pengaruh penggunaan media pembelajaran interaktif … · siswa pada mata pelajaran bahasa indonesia...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF
BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
DI SMP NEGERI 4 SUNGGUMINASA
KABUPATEN GOWA
SKIRPSI
Diajukan untuk meraih gelar sarjana pendidikan pada Jurusan Teknologi
Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar
Oleh
AMRIANI TONANG
10531 2237 15
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2018/2019
ii
iii
iv
v
vi
Motto
“Jawaban sebuah keberhasilan adalah terus belajar dan tak kenal putus asa.”
“Man Jadda Wajada (Barang siapa bersungguh-sungguh pasti
akan mendapatkan hasil).”
Persembahan
”Ucapan penuh rasa syukur kepada Allah Swt karena kepada-
Nyalah kami menyembah dan kepada-Nyalah kami memohon
pertolongan”.
“Skripsi ini ku persembahkan kepada kedua orang tuaku,
saudara dan sahabat saya, berkat doa dan dukungan mereka
yang selalu ada untuk kelangsungan hidup saya, sehingga
memotivasi untuk tidak pernah putus asa dalam berusaha
hingga sukses kelak”
“Dan para sahabatku yang selalu setia mendukung dan
memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini”
“Teman-teman TEKPEN 2015 kelas C, Serta seluruh pihak yang
selalu mendukungku”
vii
ABSTRAK
Amriani Tonang, 2019. Teknologi Pendidikan. Pengaruh Penggunaan Media
Pembelajaran Interaktif berbasis Macromedia Flash 8 terhadap Hasil Belajar Siswa
pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten
Gowa. Skripsi. Program Studi Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Andi Adam dan
Akram.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa pengaruh media pembelajaran
interaktif berbasis Macromedia Flash 8 terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa.
Dengan masalah penelitian “apakah ada pengaruh media pembelajaran interaktif
berbasis Macromedia Flash 8 terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran
bahasa Indonesia kelas VIII di SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa?”.
Metode yang digunakan metode eksperimen dengan bentuk quasi experimental
design (eksperimen semu), Sampel dalam penelitian adalah siswa SMP Negeri 4
Sungguminasa kelas VIII E dan VIII D. Teknik pengumpulan data dengan
menggunakan observasi langsung dan Tes. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik analisis data tes/uji-T dimana data yang terkumpul
akan diolah dan dianalisis menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas
menggunakan SPSS versi 23.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan media
macromedia flash 8 lebih efektif meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia Materi Drama-drama Kehidupan Kelas VIII SMP Negeri
4 Sungguminasa Kabpaten Gowa. Dalam mengumpulkan data, penelitian
menggunakan teknik observasi dan tes. Model analisis data yang digunakan adalah
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa ada pengaruh media macromedia flash 8 dalam pembelajaran
bahasa Indonesia materi drama-drama kehidupan yang dapat dilihat dari hasil belajar
siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yang ditunjukkan melalui uji
hipotesis yakni 1,879 > 1,697 dibuktikan dengan analisis statistik yang menyatakan
bahwa nilai Sig < α yaitu 0,000 < 0,05 dan thitung > ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa
thitung > ttabel. Dengan demikian, H0 ditolak dan H1 diterima.
Kata kunci: media macromedia flash 8, bahasa Indonesia.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil alamin, segala puji bagi Allah dengan pujian yang
melimpah, yang baik dan yang di dalamnya penuh berkah, selaras dengan keagungan
wajah-Nya dan kebesaran kekuasaan-Nya. Salawat dan salam semoga tetap terarah
kepada hamba dan kekasih-Nya Rasulullah Muhammad saw, keluarga beliau, para
sahabatnya dan seluruh umatnya yang tetap istiqamah di atas ajaran Islam.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif berbasis
Macromedia Falsh 8 terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa
Indoneisa di SMP Negeri 4 Sungguminasaa Kabupaten Gowa”, telah banyak
sumbangsih yang diterima baik berupa tenaga, motivasi, pikiran dan materi dari
berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan kepada mereka yang telah membantu penulis dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan
serta doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala
ketulusan hati dan kerendahan hati saya mengucapkan banyak terima kasih kepada
kedua orang tua saya Tonang A.Ma.Pd dan Almarhumah Hasma yang selalu
memberikan kasih sayang, dorongan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Prof. Dr. H. Abdul
Rahman Rahim, S.E., M.M. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar. Erwin
Akib, M. Pd., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Dr. Muhammad
Nawir, M. Pd. Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan. Nasir, S. Pd., M. Pd.
ix
Sekertaris Program Studi Teknologi Pendidikan. Andi Adam S.Pd., M.Pd dan Akram
S.Pd., M.Pd, pembimbing I dan II atas arahan dan motivasinya yang diberikan
kepada saya sehinggaskripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. H. Zainal, S.Pd.,
M.Pd. Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa, yang telah
mengizinkan untuk melakukan penelitian. Frida, S.Pd, guru pengampu mata
pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII yang telah bersedia membantu dalam proses
penelitian di sekolah. Serta siswa-siswi kelas VIII khususnya VIII E dan VIII D SMP
Negeri 4 Sungguminasa, yang telah membantu dan menunjang dalam proses
penelitian.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada sahabat saya,
Mar’atussaleha, Nurul Hidayah, Qurnia Damayanti serta seluruh teman-temanku
kelas C teknologi pendidikan angkatan 2015 dan teruntuk Ahmad Wahyudi yang
selalu mendukung serta membantu sampai ke tahap ini. Tak lupa pula kepada seluruh
pihak pihak yang terkait yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
bisa mengadakan, melaksanakan, dan mengarahkan selama proses penyususnan
skripsi ini.
Apa yang penulis sajikan dalam skripsi ini sesungguhnya masih jauh dari
kesempurnaan. Saran dan kritik yang bersifat membangun senantiasa penulis
nantikan. Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa akhir yang akan
menyelesaikan studinya.
Makassar, Agustus 2019
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iii
SURAT PERJANJIAN .................................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN ................................................................................ v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS ........ 7
A. Kajian Pustaka ............................................................................... 7
1. Media Pembelajaran ................................................................ 7
2. Media Pembelajaran Interaktif ................................................. 18
xi
3. Macromedia Flash 8 ................................................................ 20
4. Hasil Belajar ............................................................................ 29
5. Pembelajaran Bahasa Indonesia ............................................... 32
6. Penelitian yang Relevan ........................................................... 37
B. Kerangka Pikir ............................................................................... 39
C. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 42
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 43
A. Jenis dan Desain Penelitian ............................................................ 43
B. Populasi dan Sampel ...................................................................... 46
C. Definisi Operasional Variabel ....................................................... 47
D. Instumen Penelitian ........................................................................ 48
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 50
F. Teknik Analisis Data ..................................................................... 51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ................................. 54
A. Hasil Penelitian .............................................................................. 54
B. Pembahasan Penelitian .................................................................. 70
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 74
A. Simpulan ........................................................................................ 74
B. Saran .............................................................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 76
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR TABEL
No Halaman
2.1 Istilah-Istilah dalam Macromedia Flash 8 .................................................. 25
3.1 Skema Pretest-Postest Non Equivalent Kontrol Group Design .................. 44
3.2 Populasi Penelitian ...................................................................................... 46
3.3 Sampel Penelitian ........................................................................................ 47
4.1 Hasil Observasi Aktivitas Siswa ................................................................. 56
4.2 Hasil Analisis Deskriptif Data Pretest dan Posttest Siswa Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol ........................................................................................ 57
4.3 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen ................................. 58
4.4 Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Pretest .............................................. 58
4.5 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen................................ 59
4.6 Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Posttest ............................................. 60
4.7 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol ........................................ 61
4.8 Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Pretest .............................................. 61
4.9 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol ...................................... 62
4.10 Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Posttest ............................................. 63
4.11 Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest .................................................... 65
4.12 Uji Paired Samples Test Data Pretest dan Posttest .................................... 66
4.13 Uji Paired Samples Statistics Data Pretest dan Posttest ............................. 67
4.14 Distribusi Hasil Uji Homogenitas ............................................................... 68
4.15 Uji Independent Samples T Test ................................................................. 69
xiii
DAFTAR GAMBAR
No Halaman
2.1 Kedudukan Media dalam Sistem Pembelajaran ..................................... 17
2.2 Integrated Development Environtment Macromeda Flash 8 ................. 27
2.3 Nama-nama Tool dalam Toolbox ........................................................... 27
2.4 Kerangka Pikir dalam Penelitian ............................................................ 41
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN A PERSURATAN ........................................................................ 80
A.1 Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa .......... 81
A.2 Surat Keterangan Selesai Penelitian ................................................... 82
LAMPIRAN B INSTRUMEN PENELITIAN ................................................... 83
B.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................... 84
B.2 Lembar Tes ......................................................................................... 101
B.3 Pedoman Penskoran Nilai ................................................................... 103
LAMPIRAN C HASIL BELAJAR SISWA KELAS EKSPERIMEN ............... 104
C.1 Daftar Nilai Siswa ............................................................................... 105
C.2 Lembar Hasil Belajar Siswa ................................................................ 106
C.3 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ..................................................... 110
LAMPIRAN D HASIL BELAJAR SISWA KELAS KONTROL ..................... 112
D.1 Daftar Nilai Siswa ............................................................................... 113
D.2 Lembar Hasil Belajar Siswa ............................................................... 114
D.3 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ..................................................... 118
LAMPIRAN E DOKUMENTASI ...................................................................... 120
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan melalui proses bimbingan,
latihan dan pengajaran yang bertujuan untuk mengantarkan para siswa menuju pada
perubahan-perubahan tingkah laku (Mulyasa, 2012:4). Berdasarkan Undang-Undang
No. 20 tahun 2003 pasal 1 tentang sistem pendidikan nasional menjelaskan mengenai
pengertian pendidikan sebagai berikut:
Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan, membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman, bertakwa, kepada Tuhan yang
Maha Esa, berakhlak mulia, serta berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Pendidikan di sekolah harus dilaksanakan sebaik mungkin agar proses belajar
mengajar (PBM) dapat berlangsung secara efektif. Proses belajar mengajar atau
proses pembelajaran merupakan suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan oleh
guru dengan tujuan mendidik siswa (Djamarah & Zain, 2010:37). Belajar mengajar
merupakan suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi
yang terjadi antara guru dan peserta didik. Interaksi bernilai edukatif dikarenakan
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu
yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dimulai. Guru dengan sadar
2
merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan
segala sesuatunya guna kepentingan pencapaian tujuan pendidikan itu.
Harapan yang tidak pernah sirna dari seorang guru adalah bagaimana bahan
pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh peserta didik. Ini merupakan
masalah yang cukup sulit dirasakan oleh guru. Kesulitan itu dirasakan karena peserta
didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga
makhluk sosial yang berlainan latar belakangnya.
Rancangan proses pembelajaran yang terjadi selama ini kurang menarik bagi
siswa karena didominasi dengan menggunakan metode konvensional, misalnya
ceramah dengan alat bantu papan tulis, sehingga siswa cepat merasa bosan atau jenuh
mengikuti pelajaran dan kurang menarik perhatian siswa. Sistem pembelajaran
konvensional, kental dengan suasana instruksional di mana guru membelajarkan
murid hanya dengan menerangkan materi pelajaran, memberi contoh-contoh soal,
bahkan mendikte materi pelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran sehingga
proses interaksi edukatif cenderung bersifat satu arah. Hal ini dirasa kurang sesuai
dengan dinamika perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian
pesat.
Kurang efektifnya metode konvensional berimbas pada kurangnya motivasi
belajar siswa. Motivasi belajar yang rendah tentu berdampak pada hasil belajar yang
diperoleh siswa. Hal ini berkaitan dengan hasil observasi yang dilakukan pada
sekolah SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa yang menunjukkan bahwa
motivasi belajar Bahasa Indonesia kelas VIII masih tergolong rendah dan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia belum semuanya mampu
3
mencapai nilai dari KKM (kriteria ketuntasan minimal) bahasa Indonesia yang
ditetapkan oleh sekolah yakni 75. Hal tersebut dapat dilihat dari kurang aktifnya
siswa dalam pembelajaran, siswa cenderung kurang memperhatikan materi yang
disampaikan guru, mengantuk, tidak mau mencatat materi, serta kurang semangat
dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia.
Tugas guru yang sebagian besar terjadi dalam kelas adalah membelajarkan
siswanya dengan menyediakan kondisi belajar yang optimal seperti mengupayakan
situasi yang dapat meningkatkan perhatian siswa, membangkitkan dan memelihara
serta mendorong aktifitas siswa. Upaya yang dapat dilakukan oleh seorang guru
untuk menciptakan situasi tersebut salah satunya adalah dengan menggunakan media
pembelajaran yang lebih efektif dan kreaktif.
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang
mempunyai peranan penting yang dibutuhkan pada hampir semua mata pelajaran
termasuk Bahasa Indonesia dalam kegiatan proses belajar mengajar. Media
pembelajaran sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan proses
penyampaian pesan pembelajaran. Oleh karena itu, perlu dicari suatu media
pembelajaran yang menarik bagi siswa, salah satunya media pembelajaran interaktif
yang memiliki beberapa unsur seperti teks, audio, video dan gambar, sehingga lebih
menarik perhatian siswa dan siswa merasa senang dalam belajar dibandingkan
dengan cara yang masih sangat konvensional.
Ada beberapa media pembelajaran interaktif yang dapat diterapkan yaitu
salah satunya Macromedia Flash 8. Media ini memberikan kesempatan pada siswa
untuk belajar secara efektif dan dirancang secara sistematis serta menarik untuk
4
mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan materi ajar, metode, batasan-
batasan, dan cara mengevaluasinya. Untuk itu, diperlukan proses pembelajaran yang
menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau
kecakapan. Berhasil tidaknya proses pendidikan atau kegiatan belajar mengajar
dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya: kemampuan guru dalam
menyampaikan pelajaran termasuk di dalamnya penggunaan alat bantu, pemilihan
metode dan media yang tepat serta pendekatan yang dipergunakan di dalam
mengajar, motivasi belajar, lingkungan, bahasa yang digunakan, serta kemampuan
daya serap siswa.
Proses pembelajaran guru sangat penting perannya sebagai pemberi pesan,
seorang guru seharusnya memiliki pengetahuan tentang bagaimana berinovasi dalam
pembelajaran agar kegiatan belajar mengajar lebih baik dan menarik, sehingga siswa
lebih termotivasi untuk memperdalam ilmu tersebut dan berdampak positif pada hasil
belajarnya. Aspek penggunaan Macromedia Falsh 8 dalam proses pembelajaran
dapat memberikan rangsangan/stimulus dalam belajar. Perubahan suasana dalam
proses kegiatan belajar mengajar (KBM) seperti pengadaan animasi gambar atau
gerak yang menarik dan mengarah pada mata pelajaran, dapat dijadikan sebagai
alternatif untuk membuat siswa lebih tertarik mendalami mata pelajaran tersebut.
Penggunaan media pembelajaran dapat membantu guru dalam menyampaikan
materi pembelajaran bahasa Indonesia agar lebih praktis. Selain itu, penggunaan
media pembelajaran dapat merangsang pola pikir siswa, dan sebagai upaya
pengembangan dalam proses belajar mengajar yang lebih variatif.
5
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis berinisiatif untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran
Interaktif berbasis Macromedia Flash 8 terhadap Hasil Belajar Siswa pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten
Gowa”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu apakah ada pengaruh media pembelajaran interaktif berbasis
Macromedia Flash 8 terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa
Indonesia di SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan tersebut, maka penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui apa pengaruh media pembelajaran interaktif berbasis
Macromedia Flash 8 terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa
Indonesia di SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini memiliki manfaat baik secara
teoritis maupun secara praktis. Adapun manfaat yang akan diperoleh dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
6
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap
perkembangan dan kelangsungan ilmu pendidikan, khususnya mengenai
pengaruh penggunaan media pembelajaran interaktif berbasis Macromedia Flash
8 terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah, diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan dalam
penerapan media pembelajaran berbasis Macromedia Flash 8 yang
digunakan untuk meningkatkan kualitas di sekolah, pada pembelajaran di
kelas khususnya pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
b. Bagi Guru, diharapkan media pembelajaran Macromedia Flash 8 ini dapat
membantu guru-guru mata pelajaran bahasa Indonesia dalam menemukan
media yang cocok digunakan dalam proses pembelajaran agar lebih efektif
sehingga dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa di kelas.
c. Bagi Siswa, diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa serta hasil
belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
d. Bagi Peneliti, diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman bagi
penulis sebagai calon tenaga pendidik dalam upaya peningkatan kualitas
serta bahan kajian tentang pengaruh penggunaan media pembelajaran
interaktif berbasis Macromedia Flash 8 pada mata pelajaran bahasa
Indonesia.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan komponen yang penting dalam proses
pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran sangat dianjurkan supaya
proses pembelajaran dapat berhasil dan berjalan lancar. Selain itu
penggunaan media pembelajaran dapat membuat proses interaksi belajar
mengajar antara guru dengan peserta didik menjadi tidak membosankan,
sehingga dapat menimbulkan minat dan motivasi belajar bagi peserta didik
itu sendiri.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2010: 2) menyatakan
bahwa media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar
mengajar siswa dalam pengajaran yang pada akhirnya dapat
mempertinggi hasil belajar yang dicapai. Media dapat
mempertinggi mutu kegiatan belajar mengajar karena dua
alasan”. Alasan pertama berkaitan dengan manfaat media bagi
siswa, antara lain: (1) pengajaran akan lebih menarik perhatian
siswa sehingga menumbuhkan motivasi belajar, (2) bahan
pelajaran akan lebih bermakna sehingga lebih mudah dipahami
oleh siswa, (3) metode mengajar dapat lebih bervariasi, sehingga
tidak menjemukan siswa, (4) siswa lebih banyak melakukan
kegiatan belajar karena tidak hanya mendengar keterangan dari
guru, tetapi juga aktivitas lain, seperti mengamati,
mendemonstrasi, dan sebagainya.
