersih setelah pajak dibagi dengan ekuitas perusahaan. Rasio ini menunjukkan
efisiensi penggunaan ekuitas. Nilai ROE dapat diukur dengan rumus:
Profitabilitas = Laba Bersih Setelah Pajak
Ekuitas
27
3.3.3 Financial Leverage
Financial Leverage yang diukur dengan Debt to Equity Ratio adalah
perbandingan antara total hutang dengan total ekuitas (Subramanyam dan Wild,
2010). Nilai DER dapat diukur dengan rumus:
Financial leverage = Total Liabilitas
Total Ekuitas
3.3.4 Persentase Saham yang Ditawarkan
Besarnya prosentase penawaran saham merupakan perbandingan antara jumlah
saham yang dijual kepada masyarakat pada saat IPO dengan total saham beredar
(Trisnawati, 1999). Presentase saham yang ditawarkan diukur dengan rumus :
PS = Jumlah saham yang ditawarkan
Jumlah Saham Beredar x 100%
3.4 Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini metode analisis data menggunakan statistik deskriptif dan
analisis regresi berganda. Analisis data yang diperoleh dalam penelitian ini akan
diolah menggunakan bantuan program aplikasi SPSS (Statistical Product and
Service Solutions) versi 23.
3.4.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif merupakan teknik deskriptif yang memberikan
gambaran informasi mengenai data yang dimiliki dan tidak bermaksud untuk
28
menguji hipotesis. Analisis ini hanya digunakan untuk menyajikan dan
menganalisis data disertai dengan perhitungan agar dapat memperjelas keadaan
atau karakteristik data yang bersangkutan. Pengukuran yang digunakan statistik
deskriptif meliputi jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata
(mean) dan deviasi standar (Ghozali, 2016). Data yang diteliti dalam analisis
statistik deskriptif adalah underpricing, profitabilitas, financial leverage, dan
persentase saham yang ditawarkan.
3.4.2 Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah persamaan regresi yang
telah ditentukan merupakaan persamaan yang dapat menghasilkan estimasi yang
tidak bias. Uji asumsi klasik ini terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, uji
heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi (Ghozali, 2016).
3.4.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji variabel pengganggu (residual) dalam
model regresi memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
adalah distribusi datanya normal atau mendekati normal. Uji F dan Uji t
mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Variabel
penganggu atau residual dapat dideteksi berdistribusi normal dengan
menggunakan dua pendekatan analisis, yaitu analisis grafik dan uji statistik.
Dalam penelitian ini digunakan analisis grafik. Dalam grafik yang dihasilkan, jika
data menyebar di sekitar diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi
29
normalitas data. Namun apabila data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas (Ghozali, 2016).
3.4.2.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel
independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.
Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama
variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilakukan dengan melihat nilai
tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Nilai cut off yang umum
dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤
0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Oleh karena itu, suatu model regresi
dikatakan tidak ada multikolinieritas apabila memiliki nilai tolerance > 0,10 dan
nilai VIF < 10 (Ghozali, 2016).
3.4.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari residual atau pengamatan ke pengamatan yang
lain. Heteroskedastisitas menggambarkan nilai hubungan antara nilai yang
diprediksi dengan studentized delete residual nilai tersebut. Model regresi linier
30
yang baik adalah yang homogenitas atau kesamaan variansi dari satu residual ke
residual berikutnya dan jika berbeda (tidak homogenitas) maka model dikatakan
mengalami masalah heteroskedastisitas.
Salah satu cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model
dapat dilihat dari pola gambar scatterplot. Analisis pada gambar scatterplot yang
menyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat heteroskedastisitas
adalah jika titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y
atautidak membentuk pola yang jelas (Ghozali, 2016).
3.4.2.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah suatu model regresi linear ada korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Untuk mengetahui apakah terjadi autokorelasi dalam suatu model regresi maka
dalam penelitian ini digunakan Durbin Watson Test (DW-Test) dengan ketentuan
du≤d≤4-du (Ghozali, 2016). Dasar pengambilan keputusan ada atau tidaknya
autokorelasi.
