pengaruh pendidikan dan latihan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29429...tabel...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG)
DALAM MENUNJANG PROFESIONALISME GURU IPS
(Studi Kasus Pada Guru IPS SMP Se-Kecamatan Sawangan Depok
Jawa Barat)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh
APRIAN SYARIF HIDAYAT
1111015000084
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
ABSTRAK
Aprian Syarif Hidayat (NIM: 111101500084). Pengaruh Pendidikan dan
Latihan Profesi Guru (PLPG) Terhadap Profesionalisme Guru IPS (Studi
Kasus pada Guru IPS SMP Se- Kecamatan Sawangan Jawa Barat).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jalannya program pendidikan
dan latihan profesi guru (PLPG), seberapa besar profesionalisme guru IPS, dan
apakah ada pengaruh antara pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG) dengan
profesionalisme guru IPS. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Februari-
Mei 2015 di SMP se-Kecamatan Sawangan Depok Jawa Barat.
Metode yang diguakan adalah metode kuantitatif. Tekhnik pengambilan
sampel yaitu dengan metode sampel jenuh. Instrumen penelitian menggunakan
angket dengan bentuk pilihan ganda. Teknik korelasi yang digunakan adalah
product moment.
Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini bahwa terjadi hubungan antara
pendidikan dan latihan profesi guru dengan profesionalisme guru IPS. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai r hitung sebesar 0,707 dan termasuk dalam
kategori sedang. Dari hasil pengujian diperoleh F sebesar 11.116 dengan tingkat
signifikansi (sig) sama dengan atau lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat
disimpulkan terdapat pengaruh antara Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
dengan profesionalisme guru IPS, dengan R square sebesar 49.9%.
Dengan demikian terdapat hubungan yang kuat antara pendidikan dan
latihan profesi guru dengan profesionalisme guru IPS di SMP se-Kecamatan
Sawangan Depok Jawa Barat.
Kata Kunci: PLPG, Profesionalisme Guru IPS, Pendidikan dan Pelatihan
ABSTRACT
Aprian Syarif Hidayat (NIM: 111101500084). The Correlation of
Professional Teacher Education and Training (PTET) Toward Social Science
Teachers’ Professionalism (A Case Study on Social Science Teachers in
Junior High School at Sawangan District, West Java).
The study is aimed to determine the sustainability of Professional Teacher
Education and Training (PTET) Program, the measurement of teachers’
professionalism, the correlation of Professional Teacher Education and Training
(PTET) toward social science teachers’ professionalism. The study was conducted
on February – May 2015 in Junior High School throughout the district of
Sawangan – Depok, West Java.
The method used in the study is quantitative method. The sampling
technique method was saturated sample method. Questionnaire in multiple choice
form is used as the research instrument. Product moment is the correlation
technique used in the study.
The research finding is there is a correlation between Professional Teacher
Education and Training Program and Social Science teachers’ professionalism.
The research finding shows that the value of r is 0,707 and it is included in
moderate category. The value of F gained 11.116 from the test result with the
significance level = 0,05 or < 0,05. On the other word, there is a correlation
between Professional Teacher Education and Training Program and Social
Science teachers’ professionalism with the value of R square 49.9%. So, there is a
correlation between Professional Teacher Education and Training Program and
Social Science teachers’ professionalism in Junior High School throughout the
district of Sawangan – Depok, West Java.
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim
Assalaamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillahirabbil’alamin puji syukur pada Allah SWT karena berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang
berjudul “Pengaruh Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Dalam
Menunjang Profesionalisme Guru IPS”.
Shalawat beriring salam untuk tuntunan dan suri tauladan Rasulullah
Shallallahu„alaihiwasallam beserta keluarga dan sahabat beliau yang senantiasa
menjunjung tinggi nilai-nilai Islam yang sampai saat ini dapat dinikmati oleh
seluruh manusia di penjuru dunia.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan
S1 (S.Pd) pada Program Studi Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis meyakini dalam penilitian ini masih banyak kekurangan dan
keterbatasan mulai dari penyusunan proposal skripsi hingga penulisan laporan
skripsi ini.
Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak,
sehingga pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa
hormat penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya bagi semua
pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil baik langsung
maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai, terutama
kepada yang saya hormati:
ii
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, rektor Universitas Islam Negri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, Ketua Jurusan/Program Studi
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
4. Dr. Abdul Rozak, M.Si dan Neng Sri Nuraeni, M.Pd selaku
pembimbing penyusunan skripsi yang telah banyak meluangkan
waktunya dan motivasinya untuk peneliti dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Seluruh dosen Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah
memberikan sumbangsihnya berupa ilmu dan pengalaman.
6. Seluruh staff dan pegawai Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Seluruh Sekolah Menengah Pertama Kecamatan Sawangan Kota
Depok Jawa Barat yang telah memberikan izin dan informasi yang
berguna bagi penulis.
8. Teristimewa kepada Orang Tua penulis, Madanih dan Rosiah yang
selalu mendoakan, memberikan motivasi, kasih sayang,
pengorbanan baik dari segi moril, materil kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Kakak-kakak penulis, Hikma warda dan Hidayat serta keponakan
satu-satunya Rafaifa Asyillah yang memberikan dorongan dan
semangat kepada penulis.
10. Teman-teman seperjuangan Pendidikan IPS angkatan 2011,
terutama Sigit “Kubal” Dawson, Asif “Jamet” Putra, Imam “
Jubleg” Munandar, dan Muslih “Acih” Udin yang telah menemani
dan memotivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
11. Motivator Pribadi, Fatikah Suryani yang tanpa henti selalu
memberikan dukungan dan semangat.
iii
12. Semua pihak yang telah membantu penulis baik moril maupun
materil yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam
penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat terbukan terhadap kritik dsan
saran yang membangun demi perbaikan di masa yang akan datang.
Demikian semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan
kebijakannya. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan mempunyai
nilai yang berguna bagi pembacanya.
Jakarta, Oktober 2015
Aprian Syarif Hidayat
iv
DAFTAR ISI
Daftar Isi........................................................................................................... iv
Daftar Tabel ..................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 7
C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 7
D. Perumusan Masalah ............................................................................. 7
E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 8
F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR
A. Kajian Teori
1. Hakikat Pendidikan dan Latihan Profesi Guru......................... 9
a. Pengertian Pendidikan dan Pelatihan ........................... 9
b. Tujuan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru .............. 16
c. Penyelenggaraan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 16
d. Materi Pendidikan dan Latihan Profesi Guru............... 19
2. Pengertian Profesionalisme Guru ............................................. 21
a. Kompetensi Pedagogis ................................................. 24
b. Kompetensi Profesional ............................................... 30
c. Kompetensi Kepribadian .............................................. 32
d. Kompetensi Sosial ........................................................ 33
3. Ciri-Ciri Guru Profesional........................................................ 35
4. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial ............................................ 37
B. Penelitian Yang Relevan ...................................................................... 38
C. Kerangka Berfikir................................................................................. 41
v
D. Pengajuan Hipotesis ............................................................................. 43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 44
B. Metode Penelitian................................................................................. 44
C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 45
D. Tekhnik Pengolahan Data .................................................................... 45
1. Survei/Angket .......................................................................... 45
2. Studi Dokumentasi ................................................................... 46
E. Instrument Penelitian ...........................................................................
1. Definisi Konseptual .................................................................. 46
2. Definisi Operasional................................................................. 46
a. Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru ......................... 46
b. Profesionalisme Guru IPS ............................................ 47
3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ................................................. 47
F. Tekhnik Analsis Data ........................................................................... 51
1. Tahap Pra Lapangan ................................................................. 51
2. Tahap Editing dan Scoring ....................................................... 51
3. Tahap Analisis Data ................................................................. 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .................................................................................... 54
1. Deskripsi Objek Penelitian ....................................................... 54
a. Deskripsi Kota Depok .................................................. 54
b. Deskripsi Kecamatan Sawangan .................................. 56
c. Profil SMP Se-Kecamatan Sawangan .......................... 58
2. Karakteristik Responden .......................................................... 71
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .. 71
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Terakhir ........................................................................ 72
vi
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Belakang
Pendidikan .................................................................... 73
d. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Mengajar 73
3. Deskripsi Variabel Penelitian
a. Variabel Pendidikan dan Latihan Profesi Guru ............ 74
b. Variabel Profesionalisme Guru IPS.............................. 78
4. Uji Persyaratan Analisis ........................................................... 81
a. Uji Normalitas .............................................................. 81
1) Variabel PLPG.................................................. 81
2) Variabel Profesionalisme Guru IPS.................. 82
b. Uji Validitas.................................................................. 83
c. Analisis Reliabilitas Tes ............................................... 87
B. Pengajuan Hipotesis dan Pembahasan ................................................. 88
1. Pengujian Hipotesis .................................................................. 88
2. Pembahasan .............................................................................. 90
a. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru .......................... 91
b. Profesionalisme guru IPS ............................................. 91
c. Pengeruh PLPG Terhadap Profesionalisme Guru IPS . 91
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 93
B. Saran ..................................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 95
LAMPIRAN .............................................................................................................. 99
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbadingan Antara Pendidikan dan Pelatihan ................................ 13
Tabel 2.2 Rambu-Rambu Struktur Kurikulum Pendidikan Dan Latihan
Profesi Guru (PLPG) Smp/Smp-Lb ................................................................. 17
Tabel 2.3 Dimensi IPS Dalam Kehidupan Manusia ........................................ 38
Tabel 2.4 Kerangka Berfikir ............................................................................ 40
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Penilitian Pengaruh PLPG Dalam Menunjang
Profesionalisme Guru IPS ................................................................................ 48
Tabel 3.2 Skor Jawaban Angket....................................................................... 52
Tabel 3.3 Nilai Proporsi Dalam Persen ............................................................ 53
Tabel 4.1 Data Sekolah Smp Se-Kecamatan Sawangan .................................. 58
Tabel 4.2 Karakteristik Guru berdasarkan Jenis Kelamin ............................... 71
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............. 72
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Belakang
Pendidikan ........................................................................................................ 73
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Mengajar................... 73
Tabel 4.6 Skor Variabel PLPG ........................................................................ 75
Tabel 4.7 Kategori Pendidikan Dan Pelatihan Profesi Guru............................ 77
Tabel 4.8 Skor Variabel Profesionalisme Guru IPS ........................................ 79
Tabel 4.9 Kategori Profesionalisme Guru IPS ................................................. 80
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Variabel PLPG ............................................. 82
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Variabel Profesionalisme Guru.................... 83
viii
Tabel 4.12 Validitas Variabel Pendidikan dan Latihan Profesi Guru .............. 83
Tabel 4.13 Validitas Variabel Profesionalisme Guru ...................................... 85
Tabel 4.14 Realibilitas PLPG ........................................................................... 87
Tabel 4.15 Realibilitas Profesionalisme Guru IPS ........................................... 88
Tabel 4.16 Variables Entered/Removed .......................................................... 88
Tabel 4.17 ANOVA ......................................................................................... 89
TABEL 4.18 Coefficients ................................................................................ 89
Tabel 4.19 Model Summary ............................................................................. 90
Tabel 4.20 Pedoman Interpretasi Koefesiensi Korelasi ................................... 92
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian.
Sebab orang yang pandai berbicara dalam bidang-bidang tertentu, belum
dapat disebut sebagai guru. Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat
khusus, apalagi sebagai guru yang profesional yang harus mengusai seluk-
beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan.
Guru diakui sebagai sebuah profesi di dalam pendidikan Indonesia
ketika setelah dikeluarkannya Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang
Undang-Undang Guru dan Dosen. Bukan hanya itu Peraturan Pemerintah
(PP) No 74 tahun 2008 tentang Guru dan Peraturan Mentri pendidikan
nasional No 18 Tahun 2007 tentang sertifikasi guru dalam jabatan
memerlukan adanya penyelenggaraan sertifikasi profesi melaui penilaian
portofolio atau melalui pendidikan profesi yang diadakan oleh LPTK yang
telah di tetapkan pemerintah.1
Salah satu komponen pendidikan yang sangat penting dalam
rangka pelaksanaan rencana strategis tersebut adalah guru. Guru
merupakan komponen pendidikan yang sangat menentukan dalam
membentuk wajah pendidikan di Indonesia.2
Tuntutan yang besar tersebut sepenuhnya sesuai dengan kondisi
tenaga pendidik yang ada. Kualifikasi akademik dan kompetensi guru
masih jauh dari standar dengan apa yang diharapkan. Tidak hanya
akademik, kualifikasi kompetensi guru juga belum seperti yang
diharapkan.
1 Republik Indonesia, UU RI No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
2 Gufran, dkk., “pelaksanaan PLPG Sebagai Wahana Pengembangan dan Audit
Kompetensi Dalam Sertifikasi Guru Bidang Kejuruan,” jurnal Ekonomi dan Pendidikan, vol 34
No, 2, Yogyakarta, 2011, h, 116
2
Era globalisasi sekarang ini, pendidikan menjadi faktor utama dan
yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dalam pendidikan yang
ada sekarang ini, guru merupakan pelaku utama dan memegang peran
yang sangat strategis dalam dunia pendidikan. Guru mempunyai tanggung
jawab sebagai agen perubahan prilaku, sosial, pola pikir dan sikap untuk
merubah manusia menuju kehidupan yang lebih baik.
Dalam memenuhi tugas dan tanggung jawab yang dimiliki oleh
seorang guru, mereka dituntut mempunyai kompetensi dan keterampilan
yang baik. Yang dimaksud dengan kompetensi adalah kemampuan dan
karakteristik yang dimiliki oleh PNS, berupa pengentahuan, keterampilan,
dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya.3
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2005 Tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa kompetensi adalah
seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,
dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan.4
Dipertegas kembali melalui Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, guru harus memiliki
kompetensi yang meliputi kompetensi sosial, kompetensi kepribadian,
kompetensi pedagogik dan kompetensi profesionalisme.5
Namun, kenyataannya di lapangan guru seringkali ditemukan tidak
memiliki penuh kompetensi yang seharusnya dimiliki untuk menjalankan
tugas-tugasnya dalam pendidikan. Sehingga pembelajaran kurang efektif
dan tidak jarang tujuan dari pembelajaran tidak tercapai. Ini menyebabkan
mutu pendidikan menjadi sangat rendah.
3 Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah RI No 100 Tahun 2000 Tentang
Pengangkatan Pegawai Negri Sipil Dalam Jabatan Struktural, Penjelasan Pasal 5e 4 Republik Indonesia, UU RI No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Pasal 1
5 Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru l, No. 16 Th. 2007
3
Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia merupakan bayangan
dari rendahnya kualitas sistem pendidikan nasional. Banyak faktor yang
mempengaruhi mutu pendidikan di Indonesia.
Rendahnya kesejahteraan guru menjadi alasan yang paling
mendasar dari rendahnya mutu pendidikan nasional. Bukan rahasia lagi
gaji seorang guru hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,
sehingga tidak ada tambahan dana untuk melanjutkan pendidikan.
Selain kesejahteraan guru yang rendah, kualitas tenaga pendidik
juga menjadi sorotan utama. Rendahnya profesionalitas kompetensi guru
secara umum semakin membuat laju perkembangan pendidikan belum
mencapai tujuannya.
Jika guru mutu rendah, maka mereka akan sulit berkompetensi
dengan guru yang lebih bermutu. Di tingkat taman kanak-kanak
berdasarkan data pendidikan nasional Depdiknas 2007/2008, sekitar 88
persen tak layak menjadi guru karena tingkat pendidikannya yang tidak
layak. Di tingkat SMP sekitar 29,33 persen dan di SMA sekitar 15,25
persen.6
Kurang adanya keinginan dan kemauan dari tenaga pendidik untuk
mengembangkan diri dalam segi pengetahuan dan kompetensi telah
berdampak langsung terhadap mutu pendidikan yang semakin tertinggal
jauh dari negara-negara lain.
Berdasarkan data DitJen PMPTK bahwa, “ hingga 2007 tercatat
baru 16,57% guru SD berkualifikasi S-1 dan guru SMP sebanyak 61,31%.
Di jenjang menengah, guru SMA yang berkualifikasi akademik S-1
sebanyak 83,34% dan SMK sebanyak 77,53%.7
Dengan kualifikasi tersebut maka tujuan pendidikan nasional akan
sangat sulit tercapai, karena masih banyak guru yang belum memiliki
kualifikasi akademik yang diharapkan.
6 Jejen Musfah. Penigkatan Kompetensi Guru. (Jakarta:PRENADA MEDIA GROUP,
2011), h. 5. 7 Ibid., h. 4
4
Pendidikan yang baik akan tercapai apabila para guru memiliki
kemampuan dan keterampilan untuk menjalankan fungsi dan tugasnya.
Guru harus diberi pelatihan – pelatihan dan kursus untuk mengembangkan
dan memperluas wawasan, pengetahuan dan keterampilannya.
Selain itu, untuk mencapai mutu pendidikan yang di inginkan
banyak cara yang harus dilakukan. Salah satunya dengan cara memberikan
program-program pendidikan seperti pelatihan, seminar dan kursus yang
akan sangat membantu guru mengembangkan kompetensi guru itu sendiri.
Dengan pendidikan yang di ikuti, guru dapat mengembangkan dan
memperluas wawasan dan pengetahuannya sehingga guru dapat
menjalankan tugasnya secara profesional.
Definisi guru profesional menurut UU RI No 14 Tahun 2005
Tentang Guru dan Dosen adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan
oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang
memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar
mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.8.
Dengan kata lain guru profesional adalah orang yang terlatih,
terdidik dan bertanggung jawab serta memiliki pengalaman di dunia
pendidikan. Sehingga guru dapat mengerjakan tugas sebagaimana
mestinya.
Guru sebagai aktor utama dalam pendidikan haruslah mempunyai
pengalaman di bidanganya, karena tuntutan tugas untuk guru tidaklah
mudah. Untuk memenuhi tuntutan sebagai guru yang profesional, guru
harus memiliki kualifikasi sebagai pendidik dengan cara mengikuti
pelatihan dari institusi formal.
8 Republik Indonesia, UU RI No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Pasal 1
5
Salah satu cara meningkatkan kompetensi guru yaitu melalui
Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG). PLPG adalah cara untuk
mengembangkan sumber daya guru terutama untuk mengembangkan segi
pengetahuan serta keterampilan guru agar sesuai dengan tuntutan lembaga
pendidikan yang ada. PLPG diharapkan mampu mencetak guru-guru yang
profesional dan kompeten di bidangnya.
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) adalah serangkaian
dari sertifikasi guru dalam jabatan setelah melalui proses penilaian
portofolio dan tidak lolos dalam penilaian tersebut, maka seorang guru
peserta sertifikasi yang tidak lolos penilaian portofolio harus mengikuti
Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (PLPG).9
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI nomor 74 Tahun 2008
tentang Guru, pelaksanaan sertifikasi bagi guru dalam jabatan dilakukan
dengan dua cara yaitu uji kompetensi melalui penilaian portofolio dan
pemberian sertifikasi pendidik secara langsung bagi guru yang memenuhi
persyaratan.10
Peserta sertifikasi melalui penilaian portofolio yang belum
mencapai skor minimal kelulusan, diharuskan untuk melengkapi portofolio
atau mengikuti Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) yang diakhiri
dengan ujian. Artinya pendidikan dan pelatihan profesi guru diperuntukan
bagi mereka yang tidak lulus sertifikasi melalui portofolio.
Tujuan diadakannya pendidikan dan pelatihan profesi guru adalah
untuk meningkatkan kompetensi, profesionalisme, memantapkan
penguasaan dan kemampuan guru dalam mengimplementasikan kurikulum
2013 dan menentukan kelulusan guru peserta sertifikasi. 11
9 R, Pendidikan dan Latihan Profesi Guru, Depok, 07 Februari 2015.
10 Republik Indonesia, PP RI nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru
11 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Indonesia, Sertifikasi
Guru Dalam Jabatan buku 4. 2014, h.4
6
Dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan utama dari PLPG adalah
meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru peserta sertifikasi
yang belum mencapai batas minimal skor kelulusan pada penilaian
portofolio serta menentukan kelulusan peserta sertifikasi guru melalui uji
tulis dan uji kinerja di akhir PLPG.
Sesuai dengan UU RI No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Sertifikat kompetensi
diberikan oleh penyelenggara pendidikan dan lembaga pelatihan
kepada peserta didik dan warga masyarakat sebagai pengakuan
terhadap kompetensi untuk melakukan pekerjaan tertentu setelah
lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan
yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi.12
Pengakuan profesional bagi tenaga pendidik khususnya guru dapat
dibuktikan melalui setifikasi pendidik berupa sertifikat pendidik. Sertifikat
pendidik di dapatkan melalui pendidikan dan pelatihan profesi bagi guru
prajabatan. Sedangkan guru dalam jabatan diperoleh melalui penilaian
portofolio atau pemberian sertifikat langsung.
Adapun latar belakang penelitian ini adalah karena rendahnya
kualitas guru di depok. seperti yang dikatakan oleh sekretaris Komisi D
DPRD Kota Depok Agnes Marlyn Pantow menilai kualitas guru di Kota
Depok, Jawa Barat, rendah. Akibatnya, mutu pendidikan di Kota Depok
sulit untuk ditingkatkan.13
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan,
penulis tertarik melakukan penelitian dan menulisnya dalam bentuk skripsi
yang berjudul: “PENGARUH PENDIDIKAN DAN LATIHAN
PROFESI GURU (PLPG) DALAM MENUNJANG
PROFESIONALISME GURU IPS”
12
Republik Indonesia, UU RI No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Pasal 61 13
http://news.okezone.com/read/2008/02/19/1/84674/kualitas-guru-di-depok-rendah,
diakses 30 Maret 2015, jam 08.37 WIB
7
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan oleh
penulis diatas, maka masalah yang di identifikasi adalah sebagai berikut:
1. Program PLPG berjalan kurang efektif.
2. Kompetensi profesionalisme guru IPS masih rendah.
3. Program PLPG masih kurang membantu dalam menumbuhkan
profesionalisme guru IPS.
4. Kurangnya pengaruh Pendidikan dan Latihan Profesi Guru dalam
menunjang profesionalisme guru IPS.
5. Banyak Faktor yang mempengaruhi rendahnya profesionalisme guru
IPS.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini terarah dan tidak ada keraguan dalam
penafsiran, maka peneliti menjadikan fokus penelitian menjadi ruang
lingkup penelitian adalah Pengaruh PLPG dalam menunjang
profesionalisme guru IPS (Studi pada Guru IPS SMP se-Kecamatan
Sawangan Depok Jawa Barat).
D. Perumusan Masalah
Didasarkan pada identifikasi dan pembatasan masalah yang telah di
kemukakan, maka rumusan masalah yang diajukan untuk penelitian ini
adalah:
1. Bagaimana Pengaruh PLPG dalam menunjang profesionalisme guru
IPS (Studi pada Guru IPS SMP se-Kecamatan Sawangan Depok Jawa
Barat)?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui jalannya program pendidikan dan latihan profesi guru.
2. Mengetahui profesionalisme guru IPS yang telah mengikuti PLPG.
3. Mengetahui pengaruh Pendidikan dan Latihan Profesi Guru dalam
menunjang profesionalisme guru IPS.
8
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk para
guru bahwa mengembangkan profesionalisme guru adalah suatu
kebutuhan dan juga keharusan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
Penelitian ini berguna untuk mengetahui tingkat profesionalisme
guru IPS yang telah mengikuti PLPG.
b. Bagi Peneliti
Untuk memberikan wawasan pengetahuan bagaimana pengaruh
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) dalam menunjang
profesionalisme guru IPS.
c. Bagi LPTK
Untuk memberikan masukan untuk bahan evaluasi dari program
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) dalam menunjang
Profesionalisme Guru IPS.