Alasan kedua berkaitan dengan taraf berfikir siswa, dimulai dari berfikir
konkret sampai berpikir abstrak, berpikir sederhana sampai berpikir
kompleks dan rumit. Berinteraksi dengan media akan membantu siswa
8
menerima pelajaran yang diberikan. Dengan berinteraksi secara langsung
dengan media, siswa akan lebih mudah menyerap konsep yang diberikan
oleh guru.
Miarso (2004:12) berpendapat bahwa Media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar sehingga
dapat mendorong terjadinya proses belajar. Sedangkan Menurut Jalinus dan
Ambiyar (2016:4) berpendapat bahwa:
Media Pembelajaran adalah segala sesuatu yang menyangkut
software dan hardware yang digunakan untuk menyampaikan
isi materi ajar dari sumber pembelajaran ke peserta didik, yang
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat
pembelajar sehingga proses pembelajaran menjadi lebih
efektif.
Berdasarkan beberapa pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa media pembelajaran merupakan suatu alat bantu yang digunakan
sebagai sarana komunikasi, membantu proses pembelajaran, menyalurkan
pesan atau informasi dari guru kepada siswa.
b. Fungsi Media Pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran dapat membangkitkan minat siswa
dalam proses pembelajaran. Pemakaian media pembelajaran dapat
meningkatkan daya serap segala pesan yang disampaikan, belajar lebih
banyak, menyerap sesuatu yang dipelajari dengan baik, dan dapat
meningkatkan penampilan dalam menggunakan keterampilan sesuai dengan
tujuan proses belajar dan mengajar (Indriana, 2011).
9
Levie & Lentz (1982: 56), mengemukakan empat fungsi media
pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:
1) Fungsi atensi, media visual merupakan inti, yaitu menarik
dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada
isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang
ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran, 2) Fungsi
afektif, media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan
siswa ketika belajar atau membaca teks yang bergambar, 3)
Fungsi kognitif, media visual terlihat dari temuan-temuan
penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau
gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan
mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam
gambar, 4) Fungsi kompensatoris, media pembelajaran terlihat
dari hasil penelitian bahwa media visual memberikan konteks
untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam
membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan
mengingatnya kembali.
Adapun fungsi penggunaan media dalam proses pembelajaran, menurut
Puput Fathurrohman (2007: 67), diantaranya:
1) Menarik perhatian siswa, 2) Membantu untuk
mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran, 3)
Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis
(dalam bentuk kata-kat tertulis atau lisan), 4) Menghilangkan
kebosanan siswa dalam belajar, 5) Meningkatkan motivasi
siswa dalam mempelajari sesuatu atau menimbulkan gairah
belajar, 6) Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam,
7) Meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan siswa dalam
kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan beberapa fungsi media di atas, dapat disimpulkan bahwa
media dapat mempermudah siswa dalam memahami materi yang
disampaikan, meningkatkan motivasi, dan rangsangan.
c. Manfaat Media Pembelajaran
Media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam
pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat menimbulkan gairah
10
dan rasa ketertarikan siswa dalam belajar sehingga dapat mempertinggi
hasil belajar yang dicapainya.
Menurut Latuheru (1988:23) manfaat media pembelajaran yaitu:
1) Media pembelajaran menarik dan memperbesar perhatian
anak-anak didik terhadap materi pengajaran yang disajikan, 2)
Media pembelajaran mengurangi, bahkan dapat
menghilangkan adanya verbalisme, 3) Media pembelajaran
mengatasi perbedaan pengalaman belajar berdasarkan latar
belakang sosial ekonomi dari anak didik, 4) Media
pembelajaran membantu memberikan pengalaman belajar
yang sulit diperoleh dengan cara yang lain, 5) Media
pembelajaran dapat mengatasi masalah batas-batas ruang dan
waktu, 6) Media pembelajaran dapat membantu
perkembangan pikiran anak didik secara teratur tentang hal
yang mereka alami, 7) Media pembelajaran dapat membantu
anak didik dalam mengatasi hal yang sulit nampak dengan
mata, 8) Media pembelajaran dapat menumbuhkan
kemampuan berusaha sendiri berdasarkan pengalaman dan
kenyataan, 9) Media pembelajaran dapat mengatasi
hal/peristiwa/kejadian yang sulit diikuti oleh indera mata, 10)
Media pembelajaran memungkinkan terjadinya kontak
langsung antara anak didik, guru, dengan masyarakat, maupun
dengan lingkungan alam di sekitar mereka.
Adapun manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa antara
lain:
1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan minat dan motivasi belajar
2) Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan
pembelajaran yang lebih baik.
3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak
bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar
untuk setiap jam pelajaran.
4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab siswa tidak
11
hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain (Nana
Sudjana, 2011: 2)
Azhar Arsyad (2002:26) mengemukakan manfaat media pengajaran
dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:
1) Media pengajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan
informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan
proses dan hasil belajar, 2) Media pengajaran dapat
meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga
dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih
langsung antara siswa dengan lingkungannya, dan
memungkinkan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai
dengan kemampuan dan minatnya, 3) Media pengajaran dapat
mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu, 4) Media
pengajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada
siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta
memungkinkan terjadinyya interaksi langsung dengan guru,
masyarakat, dan lingkungan.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat
media pembelajaran adalah membantu dalam penyampaian bahan
pengajaran kepada siswa untuk meningkatkan kualitas siswa yang aktif dan
interaktif sehingga dapat mendukung kelancaran kegiatan pembelajaran di
sekolah.
d. Pemilihan Media Pembelajaran
Ada beberapa pertimbangan atau kriteria dalam pemilihan yang dapat
digunakan agar dapat terpenuhinya kebutuhan dan tercapainya tujuan
pembelajaran. Krteria umum yang perlu diperhatikan, diantaranya: (1)
tujuan pembelajaran; (2) kesesuaian dengan materi; (3) karakteristik siswa;
(4) gaya belajar siswa; (5) lingkungan; dan (6) ketersediaan fasilitas
pendukung. Sementara itu, kriteria khusus yang perlu diperhatikan dalam
12
pemilihan media dikemukakan oleh Erickson dalam Susilana dan Cepi
Riyana (2009:73), yaitu (1) apakah materinya penting dan berguna bagi
siswa?; (2) apakah dapat menarik minat siswa untuk belajar?; (3) apakah
ada kaitannya secara langsung dengan tujuan pembelajaran?; (4) bagaimana
format penyajiannya diatur?; (5) bagaiamana dengan materinya, mutakhir
dan autentik?; (6) apakah konsep dan kecermatannya terjamin secara jelas?;
(7) apakah isi dan persentasenya memenuhi standar?; (8) apakah
penyajiannya objektif?; (9) apakah bahannya memenuhi standar kualitas
teknis?; (10) apakah bahan tersebut sudah melalui pemantapan uji coba atau
validasi?.
Karyati dan Priansa (2015: 230-232) mengatakan bahwa kriteria yang
perlu dipertimbangkan dalam memilih media adalah:
1) Kemudahan untuk Mengakses dan Menggunakannya.
Kemudahan untuk mengakses dan menggunakan menjadi
pertimbangan utama dalam memilih media pembelajaran. Apakah media
yang diperlukan itu tersedia, mudah, dan dapat dimanfaatkan oleh peserta
didik. Misalnya, guru ingim memanfaatkan penggunaan media internet.
Pertanyaannya: apakah jaringan internet telah tersedia di sekolah?
2) Biaya
Penggunaan media teknologi dan informasi sebagai media
pembelajaran biasanya membutuhkan biaya yang cukup besar, baik
dalam pengadaan peralatannya, perawatannya, maupun pada saat peng-
upgrade-an peralatannya agar sesuai dengan perkembangan jaman.
13
Untuk itu, penggunaan media teknologi dan informasi perlu disesuaikan
dengan ketersediaan anggaran di sekolah.
3) Fasilitas yang Tersedia
Guru harus mampu mengorganisasikan proses pembelajaran dengan
tepat melalui pemanfaatan ketersediaan fasilitas yang ada di kelas.
Penggunaan media pembelajaran perlu didukung oleh ketersediaan
fasilitas yang memadai di sekolah.
4) Media Interaktif
Media pembelajaran yang baik adalah media pembelajaran yang
mampu memunculkan komunikasi dua arah atau interaktivitas antara
guru dengan peserta didik. Setiap kegiatan pembelajaran yang
dikembangkan oleh guru, tentu saja memerlukan media pembelajaran
yang tepat, sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut.
5) Dukungan Organisasi
Dukungan organisasi juga merupakan faktor penting dalam memilih
media pembelajaran. Organisasi yang mendukung dan menfasilitasi
media pembelajaran secara optimal, biasanya akan lebih maju
ketersediaan media pembelajarannya.
e. Landasan Penggunaan Media Pembelajaran
Landasan pemanfaatan media pembelajaran terdiri dari empat
persespektif utama, yaitu landasan psikologis, teknologi, empirik dan
filosofis. Masing-masing diuraikan sebagai berikut:
14
1) Landasan Psikologis
Belajar merupakan proses yang komplek dan unik karena melibatkan
aspek kepribadian peserta didik, baik secara fisik maupun mental.
Keterkaikan seluruh aspek kepribadian tersebut akan nampak dari prilaku
belajar peserta didik. Prilaku belajar sifatnya unik, artinya prilaku yang
terjadi pada peserta didik yang satu belum tentu berlaku bagi peserta
didik yang lainnya. Perilaku tersebut dipengaruhi oleh gaya belajar
(visual vs auditif), gaya kognitif (field independent vs field dependent),
bakat, minat, tingkat kecerdasan, kematangan intelektual dan lain
sebagainnya yang dapat dicirikan melalui karakteristik peserta didik
secara individu. Kajian psikologi menyatakan bahwa peserta didik akan
lebih mudah mempelajari hal yang konkrit ketimbang yang abstrak.
2) Landasan Teknologi
Penerapan teknologi dalam pembelajaran akan memudahkan peserta
didik untuk belajar sesuai dengan karakteristiknya. Teknologi bekerja
mulai dari pengembangan dan pengujian teori-teori tentang berbagai
media pembelajaran melalaui penelitian ilmiah, dilanjutkan dengan
pengembangan desainnya, produksi, evaluasi dan memilih media yang
telah diproduksi, pembuatan katalog untuk memudahkan layanan
penggunaannya, mengembangkan prosedur penggunaannya dan akhirnya
menggunakannya, baik pada tingkat kelas maupun pada tingkat yang
lebih luas lagi (diseminasi).
Jadi, dalam kaitannya dengan teknologi, media pembelajaran
15
merupakan proses komplek dan terpadu yang melibatkan orang,
prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah,
mencari alternatif pemecahannya, mengevaluasi, serta memutuskan
alternatif pengelolaan pemecahan, masalah dalam situasi dimana
kegiatan belajar mengajar berlangsung. Komponen penting dari
penerapan teknologi dalam pembelajaran adalah terkait dengan pesan
yang ingin disampaikan, orang, bahan, media, peralatan, teknik serta
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
3) Landasan Empirik
Berbagai temuan penelitian menunjukan bahwa ada interaksi antara
penggunaan media pembelajaran dengan karakteristik belajar peserta
didik dalam menentukan hasil belajar peserta didik. Artinya, peserta
didik akan mudah dalam belajar jika ia belajar dengan menggunakan
media yang sesuai dengan karakteristiknya. Peserta didik yang memiliki
gaya belajar visual akan lebih mendapatkan keuntungan dari
menggunakan media peserta didik yang memiliki gaya belajar auditif
lebih mendapatkan keuntungan dari penggunaan media pembelajaran
auditif, seperti rekaman suara, radio atau ceramah dari guru/pengajar.
Akan lebih tepat dan menguntungkan peserta didik dari kedua tipe
belajar tersebut jika menggunakan media audio-visual. Berdasarkan
landasan rasional empiris tersebut, maka pemilihan media pembelajaran
hendaknya jangan hanya dilandasi faktor kesukaan guru, tetapi juga perlu
mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik peserta didik,
16
karakteristik materi pelajaran, dan karakteristik media pembelajaran itu
sendiri. Atas dasar ini, maka prinsip penyesuaian jenis media yang akan
digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan karakteristik individual
peserta didik menjadi semakin optimal.
4) Landasan Filosofis
Terdapat perdebatan dua pandangan, yang pertama berpendapat
bahwa penggunaan media pembelajaran dapat menyebabkan
dehumanisasi, sedangkan pandangan kedua berpendapat bahwa
penggunaan media pembelajaran justru akan memudahkan. Pandangan
tersebut tidak berlarut diperdebatkan, yang penting diperhatikan justru
bagaimana pandangan guru terhadap peserta didik sebagai manusia yang
memiliki kepribadian, harga diri, motivasi, dan memiliki kemampuan
pribadi yang berbeda dengan yang lain, maka baik menggunakan media
hasil teknologi baru atau tidak, proses pembelajaran yang dilakukan akan
tetap menggunakan pendekatan humanis.
Dengan memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar, maka
ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Di samping itu, persepsi
peserta didik juga sangat mempengaruhi hasil belajar. Oleh sebab itu,
dalam pemilihan media, disamping memperhatikan kompleksitas dan
keunikan proses belajar, memahami makna persepsi serta faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap penjelasan persepsi hendaknya diupayakan
secara optimal agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif
17
(Karwati dan Priansa, 2015: 226-229).
f. Kedudukan Media dalam Sistem Pembelajaran
Sistem adalah suatu totalitas yang terdiri dari sejumlah komponen atau
bagian yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang
lainnya (Susilana dan Cepi Riyana, 2009:5). Pembelajaran dikatakan
sebagai sebuah sistem karena didalamnya mengandung komponen yang
saling berkaitan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komponen-
kemponen tersebut meliputi : tujuan, materi, metode, media dan evaluasi.
Gambar 2.1. Kedudukan Media dalam Sistem Pembelajaran
Sumber: Media & Sumber Pembelajaran (2016:5)
Proses pembelajaran selalu diawali dengan perumusan tujuan. Usaha
untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran dibantu oleh penggunaan
alat bantu pembelajaran yang tepat dan sesuai karakteristik komponen
penggunanya. Setelah itu guru menentukan alat dan melaksanakan evaluasi.
Hasil dari evaluasi dapat menjadi bahan masukan atau umpan balik kegiatan
yang telah dilaksanakan.
18
Menurut Dewi Salma Prawiradilaga (2007), media sebagai sistem
terdiri atas subsistem yaitu komponen-komponen seperti peserta didik,
tujuan, metode dan penilaian. Masing-masing komponen secara sinergi
bergerak dan bekerja sama agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Seandainya salah satu dari komponen tersebut terhambat, maka akan
berdampak terhadap proses pembelajaran dengan demikian tujuan
pembelajaran tidak akan tercapai.
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa media merupakan salah satu komponen dalam pembelajaran. Media
sebagai sistem terdiri atas subsistem yaitu komponen-komponen seperti
peserta didik, tujuan, metode dan penilaian.
2. Media Pembelajaran Interaktif
Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan “interaktif” sebagai
“bersifat saling melakukan aksi” atau “saling aktif”. Media interaktif adalah
suatu media yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan
oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk
proses selanjutnya (Daryanto, 2010: 51). Jadi, media pembelajaran interaktif
adalah media pembelajaran, yang dalam penggunaannya, baik pengguna media
maupun media itu sendiri saling aktif.
Menurut Azhar Arsyad (2002: 36) media pembelajaran
interaktif adalah suatu sistem penyampaian pengajaran yang
menyajikan materi video rekaman dengan pengendalian komputer
kepada penonton (siswa) yang tidak hanya mendengar dan melihat
video dan suara, tetapi juga memberikan respon yang aktif, dan
respon itu yang menentukan kecepatan dan sekuensi penyajian.
19
Akbas dan Pektas (2011: 50) menyatakan pembelajaran menggunakan
media interaktif menghasilkan perolehan hasil belajar yang lebih tinggi
dibandingkan dengan media konvensional, selain itu juga meningkatkan
aktivitas siswa di kelas, menciptakan suasana yang lebih antusias, dan
menghasilkan pelajaran yang lebih menyenangkan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran interaktif adalah suatu sistem penyampaian pengajaran yang
menyajikan materi video rekaman dengan pengendalian komputer kepada
penonton (siswa) yang tidak hanya mendengar dan melihat video dan suara,
tetapi juga memberikan respon yang aktif.
Munir (2012: 132-133) mengatakan bahwa kelebihan menggunakan
multimedia interaktif dalam pembelajaran diantaranya:
1) Sistem pembelajaran lebih inovatif dan iteraktif.
2) Pendidikan akan selalu dituntut untuk kreatif inovatif dalam
mencari terobosan pembelajaran.
3) Mampu menggabungkan antara teks, gambar, audio, musik,
animasi gambar atau video dalam satu kesatuan yang saling
mendukung guna tercapainya tujuan pembelajaran.
4) Menambah motivasi peserta didik selama proses belajar
mengajar hingga didapatkan tujuan pembelajaran yang
diinginkan.
5) Mampu menvisualisasikan materi yang selama ini sulit untuk
diterangkan hanya dengan sekedar penjelasan atau alat peraga
yang konvensional.
6) Melatih peserta didik lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu
pengetahuan.
