pengaruh penggunaan traktor tangan dan perontok …

72
PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK PADI TERHADAP PENERIMAAN PETANI DESA TARENGGE TIMUR ADRIANTO 105960121212 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2017

Upload: others

Post on 08-May-2022

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN

PERONTOK PADI TERHADAP PENERIMAAN

PETANI DESA TARENGGE TIMUR

ADRIANTO

105960121212

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2017

Page 2: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

ii

PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN

PERONTOK PADI TERHADAP PENERIMAAN

PETANI DI DESA TARENGGE TIMUR

ADRIANTO

105960121212

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

Srata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2017

Page 3: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

iii

Page 4: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

iv

Page 5: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

v

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh

Penggunaan Traktor Tangan dan Perontok Padi Desa Tarengge Timur”.

Adalah benar merupakan hasil karya yang belum di ajukan dalam bentuk apapun

kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal

atau di kutip dari karia yang di terbitkan maupun yang tidak di terbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di

bagian akhir skipsi ini.

Makassar, maret 2017

ADRIANO

105960121212

Page 6: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

vi

ABSTRAK

ADRIANTO 105960121212. Pengaruh Penggunaan Traktor Tangan dan

Perontok Padi Terhadap Penerimaan Petani Desa Tarengge Timur, dibimbing oleh

SYAFIUDDIN dan ARDI RUMALLANG.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan

traktor tangan dan perontok padi terhadap penerimaan petani padi di Desa

Tarengge Timur Kabupaten Luwu Timur.Pengambilan sampel dilakukan dengan

teknik Random Sampling (acak sederhana) yaitu semua populasi memiliki peluang

yang sama untuk di jadikan sebagai responden.

Hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa ada hubungan yang kuat pada

pengaruh penggunaan traktor tangan dan penggunaan perontok padi terhadap

penerimaan petani padi. Hal itu di tunjukan koefisien determinan (R Square =

95,6 %). Hasil uji yang di lakukan secara simultan (bersama – sama) kedua

variabel penggunaan traktor tangan dan penggunaan perontok padi berpengaruh

signifikan terhadap variabel penerimaan petani padi. Hal itu di tunjukan dengan

nilai F hitung 402,934 dan nilai signifikansi 0,00 nilai tersebut lebih kecil dari

derajat kepercayaan 0,05. Sedangkan uji parsial, masing – masing variabel

pengunaan traktor tangan dan penggunaan perontok padi berpengaruh signifikan

terhadap variabel penerimaan petani padi.

Kata kunci: Penerimaan Petani, Penggunaan Traktor Tangan, Penggunaan

Perontok Padi.

Page 7: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, atas segala

limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Traktor Tangan dan Penggunaan

Perontok Padi Terhadap Penerimaan Petani Padi” Diajukan untuk memenuhi

salah satu syarat ujian proposal pada Fakultas Pertanian Jururusan Agribisnis

Kosentrasi Sosial Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.

Salah satu dari sekian banyak pertolongan-Nya yang penulis rasakan adalah

uluran tangan dan bantuan dari berbagai pihak. Karena itu, suatu kewajiban

penulis untuk menghaturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

Teristimewa Ayahanda Sariman dan Ibunda Admini tercinta yang telah

mendidik, membesarkan dan memberikan pengorbanan mulia demi masa depan

serta senantiasa berdo’a, yang menjadi penerang langkah penulis dalam mencapai

cita-cita dan keluarga besar penulis.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peran berbagai pihak. Oleh

karena itu, penghargaan dan rasa terima kasih penulis haturkan kepada :

Page 8: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

viii

1. Prof. Dr. Syafiuddin, M.Si. dan Ardi Rumallang, S.P., M.M. Selaku

pembimbing I dan selaku pembimbing II, atas segala perhatian dan waktu yang

telah dierahkan dari awal hingga akhir penyusunan ini.

2. Pimpinan Universitas Muhammadiyah Makassar, Dekan Fakultas Pertanian,

beserta jajarannya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

menuntut ilmu pada Universitas tercinta ini.

3. Ketua Program Studi Agribisnis serta para Dosen yang telah banyak

memberikan ilmu dan mendidik penulis untuk menjadi manusia yang lebih

berkualitas.

Segenap rekan-rekan mahasiswa jurusan Agribisnis khususnya angkatan

2012, atas masukan dan kerjasamanya. Semua pihak yang telah membantu penulis

dalam kelancaran penyusunan skripsi ini khusnya, semoga bantuan dan

dukungannya mendapat balasan yang setimpal dari Allah Swt.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan untuk

penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan

ilmu pengetahuan. Hanya Allah Swt yang dapat memberikan imbalan setimpal

dan semoga aktifitas kita senantiasa bernilai ibadah disisi-Nya, Amiin. Billaahi

fiisabiilillaah fastabiqulkhaeraat, wassalaamu’alaikuum Wr. Wb.

Makassar, Maret 2017

ADRIANTO

105960121212

Page 9: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ................................................... iii

HALAMAN PEERNYATAAN .................................................................. iv

ABTRAKS .................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ................................................................................ vi

DAFTAR ISI ............................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xii

I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 4

1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................. 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 6

2.1 Kosep Ekonomi produksi ................................................................ 6

2.2 Konsep Sistem Penyewaan ............................................................. 8

2.3 Mekanisasi Pertanian ...................................................................... 10

2.4 Petani ............................................................................................... 12

2.5 Pendapatan ...................................................................................... 14

2.6 Biaya Produksi ................................................................................ 16

2.7 Penerimaan ...................................................................................... 18

2.8 Kerangka pikir ................................................................................. 19

Page 10: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

x

2.9 Hipotesis ......................................................................................... 20

III. METODE PENELITIAN ..................................................................... 21

3.1 Tempat dan waktu penelitian ......................................................... 21

3.2 Tehnik penentuan sampel ................................................................ 21

3.3 Tehnik pengambilan data ................................................................ 21

3.4 Jenis dan sumber data ..................................................................... 22

3.5 Teknik Analisis Data ...................................................................... 22

3.6 Definisi Operasional ....................................................................... 23

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ................................ 25

4.1 Sejarah Pembangunan Desa ........................................................... 25

4.2 Kondisi Umum Desa Tarengge Timur ........................................... 26

4.3 Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk .............................................. 27

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 30

5.1 Karakteristik Petani Responden ..................................................... 30

5.2 Penggunaan Mesin Traktor Tangan ............................................... 34

5.3 Penggunaan Mesin Perontok Padi .................................................. 36

5.4 Produksi Petan ................................................................................ 38

5.5 Penerimaan Petani .......................................................................... 38

5.6 Hasil Analisis Linear Berganda ...................................................... 39

VI. PENUTUP ........................................................................................... 44

6.1 Kesimpulan ..................................................................................... 44

6.2 Saran ............................................................................................... 44

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 45

LAMPIRAN ................................................................................................ 47

Koesonerpenelitian .......................................................................... 48

HasilAnalisisRegresi ....................................................................... 51

Page 11: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

xi

Rekapitulasi Data ............................................................................ 52

Dokumentasi .................................................................................... 55

SuratIzinPenelitian ..........................................................................

Page 12: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

xii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Wilayah Administrasi Pemerintahan Desa Tarengge Timur .................... 27

2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Dusun di Desa Tarengge Timur ............ 28

3. Mata Pencarian Penduduk Desa Tarengge Timur..................................... 29

4. Klasifikasi Responden Menurut Kelompok Usia Petani Padi di Desa

Tarengge Timur Kabupaten Luwu Timur ................................................ 31

5. Klasifikasi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Petani Padi di Desa

Tarengge Timur Kabupaten Luwu Timur ................................................. 32

6. Klasifikasi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga

Petani di Desa Tarengge Timur Kabupaten Luwu Timur ........................ 32

7. Klasifikasi Responden Berdasarkan Luas Lahan Petani Padi di Desa

Tarengge Timur Kabupaten Luwu Timur ................................................. 34

8. Biaya Penggunaan Mesin Traktor Tangan dan Penggunaan Mesin

Perontok Padi di Desa Tarengge Timur Kabupaten Luwu Timur ........... 35

9. Klasifikasi Penerimaan Petani Padi di Desa Tarengge Timur .................. 38

10. Analisis Leniar Berganda Model Summary .............................................. 39

11. Analisis Linear Berganda Uji Simultan .................................................... 40

12. Analisis Linear Berganda Uji Koefisien ................................................... 40

13. Identitas Responden Petani Padi di Desa Tarengge Timur Kabupaten

Luwu Timur ............................................................................................. 51

14. Total Penerimaan Petani Padi di Desa Tarengge Timur ........................... 52

15. Biaya Sewa Mesin Traktor Tangan, Mesi Perontok Padi dan

Penerimaan Petani Padi di Desa Tarengge Timur Kabupaten Luwu

Timur ......................................................................................................... 53

Page 13: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. Kerangka Pikir Pengaruh Penggunaan Mesin Traktor Tangan dan Mesin

Perontok Padi Terhadap Penerimaan Petani Padi di Desa Tarengge Timur

Kabupaten Luwu Timur ............................................................................... 20

Page 14: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Modernisasi sebagai suatu proses transformasi dari suatu arah perubahan ke

arah perubahan yang lebih maju atau meningkat dalam berbagai aspek dalam

kehidupan masyarakat. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa modernisasi

adalah proses perubahan dari cara-cara tradisional ke cara-cara yang lebih maju,

dimana dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan. Modernisasi sering

disamakan dengan industrialisasi dan pertumbuhan ekonomi, sebaliknya kini

tradisi disamakan dengan ketinggalan zaman dan keterbelakangan semua itu

secara diam-diam mengandaikan bahwa modernisasi sebagai proses historis yang

bertujuan jelas, tak terhentikan dan bersifat global yang akan berlangsung secara

kurang lebih sama dimana-mana, masyarakat-masyarakat tradisional pun tidak

bisa mengelak darinya dalam jangka waktu yang panjang (Mueller, 2006).

Pada dasarnya perwujudan aspek modernisasi dapat dilihat dari

berkembangnya aspek-aspek kehidupan modern seperti mekanisasi alat-alat

pertanian. Dalam rangka peningkatan produktifitas dan kualitas pertanian

mekanisasi pertanian menjadi tuntutan sekaligus menjadi kebutuhan dalam proses

produksi yang meliputi kegiatan prapanen hingga pascapanen dengan dukungan

dari berbagai sarana dan prasarana produksi yang efektif, diantaranya dukungan

alat dan mesin pertanian. Pengembangan alat dan mesin pertanian juga

pengembangan mekanisasi pertanian tidak dapat berdiri sendiri karena merupakan

suatu subsistem penunjang dalam proses budidaya, pengolahan, dan

Page 15: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

2

penyimpanan. Mekanisasi mampu meningkatkan hasil per unit tenaga kerja dan

menurunkan harga jual pangan persatuan. Namun demikian yang menjadi

permasalahan yakni mekanisasi cenderung hanya menguntungkan usahatani

berskala besar. Padahal 60% petani kita termasuk petani kecil (petani gurem).

