pengaruh perbandingan jenis serbuk kayu sebagai …etheses.uinmataram.ac.id/203/1/indi...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH PERBANDINGAN JENIS SERBUK KAYU SEBAGAI
MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH
(Pleurotus ostreatus)
Oleh:
Indi Setiawati NIM. 151.135.039
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM
2017
ii
PENGARUH PERBANDINGAN JENIS SERBUK KAYU SEBAGAI
MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH
(Pleurotus ostreatus)
Skripsi
diajukan Kepada Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram
Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
Indi Setiawati NIM. 151.135.039
JURUSAN PENDIDIKAN IPA BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2017
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi oleh: Indi Setiawati, NIM 151.135.039 dengan judul, “Pengaruh
Perbandingan Jenis Serbuk Kayu Sebagai Media Tanam Terhadap Pertumbuhan
Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)” telah memenuhi syarat dan disetujui
untuk diuji.
Disetujui pada tanggal: 20 Juni 2017
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dr. Ir. Edi M Jayadi. MP Yahdi, M.Si NIP. 196712312003121008 NIP.198012312007011029
iv
NOTASI DINAS PEMBIMBING
Mataram, 21 Juni 2017
Hal: Ujian Skripsi
Yang Terhormat
Rektor UIN Mataram
di Mataram
Assalamu’alaikum, Wr. Wb.
Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi
maka kami berpendapat bahwa skripsi saudari:
Nama : Indi Setiawati
Nim : 151. 135. 039
Jurusan/ prodi : Pendidikan Biologi
Judul : Pengaruh Perbandingan Jenis Serbuk Kayu Sebagai Media
Tanam Terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram Putih (Pleurotus
ostreatus)
Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Kegguruan UIN Mataram. Oleh karena itu kami berharap agar
skripsi ini dapat segera dimunaqasyahkan.
Wassalamu’alikum, Wr. Wb.
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Ir. Edi M Jayadi. MP Yahdi, M.Si NIP. 196712312003121008 NIP.198012312007011029
v
PERSYARATAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Indi Setiawati
Nim : 151.135.039
Jurusan : Pendidikan Biologi
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Kegguruan
Menyatakan bahwa skripsi dengan judul: Pengaruh Perbandingan Jenis Serbuk Kayu
Sebagai Media Tanam Terhadap pertumbuhan Jamur Tiram Putih (Pleurotus
ostreatus) ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya penelitian sendiri,
kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya. Jika saya terbukti melakukan
plagiat tulisan/karya orang lain, siap menerima sanksi yang telah ditentukan oleh
lembaga.
Mataram, 21 Juni 2017
Saya yang menyatakan,
Indi Setiawati
151. 135. 039
vi
PENGESAHAN
Skripsi oleh: Indi Setiawati, NIM: 151.135.039 dengan judul: Pengaruh
Perbandingan Jenis Serbuk Kayu Sebagai Media Tanam Terhadap Pertumbuhan
Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus), telah dipertahankan di depan dewan
penguji jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Mataram pada tanggal, 11 Juli 2017.
Dewan Penguji
Ketua Sidang/Pemb. I Dr. Ir. Edi M Jayadi. MP ( ) NIP.196712312003121008 Sekertaris Sidang / Pemb. II Yahdi, M.Si ( ) NIP. 198012312007011029 Penguji I Lutvia Krismayanti, M.Kes ( ) NIP. 198401142009122002
Penguji II Dwi Wahyudiati, M.Pd ( ) NIP.198410302009122003
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Matram
Dr. Hj. Nurul Yakin M.Pd NIP: 196412311991032006
vii
MOTTO
Artinya, “Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya
kami tumbuhkan di bumi pelbagi macam tumbuh-tumbuhan yang baik?”. (QS.
Asy syu’araa’ [26]: 7)1
1 Yayasan penyelenggara penterjemah/pentafsir Al-Qur’an: Hadim al Haramain asy Syarifain, (Jakarta: 1971),hlm. 572.
viii
PERSEMBAHAN
Karya ini ku persembahkan kepada:
1. Bapak dan ibuku tercinta (H. Padli & Misrah) yang selalu memberikan motivasi
arahan dan dukungan, perjuangan dan doa-doa mu tak pernah berhenti
menyertai setiap langkah perjuanganku, tanpamu aku tidak ada artinya.
2. Kakek dan nenek tersayang (Ramli & Maryam) yang tak pernah jemu
memberikan ku nasehat, untuk mengejar mimpi-mimpiku, dan yang selalu
mendukungku dalam mengenyam pendidikan.
3. Adik-adikku tersayang yang selalu memberikan ku semangat, dan engkaulah
inspirasiku.
4. Keluarga besarku (kel. Alm. H. Rahmat, Alm. Hj. Kalsum & kel. Ramli) kakek-
nenek, paman-bibik, adek-kakak misan, engkaulah inspirasi dan semangat
hidupku.
5. Guru besarku (KH. Ahmad Zubaidi Abdun Napis M,Ag) dan para pencinta NWDI
6. Sahabat-sahabat kandungku (Emi, Ema, Widya, Sani, onjan, zha), yang selalu
menemani disaat susah maupun senang, mendukung kesuksesan q dan kita
bersama.
7. Calon imam q yang jauh dimata dekat di do’a semoga kita cepat dipertemukan
8. Teman-temanku seperjuangan “BIOLOGI Angkatan 2013” khususnya kelas B
Teruslah berjuang meraih mimpi-mimpi kita bersama.
9. Almamaterku tercinta UIN Mataram, selalu maju dan jaya.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur di panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya. Tak lupa pula
kita layangkan shalawat beserta salam kepada junjungan alam Nabi besar Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang
terang benderang yakni Agama Islam.
Penulis menyadari bahwa proses menyelesaikan skripsi ini tidak akan sukses
tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak, oleh karena itu penulis memberiakan
penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu, yaitu antara lain adalah:
1. Bapak Dr.Ir. Edi M Jayadi, MP. Selaku dosen pembimbing I dan Bapak Yahdi,
M.Si. Selaku pembimbing II. Berkat bimbingan dan saran dari beliau skripsi ini
dapat diselesaikan pada waktunya.
2. Bapak H. Marzuki dan Idrus yang telah memberikan arahan dan memberikan
tempat penelitian.
3. Bapak Dr. Adi Fadli, M,Ag. Selaku dosen wali, yang selalu memberikan saran
dan bimbingan.
4. Bapak dosen dan ibu dosen yang telah membimbing dalam menimba ilmu di UIN
Mataram.
5. Ketua jurusan dan sekertaris jurusan IPA Biologi Ibu Dwi Wahyudiati, M.Pd dan
Bapak Alwan Mahsul, M.Pd.
6. Ibu Dr. Hj. Nurul Yakin, M.Pd. Selaku dekan fakultas tarbiyah dan keguruan.
7. Bapak Dr. H. Mutawali, M.Ag. Selaku rektor UIN Mataram yang telah memberi
tempat bagai penulis untuk menuntut ilmu
Mataram, 11 Juni 2017
Penulis,
Indi Setiawati
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL......................................................................................... i HALAMAN JUDUL ........................................................................................... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii NOTA DINAS PEMBIMBING ........................................................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................ v PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ............................................................... vi HALAMAN MOTTO ....................................................................................... vii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii KATA PENGANTAR ....................................................................................... .ix DAFTAR ISI ....................................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv ABSTRAK ........................................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah ............................................ 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 5
D. Definisi operasional ........................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 7
A. Kajian Pustaka .................................................................................. 7
1. Kajian Umum Tentang Jamur Tiram ............................................ 7
a. Biologi jamur tiram ................................................................. 7
1) Pengertian jamur tiram ..................................................... 7
2) Klasifikasi jamur tiram.................. ................................... 7
3) Morfologi jamur tiram ...................................................... 8
4) Siklus hidup jamur tiram ................................................. 10
5) Kriteria tempat hidup dan syarat tumbuh jamur tiram .... 12
b. Kandungan nutrisi dan manfaat jamur tiram ........................ 16
1) Kandungan nutrisi jamur tiram ....................................... 16
2) Manfaat jamur tiram bagi kesehatan ............................... 17
2. Kajian Umum Tentang Serbuk Kayu .......................................... 19
a. Pengertian serbuk kayu ......................................................... 19
b. Kandungan jenis kayu ........................................................... 20
xi
3. Kajian Umum Tentang Kayu ...................................................... 22
a. Kayu sengon ......................................................................... 22
b. Kayu mahoni ......................................................................... 23
c. Kayu randu ............................................................................ 24
4. Kajian Umum Tentang Media Tanam ........................................ 24
B. Kerangka Berpikir ............................................................................. 25
C. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 27
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ....................................................... 27
B. Populasi dan Sampel ......................................................................... 28
C. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................... 28
D. Variabel Penelitian ............................................................................ 29
E. Desain Penelitian .............................................................................. 29
F. Instrument/Alat dan Bahan Penelitian .............................................. 30
G. Teknik Pengumpulan Data/Prosedur Penelitian ............................... 31
H. Teknik Analisis Data........................................................................ 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 38
A. Hasil Penelitian ................................................................................. 38
B. Pembahasan ...................................................................................... 49
BAB V PENUTUP............................................................................................. 52
A. Kesimpulan ...................................................................................... 52
B. Saran ................................................................................................. 52
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 53
LAMPIRAN....................................................................................................... 56
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ 80
xii
DAFTAR TABEL
Table 1 Kandungan Gizi Jamur Tiram .........................................17
Table 2 Nilai Gizi Jenis Jamur dan Bahan Makanan Lain Dalam
100 Gram ......................................................................... 19
Tabel 3 Rancangan Penelitian ...................................................... 29
Tabel 4 Tata Letak Rancangan Penelitian ................................... 30
Tabel 5 Rencana Data Hasil Pengamatan Waktu Tumbuh
Primordia (Pin head) Jamur Tiram Akibat Pemberian
Perlakuan .......................................................................32
Tabel 6 Rencana Data Hasil Pengamatan Jumlah Tubuh Buah
Jamur Tiram Akibat Pemberian Perlakuan ....................33
Tabel 7 Rencana Data Hasil Pengamatan Berat Tubuh Buah
Jamur Tiram Akibat Pemberian Perlakuan ................... 33
Tabel 8 Sidik Ragam Ringkasan Rumus Anova..........................36
Tabel 9 Data Hasil Pengamatan Waktu Tumbuh Primordia
Jamur Tiram Akibat Pemberian Perlakuan ............. .......39
Tabel 10 Data Hasil Pengamatan Jumlah Tubuh Buah Jamur
Tiram Akibat Pemberian Perlakuan ....................... ......41
Tabel 11 Data Hasil Pengamatan Berat Tubuh Buah Jamur
Tiram Akibat Pemberian Perlakuan ......................... ....42
Tabel 12 Ringkasan Anova Waktu Tumbuh Primordia Jamur
Tiram (Pleurotus ostreatus) Dengan Menggunakan
SPSS Versi 16.0 Windows ....................................... .....44
Tabel 13 Notasi Huruf Untuk Semua Perlakuan Terhadap
Waktu Tumbuh Primordia ........................................ ....45
Tabel 14 Ringkasan Anova Jumlah Tubuh Buah Jamur Tiram
(Pleurotus ostreatus) Dengan Menggunakan SPSS
Versi 16.0 Windows .................................................. .....46
Tabel 15 Notasi Huruf Untuk Semua Perlakuan Terhadap Jumlah
Tubuh ............................................................................46
Tabel 16 Ringkasan Anova Berat Tubuh Buah Jamur Tiram
(Pleurotus ostreatus) Dengan Menggunakan SPSS
Versi 16.0 Windows ..................................................... 47
xiii
Tabel 17 Notasi Huruf Untuk Semua Perlakuan Terhadap Berat
Tubuh Buah Jamur Tiram ....................................... ....48
Tablel 18 Rekapitulasi hasil analisis data ............................ 48
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Morfologi Jamur Tiram ......................................... 9
Gambar 2 Struktur Hifa Jamur ............................................. 11
Gambar 3 Siklus Hidup Jamur Tiram ................................... 12
Gambar 4 Bagan Kerangka Berpikir ..................................... 26
Gambar 5 Grafik Waktu Tumbuh Primordia ........................ 39
Gambar 6 Grafik Jumlah Tubuh Buah .................................. 41
Gambar 7 Grafik Berat Tubuh Buah Jamur Tiram ............... 43
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil penelitian manual ANOVA One Way dengan
taraf 5% penelitian tentang pengaruh perbandingan
beberapa jenis limbah serbuk kayu sebagai media
tanam terhadap pertumbuhan jamur tiram putih
(Pleurotus ostreatus) .................................................. 56
Lampiran 2 Hasil perhitungan manual beda nyata terkecil (BNT)
dengan taraf 5% dan notasi BNT penelitian tentang
pengaruh perbandingan beberapa jenis limbah serbuk
kayu sebagai media tanam terhadap pertumbuhan
jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) ..................... 59
Lampiran 3 Hasil analisis dengan SPSS 16.0 for Windows pada
taraf signifikan 5% untuk uji normalitas data
penelitian tentang pengaruh perbandingan beberapa
jenis limbah serbuk kayu sebagai media tanam
terhadap pertumbuhan jamur tiram (Pleurotus
ostreatus) .................................................................... 61
Lampiran 4 Hasil analisis dengan SPSS 16.0 for Windows pada
taraf signifikan 5% penelitian tentang pengaruh
perbandingan beberapa jenis limbah serbuk kayu
sebagai media tanam terhadap pertumbuhan jamur
tiram (Pleurotus ostreatus). ..................................... 64
Lampiran 5 Dokumentasi Penelitian ............................................ 70
Lampiran 8 Jadwal Pelaksanaan kegiatan penelitian ................... 77
Lampiran 6 Surat izin penelitian .................................................. 78
Lampiran 7 Daftar riwayat hidup ................................................. 80
xvi
PENGARUH PERBANDINGAN JENIS SERBUK KAYU SEBAGAI
MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH
(Pleurotus ostreatus)
Oleh:
Indi Setiawati NIM: 151.135.039
ABSTRAK
Serbuk kayu merupakan limbah penggergajian yang mengandung selulosa, hemiselulosa dan lignin, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai media tanam untuk budidaya jamur tiram. Tujuan penelitian ini, untuk mengetahui pengaruh perbandingan jenis serbuk kayu sebagai media tanam jamur tiram putih. Terdiri atas 4 perlakuan yaitu P0 (serbuk kayu yang sudah tercampur), P1 (serbuk kayu mahoni), P2 (serbuk kayu sengon), dan P3 (serbuk kayu randu) 6 kali ulangan. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL), data dianalisis dengan menggunakan uji ANOVA satu arah. Parameter yang diukur adalah waktu tumbuh primordia, jumlah tubuh buah dan berat tubuh buah jamur tiram. Parameter yang diamati menunjukkan bahwa perlakuan jenis serbuk kayu berbeda nyata, waktu tumbuh primordia tercepat pada perlakuan P2 dengan rata-rata 36,16 dan waktu terlama pada perlakuan P0 dengan rata-rata 41,33. Jumlah tubuh buah terbanyak pada perlakuan P2 dengan rata-rata 14,15 dan jumlah tubuh buah terendah pada perlakuan P1 dengan rata-rata 6,83. Berat tubuh buah Terberat pada perlakuan P2 dengan rata-rata 88,33 gram dan terendah pada perlakuan P1 dengan rata-rata 58,33. Dengan demikian jenis serbuk kayu yang paling baik digunakan dari ketiga jenis kayu dan serbuk kayu yang dicampurkan sebagai media tanam jamur tiram adalah serbuk kayu sengon (Paraserianthes falcataria), serbuk kayu yang kurang baik digunakan sebagai media tanam adalah serbuk kayu mahoni (Swietenia macrophylla).