Menurut Puspita (2010) multimedia interaktif memiliki kelemahan-
kelemahan sebagai berikut:
1) Diperlukan dana yang tidak sedikit dalam merencanakan
program multimedia interaktif, namun sekarang sudah tersedia
program multimedia interaktif yang diperjualbelikan dengan
harga terjangkau.
20
2) Diperlukan komputer dalam jumlah yang banyak.
3) Pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif
menuntut keahlian guru dan siswa dalam menggunakan dan
mengoperasikan komputer. Guru dan siswa juga hendaknya
memiliki sikap yang positif terhadap komputer.
4) Pembelajaran sedikit bersifat isolatif. Namun dapat
diminimalisir dengan keterlibatan guru dalam membimbing
siswa merekontruksi pengetahuan diakhir pembelajaran.
3. Macromedia Flash 8
a. Definisi Macromedia Flash 8
Macromedia Flash adalah aplikasi komputer pembuat animasi yang
dapat bergerak baik secara otomatis maupun interaktif atau memerlukan
masukan instruksi dari pengguna. File produk yang dihasilkan dari
macromedia flash dapat memuat gambar, animasi, suara, video, dan tulisan.
Hal tersebut membuat macromedia flash sangat memungkinkan
diaplikasikan sebagai media pembelajaran.
Madcom (2004:12) mengemukakan bahwa macromedia flash 8.0
adalah “program grafis yang diperuntukan untuk motion atau gerak dan
dilengkapi dengan script untuk programming (action script) dengan
program ini memungkinkan pembuatan animasi media interaktif, game”.
Sedangkan, Ramadianto (2008: 2), menyatakan macromedia flash adalah
“salah satu versi software dari macromedia.inc berupa program grafis dan
animasi yang keberadaannya ditunjukkan bagi pencinta desain dan animasi
untuk berkreasi membuat animasi web intraktif, film animasi karton,
pemuatan company profil presentasi bisnis dan game flash yang menarik”.
Macromedia Flash 8 Professional adalah versi terbaru dari seluruh seri
macromedia flash yang ada. Macromedia Flash 8 merupakan aplikasi yang
21
digunakan untuk melakukan desain dan membangun perangkat presentasi,
publikasi, atau aplikasi lainnya yang membutuhkan ketersediaan sarana
interaksi dengan penggunanya. Proyek yang dibangun dengan flash bisa
terdiri atas teks, gambar, animasi sederhana, video, atau efek-efek khusus
lainnya.
Aplikasi Macromedia Flash 8 merupakan sebuah program animasi
yang telah banyak digunakan oleh para animator untuk menghasilkan
animasi yang professional (Madcoms, 2007: 1). Diantara program-program
animasi, program Macromedia Flash 8 merupakan program yang paling
fleksibel dalam pembuatan animasi, seperti Animasi Interaktif, Game,
Company Profil, Presentasi, Movie, dan tampilan animasi lainnya.
Macromedia Flash 8 adalah software yang banyak dipakai untuk
membuat presentasi multimedia untuk kepentingan advertising karena
berbentuk file movie yang berekstensi relatif kecil (Pradipta, 2011: 28-37).
Salah satu keunggulan yang dimiliki software ini adalah mempunyai
kemampuan yang lebih unggul dibanding software lain dalam menampilkan
multimedia, gabungan grafis, animasi, suara serta interaktifitas user.
Pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Macromedia Flash 8
merupakan software yang dapat dikembangkan menjadi media pembelajaran
yang interaktif.
Berdasarkan beberapa paparan di atas dapat disimpulkan bahwa
macromedia flash 8 merupakan sebuah software pada komputer yang dapat
digunakan untuk membuat program animasi, presentasi, movie dan animasi
22
sebagainya. Dengan demikian macromedia flash 8 dapat mendukung proses
kegiatan belajar mengajar dan membantu meningkatkan minat serta
semangat belajar siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
b. Kelebihan dan Kekurangan Macromedia Flash 8
1) Kelebihan Macromedia Flash 8
Macromedia flash 8 dilengkapi dengan action script (perintah
tindakan) sehingga membuat presentasi atau perangkat ajar menjadi
lebih variatif dan tentunya lebih menarik dibanding dengan program
presentasi lainnya. Penggunaan Macromedia Flash 8.0 sebagai software
yang digunakan untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis
edutainment, didasarkan pada beberapa kelebihan yang dimilikinya.
Anggara (2008: 10), menyatakan bahwa macromedia flash 8
mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan program animasi
lain, yaitu:
a) Macromedia Flash 8 didesain sebagai software yang
mudah untuk dipelajari dan dipahami, b) Pengguna
program ini dapat berkreasi dengan mudah dan bebas untuk
membuat animasi dengan gerakan yang luwes sesuai alur
adegan animasi yang diinginkan, c) Menghasilkan file
dengan ukuran relatif kecil, d) Macromedia Flash 8
menghasilkan bertipe .FLA yang bersifat fleksibel karena
dapat dikonversikan menjadi file yang berekstensi .swf,
.html, .gif .jpg .png, .exe, .mov. Hal ini memungkinkan
penggunaan macromedia flash 8 dapat dipakai untuk
berbagai keperluan yang diinginkan.
Ramadianto (2007) menyakatan bahwa Macromedia Flash 8.0
memiliki keunggulan dibanding program lain yang sejenis, antara lain,
misalnya:
23
a) Seorang pemula yang masih awam terhadap dunia
desain dan animasi dapat mempelajari dan
memahami macromedia flash 8.0 dengan mudah dengan
mudah tanpa harus dibekali dasar pengetahuan yang
tinggi tentang bidang tersebut, b) Pengguna
program macromedia flash 8.0 dapat dengan mudah dan
bebas dalam berkreasi membuat animasi dengan gerakan
bebas sesuai dengan alur adegan animasi yang
dikehendakinya, c) Macromedia Flash 8.0 ini dapat
menghasilkan file dengan ukuran kecil. Hal ini
dikarenakan Flash, menggunakan animasi dengan basis
vektor, dan juga ukuran file flash yang kecil ini dapat
digunakan pada halaman web tanpa membutuhkan waktu
loading yang lama untuk membukanya, d) Macromedia
Flash 8.0 menghasilkan file bertipe (ekstensi). FLA yang
bersifat fleksibel, karena dapat dikonversikan menjadi file
bertipe .swf, .html, .gif, .jpg, .png, .exe, .mov. Hal ini
memungkinkan pengguna program macromedia flash
8.0 untuk berbagai keperluan yang kita inginkan.
Menurut Denis dalam situsnya(http://denissopyan2004.blogspot.co
m), Macromedia Flash memiliki sejumlah kelebihan. Beberapa
kelebihan Flash antara lain :
1. Animasi dan gambar konsisten dan fleksibel,
karena tetap terlihat bagus pada ukuran jendela dan
resolusi layar berapapun pada monitor pengguna, b)
Kualitas gambar terjaga. Hal ini disebabkan karena flash
menggunakan teknologi Vector Graphics yang
mendeskripsikan gambar memakai garis dan kurva,
sehingga ukurannya dapat diubah sesuai dengan kebutuhan
tanpa mengurangi atau mempengaruhi kualitas gambar.
Berbeda dengan gambar bitmap seperti bmp, jpg dan gif
yang gambarnya pecah-pecah ketika ukurannya dibesarkan
atau diubah karena dibuat dari kumpulan titik-titik, c)
Waktu loading (kecepatan gambar dan animasi muncul
atau loading time) lebih cepat dibandingkan dengan
pengolah animasi lainnya seperti animated gif dan java
Applet, d) Mampu membuat website interaktif, karena
pengguna (user) dapat menggunakan keyboard atau mouse
untuk berpindah ke bagian lain dari halaman web atau
24
movie, memindahkan obyek., memasukkan informasi ke
form, e) Mampu menganimasi grafis yang rumit dengan
sangat cepat, sehingga membuat animasi layar penuh bisa
langsung disambungkan ke situs web, f) Mampu secara
otomatis mengerjakan sejumlah frame antara awal dan
akhir sebuah urutan animasi, sehingga tidak membutuhkan
waktu yang lama untuk membuat berbagai animasi, g)
Mudah diintegrasikan dengan program Macromedia
yang lain, seperti Dreamweaver, Fireworks, dan
Authorware, karena tampilan dan tool yang digunakan
hampir sama, h) Dapat diintegrasikan dengan skrip sisi
server (server side scripting) seperti CGI, ASP dan PHP
untuk membuat aplikasi pangkalan data web, i) Lingkup
pemanfaatan luas. Selain tersebut diatas, dapat juga
Macromedia Flash dipakai untuk membuat film pendek
atau kartun, presentasi, iklan atau web banner, animasi
logo, kontrol navigasi dan lain-lain.
Berdasarkan beberapa kelebihan Macromedia Flash 8 di atas dapat
disimpulkan bahwa macromedia flash 8 mendukung teknis pembuatan
perangkat lunak multimedia dengan fitur yang memadai dan mudah
digunakan untuk membuat animasi serta dapat menghasilkan file dalam
bentuk .swf dan exe sesuai kebutuhan pengembangan, sehingga dirasa
cukup untuk dijadikan alat bantu untuk membuat media interaktif sesuai
tujuan penulis.
2) Kekurangan Macromedia Flash 8
Kelemahan dari Macromedia flash 8 menurut Ramadianto (2007)
yaitu seperti waktu belajarnya lama apalagi bagi yang belum pernah
menggunakan software desain grafis sebelumnya, grafisnya kurang
lengkap dan kurang simple, lambat login, menunya tidak user friendly
dengan bahasa program yang susah, perlu banyak referensi tutorial,
kurang dalam 3D serta pembuatan animasi 3D nya cukup sulit.
25
c. Jenis-Jenis Animasi dalam Macromedia Flash 8
Vero (2011;15) menyatakan bahwa ada beberapa jenis-jenis yang ada
dalam Macromedia flash 8 yaitu:
1. Animasi Frame by Frame adalah menampilkan gambar-
gambar yang ada satu persatu atau frame per frame sehingga
tampak seperti sebuah gerakan animasi, 2) Animasi Motion
Tween (Motion Tween Animation) merupakan animasi pergerakan
suatu objek dari satu tempat ke tempat lain, 3) Animasi Motion
Guide (Motion Guide) merupakan animasi dimana objeknya
bergerak mengikuti alur yang telah kita buat, 4) Animasi Masking
(Masking Animation) adalah animasi yang hanya menampilkan
suatu bagian dari suatu gambar dengan suatu objek, 5) Animasi
Motion Shape berguna untuk membuat animasi perubahan bentuk
dari satu bentuk ke bentuk yang lain, 6) Animasi Motion Tween
Rotate digunakan untuk membuat animasi perputaran, baik
berputar di tempat maupun barputar sambil berjalan.
d. Istilah-Istilah dalam Macromedia Flash 8
Ada beberapa istilah-istilah perintah yang terdapat dalam Macromedia
Flash 8, yaitu:
Tabel 2.1. Istilah-Istilah dalam Macromedia Flash 8
Istilah Keterangan
Properties Suatu cabang perintah dari suatu
perintah yang lain
Animasi
Sebuah gerakan objek maupun teks
yang diatur sedemikian rupa sehingga
kelihatan hidup.
Actions Script
Suatu perintah yang diletakkan pada
suatu frame atau objek sehingga
frame atau objek tersebut menjadi
lebih interaktif
Movie Clip
Suatu animasi yang dapat
digabungkan dengan animasi atau
objek yang lain.
Frame Suatu bagian dari layer yang
digunakan untuk mengatur.
Scene
Layar yang digunakan untuk
menyusun objek-objek baik
tulisan maupun gambar.
26
e. Area Kerja Macromedia Flash 8
1) Area Kerja (Work Area)
Area kerja terdiri atas 6 bagian, yaitu:
a) Menu, berisi kumpulan instruksi atau perintah - perintah yang
digunakan dalam flash. Misalnya, klik menu File > Save berfungsi
untuk menyimpan dokumen.
b) Stage adalah dokumen atau layer yang akan digunakan untuk
meletakkan objek-objek dalam flash.
c) Timeline berisi frame-frame yang berfungsi untuk mengontrol
objek-objek dalam flash.
d) Toolbox, berisi tool-tool yang berfungsi untuk membuat,
menggambar, memilih dan memanipulasi objek atau isi yang
terdapat dalam layer (stage) dan timeline. Toolbox dibagi menjadi 4
bagian, yaitu: Tool, View, Color dan Option. Beberapa tool
mempunyai option-option. Misalnya, klik Arrow tool, akan muncul
pada bagian Option: Snap to Object, Smoth dan Straighten.
e) Panels, berisi kontrol fungsi yang dipakai dalam flash, yang
berfungsi untuk mengganti dan memodifikasi berbagai atribut dan
objek atau animasi secara cepat dan mudah.
f) Properties, fungsinya sama dengan panels, hanya saja properties
merupakan penggabungan atau penyederhaan dari panels.
Sehingga, dapat mempercepat dalam mengganti dan memodifikasi
27
berbagai atribut dari objek, animasi, frame, dan komponen secara
langsung.
Gambar 2.2. Integrated Development Environtment
Macromedia Flash 8
2) Tool Gambar dan Warna
Bagian tool di dalam Toolbox berfungsi untuk menggambar,
memberi warna, memilih dan memodifiaksi objek.
Gambar 2.3. Nama-nama Tool dalam Toolbox
Pada gambar di atas perhatikan nama-nama tool dalam toolbox dan
shorchit nya (Huruf yang berada didalam kurung). Shorchut
28
mempermudah kita dalam mengoperasikan tool yang tersedia secara
cepat, sehingga kita dapat bekerja secara optimal.
a) Arrow tool untuk memilih dan memindahkan objek. Tools ini
digunakan sebagai kondisi “default” atau normal dari tampilan.
b) Subselect tool untuk menampakkan titik-titik (point) suatu objek.
Berbeda dengan “Pen Tools”, titik-titik yang dibuat dengan
“Subselect Tool” adalah tertentu dan sesuai dengan objeknya
(biasanya titik sudut). Dari titik-titik tersebut selanjutnya kita bisa
mengubah/mengatur bentuk objek kita.
c) Line tool untuk membuat garis
d) Lasso tool untuk memilih sebagian dari objek atau bagian tertentu
dari objek.
e) Text tool untuk menulis text.
f) Oval tool untuk membuat persegi atau kotak.
g) Rectangle tool untuk persegi atau kotak.
h) Pencil tool untuk menggambar garis-garis bebas dan bentuk seperti
yang dilakukan oleh pensil biasa.
i) Brush tool berfungsi seperti kuas untuk mencat suatu objek.
j) Free Transform tool untuk mengubah dan memodifikasi bentuk
objek, bisa berupa pembesaran/pengecilan ukuran objek (scale),
pemutaran objek (rotate), dan lain-lain. Untuk menggerakkan,
moving objek, sekaligus memperbesar dan memperkecilnya atau
merotasikannya.
29
k) Fill transform tool untuk mengatur ukuran, tengah, dan arah dari
gradasi atau bidang. Contoh : buat objek, misal lingkaran, buat
radial warna dengan color mixer, lalu gunakan gradient transform,
klik pada objek, atur gradien transform.
l) Ink Botle tool untuk menambah, memberi dan mengubah warna
pada garis dipingir objek (stroke).
m) Paint bucket tool untuk menambah, memberi dan mengubah warna
pada suatu bidang (fill).
n) Eyedropper tool untuk mengidentifikasikan warna atau garis dalam
sebuah objek.
o) Eraser tool untuk menghapus area yang tidak diinginkan dari objek
4. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa,
baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sebagai
hasil dari kegiatan belajar (Susanto, 2013:5). Menurut Nawawi dalam K.
Brahim (2007:39) hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan
siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan
dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi
pelajaran tersebut.
Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2009), hasil belajar
merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi
guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan
30
mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.
Tingkatan perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah
kognitif, afektif dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar
merupakan saat terselesainya bahan pelajaran.
Jadi secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melaui kegiatan belajar. Kemajuan
prestasi belajar siswa tidak hanya diukur dari tingkat penguasaan ilmu
pengetahuan, tetapi juga sikap dan keterampilan.
b. Macam-Macam Hasil Belajar
Sebagaimana telah dijelaskan di atas hasil belajar siswa meliputi
pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek
psikomotrik) dan sikap siswa (aspek afektif). Susanto (2013:8-11)
mengemukakan tiga macam hasil belajar yaitu:
1) Pemahaman Konsep
Untuk mengukur hasil belajar siswa yang berupa
pemahaman konsep, guru dapat melakukan evaluasi
produk. Evaluasi produk dapat dilaksanakan dengan
mengadakan berbagai macam tes, baik secara lisan
maupun tertulis. Pada umumnya, tes diselenggarakan
dalam berbagai bentuk ulangan, baik ulangan harian,
ulangan semester maupun ulangan umum.
2) Keterampilan Proses
Indrawati dalam Susanto (2013:9-10) merumuskan bahwa
keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan
ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotorik)
yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep
atau prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep
yang telah ada, atau untuk melakukan penyangkalan
terhadap suatu penemuan. Ada 6 aspek keterampilan
proses, yang meliputi: observasi, klasifikasi, pengukuran,
mengomunikasikan, memberikan penjelasan terhadap
suatu pengamatan, dan melakukan eksperimen.
31
3) Sikap
Sadirman dalam Susanto (2013:10-11), mengatakan sikap
merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu
dengan cara, metode, pola dan teknik tertentu terhadap
dunia sekitarnya baik, berupa individu-individu maupun
objek-objek tertentu. Selanjutnya Azwar mengungkapkan
tentang struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang
saling menunjang, yaitu: (a) komponen kognitif
merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu
pemilik sikap, (b) komponen afektif yaitu perasaan yang
menyangkut emosional, (c) komponen konatif merupakan
aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan
sikap yang dimiliki seseorang.
c. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar
Walisman dalam Susanto (2013:13), menyatakan bahwa hasil belajar
yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai
faktor yang memengaruhi baik faktor internal maupun eksternal. Uraian
mengenai faktor internal dan eksternal, sebagai berikut:
1) Faktor Internal merupakan faktor yang bersumber dari
dalam diri peserta didik, yang memengaruhi kemampuan
belajarnya. Faktor ini meliputi: kecerdasan, minat dan
perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan
belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.
2) Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar
diri peserta didik yang memengaruhi hasil belajar yaitu
keluarga, sekolah dan masyarakat.
Ruseffendi dalam Susanto (2013:14) mengidentifikasi
faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar ke dalam
sepuluh macam, yaitu: kecerdasan, kesiapan anak, bakat anak,
kemauan belajar, minat anak, model penyajian materi, pribadi
dan sikap guru, suasana belajar, kompetensi guru, dan kondisi
masyarakat.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
merupakan hasil dari suatu proses yang di dalamnya terlibat sejumlah
faktor yang dapat dibedakan jadi dua yaitu faktor dari dalam diri siswa dan
32
faktor dari luar diri siswa yang saling memengaruhinya. Tinggi rendahnya
hasil belajar sesorang dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.
5. Pembelajaran Bahasa Indonesia
a. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan pembelajaran yang
mengarahkan bagaimana interaksi dengan menggunakan komunikasi bahasa
yang baik serta pembelajaran bagaimana mengapresiasi sebuah karya sastra
seseorang. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Mulyasa dalam (Danung,
2013: 28) pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik
dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta apresiasi terhadap hasil karya
kesastraan manusia Indonesia.
Pembelajaran bahasa mempunyai tujuan yang diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa
Indonesia dengan baik dan benar baik secara lisan maupun tulisan, serta
menumbukan apresiasi terhadap hasil karya sastra. Standar kompetensi mata
pelajaran bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal
peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan
berbahasa dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Dengan
standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia ini diharapkan peserta
didik dapat mengembangkan potensinya sesuai kemampuan, kebutuhan dan
minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap karya kesastraan
dan hasil intelektual bangsa sendiri.
33
b. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pendekatan dalam pembelajaran bahasa Indonesia bukan pelajaran yang
dianggap mudah. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup 4 aspek dalam
pembelajarannya, diantaranya adalah aspek menyimak, berbicara, membaca,
dan menulis. Di bawah ini dikemukakakan beberapa pemikiran dari Semi
dalam (Dadang & Iskandarwassid, 2013: 42) sebagai berikut:
Pendekatan dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdiri dari
pendekatan formal, fungsional, integral, sosiolinguistik, psikologi,
psikolingistik, behavioristik, pengelolaan kelas dan pendekatan komunikatif.
Semi menyatakan bahwa pendekatan formal merupakan pendekatan
formal dan klasik dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Pendekatan ini
menganggap pembelajaran sebagai suatu kegiatan rutin yang konvensional,
dengan mengikuti cara-ara yang telah biasa dilakukan berdasarkan
pengalaman. Oleh karena itu, pembelajaran tidak mempunyai latar belakang
teoritis. Sedangkan pendekatan fungsional yaitu pendekatan yang
menyarankan apabila mempelajari bahasa sebaiknya melakukan kontak
langsung dengan masyarakat atau orang yang menggunakan bahasa itu.
Pendekatan fungsional terdiri dari beberapa metode dalam mengajarkan
bahasa Indonesia diantaranya metode langsung, metode pembatasan, metode
intensif, metode audio visual, dan metode linguistik. Kelima metode tersebut
menjadi acuan utama dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah seperti
di sekolah dasar, menengah pertama maupun menengah atas.
Pendekatan pembelajaran bahasa Indonesia yang kedua yaitu
34
pendekatan integral. Semi (Dadang & Iskandarwassid, 2013: 44) menjelaskan
bahwa pendekatan integral merupakan pembelajaran bahasa merupakan
pembelajaran yang multi dimensional. Artinya banyak faktor yang harus
dipertimbangkan dalam pengajaran. Pengajaran bersifat fleksibel dengan
menggunakan metodologi yang terbuka. Bantuan-bantuan ilmu yang lain bagi
kelancaran pengajaran bahasa perlu mendapat tempat sehingga pengajaran
bahasa harus saling menunjang dengan ilmu lain. Misalnya, dengan ilmu jiwa
belajar, sains, dan antropologi.
Pendekatan yang ketiga dalam (Dadang & Iskandarwassid, 2013: 45)
adalah pendekatan sosiolinguistik. Paham sosiolinguistik merupakan studi
tentang hubungan gejala masyarakat dengan gejala bahasa. Perjalanan
sejarahnya, sosiolinguistik merumuskan konsep-konsep tertentu yang
berharga bagi pembangunan pengajaran bahasa. Paham sosiolinguistik
mempunyai implikasi terhadap pengajaran bahasa sebagai berikut :
a) Pengajaran bahasa harus diarahkan kepada penguasaan kompetensi
komunikatif oleh siswa. Kompetensi komunikatif tersebut diharapkan
siswa mampu berkomunikasi secara sosial dengan menggunakan bahasa
yang baik.
b) Salah satu cara menganalisis komunikasi melalui bahasa ialah memeriksa
fungsi-fungsi bahasa yang khas, cara memakai bahasa untuk tujuan-
tujuan khusus. Fungsi, cara memakai dan tujuan bahasa dalam
pembelajaran di sekolah menengah pertama diharapkan mampu
menggugah potensi siswa dalam berkomunikasi. Komunikasi yang
35
dilakukan oleh siswa sebaiknya sesuai dengan fungsi, cara memakai dan
tujuan yang telah disebutkan.
c) Analisis fungsional kegiatan komunikasi ialah menemukan fungsi-fungsi
bahasa yang bersangkutan dengan komunikasi tersebut.
d) Analisis linguistik atas kegiatan komunikasi ialah menemukan bentuk-
bentuk linguistik yang diperlukan dalam setiap jenis kegiatan
berkomunikasi. Analisis itu dapat dimanfaatkan untuk menentukan
tekanan pengajaran dan berguna ketika melakukan pemilihan bahan
pengajaran.
e) Analisis bahasa yang berkembang dalam masyarakat perlu dipetakan.
Artinya, pengajaran bahasa perlu diarahkan pada kajian-kajian bahasa
yang hidup dalam masyarakat untuk melihat dinamika bahasa tersebut.
Analisis bahasa yang berkembang di masyarakat yang dimaksudkan
adalah kosakata maupun jenis bahasa yang selalu up to date yang sesuai
dengan EBI (Ejaan Bahasa Indonesia).
Pendekatan keempat dalam (Dadang & Iskandarwassid, 2013: 46) yaitu
pendekatan psikologi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Pendekatan ini
sering dianggap hanya bisa dilakukan oleh para psikolog saja. Pandangan
tersebut tidak sepenuhnya keliru, karena banyak pengajr yang belum mampu
mengenali psikologi perkembangan peserta didik.
Menurut Semi dalam (Dadang & Ikandarwassid, 2013: 46) yaitu:
Pendekatan psikologi bahasa berkaitan dengan ilmu yang
menelaah bagaimana peserta didik belajar, dan bagaimana
peserta didik sebagai individu yang kompleks. Hasil studi
psikologis mutlak untuk dikuasai oleh pengajar bahasa. Premis
36
dan asumsi psikologi dimanfaatkan dalam pendekatan ini,
terutama dalam penyusunan strategi mengajar.
Berdasarkan pengertian di atas bahwa pendekatan psikologis bermakna
bahwa pembelajaran bahasa Indonesia harus melihat bagaimana kondisi
psikologi peserta didik sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan dengan
melihat persiapan peserta didik menjelang pelaksanaan pembelajaran bahasa
Indonesia.
Pendekatan kelima dalam (Dadang & Iskandarwassid, 2013: 48) adalah
pendekatan psikolinguistik. Pendekatan ini bertumpu pada pemikiran
bagaimana proses yang terjadi dalam benak siswa ketika mulai belajar
bahasa, serta bagaimana pula perkembangannya. Psikolinguistik yaitu ilmu
yang mempelajari latar belakang psikologis kemampuan barbahasa.
Pendekatan keenam yaitu pendekatan Behavioristik. Pringgawidagda
dalam (Dadang & Iskandarwassid, 2013:50) menyatakan bahwa pendekatan
behavioristik dapat dikendalikan dari luar, yaitu dengan stimulus respons.
Lingkungan memberikan stimulus atau rangsangan sedangkan guru
memberikan respons perkembangan kematangan berbahasa tergantung
frekuensi atau lamanya latihan. Belajar bahasa dengan cara peniruan atau
tubian merupakan teknik utama pendekatan behavioristik. Selain itu,
kemampuan berbahasa dibentuk secara langsung oleh lingkungannya. Jadi,
pendekatan ini menekankan bahwa peserta didik belajar dengan stimulus
yang diberikan lingkungan terhadap peserta didik untuk dapat memproses
rangsangan yang diberikan oleh lingkungan.
37
Pendekatan yang ketujuh dalam (Dadang & Iskandarwassid, 2013: 51)
adalah pendekatan pengelolaan kelas. Pendekatan ini adalah proses belajar
untuk meciptakan dan mempertahankan keterlibatan suasana kelas, keributan
yang ditimbulkan oleh peserta didik, ketidakdisiplinan, dan gangguan belajar
lainnya. Akan tetapi siswa tidak terhalang dalam melakukan kebebasan untuk
belajar dan aktif. Hambatan tersebut dapat mempengaruhi perkembangan
siswa. Sehingga guru diharapkan mampu untuk melakukan pengelolaan kelas
dalam pembelajaran sehingga siswa mampu berperan aktif dan merasakan
makna sebuah pembelajaran.
Berbagai pendekatan yang dikemukakan dalam (Dadang &
Iskandarwassid, 2013: 41) yang menyebutkan bahwa ada tujuh pendekatan
untuk pembelajaran bahasa. Jadi, pendekatan bahasa diartikan sebagai bentuk
perlakuan yang dilakukan oleh pendidik untuk menciptakan pembelajaran
bahasa Indonesia lebih baik, efektif dan kondusif.
6. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan berfungsi memberikan pemaparan tentang
penelitian sebelumnya yang telah dilakukan. Berikut beberapa hasil penelitian
yang terdapat kaitannya dengan penelitian ini adalah:
a. Menurut Esti Wulandari (2017) dalam penelitiannya yang berjudul
Penerapan Multimedia Interaktif Berbasis Macromedia Flash 8 terhadap
Keaktifan dan Hasil Belajar Biologi Materi Sistem Saraf Manusia pada
Siswa Kelas XI SMA PPMI Assalaam Sukoharjo Tahun Pelajaran
2016/2017. Dari Universitas Muhammadiyah Surakarta, Program studi
38
Pendidikan Biologi berkesimpulan bahwa ada pengaruh penggunaan
multimedia interaktif berbasis Macromedia flash 8 terhadap keaktifan siswa
dan hasil belajar Biologi pada materi sistem saraf siswa kelas XI SMA
PPMI Assalaam Sukoharjo dimana dalam penelitian tersebut menunjukkan
bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa dan keatifan masing-masing kelas
yaitu, untuk kelas eksperimen nilai rata-rata hasil belajar pre-tes 47,34 dan
post-test 84,38 dan untuk keaktifan siswa memiliki nilai rata-rata 87,97,
untuk kelas kontrol nilai rata-rata hasil belajar pre-tes 41,77, post-test 70,00
dan untuk keaktifan siswa memiliki nilai ratarata 65,16.
b. Ummi Athiah (2015) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Bahan
Ajar berbasis Macromedia Flash 8 materi Sistem Saraf Manusia terhadap
Motivasi dan Hasil Belajar Siswa di SMA Negeri 2 Banguntapan. Dari
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Program studi
Pendidikan Biologi berkesimpulan bahwa ada pengaruh positif penerapan
bahan ajar berbasis Macromedia Flash 8 pada materi sistem saraf terhadap
motivasi dan hasil belajar Biologi siswa SMA Negeri 2 Banguntapan
dengan rata-rata persentase aspek motivasi belajar dan rata-rata hasil belajar
kelas perlakuan lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.
c. Latifa Arina Rizqi (2014) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh
penggunaan Multimedia Interaktif berbasis Macromedia Flash terhadap
Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Kompetensi Dasar Kejuruan kelas
X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK N 2 Depok. Dari
Universitas Negeri Yogyakarta, Program studi Pendidikan Teknik Sipil dan
39
Perancangan berkesimpulan bahwa nilai hasil belajar antara siswa yang
menggunakan media macromedia flash lebih besar dari hasil belajar siswa
yang menggunakan metode konvensional pada mata pelajaran Ilmu
Bangunan Gedung kelas X di SMK N 2 Depok. Perbedaan hasil belajar ini
ditunjukkan dengan analisis hasil tes siswa yakni nilai rata-rata pretest kelas
kontrol 47,19 dan posttest sebesar 78,75 sedangkan nilai rata-rata pretest
kelas eksperimen 49,22 dan posttest sebesar 86,88. Serta peningkatan rata-
rata kelas kontrol sebesar 31,56 setelah dilakukan treatment dengan
menggunakan media konvensional. Sedangkan Peningkatan rata-rata kelas
eksperimen sebesar 37,66 setelah dilakukan treatment dengan menggunakan
multimedia interaktif berbasis macromedia flash.
Berdasarkan beberapa penelitian di atas, dapat diketahui bahwa media
pembelajaran berbasis macromedia flash 8 bisa dikatakan berhasil dan
mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Namun, hal tersebut tidak
dapat menjamin bahwa media pembelajaran berbasis macromedia flash 8 efektif
untuk semua mata pelajaran. Oleh karena itu, penulis ingin menggunakan media
pembelajaran berbasis macromedia flash 8 pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia kelas IX yang sebelumnya belum pernah menerapkan media
pembelajaran tersebut.
B. Kerangka Pikir
Kerangka berfikir berfungsi untuk membentuk penalaran. Secara rasional,
kerangka berfikir digunakan untuk menjelaskan tahapan-tahapan penelitian. Selain
40
itu, kerangka berfikir memiliki tujuan agar selama penelitian berlangsung tetap
menggunakan dasar penelitian yang telah dibuat. Terkait dengan judul yang diangkat
peneliti, yaitu “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif berbasis
Macromedia Flash 8 terhadap Hasil Belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia di SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa”, disusunlah
kerangka berpikir bahwa dilakukan pengembangan media pembelajaran yang berisi
tentang materi-materi pada pelajaran bahasa Indonesia. Penelitian ini dilakukan di
SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa.
Tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan memperhatikan materi, metode
pembelajaran disertai pemilihan dan penggunaan media pembelajaran dengan baik
sesuai tujuan pembelajaran/kompetensi yang akan dicapai. Penyajian media
pembelajaran juga penting karena media pembelajaran sangat berpengaruh terhadap
perhatian siswa untuk menangkap dan memahami pelajaran. Penggunaan media
pembelajaran yang tepat akan mempermudah siswa dalam memahami setiap materi
yang disampaikan oleh guru. Sebaliknya penggunaan media pembelajaran yang tidak
tepat dapat menyebabkan penerimaan siswa tidak maksimal, apalagi untuk pelajaran
dengan tingkat kesulitan yang tinggi tentunya siswa akan semakin kesulitan dalam
memahami materi.
Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan yaitu macromedia flash 8
yang merupakan sebuah software pada komputer yang dapat digunakan untuk
membuat program animasi, presentasi, movie dan animasi sebagainya. Penelitian ini
nantinya akan menggunakan dua kelas yaitu satu kelas dengan menggunakan media
pembelajaran berbasis macromedia flash 8 sebagai kelas eksperimen. Sedangkan
41
kelas lainnya menggunakan media pembelajaran konvensional berupa model/peraga
sebagai kelas kontrol. Dalam membandingkan kedua kelas ini juga memperhatikan
variabel-variabel di luar media pembelajaran seperti pengendalian sejarah,
pengendalian kematangan, pengendalian efek tes, pengendalian efek regresi,
pengendalian efek mortality, materi pelajaran, guru pengajar dan waktu pembelajaran
yang sama sehingga hasil penelitian bisa lebih terkontrol.
Dari pernyataan di atas maka dapat dilihat bahwa penggunaan media
pembelajaran berbasis macromedia flash 8 akan lebih efektif dan efisien dalam
pembelajaran dibandingkan penggunaan media pembelajaran konvensional
(model/peraga). Dengan penggunaan media pembelajaran berbasis macromedia flash
8 ini diharapkan siswa dapat menangkap secara maksimal atau hampir 100% apa
yang disampaikan oleh guru. Dan pada akhirnya nanti hasil belajar siswa dapat lebih
meningkat.
Gambar 2.4. kerangka pikir dalam penelitian
42
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian pada deskripsi teori dan kerangka pikir, hipotesis penelitian
ini adalah:
H0 : Media pembelajaran Macromedia Flash 8 tidak berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII di
SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa.
H1 : Media pembelajaran Macromedia Flash 8 berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII di SMP
Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa.
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, bertujuan untuk
mengetahui pengaruh suatu perlakuan terhadap subjek penelitian. Penelitian
eksperimen dapat dilakukan untuk mengetahui hubungan sebab-akibat dari
dilakukannya perlakuan. Penelitian dengan pendekatan eksperimen adalah suatu
cara untuk mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor yang sengaja
ditimbulkan oleh peneliti (Suharsimi Arikunto, 2011: 9).
Pada penelitian ini termasuk eksperimen semu (quasi experimental),
karena pada desain tersebut mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak dapat
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Menurut Hadjar (1996: 334) bahwa
pada dasarnya kerangka desain penelitian ini sama dengan desain penelitian
eksperimen sejati pre test-post test, hanya pada desain ini kelompok eksperimen
maupun kelompok kontrol bisa dipilih secara random.
2. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas pertama yang
menggunakan media pembelajaran berbasis macromedia flash 8 sebagai kelas
eksperimen dan kelas yang kedua yang menggunakan media pembelajaran
konvensional (model/peraga) sebagai kelas kontrol. Dalam penelitian ini
44
digunakan pre-test dan post-test untuk mengukur kemampuan awal dan akhir
siswa. (lihat Tabel 3.1)
Tabel 3.1 Skema Pretest-Postest Non Equivalent Kontrol Group Design
Kelas Kelompok Pre-test Treatmen Post-test
Kelas Eksperimen (E) O1 X O2
Kelas Kontrol (K) O3 – O4
Keterangan:
E = kelompok siswa yang menggunakan media pembelajaran berbasis
Macromedia flash 8
K = kelompok siswa yang menggunakan media pembelajaran konvensional
(model/peraga)
X = perlakuan/treatmen (penerapan media pembelajaran berbasis Macromedia
flash 8)
– = penerapan media pembelajaran konvensional (model/peraga)
O1 = pre-test kelas eksperimen
O2 = post-test kelas eksperimen
O3 = pre-test kelas control
O4 = post-test kelas control
Metode ini dipilih karena dianggap cocok untuk menentukan hasil
pembelajaran bahasa Indonesia. Desain ini terdapat pretest, treatment dan
postest.
45
a. Tes Awal (pretest)
Pemberian Test Awal (pretest) dilaksanakan pada hari yang sama
untuk masing-masing kelompok penelitian. Kemampuan awal siswa pada
penelitian ini yang diseimbangkan adalah kemampuan pada mata pelajaran
bahasa Indonesia sehingga kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol berangkat dari kemampuan awal yang sama.
b. Perlakuan (treatment)
Pelaksanaan perlakuan dilaksanakan selama dua kali tatap muka untuk
masing-masing kelompok dengan setiap tatap muka sebanyak 4 jam
pelajaran. Kelompok eksperimen menerima materi dengan strategi
pembelajaran menggunakan media pembelajaran macromedia flash 8 dan
kelompok kontrol menerima materi tanpa menggunakan media pada mata
pelajaran bahasa Indonesia.
c. Tes akhir (postest)
Setelah perlakuan selesai dilaksanakan, kegiatan selanjutnya adalah
pemberian tes akhir atau postest. Hasil dari postest ini digunakan untuk
mengetahui sejauh mana hasil belajar yang dicapai pada tiap kelompok,
setelah melalui proses analisis data maka dapat diketahui apakah
pembelajaran bahasa Indonesia mengunakan media macromedia flash 8
dapat dikatakan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
46
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017:117).
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan Siswa kelas VIII di SMP
Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa yang berjumlah 348 orang siswa.
Tabel 3.2 Populasi Penelitian
No Kelas Laki-Laki Perempuan Total
1 VIII a 14 15 29
2 VIII b 14 18 32
3 VIII c 11 21 32
4 VIII d 14 18 32
5 VIII e 12 20 32
6 VIII f 13 19 32
7 VIII g 13 19 32
8 VIII h 12 20 32
9 VIII i 11 20 31
10 VIII j 18 14 32
11 VIII k 15 17 32
Jumlah 147 201 348
Sumber: Tata usaha SMP Negeri 4 Sungguminasa
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2017: 118). Sampel dalam penelitian ini diambil
dengan menggunakan teknik probability sampling, yaitu mengambil sampel yang
47
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel. Penarikan sampel ini adalah teknik cluster sampling
atau sampel daerah yang digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang
akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu instansi
pendidikan, kelas, atau kelompok siswa. Untuk menentukan penduduk mana
yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan
daerah populasi yang telah ditetapkan.
Setelah menentukan sampel, maka sampel tersebut diidentifikasi
berdasarkan kelas.
Tabel 3.3 Sampel Penelitian
No Kelas Laki-Laki Perempuan Total Keterangan
1 VIII e 12 20 32 Kelas
Eksperimen
2 VIII d 14 18 32 Kelas Kontrol
Jumlah 26 38 64
Sumber: Tata usaha SMP Negeri 4 Sungguminasa
C. Definisi Operasional Variabel
Pada penelitian eksperimen ini terdapat dua variabel. Variabel-variabel
tersebut dikelompokkan menjadi dua yaitu Media Pembelajaran Interaktif Berbasis
Macromedia Flash 8 sebagai variabel bebas (Independent Variable), serta Hasil
Belajar siswa sebagai variabel terikat (Dependent Variable). Definisi operasional
dari masing-masing variabel tersebut adalah sebagai berikut:
48
a. Media pembelajaran interaktif berbasis macromedia flash 8 (Variabel Bebas)
Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Macromedia Flash 8 merupakan
salah satu bentuk dari media pembelajaran yang dapat dioperasikan dengan
menggunakan komputer maupun laptop. Dalam penggunaan media
pembelajaran tersebut yang akan dipakai pada proses pembelajaran pada kelas
eksperimen adalah model tutorial dan model simulasi. Model tutorial merupakan
pembelajaran khusus dengan mikro komputer untuk tutorial pembelajaran. Isi
dari tutorial tersebut meliputi: tujuan, materi dan evaluasi.
b. Hasil belajar siswa (Variabel Terikat)
Hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai dari kegiatan belajar pada
pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa.
Data mengenai hasil belajar ini ditunjukkan dari nilai tes yang diambil setelah
materi pelajaran selesai disampaikan. Hasil belajar yang ada dinyatakan dalam
bentuk skor yang diubah ke dalam bentuk nilai.
Hasil belajar diperoleh dari hasil evaluasi yang dapat berbentuk tes
kemampuan. Tes disini berfungsi untuk mengetahui kemampuan akhir siswa
setelah penyampaian materi dan bisa disebut post-test. Tes dilakukan pada kelas
kontrol dan kelas eksperimen untuk mengetahui seberapa besar pemahaman
siswa tentang materi yang telah disampaikan.
D. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2012: 148), instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen
49
dikembangkan dengan menggunakan skala likert dengan 5 skala. Skor terendah
diberi angka 1 dan skor tertinggi diberi skor 5 (Sugiyono, 2013: 312).
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dan
lembar tes yang diberikan kepada guru dan siswa untuk menentukan pengaruh media
pembelajaran macromedia flash 8 pada pembelajaran bahasa Indonesia bagi siswa
kelas VIII di SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa.
1. Lembar Observasi
Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2013:145) mengemukakan bahwa observasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai
proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses
pengamatan dan ingatan (Sugiyono, 2013: 203). Untuk mendapatkan data yang
relevan dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi langsung. Proses
observasi akan dilakukan oleh peneliti selama penelitian di SMP Negeri 4
Sungguminasa Kabupaten Gowa.
Lembar observasi dalam penelitian ini yang digunakan untuk menilai
aktivitas siswa dalam melakukan setiap kegiatan yang termuat dalam
pembelajaran. Observasi dilakukan saat pretest dan posttest.
2. Lembar Tes
Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan soal tes kemampuan. Soal tes pada
penelitian ini yaitu soal pre-test dan post test. Teknik tes ini digunakan untuk
mengetahui perubahan hasil belajar setelah siswa melalui proses pembelajaran
dan perlakuan (treatment).
50
Tes yang digunakan berupa tes tertulis dalam bentuk pretest dan postest
guna mengetahui pengaruh media pembelajaran macromedia flash 8 terhadap
hasil belajar siswa dalam menguasai pembelajaran yang telah dipelajari sebelum
dan sesudah diberlakukan perlakuan (treatment). Tes ini diperlakukan pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan tes kemampuan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data untuk penelitian ini, tidak hanya sekedar
mengumpulkan saja, tetapi harus menggunakan teknik tertentu yang sesuai dengan
masalah yang akan dikaji. Hal tersebut bertujuan agar mendapat hasil yang baik
sesuai dengan yang diinginkan. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian
ini sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi ini digunakan untuk memperoleh data tentang proses kegiatan
belajar mengajar bahasa Indonesia dikelas. Pada tahap observasi kegiatan belajar
mengajar bahasa Indonesia ini dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a) Mengamati kegiatan dan situasi belajar pembelajaran bahasa Indonesia
menggunakan atau tanpa menggunakan media pembelajaran macromedia
flash 8.
b) Mengamati kendala serta hal-hal yang mempermudah belajar peserta didik.
51
2. Tes
Menurut Riduwan (2014: 57), tes adalah serangkaian pertanyaan atau
latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi,
dan kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.
Tes yang dilaksanakan berupa tes tertulis yaitu tes pembelajaran bahasa
Indonesia yang dikerjakan oleh siswa baik dari kelompok kontrol maupun
kelompok eksperimen. Tes ini berupa tes pilihan ganda sebanyak 10 butir soal
dengan empat pilihan jawaban yang berisi materi tentang pembelajaran bahasa
Indonesia.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah sekumpulan berkas yakni mencari data mengenai hal-
hal berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen, ataupun sebuah
cara yang dilakukan untuk penyediaan dokumen-dokumen dengan menggunakan
bukti yang akurat dari pencatatan sumber-sumber informasi khusus yang berada di
SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa.
F. Teknik Analisis Data
Adapun serangkaian proses yang dilakukan dalam menganalisis data melihat
dari teknik pengumpulan data dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan uji t. Menurut
Nurgiyantoro, dkk (2009), uji-t tepat untuk menguji apakah terdapat perbedaan
yang signifikan diantara dua kelompok. Uji t dalam penelitian ini bertujuan
52
untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
Asumsi dasar dari pengujian ini adalah normalitas dan homogenitas dari
kedua data sebagai persyaratan analisis harus terlebih dahulu. Rumus uji t
terdapat dua jenis yaitu uji t dengan polled varian dan uji t dengan separated
varian, dimana rumus yang akan digunakan tergantung dari bentuk datanya.
Ketentuan diterima atau tidaknya hipotesis penelitian adalah sebagai
berikut:
a. Hipotesis
H0: Media pembelajaran berbasis macromedia flash 8 tidak berpengaruh
terhadap hasil belajar pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII
di SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa.
H1: Media pembelajaran berbasis macromedia flash 8 berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII di
SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa.
b. Ketentuan
Menurut Sugiyono (2011: 142), ketentuan diterima atau ditolaknya
hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:
1) t hitung < t tabel, maka H1 ditolak, H0 diterima dan tidak ada perbedaan.
2) t hitung > t tabel, maka H1 diterima, H0 ditolak dan ada perbedaan.
2. Uji Persyaratan Analisis
Data tes siswa yang telah terkumpul akan diolah dan dianalisis
menggunakan uji-t. Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, persyaratan yang
53
harus dipenuhi adalah uji normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi variabel
berkurva normal atau tidak. Jadi, untuk memastikan apakah sebuah data
hasil pengukuran yang bersangkutan berdistribusi normal, terhadap data
tersebut harus dikenai uji normalitas. Penghitungan dalam penelitian ini
dilakukan dengan bantuan komputer program statistik SPSS versi 23 for
windows.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel berasal
dari varians yang sama atau tidak. Tes statistik yang digunakan adalah uji F,
yaitu membandingkan varian terbesar dan varian terkecil. Pengujian
dilakukan terhadap data-data pretest dan posttest baik kelompok eksperimen
maupun kelompok kontrol. Perhitungan uji homogenitas dilakukan dengan
bantuan komputer program statistik SPSS versi 23 for windows.
54
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experimental)
yang dilakukan di SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa di kelas VIII pada
pembelajaran bahasa Indonesia dengan materi drama-drama kehidupan yang dibagi
ke dalam dua kelompok. Kelompok pertama, yaitu pembelajaran dengan
menggunakan media macromedia flash 8. Pembelajaran dengan menggunakan media
macromedia flash 8 ini diberikan kepada kelas VIII E sebagai kelas eksperimen
dengan jumlah siswa 32 orang. Kelompok kedua, pembelajaran tanpa menggunakan
media macromedia flash 8 ini diberikan kepada kelas VIII D yang disajikan sebagai
kelas kontrol dengan jumlah siswa yang berada dalam kelas ini adalah 32 orang. Jadi
jumlah sampel secara keseluruhan ada 64 orang yang terbagi ke dalam dua kelas
yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen.
A. Hasil Penelitian
1. Analisis Deskriptif Data Penelitian
Deskripsi data dalam penelitian ini memberikan gambaran mengenai
karakteristik distribusi skor dan subyek penelitian untuk masing-masing subyek
yang diteliti. Penelitian ini mengambil subyek sebanyak 64 responden yang
mengikuti mata pelajaran Bahasa Indonesia materi Drama-drama Kehidupan di
SMP Negei 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa, yang terdiri atas dua kelas yaitu
kelas VIII D dengan jumlah responden sebanyak 32 siswa dan kelas VIII E
dengan jumlah responden sebanyak 32 siswa.
55
Deskripsi data ini akan menyajikan data yang telah diperoleh dalam
penelitian. Data mengenai penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu media
pembelajaran interaktif berbasis macromedia flash 8 sebagai variabel bebas (X),
serta hasil belajar sebagai variabel terikat (Y). Pre-test dilakukan untuk
mengetahui homogenitas antar kelas, sehingga setelah dilaksanakan pre-test
terdapat dua kelas yang homogen dan dijadikan sampel untuk penelitian yaitu
kelas VIII E sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII D sebagai kelas kontrol.
Kelas eksperimen adalah kelas yang mendapat perlakuan (treatment) dengan
menggunakan media pembelajaran berbasis macromedia flash 8 sedangkan kelas
kontrol adalah kelas yang menggunakan media pembelajaran konvensional
(model/peraga).
a. Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Hasil analisis terhadap aktivitas belajar siswa merupakan gambaran
kegiatan siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia dengan
menggunakan media pembelajaran macromedia flash 8. Proses pengambilan
data aktivitas siswa ini dilakukan oleh observer ketika pembelajaran sedang
berlangsung sesuai dengan penilaian afektif yang ada pada Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Berikut ini adalah hasil observasi yang
dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
56
Tabel 4.1
Hasil Observasi Aktivitas Siswa
No Aktivitas
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pertemuan
Mean Persent
ase %
Pertemuan
Mean Persent
ase % I
Pre
Test
II
Post
Test
I
Pre
Test
II
Post
Test
1 Kehadiran
Siswa 32 32 32 100% 32 32 32 100%
2 Disiplin 26 30 28 87,5% 27 29 28 87,5%
3 Jujur 28 31 29,5 92,18% 28 31 29,5 92,18%
4 Sopan 29 31 30 93,75% 27 30 28,5 89,06%
5 Memperhati
kan 22 29 25,5 79,68% 23 26 24,5 76,56%
6 Berani
Bertanya 2 5 3,5 10,93% 2 3 2,5 7,81%
7
Berani
Menjawab
Pertanyaan
2 7 4,5 14,06% 3 5 4 12,5%
Berdasarkan tabel 4.1, terlihat perbedaan aktivitas kegiatan siswa dalam
proses pembelajaran baik pretest maupun posttest pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Dilihat dari persen setiap aktivitas siswa terdapat
perbedaan serta persamaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Persamaannya yaitu pada aktivitas kehadiran siswa 100%, disiplin 87,5%,
jujur 92,18%. Sedangkan perbedaannya yaitu pada aktivitas sopan,
memperhatikan, berani bertanya, dan berani menjawab pertanyaan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa pada kelas eksperimen aktivitas belajar
siswa lebih besar dari kelas kontrol.
b. Hasil Belajar Siswa
Data hasil belajar terdiri dari nilai pre-test dan post-test, dimana pre-test
diberikan sebelum dilakukannya perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas
57
kontrol sedangkan untuk post-test diberikan setelah menerima perlakuan.
Pre-test dilakukan pada awal pertemuan sedangkan untuk post-test
dilakukan pada akhir pertemuan. Berikut data pretest dan postest siswa
kelas eksperimen dan kelas kontrol :
Tabel 4.2
Hasil Analisis Deskriptif Data Pretest dan Postest Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
Pre-Test
Eksperimen 32 38 88 64.25 9.742
Post-Test
Eksperimen 32 60 92 81.38 7.387
Pre-Test Kontrol 32 40 88 68.44 9.768
Post-Test Kontrol 32 60 90 77.94 7.247
Valid N (listwise) 32
Berdasarkan deskripsi data, rata-rata hasil pretest kelas eksperimen
lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata hasil pretest kelas kontrol, akan
tetapi tidak terpaut jauh atau signifikan yaitu 64,25 untuk kelas eksperimen
dan 68,44 untuk kelas kontrol.
1) Deskripsi Data Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Eksperimen
a) Pretest
Berdasarkan hasil pengamatan dari seluruh siswa kelas
eksperimen yang berjumlah 32 siswa yang diberi test materi
darama-drama kehidupan, tidak diperoleh nilai seratus. Nilai
maksimal yang mampu dicapai siswa adalah 88 sedangkan nilai
58
terendah adalah 38. Hasil pretest kelas VIII E SMP Negeri 4
Sungguminasa Kabupaten Gowa ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen
Interval Nilai Frekuensi Persentase (%) Kategori Hasil
0-60 13 41 % Sangat Rendah
61-70 11 34 % Rendah
71-80 7 22 % Sedang
81-90 1 3 % Tinggi
91-100 - - Sangat Tinggi
Jumlah 32 100 %
Berdasarkan tabel 4.3, dijelaskan bahwa siswa yang
memperoleh nilai tertinggi pada pretest berjumlah 1 siswa,
sedangkan untuk taraf nilai 71-80 diperoleh 7 siswa, nilai 61-70
juga diperoleh 11 siswa, 0-60 berjumlah 13 siswa.