9
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR
A. Kajian Teori
1. Hakikat Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)
a. Pengertian Pendidikan dan Pelatihan
Menurut UU RI No 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara.1
Dalam banyak kajian tentang pendidikan sering kita dengar tentang
pendidikan seumur hidup atau lifelong education. Pendidikan seumur
hidup adalah prinsip pendidikan yang menyatakan bahwa pendidikan
seumur hidup sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan
perstrukturan pengalaman pendidikan.2
Pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatakan
pengetahuan, keterampilan individu. Pendidikan dapat terjadi dimana saja
dan kapan saja. Kegiatan pendidikan juga membutuhkan waktu yang
panjang, karena tidak mudah untuk mengembangkan kemampuan tersebut.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses
mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui cara pengajaran dan pelatihan; proses,
cara, perbuatan mendidik.3
1 Republik Indonesia, UU RI No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Pasal 1 2 Rulam Ahmadi, Pengantar Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), h. 127
3 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. 4, cet-1, (Jakarta: Gramedia Pusta Utama, 2008), h.
326.
10
Pendidikan merupakan hal yang wajib dipenuhi oleh setiap
individu. Karena hanya pendidikan lah individu ataupun kelompok dapat
berkembang kearah yang benar. Tentunya dengan pendidikan yang baik
pula arah yang dituju akan tercapai.
Menurut Noor Syam pendidikan adalah sebagai aktifitas dan usaha
manusia untuk meningkatkan kepribadian dengan jalan membina potensi
pribadinya, yaitu rohani (pikir, karsa, rasa, cipta, dan budi nurani) dan
jasmani (panca indra dan keterampilan).4
Menurut La Belle pendidikan dipandang sebagai difusi sikap,
informasi, dan keterampilan belajar yang diperoleh dari partisipasi
sederhana dalam program-program berbasis masyarakat, merupakan
sebuah komponen fundamental dalam usaha perubahan sosial mikro.5
Sementara pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara merupakan
proses pembudayaan yakni suatu usaha memberikan nilai-nilai
luhur kepada generasi baru dalam masyarakat yang tidak hanya
bersifat pemeliharaan tetapi juga dengan maksud memajukan serta
memperkembangkan kebudayaan menuju ke arah keluhuran hidup
kemanusiaan.6
Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik
dengan peserta didik, untuk mencapai tujuan pendidikan, yang
berlangsung dalam lingkungan tertentu.7
Dalam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan
sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang
memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang
sesuai dengan kebutuhan.8
4 Rulam Ahmadi, Pengantar Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), h. 37.
5 Ibid., h. 34
6 http://langkahkebebasan.blogspot.com/p/edukasi.html diakses 14 oktober 2014, jam
14.00 WIB 7 Nana Syaodih Sukmadinata,”Landasan Psikologi Proses Pendidikan”, cet-4, (Bandung:
Remaja Rosda Karya, 2007), h.3 8 Muhibbin Syah,”Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru”, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2014), h.11
11
Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa
pendidikan adalah kegiatan yang harus di ikuti oleh setiap individu
manusia atau kelompok untuk membina dan mengembangkan
keterampilan, pengetahuan dan tata prilaku dengan maksud memajukan
dan Mengembangkan kebudayaan manusia ke arah yang diharapkan.
Setiap pendidikan pasti mempunyai tujuan. Tujuan ini biasanya
menyangkut kepentingan peserta didik sendiri, kepentingan masyarakat
dan tuntutan lapangan kerja.
Tujuan pendidikan menurut UNESCO, pada 2015 ada enam tujuan
pendidikan yang disepakati secara internasional untuk memenuhi
kebutuhan belajar semua anak, ramaja, dan orang dewasa.
1) Tujuan pertama: memperluas dan meningkatkan
perawatan dan pendidikan anak usia dini yang
komprehensif, terutama bagi anak-anak yang paling
rentan dan kurang beruntung.
2) Tujuan kedua: memastikan bahwa menjelang tahun
2015, semua anak khususnya anak perempuan, anak-
anak dalam keadaan sulit dan mereka yang termasuk
etnis minoritas, memilik akses ke pendidikan dasar
lengkap, gratis, dan wajib dengan kualitas yang baik.
3) Tujuan ketiga: memastikan kebutuhan belajar semua
anak muda dan orang dewasa terpenuhi melalui akses
yang adil terhadap pembelajran yang tepat dan program
keterampilan hidup.
4) Tujuan keempat: mencapai 50 persen perbaikan dalam
tingkat keaksaraan dewasa menjelang tahun 2015
tertama bagi perempuan, dan akses yang adil pada
pendidikan dasar dan berkelanjutan bagi semua orang
dewasa.
5) Tujuan kelima: menghapus disparitas gender dalam
pendidikan dasar dan menengah pada 2005 dan
mencapai kesetaraaan gender dalam pendidikan pada
2015 dengan fokus jaminan bagi perempuan atas akses
penuh dan sama pada prestasi dalam pendidikan dasar
dengan kualitas yang terbaik.
12
6) Tujuan keenam: meningkatkan semua aspek kualitas
pendidikan dan memastikan keunggulan semua sehingga
hasil pembelajaran yang diakui dan terukur dicapai oleh
semua, terutama dalam keaksaraan, berhitung, dan
keterampilan hidup yang penting.9
Upaya untuk mencapai maksud dan tujuan dari pendidikan
tersebut, mutu guru haruslah di tingkatkan. Harus diadakan supervisi
pendidikan dengan cara pemberian layanan bantuan profesional kepada
guru untuk meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas
pengelolaan proses pembelajaran.
Salah satu upaya yang di gunakan adalah melalui sertifikasi guru.
Dengan adanya sertifikasi guru diharapkan mutu guru dan layanan
pendidikan semakin maksimal.
Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru
dan dosen. Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan
yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional.10
Program sertifikasi guru pada dasarnya memberikan harapan yang
tinggi untuk peningkatan mutu pendidikan nasional, bahwa para guru yang
benar-benar memenuhi persyaratan akan dapat lulus sertifikasi. Mereka
yang lulus dikategorikan sebagai pendidik profesional, sehingga
diharapkan mutu pendidikan di Indonesia meningkat karena memiliki
tenaga pendidik yang kompeten.
Sertifikasi ini dilakukan oleh LPTK Rayon. Jika ada peserta
sertifikasi yang belum lulus direkomendasikan untuk melakukan kegiatan
mandiri untuk memenuhi kekurang persyaratan, atau mengikuti
Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG).
Pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG) ini sangatlah penting
untuk membangun sumber daya manusia yang berkecimpung di dunia
pendidikan. Selain itu akan sangat berguna untuk menghasilkan tenaga
pendidik yang profesional di bidangnya.
9 Rulam Ahmadi, Pengantar Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), h. 42.
10 Republik Indonesia, UU RI No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Pasal 1
ayat10
13
Salah satu syarat di profesi guru dalam undang-undang guru dan
dosen adalah memiliki kualifikasi akademik yang relevan dengan mata
pelajaran yang di ajarkannya. Dengan demikian diharapkan tidak akan ada
lintas disiplin ilmu dalam mengajar.
Tabel 2.1
Perbadingan Antara Pendidikan dan Pelatihan11
Aspek Pendidikan Pelatihan
Pengembangan
kemampuan
Menyeluruh Khusus
Jangka waktu
pelakasanaan
Long term Short term
Materi yang diberikan Lebih umum Lebih khusus
Penekanan metode
belajar
Conventional Inconventional
Penghargaan akhir
proses
Gelar Sertifikat
Area Kemampuan Kognitif, afektif Psikomotor
Kesimpulan yang dapat diambil dari tabel diatas adalah pelatihan
yang merupakan bagian dari suatu pendidikan juga, tetapi memiliki
pengertian yang berbeda. Walaupun berbeda dalam pengertian, pendidikan
dan pelatihan tetap memiliki tujuan yang sama.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia pelatihan mempunyai kata
dasar latih yang artinya ajar. Sedangkan pelatihan adalah adalah proses,
cara perbuatan melatih; kegiatan atau pekerjaan melatih.12
11
Lamria Rouli Marbun, “gambaran Sistem Literatur Pendidikan dan Pelatihan,” Skripsi
FKM Universitas Indonesia, 2009 12
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. 4, cet-1, (Jakarta: Gramedia Pusta Utama, 2008),
h. 794
14
Menurut Siagian bahwa perbedaan antara pengembangan dan
pelatihan pada intinya yaitu pelatihan yang dimaksudkan untuk
membantu kemampuan para pekerja dalam melaksanakan tugas
sekarang atau dengan kata lain, pelatihan adalah suatu bentuk
investasi jangka pendek, pengembangan lebih berorientasi pada
produktifitas para pekerja dimasa depan atau pengembangan suatu
investasi SDM jangka panjang.13
Dapat ditarik kesimpulan bahwa pelatihan adalah salah satu proses
dari pendidikan itu sendiri, karena dalam pelatihan terdiri dari proses
pemberian ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk bekerja dan
membangun Sumber daya manusia ke arah yang diharapkan.
Selain itu pelatihan juga diharapkan dapat memperbaiki sikap dan
mempersiapkan tenaga kerja untuk jabatan yang lebih tinggi. Karena
jabatan yang tinggi memerlukan tanggung jawab yang lebih tinggi pula.
Secara umum pendidikan dan pelatihan mempunyai tujuan antara
lain adalah:
1) Meningkatkan semangat kerja.
2) Pembinaan budi pekerti.
3) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan
YME.
4) Meningkatkan taraf hidup.
5) Meningkatkan kecerdasan.
6) Meningkatkan keterampilan.
7) Meningkatkan derajad dan kesejahteraan.
8) Meningkatkan lapangan kerja.
9) Meratakan pembangunan dan pendapatan.14
Dapat tarik kesimpulan bahwa pendidikan dan pelatihan adalah
cara untuk membangun sumber daya manusia yang terlatih agar memiliki
pengetahuan, keterampilan dan kecakapan untuk memenuhi kebutuhannya
dalam bekerja.
13
Siagian, “Filsafat Administrasi”. (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 82 14
Mahmun syarif, Peningkatan Kerja PNS Melalui Diklat”, jurnal diklat keagamaan
Medan
15
Menurut Wahjosumidjo, arti pendidikan dan pelatihan dapat
dirumuskan suatu program kesempatan belajar yang direncanakan untuk
menghasilkan anggota, staff demi memperbaiki penampilan seseorang
yang telah mendapatkan tugas menduduki jabatan15
Sedangkan manfaat pendidikan dan pelatihan menurut Sondang P.
Siagian bagi organisasi, diantaranya:
1) Peningkatan produktivitas organisasi secara keseluruhan.
2) Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dan
bawahan.
3) Terjadi proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan
tepat
4) Timbul dorongan pada diri pekerja untuk terus
meningkatkan kemampuan kerjanya.
5) Peningkatan kemampuan pegawai untuk mengatasi stress,
frustasi dan konflik.
6) Meningkatkan kepuasan kerja.
7) Semakin besar pengakuan atas kemampuan seorang.
8) Mengurangi ketakutan menghadapi tugas-tugas baru
dimasa depan.16
Pendidikan dan pelatihan bagi guru sekiranya dilakukan secara
terus menerus. Ini dikarenakan guru sebagai ujung tombak pendidikan
harus memiliki kompetensi yang maksimal, sehingga proses pembelajaran
di sekolah berjalan dengan semestinya yang di harapkan.
Pendidikan bagi guru sangatlah dibutuhkan, guru sebagai salah
satu Agent of Change dalam pendidikan. Pendidikan dan pelatihan tidak
hanya berguna bagi diri sendiri tetapi juga bagi orang banyak.
Disinilah peran PLPG dibutuhkan untuk meningkatkan
pengetahuan dan wawasan guru dalam menunjang kewajibannya. Selain
itu PLPG juga akan menciptakan tenaga didik yang selain berwawasan dan
pengetahuan luas juga akan menghasilkan tenaga pendidik yang
berketerampilan dan profesional dalam mengemban tugasnya.
15
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), Cet. Ke-3, h. 381 16
Sondang P. Siagian, Manajemen SDM, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), h. 183
16
b. Tujuan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) bertujuan untuk
meningkatkan kompetensi, profesionalisme, memantapkan penguasaan
dan kemampuan guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013, dan
menentukan kelulusan guru peserta sertifikasi.17
Pelaksanaan kegiatan berskala nasional seperti sertifikasi guru ini
tentunya mempunya tujuan. Adapun tujuan tersebut adalah:
1) Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas
sebagai agen pembelajran dan mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.
2) Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan.
3) Meningkatkan martabat guru.
4) Meningkatkan profesionalisme guru.18
Dapat disimpulkan bahwa tujuan di adakannya Pendidikan dan
Latihan Profesi Guru (PLPG) untuk meningkatkan profesionalisme tenaga
kerja. Selain itu untuk mengembangkan kompetensi baik di bidang
wawasan, keahlian, kecakapan dan sikap. Karena seorang guru harus
memenuhi semua aspek tersebut, dan bukan hanya sebagian saja.
c. Penyelenggaraan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
Berdasarkan peraturan penyelenggaraan pendidikan dan latihan
profesi guru harus dilakukan sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang
berlaku, agar berjalan sesuai dengan yang di harapkan.
Penyelenggaraan PLPG dilakukan berdasarkan proses baku sebagai
berikut.
1) PLPG dilaksanakan oleh LPTK penyelenggara sertifikasi
guru dalam jabatan yang telah ditetapkan Pemerintah dan
didukung oleh Perguruan Tinggi yang memiliki program
studi relevan dengan bidang studi/mata pelajaran guru
peserta PLPG.
2) PLPG diselenggarakan selama minimal 10 hari dan
bobot 90 Jam Pertemuan (JP), dengan alokasi 22 JP teori
dan 68 JP praktik. Satu JP setara dengan 50 menit.
17
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Indonesia, Sertifikasi
Guru Dalam Jabatan buku 4. 2014, h.4 18
Lita Latiana., “Peran Sertifikasi Guru Dalam Meningkatkan Profesionalisme
Pendidik,” jurnal Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang, Semarang, h. 2
17
3) Penentuan tempat pelaksanaan PLPG harus
memperhatikan kelayakan (representatif dan kondusif)
untuk proses pembelajaran.
4) Rombongan belajar (rombel) PLPG diupayakan satu
bidang keahlian/mata pelajaran.
5) Satu rombel maksimal 36 orang peserta, dan satu
kelompok peer teaching/peer counseling/peer
supervising maksimal 12 orang peserta. Dalam kondisi
tertentu jumlah peserta satu rombel atau kelompok peer
teaching/peer counseling/peer supervising dapat
disesuaikan.
6) Satu kelompok peer teaching/peer counseling/peer
supervising difasilitasi oleh satu orang instruktur yang
memiliki NIA yang relevan termasuk pada saat ujian.
7) PLPG diawali pretest secara tertulis (1 JP) untuk
mengukur kompetensi pedagogik dan profesional awal
peserta.
8) Pembelajaran dalam PLPG dilakukan dalam bentuk
workshop yang didahului dengan penyampaian materi
penunjang workshop dengan menggunakan multi media
dan multi metode yang berbasis pembelajaran aktif,
inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM).
9) PLPG diakhiri uji kompetensi dengan mengacu pada
rambu-rambu pelaksanaan PLPG. Uji kompetensi
meliputi uji tulis dan uji kinerja (ujian praktik).19
Tabel 2.2
RAMBU-RAMBU STRUKTUR KURIKULUM
PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG)
SMP/SMP-LB Standar Kompetensi Lulusan:
1. Memahami karakteristik peserta didik dan mampu
merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran
yang mendidik.
2. Memiliki kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif,
berwibawa, dan berakhlak mulia.
3. Menguasai keilmuan, kajian kritis dan pendalaman isi dalam
konteks kurikulum sekolah.
4. Mampu berkomunikasi dan bergaul dengan peserta didik,
kolega dan masyarakat.20
19
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Indonesia, Sertifikasi
Guru Dalam Jabatan, buku 4. 2014, h.40 20
Ibid.,h, 24
18
No Materi Teori Praktik Keterangan
A UMUM
1 Pretest 1
2 Pengembangan profesionalitas
guru 3
Pembinaan guru
profesional berbasis
karakter meliputi
antara lain: (1) citra
diri positif, (2) etika,
(3) etos kerja, (4)
komitmen, dan (5)
empati.
B POKOK
1
Pendalaman materi mata pelajaran
yang belum dikuasai oleh sebagian
besar guru
6
2
Model-model pembelajaran aktif,
inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan, asemen, dan
pemanfaatan media di sesuaikan
dengan karakteristik
perkembangan peserta didik yang
mengacu pada Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
untuk meningkatkan pengetahuan,
teknologi, dan seni termasuk
keimanan, ketaqwaan, dan akhlak
mulia.
6
3 Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dan penulisan karya ilmiah lainnya 2
Pendalaman materi
PTK
C WORKSHOP
1 Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dan penulisan karya ilmiah lainny
6
Praktik penyusunan
rancangan PTK
untuk perbaikkan
pembelajaran
berdasarkan hasil
refleksi
pembelajaran
2 Pengembangan dan pengemasan
perangkat pembelajaran 32
Pengembang an dan
Pengemasan
perangkat
pembelajaran
(silabus, RPP, bahan
ajar, LKS, media
pembelajaran, dan
instrumen penilaian)
19
D PRAKTIK PEMBELAJRAN
Pelaksanaan pembelajaran (peer
teaching) 30
Satu kelas
(lebih kurang
36 peserta),
dibuat 3
kelompok dan
dilaksanakan
secara parallel
Tiap peserta
tampil 3 kali @
1 JP
Tampilan ke-3
merupakan
ujian praktik
E UJIAN
1 Tulis 4
2 Praktek *)
Jumlah JP 22 68
Catatan:
Pembinaan dan pengembangan kompetensi kepribadian dan sosial
guru terintegrasi dalam kegiatan PLPG
*) Sudah terintegrasi di D
Ujian akhir harus dapat memastikan bahwa peserta telah memenuhi
standar kompetensi sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-
undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta
Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru.
PLPG diharapkan tidak hanya mengham-hamburkan dana yang
telah di anggarkan. Program PLPG sangat diharapkan menjadi suatu
program yang memberikan nilai tambah untuk para guru dan organisasi.
d. Materi Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
Dalam pendidikan haruslah ada materi yang diberikan, baik berupa
standar isi materi, bentuk materi, dan penulis materi. Materi berguna untuk
membantu mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Materi PLPG disusun dengan memperhatikan empat kompetensi
guru, yaitu:
20
1) Pedagogik.
2) Profesional.
3) Kepribadian.
4) Sosial.
Standardisasi kompetensi dirinci dalam materi PLPG ditentukan
oleh LPTK penyelenggara sertifikasi dengan mengacu pada rambu-rambu
yang ditetapkan oleh Dirjen Dikti/Ketua Konsorsium Sertifikasi Guru dan
hasil need assesment. Materi PLPG dapat berupa buku, diktat, atau modul.
Oleh karena pembelajaran dalam PLPG lebih menekankan workshop,
sebaiknya bahan ajar dikemas bentuk modul.21
Dalam modul PLPG terdiri dari bab 1 sampai bab 5. Dimana
rinciannya adalah sebagai berikut:
1) Bab 1 pendahuluan: deskripsi, prasyarat, petunjuk
menggunakan modul, tujuan akhir.
2) Bab 2 kebijakan pengembangan profesi guru : tujuan
antara, uraian materi, hakikat guru profesional, guru
sebagai profesi, kompetensi guru, tanggung jawab
keprofesionalan, kewajiban guru profesional,
pengembangan profesional guru, citra diri positif, etika, kode etik guru, etos kerja, komitmen, empati.
3) Bab 3 model dan perangkat pembelajaran: konsep model
pembelajaran, klasifikasi model pembelajaran, model
pembelajaran ekspositori, model pembelajaran inkuiri,
model pembelajaran berbasis masalah, model pembelajaran
peningkatan kemampuan berpikir, model pembelajaran
kooperatif, model pembelajaran kontekstual, model
pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan,
identifikasi kesulitan belajar, cara mengatasi kesulitan
belajar, merencanakan program pembelajaran, contoh
penerapan pakem dalam pembelajaran ips, lesson study,
pengembangan silabus dan rpp, teori dan desain
pengembangan pembelajaran, prosedur pengembangan
silabus, alokasi waktu, menentukan sumber belajar,
menentukan karakter yang diharapkan.
21
Ibid.,, h.5
21
4) Bab 4 penelitian tindakan kelas: materi penelitian tindakan
kelas, prinsip penelitian tindakan kelas, a) karakteristik
penelitian tindakan kelas, cara memulai ptk, menemukan
akar masalah, menyususun hipotesis tindakan, menuliskan
judul penelitian, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,
refleksi, pergantian siklus, insrumen penelitian, triangulasi.
contoh ptk dapat dilihat di dalam lampiran.
5) Bab 5 ilmu pengetahuan sosial sekolah menengah pertama:
pada bab ini terdiri dari materi pembelajar ips smp. mulai
dari materi, cara pembelajaran, soal dan kunci jawaban.22
2. Pengertian Profesionalisme Guru
Guru dalam kamu besar bahasa Indonesia memiliki arti orang yang
pekerjaannya (mata Pencahariannya, profesinya) mengajar.23
Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen (pasal 1 ayat 1) dikatakan
guru adalah pendidik profesional yang mempunyai tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar dan pendidikan menengah.24
Sedangkan menurut Mulyasa, istilah guru adalah pendidik yang
menjadi tokoh, panutan dan identifikasi para peserta didik dan
lingkungannya, karena itulah guru harus memiliki standar kualitas pribadi
tertentu yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.25
Dijelaskan juga dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 16 tahun 2007 telah ditetapkan standar kompetensi pedagogik
guru. Standar kompetensi pedagogik guru merupakan kemampuan
minimal yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Dengan adanya kualifikasi dan kompetensi tersebut diharapkan seorang
guru menjadi tenaga pendidik dan pengajar yang professional, sehinggga
tujuan dari pendidikan nasional dapat tercapai dengan baik.
22
Konsorsium Sertifikasi Guru, PLPG Sertifikasi Guru 2013 Rayon 9 Universitas Negeri
Jakarta, 2013 23
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. 4, cet-1, (Jakarta: Gramedia Pusta Utama, 2008),
h. 469 24
Undang-Undang Guru dan Dosen, UU RI No 14 Tahun 2005…h.2 25
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional. (Bandung : PT Rosda Karya, 2015),hlm 37
22
Guru Ilmu Pengetahuan Sosial pada jenjang SMP/MTs haruslah
memiliki kompetensi sebagai berikut:
a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir mata
pelajaran IPS baik dalam lingkup lokal, nasional, maupun
global.
b. Membedakan struktur keilmuan IPS dengan Ilmu-ilmu Sosial.
c. Menguasai konsep dan pola pikir keilmuan dalam bidang IPS.
d. Menunjukkan manfaat mata pelajaran IPS.26
Dapat di ketahui dari kesimpulan diatas bahwa peran guru dalam
proses kemajuan pendidikan sangatlah penting. Guru merupakan salah satu
faktor utama bagi terciptanya generasi penerus bangsa yang berkualitas,
tidak hanya dari sisi intelektulitas saja melainkan juga dari tata cara
berperilaku dalam masyarakat.
