pengaruh perbaikan pakan terhadap respon berahi pada sapi ... · timbulnya respon berahi, dimana...

44
Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi Pada Sapi Bali Induk Setelah Melahirkan Melalui Pemberian Konsentrat dengan Level Protein yang Berbeda SKRIPSI Oleh M. YUSUF BUDI SANTOSO I111 11 315 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2016

Upload: truongtram

Post on 14-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi Pada Sapi ... · timbulnya respon berahi, dimana perlakuan R1, R2, dan R3 lebih ... menjelaskan bahwa sapi Bali sebagai hewan ... serta

Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi

Pada Sapi Bali Induk Setelah Melahirkan Melalui

Pemberian Konsentrat dengan Level

Protein yang Berbeda

SKRIPSI

Oleh

M. YUSUF BUDI SANTOSO

I111 11 315

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2016

Page 2: Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi Pada Sapi ... · timbulnya respon berahi, dimana perlakuan R1, R2, dan R3 lebih ... menjelaskan bahwa sapi Bali sebagai hewan ... serta

ii

Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi

Pada Sapi Bali Induk Setelah Melahirkan Melalui

Pemberian Konsentrat dengan Level

Protein yang Berbeda

SKRIPSI

Oleh

M. YUSUF BUDI SANTOSO

I 111 11 315

Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Peternakan pada Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2016

Page 3: Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi Pada Sapi ... · timbulnya respon berahi, dimana perlakuan R1, R2, dan R3 lebih ... menjelaskan bahwa sapi Bali sebagai hewan ... serta

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

1. Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : M. Yusuf Budi Santoso

NIM : I111 11 315

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa:

a. Karya Skripsi yang saya tulis adalah asli

b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya Skripsi ini, terutama dalam

Bab Hasil dan Pembahasan, tidak asli atau plagiasi maka bersedia

dibatalkan dan dikenakan sanksi akademik yang berlaku.

2. Demikian penyataan keaslian ini dibuat untuk dapat digunakan seperlunya.

Makassar, Oktober 2016

M. Yusuf Budi Santoso

I111 11 315

Page 4: Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi Pada Sapi ... · timbulnya respon berahi, dimana perlakuan R1, R2, dan R3 lebih ... menjelaskan bahwa sapi Bali sebagai hewan ... serta

iv

Page 5: Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi Pada Sapi ... · timbulnya respon berahi, dimana perlakuan R1, R2, dan R3 lebih ... menjelaskan bahwa sapi Bali sebagai hewan ... serta

v

ABSTRAK

M. Yusuf Budi Santoso (I111 11 315), Pengaruh Perbaikan Pakan

Terhadap Respon Birahi pada Sapi Bali Induk Setelah Melahirkan Melalui

Pemberian Konsentrat dengan Level Protein yang Berbeda, Herry Sonjaya,

(Pembimbing Utama), Muhammad Zain Mide, (Pembimbing Anggota).

Masalah timbulnya berahi pada induk sapi Bali setelah melahirkan

merupakan masalah utama pada peternakan rakyat, khususnya pada musim

kemarau, induk-induk sapi Bali yang baru melahirkan sering mengalami

keseimbangan energi negative sehingga timbulnya berahi kembali sangat lambat.

Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan tingkat respon berahi

induk sapi Bali melalui suplementasi konsentrat berbasis ransum basal jerami

padi. Perlakuan pakan yang diberikan adalah R1 konsentrat dengan level protein

kasar 10%, R2 konsentrat dengan level protein kasar 12%, R3 konsentrat dengan

level protein kasar 14%, dan kontrol/R0 (Tanpa diberikan Perlakuan) dengan

masing-masing perlakuan diberikan 1 kg/ekor/hari. Pemberian pakan dilakukan

setiap pagi hari sebelum digembalakan. Parameter yang diamati adalah respon

berahi dan intensitas berahi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian

konsentrat dengan level protein yang berbeda berpengaruh sangat nyata terhadap

timbulnya respon berahi, dimana perlakuan R1, R2, dan R3 lebih cepat timbul

berahi pada hari ke 29-35 hari, sedangkan pada R0 tidak timbul berahi. Intensitas

berahi yang jelas terlihat terjadi pada perlakuan R3, sedangkan intensitas berahi

pada perlakuan R1, dan R2 kurang jelas. Kesimpulan dari penelitian ini adalah

pemberian pakan konsentrat dengan level protein kasar yang berbeda lebih baik

dibanding dengan perlakuan kontrol.

Kata Kunci : Pakan Konsentrat, Sapi Bali, Respon Berahi, Intensitas Berahi.

Page 6: Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi Pada Sapi ... · timbulnya respon berahi, dimana perlakuan R1, R2, dan R3 lebih ... menjelaskan bahwa sapi Bali sebagai hewan ... serta

vi

ABTRACT

M. Yusuf Budi Santoso (I111 11 315), The effect of feed improvements

to the response of the oestrus of post partum Bali cows. through the

suplementation of concentrate with different protein levels. Herry Sonjaya

(supervisor), Muhammad Zain Mide (supervising members).

Problems onset of oestruspos partum in cows Bali are a major problem

on the farming system, especially during the dry season Bali cattle cows who just

gave birth often experience negative energy balance which caused caused to the

oestrusonset. Therefore, this study aims to improve the response oestrusrate Bali

cow through concentrate supplementation. Treatment of feed given is R1

concentrate with the level of crude protein 10%, R2 concentrate with a level of

crude protein 12%, R3 concentrate with a level of crude protein 14%, and control

/ R0 (without given treatment) with each treatment is given 1 Kg / head / day. The

feeding was done every morning before grazing. Parameters measured were

captivated response and intensity of heat. The results of this study showed that the

protein concentrates at different levels very significant effect on the onset of

oestrus response, where treatment R1, R2, and R3 faster arise oestrusday for 29-

35 days, while the R0 does not arise oestrus, The intensity of oestrus are clearly

visible occur in the treatment of R3, whereas the intensity of oestrus in the

treatment of R1 and R2 is less clear. The conclusion of this research was the

treatment of concentrate suplemnetation with different levels of crude proteinwere

better than the control treatment.

Keywords: concentrate feed, Bali cows, estrus response and intensity.

Page 7: Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi Pada Sapi ... · timbulnya respon berahi, dimana perlakuan R1, R2, dan R3 lebih ... menjelaskan bahwa sapi Bali sebagai hewan ... serta

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah

Skripsi. Penulis dengan rendah hati mengucapakan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu dan membimbing dalam menyelesaikan Skripsi ini

utamanya kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Herry Sonjaya, DEA. DES. sebagai

pembimbing utama dan Bapak Ir. Muhammad Zain Mide, MS. selaku

pembimbing anggota yang telah banyak meluangkan waktunya untuk

membimbing, mengarahkan dan memberikan nasihat serta motivasi dalam

penyusunan Skripsi ini. Kedua orang tua saya serta saudara(i) Saya yang telah

memberikan doa, bantuan dan dukungan bagi penulis sehingga makalah ini dapat

terselesaikan. Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada Teman

penelitian dan semua mahasiswa Fakultas Peternakan yang telah memberikan

bantuan dan banyak menjadi inspirasi bagi penulis.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, karena itu penulis memohon saran untuk memperbaiki kekurangan

tersebut. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi pembaca terutama bagi saya sendiri.

Amin.

Makassar, Oktober 2016

Penulis

Page 8: Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi Pada Sapi ... · timbulnya respon berahi, dimana perlakuan R1, R2, dan R3 lebih ... menjelaskan bahwa sapi Bali sebagai hewan ... serta

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ii

PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv

ABSTRAK ..................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix

PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Umum Sapi Bali (Bos Sundaicus) ......................................... 4

Perilaku Reproduksi Induk Sapi Berdasarkan Wilayah yang Berbeda ... 5

Siklus Berahi Setelah Melahirkan pada Sapi Bali Induk ........................ 8

Peran Nutrisi Terhadap Reproduksi Sapi Bali Induk .............................. 9

Hubungan protein terhadap reproduksi ternak ........................................ 10

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat .................................................................................. 14

Materi Penelitian ..................................................................................... 14

Rancangan Penelitian .............................................................................. 14

Prosedur Penelitian ................................................................................. 15

Parameter yang Diukur ........................................................................... 17

Analisi Data ............................................................................................ 18

Page 9: Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi Pada Sapi ... · timbulnya respon berahi, dimana perlakuan R1, R2, dan R3 lebih ... menjelaskan bahwa sapi Bali sebagai hewan ... serta

ix

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kecepatan Berahi.................................................................................... 19

Intensitas Berahi ..................................................................................... 21

KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 25

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 10: Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi Pada Sapi ... · timbulnya respon berahi, dimana perlakuan R1, R2, dan R3 lebih ... menjelaskan bahwa sapi Bali sebagai hewan ... serta

x

DAFTAR TABEL

No.