3.4.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Alat analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis linier berganda. Penggunaan
regresi linier berganda untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel
31
atau lebih dan juga menunjukan arah hubungan antara variabel dependen dan
variabel independen sehingga dapat membedakan kedua variabel dalam penelitian
(Ghozali, 2016).
Berikut adalah rumus regresi linear berganda yang digunakan dalam penelitian
ini:
UP = ɑ + β1 PRO+ β2 FL + β3 PSO+ ε .............................................. (i)
Keterangan:
UP = Underpricing
ɑ = konstanta
β1 – β3= Koefisien regresi
PRO = Profitabilitas
FL = Financial Leverage
PSO = Persentase Saham yang Ditawarkan
ε = Kesalahan baku/error
3.4.4 Pengujian Hipotesis
3.4.4.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
adalah nol dan satu. Nilai adjusted R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-
variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.
Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen (Ghozali, 2016).
32
3.4.4.2 Uji Kelayakan Model (Uji Statistik F)
Uji model atau uji F merupakan tahapan awal mengidentifikasi model regresi yang
diestimasi layak atau tidak untuk menjelaskan pengaruh variabel-variabel
independen terhadap variabel dependen. Pengambilan keputusan dalam pengujian
ini dapat dilakukan dengan menggunakan nilai probability value (p value). Kriteria
pengambilan keputusan dalam pengujian yang menggnakan p value adalah jika p
value < 0,05 maka hipotesis diterima, artinya model regresi dalam penelitian ini
layak (fit) untuk digunakan dalam penelitian. Sebaliknya, jika p value ≥ 0,05 maka
hipotesis ditolak, artinya model regresi dalam penelitian ini tidak layak (tidak fit)
untuk digunakan dalam penelitian (Ghozali, 2016).
3.4.4.3 Uji Signifikansi Parameter Individu (Uji Statistik t)
Pengujian signifikansi parameter individual ini digunakan untuk mengetahui
pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen
(Ghozali, 2016). Kriteria pengujian hipotesis adalah seperti berikut ini:
1. Jika nilai signifikan > 0.05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak
signifikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
2. Jika nilai signifikan ≤ 0.05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi
signifikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
33
3.4.5 Uji Beda Independent T-Test
Uji beda Independent T-Test digunakan untuk melihat adanya perbedaan nilai dua
kelompok sampel yang berbeda yang terdistribusi secara normal (Ghozali, 2016).
Penelitian ini membandingkan nilai rata-rata perusahaan yang mengalami
underpricing pada saat IPO dan perusahaan yang tidak mengalami underpricing
pada saat IPO. Dasar pengambilan keputusan untuk uji independent T-Test adalah
:
a. Jika nilai Sig. (2 Tailed) lebih dari 0,05 maka tidak ada perbedaan antara
dua sampel yang diteliti.
b. Jika nilai Sig. (2 Tailed) kurang dari 0,05 terdapat perbedaan antara dua
sampel yang diteliti.
49
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, financial
leverage, dan persentase saham yang ditawarkan terhadap underpricing. Populasi
yang dipilih pada penelitian ini adalah semua perusahaan-perusahaan yang
melakukan IPO selama tahun 2013-2016. Pada periode 2013-2016 terhitung ada
86 perusahaan. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
Purposive Sampling. Berdasarkan kriteria-kriteria pengambilan sampel yang telah
ditentukan, terdapat 38 perusahaan yang memenuhi kriteria pemilihan sampel.
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan, sebagai berikut :
1. Dari hasil analisis regresi linier berganda, hipotesis pertama yang
menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap underpricing ditolak.
2. Dari hasil analisis regresi linier berganda, hipotesis kedua yang
menyatakan bahwa financial leverage berpengaruh positif dan signifikan
terhadap underpricing ditolak.