Kata kunci: perbandingan, jenis serbuk kayu, media tanam, pertumbuhan, jamur tiram putih.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Jamur merupakan salah satu sumber pangan alternatif bagi masyarakat
Indonesia, dalam bahasa Indonesia jamur disebut “Cendawan“ dan dalam istilah
botani disebut “Fungi”. Jamur di kelompokkan ke dalam golongan tumbuhan
sederhana karena tidak berklorofil, sehingga tidak bisa mensintesis makanan
sendiri, nutrisi dan unsur hara diperoleh dari organisme lain. Jamur banyak
dijumpai di alam, bersimbiosis di kayu- kayu atau pepohonan dan tanaman yang
lembab. Jamur dikategorikan juga sebagai organisme pengurai (saprofit) dari
sampah atau pelapukan kayu, sehingga budidaya jamur banyak menggunakan
media tanam berupa serbuk kayu karena mengandung selulosa sebagai unsur hara
dan nutrisinya.
Jamur pangan merupakan sebutan bagi jamur yang bisa dikonsumsi
sebagai bahan makanan, karena tidak mengandung racun, diperoleh dari hasil
budidaya atau panen dari alam. Namun tidak semua jamur yang terdapat di alam
bisa dibudidayakan secara komersial, salah satu jamur yang banyak
dibudidayakan adalah jamur tiram.
Jamur tiram dikelompokkan ke dalam family Basidiomycetes. Jamur tiram
memiliki karakteristik tudung menyerupai cangkang tiram yang melungkup, dan
disangga oleh batang diameter tudung berukuran 3-15 cm tubuh buah berwarna
putih, orange dan coklat.2 Suhu optimal yang dibutuhkan untuk hidup berkisar 25-
30oC.3
2 Suryani Rahmat, Untung Besar Dari Bisnis Jamur Tiram. (Jakarta: Agro media. 2011),
h, 21. 3 Erie Maulana, Panen Jamur tiram tiap musim, (Yogyakarta: Lily Publisher, 2012), h,
28.
1
2
Peluang pasar jamur tiram saat ini cukup tinggi, kebutuhan pasar lokal
35% dan pasar luar negeri 65%. Menurut data MAJI (Masyarakat Agribisnis
Jamur Tiram) (2007), setiap hari jawa barat memproduksi 10 ton jamur tiram.4
Kelebihan jamur tiram dari jamur pangan lainnya yaitu penyimpanan setelah
panen lebih lama dan dalam 100 gram jamur tiram memiliki kandungan gizi yang
tinggi seperti protein, karbohidrat dan lemak.5
Media tanam jamur tiram umumnya menggunakan serbuk kayu, serbuk
kayu yang diperoleh dari limbah sisa penggergajian. Secara alamiah jamur tiram
putih mempunyai kemampuan memproduksi enzim yang dapat mengurai material
yang mempunyai kandungan selulosa dan lignin seperti yang terkandung di
dalam sisa tanaman pangan dan kayu - kayuan.6
Penelitian yang dilakukan oleh Fauzia dkk (2014), yang menguji
pengaruh beberapa media tumbuh dari limbah serbuk kayu terhadap pertumbuhan
jamur tiram putih. Limbah yang digunakan antara lain kayu palapi, cempaka,
gmelina, durian dan bayur, hasil penelitian menunjukkan serbuk kayu cempaka
merupakan media tumbuh yang paling baik bagi pertumbuhan jamur tiram putih.7
Penelitian serupa menggunkan serbuk kayu sengon yang dilakukan oleh Hanum
dan Negah (2013) yang menguji efektifitas pertumbuhan jamur tiram putih
(Pleurotus ostreatus) dengan variasi media kayu sengon (Paraserianthes
falcataria) dan serabut kelapa (Cocos nucifera). Hasil penelitian menunjukkan
4Ibid, h, 5.
5Nuning Masruri, “Analisis Kelayakan Usaha Jamur Tiram Putih (Studi Kasus : Yayasan Paguyuban Ikhlas, Desa Cibening, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor)”, (Skripsi, Fakultas Ekonomi Dan ManajemenInstitut Pertanian Bogor, Bogor 2010), h, 3.
6Rudi nurafles,”Pengaruh Komposisi Serbuk Gergajian Kayu Dan Jerami Padi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)”,Jurnal studi agroteknologi pertanian (Padang 2015), h, 2.
7Fauzia, dkk, “ Pengaruh Media Tumbuh Beberapa Limbah Serbuk Kayu Gregaji Terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus)” , Jurnal kehutanan warta rimba, Volume 2, nomor 1 (juni 2014), h,45.
3
miselium terbaik terdapat pada perlakuan kontrol 100% kayu sengon dengan hasil
17 cm.8
Budidaya jamur tiram menggunakan media tanam serbuk kayu juga
dilakukan oleh masyarakat di Desa Senteluk, kecamatan Batulayar Lombok Barat.
Serbuk kayu yang digunakan merupakan campuran berbagai jenis serbuk kayu
antara lain serbuk gergaji kayu Sengon, Randu, Mahoni, Bajur, Jati dan lain- lain.
Desa senteluk juga merupakan sentra industri mebel dan kerajinan di Lombok.
Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara, limbah yang dihasilkan dari
industri-industri tersebut berupa serbuk kayu Mahoni, Sengon dan Randu. Ada
sebagian masyarakat yang telah memanfaatkan campuran limbah serbuk kayu
tersebut sebagai media tanam jamur tiram (Pleurotus ostreatus).9
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu peneliti ingin mengetahui adanya
perbedaan pengaruh dari tiga jenis serbuk kayu yaitu serbuk kayu Mahoni, Sengon
dan Randu sebagai media tumbuh terhadap jamur tiram putih (Pleurotus
ostreatus) sehingga hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi
masyarakat tentang perbandingan pengaruh dari jenis limbah serbuk kayu.
B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan beberapa permasalahan yang dikemukakan melalui latar
belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Apakah ada pengaruh perbandingan jenis serbuk kayu terhadap Waktu
tumbuh primordia jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus)?”.
8Hanum Kusuma Astuti dan Nengah Dwianita Kuswytasari, “Efektifitas Pertumbuhan Jamur Tiram
Putih (Pleurotus ostreatus) Dengan Variasi Media Kayu Sengon (Paraserianthes falcataria) Dan Sabut
Kelapa (Cocos nucifera)”, Jurnalsains dan seni pomits, vol. 2, no.2, (2013), h, 147. 9Idrus, Wawancara, Desa seteluk, 09 Februari 2017.
4
b. Apakah ada pengaruh perbandingan jenis serbuk kayu terhadap berat
tubuh buah jamur tiram putih (pleurotus ostreatus)?”.
c. Apakah ada pengaruh perbandingan jenis serbuk kayu terhadap jumlah
tubuh buah jamur tiram putih (pleurotus ostreatus)?”.
2. Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah agar terfokus pada objek dan subjek yang
ditentukan maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. serbuk kayu
Jenis serbuk kayu yang digunakan dalam penelitian ini adalah tiga
jenis serbuk kayu yaitu serbuk kayu Mahoni, Sengon, dan Randu yang
belum tercampur.
b. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus)
Dalam penelitian ini yang digunakan bibit F2 jamur tiram putih
(Pleurotus ostreatus) yang dalam bentuk miselium dalam bang log yang
dipanen pada panen pertama yang berbentuk seperti cangkang tiram.
c. Waktu tumbuh primordia
Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah waktu tumbuh
primordia dari masing-masing jenis kayu pada setiap perlakuan dan
ulangan.
d. Jumlah tubuh buah
Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah jumlah tubuh buah
jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) pada masing-masing perlakuan
pada panen pertama.
5
e. Berat tubuh buah
Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah berat tubuh buah
jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) pada masing-masing perlakuan
pada panen pertama.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan:
a. Untuk mengetahui pengaruh perbandingan jenis limba serbuk kayu
terhadap waktu tumbuh primordia jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus).
b. Untuk mengetahui pengaruh perbandingan jenis serbuk kayu terhadap
berat tubuh buah jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus).
c. Untuk mengetahui pengaruh perbandingan jenis serbuk kayu terhadap
jumlah tubuh buah jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus).
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
a. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang jenis serbuk kayu yang
dapat digunakan sebagai media tanam jamur tiram putih (Pleurotus
ostreatus).
b. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pengaruh
perbandingan masing-masing serbuk kayu terhadap pertumbuhan jamur
tiram putih (Pleurotus ostreatus).
6
D. Definisi Operasional
1. Serbuk kayu
Serbuk gergaji adalah limbah dari sisa penggergajian yang merupakan
bahan organik dan bisa dijadikan sebagai media pertumbuhan jamur tiram,
yaitu tiga jenis serbuk kayu, kayu Mahoni, Sengon dan Randu.10
2. Media tanam
Media tanam adalah tempat tumbuh bagi tanaman ataupun jamur yang
telah memenuhi nutrisi untuk pertumbuhannya.11
3. Pertumbuhan
Penambahan volume, berat, jumlah tubuh, dan tinggi tubuh buah
4. Jamur tiram
Jamur tiram merupakan salah satu dari sekian jenis jamur kayu yang
bisa dikonsumsi, dinamakan jamur tiram karena bentuk tudung jamur sepintas
menyerupai cangkang tiram.12
10Rudi nurafles,”Pengaruh Komposisi Serbuk Gergajian Kayu Dan Jerami Padi Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)”, Jurnal studi agroteknologi pertanian (Padang 2015), h, 3.
11Lulu’ Uliya, “Pemanfaatan Kardus Sebagai Media Tanam Terhadap Peningkatan Berat Jamur Merang(volvariella volvaciae)” (Skripsi, IAIN Mataram, Mataram, 2015), h, 37.
12Suryani Rahmat, Untung Besar Dari Bisnis Jamur Tiram, (Jakarta: Agro media, 2011), h, 18.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Pustaka
1. Kajian Umum Tentang Jamur Tiram
a. Biologi jamur tiram
1) Pengertian jamur tiram
Jamur tiram (Pleurotus sp.) adalah jamur pangan dengan tudung
berbentuk setengah lingkar mirip cangkang tiram dengan bagian tengah
agak cekung. Permukaan tudung memiliki beragam warna dengan
beragam warna inilah jamur tiram diberi nama, yaitu jamur tiram putih,
tiram kelabu, tiram coklat tiram kuning, tiram orange.13
Dinamakan jamur tiram karena berbentuk tudung jamur ini sepintas
menyerupai cangkang tiram, bahkan orang inggris menyebut jamur ini
dengan nama oytster mushroom, yang berarti jamur tiram. Jamur tiram
sudah cukup dikenal di masyarakat luas, baik di Indonesia maupun di
berbagai negara. Di Indonesia, jamur tiram mulai dibudidayakan pada
tahun 1980 di Wonosobo. Varietas umum yang dibudidayakan di
Indonesia adalah jamur tiram putih (pleurotus ostratus), meskipun varietas
jamur tiram yang lain ada, pembudidayanya kurang populer.14
2) Klasifikasi jamur tiram
Jamur tiram terdiri dari beberapa varietas, diantaranya jamur tiram
putih (Pleurotus ostreatus), jamur tiram abu–abu (Pleurotus cystidius),
jamur tiram merah (flabellatus), dan jamur tiram coklat (Pleurotus
13Erie Maulana, Panen Jamur Tiap Musim, (Yogyakarata: Lily Publisher, 2012), h,10 . 14Suryani Rahmat,Untung Besar Dari Bisnis Jamur Tiram, (Jakarta: Agro media, 2011),
h, 18.
7
8
umbellatus) atau dikenal juga sebagai jamur tiram raja karena bentuknya
yang besar.15
Jamur tiram atau dalam bahasa latin disebut Pleurotus sp,
Merupakan salah satu jamur yang dapat dikonsumsi, jamur tiram adalah
jamur yang hidup di kayu termasuk ke dalam kelas Basidiomycetes. Jamur
tiram yang berwarna putih, selain dapat dikonsumsi juga bernilai tinggi.
