pengaruh pengeluaran pemerintah daerah dan penerimaan pajak daerah terhadap pertumbuhan ekonomi...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH
DAERAH DAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH
TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
KABUPATEN DEMAK TAHUN 2005-2015
Tugas Akhir
disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar ahli madya
program studi statistika terapan dan komputasi
oleh
Dirta Sugiarti
4112313003
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan
sebagai kabar gembira bagi kemenanganmu, dan agar tentram hatimu
karenanya. Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah (Q.S. Al Isro‟: 36)
Mereka yang terlalu sibuk melihat kesalahan orang lain, akan kehilangan
kesempatan untuk memperbaiki diri sendiri (Daud Antonius)
Kupersembahkan Tugas Akhir ini Kepada:
1. Ayahku Hadi Sutikno dan Ibuku Sutini serta
ayahku Rahmat Heri Setiawan dan Ibuku Yamtin
tercinta dan tersayang, terimakasih atas doa dan
dukungannya yang tak pernah putus.
2. Kakak – kakakku Zaenuri dan Dani Sunarto,S.E
yang kusayang.
3. Keluarga besar Mbah Tijo yang saya sayangi
4. Teman – teman Staterkom 2013
5. Sahabatku (Ririn dan Bella) yang senantiasa
menemaniku dalam senang dan duka
6. Teman-teman Pasadena kost 37A yang senantiasa
memberikan semangat
7. Almamaterku, Unnes
vi
PRAKATA
Alhamdulilah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat, nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Pengaruh Penerimaan Pajak Daerah dan
Pengeluaran Pemerintah Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten
Demak Tahun 2005-2015.
Penulisan ini merupakan salah satu tugas akhir dan wajib bagi setiap
mahasiswa Universitas Negeri Semarang Jurusan Matematika yang akan
menyelesaikan studi Diploma III.
Pemilihan judul laporan ini dilatarbelakangi oleh rasa ingin tahu penulis
tentang pengaruh penerimaan pajak daerah dan pengeluaran Pemerintah Daerah
terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Demak pada periode 2005-2015.
Penulis menyadari dalam penulisan Tugas Akhir ini tidak lepas dari
bantuan, motivasi serta dorongan semangat dari beberapa pihak. Oleh karena itu
penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rohman, M.Hum.,selaku Rektor Universitas Negeri
Semarang
2. Prof. Dr. Zaenuri Mastur, S.E., M.Si., Akt., selaku Dekan Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang
dan Pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan dan
memberikan kemudahan dalam penyusunan tugas akhir.
vii
3. Drs. Arief Agoestanto,M.Si, Ketua Jurusan Matematika FMIPA
Universitas Negeri Semarang.
4. Dr. Wardono, M.Si, Ketua Prodi D3 Statistik Terapan dan Komputasi
FMIPA Universitas Negeri Semarang dan Pembimbing yang telah
memberikan arahan, bimbingan dan memberikan kemudahan dalam
penyusunan tugas akhir.
5. Bapak dan Ibu tercinta serta keluarga besarku yang telah memberikan
motivasi dan dorongan semangat dalam mengerjakan Tugas Akhir ini.
6. Sahabat-sahabat seperjuangan Staterkom 2013 yang telah memberikan
banyak saran kepada penulis.
7. Sahabatku (Ririn dan Bella) yang senantiasa menemaniku dalam
senang dan susah.
8. Teman-teman Pasadena kost 37A yang senantiasa memberikan
semangat.
9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan Tugas
Akhir ini.
Semoga bantuan, motivasi, serta dorongan semangat yang telah diberikan
kepada penulis dapat bermanfaat dan mendapat pahala dari Allah SWT.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, masih banyak sekali kekurangan dan
jauh dari sempurna, maka dengan senang hati kami mengharap saran dan kritik
yang sifatnya membangun.
viii
Akhir kata penulis harapkan semoga Tugas Akhir ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Semarang, September 2016
penulis
ix
ABSTRAK
Dirta Sugiarti. 2016. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Daerah dan
Penerimaan Pajak Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Demak
Tahun 2005-2015 Tugas Akhir, Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Dr.
Wardono, M.Si dan Pembimbing Pendamping Prof.Dr. Zaenuri, S.E, M.Si, Akt
Kata kunci: pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak, pertumbuhan
ekonomi
Kemajuan suatu wilayah dapat dilihat dengan peningkatan Pertumbuhan
Ekonomi wilayah tersebut. Penelitian bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari
pengeluaran pemerintah daerah dan penerimaan pajak daerah terhadap
pertumbuhan ekonomi studi kasus pada Kabupaten Demak tahun anggaran 2005-
2015. Untuk itu dibuat Tugas Akhir Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Daerah
dan Penerimaan Pajak Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten
Demak Pada Tahun 2005-2015.
Dalam penelitian menggunakan beberapa metode untuk mengumpulkan
data di antaranya adalah metode studi pustaka dan metode dokumentasi. Data-data
yang digunakan sebagai bahan analisis diperoleh dari BPS Kabupaten Demak.
Dalam melakukan pengujian, penulis menggunakan Analisis Regresi Ganda.
Dengan melakukan uji normalitas dapat diketahui bahwa data-data yang
digunakan berdistribusi normal. Juga untuk mengetahui bahwa ketiga variabel
memiliki hubungan yang signifikan. Hasil pengujian tersebut digunakan untuk
membantu menentukan apakah data-data tersebut layak menjadi data untuk diuji
dengan menggunakan Analisis Regresi Ganda atau tidak. Jika data tersebut layak,
maka akan didapat persamaan Regresi Ganda dan menguji apakah Koefisien
Korelasinya berarti. Besarnya pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel
terikat (Y) dapat dilihat dari besarnya Koefisien Determinasi (R2) yang kemudian
disajikan dalam bentuk presentase.
Dari hasil analisis yang telah dilakukan, diperoleh persamaan Regresi
Ganda . Karena dari uji kelinieran dan
keberartian yang menunjukkan bahwa persamaan regresi tidak linier dan tidak
berarti, maka variabel pengeluaran pemerintah (X1) dikeluarkan. Sehingga
persamaannya menjadi . Dari data yang digunakan,
diperoleh koefisien korelasi R = 0,696 dan koefisien determinasi R2 = 0,485. Nilai
ini menunjukkan bahwa Pertumbuhan Ekonomi dipengaruhi oleh variabel
Pengeluaran Penerimaan Pajak Daerah sebesar 48,5% sedangkan sisanya 51,5 %
variabel Pertumbuhan Ekonomi dipengaruhi oleh variabel lain selain variabel
Pengeluaran Pemerintah Daerah dan Penerimaan Pajak Daerah.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL . ............................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN . .............................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING . ................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN . ............................................................... iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN . .......................................................... v
PRAKATA . ............................................................................................ vi
ABSTRAK . ............................................................................................ ix
DAFTAR ISI . ......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR . ............................................................................ xvi
DAFTAR TABEL ................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xviii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang . .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah dan Pembatasan. ........................................... 4
1.2.1 Rumusan Masalah . ......................................................... 4
1.2.2 Pembatasan Masalah . ..................................................... 4
1.3 Tujuan dan Manfaat Kegiatan . ................................................... 5
1.3.1 Tujuan Kegiatan . ............................................................ 5
1.3.2 Manfaat Penelitian . ......................................................... 5
1.4 Penegasan istilah . ....................................................................... 6
1.5 Sistematika Penulisan . ................................................................ 8
xi
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Profil Daerah. .................................................................................... 10
2.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Demak. ............................... 10
2.1.2 Letak Kabupaten Demak. ................................................... 10
2.1.3 Batas Wilayah Kabupaten Demak. ..................................... 11
2.1.4 Luas Wilayah. ..................................................................... 11
2.2 Pengeluaran Pemerintah . .................................................................... 12
2.2.1 Teori Pengeluaran Pemerintah . ......................................... 15
2.2.1.1 Teori Makro . ......................................................... 15
2.2.1.2 Teori Mikro . ......................................................... 16
2.2.2 Efek Ekonomi dari Pengeluaran Pemerintah . ................... 19
2.2.3 Pengeluaran Pemerintah Daerah Kabupaten Demak . ....... 23
2.3 Penerimaan Pajak . .............................................................................. 25
2.3.1 Teori Penerimaan Pajak . ................................................... 27
2.3.1.1 Teori Asumsi . ........................................................ 27
2.3.1.2 Teori Kepentingan. ................................................ 27
2.3.1.3 Teori Bakti . ........................................................... 27
2.3.1.4 Teori Daya Pikul . .................................................. 28
2.3.1.5 Teori Daya Beli . .................................................... 28
2.3.2 Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Demak . .................. 28
2.4 Pertumbuhan Ekonomi . .................................................................... 29
xii
2.4.1 Cara Mengukur Pertumbuhan Ekonomi . ........................... 30
2.4.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi . ........................................... 31
2.4.3 Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi. ............................... 31
2.4.3.1 Faktor Sumber Daya Manusia . ............................. 31
2.4.3.2 Faktor Sumber Daya Alam . .................................. 31
2.4.3.3 Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi . ............. 32
2.4.3.4 Faktor Budaya . ...................................................... 32
2.4.3.5 Faktor Daya Modal . .............................................. 33
2.4.4 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Demak. ....................... 33
2.5 Analisis Regresi . ............................................................................. 34
2.5.1 Definisi Regresi . ................................................................ 34
2.5.2 Regresi Sederhana. ............................................................. 34
2.5.2.1 Uji kelinieran dan keberartian regresi linier sederhana
. ............................................................................................. 35
2.5.2.2 Menentukan koefisien determinan . ......................... 36
2.5.3 Regresi Ganda. ................................................................... 36
2.6 Analisis Data . .................................................................................. 38
2.6.1 Variabel Penelitian . ........................................................... 38
2.6.2 Hipotesis . ........................................................................... 39
2.7 Pengujian Asumsi Klasik Regresi Ganda . ....................................... 39
2.8 SPSS 20 . ........................................................................................... 42
xiii
2.8.1 File. ..................................................................................... 49
2.8.2 Edit. .................................................................................... 50
2.8.3 View . ................................................................................. 51
2.8.4 Data . .................................................................................. 51
2.8.5 Transform . ......................................................................... 52
2.8.6 Analyze . ............................................................................. 53
2.8.7 Graphs . .............................................................................. 53
2.8.8 Untilities . ........................................................................... 53
2.8.9 Add-Ons . ........................................................................... 53
2.8.10 Window . .......................................................................... 53
2.8.11 Help . ................................................................................ 54
2.9 Hubungan Pengeluaran Pemerintah dan Penerimaan Pajak terhadap
Pertumbuhan Ekonomi . .................................................................. 54
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup . ................................................................................ 56
3.1.1 Populasi. ............................................................................. 56
3.1.2 Sampel. ............................................................................... 56
3.2 Variabel . ........................................................................................... 56
3.3 Metode Pengumpulan Data. .............................................................. 57
3.3.1 Metode Dokumentasi. ........................................................ 57
3.3.2 Metode Kepustakaan/Literatur. .......................................... 57
xiv
3.4 Analisis Data. .................................................................................... 58
3.4.1 Uji Normalitas Data . ......................................................... 58
3.4.2 Analisis Regresi Linier Sederhana. .................................... 60
3.4.2.1 Membuat Persamaan regresi linier sederhana . ........ 60
3.4.2.2 Uji kelinierann dan keberartian regresi linier sederhana
. ............................................................................................. 62