Berdasarkan skor hasil belajar siswa tersebut dapat
diklasifikasikan ketuntasan hasil belajar siswa pada materi drama-
drama kehidupan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.4
berikut ini:
Tabel 4.4
Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Pretest
Standar Minimal Kategori Frekuensi Persentase (%)
≥ 75 Tuntas 3 9 %
≤ 74 Tidak Tuntas 29 91 %
Jumlah 32 100 %
Apabila tabel dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan
hasil belajar siswa yang ditentukan oleh peneliti kategori siswa
59
tidak tuntas sebanyak 29 orang dan kategori siswa tuntas sebanyak
3 orang, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
belum memenuhi kriteria ketuntasan secara klasikal yaitu siswa
yang tuntas hanya 9% 91% tergolong rendah.
b) Posttest
Berdasarkan hasil pengamatan dari seluruh siswa kelas
eksperimen yang berjumlah 32 siswa yang diberi test materi
darama-drama kehidupan, tidak diperoleh nilai seratus. Nilai
maksimal yang mampu dicapai siswa adalah 92 sedangkan nilai
terendah adalah 60. Hasil posttest kelas VIII E SMP Negeri 4
Sungguminasa Kabupaten Gowa ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen
Interval Nilai Frekuensi Persentase (%) Kategori Hasil
0-60 1 3 % Sangat Rendah
61-70 2 6 % Rendah
71-80 12 38 % Sedang
81-90 16 50 % Tinggi
91-100 1 3 % Sangat Tinggi
Jumlah 32 100 %
Berdasarkan tabel 4.5, dapat dijelaskan bahwa setelah
menerima perlakuan atau setelah menggunakan media macromedia
flash 8, siswa yang mendapat nilai 91-100 berjumlah 1 orang, siswa
yang mendapat nilai 81-90 berjumlah 2 orang, siswa yang
mendapat nilai 71-80 berjumlah 12 orang, siswa yang mendapat
60
nilai 61-70 berjumlah 2 orang dan siswa yang mendapat nilai 0-60
berjumlah 1 orang.
Berdasarkan skor hasil belajar siswa tersebut dapat
diklasifikasikan ketuntasan hasil belajar siswa pada materi drama-
drama kehidupan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.6
berikut ini:
Tabel 4.6
Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Posttest
Standar
Minimal Kategori
Frekuensi Persentase (%)
≥ 75 Tuntas 29 91 %
≤ 74 Tidak Tuntas 3 9 %
Jumlah 32 100 %
Apabila tabel dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan
hasil belajar siswa pada materi drama-drama kehidupan yang
ditentukan oleh peneliti, kategori siswa tidak tuntas sebanyak 3
orang dan kategori siswa tuntas sebanyak 29 orang, sehingga dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar siswa telah memenuhi kriteria
ketuntasan secara klasikal yaitu siswa yang tuntas 91%.
2) Deskripsi Data Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Kontrol
a) Pretest
Berdasarkan hasil pengamatan dari seluruh siswa kelas
kontrol yang berjumlah 32 siswa yang diberi test materi darama-
drama kehidupan, tidak diperoleh nilai seratus. Nilai maksimal
yang mampu dicapai siswa adalah 88 sedangkan nilai terendah
61
adalah 40. Hasil pretest kelas VIII D SMP Negeri 4 Sungguminasa
Kabupaten Gowa ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol
Interval Nilai Frekuensi Persentase (%) Kategori Hasil
0-60 9 28 % Sangat Rendah
61-70 11 35 % Rendah
71-80 10 31 % Sedang
81-90 2 6 % Tinggi
91-100 - - Sangat Tinggi
Jumlah 32 100 %
Berdasarkan tabel 4.7, dijelaskan bahwa siswa yang
memperoleh nilai tertinggi pada pretest berjumlah 2 siswa,
sedangkan untuk taraf nilai 71-80 diperoleh 10 siswa, nilai 61-70
juga diperoleh 11 siswa, 0-60 berjumlah 9 siswa.
Berdasarkan skor hasil belajar siswa tersebut dapat
diklasifikasikan ketuntasan hasil belajar siswa pada materi drama-
drama kehidupan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.8
berikut ini:
Tabel 4.8
Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Pretest
Standar
Minimal Kategori
Frekuensi Persentase (%)
≥ 75 Tuntas 12 37,5 %
≤ 74 Tidak Tuntas 20 62,5 %
Jumlah 32 100 %
Apabila tabel dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan
hasil belajar siswa yang ditentukan oleh peneliti kategori siswa
62
tidak tuntas sebanyak 20 orang dan kategori siswa tuntas sebanyak
12 orang, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
belum memenuhi kriteria ketuntasan secara klasikal yaitu siswa
yang tuntas hanya 37,5% 62,5% tergolong rendah.
b) Posttest
Berdasarkan hasil pengamatan dari seluruh siswa kelas
kontrol yang berjumlah 32 siswa yang diberi test materi darama-
drama kehidupan, tidak diperoleh nilai seratus. Nilai maksimal
yang mampu dicapai siswa adalah 90 sedangkan nilai terendah
adalah 60. Hasil posttest kelas VIII D SMP Negeri 4 Sungguminasa
Kabupaten Gowa ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol
Interval Nilai Frekuensi Persentase (%) Kategori Hasil
0-60 1 3 %- Sangat Rendah
61-70 6 19 % Rendah
71-80 14 44 % Sedang
81-90 11 34 % Tinggi
91-100 - - Sangat Tinggi
Jumlah 32 100 %
-
Berdasarkan tabel 4.9, dapat dijelaskan bahwa siswa yang
mendapat nilai 81-90 berjumlah 11 orang, siswa yang mendapat
nilai 71-80 berjumlah 14 orang, siswa yang mendapat nilai 61-70
berjumlah 6 orang dan siswa yang mendapat nilai 0-60 berjumlah 1
orang.
63
Berdasarkan skor hasil belajar siswa tersebut dapat
diklasifikasikan ketuntasan hasil belajar siswa pada materi drama-
drama kehidupan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.10
berikut ini:
Tabel 4.10
Klasifikasi Ketuntasan Hasil Belajar Posttest
Standar
Minimal Kategori
Frekuensi Persentase (%)
≥ 75 Tuntas 25 78 %
≤ 74 Tidak Tuntas 7 22 %
Jumlah 32 100 %
Apabila tabel dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan
hasil belajar siswa pada materi drama-drama kehidupan yang
ditentukan oleh peneliti, kategori siswa tidak tuntas sebanyak 7
orang dan kategori siswa tuntas sebanyak 25 orang, sehingga dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar siswa telah memenuhi kriteria
ketuntasan secara klasikal yaitu siswa yang tuntas 78%.
2. Analisis Statistik Interferensial
Analisis statistik interferensial dengan uji-t dilakukan guna mengungkapkan
efektif tidaknya penggunaan media macromedia flash 8 pada pembelajaran
bahasa Indonesia materi drama-drama kehidupan. Hasil analisis statistik
interferensial dimaksudkan untuk menjawab hipotesis penelitian yang telah
dirumuskan sebelumnya. Analisis statistik interferensial menggunakan bantuan
program Statistical For Social Science (SPSS) versi 23. Sebelum melakukan
64
analisis statistika interfensial, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji
homogenitas sebagai syarat untuk melakukan uji-t atau uji hipotetis.
d. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data
masing-masing variabel normal atau tidak. Pengambilan keputusan uji
normalitas ini dilakukan dengan membandingkan hitung dengan tabel pada
taraf signifikasi 5%. Adapun kriteria pengambilan keputusan uji normalitas
menurut Sugiyono (2011: 82) adalah sebagai berikut:
1) Jika hitung ≤ tabel maka data tersebut normal.
2) Jika hitung > tabel maka data tersebut tidak normal.
Hasil uji normalitas diperoleh dari skor pre-test dan post-tets
pembelajaran bahasa Indonesia. Data tersebut kemudian diolah
menggunakan program komputer SPSS 23. Syarat data berdistribusi normal
apabila nilai P yang diperolah dari perhihungan lebih besar dari hasil
signifikansi 5% (0.05) atau dengan kata lain memakai teknik Paired
Sampels T-Test dan data tidak berdistribusi normal jika nilai P yang
diperoleh lebih kecil dari 5% (0.05) atau menggunakan Shapiro-Wilk.
Berikut disajikan tabel hasil perhitungan hasil uji normalitas hasil skor
pretest dan postest.
65
Tabel 4.11
Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest
Tests of Normality
Kelas
Kolmogorov-
Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Hasil
Belajar
Siswa
Pre-Test Eksperimen
(MF8) .167 32 .024 .927 32 .032
Post-Test Eksperimen
(MF8) .141 32 .109 .907 32 .009
Pre-Test Kontrol
(Konvensional) .156 32 .047 .953 32 .177
Post-Test Kontrol
(Konvensional) .176 32 .013 .949 32 .137
Pada tabel 4.11 menggunakan perhitungan komputer dengan program
SPSS versi 23 diketahui nilai signifikansi (sig.) untuk semua data > 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa data penelitian berdistribusi normal. Karena
data penelitian berdistribusi normal, maka kita dapat mengunakan statistik
parametrik yaitu uji paired sample T test dan uji independent sample T test
untuk melakukan analisis data penelitian.
66
Tabel 4.12
Uji Paired Samples Test Data Pretest dan Postest
Paired Samples Test
Paired Differences
T df
Sig.
(2-
taile
d)
Mean
Std.
Deviati
on
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
Pre-Test
Eksperimen
- Post-Test
Eksperimen
-17.125 3.405 .602 -18.353 -15.897 -28.447 31 .000
Pair
2
Pre-Test
Kontrol -
Post-Test
Kontrol
-9.500 3.628 .641 -10.808 -8.192 -14.813 31 .000
Tabel 4.12 memperlihatkan hasil uji paired sample T test di mana
pada pair 1 dan pair 2 diperoleh nilai sig. (2-tailed ) sebesar 0,000 < 0,05,
maka dapat disimpulkan ada perbedaan rata rata hasil belajar siswa untuk
pretest dan postest kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Berdasarkan hasil pair 1 dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
pengunaan macromedia flash 8 pada hasil belajar siswa pada pembelajaran
bahasa Indonesia materi drama-drama kehidupan. Berikut tabel untuk
melihat seberapa besar pengaruh media yang digunakan.
67
Tabel 4.13
Uji Paired Samples Statistics Data Pretest dan Postest
Paired Samples Statistics
Mean N
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Pair 1 Pre-Test Eksperimen 64.25 32 9.742 1.722
Post-Test Eksperimen 81.38 32 7.387 1.306
Pair 2 Pre-Test Kontrol 68.44 32 9.768 1.727
Post-Test Kontrol 77.94 32 7.247 1.281
Tabel 4.13 menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dari
kondisi siswa sebelum dan setelah diberi perlakuan. Hal tersebut dilihat
pada Mean postest adalah 81,38 lebih besar dari mean pretest yaitu 64,25.
Karena Mean postest lebih besar, dapat dikatakan bahwa penggunaan media
macromedia flash 8 pada pembelajaran bahasa Indonesia itu memiliki
pengaruh dan efektif. Artinya penelitian ini efektif.
e. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui tingkat varians data.
Hasil uji homogenitas diperoleh dari skor postest kelas eksperimen dan
postest kelas kontrol Pembelajaran bahasa Indonesia. Data tersebut
kemudian diolah menggunakan program komputer SPSS 23. Berikut
disajikan tabel hasil perhitungan hasil uji homogenitas.
68
Tabel 4.14
Distribusi Hasil Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variance
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Hasil Belajar
Siswa
Based on Mean .157 1 62 .693
Based on Median .139 1 62 .711
Based on Median and
with adjusted df .139 1 61.795 .711
Based on trimmed
mean .128 1 62 .722
Berdasarkan hasil perhitungan dan pengolahan angka dilakukan
dengan program SPSS 23 di atas, diperoleh nilai signifikansi based of mean
0,693 > 0,05, hal ini menunjukkan bahwa kedua kelompok data untuk
variabel hasil belajar yang diambil adalah homogen dan memenuhi
persyaratan analisis.
f. Uji Hipotesis
Berdasarkan deskripsi data dan uji persyaratan analisis telah
menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dan homogen, maka
pengujian hipotesis dapat dilakukan. Untuk keperluan hipotesis digunakan
statistika interferensial dengan bantuan SPSS 23 yaitu statistika uji t, dalam
hal ini uji t sampel independen.
Kriteria pengujiannya adalah hipotesis H0 diterima dan H1 ditolak jika
nilai t hitung < t table, artinya tidak ada perbedaan antara dua perlakuan yang
diberikan. Sebaliknya, hipotetis H0 ditolak dan H1 diterima jika nilai thitung >
t tabel, artinya hasil belajar kelas eksperimen yang diajar dengan media
69
macromedia flash 8 lebih baik dari pada hasil belajar kelas kontrol yang
diajar dengan media pembelajaran konvensional (model/peraga).
Secara umum dapat disimpulkan penelitian media macromedia flash 8
berpengaruh dalam pembelajaran bahasa Indonesia dibuktikan dengan hasil
angka yang diperoleh yakni thitung > ttabel, sehingga H0 ditolak dan H1
diterima. Hal ini berarti ada perbedaan kemampuan hasil belajar dengan
menggunakan media macromedia flash 8 dan tanpa menggunakan media
macromedia flash 8. Jadi, pengunaan media macromedia flash 8 terbukti
berpengaruh dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas VIII
SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa. Untuk lebih jelasnya
berikut tabel thitung dan ttabel.
Tabel 4.15
Uji Independent Samples T Test
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed
)
Mean
Diffe
rence
Std.
Error
Differe
nce
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Hasil
Belajar
Siswa
Equal
variances
assumed
.157 .693 1.879 62 .065 3.438 1.829 -.219 7.094
Equal
variances
not
assumed
1.879 61.977 .065 3.438 1.829 -.219 7.094
70
Keterangan: N = 64
Df = 62
Thitung = 1,879
Ttabel = 1,697
Jadi, kesimpulan yang dapat diperoleh mengenai hipotesis yaitu H0
ditolak dan H1 diterima. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikansi antara nilai pembelajaran bahasa Indonesia
materi drama-drama kehidupan pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol
setelah diberikan perlakuan berbeda. Hal ini berarti pengunaan media
macromedia flash 8 berpengaruh pada pembelajaran bahasa Indonesia
materi drama-drama kehidupan siswa kelas VIII SMP Negeri 4
Sungguminasa Kabupaten Gowa.
B. Pembahasan Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan media pembelajaran macromedia flash 8 berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa hal ini bisa dilihat dengan adanya perbedaan hasil belajar siswa pada
kedua kelas. Bisa disimpulkan bahwa media pembelajaran sangat berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa. Hal tersebut terbukti dengan diperoleh nilai rata-rata
hasil belajar posttest siswa kelas eksperimen sebesar 81,38. Sedangkan untuk kelas
kontrol diperoleh nilai rata-rata hasil belajar posttest siswa sebesar 77,94. Hal ini
menunjukkan bahwa ada perbedaan dalam tingkat kemampuan siswa. Artinya bahwa
ketika siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran yang sama, maka besarnya hasil belajar antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol akan seimbang atau hasilnya tidak jauh berbeda. Tetapi berbeda ketika
71
siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media yang berbeda,
maka hasilnya juga berbeda.
Proses pembelajaran yang berlangsung pada kelas kontrol menunjukkan
bahwa siswa terlihat jenuh dengan pembelajaran yang didominasi oleh guru sehingga
perhatian siswa tidak terfokus pada materi. Siswa hanya mendengarkan penjelasan
guru mengenai materi drama-drama kehidupan. Setelah itu, siswa dituntun untuk
membuat naskah drama tanpa memperlihatkan contoh video drama yang akan siswa
analisis sehingga siswa kesulitan dalam membuat tugas tersebut. Hal tersebutlah
yang membuat siswa sulit untuk memahami materi serta berpikir kritis.
Sedangkan proses pembelajaran pada kelas eksperimen menunjukkan bahwa
siswa terlihat antusias. Hal ini terlihat ketika diawal pembelajaran siswa diberikan
penjelasan tentang materi drama-drama kehidupan, dengan memperlihatkan gambar
serta video sehingga siswa dapat menganalisis yang ditampilkan menggunakan LCD,
juga diberi penjelasan mengenai drama-drama kehidupan baik yang tradisional
maupun yang modern. Kemudian guru membimbing siswa untuk menguasai meteri
dengan menginformasikan unsur-unsur, struktur dan kaidah drama juga
menampilkan berbagai contoh drama lewat LCD dan guru memberikan petunjuk
kegiatan pembelajaran, guru juga menunjukkan gambaran yang tidak sesuai dengan
materi yang dibahas agar siswa dapat mengetahui perbedaannya. Setelah siswa betul-
betul paham maka guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat drama per
kelompok lalu ditampilkan di depan kelas, hal tersebut menunjukkan bahwa dengan
fokus menggunakan media macromedia flash 8 siswa mampu membuat drama.
72
Jadi ternyata hasil belajar siswa yang menggunakan media pembelajaran
berbasis macromedia flash 8 lebih tinggi dari pada siswa yang menggunakan media
pembelajaran konvensional (model/peraga). Hal ini menunjukkan bahwa media
pembelajaran juga memiliki pengaruh terhadap hasil belajar.
