pengaruh penggunaan pendekatan...

89
PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP PENGUASAAN KONSEP TERMOKIMIA YANG TERINTEGRASI NILAI (Quasi eksperimen di SMA Budi Mulia Ciledug Tangerang) OLEH: SITI USMAYATI NIM: 104016200459 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M

Upload: ngoliem

Post on 30-Jan-2018

224 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

1

PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP PENGUASAAN KONSEP

TERMOKIMIA YANG TERINTEGRASI NILAI (Quasi eksperimen di SMA Budi Mulia Ciledug Tangerang)

OLEH: SITI USMAYATI

NIM: 104016200459

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1431 H/2010 M

Page 2: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

2

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

TERHADAP PENGUASAAN KONSEP TERMOKIMIA YANG

TERINTEGRASI NILAI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat

Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

SITI USMAYATI

104016200459

Di bawah bimbingan:

Pembimbing I Pembimbing II

Etty Sofyatiningrum, M.Ed Dedi Irwandi, M.Si NIP. 131 808 296 NIP. 150 299 937

Page 3: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

3

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi ini berjudul: “Pengaruh Penggunaan Pendekatan Kontekstual

terhadap Penguasaan Konsep Termokimia yang Terintegrasi Nilai”, diajukan

kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, dan telah dinyatakan lulus dalam

ujian munaqosah pada tanggal 19 April 2010 dihadapan penguji. Oleh karena itu,

penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam bidang

Pendidikan Kimia.

Jakarta, 21 Mei 2010

Panitia Ujian Munaqosah

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia (Ketua Jurusan)

Baiq Hana Susanti, M.Sc

NIP 19700209 200003 2 001 .............. ..........................

Sekertaris Jurusan

Nengsih Juanengsih, M.Pd

NIP 19790510 200604 2 001 .............. ..........................

Penguji I

Prof.Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd

NIP 19681228 200303 1 004 .............. ..........................

Penguji II

Munas Prianto Ramli

NIP 19791029 200604 1 001 .............. ..........................

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof.DR. Dede Rosyada, MA.

NIP 19571005 198703 1 003

Page 4: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

4

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

N a m a : Siti Usmayati

Tempat/Tgl.Lahir : Tangerang, 04 Maret 1985

NIM : 104016200459

Jurusan / Prodi : Pendidikan IPA/ Pendidikan Kimia

Judul Skripsi : PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN

KONTEKSTUAL TERHADAP PENGUASAAN

KONSEP TERMOKIMIA YANG TERINTEGRASI

NILAI

Dosen Pembimbing : 1. Dra. Etty Sofyatiningrum, M.Ed

2. Dedi Irwandi, M.Si

dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya

sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta, Mengetahui Mahasiswa Ybs. Ketua Jurusan,

Materai 6000

Baiq Hana Susanti, M.Sc Siti Usmayati

NIP. 19700209 200003 2 001 NIM. 104016200459

Page 5: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

5

ABSTRACT Siti Usmayati. The Effects on Using Contextual Approach toward Mastering Value Integrated Thermo-Chemical Concept, thesis, the Department of Science Education, Chemistry Education Program, the Faculty of Tarbiyah and Teachers Training, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta. The research is to know the effects on using conceptual approach toward students’ chemistry mastery of value integrated thermo-chemical concept. The research was based on Quasi Experiment Method and Nonrandomized Control Group Pretest-Posttest Design. The research compared two groups: experimented group treated by contextual approach and controlled group treated by traditional approach. The measuring was carried out before and after the treatment and the effects of treatment was measured based on the differences between initial measurement and final measurement of both groups. The samples were students of Science XI-1 as the experimented group and students of Science XI-2 as the controlled group. The research used purposive sampling technique. The test carried out on this research was a ten-number essay based on the scoring guidance. The result showed that results showed the experimental group received the pretest mean of 42,80 and the posttest mean of 71,80. It also showed that the controlled group received the pretest mean of 37,92 and the posttest mean of 61,56. Based on analysis of data using test statistic “t”, the result showed that both groups received the pretest mean of 1,85 from tcounted and 2,00 from ttable, with db of 68 (N1+N2-2) and the significant level of 0,05. Since tcounted (1,85) was less than ttable (2.00), Ho was accepted. It showed that there was no effects to the students’ mastery of concept before the treatment. Both groups received the posttest mean of 4,44 from tcounted and of 2,00 from ttable with db of 68 and the significant level of 0,05. Since tcounted (4,44) was bigger than ttable (2.00), Ha was accepted. It showed that there were significant effects to the students’ chemistry mastery of value integrated thermo-chemical concept after the treatment by using the contextual approach. The N-Gain average of the experimented group’s mastery was 0,53 (moderate) and the N-Gain average of the controlled group’s mastery was 0,38 (moderate). It concluded that the N-Gain average of the experimented group was bigger than the controlled group, although both groups were in the same category. Keyword: Approach, CTL, Concept, Thermo-Chemical, Value

i

Page 6: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

6

ABSTRAK

Siti Usmayati. Pengaruh Penggunaan Pendekatan Kontekstual terhadap Penguasaan Konsep Termokimia yang Terintegrasi Nilai, skripsi, Jurusan Pendidikan IPA, Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap penguasaan konsep kimia siswa pada konsep termokimia yang terintegrasi nilai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experiment. Jenis desain yang digunakan adalah Nonrandomized Control Group Pretest-Posttest Design yang melibatkan dua kelompok yang dibandingkan, yaitu kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan dengan menggunakan pendekatan kontekstual dan kelompok kontrol yang diberikan perlakuan dengan menggunakan pendekatan tradisional. Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan dan pengaruh dari perlakuan diukur berdasarkan perbedaan antara pengukuran awal dan pengukuran akhir kedua kelompok. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelompok eksperimen dan kelas XI IPA 2 sebagai kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah teknik purposive sampling. Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes essay sebanyak 10 soal dengan pedoman penskoran yang telah ditentukan.

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh mean pretest kelompok eksperimen sebesar 42,8 dan posttest 71,8. Sedangkan mean pretest kelompok kontrol sebesar 37,92, dan posttest 61,56. Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan statistik uji ”t”, diperoleh harga thitung untuk nilai pretest kedua kelompok sebesar 1,85 dan ttabel 2,00 dengan db 68 (N1+N2-2) dan taraf signifikansi 0,05. Karena thitung (1,85) lebih kecil dari ttabel (2,00), maka Ho diterima, dengan diterimanya Ho menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh terhadap penguasaan konsep siswa sebelum diberikan perlakuan. Adapun harga thitung untuk nilai posttest kedua kelompok sebesar 4,44 dan ttabel dengan db 68 dan taraf signifikansi 0,05 adalah sebesar 2,00. Karena thitung (4,44) lebih besar dari ttabel (2,00), maka Ha diterima, dengan diterimanya Ha menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap penguasaan konsep termokimia siswa yang terintegrasi nilai setelah diberikan perlakuan dengan pendekatan kontekstual. Adapun nilai rata-rata N-Gain dari penguasaan konsep kelompok eksperimen sebesar 0,53 (sedang) dan kelompok kontrol sebesar 0,38 (sedang). Dari nilai rata-rata N-Gain yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata N-Gain kelompok eksperimen lebih besar dari pada kelompok kontrol walaupun keduanya sama-sama berada dalam kategori sedang. Kata Kunci: Pendekatan, CTL, Konsep, Termokimia, Nilai

ii

Page 7: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

7

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang

telah memberikan kenikmatan iman, ibadah, akal dan kesehatan. Begitu pula

lancarnya jalan penelitian ini adalah karena rahmat dan karunia-Nya yang telah

dilimpahkan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan tugas penyusunan

skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan atas Nabi besar

Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan pengikut setianya sampai akhir

zaman.

Menyelesaikan skripsi ini adalah kebahagiaan yang tak terhingga bagi

penulis. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada

mbi, bang upi, bang jejen, bang acan, dan bang ndin yang telah memberikan

segenap bantuan materi, waktu, tenaga dan cinta yang tidak pernah habis kepada

penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih sedalam-

dalamnya juga kepada dedeh adikku yang tersayang yang selalu mendoakan

keberhasilan saudaranya.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak begitu saja dapat

terselesaikan, melainkan dengan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus dan mendalam kepada:

1. Bapak Prof. DR. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, Ketua Jurusan Pendidikan IPA.

3. Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd, Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA.

4. Ibu Dra. Etty Sofyatiningrum, M.Ed, dan Bapak Dedy Irwandi, M.Si, dosen

pembimbing I dan II yang sekaligus sebagai Ketua Program Studi Pendidikan

Kimia yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dengan tulus dan

penuh kesabaran.

5. Para dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Alam yang telah memberikan ilmu dan contoh akhlak mulia

semasa kuliah hingga terselesaikan skripsi ini.

iii

Page 8: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

8

6. Pihak sekolah, khususnya kepada Kepala Sekolah dan wakil kepala bagian

kesiswaan SMA Budi Mulia Ciledug bapak Hikmat yang telah memberikan

izin untuk melakukan penelitian.

7. Ibu Indah S.Si, guru kimia di SMA Budi Mulia dan seluruh siswa kelas XI

IPA 1 dan XI IPA 2 SMA Budi Mulia Ciledug yang telah banyak membantu

penulis selama penelitian.

8. Pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Imu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah memberikan fasilitas terhadap penulis dalam mengadakan

kepustakaan.

9. Teman-teman di Bimbingan Tes Alumni 70, khususnya Mas Panji yang

senantiasa memberikan doa dan motivasi yang sangat berharga bagi penulis.

10. Teman-teman kelas angkatan 2004, senasib dan seperjuangan. Resy, Maria,

Tiwi, Diana, Riri, Iyus, Khasanah, Biah, evi dan semuanya, yang tidak bisa

disebutkan satu persatu tanpa mengurangi rasa cinta kepada teman-teman.

Hanya doa dan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya yang dapat

penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah banyak terlibat dalam

pelaksanaan penelitian ini. Semoga mendapatkan pahala dan anugerah dari Allah

SWT. Amin.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari

kesalahan-kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun

sangat penulis harapkan., agar dapat dijadikan pelajaran untuk penelitian

selanjutnya.

Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan yang

positif kepada pembaca serta memberikan manfaat bagi semua pihak. Amiiin.

Wassalaamu’alaikum wr.wb

Jakarta, Januari 2010

Penulis

Siti Usmayati NIM.104016200459

iv

Page 9: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

9

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK................................................................................................... i

KATA PENGANTAR................................................................................. iii

DAFTAR ISI ............................................................................................... v

DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 6

C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 7

D. Perumusan Masalah........................................................................ 7

E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 8

F. Manfaat Penelitian ......................................................................... 8

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN

HIPOTESIS

A. Kajian Teoritis................................................................................ 9

1. Strategi, Pendekatan dan Metode Pembelajaran ........................ 9

2. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual...................................... 12

a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Kontekstual............... 12

b. Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan Pendekatan

Tradisional.......................................................................... 16

c. Komponen Pembelajaran Kontekstual................................. 18

d. Prinsip dan Strategi Pembelajaran Kontekstual ................... 21

e. Penerapan Pendekatan Kontekstual di Kelas ....................... 23

f. Karakteristik Pendekatan Kontekstual................................. 23

3. Penguasaan Konsep dalam Pembelajaran Kontekstual .............. 24

a. Hakikat Penguasaan Konsep ............................................... 24

v

Page 10: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

10

b. Tingkat Pencapaian Konsep dalam Pembelajaran................ 26

c. Pengukuran Penguasaan Konsep dalam Pembelajaran......... 27

4. Nilai-nilai Sains ........................................................................ 29

a. Pengertian Nilai .................................................................. 29

b. Macam-macam Nilai........................................................... 31

c. Pendekatan dalam Pendidikan Nilai .................................... 34

d. Tahap Proses Pembentukan Nilai ........................................ 34

5. Konsep Termokimia ................................................................. 35

6. Nilai-nilai dalam Konsep Termokimia ...................................... 43

7. Hasil Penelitian yang Relevan................................................... 48

B. Kerangka Berpikir .......................................................................... 50

C. Pengajuan Hipotesis ....................................................................... 51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 53

B. Metode dan Desain Penelitian ........................................................ 53

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel...................................... 54

D. Teknik Pengumpulan Data.............................................................. 54

E. Prosedur Penelitian......................................................................... 55

F. Instrumen Penelitian ...................................................................... 57

G. Variabel Penelitian ........................................................................ 59

H. Uji Coba Instrumen ........................................................................ 60

I. Teknik Analisis Data ...................................................................... 63

J. Perumusan Hipotesis Statistik......................................................... 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data................................................................................ 67

1. Hasil Pretest Penguasaan Konsep Siswa Kelompok Eksperimen 67

2. Hasil Postest Penguasaan Konsep Siswa Kelompok Eksperimen 68

3. Hasil Pretest Penguasaan Konsep Siswa Kelompok Kontrol..... 69

4. Hasil Postest Penguasaan Konsep Siswa Kelompok Kontrol..... 71

vi

Page 11: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

11

5. Hasil Observasi Siswa pada Pelaksanaan Pembelajaran ........... 72

6. Hasil Angket Tanggapan Siswa pada Pelaksanaan Pembelajaran 74

7. Deskripsi Penguasaan Konsep Siswa Kelompok Eksperimen dan

Kontrol ..................................................................................... 76

B. Analisis Data Tes Penguasaan Konsep............................................ 76

1. Uji Normalitas .......................................................................... 76

2. Uji Homogenitas....................................................................... 77

3. Pengujian Hipotesis .................................................................. 77

4. Uji N-Gain................................................................................ 78

C. Interpretasi Data dan Pembahasan .................................................. 81

D. Keterbatasan Penelitian .................................................................. 86

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 87

B. Saran .............................................................................................. 88

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 90

LAMPIRAN-LAMPIRAN.......................................................................... 95

vii

Page 12: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

12

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan Pendekatan Tradisional 17

Tabel 2. Tingkatan Domain Kognitif ......................................................... 28

Tabel 3. Tingkat Nonrandomized Control Group Pretest- Posttest Design 53

Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Soal Essay .................................................... 58

Tabel 5. Kisi-kisi Angket Respon Siswa terhadap Pembelajaran dengan

Menggunakan Pendekatan Kontekstual yang Terintegrasi Nilai .. 59

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Pretest Penguasaan Konsep Kimia Siswa

Kelompok Eksperimen ................................................................ 67

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Posttest Penguasaan Konsep Kimia Siswa

Kelompok Eksperimen ................................................................ 68

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Pretest Penguasaan Konsep Kimia Siswa

Kelompok Kontrol....................................................................... 70

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Posttest Penguasaan Konsep Kimia Siswa

Kelompok Kontrol....................................................................... 71

Tabel 10. Hasil Observasi Siswa saat Pembelajaran di Kelas....................... 73

Tabel 11. Hasil Observasi Siswa saat Pembelajaran di Laboratorium .......... 74

Tabel 12. Persentase Indikator Tanggapan Siswa terhadap pembelajaran yang

Dilakukan.................................................................................... 75

Tabel 13. Rekapitulasi Penguasaan Konsep Siswa Kelompok Eksperimen dan

Kontrol........................................................................................ 76

Tabel 14. Hasil Uji Normalitas dengan Uji Lilliefors ................................... 76

Tabel 15. Hasil Uji Homogenitas dengan Uji Fisher.................................... 77

Tabel 16. Hasil Uji Hipotesis dengan uji “t”................................................ 78

Tabel 17. Persentase Peningkatan Penguasaan Konsep Kelompok Eksperimen 79

Tabel 18. Persentase Peningkatan Penguasaan Konsep Kelompok Kontrol.. 80

viii

Page 13: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

13

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. a. Sistem Terbuka, b. Tertutup dan c. Terisolasi........................ 38

Gambar 2. Proses fotosintesis pada tumbuhan dengan bantuan sinar matahari

(menyerap kalor yang berupa panas/sinar matahari) merupakan

reaksi Endoterm........................................................................ 40

Gambar 3. Skema Alur Penelitian .............................................................. 57

Gambar 4. Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Penguasaan Konsep

Kimia Siswa Kelompok Eksperimen......................................... 68

Gambar 5. Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Penguasaan Konsep

Kimia Siswa Kelompok Eksperimen......................................... 69

Gambar 6. Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Penguasaan Konsep

Kimia Siswa Kelompok Kontrol ............................................... 71

Gambar 7. Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Penguasaan Konsep

Kimia Siswa Kelompok Kontrol ............................................... 72

ix

Page 14: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

14

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. SILABUS .............................................................................. 95

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelompok

Eksperimen............................................................................ 98

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelompok

Kontrol .................................................................................. 109

Lampiran 4. Kisi-kisi Instrumen ................................................................ 118

Lampiran 5. Uji Coba Instrumen................................................................ 122

Lampiran 6. Kunci Jawaban Uji Coba Instrumen ....................................... 124

Lampiran 7. Teknik Penskoran Uji Coba Instrumen................................... 129

Lampiran 8. Instrumen Pretest................................................................... 131

Lampiran 9. Instrumen Posttest ................................................................. 133

Lampiran 10. Kunci Jawaban Instrumen ...................................................... 135

Lampiran 11. Teknik Penskoran Instrumen.................................................. 138

Lampiran 12. Lembar Observasi.................................................................. 140

Lampiran 13. Kisi-kisi Angket..................................................................... 141

Lampiran 14. Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran Kimia dengan

Menggunakan Pendekatan Kontekstual pada Konsep Termokimia

yang Diintegrasikan dengan Nilai-Nilai ................................ 143

Lampiran 15. Perhitungan Persentase Angket Respon Siswa ....................... 145

Lampiran 16. Lembar Kerja Siswa 1............................................................ 148

Lampiran 17. Kuis Reaksi Eksoterm dan Endoterm..................................... 150

Lampiran 18. Lembar Kerja Siswa 2............................................................ 153

Lampiran 19. Validitas ................................................................................ 157

Lampiran 20. Reliabilitas............................................................................. 158

Lampiran 21. Tingkat Kesukaran................................................................. 159

Lampiran 22. Daya Pembeda ....................................................................... 160

Lampiran 23. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen .................................. 161

Lampiran 24. Perhitungan Uji Validitas Secara Manual............................... 162

x

Page 15: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

15

Lampiran 25. Perhitungan Tabel Distribusi Frekuensi, Rata-rata, Median,

Modus, Standar Deviasi dan Varians...................................... 163

Lampiran 26. Perhitungan Uji Normalitas................................................... 169

Lampiran 27. Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen ... 170

Lampiran 28. Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol.......... 171

Lampiran 29. Perhitungan Uji Homogenitas Pretest Kedua Kelompok ........ 172

Lampiran 30. Perhitungan Uji Homogenitas Posttest Kedua Kelompok....... 174

Lampiran 31. Perhitungan Uji Hipotesis Skor Pretest .................................. 176

Lampiran 32. Perhitungan Uji Hipotesis Skor Posttest ................................. 177

xi

Page 16: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu usaha manusia untuk membina

kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

kebudayaan.1 Menurut undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun

2003 tentang sistem pendidikan nasional bab 1 pasal 1, pendidikan adalah

“usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara”.2

Dalam perumusan tujuan suatu institusi, tujuan mata pelajaran, dan

tujuan pembelajaran di kelas diarahkan pada tujuan pendidikan nasional.