3.4.2.3 Menentukan koefisien determinan. .......................... 62
3.4.3 Analisis Regresi Linier Ganda. .......................................... 63
3.4.3.1 Uji Multikolinieritas. ................................................ 63
3.4.3.2 Uji Autokorelasi. ...................................................... 65
3.4.3.3 Uji Heteroskedastisitas. ............................................ 66
3.4.3.4 Membuat Persamaan Regresi Linier Ganda . ........... 69
3.4.3.5 Uji kelinieran dan keberartian koefisien regresi linier ganda
. ............................................................................................. 70
BAB 4 HASIL PENILITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Kegiatan dan Pembahasan. ...................................................... 74
4.1.1 Perkembangan Pengeluaran Pemerintah daerah, penerimaan pajak
daerah dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Demak . ............. 74
4.1.2 Perhitungan Pengeluaran Pemerintah Kabupaten Demak .. 76
4.1.3 Perhitungan Penerimaan Pajak Kabupaten Demak ............ 78
4.1.4 Perhitungan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Demak .... 79
xv
4.1.5 Uji Normalitas Data Pertumbuhan Ekonomi . ................... 82
4.1.3 Analisis Regresi Linier Ganda. .......................................... 83
4.1.3.1 Uji Asumsi................................................................ 83
4.1.3.1.1 Uji Multikolinieritas. ...................................... 83
4.1.3.1.2 Uji Heteroskedastisitas. .................................. 84
4.1.3.1.3 Uji Autokorelasi. ............................................ 85
4.1.3.2 Persamaan Regresi Ganda. ....................................... 86
4.1.3.2.1 Uji Kelinieran Persamaan Model Regresi ...... 86
4.1.3.2.2 Uji Keberartian Koefisien Regresi Ganda...... 87
4.1.3.2.3 Persamaan Regresi Linier Ganda . ................. 88
4.1.3.2.4 Uji Parsial Regresi Ganda. ............................. 90
4.1.3.2.5 Koefisien Korelasi dan Determinan Regresi... 91
4.2 Pembahasan. ...................................................................................... 92
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan. ...................................................................................... 96
5.2 Saran . ................................................................................................ 97
DAFTAR PUSTAKA . ........................................................................... 98
LAMPIRAN . .......................................................................................... 102
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar No. Halaman
2.1 Jendela SPSS ........................................................................ 48
2.2 Sheet Data View SPSS ......................................................... 48
2.3 Sheet Variabel View SPSS ................................................... 49
3.1 Perintah Uji Normalitas ........................................................ 59
3.2 Perintah Uji Kolmogorof-Smirnov ...................................... 59
3.3 Perintah Uji Linear Sederhana untuk Variabel Pengeluaran
Pemerintah Daerah dengan Pertumbuhan Ekonomi ............. 61
3.4 Perintah Uji Regresi Sederhana untuk Penerimaan Pajak Daerah
(X2) dengan Pertumbuhan Ekonomi (Y) ............................... 61
3.5 Perintah Uji Multikolinieritas ................................................ 64
3.6 Perintah Uji Autokorelasi ...................................................... 66
3.7 Perintah Uji Heteroskedastisitas ............................................ 69
3.8 Perintah Uji Linier Ganda untuk Variabel Pengeluaran Pemerintah
dan Penerimaan Pajak dengan Pertumbuhan Ekonomi ........ 70
4.1 Grafik Perkembangan Pengeluaran Pemerintah, Penerimaan Pajak
dan Pertumbuhan Ekonomi . ............................................... 75
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Target dan Realisasi Pengeluaran Pemerintah Kabupaten Demak Tahun
Anggaran 2014 ............................................................................... 77
Tabel 4.2 Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Demak tahun
2014 ................................................................................................. 79
Tabel 4.3 Laju Pertumbuhan PDRB Konstan 2010 menurut Lapangan Usaha
Tahun 2011-2014 ............................................................................. 81
Tabel 4.4 Hasil Output SPSS Uji Kolmogorof-Smirnov ................................. 82
Tabel 4.5 Hasil Output SPSS Uji Multikolinieritas ......................................... 83
Tabel 4.6 Hasil Output SPSS Uji Heterokedastisitas ....................................... 85
Tabel 4.7 Hasil Output SPSS Uji Autokorelasi ............................................... 86
Tabel 4.8 Uji Kelinieran Regresi Linier Ganda ............................................... 87
Tabel 4.9 Uji Keberartian Koefisien Regresi Ganda ....................................... 87
Tabel 4.10 Uji Regresi Ganda Pertumbuhan Ekonomi (Y) dengan Pengeluaran
Pemerintah Daerah (X1) dan Penerimaan Pajak Daerah (X2) .......................... 88
Tabel 4.11 Uji Regresi Penerimaan Pajak Daerah (X2) dengan Pertumbuhan
Ekonomi (Y) .................................................................................................... 89
Tabel 4.12 Uji Parsial Regresi Ganda .............................................................. 91
Tabel 4.13 Koefisien Korelasi dan Determinan Regresi ............................... 92
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Pengeluaran Pemerintah Daerah, Penerimaan Pajak Daerah dan
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Demak Tahun 2005-2015 .... 103
Lampiran 2 Data Target dan Realisasi Pengeluaran Pemerintah Kabupaten Demak
Tahun Anggaran 2014 ................................................................. 104
Lampiran 3 Data Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Kabupaten Demak
Tahun Anggaran 2014 ................................................................. 105
Lampiran 4 Data Laju Pertumbuhan PDRB Konstan 2010 menurut Lapangan
Usaha Kabupaten Demak Tahun 2011-2014 ............................... 106
Lampiran 5 Surat keterangan dari BPS ............................................................. 107
Lampiran 6 Gambar perintah uji SPSS ............................................................. 108
Lampiran 7 Output SPSS hasil pengujian ......................................................... 111
Lampiran 8 Surat Pengajuan Pembimbing ........................................................ 116
Lampiran 9 Surat Penetapan Pembimbing ........................................................ 117
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan ekonomi merupakan tujuan utama perekonomian. Sekarang
ini Indonesia sudah melaksanakan otonomi daerah yang memberi tanggung jawab
kepada pemerintah daerah dalam mengelola perekonomiannya. Ini ditandai
dengan keluarnya UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang
kemudian direvisi dengan UU Nomor 32 Tahun 2004, dearah diberi kewenangan
yang luas untuk mengurus rumah tangganya sendiri dengan sedikit mungkin
campur tangan pemerintah pusat. Dalam era otonomi daerah tidak lagi sekedar
menjalankan instruksi dari pusat, tetapi benar-benar mempunyai kekuasaan untuk
meningkatkan kreativitas dalam mengembangkan potensi yang selama era
otonomi bisa dikatakan terpasung. Pemerintah daerah diharapkan semakin
mandiri, mengurangi ketergantungan terhadap pemerintah pusat, bukan hanya
terkait dengan pembiayaan, tetapi juga terkait dengan kemampuan daerah.
Pemerintah daerah diharapkan semakin mendekatkan diri dalam berbagai kegiatan
pelayanan publik guna meningkatkan tingkat kepercayaan, diharapkan tingkat
partisipasi publik terhadap pemerintah daerah juga semakin meningkat.
Pertumbuhan ekonomi adalah bagian penting dari pembangunan sebuah
daerah, bahkan bisa dikatakan sebagai salah satu indikator penting untuk
menjelaskan bahwa suatu daerah itu mampu secara finansial atau sejahtera.
Keberhasilan tidak akan terlihat tanpa adanya hasil riil berupa pertumbuhan dari
2
suatu yang dibangun oleh pemerintah di bidang ekonomi, begitu juga tanpa
pertumbuhan ekonomi maka pembangunan suatu negara tidak akan berjalan
sebagaimana mestinya. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator
keberhasilan pembangunan. Semakin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya
semakin tinggi pula kesejahteraan masyarakat. Masalah pertumbuhan ekonomi di
suatu daerah tergantung kepada banyak faktor salah satunya adalah kebijakan
pemerintah itu sendiri, ini harus dikenali dan diidentifikasi secara tepat supaya
faktor tersebut dapat mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi.
Belanja daerah, atau yang dikenal dengan pengeluaran pemerintah daerah
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), merupakan salah satu
faktor pendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Karena itu, belanja daerah
dikenal sebagai salah satu instrumen kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah
(pemerintah daerah), di samping pos pendapatan pemerintah daerah. Semakin
besar belanja daerah diharapkan akan makin meningkatkan kegiatan
perekonomian daerah (terjadi ekspansi perekonomian).
Pajak daerah yaitu iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi/badan
kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan
berdassarkan peraturan perundang-udangan yan berlaku, yang digunakan untuk
membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah.
Pemerintah dalam membiayai pengeluaran belanja daerah atau penegluaran
pemerintah daerah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi bersumber dari
penerimaan pajak.
3
Pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat diukur dengan melihat Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) dan laju pertumbuhannya atas dasar harga
konstan. Pertumbuhan Ekonomi ini digunakan sebagai alat ukur untuk melihat
tingkat kesejahteraan masyarakat di suatu daerah dan merupakan alat ukur yang
dapat menggambarkan tingkat keberhasilan pembangunan suatu daerah.
Walaupun pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Demak mengelami kenaikan dan
penurunan dari tahun ke tahun.
Untuk mengetahui pengaruh tersebut perlu menggunakan teknologi
komputer yang akan mempercepat proses analisis. Saat ini di pasaran telah ada
beberapa software aplikasi komputer untuk membantu dalam melakukan analisis
yang cepat dan akurat, terutama yang menggunakan analisis data hasil riset
lapangan. Diantara program komputer statistik yang populer saat ini adalah SPSS.
Program SPSS for windows pada umumnya digunakan untuk memecahkan suatu
permasalahan riset atau bisnis dalam hal statistika atau manajemen data,
khususnya dalam penelitian dan analisis. Cara kerjanya adalah dengan
membandingkan suatu data ke dalam suatu paket analisis. Keunggulan SPSS
antara lain lebih mudah dalam penggunaan dan mudah dipahami. Selain itu SPSS
merupakan suatu bagian integral tentang proses analisis, menyediakan
kemampuan untuk akses data, persiapan dan manajemen data, serta dalam hal
pelaporan.
Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian mengenai Pengaruh
Pengeluaran Pemerintah Daerah dan Penerimaan Pajak Daerah terhadap
4
Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Demak pada Periode 2005-2015 menjadi
layak untuk dilaksanakan.
1.2 Rumusan Masalah dan Pembatasannya
1.2.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka secara terperinci yang diteliti
adalah:
1. Adakah pengaruh penerimaan pajak daerah dan pengeluaran pemerintah
daerah terhadap Pertumbuhan ekonomi Tahun 2005-2015?
2. Berapa besar konstribusi penerimaan pajak daerah dan pengeluaran
pememerintah daerah terhadap Pertumbuhan ekonomi Tahun 2005-2015?
3. Sektor manakah yang memiliki konstribusi secara signifikan paling besar
terhadap perekonomian masyarakat Kabupaten Demak ditinjau dari
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Demak tahun 2005-2015?
1.2.2 Pembatasan Masalah
Pada penulisan Tugas Akhir ini, penulis hanya mengambil data
pengeluaran pemerintah daerah, penerimaan pajak daerah dan laju
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Demak dari tahun 2005-2015. Dengan
diperolehnya data tersebut maka penulis ingin menganalisis dan
mengetahui besarnya pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Demak tahun
2005-2015.
5
1.3 Tujuan dan Manfaat Kegiatan
1.3.1 Tujuan Kegiatan
Tujuan yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui pengaruh penerimaan pajak daerah dan pengeluaran
pemerintah daerah terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Demak
Tahun 2005-2015.
b. Untuk mengetahui seberapa besar konstribusi penerimaan pajak daerah
dan pengeluaran pemerintah daerah terhadap pertumbuhan ekonomi
Tahun 2005-2015.
c. Untuk mengetahui sektor manakah yang memiliki konstribusi secara
signifikan paling besar terhadap perekonomian masyarakan Kabupaten
Demak ditinjau dari pertumbuhan ekonomi tahun 2005-2015.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Manfaat yang akan diperoleh dalam kegiatan ini adalah:
a. Bagi Pemerintah
Bagi Pemerintah Kabupaten Demak, hasil penelitian diharapkan dapat
memberikan informasi sejauh mana penerimaan pajak daerah dan
pengeluaran pemerintah daerah berpengaruh pada perekonomian
masyarakat Kabupaten Demak, sehingga hasil yang diperoleh dalam
penelitian dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam penyusunan produk
hukum di Kabupaten Demak untuk meningkatkan laju pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Demak.
6
b. Bagi Universitas
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan studi kasus pembaca
dan acuan bagi mahasiswa.
Hasil penelitian dihapkan dapat menambah informasi dan referensi
bacaan serta bahan masukkan yang berguna untuk melakukan
penelitian selanjutnya.
Sebagai bahan referensi bagi pihak perpustakaan dan bahan bacaan
yang dapat menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca.
c. Bagi Penulis
Menerapkan ilmu yang telah diperoleh dari perkuliahan sehingga
dapat menunjang persiapan untuk persaingan di dunia kerja.
