pengaruh penggunaan media gambar terhadap...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR TERHADAP
KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V
DI SDIT AZ-ZAHRA PONDOK PETIR SAWANGAN DEPOK
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh
MEGA FAHRIZAH
NIM 1110018300034
JURUSAN / PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
ABSTRAK
Mega Fahrizah (NIM. 1110018300034). Pengaruh Penggunaan Media
Gambar terhadap Keterampilan Menulis Puisi pada Siswa Kelas V Di SDIT
Az-Zahra Pondok Petir Sawangan Depok Tahun Pelajaran 2013/2014”.
Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh penggunaan
media gambar terhadap keterampilan menulis puisi. Penelitian ini dilaksanakan di
SDIT Az-Zahra Pondok Petir Depok, kelas V semester II tahun pelajaran
2013/2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen
dengan rancangan penelitian non randomized pretest posttest control group
design. pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Sampel penelitian ini berjumlah 24 siswa kelas eksperimen dengan menggunakan
media gambar dan 24 siswa kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran
konvensional.
Berdasarkan hasil posttest diperoleh bahwa rata-rata keterampilan menulis
puisi pada siswa dengan menggunakan media gambar (kelas eksperimen) lebih
tinggi dibandingkan rata-rata keterampilan menulis puisi pada siswa yang
diajarkan dengan pembelajaran konvensional (kelas kontrol). Rata-rata nilai
pretest yang diperoleh kelas eksperimen yaitu 63,83. Rata-rata nilai pretest kelas
kontrol yaitu 62,92. Setelah dilakukan tindakan pada kedua kelas, maka diperoleh
rata-rata posttest kelas eksperimen yaitu sebesar 78,46 dan kelas kontrol sebesar
72,96. Jumlah peningkatan kelas ekperimen berdasarkan nilai pretest dan posttest
sebesar 14,63% sedangkan pada kelas kontrol sebesar 10.04%. Perhitungan
hipotesis dengan menggunakan Uji-t yakni uji paired sampel T Test dan diperoleh
pada taraf signifikan 0,05 menunjukan bahwa nilai probabilitas (sigifikansi)
adalah .011. Karena nilai signifikansi 0.011< α = 0.05, maka Ho ditolak. Hal ini
membuktikan bahwa penggunaan media gambar berpengaruh terhadap
keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V semester genap di SDIT Az-Zahra
Pondok Petir.
ABSTRACT
Mega Fahrizah (NIM: 1110018300034). Influence of Usage Visual Media
(Picture) Towards Poetry Writing Skill of Students 5th
Grade at SDIT Az-Zahra
Pondok Petir Sawangan Depok. Skripsi of state Islamic University Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2014.
This study intended to describe the influence of visual media usage
towards poetry writing skill. It was conducted at SDIT Az-Zahra Pondok Petir
Depok, 5th
grade second semester 2013/2014. The method used in this study was
quasi-experiment with non randomized pretest posttest control group. Samples
were taken by purposive sampling technique. The samples included 24 students of
experimental class using visual media method and 24 students of control class
using conventional teaching method.
Based on posttest scores, average poetry writing skill of treatment class
(experiment class) was higher than average poetry writing skill of conventional
class (control class). The average pretest score of experiment class was 63,83,
while of the control class was 62,92. On the other side, the average posttest score
of experiment class was 78,46 and the second class was 72,96. The increase of
experiment class based on pretest and posttest scores was 14,63% while of
control class was 10,04 %. Hipothesis calculation using T-test, Paired Sample T
Test, achived the significance level of 0.05 showing that probability value
(significance) was 0.011. Due to significance of 0.011 < α = 0.05, Ho was
rejected. This proved that usage of visual media influented the poetry writing skill
of students 5th
grade second semester at SDIT Az-Zahra Pondok Petir.
KATA PENGANTAR
بسم هللا ا لّر حمن الّرحيم
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahirabbil’alamin segala puji syukur penulis sampaikan ke
hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Penggunaan
Media Gambar terhadap Keterampilan Menulis Puisi pada Siswa Kelas V Di
SDIT Az-Zahra Pondok Petir Sawangan Depok Tahun Pelajaran
2013/2014”. Shalawat serta salam selalu dihaturkan kepada Nabi Muhammad
Saw sebagai suri tauladan dan pembawa rahmat bagi seluruh alam.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar
sarjana Pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang
dialami. Namun, atas dasar kesungguhan hati, usaha dan doa serta dukungan dari
berbagai pihak untuk penyelesaian skripsi ini, semua dapat terselesaikan. Oleh
karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph.D. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
2. Dr. Fauzan, M.A. Ketua Jurusan KI/PGMI.
3. Rosida Erowati, M. Hum. Selaku dosen pembimbing yang selalu mengoreksi,
mengarahkan, memotivasi, membimbing serta memberikan nasihat selama
penulisan skripsi ini.
4. Abdul Ghafur, M.A. Selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan motivasi dan nasihatnya.
5. Seluruh Dosen Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu
pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan,
semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapat keberkahan dari
Allah SWT. Aamiin.
6. Umi Istichomah, S.Pd. Selaku Kepala Sekolah SDIT Az-Zahra Pondok Petir
yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di sekolahnya.
7. Ary Diyah, S. E selaku Wali kelas VC dan Lukman Wibisono S. Sos dan
selaku Wali kelas VB di SDIT Az-Zahra Pondok Petir yang telah memberikan
izin penelitian di kelasnya dan memberikan arahan selama proses penelitian.
8. Teristimewa kepada kedua orang tuaku, Bapak Namar dan Ibu Nurlaila yang
telah mencurahkan kasih sayangnya, memberikan motivasi dan yang selalu
mendo’akan penulis. Kedua adikku Syifa Fauziah dan Alfiah Rusydah yang
telah mendo’akan dan memberikan semangat. Kepada semua saudara-
saudaraku dan terutama kepada Bibi Ningsih yang selalu mendo’akan dan
memberikan nasihatnya kepda penulis.
9. Sahabat-sahabatku Alen Sudiary, Dini Annisa, Dwi Akmalia, Eva
Maulidiyana, Rahmi Mulyati dan Shifa Fauziah yang telah memberikan
motivasi dan do’a nya serta masukannya kepada penulis selama perkuliahan
dan penulisan skripsi ini.
10. Sahabat-sahabat Mahasiswa PGMI 2010 yang telah banyak memberikan
dukungan kepada penulis serta pengalaman yang tak dapat terlupakan selama
perkuliahan. Khususnya kepada A’Community (Khumairoh, Azizah, Miar,
Tuti, Irfan, Fatah, Rama, Pela, Alfiyah, Dewi, Anis dan rekan-rekan lainnya
yang tidak disebutkan satu persatu) .
Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan di dalam penulisan
skripsi ini yang perlu diperbaiki, maka kritik dan saran sangat diharapkan dalam
upaya penyempurnaan. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan dan penyusunan Skripsi ini.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, 18 November 2014
Mega Fahrizah
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................ i
ABSTRACT ...................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ....................................................................... 5
D. Perumusan Masalah.......................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian.............................................................................. 5
F. Manfaat Penelitian............................................................................ 5
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretik ............................................................................. 7
1. Hakikat media pembelajaran ..................................................... 7
2. Media Gambar ........................................................................... 11
3. Hakikat Keterampilan Menulis ................................................. 13
4. Hakikat Puisi ............................................................................. 22
A. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................... 32
B. Kerangka Berpikir ............................................................................. 33
C. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 34
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 35
B. Metode dan Desain Penelitian ............................................................ 35
C. Populasi dan Sampel ........................................................................... 36
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 37
E. Instrumen Penelitian ........................................................................... 40
F. Teknik Analisis Data .......................................................................... 40
G. Hipotesis Statistik ............................................................................... 42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah ..................................................................................... 43
B. Pelaksanaan Penelitian ...................................................................... 47
C. Deskripsi Data ................................................................................... 48
D. Pengujian Persyaratan Analisis Data .................................................. 63
E. Pengujian Hipotesis ............................................................................ 67
F. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................. 62
G. Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 66
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 67
B. Saran .................................................................................................. 68
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 69
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Rancangan Desain Penelitian ......................................................... 36
Tabel 3.2 Indikator Penilaian Keterampilan Menulis Puisi ........................... 39
Tabel 3.3 Kriteria Instrumen Keterampilan Menulis Puisi ............................. 39
Tabel 4.1 Jumlah Siswa ................................................................................... 45
Tabel 4.2 Data Statistik Nilai Pretest Menulis Puisi Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ................................................................................... 48
Tabel 4.3 Nilai Pretest Menulis Puisi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ..49
Tabel 4.4 Daftar Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Menulis Puisi
Kelas Eksperimen ............................................................................ 50
Tabel 4.5 Daftar Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Menulis Puisi
Kelas Kontrol ................................................................................... 51
Tabel 4.6 Data Statistik Nilai Posttest menulis puisi kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ................................................................................... 53
Tabel 4.7 Nilai Posttest Menulis Puisi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol . 54
Tabel 4.8 Daftar Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Menulis Puisi
Kelas Eksperimen ........................................................................... 55
Tabel 4.9 Daftar Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Menulis Puisi
kelas Kontrol................................................................................... 56
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol.. ................................................................................. 58
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ................................................................................. 59
Tabel 4.12 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol .................................................................................. 60
Tabel 4.13 Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol .................................................................................. 60
Tabel 4.14 Hasil Uji Hipotesis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............. 61
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Diagram Batang Nilai Rata-rata Pretest Kelas Eksperimen ........ 50
Gambar 4.2 Diagram Batang Nilai Rata-rata Pretest Kelas Kontrol .............. 52
Gambar 4.3 Diagram Batang Nilai Rata-rata Posttest Kelas Eksperimen ...... 55
Gambar 4.4 Diagram Batang Nilai Rata-rata Posttest Kelas Kontrol ............. 57
Gambar 4.5 Kegiatan Belajar Siswa ............................................................... 64
i
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pertama Kelas Eksperimen
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kedua Kelas Eksperimen
Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pertama Kelas Kontrol
Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kedua Kelas Kontrol
Lampiran 5 : Lembar Kerja Siswa Pertemuan pertama Kelas Eksperimen
Lampiran 6 : Lembar Kerja Siswa Pertemuan kedua Kelas Eksperimen
Lampiran 7 : Lembar Kerja Siswa Pertemuan pertama Kelas Kontrol
Lampiran 8 : Lembar Kerja Siswa Pertemuan kedua Kelas Kontrol
Lampiran 9 : Lembar Evaluasi siswa Pertemuan pertama
Lampiran 10 : Lembar Evaluasi siswa pertemuan kedua
Lampiran 11 : Soal Instrumen Pretest Menulis Puisi Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Lampiran 12 : Soal Instrumen Posstest Menulis Puisi Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Lampiran 13 : Soal Instrumen Posstest Menulis Puisi Kelas Kontrol
Lampiran 14 : Nilai Pretest Kelas Eksperimen
Lampiran 15 : Nilai Pretest Kelas Kontrol
Lampiran 16 : Nilai Posttest Kelas Eksperimen
Lampiran 17 : Nilai Posttest Kelas Kontrol
Lampiran 18 : Uji Referensi
Lampiran 19 : Surat Bimbingan Skripsi
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menyebutkan bahwa
menulis merupakan keterampilan yang harus diajarkan dan dikuasai oleh siswa.
Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat komponen keterampilan
yang terdapat pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran Bahasa
Indonesia diarahkan untuk dapat meningkatkan kemampuan peserta didik agar
mampu berkomunikasi dengan baik dan benar, komunikasi yang dilakukan berupa
secara lisan maupun tulisan, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya
kesastraan.
Pembelajaran sastra di Sekolah Dasar dalam pelajaran bahasa Indonesia
diantaranya bertujuan untuk menumbuhkan keterampilan, dan ketertarikan siswa
terhadap suatu karya sastra. Pada kenyataannya siswa masih banyak yang kurang
menyukai pelajaran yang terkait dengan menulis sastra. Pada umumnya seseorang
tidak mau menulis karena tidak mengetahui untuk apa dia menulis, merasa tidak
berbakat, dan tidak tahu bagaimana harus menulis. Sedangkan banyak sekali
manfaat yang dipetik dari menulis, diantaranya dalam hal peningkatan kecerdasan,
pengembangan daya inisiatif dan kreativitas, penumbuhan keberanian, dan
pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi. Hal tersebut
tentunya menjadi masalah dalam kegiatan pembelajaran sastra di sekolah. Oleh
sebab itu pembelajaran sastra perlu mendapat perhatian, karena dapat membantu
siswa dalam mengembangkan tingkat kreativitas serta bakat dan minat siswa
dalam pembelajaran sastra. Pembelajaran sastra tentu banyak jenisnya, namun
dalam penelitian ini peneliti memfokuskan kepada pembelajaran menulis sastra
khusunya puisi.
2
Kegiatan menulis merupakan sebuah kegiatan yang dapat menggali
pikiran dan perasaan mengenai suatu objek, memilih hal-hal apa saja yang akan
ditulis, dan menuliskannya sehingga pembaca akan mudah memahaminya dengan
jelas. Kegiatan menulis pada dasarnya bukan hanya untuk melahirkan sebuah
pemikiran atau perasaan saja, melainkan juga merupakan pengungkapan ide,
pengetahuan, ilmu, dan pengalaman hidup seseorang dalam bahasa tulis. Oleh
karena itu, menulis bukanlah merupakan kegiatan yang sederhana dan tidak perlu
dipelajari, tetapi justru dikuasai.
Melalui kegiatan menulis, siswa diharapkan dapat menumbuhkan
apresiasinya terhadap suatu karya sastra. Pengajaran sastra dikembangkan dalam
kompetensi dasar yaitu siswa mampu mengapresiasi dan berekspresi sastra
melalui kegiatan mendengarkan, menonton, membaca dan melisankan hasil sastra
berupa dongeng, puisi dan drama pendek, serta menuliskan pengalaman dalam
bentuk cerita dan puisi. Salah satu standar kompetensi yang harus dicapai dan
menuntut siswa untuk terampil dalam menulis sastra, terdapat pada siswa SD
kelas V, yakni mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara
tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas.
Keterampilan menulis yang berhubungan dengan sastra, pada standar
kompetensi di kelas V semester genap adalah menulis puisi bebas. Dalam
pembelajaran sastra di sekolah, siswa diajak untuk mengungkapkan ekspresi,
keinginan, dan pengalamannya yang ditampilkan dalam bentuk karya sastra
berupa puisi. Puisi yang ditulis oleh siswa dapat bersifat imajinatif, intelektual,
dan emosional. Kemudian dapat diolah sehingga jelas, mudah ditangkap, dan
menyentuh perasaan. Untuk itu, aktivitas pengungkapan karya sastra dalam
bentuk puisi ini diterapkan pada pembelajaran menulis puisi.
Menulis puisi merupakan salah satu keterampilan sastra yang harus
dicapai siswa, karena siswa akan memperoleh banyak manfaat dari kegiatan
menulis puisi tersebut. Beberapa manfaatnya adalah siswa dapat mengekspresikan
pikirannya melalui bahasa yang indah dalam puisi, siswa dapat menjadikan puisi
3
sebagai media untuk menuangkan segala hal yang dirasakan. Puisi adalah bentuk
karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif
dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan
pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya. Keterampilan menulis
puisi ini tentunya dapat diperoleh melalui proses belajar.
Pembelajaran menulis puisi bukan suatu pekerjaan yang mudah jika kita
menginginkan hasil yang baik. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa
kemampuan menulis hanya dimiliki oleh orang-orang yang memiliki bakat-bakat
tertentu. Kemampuan menulis dapat diikuti oleh semua siswa asalkan mau belajar
dan berlatih dengan sungguh-sungguh, sebab menulis merupakan kemampuan
yang dapat dipelajari. Hakikatnya pembelajaran menulis yang dialami siswa di
sekolah tidak terlepas dari kondisi gurunya sendiri dan pada umumnya guru tidak
dipersiapkan untuk terampil menulis dan mengajarkannya. Oleh karena itu sering
ditemukan permasalahan yang terjadi pada saat proses pembelajaran menulis puisi
berlangsung. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di Sekolah SDIT
Az-Zahra khususnya pada siswa kelas V, peneliti menemukan masalah yang
terdapat pada hasil menulis puisi siswa yang masih rendah. Kemudian peneliti
menanyakan kepada guru yang terkait bahwa apa yang menyebabkan siswa
kurang terampil dalam menulis puisi, sehingga mendapatkan hasil yang kurang
baik.
Selama ini yang menjadi penyebab siswa kurang terampil dan berminat
dalam menulis puisi adalah dikarenakan siswa tersebut masih merasa kesulitan
untuk menuangkan ide atau gagasan dalam menulis puisi, hambatan lain yang
dialami siswa dalam pembelajaran menulis puisi adalah siswa kurang termotivasi
dalam pembelajaran menulis puisi. Adapun pemanfaatan media yang digunakan
guru dalam kegiatan pembelajaran kurang bervariasi, guru masih menggunakan
model pembelajaran konvensional dalam pembelajarannya, sehingga membuat
siswa menjadi pasif, jenuh, dan tidak dapat membangkitkan motivasi atau minat
siswa untuk mengikuti pembelajaran tersebut. Oleh sebab itu, siswa
membutuhkan adanya rangsangan atau stimulus yang diberikan oleh guru
4
sehingga dapat memudahkan siswa dalam mengemukakan pendapat,
ide/gagasannya. Dalam proses pembelajaran menulis puisi tentunya siswa perlu
dibimbing dan dilatih untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa.
Salah satu cara yang dapat digunakan guru untuk memudahkan siswa
dalam menulis puisi, yaitu dengan memberikan stimulus. Stimulus yang dapat
digunakan guru, yakni dengan menggunakan media pembelajaran sebagai saluran
yang dapat memberikan stimulus untuk berkomunikasi. Media pembelajaran yang
dapat digunakan dalam menulis puisi adalah dengan menggunakan media gambar.
Penggunaan media gambar tentunya akan memudahkan siswa dalam menemukan
ide atau gagasan ke dalam penulisan puisi, jika dibandingkan tanpa adanya media.
Media gambar yang akan diperlihatkan terdiri dari beberapa gambar yang
tentunya gambar-gambar tersebut tidak jauh dari realitas kehidupan siswa. Jadi
dengan penggunaan media gambar dalam penelitian ini diharapkan dapat
membantu siswa dalam menemukan ide/gagasannya. Peneliti berasumsi bahwa
media gambar akan lebih memudahkan siswa memiliki keterampilan dalam
menulis puisi.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi, peneliti ingin melakukan sebuah
penelitian dengan judul “PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR
TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V
DI SDIT AZ-ZAHRA PONDOK PETIR SAWANGAN DEPOK TAHUN
PELAJARAN 2013/2014”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan beberapa
masalah, yaitu:
1. Siswa kurang terampil dalam menulis puisi
2. Siswa merasa kesulitan untuk menuangkan ide atau gagasan dalam menulis
puisi.