Pada umumnya petani kecil tidak mampu menggunakan atau membeli mesin

pertanian yang relatif mahal. Akibatnya, petani-petani miskin menjadi sangat

tergantung pada petani bermodal besar yang mampu membeli mesin-mesin

pertanian tersebut. Petani kecil harus menyewa traktor bergiliran dengan petani

lain sehingga pengolahan tanah dan aktivitas usahatani yang lain tidak mandiri.

Adanya penguasaan teknologi oleh sekelompok kecil masyarakat cenderung

memunculkan kelas feodal baru karena monopoli atau struktur sosial yang

memang timpang. Introduksi teknologi baru yang hanya akan dikuasai oleh para

pemilik modal menyebabkan terjadinya polarisasi distribusi pendapatan.

(Hayami,1986) mengistilahkan fenomena sosial dengan pertumbuhan dan

pemerataan yang saling meniadakan. Petani berlahan luas menikmati surplus

produksi dari nilai lahan dan inovasi teknologi, petani tidak berlahan atau

berlahan sempit terpuruk pada produksi rendah. (Salikin, 2003).

(Manwan & Ananto, 1994) Teknologi mekanisasi pertanian sudah lama

dikenal, diketahui, dan digunakan oleh para petani seperti hand tractor, pompa

air, power thresher (mesin perontok), bed dryer (mesin pengering), dan Rice

Milling Unit (RMU/huller). Adanya penerapan mekanisasi dibidang pertanian

menyebabkan sistem penyewaan alat produksi pertanian menjadi suatu alternatif

bagi petani penyewa. Pada umumnya petani tidak memiliki modal untuk membeli

Page 16: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

3

alat pertanian tersebut sehingga dalam penggunaan alat pertanian tersebut petani

menyewa alat pertanian kepada petani pemilik alat, walaupun biaya sewa yang

ditetapkan petani pemilik alat dirasakan petani tergolong mahal. Hal tersebut juga

terjadi pada petani yang ada di Desa Tarengge Timur yang dikarenakan adanya

keterbatasan modal dalam penggunaan alat-alat pertanian sehingga petani

menggunakan alat pertanian dengan cara menyewa kepada petani pemilik alat

pertanian. Ada 326 KK di Desa Tarengge Timur dan 80% dari jumlah tersebut

memiliki mata pencariannya adalah petani, dan hanya 20% nya petani memiliki

alat-alat pertanian seperti mesin traktor tangan. Jadi sekitar 60% petani dari

jumlah keseluruhan petani di Desa Tarengge Timur yang tidak memiliki mesin

traktor tangan dan mesin perontok padi, oleh karenanya mereka menyewa mesin-

mesin tersebut dalam pengolahan lahan sawahnya dan pemanenan.

Adanya penerapan mekanisasi di satusisi dapat mempercepat pekerjaan

petani sehingga memungkinkan adanya peningkatan produksi namun disisi lain

membuat petani khususnya petani miskin dihadapkan pada biaya-biaya produksi

pertanian yang mana dapat mengurangi keuntungan dan mengurangi hasil

produksi pertanian karena adanya biaya sewa alat. Meskipun inovasi-inovasi

pertanian telah masuk ke pedesaan akan tetapi hal tersebut tidak terlalu signifikan

dalam hal memecahkan masalah kemiskinan pada masyarakat desa. Dengan kata

lain masih banyak masyarakat petani yang masih berada di bawah garis

kemiskinan padahal inovasi-inovasi mulai dari inovasi dibidang alat-alat produksi

tetap saja tidak dapat menghantarkan mereka pada kehidupan yang lebih baik.

Untuk itu, peneliti mengambil judul “Pengaruh Penggunaan Mesin Traktor

Page 17: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

4

Tangan dan Mesin Perontok Padi Terhadap Penerimaan Petani Padi di Desa

Tarengge Timur Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah di

atas, maka masalah pokok yang menarik untuk diteliti adalah bagaimana pengaruh

penggunaan mesin traktor tangan dan mesin perontok padi terhadap penerimaan

petani padi di Desa Tarengge Timur ?

1.3.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini, adalah untuk mengetahui pengaruh

penggunaan mesin traktor tangan dan mesin perontok padi terhadap penerimaan

petani padi di Desa Tarengge Timur.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang akan diperoleh yakni :

1. Manfaat akademis

Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

antara lain:

a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi baru atau data ilmiah

sebagai masukan kepada ilmu pengetahuan khususnya dalam ilmu pertanian.

b. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi bagi yang ingin

menganalisa sebuah fenomena yang memiliki kemiripan dengan kasus yang

peneliti angkat pada tulisan ini.

Page 18: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

5

2. Manfaat praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara

lain :

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh

penggunaan alat produksi pertanian bagi kondisi ekonomi petani di Desa

Tarengge Timur.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah daerah

Kabupaten Luwu Timur dalam hal merumuskan suatu kebijakan

pembangunan pertanian yang lebih baik.

Page 19: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Ekonomi Produksi Pertanian

2.1.1. Kegiatan Produksi Pertanian

Kegiatan produksi pertanian merupakan proses transformasi masukan

(input) menjadi keluaran (output). Jadi kegiatan produksi adalah melaksanakan

rencana produksi yang telah dibuat dan merupakan kegiatan yang mempunyai

masa yang cukup lama serta terkait dengan bagaiman mengolah proses produksi

berdasarkan masukan, baik yang langsung maupun yang tidak langsung, untuk

menghasilkan produksi. (E. Gumbira & A. Harizt, 2001).

Proses produksi dalam agribisnis menjadi suatu kegiatan yang sangat

menentukan keberhasilan usaha dan merupakan penyedot biaya paling besar.

Dengan demikian, kegiatan produksi tersebut harus di lakukan secara efektif dan

efisien untuk mencapai produksivitas yang tinggi. Efektivitas kegiatan produksi

dapat dilihat dari alokasi sumber daya yang benar, proses perencanaan yang benar,

serta pelaksanaan yang benar. Di lain pihak, efisiensi dapat dicapai dengan

melaksanakan rencana dan proses produksi dengan benar dan meminimalkan

pemborosan-pemborosan sumber daya, waktu, dan tenaga maupun pemborosan

karena kehilangan alat serta kehilangan dan kerusakan produk. (E. Gumbira & A.

Harizt, 2001).

2.1.2. Fungsi Produksi

(Soekartawi, 1994) fungsi produksi merupakan hubungan fisik antara

variabel yang di jelaskan (Y) dan variabel yang menjelaskan (X). Variabel yang

Page 20: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

7

dijelaskan biasanya output dan variabel yang menjelaskan yaitu input. Hubungan

X dan Y secara aljabar dapat ditulis sebagai berikut:

Y= f (X1.X2.X3………Xn)

Keterangan:

Y= produksi/output

X1.X2.X3…..Xn =input

Produksi yang dihasilkan dapat diduga dengan mengetahui berapa jumlah

input yang digunakan dalam proses produksi. Selanjutnya fungsi produksi tersebut

dapat dimanfaatkan untuk menentukan kombinasi input yang terbaik terhadap

suatu proses produksi. Meskipun demikian, hal tersebut sulit untuk dilakukan

mengingat informasi yang diperoleh dari analisis fungsi produksi tidak sempurna.

(Soekartawi, 1994) menjelaskan bahwasanya petani menemui kesulitan

untuk menentukan kombinasi tersebut:

1. Adanya faktor ketidak tentuan mengenai cuaca, hama dan penyakit tanaman.

2. Data yang digunakan untuk melakukan pendugaan fungsi produksi mungkin

tidak benar.

3. Pendugaan fungsi produksi hanya dapat diartikan sebagai gambaran rata-rata

suatu pengamatan.

4. Data harga dan biaya yang diluangkan (opportunity cost) mungkin tidak dapat

diketahui secara pasti.

5. Setiap petani dan usahataninya mempunyai sifat yang khusus.

Persyaratan yang diperlukan untuk mendapatkan fungsi produksi yang baik

adalah: (1) terjadinya hubungan yang logis dan benar antara variabel yang

Page 21: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

8

dijelaskan dengan variabel yang menjelaskan, (2) parameter statistik dari

parameter yang diduga memiliki persyaratan untuk dapat disebut parameter yang

mempunyai derajat yang ketelitiannya tinggi.

2.1.3. Model Fungsi Produksi

Model fungsi produksi yang digunakan adalah fungsi produksi cob douglas.

Menurut Soekartawi, (2002) fungsi produksi cob douglas adalah suatu fungsi

yang melibatkan dua atau lebih variabel, dimana variabel yang satu dimana

variabel yang satu bersifat dependen, yang dijelaskan (Y) sedangkan yang satunya

bersifat independen, yang menjelaskan (X). Penyelesaian hubungan antara

variabel Y dan variabel X dengan cara regresi berganda, secara matematis dapat

ditulis:

Y= aX1+bX2+bX3…+ e (Sogiono,2005)

Keterangan:

Y= penerimaan

X1= sewa mesin traktor tangan

X2= sewa mesin perontok padi.

2.2. Konsep Sistem Penyewaan

Penyewaan berasal dari kata dasar sewa yang berarti pemakaian sesuatu

dalam jangka waktu tertentu dan harus membayar uang jasa atau uang yang

dibayarkan atas pemakaian sesuatu milik orang lain. (Anwari, 1999) mengartikan

penyewaan sebagai suatu kegiatan dalam bentuk penyediaan barang modal untuk

digunakan dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian pembayaran

disertai dengan hak pilih untuk meminjam barang-barang modal yang

Page 22: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

9

bersangkutan seperti yang telah di sepakati bersama. Dari pengertian tersebut

dapat simpulkan bahwa sistem penyewaan merupakan suatu sistem yang

berhubungan dengan kesepakatan antara kedua belah pihak yakni antara petani

pemilik (alat produksi pertanian) dan petani penyewa, yang mana penyewa harus

membayar uang jasa atas pemakaian alat produksi pertanian. Pada penetapan

biaya sewa, petani pemilik alat menetapkan biaya sewa yang berbeda-beda.

Penetapan biaya sewa alat pertanian dapat dibedakan sebagai berikut:

2.2.1. Penetapan biaya sewa berdasarkan luas lahan

Penetapan biaya sewa ini dihitung per satuan luas (Ha) atau berdasarkan

luas lahan yang dimiliki atau digarap petani penyewa. Dalam penyewaan ini biaya

upah operator, biaya solar, biaya kerusakan alat tidak ditanggung oleh petani

penyewa, namun ditanggung petani pemilik alat dikarenakan petani pemilik alat

juga menjadi operator traktor yang mengerjakan lahan sawah milik petani

penyewa.

2.2.2. Penetapan biaya sewa berdasarkan waktu

Penetapan biaya sewa dihitung per satuan waktu atau jam. Dalam

penyewaan ini biaya solar, biaya upah operator, dan biaya kerusakan alat

ditanggung oleh petani penyewa. Hal ini dikarenakan bukan petani pemilik alat

yang mengerjakan lahan sawah petani penyewa. Adapun faktor-faktor yang

mempengaruhi biaya sewa yakni sebagai berikut:

a. Kenaikan harga BBM

Adanya kenaikan harga BBM tentunya sangat berdampak pada masyarakat

khususnya masyarakat petani, dengan naiknya harga BBM maka biaya-biaya

Page 23: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

10

produksi pertanian juga akan ikut naik, seperti halnya biaya sewa pengolahan

tanah dan pasca panen. Jika terjadi kenaikan harga BBM maka biaya sewa traktor

dan perontok juga akan naik sehingga dapat memicu mahalnya biaya sewa.

b. Kondisi tanah

Jenis tanah merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi mahal

atau tidaknya biaya sewa. Semakin sulit petani pemilik alat mengolah lahan

tersebut atau tekstur tanahnya keras maka semakin mahal juga biaya sewa yang

harus dibayarkan.

c. Letak sawah

Selain faktor naiknya harga BBM dan Kondisi tanah, letak sawah juga dapat

mempengaruhi biaya sewa. Semakin jauh letak sawah yang dimiliki oleh petani

penyewa maka akan semakin mahal pula biaya sewa yang di berikan dari pemilik

ALSINTAN.

