pengaruh penerapan model pembelajaran … file1. tuhan yesus kristus dan bunda maria, sumber...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION
(TAI) TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN
MEMAHAMI SISWA KELAS V
SD KANISIUS WIROBRAJAN 1 YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Theresia Triwiyanti
NIM: 141134049
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk:
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria, sumber pengharapan dan kasih
sejati.
2. Kedua orang tuaku terkasih Fransiskus Xaverius Winursito dan Veronica
Sukarti yang senantiasa mencurahkan kasih sayang dengan penuh
ketulusan.
3. Kakakku sekeluarga yang selalu memberikan penghiburan di kala lelah.
4. Sahabat-sahabatku Falentina Ruri Prasetyo, Brigita Sukma Wijayanti, dan
Dyan Enggaringtyas yang senantiasa berjuang bersama, saling
menyayangi dan menyemangati.
5. Teman Kolaboratif satu payung Falentina Ruri Prasetyo dan Valentina
Galuh Sunaryati yang senantiasa memberikan dorongan yang positif.
6. Teman terbaikku Henricus Tri Kushartanto yang selalu memberikan
semangat, dukungan, dan doa.
7. Almamaterku yang selalu kubanggakan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari
hari ini”
“Segala perkara dapat ku tanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan
kepadaku”
(Filipi 4:13)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP
KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI SISWA KELAS V
SD KANISIUS WIROBRAJAN 1 YOGYAKARTA
Theresia Triwiyanti
Universitas Sanata Dharma
2018
Latar belakang penelitian ini adalah keprihatinan terhadap rendahnya
tingkat literasi IPA siswa Indonesia pada penelitian PISA tahun 2012 dan 2015.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap
kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA kelas V SD
Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta pada semester gasal tahun ajaran 2017/2018.
Penelitian ini menggunakan penelitian quasi experimental tipe pretest-
posttest non-equivalent group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas V SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta sebanyak 58 siswa. Sampel
penelitian ini terdiri dari 29 siswa kelas VB sebagai kelompok eksperimen dan 29
siswa kelas VA sebagai kelompok kontrol. Treatment yang diterapkan di
kelompok eksperimen adalah model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization (TAI). Ada 8 langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe
Team Assisted Individualization (TAI) yaitu (1) placement test, (2) teams, (3)
teaching group, (4) student creative, (5) team study, (6) test, (7) team score and
team recognition, (8) whole class unit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Model pembelajaran kooperatif
tipe Team Assisted Individualization (TAI) berpengaruh terhadap kemampuan
mengingat. Rerata selisih skor pada kelompok eksperimen (M =1,93; SE = 0,83)
lebih tinggi dari pada kelompok kontrol (M =1,37; SE = 0,10). Perbedaan tersebut
signifikan dengan harga t(56) = -4,052 dan p = 0,000 (p < 0,05). Besar pengaruh
sebesar r = 0,47 setara dengan 22,67% termasuk kategori efek menengah. 2)
Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI)
berpengaruh terhadap kemampuan memahami. Rerata selisih skor pada kelompok
eksperimen (M = 2,19; SE = 0,14) lebih tinggi dari pada kelompok kontrol (M =
1,56; SE = 0,12). perbedaan tersebut signifikan dengan harga t(56) = -3,363 dan p
= 0,001 (p < 0,05). Besar pengaruh sebesar r = 0,40 setara dengan 16,80%
termasuk kategori efek menengah.
Kata kunci: Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization
(TAI), kemampuan mengingat, kemampuan memahami, dan mata pelajaran IPA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE EFFECT OF IMPLEMENTATION COOPERATIVE LEARNING
MODEL ON THE TYPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TO
REMEMBER AND UNDERSTAND FOR THE FIFTH GRADE STUDENTS
IN KANISIUS WIROBRAJAN 1 YOGYAKARTA ELEMENTARY SCHOOL
Theresia Triwiyanti
Sanata Dharma University
2018
This study background was the low of science ability at Indonesian
country according to PISA 2012 and 2015 research. This study aims was to know
the effect of implementation cooperative learning model on the type Team
Assisted Individualization (TAI) on the ability of remember and understand in
science subject fifth grade at s Wirobrajan 1 Yogyakarta elementary school.
This study used experimental type pretest-posttest non-equivalent control
group design method. This study population were 58 student of 5th
grades at
Kanisisus Wirobrajan 1 Yogyakarta elementary school. Class V A was the control
group which consisted of 29 student and class V B was the experiment group
which consisted of 29 student. The treatment for the experimental group was
cooperative learning model on the type Team Assisted Individualization (TAI).
There are 8 steps in cooperative learning model on the type Team Assisted
Individualization (TAI) including (1) placement test, (2) teams, (3) teaching
group, (4) student creative, (5) team study, (6) test, (7) team score and team
recognition, (8) whole class unit.
The result of this study showed that 1) cooperative learning model on the
type Team Assisted Individualization (TAI) affects on the ability to remember. The
average of difference score from experimental group (M = 1,93; SE = 0,83) was
higher than the average of difference score from the control group (M = 1,37; SE
= 0,10). The difference was significan with t(56) = -4,052 and p = 0,000 (p <
0,05). The effect size was 0,47 as same as 22,67% which categorize as medium
effect. 2) cooperative learning model on the type Team Assisted Individualization
(TAI) affects on the ability understand. The average of differences score from
experimental group (M = 2,19; SE = 0,14) was higher than the average og
difference score from the control group (M = 1,56; SE = 0,12). The difference
was significan with t(56) = -3,363 and p = 0,001 (p < 0,05). The effect size was
0,40 as same as 16,80% which categorize as medium effect.
Key words: Cooperative learning on the type Team Assisted Individualization,
ability to remember, ability to understand, and science.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan kasih-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan tepat waktu.
Skripsi yang berjudul “PENGARUH PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED
INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT
DAN MEMAHAMI SISWA KELAS V SD KANISIUS WIROBRAJAN 1
YOGYAKARTA” disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. selaku Dosen Pembimbing I
yang telah membimbing dan mendukung dengan sabar dan bijaksana.
5. Agnes Herlina Dwi H., S.Si., M.T., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing II yang
telah membimbing dengan penuh kesabaran.
6. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing III yang
memberikan saran perbaikan dengan penuh bijaksana.
7. Ernawati, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta
yang telah memberikan ijin melakukan penelitian.
8. MM. Sri Wahyuni, S.Pd. selaku guru mitra yang telah membantu pelaksanaan
penelitian, sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.
9. Siswa kelas VA dan VB SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta tahun ajaran
2017/2018 yang telah bersedia terlibat dalam penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
10. Sekretaris PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah
membantu proses perijinan penelitian skripsi.
11. Kedua orang tuaku, Fransiskus Xaverius Winursito dan Veronica Sukarti yang
dengan sabar selalu mendukung dan menyertai perjuanganku selalu doa, kasih
sayang, perhatian, dan nasihat.
12. Kakakku sekeluarga yang selalu memberikan penghiburan dikala lelah.
13. Sahabat-sahabatku yang tergabung dalam penelitian kolaboratif payung
(Brigita, Ruri, Pipit, Ratna, Galih, Galuh, Ria, Ana, Suster Yosefa, Beki,
Benita, Tina, Siska, Reina, Al, Lina, Arin, Ayudya, Sinta).
14. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu namun telah
banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna karena keterbatasan
kemampuan penulis. Segala kritik dan saran yang membangun akan penulis
terima dengan senang hati. Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi dunia pendidikan dan para pembaca.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 7
1.5 Definisi Operasional ..................................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 9
2.1 Kajian Pustaka .............................................................................................. 9
2.1.1 Teori yang Mendukung ......................................................................... 9
2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak .............................................................. 9
2.1.1.2 Model Pembelajaran ..................................................................... 13
2.1.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif ................................................... 13
2.1.1.4 Pembelajaran Kooperatif tipe TAI ................................................ 16
2.1.1.5 Taksonomi Bloom ......................................................................... 18
2.1.1.6 Proses Kognitif Mengingat dan Memahami ................................. 21
2.1.1.7 Pembelajaran IPA.......................................................................... 22
2.1.1.8 Materi IPA ..................................................................................... 23
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan .................................................................... 25
2.2.1 Penelitian-penelitian Mengenai Team Assisted Individualization ...... 25
2.2.2 Penelitian tentang Kemampuan Mengingat dan Memahami .............. 27
2.2.3 Literature Map .................................................................................... 30
2.3 Kerangka Berpikir ...................................................................................... 31
2.4 Hipotesis Penelitian .................................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 33
3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................... 33
3.2 Setting Penelitian ........................................................................................ 35
3.2.1 Lokasi Penelitian ................................................................................. 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
3.2.2 Waktu Penelitian ................................................................................. 35
3.3 Populasi dan Sampel ................................................................................... 36
3.4 Variabel Penelitian ..................................................................................... 37
3.4.1 Variabel Independen ........................................................................... 38
3.4.2 Variabel Dependen .............................................................................. 38
3.5 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 39
3.6 Instrumen Penelitian ................................................................................... 40
3.7 Teknik Pengujian Instrumen ....................................................................... 41
3.7.1 Uji Validitas ........................................................................................ 41
3.7.1.1 Validitas Muka .............................................................................. 41
3.7.1.2 Validitas Isi ................................................................................... 42
3.7.1.3 Validitas Konstruk ........................................................................ 42
3.7.2 Uji Reliabilitas .................................................................................... 43
3.8 Teknik Analisis Data .................................................................................. 44
3.8.1 Uji Pengaruh Perlakuan....................................................................... 44
3.8.1.1 Uji Asumsi .................................................................................... 44
3.8.1.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ................................................. 45
3.8.1.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ............................................ 46
3.8.1.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ...................................................... 48
3.8.2 Analisis Lebih Lanjut .......................................................................... 50
3.8.2.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I ... 50
3.8.2.2 Uji Besar Efek Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I................. 51
3.8.2.3 Uji Korelasi Antara Rerata Skor Pretest ke Posttest I .................. 51
3.8.2.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan.................................................... 52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 54
4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................... 54
4.1.1 Implementasi Penelitian ...................................................................... 54
4.1.1.1 Deskripsi Populasi dan Sampel Penelitian .................................... 54
4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran .......................................... 55
4.1.2 Deskripsi Sebaran Data ....................................................................... 60
4.1.2.1 Kemampuan Mengingat ................................................................ 60
4.1.2.2 Kemampuan Memahami ............................................................... 61
4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian I ........................................................... 64
4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data...................................................... 64
4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ................................................. 66
4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakun .............................................. 66
4.1.3.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ...................................................... 69
4.1.3.5 Analisis Lebih Lanjut .................................................................... 70
4.1.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II ......................................................... 76
4.1.4.1 Uji Normalitas Distribusi Data...................................................... 77
4.1.4.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ................................................. 78
4.1.4.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ............................................ 79
4.1.4.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ...................................................... 81
4.1.4.5 Analisis Lebih Lanjut .................................................................... 82
4.2 Pembahasan ................................................................................................ 88
4.2.1 Ancaman terhadap Validitas Internal Penelitian ................................. 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
4.2.2 Pengaruh Penerapan Model Pembelaajaran Kooperatif TAI terhadap
Kemampuan Mengingat ............................................................................... 95
4.2.3 Pengaruh Penerapan Model Pembelaajaran Kooperatif TAI terhadap
Kemampuan Memahami .............................................................................. 98
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 102
5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 102
5.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 103
5.3 Saran ......................................................................................................... 103
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 104
LAMPIRAN ....................................................................................................... 108
CURRICULUM VITAE ..................................................................................... 185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data ........................................................................ 36
Tabel 3.2 Matriks Pengembangan Instrumen........................................................... 41
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen .................................................................. 43
Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ............................................................... 44
Tabel 3.5 Kriteria Besar Pengaruh Perlakuan .......................................................... 48
Tabel 3.6 Tabel Kriteria Besar Pengaruh Perlakuan ................................................ 48
Tabel 4.1 Sebaran Data Kelompok Kontrol ............................................................. 61
Tabel 4.2 Sebaran Data Kelompok Eksperimen ...................................................... 61
Tabel 4.3 Sebaran Data Kelompok Kontrol ............................................................. 62
Tabel 4.4 Sebaran Data Kelompok Eksperimen ...................................................... 63
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Mengingat ..................................... 65
Tabel 4.6 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest .......................................................... 66
Tabel 4.7 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varian .................................................... 67
Tabel 4.8 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengingat ...... 67
Tabel 4.9 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan ........................................................ 69
Tabel 4.10 Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I .................................................. 70
Tabel 4.11 Hasil Uji Besar Efek Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I ................ 72
Tabel 4.12 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I ......................... 73
Tabel 4.13 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ................................................... 74
Tabel 4.14 Hasil Uji Perbedaan Skor Pretest dan Posttest II .................................. 75
Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Memahami .................................. 77
Tabel 4.16 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest ........................................................ 78
Tabel 4.17 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varian .................................................. 79
Tabel 4.18 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Memahami ... 79
Tabel 4.19 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan ...................................................... 81
Tabel 4.20 Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I .................................................. 82
Tabel 4.21 Hasil Uji Besar Efek Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I ................ 84
Tabel 4.22 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I ......................... 85
Tabel 4.23 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ................................................... 86
Tabel 4.24 Hasil Uji Perbedaan Skor Pretest dan Posttest II .................................. 87
Tabel 4.25 Ancaman Validitas Internal Penelitian .................................................. 93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Dimensi Proses Kognitif ................................................................... 21
Gambar 2.2 Proses Siklus Air ............................................................................... 23
Gambar 2.3 Literature Map ................................................................................... 28
Gambar 3.1 Rumus Pengaruh Perlakuan .............................................................. 34
Gambar 3.2 Desain Penelitian ............................................................................... 34
Gambar 3.3 Variabel Penelitian ............................................................................ 38
Gambar 3.4 Rumus Effect Size untuk Data Normal .............................................. 49
Gambar 3.5 Rumus Effect Size untuk Data tidak Normal ..................................... 49
Gambar 3.6 Persentase Pengaruh Perlakuan ......................................................... 49
Gambar 3.7 Rumus Persentase Peningkatan Pretest ke Posttest I ........................ 50
Gambar 3.8 Rumus Gain Score ............................................................................ 51
Gambar 3.9 Rumus Persentase Peningkatan Skor Posttest I ke Posttest II .......... 53
Gambar 4.1 Grafik Selisih Skor Pretest-Posttest I Kemampuan Mengingat ........ 68
Gambar 4.2 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I Kemampuan
Mengingat ............................................................................................................. 68
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Rerata Skor Pretest-Posttest I ......................... 71
Gambar 4.4 Grafik Gain Score ............................................................................. 71
Gambar 4.5 Grafik Perbandingan Skor Pretest, Posttest I, Posttest II ................. 75
Gambar 4.6 Grafik Selisih Skor Pretest-Posttest I Kemampuan Memahami ....... 80
Gambar 4.7 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I Kemampuan
Memahami............................................................................................................. 80
Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Rerata Skor Pretest-Posttest I ......................... 83
Gambar 4.9 Grafik Gain Score ............................................................................. 83
Gambar 4.10 Grafik Perbandingan Skor Pretest, Posttest I, Posttest II ............... 87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian ......................................................................... 109
Lampiran 1.2 Surat Ijin Validitas Soal ................................................................... 110
Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Kontrol .............................................................. 111
Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Eksperimen ....................................................... 114
Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Kelompok Kontrol ....................................... 117
Lampiran 2.4 Rencana Pelaksanaan Kelompok Eksperimen ................................. 124
Lampiran 3.1 Soal Uraian ...................................................................................... 139
Lampiran 3.2 Kunci Jawaban ................................................................................ 145
Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian .............................................................................. 151
Lampiran 3.4 Expert Judgement ............................................................................ 158
Lampiran 3.5 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas ................................................... 160
Lampiran 3.6 Hasil Analisis SPSS Uji Reliabilitas ............................................... 161
Lampiran 4.1 Tabulasi Nilai Kemampuan Mengingat Kontrol dan Eksperimen .. 162
Lampiran 4.2 Tabulasi Nilai Kemampuan Memahami Kontrol dan Eksperimen . 163
Lampiran 4.3 Hasil SPSS Uji Normalitas Data ..................................................... 164
Lampiran 4.4 Hasil Uji SPSS Perbedaan Kemampuan Awal ................................ 166
Lampiran 4.5 Hasil Uji SPSS Signifikansi Pengaruh Perlakuan ........................... 167
Lampiran 4.6 Perhitungan Manual Besar Pengaruh Perlakuan ............................. 169
Lampiran 4.7 Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I ....................... 170
Lampiran 4.8 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Pretest-Posttest I ..................... 173
Lampiran 4.9 Hasil SPSS Uji Korelasi antara Rerata Pretest-Posttest I ............... 177
Lampiran 4.10 Hasil Uji Retensi Perlakuan ........................................................... 178
Lampiran 4.11 Hasil Uji Signifikansi Skor Pretest-Posttest II .............................. 181
Lampiran 5.1 Foto-foto Kegiatan ........................................................................... 183
Lampiran 5.2 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian .................................... 184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab I ini akan dikemukakan latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.
1.1 Latar Belakang Masalah
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Sisdiknas) menjelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara (Triwiyanto, 2014: 113). Pendidikan yang mampu
mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu
mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu
menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya (Al-Tabany,
2014: 1).
Kualitas pendidikan dipengaruhi oleh mutu proses pembelajaran,
sedangkan mutu proses pembelajaran ditentukan oleh berbagai komponen yang
saling terkait satu sama lain. Komponen-komponen pendidikan yang disebutkan
di atas merupakan penentu terhadap kualitas pendidikan. Jika komponen-
komponen tersebut dapat dikelola secara baik, akan berdampak terhadap mutu
proses pembelajaran, yang akan meningkatkan mutu pendidikan nasional
(Triwiyanto, 2014: 114).
Belajar adalah proses perubahan untuk memperoleh pengetahuan,
meningkatkan keterampilan melalui hasil pengalamannya dan latihan-latihan
(Suparno, 2001: 69). Belajar bukanlah semata-mata perubahan dan penemuan,
tetapi mencakup kecakapan yang dihasilkan akibat perubahan dan penemuan yang
telah diperoleh. Setelah terjadi perubahan dan menemukan, maka akan timbul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
suatu kecakapan yang memberikan manfaat bagi kehidupannya (Rusman, 2017:
77).
Anak usia SD masuk pada tahap perkembangan operasional konkret (usia
7-11 tahun) yang memiliki penalaran atau cara berpikir secara logis dan mengenal
peristiwa-peristiwa konkret/nyata (Piaget, dalam Santrock, 2009: 124). Proses
berpikir kognitif perlu diperhatikan mulai dari tahap yang paling rendah sampai
tahap yang paling tinggi. Proses berpikir kognitif yang perlu diperhatikan terlebih
dahulu adalah kemampuan mengingat dan memahami. Kemampuan mengingat
dikatakan ideal apabila anak dapat mengenali dan mengingat kembali
pengetahuan yang diperoleh. Kemampuan memahami dikatakan ideal apabila
anak dapat menjelaskan suatu konsep, memahami makna, dan merumuskan suatu
masalah dengan menggunakan kata-kata sendiri (Supratiknya, 2012: 9).
Kemampuan mengingat dan memahami merupakan kemampuan dasar yang
dimiliki setiap anak. Kemampuan mengingat dan memahami juga berpengaruh
terhadap proses tumbuh kembang anak. Anak usia SD berada pada tahap
operasional konkret dikategorikan rentang usia 7-11 tahun. Rentang usia tersebut
dicirikan dengan perkembangan sistem pemikiran yang logis dan konkret (Piaget,
dalam Suparno, 2001: 69).
Kemampuan berpikir tingkat tinggi dibagi menjadi dua tingkat yaitu
berpikir tingkat rendah (lower order thinking) dan berpikir tingkat tinggi (higher
order thinking) kedua tingkatan berpikir tersebut mengacu pada taksonomi Bloom
yang terdiri dari 6 kategori. Kategori taksonomi Bloom yaitu mengingat,
memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta
(Anderson & Krathwohl, 2015: 99). Penelitian ini akan mengukur dua tingkatan
proses kognitif siswa yaitu pada tingkat mengingat dan memahami. Mengingat
berarti mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang (Anderson &
Krathwohl, 2015: 44). Kategori mengingat terdiri dari dua proses kognitif, yakni
mengenali dan mengingat kembali. Sedangkan memahami berarti mengkonstruk
makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan
digambar oleh guru (Anderson & Krathwohl, 2015: 44). Memahami meliputi
proses-proses kognitif menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan,
merangkum, menyimpulkan, membandingkan, menjelaskan (Anderson &
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Krathwohl, 2015: 44). Jadi, seorang siswa yang memiliki kemampuan mengingat
dan memahami tinggi tentu prestasi dan hasil belajarnya juga akan meningkat
karena siswa mampu mengingat pengetahuan yang telah diperoleh dan siswa
mampu mengkonstrruk makna dari pembelajaran yang diberikan oleh guru. Maka
sangat penting bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan mengingat dan
memahami.
Salah satu mata pelajaran di sekolah yang erat kaitannya dengan
kehidupan manusia sehari-hari adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA). IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta
dengan segala isinya (Darmojo, dalam Samatowa, 2011: 2). Perlunya IPA
diajarkan di sekolah dasar yaitu, 1) bahwa IPA berfaedah bagi suatu bangsa,
kesejahteraan materil suatu bangsa banyak sekali tergantung pada kemampuan
bangsa itu dalam bidang IPA, sebab IPA merupakan dasar teknologi, 2) jika IPA
diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak, maka
IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang hafalan, 3) mata pelajaran ini
mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat
membentuk kepribadian anak secara keseluruhan, 4) jika IPA diajarkan dengan
tepat, maka IPA merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan
untuk berpikir kritis. Sesuai dengan karakteristik anak usia SD, pembelajaran
yang dirancang seharusnya mengacu pada aktivitas yang konkret dan berorientasi
pada lingkungan. Pembelajaran IPA sebaiknya tidak hanya menghafalkan konsep,
rumus, ataupun masalah tertentu, tetapi harus memfasilitasi siswa untuk
memahami konsep sehingga pembelajaran IPA menjadi lebih baik dan bermakna.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Program for International Student
Assesment (PISA) Indonesia berada pada peringkat ke 64 dari 65 negara dengan
skor literasi IPA sebesar 382 (OECD, 2013: 231). Tiga tahun kemudian yaitu
tahun 2015 PISA kembali melakukan penelitian yang berfokus pada IPA,
membaca, dan matematika (OECD, 2016: 5). Hasil survey PISA tersebut
menunjukkan bahwa Indonesia berada pada peringkat ke 62 dari 70 negara,
dengan skor literasi IPA sebesar 403 (OECD, 2016: 5). Berdasarkan hasil
penelitian PISA tersebut, Indonesia mengalami peningkatan hasil skor literasi IPA
dari tahun 2012 ke tahun 2015, dari 382 menjadi 403. Akan tetapi untuk literasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
sains (IPA) masih berada pada peringkat 10 besar terbawah dari 70 negara peserta
PISA tahun 2015. Hasil penelitian PISA tersebut menunjukkan bahwa Indonesia
mengalami kelemahan dalam mata pelajaran IPA. Ada berbagai faktor yang
mempengaruhi salah satunya masih ada sekolah yang menggunakan model
ceramah dalam proses pembelajaran. Usaha memperbaiki kualitas pembelajaran
dapat dimulai dengan memilih model pembelajaran yang sesuai dengan usia anak
(Suyono & Hariyanto, 2011: 212).
Hasil belajar IPA yang dicapai oleh perserta didik di Indonesia yang
tergolong rendah dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi
karakteristik peserta didik, kemampuan membaca, motivasi belajar, strategi
belajar, tingkat kehadiran, dan rasa memiliki (Wisudawati & Sulistyawati, 2014:
11).
Maka untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di Indonesia yaitu
dilakukan dengan cara memberikan motivasi kepada siswa melalui model
pembelajaran di kelas. Karena selama ini pembelajaran di kelas hanya
menggunakan metode ceramah yang kurang efektif untuk proses pembelajaran.
Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan di
Indonesia salah satunya dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Team Assissted Individualization (TAI) dalam pembelajaran. Penggunaan model
pembelajaran yang kurang tepat dalam proses pembelajaran dapat menimbulkan
kebosanan atau kejenuhan. Kurang memahami konsep, dan monoton sehingga
siswa kurang termotivasi untuk belajar. Oleh karena itu suatu model pembelajaran
yang menurut keefektifan seluruh siswa, salah satu diantaranya adalah model
pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning). Pembelajaran kooperatif
mencerminkan keterampilan sosial, mengembangkan sikap demokrasi secara
bersamaan juga membantu siswa dalam pembelajaran akademis mereka (Lie,
2002: 11).
Berdasarkan realita yang terjadi pada uraian di atas, perlu dilakukan
penelitian dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif untuk membantu
siswa mengembangakan kemampuan mengingat dan memahami. Peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian menggunakan salah satu model pembelajaran yang
diduga dapat mengembangkan kemampuan mengingat dan memahami yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI). Model
pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) memiliki
dasar pemikiran yaitu untuk mengadaptasi pembelajaran terhadap perbedaan
individual berkaitan dengan kemampuan maupun pencapaian prestasi siswa.
Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) ini
mengkombinasikan keunggulan kooperatif dan program pengajaran individual
serta memberikan tekanan pada efek sosial dari belajar kooperatif. Model
pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) disusun untuk
memecahkan masalah dalam program pengajaran, misalnya dalam hal kesulitan
belajar siswa secara individual (Slavin, 2009: 15). Pembelajaran menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) ini
terdiri dari beberapa langkah yaitu 1) placement test, 2) teams, 3) teaching group,
4) student creative, 5) team study, 6) test, 7) team score and team recognition, 8)
whole-class unit.
Berbagai penelitian dan jurnal pernah diterbitkan untuk mendukung
pengembangan suatu kemampuan dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), misalnya penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI berbantuan modul efektif berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa ekonomi akuntansi (Ikmah, Margunani, dan Yulianto, 2012),
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI berpengaruh terhadap hasil
belajar IPA (Asriningsih, Renda, dan Wibawa, 2014), penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI berpengaruh terhadap prestasi belajar
matematika (Nugroho, Marhaeni, dan Candiasa, 2013). Ketiga penelitian tersebut
menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization (TAI) berpengaruh terhadap variabel dependen. Selain itu,
berbagai penelitian dan jurnal juga pernah diterbitkan untuk mendukung
pengembangan kemampuan mengingat dan memahami dengan metode tertentu
misalnya kemampuan mengingat konsep sistem gerak pada siswa kelas VIII D
SMP Negeri 17 Banjarmasin meningkat melalui peta konsep dalam bentuk leaflet
(Masrah, Arsyad, dan Kaspul, 2009), penelitian lain tentang penerapan
pembelajaran kooperatif tipe TAI berpengaruh terhadap pemahaman konsep
matematis (Putri, Irwan, dan Mukhni, 2014), dan kemampuan siswa dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
menyimpulkan dapat ditingkatkan dengan menggunakan media kartu (Wasilah,
2012).
Penelitian ini hanya dibatasi pada pengaruh model pembelajaran
kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan
mengingat dan memahami siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan 1 semester
gasal tahun ajaran 2017/2018. Peneliti memilih SD Kanisius Wirobrajan 1 sebagai
tempat penelitian, karena SD Kanisius Wirobrajan 1 memiliki kelas paralel yaitu
kelas A dan B di kelas 1-6 sehingga cocok dilakukan penelitian eksperimen. Kelas
yang digunakan untuk penelitian adalah kelas V A yang berjumlah 29 siswa dan
kelas V B yang berjumlah 29 siswa. Kelompok kontrol yang digunakan untuk
penelitian adalah kelas V A, dan kelompok eksperimen menggunakan kelas V B.
Materi pembelajaran IPA dibatasi pada Kompetensi Dasar 3.5 Mendeskripsikan
siklus air dan dampaknya pada peristiwa di bumi serta kelangsungan makhluk
hidup. Materi yang akan digunakan untuk penelitian difokuskan pada “Siklus
Air”.
.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization (TAI) berpengaruh terhadap kemampuan mengingat
pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta
semester gasal tahun ajaran 2017/2018?
1.2.2 Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization (TAI) berpengaruh terhadap kemampuan memahami
pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta
semester gasal tahun ajaran 2017/2018?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team
Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengingat pada
mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta
semester gasal tahun ajaran 2017/2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1.3.2 Mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team
Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan memahami pada
mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta
semester gasal tahun ajaran 2017/2018.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Siswa
Siswa akan mendapatkan pengalaman baru dalam belajar dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization (TAI) pada mata pelajaran IPA dengan materi siklus air
serta siswa dapat mengembangkan kemampuan mengingat dan memahami
dengan baik.
1.4.2 Bagi Guru
Guru dapat mengetahui bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Team
Assisted Individualization (TAI) berpengaruh terhadap kemampuan
mengingat dan memahami siswa khususnya pada mata pelajaran IPA,
sehingga model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization (TAI) dapat menjadi bahan referensi bagi guru.
1.4.3 Bagi Sekolah
Sekolah dapat mengetahui bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) khususnya pada
mata pelajaran IPA dapat berpengaruh terhadap kemampuan mengingat
dan memahami siswa, sehingga dapat menjadi referensi bagi sekolah dan
guru-guru untuk mengembangkan mutu sekolah.
1.4.4 Bagi Peneliti
Peneliti dapat mempergunakan hasil penelitian sebagai acuan dalam
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization (TAI) pada mata pelajaran IPA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
1.5 Definisi Operasional
1.5.1 Model pembelajaran adalah strategi yang dirancang oleh guru untuk
mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman dalam
merencanakan aktivitas belajar mengajar.
1.5.2 Model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana
siswa belajar di dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5
siswa, dan untuk memberi dorongan kepada siswa supaya siswa dapat
bekerja sama selama proses pembelajaran.
1.5.3 Model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI)
adalah pembelajaran yang mengadaptasi pembelajaran terhadap perbedaan
individu terkait kemampuan maupun pencapaian siswa, memiliki langkah-
langkah sebagai berikut (1) placement test, (2) teams, (3) teaching group,
(4) student creative, (5) team study, (6) test, (7) team score and team
recognition, (8) whole-class unit.
1.5.4 Kemampuan mengingat adalah kemampuan seseorang untuk
memunculkan kembali informasi baik berupa pengetahuan maupun
pengalaman yang tersimpan dalam memori jangka panjang dengan
indikator yaitu mengenali dan mengingat kembali.
1.5.5 Kemampuan memahami adalah proses berpikir dan belajar untuk mengerti
atau memahami sesuatu yang berhubungan dengan makna pembelajaran
dan pengetahuan yang tersimpan dalam memori jangka panjang dan
mampu mendeskripsikan baik secara lisan maupun tulisan dengan
indikator yaitu menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan,
merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan sebab
akibat dari suatu konsep ke dalam suatu sistem.
1.5.6 Mata pelajaran IPA adalah mata pelajaran dengan materi siklus air yang
digunakan dalam penelitian.
1.5.7 Siswa Sekolah Dasar adalah siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan 1
Yogyakarta pada semester gasal tahun ajaran 2017/2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab II ini berisi tentang kajian teori, kerangka berpikir, dan hipotesis.
Kajian teori berisi teori-teori yang mendukung dan beberapa kajian penelitian
yang relevan. Kerangka berpikir berisikan kerangka pemikiran dan hipotesis berisi
dugaan sementara tentang jawaban suatu rumusan masalah.
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Teori-Teori yang Mendukung
2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak
Teori perkembangan yang dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah
teori perkembangan kognitif Jean Piaget dan teori pembelajaran Lev
Semyonovich Vygotsky. Peneliti menggunakan kedua teori tersebut karena
memiliki kesesuaian dengan variabel penelitian dan tahap mendasar
perkembangan anak yaitu tahap perkembangan kognitif. Tahap perkembangan
kognitif anak akan maksimal, salah satunya didukung proses pembelajaran
optimal pada zona perkembangan proksimal (zone of proximal development –
ZPD). Zona perkembangan proksimal adalah istilah Vygotsky untuk kisaran
tugas-tugas yang terlalu sulit saat sang anak melakukannya sendiri, tetapi dapat
dipelajari dengan bimbingan dan bantuan dari orang dewasa atau anak-anak yang
terampil (Santrock, 2009: 62). Peneliti memilih teori perkembangan anak menurut
Jean Piaget karena dalam teori perkembangan anak menurutnya tersebut sesuai
dengan kondisi nyata anak. Selain itu, Piaget juga melihat bahwa anak yang
berbeda umur menggunakan cara berpikir yang berbeda dengan orang dewasa
(Suparno, 2001: 13).
1. Teori Perkembangan Piaget
Perkembangan adalah suatu proses yang maju ke depan dan tidak dapat
diulang kembali. Dalam perkembangan manusia terjadi perubahan-perubahan
yang sedikit banyak bersifat tetap dan tidak dapat diulangi. Perkembangan
menunjukkan pada perubahan-perubahan dalam suatu arah yang bersifat tetap dan
maju (Ahmadi, 2005: 1). Ada beberapa teori perkembangan anak yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
memberikan pengaruh besar terhadap pandangan pertumbuhan kognisi manusia,
salah satunya adalah pendekatan Piaget yang berorientasi pada tahapan-tahapan.
Jean Piaget (1896-1980) mengemukakan beberapa konsep dan prinsip
tentang sifat-sifat perkembangan kognitif anak, yaitu anak adalah pembelajar yang
aktif, anak mengorganisasikan apa yang mereka pelajari dari pengalamannya,
anak menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui proses asimilasi dan
akomodasi, dan proses ekuilibrasi menunjukkan adanya peningkatan ke arah
bentuk-bentuk pemikiran yang lebih kompleks (Desmita, 2009: 98).
Jean Piaget mengemukakan bahwa ada 8 konsep yang perlu dimengerti
agar lebih mudah memahami perkembangan kognitif anak. 8 konsep tersebut
antara lain : (1) Inteligensi yaitu suatu bentuk ekuilibrium ke arah mana semua
struktur yang menghasilkan persepsi, kebiasaan, dan mekanisme sensorimotor
diarahkan. (2) Organisasi adalah suatu tendensi yang umum untuk semua bentuk
kehidupan guna mengintegrasikan struktur, baik psikis maupun psikologis, dalam
suatu sistem yang lebih tinggi. (3) Skema adalah suatu struktur mental seseorang
dimana ia secara intelektual beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Skema itu
akan beradaptasi dan berubah selama perkembangan seseorang. (4) Asimilasi
adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep, atau
pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang sudah ada di dalam pikirannya.