3. Siswa kurang termotivasi dalam menulis puisi
4. Media yang digunakan oleh guru kurang menarik
5
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan pada indentifikasi masalah di atas, maka pembatasan
masalah pada penelitian ini adalah:
1. Siswa kurang terampil dalam menulis puisi
2. Media yang digunakan oleh guru kurang menarik
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka penulis
dapat merumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana pengaruh penggunaan
media gambar terhadap keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V di SDIT
Az-Zahra Pondok Petir Tahun Pelajaran 2013/2014?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh
penggunaan media gambar terhadap keterampilan menulis puisi pada siswa
kelas V di SDIT Az-Zahra Pondok Petir Sawangan Depok Tahun Pelajaran
2013/2014.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat memberikan Manfaat langsung bagi
sekolah,guru dan siswa yaitu:
a) Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran keterampilan menulis puisi dengan menggunakan media
gambar dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
b) Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memilih media yang
cocok untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi dan mendapatkan
referensi baru untuk menemukan metode pembelajaran bahasa Indonesia
dalam menulis puisi.
6
c) Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan
keterampilan menulis puisi, meningkatkan daya imajinasi siswa, serta
dapat meningkatkan kreativitas siswa.
7
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskriptif Teoretik
1. Hakikat Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah
berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Arsyad menyatakan “media adalah alat yang menyampaikan atau
mengantarkan pesan-pesan pengajaran.”1 Media merupakan bagian penting
dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Melalui media guru akan lebih
mudah dalam menyampaikan materi dan siswa akan lebih terbantu dalam
belajar. Criticos yang dikutip oleh Daryanto bahwa media merupakan salah
satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator
menuju komunikan.2
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
media adalah segala sesuatu benda atau komponen yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima. Adanya media dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dalam proses
belajar.
1 Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2004), h. 4
2 Daryanto, Media Pembelajaran, (Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2010),
h. 4
8
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seorang
dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif
dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran dapat
melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai pelajar dan guru sebagai fasilitator.
Dalam pembelajaran diperlukan komunikasi yang baik antara
pengajar dan pelajar, maka diperlukan media pembelajaran, Yudhi Munadi
mengatakan bahwa media pembelajaran adalah “segala sesuatu yang dapat
menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana
sehingga terciptanya lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya
dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.”3 Heinich yang
dikutip oleh Azhar mengemukakan pula bahwa, media pembelajaran adalah
perantara yang membawa pesan atau informasi bertujuan instruksional atau
mengandung maksud-maksud pengajaran antara sumber dan penerima.4
Dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah sarana
penyampaian pesan pembelajaran yang terkait dengan model pembelajaran
langsung yaitu dengan cara guru berperan sebagai penyampai informasi.
Sehingga dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan dapat berlangsung
secara efektif dan efisien.
b. Fungsi Media Pembelajaran
Fungsi media pembelajaran adalah sebagai sarana penghubung
atau komunikasi dalam menyampaikan pelajaran yang akan diterima oleh
siswa dari guru. Yudhi mengungkapkan ”fungsi utama media
pembelajaran adalah sebagai sumber belajar”5. Hal lain dikemukakan oleh
\Arsyad “fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu
mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar
yang ditata dan diciptakan oleh guru”.6 Hal yang serupa dikatakan oleh
3 Yudi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada.Perss, 2008), h. 7-8
4 Arsyad, Op. cit., h. 4
5 Yudi Munadi, Op. cit., h. 36
6 Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), h. 15
9
Sudjana ” fungsi media sebagai alat bantu mengajar ada dalam komponen
metodologi pengajaran, sebagai salah satu lingkungan belajar yang diatur
oleh guru”.7
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa media
tentunya dapat dijadikan sebagai sumber belajar, metodologi pengajaran,
dan sarana bagi siswa untuk mendapatkan stimulus dari media yang
disediakan oleh guru. Dengan demikian, siswa dapat dengan mudah untuk
menuangkan atau mengapresiasikan ide/gagasannya kedalam tulisan. Oleh
sebab itu, keberadaan media sangat diperlukan dalam proses pembelajaran.
Beberapa fungsi media yang diuraikan menurut Levie dan Lentz dikutip
dari Azhar Arsyad mengatakan bahwa:
1. Fungsi atensi media visual merupakan inti yaitu menarik dan
mengarahkan perhatian untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran
yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkanteks materi
pelajaran.
2. fungsi efektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan
siswa ketika belajar teks yang bergambar.
3. fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian
yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar
memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat
informasi yang terkandung dalam gambar.
4. fungsi kompendatoris media pembelajaran terlihat dari hasil
penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk
memahami teks dalam membantu siswa yang lemah dan membaca
untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya
kembali.8
Berdasarkan keterangan di atas bahwa fungsi media dalam
pembelajaran memiliki peran penting dan merupakan salah satu perangkat
dalam melaksanakan pembelajaran untuk mempermudah menyampaikan
informasi. Media yang ada tentunya proses pembelajaran akan menjadi
bermakna.
7 Sudjana dan Rivai, Media Pengajara, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2009), h. 1
8Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grasindo Persada, 2014), h. 15
10
c. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran
ada berbagai jenis. Mulai dari media yang sederhana hingga media yang
kompleks, rumit dan mahal. Ada juga yang hanya dilihat dari segi
merespons indera tertentu hingga perpaduan dari berbagai indra manusia.
Yudi Munadi mengklasifikasikan menjadi 4, yaitu:
1. Media audio adalah media yang hanya melibatkan indera pendengaran
dan hanya mampu memanipulasikan kemampuan suara semata.jenis
media ini diantaranya ada radio, alat-alat perekam,audio tape dan
compast disk.
2. Media visual adalah media yang hanya melibatkan indera penglihatan.
Jenis media ini memuat seperti gambar, grafik, diagram, peta, media
visual tiga dimensi,dll.
3. Media audio visual adalah media yang melibat dua indera pada
manusia, yakni indera penglihatan dan pendengaran yang keduanya
terlibat sekaligus dalam satu proses. Jenis media ini seperti film
dokumenter, film drama,dan lain-lain.
4. Multimedia adalah media yang melibatkan semua indera dalam
sebuah proses pembelajaran, yang termasuk dalam media ini segala
sesuatu yang dapat memberikan pengalaman langsung bisa melalui
komputer, internet dan pengalaman.”9
Berdasarkan jenis media pembelajaran yang dikemukakan Yudi
Munadi, untuk pembelajaran menulis puisi ini digunakan jenis media
visual dengan menggunakan gambar berupa foto sebagai media
pembelajarannya. Dengan tujuan setelah siswa melakukan pengamatan
terhadap media gambar dapat muncul ide/gagasan/kreatifitasnya yang
dapat dituangkan dalam bentuk puisi.
9 Ibid., h. 55-57
11
2. Media Gambar
a. Pengertian Media Gambar
Media gambar merupakan media visual dua dimensi pada bidang
tidak transparan, seperti yang diungkapkan oleh Rohani dalam Musfiqon
media gambar adalah media yang merupakan reproduksi bentuk asli dalam
dua dimensi yang berupa foto atau lukisan.10
Menurut Yudi Munadi
“gambar membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang
terkandung didalamnya lebih jelas daripada yang diungkapkan oleh kata-
kata”.11
Media gambar mampu memberikan detail dalam bentuk gambar
apa adanya, sehingga siswa dapat dengan mudah untuk mengingatnya.
Cecep Kustandi mengatakan “media ini merupakan bahasa yang umum,
dan dapat dimengerti, dinikmati oleh semua orang dimana-mana.”12
Selain
itu Dina Indriana mengatakan “media gambar juga bersifat konkret,
mengatasi keterbatasan pengamatan, memperjelas suatu sajian masalah,
mudah di dapatkan dan bisa digunakan dengan mudah”.13
Oleh karena itu,
dengan menggunakan media gambar tentunya akan membantu siswa
dalam kegiatan pembelajaran.
Foto merupakan alat visual yang efektif karena dapat
memvisualisasikan sesuatu yang akan dijelaskan dengan lebih konkret dan
realistis. Sukiman menyatakan “ foto merupakan salah satu media
pembelajaran yang amat dikenal di dalam setiap kegiatan pembelajaran.”14
Informasi yang disampaikan dapat dimengerti dengan mudah karena hasil
10
Musfiqon, Pengembangan Media dan Sumber Pelajaran, (Jakarta: Prestasi Publisher,
2012), h. 73 11
Yudhi, Op.cit., h. 89 12
Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran Manual Dan Digital,
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 45 13
Dina Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, (Yogyakarta: DIVA Press, 2011),
h. 65 14
Sukiman, Pengembangan Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Pustaka Insan Madani,
2012), h. 86
12
yang diragakan lebih mendekati kenyataan melalui foto atau gambar yang
diperlihatkan kepada anak-anak. Foto dapat mengatasi ruang dan waktu,
sesuatu yang terjadi ditempat yang lain dapat dilihat oleh orang yang
berada jauh dari tempat kejadian dalam bentuk setelah kejadian itu berlalu.
Dengan adanya media foto siswa dapat mengingat kembali tentang sesuatu
yang pernah terjadi di dalam kehidupannya, sehingga siswa dapat
mengeksplorasikan ide/gagasannya ke dalam bentuk tulisan. Wina Sanjaya
mengatakan “Gambar yang baik bukan hanya dapat menyampaikan saja
tetapi dapat digunakan untuk melatih keterampilan berpikir serta dapat
mengembangkan imajinasi siswa.”15
Dapat disimpulkan bahwa media gambar/foto adalah salah satu
media yang sederhana, dan dapat memberikan kemudahan bagi siswa
dalam mempelajari Bahasa Indonesia, khususnya dalam pembelajaran
menulis puisi. Melalui media gambar, segala ide/gagasan yang dimilki
siswa dapat dituangkan dengan mudah karena pembelajaran yang
dilakukan terkesan lebih bermakna.
b. Kriteria Pemilihan Media Gambar
Supaya gambar mencapai tujuan yang maksimal sebagai alat visual,
gambar harus dipilih menurut syarat-syarat tertentu. Menurut Arif S.
Sadiman, dkk gambar yang baik pada lazimnya dapat menggunakan
kriteria-kriteria antara lain :
1. Keaslian gambar, gambar menunjukkan situasi yang sebenarnya
seperti melihat keadaan benda sesungguhnya.
2. Kesederhanaan, sederhana dalam warna menimbulkan kesan tertentu
yang mempunyai nilai estetis secara murni dan mengandung nilai
praktis.
3. Bentuk item, mudah dipahami dapat digunakan pada gambar dari
majalah, surat kabar, dsb.
4. Perbuatan menunjukkan hal yang sedang melakukan suatu perbuatan.
15
Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2012), h. 166
13
5. Fotografi, gambar tidak terlalu terang/ gelap asal dapat menarik dan
efektif dalam pengajaran.
6. Artistik, gambar disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai.”16
Berdasarkan uraian di atas, teori yang digunakan sebagai indikator
penilaian media gambar yang akan dikembangkan menggunakan kajian
teori Arif S. Sadiman, dkk. Kriteria dalam pemilihan gambar meliputi
keaslian gambar, kesederhanaan, bentuk item, perbuatan, fotografi, dan
artistik.
3. Hakikat Keterampilan Menulis Puisi
a. Pengertian Keterampilan Menulis
Keterampilan seseorang dalam melakukan sesuatu berkaitan
dengan daya atau kemampuan yang dimilikinya serta akan memberikan
manfaat bagi dirinya dan orang lain. Seperti yang diungkapkan oleh
Kundharu, keterampilan menulis adalah “kemampuan menuangkan
buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang
dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut
dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil.” 17
Keterampilan seseorang tentunya berbeda-beda, hal tersebut
dapat dilihat berdasarkan hasil yang telah dicapainya. Sebagai seorang
guru, ia harus mengetahui potensi yang dimiliki oleh peserta didiknya.
Hal itu tentunya akan memudahkan guru dalam megarahkan potensi
yang dimiliki siswa untuk dapat dikembangkan dan diolah agar
memiliki hasil dan menjadi suatu keterampilan khusus yang dimiliki
oleh siswa. Keterampilan yang berhubungan dengan berbahasa, terdiri
atas empat komponen yaitu “keterampilan menyimak, keterampilan
16
Arief S, Sadiman, Dkk. Media Pendidikan, (Jakarta:PT. Rajawali press, 2010), Cet
ke-14 h. 29-33 17
Kundharu dan St. Y Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia,
(Bandung: PT Karya Putra Darwati, 2012), cet. 1, h. 103
14
berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis”.18
Keterampilan tersebut memiliki hubungan yang erat antar satu dengan
yang lainnya. Hubungan keempat keterampilan berbahasa ini, dikatakan
sebagai suatu kesatuan yang tak dapat dipisahkan.
Dalam kegiatan menulis, Menulis bukanlah pekerjaan yang sulit
melainkan juga tidak mudah. Menulis memang tidak mudah dilakukan
oleh setiap orang, seperti yang telah dikemukakan oleh Resmini
“menulis merupakan keterampilan yang sulit diajarkan”.19
Untuk
memulai menulis, setiap penulis tidak perlu menunggu menjadi seorang
penulis yang terampil. Belajar teori menulis itu mudah, tetapi untuk
mempraktikannya tidak cukup sekali dua kali. Frekuensi latihan
menulis akan menjadikan seseorang terampil dalam bidang tulis-
menulis.
Menulis adalah suatu kegiatan yang biasa dilakukan dalam
kegiatan pembelajaran di sekolah. Dengan kegiatan menulis diharapkan
siswa dapat menuangkan ide atau gagasan dalam menulis. Seperti yang
telah dikemukakan oleh beberapa ahli tentang menulis, diantaranya
pegertian menulis yang diungkapkan oleh Suriamiharja “menulis adalah
kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan”.20
Berbeda
dengan Tarigan yang menyatakan ”menulis ialah merupakan suatu
keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara
tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain”.21
Berdasarkan pengertian menulis yang telah dikemukakan oleh
para ahli, dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan menulis adalah
kegiatan yang perlu dikembangkan, karena merupakan keterampilan
18
Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan, (Bandung :Angkasa,
2008), edisi revisi, h. 1 19
Novi Resmini, dkk, Membaca Dan Menulis di SD Teori dan pengajarannya, (Bandung:
UPI Press, 2006), h. 227 20
Novi Resmini, dkk. Pendidikan Bahasa&Sastra di Kelas Tinggi, (Bandung: UPI press:
2008) , h.116
21
Henry Guntur Tarigan, Op. cit., h.22
15
dasar yang harus dikuasai siswa dalam mencurahkan ide dan
gagasannya ke dalam bentuk tulisan. Dapat dikatakan pula bahwa
menulis adalah aktivitas komunikasi yang dapat digunakan siswa
melalui media tulisan.
Keterampilan menulis seperti halnya keterampilan berbahasa
yang lain dan perlu dimiliki oleh siswa. Keterampilan menulis sudah
mulai dilatih di tingkat Sekolah Dasar. Sebelumnya, pada kelas rendah
ditanamkan dasar-dasar menulis. Jika dasarnya sudah kuat dan dikuasai
dengan benar maka siswa dapat menulis dengan baik dan benar.
Keterampilan menulis sebagai salah satu cara dari empat keterampilan
berbahasa mempunyai peranan penting di dalam kehidupan manusia.
Menulis adalah kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan
tulisan.
Pengertian tersebut memberikan makna bahwa menulis adalah
menjelmakan bahasa lisan, mungkin menyalin atau melahirkan pikiran
atau perasaan seperti mengarang, membuat surat, membuat laporan, dan
sebagainya. Slamet menjelaskan “keterampilan menulis yaitu
keterampilan berbahasa yang bersifat produktif”.22
Artinya,
keterampilan menulis ini merupakan keterampilan yang menghasilkan,
dalam hal ini yang dihasilkan ialah berupa sebuah tulisan. Sedangkan
menurut Solehan, dkk ” keterampilan menulis bukanlah kemampuan
yang diperoleh secara otomatis”.23
Solehan menjelaskan bahwa
keterampilan menulis seseorang bukan dibawa sejak lahir, melainkan
diperoleh melalui tindak pembelajaran. Berhubungan dengan cara
pemerolehan keterampilan menulis, seseorang yang telah mendapatkan
22 St. Slamet, Dasar-dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar,
(Surakarta:UNS Press, 2008), h.48 23
Solehan T.W, dkk, Pendidikan Bahasa Indonesia di SD, ( Jakarta:Universitas Terbuka,
2008), h. 115
16
pembelajaran menulis belum tentu memiliki kompetensi menulis tanpa
banyak latihan menulis.
Dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis adalah
keterampilan yang bersifat aktif dan produktif. Semakin terampil
seseorang dengan menulis semakin cerah pula jalan pikirannya.
keterampilan menulis hanya dapat diperoleh tidak melalui praktik dan
latihan secara terus-menerus.
b. Tujuan Menulis
Setiap penulis harus mengungkapkan dengan jelas tujuan
penulisan yang akan digarapnya. Perumusan tujuan penulisan sangat
penting dan harus ditentukan lebih dahulu karena hal ini akan
merupakan titik tolak dalam seluruh kegiatan menulis tersebut.
Rumusan tujuan penulisan adalah suatu gambaran penulis dalam
kegiatan menulis selanjutnya. Tujuan merupakan penentu pokok untuk
mengarahkan serta membatasi tulisan puisi.
Sehubungan dengan tujuan penulisan, Hugo Hartig dalam
Tarigan mengatakan:
“Tujuan kegiatan menulis ada tujuh, assigment purpose
(tujuan penugasan), altruistic purpose (tujuan altruistik),
persuasive purpose (tujuan persuatif), informational
purpose (tujuan informational/tujuan penerangan), self-
expresive purpose (tujuan pernyataan diri), creative
purpose (tujuan kreatif), problem-solving purpose (tujuan
pemecahan masalah).”24
24 Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan, (Bandung : Angkasa, 2008 ),
edisi revisi. h. 25-26
17
Penjelasan untuk masing-masing tujuan tersebut sebagai berikut:
1. Assignment Purpose
Tujuan penugasan ini berdasarkan perintah yang harus
dilakukan,tanpa adanya kemauan sendiri.
2. Altruistic Purpose
Penulis bertujuan hanya untuk menyenangkan para pembaca.