2.3. Mekanisasi Pertanian

Modernisasi sebagai suatu proses transformasi dari suatu arah perubahan ke

arah perubahan yang lebih maju atau meningkat dalam berbagai aspek dalam

kehidupan masyarakat. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa modernisasi

adalah proses perubahan dari cara-cara tradisional ke cara-cara yang lebih maju,

dimana dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan. Modernisasi sering

disamakan dengan industrialisasi dan pertumbuhan ekonomi, sebaliknya kini

tradisi disamakan dengan ketinggalan zaman dan keterbelakangan semua itu

secara diam-diam mengandaikan bahwa modernisasi sebagai proses historis yang

bertujuan jelas, tak terhentikan dan bersifat global yang akan berlangsung secara

Page 24: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

11

kurang lebih sama dimana-mana, masyarakat-masyarakat tradisional pun tidak

bisah mengelak darinya dalam jangka waktu yang panjang (Mueller, 2006).

Mekanisasi pertanian merupakan introduksi dan penggunaan alat mekanis

untuk melaksanakan operasi pertanian. Mekanisasi pertanian disebut juga sebagai

aplikasi ilmu enggenering untuk mengembangkan, mengorganisir dan mengatur

semua operasi. Mekanisasi pertanian sangat diperlukan untuk menghantar

pertanian “subsistence” ke pertanian “transisi” menuju ke modernisasi dan

mempersiapkan para petani untuk hidup di masa akan datang. (Hardjosentono,

2002).

2.3.1. Traktor Roda Dua atau Traktor Tangan (Power Tiller)

Traktor roda dua atau traktor tangan (power tiller/hand tractor) adalah

mesin pertanian yang dapat dipergunakan untuk mengolah tanah dan pekerjaan

pertanian lainnya dengan alat pengolah tanahnya digandengkan/dipasangkan di

belakang mesin. Mesin ini mempunyai efisiensi tinggi, karena pembalikan dan

pemotongan tanah dapat dikerjakan dalam waktu yang bersamaan. Traktor roda

dua merupakan mesin serba guna karena dapat juga sebagai penggerak untuk alat-

alat lain seperti pompa air, alat prosesing, gandengan (trailer) dan lain-lain.

(Hardjosentono, 2002).

2.3.2.Mesin Perontok Padi (paddy thresher)

Mesin perontok yang digerakkan dengan motor biasanya dilengkapi dengan

alat (blower) pengembus kotoran-kotoran yang tidak diinginkan. Berdasarkan

jumlah drumnya, ada mesin perontok dengan drum tunggal dan drum ganda.

Butir-butir gabah yang masih menempel pada malai akan dihantam gigi-gigi

Page 25: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

12

perontok hingga rontok dari bulirnya. Gabah hendaknya sudah betul-betul tua

dengan kadar air 20-22% (maksimum). Gabah akan hancur/pecah jika kadar

airnya lebih besar. Cara pengoperasian alat ini berbeda-beda. Ada yang dipegangi

pangkal malai/batang padi dan ada pula yang dilemparkan langsung ke dalam

ruangan perontok.

Pada sistem yang terakhir ini, malai padi dipotong sependek mungkin agar

perontokan sempurna. Pada alat perontok tersebut terdapat saringan gabah yang

terletak di bawah drum perontok yang berfungsi sebagai saringan kotoran. Gabah

turun ke bawah dan melewati saringan itu. Kotorannya, yang tidak dapat melewati

saringan, akan dihembuskan ke luar oleh kipas pengembus. Dengan sebuah screw

conveyor (pendorong berbentuk uliran/sekrup), gabah yang turun ke bawah ini

didorong ke samping, ke luar dari badan perontok, dan ditampung dalam karung.

Cara pembersihan gabah oleh alat pengembus dapat berlangsung dengan

pemisahan tunggal, pemisahan ganda, maupun pemisahan 3 tingkat.

(Hardjosentono, 2002).

2.4. Petani

Petani adalah orang yang pekerjaannya bercocok tanam pada tanah

pertanian. Petani adalah orang yang melakukan cocok tanam dari lahan

pertaniannya atau memelihara ternak dengan tujuan untuk memperoleh kehidupan

dari kegiatan itu (Anwar1992).

Pengertian petani yang dikemukakan tersebut di atas tidak terlepas dari

pengertian pertanian. Pertanian adalah kegiatan manusia mengusahakan terus

Page 26: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

13

dengan maksud memperoleh hasil-hasil tanaman ataupun hasil hewan, tanpa

mengakibatkan kerusakan alam (Anwar, 1992).

Konseptualisasi petani asli menunjukkan, bahwa tanah merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari kehidupan petani. Poin pentingnya bukan hanya

terletak pada soal, bahwa tanah adalah alat produksi utama petani, melainkan

bahwa alat produksi itu mutlak dimiliki petani. Implikasinya, petani yang tidak

memiliki tanah sendiri tidak dianggap sebagai petani sejati atau asli. Implikasi

politisnya, petani mutlak dan mempertahankan dan menjaga hak kepemilikannya

atas tanah. Dengan demikian, kita bisa mengatakan bahwa konsep petani asli

memiliki kaitan sosial-budaya-politik (Sadikin M, 2001).

Istilah petani asli dapat ditafsirkan sebagai konstruksi masyarakat desa

paling tidak konstruksinya tentang sosok petani yang ”sebenarnya” (the real

peasant). Penambahan kata ”asli” dalam kata ”petani” menunjukkan, bahwa

petani yang memiliki tanah sendiri adalah gambaran ideal sosok petani yang hidup

dalam konstruksi persepsi masyarakat. Di sini kita tidak bisa mendikotomikan

”asli” dan ”palsu“, melainkan ”citra ideal” dan ”kenyataan empiri”. Ideal dalam

konteks ini tidak berarti hanya hidup dalam dunia ide dan harapan, karena bisa

juga lahir dari sebuah kenyataan yang pernah ada. Itu artinya, persepsi tersebut

lahir dari sebuah pandangan historis tentang petani yang pernah dikenal

masyarakat di waktu lampau. Dengan kalimat lain, penambahan kata ”asli” dalam

kata ”petani” menandakan bahwa secara historis apa yang disebut petani itu

adalah orang yang menggarap dan mengelola tanah miliknya sendiri. Singkatnya,

Page 27: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

14

pengertian petani secara genuine adalah orang yang memiliki dan menggarap

tanah miliknya sendiri (Slamet, 2000).

2.5. Pendapatan

Analisis adalah kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu keseluruhan

menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen,

hubungannya satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam satu keseluruhan

yang terpadu. Salah satu bentuk analisis adalah merangkum sejumlah data besar

data yang masih mentah menjadi informasi yang diinterpretasikan. Kategorisasi

atau pemisahan dari komponen-komponen atau bagian-bagian yang relevan dari

seperangkat data juga merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data

tersebut mudah diatur. Semua bentuk analisis berusaha menggambarkan pola-pola

secara konsisten dalam data sehingga hasilnya dapat dipelajari dan diterjemahkan

dengan cara yang singkat dan penuh arti (Anonim, 2001).

Pendapatan atau perolehan merupakan suatu kesempatan mendapatkan hasil

dari setiap usaha yang dilakukan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pendapatan secara langsung diterima oleh setiap orang yang berhubungan

langsung dengan pekerjaan, sedangkan pendapatan tidak langsung merupakan

tingkat pendapatan yang diterima melalui perantara (Bambang, S. 1994)

Pendapatan dapat didefenisikan sebagai sisa dari pengurangan nilai

penerimaan dan biaya yang dikeluarkan. Pendapatan yang diharapkan adalah

pendapatan yang bernilai positif. Penerimaan usahatani adalah nilai produk total

usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual.

Page 28: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

15

Penerimaan ini mencakup semua produk yang dijual, dikonsumsi rumah tangga

petani yang digunakan kembali untuk bibit atau yang disimpan digudang.

Keuntungan adalah pendapatan yang diterima oleh seseorang dari penjualan

produk barang maupun produk jasa yang dikurangi dengan biaya-biaya yang

dikeluarkan dalam membiayai produk barang maupun produk jasa. Pendapatan

dapat dibagi menjadi tiga bagian pendapatan yaitu sebagai berikut: (Soekartawi

,2006),

1. Pendapatan kotor (Gross Income) adalah pendapatan usahatani yang belum

dikurangi biaya-biaya.

2. Pendapatan bersih (Net Income) adalah pendapatan setelah dikurangi biaya.

3. Pendapatan pengelola (Management Income) adalah pendapatan merupakan

hasil pengurangan dari total output dengan total input.

Pendapatan merupakan penambahan modal yang dipergunakan dalam aktiva

usaha, penambahan tersebut sifatnya bruto (kotor) karena belum diperhitungkan

dengan biaya-biaya. Pendapatan yang dimaksud dapat diperoleh dari penjualan

barang dagangan, pemberian jasa kepada pelanggan, pendapatan bunga bank,

penyewaan aset, dan lain-lain (Anonim, 2003)

Menurut (Harnanto,1996), ada beberapa ukuran pendapatan petani yaitu:

a. Pendapatan kerja petani (operator labor income) diperoleh dengan menghitung

semua penerimaan yang berasal dari penjualan yang dikonsumsi keluarga dan

kenaikan nilai inventaris. Setelah itu dikurangi dengan semua pengeluaran baik

yang tunai maupun yang tidak diperhitungkan.

Page 29: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

16

b. Penghasilan kerja petani (operator farm labor earning) diperoleh dari

menambah pendapatan kerja petani ditambah dengan penerimaan tidak tunai.

c. Pendapatan kerja keluarga (family farm labor earning) merupakan hasil balas

jasa dari petani dan anggota keluarga.

d. Pendapatan keluarga (family income) yaitu dengan menjumlahkan semua

pendapatan petani dan keluarganya dari berbagai sumber.

Pendapatan rumah tangga petani bersumber dari dalam usahatani dan

pendapatan dari luar usahatani. Pendapatan dari dalam usahatani meliputi

pendapatan dari tanaman yang diusahakan oleh petani ( padi sawah).

2.6. Biaya Produksi

(Soekartawi dkk, 1986) menyatakan bahwa pengeluaran usahatani

mencangkup pengeluaran tunai. Pengeluaran usahatani adalah nilai semua yang

habis terpakai atau di keluarkan dalam proses produksi tetapi tidak termasuk

tenaga kerja dan bunga modal. Biaya usahatani juga meliputi penyusutan dan

merupakan nilai inventaris yang di sebabkan oleh pemakaian alat sealama satu

tahun pembukuan, penyusutan suatu barang dapat dinilai dengan menggunakan

sistem sebanding dengan jumlah angka satuan.