Asimilasi dapat dipandang sebagai suatu proses kognitif untuk menempatkan dan
mengklasifikasikan kejadian atau rangsangan yang baru ke dalam skema yang
telah ada. (5) Akomodasi yaitu pembentukan skema baru atau pengubahan skema
lama. (6) Ekuilibrasi adalah proses bergerak dari keadaan ekuilibrium. Proses
tersebut berjalan terus dalam diri seseorang melalui asimilasi dan akomodasi. (7)
Adaptasi adalah penyesuaian diri dengan lingkungannya, adaptasi terjadi dalam
suatu proses asimilasi dan akomodasi. Di satu pihak, seseorang menyatukan atau
mengasimilasikan gambaran akan realitas luar dalam struktur psikologisnya
(skema) yang sudah dimiliki untuk dicocokkan dengan lingkungannya. (8)
Pengetahuan Figuratif didapatkan dari gambaran langsung seseorang terhadap
objek yang dipelajari dan pengetahuan pengetahuan operatif didapatkan karena
orang itu mengadakan operasi terhadap objek yang dipelajari (Suparno, 2001: 19-
24).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Piaget mengelompokkan tahap-tahap perkembangan kognitif seseorang
menjadi 4 tahapan. Setiap tahap-tahap yang terkait dengan usia ini mengandung
cara-cara pemikiran yang berbeda-beda. Berikut adalah tahapan perkembangan
kognitif anak menurut Piaget.
a. Tahap Sensorimotor
Tahap ini berlangsung dari lahir hingga sekitar usia 2 tahun. Pada tahap ini
bayi mengorganisasikan skema tindakan fisik mereka seperti menghisap,
menggenggam dan memukul untuk menghadapi dunia yang muncul di
hadapannya (Crain, 2014: 173).
b. Tahap Praoperasional
Tahap ini berlangsung dari umur 2 sampai usia 7 tahun. Merupakan tahap
Piaget yang kedua. Dalam tahap ini, anak-anak belajar berpikir menggunakan
simbol-simbol dan pencitraan batiniah, namun pikiran mereka masih tidak
sistematis dan tidak logis. Pada tahap ini anak-anak mulai mempresentasikan
dunianya dalam bentuk kata-kata, bayangan, dan gambar (Crain, 2014: 182).
c. Tahap Operasional-Konkret
Tahap ini berlangsung pada usia sekitar 7 hingga 11 tahun. Anak-anak
mengembangkan kemampuan berpikir sistematis, namun hanya ketika mereka
dapat mengacu kepada objek-objek dan aktivitas-aktivitas konkret (Crain, 2014:
186).
d. Tahap Operasional-Formal
Tahap ini muncul di usia antara 11 hingga dewasa. Orang muda
mengembangkan kemampuan berpikir sistematis menurut rancangan yang murni,
abstrak, dan hipotesis. Pada tahap ini karakteristik yang paling menonjol dari
pemikiran adalah sifatnya yang lebih abstrak dibandingkan pemikiran operasional
konkret. Remaja tidak terbatas lagi pada pengalaman-pengalaman yang aktual
atau konkret sebagai titik tolak pemikirannya (Crain, 2014: 200).
Data tersebut menunjukkan bahwa anak SD termasuk ke dalam tahap
operasional-konkret karena anak dapat menalar secara logis mengenal peristiwa-
peristiwa konkret dan dapat mengklasifikasikan objek-objek ke dalam bentuk-
bentuk yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2. Teori Perkembangan Sosio-historis
Teori Vygotsky menitikberatkan anak akan belajar melalui interaksi dari
faktor-faktor interpersonal (sosial), kultural-historis, dan individual sebagai kunci
dari perkembangan manusia (Tudge, dalam Schunk, 2012: 339). Interaksi dari
faktor-faktor interpersonal merupakan bagaimana anak berhubungan dengan
lingkungan di sekitarnya, sebagai contoh di lingkungan sekolah maupun di sekitar
rumah. Melalui interaksi sosial ini, maka akan mendorong proses-proses
perkembangan anak sehingga kemampuan berpikir mereka juga akan bertumbuh
seiring dengan berjalannya waktu.
Vygotsky (dalam Budiningsih, 2012: 101) mengemukakan konsepnya
tentang (Zone of Proximal Development atau ZPD), yang merujuk pada rentang
tugas-tugas yang terlalu sulit bagi individu untuk dikuasai sendiri namun dapat
dipelajari melalui bimbingan dan bantuan dari orang dewasa atau anak-anak yang
lebih terampil. ZPD memiliki sebuah batas bawah (aktual) dan sebuah batas atas
(potensial), tingkat perkembangan aktual tampak dari kemampuan individu
menyelesaikan tugas-tugas atau memecahkan masalah secara mandiri. Tingkat
perkembangan potensial tampak dari kemampuan individu menyelesaikan tugas-
tugas dan memecahkan masalah dengan bantuan atau bimbingan orang dewasa,
misalnya orang tua, guru, maupun teman. Zona perkembangan proksimal
diartikan sebagai fungsi-fungsi atau kemampuan-kemampuan yang belum matang
yang masih berada pada proses pematangan. Ibaratnya sebagai embrio yang belum
menjadi buah, tunas-tunas perkembangan ini akan menjadi matang melalui
interaksi dengan orang dewasa atau teman sebaya. Untuk menafsirkan konsep
zona perkembangan proksimal ini dengan menggunakan scaffolding yaitu
memandang zona perkembangan proksimal sebagai perancah, sejenis wilayah
penyangga atau batu loncatan untuk mencapai taraf perkembangan yang lebih
tinggi (Budiningsih, 2012: 101).
Dukungan teori konstruktivisme sosial Vygotsky telah meletakkan arti
penting model pembelajaran kooperatif. Konstruktivisme sosial Vygotsky
menekankan bahwa pengetahuan dibangun dan dikonstruksi secara mutual.
Peserta didik berada dalam konteks sosio-historis. Keterlibatan dengan orang lain
membuka kesempatan bagi mereka mengevaluasi dan memperbaiki pemahaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Dengan cara ini, pengalaman dalam konteks sosial memberikan mekanisme
penting untuk perkembangan pemikiran peserta didik (Suprijono, 2009: 55).
2.1.1.2 Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil
penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang
berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada
tingkat operasional di kelas (Suprijono, 2009: 45). Model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu,
dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para
pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar (Soekamto dkk, dalam
Al-Tabany, 2014: 24). Model pengajaran mengarah pada suatu pendekatan
pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya, dan sistem
pengelolaannya (Arends, dalam Suprijono, 2009: 46).
Data tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran adalah strategi
yang dirancang oleh guru untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi
sebagai pedoman dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki
oleh strategi, metode, atau prosedur. Ciri-ciri tersebut yaitu: (1) rasional teoretik
logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya. (2) landasan
pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang
akan dicapai). (3) tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut
dapat dilaksanakan dengan berhasil. (4) lingkungan belajar yang diperlukan agar
tujuan pembelajaran itu dapat tercapai (Ngalimun, 2012: 8).
2.1.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran di mana siswa
belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang
anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen (Slavin, dalam Isjoni
2013: 15). Pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau
serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran (Sunal & Hans,
dalam Isjoni 2013: 15). Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan belajar
siswa lebih baik dan meningkatkan sikap tolong menolong dalam perilaku sosial
(Stahl, dalam Isjoni 2013: 15).
Data tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah
suatu model pembelajaran dimana siswa belajar di dalam kelompok-kelompok
kecil yang terdiri dari 4-5 siswa, dan untuk memberi dorongan kepada siswa
supaya siswa dapat bekerja sama selama proses pembelajaran.
1. Unsur-unsur pembelajaran kooperatif
Ada lima unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif (cooperative
learning) (Roger & Johnson, dalam Suprijono, 2009: 58) yaitu sebagai berikut.
a. Prinsip ketergantungan positif (positive interdependence), yaitu dalam
pembelajaran kooperatif, keberhasilan dalam menyelesaikan tugas tergantung
usaha pada kelompok tersebut. Keberhasilan kerja kelompok ditentukan oleh
kinerja masing-masing anggota kelompok. Semua anggota kelompok akan
merasakan saling ketergantungan.
b. Tanggung jawab perseorangan (individual accountability), yaitu keberhasilan
kelompok tergantung pada masing-masing anggota kelompok. Setiap anggota
kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab yang harus diselesaikan
dalam kelompok tersebut.
c. Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction), yaitu memberikan
kesempatan kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka melakukan
interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan menerima informasi dari
anggota kelompok lain.
d. Partisipasi dan komunikasi (participation communicatin), yaitu melatih siswa
untuk berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran.
e. Evaluasi proses kelompok, yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok
untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka, agar
selanjutnya dapat bekerja sama dengan lebih efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
2. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif
Ciri-ciri pembelajaran kooperatif yaitu: (a) pembelajaran secara tim. (b)
didasarkan pada manajemen kooperatif. (c) kemauan untuk bekerja sama. (d)
keterampilan bekerja sama. Siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran
kooperatif didorong dan dikehendaki untuk bekerja sama pada suatu tugas
bersama dan mereka harus mengoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan
tugasnya. Dalam penerapan pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu
saling tergantung satu sama lain untuk mencapai satu penghargaan bersama
(Rusman, 2013: 206).
3. Keunggulan Pembelajaran Kooperatif
Keunggulan pembelajaran kooperatif adalah : 1) memungkinkan para
siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan, informasi, perilaku sosial, dan
pandangan-pandangan. 2) meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain
yang dirasa lebih baik. 3) membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga
dewasa. 4) meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari
berbagai perspektif. 5) memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial. 6)
memungkinkan terbentuk nilai-nilai sosial dan komitmen (Sugiyanto, 2010: 43).
4. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Tujuan pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan kepada siswa
keterampilan kerja sama dan kolaborasi. Keterampilan ini amat penting untuk
dimiliki siswa sebagai warga masyarakat, bangsa dan negara, mengingat
kenyataan yang dihadapi bangsa ini dalam mengatasi masalah-masalah sosial
semakin kompleks (Isjoni, 2013: 109).
5. Beberapa Model Pembelajaran Kooperatif
Beberapa model pembelajaran kooperatif yaitu Student Teams
Achievement Divisions (STAD), Teams-Game Tournament (TGT), Jigsaw II,
Group Investigation (GI), Complex Instruction (CI), Team Accelerated Instruction
(TAI), Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), Structured
Dyadic Methods (SDM, Spontaneous Discussion (SGD), Numbered Heads
Together (NHT), Team Product (TP), Cooperative Review (CR), Think-Pair-
Share (TPS), Discussion Group (DG), - Group Project (GP), dan sebagainya
(Huda, 2011: 116). Semua model pembelajaran kooperatif didasarkan pada prinsip
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
bahwa siswa harus belajar bersama dan tanggung jawab atas pembelajarannya
sendiri dan pembelajaran teman satu kelompoknya (Slavin, dalam Huda, 2011:
114).
Dalam penelitian ini, peneliti akan mengambil salah satu model
pembelajaran kooperatif yaitu Team Assisted Individualization (TAI).
2.1.1.4 Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization)
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Asissted Individualization
(TAI)
Team Asissted Individualization (TAI) merupakan salah satu tipe
pembelajaran dalam model pembelajaran kooperatif. Team Asissted
Individualization (TAI) adalah tipe untuk mengadaptasi pengajaran terhadap
perbedaan individual berkaitan dengan kemampuan siswa maupun pencapaian
prestasi siswa (Slavin, 2008: 187). TAI memiliki dasar pemikiran yaitu untuk
mengadaptasi pembelajaran terhadap perbedaan individual berkaitan dengan
kemampuan maupun pencapaian prestasi siswa, metode ini termasuk dalam
pembelajaran kooperatif. Dalam model pembelajaran kooperatif Team Assisted
Individualization (TAI), siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil (4-5
orang) yang heterogen untuk menyelesaikan tugas kelompok yang sudah
disiapkan oleh guru, selanjutnya diikuti dengan pemberian bantuan secara
individu bagi siswa yang mengalami kesulitan. Keheterogenan kelompok
mencakup jenis kelamin, ras, agama, tingkat kemampuan dan sebagainya. Model
ini mengkombinasikan keunggulan kooperatif dan program pengajaran individual
serta memberikan tekanan pada efek sosial dari belajar kooperatif. Model
pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) disusun untuk
memecahkan masalah dalam program pengajaran, misalnya dalam hal kesulitan
belajar siswa secara individual (Slavin, 2009: 15).
Dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization (TAI) ada lima hal utama yang diperhatikan yaitu tahap
pembentukan kelompok, tahapan pelaksanaan tes, tahap penyajian materi, tahap
belajar kelompok dan penilaian tim (Slavin, 2009: 102).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
2. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif tipe Team Assisted
Individualization (TAI) adalah sebagai berikut (Shoimin, 2014: 201)
Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI)
memiliki 8 tahap dalam pelaksanaannya, yaitu (1) Placement Test; (2) Teams; (3)
Teaching Group; (4) Student Creative; (5) Team Study; (6) Fact Test; (7) Team
Score and Team Recognition; (8) Whole-Class Unit. Berikut penjelasannya
a. Placement Test. Pada langkah ini guru memberikan tes awal (pretest) kepada
siswa. Cara ini bisa digantikan dengan mencermati rata-rata nilai harian atau
nilai pada bab sebelumnya yang diperoleh siswa sehingga guru dapat
mengetahui kekurangan siswa pada bidang tertentu.
b. Teams. Langkah ini cukup penting dalam penerapan model pembelajaran
kooperatif Team Assisted Individualization (TAI). Pada tahap ini guru
membentuk kelompok-kelompok yang bersifat heterogen yang terdiri dari 4-5
siswa.
c. Teaching Group. Guru memberikan materi secara singkat menjelang
pemberian tugas kelompok.
d. Student Creative. Pada langkah ketiga, guru perlu menekankan dan
menciptakan persepsi bahwa keberhasilan setiap siswa (individu) ditentukan
oleh keberhasilan kelompoknya.
e. Team Study. Pada tahapan team studi, siswa belajar bersama dengan
mengerjakan tugas-tugas dari LKS yang diberikan dalam kelompoknya. Pada
tahapan ini guru juga memberikan bantuan secara individual kepada siswa
yang membutuhkan, dengan dibantu siswa yang memiliki kemampuan
akademis bagus didalam kelompok tersebut yang berperan sebagai peer
tutoring (tutor sebaya).
f. Fact Test. Guru memberikan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh
siswa, misalnya dengan memberikan kuis dan sebagainya.
g. Team Score and Team Recognition. Selanjutnya, guru memberikan skor pada
hasil kerja kelompok dan memberikan penghargaan terhadap kelompok yang
berhasil dalam mengerjakan.
h. Whole-Class Unit. Guru menyajikan kembali materi di akhir bab dengan
strategi pemecahan masalah untuk seluruh siswa di kelasnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
3. Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted
Individualization (TAI)
Manfaat yang dimiliki oleh model pembelajaran kooperatif tipe Team
Assisted Individualization (TAI), manfaat tersebut antara lain (Shoimin, 2014:
202).
a. Siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalahnya.
b. Siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannya.
c. Adanya tanggung jawab di dalam kelompok untuk menyelesaikan
permasalahannya.
d. Siswa diajarkan bagaimana bekerja sama dalam suatu kelompok.
e. Mengurangi kecemasan (reduction of anxiety).
f. Menghilangkan perasaan “terisolasi” dan panik.
g. Menggantikan bentuk persaingan (competition) dengan saling kerja sama
(cooperation).
h. Melibatkan siswa untuk aktif dalam proses belajar.
i. Mereka dapat berdiskusi (discuss), berdebat (debate), atau menyampaikan
gagasan, konsep, dan keahlian sampai benar-benar memahaminya.
j. Mereka memiliki rasa peduli (care), rasa tanggung jawab (take responsibility)
terhadap teman lain dalam proses belajarnya.
k. Mereka dapat belajar menghargai (learn to appreciate) perbedaan etnik
(ethnicity), perbedaan tingkat kemampuan (performance level), dan cacat fisik
(disability).
2.1.1.5 Taksonomi Bloom
Kata “taksonomi” diambil dari bahasa Yunani tassein yang mengandung
arti “untuk mengelompokkan” dan nomos berarti “aturan”. Taksonomi dapat
diartikan sebagai pengelompokkan suatu hal berdasarkan hierarki (tingkatan)
tertentu. Posisi taksonomi yang lebih tinggi bersifat lebih umum dan yang lebih
rendah bersifat lebih spesifik (Kuswana, 2012: 2).
Taksonomi adalah sebuah kerangka pikir khusus. Dalam sebuah
taksonomi, kategori-kategorinya merupakan satu kontinum. Kontinum ini
(misalnya, frekuensi gelombang warna, struktur atom yang mendasari pembuatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
tabel unsur) merupakan salah satu prinsip klasifikasi pokok dalam taksonomi
tersebut (Anderson & Krathwohl, 2015: 6). Taksonomi Bloom hanya mempunyai
satu dimensi, sedangkan taksonomi revisi ini memiliki dua dimensi. Dua dimensi
itu adalah proses kognitif dan pengetahuan. Interelasi antara keduanya disebut
Tabel Taksonomi. Dimensi proses kognitif (yakni, kolom-kolom pada tabel itu)
berisikan enam kategori: mengingat adalah mengambil pengetahuan dari memori
jangka panjang, memahami adalah mengkonstruksi makna dari materi
pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru,
mengaplikasikan adalah menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam
keadaan tertentu, menganalisis adalah memecah-mecah materi menjadi bagian-
bagian penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan
hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan,
mengevaluasi adalah mengambil keputusan berdasarkan kriteria/standar, mencipta
adalah memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru dan
koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinal (Anderson & Krathwohl,
2015: 100).
Kategori-kategori pada dimensi proses kognitif merupakan
pengklasifikasian proses-proses kognitif siswa secara komprehensif yang terdapat
dalam tujuan-tujuan di bidang pendidikan (Anderson & Krathwohl, 2015: 43).
Terdapat enam tahapan pada dimensi proses kognitif (Anderson & Krathwohl,
2015: 43).
1. Mengingat
Proses mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari
memori jangka panjang. Mengingat berisikan dua proses kognitif yang lebih
spesifik, yaitu mengenal dan mengingat kembali. Nama lain dari mengingat
adalah mengidentifikasi dan mengambil (Anderson & Krathwohl, 2015: 99).
2. Memahami
Memahami adalah mengonstruksi makna dari materi pembelajaran,
termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru. Memahami
mencakup tujuan proses kognitif yaitu menafsirkan, mencontohkan,
mengklasifikasi, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan.
Nama lain dari memahami adalah mengklarifikasi, memparafrasakan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
merepresentasi, menerjemahkan, mengilustrasikan, memberi contoh,
mengategorikan, mengelompokkan, mengabstraksi, menggeneralisasi,
menyarikan, mengekstrapolasi, menginterpolasi, memprediksi, mengontraskan,
memetakan, mencocokkan, membuat model (Anderson & Krathwohl, 2015: 100).
3. Mengaplikasikan
Mengaplikasikan berarti menerapkan atau menggunakan suatu prosedur
dalam keadaan tertentu. Mengaplikasikan mencakup dua proses kognitif yaitu
mengeksekusi dan mengimplementasikan. Nama lain dari mengaplikasikan adalah
melaksanakan dan menggunakan (Anderson & Krathwohl, 2015: 116).
4. Menganalisis
Menganalisis berarti memecah-mecahkan materi jadi bagian-bagian
penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan hubungan
antar bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan. Menganalisis
berisikan tiga proses kognitif yaitu membedakan, mengorganisasi, dan
mengatribusikan. Nama lain dari menganalisis adalah mendekonstruksi (Anderson
& Krathwohl, 2015: 120).
5. Mengevaluasi
Mengevaluasi ialah mengambil keputusan berdasarkan kriteria dan
standar. Mengevaluasi mencakup proses kognitif memeriksa dan mengkritik.
Nama lain dari mengevaluasi adalah mengoordinasi, mendeteksi, memonitor,
menguji, dan menilai (Anderson & Krathwohl, 2015: 125).
6. Mencipta
Mencipta adalah memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu
yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinil. Mencipta
mencakup proses kognitif merumuskan, merencanakan, dan memproduksi. Nama
lain dari mencipta adalah membuat hipotesis, mendesain, dan mengkonstruksi
(Anderson & Krathwohl, 2015: 128).
Berdasarkan keenam tingkatan berpikir kognitif Benyamin S Bloom,
peneliti hanya mengambil dua aspek yaitu kemampuan mengingat dan memahami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Gambar 2.1 Dimensi Proses Kognitif
(Sumber: https://3.bp.blogspot.com/-tshFDIUn_wA/V56BM0jZCXI/AAAAAAAAAJs/-
Tog0lwwqCIDQU73B2_vWrnlHNb5t5ORgCLcB/Sl600/penelusuran%2Banderson.jpg)
2.1.1.6 Proses Kognitif Mengingat dan Memahami
1. Kemampuan Mengingat
Mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori
jangka panjang. Pengetahuan mengingat penting sebagai bekal untuk belajar yang
bermakna dan menyelesaikan masalah karena pengetahuan tersebut dipakai dalam
tugas-tugas yang kompleks (Anderson & Krathwohl, 2015: 104). Kemampuan
mengingat meliputi.
a. Mengenali adalah menempatkan pengetahuan dalam memori jangka panjang
yang sesuai dengan pengetahuan tersebut (misalnya, mengenali tanggal
terjadinya peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Indonesia)
b. Mengingat kembali adalah mengambil pengetahuan yang relevan dari memori
jangka panjang (misalnya, mengingat kembali tanggal peristiwa-peristwia
penting dalam sejarah Indonesia).
2. Kemampuan Memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Proses memahami adalah mengkonstruksi makna dari materi
pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru
(Anderson & Krathwohl, 2015: 105). Proses memahami meliputi.
a. Menafsirkan adalah mengubah satu bentuk gambaran (misalnya, angka) jadi
bentuk lain (misalnya, kata-kata ) (misalnya, memparafrasakan ucapan dan
dokumen penting).
b. Mencontohkan adalah menemukan contoh atau ilustrasi tentang konsep atau
prinsip (misalnya, memberi contoh tentang aliran-aliran seni lukis)
c. Mengklasifikasikan adalah menentukan sesuatu dalam satu kategori
(misalnya, mengklasifikasikan kelainan-kelainan mental yang telah diteliti
atau dijelaskan).
d. Merangkum adalah mengabstraksikan tema umum atau poin-poin pokok
(misalnya, menulis ringkasan pendek tentang peristiwa-peristiwa yang
ditayangkan di televisi).
e. Menyimpulkan adalah membuat kesimpulan yang logis dari informasi yang
diterima (misalnya, dalam belajar bahasa asing, menyimpulkan tata bahasa
berdasarkan contoh-contohnya).
f. Membandingkan adalah menentukan hubungan antara dua ide, dua objek, dan
semacamnya (misalnya, membandingkan peristiwa-peristiwa sejarah dengan
keadaan sekarang).
g. Menjelaskan adalah membuat model sebab-akibat dalam sebuah sistem
(misalnya, menjelaskan sebab-sebab terjadinya peristiwa-peristiwa penting
pada abad ke-18 di Indonesia).
2.1.1.7 Pembelajaran IPA
IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta
dengan segala isinya (Samatowa, 2011: 2). IPA adalah suatu cara atau metode
untuk mengamati alam (Nash, dalam Samatowa 2011: 3). Cara IPA mengamati
dunia ini bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkannya antara suatu
fenomena dengan fenomena lain, sehingga keseluruhannya membentuk suatu
perspektif yang baru tentang objek yang diamatinya (Nash, dalam Samatowa
2011: 2). IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan
oleh manusia (Samatowa, 2011: 3).
2.1.1.8 Materi IPA mengenai Siklus Air
Materi pada penelitian ini diambil dari Tema 2 yaitu “Peristiwa Dalam
Kehidupan” dengan subtema 2 “Peristiwa–peristiwa Penting”. Materi IPA yang
difokuskan pada tema ini yaitu mengenai „Siklus Air. Meskipun demikian materi
siklus air hanya dibatasi mengenai : proses siklus air, faktor-faktor akibat dari
siklus air, dan manfaat air dalam kehidupan. Kompetensi Dasar yang diambil
yaitu 3.5 Mendeskripsikan siklus air dan dampaknya pada peristiwa di bumi serta
kelangsungan makhluk hidup.
1. Proses Siklus Air
Siklus atau daur artinya peristiwa atau rentetan kejadian alam yang terjadi
terus-menerus dan berulang-ulang tanpa henti. Kejadian alam tersebut salah satu
diantaranya adalah siklus air (Hermana, 2009: 167).
Gambar 2.2 Proses siklus air
(Sumber : https://tematiku.blogspot.co.id/2006/12/pembelajaran-1-tema-2-subtema-
2.html)
Akibat sinar matahari, air yang ada di lautan dan daratan sebagian
menguap. Uap air ini akan naik ke atmosfer. Di atmosfer bumi, uap air tadi
mengalami peristiwa pengembunan menjadi titik-titik air ini kemudian
mengumpul membentuk awan. Pada lapisan tertentu di atmosfer bumi, terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
lapisan udara yang bersuhu sangat dingin. Pada lapisan inilah, butir-butir air tadi
mengalami pembekuan dan pemadatan atau mengalami kondensasi menjadi
butiran-butiran es. Pada keadaan ini, kita akan melihat bentuk awan menebal dan
menghitam. Jika butiran-butiran es ini sudah terkumpul sangat banyak, maka
volume air beku menjadi banyak. Akibatnya kumpulan butiran-butiran es ini akan
memiliki massa yang sangat besar. Tentu saja massa air ini akan terkena tarikan
gravitasi bumi menuju pusat bumi. Akibatnya butiran-butiran es ini akah jatuh ke
permukaan bumi berupa air hujan (Hermana, 2009: 167).
Air hujan ini kemudian jatuh ke berbagai permukaan bumi. Ada yang
meresap dalam tanah, ada juga yang langsung mengalir ke sungai, danau, dan ada
yang jatuh kembali ke lautan luas. Siklus ini akan terus berlangsung sehingga
bumi kita tidak akan penuh kering. Peristiwa perputaran air di alam yang terjadi
secara berulang dan terus menerus ini disebut siklus air (Hermana, 2009: 167).
2. Faktor-faktor Akibat dari Siklus Air
Hujan dapat membersihkan udara dan tumbuh-tumbuhan. Hujan dapat
membuat lingkungan menjadi segar, bersih, dan nyaman. Namun, hujan asam
dapat menyebabkan kerusakan bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mencemari
lingkungan. Demikian pula jika hujan sangat deras dalam waktu yang lama dapat
menyebabkan banjir (Hermana, 2009: 167).
Banjir disebabkan oleh sungai yang tidak mampu menampung aliran air
yang mengalir pada saat yang bersamaan dengan volume yang sangat besar.
Akibatnya air meluap menjadi banjir merusak daerah pinggiran aliran sungai,
daerah perkotaan, dan merusak apa saja yang dilaluinya (Hermana, 2009: 167).
Banjir dapat juga disebabkan air hujan yang tidak dapat tertahan di lereng
gunung, perbukitan, dan daerah penampung air hujan. Umumnya lereng
pegunungan dan perbukitan berupa hutan-hutan yang mampu menahan limpahan
air hujan. Hutan-hutan ini bermanfaat dan berguna untuk mengendalikan curahan
air hujan. Jika terdapat banyak hutan, berarti banyak terdapat banyak pepohonan,
dedaunan, semak belukar, rerumputan, dan humus yang tebal di permukaan tanah.
Ketika terjadi hujan deras, air hujan tersebut akan tertahan oleh pepohonan,
humus, semak belukar, rerumputan, sehingga air hujan mudah masuk dan
meresap ke dalam tanah. Itulah sebabnya, di lingkungan hutan banyak sekali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
ditemukan mata air. Air dari mata air semacam ini rasanya segar, bening, dan
sangat bersih. Mata air banyak mengandung mineral karena meresap ke dalam
tanah dan mengalir tiada henti (Hermana, 2009: 167).
Sebaliknya, jika di lereng gunung dan perbukitan sudah tidak berupa hutan
lagi karena sudah dibakar, dibabat, dirusak, ditebangi, sehingga menjadi gundul
dan gersang, maka tidak ada lagi humus. Sehingga apabila air hujan turun dengan
deras dan lama maka air hujan ini tidak ada yang menahannya, dan langsung
tumpah ke permukaan tanah. Tanah humus tidak mampu menyerap air begitu saja.
Akibatnya air langsung mengalir, mengikis, dan merusak tanah humus dan
terbawa aliran air ke sungai (Hermana, 2009: 167).
3. Manfaat Air dalam Kehidupan
Manfaat air untuk manusia, hewan, dan tumbuhan. Aliran air sungai
dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik. Air juga untuk kegiatan olahraga:
selancar, untuk kolam renang, memancing, dan lain sebagainya (Hermana, 2009:
167).
2.2 Penelitian Terdahulu yang Relevan
2.2.1 Penelitian tentang Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI
Ikmah, Margunani, dan Yulianto (2012) bertujuan untuk mengetahui
efektivitas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI berbantuan model
pembelajaran dibandingkan dengan metode ceramah bervariasi terhadap hasil
belajar ekonomi akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Bergas Kabupaten
Semarang Tahun Ajaran 2011/2012. Penelitian ini menggunakan Quasi
eksperimental design posttest only control group design. Populasi dari penelitian
ini adalah siswa dari kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 SMA N 1 Bergas Kabupaten
Semarang tahun ajaran 201/2012. Penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data dokumentasi, observasi dan tes sebagai dan dianalisis dengan
teknik deskriptif persentase, dan uji statistik. Keaktifan siswa kelas eksperimen
secara keseluruhan lebih aktif (77,78%) dibandingkan kelas kontrol (70,14%).
Pada aspek kemahiran kelas kontrol dan kelas ekperimen sama-sama naik 12,5%,
namun dari aspek kesiapan kelas eksperimen naik lebih unggul (25%) dibanding
kelas kontrol (12,5%). Model pembelajaran kooperatif TAI berbantuan modul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa baik dari segi proses maupun hasil
dibandingkan dengan metode ceramah bervariasi (ceramah, tanya jawab dan
penugasan).
Asriningsih, Renda, dan Wibawa (2014) bertujuan untuk (1) mengetahui
hasil belajar IPA kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe TAI. (2) mengetahui hasil belajar IPA kelompok siswa yang
dibelajarkan dengan model konvensional. (3) mengetahui perbedaan hasil belajar
IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe TAI dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran konvensional siswa kelas IV SD Gugus V Kecamatan Banjar.
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu menggunakan Post Test Only
Control Group Design. Sampel penelitian ini SDN I Cempaga sebagai kelompok
eksperimen dan SDN 2 Sidatapa sebagai kelas kontrol yang dipilih dengan sistem
random sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
metode tes. Data tentang hasil belajar IPA siswa dikumpulkan dengan
menggunakan tes objektif. Data dianalisis dengan menggunakan statistik hasil uji-
t. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) data hasil belajar IPA pada
kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe
TAI cenderung tinggi dengan Mo>Me>M (19,16>18,5>13,7), (2) data hasil
belajar IPA pada siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran
konvensional Mo<Me<M (9,9<10,5<10,85), (3) terdapat perbedaan antara hasil
belajar IPA kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif
tipe TAI dengan kelompok siswa yang belajar dengan model konvensional.
(thitung3,60>ttabel2,008). Dengan demikian model pembelajaran koperatif tipe TAI
berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV semester ganjil di SD
Gugus V kecamatan Banjar kabupaten Buleleng tahun ajaran 2013/2014.
Nugroho, Marhaeni, dan Candiasa (2013) bertujuan untuk mengetahui
pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TAI terhadap prestasi belajar
matematika ditinjau dari motivasi berprestasi siswa. Penelitian ini merupakan
penelitian eksperimen semu dengan teknik random sampling terhadap kelas dan
desain eksperimen yang digunakan adalah posttest-only control group design.
Populasi dalam penelitian ini siswa kelas V SD Tunas Daud dengan mengambil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
dua kelompok sampel berjumlah 40 siswa, yaitu kelas VA sebagai kelas
eksperimen dan kelas VC sebagai kelas kontrol. Uji hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan analisis ANACOVA dengan melibatkan suatu variabel pengendali.
Uji hipotesis pertama dianalisis menggunakan ANOVA satu jalur dengan bantuan
program SPSS 19. Hasil analisis data menunjukkan bahwa kelompok siswa yang
mengikuti model pembelajaran kooperatif TAI memiliki skor prestasi belajar
matematika rata-rata sebesar 76,1 sedangkan kelompok siswa yang mengikuti
model pembelajaran konvensional memiliki skor prestasi belajar matematika rata-
rata sebesar 63,1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe TAI berdampak lebih baik terhadap prestasi belajar matematika
dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.
2.2.2 Penelitian tentang Kemampuan Proses Kognitif
Masrah, Arsyad, dan Kaspul (2009) bertujuan untuk mengetahui
kemampuan mengingat konsep sistem gerak melalui peta konsep dalam bentuk
leaflet pada siswa kelas VIII D SMPN 17 Banjarmasin, mengetahui aktivitas
siswa selama kegiatan belajar mengajar dan mengetahui respon siswa selama
kegiatan belajar mengajar bila diterapkan strategi peta konsep dalam bentuk
leaflet. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Hasil penelitian
menunjukkan kemampuan mengingat konsep sistem gerak pada siswa kelas VIII
D SMP Negeri 17 Banjarmasin meningkat (≥ 87,13 %), ketuntasan belajar (≥ 88,
69%) dan hasil selama proses pembelajaran (≥ 87, 67%). Aktivitas siswa selama
kegiatan pembelajaran pada siklus 2 mengalami peningkatan yaitu aktivitas
membaca buku yang relevan (15, 46%), membuat peta konsep (12,67%),
membaca peta konsep yang mereka buat (5,36%) dan bertanya kepada siswa lain
atau kepada guru (8,59%).
Putri, Irwan, dan Mukhni (2014) bertujuan untuk mengetahui pemahaman
konsep matematika dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI
dibandingkan dengan pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan
pembelajaran konvensional di SMAN 16 Padang. Jenis penelitian ini adalah
penelitian kuasi eksperimen dan deskriptif. Populasi dalam penelitian adalah
seluruh siswa kelas XI IPA SMAN 16 Padang. Sampel dari penelitian ini adalah
siswa kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas XI IPA 3 sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
kelas kontrol. Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis, maka hasil yang
diperoleh rata-rata pemahaman konsep matematis siswa kelas eksperimen adalah
64,99 dan rata-rata pemahaman konsep matematis siswa kelas kontrol adalah
51,16 sehingga dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa
yang menggunakan pembelajaran TAI lebih baik daripada pemahaman konsep
matematis siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional pada siswa kelas
XI IPA SMAN 16 Padang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman
konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TAI
lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan
pembelajaran konvensional di SMAN Padang.
