pengaruh profesi pekerjaan terhadap kekuatan...

18
i PENGARUH PROFESI PEKERJAAN TERHADAP KEKUATAN DAN DAYA TAHAN OTOT TANGAN DI KECAMATAN SIDOREJO, SALATIGA Oleh : Johans Kristofel Awang NIM : 192012015 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017

Upload: vuongkhuong

Post on 03-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

PENGARUH PROFESI PEKERJAAN TERHADAP KEKUATAN

DAN DAYA TAHAN OTOT TANGAN DI KECAMATAN

SIDOREJO, SALATIGA

Oleh :

Johans Kristofel Awang

NIM : 192012015

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika

guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

ii

iii

iv

v

MOTTO

Bahkan yang tumpul bisa diasah jadi tajam, maka tidak ada

yang tak berpotensi sukses, kecuali mereka yang senang

bermalas-malasan.

Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan

bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat

(Ibrani 11:1)

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus karena kasih dan anugrah-Nya

penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Pengaruh Profesi Pekerjaan Terhadap

Kekuatan Dan Daya Tahan Otot Tangan Di Kecamatan Sidorejo, Salatiga.

Laporan penelitian ini disusun untuk tugas akhir dan sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan pendidikan di Program Sarjana Pendidikan di bidang pendidikan fisika

Universitas Kristen Satya Wacana serta untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan. Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini terdapat kekurangan

dikarenakan keterbatasan penulis. Penulis mengharapkan masukan berupa saran dan kritik yang

bersifat membangun ke arah penyempurnaan.

Berbagai bantuan telah penulis terima dalam proses pembuatan tugas akhir ini, baik secara

langsung dan tidak langsung. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua

pihak yang turut membantu, terkhusus :

1. Tuhan Yesus yang sungguh baik, karena kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas

akhir ini dengan baik.

2. Bapak dan Ibu tercinta (Marthen Awang dan Mariana Tanggela) yang senantiasa

mendukung baik secara moril dan materiil, mendoakan dan membimbing saya hingga

saat ini dan juga kekasih saya Safetya Kristy yang selalu memberi semangat serta setia

mendampingi saya.

3. Saudara-saudaraku (Stenly,Nice,Ritski dan Sintya) yang membantu, mendoakan dan

mendorong saya selama ini.

4. Bapak Nur Aji Wibowo, S.Si., M.Si selaku walistudi angkatan 2012.

5. Bapak Nur Aji Wibowo, S.Si., M.Si selaku pembimbing utama, dan bapak Alvama

Pattiserlihun, S.Si., M.Ed selaku pembimbing pendamping.

6. Laboran-laboran progdi fisika (mas Tri, mas Sigit, pak Tafip) yang senantiasa membantu

menyediakan peralatan selama penelitian. Terlebih laboran mas Tri dan mas Sigit yang

dengan senang hati selalu siap membantu menyiapkan peralatan penelitian.

7. Kepada responden penelitian tukang bangunan dan pegawai kantoran di Kecamatan

Sidorejo yang bersedia menjadi sampel pengambilan data.

8. Teman-teman Fisika dan Pendidikan Fisika 2012 yang menjadi teman seperjuangan

kuliah, teman main, dan teman belajar.

9. Teman terbaik saya Zaenal, Gian, Dede, dan Miger yang selalu mendoakan dan

mendukung saya.

10. Seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Salatiga, 04 September 2017

Penulis,

Johans Kristofel Awang

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERNYATAAN TIDAK PELAGIAT ii

LEMBAR PERSETUJUAN AKSES iii

LEMBAR PENGESAHAN iv

MOTTO v

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI vii

JURNAL 1

LAMPIRAN 9

SERTIFIKAT SEMINAR SEBAGAI PEMAKALAH

DOKUMENTASI SEMINAR

1

Pengaruh Profesi Pekerjaan Terhadap Kekuatan dan Daya

Tahan Otot Tangan di Kecamatan Sidorejo, Salatiga

Johans Kristofel Awang1, Alvama Pattiserlihun1, Nur Aji Wibowo2*

1 Program studi Pendidikan Fisika Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro No. 52-

60, Salatiga 50711 2Program Studi Fisika Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro No. 52-60, Salatiga

50711 *E-mail : [email protected]

1. Pendahuluan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), otot diartikan sebagai jaringan kenyal dalam tubuh manusia dan hewan yang berfungsi menggerakkan organ tubuh, dan berperan dalam menggerakkan

tulang manusia. Ketika manusia beraktivitas, otot berkontraksi dan berelaksasi, karena memiliki

elastisitas. Elastisitas otot merupakan kemampuan otot untuk berkontraksi dan berelaksasi setelah melakukan aktivitas [1].