Menambah dan menerapkan ilmu pengetahuan statistik yang
berhubungan dengan regresi.
Dapat menguji apakah kemampuan pribadi yang diperoleh selama
perkuliahan mampu digunakan dalam berhubungan dengan
masyarakat di dalam dunia kerja.
1.4 Penegasan Istilah
Ada beberapa variabel atau komponen dalam Tugas Akhir ini yang perlu
didefinisikan lebih lanjut agar pembahasan dalam Tugas Akhir ini semakin jelas.
Beberapa variabel atau komponen tersebut adalah sebagai berikut:
7
1. Analisis Pengaruh
Analisis pengaruh merupakan prosedur menganalisis dalam
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh suatu variabel
bebas terhadap variabel terikat dengan menggunakan alat statistik
tertentu.
2. Pengeluaran Pemerintah Daerah
Pengeluaran pemerintah adalah bagian dari kebijakan fiskal, yaitu
suatu tindakan pemerintah untuk mengatur jalannya perekonomian
dengan cara menentukan besarnya penerimaan dan pengeluaran
pemerintah setiap tahunnya, yang tercermin dalam dokumen Anggaran
Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk nasional dan Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk daerah atau regional.
3. Pajak Daerah
Pajak merupakan sumber anggaran pendapatan negara maupun daerah
yang paling pokok. Perpajakan menyangkut dua masalah pokok, yaitu
bagaimana sistem administrasi membiayai pengadaan dan penyediaan
barang dan jasa kolektif yang sukar dapat disediakan melalui mekanisme
pasar serta bagaimanakah membiayai program-program yang dapat
menghindarkan akibat sampingan dalam mekanisme pasar.
8
4. Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah bagian penting dari pembangunan sebuah
daerah, bahkan bisa dikatakan sebagai salah satu indikator penting untuk
menjelaskan bahwa suatu daerah itu mampu secara finansial atau
sejahtera. Ekonomi dikatakan mengalami pertumbuhan apabila produksi
barang dan jasa meningkat dari tahun sebelumnya. Dengan demikian
pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian
dapat menghasilkan tambahan pendapatan atau kesejahteraan masyarakat
pada periode tertentu.
5. Program SPSS 20
SPSS merupakan suatu bagian integral tentang proses analisis,
menyediakan kemampuan untuk akses data, persiapan dan manajemen
data, serta dalam hal pelaporan. SPSS pada umumnya digunakan untuk
memecahkan suatu permasalahan riset atau bisnis dalam hal statistika
atau manajemen data, khususnya dalam penelitian dan analisis.
1.5 Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan Bab 1 yaitu pendahuluan, pada bab ini akan
diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, dan pembatasan
masalah, tujuan dan manfaat kegiatan, penegasan istilah, dan sistematika
penulisan.
9
Bab 2 Landasan Teori, pada bab ini berisikan teori-teori yang
berhubungan dalam penulisan penelitian ini, pengeluaran pemerintah,
penerimaan pajak, pertumbuhan ekonomi, analisis regresi dan aplikasinya.
Bab 3 Metode Penelitian, bab ini berisi ruang lingkup, variabel, metode
pengambilan data, analisis data, metode pengumpulan data, dan analisis data.
Bab 4 Pembahasan, bab ini berisikan mengenai analisis atau penyelesaian
dari data yang ada yang akan dibahas secara terperinci.
Bab yang terakhir adalah Bab yang ke 5 yaitu Penutup, bab ini berisikan
kesimpulan dan saran hasil penelitian.
10
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Profil Daerah
2.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Demak
Secara administrative luas wilayah Kabupaten Demak adalah 89.743 Ha,
terdiri atas 14 kecamatan, 243 desa, dan 6 kelurahan sebagai daerah agraris
yang kebanyakan penduduknya hidup dari pertanian sebagian besar wilayah
Kabupaten Demak terdiri atas lahan sawah yang mencapai luas 50.915 Ha
(56,73 persen) dan selebihnya adalah lahan kering. Dilihat dari ketinggian
permukaan tanah dari permukaan laut wilayah Demak terletak mulai dari 0
meter sampai 100 meter di atas permukaan air laut. Sedangkan tekstur
tanahnya, wilayah Demak terdiri atas tanah halus (tanah liat) seluas 49.066 Ha
dan tekstur tanah sedang (lempung) seluas 40.677 Ha.
(Situs resmi Kabupaten Demak : http://demakkab.go.id)
2.1.2 Letak Kabupaten Demak
Kabupaten Demak merupakan salah satu dari 35 kabupaten/kota di
Provinsi Jawa Tengah, terletak antara sampai garis
lintang selatan (LS), serta sampai garis bujur timur
(BT). Jarak terjauh dari barat ke timur 49 km dan dari utara ke selatan
sepanjang 41 km, dengan luas wilayah 89.743 Ha.
(Situs resmi Kabupaten Demak : http://demakkab.go.id)
11
2.1.3 Batas Wilayah Kabupaten Demak
Secara administratif Kabupaten Demak berbatasan langsung dengan Lima
Kabupaten yaitu:
Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Jeparan, dan Laut Jawa;
Sebelah Timur bebatasan dengan Kabupaten Kudus dan Kabupaten
Grobogan;
Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Grobogan dan
Kabupaten Semarang;
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kota Semarang
Jarak tempuh dari ibukota Kabupaten Demak ke ibukota kabupaten/kota
sekitarnya:
Demak – Semarang = 26 km
Demak – Kudus = 25 km
Demak – Jepara = 45 km
Demak – Purwodadi = 38 km
(Situs resmi Kabupaten Demak : http://demakkab.go.id)
2.1.4 Luas Wilayah
Luas wilayah Kabupaten Demak 89.743 Ha. Dilihat dari ketinggian
permukaan tanah, wilayah Demak teretak mulai dari 0 meter sampai 100
meter dari permukaan air laut. Sedangkan tekstur tanahnya, wilayah
Demak terdiri atas tanah halus (tanah liat) seluas 49.066 Ha dan tekstur
tanah sedang (tanah lempung) seluas 40.677 Ha. Penggunaaan tanah di
Kabupaten Demak tanah sawah mencapai 50.760 Ha (56,56%) dan
12
selebihnya adalah tanah kering. Secara adminstratif terbagi dalam 14
kecamatan, 243 desa dan 6 kelurahan. Adapun ke 14 kecamatan tersebut
yaitu (1) Kecamatan Mranggen (2) Kecamatan Karangawen (3)
Kecamatan Guntur (4) Kecamatan Sayung (5) Kecamatan Karang Tengah
(6) Kecamatan Bonang (7) Kecamatan Demak (8) Kecamatan wonosalam
(9) Kecamatan Dempet (10) Kecamatan Gajah (11) Kecamatan
Karanganyar (12) Kecamatan Mijen (13) Kecamatan Wedung (14)
Kecamatan Kebonagung
(Situs resmi Kabupaten Demak : http://demakkab.go.id) .
2.2 Pengeluaran Pemerintah
Menurut Mankiv dalam Ardiyanto (2012) menyebutkan bahwa
pendapatan total perekonomian dalam jangka pendek sangat ditentukan oleh
keinginan rumah tangga, perusahaan dan pemerintah untuk membelanjakan
pendapatannya. Kenaikan pengeluaran yang direncanakan akan menyebabkan
peningkatan permintaan agregat. Permintaan agragat akan mendorong produksi
barang dan jasa yang akan menyebabkan pendapatan juga akan meningkat.
Pengeluaran pemerintah menurut Sitaniapessy (2013) adalah
bagian dari kebijakan fiskal, yaitu suatu tindakan pemerintah untuk mengatur
jalannya perekonomian dengan cara menentukan besarnya penerimaan dan
pengeluaran pemerintah setiap tahunnya, yang tercermin dalam dokumen
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk nasional dan Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk daerah atau regional. Tujuan dari
kebijakan fiskal ini adalah dalam rangka menstabilkan harga, tingkat output,
13
maupun kesempatan kerja dan memacu atau mendorong pertumbuhan
ekonomi.
Bahwa peranan atau campur tangan pemerintah masih sangat
diperlukan yaitu apabila perekonomian sepenuhnya diatur oleh kegiatan di
pasar bebas, bukan saja perekonomian tidak selalu mencapai tingkat
kesempatan kerja penuh tetapi juga kestabilan kegiatan ekonomi tidak dapat
diwujudkan. Akan tetapi fluktuasi kegiatan ekonomi yang lebar dari satu
periode ke periode lainnya dan ini akan menimbulkan implikasi yang serius
kepada kesempatan kerja dan pengangguran dan tingkat harga.
Pengeluaran pemerintah mencerminkan kebijakan pemerintah. Apabila
pemerintah telah menetapkan suatu kebijakan untuk membeli barang dan jasa,
pengeluaran pemerintah mencerminkan biaya yang harus dikeluarkan oleh
pemerintah untuk melaksanakan kebijakan tersebut. Pemerintah tentu saja tidak
hanya melakukan pengeluaran, tetapi juga memperoleh penerimaan.
Penerimaan dan pengeluaran pemerintah dimasukkan dalam suatu konsep
terpadu mengenai pendapatan dan belanja negara. Peranan ini dapat dilakukan
dalam bentuk intervensi secara langsung maupun tidak langsung.
Dumairy (1996) menyebutkan bahwa pemerintah melakukan banyak
sekali pengeluaran untuk membiayai kegiatan-kegiatannya. Pengeluaran-
pengeluaran itu bukan saja untuk menjalankan roda pemerintahan sehari-hari,
akan tetapi juga membiayai kegiatan perekonomian. Bukan berarti pemerintah
turut berbisnis, melainkan dalam arti pemerintah harus menggerakkan dan
merangsang kegiatan ekonomi secara umum. Pemerintah yang baik harus
14
senantiasa berusaha menghindari dan memperbaiki kegagalan pasar demi
tercapainya efisiensi.
Pengeluaran pemerintah mencerminkan kebijakan pemerintah apabila
pemerintah telah menetapkan suatu kebijakan untuk membeli barang dan jasa.
Pengeluaran pemerintah mencerminkan biaya yang harus dikeluarkan oleh
pemerintah untuk meleksanakan kebijakan tersebut. Teori mengenai
pengeluaran pemerintah terdiri dari pendekatan teori makro (Basri dan Subri,
2003).
Hasil penelitian Alfirman dan Sutriono (2006) yang meneliti hubungan
pengeluaran pemerintah dan produk domestik bruto dengan pendekatan
granger causality dan vector autoregression di Indonesia selama periode 1970-
2003. Hasil studinya menemukan bahwa terdapat hubungan kausalitas (timbal
balik) antara pengeluaran pemerintah dan produk domestik bruto. Artinya
semakin tinggi pertumbuhan ekonomi Indonesia dipengaruhi oleh semakin
meningkatnya pengeluaran pemerintah dan sebaliknya besarnya pengeluaran
pemerintah dipengaruhi oleh semakin tingginya pertumbuhan ekonomi di
Indonesia selama kurun waktu penelitian.
Penelitian yang dilakukan Dogan dan Tang (2006) yang mengkaji
hubungan pengeluaran pemerintah dan pendapatan nasional di 5 negara
ASEAN (Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Philipina). Hasil
empirisnya tidak menemukan adanya hubungan kausal (timbal balik) diantara
kedua variabel tersebut dan hanya menemukan hubungan searah di Philipina,
15
yakni pengeluaran pemerintah berpengaruh terhadap tingkat pendapatan
nasional di Philipina.
Konsekuensi keterlibatan pemerintah di bidang ekonomi menyebabkan
pemerintah membutuhkan aparat, invesrasi, sarana dan prasarana yang berarti
harus melakukan pengeluaran untuk mencapai tujuan pembangunan. Guna
membiayai pengeluaran tersebut, maka pemerintah harus mencari sumber
dana/penerimaan. Rincian tentang penerimaan dan pengeluaran pemerintah
setiap tahunnya akan nampak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara/Daerah (APBN/D). Dan melalui peran pemerintah diharapkan pula
terciptanya distribusi pembagian pendapatan nasional yang lebih adil (Widodo,
1990 dalam Manik, Rikwan E.S. dan Hidayat, Paidi. 2010. Analisis Kausaitas
antara PengeluaranPemerintah dan Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara.