Wasilah (2012) bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menyimpulkan
hasil praktikum IPA melalui penggunaan media kartu pada siswa kelas VIII F
SMP Negeri 1 Tahunan. Sebagai subjek siswa kelas VIII F sejumlah 34 siswa.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini telah
dilaksanakan dalam 2 siklus dan masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu;
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Berdasarkan kemampuan hasil
praktikum pada siklus kedua menunjukkan bahwa indikator keberhasilam
tindakan kelas tercapai karena telah mendapatkan nilai ≥ 75. Selain itu,
berdasarkan temuan observer, jumlah siswa yang terlibat aktif dalam kegiatan
praktikum mencapai 100%. Media kartu yang digunakan selama praktikum sangat
menarik, sehingga memunculkan ide kreatif siswa dan membantu siswa
menguasai keterampilan melakukan kegiatan praktikum. Berdasarkan hasil
penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa
dalam menyimpulkan hasil praktikum dapat ditingkatkan dengan menggunakan
media kartu.
Penelitian-penelitian yang relevan tersebut menggunakan populasi SMP,
SMA dengan model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization
(TAI) sebagai variabel independen penelitian. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI)
berpengaruh terhadap variabel dependen. Meskipun demikian, belum banyak
penelitian yang menggunakan variabel dependen berupa kemampuan mengingat
dan memahami. Hal ini dibuktikan melalui beberapa hasil penelitian yang relevan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
tentang kemampuan mengingat dan memahami. Oleh karena itu, peneliti akan
melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan
mengingat dan memahami siswa kelas V di SD Kanisius Wirobrajan 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2.2.3 Literature Map
Gambar 2.3 Literature Map
Tipe TAI
Ikmah, Margunani, dan
Yulianto (2012),
Team Accelerated Instruction
(TAI)-hasil belajar
Asriningsih, Renda, &
Wibawa (2014),
Team Accelerated Instruction
(TAI)-hasil belajar IPA.
Nugroho, Marhaeni, &
Candiasa (2013),
Team Accelerated Instruction
(TAI)-prestasi belajar
matematika.
Masrah, Arsyad, & Kaspul
(2009),
peta konsep -kemampuan
mengingat
Proses Kognitif
Putri, Irwan, & Mukhni
(2014),
penerapan model pembelajaran
TAI dibandingkan
pembelajaran konvensional-
pemahaman matematis
Wasilah (2012),
penggunaan media kartu-
kemampuan menyimpulkan
Yang akan diteliti :
Team Accelerated Instruction
(TAI) – kemampuan Mengingat
dan Memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
2.3 Kerangka Berpikir
Teori perkembangan anak menurut Piaget mengemukakan bahwa
perkembangan kognitif anak terbagi menjadi 4 tahap yaitu sensorimotor (dari
lahir hingga usia 2 tahun), tahap prapoperasional (usia 2 sampai 7 tahun),
operasional-konkret (usia 7 sampai 11 tahun), tahap operasional-formal (usia 11
tahun hingga dewasa). Anak usia SD termasuk tahap operasional konkret. Tahap
ini ditandai dengan anak sudah bisa berpikir logis, tetapi hanya dengan benda-
benda yang konkret. Model pembelajaran yang tepat digunakan sesuai dengan
perkembangan anak tersebut adalah model pembelajaran kooperatif tipe Team
Assisted Individualization (TAI). Model pembelajaran kooperatif tipe Team
Assisted Individualization (TAI) adalah model pembelajaran yang mengadaptasi
pembelajaran terhadap perbedaan individual berkaitan dengan kemampuan
maupun pencapaian prestasi siswa. Langkah-langkah yang terdapat pada model
pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dapat melatih
kemampuan berpikir kognitif siswa. Proses berpikir kognitif terbagi menjadi enam
kategori, yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta
Proses berpikir kognitif terdapat aspek mengingat dan memahami.
Kemampuan mengingat adalah mengambil pengetahuan dari memori jangka
panjang dan memecahkan masalah. Penggunaan model pembelajaran kooperatif
tipe Team Assisted Individualization (TAI) sangat baik untuk melatih proses
kognitif mengingat karena guru memberikan tes awal untuk menggali
pengetahuan dan ingatan siswa. Proses kognitif memahami siswa juga terlatih
karena dalam model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization
(TAI) ini, guru juga memberikan bantuan secara individual kepada siswa yang
membutuhkan. Siswa yang memiliki kemampuan akademis bagus didalam
kelompok tersebut berperan sebagai peer tutoring (tutor sebaya) atau membantu
teman yang mengalami kesulitan saat mengerjakan lembar kerja, sehingga siswa
dapat lebih mudah dalam memahami materi.
Kemampuan mengingat dan memahami dapat dikembangkan melalui
pembelajaran di SD. Salah satu mata pelajaran yang perlu dikritisi adalah mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) karena IPA adalah ilmu pengetahuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
yang mempelajari tentang alam dan segala isinya. Penelitian ini akan
mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe TAI fokus pada mata
pelajaran IPA dengan materi pokok tentang siklus air.
Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI)
dipilih sebagai salah satu model yang dapat mempengaruhi kemampuan
mengingat dan memahami. Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization (TAI) melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran dan
tanggung jawab di dalam kelompok untuk menyelesaikan permasalahan.
Pembelajaran pada anak SD seharusnya melibatkan siswa untuk aktif di dalam
kelas. Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI)
mampu mewujudkan hal tersebut karena model ini disusun untuk memecahkan
masalah dalam program pengajaran karena setiap individu yang mengalami
kesulitan, guru maupun teman akan membantu dalam memahami pembelajaran.
Jika model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI)
diterapkan dalam pembelajaran IPA, penerapan model pembelajaran ini akan
berpengaruh terhadap kemampuan mengingat dan memahami siswa kelas V.
2.4 Hipotesis Penelitian
2.4.1 Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization (TAI) berpengaruh terhadap kemampuan mengingat
pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta
semester gasal tahun ajaran 2017/2018.
2.4.2 Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization (TAI) berpengaruh terhadap kemampuan memahami
pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta
semester gasal tahun ajaran 2017/2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab III ini berisi jenis penelitian, setting penelitian, populasi dan sampel,
variabel penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen
penelitian, teknik pengujian instrumen, dan teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasi experimental tipe
pretest-posttest non equivalent group design. Jenis penelitian quasi experimental
tipe non equivalent group design dengan kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen yang dipilih tanpa random (Cohen, Manion & Morrison, 2007: 283).
Quasi experimental design adalah penelitian eksperimental yang tidak
memberikan kontrol penuh terhadap variabel luar yang mempengaruhi
pelaksanaan eksperimen (Johnson & Christensen, 2008: 328). Peneliti
menggunakan eksperimen ketika peneliti ingin menetapkan kemungkinan sebab-
akibat antara variabel independen dan dependen. Hal ini berarti bahwa peneliti
berusaha mengontrol semua variabel yang memengaruhi hasil kecuali variabel
independen. Jadi, ketika variabel independen memengaruhi variabel dependen,
maka dapat dikatakan bahwa variabel independen itu “menyebabkan” atau
“barangkali menyebabkan” variabel dependen (Creswell, 2015: 576).
Penelitian ini menggunakan bentuk desain quasi experimental. Quasi
experimental memiliki ciri-ciri yaitu tidak menempatkan sampel secara random,
memiliki dua atau lebih kelompok atau individu yang diperbandingkan, memiliki
satu intervensi atau lebih, pengukuran variabel dependen hanya dilakukan satu
kali, dan menggunakan kontrol pretest dan posttest. Bentuk desain eksperimen ini
merupakan pengembangan dari true experimental design. Desain ini mempunyai
kelompok kontrol, tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-
variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Cohen, Manion &
Morrison, 2007: 275).
Dalam quasi experimental, peneliti memberikan perlakuan eksperimen dan
kontrol kepada kelompok-kelompok utuh, memberikan pretest kepada kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
kelompok, melaksanakan kegiatan perlakuan eksperimental hanya dengan
kelompok eksperimen, dan memberikan posttest untuk melihat perbedaan di
antara kedua kelompok (Creswell, 2015: 607-608). Penelitian dapat diketahui dari
hasil pretest dan posttest atau pengaruh kausal intervensi yang sudah diberikan
pada kelompok eksperimen ataupun kelompok kontrol. Pengaruh kausal dan
intervensi tersebut dapat dihitung melalui tiga langkah, yaitu 1) skor posttest
dikurangi skor pretest pada kelompok eksperimen menghasilkan skor 1, 2) skor
posttest dikurangi skor pretest pada kelompok kontrol menghasilkan skor 2, dan
3) skor 1 dikurangi skor 2. Menurut terminologi di atas, maka pengaruh perlakuan
dari penelitian ini dihitung dengan rumus:
*((((99h
Gambar 3.1 Rumus Pengaruh Perlakuan
Jika hasil perhitungannya lebih besar dari nol, maka ada pengaruh
perlakuan. (Cohen, Manion & Morrison, 2007: 276-277). Gambar desain dari
penelitian ini sebagai berikut.
Gambar 3.2 Desain Penelitian
Keterangan :
X = Treatment atau perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif
tipe TAI
O1 = Rerata skor pretest kelompok eksperimen
O2 = Rerata skor posttest kelompok eksperimen
O3 = Rerata skor pretest kelompok kontrol
O4 = Rerata skor posttest kelompok kontrol
Garis putus-putus pada gambar desain penelitian di atas memiliki arti
bahwa cara penentuan kelompok tidak menggunakan cara random, namun dengan
Eksperimen O1 X O2
------------------------
Kontrol O3 O4
(O2 - O1) - (O4 - O3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
mengambil kelompok-kelompok utuh yang sudah ada. Selain itu, garis putus-
putus tersebut juga memiliki fungsi untuk memisahkan antara kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen (Cohen, Manion & Morrison, 2007: 283).
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Wirobrajan 1, yang beralamat
di Jalan HOS Cokroaminoto 8, kelurahan Pakuncen, kecamatan Wirobrajan kota
Yogyakarta 55253. SD Kanisius Wirobrajan 1 merupakan sekolah yang letaknya
cukup strategis di pinggir jalan raya. Fasilitas pendukung yang ada di sekolah ini
antara lain 12 ruang kelas paralel A dan B, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru,
2 ruang komputer, 1 perpustakaan, 1 ruang UKS, 1 ruang doa, 1 kantin, 5 kamar
kecil, 1 tempat parkir sepeda guru, dan sebuah ruang penjaga sekolah.
SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta merupakan SD yang memiliki
kelas paralel, dalam satu angkatan terdapat dua kelas. Peneliti memilih SD
Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta sebagai tempat penelitian karena sekolah ini
sudah menerapkan kurikulum 2013 dan memiliki kelas paralel sehingga tepat
digunakan untuk penelitian eksperimen. SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta
memiliki 2 kelas paralel A dan B. SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta
memiliki banyak prestasi yang telah dicapai siswa-siswanya, baik prestasi UN
maupun prestasi non-akademik lainnya. Jumlah siswa di SD ini lumayan banyak,
tiap kelasnya rata-rata 30-40 siswa. Rerata siswa berasal dari keluarga kalangan
menengah ke atas dengan berbagai jenis pekerjaan.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester gasal tahun ajaran baru 2017/2018.
Waktu pengambilan data penelitian disesuaikan dengan jadwal kalender
pendidikan SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta, dimulai pada tanggal 30
September 2017 sampai dengan 18 Oktober 2017. Pengambilan data eksperimen
diajukan dalam waktu sesingkat mungkin untuk menghindari terjadinya bias
dalam penelitian yang dilakukan dan juga untuk mengendalikan ancaman terhadap
validitas internal penelitian berupa maturasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Jadwal pengambilan data yang dilakukan peneliti di SD Kanisius
Wirobrajan 1 Yogyakarta ditunjukkan pada tabel 3.1 sebagai berikut.
Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data
Kelompok
Eksperimen
Hari/Tanggal Materi Alokasi Waktu
Sabtu/30 September 2017 Pretest 2 x 35 menit
Senin/02 Oktober 2017 Penelitian I (Pengertian siklus air dan
proses siklus air)
2 x 35 menit
Rabu/ 04 Oktober 2017 Penelitian 2 (Manfaat air dalam
kehidupan sehari-hari)
2 x 35 menit
Senin/ 09 Oktober 2017 Penelitian 3 (Kegiatan manusia yang
mempengaruhi siklus air)
2 x 35 menit
Rabu/ 11 Oktober 2017 Penelitian 4 (Percobaan terjadinya
banjir)
2 x 35 menit
Sabtu/ 14 Oktober 2017 Posttest I 2 x 35 menit
Rabu/ 18 Oktober 2017 Posttest II 2 x 35 menit
Kelompok
Kontrol
Sabtu/ 30 September 2017 Pretest
Selasa/ 03 Oktober 2017 Penelitian I (Pengertian siklus air dan
proses siklus air)
2 x 35 menit
Jumat/ 06 Oktober 2017 Penelitian 2 (Manfaat air dalam
kehidupan sehari-hari)
2 x 35 menit
Selasa/ 10 Oktober 2017 Penelitian 3 (Kegiatan manusia yang
mempengaruhi siklus air)
2 x 35 menit
Jumat/ 13 Oktober 2017 Penelitian 4 (Percobaan terjadinya
banjir)
2 x 35 menit
Sabtu/ 14 Oktober 2017 Posttest I 2 x 35 menit
Rabu/ 18 Oktober 2017 Posttest II 2 x 35 menit
3.3 Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan sekelompok individu yang memiliki ciri-ciri khusus
yang sama (Creswell, 2015: 287). Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian
(Arikunto, 2006: 130). Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas V di SD Kanisius Wirobrajan 1 yang terdiri dari 34 laki-laki dan 24
perempuan dengan jumlah keseluruhan ada 58 siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
2. Sampel
Sampel adalah sub kelompok dari populasi yang direncanakan oleh
peneliti untuk menggeneralisasikan tentang populasi (Creswell, 2015: 88). Teknik
pengambilan sampel pada penelitian menggunakan desain non probability
sampling dengan tipe convenience sampling. Teknik convenience sampling
merupakan teknik pengambilan sampel yang pemilihannya melibatkan orang
terdekat untuk membantu sebagai responden dan melanjutkan proses sampai
ukuran sampel yang diperlukan telah diperoleh atau orang-orang yang kebetulan
tersedia dan dapat diakses pada saat itu (Cohen, Manion & Morrison, 2007: 114).
Convenience sampling merupakan teknik pengumpulan data berdasarkan
kebetulan saja, anggota populasi yang ditemui peneliti, dan bersedia untuk
menjadi responden untuk dijadikan sampel, atau peneliti memilih orang-orang
terdekat saja. Penelitian ini menggunakan kelas yang tersedia, karena peneliti
tidak memiliki wewenang untuk mengatur komposisi kelas. Kelas tersebut dibagi
menjadi 2 kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Penentuan kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan dngan teknik diundi yang disaksikan
oleh guru kelas yang pelaksanaannya menunjukkan kelas V A terpilih sebagai
kelompok kontrol dan kelas V B sebagai kelas eksperimen.
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas VA sebagai
kelompok kontrol sebanyak 29 siswa dan kelas VB sebagai kelompok eksperimen
sebanyak 29 siswa. Kelompok kontrol merupakan kelompok yang tidak
mendapatkan perlakuan (treatment), sedangkan kelompok eksperimen adalah
kelompok yang mendapat perlakuan atau (treatment) dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI).
3.4 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu konsep atau gagasan yang difokuskan
oleh peneliti menjadi sebuah objek penelitian yang ingin diteliti (Cohen, Manion,
& Morrison, 2007: 504). Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi
titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006: 161). Jenis variabel yang
digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu variabel bebas
(independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Jenis tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
digunakan dalam penelitian ini karena sesuai dengan tujuan penelitian eksperimen
yaitu melihat suatu pengaruh.
3.4.1 Variabel Independen
Variabel independen sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor,
antecendant. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas.
Variabel independen dapat berupa metode pengajaran, jenis bahan ajar, periode
paparan kondisi tertentu, atau atribut seperti jenis kelamin atau tingkat kecerdasan
(Best & Kahn, 2006: 168). Variabel independen dalam penelitian ini yaitu model
pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI).
3.4.2 Variabel Dependen
Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria. Dalam
bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel dependen
adalah kondisi atau karakteristik yang tampak, tidak tampak, atau berubah saat
peneliti mengenalkan, menghilangkan, atau mengubah variabel independen dalam
penelitian. Variabel dependen bisa berupa skor tes, jumlah kesalahan, atau
kecepatan terukur dalam melakukan suatu tugas. Dengan demikian, variabel
dependen adalah perubahan terukur pada kinerja murid yang disebabkan oleh
pengaruh variabel independen (Best & Kahn, 2006: 168). Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah kemampuan mengingat dan memahami.
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 3.3 Variabel Penelitian
Model Pembelajaran
Kooperatif tipe TAI
Kemampuan mengingat
Kemampuan memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes yaitu
dengan tes essai. Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk
mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan
yang sudah ditentukan (Arikunto, 2012: 67). Tes merupakan suatu alat pengumpul
informasi yang bersifat resmi karena penuh dengan batasan-batasan (Arikunto,
2005: 33). Tes essai menuntut siswa untuk dapat mengingat-ingat dan mengenal
kembali, dan terutama harus mempunyai daya kreativitas yang tinggi (Arikunto,
2012: 177).
Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes essai. Tes uraian
atau essai adalah tes yang memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengorganisasikan jawabannya secara bebas sesuai dengan kemampuannya
dengan bahasanya sendiri atas sejumlah item yang relatif kecil dan tuntutan
jawaban yang benar, relevan, lengkap, berstruktur, jelas (Masidjo, 2010: 46).
Kelebihan tes essai adalah pertama tes essai tepat untuk menilai proses berpikir
yang melibatkan aktivitas kognitif tingkat tinggi dan tidak semata-mata hanya
mengingat dan memahami fakta atau konsep saja. Kedua tes essai memaksa
peserta didik untuk mengemukakan jawabannya ke dalam bahasa yang runtut
sesuai dengan gayanya sendiri. Ketiga tes essai memaksa peseta didik untuk
mempergunakan pikirannya sendiri dan kurang memberikan kesempatan untuk
sikap untung-untungan. Keempat bentuk tes essai mudah untuk disusun, maka
tidak banyak menghabis-habiskan waktu (Nurgiyantoro, 2011: 118).
Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan soal essai yang sama
melalui pretest dan posttest baik pada kelompok kontrol maupun pada kelompok
eksperimen. Pretest dilakukan untuk mengukur kemampuan awal siswa pada
kedua kelompok. Setelah data diperoleh dari pretest, pada kelompok eksperimen
diberikan perlakuan (treatment) dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TAI, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan
khusus. Selanjutnya kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diberikan
posttest I. Posttest I diberikan untuk mengukur ada tidaknya pengaruh dari
pemberian perlakuan (treatment) pada kelompok eksperimen dengan yang tidak
diberikan perlakuan (treatment) pada kelompok kontrol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol maupun pada kelas
eksperimen dilakukan oleh satu guru yang sama. Tujuannya untuk mengendalikan
ancaman terhadap validitas internal penelitian berupa implementasi. Peneliti
berperan sebagai observer selama pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian.
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik
(Widoyoko, 2012: 53). Fungsi instrumen adalah untuk mengungkapkan fakta
menjadi data. Benar tidaknya data tergantung dari baik tidaknya instrumen
pengumpulan data (Indrawan, 2014: 112-113). Instrumen dalam penelitian ini
dibuat sendiri oleh peneliti. Validitas dan realiabilitasnya juga dihitung sendiri
oleh peneliti. Jumlah instrumen tergantung pada jumlah variabel yang akan
diteliti. Instrumen yang digunakan oleh peneliti adalah tes essai. Penelitian ini
menggunakan pelajaran IPA pada materi siklus air kelas V. Kompetensi Dasar
yang digunakan adalah 3.5 Mendeskripsikan siklus air dan dampaknya pada
peristiwa di bumi serta kelangsungan makhluk hidup.
Instrumen ini memiliki 18 soal essai yang masing-masing nomor mewakili
tingkat pemahaman yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta. Instrumen ini digunakan oleh tiga peneliti yang
masing-masing meneliti dua kemampuan. Pembagian instrumen soal di antaranya
pada instrumen soal nomor 1a, 1b, 1c, 2a, 2b, 2c merupakan instrumen soal
kemampuan mengingat dan memahami, pada instrumen soal nomor 3a, 3b, 3c, 4a,
4b, 4c merupakan instrumen soal kemampuan mengaplikasi dan menganalisis,
pada instrumen soal nomor 5a, 5b, 5c, 6a, 6b, 6c merupakan instrumen soal
kemampuan mengevaluasi dan mencipta. Tes essai yang digunakan oleh peneliti
memuat dua kemampuan yaitu kemampuan mengingat dan memahami yang
terdiri dari 2 soal essai yaitu nomor 1 dan 2. Berikut matriks pengembangan
instrumen pada penelitian ini (lihat Lampiran 3.1).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tabel 3.2 Matriks Pengembangan Instrumen
No Variabel Elemen Indikator No
Soal
1 Mengingat Mengingat kembali Mengingat kembali pengertian proses siklus
air.
1a
Mengenali Mengenali kegunaan air dalam kehidupan. 1b
Mengidentifikasi Mengidentifikasi cara menghemat
penggunaan air.
1c
2 Memahami Mencontohkan Memberikan contoh faktor yang
mempengaruhi proses siklus air.
2a
Memprediksi Memprediksi kegiatan manusia yang
mempengaruhi siklus air.
2b
Menjelaskan Menjelaskan proses siklus air. 2c
3.7 Teknik Pengujian Instrumen
Peneliti melakukan pengujian instrumen sebelum diujicobakan kepada
responden yang akan digunakan untuk penelitian. Pengujian instrumen
dimaksudkan untuk mendapatkan instrumen yang valid dan reliabel.
3.7.1 Uji Validitas
Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak
diukur (Anderson, dalam Arikunto 2005: 65). Agar dapat diperoleh data yang
valid, instrumen atau alat untuk mengevaluasinya harus valid. Jika pernyataan
tersebut dibalik instrumen evaluasi dituntut untuk valid karena diinginkan dapat
diperoleh data yang valid. Dengan kata lain, instrumen evaluasi dipersyaratkan
valid agar hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi valid (Arikunto, 2003: 640).
Dalam penelitian ini validitas yang digunakan yaitu validitas isi (content validity),
validitas muka (face validity), dan validitas konstruk (construct validity).
3.7.1.1 Validitas Muka (content validity)
Validitas rupa/muka adalah validitas yang menunjukkan apakah alat
pengukuran/instrumen penelitian dari segi rupanya tampak mengukur yang ingin
diukur atau tidak. Validitas ini lebih mengacu pada bentuk dan penampilan
instrumen (Siregar, 2010: 46). Validator memberikan komentar terhadap
instrumen yang digunakan untuk penelitian tersebut pada nomor 1a, validator
memberikan komentar bahwa siswa kesulitan untuk mengetahui kata “definisi”.
Peneliti mengganti kata “definisi” menjadi kata “tuliskan”. Pada nomor 1b,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
validator memberikan komentar bahwa kata “berikan” dengan kata “tuliskan”.
Pada soal nomor 1c, validator tidak menuliskan komentar apapun. Selanjutnya
pada soal nomor 2a, validator menuliskan komentar bahwa belum terlalu jelas
dengan proses air, kecukupannya, atau apanya. Pada soal nomor 2b, validator
menuliskan komentar harus lebih difokuskan lagi. Serta pada nomor 2c, validator
tidak menuliskan komentar apapun (lihat Lampiran 3.4).
3.7.1.2 Validitas Isi (face validity)
Validitas isi berkaitan dengan kemampuan suatu instrumen mengukur isi
(konsep) yang harus diukur (Siregar, 2013: 46). Validitas isi dicapai dengan
penilaian dari para ahli atau expert judgement untuk melakukan penilaian
(Creswell, 2015: 327). Validitas isi disusun berdasarkan konsultasi ahli (expert
judgement) secara lisan kepada 3 ahli materi, yaitu 1 dosen mata kuliah IPA
Biologi dan 2 guru dari kelas V SD Kanisius Kalasan Yogyakarta. Hasil validitas
isi yang dilakukan oleh para ahli dapat dilihat pada lampiran 3.4. Pada instrumen
nomor 1a mendapat rerata skor sebesar 3,33 dengan komentar bahwa kalimat
yang digunakan sulit dimengerti oleh anak. Instrumen nomor 1b mendapat rerata
skor 3,33 dengan komentar bahwa soal perlu di revisi pada kata kerja operasional.
Instrumen nomor 1c mendapat rerata skor 4 dengan komentar bahwa soal sudah
baik. Instrumen nomor 2a mendapat rerata skor 3 dengan komentar bahwa kalimat
yang digunakan terlalu panjang. Instrumen nomor 2b mendapat rerata skor 3,33
dengan komentar bahwa soal harus difokuskan lagi. Instrumen nomor 2c
mendapat skor 4 dengan komentar bahwa soal sudah baik. Rerata skor dari
validator pertama yaitu 3,67 yang berarti bahwa instrumen penelitian layak
diimplementasikan dengan perbaikan. Validator kedua yaitu 3,67 yang berarti
bahwa instrumen penelitian layak diimplementasikan dengan perbaikan. Validator
ketiga yaitu 3,33 yang berarti bahwa instrumen penelitian layak
diimplementasikan dengan perbaikan.
3.7.1.3 Validitas Konstruk
Validitas konstruk adalah validitas yang berkaitan dengan kesanggupan
suatu alat ukur dalam mengukur pengertian suatu konsep yang diukurnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Validitas konstruk merupakan yang terluas cakupannya dibanding dengan
validitas lainnya, karena melibatkan banyak prosedur termasuk validitas isi dan
validitas kriteria (Fraenkel, dalam Siregar 2010: 47). Pengujian validitas isi dalam
penelitian untuk mengujicobakan instrumen secara empiris pada siswa kelas V SD
Kanisius Kalasan Yogyakarta untuk memperoleh validitas konstruk. Sekolah ini
beralamatkan di Jalan Solo, Tirtomartani, Kalasan Yogyakarta. Peneliti memilih
SD Kanisius Kalasan karena memiliki dua kelas paralel dan prestasi kurang lebih
sama dengan SD Kanisius Wirobrajan 1 yaitu terakreditasi A. Latar belakang
siswa dari kedua sekolah ini juga kurang lebih sama. Pengujian empiris ini
dilakukan pada tanggal 24 Mei 2017 dengan waktu 2 x 35 menit. Jumlah
responden ada 53 siswa. Setelah soal diujikan, soal dihitung validitasnya dengan
menggunakan rumus korelasi Pearson karena data berupa data interval yang
berupa skor 1 sampai 4 (Field, 2009: 177). Hasil ujicoba dianalisis menggunakan
program komputer IBM SPSS Statistics 23 for Windows dengan rumus Pearson
Correlation. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan jika harga p <
0,05, maka item tersebut dinyatakan valid. Jika harga p > 0,05, maka item tersebut
dinyatakan tidak valid (Field, 2009: 177-178). Berikut ini adalah tabel uji validitas
instrumen penilaian (lihat Lampiran 3.5).
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen
Variabel Indikator r tabel r hitung p Keputus
an
Mengingat Mengingat kembali
pengertian proses siklus air.
0,2706 0, 572** 0,000 Valid
Mengenali kegunaan air
dalam kehidupan.
0,2706 0,741** 0,000 Valid
Mengidentifikasi cara
menghemat penggunaan air.
0,2706 0,382** 0,005 Valid
Memahami Memberikan contoh faktor
yang mempengaruhi proses
siklus air.
0,2706 0,596** 0,000 Valid
Memprediksi kegiatan
manusia yang mempengaruhi
siklus air.
0,2706 0,589** 0,000 Valid
Menjelaskan proses siklus
air.
0,2706 0,804** 0,000 Valid
** Tingkat Signifikansi 0,01
3.7.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas ialah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur
dapat dipercaya atau diandalkan (Noor, 2011: 130). Reliabilitas suatu tes adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
taraf sampai di mana suatu tes mampu menunjukan konsistensi hasil
pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil
(Masidjo, 2010: 209). Suatu tes yang reliabel adalah suatu tes yang hasil
pengukurannya dalam satu atau berbagai pengukuran menunjukan hasil yang
konsisten atau hasil yang tepat dan teliti (Masidjo, 2010: 257). Suatu konstruk
dikatakan reliabel jika harga Alpha Cronbach > 0,60 (Nunnaly, dalam Ghozali,
2009: 46). Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas instrumen (lihat Lampiran 3.6).
Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Cronbach Alpha N Keterangan
Uji Reliabilitas Instumen 0,660 6 Reliabel
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh reliabilitas dari keenam variabel
yang valid memiliki nilai Alpha Cronbach > 0,60 yaitu sebesar 0,660 sehingga
semua instrumen dapat dikatakan reliabel.
3.8 Teknik Analisis Data
Analisis data bertujuan untuk menghitung data agar dapat disajikan secara
sistematis dan memperoleh interpretasi data. Pada penelitian kuantitatif, analisis
data bisa dilakukan secara manual dengan menghitung menggunakan rumus-
rumus statistik atau menggunakan program bantu statistik (Priyatno, 2012: 1).
Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan program komputer IBM
SPSS Statistic 23 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Teknik analisis
data dilakukan melalui langkah-langkah berikut ini.
3.8.1 Uji Pengaruh Perlakuan
3.8.1.1 Uji Asumsi
1. Uji Normalitas Distribusi Data
Uji normalitas distribusi data bertujuan untuk mengetahui apakah data
terdistribusi data normal atau tidak dan untuk menentukan jenis statistik yang
digunakan dalam menganalisis data selanjutnya (Field, 2009: 144). Penghitungan
uji normalitas menggunakan IBM Statistics 23 For Windows dengan tingkat
kepercayaan 95%. Uji ini dilakukan dengan menggunakan One Samples
Kolmogorov-Smirnov Test. Hipotesis statistiknya untuk uji normalitas distribusi
data adalah sebagai berikut.
Hnull : Tidak ada deviasi dari normalitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Hi : Ada deviasi dari normalitas
Metode pengambilan keputusan untuk uji normalitas sebagai berikut.
a. Jika harga p > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak artinya distribusi data
normal. Jika distribusi data normal, teknik uji statistik berikutnya
menggunakan statistik parametrik Independent Samples t-test.
b. Jika harga p < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima artinya distribusi data
tidak normal. Jika distribusi data tidak normal teknik uji statistik berikutnya
menggunakan statistik non parametrik Mann-Whitney atau Wilcoxon.
2. Uji Homogenitas Varian
Uji homogenitas varian dilakukan untuk memastikan apakah skor rerata
dua kelompok yang dibandingkan memiliki varian yang homogen. Kondisi yang
ideal adalah jika variannya homogen. Pengujian ini diperlukan terutama untuk
penggunaan statistik parametrik untuk data yang tidak berpasangan yaitu
Independent Samples t test. Teknik pengujian homogenitas varian menggunakan
Levene’s test (Field, 2009: 340). Jika varian homogen, data yang digunakan
adalah data pada baris pertama dalam analisis output SPSS pada independent
samples t test yang sebaris dengan keterangan equal variances assumed dan jika
varian tidak homogen, data yang digunakan adalah data pada baris kedua dengan
keterangan equal variances not assumed (Ghozali, 2009: 60).
Kriteria yang digunakan untuk mengetahui homogenitas varian adalah sebagai
berikut.
a. Jika harga p < 0, 05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya, ada perbedaan
varian yang signifikan. Dengan kata lain, varian kedua kelompok tersebut tidak
homogen.
b. Jika harga p > 0, 05, Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya, tidak ada perbedaan
varian yang signifikan. Dengan kata lain, varian kedua kelompok tersebut
homogen.
Pengujian homogenitas varian, data diambil dari skor pretest dan selisih
pretest-posttest I dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
3.8.1.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal
Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui apakah kedua kelompok yaitu eksperimen dan kontrol memiliki
kemampuan yang sama atau berbeda. Kondisi yang ideal terjadi jika kedua
kelompok tersebut memiliki kemampuan awal yang sama. Jika kedua kelompok
memiliki kemampuan awal yang sama, maka kemungkinan bias kecil (Neuman,
2013: 238). Jika data terdistribusi normal, maka menggunakan Independent
samples t-test, sedangkan jika data tidak terdistribusi normal maka menggunakan
Mann-Whitney U-test (Field, 2009: 345). Sebelum melakukan analisis, dilakukan
uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians. Jika harga Sig. Levene’s test >
0,05, maka terdapat homogenitas varians data kedua kelompok (Field, 2009: 150).
Analisis statistik menggunakan program komputer IBM SPSS statistics 23
for windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Analisis data uji perbedaan
kemampuan awal menggunakan hipotesis statistik berikut.
Hnull : Tidak ada perbedaan skor pretest yang signifikan antara kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen.
Hi : Ada perbedaan skor pretest yang signifikan antara kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan adalah Priyatno (2012: 99).
a. Jika harga p > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada
perbedaan skor pretest yang signifikan pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Dengan kata lain kedua kelompok memiliki kemampuan awal
yang sama.
b. Jika harga p < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan
skor pretest yang signifikan pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Dengan kata lain kedua kelompok tidak memiliki kemampuan
awal yang sama.
Uji perbedaan kemampuan awal juga dilakukan untuk mengendalikan
apakah ada ancaman terhadap validitas internal penelitian berupa karakteristik
subjek karena kondisi ideal tidak berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
3.8.1.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan
Uji signifikansi pengaruh perlakuan dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui pengaruh perlakuan atau penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengingat dan
memahami, dengan melihat perbedaan selisih skor posttest I dan pretest dari
kedua kelompok. Uji ini diperoleh dengan cara berikut. 1) mengurangkan skor
posttest I dengan skor pretest pada kelompok eksperimen (O2 – O1), 2)
mengurangkan skor posttest I dengan skor pretest pada kelompok kontrol (O4 –
O3), 3) mengurangkan selisih skor posttest I dengan skor pretest pada kelompok
eksperimen dengan selisih skor posttest I dengan skor pretest pada kelompok
kontrol (O2 – O1) – (O4 – O3).
Data yang akan dianalisis menggunakan skor selisih dua kelompok yang
berbeda maka menggunakan uji statistik berikut. 1) jika data terdistribusi dengan
normal digunakan Independent Samples t-tes (Field, 2009: 326), 2) jika data
terdistribusi tidak normal digunakan Mann-Whitney U-test (Field, 2009: 345).
Sebelum dilakukan analisis, perlu dilakukan uji asumsi untuk memeriksa
homogenitas varians dengan melihat harga p < 0,05 maka tidak terdapat
homogenitas varians dari kedua data yang dibndingkan. Jika harga p > 0,05 maka
terdapat homogenitas varians dari kedua data yang dibandingkan (Field, 2009:
150).
Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam analisis data adalah 95%.
Analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut.
Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor posttest I-pretest pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor posttest I-pretest
pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan (Priyatno, 2012: 24)
adalah sebagai berikut.
a. Jika harga p > 0,05. Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan
yang signifikan antara selisih skor posttest I-pretest pada kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen. Dengan kata penerapan model pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) tidak berpengaruh
terhadap kemampuan mengingat dan memahami.
b. Jika harga p < 0,05. Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang
signifikan antara selisih skor posttest I-pretest pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Dengan kata lain penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) berpengaruh terhadap
kemampuan mengingat dan memahami.
3.8.1.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan
Uji besar pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization terhadap kemampuan mengingat dan memahami. Besar
pengaruh perlakuan dilihat dari effect size. Effect size adalah suatu ukuran objektif
dan terstandarisasi untuk mengetahui seberapa besar efek yang dihasilkan (Field,
2009: 56-57). Kriteria dalam menentukan besar pengaruh sebagai berikut (Field,
2009: 57).
Tabel 3.5 Kriteria Besar Pengaruh Perlakuan
r (effect size) Kategori Presentase
0,10 Efek kecil Setara dengan 1% pengaruh
perlakuan
0,30 Efek menengah Setara dengan 9% pengaruh
perlakuan
0,50 Efek besar Setara dengan 25% pengaruh
perlakuan
Fraenkel, Wallen, dan Hyun (2012: 253) memberikan penjelasan lebih
lanjut sebagai berikut.
Tabel 3.6 Tabel Kriteria Besar Pengaruh Perlakuan
No Harga r Interpretasi
1 0,00-0,40 Efek tidak penting secara praktik, bisa jadi masih penting secara teoritis
untuk membuat prediksi.
2 0,41-0,60 Efek cukup besar secara praktis teoritis
3 0,61-0,80 Efek sangat penting, tetapi jarang dicapai dalam penelitian pendidikan.
4 0,81-1,00 Mungkin terjadi kesalahan dalam perhitungan; jika tidak, efeknya memang
sangat besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Jika data terdistribusi normal, maka dapat menggunakan rumus (Field,
2009: 332).
Gambar 3.4 Rumus Effect Size untuk Distribusi Data Normal
Keterangan :
r = Besar pengaruh (effect size) dengan menggunakan koefisien korelasi
Pearson
t = Harga uji t
df = Derajat kebebasan (degree of freedom)
2) jika data terdistribusi tidak normal, maka dapat menggunakan rumus (Field,
2009: 550):
Gambar 3.5 Rumus effect size untuk Distribusi Data Tidak Normal
Keterangan :
r = besar pengaruh (effect size)
Z = harga konversi dari standar deviasi (diambil dari perhitungan statistik
non parametrik dari program SPSS
N = jumlah total responden (dalam hal ini 2 x jumlah siswa)
Persentase pengaruh perlakuan dapat dihitung dengan mengkuadratkan r
(harga koefisien korelasi Pearson yang didapat) kemudian dikalikan 100% (Field,
2009: 179).
Gambar 3.6 Persentase Pengaruh Perlakuan
𝑟 =Z
𝑁
𝑟 = 𝑡2
𝑡2 + 𝑑𝑓
Persentase Pengaruh = R2 x 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
3.8.2 Analisis Lebih Lanjut
3.8.2.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I
Perhitungan persentase peningkatan skor pretest ke posttest I dilakukan
untuk mengetahui besarnya persentase peningkatan kemampuan mengingat dan
memahami pada kelompok kontrol dan eksperimen. Cara menghitung persentase
ini dengan mengurangkan skor posttest I dengan skor pretest, kemudian hasilnya
dibagi dengan skor pretest dan dikalikan dengan 100%. Berikut rumus
perhitungan persentase peningkatan pretest ke posttest I.
Gambar 3.7 Rumus Perhitungan Persentase Peningkatan Pretest ke Posttest I
Selanjutnya dilakukan uji signifikansi peningkatan skor pretest ke posttest
I untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest
ke posttest I baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Data
yang akan dianalisis menggunakan skor pretest dan posttest I dari kelompok yang
sama, maka menggunakan uji statistik berikut. 1) jika data terdistribusi dengan
normal digunakan Paired samples t-tes (Field, 2009: 326), 2) jika data
terdistribusi tidak normal digunakan Wilcoxon (Field, 2009: 345).
Analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95% dengan hipotesis
statistik sebagai berikut.
Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I
pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut
(Priyatno, 2012: 31).
a. Jika harga p > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada
perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok
kontrol dan eksperimen. Dengan kata lain tidak ada peningkatan skor yang
signifikan dari skor pretest ke posttest I.
b. Jika harga p < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan
yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan
Peningkatan = (𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 𝐼−𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡)
𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑋 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
eksperimen. Dengan kata lain ada peningkatan yang signifikan dari skor
pretest ke posttest I.
Untuk mengetahui besar persentase dari selisih skor pretest-posttest I
(gain score) dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut.
Gambar 3.8 Rumus Gain Score
Frekuensi gain score yang diambil kurang lebih 50% dari skor tertinggi
dari selisih pretest-posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Grafik polygon pada gain score menunjukkan perbandingan pada rerata antara
kedua kelompok (Fraenkel, 2012: 250-251).
3.8.2.2 Uji Besar Efek Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I
Uji ini dilakukan untuk mengetahui besar peningkatan efek skor pretest ke
posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji besar efek
peningkatan skor ini menggunakan data hasil analisis paired samples t-test yang
dilakukan pada uji signifikansi. Cara menghitung besar efek dan kriteria yang
digunakan sama dengan cara menghitung besar efek pada uji besar pengaruh
perlakuan.
3.8.2.3 Uji Korelasi Antara Rerata Skor Pretest dan Posttest I
Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui apakah korelasi antara skor
pretest dan posttest I positif dan signifikan. Positif memiliki arti bahwa semakin
tinggi skor pretest maka semakin tinggi pula skor posttest I. Signifikan memiliki
arti bahwa hasil temuan dapat digeneralisasikan untuk populasi. Data yang akan
dianalisis menggunakan skor pretest dan posttest I dari kelompok yang sama,
maka menggunakan uji statistik berikut. 1) jika data terdistribusi dengan normal
digunakan rumus bivariate correlation coefficients yaitu Pearson’s correlation
coefficients (Field, 2009: 177), 2) jika data terdistribusi tidak normal digunakan
rumus bivariate correlation coefficients yaitu Spearman’s correlation coefficients
(Field, 2009: 179).
𝐺𝑎𝑖𝑛 𝑆𝑐𝑜𝑟𝑒 =𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 X 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Langkah selanjutnya adalah menganalisis dengan tingkat kepercayaan
sebesar 95%. Hipotesis statistik yang digunakan untuk menganalisis data adalah
sebagai berikut (Field, 2009: 179).
Hnull : Tidak ada perbedaan hasil korelasi pretest-posttest dengan P dan Q
Hi : Ada perbedaan hasil korelasi pretest-posttest dengan P dan Q
Keterangan :
P : jika harga p < 0,05
Q : jika r negatif
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan (Priyatno, 2012: 45)
adalah sebagai berikut.
a. Jika hasilnya P dan Q, Hnull diterima. Berarti ancaman terhadap validitas
internal penelitian berupa regresi statistik tidak bisa dikendalikan dengan baik.
b. Jika hasilnya bukan P dan Q, Hnull ditolak. Berarti ancaman terhadap validitas
internal penelitian berupa regresi statistik bisa dikendalikan dengan baik.
Uji korelasi ini dilakukan untuk memeriksa apakah ada ancaman terhadap
validitas internal penelitian berupa regresi statistik. Ada ancaman jika hasilnya
negatif dan signifikan.
3.8.2.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan
Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui apakah
perlakuan yang diberikan masih kuat atau memiliki efek yang sama setelah
beberapa waktu. Analisis dilakukan dengan membandingkan data skor posttest I
dan posttest II. Uji retensi pengaruh perlakuan dianjurkan dilakukan setelah sekian
waktu dari posttest I untuk lebih mengetahui sensitivitas perbedaan perlakuan
(Krathwohl, 2004: 546). Posttest II dapat dilakukan 2 minggu setelah posttest I.
Sebelum dilakukan analisis data, skor posttest II harus dihitung normalitasnya
menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Data yang dianalisis menggunakan skor
pretest dan posttest I dari kelompok yang sama, maka menggunakan uji statistik
berikut. 1) jika data terdistribusi dengan normal digunakan Paired samples t-test
(Field, 2009: 326), 2) jika data terdistribusi tidak normal digunakan Wilcoxon
(Field, 2009: 345).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95% dengan hipotesis
statistik sebagai berikut.
Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II
pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan (Priyatno, 2009: 31) adalah
sebagai berikut.
a. Jika harga p > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada
perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen.
b. Jika harga p < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan
yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen.
Untuk mengetahui persentase peningkatan skor posttest I ke posttest II
digunakan rumus sebagai berikut.
Gambar 3.9 Rumus Persentase Peningkatan Skor Posttest I ke Posttest II
𝑃𝑒𝑛𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 = 𝑃𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 𝐼𝐼 − 𝑃𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 𝐼
𝑃𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 𝐼 𝑋 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memaparkan hasil penelitian yang berisi implementasi penelitian,
dan pembahasan mengenai pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif
Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengingat dan
memahami pada mata pelajaran IPA materi siklus air.
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Implementasi Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua kelas sebagai kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Kelompok kontrol merupakan kelompok yang tidak
mendapatkan perlakuan (treatment) menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Team Assisted Individualization (TAI), sedangkan kelompok eksperimen
merupakan kelompok yang mendapatkan perlakuan (treatment) menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI).
Penentuan kedua kelompok tersebut dilakukan dengan cara undian yang
disaksikan oleh guru mitra serta kepala sekolah. Pengundian yang dilakukan
menunjukkan bahwa kelas V B sebagai kelompok eksperimen dan kelas V A
sebagai kelompok kontrol. Berikut ini akan dideskripsikan populasi penelitian dan
pembelajaran pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
4.1.1.1 Deskripsi Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan
1. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu kelas V A dan V B.
Sampel penelitian dalam penelitian ini adalah kelas V A dan kelas V B. Hasil
tersebut didapat dari undian yang disaksikan oleh guru dan kepala sekolah.
Sampel penelitian yang pertama yaitu kelas V B sebagai kelompok eksperimen.
Jumlah siswa di kelas V B yaitu 29 anak yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan
12 siswa perempuan. Siswa pada kelompok eksperimen ini rerata berasal dari latar
belakang ekonomi menengah. Data siswa menunjukkan bahwa pekerjaan orang
tua siswa antara lain wiraswasta, PNS, karyawan swasta dan buruh. Latar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
belakang pendidikan orang tua antara lain SD, SMP, SMA, D3, dan S1. Ketika
dilakukan treatment, semua siswa hadir di kelas, ketika posttest I semua siswa
hadir di dalam kelas dan pada posttest II semua siswa hadir di dalam kelas.
Sampel penelitian yang kedua yaitu kelas V A sebagai kelompok kontrol.
Jumlah siswa kelas V A yaitu 29 siswa, yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 13
siswa perempuan. Data siswa menunjukkan bahwa pekerjaan orangtua siswa
antara lain wiraswasta, PNS, karyawan swasta, guru, dan pedagang kecil. Latar
belakang pendidikan orang tua antara lain SMP, SMA, D3, dan S1, dan S2. Ketika
dilakukan treatment, semua siswa hadir di dalam kelas, namun ada beberapa siswa
yang tidak hadir ketika posttest I sebanyak dua anak ketika posttest II sebanyak
dua anak. Peristiwa tersebut dapat menjadi ancaman terhadap validitas internal
jenis mortalitas. Fraenkel, Wallen, & Hyun (2012: 282) menjelaskan bahwa
mortalitas yaitu adanya perbedaan jumlah partisipan pada waktu pretest dan
posttest akibat partisipan mengundurkan diri dalam penelitian. Untuk mengatasi
hal tersebut solusi yang digunakan adalah data siswa yang tidak hadir tersebut
tetap dimasukkan dengan menggunakan rerata skor sebagai data karena siswa-
siswa tersebut sudah mendapat treatment.
4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran
Penelitian dimulai dengan pretest pada kedua kelompok yang
dilaksanakan pada hari Sabtu, 30 September 2017. Siswa kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol mengerjakan soal pretest yang berjumlah 6 butir soal uraian
dalam waktu 2 x 35 menit atau 2 jam pelajaran. Guru memberikan pengarahan
kepada siswa tentang langkah-langkah cara pengerjaan soal. Siswa juga
diperbolehkan bertanya kepada guru jika ada soal yang kurang dipahami. Guru
yang mendampingi siswa selama mengerjakan soal pretest, treatment,
mengerjakan soal posttest I dan posttest II adalah guru yang sama. Peneliti
berperan sebagai pengamat, sehingga peneliti tidak mengambil peran dalam
kegiatan pembelajaran. Peneliti bertugas dalam menyiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan sebelum pelaksanaan treatment dan mendokumentasikan kegiatan
treatment. Berikut deskripsi dari implementasi kegiatan pembelajaran pada
kelompok kontrol dan eksperimen.
1. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Pembelajaran pada kelompok kontrol menggunakan metode ceramah.
Pembelajaran ini membutuhkan waktu dua jam pelajaran (2 x 35 menit) untuk
setiap pertemuan. Pembelajaran dilakukan sebanyak empat kali pertemuan dengan
materi siklus air dengan sub materi yang berbeda-beda.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 3 Oktober 2017 pada
pukul 09.30-10.30 WIB. Sub materi yang dipelajari yaitu pengertian siklus air dan
proses siklus air. Kegiatan awal yaitu apersepsi oleh guru. Guru melakukan tanya
jawab mengenai pengertian siklus air dan proses siklus air. Kegiatan ini
dilaksanakan dengan memberikan penjelasan kepada siswa mengenai pengertian
siklus air, dan proses siklus air. Siswa menerima materi yang diajarkan oleh guru
dan mencatat hal-hal yang penting di buku masing-masing. Kegiatan
pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan dan memberikan umpan balik
kepada siswa mengenai pengertian siklus air dan proses siklus air.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat, 6 Oktober 2017 pada
07.35-09.00 WIB. Sub materi yang dipelajari yaitu manfaat air dalam kehidupan
sehari-hari. Kegiatan pembelajaran diawali dengan doa dan absensi. Kemudian
guru melakukan tanya jawab mengenai penggunaan air dalam kehidupan sehari-
hari. Kemudian guru menjelaskan tentang manfaat air dalam kehidupan sehari-
hari. Setelah memberi penjelasan siswa mencatat di buku tulis masing-masing.
Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan materi yang telah
dipelajari bersama-sama.
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Selasa, 10 Oktober 2017 pada
pukul 09.55-11.00 WIB. Sub materi yang dipelajari yaitu kegiatan manusia yang
mempengaruhi proses siklus air. Kegiatan pembelajaran diawali dengan doa dan
absensi. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab kepada siswa. Pada
kegiatan inti, siswa mendengarkan ceramah dari guru. Guru menuliskan materi
yang disampaikan di depan kelas kemudian siswa mencatat di buku masing-
masing. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan materi tentang
kegiatan manusia yang mempengaruhi proses siklus air.
Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Jumat, 13 Oktober 2017 pada
pukul 07.00-08.30. Sub materi yang dipelajari yaitu percobaan terjadinya banjir.
Kegiatan pembelajaran diawali dengan doa dan absensi. Guru melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
apersepsi dengan bertanya jawab dengan siswa. Pada kegiatan inti siswa
mendengarkan ceramah mengenai percobaan terjadinya banjir. Kemudian siswa
mencatat di buku masing-masing. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan
menyimpulkan materi tentang percobaan terjadinya banjir.
Pada hari Sabtu, 14 Oktober 2017 pada pukul 07.00-08.10 WIB siswa
mengerjakan soal posttest I untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah
menerima pembelajaran dengan metode ceramah. Pada hari Rabu, 18 Oktober
2017 pada pukul 07.00-08.10 WIB, siswa pada kelompok kontrol mengerjakan
soal posttest II untuk mengetahui kembali pemahaman siswa dalam beberapa
waktu setelah mendapatkan pembelajaran dengan metode ceramah. Soal yang
dikerjakan siswa pada pretest, posttest I dan posttest II merupakan soal yang sama
berjumlah 6 butir soal uraian. Soal nomor 1 digunakan untuk meneliti variabel
mengingat yang terdiri dari tiga sub soal yaitu 1a, 1b, dan 1c. Soal nomor 2
digunakan untuk meneliti variabel memahami yang terdiri dari tiga sub soal yaitu
2a, 2b, dan 2c.
2. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Eksperimen
Pembelajaran pada kelompok eksperimen menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI). Waktu
pelaksanaan pada setiap pembelajaran adalah dua jam pelajaran (2 x 35 menit).
Pembelajaran dilaksanakan selama empat kali pertemuan dengan sub tema yang
berbeda-beda. Pembelajaran dilakukan oleh guru mitra di dalam kelas.
Pembelajaran di kelas menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Team Assisted Individualization (TAI) dan dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu
pendahuluan, inti, penutup. Pendahuluan berisi salam, apersepsi, motivasi, dan
penyampaian tujuan pembelajaran. Kegiatan inti berisi delapan langkah yaitu
placement test, teams, teaching group, student creative, team study, test, team
scores and team recognition, whole-class units. Kegiatan penutup berisi
penegasan, refleksi, dan tindak lanjut.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 2 Oktober 2017 dari
pukul 07.35-09.00 WIB. Sub materi yang dipelajari yaitu pengertian siklus air dan
proses siklus air. Di kegiatan awal guru melakukan tanya jawab mengenai
kegiatan siswa yang berhubungan dengan penggunaan air (apersepsi),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
penyampaian tujuan pembelajaran (orientasi), dan memotivasi siswa untuk
semangat dalam mengikuti pembelajaran (motivasi). Selanjutnya, kegiatan inti
terdiri dari delapan langkah yaitu langkah pertama placement test yaitu guru
memberikan soal pretest dan dikerjakan secara individu. Langkah kedua teams
yaitu siswa dibagi ke dalam kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4-5
siswa. Langkah ketiga teaching group yaitu siswa melihat video tentang
pengertian siklus air dan proses siklus air dan guru memberikan penegasan
kembali terkait dengan video tersebut. Langkah keempat student creative siswa
mengerjakan LKS secara individu. Langkah kelima teams study siswa berdiskusi
dengan teman satu kelompok terkait dengan kesulitan yang dihadapi selama
mengerjakan LKS. Langkah keenam test siswa mengerjakan soal posttest secara
individu terkait dengan materi yang telah dipelajari. Langkah ketujuh teams score
and teams recognition guru memberikan skor kepada siswa terkait dengan hasil
kerja kelompok. Langkah kedelapan whole class units guru memberikan
penguatan terkait dengan materi yang telah dipelajari.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 4 Oktober 2017 pada
pukul 07.00-08.35 WIB. Sub materi yang dipelajari adalah manfaat air dalam
kehidupan sehari-hari. Di kegiatan awal guru melakukan tanya jawab dengan
siswa terkait kegunaan air dalam kehidupan sehari-hari (apersepsi), penyampaian
tujuan pembelajaran (orientasi), dan memotivasi siswa dengan mengajak
bernyanyi lagu “diobok-obok” (motivasi). Selanjutnya, kegiatan inti terdiri dari
delapan langkah yaitu langkah pertama placement test yaitu guru memberikan
soal pretest dan dikerjakan secara individu. Langkah kedua teams yaitu siswa
dibagi ke dalam kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa.
Langkah ketiga teaching group yaitu siswa melihat video tentang pemanfaatan air
dalam kehidupan sehari-hari dan guru memberikan penegasan kembali terkait
dengan video tersebut. Langkah keempat student creative siswa mengerjakan LKS
secara individu. Langkah kelima teams study siswa berdiskusi dengan teman satu
kelompok terkait dengan kesulitan yang dihadapi selama mengerjakan LKS.
Langkah keenam test siswa mengerjakan soal posttest secara individu terkait
dengan materi yang telah dipelajari. Langkah ketujuh teams score and teams
recognition guru memberikan skor kepada siswa terkait dengan hasil kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
kelompok. Langkah kedelapan whole class units guru memberikan penguatan
terkait dengan materi yang telah dipelajari.
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin, 9 Oktober 2017 pada
pukul 09.30-10.30 WIB. Sub materi yang dipelajari adalah kegiatan manusia yang
mempengaruhi siklus air. Di kegiatan awal guru melakukan tanya jawab dengan
siswa terkait dengan kegiatan menanam pohon yang pernah dilakukan siswa
(apersepsi), penyampaian tujuan pembelajaran (orientasi), dan memotivasi siswa
dengan mengajakn siswa melakukan permainan konsentrasi (motivasi).
Selanjutnya, kegiatan inti terdiri dari delapan langkah yaitu langkah pertama
placement test yaitu guru memberikan soal pretest dan dikerjakan secara individu.
Langkah kedua teams yaitu siswa dibagi ke dalam kelompok, masing-masing
kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Langkah ketiga teaching group yaitu siswa
melihat video tentang kegiatan manusia yang mempengaruhi proses siklus air dan
guru memberikan penegasan kembali terkait dengan video tersebut. Langkah
keempat student creative siswa mengerjakan LKS secara individu. Langkah
kelima teams study siswa berdiskusi dengan teman satu kelompok terkait dengan
kesulitan yang dihadapi selama mengerjakan LKS. Langkah keenam test siswa
mengerjakan soal posttest secara individu terkait dengan materi yang telah
dipelajari. Langkah ketujuh teams score and teams recognition guru memberikan
skor kepada siswa terkait dengan hasil kerja kelompok. Langkah kedelapan whole
class units guru memberikan penguatan terkait dengan materi yang telah
dipelajari.
Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Rabu, 11 Oktober 2017 pukul
07.35-09.00 WIB. Sub materi yang dipelajari adalah kegiatan manusia yang
mempengaruhi siklus air. Di kegiatan awal guru melakukan tanya jawab dengan
siswa terkait peristiwa banjir yang pernah dilihat oleh siswa (apersepsi),
penyampaian tujuan pembelajaran (orientasi) dan memotivasi siswa dengan
mengajak siswa bermain konsentrasi (motivasi). Selanjutnya, kegiatan inti terdiri
dari delapan langkah yaitu langkah pertama placement test yaitu guru memberikan
soal pretest dan dikerjakan secara individu. Langkah kedua teams yaitu siswa
dibagi ke dalam kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa.
Langkah ketiga teaching group yaitu siswa melihat video tentang proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
terjadinya banjir dan guru memberikan penegasan kembali terkait dengan video
tersebut. Langkah keempat student creative siswa mengerjakan LKS secara
individu. Langkah kelima teams study siswa berdiskusi dengan teman satu
kelompok terkait dengan kesulitan yang dihadapi selama mengerjakan LKS.
Langkah keenam test siswa mengerjakan soal posttest secara individu terkait
dengan materi yang telah dipelajari. Langkah ketujuh teams score and teams
recognition guru memberikan skor kepada siswa terkait dengan hasil kerja
kelompok. Langkah kedelapan whole class units guru memberikan penguatan
terkait dengan materi yang telah dipelajari.
Pada hari Sabtu, 14 Oktober 2017 pada pukul 07.00-08.10 WIB kelompok
eksperimen mengerjakan soal posttest I dengan tujuan untuk mengetahui
pemahaman siswa terhadap materi setelah mendapatkan pembelajaran dengan
model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI). Pada
hari Rabu, 18 Oktober 2017 pada pukul 07.00-08.10 WIB kelompok eksperimen
mengerjakan posttest II dengan tujuan untuk mengetahui kembali pemahaman
siswa terhadap materi dalam selang waktu beberapa hari setelah mendapat
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization (TAI). Soal yang dikerjakan siswa pada pretest, posttest I dan
posttest II merupakan soal yang sama berjumlah 6 butir soal uraian. Soal nomor 1
digunakan untuk meneliti variabel mengingat yang terdiri dari 3 sub soal yaitu 1a,
1b, dan 1c. Soal nomor 2 digunakan untuk meneliti variabel memahami yang
terdiri dari 3 sub soal yaitu 2a, 2b, dan 2c.
4.1.2 Deskripsi Sebaran Data
Pada deskripsi data, peneliti ingin memperlihatkan perbedaan data yang
diperoleh pada kelompok kontrol dan eksperimen untuk setiap indikator.
Hasil dari sebaran data dapat dilihat pada tabel berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
4.1.2.1 Kemampuan Mengingat
1. Kelompok Kontrol
Tabel 4.1 Sebaran Data Kelompok Kontrol
No Indikator Pretest Posttest 1
1 2 3 4 Total 1 2 3 4 Total
1 Mengingat kembali
pengertian proses siklus air.
11 12 6 - 29 4 8 8 9 29
2 Mengenali kegunaan air
dalam kehidupan.
15 10 4 - 29 1 6 10 12 29
3 Mengidentifikasi cara
menghemat penggunaan air
14 13 2 - 29 1 6 9 13 29
Jumlah 40 35 12 0 87 6 20 27 34 87
Pada tabel di atas terlihat bahwa hasil pengerjaan pretest kelompok kontrol
pada ketiga indikator, siswa yang mendapat nilai 1 sebanyak 40 anak, yang
mendapat nilai 2 sebanyak 35 anak, yang mendapat nilai 3 sebanyak 12 anak, dan
tidak ada siswa yang mendapat nilai 4. Hasil pengerjaan posttest I kelompok
kontrol pada ketiga indikator, siswa yang mendapat nilai 1 sebanyak 6 anak, yang
mendapat nilai 2 sebanyak 20 anak, yang mendapat nilai 3 sebanyak 27 anak, dan
yang mendapat nilai 4 sebanyak 34 anak. Terjadi peningkatan skor dari pretest ke
posttest I. Hal tersebut terlihat dari perbedaan modus yang terjadi, yaitu pada
pretest modusnya pada anak yang mendapat nilai 1 sedangkan pada posttest I
modusnya pada anak yang mendapat nilai 4. Selain itu, siswa yang mendapat nilai
1 dan 2 berkurang, serta siswa yang mendapat skor 3 dan 4 bertambah pada
posttest I.
2. Kelompok Eksperimen
Tabel 4.2 Sebaran Data Kelompok Eksperimen
No Indikator Pretest Posttest 1
1 2 3 4 Total 1 2 3 4 Total
1 Mengingat kembali
pengertian proses siklus
air.
9 15 5 0 29 0 1 9 19 29
2 Mengenali kegunaan air
dalam kehidupan.
15 9 5 0 29 0 0 6 23 29
3 Mengidentifikasi cara
menghemat penggunaan
air
13 13 3 0 29 0 2 9 18 29
Jumlah 37 37 13 0 87 0 3 24 60 87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Pada tabel di atas terlihat bahwa hasil pengerjaan pretest kelompok
eksperimen pada ketiga indikator, siswa yang mendapat nilai 1 sebanyak 37 anak,
yang mendapat nilai 2 sebanyak 37 anak, yang mendapat nilai 3 sebanyak 13
anak, dan tidak ada siswa yang mendapat nilai 4. Hasil pengerjaan posttest I
kelompok eksperimen pada ketiga indikator, tidak ada siswa yang mendapat nilai,
yang mendapat nilai 2 sebanyak 3 anak, yang mendapat nilai 3 sebanyak 24 anak,
dan yang mendapat nilai 4 sebanyak 60 anak. Terjadi peningkatan skor dari
pretest ke posttest I. Hal tersebut terlihat dari perbedaan modus yang terjadi, yaitu
pada pretest modusnya pada anak yang mendapat nilai 1 sedangkan pada posttest
I modusnya pada anak yang mendapat nilai 4. Selain itu, siswa yang mendapat
nilai 1 dan 2 berkurang, serta siswa yang mendapat skor 3 dan 4 bertambah pada
posttest I.
4.1.2.2 Kemampuan Memahami
1. Kelompok Kontrol
Tabel 4.3 Sebaran Data Kelompok Kontrol
No Indikator Pretest Posttest 1
1 2 3 4 Total 1 2 3 4 Total
1 Memberikan contoh faktor
yang mempengaruhi siklus
air
20 5 2 2 29 3 7 10 9 29
2 Memprediksi kegiatan
manusia yang
mempengaruhi siklus air
16 11 2 0 29 0 8 14 7 29
3 Menjelaskan proses siklus
air
19 10 0 0 29 1 4 11 13 29
Jumlah 55 26 4 2 87 4 19 35 29 87
Pada tabel di atas terlihat bahwa hasil pengerjaan pretest kelompok kontrol
pada ketiga indikator, siswa yang mendapat nilai 1 sebanyak 55 anak, yang
mendapat nilai 2 sebanyak 26 anak, yang mendapat nilai 4 sebanyak 12 anak, dan
yang mendapat nilai 4 sebanyak 2 anak. Hasil pengerjaan posttest I kelompok
kontrol pada ketiga indikator, siswa yang mendapat nilai 1 sebanyak 4 anak, yang
mendapat nilai 2 sebanyak 19 anak, yang mendapat nilai 3 sebanyak 35 anak, dan
yang mendapat nilai 4 sebanyak 29 anak. Terjadi peningkatan skor dari pretest ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
posttest I. Hal tersebut terlihat dari perbedaan modus yang terjadi, yaitu pada
pretest modusnya pada anak yang mendapat nilai 1 sedangkan pada posttest I
modusnya pada anak yang mendapat nilai 4. Selain itu, siswa yang mendapat nilai
1 dan 2 berkurang, serta siswa yang mendapat skor 3 dan 4 bertambah pada
posttest I.
2. Kelompok Eksperimen
Tabel 4.4 Sebaran Data Kelompok Eksperimen
No Indikator Pretest Posttest 1
1 2 3 4 Total 1 2 3 4 Total
1 Memberikan contoh faktor
yang mempengaruhi siklus
air
26 1 2 0 29 4 1 2 22 29
2 Memprediksi kegiatan
manusia yang mempengaruhi
siklus air
25 2 0 2 29 2 2 0 25 29
3 Menjelaskan proses siklus air 18 4 5 2 29 3 1 0 25 29
Jumlah 69 7 7 4 87 9 4 2 72 87
Pada tabel di atas terlihat bahwa hasil pengerjaan pretest kelompok
eksperimen pada ketiga indikator, siswa yang mendapat nilai 1 sebanyak 69 anak,
yang mendapat nilai 2 sebanyak 7 anak, yang mendapat nilai 4 sebanyak 7 anak,
dan yang mendapat nilai 4 sebanyak 4 anak. Hasil pengerjaan posttest I kelompok
eksperimen pada ketiga indikator, siswa yang mendapat nilai 1 sebanyak 9 anak,
yang mendapat nilai 2 sebanyak 4 anak, yang mendapat nilai 3 sebanyak 2 anak,
dan yang mendapat nilai 4 sebanyak 72 anak. Terjadi peningkatan skor dari
pretest ke posttest I. Hal tersebut terlihat dari perbedaan modus yang terjadi, yaitu
pada pretest modusnya pada anak yang mendapat nilai 1 sedangkan pada posttest
I modusnya pada anak yang mendapat nilai 4. Selain itu, siswa yang mendapat
nilai 1 dan 2 berkurang, serta siswa yang mendapat skor 3 dan 4 bertambah pada
posttest I.
4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian I
Hipotesis penelitian I adalah penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Team Assisted Individualization (TAI) berpengaruh terhadap kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
mengingat pada mata pelajaran IPA materi siklus air kelas V SD Kanisius
Wirobrajan 1 semester gasal tahun ajaran 2017/2018. Variabel dependen pada
hipotesis di atas yaitu kemampuan mengingat, sedangkan variabel independen
yaitu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization (TAI). Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel
dependen terdiri dari 1 soal uraian yaitu item 1 yang mengandung indikator
mengingat kembali proses siklus air, mengenali kegunaan air dalam kehidupan,
dan mengidentifikasi cara menghemat penggunaan air.
Hasil analisis statistik secara keseluruhan dihitung dengan menggunakan
program statistik yaitu IBM SPSS Statistics 23 for Windows dengan tingkat
kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Tahapan analisis data yang dilakukan
adalah sebagai berikut. 1) Uji normalitas data dengan tujuan untuk mengetahui
data berdistribusi normal atau tidak, sehingga dapat digunakan untuk menentukan
analisis selanjutnya menggunakan statistik parametrik atau nonparametrik, 2) Uji
perbedaan kemampuan awal dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal
pada kelompok kontrol dan eksperimen, 3) Uji signifikansi pengaruh perlakuan,
dan 4) Uji besar pengaruh perlakuan. Selanjutnya dilakukan analisis lebih lanjut
yang terdiri 1) Perhitungan persentasi peningkatan skor pretest ke posttest I, 2)
Uji besar efek peningkatan skor pretest ke posttest I, 3) Uji korelasi antara skor
pretest ke posttest I, dan 4) Uji retensi pengaruh perlakuan.
4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data
Uji normalitas distribusi data digunakan untuk mengetahui apakah data
terdistribusi dengan normal atau tidak, hal ini sebagai prasyarat digunakannya
analisis parametrik (Priyatno, 2012: 132). Data skor pretest, posttest I, posttest II,
dan selisih pretest ke posttest I dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
diuji normalitasnya menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov test. Kriteria
untuk menerima Hnull jika harga p > 0,05 maka tidak ada deviasi (penyimpangan)
dari normalitas distribusi data, artinya data terdistribusi normal. Jika data
terdistribusi normal maka untuk analisis data selanjutnya menggunakan statistik
parametrik, namun jika data terdistribusi tidak normal maka analisis data
selanjutnya menggunakan analisis nonparametrik (Priyatno, 2012: 11). Hasil uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
normalitas kemampuan mengingat kelompok kontrol dan eksperimen dapat dilihat
pada tabel berikut (lihat Lampiran 4.3).
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Mengingat
Kelompok Aspek p Keputusan
Kontrol Pretest 0,000 Tidak normal
Posttest I 0,076 Normal
Posttest II 0,055 Normal
Selisih Pretest-Posttest I 0,200 Normal
Eksperimen Pretest 0,000 Tidak normal
Posttest I 0,000 Tidak normal
Posttest II 0,159 Normal
Selisih Pretest-Posttest I 0,061 Normal
Tabel 4.5 menunjukkan harga p > 0,05 pada kelompok kontrol terdapat 3
aspek yang menunjukkan harga p > 0,05, pada kelompok eksperimen terdapat 2
aspek yang menunjukkan harga p > 0,05 antara lain posttest II dan selisih rerata
pretest dan posttest I. Tidak semua aspek memiliki distribusi data normal
sehingga analisis selanjutnya menggunakan statistik nonparametrik dengan
menggunakan Paired samples t-test digunakan untuk analisis data dari kelompok
yang sama, misalnya kelompok kontrol dengan kelompok kontrol atau kelompok
eksperimen dengan kelompok eksperimen. Namun pada analisis selisih pretest-
posttest I menggunakan analisis statistik parametrik dengan Independent samples
t-test karena kedua aspek terdistribusi normal.