Halaman

Teks

1. Performan produksi sapi Bali pada tiga wilayah sumber

bibit di Indonesia .................................................................................. 7

2. Kandungan nutrisi beberapa bahan pakan asal limbah agroindustri .... 10

3. Kandungan nutrisi ransum perlakuan dengan protein kasar 10 % ....... 15

4. Kandungan nutrisi ransum perlakuan dengan protein kasar 12 % ....... 16

5. Kandungan nutrisi ransum perlakuan dengan protein kasar 14 % ....... 16

6. Kecepatan berahi dengan level protein konsentrat yang berbeda. ...... 19

7. Tampilan berahi perlakuan dengan level protein berbeda ................... 21

Page 11: Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi Pada Sapi ... · timbulnya respon berahi, dimana perlakuan R1, R2, dan R3 lebih ... menjelaskan bahwa sapi Bali sebagai hewan ... serta

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penyediaan daging sapi saat ini yang diupayakan pemerintah, belum dapat

dipenuhi dari peternakan sapi potong dari dalam negeri. Oleh karena itu, untuk

memenuhi kebutuhan daging, maka dilakukan impor daging beku dan sapi

bakalan dari Australia. Kondisi ini mendorong pemerintah mengambil kebijakan

untuk meningkatkan populasi dan produktivitas ternak sapi lokal, termasuk sapi

Bali. Jumlah sapi Bali di Indonesia sekitar 30 persen dari populasi sapi yang ada

(Talib dkk, 2002), sedangkan jenis sapi lainya adalah sapi Sumba Ongole,

Peranakan Ongole, Madura, Brahman, Limousin dan Simental.

Beternak sapi Bali di Indonesia umumnya diusahakan oleh peternak

dengan skala kecil atau peternakan rakyat. Berbagai masalah sering timbul pada

peternakan tersebut, salah satunya kemampuan produksi sapi yang lambat. Hal

tersebut biasanya terjadi karena peternak umumnya memiliki pengetahuan yang

minim, sehingga biasanya peternak belum dapat mengetahui siklus reproduksi

sapi yang baik, budaya menyapih pedet yang lama dan jarak beranak yang cukup

lama. Guna mengatasi masalah tersebut dan upaya meningkatkan produksi sapi

potong dalam negeri khususnya pada sapi Bali dibutuhkan solusi yang tepat.

Sapi Bali memiliki beberapa keunggulan yang membuatnya disenangi

disamping itu ada juga kelemahannya. Keunggulannya adalah memiliki fertilitas

yang tinggi dengan angka kelahiran berkisar 70–90% dapat hidup baik dalam

kondisi pakan sederhana dan mempunyai persentase karkas yang dapat mencapai

60% atau lebih. Sementara itu, kelemahannya adalah sapi ini termasuk sapi

ukuran kecil sehingga potongan daging komersial dengan sendirinya mempunyai

Page 12: Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi Pada Sapi ... · timbulnya respon berahi, dimana perlakuan R1, R2, dan R3 lebih ... menjelaskan bahwa sapi Bali sebagai hewan ... serta

2

ukuran yang juga kecil, dewasa kelamin terjadi ketika bobot badan masih berkisar

130 kg (di Sulawesi Selatan); produksi air susu rendah dan kematian dini pada

pemeliharaan ekstensif yang tinggi (Talib dkk, 1999).

Periode setelah melahirkan pada sapi potong di daerah tropis merupakan

salah satu periode yang sangat kritis bagi suatu usaha peternakan karena ikut

menentukan keuntungan yang bakal dicapai oleh perusahaan. Hal ini disebabkan

keterlambatan berahi kembali pada sapi Bali induk setelah melahirkan. Jika

kejadian yang sama berulang pada periode kelahiran berikutnya maka kerugian

yang diderita peternak akan bertambah. Panjanganya periode setelah melahirkan

sebagian besar dipengaruhi oleh faktor lingkungan terutama pengelolaan

perkawinan dan pakan yang dikonsumsi.

Fase awal laktasi, sapi tidak mampu mencerna pakan menjadi energi yang

cukup untuk memenuhi kebutuhan produksi susu, kemudian sapi akan

menggunakan cadangan lemak tubuh sehingga terjadi penurunan berat badan

(negatif energi balance). Ketidak seimbangan energi didalam tubuh ini

menyebabkan stress dan kejadian ini keragamannya cukup tinggi antar sapi

walaupun kemampuan produksi susunya sama (Wattiaux, 1996).

Diduga bahwa keterlambatan berahi kembali pada induk yang sudah

melahirkan berhubungan langsung dengan kondisi pakan yang dikonsumsi. Pada

kondisi pemeliharaan peternakan rakyat, pakan yang diberikan pada sapi hanya

mengandalkan pakan hijauan yang ada di padang penggembalaan, rumput hijau,

dan jerami padi. Oleh karena itu, maka diperlukannya evaluasi mengenai pola

pemberian pakan dengan menambahkan bahan pakan berupa konsentrat yang

Page 13: Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi Pada Sapi ... · timbulnya respon berahi, dimana perlakuan R1, R2, dan R3 lebih ... menjelaskan bahwa sapi Bali sebagai hewan ... serta

3

memiliki kandungan nutrisi yang baik, sehingga dapat memicu munculnya berahi

kembali pada sapi Bali induk setelah melahirkan.

Page 14: Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi Pada Sapi ... · timbulnya respon berahi, dimana perlakuan R1, R2, dan R3 lebih ... menjelaskan bahwa sapi Bali sebagai hewan ... serta

4

TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Umum Sapi Bali (Bos Sundaicus)

Sapi Bali adalah sapi asli Indonesia sebagai hasil domestikasi dari banteng

liar yang telah berjalan lama. Kapan dimulainya proses penjinakan banteng belum

diketahui dengan jelas, demikian pula dengan mengapa lebih terkenal di Indonesia

sebagai sapi Bali dan bukannya sapi banteng mengingat dalam keadaan liar

dikenal sebagai banteng. Pendapat yang bisa dirujuk adalah dijinakkan di Jawa

dan Bali (Herweijer, 1947). Williamson dan Payne (1993) menuliskan bahwa

bangsa sapi Bali memiliki klasifikasi taksonomi sebagai berikut :

Phylum : Chordata

Sub-phylum : Vertebrata

Class : Mamalia

Ordo : Artiodactyla

Sub-ordo : Ruminantia

Family : Bovidae

Genus : Bos

Species : Bos sondaicus

Talib dan Siregar, (1991), menjelaskan bahwa sapi Bali sebagai hewan asli

Indonesia, serta memiliki daya adaptasi terhadap variasi lingkungan yang ada di

Indonesia sangat baik, terbukti dengan penyebarannya yang sangat baik di

seantero bumi pertiwi dengan penampilan produksi yang bervariasi antar daerah

peliharaan. Demikian pula dengan kemampuan daya adaptasinya terhadap

lingkungan spesifik seperti savana di Timor.

Page 15: Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi Pada Sapi ... · timbulnya respon berahi, dimana perlakuan R1, R2, dan R3 lebih ... menjelaskan bahwa sapi Bali sebagai hewan ... serta

5

Sapi ini juga memiliki beberapa keunggulan yang membuatnya disenangi

di samping ada juga kelemahannya. Keunggulannya adalah memiliki fertilitas

yang tinggi dengan angka kelahiran berkisar 70–90% (Darmadja dkk., 1980),

dapat hidup baik dalam kondisi pakan sederhana dan mempunyai persentase

karkas yang dapat mencapai 60% atau lebih. Sementara itu, menurut Siregar dkk.,

(1985) bahwa kelemahan sapi Bali adalah jenis sapi ini termasuk sapi ukuran kecil

sehingga potongan daging komersial dengan sendirinya mempunyai ukuran yang

juga kecil, dewasa kelamin terjadi ketika bobot badan masih berkisar 130 kg (di

Sulawesi Selatan); produksi air susu rendah dan kematian dini pada pemeliharaan

ekstensif yang tinggi.

Abidin (2002) menyatakan keunggulan sapi Bali adalah mudah

beradaptasi dengan lingkungan baru, sehingga sering disebut ternak perintis. Sapi

ini memiliki ciri genetik yang khas yaitu mudah beradaptasi dengan lingkungan

yang kurang menguntungkan sehingga dikenal dengan istilah sapi perintis/sapi

pelopor (Handiwirawan dan Subandriyo, 2004). Sapi Bali juga mudah

dikendalikan, jinak, dapat hidup hanya dengan memanfaatkan hijauan yang

kurang bergizi, tidak selektif terhadap makanan dan memiliki daya cerna terhadap

makanan serat yang cukup baik (Batan, 2006).