Profesi adalah sebuah pekerjaan yang digeluti dengan penuh
pengabdian dan dedikasi serta dilandasi oleh keahlian atau keterampilan
tertentu.27
Dalam kamus besar bahasa Indonesia profesi adalah bidang
pekerjaan yang dilandasi pendidikan, keahlian (keterampilan, kejujuran,
dsb) tertentu.28
Kata profesionalisme dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah
mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau
orang yang profesional.29
Profesionalisme dapat diartikan sebagai ”komitmen para anggota
suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus-
menerus mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam
melakukan pekerjaan sesuai dengan profesinya itu”.30
26
Republik Indonesia, Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Tentang Standar
Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru, No. 16 Th. 2007 27
Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru. (Jakarta: Indeks, 2011), h. 6 28
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. 4, cet-1, (Jakarta: Gramedia Pusta Utama, 2008),
h. 1104 29
Ibid.,, h.1104 30
Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme
Tenaga Kependidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2002) h. 23
23
Dr. Sikun Pribadi mendefinisikan Profesi adalah suatu pernyataan
atau suatu janji terbuka, bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya
kepada suatu jabatan atau pekerjaan dalam arti biasa, karena orang tersebut
merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu.31
Dapat diartikan profesi adalah suatu jabatan yang menuntut
keterampilan dan keahlian dari pelakunya, dan keahlian dan keterampilan
tersebut hanya bisa di dapatkan melalui pendidikan dan pelatihan.
Guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan
keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu
melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan maksimal.
Dengan kata lain, guru profesional adalah orang yang terdidik dan
terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di
bidangnya.32
Profesionalisme guru adalah sikap profesional yang berarti
melakukan sesuatu sebagai pekerjaan, sebagai profesi dan bukan
sebagai pengisi waktu luang atau sebagai hobby belaka, seorang
profesional mempunyai keahlian dengan pengetahuan yang dimiliki
dalam melayani pekerjaanya.33
Dapat kita tarik kesimpulan bahwa guru yang profesional adalah
guru yang melaksankan tugas dengan sebaik baiknya untuk melaksanakan
fungsi dan tujuan sekolah dengan kompetensi-kompetensi yang telah di
miliki.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata kompetensi adalah
(kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu
Hal.34
31
Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Konsep dan Strategi, (Bandung: Mandar Maju,
1991), h. 1 32
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010),
cet 24, h.15 33
Widyaka, dkk., “Evaluasi Program Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Sekolah
Menengah PErtama Negri di DInas Pendidikan Kabupaten Kubu Raya”, jurnal tesis pada
Program Magister Ilmu Sosial Universitas Tanjungpura Pontianak, Pontianak, 2013, h. 7 34
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. 4, cet-1, (Jakarta: Gramedia Pusta Utama, 2008),
h. 719
24
Pengertian lain kompetensi juga dapat diartikan sebagai
kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi
keguruannya.35
Dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi adalah kemampuan
seorang guru dalam menjalankan profesinya yaitu sebagai pengajar.
Menurut Undang-undang No 14 tahun 2005 tentang guru dan
dosen menyatakan bahwa guru profesional haruslah memiliki kualifikasi
akademi minimal S1 atau D-IV dan memiliki empat standar
kommpetensi. 36
a. Kompetensi Pedagogis
Peraturan menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 tentang
standar kualifikasi dan kompetensi guru yang terkait dengan pedagogis
adalah:37
1) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,
kultural, emosional, dan intelektual.
Indikator yang muncul dalam penguasaan karakteristik peserta
didik diantaranya:
a) Guru dapat mengidentifikasi karakteristik belajar setiap
peserta didik di kelasnya.
b) Guru memastikan bahwa semua peserta didik mendapatkan
kesempatan yang sama untuk berpartisipasi aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
c) Guru dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan
belajar yang sama pada semua peserta didik dengan
kelainan fisik dan kemampuan belajar yang berbeda.
d) Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan
perilaku peserta didik untuk mencegah agar perilaku
tersebut tidak merugikan peserta didik lainnya.
e) Guru membantu mengembangkan potensi dan mengatasi
kekurangan peserta didik.
35
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010),
cet 24, h.4. 36
Republik Indonesia, UU RI No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Pasal 9 37
Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru. (Jakarta: Indeks, 2011), h. 28
25
f) Guru memperhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik
tertentu agar dapat mengikuti aktivitas pembelajaran,
sehingga peserta didik tersebut tidak termarginalkan
(tersisihkan, diolok-olok, minder, dsb).38
2) Menguasai teori-teori dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik.
Indikator yang muncul dalam penguasaan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik diantaranya:
a) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
menguasai materi pembelajaran sesuai usia dan
kemampuan belajarnya melalui pengaturan proses
pembelajaran dan aktivitas yang bervariasi.
b) Guru selalu memastikan tingkat pemahaman peserta didik
terhadap materi pembelajaran tertentu dan menyesuaikan
aktivitas pembelajaran berikutnya berdasarkan tingkat
pemahaman tersebut.
c) Guru dapat menjelaskan alasan pelaksanaan
kegiatan/aktivitas yang dilakukannya, baik yang sesuai
maupun yang berbeda dengan rencana, terkait keberhasilan
pembelajaran.
d) Guru menggunakan berbagai teknik untuk memotiviasi
kemauan belajar peserta didik.
e) Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling
terkait satu sama lain, dengan memperhatikan tujuan
pembelajaran maupun proses belajar peserta didik.
f) Guru memperhatikan respon peserta didik yang
belum/kurang memahami materi pembelajaran yang
diajarkan dan menggunakannya untuk memperbaiki
rancangan pembelajaran berikutnya.39
3) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata
pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu.
Indikator yang muncul dalam pengembangan kurikulum
diantaranya:
a) Guru dapat menyusun silabus yang sesuai dengan
kurikulum.
38
Kementerian Pendidikan Nasional direktorat Jenderal Peningkatan Mutu, Pedoman
Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru(Pk Guru), 2010. H, 44 39
Ibid., 45
26
b) Guru merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan
silabus untuk membahas materi ajar tertentu agar peserta
didik dapat mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan.
c) Guru mengikuti urutan materi pembelajaran dengan
memperhatikan tujuan pembelajaran.
d) Guru memilih materi pembelajaran yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran, tepat dan mutakhir, sesuai dengan usia
dan tingkat kemampuan belajar peserta didik, dapat
dilaksanakan di kelas dan sesuai dengan konteks kehidupan
sehari-hari peserta didik.40
4) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
Indikator yang muncul dalam menyelenggarakan pembelajaran
yang mendidik diantaranya:
a) Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan
rancangan yang telah disusun secara lengkap dan
pelaksanaan aktivitas tersebut mengindikasikan bahwa guru
mengerti tentang tujuannya.
b) Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran yang bertujuan
untuk membantu proses belajar peserta didik, bukan untuk
menguji sehingga membuat peserta didik merasa tertekan.
c) Guru mengkomunikasikan informasi baru (misalnya materi
tambahan) sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan
belajar peserta didik.
d) Guru menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta didik
sebagai tahapan proses pembelajaran, bukan semata-mata
kesalahan yang harus dikoreksi. Misalnya: dengan
mengetahui terlebih dahulu peserta didik lain yang
setuju/tidak setuju dengan jawaban tersebut, sebelum
memberikan penjelasan tentang jawaban yg benar.
e) Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi
kurikulum dan mengkaitkannya dengan konteks kehidupan
sehari-hari peserta didik.
f) Guru melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi
dengan waktu yang cukup untuk kegiatan pembelajaran
yang sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar dan
mempertahankan perhatian peserta didik.
g) Guru mengelola kelas dengan efektif tanpa mendominasi
atau sibuk dengan kegiatannya sendiri agar semua waktu
peserta dapat termanfaatkan secara produktif.
h) Guru mampu menyesuaikan aktivitas pembelajaran yang
dirancang dengan kondisi kelas.
40
Ibid., 46
27
i) Guru memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik
untuk bertanya, mempraktekkan dan berinteraksi dengan
peserta didik lain.
j) Guru mengatur pelaksanaan aktivitas pembelajaran secara
sistematis untuk membantu proses belajar peserta didik.
Sebagai contoh: guru menambah informasi baru setelah
mengevaluasi pemahaman peserta didik terhadap materi
sebelumnya.
k) Guru menggunakan alat bantu mengajar, dan/atau audio-
visual (termasuk TIK) untuk meningkatkan motivasi belajar
peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.41
5) Memanfaaatkan tekhnologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan pembelajaran.
Indikator yang muncul dalam memanfaaatkan tekhnologi informasi
dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran adalah:
a) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam
pembelajaran yang diampu.42
6) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik dan
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Indikator yang muncul dalam memfasilitasi pengembangan potensi
peserta didik dan mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya
adalah:
a) Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk
mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal.
b) Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk
mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk
kreativitasnya.43
7) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan
peserta didik.
Indikator yang muncul dalam berkomunikasi secara efektif,
empatik, dan santun dengan peserta didik adalah:
41
Ibid., 47 42
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, No. 16 Th. 2007 43
Ibid.
28
a) Guru menggunakan pertanyaan untuk mengetahui
pemahaman dan menjaga partisipasi peserta didik,
termasuk memberikan pertanyaan terbuka yang menuntut
peserta didik untuk menjawab dengan ide dan pengetahuan
mereka.
b) Guru memberikan perhatian dan mendengarkan semua
pertanyaan dan tanggapan peserta didik, tanpa
menginterupsi, kecuali jika diperlukan untuk membantu
atau mengklarifikasi pertanyaan/tanggapan tersebut.
c) Guru menanggapi pertanyaan peserta didik secara tepat,
benar, dan mutakhir, sesuai tujuan pembelajaran dan isi
kurikulum, tanpa mempermalukannya.
d) Guru menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat
menumbuhkan kerja sama yang baik antarpeserta didik.
e) Guru mendengarkan dan memberikan perhatian terhadap
semua jawaban peserta didik baik yang benar maupun yang
dianggap salah untuk mengukur tingkat pemahaman peserta
didik.
f) Guru memberikan perhatian terhadap pertanyaan peserta
didik.44
8) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses hasil belajar.
Indikator yang muncul dalam menyelenggarakan penilaian dan
evaluasi proses hasil belajar adalah:
a) Guru menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu seperti
yang tertulis dalam RPP.
b) Guru melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik dan
jenis penilaian, selain penilaian formal yang dilaksanakan
sekolah, dan mengumumkan hasil serta implikasinya
kepada peserta didik, tentang tingkat pemahaman terhadap
materi pembelajaran yang telah dan akan dipelajari.
c) Guru menganalisis hasil penilaian untuk mengidentifikasi
topik/kompetensi dasar yang sulit sehingga diketahui
kekuatan dan kelemahan masing-masing peserta didik
untuk keperluan remedial dan pengayaan.
44
Kementerian Pendidikan Nasional direktorat Jenderal Peningkatan Mutu, Pedoman
Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru(Pk Guru), 2010. H, 49
29
d) Guru memanfaatkan masukan dari peserta didik dan
merefleksikannya untuk meningkatkan pembelajaran
selanjutnya, dan dapat membuktikannya melalui catatan,
jurnal pembelajaran, rancangan pembelajaran, materi
tambahan, dan sebagainya.
e) Guru memanfatkan hasil penilaian sebagai bahan
penyusunan rancangan pembelajaran yang akan dilakukan
selanjutnya.45
9) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran.
Indikator yang muncul dalam memanfaatkan hasil penilaian dan
evaluasi untuk kepentingan pembelajaran adalah:
a) Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk
menentukan ketuntasan belajar.
b) Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk
merancang program remedial dan pengayaan.
c) Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada
pemangku kepentingan.
d) Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi
pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.46
10) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas
pembelajaran.
Indikator yang muncul dalam melakukan tindakan reflektif untuk
peningkatan kualitas pembelajaran adalah:
a) Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
b) Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan
pengembangan pembelajaran dalam mata pelajaran yang
diampu.
c) Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu.47
45
Ibid., 50 46
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, No. 16 Th. 2007 47
Ibid.
30
b. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional telah diamantkan oleh PP No. 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional. Secara lebih spesifik menurut
Permendiknas No. 16/2007, standar kompetensi di jelaskan dalam lima
kompetensi inti. Adalah:48
1) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan
yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
Indikator yang muncul dalam menguasai materi, struktur, konsep,
dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu
adalah:
a) Guru melakukan pemetaan standar kompetensi dan
kompetensi dasar untuk mata pelajaran yang diampunya,
untuk mengidentifikasi materi pembelajaran yang dianggap
sulit, melakukan perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran, dan memperkirakan alokasi waktu yang
diperlukan.
b) Guru menyertakan informasi yang tepat dan mutakhir di
dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
c) Guru menyusun materi, perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran yang berisi informasi yang tepat, mutakhir,
dan yang membantu peserta didik untuk memahami konsep
materi pembelajaran.49
2) Menguasai standar kompetensi, dan kompetensi dasar mata
pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu.
Indikator yang muncul dalam menguasai standar kompetensi, dan
kompetensi dasar mata pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu
adalah:
a) Memahami standar kompetensi mata pelajaran yang
diampu.
b) Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
48
Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru. (Jakarta: Indeks, 2011), h. 43 49
Kementerian Pendidikan Nasional direktorat Jenderal Peningkatan Mutu, Pedoman
Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru(Pk Guru), 2010. h. 56
31
c) Memahami tujuan pembelajaran yang diampu.50
3) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara
kreatif.
Indikator yang muncul dalam mengembangkan materi
pembelajaran yang diampu secara kreatif adalah:
a) Memilih materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan
tingkat perkembangan peserta didik.
b) Mengolah materi pelajaran yang diampu secara kreatif
sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.51
4) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif.
Indikator yang muncul dalam mengembangkan keprofesionalan
secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif adalah:
a) Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus
menerus.
b) Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan
keprofesionalan.
c) Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan
keprofesionalan.
d) Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai
sumber.52
5) Memanfaatkan tekhnologi informasi dan komunikasi untuk
berkomunikasi dan mengembangkan diri.
Indikator yang muncul dalam memanfaatkan tekhnologi informasi
dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri adalah:
a) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam
berkomunikasi.
b) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
pengembangan diri.53
50
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, No. 16 Th. 2007 51
Ibid. 52
Ibid. 53
Ibid.
32
c. Kompetensi Kepribadian
Tugas seorang guru bukan hanya memberikan ilmu bagi siswanya,
tetapi juga menjadi teladan dan contoh moral yang ada di masyarakat.
Selain itu menjadi seorang guru haruslah memiliki kepribadian yang jujur,
berprilaku baik sehingga menjadi teladan bagi para murid-muridnya.
Menurut Permendiknas No 16/2007, kemampuan dalam standar
kompetensi kepribadian mencakup lima kompetesni utama yakni:54
1) Bertindak sesuai norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan
nasional Indonesia.
Indikator yang muncul dalam bertindak sesuai norma agama,
hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia adalah:
a) Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan
yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan gender.
b) Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum
dan sosial yang berlaku dalam masyarakat, dan kebudayaan
nasional Indonesia yang beragam.55
2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia,
dan teladan bagi pesertaa didik dan masyarakat.
Indikator yang muncul dalam menampilkan diri sebagai pribadi
yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi pesertaa didik dan
masyarakat adalah:
a) Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi.
b) Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak
mulia.
c) Berperilaku yang dapat diteladan oleh peserta didik dan
anggota masyarakat di sekitarnya.56
3) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa,
arif, dan wibawa.
Indikator yang muncul dalam menampilkan diri sebagai pribadi
yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan wibawa adalah:
a) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil.
54
Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru. (Jakarta: Indeks, 2011), h. 51 55
Republik Indonesia, op. cit., No. 16 Th. 2007 56
Ibid.
33
b) Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan
berwibawa.57
4) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa
bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.
Indikator yang muncul dalam menunjukkan etos kerja, tanggung
jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri adalah:
a) Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi.
b) Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri.
c) Bekerja mandiri secara profesional.58
5) menjungjung tinggi kode etik profesi guru.
Indikator yang muncul dalam menjungjung tinggi kode etik profesi
guru adalah:
a) Memahami kode etik profesi guru.
b) Menerapkan kode etik profesi guru.
c) Berperilaku sesuai dengan kode etik profesi guru.59
d. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan yang harus dimiliki
oleh seorang guru untuk berkomunikasi dengan baik dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali dari peserta didik,
dan masyarakat sekitar.
Menurut Permendiknas No 16/2007, kemampuan dalam standar
kommpetensi sosial mencakup empat kompetensi utama adalah:60
1) Bersikap inklusif dan bertindak objektif serta tidak
diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras,
kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial.
Indikator yang muncul dalam bersikap inklusif dan bertindak
objektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin,
agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial adalah:
57
Ibid. 58
Ibid. 59
Ibid. 60
Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru. (Jakarta: Indeks, 2011), h. 61
34
a) Bersikap inklusif dan objektif terhadap peserta didik, teman
sejawat dan lingkungan sekitar dalam melaksanakan
pembelajaran.
b) Tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, teman
sejawat, orang tua peserta didik dan lingkungan sekolah
karena perbedaan agama, suku, jenis kelamin, latar
belakang keluarga, dan status sosial-ekonomi.61
2) Berkomunikasi secara effektif, empatik, dan santun degan
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan
masyarakat.
Indikator yang muncul dalam berkomunikasi secara effektif,
empatik, dan santun degan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang
tua, dan masyarakat adalah:
a) Berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas
ilmiah lainnya secara santun, empatik dan efektif.
b) Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan
masyarakat secara santun, empatik, dan efektif tentang
program pembelajaran dan kemajuan peserta didik.
c) Mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat
dalam program pembelajaran dan dalam mengatasi
kesulitan belajar peserta didik.62
3) Beradaptasi di tempat tugas di seluruh wilayah republik
Indonesia yang memiliki keragaman sosial dan buadaya.
Indikator yang muncul dalam beradaptasi di tempat tugas di
seluruh Indonesia yang memiliki keragaman sosial dan buadaya adalah:
a) Beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam
rangka meningkatkan efektivitas sebagai pendidik.
b) Melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja
untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas
pendidikan di daerah yang bersangkutan.63
4) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi
lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
61
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, No. 16 Th. 2007 62
Ibid. 63
Ibid.
35
Indikator yang muncul dalam berkomunikasi dengan komunitas
profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain
adalah:
a) Berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah, dan
komunitas ilmiah lainnya melalui berbagai media dalam
rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.
b) Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran
kepada komunitas profesi sendiri secara lisan dan tulisan
maupun bentuk lain.64
3. Ciri-Ciri Guru Profesional
Seorang guru yang telah memiliki sertikat menandakan bahwa dia
adalah seorang yang profesional dan akan di tuntut tentang
keprofesionalannya tersebut. Profesionalisme guru sangatlah strategis,
karena posisi tersebut akan membawa pendidikan kearah yang profesional
juga.
Menurut Rochman Natawidjaja mengemukakan beberapa kriteria
sebagai ciri suatu profesi, yaitu:
1) Ada standar untuk kerja yang baku dan jelas.
2) Ada lembaga pendidikan khusus yang menghasilkan
pelakunya dengan program dan jenjang pendidikan yang
baku serta memiliki standar akademik yang memadai dan
yang bertanggung jawab tentang pengembangan ilmu
pengetahuan yang melandasi profesi itu.
3) Ada organisasi (lembaga pendidikan) yang mewadahi para
pelakunnya untuk mempertahankan dan memperjuangkan
eksistensi dan kesejahteraannya.
4) Ada etika dan kode etik yang mengatur perilaku para
pelakunya.
5) Ada sistem imbalan terhadap jasa layanannya yang adil dan
baku.
6) Ada pengakuan masyarakat terhadap pekerjaan itu sebagai
suatu profesi.65
64
ibid 65
Syafruddin Nurdin dan BAsyiruddiin Usman, Guru Profesional dan Implementasi
Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 17-18
36
Guru profesional adalah guru yang memiliki keahlian, keterampilan
dan tanggung jawab. Sedangkan H.A.R Tilaar menggagaskan profil guru
profesional abad 21 sebagai berikut:66
a. Memiliki kepribadian yang matang dan berkembang
sebagaimana dirumuskan. Ini menjelaskan bahwa guru
profesional adalah pribadi-pribadi yang unggul.
b. Menguasai ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang kuat.
c. Menguasai keterampilan untuk membangkitkan minat dan
potensi peserta didik.
d. Pengembangan profesi yang berkesinambungan profesi guru
adalah profesi pendidik.
Tuntutan terhadap guru yang profesional merupakan respon dari
lingkungan sosial masyarakat yang ingin adanya peningkatan kualitas
dalam pelayanan dunia pendidikan.
Arifin mengungkapkan guru Indonesia yang profesional
dipersyaratkan mempunyai:
a. Dasar ilmu yang kuat sebagai pengejawantahan terhadap
masyarakat tekhnologi dan masyarakat ilmu pengetahuan di
abad 21.
b. Penguasaan kiat-kiat profesi berdasarkan riset dan praksis
pendidikan yaitu ilmu pendidikan sebagai ilmu praksis bukan
hanya merupakan konsep-konsep belaka. Pendidikan merupakan
proses yang terjadi di lapangan dan bersifat ilmiah, serta riset
pendidikan hendaknya diarahkan pada praksis pendidikan
masyarakat Indonesia.
c. Pengembangan kemampuan profesional yang
berkesinambungan.67
Guru yang profesional selain menjadi pendidik, mereka juga akan
menjadi panutan masyarakat di sekelilingnya. Masyarakat akan menilai
kepribadian guru tersebut sehari-hari.
Guru profesional juga di tuntut harus mampu berperan sebagai
manajer yang baik, dimana guru dapat melangsungkan seluruh tahap-tahap
pembelajaran sehingga tujuan dari pembelajaran tersebut dapat tercapai.
66
Edi Hendri, “Guru berkualitas: Professional dan Cerdas Emosi,” jurnal saung guru
UPI Bandung vol I No, 2, Bandung, 2010, h, 3 67
Mustofa, “Upaya Pengembangan Profesionalisme Guru di Indonesia,” jurnal Ekonomi
dan Pendidikan, vol 4 No, 1, Yogyakarta, 2007, h, 78
37
Dari berbagai pengertian tentang ciri-ciri guru profesional diatas,
dapat kita tarik kesimpulan bahwa guru profesional adalah guru yang
mempunyai pribadi yang baik, pengetahuan yang luas sehingga dapat
menjalankan tiugas dan kewajibannya dengan baik serta mampu
mengembangkan keprofesionalannya secara berkesinambungan.
4. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial
Pada kenyataannya perkembangan hidup seseorang dimulai saat
lahir sampai menjadi dewasa tidak dapat terlepas dari masyarakat.
Kehidupan sosial manusia di masyarakat meliputi aspek-aspek hubungan
sosial, ekonomi, psikologi, budaya, sejarah, geografi, dan politik.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata
pelajaran yang di mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga perguruan tinggi.
Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan
kehidupan global yang akan selalu mengalami perubahan.
Menurut Numan Soemantri Ilmu Pengetahuan Sosial adalah
penyederhanaan dari displin-disiplin ilmu sosial dan humaniora, serta
kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah
dan pedagogis atau psikologis untuk tujuan pendidikan umum.68
Pendidikan IPS merupakan padanan dari social studies dalam
konteks kurikulum di amerika serikat. Istilah tersebut pertama kali di
gunakan di AS pada tahun 1913 mengadopsi nama lembaga social studies
yang mengembangkan kurikulum di AS.69
Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS menggunakan tiga
dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan
manusia secara keseluruhan. Ketiga dimensi tersebut disajikan dalam
bentuk tabel.
68
Isti Dwi Iriani, “penerapan Metode Pembelajaran Snowball drilling Untuk
Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa IPS,” Skripsi FIS Universitas Negeri Yogyakarta, 2012, h.
13 69
Trianto,”model pembelajaran terpadu konsep, strategi dan kompetensi lainnya dalam
kurikulum KTSP,”Jakarta; bumi aksara, 2012, h. 172
38
Tabel 2.3
Dimensi IPS Dalam Kehidupan Manusia70
Dimensi dalam
kehidupan manusia Ruang Waktu Nilai/Norma
Area dan Subtansi
Pembelajaran
Alam sebagai
tempat dan
penyedia
potensi sumber
daya
Alam dan kehidupan
yang selalu
berproses, masa lalu,
saat ini, dan yang
akan datang
Kaidah atau aturan yang
menjadi perekat dan
penjamin keharmonisan
kehidupan manusia dan
alam
Contoh kompetensi
dasar yang
dikembangkan
Adaptasi
spasial dan
eksploratif
Berfikir kronologis,
prospektif,
antisipatif
Konsisten dengan aturan
yang disepakati dan
kaidah alamiah masing-
masing disiplin ilmu
Alternatif
penyajian dalam
mata pelajaran
Goegrafi Sejarah Ekonomi, sosiologi, dan
antropologi
Jadi dapat ditarik kesimpulan Ilmu pengetahuan Sosial adalah
sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang
berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya.
B. Penelitian Yang Relevan
No Judul Penelitian Hasil Penelitian
1 Perbedaan Profesionalitas Guru
Teknik Elektronika Yang Lulus
Portofolio Dan Pendidikan Dan
Latihan Profesi Guru (PLPG)
Berdasarkan Penguasaan
Kompetensi Pedagogik Di Smk Se-
Kabupaten Sleman Dan Kota
Yogyakarta (oleh Ikasari
Surahman) Jurnal pada Elektronik
Pendidikan Teknik Elektronika
Universitas Negri Yogyakarta
Hasil penelitian menunjukan (1)
profesionalitas guru teknik elektronika
lulus portofolio sebesar 100% dalam
kategori profesional; (2)
profesionalitas guru teknik elektronika
lulus PLPG sebesar 60% dalam
kategori profesional; (3) tidak ada
perbedaan profesionalitas guru teknik
elektronika yang lulus portofolio dan
yang lulus PLPG berdasarkan
penguasaan kompetensi pedagogik di
70
Ibid., h. 176
39
SMK se-Kabupaten Sleman dan Kota
Yogyakarta.71
2 Pelaksanaan PLPG Sebagai
Wahana Pengembangandan Audit
Kompetensi Dalam Sertifikasi Guru
bidang Kejuruan (oleh Gufran,dkk)
Jurnal pada Universitas Negeri
Malang
Hasil penelitian menunjukan relevansi
kurikulum, kualitas instruktur, sarana
dan prasarana pendukung, penentuan
rombongan belajar, proses KBM, dan
sistem evaluasi pelaksanaan PLPG
pada kategori baik, sedangkan media
pembelajaran pada kategori kurang.72
3 Hubungan Sistem Pembinaan
Profesional Guru dengan Kinerja
Guru SD", (oleh H. Mohamad
Nanang Rofi'u).
Tesis Pada Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia
Bandung
Hasil penelitian menunjukkan
pengaruh signifikan antara seluruh
komponen sistem pembinaan
profesional guru terhadap kinerja guru
SD di Kecamatan Banjaran Kabupaten
Bandung dengan kontribusi pengaruh
sebesar 15,1%.73
4 Evaluasi Pendidikan dan Latihan
Profesi Guru (PLPG) dalam
meningkatkan kompetensi dan
kinerja guru sertifikasi Di SMK Piri
1 Yogyakarta. (Oleh Jumanto)
Tesis pada Universitas
Hasil penelitian menunjukan (1) PLPG
mampu meningkatkan kompetensi
seorang guru baik kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial maupun
profesional, (2) masih ditemui
beberapa kendala dalam mengikuti
71
Ikasari Surahman, “Perbedaan Profesionalitas Guru Teknik Elektronika Yang Lulus
Portofolio Dan Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (PLPG),” Jurnal Elektronika Pendidikan
teknik elektronika Universitas Negeri Yogyakarta, 2013, h. vii
72
Gufran, dkk., “pelaksanaan PLPG Sebagai Wahana Pengembangan dan Audit
Kompetensi Dalam Sertifikasi Guru Bidang Kejuruan,” jurnal Ekonomi dan Pendidikan, vol 34
No, 2, Yogyakarta, 2011, h, 125 73
Rofi’u, “hubungan Sistem Pembinaan Profesional Guru dengan Kinerja Guru SD di
Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung,” tesis pada Sekolah Pasca Sarjana UPI Bandung,
Bandung, 2003, h. xi
40
Muhammadiyah Yogyakarta. PLPG, antara lain : perbedaan latar
belakang pendidikan dan
permasalahan yang dihadapai oleh
peserta PLPG.74
5 Pengaruh Pendidikan Dan Latihan
Profesi Guru (PLPG) Terhadap
Kemampuan Profesional Guru
(SMA Muhammadiyah 3 Jember,
SMK Kartini Jember Dan SMK
Trunojoyo Jember, Oleh Fifin
Alfiani Rosita
Skripsi pada Pendidikan Ekonomi
Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Kependidikan Universitas Jember.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
mempunyai pengaruh yang tinggi
terhadap kemampuan profesional guru
di lingkungan SMA Muhammadiyah 3
Jember, SMK Kartini Jember dan
SMK Trunojoyo Jember Tahun
2011.75
6 Pengaruh PLPG Terhadap
Peningkatan Profesionalisme Guru
Pkn Di Kota Bandung (Oleh Hani
Nurul Lathifah)
Skripsi pada Jurusan Ilmu
Kewarganegaraan Fakultas Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas
Pendidikan Indonesia
Kesimpulan dari penelitian ini adalah
PLPG berpengaruh signifikan terhadap
peningkatan profesionalisme guru,
akan tetapi secara per kompetensi
seperti kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial dan profesional
tidak berpengaruh signifikan.76
74
Jumanto, “Evaluasi Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) dalam
meningkatkan kompetensi dan kinerja guru sertifikasi,” tesis pada Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta, Yogyakarta, 2013, h. vii 75
Fifin Alfiani Rosita, “Pengaruh Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (PLPG)
Terhadap Kemampuan Profesional Guru,” Skripsi pada Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan
Dan Ilmu Kependidikan Universitas Jember, Jember, 2011, h. 8 76
Hani Nurul Lathifah, “Pengaruh PLPG Terhadap Peningkatan Profesionalisme Guru
Pkn Di Kota Bandung,” Skripsi pada Jurusan Ilmu Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Pengetahuan
Sosial UPI, Bandung, 2013, h. abstrak
41
C. Kerangka Berfikir
Sistem pendidikan membutuhkan sumber daya yang bekualitas
agar mampu mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Kinerja guru
merupakan kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran,
melaksanakan proses pembelajaran, serta menilai dan evaluasi hasil
pembelajaran.
Pemerintah Indonesia membuat program pengembangan
kompetensi guru dengan melakukan program sertifikasi. Dengan adanya
program tersebut guru diharapkan dapat semakin mengembangkan dan
meningkatkan kinerjanya dalam posisi sebagai seorang guru profesional
sehingga tujuan pendidikan nasional dapat terwujud dengan baik dan
posisi sebagai seorang guru akan lebih dihargai.
Program PLPG adalah salah satu program pelatihan yang dapat
menambah tingkat kompetensi guru. Selain itu PLPG juga menyiapkan
tenaga pendidik untuk memperoleh sertifikasi dan kenaikan pangkat ke
jabatan yang lebih baik.
Pendidikan dan latihan profesi guru memberikan peserta berbagai
pengembangan kompetensi yang harus dimiliki. Kompetensi yang akan di
kembangkan adalah kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik,
kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Sehingga guru akan
mampu memberikan pelayanan pendidikan dan semakin dihargai dimasa
yang akan datang.
Dengan Program PLPG yang diikuti tenaga pendidik, tenaga
pendidik akan mengetahui tugas dan tanggung jawabnya, sehingga ia akan
berusaha memberikan pelayanan yang maksimal dan menghasilkan guru
yang profesional.
42
Tabel 2.4
Kerangka Berfikir
Guru
Kompetensi
Profesional
Kompetensi
Kepribadian
Kompetensi
Pedagogis
Profesionalisme
Kompetensi
Pendidikan Dan Latihan Profesi
Guru
Kompetensi
Sosial
Guru Profesional
43
D. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan/pernyataan sementara yang diungkapkan yang
akan menjadi jawaban dari sebuah permasalahan yang akan diteliti.
Berdasarkan kerangka berfikir diatas maka dapat diambil kesimpulan
untuk dijadikan hopotesis adalah sebagai berikut:
Terjadi pengaruh yang positif antara Pendidikan dan Pelatihan Profesi
Guru dengan Profesionalisme Guru IPS.
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara pendidikan dan latihan profesi
guru dengan profesionalisme guru IPS.
Ha : Terdapat pengaruh antara pendidikan dan latihan Profesi guru
dengan profesionalisme guru IPS.
9
BAB III
METODOLOGI PENILITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat yang di jadikan tempat penelitian adalah SMP Se-
Kecamatan Sawangan Depok Jawa Barat. Objek penelitiannya adalah guru
IPS SMP Se-Kecamatan Sawangan Depok Jawa Barat.
Waktu penelitian yang dibutuhkan untuk mendapatkan data yang
diperlukan untuk penelitian, maka penelitian di laksanakan pada bulan
Oktober sampai Maret 2014/2015.
No Nama
Kegiatan
Bulan
Oktober November Januari Maret
1 Penyusunan
Proposal x x
2 Observasi x x
3 Pengumpulan
Data x x
4 Pengolahan
Data x x x
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah metode
Kuantitatif deskriptif, dimana metode penelitian ini menggambarkan dan
menjelaskan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta
dan data pada saat sekarang.
Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan
untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena
alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa
bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan
perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya1
1 Nana Syaodih Sukmadinata,”Landasan Psikologi Proses Pendidikan”, cet-4, (Bandung:
Remaja Rosda Karya, 2007) h.3
10
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah generalisasi yang teridi atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.2
Dalam penelitian skripsi ini populasi yang diambil adalah Guru
SMP Bidang Studi IPS Se-Kecamatan Sawangan Depok Jawa Barat.
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut.3
Penetapan ukuran sampel dari populasi menggunakan sampling
jenuh. Sampling jenuh adalah tekhnik pengumpulan sampel bila semua
anggota populasi dikenakan sebagai sample. Hal ini dikarenakan
populasinya kecil dan kurang dari 30 orang.4
D. Tekhnik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data perlu dilakukan dengan tujuan agar
peneliti mendapatkan data–data yang valid dalam penelitian. Peneliti
menggunakan metode sebagai berikut:
1. Survei/Angket
Metode angket atau kuesioner yaitu tekhnik pengumpulan data
yangd dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.5
Tehnik ini untuk memperoleh data dari guru seputar pengaruh
Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru dalam menunjang profesionalisme
guru IPS.
2 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &
D), (Bandung: ALfabeta, 2011), h.80 3 Ibid., h, 81
4 Ibid., h, 85
5 Ibid., h, 142
11
2. Studi Dokumentasi
Peneliti menggunakan metode dokumentasi yaitu dengan cara
pengumpulan data dan mencari dokumen- dokumen yang terkait dengan
penelitian. Dokumen dalam penelitian ini bisa berupa daftar anggota, dan
dokumen lainnya yang dapat membantu mempercepat proses penelitian.
E. Instrumen Penelitian
1. Definisi Konseptual
Pengaruh Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) dalam
menunjang profesionalisme guru dapat di simpulkan tercapainya sebuah
tujuan profesi guru dalam meningkatkan pengetahuan, kompetensi,
keterampilan, dan tangguung jawab guru dalam organisaninya.
Profesionalisme guru merujuk kepada kemampuan guru untuk
melaksanakan rencana pembelajaran, menguasai materi, struktur, konsep
dan pola pikir keilmuan studi yang di ampu.
2. Definisi Operasional
a. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
Pengaruh Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) bisa
diukur dengan meningkatnya kompetensi, wawasan, pengetahuan,
dan pengalaman yang baru dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar (KBM), membantu guru dalam menerapkan strategi-
strategi pembelajaran sehingga menghasilkan peserta didik yang
mampu bersaing.
Indikatornya adalah sebagai berikut:
a) Mendapatkan wawasan tentang profesionalisme guru.
b) Mendapatkan wawasan tentang konsep keilmuan IPS
c) Mendapatkan wawasan tentang model-model pembelajaran
yang relevan dengan materi IPS.
d) Mendapatkan wawasan tentang media pembelajaran yang
relevan.
12
e) Mendapatkan wawasan tentang Penelitian Tindakan Kelas/
Karya Tulis Ilmiah.
f) Mendapatkan wawasan tentang perangkat pembelajaran.
g) Membuat RPP dengan baik dan benar dengan sesuai
ketentuan.
h) Membuat proposal PTK.
i) Praktek Mengajar/Peer Teaching
b. Profesionalisme Guru IPS
profesionalisme dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah
mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi
atau orang yang profesional.6
Indikatornya antara lain:
a. Memiliki kompetensi pedagogik.
b. Memiliki kompetensi professional.
c. Memiliki kompetensi kepribadian.
d. Memiliki kompetensi sosial.
3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono, instrument penelitian adalah suatu alat yang
digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang Diamati.
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner.7
Agar pengumpulan data lebih tertuju pada tujuan yang akan
dicapai, maka peneliti membuat kisi-kisi instrument penelitian sebagai
berikut:
6 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. 4, cet-1, (Jakarta: Gramedia Pusta Utama, 2008),
hal. 1104. 7 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &
D), (Bandung: ALfabeta, 2008), h.148
13
Table 3.1
Kisi-Kisi Penilitian Pengaruh PLPG Dalam Menunjang
Profesionalisme Guru IPS
No Variable Dimensi Indikator Soal Item
1
Pendidikan dan
Latihan Profesi
Guru
pokok
Materi
Pembelajaran
1,3,4,
5,6,16
,17,19
,43,50
,54,55
,53
13
Model
Pembelajaran
7,24,2
7,31,3
6
5
Metode
Pengajaran
8,28,3
3,39,4
1
5
Workshop
Membuat RPP
dengan baik dan
benar
2,11,1
3,44,4
6,52
6
Perangkat
Pembelajaran
12,18,
23,26,
30,32,
34,35,
37,38
10
media
pembelajaran
9,25,2
9,40,5
1
5
14
Praktik
Pembelajaran
Pelaksanaan
Pembelajaran
(Peer Teaching)
15,21,
22,42 4
PTK dan
Penulisan Karya
Ilmiah
10,14,
20,45,
47,48,
49,
7
jumlah 55
No Variable Dimensi Indikator Soal Item
2 Profesionalisme
Guru IPS
Kompetensi
Pedagogis
Menguasai
karakteristik peserta
didik
1,4,7,
13,34,
41,42,
19
8
Menguasai teori dan
prinsip pembelajaran
2,43,4
4,45 4
Memanfaatkan
tekhnologi informasi
dan komunikasi
untuk pembelajaran
6,35,4
6,47 4
Menyelenggarakan
penilaian dan
evaluasi proses hasil
belajar
3,30,4
8,49 4
Melakukan tindakan
rekflektif untuk
peningkatan kualitas
5,22,5
0,51 4
15
pembelajaran
Kompetensi
Profesional
Menguasai materi,
struktur, konsep
yang mendukung
mata pelajaran yang
diampu
10,12,
26,28
4
Menguasai standar
kompetensi dan
kompetensi dasar
9,25,3
6 3
Mengembangkan
keprofesionalan
secara berkelanjutan
14,33,
54 3
Mengembangkan
materi pembelajaran
secara kreatif
8,11,1
5,27 4
Kompetensi
Kepribadian
Menampilkan diri
sebagai pribadi yang
jujur dan berakhlak
mulia
16,37,
38 3
Menunjukkan etos
kerja, tanggung
jawab, rasa bangga
menjadi guru, dan
rasa percaya diri
18,52,
39 3
Menjunjung kode
etik keguruan
17,31,
55 3
Kompetensi
Sosial
Bertindak objektif
dan tidak
diskriminatif
24,29,
32 3
16
Berkomunikasi
secara santun dengan
sesama pendidik,
orang tua dan
masyarakat
20,
21,56,
58
4
Berkomunikasi
dengan komunitas
profesi sendiri dan
profesi lain secara
lisan atau bentuk lain
23,40
57,53 4
Jumlah 58
F. Tekhnik Pengolahan dan Analisis Data
Analisis data digunakan untuk menguraikan keterangan atau data
yang diperoleh agar data tersebut dapat di mengerti dan di pahami. Dari
jawaban yang telah diberikan oleh responden, kemudian akan di satukan
secara sistematis.
Tahap-tahap penelitian ini adalah:
1. Tahap Pra-Lapangan
Kegiatan ini meliputi rancangan penelitian, memilih tempat
penelitian, mengurus izin, menilai keadaan lapangan, memilih informan,
dan menyiapkan perlengkapan penelitian.
2. Tahap Editing dan Skoring
Data yang didapatkan dari angket diolah melalui tahap ini. Editing
merupakan salah satu cara untuk menilai kembali hasil-hasil penelitian
yang didapatkan dilapangan yang kemudian diolah dan harus diteliti dan
dianalisa dan kemudian memberikan skor terhadap pertanyaan yang
terdapat di angket penelitian.
17
Angket penelitian ini menggunakan skala likert. Skala likert ini
mengukur opini atau persepsi responden berdasarkan tingkat
persetujuan atau ketidaksetujuan.8
Table 3.2
Skor Jawaban Angket
Positif (+) Negatif (-)
Jawaban Skor Jawaban Skor
Sangat Setuju 5 Sangat Setuju 1
Setuju 4 Setuju 2
Ragu-ragu 3 Ragu-ragu 3
Tiak Setuju 2 Tiak Setuju 4
Sangat Tidak Setuju 1 Sangat Tidak Setuju 5
3. Tahap Analisis Data
Pada kegiatan menganalisa dan pengolahan data penelitian secara
keseluruhan tentang Pengaruh PLPG dalam menunjang profesionalisme
guru IPS.
Data yang di dapatkan dari angket dianalisa secara kuantitatif.
Untuk menganalisis setiap variabel menggunanakan rumus sebagai
berikut:
F
P = _____________ X 100%
N
Sedangkan untuk mencari hubungan kedua variabel digunakan
tehnik analisa korelasi dengan rumus product moment dengan
menggunakan SPSS 20.
Selanjutnya persentase yang diperoleh kemudian di interpretasikan,
sebagaimana yang dikemukakan oleh Moh. Idochi Anwar sebagai berikut:9
8 Purwanto. dkk, Metode Penelitian Kuantitatif, (Yogyakarta: Gava Media, 2011) hal. 63
9 Rofi’u, “hubungan Sistem Pembinaan Profesional Guru dengan Kinerja Guru SD di
Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung,” tesis pada Sekolah Pasca Sarjana UPI Bandung,
Bandung, 2003, h. 103
18
Tabel 3.3
Nilai Proporsi Dalam Persen
90% - 100% sangat tinggi
80% - 89% tinggi
70% - 79% cukup
60% - 69% Sedang
50% - 59% sangat rendah
40% - ke bawah rendah sekali
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
a. Deskripsi Kota Depok
Kota Depok adalah sebuah kota Provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Kota ini terletak tepat di selatan Jakarta, yakni antara Jakarta-Bogor.
Depok dahulu adalah Kota Kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bogor,
yang kemudian mendapat status Kota Administratif pada tahun 1982.
Sejak 20 April 1999, Depok ditetapkan menjadi Kotamadya (sekarang:
kota) yang terpisah dari Kabupaten Bogor. Kota Depok terdiri atas 11
kecamatan, yang dibagi menjadi 63 kelurahan.
Secara geografis Kota Depok terletak pada koordinat 6o 19’ 00” –
6o 28’ 00” Lintang Selatan dan 106
o 43’ 00” – 106
o 55’ 30” Bujur Timur.
Secara geografis, Kota Depok berbatasan langsung dengan Kota Jakarta
atau berada dalam lingkungan wilayah Jabotabek.1
Bentang alam Kota Depok dari Selatan ke Utara merupakan daerah
dataran rendah – perbukitan bergelombang lemah, dengan elevasi antara
50 – 140 meter diatas permukaan laut dan kemiringan lerengnya kurang
dari 15%. Kota Depok sebagai wilayah termuda di Jawa Barat,
mempunyai luas wilayah sekitar 200,29 km2.2
Pemekaran Kecamatan di Kota Depok dari 6 (enam) menjadi 11
(sebelas) kecamatan merupakan implementasi dari Perda Kota Depok
Nomor 08 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kecamatan di Kota Depok,
yang diharapkan akan berdampak positif bagi masyarakat.
1 http://jabarprov.go.id/index.php/pages/id/1063
2 http://www.depok.go.id/profil-kota/geografi
55
Di samping itu, dengan pemekaran ini menjadikan setiap
kecamatan hanya akan membawahi empat hingga tujuh kelurahan saja, di
mana sebelumnya 6 hingga 14 Kelurahan, diharapkan camat dapat lebih
intensif untuk berkoordinasi dengan para Lurah dan aparaturnya sehingga
dapat memperkokoh fungsinya dalam mensukseskan program-program
yang digulirkan Pemkot melalui berbagai OPD.
Adapun selengkapnya nama-nama kecamatan dan kelurahan hasil
pemekaran berdasarkan Peraturan Daerah yang disahkan oleh DPRD Kota
Depok, sebagai berikut:3
1) Kecamatan Beji meliputi wilayah kerja: Kelurahan Beji,
Kelurahan Beji Timur, Kelurahan Kemiri Muka, Kelurahan
Pondok Cina, Kelurahan Kukusan, dan Kelurahan Tanah Baru.
2) Kecamatan Pancoran Mas meliputi wilayah kerja: Kelurahan
Pancoran Mas, Kelurahan Depok, Kelurahan Depok Jaya,
Kelurahan Rangkapan Jaya, Kelurahan Rangkap Jaya Baru, dan
Kelurahan Mampang.
3) Kecamatan Cipayung meliputi wilayah kerja: Kelurahan
Cipayung, Kelurahan Cipayung Jaya, Kelurahan Ratu Jaya,
Kelurahan Bojong Pondok Terong, dan Kelurahan Pondok Jaya.
4) Kecamatan Sukmajaya meliputi wilayah kerja: Kelurahan
Sukmajaya, Kelurahan Mekarjaya, Kelurahan Baktijaya,
Kelurahan Abadijaya, Kelurahan Tirtajaya, dan Kelurahan
Cisalak.
5) Kecamatan Cilodong meliputi wilayah kerja: Kelurahan
Sukamaju, Kelurahan Cilodong, Kelurahan Kalibaru, Kelurahan
Kalimulya, dan Kelurahan Jatimulya.
6) Kecamatan Limo meliputi wilayah kerja: Kelurahan Limo,
Kelurahan Meruyung, Kelurahan Grogol, dan Kelurahan
Krukut.
3 Peraturan Daerah Kota Depok, “Nomor 08 Tahun 2007 Tentang Pembentukan
Kecamatan Di Kota Depok”
56
7) Kecamatan Cinere meliputi wilayah kerja: Kerurahan Cinere,
Kelurahan Gandul, Kelurahan Pangkal Jati Lama, dan
Kelurahan Pangkal Jati Baru.
8) Kecamatan Cimanggis meliputi wilayah kerja: Kelurahan
Cisalak Pasar, Kelurahan Mekarsari, Kelurahan Tugu,
Kelurahan Pasir Gunung Selatan, Kelurahan Harjamukti, dan
Kelurahan Curug.
9) Kecamatan Tapos meliputi wilayah kerja: Kelurahan Tapos,
Kelurahan Leuwinanggung, Kelurahan Sukatani, Kelurahan
Sukamaju Baru, Kelurahan Jatijajar, Kelurahan Cilangkap, dan
Kelurahan Cimpaeun.
10) Kecamatan Sawangan meliputi wilayah kerja: Kelurahan
Sawangan, Kelurahan Kedaung, Kelurahan Cinangka,
Kelurahan Sawangan Baru, Kelurahan Bedahan, Kelurahan
Pengasinan, dan Kelurahan Pasir Putih.
11) Kecamatan Bojongsari meliputi wilayah kerja: Kelurahan
Bojongsari, Kelurahan Bojongsari Baru, Kelurahan Serua,
Kelurahan Pondok Petir, Kelurahan Curug, Kelurahan Duren
Mekar, dan Kelurahan Duren Seribu..
b. Deskripsi Kecamatan Sawangan
Kecamatan Sawangan merupakan Kecamatan yang berada di
bawah Pemerintah Kota Depok yang merupakan bagian dari Provinsi
Jawa Barat. Kecamatan Sawangan memiliki 7 kelurahan, yaitu:
1) Kelurahan Sawangan
2) Kelurahan Sawangan Baru
3) Kelurahan Pengasinan
4) Kelurahan Cinangka
5) Kelurahan Pasir Putih
6) Kelurahan Kedaung
7) Kelurahan Bedahan
57
Luas Wilayah Kecamatan Sawangan mencapai 4.671,20 KM2 dan
luas area sekitar 2.928,93 Ha. Dengan ketinggian wilayah dari permukaan
laut berkisar 50 s/d 60 m, dengan permukaan tanah yang relatif datar dan
tidak berbukit-bukit. Pola penggunaan tanah secara garis besar terdiri
dari:4
1) Perumahan : 695 Ha (23,73 %)
2) Industri : -
3) Pekarangan : 1.165 Ha (39,78 %)
4) Sawah : 211 Ha (7,20 %)
5) Ladang : 92.5 Ha (3,16 %)
6) Kuburan : 37 Ha (1,26 %)
7) Lain-lainnya : 728,43 Ha (24,87 %)
Kecamatan Sawangan terletak disebelah Barat Kota Depok, dengan
batas-batas wilayah :
1) Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kota Tangerang Selatan,
Banten dan Kecamatan Limo.
2) Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Bogor.
3) Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Bojongsari
4) Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Limo dan
Kecamatan Pancoran Mas.
4 http://sawangan.depok.go.id diak e 30 uni 2015 . jam, 19:30
58
c. Profil SMP Se-Kecamatan Sawangan
Kecamatan Sawangan Depok Jawa Barat mempunyai 17 Sekolah
Menengah Pertama yang terdiri dari 1 SMP Negri dan 16 SMP Swasta.
Dimana SMP Negri 10 menjadi rayon untuk SMP yang ada di Kecamatan
Sawangan Depok Jawa Barat.
Untuk mengetahui mengenai efektivitas PLPG dalam menunjang
profesionalisme guru IPS Se- Kecamatan Sawangan Depok Jawa Barat
penulis telah melakukan penyebaran angket kepada 27 responden yang
diketahui pada saat observasi.
Dalam penelitian ini terdapat dua variable yaitu pendidikan dan
pelatihan profesi guru sebagai variabel X dan profesionalisme guru IPS
sebagai variabel Y.
Tabel 4.1
Data Sekolah Menengah Pertama
Se-Kecamatan Sawangan5
No.
NAMA SATUAN
PENDIDIKAN
ALAMAT STATUS
JUMLAH
GURU IPS
PLPG
1 SMP Al Ihsan Jl. Bungsan No. 51 Rt 005/03 SWASTA 1
2 SMP Al-Araf Indonesia Jl. H. Sulaiman No. 72 SWASTA 0
3 SMP Bina Insan Cendikia Jl. H. Sulaeman No. 10 Bedahan SWASTA 1
4 SMP Bina Mulia Pasir Putih SWASTA 1
5 SMP Islam Al Maarif Jalan Pahlawan No.5 SWASTA 0
6 SMP Islam Ar Rihlah Kel. Duren Serebu Rt. 03/01 SWASTA 1
7 SMP Islam Darul Quran Jl. Masjid Syamsul Iman Rt. 01/04 SWASTA 1
8 SMP Islam Hidayatul Ihsan Jl. Kemang No. 5 SWASTA 1
9 SMP Islamiyah Sawangan Jl. Raya Muhtar No. 136 Sawangan SWASTA 3
10 SMP IT Daaarul Rahman Jl. Sawangan Elok No.1 SWASTA 3
11 SMP Madinatul Qur An Jl. Raya Muchtar, Gg.Poncol SWASTA 1
12 SMP Muhammadiyah 19 Jl. Abdul Wahab Sawangan No. 19 SWASTA 2
13 SMP Muhammadiyah 29 Jl. Abdul Wahab No.29 SWASTA 2
14 SMP Negeri 10 Depok Jl. Raya Bedahan Sawangan NEGERI 5
15 SMP Puspita Jl. Panggulan Rt. 02/05 SWASTA 1
16 SMP Yapan Indonesia Jl. Muhtar No 50 SWASTA 3
17 SMPs IT Darus Sholihin Jl.H.Sulaeman SWASTA 1
JUMLAH 27
5 http://dapodik.disdik.jabarprov.go.id diak e 28 anuari 2015 . jam, 21:23
59
1) SMP Al-Ihsan
Nama : SMP Al-Ihsan
NPSN : 20229038
Alamat : Jl. Bungsan No. 51 Rt 005/03
Kode Pos : 16519
Desa/Kelurahan : Bedahan
Kecamatan : Sawangan
Kab.-Kota : Kota Depok
Propinsi : Jawa Barat
Status Sekolah : Swasta
Waktu Penyelenggaraan : Pagi
Jenjang Pendidikan : SMP
Naungan : Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
No. SK. Pendirian : Nomor : 642.2 - 005 u2013
Tanggal SK. Pendirian : 2000-01-25
No. SK. Operasional : 1112/IO2.1/KEP/OT/2001
Tanggal SK. Operasional : 2001-01-05
Akreditasi : B
No. SK. Akreditasi : 02.00/534/BAP-SM/XI/2010
Tanggal SK. Akreditasi : 18-12-2006
No. Sertifikasi ISO : Proses Sertifikasi
Telepon : -
Fax : 0251-8601230
Luas Tanah : 4,115 m2
2) SMP Al-Araf Indonesia
Nama : SMP Al-Araf Indonesia
NPSN : 69787059
Alamat : JL. H.SULAIMAN NO.72
Kode Pos : 16519
60
Desa/Kelurahan : Bedahan
Kecamatan : Sawangan
Kab.-Kota : Kota Depok
Propinsi : Jawa Barat
Status Sekolah : Swasta
Waktu Penyelenggaraan : Pagi
Jenjang Pendidikan : SMP
Naungan : Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
No. SK. Pendirian : 421./2693-pendas/2013
No. SK. Operasional : 421.1/2693-Pendas/2013
Tanggal SK. Operasional : 2013-08-30
No. Sertifikasi ISO : Belum bersertifikat
Telepon : -
Fax : 02129219936
Email : [email protected]
Website : http://www.alarafindonesia.sch.id
Luas Tanah : 1,500 m2
3) SMP Bina Insan Cendikia
Nama : SMP Bina Insan Cendikia
NPSN : 20232519
Alamat : Jl. H. Sulaeman No. 10 Bedahan
Kode Pos : 16519
Desa/Kelurahan : Bedahan
Kecamatan : Sawangan
Kab.-Kota : Kota Depok
Propinsi/Luar : Jawa Bara
Status Sekolah : Swasta
Waktu Penyelenggaraan : Sehari penuh (5 h/m)
Jenjang Pendidikan : SMP
Naungan : Kementerian Pendidikan dan
61
Kebudayaan
No. SK. Pendirian : 421.2/1788-Disdik/2006
Tanggal SK. Pendirian : 2006-07-16
Tanggal SK. Operasional : 1910-01-01
Akreditasi : B
No. SK. Akreditasi : 02.004/441/BAP-SM/XI/2008
Tanggal SK. Akreditasi : 08-09-2014
No. Sertifikasi ISO : Belum bersertifikat
Luas Tanah : 3,500 m2
4) SMP Bina Mulia
Nama : SMP Bina Mulia
NPSN : 20229008
Alamat : Pasir Putih
Kode Pos : 16519
Desa/Kelurahan : Pasir Putih
Kecamatan/Kota : Sawangan
Kab.-Kota : Kota Depok
Propinsi : Jawa Barat
Status Sekolah : Swasta
Waktu Penyelenggaraan : Pagi
Jenjang Pendidikan : SMP
Naungan : Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
No. SK. Pendirian : 421.3/1387a-disdik/2005
Tanggal SK. Pendirian : 2005-06-30
No. SK. Operasional : 421.3/1387A-DISDIK/2005
Tanggal SK. Operasional : 2005-06-30
Akreditasi : B
No. SK. Akreditasi : 02.00/692/BAP-SM/X/2011
Tanggal SK. Akreditasi : 28-10-2011
No. Sertifikasi ISO : Belum bersertifikat
62
Luas Tanah : 784 m2
5) SMP Islam Al Maarif
Nama : SMP Islam Al-Maarif
NPSN : 20229039
Alamat : Jalan Pahlawan No.5
Kode Pos : 16516
Desa/Kelurahan : Cinangka
Kecamatan/Kota : Sawangan
Kab.-Kota : Kota Depok
Propinsi : Jawa Barat
Status Sekolah : Swasta
Waktu Penyelenggaraan : Pagi
Jenjang Pendidikan : SMP
Naungan : Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
No. SK. Pendirian : 020/Y-AM/VIII/1987
Tanggal SK. Pendirian : 1985-09-19
No. SK. Operasional : 108/102/KEP/E/88
Tanggal SK. Operasional : 1988-04-19
Akreditasi : B
No. SK. Akreditasi : 02.00/534/BAP-SM/XI/2010
Tanggal SK. Akreditasi : 13-01-2015
No. Sertifikasi ISO : Belum bersertifikat
Luas Tanah : 1,500 m2
6) SMP Islam Ar-Rihlah
Nama : SMP Islam Ar-Rihlah
NPSN : 20229043
Alamat : Kel.durenseribu Rt.03/01
Kode Pos : 16518
Desa/Kelurahan : Duren Seribu
Kecamatan/Kota : Sawangan
63
Kab.-Kota : Kota Depok
Propinsi : Jawa Barat
Status Sekolah : Swasta
Waktu Penyelenggaraan : Pagi
Jenjang Pendidikan : SMP
Naungan : Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
No. SK. Pendirian : 421.2/2452.DISDIK.2005
Tanggal SK. Pendirian : 2005-12-06
No. SK. Operasional : 421.2/2452.DISDIK.2005
Tanggal SK. Operasional : 2005-12-06
Akreditasi : B
No. SK. Akreditasi : 02.00/692/BAP-SM/X/2011
Tanggal SK. Akreditasi : 28-10-2011
No. Sertifikasi ISO : Proses Sertifikasi
Luas Tanah : 1,650 m2
7) SMP Islam Darul Quran
Nama : SMP Islam Darul Quran
NPSN : 20229018
Alamat : Jl. Masjid Syamsul Iman Rt. 01/04
Kode Pos : 16519
Desa/Kelurahan : Bedahan
Kecamatan : Sawangan
Kab.-Kota : Kota Depok
Propinsi : Jawa Barat
Status Sekolah : Swasta
Waktu Penyelenggaraan : Pagi
Jenjang Pendidikan : SMP
Naungan : Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
No. SK. Pendirian : 421.2/1787-Disdik/2006
64
Tanggal SK. Pendirian : 2006-10-13
No. SK. Operasional : 421.2/1787-DISDIK/2006
Tanggal SK. Operasional : 2010-01-08
Akreditasi : B
No. SK. Akreditasi : 02.00/311/BAP-SM/SK/X/2014
Tanggal SK. Akreditasi : 15-10-2014
No. Sertifikasi ISO : Belum bersertifikat
Luas Tanah : 1,700 m2
8) SMPI Hidayatul Ihsan
Nama : SMPI Hidayatul Ihsan
NPSN : 20229049
Alamat : Jl. Kemang No. 5
Kode Pos : 16519
Desa/Kelurahan : Pasir Putih
Kecamatan/Kota : Sawangan
Kab.-Kota : Kota Depok
Propinsi : Jawa Barat
Status Sekolah : Swasta
Waktu Penyelenggaraan : Pagi
Jenjang Pendidikan : SMP
Naungan : Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
No. SK. Pendirian : 1168.102.KOP.OT.1995
Tanggal SK. Pendirian : 1995-12-04
No. SK. Operasional : 421.3.1146-PENDAS
Tanggal SK. Operasional : 2004-06-16
Akreditasi : B
No. SK. Akreditasi : 02.00/692/BAP-SM/X/2011
Tanggal SK. Akreditasi : 28-10-2011
No. Sertifikasi ISO : Belum bersertifikat
Luas Tanah : 3,000 m2
65
9) SMP Islamiyah Sawangan
Nama : SMP Islamiyah Sawangan
NPSN : 20229058
Alamat : Jl. Raya Muhtar No. 136 Sawangan
Kode Pos : 16511
Desa/Kelurahan : Sawangan
Kecamatan/Kota : Sawangan
Kab.-Kota/Negara (LN) : Kota Depok
Propinsi : Jawa Barat
Status Sekolah : Swasta
Waktu Penyelenggaraan : Kombinasi
Jenjang Pendidikan : SMP
Naungan : Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
No. SK. Pendirian : 036/I02.Kep/E.83
Tanggal SK. Pendirian : 1983-05-17
No. SK. Operasional : 063/102.KEP/E83
Tanggal SK. Operasional : 1983-05-17
Akreditasi : A
No. SK. Akreditasi : 02.00/442/BAP-SM/X/2014
Tanggal SK. Akreditasi : 17-10-2014
No. Sertifikasi ISO : Belum bersertifikat
Luas Tanah : 6,110 m2
10) SMP IT Daarul Rahman
Nama : SMPIT Daarul Rahman
NPSN : 20232520
Alamat : Jl. Sawangan Elok No.1
Kode Pos : 16518
Desa/Kelurahan : Duren Seribu
Kecamatan/Kota : Sawangan
Kab.-Kota/Negara (LN) : Kota Depok
66
Propinsi : Jawa Barat
Status Sekolah : Swasta
Waktu Penyelenggaraan : Kombinasi
Jenjang Pendidikan : SMP
Naungan : Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
No. SK. Pendirian : 023 LPI.DR III XII/06
Tanggal SK. Pendirian : 2006-06-01
Tanggal SK. Operasional : 1910-01-01
Akreditasi : A
No. SK. Akreditasi : 02.00/441/BAP-SM/XI/2008
Tanggal SK. Akreditasi : 25-11-2007
No. Sertifikasi ISO : Belum bersertifikat
Luas Tanah : 7,128 m2
11) SMP Madinatul Qur’an
Nama : SMP Madinatul Qur’an
NPSN : 20229060
Alamat : Jl.Raya Muchtar, Gg.Poncol
Kode Pos : 16511
Desa/Kelurahan : Sawangan Lama
Kecamatan/Kota : Sawangan
Kab.-Kota/Negara (LN) : Kota Depok
Propinsi : Jawa Barat
Status Sekolah : Swasta
Waktu Penyelenggaraan : Kombinasi
Jenjang Pendidikan : SMP
Naungan : Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
No. SK. Pendirian : 421.2/2562.pendas
Tanggal SK. Pendirian : 2004-12-03
No. SK. Operasional : 421.2/1371-DISDIK/2009
67
Tanggal SK. Operasional : 2009-10-19
Akreditasi : B
No. SK. Akreditasi : 02.00/534/BAP.SM/XI/2010
Tanggal SK. Akreditasi : 09-11-2010
No. Sertifikasi ISO : Belum bersertifikat
Luas Tanah : 3,830 m2
12) SMP Muhammadiyah 19
Nama : SMP Muhammadiyah 19
NPSN : 20229074
Alamat : Jl. Abdul Wahab Sawangan No. 19
Kode Pos : 16511
Desa/Kelurahan : Sawangan Lama
Kecamatan/Kota : Sawangan
Kab.-Kota/Negara (LN) : Kota Depok
Propinsi : Jawa Barat
Status Sekolah : Swasta
Waktu Penyelenggaraan : Pagi
Jenjang Pendidikan : SMP
Naungan : Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
No. SK. Pendirian : 330-Ys/Bid.PMU/I/1976
Tanggal SK. Pendirian : 1966-06-11
No. SK. Operasional : 421.2/107-DISDIK/2011
Tanggal SK. Operasional : 2011-12-26
Akreditasi : B
No. SK. Akreditasi : 02.00/534/BAP-SM/XI/2010
Tanggal SK. Akreditasi : 09-11-2010
No. Sertifikasi ISO : Belum bersertifikat
Luas Tanah : 3,000 m2
68
13) SMP Muhammadiyah 29
Nama : SMP Muhammadiyah 29
NPSN : 20229076
Alamat : Jl. Abdul Wahab Sawangan No. 29
Kode Pos : 16511
Desa/Kelurahan : Cinangka
Kecamatan/Kota : Sawangan
Kab.-Kota/Negara (LN) : Kota Depok
Propinsi : Jawa Barat
Status Sekolah : Swasta
Waktu Penyelenggaraan : Pagi
Jenjang Pendidikan : SMP
Naungan : Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
No. SK. Pendirian : 551/I02/Kep/E/86
Tanggal SK. Pendirian : 1986-11-01
No. SK. Operasional : 421.2/1497-DISDIK/2009
Tanggal SK. Operasional : 2009-10-29
Akreditasi : B
No. SK. Akreditasi : 02.00/534/BAP-SM/XI/2010
Tanggal SK. Akreditasi : 09-11-2010
No. Sertifikasi ISO : Belum bersertifikat
Luas Tanah : 4,200 m2
14) SMP Negeri 10 Depok
Nama : SMP Negeri 10 Depok
NPSN : 20229081
Alamat : Jl. Raya Bedahan Sawangan
Kode Pos : 16519
Desa/Kelurahan : Bedahan
Kecamatan : Sawangan
Kab.-Kota : Kota Depok
69
Propinsi : Jawa Barat
Status Sekolah : Negeri
Waktu Penyelenggaraan : Pagi
Jenjang Pendidikan : SMP
Naungan : Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
No. SK. Pendirian : 142/K/PDS/PKT/85
Tanggal SK. Pendirian : 1910-01-01
Tanggal SK. Operasional : 1910-01-01
Akreditasi : A
No. SK. Akreditasi : 02.00/692/BAP-SM/X/2011
Tanggal SK. Akreditasi : 28-10-2011
No. Sertifikasi ISO : Belum bersertifikat
Luas Tanah : 10,400 m2
15) SMP Puspita
Nama : SMP Puspita
NPSN : 20268914
Alamat : Jl. Panggulan Rt. 02/05
Kode Pos : 16518
Desa/Kelurahan : Pengasinan
Kecamatan : Sawangan
Kab.-Kota : Kota Depok
Propinsi : Jawa Barat
Status Sekolah : Swasta
Waktu Penyelenggaraan : Pagi
Jenjang Pendidikan : SMP
Naungan : Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
No. SK. Pendirian : 421.2/147/disdik/2010
Tanggal SK. Pendirian : 2010-03-20
No. SK. Operasional : 421.2/147/DISDIK/2010
70
Tanggal SK. Operasional : 2010-03-20
Akreditasi : B
No. SK. Akreditasi : 02.00/207/BAP-S/M
Tanggal SK. Akreditasi : 02-10-2012
No. Sertifikasi ISO : Belum bersertifikat
Luas Tanah : 2,700 m2
16) SMP Yapan Indonesia
Nama : SMP Yapan Indonesia
NPSN : 20229132
Alamat : Jl. Muhtar No 50
Kode Pos : 16511
Desa/Kelurahan : Sawangan Baru
Kecamatan/Kota : Sawangan
Kab.-Kota/Negara (LN) : Kota Depok
Propinsi : Jawa Barat
Status Sekolah : Swasta
Waktu Penyelenggaraan : Pagi
Jenjang Pendidikan : SMP
Naungan : Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
No. SK. Pendirian : 010/I02.Kep/E.81
Tanggal SK. Pendirian : 1981-01-09
No. SK. Operasional : 421.2/1101-DISDIK/2009
Tanggal SK. Operasional : 2009-08-13
Akreditasi : A
No. SK. Akreditasi : 02.00/692/BAP SM/SM/X/2011
Tanggal SK. Akreditasi : 10-08-2011
No. Sertifikasi ISO : Belum bersertifikat
Luas Tanah : 4,000 m2
71
17) SMP IT Darus Sholihin
Nama : SMP IT Darus Sholihin
NPSN : 20256560
Alamat : Jl.H.Sulaeman
Kode Pos : 16519
Desa/Kelurahan : Bedahan
Kecamatan : Sawangan
Kab.-Kota : Kota Depok
Propinsi : Jawa Barat
Status Sekolah : Swasta
Waktu Penyelenggaraan : Pagi
Jenjang Pendidikan : SMP
Naungan : Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
No. SK. Pendirian : 421.2/1278-disdik/2009
Tanggal SK. Pendirian : -
No. SK. Operasional : 421.2/1513-Pendas/2012
Tanggal SK. Operasional : -
Akreditasi : B
No. SK. Akreditasi : 02.00/207/BAP-SM/SK/X/2012
Tanggal SK. Akreditasi : 25-06-2012
No. Sertifikasi ISO : Belum bersertifikat
Luas Tanah : 1,000 m2
2. Karakteristik Responden
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase %
1 Laki-Laki 15 55.55%
2 Perempuan 12 44.45%
Jumlah 27 100%
72
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat jumlah guru IPS PLPG
sebanyak 27 orang dengan persentase sebesar 55.55 % guru laki-laki dan
44.45 % guru perempuan. Artinya guru IPS yang sudah mengikuti PLPG
lebih banyak didominasi oleh Laki-Laki. Tabel diatas dapat dilihat dalam
gambar berikut:
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase %
1 S1 21 77.78%
2 S2 6 22.22%
Jumlah 27 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat jumlah guru IPS PLPG
sebanyak 27 orang dengan persentase sebesar 77.78 % lulusan S1 dan
22.22 % lulusan S2. Artinya guru IPS yang sudah mengikuti PLPG lebih
banyak didominasi oleh lulusan S1. Tabel diatas dapat dilihat dalam
gambar berikut:
Laki-Laki
56%
Perempuan
44%
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin
73
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Belakang
Pendidikan
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan
No Jurusan Belajar Frekuensi Persentase %
1 Pendidikan 18 66.67%
2 Non-Pendidikan 9 33.33%
Jumlah 27 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat jumlah guru IPS PLPG
sebanyak 27 orang dengan persentase sebesar 66.67 % lulusan sarjana
pendidikan dan 33.33 % lulusan sarjana non-pendidikan. Artinya guru IPS
yang sudah mengikuti PLPG lebih banyak didominasi oleh lulusan sarjana
pendidikan. Tabel diatas dapat dilihat dalam gambar berikut:
d. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Mengajar
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Mengajar
No Lama Mengajar Frekuensi Persentase %
1 1-8 Tahun 8 29.63%
2 9-15 Tahun 15 55.55%
3 < 15 Tahun 4 14.82%
Jumlah 27 100%
78%
22%
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan
Strata 1
Strata 2
67%
33%
Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan
Belajar
Pendidkan
Non Pendidikan
74
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat jumlah guru IPS PLPG
sebanyak 27 orang dengan persentase sebesar 29.63 % sudah mengajar
antara 1-5 tahun, 55.55% sudah mengajar 6-10 tahun dan 14.82 % sudah
mengajar lebih dari 10 tahun. Artinya guru IPS yang sudah mengikuti
PLPG lebih banyak didominasi oleh guru yang telah mengajar antara 5-10
tahun. Tabel diatas dapat dilihat dalam gambar berikut:
3. Deskripsi Variabel Penelitian
a. Variabel Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) merupakan salah satu
cara untuk menambah wawasan, pengetahuan dan kemampuan seorang
guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pendidik.
Seperti yang sudah dijelaskan di bab sebelumnya pendidikan dan
latihan profesi guru itu meliputi Praktek Mengajar/Peer Teaching,
Membuat proposal PTK, Membuat RPP dengan baik dan benar dengan
sesuai ketentuan, Mendapatkan wawasan tentang perangkat pembelajaran,
Mendapatkan wawasan tentang Penelitian Tindakan Kelas/ Karya Tulis
Ilmiah, Mendapatkan wawasan tentang media pembelajaran yang relevan,
Mendapatkan wawasan tentang model-model pembelajaran yang relevan
dengan materi IPS, mendapatkan wawasan tentang profesionalisme guru,
mendapatkan wawasan tentang konsep keilmuan IPS.
30%
55%
15%
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama
Mengajar
1-8 Tahun
9-15 Tahun
< 15 Tahun
75
Dari indikator diatas di muat dalam 55 pertanyaan dengan disertai 5
alternatif jawaban. Berikut ini adalah skor rata rata varabel pendidikan dan
latihan profesi guru berdasarkan data yang diperoleh dari kuisioner
penelitian.
alternatif jawaban :
Tentang Pendidikan dan Latihan Profesi Guru:
1) Alternatif jawaban SS ( sangat Setuju ) dengan bobot nilai 5
2) Alternatif jawaban S ( Setuju ) dengan bobot nilai 4
3) Alternatif jawaban R ( Ragu-Ragu ) dengan bobot nilai 2
4) Alternatif jawaban TS ( Tidak Setuju ) dengan bobot nilai 2
5) Alternatif Jawaban STS ( Sangat Tidak Setuju) dengan
bobot nilai 1
Tabel 4.6
Skor Variabel PLPG
No Jumlah Nilai No Jumlah Nilai
1 216 15 246
2 264 16 233
3 231 17 226
4 217 18 260
5 203 19 219
6 200 20 244
7 192 21 182
8 208 22 167
9 226 23 171
10 223 24 175
11 218 25 173
12 212 26 246
13 211 27 233
14 228
Untuk menentukan nilai interval dari hasil angket tentang Pendidikan dan
Latihan Profesi Guru IPS, penulis menggunakan rumus:
76
1) Mean :6
=
=
= 215.70
2) Jumlah Interval :7
K = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3.3 log 27
= 5.723500422 (dibulatkan menjadi 6)
3) Range:8
Xmax = 264 Xmin = 167
R = Xmax - Xmin
= 264 – 167
= 97
4) Menentukan Interval Kelas: 9
i =
=
= 16.16666667 (dibulatkan menjadi 16)
Jadi, interval kelasnya 16 dan jumlah intervalnya 6.
6 Budi Susetyo, Statistika Untuk Analisis Data Penelitian, (Bandung: PT Refika Aditama,
2010) hal. 21 7 Ibid.
8 Ibid.
9 Ibid.
77
Tabel 4.7
Kategori Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru
No Interval Kategori Frekuensi Persentase
1 248 – 264 Sangat Baik 3 11.11%
2 232 – 247 Baik 4 14.81%
3 216 – 231 Cukup Baik 9 33.33%
4 200 – 215 Cukup 5 18.52%
5 184 – 199 Buruk 1 3.70%
6 167 – 183 Sangat Buruk 5 18.52%
Jumlah 27 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa :
a) Sebanyak 3 responden ( 11,11% ) termasuk dalam kategori sangat
baik.
b) Sebanyak 4 responden ( 14,81% ) termasuk dalam kategori baik.
c) Sebanyak 9 responden ( 33.33% ) termasuk dalam kategori cukup
baik.
d) Sebanyak 5 responden ( 18,52% ) termasuk dalam kategori cukup.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Sangat Baik Baik Cukup Baik Cukup Buruk SangatBuruk
Kategori Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru
78
e) Sebanyak 1 responden ( 3.70% ) termasuk dalam kategori buruk
f) Sebanyak 5 responden ( 18,52% ) termasuk dalam kategori sangat
buruk.
Berdasarkan tabel di atas dapat disampaikan bahwa hasil angket
dari responden berkenaan dengan pelaksanaan Pendidikan dan Latihan
Profesi guru IPS, dengan nilai terendah 167 dan nilai tertinggi 264.
Berdasarkan hasil perhitungan Mean adalah 215.74 termasuk dalam
kategori cukup baik. Ini terbukti dengan skor 9 responden (33.33%) pada
kategori cukup baik.
b. Variabel Profesionalisme Guru IPS
Profesionalisme mutlak harus dmiliki oleh seorang guru dalam
menjalankan tugasnya dalam mendidik. Profesioalisme memiliki empat
indikato komptensi. Kompetensi tersebut yaitu kompetensi pedagogik,
kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.
Dari indikator tersebut di muat dalam 58 pertanyaan dengan
disertai 5 alternatif jawaban. Berikut ini adalah skor rata rata varabel
pendidikan dan latihan profesi guru berdasarkan data yang diperoleh dari
kuisioner penelitian.
Alternatif jawabannya adalah :
Tentang Profesionalisme Guru IPS:
1) Alternatif jawaban SS ( sangat Setuju ) dengan bobot nilai 5
2) Alternatif jawaban S ( Setuju ) dengan bobot nilai 4
3) Alternatif jawaban R ( Ragu-Ragu ) dengan bobot nilai 2
4) Alternatif jawaban TS ( Tidak Setuju ) dengan bobot nilai 2
5) Alternatif Jawaban STS ( Sangat Tidak Setuju) dengan
bobot nilai 1
79
Tabel 4.8
Skor Variabel Profesionalisme Guru IPS
No Jumlah Nilai No Jumlah Nilai
2 251 16 228
3 262 17 240
4 237 18 263
5 223 19 231
6 214 20 279
7 210 21 208
8 218 22 234
9 256 23 205
10 230 24 210
11 236 25 210
12 231 26 277
13 229 27 227
14 230
Untuk menentukan nilai interval dari hasil angket tentang
Profesionalisme Guru IPS, penulis menggunakan rumus:
5) Mean :
=
=
= 234
6) Mencari jumlah interval :
K = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3.3 log 27
= 5.723500422 (dibulatkan menjadi 6)
80
7) Mencari Range
Xmax = 279 Xmin = 205
R = Xmax - Xmin
= 279– 205
= 74
8) Menentukan Interval Kelas
i =
=
= 12.3 (dibulatkan menjadi 12)
Jadi, interval kelasnya 12 dan jumlah intervalnya 6
Tabel 4.9
Kategori Profesionalisme Guru IPS
No Interval Kategori Frekuensi Persentase
1 265 – 279 Sangat Baik 2 7.40%
2 253 – 264 Baik 4 14.80%
3 241 – 252 Cukup Baik 1 3.70%
4 229 – 240 Cukup 9 33.33%
5 217 – 228 Buruk 5 18.52%
6 205 – 216 Sangat Buruk 6 22.22%
Jumlah 27 100%
0
2
4
6
8
10
Sangat Baik Baik Cukup Baik Cukup Buruk sangatburuk
Kategori Profesionalisme Guru IPS
81
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa :
a) Sebanyak 2 responden (7.40%) termasuk dalam kategori sangat
baik.
b) Sebanyak 4 responden (14.80%) termasuk dalam kategori baik.
c) Sebanyak 1 responden (3.70%) termasuk dalam kategori cukup
baik.
d) Sebanyak 9 responden (33.33%) termasuk dalam kategori cukup.
e) Sebanyak 5 responden (18.52%) termasuk dalam kategori buruk.
f) Sebanyak 6 responden (22.22%) termasuk dalam kategori sangat
buruk.
Berdasarkan tabel di atas dapat disampaikan bahwa hasil angket
dari responden berkenaan dengan Profesionalisme Guru IPS, nilai terendah
205 dan nilai tertinggi 279. Berdasarkan hasil perhitungan Mean adalah
234 termasuk dalam kategori cukup. Ini terbukti dengan skor 9 responden
(33.33%) pada kategori cukup.
4. Uji Persyaratan Analisis
a. Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan distribusi
data, masing masing variabel. Uji normalitas dalam penelitian ini
menggnakan Kolmogorov-smirnov dengan menggunakan alat bantu SPSS
20. Ketentuan perhitungan normalitas ini adalah apabila sig. > 0,05 maka
data tersebut normal, jika Sig. < 0,05 maka data tersebut tidak normal.
Adapun hasil pperhitungan terhadap data tersebut adalah:
82
1) Variabel Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
Tabel 4.10
Hasil Uji Normalitas Variabel PLPG
Kolmogorov-Smirnova
df Sig. Taraf
signifikansi
Keputusan
PLPG 27 .200 0.05 Normal
Terlihat pada tabel uji normalitas diatas bahwa nilai signifikasi
PLPG 0,200 (>0,05). Berdasarkan data diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa seluruh variabel dalam penelitian ini berdistribusi normal.
2) Variabel Profesionalisme Guru IPS
83
Tabel 4.11
Hasil Uji Normalitas Variabel Profesionalisme
Kolmogorov-Smirnova
df Sig. Taraf
Signifikansi
Keputusan
Profesionalisme 27 .122 0.05 Normal
Terlihat pada tabel uji normalitas diatas bahwa nilai signifikasi
Profesionalisme Guru IPS 0,122 (>0,05). Berdasarkan data diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa seluruh variabel dalam penelitian ini
berdistribusi normal.
b. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya
butir-butir soal tes. Peneliti hanya akan menggunakan soal-soal yang
terbukti valid dari hasil analisis instrumen. Hasil analisis perhitungan
validitas butir soal (r hitung
) dikonsultasikan dengan (r tabel
), dengan taraf
signifikan 5 %. Bila harga (r hitung
> r tabel
) maka butir soal tersebut
dikatakan valid. Sebaliknya bila harga (r hitung
< r tabel
) maka butir soal
tersebut dikatakan tidak valid.
Uji validitas instrumen ini dilakukan dengan menggunakan SPSS
20, yaitu dengan memperhatikan angka pada Corrected Item-Total
Correlation, yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor total
item.
Berikut ini hasil uji Validitas masing-masing variabel:
Tabel 4.12
Validitas Variabel Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
No r hitung
r tabel
Kesimpulan
1 .620 0,374 Valid
2 .324 0,374 Tidak valid
3 .491 0,374 Valid
4 .587 0,374 Valid
5 .505 0,374 Valid
6 -.243 0,374 Tidak valid
7 .581 0,374 Valid
84
8 .581 0,374 Valid
9 .734 0,374 Valid
10 .539 0,374 Valid
11 .580 0,374 Valid
12 .620 0,374 Valid
13 .678 0,374 Valid
14 .672 0,374 Valid
15 .494 0,374 Valid
16 .586 0,374 Valid
17 .581 0,374 Valid
18 .581 0,374 Valid
19 -.333 0,374 Tidak valid
20 .634 0,374 Valid
21 .461 0,374 Valid
22 .456 0,374 Valid
23 .461 0,374 Valid
24 .666 0,374 Valid
25 .586 0,374 Valid
26 .529 0,374 Valid
27 .494 0,374 Valid
28 .494 0,374 Valid
29 .494 0,374 Valid
30 .434 0,374 Valid
31 .438 0,374 Valid
32 .371 0,374 Tidak valid
33 .822 0,374 Valid
34 .659 0,374 Valid
35 .581 0,374 Valid
36 .666 0,374 Valid
37 .600 0,374 Valid
38 .659 0,374 Valid
39 .507 0,374 Valid
40 .494 0,374 Valid
41 .377 0,374 Valid
42 .766 0,374 Valid
43 .594 0,374 Valid
44 .407 0,374 Valid
45 .593 0,374 Valid
85
Terlihat pada tabel diatas bahwa dari 60 soal yang di ujikan,
terdapat 55 soal yang valid dan 5 yang tidak valid. Maka dalam penelitian
peneliti hanya menggunakan soal yang valid.
Tabel 4.13
Validitas Variabel Profesionalisme Guru
46 .526 0,374 Valid
47 .437 0,374 Valid
48 .526 0,374 Valid
49 .600 0,374 Valid
50 .428 0,374 Valid
51 .586 0,374 Valid
52 .494 0,374 Valid
53 -.219 0,374 Tidak valid
54 .688 0,374 Valid
55 .648 0,374 Valid
56 .732 0,374 Valid
57 .402 0,374 Valid
58 .548 0,374 Valid
59 .548 0,374 Valid
60 .597 0,374 valid
No r hitung r tabel Kesimpulan 1 .865 0,374 Valid
2 .374 0,374 Valid
3 .680 0,374 Valid
4 .512 0,374 Valid
5 .524 0,374 Valid
6 .546 0,374 Valid
7 .633 0,374 Valid
8 .633 0,374 Valid
9 .600 0,374 Valid
10 .548 0,374 Valid
11 .480 0,374 Valid
12 .465 0,374 Valid
13 .397 0,374 Valid
14 .675 0,374 Valid
86
15 .782 0,374 Valid
16 .633 0,374 Valid
17 .633 0,374 Valid
18 .633 0,374 Valid
19 -.288 0,374 Tidak valid
20 .675 0,374 Valid
21 .503 0,374 Valid
22 .481 0,374 Valid
23 .503 0,374 Valid
24 .518 0,374 Valid
25 .633 0,374 Valid
26 .604 0,374 Valid
27 .652 0,374 Valid
28 .702 0,374 Valid
29 .684 0,374 Valid
30 .517 0,374 Valid
31 .628 0,374 Valid
32 .796 0,374 Valid
33 .816 0,374 Valid
34 .626 0,374 Valid
35 .633 0,374 Valid
36 .510 0,374 Valid
37 .610 0,374 Valid
38 .627 0,374 Valid
39 .803 0,374 Valid
40 .783 0,374 Valid
41 .524 0,374 Valid
42 .745 0,374 Valid
43 .704 0,374 Valid
44 .628 0,374 Valid
45 .640 0,374 Valid
46 .831 0,374 Valid
47 .400 0,374 Valid
48 .831 0,374 Valid
49 .831 0,374 Valid
50 .831 0,374 Valid
51 .633 0,374 Valid
52 .783 0,374 Valid
87
Terlihat pada tabel diatas bahwa dari 60 soal yang di ujikan,
terdapat 58 soal yang valid dan 2 yang tidak valid. Maka dalam penelitian,
peneliti hanya menggunakan soal yang valid.
5. Analisis Reliabilitas Tes
Setelah uji validitas dilakukan, selanjutnya dilakukan uji
reliabilitas pada instrumen tersebut. Uji reliabilitas digunakan untuk
mengetahui tingkat konsistensi jawaban tetap atau konsisten untuk
diujikan kapan saja instrumen tersebut disajikan.
Tabel 4.14
Realibilitas PLPG
Cronbach's Alpha N of Items
,952 60
Koefisien reliabilitas butir soal Pendidikan dan Latihan Profesi
Guru diperoleh r hitung
= 0,952 sedang product moment dengan taraf
signifikan 5 % dan n = 30 diperoleh = 0,374, karena (r hitung
> r tabel
)
artinya koefisien reliabilitas butir soal uji coba memiliki kriteria pengujian
yang tinggi (reliabel).
53 -.640 0,374 Tidak valid
54 .549 0,374 Valid
55 .657 0,374 Valid
56 .518 0,374 Valid
57 .783 0,374 Valid
58 .662 0,374 Valid
59 .662 0,374 Valid
60 .407 0,374 Valid
88
Tabel 4.15
Realibilitas Profesionalisme Guru IPS
Koefisien reliabilitas butir soal Profesionalisme Guru IPS
diperoleh r hitung
= 0, 969 , sedang product moment dengan taraf signifikan
5 % dan n = 30 diperoleh = 0,374, karena (r hitung
> r tabel
) artinya koefisien
reliabilitas butir soal uji coba memiliki kriteria pengujian yang tinggi
(reliabel).
B. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
1. Pengujian Hipotesis
Deskripi data hasil korelasi antara Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
(variabel X) dan Profesionalisme Guru IPS (variabel Y) yang dilakukan pada guru
IPS SMP Se-Kecamatan Sawangan Depok Jawa Barat dengan menggunakan
bantuan sofware SPSS 20 for windows dengan tekhnik enter methode, yaitu
dengan cara memasukkan data variabel X (PLPG) dan variabel Y
(Profesionalisme Guru IPS) kedalam form yang tersedian pada program tersebut,
seperti gambar berikut:
Tabel 4.16
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables
Removed
Method
1 PROFESIONALISMEb . Enter
a. Dependent Variable: PLPG
b. All requested variables entered.
Berdasarkan hasil perhitungan pengaruh antara Pendidikan dan Latihan
Profesi Guru dengan Profesionalisme Guru IPS diperoleh data sebagai berikut:
Cronbach's Alpha N of Items
,969 60
89
Tabel 4.17
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 9113.141 1 9113.141 24.936 .000b
Residual 9136.489 25 365.460
Total 18249.630 26
Dari hasil pengujian diperoleh F sebesar 24.936 dengan tingkat
signifikansi (sig) sama dengan atau lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat
disimpulkan terdapat pengaruh antara Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
(variabel X) dengan profesionalisme guru IPS (variabel Y).
Selanjutnya, untuk mengetahui apakah pengaruh tersebut signifikan atau
tidak, maka nilai koefesiensi regresi dari variabel pendidikan dan latihan profesi
guru (X1). Maka hasilnya adalah sebagai berikut:
TABEL 4.18
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 4.400 42.474 .104 .918
Profesionalisme .903 .181 .707 4.994 .000
a. Dependent Variable: PLPG
Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana diperoleh nilai t hitung
sebesar 4.994 > t tabel 2.060 dan nilai signifikansi (sig) .000 < 0.05. maka dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya Pendidikan dan
Latihan Profesi Guru (X) berpengaruh signifikan terhadap profesionalisme guru
IPS (Y).
Untuk mengeahui seberapa besar hubungan antara kedua variabel dan
untuk melihat seberapa besar variabel profesionalisme guru IPS di pengaruhi oleh
variabel pendidikan dan latihan profesi guru dapat dilihat sebagai berikut:
90
Tabel 4.19
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .707a .499 .479 19.117
Nilai koefesiensi tabel R adalah 0.707, berada diantara 0,60 - 0,799 maka
dapat disimpulkan pengaruh antara variabel X dengan variabel Y dalam kategori
kuat.
Kemudian untuk melihat seberapa besar kontribusi PLPG mempengaruhi
profesionalisme guru IPS dapat digunakan rumus Koefisien Penentu (KP) atau
ada yang menyebutnya koefisien Determinasi yang dirumuskan KP = R2 x 100%.
KP = 0.7072 x 100%
= 49.9%
Dapat ditarik kesimpulan bahwa PLPG memberikan pengaruh terhadap
profesionalisme guru IPS sebesar 49.9% sedangakan sisanya dipengaruhi faktor
lain.
Dari hasil analisis korelasi sederhana (r) didapat korelasi antara pendidikan
dan laihan proofesi guru (PLPG) dengan profesionalisme guru IPS (r) adalah
0,707. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi pengaruh antara pendidikan dan latihan
profesi guru dengan profesionalisme guru IPS. Sedangkan arah hubungan adalah
positif karena nilai r positif.
2. Pembahasan
a. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
Berdasarkan deskripsi data pendidikan dan laihan profesi guru
menunjukkan bahwa skor yang tertinggi pada posisi cukup baik sebanyak
33,33% dengan rentang nilai 216-231. Hal ini menandakan bahwa
program pendidikan dan latihan profesi guru cukup baik dan oleh sebab itu
harus ada perbaikan dan perencanaan program yang lebih baik
kedepannya.
91
Berdasarkan hasil deskripsi data pendidikan dan pelatihan profesi
guru, maka dengan demikian bahwa permasalahan pertama dalam skripsi
ini tentang bagaimana berjalannya program pendidikan dan latihan profesi
guru telah terjawab.
b. Profesionalisme Guru IPS
Berdasarkan deskripsi data Profesionalisme Guru IPS
menunjukkan bahwa skor yang tertinggi pada posisi cukup sebanyak
33,33% dengan rentang nilai 229 - 240. Hal ini menandakan bahwa
profesionalisme guru IPS terbilang kurang. Maka harus diadakan pelatihan
dan pendidikan bagi guru IPS untuk meningkatkan profesionalisme.
Sehingga lebih baik kedepannya
Berdasarkan hasil deskripsi data profesionalisme guru IPS, maka
dengan demikian bahwa permasalahan kedua dalam skripsi ini tentang
bagaimana profesionalisme guru IPS setelah mengikuti PLPG telah
terjawab.
c. Pengaruh PLPG Terhadap Profesionalisme Guru IPS
Berdasarkan hasil deskripsi data diatas bahwa pengaruh antara
pendidikan dan latihan profesi guru dengan profesionalisme guru IPS
sebesar 0,707. Angka hasil korelasi tersebut sesuai dengan tabel 4.16
tentang interpretasi nilai r menunjukkan bahwa korelasi antara PLPG
dengan profesionalisme guru IPS terdapat korelasi yang kuat.
Berdasarkan hasil deskripsi data profesionalisme guru IPS, maka
dengan demikian bahwa permasalahan ketiga dalam skripsi ini tentang
bagaimana pengaruh pendidikan dan latihan profesi guru dalam
menunjang profesionalisme guru IPS telah terjawab.
92
Tabel 4.1710
Pedoman Interpretasi Koefesiensi Korelasi
Interval Koefesien Tingkat Hubungan/Pengaruh
0,00 - 0,199 Sangat Rendah
0,20 - 0,399 Rendah
0,40 - 0,599 Sedang
0,60 - 0,799 Kuat
0,80 - 1,000 Sangat Kuat
10
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &
D), (Bandung: ALfabeta, 2011), h.184
93
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi data, analisis data dan interpretasi data hasil
penelitian tentang pengaruh pendidikan dan latihan profesi guru dalam menunjang
profesionalisme guru IPS SMP se-Kecamatan Sawangan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Program Pendidikan dan latihan profesi guru berada pada kategori
cukup baik. Hal ini dapat dilihat setelah mengikuti PLPG, guru
mendapatkan pengetahuan dan pengalaman tentang kegiatan
belajar mengajar, memotivasi guru agar para guru menerapkan
model-model pembelajaran di kelas sehingga pembelajaran tidak
berjalan membosankan dan membantu guru dalam merencanakan
proses pembelajaran.