Biaya produksi adalah harga dari faktor produksi (input) yang dikorbankan

untuk menghasilkan output (X.PX). Fungsi biaya memerinci biaya total yang

dikenakan oleh perusahaan untuk memproduksi suatu output selama kurun waktu

tertentu (Syafiuddin, 2013).

Page 30: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

17

Menurut sifatnya biaya produksi dapat dibagi:

1. Biaya Tetap (Fixed Cost = FC) adalah biaya yang dikeluarkan tetap tidak

tergantung besarnya output. Biaya tetap dapat pula diartikan sebagai kewajiban

yang harus dibayar oleh suatu perusahaan persatuan waktu tertentu, untuk

pembayaran semua input tetap, dan besarnya tidak tergantung dari jumlah

produk yang dihasilkan.

2. Biaya Variabel (Variabel Cost = VC) adalah biaya yang berubah-ubah

mengikuti perubahan jumlah output, atau dapat pula diartikan sebagai

kewajiban yang harus dibayar oleh suatu perusahaan pada waktu tertentu,

untuk pembayaran semua input variabel yang digunakan dalam proses

produksi.

3. Biaya Total (Total Cost = TC) adalah penjumlahan biaya tetap (FC) dan biaya

variabel (VC).

Besarnya biaya total yang dikeluarkan petani secara matematis dinyatakan

sebagai berikut (Soekartawi, 1996).

TC = FC + VC;

dimana:

TC = Biaya total (total cost)/ (Rp/musim tanam)

FC = Biaya tetap (fixed cost)/(Rp/musim tanam)

VC = Biaya variabel (variable cost)/ (Rp/musim tanam).

Page 31: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

18

2.7. Penerimaan

Penerimaan total (TR) adalah total penerimaan dari hasil penjualan atau

hasil kali antara produksi yang diperoleh dengan harga jual (Soekartawi, 2011).

Penerimaan tunai usahatani (farm) didefinisikan sebagai nilai uang yang diterima

dari hasil penjualan produk usahatani. Pengeluaran tunai usahatani (farm

payment) adalah seluruh pendapatan yang diperoleh dari usahatani selama satu

periode di perhitungkan dari hasil penjualan atau penaksiran kembali. Faktor-

faktor yang mempengaruhi penerimaan dari usahatani adalah sebagai berikut.

a). Produksi

(Soekartawi, 2011) menyatakan bahwa produksi merupakan usaha

menciptakan atau meningkatkan kegunaan suatu barang untuk memenuhi

kebutuhan atau proses mengubah input menjadi output. Produksi merupakan hasil

akhir dalam proses aktivitas ekonomi dan memanfaatkan beberapa masukan atau

input. Dengan pengertian ini dapat dipahami bahwa kegiatan produksi adalah

mengkombinasi dari beberapa input atau masukan untuk menghasilkan output.

b). Harga

Harga adalah suatu nilai tukar yang biasa disamakan dengan uang barang

lain untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau jasa bagi seseorang atau

kelompok pada waktu tertentu dan tempat tertentu. Istilah harga digunakan untuk

memberikan nilai financial pada suatu produk atau jasa tertentu.

Harga dan produktifitas merupakan sumber dari suatu ketidak pastian,

sehingga bila harga dan produksi berubah maka pendapatan yang diperoleh petani

Page 32: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

19

juga berubah (Soekartawi, 1995). Besarnya penerimaan dari usaha tanaman padi

sawah selama musim tanam, secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

TR = Y . PY

dimana:

TR =Penerimaan total (total revenue)/ (Rp/musim tanam).

Y = Produksi (Kg)/musim tanam.

Py = Harga produksi (price)/Rp/kg).

2.8. Kerangka Pikir

Mekanisasi pertanian merupakan introduksi dan penggunaan alat mekanis

untuk melaksanakan operasi pertanian. Mekanisasi pertanian disebut juga sebagai

aplikasi ilmu enggenering untuk mengembangkan, mengorganisir dan mengatur

semua operasi. Mekanisasi pertanian sangat diperlukan untuk menghantar

pertanian “subsistem” ke pertanian “transisi” menuju ke modernisasi dan

mempersiapkan para petani untuk hidup di masa akan datang.

Pengaruh mekanisasi pertanian terhadap pendapatan rumah tangga pedesaan

petani padi belum di ketahui. Mekanisasi pertanian sudah di terapkan oleh petani

padi di Desa Tarengge Timur dalam usahatani. Oleh karenanya penelitian ini

untuk mengetahui pengaruh mekanisasi pertanian terhadap pendapatan rumah

tangga pedesaan petani padi, untuk lebih lanjut dapat dilihat pada gambar 1.

Page 33: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

20

Gambar 1. Kerangka fikir pengaruh penggunaan mesin traktor tangan dan mesin

perontok padi terhadap penerimaan petani padi di Desa Tarengge

Timur Kabupaten Luwu Timur.

2.9. Hipotesis

Berdasarkan dari latar belakang dan pembatasan masalah, maka dalam

penelitin ini dapat diajukan hipotesis yaitu: Diduga bahwa penggunaan mesin

traktor tangan dan mesin perontok padi memiliki pengaruh terhadap penerimaan

petani padi di Desa Tarengge Timur.

Penggunaan Traktor

Tangan (X1)

Penerimaan

Petani Padi (Y)

Penggunaan Perontok

Padi (X1)

Page 34: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

III. METODE PENELITIAN

3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Desa Tarengge Timur Kabupaten

Luwu Timur. Penelitian ini akan dilaksanakan selama 2 bulan mulai dari bulan

Januari sampai dengan bulan Febuari 2017. Penelitian ini dilakukan dengan

pertimbangan bahwa pada Desa Tarengge Timur Kabupaten Luwu Timur telah

menggunakan mekanisasi pertanian dalam usahatani.

3.2. Pengambilan dan Penentuan Sampel

Jumlah populasi adalah 209 orang yang menanam padi dan menggunakan

jasa penyewaan mesin traktor tangan dan mesin perontok padi yang ada di Desa

Tarengge Timur. Teknik pengambilan sampel yaitu teknik Random Sampling

(acak sederhana) yaitu semua populasi mempunyai peluang yang sama untuk

dijadikan sebagai responden. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 20%

dari populasi, sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 40 orang.

3.3. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Observasi yaitu melakukan pengambilan data yang dilakukan melalui

pengamatan langsung pada petani padi sawah di Tarengge Timur Kabupaten

Luwu Timur.

2. Wawancara adalah pengambilan data yang dilakukan melalui interview

langsung dengan informan yaitu petani padi sawah di Desa Tarengge Timur

Page 35: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

22

Kabupaten Luwu Timur. Untuk memudahkan dalam proses interview

digunakan kusioner atau daftar pertanyaan.

3. Dokumentasi, yaitu dengan melakukan pencatatan dan pengambilan gambar

di lapangan pada petani padi sawah di Desa Tarengge Timur Kabupaten

Luwu Timur.

3.4. Jenis Dan Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari informan kunci

dengan menggunakan daftar pertanyaan (angket) dan wawancara langsung

untuk mendapatkan data-data tentang pengaruh mekanisasi pertanian terhadap

pendapatan rumah tangga pedesaan.

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui penelusuran dan

penelahaan studi-studi dokumen yang terdapat di tempat penelitian. Data

sekunder yang di kumpulkan antara lain, berapa jumlah petani yang

menggunakan mekanisasi pertanian dalam usahatani, dan berapa pendapatan

yang di peroleh/ha petani padi sawah yang menggunakan mekanisasi

pertanian.

3.5. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul akan ditabulasi dan selanjutnya dianalisis untuk

mengetahui penerimaan dari usahatani padi, dengan menggunakan rumus:

TR = Y . PY

dimana:

Page 36: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

23

TR =Penerimaan total (total revenue)/ (Rp/musim tanam).

Y = Produksi (Kg)/musim tanam.

Py = Harga produksi (price)/Rp/kg). (Soekartawi, 2006)

Untuk mengetahui pengaruh sewa mesin traktor tangan dan mesin

perontok padi digunakan rumus regresi linier berganda. Secara matematis

dinyatakan sebagai berikut;

Y = a + b1X1 + b2X2 + e (Sugiono, 2005)

Keterangan :

Y= pendapatan.

X1=sewa mesin traktor tangan.

X2=sewa mesin perontok padi.

3.6. Definisi Operasional

1. Mekanisasi pertanian merupakan introduksi dan penggunaan alat mekanis

untuk melaksanakan operasi pertanian.

2. Modernisasi adalah suatu proses transformasi dari suatu arah perubahan ke

arah perubahan yang lebih maju atau meningkat dalam berbagai aspek dalam

kehidupan masyarakat.

3. Penyewaan adalah suatu sistem perjanjian yang disepakati oleh pemilik alat

pertanian dengan pemilik lahan untuk mengola lahan degan waktu tertentu.

4. Traktor roda dua atau traktor tangan (power tiller/hand tractor) adalah mesin

pertanian yang dapat dipergunakan untuk mengolah tanah.

5. Mesin perontok padi adalah mesin yang digunakan petani dalam memisahkan

padi dengan malai.

Page 37: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

24

6. Petani adalah orang yang melakukan cocok tanam dari lahan pertaniannya

atau memelihara ternak dengan tujuan untuk memperoleh kehidupan dari

kegiatan itu

7. Pendapatan dapat didefinisikan sebagai sisa dari pengurangan nilai

penerimaan dan biaya yang dikeluarkan.

8. Analisis adalah kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu keseluruhan

menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen,

hubungannya satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam satu

keseluruhan yang terpadu.

9. Penerimaan adalah perkalian antara jumlah produksi barang yang diperoleh

dengan harga dengan harga jual.

10. Biaya produksi adalah besar modal yang dikeluakan petani dalam melakukan

usahatani.

11. Produksi adalah produk atau jasa yang dihasilkan oleh petani dalam

usahatani.

12. Harga adalah satuan nilai yang melekat pada produk atau jasa dan sebagai

nilai ukur dari produk atau jasa dari usahatani.

Page 38: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Sejarah Pembangunan Desa

Desa Tarengge Timur merupakan salah satu Desa dari 16 (enam belas)

Desa di Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur. Desa Tarengge Timur

terdiri atas 5 (Lima ) Dusun yakni Dusun Muktisari, Dusun Buah Sari, Dusun

Roda, Dusun Tetetallu dan Dusun Rantetiku. Desa Tarengge Timur adalah Desa

hasil dari pemekara dari Desa tarengge. Sejarah singkat terbentuknya Desa

Tarengge Timur, bermula pada tahun 1967 bersaman keluarnya aturan pemerintah

pusat menghendaki adanya keseragaman administrasi. Olehnya pemerintahan

pada saat itu terbentuk Desa Tarengge pecahan dari Desa Lampanai Kecamatan

Wotu dan yang pertama ditunjuk oleh Camat sebagai Pejabat adalah Zainuddin,

kepemimpinanyan berakhir pada tahun 1982. Kemudian pada tahun 1982 – 1991

kepemimpinan di gantikan oleh Muh. Idris Nompo mantan danramil Wotu. Saat

kepemimpinan Muh. Idris Nompo Desa Tarengge menggalami pemekaran

tepatnya pada tahun 1986. Jadi Desa Tarengge menjadi dua Desa yaitu Desa

Maramba dan pertama kali menjabat jadi kepala Desa Sakarani pada tahun 1986.