4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal
Uji perbedaan kemampuan awal bertujuan untuk mengetahui kemampuan
awal kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji ini dilakukan untuk
memastikan bahwa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki
kemampuan awal yang sama, meskipun pengambilan sampel penelitian tidak
dilakukan secara random, sehingga kedua kelompok dapat dibandingkan. Uji ini
juga dilakukan untuk mengontrol ancaman terhadap validitas internal yaitu
karakteristik subjek. Kemampuan awal yang berbeda pada kelompok kontrol dan
eksperimen dapat mempengaruhi hasil posttest (Neuman, 2013: 328). Oleh karena
itu, perlu dilakukan pengecekan kemampuan awal kedua kelompok dengan
pretest. Uji ini menggunakan statistik nonparametrik Two Independent Samples
yaitu Mann-Whitney karena data terdistribusi tidak normal dan diambil dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
kelompok yang berbeda yaitu rerata skor pretest pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen.
Uji perbedaan kemampuan awal menggunakan tingkat kepercayaan
sebesar 95% dengan kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah
jika harga p < 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima (Field, 2009: 53). Berikut
hasil uji perbedaan kemampuan awal dari kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen (lihat Lampiran 4.4).
Tabel 4.6 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest
Uji Statistik p Keputusan
Mann-Whitney U test 0,717 Tidak Ada Perbedaan
Hasil uji perbedaan kemampuan awal siswa menunjukkan p > 0,05 yaitu
0,717. Kesimpulan yang diambil adalah tidak ada perbedaan yang signifikan
terhadap rerata skor pretest pada kemampuan mengingat antara kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen. Maka kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
memiliki kemampuan awal yang sama terhadap kemampuan mengingat. Dengan
demikian ancaman terhadap validitas internal penelitian berupa karakteristik
subjek bisa dikendalikan dengan baik karena mempunyai kemampuan awal yang
sama.
4.1.3.3 Uji signifikansi Pengaruh Perlakuan
Uji signifikansi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui pengaruh
perlakuan atau penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengingat. Uji ini dapat dilakukan
dengan rumus yang sesuai dengan desain penelitian awal yaitu (O2 – O1) – (O4 –
O3) (Cohen, Manion & Morrison, 2007: 276-277). Jika hasil tersebut lebih dari 0
(nol) maka penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization (TAI) berpengaruh pada kemampuan mengingat. Untuk
mengetahui apakah pengaruhnya signifikan atau tidak maka dilakukan uji statistik
yaitu dengan cara menghitung selisih antara skor posttest I dan pretest dalam
kemampuan mengingat pada kedua kelompok. Selisih tersebut kemudian diuji
normalitasnya menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Hasil p selisih skor pretest
dan posttest I pada kelompok kontrol yaitu 0,200 dan pada kelompok eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
yaitu 0,061. Kedua hasil p lebih dari 0,05 sehingga kedua data terdistribusi
normal.
Sebelum melakukan uji statistik untuk mengetahui signifikansi pengaruh
perlakuan, perlu dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians
dengan melihat harga p. Jika harga p > 0,05 maka varian kedua data yang
dibandingkan sama atau homogen. Jika harga p < 0,05 maka varian kedua data
tidak homogen (Field, 2009: 150). Hasil uji asumsi homogenitas varians dapat
dilihat pada tabel berikut (lihat Lampiran 4.5).
Tabel 4.7 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians
Uji Statistik F p Keputusan
Levene’s Test for Equality of Variances 3,021 0,088 Homogen
Levene’s dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan harga F = 3,021
dan harga p = 0,088, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat homogenitas
varians data karena harga p > 0,05. Apabila variansnya homogen, maka data uji
statistik yang digunakan Independent Samples t-test yang diambil data pada baris
pertama output SPSS (Field, 2009: 340).
Tingkat kepercayaan yang digunakan untuk uji signifikansi pengaruh
perlakuan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika
harga p < 0,05 (Field, 2009: 53). Tabel 4.8 Menunjukkan hasil uji signifikansi
pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terhadap
kemampuan mengingat (lihat Lampiran 4.5).
Tabel 4.8 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan
Mengingat
Uji Statistik p Keputusan
Independent Samples t-test 0,000 Ada Perbedaan
Rerata skor kelompok eksperimen (M = 1,93, SE = 0,83 lebih tinggi
daripada rerata selisih skor pada kelompok kontrol (M = 1,37, SE = 0,10).
Perbedaan tersebut signifikan dengan t(56) = -4,052 dan p = 0,000. Harga p <
0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan
antara selisih skor pretest-posttest I pada kelompok kontol dan kelompok
eksperimen. Dengan kata lain penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Team Assisted Individualization (TAI) berpengaruh terhadap kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
mengingat. Untuk lebih memperjelas perbedaan selisih antara kedua kelompok
dapat dilihat grafik sebagai berikut.
Gambar 4.1 Grafik Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I Kemampuan Mengingat
Hasil perbandingan rerata selisih skor pretest ke posttest I terhadap
kemampuan mengingat pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat
dilihat pada diagram berikut.
Gambar 4.2 Diagram Rerata Selisih skor Pretest-Posttest I Kemampuan Mengingat
Diagram di atas menunjukkan perbedaan selisih antara kelompok kontrol
dengan mean = 1,37 dengan kelompok eksperimen dengan mean = 1,93.
1.67
3.05
1.72
3.65
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
Pretest Posttest 1
Kontrol
Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Kelompok kontrol memiliki selisih skor pretest dan posttest I yang lebih rendah
daripada kelompok eksperimen.
4.1.3.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan
Uji besar pengaruh perlakuan atau effect size dilakukan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team
Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengingat. Data yang
diperoleh terdistribusi normal sehingga menggunakan rumus koefisien Pearson
untuk data normal (Field, 2009: 57). Independent samples t-test digunakan untuk
mengambil t dalam melakukan uji besar pengaruh perlakuan. Presentase pengaruh
perlakuan didapat dengan menghitung koefisien determinasi (R2) dengan cara
mengkuadratkan harga r (harga koefisien korelasi Pearson yang didapat)
selanjutnya dikalikan 100 (Field, 2009: 179). Berikut ini hasil perhitungan besar
pengaruh perlakuan pada kemampuan mengingat (lihat Lampiran 4.6).
Tabel 4.9 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan
Variabel t t2 df r (effect size) R
2 % Kategori Efek
Mengingat -4,05 16,41 56 0,47 0,226 22,67 Menengah
Berdasarkan tabel di atas, harga r (effect size) pada kemampuan mengingat
sebesar 0,47 yang setara dengan efek menengah. Harga R2
yaitu 0,226 sehingga
jika dikalikan 100% maka persentase besar pengaruh perlakuan pada kemampuan
mengingat yaitu 22,67%. Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization (TAI) memberikan pengaruh sebesar 22,67% terhadap
kemampuan mengingat, sedangkan 77,33 % sisanya merupakan pengaruh dari
variabel lain di luar variabel yang diteliti. Variabel lain tersebut misalnya
motivasi, kesehatan tubuh, lingkungan kelas, atau latar belakang siswa (Kasmadi
& Sunariah, 2013: 151).
4.1.3.5 Analisis Lebih Lanjut
1. Perhitungan Persentase Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I
Perhitungan persentase ini dilakukan untuk mengetahui besarnya
persentase peningkatan kemampuan mengingat yang dilihat dari skor pretest ke
posttest I pada kedua kelompok. Selanjutnya, dilakukan uji signifikansi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
peningkatan skor pretest ke posttest I dilakukan untuk mengetahui apakah
terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok
kontrol maupun eksperimen. Uji ini dilakukan dengan menggunakan Wilcoxon
karena data terdistribusi tidak normal.
Berikut ini merupakan tabel hasil perhitungan persentase peningkatan
kemampuan mengingat yang dilihat dari skor pretest ke posttest I menggunakan
rumus yang dijelaskan pada bab III halaman 50 dan hasil uji signifikansi
peningkatan skor pretest ke posttest (lihat lampiran 4.7).
Tabel 4.10 Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I
No Kelompok Mean Persentase (%) p Keputusan
Pretest Posttest I
1 Kontrol 1,67 3,05 82,6 0,000 Signifikan
2 Eksperimen 1,72 3,65 112 0,000 Signifikan
Berdasarkan tabel 4.10 terlihat ada peningkatan skor antara pretest ke
posttest I pada kelompok kontrol dan eksperimen. Nilai mean pretest pada
kelompok kontrol sebesar 1,67 dan nilai mean posttest I sebesar 3,05. Persentase
peningkatan pretest ke posttest I kelompok kontrol yaitu 82,6%. Nilai mean
pretest pada kelompok eksperimen sebesar 1,72 dan nilai mean posttest I sebesar
3,65. Persentase peningkatan pretest ke posttest I kelompok eksperimen yaitu 112
%. Persentase peningkatan pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada pada
kelompok kontrol.
Hasil uji signifikansi peningkatan skor pretest ke posttest I pada kelompok
kontrol menunjukkan harga p sebesar 0,000 dan pada kelompok eksperimen
menunjukkan harga p sebesar 0,000. Kedua kelompok sama-sama memiliki p <
0,05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima sehingga ada perbedaan yang signifikan
antara rerata selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan
eksperimen. Dengan kata lain, kedua kelompok mengalami peningkatan skor yang
signifikan pada kemampuan mengingat. Untuk memperjelas perbandingan rerata
skor pretest ke posttest I dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Rerata Skor Pretest ke Posttest I
Persentase peningkatan skor pretest ke posttest I dapat dilihat lebih jelas
melalui gambar 4.4 menggunakan grafik poligon untuk melihat perbedaan selisih
skor pretest-posttest I pada kelompok kontrol dan eksperimen. Berikut grafik
yang menunjukkan frekuensi selisih skor pretest-posttest I (gain score) pada
kedua kelompok.
Gambar 4.4 Grafik Gain Score
Gambar 4.4 menunjukkan bahwa gain score terendah pada kelompok
kontrol sebesar 0,33, sedangkan gain score terendah pada kelompok eksperimen
sebesar 0,67. Gain score tertinggi pada kelompok kontrol sebesar 2,33, sedangkan
1.67 1.72
3.05
3.65
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
Kontrol Eksperimen
Rer
ata
Grafik Perbandingan Rerata Skor Pretest ke
Posttest I
Pretest
Posttest
1
6
4
6
4
1
3 3
1
3
8
7
8
2
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
Fre
ku
ensi
Gain Score
Kelompok
Kontrol
Kelompok
Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
gain score tertinggi pada kelompok eksperimen sebesar 2,67. Hal ini
menunjukkan bahwa selisih pretest-posttest I pada kelompok eksperimen lebih
besar daripada selisih pretest-posttest I pada kelompok kontrol.
Frekuensi siswa yang mendapat nilai ≥ 1,83 pada kelompok kontrol ada 8
anak, sedangkan pada kelompok eksperimen ada 17 anak. Nilai 1,83 merupakan
nilai tengah dari gain score yang didapat dari 50% dari nilai tertinggi. Besar
persentase gain score ≥ 1,83 pada kelompok kontrol sebesar 27,58%, sedangkan
persentase gain score ≥ 1,83 pada kelompok eksperimen sebesar 58,62%. Hal
tersebut menunjukkan bahwa 27,58% siswa pada kelompok kontrol diuntungkan
dengan penerapan metode ceramah, 58,62% siswa pada kelompok eksperimen
diuntungkan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization (TAI) memiliki persentase peningkatan lebih besar
dibandingkan penerapan model ceramah.
2. Uji Besar Efek Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I
Uji besar efek peningkatan skor pretest ke posttest I dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui besar efek peningkatan skor pretest ke posttest I. Uji ini
dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Pearson karena data tidak
normal. Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam uji ini adalah 95%. Kriteria
yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika p < 0,05 (Field, 2009: 325). Hasil
uji peningkatan rerata skor pretest ke posttest I terdapat pada tabel 4.11 berikut ini
(lihat Lampiran 4.8).
Tabel 4.11 Hasil Uji Besar Efek Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I
No Kelompok Z N √N r R2 % Efek
1 Kontrol 4,712 58 7,61 -0,61 0,37 37,21 Besar
2 Eksperimen 4,717 58 7,61 -0,62 0,38 38,44 Besar
Data di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada kemampuan
mengingat di kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Peningkatan pada
kemampuan mengingat pada kelompok kontrol sebesar 37,21% dari r = -0,61
dengan koefisien korelasi yaitu efek besar, sedangkan peningkatan kemampuan
mengingat pada kelompok eksperimen sebesar 38,44% dari r = -0,62 dengan
koefisien korelasi yaitu efek besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
3. Uji Korelasi antara Rerata Skor Pretest ke Posttest I
Uji korelasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah korelasi yang terjadi
antara skor pretest dan posttest I positif dan signifikan. Positif berarti semakin
tinggi pretest semakin tinggi pula posttest I, signifikan berarti hasil skor korelasi
tersebut dapat digeneralisasi pada populasi. Data yang diambil dari rerata skor
pretest dan rerata skor posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen terdistribusi tidak normal, sehingga digunakan rumus koefisien
Spearman untuk data tidak normal. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah
95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga p < 0,05
(Field, 2009: 53). Berikut merupakan tabel hasil uji korelasi antara rerata skor
pretest ke posttest I kemampuan mengingat (lihat Lampiran 4.9).
Tabel 4.12 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I
Kelompok Spearman p Keputusan
Kontrol -0,158 0,414 Negatif dan tidak signifikan
Eksperimen -0,118 0,542 Negatif dan tidak signifikan
Tabel 4.12 menunjukkan hasil uji korelasi antara pretest dan posttest I
pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Harga p pada kelompok
kontrol sebesar 0,414 (p > 0,05) artinya Hnull diterima dan Hi ditolak. Oleh karena
itu, ada korelasi yang tidak signifikan antara hasil rerata pretest dan hasil rerata
posttest I pada kelompok kontrol terhadap kemampuan mengingat. Artinya adalah
skor korelasi yang diperoleh kelompok kontrol tidak bisa digeneralisasikan ke
populasi. Hasil Correlation Coefficient pada kelompok kontrol sebesar -0,158.
Harga Correlation Coefficient menunjukkan nilai negatif. Hasil perhitungan
tersebut menunjukkan skor siswa di pretest rendah maka hasil rerata skor siswa
di posttest I tinggi. Begitu juga sebaliknya skor siswa di pretest tinggi maka hasil
rerata skor siswa di posttest I rendah. Maka ancaman regresi statistik dapat
dikendalikan dengan baik, karena Hnull diterima dan Hi ditolak.
Harga p pada kelompok eksperimen adalah 0,542 (p > 0,05) artinya Hnull
diterima dan Hi ditolak. Oleh karena itu, ada korelasi yang tidak signifikan antara
hasil rerata pretest dan hasil rerata posttest I pada kelompok eksperimen terhadap
kemampuan mengingat. Artinya adalah skor korelasi yang diperoleh kelompok
eksperimen tidak bisa digeneralisasikan ke populasi. Hasil Correlation Coefficient
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
pada kelompok eksperimen sebesar -0,118. Harga Correlation Coefficient
menunjukkan nilai negatif. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan skor siswa di
pretest rendah maka hasil rerata skor siswa di posttest I tinggi. Begitu juga
sebaliknya skor siswa di pretest tinggi maka hasil rerata skor siswa di posttest I
rendah. Maka ancaman regresi statistik dapat dikendalikan dengan baik, karena
Hnull diterima dan Hi ditolak.
4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan
Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui apakah
perlakuan yang diberikan masih kuat atau memiliki efek yang sama setelah
beberapa waktu. Uji ini dilakukan dengan menggunakan statistik parametrik yaitu
paired samples t-test karena data pada aspek posttest I dan posttest II kelompok
kontrol terdistribusi normal. Untuk posttest I dan posttest II kelompok eksperimen
menggunakan uji statistik yaitu Two related samples karena data
terdistribusi tidak normal dan data berasal dari kelompok yang sama. Data yang
digunakan yaitu skor posttest II yang dilakukan kurang lebih 3 hari setelah
dilakukan posttest I. Hasil posttest II dibandingkan dengan posttest I untuk
melihat apakah ada peningkatan atau penurunan skor. Priyatno (2012: 31)
menjelaskan bahwa kriteria untuk menolak Hnull adalah jika harga p < 0,05 maka
ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II. Berikut hasil
uji Two related samples pada tabel 4.13 (lihat Lampiran 4.10).
Tabel 4.13 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan
No Kelompok Rerata Peningkatan
%
p Keputusan
Posttest I Posttest II
1 Kontrol 3,05 2,72 -10,81 0,003 Ada Perbedaan
2 Eksperimen 3,65 2,64 -27,67 0,000 Ada Perbedaan
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa harga p pada kelompok kontrol
kurang dari 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima sehingga ada perbedaan yang
signifikan antara skor posttest I dan posttest II. Dengan kata lain, pada kelompok
kontrol ada peningkatan skor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II
terhadap kemampuan mengingat. Persentase peningkatan rerata skor posttest I ke
posttest II pada kelompok kontrol sebesar -10,81%. Pada kelompok eksperimen
harga p kurang dari 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima sehingga ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II. Dengan kata lain,
pada kelompok eksperimen ada peningkatan skor yang siginifikan dari skor
posttest I ke posttest II terhadap kemampuan mengingat. Persentase peningkatan
rerata skor posttest I ke posttest II pada kelompok eksperimen sebesar -27,67%.
Untuk memperjelas besar peningkatan dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut.
Gambar 4.5 Grafik Perbandingan Skor Pretest, Posttest I, dan Posttest II
Selanjutnya, untuk mengetahui apakah capaian skor pada posttest II
berbeda atau tidak berbeda dengan kondisi awal pada pretest maka dilakukan
analisis terhadap perbedaan skor pretest dengan posttest II menggunakan
Wilcoxon dengan tingkat kepercayaan 95% (lihat Lampiran 4.10).
Tabel 4.14 Hasil Uji Perbedaan Skor Pretest dan Posttest II
No Kelompok p Keputusan
1 Kontrol 0,000 Ada Perbedaan
2 Eksperimen 0,000 Ada Perbedaan
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa harga p pada kelompok kontrol
kurang dari 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima sehingga ada perbedaan yang
signifikan antara skor pretest dan posttest II. Pada kelompok eksperimen harga p
< 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima sehingga ada perbedaan yang signifikan
antara skor pretest dan posttest II.
1.67
3.05 2.72
1.72
3.65
2.64
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
Pretest Posttest 1 Posttest 2
Kontrol
Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
4.1.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II
Hipotesis penelitian II adalah penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Team Assisted Individualization (TAI) berpengaruh terhadap kemampuan
memahami pada mata pelajaran IPA materi siklus air kelas V SD Kanisius
Wirobrajan 1 semester gasal tahun ajaran 2017/2018. Variabel dependen pada
hipotesis di atas yaitu kemampuan memahami, sedangkan variabel independen
yaitu penerapan model pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI).
Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel dependen terdiri dari 1 soal
uraian yaitu item 2 yang mengandung indikator memberikan contoh faktor yang
mempengaruhi proses siklus air, memprediksi kegiatan manusia yang
mempengaruhi siklus air, dan menjelaskan proses siklus air.
Hasil analisis statistik secara keseluruhan dihitung dengan menggunakan
program statistik yaitu IBM SPSS Statistics 23 for Windows dengan tingkat
kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Tahapan analisis data yang dilakukan
adalah sebagai berikut. 1) Uji normalitas data dengan tujuan untuk mengetahui
data berdistribusi normal atau tidak, sehingga dapat digunakan untuk menentukan
analisis selanjutnya menggunakan statistik parametrik atau nonparametrik, 2) Uji
perbedaan kemampuan awal dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal
pada kelompok kontrol dan eksperimen, 3) Uji signifikansi pengaruh perlakuan,
dan 4) Uji besar pengaruh perlakuan. Selanjutnya dilakukan analisis lebih lanjut
yang terdiri 1) Perhitungan persentasi peningkatan skor pretest ke posttest I, 2)
Uji besar efek peningkatan skor pretest ke posttest I, 3) Uji korelasi antara skor
pretest ke posttest I, dan 4) Uji retensi pengaruh perlakuan.
4.1.4.1 Uji Normalitas Distribusi Data
Uji normalitas distribusi data digunakan untuk mengetahui apakah data
terdistribusi dengan normal atau tidak, hal ini sebagai prasyarat digunakannya
analisis parametrik (Priyatno, 2012: 132). Data skor pretest, posttest I, posttest II,
dan selisih pretest ke posttest I dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
diuji normalitasnya menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov test. Kriteria
untuk menerima Hnull jika harga p > 0,05 maka tidak ada deviasi (penyimpangan)
dari normalitas distribusi data, artinya data terdistribusi normal. Jika data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
terdistribusi normal maka untuk analisis data selanjutnya menggunakan statistik
parametrik, namun jika data terdistribusi tidak normal maka analisis data
selanjutnya menggunakan analisis nonparametrik (Priyatno, 2012: 11). Hasil uji
normalitas kemampuan memahami kelompok kontrol dan eksperimen dapat
dilihat pada tabel berikut (lihat Lampiran 4.3).
Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Memahami
Kelompok Aspek p Keputusan
Kontrol Pretest 0,000 Tidak normal
Posttest I 0,012 Tidak normal
Posttest II 0,047 Tidak normal
Selisih Pretest-Posttest I 0,096 Normal
Eksperimen Pretest 0,000 Tidak normal
Posttest I 0,000 Tidak normal
Posttest II 0,067 Normal
Selisih Pretest-Posttest I 0,068 Normal
Tabel 4.15 menunjukkan harga p > 0,05 pada kelompok kontrol terdapat 1
aspek yang menunjukkan harga p > 0,05, pada kelompok eksperimen terdapat 2
aspek yang menunjukkan harga p > 0,05 antara lain posttest II dan selisih rerata
pretest dan posttest I. Tidak semua aspek memiliki distribusi data normal
sehingga analisis selanjutnya menggunakan statistik nonparametrik dengan
menggunakan Paired samples t-test digunakan untuk analisis data dari kelompok
yang sama, misalnya kelompok kontrol dengan kelompok kontrol atau kelompok
eksperimen dengan kelompok eksperimen. Namun pada analisis selisih pretest-
posttest I menggunakan analisis statistik parametrik dengan Independent samples
t-test karena kedua aspek terdistribusi normal.
4.1.4.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal
Uji perbedaan kemampuan awal bertujuan untuk mengetahui kemampuan
awal kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji ini dilakukan untuk
memastikan bahwa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki
kemampuan awal yang sama, meskipun pengambilan sampel penelitian tidak
dilakukan secara random, sehingga kedua kelompok dapat dibandingkan. Uji ini
juga dilakukan untuk mengontrol ancaman terhadap validitas internal yaitu
karakteristik subjek. Kemampuan awal yang berbeda pada kelompok kontrol dan
eksperimen dapat mempengaruhi hasil posttest (Neuman, 2013: 328). Oleh karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
itu, perlu dilakukan pengecekan kemampuan awal kedua kelompok dengan
pretest. Uji ini menggunakan statistik nonparametrik Mann-Whitney karena data
terdistribusi tidak normal dan diambil dari kelompok yang berbeda yaitu rerata
skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Uji perbedaan kemampuan awal menggunakan tingkat kepercayaan
sebesar 95% dengan kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah
jika harga p < 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima (Field, 2009: 53). Berikut
hasil uji perbedaan kemampuan awal dari kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen (lihat Lampiran 4.4).
Tabel 4.16 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest
Uji Statistik p Keputusan
Mann Whitney U test 0,129 Tidak Ada Perbedaan
Hasil uji perbedaan kemampuan awal siswa menunjukkan p > 0,05 yaitu
0,129. Kesimpulan yang diambil adalah tidak ada perbedaan yang signifikan
terhadap rerata skor pretest pada kemampuan memahami antara kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen. Maka kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
memiliki kemampuan awal yang sama terhadap kemampuan memahami. Dengan
demikian ancaman terhadap validitas internal penelitian berupa karakteristik
subjek bisa dikendalikan dengan baik karena mempunyai kemampuan awal yang
sama.
4.1.4.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan
Uji signifikansi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui pengaruh
perlakuan atau penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization (TAI) terhadap kemampuan memahami. Uji ini dapat dilakukan
dengan rumus yang sesuai dengan desain penelitian awal yaitu (O2 – O1) – (O4 –
O3) (Cohen, Manion & Morrison, 2007: 276-277). Jika hasil tersebut lebih dari 0
(nol) maka penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization (TAI) berpengaruh pada kemampuan memahami. Untuk
mengetahui apakah pengaruhnya signifikan atau tidak maka dilakukan uji
statistik yaitu dengan cara menghitung selisih antara skor posttest I dan pretest
dalam kemampuan memahami pada kedua kelompok. Selisih tersebut kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
diuji normalitasnya menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Hasil p selisih skor
pretest dan posttest I pada kelompok kontrol yaitu 0,096 dan pada kelompok
eksperimen yaitu 0,067. Kedua hasil p lebih dari 0,05 sehingga kedua data
terdistribusi normal.
Sebelum melakukan uji statistik untuk mengetahui signifikansi pengaruh
perlakuan, perlu dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians
dengan melihat harga p. Jika harga p > 0,05 maka varian kedua data yang
dibandingkan sama atau homogen. Jika harga p < 0,05 maka varian kedua data
tidak homogen (Field, 2009: 150). Hasil uji asumsi homogenitas varians dapat
dilihat pada tabel berikut (lihat Lampiran 4.5).
Tabel 4.17 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians
Uji Statistik F p Keputusan
Levene’s Test for Equality of Variances 0,643 0,426 Homogen
Levene’s dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan harga F = 0,643
dan harga p = 0,426, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat homogenitas
varians data karena harga p > 0,05. Apabila variansnya homogen, maka data uji
statistik yang digunakan Independent Samples t-test yang diambil data pada baris
pertama output SPSS (Field, 2009: 340).
Tingkat kepercayaan yang digunakan untuk uji signifikansi pengaruh
perlakuan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika
harga p < 0,05 (Field, 2009: 53). Tabel 4.18 menunjukkan hasil uji signifikansi
pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terhadap
kemampuan memahami (lihat Lampiran 4.5).
Tabel 4.18. Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan
Memahami
Uji Statistik p Keputusan
Independent Samples t-test 0,001 Ada Perbedaan
Rerata skor kelompok eksperimen (M = 2,19), SE = 1,14) lebih tinggi
daripada rerata selisih skor pada kelompok kontrol (M = 1,56), SE = 0,12).
Perbedaan tersebut signifikan dengan t(56) = -3,363 dan p = 0,001. Harga p <
0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan
antara selisih skor pretest-posttest I pada kelompok kontol dan kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
eksperimen. Dengan kata lain penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Team Assisted Individualization (TAI) berpengaruh terhadap kemampuan
memahami. Untuk lebih memperjelas perbedaan selisih antara kedua kelompok
dapat dilihat pada grafik 4.6 berikut.
Gambar 4.6 Grafik Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I
Hasil perbandingan rerata selisih skor pretest ke posttest I terhadap
kemampuan memahami pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat
dilihat pada diagram berikut.
Gambar 4.7 Diagram Rerata selisih skor Pretest-Posttest I Kemampuan Memahami
1.45
3.02
1.37
3.57
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
Pretest Posttest 1
Kontrol
Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Diagram diatas menunjukkan perbedaan selisih antara kelompok kontrol
dengan mean = 1,56 dengan kelompok eksperimen dengan mean = 2,19.
Kelompok kontrol memiliki selisih skor pretest dan posttest I yang lebih rendah
daripada kelompok eksperimen.
4.1.4.4 Uji Besar pengaruh Perlakuan
Uji besar pengaruh perlakuan atau effect size dilakukan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team
Assisted Individualization terhadap kemampuan memahami. Data yang diperoleh
terdistribusi normal sehingga menggunakan rumus koefisien Pearson untuk data
normal (Field, 2009: 57). Independent samples t-test digunakan untuk mengambil
t dalam melakukan uji besar pengaruh perlakuan. Presentase pengaruh perlakuan
didapat dengan menghitung koefisien determinasi (R2) dengan cara
mengkuadratkan harga r (harga koefisien korelasi Pearson yang didapat)
selanjutnya dikalikan 100 (Field, 2009: 179). Berikut ini hasil perhitungan besar
pengaruh perlakuan pada kemampuan memahami (lihat Lampiran 4.6).
Tabel 4.19 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan
Variabel t t2 df r (effect size) R
2 % Kategori Efek
Memahami -3,363 11,30 56 0,40 0,168 16,80 Menengah
Berdasarkan tabel di atas, harga r (effect size) pada kemampuan memahami
sebesar 0,40 yang setara dengan efek menengah. Harga R2
yaitu 0,168 sehingga
jika dikalikan 100% maka persentase besar pengaruh perlakuan pada kemampuan
memahami yaitu 16,80%. Model pembelajaran kooperatif tipe TAI memberikan
pengaruh sebesar 16,80% terhadap kemampuan memahami, sedangkan 83,2 %
sisanya merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti.
Variabel lain tersebut misalnya motivasi, kesehatan tubuh, lingkungan kelas, atau
latar belakang siswa (Kasmadi & Sunariah, 2013: 151).
4.1.4.5 Analisis Lebih Lanjut
1. Perhitungan Persentase Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I
Perhitungan persentase ini dilakukan untuk mengetahui besarnya
persentase peningkatan kemampuan memahami yang dilihat dari skor pretest ke
posttest I pada kedua kelompok. Selanjutnya, dilakukan uji signifikansi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
peningkatan skor pretest ke posttest I dilakukan untuk mengetahui apakah
terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok
kontrol maupun eksperimen. Uji ini dilakukan dengan menggunakan Wilcoxon
karena data terdistribusi tidak normal.
Berikut ini merupakan tabel hasil perhitungan persentase peningkatan
kemampuan memahami yang dilihat dari skor pretest ke posttest I menggunakan
rumus yang dijelaskan pada bab III halaman 50 dan hasil uji signifikansi
peningkatan skor pretest ke posttest (lihat Lampiran 4.7).
Tabel 4.20 Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I
No Kelompok Mean Persentase (%) p Keputusan
Pretest Posttest I
1 Kontrol 1,45 3,02 108 0,000 Signifikan
2 Eksperimen 1,37 3,57 160 0,000 Signifikan
Berdasarkan tabel 4.20 terlihat ada peningkatan skor antara pretest ke
posttest I pada kelompok kontrol dan eksperimen. Nilai mean pretest pada
kelompok kontrol sebesar 1,45 dan nilai mean posttest I sebesar 3,02. Persentase
peningkatan pretest ke posttest I kelompok kontrol yaitu 108%. Nilai mean pretest
pada kelompok eksperimen sebesar 1,37 dan nilai mean posttest I sebesar 3,57.
Persentase peningkatan pretest ke posttest I kelompok eksperimen yaitu 160 %.
Persentase peningkatan pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada pada
kelompok kontrol.
Hasil uji signifikansi peningkatan skor pretest ke posttest I pada kelompok
kontrol menunjukkan harga p sebesar 0,000 dan pada kelompok eksperimen
menunjukkan harga p sebesar 0,000. Kedua kelompok sama-sama memiliki p <
0,05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima sehingga ada perbedaan yang signifikan
antara rerata selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan
eksperimen. Dengan kata lain, kedua kelompok mengalami peningkatan skor yang
signifikan pada kemampuan memahami. Untuk memperjelas perbandingan rerata
skor pretest ke posttest I dapat dilihat pada gambar 4.8 berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Rerata Skor Pretest ke Posttest I
Persentase peningkatan skor pretest ke posttest I dapat dilihat lebih jelas
melalui gambar 4.9 menggunakan grafik poligon untuk melihat perbedaan selisih
skor pretest-posttest I pada kelompok kontrol dan eksperimen. Berikut grafik
yang menunjukkan frekuensi selisih skor pretest-posttest I (gain score) pada
kedua kelompok.
Gambar 4.9 Grafik Gain Score
Gambar 4.9 menunjukkan bahwa gain score terendah pada kelompok
kontrol sebesar 0,33, sedangkan gain score terendah pada kelompok eksperimen
sebesar 0,33. Gain score tertinggi pada kelompok kontrol sebesar 3, sedangkan
gain score tertinggi pada kelompok eksperimen sebesar 3. Hal ini menunjukkan
1.45 1.37
3.02
3.57
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
Kontrol Eksperimen
Rer
ata
Grafik Perbandingan Rerata Skor
Pretest ke Posttest I
Pretest
Posttest
1 1
4
2
4
7
5
3
1 1 1
3
2 2
4
5
4
8
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0.33 0.83 1.33 1.83 2.33 2.83
Fre
ku
ensi
Gain Score
Kontrol
Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
bahwa selisih pretest-posttest I pada kelompok eksperimen sama dengan selisih
pretest-posttest I pada kelompok kontrol.
Frekuensi siswa yang mendapat nilai ≥ 1,67 pada kelompok kontrol ada 17
anak, sedangkan pada kelompok eksperimen ada 23 anak. Nilai 1,67 merupakan
nilai tengah dari gain score yang didapat dari 50% dari nilai tertinggi. Besar
persentase gain score ≥ 1,67 pada kelompok kontrol sebesar 58,62%, sedangkan
persentase gain score ≥ 1,67 pada kelompok eksperimen sebesar 79,31%. Hal
tersebut menunjukkan bahwa 58,62% siswa pada kelompok kontrol diuntungkan
dengan penerapan metode ceramah, 79,31% siswa pada kelompok eksperimen
diuntungkan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization (TAI) memiliki persentase peningkatan lebih besar
dibandingkan penerapan model ceramah.
2. Uji Besar Efek Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I
Uji besar efek peningkatan skor pretest ke posttest I dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui besar efek peningkatan skor pretest ke posttest I. Uji ini
dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi pearson karena data tidak normal.
Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam uji ini adalah 95%. Kriteria yang
digunakan untuk menolak Hnull adalah jika p < 0,05 (Field, 2009: 325). Hasil uji
peningkatan rerata skor pretest ke posttest I terdapat pada tabel 4.12 berikut ini
(lihat lampiran 4.8).
Tabel 4.21 Hasil Uji Besar Efek Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I
No Kelompok Z N √N r R2 % Efek
1 Kontrol 4,47 29 7,61 -0,58 0,33 33 Besar
2 Eksperimen 4,68 29 7,61 -0,61 0,37 37 Besar
Data di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada kemampuan
mengingat di kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Peningkatan pada
kemampuan memahami pada kelompok kontrol sebesar 33,% dari r = -0,58
dengan koefisien korelasi yaitu efek besar, sedangkan peningkatan kemampuan
memahami pada kelompok eksperimen sebesar 37% dari r = -0,61 dengan
koefisien korelasi yaitu efek besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
3. Uji Korelasi antara Rerata Skor Pretest ke Posttest I
Uji korelasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah korelasi yang terjadi
antara skor pretest dan posttest I positif dan signifikan. Positif berarti semakin
tinggi pretest semakin tinggi pula posttest I, signifikan berarti hasil skor korelasi
tersebut dapat digeneralisasi pada populasi. Data yang diambil dari rerata skor
pretest dan rerata skor posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen terdistribusi tidak normal, sehingga digunakan rumus koefisien
Spearman untuk data tidak normal. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah
95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga p < 0,05
(Field, 2009: 53). Berikut merupakan tabel hasil uji korelasi antara rerata skor
pretest ke posttest I kemampuan memahami (lihat Lampiran 4.9).