Jurnal Keuangan dan Bisnis Volume 2 No. 1, Maret 2010)
2.2.1 Teori Pengeluaran Pemerintah
2.2.1.1 Teori Makro
Pengeluaran pemerintah dalam arti riil dapat dipakai sebagai
indikator besarnya kegiatan pemerintah yang dibiayai oleh
pengeluaran pemerintah. Semakin besar dan banyak kegiatan
pemerintah semakin besar pula pengeluaran pemerintah yang
bersangkutan. Dalam teori ekonomi makro, pengeluaran pemerintah
terdiri dari pos utama yang dapat digolongkan sebagai berikut:
(Boediono,1999 dalam tesis Ferry Prasetya (Ed),Teori Pengeluaran
Pemerintah (hal 3).Malang: Universitas Brawijaya Malang)
16
a) Pengeluaran pemerintah untuk pembelian barang dan jasa.
b) Pengeluaran pemerintah untuk gaji pegawai.
Perubahan gaji pegawai mempunyai pengaruh terhadap proses
makro ekonomi, dimana perubahan gaji pegawai akan
mempengaruhi tingkat permintaan secara tidak langsung.
c) Pengeluaran pemerintah untuk transfer payment. Transfer paymen
bukan pembelian barang atau jasa oleh pemerintah di pasar
barang melainkan mencatat pembayaran atau pembelian langsung
kepada warganya yang meliputi, misalnya pembayaran subsidi
atau bantuan langsung kepada berbagai golongan masyarakat,
pembayaran pensiun, pembayaran bunga untu pinjaman
pemerintah kepada masyarakat. Secara ekonomis trasfer payment
mempunyai status dan pengaruh yang sama dengan pos gaji
pegawai meskipun secara administrasi keduanya berbeda.
2.2.1.2 Teori Mikro
Tujuan dari teori mikro mengenai perkembangan pengeluaran
pemerintah adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang
menimbulkan permintaan akan barang publik dan faktor-faktor yang
mempengaruhi tersedianya barang publik . Interaksi antara
permintaan dan penawaran untuk barang publik menentukan jumlah
barang publik yang akan disediakan melalui anggaran belanja. Jumlah
barang publik yang akan disediakan tersebut selanjutnya akan
17
menimbulkan permintaan akan barang lain. Teori mikro mengenai
pengeluaran pemerintah dapat dirumuskan sebagai berikut:
Penentuan Permintaan
Ui = f (G,X)
G = vektor dari barang publik
X = vektor barang swasta
i = individu; = 1,...., m
U = fungsi utilitas
Seorang individu mempunyai permintaan akan barang publik dan
swasta. Akan tetapi, permintaan efektif akan barang tersebut
(pemerintah dan swasta) tergantung pada kendala anggaran (budget
constraints). Misalkan seorang individu (i) membutuhkan barang
publik (K) sebanyak Gk. Untuk menghasilkan i barang K sebanyak
Gk, pemerintah harus mengatur sejumlah kegiatan. Misalnya
pemerintah berusaha untuk meningkatkan penjagaan keamanan.
Dalam pelaksanaan usaha meningkatkan keamanan tersebut tidak
mungkin bagi pemerintah untuk menghapuskan sama sekali angka
kejahatan. Karena itu, pemerintah dan masyarakat harus menetapkan
suatu tingkat keamanan yang dapat ditolerir oleh masyarakat. Suatu
tingkat keamanan tertentu dapat dicapai dengan berbagai kombinasi
aktivitas atau dengan menggunakan berbagai fungsi produksi.
Penentuan tingkat output
Up = g (X, G, S)
18
Up = fungsi utilitas
S = keuntungan yang diperoleh politisi dalam bentuk materi
atau kedudukan
G = vector barang public
X = vector barang swasta
Kita asumsikan bahwa fungsi utilitas masyarakat diwakili seorang
pemilih :
Max Ui = f(X, G)
Dengan pemuasan dibatasi kendala anggaran sehingga rumusnya :
P xX + t B < Mi
P = vektor harga barang swasta
X = vektor barang swasta
Bi = basis pajak individu 1
Mi = total pendapatan individu 1
T = tariff pajak
Kurva permintaan dari pemilik yang mewakili masyarakat
ditentukan oleh 2 proses , yaitu dengan mengasumsikan pemilik tidak
punya kemampuan mempengaruhi tarif pajak, sehingga dia bertindak
sebagai pengambil harga (Price Taker). Atau, asumsikan kedua
pemilik tidak bisa menentukan jumlah barang public, sehingga Ia
bertindak sebagai pengambil output (Output Taker).
19
2.2.2 Efek Ekonomi dari Pengeluaran Pemerintah
Pembelian barang dan jasa. Dengan membeli barang dan jasa
dari perusahaan swasta dan mempekerjakan para pekerja, pemerintah
menyediakan berbagai macam layanan, biasanya tanpa biaya eksplisit,
ke seluruh masyarakat. Sifat dari kegiatan atau barang-barang ini, yaitu
mencakup barang-barang penting seperti jalan raya, rudal, pendidikan,
dan polisi. Di sini difokuskan dengan dua karakteristik kesamaan dari
semua program tersebut. Fakta bahwa barang dan jasa ini melibatkan
penggunaan dalam sumber daya pemerintah, dan bahwa jasa yang
dihasilkan diberikan kepada masyarakat baik secara gratis atau harga
nominal. Pekerjaan pemerintah pada sumber daya riil seperti tanah,
tenaga kerja, bangunan, dan mesin mengartikan bahwa tidak ada barang
yang bisa digunakan untuk menghasilkan output di sektor swasta.
Untuk sebagian besar, belanja semua barang dan jasa pemerintah
melibatkan pengorbanan untuk output swasta. Dari sudut pandang
ekonomi, program pemerintah seperti yang diinginkan tercipta hanya
jika manfaat terhadap masyarakat melebihi nilai kerugian barang dan
jasa sektor swasta. Idealnya, dalam kata lain, nilai dari penggunaan
sumber daya baru dalam program pemerintah harus seimbang terhadap
program pemerintah yang lebih unggul lainnya. Jika satu program
pemerintah lebih baik dari yang lainnya, maka yang terakhir harus
ditolak, dan bahkan yang pertama harus dilepaskan jika sektor swasta
20
menggunakan sumber daya yang sama yang akan menghasilkan
manfaat yang lebih besar.
Pembayaran transfer. Pengeluaran pemerintah, seperti hibah
bantuan pengangguran, pembayaran jaminan sosial kepada orang tua,
atau subsidi produsen, meningkatkan pendapatan dari penerima tetapi
tidak membawa layanan atau produk yang berharga kepada pemerintah
sebagai imbalan. Transfer unilateral ini diesensikan negatif dalam
pajak, dan pengaruhnya juga.
Pembayaran transfer biasanya meningkatkan permintaan untuk
output kurang daripada jumlah yang sama dari belanja barang dan jasa
pemerintah yang baru. Yang terakhir ini tidak hanya meningkatkan
output nasional dengan jumlah uang yang dihabiskan, tetapi dengan
meningkatkan pendapatan masyarakat dengan aliran sekunder belanja
konsumen yang terus meningkat untuk beberapa waktu. Pembayaran
transfer bisa sama-sama ekspansif jika penerima menghabiskan jumlah
penuh pada keluaran baru. Karena, dalam sebagian besar keadaan,
bagian dari transfer akan diselamatkan oleh penerima, peningkatan
langsung dalam pengeluaran akan lebih kecil dari jumlah transfer.
Pembelian tanah dan aset yang berjalan. Ketika pemerintah
menggunakan sumber daya baru untuk sebuah proyek, itu tidak perlu.
Tanah sering diperlukan dan pembelian aset digunakan untuk berbagai
jenis alasan ekonomi, terutama jika pemerintah atau kongres bertekad
untuk menekan tingkat pengeluaran pemerintah. Sementara pembelian
21
tanah dan aset lainnya tidak membawa peningkatan output nasional,
pembelian meningkatkan pendapatan masyarakat dengan penawaran
atas harga aset yang bersangkutan.
Pinjaman langsung pada masyarakat dan pinjaman swasta.
Walaupun pinjaman langsung pemerintah tidak meningkatkan
permintaan untuk output baru atau menghasilkan tambahan pendapatan
swasta, mereka biasanya akan mendorong peminjam untuk melakukan
keduanya. Setidaknya bagian dari pencairan pinjaman, dengan kata lain,
kemungkinan besar akan digunakan untuk membeli barang dan jasa
baru yang lain, transaksi ini akan menciptakan tambahan pendapatan
masyarakat dan pendapatan tambahan tersebut akan memulai aliran
sekunder pengeluaran yang meningkat. Dengan bersaing dengan bank
swasta, instansi kredit pemerintah dapat membawa liberalisasi tentang
persyaratan pinjaman swasta yang akan meningkatkan permintaan baik
untuk kredit dan untuk output baru pada bagian dari semua peminjam.
Pinjaman harus dibayar dan akibatnya tidak harus sebagai efek
ekspansif sebagai hadiah langsung dan hibah. Jika pembayaran pokok
kontrak konsumsi swasta dan investasi untuk persis tingkat yang sama
seperti penyaluran kredit meningkatkan, program pinjaman., Selama
seumur hidup nya, tidak akan berpengaruh pada tingkat total
pengeluaran. Ini akan, bagaimanapun mengubah waktu pengeluaran
pribadi, incrising mereka selama tahun-tahun awal program pinjaman
saat penyaluran kredit melebihi pembayaran pokok dan mengurangi
22
mereka dalam tahun kemudian ketika hubungan terbalik berlaku. Jika
ini sebenarnya efek ekonomi dari pinjaman pemerintah, prosedur
standars diadopsi dalam anggaran federal hanya menampilkan aliran
kredit bersih. Mungkin wee bisa, bagaimanapun, bahwa pembayaran
pokok pinjaman tidak menekan pengeluaran pribadi sebanyak pinjaman
baru meningkatkannya. Jika hal ini terjadi, pencairan dan pembayaran
tidak boleh hanya diimbangi tetapi harus disajikan terpisah pada
anggaran pemerintah.
Pemerintah menjamin pemberi pinjaman swasta terhadap kerugian
pinjaman macet yang mungkin memiliki efek ekonomi yang sama
seperti pinjaman langsung pemerintah. Sebagai akibat dari pergeseran
kredit yang berisiko pemerintah, pemberi pinjaman swasta tidak hanya
menawarkan pinjaman kepada debitur yang dinyatakan tidak akan
mampu untuk memenuhi syarat untuk kredit. Dalam hal ini, jaminan
pinjaman dapat meningkatkan aliran kredit swasta. Terlepas dari efek
penting, bagaimanapun, jaminan pinjaman pemerintah biasanya akan
melibatkan pengeluaran masyaakat dengan jumlah hanya sangat kecil.
Pengeluaran pemerintah termasuk kedalam kebijakan fiskal
bersama dengan pajak. Perubahan pengeluaran pemerintah ini akan
mengubah ekuilibrium jangka pendek perekonomian. Perubahan fiskal
akan memengaruhi pengeluaran yang direncanakan dan menggeser
kurva IS. Model IS LM menunjukkan bagaimana pergeseran dalam
kurva IS ini memengaruhi pendapatan nasional dan tingkat bunga.
23
Kenaikan pengeluaran pemerintah misalkan terjadi sebesar ΔG.
Pengganda pengeluaran pemerintah dalam perpotongan Keynesian
menyatakan bahwa pada tingkat bunga berapapun, perubahan dalam
kebijakan fiskal ini menaikkan pendapatan sebesar ΔG/(1-MPC).
Sebagaimana kurva diatas, kurva IS bergeser ke kanan sebesar jumlah
ini. Ekuilibrium perekonomian bergerak dari titik A ke titik B, kenaikan
pengeluaran pemerintah akan meningkatkan pendapatan dan bunga.
Pengeluaran yang direncanakan akan naik ketika pemerintah
meningkatkan belanjanya atas barang dan jasa. Kenaikan pengeluaran
yang direncanakan ini akan mendorong produksi barang dan jasa, yang
menyebabkan pendapatan total Y meningkat.