Kemudian pada tahun 1990 terjadi pemekarn lagi yaitu Desa Kalaena dan yang

pertama kali menjabat menjadi Kepala Desa Kasim Maduppa. Transisi pemerint

tahun 1991 samapai 1993 Desa Tarengge Timur di pimpin oleh Jabir Istop. Dan

pada masa jabatanya terjadi pemekaran lagi yaitu Desa Karambua dan Kepala

Desa pertama dijabat oleh Muchtar Nasir pada tahun 1993. Pada akhir tahun 1993

sampai 1999 Desa Tarengge dipimpin oleh Hasanuddin. Pada tahun 1999 sampai

Page 39: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

26

2000 terjadi transisi dan dipimpin sementara oleh Drs. Sampei’ Basir. Pada tahun

2000 dilakukan pemilihan Kepala desa dan terpilih Patawari. M dan berakhir

masa kepemimpinanya tahun 2008. Dan pada pemilihan tahun 2008 patawari

masih terpilih untuk menjadi Kepala desa Tarengge. Dimasa kepemimpinan kedua

Patawari desa Tarengge mengalami pemekaran lagi yaitu Desa Tarengge Timur

tepatnya pada tahun 2012. Pada tanggal 4 mei 2012 bertempat di Dusun Buah sari

dilaksanakan pelantikan Pjs. Kepala Desa Tarengge Timur yaitu Abu Bakar. Padi

tanggal 26 september 2013 Desa Tarengge Timur melakukan pemilihan Kepala

Desa pertama dan terpilih Desius Rantetana sebagai Kepala Desa pertama Desa

Tarengge Timur.

4.2. Kondisi Umum Desa Tarengge Timur

Keadaan geografis Desa Tarengge Timur sebelah Timur berbatasan dengan

Desa Karambua. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Bangun Karya dan desa

Manunggal. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tarengge dan di sebelah

Selatan berbatasan dengan Desa Madani, Desa Maramba dan Desa Kanawotu.

Luas wilayah Desa Tarengge Timur sekitar 8,25 km2

. Sebagai Desa Agraris

sebagian besar lahan Desa Tarengge Timur dijadikan sebagai pemukiman

penduduk, perkebunan masyarakat, dan sebai persawahan. Secara umum keadaan

tofografi Desa Tarengge Timur persawahan dengan keadaan datar. Untuk iklim

Desa Tarengge Timur sebagaiman desa – desa lain yang ada di Indonesia yang

beriklim tropis yang memiliki dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau.

Page 40: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

27

4.2.3. Wilayah Administrasi Pemerintahan Desa

Desa Tarengge Timur terdiri atas lima ( 5) dusun yakni Dusun

Muktisari, Dusun Buah Sari, Dusun Roda, Dusun Tetetallu dan Dusun Rantetiku.

Dengan jumlah rukun tetangga ( RT ) sebanyak sebelas ( 11 )buah. Berikut daftar

nama dusun dan Jumlah RT-nya.

Tabel 1. Wilayah Adminitrasi Pemerintahan Desa Tarengge Timur Berdasarkan

Dusun

NAMA DUSUN JUMLAH RT

Muktisari 2

Bua Sari 2

Roda 2

Tetetallu 3

Rantetiku 2

Sumber : Profil Desa setelah diolah, 2017

4.3. Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk

4.3.1. Jumlah Penduduk

Penduduk Desa Tarengge Timur terdiri atas 326 KK dengan total jumlah

jiwa 1616 Jiwa. Perbandingan laki-laki dan perempuan adalah laki-laki sebanyak

796 jiwa dan perempuan sebanyak 820 jiwa. Untuk lebih jelasnya lihat Tabel 2.

Page 41: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

28

Tabel 2. Jumlah Penduduk Bedasarkan Dusun di Desa Tarengge Timur

Nama Dusun Jumlah (ornga) Persentase (%)

Muktisari 294 18,2

Buah Sari 287 17,8

Roda 338 20,9

Tetetallu 441 27,3

Rantetiku 256 15,8

Jumlah 1616 100,0

Sumber : Profil Desa setelah diolah, 2017

Table 2 menjelaskan bahwa dusun yang memiliki jumlah penduduk

terbanyak adalah Dusus Tetetallu dengan jumlah penduduknya 441 atau 27,3%.

Sedangkan jumlah penduduk paling rendah berada di Dusun Rantetiku dengan

jumlah penduduknya sebanyak 256 atau 15,8 %.

4.3.2. Mata Pencaharian

Penduduk Desa Tarengge Timur mempunyai mata pencaharian yang

berbeda-beda. Tetapi sebagian besar penduduk desa Tarengge Timur mata

pencahariannya sebagai petani. Berikut perbandingan persentase jenis

pencaharian penduduk.

Page 42: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

29

Table 3. Mata Pencarian Penduduk Desa Tarengge Timur

Mata Pencaharian Jumlah (Orang) Persentase (%)

Petani 260 80

Peternak 5 1,5

Wiraswasta 16 5

PNS 2 0,5

Karyawan 36 11

Pensiunan PNS 1 0,2

Lain-lain 6 1,8

Sumber : Profil Desa setelah diolah, 2017

Tabel 3 menjelaskan bahwa mata pencaharian penduduk di Desa Tarengge

Timur penduduk yang mata pencarian sebagai petani dengan sebanyak 260 orang

atau 80%. Penduduk yang mata pencariannya sebagai peternak 5 orang atau 1,5%,

untuk penduduk wiraswasta sebanyak 16 atau 5%. Kemudian penduduk yang

bermata pencarian sebagai PNS sebanyak 2 oranag atau 0,5 %, sedangkan sebagai

kariawan sebanyak 36 orang atau 11%. Dan pensiunan PNS sebanyak 1 orang

atau 0,2 %, dan sebanyak 6 orang atau 1,8 % memiliki mata pencarian serabutan.

Page 43: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Karakteristik Petani Responden

Modal utama seorang petani dalam melakoni usahataninya sangat

ditentukan oleh karakteristik yang dimiliki. Karakteristik yang dimaksud berkaitan

dengan umur, luas lahan yang dimiliki, jumlah tanggungan keluarga dan

pendidikan. Karakteristik petani responden yang berkaitan dengan petani padi

yang menggunakan traktor tangan dan perontok padi dijelaskan sebagai berikut:

5.1.1 Umur Petani

Pada umumnya faktor usia merupakan salah satu penentu keberhasilan

dalam kesehatan, baik dalam berfikir maupun berbuat dan bertindak. Semakin tua

usia petani, maka kemampuan kerjanya relatif menurun.Walaupun di sisi lain,

petani yang berusia tua biasanya lebih banyak pengalaman di bandingkan petani

yang relatif muda. Petani yang berusia muda biasa bersifat dinamis, yakni lebih

berani menanggung resiko untuk memperoleh pengalaman berusahatani. Yang

lebih relatif tua, mempunyai kapasitas perencanaan pengelolaan usahatani yang

lebih matang dan memiliki banyak pengalaman.

Tabel 4 menunjukkan bahwa klasifikasi kelompok usia responden 25 – 33

tahun sebesar 32,5 % ( 13 orang ), 34 – 42 tahun sebesar 27,5 % ( 11 orang ),43 –

51 tahun sebesar 22,5 % ( 9 orang ), 52 – 60 tahun sebesar 17,5 % ( 7 orang ).Hal

ini menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini termasuk dalam kelas

tingkat usia produktif, sehingga responden termasuk golongan produktif dalam

Page 44: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

31

pengembangan usahatani padi sawah. Usia produktif berusahatani adalah 20 – 50

tahun.

Tabel 4. Klasifikasi Responden Menurut Kelompok Usia di Desa Tarengge

Timur Kabupaten Luwu Timur

NO Usia Petani ( Tahun) Jumlah (Orang) Presentase (%)

1 25 – 33 13 32,5

2 34 – 42 11 27,5

3 43 – 51 9 22,5

4 52 – 60 7 17,5

Total 40 100,0

Sumber:Data Primer Setelah Diolah, 2017

5.1.2 Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam kehidupan

manusia, baik untuk dirinya sendiri maupun lingkungannya. Tingkat pendidikan

akan berkaitan dengan pola pikir pekerja. Namun demikian untuk kegiatan usaha

di sektor pertanian tidak berdampak sangat signifikan, hal ini berkaitan baik yang

sifatnya langsung maupun tidak langsung terhadap jenis usaha yang mereka

lakukan.

Tingkat pendidikan sendiri baru akan terlihat pada sistem manajemen

pengolahan produksi yang mereka lakukan di ikuti dengan pengalaman usaha

yang mereka dapatkan. Di Desa Tarengge Timur umumnya yang memasuki

pekerjaan sebagai petani adalah yang berpendidikan Sekolah Dasar sebanyak 19

responden, berpendidikan Sekolah Menengah Pertama Sebanyak 15 orang, dan

berpendidikan Sekolah Menengah Atas 6 orang. Untuk lebih jelasnya dapat di

lihat pada Tabel 5.

Page 45: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

32

Tabel 5. Klasifikasi Responden menurut Tingkat Pendidikan Petani Padi Sawah

Di Desa Tarengge Timur Kabupaten Luwu Timur.

NO Tingkat Pendidikan Frekuensi (Orang) Presentase (%)

1 SD 19 47,5

2 SMP 15 37,5

3 SMA 6 15,0

Jumlah 40 100,0

Sumber : Data Primer Setelah Diolah ,2017

5.1.3 Jumlah Tanggungan Keluarga

Hasil penelitian yang telah di lakukan bahwa petani padi di Desa Tarengge

Timur Kabupaten Luwu Timur jumlah tanggungan keluarga adalah semua

anggota keluarga yang biaya hidupnya di tanngung oleh responden. Jumlah

tanggungan keluarga petani cenderung turut berpengaruh pada kegiatan

operasional usahatani, karena keluarga yang relatif besar merupakan sumber

tenaga kerja.

Tabel 6. Klasifikasi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga Petani

di Desa Tarengge Timur Kabupaten Luwu Timur.

No Jumlah Tanggungan Keluarga

(Orang)

Jumlah Presentase (%)

1 1-2 16 40,0

2 3-4 23 57,5

3 5-6 1 2,5

Jumlah 40 100,0

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2017

Tabel 6 menunjukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga petani responden

terbanyak yaitu 3 – 4 orang terbanyak 23 responden atau 57,5% dari jumlah

responden. Selain itu jumlah tanggungan keluarga terendah yaitu 5-6 orang atau

Page 46: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

33

2,5% dari jumlah responden. Keadaan demikian sangat berpengaruh terhadap

tingkat kesejahteraan keluarga dan untuk peningkatan produksi usahatani padi

dalam memenuhi kebutuhannya.