Sebagaimana tercantum dalam undang-undang Republik Indonesia nomor 20

tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bab 2 pasal 3, menyatakan

bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.3 Kimia merupakan salah satu bagian dari sains yang sangat besar

pengaruhnya untuk penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kimia juga

berperan penting dalam usaha menciptakan manusia yang berkualitas. Salah

1 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001),

Edisi 1, Cet. 2, h. 1 2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Bab 1 Pasal 1, Ketentuan Umum, dari http://asepaja.multiply.com/journal/item/3, diakses Rabu, 03 Maret 2010

3 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 Pasal 3, “Dasar Fungsi dan Tujuan”, dari http://asepaja.multiply.com/journal/item/3, diakses Rabu, 03 Maret 2010.

Page 17: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

2

satu tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam mata

pelajaran kimia di SMA adalah agar siswa menguasai berbagai konsep kimia

melalui pembelajaran yang menuntun siswa sebagai pembelajar untuk dapat

mengonstruk sendiri pengetahuannya berdasarkan pengalaman nyata siswa

dan bukan hanya sekedar mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Untuk

mencapai tujuan tersebut, guru dituntut agar lebih kreatif dalam memilih

strategi dan metode pembelajaran yang tepat yang dapat membantu siswa

untuk mendapatkan pemahaman yang baik terhadap konsep-konsep kimia

serta mampu mengaplikasikan konsep yang mereka terima dalam kehidupan

sehari-hari.

Salah satu konsep kimia yang abstrak dan cukup sulit dipahami siswa

adalah termokimia. Konsep tersebut mempelajari tentang kalor reaksi dalam

reaksi kimia. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran konsep termokimia

hendaknya dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari agar pembelajaran kimia

lebih dipahami oleh siswa sehingga pembelajaran kimia tersebut akan lebih

bermakna, dibandingkan pembelajaran yang hanya menekankan siswa untuk

menghafal konsep tanpa mengetahui hubungan konsep tersebut dengan

pengalaman nyata siswa.

Adanya pergeseran moral yang dialami bangsa Indonesia beberapa

tahun belakangan ini, seperti terjadinya kenakalan remaja dalam lingkungan

keluarga, sekolah dan masyarakat, perkosaan, melahirkan anak di luar nikah,

penggunaan obat terlarang, perkelahian masal, perampokan maupun berbagai

kenakalan lainnya yang meresahkan, menuntut lembaga pendidikan formal

untuk meningkatkan peranannya dalam pembentukkan kepribadian anak

melalui peningkatan intensitas dan kualitas pelaksanaan pendidikan nilai.

Penerapan pendidikan nilai di sekolah dapat dilakukan melalui

pengintegrasian antara materi dengan nilai-nilai pada saat pembelajaran

dengan menggunakan strategi dan pendekatan tanpa harus menambah jam

pelajaran.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti di sekolah tempat

peneliti melakukan praktik profesi keguruan terpadu (PPKT), ternyata sampai

Page 18: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

3

saat ini pembelajaran kimia yang dilakukan masih cenderung bersifat

tradisional yang berorientasi pada guru (teacher center) dan target materi

tanpa memperhatikan pengalaman belajar siswa. Dalam pelaksanaan

pembelajaran, metode yang digunakan dalam menyampaikan materi

cenderung metode ceramah. Penyajian materi semata-mata hanya berorientasi

kepada materi yang tercantum pada kurikulum dan buku teks. Hal ini

menyebabkan siswa menjadi pasif dalam menerima informasi. Kegiatan siswa

di kelas hanya membaca, mendengarkan, mencatat dan menghafal tanpa

memberikan kontribusi ide dalam proses pembelajaran. Selain itu,

pembelajaran yang dilakukan juga kurang dikaitkan dengan kehidupan sehari-

hari, sehingga siswa kurang merasakan manfaat materi yang telah mereka

pelajari dalam kehidupan sehari-hari untuk memecahkan masalah-masalah

nyata yang mereka hadapi. Keberhasilan pembelajaran kimia sering kali hanya

dilihat dari tinggi rendahnya nilai evaluasi akhir. Sehingga orientasi

pembelajaran yang dilakukan adalah berusaha agar siswa mendapat nilai yang

tinggi saat ujian, tanpa memberikan perhatian lebih bahwa perlunya

pengalaman langsung dalam pembelajaran kimia.

Selain itu, selama proses transfer pengetahuan belum pernah dilakukan

pengintegrasian konsep kimia dengan nilai-nilai. Padahal di tengah tantangan

yang kian deras sudah seharusnya pendidikan tidak bebas dari nilai. Dengan

adanya pengintegrasian pembelajaran terhadap nilai-nilai, diharapkan siswa

dapat menentukan nilai baik dan buruk dalam kehidupan sehingga dapat

memilih nilai-nilai yang baik untuk peningkatan kualitas hidupnya di dalam

masyarakat, agar tidak terjadi hal-hal seperti contoh di atas.

Pembelajaran sains terintegrasi nilai memiliki kelebihan dibandingkan

dengan pembelajaran sains tanpa diintegrasikan dengan nilai, selain dapat

mengubah sikap siswa terhadap penghayatan nilai yang dikandung bahan

ajarnya, juga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajarinya.4

Pengembangan terhadap penghayatan nilai-nilai yang dikandung oleh suatu

4 Suroso Adi Yudianto, Manajemen Alam Sumber Pendidikan NIlai, (Bandung: Mughni

Sejahtera, 2005), h. 28

Page 19: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

4

bahan ajar melalui penalaran analogi dapat mengembangkan kemampuan

berpikir siswa.5 Sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar

siswa. Oleh karena itu, pengintegrasian nilai-nilai dalam proses pembelajaran

kimia di kelas XI IPA diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa

terhadap konsep termokimia sekaligus dapat mengembangkan kepribadiannya

yang dapat menuntunnya ke jalan kebenaran serta dapat meningkatkan iman

dan takwa kepada Allah SWT.

Menurut Sukarno nilai-nilai dalam sains terbagi ke dalam “nilai

agama, nilai praktis, nilai intelektual, nilai sosial-politik-ekonomi, dan nilai

sains dalam pendidikan”.6

Pengintegrasian konsep sains dengan nilai-nilai sesuai dengan Firman

Allah SWT dalam Al-Quran surat Ar-Ra’du ayat 3 bahwa sesungguhnya sains

dan nilai-nilai memiliki titik temu, yaitu:

Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai di atasnya. Dan menjadikan semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir, (QS. Ar-Ra’du: 3). Maksud dari ayat diatas adalah adanya keterpaduan antara konsep

sains dan nilai-nilai yaitu ayat-ayat Qauliyah (Al-quran dan Al-hadits) dan

ayat-ayat Kauniyah (alam semesta). Hukum-hukum agama dan hukum-hukum

alam ditetapkan atas kehendak Allah SWT, untuk keperluan manusia.7 Oleh

karena itu, kebenaran yang ada pada kedua ayat tersebut tidak mungkin

bertentangan.

Berdasarkan latar belakang di atas, dalam proses pembelajaran sangat

diperlukan suatu model atau pendekatan yang tepat yang dapat meningkatkan

5 Ibid., h. 18 6 Sukarno, dkk, Dasar-dasar Pendidikan Science, (Jakarta: Bhratara, 1973), h. 21-24 7 Gunawan, Penerapan Model Pembelajaran Integrasi Imtaq untuk Meningkatkan

Motivasi dan Hasil Belajar Fisika Siswa di MA Dakwah Islamiah Putra Kediri, Jurnal Kependidikan, November 2005, Volume 4, Nomor 2, h. 192

Page 20: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

5

iklim pembelajaran yang aktif dan bermakna, sehingga siswa lebih mudah

dalam menguasai dan memahami konsep dengan cara mengonstruk sendiri

pengetahuannya berdasarkan pengalaman nyata siswa, bukan hanya sekedar

mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Pada akhirnya diharapkan hasil

belajar siswa meningkat. Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan dalam

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang sesuai dengan masalah di atas

adalah pendekatan kontekstual.

Pendekatan pembelajaran kontekstual merupakan suatu konsep belajar

yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkannya dengan

situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka

sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif,

yakni: kontruktivisme (contructivism), bertanya (questioning), menemukan

(inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling),

refleksi (reflection) dan penilaian sebenarnya (authentic assessment).8 Dengan

konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses

pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan

mengalami.

Pembelajaran kontekstual sangat mengedepankan proses pembelajaran

dan bukan hanya pada hasil pembelajaran, terutama di sekolah (di kelas), yang

dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Penilaian yang dilakukan pun

bersifat sebenarnya berdasarkan apa yang siswa lakukan selama proses

pembelajaran.

Dengan penerapan pendekatan kontekstual, kegiatan pembelajaran

tidak terfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan tetapi lebih

memberdayakan siswa. Siswa tidak diharuskan untuk menghafal fakta dan

konsep, tetapi didorong untuk membangun sendiri pengetahuan mereka

melalui keterlibatannya secara aktif dalam proses pembelajaran. Tugas guru

adalah memfasilitasi proses pembelajaran tersebut dengan memberikan materi

8 _______, Dirjen Dikdasmen, Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And

Learning/CTL), (Jakarta: Depdiknas, 2002), h. 5

Page 21: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

6

yang sesuai dengan situasi dunia nyata siswa, sehingga siswa tidak kesulitan

dalam menghubungkan pengetahuan awal dan pengalaman siswa dengan

materi yang diajarkan.9

Penerapan pendekatan kontekstual di sekolah dapat dipadukan dengan

nilai-nilai yang diselipkan pada materi pelajaran tanpa menambah jam

pelajaran, karena pengetahuan tidak dapat dipisahkan dari seluruh kepribadian

seseorang. Tingkat perkembangan seseorang tercermin bukan saja dari

kemampuannya untuk mengetahui, tetapi sekaligus mencerminkan kebiasaan,

sasaran, dan keseimbangan yang diciptakan orang tersebut diantara berbagai

aspek kehidupannya.

Penggunaan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran kimia pada

konsep termokimia yang diintegrasikan dengan nilai-nilai di kelas XI IPA

secara intensif, diharapkan dapat mempengaruhi penguasaan konsep siswa dan

dapat mengembangkan pemahaman tentang kegunaan ilmu kimia dalam

kehidupan sehari-hari serta mampu mengaplikasikannya. Selain itu,

diharapkan dapat menambah keimanan kepada tuhan yang Maha Esa sehingga

dapat menuntun siswa untuk selalu melakukan sesuatu yang baik dan benar

sesuai dengan tuntunan agama.

Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud untuk melakukan

penelitian tentang “Pengaruh Penggunaan Pendekatan Kontekstual

terhadap Penguasaan Konsep Termokimia yang Terintegrasi Nilai”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas dapat diidentifikasikan beberapa masalah,

yaitu:

1. Siswa kurang mampu memahami konsep kimia.

9 Edy Herianto, dkk., Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa D2

PGSD FKIP Universitas Mataram pada Mata Kuliah Konsep Dasar IPS Melalui Penerapan Pendekatan Kontekstual, Laporan Penelitian, Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram Oktober 2006, h. 5

Page 22: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

7

2. Siswa kurang mampu mengaplikasikan materi yang diperoleh dari sekolah

dengan masalah kehidupan sehari-hari.

3. Pembelajaran yang dilakukan kurang dikaitkan dengan kehidupan sehari-

hari.

4. Pembelajaran yang dilakukan cenderung bersifat tradisional dengan

metode ceramah.

5. Kurangnya partisipasi siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa

cenderung bersifat pasif.

6. Selama pembelajaran belum pernah dilakukan pengintegrasian konsep

kimia dengan nilai-nilai.

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari pelebaran masalah dan timbulnya kerancuan

masalah, maka penulis membatasi masalah yang akan dikaji, yaitu:

1. Materi pembelajaran dibatasi pada konsep termokimia.

2. Nilai yang diintegrasikan pada konsep termokimia adalah nilai agama,

nilai praktis, nilai intelektual, dan nilai sosial-politik-ekonomi.

3. Penguasaan konsep yang diukur adalah penguasaan konsep pada aspek

kognitif siswa yang dapat dilihat dari nilai yang diperoleh melalui tes

penguasaan konsep.

4. Pembelajaran dilakukan dengan pendekatan kontekstual dengan

menggunakan metode ceramah, praktikum, diskusi dan tanya jawab.

D. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat

pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap penguasaan konsep

termokimia yang terintegrasi nilai?”

Page 23: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

8

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan

pendekatan kontekstual terhadap penguasaan konsep termokimia yang

terintegrasi nilai.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Bagi guru, dapat memberikan wawasan tentang pentingnya penggunaan

pendekatan kontekstual dalam kegiatan belajar mengajar yang nantinya

dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam kegiatan belajar

mengajar untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa.

2. Bagi siswa, memotivasi siswa untuk menyukai mata pelajaran kimia serta

dapat membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman tentang kegunaan

ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari serta mampu

mengaplikasikannya.

3. Bagi guru, memberikan informasi tentang perlunya pemupukan dan

penanaman nilai-nilai yang dapat diintegrasikan dalam pembelajaran

kepada siswa.

4. Bagi sekolah, calon guru, guru, dan pemerintah memberikan masukkan

yang berarti dalam bidang pengembangan manusia Indonesia yang pada

gilirannya dapat memajukan kehidupan masyarakat Indonesia sesuai

dengan tujuan pendidikan nasional.

5. Bagi peneliti, dapat memperoleh informasi tentang penguasaan konsep

siswa dengan menggunakan pendekatan kontekstual yang diintegrasikan

dengan nilai-nilai dalam materi pelajaran.

Page 24: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

9

BAB II

KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN

HIPOTESIS

A. Kajian Teoretis

1. Strategi, Pendekatan dan Metode Pembelajaran

Belajar merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh setiap

orang, mulai dari buaian sampai ke liang lahat tidak terkecuali baik pria

maupun wanita.10 Dalam lingkup pendidikan, belajar diidentikkan dengan

proses kegiatan sehari-hari siswa di sekolah atau madrasah.11 Belajar

merupakan proses aktif siswa untuk mempelajari dan memahami konsep-

konsep yang dikembangkan dalam kegiatan belajar mengajar, baik

individual maupun kelompok, baik mandiri maupun dibimbing.12

Belajar dapat pula diartikan perubahan tingkah laku peserta didik,

baik pada aspek pengetahuan, sikap ataupun keterampilan sebagai hasil

respon pembelajaran yang dilakukan guru.13

Secara filosofis, belajar menurut teori kontruktivisme adalah

membangun pengetahuan sedikit demi sedikit, yang kemudian hasilnya

diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.

Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep-konsep, atau

kaidah yang siap untuk diambil atau diingat. Manusia harus mengkonstruk

pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.14

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan, dapat

disimpulkan bahwa belajar adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan

peserta didik secara aktif untuk mempelajari dan memahami konsep-

10 Mulyati Arifin, dkk., Strategi Belajar Mengajar Kimia: Prinsip dan Aplikasinya

Menuju Pembelajaran yang Efektif, (Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia, 2000), h. 8

11 Ahmad Zayadi, Tadzkirah: Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Berdasarkan Pendidikan Kontekstual, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), h. 7

12 Mulyati Arifin, dkk., Op.Cit., h. 8 13 Ibid. 14 Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar & Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruz

Media, 2007), h. 116

Page 25: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

10

konsep sedikit demi sedikit yang dikembangkan dalam kegiatan belajar

mengajar, baik individual maupun kelompok, baik mandiri maupun

dibimbing, sehingga terjadi perubahan tingkah laku, baik pada aspek

pengetahuan, sikap ataupun keterampilan sebagai hasil respon

pembelajaran yang dilakukan guru, yang dimulai sejak dari buaian sampai

ke liang lahat tidak terkecuali baik laki-laki maupun perempuan.

Strategi belajar mengacu pada perilaku dan proses berpikir yang

digunakan siswa. Tujuan utama strategi pembelajaran adalah mendorong

siswa untuk belajar atas kemauan dan kemampuan diri sendiri. Guru yang

merupakan komponen utama dalam pembelajaran hendaknya dapat

menyiapkan strategi belajar mengajar yang tepat untuk mendorong siswa

agar dapat belajar dengan baik.