2.2.3 Pengeluaran Pemerintah Daerah Kabupaten Demak
Pengeluaran Pemerintah Kabupaten Demak dapat digolongkan kedalam
4 sub kelompok yaitu:
1. Belanja Operasi
Pengeluaran pemerintah untuk pembelian barang dan atau jasa yang
habis pakai untuk memproduksi barang dan atau jasa yang
24
dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan serta pengadaan barang
yang dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepada masyarakat
di luar kriteria belanja bantuan sosial serta belanja perjalanan.
Belanja Operasi terdiri dari belanja pegawai, belanja barang, bunga,
subsidi, hibah, bantuan sosial dan bantuan-bantuan keuangan.
2. Belanja Modal
Belanja Modal merupakan salah satu belanja langsung yang
dilakukan pemerintah daerah. Belanja modal merupakan
pengeluaran yang ditujukan dalam rangka memperoleh atau
menambah aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih
dari satu periode akutansi serta melebihi batasan minimal
kapitalisasi aset tetap atau aset lainnya yang ditetapkan pemerintah.
Aset tetap tersebut dipergunakan untuk operasional kegiatan sehari-
hari suatu satuan kerja bukan untuk dijual (Prakarsa, 2014).
Benlanja Modal terdiri dari belanja tanah, belanja peralatan dan
mesin, belanja gedung dan pembangunan, belanja jalan, irigasi dan
jaringan, belanja aset tetap lainnya dan belanja aset lainnya.
3. Belanja Tak Terduga
4. Transfer
Transfer Payment adalah Penerimaan-penerimaan yang bukan
merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari
sebagian pendapatan daerah tahun lalu. Transfer terdiri dari bagi
hasil pajak, bagi hasil retribusi dan bagi hasil pendapatan lainnya.
25
2.3 Penerimaan Pajak
Pajak merupakan sumber anggaran pendapatan negara maupun daerah
yang paling pokok. Perpajakan menyangkut dua masalah pokok, yaitu
bagaimana sistem administrasi membiayai pengadaan dan penyediaan barang
dan jasa kolektif yang sukar dapat disediakan melalui mekanisme pasar serta
bagaimanakah membiayai program-program yang dapat menghindarkan
akibat sampingan dalam mekanisme pasar (Cempaka dkk, 2013).
Menurut Undang-undang Nomor 28 tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga
atas Undang-undang nomor 6 Tahun 1983 tentang ketentuan umum dan Tata
Cara Perpajakan. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang
oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-
Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan
untuk kepeluan negara bagi sebesarbesarnya kemakmuran rakyat. Dalam
rangka mendukung perkembangan otonomi daerah yang nyata, dinamis dan
bertanggungjawab, pembiayaan pemerintah dan pembangunan daerah yang
bersumber dari Pendapatan Asli Daerah, khususnya yang berasal dari pajak
daerah perlu ditingkatkan lagi. Daerah diberi wewenang untuk menggali
sumber dana yang sesuai dengan potensi dan keadaan daerah masing-masing,
sehingga nantinya dapat meningkatkan Penerimaan Pajak Daerah.
Pajak sebagai umber utama pendapatan negara memiliki berbagai fungsi
dalam perekonomian makro. Pajak dapat berfungsi untuk mendanai
pengeluaran, serta aktivitas negara. Selain itu, pajak juga berfungsi untuk
mengatur kondisi perekonomian. Pajak juga dapat digunakan untuk
26
membiayai jalannya kebijakan terkait dengan stabilitas tingkat harga dan
proyek terkait redistribusi pendapatan (Direktorat Penyusunan APBN, 2014).
Kegiatan pajak dilakukan oleh pemerintah dengan cara membebankan
pajak bagi masyarakat dan sektor privat (Rosen, 2002). Menurut Sommerfeld,
Anderson, dan Brock (dalam Direktorat Penyusunan APBN, 2014) pajak
merupakan suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah,
bukan akibat pelanggaran hukum, serta dilaksanakan dan berdasarkan
ketentuan yang telah ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapatkan imbalan
langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-
tugasnya untuk menjalankan pemerintahan.
Ada beberapa alasan mengapa kebutuhan akan perpajakan itu timbul.
Alasan pertama adalah bahwa sistem adminstrasi perlu menyediakan barang
dan jasa kolektif. Alasan kedua, sistem administrasi perlu mengambil
langkah-langkah yang diambil itu mencerminkan mekanisme perencanaan.
Alasan ketiga, berkaitan dengan pemetaan dalam pembagian pendapatan.
Alasan keempat, adanya ketidaksempurnaan pasar. Ada sumber lain dari
pengeluaran yang dilaksanakan oleh sistem admistrasi yaitu yang berkaitan
dengan campur tangan sistem administrasi yang timbul dari kegagalan
mekanisme perencanaan pasar.
Tujuan dari perpajakan adalah untuk menekan konsumsi dan investasi dari
sistem kegiatan sosial sehingga sistem administrasi dapat menyediakan
barang dan jasa publik, sosial atau kolektif dan dapat memberikan susidi
kepada golongan miskin tanpa menimbulkan inflasi dan kesukaran dalam
27
neraca pembayaran. Fungsi pokok dari perpajakan adalah untuk menekan
berbagai permintaan akan kapasitas produktif dari sistem kegiatan sosial.
Perpajakan yang efisien dilaksanakan dengan suatu cara yang dapat
membantu pembagian pendapatan yang lebih merata, dapat membantu untuk
memberikan dorongan tingkat pertumbuhan ekonomi dan memperkuat
kebijaksanaan pengeluaran anggaran yang dilaksanakan oleh sistem
administrasi.
2.3.1 Teori Penerimaan Pajak
2.3.1.1 Teori Asumsi
Dalam teorii ini ditekankan mengenai keadilan dan keabsahan
pemungutan pajak seperti yang berlaku dalam perjanjian asuransi,
diman perlindungan yang diberikan oleh negara kepada warganya
dalam bentuk keselamatan dan keamanan jiwa serta harta benda
diperlukan suatu pembayaran dalam bentuk pajak.
2.3.1.2 Teori Kepentingan
Penekanan teori ini adalah mengenai keadilan dan keabsahan
pemungutan pajak berdasarkan besar kecilnya kepentingan
masyarakat dalam suatu negara.
2.3.1.3 Teori Bakti
Negara mempunyai hak untuk memungut pajak dari warganya
sebagai tindak lanjut teori kepentingan dalam hal penyediaan
fassilitas umum yang diselenggarakan oleh negara.
28
2.3.1.4 Teori Daya Pikul
Keadilan dan keabsahan negara dalam memungut pajak dari
warganya didasarkan pada kemampuan dan kekuatan masing-masing
anggota masyarakatnya, dan bukan pada besar kecilnya kepentingan.
2.3.1.5 Teori Daya Beli
Keadilan dan keabsahan pemungutan pajak yang dilakukan negara
ini lebih cenderung melihat aspek akibat yang baik terhadap kedua
belah pihak (masyarakat dan negara) sehingga negara dapat
memanfaatkan kekuatan dan kemampuan beli (daya beli) masyarakat
untuk kepentingan negara yang pada akhirnya akan dikembalikan
atai disalurkan kembali kepada masyarakat.
2.3.2 Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Demak
Jenis penerimaan pajak Kabupaten Demak terdiri dari 8 sub kelompok
yaitu:
1. Hotel
2. Restoran
3. Pajak Hiburan
4. Reklame
5. Penerangan Jalan
6. Pajak Galian Gol. C
7. Pajak Parkir
8. Pajak Air Bawah Tanah
9. Sarang Burung Walet
29
10. Pajak Bumi dan Bangunan Penesaan dan Perkotaan
11. Bea Perolehan Hak Atas Tanah Bangunan
2.4 Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang sangat penting
dalam menilai kinerja suatu pemerintahan, terutama untuk melakukan analisis
tentang hasil pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan suatu
negara/daerah. Ekonomi dikatakan mengalami pertumbuhan apabila produksi
barang dan jasa meningkat dari tahun sebelumnya. Dengan demikian
pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian
dapat menghasilkan tambahan pendapatan atau kesejahteraan masyarakat
pada periode tertentu (Amri Amir, 2008). Pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi adalah masalah makro ekonomi dalam jangka panjang.
Pertumbuhan ekonomi mempunyai arti yang sedikit berbeda dengan
pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan PDB
/PDRB riil, sedangkan pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi
yang diikuti oleh perubahan dalam aspek lain dalam perekonomian seperti
perkembangan pendidikan, perkembangan kemahiran tenaga kerja, perbaikan
teknologi dan kenaikan taraf kemakmuran rakyat (Sukirno, 2006).
Pengertian pertumbuhan ekonomi menurut Joko Untoro (2010 :39) dalam
Triasruti, Dian dan Pratomo, Dudi.2015 Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi,
Belanja Pembangunan/Modal, dan Tingkat Inflasi terhadap Penerimaan Pajak
Daerah (Studi pada Pemerintah Daerah Kota Bandung Periode 2007-2014).
30
Jurnal eproc Universitas Telkom. “pertumbuhan Ekonomi adalah
perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan
jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran
masyarakat meningkat dalam jangka panjang.”
Pertumbuhan ekonomi adalah bagian penting dari pembangunan sebuah
daerah, bahkan bisa dikatakan sebagai salah satu indikator penting untuk
menjelaskan bahwa suatu daerah itu mampu secara finansial atau sejahtera
(Sanusi, 2014). Keberhasilan tidak akan terlihat tanpa adanya hasil riil berupa
pertumbuhan dari suatu yang dibangun oleh pemerintah di bidang ekonomi,
begitu juga tanpa pertumbuhan ekonomi maka pembangunan suatu negara
tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Pertumbuhan ekonomi merupakan
salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Semakin tingginya
pertumbuhan ekonomi biasanya semakisn tinggi pula kesejahteraan
masyarakat. Masalah pertumbuhan ekonomi di suatu daerah tergantung
kepada banyak faktor salah satunya adalh kebijakan pemerintah itu sendiri,
ini harus dikenali dan diidentifikasi secara tepat supaya faktor tersebut dapat
mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi.
2.4.1 Cara Mengukur Pertumbuhan Ekonomi
pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan cara
membandingkan, misalnya untuk ukuran nasional, Gross National
Product (GNP), tahun yang sedang berjalan dengan tahun sebelumnya.
31
2.4.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori dibangun berdasarkan pengalaman empiris, sehingga teori dapat
dijadikan sebagai dasar untuk memprediksi dan membuat suatu
kebijakan.
2.4.3 Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi
2.4.3.1 Faktor Sumber Daya Manusia
Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi
juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan
faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya
proses pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya
manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang
memadai untuk melaksanakan proses pembangunan. Input tenaga
kerja terdiri dari kualitas tenaga kerja dan keterampilan angkatan
kerja. Banyak ekonom menyakini bahwa kualitas input tenaga kerja
yaitu keterampilan, pengetahuan, dan disiplin angkatan kerja adalah
satu-satunya unsur terpenting dari pertumbuhan ekonomi
(Samuelson dan William, 2004:254 dalam Tugas Akhir Supriyadi,
Eko.2014. Pengaruh Laju Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi
terhadap Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Pekalongan.
Semarang: UNNES).
2.4.3.2 Faktor Sumber Daya Alam
sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya
alam dan melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian,
32
sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses
pembangunan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampuan
sumber daya manusianya dalam mengelola sumber dya alam yang
tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud diantaranya tanah yang
baik untuk ditanami, minyak dan gas, hutan, air, dan mineral
(Samuel dan william, 2004:252 dalam Tugas Akhir Supriyadi,
Eko.2014. Pengaruh Laju Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi
terhadap Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Pekalongan.
Semarang: UNNES).
2.4.3.3 Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat
mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola
kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh
mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan
kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang
dilakukan dan apa akhirnya berakibat pada percepatan laju
pertumbuhan perekonomian.
2.4.3.4 Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap
pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi
sebagai pembangkint atau pendorong proses pembangunan tetapi
dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat
mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja
33
cerdas, jujur, ulet, dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat
menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois,
boros, KKN, dan sebagainya.
2.4.3.5 Faktor Daya Modal
Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan
meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-
barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran
pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat
meningkatkan produktivitas.
2.4.4 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Demak
Pertumbuhan Kabupaten Demak dihitung dari 9 sub lapangan usaha
yaitu
1. Pertanian : terdiri dari tanaman bahan makanan, tanaman
perkebunan, pertenakan dan hasil-hasilnya, kehutanan dan
perikanan.