Dalam penelitian Faizal Chan (2012) yang menggunakan metode strength training menjelaskan bahwa

kekuatan tenaga dipakai untuk mengubah keadaan gerak atau bentuk suatu benda. Harsono (1988: 47)

dalam Faizal Chan (2012) mengartikan kekuatan sebagai energi untuk melawan suatu tahanan atau kemampuan untuk membangkitkan tegangan atau tension, dalam hal ini ialah gaya. Dengan demikian

dapat diartikan bahwa kekuatan otot merupakan suatu kemampuan yang memiliki hubungan yang erat

dengan kemampuan kontraksi otot [2].

Syahmirza Indra Lesmana (2012) mendeskripsikan bahwa kekuatan otot salah satunya dipengaruhi oleh

tipe kontraksi otot. Jenis kontraksi yang berbeda akan mempengaruhi kekuatan otot orang yang mengalami kontraksi. Otot mengeluarkan tenaga paling besar ketika terjadi kontraksi eksentrik

(memanjang) dan yang paling sedikit ketika kontraksi konsentrik (memendek) [3]. Hal ini berarti

aktvitas serta beban kerja yang berbeda dapat menyebabkan terjadinya jenis kontraksi otot yang berbeda

sehingga mempengaruhi kekuatan otot setiap orang. Selain kekuatan otot, dalam melakukan pekerjaan diperlukan juga daya tahan otot. Daya tahan otot dikenal sebagai kapasitas untuk dapat terus melakukan

pengulangan aktifitas otot, seperti ketika melakukan push up dan sit up secara terus menerus [4].

Kekuatan dan daya tahan otot berkorelasi positif terhadap kekuatan genggaman tangan. Kekuatan genggaman tangan dapat memprediksi kemampuan otot atau kemampuan fisik dalam beraktivitas [5].

Disisi lain, menurut Abzar T (2011) pengukuran kekuatan dan daya tahan otot juga bermanfaat sebagai

prediktor kuat dan konsisten dari semua penyebab kematian [6] dan digunakan untuk mendiagnosa

cacat terutama yang berkaitan dengan otot tangan sehingga dapat merencanakan pencegahan [7]. Dalam melakukan pengukuran kekuatan genggaman tangan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil

pengukuran yakni posisi tangan, jenis kelamin, tangan dominan, usia, aktivitas fisik, tinggi dan berat

badan dengan menggunakan hand dynamometer [8].

Ada beberapa penelitian sebelumnya yang telah dilakukan yakni seperti Toga Ari Harmawan (2016). Peneliti ini menggunakan hand dynamometer untuk menunjukan efek penuaan terhadap ketahanan otot

tangan pada masyarakat laki-laki dewasa di Sragen [9]. Hasil yang diperoleh memaparkan bahwa semakin bertambah usia, kekuatan dan daya tahan otot akan semakin menurun. Hal ini mendeskripsikan

2

adanya korelasi antara faktor usia dengan kekuatan dan daya tahan otot. Di samping itu, peneliti lain

yakni Virgil M juga telah mengidentifikasi pengaruh kekuatan genggaman tangan dan cubitan pada seseorang untuk jenis kelamin laki-laki dan perempuan dengan menggunakan jamar hand dynamometer