Perilaku Reproduksi Induk Sapi Berdasarkan Wilayah yang Berbeda

Williams (1990), mengemukakan bahwa Secara alamiah setiap ternak

akan berusaha mengadaptasikan dirinya dengan kondisi lingkungan tempat

hidupnya untuk mempertahankan keberlangsungan spesiesnya. Demikian pula

dalam menghadapi periode setelah melahirkan, sapi-sapi didaerah tropis, subtropis

dan antar bangsa didalam iklim yang samapun akan berusaha mengembangkan

Page 16: Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi Pada Sapi ... · timbulnya respon berahi, dimana perlakuan R1, R2, dan R3 lebih ... menjelaskan bahwa sapi Bali sebagai hewan ... serta

6

strategi yang dianggap paling sesuai bagi berdasarkan stress lingkungan yang

dihadapinya. Hal ini dapat dilihat bahwa dalam periode setelah melahirkan, induk-

induk sapi zebu maupun sapi eropa akan memprioritaskan kebutuhan kecukupan

nutrisi bagi anaknya dengan mengabaikan kebutuhan nutrisi dirinya untuk

menjamin terjadinya reoestrus setelah melahirkan yang sedini mungkin dalam

keadaan sulit pakan. McCOol (1992), menambahkan bahwa dalam keadaan yang

sama, sapi Bali menerapkan strategi yang sedikit berbeda yaitu lebih

mengutamakan percepatan berahi kembali dari pada kepentingan nutrisi anaknya.

Galina dan Arthur, (1989) menambahkan bahwa sapi-sapi di daerah tropis

umumnya menampilkan periode setelah melahirkan anoestrus yang panjang, yang

meliputi silent oestrus atau tidak oestrus sama sekali yang secara ekstrim dapat

mengakibatkan berkepanjangnya service period, yang berdampak pada

perpanjangan calving interval.

Sapi Bali termasuk sapi kecil, dengan ukuran bobot yang hampir sama

dengan beberapa bangsa sapi kecil lainnya di Afrika dan India (Tabel 1). Data ini

juga menunjukkan bahwa variasi bobot badan pada berbagai tingkat umur pada

sapi Bali cukup besar, sehingga peluang pengembangan melalui seleksi

masihakan efektif. Hasil penelitian Talibet al., (1998) menunjukkan bahwa

korelasi genetik sapi Bali antarabobot umur 120 hari dengan bobot sapih dan

bobot setahun maupun dengan bobot lahir dan pertambahan bobot harian relatif

cukup baik.

Pada umumnya di Sulawesi Selatan pemeliharaan sapi Bali dipelihara

dangan sistem penggembalaan, sehingga performan produksi lebih rendah. Hal

yang sama juga ditunjukkan oleh batas bawah dari performan sapi Bali di NTT.

Page 17: Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi Pada Sapi ... · timbulnya respon berahi, dimana perlakuan R1, R2, dan R3 lebih ... menjelaskan bahwa sapi Bali sebagai hewan ... serta

7

Pemeliharaan intensif terlihat bahwa sapi Bali baik di Bali ataupun di NTT

menunjukkan performan yang sama baiknya. Pada pemeliharaan intensif maupun

ekstensif sapi Bali menunjukkan kemampuan adaptasi yang baik terhadap

lingkungan khusus tersebut. Hal ini dapat dilihat dari laporan Siregar dkk. (2000)

bahwa walaupun sapi Bali di NTT berukuran kecil tetapi mempunyai body

condition score yang baik, artinya sapi-sapi tersebut tidak kurus. Kemampuan

adaptasi ini merupakan salah satu keunggulan sapi Bali tetapi juga sekaligus

merupakan kelemahannya karena bilamana lingkungan hidupnya kurang baik

(pakan jelek) adaptasi sapi Bali adalah dengan menurunkan ukuran tubuh. Hal

tersebut dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 1. Performan produksi sapi Bali pada tiga wilayah sumber bibit di

Indonesia

Status Sulawesi NTT Bali Pustaka*)

Selatan

Bobot lahir (kg) 12-13 10,5-15 16-18 1,2,3

Bobot 120 hari (kg) 40 43-49 70 4,5,7

Bobot 205 hari (kg) 70-75 67-89 82-94 1,5,6,

Bobot 365 hari (kg) 105-112 105-130 137 1,5,6,

Bobot melahirkan, umur 30 bulan(kg) 180 190 236 1,5,6

Bobot dewasa, umur 5 th (kg) 280 295-478 329 1,6,7

Persentase karkas % 45-47 47-49 56-57 6,7,8

*) 1. Pane, 1990; 2. Talibet al., 2002; 3. Wirdahayati dan Bamualim,1990;

4. Talibet al., 1999; 5. Siregar dkk., 1985; 6. Talibet al., 1998; 7. Bakryet.

al., 1994; 8. Djagra dan Budiarta, 1990;

Devendra et al.,(1973) menyatakan bahwa calving interval pada sapi Bali

tercatat cukup bervariasi dari 401 - 495 hari yang diakibatkan oleh perubahan

management, status nutrisi atau kondisi tubuh, status pekerja dan karakteristik

penyesuaian terhadap lingkungan yang spesifik. Pada pemeliharaan tradisional

calving interval sekitar 400 hari adalah cukup baik, 410 - 450 kurang baik dan

lebih dari itu adalah terlalu merugikan. Tetapi pada sapi Bali yang siklus

Page 18: Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi Pada Sapi ... · timbulnya respon berahi, dimana perlakuan R1, R2, dan R3 lebih ... menjelaskan bahwa sapi Bali sebagai hewan ... serta

8

reproduksinya masih cukup baik pada kondisi yang tidak terlalu jelek, seharusnya

dapat ditingkatkan menjadi lebih baik lagi.

Siklus Berahi Setelah Melahirkan pada Sapi Bali Induk

Estrus atau berahi adalah keadaan fisiologi hewan betina yang siap menerima

perkawinan dengan jantan. Penentuan siklus estrus, lama periode estrus dan waktu

inseminasi dapat diketahui berdasarkan pada perubahan tingkah laku (Mauget,et

al., 2007). Efisiensi reproduksi sangat ditentukan oleh campur tangan manusia

yang berperan sebagai pengatur berbagai unsur penunjang keberhasilan

reproduksi seperti pakan, pencatatan, kesehatan, serta fertilitas jantan dan betina.

Pengaruh yang menonjol dari defisiensi pakan yaitu terganggunya aktivitas siklus

reproduksi, seperti berahi tenang, kelainan ovulasi, kegagalan konsepsi, dan

kematian embrio.

Penampilan produktivitas dan reproduktivitas sapi Bali sangat tinggi.

Sapi Bali dilaporkan sebagai sapi yang paling superior dalam hal fertilitas dan

angka konsepsi (Toelihere, 2002). Darmadja (1980) melaporkan bahwa angka

fertilitas sapi Bali berkisar antara 83-86 %.

McCOol (1992), mengatakan bahwa hal yang spesifik dari sapi Bali ini

yaitu kembalinya aktivitas ovarium yang sangat dini, yaitu pada hari ke-23.

Umumnya sapi-sapi membutuhkan selang waktu untuk terjadinya involusi

(mengecilnya kembali rahim setelah persalinan) pada rahim yang ditandai dengan

mengkerutnya rahim ke ukuran semula yang membutuhkan waktu sekitar satu

bulan, sedangkan aktivitas ovarium baru dimulai sesudahnya.

Page 19: Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi Pada Sapi ... · timbulnya respon berahi, dimana perlakuan R1, R2, dan R3 lebih ... menjelaskan bahwa sapi Bali sebagai hewan ... serta

9

Peran Nutrisi Terhadap Reproduksi Sapi Bali Induk

Nutrisi adalah salah satu faktor lingkungan yang menentukan

perkembangan organ reproduksi utamanya di fase prepubertas maupun pada

induk setelah melahirkan. Sapi muda biasanya lebih sensitif terhadap pengaruh

pakan dibandingkan sapi dewasa, sebab sapi muda dalam masa pertumbuhan

(Feradis, 2010). Kadarsih (2003) menyebutkan bahwa penampilan produksi dan

reproduksi dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor genetik dengan

perbandingan 60:40. Aspek lingkungan yang banyak dilaporkan adalah masalah

pakan (Abdelgadir,et al., 2010; Noguiera, 2004; Son, et al,. 2001; danShehu, et

al., 2008).

McCOol (1992), menyatakan bahwa peranan pakan dalam menjamin

berlangsungnya suatu siklus yang normal yang paling utama adalah hubungannya

dengan terjadinya lonjakan produksi LH yang diikuti dengan ovulasi. Status

pakan yang kurang baik yang tergambarkan dengan kondisi tubuh yang jelek

umumnya akan mengakibatkan perpanjangan status setelah melahirkan anoestrus

yang ditandai dengan panjangnya calving interval sebagai akibat tidak terjadinya

lonjakan LH. Hal lainnya yang dapat mengakibatkan panjangnya calving interval

ini adalah jumlah service perconception yang tinggi (untuk IB), gagalnya

implantasi sebagai akibat dari kurang baiknya fungsi Corpus Luteum (CL) yang

ditandai dengan terjadinya short oestrus ataupun penyakit. Terdapat indikasi

bahwa sapi Bali pada kondisi tertentu lebih memfokuskan untuk terjadinya berahi

kembali setelah melahirkan melalui penghambatan produksi susu, pengurangan

kontak anak-induk sehingga terjadi pengorbanan kepentingan anaknya.

