pengaruh penggunaan tracker pada …digilib.unila.ac.id/55797/3/skripsi tanpa bab pembahasan.pdf ·...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENGGUNAAN TRACKER PADA PEMBELAJARAN
GERAK HARMONIK SEDERHANA BERBASIS INKUIRI
TERBIMBINGTERHADAPKETERAMPILAN
INTERPRETASI GRAFIK SISWA
(Skripsi)
Oleh
VINKA RAFLESIANA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ii
ABSTRAK
PENGARUH PENGGUNAAN TRACKER PADA PEMBELAJARAN
GERAK HARMONIK SEDERHANA BERBASIS INKUIRI
TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN
INTERPRETASI GRAFIK SISWA
Oleh
Vinka Raflesiana
Aplikasi tracker dalam pembelajaran gerak harmonis dapat membantu dalam
melakukan pelacakan gerak benda pada suatu waktu yang lebih presisi dan akurat,
membantu siswa mendapatkan track benda sehingga berdasarkan track tersebut
siswa dapat dibimbing untuk menemukan konsep atau persamaan gerak benda.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan
tracker pada pembelajaran gerak harmonik sederhana berbasis inkuiri terbimbing
terhadap keterampilan interpretasi grafik siswa. Populasi penelitian ini yaitu
seluruh siswa kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung. Sampel penelitian ini
yaitu siswa kelas X MIPA 3 SMA Negeri 15 Bandar Lampung. Desain penelitian
yang digunakan adalah One Group Pretest-Postest Design. Pembelajaran
dilakukan dengan melakukan kegiatan praktikum gerak harmonik sederhana
berbasis inkuiri terbimbing, kemudian mengolah data percobaan dengan
menganalisis video percobaan menggunakan aplikasi tracker. Data keterampilan
interpretasi grafik siswa diperoleh dari proses pembelajaran berupa pretest dan
posttest. Teknik analisis menggunakan Paired Sample T-Test. Berdasarkan hasil
Vinka Raflesiana
iii
penelitian diperoleh skor rata-rata keterampilan menginterpretasi grafik
mengalami kenaikan sebesar 58,64% pada taraf kepercayaan 95% dengan rata-
rata N-Gain kategori sedang (0,68). Hasil tersebut menunjukkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan tracker dapat meningkatkan keterampilan
interpretasi grafik dengan baik dengan nilai signifikasi sebesar 0,00.
Kata kunci: gerak harmonik sederhana, inkuiri terbimbing, keterampilan
interpretasi grafik, tracker.
PENGARUH PENGGUNAAN TRACKER PADA PEMBELAJARAN
GERAK HARMONIK SEDERHANA BERBASIS INKUIRI
TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN
INTERPRETASI GRAFIK SISWA
Oleh
VINKA RAFLESIANA
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Fisika
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 8 April 1996, sebagai anak
pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Sudira Prayitna, S.Pd. dan Ibu
Linawati.
Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 2001 di TK Al-Azhar 2 Bandar
Lampung. Pada tahun 2002 penulis melanjutkan di SD Al-Azhar 2 Bandar
Lampung, diselesaikan tahun 2008. Pada tahun 2008 penulis melanjutkan
pendidikan di SMP Negeri 4 Bandar Lampung, diselesaikan tahun 2011.
Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 9 Bandar Lampung
hingga tahun 2014. Pada tahun 2014, penulis diterima dan terdaftar sebagai
mahasiswa program studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung melalui jalur Seleksi
Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Pada tahun 2017, penulis melaksanakan praktik mengajar melalui Program
Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Negeri Besar dan Kuliah Kerja
Nyata (KKN) di Desa Tiuh Baru, Kecamatan Negeri Besar, Kabupaten Way
Kanan.
MOTTO
“….Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula)….”
(Q.S. Ar-Rahman 55: 60)
“ Semangat kerja keras untuk masa depan yang cerah“ (Vinka Raflesiana )
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala yang selalu melimpahkan
nikmat-Nya dan semoga shalawat selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, penulis mempersembahkan karya sederhana ini sebagai tanda bakti nan
tulus dan mendalam kepada:
1. Orang tua tersayang, Bapak Sudira Prayitna, S.Pd. dan Ibu Linawati yang telah
sepenuh hati membesarkan, mendidik, mengajari, dan mendo’akan semua
kebaikan kepadaku. Semoga Allah memberikan kesempatan kepadaku untuk
membalas dan bisa selalu membahagiakan kalian;
2. Adik tersayang, Riyan Ramadhan yang telah memberikan do’a dan
semangatnya untuk keberhasilan penulis;
3. Nenek dan Kakek tercinta beserta seluruh keluarga besar tersayang yang
senantiasa memberikan dukungan, semangat, dan motivasi terbaiknya;
4. Para pendidik yang telah mengajarkan banyak hal baik berupa ilmu
pengetahuan, senantiasa memberikan didikan dan bimbingan terbaik kepadaku
dengan tulus dan ikhlas;
5. Semua sahabat yang setia dan tulus mendampingi dari awal hingga saat ini,
serta menemani dan menyemangati dengan segala kekurangan yang kumiliki;
6. Almamater tercinta Universitas Lampung.
xi
SANWACANA
Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah SWT, atas nikmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan FKIP Universitas
Lampung;
2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA;
3. Bapak Dr. I Wayan Distrik, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika;
4. Ibu Dr. Kartini Herlina, M.Si., selaku Pembimbing I yang telah banyak
memberikan saran dan kritik yang bersifat positif, motivasi dan bimbingan
kepada penulis selama menyelesaikan skripsi;
5. Bapak Ismu Wahyudi, S.Pd., M.PFis., selaku Pembimbing Akademik
sekaligus Pembimbing II, atas kesabarannya dalam memberikan bimbingan,
arahan, dan motivasi kepada penulis selama menyelesaikan skripsi;
6. Bapak Prof. Dr. Agus Suyatna, M.Si., selaku Pembahas yang selalu
memberikan bimbingan dan saran atas perbaikan skripsi ini;
7. Bapak dan ibu dosen Pendidikan Fisika Universitas Lampung yang telah
membimbing penulis dalam pembelajaran di Universitas Lampung;
xii
8. Bapak Hi. Ngimron Rosadi, M.Pd., selaku Kepala SMAN 15 Bandar
Lampung yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan
penelitian;
9. Ibu Nelma Elpayuni, S.Pd., selaku guru mata pelajaran fisika SMAN 15
Bandar Lampung yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melaksanakan penelitian;
10. Seluruh Bapak dan Ibu dewan guru SMA Negeri 15 Bandar Lampung, beserta
staf tata usaha yang membantu penulis dalam melakukan penelitian;
11. Siswa dan siswi kelas X MIPA 3 Negeri 15 Bandar Lampung atas bantuan dan
kerjasamanya selama penelitian berlangsung;
12. Sahabat-sahabat di kampus Laya Nazila, Jeni Pratika Surya, Indah
Permatasari, Tarissa Niswatun Aunillah, Adila Ayu Verlina, Bella
Permatasari, dan Raras Dwi Putri Septianty yang selalu membantu,
mendukung, memberikan motivasi dan semangat serta warna dalam dunia
perkuliahan;
13. Para sahabat sedari SMA Tarissa, Adila, Cherry, Nabila, Fransiska, Anisa, dan
Retno yang selalu memberikan senyum dalam hidup;
14. Teman-teman sedari SMP Erika, Vidya, Riska, Kamel, Riri, Devista, Audrya
dan Aisyah yang selalu memberikan senyum dalam hidup;
15. Teman sepembimbing akademik dan tim tracker: Yuni, Yeni, Siska, Fauzi,
dan Yusuf yang telah berjuang bersama-sama, saling menyemangati, dan
saling membantu;
16. Teman seperjuangan keluarga FIGHTER Pendidikan Fisika 2014. Semoga
kita menjadi generasi yang sukses;
xiii
17. Keluarga Besar ALMAFIKA yang tidak bisa disebutkan satu persatu;
18. Teman-teman KKN-PPL SMA Negeri 1 Negeri Besar: Toni Priatama, Desria,
Dina, Devisa, Tri, Yuyun, Yudha, dan Yoga. Terima kasih untuk segenap
cerita bersama.
19. Serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah melimpahkan nikmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta
berkenan membalas kebaikan yang diberikan kepada Penulis dan semoga skripsi
ini dapat bermanfaat di kemudian hari.
Bandar Lampung, 15 Januari 2019
Penulis,
Vinka Raflesiana
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
COVER LUAR ....................................................................................... i
ABSTRAK .............................................................................................. ii
COVER DALAM .................................................................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................... v
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................... vi
SURAT PERNYATAAN ........................................................................ vii
RIWAYAT HIDUP ................................................................................. viii
MOTTO .................................................................................................. ix
PERSEMBAHAN ................................................................................... x
SANWACANA ........................................................................................ xi
DAFTAR ISI ........................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL .................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xviii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 6
E. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori .......................................................................... 8
1. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ............................... 8
2. Kegiatan Praktikum Tracker .................................................. 12
3. Keterampilan Interpretasi Grafik .......................................... 17
4. Gerak Harmonik Sederhana ................................................... 22
B. Kerangka Pemikiran ................................................................... 27
C. Anggapan Dasar ......................................................................... 30
D. Hipotesis .................................................................................... 31
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 32
B. Pendekatan Penelitian ................................................................ 32
C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................. 33
D. Variabel Penelitian ..................................................................... 33
xv
E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ................................................ 33
F. Data dan Teknik Pengumpulan Data ......................................... 34
G. Instrumen Penelitian .................................................................. 34
H. Analisis Instrumen ..................................................................... 35
1. Uji Validitas ......................................................................... 35
2. Uji Reliabilitas ..................................................................... 36
I. Teknik Analisis Data................................................................... 38
1. N-gain ..................................................................................... 38
2. Uji Keterampilan Interpretasi Grafik ..................................... 39
J. Pengujian Hipotesis ................................................................... 39
1. Uji Beda (Paired Sample T-Test) ......................................... 39
2. Uji Normalitas ...................................................................... 40
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ......................................................................... 41
B. Pembahasan ............................................................................. 47
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ................................................................................... 60
B. Saran ........................................................................................ 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Interpretasi Reliabilitas ...................................................................... 38
2. Kriteria Interpretasi N-gain ................................................................ 38
3. Kategori Keterampilan Interpretasi Grafik ........................................ 39
4. Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian ........................................... 42
5. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ........................................ 42
6. Hasil Pretest dan Posttest Keterampilan Interpretasi Grafik ............. 43
7. Keterampilan Interpretasi Grafik ....................................................... 44
8. Hasil Rata-Rata N-Gain Keterampilan Interpretasi Grafik .............. 45
9. Hasil Uji Normalitas Keterampilan Interpretasi Grafik .................... 46
10. Hasil Paired Sample T-Test Keterampilan Interpretasi Grafik ......... 47
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Rincian Proses Inkuiri ........................................................................ 10
2. Aktifitas dan Dampak Pembelajaran Berbasis Inkuiri ...................... 11
3. Lembar Kerja Tracker ........................................................................ 15
4. Grafik jarak (s) terhadap waktu (t) ..................................................... 20
5. Gerak Harmonik pada Bandul............................................................ 22
6. Pendulum Sederhana .......................................................................... 23
7. Grafik Sinusoidal .............................................................................. 24
8. Ayunan pada Bandul .......................................................................... 25
9. Rangkaian Percobaan Gerak Harmonik Sederhana .......................... 26
10. Grafik Hubungan simpangan (y) dan waktu (t) ................................ 26
11. Diagram Hubungan Tracker dengan Keterampilan
Interpretasi ........................................................................................ 29
12. Desain Eksperimen One Group Pretest-Posttest Design ................... 32
13. Grafik Rata-Rata Indikator Pretest-Posttest Keterampilan Interpretasi
Grafik Siswa ....................................................................................... 51
14. Jawaban Pretest Siswa pada Indikator A ........................................... 54
15. Jawaban Posttest Siswa pada Indikator A ......................................... 55
16. Jawaban Pretest Siswa pada Indikator C ........................................... 56
17. Jawaban Posttest Siswa pada Indikator C .......................................... 57
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus ................................................................................................ 67
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ...................................... 71
3. Modul Praktikum Gerak Harmonik Sederhana .................................. 79
4. Indikator Keterampilan Interpretasi Grafik ....................................... 95
5. Kisi-Kisi Tes Interpretasi Grafik........................................................ 96
6. Rubrik Penilaian Interpretasi Grafik .................................................. 105
7. Soal Pretest/Posttest .......................................................................... 106
8. Hasil Pretest Keterampilan Interpretasi Grafik ................................. 110
9. Hasil Posttest Keterampilan Interpretasi Grafik ................................ 112
10. Instrumen Analisis Kebutuhan Peserta Didik .................................... 114
11. Instrumen Analisis Kebutuhan Guru ................................................. 119
12. Hasil Uji Validitas ............................................................................. 126
13. Hasil Uji Reliabilitas .......................................................................... 128
14. Hasil Uji Normalitas .......................................................................... 129
15. Hasil N-Gain ...................................................................................... 130
16. Hasil Paired Sample T-Test ............................................................... 132
17. Analisis Pretest .................................................................................. 133
18. Analisis Posttest ................................................................................ 135
19. Penilaian Sikap .................................................................................. 137
20. Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian ............................. 140
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fakta hasil studi Programme for International Student Assessment (PISA)
tahun 2015 memperlihatkan bahwa pencapaian anak Indonesia dalam bidang
sains masih dibawah rata-rata skor internasional, yakni 403 dari 493 dan dari
76 negara, anak Indonesia menempati peringkat 69 yaitu naik enam peringkat
setelah sebelumnya menempati peringkat kedua terendah dalam peringkat
PISA 2013 (OECD, 2018). Salah satu indikator uji di dalamnya yaitu
menginterpretasikan data dan grafik, namun siswa Indonesia mengalami
kesulitan menjawab soal mengenai interpretasi data dan grafik.
Kurikulum merupakan komponen penting dalam pembelajaran. Menurut
Kemendikbud (2013: 211-213), kurikulum 2013 dirancang untuk
memperkuat kompetensi siswa dari sisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap
secara utuh. Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 menggunakan sebuah
pendekatan scientific meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah,
menyajikan, meyimpulkan, dan mencipta. Kegiatan tesebut dapat
dimuculkan dalam pembelajaran, khususnya Fisika yaitu dalam keterampilan
interpretasi grafik. Interpretasi grafik menurut Yustiandi (2017) merupakan
kemampuan yang sangat penting dalam Fisika. Fakta di lapangan
menunjukkan siswa masih banyak kesulitan dalam menginterpretasi grafik.
2
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di tiga Sekolah
Menengah Atas (SMA) di Provinsi Lampung, sebanyak 66,67% guru belum
membelajarkan metode penemuan. Guru masih menggunakan cara lama
dalam mengajar yaitu menggunakan metode ceramah. Setyorini (2011)
mengungkapkan bahwa permasalahan ini disebabkan guru cenderung
menggunakan ceramah karena keterbatasan waktu mengajar, target materi
dan sarana prasarana yang kurang memadai sehingga pembelajaran menjadi
proses yang monoton dan pasif yang berdampak pada siswa. Guru juga masih
berpedoman menggunakan buku teks. Umumnya guru telah menggunakan
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) pada saat pembelajaran, namun LKPD
yang digunakan hanya sebatas latihan soal dan bukan untuk siswa melakukan
kegiatan penemuan atau ekperimen.
Peneliti menetapkan satu SMA yaitu SMA Negeri 15 Bandar Lampung. SMA
ini dipilih berdasarkan sarana laboratorium yang cukup memadai akan tetapi
belum digunakan secara maksimal. Selain itu, LKPD yang digunakan berasal
dari buku siswa yang sudah sesuai dengan kegiatan penemuan namun tidak
pernah digunakan dalam proses pembelajaran. Siswa kelas X MIA di SMA
Negeri 15 Bandar Lampung 69,69% merasa sulit dalam mempelajari atau
memahami materi fisika, 71,43% siswa merasa guru belum melatihkan untuk
melakukan pengamatan atau observasi, 65,15% siswa merasa tidak yakin
guru melatihkan inkuiri terbimbing saat pembelajaran, 90,90% siswa
menyatakan jarang melaksanakan praktikum Fisika di sekolah. Oleh karena
itu, mengenai kebutuhan siswa terhadap penggunaan analisis video tracker
3
diperoleh rata-rata skor persentase sebesar 91,12% maka perlu digunakan
analisis video tracker dalam kegiatan praktikum.
Mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan software analisis video tracker
untuk memudahkan siswa dalam kegiatan praktikum dengan menganalisis
hasil percobaan dalam bentuk video dan memaksimalkan keterlibatan siswa
sehingga siswa dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran yang lebih
mengedepankan aktivitas, dimana siswa dituntut memperoleh pengalaman
secara langsung dan menemukan sendiri ilmu pengetahuan.
Salah satu kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan untuk menemukan
sesuatu yaitu dengan melakukan kegiatan praktikum. Berdasarkan
terminologinya, praktikum dapat diartikan sebagai suatu rangkaian kegiatan
yang memungkinkan seseorang (siswa) menerapkan keterampilan atau
mempraktikkan sesuatu. Praktikum dilakukan untuk menemukan sebuah fakta
atau konsep. Praktikum tersebut dapat dilakukan dengan secara tatap muka di
laboratorium maupun secara virtual laboratorium. Praktikum yang biasa
dilakukan di sekolah yaitu praktikum secara tatap muka atau konvensional,
yaitu pengamatan antara gerak benda dan mata dilakukan secara terpisah
sehingga mendapatkan kesalahan yang besar dalam melakukan praktikum
seperti ketidaksesuaian data yang peroleh dari perobaan dengan teori
sesungguhnya dan hasil percobaan menjadi tidak akurat.
Kegitan praktikum menuntut siswa untuk menginterprestasikan data, dimana
data tersebut bisa berupa tabel maupun grafik. Siswa menginterpretasikan
grafik dari grafik yang disajikan lebih kepada penguasaan pengetahuan yang
4
dimiliki masing-masing siswa (Keller, 2008). Grafik menyajikan banyak
makna yang dapat mewakili suatu fenomena, namun banyak siswa yang
mengalami kesulitan dalam menginterpretasikan grafik dari data yang
diperolehnya. Kegiatan menafsirkan akan menjadi masalah apabila data yang
diperoleh tidak akurat. Misalnya dalam materi pembelajaran gerak harmonik
sederhana, dalam percobaan gerak harmonik sederhana pada bandul, untuk
mengamati gerak osilasi yang terjadi dibutuhkan kesesuaian antara
pengamatan posisi benda oleh mata dengan pengamatan waktu pada posisi
benda tertentu dengan stopwatch.
Salah satu inovasi yang diterapkan dalam pembelajaran fisika yaitu
penggunaan software tracker. Kemampuan membaca track dari gerak benda
menggunakan software tracker dapat menampilkan hasil dalam bentuk
gambar, tabel, grafik serta menemukan persamaan gerak benda dengan sangat
presisi. Software tracker ini sangatlah cocok untuk pembelajaran fisika
dimana selama ini percobaan yang dilakukan di sekolah yaitu percobaan
secara konvensional atau masih menggunakan sistem pengambilan data
secara manual, sehingga data hasil percobaan yang diperoleh kurang akurat.
Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan pada praktikum
mekanika menggunakan video tracker diperoleh kesalahan relatif pada
percobaan gerak lurus 0,38 % pada percobaan gerak parabola sebesar 1,75 %,
dan pada percobaan gerak harmonik sederhana sebesar 5,32%. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh lebih presisi.
5
Kegiatan praktikum memungkinkan terjadinya keterampilan proses sains dan
sikap ilmiah yang mendukung proses perolehan pengetahuan. Keterampilan
proses sains ini meliputi mengamati, merumuskan hipotesis, merencanakan
percobaan, melaksanakan percobaan, menginterpretasi data, menerapkan
konsep, dan mengkomunikasikannya. Keterampilan proses sains juga
membuat siswa aktif dalam melaksanakan kegiatan praktikum. Salah satu
pendekatan pembelajaran yang menuntut keteribatan siswa aktif dalam proes
pembelajaran adalah pendekatan inkuiri. Pembelajaran inkuiri terbimbing
mendorong siswa untuk belajar melalui keterlibatan aktif dan mendorong
siswa untuk memiliki pengalaman serta melakukan percobaan yang
memungkinkan siswa untuk menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka
sendiri (Kunandar, 2010: 173).
Berdasarkan penjelasan dari uraian di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh penggunaan tracker berbasis inkuiri terbimbing
terhadap kemampuan interpretasi data pada siswa SMA.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana pengaruh
penggunaan tracker berbasis inkuiri terbimbing terhadap keterampilan
interpretasi grafik?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah: Mengetahui
pengaruh penggunaan tracker berbasis inkuiri terbimbing terhadap
keterampilan interpretasi grafik.
6
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Penggunaan tracker dapat memberikan pendekatan yang mendekati teori
yang sesungguhnya.
2. Penggunaan tracker sebagai percobaan alternatif yang dapat memperkecil
kesalahan dalam percobaan.
3. Penggunaan tracker dapat membantu siswa dalam memahami konsep.
4. Penggunaan tracker dapat membantu siswa dalam mengamati gerak.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian atau batasan dalam penelitian ini meliputi beberapa
hal yaitu:
1. Model pembelajaran yang digunakan yaitu pembelajaran berbasis inkuiri
terbimbing.
2. Analisis video tracker yang dimaksud dalam penelitian adalah
pembelajaran praktikum dengan menggunakan aplikasi video tracker
sebagai alat bantu track (pelacakan) gerak benda untuk memperoleh hasil
percobaan yang presisi dan akurat.
3. Subjek penelitian eksperimen adalah siswa kelas X MIA 3 SMA Negeri
15 Bandar Lampung 2018/2019.
4. Penelitian dilakukan pada Kompetensi Dasar 3.11 dan 4.11 pada sub
pokok bahasan Gerak Harmonik Sederhana kurikulum 2013 revisi.
5. Hasil pembelajaran dalam penelitian ini adalah keterampilan interpretasi
grafik.
7
6. Kemampuan interpretasi grafik yaitu membuat grafik, membaca dan
menafsirkan grafik, serta memprediksi dari tampilan grafik.
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambarkan
dari awal sampai akhir pembelajaran yang disampaikan secara khas oleh
guru. Model pembelajaran menurut Ngalimun (2012: 29) adalah suatu
rancangan atau pola yang digunakan sebagai pedoman pembelajaran di
kelas.
Inkuiri berasal dari kata to inquire yang berarti mencari informasi atau
melakukan penyelidikan. Ada tiga macam jenis pembelajaran inkuiri
menurut Sund & Trowbridge (1973: 67) yaitu: 1) Inkuiri terbimbing
(giuded inquiry): siswa memperoleh pedoman sesuai dengan yang
dibutuhkan. Pedoman-pedoman tersebut biasanya berupa pertanyaan
yang membimbing. Pembelajaran inkuiri jenis ini digunakan terutama
bagi siswa yang belum berpengalaman, guru memberikan bimbingan dan
pengarahan cukup luas; 2) Inkuiri bebas (free inquiry): siswa melakukan
penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuan. Siswa harus dapat
menidentifikasi dan menemukan berbagai topik permasalahan yang
hendak diselidiki; dan 3) Inkuiri bebas yang dimodifikasi (modified free
inkuiry): guru memberikan permasalahan (problem) dan kemudian siswa
9
diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan,
eksplorasi dan prosedur penelitian.
Model pembelajaran inkuiri terbimbing menurut Sanjaya (2010: 196)
adalah serangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses
berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri
jawaban yang sudah pasti dari suatu masalah yang ditanyakan. Proses
berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru
dan siswa. Selain itu, Kunandar (2010: 173) mengungkapkan bahwa
melalui pembelajaran inkuiri terbimbing siswa didorong untuk belajar
melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan
prinsip-prinsip, dan mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan
melakukan percobaan yang memungkinkan siswa untuk menemukan
prisip-prinsip untuk diri mereka sendiri.
Shofyan (2010) mengatakan bahwa :
Dalam proses belajar mengajar dengan model inkuiri terbimbing,
siswa dituntut untuk menemukan konsep melalui petunjuk-petunjuk
seperlunya dari seorang guru yang bersifat membimbing.
.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas mengenai pembelajaran inkuiri
terbimbing, disimpulkan bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing
menuntut siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
Keterlibatan siswa ditekankan pada proses proses berpikir secara kritis
dan analitis, proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya
jawab antara guru dan siswa sehingga siswa memiliki pengalaman dalam
menemukan prinsip-prinsip atau pemahaman untuk diri mereka sendiri.
10
Selain itu, guru berperan sebagai pembimbing ketika siswa melakukan
kegiatan.
Aktivitas inkuiri terbimbing menurut Wahyudin, dkk. (2010) yaitu siswa
memperoleh petunjuk-petunjuk lengkap yang diarahkan pada prosedur
yang didesain untuk memperoleh sesuatu konsep atau prinsip tertentu.
Tahapan pembelajaran inkuiri terbimbing menurut Suparno (2007: 30)
memiliki beberapa tahapan seperti: 1) menyajikan pertanyaan atau
masalah; 2) membuat hipotesis; 3) merancang percobaan; 4) melakukan
percobaan untuk mengumpulkan informasi; 5) mengumpulkan dan
menganalisis data; dan 6) membuat kesimpulan.
Kegiatan dalam proses inkuiri menurut Sani (2014: 89) dapat dirangkum
dalam Gambar 1.
Gambar 1. Rincian Proses Inkuiri
Gambar 1. Rincian Proses Inkuiri
Pembelajaran berbasis inkuiri menurut Sani (2014: 90) dapat dijelaskan
dalam Gambar 2.
Mengajukan
Pertanyaan
Menemu-
kan
Sumber
Interpretasi
Informasi
Membuat
Laporan
11
Gambar 2. Aktifitas dan Dampak Pembelajaran Berbasis Inkuiri
Berdasarkan beberapa pendapat mengenai kegiatan dalam proses inkuiri,
dapat disimpulkan bahwa proses inkuiri terdiri dari keterampilan proses
seperti mengamati, mengajukan pertanyaan atau permasalahan,
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, membuat
kesimpulan serta membuat laporan. Dengan demikian, inkuiri mengacu
pada kombinasi dari proses-proses dengan pengetahuan ilmiah, penalaran
ilmiah dan pemikiran kritis untuk mengembangkan pengetahuan ilmiah.
Selain itu, setelah melakukan kegiatan dalam proses inkuiri dapak yang
diperoleh yakni siswa memperoleh keterampilan hidup, menangani
masalah, menghadapi tantangan, terbiasa mencari solusi.
Inkuiri terbimbing menurut Roestiyah (2008: 18) memiliki beberapa
keunggulan yang dapat dikemukakan sebagai berikut: a) membentuk atau
mengembangkan “Self-Concept” pada diri siswa, sehingga siswa dapat
Memperoleh
Keterampilan
Hidup
Menangani
Masalah
Menghadapi
Tantangan
Terbiasa
Mencari
Solusi
Pembelajaran
Berbasis
Inkuiri
12
mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide yang lebih baik; b) membantu
dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang
baru; c) mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya
sendiri, bersikap objektif, jujur, dan terbuka; d) situasi proses belajar
menjadi lebih terangsang, e) mengembangkan bakat atau kecakapan
individu; f) memberi kebebasan pada siswa secukupnya sehingga mereka
dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
Selain mempunyai kelebihan, inkuiri juga memiliki kelemahan atau
kekurangan menurut Roestiyah (2008: 18) yaitu: a) guru harus tepat
memilih masalah yang akan dikemukakan untuk membatu siswa
menemukan konsep; b) guru dituntut menyesuaikan diri terhadap gaya
belajar siswa-siswanya; dan c) guru sebagai fasilitator diupayakan kreatif
dalam mengembangkan pertanyaan-pertanyaan.
2. Kegiatan Praktikum Menggunakan Tracker
Praktikum adalah mengajar yang mengajak siswa melakukan kegiatan
percobaan untuk membuktikan atau untuk menguji teori yang telah
dipelajari memang memiliki kebenaran (Suparno, 2007: 77). Proses
belajar mengajar dengan praktikum berarti siswa diberi kesempatan
untuk mengalami sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu objek,
menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang
suatu objek, keadaan, atau proses sesuau (Sagala, 2005: 220). Metode
praktikum dilakukan siswa setelah guru memeberikan arahan, aba-aba,
dan petunjuk untuk melaksanakannya (Aqib, 2013: 114). Kegiatan
13
pembelajaran menggunakan metode inkuiri terbimbinh, siswa terlibat
secara langsung dalam kegiatan nyata yang memungkingkan siswa
membangun makna sendiri. Berdasarkan beberapa pendapat di atas,
dapat disimpulkan bahwa kegiatan praktikum adalah suatu cara dimana
siswa melakukan percobaan dengan membuktikan sendiri suatu
pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari sehingga siswa dapat
membangun makna sendiri.
Praktikum memiliki kedudukan yang amat penting dalam pembelajaran
fisika, karena melalui praktikum siswa memiliki peluang
mengembangkan dan menerapkan keterampilan proses sains, sikap
ilmiah dalam rangka memperoleh pengetahuannya. Kegiatan praktikum
sangat dimungkinkan menerapkan beragam keterampilan proses sains
sekaligus pengembangan sikap ilmiah yang mendukung proses perolehan
pengetahuan (produk keilmuan) dalam diri siswa (Subiantoro, 2010: 7).
Kegiatan praktikum menurut Suparno (2007: 79) memiliki kelebihan,
yaitu sebagai berikut: a) membuat siswa lebih percaya atas kebenaran
kesimpulan berdasarkan percobaan yang dilakukan sendiri daripada
hanya menerima penjelasan dari guru atau dari buku; b) mengembangkan
sikap untuk mengadakan studi eksplorasi tentang sains dan teknologi; c)
menumbuhkan sikap ilmiah seperti bijaksana, bersikap jujur, terbuka,
kritis, dan bertoleransi; d) siswa belajar dengan mengalami atau
mengamati sendiri suatu proses atau kejadian; e) memperkaya
pengalaman siswa dengan hal-hal yang bersifat objektif dan realistis; f)
14
mengembangkan sikap kritis dan ilmiah; dan g) hasil belajar akan
bertahan lama dan terjadi proses internalisasi.
Selain memiliki kelebihan, kegiatan praktikum menurut Suparno (2007:
80) juga memiliki kelemahan, yaitu diantaranya sebagai berikut: a)
memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang mudah diperoleh
dan murah; b) setiap praktikum tidak selalu memberikan hasil yang
diharapkan karena terdapat faktor-faktor tertentu yang berbeda di luar
jangkauan kemampuan; c) dalam kehidupan sehari-hari tidak semua hal
dapat dijadikan materi eksperimen; dan d) sangat menuntut penguasaan
perkembangan materi, fasilitas peralatan, dan bahan mutakhir.
Berdasarkan terminologinya, praktikum dapat diartikan sebagai suatu
rangkaian kegiatan yang memungkinkan seseorang (siswa) menerapkan
keterampilan atau mempraktikkan sesuatu. Secara umum, pembelajaran
dengan keterampilan proses dapat dilakukan melalui pembelajaran model
inkuiri atau pembelajaran berbasis praktikum. Praktikum yang biasa
dilakukan di sekolah masih menggunakan praktikum secara
konvensional. Kini terdapat kegiatan praktikum yang dapat dilakukan
sebagai alternatif praktikum konvensional yaitu dengan praktikum
virtual. Suatu kegiatan laboratorium menurut Fitria, dkk. (2012) dapat
dilaksanakan walaupun tanpa adanya alat-alat praktikum sebagaimana
biasanya. Hal ini bisa dilakukan dengan cara melakukan kegiatan
laboratorium/praktikum secara virtual. Laboratorium virtual atau virtual
laboratory akan membuat siswa lebih tertarik dalam mempelajari fisika.
15
Terdapat beberapa jenis virtual laboratory yang bisa digunakan dalam
proses pembelajaran, yaitu virtual laboratory dalam bentuk macromedia
flash player ataupun phet simulation. Kini terdapat aplikasi yang
menunjang kegiatan praktikum yang memudahkan untuk menganalisis
hasil pengamatan yang dapat diolah menjadi data tabel dan grafik yaitu
menggunakan software tracker.
Tracker merupakan sebuah perangkat lunak berbasis open source java
framework yang berfungsi untuk memodelkan dan menganalisis video.
Software ini didesain untuk digunakan dalam pembelajaran fisika.
Tracker memungkinkan siswa untuk menganalisis gerak sebuah benda
yang ada dalam video dengan cara membuat jejak yang mengikuti gerak
benda yang ada dalam video. Tracker merupakan software yang
dikembangkan oleh Java Open Source Physics (OSP) yang dapat
diunduh secara gratis di www.physlets.org/tracker/.
Di bawah ini merupakan lembar kerja pada software tracker ditunjukan
pada Gambar 3.
Gambar 3. Lembar Kerja Tracker
16
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis sebuah video
percobaan yaitu: masukkan video percobaan ke dalam lembar kerja
tracker Membuat “Point Mass” Membuat lintasan gerakan benda
(Autotracker) Kalibrasi panjang (Calibration Stick) Memasukan
Sumbu koordinat (Coordinate Axes) Memasukkan data ke dalam
Microsoft Excel Menganalisis tabel dan grafik.
Pembelajaran fisika menggunakan software tracker menurut Habibbulloh
& Madlazim (2014) dapat terlaksana dengan baik serta meningkatkan
hasil uji keterampilan proses sains. Aktivitas siswa yang didorong
dengan adanya rasa ingin tahu siswa dan tertarik pada software tracker
ini membuat siswa sangat aktif selama kegiatan pembelajaran dan
memperoleh respon yang sangat baik.
Hasil penelitian Fitriyanto & Sucahyo (2016) penggunaan software
tracker layak digunakan untuk praktikum mekanika gerak dengan
persentase kelayakan sebesar 91,67% dan termasuk ke dalam kriteria
sangat baik, meningkatkan keterampilan proses siswa dan memiliki
respon yang sangat baik bagi siswa setelah melakukan pembelajaran
menggunakan software tracker.
Video yang dimasukkan ke dalam software tracker sebelumnya
dilakukan perekaman menggunakan perekam video yang terdapat pada
smartphone. Video tersebut diolah sehingga didapatkan data berupa tabel
yang berisikan nilai waktu, posisi, kecepatan, percepatan, sudut,
momentum, kecepatan sudut dan lainnya serta menampilkan grafik
17
hubungan antara variabel tersebut, sehingga siswa mampu untuk
menginterpretasikan data berupa tabel dan grafik. Penggunaan software
tracker ini diharapkan siswa mampu mengaktifkan dan meningkatkan
keterampilan proses yang dimiliki yaitu keterampilan interpretasi grafik.
3. Keterampilan Interpretasi Grafik
Representasi menurut Rosengrant, dkk. (2007) adalah sesuatu yang dapat
disimbolkan atau simbol pada suatu obyek ataupun proses. Mereka
menambahkan bahwa dalam fisika representasi bisa berupa kata, gambar,
diagram, grafik, simulasi komputer, persamaan matematika dan
sebagainya. Fisika menyajikan suatu pemahaman dan konsep. Sajian
konsep yang hanya ditekankan pada satu representasi saja, maka akan
menguntungkan sebagian peserta didik dan tidak menguntungkan bagi
yang lainnya. Misalnya sajian konsep hanya dinyatakan dalam representasi
verbal, maka peserta didik yang lebih menonjol kemampuan spasialnya
akan sulit memahami konsep yang disajikan (Suhandi, 2012). Rendahnya
kemampuan representasi siswa ini dikarena siswa tidak terlatih
merepresentasikan suatu pemecahan masalah sesuai dengan
ide/gagasannya sendiri, melainkan hanya terfokus pada suatu bentuk
representasi yang di berikan guru. Hal ini guru kurang mengarahkan siswa
untuk mengungkapkan ide/gagasan mereka sendiri dalam pemecahan
masalah, melainkan hanya diberikan suatu bentuk representasi saja.
Indikator-indikator kemampuan representasi menurut Amelia (2013) pada
representasi visual berupa diagram, tabel, atau grafik dengan bentuk-
18
bentuk operasionalnya seperti: 1) menyajikan kembali data atau informasi
dari suatu representasi diagram, grafik, atau tabel; 2) menggunakan
representasi visual untuk menyelesaikan masalah.
Representasi menurut Widianingtiyas, dkk. (2015) dalam pembelajaran
fisika dapat digunakan untuk meminimalisasi kesulitan siswa dalam
belajar fisika. Hal tersebut juga sesuai dengan pernyataan Setyono, dkk.
(2016) bahwa salah satu alasan pentingnya pemahaman representasi grafik
yaitu grafik mampu memberikan informasi kuantitatif yang mudah
dipahami. Pengetahuan pemahaman tentang representasi grafik dikaitkan
dengan pemahamannya secara matematis. Kemampuan representasi grafik
merupakan keterampilan yang sangat penting, harus dapat mengonstruksi
grafik berdasarkan kaidah aljabar atau formula tertentu, menyusun atau
memformulasikan suatu persamaan berdasarkan suatu hubungan
fungsional dari suatu grafik, menghubungkan informasi berdasarkan grafik
dengan suatu formula dan menarik kesimpulan untuk menyelesaikan
masalah berdasarkan grafik (Bunawan, dkk. 2015).
Keterampilan interpretasi grafik merupakan salah satu keterampilan yang
ditekankan pada siswa sekolah tingkat menengah. Pemahaman yang
menghubungkan antara kemampuan verbal dan visual untuk meningkatkan
pengetahuan konsep proses sains. Menginterpretasi merupakan salah satu
bagian dari keterampilan proses sains dasar dan keterampilan proses sains
terintegrasi yang perlu dikembangkan. Beberapa indikator yang perlu
dikembangkan diantaranya yaitu keterampilan menginterpretasi yaitu
19
membuat kesimpulan dari data yang disajikan menggunakan grafik. Pada
keterampilan menginterpretasi yang harus dipenuhi yaitu menyajikan
sejumlah data untuk memperlihatkan pola yang kemudian dapat ditarik
kesimpulannya. Data tersebut dapat bentuk gambar, tabel, grafik ataupun
tulisan untuk kemudian diinterpretasikan oleh siswa.
Keterampilan menginterpretasi termasuk salah satu komponen
keterampilan proses sains yang diartikan sebagai keterampilan membuat
suatu kesimpulan atau keterampilan menafsirkan hasil observasi dengan
benar berdasarkan data dalam grafik. Kemampuan dalam memahami
grafik menjadi penting bagi siswa terutama ketika melakukan percobaan
fisika. Siswa harus mampu menyajikan bentuk grafik dari data yang
diperoleh dari kegiatan percobaan.
Keterampilan proses lanjut menurut Dimyati & Mudjiono (2002: 144)
sebagai perpaduan dua kemampuan keterampilan proses dasar atau lebih.
Menganalisis data merupakan salah satu indikator keterampilan proses
lanjut. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan perhitungan
kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel, diagram atau grafik. Kemudian
menafsirkan atau memaknai tabel, diagram dan grafik tersebut. Tahapan
ini disebut dengan interpretasi data.
Perilaku dalam menginterpretasi menurut Mustain (2015) adalah cara
siswa dapat mengidentifikasi dan memahami ide utama yang terkandung
di dalam informasi yang disajikan, serta memahami hubungan antar ide
atau gagasan. Kaitan pembelajaran Fisika, intepretasi meliputi: a)
20
kemampuan menafsirkan pernyataan verbal; b) kemampuan menafsirkan
gambar, menafsirkan grafik, diagram, dan persamaan matematika; c)
kemampuan menafsirkan berbagai tipe data; d) kemampuan membuat
kualifikasi yang pantas dalam menafsirkan data; dan e) kemampuan
membedakan sekitar atau kesimpulan kontradiktif dari susunan data.
Beichner (1994) menggunakan sajian grafik untuk mengetahui
pemahaman siswa tentang konsep gerak. Menurutnya kemampuan
memahami bentuk grafik merupakan kemampuan dasar yang harus
dimiliki oleh ilmuan. Menurut Danny et.al (1986):
Line graph construction and interpretation are very important
because they are an integral part of experimentation, the heart of
science.
Menginterpretasi tidak cukup hanya membaca saja, tetapi lebih pada
pemahaman konsep dan mengungkapkan tafsiran atau pendapat tersebut
berdasarkan teori yang terkait. Berikut ini merupakan contoh grafik jarak
(s) terhadap waktu (t) secara teori.
Gambar 4. Grafik jarak (s) terhadap waktu (t)
Bila grafik di atas diberikan kepada siswa dan diminta untuk
menginterpretasi, kemudian siswa menjawab bahwa grafik s -t di atas
𝑠 (𝑚)
𝑡 (𝑠)
21
berbentuk linear. Berdasarkan jawaban tersebut, siswa masih pada taraf
membaca grafik belum menginterpretasi grafik. Jawaban tersebut kurang
memperhatikan konsep lain yang penting misalkan gradien grafik dan
besaran yang ada serta jawabannya belum berdasarkan teori yang terkait
yaitu tentang kecepatan. Gambar 4 adalah grafik yang menunjukkan
sebuah benda yang mempunyai kecepatan tetap yang ditunjukkan pada
bentuk grafik yang linier karena gradien grafik s -t menyatakan kecepatan
benda. Jawaban seperti ini yang benar dalam menginterpretasi grafik s -t di
atas (Prasetya, 2008).
Meskipun menggambar dan membaca grafik merupakan keterampilan
yang nampaknya sepele namun masih ditemukan kesalahan-keslahan
mendasar. Kesalahan dalam menggambarkan grafik terjadi jika grafik
tersebut dikaitkan dengan suatu konsep. Penggambaran grafik perpindahan
terhadap waktu dari sebuah pengamatan gerak ditemukan bahwa
mahasiswa sering melakukan kesalahan dalam menggambarkan grafik
perpindahan terhadap waktu untuk benda yang diam dan benda yang
bergerak dengan kecepatan tetap ketika menjauh dan kemudian kembali ke
titik asal. Kesalahan itu terjadi karena mahasiswa mendemontrasikan gerak
yang diamati langsung pada grafik secara spasial tanpa memperhatikan
sumbu waktu. Kesalahan ini berpotensi menghambat mahasiswa dalam
memahami konsep-konsep abstrak yang direpresentasikan dalam bentuk
grafik (Rondonuwu, 2009).
22
Keterampilan proses sains yang harus dikuasai siswa ialah kemampuan
menafsirkan grafik. Menafsirkan grafik itu penting dalam fisika karena
grafik merupakan alat bantu yang digunakan dalam mempresentasikan ide.
Grafik berperan dalam menggambarkan suatu proses mulai dari konsep
yang konkrit dan sederhana seperti posisi benda yang bergerak. Bentuk
representasi grafik memiliki hubungan yang tidak terpisahkan dengan
konsep.
4. Gerak Harmonik Sederhana
Suatu partikel dikatakan melakukan getaran selaras (getaran harmonik),
jika partikel tersebut bergetar di sekitar titik seimbang. Gerak harmonik
sederhana adalah gerak bolak balik benda melalui suatu titik
kesetimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap
sekon selalu konstan.
Gambar 5. Gerak Harmonik pada Bandul
Ketika beban digantungkan pada ayunan dan tidak diberikan gaya, maka
benda akan dian di titik keseimbangan B. Jika beban ditarik ke titik A dan
dilepaskan, maka beban akan bergerak ke B, C, lalu kembali lagi ke A.
Gerakan beban akan terjadi berulang secara periodik, dengan kata lain
23
beban pada ayunan di atas melakukan gerak harmonik sederhana (Yuanita,
2010).
Waktu yang dibutuhkan oleh benda yang bergerak harmonik sederhana
untuk menempuh satu putaran penuh disebut periode. Besar perioda
bergantung pada laju sudut bola ω. Semakin besar sudut, semakin singkat
waktu yang diperlukan untuk menempuh satu putaran.
(1)
Hubungan antara ω dan T diperoleh dari ω = Δθ/Δt, sehingga :
(2)
Jika bandul bermassa m yang melekat pada panjang tali L digantikan oleh
sudut dari vertikal (lihat gambar di bawah ini).
Gambar 6. Pendulum Sederhana
Bandul mengalami gaya pemulih neto karena gaya gravitasi, secara
matematis ditulis:
(3)
24
Untuk sudut kecil, sin , asalkan dinyatakan dalam radian (cobalah
hitung dengan kalkulator Anda untuk = 0,1, 0,5 1,0 radian) dalam satuan
radian,
radian (4)
Dimana s adalah panjang busur dan L adalah panjang pegas. Dengan
demikian, untuk pemindahan kecil, s, gaya pemulih dapat ditulis:
radian (5)
Karena gaya pemulih sebanding dengan perpindahan, maka bandul
dikatakan sebagai osilator harmonis sederhana dengan “konstanta pegas”
. Maka dari itu periode bandul sederhana adalah:
√
√
(6)
(Sutarno, 2013: 98-99)
Selain periode, terdapat juga frekuensi alias banyaknya getaran yang
dilakukan oleh benda selama satu detik. Frekuensi menunjukkan seberapa
cepat Gerak Harmonik Sederhana berlangsung, dalam grafik y-t frekuensi
yang lebih besar ditunjukkan dengan grafik sinusoidal yang lebih rapat.
Gambar 7. Grafik Sinusoidal
25
Pegas :
√
(8)
Bandul :
√
(9)
(Hadi, 2015).
Gambar 8. Ayunan pada Bandul
Pada Gambar 8. apabila bola (d) disimpangkan atau diberi gangguan, ada
bola-bola lain yang mengalami gerak yang identik dengan bola (d). Hal
tersebut dapat terjadi karena ada sesuatu yang berambat dari tali hingga
bola lain ikut bergetar. Jika tali dibuat dengan panjang yang sama, apa
yang akan terjadi? Jika bola (e) disimpangkan, akan adakah yang
gerakannya sama dengan bola (e)? Apakah ada pengaruh panjang tali pada
getaran tersebut? Bagaimana dengan massanya? Apakah mempengaruhi
juga?
Persamaan simpangan gerak harmonik sederhana dirumuskan sebagai
berikut.
a
b
d
c e
f
26
( ) (10)
A adalah amplitudo, yaitu simpangan terjauh yang mampu dicapai benda.
ω adalah percepatan sudut, t adalah waktu dan θ adalah besarnya sudut
fase yang dilalui benda.
Percobaan gerak harmonik sederhana dilakukan dengan mengayunkan
bandul yang telah digantung menggunakan tali seperti pada Gambar 9.
Gambar 9. Rangkaian Percobaan Gerak Harmonik Sederhana
Jika dibuat grafik hubungan simpangan terhadap waktu (grafik ),
maka akan diperoleh garis berbentuk sinusoidal seperti pada Gambar 10.
Gambar 10. Grafik Hubungan Simpangan (y) dan Waktu (t)
27
Analisis gerak pada percobaan gerak harmonik sederhana dapat
menggunakan aplikasi tracker. Video analisis tracker diperoleh data
berupa tabel, grafik dan persamaan geraknya. Analisis jarak (x) terhadap
waktu (t) diperoleh persamaan pada tracker, yaitu:
( ) (11)
Nilai A adalah nilai koefisien amplitudo getaran (A). Nilai B adalah nilai
koefisien percepatan sudut (ω) dan C adalah nilai koefisien sudut fase (θ).
B. Kerangka Pemikiran
Kegiatan praktikum menggunakan video tracker adalah sebuah kegiatan
praktikum yang menggunakan sebuah perangkat lunak berbasis open source
java framework yang berfungsi untuk memodelkan dan menganalisis video.
Software ini didesain untuk digunakan dalam pembelajaran fisika. Tracker
memungkinkan siswa untuk menganalisis gerak sebuah benda yang ada
dalam video dengan cara membuat jejak yang mengikuti gerak benda yang
ada dalam video.
Salah satu kegiatan dalam praktikum yaitu siswa mampu menafsirkan data.
Data yang diperoleh siswa setelah melakukan praktikum akan menjadi
masalah apabila data yang diperoleh tidak akurat. Ketidakakuratan ini dapat
terjadi apabila dalam pengambilan data dilakukan dengan pengamatan
langsung dimana tidak terjadi keselarasan antara posisi mata dengan
pengambilan catatan waktu. Inovasi yang tepat atau sesuai dalam proses
pembelajaran merupakan hal yang sangat penting. Salah satunya inovasi
28
pembelajaran fisika dengan menggunakan analisis video tracker. Siswa dapat
bekerja mandiri dan kreatif dalam melakukan praktikum dengan
memanfaatkan analisis video tracker dalam pembelajaran fisika. Diharapkan
siswa akan lebih aktif bertanya, berpendapat, berpikir kritis, dan kreatif dalam
melakukan praktikum.
Penggunaan analisis video tracker dalam proses pembelajaran akan
memudahkan siswa dalam menganalisis percobaan yang berupa gambar,
tabel, grafik dan persamaan geraknya. Analisis video tracker membentuk
siswa menjadi aktif dalam pembelajaran sehingga diduga keterampilan
interpretasi grafik siswa akan tumbuh. Penggunaan tracker akan
menumbuhkan kepercayaan siswa bahwa pembelajaran yang dilakukan
dengan menggunakan tracker akan berpengaruh baik yaitu tercipta suasana
yang interaktif, sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi
pembelajaran fisika.
Pembelajaran dilakukan secara berkelompok, tiap-tiap kelompok akan saling
berdiskusi mengenai percobaan yang akan dilakukan. Guru hanya sebagai
fasilitator dan siswa dituntut untuk memecahkan suatu permasalahan fisika
sehingga dalam satu kelompok tersebut akan saling bertukar ide informasi.
Pembelajaran dengan keterampilan proses dapat dilakukan melalui
pembelajaran model inkuiri atau pembelajaran berbasis praktikum.
Pembelajaran inkuiri menuntut siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran
sehingga siswa akan memperoleh pengalaman belajar lebih dan diharapkan
hasil belajar akan lebih baik. Pembelajaran ini dapat dilakukan dengan
29
mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan
dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen
percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, serta
mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis. Secara umum
proses tersebut bertujuan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja
dan bersikap ilmiah untuk meningkatkan hasil belajar siswa baik dari segi
kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Bertolak ukur pada pemikiran di atas, keterampilan interpretasi akan muncul
pada tahapan mengolah data analisis video tracker saat menganalisis tabel,
grafik, dan persamaan geraknya (formula). Menganalisis tabel akan
menumbuhkan keterampilan interpretasi tabel, menganalisis grafik akan
menumbuhkan keterampilan interpretasi grafik, menganalisis formula akan
menumbuhkan keterampilan interpretasi matematik, dan menganalisis hasil
akan menumbuhkan keterampilan interpretasi verbal.
Berikut ini dibuat bagan kerangka pemikiran untuk memberikan gambaran
yang lebih jelas mengenai kerangka pikir di atas.
Video Tracker
1. Memasukkan Video
2. Memilih Frame
Video
3. Membuat “Point
Mass”
Pembelajaran
30
Keterampilan Interpretasi
Gambar 11. Diagram Hubungan Tracker dengan
Keterampilan Interpretasi
C. Anggapan Dasar
Anggapan dasar dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Sampel memiliki kemampuan awal dan pengalaman belajar.
2. Faktor-faktor lain di luar penelitian diabaikan.
4. Membuat Lintasan
Gerakan Benda
5. Kalibrasi Panjang
6. Memasukan Sumbu
Koordinat
7. Menganalisis tabel
Keterampilan interpretasi
tabel
8. Menganalisis grafik
Keterampilan interpretasi
grafik
9. Menganalisis
formula
Keterampilan interpretasi
matematik
10. Menganalisis
hasil
Keterampilan interpretasi
verbal
menumbuhkan
menumbuhkan
menumbuhkan
menumbuhkan
31
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran, hipotesis dalam penelitian ini yaitu terdapat
pengaruh penggunaan tracker pada pembelajaran Gerak Harmonik Sederhana
berbasis inkuiri terbimbing terhadap keterampilan interpretasi grafik siswa.
32
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 15 Bandar Lampung yang
beralamatkan di Jalan Turi Raya Tanjung Senang, Bandar Lampung pada 1-
14 November 2018.
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
eksperimen. Pendekatan penelitian eksperimen merupakan metode penelitian
yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan (treatment) tertentu
(Sugiyono, 2012: 6). Adapun perlakuan (treatment) dalam penelitian ini
adalah pembelajaran yang menggunakan analisis video tracker. Penelitian ini
merupakan penelitian dengan metode Quasi-Ekspriment dengan desain
penelitian yang digunakan adalah One Group Pretest-Posttest Design.
Desain penelitian yang akan digunakan dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 12. Desain Eksperimen One Group Pretest-Posttest Design
Keterangan:
O1 : Keterampilan interpretasi grafik awal (pretest).
O1 X O2
33
O2 : Keterampilan interpretasi grafik akhir (posttest).
X : Penerapan analisis video tracker pada pembelajaran (treatment).
(Arikunto, 2010: 123)
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini, yaitu beberapa Sekolah Menengah Atas yang terdapat
di Provinsi Lampung. Sampel penelitian ini diambil berdasarkan hasil angket
yang dilakukan pada penelitian pendahuluan. Sampel penelitian ini yaitu siswa
kelas X MIPA 3 SMA Negeri 15 Bandar Lampung pada semester ganjil
Tahun Pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 35 siswa.
D. Variabel Penelitian
Penelitian ini melibatkan variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).
Variabel X sebagai variabel bebas yaitu analisis video tracker dan variabel Y
sebagai variabel terikat yaitu terhadap keterampilan interpretasi grafik siswa.
E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Langkah-langkah pada penelitian ini adalah:
1. Observasi penelitian
a. Meminta izin kepada Kepala SMA Negeri 15 Bandar Lampung untuk
melaksanakan penelitian.
b. Bersama guru mitra menentukan waktu pelaksanaan penelitian.
2. Pelaksanaan penelitian
a. Tahap persiapan terdiri dari menyusun perangkat pembelajaran.
b. Tahap pelaksanaan pembelajaran:
34
1) Melakukan pretest.
2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan video analisis
tracker berbasis inkuiri terbimbing terhadap keterampilan
interpretasi grafik siswa.
3) Melaksanakan posttest.
4) Melakukan tabulasi dan analisis data.
5) Menarik kesimpulan.
F. Data dan Teknik Pengumpulan Data
1. Data Penelitian
Data pada penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang diperoleh
berdasarkan nilai pretest dan posttest yang dilakukan di awal dan di akhir
pembelajaran.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu keterampilan
interpretasi grafik siswa diperoleh dengan teknik tes tertulis berupa pretest
dan posttest dengan menggunakan bentuk soal uraian. Data pretest
dimaksudkan untuk melihat kemampuan keterampilan interpretasi grafik
siswa sebelum pembelajaran, data posttest dimaksudkan untuk melihat
perbedaan kemampuan keterampilan interpretasi grafik siswa sesudah
pembelajaran.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
35
1. Instrumen untuk mengumpulkan data berupa soal pretest-posttest
keterampilan interpretasi grafik siswa.
2. Instrumen penilaian sikap berupa lembar observasi.
H. Analisis Instrumen
Sebelum instrumen diujikan pada sampel penelitian, terlebih dahulu instrumen
harus diuji menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Instrumen yang
digunakan pada penelitian ini yaitu instrument tes keterampilan interpretasi
grafik.
1. Uji Validitas
Validitas suatu instrumen menunjukkan adanya tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang hendak diukur. Artinya, instrumen itu dapat
mengungkap data dari variabel yang dikaji secara tepat. Instrumen yang
valid atau sahih memiliki validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang
kurang valid berarti memilki validitas rendah.
Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasi product
moment yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus:
∑ (∑ )(∑ )
√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +
Keterangan:
= Koefisien korelasi yang menyatakan validitas
= Skor butir soal
= Skor total
= Jumlah sampel
Arikunto (2008: 72)
36
Item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta
korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai
validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap
memenuhi syarat adalah jika r = 0,3. (Sugiyono, 2010: 188). Berdasarkan
kutipan di atas jika korelasi antar butir dengan skor total lebih dari 0,3
maka instrumen tersebut dinyatakan valid, atau sebaliknya jika korelasi
antar butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka instrumen tersebut
dinyatakan tidak valid. Jika rhitung > rtabel dengan α = 0,05 maka koefisien
korelasi tersebut signifikan. Pengujian validitas dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan program SPSS 21.0 dengan kriteria uji
bila correlated item – total correlation lebih besar dibandingkan dengan
0,3 maka data tersebut kuat (valid).
2. Uji Reliabilitas
Instrumen yang reliabel sebenarnya mengandung makna bahwa instrumen
tersebut cukup mantap untuk mengambil data penelitian, sehingga mampu
mengungkap data yang dapat dipercaya hasilnya (Setyosari, 2012: 200).
Maka instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data
yang sama. Perhitungan untuk mencari harga reliabilitas instrumen
didasarkan pada pendapat Arikunto (2008: 109) yang menyatakan bahwa
untuk menghitung reliabilitas dapat digunakan rumus Alpha Cronbach’s,
yaitu:
(
)(
∑
)
37
Di mana:
= reliabilitas yang dicari
∑ = jumlah varians skor tiap-tiap item
= varians total
(Arikunto, 2008: 109)
Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat
pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas instrumen
diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran.
Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan
menggunakan SPSS 21.0 dengan metode Alpha Cronbach’s yang diukur
berdasarkan skala alpha cronbach’s 0 sampai 1.
Menurut Sujianto (2009), kuesioner dinyatakan reliabel jika mempunyai
nilai koefisien alpha, maka digunakan ukuran kemantapan alpha yang
diinterpretasikan sebagai berikut.
1) Nilai Alpha Cronbach’s 0,00 sampai dengan 0,20 berarti kurang
reliabel.
2) Nilai Alpha Cronbach’s 0,21 sampai dengan 0,40 berarti agak reliabel.
3) Nilai Alpha Cronbach’s 0,41 sampai dengan 0,60 berarti cukup
reliabel.
4) Nilai Alpha Cronbach’s 0,61 sampai dengan 0,80 berarti reliabel.
5) Nilai Alpha Cronbach’s 0,81 sampai dengan 1,00 berarti sangat
reliabel.
38
Setelah instrumen dinyatakan valid dan reliabel, kemudian instrumen
digunakan kepada sampel penelitian. Adapun tolak ukur untuk
menginterpretasikan derajat reliabilitas yang diperoleh sebagai berikut.
Tabel 1. Interpretasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi (r) Kriteria Reliabilitas
0,81 - 1,00 Sangat Tinggi
0,61 - 0,80 Tinggi
0,41 - 0,60 Cukup
0,21 - 0,40 Rendah
0,00 - 0,20 Sangat Rendah
I. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai pretest dan posttest
keterampilan interpretasi grafik siswa.
1. N-Gain
Analisis tes hasil belajar yang menggunakan nilai pretest dan postest,
maka digunakan analisis N-Gain. Gain merupakan selisih data yang
diperoleh dari pretest dan posttest. Perhitungan ini bertujuan untuk
mengetahui peningkatan nilai pretest dan posttest.
Rumus N-Gain menurut Meltzer (2002) adalah sebagai berikut:
( )
Kriteria interpretasi N-gain yang dikemukakan oleh Meltzer (2002), yaitu:
Tabel 2. Kriteria Interpretasi N-gain
N-gain (g) Kriteria Interpretasi
0,7 (g) Tinggi
39
0,3 (g) < 0,7 Sedang
(g) < 0,3 Rendah
2. Uji Keterampilan Interpretasi Grafik
Penilaian keterampilan interpretasi grafik dilakukan dengan observasi
setelah proses pembelajaran dengan melihat nilai posttest. Proses analisis
untuk data keterampilan interpretasi grafik adalah sebagai berikut.
(a) Skor yang diperoleh dari masing-masing siswa adalah jumlah skor dari
setiap soal.
(b) Presentase keterampilan interpretasi grafik dihitung dengan rumus:
Pengkategorian keterampilan interpretasi grafik adalah sebagai berikut,
Tabel 3. Kategori Keterampilan Interpretasi Grafik
Nilai Kriteria
81-100 Sangat baik
61-80 Baik
41-60 Cukup
21-40 Kurang
<20 Sangat kurang
J. Pengujian Hipotesis
1. Uji Beda (Paired Sample T-Test)
Untuk data sampel yang berasal dari populasi berdistribusi normal, maka
uji hipotesis yang digunakan adalah uji parametrik (Sudjana, 2005).
a. Rumusan hipotesis
H0 : Tidak ada perbedaan rata-rata keterampilan interpretasi grafik
siswa sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan video
tracker
40
H1 : Ada perbedaan rata-rata keterampilan interpretasi grafik siswa
sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan video tracker
b. Kriteria uji
Pengambilan keputusan menggunakan distribusi t dengan taraf
signifikansi α = 5%.
1. H0 diterima jika -t tabel t hitung t tabel
2. H1 ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel
(Arikunto, 2010: 124-125)
2. Uji Normalitas
Untuk menguji apakah sampel penelitian merupakan jenis distribusi
normal, dilakukan menggunakan uji statistik non-parametrik yaitu
Kolmogrov-Smirnov menggunakan bantuan program komputer SPSS 21.0.
Caranya adalah menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujiannya yaitu:
: data terdistribusi secara normal
: data tidak terdistribusi secara normal
Pedoman pengambilan keputusan:
1) Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka
distribusinya adalah tidak normal.
2) Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas 0,05 maka
distribusinya adalah normal.
60
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka diperoleh simpulan sebagai berikut.
1. Terdapat pengaruh dengan taraf kepercayaan 95% pada pembelajaran
dengan menggunakan tracker terhadap keterampilan interpretasi grafik.
2. Peningkatan keterampilan interpretasi grafik pada pembelajaran Gerak
Harmonik Sederhana menggunakan tracker berbasis inkuiri terbimbing
pada kemampuan mengidentifikasi grafik mencapai N-Gain 0,77;
kemampuan menganalisis data variabel bebas dan variabel terikat ke
dalam grafik mencapai N-Gain 0,43; kemampuan menemukan nama
variabel pada koordinat (x,y) mencapai N-Gain 0,80; kemampuan
menemukan nilai data dari variabel mencapai N-Gain 0,67dan pada
kemampuan menganalisis hubungan antar variabel mencapai N-Gain
0,75.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, disarankan hal-hal sebagai
berikut:
1. Apabila guru-guru atau peneliti lain ingin melatihkan keterampilan
interpretasi grafik maka pergunakanlah analisis video tracker pada
pembelajaran Fisika terutama pada materi gerak karena pada analisis video
61
tracker dibimbing untuk mengolah data sampai mendapatkan grafik, tabel,
hingga persamaan gerak.
2. Analisis video tracker memiliki akurasi yang sangat tinggi dan perlu
diperhatikan dalam menggunakan tracker, agar alat praktikum yang
digunakan tetap dalam keadaan baik dan tidak terjadi kerusakan.
3. Setiap siswa disarankan menganalisis data yang diperoleh menggunakan
tracker secara individu sehingga siswa mendapatkan pengalaman
mengolah data masing-masing meskipun proses pengambilan data secara
berkelompok.
62
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Z. 2013. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Konstektual
(Inovatif). Bandung: Yrama Widya. 144 hlm.
Amelia, Alfiani. 2013. Peningkatan Kemampuan Representasi Matematis Siswa
SMP Melalui Penerapan Pendekatan Kognitif. Tersedia di
http://_repository.upi.edu/531/1/S_MTK_0909022_TITLE.pdf. (Online).
Diakses pada tanggal 2 Oktober 2018.
Arikunto, S. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 310
hlm.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi,
Cetakan ke-14. Jakarta: Rineka Cipta. 319 hlm.
Beichner, J. 1994. Testing Student Interpretation of Kinematics Graphs.
American Journal of Physics. Vol.62 No.8 (Online). Diakses pada tanggal
20 Maret 2018.
Bunawan, W., Setiawan, A., Rusli, A., & Nahadi. 2015. Penilaian Pemahaman
Representasi Grafik Materi Optika Geometri Menggunakan Tes Diagnostik.
Cakrawala Pendidikan, Vol. 34 No.2 (Online). Diakses pada tanggal 2
Oktober 2018.
Danny, L., McKenzie & Padilla, M. J. 1986. The Construction and
Validation of the Test of Graphing in Science (TOGS). J. Res. Sci.
Teaching. Vol. 23 No.7 (Online). Diakses pada tanggal 20 Maret 2018.
Darmayanti, D & Sulisworo, D. 2016. Pengaruh Strategi Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing dengan Kegiatan Laboratorium untuk meningkatkan
Pemahaman Konsep Siswa Kelas XI SMAN 1 Srandakan Pokok Bahasan
Fluida Statis. JRKPF UAD. Vol. 3 No.1 (Online). Diakses pada tanggal 9
Desember 2018
Dimyati & Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
121 hlm.
Fitria, S., Lesmono, A.D., & Wahyuni, S. 2012. Pengembangan Petunjuk
Praktikum Fisika Berbasis Laboratorium Virtual (Virtual Laboratory) Pada
63
Pembelajaran Fisika di SMP/MTs. Jurnal Pembelajaran Fisika. Vol.1 No.3
(Online). Diakses pada tanggal 21 Maret 2018.
Fitriyanto, I & Sucahyo, I. 2016. Penerapan Software Tracker Video Analyzer
Pada Praktikum Kinematika Gerak. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol.5
No.3 (Online). Diakses pada tanggal 20 November 2017.
Habibbulloh, M & Madlazim. 2014. Penerapan Metode Analisis Video Software
Tracker Dalam Pembelajaran Fisika Konsep Gerak Jatuh Bebas Untuk
Meningkatkan Keterampilan Proses Siswa Kelas X SMAN 1 Sooko
Mojokerto. Jurnal Pendidikan Fisika dan Aplikasinya. Vol.4 No.1 (Online).
Diakses pada tanggal 20 November 2017.
Hadi, Abdul. 2015. Gerak Harmonik Sederhana (GHS). Diunduh dari
http://www.softilmu.com/2015/11/Pengertian-Jenis-Besaran-Rumus-
Simpangan-Energi-Aplikasi-Contoh-GERAK-HARMONIK-
SEDERHANA-Adalah.html (Online). Diakses pada tanggal 1 Februari
2018.
Keller, K. Stacy. 2008. Levels of Line Graph Question Interpretation with
Intermediate Elementary Students of Varying Scientific and Mathematichal
Knowledge an Ability: a Think Aloud Study. Orlando: Collage of Education
University of Central Florida. 218 hlm.
Kemendikbud. 2013. Permendikbud No 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian
Pendidikan. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kunandar. 2010. Guru Profesional. Jakarta: Rajawali Press. 448 hlm.
Meltzer, D.E. 2002. “The Relationship Between Mathematics Preparation and
Conceptual Learning gain in Physics: Possible “Hidden Variable” in
Diagnostic Pretest Scores”: American Journal of Physics, Vol.70 No.7
(Online). Diakses pada tanggal 17 Maret 2017.
Mevarech, Z. R. & Kramarsky, B. 1997. From Verbal Descriptions To Graphic
Representations: Stability and Change in Students Conceptions. Educational
Studies in Mathematics, 32. (Online). Hal 229-263. Diakses pada tanggal 25
November 2018.
Mustain, I. 2015. Kemampuan Membaca dan Interpretasi Grafik dan Data: Studi
Kasus pada Siswa Kelas 8 SMPN. Scientiae Educatia, Vol.5 No.2 (Online).
Diakses pada tanggal 7 Mei 2017.
Ngalimun. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Banjarmasin: Aswaja
Pressindo. 210 hlm.
Nurohman, S. 2017. Analisis Gerak Benda menggunakan Program Tracker.
Diunduh pada http://sabarnurohman.blogs.uny.ac.id/2017/08/25/analisis-
64
gerak-benda-menggunakan-program-tracker/. Diakses tanggal 20 November
2018.
OECD.2018. Pisa 2015 Results in Fokus. Diunduh dari https://www.oecd.org/
pisa/ pisa-2015-results-in-focus.pdf (Online). Diakses pada tanggal 8 Juli
2018.
Okimustava, Ishafit, Suwondo, N., Resmiyanto, R., & Praja, A. R. I. 2014.
Pengembangan Kuliah Eksperimen Fisika dengan Teknologi Multimedia.
JRKPF UAD, Vol.1 No.1. (Online). Diakses pada tanggal 9 Desember 2018.
Prasetya, A. A. 2008. Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Mengintepretasi dan
Menggambar Grafik s-t dan v-t pada GLB dan GLBB Melalui Pembelajaran
Menguunakan Contoh dalam Kehidupan Sehari-Hari. Skripsi. (Online).
Diakses pada tanggal 8 Maret 2018.
Rizal, M. 2014. Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Multi
Representasi terhadap Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep
IPA Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Sains. Vol. 2 No. 3 (Online). Diakses
pada tanggal 24 November 2018.
Roestiyah, N. K. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta: Jakarta. 169
hlm.
Rondonuwu, F.S., Christian, Y., Solikhin & Nugroho, B.A. 2009. Interpretasi
Mahasiswa Tentang Grafik Kinematika. Prosiding Seminar Nasional
Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA pada tanggal 16 Mei 2009
(Online). Diakses pada tanggal 3 Maret 2018.
Rosengrant, D., Etkina, E., & Heuvelen, A. V. 2007. “An Overview of Recent
Research on Multiple Representations”.Rutgers, The State University of
New Jersey GSE, 10 Seminary Place, New Brunswick NJ, 08904 (Online).
Diakses pada tanggal 3 Oktober 2018.
Sagala, S. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. 220 hlm.
Sani, R. A. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013.
Jakarta: PT Bumi Aksara. 52 hlm.
Sanjaya, W. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Kencana: Jakarta. 201 hlm.
Sesen, B. A & Tarhan L. 2013. Inquiry-Based Laboratory Activities in
Electrochemistry: High School Students’ Achievements and Attitudes.
Research Science Education. Vol 1. No. 43 (Online). Hal 413-435. Diakses
pada tanggal 25 November 2018.
65
Setyono, A., Nugroho, S. E., & Yulianti, I. 2016. Analisis Kesulitan Siswa Dalam
Memecahkan Fisika Berbentuk Grafik. Unnes Physics Education Journal,
Vol. 5 No. 3 (Online). Diakses pada tanggal 2 Oktober 2018.
Setyosari, P. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendidikan dan
Pengembangan. Jakarta: Kencana. 314 hlm.
Setyorini, U., Sukiswo, S., & Subali, B. 2011. Penerapan Model Problem Based
Learning untuk Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa SMP: Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia (Online). Diakses pada tanggal 3 Maret 2018.
Shofyan, M. 2010. Metode Inkuiri Terbimbing. Diunduh dari
http://forum.upi.edu (Online). Diakses pada tanggal 3 Maret 2018.
Subekti, Y. & Ariswan, A. 2016. Pembelajaran Fisika dengan Metode Eksperimen
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif dan Keterampilan Proses
Sains. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA. Vol. 2 No. 2 (Online). Diakses pada
tanggal 30 November 2018.
Subiantoro, A.W. 2010. Pentingnya Praktikum dalam Pembelajaran IPA.
Prosiding, Kegiatan PPM “Pelatihan Pengembangan Praktikum IPA
Berbasis Lingkungan” bagi guru-guru MGMP IPA SMP Kota Yogyakarta.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. 109 hlm.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuanttatif Kualitatif dan R & D. Bandung.
Alfabeta. 79 hlm.
Suhandi, A. 2012. Pendekatan Multi Representasi dalam Pembelajaran Usaha-
Energi dan Dampak Terhadap Pemahaman Konsep Mahasiswa. Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia, Vol.8 (Online). Diakses pada tanggal 3
Oktober 2018.
Sujianto, A. E. 2009. Aplikasi Statistik dengan SPSS. Jakarta: Prestasi Pustaka.
198 hlm.
Sund, R. B & Trowbridge, L. W. 1973. Teaching Science by Inquiry in The
Secondary School. Second Edition. London: Charles E. Merril Publishing
Company. 210 hlm.
Suparno. 2007. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 142 hlm.
Sutarno. 2013. Fisika Untuk Universitas. Yogyakarta: Graha Ilmu. 190 hlm.
Trudel, L & Métioui, A. 2012. Effect Of A Video-Based Laboratory On The High
School Pupils’ Understanding Of Constant Speed Motion. International
Journal of Advanced Computer Science and Applications, Vol. 3 No. 5
(Online). Diakses pada tanggal 20 November 2018.
66
Wahyudi, L & Supardi, Z. A. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing Pada Pokok Bahasan Kalor Untuk Melatihkan Keterampilan
Proses Sains Terhadap Hasil Belajar di SMAN 1 Sumenep. Jurnal Inovasi
Pendidikan Fisika. Vol. 2 No. 2 (Online). Diakses pada tanggal 24
November 2018.
Wahyudin, Sutikno, & Isa, A. 2010. Keefektifan Pembelajaran Berbantuan
Multimedia Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan
Minat Dan Pemahaman Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, Vol. 6
No.1 (Online). Diakses pada tanggal 2 Oktober 2018.
Widianingtiyas, L., Siswoyo, & Bakri, F. 2015. Pengaruh Pendekatan Multi
Representasi dalam Pembelajaran Fisika Terhadap Kemampuan Kognitif
Siswa SMA, Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika, Vol. 1
No.1 (Online). Diakses pada tanggal 3 Oktober 2018.
Yuanita. 2010. Gerak Harmonik Sederhana. Diunduh dari http://yuanitaxiipa4.
/2010/12/gerak-harmoni-sederhana.html (Online). Diakses tanggal 1
Februari 2018.
Yustiandi, & Saepuzaman, D. 2017. Profil Kemampuan Interpretasi Grafik
Kinematika Siswa SMA Kelas X. Gravity: Jurnal Ilmiah Penelitian dan
Pembelajaran Fisika, Vol.3 No.1 (Online). Diakses pada tanggal 2 Oktober
2018.