Nana Sudjana dan Daeng Arifin seperti dikutip Asep Sugiharto

mengemukakan bahwa strategi mengajar adalah taktik yang digunakan

guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar agar dapat

mempengaruhi siswa untuk mencapai tujuan pengajaran secara lebih

efektif dan efisien15. Menurut Hasibuan seperti dikutip Asep Sugiharto,

strategi belajar mengajar adalah pola umum perbuatan guru-murid di

dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar.16 Strategi belajar mengajar

merupakan cara dan urutan yang ditempuh seorang guru dalam mengajar

agar berhasil atau tujuan pembelajaran tercapai.17

Wina Sanjaya seperti dikutip Ahmad Sudrajat mengemukakan

bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang

harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai

secara efektif dan efisien.18 Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R

15 Asep sugiharto, “Pembuktian Hasil Belajar Siswa dalam Penggunaan Pendekatan

Konstektual pada Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama”, dari http://one.indoskripsi.com/content/pembuktian-hasil-belajar-siswa-dalam-penggunaan-pendekatan-konstektual-pada-sekolah-lanjutan, diakses Kamis, 04 Agustus 2008

16 Ibid. 17 Mulyati Arifin, dkk., Op.Cit, h. 8 18 Ahmad Sudrajat, “Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, dan

Model Pembelajaran, diterbitkan 12 September 2008, Kurikulum dan Pembelajaran, dari

Page 26: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

11

David, Wina Sanjaya dalam Ahmad Sudrajat menyebutkan bahwa dalam

strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan.19 Artinya, bahwa

strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-

keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dan

untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran

tertentu.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

strategi belajar mengajar merupakan susunan atau urutan perencanaan

yang digunakan guru dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan

pembelajaran secara efektif dan efisien.

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau

sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada

pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat

umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari

metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.20 Menurut Ahmad

Sudrajat ada dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran

yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach)

dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada

guru (teacher centered approach).21

Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara

mengajar yang dipergunakan oleh guru agar materi pelajaran dapat

ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik.22 Metode

pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pengertian-pendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran/, diakses Sabtu, 24 Januari 2009

19 Ibid. 20 Ibid. 21 Ibid. 22 Baskoro Adi Prayitno, “Keefektifan Pendekatan Kontekstual melalui Pembelajaran

Kooperatif terhadap Kemampuan Analisis dan Sintesis serta Ketrampilan Berkomunikasi pada Mata Kuliah Biologi Umum Mahasiswa Stkip Hamzanwadi Selong”, dari http://baskoro1.blogspot.com/2008/04/keefektifan-pendekatan-kontekstual.html, Minggu 20 April 2008, diakses Kamis, 12 Februari 2009

Page 27: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

12

nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.23 Terdapat

beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk

mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2)

demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) praktikum; (6) pengalaman

lapangan; (7) debat; (8) dan sebagainya.24

2. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual

a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran kontekstual pertama kali diajukan pada awal

abad 20 khususnya di USA oleh John Dewey yang menyatakan bahwa

kurikulum dan metode mengajar terkait dengan pengalaman dan minat

siswa.25 Pendekatan pembelajaran kontekstual (contextual teaching

and learning) terbentuk dari tiga kata yaitu contextual, teaching and

learning. Teaching adalah refleksi sistem kepribadian sang guru yang

bertindak secara professional.26 Learning adalah refleksi sistem

kepribadian siswa yang menunjukkan perilaku yang terkait dengan

tugas yang diberikan.27 Sedangkan kontekstual berasal dari kata

konteks yang artinya hubungan atau keterkaitan antara materi yang

diajarkan dengan kehidupan sehari-hari.28 Sehingga pendekatan

pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) dapat

diartikan sebagai pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa

dengan mengkaitkan materi yang diajarkan dengan kehidupan sehari-

hari.

23 Ahmad Sudrajat, Op.Cit. 24 Ahmad Sudrajat, Op.Cit. 25 Hardiansyah, dkk., Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep-konsep Ekologi

Tumbuhan dengan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin, Laporan Penelitian, Universitas Lambung Mangkurat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banjarmasin, 2003, h. 6

26 A. Chaedar Alwasilah, Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna, (Bandung: MLC, 2006), h. 19

27 Ibid. 28 Pius A Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola,

1994), h. 367

Page 28: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

13

Pendekatan pembelajaran kontekstual merupakan konsep

belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang

diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari sebagai

anggota keluarga, warga negara, dan tenaga kerja.29 Melalui

pengalaman nyata yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari,

siswa dapat mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilan baru

mereka.30

Berdasarkan definisi di atas maka landasan filosofi

pengembangan pembelajaran kontekstual adalah konstruktivisme,

artinya belajar tidak sekedar menghafal, tetapi siswa harus

mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka dan memberi makna

melalui pengalaman nyata.31 Jadi, dengan konstruktivisme menjadikan

pembelajaran lebih bermakna dan relevan dan memberikan

kesempatan bagi siswa untuk menemukan dan menerapkan idenya

sendiri.32

Esensi dari teori kontruktivisme adalah ide bahwa siswa

harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks

ke situasi lain.33 Dengan dasar itu, pembelajaran harus dikemas

menjadi proses “mengkonstruksi” bukan “menerima” pengetahuan.

Dalam proses pembelajaran, siswa membangun sendiri

pengetahuannya melalui keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran,

29 _______, Dirjen Dikdasmen, Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And

Learning/CTL), (Jakarta: Depdiknas, 2002), h. 5 30 Rini Prisma Gusti, Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Biologi melalui

Pendekatan Kontekstual dengan Model Pembelajaran Berbasis Gambar (Picture and picture) pada Siswa Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah Kota Padang Panjang, Jurnal Guru, No. 1 Vol 3 Juli 2006, Guru SMA Muhammadiyah Padang Panjang, h. 34-35

31 Ibid., h. 35 32 Ibid. 33 Yuhasriati dan Anwar, Upaya Meningkatkan Kompetensi Matematika Siswa melalui

Model Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Kontekstual di SMPN 8 Banda Aceh, Laporan Penelitian, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala Desember 2007, h. 9-10

Page 29: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

14

sehingga yang menjadi pusat kegiatan adalah siswa bukan guru.34 Hal

ini didasarkan pada hakikat bahwa siswa sebagai individu mempunyai

potensi untuk mencari dan mengembangkan dirinya melalui

lingkungan.35

U.S. Department of Education and the National School to

Work Office yang dikutip oleh Blanchard dalam Nur yang dikutip

kembali oleh Mochamad Enoh mengemukakan bahwa pendekatan

kontekstual merupakan suatu perpaduan dari banyak praktek

pengajaran yang baik dan beberapa pendekatan reformasi pendidikan

yang dimaksudkan untuk memperkaya relevansi dan fungsionalisasi

pendidikan untuk semua siswa.36

Pendekatan pembelajaran kontekstual memungkinkan siswa

dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka

dalam berbagai macam tatanan dalam sekolah dan luar sekolah agar

dapat memecahkan masalah-masalah dunia nyata atau masalah-

masalah yang disimulasikan.37 Melalui pembelajaran kontekstual siswa

dapat berlatih menekankan keterampilan berpikir tingkat tinggi,

transfer pengetahuan lintas disiplin akademik, dan berlatih

mengumpulkan, menganalisis, mensintesis informasi dan data dari

berbagai sumber, dan dengan berbagai sudut pandang.38

Pendekatan pembelajaran kontekstual merupakan proses

pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk

memahami makna materi ajar dengan mengkaitkannya terhadap

konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan

34 Ibid., h. 10 35 Ibid. 36 Mochamad Enoh, Implementasi Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam

Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Geografi SMU/MA, Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid II Nomor 1, 2004, h. 18

37 Stevanus Sahala, dkk., Pengembangan Pembelajaran Fisika Model Generatif dengan Menggunakan Lingkungan Belajar Kolaboratif Berbasis Pendekatan Kontekstual di SMU, Laporan Penelitian, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura Pontianak, 2005, h. 7

38 Sunardiyanto, Keefektifan Penggunaan Pendekatan Kontekstual melalui Pembelajaran Kooperatif terhadap Keterampilan Berkomunikasi pada Mata Pelajaran Biologi Kelas II SLTP Negeri 4 Palu, Jurnal Penelitian Kependidikan, Th 14, No 1, Juni 2004, hlm. 52-53

Page 30: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

15

kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan atau keterampilan

yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif

pemahamannya.39

Erman Suherman seperti dikutip Asep Sugiharto menyatakan

bahwa pembelajaran dengan pendekatan kontekstual (contextual

teaching and leaning) adalah pembelajaran yang dimulai dengan

mengambil (mensimulasikan, menceritakan, berdialog, atau tanya

jawab) kejadian pada dunia nyata kehidupan sehari-hari yang dialami

siswa kemudian diangkat ke dalam konsep yang dibahas.40

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

pendekatan pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang

dilakukan dengan mengkaitkan antara isi materi pelajaran dengan

kehidupan sehari-hari melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam

pembelajaran dimana mereka mengkontruks sendiri pengetahuannya,

sehingga pembelajaran lebih bermakna dan lebih mudah dipahami.

Pembelajaran kontekstual menekankan pada multi aspek

lingkungan belajar seperti, ruang kelas laboratorium, laboratorium

komputer, lapangan kerja, dan sebagainya. Pembelajaran kontekstual

menganjurkan para pendidik untuk memilih atau mendesain

lingkungan pembelajaran yang memadukan sebanyak mungkin

pengalaman belajar seperti lingkungan sosial, budaya, fisik, dan

lingkungan psikologis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Siswa

diharapkan dapat menemukan hubungan yang bermakna antara

pemikiran yang abstrak dengan penerapan praktis dalam konteks dunia

nyata dalam lingkungan pembelajaran.

39 Bandono, “Menyusun Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL),

Pendidikan, 2008”, dari http://bandono.web.id/2008/03/07/menyusun-model-pembelajaran-contextual-teaching-and-learning-ctl/, diakses Jumat, 05 Agustus 2008

40 Asep Sugiharto, Op.Cit.

Page 31: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

16

b. Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan Pendekatan

Tradisional

Tugas guru dalam kelas kontekstual adalah membantu siswa

mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan

strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas

sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan sesuatu yang

baru bagi anggota kelas (siswa).41 Sesuatu yang baru, maksudnya yang

datang dari ”menemukan sendiri” bukan dari”apa kata guru. Proses

belajar mengajar lebih diwarnai student centered daripada teacher

centered. Dalam pembelajaran guru mengkaitkan antara materi yang

diajarkan dengan pengalaman nyata siswa. Sedangkan dalam kelas

tradisional, guru adalah pemimpin di ruang kelas.42 Penyajian materi

semata-mata hanya berorientasi kepada materi yang tercantum pada

buku teks yang menekankan siswa untuk menghafal tanpa memahami

konsep dan tanpa mengetahui relevansi materi pelajaran kimia yang

dipelajari dengan kehidupan sehari-harinya. Guru kurang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bertanya, berdiskusi, mencari tahu,

berpikir kritis, atau terlibat dalam proyek kerja nyata dan pemecahan

masalah.43

Waktu siswa hanya dihabiskan untuk mendengarkan

penjelasan guru, mengisi buku tugas, dan menyelesaikan latihan-

latihan.44 Hal ini menyebabkan siswa menjadi cenderung pasif dalam

kegiatan belajar mengajar di kelas dan membuat siswa merasa sulit

dalam memahami kimia yang penuh dengan konsep-konsep dan

bersifat abstrak. Untuk lebih lengkapnya, perbedaan pendekatan

kontekstual dengan pendekatan tradisional pada proses pembelajaran

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

41 Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Op.Cit., h. 137 42 Elaine B. Johnson, Contextual Teaching & Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar

Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna, (Bandung: MLC, 2008), Cet. VI, h. 100 43 Ibid., h. 41 44 Ibid.

Page 32: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

17

Tabel 1.

Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan Pendekatan Tradisional.45

No Pendekatan Kontekstual Pendekatan Tradisional

1 Menyandarkan pada pemahaman makna.

Menyandarkan pada hafalan.

2 Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan siswa.

Pemilihan informasi lebih banyak ditentukan oleh guru.

3 Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.

Siswa secara pasif menerima informasi, khususnya dari guru.

4 Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata/masalah yang disimulasikan.

Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis, tidak bersandar pada realitas kehidupan.

5 Selalu mengkaitkan informasi dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa.

Memberikan tumpukan informasi kepada siswa sampai saatnya diperlukan.

6 Cenderung mengintegrasikan beberapa bidang.

Cenderung terfokus pada satu bidang (disiplin) tertentu.

7 Siswa menggunakan waktu belajarnya untuk menemukan, menggali, berdiskusi, berpikir kritis, atau mengerjakan proyek dan pemecahan masalah (melalui kerja kelompok).

Waktu belajar siswa sebagian besar dipergunakan untuk mengerjakan buku tugas, mendengar ceramah, dan mengisi latihan (kerja individual).

8 Perilaku dibangun atas kesadaran diri.

Perilaku dibangun atas kebiasaan.

9 Keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman.

Keterampilan dikembangkan atas dasar latihan.

10 Hadiah dari perilaku baik adalah kepuasan diri yang bersifat subyektif.

Hadiah dari perilaku baik adalah pujian atau nilai raport.

13 Pembelajaran terjadi di berbagai tempat, konteks dan setting.

Pembelajaran hanya terjadi di dalam ruangan kelas.

14 Hasil belajar diukur melalui penerapan penilaian autentik.

Hasil belajar diukur melalui kegiatan akademik dalam bentuk tes/ujian/ulangan.

45 Ahmad Sudrajat, “Pembelajaran Kontekstual “, Kurikulum dan Pembelajaran, Depdiknas, 2008, dari http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/29/pembelajaran-kontekstual/, diakses Jumat, 05 Agustus 2008

Page 33: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

18

c. Komponen Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran kontekstual melibatkan tujuh komponen utama

pembelajaran, yaitu: konstruktivisme (constructivism), menemukan

(inquiry), bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning

community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian

yang sebenarnya (authentic assesment).

Berikut ini adalah uraian mengenai ke tujuh komponen utama

dalam pembelajaran kontekstual: 46

1) Konstrukstivisme (Constructivism)

Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi)

pendekatan kontekstual. Maksud konstruktivisme disini adalah

membangun pemahaman oleh diri sendiri dari pengalaman-

pengalaman baru berdasarkan pada pengalaman awal.47 Landasan

berpikir konstruktivisme agak berbeda dengan pandangan kaum

objektivis, yang lebih menekankan pada hasil pembelajaran.48

Dalam pandangan konstruktivis, strategi memperoleh lebih

diutamakan dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan

mengingat pengetahuan.49

2) Menemukan (Inquiry)

Menemukan merupakan kegiatan inti dari proses

pembelajaran kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang

diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat

fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Dalam hal ini

tugas guru yang harus selalu merancang kegiatan yang merujuk

pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkannya.

46 Asep Sugiharto, Op.Cit. 47 Mochamad Enoh, Op.Cit., h. 19 48 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik: Konsep,

Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), Cet. 1, h. 108 49 Ibid.

Page 34: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

19

3) Bertanya (Questioning)

Bertanya merupakan strategi utama pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan kontekstual. Dalam proses pembelajaran

bertanya dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong,

membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa

kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan

pembelajaran yang berbasis penemuan, yaitu menggali informasi,

mengkonfirmasikan apa yang sudah diteliti dan mengarahkan

perhatian pada aspek yang belum diketahui.

4) Masyarakat Belajar (Learning Community)

Konsep masyarakat belajar ini menyarankan agar hasil

pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil

pembelajaran diperoleh dari berbagi antar teman, antar kelompok

dan antar yang tahu dengan yang tidak tahu. Masyarakat belajar

bisa terjadi apabila ada proses komunikasi dua arah, seseorang

yang terlibat dalam masyarakat belajar akan memberi informasi

yang diperlukan oleh teman bicaranya dan sekaligus juga meminta

informasi yang diperlukan dari teman belajarnya. Oleh karena itu,

dalam kelas kontekstual guru disarankan selalu melaksanakan

pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar.

5) Pemodelan (Modeling)

Pemodelan maksudnya adalah bahwa dalam sebuah

pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu harus ada

model yang ditiru. Pemodelan akan lebih mengefektifkan

pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual untuk

ditiru, diadaptasi, atau dimodifikasi. Dengan adanya suatu model

untuk dijadikan contoh biasanya akan lebih dipahami atau bahkan

bisa menimbulkan ide baru. Salah satu contoh pemodelan dalam

pembelajaran misalnya, mempelajari contoh penyelesaian soal,

penggunaan alat peraga, cara menemukan kata kunci dalam suatu

Page 35: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

20

baca atau dalam membuat skema konsep. Pemodelan ini tidak

selalu oleh guru, bisa oleh siswa atau media yang lainnya.

6) Refleksi (Reflection)

Refleksi adalah cara berpikir apa yang baru dipelajari atau

berpikir ke belakang tentang apa yang sudah kita lakukan di masa

yang lalu. Refleksi berguna untuk mengevaluasi diri, koreksi,

perbaikan, atau peningkatan diri.

Pada akhir pembelajaran, guru menyisakan waktu sejenak

agar siswa melakukan refleksi. Realisasinya berupa:50

a) Pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperoleh hari itu;

b) Catatan atau jurnal di buku siswa;

c) Kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu;

d) Diskusi; dan

e) Hasil karya.

7) Penilaian yang Sebenarnya (Authentic Assesment)

Penilaian autentik adalah penilaian yang dilakukan secara

komperhensif berkenaan dengan seluruh aktifitas pembelajaran

yang meliputi proses dan produk belajar, sehingga seluruh usaha

siswa yang telah dilakukan mendapat penghargaan. Penilaian

autentik seharusnya dilakukan dari berbagai aspek dan metode

sehingga menjadi obyektif. Misalnya, membuat catatan harian

melalui observasi untuk menilai aktivitas dan motivasi, wawancara

atau angket untuk menilai aspek afektif dan tes untuk menilai

tingkat penguasaan siswa terhadap materi bahan ajar.