Page 20: Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi Pada Sapi ... · timbulnya respon berahi, dimana perlakuan R1, R2, dan R3 lebih ... menjelaskan bahwa sapi Bali sebagai hewan ... serta

10

Keadaan anestrus (tidak menunjukkan gejala berahi) sering terjadi pada

sapi yang kekurangan pakan. Tingkat energi yang rendah menyebabkan ovarium

tidak aktif (Laing, 1970), dan keterlambatan pubertas (Arthur, 1975). Biasanya

keadaan yang terakhir ditemukan pada sapi dara yang sudah cukup umur tetapi

belum mencapai dewasa kelamin. Dalam hal ini ovariumnya masih dapat

diharapkan tumbuh normal kembali dengan perbaikan pakan (Robert, 1971).

Menurut Wahyono dkk, (2003) menjelaskan bahwa dalam pembuatan

pakan lengkap diperhitungkan kandungan nutrisi dari masing-masing bahan

penyusun dan tingkat kebutuhan nutrisi dari ternak yang diberi pakan. Komposisi

nutrisi untuk sapi penggemukan akan berbeda dengan pembibitan. Sebagai acuan

dalam memformulasikan bahan pakan dari limbah pertanian dan perkebunan dan

agroindustri adalah imbangan serat kasar dan protein. Adapun kandungan nutrisi

beberapa bahan pakan asal limbah agroindustri dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 2. Kandungan nutrisi beberapa bahan pakan asal limbah agroindustri

Jenis barang BK (%) PK (%) LK (%) SK (%) TDN (%)

Bungkil kelapa 84,767 26,632 10,399 14,711 73,403

Dedak padi 91,267 9,960 2,320 18,513 55,521

Dedak jagung 84,980 9,379 5,591 0,577 81,835

Hubungan protein terhadap reproduksi ternak

Protein merupakan salah satu unsur nutrisi yang dibutuhkan ternak untuk

kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan dan produksi (Tillman dkk, 1991).

Kebutuhan sapi akan protein semakin naik seiring kenaikan bobot badan

(Kartadisastra, 1997). Proses produksi protein mikroba diawali dengan proses

hidrolisis seluruh protein dalam pakan oleh mikroba rumen. Proses hidrolisa

protein menjadi asam amino diikuti oleh proses deaminasi untuk membentuk

Page 21: Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi Pada Sapi ... · timbulnya respon berahi, dimana perlakuan R1, R2, dan R3 lebih ... menjelaskan bahwa sapi Bali sebagai hewan ... serta

11

amonia, kemudian amonia yang dibebaskan akan digunakan untuk produksi

protein mikroba bersama sumber energi. Menurut Bossis et al., (1999); dan Butler

(2000), konsumsi energi meningkatkan glukosa darah dan insulin yang dapat

meningkatkan getaran sekresi LH dan memperbaiki tanggap ovarium terhadap

stimulasi LH.

Peningkatan daya cerna protein kasar yang terjadi akibat penambahan

jumlah pemberian konsentrat disebabkan karena konsentrat dapat menyediakan

protein yang lebih banyak yang diperlukan dalam pertumbuhan mikroba rumen,di

dalam rumen protein akan dihidrolisa menjadi oligopeptida oleh enzim proteolitik

yang dihasilkan mikroba, dan oligopeptida ini dihidrolisa menjadi asam-asam

amino (Arora, 1989).

Menurut Crouse et al. (1978); Owenand Goetsch, (1988); dan Belanger,

(2001), energi yang cukup dalam pakan akan menaikkan penggunaan nitrogen

makanan untuk sintesis dan penempatan protein tubuh. Sintesis protein dalam

tubuh akan mendorong pertumbuhan pada tubuh ternak, yang ditunjukkan oleh

pertambahan bobot badan. Pemenuhan kebutuhan protein pada ruminansia perlu

memperhitungkan jumlah protein pakan yang dapat didegradasi di dalam rumen.

Derajat ketahanan protein pakan terhadap degradasi oleh mikroba di dalam rumen

sangat beragam (Puastuti, 2013).

Kebutuhan protein hewan tergantung pada status fisiologi dan tingkat

produksi.Peningkatan daya cerna protein kasar yang terjadi akibat penambahan

jumlah pemberian konsentrat disebabkan karena konsentrat dapat menyediakan

protein yang lebih banyak yang diperlukan dalam pertumbuhan mikroba rumen.

Menurut Arora (1995) bahwa di dalam rumen protein akan dihidrolisa menjadi

Page 22: Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi Pada Sapi ... · timbulnya respon berahi, dimana perlakuan R1, R2, dan R3 lebih ... menjelaskan bahwa sapi Bali sebagai hewan ... serta

12

oligopeptida oleh enzim proteolitik yang dihasilkan mikroba, dan oligopeptida ini

dihidrolisa menjadi asam-asam amino. Metabolisme protein tidak secara langsung

terlibat dalam memproduksi energi, tetapi metabolisme protein terlibat dalam

produksi enzim, hormon, komponen struktural dan protein darah dari sel-sel

badan dan jaringan. Sintesis sel dari protein dipenuhi dengan memanfaatkan asam

amino yang tersedia untuk pembentukan polipeptida (Frandson, 1996).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ternak yang diberi asupan

pakan dengan kecukupan energi dan protein menyebabkan ternak cepat tumbuh

dan memperlihatkan gejala berahi yang normal (Son et al., 2001; Romano et al.

2005). Hal ini dibuktikan pada penelitian sapi di Nigeria Utara bahwa

penambahan konsentrat kaya akan protein dan karbohidrat serta campuran mineral

memperlihatkan masak kelamin dan kebuntingan lebih cepat dibandingkan sapi

yang tidak mendapatkan tambahan energi (Yendraliza, 2013).

Pemberian makanan dengan level rendah pada sapi induk, akan

menganggu pertumbuhan sapi induk dan mengalami kesulitan dalam melahirkan.

Pertumbuhan dan perkembangan organ reproduksi hewan betina dapat terhambat

karna kekurangan makanan tanpa membedakan apakah karena tingkatan rendah

energi, protein, mineral atau vitamin (Salisbury dan Vandemark, 1985).

Ternak ruminansia mampu mengurangi kehilangan protein dengan

mendaur ulang urea, suatu produk metabolisme protein yang secara normal

dieksresikan. Sebagian besar urea dapat didaur ulang ke rumen saat pakan rendah

nitrogen. Surplus asam amino akan di deaminasi dan nitrogen diekskresikan

melalui hati dan ginjal, dan dikeluarkan dalam urin. Kelebihan ammonia

Page 23: Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi Pada Sapi ... · timbulnya respon berahi, dimana perlakuan R1, R2, dan R3 lebih ... menjelaskan bahwa sapi Bali sebagai hewan ... serta

13

adalah dikonjugasi ke urea dan kemudian diekresikan, oleh karena itu level urea

tinggi adalah konsisten dengan kelebihan protein intake(Boland, et al., 2001).

Protein intake rendah dapat mengurangi tingkah laku estrus atau disebut

silent heat dan dapat mengurangi ketepatan konsepsi pada sapi pedaging.

Yendraliza, (2013) menyatakan bahwa pakan DUP (digestible undegradable

protein) atau pakan yang rendah energi dapat berpengaruh terhadap produksi susu.

Hal ini juga dapat menyebabkan ternak mengalami difisit keseimbangan energy.

Sinclairet al., (1994) menyatakan bahwa peningkatan yang DUP tinggi

berlawanan dengan DUP rendah pada sapi menyusui dengan kondisi tubuh

rendah saat kawin. DUP ini sangat berpengaruh terhadap siklus estrus dan

estrus pertama setelah melahirkan. Lucy et al., (1992), menambahkan bahwa

Efek terhadap sekresi LH belum dapat dideteksi, kondisi kurang nutrisi

pertumbuhan folikel lambat pada sapi perah setelah melahirkan.

Hubungan antara jumlah protein kasar dan timbulnya estrus postpartus

dikemukakan oleh Sasser, et al. (1988) bahwa perpanjangan timbulnya estrus

postpartus terjadi pada sapi yang diberi pakan dengan defesiensi protein kasar

(0,32kg/ekor/hari) dibandingkan dengan kelompok sapi yang diberi pakan dengan

protein kasar yang cukup (0,96kg/ekor/hari). Kebutuhan protein kasar dalam

pakan untuk kebutuhan reproduksi yang normal adalah 13-20%. Kekurangan non

protein nitrogen dan rumen digestible protein pada masa akhir kebuntingan

sampai awal laktasi mempunyai efek yang sama dengan kekurangan pakan. Hal

ini akan menyebabkan produksi LH dan FSH menurun sehingga proses

pematangan folikel tertunda.

Page 24: Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi Pada Sapi ... · timbulnya respon berahi, dimana perlakuan R1, R2, dan R3 lebih ... menjelaskan bahwa sapi Bali sebagai hewan ... serta

14

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2015 hingga Januari 2016,

bertempat di Desa Mattirowalie, Kecamatan Taneteriaja, Kabupaten Barru.

Materi Penelitian

Peralatan yang akan digunakan adalah alat pencampur pakan, parang, sabit,

gerobak sorong, mesin leaf chopper, tempat pakan, tempat minum, timbangan

elektrik khusus ternak, sepatu boot, sarung tangan, dan alat tulis menulis.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sapi Bali induk yang

berumur antara 4-10 tahun dan usia pascamelahirkan induk antara 2-5 bulan

berjumlah 36 ekor untuk perlakuan dan 10 ekor untuk kontrol (tidak diberikan

perlakuan), maka total keseluruhan sebanyak 46 ekor milik peternakan rakyat

yang dipelihara secara semi-intensif. Setiap perlakuan menggunakan 12 ekor (R1,

R2, dan R3) dan 10 ekor (R0) sapi Bali induk yang dikelompokkan secara acak.

Pakan sapi Bali terdiri atas jerami, dan konsentrat berupa: dedak jagung, dedak

padi, bungkil kelapa, urea ,cattle mix danmineral, yang diberikan pada pagi hari.

Air minum diberikan secara ad libitum.

Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara experiment dengan menggunakan

Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan, pada perlakuan R1, R2,

dan R3 sebanyak12 kali ulangan sedangkan untuk perlakuan kontrol (R0)

sebanyak 10 kali ulangan, maka total sapi Bali Induk yang digunakan adalah

sebanyak 46 ekor.

Page 25: Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi Pada Sapi ... · timbulnya respon berahi, dimana perlakuan R1, R2, dan R3 lebih ... menjelaskan bahwa sapi Bali sebagai hewan ... serta

15

Perlakuan yang akan diterapkan adalah tiga model pemberian pakan yaitu :

R0 = Kontrol R2 = Jerami + Konsentrat 1 kg (PK 12%)

R1 = Jerami + Konsentart 1 kg R3 = Jerami + Konsentrat 1 kg (PK 14 %)

(PK 10 %)

Prosedur Penelitian

a. PenangananTernak

Ternak yang diseleksi akan melalui penanganan ternak terlebih dahulu,

seperti pemberian vitamin dan antibiotik, selanjutnya dilakukan pengukuran tubuh

ternak yang terdiri dari pengukuran tinggi pundak, pengukuran lingkar dada, dan

penimbangan berat badan.

b. Pakan

Pemberian pakan dilakukan kepada masing-masing ternak berdasarkan

Perlakuan, pemberian pakan konsentrat dilakukan pada pagi hari sedangkan

pemberian pakan jerami dan rumput dilakukan pada sore hari. Pada perlakuan R1

masing-masing ternak diberi pakan hijauan + Konsentrat 1 kg (PK 10%),

perlakuan R2 masing-masing ternak diberi pakan hijauan + Konsentrat 1 kg ( PK

12%) dan perlakuan R3 masing-masing ternak diberi pakan hijauan + Konsentrat

1 kg ( PK 14%). Pemberian air dilakukan secara ad libitum.

Tabel 3. Kandungan nutrisi ransum perlakuan dengan protein kasar 10 %

Konsentrat R1 Kandungan Protein Formulasi (%) Protein Kasar

Bahan Kasar (%) Konsentrat (%)

Dedak Padi 10.1 85 8.6

Dedak Jagung 8.7 5.5 0.5

Bungkil Kelapa 21 4.5 0.9

Urea 277 0 0

Mineral 0 1.5 0

NaCl 0 3 0

Cattle Mix 0 0.5 0

100 10

Page 26: Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi Pada Sapi ... · timbulnya respon berahi, dimana perlakuan R1, R2, dan R3 lebih ... menjelaskan bahwa sapi Bali sebagai hewan ... serta

16

Tabel 4. Kandungan nutrisi ransum perlakuan dengan protein kasar 12 %

Konsentrat R2 Kandungan Protein Formulasi (%) Protein Kasar

Bahan Kasar (%) Konsentrat (%)

Dedak Padi 10.1 84.5 8.5

Dedak Jagung 8.7 4.4 0.4

Bungkil Kelapa 21 4.5 0.9

Urea 277 0.8 2.2

Mineral 0 2.1 0

NaCl 0 3 0

Cattle Mix 0 0.7 0

100 12

Tabel 5. Kandungan nutrisi ransum perlakuan dengan protein kasar 14 %

Konsentrat R1 Kandungan Protein Formulasi (%) Protein Kasar

Bahan Kasar (%) Konsentrat (%)

Dedak Padi 10.1 83 8.4

Dedak Jagung 8.7 6 0.5

Bungkil Kelapa 21 4.5 0.9

Urea 277 1.5 4.2

Mineral 0 1.5 0

NaCl 0 3 0

Cattle Mix 0 0.5 0

100 14

c. Pengamatan

Pengamatan terhadap sapi Bali induk meliputi kecepatan berahi, dan

intensitas berahi. Pengamatan dilakukan sepanjang hari selama 3 bulan dengan

melihat dan mengamati penampakan ciri-ciri berahi berdasarkan perlakuan (R0,

R1, R2, dan R3) pada ternak sapi kemudian dilakukan pencatatan.

Page 27: Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi Pada Sapi ... · timbulnya respon berahi, dimana perlakuan R1, R2, dan R3 lebih ... menjelaskan bahwa sapi Bali sebagai hewan ... serta

17

Parameter yang Diukur

Pada akhir penelitian pengamatan dilakukan dengan mengamati beberapa

perubahan antara lain :

1. Kecepatan Berahi (hari)

Kecepatan berahi dapat dilihat dari waktu pertama diberikan pakan, jenis

pakan yang diberikan, dan jarak waktu pascamelahirkan (bulan).

2. Intensitas berahi

Intensitas berahi diamati dengan metode Toliehere (1981) dengan melihat

dan mengamati penampakan yang timbul pada saat sapi estrus, kemudian

memberikan skor terhadap penampakanya. Yusuf (1990), menambahkan bahwa

intensitas berahi dapat dilakukan dengan melihat dan mengamati penampakan

yang timbul pada saat sapi berahi, kemudian memberikan skor terhadap

penampakanya. Kenampakan sapi yang diamati dengan cara sebagai berikut:

- Intensitas berahi skor 1 diberikan bagi ternak yang memperlihatkan gejala

keluar lendir kurang (++), keadaan vulva (bengkak, basah dan merah)

kurang jelas (+), nafsu makan tidak tampak menurun (+) dan kurang

gelisah serta tidak terlihat gejala menaiki dan diam bila dinaiki oleh

sesama ternak betina (-);

- intensitas berahi skor 2 diberikan pada ternak yang memperlihatakan

semua gejala berahi diatas dengan simbol (++), termasuk gejala menaiki

ternak betina lain bahkan terlihat adanya gejala diam bila dinaiki sesama

betina lain dengan intensitas yang dapat mencapai tingkat sedang.

- Sementara intensitas dengan skor 3 (jelas) diberikan bagi ternak sapi

betina yang memperlihatkan semua gejala berahi secara jelas (+++).

Page 28: Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi Pada Sapi ... · timbulnya respon berahi, dimana perlakuan R1, R2, dan R3 lebih ... menjelaskan bahwa sapi Bali sebagai hewan ... serta

18

Analisa Data

1. Data kecepatan berahi yang diperoleh pada penelitian ini diolah dengan

menggunakan analisis ragam sesuai dengan rancangan acak lengkap (RAL)

menggunakan perlakuan dan ulangan Gaspersz, (1991). Model statistik yang

digunakan adalah sebagai berikut :

Yij = µ + τi + εij

i = 1, 2, 3, …i = perlakuan

j = 1, 2, 3…j = ulangan

Keterangan :

Yij = variabel respon pengamatan

µ = nilai rata – rata perlakuan

τi = pengaruh level protein konsentrat ke-i

εij = Pengaruh galat percobaan dari pemberian pakan ke-i dan ulangan

ke-j

2. Data intensitas berahi yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis

deskriptif. Hasil pengamatan di lapangan dianalisis dan dibandingkan dengan

hasil penelitian dan referensi pendukung.

Page 29: Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi Pada Sapi ... · timbulnya respon berahi, dimana perlakuan R1, R2, dan R3 lebih ... menjelaskan bahwa sapi Bali sebagai hewan ... serta

19

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kecepatan Berahi

Kecepatan timbulnya berahi (hari) yaitu selang waktu dari mulai

pemberian pakan sampai timbulnya gejala berahi. Pengamatan kecepatan

timbulnya berahi dilakukan setelah pemberian pakan yaitu pada saat timbulnya

berahi dengan mengamati gejala berahi. Kecepatan timbulnya berahi pada

berbagai perlakuan dengan pemberian konsentrat level protein yang berbeda

dapat dilihat pada Tabel 6.

Table 6. Kecepatan berahi dengan level protein konsentrat yang berbeda.

Perlakuan

Parameter

Kecepatan Berahi (Hari) Range

R0

R1

0a

35b ± (15,89 SD) (18-62)

R2 29b ± ( 7,98 SD) (21-43)

R3 31b ± (10,19 SD) (17-45)

Keterangan: Superskrip pada kolom yang sama menunjukkan pengaruh

sangat nyata (P<0,01), sedangkan pada perlakuan pemberian

konsentrat dengan level protein yang berbeda tidak

menunjukkan pengaruh nyata.