5.1.4. Luas lahan

Luas lahan merupakan besarnya areal yang ditanami padi sawah yang

diukur dalam satuan are atau hektar. Luas lahan yang diusahakan oleh petani

bervariasi, dan lahan yang dikelola petani merupakan lahan milik sendiri. Luas

lahan petani akan mempengaruhi efisien atau tidaknya suatu usahatani, karena erat

hubungannya dengan biaya yang di keluarkan dan produksi yang di terima.

Semakin luas lahan dan biaya produksi yang di keluarkan tidak seimbang dengan

produksi yang di peroleh. Pada usaha tani yang relatif sempit, walaupun

menggunakan inovasi yang tepat guna, tetapi menghasilkan produksi yang relatif

luas. Hal ini menyebabkan kecenderungan petani mengutamakan usahatani padi

untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, sehingga sulit untuk menerapkan

inovasi-inovasi baru, karena lahannya yang tidak memungkinkan. Lahan yang di

usahakan petani di Desa Tarengge Timur adalah lahan milik sendiri, tetapi luas

lahan yang di miliki petani sangat bervariasi. Luas lahan usahatani responden

dalam pengembangan usahatani padi berkisar antara 30 are sampai 310 are. Hal

ini sangat memungkinkan untuk terjadinya kelas sosial, dimana petani yang

memiliki lahan yang luas akan lebih sejahtera di bandingkan dengan petani yang

memiliki lahan sempit. Kemudian petani berlahan sempit akan bergantung kepada

pemilik lahan luas dari alat-alat pertanian dikarenakan belum adanya bantuan dari

pemerintah setempat dalam hal memberikan bantuan ALSINTAN.

Page 47: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

34

Tabel 7. Klasifikasi Responden Berdasarkan Luas Lahan Petani Padi di Desa

Tarengge Timur Kabupaten Luwu Timur.

No Luas Lahan (are) Jumlah Petani Persentase (%)

1 30 – 100 22 55,0

2 110–180 10 25,0

3 190 – 260 4 10,0

4 270 – 340 4 10,0

Jumlah 40 100,0

Sumber :Data Primer Setelah Diolah,2017

Tabel 7 menunjukkan bahwa luas lahan petani responden di Desa Tarengge

Timur Kabuapaten Luwu Timur sebagian besar petani padi memilki lahan 30 –

100 are sebanyak 22 orang atau 55,0%, 110 – 180 are sebanyak 10 orang atau

25,0% dan 190 – 260 are sebanyak 4 orang atau 10,0%, kemudian 270 – 340 are

sebanyak 4 orang atau 10,0 %. Dengan demikian pemilikan lahan tersebut sangat

memungkinkan pengembangan usahatani khususnya usahatani padi dan lahan

yang dimiliki oleh petani responden cukup luas untuk rata-rata per petani.

5.2. Penggunaan Mesin Traktor Tangan

Untuk di Desa Tarengge Timur kepemilikan mesin traktor tangan di miliki

oleh petani pemilik lahan luas dikarenakan harga alat pertanian yang begitu mahal

untuk mendapatkannya. Kurang lebih 50 unit mesin traktor tangan yang ada di

Desa Tarengge Timur, dan itu dimiliki oleh petani berlahan luas belum ada

bantuan dari pemerintah untuk membantu petani dalam memberikan traktor

tangan melalui kelompok tani di Desa Tarengge Timur. Sehingga petani di Desa

Tarengge Timur masih bergantung kepada petani berlahan luas yang memiliki

Page 48: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

35

mesin traktor tangan. Adanya keterbatasan modal bagi petani sehingga dalam

menggunakan alat pertanian berupa traktor tangan maka petani memperolehnya

dengan cara menyewa kepada petani pemilik alat. Adapun cara penyewaan alat

pertanian yakni: Cara penyewaan traktor tangan, dalam penyewaaan ini petani

pemilik alatlah yang mengerjakan lahan sawah petani penyewa, yang mana petani

penyewa terima bersih saja dalam artian petani penyewa hanya membayar biaya

sewa alat saja karena biaya solar, biaya operator yang mana biasanya terdiri dari

dua orang untuk satu unit traktor tangan dan apabila terjadi kerusakan alat

ditanggung oleh petani pemilik alat. Dan biaya yang dikenakan untuk petani

penyewa alat di hitung berdasarkan luas lahan yang dimiliki oleh petani penyewa.

Kemudian untuk kesepakatan pembayaran sewa pada umumnya di lunasi setelah

panen, tetapi untuk uang tanda jadi biasanya 50,0% dari biaya keseluruhan sewa.

Berikut ini akan disajikan tabel mengenai penggunaan mesin traktor tangan

sebagai berikut.

Table 8. Biaya Penggunaan Traktor Tangan di Desa Tarengge Timur Kabupaten

Luwu Timur

Sumber : Data Primer Setelah Diolah,2017

Besarnya biaya sewa ditentukan oleh luas lahan yang dimiliki. Semakin luas

lahan yang dimiliki semakin besar biaya sewa yang harus dikeluarkan begitupun

Luas lahan

Ha

Pembayaran

Kontan

Rp

Setelah Panen

Rp

1 1.000.000 1.200.000

2 2.000.000 2.200.000

3 3.000.000 3.200.000

4 4.000.000 4.200.000

Page 49: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

36

sebaliknya, semakin sempit lahan yang dimiliki semakin sedikit biaya yang

dikeluarkan. Seperti yang dikemukakan sebelumnya penetapan biaya sewa traktor

di Desa Tarengge Timur dihitung per are namun dalam hal ini penulis

mengkonversikan ke dalam satuan hektar. Pada Table 8 pula menggambarkan

adanya perbedaan pembayaran oleh petani pemilik alat traktor kepada petani

penyewa alat. Perbedaan itu di golongkan dengan petani penyewa yang membayar

kontan dan petani penyewa yang membayar setelah panen, perbedaannya adalah

20% dari petani yang membayar kontan.

Adanya traktor tangan petani lebih dipermudah dalam mengolah lahan

sawah garapannya. Kemudian hadirnya traktor tangan ini memberikan efisiensi

dalam menyelesaikan pekerjaan petani sehingga petani dapat menanam sesuai

dengan jadwal tanam yang direkomendasikan penyuluh pertanian. Bukan hanya

waktu tanam yang bisa diserentakkan tetapi juga petani bisa mengatur sawah yang

harus didahulukan petani sesuai dengan aliran irigasi jadi di Desa Tarengge Timur

petani mendahulukan sawah yang berada di hulu irigasi baru ke hilir sehingga

pemenuahan air bisa di atur dengan benar. Hal tersebut juga berkontribusi dalam

meningkatkan produktifitas dan dapat menggurangi serangan hama.

5.3. Penggunaan Mesin Perontok Padi

Alat perontok padi itu sendiri untuk di Desa Tarengge Timur belum ada

satupun petani yang memiliki baik petani yang memiliki lahan luas di karenakan

harga mesin yang mahal, dan belum ada bantuan dari pemerintah sendiri dalam

hal pengadaan bantuan mesin perontok padi melalui kelompok tani di Desa

Page 50: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

37

Tarengge Timur. Jadi alat tersebut di datangkan dari luar Desa Tarengge Timur

bahkan ada yang dari luar Kabupaten. Oleh karena itu ketika waktu panen di Desa

Tarengge Timur sudah dekat ada petani yang jadi perantara untuk mendatangkan

alat perontok padi tersebut di Desa Tarengge Timur, hal ini di jadikan lahan bisnis

oleh petani yang mendatangkan alat perontok padi. Jadi dari kerja sama tersebut

petani yang sebagai perantara alat perontok padi ini akan mendapatkan komisi

dari pemilik alat perontok padi sebesar Rp. 1. 000 dalam satu karungnya.

Biaya penyewaan perontok padi di Desa Tarengge Timur berdasarkan hasil

produksi yang diperoleh. Jadi besar biaya sewa ditentukan dengan berapa karung

yang dihasilkan petani penyewa. Besarnya biaya sewa perontok padi per

karungnya adalah Rp 28.000, tetapi petani penyewa tidak lagi mencari buruh dan

tidak menanggung kerusakan mesin, semua itu di tanggung oleh petani pemilik

mesin perontok padi. Kemudian petani penyewa alat akan melunasi biaya sewa

setelah selesai proses pemanenan dilakukan. Dan untuk karung yang digunakan

petani penyewa alat perontok padi memiliki volume isi berkisar dari 125 kg - 130

kg.

Dalam hadirnya alat pertanian mesin perontok padi petani bisa memanen

padi lebih efisin sehingga petani dapat lebih cepat menjual hasil panennya. Hal

tersebut akan berdampak pada perputaran ekonomi di Desa Tarengge Timur.

Karena efisien pemanenan ini akan mempercepat penggolahan sawa sehinnga

petani bisa melakukan panen 3 musim dalam satu tahunnya hal tersebut sangat

berkontribusi dalam perekonomian petani Desa Tarengge Timur yang

notabenegnya masyarakat disana memiliki mata pencaharian petani.

Page 51: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

38

5.4. Produksi Petani

Produksi padi merupakan jumlah output atau hasil panen padi dari luas

lahan petani selama satu musim tanam (pertahun) dalam bentuk gabah kering

panen (GKP) yang diukur dalam satuan kilogram (\Kg). Panen di Desa Tarengge

Timur dalam satu tahunnya adalah 3 kali, dikarenakan lahan sawah di Desa

Tarengge Timur adalah jenis sawah irigasi atau memiliki irigasi yang bagus.

Dalam satu kali panen petani normalnya untuk 100 are nya mampu memproduksi

50 karung, atau dalam 2 are bisah menghasilkan 1 karung padi dengan berat 125

kg. Varietas padi yang dominan di tanam oleh petani adalah varietas Santana

yang dulunya adalah binih label tetapi untuk sekarang petani menggunakan benih

yang mereka hasilkan sendiri. Kenapa petani lebih dominan menanam varietas

Santana dikarenakan memiliki beberapa keunggulan dari segi berat timbangan,

lebih tahan hama dan penyakit, dan banyak pembeli yang mencari varietas

Santana. Petani di Desa Tarengge Timur dalam usahataninya bukan hanya

dikomersilkan tetapi untuk dikomsumsi sendiri terutama petani yang memiliki

lahan sempit lebih memilih hasil panennya dikonsumsi sendiri. Pada umumnya

petani dalam satu musim biasa menyimpan sampai 10 karung untuk di konsumsi

sendiri dan sisanya baru di komersilkan.

5.5. Penerimaan Petani

Penerimaan total (TR) adalah total penerimaan dari hasil penjualan atau

hasil kali antara produksi yang diperoleh dengan harga jual (Soekartawi, 2011).

Penerimaan tunai usahatani (farm) didefinisikan sebagai nilai uang yang diterimah

Page 52: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

39

dari hasil penjualan produk usahatani. Untuk penerimaan petani di Desa Tarengge

Timur akan di sajikan di table berikut ini.