2. Profesionalisme guru IPS SMP se-Kecamatan Sawangan berada
pada kategori cukup. peningkatan kompetensi guru dalam hal
aspek kompetensi profesionalisme, padagogik, sosial dan
kepribadian guru masih terbilang kurang, karena kurang adanya
pengawasan dan pembinaan berkelanjutan dari masing-masing
sekolah setalah guru mengikuti pendidikan dan latihan profesi
guru.
3. Pengaruh antara pendidikan dan latihan profesi guru degan
profesionalisme guru IPS SMP se-Kecamatan Sawangan berada
pada tingkat korelasi kuat yaitu R = 0.707 pada taraf signifikansi
0,05 (5%). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara
pendidikan dan latihan profesi guru dalam menunjang
profesionalisme guru IPS.
94
Dari hasil perhitungan koefesien diterminasi (R Square) sebesar 49.9%
maka hal ini dapat disimpulkan bahwa kontribusi PLPG terhadap profesionalisme
guru IPS pada kategori kuat Oleh karena itu, kegiatan program pendidikan dan
pelatihan harus terus menerus di tingkatkan untuk peningkatan profesionalisme
guru IPS.
Berdasarkan deskripsi data, analisis data dan interpretasi data hasil
penelitian tentang pengaruh pendidikan dan latihan profesi guru dalam menunjang
profesionalisme guru IPS SMP se-Kecamatan Sawangan dan kesimpulan diatas
dapat dinyatakan bahwa hasil penelitian ini adalah menerima hipotesis alternatif
(Ha) dan menolak hipotesis nol (Ho), yaitu terdapat pengaruh yang positif, kuat
dan linier antara pendidikan dan latihan profesi guru (variabel X) dengan
profesionalisme guru IPS (variabel Y) SMP se-Kecamatan Sawangan Depok Jawa
Barat.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian diatas maka peneliti mengajukan beberapa
saran kepada:
1. Penyelenggara diharapkan makin meningkatkan inovasi dalam
pembelajaran, khususnya banyaknya pelatihan dan pendidikan,
semakin banyak pelatihan dan pendidikan maka akan semakin baik
pula bagi peningkatan mutu guru.
2. Sekolah diharapkan menyediakan fasilitas yang baik dan fasilitas
yang dibutuhkan oleh guru, sehingga para guru dapat terbantu
dalam menggunakan pengetahuan dan keterampilannya yang di
dapat dari program PLPG, sehingga pembelajaran di sekolah dapa
di tingkatkan.
3. Guru hendaknya menggunakan pengetahuan yang di dapatkan dari
PLPG dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran. Diharapkan guru juga lebih banyak mengikuti
kegiatan pendidikan dan pelatihan untuk menambah wawasan dan
keterampilan dalam pengajaran.
95
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Ahmadi, Rulam. Pengantar Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2014.
DirJen Dikti Kementrian Pendidikan Indonesia, Sertifikasi Guru Dalam
Jabatan buku 4. 2014
Danim, Sudarwan. Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan
Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung: Pustaka Setia,
2002.
Hamalik, Oemar, Pendidikan Guru Konsep dan Strategi, Bandung:
Mandar Maju, 1991
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ed.4, cet-1. Jakarta: Gramedia Pusta
Utama, 2008.
Kementerian Pendidikan Nasional direktorat Jenderal Peningkatan Mutu,
Pembinaan Dan Pengembangan Profesi Guru Buku 2 Pedoman
Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru(Pk Guru), 2010
Mulyasa. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan. Bandung : Remaja Rosda Karya, 2015.
Musfah, Jejen. Penigkatan Kompetensi Guru. Jakarta: Prenada Media
Group, 2011.
Nurdin, dkk. Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta:
Ciputat Pers, 2002
Payong, Marselus. Sertifikasi Profesi Guru. Jakarta: Indeks, 2011.
Purwanto, dkk. Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Gava Media,
2011
Siagian. Filsafat Administrasi. Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
Sugiyono, “Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R & D).” Bandung: ALfabeta, 2008.
Syaodih Sukmadinata, Nana. Landasan Psikologi Proses Pendidikan, cet-
4, Bandung: Remaja Rosda Karta, 2007.
96
Susetyo, Budi.”Statistika Untuk Analisis Data Penelitian”, Bandung: PT
Refika Aditama, 2010.
Syah, Muhibbin. “Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru”’
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014.
Siagian, Sondang P. Manajemen SDM. Jakarta: Bumi Aksara, 1999.
Trianto. model pembelajran terpadu konsep, strategi dan kompetensi
lainnya dalam kurikulum KTSP. Jakarta; bumi aksara, 2012.
Umar. Riset Sumber Daya Manusia dan Administrasi. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2004.
Uzer Usman. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya,
2010.
Wahjosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002.
B. Jurnal dan Skripsi
Edi Hendri. Guru berkualitas: Profesional dan Cerdas Emosi. jurnal
saung guru UPI Bandung vol I No, 2. 2010.
Fifin Alfiani Rosita. Pengaruh Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru
(PLPG) Terhadap Kemampuan Profesional Guru. Skripsi pada
Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Kependidikan
Universitas Jember, Jember, 2011.
Gufron,dkk., pelaksanaan PLPG Sebagai Wahana Pengembangan dan
Audit Kompetensi Dalam Sertifikasi Guru Bidang Kejuruan. jurnal
Ekonomi dan Pendidikan, vol 34 No, 2, Yogyakarta, 2011.
Hani Nurul Lathifah. Pengaruh PLPG Terhadap Peningkatan
Profesionalisme Guru Pkn Di Kota Bandung. Skripsi pada Jurusan
Ilmu Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial UPI,
Bandung, 2013.
Ikasari Surahman. Perbedaan Profesionalitas Guru Teknik Elektronika
Yang Lulus Portofolio Dan Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru
97
(PLPG). Jurnal Elektronika Pendidikan teknik elektronika
Universitas Negeri Yogyakarta, 2013.
Isti Dwi Iriani. penerapan Metode Pembelajaran Snowball drilling Untuk
Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa IPS. Skripsi FIS
Universitas Negeri Yogyakarta, 2012.
Jumanto. Evaluasi Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) dalam
meningkatkan kompetensi dan kinerja guru sertifikasi. tesis pada
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta, 2013.
Lamria Rouli Marbun. Gambaran Sistem Literatur Pendidikan dan
Pelatihan. Skripsi FKM Universitas Indonesia, 2009.
Lita Latiana. Peran Sertifikasi Guru Dalam Meningkatkan
Profesionalisme Pendidik. Jurnal Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Mahmun syarif, Peningkatan Kerja PNS Melalui Diklat. Jurnal Diklat
Keagamaan Medan.
Mustofa. Upaya Pengembangan Profesionalisme Guru di Indonesia.
Jurnal Ekonomi dan Pendidikan Yogyakarta, vol 4 No, 1. 2007.
Rofi’u. hubungan Sistem Pembinaan Profesional Guru dengan Kinerja
Guru SD di Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung. Tesis pada
Sekolah Pasca Sarjana UPI Bandung, 2003.
Widyaka, dkk. Evaluasi Program Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Sekolah
Menengah Pertama Negri di DInas Pendidikan Kabupaten Kubu
Raya” jurnal tesis pada Program Magister Ilmu Sosial Universitas
Tanjungpura Pontianak, 2013.
C. Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Th. 2007.
Peraturan Pemerintah RI No 100 Tahun 2000 Tentang Pengangkatan
Pegawai Negri Sipil Dalam Jabatan Struktural.
Peraturan Daerah Kota Depok, Nomor 08 Tahun 2007 Tentang
Pembentukan Kecamatan Di Kota Depok.
Republik Indonesia, UU RI No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.
98
Republik Indonesia, PP RI nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru.
Republik Indonesia, UU RI No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Republik Indonesia, UU RI No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
http://dapodik.disdik.jabarprov.go.id
http://jabarprov.go.id
http://news.okezone.com
http://sawangan.depok.go.id
http://sawangan.depok.go.id
http://www.depok.go.id
PLPG 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4
2 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
3 5 2 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 2 5 3 4 4 5 4 5
4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4
5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
6 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3
7 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 2 4
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 5 4 3 3 4
9 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5
10 4 2 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4
11 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4
12 5 2 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
13 5 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
14 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5
16 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 2 5 4 5 3 5 5 5 4 4 5
17 5 2 5 4 5 1 4 5 4 5 2 4 5 2 5 4 5 5 4 4 5
18 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
19 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4
20 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4
21 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 2 4 4 2 2 4 4 3 4 4 2
22 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 2 4 2 2 1 2 4 4 2 3 3
23 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 3 2 1 4 4 4 3 3 3
24 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 2 4 4 2 1 4 4 4 2 3 3
25 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 3 2 1 4 4 4 3 3 3
26 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5
27 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 2 5 4 5 3 5 5 5 4 4 5
PROF 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5
2 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5
3 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4
4 4 4 5 4 4 3 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4
jumlah jumlah
5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3
6 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
7 2 4 4 4 4 4 2 2 2 3 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4
8 4 4 5 4 5 4 4 4 3 4 3 4 4 4 5 4 3 4 4 5 4
9 3 4 4 5 4 3 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
11 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
12 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3
14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
15 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3
16 5 2 5 5 4 5 3 1 2 4 5 4 5 1 5 5 3 4 5 2 5
17 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4
18 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4
19 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3
20 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4
21 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
22 2 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 5 4 4 5 5 4 5 5
23 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 5 5
24 2 3 4 5 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 1 4 1 1
25 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 3 4 3 3
26 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4
27 4 2 4 5 4 2 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
jumlahjumlah
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
3 3 4 4 3 4 5 5 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 5 5 3
5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5
4 4 3 5 4 5 5 4 4 5 4 4 2 5 2 5 4 5 5 4 5 4
4 3 4 4 5 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4
3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3
4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3
4 4 2 3 4 3 4 3 4 4 2 2 2 3 2 2 4 2 4 4 3 2
3 5 2 4 4 5 4 5 5 3 3 2 3 4 2 4 4 4 4 5 4 4
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 2
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4
3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4
4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 4
5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 6 4 4 4 4 4 4 3 4 3
5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 2 2 5 1 5 4 1 3 5
5 5 2 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 2 4 5 4 5 5 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 2 4 4 4 4 4 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 4 2 5 2 4 4 4 2 4 3 2 2 2 2 2 2 4 2 4 2 3
2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 3 4 4 4
2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 3 4 4 4
4 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 3 4 4 4
2 3 2 3 3 3 2 4 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 3 4 4 4
5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 6 4 4 4 4 4 4 3 4 3
5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 2 2 5 1 5 4 1 3 5
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5
5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 3 4 4 4 4 5
4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 5 3 5 4 3 4 3
jumlah jumlah
4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 2 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4
4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4
4 3 4 3 3 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 5 3 3 4 3 4
4 3 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4
4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4
4 4 4 5 3 4 5 3 5 3 4 5 5 4 4 5 4 1 4 5 5 5
4 5 4 4 4 4 5 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4
4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4
4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4
4 4 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 1 4
4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4
4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4
5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4
jumlahjumlah
44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 jumlah
4 3 4 5 3 5 5 4 4 3 4 5 216
5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 264
4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 5 5 231
3 2 3 4 3 4 5 3 4 5 4 4 217
3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 203
3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 200
2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 192
5 5 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 208
3 3 4 4 3 3 4 3 5 4 4 5 226
4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 223
4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 218
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 212
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 211
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 228
3 4 4 4 3 3 5 5 4 5 5 4 246
4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 233
5 2 4 4 4 2 4 5 5 2 5 5 226
4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 260
3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 219
4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 244
2 4 3 5 3 5 4 3 4 2 3 2 182
5 2 4 4 1 4 4 4 4 2 4 4 167
5 2 4 4 1 4 4 4 4 2 4 4 171
5 2 4 4 1 4 4 4 4 2 4 4 175
4 2 4 4 1 4 4 4 4 2 4 4 173
3 4 4 4 3 3 5 5 4 5 5 4 246
4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 233
44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 jumlah
5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 257
4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 251
5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 3 5 262
4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 5 5 237
jumlah
4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 223
4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 214
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 210
2 4 4 4 4 4 5 3 3 4 4 3 4 2 4 218
4 3 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 256
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 230
4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 236
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 231
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 229
4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 230
4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 5 5 5 4 222
4 4 1 4 5 4 4 3 5 5 5 5 2 2 4 228
4 2 2 4 4 5 5 2 4 4 4 5 4 5 4 240
3 4 5 4 5 4 3 4 5 5 5 5 5 3 5 263
4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 5 5 4 4 231
5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 279
4 2 2 2 2 2 4 4 4 4 2 2 2 4 3 208
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 234
1 2 4 1 3 4 2 2 4 4 4 4 3 2 2 205
3 1 4 4 4 1 4 4 2 4 4 5 5 4 4 210
2 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 2 210
5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 5 5 5 5 277
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 227
6318jumlahjumlah
Explore
Notes
Output Created 09-SEP-2015 20:23:52
Comments
Input
Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data
File 27
Missing Value Handling
Definition of Missing
User-defined missing values
for dependent variables are
treated as missing.
Cases Used
Statistics are based on cases
with no missing values for
any dependent variable or
factor used.
Syntax
EXAMINE
VARIABLES=VAR00001
VAR00002
/PLOT BOXPLOT
STEMLEAF NPPLOT
/COMPARE GROUPS
/STATISTICS
DESCRIPTIVES
/CINTERVAL 95
/MISSING LISTWISE
/NOTOTAL.
Resources Processor Time 00:00:00.69
Elapsed Time 00:00:00.67
UJI NORMALITAS
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PLPG 27 100.0% 0 0.0% 27 100.0%
Profesionalisme 27 100.0% 0 0.0% 27 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
PLPG
Mean 215.70 5.099
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 205.22
Upper Bound 226.18
5% Trimmed Mean 215.73
Median 218.00
Variance 701.909
Std. Deviation 26.494
Minimum 167
Maximum 264
Range 97
Interquartile Range 33
Skewness -.250 .448
Kurtosis -.499 .872
Profesionalisme
Mean 234.00 3.990
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 225.80
Upper Bound 242.20
5% Trimmed Mean 233.10
Median 230.00
Variance 429.846
Std. Deviation 20.733
Minimum 205
Maximum 279
Range 74
Interquartile Range 33
Skewness .678 .448
Kurtosis -.268 .872
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
PLPG .097 27 .200* .963 27 .437
Profesionalisme .150 27 .122 .931 27 .072
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
PLPG
VAR00001 Stem-and-Leaf Plot
Frequency Stem & Leaf
1.00 16 . 7
3.00 17 . 135
1.00 18 . 2
1.00 19 . 2
3.00 20 . 038
6.00 21 . 126789
4.00 22 . 3668
3.00 23 . 133
3.00 24 . 466
.00 25 .
2.00 26 . 04
Stem width: 10
Each leaf: 1 case(s)
Profesionalisme
VAR00002 Stem-and-Leaf Plot
Frequency Stem & Leaf
2.00 20 . 58
5.00 21 . 00048
5.00 22 . 23789
7.00 23 . 0011467
1.00 24 . 0
3.00 25 . 167
2.00 26 . 23
2.00 27 . 79
Stem width: 10
Each leaf: 1 case(s)
Regression Hasil Hipotesis
Variables Entered/Removeda
Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1 VAR00002b . Enter
a. Dependent Variable: VAR00001
b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .707a .499 .479 19.117
a. Predictors: (Constant), VAR00002
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 9113.141 1 9113.141 24.936 .000b
Residual 9136.489 25 365.460
Total 18249.630 26
a. Dependent Variable: VAR00001
b. Predictors: (Constant), VAR00002
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 4.400 42.474 .104 .918
VAR00002 .903 .181 .707 4.994 .000
a. Dependent Variable: VAR00001
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MASALAH PENYIMPANGAN SOSIAL MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP SISWA KELAS VIII-1 SMP .........
Disusun Oleh : ................
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ......
TAHUN ..........
USULAN PENELITIAN GURU IPS
LOGO
SEKOLAH
Sistematika Proposal Penelitian
Sistematika proposal penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:
Judul
Bab 1 Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian
Bab 2 Kajian Pustaka
A. Deskripsi Teori B. Hasil Penelitian yang Relevan C. Kerangka Berfikir D. Hipotesis Tindakan
Bab 3 Metodologi Penelitian A. Setting Penelitian B. Metodologi Penelitian C. Siklus Penelitian D. Kriteria Keberhasilan E. Instrumen Penelitian F. Anallisis Data G. Kolaborasi H. Jadual Penelitian
Daftar Pustaka
Judul PTK Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, judul penelitian harus singkat tetapi jelas. Isinya sama dengan hipotesis tindakan tetapi dengan rumusan yang berbeda. Judul harus mengandung variabel bebas (tindakan yang diberikan) dan variable terikat (variabel yang akan ditingkatkan). Contohnya adalah sebagai berikut:
“Peningkatan Hasil Belajar IPS siswa kelas I SMP IX Jakarta Melalui Metode Concept Attainment”
Variabel bebasnya metode concept attainment dan variabel terikatnya hasil belajar sejarah. Jumlah kata sebaiknya tidak lebih dari 15. Topik atau pokok bahasan kurang perlu untuk dicantumkan dalam judul karena keterangan “Hasil Belajar IPS siswa kelas I SMP IX Jakarta “ sudah cukup spesifik. Jika topik dicantumkan, misalnya “Kemagnetan”, seolah-olah metode concept attainment itu hanya berlaku pada topik Kemagnetan. Masalah yang dipecahkan dalam PTK seharusnya yang bersifat lintas pokok bahasan, seperti: hasil belajar, motivasi, dan kreativitas. Dengan demikian penggunaan siklus akan lebih leluasa, tanpa dibatasi oleh topik.
Judul sebaiknya menampilkan hal-hal yang inovatif untuk menarik pembaca; pertama kali orang membaca hasil penelitian Anda adalah pada judulnya. PTK pada dasarnya adalah sarana untuk melakukan inovasi pembelajaran. Sejak munculnya PTK orang menganggap bahwa cooperative learning merupakan pembelajaran inovatif. Hampir semua peneliti PTK memilih judul itu kalau diminta membuat proposal. Akibatnya cooperative learning sudah diteliti oleh banyak orang, dan menjadi hal yang biasa. Sayangnya PTK yang mereka lakukan bersifat semu; setelah selesai PTK mereka kembali ke pembelajaran biasa.
Pendahuluan (Bab 1) Fungsi utama pendahuluan adalah untuk menjelaskan mengapa penelitian
Anda perlu dilakukan. Sampai halaman kedua, pendahuluan harus sudah dapat mengemukakan masalah penelitian secara jelas. Uraian di halaman-halaman berikutnya masih dapat ditambahkan, tetapi sifatnya hanya menegaskan dan melengkapi. Sebaiknya dihindarkan uraian kesana-kemari sampai berhalaman-halaman, dan baru mengemukakan masalah penelitian di bagian akhir.
Latar belakang masalah berfungsi untuk membuat masalah penelitian Anda terlihat lebih menonjol, penting, dan mendesak. Masalah penelitian tidak lain adalah deskripsi masalah yang sudah Anda tulis sebelumnya, di Bagian A; sifatnya mikro, yaitu tentang pembelajaran di kelas Anda. Agar terlihat penting, masalah mikro itu harus dibingkai dengan masalah makro yang berskala nasional. Hal itu sekaligus menunjukkan bahwa Anda sebagai peneliti memahami isu-isu nasional yang relevan. Namun perlu dihindari kesan bahwa penelitian Anda berskala nasional; kenyataannya
penelitian Anda hanya berskala kelas. Oleh larena itu uraian latar belakang maksimal dua alinea, dan segera disambung dengan masalah mikro yang berupa deskripsi masalah itu. Berikut ini adalah contohnya.
Bab 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah Standar kompetensi luluan yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) melalui Permendiknas Nomor 22 Tahun 2002 tentang Standar Isi untuk Pendidikan Dasar dan Menengah menuntut kompetensi yang tinggi dari para lulusan sekolah menengah. Bersamaan dengan itu dikeluarkan juga Standar Proses yang menuntut proses pembelajaran yang berkualitas, menuju lulusan yang “cerdas dan komprehensif”, sesuai dengan moto Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Implikasinya guru harus senantiasa meningkatkan kompetensi agar kualitas pembelajarannya terus meningkat. Menurut UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, guru adalah tenaga profesional yang dilatih secara khusus melalui pendidikan profesi, untuk mendapatkan sertifikat sebagai pendidik profesional. Salah satu ciri guru profesional adalah bersifat reflektif. Setiap kali melaksanakan pembelajaran ia selalu melakukan refleksi untuk mengetahui kelemahan-kelemahannya, dan selanjutnya berusaha untuk memperbaiki. Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan cara yang sistematis untuk melakukan refleksi secara intensif dan melakukan perbaikan pembelajaran secara sistematis. Di SMP Negeri IX Jakarta nilai IPS Kelas I pada umumnya rendah. Mereka tampak mengerti penjelasan dan contoh soal yang diberikan guru, tetapi ketika soal diganti sedikit saja mereka menjadi bingung dan tidak dapat mengerjakan. Seakan-akan mereka hanya mengerti tentang hal yang dijelaskan; hal-hal baru sekecil apapun akan menimbulkan kebingungan, tidak mampu diatasi. Pemahamannya barulah sampai di permukaan, belum mendalam.
Pada ulangan akhir yang mencakup satu standar kompetensi nilai rata-rata siswa 5; pada ulangan akhir semester rata-rata juga 5. Hal itu dialami oleh sekitar 60% siswa dalam kelas, terjadi di hampir seluruh SK, dan sudah berlangsung dari tahun ke tahun. Berbagai upaya telah dilakukan guru untuk mengatasi masalah itu. Guru telah menggunakan salat-alat peraga untuk demonstrasi di kelas, dan melakukan eksperimen di laboratorium. Guru juga sudah menggunakan media Power Point untuk menjelaskan; sekali-sekali penjelasan guru diselingi dengan program animasi flash. Tetapi hasilnya belum seperti yang diharapkan. Siswa-siswa yang hasil belajarnya rendah sudah disediakan program remedial; waktunya di luar jam pelajaran tatap muka. Tetapi hasilnya juga belum seperti yang diharapkan; siswa yang nilainya rendah cenderung ingin menghindar dari kegiatan itu. Secara singkat dapat dikatakan bahwa pemahaman konsep siswa kurang mantap ketika diterangkan. Kemungkinan contoh-contoh yang diberikan guru kurang banyak sehingga siswa mengalami under-generalization; noncontoh juga tidak disertakan sehingga siswa mengalami over-generalization. Kedua-duanya membuat pemahaman siswa tidak mantap. Perlu dicarikan metode alternatif yang membuat siswa belajar secara mantap.
Rumusan masalah penelitian telah tersirat dalam hipotesis tindakan yang ada dalam proposal sederhana yang telah Anda buat di Bagian A; Anda tinggal memindahkan ke sini. Masalah penelitian biasanya disajikan dalam bentuk pertanyaan, tetapi tidak harus. Inilah contohnya.
B. Rumusan Masalah Apakah metode concept attainment dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas I SMP IX Jakarta?
Bagian terakhir pendahuluan adalah tujuan dan manfaat penelitian. Tujuan PTK tidak sekedar ingin “mengetahui peningkatan” variabel terikat (yang akan ditingkatkan), tetapi lebih pada “meningkatkan”
variabel terikat itu. Ingin “mengetahui peningkatan” mempunyai konotasi “setelah tahu akan selesai” sehingga peneliti PTK banyak yang kembali ke metode semula setelah penelitian selesai; sedangkan “meningkatkan” mempunyai arti ingin menggunakan metode baru yang ditemukan untuk seterusnya. Manfaat penelitian sebaiknya dirinci untuk berbagai pihak agar makna penelitian menjadi labih besar, misalnya bagi siswa, guru, dan sekolah. Inilah contohnya.