Penilaian autentik menilai pengetahuan dan keterampilan

(performance) yang diperoleh siswa.51 Penilai tidak hanya guru,

tetapi bisa juga teman lain atau orang lain.52

Dalam pendekatan pembelajaran kontekstual, hal-hal

yang bisa digunakan sebagai dasar menilai prestasi siswa, antara

50 Ibid., h. 113 51 Ibid., h. 114 52 Ibid.

Page 36: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

21

lain: (1) proyek/kegiatan dan laporannya; (2) PR (pekerjaan

rumah); (3) kuis; (4) karya siswa; (5) presentasi atau penampilan

siswa; (6) demonstrasi; (7) laporan; (8) jurnal; (9) hasil tes tulis;

dan karya tulis.53

Sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan

pembelajaran kontekstual, apabila ke tujuh komponen tersebut

diterapkan dalam pembelajaran.54

Dari ke tujuh komponen tersebut, dapat dikatakan bahwa

pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang berlandaskan

pada dunia kehidupan nyata, berpikir tingkat tinggi, aktivitas siswa,

aplikatif, berbasis masalah nyata, penilaian komprehensif, dan

pembentukan manusia yang memiliki akal sehat.55

d. Prinsip dan Strategi Pembelajaran Kontekstual

Adapun prinsip dan strategi pembelajaran kontekstual, yaitu

sebagai berikut:56

1) Keterkaitan, relevansi (Relating)

Proses pembelajaran hendaknya ada keterkiatan

(relevance) dengan bekal pengetahuan yang telah ada pada diri

siswa, dengan konteks pengalaman dalam kehidupan dunia nyata

seperti, manfaat untuk bekal bekerja di kemudian hari dalam

kehidupan masyarakat.

53 Ibid., h. 115 54 R. Rudiyanto, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Berpendekatan Kontekstual dan

Kecakapan Hidup, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi Khusus TH. XXXVI Desember 2003, Jurusan Bahasa Inggris Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, IKIP Negeri Singaraja, h. 68

55 Lili Pramuji, “Mengembangkan Soft Skills Siswa melalui Pembelajaran Kontekstual”, dari http://www.pendidikan.net/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=22&artid=920, diakses Minggu, 16 Maret 2008

56 Dewi Salma Prawiradilaga dan Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan: Penerapan Konsep dan Prinsip Pembelajaran Kontekstual dan Desain Pesan dalam Pengembangan Pembelajaran dan Bahan Ajar , (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 16-18

Page 37: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

22

2) Pengalaman langsung (Experiencing)

Dalam proses pembelajaran siswa perlu mendapatkan

pengalaman langsung melalui kegiatan eksplorasi, penemuan,

investigasi, penelitian dan lain-lain. Experiencing dipandang

sebagai jantung pembelajaran kontekstual.

3) Aplikasi (Applying)

Menerapkan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang

dipelajari dalam situasi dan konteks yang lain merupakan

pembelajaran tingkat tinggi, lebih daripada sekedar hafal.

Kemampuan siswa untuk menerapkan materi yang telah dipelajari

untuk diterapkan atau digunakan pada situasi lain yang berbeda

merupakan penggunaan fakta, konsep, prinsip atau prosedur atau

”pencapaian tujuan pembelajaran dalam bentuk menggunakan

(use)”.

4) Kerja sama (Cooperating)

Kerja sama dalam konteks saling tukar pikiran,

mengajukan dan menjawab pertanyaan, komunikasi interaktif antar

sesama siswa, antarsiswa dengan guru, antarsiswa dengan nara

sumber, memecahkan masalah dan mengerjakan tugas bersama

merupakan strategi pembelajaran pokok dalam pembelajaran

kontekstual. Pengalaman bekerja sama tidak hanya membantu

siswa belajar menguasai materi pembelajaran tetapi juga sekaligus

memberikan wawasan pada dunia nyata bahwa untuk

menyelesaikan suatu tugas akan lebih berhasil jika dilakukan

secara bersama-sama atau kerja sama dalam bentuk tim kerja.

5) Alih pengetahuan (Transferring)

Pembelajaran kontekstual menekankan pada kemampuan

siswa untuk mentransfer pengetahuan, keterampilan, dan sikap

yang telah dimiliki pada situasi lain. Dengan kata lain, pengetahuan

dan keterampilan yang telah dimiliki bukan sekedar untuk dihafal

tetapi dapat digunakan atau dialihkan pada situasi dan kondisi lain.

Page 38: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

23

Kemampuan siswa untuk menerapkan materi yang telah dipelajari

dalam memecahkan masalah-masalah baru merupakan penguasaan

strategi kognitif.

e. Penerapan Pendekatan Kontekstual di Kelas

Pembelajaran kontekstual dapat diterapkan dalam kurikulum

apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun

keadaannya. Adapun langkah-langkah pelaksanaan pendekatan

pembelajaran kontekstual dalam kelas adalah sebagai berikut:57

1) Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih

bermakna dengan cara bekerja sendiri dan mengkonstruksi sendiri

pengetahuan dan keterampilan barunya.

2) Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.

3) Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

4) Menciptakan masyarakat belajar.

5) Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran.

6) Melakukan refleksi di akhir pertemuan.

7) Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

f. Karakteristik Pendekatan Kontekstual

Adapun karakteristik dari pendekatan kontekstual adalah

sebagai berikut:58

1) Kerjasama

2) Saling menunjang

3) Menyenangkan, tidak membosankan

4) Belajar dengan bergairah

5) Pembelajaran terintegrasi

6) Menggunakan berbagai sumber

57 Anonim, ”Penerapan Pendekatan Kontekstual di Kelas SMP”, dari

http://ardlian.wordpress.com/2007/08/18/penerapan-pendekatan-kontekstual-di-kelas-smp/, 18, Agustus 2007, diakses Kamis, 05 Februari 2009

58 Ahmad Sudrajat, Op.Cit.

Page 39: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

24

7) Siswa aktif

8) Sharing dengan teman

9) Siswa kritis guru kreatif

10) Dinding dan lorong-lorong penuh dengan hasil kerja siswa, peta-

peta, gambar, artikel, humor dan lain-lain

11) Laporan kepada orang tua bukan hanya raport, tetapi hasil karya

siswa, laporan hasil pratikum, karangan siswa dan lain-lain

3. Penguasaan Konsep dalam Pembelajaran Kontekstual

a. Hakikat Pengusaan Konsep

Penguasaan berasal dari kata dasar kuasa yang artinya

mampu, kemampuan, hak menjalankan sesuatu, atau mandat.

Penguasaan berarti pemahaman atau kesanggupan untuk menggunakan

pengetahuan atau kepandaian.59 Selain itu penguasaan berhubungan

dengan proses berfikir, mengetahui, dan memecahkan masalah.

Konsep adalah klasifikasi perangsang yang memiliki ciri-ciri

tertentu yang sama.60 Konsep merupakan struktur mental yang

diperoleh dari pengamatan dan pengalaman.61 Konsep juga bisa

diartikan sebagai pengertian atau penyebutan semua ciri esensi suatu

objek dengan membuang semua ciri aksidensinya.62

Good mendefinisikan konsep sebagai gambaran representasi

dari ciri-ciri, yang dengan ciri-ciri itu obyek-obyek dapat dibedakan.

Sedangkan Rosser seperti dikutip Ratna Wilis Dahar, menyatakan

bahwa konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili suatu kelas obyek-

obyek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, atau hubungan-hubungan

yang mempunyai atribut yang sama.63

59 Pusat Bahasa Depdiknas 60 Anonim, ”Pendekatan Konsep dalam Pembelajaran Bahasa”, dari

http://pakdesofa.blog2.plasa.com/archives/26, diakses Selasa, 16 Desember 2008 61 Ibid. 62 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam: Lesson Plan Agama Islam Aspek

Kognitif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000), h. 110 63 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar, (Bandung: PT. Gelora Aksara, 1996), h. 80

Page 40: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

25

Gagne mengartikan konsep adalah hasil usaha individu dalam

mengelompokkan suatu obyek ke dalam suatu golongan-golongan.64

Dengan kata lain, konsep dapat ditunjukkan dalam tingkah laku

individu dengan merespon obyek yang kemudian diberi nama, atau

konsep dapat diartikan sebagai abstrak yang melibatkan hubungan-

hubungan.65

Konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah obyek

yang mempunyai ciri-ciri yang sama.66 Orang yang memiliki konsep

mampu mengadakan abstraksi terhadap obyek-obyek yang dihadapi,

sehingga obyek ditempatkan dalam golongan tertentu. Misalnya, pada

bunga mawar, kenanga, anggrek, dan melati ditemukan sejumlah ciri

yang terdapat pada semua bunga-bunga konkret itu, yaitu “mekar,

bertangkai, berwarna, sedap dipandang mata, berputik, dan berbenang

sari”. Sejumlah ciri itu ditangkap dalam pengertian “bunga” yang

kemudian dilambangkan dengan kata “bunga”.67 Jadi, konsep bunga

itu dalam pengertian mekar, bertangkai, berwarna, sedap dipandang

mata, berputik, dan berbenang sari.

Konsep menurut Oemar Hamalik adalah suatu kelas atau

kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri umum. Stimuli adalah objek-

objek atau orang.68

Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan di atas, dapat

disimpulkan bahwa konsep merupakan abstraksi yang menggambarkan

ciri-ciri umum dari sekelompok obyek, proses, peristiwa atau

fenomena lainnya, yang diperoleh melalui pengamatan dan

pengalaman.

64 Yasin Bale dkk., Kontribusi Konsep-konsep Dasar Kimia dalam Mengembangkan Penguasaan Konsep Kimia Fisik I (Suatu Analisis pada Mahasiswa Prodi Kimia Fkip Unsyiah Angkatan 1993/1994, Laporan Penelitian, (Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala Darusslaam-Banda Aceh, 1995), h. 5

65 Ibid. 66 Suhirman, ”Ilmu Jiwa Belajar (Jenis-jenis Belajar)”, dari http://www.mitrapulsa. com/

jenisbelajar.html, diakses Kamis, 08 Januari 2008 67 Ibid. 68 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2005), Cet. IV, h. 162

Page 41: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

26

Penguasaan konsep menjadi hasil dari siswa ketika sudah

melalui pembelajaran. Penguasaan konsep merupakan aspek konsep

dalam rumusan tujuan pembelajaran. Dua aspek dalam rumusan tujuan

pembelajaran, yaitu aspek konsep dan aspek proses. Tujuan yang

terutama mengungkap aspek konsep yang dikenal pula sebagai tujuan

konsep. Sedangkan tujuan yang terutama mengungkapkan aspek

proses dinamakan tujuan proses. Tujuan konsep lebih ditekankan

dalam perumusan tujuan pembelajaran konsep dengan aspek proses

sebagai kondisi belajarnya.69

b. Tingkat Pencapaian Konsep dalam Pembelajaran

Kemampuan individu dalam mengkonsep rangsangan baru

memiliki tingkat yang berbeda-beda, yang disebut dengan tingkat

pencapaian konsep. Klausmeier menghipotesiskan, bahwa ada empat

tingkat pencapaian konsep, yaitu:70

1) Tingkat konkret, seseorang telah mencapai konsep pada tingkat

konkret, apabila orang itu mengenal suatu benda yang telah

dihadapinya sebelumnya.

2) Tingkat identitas, pada tingkat ini individu telah dapat merespon

rangsangan baru berdasarkan konsep-konsep rangsangan sejenis

yang telah dikenal sebelumnya.

3) Tingkat klasifikatori, pada tingkat klasifikatori, siswa mengenal

persamaan dari dua contoh yang berbeda dari kelas yang sama.

4) Tingkat formal, untuk pencapaian konsep pada tingkat formal,

siswa harus dapat menentukan atribut-atribut yang membatasi

konsep.

69 Nuryani Y Rustaman, dkk., Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: UM Press,

2005), h. 50-51 70 Ratna Wilis Dahar, Op.Cit., h. 88-89

Page 42: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

27

c. Pengukuran Penguasaan Konsep dalam Pembelajaran

Pengukuran merupakan salah satu bagian dari evaluasi,

menurut Tambunan seperti dikutip oleh Salasi evaluasi atau penilaian

adalah suatu proses penaksiran terhadap kemajuan, pertumbuhan, dan

perkembangan anak didik menuju tujuan kurikulum. Dalam suatu

pembelajaran evaluasi hasil belajar merupakan bagian integral yang

tidak dapat dipisahkan dari sistem pengajaran. Guru dapat membuat

beberapa pengukuran untuk mengetahui apakah anak didik telah

menguasai tujuan pembelajaran yang dirumuskan oleh guru, setelah

terjadinya kegiatan belajar mengajar dalam suatu materi pelajaran

tertentu.

Beberapa metode yang dapat digunakan untuk menentukan

apakah anak didik berhasil atau tidak dalam pencapaian tujuan

pengajaran antara lain seperti: latihan di kelas, pekerjaan rumah, tugas-

tugas lainnya dan ujian atau tes, baik lisan atau tulisan.

Berdasarkan analisis operasional, tujuan pendidikan atau

pengajaran dibedakan menjadi tiga aspek, yaitu: aspek kognitif, aspek

afektif, dan aspek psikomotor. Ketiga aspek tujuan pendidikan atau

pengajaran tersebut dikembangkan oleh Bloom, yang disebut juga

“Taksonomi Bloom”. Bidang kognitif atau penalaran berhubungan

dengan kemampuan intelektual, seperti pengetahuan, pemahaman,

aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Bidang afektif berhubungan

dengan sikap, minat, perhatian, apresiasi dan cara menyesuaikan diri.

Bidang psikomotor berhubungan dengan tingkah laku, seperti

keterampilan menggunakan alat, kecepatan menghitung dan lain-lain.

Dimensi proses kognitif taksonomi Bloom dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Page 43: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

28

Tabel 2. Tingkatan Domain Kognitif.71

No Tingkatan Deskripsi Kompetensi

1 Pengetahuan/ Ingatan

Pengetahuan terhadap fakta, konsep, definisi, nama, peristiwa, tahun, daftar, rumus, teori, dan kesimpulan. Contoh kegiatan belajar/kompetensi yang dikehendaki: - Mengemukakan arti - Menamakan sesuatu - Membuat daftar - Menentukan lokasi - Mendeskripsikan sesuatu - Menceritakan apa yang terjadi - Menguraikan apa yang terjadi

2 Pemahaman Pemahaman terhadap hubungan antar-faktor, antar konsep, antar-data, sebab-akibat, dan penarikan kesimpulan. Contoh: - Mengungkapkan gagasan/pendapat dengan kata-

kata sendiri - Membedakan atau membandingkan - Menginterpretasi data - Mendeskripsi dengan kata-kata sendiri - Menjelaskan gagasan pokok - Menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri

3 Aplikasi/ Penerapan

Menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh: - Menghitung kebutuhan - Melakukan percobaan - Membuat peta - Membuat model - Merancang strategi

4 Analisis Menentukan bagian-bagian dari suatu masalah, penyelesaian atau gagasan, menunjukkan hubungan antar bagian/mencakup penguraian suatu ide ke dalam unsur-unsur pokoknya sedemikian rupa sehingga hubungan antar unsurnya menjadi jelas.72

71 Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN

Jakarta Press, 2006), Cet. I, h. 18-19 72 W. James Popham dan Eva L. Baker, Teknik Mengajar secara Sistematis, (Jakarta:

Rineka Cipta: 2005), h. 30

Page 44: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

29

- Mengidentifikasi faktor penyebab atau perumusan masalah

- Mengajukan pertanyaan untuk memperoleh inforamsi

- Membuat grafik - Mengkaji ulang

5 Sintesis Menggabungkan berbagai informasi menjadi satu kumpulan atau konsep, meramu/merangkai berbagai gagasan menjadi sesuatu yang baru. Contoh: - Membuat desain - Mengarang komposisi lagu - Memprediksi - Merancang model mobil/pesawat sederhana - Menciptakan produk baru

6 Evaluasi Mempertimbangkan dan menilai benar-salah, baik-buruk, bermanfaat-tidak bermanfaat. Contoh: - Mempertahankan pendapat - Beradu argumentasi - Memilih solusi yang lebih baik - Menyusun kriteria penilaian - Menyarankan perubahan - Menulis laporan - Membahas suatu kasus

4. Nilai-nilai Sains

a. Pengertian Nilai

Banyak pandangan tentang pengertian nilai sesuai dengan

teori atau sudut pandang yang dianut. Milton dalam Kosasih yang

dikutip oleh Mega Iswari memaknai nilai sebagai suatu kepercayaan

atau keyakinan yang bersumber pada sistem nilai seseorang mengenai

apa yang pantas atau tidak pantas dilakukan seseorang.73 Menurut

Manan seperti dikutip Mega Iswari nilai adalah serangkain sikap yang

menimbulkan atau menyebabkan pertimbangan yang harus dibuat

73 Mega Iswari, Pendidikan Nilai untuk Mempersiapkan Anak Menghadapi Era-

Globalisasi, Jurnal Pedagogi, Vol IV, No 1, Juli 2003, h. 37

Page 45: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

30

untuk menghasilkan suatu standar atau serangkaian prinsip dan

aktivitas yang dapat diukur.74

Nilai adalah suatu konsep yang berada dalam pikiran manusia

yang sifatnya tersembunyi, tidak berada di dalam dunia yang empiris.75

Nilai berhubungan dengan pandangan seseorang tentang baik dan

buruk, indah dan tidak indah, layak dan tidak layak, adil dan tidak adil,

dan lain sebagainya. Pandangan seseorang tentang semua itu tidak bisa

diraba, kita hanya mungkin dapat mengetahuinya dari perilaku yang

bersangkutan. Olek karena itulah, nilai pada dasarnya standar perilaku,

ukuran yang menentukan atau kriteria seseorang tentang baik dan tidak

baik, indah dan tidak indah, layak dan tidak layak, dan lain sebagainya,

sehingga standar itu yang akan mewarnai perilaku seseorang. Dengan

demikian, pendidikan nilai pada dasarnya merupakan proses

penanaman nilai kepada peserta didik yang diharapkan oleh karenanya

siswa dapat berperilaku sesuai dengan pandangan yang dianggapnya

baik dan tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku.