Selain itu, masih banyak spesies jamur tiram lainnya dari genus pleurotus
yang telah dibudidayakan, antara lain Pleurotus umbellatus, P. flabellatus,
P. dryngeus, P. sajor caju, P. iringii, dan P. ambalonus. Jamur tiram yang
banyak dikenal oleh petani jamur di Indonesia secara umum, klasifikasi
jamur tiram putih Pleurotus ostreatus.16
Kingdom : Fungi Phylum : Basidiomycota Class : Homobasidiomycetes Ordo : Agaricales Family : Pleurotaceae Genus : Pleurotus Spesies : Pleurotus ostreatus17
3) Morfologi jamur tiram
Tudung jamur tiram berbentuk seperti cangkang tiram yang
menelungkup, tudung ini disangga oleh batang, diameter tudung berkisar
3–15 cm. sebagian jamur ini memiliki tangkai bercabang dan tubuhnya
berwarna putih ada pula yang berwarna abu–abu dan banyak lainnya.
Berbeda dengan tiram putih, jenis tangkainya tidak bercabang dan
bertudung bulat dengan diameter lebih kecil dibandingkan dengan jamur
tiram warna lainnya.18
15Ibid, h, 21. 16Meina, Budidaya Jamur Tiram, h, 2. 17Alexopolous, (1962) 18Rahmat, Bisnis Jamur Tiram, h, 21.
9
Jamur merupakan tumbuhan bersel satu atau lebih, dimana sel-sel
yang memanjang disebut hifa dan kumpulan dari hifa disebut misellium
(miselia). Dinding sel jamur terdiri atas senyawa selulosa atau kitin. Pada
jamur tingkat tinggi, dinding sel terjadi dari polysakarida yang
mengandung nitrogen atau kalosa (berupa lignin). Sebagian besar sel
jamur memiliki inti lengkap yang disebut nukleulus dan berisikan
kromatin berupa benang–benang yang membentuk kromosom, yaitu
kumpulan gen pembawa sifat.
Ciri-ciri jamur tiram ini adalah berbadan buah dengan tudung
(pileus) bewarna putih, merah muda, merah pucat, kekuningan, sampai
merah (orange), lebar tudung 4-5 cm, bentuk tudung dapat bermacam-
macam sesuai tempat tumbuhnya, tudung dapat membuka seperti payung
dengan membentuk datar, cekung, cembung, atau bergelombang, letak
tangkai di tengah tetapi asimetri, ukuran badan buah dari hasil budidaya
biasanya lebih besar dari pada yang tumbuh secara alami, berat badan buah
tunggal mencapai 300-400 gram.19
Gambar 1
Morfologi jamur tiram
19Erie Maulana,Panen Jamur Tiap Musim, (Yogyakarata: Lily Publisher, 2012), h. 11.
a
b
10
Keterangan:
a. tudung
b. tangkai20.
4) Siklus hidup jamur tiram
Kehidupan jamur berawal dari spora (basidiospora) yang kemudian
akan berkecambah membntuk hifa yang berupa benang-benang halus. Hifa
ini akan tumbuh keseluruh bagaian media tumbuh, kemudian dari
kumpulan hifa atau miselium akan terbentuk gumpalan kecil seperti
simpul benang yang menandakan bahwa tubuh buah jamur mulai
terbentuk. Simpul tersebut berbentuk bundar atau lonjong dan dikenal
dengan stadia kepala jamur (pin head) atau primordia.21
Dalam perkembangan dan pertumbuhan jamur tiram dapat
dibedakan dalam beberapa fase tumbuh, yaitu:
a) Spora: Spora jamur tiram hialin, alat perkembangbiakan sekaligus
berfungsi sebagai alat bertahan untuk survival pada kondisi
lingkungan, tumbuh tidak memungkinkan spora akan membentuk
kapsul dan bertahan hidup dalam kondisi minimal. Apabila kondisi
pertumbuhan telah memungkinkan, maka spora akan berkecambah.
b) Hifa: Fase pertumbuhan hifa dimulai dari spora berkecambah akan
membentuk benang–benang berwarna hialin sampai putih. Benang-
20Reny Meisetyani, “Studi keanekaragaman morfologi dan genetik jamur tiram (pleurotus
sp.) Dengan teknik pcr-rflp” (Skripsi, Institut Pertanian Bogor, 2006), h, 3.
21, Meity Suradji Sinaga, Jamur Merang Dan Budidayanya, ( Jakarta: Penebar Suwadaya,
2007), h, 1.
11
benang ini akan memanjang dan menjalar ke seluruh media tumbuh
sebagai alat untuk mengambil makanan pada substrat.
Gambar 2
Struktur hifa jamur22
Keterangan: a. ujung hifa,
b. cabang hifa dengan sekat berpori
c. organel sel hifa
d. perbandingan hifa mati dan hifa hidup.
c) Miselia: Fase pertumbuhan hifa yang intensif terjadi dalam keadaan
pertumbuhan hifa yang memanjang dan bercabang serta saling
silang/tumpang tindih memenuhi seluruh bagian media tumbuh
sehingga membentuk masa seperti benang kusut atau tumpukan.
d) Primordia: Fase tumbuh di mana kumpulan miselia yang bersilang
membentuk simpul–simpul kemudian membentuk gumpalan kecil
yang terdiri dari kumpulan miselia yang kemudian berkembang
menjadi tubuh buah dengan diameter tubuh buah sekitar 1 mm.
e) Tubuh buah: Fase tumbuh di mana primordia tumbuh dan berkembang
membesar dan sehingga terlihat bagian–bagian tubuh buah seperti
22Reny Meisetyani, “Studi keanekaragaman morfologi dan genetik jamur tiram (pleurotus
sp.) Dengan teknik pcr-rflp” (Skripsi, Institut Pertanian Bogor, 2006), h, 2.
a
b
c
d
12
tudung dan tangkai yang terletak tidak di tengah tudung. Fase tumbuh
berikutnya adalah pendewasaan di mana jamur akan menghasilkan
spora, spora luruh, diikuti tudung jamur layu, pada jamur tiram
memakan waktu 3-5 hari sejak terbentuk primordia.
Dalam perkembangbiakan (reproduksi) jamur tiram secara umum
dapat dibedakan pada:
(a) Pembiakan tak kawin: yaitu terjadi perbanyakan/eduplikasi sel,
hifa, miselia dari tubuhnya sendiri.
(b) Pembiakan secara kawin: yaitu bersatunya sel- sel yang berinti
haploid (1n) membentuk inti diploid (2n) kemudian membentuk
miselia diskarion dan memperbanyak /eduplikasi sendiri, peristiwa
ini disebut dengan plasmogami.23
Gambar 3 Siklus hidup jamurt iram.24
5) Kriteria tempat hidup dan syarat tumbuh jamur tiram
Pengaruh alam sangat nyata sekali, karena itu, langkah pertama
untuk menguasai seluk–beluk bisnis budidaya jamur tiram adalah
memahami pengetahuan dasar yang berkaitan dengan kondisi lingkungan
23Maulana, Panen Jamur, h, 13 -14. 24Reny Meisetyani, h, 4.
13
tempat budidaya jamur. Aspek agroklimatologi atau iklim lingkungan
yang berpengaruh dalam budi daya jamur di antaranya adalah curah hujan,
cahaya matahari, suhu udara, dan ketinggian tempat. Lokasi yang dekat
dengan laut tidak cocok untuk budi daya jamur tiram karena melebihi suhu
ideal yang dikhendaki jamur. Karena itu, jika hendak membudidayakan
jamur tiram, memilih lokasi yang mempunyai ketinggian tempat 700 m dpl
atau lebih. Meskipun demikian, tempat yang bersuhu panas masih bisa
dijadikan tempat budidaya jamur yang menghendaki suhu tinggi, seperti
jamur merang.25
Syarat tumbuh jamur tiram terdiri dari beberapa bagian yaitu:
a) Iklim
(1) Temperatur
Serat (miselium) jamur tiram putih tumbuh dengan baik
pada kisaran suhu antara 23–28oC, artinya kisaran temperatur
normal untuk pertumbuhannya.Walaupun begitu, dengan
temeparatur di bawah 23oC, misalnya antara 19–21o C, miselium
jamur masih dapat tumbuh meskipun memerlukan waktu yang
lebih lambat.26
(2) Kelembaban
Jamur tumbuh baik pada keadaan yang lembab, tetapi tidak
menghendaki genagan air. Miselium jamur tiram tumbuh optimal
pada substrat yang memiliki kandungan air sekitar 60%, dan untuk
25 Suryani Rahmat,Untung Besar Dari Bisnis Jamur Tiram, (Jakarta: Agro media, 2011),
h, 44. 26Lin Meina, Budidaya Jamur Tiram, (Jakarta: Azka mulia media, 2007), h, 4.
14
merangsang pertumbuhan tunas dan tubuh buah, memerlukan
kelembaban udara sekitar 70–85 %.27
(3) Cahaya
Miselium jamur tiram putih tumbuh optimal pada keadaan
gelap, sebaliknya, tubuh buah jamur tidak dapat tumbuh pada
tempat gelap. Cahaya diperlukan untuk merangsang pertumbuhan
tubuh buah. Tangkai jamur akan tumbuh kecil dan tudung tumbuh
abnormal bila saat pertumbuhan primordia tidak memperoleh
penyinaran. Akan tetapi, cahaya matahari yang menembus secara
langsung dapat merusak dan menyebabkan kelayuan, serta ukuran
tudung yang relatif kecil. Pertumbuhan jamur hanya akan
memerlukan cahaya yang bersifat menyebar. Oleh karena itu
diperlukan peneduh pohon di dekat bangunan tempat pemeliharaan
jamur28
(4) Udara
Pertumbuhan miselium jamur memerlukan kandungan
karbon dioksida (CO2) yang agak tinggi, yaitu 15-20%, akan tetapi
jamur tiram yang tumbuh pada tempat–tempat yang mengandung
CO2 yang terlalu tinggi memiliki tubuh buah yang abnormal.
Biasanya tudung jamur tiram tumbuh relatif kecil dibandingkan
tangkainya.29
(5) Derajat keasaman (pH)
Miselium jamur tiram putih tumbuh optimal pada pH media
yang sedikit asam, yaitu antara 5,0–6,5, nilai pH medium
27Ibid, h, 4. 28Ibid, h, 4. 29Ibid, h, 5.
15
diperlukan untuk produksi metabolisme dari jamur tiram putih,
seperti produksi asam organik. Kondisi asam dapat menyebabkan
pertumbuhan miselium jamur tiram terganggu, tubuh kontaminasi
oleh jamur lain, bahkan menimbulkan kematian jamur tiram putih.
Tubuh buah jamur tiram tumbuh optimal pada pH lingkungan yang
mendekati normal (pH 6,8–7,0).30
b) Media tanam
Secara tradisional, di jepang, bibit ditanam di dalam lubang atau
garisan di kayu kering. Pengeringan dilakukan dengan tenaga sinar
matahari atau listrik. Dalam budidaya modern, media tumbuh yang
digunakan berupa kayu tiruan (log) yang dibuat dalam bentuk silinder.
Komposisi media berupa sumber kayu (geregaji kayu, ampas tebu),
sumber gula (tepung–tepungan), kapur pupuk P, dan air.31
(1) Nutrisi
Pertumbuhan yang optimal dapat dicapai bila
lingkungannya sesuai serta tersedia nutrisi yang cukup.
Protoplasma sel memerlukan nitrogen, fosfor, dan nutrisi lain.
Karbon selain diperlukan untuk pembentukan protoplasma juga
diperlukan sebagai sumber energi. Sehingga, karbon lebih banyak
diperlukan dibanding dengan nitrogen. Nitrogen diperlukan untuk
pembentukan asam nukleat sedangkan protein dan kitin diperlukan
untuk pembentukan dinding sel jamur.32
(2) Kehadiran mikroorganisme lain
30Ibid, h, 5. 31Ibid, h, 6. 32Ibid, h, 6.
16
Media tempat tumbuh merupakan sumber energi utama
bagi jamur tiram. Kehadiran mikroorganisme lain dapat
meneyebabkan persaingan dalam mendapatkan nutrisi. Sterilisasi
merupakan cara yang efektif untuk membebaskan media tanam dari
kehadiran jasad asing di dalam media tanam yang tidak
diharapkan.33
c) Ketinggian tempat
Kondisi di atas lebih mudah dicapai di daerah dataran tinggi
sekitar 700–800 m dpl. Kemungkinan budidaya jamur di dataran
rendah tidaklah mustahil, asalkan iklim ruang penyimpanan dapat
diatur dan disesuaikan dengan keperluan jamur.34
d) Kadar air
Kandungan air dalam media pertumbuhan sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan miselium maupun perkembangan tubuh buah.
Jamur tiram memerlukan kandungan air tidak lebih dari 70% ( Dinas
Pertanian Jawa Timur, 2007 ).35
b. Kandungan nutrisi dan manfaat jamur tiram
1) Kandungan nutrisi jamur tiram
Jamur mempunyai kandungan gizi cukup baik. Dari hasil
penelitian, rata–rata jamur mengandung 19–35 persen protein,
dibandingkan beras (7,38 persen) dan gandum (13,2 prsen), jamur
mempunyai kadar protein lebih tinggi. Jamur mengandung sekitar
Sembilan jenis asam amino esensial dari 20 asam amino yang
33Ibid, h, 7 34Ibid, h,7. 35Sutarja, “Produksi Jamur Tiram ( Pleorotus Ostreatus ) Pada Media Campuran Serbuk
Gergaji Dengan Berbagai Komposisi Tepung Jagung Dan Bekatul” (Tesis, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2010), h, 27.
17
dikenal.Hal yang istimewa, 72 persen lemaknya tidak jenuh. Jamur juga
mengandung berbagai jenis vitamin, antara lain B1 (thiamine), B2
(ribiflavine), niasi dan biotin.36
Selain elemen mikro, jamur juga mengandung berbagai jenis
mineral, antara lain K, P, Ca, Na, Mg, dan Cu. Kandungan serat mulai 7,4–
24,6 persen sangat baik bagi pencernaan. Jamur mempunyai kandungan
kalori yang sangat rendah sehingga sangat cocok bagi pelaku diet.