Menurut kerucut pengalaman dari teori Edgar Dale dalam Uno (2016:114)
mengatakan bahwa benda nyata berupa model/peraga merupakan salah satu media
yang paling baik. Namun selain itu perlu dipertimbangkan juga dalam pemilihan
media pembelajaran berdasarkan karakteristik siswa, latar belakang siswa serta
jumlah siswa. Sehingga media pembelajaran yang digunakan bisa efektif dan efisien
saat digunakan untuk pembelajaran. Sehingga penggunaan media pembelajaran yang
tepat dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Adapun keberhasilan proses
pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor dari dalam siswa
maupun faktor dari luar siswa. Faktor dari luar siswa antara lain media pembelajaran,
metode pembelajaran dan materi pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan
oleh seorang guru harus disesuaikan dengan keadaan tempat, kondisi siswa serta
materi yang akan disampaiakan. Sehingga seorang guru harus pandai menggunakan
media pembelajaran yang lebih interaktif, agar hasil belajar siswanya maksimal.
Kondisi saat ini, masih banyak guru yang menggunakan media pembelajaran
sederhana yang kurang menarik minat siswa dalam mengikuti pembelajaran,
sehingga mengakibatkan hasil belajar siswa menjadi rendah. Agar pembelajaran
sistem pengisian lebih menarik dan dapat meningkatkan kemampuan siswa, maka
diperlukan media pembelajaran yang interaktif dan seorang guru harus bisa
menggunakan media tersebut. Penggunaan media pembelajaran interaktif berbasis
73
macromedia flash 8, akan membuat siswa tertarik mengikuti pelajaran, karena sesuai
dengan karakteristik yang dimilikinya. Ketertarikan siswa untuk mengikuti proses
pembelajaran akan membantu siswa menerima materi yang disampaikan dan akan
membantu siswa untuk lebih rajin belajar, sehingga hasil belajarnya juga meningkat.
Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
kemampuan hasil belajar siswa antara siswa yang diajar dengan menggunakan media
macromedia flash 8 dengan siswa yang diajar menggunakan media konvensional
(model/peraga). Ini berarti hipotesis diterima, yaitu media macromedia flash 8
berpengaruh pada pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII SMP Negeri 4
Sungguminasa Kabupaten Gowa. Hal tersebut ditunjukkan melalui uji hipotesis
yakni thitung > ttabel = 1,879 > 1,697. Dengan demikian, H0 ditolak dan H1 diterima.
Simpulannya yaitu terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan
hasil belajar siswa kelompok eksperimen yang menggunakan media macromedia
flash 8 dengan siswa yang diajar dengan tanpa menggunakan media macromedia
flash 8 siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa.
74
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan serta hasil
penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media
macromedia flash 8 berpengaruh terhadap hasil belajar dalam pembelajaran bahasa
Indonesia materi drama-drama kehidupan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 4
Sungguminasa Kabupaten Gowa. Dengan demikian hasil hipotesis H1 diterima dan
H0 ditolak.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh penulis memberikan beberapa
saran sebagai berikut :
1. Pembelajaran bahasa Indonesia harus terus dikenalkan kepada siswa, namun
tidak cukup hanya dengan teori saja untuk membuat siswa paham materi-
materi yang diajarkan sehingga sebaiknya para pendidik kedepannya lebih
memvariasikan metode ataupun media dalam pembelajaran sehingga siswa
lebih aktif dalam proses belajar mengajar.
2. Kepada guru bahasa Indonesia agar dapat menerapkan metode atau media
dalam pembelajaran jika memang diperlukan karena dengan metode biasa
(ceramah) atau konvensional kadang membuat siswa jenuh dalam menerima
pelajaran.
75
3. Harapan untuk guru dan siswa untuk dapat menguasai media-media
pembelajaran agar dapat lebih mengefektifkan susasana belajar mengajar di
kelas.
4. Penelitian ini hanya dilakukan pada mata pelajaran bahasa Indonesia dengan
berbagai keterbatasan, dan hanya terbatas pada satu variabel yaitu hasil
belajar siswa, maka perlu diadakan penelitian lebih lanjut sehingga aplikasi
media pembelajaran yang dilakukan pada penelitian ini dapat digunakan
secara maksimal.
76
DAFTAR PUSTAKA
Akbas, O. dan Pektas, H. M. 2011. The Effects of Using An Interactive Whiteboard
on The Academic Achievement of University Students. Asia-Pacific Forum
on Science Learning and Teaching Journal. 12(2): 45-54.
Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran Edisi 1. Jakarta: Grafindo Persada.
Athiah, Ummi. 2015. Pengaruh Bahan Ajar berbasis Macromedia Flash 8 Materi
Sistem Saraf Manusia terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa di SMA
Negeri 2 Banguntapan. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Dimyati dan Mudjono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamara, S.B., & Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Fathurrohman, Puput. 2007. Strategi Belajar Mengajar melalui Konsep Umum &
Konsep Islam. Bandung: PT Refika Aditama
Indriana, Dina. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pembelajaran. Yogyakarta: Diva
Press
Iskandarwassid & Dadang Sunendar. 2013. Strategi Pembelajaran Bahasa.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Jalinus, Nizwadi & Ambiyar. 2016. Media dan Sumber Pembelajaran edisi
Pertama. Jakarta: Kencana
Karwati, Euis & Donni Juni Priansa. 2015. Manajemen Kelas. Bandung: Alfabeta
Latuheru, John D. 1988. Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar
Masa Kini. Ujung Pandang: IKIP Ujung Pandang
Levie, W.H. & Lentz, R. 1982. Effects of text illustrations: A review of research.
Education Communications and Technology Journal, 30 (4), 195-232.
77
Madcoms. 2007. Mahir Dalam 7 Hari:Macromedia Flash Profesional 8.
Yogyakarta: Andi Offset.
Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya
Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan Edisi Kedua.
Jakarta: Prenadamedia Group
Mulyasa. 2012. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Munir. 2012. MULTIMEDIA Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung:
Alfabeta, CV.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2010. Media Pengajaran (Penggunaan dan
Pembuatannya). Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Puspita, G.N. 2010. Penggunaan Program Multimedia Interaktif dalam
Pembelajaran Biologi. Tersedia: [email protected] diakses
pada 29 Desember Pukul 01.00 WITA
Prawiradilaga, Dewi Salma. 2007. Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Ramadianto, Anggra Yuda. 2007. Membuat Gambar Vektor dan Animasi Atraktif
dengan Flash Profesional 8. Bandung: Yrama Widya.
Ramadianto, Anggra Yuda. 2008. Membuat Gambar Vektor Dan Animasi Atraktif
dengan Flash Profesional 8. Bandung: Yrama Widya
Riduwan. 2014. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Rizqi, Latifa Arina. 2014. Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif berbasis
Macromedia Flash terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Kompetensi Dasar Kejuruan Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar
Bangunan SMK N 2 Depok. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Sopyan Denis. 2004. http://denissopyan2004.blogspot.com diakses pada 29
Desember 2018 Pukul 00.55 WITA
Sudjana, Nana. 2011. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo
78
Sugiyono. 2011. Metodologi Peneilitan Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
.2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
.2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
.2017. Metode Penelitian & Pengembangan. Bandung: Alfabeta.
.2017. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
PT Asdi Mahasatya.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar Edisi
Pertama. Jakarta: Prenadamedia Group
Susilana, Rudi & Cepi Riyana. 2009. Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana
Prima
Tim Penyusun FKIP Unismuh Makassar. 2018. Pedoman Penulisan Skripsi.
Unismuh Makassar: Panrita Press
Undang-Undang Republik Indonesia, No. 20 Tahun 2003 dan Peraturan
Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2009.
Bandung: Citra Umbara.
Uno, Hamzah B. 2016. Profesi Kependidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Wulandari, Esti. 2017. Penerapan Multimedia Interaktif berbasis Macromedia
Flash 8 terhadap Keakifan dan Hasil Belajar Biologi Materi Sistem Saraf
Manusia pada Siswa Kelas XI SMA PPMI Assalaam Sukoharjo Tahun
Pelajaran 2016/2017. Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Zaini. dkk. 2004. Strategi Pembelajaran Aktif Cetakan kedua. Yogyakarta: CTSD
(Center for Teaching Staff Development)
79
LAMPIRAN-LAMPIRAN
80
LAMPIRAN A
PERSURATAN
81
Lampiran A.1 Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa
82
Lampiran A.2 Surat Keterangan Selesai Penelitian
83
LAMPIRAN B
INSTRUMEN PENELITIAN
84
Lampiran B.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP Negeri 4 Sungguminasa
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII / Genap
Materi Pokok : Teks Drama
Alokasi Waktu : 4 X 40 Menit (2 Pertemuan)
A. Kompetensi Inti
KI1 dan KI2: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya serta Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya
diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai
dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
KI3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
KI4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah
konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
3.15 Mengidentifikasi unsur-unsur
drama (tradisional dan
moderen) yang disajikan dalam
bentuk pentas atau naskah.
Merumuskan pengertian teks drama melalui pengamatan model
Mengidentifikasi karakteristik teks drama
Mengidentifikasi unsur-unsur drama
Mengidentifikasi isi drama
4.15 Menginterprestasi drama
(tradisional dan modern) yang
dibaca dan ditonton/ didengar
Menganalisis unsur dan isi drama yang
ditonton
Menanggapi dan melaporkan secara lisan dan atau tulis isi drama yang ditonton
3.16 Menelaah karakteristik unsur
dan kaidah kebahasaan dalam
teks drama yang berbentuk
Mengidentifikasi karakteristik teks drama berdasarkan struktur dan kaidahnya
Menjelaskan cara menulis teks drama dan
penyajiannya
Memahami langkah-langkah pementasan
85
naskah atau pentas. drama
4.16 Menyajikan drama dalam
bentuk pentas atau naskah
Menulis teks drama
Mementaskan drama secara berkelompok
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
Merumuskan pengertian teks drama melalui pengamatan model
Mengidentifikasi karakteristik teks drama
Mengidentifikasi unsur-unsur drama
Mengidentifikasi isi drama
Menganalisis unsur dan isi drama yang ditonton
Menanggapi dan melaporkan secara lisan dan atau tulis isi drama yang
ditonton
Mengidentifikasi karakteristik teks drama berdasarkan struktur dan kaidahnya
Menjelaskan cara menulis teks drama dan penyajiannya
Memahami langkah-langkah pementasan drama
Menulis teks drama
Mementaskan drama secara berkelompok
D. Materi Pembelajaran
• Pengertian/karakteristik teks drama
• Unsur-unsur teks drama
• Penjelasan isi drama
• Tanggapan atas drama
• Karakteristik teks drama berdasarkan struktur dan kaidahnya.
• Cara menulis naskah drama dari karya yang sudah ada dan yang orisinal.
• Langkah-langkah pementas-an drama
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific Learning
Model Pembelajaran : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan) dan
Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis
Masalah )/ projek
F. Media Pembelajaran
Media/Alat:
Worksheet atau lembar kerja (siswa)
Lembar penilaian
Penggaris, spidol, papan tulis
Laptop & infocus
Cetak: buku, modul, brosur, leaflet, dan gambar.
Media Macromedia Flash 8
86
Bahan :
Spidol / kapur berwarna
G. Sumber Belajar
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Edisi Revisi 2016. Bahasa Indonesia SMP/MTs. Kelas VIII. Halaman 1 s.d 12.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Edisi Revisi 2016. Buku Guru
Bahasa Indonesia SMP/MTs. Kelas VIII. Halaman 33 s.d 39.
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Pertemuan Ke-1 (3 x 40 Menit)
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Guru :
Orientasi
● Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan
YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran
● Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
● Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Aperpepsi
● Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
● Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
● Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan.
Motivasi
● Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari
dalam kehidupan sehari-hari.
● Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini
dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi
:
Pengertian/karakteristik teks drama
● Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
● Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan
● Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
● Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada
pertemuan yang berlangsung
● Pembagian kelompok belajar
● Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti ( 90 Menit )
87
Sintak Model
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Stimulation
(stimullasi/
pemberian
rangsangan)
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian
pada topik materi Pengertian/karakteristik teks drama dengan cara :
→ Melihat (tanpa atau dengan Alat)
Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.
→ Mengamati
● Lembar kerja materi Pengertian/karakteristik teks drama
● Pemberian contoh-contoh materi Pengertian/karakteristik teks drama
untuk dapat dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb
→ Membaca.
Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan
membaca materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari
internet/materi yang berhubungan dengan Pengertian/karakteristik teks
drama
→ Menulis
Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait
Pengertian/karakteristik teks drama
→ Mendengar
Pemberian materi Pengertian/karakteristik teks drama oleh guru.
→ Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi
pelajaran mengenai materi :
Pengertian/karakteristik teks drama
untuk melatih rasa syukur, kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian,
mencari informasi.
Problem
statemen
(pertanyaan/
identifikasi
masalah)
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang
disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya :
→ Mengajukan pertanyaan tentang materi :
Pengertian/karakteristik teks drama
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari
pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk
mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan
pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas
dan belajar sepanjang hayat.
Data
collection KEGIATAN LITERASI
Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab
88
(pengumpulan
data)
pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:
→ Mengamati obyek/kejadian
Mengamati dengan seksama materi Pengertian/karakteristik teks
drama yang sedang dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide
presentasi yang disajikan dan mencoba menginterprestasikannya.
→ Membaca sumber lain selain buku teks
Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan
membaca berbagai referensi dari berbagai sumber guna menambah
pengetahuan dan pemahaman tentang materi Pengertian/karakteristik
teks drama yang sedang dipelajari.
→ Aktivitas
Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami
dari kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru
berkaitan dengan materi Pengertian/karakteristik teks drama yang
sedang dipelajari.
→ Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber
Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi
Pengertian/karakteristik teks drama yang telah disusun dalam daftar
pertanyaan kepada guru.
COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:
→ Mendiskusikan
Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam
buku paket mengenai materi Pengertian/karakteristik teks drama
→ Mengumpulkan informasi
Mencatat semua informasi tentang materi Pengertian/karakteristik teks
drama yang telah diperoleh pada buku catatan dengan tulisan yang rapi
dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
→ Mempresentasikan ulang
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan
materi dengan rasa percaya diri Pengertian/karakteristik teks drama
sesuai dengan pemahamannya.
→ Saling tukar informasi tentang materi :
Pengertian/karakteristik teks drama
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga
diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan
diskusi kelompok kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar kerja yang
disediakan dengan cermat untuk mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan,
menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan
kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang
89
dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Data
processing
(pengolahan
Data)
COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING
(BERPIKIR KRITIK)
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
pengamatan dengan cara :
→ Berdiskusi tentang data dari Materi :
Pengertian/karakteristik teks drama
→ Mengolah informasi dari materi Pengertian/karakteristik teks drama
yang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya
mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan
informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan pertanyaan-
pertanyaan pada lembar kerja.
→ Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi
Pengertian/karakteristik teks drama
Verification
(pembuktian) CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil
pengamatannya dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui
kegiatan :
→ Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan
informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang
memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan
untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja
keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir
induktif serta deduktif dalam membuktikan tentang materi :
Pengertian/karakteristik teks drama
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama
membahas jawaban soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.
Generalization
(menarik
kesimpulan)
COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
→ Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Pengertian/karakteristik
teks drama berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan,
tertulis, atau media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti,
toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat
dengan sopan.
→ Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang
materi :
Pengertian/karakteristik teks drama
→ Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentanag
materi Pengertian/karakteristik teks drama dan ditanggapi oleh
kelompok yang mempresentasikan.
90
→ Bertanya atas presentasi tentang materi Pengertian/karakteristik teks
drama yang dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk
menjawabnya.
CREATIVITY (KREATIVITAS)
→ Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi :
Pengertian/karakteristik teks drama
→ Menjawab pertanyaan tentang materi Pengertian/karakteristik teks
drama yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau lembar
kerja yang telah disediakan.
→ Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan
beberapa pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi
Pengertian/karakteristik teks drama yang akan selesai dipelajari
→ Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Pengertian/karakteristik
teks drama yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada
lembar lerja yang telah disediakan secara individu untuk mengecek
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
Catatan : Selama pembelajaran Pengertian/karakteristik teks drama berlangsung,
guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme,
disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah
tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan
Kegiatan Penutup (15 Menit)
Peserta didik :
● Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi Pengertian/karakteristik
teks drama yang baru dilakukan.
● Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Pengertian/karakteristik teks
drama yang baru diselesaikan.
● Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus
mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
● Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi pelajaran
Pengertian/karakteristik teks drama
● Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja
dengan benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas
● Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Pengertian/karakteristik teks drama
kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
2. Pertemuan Ke-2 (3 x 40 Menit)
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Guru :
91
Orientasi
● Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan
YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran
● Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
● Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Aperpepsi
● Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
● Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
● Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan.
Motivasi
● Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari
dalam kehidupan sehari-hari.
● Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini
dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi
:
Unsur-unsur teks drama
● Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
● Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan
● Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
● Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada
pertemuan yang berlangsung
● Pembagian kelompok belajar
● Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti ( 90 Menit )
Sintak Model
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Stimulation
(stimullasi/
pemberian
rangsangan)
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian
pada topik materi Unsur-unsur teks drama dengan cara :
→ Melihat (tanpa atau dengan Alat)
Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.
→ Mengamati
● Lembar kerja materi Unsur-unsur teks drama
● Pemberian contoh-contoh materi Unsur-unsur teks drama untuk dapat
dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb
→ Membaca.
Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan
membaca materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari
92
internet/materi yang berhubungan dengan Unsur-unsur teks drama
→ Menulis
Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait Unsur-unsur
teks drama
→ Mendengar
Pemberian materi Unsur-unsur teks drama oleh guru.
→ Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi
pelajaran mengenai materi :
Unsur-unsur teks drama
untuk melatih rasa syukur, kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian,
mencari informasi.
Problem
statemen
(pertanyaan/
identifikasi
masalah)
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang
disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya :
→ Mengajukan pertanyaan tentang materi :
Unsur-unsur teks drama
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari
pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk
mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan
pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas
dan belajar sepanjang hayat.