Ivone Ambroise mengatakan bahwa nilai adalah “Value is an

abstract reality”.76 Nilai yang abstrak itu dapat dilacak dari tiga

realitas, yaitu pola tingkah laku, pola berpikir dan sikap-sikap dari

individu atau kelompok. Menurut Gordon Allport seperti dikutip

Suroso Adi Yudianto nilai adalah keyakinan yang membuat seseorang

bertindak atas dasar pilihannya.77

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan

bahwa nilai adalah suatu konsep yang berada dalam pikiran manusia

yang sifatnya tersembunyi, tidak berada di dalam dunia yang empiris

atau sesuatu yang dianggap penting oleh seseorang sebagai standar

74 Ibid. 75 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta: Prenada Media, 2006), h. 274 76 Sumarsono, Pendidikan Nilai: Karakteristik, Peluang dan Pelaksanaan, Program Studi

Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan daerah, STKIP Singaraja, Edisi Khusus TH. XXXIII September 2000, h. 3

77 Suroso Adi Yudianto, Manajemen Alam Sumber Pendidikan NIlai, (Bandung: Mughni Sejahtera, 2005), h. 46

Page 46: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

31

penuntun perilaku dalam kehidupan seseorang. Sebagai standar

berperilaku, nilai akan membantu kita dalam menentukan (mengambil

keputusan ) apakah sesuatu tertentu (obyek, orang, cara berkelakuan,

ide) itu baik atau buruk, indah atau tidak indah, layak atau tidak layak,

dan lain sebagainya.

b. Macam-macam Nilai

Menurut Sukarno nilai-nilai dalam sains terbagi ke dalam

nilai praktis, nilai intelektual, nilai sosial-politik-ekonomi, nilai sains

dalam pendidikan dan nilai agama.78

1) Nilai Religius

Nilai religius dari suatu bahan ajar adalah kandungan nilai

yang dapat membangkitkan rasa percaya atau keyakinan bahwa

sesuatu yang ada pasti ada yang menciptakannya atau yang

mengaturnya, yang pada akhirnya timbul kesadaran adanya Allah.

Rasa kesadaran ini akan muncul bila dihadapkan adanya suatu

kekaguman dari gejala-gejala alam.79

Nilai religius (keagamaan) berorientasi pada keimanan

secara langsung. Nilai iman menjadi dasar dari segala pemikiran

dan tindakan. Sebagian orang berpendapat bahwa mempelajari

sains secara mendalam akan menuntun manusia kearah atheisme,

karena sains hanya berhubungan dengan kebendaan atau materi.

Bidang sains memang tidak akan membahas soal ketuhanan dan

sains tidak akan mengadakan eksperimen untuk membuktikan ada

atau tidak adanya Tuhan. Akan tetapi semakin mendalam orang

mempelajari sains, makin sadarlah orang itu akan adanya suatu

ketertiban di alam raya ini. Dengan ilmunya, manusia hingga kini,

belum dan tidak akan pernah mengetahui asal mula dan tujuan

akhir dari alam ini, hendak kemana dan bagaimana.

78 Sukarno, dkk, Dasar-dasar Pendidikan Science, (Jakarta: Bhratara, 1973), h . 21 79 Suroso Adi Yudianto, Op.Cit., h. 70

Page 47: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

32

Seorang ilmuan akan mengetahui keterbatasan

kemampuan manusia dan keterbatasan sains itu sendiri. Manusia

hanya mampu mempelajari gejala-gejala alam untuk mencari

kebenaran hukumnya, tetapi terbatas pada “peraturan” yang sudah

digariskan oleh yang Maha Pengatur, yaitu Tuhan.

Dalam pencarian hukum alam akan ditemukan bahwa

sesuatu itu ada dengan sendiri yang ilmu pengetahuan sulit untuk

menjelaskannya seperti, masalah energi, masalah hidup, bentuk

atom dan lainnya. Kegiatan-kegiatan menemukan hukum alam

pada dasarnya menemukan adanya sang Pencipta yang

mengendalikan berbagai peristiwa di alam. Hukum alam adalah

berdasarkan adanya keteraturan yang terjadi di alam. Para ilmuan

tidak akan tertarik menemukan hukum-hukum alam, jika mereka

tidak menyadari akan adanya aturan alam ini.

2) Nilai Praktis

Nilai praktis dari suatu bahan ajar adalah dikaitkan

dengan segi-segi praktis bagi kehidupan manusia.80 Nilai praktis

berhubungna dengan aspek-aspek manfaat sains bagi kehidupan

manusia. Sains telah membuka jalan ke arah penemuan-penemuan

yang manfaatnya langsung dapat digunakan manusia dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya.

3) Nilai Intelektual

Nilai intelektual mengajarkan kecerdasan seseorang agar

menggunakan akalnya untuk memahami sesuatu. Sains dengan

metode ilmiahnya, banyak digunakan manusia untuk memecahkan

masalah-masalah. Sains adalah sesuatu yang menuntut kecerdasan

dan ketekunan. Di dalam mencari jawaban persoalan, yang

merupakan kebenaran ilmiah (scientific truth), seorang ilmuan

harus mengambil keputusan atau pertimbangan yang rasional, dan

80 Ibid., h. 69

Page 48: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

33

didasarkan atas pertimbangan yang objektif, atas dasar kebenaran

fakta, tidak dipengaruhi oleh prasangka.

4) Nilai Sosial-Politik-Ekonomi

Nilai sosial-politik-ekonomi memberikan suatu model

menjalin hubungan sesama manusia sebagai makhluk sosial yang

tidak bisa hidup sendiri, melainkan membutuhkan keikutsertaan

orang lain. Sesama manusia bisa hidup rukun apabila adanya saling

membutuhkan satu sama lain, saling menghargai, dan memiliki

tujuan yang sama untuk mencapai tujuan akhir di akhirat nanti. Di

bidang politik, kemajuan sains suatu negara akan menempatkan

negara itu dalam kedudukan politik yang menguntungkan.

Kemajuan sains dan teknologi suatu bangsa juga akan

membawa akibat tingginya rasa kebanggaan nasional bangsa itu.

Rasa bangga akan bangsanya, akan kemampuan atau potensi

nasionalnya adalah nilai-nilai sosial politik yang dapat tumbuh oleh

kemajuan sains dan teknologi bangsa itu.

5) Nilai Pendidikan

Nilai pendidikan merupakan nilai yang dapat memberi

inspirasi atau gagasan untuk pemenuhan kebutuhan manusia.

Metode sains mengajarkan kita bagaimana cara memecahkan suatu

masalah, bagaimana mengambil suatu kesimpulan dengan cara

yang teratur. Dalam batas–batas kemampuannya, sains melatih

potensi kita untuk menciptakan ketertiban dan keluar dari

kekalutan berpikir.

Menurut Sukarno nilai-nilai sains yang dapat

ditanamkan dalam pendidikan sains adalah:81

a) Kecakapan berpikir dan bekerja menurut langkah-langkah yang

teratur.

b) Keterampilan mengadakan pengamatan dan penggunaan alat-

alat dalam ekperimentasi.

81 Sukarno, dkk, Op.Cit., h. 26-27

Page 49: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

34

c) Memiliki sikap ilmiah, antara lain:

(1) Tidak berprasangka dalam mengambil keputusan.

(2) Sanggup menerima gagasan-gagasan dan saran-saran baru

(toleran).

(3) Bebas dari ketakhayulan.

(4) Dapat membedakan antara fakta dan opini.

(5) Membuat perencanaan teliti sebelum bertindak.

(6) Teliti, hati-hati dan seksama dalam bertindak.

(7) Ingin tahu, apa, bagaimana dan mengapa demikian.

(8) Menghargai pendapat dan penemuan para ahli sains.

(9) Menghargai baik isi maupun metode sains.

c. Pendekatan dalam Pendidikan Nilai

Dalam pendidikan nilai ada lima pendekatan yang digunakan,

yaitu:82

1) Pendekatan penanaman nilai (Inculcation approach)

2) Pendekatan perkembangan moral kognitif (Cognitive moral

development approach)

3) Pendekatan analisis nilai (Values analysis approach)

4) Pendekatan klarifikasi nilai (Values clarification approach)

5) Pendekatan pembelajaran berbuat (Action learning approach)

d. Tahap Proses Pembentukan Nilai

Nilai-nilai kehidupan yang diterima oleh masyarakat dapat

tumbuh menjadi kekuatan yang berfungsi mendekatkan setiap anggota

dengan anggota lain dalam masyarakat itu. Bahkan dapat lebih jauh

lagi berfungsi menyatukan setiap warga negara sebagai satu kesatuan

sistem nilai berbangsa dan bernegara, sekaligus berfungsi sebagai

pedoman yang memungkinkan masyarakat menentukan setiap perilaku

82 Sjaeful Anwar, Pendidikan Nilai dalam Pendidikan Kimia, Universitas Islam Negeri

Jakarta, 2008, h. 1

Page 50: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

35

yang benar, serta menentukan setiap penyimpangan yang terjadi.

Berikut merupakan tahap-tahap penting dalam proses pembentukan

nilai yang diharapkan menghasilkan nilai yang dimaksud, yaitu:83

1) Tahap pemantapan nilai, tahap ini dimulai dari pengenalan nilai

dalam berbagai alternatif serta konsekuensinya, sampai pada

pemilihan nilai secara bebas, kemudian dinyatakan melalui

pengambilan keputusan.

2) Tahap pengukuhan keputusan, yang dimulai dari pengambilan

keputusan, dilanjutkan dengan rangkaian usaha mengamankan

keputusan sampai pada mempertanggungjawabkannya secara

terbuka.

3) Tahap penerapan nilai pilihan, yang dimulai dari kesiapan

menghadapi berbagai konsekuensi yang dilanjutkan dengan usaha

nyata dalam membela dan mempertahankan sampai pada

keterlibatan dalam mengamalkan keputusan.

5. Konsep Termokimia

a. Energi, Entalpi dan Perubahan Entalpi suatu Reaksi Kimia

Energi merupakan konsep yang abstrak sehingga lebih sulit

dipahami daripada zat, karena energi hanya dapat dirasakan namun

tidak dapat dilihat. Kita hanya dapat mempelajari pengaruh energi

pada suatu objek.

Energi dapat berubah menjadi bermacam-macam bentuk,

seperti panas, listrik, gerak, gravitasi, dan sebagainya. Salah satu

bentuk energi yang berhubungan dengan ilmu kimia adalah perubahan

energi menjadi panas, karena hampir semua reaksi kimia berhubungan

dengan panas. Misalnya, reaksi pembakaran minyak tanah dalam

kompor minyak tanah akan menghasilkan energi panas/kalor sehingga

dapat digunakan untuk memasak, reaksi pembakaran bensin

83 Mega Iswari, Op.Cit., h. 41-42

Page 51: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

36

menghasilkan energi panas/kalor yang sebagian besar diubah menjadi

energi gerak.

Reaksi kimia hampir selalu disertai oleh perubahan energi

panas/kalor. Oleh karena itu dikenal istilah termokimia yang

merupakan ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau panas

reaksi yang terlibat dalam suatu reaksi kimia.

Pada pembakaran, kita dapat melihat perubahan energi yang

disebabkan oleh reaksi yang sangat cepat antara senyawa kimia di

dalam bahan bakar dengan oksigen yang berasal dari atmosfer.

Terdapat keadaan baru (solid, liquid, atau gas), warna baru dan

senyawa baru, tetapi hampir semua perubahan dalam reaksi tersebut

melibatkan perpindahan energi sebagai cahaya dan panas pada

lingkungan. Semua kehidupan di bumi tergantung pada perpindahan

energi dalam reaksi kimia. Proses respirasi yang terjadi pada manusia

telah mengubah energi yang tersimpan dalam makanan menjadi kalor.

Tanaman membutuhkan energi dari matahari untuk memproduksi

karbohidrat melalui peristiwa fotosintesis. Sedangkan binatang/hewan

memperoleh energi dari hasil reaksi oksidasi pada makanan yang

mereka makan.

Entalpi adalah sejumlah energi yang dimiliki sistem pada

tekanan tetap. Perubahan entalpi adalah kalor reaksi pada suatu reaksi

yang terjadi pada tekanan tetap.

b. Hukum Kekekalan Energi

Energi yang terdapat dalam minyak tanah dapat diubah

menjadi bentuk energi yang lain, yaitu energi kalor yang dapat

digunakan untuk memasak. Energi yang terdapat dalam bensin juga

dapat diubah menjadi energi panas yang digunakan untuk menjalankan

atau menggerakan kendaraan, begitu juga energi yang tersimpan dalam

makanan dapat diubah menjadi energi kalor pada waktu terjadinya

reaksi pembakaran glukosa dalam tubuh, dan lain-lain. Dengan

demikian, sebenarnya energi yang tersimpan baik dalam minyak tanah,

Page 52: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

37

bensin, makanan, dan lain-lain tidak pernah musnah, akan tetapi hanya

berubah bentuk menjadi energi yang lain. Konsep ini dikenal sebagai

azas/hukum kekekalan energi yang menyatakan bahwa“energi tidak

dapat diciptakan dan dimusnahkan, tetapi hanya dapat diubah dari

bentuk energi yang satu ke bentuk energi yang lain”. Jadi kalor yang

menyertai suatu reaksi hanyalah perubahan bentuk energi. Hukum

kekekalan energi merupakan hukum termodinamika 1.

Sebenarnya kita tidak dapat menentukan secara pasti nilai

energi (E) yang terdapat dalam suatu materi, akan tetapi hanya

perubahan energinya (E) saja yang dapat ditentukan. Dengan

demikian besarnya E tidak bergantung pada jalannya proses, tetapi

bergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir. Dengan kata lain,

energi merupakan sebuah fungsi keadaan.

E = Eakhir - Eawal

c. Sistem dan Lingkungan

Pada pembahasan mengenai perubahan energi dalam reaksi

kimia, dikenal istilah sistem dan lingkungan. Salah satu bukti

kebesaran Allah SWT adalah adanya alam semesta beserta isinya,

diantaranya matahari sebagai pusat tata surya yang selalu menyinari

bumi. Pada saat matahari melepaskan energi panas yang dipancarkan

ke bumi, maka sebagian sinar akan melewati lapisan atmosfer

kemudian diserap oleh bumi dan sebagian lagi akan di pantulkan oleh

lapisan atmosfir tersebut. Dari analogi tersebut dapat digambarkan

bahwa bumi merupakan sistem, lapisan atmosfer merupakan pembatas,

sedangkan matahari dan sekitarnya merupakan lingkungan. Contoh

sistem dan lingkungan dapat juga ditemui dalam suatu larutan teh,

dimana air teh merupakan sistem, gelas merupakan pembatas, udara

serta segala sesuatu di luar sistem merupakan lingkungan.

Berdasarkan contoh di atas, maka dapat didefenisikan bahwa

sistem adalah bagian dari alam semesta di mana terjadi perubahan

energi atau sesuatu yang menjadi pusat perhatian atau segala sesuatu

Page 53: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

38

yang sedang diamati. Lingkungan adalah segala sesuatu dari alam

semesta yang berada di luar sistem. Sedangkan pembatas adalah

pemisah antara sistem dan lingkungan.

Interaksi antara sistem dan lingkungan dapat berupa

pertukaran materi atau pertukaran energi. Berkaitan dengan itu, maka

sistem dibedakan menjadi tiga, yaitu sistem terbuka, sistem tertutup,

dan sistem terisolasi.

Sistem terbuka yakni jika antara sistem dan lingkungan dapat

mengalami pertukaran materi dan energi. Pertukaran materi artinya ada

hasil reaksi yang dapat meninggalkan sistem (wadah reaksi), misalnya

gas, atau ada sesuatu dari lingkungan yang dapat memasuki sistem,

contoh: air panas dalam gelas tanpa penutup. Sistem pada gambar 1

tergolong sistem terbuka. Sistem tertutup yakni jika antara sistem dan

lingkungan hanya terjadi pertukaran energi, contoh: air panas dalam

gelas tertutup. Kemudian sistem terisolasi, tidak terjadi pertukaran

materi maupun energi dengan lingkungannya. Contoh: air panas dalam

termos yang telah dimodifikasi.

Gambar 1. a. Sistem Terbuka, b. Tertutup dan c. Terisolasi

d. Reaksi Eksoterm dan Endoterm

Salah satu ciri makhluk hidup adalah bernapas. Manusia

bernapas dengan paru-paru melalui proses pertukaran oksigen dan

karbondioksida. Oksigen yang masuk, kemudian dialirkan ke molekul-

molekul khusus dalam darah yang dinamakan dengan hemoglobin,

yang membawa oksigen ke otot-otot yang memerlukan. Kemudian

oksigen bereaksi dengan molekul-molekul makanan, sehingga terjadi

Page 54: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

39

reaksi pembakaran di dalam tubuh yang menghasilkan karbon dioksida

dan energi yang kita butuhkan. Oleh karena itu, setelah makan

biasanya suhu tubuh akan menjadi hangat. Reaksi pembakaran yang

terjadi di dalam tubuh merupakan reaksi pembakaran glukosa yang

melepaskan kalor.

Reaksi yang terjadi adalah:

C6H12O6(s) + 6O2(g) → 6CO2(g) + 6H2O(l)

Dengan demikian, proses respirasi telah mengubah energi

yang tersimpan dalam makanan menjadi kalor. Peristiwa yang terjadi

diatas merupakan contoh dari reaksi eksoterm. Sehingga dapat

didefinisikan bahwa reaksi eksoterm merupakan reaksi yang

melepaskan kalor dari sistem ke lingkungan, dimana kalor dalam

sistem berkurang, dengan demikian suhu sistem akan mengalami

penurunan, sehingga nilai Hreaksinya negatif (-). Sedangkan suhu

lingkungan bertambah.

Contoh lain dari reaksi eksoterm adalah proses pembakaran

di dalam tubuh yang terjadi pada saat berolahraga dengan

mengeluarkan energi panas berupa keringat.

Tumbuh-tumbuhan merupakan makhluk hidup yang

membutuhkan panas matahari, air dari tanah, dan karbondioksida dari

atmosfer untuk melakukan proses fotosintesis yang dapat membangun

tangkai, batang, daun dan akar. Peristiwa proses fotosintesis di atas

merupakan contoh dari reaksi endoterm. Sehingga reaksi endoterm

merupakan reaksi yang menyerap kalor dari lingkungan ke sistem,

dimana kalor dalam sistem bertambah, dengan demikian sistem

mengalami kenaikan suhu, sehingga nilai Hreaksinya positif

(+).Sedangkan lingkungan mengalami penurunan suhu.

