pengaruh penggunaan multimedia interaktif...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF
TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA
PADA KONSEP LISTRIK DINAMIS
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Ahmad Nazarudin
107016300842
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIFTERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA KONSEP
LISTRIK DINAMIS
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta untuk memenuhi
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
AHMAD NAZARUDINNrM 107016300842
Di bawah Bimbingan:
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKAJURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA1435 H I 2014:rll{
2070t1979030 1 009
LEMBAR PENGESAHANPANITIA UJIAN MUNAQASYAH
Skripsi yarlg berjudul *PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIAINTERAKTIF TERI{ADAP PEMAIIAMAN KONSEP SISWA PADAKONSEP LISTRIK DINAMIS (penelitian kuasi eksperimen di SMA Islam
Cikal Harapan I BSD, Tangerang Selatan)" disusun oleh Ahmad Nazarudin, NIM107016300842, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UINSyarif Hidayatullah Jakarta dinyatakan LULUS pada Ujian Munaqasyah tanggal
26 Juni 2014 di hadapan Dewan Penguji. Karena itu, penulis berhak mernperoleh
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada bidang Pendidikan Fisika.
Jakuta,26 Agustus 2014
Panitia Uj ian Munaqasyah
Tanggal TandaTangan
Ketua Sidang (Ketua Prodi Pendidikan Fisika)Iwan Permana Suwarna. M. Pd.
NIP. 1978 0504 200901 1013
Penguji I,Erina Hertanti. M. SiNIP. 1978 0406 2006042003
Penguji II,Fathiah Alatas. M. Si
NIP. 1983 0215200901 2008'rr*u
T
Mengetahui,Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Nurlena Rifa'i. MA.. Ph.D.NrP. 1959 1020 198603 2001
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl 1r H. JLtanda No 95 CtpLttat 15112 ln.lane-.ia
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-088
Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
No. Revisi: : 01
Hal 1t1
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama
Tempat/Tgl.Lahir
NIM
Jurusan / Prodi
Judul
: Ahmad Nazarudin
: Pandeglang, 19 Desember 1988
:107016300842
:IPA/Fisika
: Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif
Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Pada Konsep
Listrik Dinamis
: 1. Hasian Pohan, M.Sc
2.lwan Permana Suwarna, M.Pd
Dosen Pebimbing
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri
dan saya bertaggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Jakarta,
Mahasiswe-
NIM. 1070t6300842
i
ABSTRAK
Ahmad, Nazarudin. 2014. Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif
Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Pada Konsep Listrik Dinamis. Skripsi,
Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Pembimbing : Hasian Pohan, M. Si dan
Iwan Permana Suwarna, M. Pd.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari penggnaan multimedia
interaktif terhadap pemahaman konsep siswa pada konsep listrik dinamis.
Penelitian dilaksanakan di SMA Islam Cikal Harapan I BSD tahun ajaran
2013/2014. Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment dengan desain
nonrandomized control group pretest-posttest design. Sampel penelitian ini
adalah siswa kelas X-2 sebagai kelompok eksperimen yang memanfaatkan
multimedia pembelajaran dan siswa kelas X-4 sebagai kelompok kontrol yang
menggunakan metode konvensional. Sampel penelitian berjumlah 17 siswa untuk
kelas eksperimen dan 17 siswa untuk kelas kontrol.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes objektif tipe pilihan
ganda dengan lima pilihan (option) yang digunakan untuk mengukur tingkat
pemahaman konsep fisika siswa pada listrik dinamis.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan, penggunaan multimedia ineraktif
dapat meningkatkan pemahaman konsep fisika siswa lebih baik dibandingkan
kelompok siswa yang tidak memanfaatkan multimedia interaktif (konvensional)
pada konsep listrik dinamis.
Kata kunci: Multimedia Interaktif, Pemahaman Konsep Siswa.
ii
ABSTRACT
Ahmad, Nazaruddin. , 2014. Influence of Interactive Multimedia Students
Against Understanding Concepts In Dynamic Electrical Concepts. Thesis,
Physical Education Studies Program, Department of Natural Sciences
Education, Faculty of Tarbiyah and Teaching, Syarif Hidayatullah State
Islamic University Jakarta. Supervisor: Hasian Pohan, M. Si and Iwan
Permana Suwarna, M. Pd.
This study aims to determine the effect of interactive multimedia penggnaan to
understanding the concept of students on the concept of dynamic electricity. The
experiment was conducted at the SMA Islam Cikal Harapan I BSD academic year
2013/2014. This study uses a quasi-experiment with the design of nonrandomized
control group pretest-posttest design. Samples were students of class X-2 as the
experimental group and the use of multimedia teaching class X-4 as a control
group using conventional methods. Sample was 17 students for grade 17 students
to experimental and control classes. The instrument used in this study is an
objective type multiple-choice test with five options (option) is used to measure
the level of student understanding of physics concepts in dynamic electricity.
From these results it can be concluded, ineraktif use of multimedia to enhance
understanding of physics concepts students better than the group of students who
did not take advantage of interactive multimedia (conventional) on the concept of
dynamic electricity.
Keywords: Interactive Multimedia, Concept Understanding Students.
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah mencurahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Multimedia
Interaktif Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Pada Konsep Listrik Dinamis” ini
dengan baik. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, yang telah membawa umatnya kejalan yang hak dan membawa agama
kebenaran yaitu Islam.
Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan
pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Pendidikan
Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Selama menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini, dengan ketulusan
hati penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Dra. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.d, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Hasian Pohan, M.Si, selaku dosen pembimbing I skripsi yang
membantu penulis dengan mencurahkan tenaga, pikiran, arahan, dan
waktunya selama penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd, Ketua Prodi Pendidikan Fisika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. dan selaku dosen pembimbing II
yang telah meluangkan waktu dan bimbingan kepada penulis sehigga
skripsi ini dapat diselesaikan.
iv
5. Bapak Hadi Prana Abadi, M.Pd,. Selaku Kepala Sekolah SMA Islam Cikal
Harapan I BSD, beserta jajarannya.
6. Ibu Nurazizah, S. Pd. Selaku guru mata pelajaran fisika yang telah
membantu penulis selama kegiatan penelitian.
7. Seluruh dosen yang telah mendidik penulis selama menuntut ilmu di
program studi S1 Pendidikan Fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Orang tua dan sanak keluarga tercinta yang telah memberikan doa serta
dukungannya baik moril maupun materil.
9. Seluruh Sahabat-sahabat di program studi S1 Pendidikan Fisika angkatan
2007.
10. Seluruh Sahabat-sahabat di program studi lain yang telah ikut membantu
dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih memerlukan saran
dan kritik yang dapat menjadikan skripsi ini mendekati kesempurnaan, hal itu
dikarenakan keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun dari pembaca sangat diharapkan penulis untuk perbaikan
penulisan karya-karya ilmiah yang akan datang.
Akhir kata disertai rasa kerendahan hati penulis sajikan dengan harapan
semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti khususnya dan bagi pembaca
umumnya. Amiin
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Jakarta, Juni 2014
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah ..................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 4
D. Perumusan Masalah ........................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 5
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
A. Kajian Teoritis .................................................................................. 6
1. Hakikat Belajar ............................................................................ 6
2. Pemahaman Konsep .................................................................... 8
3. Multimedia Interaktif .................................................................. 14
4. Listrik Dinamis ............................................................................ 27
B. Hasil Penelitian yang Relevan ......................................................... 34
C. Kerangka Berpikir ........................................................................... 36
D. Hipotesis Penelitian ......................................................................... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 38
vi
B. Metode Penelitian .............................................................................. 38
C. Desain Penelitian ............................................................................... 38
D. Populasi dan Sampel ......................................................................... 39
E. Teknik Pengambilan Sampel ............................................................ 40
F. Variabel Penelitian ............................................................................ 40
G. Instrumen Penelitian ......................................................................... 40
H. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 46
I. Teknik Analisis Data .......................................................................... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................ 50
B. Pembahasan ...................................................................................... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...................................................................................... 59
B. Saran ................................................................................................ 59
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 60
LAMPIRAN ...................................................................................................... 63
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Uji Instrumen Penelitian .................................................................. 63
Lampiran II Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen .......................................... 73
Lampiran III Instrumen Penelitian ..................................................................... 75
Lampiran IV Kisi-kisi ......................................................................................... 83
Lampiran V Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .............................................. 84
Lampiran VI Nilai Pretest dan Posttest .............................................................. 91
Lampiran VII Tabel Distribusi Frekuensi ........................................................... 93
Lampiran VIII Uji Normalitas ............................................................................ 101
Lampiran IX Uji Homogenitas ........................................................................... 105
Lampiran X Uji Hipotesis .................................................................................. 109
Lampiran XI Tabel Distribusi Normal ............................................................... 113
Lampiran XII Tabel Harga Quantil Statistik Liliefors Distribusi Normal ......... 115
Lampiran XIII Surat Izin Penelitian ................................................................... 116
Lampiran XIV Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian .................... 117
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Revisi teori kognitif B. Bloom .......................................................... 10
Tabel 3.1. Skema desain Non Randomized Control Group Pretest-Posttest
Desain .............................................................................................. 39
Tabel 3.2. Kriteria penafsiran tingkat korelasi ................................................... 42
Tabel 3.3. Kriteria penafsiran reliabilitas ............................................................ 44
Tabel 3.4. Interpretasi Kriteria tingkat kesukaran .............................................. 44
Tabel 3.5. Interpretasi kriteria daya pembeda ..................................................... 45
Tabel 4.1. Rekapitulasi data hasil pretest dan posttest kelas eksperimen
dan kontrol ..................................................................................... 50
Tabel 4.2. Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pretest kelas
eksperimen dan kontrol ................................................................... 51
Tabel 4.3. Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil posttest kelas
eksperimen dan kontrol ................................................................... 52
Tabel 4.4. Hasil uji normalitas data pretest dan posttest kelompok
eksperimen dan kontrol ................................................................. 54
Tabel 4.5. Hasil uji homogenitas data pretest dan posttest kelompok
eksperimen dan kontrol ................................................................. 55
Tabel 4.6. Tabel hasil pengujian hipotesis data hasil belajar ........................... 56
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Rangkaian terbuka dan rangkaian tertutup ........................................ 27
Gambar 2. Ilustrasi arah arus listrik .................................................................... 27
Gambar 3. Amperemeter ..................................................................................... 29
Gambar 4. Voltmeter .......................................................................................... 31
Gambar 5. Cara memasang ammeter dan Voltmeter ......................................... 31
Gambar 6. Rangkaian seri .................................................................................. 32
Gambar 7. Rangkaian Paralel .............................................................................. 33
Gambar 8. Bagan Kerangka Berpikir .................................................................. 37
Gambar 9. Data nilai Pretest ............................................................................... 51
Gambar 10. Data nilai posttest .......................................................................... 52
Gambar 11. Rekapitulasi data hasil pretest dan posttest ..................................... 53
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan
berkembang dengan sangat cepat, semuanya dipicu karena temuan-temuan dalam
bidang rekayasa material mikroelektronika sehingga terciptanya perangkat
komputer dan perangkat-perangkat lunaknya (software), perkembangan ini terus
berlanjut hingga hampir seluruh bidang kehidupan terkena dampak dari
perkembangan teknologi, Salah satu bidang yang mendapat dampak cukup berarti
dari perkembangan teknologi ini adalah bidang pendidikan. Pada dasarnya
pendidikan merupakan suatu proses komunikasi dan penyampaian informasi dari
pendidik kepada peserta didik yang berisi informasi-informasi pengetahuan, dan
media berfungsi sebagai sarana penyajian ide, gagasan dan materi pendidikan.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) telah menetapkan bahwa
materi yang disampaikan pada proses pembelajaran harus sesuai dengan kondisi
siswa, siswa harus terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran. Seorang
guru harus memiliki kompetensi dalam materi yang diberikan dan juga seorang
guru diharuskan bisa memberdayakan komponen pembelajaran agar proses
pembelajaran berjalan dengan efektif dan mencapai tujuan dari pembelajaran.
Dalam memeperbaiki proses pembelajarana maka pemanfaatan teknologi akan
sangat penting, pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran dimaksudkan
untuk mempertinggi minat dan ketertarika siswa dalam belajar sehingga
meningkatkan daya cerna siswa terhadap informasi atau materi pembelajaran yang
diberikan.
Proses belajar mengajar yang ada di sekolah saat ini sebagian besar
didominasikan oleh guru (teacher centre). Siswa tidak banyak terlibat dalam
proses pembelajaran, dengan kata lain, siswa kurang aktif dalam belajar. Hal ini
akan mengakibatkan kebosanan pada diri siswa sehingga siswa tidak termotifasi
untuk belajar. Metode konvensional yang digunakan guru pada Proses
2
pembelajaran saat ini berjalan kurang efektif dalam meningkatkan pemahaman
konsep siswa, begitupun untuk mempelajari fisika yang memiliki tingkat kesulitan
cukup tinggi. Pada mata pelajaran fisika, siswa dituntut untuk bisa memahami apa
yang dipelajari.
Salah satu alasan kenapa materi pelajaran fisika sulit untuk dipahami dan
kurang menyenangkan adalah dikarenakan guru kurang kreatif dan inovatif dalam
menggunakan metode pembelajaran yang dapat memperjelas materi dalam proses
pembelajaran. Guru menyajikan pembelajaran hanya dengan berdasarkan text
book saja dan tidak menggunakan media atau metode pembelajaran tertentu. Pola
pembelajaran secara verbalisme ini mengakibatkan siswa menjadi kurang aktif
dan kurang termotifasi dalam pembelajaran sehingga kurang dapat memahami
materi yang disampaikan dalam pembelajaran fisika. Kondisi demikian tentu
memerlukan adanya upaya strategi agar dapat memberikan dampak positif
terhadap perubahan hasil belajar fisika sehingga lebih baik dan siswa dapat secara
aktif terlibat dalam setiap proses pembelajaran.
Konsep listrik dinamis merupakan salah satu materi fisika yang cukup sulit
sehingga membutuhkan tingkat pemahaman yang cukup tinggi dalam
mempelajarinya, karena pada konsep listrik dinamis terkandung terkandung
banyak materi-materi yang sifatnya abstrak sehingga perlu visualisai dan simulasi.
Pemahaman konsep untuk memahami hukum ohm, hambatan listrik, rangkaian
hambatan, beda potensial dan arus listrik membutuhkan suatu multimedia
pembelajaran interaktif yang dapat memvisualisasikannya, itu semua ditujukan
agar siswa lebih mudah memahami materi, menikmati proses pembelajaran yang
mereka lakukan, serta membekas lama dalam memori.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan model pembelajaran
yang menarik, yaitu berupa penggunaan multimedia interaktif yang dapat menarik
minat dan memotifasi siswa dalam belajar sehingga siswa lebih mudah dalam
memahami materi yang disampaikan. Sehingga diharapkan tujuan dalam
pembelajaran dapat tercapai.
Hamalik mengemukakan penggunaan multimedia dalam pembelajaran
dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang
3
baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan pembelajaran dan bahkan
membawa pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa. Penggunaan media
pembelajaran akan sangat membantu efektivitas proses pembelajaran serta
penyampaian pesan dan isi pelajaran sehingga dapat membantu siswa
meningkatkan pemahaman karena penyajian informasi secara menarik dan
terpercaya. Selain itu media pembelajaran juga dapat memudahkan penafsiran
data dan memadatkan informasi. Hal ini memungkinkan tercapainya tujuan
pembelajaran, yang pada akhirnya dapat meningkatkan proses dan hasil belajar1.
Pembelajaran dengan multimedia interaktif dapat digunakan untuk
meningkatkan pemahaman konsep siswa secara umum, yaitu konsep-konsep yang
bersifat konkrit. Selain dapat digunakan dalam pembelajaran yang mengandung
konsep-konsep yang bersifat konkrit, pembelajaran multimedia interaktif ini juga
sangat baik digunakan dalam konsep-konsep yang bersifat abstrak bagi siswa.
Pada prinsipnya pembelajaran multimedia interaktif dapat menampilkan berbagai
animasi dan simulasi dari beberapa konsep yang bersifat abstrak menjadi konkrit,
sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik dan bermakna.
Para ahli memiliki pandangan bahwa belajar dengan menggunakan indera
ganda (pandangan dan pendengaran) akan membuat siswa lebih banyak belajar
bila dibandingkan kurang lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui
indera pandang, dan hanya 5% diperoleh dengan indera dengar dan 5% lagi
dengan indera yang lain (Baugh dalam Achsin)2.
Oleh karena itu pembelajaran multimedia interaktif ini diharapkan dapat
menjadikan siswa lebih tertarik untuk memperhatikan pelajaran fisika pada
konsep listrik dinamis, serta labih mudah dalam memahami konsep-konsep fisika
yang bersifat abstrak dan rumit, sehingga siswa dapat lebih memahami dan
menguasai konsep fisika dan meningkatkan hasil belajarnya dan dapat
meningkatkan kualitas pendidikan khususnya dibidang fisika.
1 Azhar Arsyad, Media Pengajaran. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997), h. 15-16
2 Ibid h. 9-10
4
Merujuk pernyataan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul: ”Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif Terhadap
Pemahaman Konsep Siswa Pada Konsep Listrik Dinamis”.
B. Identifikasi Masalah
Penelitian ini kan dilaksanakan pada jenjang pendidikan tingkat SMA
dengan fokus penelitian mengenai pengaruh pembelajaran multimedia interaktif
untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa pada konsep listrik dinamis,
dengan identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran fisika dengan metode konvensional (ceramah) yang lebih ke
verbalisme, tidak bisa memvisualisasikan objek yang terlalu kecil, contohnya
menggambarkan pergerakan elektron pada suatu penampang penghantar.
2. Pembelajaran selama ini kurang interaktif, sehingga pembelajaran tidak
memotivasi siswa dalam belajar.
3. Pembelajaran yang terjadi di kelas saat ini belum mampu memetakan dasar-
dasar yang konkrit dari konsep yang bersifat abstrak.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat begitu banyak masalah yang teridentifikasi, maka penulisan ini
hanya dibatasi pada masalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran fisika pada konsep Listrik Dinamis dengan menggunakan
multimedia interaktif dilakukan di kelas X pada semester genap
2. Multimedia interaktif yang digunakan adalah berupa media pembelajaran
yang dibuat menggunakan software tertentu dengan pemanfaatan komputer.
3. Pemahaman konsep yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berupa tes
hasil belajar siswa pada ranah kognitif tingkat C2 antara lain:
menginterpretasi, mencontohkan, mengklasifikasi, menyimpulkan, meringkas
dan menjelaskan.
4. Materi-materi yang diambil dari konsep listrik dinamis pada penelitian ini
antara lain: arus listrik, beda potensial, hukum Ohm, hambatan listrik dan
rangkaian hambatan listrik.
5
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan di atas penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut: “Apakah terdapat pengaruh penggunaan multimedia interaktif terhadap
pemahaman konsep siswa dalam mempelajari konsep listrik dinamis?”.
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari pemanfaatan
multimedia interaktif pada pembelajaran konsep arus listrik terhadap pemahaman
konsep siswa di kelas X.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi siswa,
guru, sekolah maupun instansi pendidikan lainnya.
1. Siswa, melalui penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman
konsep siswa terhadapa konsep-konsep fisika.
2. Guru, diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan mengenai model
pembelajaran dalam upaya memperbaiki proses pembelajaran.
3. Sekolah dan instansi pendidikan lainnya, diharapkan penelitian ini dapat
dijadikan informasi dan kajian dalam pengembangan pembelajran IPA
khususnya fisika, dan sebagai bahan masukan bagi peneliti lainnya.
4. Stake holder, meningkatkan keterampilan guru untuk meningkatkan
pemahaman konsep siswa.
6
BAB II
KAJIAN TEORITIS, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Teoritis
1. Hakikat belajar
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.1 Belajar
adalah proses yang terus menerus, yang tidak pernah berhenti dan tidak terbatas
pada dinding kelas. Hal ini berdasarkan pada asumsi bahwa sepanjang
kehidupannya manusia akan selalu dihadapkan pada masalah atau tujuan yang
ingin dicapainya. Prinsip belajar sepanjang hayat tersebut sejalan dengan empat
pilar pendidikan universal seperti dirumuskan UNESCO yaitu:2
Learning to how Belajar itu didasarkan tidak hanya berorientasi kepada produk
atau hasil belajar, akan tetapi juga harus berorientasi kepada
proses belajar. Dengan proses belajar siswa tidak hanya sadar
akan apa yang harus dipelajari, tetapi juga memiliki kesadaran
dan kemampuan bagaimana cara mempelajari yang harus
dipelajari itu.
Learning to do Belajar tidak hanya sekedar mendengarkan dan melihat dengan
tujuan akumulasi pengetahuan, tetapi belajar untuk berbuat
dengan tujuan akhir penguasaan kompetensi yang sangat
diperlukan dalam era persaingan global.
Learning to be Belajar adalah membentuk manusia yang menjadi dirinya
sendiri. Dengan kata lain, belajar untuk mengaktualisasikan
dirinya sendiri sebagai individu dengan kepribadian yang
memiliki tanggung jawab sebagai manusia.
Learning to live Belajar untuk bekerjasama.
1 Muhibbidin Syah. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. (Jakarta: PT.
Remaja Rosda Karya, 2010), h.87 2 Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Standar Proses Pendidikan. (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2009), h. 108-109
7
together
Belajar menurut James O.Wittaker, adalah sebagai proses dimana tingkah
laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.3 Sedangkan
menurut Slameto, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.4
Secara tidak langsung apa yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari
merupakan satu bagian dari sebuah proses belajar, apa yang kita lakukan dengan
baik maka akan merubah tingkah kita menjadi lebih baik.
Menurut Gagne belajar adalah kegiatan yang komplek. Hasil belajar
berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memeliki keterampilan, pengetahuan,
sikap dan nilai. Timulnya kapabilitas tersebut merupakan hasil dari stimulasi yang
berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan. Dengan demikian
belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi
lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru.5
Berdasarkan dari beberapa pendapat para ahli tentang pengertian belajar,
maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses dimana terjadinya
perubahan tingkah laku yang dihasilkan dari pengalaman. Belajar itu tidak hanya
tidak hanya sekedar pengalaman namun belajar adalah proses dan bukan suatu
hasil, karena belajar itu berlangsung secara aktif dan integratif dengan
menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan. Dengan
demikian perubahan tingkah laku pada diri individu merupakan hasil dari suatu
proses belajar.
Suatu proses memperoleh pengetahuan yang dapat mengubah kemampuan
berkreasi seseorang yang bersifat permanen jika dilakukan dengan suatu latihan.
Proses belajar tidak dapat dilihat dengan nyata dan bersifat internal, proses itu
terjadi di dalam diri seseorang yang sedang mengalami belajar. Dalam kehidupan
3 Wasty, Soemanto. Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan).
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003). h.104 4 Syaiful B. Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011), cet ke-3, hal.
13 5 Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2006).
h.10
8
sehari-hari tidak ada seseorang berbuat tanpa melibatkan pikiran dan perasaan
walaupun hanya sedikit melakukannya. Setiap orang merespon dalam berbagai
bentuk aktivitas sebagai makhluk yang utuh. Kategori jenis belajar ini disusun
untuk menentukan cara-cara pendidik mengevalusi hasil belajar untuk mengetahui
sejauh mana keberhasilan pembelajaran yang mereka lakukan.
2. Pemahaman Konsep
Pemahaman diartikan dari kata understanding yang diartikan sebagai
penyerapan arti suatu materi yang dipelajari, hal ini sejalan dengan pendapat B.
Bloom yang mendefinisikan pemahaman sebagai kemampuan untuk menangkap
makna dari bahan yang dipelajari.6 Jenjang pemahaman meliputi kemampuan
menangkap arti dariinformasi yang diterima, misalnya dapat menafsirkan bagan,
diagram, atau grafik, menerjemahkan suatu pernyataan verbal ke dalam rumusan
matematis atau sebaliknya, meramalkan berdasarkan kecenderungan
tertentu(ekstrapolasi dan interpolasi), serta mengungkapkan suatu konsep atau
prinsip dengan kata-kata sendiri.7
Pengertian pemahaman juga dapat diartikan kemampuan seseorang untuk
mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat.