3. Dari hasil analisis regresi linier berganda, hipotesis ketiga yang
menyatakan bahwa persentase saham yang ditawarkan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap underpricing ditolak.
50
5.2 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan yang terdapat pada penelitian ini, yaitu:
1. Penelitian ini menggunakan tiga variabel independen sehingga kemampan
variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen masih terbatas
2. Periode penelitian ini yang tidak panjang, yakni hanya 4 tahun sehingga
sampel yang digunakan pada penelitian ini sedikit jumlahnya.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, dapat
disarankan bagi peneliti selanjutnya, yaitu :
1. Menambah variabel independen lain yang dapat mempengaruhi variabel
underpricing yang tidak dijelaskan pada penelitian ini.
2. Memperpanjang periode pengamatan agar sampel yang digunakan dapat
lebih mewakili sehingga hasil penelitian dapat lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Adams, Thornton and Hall. (2008). IPO Pricing Phenomena: Empirical Evi-
dence Of Behavioral Biases. Journal of Business & Economics Research.
Vol 6. No 4
Aini, Shoviyah Nur. 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi underpricing saham
pada perusahaan ipo di bei periode 2007-2011. Jurnal Ilmiah Manajemen.
Volume 1. Nomor 1
Amelia, M. J, dan Safitri, Yulia. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Underpricing Penawaran Umum Perdana (IPO) di Bursa
Efek Jakarta. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Akuntansi. Vol. 1. No.
2. Juli: 103-118.
Aryapranata, Eliezer Kurnia. 2017. Pengaruh reputasi auditor, reputasi underwtiter
dan persentase free float terhadap tingkat underpricing pada initial public
offering. Diponegoro Journal of Accounting. Vol 6. No. 2. Hal 1-9.
Banerjee, Souvik. 2015. Do Financial Parameters Affect Under-pricing in Graded
IPOs: An Empirical Analysis from the Indian Equity Market. TMC
Academic Journal. Vol 10. No. 1. Hal. 20-28.
Boubaker and Mezhoud. (2011). Determinants of the Components of IPO Initial
Returns: Paris Stock Exchange. Inter- national. Journal of Accounting and
Financial Reporting. Vol 1. No 1.
Brigham, F. Eugene dan Joel, F. Houston. 2006. Dasar-dasar Manajemen
Keuangan Buku 1. Edisi Kesepuluh. Salemba Empat. Jakarta:
Darmadji, T dan Fakhrudin M.H. 2011. Pasar Modal di Indonesia. Edisi Tiga.
Jakarta: Salemba Empat.
Eduardus, Tandelilin. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Risiko. Edisi
Pertama. Yogyakarta: PT BPFE.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
23. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hanafi, Mamduh. 2004. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE.
Husnan dan Pudjiatuti. 2006. Dasar- Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kelima.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Indriantoro, N. dan Supomo, B. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta:
PT BPFE.
Isfaatun, E dan Hatta., Atika J 2010. Analisis informasi penentu harga saham saat
Initial Public Offering. Jurnal Ekonomi Bisnis. No. 1, Volume 15, April
2010
Jogiyanto, H.M. 2009. Teori portofolio dan analisis investasi. Edisi keenam.
Cetakan pertama. Yogyakarta: PT. BPFE Yogyakarta.
Kasmir. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Keenam. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada.
Kim, Joeng-Bon, Itzhak Krinsky and Jason Lee, 1995, “The Role of Financial
Variabel in the Pricing of Korean IPO”, Pasific business finance Journal
Kim, Keneth, A. and Hyun Shan Shin. (2001). The Underpricing of Seasoned
Equity Offerings: 1983-1998. Available from: URL: http://www.ssrn.com.
Kumar, Venkata Vijay. 2010. A Study of Undepricing of Initial Public Offers
(IPO) And Its Impact on Performance of IPO Stocks in Indian Financial
Markets. Social Science Research Network.
Kunz, R. M. dan R. Aggrawal. 1994. Why initial public offering are underpriced :
evidance from switzerland. Journal of Banking and Finance : 703-723.