Keadaan apapun yang pembaca rasakan saat itu, tentunya dapat
membuat pembaca merasa senang dengan karyanya.
3. Persuasive Purpose
Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan
kebenaran gagasan yang diutarakan.
4. Informational Purpose
Bertujuan untuk memberikan informasi atau keterangan/
penerangan kepada para pembaca.
5. Self expressive Purpose
Bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang
pengarang kepada para pembaca.
6. Creative Purpose
Tujuan ini berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi
“keinginan kreatif” di sini melebihi pernyataan diri dan melibatkan
dirinya dengan keinginan mencapai nilai – nilai artistic atau seni
yang ideal, seni idaman.
7. Problem-solving Purpose
Penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Sang penulis
ingin menjelaskan, menjernihkan, serta meneliti secara cermat
pikiran – pikiran dan gagasan – gagasannya sendiri agar dapat
mengerti dan diterima oleh para pembaca.
Jika dilihat dari tujuan menulis di atas, kegiatan menulis yang
ditujukan pada siswa, tentunya akan berbeda-beda dan hal tersebut dapat
terlihat dari kacamata pembaca yang melihat dan menilai tulisan siswa,
18
dengan harapan bahwa maksud dan tujuan penulis dapat tersampaikan.
Berdasarkan tujuan menulis di atas yang sesuai dengan kegiatan menulis
puisi adalah tujuan altruistic purpose dan persuasive purpose. Penulis
bertujuan hanya untuk menyenangkan para pembaca. Keadaan apapun
yang pembaca rasakan saat itu, tentunya dapat membuat pembaca merasa
senang dengan karyanya dan dapat meyakinkan para pembaca akan
kebenaran gagasan yang diutarakan, sehingga akan menghasilkan suatu
tulisan secara utuh.
c. Manfaat Menulis
Banyak manfaat yang dapat diambil dari kegiatan menulis. Sebagai
seorang siswa Sekolah Dasar dengan menulis dapat menjadikannya
sebagai bekal kemampuan dasar bagi pendidikan pada jenjang selanjutnya
yang lebih tinggi. Akhadiah dalam Resmini dan Juanda, bahwa diantara
manfaat menulis antara lain, penulis dapat mengenali kemampuan dan
potensi dirinya, penulis dapat melatih dan mengembangkan berbagai
gagasan, dapat mendorong untuk terus belajar secara aktif, membiasakan
penulis berfikir serta berbahasa secara tertib dan benar.25
Berikut ini adalah pemaparan manfaat menulis oleh Akhaidah:
1. Mengenali kemampuan dan potensi dirinya, dengan menulis penulis
dapat mengetahui kemampuannya dalam menulis, hal tersebut dapat
di lihat berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliknya.
Dengan begitu penulis akan mengetahui kemampuannya dalam
menulis dengan menulis seseorang dapat mengembangkan daya
inisiatif (ide) dan kreativitas yang ada pada dirinya.
25
Novi Resmini, dkk. Pendidikan Bahasa & Sastra di Kelas Tinggi, (Bandung:UPI press,
2008), h. 177-118
19
2. Penulis dapat melatih dan mengembangkan berbagai gagasan, dengan
menulis penulis dapat menggunakan daya nalaranya, serta
menghubungkan, dan membandingkan fakta untuk mengembangkan
berbagai gagasan yang telah ada. Dengan menulis seseorang dapat
menumbuhkan keberanian terutama keberanian dalam
mengungkapkan ide atau perasaan.
3. Dapat mendorong penulis untuk terus belajar secara aktif, penulis
bukan hanya menjadi penulis yang mendapatkan informasi
berdasarkan masalah dari orang lain, namun penulis juga dapat
mencari tahu masalah dan dapat memcahkan masalah, dan terus
menggali rasa keingintahuannya tentang menulis yang baik dan benar.
4. Membiasakan penulis berpikir serta berbahasa secara tertib dan benar.
Dengan menulis seseorang akan terdorong untuk mengumpulkan
informasi yang berhubungan dengan apa yang ditulisnya. Tulisan
yang akan dituangkan tentunya akan dilakukan dengan sistematis dari
segi penulisan dan menggunakan kata-kata yang sesuai dengan ejaan
yang disempurnakan.
Dari beberapa manfaat tentang menulis, dapat ditarik kesimpulan
bahwa manfaat dari menulis adalah untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan. Dengan kegiatan menulis, siswa dapat mengeksplorasikan
gagasan, perasaan dan pikiran yang terencana sehingga dapat diorganisir
dengan tertib dan teratur, sehingga dapat meningkatkan kemampuan
berpikir, mengembangkan potensi yang dimiliki dan dapat
mengeksplorasikan tulisan agar dapat dipublikasikan kepada orang lain.
d. Langkah-langkah Dalam Menulis
Menulis merupakan kegiatan yang tak terpisahkan dalam seluruh
proses pembelajaran yang dialami oleh siswa. Banyak orang yang
mengatakan bahwa menulis merupakan sesuatu yang sulit untuk dilakukan,
20
bagian yang tersulit adalah dalam menuangkan ide yang harus dituliskan
ke dalam sebuah tulisan. Hal senada dikemukakan oleh Bobby De
Potter ”bagi kebanyakan dari kita, bagian tersulit dari menulis adalah
memulainya. Hal itu dikarenakan terdengar suara di baris awal bahwa
tugas menulis yang pertama adalah suara kreatif yang terus mendorong
untuk mencari ide baru”.26
Langkah-langkah menulis yang dikemukakan oleh Resmini dkk
yaitu:
1. Pramenulis
Pada tahap ini siswa menulis mengemukakan apa yang
akan mereka tulis, sedangkan peran guru pada tahap ini
menggunakan berbagai strategi yang diimplementasikan di
kelas untuk membantu siswa memilih tema yang akan ditulis.
2. Penyususnan draf tulisan
Aktivitas dalam tahap ini meliputi menulis draf kasar,
menulis konsep utama, dan menekankan pada pengembangan
isi. Hal ini dapat memudahkan mengungkapkan ide yang
dimiliki penulis.
3. Perbaikan
Aktivitas ini meliputi membaca ulang draf kasar,
menyempurnakan draf kasar, memperbaiki bagian yang
mendapat balikan dari kelompok menulis. Pada tahap ini
siswa dapat menambah, mengganti, dan menghilangkan hal-
hal yang tidak penting dalam penulisannya.
4. Penyuntingan
Aktivitas ini meliputi mengambil jarak dari tulisan,
mengoreksi awal dengan menandai kesalahan dan
mengoreksi kesalahan.27
Pendapat yang berbeda dikemukakan oleh Rahayu dalam memulai
untuk menulis ada beberapa tahap yaitu “tahap pra penulisan, tahap
penulisan, dan tahap revisi”.28
Hal senada diungkapkan oleh Alek dan
26
Bobby de potter, Quantum Writer: Menulis Lebih Mudah Tanpa Stres, dan dengan
Hasil Lebih Baik, (Bandung: Kaifa, 2009), h. 13 27
Novi Resmini dkk., Membaca dan Menulis di SD Teori dan Pengajarannya, (Bandung:
UPI Press, 2006), cet. 1, h. 230 28
Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, (Jakarta: Grasindo, 2007), h.
136
21
Achmad bahwa langkah-langkah dalam menulis melalui tiga tahapan
yakni “ persiapan (preparation), menulis (writing), dan revisi (editing).” 29
Berikut adalah langkah-langkah dalam menulis yang dikemukakan
oleh Rahayu:
1. Tahap prapenulisan
Kegiatan ini dimulai dengan menentukan tema
/judul, kita harus menemukan hal yang akan dibahas dalam
tulisan. Tema/judul dapat diperoleh dari berbagai sumber,
misalnya pengalaman sendiri, hasil pengamatan lingkungan,
pendapat; sikap; tanggapan; imajinasi sendiri atau orang
lain terhadap sesuatu. Langkah berikutnya ialah membuat
kerangka tulisan, artinya memecah topik menjadi sub-sub
topik. Kerangka dapat berbentuk kerangka topik, yaitu
butir-butir topik berupa frase pendek atau kerangka kalimat
yaitu butir-butirnya berupa kalimat yang lebih rinci.
Kerangka harus disusun secara logis, sistematik, dan
konsisten.
2. Tahap Penulisan
Pada tahapan ini, setiap butir karangan dibahas
dengan menggunakan bahan-bahan yang telah
diklasifikasikan menurut kepentingannya. Dengan demikian,
kita sebagai penulis harus mampu memilih kata yang tepat
sehingga pikiran kita dapat dipahami pembaca dengan tepat
pula. Kata-kata dirangkaikan dalam kalimat yang efektif,
selanjutnya kalimat dirangkaikan dalam bentuk paragraf-
paragraf. Tulisan juga harus ditulis dalam ejaan yang benar
dan persyaratan penulisan lainnya
3. Tahap Revisi
Jika buram/draf seluruh tulisan telah selesai, tulisan
perlu dibaca ulang untuk direvisi, diperbaiki, dikurangi,
ditambah. Sebenarnya revisi dilakukan juga pada saat tahap
penulisan berlangsung, namun revisi ini secara keseluruhan
sebelum menjadi naskah akhir. Revisi dilakukan secara
menyeluruh mengenai logika,sistematika, ejaan, tanda baca,
29
Alek dan Achmad, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana,
2011), h. 107
22
pilihan kata, kalimat, paragraf, pengetikan, dan lain
sebagainya.30
Dapat disimpulkan bahwa pada proses menulis memiliki langkah-
langkah yang harus dilakukan, karena menulis adalah kegiatan yang
membutuhkan proses yang dilakukan dengan latihan terus-menerus.
Berdasarkan langkah- langkah menulis yang telah dipaparkan tersebut,
penulis menggunakan pendapat dari Rahayu. Langkah-langkah yang ada
mulai dari tahap prapenulisan yakni untuk menemukan ide/gagasan serta
imajinasi melalui sebuah pengamatan. Kemudian pada tahap menulis yakni
menuliskan ide/gagasannya dengan menggunakan pilihan kata yang tepat.
Selanjutnya tahap revisi tentunya dapat memperbaiki bahasa tulisan menjadi
lebih baik dan benar serta memperhatikan unsur-unsur yang terdapat pada
puisi.
4. Hakikat Puisi
a. Pengertian Puisi
Kata puisi berasal dari bahasa Yunani poeisis yang berarti penciptaan.
Secara etimologi, puisi diartikan “membuat” dan “pembuatan” karena lewat
puisi pada dasarnya seseorang telah menciptakan suatu dunia sendiri, yang
berisi pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik fisik maupun
batiniah.
Samuel Taylor Coleridge dalam Rachmat Djoko Pradopo mengatakan
bahwa puisi adalah kata-kata yang terindah dalam susunan yang terindah.31
Kata-kata dipilih agar memiliki kekuatan pengucapan, walaupun singkat
atau padat, namun berkekuatan. Karena itu, salah satu usaha penyair adalah
memilih kata-kata yang memiliki persamaan bunyi (rima). Kata-kata itu
mewakili kata-kata yang lebih luas dan lebih banyak. Hal lain diungkapkan
30
Minto Rahayu, Op. Cit., h. 137-138 31
Rachmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi : Analisis Strata Norma dan Analisis
Struktural dan Semiotik, (Yogyakarta: Gadjah Mada University, 2005), cet. ke-9. h. 6
23
oleh Djago Tarigan ”puisi adalah karya sastra yang ditulis dengan bentuk
larik-larik dan bait-bait.”32
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa puisi adalah kata-kata
yang indah yang merupakan hasil dari sebuah pemikiran, yang dapat
merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama sehingga
mengandung makna atau maksud tertentu.
b. Unsur-unsur Pembentuk Puisi
Menulis puisi bukanlah merupakan hal yang mudah dan juga tidak
sulit. Dalam menulis suatu karya sastra terdapat beberapa unsur yang harus
dipahami oleh penulis. Burhan Nurgiantoro menyatakan “sebuah puisi
hadir kepada anak secara keseluruhan dan sekaligus sebagai sebuah
kesatuan yang padu dan harmonis.”33
Hal senada diungkapkan oleh
Damayanti “ batang tubuh puisi terbentuk dari beberapa unsur-unsur yang
saling mempengaruhi keutuhan sebuah puisi.”34
Berdasarkan pernyataan
tersebut untuk membentuk puisi sebagai kesatuan yang padu dan harmonis
serta mencapai sebuah keindahan dalam penulisan puisi ada beberapa hal
yang harus diperhatikan.
Damayanti menjelaskan:
“puisi terbentuk dari dua struktur yang mendukung, yaitu
struktur fisik dan struktur batin. Struktur fisik terdiri atas
diksi, pengimajian, kata konkret, gaya bahasa, tipografi,
serta rima/irama. Struktur batin puisi terdiri dari tema
(sense), rasa (feeling), nada (tone), serta amanat atau tujuan
(itention).”35
32
Djago Tarigan, dkk, Pendidikan Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2003), h. 11.21 33
Burhan Nurgiantoro, Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak, (Yogyakarta:
Gajah Mada University Press, 2013) cet. ke-3. hal. 321 34
D. Damayanti, Buku Pintar Sastra Indonesia (Puisi, Sajak, Syair, Pantun dan Majas),
(Yogyakarta: Araska. 2013), h. 16 35
ibid., h. 21
24
Sama halnya seperti yang dijelaskan oleh Ratih Mihardja yang
menyatakan “puisi terdiri atas dua struktur yakni struktur batin dan struktur
fisik.struktur batin terdiri dari tema, perasaan, nada, dan amanat, sedangkan
struktur fisik terdiri dari diksi, kata konkret, versifikasi, pengimajian, majas,
dan tata wajah.”36
Puisi adalah mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan
perasaan yang dapat merangsang imajinasi panca indera dalam susunan
yang berirama. Oleh sebab itu, untuk membentuk sebuah puisi ada beberapa
hal yang harus diperhatikan. Puisi terbentuk atas dua struktur yakni struktur
batin dan struktur fisik. Struktur batin yang terdiri dari tema, rasa, nada, dan
amanat. Struktur fisik yang terdiri dari kata konkret, diksi, versifikasi,
pengimajian, majas, dan tata wajah/tipografi.
Berikut ini adalah penjelasan dari struktur batin dan struktur fisik
puisi:
a. Struktur batin puisi adalah struktur yang berada dalam puisi tetapi
secara tersirat, yang termasuk ke dalam struktur batin puisi adalah
sebagai berikut:
1. Tema, yaitu ide atau gagasan dasar atau pokok persoalan
yang mendasari dalam sebuah puisi,yang menduduki tempat
utama di dalam cerita.
2. Rasa, yaitu sikap atau suasana hati penyair terhadap pokok
permasalahan yang terdapat dalam puisi saat menciptakannya.
3. Nada, yaitu sikap penyair terhadap pembaca melalui sebuah
puisi.
4. Amanat yaitu pesan/nasehat yang ingin desampaikan
pengarang kepada pembaca melalui sebuah puisi. Pesan-
pesan tersebut biasanya dihadirkan dalam ungkapan yang
tersembunyi.
b. Struktur fisik puisi adalah struktur yang terlihat dari puisi tersebut
secara kasat mata, yang termasuk ke dalam struktur fisik puisi
adalah sebagai berikut:
36
Ratih Mihardja, Buku Pintar Sastra Indonesia, (Jakarta: Laskar Aksara, 2010), h. 19
25
a) Diksi, yaitu pemilihan kata untuk menyampaikan gagasan
secara tepat,yang dapat menentukan nuansa makna,kekuatan
daya sugesti, pengimajinasian atau ekspresi yang yang
diungkapkan penyair.
b) Tipografi, yaitu penataan letak letak kata-kata, baris-baris,
serta bait-bait dalam sebuah puisi,hingga baris puisi yang
tidak selalu dimulai dengan huruf capital dan diakhiri dengan
tanda titik.
c) Pengimajian, Pengimajian dapat memberi gambaran yang
jelas, menimbulkan suasana yang khusus, membuat lebih
(hidup) gambaran dalam pikiran, dan penginderaan dan juga
untuk menarik perhatian, penyair juga menggunakan
gambaran-gambaran angan (pikiran), di samping alat
kepuitisan yang lain.
d) Kata-kata konkret adalah kata-kata yang jika dilihat secara
denotatif sama, tetapi secara konotatif tidak sama, bergantung
pada situasi dan kondisi pemakainya. Kata kongkret
merupakan kata yang dapat ditangkap dengan indera yang
memungkinkan munculnya imaji.
e) Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal,
tengah, dan akhir baris puisi.
f) Gaya bahasa, yaitu penggunaan bahasa yang dapat
menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan
konotasi tertentu. Gaya bahasa disebut juga majas.37
Kesimpulan dari paparan diatas adalah menjelaskan bahwa puisi
sebagai bentuk karya sastra, dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan
penyair secara imajinatif serta berirama dan disusun dengan
mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa. Pengonsentrasian yang
dilakukan dapat dilihat dari struktur-struktur atau kaidah yang terdapat pada
puisi. Nuansa keindahan dalam menulis puisi tentunya akan terlihat dan
terkesan lebih bermakna jika dapat memperhatikan unsur-unsur dalam
penulisannya.
37
D. Damayanti, Buku Pintar Sastra Indonesia (Puisi, Sajak, Syair, Pantun dan Majas),
(Yogyakarta: Araska, 2013), h. 18-22
26
c. Puisi Anak
1. Pengertian Puisi Anak
Puisi anak adalah puisi yang isinya tentang anak-anak dengan
segala aspek dan kehidupannya. pada dasarnya puisis anak memiliki
karakteristik. Resmini dan Juanda menyatakan karakteristik puisi anak
adalah “memiliki bahasa yang sederhana, bentuknya naratif, berisi
dimensi kehidupan yang bermakna dan dekat dengan dunia anak, serta
mengandung unsur bahasa yang indah dengan panduan bunyi pilihan
kata dan satuan-satuan makna.”38
Pada umumnya usia anak SD/MI berkisar antara 6-12 tahun.
Menurut Tarigan “Usia SD/MI bisa memiliki dua tahapan, yaitu tahap
penghayal 8-9 tahun dan tahap romantik 10 atau 13 tahun.”39
Tidak
menutup kemungkinan akan adanya siswa SD/MI yang sudah
memasuki tahap realistik. Hal tersebut bisa saja terjadi atas dasar
pengaruh perkembangan ilmu dan tekhnologi.
Pengajaran puisi anak tentunya perlu memperhatikan karakteristik
yang dimiliki anak. Dalam pengajaran puisi untuk anak dapat
mengembangkan daya imajinasi, fantasi dan daya kognisi yang akan
mengarahkan anak pada tingkat kreativitas. Tujuan lain dalam
mengajarkan puisi pada anak yakni mengarahkan anak pada pemahaman
untuk mengenali baik tentang alam dan lingkungan serta pengenalan
pada perasaan dan pikiran tentang diri sendiri maupun orang lain.