Hasil analisis pada penelitian ini,sapi Bali induk yang diberi perlakuan

(R1, R2, dan R3) menimbulkan gejala berahi dibandingkan perlakuan kontrol

(R0) meskipun perlakuan (R1, R2, dan R3) tidak berbeda nyata. Hal ini

membuktikan bahwa pemberian konsentrat dengan level protein 10-14% pada

sapi Bali menimbulkan perubahan status reproduksi. Salah satu faktor yang

mempengaruhi kondisi reproduksi induk adalah ketersedian protein yang cukup

sebagai sumber nutrisi, sehingga dapat mempengaruhi kecepatan berahi sapi Bali

induk untuk kebutuhan fungsional reproduksi. Hubungan antara jumlah protein

kasar dan timbulnya estrus postpartus telah dikemukakan oleh Sasser, et

al. (1988) bahwa perpanjangan timbulnya estrus postpartus terjadi pada sapi yang

Page 30: Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi Pada Sapi ... · timbulnya respon berahi, dimana perlakuan R1, R2, dan R3 lebih ... menjelaskan bahwa sapi Bali sebagai hewan ... serta

20

diberi pakan dengan defesiensi protein kasar (0,32kg/ekor/hari) dibandingkan

dengan kelompok sapi yang diberi pakan dengan protein kasar yang cukup

(0,96kg/ekor/hari).Kebutuhan protein kasar dalam pakan untuk kebutuhan

reproduksi yang normal adalah 13-20%. Kartadisastra, (1997) berpendapat bahwa

Kebutuhan sapi akan protein semakin naik seiring kenaikan bobot badan.

Yendraliza, (2013) menyatakan bahwa perkembangan organ reproduksi

sangat tergantung oleh kemampuan fungsi endokrin dalam memproduksi hormon-

hormon reproduksi sehingga ketersediaan nutrisi mempengaruhi fungsional tubuh

secara menyeluruh. Protein sebagai sumber nutrisi mempengaruhi fungsi otak

sebagai pusat rangsangan yang menjadi faktor pelepas hormon reproduksi. Hal ini

sejalan dengan Diskin, et al. (2003), yang menyatakan bahwa efek nutrisi secara

langsung memberikan pengaruh pada GnRH di hipotalamus atau sekresi

gonadotrophin di pituitary .

Menurut Son et al. (2001) dan Romano et al. (2005), ternak yang diberi

asupan pakan dengan kecukupan energi dan protein menyebabkan ternak cepat

tumbuh dan memperlihatkan gejala berahi yang normal. Berdasarkan hasil analisa

di atas didapatkan bahwa pemberian PK (protein kasar) 10 %, PK 12 % dan PK

14 %, kurang memperlihatkan perbedaan yang nyata (P>0,05) melalui pemberian

pakan yang berbeda. Toelihere, (1979) menyatakan bahwa pada sapi potong yang

mengalami penurunan tingkatan makanan umumnya memperlambat timbulnya

berahi, sedangkan tingkatan makanan yang tinggi dapat mempercepat Berahi.

Kekurangan makanan secara tidak langsung mempengaruhi fungsi hormon dan

menyebabkan gangguan reproduksi yang ditandai dengan organ reproduksi yang

tidak sempurna dan tidak berkembangnya folikel sehingga tidak memperlihatkan

Page 31: Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi Pada Sapi ... · timbulnya respon berahi, dimana perlakuan R1, R2, dan R3 lebih ... menjelaskan bahwa sapi Bali sebagai hewan ... serta

21

gejala berahi atau silent heat. Feradis (2010) menambahkan bahwa tingkatan

makanan mempengaruhi sintesa maupun pelepasan hormon dari kelenjar-kelenjar

endokrin, sehingga status nutrisi pada sapi mempengaruhi perkembangan folikel

dan kapasitas ovulasi.

Intensitas Berahi

Tampilan gejala berahi dan intensitas berahi dari sapi-sapi betina yang

diamati dalam penelitian ini, nampaknya sangat berbeda antar kelompok

perlakuan (Tabel 7). Gejala berahi yang umumnya terlihat adalah gejala keluarnya

lendir, perubahan kondisi vulva (merah, bengkak dan basah), gelisah dan nafsu

makan menurun, menaiki dan diam ketika dinaiki. Tidak semua ternak yang

berahi dapat memperlihatkan semua gejala berahi dengan intensitas atau tingkatan

yang sama. Untuk membandingkan tingkat intensitas berahi ini ditentukanlah skor

intensitas berahi 1 s/d 3, yaknii skor 1 (berahi kurang jelas), skor 2 (berahi yang

intensitasnya sedang) dan skor 3 (berahi dengan intensitas jelas) (Yusuf, 1990).

Tabel 7. Tampilan berahi perlakuan dengan level protein berbeda

Perlakuan Tampilan Berahi Jumah Ternak

Intensitas (Skor) Ekor %

R0 (Kontrol)

R1 (PK 10 %)

0

3

2

1

10

0

7

5

0

0

58

41

R2 (PK12%)

3

2

1

2

6

4

16

50

33

R3 (PK 14%)

3

2

1

8

4

0

66

33

0

Keterangan : Skor 3 (Berahi dengan intensitas jelas); Skor 2 (Berahi dengan

intensitas sedang); Skor 1 (Berahi dengan intensitas kurang jelas)

Page 32: Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi Pada Sapi ... · timbulnya respon berahi, dimana perlakuan R1, R2, dan R3 lebih ... menjelaskan bahwa sapi Bali sebagai hewan ... serta

22

Hasil penelitian menunjukkan bahwa R0 (kontrol) tidak meperlihtkan

intensitas berahi karena semua induk tidak mengalami berahi pada perlakuan ini,

sedangkan tingkat intensitas berahi pada ketiga perlakuan pakan dengan intensitas

berahi jelas (skor 3), yakni 0 %, 16,66 % dan 66,66 % berturut-turut untuk

perlakuan R1, R2 dan R3. Intensitas berahi yang sangat jelas pada R3 diduga

karena terjadinya sekresi FSH konsentrasi tinggi sehingga folikulogenesis

berlangsung baik.Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ternak yang diberi

asupan pakan dengan kecukupan energi dan protein menyebabkan ternak cepat

tumbuh dan memperlihatkan gejala berahi yang normal (Son et al., 2001; Romano

et al. 2005).

Pengamatan berahi, tampak sapi Bali induk pada perlakuan R3 dengan

PK14% memperlihatkan tanda-tanda berahi sangat jelas yaitu bagian vulva

terdapat lendir yang menggantung, transparan, ketika diraba terasa hangat dan

bewarna kemerahan serta bengkak, ternak terlihat gelisah, menurunnya nafsu

makan dan sering melenguh, tingkah laku terlihat jelas serta ternak saling menaiki

sesama betina dan diam ketika dinaiki. Hal ini sesuai dengan pendapat

Partodihardjo (1992), yang menyatakan Ciri dari berahi adalah ternak menjadi

gelisah,nafsu makan berkurang, vulva bengkak, keluar lendir dan vulva menjadi

kemerahan.Suharto (2003) menambahkan bahwa ternak yang diberikan ransum

dengan kualitas yang baik menunjukkan intensitas berahi yang lebih tinggi, dan

dapat meningkatkan kejelasan penampilan estrus(kebengkakan labia vulva, suhu

vagina, pH lendir serviks, warna mucosavagina dan kelimpahan lendir).

Page 33: Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi Pada Sapi ... · timbulnya respon berahi, dimana perlakuan R1, R2, dan R3 lebih ... menjelaskan bahwa sapi Bali sebagai hewan ... serta

23

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tingkat intensitas berahi sedang

(skor 2) berada pada kisaran 58,33 %, 50 %, dan 33,33 % berturut-turut untuk

perlakuan R1, R2 dan R3. Sedangkan tingkat intensitas berahi kurang jelas, yaitu

41,66 %, 33,33 % dan 0 % berturut-turut untuk perlakuan R1, R2 dan R3.

Rendahnya intensitas berahi bervariasi yang ditandai dengan vulva yang memerah

tapi tidak membengkak, lendir dengan konsistensi yang kurang kental dan

jumlahnya sedikit serta tingkah laku ternak terlihat gelisah tetapi menolak dinaiki

oleh ternak lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Kune dan Solihati (2007)

menyatakan bahwa berahi dengan intensitas kurang jelas atau sedang, lebih

disebabkan oleh faktor individu yang mungkin lebih berhubungan dengan pola

hormonal terutama level hormon estrogen yang berperan dalam merangsang

berahi.

Penampilan gejala berahi yang kurang jelas dikarenakan oleh asupan

pakan yang kurang memenuhi kebutuhan sehingga mengganggu sintesa dan

regulasi hormon-hormon reproduksi yang sangat berperan dalam penampilan

gejala berahi. Hal ini didukung oleh Partodihardjo, (1980) bahwa intensitas berahi

dipengaruhi oleh hormon-hormon reproduksi, maka secara tidak langsung angka

intensitas berahi (AIB) juga sangat dipengaruhi oleh status nutrisi ternak itu

sendiri.