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
7. Pengangkutan dan Komunikasi
8. Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan
9. Jasa-jasa
34
2.5 Analisis Regresi
2.5.1 Definisi Regresi
Secara umum ada dua macam hubungan antar dua variabel atau
lebih, yaitu bentuk hubungan dan keeratan hubungan. Untuk
mengetahui bentuk hubungan digunakan analisis regresi. Untuk
keeratan hubungan dapat diketahui dengan analisis korelasi. Analisis
regresi dipergunakan untuk melihat hubungan satu arah antara variabel
yang lebih khusus, dimana variabel x berfungsi sebagai variabel bebas
(variabel yang mempengaruhi), dan variabel y sebagai variabel terikat
adalah variabel yang dipengaruhi. Biasanya variabel x juga disebut
sebagai variabel independen atau variabel responden, dan variabel y
sebagai variabel dependen (Sukestiyarno, 2013:66).
2.5.2 Regresi Sederhana
Analisis regresi adalah studi yang menyangkut hubungan yang
pada umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan matematik yang
menyatakan fungsional antara variabel-variabel (sudjana, 1996:310).
Analisi regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel
bebas X1 dan X2 terhadap variabel terikat Y dalam penelitian
berdasarkan data yang diperoleh yaitu data PDRB Kabupaten Demak
atas dasar harga berlaku tahun 2005-2014. Analisis regresi linear
sederhana dinyatakan dengan hubungan persamaan regresi :
(2.1)
35
Untuk mengisi persamaan 2.2, harga koefisien predictor (b) dan
bilangan konstan ( ) yang merupakan nilai dugaan kuadrat terkecil
haruslah terlebih dahulu diketemukan.
Dimana data yang dimiliki ( , ( ... ( , adalah
variabel bebasnya dan variabel tak bebasnya.
∑ ∑
atau (2.2)
∑ ∑ ∑
∑
∑ ∑ ∑
∑
(2.3)
(Sukestiyarno 2012 : 109)
2.5.2.1 Uji kelinieran dan keberartian regresi linier sederhana
Untuk menguji kelinieran dan keberartian regresi linier
sederhana maka hipotesis untuk menentukan apakah regresi
tersebut linier atau nonlinier maupun regresi tersebut berarti atau
tidak berarti dengan hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis untuk uji kelinieran:
( ) (persamaan regresi linear)
(persamaan regresi tidak linear)
Sedangkan hipotesis untuk uji keberartian:
, artinya koefisien regresi tidak berarti
, artinya koefisien regresi berarti
Untuk menguji kelinieran model diatas maka digunakan
tabel analisis varian, dengan membaca nilai signifikansi, sig < 5%
36
(0,05) maka ditolak dan sebaliknya jika sig > 5% maka
diterima. Jika menghasilkan penolakan maka persamaan regresi
tersebut adalah tidak linier.
2.5.2.2 Menentukan koefisien determinasi
Koefisien determinan (dinotasikan dengan R2) adalah
sebuah kunci penting dalam analisis regresi. Nilai koefisien
determinan diinterpretasikan sebagai proporsi dari variabel
dependent, bahwa variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel
independen sebesar nilai koefisien determinan tersebut. Rumus
perhitungan koefisien determinasi didefinisikan sebagai berikut:
∑
∑
(2.4)
Dengan
= koefisien determinan
Y = variabel dependent
= rataan hitung variabel y
(Sudjana, 2005:365)
2.5.3 Regresi Ganda
Persamaan Regresi Linear Ganda Model regresi linear ganda atas
akan ditaksir oleh
(2.5)
Dengan merupakan koefisien- koefisien yang harus
ditentukan berdasarkan data hasil pengamatan.
37
Dalam penulisan laporan ini, terdapat dua variabel bebas yaitu
Pengeluaran Pemerintah Daerah ( dan Penerimaan Paja Daerah (
dan satu variabel terikat yaitu Pertumbuhan Ekonomi atau (Y) maka
persamaan regresi linear ganda dapat dilihat sebagai berikut :
atau lebih sederhana seperti persamaan 2.6
(2.6)
Dengan rumus 2.6 untuk menghitung harga dan seperti rumus
diatas (2.6) maka dipergunakan rumus:
(2.7)
∑
∑ ∑
∑ ∑
∑ (2.8)
∑
∑ ∑
∑ ∑
∑ (2.9)
Dengan
= Pengeluaran Pemerintah
= Penerimaan Pajak
= Pertumbuhan Ekonomi
= koefisien korelasi
(Sudjana, 2005 :349)
Koefisien determinan (R2) digunakan untuk menyatakan besarnya
variasi Y yang dapat diterangkan oleh X menurut persamaan yang
diperoleh dan koefisien korelasi ganda (R) digunakan untuk menyataka
besarnya derajat keeratan hubungan antar variabel. Nilai koefisien
korelasi terletak antara -1 sampai dengan +1, semakin besar nilai
38
absolut koefisien korelasi akan semakin kuat hubungan linearnya,
semakin lemah kekuatan hubungannya akan menunjukkan nilai yang
mendekati nol, nilai korelasi positif diartikan bahwa salah satu variabel
bernilai membesar maka variabel yang lain juga ikut membesar, dan
sebaliknya. (Sukestiyarno, 2012:100). Uji kesesuaian model digunakan
untuk mengetahui kesesuaian model, sehingga dapat dipastikan bahwa
suatu model mempunyai model yang terbaik atau bukan.
2.6 Analisis Data
2.6.1 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudia ditarik kesimpulannya.
(Sugiyono, 2011:2)
Variabel merupakan besaran yang memiliki variasi nilai, dalam
kegiatan ini meliputi 2 variabel yaitu :
1. Variabel bebas
Variabel bebas (variabel penyebab) dalam penelitian ini adalah :
1. Pengeluaran Pemerintah Daerah Kabupaten Demak sebagai
variabel
2. Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Demak sebagai variabel
39
2. Variabel tak bebas (terikat)
Variabel terikat yaitu variabel Y. Sebagai variabel terikat dalam
penelitian ini adalah Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten
Demak Periode 2005-2015 dan dinyatakan sebagai variabel Y.
2.6.2 Hipotesis
Suatu penelitian dibutuhkan jawaban sementara atau hipotesis yang
kebenarannya harus dibuktikan dengan penelitian yang sebenarnya.
Semakin tinggi kepuasan serta pemenuhan fasilitas kerja pegawai
maka semakin tinggi juga produktifitas pegawai itu.
Hipotesis yang saya ajukan adalah :
1. Ada pengaruh antara variabel pengeluaran pemerintah daerah dan
penerimaan pajak daerah terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Demak tahun 2005-2015.
2. Ada pengaruh antara variabel pengeluaran pemerintah daerah
terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Demak periode 2005-2015
3. Ada pengaruh antara variabel penerimaan pajak daerah terhadap
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Demak periode 2005-2015
2.7 Pengujian asumsi klasik regresi linear ganda
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data berdistribusi normal
atau tidak. Maksud data berdistribusi normal adalah bahwa data akan
mengikuti bentuk distribusi normal. Untuk menguji normalitas salah satunya
dapat digunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Selain itu dapat digunakan
40
fasilitas Histogram dan Normal Probability Plot untuk mengetahui
kenormalan residu dari model regresi.
H0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H1: Sampel berasal dari populassi yang berdistribusi tidak normal
Aturan keputusan dalam uji ini adalah menerima H0 jika nilai Sig dari uji
normalitas lebih besar dari alpha 5% dan sebaliknya.
2. Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan
adanya korelasi antara variabel independent. Dalam model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korrelasi diantara variabel independent. Berdasarkan
hasil analisis jika variabel-variabel independent memiliki nilai tolerance lebih
dari 10 % dan memiliki nilai variance inflation factor (VIF) kurang dari 10,
maka model regresi tersebut bebas dari masalah multikolinearitas
(Ghozali,2005).
3. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear
ada korelasi antara kesalaha pengganggu pada periode t dengan kesalahan –
kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk menguji ada tidaknya
autokorelasi, dalam penelitian ini menggunakan uji Durbin – Watson (DW
Test). Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi (Ghozali, 2005).
a. Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan
(4-du) maka koefisien autokorelasi sama dengan 0 berarti tidak ada
autokorelasi.
41
b. Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau lower
bound (dl) maka koefisien autokorelasi lebih dari pada 0, berarti
ada autokorelasi positif.
c. Bila nilai DW lebih dari pada (4-dl), maka koefisien outokorelasi
lebih kecil dari pada 0, berarti ada autokorelasi negatif.
d. Bila nilai DW terletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (dl)
atau DW terletak antara (4-du) dan (dl), maka hasilnya tidak dapat
disimpulkan.
4. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak konstan pada
regresi sehingga keakuratan model regresi menjadi meragukan. Residu
pada heteroskedastisitas semakin besar apabila pengamatan semakin
besar. Uji Heteroskedastisitas dilakukan dengan Uji Glejser
maksudnya adalah Glejser ini mengusulkan untuk meregresi nilai
absolute residual terhadap variabel independent dengan persamaan
regresi : | |= a+ bXt +vt
Dasar pengambilan keputusan padda uji Heteroskedastisitas yakni :
Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, kesimpulannya adalah
tidak terjadi heteroskedastisitas.
Jika nilai signifikansi lebih lebih kecil dari 0,05, kesimpulannya adalah
terjadi heteroskedastisitas.
42
2.8 SPSS 20
Perkembangan teknoligi pengolahan data yang berkaitan dengan
penelitian telah meningkat sedemikian pesatnya sehingga disadari atau tidak,
memaksa perusahaan-perusahaan pembuat software pengolahan data untuk
selalu me-release versi terbarunya apabila tidak ingin ditinggalkan
penggunanya.
Software pengolahan data yang ada banyak ragamnya dan masing-
masing memiliki keunggulan tersendiri, misalkan Minitab, Ecostat,
Statgraphics, SAS dan lainnya. Versi terbaru software tersebut memudahkan
pengguna karena semakin banyak aplikasi statistik yang mampu ditangani
serta tampilan dan penggunaannya yang user friendly.
SPSS sebagai software statistik, pertama kali dibuat tahun 1968 oleh tiga
mahasiswa Stanford University, yang dioperasikan padda komputer
mainframe. Pada tahun 1984, SPSS pertama kali muncul dengan versi PC (
dapat dipakai untuk komputer desktop) dengan nama SPSS/PC+ dan sejalan
dengan mulai populernya sistem operasi windows, SSPSS pada tahun 1992
juga mengeluarkan versi Windows. Selain itu, antara tahun 1994 sampai
1998, SPSS melakukan berbagai kebijakan strategis untuk pengembangan
software statistik, dengan mengakui sisi software house terkemuka seperti
SYSTAT. Inc, BMPD Statistical Software, Quantime Ltd., Intuitive
Technologies A/S dan Integral Solutions Ltd, untuk memantapkan posisinya
sebagai salah satu market leader dalam business intelligence, SPSS juga
43
menjalin aliansi strategis dengan software house terkemuka dunia lainnya,
seperti Oracle Corp, Bussiness Object, serta Ceres Integrated Solutions.
Sejalan dengan perkembangan yang pesat daan pelayanan yang beragam,
mulai tahun 1998 SPSS beroperasi dalam 4 operating units, yaitu:
(1) SPSS BI atau Business Intelligence untuk pasar bisnis
(2) SPSS MR atau Market Research untuk riset pasar
(3) SPSS Science untuk riset sains
(4) SPSS Quality untuk peningkatan kualitas
Sekarang produk SPSS telah dipakai dalam berbagai industri, seperti
Industri Keuangan, Retail, Telekomunikasi, Farmasi, Broadcasting, Militer
serta diaplikasikan untuk berbagai keperluan seperti database marketing, riset
pemasaran, peramalan bisnis, penilaian kredit, customer relationship,
penilaian kepuasan konsumen (customer satisfaction) dan sebagainya
(santoso, singgih : 2003).
SPSS (Statistical Product and Service Solutions) adalah merupakan
program khusus pengolahan data untuk analisis statistik (Budi Santosa dan
Ashari 2005:6). Bahkan oleh orang yang tidak mengenal dengan baik teori
statistik, namun demikian supaya lebih mudah menggunakan SPSS ini
sebaiknya anda terlebih dahulu mengenal dan memahami dasar-dasar teori
statistik, sehingga anda dapat dengan mudah memahami cara menganalisis
data dan menbaca hasilnya.