[10]. Hasil observasinya menunjukan bahwa ada perbedaan kekuatan dan daya tahan otot antara laki-

laki dan perempuan. Berdasarkan hasil temuan diatas, pada makalah ini akan dibahas sebuah pendekatan yang berbeda yakni

mengidentifikasi pengaruh profesi pekerjaan terhadap kekuatan dan daya tahan otot khususnya bagi

warga Sidorejo, Salatiga. Disamping itu, tujuan penelitian ini juga agar hasil yang diperoleh dapat digunakan sebagai dasar informasi data klinis tentang pengaruh profesi pekerjaan terhadap kekuatan

dan daya tahan otot tangan.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini didasarkan pada pengujian terhadap 240 sampel warga Kecamatan Sidorejo yang

berprofesi sebagai tukang bangunan dan pegawai kantoran (masing-masing profesi berjumlah 120

sampel warga) berjenis kelamin laki-laki, sehat, bebas cidera otot, dengan rentang usia 30 - 50 tahun

yang mengikuti teknik non-probability sampling dengan metode quota sampling [11]. Teknik

penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Slovin.

𝑛 =𝑁

𝑁(𝑑)2 + 1

Pendekatan Slovin bertujuan dalam menentukan jumlah sampel dengan cara menetapkan margin of

error yang diinginkan peneliti agar jumlah sampel dapat mewakili sebuah populasi yang sangat luas. Margin of error (d) yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 9% agar jumlah sampel dapat

mendekati jumlah sampel profesi pegawai kantoran dan tukang bangunan sesungguhnya [12].

Kekuatan dan daya tahan otot tangan diukur menggunakan hand-dynamometer. Subjek diposisikan dalam keadaan duduk sambil menekuk lengan membentuk sudut siku-siku 90° (kepalan tangan dalam posisi netral dan menghadap ke dalam) seperti ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Posisi sampel saat pengambilan data [13].

3

Subjek diminta untuk memberikan usaha sekuat-kuatnya dalam menggenggam gagang hand-

dynamometer selama 30 detik. Nilai kekuatan dan daya tahan otot tangan dinyatakan dalam satuan Newton dan Newton detik. Besarnya kekuatan otot dapat dilihat dari titik puncak kurva gaya terhadap

waktu sedangkan besarnya daya tahan otot dilihat dari luasan daerah yang terarsir pada kurva gaya

terhadap waktu seperti ditunjukan pada Gambar 2.

Gambar 2. Cara pengukuran kekuatan dan daya tahan otot.

Pengaruh profesi pekerjaan terhadap kekuatan dan daya tahan otot tangan ditentukan menurut uji One

Way Anova dengan alur pengujian seperti ditampilkan pada Gambar 3. Perbedaan kekuatan dan daya

tahan otot tangan dari dua profesi pekerjaan dapat dilihat dari besarnya nilai signifikan. Kemudian data dianalisa menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Science). Tingkat kebermaknaan 5 %

digunakan untuk mengindikasikan signifikansi data statistik.

Gambar 3. Alur metode uji One Way Anova SPSS

Sampel Data

Uji Normalitas Data

Uji One Way

Anova

Uji Homogenitas

Varian

Regresi Linier

Berganda

4

Setelah pengambilan data, dilakukan analisa data menggunakan metode One Way Anova yang terdapat

pada program SPPS. Metode One Way Anova digunakan untuk menentukan pengaruh profesi pekerjaan terhadap kekuatan dan daya tahan otot. Untuk Uji One Way Anova seperti yang ditunjukkan pada

Gambar 2 dibutuhkan syarat yaitu data harus terdistribusi normal dan harus berasal dari kelompok

sejenis. Setelah Uji One way Anova, dilakukan Uji Regresi Linier Berganda untuk menentukan sifat

dan tingkat pengaruh profesi pekerjaan terhadap kekuatan dan daya tahan otot.

3. Hasil dan Pembahasan

Data pengujian dalam One Way Anova harus mengikuti distribusi normal dan berasal dari kelompok

sejenis. Oleh karena itu, diperlukan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dan homogenitas ditampilkan pada Tabel 1 dan Tabel 2.

Tabel 1. Uji normalitas data

Profesi pekerjaan Kolmogorov-smirnov

Statistic df Sig.

Impuls kanan

Tukang

bangunan .052 120 .200*

Pegawai

kantoran .060 120 .200*

Impuls kiri

Tukang

bangunan .057 120 .200*

Pegawai

kantoran .071 120 .200*

Gaya topang kanan

Tukang

bangunan .073 120 .180

Pegawai

kantoran .078 120 .072

Gaya topang kiri

Tukang

bangunan .053 120 .200*

Pegawai

kantoran .070 120 .200*

Tabel 2. Uji homenegitas varian

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Impuls kanan .896 1 238 .345

Impuls kiri 2.792 1 238 .096

Gaya topang kanan .011 1 238 .918

Gaya topang kiri .176 1 238 .675

Pengambilan keputusan uji normalitas dan homogenitas varian mengikuti kaidah: Asymp. Sig > taraf nyata maka H0 ditolak; Asymp. Sig < taraf nyata maka H0 diterima. Nilai signifikansi uji normalitas dan

homogenitas profesi pekerjaan terhadap variabel uji (impuls kanan-kiri dan gaya topang kanan-kiri) >

taraf nyata (p > 0,05), menunjukkan data mengikuti distribusi normal dan berasal dari kelompok sejenis sehingga uji analisis One Way Anova dapat dilanjutkan [14].

Daya tahan otot diukur dari penghitungan impuls yang dilakukan selama menggenggam hand

dynamometer sedangkan kekuatan otot diukur dari perhitungan gaya topang atau gaya maksimum saat menggenggam hand dynamometer.

5

Tabel 3. Uji One Way Anova

Sum of

Squares Df Mean Square F (N) Sig.

Impuls kanan

Between

Groups 1,85E+11 1 1,85E+11 106.867 .000

Within

Groups 4,12E+11 238 1.731.454.720

Total 5,97E+11 239

Impuls kiri

Between

Groups 1,53E+11 1 1,53E+11 87.878 .000

Within

Groups 4,14E+11 238 1.738.668.065

Total 5,67E+11 239

Gaya topang

kanan

Between Groups

4,38E+11 1 4,38E+11 311.291 .000

Within

Groups 3,35E+11 238 1.408.194

Total 7,73E+11 239

Gaya topang

kiri

Between

Groups 3,25E+11 1 3,25E+11 153.489 .000

Within Groups

5,05E+11 238 2.123.291

Total 8,31E+11 239

Tabel 3 menyajikan data hasil Uji One Way Anova dengan nilai signifikan lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan signifikan pada rata - rata nilai impuls dan gaya maksimum pada

masing-masing profesi pekerjaan. Dimana, nilai impuls dan gaya maksimum berkorelasi positif

terhadap profesi pekerjaan dan sesuai dengan Uji Regresi Linier Berganda seperti yang ditunjukan pada (Tabel 4) dengan nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (sig. = 0,000). Hal ini menunjukan adanya

pengaruh yang signifikan antara profesi pekerjaan terhadap kekuatan dan daya tahan otot.

Table 4. Pengaruh profesi pekerjaan terhadap kekuatan dan daya tahan otot tangan

Model F (N) Sig.

Impuls kanan 106.867 .000a

Impuls kiri 87.878 .000a

Gaya topang kanan 311.291 .000a

Gaya topang kiri 153.489 .000a

Analisis uji varian menunjukkan perbedaan rata-rata nilai impuls dan gaya topang pada setiap profesi pekerjaan. Secara detail, pada Tabel 5 terlihat bahwa daya tahan otot tangan (kanan dan kiri) subjek

tukang bangunan lebih besar dari pada subjek pegawai kantoran yaitu pada subjek profesi tukang

bangunan sebesar 6791,6 Newton detik (kanan) dan 6145,3 Newton detik (kiri) dan subjek pegawai

kantoran sebesar 5035,5 Newton detik (kanan) dan 4549,5 (kiri). Kekuatan otot antar subjek profesi pekerjaan ditampilkan secara detail dalam Tabel 6. Kekuatan subjek tukang bangunan sebesar 311,8

Newton dan 281,1 Newton (kiri). Sedangkan pada subjek pegawai kantoran sebesar 226,4 Newton

(kanan) dan 207,4 Newton (kiri).

6

Tabel 5. Nilai rata-rata impuls pada tangan kanan dan kiri.