Page 55: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

40

Gambar 2. Proses fotosintesis pada tumbuhan dengan bantuan sinar

matahari (menyerap kalor yang berupa panas/sinar matahari)

merupakan reaksi endoterm.

Contoh lain dari reaksi endoterm adalah pembuatan api

unggun di daerah pegunungan yang berfungsi untuk menghangatkan

tubuh melalui penyerapan energi panas oleh tubuh.

e. Perubahan Entalpi Molar Standar (Ho)

Perubahan entalpi molar standar (Ho) adalah suatu

perubahan entalpi 1 mol zat yang diukur pada kondisi standar, yakni

pada suhu 25oC (298 K) dan tekanan 1 atmosfer.

f. Macam-macam Perubahan Entalpi

1) Perubahan entalpi pembentukan standar (Hof) menyatakan

perubahan entalpi pada pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-

unsurnya pada kondisi standar, baik senyawa maupun unsur berada

pada kondisi standar. Sebagai contoh, Hof untuk pembentukan 1

mol karbon dioksida (CO2) dari C (grafit) dan oksigen adalah –

393,5 kJ mol-1 yang merupakan es kering yang dapat menyublin

dari padatan menjadi gas pada tekanan atmosfer.

C + O2 CO2 H = –393,5 kJ/mol

2) Perubahan entalpi penguraian standar (Hod) menyatakan

perubahan entalpi pada penguraian 1 mol senyawa menjadi unsur-

unsurnya pada kondisi standar, baik senyawa maupun unsur berada

Page 56: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

41

pada kondisi standar pula. Contoh, reaksi penguraian 1 mol

molekul air yang merupakan kebutuhan yang paling utama bagi

semua makhluk hidup, dengan persamaan reaksi sebagai berikut:

H2O(l) H2(g) + 1/2O2(g) H = +286 kJ/mol

3) Perubahan entalpi pembakaran standar (Hoc) menyatakan

perubahan entalpi pada pembakaran habis (sempurna) 1 mol

senyawa pada kondisi standar. Contoh, reaksi pembakaran 1 mol

gas metana (CH4) yang dapat digunakan sebagai penerangan dan

memasak, dengan persamaan reaksi sebagai berikut:

CH4(g) + 2O2(g) CO2(g) + 2H2O(g) H = –802 kJ/mol

g. Cara Menghitung Perubahan Entalpi (H)

1) Menggunakan Data Percobaan dengan Kalorimeter Sederhana

Kalorimeter sederhana adalah salah satu alat yang dapat

digunakan untuk menentukan H reaksi melalui pengukuran kalor

reaksi. Dalam perhitungan dengan menggunakan alat kalorimeter

sederhana, digunakan kapasitas kalor. Rumus yang digunakan

adalah:

q = C x T, dimana C = m x c, maka:

qreaksi = m x c x T

Keterangan:

m = massa zat (gram)

c = kalor jenis (jg-1oC-1)

T = Perubahan suhu (oC)

C = Kapasitas kalor (J oC-1)

2) Menggunakan Data Entalpi Pembentukan Standar (ΔH°f)

Kalor suatu reaksi juga dapat ditentukan dari data entalpi

pembentukan (ΔH°f) zat-zat pereaksi dan zat-zat hasil reaksi, yaitu

dengan rumus:

ΔHreaksi = Σ ΔH°f produk – Σ ΔH°f reaktan

Page 57: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

42

3) Berdasarkan Hukum Hess

Pada tahun 1840, ahli Kimia Jerman, Germain Henry

Hess, memanipulasi persamaan termokimia untuk menghitung ΔH

dalam sebuah hukum yang disebut hukum Hess atau hukum

penjumlahan kalor. Ia menyatakan bahwa “Jika suatu reaksi

berlangsung dalam dua tahap reaksi atau lebih, maka perubahan

entalpi untuk reaksi tersebut sama dengan jumlah perubahan

entalpi dari semua tahapan”. Hukum Hess berbunyi: “Entalpi

reaksi tidak tergantung pada jalan reaksi melainkan tergantung

pada awal dan hasil akhir reaksi”. Hukum Hess dapat digunakan

untuk menentukan kalor reaksi yang tidak dapat diketahui secara

langsung.

4) Berdasarkan Data Energi Ikatan

Reaksi kimia terjadi karena pemutusan ikatan lama dan

pembentukan ikatan baru. Pada pemutusan ikatan diperlukan

energi (reaksi endoterm) sedangkan pada pembentukan ikatan

dibebaskan energi (reaksi eksoterm). Reaksi kimia merupakan

proses pemutusan dan pembentukan ikatan. Proses ini selalu

disertai perubahan energi. Energi yang dibutuhkan untuk

memutuskan 1 mol ikatan kimia dalam suatu molekul gas menjadi

atom-atomnya dalam fase gas disebut energi ikatan. Contoh, pada

penguraian 1 mol amonia yang digunakan sebagai penyubur tanah

pertanian menjadi atom-atomnya diperlukan energi kalor sebesar

1.172,7 kJ. Persamaan reaksinya adalah:

NH3(g) N(g) + 3H(g) H = +1.172,7 kJ/mol

Rumus untuk menghitung perubahan entalpi (ΔH) dengan

menggunakan data energi ikatan dapat dituliskan sebagai berikut:

ΔHreaksi =Σ energi pemutusan ikatan – Σ energi pembentukan

ikatan

atau

ΔHreaksi = Σ energi ikatan di kiri – Σ energi ikatan di kanan

Page 58: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

43

6. Nilai-nilai dalam Konsep Termokimia

a. Nilai Religi

Nilai religi dalam suatu bahan ajar adalah kandungan nilai

yang dapat membangkitkan rasa percaya, menambah keyakinan dan

keimanan seseorang bahwa segala sesuatu ada yang mengaturnya.84

Seperti fitrah manusia yang cenderung untuk beragama, tertera dalam

firman Allah SWT sebagai berikut:

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku Ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap Ini (keesaan Tuhan), (QS. Al-A’raaf: 172). Konsep energi pada pembahasan termokimia, dapat

mempekuat keimanan tentang eksistensi atau hakikat keberadaan Allah

SWT yang maha kekal. Walaupun tidak dapat lilihat secara langsung

melalui panca indera, keberadaan Allah dapat diketahui melalui bukti-

bukti yang ada, seperti adanya alam semesta beserta isinya, adanya

makhluk hidup bahkan adanya manusia yang diberikan kelebihan akal

untuk digunakan secara benar merupakan bukti keberadaaan Allah.

Allah memiliki sifat tidak berawal, tidak berakhir, Maha kekal dan

lain-lain. Sebagaimana tertera dalam firman-Nya, yaitu sebagai

berikut:

Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan, (Ar-Rahmaan: 27).

84 Suroso Adi Yudianto, Op.Cit., h. 16

Page 59: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

44

Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, Tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nyalah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan, (Al-Qashash: 88). Begitu pula dengan energi, walaupun energi tidak dapat

dilihat secara kasat mata melalui panca indra, tetapi dapat dirasakan

melalui indra peraba. Energi yang dimaksud di sini adalah energi

dalam bentuk panas. Keberadaan energi kalor dapat diketahui melalui

pengukuran suhu. Jika suhu sistem pada akhir reaksi lebih tinggi

berarti suhu sistem mengalami kenaikan karena terjadi perpindahan

energi panas dari lingkungan ke sistem, sebagai akibat penyerapan

kalor dari lingkungan. Sebaliknya, jika suhu sistem pada akhir reaksi

lebih rendah berarti suhu sistem mengalami penurunan karena terjadi

perpindahan energi panas dari sistem ke lingkungan, sebagai akibat

dari pelepasan kalor oleh sistem ke lingkungan.

Adanya energi membuktikan bahwa ada Sang Pencipta yang

telah menciptakannya untuk kepentingan manusia di alam, sedangkan

manusia tidak mempunyai kekuatan untuk melakukannya walaupun

sampai hari kiamat tiba.

b. Nilai Sosio-politik-ekonomi

Manusia telah dibekali oleh Allah SWT dengan fitrah untuk

berpolitik, melakukan hubungan sosial dan ekonomi sesuai dengan

Surat At-Taubah ayat 71 berikut ini,

Page 60: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

45

Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana, (QS. At-Taubah: 71). Nilai sosio-politik-ekonomi dalam bahan ajar adalah nilai

yang dapat memberikan petunjuk kepada manusia untuk bersikap dan

berperilaku sosial yang baik dalam kehidupan.85 Nilai sosio-politik-

ekonomi yang diintegrasikan pada konsep termokimia tentang sistem

dan lingkungan berupa analogi tentang faktor intern dan ekstern.

Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri manusia, sedangkan

faktor ekstern adalah faktor yang berada di luar diri manusia, misalnya

lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lain-lain.

Ketika seseorang sedang mengalami suatu permasalahan

yang rumit, mereka membutuhkan orang lain untuk bertukar pikiran,

agar permasalahan yang dihadapi bisa terselesaikan. Karena manusia

merupakan makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri, terikat

dengan lingkungan baik keluarga, sekolah maupun masyarakat yang

saling membutuhkan satu sama lain.

Peristiwa di atas merupakan analogi tentang sistem dan

lingkungan. Sistem selalu terikat dengan lingkungan, karena pada

sistem dan lingkungan terjadi pertukaran, yaitu pertukaran energi

panas. Pada saat sistem membutuhkan kalor, maka energi akan

berpindah dari lingkungan ke sistem, begitu pula sebaliknya.

Keduanya saling mempengaruhi dan berkaitan.

Adapun nilai sosio-politik-ekonomi yang dapat diambil pada

konsep termokimia tentang reaksi eksoterm dan endoterm adalah

bahwa dalam kehidupan di dunia ini manusia, khususnya umat muslim

memiliki hak dan kewajiban dalam hal memberi dan menerima.

85 Ibid., h. 17

Page 61: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

46

Seorang fakir dan miskin mempunyai hak untuk dapat menerima

sebagian harta yang dimiliki oleh seseorang yang mampu (kaya) yang

wajib mendermakan sebagian hartanya dalam batas yang sudah

ditentukan, dalam bentuk zakat maal. Hal ini telah dijelaskan melalui

firman Allah berikut:

Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana, (QS. At-Taubah: 60).

Sebagai manusia yang beragama dan juga merupakan

makhluk sosial, harus senantiasa memiliki kesadaran untuk selalu

menanamkan sikap saling memberi dan menerima. Meskipun tidak

dengan harta, hal tersebut dapat dilkukan dengan menggunakan tenaga

atau fikiran untuk membantu orang lain. Begitu juga yang terjadi pada

reaksi eksoterm dan endoterm, dimana reaksi eksoterm adalah reaksi

yang melepaskan energi dalam bentuk kalor dari sistem ke lingkungan.

Sedangkan reaksi endoterm adalah reaksi yang menerima kalor dari

lingkungan ke sistem. Pada konsep reaksi endoterm dan eksoterm ada

saling keterkaitan satu sama lain, suatu zat ada kalanya menerima kalor

dan ada kalanya melepas ketika terjadi suatu reaksi. Manusia juga ada

kalanya di atas yang siap untuk berbagi dengan orang lain yang berada

di bawahnya.

Suatu senyawa kimia terbentuk melalui ikatan antar-

atom/unsur penyusunnya (Hof). Begitu juga dengan kita, sebagai

manusia harus senantiasa menjaga tali silaturrahmi agar ukhuwah

islamiyah tetap terjaga. Hal ini tertuang dalam Al-Quran surat An-Nisa

ayat 1 yang berbunyi:

Page 62: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

47

Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu Menjaga dan Mengawasi kamu, (QS. An-Nisa: 1).

c. Nilai Intelektual

Setiap manusia diciptakan telah memiliki fitrah, salah satunya

adalah fitrah intelektual seperti tertuang dalam ayat Al-Quran berikut

ini,

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (QS. Ali-Imron: 190). Nilai intelektual dalam bahan ajar adalah nilai yang

melandasi kecerdasan manusia untuk mengambil sikap dan perilaku

yang tepat.86 Nilai intelektual dalam konsep termokimia adalah bahwa

pada reaksi pembakaran yang menghasilkan gas karbon dioksida (CO2)

dapat mencemari lingkungan, sehingga kita harus mengurangi

pencemaran akibat CO2 yaitu dengan melakukan penghijauan,

menggunakan kendaraan yang ramah lingkungan seperti bus

transjakarta, bersepeda atau jalan kaki.

d. Nilai Praktis

86 Ibid., h. 16-17

Page 63: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

48

Nilai praktis suatu bahan ajar adalah nilai yang memberikan

manfaat langsung bagi kehidupan manusia.87 Pada kehidupan manusia,

konsep termokimia kimia banyak dimanfaatkan. Seperti bahan bakar

elpiji, minyak tanah, bensin, solar merupakan bahan yang mengandung

unsur C dan H. Penggunaannya mengakibatkan putusnya ikatan antar-

atom (energi ikatan) dan akan menghasilkan energi (H = (-)/reaksi

eksoterm) yang bisa dimanfaatkan dalam kehidupan, seperti memasak,

menjalankan kendaraan ataupun mesin. Sedangkan reaksi endoterm

dalam kehidupan sehari-hari dijumpai pada proses terjadinya hujan

(proses kondensasi uap), dimana hasil penguapan air laut karena

adanya sinar matahari diserap oleh atmosfer bumi yang kemudian

disebut dengan proses konsendasi uap yang nantinya akan jatuh ke

bumi, yang disebut dengan air hujan yang dapat digunakan oleh semua

makhluk hidup di bumi untuk keperluan sehari-hari.

7. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah

penelitian yang dilakukan oleh Hardiansyah, dkk, yang berjudul: ”Upaya

Peningkatan Pemahaman Konsep-konsep Ekologi Tumbuhan dengan

Pendekatan Pembelajaran Kontekstual pada Mahasiswa Program Studi

Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Unlam Banjarmasin” Universitas

Lambung Mangkurat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Banjarmasin Oktober 2003. Dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan pemahaman

konsep.88

Penelitian yang dilakukan oleh Qomariah dengan judul skripsi:

”Pengaruh Penerapan Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan

Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan

Perubahan Materi” Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan

87 Ibid., h. 16 88 Hardiansyah, dkk., Op.Cit., h. 30

Page 64: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

49

Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2007. Kesimpulan dari hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan

kontekstual memberikan pengaruh yang positif terhadap hasil belajar

siswa dengan melihat hasil pretest dan postest, dimana nilai rata-rata

postest lebih tinggi dari pretest.89

Penelitian yang dilakukan oleh I Made Mariaman yang berjudul:

”Implementasi Pendekatan Kontekstual dengan Setting Model Belajar

Kooperatif sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Fisika di

SMA Negeri 2 Singaraja” Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri

Singaraja November 2005. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa

Implementasi Pendekatan Kontekstual dengan Setting Model Belajar

Kooperatif dapat meningkatkan aktivitas dan respon positif siswa sehingga

dapat meningkatkan hasil belajar siswa.90

Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Zurida Haji Ismail, dkk.

Yang berjudul “Kesan Pengajaran Kontekstual ke atas Pencapaian

Pelajar dalam Fizik” Pusat Pengajian Ilmu Pendidikan, Universiti Sains

Malaysia 11800 USM, Pulau Pinang, Malaysia. Berdasarkan hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa pengajaran kontekstual dapat

digunakan dalam pembelajaran baik pada pelajar laki-laki maupun

perempuan untuk memahami konsep fisika, hal tersebut terbukti dari hasil

uji-t dimana tidak terdapat perbedaan penguasaan konsep yang signifikan

antara pelajar laki-laki dengan perempuan sebelum dan sesudah diberikan

perlakuan dengan pengajaran kontekstual. Sedangkan peningkatan

penguasaan konsep yang terjadi dilihat dari hasil skor pretest dan postest

89 Qomariah, Pengaruh Penerapan Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Perubahan Materi, Skripsi, Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta 2007. h. 69

90 I Made Mariaman, Implementasi Pendekatan Kontekstual dengan Setting Model Belajar Kooperatif sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Fisika di SMA Negeri 2 Singaraja, Laporan Penelitian, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja, November 2005. h. 36

Page 65: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

50

pelajar laki-laki dan perempuan dengan kelas secara terpisah.91 Hal sama

juga dilakukan oleh Ifraj Shamsid-Deen Columbia Middle School, Dekalb

County, Georgia dan Bettye P. Smith, University of Georgia dengan

judul” Contextual Teaching and Learning Practices in the Family and

Consumer Sciences Curriculum”. Dari hasil penelitiannya yang dilakukan

terhadap guru di Georgia dengan usia mulai dari 22 sampai 69 tahun dapat

disimpulkan bahwa berdasarkan tingkat pengetahuan guru yang memiliki

pengalaman mengajar antara 31 sampai 40 tahun dari 230 responden

memiliki tingkat pengetahuan paling tinggi dalam memahami konsep

pembelajaran kontekstual dan berdasarkan praktek pengajaran kontekstual

yg dilakukan dalam pembelajaran di kelas dapat diketahui bahwa guru

yang memiliki pengalaman mengajar 21 sampai 30 tahun paling sering

menerapkan pembelajaran kontekstual di kelas.92

B. Kerangka Berpikir

Pada umumnya pembelajaran kimia yang dilakukan di sekolah

bertujuan untuk meningkatkan penguasaan konsep dengan cara mengkaitkan

materi yang diajarkan dengan kehidupan sehari-hari, mampu mengaplikasikan

berbagai konsep, dan mampu menggunakan teknologi untuk memecahkan

masalah-masalah nyata yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Akan tetapi, sampai saat ini pembelajaran kimia yang dilakukan di

sekolah cenderung bersifat konvensional yang berorientasi pada guru (teacher

center) dan target materi tanpa dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari, yang

menyebabkan siswa tidak mengetahui relevansi pembelajaran kimia dalam

kehidupan sehari-hari. Pembelajaran kimia dirasakan siswa sebagai suatu

beban yang harus dihafal, sehingga menimbulkan anggapan dalam diri siswa

91 Zurida Haji Ismail, dkk., Kesan Pengajaran Kontekstual ke atas Pencapaian Pelajar

dalam Fizik, Pusat Pengajian Ilmu Pendidikan, Universiti Sains Malaysia 11800 USM, Pulau Pinang, Malaysia, Jurnal Pendidik dan Pendidikan, Jil. 20, 43–52, 2005

92 Ifraj Shamsid-Deen Columbia Middle School, Dekalb County, Georgia dan Bettye P. Smith, University of Georgia, Contextual Teaching and Learning Practices in the Family and Consumer Sciences Curriculum, Journal of Family and Consumer Sciences Education, Vol. 24, No. 1, Spring/Summer, 2006

Page 66: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

51

bahwa konsep kimia yang diajarkan terlalu sulit dipahami dan sesuatu yang

menakutkan serta membosankan dan bersifat abstrak sehingga sulit

dintegrasikan dengan konsep yang sudah ada dalam struktur kognitif siswa. Di

samping itu, konsep yang diajarkan kurang bermanfaat bagi siswa dalam

memecahkan masalah-masalah nyata yang mereka hadapi dalam kehidupan

sehari-hari. Keberhasilan pembelajaran kimia sering kali hanya dilihat dari

tinggi rendahnya nilai evaluasi akhir. Sehingga orientasi guru adalah berusaha

agar siswa mendapat nilai yang tinggi saat ujian, tanpa memberikan perhatian

lebih bahwa perlunya pengalaman langsung dalam pembelajaran kimia.