Program SPSS seringkali digunakan untuk memecahkan problem riset atau
bisnis dalam hal statistik. Cara kerjanya sederhana, yakni data yang anda
44
input oleh SPSS akan dianalisis dengan suatu paket analisa. SPSS merupakan
bagian integrat dari tentang proses analisa, menyediakan akses data, persiapan
dan manajemen data, analisa data dan pelaporan.
SPSS merupakan perangkat lunak yang paling banyak dipakai karena
tampilannya yang user friendly dan merupakan terobosan baru berkaitan
dengan perkembangan teknologi informasi, khususnya dalam E-Business.
SPSS didukung oleh OLAP (Online Analytical Processing) yang akan
memudahkan dalam pemecahan pengolahan data dan akses data dari berbagai
perangkat lunak yang lain, seperti microsoft office excel atau notepad, yang
selanjutnya dianalisa.
SPSS banyak digunakan dalam berbagai riset pemasaran, pengendalian
dan perbaikan mutu (quality improvement), serta riset-riset sains. SPSS
pertama kali muncul dengan versi PC (bisa dipakai untuk komputer desktop)
dengan nama SPSS/PC+ (versi DOS). Tetapi, dengan mulai populernya
system operasi windows, SPSS mulai mengeluarkan versi windows (mulai
dari versi 6.0 sampai versi terbaru sekarang).
Pada awalnya SPSS dibuat untuk keperluan pengolahan data statistik
untuk ilmu-ilmu social, sehingga kepanjangan SPSS itu sendiri adalah
Statistikal Package for the Social Sciens. Sekarang kemampuan SPSS
diperluas untuk melayani berbagai jenis pengguna (user), seperti untuk proses
produksi di pabrik, riset ilmu sains dan lainnya. Dengan demikian, sekarang
kepanjangan dari SPSS adalah Statistical Product and Service Solutions.
45
SPSS dapat membaca berbagai jenis data atau memasukkan data secara
langsung ke dalam SPSS Data Editor. Bagaimana struktur dari file data
mentahnya, maka data dalam Data Editor SPSS harus dibentuk dalam bentuk
baris (cases) dan kolom (variables). Case berisi informasi untuk satu unit
analisis, sedangkan variable adalah informasi yang dikumpulkan dari masing-
masing kasus.
Hasil-hasil analisis muncul dalam SPSS Output Navigator. Kebanyakan
prosedur Base System menghasilkan pivot tables, dimana kita bisa
memperbaiki tampilan dari keluaran yang diberikan oleh SPSS. Untuk
memperbaiki output, maka kita ddapat memperbaiki output sesuai dengan
kebutuhan. Beberapa kemudahan yang lain yang dimiliki SPSS dalam
pengoperasiannya adalah karena SPSS menyediakan beberapa fasilitas seperti
berikut:
(1) Data Editor. Merupakan jendela untuk pengolahan data. Data editor dirancang
sedemikian rupa seperti pada aplikasi-aplikasi spreadsheet untuk
mendefinisikan, memasukkan, mengedit, dan menampilkan data.
(2) Viewer. Viewer mempermudah pemakai untuk melihat hasil pemrosesan,
menunjukan atau menghilangkan bagian-bagian tertentu dari output, serta
memudahkan distribusi hasil pengolahan dari SPSS ke aplikasi-aplikasi yang
lain.
(3) Multidimensional Pivot Tables. Hasil pengolahan data akan ditunjukkan
dengan multidimensional pivot tables. Pemakai dapat melakukan eksplorasi
terhadap tabel dengan pengaturan baris, kolom, serta layer. Pemakai juga
46
dapat dengan mudah melakukan pengaturan kelompok data dengan
melakukan splitting tabel sehingga hasilnya satu group tertentu saja yang
ditampilkan pada satu waktu.
(4) High-Resolution Graphics. Dengan kemampuan grafikasi beresolusi tinggi,
baik untuk menampilkan pic charts, bar charts, histogram, scetterplots, 3-D
graphics, dan yang lainnya, akan membuat SPSS tidak hanya mudah
dioperasikan tetapi juga membuat pemakai merasa nyaman dalam
pekerjaannya.
(5) Database Access. Pemakai program ini dapat memperoleh kembali informasi
dari sebuah database dengan menggunakan Database Wizard yang
disediakannya.
(6) Data Transformations. Transformasi data akan membantu pemakai
memperoleh data yang siap untuk dianalisis. Pemakai dapat dengan mudah
melakukan subset data, mengkombinasikan kategori, add, aggregat, merge,
split, dan beberapa perintah transpose file, serta yang lainnya.
(7) Electronic Distribution. Pengguna dapat mengirimkan laporan secara
elektronik menggunakan sebuah tombol pengiriman data (e-mail) atau
melakukan export tabel dan grafik ke mode HTML, sehingga mendukung
distribusi melalui internet dan intranet.
(8) Online Helps. SPSS menyediakan fasilitas online help yang akan selalu siap
membantu pemakai dalam melakukan pekerjaannya. Bantuan yang diberikan
dapat berupa petunjuk pengoperasian secara detail, kemudahan pencarian
47
prosedur yang diinginkan sampai pada contoh-contoh kasus dalam
pengoperasian program ini.
(9) Akses Data Tanpa Tempat Penyimpanan Sementara. Analisis file-file data
yang sangat besar disimpan tanpa membutuhkan tempat penyimpanan
sementara. Hal ini berbeda dengan SPSS sebelumnya versi 11.5 dimana file
data yang sangat besar dibuat temporary filenya.
(10) Interface dengan Database Relasional. Fasilitas ini akan menambah
efisiensi dan memudahkan pekerjaan untuk mengekstrak data dan
menganalisanya dari database relational.
(11) Analisis Distribusi. Fasilitas ini diperoleh pada pemakai SPSS for Server
atau untuk aplikasi multiuser. Kegunaan dari analisis ini adalah apabila
peneliti akan menganalisis file-file data yang sangat besar dapat langsung me-
remote dari server dan memprosesnya sekaligus tanpa harus memindahkan ke
komputer user.
(12) Multiple Sesi. SPSS memberikan kemampuan untuk melakukan analisis
lebih dari satu file data padda waktu yang bersamaan.
(13) Mapping. Visualisasi data dapat dibuat dengan berbagai macam tipe baik
secara konvensional atau interaktif, misalnya dengan menggunakan tipe bar,
pie atau jangkauan nilai, simbol gradual, dan chart.
Ketika ingin menjalankan program SPSS, sebelumnya dipastikan bahwa
komputer atau laptop sudah terinstall aplikasi SPSS tersebut. Dalam hal ini,
saya menggunakan aplikasi SPSS Statistic 20. Langkah-langkah untuk
memulainya adalah:
48
(1) Klik Start - All Program – IBM SPSS Statistic – IBM SPSS Statistics 20
(2) Akan muncul jendela muka seperti gambar 2.1 dibawah ini:
Gambar 2.1 Jendela SPSS
(3) Klik (.) pada Type ind data, kemudian klik OK.
(4) Jendela Kerja SPSS akan terbuka, terdapat dua jendela yaitu Data View dan
Variable View.
Sheet Data View, sheet ini digunakan untuk memasukkan data yang akan
dianalisis dengan menggunakan program SPSS.
Gambar 2.2 Sheet Data View SPSS
49
(5) Sheet Variabel View, sheet ini berfungsi untuk memformat data yang telah
dimasukkan dalam sheet Data View. Jenis format meliputi Name, Type,
Width, Labels, Values, Missing, Coloumns, Align, dan Measure.
Gambar 2.3 Sheet Variabel View SPS
2.8.1 File
Untuk operasi file dokumen SPSS yang telah dibuat, baik untuk
perbaikan percetakan dan sebagainya. Bagian-bagian dari file dan
fungsinya:
(1) NEW : membuat lembar kerja baru SPSS.
(2) OPEN : membuka dokumen SPSS yang telah ada.
(3) Read Text Data : membuka dokumen dari file text (yang berekstensi
txt), yang bisa dimasukkan/dikonversi dalam lembar data SPSS.
(4) Save : menyimpan dokumen/hasil kerja yang telah dibuat.
50
(5) Save As : menyimpan ulang dokumen dengan nama/tempat/type
dokumen yang berbeda.
(6) Page Setup : mengatur halaman kerja SPSS.
(7) Print : mencetak hasil output/data/syntaq lembar SPSS.
Ada 2 option/pilihan cara mencetak, yaitu : -All visible output:
mencetak lembar kerja secara keseluruhan. –Selection : mencetak
sesuai keinginan yang kita sorot/blok.
(8) Print Preview : melihat contoh hasil cetakan yang nantinya
diperoleh.
(9) Recently used data : berisi list file data yang pernah dibuka
sebelumnya.
(10) Recently used file : berisi list file secara keseluruhan yang pernah
dikerjakan.
2.8.2 Edit
Untuk melakukan pengeditan pada operasi SPSS baik data, serta
pengaturan/option untuk konfigurasi SPSS secara keseluruhan.
(1) Undo : pembatalan perintah yang dilakukan sebelumnya.
(2) Redo : perintah pembatalan perintah redo yang dilakukan
sebelumnya.
(3) Cut : penghapusan sebuah set/text/obyek, bisa dicopy untuk
keperluan tertentu dengan perintah dari menu paste.
(4) Paste : menampilkan sebuah sel/text/obyek hasil dari perintah copy
atau cut.
51
(5) Paste after : mengulangi perintah paste sebelumnya.
(6) Paste spesial : perintah paste spesial, yaitu bisa konversi ke gambar,
word, dll.
(7) Clear : menghapus sebuah sel/text/obyek.
(8) Find : mencari sebuah text.
(9) Options : mengatur konfigurasi tampilan lembar SPSS secara
umum.
2.8.3 View
Untuk pengaturan tampilan dilayar kerja SPSS, serta mengetahui
proses-proses yang sedang terjadi pada operasi SPSS.
(1) Status Bar : mengetahui proses yang sedang berlangsung.
(2) Toolbar : mengatur tampilan toolbar.
(3) Fonts : untuk mengatur jenis, ukuran font pada data editor SPSS. –
Outline size : ukuran font lembar output SPSS. –Outline Font : jenis
font lembar output SPSS.
(4) Gridlines : mengatur garis sel pada editor SPSS.
(5) Value labels : mengatur tampilan pada editor untuk mengetahui
value label.
2.8.4 Data
Menu data digunakan untuk melakukan pemrosesan data.
(1) Define Dates : mendefinisikan sebuah waktu untuk variable yang
meliputi jam, tanggal, tahun, dan sebagainya.
(2) Insert Variable : menyisipkan kolom variable.
52
(3) Insert Case : menyisipkan baris.
(4) Go to case : memindahkan cursor pada baris tertentu.
(5) Sort case : mengurutkan nilai dari suatu kolom variable.
(6) Transpose : operasi transpose pada sebuah kolom variable menjadi
baris.
(7) Marge files : menggabungkan beberapa file dokumen SPSS, yang
dilakukan dengan penggabungan kolom-kolom variabelnya.
(8) Split file : memecahkan file berdasarkan kolom variabelnya.
(9) Select case : mengatur sebuah variabel berdasarkan sebuah
persyaratan tertentu.
2.8.5 Transform
Menu transform dipergunakan untuk melakukan perubahan-
perubahan atau penambahan data.
(1) Compute : untuk operasi aritmatika dan logika.
(2) Count : untuk mengetahui jumlah sebuah ukuran, data tertentu pada
suatu baris tertentu.
(3) Recode : untuk mengetahui nilai pada kolom variabel tertentu,
sifatnya menggantikan (into same variable) atau merubah (into
different variable) pada variabel baru.
(4) Categorize variable : merubah angka rasional menjadi diskrit.
(5) Rank case : mengurutkan nilai data sebuah variable.
53
2.8.6 Analyze (Statistics)
Menu Analyze merupakan menu inti dari SPSS, yaitu berfungsi
untuk melakukan semua prosedur perhitungan statistik, seperti uji-t, uji-
F, regresi, time series dan sebagainya.