Dengan kata lain, memahami adalah mengerti tentang sesuatu dan dapat
melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu
apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci
tentang hal itu dengan menggunakan kata-kata sendiri. kemampuan ini umumnya
mendapat penekanan dalam proses belajar mengajar. Siswa dituntut untuk
memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang
dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan
menghubungkannya dengan hal-hal lain. Bentuk soal yang sering digunakan
untuk mengukur kemampuan ini adalah pilihan ganda dan uraian.
6 Lorin W. Anderson, David R. Krathwol; whit Peter w. Airasian (et.al), A taxonomy for
Learning, Teaching, and Assesing, (New York: Longman, 2001), h. 63 7 Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN
Jakarta Press 2006), h. 15.
9
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan pemahaman
adalah kemampuan seseorang untuk mengerti sesuatu setelah sesuatu itu diketahui
dan diingatmemahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang
sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan
menghubungkannya dengan hal-hal lain. Dengan kata lain, memahami adalah
mengerti tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta
didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau
memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-kata
sendiri. Kemampuan pemahaman dapat dijabarkan menjadi tiga, yaitu:
menerjemahkan (translation), menginterpretasi (interpretation), mengekstrapolasi
(extrapolation).
Menurut Oemar Hamalik, konsep adalah suatu kelas stimuli yang memiliki
sifat-sifat (atribut) umum. Misalnya konsep demokrasi, konsep kuda, konsep
bangunan, mobil, dan sebagainya. Konsep-konsep tidak terlalu kongruen dengan
pengalaman pribadi kita, tetapi menyajikan usaha-usaha manusia untuk
mengklasifikasikan pengalaman kita. Konsep adalah suatu yang sangat luas.8
Dalam pengertian lain, konsep dapat didefinisikan dalam berbagai hal
seperti berikut:9
a. Konsep adalah gambaran dari ciri-ciri sesuatu objek sehingga dapat
membedakannya dengan objek lainnya (Good, dalam Resna, dkk).
b. Konsep merupakan suatu abstraksi yang mewakili suatu kelas objek-objek
kejadian, kegiatan-kegiatan atau hubungan-hubungan yang mempunyai
atribut yang sama (Rosser dalam Ratna W.D).
c. Konsep merupakan pembentukan mental dalam dalam mengelompokan kata-
kata dengan penjelasan tertentu yang dapat diterima secara umum
(Klausmier).
d. Konsep merupakan suatu abstraksi mental yang mewakili suatu kelas
stimulus-stimulus (Ratna WD).
8 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Bandung:
Bumi Aksara, 2010), h. 161-162 9 Nuryani R, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: UM Press, 2002), h.50-51.
10
e. Konsep merupakan definisi secara singkat dari sekelompok fakta atau gejala
(Koentjaraningrat).
Berdasarkan pengertian tentang konsep di atas, dapat kita simpulkan
bahwa konsep merupakan suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri, karakter
atau atribut yang sama dari sekelompok objek dari suatu fakta, baik merupakan
suatu proses, peristiwa, benda atau fenomena alam yang membedakannya dari
kelompok lainnya.
Tidak selamanya siswa dapat belajar konsep langsung dari pada definisi,
misalnya bagi mereka yang masih berada di bawah taraf berfikir normal. Oleh
karna itu, diperlukan contoh-contoh dalam rangka memahami suatu konsep yang
ada pada suatu definisi.
Menurut Ausubel, konsep-konsep diperoleh dengan dua cara, yaitu formasi
konsep dan asimilasi konsep, formasi konsep merupakan bentuk perolehan
konsep-konsep sebelum anak masuk sekolahh, formasi konsep dapat disamakan
dengan belajar konsep konkret menurut gagne. Asimilasi konsep merupakan cara
utama memperoleh konsep-konsep selama dan sesudah sekolah.10
Revisi teori kognitif yang dikemukakan oleh B. Bloom terhadap enam
kategori proses, yaitu satu kategori yang berhubungan dengan ingatan
(mengingat) dan lima kategori lainnya yang berhubungan dengan transfer
(memahami, menerapkan, menganalisa, mengevaluasi, dan mencipta).
Tabel 2.1
Revisi Teori Kognitif B. Bloom
No. Sebelum Direvisi Setelah Direvisi
1. Pengetahuan Mengingat (knowledge)
2. Pemahaman Memahami (understanding)
3. Penerapan Menerapkan (apply)
4. Analisis Menganalisis (analysis)
5. Sintesis Mengevaluasi (evaluation)
6. Evaluasi Menciptakan/membuat hasil karya
(create)
10
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar, (Jakarta: Erlangga, 1996), h. 81.
11
Berdasarkan dari definisi pemahaman dan konsep, bisa kita simpulkan
bawha pemahaman konsep merupakan kemampuan untuk menangkap suatu
abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri, karakter atau atribut yang sama dari
sekelompok objek dari suatu fakta, baik merupakan suatu proses, peristiwa, benda
atau fenomena alam yang membedakannya dari kelompok lainnya. Pemahaman
konsep yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep dalam
proses kognitif terutama yang berhubungan dengan salah satu bagian kategori
transfer yaitu memahami (understand). “memahami, membangun pengertian dari
pesan instruksional termasuk pesan secara lisan, tulisan, dan komunikasi secara
grapis”.11
Siswa telah dianggap paham ketika mereka telah mampu membangun
hubungan antara pengetahuan “baru” yang mereka dapat dengan pengetahuan
yang mereka miliki sebelumnya (prior knowledge). Proses kognisi pada kategori
memahami termasuk menginterpretasi, mencontohkan, mengklasifikasi, membuat
kesimpulan, meringkas, membandingkan, dan menjelaskan.
Menginterpretasi
(Interpretasi)
Menginterpretasi terjadi ketika siswa dapat mengganti satu bentuk
informasi ke bentuk informasi lainnya. Menginterpretasi termasuk
mengganti suatu bentuk tulisan kebentuk tulisan lainnya, suatu
bentuk gamabar ke bentuk tulisan, suatu bentuk tulisan ke bentuk
gambar, bentuk angka ke bentuk tulisan, bentuk tulisan ke bentuk
angka, dan sebagainya.
Dalam menginterpretasi, jika siswa diberikan suatu bentuk
informasi mereka dapat merubah ke dalam bentuk lainnya. Dalam
bidang sains misalnya, suatu bentuk objektif dari berbagai
fenomena alam dapat dipelajari dengan menghadirkan bentuk objek
gambar. Item soal evaluasi yang cocok adalah dengan meminta
siswa untuk menggambarkan suatu ilustrasi, misalnya
menggambarkan ilustrasi terjadinya fenomena gerhana bulan atau
matahari.
11
Lorin W. Anderson, David R. Krathwol; whit Peter W. Airasian (et.al), A Taxonomy…,
h.70.
12
Mencontohkan
(Exemplifying)
Mencontohkan terjadi ketika siswa diberikan contoh yang spesifik
dari konsep atau aturan yang bersifat umum. Mencontohkan
termasuk mengidentifikasi yang dibatasi oleh tanda-tanda dari
konsep atau aturan yang bersifat umum. Siswa diberikan konsep
atau aturan dan diharuskan memilih atau membuat contoh yang
spesifik dari konsep atau aturan tersebut yang tidak diberikan
kepada siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam
sains, sebagai contoh yang objektif, siswa harus dapat memberikan
contoh dari beberapa macam senyawa kimia. Tes yang diberikan
meminta siswa untuk dapat menempatkan senyawa anorganik
dalam studi lapangan yang dilakukan dan menjelaskan mengapa
senyawa tersebut termasuk kedalam senyawa anorganik.
Mengkalasifikasi
(Classifying)
Mengklasifikasi terjadi ketika siswa mengetahui bahwa sesuatu
termasuk ke dalam kategori tertentu, sebagai contoh konsep atau
aturan. Mengklasifikasi termasuk mendeteksi tanda-tanda relevan
yang “cocok” dengan dua hal yaitu contoh spesifik atau dengan
konsep (aturan). Mengkalisifikasi merupakan pelengkap dari proses
mencontohkan. Mencontohkan dimulai dengan konsep aturan
umum dan menuntun siswa untuk menemukan contoh spesifik dan
kemudian menuntut siswa untuk menemukan konsep atau aturan
yang lebih umum.
Membuat
kesimpulan
(summarizing)
Membuat kesimpulan terjadi ketika siswa menyarankan sebuah
pertanyaan yang menggambarkan informasi yang ada atau
gambaran dari tema umum. Membuat kesimpulan termasuk di
dalamnya membangun suatu pertunjukan, dan penggambaran dari
menyimpulkan itu sendiri seperti menentukan sebuah tema atau
pikiran utamanya. Bentuk alternatif dari menyimpulakan adalah
menggeneralisasi dan penggambaran.
Contoh objektif dalam sains, menyimpulkkan kontribusi utama dari
ilmuan terkenal setelah membaca karya tulis yang ditentukan
missal tentang Charles Darwin dan menyimpulkan pikiran
utamanya.
Meringkas Meringkas termasuk di dalamnya menemukan suatu bentuk dari
13
(Inferring) suatu komponen contoh. Meringkas terjadi ketika siswa dapat
menggambarkan sebuah konsep atau aturan yang berupa dana
hitung dari seperangkat contoh dengan memasukan kode
(Encoding) tanda-tanda yang relevan dari setiap contoh dan yang
paling penting adalah dengan mencatat hubungan antara mereka.
Proses dari meringkas termasuk membuat perbandingan antara
contoh samapai hubungan antar kalimat dari seluruh set. Sebagai
contoh, untuk menentukan nomor berapa yang akan muncul
nantinya, siswa harus bisa mendefinisikan pola-pola bilangan
terlebih dahulu.
Membandingkan
(Comparing)
Membandingkan berisi menemukan satu demi satu hubungan
anatara bagian dan pola dari suatu objek, kejadian, atau ide. Dalam
membandingkan, ketika siswa diberikan informasi baru, siswa
mendeteksi hubungan dengan berbagai pengetahuan lainnya.
Sebagai contoh dalam sains, sampel yang objektif dapat belajar
untuk membandingkan rangkaian listrik dengan beberapa system
yang sama. Dalam penilaianm pertanyaan yang disampaikan ke
siswa “Bagaimana suatu rangkaian listrik seperti aliran air melalui
sebuah pipa?”
Membandingkan juga melibatkan penentuan hubungan antara dua
atau lebih objek yang ditampilkan, kejadian, atau ide.
Teknik utama untuk penilaian pada tingkat proses kognitif dari
membandingkan adalah pemetaan. Dalam pemetaan, siswa harus
menunjukan bagaimana setiap bagian dari suatu objek, ide, masalah
atau situasi yang berhubungan masing-masing bagiannya dengan
yang lain. Contoh, siswa diminta secara terperinci bagaimana
batere, kabel, dan resistor dalam suatu rangkaian listrik sama
seperti pompa, pipa, dan konstruksi pipa dalam sistem aliran air.
Menjelaskan
(Eksplaining)
Menjelaskan terjadi ketika siswa dapat membangun dan
menerapkan prinsip sebab-akibat dari suatu sistem. Dalam
menjelaskan, ketika diberikan penggambaran dari suatu sistem,
siswa mengembangkan dan menggunakan model sebab-akibat dari
sistem tersebut. Sebagai contoh dalam sains, suatu objek dapat
14
dijelaskan prinsip kerjanya berdasarkan hukum fisika. Penilaian
yang berhubungan meminta siswa yang telah belajar hokum Ohm
untuk menjelaskan apa yang terjadi pada aliran arus batere yang
kedua ditambahkan ke dalam rankaian, atau meminta siswa yang
pernah ,elihat video dengan lampu badai untuk menjelaskan
bagaimana perbedaan dalam hal efek temperature dibandingkan
dengan video menggunakan lampu biasa.
3. Multimedia Interaktif
a. Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
“tengah”, “perantara” atau “pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.12
Menurut menurut Martin dan Briggs, media adalah semua sumber yang
diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan siswa. Media bisa berupa
perangkat keras seperti komputer, televisi, proyektor dan perangkat lunak yang
digunakan pada perangkat keras tersebut.13
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung
dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup
penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media,
komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi
juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah
komponen integral dari sistem pembelajaran.14
Komunikasi tidak dapat berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan
atau media. Media apabila dipahami secara garis besar hakikatnya adalah
manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa
mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Bisa juga dikatakan
media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis
12
Azhar Arsyad, Media Pengajaran. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997), h. 3. 13
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (suatu tinjauan konseptual
operasional). (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), h. 9. 14
Daryanto. Media Pembelajaran : Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan
Pembelajaran. (Yogyakarta : Gava Media, 2010). h. 7
15
dan elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi
visual atau verbal.
Pembelajaran adalah suatu upaya bimbingan bagi siswa agar secara sadar
siswa mempunyai keinginan untuk belajar sebaik-baiknya sesuai dengan tahapan
kemampuannya, Jadi pengertian dari media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang berhubungan dengan siswa yang digunakan sebagai alat bantu untuk
menyampaikan pesan dalam proses belajar sehingga siswa terangsang minat dan
perhatiannya untuk belajar.
Pada proses pembelajaran, media pembelajaran berguna untuk
memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbal yang hanya dengan kata-
kata tertulis dan penjelasan lisan, mengatasi keterbatasan ruang dan waktu serta
daya indera, membuat siswa lebih aktif dan mengurangi sifat pasifnya,
mengakomodir perbedaan individu siswa, dan membuat pembelajaran menjadi
menarik dan menyenangkan. Ada tiga keistimewaan yang dimiliki media sebagai
media pembelajaran yaitu:
1) Media memiliki kemampuan untuk menangkap, menyimpan dan
menampilkan kembali suatu objek atau kejadian.
2) Media memiliki kemampuan untuk menampilkan kembali objek atau kejadian
dengan berbagai macam cara disesuaikan dengan keperluan.
3) Media mempunyai kemampuan untuk menampilkan suatu objek atau kejadian
yang mengandung makna.
Dari peran media yang telah dipaparkan disini, harus juga memperhatikan
beberapa tujuan dari penggunaan media pembelajaran diantaranya harus
meningkatakan motivasi belajar siswa. Sehingga menghapus paradigma dari fisika
yang sulit. Media yang baik juga akan mengaktifkan pembelajaran dalam
memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong pembelajaran untuk
melakukan praktik dengan benar.
16
b. Macam-Macam Media
Media yang kita kenal tidak hanya terdiri dari dua jenis, tetapi sudah lebih
dari itu. Klasifikasinya dapat dilihat dari jenisnya, daya liputannya, dan dari bahan
serta cara pembuatannya. Semuanya dijelaskan berikut ini.15
1) Dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam:
a) Media auditif
Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara
saja, seperti radio, cassette recorder dan piringan hitam. Media ini tidak
cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan dalam pendengaran.
b) Media visual
Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan.
Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film
rangkai), slide (film bingkai), foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada
pula media visual yang menampilkan gambar atau symbol yang bergerak
seperti film bisu, dan film kartun.
c) Media audiovisual
Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena
meliputi kedua jenis media pertama dan kedua.
2) Dilihat dari liputannya, media dibagi ke dalam:
a) Media dengan daya liput luas dan serentak
Penggunaan media ini tidak terbatas oleh ruang serta dapat menjangkau
jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama.
Contoh: radio dan televisi
b) Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat
15
Djamarah dan Zain, Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 2006),
ed.revisi, h. 124-126
17
Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang
khusus seperti film, sound slide, film rangkai, yang harus menggunakan
tempat tertutup dan gelap.
c) Media untuk pengajaran individual
Media ini penggunaannya hanya untuk seorang diri, termasuk media ini
adalah modul berprogram dan pengajaran melalui computer.
3) Dilihat dari bahan pembuatannya, media dibagi ke dalam:
a) Media sederhana
Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara
pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit.
b) Media kompleks
Media ini adalah media yang bahan pembuatannya sulit diperoleh serta mahal
harganya, sulit pembuatannya, dan penggunaannya memerlukan keterampilan
yang memadai.
c. Multimedia Interaktif Pembelajaran
Multimedia merupakan media yang menggabungkan dua unsur atau lebih
media terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara
terintegrasi. Secara etimologis multimedia berasal dari kata “multi” (Bahasa latin,
nouns yang berarti banyak, bermacam-macam), dan “medium”. Kata medium
dalam American Heritage Electronic Dictionary diartikan sebagai alat untuk
mendistribusikan dan mempresentasikan informasi. Jadi subjek multimedia adalah
informasi yang bisa dipresentasikan kepada manusia.16
Multimedia terbagi menjadi dua ketegori, yaitu multimedia linier dan
multimedia interaktif. Multimedia linier adalah suatu multimedia yang dilengkapi
dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioprasikan oleh pengguna.
Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan), contohnya: TV dan film.
Multimedia interaktif adalah multimedia yang menyediakan fasilitas-fasilitas yang
16
Ariani dan Haryanto, Pembelajaran Multimedia di Sekolah (Pedoman Pembelajaran
Inspiratif, Konstruktif, dan Prospektif). (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010), h. 1
18
menghubungkan pengguna dengan program, baik melalui penekanan tombol, klik
atau pergerakan mouse, pergerakan track ball, pergerakan joystick, maupun
sentuhan pada layar sentuh (touch screen). Contohnya adalah interaksi dalam
bentuk teks atau pertanyaan yang kemudian setelah pengguna menjawab makna
program mengeluarkan respon atau umpan balik (feedback).17
Multimedia adalah piranti teknologi yang terdiri dari piranti keras
(hardware) dan piranti lunak (software). Piranti keras (hardware) adalah alat-alat
yang dapat mengantarkan pesan seperti overhead projector, radio, TV dan
sebagainya. Sedangkan piranti lunak (software) adalah isi program yang
mengandung pesan seperti informasi yang terdapat dalam film atau materi yang
disuguhkan dalam bentuk bagan, grafik, dan lain sebagainya.
Multimedia pembelajaran dapat diartikan sebagai aplikasi multimedia
yang digunakan dalam proses pembelajaran, dengan kata lain untuk menyalurkan
pesan (pengetahuan, keterampilan dan sikap) serta dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemauan yang belajar sehingga secara sengaja proses
belajar terjadi, bertujuan dan terkendali.18
Dengan demikian multimedia pembelajaran adalah pembelajaran yang
menggunakan berbagai macam kombinasi grafis, teks, suara, video, dan animasi,
penggabungan ini merupakan kesatuan yang secara bersama-sama menampilkan
informasi, pesan atau isi dari pada pembelajaran itu sendiri.
Joyce dan Weil mengatakan bahwa model mengajar adalah suatu deskripsi
dari lingkungan belajar yang mengembangkan perencanaan kurikulum, kursus-
kursus, desain unit-unit pelajaran dan pembelajaran, perlengkapan pembelajaran,
buku-buku pembelajaran, buku-buku kerja, program multimedia, dan bantuan
belajar melalui program komputer.19
Multimedia interaktif dapat menyediakan alat-alat yang dibutuhkan siswa
dalam mengajar sehingga siswa dapat memahami bagaimana cara belajar dan
memperoleh informasi. Sesuai dengan hakikat mengajar menurut Joyde dan Weil
17
Gatot Pramono, “Interaktifitas dan Learning Kontrol Pada Multimedia Interaktif”,
dalam Jurnal Teknologi Pendidikan. No. 19/X/TEKNODIK/DES/2006, h. 42. 18
Ariani dan Haryanto, Pembelajaran Multimedia……….. h. 26. 19
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2008), cet ke-6
19
yaitu membantu para pelajar memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara
berpikir, serana dalam mengekspresikan dirinya, dan belajar bagaimana cara
belajar.20
d. Konsep Multimedia Interaktif
Pada tahun 90-an, konsep multimedia mulai bergeser sejalan dengan
perkembangan teknologi komputasi yang demikian cepat. Saat ini istilah
multimedia diartikan bentuk transmisi teks, audio dan grafis dalam periode
bersamaan (Simonson dan Thompson) dimaknai sebagai suatu sistem komunikasi
iteraktif berbasis komputer yang mampu menciptakan, menyimpan, menyajikan
dan mengakses kembali informasi berupa teks, grafis, suara, video atau animasi
(Gayestik). Dengan teknologi komputer saat ini, sudah memungkinkan untuk
menyimpan, mengolah dan menyajikan kembali sumber suara dan video dalam
format digital. Rob Philips menjelaskan makna interaktif sebagai suatu proses
pemberdayaan mahasiswa untuk mengendalikan lingkungan belajar. Dalam
konteks ini lingkungan belajar yang dimaksud adalah belajar dengan
menggunakan komputer. Klasifikasi interaktif dalam lingkup multimedia
pembelajaran bukan terletak pada sistem hardware, tapi lebih mengacu pada
karakteristik belajar siswa dalam merespon stimulus yang ditampilkan layar
monitor komputer. Kualitas interaksi siswa dengan komputer sangat ditentukan
oleh kecanggihan program komputer. Schweir dan Misanchuk menyatakan,
sedikitnya ada tiga tingkatan yaitu: (a) reaktif, (b) proaktif, dan (c) mutual
interaksi.
e. Peran Multimedia dalam Pembelajaran
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia
pendidikan memerlukan tenaga profesional yang memanfaatkan kemajuan
tersebut. Dunia pendidikan tidak berorientasi pada suatu pendekatan yang
tradisional, misalnya guru hanya menggunakan metode ceramah atau diskusi saja.
Pada masa kini, proses belajar mengajar membutuhkan berbagai pendekatan
20
Ibid
20
multimedia. Artinya proses belajar mengajar yang dapat menimbulkan semangat.
Motifasi peserta didik dan tidak menimbulkan verbalisme pada diri siswa.
Penggunaan salah satu pendekatan tadi (metode ceramah) tidak berarti kurang
baik, akan tetapi jika menggunakan metode yang bervariasi hasilnya akan berbeda
dan bisa jadi lebih efektif dan efisien.
Ciri-ciri media pembelajaran adalah bahwa media itu dapat diraba, dilihat,
didengar dan diamati melalui panca indera. Media pembelajaran dapat digunakan
untuk menciptakan komunikasi yang efektif antara guru dan siswa. Media
pembelajaran dapat digunakan sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar,
baik dari dalam maupun di luar kelas. Media pembelajaran mengandung aspek-
aspek alat dan teknik yang erat pertaliannya dengan metode mengajar.
f. Manfaat Media dalam Pembelajaran
Secara umum manfaat yang dapat diperoleh adalah proses pembelajaran
lebih menarik, lebih kreatif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas
belajar siswa dapat ditingkatkan dan proses belajar mengajar dapat dilakukan
dimana dan kapan saja serta sikap belajar dapat ditingkatkan.
Manfaat di atas akan diperoleh mengingat terdapat keunggulan dari sebuah
multimedia pembelajaran, yaitu:
1) Memetakan dasar-dasar konkret dari konsep yang abstrak sehingga dapat
mengurangi kepahaman yang bersifat verbalisme. Misalnya, untuk
menjelaskan bagaimana sistem peredaran darah pada manusia, digunakan
film.
2) Menampilkan objek yang terlalu besar yang tidak mungkin untuk dibawa ke
dalam kelas. Misalnya pesawat, hewan-hewan besar, alat-alat perang.
3) Memperlambat gerakan yang terlalu cepat dan mempercepat gerakan yang
terlalu lambat. Misalnya gerak planet-planet, perubahan wujud suatu zat,
metamorphosis.
4) Membangkitkan motivasi belajar siswa.
5) Dapat mengontrol dan mengatur waktu belajar.
21
6) Bahan pelajaran dapat diulang sesuai dengan kebutuhan dan atau disimpan
untuk digunakan pada saat yang lain.
7) Memungkinkan untuk menampilkan objek langka seperti peristiwa gerhana
matahari total atau binatang yang hidup di kutub.
8) Menampilkan objek yang sulit diamati telanjang mata, misalnya mempelajari
tentang bakteri dengan menggunakan mikroskop.
Multimedia pembelajaran memiliki banyak keunggulan, multimedia
pembelajaran melibatkan hampir semua unsur-unsur indra. Penggunaan
multimedia dapat mempermudah siswa dalam belajar dan juga waktu yang
digunakan lebih efektif dan efisien. Selain itu pembelajaran dengan menggunakan
multimedia akan sangat meningkatkan motivasi belajar siswa.
g. Karakteristik Pembelajaran Multimedia Interaktif
Salah satu komponen dalam sistem pembelajaran, pemilihan dan
penggunaan multimedia pembelajaran harus memperhatikan karakteristik
komponen lain, seperti tujuan, materi, strategi dan juga evaluasi pembelajaran.