38
Novi Resmini, dkk. Pendidikan Bahasa & Sastra di Kelas Tinggi, (Bandung:UPI Press,
2008), h. 166 39
Djago Tarigan, dkk, Pendidikan Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2005), h.11.26
27
2. Jenis-jenis Puisi Anak
Puisi anak dapat dibedakan ke dalam jenis-jenis tertentu
berdasarkan sudut pandang tertentu. Pembedaan yang sering digunakan
adalah yang di dasarkan isi kandungan yang ingin disampaikan. Huck,
Michelle dkk dalam Resmini dan Juanda menjelaskan bahwa jenis puisi
anak terdiri dari puisi balada, puisi naratif, puisi lirik, limerik, haiku,
sajak bebas dan puisi kongret.40
Berikut adalah contoh dari beberapa
puisi anak:
1. Puisi balada41
adalah puisi yang berisi cerita yang diadaptasikan
untuk dinyanyikan atau paling tidak dapat memberikan efek nyanyian.
contoh:
MAMA ADA ORANG MINTA-MINTA DI PINTU PAGAR
Karya: Sherly Malinton
Mama, ada orang minta-minta di pintu pagar kasihan sekali
Matanya buta, jalannya meraba-raba
Sherly hanya dapat memberinya sepotong cokelat dan gula-
gula
Karena sisa uang jajanku hari ini habis untuk membeli
buku.....
40
Resmini dan Juanda, Op. cit. , h. 168 41
Burhan Nurgiantoro, Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak, (Yogyakarta:
Gajah Mada University Press, 2013), cet. ke-3. hal. 359
28
2. Puisi naratif42
adalah puisi yang berisi cerita. Adapun wujud puisinya
dapat berupa puisi lirik,sonata atau syair. contoh:
PUTRI BANGAU
Karya: Leon Agusta
Konon dahulu di Negeri Jepang
Tersebutlah tentang sebuah dongeng
Mengisahkan seekor bangau yang malang
Sayapnya luka tak bisa terbang
Seorang Pak Tani setengah baya
Menemukannya dekat telaga
Bangau dipungut diobatinya
Sehingga sembuh sayap yang luka
Sang bangau tak dapat banyak bicara
Pada Pak Tani berhati mulia
Dalam hatinya ia berjanji
Suatu waktu akan datang kembali
3. Sajak bebas43
adalah sajak tanpa pola panjang larik, tak terikat pada
struktur dan pokok isi disusun berdasarkan irama alamiah. Contoh:
KOLONG JEMBATAN
Karya : Bradley Setiyadi
Kota metropolitan
Kota sejuta kemegahan
Termasuk jalan layang yang melintang
Melintas dari ujung ke ujung
42
ibid., h. 361 43
Novi Resmini, dkk, Pendidikan Bahasa & Sastra di Kelas Tinggi, (Bandung:UPI press,
2008) , h. 169
29
Dengan tiang pancang yang kokoh
Dilintasi mobil-mobil mewah
Dan dibawahnya terdapat kehidupan
Pada dasarnya, anak-anak lebih tertarik dengan gagasan suatu puisi
yang mereka temukan sendiri, daripada mengetahui berbagai bentuk/jenis
puisi berdasarkan jenis puisi anak yang telah dipaparkan di atas. Jika
dilihat dari pernyataan tersebut, maka yang lebih mendekati jenis puisi
bagi anak sekolah dasar adalah berupa sajak bebas. Hal tersebut
dimaksudkan agar anak-anak lebih mengetahui dan dapat melihat kembali,
jenis puisi apa yang sedang ditulisnya. Tentunya dengan adanya literatur
akan memperkaya anak dalam menulis puisi lebih kreatif.
d. Teknik Kata Berantai
Teknik adalah suatu prosedur yang dilakukan dalam merancang,
menyelesaikan dan menghasilkan dari sesuatu yang diinginkan. Teknik
pembelajaran tidak akan berhasil jika tidak ada teknik yang cocok untuk
pembelajaran tersebut. Pada kesempatan ini teknik kata berantai yang
dilakukan dapat membantu atau melengkapi penggunaan media gambar
sebagai proses dalam pembelajaran menulis puisi. Teknik kata berantai
dikemas dalam permainan yang dapat membangkitkan kreativitas siswa.
Dalam permainan ini, setiap siswa harus melanjutkan kata yang ditulis
teman kelompoknya dengan menuliskan kata-kata yang mempunyai konsep
sama. Dengan kata lain, setiap siswa harus mencari kata-kata yang tidak
menyimpang dengan judul atau tema yang telah ditetapkan.
Pembelajaran keterampilan menulis puisi pada khususnya harus
dirancang secara urut. Dalam hal ini, dapat di mulai dari tahapan yang
sederhana hingga menuju ke yang kompleks, dari yang mudah ke yang
sukar, dari karangan yang pendek ke yang panjang, yang mencerminkan
kegiatan eksplorasi pengalaman dan pikiran siswa dari kehidupan sehari-
hari. Teknik kata berantai dilaksanakan seperti permainan bisik berantai.
30
Bedanya, bisik berantai dilaksanakan dengan cara diucapkan, kata berantai
dilakukan dengan cara dituliskan. Karena berbentuk permaian, teknik kata
berantai diharapkan dapat menumbuhkan semangat siswa dalam menulis
puisi.
Teknik kata berantai dilaksanakan dengan aturan main sebagai berikut:
1. Kelas dibagi menjadi 4 kelompok.
2. Setiap kelompok memilih tema dengan cara diundi.
3. Mesekipun tema dalam satu kelompok sama, setiap siswa harus
menentukan subtema. Subtema akan digunakan sebagai judul
puisi.
4. Setelah menentukan judul, siswa menuliskan kata pertama
sebagai kata kunci dalam puisi.
5. Berdasarkan kata kunci tersebut setiap anggota kelompok secara
berantai melanjutkan dengan kata-kata berikutnya menjadi baris-
baris puisi hingga selesai.
6. Kata-kata yang dituliskan secara berantai ini tetap harus
memperhatikan tema dan pola persajakan.
7. Setelah waktu berakhir, siswa mempresentasikan puisi terbaik
kelompok tersebut.44
Teknik kata berantai dapat membantu siswa untuk menemukan
ide/gagasan yang siswa terima, berdasarkan kepada hasil pengamatannya
pada gambar yang telah ada. Teknik kata berantai menerapkan teori
organisasi konsep untuk pembelajaran menulis puisi. Tentunya setiap
siswa pasti memiliki pendapat, gagasan, imajinasi yang berbeda. Sehingga
hasil pengamatan siswa tentunya akan memiliki makna yang berbeda, dan
kata yang akan dituliskan pun berebeda. Konsep yang tersimpan dalam
memori untuk mencari kata-kata yang berdekatan akan ditemukan oleh
siswa. Jika kosakata yang teroganisir dalam memori siswa dikelola dengan
baik kemudian disusun menjadi baris-baris puisi maka akan terwujud
sebuah puisi.
44
Endang Siwi Ekoati, Teknik Kata Berantai Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan
Menulis Puisi Siswa Smp 1 Kudus tahun pelajaran 2008-2009, (http://www.ispi.or.id)
31
3. Langkah-langkah Membuat Puisi
Sastra bentuk puisi banyak macamnya, namun yang akan dibahas di
sisni adalah puisi yang khususnya terdapat dalam pembelajaran bahasa
indonesia di kelas V Sekolah Dasar, yakni berupa membuat sajak bebas.
Sajak-sajak bebas atau biasa disebut puisi bebas sangat mementingkan isi dan
mempergunakan kata-kata yang singkat serta menggambarkan hal-hal yang
nyata atau realistis yang tidak mengikuti pola-pola puisi lama.
Langkah-langkah membuat puisi menggunakan media gambar dengan
teknik kata berantai berdasarkan kepada RPP yang telah dibuat oleh peneliti
adalah sebagai berikut:
1. Dalam hal ini siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.
2. Masing-masing kelompok mendapatkan gambar yang telah diberikan
oleh guru, misalnya tentang suasana di desa, kemudian setiap siswa dari
masing-masing kelompok mengamati, berpikir dan berimajinasi terkait
gambar yang sudah di terimanya.
3. Satu persatu dari setiap kelompok berbaris dan menuliskan satu kata
untuk ditulis di papan tulis secara bergantian.
4. Setelah itu masing-masing kelompok menuliskan hasil yang telah
ditulis di papan tulis untuk disalin di kertas.
5. Setiap kelompok mencermati kembali hasil dari tulisan teman satu
kelompoknya.
6. Setiap kelompok mengkaitkan dan melengkapi dari kata-kata yang
sudah ada.
7. Kata-kata yang sudah terbentuk akan menghasilkan sebuah larik dan
membentuk untaian bait hingga menjadi sebuah puisi .
8. Mereview kembali hasil puisi yang telah disusun atau dibuat, untuk
lebih memperhatikan unsur-unsur pembentuk puisi, seperti diksi, rima,
imaji, dan pemberian judul yang sesuai.
9. Membacakan hasil puisi dari perwakilan masing-masing kelompok
32
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Anggoro melakukan penelitian pada tahun 2010, berjudul Peningkatan
Kemampuan Menulis Puisi Melalui Media Gambar Siswa Kelas V SDN
Pandanmulyo 02 Malang. Hasil penelitiannya menunjukkan hasil belajar siswa
dalam menulis puisi mengalami peningkatan. Nilai rata-rata kelas menulis puisi
sebelumnya yaitu 52,8 pada siklus I, pada siklus II meningkat menjadi 60,7 pada
siklus III Meningkat menjadi 79,4.
Perbedaan penelitian Anggoro dengan skripsi ini adalah penelitiannya
menggunakan tekhnik penelitian PTK sementara penulis menggunakan teknik
penelitian quasi eksperimen. Anggoro hanya menggunakan media gambar dalam
melakukan penelitiannya, sementara menulis menggunakan tekhnik kata berantai
dalam proses pembelajaranya. Adapun yang menjadi persamaan dalam penelitian
ini adalah keduanya melakukan penelitian dengan menggunakan media gambar
dalam pembelajaran menulis puisi.
Joni Maryanto melakukan penelitian pada tahun 2013, berjudul
Peningkatan keterampilan menulis puisi Melalui model picture and picture
Dengan mediagambar Pada siswa kelas V SDN gunungpati 01 Semarang.
Penerapan model picture and picture dengan media gambar dapat meningkatkan
keterampilan menulis puisi siswa kelas V SDN Gunungpati 01 Semarang. Pada
siklus I nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 66,92. Persentase ketuntasan
klasikal hasil menulis puisi adalah 68% sedangkan 28%siswa dalam kriteria tidak
tuntas. Pada siklus II nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 78.1 dengan
persentase ketuntasan klasikal adalah 76%. Pada siklus III nilai rata-rata kelas
yang diperoleh adalah 82,8 dengan persentase ketuntasan hasil menulis puisi
adalah 88%.
Perbedaan penelitian Joni Maryanto dengan skripsi ini adalah Joni
Maryanto melakukan penelitian dengan menggunakan tekhnik penelitian PTK
sementara penulis menggunakan tekhnik penelitian quasi eksperimen. Joni
Maryanto menggunakan model picture and picture dengan media gambar dalam
meningkatkan keterampilan menulis puisi, sedangkan penulis menggunakan
33
media gambar dalam menulis puisi dengan menggunakan tekhnik kata berantai
dalam proses pembelajaranya.
C. Kerangka Berpikir
Menulis merupakan suatu keterampilan yang sangat penting bagi siswa.
Siswa memerlukan keterampilan menulis baik di sekolah maupun di masyarakat.
Salah satu keterampilan menulis yang diajarkan di Sekolah Dasar adalah menulis
puisi. Pentingnya menulis puisi bagi siswa yaitu dapat meningkatkan kecerdasan,
mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas, menumbuhkan keberanian dalam
mengungkapkan ide atau perasaan, serta mendorong keterampilan dan kemauan
mengumpulkan informasi.
Pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya keterampilan menulis puisi
pada siswa kelas V semester II di SDIT Az-Zahra masih sangat rendah.
Berdasarkan keadaan tersebut peneliti akan menggunakan media gambar dalam
usaha meningkatkan keterampilan anak dalam menulis puisi khususnya pada
siswa kelas V SDIT Az-Zahra Pondok Petir. Hal ini dikarenakan metode yang
digunakan guru hanya menggunakan metode ceramah dan penugasan, media yang
digunakan guru kurang bervariasi, sehingga siswa pasif dan kurang bersemangat
selama proses pembelajaran menulis puisi. Selain itu, siswa kurang mampu
menuangkan ide, gagasan, perasaannya dalam bahasa dan kata-katanya sendiri
dalam menulis puisi.
Berdasarkan permasalahan yang ada, penulis memilih penggunaan media
yang tepat sehingga dapat mencapai sebuah tujuan pembelajaran. Salah satu
media yang digunakan peneliti untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi
yaitu menggunakan media gambar. Dengan media gambar, tentunya siswa tidak
akan merasa jenuh, karena siswa diajak untuk melihat dan mengamati gambar
yang tentunya dapat memudahkan siswa untuk menemukan gagasan/ide dan
meningkatkan daya imajinasi siswa. Oleh sebab itu, apa yang dirasakan dan
diamati siswa dapat tertuang dalam bentuk tulisan yang kemudian di rangkai kata
perkata, hingga membentuk sebuah larik dan bait, yang tentunya akan menjadi
sebuah puisi. Penggunaan teknik kata berantai dalam proses pembelajaran
34
diharapkan siswa dapat percaya diri serta dapat mengemukakan ide/ gagasan,
dapat mengembangkan keterampilan menulis, daya kreativitas dan imajinasi siswa,
yang sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran sastra, khususnya dalam
menulis puisi.
D. Hipotesis Penelitian
Pengajuan hipotesis yang digunakan adalah pembelajaran menggunakan
media gambar yang dimulai dengan pembuatan Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan instrumen tes. Berdasarkan kerangka berpikir diatas,
hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho : Penggunaan media gambar tidak berpengaruh terhadap keterampilan
menulis puisi pada siswa kelas V semester genap di SDIT Az-Zahra
Pondok Petir tahun pelajaran 2013/2014.
Ha : Penggunaan media gambar berpengaruh terhadap keterampilan menulis
puisi pada siswa kelas V semester genap di SDIT Az-Zahra Pondok Petir
tahun pelajaran 2013/2014.
35
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDIT Az-Zahra yang beralamat di Jl.Swadaya
No 47. Kelurahan Pondok Petir Kecamatan Bojongsari Kota Depok. Waktu yang
digunakan dalam penelitian ini pada semester genap Tahun pelajaran 2013/2014,
yang dilaksanakan pada bulan April.
B. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode quasi eksperimen.
Metode quasi eksperimen yaitu metode eksperimen yang tidak memungkinkan
peneliti melakukan pengontrolan penuh terhadap semua variabel yan relevan.
Pengontrolannya hanya hanya dilakukan terhadap satu variabel saja, yaitu variabel
yang paling dominan.1
Desain penelitian yang digunakan yaitu Non Randomize Control Group
Pretest and Posttest Design.2 Rancangan ini melibatkan dua kelas, yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Sebelum diberikan perlakuan pada kedua kelas
diberikan pretest terlebih dahulu, yakni untuk mengetahui kemampuan awal pada
siswa. Selanjutnya kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan menggunakan
media gambar, sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran
konvensional. Setelah diberi perlakuan maka kedua kelas diberikan posttest untuk
mengetahui kemampuan akhir pada siswa. untuk lebih jelasnya desain penelitian
dapat dilihat pada tabel berikut:
1 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), h. 59 2 Moh. Kasiran, Metodologi Penelitian ; Refleksi Pengembangan dan Penguasaan
Metodologi Penelitian, (Malang: UIN Malang Press, 2008), h. 217
36
Tabel 3.1
Non Randomized Control Group Pretest-Postest Design
Kelas Tes Awal Perlakuan (x) Tes akhir
Eksperimen T₁ X T₂
Kontrol T₃ - T₄
Keterangan:
T1 : Pretest kelas eksperimen
T2 : Postest kelas eksperimen
T3 : Pretest kelas kontrol
T4 : Posttest kelas kontrol
X : Keterampilan menulis puisi dengan menggunakan media gambar
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.3 Populasi target pada penelitian ini
adalah seluruh siswa SDIT Az-Zahra kelas V pada semester genap Tahun
pelajaran 2013-2014. Adapun populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah
siswa kelas V SDIT Az-Zahra yang terdiri dari tiga rombongan belajar yaitu
kelas VA - VC.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.4 Pengambilan
sampel dilakukan dengan teknik (Purposive Sampling) atau sampel bertujuan.
Arikunto menjelaskan sampel bertujuan ini dilakukan dengan cara mengambil
subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas
adanya tujuan tertentu.5 Berdasarkan hasil observasi yang didapat bahwa dari
tingkatan kelas V ada satu kelas yang kurang layak untuk dijadikan penelitian.
3 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2012), cet. 21, h. 61
4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), , cet. 14, h. 174 5 ibid., h. 183
37
Oleh sebab itu dari tiga kelas rombongan belajar pada tingkatan kelas V di SDIT
Az-Zahra, diambil dua kelas untuk dijadikan sampel yaitu kelas VB dan VC.
Berdasarkan pengambilan sampel tersebut diperoleh kelas VB sebagai kelas
eksperimen dan kelas VC sebagai kelas kontrol.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
cara-cara yang dipergunakan untuk memperoleh data empiris yang dipergunakan
untuk penelitian. Dalam pengumpulan data ini terlebih dahulu ditentukan sumber
data, variabel penelitian, dan instrumen penelitian.
1. Sumber Data
Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berasal dari
sampel yang diambil berdasarkan pada tujuan tertentu (Purposive Sampling).
Penelitian ini dilakukan kepada dua kelas, yakni kelas eksperimen yang
diberikan perlakuan dengan menggunakan media gambar dan kelas kontrol
dengan tanpa diberikan perlakuan. Kelas eksperimen adalah kelas yang
diberikan perlakuan yaitu kelas VB dan kelas kontrol adalah kelas yang tanpa
diberikan perlakuan yaitu kelas VC. Pada kelas VB sebanyak 24 siswa dari 28
jumlah siswa dan kelas VC sebanyak 24 siswa dari 29 jumlah siswa. Karena
ada beberapa siswa yang tidak hadir pada saat penelitian berlangsung maka
sample yang diperoleh dari masing-masing kelas sebanyak 24 siswa. Data
yang digunakan berupa skor yang diperoleh dari hasil tes keterampilan
menulis puisi.