Profesi pekerjaan N Impuls (Newton detik)

Kanan Std Kiri Std

Tukang bangunan 120 6791,6 1245,9 6145,3 1183,1

Pegawai kantoran 120 5035,5 1382,2 4549,5 1441,4

N = Jumlah orang, std = standar deviasi

Tabel 6. N ilai rata-rata gaya topang pada tangan kanan dan kiri.

Profesi pekerjaan N Gaya Topang (Newton)

Kanan Std Kiri Std

Tukang bangunan 120 311,8 36,7 281,1 44,8

Pegawai kantoran 120 226,4 38,3 207,4 47,3

N = Jumlah orang, std = standar deviasi

Gambar 4 dan Gambar 5 memperlihatkan kecenderungan daya tahan otot dan gaya maksimum pada

tangan kanan baik subjek tukang bangunan maupun pegawai kantoran lebih besar dari pada tangan kiri.

Tangan kanan diasumsikan sebagai tangan dominan. Profesi tukang bangunan memiliki daya tahan dan kekuatan otot tangan paling tinggi sedangkan terendah pada profesi pegawai kantoran. Hal ini

disebabkan oleh berkurangnya massa otot, kinerja otot, latihan beban serta aktivitas kerja dalam

kehidupan sehari-hari [15-16]. Olahraga yang diikuti dengan program latihan kekuatan otot dan daya tahan otot dapat meningkatkan kondisi fisik seseorang. Prestasi maksimal yang dicapai seseorang

tergantung dari kondisi fisik tubuh yang baik [17]. Jika pegawai kantoran memiliki kondisi fisik yang

baik tentunya dapat beraktivitas dengan baik.

Gambar 4. Keterkaitan profesi pekerjaan dengan daya tahan otot tangan.

7

4. Kesimpulan

Telah dilakukannya penelitian mengenai pengaruh profesi pekerjaan terhadap kekuatan dan daya tahan otot. Berdasarkan hasil yang diperoleh, tukang bangunan memiliki kekuatan dan daya tahan otot lebih

besar dibandingkan pegawai kantoran. Daya tahan otot tangan kanan dan kiri dari subjek tukang

bangunan lebih besar dari pada subjek pegawai kantoran yaitu pada subjek profesi tukang bangunan sebesar 6791,6 Ns dan 6145,3 Ns dan subjek pegawai kantoran sebesar 5035,5 Ns dan 4549,5 Ns.

Kekuatan otot tangan kanan dan kiri subjek tukang bangunan lebih besar dibandingkan dengan pegawai

kantoran yaitu sebesar 311,8 N dan 281,1 N dan subjek pegawai kantoran sebesar 226,4 N dan 207,4 N. Penurunan kekuatan dan daya tahan otot tangan pada profesi pegawai kantoran di Kecamatan

Sidorejo disebabkan oleh kurangnya aktivitas dan beban kerja. Hal ini menunjukan bahwa adanya

pengaruh profesi pekerjaan terhadap kekuatan dan daya tahan otot tangan.

Ucapan terima kasih

Terima kasih kepada warga Kecamatan Sidorejo Salatiga, yang bersedia menjadi responden.

Gambar 5. Keterkaitan profesi pekerjaan dengan gaya maksimum yang sanggup diberikan oleh otot tangan.

8

Daftar Pustaka

[1] Yuliana Ratmawati, Setiawan, Heru Purbo Kuntono. 2015. Pengaruh Latihan Swiss Ball Terhadap Peningkatan Fleksibilitas Trunk Pada Remaja Putri Usia 17-21 Tahun. Jurnal Terpadu

Ilmu Kesehatan, Vol. 4, No. 1, hlm. 19–22.

[2] Faizal Chan. 2012. Strength Training. Jurnal Cerdas Sifa, Vol. 4 No. 1, hlm. 1-8.

[3] M. Irfan, I Putu Sutha Nurmawan. 2005. Pengaruh Penurunan Nilai Chronaxie Pada Arus Strength Duration Curve Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot. Jurnal Fisioterapi Indonusa,

Vol. 5, No. 1, hlm. 1-14.