Karakteristik multimedia pembelajaran itu sendiri adalah:
1) Memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya menggabungkan
unsur audio dan visual.
2) Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk
mengakomodasi respon pengguna.
3) Bersifat mandiri, dalam pengertian memberikan kemudahan dan kelengkapan
isi sedemikian rupa sehingga pengguna bisa menggunakan tanpa bimbingan
orang lain.
Selain memenuhi ketiga karakteristik tersebut, multimedia pembelajaran
sebaiknya memenuhi fungsi sebagai berikut:
1) Mampu memperkuat respon pengguna secepatnya dan sesering mungkin.
2) Mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengontrol laju
kecepatan belajarnya sendiri.
3) Memperhatikan bahwa siswa mengikuti suatu urutan yang koheren dan
terkendalikan.
22
4) Mampu memberikan kesempatan adanya partisipasi dari pengguna dalam
bentuk respon, baik berupa jawaban, pemilihan, keputusan, percobaan dan
lain-lain.
Ada beberapa tahapan pengembangan yang perlu dilakukan dalam
pembelajaran multimedia, yaitu:
1) Concept Tahap untuk menentukan tujuan dan siapa pengguna program
(identifikasi audience, dalam hal ini tentunya siswa). Selain itu menentukan
macam aplikasi (presentasi, interaktif, dll) dan tujuan aplikasi (hiburan,
pelatihan, pembelajaran, dan lainnya).
2) Design. Tahap membuat spesifikasi mengenai arsitektur program, gaya,
tampilan dan kebutuhan material/bahan untuk program.
3) Material connecting. Tahap ini dimana pengumpulan bahan yang sesuai
dengan kebutuhan dilakukan. Tahap ini dapat dikerjakan parallel dengan
tahap assembly atau dengan tahap linier.
4) Assembly. Tahap dimana semua objek atau bahan multimedia dibuat. Proses
pembuatan/produksi melibatkan tenaga spesialis yang terampil atau mampu
memanfaatkan berbagai jenis software. Pembuatan aplikasi multimedia ini
berdasarkan struktur navigasi yang berasal dari tahap desain.
5) Testing. Dilakukan setelah tahap pembatas (assembly) dengan menjalankan
aplikasi/program dan dilihat apakah ada kesalahan atau tidak. Tahap ini
disebut juga dengan tahap pengujian alpha (alpha test) dimana pengujian
dilakukan oleh pembuat atau lingkungan pembuatnya sendiri.
6) Distribution. Tahap ini dimana aplikasi disimpan dalam suatu media
penyimpanan. Pada tahap ini jika media penyimpanan tidak cukup untuk
menampung aplikasinya, maka dilakukan kompresi terhadap aplikasi tersebut.
Pemanfaatan multimedia untuk kegiatan pembelajaran dapat dilakukan
guru secara bertahap sesuai dengan perkembangan kondisi yang ada disekolah.
23
h. Format Pembelajaran Multimedia Interaktif
Format sajian pembelajaran multimedia interaktif dapat dikategorikan
kedalam lima kelompok sebagai berikut:21
1) Tutorial
Pembelajaran tutorial dengan multimedia pembelajaran yang dalam
penyampaian materinya dilakukan secara turorial, sebagaimana layaknya tutorial
yang dilakukan oleh guru atau instruktur. Program tutorial ini memperkenalkan
materi pelajaran baru kepada siswa dan kemudian ditindak lanjuti dengan latihan
dan praktek. Program ini pada umumnya juga menyediakan tes awal dan tes akhir
berkenaan dengan materi yang diajarkan. Program ini digunakan sebagai review
terhadap pelajaran yang telah disampaikan sebelumnya guru mengecek dan
menambah retensi konsep-konsep.
2) Drill dan Practice
Drill dan practice ini dimaksudkan untuk melatih pengguna sehingga
memiliki kemahiran dalam suatu keterampilan atau memperkuat penguasaan suatu
konsep.22
Program ini menyediakan serangkaian soal atau pertanyaan yang
biasanya ditampilkan secara acak, sehingga setiap kali digunakan soal dan
pertanyaan yang tampil selalu berbeda atau paling tidak dalam kombinasi yang
berbeda. Program ini dilengkapi dengan jawaban yang benar, lengkap dengan
penjelasanny sehingga diharapkan pengguna akan bisa pula memahami suatu
konsep tertentu. Pada bagian akhir pengguna bisa melihat skor yang dia capai,
sebagai indikator untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam memecahkan soal-
soal yang diajukan.
3) Simulasi
Dalam program ini situasi-situasi kehidupan nyata disajikan kepada siswa.
Mencoba menyamai proses dinamis yang terjadi di dunia nyata, misalnya untuk
memanipulasi pesawat terbang, atau pengendalian pembangkit tenaga listrik,
tenaga nuklir dan lain-lain, pada dasarnya format ini mencoba memberikan
21
Azhar Arsyad, Media Pengajaran. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, (1997), h. 158 22 Ibid h.160.
24
pengalaman masalah dunia nyata yang biasanya berhubungan dengan suatu
resiko.
4) Percobaan atau eksperimen
Format ini mirip dengan format simulasi, namun lebih ditunjukan pada
kegiatan-kegiatan yang bersifat eksperimen, seperti kegiatan praktikum di
laboratorium IPA. Program menyediakan serangkaian peralatan dan bahan,
kemudian pengguna bisa melakukan percobaan atau eksperimen sesuai petunjuk
dan kemudian mengembangkan eksperimen-eksperimen lain berdasarkan
petunjuk tersebut. Dapat menjelaskan suatu konsep atau fenomena tertentu
berdasarkan eksperimen yang mereka lakukan secara maya tersebut.
5) Permainan
Tentu saja bentuk permainan yang disajikan di sini tetap mengacu pada
proses pembelajaran dan dengan program multimedia ini diharapkan terjadi
aktifitas belajar sambil bermain. Dengan demikian pengguna tidak merasa bahwa
mereka sesungguhnya sedang belajar.
i. CAI (computer Assisted Instruction)
Dalam kegiatan pembelajaran dengan pamanfaatan multimedia interaktif,
tentu saja tidak terlepas dari perangkat kerasnya yaitu berupa perangkat komputer,
pemanfaatan komputer dalam pembelajaran ini sebagai pencipta proses belajar
dan pembelajaran itu sendiri. Pemanfaatan komputer dalam penelitian ini dikenal
dengan istilah CAI (computer Assisted Instruction)23
. Dalam pemanfaatan
komputer ini meskipun computer secara mutlak tidak dapat menggantikan proses
pembelajaran dengan tatap muka, namun antara peserta didik dengan komputer
dapat berkomunikasi dan terjadi interaksi secara mandiri, dengan demikian dapat
menghasilkan sebuah hasil belajar yang efektif.
Secara umum jenis CAI dalam proses pembelajaran memiliki dua peranan
yaitu24
:
23
Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik, (Jakarta: PT. Indeks, 2009),
h. 77. 24
Ibid h. 82.
25
1). Sebagai tutor pengganti. Pada jenis ini para siswa dapat berpartisipasi dalam
suatu dialog secara interaktif. Dalam model ini para siswa berinteraksi langsung
dengan komputer yang diprogram secara khusus untuk memberikan reaksi atau
respon dari stimulus atau aktivitas yang dilakukan oleh seorang siswa terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan. Komputer tersebut kemudian dapat
menyediakan informasi belajar tambahan sebagai pelengkapnya, yang selanjutnya
menghendaki adanya jawaban segera oleh para siswa yang bersangkutan.
2). Jenis yang kedua adalah laboratorium simulasi, yang menyediakan kemudahan
bagi para siswa yang hendak melaksanakan eksperimen berdasarkan sistem model
yang telah diprogramkan ke dalam komputer melalui CAI tersebut. CAI memiliki
keluwesan dan kemampuan untuk memberikan pelajaran dan penanaman konsep
secara bervariasi, maka model tersebut dianggap sebagai seorang tutor pengganti
yang sabar tanpa batas sekaligus dapat memberikan bantuan kepada para siswa
bahan referensi yang diperlukan dan menarik perhatian serta kreatifitas siswa.
W.S. Winkel mengemukakan, penggunaan media komputer di lingkungan
sekolah dapat membuka peluang-peluang baru yang akan mempunyai dampak
terhadap cara mengelola administrasi sekolah, administrasi pengajaran dan
pengajaran di dalam kelas. Secara singkat manfaat penggunaan media komputer
adalah sebagai berikut25
:
1) Memperlancar administrasi sekolah, misalnya menyimpan dan mengolah data
identifikasi siswa, penyusunan jadwal pelajaran, registrasi dan peminjaman
buku-buku di perpustakaan.
2) Memperlancar administrasi pengajaran (computer- managed istruction),
misalnya registrasi dan pengolahan data evaluasi belajar untuk masing-masing
siswa dan untuk satuan-satuan kelas, registrasi dan pengolahan data testing.
Dengan demikian, dalam waktu singkat, tenaga pengajar dan tenaga
pembimbing dapat memperoleh gambaran yang lengkap mengenai kemajuan
masing-masing siswa dan perbedaan-perbedaan antara satuan-satuan kelas.
25
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia,
1996), h. 288.
26
3) Menyajikan permasalahan (problem) kepada siswa untuk dipecahkan.
Sebagaimana terjadi dalam rangka latihan menerbangkan pesawat terbang
(simulator), dan pendidikan tenaga medis yang harus menentukan diagnosis
berdasarkan data yang disajikan oleh komputer pada layar TV.
4) Berperan sebagai guru/dosen. Materi pelajaran telah diprogram dan terdapat
dalam ingatan komputer (memory). Siswa tidak lagi berinteraksi dengan
seorang manusia yang menjadi guru, melainkan berinteraksi dengan komputer
yang berperan sebagai guru dan memberikan tanggapan terhadap jawaban atau
gagasan dari siswa (computer assisted instruction). Bahkan, dimungkinkan
sejumlah siswa mempelajari materi yang sama pada waktu yang sama pula;
masing-masing siswa menangani suatu terminal yang dihubungkan dengan
komputer pusat. Dengan demikian, tercipta variasi program pembelajaran bagi
masing-masing siswa (pembelajaran individual) yang merupakan terobosan
baru dalam suatu pembelajaran.
Penggunaan CAI yang telah dirakit dan direncanakan sebagai media
pembelajaran memiliki kelebihan-kelebihan dibanding pembelajaran yang tidak
menggunakan media pembelajaran. Kelebihan-kelebihan tersebut, antara lain26
:
1) Penggunaan komputer dapat disesuaikan dengan kebutuhan pemakai, yaitu
menciptakan program pembelajaran individual bagi siswa.
2) Kelebihan media komputer dalam menyajikan konsep, prosedur dan prinsip
yang tidak dimiliki oleh media lain selama ini.
3) Kelebihan dalam bentuk format yang dapat digunakan secara langsung secara
interaktif oleh siswa. format ini antara lain dilihat dari sistematika materi,
penampilan bagian-bagian penting, kejelasan huruf, keserasian warna,
termasuk juga kualitas audio sebagai pendukung. Sebagai media pembelajaran
format sangatlah penting sebagai salah satu daya tarik siswa untuk melakukan
eksplorasi. Semakin tinggi tingkat interaksi siswa dengan media komputer
diharapkan semakin tinggi pula pemahamannya terhadap konsep dalam media
komputer tersebut.
26
Ibid h. 289.
27
4) Kemampuannya dalam menyusun suatu pola kerja, kemampuan dasar,
pemahaman pokok, keterampilan aplikasi, sesuai dengan kebutuhan individual
siswa, sehingga guru dapat mencurahkan perhatiannya pada tugas-tugas yang
lain.
4. Listrik Dinamis
Pada dasarnya rangkaian listrik dibedakan menjadi dua, yaitu rangkaian
listrik terbuka dan rangkaian listrik tertutup. Rangkaian listrik terbuka yaitu suatu
rangkaia yang belum dihubungkan dengan sumber tegangan, sedangkan rangkaian
tertutup adalah rangkaian yang telah dihubungkan dengan sumber tegangan.
(A) (B)
Gambar 2.1 (A) Rangkaian Terbuka dan (B) Rangkaian Tertutup
Pada rangkaian listrik tertutup, terjadi aliran muatan-muatan listrik. Aliran
muatan listrik identik dengan aliran air, perhatikan gambar di bawah!
a) Aliran listrik b) Aliran air
Gambar 2.2 Ilustrasi Arah Arus Listrik
Air dalam bejana A mempunyai energi potensial lebih tinggi daripada air
di bejana B, sehingga terjadi aliran air dari bejana A ke bejana B atau dikatan
A A B B
28
bahwa potensial di A lebih tinggi dari pada potensial di B sehingg terjadi aliran
muatan listrik dari A ke B. jadi, dapat dikatakan bahwa mutan listrik positif
mengalir dari titik potensial tinggi ke titik potensial rendah. Selanjutnya aliran
muatan listrik positif dinamakan arus listrik. Jadi, arus listrik dapat didefinisikan
sebagai aliran muatan listrik positif dari potensial tinggi ke potensial rendah. Arus
listrik terjadi apabila terdapat beda potensial.
Pada perkembangan selanjutnya setelah elektron ditemukan oleh ilmuan
fisika J.J Thompson (1856-140) ternyata muatan yang mengalir pada suatu
penghantar bukan muatan listrik positif melainkan muatan listrik negative yang
disebut elektron.
Arah aliran elektron dari potensial rendah ke potensial tinggi (berlawanan
dengan arah aliran muatan listrik positif), namun hal ini tidak menjadikan suatu
masalah, karna banyaknya elektron yang mengalir pada suatu penghantar sama
dengan muatan positif yang mengalir, hanya arahnya saja yang berlawanan. Jadi,
arus listrik tetap didefinisikan berdasarkan aliran muatan positif yang disebut arus
konvensional.
a. Kuat arus listrik
Besarnya arus listrik (disebut kuat arus listrik) sebanding dengan
banyaknya muatan listrik yang mengalir. Kuat arus listrik merupakan kecepatan
aliran muatan listrik. Dengan demikian, yang dimaksud dengan kuat arus listrik
adalah jumlah muatan listrik yang mengalir pada suatu penghantar tiap satuan
waktu. Jika jumlah muatan q melalui penampang penghantar dalam waktu t, maka
kuat arus I secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
Keterangan :
I : kuat arus listrik (A)
q : banyaknya muatan listrik yang mengalir (C)
t : waktu yang diperlukan (s)
29
Berdasarkan persamaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa satu coulomb
adalah muatan listrik yang melalui sebuah titik pada suatu penghantar dengan arus
listrik tetap satu amper dan mengalir selama satu sekon.
b. Mengukur kuat arus listrik
Arus listrik hanya mengalir pada suatu rangkaian tertutup yaitu suatu
rangkaian yang tidak berpangkal dan tidak berujung. Untuk menentukan besarnya
arus listrik yang mengalir pada rangkaian listrik, digunakan alat ukur
amperemeter.
Cara penggunaan ampere meter:
1) Dipasang seri pada rangkaian yang akan diukur kuat arusnya.
2) Untuk amperemeter yang batas ukurnya lebih dari satu, pilihlah terlebih
dahulu batas ukur yang terbesar.
3) Bila amperemeter digunakan untuk mengukur kuat arus searah, kutub (+)
amperemeter dihubungkan dengan kutub (+) pada rangkaian, dan kutub (-)
dengan kutub (-) pada rangkaian.
Gambar 2.3 Amperemeter
Cara membaca skala amperemeter:
30
c. Beda potensial
Potensial listrik adalah banyaknya muatan yang terdapat pada suatu benda.
Suatu benda dikatan memiliki potensial potensial listrik lebih tinggi jika benda
tersebut memiliki muatan positif lebih banyak.
Beda potensial listrik timbul akibat dua benda yang memiliki potensial
listrik berbeda dihubungkan oleh suatu penghantar. Beda potensial ini berfungsi
untuk mengalirkan muatan dari satu titik ke titik yang lain.
Secara matematis beda potensial dapat ditulis sebagai berikut:
Keterangan :
V : Beda potensial (Volt)
W : usaha/energy (Joule)
q : muatan listrik (Coulomb)
d. Mengukur Beda potensial
Untuk mengukur beda potensial listrik pada rangkaian digunakan alat
voltmeter.
Cara penggunaan voltmeter:
1) Dipasang paralel dengan rangkaian yang akan diukur tegangannya (beda
potensialnya).
2) Posisi awal sebelum digunakan pada angka nol.
3) Untuk voltmeter yang memiliki batas ukur lebih dari satu, pilihlah terlebih
dahulu batas ukur terbesar, bila jarum tidak menyimpang baru diganti dengan
batas ukur di bawahnya.
31
Gambar 2.4 Voltmeter
Cara membaca voltmeter:
Gambar 2.5 Cara Memasang Ammeter dan Voltmeter
e. Hukum ohm dan hambatan Listrik
Dalam rangkaian tertutup, arus yang mengalir ditimbulkan oleh sumber
tegangan. Semakin besar sumber tegangan, semakin besar kuat arus yang
mengalir. Menurut Simon Ohm hubungan antara sumber tegangan dengan kuat
arus listrik dapat dinyatakan bahwa “kaut arus yang mengalir pada suatu
rangkaian sebanding dengan beda potensial (tegangan) pada ujung-ujung
penghantar, atau ditulis dengan persamaan:
32
Keterangan :
I : Kuat arus listrik (A)
V : Beda potensial (V)
R : Hambatan (Ohm)
Besar kecilnya hambatan suatu penghantar bergantung antara lain pada
panjang kawat penghantar, luas penampang penghantar, dan jenis kawat
penghantar yang dipakai, persamaan dari hambatan suatu penghantar dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan :
R : Hambatan (Ohm)
ρ : Hambat jenis kawat penghantar (Ohm.m)
l : Panjang kawat penghantar (meter)
A : Luas penampang penghantar (m2)
f. Rangkaian hambatan listrik
1) Rangkaian hambatan seri
Gambar 2.6 Rangkaian Seri
Hambatan-hambatan rangkaian seri dapat disederhanakan dengan satu
buah hambatan pengganti, yang besarnya dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan:
RS = Besar hambatan pengganti rangkaian hambatan seri
Pada hambatan rangkaian seri berlaku:
33
a) Kuat arus pada masing-masing hambatan bernilai sama.
I1 = I2 = Itotal
b) Tegangan pada masing-masing hambatan merupakan jumlah dari tegangan
total.
V1 + V2 = Vtotal
V1 = Itotal. R1
V2 = Itotal. R2
2) Hambatan rangkaian paralel
Gambar 2.7 Rangkaian Paralel
Beberapa rangkaian yang disusun secara paralel dapat diganti dengan
sebuah hambatan pengganti dengan nilai:
Pada rangkaian hambatan paralel berlaku:
Kuat arus pada masing-masing hambatan berbeda. Besarnya arus masing-
masing arus cabang ditentukan dengan menggunakan Hukum I Kirchoff yang
berbunyi: “pada suatu titik percabangan, jumlah arus yang masuk pada titik
cabang sama dengan jumlah arus yang keluar pada titik cabang”.
34
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian penerapan multimedia interaktif pada pembelajaran telah
dilakukan oleh:
1. Mohammad Noor Faizin (2009) dengan judul penelitiannya Penggunaan
Pembelajaran Multimedia Interaktif (MMI) Pada Konsep Listrik Dinamis
Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Memperbaiki Sikap.
2. Achmad Samsudin (2008) dengan judul penelitiannya Penggunaan Model
Pembelajaran Multimedia Interaktif (MMI) Optika Geometri Untuk
Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Memperbaiki Sikap Belajar Siswa.
3. Isep Budiman (2008) dengan judul Model Pembelajaran Multimedia
Interaktif Dualisme Gelombang Partikel Untuk Meningkatkan Pemahaman
Konsep Dan Keterampilan Berpikir Kritis.
4. Henrica Chrisri Astuti (2008) dengan judul penelitian Praktikum Mandiri
Tekanan Osmotic Berbasis Multimedia Untuk Meningkatkan Penguasaan
Konsep Dan Keterampilan Generic Sains Siswa.
5. Ade Sartono (2008) dengan judul penelitian Penggunaan Multimedia
Interaktif Dalam Pembelajaran Struktur Atom Untuk Meningkatkan Literasi
Sains Siswa SMA.
6. Jorge Foncese E Triandade (2005) dengan judul penelitiannya Improving
Physics Learning with Virtual Enviorenment: An Example on the Phase of
Water.
Berikut laporan dari masing-masing hasil penelitian setelah multimedia
interaktif diterapkan pada pembelajaran:
1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mohammad Noor Faizin menunjukan
bahwa penggunaan multimedia interaktif dapat meningkatkan pemahaman
konsep siswa dan menjadikan sikap siswa saat belajar menjadi lebih baik.
2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Achmad Samsudin menunjukan bahwa
model pembelajaran Multimedia Interaktif (MMI) secara signifikan dapat
lebih meningkatkan penguasaan konsep Optika Geometri dibanding model
pembelajaran konvensional. Selain itu, penggunaan model pembelajaran
MMI Optika Geometri juga dapat memperbaiki sikap belajar siswa.
35
3. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Isep Budiman menunjukan bahwa model
pembelajaran multimedia interaktif dualism gelombang partikel dapat
meningkatkan pemahaman konsep siswa. Pada setiap aspek pemahaman
konsep, yaitu: translasi, iinterpretasi dan ekstrapolasi. Disamping itu, model
pembelajaran multimedia interaktif dualism gelombang partikel dapat
meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.
4. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Henrica Christi Astuti menunjukan
bahwa pembelajaran praktikum mandiri berbasis multimedia komputer dapat
meningkatkan penguasaan konsep siswa. Pembelajaran praktikum mandiri
berbasis multimedia komputer ini juga dapat meningkatkan kemampuan
generi siswa. Selain itu, model pembelajaran ini mendapat respon positif dari
guru dan siswa, karena model pembelajaran yang dikembangkan mudah
dioprasikan, dan dapat mengaktifkan siswa, mendukung teori dan praktikum
di laboratorium, membangkitkan motivasi, meningkatkan penguasaan konsep,
melatih berpikir karena harus memahami teks/tabel/grafik, dan menyadari
peranan praktikum mandiri dalam mendukung praktikum di laboratorium.
5. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ade Sartono menunjukan bahwa
penerapan model pembelajaran struktur atom (MPSA) berbasis multimedia
untuk meningkatkan literasi sains direspon positif oleh siswa. Hal ini
ditunjukan oleh keaktifan siswa dalam pembelajaran yang sangat aktif,
antusias, tekun, kerjasama baik oleh kelompok, dan menunjukan kejujuran,
serta menunjukan suasana belajar yang sangat kondusif. Demikian pula,
respon guru sangat positif terhadap model pembelajaran yang telah
diterapkan.
6. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Jorge Fonsece E Triandade menunjukan
bahwa siswa bisa memperbaiki jawaban yang dimana sering terjadi
miskonsepsi sebelum menggunakan multimedia dan miskonsepsi tidak terjadi
ketika menggambarkan materi dengan virtual grafik 3-D.
36
C. Kerangka Berpikir
Dewasa ini proses pembelajaran di kelas didominasi oleh metode
konvensional, metode ini tidak buruk namun membuat proses belajar mengajar
menjadi menjenuhkan, dominannya verbalisme dalam pembelajaran membuat
siswa bosan untuk mengikuti pembelajaran. Metode konvensional kurang mampu
untuk menjelaskan konsep-konsep yang abstrak saat pembelajaran, akan terjadi
kesalahpahaman pada siswa jika guru memaksakan untuk menjelaskan konsep
abstrak hanya dengan metode konvensional, sehingga mempengaruhi pada
pemahaman konsep siswa. Untuk itu dibutuhkan sebuah alternatif agar
pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan dapat mengurangi
kesalahpahaman dalam pembelajaran. Penggunaan multimedia interaktif dalam
pembelajaran dapat menjadi suatu alat bantu pembelajaran. Konsep listrik dinamis
merupakan salah satu konsep abstrak yang terdapat pada pelajaran fisika, materi
ini cukup rumit jika hanya dijelaskan tanpa menggunakan media. Tampilan
menarik dan kemudahan dalam pengoprasian multimedia interaktif akan membuat
siswa menjadi lebih aktif dan lebih jelas untuk memahami materi.