2. Variabel Penelitian
Dalam penelitian quasi eksperimen, Arikunto mengatakan bahwa objek
penelitian apa saja yang menjadi titik perhatian suatu penelitian disebut
variabel.6 Variabel dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi dua, yaitu
variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel dalam penelitian ini dapat
dilihat sebagai berikut:
6 ibid., h. 42
38
a. Variabel Bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan media gambar.
b. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah keterampilan menulis puisi.
3. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang nantinya akan
diproses lebih lanjut maka digunakan instrumen penelitian yaitu tes
keterampilan menulis puisi. Instrumen pengumpulan data dilakukan
dengan tes (pretest dan posttest). Tes adalah serentetan pertanyaan atau
latihan yang serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelas.7
Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian
adalah sebagai berikut:
a) Instrumen perlakuan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP).
b) Instrumen pengumpulan data berupa tes, yakni untuk mengetahui
keterampilan menulis puisi dengan menggunakan media gambar. Tes
yang dilakukan sebanyak dua kali, pertama pada saat pretest dengan
tujuan untuk mengetahui kemamapuan awal siswa, dan kedua posttest
untuk mengetahui hasil akhir setelah diberikan perlakuan untuk kelas
eksperimen dan untuk kelas kontrol.
Penilaian keterampilan menulis pada siswa meliputi beberapa aspek,
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
7 Suharsimi Arikunto, Op. cit., h. 123
39
Tabel 3.2
Indikator penilaian keterampilan menulis puisi
No. Aspek
yang
dinilai
Indikator
Bobot Skala skor
Skor
maksimal 5 4 3 2 1
1. Judul Dapat menentukan judul
sesuai dengan gambar
3 15
2. Diksi Pilihan kata yang
digunakan tepat
7 35
3. Rima Kesamaan bunyi yang
ada dalam puisi
4 20
4. Imaji Gambaran imaji terlihat
dengan jelas
6 30
Jumlah 100
No Aspek
yang
dinilai
Kriteria penilaian
Skor
maksimal
5 4 3 2 1
1. Judul Judul
sangat
sesuai
dengan
gambar/ Isi
Judul
sesuai
dengan
gambar/
Isi
Judul
cukup
sesuai
dengan
gambar/
Isi
Judul
kurang
sesuai
dengan
gambar/
Isi
Judul
tidak
sesuai
dengan
gambar/
Isi
15
2. Diksi Pilihan
kata sangat
tepat
Pilihan
kata tepat
Pilihan
kata
cukup
tepat
Pilihan kata
kurang
tepat
Pilihan
kata tidak
tepat
35
3. Rima Sangat
memiliki
keindahan
kesamaan
bunyi
memiliki
keindahan
kesamaan
bunyi
Cukup
memiliki
keindahan
kesamaan
bunyi
Kurang
memiliki
keindahan
kesamaan
bunyi
Tidak
memiliki
keindahan
kesamaan
bunyi
20
4. Imaji Daya
gambaran
sangat
terlihat
jelas
Daya
gambaran
terlihat
jelas
Daya
gambaran
cukup
terlihat
jelas
Daya
gambaran
kurang
terlihat jelas
Daya
gambaran
tidak
terlihat
jelas
30
Jumlah 100
Tabel 3.3
Kriteria Instrumen Penilaian Keterampilan Menulis
40
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang akan digunakan adalah tes, tes untuk
mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa setelah siswa memperoleh
pengajaran. Sebelum pengambilan data terlebih dahulu dilakukan uji coba
instrumen tes untuk mengetahui validitas soal.
Validitas Instrumen
Sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen diuji coba terlebih dahulu
untuk mengetahui validitasnya. “Validitas adalah suatu derajat ketetapan
instrumen (alat ukur), maksudnya apakah instrumen yang digunakan betul-
betul tepat mengukur apa yang akan diukur.”8
Dalam penelitian ini
instrument yang digunakan adalah tes keterampilan menulis siswa.
Berdasarkan hal itu maka validitas yang digunakan adalah validitas konstruk
(construct validity). Untuk mengukur validitas konstruksi dapat menggunakan
pendapat dari ahli (Expert Judgement). Dalam hal ini ahli yang dimintai
pendapatnya adalah dosen pembimbing.
F. Teknik Analisis Data
1. Teknik Analisis Deskriptif
Hasil Tes Keterampilan Menulis Puisi Siswa
Analisa yang dilakukan dalam deskripsi data meliputi gambaran
distribusi frekuensi data yang diperoleh dari hasil test keterampilan menulis
puisi dan menyajikan data tersebut dalam bentuk histogram. Persentase rata-
rata tiap komponen keterampilan menulis puisi dengan rumus:
Persentase keterampilan menulis = jumlah skor yang diperoleh X bobot nilai
2. Uji Prasyarat Analisis Data
Untuk mendapatkan hipotesis penelitian dari data yang diperoleh,
sebelumnya dilakukan terlebih dahulu analisis uji prasyarat terhadap data
8 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h. 245
41
yang diperoleh. Uji prasyarat analisis yang digunakan yaitu uji normalitas
data dan uji homogenitas dan selanjutnya dilakukan uji hipotesis penelitian.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui
apakah persebaran data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak.
Uji normalitas dilakukan dengan mengguanakan rumus kolomogorof
smirnov dan shapiro wilk yang dilakukan dengan kaidah Asymp Sig
atau nilai p. Uji normalitas dilakukan terhadap skor pretest dan posttest,
untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Proses perhitungan dengan
menggunakan bantuan SPSS20.0. Adapun interpretasi dari uji
normalitas sebagai berikut:
Jika nilai sig. (2-tailed) lebih besar dari tingkat alpha 5%
(sig.(2-tailed) >0.050), dapat disimpulkan bahwa data berasal
dari populasi yang sebarannya berdistribusi normal.
Jika nilai sig. (2-tailed) lebih kecil dari tingkat alpha 5% (sig.(2-
tailed) >0.050), dapat disimpulkan bahwa sebaran data tidak
berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas adalah sebuah uji jika kedua sampel penelitian
dinyatakan berdistribusi normal, maka selanjutnya dilakukan uji
homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk menguji kesamaan
beberapa bagian sampel, yaitu apakah varian sampel yang diambil dari
populasi yang sama seragam atau tidak. Penghitungan uji homogenitas
varian yakni dengan menggunakan bantuan SPSS 20.0. Dengan uji
statistic (test of homogenity variances).
Adapun kriteria pengujian homogenitas adalah sebagai berikut:
Jika probabilitas > 0.05, maka varians dinyatakan homogen.
Jika probabilitas < 0.05, maka varians dinyatakan heterogen.
42
3. Uji Hipotesis
Setelah melakukan pengujian prasyarat, langkah selanjutnya
adalah melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t. Uji-t ini
digunakan untuk menguji nilai rata-rata dari kedua kelas tersebut
memiliki perbedaan atau tidak. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan uji-t dengan uji paired sampel T Test dengan
menggunakan bantuan program SPSS 20.0. Kriteria pengujian hipotesis
adalah sebagai berikut:
Jika probabilitas > 0.05, maka Ho diterima, artinya tidak ada
pengaruh penggunaan media gambar terhadap keterampilan
menulis puisi pada siswa.
Jika probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh.
Penggunaan media gambar terhadap keterampilan menulis puisi
pada siswa.
G. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Ho : µ1 >µ2
Ha : µ1 < µ2
Keterangan:
Ho : Penggunaan media gambar tidak berpengaruh terhadap keterampilan
menulis puisi pada siswa kelas V di SDIT Az-Zahra Pondok Petir.
Ha : Penggunaan media gambar berpengaruh terhadap keterampilan
menulis puisi pada siswa kelas V di SDIT Az-Zahra Pondok Petir.
µ1 : Nilai rata-rata hasil tes awal (sebelum diberikan perlakuan).
µ2 : Nilai rata-rata hasil tes akhir (setelah diberikan perlakuan).
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah
1. Lokasi Sekolah
SDIT Az-Zahra terletak di Jl. Swadaya No. 47 RT 001/09 Kel. Pondok
Petir Kec. Bojongsari Kota Depok Jawa Barat Telp: (021) 7412473 Fax :
(021) 7412473 Email : www.azzahra.sch.id
2. Visi dan Misi
Visi SDIT Az-Zahra Pondok Petir yaitu:
“Sekolah Islami Berbasis Sains dan Multimedia”
Misi SDIT Az-Zahra Pondok Petir yaitu
a) Menuju generasi yang islami dan bertaqwa
b) Menyiapkan generasi yang cinta Allah, Rasulullah dan keluarganya
c) Menyiapkan generasi yang memiliki wawasan keilmuan yang luas
d) Mengarahkan untuk taat dan patuh kepada orang tua
e) Mengupayakan dan menanamkan budaya islami pada siswa-siswi
melalui ibadah dan suri tauladan
f) Mengarahkan siswa-siswi untuk berakhlakul karimah dan
berkepribadian qur’ani serta mampu bersosialisasi dengan baik dalam
lingkungannya
g) Menanamkan kedisiplinan dan unsur-unsur leadership pada siswa-siswi
3. Sejarah berdirinya SDIT Az-Zahra Pondok Petir
Berawal dari kegiatan pengajian majlis ta’lim Az-Zahra di pelopori
oleh ibu Hj. In Sutaryo yang begitu peduli terhadap perkembangan
pendidikan anak-anak dan remaja, yang merupakan generasi penerus bangsa
dan munculnya keasadaran bahwa maju mundurnya suatu bangsa terletak
pada generasi penerusnya. Oleh karena itu, yayasan Az-Zahra berusaha
mengedepankan pendidikan yang berwawasan islami dengan mengangkat
44
akar-akar budaya islam dan menonjolkan akhlak yang mulia sebagaimana
yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw dan keluarganya.
Dengan niat tulus dan suci ibu Hj. Iin Sutaryo mendirikan SDIT Az-
Zahra tiada lain hanya ingin menjadikan sekolah tersebut sebagai ladang amal
untuk meraih Ridho Allah Swt. Untuk menyelenggarakan pendidikan yang
berkualitas diperlukan tekad dan kemauan yang tinggi disertai pengabdian
dan pengorbanan yang ikhlas, seperti ditunjukkan oleh ibu Hj.In Sutaryo dan
pengajian az-zahra yang di dukung oleh sumber daya yang memadai yaitu
tenaga kependidikan yang profesional, sarana dan prasarana serta fasilitas
pendidikan yang terus dilengkapi akhirnya pembangunan pun di mulai.
Dengan kodrat dan iradat Allah Swt, di mulailah pembangunan Masjid
kemudian diikuti dengan bangunan lantai satu SDIT Az-Zahra dan sekarang
lantai dua dan kantin sudah di bangun. Berawal dari 25 siswa/i (tahun
pertama) kemudian meningkat menjadi 81 siswa/i ( tahun kedua). Pada tahun
ketiga meningkat menjadi 161 siswa. Sampai saat ini tahun ke-10 jumlah
siswa sebanyak 456 siswa/i, dan sudah meluluskan 3 kali lulusan dengan hasil
yang cukup baik.
4. Guru dan Tenaga Kependidikan
Guru dan tenaga kependidikan di SDIT az-zahra berjumlah ± 50 orang
termasuk kepala sekolah dan karyawan. Tenaga guru dan kependidikan di
SDIT Az-Zahra merupakan tenaga professional yang rata-rata telah
menempuh jenjang strata 1 (S1) lulusan dari berbagai universitas ternama,
serta banyaknya yang memiliki gelar sarjana pendidikan(S.Pd) sehingga
telah berpengalaman dalam dunia pendidikan.
45
5. Siswa
Jumlah Rombongan Belajar (ROMBEL)
1. kelas 1 : 3 rombel
2. kelas 2 : 3 rombel
3. kelas 3 : 3 rombel
4. kelas 4 : 3 rombel
5. kelas 5 : 3 rombel
6. kelas 6 : 2 rombel
Keadaan siswa
Tabel 4.1
Jumlah Siswa SDIT Az-Zahra
Kelas
Tahun Pelajaran
2013/2014
L P JML
I 34 34 68
II 29 38 66
III 45 45 90
IV 40 44 84
V 38 51 89
VI 37 21 58
Jumlah Semua 223 232 456
Jumlah Rombel 17
46
6. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang terdapat di SDIT Az-Zahra antara lain:
1) Lapangan Upacara
2) Lapangan Olah Raga
3) Kebun Sekolah
4) Masjid
5) Kantin
6) Ruang UKS
7) Perpustakaan
8) Ruang Multimedia
9) Laboratorium Komputer
10) Laboatorium IPA
7. Kegiatan Ekstrakurikuler
1) Seni Tari
2) Seni Musik
3) Seni Kriya
4) Taekwondo
5) Paskibra
6) Pramuka
7) English Club
47
B. Pelaksanaan Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data yang
berasal dari pengambilan data sebanyak empat kali pertemuan. Kelas
eksperimen adalah kelas yang menggunakan media gambar sebagai dalam
proses pembelajaran, sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran
konvensional. Penelitian ini dilakukan pada bulan April tahun 2014 di SDIT
Az-Zahra Pondok Petir. Peneliti mengambil sampel penelitian sebanyak dua
kelas, yaitu kelas VB dan kelas VC. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan pengaruh media gambar terhadap keterampilan menulis
puisi pada siswa di kelas V.
Sebelum kedua kelas diberi perlakuan berbeda, peneliti memberikan
pretest terlebih dahulu. Setiap siswa diminta untuk mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru. Hasil pretest tersebut, kemudian dihitung oleh peneliti.
Hasilnya menunjukkan bahwa data pretest dinyatakan berdistribusi normal
dan homogen, maka peneliti dapat memberikan perlakuan pada kelas
eksperimen dengan mengunakan media gambar dan kelas kontrol dengan
pembelajaran konvensional. Berdasarkan kepada pertimbangan dari guru
mata pelajaran bahasa Indonesia, dengan melihat dari karakteristik siswa
kelas VB dan VC serta melihat dari hasil nilai pretest kelas VB dan VC yang
tidak jauh berbeda, maka kelas VB ditunjuk sebagai kelas eksperimen, yaitu
kelas yang menggunakan media gambar dalam pembelajaran. Adapun kelas
yang mendapatkan pembelajaran konvensional adalah kelas VC sebagai kelas
kontrol. Setelah kedua kelas diberi perlakuan, pertemuan berikutnya peneliti
memberikan soal posttest kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen.
48
C. Deskripsi Data
1. Deskripsi Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas eksperimen adalah kelas yang diberikan perlakuan dengan
menggunakan media gambar, pada saat proses pembelajaran menulis puisi
berlangsung. Kelas kontrol adalah kelas yang pada proses pembelajaran
menulis puisi dengan menggunakan metode konvensional. Sebelum kedua
kelas diberikan pembelajaran menulis puisi, maka keduanya diberikan tes
awal (pretest) terlebih dahulu, untuk mengetahui kemampuan awal menulis
puisi pada siswa.
Data yang diperoleh untuk mengetahui kemampuan awal menulis
puisi pada siswa yakni dengan menggunakan program SPSS versi 20.00.
Adapun rangkuman hasil pengolahan data pretes kedua kelas tersebut dapat di
lihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2
Rangkuman Data Statistik Nilai Pretest Menulis Puisi
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai pretest pada kelas
eksperimen dengan jumlah 24 siswa, memiliki nilai maksimal yang
diperoleh adalah 74, nilai minimal 50, nilai rata-ratanya adalah 63.83,
sedangkan median/ nilai tengahnya adalah 64.00, nilai modus adalah 66
dan standar deviasi adalah sebesar 7.597.
No Kelas N Nilai
Maksimal
Nilai
Minimal
Mean Median Modus Standar
Deviasi
1 Eksperimen 24 74 50 63.83 64.00 66 7.597
2 Kontrol 24 79 52 62.92 62.80 62 6.185
49
Kelas kontrol yang terdiri dari 24 siswa, memiliki skor maksimal
79, skor minimal 52, serta memiliki rata-rata nilai sebesar 62.92,
sedangkan nilai untuk median adalah 62.80, nilai modus adalah 62 dan
standar deviasi adalah sebesar 6.185.
Tabel 4.3
Daftar Nilai Pretest Kemampuan Menulis Puisi Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
No
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Nama Nilai Nama Nilai
1 X1 66 Y1 79
2 X2 60 Y2 56
3 X3 53 Y3 63
4 X4 72 Y4 68
5 X5 53 Y5 59
6 X6 56 Y6 66
7 X7 54 Y7 62
8 X8 62 Y8 69
9 X9 66 Y9 59
10 X10 72 Y10 53
11 X11 73 Y11 60
12 X12 50 Y12 66
13 X13 62 Y13 62
14 X14 63 Y14 52
15 X15 73 Y15 64
16 X16 66 Y16 68
17 X17 57 Y17 65
18 X18 74 Y18 66
19 X19 56 Y19 72
20 X20 72 Y20 60
21 X21 66 Y21 53
22 X22 73 Y22 62
23 X23 63 Y23 64
24 X24 70 Y24 62
JUMLAH 1532 JUMLAH 1510
RATA-RATA 63,83 RATA-RATA 62.92
50
Tabel 4.4
Daftar Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Menulis Puisi Kelas
Eksperimen
Nilai Frequency Percent %
50 1 2,1
53 2 4,2
54 1 2,1
56 2 4,2
57 1 2,1
60 1 2,1
62 2 4,2
63 2 4,2
66 4 8,3
70 1 2,1
72 3 6,3
73 3 6,3
74 1 2,1
Total 24 100,0
Tabel diatas dapat disajikan pula dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Gambar 4.1
Grafik Nilai Rata-rata Pretest Kelas Eksperimen
51
Berdasarkan tabel dan grafik di atas, dapat diketahui bahwa siswa
yang mendapat nilai 50 ada satu orang, siswa yang mendapat nilai 53 ada
dua orang, siswa yang mendapat nilai 54 ada satu orang, siswa yang
mendapat nilai 56 ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 57 ada satu
orang, siswa yang mendapat nilai 60 ada satu orang, siswa yang mendapat
nilai 62 ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 63 ada dua orang, siswa
yang mendapat nilai 66 ada lima orang, siswa yang mendapat nilai 70 ada
satu orang, siswa yang mendapat nilai 72 ada tiga orang, siswa yang
mendapat nilai 73 ada tiga orang dan siswa yang mendapat nilai 74 ada
satu orang.