Page 34: Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi Pada Sapi ... · timbulnya respon berahi, dimana perlakuan R1, R2, dan R3 lebih ... menjelaskan bahwa sapi Bali sebagai hewan ... serta

24

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas, maka dapat disimpulkan

bahwa :

- Suplementasi kosentrat pada ransum basal jerami padi dengan level

protein 10-14% (R1, R2, R3) menimbulkan respon berahi, sedangkan pada

perlakuan kontrol (R0) tidak menunjukkan respon berahi.

- Intensitas berahi pada perlakuanR3 dengan level protein 14%

memperlihatkan intensitas berahi yang jelas dibanding dengan R1 dan R2

dengan level protein 10-12% kurang memperlihatkan intensitas berahi

yang jelas.

Saran

Penelitian ini layak untuk diterapkan ke masyarakat, karena dengan

pemberian pakan menggunakan suplementasi konsentrat pada ransum basal jerami

padi dengan level protein yang cukup pada sapi Bali induk dapat menimbulkan

respon berahi dan intensitas berahi yang baik, dibanding dengan hanya diberikan

pakan jerami saja.

Page 35: Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi Pada Sapi ... · timbulnya respon berahi, dimana perlakuan R1, R2, dan R3 lebih ... menjelaskan bahwa sapi Bali sebagai hewan ... serta

25

DAFTAR PUSTAKA

Abdelgadir AM, Izeldin A, Babiker, and AE. Eltayeb. 2010. Effect of concentrate

supplementation on growth and sexual development of dairy heifers. J

Appl Sci Res. 6(3):212- 217.

Abidin, Z. 2002. Penggemukan sapi potong. Agromedia pustaka. Jakarta.

Arora, S.P. 1989. Pencernaan Mikroba Pada Ruminansia. Gadjah Mada

University Press. Yogyakarta.

__________ 1995. Pencernaan Mikroba Pada Ruminansia. Gadjah Mada

University Press. Yogyakarta.

Arthur, G. H. 1975. Veterinary reproduction and obstetrics. 4th ed. The english

language book Society and Baillire Tindall. London.

Bakry, W.R., B.M. Christie, A. Muthalib, and K.F. Dowsett. 1994. Productivity of

beef cattle in Nusa Tenggara. In CHAPS Book A, Collection of papers

from the final seminar of the cattle health and repoductivity survey

(CHAPS) held at the disease investigation centre, Denpasar, Bali, 15–17

Mei, p:170.

Batan, I.W. 2006.Sapi Bali dan penyakitnya. Fakultas kedokteran hewan

Universitas Udayana. Denpasar Bali.

Belanger, J., 2001. Storey Guide to Raising Dairy Goats. Storey Publishing.North

Adam, p: 72-81.

Boland, M.P., Lonergan, P. and D.O. Callaghan.2001. Effect of nutrtion on

endocrine parameters, ovarian physiology, and oocyte and embryo

development. Theriogenology, 55: 1323-1340.

Bossis, I., R.P. Wettemaann, S.D. Welty, J.A. Vezearra, L.J. Spicer and M.G.

Diskin, 1999. Nutritionally Induced an Ovulation in Beef Heifer, Ovarium

and Endocrine Functions Preceding Cessation of Ovulation. Journal of

Animal Science, 77: 1536-1546.

Butler, W.R. 2000. Nutritional Interaction with Reproductive Performance in

Dairy Cattle. Journal of Animal Reproduction Science, 60: 449-457.

Crouse, J.D., R.A. Field. J.L. Chant Jr., C.L. Ferrel, G.M. Smith and V.L.

Harrison, 1978. The Effect of Dietary Energy Intake on Carcass

Composition and Palatability of Different Weight Carcass from Ewe and

Ram.J. Anim. Sci., 47: 1207-1218.

Darmadja, S.D.N.D. 1980. Setengah Abad Peternakan Sapi Tradisional dalam

Ekosistem Pertanian di Bali. Disertasi Universitas Padjajaran, Bandung.

Page 36: Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi Pada Sapi ... · timbulnya respon berahi, dimana perlakuan R1, R2, dan R3 lebih ... menjelaskan bahwa sapi Bali sebagai hewan ... serta

26

Devendra, C., T. Lee Kok Choo and M. Phatmasingham. 1973. The productivity

of Bali cattle in Malaysia.

Diskin, M.G., Mackey, Roche J.F. and Sreenan J.M. 2003. Effects of nutrition

and metabolic status on circulating hormones and ovarian follicle

development in cattle. Anim. Reprod. Sci. 78: 345 – 370.

Djagra, I.B. dan I.G.K. Budiarta. 1990. Hubungan antara berat badan kosong

dengan berat karkas sapi Bali. Seminar Nasional Sapi Bali, Denpasar, 22-

23 Sep. Fapet-Udayana.

Feradis, M.P. 2010. Reproduksi Ternak. Penerbit Alfabeta. Bandung.

Frandson, R.D. 1996. Anatomi dan Fisiologi Ternak.Gadjah Mada University

Press.Yogyakarta.

Galina, C .S . and G .H . Arthur. 1989. Review of cattle reproduction in the

tropics . Part 3 . Puerperium . Animal BreedingAbstracts 57 : 11 : 899.

Gaspersz, 1991. Metode Perancangan Percobaan, Terjemahan CV. Armico,

Bandung.

Handiwirawan, E., dan Subandriyo. 2004. Potensi dan keragaman sumberdaya

genetik sapi Bali. Wartazoa 14(3):107-115.

Herweijer, C.H. 1947. De ontwikkeling der Runderteelt in Zuid Celebes en de

megelijkheit tot het stichten van Ranch Bedrijven. Hemera Zoa56: 222.

Kadarsih, S. 2003. Peranan ukuran tubuh terhadap bobot badan sapi Bali di

propinsi Bengkulu. Jurnal Penelitian Unib 9 (1): 45-48.

Kartadisastra, H. R. 1997. Penyediaan dan Pengelolaan Pakan Ternak

Ruminansia. Kanisius. Yogyakarta.

Kune, P. Dan N. Solihati. 2007. Tampilan Berahi dan Tingkat Kesuburan Sapi

BaliTimor Yang Diinseminasi. Jurnal Ilmu Ternak 7(1): 1-5

Laing, J. A. 1970. Fertility and fertility In the domestic animal. 2nd Ed. Balilire

Tindal and Cassel, London; 397-401.

Lucy, M.C., Beck., J., Staples, C.R., Head, H.H., de la Sota, R.L. and

W.W.Thatcher. 1992. Follicular dynamics, plasma metabolites, hormones

and Kutubkhanah, insulin-like growth factor 1 (IGF-1) in lactating cows

with positive or negative energy balance during the preovulatory

period. Reprod., Nutr. Dev., 32: 331-341.

Mauget R., Mauget C., Dubost G., and Charron F. 2007. Non-invasive assessment

of reprodukctive status in Chinese water deer (hydropotes inermis):

Correlation with sexual behaviour. Mamm. Biol. 72 (2007)1:14-26.

Page 37: Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi Pada Sapi ... · timbulnya respon berahi, dimana perlakuan R1, R2, dan R3 lebih ... menjelaskan bahwa sapi Bali sebagai hewan ... serta

27

McCOol, C. 1992. Buffalo and Bali cattle - exploiting their reproductive

behaviour and physiology . Tropical Animal HealthProduction 24: 165 .

Nogueira Gp. 2004. Puberty in south American Bos Indicus (Zebu) cattle. Animal

reproduction Science. 82–83: 361–372.

Owen, F.N., and A.L. Goetsch, 1988. Ruminal Fermentation. In: Church (Ed)-The

Ruminant Animal. Digestive Physiology and Nutrition. Prentice Hall. New

Jersey, p: 145-147.

Pane, I. 1990.Upayameningkatkanmutu genetic sapi Bali diP3Bali.Proc. Seminar

NasionalSapi Bali 20–22September.hlm: A42.

Partodihardjo, S. 1980. Imu Reproduksi Hewan. Mutiara, Jakarta

_____________ 1992. Ilmu Reproduksi Hewan. Mutiara Sumber Widya. Jakarta.

Puastuti, W. 2013. Protein pakan tahan degradasi rumenuntuk meningkatkan

produksi susu. Semiloka nasional prospek industri sapi Perah menuju

perdagangan bebas – 2020.Balai penelitian ternak. Bogor.

Robert, S. J. 1971. Veterinary Obstetries And Genital Disease. Ithaca, New York.

Romano MA., Barnabe WH, Silva AEDF, Freitas, and Romano. 2005. The effect

of nutritional level on advancing age at puberty in Nelore heifers.

Ambiencia Guarapuava PR. 1:157-167.

Salisbury, G. W. Dan N. L. Vandemark. 1985. Fisiologi Reproduksi dan

Inseminasi Buatan pada Sapi. Terjemahan R. Djanuar.

FakultasPeternakan UniversitasGadjah Mada.Yogyakarta.

Sasser, R.E., R.J. William, R.C. Bull, C.A. Ruder and D.E Falk 1988. Postpartum

reproductive performance in crude protein restricted beef cows. University

of Idaho, Moscow. J. Anim. Sci. 66: 3033—3039.