Data
collection
(pengumpulan
data)
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab
pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:
→ Mengamati obyek/kejadian
Mengamati dengan seksama materi Unsur-unsur teks drama yang
sedang dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide presentasi yang
disajikan dan mencoba menginterprestasikannya.
→ Membaca sumber lain selain buku teks
Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan
membaca berbagai referensi dari berbagai sumber guna menambah
pengetahuan dan pemahaman tentang materi Unsur-unsur teks drama
yang sedang dipelajari.
→ Aktivitas
Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami
dari kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru
93
berkaitan dengan materi Unsur-unsur teks drama yang sedang
dipelajari.
→ Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber
Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Unsur-unsur teks
drama yang telah disusun dalam daftar pertanyaan kepada guru.
COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:
→ Mendiskusikan
Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam
buku paket mengenai materi Unsur-unsur teks drama
→ Mengumpulkan informasi
Mencatat semua informasi tentang materi Unsur-unsur teks drama
yang telah diperoleh pada buku catatan dengan tulisan yang rapi dan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
→ Mempresentasikan ulang
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan
materi dengan rasa percaya diri Unsur-unsur teks drama sesuai
dengan pemahamannya.
→ Saling tukar informasi tentang materi :
Unsur-unsur teks drama
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga
diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan
diskusi kelompok kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar kerja yang
disediakan dengan cermat untuk mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan,
menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan
kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang
dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Data
processing
(pengolahan
Data)
COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING
(BERPIKIR KRITIK)
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
pengamatan dengan cara :
→ Berdiskusi tentang data dari Materi :
Unsur-unsur teks drama
→ Mengolah informasi dari materi Unsur-unsur teks drama yang sudah
dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil
dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang
sedang berlangsung dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada
lembar kerja.
94
→ Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Unsur-unsur
teks drama
Verification
(pembuktian) CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil
pengamatannya dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui
kegiatan :
→ Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan
informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang
memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan
untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja
keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir
induktif serta deduktif dalam membuktikan tentang materi :
Unsur-unsur teks drama
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama
membahas jawaban soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.
Generalization
(menarik
kesimpulan)
COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
→ Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Unsur-unsur teks drama
berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau
media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,
kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan
sopan.
→ Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang
materi :
Unsur-unsur teks drama
→ Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentanag
materi Unsur-unsur teks drama dan ditanggapi oleh kelompok yang
mempresentasikan.
→ Bertanya atas presentasi tentang materi Unsur-unsur teks drama yang
dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk
menjawabnya.
CREATIVITY (KREATIVITAS)
→ Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi :
Unsur-unsur teks drama
→ Menjawab pertanyaan tentang materi Unsur-unsur teks drama yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah
disediakan.
95
→ Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan
beberapa pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi Unsur-
unsur teks drama yang akan selesai dipelajari
→ Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Unsur-unsur teks drama
yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja
yang telah disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan
siswa terhadap materi pelajaran.
Catatan : Selama pembelajaran Unsur-unsur teks drama berlangsung, guru
mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme,
disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah
tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan
Kegiatan Penutup (15 Menit)
Peserta didik :
● Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi Unsur-unsur teks drama
yang baru dilakukan.
● Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Unsur-unsur teks drama
yang baru diselesaikan.
● Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus
mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
● Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi pelajaran
Unsur-unsur teks drama
● Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja
dengan benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas
● Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Unsur-unsur teks drama kepada
kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
I. Penilaian Hasil Pembelajaran
1. Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta
didik sehari-hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara
umum. Pengamatan langsung dilakukan oleh guru. Berikut contoh
instrumen penilaian sikap
N
o Nama Siswa
Aspek Perilaku yang Dinilai Jumla
h Skor
Skor
Sikap
Kode
Nilai S JJ MP DS BB BM
1 …
2 … ... ... ... ... ... ... ...
Keterangan :
• S : Sopan
96
• JJ : Jujur
• MP : Memperhatikan
• DS : Disiplin
• BB : Berani Bertanya
• BM : Berani Menjawab
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria =
100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 =
68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin
dinilai
- Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta
didik, maka peserta didik diberikan kesempatan untuk menilai kemampuan
dirinya sendiri. Namun agar penilaian tetap bersifat objektif, maka guru
hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari penilaian diri ini,
menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan kriteria
penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya
Jadi, singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu.
Berikut Contoh format penilaian :
No Pernyataan Ya Tidak Jumlah
Skor
Skor
Sikap
Kode
Nilai
1
Selama diskusi, saya ikut
serta mengusulkan
ide/gagasan.
50
250 62,50 C
2
Ketika kami berdiskusi,
setiap anggota
mendapatkan
kesempatan untuk
berbicara.
50
3 Saya ikut serta dalam 50
97
membuat kesimpulan
hasil diskusi kelompok.
4 ... 100
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100
= 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100 = 62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi
pengetahuan dan keterampilan
- Penilaian Teman Sebaya
Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai
temannya sendiri. Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru telah
menjelaskan maksud dan tujuan penilaian, membuat kriteria penilaian, dan
juga menentukan format penilaiannya. Berikut Contoh format penilaian
teman sebaya :
Nama yang diamati : ...
Pengamat : ...
No Pernyataan Ya Tidak Jumlah
Skor
Skor
Sikap
Kode
Nilai
1 Mau menerima pendapat
teman. 100
450 90,00 SB
2 Memberikan solusi
terhadap permasalahan. 100
3
Memaksakan pendapat
sendiri kepada anggota
kelompok.
100
4 Marah saat diberi kritik. 100
5 ... 50
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif,
sedangkan untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
98
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x 100
= 500
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 :
500) x 100 = 90,00
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
- Penilaian Jurnal (Lihat lampiran)
2. Pengetahuan
- Tertulis Pilihan Ganda (lihat lampiran)
- Tertulis Uraian(lihat lampiran)
- Tes Lisan / Observasi terhadap Diskusi Tanya Jawab dan Percakapan
Praktek Monolog atau Dialog
Penilaian Aspek Percakapan
No Aspek yang
Dinilai
Skala Jumlah
Skor
Skor
Sikap
Kode
Nilai 25 50 75 100
1 Intonasi
2 Pelafalan
3 Kelancaran
4 Ekspresi
5 Penampilan
6 Gestur
- Penugasan(lihat lampiran) Tugas Rumah
a) Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku peserta
didik
b) Peserta didik memnta tanda tangan orangtua sebagai bukti bahwa
mereka telah mengerjakan tugas rumah dengan baik
c) Peserta didik mengumpulkan jawaban dari tugas rumah yang telah
dikerjakan untuk mendapatkan penilaian
3. Keterampilan
- Penilaian Unjuk Kerja
Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen
penilaian ujian keterampilan berbicara sebagai berikut:
99
Instrumen Penilaian
No Aspek yang Dinilai
Sangat
Baik
(100)
Baik
(75)
Kurang
Baik
(50)
Tidak
Baik
(25)
1 Kesesuaian respon dengan
pertanyaan
2 Keserasian pemilihan kata
3 Kesesuaian penggunaan tata
bahasa
4 Pelafalan
Kriteria penilaian (skor)
100 = Sangat Baik 50 = Kurang Baik
75 = Baik 25 = Tidak Baik
Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah
skor maksimal dikali skor ideal (100)
Instrumen Penilaian Diskusi
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1 Penguasaan materi diskusi
2 Kemampuan menjawab pertanyaan
3 Kemampuan mengolah kata
4 Kemampuan menyelesaikan masalah
Keterangan :
100 = Sangat Baik 50 = Kurang Baik
75 = Baik 25 = Tidak Baik
- Penilaian Proyek(lihat lampiran) Membuat denah sekolah, jadwal kegiatan sekolah, dll
- Penilaian Produk(lihat lampiran)
- Penilaian Portofolio
Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik, seperti
catatan, PR, dll
Instrumen Penilain
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1
2
3
4
100
4. Pembelajaran Remedial
Aktivitas kegiatan pembelajaran remedial dapat berupa: pembelajaran ulang,
bimbingan perorangan, belajar kelompok atau tutor sebaya dengan
merumuskan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta
didik, alokasi waktu, sarana dan media pembelajaran.
5. PembelajaranPengayaan
Kegiatan pembelajaran pengayaan dirumuskan sesuai dengan karakteristik
peserta didik, alokasi waktu, sarana dan media pembelajaran.
Sungguminasa, Juli 2019
Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 4 Sungguminasa Guru Mata Pelajaran
H. Zainal, S.Pd.,M.Pd Hj. Faridah, S.Pd.,M.Pd
NIP. 19690113 199103 1 007 NIP. 19710804 199802 2 007
101
Lampiran B.2 Lembar Tes
Nama :
Kelas :
Berilah tanda silang (x) didepan huruf a,b, c atau d sebagai jawaban yang
benar !
1. Berikut yang bukan unsur instrinsik drama adalah …
a. Alur c. Latar
b. Tokoh d. Analitik
2. Perhatikan kutipan drama berikut!
Yoga : Kamu sudah dengar berita tentang Rury?
Pohan : Belum, memang ada apa dengan Rury?
Yoga : Kemaren ia jatuh dari pohon mangga, kakinya patah dan sekarang
dirawat di rumah sakit.
Danu : Ah, biarkan saja biar dia tahu rasa karena mengambil mangga
orang
Watak tokoh Yoga pada kutipan drama tersebut adalah ….
a. Tidak peduli c. Pencuriga
b. Masa Bodoh d. Perhatian
3. Rangkaian peristiwa dan konflik yang menggerakkan jalan cerita disebut…..
a. Tema c. Alur
b. Amanat d. Penokohan
4. Perhatikan kutipan drama berikut!
Ani : Tolong santi, tugasmu membersihkan papan tulis. Aku akan
menyapu lantai dulu.
Santi : Baiklah, Ani. Oh ya Andi belum datang ? Padahal dia anggota regu
piket kita.
Ani : Belum. Mungkin sebentar lagi Andi datang. Kita tunggu saja.
Santi : Itu dia sudah datang. Cepat Andi, tolong bersihkan meja dan bangku
dengan kemoceng!
Andi : Baik, Santi.
Latar tempat dalam kutipan drama tersebut adalah …..
a. Di ruang kelas c. Di halaman rumah
b. Di halaman Sekolah d. Di dalam rumah
5. Tokoh penentang disebut juga…..
a. Protagonis c. Tritagonis
102
b. Antagonis d. Pembantu
6. Naskah drama disusun dalam bentuk …..
a. Dialog c. Epilog
b. Prolog d. Monolog
7. Pesan yang ingin disampaikan penulis kepada para penonton disebut …..
a. Dialog c. Amanat
b. Isi drama d. Tokoh
8. Doni memerankan seorang tokoh dalam sebuah drama. Ia membawa cangkul
dan memakai caping. Tokoh apakah yang diperankan Doni?
a. Nelayan c. Pembantu
b. Petani d. Pedagang
9. Perhatikan kutipan drama berikut!
Romeo : Petunjuk cinta yang gaib telah mempersatukan aku ke hadapanmu.
Dan untuk cinta yang kudapatkan akan kutaruhkan segalanya.
Tapi......aku seorang Montague....
Juliet : Dan aku seorang Capulet. Mengapa kita punya nama? Biarlah aku
menjadi bukan Capulet dan kau bukan Montague, Romeo!
Tema yang tersirat dari penggalan drama di atas adalah....
a. Kepercayaan c. Permusuhan
b. Persahabatan d. Percintaan
10. Berikut ini termasuk persiapan pementasan drama, kecuali....
a. Menghafal teks c. Meditasi dan mediasi
b. Memahami cerita d. Latihan vokal
103
Lampiran B.3 Pedoman Penskoran Nilai
PEDOMAN PENSKORAN SOAL PRETEST dan POSTTEST
Ketentuan penilaian yakni:
Skor 0 jika salah atau tidak menjawab
Skor jika benar untuk tiap soal:
Nomor 1 = 8
Nomor 2 = 10
Nomor 3 = 12
Nomor 4 = 10
Nomor 5 = 8
Nomor 6 = 12
Nomor 7 = 12
Nomor 8 = 8
Nomor 9 = 8
Nomor 10 = 12
Menggunakan Rumus:
104
LAMPIRAN C
HASIL BELAJAR SISWA
KELAS EKSPERIMEN
105
Lampiran C.1 Daftar Nilai Siswa
KELAS VIII E
No. Nama Siswa L/P Kelas Eksperimen
PreTest PostTest
1 Affanda Deva Indravuri L 60 78
2 Afifah Yumna Zhafira P 88 92
3 Andi Nurhalisah P 68 86
4 Anissa Putri Cahyani P 60 78
5 Asti Nadya Amri P 76 90
6 Azzhimaturraddiah P 72 88
7 Dewina Quinsha P 72 88
8 Dwi Indriani Hasma P 68 88
9 Eka Afrianti P 64 82
10 Fadly Syamsuddin L 38 60
11 Faisal Adi Nugroho L 58 76
12 Farhan Syam L 60 78
13 Fitrizky Firanda Putri Disya P 68 86
14 Khalisah Nur Qabila P 66 84
15 Muh. Ahsanul Khaliqin L 58 76
16 Muh. Aidil Abraar Dzikri Ismai L 64 80
17 Muh. Faiz S L 60 80
18 Muh. Raehal Rafsanjani L 54 70
19 Muh. Rangga Syahputra Lakit L 40 64
20 Muh. Ryan Kurniawan L 58 76
21 Muhammad Surya Panulung L 60 78
22 Natasya Aurelya A P 72 88
23 Nur Fadillah Nasir P 68 86
24 Nur Hilda Farista S P 72 88
25 Nur Mufidha P 72 88
26 Nur Wahyuni P 80 90
27 Nurhanifah P 60 76
28 Rini Yuliandari P 66 86
29 Salwah Dwi Kirana P 64 84
30 Saqinah Nur Rahmi P 64 80
31 Tri Rahmat Oktawan L 60 78
32 Yolanda Tri Apriliya P 66 82
Jumlah 2056 2604
Rata-Rata 6,4 % 8 %
106
Lampiran C.2 Lembar Hasil Belajar Siswa
Nilai Tertinggi PRE TES
107
Nilai Terendah PRE TES
108
Nilai Tertinggi POST TES
109
Nilai Terendah POST TES
110
Lampiran C.3 Lembar Observasi Aktivitas Siswa
PRE TES
111
POST TES
112
LAMPIRAN D
HASIL BELAJAR SISWA
KELAS KONTROL
113
Lampiran D.1 Daftar Nilai Siswa
KELAS VIII D
No. Nama Siswa L/P Kelas Kontrol
PreTest PostTest
1 A. Muh. Washiyyatun H L 58 68
2 A. Muh. Jaelani Zidiq L 88 90
3 Andi Lamaddukelleng L 68 78
4 Ariel Muchlis L 60 78
5 Faisal Haeril L 76 82
6 Irfan Julian L 58 68
7 M. Tri Bintang L 76 80
8 Muh. Fahrul Islam B L 66 78
9 Muh. Rifqi Syahputra L 70 80
10 Muh. Rizqullah Rasul L 54 64
11 Muh. Yusuf Ramadhan L 76 82
12 Muhammad Iqram L 66 78
13 Syahrul Ramadhan L 76 82
14 A. Achmad Aidil Akbar L 40 60
15 Ainun Nurafidah P 82 90
16 Alfira Apriliani P 66 76
17 Andi Rini Pratiwi P 68 78
18 Andi Shabrina N P 80 88
19 Athira Nur Achmadin P 76 82
20 Aulia Ramadhan P 60 70
21 Dewi Apriliani P P 80 88
22 Dhea Putri M P 68 78
23 Eka Sabrina P 60 70
24 Muthia Syahrani P 66 76
25 Nurhandayani Natasya P 60 76
26 Nur Mutiah Dewi P 76 82
27 Nur Wahyuni Putri P 66 76
28 Nur Pina Taba P 60 70
29 Riezky Amelia P 78 88
30 Siti Ariqoh Wardiyah Nur P 70 80
31 Suci Fitra Ramadhani P 66 76
32 Sulaika P 76 82
Jumlah 2190 2494
Rata-Rata 6,8 % 7,8 %
114
Lampiran D.2 Lembar Hasil Belajar Siswa
Nilai Tertinggi PRE TES
115
Nilai Terendah PRE TES
116
Nilai Tertinggi POST TES
117
Nilai Terendah POST TES
118
Lampiran D.3 Lembar Obervasi Aktivitas Siswa
PRE TES
119
POST TES
120
LAMPIRAN E
DOKUMENTASI
121
Observasi Awal
Proses Pembelajaran Kelas Kontrol
122
Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen
Proses Evaluasi PRETEST
123
Proses Evaluasi POSTTEST
Kelas VIII E (Kelas Eksperimen)
RIWAYAT HIDUP
Amriani Tonang, lahir di Kota Luwuk Kabupaten
Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah pada tanggal 26 Oktober
1997. Anak keempat dari empat bersaudara, dari pasangan
Ayahanda Tonang, S.Ag dengan Ibunda Almarhumah Hasma
Yang beralamat di Desa Lomba, Kecamatan Lamala, Kabupaten
Banggai, Sulawesi Tengah.
Pendidikan yang ditempuh yaitu masuk di TK Sejahtera
tahun 2002 tamat tahun 2003, pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan di SD
Inpres Lomba dan tamat tahun 2009, pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan
di MTs Al-Ikhlas Lamala dan tamat pada Tahun 2012, pada tahun yang sama
melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Lamala dan tamat pada Tahun 2015. Pada
tahun 2015 terdaftar di Universitas Muhammadiyah Makassar Program Studi
Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Program Strata 1
(S1). Pada tahun 2019, Penulis menyelesaikan studi dengan menyusun karya ilmiah
yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif berbasis
Macromedia Flash 8 terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia di SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa”.
Makassar, Agustus 2019
Yang Terhormat
Amriani Tonang