Tabel 4.22 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I
Kelompok Spearman p Keputusan
Kontrol -0,351 0,062 Negatif dan tidak signifikan
Eksperimen 0,129 0,505 Positif dan tidak signifikan
Tabel 4.22 menunjukkan hasil uji korelasi antara pretest dan posttest I
pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Harga p pada kelompok
kontrol sebesar 0,062 (p > 0,05) artinya Hnull diterima dan Hi ditolak. Oleh karena
itu, ada korelasi yang tidak signifikan antara hasil rerata pretest dan hasil rerata
posttest I pada kelompok kontrol terhadap kemampuan memahami. Artinya adalah
skor korelasi yang diperoleh kelompok kontrol tidak bisa digeneralisasikan ke
populasi. Hasil Correlation Coefficient pada kelompok kontrol sebesar -0,351.
Harga Correlation Coefficient menunjukkan nilai negatif. Hasil perhitungan
tersebut menunjukkan skor siswa di pretest rendah maka hasil rerata skor siswa
di posttest I tinggi. Begitu juga sebaliknya skor siswa di pretest tinggi maka hasil
rerata skor siswa di posttest I rendah. Maka ancaman regresi statistik dapat
dikendalikan dengan baik, karena Hnull diterima dan Hi ditolak.
Harga p pada kelompok eksperimen sebesar 0,505 (p > 0,05) artinya Hnull
diterima dan Hi ditolak. Oleh karena itu, ada korelasi yang tidak signifikan antara
hasil rerata pretest dan hasil rerata posttest I pada kelompok eksperimen terhadap
kemampuan memahami. Artinya adalah skor korelasi yang diperoleh kelompok
eksperimen tidak bisa digeneralisasikan ke populasi. Hasil Correlation Coefficient
pada kelompok eksperimen sebesar 0,129. Harga Correlation Coefficient
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
menunjukkan nilai positif. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan skor siswa di
pretest rendah maka hasil rerata skor siswa di posttest I rendah. Begitu juga
sebaliknya skor siswa di pretest rendah maka hasil rerata skor siswa di posttest I
rendah. Maka ancaman regresi statistik dapat dikendalikan dengan baik, karena
Hnull diterima dan Hi ditolak.
4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan
Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui apakah
perlakuan yang diberikan masih kuat atau memiliki efek yang sama setelah
beberapa waktu. Uji ini dilakukan dengan menggunakan statistik nonparametrik
yaitu Two related samples karena data terdistribusi tidak normal dan data berasal
dari kelompok yang sama. Data yang digunakan yaitu skor posttest II yang
dilakukan kurang lebih 3 hari setelah dilakukan posttest I. Hasil posttest II
dibandingkan dengan posttest I untuk melihat apakah ada peningkatan skor.
Priyatno (2012: 31) menjelaskan bahwa kriteria untuk menolak Hnull adalah jika
harga p < 0,05 maka ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan
posttest II. Berikut hasil uji Two related samples pada tabel 4.23. (lihat lampiran
4.10)
Tabel 4.23 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan
No Kelompok Rerata Peningkatan
%
p Keputusan
Posttest I Posttest II
1 Kontrol 3,02 2,33 -22,84 0,000 Ada Perbedaan
2 Eksperimen 3,57 3,04 -14,84 0,000 Ada Perbedaan
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa harga p pada kelompok kontrol
kurang dari 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima sehingga ada perbedaan yang
signifikan antara skor posttest I dan posttest II. Dengan kata lain, pada kelompok
kontrol ada peningkatan skor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II
terhadap kemampuan memahami. Persentase peningkatan rerata skor posttest I ke
posttest II pada kelompok kontrol sebesar -22,84%. Pada kelompok eksperimen
harga p kurang dari 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima sehingga ada
perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II. Dengan kata lain,
pada kelompok eksperimen ada peningkatan skor yang siginifikan dari skor
posttest I ke posttest II terhadap kemampuan memahami. Persentase peningkatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
rerata skor posttest I ke posttest II pada kelompok eksperimen sebesar -14,84%.
Untuk memperjelas besar peningkatan dapat dilihat pada gambar 4.10 berikut.
Grafik 4.10 Grafik Perbandingan Skor Pretest, Posttest I, dan Posttest II
Selanjutnya, untuk mengetahui apakah capaian skor pada posttest II
berbeda atau tidak berbeda dengan kondisi awal pada pretest maka dilakukan
analisis terhadap perbedaan skor pretest dengan posttest II menggunakan
Wilcoxon dengan tingkat kepercayaan 95% (lihat Lampiran 4.10).
Tabel 4.24 Hasil Uji Perbedaan Skor Pretest dan Posttest II
No Kelompok p Keputusan
1 Kontrol 0,000 Ada Perbedaan
2 Eksperimen 0,000 Ada Perbedaan
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa harga p pada kelompok kontrol
kurang dari 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima sehingga ada perbedaan yang
signifikan antara skor pretest dan posttest II. Pada kelompok eksperimen harga p
< 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima sehingga ada perbedaan yang signifikan
antara skor pretest dan posttest II.
1.45
3.02
2.33
1.37
3.57
3.04
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
Pretest Posttest 1 Posttest 2
Kontrol
Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengendalian Ancaman Validitas Internal Penelitian
Penelitian eksperimen dalam menarik sebuah kesimpulan perlu
diperhatikan bahwa perubahan yang terjadi pada variabel bebas disebabkan karena
variabel terikat yang digunakan sebagai treatment penelitian. Hal ini dapat terjadi
karena ada variabel-variabel lain di luar treatment yang ikut berpengaruh terhadap
hasil penelitian sehingga memunculkan keraguan terhadap hubungan sebab akibat
yang ditarik dalam kesimpulan penelitian yang bisa menjadi ancaman terhadap
validitas penelitian (Jhonson & Christensen 2008: 258). Oleh karena itu, dalam
penelitian ini dipaparkan cara untuk mengontrol ancaman validitas internal
penelitian.
Ancaman-ancaman terhadap validitas internal penelitian sudah
diidentifikasi oleh Campbell dan Stanley (1963), Bracht dan Glass (1968), dan
Lewis-Beck (1993), Ancaman terjadi lebih besar pada penelitian kuasi
ekperimental dibandingkan eksperimental murni karena dalam eksperimental
murni seleksi sampel dilakukan secara random dan lebih terkontrol. Berikut ini
jenis-jenis ancaman terhadap validitas penelitian.
1. Sejarah (history)
Setiap kejadian/perlakuan terhadap kelompok yang sedang diteliti yang
terjadi di antara pretest dan posttest di luar treatment yang bisa mempengaruhi
hasil pretest variabel dependen (Johnson & Christensen, 2008: 260, Cohen,
Manion, & Morrison, 2007: 155). Pengaruh sejarah (history) bisa terjadi terhadap
salah satu kelompok yang diteliti terutama jika penelitian dilakukan dalam jangka
waktu yang lama (beberapa bulan/tahun). Perubahan atau hasil peningkatan yang
terjadi pada salah satu kelompok tersebut disebabkan bukan melulu karena
treatment penelitian, tetapi oleh faktor lain diluar treatment sehingga tidak bisa
diklim murni sebagai pengaruh treatment penelitian. Kejadian tersebut misalnya
workshop, ekstrakurikuler, kursus, acara TV, dsb dengan pelaku atau materi yang
sama dengan yang digunakan sebagai treatment penelitian. Jika kelompok kontrol
dan kelompok ekperimen juga sama-sama mengikuti acara tersebut, pengaruhnya
terhadap hasil pretest akan seimbang sehingga tingkat ancaman terhadap validitas
internal penelitiannya rendah (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 283).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
2. Difusi treatment atau kontaminasi (diffusion of treatment or contamination)
Ancaman ini terjadi ketika kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
diam-diam saling berkomunikasi dan sama-sama mempelajari treatment yang
diberikan pada kelompok eksperimen. Solusi: kedua kelompok betul-betul
dipisahkan dan berjanji untuk tidak saling mempelajari treatment yang diberikan
pada kelompok eksperimen (Neuman, 2013: 130). Jika diabaikan, ancaman
terhadap validitas internal penelitian: rendah sampai menengah.
3. Perilaku Kompensatoris
Ancaman ini terjadi jika treatment yang diberikan di kelompok
eksperimen dirasa sangat berharga dan diketahui juga oleh kelompok kontrol yang
tidak mendapatkan treatment tersebut. Keuntungan yang diperoleh oleh kelompok
eksperimen dirasa jauh lebih banyak dibanding kelompok kontrol. Karena merasa
di devaluasi, kelompok kontrol bisa jadi 1) berusaha menandingi kelompok
eksperimen dengan belajar ekstra keras atau 2) mengalami demoralisasi sehingga
marah dan tidak kooperatif (Neuman, 2013: 330). Solusi: kelompok kontrol diberi
pengertian bahwa sesudah penelitian mereka juga akan mendapatkan treatment
yang sama. Jika diabaikan, tingkat ancaman terhadap validitas internal penelitian:
rendah sampai menengah (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 283).
4. Maturasi (maturation)
Setiap perubahan biologis atau psikologis yang terjadi sepanjang waktu
penelitian bisa mempengaruhi terhadap posttest pada variabel dependen (Johnson
& Christensen, 2008: 261). Misalnya perubahan yang terjadi karena penuaan,
kebosanan, rasa lapar, rasa haus, kelelahan, atau tambahan pengalaman belajar di
luar penelitian. Ancaman terhadap validitas internal penelitian ini menjadi
semakin serius jika penelitian dilakukan dalam jangka waktu lama atau dalam
waktu beberapa tahun. Solusi: menggunakan kelompok kontrol dengan waktu
pretest dan posttest yang sama dengan kelompok eksperimen. Jika
memungkinkan, rentang waktu penelitian dirancang lebih pendek. Krathwohl
(2004: 547) menganjurkan untuk melakukan penelitian eksperimental dalam
waktu yang relatif singkat untuk menghindari ancaman terhadap validitas internal
penelitian akibat history, mortality, selection, and maturation. Jika diabaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
tingkat ancaman terhadap validitas internal penelitian: rendah (Fraenkel, Wallen,
& Hyun, 2012: 283).
5. Regresi statistik (statistical regression)
Kecenderungan umum bahwa partisipan dengan hasil skor pretest yang
sangat tinggi (mencapai skor tertinggi dalam skala pengukuran) biasanya
memperoleh skor posttest yang lebih rendah dan sebaliknya hasil pretest yang
sangat rendah (mencapai skor terendah dalam skala pengukuran) biasanya
memperoleh skor posttest yang lebih tinggi merupakan ancaman regresi statistik.
Skor yang rendah pada pretest akan cenderung naik mendekati mean pada posttest
dan skor yang tinggi pada pretest akan cenderung turun mendekati mean.
Ancaman ini akan lebih besar terjadi pada penelitian terhadap kelompok yang di
dalamnya ada yang berkebutuhan khusus slow learner dan talented. Pada pretest,
kelompok slow learner akan mendapat skor yang sangat rendah. Sesudah
treatment, mereka akan mendapatkan skor yang lebih tinggi. Sementara yang
talented biasanya akan langsung mendapatkan skor yang sangat tinggi pada waktu
pretest, tetapi akan mengalami penurunan pada posttest. Jika perubahan yang
terjadi pada posttest diklaim melulu sebagai hasil treatment penelitian,
kesimpulan tersebut bisa diragukan persis karena efek regresi statistik ini.
Hasilnya bisa diragukan karena hasil pretest dan posttest belum tentu memiliki
korelasi yang sempurna (Johnson & Christensen, 2008: 263). Hasil pretest atau
posttest belum tentu 100% mencerminkan kemampuan objektif. Bisa jadi faktor-
faktor lain ikut berpengaruh saat menjalani pretest atau posttest, misalnya stress
saat mengerjakan tes, kurang konsentrasi, kurang istirahat, salah
menginterpretasikan pertanyaan, dsb. Solusi: kecermatan dalam melihat partisipan
dengan skor pretest yang sangat tinggi atau sangat rendah dan
membandingkannya dengan hasil posttest mereka. Penggunaan kelompok kontrol
akan mengurangi ancaman ini karena keduanya kurang lebih memiliki partisipan
khusus yang kurang lebih sama. Jika diabaikan, ancaman terhadap validitas
internal penelitian: rendah (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 283).
6. Mortalitas (mortality)
Perbedaan jumlah partisipan pada waktu pretest dan posttest akibat
mengundurkan diri dalam penelitian sehingga tidak ikut posttest dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
berpengaruh terhadap validitas penelitian. Ancaman ini akan lebih besar untuk
penelitian yang dilakukan dalam jangka waktu yang lama. Hasil posttest dari
partisipan yang tersisa bisa jadi berbeda dengan jika dikerjakan oleh seluruh
partisipan yang sama pada saat pretest. Solusi: digunakan kelompok kontrol
sehingga kurang lebih jumlah partisipan yang mengundurkan diri sama. Jika
diabaikan, tingkat ancaman terhadap validitas internal penelitian: menengah
(Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 282).
7. Pengujian (testing)
Pretest pada awal penelitian bisa mempengaruhi hasil posttest sehingga
hasil posttest menjadi lebih tinggi dari jika tanpa ada pretest (Cohen, Manion, &
Morrison, 2007: 156). Dengan mengerjakan pretest kelompok yang diteliti sudah
tahu tentang apa yang ditargetkan, sudah memiliki pengalaman awal, dan menjadi
familiar dengan materi test sehingga lebih terfokus terhadap apa yang nantinya
dikerjakan pada saat posttest. Sesudah mengerjakan pretest, orang bisa saja
menyadari kesalahan-kesalahan yang telah dikerjakan dan mengantisipasi untuk
mengerjakan posttest lebih baik lagi. Jika demikian, skor posttest yang lebih
tinggi belum tentu sepenuhnya disebabkan oleh treatment penelitian. Jika
penelitian hanya dilakukan terhadap satu kelompok eksperimen saja, ancaman
terhadap validitas internal akan lebih tinggi (Johnson & Christensen, 2008: 262).
Solusi: penggunaan kelompok kontrol yang sama-sama mengerjakan pretest akan
mengurangi ancaman terhadap validitas internal ini karena kedua kelompok sama-
sama mendapatkan pretest. Rancangan penelitian eksperimental 4 kelompok tipe
Solomon sangat membantu meminimalisir ancaman ini (Neuman, 2013: 328). Jika
diabaikan, tingkat ancaman terhadap validitas internal penelitian: rendah
(Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 283).
8. Instrumentasi (instrumentation).
Setiap perubahan atau perbedaan instrumen pretest dan posttest yang
digunakan untuk mengukur variabel dependen akan meningkatkan ancaman
terhadap validitas internal penelitian (Johnson & Christensen, 2008: 262).
Instrumen yang tidak valid dan tidak reliabel menjadi ancaman serius terhadap
hasil penelitian. Ancaman instrumentasi ini bisa terjadi dalam 3 kategori
(Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 283).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
a. Instrumen yang digunakan untuk mengukur mengalami kerusakan. Kondisi
instrumen pada saat pretest ternyata sudah berbeda dari kondisi Pada saat
posttest. Solusi: instrumen diperiksa dengan seksama dan setiap perubahan
diperbaiki sehingga kondisi instrumen pada saat posttest sama dengan saat
pretest. Jika diabaikan, tingkat ancaman terhadap validitas internal penelitian:
rendah.
b. Karakteristik alat pengumpul data yang digunakan berbeda antara kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen atau untuk pretest dan posttest. Solusi:
karakteristik alat pengumpul data yang digunakan harus sama untuk kedua
kelompok dan sama untuk pretest dan posttest. Jika diabaikan, ancaman
terhadap validitas internal penelitian: menengah.
c. Bias alat pengumpul data bisa terjadi terutama jika digunakan teknik
observasi. Observer bisa saja memiliki perspektif yang berbeda (bias) ketika
mengamati kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Tingkat kelelahan
dalam menjalani observasi juga bisa berpengaruh. Solusi: sungguh-sungguh
melakukan training terhadap observer atau observer samasekali tidak diberi
tahu mana kelompok kontrol dan mana kelompok eksperimen sehingga
observer lebih objektif. Jika diabaikan, tingkat ancaman terhadap validitas
internal penelitian: tinggi.
9. Lokasi (location)
Jika lokasi yang digunakan baik untuk pretest maupun posttest maupun
untuk implementasi treatment pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
terlalu berbeda (misalnya ukuran ruang, kenyamanan ruang, kebisingan ruang,
dsb), lokasi yang berbeda bisa menghasilkan skor posttest yang berbeda. Solusi:
ruang yang digunakan harus kurang lebih sama. Jika diabaikan, tingkat ancaman
terhadap validitas internal penelitian: menengah sampai tinggi (Fraenkel, Wallen,
& Hyun, 2012: 282).
10. Karakteristik subjek (subject characteristics)
Karakteristik subjek yang berbeda antara kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen menjadi ancaman besar bagi validitas internal penelitian. Ancaman ini
bisa dikelompokkan dalam dua bagian (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 282).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
a. Kemampuan awal yang berbeda pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen akan mempengaruhi hasil posttest. Solusi: pemilihan sampel
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan secara random. Perlu
dicek dengan pretest apakah kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan
awal yang setara. Jika dalam pretest kedua kelompok tersebut memiliki
kemampuan awal yang tidak berbeda, bias yang mungkin terjadi dianggap
tidak ada (Neuman, 2013: 238). Jika diabaikan, ancaman terhadap validitas
internal penelitian: tinggi.
b. Jumlah kelompok gender yang berbeda pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen bisa berpengaruh terhadap posttest. Solusi: pemilihan
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan dengan penyetaraan
jumlah laki-laki dan perempuan pada kedua kelompok tersebut (matching).
Perlu pretest untuk memastikan kemampuan awal yang setara. Jika diabaikan,
tingkat ancaman terhadap validitas internal
penelitian: menengah.
11. Implementasi (implementation)
Perbedaan guru yang mengajar pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen bisa berpengaruh pada skor posttest. Guru yang berbeda juga akan
memiliki style mengajar yang berbeda. Solusi: guru yang mengimplementasikan
pembelajaran di kedua kelompok tersebut sama atau sama-sama dilaksanakan oleh
guru yang berbeda-beda (banyak guru). Perlu kontrol implementasi pembelajaran
yang lebih cermat. Jika diabaikan, tingkat ancaman terhadap validitas internal
penelitian: tinggi (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 284).
Tabel 4.25 Ancaman dalam Penelitian
No Ancaman
Validitas
Tingkat
Ancaman Solusi Terkendali
Tidak
1 Sejarah Rendah Solusinya adalah kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen juga sama-sama
mengikuti sebuah perlakuan,
pengaruhnya terhadap hasil posttest
akan seimbang sehingga tingkat
ancaman terhadap validitas internal
rendah --
√
2 Difusi
treatment
Rendah-
menengah
Solusinya yaitu kedua kelompok betul-
betul dipisahkan dan berjanji untuk
tidak saling mempelajari treatment
yang diberikan pada kelompok
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
eksperimen
3 Perilaku
kompensato
ris
Rendah-
menengah
Solusinya yaitu kelompok kontrol
diberi pengertian bahwa sesudah
penelitian mereka juga akan
mendapatkan treatment yang sama.
√
4 Maturasi Rendah Solusinya waktu pretest dan posttest
sama pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen
√
5 Regresi
Statistik
Rendah Solusinya adalah hasil uji korelasi
untuk kedua variabel tidak negatif dan
signifikan.
√
6 Mortalitas Menengah Solusinya adalah data siswa yang tidak
hadir tersebut tetap dimasukkan dengan
menggunakan skor rata-rata semua
siswa yang masuk berlaku untuk skor
rata-rata siswa yang tidak masuk
karena siswa-siswa tersebut sudah
mendapat treatment
√
7 Pengujian
atau testing
Rendah Solusinya adalah memberikan pretest
pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol untuk mengetahui
perbedaan kemampuan awal.
Penggunaan kelompok kontrol yang
sama-sama mengerjakan pretest akan
mengurangi ancaman terhadap validitas
internal ini karena kedua kelompok
sama-sama mendapatkan pretest.
√
8 Instrumenta
si
Rendah-
menengah-
tinggi
Solusinya yaitu pada soal pretest dan
posttest memakai instrumen yang
sama, baik untuk kelompok kontrol
maupun eksperimen.
√
9 Lokasi Menengah-
tinggi
Solusinya yaitu lokasi atau ruangan
yang digunakan untuk treatment
kurang lebih sama pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen
√
10 Karakteristi
k subjek
Menengah-
tinggi
Solusinya yaitu hasil pretest kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen
sama atau memiliki kemampuan awal
yang sama.
√
11 Implementa
si
Tinggi Solusi untuk mengatasinya yaitu guru
mitra yang digunakan pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen
sama.
√
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ancaman-ancaman yang dapat
dikendalikan yaitu sejarah, difusi treatment, maturasi, regresi statistik, mortalitas,
pengujian (testing), instrumentasi, lokasi, karakteristik subjek, implementasi, dan
yang belum dapat dikendalikan dengan baik adalah perilaku kompensatoris.
Namun hal ini tidak berdampak sistemik pada kesimpulan penelitian sehingga
kredibilitas kesimpulan tidak diragukan. Kurang lebih hampir semua ancaman
bisa dikendalikan dengan baik dan tidak ada temuan data yang menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
ancaman yang berdampak sistemik. Dengan ini kredibilitas kesimpulan penelitian
bisa dijamin.
4.2.2 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI terhadap
Kemampuan Mengingat
Hasil analisis data menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization (TAI) mata pelajaran IPA materi siklus air pada siswa kelas V
SD Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2017/2018.
Peneliti melakukan analisis mengenai uji perbedaan kemampuan awal pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Berdasarkan analisis yang
dilakukan oleh peneliti, menunjukkan bahwa kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen memiliki kemampuan awal yang sama, sehingga dapat dibandingkan.
Langkah ini untuk memastikan bahwa kemampuan awal kedua kelompok tersebut
sama meskipun teknik pengambilan sampel tidak dilakukan secara random
(Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 100).
Analisis selanjutnya adalah uji signifikansi pengaruh perlakuan. Uji ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan
mengingat. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization (TAI) berpengaruh terhadap kemampuan mengingat. Hal ini
dapat dilihat dari harga p sebesar 0,000 (p < 0,05) artinya Hnull ditolak Hi diterima.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ikmah, Margunani, dan
Yulianto (2012) yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI berbantuan model pembelajaran terhadap hasil
belajar ekonomi akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Bergas Kabupaten
Semarang. Penelitian ini menggunakan quasi eksperimental design posttest only
control group design. Asriningsih, Renda, dan Wibawa (2014) yang bertujuan (1)
mengetahui hasil belajar IPA kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI. (2) mengetahui hasil belajar IPA kelompok
siswa yang dibelajarkan dengan model konvensional. (3) mengetahui perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan
model pembelajaran konvensional siswa kelas IV SD Gugus V Kecamatan Banjar.
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu menggunakan Post Test Only
Control Group Design. Nugroho, Marhaeni, dan Candiasa (2013) bertujuan untuk
mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TAI terhadap prestasi
belajar matematika ditinjau dari motivasi berprestasi siswa. Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimen semu dengan teknik random sampling terhadap
kelas dan desain eksperimen yang digunakan adalah posttest-only control group
design.
Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI)
dapat memberikan pengaruh terhadap kemampuan mengingat. Hal ini disebabkan
karena model pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI) adalah tipe
untuk mengadaptasi pengajaran terhadap perbedaan individual berkaitan dengan
kemampuan siswa maupun pencapaian prestasi siswa (Slavin, 2008: 187). Dalam
model pembalajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI)
terdapat delapan langkah yaitu placement test, teams, teaching group, student
creative, team study, test, team score and team recognition, whole-class unit
(Shoimin, 2014: 201).
Populasi dalam penelitian ini menggunakan siswa kelas V SD Kanisius
Wirobrajan I Yogyakarta. Piaget (dalam Desmita, 2009: 98) menyatakan bahwa
beberapa konsep dan prinsip tentang sifat-sifat perkembangan kognitif anak, yaitu
anak adalah pembelajar yang aktif, anak mengorganisasikan apa yang mereka
pelajari dari pengalamannya, anak menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui
proses asimilasi dan akomodasi, dan proses ekuilibrasi menunjukkan adanya
peningkatan ke arah bentuk-bentuk pemikiran yang kompleks. Siswa kelas V SD
dengan usia 10-11 tahun tergolong ke dalam tahap operasional konkret dimana
anak-anak mengembangkan kemampuan berpikir sistematis, namun hanya pada
objek-objek dan aktivitas-aktivitas konkret (Crain, 2014: 171). Dalam teori
konstruktivisme (sosio-historis) menurut Vygotsky, anak akan belajar melalui
interaksi dan faktor-faktor interpersonal (sosial), kultur-historis, dan individual
sebagai kunci dari perkembangan manusia (Tudge, dalam Schunk, 2012: 339).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Siswa belajar untuk aktif dan juga belajar untuk mampu berinteraksi dengan
lingkungannya, hal ini bisa terjadi dengan adanya diskusi yang terjadi di dalam
kelompok pada saat proses pembelajaran. Sering dijumpai ketika proses
pembelajaran siswa di sekolah kegiatan siswa hanya mendengarkan penjelasan
guru dan membaca pengetahuan-pengetahuan yang ada pada buku pegangan serta
tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Selain itu, kegiatan diskusi kelompok,
presentasi, unjuk kerja, dan praktik hampir tidak ada. Hal ini tidak sesuai dengan
tahap perkembangan kognitif anak di usia kelas V SD. Jika penerapan metode
ceramah tidak melibatkan siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran, maka
terlihat bahwa prestasi maupun kemampuan siswa sulit berkembang.
Pembelajaran yang tidak melibatkan siswa juga menjadi alasan rendahnya
kemampuan siswa dalam mata pelajaran IPA.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wisudawati dan
Sulistyowati (2014: 11) yang menyatakan bahwa hasil belajar IPA yang dicapai
oleh peserta didik di Indonesia yang tergolong rendah dipengaruhi oleh banyak
faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi karakteristik peserta didik, kemampuan
membaca, motivasi belajar, minat dan konsep diri, strategi belajar, tingkat
kehadiran dan rasa memiliki. Faktor yang sangat penting adalah lingkungan
belajar dalam bentuk strategi yang diciptakan guru untuk mengoptimalkan
potensi-potensi yang dimiliki peserta didik dalam mempelajari IPA, dan
menggunakan konsep-konsep tersebut dalam memahami lingkungan.
Peneliti dalam penelitian ini ingin melihat model pembelajaran inovatif
yang sesuai dengan tahap perkembangan kognitif dan pemahaman siswa. Serta
meningkatkan kemampuan kognitif siswa dalam taksonomi Bloom yaitu
kemampuan mengingat. Dalam kemampuan mengingat, siswa belajar untuk
memunculkan kembali informasi yang telah diperoleh baik berupa pengetahuan
maupun pengalaman yang tersimpan di dalam memori jangka panjang. Hal ini
sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Anderson & Krathwohl (2015: 104)
bahwa kategori kemampuan mengingat mencakup proses kognitif mengenali
(menempatkan pengetahuan dalam memori jangka panjang yang sesuai dengan
pengetahuan tersebut) dan mengingat kembali (mengambil pengetahuan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
relevan dari memori jangka panjang). Peneliti selanjutnya melakukan analisis
lebih lanjut untuk memperkuat analisis sebelumnya.
Analisis lebih lanjut yang pertama yaitu perhitungan persentase
peningkatan rerata pretest ke posttest I, pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen sama-sama mengalami peningkatan skor yang signifikan. Pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukkan harga p sebesar 0,000.
Analisis lebih lanjut yang kedua adalah uji besar efek peningkatan rerata pretest
ke posttest I. pada kelompok eksperimen sebesar 38,44% yang menunjukkan
bahwa hasil lebih tinggi dari kelompok kontrol yaitu sebesar 37,21%. Maka
kriteria kedua kelompok masuk dalam kriteria besar. Analisis lebih lanjut yang
ketiga yaitu uji korelasi kelompok kontrol pada kemampuan mengingat yang
menunjukkan bahwa hasilnya negatif dan tidak signifikan. Sedangkan uji korelasi
pada kelompok eksperimen hasilnya negatif dan tidak signifikan. Analisis lebih
lanjut yang keempat yaitu uji retensi pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen ada perbedaan. Artinya, ada penurunan skor yang
signifikan antara skor posttest I ke posttest II.
4.2.3 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI terhadap
Kemampuan Memahami
Hasil analisis data menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization (TAI) mata pelajaran IPA materi siklus air pada siswa kelas V
SD Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2017/2018.
Peneliti melakukan analisis mengenai uji perbedaan kemampuan awal pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Berdasarkan analisis yang
dilakukan oleh peneliti, menunjukkan bahwa kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen memiliki kemampuan awal sama, sehingga dapat dibandingkan.
Langkah ini untuk memastikan bahwa kemampuan awal kedua kelompok tersebut
sama meskipun teknik pengambilan sampel tidak dilakukan secara random
(Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 100).
Analisis selanjutnya adalah uji signifikansi pengaruh perlakuan. Uji ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
mengingat. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization (TAI) berpengaruh terhadap kemampuan memahami. Hal ini
dapat dilihat dari harga p sebesar 0,001 (p < 0,05) artinya Hnull ditolak Hi diterima.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ikmah, Margunani, dan
Yulianto (2012) yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI berbantuan model pembelajaran terhadap hasil
belajar ekonomi akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Bergas Kabupaten
Semarang. Penelitian ini menggunakan quasi eksperimental design posttest only
control group design. Asriningsih, Renda, dan Wibawa (2014) yang bertujuan (1)
mengetahui hasil belajar IPA kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI. (2) mengetahui hasil belajar IPA kelompok
siswa yang dibelajarkan dengan model konvensional. (3) mengetahui perbedaan
hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan
model pembelajaran konvensional siswa kelas IV SD Gugus V Kecamatan Banjar.
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu menggunakan Post Test Only
Control Group Design. Nugroho, Marhaeni, dan Candiasa (2013) bertujuan untuk
mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TAI terhadap prestasi
belajar matematika ditinjau dari motivasi berprestasi siswa. Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimen semu dengan teknik random sampling terhadap
kelas dan desain eksperimen yang digunakan adalah posttest-only control group
design.
Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI)
dapat memberikan pengaruh terhadap kemampuan memahami. Hal ini disebabkan
karena model pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI) adalah tipe
untuk mengadaptasi pengajaran terhadap perbedaan individual berkaitan dengan
kemampuan siswa maupun pencapaian prestasi siswa (Slavin, 2008: 187). Dalam
model pembalajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI)
terdapat delapan langkah yaitu placement test, teams, teaching group, student
creative, team study, test, team score and team recognition, whole-class unit
(Shoimin, 2014: 201).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Populasi dalam penelitian ini menggunakan siswa kelas V SD Kanisius
Wirobrajan I Yogyakarta. Piaget (dalam Desmita, 2009: 98) menyatakan bahwa
beberapa konsep dan prinsip tentang sifat-sifat perkembangan kognitif anak, yaitu
anak adalah pembelajar yang aktif, anak mengorganisasikan apa yang mereka
pelajari dari pengalamannya, anak menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui
proses asimilasi dan akomodasi, dan proses ekuilibrasi menunjukkan adanya
peningkatan ke arah bentuk-bentuk pemikiran yang kompleks. Siswa kelas V SD
dengan usia 10-11 tahun tergolong ke dalam tahap operasional konkret dimana
anak-anak mengembangkan kemampuan berpikir sistematis, namun hanya pada
objek-objek dan aktivitas-aktivitas konkret (Crain, 2014: 171). Dalam teori
konstruktivisme (sosiohistoris) menurut Vygotsky, anak akan belajar melalui
interaksi dan faktor-faktor interpersonal (sosial), kultur-historis, dan individual
sebagai kunci dari perkembangan manusia (Tudge, dalam Schunk, 2012: 339).
Siswa belajar untuk aktif dan juga belajar untuk mampu berinteraksi dengan
lingkungannya, hal ini bisa terjadi dengan adanya diskusi yang terjadi di dalam
kelompok pada saat proses pembelajaran. Sering dijumpai ketika proses
pembelajaran siswa di sekolah kegiatan siswa hanya mendengarkan penjelasan
guru dan membaca pengetahuan-pengetahuan yang ada pada buku pegangan serta
tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Selain itu, kegiatan diskusi kelompok,
presentasi, unjuk kerja, dan praktik hampir tidak ada. Hal ini tidak sesuai dengan
tahap perkembangan kognitif anak di usia kelas V SD. Jika penerapan metode
ceramah tidak melibatkan siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran, maka
terlihat bahwa prestasi maupun kemampuan siswa sulit berkembang.
Pembelajaran yang tidak melibatkan siswa juga menjadi alasan rendahnya
kemampuan siswa dalam mata pelajaran IPA.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wisudawati dan
Sulistyowati (2014: 11) yang menyatakan bahwa hasil belajar IPA yang dicapai
oleh peserta didik di Indonesia yang tergolong rendah dipengaruhi oleh banyak
faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi karakteristik peserta didik, kemampuan
membaca, motivasi belajar, minat dan konsep diri, strategi belajar, tingkat
kehadiran dan rasa memiliki. Faktor yang sangat penting adalah lingkungan
belajar dalam bentuk strategi yang diciptakan guru untuk mengoptimalkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
potensi-potensi yang dimiliki peserta didik dalam mempelajari IPA, dan
menggunakan konsep-konsep tersebut dalam memahami lingkungan.
Peneliti dalam penelitian ini ingin melihat model pembelajaran inovatif
yang sesuai dengan tahap perkembangan kognitif dan pemahaman siswa. Serta
meningkatkan kemampuan kognitif siswa dalam taksonomi Bloom yaitu
kemampuan memahami. Dalam kemampuan memahami, siswa belajar untuk
mngkonstruksi makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan,
ditulis, maupun digambar oleh guru. Hal ini sejalan dengan teori yang
dikemukakan oleh Anderson & Krathwohl (2015: 105) bahwa kategori
kemampuan memahami mencakup proses kognitif menafsirkan (mengubah satu
bentuk gambaran menjadi bentuk lain), mencontohkan (menemukan contoh atau
ilustrasi tentang konsep atau prinsip), mengklasifikasikan (menentukan sesuatu
dalam satu kategori), merangkum (mengabstraksikan tema umum atau poin-poin
pokok), menyimpulkan (membuat kesimpulan yang logis dari informasi yang
diterima), membandingkan (menentukan hubungan antara dua ide, dua objek, dan
semacamnya), dan menjelaskan (membuat model sebab-akibat dalam sebuah
sistem). Peneliti selanjutnya melakukan analisis lebih lanjut untuk memperkuat
analisis sebelumnya.