Leland, E dan Pyle, David. 1977. Informational Asymmetries, Financial Structure,
and Financial Intermediation. The Journal of Finance, page 371-387.
Loo, Lee and Yi. (1999). Profitability and Volatility of IPO Firms and Under-
writer Reputation. International Journal Of Business. Vol 4. No 2
Nurhidayanti, S dan Indriantoro, Nur. 1998. Analisis faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap tingkat underpricing pada penawaran perdan di bursa
efek jakarta. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 13, No. 1, Hal 21 –
30.
Pahlevi, Reza Widhar. 2014. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
underpricing saham pada penawaran saham perdana di bursa efek indonesia.
Jurnal Siasat Bisnis. Vol. 18. No. 2. Hal 219-232.
Purwanto, A. 2012. Pengaruh Manajemen Laba, Asymetry Information dan
Pengungkapan Sukarela Terhadap Biaya Modal. Jurnal Simposium
Nasional Akuntansi XV, Banjarmasin.
Ratnasari, Anggita dan Hudiwinarsih, Gunasti. 2013. Analisis pengaruh informasi
keuangan non Keuangan serta ekonomi makro terhadap underpricing pada
perusahaan ketika IPO. Jurnal Buletin Studi Ekonomi. Vol. 18. No. 2. Hal
85 – 97.
Retnowati, Eka. 2013. Penyebab underpricing pada penawaran saham perdana di
Indonesia. Accounting Analysis Journal. Vol. 2. No. 2. Hal 183 – 190.
Risqi, Indita Azisia dan Harto, Puji. 2013. Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi underpricing ketika initial pblic offering di bursa efek
indonesia. Diponegoro Journal of Accounting. Volume 2. Nomor 3.
Halaman 1-7.
Sohail, Muhammad Khalid dan Raheman, Abdul. 2009. Determinants of Under-
Pricing of IPOs Regarding Financial & Non-Financial Firms in Pakistan.
European journal of economics, finance & administrative sciences. Issue
15.
Spence M. 2002. Signaling in retrospect and the informational structure of
markets. The American Economic Review. Vol 92. No 3:434-459
Subramanyam, K. R., dan John J. W., 2010, Analisis Laporan Keuangan, Edisi
kesepuluh, Terjemahan oleh Dewi Yanti, Jakarta: Salemba Empat.
Susilowati, Yeye. 2010. Konsekuensi signal pospektus perusahaan terhadap initial
return saham pada pasar perdana di bursa efek indonesia. Jurnal Dinamika
Keuangan dan Perbankan, Vol. 2, No. 1, Hal 23–27.
Suyatmin dan Sujadi. 2006. „Faktor- Faktor yang mempengaruhi underpricing
pada penawaran umum perdana di bursa efek jakarta‟. Benefit: Jurnal
Manajemen dan Bisnis. Vol. 10 No. 1. Hal. 11-32
Trisnaningsih, S., 2005, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Underpricing pada Perusahaan yang Go Public di Bursa Efek Jakarta, Jurnal
Akuntansi dan keuangan, Vol. 4, No. 2, September: 195-210.
Trisnawati, Rina (1999), Pengaruh Informasi Prospektus pada Return Saham
Pasar Perdana, Simposium Nasional Akuntansi II IAI.
Welch, Ivo dan Ritter, Jay. 2002. A Review Of Ipo Activity, Pricing, And
Allocations Working Paper 8805 National Bureau Of Economic Research
1050 Massachusetts Avenue Cambridge. 1-44.
Widiyanti, N. W., dan D. K. Ferdyan. 2013. Analisis Informasi Akuntansi dan
Non Akuntansi Terhadap Initial Return Saham pada Perusahaan yang
Melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Simposium Nasional
Akuntansi XVI, Manado
Yolana, Chastina dan Martani, Dwi. 2005. Variabel-variabel yang mempengaruhi
underpricing pada penawaran saham perdana di BEJ tahun 1994-2001.
Jurnal SNA 8.