Shehu Dm, Oni Oo, Olorunju Sas, and I. Adeyinka. 2008. Genetic and phenotypic

parameters for body weight of Sokoto Gudali (Bokoloji) cattle. Int Jor P

App Scs. 2(2):64-67.

Siregar, A.R., C. Talib, P. Sitorus, K. Diwyanto, and U. Kusnadi.1985.

Performance sapi Bali di NTT. Kerjasama Balai Penelitian Ternak dan

Ditjennak.

___________ Chalijah, M. Sariubang, dan C. Talib. 2000. Penyebab kematian

dini pada pedet sapi Bali pada pemeliharaan ekstensif. Kerjasama Balai

Penelitian Ternak dan Ditjennak.

Page 38: Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi Pada Sapi ... · timbulnya respon berahi, dimana perlakuan R1, R2, dan R3 lebih ... menjelaskan bahwa sapi Bali sebagai hewan ... serta

28

Sinclair, K.D., Broadbent, P.J. and J.S.M. Hutchinson. 1994. The effect of pre-

and post-partum energy and the protein supply on the blood metabolites

and reproductive performance of single- and twin-suckling beef cows.

Anim. Prod., 59: 391-400.

Son Ch, Kang Hg, and Sh. Kim. 2001. Application of progesterone measurement

for age and body weight at puberty, and postpartum anestrus in Korean

native cattle. J Vet Med Sci. 63(12):1287-1291.

Suharto, K. 2003. Penampilan Potensi Reproduksi Sapi Perah Frisien

HolsteinAkibat Pemberian Kualitas Ransum Berbeda dan Infusi Larutan

IodiumPovidon 1% Intra Uterin. Tesis. Program Studi Magister Ilmu

Ternak UniversitasDiponegoro. Semarang.

Talib, C. and A.R. Siregar. 1991. Productivity of Bali cattle in Timor's Savanna.

(Produktivitas sapi Bali di Savana, Timor, NTT). In Proc. Improving the

Productivity of Animal Husbandry and Fisheries. National Seminar,

Diponegoro University. Indonesia. p: 112.

____ C., A. Bamualim, dan G. Hinch. 1998. Factorsinfluencing preweaning and

weaning weights of Bali(Bossundaicus) calves. Proc. 6th World Conggres

onGenetics Applied to Livestock Production Vol. 23: 141.

___________________ dan A. Pohan. 1999. Problematikapengembangansapi

Bali dalampemeliharaan dipadangpenggembalaan. Pros. Seminar

NasionalPeternakandanVeteriner, Puslitbangnak, 1−2 Des.1998: 248.

____ C., Chalijah, dan A.R. Siregar. 2002. Progesteronepattern of Bali cattle at

Gowa, South Sulawesi.Inpress.

Tillman A.D., Hartadi H.,Reksohadiprojo S., Prawirokusumo S., dan S.

Lebdosoekojo. 1991.Ilmu Makanan Ternak Dasar. Cetakan ke-5. Gadjah

Mada University Press, Yogyakarta.

Toelihere, M.R. 1979. Fisiologi Reproduksi pada ternak, Penerbit Angkasa,

Bandung.

_____________ 1981. Fisiologi Reproduksi pada Ternak. Penerbit

Angkasa.Bandung.

_____________ 2002. Increasing the success rate and adoption of artificial

insemination for genetic improvement of Bali cattle. Workshop on

strategies to improvebali Cattle in Eastern Indonesia. Udayana eco lodge

Denpasar Bali 4–7 February 2002.

Page 39: Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi Pada Sapi ... · timbulnya respon berahi, dimana perlakuan R1, R2, dan R3 lebih ... menjelaskan bahwa sapi Bali sebagai hewan ... serta

29

Wahyono, D.E., R. Hardianto, C. Anam, D.B.Wijono, T.Purwantodan M. Malik.

2003.Strategi Pemanfaatan Limbah Pertanian dan Agroindustri

untukPembuatanPakanLengkapRuminansia.Makalah Seminar

NasionalPengembanganSapiPotong, Lembang, Jawa Barat. Pusat

Penelitian danPengembanganPeternakan, BadanLitbangPertanian, Bogor.

Wattiaux, MA. 1996. Reproduction and GeneticSelection. The Babcock

Institute for InternationalDairy. Research and Development

InternationalAgricultural Programs. USA: University ofWisconsin

Madison.

Williams, G .L . 1990 . Suckling as a regulator of postpartum rebreeding in cattle :

A review. Journal ofAnimal Science 68 : 831 .

Williamson, G dan W. J. A.Payne. 1993. Pengantar peternakan di daerah tropis,

Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Wirdahayati, R.B dan A. Bamualim. 1990. Penampilan Produksi dan Struktur

Populasi Ternak Sapi Bali di Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur. Dalam

Proseding Seminar Nasionar Sapi Bali. Fakultas Peternakan Udayana.

Denpasar. pp:c1-c5.

Yendraliza. 2013. Pengaruh nutrisi dalam pengelolaan reproduksi ternak

studiliteratur. Fakultas Pertanian Peternakan Universitas Islam Negeri

Sultan Syarif Kasim Riau.

Yusuf. T. L. 1990. Pengaruh Prostaglandin F2 alfa Gonadotrophin Terhadap

Aktivitas Estrus dan Super Ovulasi dalam Rangkaian Kegiatan Transfer

Embrio pada Sapi FH, Bali dan PO. Disertasi. Program Pascasarjana.

Institut Pertanian Bogor. Bogor

Page 40: Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi Pada Sapi ... · timbulnya respon berahi, dimana perlakuan R1, R2, dan R3 lebih ... menjelaskan bahwa sapi Bali sebagai hewan ... serta

30

LAMPIRAN

ANOVA

RESPON_BERAHI

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 8304.286 3 2768.095 23.843 .000

Within Groups 4876.083 42 116.097

Total 13180.370 45

Gambaran Statistik

RESPON_BERAHI

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

R0 10 .0000 .00000 .00000 .0000 .0000 .00 .00

R1 12 35.0833 16.60481 4.79340 24.5331 45.6335 18.00 62.00

R2 12 29.9167 7.98246 2.30434 24.8449 34.9885 21.00 43.00

R3 12 31.7500 10.19024 2.94167 25.2754 38.2246 17.00 45.00

Total 46 25.2391 17.11424 2.52336 20.1568 30.3214 .00 62.00

RESPON_BERAHI

Levene Statistic df1 df2 Sig.

17.498 3 42 .000

Page 41: Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi Pada Sapi ... · timbulnya respon berahi, dimana perlakuan R1, R2, dan R3 lebih ... menjelaskan bahwa sapi Bali sebagai hewan ... serta

31

DOKUMENTASI KEGIATAN

1. Sosialisasi Perencanaan Kegiatan

a. b.

Pemaparan rencana kegiatan di kantor Sesi tanya jawab

Desa Mattirowalie

c. d.

Pemaparan metode pemberian pakan Sesi tanya jawab

ternak (ransum ternak)

2. Pendataan Ternak

a. b.

Pendataan ternak setelah sosialisasi pendataan ternak di lapangan

Page 42: Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi Pada Sapi ... · timbulnya respon berahi, dimana perlakuan R1, R2, dan R3 lebih ... menjelaskan bahwa sapi Bali sebagai hewan ... serta

32

c. d.

Pendataan kelompok ternak Pendataan kelompok ternak di

lapangan

3. Stok pakan konsentrat dan pakan jerami

a. b.

Stok pakan konsentrat Pembagian dan penimbangan

pakan konsentrat

c. d. d.

Pembagian pakan konsentrat Stok pakan jerami

Ke ketua kelompok

Page 43: Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi Pada Sapi ... · timbulnya respon berahi, dimana perlakuan R1, R2, dan R3 lebih ... menjelaskan bahwa sapi Bali sebagai hewan ... serta

33

4. Pemberian Pakan

a. b.

c. d.

Pemberian pakan konsentrat sebelum digembalakan

Page 44: Pengaruh Perbaikan Pakan Terhadap Respon Berahi Pada Sapi ... · timbulnya respon berahi, dimana perlakuan R1, R2, dan R3 lebih ... menjelaskan bahwa sapi Bali sebagai hewan ... serta

34

RIWAYAT HIDUP

M. Yusuf Budi Santoso, lahir pada tanggal 11 Agustus

1993 di Kancina”a, Kecamatan Pasarwajo, Kabupaten

Buton, Sulawesi Tenggara. Penulis adalah anak kedua dari

lima bersaudara dari pasangan bapak Ba’in dan Ibu

Najemiati. Jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah

Sekolah Dasar di SD Kancina’a dan lulus pada tahun 2005. Kemudian Penulis

melanjutkan sekolah di SMP Negeri 2 Pasarwajo dan lulus pada tahun 2008,

kemudian penulis melanjutkan sekolah ke SMKN 2 BAU-BAU dan lulus pada

tahun 2011. Setelah menyelesaikan pendidikan di tingkat SMA/SMK, penulis

melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi dan diterima melalui jalur seleksi

nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) di Fakultas Peternakan

Universitas Hasanuddin, Makassar.