[4] Syahmirza Indra Lesmana. 2012. Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Beban Terhadap Kekuatan dan Daya Tahan Otot Biceps Brachialis Ditinjau Dari Perbedaan Gender (Studi

Komparasi Pemberian Latihan Beban Metode Delorme dan Metode Oxford Pada Mahasiswa

Fakultas Ilmu Kesehatan dan Fisioterapi. Diakses pada 7 juli 2017 http://www.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/kalins-pdf/singles/perbedaan-pengaruh-

metode-latihan-beban-terhadap-kekuatan-dan-daya-tahan-otot-biceps-brachialis-ditinjau-dari-

perbedaan-gender-studi-komparasi-pemberian-latihan-beban-metode-delorme-dan-metode-

oxford.pdf?gwzfkufkufuvqepe. [5] Abzar T, Nasiri M, Khodamoradi A, Ebrahimi K. 2011. The Effect of Aging on Hand Grip

Strenght in The Adults Iranian Popultion. Australian Journal of Basic and Applied Science, Vol.

5, No. 12, hlm. 970-973. [6] Sasaki H, Kasagi F, Yamada M, Fujita S. 2007. Grip Strength Predicts Cause-Spesific Mortality

in Middle-Aged and Erderly Persons. The American Journal of Medicine, vol. 120, No. 3, hlm.

337-342. [7] Shymal K, Sing A. P. 2010. Effect of Hand Dominance in Grip Strength in Collegiate Population

of Amritsar, Punjab, India. Antropholigist, Vol. 12, No. 1, hlm. 13-16.

[8] IB Putu Putrawan, RA Tuty Kuswardhani. 2011. Faktor-faktor yang Menentukan Kekuatan

Genggaman Tangan pada Pasien Lanjut Usia di Panti Wredha Tangtudan Poliklinik Geriatri RSUP Sanglah. Journal Of Internal Medicine, Vol. 12, No. 2, hlm. 87-91.

[9] Toga Ari Harmawan, Alvama Pattiserlihun, Nur Aji Wibowo. 2016. Efek penuaan terhadap

Ketahanan Otot tangan Pada Masyarakat Laki-Laki dewasa Di Sragen. Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya. hlm. 281-287. Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran,

Jatinangor.

[10] Virgil M, Nancy K, Gloria V, Karen W, Mary D, Sandra R, : Grip and Pinch Strength : Normative

Data for Adults. Occupational Therapy, University Of Wisconsin – Milwaukee. Milwaukee. WI 53201.

[11] Hatane Semuel. 2009. Service Quality, Perceive Value, Satisfaction, Trust, Dan Loyalty pada Pt.

Kereta Api Indonesia menurut Penilaian Pelanggan Surabaya. Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 4, No. 1, hlm. 23-37.

[12] Yuli Suwati. 2013. Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Pada Pt. Tunas Hijau Samarinda. Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, Vol. 1 No. 1, hlm. 41-55. [13] Vernier Grip Strength and Muscle Fatigue. © 2017, Vernier Software & Technology, LLC.

https://www.vernier.com/experiments/hp-a/17/grip_strength_and_muscle_fatigue.

[14] Eka Cania B, Endah Setyanimgrum. 2013. Uji Efektivitas Larvasida Ekstrak Daun Legundi

(Vitex Trifolia) Terhadap Larva Aedes Aegypti. Medical Journal of Lampung University, Vol. 2, No. 4, hlm. 52-60.

[15] Meryl Pulcheria, I Made Muliarta. 2016. Fleksibilitas Mahasiswa Universitas Udayana Yang

Berlatih Tai Chi Lebih Baik daripada Yang Tidak Berlatih Tai Chi. Jurnal Medika, Vol. 5 No. 6, hlm. 1-6.

[16] Suriah Hanafi. 2010. Efektifitas Latihan Beban dan Latihan Pliometrik dalam Meningkatkan

Kekuatan Otot Tungkai dan Kecepatan Reaksi. Jurnal ILARA, Vol. I, No. 2, hlm.1-9. [17] Irwansyah Siregar. 2015. Hubungan Power Otot Lengan dan Flexibility Otot Punggung

Terhadap Kemampuan Service dalam Permainan Bola Voli. Jurnal Pengabdian Kepada

Masyarakat, Vol. 21, No.79, hlm. 45-49.

9

LAMPIRAN

10

11