Senyawa aktif jamur yang terkandung dapat berfungsi sebagai antijamur
dan antibakteri, dan antivirus dapat meningkatkan sistem kekebalan
tubuh.37
Tabel 1 Kandungan gizi jamur tiram
Jenis kandungan Jumlah (%)
Lemak 0,17 Protein 5,94 Karbohidrat 50,59 Abu 1,14 Serat 1,56
2) Manfaat jamur tiram bagi kesehatan
Khasiat jamur bagi kesehatan tubuh memang terbukti. Selain
mengandung berbagai macam asam amino esensial, lemak, mineral, dan
vitamin, juga terdapat zat penting yang berpengaruh terhadap aspek medis.
Manfaat jamur yang megandung banyak khasiat sebagai antibakteri,
antivirus, antioksidan, antitumor, menormalkan tekanan darah,
36lin Meina, Budidaya Jamur Tiram, (Jakarta: Azka Mulia Media, 2007), h, 21.
37Ibid, h, 21.
18
menurunkan kolestrol, meningkatkan kekebalan tubuh, menguatkan saraf,
dan dapat untuk mengurangi setres.38
Selain rasanya yang unggul, aspek lain yang cukup membuat jamur
ini populer adalah dampak positifnya bagi kesehatan manusia. Berikut
bebrapa khasiat jamur tiram untuk kesehatan.
a) Sebagai antikolestrol, antioksidan, dan antitumor. Pasalnya, jamur
tiram memiliki kandungan gizi yang mengaggumkan. Beberapa di
antaranya adalah lemak, mineral, serta beragam vitamin dan serat yang
sangat penting kesehatan tubuh manusia.39
b) Dalam setiap 100 gram jamur tiram segar, terdapat 8,9 mg kalsium; 1,9
mg besi, 170 mg fosfor; 0,15 mg vitamin dan 12,40 mg vitamin C.
c) Kandungan asam folat (folic acid) dalam jamur tiram sangat baik untuk
mencegah serangan kanker dan menyembuhkan penyakit anemia,
selain itu baik dikonsumsi bagi ibu hamil karena dapat mengurangi
resiko cacat lahir.40
38 Erie maulana, Panen Jamur Tiap Musim, (Yogyakarata: Lily Publisher, 2012), h, 31. 39Suryani Rahmat, Untung Besar Dari Bisnis Jamur Tiram, (Jakarta: Agro media, 2011),
h, 19. 40Ibid, h, 19.
19
Tabel 2. Nilai gizi jenis jamur dan bahan makanan lain dalam 100 gram41
2. Kajian Umum Tentang Serbuk Kayu
a. Pengertian serbuk kayu
Serbuk kayu adalah limbah dari sisa penggergajian yang
merupakan bahan organik dan bisa dijadikan sebagai media pertumbuhan
jamur tiram. Secara alamiah jamur tiram putih mempunyai kemampuan
memproduksi enzim yang dapat mengurai material yang mempunyai
kandungan selulosa dan lignin seperti yang terkandung oleh bahan sisa
41Nuning Masruri, “Analisis Kelayakan Usaha Jamur Tiram Putih (Studi Kasus : Yayasan
Paguyuban Ikhlas, Desa Cibening, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor)”, (Skripsi, Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor, Bogor 2010), h, 3.
No Jenis Makanan Kandungan Gizi Protein
(%) Lemak
(%) Karbohidrat
(%) 1. Jamur Kuping
7,7
0,8 73,6
2. Jamur Shitake 17,7 8,0 67,5
3. Jamur Tiram Putih 30,4 2,2 57,6
4. Jamur Merang
16,0 0,9 64,5
5. Jamur Kancing 3,6 0,2 3
6. Bayam
1,4 1,9 1,9
7. Kacang panjang 2,7 0,3 7,8
8. Wortel 1,2 0,3 9,3
9. Kentang
2,0 0,1 20,9
10. Daging sapi 21 5,5 0,5
20
tanaman pangan dan kayu - kayuan. Penelitian Erna Yenti (2014) pada
jurnal Rudi nurafles.42
Sumber nutrien utama yang diperlukan jamur Ganoderma sp dari
serbuk gergaji kayu adalah selulosa, hemiselulosa dan lignin sehingga
adanya perbedaan kandungan dalam beberapa jenis kayu diperkirakan
akan berpengaruh terhadap pertumbuhan fase vegetatif maupun fase
generatifnya. Menurut Syahru, kulit dan serbuk kayu merupakan limbah
dari hasil pengolahan kayu yang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai
medium tumbuh jamur.43
b. Kandungan jenis kayu
Dalam penelitian ini menggunakan tiga jenis kayu yaitu, mahoni,
sengon, dan randu, berdasarkan penelitian terdahulu, penggunaan serbuk
gergaji kayu sengon sebagai medium tanam menghasilkan masa tumbuh
jamur yang cepat karena proses pelapukannya cepat sehingga tidak
memerlukan perendaman dan pengeringan yang lama tetapi mempunyai
kelemahan yaitu daya tahan yang kurang kuat sehingga medium tanam
cepat rapuh menyebabkan masa panen menjadi pendek.
Serbuk gergaji kayu mahoni digunakan sebagai medium tanam
karena proses pelapukannya lebih lama, mempunyai ketahanan yang
tinggi, tidak mudah rapuh, sehingga memperlama masa panen. Kelemahan
penggunaan serbuk gergaji kayu mahoni yaitu untuk menjadi medium
42Rudi nurafles,”Pengaruh Komposisi Serbuk Gergajian Kayu Dan Jerami Padi Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)”, Jurnal studi agroteknologi pertanian,(Padang 2015), h, 3.
43Ibid, h, 4.
21
yang baik perlu pengeringan dan perendaman yang lebih lama sehingga
masa tumbuh jamur memerlukan waktu yang lama (Dzuraibak, 2009).44
Kayu yang sudah dipakai dalam penelitian yaitu serbuk kayu
palapi, cempaka, gmelina, durian dan bayur, kayu cempaka memiliki
kandungan selulosa 45,59%, dengan kadar air serbuk gergaji 10,42% dan
gmelina memiliki kandungan selulosa 47,33% dengan kadar air serbuk
gergaji 15,44% (Departemen kehutanan, 2004. Khan et al), melaporkan
bahwa pertumbuhan miselium maksimum dari P. ostreatus lebih besar
pada substrat dari kayu Acasia nilotica yaitu 52,50 mm dalam 15 hari
dibandingkan dengan substrat serbuk kayu manga (50,50 mm), serbuk
kayu pinus (37,50 mm), serbuk Bombax cieba (41,75 mm) maupun
gabungan semuanya (44,25 mm).45
Penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Iriani (2003)
menunjukkan bahwa kayu sengon mengandung selulosa 48,83%, lignin
17,20% dan hemiselulosa16,34% yang dibutuhkan oleh jamur. Menurut
Dayan (1989), kayu mahoni mengandung selulosa 47% dan lignin 27%,
dan kandungan kimia pada kayu randu (Ceiba petandra) mengandung
selulosa 44%, hemiselulosa 30%, lignin 25% dan zat ekstraktif 4%.46
Tempat tumbuh jamur tiram termasuk jenis jamur kayu yang
tumbuh baik pada kayu lapuk atau dalam bentuk serbuk gergaji. Budidaya
44Baiq Farhatul Wahidah, dkk. “Perbedaan Pengaruh Media Tanam Serbuk
Gergaji dan Jerami Padi Terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)”, Jurnal
Biologi Sains danTeknologi, Vol 3, No. 1, (Juni 2015), h, 15. 45Fauzia, dkk, “ Pengaruh Media Tumbuh Beberapa Limbah Serbuk Kayu Gregaji
Terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus)” , Jurnal kehutanan warta rimba, Volume 2, nomor 1 (juni 2014), h,45.
46Wiwin Tyas Istikowati dan Sri Nugroho Marsoem ” Pengaruh Inokulasi Jamur
Phanerochaete Chrysosporium Burds Terhadap Kandungan Kimia Kayu Randu (Ceiba Pentandra
Gaertn)”, Jurnal Sains dan Terapan Kimia, Vol. 3 No. 2 (Juli, 2009), h,149.
22
dengan serbuk kayu (gergajian ) paling banyak dilakukan oleh para petani
jamur tiram, disebabkan karena praktis, bahan baku murah dan media ini
mudah didapat.Walaupun jamur tiram dapat tumbuh pada media serbuk
kayu ( gergajian ), tetapi tidak sembarang kayu baik digunakan sebagai
media. Serbuk kayu yang paling baik salah satu diantaranya adalah serbuk
kayu sengon ( Albazia falcataria ).47
3. Kajian Umum Tentang Kayu
Menurut Erie Maulana, serat kayu yang tergolong lunak seperti, kayu
sengon, mahoni dan randu.48
a. Kayu sengon (Paraserianthes falcataria)
Sifat kayu sengon termasuk kelas awet IV/V dan kelas IV-V
dengan berat jenis 0,33 (0,24-0,49). Kayunya lunak dan mempunyai nilai
penyusutan dalam arah radial dan tangensial berturut-turut 2,5 persen dan
5,2 persen (basah sampai kering tanur). Kayunya mudah digergaji, tetapi
tidak semudah kayu meranti merah dan dapat dikeringkan dengan cepat
tanpa cacat yang berarti. Cacat pengeringan yang lazim adalah kayunya
melengkung atau memilin.49
Hasil penelitian Harry Praptoyo dan Reni Puspita sari dimensi serat
kayu menunjukkan bahwa nilai rata-rata panjang serat kayu sengon
(Paraserianthes falcataria (L) Nielsen) permudaan biji dan trubusan
sebesar 1,15 mm dan 1,17 mm. Berdasarkan hasil analisis keragaman
47Sutarja, “Produksi Jamur Tiram ( Pleorotusostreatus) Pada Media Campuran Serbuk
Gergaji Dengan Berbagai Komposisi Tepung Jagung Dan Bekatul” (Tesis, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2010), h, 27.
48 Erie Maulana, Panen Jamur Tiap Musim, (Yogyakarta: Lily publisher, 2012), h, 42. 49M. I. Iskandar, “ Pemanfaatan Kayu Hutan Rakyat Sengon (Paraserianthes falcataria
(L) nielsen)Untuk kayu rakitan”, (Prosiding Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006), h, 183.
23
terhadap panjang serat sengon jenis permudaan biji dan trubusan tidak
memberikan pengaruh yang nyata. Nilai panjang serat tersebut lebih tinggi
dari panjang serat sengon Solomon yang memiliki nilai rata-rata panjang
serat hanya 0,9 mm (Praptoyo, 2002). Demikian juga yang disampaikan
oleh Zubaedi (2004) yang menyatakan bahwa panjang serat kayu sengon
dari Sleman berkisar 0,82 mm, sedangkan sengon dari Gunung kidul
sebesar 0,87 mm.50
b. Kayu mahoni (Swietenia macrophylla)
Kadar air (KA) kayu mahoni 0,20 % 10,03 % 29,97 %, Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini dapat digolongkan menjadi 3
kelompok, kadar air. Kadar air 0% ditujukan untuk melihat bagaimana
pengaruh apabila tidak adanya air di dalam kayu terhadap nilai k dan
perilaku perubahan suhu kayu. Kadar air 10% merupakan kondisi dimana
kayu mengalami kering udara. Kadar air 30% adalah kondisi saat kayu
mengalami titik jenuh serat (TJS). Menurut Marsoem (2007), kayu kering
tanur mempunyai KA 1%, kayu kering udara mempunyai KA 10-18% dan
kayu kondisi TJS mempunyai KA 25-30%. Berat jenis kayu mahoni
Variasi BJ kayu mahoni pada KA yang berbeda. berat Jenis pada KA 0%
0,55, berat Jenis pada, KA 10% 0,55, berat Jenis pada KA 30% 0,53.51
50Harry Praptoyo dan Reni Puspitasari, “Variasi Sifat Anatomi Kayu Sengon
(Paraserienthes falcataria (L) Nielsen)Dari 2 Jenis Permudaan Yang Berbeda”, Fakultas
Kehutanan Ugm, Yogyakarta, Seminar Nasional Mapeki Xv (6-7 November 2012), Makassar, h,
37.
51Anton Prasojo, dkk, “Konduktivitas Panas Empat Jenis KayuDalam Kondisi
Kadar Air Yang Berbeda” Jurnal Fakultas Kehutanan UGM, h, 99.
24
c. Kayu randu (Ceiba petandra)
Kapuk randu (C. pentandra gaertn.) memiliki ketinggian
mencapai 8-30 m dan memiliki batang pohon utama yang cukup besar
hingga mencapai diameter 3 m. Pada batangnya juga terdapat duri-duri
tempel besar yang berbentuk kerucut. Tumbuhan ini tahan terhadap
kekurangan air sehingga dapat tumbuh di kawasan pinggir pantai serta
lahan-lahan dengan ketinggian 100-800 m di atas permukaan laut (Setiadi
dalam Widhianti, 2011) dengan hujan tahunan 1.000-2.500 mm dan suhu
dari 20-27 oC.52
4. Kajian Umum Tentang Media Tanam
Media tanam merupakan suatu zat atau bahan yang mengandung zat
makanan dengan komposisi tertentu tergantung keperluan sebagai tempat
tumbuh kultur jasad renik, bakteri, jamur atau kultur jaringan tanaman yang di
sebut sebagai tempat menumbuhkan tanaman.53
Menurut penelitian nutrisi yang terdapat pada media sangat berperan
dalam proses budidaya jamur tiram. Bahan baku atau bahan yang ditambahkan
harus sesuai dengan kebutuhan hidup jamur, diantaranya karbohidrat,
nitrogen, mineral dan vitamin supaya jamur dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik. Komposisi media jamur tiram umumnya memerlukan unsur C, N
52Rina Hidayati Pratiwi, “Potensi Kapuk Randu (Ceiba pentandra gaertn.)Dalam
Penyediaan Obat Herbal” E-Journal Widya Kesehatan Dan Lingkungan, Volume1 Nomor 1 (Mei
2014), h, 54. 53Lulu’ Uliya, “Pemanfaatan Kardus Sebagai Media Tanam Terhadap Peningkatan Berat Jamur
Merang volvariella volvaciae” (Skripsi, IAIN Mataram, Mataram, 2015), h, 37.