Tabel 4.5
Daftar Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Menulis Puisi Kelas
Kontrol
Nilai frequency Percent %
52 1 2,1
53 2 4,2
56 1 2,1
59 2 4,2
60 2 4,2
62 4 8,3
63 1 2,1
64 2 4,2
65 1 2,1
66 3 6,3
68 2 4,2
69 1 2,1
72 1 2,1
79 1 2,1
Total 24 100,0
52
Tabel diatas dapat disajikan pula dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Grafik 4.2
Grafik Nilai Rata-rata Pretest Kelas Kontrol
Berdasarkan tabel dan grafik nilai pretest kelas kontrol, dapat
diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai 52 ada satu orang, siswa yang
mendapat nilai 53 ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 56 ada satu
orang, siswa yang mendapat nilai 59 ada dua orang, siswa yang mendapat
nilai 60 ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 62 ada dua orang, siswa
yang mendapat nilai 63 ada satu orang, siswa yang mendapat nilai 64 ada
dua orang, siswa yang mendapat nilai 65 ada satu orang, siswa yang
mendapat nilai 66 ada tiga orang, siswa yang mendapat nilai 68 ada dua
orang, siswa yang mendapat nilai 69 ada satu orang, siswa yang mendapat
nilai 72 ada satu orang dan siswa yang mendapat nilai 79 ada satu orang.
53
2. Deskripsi Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Pemberian posttest dilakukan untuk mengetahui kemampuan menulis
puisi pada kelas eksperimen dengan menggunakan media gambar dan kelas
kontrol dengan tanpa menggunakan media gambar. Hal tersebut dimaksudkan
untuk membandingkan dengan kemampuan awal siswa sebelum dan sesudah
perlakuan.
Data yang diperoleh untuk mengetahui kemampuan awal menulis puisi
pada siswa yakni dengan menggunakan program SPSS versi 20.00. Adapun
rangkuman hasil pengolahan data posttest kedua kelas tersebut dapat di lihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.6
Rangkuman Data Statistik Nilai Posttest Menulis Puisi
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No Kelas N Nilai
Maksimal
Nilai
Minimal
Mean Median Modus Standar
Deviasi
1 Eksperimen 24 90 66 78.46 79.50 83 7.593
2 Kontrol 24 89 60 72.96 72.00 70 6.047
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai posttest pada kelas
eksperimen dengan jumlah 24 siswa, memiliki nilai maksimal yang diperoleh
adalah 90, nilai minimal 66, nilai rata-ratanya adalah 78.46, sedangkan
median/ nilai tengahnya adalah 79.50, nilai modus adalah 83 dan standar
deviasi adalah sebesar 7.593.
Kelas kontrol yang terdiri dari 24 siswa, memiliki skor maksimal 89,
skor minimal 60, serta memiliki rata-rata nilai sebesar 72.96, sedangkan nilai
untuk median adalah 72.00, nilai modus adalah 70 dan standar deviasi adalah
sebesar 6.047.
54
Tabel 4.7
Daftar Nilai Posttest Kemampuan Menulis Puisi Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
No
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Nama Nilai Nama Nilai
1 X1 86 Y1 89
2 X2 80 Y2 70
3 X3 72 Y3 70
4 X4 90 Y4 76
5 X5 66 Y5 70
6 X6 76 Y6 72
7 X7 66 Y7 67
8 X8 79 Y8 80
9 X9 83 Y9 72
10 X10 83 Y10 60
11 X11 89 Y11 70
12 X12 70 Y12 74
13 X13 80 Y13 72
14 X14 79 Y14 66
15 X15 85 Y15 71
16 X16 72 Y16 76
17 X17 66 Y17 79
18 X18 89 Y18 73
19 X19 70 Y19 83
20 X20 83 Y20 70
21 X21 79 Y21 66
22 X22 85 Y22 78
23 X23 72 Y23 73
24 X24 83 Y24 74
JUMLAH 1883 JUMLAH 1751
RATA-RATA 78,46 RATA-RATA 72.96
55
Tabel 4.8
Daftar Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Menulis Puisi Kelas
Eksperimen
Tabel diatas dapat disajikan pula dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Gambar 4.3
Grafik Nilai Rata-rata Posttest Kelas Eksperimen
Nilai Frequency Percent %
66 3 6,3
70 2 4,2
72 3 6,3
76 1 2,1
79 3 6,3
80 2 4,2
83 4 8,3
85 2 4,2
86 1 2,1
89 2 4,2
90 1 2,1
66 3 50,0
Total 24 100,0
56
Berdasarkan tabel dan grafik tersebut, dapat diketahui bahwa siswa
yang mendapat nilai 66 ada tiga orang, siswa yang mendapat nilai 70 ada
dua orang, siswa yang mendapat nilai 72 ada tiga orang, siswa yang
mendapat nilai 76 ada satu orang, siswa yang mendapat nilai 79 ada tiga
orang, siswa yang mendapat nilai 80 ada dua orang dan siswa yang
mendapat nilai 83 ada empat orang, siswa yang mendapat nilai 85 ada dua
orang, siswa yang mendapat nilai 86 ada satu orang, siswa yang mendapat
nilai 89 ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 90 ada satu orang.
Tabel 4.9
Daftar Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Menulis Puisi Kelas
Kontrol
Nilai Frequency Percent %
60 1 2,1
66 2 4,2
67 1 2,1
70 5 10,4
71 1 2,1
72 3 6,3
73 2 4,2
74 2 4,2
76 2 4,2
78 1 2,1
79 1 2,1
80 1 2,1
83 1 2,1
89 1 2,1
Total 24 100,0
57
Tabel diatas dapat disajikan pula dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Gambar 4.4
Grafik Nilai Rata-rata Posttest Kelas Kontrol
Berdasarkan tabel dan grafik di atas, dapat diketahui bahwa siswa
yang mendapat nilai 60 ada satu orang, siswa yang mendapat nilai 66 ada
dua orang, siswa yang mendapat nilai 67 ada satu orang, siswa yang
mendapat nilai 70 ada lima orang, siswa yang mendapat nilai 71 ada satu
orang, siswa yang mendapat nilai 72 ada tiga orang, siswa yang mendapat
nilai 73 ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 74 ada dua orang, siswa
yang mendapat nilai 76 ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 78 ada
dua orang, siswa yang mendapat nilai 79 ada satu orang, siswa yang
mendapat nilai 80 ada satu orang, siswa yang mendapat nilai 83 ada satu
orang, dan siswa yang mendapat nilai 89 ada satu orang.
58
D. Pengujian Persyaratan Analisis Data
Berdasarkan hasil penelitian yang di dapat, maka data akan diolah
dengan melakukan uji hipotesis. sebelum uji hipotesis di lakukan maka
terlebih dahulu akan dilakukan pengujian prasyarat analisis data yaitu uji
normalitas dan Homogenitas.
1. Uji Normalitas Pretest dan Posttest
Pada uji normalitas untuk mengetahui sebaran data yang diperoleh
dari hasil nilai pretest dan posttest berdistribusi normal atau tidak. Dengan
menggunakan bantuan SPSS 20.00 dalam menghitung uji normalitas
dihasilkan nilai sig.(2 tailed) pada kolmogorov-smirnov yang dapat
menunjukan normal atau tidaknya sebaran data. Sebuah syarat data
berdistribusi normal apabila signifikansi yang diperoleh dari hasil
perhitungan lebih besar dari tingkat alpha 5% (signifikansi >0.05).
Hasil uji normalitas sebaran data pretest-posttest kemampuan menulis
puisi dari kedua sampel penelitian dapat disajikan dalam tabel sebagai
berikut:
Tabel 4.10
Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan tabel kolomogrof-smirnov di atas, menunjukkan
bahwa nilai signifikan pretest pada Kelas eksperimen adalah 0.169 dan
nilai signifikan pretest pada kelas kontrol adalah 0.200. Hal ini
membuktikan bahwa kedua nilai signifikansi baik dari kelas eksperimen
maupun kontrol lebih besar dari nilai alpha 0.05. Karena nilai signifikan
Nilai Pretest
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
Eksperimen ,150 24 ,169
Kontrol ,108 24 ,200*
59
kedua kelas lebih besar dari nilai alpha 0.05 (0.169>α =0.05 dan 0.200>α
=0.05), maka data kedua kelas berdistribusi normal.
Tabel 4.11
Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan tabel kolmogorof-smirnov di atas, menunjukkan
bahwa nilai signifikan posttest pada kelas eksperimen adalah 0.149 dan
nilai signifikan posttest pada kelas kontrol adalah 0.200. Hal ini
membuktikan bahwa kedua nilai signifikansi baik dari kelas eksperimen
maupun kontrol lebih besar dari nilai alpha 0.05. Karena nilai signifikan
kedua kelas lebih besar dari nilai alpha 0.005 (0.149>α =0.05 dan 0.200>α
=0.05), maka data kedua kelas berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas Pretest dan Posttest
Setelah melakukan uji normalitas dan kedua kelas sampel
dinyatakan berdistribusi normal, maka selanjutnya mencari nilai
Homogenitas varians pretest dan posttest dari kedua kelas tersebut.
Penghitungan uji Homogenitas dengan menggunakan bantuan SPSS 20.00.
Adapun kriteria pengujian Homogenitas adalah sebagai berikut:
Jika probabilitas > 0.05, maka Ho diterima, artinya varians dinyatakan
Homogen.
Jika probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak, artinya varians dinyatakan
heterogen.
Nilai Pretest
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
Eksperimen ,153 24 ,149
Kontrol ,146 24 ,200
*
60
Hasil perhitungan uji homogenitas varians data dapat disajikan
dengan tabel sebagai berikut:
Tabel 4.12
Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan tabel Test of homogenity of variance (uji
homogenitas) menunjukan bahwa nilai levene statistic 2.595 dan nilai
probabilitas (signifikansi) adalah .114. Karena nilai signifikansi 0.114 > α
= 0.05, maka Ho diterima. Hal ini membuktikan bahwa kedua sampel dari
kelas eksperimen dan kontrol berasal dari kelas yang homogen.
Tabel 4.13
Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2,892 1 46 ,096
Berdasarkan tabel Test of homogenity of variance (uji
homogenitas) menunjukan bahwa nilai levene statistic 2.892 dan nilai
probabilitas (sigifikansi) adalah .096, karena nilai signifikansi 0.096 > α =
0.05, maka Ho diterima. Hal ini membuktikan bahwa kedua sampel dari
kelas eksperimen dan kontrol berasal dari kelas yang homogen.
Dapat ditarik kesimpulan, bahwa kelas sampel baik pretest maupun
posttest memiliki probabilitas > 0.05, artinya varians dari kedua sampel
tersebut dinyatakan homogen.
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2,595 1 46 ,114
61
E. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil uji normalitas dan Homogenitas menunjukkan
bahwa data yang diperoleh berdistribusi normal dan kedua kelas eksperimen
dan kontrol bersifat homogen atau memiliki varians yang sama besar.
Selanjutnya dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan
bantuan SPSS 20.00. uji hipotesis data posttest kelas eksperimen dan kontrol
adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media gambar terhadap
keterampilan menulis puisi pada siswa. Adapun kriteria pengujian hipotesis
adalah sebagai berikut:
Jika probabilitas > 0.05, maka Ho diterima, artinya tidak ada pengaruh
penggunaan media gambar pada keterampilan menulis puisi siswa kelas V.
Jika probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh
Penggunaan media gambar pada keterampilan menulis puisi siswa kelas V.
Hasil perhitungan uji hipotesis dapat disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.14
Hasil Uji Hipotesis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan tabel paired samples test (uji hipotesis) menunjukan
bahwa nilai probabilitas (sigifikansi) adalah .011. Karena nilai signifikansi
0.011< α = 0.05, maka Ho ditolak. Hal ini membuktikan bahwa terdapat
pengaruh penggunaan media gambar terhadap keterampilan menulis puisi
siswa kelas V.
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-tailed)
Mean Std. Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
EKSPERIMEN – KONTROL
5,500 9,673 1,974 1,415 9,585 2,786 23 ,011
62
F. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hasil Analisis Data
Setelah dilakukan pengujian diperoleh bahwa terdapat perbedaan
antara hasil keterampilan menulis puisi dengan menggunakan media gambar
lebih tinggi atau lebih baik dibandingkan hasil keterampilan menulis puisi
siswa dengan pembelajaran konvensional. Berdasarkan data yang diperoleh,
menunjukkan nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda. Dengan nilai
rata-rata akhir kelas eksperimen sebesar 78.46 lebih tinggi dibandingkan
dengan nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 72.96. Selain itu berdasarkan hasil
perhitungan uji hipotesis menunjukan bahwa nilai probabilitas (sigifikansi)
adalah .011. Karena nilai signifikansi 0.011< α = 0.05, maka Ho ditolak. Hal
ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media gambar
terhadap keterampilan menulis puisi pada siswa.
2. Pembelajaran dengan media gambar
Penelitian yang dilakukan dapat membuktikan bahwa penggunaan
media gambar berpengaruh terhadap hasil keterampilan menulis puisi siswa.
Hal tersebut dikarenakan kesesuaian prosedur pelaksanaan mulai dari
perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Pada proses perencanaan
keterampilan menulis puisi dengan menggunakan media gambar yakni untuk
mengembangkan gagasan-gagasan atau ide yang sudah tergambarkan dan
menuliskannya menjadi sebuah kata, kemudian menjadi kalimat dan bait,
hingga menjadi sebuah puisi. Hal tersebut tentunya dapat membuat siswa
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media gambar dalam menulis
puisi secara efektif.
Adapun langkah-langkah pembelajaran yang peneliti lakukan yakni sebagai
berikut:
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
Guru diharapkan untuk menyampaikan apakah yang menjadi
Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka
siswa dapat mengetahui apa saja yang harus dikuasainya. Disamping itu guru
63
juga harus menyampaikan indicator-indikator ketercapaian KD, sehingga
tujuan pembelajaran dapat dicapai oleh peserta didik.
b. Menyajikan materi sebagai pengantar.
Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting, dari
sini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran. Pada saat
menyajikan materi guru dapat memberikan motivasi yang dapat membuat
siswa tertarik untuk melakukan pembelajaran.
c. Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar
Dalam proses penyajian materi, guru menyampaikan materi ajar dan
siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran. siswa mengamati gambar
yang ditunjukan oleh guru. Gambar yang ditunjukan dapat berupa gambar
pemandangan, kegiatan berlibur, bermain, binatang, tumbuh-tumbuhan atau
tokoh-tokoh yang dikenal oleh siswa.
Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Misalnya gambar yang
diajukan tentang keadaan di Desa. Maka bentuk pertanyaannya berupa: gambar
apa ini? Dimana ini terjadi? Apa saja yang kamu lihat dengan gambar ini?Siapa
saja yang ada disana? Bagaimana suasana yang terlihat pada gambar tersebut?
Apa yang akan kamu lakukan jika kamu berada di sana?. Dengan pertanyaan
tersebut, siswa akan menjawab dengan pendapatnya yang beragam. Jawaban-
jawaban siswa dijadikan kerangka untuk membuat puisi.
Penggunaan media gambar yang dilakukan akan membantu siswa
dalam mengembangakan daya kreativitasnya, karena siswa pada usia Sekolah
Dasar memiliki kekuatan imajinasi yang kuat, yang akan memunculkan ide,
gagasan dan pikiran yang tertuang dengan tulisan melalui gambar tersebut.
Kegiatan mengamati gambar ini, diharapkan siswa dapat dengan mudah
menentukan pilihan kata-kata yang tepat, dalam menghasilkan tulisan yang
baik.
64
Pembelajaran menulis puisi pada siswa diberikan secara kooperatif
dengan menggunakan teknik kata berantai. Sebelumnya guru memberikan
materi ajar tentang puisi dan unsur-unsur puisi, kemudian memberikan contoh
dengan memyebutkan kata “kelas”, kemudian setiap siswa harus mengucapkan
satu kata tentang kelas, dengan cara berurutan. Setiap siswa menjawabnya
seperti menyebutkan kata indah, bersih, buku, jendela, dll. Selanjutnya guru
menuliskannya di papan tulis, dan bersama dengan siswa mengkaitkan antara
tiap-tiap kata menjadi sebuah larik, hingga menjadi sebuah puisi.
Pada proses pembelajaran siswa dibagi menjadi 4 kelompok, tiap
kelompok diberikan sebuah gambar untuk membuat puisi dari gambar tersebut.
Mereka dapat mendeskripsikan gambar tersebut, dan setiap orang dari masing-
masing kelompok harus membuat satu kata yang akan ditulis di papan tulis dan
nantinya akan disusun kembali menjadi sebuah larik, kemudian bait hingga
menjadi puisi secara utuh oleh kelompoknya masing-masing.
Gambar 4.5
Kegiatan belajar siswa dengan menggunakan media gambar
65
Gambar di atas menunjukkan kegiatan siswa dengan menggunakan
media gambar. Pada gambar terlihat siswa sedang mengamati gambar dan
mendeskripsikan gambar dengan cara berdiskusi dan menyusun kata-kata
yang sudah dituliskan untuk menjadi sebuah puisi. Setelah siswa selesai
berdiskusi dalam kelompok, kegiatan dilanjutkan dengan presentasi dari
perwakilan beberapa kelompok untuk membacakan hasil puisinya.
3. Hasil keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan media
gambar
Pada saat pembelajaran berlangsung sistem belajar yang digunakan
yakni dengan menggunakan media gambar. Dengan menggunakan media
gambar di harapkan siswa dapat menemukan gagasan-gagasannya
sehingga dapat menulis puisi. Pembelajaran juga bersifat student-centered,
guru hanya sebagai fasilitator bagi siswa dalam menulis puisi.
Secara garis besar kondisi pelaksanaan proses pembelajaran
dengan menggunakan media gambar yaitu diawali dengan mempelajari
pengertian dan unsur-unsur puisi. Kemudian siswa mengamati gambar
yang telah diberikan oleh guru. Secara berkelompok siswa mengerjakan
lembar kerja siswa secara bersama. Setiap kelompok menyumbangkan
kata dari setiap orang. Kata-kata yang telah ada selanjutnya dikaitkan, dan
dijadikan sebuah larik, hingga menjadi sebuah bait. Guru sebagai
fasilitator saat siswa melakukan kegiatan pembelajaran di kelas. Pada akhir
kegiatan inti pembelajaran, guru memberikan penguatan materi dan
pengarahan, serta melakukan evaluasi.