C. Tujuan Penelitian Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar sejarah siswa.
D. Manfaat Penelitian
Bagi siswa penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan pemahamannya. Bagi guru penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan membiasakan diri menjadi guru yang reflektif, yang senantiasa berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran. Bagi sekolah, penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan citra sebagai sekolah yang efektif, yang membimbing siswa menjadi insan yang cerdas dan komprehensif.
Kajian Pustaka (Bab 2) Deskripsi teori memberikan dasar teori pada variabel-variabel yang Anda teliti. Baik variabel bebas (tindakan yang diberikan) dan variabel terikat (yang ditingkatkan) dua-duanya harus didukung dengan teori. Ini sejalan dengan ciri seorang profesional, yang setiap tindakannya didukung dengan teori yang sudah mantap. Analoginya dengan dokter, setiap obat yang diresepkan harus didukung dengan teori atau hasil penelitian yang sudah mantap. Jika tidak, dokter itu akan lebih tepat disebut dukun. Namun fungsi teori dalam PTK agak berbeda dengan fungsinya dalam penelitian formal. Asumsinya, peneliti PTK adalah guru profesional yang sudah berusaha menerapkan teori-teori yang sudah mantap itu dalam pembelajaran, tetapi belum berhasil. Sebagaimana kita ketahui banyak sekali teori-teori yang mantap itu berasal dari negara Barat, yang berbeda budaya dengan kita. Dalam PTK Anda dapat saja menemukan teori yang sama sekali baru—disebut grounded theory—yang sesuai dengan konteks sekolah Anda. Jadi teori yang dirujuk dalam PTK sifatnya hanya sebagai bahan pertimbangan.
Kata “pustaka” digunakan untuk membedakan dengan “teori’ yang bersifat akademis. Pustaka lebih bersifat umum; Undang-Undang dan Peraturan Menteri dapat dimasukkan ke dalamnya. Dokumen-dokumen itu merupakan kebijakan sehingga tidak dapat dimasukkan dalam kategori teori.
Selain variabel bebas dan variabel terikat, Anda perlu mencari teori yang berkenaan dengan pembelajaran khusus, untuk mata pelajaran Anda. Gunanya agar temuantemuan yang Anda peroleh nanti tidak menyimpang dari karakteristik mata pelajaran yang Anda ampu. Sebaiknya penyajian hakikat variabel bebas didahulukan agar pembaca langsung dapat mengetahui inovasi yang ditawarkan pada kesempatan pertama. Berikut ini adalah contoh deskripsi teori untuk judul “Peningkatan Hasil Belajar IPS siswa kelas I SMP IX Jakarta melalui Metode Concept Attainment”.
Bab 2 Kajian Pustaka
A. Deskripsi Teori 1. Concept Attainment
Pendekatan pembelajaran pemrosesan informasi dengan model concept attainment menurut Uno (2008) dikembangkan berdasarkan karya Jerome Brunner, dkk. yang yakin bahwa lingkungan sekitar manusia beragam dan sebagai manusia kita harus mampu membedakan, mengkategorikan dan menamakan semua itu. Kemampuan manusia dalam membedakan, mengelom-pokkan dan menamakan sesuatu inilah yang menyebab kan munculnya sebuah konsep. Concept attainment adalah suatu metode pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa memahami suatu konsep tertentu. Metode ini dapat diterapkan untuk semua umur, dari anak-anak sampai orang dewasa. Untuk taman kanak-kanak, tentunya, pendekatan ini dapat digunakan untuk memperkenalkan konsep yang sederhana. Pendekatan ini, lebih tepat digunakan ketika penekanan pembelajaran
lebih pada pengenalan konsep baru, melatih kemampuan berpikir induktif dan melatih berpikir analisis. Prosedur pembelajarannya melalui tiga tahap yaitu: kategorisasi, penemuan konsep, penyimpulan. Kategorisasi adalah upaya mengkategorikan sesuatu yang sama atau tidak sesuai dengan konsep yang diperoleh. Setelah kategori yang tidak sesuai disingkirkan, kategori yang sesuai digabungkan sehingga membentuk suatu konsep. Setelah itu, suatu konsep tertentu baru dapat disimpulkan. Tahap terakhir inilah yang dimaksud dengan concept attainment.
2. Hasil Belajar Belajar merupakan suatu kekuatan atau sumber daya yang tumbuh dari dalam diri sesorang (individu). Belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan sesaat seseorang seperti kelelahan dan pengaruh obat (Purwanto, 2003). Jadi perubahan perilaku adalah hasil belajar (Munir, 2008); perilaku itu meliputi aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik). Hasil belajar pada aspek pengetahuan adalah dari tidak tahu menjadi tahu, pada aspek keterampilan dari tidak mampu menjadi mampu. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang meliputi perubahan dalam persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dalam bentuk perilaku yang dapat diamati. Proses belajar dipandang sebagai proses pengolahan informasi yang meliputi tiga tahap, yaitu: perhatian (attention),
penulisan dalam bentuk simbol (encoding), dan mendapatkan kembali informasi (retrieval). Mengajar merupakan upaya dalam rangka mendorong (menuntun dan menemukan hubungan) antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada.
3. Pembelajaran IPS Sesuai dengan yang disampaikan Suparno (2005) bahwa selama proses pembelajaran terjadi interaksi yang khas antara siswa dan guru, siswa berupaya menyerap informasi dan guru bertugas mendampingi siswa dalam belajar. Dalam filsafat pendidikan modern, siswa dipandang bukan sebagai objek dalam pembelajaran tetapi juga sebagai subjek. Siswa tidak dipandang sebagai orang yang tidak tahu, tapi dipandang sebagai orang yang tahu meskipun belum sempurna. Sejarah merupakan cabang dari ilmu sosial yang mempelajari tentang manusia pada masa lampau yang mencakup konsep ruang dan waktu serta perubahan. Dalam standar isi mata pelajaran sejarah dijelaskan bahwa pembelajaran. Pembelajaran sejarah (IPS) dengan pendekatan proses sains baik bagi saintis maupun guru-guru sains karena dirasakan sebagai yang paling baik dan tepat (Druxes, 1996). Di samping itu siswa dapat menikmatinya sebab mereka adalah subjek belajar yang aktif. Keaktifan siswa dalam pembelajaran menimbulkan suasana yang menyenangkan. Melihat pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran fisika merupakan rangkaian pengembangan, pengetahuan dan keterampil an yang menekankan proses berpikir dengan mengguna kan keterampilan sains.
Penelitian yang relevan diperlukan untuk mengetahui state of the art atau perkembangan terbaru tentang masalah yang diteliti. Penelitian seperti itu dapat diperoleh dari jurnal ilmiah. Berbeda dengan buku, jurnal ilmiah menyajikan informasi yang relatif lebih baru. Berikut ini adalah contohnya.
B. Penelitian yang Relevan
Concept attainment didesain untuk memberi latihan pada siswa menganalisis data dan mengembangkan keterampil an berfikir kritis tanpa menggunakan alat-alat lab. yang merepotkan. Struktur pelajaran induktif membimbing siswa untuk memahami materi pelajaran tahap demi tahap menuju pemahaman yang mendalam atas ide-ide baru dan memberi kerangka berfikir sistematis seiring dengan proses menggabung-gabungkan atribut-atribut esensial dari kon-sep yang dituju. (Reid, 2010). Rerata hasil belajar kelas yang diajar menggunakan model concept attainment berbantuan CD Interaktif yaitu X1= 75,83 jauh lebih besar dari kelas yang diajar menggunakan model konvensional yaitu X2 = 67,93. Berdasarkan hal tersebut maka dapat diperoleh bahwa kelas yang diajar menggunakan model concept attainment berbantuan CD Interaktif lebih baik dari pada kelas yang diajar menggunakan model konvensional (Winasmadi, 2011).
Setelah mendeskripsikan berbagai teori tentang concept attainment berdasarkan buku teks dan temuan-temuan terbaru dari artikel jurnal, Anda perlu mengemukakan kerangka berfikir. Isinya adalah uraian singkat, sekitar 2—3 paragraf, untuk meyakinkan pembaca bahwa metode concept attainment memang efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Kerangka berfikir merupakan hasil pemikiran Anda sendiri, yang merupakan sintesis dari berbagai teori yang Anda rujuk sebelumnya. Kerangka berfikir yang baik dapat membuat pembaca mengemukakan sendiri kesimpulannya sebelum Anda menuliskan di bagian akhir. Berikut ini adalah contohnya:
C. Kerangka Berfikir Siswa akan memperoleh pemahaman yang mantap jika dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran, menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari. Contoh-contoh yang cukup banyak akan menghindarkan siswa dari under-generalization atau penyimpulan terlalu sempit. Sementara penyajian noncontoh akan menghindarkan siswa dari overgeneralization atau penyimpulan terlalu luas. Baik under-generalizatin maupun over-generalization dua-duanya akan membuat pemahaman konsep siswa menjadi lemah. Metode concept attainment memberi contoh yang cukup banyak kepada siswa, disertai dengan noncontohnya. Siswa diberi kesempatan yang luas untuk berfikir secara aktif dalam mengelompokkan contoh-contoh itu ke dalam konsep-konsep yang dipelajari. Karena masing-masing siswa mempunyai pendapat sendiri yang dipercayai kebenarannya, proses pengelompokkan itu akan menimbul kan perbedaan pendapat yang mendorong terjadinya diskusi yang seru dan menyenangkan. Dapat disimpulkan bahwa metode concept attainment akan meningkatkan pemahaman siswa.
Hipotesis tindakan merupakan bagian akhir dari kajian teori di Bab 2. Isinya sama dengan kalimat terakhir kerangka berfikir, yang merupakan kesimpulan. Dalam proposal sederhana yang sudah Anda buat di pasal sebelumnya, sudah terdapat hipotesis tendakan. Anda tinggal memindahkannya ke sini. Seperti telah dijelaskan, hipotesis tindakan sebaiknya disertai dengan tindakan operasional, yang merupakan operasionalisasi dari hipotesis itu. Analoginya dengan kedokteran, hipotesis tindakan adalah resepnya; tindakan operasional adalah dosis atau aturan minumnya. Inilah contohnya.
D. Hipotesis Tindakan Metode concept attainment akan meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas I SMP IX Jakarta.
Tindakan Operasional: 1. Tiap peristiwa yang esensial disajikan
menggunakan metode concept attainment. Sejumlah contoh yang berupa nama-nama peristiwa diletakkan dalam kolom-kolom yang diberi kata “Ya” dan “Tidak”. Siswa kemudian diminta menambahkan tiga nama peristiwa lain di masing-asing kolom. Di antara contoh-contoh itu disertai noncontoh.
2. Contoh soal yang diberikan guru harus cukup banyak dan bervariasi.
3. Dihindari pemberian contoh soal yang terbatas tetapi pemberian PR yang terlalu banyak.
Metodologi Penelitian (Bab 3) Metodologi penelitian diawali dengan mendeskripsikan setting; sebagaimana sudah disinggung sebelumnya. Gunanya adalah untuk memberikan gambaran kepada pembaca tentang konteks penelitian Anda. Setelah itu uraian Bab 3 ini disusul berturut-turut dengan: metode penelitian, siklus penelitian, kriteria keberhasilan, instrumen penelitian, analisis data, kolaborasi, dan jadual penelitian. Berikut ini adalah contohnya.
Bab 3 Metodologi Penelitian
A. Setting Penelitian ini akan dilakukan dalam mata pelajaran sejarah pada semester ke ... tahun ... di SMP IX Jakarta. Subyek penelitian adalah siswa kelas I yang berjumlah 32 orang siswa. Sekolah ini merupakan Sekolah Standar Nasional yang berukuran besar, mempunyai 27 kelas. Gurunya 80% berkualifikasi S1 dengan program studi yang relevan dengan mata pelajaran yang diampu. Yang sudah memperoleh Sertifikat Pendidik Profesional sekitar 50%.
B. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) model Kemmis dan McTaggart yang prosesnya disajikan seperti pada Gambar berikut.
Gambar. PTK Model Kemmis & McTaggart
Penelitian direncanakan akan berlangsung selama tiga siklus, yang masing-masing terdiri dari: perencanaan (plan), pelaksanaan (act), pengamatan (observe), dan refleksi (reflect). Tiap siklus minimal akan terdiri dari tiga pertemuan tatap muka sehingga keseluruhan penelitian akan terdiri dari sekitar sembilan pertemuan tatap muka.
C. Siklus Penelitian Plan yang tidak lain adalah hipotesis tindakan akan dilaksanakan secara berulang-ulang dalam siklus I, sebanyak beberapa kali pertemuan tatap muka. Pelaksanaan tindakan akan diamati dan dicatat dengan seksama. Pada akhir siklus pengamatan terhadap variabel terikat dilakukan dengan tes. Data hasil tes dianalisis atau direfleksi untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalannya. Refleksi diakhiri dengan merencanakan tindakan alternatif atau revised plan, yang akan diterapkan pada siklus II.
Plan untuk siklus II sepenuhnya tergantung pada hasil refleksi siklus I; demikian juga plan untuk siklus III sepenuhnya tergantung pada hasil refleksi siklus II.
D. Kriteria Keberhasilan Siklus “plan-act-observe-reflect” akan berlangsung terus sampai criteria keberhasilannya tercapai, yaitu skor rata-rata kelas mencapai 75, yang disebut kriteria ketuntasan minimal (KKM). Walaupun penelitian telah berlangsung sebanyak tiga siklus, akan terus dilanjutkan selama KKM belum tercapai.
E. Instrumen Penelitian Instrumen untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa (variable yang ditingkatkan) akan dilakukan dengan tes hasil belajar. Kisi-kisinya adalah sebagai berikut:
Tabel. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar
Kompetensi dan Indikator
Proses Kognitif
Ing
atan
Pe
mah
aman
Ap
likas
i
An
alis
is
Eva
luas
i
Kre
asi
KD 1
Indikator 1.1
Indikator 1.2
KD 2
Indikator 2.1
Indikator 2.2
Di samping itu peningkatan hasil belajar akan diukur juga dengan menggunakan lembar observasi dan pedoman wawancara atau tes lisan. Kedua instrumen itu akan dibuat berdasarkan kisi-kisi pada Tabel di atas. Tujuannya adalah untuk melakukan triangulasi, yaitu melihat satu variabel dari berbagai instrumen yang berbeda. Pengukuran akan dilakukan secara sampling, yaitu terhadap beberapa orang siswa yang
dipilih secara acak. Teknik ini dipilih karena jika dilakukan terhadap seluruh siswa akan memakan waktu yang lama; peneliti praktis akan sangat sibuk dan kehilangan waktu untuk membimbing siswa secara intensif.
Pelaksanaan metode concept attainment, sebagai variabel bebas atau tindakan yang diberikan, tidak akan diukur secara kuantitatif, tetapi cukup secara kualitatif menggunakan catatan lapangan. Sifatnya lebih global dan fleksibel dengan memperhatikan hal-hal yang penting, yaitu:
1. Kemampuan siswa menambahkan nama-benda baru pada kolom “ya” dan “Tidak”
2. Kemampuan siswa menemukan konsep yang ada pada kolom “Ya” dan “Tidak”
3. Kemampuan siswa berargumentasi dalam diskusi kelompok atau diskusi kelas.
Data tidak akan ditabulasi seperti halnya skor hasil belajar, tetapi cukup dituliskan secara naratif berupa catatan lapangan, seperti telah
disinggung di atas, sebanyak ½--1 halaman tiap akhir pertemuan tatap muka.
F. Analisis Data Data hasil belajar siswa akan dianalisis dengan statistik deskriptif, seperti rata-rata dan persentase. Peningkatan hasil belajar akan dilihat dari kecenderungan kenaikan skor rata-rata dari siklus ke siklus. Data dari lembar observasi dan pedoman wawancara akan dianalisis secara kualitatif, kemudian dilihat juga kecenderungannya dari siklus ke siklus.
G. Kolaborasi Kolaborator penelitian adalah teman sejawat, semata pelajaran, di SMA X Jakarta. Proses kolaborasi dilakukan pada saat penulisan proposal penelitian dan pengembangan perangkat-perangkat pembelajaran. Pada saat-saat tertentu, kolaborator ikut masuk kelas untuk membantu mengamati
pelaksanaan metode concept attainment, sebagai variable bebas atau tindakan dalam PTK, dan pada akhir pembelajaran diadakan diskusi singkat. Pada akhir minggu pertemuan kolaborasi kembali dilakukan untuk menganalisis keberhasilan dan kegagalan penelitian dalam satu minggu, dan merencanakan tindakan untuk minggu berikutnya.
H. Jadual Penelitian Tabel Jadual Penelitian
No Kegiatan Minggu Ke
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Persiapan
a. Menyusun RPP
b. Membuat Perangkat Pembelajaran
c. Membuat Media
d. Menyusun Jadual
e. Menyusun Instrumen
2 Pelaksanaan
a. Menyiapkan Siklus 1
b. Membuat Laporan Siklus 1
c. Melaksanakan Siklus 2
d. Membuat Laporan Siklus 2
e. Melaksanakan Siklus 3
f. Membuat Laporan Siklus 3
3 Pelaporan
a. Membuat Laporan Gabungan Siklus 1, 2, dan 3
b. Membuat Makalah Seminar
c. Seminar hasil penelitian
d. Merevisi Laporan Berdasarkan Hasil Seminar
e. Menulis Artikel Jurnal
f. Mengirimkan Artikel Jurnal Ke Pengelola Jurnal
Berbeda dengan penelitian formal, pada penelitian tindakan kelas laporannya sebaiknya dibuat secara bertahap, per siklus. Maksudnya agar hal-hal yang bersifat kualitatif tidak terlupakan; dengan demikian laporan akan bersifat lebih holistik, melihat berbagai aspek pembelajaran. pembuatan laporan secara bertahap juga akan membuat pekerjaan terasa lebih ringan. Laporan akhirnya lebih berupa kompilasi dari laporan per siklus.
Bagian terakhir dari Bab 3 adalah Daftar Pustaka. Semua referensi yang ada dalam proposal harus didukung dengan daftar pustaka. Daftar pustaka hendaknya bersifat asli dan baru. Asli artinya diambil dari penulisnya secara langsung; baru artinya tahun penerbitan sedapat mungkin 10 tahun terakhir. Satu atau dua yang usianya lebih dari 10 tahun masih dapat diterima. Anda bebas memilih cara penulisan daftar pustaka asalkan konsisten. Berikut ini adalah contoh dari daftar pustaka:
a) Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas Untuk menyusun laporan akhir penelitian harus mengikuti acuan penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) dalam upaya meningkatkan jabatan/golongan guru melalui pengembangan profesi. 1) Kelengkapan laporan dan sistematika sebagai berikut:
SAMPUL HALAMAN PENGESAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL (KALAU ADA) DAFTAR GAMBAR (KALAU ADA) DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori B. Hasil Penelitian Yang Relevan C. Kerangka Pikir D. Hipotesis Tindakan
BAB 3 METODE PENELITIAN A. Settin Penelitian B. Metodologi Penelitian C. Siklus Penelitian D. Kriteria Penelitian E. Instrumen Penelitian F. Analisis Data G. Kolaborasi
H. Jadual Penelitian
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil B. Pembahasan
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Contoh perangkat pembelajaran 2. Instrumen 3. Personalia 4. Data 5. Bukti lain pelaksanaan (foto, CD, hasil pekerjaan siswa,
berita acara seminar hasil penelitian)
2) Deskripsi dari tiap-tiap komponen di atas adalah sebagai berikut: SAMPUL LAPORAN Format sampul laporan sesuaikan dengan format yang berlaku di Kementrian Pendidikan Nasional HALAMAN PENGESAHAN Format halaman pengesahan sesuaikan dengan format yang berlaku di Kementrian Pendidikan Nasional ABSTRAK Abstrak berisi ringkasan permasalahan dan cara pemecahan masalahnya, tujuan, prosedur, dan hasil penelitian. Abstrak diketik satu spasi dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris (lebih baik bila ada). Jumlah kata dalam abstrak tidak melebihi 200 kata (ada juga yang menetapkan 250 kata) dan dilengkapi dengan kata kunci 3 – 5 kata KATA PENGANTAR Kata pengantar berisi hal-hal yang akan disampaikan oleh peneliti sehubungan dengan pelaksanaan dan hasil yang dicapai. Di bagian ini dapat pula disampaikan ucapan terima
kasih kepada pihak-pihak yang berjasa dalam pelaksanaan penelitian. DAFTAR ISI Daftar isi memuat bagian awal laporan, bab dan sub-bab, bagian akhir, disertai pencantuman nomor halamannya. DAFTAR TABEL Daftar tabel memuat nomor dan judul semua tabel yang ada dalam laporan disertai pencantuman nomor halamannya. Judul tabel berada di bagian atas tabel. DAFTAR GAMBAR Daftar gambar memuat nomor dan judul semua gambar yang ada dalam laporan disertai pencantuman nomor halamannya. Judul gambar berada di bagian bawah gambar. Gambar yang dimaksud adalah gambar yang diambil selama proses penelitian berlangsung dan berguna antara lain untuk menggambarkan situasi kelas/laboratorium,respon/mimik siswa selama dilaksanakan tindakan, hasil karya siswa, grafik/diagram batang yang menggambarkan data hasil penelitian.
BAB 1 – 3 Isi sama dengan proposal Penelitian Tindakan Kelas pada pembahasan sebelumnya. BAB 4 HASIL PENELITIAN Pada awalnya dideskripsikan setting penelitian secara lengkap kemudian uraian masing-masing siklus dengan desertai data lengkap beserta aspek-aspek yang direkam/diamati tiap siklus. Rekaman itu menunjukkan terjadinya perubahan akibat tindakan yang diberikan. Ditunjukkan adanya perbedaan dengan pelajaran yang biasa dilakukan. Pada refleksi diakhir setiap siklus berisi penjelasan tentang aspek keberhasilan dan kelemahan yang terjadi ke dalam bentuk grafik. Kemukakan adanya perubahan/kemajuan/ perbaikan yang terjadi pada diri siswa, lingkungan kelas, guru sendiri, minat, motivasi belajar, dan hasil belajar. Untuk bahan dasar analisis dan pembahasan kemukakan hasil keseluruhan siklus kedalam suatu ringkasan tabel/grafik. Dari tabel/grafik rangkuman itu akan dapat memperjelas adanya perubahan yang terjadi disertai pembahasan secara rinci dan jelas.
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Sajikan simpulan dari hasil penelitian sesuai dengan analisis dan tujuan penelitian yang disampaikan sebelumnya. Berikan saran sebagai tindak lanjut berdasarkan simpulan yang diperoleh baik yang menyangkut segi positif maupun segi negatifnya.
DAFTAR PUSTAKA Daftar pustaka yang dicantumkan dalam laporan hanya yang benar-benar dirujuk dalam naskah. Daftar pustaka ditulis secara konsisten dan alphabetis. Daftar pustaka dapat bersumber dari buku, jurnal, majalah, dan internet. LAMPIRAN Lampiran memuat contoh perangkat pembelajaran: RPP, kurikulum, silabus, instrumen yang digunakan, personalia, data, foto pelaksanaan penelitian dan bukti lain pelaksanaan termasuk berita acara seminar hasil penelitian.