25
dan mineral. Unsur C diperoleh dari serbuk gergaji, N dari bekatul dan
mineral.54
Media tanam merupakan salah satu komponen penting dalam bercocok
tanam, media tanam yang digunakan untuk menanam tanaman harus sesuai
sehingga tanaman bisa tumbuh dengan baik. media tanam organik umumnya
berasal dari komponen organisme hidup contohnya bagian dari tanaman
seperti bunga, daun, buah bahkan kulit kayu, media tanam organik memiliki
beberapa keunggulan dibandingkan dengan media tanam anorganik yakni
media tanam organik mampu menyediakan unsur hara bagi tanaman, selain
itu media tanam organik juga memiliki pori-pori mikro dan makro yang
seimbang sehingga sirkulasi udara bisa berjalan dengan baik serta mempunyai
daya serap yang tinggi.
B. Kerangka Berpikir
Kayu mahoni, sengon dan randu banyak dimanfaatkan masyrakat sebagai
bahan bangunan dan alat rumah tangga lainnya. Ketiga serbuk kayu ini memiliki
kanandungan selulosa, hemiselulosa dan lignin yang berbeda-beda. Kandungan
yang ada pada ketiga jenis kayu ini sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan jamur
tiram. Selulosa merupakan komponen yang mendominasi karbohidrat yang
berasal dari tumbuh–tumbuhan, merupakan sumber makanan utama pada jamur.
Dari kandungan yang dimiliki oleh ketiga jenis kayu ini berbeda-beda tentu
mempengaruhi pertumbuhan jamur tiram. Untuk itu peneliti ingin melakukan
penelitian ketiga jenis kayu untuk mengetahui pengaruh perbedaan bagi
pertumbuhan jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus).
54Ani Apriliyani,dkk, “Pemanfaatan Limbah Ampas Teh Dan Kardus Sebagai Media
Pertumbuhan Dan Produktivitas Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)”, Jurnal Program Studi
Biologi, FMIPA, Universitas Pakuan, Bogor,h, 5.
26
Gambar 4
Bagan Kerangka Berpikir
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah ada perbedaan
pengaruh beberapa jenis serbuk kayu terhadap pertumbuhan jamur tiram putih
(Pleurotus ostreatus).
Serbuk kayu
mahoni
Serbuk kayu
sengon
Serbuk kayu
randu
Mengandungselulosa
47% dan lignin 27%,
Mengandung selulosa
48,83%, lignin 17,20%
dan hemiselulosa16,34%
Mengandung selulosa
44%, hemiselulosa 30%,
lignin 25% dan zat
Jamur tiram putih
(Pleurotus ostreatus)
Sebagai sumber
makanan dan media
tanam
Waktu tumbuh primordia,
jumlah tubuh buah dan berat
jamur tiram
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian hakikatnya merupakan kegiatan ilmiah untuk memperoleh
pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. Pengetahuan yang diperoleh
berupa fakta–fakta, konsep, generalisasi, dan teori yang memungkinkan manusia
dapat memahami fenomena dan memecahkan masalah yang dihadapi.55 Metode
penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu.56
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen, penelitian eksperimen merupakan penelitian kuantitatif yang sangat
kuat mengukur hubungan sebab akibat, penelitian ini dapat melakukan manipulasi
kondisi dengan memberikan treatmen atau menciptakan sebuah kondisi atau
rangsangan pada subjek yang ditelitinya.57 Pada penelitian ini yang akan diteliti
adalah tentang “Pengaruh Perbandingan Jenis Serbuk Kayu Sebagai Media Tanam
Terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)”.58
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif, pendekatan kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandasan
pada pemikiran positivisme, filsafat positivisme memandang
realitas/gejala/fenomenaitu dapat diklasifikasikan, relatif tetap, kongkrit, teramati,
terukur dan hubungan gejala bersifat sebab akibat. Kuantitatif digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan
55Etta Mamang Sangadji, Metode Penelitian Pendekatan Praktis Dalam Penelitian,
(Yogyakarta: Andi, 2010), h, 1. 56Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif KualitatifDan R & D, (Bandung: Alfa Beta,
2010), h,1. 57Bambang Prasetyo, dkk. Metode Penelitian Kuantitatif Teori Dan Aplikasi, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2014), h, 158. 58Alexopolous, (1962).
27
28
instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.59
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karaktristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.60 Populasi dari
penelitian ini adalah keseluruhan jamur tiram (Pleurotus ostreatus) yang
terdapat pada kumbung jamur tiram.
2. Sampel penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karektristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.61 Sampel dari penelitian ini adalah 24 perlakuan jamur tiram
pada semua jenis kayu yang digunakan.
3. Teknik pengambilan sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling atau
sampel acak (acak sederhana/ simple random sampling), dengan lotre.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu penelitian
Waktu penelitiannya dilaksanakan pada 06 April - 15 Mei 2017
2. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di rumah produksi jamur tiram di Dusun
Senteluk, Desa Senteluk, Kecamatan. Batulayar Lombok Barat.
59Sugiyono.Metode Penelitian, h, 8. 60Ibid, h, 80. 61Ibid, h, 81.
29
D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri atas:
1. Variabel bebas (Variabel Independen) dalam penelitian ini tiga jenis serbuk
kayu sebagai media tanam, yaitu kayu sengon, mahoni dan randu.
2. Variabel terikat (Variabel dependen) dalam penelitian ini waktu tumbuh
primordia (Pin head) jumlah badan buah dan berat basah jamur tiram
(Pleurotus ostreatus) ditimbang berat tubuh buah pada saat pertama panen.
E. Desain penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan pola rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan
enam kali ulangan sehingga menghasilkan dua puluh empat kombinasi perlakuan.
Hal ini berpedoman pada rumus ulangan RAL yaitu: t (n–1) ≥ 15 = 4 (6-1) ≥ 15 =
4 x 5 = 20.62 Adapun rancangan penelitiannya sebagai berikut:
Tabel 3 Rancangan penelitian
Perlakuan Ulangan
U1 U2 U3 U4 U5 U6
P0 P0U1 P0U2 P0U3 P0U4 P0U5 P0U6 P1 P1U1 P1U2 P1U3 P1U4 P1U5 P1U6 P2 P2U1 P2U2 P2U3 P2U4 P2U5 P2U6 P3 P3U1 P3U2 P3U3 P3U4 P3U5 P3U6
Penempatan perlakuan pada RAL dilakukan dengan tabel bilangan acak.
Adapun tabel rancangan perlakuan dalam penelitian ini sebagai berikut:
62 Kusrinigrum, Rancangan Percobaan, (Surabaya: Airlangga University press, 2010), h,
15.
30
Tabel 4 Tata letak rancagan penelitian
1P0U4
2 P2U5 3 P0U2
4 P3U4 5 P3U3
6 P2U1
7 P1U1 8 P1U4
9 P0U1 10 P1U2
11 P3U5 12 P3U2
13 P0U3 14 P1U3
15 P2U4 16 P2U2
17 P1U5 18 P0U5
19 P3U1 20 P2U3
21 P0U6 22 P1U6
23 P2U6 24 P2U6
Keterangan: P0: Media tanam jenis kayu yang sudah tercampur (Kontrol)
P1: Media tanam kayu mahoni (Swietenia macrophylla)
P2: Media tanam kayu sengon (Paraserianthes falcataria)
P3: Media tanam kayu randu (Ceiba petandra)
U = Ulangan
F. Alat dan Bahan Penelitian
Adapun instrument yang dibutuhkan dalam penelitian ini berupa alat dan
bahan yang digunakan meliputi:
1. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
No Jenis barang Kegunaan
1. Bang log Tempat untuk meletakkan bibit jamur tiram
2. Timbagan Untuk mengetahui berat bahan yang digunakan
3. Thermometer Mengetahui suhu udara kumbung
4. Bak Tempat serbuk kayu
5. Lampu spritus Untuk mensterilkan
6. Sprayer Untuk menyiram kumbung
7. Jaring ayakan Untuk mengayak media tanam agar lembut
8. Drum 400 liter Tempat sterilisasi
9. Tabung Gas 3 kg Untuk pensterilisasi
31
2. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
No Jenis barang Kegunaan 1. Bibit jamur tiram 500 gram Untuk menghasilkan jamur
tiram 2. Serbuk kayu, kayu mahoni,
randu dan sengon 5 kg Sebagai media tanam
3. Serabut sagu 1 kg Untuk penambahan media tanam
4. Kapur dolmit 1 kg Untuk penambahan media tanam
5. Air Untuk menyiram media tanam
G. Teknik Pengumpulan Data/ Prosedur Penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah dalam penelitian yang
bertujuan untuk memperoleh data hasil penelitian, teknik penelitian data dalam
penelitian ini yakni teknik observasi, teknik dokumentasi dan teknik
pengukuran
a. Teknik Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data melalui
pengamatan langsung yang berfungsi untuk melihat dan mengamati
pengaruh yang diakibatkan oleh tindakan penelitian. Pada teknik observasi
teknik penelitian ini bertujuan untuk mengambil data dengan cara
mengamati pertumbuhan jamur disetiap perlakuan setelah tubuh buah
jamur maksimal.
b. Teknik dokumentasi
Teknik dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan
mengambil gambar dari serangkaian proses penelitian tersebut yang
bertujuan untuk menjadi bukti dalam penelitian. Pengambilan
dokumentasinya menggunakan kamera digital Sonny dengan pencahayaan
32
yang sama, dengan jarak pengambilan 30 cm, mengambil gambar dari cara
pembuatannya samapai pemanenan pertama.
c. Teknik pengukuran
Pengukuran yang akandiukur dalam penelitian ini adalah waktu
tumbuh primordia jamur tiram, jumlah tubuh buah jamur dan berat jamur
pada saat dipanen pertama dan ditimbang untuk melihat pengaruh
penggunaan jenis serbuk kayu terhadap pertumbuhan jamur tiram.
Tabel 5 Rencana Data hasil pengamatan waktu tumbuh primordia (Pin head)
jamur tiram akibat pemberian perlakuan.
Perlakuan Ulangan Total perlaku
an
Rata-rata U1 U2 U3 U4 U5 U6
P0
P1
P2
P3
Total ulangan
Tabel 6 Rencana Data hasil pengamatan jumlah tubuh buah jamur tiram
akibat pemberian perlakuan.
Perlakuan Ulangan Total perlaku
an
Rata-rata U1 U2 U3 U4 U5 U6
P0
P1
P2
P3
Total ulangan
33
Tabel 7 Rencana Data hasil pengamatan berat jamur tiram akibat pemberian
perlakuan. Perlakuan Ulangan Total
perlakuan
Rata-rata U1 U2 U3 U4 U5 U6
P0
P1
P2
P3
Total ulangan
2. Prosedur Penelitian
a. Tahap persiapan
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian,
yaitu 3 jenis serbuk kayu (mahoni, sengon, dan randu) yang dipisahkan,
serabut sagu, kapur dolmit, bang log, air dan bahan yang dibutuhkan dalam
penelitian.
b. Tahap pembuatan media tanam
1. Memisahkan masing-masing jenis serbuk kayu yang sudah diayak
2. Mencampurkan masing-masing jenis serbuk kayu dengan serabut sagu,
kapur dolmit dengan siramkan air secara perlahan memastikan
kelembaban campuran cukup, mencampurkan hingga merata.
3. Mengayak kembali bahan yang sudah dicampurkan
4. Setelah itu, Melakukan pengomposan media dengan cara
menumpukkan media di atas lantai yang bersih.
34
5. Setelah melakukan pengomposan memberikan perlakuan dengan
empat perlakuan dan enam kali ulangan, dengan rancangan percobaan
yaitu:
P0: Media tanam jenis kayu campuran (mahoni, sengon, dan randu)
(Kontrol)
P1: Media tanam kayu mahoni (Swietenia macrophylla)
P2: Media tanam kayu sengon (Paraserianthes falcataria)
P3: Media tanam kayu randu (Ceiba petandra)
6. Selanjutnya, memasukkan ke dalam plastik bening polypropilen tahan
panas hingga mencapai setengah tinggi plastik, lalu tekan-tekan
membentuk agar kepadatannya menyerupai kayu gelondong.
7. Menutup bagian mulut plastik menggunakan ring plastik, paralon atau
bambu lalu melipat ujung plastik yang tersisa dengan karet atau tali
lainnya.
c. Sterilisasi
Media tanam disterilkan dengan uap air panas bertekanan ke dalam
kumbung dengan suhu berkisar 80o-90oC dengan tujuan pembunuh
organisme–organisme penggangu atau penghambat pertumbuhan jamur
serta untuk menyempurnakan proses pengomposan.
d. Pendinginan
Sebelum diinokulasi dengan bibit jamur, bang log didinginkan
terlebih dahulu selama 12 jam sampai suhunya mencapai 35o-40o C
e. Tahap penanaman bibit (inokulasi)
35
Menaburkan bibit jamur pada media tanam, sebelum melakukan
penaburan bibit, tangan dipastikan harus sudah steril dengan menggunakan
alcohol
f. Tahap inkubasi
Media yang telah diinokulasi dimasukkan kedalam ruang
penyimpanan khusus sebelum dipindahkan ke kumbung, masa inkubasi ini
adalah masa penumbuhan miselium jamur.
g. Tahap pemanenan dan penimbangan
1. Panen dilakukan setelah tubuh buah mencapai ukuran maksimal
setelah tubuh buah berbentuk mirip cangkang tiram.
2. Menghitung jumlah tubuh buah jamur tiram setiap perlakuan dan
ulangan.
3. Menimbang untuk melihat berat basah jamur tiram dalam gram setiap
perlakuan dan ulangan.
H. Teknik Analisis Data
Data penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan uji ANOVA
(Analysis of Variance ) satu arah (One Way Anava) taraf 5%.63 Tujuan dari
ANOVA satu jalur ialah membandingkan lebih dari dua rata-rata.Sedangkan
gunanya untuk menguji kemampuan generalisasi.64
1. Uji ANOVA
a. Faktor Koreksi= FK= �2� � �� �� �
b. Jumlah Kuadrat Total=JKT= (��2) – FK
c. Jumlah Kuadrat Perlakuan= JKP= ��2 – FK
d. Jumlah Kuadrat Galat= JKG= JKT – JKP
63Kusrinigrum, Rancangan Percobaan, (Surabaya: Airlangga University press, 2010), h, 46.
64 Riduwan, Dasar-dasar statistik, (Bandung: Alfabeta, 2014), h, 217.
36
e. Kuadrat Tengah Perlakuan= KTP= ��
DbP= n-1
f. Kuadrat Tengah Galat= KTG= ��
Dbg= p (u-1)
g. Fhitung = ����
h. Ftabel= 5%.
Tabel 8
Sidik Ragam Ringkasan Rumus ANOVA (Analiysis Of Variance)
Sumber Keberagaman
Db JK KT FK F.hit
Perlakuan t-1 ��2� –FK
�� �2�� ����
Galat t(n-1) JKT-JKP ��
Total (t.n)-1 (��2)–FK
Apabila Fhitung lebih besar dari Ftabel maka akandilakukan uji lanjut dengan
uji BNT (Beda Nyata Terkecil) pada taraf 5%.65
Rumus unum uji BNT 5%= t (@) (dbg)x 2 ���
Ket: t : Taraf nyata
n : Jumlah ulangan
dbg : Derajat bebas galat
KTG : Kuadrat Tengah Galat
65Ibid, 82.
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 06 April–15 Mei 2017 di
kumbung jamur tiram di Desa Senteluk Dusun Senteluk Kecamatan Batulayar,
hasil penelitian yang didapat pada pertumbuhan jamur tiram putih (Pleurotus
ostreatus) dengan mengukur tiga parameter penelitian yaitu waktu tumbuh
primordia, jumlah tubuh buah dan berat tubuh buah pada masing-masing
perlakuan pada panen pertama.
Pengumpulan data hasil penelitian dilakukan mulai dari peroses
pembuatan media tanam sampai dengan pemanenan, dengan mengamati waktu
tumbuh primordia, menghitung jumlah tubuh buah, dan menimbang berat
tubuh buah jamur tiram pada masing-masing perlakuan dan ulangan,
dibuktikan dalam serangkaian peroses dokumentasi dengan kamera digital
Sonny dan kamera HP, terdapat pada Lampiran 5.
2. Data Hasil Penelitian
a. Waktu tumbuh primordia
Data hasil penelitian waktu tumbuh primordia dilakukan dengan
mengukur waktu tumbuh per hari primordia dengan satuan hari, hasil
penelitian sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 9 di bawah ini:
37
38
Tabel 9 Data hasil pengamatan waktu tumbuh primordia (pin head jamur
tiram akibat pemberian perlakuan
Perlakuan media tanam
Waktu tumbuh primordia
Jumlah total semua ulangan
(hari)
Jumlah rata-rata (hari)
P0 248 41,33
P1 229 38,16
P2 217 36,16
P3 223 37,16
Adapun tabel rat-rata waktu tumbuh primordia yang disajikan ke
dalam bentuk grafik terdapat di bawah ini:
Gambar 5 Grafik waktu tumbuh primordia
Pada gambar 5 menujukkan bahwa perlakuan limbah serbuk kayu
berpengaruh sangat nyata terhadap waktu yang dibutuhkan oleh waktu
tumbuh primordia jamur tiram maka akan diuji lanjut dengan BNT (Beda
nyata terkecil). Waktu tercepat pada kayu sengon dan waktu paling lama
dimiliki oleh serbuk kayu campuran (serbuk kayu mahoni, sengon dan
41.33
38.16
36.16
37.16
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
campuran mahoni sengon randu
Wak
tu T
umbu
h P
rim
ordi
a R
ata-
Rat
a (H
ari)
Media tanam
39
randu), karena serbuk kayu yang dicampur memiliki kandungan yang
berbeda-beda yang menyebabkan lama waktu muncul miselium, dan
menghambat pembentukan primordia.
pada serbuk kayu yang dipisahkan kandungannya tidak tercampur
dan mempercepat pertumbuhan primordia, kecuali yang menghambat yaitu
serbuk kayu yang bergetah banyak sehingga pertumbuhan miselium dan
primordia lama, perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran 1.
Pada penelitian ini waktu tumbuh primordia yang dibutuhkan
paling cepat tumbuh pada serbuk kayu sengon dengan waktu rata-rata
36,16 hari, sedangkan waktu tumbuh primordia terbanyak pada serbuk
kayu yang dicampurkan dalam waktu rata-rata 41,33 hari, jadi dari Tabel
9 dan gambar 5 dapat dilihat perbedaan pengaruh pada masing-masing
jenis serbuk kayu.
b. Jumlah tubuh buah
Pada penelitian jumlah tubuh buah, menghitung jumlah tubuh buah
pada masing-masing perlakuan saat panen pertama, dengan satuan
buah/bulan karena panen pertama pada jamur tiram memakan waktu
selama satu bulan lebih, hasil penelitian terdapat pada Tabel di bawah ini
sebagai berikut:
40
Tabel 10 Data hasil pengamatan jumlah tubuh buah jamur tiram
Perlakuan
Media tanam Jumlah tubuh buah
Jumlah total semua ulangan (buah/bulan)
Jumlah rata-rata
(buah/bulan) P0 60 10
P1 41 6,83
P2 87 14,5
P3 70 11,66
Berikut data hasil penelitian jumlah tubuh buah pada setiap
perlakuan yang ditunjukkan dengan hasil rata-rata masing-masing
perlakuan, adapun Tabel yang disajikan ke dalam bentuk grafik terdapat di
bawah ini:
Gambar 6
Grafik Jumlah Tubuh Buah
Pada gambar 6 menujukkan bahwa perlakuan limbah serbuk kayu
berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah tubuh buah jamur tiram maka
akan diuji lanjut dengan BNT (Beda nyata terkecil). Jumlah tubuh buah
terbanyak pada perlakuan P2 yaitu serbuk kayu sengon yang memiliki
10
6.83
14.15
11.66
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Campuran Mahoni Sengon randu
Jum
lah
Tub
uh B
uah
Rat
a-R
ata
Media Tanam
41
rata-rata 14,5 tubuh buah dan jumlah tubuh buah terendah pada perlakuan
P1 yaitu serbuk kayu mahoni yang memiliki rata-rata 6,83 tubuh buah,
sedangkan jumlah tubuh buah serbuk kayu campuran dengan raat-rata 10
tubuh buah dan serbuk kayu randu dengan rat-rata 11,66 tubuh buah.
Serbuk kayu mahoni memiliki kandungan getah yang bayak, yang
menyebabkan tubuh buahnya sedikit, dan peroses pertumbuhan jamur
tiram pada serbuk kayu mahoni membutuhkan waktu lama. Pada Tabel 10
dan gambar 6 dapat terlihat jelas pengaruh perbandingan dari masing-
masing serbuk kayu.
c. Berat tubuh buah jamur tiram
Pada hasil penelitian berat tubuh buah yang ditimbang pada saat
panen pertama pada masing-masing perlakuan dan ulangan dengan satuan
gram/bulan, terdapat pengaruh yang nyata pada masing-masing jenis
serbuk kayu, waktu yang dibutuhkan untuk pemanenan jamur tiram
membutuhkan waktu yang lama selama satu bulan lebih, dapat dilihat hasil
berat tubuh buah terdapat pada Tabel 11 di bawah ini sebagai berikut:
Tabel 11
Data hasil pengamatan berat tubuh buah jamur tiram
Perlakuan Media tanam
Berat tubuh buah jamur tiram
Total jumlah ulangan
(gram/bulan)
Jumlah rata-rata
(gram/bulan) P0 410 68,33
P1 350 58,33
P2 530 88,33
P3 380 63,33
42
Pada hasil penelitian berat tubuh buah jamur tiram dari masing-
masing jenis serbuk kayu ditunjukkan dengan hasil rata-rata masing-
masing perlakuan, adapun Tabel yang disajikan ke dalam bentuk grafik
terdapat di bawah ini:
Gambar 7 Grafik berat tubuh buah jamur tiram
Pada gambar 7 dan Tabel 11 data hasil penelitian menunjukkan
bahwa masing-masing jenis limbah serbuk kayu berpengaruh nyata
terhadap berat tubuh buah jamur tiram maka akan diuji lanjut dengan BNT
(Beda nyata terkecil). Hasil pengamatan berat jamur tiram dengan empat
perlakuan yaitu campuran serbuk kayu P0, serbuk kayu mahoni P1, serbuk
kayu sengon P2, dan serbuk kayu randu P3.
Hasil terberat terdapat pada serbuk kayu sengon dengan berat rata-
rata 88,33 gram dan berat terendah pada perlakuan P1 yaitu serbuk kayu
mahoni dengan rata-rata 58,33 gram. Dari hasil berat jamur tiram dapat
dilihat ada perbandingan pengaruh dari semua jenis serbuk kayu sebagai
media tanam.
68.33
58.33
88.33
63.33
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Campuran Mahoni Sengon Randu
Ber
at T
ubuh
Bua
h (G
ram
)
Media Tanam
43
3. Analisis data
Data hasil penelitian diuji menggunakan Analisis Of Varians (ANOVA)
satu arah taraf 5% dengan manual dan SPSS 16.0 Windows.
a. Analisis data waktu tumbuh primordia
Data penelitian yang terdapat pada waktu tumbuh primordia, data
yang dihitung manual menunjukkan bahwa Fhitung 20,14 dan Ftabel dengan
taraf signifikan 5% dengan nilai 3,10 sehingga dari analisis data tersebut
dapat dilihat bahwa Fhitung > Ftabel, yang artinya data pengamatan
signifikan. Penghitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran 1,
penghitungan manual ANOVA, adapun ringkasan hasil One Way Anova
disajikakan dengan SPSS 16.0 Windows untuk membuktikan kebenaran
data manual.
Tabel 12 Ringkasan ANOVA waktu tumbuh primordia menggunakan SPSS
versi 16.0 Windows ANOVA
Hasil
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig.
Between Groups 90.125 3 30.042 20.140
000
Within Groups
29.833 20 1.492
Total 119.958 23
Tabel ringkasan ANOVA menggunakan SPSS versi 16.0 windows
menunjukkan ada pengaruh yang signifikan terhadap beberapa jenis serbuk
kayu sebagai media tanam terhadap pertumbuhan jamur tiram, data hasil Fhitung
(20.140) hasil dari manual dan SPSS sama dan Fhitung > Ftabel, sehingga dapat
dilakukan uji lanjut dengan uji beda nyata terkecil (BNT) taraf signifikan 5%,
44
dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh masing-masing perlakuan terhadap
perlakuan lainnya dan untuk mengetahui perlakuan terbaik. Nilai uji BNT yang
didapat pada waktu tumbuh primordia = 1,46, untuk membuat notasi
megurutkan nilai rata-rata terkecil sampai terbesar. Penghitungan selengkapnya
terdapat pada Lampiran 2.
Tabel 13 Notasi huruf untuk semua perlakuan terhadap waktu tumbuh
primordia Perlakuan Rata-rata Notasi
P2 36,16 a
P3 37,16 ab
P1 38,16 b
P0 41,33 c
b. Analisis data jumlah tubuh buah jamur tiram
Data penelitian pada jumlah tubuh buah menujukkan bahwa data
signifikan karena nilai Fhitung (4,37) > Ftabel (3,10) sehingga data dikatakan
sigifikan dari hitungan one way ANOVA.
Tabel 14. Ringkasan ANOVA jumlah tubuh buah jamur tiram (Pleurotus
ostreatus) dengan menggunakan SPSS versi 16.0 Windows.
D
D
Dari data tabel ANOVA di atas menunjukkan hasil penelitian
signifikan maka diuji lanjut dengan BNT untuk mengetahui pengaruh
ANOVA
Hasil
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig.
Between Groups
184.833 3 61.611 4.375 .016
Within Groups
281.667 20 14.083
Total 466.500 23
45
masing-masing perlakuan. Nilai BNT jumlah tubuh buah pada taraf 5% =
4,49, untuk membuat notasi mengurutkan nilai rata-rata terkecil sampai
terbesar, analisis data selengkapnya terdapat pada Lampiran 2.
Tabel 15 Notasi huruf untuk semua perlakuan terhadap jumlah tubuh buah
jamur tiram (Pleurotus ostreatus).
Perlakuan Rata-rata Notasi
P1 6,83 a
P0 10 ab
P3 11,66 a
P2 14,15 a
c. Analisis data berat jamur tiram
Pada pengujian ANOVA dengan manual berat tubuh buah jamur
tiram hasil data signifikan sehingga masing-masing perlakuan mempunyai
pengaruh yang nyata bagi pertumbuhan jamur tiram, dikatakan signifikan
karena nilai Fhitung (3,71) > Ftabel (3,10) dengan taraf 5%. Perhitungan
ANOVA manual selengkapnya terdapat pada Lampiran 1.
Hasil data akan dihitung dengan SPSS versi 16.0 windows untuk
membuktikan hasil manual, berikut ringkasan ANOVA dengan
menggunakan SPSS.
46
Tabel 16 Ringkasan ANOVA jumlah tubuh buah jamur tiram (Pleurotus
ostreatus) dengan menggunakan SPSSversi 16.0 Windows.
ANOVA
Hasil
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig.
Between Groups
3112.500 3 1037.500 3.716 028
Within Groups 5583.333 20 279.167
Total 8695.833 23
Dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) dengan taraf 5%. Nilai
BNT berat jamur tubuh buah jamur tiram pada taraf 5% = 20,05 untuk
membuat notasi mengurutkan nilai rata-rata terkecil sampai terbesar pada
setiap perlakuan, dapat dilihat pada Lampiran 2.
Tabel 17 Notasi huruf untuk semua perlakuan terhadap berat tubuh buah jamur
tiram (Pleurotus ostreatus).
Perlakuan Rata-rata Notasi
P1 58,33 a
P3 63,33 a
P0 68,33 a
P2 88,33 b
Pada semua parameter yang diukur berpangaruh sangat nyata pada
setiap perlakuan jenis serbuk kayu pada masing-masing parameter,
memiliki pengaruh perbandingan pada tiap jenis kayu sebagaimana yang
terdapat pada tabel di bawah ini:
47
Tabel 18 Rekapitulasi hasil analisis data untuk semua parameter
Perlakuan
Parameter
Waktu tumbuh
primordia (hari)
Jumlah tubuh buah
(buah)
Berat tubuh buah (gram)
P0 41,33c 10ab 68,33a
P1 38,16b 6,83a 58,33a
P2 36,16a 14,15b 88,33b
P3 37,16b 11,66b 63,33a
Pada Tabel 18 dapat dilihat dari semua jenis limbah serbuk kayu
yang diukur, jika dibanding dengam media tanam campuran (kontrol)
memang ketiga perlakuan lebih cepat, tetapi jumlah tubuh buah, berat
tubuh buah lebih ringan dibanding kontrol kecuali pada kayu sengon, lebih
cepat pertumbuhannya, lebih banyak jumlah tubuh buah dan lebih berat
tubuh buahnya.
B. Pembahasan
Pada semua parameter yang diukur perlakuan jenis limbah serbuk kayu
yang diukur berpengaruh nyata dan signifikan terhadap masing-masing parameter.
Berdasarkan analisis data menunjukkan bahwa jenis serbuk kayu mempengaruhi
pertumbuhan jamur tiram yaitu waktu tumbuh primordia, jumlah tubuh buah dan
berat tubuh buah pada panen pertama. Serbuk geregaji kayu merupakan tempat
tumbuh jamur kayu yang tergolong sebagai jamur pengguna selulosa,
48
hemiselulosa dan lignin yang dapat mengurai dan memanfaatkan komponen kayu
sebagai sumber C (Karbon).66
Dari analisis data hasil penelitian dari ketiga jenis serbuk kayu dan
campuran serbuk kayu (mahoni, sengon dan randu), serbuk kayu yang paling baik
digunakan sebagai media tanam serbuk kayu sengon karena rata-rata parameter
hasil yang telah diukur menunjukkan serbuk kayu sengon yang paling tinggi
pengaruhnya dari kedua jenis kayu dan campuran serbuk kayu (mahoni, sengon
dan randu).
Pada parameter pengukuran waktu yang paling cepat tumbuh primordia
pada media tanam serbuk kayu sengon dengan waktu rata-rata 36,16 hari,
sedangkan media tanam serbuk kayu yang paling lama tumbuh primordianya
adalah media tanam serbuk kayu campuran (mahoni, sengon, dan randu) dengan
waktu yang lama rat-rata 41,33 hari. maka analiasis data waktu tumbuh primordia
berbeda nyata dan data signifikan.
Pada analisis data jumlah tubuh buah, media tanam serbuk kayu yang baik
digunkan adalah serbuk kayu sengon sebagai media tanam dengan jumlah tubuh
buah tertinggi yaitu rata-rata 14,5 tubuh buah, sedangkan media tanam serbuk
kayu terendah terdapat pada serbuk kayu mahoni dengan jumlah tubuh buah rata-
rata 6,83. Data dapat dikatakan signifikan karena lebih besar Fhitung dari pada Ftabel.
Pada data hasil penelitian berat tubuh buah, serbuk kayu yang baik digunakan
adalah serbuk kayu sengon sebagai media tanam dengan berat rata-rata 88,33
gram, dan berat terendah terdapat pada serbuk kayu mahoni dengan berat rata-rata
58,33 gram. Berdasarkan ketiga parameter yang diukur bebeda nyata dan data
signifikan.
66 Ryan Yuditian. Pembibitan jamur tiram. (Jakrta: Karya mandiri pratama. 2007), h, 13.
49
Berdasarkan pada hasil penelitian bahwa serbuk kayu sengon yang paling
baik digunakan menjadi media tanam dari pada kedua jenis serbuk kayu dan
serbuk kayu campuran (mahoni, sengon, dan randu). Hal tersebut disebabkan
karena kayu sengon merupakan serbuk kayu yang mempunyai nutrisi yang lebih
tinggi dibanding jenis serbuk kayu mahoni, dan serbuk kayu randu merupakan
serbuk kayu yang mempunyai tekstur lunak dibanding mahoni.
Serbuk gergaji sisa dari kayu sengon biasanya digunakan untuk media
penanaman jamur tiram karena serbuk kayu sengon termasuk kayu keras, tidak
mengandung getah (kayu yang mengandung getah akan menghambat
pertumbuhan jamur tiram, karena getah pada tanaman menjadi zat ekstraktif),
Kayu sengon mengandung komponen kimia yaitu selulosa mencapai 49,7%
karena kadar selulosa merupakan bahan yang diperlukan dalam pertumbuhan
jamur tiram dengan kandungan nutrisi yang tidak cepat habis.67
Bahan organik yang mengandung selulosa dan lignin dalam jumlah besar
akan mendukung pertumbuhan miselium dan perkembangan tubuh buah jamur,
serbuk kayu sengon memiliki kandungan selulosa tertinggi dari kedua jenis serbuk
kayu yaitu 48,83%, sedangkan serbuk kayu mahoni mengandung selulosa 47%,
dan serbuk kayu randu mengandung selulosa 44%, kandungan selulosa merupakan
komponen utama dan terpenting sebagai pendukung pertumbuhan jamur tiram.
Perlakuan media tumbuh serbuk kayu mahoni, randu dan campuran
memberikan pengaruh kurang baik terhadap pertumbuhan jamur tiram,
disebabkan serbuk kayu mahoni tekstur kayu keras dan bergetah banyak,
67 Setyowati reyeki, “Pemanfaatan Serbuk Gergaji Kayu Sengon (Albizia falcataria) dan
Bekatul Sebagai Media Tanam Budidaya Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus ) Dengan
Penambahan Serbuk Sabut Kelapa (Cocos nucifera)”. (Skripsi Universitas Muhamadiyah,
Surakarta 2013) h, 1.
50
sedangkan serbuk kayu campuran kandungan dari ketiga jenis serbuk kayu telah
tercampur dan mempengaruhi tumbuh primordia jamur tiram.
Pertumbuhan jamur tiram pada jenis serbuk kayu randu memiliki
kecepatan tumbuh miselium paling cepat, karena serbuk kayu randu tergolong
serbuk kayu lunak sehingga waktu tumbuh primordianya cepat, tetapi kekurangan
serbuk kayu randu bagi pertumbuhan jamur tiram pada saat panen, berat jamur
rendah sekalipun rumpun buahnya banyak. Serbuk kayu yang lunak proses
pemanenan cepat dan waktu pemanenan mudah habis.
Pada hasil penelitian alternatif yang baik digunakan adalah dengan cara
memisahkan masing-masing jenis serbuk kayu sebagai media tanam, karena
menggunakan serbuk kayu campuran (mahoni, sengon, dan randu) proses
pertumbuhannya lama, dan tentu panennya pun lama, dalam penelitian ini terlihat
jelas perbandingan pengaruh bahwa serbuk kayu sengon alternatif yang paling
baik digunakan sebagai media tanam dalam membudidaya jamur tiram.
51
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah didapat selama penelitian, sesuai
dengan rumusan masalah dapat disimpulkan bahwa:
1. Ada pengaruh perbandingan jenis serbuk kayu sebagai media tanam terhadap
waktu tumbuh primordia jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus), waktu
tercepat pada serbuk kayu sengon.
2. Ada pengaruh perbandingan jenis serbuk kayu sebagai media tanam terhadap
jumlah tubuh buah jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus), jumlah tubuh
buah terbanyak pada serbuk kayu sengon.
3. Ada pengaruh perbandingan jenis serbuk kayu sebagai media tanam terhadap
berat tubuh buah jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus), terberat pada serbuk
kayu sengon.
B. Saran
1. Bagi para peneliti baik mahasiswa agar dapat melakukan penelitian lebih
lanjut mengenai media tanam yang lebih baik dan praktis untuk pertumbuhan
jamur tiram agar masyarakat dan para petani bisa menggunakannya, serta
sebagai bahan belajar bagi mahasiswa atau pelajar.
2. Penelitian lebih lanjut agar memanfaatkan serbuk kayu sebagai media tanam
bukan hanya di jamur tiram saja, melainkan pada sayur-sayuran lainnya agar
lebih memanfaatkan limbah yang tidak digunakan.
3. Penelitian selanjutnya agar meneliti lebih lanjut mengenai serbuk kayu lainnya
yang belum pernah diteliti sebagai media tanam jamur tiram putih (Pleurotus
ostreatus).
53
52
DAFTAR PUSTAKA
Alexopolous, Introductory mycology. Prancis: John Wiley & Sons, 1962.
Ani Apriliyani., Tri Saptari Haryani & S.Y. Srie Rahayu, “Pemanfaatan Limbah Ampas
Teh Dan Kardus Sebagai Media Pertumbuhan Dan Produktivitas Jamur Tiram
Putih (Pleurotus Ostreatus)”, Jurnal Program Studi Biologi, FMIPA, Bogor 2010.
Anton Prasojo., Joko Sulistyo & Tomy Listyanto, “Konduktivitas Panas Empat Jenis
Kayu Dalam Kondis Kadar Air Yang Berbeda” Jurnal Fakultas Kehutanan UGM.
Baiq Farhatul Wahidah & Firman Adi Saputra.“Perbedaan Pengaruh Media Tanam
Serbuk Gergaji dan Jerami Padi Terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram Putih
(Pleurotus ostreatus)”, Jurnal Biologi Sains dan Teknologi, UIN Alauddin
Makassar, Vol 3, Nomor 1, (Juni 2015).
Enjo, Suharjo. Bertanam jamur merang di media kardus, limbah kapas, dan limbah pertanian. Jakarta: AgroMedia, 2010.
Fauzia.,Yusran & Irmasari. “Pengaruh Media Tumbuh Beberapa Limbah Serbuk Kayu Gregaji Terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus)”,Jurnal Kehutanan Warta rimba, Vol. 2, Nomor 1 (juni 2014).
Harry Praptoyo & Reni Puspitasari, “Variasi Sifat Anatomi Kayu Sengon
(Paraserienthesf alcataria (L) Nielsen) Dari 2 Jenis Permudaan Yang Berbeda”,
Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta, Seminar Nasional Mapeki Xv (6-7
November 2012), Makassar.
Idrus, Wawancara. Desa senteluk, 09 Februari 2017.
Kusrinigrum, RancanganPercobaan, Surabaya: Airlangga University press, 2010.
Lulu’ Uliya, “Pemanfaatan Kardus Sebagai Media Tanam Terhadap Peningkatan Berat Jamur Merang (Volvariella volvaciae)”, (Skripsi, IAIN Mataram, Mataram, 2015).
M. Fadhil Afief., Ratna Rosanty Lahay & Balonggu Siagian," Respon Pertumbuhan dan Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Terhadap Berbagai Media Serbuk Kayu dan Pemberian Pupuk NPK”, Jurnal Online Agroekoteknologi, Vol. 3, Nomor 4, (September 2015).
53
M. I. Iskandar,“ Pemanfaatan KayuHutan Rakyat Sengon (Paraserianthes falcataria (L)
Nielsen) Untuk kayu rakitan”, (Prosiding Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan
2006).
Maulana, Erie. Panen Jamur Tiap Musim. Yogyakarata: Lily Publisher, 2012.
Meina,Lin. Budidaya JamurTiram. Jakarta: Azka Mulia Media, 2007.
Nuning Masruri, “Analisis Kelayakan Usaha Jamur Tiram Putih (Studi Kasus : Yayasan Paguyuban Ikhlas, Desa Cibening, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor)”, (Skripsi, Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor, Bogor 2010).
Prasetyo, Bambang. Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers, 2014.
Ramza Seswati,. Nurmiati & Periadnadi“ Pengaruh Pengaturan Keasaman Media Serbuk Gergaji Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jamur Tiram Cokelat (Pleurotus cystidiosus O.K. Miller.)”, Jurnal Biologi Universitas Andalas, Vol. 1, Nomor 2, (Maret 2013).
Reny Meisetyani, “Studi keanekaragaman morfologi dan genetic jamur tiram (pleurotus
sp.) Dengan teknikpcr-rflp” (Skripsi, Institut Pertanian Bogor, 2006).
Riduwan, Dasar-dasarstatistik. Bandung: Alfabeta, 2014.
Rina Hidayati Pratiwi, Potensi Kapuk Randu (Ceiba pentandra gaertn.) Dalam
Penyediaan Obat Herbal” E-Journal Widya Kesehatan Dan Lingkungan, Vol. 1
Nomor 1 (Mei 2014).
Rudi Nurfales, “Pengaruh komposisi serbuk gergajian kayu dan jerami padi terhadap pertumbuhan dan hasil Jamur tiram putih (pleurotus ostreatus)”,Jurnal studi agroteknologi pertanian,( padang. 2015).
Sangadji, Etta mamang. Metode Penelitian Pendekatan Praktis Dalam Penelitian. Yogyakarta: Andi, 2010.
Setyowati reyeki, “Pemanfaatan Serbuk Gergaji Kayu Sengon (Albizia falcataria) Dan
Bekatul Sebagai Media Tanam Budidaya Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)
Dengan Penambahan Serbuk Sabut Kelapa (Cocos nucifera)”,(Skripsi Universitas
Muhammadiyah, Surakarta 2013).
Sinaga, Meity Suradji. Jamur Merang Dan Budidayanya. Jakarta: Penebar Suwadaya, 2007.
54
Soenanto, Hardi. Jamur tiram budidaya dan peluang usaha. Semarang: Aneka ilmu, 2000.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung: Alfa Beta, 2010.
Suryani, rahmat, Untung Besar Dari Bisnis Jamur Tiram. Jakarta: Agro media, 2011.
Sutarja, “Produksi Jamur Tiram (Pleorotus ostreatus) Pada Media Campuran Serbuk
Gergaji Dengan Berbagai Komposisi Tepung Jagung Dan Bekatul” (Tesis,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2010).
Wiwin Tyasstikowati & Sri Nugroho Marsoem ”Pengaruh Inokulasi Jamur Phanerochaete
Chrysosporium Burds Terhadap Kandungan Kimia Kayu Randu (Ceiba pentandra
gaertn)”, Jurnal Sains dan Terapan Kimia, Vol. 3, Nomor 2 (Juli, 2009).
Yuditian, Ryan. Pembibitan jamur tiram. Jakrta: Karya mandiri pratama, 2007.
55
LAMPIRAN 1
Hasil penelitian manual ANOVA One Way dengan taraf 5%
penelitian tentang pengaruh perbandingan jenis serbuk kayu sebagai media
tanam terhadap pertumbuhan jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus)
Tabel 1 Data hasil pengamatan waktu tumbuh primordia (Pin head) jamur tiram
akibat pemberian perlakuan.
Perlakuan Ulangan Total ulangan
Rata-rata U1 U2 U3 U4 U5 U6
P0 44 40 41 41 40 42 248 41,33
P1 37 38 39 37 40 38 229 38,16
P2 36 35 36 37 36 37 217 36,16
P3 36 38 39 36 36 38 223 37, 16
Total Perlakuan
153 151 155 151 152 155 917
∑Y2= 9172 = 840889
∑(Yi2) = 442 + 402 + 412 + 412 + 402 + 422 + 372 + 382 +392 + 372 + 402 + 382 + 362 + 352
+ 362 + 372 + 362 + 372 + 362 + 382 + 392 + 362 + 362 + 382= 35157
(∑Yi2) = 2482 + 2292 + 2172 + 2232 = 210763
1. FK= �2� � �� �� � =
9172
4�6 =
840889
24 = 35037,042
2. JKT= (��2) – FK = 35157– 35037,04 = 119,958
3. JKP= ��2� – FK = 6
- FK = 35127,16 - 35037,04= 90,124
4. JKG= JKT – JKP = 119,96 - 90,12 = 29,834
5. KTP=�� =
�−1 =
90,12
4−1 =
90,12
330,041
6. KTG= �� =
�(�−1)
=�
4(6−1) =
29,84
20 = 1,491
7. Fhitung = ���� =
30,04
1,49 = 20,14
8. Ftabel= 5% = 3,10
56
Tabel 2 Data hasil pengamatan jumlah tubuh buah jamur tiram akibat pemberian
perlakuan.
Perlakuan Ulangan Total Ulangan
Rata-rata U1 U2 U3 U4 U5 U6
P0 9 9 13 13 8 8 60 10
P1 16 6 6 3 5 5 41 6,83
P2 20 15 14 11 14 13 87 14,5
P3 7 11 13 7 13 19 70 11,66
Total Perlakuan
52 41 46 34 40 45 258
∑Y2 =2582 = 66564
∑(Yi2) = 92 + 92 + 132 + 132 + 82 + 82 + 162 + 62 + 62 + 32 + 52 + 52 + 202 + 152 + 142 +
112 + 142 + 132 + 72 + 112 + 132 + 72 + 132 + 192 = 3240
(∑Yi2) = 602 + 412 + 872 + 702 = 17750
1. FK= �2� � �� �� � =
2582
4�6 =
66564
24 = 2773,5
2. JKT= (��2) – FK = 3240– 2773,5 = 466,5
3. JKP= ��2� – FK = 17750
6 - FK = 2958,33 – 2773,5 = 184,83
4. JKG= JKT – JKP = 466,5 - 184,83= 281,67
5. KTP=�� =
�−1 =
�4−1
=184,83
3 = 61,61
6. KTG= �� =
�(�−1)
=�
4(6−1) =
281,67
20 = 14,08
7. Fhitung = ���� =
61,61
14,08 = 4,37
8. Ftabel= 5% = 3,10
57
Tabel 3 Data hasil pengamatan berat jamur tiram akibat pemberian perlakuan
Perlakuan Ulangan Total
perlakuan
Rata-rata U1 U2 U3 U4 U5 U6
P0 70 80 80 70 70 40 410 68,33
P1 100 50 40 50 60 50 350 58,33
P2 80 90 100 80 100 80 530 88,33
P3 60 60 80 40 50 90 380 63,33
Total ualangan
310 280 300 240 280 260 1670
∑Y2 = 16702
∑(Yi2) = 702 + 802 + 802 + 702+ 702+ 402 + 1002+ 502+ 402+502+ 602+ 502+ 802+ 902+
1002+ 802+ 1002+ 802+ 602+ 602+ 802+ 402+ 502+ 902= 124900
(∑Yi2) = 4102+ 3502+ 5302+ 3802 = 715900
i. FK= �2� � �� �� � =
16702
4�6 =
2788900
24 = 116204,17
j. JKT= (��2) – FK = 124900 – 116204,17 = 8695,83
k. JKP= ��2� – FK = 715900
6 - FK = 119316,67 – 116204,17 = 3112,49
l. JKG= JKT – JKP = 8695,83 – 3112,49 = 5583,34
m. KTP= �� =
�−1=
�4−1
= 3112,49
3 = 1037,49
n. KTG= �� =
�(�−1)
=�
4(6−1) =
5583,34
20 = 279,16
o. Fhitung = ���� =
1037,49
279,16 = 3,71
p. Ftabel= 5% = 3,10
58
LAMPIRAN 2
Hasil perhitungan manual beda nyata terkecil (BNT) dengan taraf 5%
dan notasi BNT penelitian tentang pengaruh perbandingan jenis serbuk kayu
sebagai media tanam terhadap pertumbuhan jamur tiram putih (Pleurotus
ostreatus).
1. Waktu tumbuh primordia jamur tiram
a. Nilai BNT
BNT5% = t (a) (dbg) x 2� ��� =
= 2,08 � 2�1,41
6 = 2,982
6 = 0,497 = 0,70
= 2,08 x 0,70 = 1,46
b. Notasi BNT
Penentuan notasi juga bisa dilakukan dengan cara dibawah ini:
Nilai BNT = 1,46
P3 - P2 = 1 P1 – P2 = 2
P0 – P1 = 3,17 P1 – P3 = 1
(P2) (P3) (P1) (P0) 36,16 37,16 38,16 41,33 a ab b c
2. Jumlahtubuh buah jamur tiram
a. Nilai BNT
BNT 5% = t (a) (dbg) x 2� ��� =
= 2,08 � 2�14,08
6 = 28,16
6 = 4,69 = 2,16
= 2,08 x 2,16 = 4,49
b. Notasi BNT
Penentuan notasi juga bisa dilakukan dengan cara dibawah ini:
Nilai BNT = 4,49
P0 – P1 = 3,17
P3 – P0 = 1,66
P3 – P1 = 4,83
59
P2 - P3 = 2,84
(P1) (P0) (P3) (P2) 6,83 10 11,66 14,5 a ab b b
3. Berat tubuh buah jamur tiram
a. Nilai BNT
BNT5% = t (a) (dbg) x 2� ���
= 2,08 � 2�279,167
6 = 558,334
6 = 93,05 = 9,64
= 2,08 x 9,64 = 20,05
b. Notasi BNT
Penentuan notasi juga bisa dilakukan dengan cara dibawah ini:
Nilai BNT = 20,05
P3 – P1 = 5
P0 – P3 = 5
P0 – P1 = 10
P2 –P1 = 30
(P1) (P3) (P0) (P2) 58,33 63,33 68,33 88,33 a a a b
60
LAMPIRAN 3
Hasil analisis dengan SPSS 16.0 for Windows pada taraf signifikan 5%
untuk uji normalitas dan homogenitas data penelitian tentang pengaruh
perbandingan jenis serbuk kayu sebagai media tanam terhadap
pertumbuhan jamur tiram (Pleurotus ostreatus).
1. Normalitas dan homogenitas data waktu tumbuh primordia
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
254 6 200* 866 6 212
223 6 200* 908 6 421
254 6 200* 866 6 212
310 6 074 805 6 065
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Test of Homogeneity of Variances Hasil
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.204 3 20 .334
61
2. Normalitas dan homogenitas data jumlah tubuh buah
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
hasil
.150 24 .175 .963 24 .508
a. Lilliefors Significance Correction
Test of Homogeneity of Variances hasil
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.528 3 20 .668
3. Normalitas dan homogenitas data berat tubuh buah jamur tiram
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
378 6 007 751 6 020
318 6 057 .750 6 020
302 6 094 .775 6 035
238 6 200* .950 6 737
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
62
Test of Homogeneity of Variances Hasil
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.592 3 20 .628
63
LAMPIRAN 4
Hasil analisis dengan SPSS 16.0 for Windows pada taraf signifikan 5%
penelitian tentang pengaruh perbandingan jenis serbuk kayu sebgai media
tanam terhadap pertumbuhan jamur tiram (Pleurotus ostreatus).
1. Waktu tumbuh primordia jamur tiram
ANOVA Hasil
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups
90.125 3 30.042 20.140 000
Within Groups 29.833 20 1.492
Total 119.958 23
64
Multiple Comparisons hasilLSD
(I) Perlakuan
(J) Perlakuan
Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
0 1 3.167* .705 .000 1.70 4.64
25.167* .705 .000 3.70 6.64
34.167* .705 .000 2.70 5.64
1 03.167* .705 .000 -4.64 -1.70
22.000* .705 .010 .53 3.47
31.000 .705 .172 -.47 2.47
2 05.167* .705 .000 -6.64 -3.70
1-2.000* .705 .010 -3.47 -.53
3-1.000 .705 .172 -2.47 .47
3 0-4.167* .705 .000 -5.64 -2.70
1-1.000 .705 .172 -2.47 .47
21.000 .705 .172 -.47 2.47
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
65
2. jumlah tubuh buah jamur tiram
ANOVA Hasil
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups
184.833 3 61.611 4.375 .016
Within Groups
281.667 20 14.083
Total 466.500 23
Multiple Comparisons hasilLSD
(I) Perlakuan
(J) Perlakuan
Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
0 1 3.167 2.167 .159 -1.35 7.69
2 -4.500 2.167 .051 -9.02 .02
3 -1.667 2.167 .451 -6.19 2.85
1 0 -3.167 2.167 .159 -7.69 1.35
2 -7.667* 2.167 .002 -12.19 -3.15
3 -4.833* 2.167 .037 -9.35 -.31
2 0 4.500 2.167 .051 -.02 9.02
1 7.667* 2.167 .002 3.15 12.19
66
3 2.833 2.167 .206 -1.69 7.35
3 0 1.667 2.167 .451 -2.85 6.19
1 4.833* 2.167 .037 .31 9.35
2 -2.833 2.167 .206 -7.35 1.69
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
3. Berat tubuh buah jamur tiram
ANOVA Hasil
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups
3112.500
3 1037.
500 3.716 .028
Within Groups
5583.333
20 279.1
67
Total 8695.833
23
67
Multiple Comparisons hasilLSD
(I) Perlakuan
(J) Perlakuan
Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
0 110.000 9.647 .312 -10.12 30.12
2-20.000 9.647 .051 -40.12 .12
35.000 9.647 .610 -15.12 25.12
1 0-10.000 9.647 .312 -30.12 10.12
2-30.000* 9.647 .006 -50.12 -9.88
3-5.000 9.647 .610 -25.12 15.12
2 020.000 9.647 .051 -.12 40.12
130.000* 9.647 .006 9.88 50.12
325.000* 9.647 .017 4.88 45.12
3 0-5.000 9.647 .610 -25.12 15.12
15.000 9.647 .610 -15.12 25.12
2-25.000* 9.647 .017 -45.12 -4.88
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
68
Lampiran 5
DOKUMENTASI PENELITIAN
1. Kumbung jamur tiram
Kumbung Ruangan inkubasi
2. Alat dan bahan
a. Alat
Timbangan Bak
Sprayer pengayakan
69
Thermometer Lampu spritus
b. Bahan
Campuran serbuk kayu Serbuk kayu yang dipisahkan
Bibit F2
70
c. Banglog
Serbuk kayu campuran Serbuk kayu randu
Serbuk kayu sengon Serbuk kayu mahoni
3. Penempatan RAL
71
4. Peroses pembuatan
Pengayakan serbuk kayu Penambahan serabut sagu
Menambahkan kapur dolmit Menambahkan air
Mencampuri dengan merata Pembuatan bang log
72
Penimbangan media tanam
5. Sterilisasi media tanam
6. Penanaman bibit
73
7. Pemanenan
Pemetikan jamur tiram Muncul primordia pertama
Penimbangan
8. Hasil panen
Berat tertinggi 100 gr Berat terendah 40 gr
74
Tubuh buah terbanyak Tubuh buah terendah
Hasil serbuk kayu randu Hasil serbuk kayu mahoni
Hasil serbuk kayu campuran Hasil serbuk kayu sengon
75
JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN PROPOSAL SKRIPSI
PENGAUH PERBANDINGAN JENIS SERBUK KAYU SEBAGAI MEDIA
TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH
(Pleurotus ostreatus)
NO Kegiatan Bulan ke
Nopember Desember Januari April Mei Juni Juli
1 Penerimaan judul √
2 Observasi awal √
3 Penyusunan proposal √
4 Seminar proposal √
5 Memasuki lapangan √
6 Penyusunan skripsi √
7 ACC P I √
8 ACC P II √
9 Daftar ujian skripsi √
76
77
78
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
Nama : Indi Setiawati
Tempat/Tanggal Lahir : Endok 24 Juli 1995
Alamat Rumah : Dusun Endok, Desa Taman ayu, Kecamatan Gerung,
Kabupaten Lombok Barat
Nama Ayah : H. Padli
Nama Ibu : Misrah
B. Riwayat Pendidikan
SD/MI : 2006/2007
SMP/MTs : 2009/2010
SMA/SMK/MA : 2012/2013
C. Riwayat Pekerjaan : __
D. Prestasi/Penghargaan : Juara 2 Lomba media pembelajaran tingkat jurusan
biologi
E. Pengalaman Organisasi : __
F. Karya Ilmiah : __
79
80