Pembelajaran pada kelas kontrol dilakukan dengan pembelajaran
konvensional. Metode yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab dan
pemberian tugas. Dalam pembelajaran konvensional guru menjelaskan
materi kemudian siswa diberi kesempatan untuk menulis puisi berdasarkan
pengalamannya. Kemudian guru memberikan lembar kerja siswa yang
dilakukan secara kelompok, dengan menuliskan salah satu pengalaman
temannya, dan membuat puisi secara bersama. Guru memberikan
66
kesempatan bertanya kepada siswa mengenai hal-hal yang belum
dipahami. Pembelajaran dengan pendekatan konvensional membuat siswa
hanya duduk diam mendengarkan penjelasan guru sehingga siswa menjadi
tidak aktif dalam proses pembelajaran. Hal tersebut mengakibatkan siswa
kurang dapat menerima materi yang diajarkan, sehingga berpengaruh pada
hasil belajar yang kurang maksimal.
Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan dengan nilai rata-rata
pretest kelas eksperimen sebesar 63,83 dan kelas kontrol sebesar 62.92.
Setelah diberikan perlakuan dan melakukan posttest bahwa hasil akhir
kelas eksperimen sebesar 78.46 lebih tinggi dibandingkan dengan nilai
rata-rata kelas kontrol sebesar 72.96. Dengan melihat nilai rata-rata pretest
dan posttest, pada hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya
peningkatan pada nilai akhir keterampilan menulis puisi pada siswa
dengan menggunakan media gambar. Penelitian ini membuktikan bahwa
terdapat pengaruh pada keterampilan menulis puisi siswa dengan
menggunakan media gambar. Penelitian ini tentunya memperkuat dari
penelitian yang sebelumnya yang sudah dilakukan oleh Anggoro dan Joni
Maryanto, bahwa pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media
gambar dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan menulis puisi
pada siswa. Sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran menulis puisi
dengan media gambar dapat dijadikan acuan oleh para guru dalam menulis
puisi pada siswa.
G. Keterbatasan Penelitian
Hasil penelitian ini terbatas pada penggunaan media gambar untuk
materi menulis puisi di kelas V. Faktor-faktor lain yang mungkin
mempengaruhi seperti kecerdasan emosional, strategi mengajar, tidak
dibahas dalam penelitian ini, karena fokus penelitian tidak mencakup hal-
hal tesrebut. Dengan demikian, dalam penelitian selanjutnya peneliti
diharapkan membahas pada faktor-faktor lain yang mungkin
mempengaruhi keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V SD.
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat
disimpulkan bahwa penggunaan media gambar berpengaruh terhadap
keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V di SDIT Az-Zahra Pondok
Petir. Berdasarkan hasil posttest diperoleh bahwa rata-rata keterampilan
menulis puisi pada siswa dengan menggunakan media gambar (kelas
eksperimen) lebih tinggi dibandingkan rata-rata keterampilan menulis puisi
pada siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional (kelas kontrol).
Rata-rata nilai pretest yang diperoleh kelas eksperimen yaitu 63,83. Rata-rata
nilai pretest kelas kontrol yaitu 62,92. Setelah dilakukan tindakan pada kedua
kelas, maka diperoleh rata-rata posttest kelas eksperimen yaitu sebesar 78,46
dan kelas kontrol sebesar 72,96. Jumlah peningkatan kelas ekperimen
berdasarkan nilai pretest dan posttest sebesar 14,63% sedangkan pada kelas
kontrol sebesar 10.04%. Perhitungan hipotesis dengan menggunakan Uji-t
yakni uji paired sampel T Test dan diperoleh pada taraf signifikan 0,05
menunjukan bahwa nilai probabilitas (sigifikansi) adalah .011. Karena nilai
signifikansi 0.011< α = 0.05, maka Ho ditolak. Hal ini membuktikan bahwa
penggunaan media gambar berpengaruh terhadap keterampilan menulis puisi
pada siswa kelas V semester genap di SDIT Az-Zahra Pondok Petir.
68
B. Saran
Agar siswa dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi, maka penulis
memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Guru hendaknya menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran
untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa.
2. Media gambar sangat perlu diterapkan pada pembelajaran Bahasa
Indonesia khususnya dalam menulis puisi.
3. Bagi peneliti agar dapat dijadikan sebagai ilmu pengetahuan dan dapat
lebih ditingkatkan lagi dalam keterampilan menulis puisi pada siswa.
Selain itu perlu adanya penelitian lebih lanjut lagi untuk mengetahui
keterampilan menulis puisi dengan menggunakan media gambar kepada
siswa yang lain.
69
DAFTAR PUSTAKA
Achmad dan Alek. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana,
2011.
Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2006.
Azhar, Arsyad. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004.
Damayanti D. Buku Pintar Sastra Indonesia:Puisi, Sajak, Syair, Pantun dan
Majas. Yogyakarta: Araska. 2013.
Daryanto. Media Pembelajaran. Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera,
2010
De Potter Bobby. Quantum Writer: Menulis Lebih Mudah Tanpa Stres, dan
dengan Hasil Lebih Baik. Bandung: Kaifa, 2009.
Djoko Pradopo Rachmat. Pengkajian Puisi : Analisis Strata Norma dan Analisis
Struktural dan Semiotik. Yogyakarta: Gadjah Mada University, 2005.
Indriana, Dina. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Yogyakarta: DIVA Press,
2011.
Kasiran Moh. Metodologi Penelitian: Refleksi Pengembangan dan Penguasaan
Metodologi Penelitian. Malang: UIN Malang Press, 2008.
Kustandi Cecep dan Bambang Sutjipto. Media Pembelajaran Manual Dan
Digital. Bogor: Ghalia Indonesia, 2011.
Mihardja, Ratih. Buku Pintar Sastra Indonesia. Jakarta: Laskar Aksara, 2010.
70
Munadi, Yudi. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press, 2008
Musfiqon. Pengembangan Media dan Sumber Pelajaran. Jakarta: Prestasi
Publisher, 2012.
Nurgiantoro, Burhan. Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2013.
Rahayu, Minto. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi.Jakarta: Grasindo, 2007.
Resmini Novi, dkk. Membaca dan Menulis di SD Teori dan Pengajarannya,
Bandung: UPI Press, 2006
------------------------. Pendidikan Bahas dan Sastra di Kelas Tinggi. Bandung: UPI
press: 2008.
Riva, Ahmad dan Sudjana. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo,
2009.
Sadiman, Arief S, dkk. Media Pendidikan. Jakarta: PT Rajawali press, 2010.
Sanjaya Wina. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2012.
Sukiman. Pengembangan Media Pembelajaran. Jakarta: PT Pustaka Insan
Madani, 2012.
Slamet, St. Y dan Kundharu. Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia.
Bandung: PT Karya Putra Darwati, 2012.
Solehan T.W, dkk. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta:Universitas
Terbuka, 2008.
Tarigan, Djago, dkk. Pendidikan Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Universitas
Terbuka, 2003.
71
Tarigan Henry Guntur. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan. Bandung :Angkasa,
2008.
Siwi Ekoati Endang. “Teknik Kata Berantai Sebagai Upaya Peningkatan
Kemampuan Menulis Puisi Siswa Smp 1 Kudus 2008-2009”
(http://www.ispi.or.id), 20 September 2014.
Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2012.
Syaodih, Sukmadinata Nana. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2010.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Eksperimen)
Nama Sekolah : SDIT Az-Zahra
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : V/ II
Pertemuan Ke- : 1
Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit
Standar Kompetensi : 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta
secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi
bebas.
Kompetensi Dasar : 8.3Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat
Indikator :
1. Menjelaskan pengertian dan unsur –unsur puisi
2. Menyusun kata dari gambar yang diamati
3. Mengidentifikasi diksi, rima dan imaji dalam puisi
Tujuan Pembelajaran: Dengan menggunakan metode tanya jawab siswa dapat
meneybutkan dan menjelaskan unsur-unsur puisi, dengan menggunakan teknik
kata berantai siswa mampu untuk menulis puisi dengan memperhatikan diksi,
imaji dan rima yang tepat.
nilai karakter yang diharapkan: percaya diri, komunikatif, bekerja sama, saling
menghargai pendapat, berani.
Materi Pokok : Puisi
Metode Pembelajaran : tanya jawab, diskusi, dan tekhnik kata berantai
Langkah-langkah Kegiatan :
1. kegiatan Awal
Fase
Kegiatan Metode Alokasi
waktu
Menyampaik
an tujuan dan
memotivasi
Memberikan salam, menanyakan
kabar, berdoa, dan mengisi
daftar presensi.
Tanya jawab 5 menit
Lampiran 1
siswa Apersepsi dengan tanya jawab
tentang materi sebelumnya
Menyebutkan tujuan
pembelajaran.
2. kegiatan inti
Fase kegiatan Metode Alokasi
waktu
Ekxplorasi
Siapa yang pernah membuat
puisi?
Apa yang dimaksud dengan
puisi?
Ada apa saja yang termasuk
dalam unsur-unsur puisi?
Tanya jawab 5 menit
Elaborasi
Guru meminta siswa untuk
mengamati sebuah gambar.
Guru meminta siswa untuk
membuat satu kata yang siswa
amati dari gambar tersebut
Kemudian memberikan
kesempatan kepada siswa untuk
membuat sebuah kalimat dari
setiap kata yang ada
Siswa dibagi menjadi 4
kelompok
Setiap kelompok menyusun
kalimat-kalimat tersebut menjadi
sebuah puisi
Siswa mengganti kata yang
kurang tepat dengan
Teknik kata
Berantai dan
Diskusi
40 menit
memperhatikan diksi, imaji dan
rima yang tepat
Perwakilan kelompok
membacakan hasil puisinya di
depan kelas
Guru bersama siswa
memperbaiki puisi jika ada kata-
kata atau unsur puisi yang
kurang tepat.
Konfirmasi
Evaluasi
Guru menjelaskan kembali
bagaimana membuat puisi
dengan mengamati sebuah
gambar
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran yang harus
dicapai oleh siswa.
10 menit
3. kegiatan penutup
Fase Kegiatan Metode Alokasi
waktu
Kesimpulan
Evaluasi
Refleksi
Penutup
Guru memberikan kesimpulan
terhadap materi yang sudah
dipelajari.
Memberikan evaluasi berbentuk
soal kepada siswa(terlampir)
Menjawab dan membahas soal
bersama-sama siswa.
Guru mengakhiri pelajaran
dengan membaca hamdalah dan
mengucap salam.
Ceramah
Tanya jawab.
10 menit
Sumber Pembelajaran:
buku sd bahasa Indonesia
Sumber lain yang relevan
materi: buku tematik
media pembelajaran : gambar(foto)
Penilaian
No. Indikator Teknik Bentuk Instrument penilaian
1.
2.
3.
Menjelaskan pengertian
dan unsur –unsur puisi
Menyusun kata dari
gambar yang diamati
Mengidentifikasi diksi,
rima dan imaji dalam
puisi
Tes Tes Tulis 1. Sebutkan unsur-unsur
yang termasuk ke
dalam puisi
2. Buatlah sebuah puisi
berdasarkan gambar
yang telah damati
dengan
memperhatikan judul,
diksi, rima, dan imaji
yang tepat.
Indikator penilaian keterampilan menulis puisi
No. Aspek
yang
dinilai
Indikator
Bobot Skala skor
Skor
maksimal 5 4 3 2 1
1. Judul Dapat menentukan
judul sesuai dengan
gambar
3 15
2. Diksi Pilihan kata yang
digunakan tepat
7 35
3. Rima Kesamaan bunyi
yang ada dalam puisi
4 20
4. Imaji Gambaran imaji
terlihat dengan jelas
6 30
Jumlah 100
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Eksperimen)
Nama Sekolah : SDIT Az-Zahra
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : V/ II
Pertemuan Ke- : 2
Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit
Standar Kompetensi : 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta
secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi
bebas.
Kompetensi Dasar : 8.3Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat
Indikator :
1. Mendeskripsikan sebuah gambar menjadi sebuah kalimat
2. Merangkaikan kalimat menjadi sebuah puisi
3. Menciptakan sebuah puisi dengan menggunakan pilihan
kata yang tepat
Tujuan Pembelajaran: Dengan menggunakan metode tanya jawab siswa dapat
cara mendeskripsikan gambar, dengan menggunakan
teknik kata berantai siswa mampu menulis puisi dengan
menguraikan dan merangkaikannya menjadi sebuah puisi
Nilai karakter yang diharapkan: percaya diri, komunikatif, bekerja sama,
menghargai pendapat, berani.
Materi Pokok : Puisi
Metode Pembelajaran : tanya jawab, ceramah diskusi, dan tekhnik berantai
Langkah-langkah Kegiatan :
Lampiran 2
1. kegiatan Awal
Fase
Kegiatan Metode Alokasi
waktu
Menyampaik
an tujuan dan
memotivasi
siswa
Memberikan salam, menanyakan
kabar, berdoa, dan mengisi daftar
presensi.
Menyebutkan tujuan
pembelajaran.
Tanya jawab 5 menit
2. kegiatan inti
Fase kegiatan Metode Alokasi
waktu
Ekxplorasi
Siapa yang pernah berekreasi
bersama keluarga?
Apa saja yang kamu lihat disana?
Bagaimana perasaanmu saat
berekreasi?
Tanya jawab 5 menit
Elaborasi
Guru membagi siswa kedalam 4
kelompok
Guru memberikan sebuah gambar
kepada masing-masing kelompok
(tiap 2 kelompok mendapatkan
gambar yang sama)
Memberikan kesempatan kepada
setiap kelompok untuk membuat
puisi dengan cara menulis di
papan tulis untuk menjelaskan
dari gambar yang telah diberikan.
masing-masing perorang dalam
tiap kelompok memberikan satu
kata.
Teknik kata
berantai
Diskusi
40 menit
Perwakilan dari tiap kelompok
menuliskan di kertas, hasil dari
yang mereka tulis di papan tulis.
Masing-masing kelompok
mengkaitkan antara kata yang
satu dengan kata yang lainnya.
Masing-masing kelompok
memperbaiki tulisannya dengan
memperhatikan diksi, imaji, dan
rima.
Memberikan kesempatan kepada
perwakilan kelompok untuk
membacakan hasil puisinya.
Memperbaiki penulisan puisi
siswa jika ada kata-kata yang
kurang tepat.
Konfirmasi
Evaluasi
Menanyakan kembali kepada
siswa jika ada yang belum
mereka ketahui
Menjelaskan pengertian puisi
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran yang harus dicapai
oleh siswa.
Ceramah
Tanya jawab
10 menit
3. Kegiatan penutup
Fase Kegiatan
Metode Alokasi
waktu
Kesimpulan
Evaluasi
Refleksi
Penutup
Guru memberikan kesimpulan
terhadap materi yang sudah
dipelajari.
Memberikan evaluasi berbentuk
soal kepada siswa(terlampir)
Menjawab dan membahas soal
bersama-sama siswa.
Guru mengakhiri pelajaran dengan
membaca hamdalah dan
mengucap salam.
Ceramah
Tanya jawab.
10 menit
Sumber pembelajaran:
Buku SD bahasa Indonesia
Sumber lain yang relevan
Media pembelajaran : gambar (foto)
Penilaian
Indikator Teknik Bentuk Instrument penilaian
1. Mendeskripsikan
sebuah gambar mejadi
kalimat
2. Merangkaikan
kalimat menjadi puisi
3. Menciptakan puisi
Tes Tes Tulis
Buatlah sebuah puisi
berdasarkan gambar yang
telah diamati dengan
memperhatikan diksi,
imaji, rima dan judul
yang tepat
dengan diksi, imaji,
rima dan judul yang
tepat
Indikator penilaian keterampilan menulis puisi
No. Aspek
yang
dinilai
Indikator
Bobot Skala skor
Skor
maksimal 5 4 3 2 1
1. Judul Dapat menentukan
judul sesuai dengan
gambar
3 15
2. Diksi Pilihan kata yang
digunakan tepat
7 35
3. Rima Kesamaan bunyi
yang ada dalam puisi
4 20
4. Imaji Gambaran imaji
terlihat dengan jelas
6 30
Jumlah 100
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Kontrol)
Nama Sekolah : SDIT Az-Zahra
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : V/ II
Pertemuan Ke- : 1
Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit
Standar Kompetensi : 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta
secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi
bebas.
Kompetensi Dasar : 8.3Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat
Indikator :
1. Menjelaskan pengertian dan unsur –unsur puisi
2. Menyusun sebuah kata berdasarkan pengalaman siswa
3. Mengidentifikasi puisi berdasarkan diksi, rima dan imaji.
Tujuan Pembelajaran:Dengan menggunakan metode tanya jawab siswa dapat
memahami pengertian puisi,serta dengan diskusi siswa
mampu menulis puisi.
Nilai karakter yang diharapkan: percaya diri, komunikatif, bekerja sama,
menghargai pendapat, berani.
Materi Pokok : Puisi
Metode Pembelajaran : tanya jawab, ceramah, diskusi,
Langkah-langkah Kegiatan :
1. kegiatan Awal
Fase
Kegiatan Metode Alokasi
waktu
Menyampaik
an tujuan dan
memotivasi
Memberikan salam, menanyakan
kabar, berdoa, dan mengisi daftar
presensi.
Tanya jawab 5 menit
Lampiran 3
siswa Apersepsi dengan tanya jawab
tentang materi sebelumnya
Menyebutkan tujuan
pembelajaran.
2. kegiatan inti
Fase kegiatan Metode Alokasi
waktu
Ekxplorasi
Siapa yang pernah membuat
puisi?
Apa yang dimaksud dengan puisi?
Ada apa saja dalam unsur-unsur
puisi itu?
Tanya jawab 5 menit
Elaborasi
Guru membagi siswa kedalam 4
kelompok
Memberikan kesempatan kepada
setiap kelompok untuk membuat
puisi berdasarkan pengalaman
siswa dengan cara menulis di
kertas.
Masing-masing kelompok
memperbaiki tulisannya dengan
memperhatikan diksi, imaji, dan
rima.
Memberikan kesempatan kepada
perwakilan kelompok untuk
membacakan hasil puisinya.
Guru bersama siswa memperbaiki
hasil puisi jika ada kata-kata yang
kurang tepat.
Diskusi 40 menit
Konfirmasi Menanyakan kembali kepada 10 menit
Evaluasi siswa jika ada yang belum
mereka ketahui
Menjelaskan pengertian puisi
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran yang harus dicapai
oleh siswa.
3. kegiatan penutup
Fase Kegiatan
Metode Alokasi
waktu
Kesimpulan
Evaluasi
Refleksi
Penutup
Guru memberikan kesimpulan
terhadap materi yang sudah
dipelajari.
Memberikan evaluasi berbentuk
soal kepada siswa(terlampir)
Menjawab dan membahas soal
bersama-sama siswa.
Guru mengakhiri pelajaran dengan
membaca hamdalah dan
mengucap salam.