Analisis lebih lanjut yang pertama yaitu perhitungan persentase
peningkatan rerata pretest ke posttest I, pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen sama-sama mengalami peningkatan skor yang signifikan. Pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukkan harga p sebesar 0,000.
Analisis lebih lanjut yang kedua adalah uji besar efek peningkatan rerata pretest
ke posttest I. pada kelompok eksperimen sebesar 37% yang menunjukkan bahwa
hasil lebih tinggi dari kelompok kontrol yaitu sebesar 33%. Maka kriteria kedua
kelompok masuk dalam kriteria besar. Analisis lebih lanjut yang ketiga yaitu uji
korelasi kelompok kontrol pada kemampuan memahami yang menunjukkan
bahwa hasilnya negatif dan tidak signifikan. Sedangkan uji korelasi pada
kelompok eksperimen hasilnya positif dan tidak signifikan. Analisis lebih lanjut
yang keempat yaitu uji retensi pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen ada perbedaan. Artinya, ada penurunan skor yang
signifikan antara skor posttest I ke posttest II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini akan dikemukakan kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan
saran. Kesimpulan berisi hasil penelitian dan menjawab hipotesis penelitian.
Keterbatasan penelitian berisi kekurangan yang ada selama penelitian
dilaksanakan. Saran berisi masukan dari peneliti untuk penelitian selanjutnya.
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Penerapan model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization
(TAI) berpengaruh terhadap kemampuan mengingat pada mata pelajaran
IPA siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta semester gasal
tahun ajaran 2017/2018. Hasil analisis terhadap data penelitian
mengafirmasi hipotesis penelitian. Rerata skor yang dicapai pada kelompok
eksperimen (M = 1,93; SE = 0,83) lebih tinggi daripada kelompok kontrol
(M = 1,37; SE = 0,10. Perbedaan skor tersebut signifikan dengan t(56) = -
4,052 dan p = 0,000 (p < 0,05) maka Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya
ada perbedaan yang signifikan antara selisih rerata skor pretest ke posttest I
terhadap kemampuan mengingat pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil signifikansi pengaruh
perlakuan adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team
Assisted Individualization (TAI) berpengaruh terhadap kemampuan
mengingat. Besarnya pengaruh sebesar r = 0,47 setara dengan 22,67%
yang termasuk kategori “efek menengah”.
5.1.2 Penerapan model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization
(TAI) berpengaruh terhadap kemampuan memahami pada mata pelajaran
IPA siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta semester gasal
tahun ajaran 2017/2018. Hasil analisis terhadap data penelitian
mengafirmasi hipotesis penelitian. Rerata skor yang dicapai pada kelompok
eksperimen (M = 2,19; SE = 0,14) lebih tinggi daripada kelompok kontrol
(M = 1,56; SE =0,12). Perbedaan skor tersebut signifikan dengan t(56) = -
3,363 dan p = 0,001 (p < 0,05) maka Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
ada perbedaan yang signifikan antara selisih rerata skor pretest ke posttest I
terhadap kemampuan memahami pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil signifikansi pengaruh
perlakuan adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team
Assisted Individualization (TAI) berpengaruh terhadap kemampuan
memahami. Besarnya pengaruh sebesar r = 0,40 setara dengan 16,80%
yang termasuk kategori “efek menengah”.
5.2 Keterbatasan Penelitian
5.2.1 Kurangnya koordinasi dengan guru mitra mengenai materi siklus air serta
langkah-langkah pembelajaran secara detail sesuai dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI).
5.2.2 Hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan ke semua sekolah, karena
penelitian hanya terbatas pada siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan 1
Yogyakarta tahun ajaran 207/2018.
5.2.3 Ancaman validitas internal penelitian berupa perilaku kompensatoris tidak
bisa dikendalikan dengan baik.
5.3 Saran
5.3.1 Perlu dilakukan koordinasi rutin dengan guru mitra untuk pelaksanaan
langkah-langkah pembelajaran model kooperatif Team Assisted
Individualization (TAI) dan pemberian materi mengenai siklus air.
5.3.2 Hasil penelitian ini perlu diujicobakan ke SD lain dengan penelitian yang
serupa.
5.3.3 Kelompok kontrol diberi pembelajaran dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) sesudah penelitian
selesai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
DAFTAR REFERENSI
Ahmadi & Sholeh. (2005). Psikologi perkembangan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Al-Tabany, T.I.B. (2014). Mendesain model pembelajaran inovatif, progresif, dan
kontekstual: Konsep, landasan, dan implementasinya pada kurikulum 2013
(Kurikulum tematik integrative/TKI). Jakarta: Bumi Aksara.
Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (2015). Kerangka landasan untuk
pembelajaran, pengajaran, dan asesmen: revisi taksonomi pendidikan Bloom,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, S. (2003). Prosedur penelitian, suatu praktek. Jakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, S. (2005). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Asriningsih K, Renda, Wibawa. (2014) Pengaruh model pembelajaran kooperatif
tipe TAI terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Gugus V kecamatan
Banjar. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, 2 (1). Diakses
pada tanggal 8 April 2017, dari
http://ejournal.undksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/2327
Best, J. W., & Kahn, J. V. (2006). Research in education (tenth edition). Boston:
Pearson Education Inc.
Budiningsih, A. (2012). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Cohen, L., Manion., & Morrison, K. (2007). Research methods in education. New
York: Routledge.
Crain, W. (2014). Teori perkembangan konsep dan aplikasi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Creswell, J. (2015). Riset pendidikan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
riset kualitatif & kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Depdiknas. (2006). Pedoman kurikulum tingkat satuan pendidikan. Jakarta:
Depdiknas.
Desmita. (2009). Psikologi perkembangan peserta didik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Field, A. (2009). Discovering statistics using SPSS, third edition. London: Sage.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Fraenkel, J. R., Wallen, N. E., & Hyun, H. H. (2012). How to design and evaluate
research in education (8th
ed.). New York: McGraw Hill.
Ghozali, I. (2009). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Hermana, D. (2009). Ayo belajar ilmu pengetahuan alam IPA. Yogyakarta:
Kanisius.
Huda, M. (2011). Cooperative learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ikmah, F. S., Margunani, & Yulianto, A., (2012). Efektivitas penerapan metode
pembelajaran TAI (team assisted individualization) berbantuan modul
pembelajaran terhadap hasil belajar ekonomi. Economic Education Analysis
Journal, 1(1), hal 1-6. Diakses pada tanggal 8 April 2017, dari
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj
Indrawan, R., & Yaniawati, P. (2014). Metodologi penelitian kuantitatif,
kualitatif, dan campuran untuk manajemen pembangunan dan pendidikan.
Bandung: Refika Aditama.
Isjoni. (2013). Pembelajaran kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Johnson, B. & Christensen, L. (2008). Educational research: quantitative,
qualitative, and mixed approaches (3rd
. Ed.). California: Sage Publications.
Kasmadi & Sunariah, N. S. (2013). Panduan Modern penelitian kuantitatif.
Bandung: Alfabeta.
Kaspul, Arsyad, Masrah. (2009). Upaya meningkatkan kemampuan mengingat
konsep system gerak melalui peta konsep dalam bentuk leaflet pada siswa
kelas VIII D SMP Negeri 17 Banjarmasin. Jurnal Wahana-Bio, hal 23-32. Di
akses pada tanggal 8 April 2017, dari
http:/id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=32348
Krathwohl, D. R. (2004). Methods of educational and social science research, an
instated approach, second edition. Illinois: Waveland Press.
Kuswana, W. (2012). Taksonomi kognitif : Perkembangan ragam berpikir.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Lie, A. (2002). Cooperative learning. Jakarta: Grasindo.
Masidjo. (2010). Penilaian pencapaian hasil belajar siswa di sekolah.
Yogyakarta: Kanisius.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Neuman, W. L. (2013). Metodologi penelitian sosial: Pendekatan kualitatif dan
kuantitatif (Ed. 7). Jakarta: PT Indeks.
Ngalimun. (2012). Strategi dan model pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja
Pressindo.
Noor, J. (2011). Metodologi penelitian skripsi, tesis, disertasi, dan karya ilmiah.
Jakarta: Kencana.
Nugroho, S., Marhaeni, N., & Candiasa, M., (2013). Pengaruh pembelajaran
kooperatif TAI terhadap prestasi belajar matematika ditinjau dari motivasi
berprestasi siswa kelas V SD Tunas Daud. E-Journal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha, 3(3). Diakses pada tanggal 8 April 2017,
dari http://pasca.undiksha.ac.id/e-
journal/index.php/jurnal_pendas/article/view/666
Nurgiyantoro, B. (2011). Penilaian pembelajaran berbahasa berbasis kompetensi.
Yogyakarta: BPFE.
OECD. (2013). PISA 2012 result: what students know and can do: Students
performance in reading, mathematics, and sciene. Diakses pada tanggal 30
Mei 2017 2017, dari http://www.oecd.ord/pisa/keyfindings/PISA-2012-
results-overview.pdf
OECD. (2016). PISA 2015 Result in focus. Diakses dari www.oecd.ord/pisa/pisa-
2015-results-in-focus.pdf
Priyatno, D. (2012). Belajar praktis analisis parametrik dan non parametrik
dengan SPSS dan prediksi pertanyaan pendadaran skripsi dan tesis: Simple,
praktis, dan mudah dipahami untuk tingkat pemula dan menengah.
Yogyakarta: Gava Media.
Putri, D. S., Irwan & Mukhni. (2014). Pengaruh penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe team assisted individualization terhadap pemahaman konsep
matematis siswa kelas XI IPA SMAN 16 Padang. Jurnal Pendidikan
Matematika, 3(3), hal 26-31. Diakses pada tanggal 8 April 2017, dari
http://ejournal.unp.ac.id
Rusman. (2013). Model-model pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Rusman. (2017). Belajar dan pembelajaran berorientasi standar proses
pendidikan. Jakarta: Kencana.
Samatowa, U. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks.
Santrock, J. W. (2009). Psikologi pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Schunk, D. (2012). Learning theories an educational perspective. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Shoimin. (2014). 68 Model pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Siregar, S. (2010). Statistik parametrik untuk penelitian kuantitatif. Jakarta: Bumi
Aksara.
Siregar, S. (2013). Metode penelitian kuantitatif. Dilengkapi dengan
perbandingan perhitungan manual dan SPSS. Jakarta: Rajawali Pers.
Slavin, R. E. (2008). Cooperative learning: Teori, riset, dan praktik). Bandung:
Nusa Media.
Slavin, R. E. (2009). Cooperative learning (teori, riset, praktik). Bandung: Nusa
Media.
Sugiyanto. (2010). Model-model pembelajaran inovatif. Surakarta: Yuma
Pustaka.
Suparno, P. (2001). Teori perkembangan kognitif Jean Piaget. Yogyakarta:
Kanisius.
Supratiknya. (2012). Penilaian hasil belajar dengan teknik nontes. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Suprijono. (2009). Cooperative learning: teori dan aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Suyono & Hariyanto. (2011). Belajar dan pembelajaran: teori dan konsep dasar.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Triwiyanto, T. (2014). Pengantar pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Wasilah, E. B. (2012). Peningkatan kemampuan menyimpulkan hasil praktikum
IPA menggunakan media kartu. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, hal 83-90.
Diakses pada tanggal 8 April 2017, dari
http://journal.unnes.ac.id/index.php/jpii
Widoyoko, P. E. (2012). Teknik penyusunan instrumen penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Wisudawati, A.W., & Sulistyowati, E. (2014). Metodologi pembelajaran IPA.
Jakarta: Bumi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran 1.2 Surat Ijin Validitas Soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Lampiran 2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Lembar Kerja Siswa
Lembar Kerja Siswa (Pembelajaran 1)
1. Apa itu siklus air?
Jawab:
………………………………………………………………………………
……..............................................................................................................
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2. Lengkapi gambar berikut ini!
3. Uraikan proses siklus air sesuai dengan gambar di atas!
Jawab:
………………………………………………………………………………
…….............................................................................................................
………………………………………………………………………………
….…………………………………………………………………………...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Lembar Kerja Siswa (Pembelajaran 2)
1. Perhatikanlah dua gambar dibawah ini!
Gambar 1 Gambar 2
Sebutkan 3 perbedaan dari gambar yang ada di atas berdasarkan dampak
yang diakibatkan!
Gambar 1 Gambar 2
2. Tuliskan 3 hal menjaga air, supaya air tetap bisa dikonsumsi oleh manusia!
Jawab:
………………………………………………………………………………
……..............................................................................................................
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
3. Tuliskan 3 hal yang akan ditimbulkan jika di dunia ini tidak ada air!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Jawab:
………………………………………………………………………………
……................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Lembar Kerja Siswa (pembelajaran 3)
Nama:
1. Dito sering melihat tetangganya menebang pohon besar di hutan. Semakin
lama semakin banyak pohon yang ditebangi dan pohon yang ada di hutan
semakin sedikit. Penebangan pohon akan menyebkan semakin banyak
spesis yang hidup di dalamnya, dan tidak akan terjadi banjir. Apakah
pernyataan tersebut benar? jika salah, jelaskan alasanmu!
Jawab:
………………………………………………………………………………
……................................................................................................................
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2. Gambar di bawah ini apakah benar untuk dilakukan? tuliskan 2 akibat
yang akan ditimbulkan dari kegiatan di bawah ini!
Jawab:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
3. Mengapa manusia menebang pohon secara berlebihan dapat menyebabkan
banjir dan tanah longsor?
Jawab:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Lembar Kerja Siswa (Pembelajaran 4)
Nama:
1. Tuliskan 2 rumusan masalah sesuai dengan percobaan yang akan kamu
lakukan, menggunakan kata tanya “apakah”!
Jawab:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2. Tuliskan hipotesis (jawaban sementara berdasarkan rumusan masalah yang
telah kamu buat)!
Jawab:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
3. Ayo melakukan percobaan!
Alat dan bahan:
2 buah nampan
sendok
tanah
rumput
air
Langkah-langkah:
1) Siapkan alat dan bahan, yaitu 2 buah nampan, 1 buah sendok, tanah, air,
dan beberapa rumput .
2) Isi separuh bagian pada setiap nampan dengan tanah
3) Pada nampan pertama tanamlah 1 rumput, kemudian padatkan tanah.
4) Pada nampan kedua tanamlah rumput hingga penuh, kemudian padatkan
tanah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
5) Letakkan kedua nampan dengan posisi miring, kemudian siram bagian
tanahnya dengan menggunakan air.
6) Amati perbedaannya
Ayo tulis hasil percobaanmu!
1. Apa yang terjadi pada tanah yang tidak diberi rumput?
Jawab:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2. Apa yang terjadi pada tanah yang diberi rumput?
Jawab:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
3. Apa pengaruh rumput pada aliran air?
Jawab:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
4. Apa yang terjadi pada tanah di Indonesia jika tidak ada pohon?
Jawab:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
5. Tuliskan kesimpulan dari pengamatan yang telah kamu lakukan!
Jawab:
………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Lampiran 3.1 Soal Uraian
1. a) Apa pengertian dari siklus air?
........................................................................................................................
.......................................................................................................................
........................................................................................................................
.......................................................................................................................
b) Berikan 4 contoh penggunaan air dalam kehidupan!
........................................................................................................................
.......................................................................................................................
........................................................................................................................
.......................................................................................................................
c) Perhatikan gambar di bawah ini!
Gbr 1. Air kran mengalir Gbr 2. Seseorang mematikan kran air
Dari kedua gambar di atas, manakah yang termasuk dalam menghemat air?
Jelaskan alasanmu!
........................................................................................................................
.......................................................................................................................
........................................................................................................................
.......................................................................................................................
2. a) Tuliskan 4 faktor yang mempengaruhi kelangsungan proses siklus air!
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
........................................................................................................................
.......................................................................................................................
b) Apa akibatnya jika manusia membuang sampah sembarangan bagi proses
siklus air?
........................................................................................................................
.......................................................................................................................
1 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
........................................................................................................................
.......................................................................................................................
c) Pada proses siklus air melalui beberapa urutan. Jelaskan dengan urut
proses siklus air!
........................................................................................................................
.......................................................................................................................
........................................................................................................................
.......................................................................................................................
3. a) Jelaskan 4 kegiatan yang dapat kamu lakukan untuk menjaga
kelestarian air!
........................................................................................................................
.......................................................................................................................
........................................................................................................................
.......................................................................................................................
b) Sebutkan minimal 4 peristiwa yang akan terjadi akibat banyaknya
penebangan pohon?
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
.......................................................................................................................
c) Lihatlah gambar dibawah ini dengan baik!
Gbr. Tanah kering
Air memberi kehidupan pada semua makhluk hidup. Dengan demikian,
air digunakan secara terus-menerus oleh semua makhluk hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Sebenarnya air yang ada di bumi ini tidak akan pernah habis. Akan
tetapi, akhir-akhir ini banyak daerah mengalami kekeringan. Coba
sebutkan ide-ide yang dapat dilaksanakan untuk mengurangi kekeringan
seperti gambar diatas!
.................................................................................................................
................................................................................................................
.................................................................................................................
................................................................................................................
4. a) Perhatikanlah dua gambar dibawah ini!
Gambar hutan tandus Gambar hutan lebat
Sebutkan 4 perbedaan dari kedua gambar diatas dalam hungannya
dengan dampak pada peristiwa alam di bumi serta untuk kelangsungan
makhluk hidup.
Hutan tandus Hutan lebat
b) Buatlah 4 langkah penyelamatan hutan!
...................................................................................................................
...................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
...................................................................................................................
..................................................................................................................
c. Sebuah pabrik tempe memiliki limbah yang sangat berbau dan memiliki
warna yang sangat keruh dibuang di sungai. Air sungai itu mengaliri
sawah-sawah di sebagian desa. Pemilik pabrik mengatakan “limbahnya
akan menambah kesuburan tanah”.
Pernyataan diatas benar/salah? Berikan 4 alasan!
........................................................................................................................
.......................................................................................................................
........................................................................................................................
.......................................................................................................................
5. a. Manakah urutan siklus air di bawah ini yang lebih tepat? Berikan
alasanmu!
Urutan I
1) air di sungai, danau, dan laut menguap karena adanya sinar
matahari
2) uap air membentuk awan
3) uap air pada awan turun ke tanah sebagai hujan,
4) air mengalir kembali ke sungai, danau, dan laut.
Urutan II
1) hujan turun ke tanah,
2) air hujan mengalir ke sungai, danau dan laut,
3) air di sungai, danau, dan laut menguap karena adanya sinar
matahari,
4) uap air membentuk awan, uap air pada awan turun ke tanah
sebagai hujan.
.................................................................................................................
................................................................................................................
.................................................................................................................
................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
b. Penduduk di desa Suka Makmur sering membuang sampah ke sungai,
anak-anak sering mandi di sungai tersebut sehingga badan mereka
menjadi sehat dan kuat.
Menurutmu pernyataan di atas benar atau salah? Berikan minimal 3
alasan!
..................................................................................................................
.................................................................................................................
..................................................................................................................
.................................................................................................................
c. Perhatikan gambar di bawah ini!
Penebangan pohon seperti gambar di atas, mengakibatkan tanah
menjadi semakin subur dan cadangan oksigen pun semakin bertambah.
Menurutmu pernyataan di atas benar atau salah? Tuliskan minimal 4
alasan!
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
6. a. Penebangan pohon secara masal, membuang sampah ke sungai,
pembangunan rumah di tepi sungai, dan menutup pekarangan rumah
dengan semen menyebabkan banjir.
Berdasarkan pernyataan di atas, buatlah 3 pertanyaan dengan
menggunakan kata “apakah” beserta jawabannya?
Contoh:
Pertanyaan : Apakah penebangan pohon dapat menyebabkan banjir?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Jawaban : Penebangan pohon dapat menyebabkan banjir.
...................................................................................................................
..................................................................................................................
...................................................................................................................
..................................................................................................................
b. Uraikan 4 langkah percobaan terjadinya banjir dengan menggunakan
alat dan bahan berupa 2 buah nampan, tanah, rumput, dan air!
...................................................................................................................
..................................................................................................................
...................................................................................................................
..................................................................................................................
c. Buatlah skema yang melukiskan percobaan pada soal nomor 6b!
...................................................................................................................
..................................................................................................................
...................................................................................................................
..................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Lampiran 3.2 Kunci Jawaban
1. a. Apa yang dimaksud dengan siklus air?
Jawab:
Perubahan air dari bumi ke atmosfer dengan bantuan panas matahari
yang terjadi secara berulang.
b. Berikan minimal 4 contoh penggunaan air dalam kehidupan!
Jawab:
1) Untuk makan
2) Untuk minum.
3) Untuk mandi
4) Untuk mencuci
5) Untuk pengairan pada pertanian dan perkebunan.
6) Untuk perikanan dan pariwisata.
c. Dari kedua gambar di atas, manakah yang termasuk dalam menghemat
air? Jelaskan alasanmu!
Jawab:
Gambar nomor 2 karena pada gambar nomor 2 termasuk dalam cara
penghematan air. Setelah menggunakan air maka kita harus mematikan
krannya agar air tidak terus menerus mengalir dan terbuang.
2. a. Ada berbagai faktor yang dapat menghambat kelangsungan proses siklus
air. Tuliskan minimal 4 faktor penghambat tersebut!
Jawab:
- Pengurangan air tanah karena tidak ada keseimbangan lingkungan.
- Terhalangnya proses penguapan air karena ulah manusia (adanya
pemukiman atau pabrik-pabrik).
- Iklm dan cuaca yang memungkinkan tidak terjadi proses
pemanasan air.
- Pembangunan jalan yang dibeton atau diaspal mengakibatkan
permukaan tanah tertutup.
b. Apa akibatnya jika manusia membuang sampah sembarangan?
Jawab:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Dapat mempengaruhi proses siklus air karena membuang sampah dapat
mengakibatkan air menjadi tercemar adalah salah satu kegiatan manusia
yang dapat mempengaruhi siklus air. Dengan membuang sampah
sembarangan itu berarti mencemari lingkungan disekitar kita, baik
pencemaran udara, air, dan tanah. Titisan air hujan melalui sampah di
tempat pembungan dan lubang-lubang tanah dapat menyebabkan
pencemaran pada air tanah. Pembakaran akan mencemarkan udara.
Pembuangan sampah ke laut merusak ekosistem dasar laut.
c. Siklus air terjadi melalui beberapa tahapan. Jelaskan dengan urut tahapan
tersebut!
Jawab:
1) Air menguap karena pengaruh panas dari sinar matahari. Proses
penguapan ini disebut evaporasi.
2) Uap air naik dan berkumpul di udara.
3) Lama kelamaan, udara tidak dapat lagi menampung uap air jenuh.
Proses ini disebut presipitasi (pengendapan).
4) Jika suhunya turun, uap air akan berubah menjadi titik-titik air. Proses
ini disebut kondensasi (pengembunan).
5) Titik-titik air di awan kemudian akan turun menjadi hujan. Air hujan
yang jatuh di tanah akan meresap menjadi air tanah.
6) Kemudian, air tanah akan keluar melalui sumur. Air tanah juga akan
merembes ke danau atau sungai.
3. a. Kegiatan untuk menjaga kelestarian air:
1. membuang sampah pada tempatnya.
2. Tidak membuang bahan kiamia di sungai.
3. Mendaur ulang bahan bekas.
4. Mencegah adanya penebangan pohon secara liar.
5. Mengadakan reboisasi hutan.
b. 4 peristiwa yang akan terjadi akibat banyaknya penebangan pohon?
1) Hutan menjadi gersang dan tandus sehingga akan menyebabkan
tanah longsor dan banjir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Alasan : Karena pada lahan yang tidak di tumbuhi pohon saat air
hujan turun maka air akan langsung jatuh ketanah. Air hujan yang
deras akan mengikis tanah. Tidak adanya pepohonan menyebabkan
air hujan tidak terserap oleh tanah dengan baik sehingga air
menggenang di tanah dan dapat menyebabkan banjir. Tanah yang
tandus tidak dapat menopang tanah karena tidak ada akar dan pohon
sehingga akan menyebabkan tanah longsor.
2) Hilangnya kesuburan tanah.
Alasannya : ketika hutan dibabat, mengakibatkan tanah menyerap
sinar matahari terlalu banyak sehingga menjadi sangat kering dan
gersang. Hingga nutrisi dalam tanah mudah menguap. Hujan juga
menyapu sisa-sisa nutrisi dari tanah.
3) Turunnya sumber daya air.
Alasannya : Melalui akar pohon menyerap air yang kemudian
menguap dan dilepaskan ke atmosfer. Ketika pohon-pohon ditebang
dan daerah tersebut gersang maka tidak ada lagi yang membantu
tanah menyerap lebih banyak air, dengan demikian , akhirnya
menyebabkan terjadinya penurunan sumber daya air.
4) Punahnya keanekaragaman hayati
Alasannya : keanekaragaman hayati dari berbagai daerah hilang
dalam skala besar, banyak mahluk hidup baik hewan maupun
tumbuhan lenyap.
c. 4 usaha yang dapat dilaksanakan untuk mengurangi kekeringan seperti
gambar diatas!
1. Membuat penampungan air (embung) yang berfungsi sebagai
penampung air saat hujan.
2. Melakukan perbaikan saluran dan sarana irigasi.
3. Mengatasi pendangkalan waduk.
4. Proses penghijauan
4. a. Perbedaan gambar hutan gundul dan hutan hijau
No. Hutan Gundul Hutan Hijau
1. Menyebabkan banjir. Membantu penyerapan air.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
2. Udara menjadi terkena
polusi.
Menambah cadangan oksigen.
3. Banyak hewan kehilangan
tempat tinggal.
Sebagai tempat makhluk hidup.
4. Menyebabkan tanah longsor. Mencegah tanah longsor.
b. Buatlah minimal 4 garis besar langkah penyelamatan hutan!
Jawab :
1. Penanaman hutan kembali
2. Sistem tebang pilih
3. Undang-undang untuk perlindungan hutan
4. Penggadaan hutan lindung
c. Pernyataan salah, karena air limbah dari pabrik tempe dapat mencemari
air sungai, mematikan ikan-ikan di sungai ataupun di sawah, tanaman
disawah menjadi mati, membuat gatal-gatal di kulit.
5. a. Manakah urutan siklus air di bawah ini yang lebih tepat? Berikan
alasanmu!
Jawaban:
Pernyataan I lebih tepat. Karena siklus air dimulai dari proses
penguapan air di sungai, danau dan laut, pembentukan awan oleh uap
air, turunnya hujan, dan air mengalir kembali ke dungai, danau dan laut.
b. Penduduk di desa Suka Makmur sering membuang sampah ke sungai,
anak-anak sering mandi di sungai tersebut sehingga badan mereka
menjadi sehat dan kuat.
Menurutmu pernyataan di atas benar atau salah? Berikan minimal 3
alasan!
Jawaban:
Pernyataan di atas salah. Membuang sampah ke sungai akan
memberikan dampak yang buruk bagi kesehatan. Tubuh menjadi lemah
dan mudah terserang penyakit. Air sungai yang kotor dapat
menyebabkan kulit menjadi gatal-gatal.
c. Perhatikan gambar di bawah ini!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Penebangan pohon seperti gambar di atas, mengakibatkan tanah
menjadi semakin subur dan cadangan oksigen pun semakin bertambah.
Menurutmu pernyataan di atas benar atau salah? Tuliskan minimal 3
alasan!
Jawaban:
Pernyataan tersebut salah. Kegiatan penebangan pohon memberikan
dampak yang buruk di lingkungan. Jika pohon banyak ditebangi tanah
akan menjadi semakin gersang. Cadangan oksigen di daerah yang
gundul semakin berkurang dan udara pun menjadi panas.
6. a. Penebangan pohon secara masal, membuang sampah ke sungai,
pembangunan rumah di tepi sungai, dan menutup pekarangan rumah
dengan semen menyebabkan banjir.
Berdasarkan pernyataan di atas, buatlah minimal 3 pertanyaan dengan
menggunakan kata “apakah” beserta jawabannya?
Jawaban:
Pertanyaan: apakah membuang sampah ke sungai dapat
menyebabkan banjir?
Jawaban: membuang sampah ke sungai dapat menyebabkan banjir
Pertanyaan: apakah pembangunan rumah di tepi sungai dapat
menyebabkan banjir?
Jawaban: pembangunan rumah di tepi sungai dapat menyebabkan
banjir
Pertanyaan: apakah menutup pekarangan rumah dengan semen
dapat menyebabkan banjir?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Jawaban: menutup pekarangan rumah dengan semen dapat
menyebabkan banjir
b. Uraikan minimal 4 langkah percobaan terjadinya banjir dengan
menggunakan alat dan bahan berupa 2 buah nampan, sendok, tanah,
rumput, dan air!
Jawaban:
1) Siapkan alat dan bahan, yaitu 2 buah nampan, 1 buah sendok,
tanah, air, dan beberapa rumput .
2) Isi separuh bagian pada setiap nampan dengan tanah
3) Pada nampan pertama tanamlah 1 rumput, kemudian padatkan
tanah.
4) Pada nampan kedua tanamlah rumput hingga penuh, kemudian
padatkan tanah
5) Letakkan kedua nampan dengan posisi miring, kemudian siram
bagian tanahnya dengan menggunakan air.
6) Amati perbedaannya!
c. Buatlah gambar yang melukiskan minimal 4 percobaan pada soal
nomor 6b!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian
1. a) Elemen Mengingat Kembali
No
Nama Siswa
Skor
4 3 2 1
Jika mampu
menjawab 4
konsep utama
pengertian proses
siklus air dengan
tepat.
Jika mampu
menjawab 3
konsep utama
pengertian proses
siklus air dengan
tepat.
Jika mampu
menjawab 2
konsep utama
pengertian proses
siklus air dengan
tepat.
Jika mampu
menjawab 2
konsep utama
pengertian proses
siklus air dengan
tepat.
Jika tidak
mampu
menjawab
satupun konsep
utama pengertian
proses siklus air.
1
2
3 dan
seterusnya
b) Elemen Mengenali
No
Nama Siswa
Skor
4 3 2 1
Jika mampu
memberikan
contoh 4
kegunaan air bagi
makhluk hidup
dengan tepat.
Jika mampu
memberikan
contoh 3 kegunaan
air bagi makhluk
hidup dengan tepat.
Jika mampu
memberikan
contoh 2
kegunaan air bagi
makhluk hidup
dengan tepat.
Jika mampu
memberikan
contoh 1
kegunaan air
bagi makhluk
hidup dengan
tepat.
Jika tidak
mampu
memberikan
contoh kegunaan
air bagi makhluk
hidup dengan
tepat.
1
2
3 dan
seterusnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
c) Elemen Mengidentifikasi
No
Nama Siswa
Skor
4 3 2 1
Jika mampu
mengidentifikasi
gambar dengan
alasan sangat
tepat.
Jika mampu
mengidentifikasi
gambar dengan
alasan tepat.
Jika mampu
mengidentifikasi
gambar dengan
alasan kurang
tepat.
Jika mampu
mengidentifikasi
gambar dengan
alasan tidak tepat.
1
2
3 dan
seterusnya
2. a) Elemen Mencontohkan
No
Nama Siswa
Skor
4 3 2 1
Jika mampu
menyebutkan 4
contoh faktor
yang
mempengaruhi
proses siklus air
dengan tepat.
Jika mampu
menyebutkan 3
contoh faktor yang
mempengaruhi
proses siklus air
dengan tepat.
Jika mampu
menyebutkan 2
contoh faktor
yang
mempengaruhi
proses siklus air
dengan tepat.
Jika mampu
menyebutkan 1
contoh faktor
yang
mempengaruhi
proses siklus air
dengan tepat.
Jika tidak mampu
menyebutkan
contoh faktor
yang
mempengaruhi
proses siklus air
dengan tepat.
1
2
3 dan
seterusnya
b) Elemen Memprediksi
No
Nama Siswa
Skor
4 3 2 1
Jika memberikan
prediksi dengan
alasan sangat
tepat.
Jika memberikan
prediksi dengan
alasan tepat.
Jika memberikan
prediksi dengan
alasan kurang
Jika memberikan
prediksi dengan
alasan tidak tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
tepat.
1
2
3 dan
seterusnya
c) Elemen Menjelaskan
No
Nama Siswa
Skor
4 3 2 1
Jika menjelaskan
proses siklus air
dengan urut dan
tepat.
Jika menjelaskan
proses siklus air
dengan urut tetapi
kurang tepat.
Jika menjelaskan
proses siklus air
dengan tidak urut
tetapi tepat.
Jika menjelaskan
proses siklus air
tidak urut dan
tidak tepat.
1
2
3 dan
seterusnya
3.a) Elemen Menggaplikasikan
No Nama
peserta
didik
Melaksanakan 4 kegiatan pelestarian air Total
skor
4
Jika
menyebutkan
4 usaha
penyelamatan
kegiatan
dengan tepat.
3
Jika
menyebutkan
3 usaha
penyelamatan
kegiatan
dengan tepat.
2
Jika
menyebutkan
42usaha
penyelamatan
kegiatan
dengan tepat.
1
Jika
menyebutkan 1
usaha
penyelamatan
kegiatan
dengan tepat
atau jawaban
salah.
1
2
3
b) Elemen Menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
No Nama
peserta
didik
Menggunakan permasalahan sehari-hari yang mempengaruhi
terganggunya siklus air
Total
skor
4
Jika
menguraikan
penggunaan
dengan benar
dan alasan
yang tepat
3
Jika
menguraikan
dengan
benar tetapi
memberikan
alasan
kurang tepat
2
Jika
menguraikan
dengan benar
tetapi tanpa
alasan.
1
Jika
menguraikan
tidak tepat dan
tanpa alasan.
1
2
3
c) Elemen Melaksanakan
No Nama
peserta
didik
Melaksanakan usaha-usaha yang sesuai untuk mengurangi
kekeringan di suatu daerah.
Total
skor
4
Jika
menguraikan 4
usaha
pelaksanaan
kegiatan untuk
mengurangi
kekeringan
dengan tepat.
3
Jika
menguraikan
3 usaha
pelaksanaan
kegiatan
untuk
mengurangi
kekeringan
dengan
tepat.
2
Jika
menguraikan 2
usaha
pelaksanaan
kegiatan untuk
mengurangi
kekeringan
dengan tepat.
1
Jika
menguraikan 1
usaha
pelaksanaan
kegiatan untuk
mengurangi
kekeringan
dengan tepat
atau jawaban
salah.