Table 9. Klasifikasi penerimaan petani padi di Desa Tarengge Timur Kabupaten

Luwu timur

NO Penerimaan(Rp) Jumlah (orang) Persentase (%)

1 6.769.100–28.139.325 23 57,5

2 29.000.000– 50.370.225 13 32,5

3 51.000.000–72.370225 1 2,5

4 73.000.000–94.370225 3 7,5

Jumlah 40 100,0

Sumber : Data Primer Setelah Diolah,2017

Tabel 9 menunjukan tingkat penerimaan petani dalam satu musimnya sangat

berfariasi, dan yang paling banyak jumlah penerimaan petani adalah berkisar dari

6 juta sampai 28 juta yaitu sebanyak 23 orang atau 57,5%. Sedangkan penerimaan

tertingi petani per musim adalah 73 juta sampai 94 juta sebanyak 3 orang saja atau

7,5%. Hal tersebut dikarenakan ketidak merataan luas lahan petani di Desa

Tarengge Timur. Jadi bisa kita lihat keadaan ekonomi di Desa Tarengge Timur

memungkinkan akan adanya indikasi kelas sosial petani penerimaannya tinnggi

dan petani yang penerimaan rendah, dan itu sangat mempengaruhi standar hidup

petani di Desa Tarengge Timur.

5.6. Hasil Analisis Linear Berganda

Berdasarkan dari hasil analisis linear berganda dengan menggunakan

program IBM SPSS statistik 21 di peroleh nilai R Square yang diperoleh sebesar

0,956 (lihat Tabel 10) Variabel independen yaitu penggunaan traktor tangan dan

perontok padi mempengaruhi variabel dependen atau dengan kata lain 95,6 %

Page 53: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

40

penerimaan dijelaskan oleh variabel penggunaan traktor tangan dan variabel

penggunaan perontok padi. Sedangkan sisanya sebesar 4,4 % dipengaruhi oleh

variabel yang lain yang tidak diteliti pada dalam penelitian ini. Berikut ini akan

disajikan Tabel Model Summary yang menjelaskan model variabel penerimaan

dijelaskan oleh penggunan traktor tangan dan penggunaan mesin perontok padi.

Table 10. Analisis Linear Berganda Model Summary

Model R R Square Adjusted

R Square Std. Error of the Estimate

1 ,978(a) ,956 ,954 4707566,03985

a Predictors: (Constant), X2, X1

Tabel 11 menjelaskan bahwa uji F, Uji F digunakan untuk mengetahui

apakah variabel independen penggunaan traktor tangan (X1) dan perontok padi

(X2) secara bersama – sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependen penerimaan (Y). Berdasarkan hasil analisis di peroleh nilai F hitung

sebesar 402,934 dengan nilai signifikansi adalah 0,000, ini menunjukan bahwa

penggunaan traktor tangan dan perontok padi sangat berpengaruh terhadap

penerimaan karena nilai probabilitasnya 0,00 lebih kecil dari α 0,05, dan demikian

dapat diketahui bahwa F hitung> F tabel. untuk lebih jelasnya akan di sajikan table

uji F sebagai berikut.

Page 54: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

41

Table 11. Analisis Linear Berganda Uji Simultan

Mod

el

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regressio

n

1785899922

0480780,00

0

2 892949961024

0390,000 402,934 ,000(a)

Residual 8199635867

23218,000 37

221611780195

46,440

Total

1867896280

7204000,00

0

39

Tabel 11 menjelaskan uji secara simulatan variabel independen penggunaan

traktor tangan dan penggunaan perontok padi sangat mempengaruhi variabel

penerimaan secara signifikan. Kemudian kita akan melihat analisis berganda uji

koefisien atau parsial, sebagai berikut:

Table 12. Analisis Linear berganda koefisien

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta B Std. Error

1

(Constant) -1679618,085 1310386,578 -1,282 ,208

X1 13,820 1,810 ,581 7,634 ,000

X2 8,532 1,536 ,423 5,556 ,000

Table 12 menjelaskan hasil regresi linear berganda, maka dapat disusun

persamaan faktor – faktor yang mempengaruhi penerimaan petani padi di Desa

Tarengge Timur Kabupaten Luwu Timur. Persamaan tersebut akan di sajikan

sebagai berikut.

Y = -1679618,085 + 13,820X1 + 8,532X2.

Dimana :

Y = penerimaan (variabel dependen)

X1 = pengunaan traktor tangan (variabel independen)

Page 55: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

42

X2 = penggunaan perontok padi (variabel independen)

5.6.1. Penggunaan Traktor Tangan (X1) Terhadap Penerimaan

Nilai koefisien untuk variabel independen penggunaan traktor tangan (X1)

pada kolom signifikansi adalah 0,000. Nilai probabilitas lebih kecil dari nilai

yakni 0,05 atau 0,000 < 0,05 atau dapat dikatakan bahwa T hitung lebih besar dari

pada T table yakni 7,634. Maka dapat di simpulkan bahwa variabel penggunaan

traktor tangan (X1) memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel penerimaan

(Y).

Nilai koefisien penggunaan traktor tangan (X1) sebesar 13,820. Hal ini

mengandung arti bahwa setiap kenaikan harga penggunaan traktor tangan satu

satuan maka variabel penerimaan (Y) akan naik sebesar 13,820. Jadi kenaikan

harga penggunaan traktor tangan harus di imbangi dengan kenaikan penerimaan

petani agar petani dapat meningkatkan tarap hidup keluarganya. Petani di Desa

tarengge Timur sangat bergantung pada mesin traktor tangan dalam proses

pengolahan lahan sawah mereka, dikarenakan di Desa Tarengge Timur tidak ada

lagi cara tradisional dalam pengolahan lahan sawah. Tetapi dengan biaya yang

dikeluarkan petani dalam penggunaan traktor tangan, maka petani berharap

adanya bantuan dari pemerintah Kabupaten Luwu timur.

5.6.2. Penggunaan Perontok Padi (X2) Terhadap Penerimaan (Y)

Terlihat pada kolom signifikan variabel penggunaan perontok padi(X2)

memiliki nilai 0,000, nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05. Maka dapat

simpulkan bahwa nilai T hitung lebih besar dibandinkan dengan nilai T table, oleh

Page 56: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

43

karenanya variabel penggunaan perontok padi (X2) memiliki pengaruh signifikan

terhadap variabel penerimaan (Y) dangan nilai T hitung sebesar 5,556.

Nilai koefisien penggunaan perontok padi (X2) sebesar 8,532. Ini

menunjukan bahwa kenaikan biaya penggunaan perontok padi satu satuan maka

akan menaikan 8,536 penerimaan. Sama halnya dengan penggunaan traktor

tangan, untuk mesin perontok padi petani sangat membutuhkan alat tersebut

dalam proses panen. Hal tersebut di karenakan tidak ada lagi tenaga buruh,

sehingga petani harus menggunakan mesin perontok padi. Tetapi untuk di Desa

Tarengge Timur sendiri belum ada petani yang memiliki mesin perontok padi,

oleh karena itu petani di Desa Tarengge Timur harus mencari diluar Desa

Tarengge Timur bahkan di Luar Kabupaten. Maka hal itu sangat mempengaruhi

biaya yang di keluarkan petani dalam menggunakan mesin perontok padi, dan

petani berharap agar pemerintah mampu untuk mewujudkan apa yang menjadi

kebutuhan petani di Desa Tarengge Timur.

Penggunaan traktor tangan dan penggunaan mesin perontok padi sangat

mempengaruhi penerimaan petani padi. Oleh karena itu petani padi dan kususnya

petani padi di Desa Tarengge Timur tidak usah takut dalam penggunaan teknologi

pertanian kushusnya traktor tangan dan mesin perontok padi karena besar

pengeluraran petani untuk meningkatkan penggunaan teknologi terhadap

usahataninya hal itu akan berbanding lurus dengan penerimaan petan.

Page 57: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

VI. PENUTUP

6.1. KESIMPULAN

Hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan yang kuat pada pengaruh penggunaan traktor tangan dan penggunaan

perontok padi terhadap penerimaan petani padi. Hal itu di tunjukan koefisien

determinan (R Square = 95,6 %). Hasil uji yang di lakukan secara simultan

(bersama – sama) kedua variabel penggunaan traktor tangan dan penggunaan

perontok padi berpengaruh signifikan terhadap variabel penerimaan petani padi.

Hal itu di tunjukan dengan nilai Fhitung 402,934 dan nilai signifikansi 0,00 nilai

tersebut lebih kecil dari derajat kepercayaan 0,05. Sedangkan uji parsial juga

masing – masing variabel pengunaan traktor tangan dan penggunaan perontok

padi berpengaruh signifikan terhadap variabel penerimaan petani padi.

6.2. SARAN

1. Perlu adanya bantuan alat pertanian dari pemerintah Kabupaten Luwu Timur

berupa traktor maupun mesin perontok padi kepada kelompok tani di Desa

Tarengge Timur sehingga para petani penyewa mendapatkan keringanan dalam

biaya alat produksi pertanian melalui kelompok tani..

2. Diperlukan kerjasama antara petani pemilik alat dan kelompok tani

dalammenetapkan biaya sewa alat pertanian agar dapat menyeragamkan biaya

sewa alatpertanian.

3. Petani tidak perlu ragu untuk menggunakn ALSINTAN .

Page 58: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2001. http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tanaman_hias&oldid.di

akses pada 21 November 2016.

Anwar. 1992. Strategi Komunikasi. Sinar jaya. Bandung

Bambang S. Padjono, Opini Masyarakat terhadap....LP. Universita Indonesia UI-

pres. Jakarta

Harizt Intan A.& E. Gumbira – sa’id, 2001. Manajemen Agribisnis. Ghlia

Indonesia. Jakarta

Hardjosentono, M., Wijayanto., Elon R., I.W. Badra., R. Dadang. T., 2002.

Mesin-mesin Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.

Harnanto 1996. Mencakup topik-topik akuntansi keuangan secara komprehensif

dan sistematik. BPFE. Yogyakarta.

Hayami. 1986. Agricultural marketing and processing in upland java. A

prespectivefrom a sunda village. CGPRT centre. Bogor.

Manwan I, & Ananto, 1994. “Strategipenelitian dan pengembangan mekanisasi

pertanian tanaman pangan” Dalam: Ananto et al (eds). Prospek

Mekanisasi Pertanian Tanaman Pangan. Puslitbangtan. Badan Litbang

Pertanian.

Margono selamet.2000.“Pemantapan Posisi dan Meningkatkan Peran

Penyuluhan Pembangunan dalam Pembangunan”

Mueller. 2006. Perkembanggan Masyarakat Lintas Ilmu.Gramedia Pustaka

Utama. Jakarta.

Sadikin M., 2001, Pengembangan Sektor Pertanian (Penanganan Komoditi

Unggul), UGM Press, Jakarta.

Salikin Karwan A,(2003). Sistem Pertanian Berkelanjutan. Yogyakarta :

KanisiusSoekartawi. 2006. Analisis Usahatani .Universitas Indonesia UI-

PressJakarta.Soekartawi, 1995. Analisis Usahatani . Penerbit Universitas

Indonesia. Jakarta.

Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan Aplikasi. PT. Raja

Grafindo. Jakarta

Soekartawi. 1996. Manajemen Agribisnis Bunga Potong. Universitas Indonesia

UI-Press. Jakarta.

Page 59: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

46

Soekartawi. 1994. Teori Ekonomi Produksi, dengan Pokok Bahasan Analisisis

Fungsi Cobb Douglas. Rajawali Press. Jakarta.

Soekartawi. Soeharjo, A. Dillon, JL Hardaker, JB. 1986. Ilmu Usahatani dan

Penelitian untuk Pengembangan Petani Kecil. UI-Press. Jakarta.