Oleh karena itu, guru harus mencari pendekatan dan strategi

pembelajaran yang menarik dan membuat siswa aktif dan melatih jiwa

ilmiahnya sehingga materi yang disampaikan akan mudah dimengerti dan

dipahami. Sebuah strategi yang tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-

fakta, tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa mengkonstruksi

(memproses) pengetahuan dibenak mereka sendiri dengan cara mengalami

sendiri proses pembelajarannya. Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan

dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar adalah pendekatan kontekstual

yang dintegrasikan dengan nilai-nilai pada materi pelajaran.

Penggunaan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran kimia pada

konsep termokimia yang terintegrasi nilai di kelas XI IPA secara intensif,

diharapkan dapat mempengaruhi penguasaan konsep siswa dan dapat

mengembangkan pemahaman tentang kegunaan ilmu kimia dalam kehidupan

sehari-hari serta mampu mengaplikasikannya. Selain itu, diharapkan dapat

menambah keimanan kepada Tuhan yang Maha Esa sehingga dapat menuntun

siswa kepada jalan kebaikan dan kebenaran.

C. Pengajuan Hipotesis Penelitian

Berdasarkan deskripsi teoretis dan kerangka berpikir dapat diajukan

hipotesis sebagai berikut:

Ha : Terdapat pengaruh positif penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

penguasaan konsep termokimia yang terintegrasi nilai.

Page 67: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

52

Ho : Tidak terdapat pengaruh positif penggunaan pendekatan kontekstual

terhadap penguasaan konsep termokimia yang terintegrasi nilai.

Page 68: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

53

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran

2008/2009 yang bertempat di SMA Budi Mulia Ciledug. Penelitian dimulai

dari tanggal 11 – 25 Agustus 2009.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu

(quasi experiment). “Penelitian kuasi eksperimen berbeda dengan penelitian

eksperimen, karena tidak memenuhi tiga karakteristik atau syarat utama dari

suatu penelitian eksperimen, yaitu manipulasi, kontrol dan randomisasi.93

Jenis desain yang digunakan adalah Nonrandomized Control Group Pretest-

Posttest Design. Pada desain ini melibatkan dua kelompok yang dibandingkan,

yaitu kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan dengan menggunakan

pendekatan kontekstual dan kelompok kontrol yang diberikan perlakuan

dengan menggunakan pendekatan tradisional dengan metode ceramah.

Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan dan pengaruh

dari perlakuan diukur berdasarkan perbedaan antara pengukuran awal dan

pengukuran akhir kedua kelompok. Desain yang digunakan digambarkan

sebagai berikut:94

Tabel 3. Nonrandomized Pretest-Posttest Control Group Design

Kelompok Pretest Treatment Posttest

Eksperimen O1 XM O2

Kontrol O1 Xm O2

Keterangan:

O1 = Nilai pretest sebelum diberikan perlakuan pada kedua kelompok

(eksperimen dan kontrol)

93 Liche Seniati, dkk., Psikologi Eksperimen, (Jakarta: PT. Indeks, 2008), Cet. III h. 37 94 Ibid., h. 8

Page 69: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

54

O2 = Nilai posttest setelah diberikan perlakuan pada kedua kelompok. Untuk

kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan menggunakan

pendekatan kontekstual dan untuk kelompok kontrol diberikan perlakuan

dengan menggunakan pendekatan tradisional dengan metode ceramah.

X = Perlakuan dengan pembelajaran melalui CTL untuk kelompok

eksperimen dan pembelajaran dengan metode ceramah untuk kelompok

kontrol.

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.95 Sampel adalah

sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.96 Sampel

dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA-1 sebagai kelompok

eksperimen dan kelas XI IPA-2 sebagai kelompok kontrol. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah teknik purposive

sampling atau sampel bertujuan. Sampel bertujuan dilakukan dengan cara

mengambil subyek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi

didasarkan atas adanya pertimbangan/tujuan tertentu.97

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data atau disebut juga dengan metode

pengumpulan data. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode tes yang terdiri dari tes awal (pretest) dan tes

akhir (posttest), lembar observasi dan angket.

Pretest adalah tes yang diberikan kepada kedua kelompok (eksperimen

dan kontrol) sebelum dilaksanakan pembelajaran yang bertujuan untuk

mengetahui seberapa besar pengetahuan awal siswa sebelum diberikan

perlakuan. Sedangkan posttest adalah tes yang diberikan kepada kedua

95 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2002), Edisi Revisi V, Cet. XII, h. 108 96 Sugiono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: CV. Alfabeta, 2003), Cet. V, h. 55 97 Ibid., h. 61

Page 70: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

55

kelompok (eksperimen dan kontrol) sesudah dilaksanakan pembelajaran

menggunakan CTL untuk kelompok eksperimen dan menggunakan metode

ceramah untuk kelompok kontrol yang bertujuan untuk mengetahui seberapa

jauh kompetensi dasar atau indikator yang disampaikan dalam pembelajaran

telah dikuasai peserta didik. Tes akhir posttest juga dimaksudkan untuk

mengetahui perbedaan yang terjadi antara tes yang dilakukan pada tes awal

pretest dengan tes yang dilakukan setelah pembelajaran posttest. Serta untuk

mengetahui perbedaan nilai rata-rata posttest yang terjadi antara kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol, serta untuk membuktikan hipotesis

penelitian.

Adapun lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa

selama pelaksanaan pembelajaran di kelas dan kegiatan praktikum di

laboratorium. Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap

pembelajaran yang dilakukan.

E. Prosedur Penelitian

1. Tahap Pendahuluan

a. Melakukan observasi ke sekolah yang akan dijadikan tempat untuk

melakukan penelitian.

b. Memberikan surat izin dari fakultas kepada kepala sekolah.

c. Wawancara dengan kepala sekolah mengenai kurikulum yang

digunakan, wawancara dengan guru bidang studi kimia mengenai

bagaimana proses pembelajaran yang selama ini diterapkan pada kelas

yang akan dijadikan obyek penelitian, serta menentukan kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

d. Menyusun perangkat pembelajaran yang meliputi, silabus, rencana

pelaksanaan pembelajaran/RPP dan LKS.

e. Membuat instrumen penelitian yang dibimbing oleh dosen

pembimbing.

f. Melakukan uji coba instrumen.

g. Menganalisis data hasil uji coba instrumen.

Page 71: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

56

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilaksanakan selama 5 kali

pertemuan. Pertemuan pertama digunakan untuk melakukan pretest.

Soal tes yang diberikan berupa tes essay sebanyak 10 pertanyaan

dengan pedoman penskoran yang telah ditentukan.

b. Pertemuan kedua, ketiga dan keempat digunakan untuk melakukan

proses pembelajaran dengan pendekatan kontekstual untuk kelompok

eksperimen dan pendekatan tradisional metode ceramah untuk

kelompok kontrol.

c. Pertemuan terakhir digunakan untuk melakukan postest dengan soal

yang sama dengan pretest hanya merubah urutannya saja, dengan

tujuan untuk mengetahui penguasaan konsep siswa setelah diberikan

perlakuan dan untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan kontekstual memberikan pengaruh yang

positif terhadap penguasaan konsep siswa.

3. Tahap Akhir

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

a. Pengumpulan data melalui pretest dan posttest, serta lembar observasi

dan angket sebagai data pendukung.

b. Data yang telah terkumpul kemudian diolah, dianalisis dan dibahas.

c. Menarik kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah dilakukan.

Penarikan kesimpulan dan saran merupakan tahap paling akhir dalam

prosedur penelitian.

Untuk lebih jelas mengenai alur penelitian, dapat dilihat pada skema

berikut ini:

Page 72: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

57

Gambar 3. Skema Alur Penelitian

F. Instrumen Penelitian

1. Tes tertulis

Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes essay sebanyak

10 soal dengan pedoman penskoran yang telah ditentukan dan kunci

jawabannya.98 Tes diberikan kepada sampel sebelum perlakuan pretest dan

sesudah perlakuan posttest dengan soal-soal tes yang sama antara pretest

98 Lampiran 9 dan 10, h. 133-137

Tahap Pendahuluan

Penyusunan perangkat pembelajaran

Pembuatan instrumen

Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan posttest

Observasi, wawancara dengan kepala sekolah dan guru kimia

Uji coba instrumen

Pelaksanaan pembelajaran

Pelaksanaan pretest

Pengumpulan data

Analisis data & Pembahasan

Kesimpulan

Tahap Akhir

Analisis data hasil uji coba instrumen

Page 73: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

58

dan postest hanya diubah urutannya saja. Hal ini dimaksudkan agar

perubahan pengetahuan dan penguasaan yang terjadi benar-benar

diakibatkan oleh kedua aspek tersebut, alat ukur yang berbeda tentu tidak

megukur perubahan yang sesungguhnya terjadi, sehingga perubahan

positif yang terjadi mungkin semata-mata diakibatkan oleh soal yang

dibuat lebih mudah atau sebaliknya, akibatnya pengukuran menjadi

absurd, oleh karena itu untuk menghindari hal-hal tersebut dibuat soal-soal

tes yang sama. Soal-soal yang disusun berdasarkan ranah kognitif yaitu

berupa pengetahuan (C1), pemahaman (C2), dan aplikasi (C3).

Sebelum tes tersebut diberikan kepada responden, terlebih dahulu

dilakukan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda,

untuk mengetahui syarat-syarat suatu tes yang baik. Adapun rekapitulasi

kisi-kisi instrumen tes adalah sebagai berikut:99

Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Soal Essay

Aspek Kognitif Proporsi N

o Indikator

C1 C2 C3 ∑ %

1 Mendeskripsikan perubahan

entalpi suatu reaksi 1 1 10

2 Menjelaskan sistem dan

lingkungan 2 3,4 3 30

3 Membedakan reaksi eksoterm dan

reaksi endoterm beserta contohnya 5,6,7 3 30

4 Menghitung Hreaksi berdasarkan

data percobaan, hukum Hess, data

perubahan entalpi pembentukan

standar (ΔH°f), dan data energi

ikatan

8,9,10 3 30

Jumlah 1 6 3 10 100

99 Lampiran 4, h. 118-121

Page 74: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

59

2. Lembar Observasi

Observasi yaitu pengamatan langsung saat proses kegiatan belajar

mengajar. Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui aktivitas-

aktivitas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran.100

3. Angket

Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap

pembelajaran yang telah dilakukan, dengan menggunakan skala sikap

Likert dimana terdiri dari 15 pernyataan, 8 pernyataan positif dan 7

pernyataan negatif dengan menggunakan 5 pilihan yaitu: 1) Sangat Setuju

(SS); 2) Setuju (S); 3) Ragu-Ragu (R); 4) Tidak Setuju (TS); 5) Sangat

Tidak Setuju (STS).101 Kisi-kisi angket respon siswa dapat dilihat pada

tabel berikut.102

Tabel 5. Kisi-kisi Angket Respon Siswa terhadap Pembelajaran dengan

Menggunakan Pendekatan Kontekstual yang Terintegrasi Nilai Peryataan

No Indikator pernyataan Positif Negatif

Σ

1 Sikap siswa terhadap pembelajaran 1, 2, 3 4, 5, 6, 7 7

2 Kesadaran diri setelah pembelajaran

dengan pendekatan kontekstual yang

diintegrasikan dengan nilai-nilai

8, 9, 10,

11, 12,

13

14, 15 8

Jumlah 8 7 15

G. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini, yaitu:

1. Variabel bebas (X) : Penggunaan pendekatan kontekstual

2. Variabel terikat (Y) : Penguasaan konsep siswa

100 Lampiran 12, h. 140 101 Lampiran 14, h. 143-144 102 Lampiran 13, h. 141-142

Page 75: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

60

H. Uji Coba Instrumen

Sebelum melakukan penelitian, instrumen yang dibuat haruslah

dianalisis setelah dilakukan uji coba. Analisis yang harus dilakukan yaitu:

1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan

atau kesahihan instrumen, yakni sejauh mana ketepatan dan kecermatan

suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Artinya, bahwa valid

tidaknya suatu alat ukur tergantung kepada mampu tidaknya alat tersebut

mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat.103

Bentuk soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk

uraian dengan skor butir soal 0-100, maka rumus yang digunakan untuk

menghitung koefisien korelasi antara skor butir soal dengan skor total tes

adalah dengan menggunakan koefisien product moment sebagai berikut.104

rit =

22 xtxi

xixt

Keterangan:

rit = koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total

Σ xi2 = Jumlah kuadrat deviasi skor dari Xi

2

Σ xt2 = Jumlah kuadrat deviasi skor dari Xt

2

Σ xixt = Jumlah deviasi skor dari XiXt

Berdasarkan analisis uji coba instrumen dengan n = 33 dan taraf

signifikansi 0,05 dari 14 butir soal essay diperoleh 11 soal yang valid,

yaitu: butir soal nomor 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13 dan 14. Karena nilai

koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total untuk 11 butir soal

tersebut lebih besar dari rtabel (0,344).105

2. Reliabilitas

Reliabilitas artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Analisis

reliabilitas dilakukan untuk mengetahui soal yang sudah disusun dapat

103 Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet. I, h. 105

104 Ibid., h. 106 105 Lampiran 19 dan 24, h. 157 dan 162

Page 76: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

61

memberikan hasil yang tetap atau tidak tetap. Hal ini berarti apabila soal

dikenakan untuk sejumlah subjek yang sama dalam waktu tertentu, maka

hasilnya akan tetap atau relatif sama. Instrumen disebut reliabel

mengandung arti bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu

mengungkap data yang bisa dipercaya.

Untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan rumus koefisien

Alpha Cronbach sebagai berikut:106

rii =

2

2StSi

11k

k

Keterangan:

rii = Koefisien reliabilitas tes

k = Jumlah butir

Si2 = Varians skor butir

St2 = Varians skor total

Adapun kategori reliabilitas menurut Gilford (Ruseffendi,

1998:144) adalah:

0,00 – 0,20 reliabilitas kecil

0,21 – 0,40 reliabilitas rendah

0,41 – 0,70 reliabilitas sedang

0,71 - 0,90 reliabilitas tinggi

0,91 – 1,00 reliabilitas sangat tinggi

Berdasarkan analisis, maka koefisien reabilitas tes (rii) untuk 11

butir soal yang valid adalah 0.90 yang berada pada kategori tinggi.107

3. Tingkat Kesukaran

Untuk mengetahui apakah soal itu sukar, sedang, dan mudah maka

soal tersebut diujikan taraf kesukarannya terlebih dahulu. Indek kesukaran

butir- butir soal di tentukan dengan rumus: 108

106 Ahmad Sofyan., Op.Cit., h. 113 107 Lampiran 20 dan 24, h. 158 dan 162 108 Ahmad Sofyan., Op.Cit., h. 103

Page 77: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

62

P = NB

Keterangan:

P = Proporsi (indeks kesukaran)

B = Jumlah siswa yang menjawab benar

N = Jumlah peserta tes

Kriteria indeks kesukaran:109

0,0 – 0,25 : sukar

0,26 – 0,75 : sedang

0,76 – 1,0 : mudah

Berdasarkan perhitungan dari 14 butir soal essay diperoleh 10 soal

berada pada kategori sedang, yaitu butir soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9,

10, 12. Empat soal berada pada kategori sukar, yaitu butir soal nomor 8,

11, 13 dan 14.110

4. Daya Pembeda

Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan

untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang

tergolong mampu dengan siswa yang tergolong kurang atau lemah

prestasinya. Tes dikatakan tidak memiliki daya pembeda apabila tes

tersebut, jika diujikan kepada anak berprestasi tinggi, hasilnya rendah,

tetapi bila diberikan anak yang lemah, hasilnya lebih tinggi.

Rumus yang digunakan adalah:111

BAB

B

A

A PPJB

JBD

keterangan:

D = Daya beda

J = Jumlah peserta tes

JA = Banyak peserta kelompok atas

109 Ibid., h. 103-104 110 Lampiran 21 dan 24, h. 159 dan 162 111 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992),

Cet. VIII, h. 216

Page 78: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

63

JB = Banyak peserta kelompok bawah

BA = banyak peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB = banyak peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

Daya beda yang baik adalah D > 0,30.

I. Teknik Analisis Data

Semua data yang terkumpul selanjutnya diolah dan dianalisis untuk

dapat menjawab masalah dan hipotesis penelitian. Untuk itu dilakukan

pengujian dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Analisis Data Kuantitatif

a. Uji Normalitas

Sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis terlebih

dahulu dilakukan uji normalitas. Uji normalitas data dilakukan untuk

mengetahui apakah data sampel yang diteliti berasal dari populasi yang

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan Uji

Lilliefors, dengan kriteria pengujian yaitu:

1) Jika Lo < Ltabel maka Ho diterima, yang berarti data sampel berasal

dari populasi yang berdistribusi normal.