2.8.7 Graphs
Menu Graphs berfungsi untuk membuat berbagai jenis grafik untuk
mendukung analisis statistik, seperti Pie, Line, Bar dan kombinasinya.
2.8.8 Untilities
Menu ini adalah menu tambahan yang mendukung program SPSS
seperti :
(1) Memberi informasi tentang variabel yang sekarang sedang
dikerjakan .
(2) Menjalankan Scripts.
(3) Mengatur tampilan menu-menu lain.
2.8.9 Add-Ons
Menu ini juga merupakan menu tambahan yang berisi mengenai
software lain yang dapat diintegrasikan dengan SPSS, juga berisi
sambungan on-line dengan website SPSS guna kepentingan pelatihan
dan pengembangan SPSS.
2.8.10 Window
Menu ini berfungsi untuk pindah diantara menu-menu lain di
SPSS.
54
2.8.11 Help
Menu ini berfungsi untuk menyediakan bantuan informasi mengenai
program SPSS yang bisa diakses sevara mudah dan jelas.
2.9 Hubungan Pengeluaran Pemerintah dan Penerimaan Pajak
terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Teori pertumbuhan ekonomi yang dikembangkan Walt Whitman Rostow,
menghubungkan perkembangan pengeluaran pemerintah dengan tahap-tahap
pertumbuhan ekonomi yang pada tahap awal pemerintah akan membutuhkan
investasi yang besar atau yang lebih dikenal dengan “teori dorongan kuat”
(big push theory) (Mangkoesobroto, 1993:170).
Model pertumbuhan ekonomi menurut Harrod-Domar dalam “teori
pertumbuhan mantap (steady growth theory)” yang merupakan
pengembangan analisis Keynes, lebih menekankan peranan kunci perlunya
penanaman modal dalam proses penciptaan pertumbuhan ekonomi (Suryana,
2000:66). Teori tersebut didukung teori pertumbuhan ekonomi Kaum Klasik
bahwa pertumbuhan dan pembangunan ekonomi bersumber utama dari modal
(Suryana, 2000:59). Modal atau Capital sebagai faktor produksi pada
pembangunan ekonomi bukan dalam bentuk uang (money) tetapi real capital
capital goodS (barang-barang modal) (Kamaluddin, 1996:71-72). Proses
pengeluaran dana modal dalam pemerintahan dikenal dengan istilah belanja
modal/pembangunan (Halim dan Subiyanto, 2008 : 4-5).
Negara/daerah dalam membiayai pengeluaran pemerintah/belanja
pembangunan/modal untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya
55
bersumber dari penerimaan pajak. Hubungan penerimaan pajak dengan
pertumbuhan ekonomi dijelaskan teori yang dikemukakan oleh Peacock dan
Wisemn, yaitu “ bahwa perkembangan ekonomi menyebabkan pemungutan
pajak yang semakin meningkat walaupun tarif pajak tidak berubah akan
memberikan dampak pada meningkatnya penerimaan pajak sehingga
menyebabkan pengeluaran pemerintah juga semakin meningkat. Oleh karena
itu, dalam keadaan normal, meningkatnya GNP/GDP menyebabkan
penerimaan pemerintah yang semakin besar, begitu juga dengan pengeluaran
pemerintah menjadi semakin besar pula” (Mangkoesobroto, 1993:173).
96
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dari pembahasan, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Ada pengaruh penerimaan pajak daerah terhadap perekonomian
masyarakat Kabupaten Demak ditinjau dari Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten Demak Tahun 2005-2015.
2. Besarnya pengaruh penerimaan pajak daerah terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Kabupaten Demak sebesar 48,5% sisanya 51,5%
dipengaruhi oleh faktor lain. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
Peertumbuhan Ekonomi Kabupaten Demak setiap periode didukung
oleh penerimaan pajak daerah Kabupaten Demak.
3. Diantara pengeluaran pemerintah daerah dan penerimaan pajak
daerah yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Demak adalah Penerimaan Pajak
daerah. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya nilai determinasi
Penerimaan Pajak Daerah sebesar 48,5% yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi.
97
a. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dilakukan, saran yang dapat
diberikan antara lain:
1. Adanya pengaruh yang kuat dari penerimaan pajak daerah terhadap
pertumbuhan ekonomi dapat meningkatkan maupun menurunkan
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Demak setiap periode. Hal ini
perlu dukungan yang proporsional dari pendapatan daerah secara
bersama-sama
2. Pemerintah Kabupaten Demak perlu memberikan perhatian dan
kebijakan khusus kepada realisasi pengeluaran pemerintah daerah dan
penerimaan pajak daerah , sehingga membantu meningkatkan
perekonomian Kabupaten Demak ditinjau dari pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Demak.
3. Untuk para peneliti yang akan melanjutkan penelitian pada waktu
yang datang diharapkan tidak hanya meneliti pada variabel
Pengeluaran Pemerintah dan Penerimaan Pajak yang sudah dibahas
pada penelitian ini saja, namun diharapkan untuk mencari faktor-
faktor lain yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten
Demak. Serta informasi yang diperoleh tidak hanya dengan metode
dokumentasi dan kepustakaan saja, akan tetapi dengan menggali
informasi dari para pakar ahli di bidang pertumbuhan ekonomi dan
ilmu ekonomi.
98
DAFTAR PUSTAKA
Alfirman, Luky dan Sutriono, Edy. (2006). Analisis Hubungan Pengeluaran
Pemerintah dan Produk Domestik Bruto di Indonesia dengan
Menggunakan Pendekatan Granger Causality dan Vektor Autoregression.
Jurnal Keuangan Publik, Vol. 4, Nomor
1.http://lib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=108408&lokasi=lokal.
[diunduh pada 16 Agustus 2016]
Amri, Amir. 2007. Pengaruh Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap
Pengangguran di Indonesia. Jurnal Inflasi dan Pengangguran vol.1 no.1,
2007 Jambi. www.etd.repository.ugm.ac.id [diunduh pada 15 Agustus
2016]
Ardiyanto, Danis. 2012. Analisa Keterkaitan Pengeluaran Pemerintah Dan Produk
Domestik Bruto Di Indonesia : Pendekatan Vector Error Correction
Model(Vecm). Jurnal Ilmiah Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Malang. www.jimfeb.ub.ac.id [Diunduh pada 1 Desember 2015].
BAPEDA Demak. 2016. Geografi Kabupaten Demak. [Online]. Tersedia :
http://demakkab.go.id/geografi-dan-kependudukan/ [diakses pada
tanggal 14 April 2016].
Basri, Y.Z, dan Subri, Mulyadi. 2003. Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia.
Indonesia: Bank Indonesia
BPS Kabupaten Demak, 2005. Demak Dalam Angka 2005. Demak:BPS
Kabupaten Demak
---2006. Demak Dalam Angka 2006. Demak:BPS Kabupaten Demak
---2007. Demak Dalam Angka 2007. Demak:BPS Kabupaten Demak
---2008. Demak Dalam Angka 2008. Demak:BPS Kabupaten Demak
---2009. Demak Dalam Angka 2009. Demak:BPS Kabupaten Demak
---2010. Demak Dalam Angka 2010. Demak:BPS Kabupaten Demak
---2011. Demak Dalam Angka 2011. Demak:BPS Kabupaten Demak
---2012. Demak Dalam Angka 2012. Demak:BPS Kabupaten Demak
---2013. Demak Dalam Angka 2013. Demak:BPS Kabupaten Demak
---2014. Demak Dalam Angka 2014. Demak:BPS Kabupaten Demak
BPS Demak.2015.Demak Dalam Angka tahun 2015[0nline]. Tersedia:
http://demakkab.bps.go.id/ [diakses pada tanggal 14 April 2016]
99
Budi, Purbayu Santosa dan Ashari. 2005. Analisis Statistik dengan Microsoft
Excel dan SPSS. Yogyakarta: Andi Offset
Cempaka,M.A dkk.2014.Pengaruh Pajak Terhadap Perekonomian Indonesia.
Padang: UNAND. Artikel ini diunduh dalam
http://cicimaisri65.blogspot.co.id/2014/02/makalah-pengaruh-pajak-terhadap.html [diunduh pada tanggal 1 Desember 2015]
Direktorat Penyusunan APBN. 2014. Pokok-pokok Siklus APBN di Indonesia
Penyusunan Konsep Kebijakan dan Kapasitas Fiskal Sebagai Langkah
Awal. Jakarta: Direktorat Jenderal Anggaran.
Dogan, Ergun and Tang, Tuck Cheong. 2006. Government Expenditure and
Nasional Income: Causality tests for Five South East Asian Countris.
International Business and Economics Research Jurnal.
www.cluteinstitute.com [diakses pada 16 Agustus 2016].
Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga
Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi
Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Ghozali, Imam, 2006. Aplikai Analisis Multivarite dengan SPSS, Cetakan
Keempat, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Halim, Abdul dan Subiyanto, Ibnu, 2008. Seri Bunga Rampai Manajemen
Keuangan Daerah: Analisis Investasi (Belanja Modal) Sektor Publik
Pemerintah Daerah, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit UPP STIM
YKPN, Yogyakarta.
Kamaluddin, Rustian, 1996. Pengantar Ekonomi Pembangunan: Dilengkapai
dengan Analisis Beberapa Aspek Pembangunan Ekonomi Nasional,
Penerbit LPFE UI, Jakarta.
Mangkoesobroto, Guritno, 1993. Ekonomi Publik, Edisi ke-3, Cetakan ke-1,
Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Manik, Rikwan E.S. dan Hidayat, Paidi. 2010. Analisis Kausaitas antara
Pengeluaran Pemerintah dan Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara.
Jurnal Keuangan dan Bisnis Volume 2 No. 1, Maret 2010.
http://download.portalgaruda.org [diunduh pada 16 Agustus 2016].
Nachrowi, Djalal dan Hardius, Usman. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis
Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: Universitas
Indonesia.
100
Prakarsa, F.D. 2014. Analisi Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Pengeluaran
Pemerintah Daerah Terhadap Perumbuhan Ekonomi di Kabupaten Kota
Jawa Timur Tahun 2008-2012. Malang: Universitas Brawijaya
Prasetya, Ferry.2012. Teori Pengeluaran Pemerintah. Malang: Universitas
Brawijaya Malang.
Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta
Rosen, H.S. 2002. Public Finance, Edisi Keenam. Mc-GrawHill Book. Co. New
York.
Sadono Sukirno, 2006, Ekonomi Pembangunan Proses masalah dan Dasar
Kebijakan, cetakan ketiga, Penerbit Kencana, Jakarta.
Santoso, Singgih. 2003. SPSS Statistika Multivariat. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo
Sanusi, Dewi Kurniawan, dkk. 2014. Analisis Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja,
Tingkat Pendidikan, Pengeluaran Pemerintah dan Dampaknya terhadap
Kemiskinan di Sulawesi Utara Tahun 2001-2010. Jurnal Berkala Ilmiah
Efisiensi volume 14 no 2, Mei 2014. Universitas Sam Ratulangi Manado.
www.ejournal.unsrat.ac.id [diunduh pada 15 Agustus 2016]
Sitaniapessy, Harry A.P. 2013. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Terhadap
PDRB Dan PAD. Jurnal Economia, Volume 9. www.journal.uny.ac.id .
[diunduh pada 11 Desember 2015].
Sudjana. 1996. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: PT.Tarsito Bandung.
Sugiyono. 2011. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: ALFABETA
Sukestiyarno. 2012. Statistika Dasar. Semarang: UNNES
Sukestiyarno. 2013. Oleh Data Penelitian Berbantuan SPSS. Semarang: UNNES
Sukirno, 2006. Makroekonomi: Teori Pengantar, Penerbit PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Suparmoko. 1996. Ekonomika Pembangunan. Yogyakarta: BPFE
Supriyadi, Eko.2014. Pengaruh Laju Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap
Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Pekalongan. Semarang: UNNES
101
Suryana, 2000. Ekonomi Pembangunan: Problematika dan Pendekatan, Edisi
Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Triasruti, Dian dan Pratomo, Dudi.2015 Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Belanja
Pembangunan/Modal, dan Tingkat Inflasi terhadap Penerimaan Pajak
Daerah (Studi pada Pemerintah Daerah Kota Bandung Periode 2007-
2014). Jurnal eproc Universitas Telkom.
https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id [diunduh pada 15 Agustus
2016]