Soekartawi. 2011. Ilmu Usahatani dan Pengembangan Petani Kecil. Universitas

Indonesia. Jakarta

Sugiyono, 2005, Statistik untuk Penelitian kuantitatif. Alfabeta. Bandung.

Page 60: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

47

Page 61: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

48

KUESIONER PENELITIAN

Bagian I- Karakteristik Responden

Nama :

Jenis Kelamin :

Usia :

Pendidikan Terakhir :

Tanggungan keluarga :

Luas lahan :

Bagian II- Sewa Mesin Traktor Tangan

Isilah sesuai dengan pertayaan:

1. Berapa luas lahan yang bapak kelolah?

2. Bagaimana cara bapak mengelolah lahan yang akan di tanami?

3. Apakah bapak memiliki mesin traktor sendiri dalam proses pengelolahan lahan

bapak?

4. Bagaimana kesepakatan bapak dalam penggunaan mesin traktor tangan dalam

pengelolahan lahan?

5. Berapa biaya yang bapak keluarkan dalam pengunaan mesin traktor tangan

dalam pengolahan lahan?

6. Bagaimana sistem pembayaran sewa mesin traktor?

Page 62: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

49

Bagian III – Sewa Mesin Perontok Padi

1. Bagaimana cara bapak melakukan pemanenan untuk tanaman padi bapak?

2. Apakah bapak memiliki mesin perontok padi sendiri dalam pemanenan padi?

3. Bagaimana kesepakatan penggunaan mesin perontok padi yang bapak gunakan

dalam panen bapak?

4. Berapakah biaya yang bapak keluarkan dalam pengunaan mesin perontok padi

dalam panen padi?

5. Apakah bapak mengeluarkan biaya pengunaan mesin perontok padi, di hitung

perjam ataukah dihitung berdasarkan jumlah karung padi?

6. Bagaimana sistem pembayaran sewa mesin perontok padi?

Bagian IV- Biaya Produksi

1. Berapa banyak pupuk yang bapak gunakan dalam usahatani bapak ?

2. Berapa pestisida yang bapak gunakan dalam usahatani bapak ?

3. Apakah ada biaya yang bapak keluarkan untuk irigasi ?

4. Berapa biaya yang bapak keluarkan untuk pajak tanah yang bapak kelolah ?

Jumlah Mesin

Traktor Perhari /Rp Per Musim /Rp

Perluas lahan

/Rp

Jumlah mesin perontok

padi Perhari /Rp Perluas lahan /Rp

Perkarung

/Rp

Page 63: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

50

5. Apakah bapak mengelurkan biaya dalam pengangkutan hasil panen bapak ?

6. Berapa karung padi yang bapak peroleh musim kemarin ?

7. Berapa harga perkarungnya padi yang bapak jualkan ?

Page 64: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

51

DATA HASIL SPSS

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 ,978(a) ,956 ,954 4707566,03985

a Predictors: (Constant), X2, X1 ANOVA(b)

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 17858999220480780,

000 2

8929499610240390,000

402,934 ,000(a)

Residual 819963586723218,00

0 37

22161178019546,440

Total 18678962807204000,

000 39

a Predictors: (Constant), X2, X1 b Dependent Variable: Y Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta B Std. Error

1

(Constant) -

1679618,085

1310386,578

-1,282 ,208

X1 13,820 1,810 ,581 7,634 ,000

X2 8,532 1,536 ,423 5,556 ,000

a Dependent Variable: Y

Page 65: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

52

Tabel 13 . Identitas Responden Petani Padi di Desa Tarengge Timur Kabupaten Luwu

Timur

Nama Umur Pendidikan

Luas Lahan

(are)

jumlah tanggungan

keluarga

CARSUM 40 SD 50 4

SARINO 34 SMA 200 2

M. KHAERUS

SHALEH 30 SMP 125 2

SARIKUN 32 SLTP 50 2

SAKIRIN 44 SMA 300 4

RAJIMAN 56 SMP 50 2

EKO SAPUTRA 28 SMA 100 1

SOLIHIN 47 SD 120 2

SAMSUDDIN 35 SMP 270 5

JUMIRIN 42 SMK 50 3

HASRINUDDIN 25 SMA 40 3

RUSWANTO 33 SD 50 2

ARIS SUSANTO 33 SD 50 2

SUGITO 32 SLTA 150 2

EDI SUSILO 36 SMP 100 3

SARIMAN 46 SMP 170 2

BAMBAM

LUKISTO 25 SMP 150 2

BAHARUDDIN 50 SD 30 2

TRIONO 30 SMP 50 3

SUMANTO 40 SD 200 4

PAERAN 52 SD 135 3

SUGENG 45 SD 170 4

SUTOWO 40 SD 30 4

GIO 30 SD 30 3

WAHYUDI 27 SMP 130 3

NGATIMEN 54 SD 310 3

SUKARMEN 40 SMA 250 4

SENENG 45 SMA 85 4

SATIREN 50 SD 40 3

TUMIJAN 37 SMP 100 2

SADIMAN 39 SMP 60 3

USMAN 33 SD 70 2

SARJONO 55 SD 45 3

IRAN 52 SD 50 2

SARDI 32 SD 140 4

M. SIDIK 55 SMP 300 3

LAGIMAN 46 SD 250 3

SURADI 35 SMP 85 3

PANOT 49 SD 123 3

TRIMO 53 SD 50 2

Page 66: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

53

Tabel 14 . Total penerimaan petani padi di Desa Tarengge Timur Kabupaten Luwu

Timur

NAMA

PRODUKSI

(Kg)

HARGA

(Rp)

PENERIMAAN

(Rp)

CARSUM 2875 4200 12075000

SARINO 10000 4100 41000000

M. KHAERUS

SHALEH 5400 4100 22140000

SARIKUN 3750 4100 15375000

SAKIRIN 20000 4100 82000000

RAJIMAN 2400 4000 9600000

EKO SAPUTRA 6625 4100 27162500

SOLIHIN 6000 4000 24000000

SAMSUDDIN 11155 4200 46851000

JUMIRIN 3175 4000 12700000

HASRINUDDIN 2400 4000 9600000

RUSWANTO 3000 4000 12000000

ARIS SUSANTO 2057 4100 8433700

SUGITO 9375 4000 37500000

EDI SUSILO 8190 4000 32760000

SARIMAN 8890 4100 36449000

BAMBANG LUKISTO 8125 4000 32500000

BAHARUDDIN 1651 4100 6769100

TRIONO 3125 4000 12500000

SUMANTO 12000 4200 50400000

PAERAN 9375 4100 38437500

SUGENG 10375 4100 42537500

SUTOWO 1875 4000 7500000

GIO 1905 4000 7620000

WAHYUDI 6875 4100 28187500

NGATIMEN 19875 4100 81487500

SUKARMEN 15625 4200 65625000

SENENG 3750 4000 15000000

SATIREN 2250 4000 9000000

TUMIJAN 7500 4000 30000000

SADIMAN 3750 4100 15375000

USMAN 4625 4100 18962500

SARJONO 1905 4000 7620000

IRAN 2500 4000 10000000

SARDI 7750 4200 32550000

M. SIDIK 22500 4100 92250000

LAGIMAN 12500 4000 50000000

SURADI 5625 4200 23625000

PANOT 8125 4200 34125000

TRIMO 3125 4200 13125000

Nilai Rata-Rata 7050,075 4077,5 28871070

Page 67: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

54

Tabel 15. Biaya sewa traktor tangan, biya sewa perontok padi dan penerimaan petani

padi di DesaTarengge Timur Kabupaten Luwu Timur

NAMA

SEWA TRAKTOR

TANGAN (Rp)

SEWA

PERONTOK PADI

(Rp)

PENERIMAAN

(Rp)

CARSUM 500000 700000 12075000

SARINO 2000000 2240000 41000000

M. KHAERUS

SHALEH 1250000 1260000 22140000

SARIKUN 500000 840000 15375000

SAKIRIN 3600000 1960000 82000000

RAJIMAN 600000 560000 9600000

EKO SAPUTRA 1000000 1484000 27162500

SOLIHIN 1300000 1400000 24000000

SAMSUDDIN 2700000 2716000 46851000

JUMIRIN 500000 700000 12700000

HASRINUDDIN 480000 560000 9600000

RUSWANTO 500000 700000 12000000

ARIS SUSANTO 550000 476000 8433700

SUGITO 1200000 2100000 37500000

EDI SUSILO 1000000 1820000 32760000

SARIMAN 1700000 1960000 36449000

BAMBANG

LUKISTO 1500000 1820000 32500000

BAHARUDDIN 360000 364000 6769100

TRIONO 650000 700000 12500000

SUMANTO 2000000 2800000 50400000

PAERAN 1620000 2100000 38437500

SUGENG 1700000 2324000 42537500

SUTOWO 360000 420000 7500000

GIO 360000 420000 7620000

WAHYUDI 1300000 1540000 28187500

NGATIMEN 3720000 4200000 81487500

SUKARMEN 3000000 3500000 65625000

SENENG 1020000 840000 15000000

SATIREN 480000 504000 9000000

TUMIJAN 1000000 1680000 30000000

SADIMAN 600000 840000 15375000

USMAN 700000 1036000 18962500

SARJONO 540000 420000 7620000

IRAN 600000 560000 10000000

SARDI 1680000 1736000 32550000

M. SIDIK 3000000 5040000 92250000

LAGIMAN 2500000 2800000 50000000

SURADI 850000 1260000 23625000

PANOT 1476000 1820000 34125000

TRIMO 500000 588000 13125000

Nilai Rata-Rata 1272400 1519700 28871070

Page 68: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

55

Page 69: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

56

Gambar 2. Kantor Desa Tarengge Timur

Gambar 3. Proses Wawancara dengan Responden Petani Padi di Desa Tarengge

Timur

Page 70: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

57

Gambar 4. Proses Wawancara degan Petani di Desa TarenggeTimur

Gambar 5. Proses Wawancara dengan Petani di Desa Tarengge Timur

Page 71: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

58

Gambar 6. TraktorTangan

Gambar 6. Mesin perontok padi (paddy thresher)

Page 72: PENGARUH PENGGUNAAN TRAKTOR TANGAN DAN PERONTOK …

59

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Muktisari (LUWU TIMUR) 28 Oktober 1992.

Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dan

merupakan buah kasih sayang dari pasangan kedua orang tua.

Adapun jenjang pendidikan yang penulis lalui yaitu masuk ke

SD infers Muktisari tahun 1999 sampai tahun 2005. Kemudian pada tahun yang

sama penulis melanjutkan pendidikan di SMP Tomoni dan tamat pada tahun 2008.

Kemudian pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMA

Tomoni dan tamat pada tahun 2011. Kemudian pada tahun 2012 penulis berhasil

lulus pada Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Makassar program strata 1 (S1). Dan pada tahun 2017, akan menyelesaikan masa

perkuliahan di Universitas Muhammadiyah Makassar dengan judul skripsi :

“Pengaruh Sewah Mesin Traktor Tangan dan Mesin Perontok Padi Terhadap

Penerimaan Petani Padi di Desa Tarengge Timur Kec. Wotu Kab. Luwu Timur”.