Multimedia interaktif pada skripsi ini berbentuk software animasi
pembelajaran dengan menitikberatkan pada konsep listrik dinamis. Melalui
penggunaan multimedia interaktif dalam proses pembelajaran diharapkan mampu
untuk menjadi alternatif dalam pengatasi kekurangan dalam pembelajaran terlebih
untuk menjelaskna konsep-konsep abstrak pada materi dan sebagai alternatif agar
siswa lebih aktif dan tidak cepat bosan saat belajar sehingga siswa mengalami
kemudahan untuk memahaman konsep.
37
Dari penjelasan tersebut dapat dibuat bagan sebagai berikut:
Gambar 2.8 bagan Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berpikir diatas maka dapat
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
Ho : Penggunaan multimedia interaktif tidak berpengaruh terhadap pemahaman
konsep siswa pada konsep listrik dinamis
H1 : Penggunaan multimedia interaktif berpengaruh terhadap pemahaman konsep
siswa pada konsep listrik dinamis
Rancangan pembelajaran menggunakan multimedia interaktif
Pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran fisika khususnya
pada konsep-konsep yang bersifat abstrak masih rendah
Pretest
Data hasil belajar siswa
Pengolahan data
Kesimpulan
Metode pembelajaran rancangan siap di terapkan
Penerapan Multimedia interaktif
dalam KBM
Posttest
Proses pembelajaran dengan metode
konvensional membuat siswa cepat
bosan untuk mengikuti pembelajaran,
konsep-konsep abstrak tidak cukup
hanya dijelaskan secara verbalisme saja.
Materi Listrik Dinamis merupakan salah satu materi
yang kurang diminati siswa, karena materi tersebut
bersifat abstrak dan rumus-rumusnya sebagian besar
dianggap rumit oleh para siswa, maka diperlukan media
yang bisa membuat siswa menjadi mudah untuk
memahami materi tersebut
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Islam Cikal Harapan 1 BSD kelas X
semester genap tahun ajaran 2013-2014, dari bulan Februari 2014 sampai dengan
Maret 2014.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi
eksperimen. Kuasi eksperimen berbeda dengan penelitian eksperimen karena tidak
memenuhi tiga karakteristik atau syarat utama dari suatu penelitian eksperimen
yaitu manipulasi, kontrol dan randomisasi.1
Pelaksanaannya melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen
yang diberikan perlakuan dengan pembelajaran menggunakan multimedia
interaktif dan kelompok kontrol yang diberikan pembelajaran dengan metode
konvensional.
C. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian berbentuk Non
Randomized Control Group Pretest-Posttest Design, dimana dalam rancangan ini
dilibatkan dua kelompok yang dibandingkan, yaitu kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan untuk jangka waktu
tertentu.
Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan dan pengaruh dari
perlakuan diukur berdasarkan perbedaan antara pengukuran awal dan pengukuran
akhir kedua kelompok. Desain penelitian ini tampak pada tabel berikut:2
1Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D,
(Bandung:Alfabeta, 2008), cet ke-8, hal.114
2 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2005), .186.
39
Tabel 3.1
Skema Desain Non Randomized Control GroupPretest-Posttest Design
Kelompok Pretest Perlakuan Postest
Eksperimen T1 XM T2
Kontrol T1 Xm T2
Keterangan :
T1 : Tes pemahaman konsep yang diberikan sebelum proses
belajar mengajar dimulai dan diberikan kepada kedua kelompok.
XM : Pelaksanaan proses belajar mengajar untuk kelompok
eksperimen yang menggunakan multimedia interaktif.
Xm : Pelaksanaan proses belajar mengajar untuk kelompok
kontrol dengan menggunakan metode konvensional.
T2 : Tes prestasi yang diberikan setelah proses belajar
mengajar berlangsung dan diberikan kepada kedua kelompok.
D. Populasi Dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian,3 sedangkan sampel adalah
sebagian atau wakil populasi yang diteliti.4 Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas X SMA Islam Cikal Harapan 1 BSD tahun ajaran 2013-2014
yang berjumlah empat kelas.
Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini diambil dua kelas
dari 4 kelas yang ada. Adapun sampel yang terpilih adalah kelas X-2 sebagai kelas
eksperimen dan X-4 sebagai kelas kontrol.
3Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rieneka
Cipta, 2006), ed. Revisi IV, cet.11, h. 115 4Ibid, h. 117.
40
E. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Probability Sampling dengan teknik Simple Random Sampling. “Probablity
Sampling adalah teknik sampling untuk memberikan peluang yang sama pada
setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel”.5
F. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sifat yang akan dipelajari kemudian ditarik
kesimpulannya. Pada penelitian ini terdapat dua buah variabel yaitu variabel bebas
dan variabel terikat.Variabel bebas merupakan varabel yang mempengaruhi
varabel dependen (terikat). Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi
variabel bebas pada penelitian ini:
Variabel Bebas (X) : Pembelajaran menggunakan Multimedia Interaktif
Variabel Terikat (Y) : Pemahaman konsep siswa
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian diartikan sebagai alat ukur dalam penelitian untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan dan menguji hipotesis penelitian. Adapun
langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen penelitian adalah
sebagai berikut:
1. Membuat kisi-kisi soal berdasarkan kurikiulum tingkat satuan pendidikan
mata pelajaran fisika SMA Islam Cikal Harapan 1 BSD kelas X semester
genap pada konsep Listrik Dinamis.
2. Menulis soal tes berdasarkan kisi-kisi.
3. Mengkonsultasikan instrumen soal dan melakukan revisi kepada dosen
pembimbing sebagai perbaikan awal.
4. Melakukan uji instrumen disalah satu kelas di sekolah yang menjadi populasi
dalam subjek penelitian berlangsung, yaitu pada kelas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas penelitian. Pertimbangannya adalah kelas yang
5 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan ……….. hal. 120.
41
lebih tinggi telah mengalami pembelajaran konsep yang sama (Listrik
Dinamis) akan digunakan dalam penelitian.
5. Menganalisis hasil uji instrumen yang meliputi uji validitas butir soal, daya
pembeda, tingkat kesukaran, dan reliabilitas instrumen, kemudian melakukan
revisi ulang melalui konsultasi dengan dosen pembimbing.
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa tes objektif
berjumlah 35 soal untuk mengukur tingkat pemahaman konsep fisika siswa pada
pokok materi Listrik Dinamis tipe pilihan ganda dengan lima pilihan (option), hal
ini dimaksudkan agar dapat mencakup materi yang luas. Sebelum soal dianalisis,
terlebih dahulu diuji coba instrumen untuk diketahui validitas, reliabilitas, taraf
kesukaran, dan daya pembeda soal. Uji coba instrumen penelitian bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana kualitas instrumen yang akan digunakan dengan
menghitung validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembedanya.
1. Validitas Instrumen
Validitas tes merupakan ukuran yang menyatakan kesahihan suatu
instrumen sehingga mampu mengukur apa yang hendak diukur.6 Uji validitas tes
yang digunakan adalah uji validitas isi (content validity) dan uji validitas yang
dihubungkan dengan kriteria (criteria related validity). Untuk mengetahui uji
validitas isi tes, dilakukan penilaian terhadap butir-butir soal yang dilakukan oleh
dosen pembimbing.
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Dengan demikian, untuk mengetahui validitas yang dihubungkan dengan kriteria
digunakan uji statistik, yaitu teknik korelasi pearson product moment.7
∑ (∑ )(∑ )
√( ∑ (∑ ) )( ∑ (∑ ) )
6 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008),
h. 65. 7Ibid, h. 72.
42
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi antara variabel X dan Y
X : skor tiap butir soal
Y : skor total butir soal
N : jumlah siswa
Setelah nilai korelasi diperoleh, maka dilakukan uji signifikansi untuk
mengukur keberartian korelasi berdasarkan distribusi kurva normal dengan
menggunakan statistika uji-t dengan rumus:
√
√
Keterangan:
thitung : nilai hitung koefisien validitas
rxy : koefisien korelasi tiap butir soal
n : jumlah responden
Kemudian hasil di atas dibandingkan dengan nilai t-tabel pada signifikansi
5% ( ) dan derajat kebebasan (dk)= n-2. Kaidah keputusannya:
Jika t hitung> t tabel berarti valid, sebaliknya;
Jika t hitung < t tabel berarti tidak valid.
Jika instrument valid, maka dilihat kriteria penafsiran indeks korelasinya (r) pada
tabel sebagai berikut:8
Tabel 3.2
Kriteria penafsiran tingkat korelasi
Interval koefisien Tingkat Hubungan
0,81-1,00 Sangat tinggi
0,61-0,800 Tinggi
0,41-0,600 Cukup
0,21-0,400 Rendah
0,00-0,200 Sangat rendah
8Ibid, h. 75.
43
2. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh orang yang sama ketika
diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau dari satu
pengukuran lainnya. Reliabilitas instrumen uji coba hasil belajar dihitung dengan
rumus KR-20, yaitu:9
(
)( ∑
)
Dimana:
r11 : koefisien reliabilitas internal seluruh item.
p : proporsi subjek yang menjawab item dengan benar.
Q : proporsi subjek yang menjawab item salah (q = 1 – p)
∑pq : jumlah hasil perkalian p dan q
K : banyaknya item
S : standar deviasi dari tes
Untuk mengetahui keberartian koefisien reliabilitas dilakukan uji-t, dengan rumus:
√
√
Keterangan:
thitung : nilai hitung koefisien validitas
rxy : koefisien korelasi tiap butir soal
n : jumlah responden
Kemudian hasil di atas dibandingkan dengan nilai t-tabel pada signifikansi
5% ( ) dan derajat kebebasan (dk)= n-2. Jika thitung > ttabel maka instrumen
dikatakan baik dan dapat dipercaya.
Jika instrumen itu reliabel, maka dilihat kriteria penafsiran indeks reliabilitasnya
pada tabel sebagai berikut:
9Ibid, h. 101.
44
Tabel 3.3
Kriteria penafsiran reliabilitas
Koefisien korelasi Kriteria
reliabilitas
0,00 r 0,20 Kecil
0,20 r 0,40 Rendah
0,40 r 0,60 Sedang
0,60 r 0,80 Tinggi
0,80 r 1,00 Sangat tinggi
3. Tingkat kesukaran
Tingkat kesukaran suatu butir soal adalah proposi dari keseluruhan siswa
yang menjawab benar butir pada soal tersebut. Tingkat kesukaran dihitung dengan
menggunakan persamaan:10
Keterangan:
P : indeks kesukaran
B : banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS : jumlah seluruh siswa peserta tes
Adapun tolak ukur menginterpretasikan tingkat kesukaran butir soal yang
diperoleh digunakan tabel sebagai berikut:11
Tabel 3.4
Interpretasi kriteria tingkat kesukaran
Indeks tingkat kesukaran Kriteria tingkat kesukaran
0,00-0,25 Sukar
0,26-0,75 Sedang
0,76-1,00 Mudah
10
Ibid, h.208. 11
Ibid, h. 210
45
4. Daya pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu butir soal untuk membedakan
siswa yang mempunyai kemempuan tinggi dengan siswa yang kemmpuannya
rendah.12
Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda soal pilihan
ganda adalah.13
Keterangan:
DP : indeks daya pembeda satu butir soal tertentu
BA : banyaknya kelompok atas yang menjawab soal dengan
benar
BB : banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal dengan
benar
JA : banyaknya peserta kelompok atas
JB : banyaknya peserta kelompok bawah
Setelah indeks daya pembeda diketahui, maka nilai tersebut
diinterpretasikan pada criteria daya pembeda seperti tertera pada tabel sebagai
berikut:14
Tabel 3.5
Interpretasi kriteria daya pembeda
Indeks daya pembeda kriteria daya pembeda
Negatif Sangat buruk, harus dibuang
0,00-0,20 Jelek (poor)
0,21-0,40 Cukup (satisfactory)
0,41-0,70 Baik (good)
0,71-1,00 Baik sekali (excellent)
12
Ibid, h. 211 13
Ibid, h. 213-214. 14
Ibid, h. 218.
46
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
pemahaman konsep.Tes pemahaman konsep merupakan tes yang digunakan untuk
mengukur peningkatan pemahaman konsep fisika yang diperoleh siswa setelah
diterapkannya multimedia interaktif dalam pembelajaran.Tes ini disusun
berdasarkan pada indikator yang hendak dicapai.Soal-soal tes yang digunakan
berupa soal pilihan ganda tentang konsep listrik dinamis. Tes ini dilakukan dua
kali, yaitu sebelum perlakuan (pretest) dan setelah perlakuan (posttest).
I. Teknik Analisis Data
Setelah melakukan uji coba instrumen, selanjutnya dilakukan penelitian.
Data yang diperoleh melalui instrument penelitian diolah dan dianalisis denagn
maksud agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan penelitian dan menguji
hipotesis. Pengolahan dan penganalisisan data tersebut menggunakan statistik.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan statistik untuk
pengolahan data tersebut adalah:
1. Uji normalitas
Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang
diteliti berdistribusi normal atau tidak.15
Uji kenormalan yang digunakan adalah
uji liliefors. Dengan langkah-langkah sebagai berikut:16
a. Menentukan hipotesis:
H0: data sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H1: data sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
b. Pengamatan dijadikan bilangan baku z1,z2,… … . .zn dengan
menggunakan rumus
( dan s masing-masing merupakan rata-rata
dan simpangan baku sampel).
c. Untuk tiap tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal
baku, kemudian dihitung peluang ( ) ( )
15
Supardi dan Darwan, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Diadit Media, 2009),
ed.revisi, cetakan ke-2, hal. 82. 16
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Penerbit Tarsito, 2005), cet. II, h. 466.
47
d. Selanjutnya dihitung preposisi z1, z2,… … . .zn yang lebih kecil atau sama
dengan zi. jika preposisi ini dinyatakan oleh ( ) maka rumusnya adalah:
( )
e. Hitung selisih ( ) ( ) kemudian tentukan harga mutlaknya.
f. Tentukan nilai . Nilai ini diambil dari harga yang paling besar diantara
harga-harga mutlak selisih ( ) ( ) dan bandingkan dengan nilai dari
tabel Liliefors.
g. Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
1) Terima H0 jika L hitung (L0)<L tabel (Lt)
2) Tolak H0 jika L hitung (L0) > L tabel (Lt)
2. Uji homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara dua
keadaan atau populasi.Uji homogenitas yang dilakukan adalah uji Fisher. Penguji
menggunakan uji fisher (F) langkah-langkahnya sebagai berikut:17
a. Menentukan hipotesis
H0:
H0:
b. Cari F hitung dengan menggunakan rumus:
c. Tetapkan taraf signifikan ( )
d. Hitung Ftabel dengan rumus:
Ftabel=F ⁄ ( )
e. Tentukan kriteria pengujian H0 yaitu:
Jika F hitung< F tabel, maka H0 maka H0 diterima (homogen) dan Ha ditolak
Jika F hitung> F tabel, maka H0 maka H0 ditolak (tidak homogen) dan Ha
diterima
Adapun pasang hipotesis yang akan diajukan adalah:
17
Ibid, h. 249
48
H0 : kedua kelompok sampel barasal dari populasi yang sama.
Ha : kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang berbeda.
3. Uji hipotesis
Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, maka untuk menguji
data yang diperoleh menggunakan rumus uji-t.
Langkah-langkah pengujian hipotesis:
a. Jika varians populasi homogen, uji statistik yang digunakan adalah :18
√(
)
Dimana:
√( )
( )
b. Jika varians populasi heterogen, uji statistik yang digunakan adalah
√
Keterangan:
: nilai rata-rata kelompok eksperimen
: nilai rata-rata kelompok kontrol
nA : jumlah sampel pada kelompok eksperimen
nB : jumlah sampel pada kelompok kontrol
: varians kelompok eksperimen
: varians kelompok kontrol
Sgab : simpang baku gabungan
18
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan ………………..h.273
49
Untuk pengujian hipotesis pada dua kelompok yang homogen, ada
beberapa tahap yang harus di tempuh, antara lain :
1) Mencari standar deviasi gabungan
2) Menentukan harga t hitung
3) Menentukan derajat kebebasan dengan rumus, dk = n1 + n2 - 2
4) Menentukan t tabel
5) Pengujian hipotesis
Jika t hitung < t tabel, maka terima Ho,
Jika t hitung > t tabel, maka tolak Ho.
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini akan menjelaskan gambaran umum dari data yang
terkumpul yang diperoleh pada saat penelitian, meliputi data skor pretest dan
posttest dari 34 siswa yang terdiri dari kelas eksperimen yang menggunakan
multimedia interaktif sebanyak 17 siswa dan kelas kontrol dengan pembelajaran
konvensional sebnyak 17 siswa. Gambaran tentang data-data ini meliputi nilai
tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata, dan nilai standar deviasi. Data skor pretest
dan posttest dapat diliahat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.1
Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest
Kelas Eksperimen dan Kontrol
No Kode
Siswa
Kelas Eksperimen Kode
Siswa
Kelas Kontrol
Pretest Posttest Pretest Posttest
1 X4-1 20 92 X2-1 20 48
2 X4-2 20 92 X2-2 20 48
3 X4-3 24 60 X2-3 20 64
4 X4-4 24 64 X2-4 24 60
5 X4-5 24 68 X2-5 24 60
6 X4-6 28 68 X2-6 28 80
7 X4-7 28 72 X2-7 28 52
8 X4-8 32 44 X2-8 28 52
9 X4-9 32 52 X2-9 28 36
10 X4-10 32 80 X2-10 32 40
11 X4-11 36 80 X2-11 32 68
12 X4-12 36 84 X2-12 36 60
13 X4-13 36 92 X2-13 40 60
14 X4-14 40 80 X2-14 40 60
15 X4-15 40 92 X2-15 40 88
16 X4-16 48 96 X2-16 40 88
51
17 X4-17 48 76 X2-17 48 84
1. Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan hasil perhitungan statistik, hasil pretest kelas ekperimen dan
kelas kontrol, maka di dapat beberapa nilai pemusatan dan penyebaran data dari
pretest tersebut yang disajikan pada tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2
Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest
Kelas Eksperimen dan Kontrol
Data Pretest
Eksperimen Kontrol
Nilai tertinggi 48 48
Nilai terendah 20 20
Rata-rata 32,38 31,68
SD 7,95 7,73
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dibuat diagram batang yang disajikan pada
gambar 4.1 berikut.
Gambar 4.1 Data Nilai Pretest
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa nilai pretest maksimum kelas
ekperimen dan kontrol sebesar 48. Nilai pretest minimum kelas ekperimen dna
48
20
32.32
7.95
48
20
31.68
7.73
0
10
20
30
40
50
60
Nilai tertinggi Nilai terendah Rata-rata SD
Eksperimen
Kontrol
52
kontrol sebesar 20. rata-rata nilai pada kelas ekperimen sebesar 32,38, sedangkan
nilai rata-rata nilai pada kelas kontrol adalah sebesar 31,68. Standar deviasi pada
kelas ekperimen sebesar 7,95, sedangkan pada kelas kontrol adalah sebesar 7,73.
2. Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan hasil perhitungan statistik hasil posttest kelas eksperimen dan
kelas kontrol, maka didapat beberapa nilai pemusatan penyebaran data dari
posttest tersebut yang disajikan pada tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.3
Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest
Kelas Eksperimen dan Kontrol
Data Posttest
Eksperimen Kontrol
Nilai tertinggi 96 88
Nilai terendah 44 36
Rata-rata 76,18 63
SD 14,67 14,12
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dibuat diagram batang yang disajikan pada
gambar 4.2 berikut.
Gambar 4.2 Data Nilai Posttest
96
44
76.78
14.67
88
36
63
14.12
0
20
40
60
80
100
120
Nilai tertinggi Nilai terendah Rata-rata SD
Eksperimen
Kontrol
53
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa nilai posttest maksimum kelas
eksperimen sebesar 96, sedangkan kelas kontrol adalah sebesar 88. Nilai posttest
minimum kelas eksperimen sebesar 44, sedangkan kontrol sebesar 36. rata-rata
nilai pada kelas ekperimen sebesar 76,76, sedangkan nilai rata-rata nilai pada
kelas kontrol adalah sebesar 63. Standar deviasi pada kelas eksperimen sebesar
14,67, sedangkan pada kelas kontrol adalah sebesar 14,12.
3. Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest
Berikut ini adalah diagram rekapitulasi data yang diperoleh selama
penelitian.
Gambar 4.3 Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest
Gambar 4.3 menunjukan rekapitulasi data hasil pretest dan posttest pada
kedua kelas, yaitu kelas ekperimen dan kelas kontrol. Untuk data hasil pretest, skor
maksimum pada kelas eksperimen adalah 48, skor minimum sebesar 20, rata-rata
kelas (mean) sebesar 32,38, dan standar deviasi sebesar 7,95. Sedangkan pada kelas
kontrol, skor maksimum yang diperoleh siswa adalah 48, skor minimum sebesar 20,
rata-rata kelas (mean) sebesar 32,68 dan standar deviasi sebesar 7,73.
32.38 31.68
76.18
63
48 48
20 20
96
88
44
36
7.95 7.73 14.67 14.12
0
20
40
60
80
100
120
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Rata-rata Pretest
Rata-rata Posttest
Nilai tertinggi Pretest
Nilai Terendah Pretest
Nilai Tertinggi Posttest
Nilai Terendah Posttest
SD Pretest
SD Posttest
54
Untuk data hasil posttest, skor maksimum pada kelas eksperimen adalah 96,
skor minimum sebesar 44, rata-rata kelas (mean) sebesar 76,18 dan standar deviasi
sebesar 14,67. Sedangkan pada kelas kontrol, skor maksimum yang diperoleh siswa
adalah 88, skor minimum sebesar 36, rata-rata kelas (mean) sebesar 63 dan
standar deviasi sebesar 14,12
.
4. Hasil Uji Prasyarat Analisi Hasil Belajar
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal atau tidak, untuk menguji normalitas pemahaman konsep siswa dilakukan
dengan menggunakan uji Lilliefors pada taraf signifikansi (α) 0,01 dengan kriteria
H0 ditolak jika Lhitung lebih besar dari Ltabel dan jika Lhitung lebih kecil dari Ltabel
maka H0 diterima. Perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada Lampiran.
Hasil uji normalitas Pretest dan Posttest kedua kelompok sampel
penelitian dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest
Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Kelas Nilai N L hitung L tabel Kesimpulan
Kontrol Pretest 17 0,2102 0,254 Normal
Posttest 17 0,2303 0,254 Normal
Eksperimen Pretest 17 0,1472 0,254 Normal
Posttest 17 0,0885 0,254 Normal
Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa kelas eksperimen dan kontrol baik
pretest maupun posttest yaitu Lhitung < Ltabel. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
sampel berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Fisher varians
terkecil banding varians terbesar pada taraf signifikansi α = 0,01. Adapun kriteria
pengujian Ho adalah – Ftabel kiri ≤ Fhitung kini ≤ Ftabel kanan maka Ho diterima atau
sampel homogen.
55
Hasil uji homogenitas Pretest dan Posttest kedua kelompok sampel
penelitian dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5
Hasil Uji Homogenitas Data Pretest dan Posttest
Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Homogenitas Pretest Posttest
Varians Terkecil
Varians Terbesar
-FTabel kiri 6
Fhitung kini
Ftabel kanan 3,37 3,37
Keterangan Ho diterima
(sampel homogen)
Ho diterima (sampel
homogen)
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa nilai pretest varians terkecil adalah
dan nilai varians terbesar adalah sehingga diperoleh nilai
Fhitung kini = 0,94. Dengan taraf signifikansi 2% (α = 0,02) untuk Ftabel semula dengan
dk pembilang = 16 dan dk penyebut = 16 didapat Ftabel semula = 3,37. Sedangkan
untuk Ftabel kanan dengan dk pembilang = 16 dan dk penyebut = 16 didapat Ftabel
semula = 3,37. Selanjutnya untuk Ftabel kiri = 1/ Ftabel semula = 1/3,37 = 0,296. Karena –
0,296 ≤ ≤ 3,37 atau – F tabel kiri ≤ Fhitung kini ≤ Ftabel kanan maka Ho diterima.
Kesimpulannya adalah tidak terdapat perbedaan varians 1 dengan varian 2
(sampel homogen).
Pada nilai posttest varians terkecil adalah dan nilai varians
terbesar adalah sehingga diperoleh nilai Fhitung kini = 0,93. Dengan taraf
signifikansi 2% (α = 0,02) untuk Ftabel semula dengan dk pembilang = 16 dan dk
penyebut = 16 didapat Ftabel semula = 3,37. Sedangkan untuk Ftabel kanan dengan dk
pembilang = 16 dan dk penyebut = 16 didapat Ftabel kanan = 3,37. Selanjutnya untuk
Ftabel kiri = 1/ Ftabel kanan, yaitu 1/3,00 = 0,296. Karena – 0,296 ≤ ≤ 3,37 atau –
Ftabel kiri ≤ Fhitung kini ≤ Ftabel kanan maka Ho diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa
kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang homogen. Karena – Ftabel kiri ≤
Fhitung kini ≤ Ftabel kanan maka Ho diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat perbedaan varians 1 dengan varian 2 (sampel homogen).
56
c. Uji Hipotesis
Berdasarkan analisis data berupa uji normalitas dan homogenitas diperoleh
kesimpulan bahwa kedua sampel berdistribusi normal dan homogen. Langkah
selanjutnya adalah pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t dengan hasil
sebagai berikut:
Tabel 4.6
Tabel Hasil Pengujian Hipotesis Data Hasil Belajar
Variabel Sampel thitung ttabel Kesimpulan
Pretest 34 0,267 2,566 Ho diterima
Posttest 34 2,566 Ho ditolak
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa thitung Pretest adalah . dengan
merujuk pada ttabel dengan taraf signifikansi (α = 0,01) dan df sebesar 32 {(17 +
17) -2} diperoleh ttabel sebesar 2,566. Apabila dibandingkan thitung dengan ttabel,
maka thitung < ttabel dengan demikian hipotesis nihil (Ho) diterima. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada hasil belajar
siswa antara siswa yang menggunakan multimedia interaktif dengan siswa yang
menggunakan metode konvensional. Pada uji t posttest diketahui bahwa thitung =
dan dengan merujuk pada ttabel dengan taraf signifikansi α = 0,01 dan df
sebesar 32 {(17 + 17) - 2} diperoleh ttabel sebesar 2,566. Apabila dibandingkan
thitung dengan ttabel, maka thitung > ttabel. Dengan demikian hipotesis nihil (Ho)
ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan multimedia interaktif terhadap
pemahaman konsep fisika siswa.
B. Pembahasan
Dari analisis data diperoleh nilai rata-rata pretest kelas eksperimen sebesar
32,38 dan nilai rata-rata pretest kelas kontrol adalah sebesar 31,68. Sedangkan
nilai rata-rata posttest kelas eksperimen sebesar 76,178 dan nilai rata-rata posttest
kelas kontrol adalah sebesar 63, dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai
57
rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen mengalami peningkatan yang
lebih besar dari pada nilai rata-rata kelas kontrol.
Hasil diatas juga diperkuat oleh hasil pengujian hipotesis dengan
menggunakan statistik uji-t dimana diperoleh thitung ≥ ttabel, dalam hal ini harga
ttabel untuk taraf 1% dengan jumlah siswa sebanyak 34 (df = (17+17)-2=32)
adalah 2,556, sedangkan hasil penelitian pada konsep Listrik Dinamis diperoleh
thitung sebesar 2,675. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, ini berarti
penggunaan multimedia interaktif pada konsep listrik dinamis mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap pemahaman konsep siswa.
Keadaan diatas menunjukan bahwa meningkatnya hasil belajar fisika
siswa pada konsep listrik dinamis lebih baik dengan menggunakan multimedia
interaktif, ini berarti digunakannya multimedia interaktif dapat meningkatkan
pemahaman konsep siswa. Peningkatan pemahaman konsep yang dialami siswa
merupakan hasil dari proses belajar mengajar yang menggunakan multimedia
interaktif lebih menarik dan tidak membuat siswa menjadi cepat bosan,
multimedia interaktif juga memperjelas penyampaian materi yang disampaikan
guru terlebih yang berisfat abstrak yang dimana tidak cukup jika hanya
disampakan dengan kata-kata yang dapat menimbulkan kesalahan dalam
penafsiran.
Hasil analisis data tersebut selaras dengan yang diungkapkan oleh Achamd
Samsudin, bahwa penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran secara
signifikan dapat lebih meningkatkan penguasaan konsep dan juga dapat
memperbaiki sikap belajar siswa,1 itu dikarenakan handalnya multimedia
interaktif dan stimulus yang digunakan, adapun stimulus yang digunakan berupa
animasi, variasi warna dan suara-suara yang di rekam di dalam program sehingga
membangkitkan semangat belajar siswa. Selain itu Ade Sartono dalam jurnalnya
mengungkapakan bahwa penggunaan multimedia interaktif dapat memberikan
kepuasan atau pemahaman secara tuntas (masteri learning) kepada siswa
1 Achmad Samsudin, Penggunaan Model Pembelajaran Multimedia Interaktif (MMI)
Optic Geometri Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Memperbaiki Sikap Belajar Siswa,
(Jurnal penelitian pendidikan IPA Vol. II No. 3, November 2008, Bandung: Institut Teknologi
Bandung), h. 249
58
mengenai materi yang dipelajari.2 Namun keutamaan yang paling mendasar dari
penggunaan multimedia interaktif adalah mempermudah konsep yang kompleks
dan bersifat abstrak menjadi lebih sederhana sekaligus mudah dimengerti, dengan
demikian penggunaan multimedia interaktif berfungsi untuk meningkatkan
pemahaman kosep siswa terahadap pelajaran.
Hal di atas juga ditunjukan oleh penelitian yang dilakukan Jorge Fonseca e
Tridante, berdasarkan hasil penelitiannya bahwa penggunaan multimedia berupa
animasi virtual 3D meningkatkan pemhaman siswa terhadap materi yang
disampaikan.3 Dari penjelasan-penjelasan ini maka penggunaan multimedia
interaktif memang sangat berpengaruh dalam pembelajaran, terutama untuk
mempermudah siswa dalam mempelajari materi yang cukup rumit jika hanya
dijelaskan tanpa menggunakan media sama sekali.
2 Ade Sartono, Penggunaan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Struktur Atom
Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMA, (Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol. II No. 2,
Juli 2008, Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia), h. 123. 3 Jorge Fonseca e Tridante, improving physic learning with virtual environments: an
example on the phase of water, (Interactive Educational Multimedia, number 11, October 2005,
Coimbra: University of Coimbra), h. 224
59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh penggunaan multimedia interaktif terhadap pemahaman
konsep siswa dalam mempelajari konsep listrik dinamis. Hal ini terbukti dengan
hasil uji t pada nilai posttest yang diketahui bahwa thitung = dan dengan
merujuk pada ttabel dengan taraf signifikansi α = 0,01 dan df sebesar 32 {(17 + 17)
- 2} diperoleh ttabel sebesar 2,566. Apabila dibandingkan thitung dengan ttabel, maka
thitung > ttabel. Dengan demikian hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif
(Ha) diterima.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka saran yang dapat peneliti
berikan adalah sebagai berikut:
1. Siswa dapat menggunakan multimedia interaktif sebagai salah satu alat
pendukung untuk lebih memahami konsep-konsep abstrak pada mata pelajaran
fisika khususnya.
2. Guru disarankan dapat menerapkan pembelajaran dengan menggunakan
multimedia interaktif dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa, hal ini
dikarenakan penggunaan multimedia interaktif dapat merangsang minat
belajar siswa dan mengatasi kebosanan dalam pembelajaran.
3. Sekolah sebaiknya menyediakan alat-alat pendukung penggunaan multimedia
interaktif dalam pembelajaran di kelas, agar maksimalnya proses belajar
mengajar.
4. Mengingat penelitian ini masih sederhana, sehingga perlu diadakan penelitian
lebih lanjut guna memvaliditas hasil penelitian ini khusunya pengaruh
penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran fisika.
60
DAFTAR PUSTAKA
Ariani dan Haryanto, Pembelajaran Multimedia di Sekolah (Pedoman
Pembelajaran Inspiratif, Konstruktif, dan Prospektif). Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2010.
Arsyad, Azhar. Media Pengajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi
IV). Jakarta: Rineka Cipta, 1997.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi
2010). Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
B. Djamarah, Syaiful. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011.
Dahar, Ratna Wilis. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga, 1996.
Daryanto. Media Pembelajaran : Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai
Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta : Gava Media, 2010.
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta,
2006.
Djamarah dan Zain, Strategi Belajar Mengajar. (ed.revisi). Jakarta: Rineka Cipta,
2006.
E. Slavin, Robert Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Jakarta: PT. Indeks,
2009.
Fahslihu, Zain. Fisika Untuk SMA/MA Kelas XI Semester Ganjil. Jakarta : Star
Idola, 2012.
61
Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Bandung: Bumi Aksara, 2010.
Jorge Fonseca e Tridante, improving physic learning with virtual environments:
an example on the phase of water, (Interactive Educational Multimedia,
number 11, October 2005, Coimbra: University of Coimbra), h. 224
Nuryani R. Strategi Belajar Mengajar Biolog. Malang: UM Press, 2002.
Pramono, Gatot. “Interaktifitas dan Learning Kontrol Pada Multimedia Interaktif”,
dalam Jurnal Teknologi Pendidikan. No. 19/X/TEKNODIK/DES/2006,
h.42.
Sagala, Syaiful Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2008.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2009.
Sartono, Ade. Penggunaan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Struktur
Atom Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMA, (Jurnal Penelitian
Pendidikan IPA Vol. II No. 2, Juli 2008, Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia), h. 123.
Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan).
Jakarta : PT Rineka Cipta, 2003.
Sofyan, Ahmad dkk.. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetisi. Jakarta :
UIN Jakarta Press. 2006.
Sudjana, Metoda Statistika, (cet. II) Bandung: Penerbit Tarsito, 2005.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan
R&D. (cet ke-8) Bandung:Alfabeta, 2008.
62
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta:
PT. Bumi Aksara, 2005.
Supardi dan Darwan, Pengantar Statistik Pendidikan. (ed.revisi, cetakan ke-2)
Jakarta: Diadit Media, 2009.
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung :
Remaja Rosdakarya, 2002.
Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer : Suatu Tinjauan
Konseptual Operasional. Jakarta : Bumi Aksara, 2010.
W. Anderson, Lorin (et.al), A taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing.
New York: Longman, 2001.
W.S. Winkel. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia, 1996.
63
۞
UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN
MATA PELAJARAN : FISIKA
POKOK MATERI : LISTRIK DINAMIS
NAMA : ………………………………………………….
SEKOLAH : ………………………………………………….
KELAS : ………………………………………………….
HARI/TANGGAL : ………………………………………………….
WAKTU : 60 MENIT
Petunjuk Pengerjaan Soal :
1. Kerjakan soal-soal di bawah dengan jawaban yang Anda anggap paling benar.
2. Beri tanda silang (x) pada jawaban Anda.
3. Jika Anda ingin mengganti jawaban, beri tanda sama dengan (=) pada jawaban
yang telah Anda beri tanda silang (x) kemudian beri tanda silang (x) kembali pada
jawaban Anda yang baru.
Misal : a. b. c. d. e.
SELAMAT MENGERJAKAN
1. Dalam tinjauan mikroskopik sebuah benda dikatakan bermuatan listrik jika benda tersebut
kelebihan atau kekurangan elektron, maka benda bermuatan negatif adalah…..
a. Benda yang kelebihan elektron
b. Benda yang kekurangan elektron
c. Benda yang kelebihan muatan positif
d. Benda yang kadang kekurangan dan kadang kelebihan elektron
e. Benda yang kadang kelebihan dan kadang kekurangan muatan positif
2. Dari gambar di bawah ini, yang akan terjadi pada dua buah benda bermuatan berikut
adalah…..
a. Tidak terjadi apa-apa
b. Muatan positif bergerak dari benda B ke benda A seluruhnya
c. Muatan positif dari masing-masing benda saling menghilangkan
d. Muatan positif bergerak dari benda A ke benda B sehingga jumlahnya sama banyak
e. Muatan di benda A berpindah ke benda B dan muatan di benda B akan berpindah ke
benda A
3. Doni mengukur sebuah besaran dari sebuah hambatan dan hasilnya adalah 3,5 mA. Dari
hasil pengukuran tersebut Doni sedang mengukur …. dengan alat ….
NILAI
64
a. Tegangan listrik ….. ohmmeter
b. Hambatan ….. amperemeter
c. Arus listrik ….. voltmeter
d. Tegangan listrik ….. voltmeter
e. Arus listrik ….. amperemeter
4. Perhatikan pernyataan di bawah ini!
1. Satuan dinyatakan dalam ampere, disingkat A
2. Hasil perkalian dari banyaknya elektron dan nilai dari elektron (n.e-)
3. I=Q.t
4. 1 A=1 C/s
5. Hasil bagi antara banyaknya muatan persatuan waktu
Pernyataan yang benar tentang kuat arus listrik adalah …..
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 4, dan 5
c. 2, 3, dan 4
d. 2, 4, dan 5
e. 3, 4, dan 5
5. Perhatikan gambar dibawah ini!
Kedua gambar di bawah merupakan fenomena dari dua buah benda bermuatan listrik
positif dan negatif yang dihubungkan melalui kawat seperti tampak pada gambar.
Pernyataan yang benar dari kedua gambar tersebut adalah …..
a. Pada gambar a dan b menunjukan arah arus listrik
b. Pada gambar a dan b menunjukan arah arus elektron
c. Arah arus listrik dan arah arus elektron akan bergerak dari arah yang sama
d. Pada gambar a menunjukan arah arus listrik dan gambar b menunjukan arah arus
elektron
e. Pada gambar a menunjukan arah arus elektron dan gambar b menunjukan arah arus
listrik
6. Ketika sebuah rangkaian tertutup memiliki tegangan tertentu, maka arus listrik akan
mengalir sehingga lampu pada rangkaian menyala. Jika sumber tegangan ditambahkan,
maka lampu menyala menjadi lebih terang.
Penjelasan dari peristiwa ini adalah …..
a. Bertambahnya tegangan mengurangi waktu tempuh muatan listrik
b. Bertambahnya tegangan menyebabkan elektron bergerak lebih cepat
c. Bertambahnya tegangan mengakibatkan panas yang berlebih pada filament lampu
d. Bertambahnya tegangan berbanding lurus dengan banyaknya muatan yang mengalir
pada rangkaian persatuan waktu
e. Bertambahnya tegangan berbanding terbalik dengan banyaknya muatan yang
mengalir pada rangkaian persatuan waktu
7. Hasil pengukuran sebuah rangkaian didapat kuat arus listrik 3x lipat lebih besar dari hasil
pengukuran rangkaian yang lainnya. Perbandingan banyaknya muatan yang mengalir di
masing rangkaian adalah …..
65
a. 1 : 3
b. -1 : 3
c. 3 : 1
d. -3 : -1
e. -3 : 1
8. Potensial listrik merupakan banyaknya muatan yang terdapat dalam suatu benda. Suatu
benda dikatakan memiliki potensial listrik lebih tinggi dari pada benda lain jika benda
tersebut …..
a. Lebih pendek dari benda lain
b. Lebih panjang dari benda lain
c. Memiliki muatan positif lebih sedikit dari benda lain
d. Memiliki muatan positif lebih banyak dari benda lain
e. Memiliki muatan negatif lebih banyak dari benda lain
9. Beda potensial listrik adalah energi tiap satuan muatan, jika energinya habis, maka yang
terjadi adalah …..
a. Alat listrik akan tetap bekerja karna energi listrik didapat dari elektron
b. Alat listrik akan bekerja seperti biasa karna masih ada beda potensialnya
c. Alat listrik tidak akan bekerja secara optimal karna tidak ada muatan yang mengalir
d. Alat listrik tidak akan berfungsi, karna muatan listrik tidak mengalir dalam rangkaian
e. Alat listrik akan tetepa bekerja optimal karena didalam rangkaian masih terdapat
muatan listrik
10. Urutkan benda dibawah ini dari yang memiliki potensial tertinggi hingga yang memiliki
potensial terendah!
a. A, B, C, dan D
b. A, C, B, dan D
c. B, A, D, dan C
d. C, A, B, dan D
e. C, A, D, dan B
11. Anton akan melakukan pengukuran beda potensial dari sebuah rangkaian, voltmeter akan
bekerja ketika pemasangannya benar. dari gambar di bawah yang menunjukan
pemasangan voltmeter yang benar adalah …..
66
a. b.
c. d. e.
12. Pada hukum ohm, jika tegangan pada penampang dibuat tetap maka nilai hambatan pada
penampang adalah …..
a. Selalu konstan
b. Berbanding lurus dengan kuat arus
c. Berbanding terbalik dengan kuat arus
d. Selalu bernilai sama dengan tegangan
e. Selalu bernilai sama dengan kuat arus
13. Pada kehidupan sehari-hari kita sering melihat misalkan pada sebuah lampu tertera tulisan
220V/2A. jika lampu dipasang pada tegangan 440V dan 110V, jelaskan apa yang terjadi
…..
a. Ketika lampu dipasang pada tegangan 440V, lampu akan menyala lebih terang
begitupun ketika lampu dipasang pada tegangan 110V
b. Ketika dipasang pada tegangan 110V, lampu sama sekali tidak menyala karena
tegangan tersebut menghasilkan arus di bawah arus yang dibutuhkan lampu
c. Tulisan 220V/2A menunjukan nilai hambatan lampu, jika lampu dipasang pada
tegangan yang lebih besar atau lebih kecil maka lampu tidak menyala dengan
maksimal
d. Ketika lampu dipasang pada tegangan 440V, lampu akan menyala lebih terang dan
lampu akan bertahan lebih lama karna tegangan yg diberikan menghasilkan arus yang
lebih besar
e. Ketika lampu dipasang pada tegangan 440V lampu akan menyala lebih terang, namun
lampu akan cepat rusak. Dan ketika lampu dipasang pada tegangan 110V lampu akan
menyala lebih redup
67
14. Hubungan antara hambatan (R) dengan kuat arus (I) dalam rangkaian yang tegangan
listriknya tetap dinyatakan oleh grafik nomor …..
a.
b.
c.
d.
e.
15. Jika kita menggandakan arus melalui sebuah baterai, apakah perbedaan potensial antara
ujung-ujung baterai akan menjadi 2 kali …..
a. Ya, karna hukum Ohm mengatakan V=I.R
b. Tidak, karena beda potensial merupakan bagian dari baterai
c. Ya, karena jika kamu menaikan resistensi, maka kamu menaikan beda potensial
d. Tidak, karena beda potensial merupakan bagian dari semua yang ada dalam rangkaian
e. Tidak, karena jika kamu menggandakan arus, kamu mengurangi ½ kalinya beda
potensial
16. Urutan konduktor terbaik adalah perak murni, berikutnya tembaga, kemudian aluminium,
tungsten dan seng. Dari konduktor-konduktor tersebut, manakah yang hambatannya
terbesar, kemudian terkecil dan mana yang lebih besar antara besi dan aluminium……
a. Perak, seng, besi lebih kecil
b. Seng, perak, besi lebih kecil
c. Perak, seng, besi lebih besar
d. Seng, perak, besi lebih besar
e. Seng, perak, besi dan aluminium sama besar
R
I R
R
R
R
I
I
I
I
68
17. Setiap penghantar pasti memiliki hambatan, begitupun pada kawat jaringan listrik. Pada
siang hari yang terik, resistensi kawat jaringan listrik akan meningkat, hal itu disebabkan
oleh …..
a. Tegangan listrik meningkat
b. Kawat menjadi lebih panjang
c. Hambat jenis kawat meningkat
d. Luas penampang kawat membesar
e. Arus listrik menurun pada siang hari
18. Gambar di bawah ini menunjukan tiga buah konduktor tembaga dengan luas penampang
dan panjang seperti pada gambar.
Jika ujung konduktor diberi tegangan yang sama sebesar V, maka kuat arus yang
mengalir melalui ketiga konduktor adalah .….
a. 1>2>3
b. 2>1>3
c. 3>2>1
d. 1=2<3
e. 1=3>2
19. Urutan hambatan jenis bahan di bawah ini dari urutan terkecil ke yang tersebesar!
a. Konduktor, semikonduktor, isolator
b. Konduktor, isolator, semikonduktor
c. Isolator, konduktor, semikonduktor
d. Isolator, semikonduktor, konduktor
e. Semikonduktor, isolator, konduktor
20. Tabel di bawah merupakan hasil percobaan dari 5 kawat penghantar yang berbeda jenis,
luas dan penampangnya.
no Panjang (m) Luas Penampang (m2) Hambatan (ohm)
1
2
3
4
5
l
2l
l
2l
2l
2A
2A
A
A
0,5A
5 x 102
5 x 102
5 x 102
5 x 102
5 x 102
Penghantar yang mempunyai hambat jenis terbesar adalah …..
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
69
21. Tiga buah kawat penghantar sejenis panjangnya sama tapi diameternya berbanding 1:2:3
dihubungkan dengan sumbu tegangan V seperti pada gambar maka perbandingan beda
potensial ujung-ujung penghantar tersebut adalah …..
a. 1:1:1
b. 1:2:3
c. 1:4:9
d. 3:2:1
e. 9:4:1
22. Suatu kawat mempunyai hambatan R1. Kawat lain yang panjangnya sama dengan kawat
pertama, tetapi diameternya 2 kali diameter kawat pertama mempunyai hambatan …..
a. 1/4 R
b. ½ R
c. 2 R
d. 4 R
e. 5 R
23. Dua kawat penghantar A dan B memiliki hambatan listrik masing-masing RA dan RB.
Jika luas penampang A dua kali luas penampang B, panjang A setengah kali panjang B,
sedangkan hambat jenis A satu setengah kali hambat jenis B, maka perbandingan RA dan
RB adalah .....
a. 3 : 2
b. 4 : 3
c. 3 : 4
d. 8 : 3
e. 3 : 8
24. Suatu kawat penghantar ohmik dihubungkan paralel dengan ggl variabel (sumber
tegangan yang nilai tegangan keluarnya dapat diubah-ubah) sehingga kawat penghantar
itu dialiri arus listrik. Jika tegangan keluaran ggl dilipat tigakan maka ....
a. Suhu kawat menjadi 3 kali lipat
b. Panjang kawat menjadi 3 kali lipat
c. Arus pada kawat menjadi 3 kali lipat
d. Hambatan kawat menjadi 3 kali lipat
e. Luas penampang kawat menjadi 3 kali lipat
25. Rangkaian berikut menunjukan sebuah susunan resistor dengan tiap resistor memiliki
hambatan R. hambatan ekivalen antara titik-titik X dan Y adalah …..
a. 2/7 R
b. ½ R
c. 2/3 R
d. ¾ R
e. R
1 32
R
70
71
b. Lampu pada rangkaian 1, karena 2 baterai dengan rankaian seri menyediakan
tegangan yang lebih besar
c. Lampu pada rangkaian 1, karena 2 baterai dengan rangkaian seri menyediakan
tegangan yang lebih kecil
d. Lampu pada rangkaian 2, karena 2 baterai dengan rangkaian parallel menediakan
tegangan yang lebih besar
e. Lampu pada rangkaian 2, karena 2 baterai dengan rangkaian paralel menyediakan
tegangan yang lebih kecil
30. Rangkaian di bawah ini menunjukan 2 buah titik, titik yang memiliki arus lebih besar
adalah …..
a. Titik 1
b. Titik 2
c. Tidak ada yang lebih besar
d. Tidak ada yang lebih besar, keduanya sama, arus mengalir dalam satu arah
mengelilingi rangkaian
e. Tidak ada yang lebih besar, keduanya sama, karena arus mengalir dalam dua arah
mengelilingi rangkaian
31. Mengapa ketika saklar dihidupkan, lampu di rumah kita menyala …..
a. Muatan dalam konduktor berjalan dengan cepat
b. Muatan menyimpan energi, ketika rangkaian lengkap, energi dilepaskan
c. Ketika rangkaian lengkap, terjadi proses penataan permukaan muatan dalam suatu
rangkaian
d. Rangkaian di rumah menggunakan rangkaian hubungan paralel, oleh karena itu
muatannya selalu mengalami pelepasan
e. Muatan di kabel yang mirip marmer/serbuk putih kecil dalam tabung ketika
rangkaian lengkap, maka terjadi muatan penghubung konduktor
32. Diagram skematis yang paling baik untuk menyatakan rangkaian realistic di bawah ini
adalah …..
72
73
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen
Reliabilitas : 0,65 (Tinggi)
No. Validitas Taraf Kesukaran Daya Pembeda
Keterangan Keputusan r-hitung Kriteria TK Kriteria DB Kriteria
1. 0,37 Valid 0,90 mudah 0,2 Cukup Diterima Digunakan
2. 0,04 Tidak Valid 0,87 mudah 0 Jelek Ditolak Dibuang
3. 0,33 Valid 0,77 mudah 0,2 Cukup Diterima Digunakan
4. -0,03 Tidak Valid 0,77 mudah -0,1 Sangat Jelek Ditolak Dibuang
5. 0,24 Valid 0,83 mudah 0,2 Cukup Diterima Digunakan
6. 0,4 Valid 0,80 mudah 0,3 Cukup Diterima Digunakan
7. 0,6 Valid 0,67 mudah 0,5 Baik Diterima Digunakan
8. 0,2 Valid 0,70 mudah 0,2 Cukup Diterima Digunakan
9. 0,4 Valid 0,57 sedang 0,3 Cukup Diterima Digunakan
10. 0 Tidak Valid 0,70 mudah 0,1 Jelek Ditolak Dibuang
11. 0,5 Valid 0,27 sukar 0,4 Baik Diterima Digunakan
12. 0 Tidak Valid 0,10 sukar 0,1 Jelek Ditolak Dibuang
13. 0,4 Valid 0,80 mudah 0,4 Baik Diterima Digunakan
14. 0,2 Valid 0,23 sukar 0,2 Cukup DIterima Digunakan
15. 0,5 Valid 0,53 sedang 0,4 Baik Diterima Digunakan
16. 0 Tidak Valid 0,63 sedang -0,1 Sangat jelek Ditolak Dibuang
17. 0 Tidak Valid 0,17 sukar 0,1 Jelek Ditolak Dibuang
18. 0,4 Valid 0,20 sukar 0,3 Cukup Diterima Digunakan
19. 0,3 Valid 0,23 sukar 0,2 Cukup Diterima Digunakan
20. 0,3 Valid 0,53 sedang 0,3 Cukup Diterima Digunakan
74
No. Validitas Taraf Kesukaran Daya Pembeda
Keterangan Keputusan r-hitung Kriteria TK Kriteria DB Kriteria
21. 0,3 Valid 0,37 sedang 0,3 Cukup Diterima Digunakan
22. 0,2 Valid 0,43 sedang 0,2 Cukup Diterima Digunakan
23. 0,4 Valid 0,17 sukar 0,3 Cukup Diterima Digunakan
24. -0,2 Tidak Valid 0,80 mudah -0,1 Sangat jelek Ditolak Ditolak
25. 0 Tidak Valid 0,10 sukar -0,1 Sangat jelek Ditolak Ditolak
26. 0,4 Valid 0,27 sukar 0,3 Cukup Diterima Digunakan
27. 0,5 Valid 0,50 sedang 0,3 Cukup Diterima Digunakan
28. 0,6 Valid 0,30 sukar 0,6 Baik Diterima Digunakan
29. -0,3 Tidak Valid 0,70 mudah -0,1 Sangat jelek Diitolak Dibuang
30. 0,4 Valid 0,37 sedang 0,5 Baik Diterima Digunakan
31. 0,4 Valid 0,40 sedang 0,3 Cukup Diterima Digunakan
32. 0,3 Valid 0,63 sedang 0,2 Cukup Diterima Digunakan
33. 0,3 Valid 0,43 sedang 0,2 Cukup Dterima Digunakan
34. 0 Tidak Valid 0,23 sukar 0,1 Jelek Ditolak Dibuang
35. 0,3 Valid 0,67 mudah 0,3 Cukup Diterima Digunakan
75
۞
INSTRUMEN PENELITIAN
MATA PELAJARAN : FISIKA
POKOK MATERI : LISTRIK DINAMIS
NAMA : ………………………………………………….
SEKOLAH : ………………………………………………….
KELAS : ………………………………………………….
HARI/TANGGAL : ………………………………………………….
WAKTU : 60 MENIT
Petunjuk Pengerjaan Soal :
1. Kerjakan soal-soal di bawah dengan jawaban yang Anda anggap paling benar.
2. Beri tanda silang (x) pada jawaban Anda.
3. Jika Anda ingin mengganti jawaban, beri tanda sama dengan (=) pada jawaban
yang telah Anda beri tanda silang (x) kemudian beri tanda silang (x) kembali pada
jawaban Anda yang baru.
Misal : a. b. c. d. e.
SELAMAT MENGERJAKAN
1. Dalam tinjauan mikroskopik sebuah benda dikatakan bermuatan listrik jika benda tersebut
kelebihan atau kekurangan elektron, maka benda bermuatan negatif adalah…..
a. Benda yang kelebihan elektron
b. Benda yang kekurangan elektron
c. Benda yang kelebihan muatan positif
d. Benda yang kadang kekurangan dan kadang kelebihan elektron
e. Benda yang kadang kelebihan dan kadang kekurangan muatan positif
2. Doni mengukur sebuah besaran dari sebuah hambatan dan hasilnya adalah 3,5 mA. Dari
hasil pengukuran tersebut Doni sedang mengukur …. dengan alat ….
a. Tegangan listrik ….. ohmmeter
b. Hambatan ….. amperemeter
c. Arus listrik ….. voltmeter
d. Tegangan listrik ….. voltmeter
e. Arus listrik ….. amperemeter
3. Perhatikan gambar dibawah ini!
Kedua gambar di bawah merupakan fenomena dari dua buah benda bermuatan listrik
positif dan negatif yang dihubungkan melalui kawat seperti tampak pada gambar.
Pernyataan yang benar dari kedua gambar tersebut adalah …..
a. Pada gambar a dan b menunjukan arah arus listrik
b. Pada gambar a dan b menunjukan arah arus elektron
c. Arah arus listrik dan arah arus elektron akan bergerak dari arah yang sama
NILAI
76
d. Pada gambar a menunjukan arah arus listrik dan gambar b menunjukan arah arus
elektron
e. Pada gambar a menunjukan arah arus elektron dan gambar b menunjukan arah arus
listrik
4. Ketika sebuah rangkaian tertutup memiliki tegangan tertentu, maka arus listrik akan
mengalir sehingga lampu pada rangkaian menyala. Jika sumber tegangan ditambahkan,
maka lampu menyala menjadi lebih terang.
Penjelasan dari peristiwa ini adalah …..
a. Bertambahnya tegangan mengurangi waktu tempuh muatan listrik
b. Bertambahnya tegangan menyebabkan elektron bergerak lebih cepat
c. Bertambahnya tegangan mengakibatkan panas yang berlebih pada filament lampu
d. Bertambahnya tegangan berbanding lurus dengan banyaknya muatan yang mengalir
pada rangkaian persatuan waktu
e. Bertambahnya tegangan berbanding terbalik dengan banyaknya muatan yang
mengalir pada rangkaian persatuan waktu
5. Hasil pengukuran sebuah rangkaian didapat kuat arus listrik 3x lipat lebih besar dari hasil
pengukuran rangkaian yang lainnya. Perbandingan banyaknya muatan yang mengalir di
masing rangkaian adalah …..
a. 1 : 3
b. -1 : 3
c. 3 : 1
d. -3 : -1
e. -3 : 1
6. Potensial listrik merupakan banyaknya muatan yang terdapat dalam suatu benda. Suatu
benda dikatakan memiliki potensial listrik lebih tinggi dari pada benda lain jika benda
tersebut …..
a. Lebih pendek dari benda lain
b. Lebih panjang dari benda lain
c. Memiliki muatan positif lebih sedikit dari benda lain
d. Memiliki muatan positif lebih banyak dari benda lain
e. Memiliki muatan negatif lebih banyak dari benda lain
7. Beda potensial listrik adalah energi tiap satuan muatan, jika energinya habis, maka yang
terjadi adalah …..
a. Alat listrik akan tetap bekerja karna energi listrik didapat dari elektron
b. Alat listrik akan bekerja seperti biasa karna masih ada beda potensialnya
c. Alat listrik tidak akan bekerja secara optimal karna tidak ada muatan yang mengalir
d. Alat listrik tidak akan berfungsi, karna muatan listrik tidak mengalir dalam rangkaian
e. Alat listrik akan tetepa bekerja optimal karena didalam rangkaian masih terdapat
muatan listrik
8. Anton akan melakukan pengukuran beda potensial dari sebuah rangkaian, voltmeter akan
bekerja ketika pemasangannya benar. dari gambar di bawah yang menunjukan
pemasangan voltmeter yang benar adalah …..
77
a. b.
c. d. e.
9. Pada kehidupan sehari-hari kita sering melihat misalkan pada sebuah lampu tertera tulisan
220V/2A. jika lampu dipasang pada tegangan 440V dan 110V, jelaskan apa yang terjadi
…..
a. Ketika lampu dipasang pada tegangan 440V, lampu akan menyala lebih terang
begitupun ketika lampu dipasang pada tegangan 110V
b. Ketika dipasang pada tegangan 110V, lampu sama sekali tidak menyala karena
tegangan tersebut menghasilkan arus di bawah arus yang dibutuhkan lampu
c. Tulisan 220V/2A menunjukan nilai hambatan lampu, jika lampu dipasang pada
tegangan yang lebih besar atau lebih kecil maka lampu tidak menyala dengan
maksimal
d. Ketika lampu dipasang pada tegangan 440V, lampu akan menyala lebih terang dan
lampu akan bertahan lebih lama karna tegangan yg diberikan menghasilkan arus yang
lebih besar
e. Ketika lampu dipasang pada tegangan 440V lampu akan menyala lebih terang, namun
lampu akan cepat rusak. Dan ketika lampu dipasang pada tegangan 110V lampu akan
menyala lebih redup
10. Hubungan antara hambatan (R) dengan kuat arus (I) dalam rangkaian yang tegangan
listriknya tetap dinyatakan oleh grafik nomor …..
a.
R
I R
78
b.
c.
d.
e.
11. Jika kita menggandakan arus melalui sebuah baterai, apakah perbedaan potensial antara
ujung-ujung baterai akan menjadi 2 kali …..
a. Ya, karna hukum Ohm mengatakan V=I.R
b. Tidak, karena beda potensial merupakan bagian dari baterai
c. Ya, karena jika kamu menaikan resistensi, maka kamu menaikan beda potensial
d. Tidak, karena beda potensial merupakan bagian dari semua yang ada dalam rangkaian
e. Tidak, karena jika kamu menggandakan arus, kamu mengurangi ½ kalinya beda
potensial
12. Gambar di bawah ini menunjukan tiga buah konduktor tembaga dengan luas penampang
dan panjang seperti pada gambar.
Jika ujung konduktor diberi tegangan yang sama sebesar V, maka kuat arus yang
mengalir melalui ketiga konduktor adalah .….
a. 1>2>3
b. 2>1>3
c. 3>2>1
d. 1=2<3
e. 1=3>2
13. Urutan hambatan jenis bahan di bawah ini dari urutan terkecil ke yang tersebesar!
R
R
R
I
I
I
I
79
a. Konduktor, semikonduktor, isolator
b. Konduktor, isolator, semikonduktor
c. Isolator, konduktor, semikonduktor
d. Isolator, semikonduktor, konduktor
e. Semikonduktor, isolator, konduktor
14. Tabel di bawah merupakan hasil percobaan dari 5 kawat penghantar yang berbeda jenis,
luas dan penampangnya.
no Panjang (m) Luas Penampang (m2) Hambatan (ohm)
1
2
3
4
5
l
2l
l
2l
2l
2A
2A
A
A
0,5A
5 x 102
5 x 102
5 x 102
5 x 102
5 x 102
Penghantar yang mempunyai hambat jenis terbesar adalah …..
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
15. Tiga buah kawat penghantar sejenis panjangnya sama tapi diameternya berbanding 1:2:3
dihubungkan dengan sumbu tegangan V seperti pada gambar maka perbandingan beda
potensial ujung-ujung penghantar tersebut adalah …..
a. 1:1:1
b. 1:2:3
c. 1:4:9
d. 3:2:1
e. 9:4:1
16. Suatu kawat mempunyai hambatan R1. Kawat lain yang panjangnya sama dengan kawat
pertama, tetapi diameternya 2 kali diameter kawat pertama mempunyai hambatan …..
a. 1/4 R
b. ½ R
c. 2 R
d. 4 R
e. 5 R
17. Rangkaian berikut menunjukan sebuah susunan resistor dengan tiap resistor memiliki
hambatan R. hambatan ekivalen antara titik-titik X dan Y adalah …..
a. 2/7 R
b. ½ R
1 32
R
81
c. Tidak ada yang lebih besar
d. Tidak ada yang lebih besar, keduanya sama, arus mengalir dalam satu arah
mengelilingi rangkaian
e. Tidak ada yang lebih besar, keduanya sama, karena arus mengalir dalam dua arah
mengelilingi rangkaian
22. Mengapa ketika saklar dihidupkan, lampu di rumah kita menyala …..
a. Muatan dalam konduktor berjalan dengan cepat
b. Muatan menyimpan energi, ketika rangkaian lengkap, energi dilepaskan
c. Ketika rangkaian lengkap, terjadi proses penataan permukaan muatan dalam suatu
rangkaian
d. Rangkaian di rumah menggunakan rangkaian hubungan paralel, oleh karena itu
muatannya selalu mengalami pelepasan
e. Muatan di kabel yang mirip marmer/serbuk putih kecil dalam tabung ketika
rangkaian lengkap, maka terjadi muatan penghubung konduktor
23. Diagram skematis yang paling baik untuk menyatakan rangkaian realistic di bawah ini
adalah …..
24. Dari rangkaian-rangkaian di bawah ini, apakah semua lampu kecerahannya sama…..
a. Tidak, karena hanya rangkaian 2 yang akan menyala
b. Tidak karena hanya rangkaian 1 dan 4 yang akan menyala
c. Tidak, karena hanya rangkaian 4 dan 5 yang akan menyala
d. Ya, karena seluruhnya memiliki tipe pengkabelan yang sama
83
KISI-KISI TES PEMAHAMAN KONSEP
Satuan Pendidikan : SMA/MA
Mata Pelajaran : FISIKA
Kelas/Semester : X/ Genap
Materi
Pelajaran
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Tingkatan Σ
Soal C2
Menginterpretasi Mencontohkan Mengklasifikasi Menyimpulkan Membandingkan Menjelaskan
Listrik
Dinamis
Menerapkan
konsep
kelistrikan
dalam
berbagai
penyelesaian
masalah dan
berbagai
produk
teknologi
Menggunakan
alat ukur listrik
1*,2,8*,9* 3*,11* 4,10,16,19* 5* 7*,18* 13
Memformulasikan
besaran-besaran
listrik rangkaian
tertutup sederhana
(satu loop)
24,25*,26*,33*,34 27 14*,32* 12,15*,20*,22*,30*,35* 21*,28* 6*,13*,17,23,27*,31* 22
Keterangan: *Soal yang digunakan dalam penelitian
84
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMA Islam Cikal Harapan 1 BSD
Mata Pelajaran : FISIKA
Kelas / Semester : X (sebelas) / II (Dua)
Pertemuan ke- : 1 (satu)
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (2 x 45 menit)
Standar Kompetensi : 5. Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai
penyelesaian masalah dan berbagai produk
teknologi.
Kompetensi Dasar : 5.1 Menggunakan alat ukur listrik.
Indikator : 1. Menggunakan amperemeter dalam rangkaian.
2. Menggunakan voltmeter dalam rangkaian.
A. Tujuan
Pembelajaran
: Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa
dapat:
1. Menjelaskan fungsi amperemeter.
2. Menjelaskan cara menggunakan amperemeter.
3. Menjelaskan cara mengukur arus yang melebihi
batas maksimum kemampuan amperemeter.
4. Menentukan arus listrik yang mengalir dalam
rangkaian.
5. Menjelaskan fungsi voltmeter.
6. Menjelaskan cara menggunakan voltmeter.
B. Materi Ajar : Alat ukur listrik
Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur besarnya arus listrik yang mengalir
dalam rangkaian. Amperemeter dipasang secara
seri dengan rangkaian yang akan diukur kuat
arusnya.
Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk
85
mengukur tegangan listrik pada suatu komponen
listrik. Voltmeter dipasang secara paralel dengan
komponen listrik yang akan diukur beda
potensialnya.
Pada prinsipnya cara pembacaan kedua alat ukur
tersebut adalah sebagai berikut:
maksimumnilaixmaksimumskala
ditunjukyangskalaHP
Dengan HP adalah hasil pengukuran.
C. Kegiatan Pembelajaran :
Langkah
Kegiatan
Uraian Kegiatan Alokasi
Waktu
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Pendahuluan Guru mengucapkan salam
Guru mengkondisikan
siswa untuk belajar
Guru mengabsen siswa
Guru menjelaskan cara
menggunakan multimedia
interaktif
Guru membimbing siswa
untuk memasukan data diri
agar dapat login.
Siswa menjawab
salam
Siswa
mengkondisikan diri
untuk belajar.
Siswa menjawab
absen guru
Siswa membuka
web
Siswa menginput
data diri agar dapat
login.
± 50’
Inti
Guru melalui web
melakukan apersepsi:
Dengan membimbing
siswa membaca
penjelasan tentang listrik
Siswa menjawab
pertanyaan guru:
± 25’
86
D. Metode Pembelajaran
1. Model Pembelajaran : Direct Instruction
2. Metode : Presentasi
Simulasi
Tanya jawab
E. Alat, Bahan dan Sumber
1. Sumber belajar : Buku IPA Fisika semester genap.
2. Alat : Papan tulis, Spidol, Komputer/Laptop,
infokus.
F. Penilaian Hasil Belajar
Kognitif : Tes Tertulis
Jakarta, Maret 2014
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Nurazizah, S. Pd Ahmad Nazarudin
NIP. NIM.107016300842
dinamis pada multimedia
Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk mempelajari materi
pada multimedia interaktif
Guru melalui multimedia
memberi simulasi dan
contoh.
Siswa mempelajari
materi pada
multimedia
interaktif
Siswa melalui
multimedia
memperhatikan
simulasi dan
mempraktekan.
Penutup Guru merencanakan
materi yang akan
dipelajari di pertemuan
berikutnya
Guru mengucapkan salam.
Siswa
memperhatikan
penjelasan guru.
Siswa menjawab
salam
± 5’
87
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMA Islam Cikal Harapan 1 BSD
Mata Pelajaran : FISIKA
Kelas / Semester : X (sebelas) / II (Dua)
Pertemuan ke- : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (2 x 45 menit)
Standar Kompetensi : 5. Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai
penyelesaian masalah dan berbagai produk
teknologi.
Kompetensi Dasar : 5.2 Memformulasikan besaran-besaran listrik
rangkaian tertutup sederhana (satu loop).
Indikator : 1. Memformulasikan besaran kuat arus dalam
rangkaian tertutup sederhana.
2. Memformulasikan besaran hambatan dalam
rangkaian seri dan paralel.
A. Tujuan
Pembelajaran
: Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa
dapat:
1. Menjelaskan pengertian kuat arus listrik.
2. Menjelaskan pengertian hukum Ohm.
3. Menjelaskan pengertian sumber potensial listrik
atau gaya gerak listrik.
4. Menjelasknan faktor yang mempengaruhi
hambatan listrik.
5. Menentukan nilai hambatan pada resistor.
6. Membedakan susunan hambatan listrik secara seri
dan secara paralel.
7. Menentukan nilai hambatan total yang disusun
secara campuran (seri dan paralel).
8. Menentukan nilai arus pada rangkaian yang
memiliki beberapa hambatan dan sumber
tegangan.
B. Materi Ajar : Arus listrik dan hambatan listrik
Kuat arus listrik adalah jumlah muatan yang
mengalir pada suatu penghantar tiap satuan waktu.
Hubungan antara kuat arus dengan tegangan pada
88
suatu penghantar diberikan oleh persamaan Ohm:
IRV
Dengan V : tegangan (volt), I : kuat arus (A), dan R
: hambatan penghantar (ohm)
Hambatan juga dimiliki oleh sebatang logam yang
besarnya ditentukan oleh besaran hambat jenis (),
panjang (L), luas penampang batang (A) menurut
persamaan:
A
LR
Aliran muatan listrik analog dengan aliran air dalam
hal:
1. mengalir dari potensial tinggi ke potensial
rendah.
2. pada suatu titik cabang, jumlah arus listrik yang
masuk akan sama dengan jumlah arus yang
keluar (Hukum I Kirchoff)
C. Kegiatan Pembelajaran :
Langkah
Kegiatan
Uraian Kegiatan Alokasi
Waktu
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Pendahuluan
Guru mengucapkan salam
Guru mengkondisikan
siswa untuk belajar
Guru mengabsen siswa
Guru membimbing siswa
untuk membuka multimedia
interaktif
Guru membimbing siswa
untuk kembali mengisi data
diri agar dapat login.
Siswa menjawab
salam
Siswa
mengkondisikan diri
untuk belajar.
Siswa menjawab
absen guru
Siswa membuka
multimedia
interaktif
Siswa mengisi data
diri agar dapat
login.
± 25’
89
D. Metode Pembelajaran
1. Model Pembelajaran : Direct Instruction
2. Metode : Presentasi
Simulasi
Tanya jawab
Inti Guru melakukan apersepsi
dengan sebuah
pertanyaan:
“Bila air mengalir dari
tempat yang sangat tinggi
ke tempat yang rendah
apakah aliran arusnya
lebih cepat daripada air
yang mengalir dari tempat
tidak terlalu tinggi ke
tempat lain yang rendah?
Apakah perbedaan
potensial menentukan kuat
arus yang mengalir?
Berlakukah hal ini pada
aliran air dan aliran arus
listrik?”
Guru membimbing dan
memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
mempelajari materi
melalui multimedia
interaktif
Guru melalui multimedia
memberi simulasi dan
latihan.
Siswa menjawab
pertanyaan guru:
Siswa mempelajari
materi melalui
multimedia
interaktif
Siswa melalui
multimedia
memperhatikan
simulasi dan
mengerjakan
latihan
± 50’
Penutup Guru mengevaluasi apa
yang telah dipelajari dan
menjelaskan fungsi dari
multimedia interaktif
Guru mengucapkan salam.
Siswa
memperhatikan
penjelasan guru.
Siswa menjawab
salam
± 15’
90
E. Alat, Bahan dan Sumber
1. Sumber belajar : Buku IPA Fisika semester genap.
2. Alat : Papan tulis, Spidol, Komputer/Laptop, infokus.
F. Penilaian Hasil Belajar
Kognitif : Tes Tertulis
Jakarta, Maret 2014
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Nurazizah, S. Pd Ahmad Nazarudin
NIP. NIM.107016300842
91
LAMPIRAN VI
Kode siswa dan nilai (pretest dan posttest)
Kelas Kontrol (X-2)
No Kode Siswa Pretest Posttest
1 X2-1 20 48
2 X2-2 20 48
3 X2-3 20 64
4 X2-4 24 60
5 X2-5 24 60
6 X2-6 28 80
7 X2-7 28 52
8 X2-8 28 52
9 X2-9 28 36
10 X2-10 32 40
11 X2-11 32 68
12 X2-12 36 60
13 X2-13 40 60
14 X2-14 40 60
15 X2-15 40 88
16 X2-16 40 88
17 X2-17 48 84
92
Kode siswa dan nilai (pretest dan posttest)
Kelas Eksperimen (X-4)
No Kode Siswa Pretest Posttest
1 X4-1 20 92
2 X4-2 20 92
3 X4-3 24 60
4 X4-4 24 64
5 X4-5 24 68
6 X4-6 28 68
7 X4-7 28 72
8 X4-8 32 44
9 X4-9 32 52
10 X4-10 32 80
11 X4-11 36 80
12 X4-12 36 84
13 X4-13 36 92
14 X4-14 40 80
15 X4-15 40 92
16 X4-16 48 96
17 X4-17 48 76
93
LAMPIRAN VII
Tabel Distribusi Frekuensi
A. Tabel Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Kontrol
1. Urutan data dari yang terkecil sampai terbesar
20,20,20,24,24,28,28,28,28,32,32,36,40,40,40,40,48.
2. Rentang kelas (R)
R = data tertinggi – data terendah
R = 48 – 20 = 28
3. Banyaknya kelas
Banyaknya kelas dihitung dengan menggunakan aturan Sturges.
K = 1 + 3,3 log n
K = 1 + 3,3 log 17
K = 1 + 3,3 (1,23)
K = 1 + 4,059
K = 5,059 (Dibulatkan ke bawah menjadi 5)
4. Panjang kelas (P)
(Dibulatkan ke atas menjadi 6)
5. Interval kelas
Jumlah kelas interval pertama dihitung dengan cara menjumlahkan ujung
bawah kelas dengan P dikurangi 1 (satu).
Kelas I → 20 + 6 – 1 = 25
Kelas II → 26 + 6 – 1 = 31
Kelas III → 32 + 6 – 1 = 37
Kelas IV → 38 + 6 – 1 = 43
Kelas V → 44 + 6 – 1 = 49
No. Nilai f Xi f Xi Xi - (Xi - 2 f(Xi - 2
1 20 – 25 5 22,5 112,5 -9,176 84,208 421,038
2 26 – 31 4 28,5 114 -3,176 10,090 40,360
3 32 – 37 3 34,5 103,5 2,824 7,972 23,917
4 38 – 43 4 40,5 162 8,824 77,855 311,419
5 44 – 49 1 46,5 46,5 14,824 219,737 219,737 Jumlah 17 538,5 1016,471
Keterangan: Xi = Nilai tengah (nilai batas atas + nilai batas bawah) / 2
6. Rata-rata ( )
94
∑
∑
7. Varians (S2)
∑
∑
8. Standar Deviasi (SD)
√∑
∑
√
95
B. Tabel Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen
1. Urutan data dari yang terkecil sampai terbesar
20,20,24,24,24,28,28,32,32,32,36,36,36,40,40,48,48.
2. Rentang kelas (R)
R = data tertinggi – data terendah
R = 48 – 20 = 28
3. Banyaknya kelas
Banyaknya kelas dihitung dengan menggunakan aturan Sturges.
K = 1 + 3,3 log n
K = 1 + 3,3 log 17
K = 1 + 3,3 (1,23)
K = 1 + 4,059
K = 5,059 (Dibulatkan ke bawah menjadi 5)
4. Panjang kelas (P)
(Dibulatkan ke atas menjadi 6)
5. Interval kelas
Jumlah kelas interval pertama dihitung dengan cara menjumlahkan ujung
bawah kelas dengan P dikurangi 1 (satu).
Kelas I → 20 + 6 – 1 = 25
Kelas II → 26 + 6 – 1 = 31
Kelas III → 32 + 6 – 1 = 37
Kelas IV → 38 + 6 – 1 = 43
Kelas V → 44 + 6 – 1 = 49
No. Nilai f Xi f Xi Xi - (Xi - 2 f(Xi - 2
1 20 – 25 5 22,5 112,5 -9,88 97,61 488,05
2 26 – 31 2 28,5 57 -3.88 15,05 30,1
3 32 – 37 6 34,5 207 2,12 4,49 26,94
4 38 – 43 2 40,5 81 8,12 65.93 131,86
5 44 – 49 2 46,5 93 14,12 199,37 398,74
Jumlah 17 550,5 1075.69
Keterangan: Xi = Nilai tengah (nilai batas atas + nilai batas bawah) / 2
6. Rata-rata ( )
96
∑
∑
7. Varians (S2)
∑
∑
8. Standar Deviasi (SD)
√∑
∑
√
97
C. Tabel Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Kontrol
1. Urutan data dari yang terkecil sampai terbesar
36,40,48,48,52,52,60,60,60,60,60,64,68,80,84,88,88
2. Rentang kelas (R)
R = data tertinggi – data terendah
R = 88 – 36 = 52
Banyaknya kelas
3. Banyaknya kelas dihitung dengan menggunakan aturan Sturges.
K = 1 + 3,3 log n
K = 1 + 3,3 log 17
K = 1 + 3,3 (1,23)
K = 1 + 4,059
K = 5,059 (Dibulatkan ke bawah menjadi 5)
4. Panjang kelas (P)
(Dibulatkan ke atas menjadi 11)
5. Interval kelas
Jumlah kelas interval pertama dihitung dengan cara menjumlahkan ujung
bawah kelas dengan P dikurangi 1 (satu).
Kelas I → 36 + 11 – 1 = 46
Kelas II → 47 + 11 – 1 = 57
Kelas III → 58 + 11 – 1 = 68
Kelas IV → 69 + 11 – 1 = 79
Kelas V → 80 + 11 – 1 = 90
No. Nilai f Xi f Xi Xi - (Xi - 2 f(Xi - 2
1 36 – 46 2 41 82 -22 484 968
2 47 – 57 4 52 208 -11 121 484
3 58 – 68 7 63 441 0 0 0
4 69 – 79 0 74 0 11 121 0
5 80 – 90 4 85 340 22 484 1936
Jumlah 17 1071 3388
Keterangan: Xi = Nilai tengah (nilai batas atas + nilai batas bawah) / 2
6. Rata-rata ( )
98
∑
∑
7. Varians (S2)
∑
∑
8. Standar Deviasi (SD)
√∑
∑
√
99
D. Tabel Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Eksperimen
1. Urutan data dari yang terkecil sampai terbesar
44,52,60,64,68,68,72,76,80,80,80,84,92,92,92,92,96
2. Rentang kelas (R)
R = data tertinggi – data terendah
R = 96 – 44 = 52
3. Banyaknya kelas
Banyaknya kelas dihitung dengan menggunakan aturan Sturges.
K = 1 + 3,3 log n
K = 1 + 3,3 log 17
K = 1 + 3,3 (1,23)
K = 1 + 4,059
K = 5,059 (Dibulatkan ke bawah menjadi 5)
4. Panjang kelas (P)
(Dibulatkan ke atas menjadi 11)
5. Interval kelas
Jumlah kelas interval pertama dihitung dengan cara menjumlahkan ujung
bawah kelas dengan P dikurangi 1 (satu).
Kelas I → 44 + 11 – 1 = 54
Kelas II → 55 + 11 – 1 = 65
Kelas III → 66 + 11 – 1 = 76
Kelas IV → 77 + 11 – 1 = 87
Kelas V → 88 + 11 – 1 = 98
No. Nilai f Xi f Xi Xi - (Xi - 2 f(Xi - 2
1 44 – 54 2 49 98 -27,176 738,561 1477,121
2 55 – 65 2 60 120 -16,176 261,678 523,356
3 66 – 76 4 71 284 -5,176 26,796 107,183
4 77 – 87 4 82 328 5,824 33,913 135,654
5 88 – 98 5 93 465 16,824 283,031 1415,156
Jumlah 17 1295 3658,471
Keterangan: Xi = Nilai tengah (nilai batas atas + nilai batas bawah) / 2
6. Rata-rata ( )
100
∑
∑
7. Varians (S2)
∑
∑
8. Standar Deviasi (SD)
√∑
∑
√ 8
Penentuan Kategori Nilai Rata-Rata Tersebut Dapat Dilihat Pada Konversi
Skor Bawah Ini.1
Angka 100 Angka 10 Huruf Keterangan
80 – 100 8,0 – 10,0 A Baik sekali
66 – 79 6,6 – 7,9 B Baik
56 – 65 5,6 – 6,5 C Cukup
40 – 55 4,1 – 5,5 D Kurang
20 – 39 0 – 4,0 E Gagal
1 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Eveluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2009. h.
245
101
LAMPIRAN VIII
Uji Normalitas Pretest-Posttest Pada Kelas Kontrol dan Eksperimen
Uji Normalitas Pretest Pada Kelas Kontrol
SD = 7,73
No.
Kode
Siswa Xi Zi
Tabel
Zi f (Zi) S (Zi)
Lo
Hitung
1 X2-1 20 -1,5100 0,4345 0,0655 0,1765 -0,1110
2 X2-2 20 -1,5100 0,4345 0,0655 0,1765 -0,1110
3 X2-3 20 -1,5100 0,4345 0,0655 0,1765 -0,1110
4 X2-4 24 -0,9927 0,3389 0,1611 0,2941 -0,1330
5 X2-5 24 -0,9927 0,3389 0,1611 0,2941 -0,1330
6 X2-6 28 -0,4755 0,1808 0,3192 0,5294 -0,2102
7 X2-7 28 -0,4755 0,1808 0,3192 0,5294 -0,2102
8 X2-8 28 -0,4755 0,1808 0,3192 0,5294 -0,2102
9 X2-9 28 -0,4755 0,1808 0,3192 0,5294 -0,2102
10 X2-10 32 0,0418 0,0160 0,5160 0,6471 -0,1311
11 X2-11 32 0,0418 0,0160 0,5160 0,6471 -0,1311
12 X2-12 36 0,5591 0,2088 0,7088 0,7059 0,0029
13 X2-13 40 1,0764 0,3577 0,8577 0,9412 -0,0835
14 X2-14 40 1,0764 0,3577 0,8577 0,9412 -0,0835
15 X2-15 40 1,0764 0,3577 0,8577 0,9412 -0,0835
16 X2-16 40 1,0764 0,3577 0,8577 0,9412 -0,0835
17 X2-17 48 2,1110 0,4826 0,9826 1,0000 -0,0174
f (Zi) dilihat dari tabel
( )
| ( ) ( )|
Angka yang dicetak tebal adalah nilai yang terbesar, yaitu : 0,2102
L tabel untuk N = 17 dengan α = 0,01 adalah 0,254.
Lo hitung < L tabel berarti sampel berdistribusi normal
0,2102 < 0,254 berarti sampel tersebut berdistribusi normal
102
Uji Normalitas Pretest Pada Kelas Eksperimen
SD = 7,95
No.
Kode
Siswa Xi Zi
Tabel
Zi f (Zi) S (Zi)
Lo
Hitung
1 X4-1 20 -1,5566 0,4394 0,0606 0,1176 -0,0570
2 X4-2 20 -1,5566 0,4394 0,0606 0,1176 -0,0570
3 X4-3 24 -1,0537 0,3531 0,1469 0,2941 -0,1472
4 X4-4 24 -1,0537 0,3531 0,1469 0,2941 -0,1472
5 X4-5 24 -1,0537 0,3531 0,1469 0,2941 -0,1472
6 X4-6 28 -0,5509 0,2088 0,2912 0,4118 -0,1206
7 X4-7 28 -0,5509 0,2088 0,2912 0,4118 -0,1206
8 X4-8 32 -0,0481 0,0160 0,4840 0,5882 -0,1042
9 X4-9 32 -0,0481 0,0160 0,4840 0,5882 -0,1042
10 X4-10 32 -0,0481 0,0160 0,4840 0,5882 -0,1042
11 X4-11 36 0,4548 0,1736 0,6736 0,7647 -0,0911
12 X4-12 36 0,4548 0,1736 0,6736 0,7647 -0,0911
13 X4-13 36 0,4548 0,1736 0,6736 0,7647 -0,0911
14 X4-14 40 0,9576 0,3289 0,8289 0,8824 -0,0535
15 X4-15 40 0,9576 0,3289 0,8289 0,8824 -0,0535
16 X4-16 48 1,9633 0,4750 0,9750 1,0000 -0,0250
17 X4-17 48 1,9633 0,4750 0,9750 1,0000 -0,0250
f (Zi) dilihat dari tabel
( )
| ( ) ( )|
Angka yang dicetak tebal adalah nilai yang terbesar, yaitu : 0,1472
L tabel untuk N = 17 dengan α = 0,01 adalah 0,254.
Lo hitung < L tabel berarti sampel berdistribusi normal
0,1472 < 0,254 berarti sampel tersebut berdistribusi normal
103
Uji Normalitas Posttest Pada Kelas Kontrol
SD =
No.
Kode
Siswa Xi Zi
Tabel
Zi f (Zi) S (Zi)
Lo
Hitung
1 X2-9 36 -1,9126 0,4719 0,0281 0,0588 -0,0307
2 X2-10 40 -1,6292 0,4474 0,0526 0,1176 -0,0650
3 X2-1 48 -1,0625 0,3554 0,1446 0,2353 -0,0907
4 X2-2 48 -1,0625 0,3554 0,1446 0,2353 -0,0907
5 X2-7 52 -0,7792 0,2794 0,2206 0,3529 -0,1323
6 X2-8 52 -0,7792 0,2794 0,2206 0,3529 -0,1323
7 X2-4 60 -0,2125 0,0832 0,4168 0,6471 -0,2303
8 X2-5 60 -0,2125 0,0832 0,4168 0,6471 -0,2303
9 X2-12 60 -0,2125 0,0832 0,4168 0,6471 -0,2303
10 X2-13 60 -0,2125 0,0832 0,4168 0,6471 -0,2303
11 X2-14 60 -0,2125 0,0832 0,4168 0,6471 -0,2303
12 X2-3 64 0,0708 0,0279 0,5279 0,7059 -0,1780
13 X2-11 68 0,3542 0,1368 0,6368 0,7647 -0,1279
14 X2-6 80 1,2042 0,3849 0,8849 0,8235 0,0614
15 X2-17 84 1,4876 0,4306 0,9306 0,8824 0,0482
16 X2-15 88 1,7709 0,4616 0,9616 1,0000 -0,0384
17 X2-16 88 1,7709 0,4616 0,9616 1,0000 -0,0384
f (Zi) dilihat dari tabel
( )
| ( ) ( )|
Angka yang dicetak tebal adalah nilai yang terbesar, yaitu : 0,2303
L tabel untuk N = 17 dengan α = 0,01 adalah 0,254.
Lo hitung < L tabel berarti sampel berdistribusi normal
0,2303 < 0,235 berarti sampel tersebut berdistribusi normal
104
Uji Normalitas Posttest Pada Kelas Eksperimen
SD =
No.
Kode
Siswa Xi Zi
Tabel
Zi f (Zi) S (Zi)
Lo
Hitung
1 X4-8 44 -2,1934 0,4857 0,0143 0,0588 -0,0445
2 X4-9 52 -1,6480 0,4495 0,0505 0,1176 -0,0671
3 X4-3 60 -1,1027 0,3643 0,1357 0,1765 -0,0408
4 X4-4 64 -0,8300 0,2967 0,2033 0,2353 -0,0320
5 X4-5 68 -0,5574 0,2088 0,2912 0,3529 -0,0617
6 X4-6 68 -0,5574 0,2088 0,2912 0,3529 -0,0617
7 X4-7 72 -0,2847 0,1103 0,3897 0,4118 -0,0221
8 X4-17 76 -0,0120 0,0040 0,4960 0,4706 0,0254
9 X4-10 80 0,2606 0,1026 0,6026 0,6471 -0,0445
10 X4-11 80 0,2606 0,1026 0,6026 0,6471 -0,0445
11 X4-14 80 0,2606 0,1026 0,6026 0,6471 -0,0445
12 X4-12 84 0,5333 0,2019 0,7019 0,7059 -0,0040
13 X4-1 92 1,0786 0,3577 0,8577 0,9412 -0,0835
14 X4-2 92 1,0786 0,3577 0,8577 0,9412 -0,0835
15 X4-13 92 1,0786 0,3577 0,8577 0,9412 -0,0835
16 X4-15 92 1,0786 0,3577 0,8577 0,9412 -0,0835
17 X4-16 96 1,3513 0,4115 0,9115 1,0000 -0,0885
f (Zi) dilihat dari tabel
( )
| ( ) ( )|
Angka yang dicetak tebal adalah nilai yang terbesar, yaitu : 0,0885
L tabel untuk N = 17 dengan α = 0,01 adalah 0,254.
Lo hitung < L tabel berarti sampel berdistribusi normal
0,0885 < 0,254 berarti sampel tersebut berdistribusi normal
105
LAMPIRAN IX
Uji Homogenitas Pretest dan Posttest
Uji Homogenitas Untuk Pretest Siswa
Langkah-langkah uji homogenitas dengan menggunakan uji Fisher
1. Buat Ho dan Ha dalam bentuk kalimat
Ho: Tidak terdapat perbedaan varians 1 dengan varian 2 (sampel homogen)
Ha : Terdapat perbedaan varians 1 dengan varian 2 (sampel tidak homogen)
2. Buat Ho dan Ha dalam bentuk statistik
Ho:
Ha :
3. Hitung F hitung
Keterangan:
: Uji Fisher
S2kecil : Varians data terkecil
S2besar : Varians data terbesar
4. Tentukan taraf signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan adalah 2 % atau α = 0,02
5. Cari Ftabel semula dengan rumus Ftabel semula = F ½ α (dk varians terbesar – 1, dk
varians terkecil – 1)
Ftabel semula = F ½ α (dk varians terbesar – 1, dk varians terkecil – 1)
Ftabel semula = F ½ 0,02 (17 – 1, 17 – 1)
Ftabel semula = F 0,01 (16, 16)
Ftabel semula = 3,37
106
6. Cari Ftabel kanan dengan rumus Ftabel kanan = F ½ α (dk varians terkecil – 1, dk
varians terbesar – 1)
Ftabel kanan = F ½ α (dk varians terkecil – 1, dk varians terbesar – 1)
Ftabel kanan = F ½ 0,02 (17 – 1, 17 – 1)
Ftabel kanan = F 0,01 (16, 16)
Ftabel kanan = 3,37
7. Cari Ftabel kiri dengan rumus Ftabel kiri =
F tabel kiri =
8. Pengujian Ho. Jika – F tabel kiri ≤ Fhitung kini ≤ Ftabel kanan maka Ho diterima atau
sampel homogen.
9. Ternyata – 0,296 ≤ ≤ 3,37 atau – F tabel kiri ≤ Fhitung kini ≤ Ftabel kanan
sehingga Ho diterima.
10. Kesimpulannya adalah tidak terdapat perbedaan varians 1 dengan varian 2
(sampel homogen).
107
Uji Homogenitas Untuk Posttest Siswa
Langkah-langkah uji homogenitas dengan menggunakan uji Fisher
1. Buat Ho dan Ha dalam bentuk kalimat
Ho: Tidak terdapat perbedaan varians 1 dengan varian 2 (sampel homogen)
Ha : Terdapat perbedaan varians 1 dengan varian 2 (sampel tidak homogen)
2. Buat Ho dan Ha dalam bentuk statistik
Ho:
Ha :
3. Hitung F hitung
Keterangan:
: Uji Fisher
S2kecil : varians data terkecil
S2besar : varians data terbesar
4. Tentukan taraf signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan adalah 2 % atau α = 0,02
5. Cari Ftabel semula dengan rumus Ftabel semula = F ½ α (dk varians terbesar – 1, dk
varians terkecil – 1)
Ftabel semula = F ½ α (dk varians terbesar – 1, dk varians terkecil – 1)
Ftabel semula = F ½ 0,02 (17 – 1, 17 – 1)
Ftabel semula = F 0,01 (16, 16)
Ftabel semula = 3,37
6. Cari Ftabel kanan dengan rumus Ftabel kanan = F ½ α (dk varians terkecil – 1, dk
varians terbesar – 1)
Ftabel kanan = F ½ α (dk varians terkecil – 1, dk varians terbesar – 1)
108
Ftabel kanan = F ½ 0,02 (17 – 1, 17 – 1)
Ftabel kanan = F 0,01 (16, 16)
Ftabel kanan = 3,37
7. Cari F tabel kiri dengan rumus F tabel kiri =
F tabel kiri =
8. Pengujian Ho. Jika – F tabel kiri ≤ Fhitung kini ≤ Ftabel kanan maka Ho diterima atau
sampel homogen.
9. Ternyata – 0,296 ≤ ≤ 3,37 atau – F tabel kiri ≤ Fhitung kini ≤ Ftabel kanan
sehingga Ho diterima.
10. Kesimpulannya adalah tidak terdapat perbedaan varians 1 dengan varian 2
(sampel homogen).
109
LAMPIRAN X
UJI HIPOTESIS
Setelah sampel berdistribusi normal dan homogen, maka selanjutnya
dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis yang digunakan pada penelitian ini
adalah uji “t”.
1. Uji t Untuk Pretest Siswa
S12
= S22
=
n1 = 17 n2 = 17
√
Dimana,
√( )
( )
√( ) ( )
√
√
√
Sehingga,
110
√
√
√
√
√
( )
Derajat kebebasan dengan rumus, dk = n1 + n2 – 2 → dk = 17 + 17 – 2 = 32.
Taraf signifikansi (α) = 0,01 untuk uji dua pihak.
t tabel = 2,566.
Jika t hitung < t tabel, yaitu < 2,566 maka Ho diterima atau pembelajaran
dengan menggunakan multimedia interaktif tidak berpengaruh terhadap
pemahaman konsep siswa pada konsep listrik dinamis.
111
2. Uji t Untuk Posttest Siswa
S12
= S22
=
n1 = 17 n2 = 17
√
Dimana,
√( )
( )
√( ) ( )
√
√
√
Sehingga,
√
√
112
√
√
√
( )
Derajat kebebasan dengan rumus, dk = n1 + n2 – 2 → dk = 17 + 17 – 2 = 32
Taraf signifikansi (α) = 0,01 untuk uji dua pihak. t tabel = 2,566
Jika t hitung > t tabel, yaitu > 2,566 maka Ho ditolak atau pembelajaran
dengan menggunakan multimedia interaktif berpengaruh terhadap
pemahaman konsep siswa pada konsep listrik dinamis..
113
LAMPIRAN XI
Tabel Distribusi Normal
Z 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09
-3,4
-3,3
-3,2
-3,1
-3,0
0,0003
0,0005
0,0007
0,0010
0,0013
0,0003
0,0005
0,0007
0,0009
0,0013
0,0003
0,0005
0,0006
0,0009
0,0013
0,0003
0,0004
0,0006
0,0009
0,0012
0,0003
0,0004
0,0006
0,0008
0,0012
0,0003
0,0004
0,0006
0,0008
0,0011
0,0003
0,0004
0,0006
0,0008
0,0011
0,0003
0,0004
0,0005
0,0008
0,0011
0,0003
0,0004
0,0005
0,0007
0,0010
0,0002
0,0003
0,0005
0,0007
0,0010
-2,9
-2,8
-2,7
-2,6
-2,5
0,0019
0,0026
0,0033
0,0047
0,0062
0,0018
0,0025
0,0034
0,0045
0,0060
0,0017
0,0024
0,0033
0,0044
0,0059
0,0017
0,0023
0,0032
0,0043
0,0057
0,0016
0,0023
0,0031
0,0041
0,0055
0,0016
0,0022
0,0030
0,0040
0,0054
0,0015
0,0021
0,0029
0,0039
0,0052
0,0015
0,0021
0,0028
0,0038
0,0051
0,0014
0,0020
0,0027
0,0037
0,0049
0,0014
0,0019
0,0026
0,0036
0,0048
-2,4
-2,3
-2,2
-2,1
-2,0
0,0082
0,0107
0,0139
0,0179
0,0228
0,0080
0,0104
0,0136
0,0174
0,0222
0,0078
0,0102
0,0132
0,0170
0,0217
0,0075
0,0099
0,0129
0,0166
0,0212
0,0073
0,0096
0,0125
0,0162
0,0207
0,0071
0,0094
0,0122
0,0158
0,0202
0,0069
0,0091
0,0119
0,0154
0,0197
0,0068
0,0089
0,0116
0,0150
0,0192
0,0066
0,0087
0,0113
0,0146
0,0188
0,0064
0,0084
0,0110
0,0143
0,0183
-1,9
-1,8
-1,7
-1,6
-1,5
0,0287
0,0359
0,0446
0,0548
0,0668
0,0281
0,0352
0,0436
0,0537
0,0655
0,0274
0,0344
0,0427
0,0526
0,0643
0,0268
0,0336
0,0418
0,0516
0,0630
0,0262
0,0329
0,0409
0,0505
0,0618
0,0256
0,0322
0,0401
0,0495
0,0606
0,0250
0,0314
0,0392
0,0485
0,0594
0,0244
0,0307
0,0384
0,0475
0,0582
0,0239
0,0301
0,0375
0,0465
0,0571
0,0233
0,0294
0,0367
0,0455
0,0559
-1,4
-1,3
-1,2
-1,1
-1,0
0,0808
0,0968
0,1151
0,1357
0,1587
0,0793
0,0951
0,1131
0,1335
0,1562
0,0778
0,0934
0,1112
0,1314
0,1539
0,0764
0,0918
0,1093
0,1292
0,1515
0,0749
0,0901
0,1075
0,1271
0,1492
0,0735
0,0885
0,1056
0,1251
0,1469
0,0722
0,0869
0,1038
0,1230
0,1446
0,0708
0,0853
0,1020
0,1210
0,1423
0,0694
0,0838
0,1003
0,1190
0,1401
0,0681
0,0823
0,0985
0,1170
0,1379
-0,9
-0,8
-0,7
-0,6
-0,5
0,1841
0,2119
0,2420
0,2743
0,3085
0,1814
0,2090
0,2389
0,2709
0,3050
0,1788
0,2061
0,2358
0,2676
0,3015
0,1762
0,2033
0,2327
0,2643
0,2981
0,1736
0,2005
0,2296
0,2611
0,2946
0,1711
0,1977
0,2266
0,2578
0,2912
0,1685
0,1949
0,2236
0,2546
0,2877
0,1660
0,1922
0,2206
0,2514
0,2843
0,1635
0,1894
0,2177
0,2483
0,2810
0,1611
0,1867
0,2148
0,2451
0,2776
-0,4
-0,3
-0,2
-0,1
-0,0
0,3446
0,3821
0,4207
0,4602
0,5000
0,3409
0,3783
0,4168
0,4562
0,4960
0,3372
0,3745
0,4129
0,4522
0,4920
0,3336
0,3707
0,4090
0,4483
0,4880
0,3300
0,3669
0,4052
0,4443
0,4840
0,3264
0,3632
0,4013
0,4404
0,4801
0,3223
0,5394
0,3974
0,4364
0,4761
0,3192
0,3557
0,3936
0,4325
0,4721
0,3156
0,3520
0,3897
0,4286
0,4681
0,3121
0,3483
0,3859
0,4247
0,4641
0,0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5000
0,5398
0,5793
0,6179
0,6554
0,5040
0,5438
0,5832
0,6217
0,6591
0,5080
0,5478
0,5871
0,6255
0,6628
0,5120
0,5517
0,5910
0,6293
0,6664
0,5160
0,5557
0,5948
0,6331
0,6700
0,5199
0,5596
0,5987
0,6368
0,6736
0,5239
0,5636
0,6026
0,6406
0,6772
0,5279
0,5675
0,6064
0,6443
0,6808
0,5319
0,5714
0,6103
0,6480
0,6844
0,5359
0,5753
0,6141
0,6517
0,6879
114
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
0,6915
0,7257
0,7580
0,7881
0,8159
0,6950
0,7291
0,7611
0,7910
0,8186
0,6985
0,7324
0,7642
0,7939
0,8212
0,7019
0,7357
0,7673
0,7967
0,8238
0,7054
0,7389
0,7704
0,7995
0,8264
0,7088
0,7422
0,7734
0,8023
0,8289
0,7123
0,7454
0,7764
0,8051
0,8315
0,7157
0,7486
0,7794
0,8078
0,8340
0,7190
0,7517
0,7823
0,8106
0,8365
0,7224
0,7549
0,7852
0,8133
0,8389
1,0
1,1
1,2
1,3
1,4
0,8413
0,8643
0,8849
0,9032
0,9192
0,8438
0,8665
0,8869
0,9049
0,9207
0,8461
0,8686
0,8888
0,9066
0,9222
0,8485
0,8708
0,8907
0,9082
0,9236
0,8508
0,8729
0,8925
0,9099
0,9251
0,8531
0,8749
0,8944
0,9115
0,9265
0,8554
0,8770
0,8962
0,9131
0,9278
0,8577
0,8790
0,8980
0,9147
0,9292
0,8599
0,8810
0,8997
0,9162
0,9306
0,8621
0,8830
0,9015
0,9177
0,9319
1,5
1,6
1,7
1,8
1,9
0,9332
0,9452
0,9554
0,9641
0,9713
0,9345
0,9463
0,9564
0,9649
0,9719
0,9357
0,9474
0,9573
0,9656
0,9726
0,9370
0,9484
0,9582
0,9664
0,9732
0,9382
0,9495
0,9591
0,9671
0,9738
0,9394
0,9505
0,9599
0,9678
0,9744
0,9406
0,9515
0,9608
0,9686
0,9750
0,9418
0,9525
0,9616
0,9693
0,9753
0,9429
0,9535
0,9625
0,9699
0,9761
0,9441
0,9545
0,9633
0,9706
0,9767
2,0
2,1
2,2
2,3
2,4
0,9772
0,9821
0,9861
0,9893
0,9918
0,9778
0,9826
0,9864
0,9869
0,9920
0,9783
0,9830
0,9868
0,9898
0,9922
0,9788
0,9834
0,9871
0,9901
0,9925
0,9793
0,9838
0,9875
0,9904
0,9927
0,9798
0,9842
0,9878
0,9906
0,9929
0,9703
0,9846
0,9881
0,9909
0,9931
0,9808
0,9850
0,9884
0,9911
0,9932
0,9813
0,9854
0,9887
0,9913
0,9934
0,9817
0,9857
0,9890
0,9916
0,9936
2,5
2,6
2,7
2,8
2,9
0,9938
0,9953
0,9965
0,9974
0,9981
0,9940
0,9955
0,9966
0,9975
0,9982
0,9941
0,9956
0,9967
0,9976
0,9982
0,9943
0,9957
0,9968
0,9977
0,9983
0,9945
0,9959
0,9969
0,9977
0,9984
0,9946
0,9960
0,9970
0,9978
0,9984
0,9946
0,9961
0,9971
0,9979
0,9985
0,9949
0,9962
0,9972
0,9979
0,9985
0,9951
0,9963
0,9973
0,9980
0,9986
0,9952
0,9964
0,9974
0,9981
0,9986
3,0
3,1
3,2
3,3
3,4
0,9987
0,9990
0,9993
0,9995
0,9997
0,9987
0,9991
0,9993
0,9995
0,9997
0,9987
0,9991
0,9994
0,9995
0,9997
0,9988
0,9991
0,9994
0,9996
0,9997
0,9988
0,9992
0,9994
0,9996
0,9997
0,9989
0,9992
0,9994
0,9996
0,9997
0,9989
0,9992
0,9994
0,9996
0,9997
0,9989
0,9992
0,9995
0,9996
0,9997
0,9990
0,9993
0,9995
0,9996
0,9997
0,9990
0,9993
0,9995
0,9997
0,9998
Sumber: Walpole, R.E. 1995. Pengantar Statistik (terjemahan). Jakarta: PT. Gramedia
115
LAMPIRAN XII
Tabel Harga Quantil Statistik Liliefors Distribusi Normal
Ukuran sampel
N
p = 0,80
α = 0,20
p = 0,85
α = 0,15
p = 0,90
α = 0,10
p = 0,95
α = 0,05
p = 0,99
α = 0,01
4 0,300 0,319 0,352 0,381 0,417
5 0,285 0,299 0,315 0,337 0,405
6 0,265 0,277 0,294 0,319 0,364
7 0,247 0,258 0,276 0,300 0,348
8 0,233 0,244 0,261 0,285 0,331
9 0,223 0,233 0,249 0,271 0,311
10 0,215 0,224 0,239 0,258 0,294
11 0,206 0,217 0,230 0,249 0,284
12 0,199 0,212 0,223 0,242 0,275
13 0,190 0,202 0,214 0,234 0,268
14 0,183 0,194 0,207 0,227 0,261
15 0,177 0,187 0,201 0,220 0,257
16 0,173 0,182 0,195 0,213 0,250
17 0,169 0,177 0,189 0,206 0,245
18 0,166 0,173 0,184 0,200 0,239
19 0,163 0,169 0,179 0,195 0,235
20 0,160 0,166 0,174 0,190 0,231
25 0,142 0,147 0,158 0,173 0,200
30 0,131 0,136 0,144 0,161 0,187
n > 30
√
√
√
√
√
Sumber: Conover, W. J. 1980. Practical Nonparametric Statistics second edition.
New York: John Wiley & Sons.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 20 57
2 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 13 37
3 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 15 43
4 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 12 34
5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 23 66
6 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 19 54
7 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 17 49
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 20 57
9 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 25 71
10 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 15 43
11 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 14 40
12 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 13 37
13 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 19 54
14 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 12 34
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 25 71
16 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 22 63
17 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 20 57
18 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 15 43
19 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 12 34
20 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 16 46
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 19 54
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 24 69
23 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 15 43
24 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 19 54
25 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 20 57
26 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 14 40
27 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 20 57
28 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 25 71
29 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 12 34
30 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 14 40
Jumlah 28 26 23 23 25 24 20 21 17 21 8 3 24 7 16 19 5 6 7 16 11 13 5 24 3 8 15 9 21 11 12 19 13 7 20 530 1514
rhitung 0.37 0.04 0.33 -0.03 0.26 0.35 0.56 0.22 0.37 0.01 0.54 0.00 0.41 0.24 0.54 0.02 0.04 0.50 0.26 0.28 0.35 0.20 0.38 -0.16 0.03 0.41 0.52 0.63 -0.30 0.41 0.38 0.31 0.32 0.01 0.34
thitung 2.1 0.19 1.84 -0.156 1.42 2 3.6 1.2 2.13 0.06 3.38 0.01 2.4 1.29 3.39 0.08 0.21 3.06 1.4 1.57 1.96 1.11 2.18 -0.874 0.15 2.4 3.2 4.29 -1.664 2.4 2.17 1.74 1.77 0.06 1.93
ttabel 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34
vldts V I V I V V V V V I V I V V V I I V V V V V V I I V V V I V V V V I V
p 0.93 0.87 0.77 0.767 0.83 0.8 0.67 0.7 0.57 0.7 0.27 0.1 0.8 0.23 0.53 0.63 0.17 0.2 0.23 0.53 0.37 0.43 0.17 0.8 0.1 0.27 0.5 0.3 0.7 0.37 0.4 0.63 0.43 0.23 0.67
q 0.07 0.13 0.23 0.233 0.17 0.2 0.33 0.3 0.43 0.3 0.73 0.9 0.2 0.77 0.47 0.37 0.83 0.8 0.77 0.47 0.63 0.57 0.83 0.2 0.9 0.73 0.5 0.7 0.3 0.63 0.6 0.37 0.57 0.77 0.33
Σpq 0.06 0.12 0.18 0.179 0.14 0.16 0.22 0.21 0.25 0.21 0.2 0.09 0.16 0.18 0.25 0.23 0.14 0.16 0.18 0.25 0.23 0.25 0.14 0.16 0.09 0.2 0.25 0.21 0.21 0.23 0.24 0.23 0.25 0.18 0.22 6.64
s2
r11 0.65
thitung 4.57
ttabel 0.34
rlblts reliabel
VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN
Nomor Item PertanyaanΣ
Skor
Siswa
18.17
No.
Resp
Tinggi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 20
2 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 13
3 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 15
4 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 12
5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 23
6 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 19
7 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 17
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 20
9 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 25
10 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 15
11 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 14
12 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 13
13 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 19
14 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 12
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 25
16 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 22
17 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 20
18 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 15
19 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 12
20 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 16
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 19
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 24
23 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 15
24 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 19
25 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 20
26 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 14
27 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 20
28 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 25
29 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 12
30 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 14
Σ 27 26 23 23 25 24 20 21 17 21 8 3 24 7 16 19 5 6 7 16 11 13 5 24 3 8 15 9 21 11 12 19 13 7 20 529
p 0.90 0.87 0.77 0.77 0.83 0.80 0.67 0.70 0.57 0.70 0.27 0.10 0.80 0.23 0.53 0.63 0.17 0.20 0.23 0.53 0.37 0.43 0.17 0.80 0.10 0.27 0.50 0.30 0.70 0.37 0.40 0.63 0.43 0.23 0.67
Kate
gori
Mudah
mudah
mudah
mudah
mudah
mudah
sedang
sedang
sedang
sedang
sukar
sukar
mudah
sukar
sedang
sedang
sukar
sukar
sukar
sedang
sedang
sedang
sukar
mudah
sukar
sukar
sedang
sukar
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sukar
sedang
No. RespNomor Item Pertanyaan
Σ
Tingkat Kesukaran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 20 57 Atas
2 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 13 37 Bawah
3 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 15 43 Bawah
4 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 12 34 Bawah
5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 23 66 Atas
6 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 19 54 Atas
7 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 17 49 Bawah
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 20 57 Atas
9 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 25 71 Atas
10 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 15 43 Bawah
11 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 14 40 Bawah
12 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 13 37 Bawah
13 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 19 54 Atas
14 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 12 34 Bawah
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 25 71 Atas
16 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 22 63 Atas
17 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 20 57 Atas
18 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 15 43 Bawah
19 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 12 34 Bawah
20 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 16 46 Bawah
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 19 54 Atas
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 24 69 Atas
23 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 15 43 Bawah
24 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 19 54 Atas
25 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 20 57 Atas
26 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 14 40 Bawah
27 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 20 57 Atas
28 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 25 71 Atas
29 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 12 34 Bawah
30 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 14 40 Bawah
Jumlah 27 26 23 23 25 24 20 21 17 21 8 3 24 7 16 19 5 6 7 16 11 13 5 24 3 8 15 9 21 11 12 19 13 7 20 529
Klasifikasi Kelompok Siswa
No.
Resp
Nomor Item PertanyaanΣ
Skor
siswaKelompok
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 19 54
5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 23 66
6 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 18 51
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 20 57
9 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 25 71
13 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 18 51
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 25 71
16 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 21 60
17 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 20 57
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 18 51
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 22 63
24 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 19 54
25 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 20 57
27 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 18 51
28 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 25 71
Σ 15 13 13 11 14 14 14 12 11 11 7 2 15 5 11 9 3 5 5 10 8 8 5 11 1 6 10 9 10 9 8 11 8 4 12
PA 1.0 0.9 0.9 0.7 0.9 0.9 0.9 0.8 0.7 0.7 0.5 0.1 1.0 0.3 0.7 0.6 0.2 0.3 0.3 0.7 0.5 0.5 0.3 0.7 0.1 0.4 0.7 0.6 0.7 0.6 0.5 0.7 0.5 0.3 0.8
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
2 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 13 37
3 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 15 43
4 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 12 34
7 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 17 49
10 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 16 46
11 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 14 40
12 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 13 37
14 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 12 34
18 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 16 46
19 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 14 40
20 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 16 46
23 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 17 49
26 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 15 43
29 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 12 34
30 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 14 40
Σ 12 13 10 12 11 10 6 9 6 10 1 1 9 2 5 10 2 1 2 6 3 5 0 13 2 2 5 0 11 2 4 8 5 3 8
PB 0.8 0.9 0.7 0.8 0.7 0.7 0.4 0.6 0.4 0.7 0.1 0.1 0.6 0.1 0.3 0.7 0.1 0.1 0.1 0.4 0.2 0.3 0.0 0.9 0.1 0.1 0.3 0.0 0.7 0.1 0.3 0.5 0.3 0.2 0.5
DP 0.20 0.00 0.20 -0.07 0.20 0.27 0.53 0.20 0.33 0.07 0.40 0.07 0.40 0.20 0.40 -0.07 0.07 0.27 0.20 0.27 0.33 0.20 0.33 -0.13 -0.07 0.27 0.33 0.60 -0.07 0.47 0.27 0.20 0.20 0.07 0.27
Kriteria
Cukup
Jele
k
Cukup
Proporsi kelompok atas yang menjawab benar (PA)
Proporsi kelompok bawah yang menjawab benar (PB)
Nomor item pertanyaanNo.
RespΣ
Skor
siswa
Nomor Item PertanyaanNo.
Resp
Skor
siswaΣ
Sangat
Jele
k
Cukup
Cukup
Jele
k
Baik
Jele
k
Cukup
Baik
Cukup
Baik
Cukup
Baik
Sangat
Jele
k
Jele
k
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Sangat
Jele
k
Cukup
Sanagat
Jele
k
Cukup
Cukup
Jele
k
Cukup
Cukup
Baik
Sangat
Jele
k
Baik
Nama
NIM
Judul Skripsi
LEMBAR UJI REFERENSI
Ahmad Nazarudin
107076300842
Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif Terhadap
Pemahaman Konsep Sislva Pada Konsep Listrik Dinamis
Azhar Arsyad, Media Pengajaran. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1997),h. 15-16
Azhar Arsyad, Media Pengejaran. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1997), h. 9 -rc
MuhibbiCin Syah. Psikologi Pendidikan Dengan PendekatanBaru. (Jakarta: PT. Remaja Rosda Karya, 2010), h.87
Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Standar Proses
Pendidikan. (Jakarta: Kencana Prenada l,{edia Group, 2009),h.108-109
Wasty, Soemanto. Psikologi Pendidikan (Landasan KerjaPemimpin Pendidikan). Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003h.1 04
Syaiful B. Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT RinekaCipta,20ll), cet ke-3, hal. l3Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. (JakartaPT Rineka Cipta, 2006). h.10
Lorin W. Anderson, David R. Krathwol; whit Peter w,Airasian (et.al), A taxonomy for Learning, Teaching,
Assesing, Q.{ew York: Longman, 2001), h. 63
Ahmad Sofyan, dld<, Evaluasi Pembelajaran IPA BerbasiKompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press 2006), h. 15.
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran BerdasarkanPendekatan Sistem, (Bandung: Bumi Aksara, 2010), h. 161-162
Nuryani R, Strategi Belajar Mengajor Biologi, (Malang: UMPress,2002), h.50-51.
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar, (Jakarta: Erlangga,
1996), h. 81.
'ilErjAflYtI
ffi #iliii.
l1
Lorin W. Anderson, David R. Krathwol; whit Peter w.Airasian (et.al), A taxonomyfor Learuing, Teaching, and
Assesing, (New York: Longman, 2001),h.70.
p1*,v k
t2Azhar Arsyad, Media Pengajaran. (Jakafta: PT Raja GrafindoPersada, 1997),h.3.
I
n, 4- *,
t3Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovattf Kontemporer(suatu tinjauan konseptual operasional). (Jakarta: PT BumiAksara, 201l), h. 9.
aI
,2
'k \il ,//\
t4Daryanto. Media Pembelajaran : Peranannya Sangat
Penting Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran.(Yogyakarta : Gava Media, 2010).h.7 -w"
u
x15
Djamarah dan Zain, Strategi Belcjar Mengajar. (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006), ed.revisi, h. 124-126.>
vUe, 1
Jt/
t6Ariani dan Haryanto, Pembelajaran Multimediq di Sekolah
(Pedoman Pembelajaran Inspiratif, Konstruktif, dan
Prospektifl. (Jakarta: Prestasi Pustaka), h. 1.
()
w 417
Gatot Pramono, "Interaktifitas dan Learning Kontrol Pada
Multimedia Interaktif '. dalarn Jurnal Tel*to I o si P end i dikan. )wA\
\No. I 9/X/TEKNODII?DES12006, h. 42.d
18
Ariani dan Haryanto, Pembelajaran Multimedia di Sekolah(Pedonmn Pembelajaran Inspiratif, Konstruhif, d"4P r o sp ekt if) . ( Jakarta: Prestasi Pustaka),h. 2 6.
,H7Y
l9Syaiful Sagala, Konsep dan Malom Pembelajaran,(Bandung: Alfabeta, 2008), cet ke-6 {c qN
20Syaiful Sagala, Konsep dan Mal*ta Pembelajaran,(Bandung: Alfabeta, 2008), cet ke-6 '
-w, ('V
2tAzhar Arsyad, Media Pengajaran. (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, (1997), h. 158 44K q.22
Azhar Arsyad, Media Pengajaran. (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, (1997), h. 160 0 A w27
Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik,(Iakarta: PT. Indeks, 2009),h.11 . ) W ',/
28Robeft E. Slavin, Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik,(Jakarta: PT. Indeks,2009), h. 82. & n v
29W.S. Winkel , Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT. GramediaWidiasarana Indonesia, 1996), h. 288. ) L r) V
30W.S. Winkel , Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia, 199 6), h. 289.
?-r{.rW
W'.'',:. !//////M1
- \sffi'o ;.,i( :- 1"",.""../ " ;*
BAB IIISugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif kaalitatif dan R&D, (Bandung:Alfabeta, 2008),
cet ke-3, hal.1 l4 {/ tr2
Sukardi, Metodologi Peneliticut Pendidikan Kompetensi dan
Praktiknya, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), .186. t /, V-J
Suharsimi Arikunto, Pro sedur P enelitian : Suatu Pendekatan
Praktik, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2006), ed. Revisi IV, cet.1 l,h. 115
q /
ryf
\
v4
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatil Pendekatqn
Prahik, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2006), ed. Revisi IV, cet.l3,h. rt7.
gU
Y5
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, kua litatif, dan R&D, (Bandung :Alfabeta, 2008 ),cet ke-3, hal.120.
2w
\
%6
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Eyaluasi Pendidikan,(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 65.
2 w (v7
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evqluasi Pendidikan,(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 72.
2v\
U (
8Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasctr Eyalttasi Pendidikan,(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 75. !
)k"
L
9Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 101. * )
th It0
Suharsimi Arikunto, Dasor-Dasqr Evaluasi Pendidikan,(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 208. {l^ (x>
l1Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evqluasi Pendidikan,(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.210.. 2 {
C4
t2Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluqsi Pendidikan,(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.2ll. W" V
13Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.213-214. a,
7il\ W
t4Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,(Jakarla: Bumi Aksara, 2008), h. 218 k I, r
II
15
Supardi dan Darwan, Pengantar Statistik Pendidikqn,(Jakarta: Diadit Media, 2009), ed.revisi, cetakan ke-2, hal.82. & t
t6Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Penerbit Tarsito,
2005), cet.Il,h.466. YL ,h,.
17Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Penerbit Tarsito,2005), cet.1I,h.249
J)1W
(
I ,,/
Sugiyono, Metode Penelitian Kualilatif Kuantitatif dan R &D. Bandung : Alfabeta. 2010. h.191
Achmad Samsudin, Penggunaan Model PentbelajaranMultintedia Interaktif (MMQ Optic Geometri (Jntuk
Meningkatkan Pengtrasaan Konsep Dan Memperbaiki SikapBelajar Siswa, (Jwnal penelitian pendidikan IpA Vol. II N3, November 2008, Bandung: Institut Teknologi Bandung),h.249
Ade Sartono, Penggunaan Multimedia Interahif DalamPembelajaran Struktur Atom Untuk Meningkatkan LiterasiSains Siswa SMA, (Iumal Penelitian Pendidikan IpA Vol. IINo. 2, Juli 2008, Bandung: Universitas pendidikan
Indonesia), h.123.Jorge Fonseca e Tridante, improving physic learning withviriual environments: an example on the phase of water,(Interactive Educational Multimedia, number ll, October2005, Coimbra: University of Coimbra), h. 224
Jakafta, Juni2014
11979030 I 009
Pembimbing II
KEMENTERIAN AGAMA,M UIN JAKARTA
ffi1 FtrKI ffXl\ i Jt. tr. H. Juanda No s5 ciputat 15412 tndonesia
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-082
Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
No. Revisi: : 01
Hal 1t1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
Nomor : Un.O1/F. 1 /KM.01 .SI\!?|{X1ZOMLamp. . Outline/ProposalHal : Permohonan lzin Penelitian
Tembusan;1. Dekan FITK2. Pembantu Dekan Bidang Akademik3. Mahasiswa yang bersangkutan
Jakarta, 27 Maret2014
Kepada Yth.
Kepala SekolahSMA lslam Gika! Harapan 1 BSDdiTempat
Assal am u' al aiku m wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama :Ahmad Nazarudin
NIM : 107016300842
Jurusan : Pend. IPA/Fisika
Semester : 14 (Empat Belas)
Judu! Skripsi :Pengaruh Penggunaan Multimedia lnteraktif Terhadap
Pemahaman Konsep Siswa Pada Konsep Listrik dinamis
adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yangsedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) diinstansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin.
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebutmelaksanakan penelitian dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassal am u' al aiku m wr.wb.