Ceramah
Tanya jawab.
10 menit
Sumber pembelajaran:
Buku SD Bahasa Indonesia
Sumber lain yang relevan
Media pembelajaran :
Penilaian
No. Indikator Teknik Bentuk Instrument penilaian
1.
2.
3.
Menjelaskan pengertian
dan unsur –unsur puisi
Menyusun kata
berdasarkan pengalaman
siswa
Mengidentifikasi diksi,
rima dan imaji dalam
puisi
Tes Tes Tulis 1. Sebutkan unsur-unsur
yang termasuk ke
dalam puisi
2. Buatlah sebuah puisi
berdasarkan
pengalamanmu
dengan
memperhatikan judul,
diksi, rima, dan imaji
yang tepat.
Indikator penilaian keterampilan menulis puisi
No. Aspek
yang
dinilai
Indikator
Bobot Skala skor
Skor
maksimal 5 4 3 2 1
1. Judul Dapat menentukan
judul sesuai dengan
gambar
3 15
2. Diksi Pilihan kata yang
digunakan tepat
7 35
3. Rima Kesamaan bunyi
yang ada dalam puisi
4 20
4. Imaji Gambaran imaji
terlihat dengan jelas
6 30
Jumlah 100
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Kontrol)
Nama Sekolah : SDIT Az-Zahra
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : V/ II
Pertemuan Ke- : 2
Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit
Standar Kompetensi : 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta
secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi
bebas.
Kompetensi Dasar : 8.3 Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat
Indikator :
1. Mendeskripsikan pengalaman menjadi sebuah kalimat
2. Merangkaikan kalimat menjadi sebuah puisi
3. Menciptakan sebuah puisi dengan menggunakan pilihan
kata yang tepat
Tujuan Pembelajaran: Dengan menggunakan metode tanya jawab siswa dapat
aktif mendeskripsikan pengalamannya,dengan diskusi siswa mampu menulis puisi
dengan memperhatikan diksi, imaji dan rima yang tepat.
nilai karakter yang diharapkan: percaya diri, komunikatif, nekerja sama, saling
menghargai pendapat, berani.
Materi Pokok : Puisi
Metode Pembelajaran : tanya jawab, ceramah dan diskusi
Langkah-langkah Kegiatan :
1. kegiatan Awal
Fase
Kegiatan Metode Alokasi
waktu
Menyampaik
an tujuan dan
Memberikan salam, menanyakan
kabar, berdoa, dan mengisi
Tanya jawab 5 menit
Lampiran 4
memotivasi
siswa
daftar presensi.
Apersepsi dengan tanya jawab
tentang materi sebelumnya
Menyebutkan tujuan
pembelajaran.
2. kegiatan inti
Fase kegiatan Metode Alokasi
waktu
Ekxplorasi
siapa yang pernah berekreasi
bersama keluarga?
apa saja yang kamu lihat disana?
Tanya jawab 5 menit
Elaborasi
guru meminta siswa untuk
menceritakan pengalamannya.
guru meminta siswa untuk
membuat puisi sesuai dengan
pengalamannya.
siswa mengganti kata yang
kurang tepat dengan
memperhatikan diksi, imaji dan
rima yang tepat
Kemudian memberikan
kesempatan kepada siswa untuk
membacakannya.
Guru bersama siswa
memperbaiki jika ada kata-kata
yang kurang tepat
Diskusi 40 menit
Konfirmasi
Evaluasi
guru menjelaskan kembali
bagaimana membuat puisi
dengan pilihan kata yang tepat
guru menjelaskan tujuan
pembelajaran yang harus
dicapai oleh siswa.
10 menit
3. kegiatan penutup
Fase Kegiatan Metode Alokasi
waktu
Kesimpulan
Evaluasi
Refleksi
Penutup
Guru memberikan kesimpulan
terhadap materi yang sudah
dipelajari.
Memberikan evaluasi berbentuk
soal kepada siswa(terlampir)
Menjawab dan membahas soal
bersama-sama siswa.
Guru mengakhiri pelajaran
dengan membaca hamdalah dan
mengucap salam.
Ceramah
Tanya jawab.
10 menit
Sumber Pembelajaran:
Buku SD Bahasa Indonesia
Sumber lain yang relevan
materi: buku tematik
media pembelajaran : -
Penilaian
Indikator Teknik Bentuk Instrument penilaian
1. Mendeskripsikan
sebuah gambar mejadi
kalimat
2. Merangkaikan
kalimat menjadi puisi
3. Menciptakan puisi
dengan diksi, imaji,
rima dan judul yang
tepat
Tes Tes Tulis
Buatlah sebuah puisi
berdasarkan gambar yang
telah diamati dengan
memperhatikan diksi,
imaji, rima dan judul
yang tepat
Indikator penilaian keterampilan menulis puisi
No. Aspek
yang
dinilai
Indikator
Bobot Skala skor
Skor
maksimal 5 4 3 2 1
1. Judul Dapat menentukan
judul sesuai dengan
gambar
3 15
2. Diksi Pilihan kata yang
digunakan tepat
7 35
3. Rima Kesamaan bunyi
yang ada dalam puisi
4 20
4. Imaji Gambaran imaji
terlihat dengan jelas
6 30
Jumlah 100
LEMBAR KERJA SISWA
Nama Kelompok : 1. 4. 7. 2. 5. 3. 6. Kelas : ____________________________________________________________________ Amatilah gambar dibawah ini dan buatlah puisi!
Lampiran 5
LEMBAR KERJA SISWA
Nama Kelompok : 1. 4. 7. 2. 5. 3. 6. Kelas : ____________________________________________________________________ Amatilah gambar dibawah ini dan buatlah puisi !
Lampiran 6
LEMBAR KERJA SISWA
Nama Kelompok : 1. 4. 7. 2. 5. 3. 6. Kelas : ____________________________________________________________________ Amatilah gambar dibawah ini dan buatlah puisi !
LEMBAR KERJA SISWA
Nama Kelompok : 1. 4. 7. 2. 5. 3. 6. Kelas :
____________________________________________________________________
Buatlah puisi dengan tema Desa!
Lampiran 7
LEMBAR KERJA SISWA
Nama Kelompok : 1. 4. 7.
2. 5.
3. 6.
Kelas :
__________________________________________________________________
__
Buatlah puisi tentang keindahan alam berdasarkan pengalamanmu!
Lampiran 8
Evaluasi
Nama :
Kelas :
Lengkapilah kalimat dibawah ini agar menjadi sebuah puisi!
Petani
Karya Paulina L.A.S.
Jika pagi menjelang
Kau terbangun dari tidur lelapmu
Pergi ke ladang itulah tugasmu
Engkau selalu mengurus padi
yang hampir menguning
Kicauan burung selalu menemanimu
Angin sepoi selalu kau rasakan
Walaupun keringat bercucuran
Tetapi kau tak menyerah
Kau adalah sumber hidup kami
Tanpa kau kami tak bisa makan
Perjuanganmu selalu kami kenang
Terima kasih bapak petani
Sumber: Bobo, 28 Oktober 2004
Lampiran 9
Evaluasi
Nama :
Kelas :
Kau adalah mutiara hati secerah sinar mentari
Indahnya hidupku bila kau ada di sisi
Sekarang saatnya kau arungi lautan ilmu
Langkahkan kaki penuh keyakinan
Tadahkan tangan penuh harapan
Sejuta do’a selalu kuberikan
Tatapan sayang selalu mengalir untukmu
Teruslah berlayar sampai tujuan
Ombak dan badai jangan kau hiraukan
Kesuksesan akan selalu ada bersamamu
Oleh : Faisal Fahri
Berilah pendapat/penjelasanmu tentang puisi di atas!
Lampiran 10
Soal pretest
petunjuk umum:
1. Siapkanlah alat tulis yang akan digunakan
2. Tulislah nama dan kelas
3. Berdo’alah sebelum mengerjakan
Soal:
Buatlah sebuah puisi !
SELAMAT MENGERJAKAN
Lampiran 11
Soal posttest
Nama :
Kelas :
Petunjuk umum:
1. Siapkanlah alat tulis yang akan digunakan!
2. Tulislah nama dan kelas sesuai dengan kolom yang disediakan!
3. Bacalah soal dengan teliti!
4. Berdo’alah sebelum mengerjakan!
Soal:
Buatlah sebuah puisi dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Perhatikanlah gambar dibawah ini!
2. Deskripsikanlah gambar tersebut dan buatlah sebuah puisi!
Lampiran 12
Soal Posttest
Nama :
Kelas :
Petunjuk umum:
1. Siapkanlah alat tulis yang akan digunakan!
2. Tulislah nama dan kelas sesuai dengan kolom yang disediakan!
3. Bacalah soal dengan teliti!
4. Berdo’alah sebelum mengerjakan!
Soal:
Buatlah sebuah puisi dengan tema Ibu!
Selamat mengerjakan
Lampiran 13
Diksi = skor x 7, Imaji = skor x 6, Rima = Skor x 4, Judul = Skor x 3
Nilai Pretest Kelas Eksperimen
Nama Diksi Imaji Rima Judul Nilai
X1 3 3 3 5 66
X2 3 3 3 3 60
X3 3 2 2 4 53
X4 3 4 3 5 72
X5 2 3 3 3 53
X6 3 3 2 3 56
X7 3 2 3 3 54
X8 3 4 2 3 62
X9 3 4 3 3 66
X10 3 4 3 5 72
X11 3 4 4 3 73
X12 3 2 2 3 50
X13 3 3 2 5 62
X14 3 3 3 4 63
X15 4 3 3 5 73
X16 3 3 3 5 66
X17 3 2 3 4 57
X18 4 3 4 4 74
X19 3 3 2 3 56
X20 3 4 3 5 72
X21 3 3 3 5 66
X22 4 3 3 5 73
X23 3 3 3 4 63
X24 4 3 3 4 70
JUMLAH 75 74 68 96 1532
RATA-RATA 21,87 18,5 11,33 12 63,83
Lampiran 14
Diksi = skor x 7, Imaji = skor x 6, Rima = Skor x 4, Judul = Skor x 3
Nilai Pretest Kelas Kontrol
Nama Diksi Imaji Rima Judul Nilai
Y1 4 4 3 5 79
Y2 2 3 3 4 56
Y3 3 3 3 3 63
Y4 3 4 2 5 68
Y5 3 3 2 4 59
Y6 3 3 3 5 66
Y7 3 3 2 5 62
Y8 4 4 2 3 69
Y9 3 3 2 4 59
Y10 3 2 2 3 53
Y11 3 3 3 3 60
Y12 3 4 3 3 66
Y13 3 4 2 3 62
Y14 2 3 2 3 52
Y15 3 3 4 3 64
Y16 3 4 2 5 68
Y17 3 4 2 4 65
Y18 3 3 3 5 66
Y19 3 4 3 5 72
Y20 3 3 3 3 60
Y21 2 3 3 3 53
Y22 3 4 2 3 62
Y23 3 3 4 3 64
Y24 3 3 2 5 62
JUMLAH 71 80 62 92 1510
RATA-RATA 20.71 20 10.33 11.5 62.92
Lampiran 15
Diksi = skor x 7, Imaji = skor x 6, Rima = Skor x 4, Judul = Skor x 3
Nilai Posttest Kelas Eksperimen
Nama Diksi Imaji Rima Judul Nilai
X1 5 4 3 5 86
X2 4 4 4 3 80
X3 3 4 3 5 72
X4 5 4 4 5 90
X5 3 4 3 3 66
X6 4 4 3 4 76
X7 3 3 3 5 66
X8 4 4 3 5 79
X9 4 4 4 5 83
X10 4 4 4 5 83
X11 4 5 4 5 89
X12 4 3 3 4 70
X13 4 4 4 3 80
X14 4 4 3 5 79
X15 4 5 3 5 85
X16 3 4 3 5 72
X17 3 3 3 5 66
X18 4 5 4 5 89
X19 4 3 3 4 70
X20 4 4 4 5 83
X21 4 4 3 5 79
X22 4 5 3 5 85
X23 3 4 3 5 72
X24 4 4 4 5 83
JUMLAH 92 96 81 111 1883
RATA-RATA 26.83 24 13.5 13.87 78,46
Lampiran 16
Diksi = skor x 7, Imaji = skor x 6, Rima = Skor x 4, Judul = Skor x 3
Nilai Posttest Kelas Kontrol
Nama Diksi Imaji Rima Judul Nilai
Y1 4 5 4 5 89
Y2 3 3 4 5 70
Y3 3 3 4 5 70
Y4 3 4 4 5 76
Y5 3 3 4 5 70
Y6 3 4 3 5 72
Y7 3 3 4 4 67
Y8 4 4 4 4 80
Y9 4 4 3 5 72
Y10 3 3 3 3 60
Y11 3 3 4 5 70
Y12 3 3 5 5 74
Y13 3 4 3 5 72
Y14 3 3 3 5 66
Y15 4 2 4 5 71
Y16 3 4 4 5 76
Y17 4 4 3 5 79
Y18 3 4 4 4 73
Y19 4 4 4 5 83
Y20 3 3 4 5 70
Y21 3 3 3 5 66
Y22 4 3 3 5 78
Y23 3 4 4 4 73
Y24 3 3 5 5 74
Jumlah 79 83 90 114 1751
Rata-rata 23.04 20.75 15 14.25 72.96
Lampiran 17
Materi ajar pertemuan pertama
Pengertian Puisi
Kata puisi berasal dari bahasa Yunani poiesis yang berarti penciptaan.
Tetapi arti yang semula ini lama kelamaan semakin dipersempit ruang lingkupnya
menjadi “hasil seni sastra, yang kata-katanya disusun menurut syarat-syarat yang
tertentu dengan menggunakan irama, sajak, dan kadang-kadang kata-kata kiasan.
puisi adalah suatu hasil karya sastra yang diciptakan untuk mengekspresikan
pikiran, pengalaman dan perasaan dengan gaya bahasa yang indah dan syarat-
syarat tertentu sehingga dapat memberikan nilai seni dan membangkitkan
imajinasi para pembacanya.
Berikut ini adalah penjelasan dari struktur batin dan struktur fisik puisi:
a. Struktur batin puisi adalah struktur yang berada dalam puisi tetapi
secara tersirat, yang termasuk ke dalam struktur batin puisi adalah
sebagai berikut:
1. Tema, yaitu ide atau gagasan dasar atau pokok persoalan yang
mendasari dalam sebuah puisi,yang menduduki tempat utama di
dalam cerita.
2. Rasa, yaitu sikap atau suasana hati penyair terhadap pokok
permasalahan yang terdapat dalam puisi saat menciptakannya.
3. Nada, yaitu sikap penyair terhadap pembaca melalui sebuah puisi.
4. Amanat yaitu pesan/nasehat yang ingin desampaikan pengarang
kepada pembaca melalui sebuah puisi. Pesan-pesan tersebut biasanya
dihadirkan dalam ungkapan yang tersembunyi.
b. Struktur fisik puisi adalah struktur yang terlihat dari puisi tersebut
secara kasat mata, yang termasuk ke dalam struktur fisik puisi adalah
sebagai berikut:
1. Diksi, yaitu pemilihan kata untuk menyampaikan gagasan secara
tepat,yang dapat menentukan nuansa makna,kekuatan daya sugesti,
pengimajinasian atau ekspresi yang yang diungkapkan penyair.
2. Tipografi, yaitu penataan letak letak kata-kata, baris-baris, serta bait-
bait dalam sebuah puisi,hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai
dengan huruf capital dan diakhiri dengan tanda titik.
3. Pengimajian, Pengimajian dapat memberi gambaran yang jelas,
menimbulkan suasana yang khusus, membuat lebih (hidup)
gambaran dalam pikiran, dan penginderaan dan juga untuk menarik
perhatian, penyair juga menggunakan gambaran-gambaran angan
(pikiran), di samping alat kepuitisan yang lain.
4. Kata-kata konkret adalah kata-kata yang jika dilihat secara denotatif
sama, tetapi secara konotatif tidak sama, bergantung pada situasi dan
kondisi pemakainya. Kata kongkret merupakan kata yang dapat
ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji.
5. Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan
akhir baris puisi.
6. Gaya bahasa, yaitu penggunaan bahasa yang dapat
menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi
tertentu. Gaya bahasa disebut juga majas.
Materi ajar pertemuan kedua
Diksi, yaitu pemilihan kata untuk menyampaikan gagasan secara tepat,yang
dapat menentukan nuansa makna,kekuatan daya sugesti, pengimajinasian atau
ekspresi yang yang diungkapkan penyair. Kata-kata yang dipilih penyair bersifat
denotatif dan konotatif. Diksi dalam puisi selalu berhubungan dengan bunyi.
Bunyi yang digunakan dalam puisi dapat menimbulkan efek sedih, seram, haru,
magis, senang dan sebagainya.
Pengimajian, Pengimajian dapat memberi gambaran yang jelas,
menimbulkan suasana yang khusus, membuat lebih (hidup) gambaran dalam
pikiran, dan penginderaan dan juga untuk menarik perhatian, penyair juga
menggunakan gambaran-gambaran angan (pikiran), di samping alat kepuitisan
yang lain. imaji inilah pembaca atau pendengar dapat membayangkan puisi yang
dibayangkan dan seolah-olah menjadi pengalaman yang konkret.
Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir
baris puisi. Rima adalah persamaam bunyi dalam puisi. Dalam rima dikenal perulangan
bunyi yang cerah, ringan, yang mampu menciptakan suasana kegembiraan serta
kesenangan.
BIODATA PENULIS
Mega Fahrizah, NIM 1110018300034, Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
Penulis lahir di Bekasi, 28 September 1991.
Bertempat tinggal di Jalan Pertamina B RT 03 RW
06 No 97 Kelurahan Jati Raden Kecamatan Jati
Smapurna Pondok Gede Bekasi. Penulis merupakan
anak pertama dari tiga bersaudara. Orang tua
penulis adalah Bapak Namar dan Ibu Nurlaila.
Riwayat pendidikan penulis, diawali di M.I Raudlatul Mutaallimin Darul
Abror tamat tahun pelajaran 2002/2003, kemudian SMP N 15 Bekasi tahun
pelajaran 2005/2006, MAN Cibinong tamat tahun pelajaran 2008/2009 dan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta lulus tahun 2014. Pengalaman berorganisasi yaitu
ROHIS, PRAMUKA, PASKIBRA, Bela Diri, OSIS dan MPK. Motto penulis
yaitu hadapi segala apapun yang terjadi dan beranilah untuk melangkah karena
hari esok akan memperlihatkan apa yang tidak kau ketahui dan ia akan membawa
berita yang tak pernah kau duga.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat untuk yang membaca.