2) Jika Lo > Ltabel maka Ha diterima, yang berarti data sampel tidak

berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara

dua keadaan atau populasi. Uji homogenitas dilakukan dengan

menggunakan Uji Fisher dengan rumus:

22

21

h SS

F dimana,

1nnFXFXn

S22

2

Keterangan:

Fh = Homogenitas

S12 = Varians terbesar atau data pertama

S22 = Varians terkecil atau data kedua

Page 79: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

64

Kriteria pengujiannya:

1) Jika Fhit < Ftabel maka Ho diterima, yang berarti kedua kelompok

berasal dari populasi yang homogen.

2) Jika Fhit > Ftabel maka Ha diterima, yang berarti data sampel tidak

berasal dari populasi yang homogen.

c. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian dapat dilakukan apabila kedua

persyaratan di atas terpenuhi, yaitu data berdistribusi normal dan

homogen. Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji ada atau

tidaknya pengaruh penguasaan konsep kimia siswa yang belajar

dengan menggunakan pendekatan kontekstual pada konsep termokimia

yang terintegrasi nilai dengan yang belajar melalui pendekatan

tradisional dengan metode ceramah. Teknik analisis data yang

digunakan untuk menguji hipotesis adalah dengan menggunakan

statistik Uji “t” dengan taraf signifikansi 0,05.

Rumus yang digunakan adalah:112

ke MEM

kehit S

MMt

, dimana

2eM

2EMkEMe ke

SSMS dan 1n

SDSEM

Keterangan:

EMS = Standar Eror Mean

eEMS = Standar Eror Mean kelompok eksperimen

EMkS = Standar Eror Mean kelompok kontrol

kEM MSe = Standar Eror perbedaan Mean kelompok eksperimen dan

Mean kelompok kontrol

eM = Mean eksperimen

kM = Mean kontrol

112 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2005), Cet. XV, h. 282-284

Page 80: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

65

Kriteria pengujiannya:

1) Jika thit < ttabel maka Ho diterima, yang berarti bahwa tidak terdapat

pengaruh dari populasi yang homogen.

2) Jika thit > ttabel maka Ha diterima, yang berarti bahwa terdapat

pengaruh dari populasi yang homogen.

Untuk mencari harga kritik “t” dalam tabel t, dengan

interpretasi rumus db = (Ne + Nk -2) dan hasilnya dikonfirmasikan ke

tabel t dengan taraf signifikansi 0,05.

2. Analisis Data Kualitatif

a. Uji Normal Gain

Untuk menghindari hasil kesimpulan yang akan menimbulkan

bias penelitian, karena pada nilai pretest kedua kelompok penelitian

sudah berbeda, dan untuk mengukur signifikansinya digunakan uji

normal gain. Selain itu N-Gain bertujuan untuk melihat peningkatan

hasil belajar yang memperhitungkan ketuntasan hasil belajar.

Rumus normal gain menurut Meltzer, yaitu:

skor posstest – skor pretest N – gain = skor ideal – skor pretest

Dengan kategori perolehan:

g-tinggi : nilai (<g>) > 0,70

g-sedang : nilai 0,70 e”(<g>)” 0,30

g-rendah : nilai (<g>) <0,30

b. Angket Hasil Belajar Afektif

Persentase digunakan untuk mengetahui persentase hasil

belajar afektif siswa yang diwakilkan pada setiap item soal. Hasil

penjumlahan skor yang dijawab dari setiap item dibandingkan dengan

jumlah skor ideal untuk kemudian dicari persentasenya berdasarkan

rumus:

Jumlah Skor Item Soal Persentase (%) = X 100%

Jumlah Skor Ideal

Page 81: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

66

J. Perumusan Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik yang digunakan adalah:

Ho : µ1 = µ2

Ha : µ1 > µ2

Keterangan:

Ha : Terdapat pengaruh positif penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

penguasaan konsep termokimia yang terintegrasi nilai.

H0 : Tidak terdapat pengaruh positif penggunaan pendekatan kontekstual

terhadap penguasaan konsep termokimia yang terintegrasi nilai.

µ1 : Rata-rata penguasaan konsep siswa yang diberikan perlakuan dengan

menggunakan pendekatan kontekstual yang diintegrasikan dengan nilai-

nilai dalam materi pelajaran.

µ2 : Rata-rata penguasaan konsep siswa yang diberikan perlakuan dengan

menggunakan pendekatan tradisional dengan metode ceramah yang

diintegrasikan dengan nilai-nilai dalam materi pelajaran.

Page 82: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

87

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah diperoeh dan ditunjang

dari hasil observasi dan angket, dapat disimpulkan bahwa:

1. Pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan

kontekstual yang diintegrasikan dengan nilai-nilai yang diterapkan pada

kelompok eksperimen dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa pada

konsep termokimia. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai pretest sebelum

diberikan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, yaitu sebesar

42,8. Setelah diberikan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual rata-

rata nilai posttest mengalami peningktaan menjadi 71,8.

2. Peningkatan penguasaan konsep siswa yang diberikan perlakuan dengan

menggunakan pendekatan kontekstual lebih baik dibandingkan dengan

peningkatan penguasaan konsep siswa tanpa diberikan perlakuan dengan

menggunakan pendekatan kontekstual. Hal ini terlihat dari hasil rata – rata

nilai N-Gain yang diperoleh kelompok eksperimen sebesar 0,53,

sedangkan rata – rata nilai N-Gain yang diperoleh kelompok kontrol

sebesar 0,38.

3. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan statistik uji”t”

diketahui thitung untuk membandingkan antara hasil pretest pada kedua

kelompok (eksperimen dan kontrol) sebesar 1,85017. Sedangkan thitung

untuk membandingkan antara hasil posttest kedua kelompok sebesar

4,440664. Adapun harga ttabel dengan db 68 dan taraf signifikansi 0,05

adalah sebesar 2,00. Karena thitung lebih besar dari ttabel, maka hipotesis

yang dikemukakan terbukti yaitu bahwa pembelajaran dengan pendekatan

kontekstual memberikan pengaruh positif terhadap penguasaan konsep

termokimia yang diintegrasikan dengan nilai-nilai dibandingkan dengan

pembelajaran tanpa pendekatan kontekstual.

Page 83: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

88

4. Pendekatan kontekstual juga dapat memotivasi siswa untuk terlibat aktif

dalam proses pembelajaran, seperti bekerjasama saling memberikan

informasi, mengemukakan pendapat, mempresentasikan, dan menjawab

pertanyaan guru selama pembelajaran berlangsung terutama pada kegiatan

praktikum, diskusi, dan kegiatan memecahkan masalah berupa soal-soal

pehitungan. Hal tersebut diketahui berdasarkan lembar observasi.

5. Berdasarkan angket respon siswa diketahui bahwa pembelajaran yang

dilakukan dengan pendekatan kontekstual memberikan pengaruh positif,

diantaranya siswa senang terhadap pembelajaran yang dilakukan karena

dapat memberikan pengalaman yang positif, yaitu pembelajaran yang

dilakukan dikaitkan dengan kehidupan nyata sehari-hari dan didukung

dengan kegiatan praktikum, serta penilaian yang dilakukan tidak hanya

berdasarkan nilai akhir, tetapi juga berdasarkan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan dengan menyisipkan

nilai-nilai agama dan praktis dapat menambahkan keimanan dan

ketakwaan mereka terhadap Allah SWT, dan dapat membuat mereka

semakin bersyukur kepada Allah.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis

ingin menyumbangkan beberapa saran yang berguna untuk meningkatkan

penguasaan konsep siswa, yaitu sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa, seorang guru diharapkan

menggunakan pendekatan kontekstual yang diintegrasikan dengan nilai-

nilai. Terutama pada konsep kimia yang berkaitan dengan kehidupan

sehari-hari.

2. Sebaiknya dilakukan penelitian serupa terhadap siswa yang memiliki

karakteristik berbeda dan kondisi yang berbeda pula, untuk membuktikan

apakah pendekatan kontekstual mampu diterapkan pada siswa dalam

kondisi apapun dan siswa yang bagaimanapun.

Page 84: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

89

3. Saat pembelajaran, sebaiknya seorang guru mengintegrasikan nilai-nilai ke

dalam konsep kimia agar menjadikan siswa selain memiliki ilmu

pengetahuan juga berakhlak dan budi pekerti luhur sesuai dengan tuntunan

agama.

Page 85: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

90

DAFTAR PUSTAKA Alwasilah, A. Chaedar, Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan

Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna, Bandung: MLC, 2006

_______, Dirjen Dikdasmen, Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And Learning/CTL), Jakarta: Depdiknas, 2002

Anonim, ”Pendekatan Konsep Dalam Pembelajaran Bahasa”. dari

http://pakdesofa.blog2.plasa.com/archives/26, diakses Selasa, 16 Desember 2008

Anonim, “Penerapan Pendekatan Kontekstual di Kelas Smp”, dari

http://ardlian.wordpress.com/2007/08/18/penerapan-pendekatan-kontekstual-di-kelas-smp/, 18 Agustus 2007, diakses Kamis 05 Februari 2009

Anwar, Sjaeful, Pendidikan Nilai dalam Pendidikan Kimia, Universitas Islam

Negeri Jakarta, 2008

Arifin, Mulyati, dkk., Strategi Belajar Mengajar Kimia: Prinsip dan Aplikasinya Menuju Pembelajaran Yang Efektif, Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia, 2000

Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,

1992, Cet. VIII, 1992

_______, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, Edisi Revisi V, Cet. XII, 2002

Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar & Pembelajaran, Jogjakarta:

Ar-Ruz Media, 2007 Bale, Yasin, dkk., Kontribusi Konsep-Konsep Dasar Kimia Dalam

Mengembangkan Penguasaan Konsep Kimia Fisik I (Suatu Analisis Pada Mahasiswa Prodi Kimia FKIP Unsyiah Angkatan 1993/1994, Laporan Penelitian, Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala Darusslaam-Banda Aceh, 1995

Bandono, “Menyusun Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)”, dari http://bandono.web.id/2008/03/07/menyusun-model-pembelajaran contextual-teaching-and-learning-ctl/, diakses Jumat, 05 Agustus 2008

Page 86: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

91

Dahar, Ratna Wilis, Teori-teori Belajar, Bandung: PT. Gelora Aksara Pratama, Cet. II, 1996

Enoh, Mochamad, Implementasi Contextual Teaching And learbing (CTL) dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi Matapelajaran Geografi SMU/MA, Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid II Nomor. 1, 2004

Gunawan, Penerapan Model Pembelajaran Integrasi Imtaq untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Fisika Siswa di MA Dakwah Islamiah Putra Kediri, Jurnal Kependidikan, Volume 4, Nomor 2, Nopember 2005

Gusti, Rini Prisma, Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Biologi Melalui Pendekatan Kontekstual dengan Model Pembelajaran Berbasis Gambar (Picture and picture) pada Siswa Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah Kota Padang Panjang, Jurnal Guru, No. 1, Vol 3, Guru SMA Muhammadiyah Padang Panjang, Juli 2006

Hamalik, Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. IV , 2005

Hardiansyah, dkk., Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep-konsep Ekologi

Tumbuhan dengan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Unlam Banjarmasin, Laporan Penelitian, Peningkatan Kualitas Pembelajaran di LPTK Universitas Lambung Mangkurat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Banjarmasin, Oktober 2003

Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Cet. II, 2001

Herianto, Edy, dkk., Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa

D2 PGSD FKIP Universitas Mataram Pada Mata Kuliah Konsep Dasar IPS Melalui Penerapan Pendekatan Kontekstual, Laporan Penelitian, Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram, Oktober 2006

Ismail, Zurida Haji, dkk., Kesan Pengajaran Kontekstual ke atas Pencapaian Pelajar dalam Fizik, Pusat Pengajian Ilmu Pendidikan, Universiti Sains Malaysia 11800 USM, Pulau Pinang, Malaysia, Jurnal Pendidik dan Pendidikan, Jil. 20, 43–52, 2005

Iswari, Mega, Pendidikan Nilai Untuk Mempersiapkan Anak Menghadapi Era-

Globalisasi, Jurnal Pedagogi, Vol IV, No 1, Juli 2003

Page 87: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

92

Johnson, Elaine B., Contextual Teaching & Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar-mengajar Mengasyikkan dan bermakna, Bandung: MLC, Cet. VI, 2008

Mariaman, I Made, Implementasi Pendekatan Kontekstual dengan Setting Model Belajar Kooperatif Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Fisika di SMA Negeri 2 Singaraja, Laporan Penelitian, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja, November 2005

Partanto, Pius A dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya:

Arkola, 1994

Popham, W. James dan Eva L. Baker, Teknik Mengajar secara Sistematis, Jakarta: Rineka Cipta: 2005.

Pramuji, Lili, “Mengembangkan Soft Skills Siswa melalui Pembelajaran Kontekstual”, dari http://www.pendidikan.net/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=22&artid=920, diakses Minggu, 16 Maret 2008

Prawiradilaga, Dewi Salma dan Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan:

Penerapan Konsep dan Prinsip Pembelajaran Kontekstual dan Desain Pesan dalam Pengembangan Pembelajaran dan Bahan Ajar , Jakarta: Prenada Media, 2004

Prayitno, Baskoro Adi, “Keefektifan Pendekatan Kontekstual melalui

Pembelajaran Kooperatif terhadap Kemampuan Analisis dan Sintesis Serta Ketrampilan Berkomunikasi pada Mata Kuliah Biologi Umum Mahasiswa Stkip Hamzanwadi Selong”, dari http://baskoro1.blogspot.com/2008/04/keefektifan-pendekatan-kontekstual.html, Minggu 20 April 2008, diakses Kamis, 12 Februari 2009

Qomariah, Pengaruh Penerapan Contextual Teaching and Learning (CTL)

dengan Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Perubahan Materi, Skripsi, Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta 2007

Rudiyanto, R., Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Berpendekatan Kontekstual dan Kecakapan Hidup, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi Khusus TH. XXXVI, Jurusan Bahasa Inggris Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP Negeri Singaraja, Desember 2003

Page 88: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

93

Rustaman, Nuryani Y, dkk., Strategi Belajar Mengajar Biologi, Malang: UM Press, 2005

Sahala, Stevanus, dkk., Pengembangan Pembelajaran Fisika Model Generatif

dengan Menggunakan Lingkungan Belajar Kolaboratif Berbasis Pendekatan Kontekstual di SMU, Laporan Penelitian, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura Pontianak, 2005

Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Prenada Media, 2006

Seniati, Liche, dkk., Psikologi Eksperimen, Jakarta: PT. Indeks, 2005 Shamsid-Deen, Ifraj, Columbia Middle School, Dekalb County, Georgia dan

Bettye P. Smith, University of Georgia, Contextual Teaching and Learning Practices in the Family and Consumer Sciences Curriculum, Journal of Family and Consumer Sciences Education, Vol. 24, No. 1, Spring/Summer, 2006

Sofyan, Ahmad, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: UIN Jakarta Press, Cet. 1, 2006

Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Cet. XV, 2005

Sudrajat, Ahmad, ”Pembelajaran Kontekstual (Kurikulum dan Pembelajaran)”, Depdiknas, dari http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/29/pembelajaran-kontekstual/, diakses Jumat, 05 Agustus 2008

______, ”Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, dan Model Pembelajaran”, dari http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pengertian-pendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran/, diakses Sabtu, 24 Januari 2009

Sugiharto, Asep, “Pembuktian Hasil Belajar Siswa dalam Penggunaan

Pendekatan Konstektual pada Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama”, dari http://one.indoskripsi.com/content/pembuktian-hasil-belajar-siswa-dalam-penggunaan-pendekatan-konstektual-pada-sekolah-lanjutan, diakses Jumat, 05 Agustus 2008

Sugiono, Statistika untuk Penelitian, Bandung: CV. Alfabeta, Cet. V, 2003 Suhirman, ”Ilmu Jiwa Belajar (Jenis-Jenis Belajar)”, dari http://www.mitrapulsa.

com/jenisbelajar.html, diakses Kamis, 08 januari 2008

Page 89: PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21641/1/SITI... · 2 lembar pengesahan pembimbing pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap

94

Sukarno, dkk., Dasar-dasar Pendidikan Science, Jakarta: Bhratara, 1973 Sumarsono, Pendidikan Nilai: Karakteristik, Peluang dan Pelaksanaan, Program

Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan daerah STKIP Singaraja, Aneka Widya STKIP Singaraja, Edisi Khusus TH. XXXIII, September 2000

Sunardiyanto, Keefektifan Penggunaan Pendekatan Kontekstual melalui Pembelajaran Kooperatif terhadap Keterampilan Berkomunikasi pada Mata Pelajaran Biologi Kelas II SLTP Negeri 4 Palu, Jurnal Penelitian Kependidikan, Th 14, No 1, Juni 2004

Tafsir, Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam: Lesson Plan Agama Islam Aspek Kognitif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000

Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik:

Konsep, Landasan Teoritis-praktis dan Implementasinya, Jakarta: Prestasi Pustaka, Cet. 1, 2007

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1, “Ketentuan Umum”, dari http://asepaja.multiply.com/journal/item/3, diakses Rabu, 03 Maret 2010

______, Bab 2 Pasal 3, “Dasar Fungsi dan Tujuan”, dari

http://asepaja.multiply.com/journal/item/3, diakses Rabu, 03 Maret 2010 Yudianto, Suroso Adi, Manajemen Alam: Sumber Pendidikan Nilai, Bandung:

Mughni Sejahtera, 2005

Yuhasriati dan Anwar, Upaya Meningkatkan Kompetensi Matematika Siswa melalui Model Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Kontekstual di SMPN 8 Banda Aceh, Laporan Penelitian, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala, Desember 2007

Zayadi, Ahmad, Tadzkirah: Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)

Berdasarkan Pendidikan Kontekstual, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005