1
2
3
4.a) Elemen Membedakan
No Nama
peserta
Membedakan dampak peristiwa alam bagi kelangsungan mahkluk
hidup melalui dua gambar hutan gundul dan hutan hijau.
Total
skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
didik 4
Jika dapat
membedakan
4 hal dari
kedua gambar
dengan l tepat.
3
Jika dapat
membedaka
n 3 hal dari
kedua
gambar
dengan
tepat .
2
Jika dapat
membedakan
2 hal dari
kedua gambar
dengan tetapi
tidak tepat.
1
. Jika dapat
membedakan
1 hal atau
semua
jawaban salah
dan tidak
tepat.
1
2
3
4. b) Membuat garis besar
No Nama
peserta
didik
Membuat garis besar tentang langkah-langkah penyelamatan
hutan..
Total
skor
4
Jika dapat
membuat 4
garis besar
dengan tepat.
3
Jika dapat
membuat 3
garis besar
dengan
tepat.
2
Jika dapat
membuat 2
garis besar
dengan tepat.
1
Jika dapat
membuat 4
garis besar
dengan tepat.
1
2
3
4. c)Elemen Mendekonstruksi
No Nama
peserta
didik
Menentukan sudut pandang dari suatu permasalahan pencemaran
air.
Total
skor
4
Jika dapat
menentukan
sudut pandang
dengan 4
alasan dengan
tepat.
3
Jika dapat
menentukan
sudut
pandang
dengan 3
alasan
dengan
tepat.
2
Jika dapat
menentukan
sudut pandang
dengan 2
alasan dengan
tepat.
1
Jika dapat
menentukan
sudut pandang
dengan 1
alasan dengan
tepat atau
jawaban salah.
1
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
3
5. a) Elemen Memeriksa
No
Nama
Peserta
didik
Skor Total
skor 4 3 2 1
Jika
menentukan
pilihan dan
alasan
mengandung 4
konsep dengan
tepat
Jika
menentukan
pilihan dan
alasan
mengandung
3 konsep
dengan tepat
Jika
menentukan
pilihan dan
alasan
mengandung 2
konsep dengan
tepat
Jika
menentukan
pilihan dan
alasan
mengandung 1
konsep atau
semua
jawaban salah
atau tidak
menjawab
sama sekali
1
2
3
5. b) Elemen Mengkritik
No
Nama
Peserta
didik
Skor
Total
skor
4 3 2 1
Jika menyebut
4 pendapat
kritis dengan
tepat
Jika
menyebut 3
pendapat
kritis dengan
tepat
Jika
menyebut 2
pendapat
kritis dengan
tepat
Jika
menyebutkan 1
pendapat kritis
dengan tepat
atau semua
jawaban salah
atau tidak
menjawab
sama sekali.
1
2
3
5. c) Elemen Mengkritik
No
Nama
Peserta
didik
Skor
Total
skor
4 3 2 1
Jika menyebut
4 pendapat
kritis dengan
tepat
Jika menyebut
3 pendapat
kritis dengan
tepat
Jika
menyebut 2
pendapat
kritis dengan
tepat
Jika
menyebutkan
1 pendapat
kritis dengan
tepat atau
semua
jawaban salah
atau tidak
menjawab
sama sekali.
1
2
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
6. a) Elemen Merumuskan
No
Nama
Peserta
didik
Skor
Total
skor
4 3 2 1
Jika
merumuskan 4
pertanyaan
dan jawaban
dengan tepat.
Jika
merumuskan 3
pertanyaan
dan jawaban
dengan tepat.
Jika
merumuskan
2 pertanyaan
dan jawaban
dengan
tepat.
Jika
merumuskan 1
pertanyaan
dan jawaban
dengan tepat
atau semua
jawaban salah
atau tidak
menjawab
sama sekali.
1
2
3
6. b) Elemen Merencanakan
No
Nama
Peserta
didik
Skor
Total
skor
4 3 2 1
Jika
menyebutkan
4 langkah
dengan tepat.
Jika
menyebutkan
3 langkah
dengan tepat.
Jika
menyebutkan
2 langkah
dengan tepat.
Jika
menyebutkan
1 langkah
dengan tepat
semua
jawaban salah
atau tidak
menjawab
sama sekali.
1
2
3
6. C) Elemen Memproduksi
No
Nama
Peserta
didik
Skor
Total
skor
4 3 2 1
Jika membuat
gambar dan
mencakup 4
langkah
percobaan
dengan tepat
Jika membuat
gambar dan
mencakup 3
langkah
percobaan
dengan tepat
Jika
membuat
gambar dan
mencakup 2
langkah
percobaan
dengan tepat
Jika membuat
gambar dan
mencakup 1
langkah
percobaan
dengan tepat
atau tidak
membuat
gambar
1
2
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Lampiran 3.4 Hasil Expert Judgement
Indikator Validator Komentar (Saran
Perbaikan) 1 2 3 Rerata
Mengingat kembali
pengertian proses siklus
air
3 4 3 3,33 Untuk menyebutkan 4
konsep sudah ok, tapi
untuk memberikan definisi
dalam 1 kalimat itu agak
sulit untuk anak.
Kata “sebutkan” bisa
diganti dengan kata
“tuliskan”
Mengenali kegunaan air
dalam kehidupan
3 4 3 3,33 Kata “berikan” bisa
diganti dengan kata
“tuliskan”
Mengidentifikasi cara
menghemat penggunaan
air
4 4 4 4
Memberikan contoh faktor
yang mempengaruhi
proses siklus air
3 2 4 3 Belum terlalu jelas dengan
proses air, maksudnya apa
dari air, kecukupannya
atau apanya.
Terlalu banyak
Memprediksi kegiatan
manusia yang
mempengaruhi siklus air
3 4 4 3,67 Harus lebih difokuskan
lagi.
Menjelaskan proses siklus
air
4 4 4 4
Melaksanakan 4 kegiatan
pelestarian air
4 4 3 3,67 Kata “jelaskan” bisa
diganti dengan kata
“tuliskan”
Menggunakan
permasalahan sehari-hari
yang mempengaruhi
terganggunya siklus air
3 4 3 3,33 Kata “sebutkan” bisa
diganti dengan kata
“tuliskan”
Melaksanakan usaha-
usaha yang sesuai untuk
mengurangi kekeringan di
suatu daerah
3 3 3 3 Gambar kurang jelas
Kata “di bawah” bisa
diganti dengan kata
“berikut ini”
Kata “sebutkan” bisa
diganti dengan kata
“tuliskan”. Kata “ide-ide”
sebaiknya diganti
“minimal 3 ide”
Membedakan dampak
peristiwa alam bagi
kelangsungan mahkluk
hidup melalui dua gambar
hutan gundul dan hutan
hijau
3 4 3 3,33 Kata “sebutkan” bisa
diganti dengan kata
“tuliskan”
Membuat garis besar
tentang langkah-langkah
penyelamatan hutan
3 3 4 3,33 Kata garis besar bisa lebih
dioperasionalkan lagi.
Menentukan sudut
pandang permasalahan
pencemaran air
3 4 3 3,33 Kata “di atas” bisa diganti
dengan kata “tersebut”
Menentukan kesimpulan 4 4 3 3,67 Kata “di bawah” bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
berdasarkan pernyataan
tentang urutan siklus air
diganti dengan kata
“berikut ini”
Mengkritik pernyataan
mengenai kegiatan
membuang sampah ke
sungai
4 3 3 3,33 Kata “di atas” bisa diganti
dengan kata “tersebut”
Mengkritik gambar dan
pernyataan mengenai
dampak penebangan hutan
4 4 3 3,67 Kata “di bawah” bisa
diganti dengan kata
“berikut ini”
Kata “di atas” bisa diganti
dengan kata “tersebut”
Merumuskan pertanyaan
dan jawaban mengenai
penyebab banjir
3 4 3 3,33 Kata “di atas” bisa diganti
dengan kata “tersebut”
Merencanakan langkah
percobaan terjadinya
banjir
3 3 4 3,33
Membuat gambar tentang
percobaan terjadinya
banjir
2 4 4 3,33 Mungkin tidak gambar,
tapi skematis saja.
Total Skor 59 66 61 Validator 1
Instrumen penelitian layak dengan
revisi kecil
Validator 2
Instrumen penelitian sangat layak
Validator 3
Instrumen penelitian sangat layak
Rata-rata 3,28 3,67 3,39
Keterangan:
4 : sangat sesuai
3 : sesuai
2 : tidak sesuai
1 : sangat tidak sesuai
Kategori Kelayakan: No Skor Kelayakan
1 58.50 – 72.00 Sangat layak
2 45.00 – 58.49 Layak dengan revisi kecil
3 31.50 – 44.99 Layak dengan revisi besar
4 18.00 – 31.49 Tidak layak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
Lampiran 3.5 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas
Correlations
Total soal1a soal1b soal1c soal2a soal2b soal2c
total Pearson
Correlation
1 ,572**
,741**
,382**
,596**
,589**
,804**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,005 ,000 ,000 ,000
N 53 53 53 53 53 53 53
soal1a Pearson
Correlation
,572**
1 ,163 -,060 ,275* ,495
** ,242
Sig. (2-tailed) ,000 ,245 ,668 ,046 ,000 ,081
N 53 53 53 53 53 53 53
soal1b Pearson
Correlation
,741**
,163 1 ,050 ,276* ,288
* ,919
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,245 ,721 ,046 ,037 ,000
N 53 53 53 53 53 53 53
soal1c Pearson
Correlation
,382**
-,060 ,050 1 ,231 -,021 ,121
Sig. (2-tailed) ,005 ,668 ,721 ,096 ,882 ,387
N 53 53 53 53 53 53 53
soal2a Pearson
Correlation
,596**
,275* ,276
* ,231 1 ,183 ,360
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,046 ,046 ,096 ,191 ,008
N 53 53 53 53 53 53 53
soal2b Pearson
Correlation
,589**
,495**
,288* -,021 ,183 1 ,286
*
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,037 ,882 ,191 ,038
N 53 53 53 53 53 53 53
soal2c Pearson
Correlation
,804**
,242 ,919**
,121 ,360**
,286* 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,081 ,000 ,387 ,008 ,038
N 53 53 53 53 53 53 53
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Lampiran 3.6 Hasil Analisis SPSS Uji Reliabilitas
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 53 100,0
Excludeda
0 ,0
Total 53 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
,660 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Lampiran 4.1 Tabulasi Nilai Kemampuan Mengingat Kelompok Kontrol dan
Eksperimen
No.
Resp
IngKonPre IngKonPos1 IngKonSel IngKonPos2 IngEksPre IngEksPos1 IngEksSel IngEksPos2
1 1.67 3.00 1.33 2.67 1.67 4.00 2.33 2.33
2 1.33 3.67 2.33 3.67 1.33 3.67 2.33 2.00
3 2.00 3.00 1.00 2.67 1.67 3.67 2.00 2.67
4 1.67 3.00 1.33 3.33 1.67 3.00 1.33 1.00
5 1.67 2.67 1.00 1.67 1.33 4.00 2.67 3.33
6 1.67 3.00 1.33 3.33 1.67 4.00 2.33 2.67
7 1.67 2.67 1.00 3.00 2.00 3.67 1.67 1.00
8 1.33 3.67 2.33 3.33 2.33 3.00 0.67 2.33
9 1.67 3.50 1.83 3.00 1.33 4.00 2.67 3.67
10 1.33 3.33 2.00 3.00 1.33 3.67 2.33 2.67
11 2.00 2.67 0.67 2.33 2.00 4.00 2.00 2.67
12 1.33 3.67 2.33 3.00 1.67 3.33 1.67 2.33
13 1.67 3.33 1.67 2.67 1.67 3.33 1.67 3.33
14 2.00 3.67 1.67 3.00 1.67 3.67 2.00 2.33
15 1.00 1.67 0.67 2.71 2.00 3.33 1.33 1.33
16 2.00 3.33 1.33 3.33 1.67 4.00 2.33 3.33
17 1.67 2.33 0.67 1.67 1.67 3.67 2.00 2.67
18 1.33 3.41 2.08 1.67 1.33 3.67 2.33 3.33
19 2.00 2.33 0.33 3.00 1.33 3.33 2.00 3.67
20 1.67 3.67 2.00 2.67 2.00 3.67 1.67 2.33
21 1.67 3.67 2.00 3.00 2.00 4.00 2.00 2.67
22 1.00 2.67 1.67 2.00 2.00 3.67 1.67 3.33
23 2.00 3.33 1.33 3.33 2.00 3.67 1.67 2.00
24 2.00 2.67 0.67 2.33 1.67 3.67 2.00 3.00
25 2.00 3.00 1.00 2.67 2.00 3.67 1.67 3.33
26 2.33 3.00 0.67 2.67 2.33 3.67 1.33 2.00
27 1.67 2.33 0.67 2.33 1.67 4.00 2.33 3.00
28 1.67 3.33 1.67 2.64 1.33 3.67 2.33 3.33
29 1.67 3.00 1.33 2.33 1.67 3.33 1.67 3.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
Lampiran 4.2 Tabulasi Nilai Kemampuan Memahami Kelompok Kontrol
dan Kelompok Eksperimen
No.
Res
p
PahKon
Pre
PahKonP
os1
PahKon
Sel
PahKonP
os2
PahEks
Pre
PahEksP
os1
PahEks
Sel
PahEksP
os2
1 2.00 2.67 0.67 2.00 1.00 3.67 2.67 3.33
2 1.67 3.00 1.33 3.00 1.00 3.00 2.00 2.00
3 2.00 2.67 0.67 2.67 1.00 2.00 1.00 2.67
4 1.33 2.00 0.67 3.00 1.67 4.00 2.33 3.33
5 1.33 3.33 2.00 2.67 1.00 4.00 3.00 3.33
6 1.33 2.67 1.33 2.00 2.67 3.00 0.33 2.00
7 1.33 3.00 1.67 2.33 2.00 4.00 2.00 3.67
8 1.33 3.67 2.33 2.33 1.67 4.00 2.33 2.67
9 1.00 3.68 2.68 2.33 1.00 4.00 3.00 3.00
10 2.00 3.00 1.00 2.00 1.00 4.00 3.00 2.33
11 1.33 3.67 2.33 2.67 1.00 4.00 3.00 2.67
12 1.33 3.33 2.00 2.67 2.00 4.00 2.00 3.67
13 1.33 3.00 1.67 2.33 1.00 4.00 3.00 3.00
14 1.33 2.67 1.33 2.33 1.00 3.67 2.67 3.67
15 1.33 3.67 2.33 2.47 2.33 4.00 1.67 3.00
16 1.00 3.00 2.00 2.00 1.00 2.33 1.33 2.33
17 1.00 2.67 1.67 1.67 1.33 4.00 2.67 3.33
18 2.00 2.65 0.65 2.00 1.67 4.00 2.33 3.67
19 1.33 3.33 2.00 2.67 1.00 2.00 1.00 2.33
20 1.33 3.00 1.67 2.67 1.00 4.00 3.00 3.33
21 1.67 3.00 1.33 2.00 2.00 3.00 1.00 3.67
22 1.33 3.00 1.67 1.67 1.00 3.33 2.33 3.33
23 1.00 4.00 3.00 2.33 2.00 4.00 2.00 3.00
24 1.33 2.33 1.00 2.00 1.00 3.33 2.33 3.00
25 2.33 3.00 0.67 2.67 1.33 4.00 2.67 3.00
26 2.00 2.33 0.33 2.67 1.00 4.00 3.00 3.67
27 1.33 3.00 1.67 1.67 1.33 3.00 1.67 2.67
28 1.00 3.00 2.00 2.42 2.00 3.33 1.33 3.67
29 1.67 3.33 1.67 2.33 1.00 4.00 3.00 3.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
Lampiran 4.3 Hasil SPSS Uji Normalitas Data
4.3.1 Kemampuan Mengingat
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
IngK
onPr
e
IngKo
nPos1
IngK
onSe
l
IngKo
nPos2
IngE
ksPr
e
IngEk
sPos1
IngE
ksSe
l
IngEk
sPos2
N 29 29 29 29 29 29 29 29
Normal
Parametersa,b
Mean 1.67
90
3.054
8
1.37
62
2.724
8
1.72
45
3.656
2
1.93
10
2.643
1
Std.
Deviati
on
.315
11
.5081
1
.585
81
.5266
8
.296
74
.2891
8
.447
93
.7234
1
Most Extreme
Differences
Absolu
te
.247 .154 .127 .160 .228 .278 .158 .139
Positiv
e
.201 .113 .127 .094 .228 .205 .134 .102
Negati
ve
-.247 -.154 -
.106
-.160 -
.186
-.278 -
.158
-.139
Test Statistic .247 .154 .127 .160 .228 .278 .158 .139
Asymp. Sig. (2-tailed) .000c .076
c .200
c
,d
.055c .000
c .000
c .061
c
.159c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
4.3.2 Kemampuan Memahami
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pah
Kon
Pre
PahK
onPos
1
Pah
Kon
Sel
PahK
onPos
2
PahE
ksPr
e
PahE
ksPos
1
Pah
EksS
el
PahE
ksPos
2
N 29 29 29 29 29 29 29 29
Normal
Parametersa,b
Mean 1.45
83
3.023
1
1.56
34
2.330
0
1.37
93
3.574
5
2.19
52
3.046
2
Std.
Deviat
ion
.361
48
.4548
9
.668
35
.3741
4
.502
10
.6297
0
.759
23
.5181
0
Most Extreme
Differences
Absol
ute
.328 .210 .150 .163 .327 .337 .157 .156
Positi
ve
.328 .210 .116 .156 .327 .250 .145 .114
Negati
ve
-.189 -.169 -.150 -.163 -.225 -.337 -
.157
-.156
Test Statistic .328 .210 .150 .163 .327 .337 .157 .156
Asymp. Sig. (2-tailed) .000c .002
c .096
c .047
c .000
c .000
c .067
c .068
c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
Lampiran 4.4 Hasil SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal
4.4.1 Kemampuan Mengingat
Ranks
Kelompok N Mean
Rank
Sum of
Ranks
IngKonEksPr
e
Mengingat Kontrol
Pretest
29 28.74 833.50
Mengingat Eksperimen
Pretest
29 30.26 877.50
Total 58
Test Statisticsa
IngKonEksPr
e
Mann-Whitney U 398.500
Wilcoxon W 833.500
Z -.363
Asymp. Sig. (2-
tailed)
.717
a. Grouping Variable: Kelompok
4.4.2 Kemampuan Memahami
Ranks
Kelompok N Mean
Rank
Sum of
Ranks
PahKonEksPre Memahami Kontrol
Pretest
29 32.72 949.00
Memahami Eksperimen
Pretest
29 26.28 762.00
Total 58
Test Statisticsa
PahKonEksPr
e
Mann-Whitney U 327.000
Wilcoxon W 762.000
Z -1.519
Asymp. Sig. (2-
tailed)
.129
a. Grouping Variable: Kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
Lampiran 4.5 Hasil SPSS Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan
4.5.1 Kemampuan Mengingat
Kelompok N Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean
IngEksSel Mengingat Kontrol Selisih 29 1.3762 .58581 .10878
Mengingat Eksperimen
Selisih
29 1.9310 .44793 .08318
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t Df Sig. (2-
tailed)
Mea
n
Diff
eren
ce
Std
.
Err
or
Dif
fer
enc
e
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
IngEksSe
l
Equal
variance
s
assume
d
3.0
21
.088 -
4.052
56 .000 -
.554
83
.13
694
-.82915 -.28051
Equal
variance
s not
assume
d
-
4.052
52
.4
00
.000 -
.554
83
.13
694
-.82956 -.28009
4.5.2 Kemampuan Memahami
Group Statistics
Kelompok N Mean Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
PahKonEksSel Memahami Kontrol Selisih 29 1.5634 .66835 .12411
Memahami Eksperimen Selisih 29 2.1952 .75923 .14098
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
Independent Samples Test
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality
of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig.
(2-
taile
d)
Mean
Differe
nce
Std.
Error
Differ
ence
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Uppe
r
PahKo
nEksS
el
Equal
varian
ces
assum
es
.643 .426 -3.363 56 .001 -.63172 .18783 -1.00799 -
.2554
6
Equal
varian
ces not
assum
es
-3.363 55.1
14
.001 -.63172 .18783 -1.00812 -
.2553
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
Lampiran 4.6 Perhitungan Manual Besar Pengaruh Perlakuan
Effect size kemampuan mengingat adalah sebagai
berikut :
t2
r =
t2
+ df
(- 3,052) 2
r =
(- 3,052) 2
+ 56
16,418
r =
16,418 + 56
16,418
r =
72,418
r = 0,226
r = 0,47
Persentase pengaruh penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization (TAI) untuk kemampuan
mengingat :
R2 = r
2
= (0,47)2
= 0,226
Persentase = R2 x 100%
= 0,226 x 100%
= 22,67%
Effect size kemampuan memahami adalah sebagai
berikut :
t2
r =
t2
+ df
(- 3,63) 2
r =
(- 3,63) 2
+ 56
11,309
r =
11,309 + 56
11,309
r =
67,309
r = 0,168
r = 0,40
Persentase pengaruh penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI)
untuk kemampuan memahami :
R2 = r
2
= (0,40)2
= 0,168
Persentase = R2 x 100%
= 0,168x 100%
= 16,80%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
Lampiran 4.7 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest
I
4.7.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I
Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Mengingat
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Persentase
= −
x 100%
= −
x 100%
=
x 100%
= 0 826 x 100%
= 82 6%
Persentase
= −
x 100%
= − 2
2 x 100%
=
2 x 100%
= 1 122 x 100%
= 112%
Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Memahami
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Persentase
= −
x 100%
= 2−
x 100%
=
x 100%
= 1 082 x 100%
= 108%
Persentase
= −
x 100%
= −
x 100%
= 2 2
x 100%
= 1 60 x 100%
= 160 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
4.7.2 Perhitungan Persentase Gain Score
4.7.2.1 Tabulasi Gain Score Kemampuan Mengingat
Kontrol
Gain
Score F
2,33 3
2,08 1
2,00 3
1,83 1
1,67 4
1,33 6
1,00 4
0,67 6
0,33 1
4.7.2.2 Perhitungan Persentase Gain Score Kemampuan Mengingat
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
100%
8
29 100
= 0,27 x 100
= 27,58%
100%
17
29 100
= 0,58 x 100
= 58,62 %
Eksperimen
Gain
Score F
2,67 2
2,33 8
2,00 7
1,67 8
1,33 3
0,67 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
4.7.2.3 Tabulasi Gain Score Kemampuan Memahami
Kontrol
Gain Score F
3,00 1
2,68 1
2,33 3
2,00 5
1,67 7
1,33 4
1,00 2
0,67 4
0,65 1
0,33 1
4.7.2.4 Perhitungan Persentase Gain Score Kemampuan Memahami
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
100%
17
29 100
= 0,58 x 100
= 58,62%
100%
23
29 100
= 0,79 x 100
= 79,31%
Eksperimen
Gain Score f
3,00 8
2,67 4
2,33 5
2,00 4
1,67 2
1,33 2
1,00 3
0,33 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
Lampiran 4.8 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I
4.8.1 Kemampuan Mengingat
4.8.1.1 Hasil SPSS Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I
Ranks
N Mean
Rank
Sum of
Ranks
IngKonPos1 –
IngKonPre
Negative Ranks 0a .00 .00
Positive Ranks 29b 15.00 435.00
Ties 0c
Total 29
IngEksPos1 – IngEksPre Negative Ranks 0d .00 .00
Positive Ranks 29e 15.00 435.00
Ties 0f
Total 29
a. IngKonPos1 < IngKonPre
b. IngKonPos1 > IngKonPre
c. IngKonPos1 = IngKonPre
d. IngEksPos1 < IngEksPre
e. IngEksPos1 > IngEksPre
f. IngEksPos1 = IngEksPre
Test Statisticsa
IngKonPos1 -
IngKonPre
IngEksPos1 -
IngEksPre
Z -4.712b -4.717
b
Asymp. Sig. (2-
tailed)
.000 .000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
4.8.1.2 Perhitungan Manual Besar Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I
Kemampuan Mengingat Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Hasil Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Mengingat
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Besar efek
=
=−4 712
58
=−4 712
7 61
= −0 61
Besar efek peningkatan rerata pretest ke posttest
model pembelajaran kooperatif tipe Team
Assisted Individualization (TAI) untuk
kemampuan mengingat:
R2 = r
2
= (0,61)2
= 0,37,21
Persentase = R2 x 100%
= 0,37,21 x 100%
= 37,21%
Besar efek
=
=−4 717
58
=−4 717
7 61
= −0 62
Besar efek peningkatan rerata pretest ke
posttest model pembelajaran kooperatif tipe
Team Assisted Individualization (TAI) untuk
kemampuan mengingat:
R2 = r
2
= (0,62)2
= 0,38,44
Persentase = R2 x 100%
= 0,38,44 x 100%
= 38,44%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
4.8.2 Kemampuan Memahami
4.8.2.1 Hasil SPSS Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
PahKonPos1 - PahKonPre Negative Ranks 0a .00 .00
Positive Ranks 29b 15.00 435.00
Ties 0c
Total 29
PahEksPos1 - PahEksPre Negative Ranks 0d .00 .00
Positive Ranks 29e 15.00 435.00
Ties 0f
Total 29
a. PahKonPos1 < PahKonPre
b. PahKonPos1 > PahKonPre
c. PahKonPos1 = PahKonPre
d. PahEksPos1 < PahEksPre
e. PahEksPos1 > PahEksPre
f. PahEksPos1 = PahEksPre
Test Statisticsa
PahKonPos1 -
PahKonPre
PahEksPos1 -
PahEksPre
Z -4.713b -4.721b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
4.8.2.2 Perhitungan Manual Besar Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I
Kemampuan Memahami Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Hasil Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Memahami
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Besar efek
=
=−4 470
58
=−4 470
7 61
= −0 58
Besar efek peningkatan rerata pretest ke posttest
model pembelajaran kooperatif tipe Team
Assisted Individualization (TAI) untuk
kemampuan memahami:
R2 = r
2
= (0,58)2
= 0,33
Persentase = R2 x 100%
= 0,33 x 100%
= 33%
Besar efek
=
=−4 686
58
=−4 686
7 61
= −0 61
Besar efek peningkatan rerata pretest ke
posttest model pembelajaran kooperatif tipe
Team Assisted Individualization (TAI) untuk
kemampuan memahami:
R2 = r
2
= (0,61)2
= 0,37
Persentase = R2 x 100%
= 0,37 x 100%
= 37%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
Lampiran 4.9 Hasil SPSS Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I
4.9.1 Kemampuan Mengingat
Korelasi spearman
Correlations
IngKon
Pre
IngKonPo
s1
IngEksP
re
IngEk
sPos1
Spearman's
rho
IngKonPr
e
Correlation
Coefficient
1.000 -.158 .149 .247
Sig. (2-tailed) . .414 .442 .196
N 29 29 29 29
IngKonPo
s1
Correlation
Coefficient
-.158 1.000 -.066 -.053
Sig. (2-tailed) .414 . .732 .785
N 29 29 29 29
IngEksPre Correlation
Coefficient
.149 -.066 1.000 -.118
Sig. (2-tailed) .442 .732 . .542
N 29 29 29 29
IngEksPos
1
Correlation
Coefficient
.247 -.053 -.118 1.000
Sig. (2-tailed) .196 .785 .542 .
N 29 29 29 29
4.9.2 Kemampuan Memahami
Correlations
PahKon
Pre
PahKonP
os1
PahEks
Pre
PahEksP
os1
Spearman's
rho
PahKonP
re
Correlation
Coefficient
1.000 -.351 -.199 -.005
Sig. (2-tailed) . .062 .300 .980
N 29 29 29 29
PahKonP
os1
Correlation
Coefficient
-.351 1.000 .086 .249
Sig. (2-tailed) .062 . .656 .193
N 29 29 29 29
PahEksPr
e
Correlation
Coefficient
-.199 .086 1.000 .129
Sig. (2-tailed) .300 .656 . .505
N 29 29 29 29
PahEksP
os1
Correlation
Coefficient
-.005 .249 .129 1.000
Sig. (2-tailed) .980 .193 .505 .
N 29 29 29 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
Lampiran 4.10 Hasil Uji Retensi Perlakuan
4.10.1 Kemampuan Mengingat
4.10.1.1 Hasil SPSS Uji Retensi Perlakuan
4.10.1.2 Kelompok Kontrol
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error
Mean
Pair 1 IngKonPos2 2.7248 29 .52668 .09780
IngKonPos1 3.0548 29 .50811 .09435
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 IngKonPos2 & IngKonPos1 29 .436 .018
Paired Samples Test
Paired Differences T df Sig.
(2-
taile
d)
Mean Std.
Deviatio
n
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pa
ir
1
IngKonP
os2 -
IngKonP
os1
-.33000 .54967 .10207 -.53908 -.12092 -
3.233
28 .003
4.10.1.3 Kelompok Eksperimen
Ranks
N Mean
Rank
Sum of
Ranks
IngEksPos1 - IngEksPos2 Negative Ranks 1a 5.00 5.00
Positive Ranks 27b 14.85 401.00
Ties 1c
Total 29
a. IngEksPos1 < IngEksPos2
b. IngEksPos1 > IngEksPos2
c. IngEksPos1 = IngEksPos2
Test Statisticsa
IngEksPos1 -
IngEksPos2
Z -4.519b
Asymp. Sig. (2-
tailed)
.000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
4.10.1.4 Perhitungan Persentase Peningkatan Skor posttest I ke Posttest II
Persentase Peningkatan Rerata skor Posttest I ke Posttest II
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Persentase
= −
x 100%
= 2 2−
x 100%
= −
x 100%
= − 0 108 x 100%
= − 10,81 %
Persentase
= −
x 100%
= 2 −
x 100%
= −
x 100%
= − 0 276 x 100%
= − 27,67 %
4.10.2 Kemampuan Memahami
4.10.2.1 Hasil SPSS Uji Retensi Perlakuan
Ranks
N Mean
Rank
Sum of
Ranks
PahKonPos1 -
PahKonPos2
Negative Ranks 2a 11.25 22.50
Positive Ranks 25b 14.22 355.50
Ties 2c
Total 29
PahEksPos1 -
PahEksPos2
Negative Ranks 4d 9.38 37.50
Positive Ranks 22e 14.25 313.50
Ties 3f
Total 29
a. PahKonPos1 < PahKonPos2
b. PahKonPos1 > PahKonPos2
c. PahKonPos1 = PahKonPos2
d. PahEksPos1 < PahEksPos2
e. PahEksPos1 > PahEksPos2
f. PahEksPos1 = PahEksPos2
Test Statisticsa
PahKonPos1
-
PahKonPos2
PahEksPos1 -
PahEksPos2
Z -4.011b -3.530
b
Asymp. Sig. (2-
tailed)
.000 .000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
4.10.2.2 Perhitungan Persentase Peningkatan Skor Posttest I ke Posttest II
Persentase Peningkatan Rerata skor Posttest I ke Posttest II
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Persentase
= −
x 100%
= 2 − 2
2 x 100%
= −
2 x 100%
= − 0 228 x 100%
= − 22,84 %
Persentase
= −
x 100%
= −
x 100%
= −
x 100%
= − 0 148 x 100%
=−14 84 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
Lampiran 4.11 Hasil Uji Signifikansi Skor Pretest ke Posttest II
4.11.1 Kemampuan Mengingat
Ranks
N Mean
Rank
Sum of
Ranks
IngKonPre -
IngKonPos2
Negative Ranks 27a 14.00 378.00
Positive Ranks 0b .00 .00
Ties 2c
Total 29
IngEksPre -
IngEksPos2
Negative Ranks 23d 15.13 348.00
Positive Ranks 4e 7.50 30.00
Ties 2f
Total 29
a. IngKonPre < IngKonPos2
b. IngKonPre > IngKonPos2
c. IngKonPre = IngKonPos2
d. IngEksPre < IngEksPos2
e. IngEksPre > IngEksPos2
f. IngEksPre = IngEksPos2
Test Statisticsa
IngKonPre -
IngKonPos2
IngEksPre -
IngEksPos2
Z -4.551b -3.828
b
Asymp. Sig. (2-
tailed)
.000 .000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
4.11.2 Kemampuan Memahami
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
PahKonPre - PahKonPos2 Negative Ranks 26a 13.50 351.00
Positive Ranks 0b .00 .00
Ties 3c
Total 29
PahEksPre - PahEksPos2 Negative Ranks 28d 15.48 433.50
Positive Ranks 1e 1.50 1.50
Ties 0f
Total 29
a. PahKonPre < PahKonPos2
b. PahKonPre > PahKonPos2
c. PahKonPre = PahKonPos2
d. PahEksPre < PahEksPos2
e. PahEksPre > PahEksPos2
f. PahEksPre = PahEksPos2
Test Statisticsa
PahKonPre -
PahKonPos2
PahEksPre -
PahEksPos2
Z -4.470b -4.686
b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
Lampiran 5.1 Foto-foto Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran Kelompok Kontrol
Pembelajaran Kelompok Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
Lampiran 5.2 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
CURRICULUM VITAE
Theresia Triwiyanti merupakan anak ketiga dari
pasangan Fransiskus Xaverius Winursito dan
Veronica Sukarti. Lahir di Sleman pada tanggal 01
Oktober 1995. Pendidikan awal dimulai dari TK
Kanisius Klepu Sendangmulyo Minggir Sleman pada
tahun 2000-2001. Dilanjutkan ke jenjang pendidikan
sekolah dasar di SD Kanisius Klepu Sendangmulyo
Minggir Sleman pada tahun 2001-2008. Pendidikan
dilanjutkan ke jenjang pendidikan sekolah menengah pertama di SMP Pangudi
Luhur Moyudan Sleman dan lulus pada tahun 2010. Kemudian penulis
melanjutkan pendidikan di sekolah menengah atas di SMA Pangudi Luhur Saint
Louis IX Sedayu Bantul dan lulus pada tahun 2014. Penulis melanjutkan
pendidikan di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata
Dharma. Ketika menjadi mahasiswa peneliti mengikuti beberapa kegiatan yang
diikuti oleh peneliti yaitu di antaranya:
No Nama Kegiatan Tahun Peran
1 Inisiasi Universitas Sanata Dharma 2014 Peserta
2 Inisiasi Fakultas 2014 Peserta
3 Inisiasi Prodi (Insipro PGSD) 2014 Peserta
4 English Club Program for 4 Semester 2014-2016 Peserta
5 Weekend Moral 2015 Peserta
6 Pelatihan Pengembangan Kepribadian
Mahasiswa I dan II
2015 Peserta
7 Kursus Pembina Pramuka Mahir Dasar 2015 Peserta
8 Story Telling and Writing Contest 2016 Panitia
9 Seminar “Revolusi Mental dan
Pendidikan Karakter dalam Perspektif
Budaya”
2014 Peserta
10 Seminar “Motivasi Memimpin Masa
Depan”
2015 Peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI