pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang …/pengaruh...pengaruh pemberian motivasi belajar...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGARUH PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR DARI ORANG TUA, MINAT
BELAJAR DAN KECEMASAN MENGHADAPI TES MATEMATIKA
TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
SKRIPSI
OLEH
ERNY RETNO AGUSTININGSIH
X 1304035
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGARUH PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR DARI ORANG TUA, MINAT
BELAJAR DAN KECEMASAN MENGHADAPI TES MATEMATIKA
TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan untuk memenuhi Persyratan Guna Mendapatkan Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pendidikan Alam
OLEH
ERNY RETNO AGUSTININGSIH
X 1304035
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan P.MIPA Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Ira Kurniawati, S.Si, M.Pd
NIP.19720106 199802 2 2001
Pembimbing II
Getut Pramesti, S.Si, M.Si
NIP. 19790202 200604 2 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan
Hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi :
Ketua : Triyanto, S.Si, M.Si (………………)
Sekretaris : Sutopo, S.Pd, M.Pd (………………)
Penguji I : Ira Kurniawati, S.Si, M.Pd (………………)
Penguji II : Getut Pramesti, S.Si, M.Si (………………)
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd
NIP. 131 658 563
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Erny Retno Agustiningsih. PENGARUH PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR
DARI ORANG TUA, MINAT BELAJAR, DAN KECEMASAN MENGHADAPI
TES MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA.
Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta, Mei 2010.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada atau tidaknya: (1) pengaruh
yang signifikan pemberian motivasi belajar dari orang tua terhadap prestasi belajar
matematika siswa. (2) pengaruh yang signifikan minat belajar terhadap prestasi
belajar matematika siswa. (3) pengaruh yang signifikan kecemasan menghadapi tes
matematika terhadap prestasi belajar matematika siswa. (4) interaksi antara
pemberian motivasi belajar dari orang tua dan minat belajar terhadap prestasi belajar
matematika siswa. (5) interaksi antara pemberian motivasi belajar dari orang tua dan
kecemasan menghadapi tes matematik terhadap prestasi belajar matematika siswa. (6)
interaksi antara minat belajar dan kecemasan menghadapi tes matematika terhadap
prestasi belajar matematika siswa. (7) interaksi antara pemberian motivasi belajar dari
orang tua, minat belajar, dan kecemasan menghadapi tes matematika terhadap
prestasi belajar matematika siswa.
Penelitan ini adalah penelitian kausal komparatif. Populasi penelitian ini
adalah seluruh siswa SMP Negeri 7 Surakarta kelas VIII Semester I tahun ajaran
2009/ 2010 dengan cacah 240 siswa yang terbagi dalam enam kelas. Sampel dalam
penelitian ini berjumlah 80 siswa yang diambil dengan teknik sampling random
kluster yaitu mengambil dua kelas dari enam kelas yang ada. Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah metode angket untuk data pemberian motivasi belajar
dari orang tua, minat belajar, dan kecemasan menghadapi tes matematika, metode
dokumentasi untuk data prestasi belajar matematika. Teknik analisis data yang
digunakan adalah teknik analisis variansi tiga jalan dengan sel tak sama 2x2x2.
Sebelumnya dilakukan uji normalitas dengan metode Liliefors dan uji homogenitas
dengan menggunakan metode Bartlett.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
Hasil dari penelitian ini adalah pada taraf signifikansi 0.05, hipotesis
pertama diperoleh FA = 0.249853 < 3.92 = F0.05;1;72 dengan demikian H0A tidak
ditolak. Pada hipotesis kedua diperoleh FB = 4.186611 > 3.92 = F0.05;1;72, dengan
demikian H0B ditolak. Pada hipotesis ketiga diperoleh FC = 12.609086 > 3.92 =
F0.05;1;72, dengan demikian H0C ditolak. Pada hipotesis keempat diperoleh FAB =
0.507766 < 3.92 = F0.05;1;72, dengan demikian H0AB tidak ditolak. Pada hipotesis
kelima diperoleh FAC = 3.300930 < 3.92 = F0.05;1;72, dengan demikian H0AC tidak
ditolak. Pada hipotesis keenam diperoleh FBC = 2.856657 < 3.92 = F0.05;1;72, dengan
demikian H0BC tidak ditolak. Pada hipotesis ketujuh diperoleh FABC = 3.369080 < 3.92
= F0.05;1;72 dengan demikian H0ABC tidak ditolak
Akhirnya diperoleh kesimpulan : (1) Tidak terdapat pengaruh yang
signifikan pemberian motivasi belajar dari orang tua terhadap prestasi belajar
matematika siswa. (2) Terdapat pengaruh yang signifikan minat belajar terhadap
prestasi belajar matematika siswa. (3) Terdapat pengaruh yang signifikan kecemasan
menghadapi tes matematika terhadap prestasi belajar matematika. (4) Tidak terdapat
interaksi antara pemberian motivasi belajar dari orang tua dan minat belajar terhadap
prestasi belajar matematika siswa. (5) Tidak terdapat interaksi antara pemberian
motivasi belajar dari orang tua dan kecemasan menghadapi tes matematik terhadap
prestasi belajar matematika siswa. (6) Tidak terdapat interaksi antara minat belajar
dan kecemasan menghadapi tes matematika terhadap prestasi belajar matematika
siswa. (7) Tidak terdapat interaksi antara pemberian motivasi belajar dari orang tua,
minat belajar, dan kecemasan menghadapi tes matematika terhadap prestasi belajar
matematika siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Emy Retno Agustiningsih. The Effect of Learning Motivation from Parents,
Learning Interest and apprehensiveness face Mathematic Test towards
Mathematic Learning Achievement. Thesis, Surakarta: Teaching and Education
Faculty Sebelas Maret University Surakarta, May 2010.
The aim of this research is to know the existence of these : (1) The significant
effect of learning encouragement from the parents toward student's learning
achievement in Mathematic subject. (2) The significant effect of the student's learning
interest toward student's learning achievement in Mathematic subject. (3) The
significant effect of apprehensiveness over mathematic test toward student's learning
achievement in Mathematic subject. (4) The interaction between motivation
encouragement from the parents and learning interest toward student's learning
achievement in Mathematic subject. (5) The interaction between encouragement from
the parents and apprehensiveness over mathematic test toward student's learning
achievement in Mathematic subject. (6) The interaction between learning interest and
apprehensiveness over mathematic test toward student's learning achievement in
Mathematic subject. (7) The interaction between motivation encouragement from the
parents, learning interest, and apprehensiveness over mathematic test toward student's
learning achievement in Mathematic subject.
This research is a causal comparative research. The populations of this
research are all students of SMP Negeri 7 Surakarta grade VIII from semester 1,
2009/2010 academic year with the numbers of 240 students divided into six classes.
The researcher took 80 students as the sample respondent using cluster random
sampling technique. The data collecting technique used is a questioner method. It was
used to get the data over these factors; Learning Motivation from the Parents,
Learning Interest, and apprehensiveness Face Mathematic Test while to get the data
of the students' learning achievement, the researcher used documentation method.
Then, to analyze the data, the researcher used three ways analysis of variance
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
technique with 2x2x2. Previously, normality test has been done through Liliefors,
method and homogeneity test has been done by using Bartlett method.
The results of this research are; will the signification level 0.05, the first
hypothesis shows that FA= 0.249853< 3.92= F 0,05;1;71 So H0A is acepted. The
second hypothesis shows that FB=4.18661 1> 3.92= F 0.05;1;71, as a result HoB is
acepted. The third hypothesis shows Fc = 12.609086 > 3.92 = F 0.05;1;71 So H0C is
unacepted. The fourth hypothesis shows that FAB= 0.507766 < 3.92 = F U5;1;71 So
Ho AB is unacepted. The fifth hypothesis shows that F Ac= 3.300930 < 3.92 = F
0.05;1;71 SO H0AC is accepted. The sixth hypothesis shows that FBC = 2.856657 <
3.92 = F 0.05;1,71 SO H0BC is acepted. The seventh hypothesis shows that F ABC =
3.369080 < 3.92 = F 0.05;1;71 SO H0ABC is acepted.
The conclusions of this research such as; (1) there is no significant effectof
learning encouragement from the Parents toward student's learning achievement in
Mathematic subject. (2) There is a significant effect of students' leaning interest
toward student's learning achievement in Mathematic subject. (3) There is a
significant effect of the apprehensiveness over mathematic test toward student's
learning achievement in Mathematic subject. (4) There is no interaction between
learning encouragement from the Parents and students' learning interest toward
student's learning achievement in Mathematic subject. (5) There is no interaction
between learning encouragement from the Parents and the apprehensiveness over
mathematic test toward student's learning achievement in Mathematic subject. (6)
There is no interaction between students' learning interest and the apprehensiveness
over Mathematic test toward student's learning achievement in Mathematic subject.
(7) There is no interaction between learning encouragement from the Parents,
students' learning interest, and the apprehensiveness over mathematic test toward
student's learning achievement in Mathematic, subject
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
MOTTO
Keberhasilan tidak di ukur pada apa yang kamu raih, tetapi kegagalan yang telah
kamu hadapi dan keberanian yang buat kamu tetap berjuang melawan rintangan
yang datang bertubi-tubi...(Penulis)
Orang yang luar biasa itu sederhana dalam ucapan, tetapi hebat dalam
tindakan…(Andre Wongso)
Fear can hold prisoner, but hope can set you free....(shawsank redemption)
Be faithfull in a small things, because it is in thenm your strength
lies…(Bt.Theresa)
Segala sesuatu ada waktunya dan Tuhan membuat segalanya indah pada
waktunya…(Pengkotbah 3:11)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
PERSEMBAHAN
Special thanks to :
Jesus Crist is my true love, my source to fight…..you’re my last destination.
Specially for My Parents” Babe and Ibu” thanks for your spirit
My family”maz Seven and Mb Lisa, and adiku Tepz…..thaks for all
My Lovely “maz Nanang”…….thanks for your inspiration, spirit ,motivation and
selalu setia mendengar keluh kesahku.
Specially for Mr.Budi Usodo, Mr.Triyanto, Mr.Sutopo, Mr.Imam Sujadi, Mr.Suyono,
Mr.Marjuki, Mr.Dwi Maryono, Mr.Mardiyana, Mr. Bambang, Mr.Pambudi, Mr.Ristu
Saptono, Mr.Aryanto, Mr.Pargiyo, Mr.Gatut, Mr.Ponco Sujatmiko and Miss.Ira
Kurniawati, Miss.Getut Pramesti, Miss.Yemi Kuswardi, Miss.Henny, Miss.Nany,
Miss.Farida, Miss.Dyah Ratri Aryuna……..thanks for knowledge to me..
My friendly
“moncret,rinthoel,andel,atiek,beny,devon””anita,dyah,dj,euis,ira,lely,nanik,harini,yayuk,d
wi,rika,arin,riris,arif,ika,joe,ria,atik,isti….salam sahabat!!!!
All my friends in mathematic education 2004
Semua pihak yang telah membantuku selama ini yang tak bias aku sebutkan satu-per
satu……
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “ Pengaruh Pemberian Motivasi Belajar dari Orang tua, Minat Belajar,
dan Kecemasan menghadapi Tes Matematika” yang dilaksanakan di SMP Negeri 7
Surakarta tahun ajaran 2009/2010 sebagai persyaratan mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Pendidikan Matematika Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Selain karena kemudahan yang telah diberikan oleh-Nya, keberhasilan
penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin
untuk menulis skripsi ini.
2. Dra. Hj. Kus Sri Martini, M.Si, Ketua Jurusan P.MIPA Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin
untuk menulis skripsi ini.
3. Triyanto, S.Si, M.Si, Ketua Program Pendidikan Matematika Jurusan P.MIPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
yang telah memberikan izin untuk menulis skripsi ini.
4. Ira Kurniawati, S.Si, M.Pd sebagai dosen pembimbing I yang telah memberikan
bantuan dan bimbingan selama penyusunan skripsi ini.
5. Getut Pramesti, S.Si, M.Si, sebagai dosen pembimbing II yang telah memberikan
motivasi, dan bimbingan selama penyusunan skripsi ini.
6. Karyana, S.Pd, Kepala SMP Negeri 7 Surakarta yang telah memberikan izin
melakukan penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
7. Ngatman, S.Pd, Wakil Kepala SMP Negeri 8 Surakarta yang telah memberikan
izin melakukan try out.
8. Waluyo Isnan, guru matematika SMP Negeri 7 Surakarta yang telah memberikan
bantuan dan bimbingan serta meluangkan waktu untuk membantu terlaksananya
penelitian.
9. Wahono, S.Pd, guru matematika SMP Negeri 8 Surakarta yang telah memberikan
bantuan dan bimbingan serta meluangkan waktu untuk membantu terlaksananya
try out.
10. Siswa-siswi kelas VIII A dan kelas VIII B SMP Negeri 7 Surakarta yang telah
membantu pelaksanaan penelitian ini.
11. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang
tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut di atas mendapatkan imbalan dari
Tuhan YME. Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis pada
khususnya, bagi dunia pendidikan dan pembaca pada umumnya.
Surakarta, Maret 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
ABSTRAK ................................................................................................... iv
MOTTO ...................................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. vx
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................... 4
C. Pembatasan Masalah............................................................... 4
D. Perumusan Masalah ................................................................ 5
E. Tujuan Penelitian .................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian .................................................................. 7
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................... 8
A. Tinjauan Pustaka..................................................................... 8
1. Prestasi Belajar Matematika ............................................ 8
a. Prestasi...................... .................................................. 8
b. Belajar ......................................................................... 8
c. Prestasi Belajar ........................................................... 10
d. Hakekat Matematika ................................................... 11
e. Pengertian Prestasi Belajar Matematika ..................... 12
f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Matematika.............. ................................................... 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
2. Pemberian Motivasi Belajar dari Orang Tua .................... 14
a. Pengertian Pemberian Motivasi belajar Dari Orang Tua 14
b. Teori-teori Motivasi .................................................... 15
c. Macam-macam Motivasi ............................................ 17
d. Fungsi Motivasi…………………………………… .. 18
e. Cara Memotivasi Anak ............................................... 19
f. Tugas dan Tangung Jawab Orang Tua Dalam Keluarga.. 19
g. Bentuk Motivasi dari Orang Tua ................................ 20
3. Minat ................................................................................. 21
4. Kecemasan Menghadapi Tes Matematika ........................ 25
a. Pengertian Kecemasan ................................................ 25
b. Pengertian Tes Matematika ........................................ 27
c. Cara Mengatasi Kecemasan Menghadapi Tes
Matematika ................................................................ 28
B. Penelitian yang Relevan ......................................................... 30
C. Kerangka Berfikir ................................................................... 31
D. Perumusan Hipotesis .............................................................. 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..................................................... 36
A. Tempat dan Waktu Penelitian................................................. 36
1. Tempat penelitian ............................................................ 36
2. Waktu Penelitian ............................................................. 36
B. Metode Penelitian .................................................................. 36
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .............. 37
1. Populasi ........................................................................... 37
2. Sampel. ............................................................................ 37
3. Teknik Pengumpulan Sampel ......................................... 37
D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 38
1. Metode Pengumpulan Data .............................................. 38
2. Penyusunan Instrumen ...................................................... 39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
E. Variabel Penelitian ................................................................. 45
1. Variabel Bebas .................................................................. 45
2. Variabel Terikat ................................................................ 47
F. Teknik Analisis Data .............................................................. 47
1. Uji Normalitas .................................................................. 48
2. Uji Homogenitas ............................................................... 49
3. Analisis Variansi Tiga Jalan ............................................. 50
4. Uji Komparasi Ganda ....................................................... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................... 58
A. Deskripsi Data ........................................................................ 58
1. Data hasil Uji Coba Instrumen ......................................... 58
a. Hasil Uji Validitas ...................................................... 58
b. Hasil Uji Reliabilitas .................................................. 59
2. Deskripsi Data .................................................................. 60
a. Data Skor Pemberian Motivasi Belajar dari Orang Tua 60
b. Data Skor Minat belajar .............................................. 61
c. Data Skor Kecemasan menghadapi tes Matematika... 61
d. Data Prestasi Belajar Matematika Siswa .................... 61
B. Penguji Persyaratan Analisis .................................................. 63
1. Uji Normalitas .................................................................. 63
2. Uji Homogenitas ............................................................... 63
C. Pengujian Hipotesis ................................................................ 64
1. Uji Analisis Variansi Tiga Jalan Sel Tak Sama ................ 64
2. Uji Komparasi ganda ........................................................ 65
D. Pembahasan Hasil Analisis ..................................................... 66
1. Hipotesis Pertama ............................................................. 66
2. Hipotesis Kedua ................................................................ 66
3. Hipotesis Ketiga ............................................................... 67
4. Hipotesis Keempat ............................................................ 67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
5. Hipotesis Kelima .............................................................. 68
6. Hipotesis Keenam ............................................................. 69
7. Hipotesis Ketujuh ............................................................. 70
BAB V Kesimpulan, Implikasi, dan Saran ................................................ 72
A. Kesimpulan ............................................................................. 72
B. Implikasi ................................................................................. 73
C. Saran ....................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 75
LAMPIRAN .................................................................................................. 78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Penentuan Kategori Angket Pemberian Motivasi Belajar
dari Orang Tua ............................................................................... 60
Tabel 3.2 Penentuan Kategori Angket Minat Belajar .................................... 61
Tabel 3.3 Penentuan Kategori Angket Kecemasan Menghadapi
Tes Matematika ............................................................................. 61
Tabel 3.4 Hasil Prestasi Belajar ..................................................................... 62
Tabel 3.5 Deskripsi Data Skor Prestasi Belajar Siswa ................................... 62
Tabel 3.6 Hasil Analisis Uji Normalitas ...................................................... 63
Tabel 3.7 Hasil Analisis Uji Homogenitas ..................................................... 64
Tabel 3.8 Rangkuman Hasil Analisis Variansi Tiga Jalan Sel Tak Sama .... 64
Tabel 3.9 Perhitungan Rata-Rata Prestasi Belajar Matematika Siswa
Berdasarkan Pemberian Motivasi Belajar Dari Orang Tua
dan Minat Belajar ........................................................................... 68
Tabel 3.10Perhitungan Rata-Rata Prestasi Belajar Matematika Siswa
Berdasarkan Pemberian Motivasi Belajar Dari Orang Tua
Dan Kecemasan menghadapi Tes Matematika Minat Belajar ....... 69
Tabel 3.11Perhitungan Rata-Rata Prestasi Belajar Matematika Siswa
Berdasarkan Pemberian Minat Belajar dan Kecemasan
Menghadapi Tes Matematika ......................................................... 70
Tabel 3.11Perhitungan Rata-Rata Prestasi Belajar Matematika Siswa
Berdasarkan Pemberian Motivaesi Belajar Dari Orang Tua,
Minat Belajar dan Kecemasan Menghadapi Tes Matematika........ 72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kisi-kisi angket pemberian motivasi belajkar dari orang tua .... 79
Lampiran 2. Angket pemberian motivasi belajar dari orang tua .................... 80
Lampiran 3. Lembar jawab angket pembeian motivasi belajar
dari orang tua............................................................................... 85
Lampiran 4. Uji validitas isi angket pemberian motivasi belajar
dari orang tua.............................................................................. 86
lampiran 5. UJi konsistensi internal pemberian motivasi belajar
dari orang tua.............................................................................. 90
Lampiran 6. UJi reliabilitas pemberian motivasi belajar dari orang tua ........ 93
Lampiran 7. Kisi-kisi angket minat belajar .................................................... 96
Lampiran 8. Angket minat belajar ................................................................. 98
Lampiran 9. Lembar jawab angket minat belajar........................................... 103
Lampiran 10. Uji validitas isi angket minat belajar ....................................... 104
Lampiran 11. Uji konsistensi internal minat belajar ...................................... 108
Lampiran 12. Uji reliabilitas minat belajar .................................................... 111
Lampiran 13. Kisi-kisi angket kecemasan menghadapi tes matematika........ 114
Lampiran 14. Angket kecemasan menghadapi tes matematika ..................... 115
Lampiran 15. Lembar jawab kecemasan menghadapi tes matematika .......... 119
Lampiran 16. Uji validitas isi angket kecemasan menghadapi
tes matematika ......................................................................... 120
Lampiran 17. UJi konsistensi internal kecemasan menghadapi tes
Matematika .............................................................................. 124
Lampiran 18. UJi reliabilitas kecemsan menghadapi tes matematika ........... 127
Lampiran 19. Data induk penelitian ............................................................... 130
Lampiran 20. Rata-rata Prestasi ..................................................................... 133
Lampiran21a. UJi normalitas kelompok pemberian motivasi belajar
dari orang tua tinggi ............................................................... 135
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
Lampiran21b UJi normalitas kelompok pemberian motivasi belajar
dari orang tua rendah ............................................................... 137
Lampiran22a. UJi normalitas kelompok minat belajar tinggi ........................ 139
Lampiran22b. UJi normalitas kelompok minat belajar rendah ...................... 141
Lampiran23a. UJi normalitas kelompok kecemasan menghadapi tes
matematika tinggi ................................................................... 143
Lampiran23b. UJi normalitas kelompok kecemasan menghadapi tes
matematika rendah ................................................................. 145
Lampiran24. Uji homogenitas pemberian motivasi belajar dari orang tua .... 147
Lampiran25. Uji homogenitas minat belajar .................................................. 150
Lampiran26. Uji homogenitas kecemasan menghadapi tes matematika ....... 153
Lampiran 27. Analisis variansi tiga jalan sel tak sama .................................. 157
Lampiran 28. Tabel-tabel ............................................................................... 161
Lampiran 29. Surat-surat ................................................................................ 171
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan di bidang pendidikan merupakan suatu upaya mencerdaskan
kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. Salah satu faktor penentu bagi
kelestarian dan kemajuan bangsa adalah sektor pendidikan. Pendidikan bukan hanya
sekedar media dalam menyampaikan dan meneruskan kebudayaan dari generasi ke
generasi, melainkan dapat menghasilkan perubahan dan pengembangan kemajuan
kehidupan bangsa. Keberhasilan program pendidikan dapat membantu kelancaran
pencapaian tujuan pembangunan nasional. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan
dilakukan di dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keberhasilan pendidikan
nasional tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Peningkatan mutu pendidikan pada masyarakat terutama anak-anak bukan
hanya tanggung jawab pemerintah atau sekolah saja, melainkan juga merupakan
tanggung jawab keluarga dan masyarakat. Hal ini sesuai dengan prinsip yang
diberikan oleh Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan menurut tempatnya dibedakan
menjadi tiga yaitu pendidikan di dalam keluarga, pendidikan di dalam sekolah, dan
pendidikan di dalam masyarakat.
Dalam kaitannya dengan pendidikan yang berlangsung di dalam keluarga,
orang tua mempunyai tugas untuk mendidik dan membimbing putra-putrinya dengan
baik. Orang tua berkewajiban memberikan dasar-dasar pengetahuan, sikap, dan
ketrampilan kepada putra-putrinya, karena dalam keluarga anak mendapatkan
pendidikan untuk pertama kalinya. Keberhasilan orang tua dalam menanamkan sikap
dan pengertian yang baik akan menunjang keberhasilan pendidikan di sekolah dan di
masyarakat. Salah satu hal yang penting dalam menunjang pendidikan dalam
keluarga adalah sikap dan pengertian orang tua terhadap pentingnya pendidikan
sekolah bagi putra-putrinya. Orang tua harus menyadari bahwa kebutuhan sekolah
merupakan kebutuhan anak untuk bekal hidup saat terjun di masyarakat.
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Keberhasilan belajar seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya
dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu faktor di dalam diri siswa (intern) dan
faktor dari luar siswa (ekstern). Faktor dari dalam diri siswa merupakan faktor yang
sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar. Hal tersebut dapat dipahami
sebab dalam proses belajar sasaran utamanya adalah individu sebagai subjek belajar.
Salah satu faktor ekstern yang ikut menentukan keberhasilan belajar siswa
adalah pemberian motivasi belajar dari orang tua. Pemberian motivasi belajar dari
orang tua adalah dorongan yang berasal dari orang tua untuk membantu dalam
memperoleh prestasi belajar yang baik. Oleh karena siswa mengalami kehidupan
yang pertama dan utama dalam keluarga. Mereka akan tumbuh dan berkembang
sesuai pendidikan yang diperoleh dari orang tuanya. Dalam hal ini orang tua
hendaknya dapat membantu pihak sekolah untuk dapat memberikan motivasi yang
positif agar siswa memperoleh prestasi belajar yang tinggi. Pemberian motivasi
belajar dari orang tua dapat dengan mengadakan pengawasan, memupuk rasa optimis,
memberikan pujian, memberikan hadiah, memenuhi kebutuhan sekolah, memberi
nasehat, dan sebagainya.
Sebagai orang tua posisinya dalam keluarga adalah sebagai pemimpin dan
penanggung jawab keluarga. Lebih dari itu, dengan adanya anak maka fungsi orang
tua bertambah yaitu sebagai guru, pendidik, pembimbing, serta motivator dalam
mencapai prestasi belajar yang optimal. Motivasi yang kuat akan dapat merangsang
pengungkapan potensi secara konstruktif yang dapat menimbulkan kegairahan belajar
yang tinggi. Oleh karena itu diharapkan keikutsertaan orang tua dalam membantu
belajar anaknya dengan jalan memotivasi anaknya, juga mengadakan fasilitas belajar
yang diperlukan.
Dalam kaitannya dengan pendidikan yang berlangsung di sekolah, selain
guru, siswa juga berperan penting dalam pencapaian prestasi, diantaranya minat
belajar siswa itu sendiri. Minat belajar siswa merupakan salah satu contoh faktor
intern siswa yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam belajar. Selanjutnya minat
belajar siswa satu dengan yang lainnya tidak sama. Siswa yang mempunyai minat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
belajar yang tinggi kemungkinan akan mempunyai prestasi berbeda dengan siswa
yang mempunyai minat belajar rendah. Siswa yang mempunyai minat belajar tinggi
akan lebih giat belajar daripada siswa yang mempunyai minat belajar yang rendah.
Siswa yang berperasaan senang dan berminat belajar, akan mudah berkonsentrasi
dalam belajar. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar karena bila bahan pelajaran
yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan
sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya. Ini berarti bahwa keberhasilan
belajar siswa sangat ditunjang oleh minat belajarnya.
Usaha untuk meningkatkan prestasi belajar siswa selain dipengaruhi oleh
hal-hal diatas tersebut, yang tak kalah penting adalah keadaan psikis siswa
diantaranya kecemasan saat menghadapi tes. Kecemasan menghadapi tes adalah
perasaan takut khawatir, gelisah disertai dengan perubahan psikologis yang dialami
oleh seseorang ketika menghadapi tes yang ditunjukkan untuk menilai tindakan atau
prestasi pada mata pelajaran yang dianggap sulit seperti matematika. Padahal
berdasarkan informasi bahwa sebagian besar penyebab ketidaklulusan siswa adalah
pada nilai matematika yang tidak memenuhi kelulusan. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa matematika masih dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit untuk dikuasai.
Berdasarkan hal tersebut kemungkinan yang sulit dihadapi siswa dalam mengerjakan
ujian matematika disebabkan oleh kecemasan siswa menghadapi tes matematika.
Apabila ketiga faktor yaitu minat belajar matematika, pemberian motivasi dari orang
tua dan kecemasan menghadapi tes matematika diperhatikan dan ditindak lanjuti
dengan baik maka diharapkan prestasi belajar matematika siswa lebih optimal.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis melakukan penelitian
dengan mengambil judul ” PENGARUH PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR
DARI ORANG TUA, MINAT BELAJAR, DAN KECEMASAN MENGHADAPI
TES MATEMATIKA ”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasar latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, dapat di
identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar matematika diantaranya
pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar siswa, dan kecemasan
menghadapi tes matematika. Namun beberapa pihak (pelaku atau lingkungan
sekitar) kurang memperhatikan hal tersebut sehingga pencapaian hasil belajar
kurang optimal.
2. Terdapat siswa yang memperoleh pemberian motivasi belajar dari orang tua
tinggi, dan juga terdapat siswa yang memperoleh pemberian motivasi belajar dari
orang tua rendah. Adanya perbedaan tingkat pemberian motivasi belajar dari
orang tua siswa menyebabkan prestasi belajar matematika yang dicapai siswa
juga berbeda.
3. Terdapat siswa yang mempunyai minat belajar tinggi dan ada siswa yang
mempunyai minat belajar rendah. Adanya perbedaan tingkat minat belajar yang
dimiliki siswa menyebabkan prestasi belajar matematika yang di capai siswa juga
berbeda.
4. Kecemasan siswa menghadapi tes matematika dimungkinkan karena matematika
masih dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit untuk dipahami. Padahal mata
pelajaran matematika menjadi standar kompetensi yang harus dicapai oleh siswa,
yang akhirnya bermuara pada prestasi belajar matemtika yang belum optimal.
C. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini menjadi jelas dan terarah, penulis
membatasi permasalahan sebagai berikut:
1. Pemberian motivasi belajar dari orang tua yaitu motivasi yang tumbuh dari orang
tua siswa yang bersangkutan yang dapat mendorong gairah belajar agar
memperoleh prestasi belajar matematika yang memuaskan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
2. Minat diartikan sebagai rasa suka atau ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas
tanpa ada yang menyuruh. Minat belajar dalam penelitian ini adalah minat belajar
siswa terhadap matematika.
3. Kecemasan menghadapi tes matematika yang dimaksud adalah perasaan takut,
khawatir, gelisah disertai perubahan fisiologis yang dialami siswa ketika akan
menghadapi tes matematika.
4. Prestasi belajar matematika dalam penelitian ini adalah nilai ujian mid semester
mata pelajaran matematika siswa kelas VIII semester I SMP Negeri 7 Surakarta
tahun ajaran 2009/2010.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan
di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan pemberian motivasi belajar dari orang
tua terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VIII semester 1 SMP Negeri
7 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010?
2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan minat belajar siswa terhadap prestasi
belajar matematika siswa kelas VIII semester 1 SMP Negeri 7 Surakarta tahun
pelajaran 2009/2010?
3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan kecemasan menghadapi tes
matematika terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VIII semester 1
SMP Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010?
4. Apakah terdapat interaksi antara pemberian motivasi belajar dari orang tua dan
minat belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VIII
semester 1 SMP Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010?
5. Apakah terdapat interaksi minat belajar dan kecemasan menghadapi tes
matematika terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VIII semester 1
SMP Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
6. Apakah terdapat interaksi antara pemberian motivasi belajar dari orang tua siswa
dan kecemasan menghadapi tes matematika terhadap prestasi belajar matematika
siswa kelas VIII semester 1 SMP Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010?
7. Apakah terdapat interaksi antara pemberian motivasi belajar dari orang tua siswa,
minat belajar dan kecemasan menghadapi tes matematika terhadap prestasi belajar
matematika siswa kelas VIII semester 1 SMP Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran
2009/2010?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk:
1. Mengidentifikasi ada tidaknya pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang
tua terhadap prestasi belajar matematika.
2. Mengidentifikasi ada tidaknya pengaruh minat belajar terhadap prestasi belajar
matematika.
3. Mengidentifikasi ada tidaknya pengaruh kecemasan menghadapi tes matematika
terhadap prestasi belajar matematika.
4. Mengidentifikasi ada tidaknya pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang
tua dan minat belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika.
5. Mengidentifikasi ada tidaknya pengaruh minat belajar dan kecemasan
menghadapi tes matematika terhadap prestasi belajar matematika.
6. Mengidentifikasi ada tidaknya pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang
tua siswa dan kecemasan menghadapi tes matematika terhadap prestasi belajar
matematika.
7. Mengidentifikasi ada tidaknya pengaruh pemberian motivasi belajar dari orang
tua siswa, minat belajar dan kecemasan menghadapi tes matematika terhadap
prestasi belajar matematika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Memberi masukan bagi dunia pendidikan terutama bagi guru dan calon guru
bidang study matematika dalam upaya meningkatkan prestasi belajar matematika.
2. Sebagai sumbangan pemikiran bagi orang tua siswa bahwa pemberian motivasi
belajar bagi putra – putrinya mungkin akan mempengaruhi prestasi belajarnya,
khususnya mata pelajaran matematika.
3. Memberikan masukan kepada siswa akan pentingnya minat dalam belajar untuk
meningkatkan prestasinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Prestasi Belajar Matematika
a. Prestasi
Pada akhir proses belajar-mengajar, siswa selalu dituntut untuk memberikan
prestasi-prestasi tertentu yang menampakkan hasil belajar secara nyata dan relevan
bagi tujuan instruksional. Sehingga prestasi diperlukan untuk mengetahui apakah
tujuan yang dituju telah tercapai.
Ada beberapa pendapat tentang pengertian prestasi. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2003: 787) kata prestasi mempunyai arti bahwa Prestasi adalah
hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya).
Sedangkan Zainal Arifin (1990: 3) mengemukakan bahwa prestasi adalah hasil dari
kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal.
Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah bukti
nyata atau hasil yang telah dicapai dari kemampuan, keterampilan dan sikap
seseorang dalam menyelesaikan suatu hal.
b. Belajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, belajar merupakan kegiatan
yang paling pokok. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak
tergantung kepada bagaimana proses belajar mengajar yang dialami oleh siswa
sebagai anak didik.
Ada beberapa definisi tentang belajar, antara lain dapat diuraikan sebagai
berikut:
1) Cronbach memberikan definisi: “Learning is shown by a change in behaviour
as a result of experience”.
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
2) Harold Spears memberikan batasan: “Learning is to observe, to read, to
imitate to try something themselves, to listen, follow direction”.
3) Geoch mengatakan: “Learning is a change in performance as a result of
practice”.
Dari ketiga definisi di atas, maka dapat diterangkan bahwa belajar itu senantiasa
merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan
misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya.
Juga belajar itu akan lebih baik kalau si subjek belajar itu mengalami atau
melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik (Sardiman A.M, 2001: 20).
Slameto (1995: 5), menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Jadi belajar lebih menekankan pada perubahan tingkah laku
seseorang dalam belajar sebagai hasil pengalaman dan latihan.
Menurut Sardiman A.M. (2001: 21), dalam arti luas belajar dapat diartikan
sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian
dalam arti sempit belajar dimaksudkan sebagai uasaha penguasaan materi ilmu
pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian
seutuhnya.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
suatu proses perubahan tingkah laku yang baru dalam berinteraksi dengan
lingkungannya yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Dalam belajar akan menghasilkan suatu
perubahan, tetapi tidak berlaku sebaliknya, karena perubahan yang terjadi dalam diri
manusia banyak sekali jenisnya dan tidak setiap perubahan dalam diri individu
merupakan perubahan dalam arti belajar. Perubahan yang terjadi dalam aspek-aspek
kematangan dan pertumbuhan tidak termasuk dalam pengertian belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Lebih lanjut bahwa didalam proses belajar terdapat ciri-ciri perubahan tingkah
laku dalam pengertian belajar yang menurut pendapat Syaiful Bahri Djamarah (2002:
15-16) adalah sebagai berikut:
1) Perubahan yang terjadi secara sadar
Ini berarti bahwa individu dalam belajar, akan menyadari terjadinya
perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi
adanya suatu perubahan dalam dirinya.
2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang tejadi dalam diri individu berlangsung
terus-menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi menyebabkan
perubahan berikutnya dan berguna dalam proses belajar berikutnya.
3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Perubahan ini bersifat aktif artinya bahwa perubahan ini tidak terjadi dengan
sendirinya dan perubahan tersebut bertujuan untuk memperoleh sesuatu yang
lebih baik.
4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang bersifat sementara terjadi hanya untuk beberapa saat saja,
tidak dapat digolongkan sebagai perubahan dalam arti belajar.
5) Perubahan dalam belajar bertujuan dan berarah
Iniberarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang
akan dicapai.
6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar
meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap
kebiasaan, ketrampilan, pengetahuan dan sebagainya.
c. Prestasi Belajar
Suatu proses belajar mengajar dikatakan berhasil apabila tujuan instruksional
dapat tercapai. Pada saat tertentu dilakukan penelitian atau penilaian untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
mengetahui sejauh mana perubahan setelah proses belajat itu tadi. Hasil penilaian itu
yang memberikan gambaran mengenai hasil dari perubahan. Hasil dari perubahan
itulah yang kemudian disebut sebagai prestasi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003: 787), prestasi adalah
penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,
lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru. Zainal
Arifin (1990: 3) “mengemukakan bahwa prestasi adalah kemampuan, keterampilan
dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal”. Sedangkan menurut pendapat
Sutratinah Tirtonegoro (1984: 43), “prestasi adalah penilaian hasil usaha yang
dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat
mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu”.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi
belajar yang dicapai siswa dalam proses belajar atau tingkat penguasaan yang dicapai
siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar yang ditunjukkan dengan nilai tes
yang diberikan oleh guru.
d. Hakekat Matematika
Matematika timbul karena pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan
ide, proses dan penalaran. Sehingga dalam mempelajari matematika diperlukan
adanya pengertian, pikiran dan penalaran, tidak cukup hanya dengan hafalan saja.
Ruseffendi (1988: 261) menyatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang
pola keteraturan, ilmu tentang struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak
didefinisikan ke unsur yang didefinisikan ke aksioma atau postulat dan akhirnya ke
dalil dan matematika adalah pelayan ilmu. Sedangkan menurut Purwoto (2003 : 12)
matematika adalah pengetahuan deduktif, artinya menerima generalisasi yang
didasarkan pembuktian secara deduktif dan tidak menerima generalisasi yang
didasarkan kepada observasi (induktif). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:
723) dikemukakan bahwa Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dipenyelesaian
masalah mengenai bilangan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah
ilmu tentang bilangan-bilangan hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan
ide dan penalaran yang didasarkan atas pembuktian secara deduktif yang digunakan
untuk menyelesaikan masalah mengenai bilangan.
e. Pengertian Prestasi Belajar Matematika
Hasil belajar yang didapatkan disekolah sering juga disebut dengan prestasi
belajar, yaitu hasil yang dicapai oleh siswa selama mengikuti proses belajar mengajar.
Hal ini dapat memberi masukan bagi pengajar untuk mengetahui seberapa siswa
mampu menguasai materi yang diterima selama proses belajar mengajar tersebut
berlangsung. Prestasi belajar atau hasil belajar, tidak terlepas dari tujuan belajar yng
hendak dicapai. Sardiman A.M. (1996 : 30) menyatakan bahwa tujuan belajar adalah
untuk mendapatkan pengetahuan, ketrampilan, dan pemahaman sikap memtal atau
nilai-nilai.
Benyamin Bloom (Syaiful Sagala, 2005: 33-34) mengklasifikasikan hasil
belajar ke dalam tiga ranah yaitu :
1) Ranah kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelktual yang terdiri dari enam aspek yaitu
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintasis, dan evaluasi. Kedua
aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah, dan empat aspek lainnya
termasuk kognitif tingkat tinggi.
2) Ranah afektif
Berkenaan dengan sikap yang terdiri atas lima aspek yakni penerimaan,
jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
3) Ranah psikomotorik
Berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak, yang
meliputi: gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar, gerakan ekspresif, dan
representatif.
Dari pengertian belajar, prestasi belajar dan matematika yang telah diuraikan
dapat dibuat kesimpulan bahwa prestasi belajar matematika adalah hasil yang telah
dicapai oleh siswa dalam mengikuti pelajaran matematika yang mengakibakan
perubahan pada diri seseorang berupa penguasaan dan kecakapan baru yang
ditunjukan dengan hasil berupa nilai.
f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Matematika
Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991: 130), prestasi yang
dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara faktor yang mempengaruhi
baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal).
Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar adalah:
1) Faktor jasmani (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh
misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dsb.
2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Faktor
ini terdiri dari:
a) Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial dan faktor kecakapan.
b) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap,
kebiasaan, minat, kebutuhan, emosi, dan penyesuaian diri.
c) Faktor kematangan fisik maupun psikis.
Faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar adalah:
1) Faktor sosial, terdiri dari:
a) lingkungan keluarga
b) Lingkungan sekolah
c) Lingkungan masyarakat
d) Lingkungan kelompok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
2) Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan
kesenian.
3) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar.
4) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.
2. Pemberian Motivasi Belajar dari Orang Tua
a . Pengertian Pemberian Motivasi Belajar dari Orang Tua
1. Pengertian Pemberian dari Orang Tua
Pemberian menurut Kartini Kartono mengemukakan bahwa “pemberian itu
merupakan reaksi umum dari organisme dan kesadaran yang menyebabkan
bertambahnya aktivitas dan pembatasan kesadaran terhadap satu obyek”.
Dari pengertian ini, maka pemberian dari orang tua dapat diartikan sebagai
kesadaran jiwa orang tua untuk memperdulikan anaknya terutama dalam
memberikan dan memenuhi kebutuhan anaknya, baik dalam segi spiritual
maupun material.
2. Pengertian Motivasi
Tingkah laku atau kegiatan individu bukanlah suatu kegiatan yang terjadi
begitu saja, melainkan faktor yang mendorong dan selalu ada yang dituju. Faktor
pendorong itu adalah motivasi, yang tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan
hidup dan mempertahankan keberadaannya.
Menurut Ngalim Purwanto ( 1990: 72) mendefinisikan sebagai berikut :
“Motivasi adalah sesuatu usaha yang disadari untuk menggerak dan mengerahkan,
serta menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan
sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu”. Sedangkan Menurut Mc.
Donald dalam bukunya Oemar Hamalik ( 1992: 173) menyatakan bahwa “motivasi
adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan
timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Dari uraian pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah
sesuatu usaha atau kekuatan yang timbul dari dalam dan mendorong seseorang
untuk melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan tertentu.
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian pemberian motivasi
belajar dari orang tua adalah usaha yang dilakukan oleh orang tua yang disadari
untuk menggerakkan dan mengarahkan serta menjaga tingkah laku seseorang agar
ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau
tujuan tertentu.
b . Teori-teori Motivasi
Tindakan memotivasi akan berhasil apabila tujuan jelas dan didasari oleh
kebutuhan, tetapi perlu diketahui bahwa tujuan dan kebutuhan setiap individu
tidaklah sama, oleh karenanya timbullah motivasi yang berbeda. Hal inilah yang
mendasari munculnya teori-teori motivasi. Teori-teori tersebut adalah sebagai berikut:
1) Teori Hedonisme
Menurut teori ini bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah
mencari kesenangan (hedone) yang bersifat duniawi. Manusia pada hakekatnya
adalah makhluk yang mementingkan kehidupan yang penuh kesenangan dan
kenikmatan. Oleh karena itu, setiap menghadapi masalah yang perlu dipecahkan,
manusia cenderung memilih alternatif pemecahan yang dapat mendatangkan
kesenangan daripada mengakibatkan kesulitan.
Inti dari teori ini adalah adanya anggapan bahwa semua orang cenderung
menghindari hal-hal yang sulit dan lebih suka melakukan sesuatu yang mendatangkan
kesenangan baginya. Misalnya, siswa akan merasa senang apabila gurunya tidak
hadir untuk mengajar. Menurut teori ini para siswa harus diberi motivasi secara tepat
agar tidak malas dalam belajar.
2) Teori Naluri
Dalam teori ini menugungkapkan bahwa pada dasarnya manusia memiliki
tiga dorongan nafsu pokok yang disebut naluri, yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
a) Dorongan nafsu mempertahankan diri
b) Dorongan nafsu mengembangkan diri
c) Dorongan nafsu mengembangkan / menyatakan jenis
Oleh karena itu kebiasaan-kebiasaan tingkah laku manusia yang
diperbuatnya sehari-hari mendapat dorongan atau digerakkan oleh ketiga naluri
tersebut. Dalam teori ini untuk memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri mana
yang akan dituju dan perlu dikembangkan.misalnya seorang pelajar sangat tekun dan
rajin dalam belajarnya karena ia ingin menjadi pandai (naluri mengembangkan diri).
3) Teori Reaksi yang Dipelajari
Menurut teori ini bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan
pada naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku yang dipelaajari. Teori
ini sering disebut teori lingkungan kebudayaan, karena berpandangan bahwa orang
belajar paling banyak dari lingkungan kebudayaan di tempat ia hidup dan dibesarkan.
4) Teori Daya Pendorong
Menurut teori ini motivasi timbul didasarkan pada naluri dan teori reaksi
yang dipelajari atau reaksi yang dipelajari dari lingkungan kebudayaan yang
dimilikinya.
5) Teori Kebutuhan
Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada
hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun
psikis. Oleh karena itu ada beberapa teori kebutuhan yang dikemukakan oleh
Abraham Maslow dalam Ngalim Purwanto (1990: 80) bahwa ada lima kebutuhan
pokok manusia, yaitu:
a) Kebutuhan fisiologis
b) Kebutuhan rasa aman dan perlindungan
c) Kebutuhan sosial
d) Kebutuhan akan penghargaan
e) Kebutuhan akan aktualisasi diri
Dalam pandangan Maslow, terpenuhinya kebutuhan yang satu akan
mengakibatkan pada kebutuhan yang lain dan kecenderungan pengalihan ini tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
senantiasa bersifat kaku. Dimana kebutuhan seseorang pada kondisi tertentu
cenderung meningkat kekuatannya, sedangkan pada kondisi lain mengalami
penurunan kekuatannya.
c . Macam-macam Motivasi
Woodworth & Marquis/ Ruhiyat dalam bukunya Abdul Rochman Abror
( 1993: 119) berpendapat bahwa motivasi mempunyai tiga tingkat, yaitu:
1) Kebutuhan organis, yaitu motif-motif yang didasarkan pada kebutuhan rohani
meliputi kebutuhan minum, kebutuhan bernafas, berbuat dan beristirahat.
2) Motif-motif darurat, yaitu motif-motif untuk melepaskan diri dari bahaya,
melawan, berusaha, mengejar, dan menangkap. Motif ini pada dasarnya bersifat
bawaan yang berkembang karena pengaruh dari belajar.
3) Motif objektif, yaitu motif-motif untuk melaksanakan eksplorasi, manipulasi, dan
menaruh minat. Motif ini diarahkan untuk dapat berhubungan dengan dunia luar
secara efektif (sosial dan non sosial).
WS.Winkel (1990: 92) mengemukakan bahwa motivasi belajar di sekolah
dibedakan dalam dua bentuk:
1) Motivasi Intrinsik, yaitu motif-motif yang berfungsi tanpa dirangsang dari luar.
2) Motivasi Ekstrinsik yaitu motif-motif yang baru berfungsi bila ada rangsangan dari
luar.
Jadi dalam motif intrinsik itu telah ada kesadaran dari individu akan
kebutuhan dan upaya untuk memenuhinya. Yang termasuk motif intrinsik adalah
siswa belajar karena semata-mata ingin mendalami suatu masalah, ingin menjadi
orang yang sukses, dan sebagainya. Sedangkan yang termasuk dalam motif ekstrinsik
adalah siswa belajar karena ingin menghindar dari hukuman, siswa belajar untuk
memperoleh hadiah, pujian dan sebagainya.
Seorang hli mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :
Motivasi ekstrinsik yang paling utama adalah dari orang tua atau keluarga. Hal ini
dikarenakan semenjak kecil anak bersosialisasi, menerima pendidikan (pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
informal) pertama kalinya adalah di dalam keluarga, dan pendidikan yang diperoleh
dalam keluarga ini merupakan pendidikan terpenting atau utama terhadap
perkembangan pribadi anak. Belajar sebagai proses interaksi untuk mencapai tujuan
akan lebih efektif, bila ditunjang dengan motivasi yang tinggi, baik yang berupa
intrinsik maupun eksintrik, dan orang tua adalah hal yang signifikan dalam
membangkitkan motivasi seseorang.
(Pramuji Wibowo, 2007)
d . Fungsi Motivasi
Tingkah laku atau kegiatan individu bukanlah kegiatan begitu saja terjadi,
tetapi ada faktor yang mendorong yang disebut motivasi.
Menurut Ngalim Purwanto ( 1990 : 70-71) fungsi motivasi meliputi :
1) Mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak
2) Menentukan arah kegiatan
3) Menyeleksi perbuatan
Sedangkan Ahmad Tabrani Rustam, Atang Kusndinar, Zaenal Arifin
(1989 : 123) mengemukakan fungsi motivasi sebagai berikut :
1) Mendorong timbulnya kelakuan atau perbuatan.
2) Mengarahkan aktivitas belajar anak didik.
3) Menggerakkan seperti mesin mobil.
Seorang ahli mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :
Dalam kegiatan belajar, berlangsung dan keberhasilannya bukan hanya ditentukan
oleh faktor intelektual termasuk salah satunya motivasi belajar dapat diartikan
sebagai keseluruhan daya penggerak psikis didalam diri siswa yang menimbulkan
belajar mengajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arahan
pada kegiatan belajar mengajar itu demi mencapai suatu tujuan.
(WS. Winkel, 1990 : 115)
Dari uraian fungsi motivasi di atas dapatlah disimpulkan bahwa pada
pokoknya fungsi motivasi adalah mendorong manusia agar melakukan perbuatan
untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam kegiatan belajar mengajar, motivasi adalah
untuk menggiatkan semangat belajar siswa sehingga akan lebih bergairah dalam
belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
e . Cara Memotivasi Anak
Dalam kegiatan belajar mengajar sering dijumpai bahwa motivasi intrinsik
tidak selamanya dimiliki oleh siswa. Oleh karena itu, guru maupun orang tua siswa
diharapkan berusaha menimbulkan motivasi agar siswa giat belajar dan mencapai
prestasi yang memuaskan.
Guru maupun orang tua dapat mempergunakan berbagai bentuk motivasi
agar siswa giat belajar dan mencapai prestasi yang memuaskan. Dan hal-hal yang
dapat memotivasi siswa dapat dilakukan dengan cara memberikan penghargaan lisan,
seperti mengatakan “bagus”, “hebat” dan penghargaan berupa tulisan seperti memberi
nilai dari kegiatan belajarnya. Nilai-nilai yang baik, bagi siswa merupakan motivasi
yang sangat kuat.
f . Tugas dan Tanggung Jawab Orang Tua dalam Keluarga
Orang tua menurut Singgih D. Gunarso (1992 : 35) bahwa orang tua adalah
manusia yang telah dewasa dan mempunyai tanggung jawab dalam mendidik anak-
anaknya. Orang tua yang penulis maksud disini adalah bapak/ibu atau orang yang
menjadi wali bagi anak yang bersangkutan yaitu sebagai penanggung jawab atas
segala keperluan hidupnya, khususnya yang berhubungan dengan si anak.
Dalam bidang pendidikan, keluarga merupakan pusat pendidikan yang
utama dan pertama, karena segala pengetahuan dan kecerdasan anak diperoleh dari
orang tua dan keluarga itu sendiri. Orang tua sebagai pendidik dalam keluarga
mempunyai tugas dan kewajiban untuk mengantarkan anak-anaknya menuju kearah
kedewasaan agar nantinya dapat mandiri. Adapun peran keluarga yaitu :
1) Melindungi dan memelihara aanggota keluarga.
2) Mendidik anggota keluarga.
3) Mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga.
4) Penghubung anak dengan lingkungan masyarakat.
5) Menciptakan suasana aman, damai dan bahagia bagi anggota keluarga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Oleh karena itu keluarga menduduki tempat terpenting bagi terbentuknya
anak keseluruhan yang akan dibawa sepanjang hidupnya. Keluarga adalah pembentuk
watak, pemberi dasar agama, penanaman sifat,kebiasaan,hobi, cita-cita dan
sebagainya.
g . Bentuk Motivasi dari Orang Tua
Adapun beberapa bentuk motivasi dari orang tua antara lain:
1) Mengadakan Persaingan
Persaingan merupakan hal positif sebagai alat untuk mencapai prestasi yang
lebih tinggi. Sikap anak dalam setiap persaingan berbeda satu dengan yang lain. Ada
yang ingin mempertinggi harga diri bila menang, ada yang tidak suka dan tidak
berani bersaing, ada pula yang acuh tak acuh karena tidak ada harapan untuk menang.
Persaingan dapat dilakukan antar teman sekolah saudara, antar teman sepermainan,
antar tetangga, dan sebagainya.
2) Memberi Hadiah
Hadiah tidak selamanya berupa uang dan barang. Hadiah disini adalah
memberikan penguatan pada anak atas prestasi yang dicapainya. Penguatan itu dapat
bersifat verbal yaitu berupa kata-kata, kalimat, pemberian penghargaan. Sedangkan
penguatan non verbal dapat berupa mimik dan goresan badan, misalnya
mengacungkan jempol, sentuhan dengan jabat tangan untuk mengucapkan selamat
atas keberhasilannya.
3) Memberi Hukuman
Menghukum anak bukan berarti melampiaskan nafsu amarah melainkan
supaya anak tersebut bertaubat dari perbuatannya yang salah. Sebelum memberikan
hukuman, anak-anak diterangkan dulu apa kesalahannya. Hukuman yang baik
bertalian dengan kata hati, artinya akibat dari hukuman tersebut dapat mewujudkan
sikap yang positif pada anak dan bukan sebaliknya. Untuk mengisyaratkan hukuman
itu positif, T. Gordon (1996 : 32 ) mengemukakan pendapatnya :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
a) Hukuman harus dapat dirasakan anak yang diawasi sebagai larangan yang
membahayakan, meniadakan, tidak diinginkan, merugikan, yaitu harus aversif bagi
yang diawasi (berlawanan dengan kebutuhan).
b) Hukuman harus cukup aversif agar menghasilkan eliminasi atau hilangnya
perlakuan yang tidak diingikan.
c) Yang diawasi tidak mampu melarikan diri dari situasi hukuman atau terkunci
dalam hubungan karena ketergantungan pada pengawas untuk menyediakan
kebutuhan apa yang diawasi.
4) Nasehat
Nasehat dari orang tua merupakan pendorong semangat dalam belajar atau
melaksanakan suatu kegiatan. Namun demikian orang tua jangan terlalu sering
menasehati anak, karena dengan seringnya menasehati maka akan terjadi kebosanan
dan kurang bebas.
5) Memberikan Tempat dan Alat Belajar
Tempat belajar yang tertata rapi dan nyaman akan dapat membangkitkan
motivasi belajar anak. Orang tua seharusnya menyediakan tempat khusus untuk
belajar, agar anak tidak belajar di sembarang tempat. Di samping itu orang tua juga
harus memperhatikan tersedianya peralatan yang diperlukan untuk belajar anaknya.
3. Minat
Belajar dengan minat akan mendorong peserta didik untuk belajar lebih baik
daripada belajar tanpa minat. Minat ini timbul apabila siswa tertarik akan sesuatu,
karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa sesuatu yang akan
dipelajarinya dirasakan bermakna bagi dirinya. Namun bila minat itu tidak disertai
dengan usaha yang baik, maka belajar juga sulit untuk berhasil.
Para ahli psikologi telah mendefinisikan minat dengan berbagai variasi.
Walaupun demikian merupakan pendapat yang saling melengkapi satu sama lain.
Definisi minat sendiri menurut W.S Winkel (1996: 188), minat diartikan sebagai
kecenderungan yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu. Siswa yang berperasaan
senang akan mudah berkonsentrasi dalam belajar. Pada dasarnya konsentrasi
merupakan akibat dari perhatian yang sifatnya spontan dan ditimbulkan oleh minat
terhadap suatu hal. Jika siswa berminat terhadap suatu pelajaran tertentu, maka ia
akan berkonsentrasi terhadap pelajaran itu. Siswa tidak akan bosan menekuni sesuatu
apabila ia memang berminat terhadapnya. Minat siswa terhadap sesuatu berpengaruh
terhadap perilakunya dan perhatiannya. Sedangkan menurut Slameto (1995: 180),
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal atau aktifitas,
tanpa ada yang menyuruh.
Sardiman A.M (1990: 180) mengatakan bahwa minat dapat dibangkitkan
dengan cara-cara sebagai berikut :
a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan.
b. Menghubungkan dengan persoalan penalaman yang lampau.
c. Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik.
d. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.
Sardiman A.M (1990: 76) menyatakan bahwa minat diartikan sebagai suatu
kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi
yang dihubungkannya dengan keinginan-keinginannya dan kebutuhan-kebutuhannya
sendiri. Oleh karena itu apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan
minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya
sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang
terhadap sesuatu karena merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu. Jadi jelas bahwa
minat selalu berkaitan dengan kebutuhan.
Minat pada dasarnya adalah pencerminan akan suatu hubungan antara diri
sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut,
semakin besar minat. Adanya proses belajar pada diri subjek belajar menumbuhkan
interaksi aktif terhadap lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan terjadi relatif
konstan dan terbatas. Setiap kegiatan belajar akan menimbulkan perubahan. Minat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
tidak hanya diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih
menyukai sesuatu dari pada yang lainnya, tetapi dapat juga diimplementasikan
melalui partisipasi aktif dalam kegiatan. Siswa yang berminat terhadap sesuatu
cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang
diminatinya itu dan sama sekali tidak menghiraukan sesuatu yang lainnya.
Jadi kesimpulannya, minat adalah perasaan yang didapatkan karena
berhubungan dengan sesuatu. Minat terhadap sesuatu itu dipelajari dan dapat
mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu bukanlah
bawaan sejak lahir, melainkan hasil belajar dan cenderung mendukung aktivitas
belajar berikutnya.
Hakekat belajar sangat pribadi dan oleh karenanya minat sangat berbeda
antara individu yang satu dengan individu yang lainnya, bahkan minat dalam diri
seseorang berbeda dari waktu ke waktu. Minat besar pengaruhnya terhadap prestasi
belajar. Ada tidaknya minat terhadap plajaran dapat dilihat dari cara siswa mengikuti
pelajaran, lengkap tidaknya catatan. Minat dan belajar dapat mempengaruhi
seseorang dalam berkonsentrasi didalam kegiatan belajar.
Dari uraian di atas dapat ditentukan beberapa unsur-unsur penting atau
indikator-indikator minat, yaitu sebagai berikut:
a. Perasaan senang
Seseorang akan merasa senang terhadap sesuatu yang diminatinya karena ia
mempunyai sangkut paut dengan subjek di luar dirinya, juga dapat disebabkan karena
ia telah menerima informasi yang jelas mengenai obyek tersebut. Dalam proses
belajar mengajar keadaan yang dihadapi siswa kemungkinan besar akan berpengaruh
besar. Siswa yang tidak merasa senang terhadap guru bidang studi tertentu akan
sangat menghambat dalam proses belajar mengajar, karena perasaan senang akan
membantu mengembangkan minat dalam belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
b. Perhatian
Seseorang yang mempunyai minat terhadap obyek atau bidng tertentu, ia
akan menaruh perhatian pada bidang atau obyek tertentu tersebut. Minat merupakan
kecenderungan subyek yang menetap untuk merasa tertarik terhadap bidang tertentu.
Dalam hubungannya dengan perhatian, Oemar Hamalik (1989: 13) berpendapat
bahwa, “Minat menetukan sukses dan gagalnya kegiatan seseorang. Kurangnya minat
menyebabkan kurangnya perhatian dan usaha belajar, sehingga menghambat
studinya”.
c. Kesadaran
Kesadaran merupakan suatu aktifitas psikis yang mampu mengkonsentrasikan
pikiran dan mampu mengesampingkan hal-hal yang mengganggu aktifitas tersebut.
Minat merupakan pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu obyek, yang
menetukan banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu katifitas yang sedang
dilakukan.
d. Kemauan
Seseorang dapat dikatakan mempunyai minat terhadap sesuatu apabila
seseorang tersebut mempunyai kecenderungan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan, atau mempunyai kemauan untuk mewujudkan tujuan-tujuan yang
dikehendaki. Dengan demikian kemauan tersebut akan mendorong kehendak yang
dikendalikan oleh pikiran dan terarah pada suatu tujuan.
Dapat disimpulakan pula, bahwa minat belajar matematika adalah kemauan
dan kesadaran untuk mempelajari matematika dengan perasaan senang, penuh
perhatian dan konsentrasi yang tinggi. Dengan demikian makin besar minat akan
makin besar pula perhatiannya, sehingga kesadaran dan kemauan mempelajari
matematika akan semakin besar. Dan pada akhirnya memperoleh prestasi yang
memuaskan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
4. Kecemasan Menghadapi Tes matematika
a. Pengertian Kecemasan.
Kecemasan merupakan suatu hal yang normal terjadi dalam kehidupan
sehari-hari. Meskipun hal tersebut tidak menyenangkan tetapi kecemasan dapat
bertindak sebagai alarm yang memberitahu bahwa ada suatu masalah yang harus
dihadapi. Menurut Rita L. Atkinson (1993: 212), “Kecemasan adalah emosi yang
tidak menyenangkan yang ditandai dengan istilah-istilah seperti „kekhawatiran‟,
„keprihatinan‟, dan rasa „takut‟ yang kadang-kadang kita alarm dalam tingkat yang
berbeda-beda”. Sedangkan Linda L. Davidoff (1991: 6l) mengatakan bahwa
“Kecemasan sebagai emosi yang ditandai oleh perasaan akan bahaya yang
diantisipasi, termasuk juga ketegangan dan stress yang menghadang dan oleh
bangkitnya sistem syaraf simpatetik”.
Freud dalam Rita L Atkinson (1993: 212) membedakan kecemasan
menjadi dua yaitu:
1. Kecemasan objektif sebagai respons yang reailistis terhadap bahaya eksternal,
yang maknanya sama dengan rasa takut.
2. Kecemasan neorotis, timbal diri konflik tak sadar dalam diri individu sehingga
individu tidak mengetahui alasan kecemasannya.
Menurut Spielberger dalam Slametto (1995: 185) kecemasan dibedakan
menjadi dua yaitu:
1. Kecemasan sebagai suatu sifat (trait anxiety), yaitu kecenderungan pada diri
seseorang untuk merasa terancam oleh sejumlah kondisi yang sebenarnya tidak
berbahaya.
2. Kecemasan sebagai suatu keadaan (state anxiety), yaitu suatu keadaan atau
kondisi emosional sementara pada diri seseorang yang ditandai dengan perasaan
tegang dan kekhawatiran yang dihayati secara radar serta bersifat subyektif dan
meningginya aktivitas sistem syaraf otonom.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Apakah kecemasan disebabkan oleh dorongan bawah sadar atau asosiasi
yang lazim secara sederhana, yang dilibatkan kecemasan perasaan apa yang
sebenarnya timbul sangatlah jelas. Maher dalam James F Calhoun (1995: 208)
mengatakan bahwa kecemasan yang kuat mempunyai tiga komponen, yaitu:
1. Emosional: Orang tersebut mempunyai ketakutan yang amat sangat dan secara
sadar.
2. Kognitif: Ketakutan tersebut meluas dan sering berpengaruh terhadap
kemampuan berpikir jernih, mengatasi masalah dan mengatasai tuntutan
lingkungan.
3. Psikologis: Tanggapan tubuh terhadap rasa takut berupa pengerasan diri untuk
bertindak, baik tindakan itu dikehendaki atau tidak. Pergerakan tersebut
merupakan hasil kerja dari sistem syaraf otonom yang mengendalikan berbagai
otot atau kelenjar tubuh. Pada saat pikiran dijangkiti rasa takut, sistem syaraf
otonom menyebabkan tubuh bereaksi secara mendalam. Jantung berdetak lebih
keras, nadi dan napas bergerak meningkat, biji mata membesar, proses
pencernaan dan yang berhubungan dengan usus berhenti, pembuluh darah
mengerti , tekanan darah meningkat, kelenjar adrenal melepas adrenalin ke dalam
darah. Akhirnya darah dialirkan ke otot rangka (otot untuk gerakan yang sadar),
sehingga tegang dan siap untuk melakukan gerakan.
Kecemasan merupakan suatu sistem peringatan yang alami. Itu adalah cara
otak untuk mengingatkan bahwa ada hal yang tidak beres dan perlu ditangani tetapi
kadang-kadang hal tersebut lepas kendali dan kecemasan mulai mengganggu pikiran.
Penyebab atau gejala kecemasan antara lain kemampuan individu menyesuaikan diri
dengan dirinya, orang lain dan lingkungan. Seperti yang dikatakan Linda L. Lavidoff
(1991: 63) bahwa “Meskipun orang dapat memperlihatkan kadar ciri khas kecemasan,
tetapi respon terhadap suatu peristiwa tertentu amat bergantung pada pikiran dan
persepsi diri yang bersangkutan”. Hal senada juga dikemukakan oleh Rita L.
Atkinson (1993: 214) bahwa “Tingkat kecemasan yang kita alami dalam situasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
menekan terutama tergantung pada sejauh mana menurut kita kendali kita terhadap
situasi itu”.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan kecemasan merupakan
emosi yang ditandai oleh perasaan akan bahaya, tegang dan khawatir bahkan kadang-
kadang, lepas kendali dan sangat mengganggu pikiran yang disebabkan oleh
ketidakmampuan individu menyesuaikan diri dengan dirinya, orang lain, dan
lingkungan. Hal ini dapat diatasi bila ia mampu mengendalikan pikiran dan
persepsi diri terhadap peristiwa yang membuat seseorang cemas.
b. Pengertian Tes Matematika
Evaluasi pencapaian belajar siswa adalah salah satu kegiatan yang
merupakan kewajiban bagi setiap guru. Dikatakan kewajiban, karena setiap guru pada
akhirnya harus dapat memberikan informasi kepada lembaganya ataupun kepada
siswanya sendiri, bagaimana dan sampai di mana penguasaan dan kemampuan yang
telah dicapai siswa tentang materi dan keterampilan-keterampilan mengenai pelajaran
yang telah diberikan. Pelaksanaan evaluasi ini salah satunya dengan pemberian tes
hasil belajar.
Menurut Ngalim Purwanto (1988: 45), “Yang dimaksud dengan tes hasil
belajar atau achievement test ialah tes yang dipergunakan untuk menilai hasil-hasil
pelajaran yang telah diberikan guru kepada murid-muridnya, atau oleh dosen kepada
mahasiswa, dalam jangka waktu tertentu”. Sedangkan menurut Suharno (2000: i8),
“Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui seberapa jauh tujuan belajar dapat
dicapai”.
Dari kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tes hasil belajar
adalah tes yang dipergunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang telah diberikan
guru kepada siswa untuk mengetahui seberapa jauh tujuan belajar dapat dicapai. tes
hasil belajar memiliki bermacam-macam kegunaan dengan bentuk dicapai, tingkat
kesukaran maupun cara pengolahan dan pendekatan yang berbeda. Menurut Ngalim
Purwanto (1984: 33) ada empat macam kegunaan tes:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
1. Tes yang digunakan untuk penentuan penempatan siswa dalam suatu jenjang atau
jenis program pendidikan tertentu (Placement tes).
2. Tes yang digunakan untuk mencari umpan balik (feedback) guna memperbaiki
proses belajar mengajar bagi guru maupun siswa (tes formatif).
3. Tes yang digunakan untuk mengukur atau menilai sampai dimana pencapaian
siswa terhadap bahan pelajaran yang telah diajarkan dan selanjutnya untuk
menentukan kenaikan tingkat atau ketulusan siswa yang bersangkutan (tes
sumatif).
4. Tes yang bertujuan untuk mencari sebab-sebab kesulitan belajar siswa, seperti
latar belakang psikologis, fisik dan lingkungan sosial-ekonomi siswa (tes
diagnostik).
Berdasarkan pengertian tes di atas, yang dimaksud dengan tes matematika
adalah tes yang digunakan untuk menilai hasil pelajaran matematika yang telah
diberikan guru matematika kepada siswa untuk mengetahui seberapa jauh tujuan
belajar matematka dapat dicapai.
Dari pengertian kecemasan dan tes matematika di atas dapat disimpulkan
bahwa kecemasan menghadapi tes matematika adalah keadaan atau kondisi
emosional sementara pada diri siswa yang ditandai dengan perasaan tegang dan
khawatir bahkan kadang-kadang lepas kendali dan sangat mengganggu pikiran yang
dialami pada saat menghadapi tes yang ditujukan untuk menilai hasil pelajaran
matematika yang telah diberikan guru matematika kepada siswa untuk mengetahui
seberapa jauh tujuan belajar matematika dapat dicapai.
c. Cara Mengatasi Kecemasan Menghadapi Tes Matematika
Siswa yang mengalami kecemasan terhadap tes khususnya matematika
cenderung sulit berkonsentrasi dan mengorganisasikan pikirannya secara logis.
Akibatnya kemampuan mereka untuk mengerjakan soal cenderung menjadi buruk.
Menurut Linda L. Davihoff (1991: 64), “Kecemasan dapat mempengaruhi pemberian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
kode, penyimpanan data dan/ atau mengingat kembali. Efek yang lainnya terhadap
proses ingatan yang bermacam-macam itu saling berkaitan satu sama lain”.
Siswa yang mengalami kccemasan tehadap tes khususnya tes matematika
cenderung merasa takut saat mencoba mengerjakan suatu tes, tentang kemungkinan
kegagalan dan tentang ketidakmampuan diri mereka untuk mengerjakan soal tersebut.
Apalagi pada pelajaran matematika yang membutuhkan daya analisis, ketajaman
penalaran, kekritisan, dan kecermatan yang cukup tinggi. Mereka menjadi sangat
terganggu dan terpengaruh oleh pikiran-pikiran negatif tersebut sehingga mereka
tidak dapat mengikuti instruksi dan mengabaikan atau salah menginterpretasikan
informasi jelas yang diberikan oleh pertanyaan tes. Saat kccemasan menumpuk,
mereka mengalami kesulitan mengingat bahan-bahan pelajaran yang telah mereka
pelajari. Seperti yang dikemukakan oleh Linda L, Davinoff (1991:64) bahwa “Orang
dengan taraf kecemasan yang hebat pada khususnya akan cenderung gagal
menghadapi kesulitan atau item soal yang ambigu. Ia akan selalu tertekan, khususnya
akan cenderung gagal menghadapi kesulitan atau item ketika harus memberikan kode
sebagai persiapan menghafal dan mengingat bahan”.
Kecemasan terhadap tes matematika dapat diatasi dengan mengendalikan
pikiran-pikiran negatif dan mengganggu dengan cara meningkatkan rasa percaya diri
dan optimis berhasil menghadapi tes matematika. Selain itu perasaan takut akan
kegagalan tersebut dapat dihilangkan dengan mempersiapkan diri secara matang
sebelum ujian, belajar giat sehingga kecemasan akan kegagalan dan ketidakmampuan
menyelesaikan soal tes matematika menjadi berkurang.
Linda L. Davihoff (1991: 65) mengemukakan bahwa efek kecemasan
dalam belajar di pengaruhi oleh dua aspek :
1. Kesiapan belajar, yaitu sikap pembekalan diri dalam memperoleh suatu ilmu
dalam proses kegiatan belajar.
2. Konsentrasi belajar, yaitu proses memusatkan pikiran dalam memahami dan
menghayati pada kegiatan belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Oleh karena itu siswa juga sebaiknya mengubah persepsi tentang pelajaran
matematika, misalnya persepsi tentang pelajaran matematika itu sulit, guru
matematika yang galak dan sebagainya. Berpikiran santai tetapi fokus, tenang dan
gembira juga cukup untuk efektif dalam menurunkan tingkat kecemasan terhadap tes
matematika. Dengan pengendalian pikiran dan persiapan yang matang diharapkan
siswa dapat mengatasi keadaan dan situasi tes matematika. Sehingga kemungkinan
gagal dalam menghadapi tes tersebut rendah, dan selanjutnya berpengaruh terhadap
peningkatan prestasi belajar matematika siswa.
B. Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain, sebagai
berikut :
Wiwit Pitados Ingtyas (2006) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Kemampuan Penalaran, Kemampuan Spasial dan Minat Belajar Matematika terhadap
Prestasi Belajar Matematika pada Pokok Bahasan Dimensi Tiga Siswa Kelas X
Semester II SMA N 1 Purworejo”, menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh minat
belajar matematika terhadap prestasi belajar matematika. Persamaan penelitian yang
relevan di atas dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu sama-sama
menggunakan tinjauan tentang pengaruh minat belajar matematika terhadap prestasi
belajar matematika. Perbedaannya adalah penelitian di atas meneliti tentang pengaruh
kemampuan penalaran dan kemampuan spasial terhadap prestasi belajar matematika
pada pokok bahasan dimensi tiga sedangkan penelitian yang penulis lakukan tidak
menggunakan tinjauan tentang kemampuan penalaran dan kemampuan spasial
terhadap prestasi belajar matematika pada pokok bahasan dimensi tiga, tetapi
menggunakan tinjauan tentang pengaruh minat belajar matematika terhadap prestasi
belajar matematika.
Eliza Widyastuti (2006) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Kemampuan Awal, Motivasi Belajar, dan Kecemasan Menghadapi Tes Matematika
Terhadap Prestasi Belajar Matematika” menyimpulkan bahwa: (i) Terdapat pengaruh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
yang signifikan kemampuan awal terhadap prestasi belajar matematika, (ii) Terdapat
pengaruh yang signifikan motivasi belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa,
(iii) Terdapat pengaruh yang signifikan antara kecemasan menghadapi tes matematika
terhadap prestasi belajar matematika siswa, (iv) Terdapat interaksi yang signifikan
antara kemampuan awal dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar matematika
siswa, (v) Tidak terdapat interaksi yang signifikan antara kemampuan awal dan
kecemasan menghadapi tes matematika terhadap prestasi belajar matematika siswa,
(vi) Terdapat interaksi yang signifikan antara motivasi belajar dan kecemasan
menghadapi tes terhadap prestasi belajar matematika siswa, (vii) Tidak terdapat
interaksi yang signifikan antarakemampuan awal, motivasi belajar dan kecemasan
menghadapi tes matematika terhadap prestasi belajar matematika siswa. Persamaan
penelitian yang relevan di atas dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu sama-
sama menggunakan tinjauan tentang pengaruh kecemasan menhgadapi tes
matematika terhadap prestasi belajar matematika. Perbedaannya adalah penelitian di
atas meneliti tentang pengaruh kemampuan awal dan motivasi belajar terhadap
prestasi belajar matematika pada pokok bahasan trigonometri sedangkan penelitian
yang penulis lakukan tidak menggunakan tinjauan tentang kemampuan awal dan
motivasi belajar terhadap prestasi belajar matematika pada pokok bahasan
trigonometri, tetapi menggunakan tinjauan tentang pemberian motivasi belajar dari
orang tua belajar matematika terhadap prestasi belajar matematika.
C. Kerangka Berfikir
Belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang. Pengetahuan, keterampilan,
kebiasaan, dan sikap seseorang terbentuk, dimodifikasikan, dan berkembang
disebabkan oleh belajar. Anak didik merupakan subjek belajar yang sangat penting
dalam proses belajar mengajar. Proses belajar menunjukkan adanya suatu rangkaian
yang menyeluruh menyangkut berbagai faktor dan situasi yang berada di sekitarnya.
Dengan demikian keberhasilan dalam proses belajar mengajar tergantung dari faktor
yang mempengaruhinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Prestasi belajar ditentukan oleh faktor internal dan eksternal. Salah satu
contoh faktor internal dan eksternal dalam penelitian ini adalah minat belajar siswa
dan pemberian motivasi belajar dari orang tua. Dengan demikian baik tidaknya
prestasi belajar dipengaruhi juga oleh minat belajar siswa dan pemberian motivasi
belajar dari orang tua.
Kegiatan belajar perlu adanya minat belajar karena siswa yang memiliki
minat belajar yang tinggi akan memiliki daya atau energi untuk melakukan kegiatan
belajar sehingga keberhasilan di dalam proses akan tercapai dengan baik. Sebaliknya
seseorang yang memiliki kecerdasan yang tinggi mungkin akan mengalami kegagalan
di dalam proses belajar dikarenakan dalam dirinya tidak tumbuh minat untuk belajar.
Jadi ada pengaruh minat belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika.
Dalam bidang pendidikan, keluarga merupakan pusat pendidikan yang
utama dan pertama, karena segala pengetahuan dan kecerdasan anak diperoleh dari
orang tua dan keluarga itu sendiri. Orang tua sebagai pendidik dalam keluarga
mempunyai tugas dan kewajiban untuk mengantarkan anak-anaknya menuju kearah
kedewasaan agar nantinya dapat mandiri. Salah satunya adalah pemberian motivasi
belajar dari orang tua karena tidak semua anak memiliki motivasi intrinsik sehingga
perlu adanya motivasi dari orang lain (orang tua). Dengan adanya pemberian motivasi
belajar dari orang tua memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik dan tepat
sehingga prestasi belajar matematika juga baik. Sebaliknya orang tua yang tidak
pernah atau sedikit dalam memberikan motivasi belajar pada anaknya dapat
mengakibatkan anak kurang bersemangat untuk belajar sehingga mereka tidak
mampu berprestasi maksimal khususnya dalam bidang studi matematika
Pada dasarnya, pemberian motivasi belajar dari orang tua memiliki
hubungan yang sangat erat dengan minat belajar matematika. Tinggi rendahnya
motivasi yang diberikan oleh orang tua akan mempengaruhi ada tidaknya minat untuk
belajar matematika. Apabila orang tua kurang memberikan motivasi belajar pada
anak, tentu saja dalam diri mereka tidak akan tumbuh minat untuk mempelajari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
matematika. Sebaliknya, jika orang tua memberikan motivasi belajar pada anak maka
akan tumbuh sedikit demi sedikit minat untuk belajar matematika.
Hubungan antara pemberian motivasi belajar dari orang tua dengan minat
belajar matematika seperti yang telah diuraikan di atas, juga akan berpengaruh
terhadap prestasi belajar matematika. Orang tua yang tidak memotivasi anaknya
untuk belajar tentu akan mengurangi minat belajar matematika sehingga prestasi
belajar matematika akan menurun. Dan jika orang tua memberikan motivasi belajar
tinggi kepada anak maka minat belajar matematika anak tersebut akan meningkat
sehingga prestasi belajar matematika pun akan lebih baik. Ketiganya sangat
berpengaruh antara satu dengan yang lainnya.
Faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah keadaan psikis
siswa, diantaranya kecemasan terhadap tes. Kecemasan ini merupakan persaan takut,
khawatir, gelisah dan disertai dengan perubahan psikologis yang dialami seseorang
ketika menhadapi tes, sehingga kemungkinan siswa-siswa dengan tingkat kecemasan
tinggi akan membuat lebih banyak kesalahan yang berakibat pada rendahnya prestasi
belajar. Dengan mempertimbangkan hal tersebut, maka siswa harus dapat mengatasi
persaan cemas yang dialami pada saat tes terutama tes matematika dengan berusaha
menyesuaikan diri dan mampu meningkatkan rasa percaya diri dengan cara
mempersiapkan diri secara matang sebelum menghadapi tes matematika.
Berdasarkan uraian di atas, maka pemberian motivasi belajar dari orang tua,
minat belajar siswa dan kecemasan menghadapi tes matematika saling berinteraksi
berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Dari kerangka pemikiran yang telah diuraikan di atas, dapat digambarkan
suatu paradigma penelitian sesuai Gambar 1 :
Keterangan :
: pengaruh
Gambar 1. Diagram Kerangka Pikir Penelitian
D. Perumusan Hipotesis
Dari kerangka pemikiran di atas, maka dalam penelitian ini diajukan hipotesis
sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara pemberian motivasi belajar dari orang
tua terhadap prestasi belajar matematika.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara minat belajar matematika terhadap
prestasi belajar matematika.
3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kecemasan menghadapi tes matematika
terhadap prestasi belajar matematika.
4. Terdapat interaksi antara pemberian motivasi belajar dari orang tua dan minat
belajar siswa dengan prestasi belajar matematika.
5. Terdapat interakasi antara pemberian motivasi belajar dari orang tua dan
kecemasan menghadapi tes matematika dengan prestasi belajar matematika.
6. Terdapat interaksi antara minat belajar dan kecemasan menghadapi tes
matematika dengan prestasi belajar matematika.
Pemberian Motivasi
Belajar Dari Orang Tua
Minat Belajar Siswa
Prestasi
Belajar
Matematika Kecemasan
menghadapi tes
matematika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
7. Terdapat interaksi antara pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar
siswa dan kecemasan menghadapi tes matematika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Surakarta pada siswa kelas VIII
dan untuk try out instrumen di SMP Negeri 8 Surakarta pada siswa kelas VIII
semester I tahun ajaran 2009/2010.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juni 2009 sampai September 2009
dan dilakukan secara bertahap dengan tahapan sebagai berikut:
a. Tahap persiapan, mencakup pengajuan judul, pembuatan proposal, pembuatan
instrumen, permohonan ijin di SMP Negeri 8 Surakarta dan SMP Negeri 7
Surakarta sebagai tempat ujicoba try out istrumen dan penelitian. Jangka waktu
yang dibutuhkan kurang lebih tiga bulan.
b. Tahap pelaksanaan, yaitu kegiatan-kegiatan yang berlangsung di SMP Negeri 8
Surakarta dan SMP Negeri 7 Surakarta yang meliputi penyebaran angket
pemberin motivasi belajar dari orang tua, penyebaran angket minat belajar, dan
penyebaran angket kecemasan menghadapi tes matematika. Waktu yang
dibuuhkan kurang lebih tiga pekan.
c. Tahap penyusunan laporan, yaitu tahap pengolahan data, konsultasi dengan
pembimbing skripsi yang diikuti dengan penyusunan skripsi mulai dari bab I serta
persiapan ujian.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian ex post facto, karena variabel-variael
bebasnya tidak dikendalikan,dalam arti variabel tersebut sudah terjadi. Sebagaimana
pendapat Subana dan Sudrajat (2001: 42) bahwa penelitian ex post facto adalah
penelitian sesudah kejadian.
36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Berdasarkan sifat masalah dalam tujuan penelitian diatas, metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kausal komparatif, artinya metode penelitian
yang digunakan untuk menyelidiki efek dari variabel-variabel bebas terhadap variabel
terikat. Menurut Suharsimi Arikunto (1998: 26) bahwa “Penelitian Kausal
Komparatif digunakan apabila peneliti ingin mengetahui kemungkinan akibat dari
suatu kejadian yang tidak dapat dilakukan dengan suatu eksperimen”. Maksud
pendapat ini bahwa penelitian kausal komparatif merupakan penelitian yang
menunjuk pada perlakuan variabel bebas yang terjadi sebelumnya sehingga peneliti
tidak memberikan perlakuan lagi tinggal melihat efeknya dari variabel terikatnya.
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Suharsimi Arikunto (2002: 115) mengemukaan bahwa, “Populasi adalah
keseluruhan subyek yang akan diteliti”. Dalam penelitian ini populasinya adalah
seluruh siswa SMP Negeri 7 Surakarta kelas VIII semester I tahun pelajaran
2009/2010 yang terdiri dari 6 (enam) kelas dengan jumlah 240 siswa
2. Sampel
Mengingat besarnya jumlah populasi dan keterbatasan waktu, biaya, tenaga
dan pikiran peneliti, maka tidak mungkin peneliti melakukan penelitian pada seluruh
populasi. Untuk mengatasinya perlu ditetapkan sampel representatif yang dapat
mewakili populasi. Suharsimi Arikunto (2002: 109) mengemukakan bahwa, “Sampel
adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Untuk memperoleh sampel yang representatif terhadap populasi perlu
digunakan sampling yang tepat. Dalam penelitian ini digunakan teknik random
kluster. Menurut Budiyono (2003: 37), sampling random kluster adalah sampling
random yang dikenakan berturut-turut terhadap unit-unit atau sub-sub populasi”.
Dalam penelitian ini dilakukan dengan cara undian mengambil 2 kelas dari 6 kelas
yang ada, yaitu kelas VIII A dan VIII B.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang ditempuh untuk mendapatkan
data yang diperlukan dengan menggunakan suatu alat tertentu. Teknik yang
digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
a. Metode Angket
Suharsimi Arikunto (2002: 128) menyatakan “Angket atau kuisioner adalah
sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden, dalam arti tentang laporan pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui”.
Metode angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang
pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar matematika dan kecemasan
menghadapi tes matematika.
Adapun langkah penyusunan instrumen adalah sebagai berikut :
1) Menjabarkan variabel ke dalam aspek-aspek tertentu dan membagi aspek-
aspek dalam indikator-indikator.
2) Menyusun tabel kisi-kisi pembuatan instrumen berdasarkan aspek-aspek
dan indikator-indikator.
3) Menjabarkan indikator-indikator dalam butir-butir angket.
4) Menghitung validitas dan reliabilitas angket hasil uji coba.
Jenis angket yang digunakan adalah angket langsung dan tertutup,artinya
peneliti memerikan pertanyaan dan pernyataan sekaligus menyediakan alternatif
jawaban.
Skor penilaian menggunakan skala untuk 4 alternatif jawaban. Penyusunan
item angket dibuat item positif dan item negatif secara seimbang. Untuk skala
penilaian angket diatur berdasarkan item posotif dan item negatif sebagai berkut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Tabel 1. Skala Alternatif Jawaban Angket
Alternatif jawaban Skor item positif Skor tem negatif
1) Selalu 4 1
2) Sering 3 2
3) Kadang-kadang 2 3
4) Tidak pernah 1 4
b. Metode Dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto (1998: 243), “Metode dokumentasi yaitu
mencari data atau hal-hal mengena variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan lain sebagainya. Sedangkan
Menurut Budiyono (2003: 54), “Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data
dengan melihatnya dalam dokumen-dokumen resmi yang telah terjamin
keakuratannya”. Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk
mendapatkan data tentang prestasi belajar matematika yaitu dari hasil ujian mid
semester I bidang studi matematika kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Menghubungi bagian kurikulum untuk meminjam hasil nilai ujian MID
Semester 1 mata pelajaran matematika kelas VIII A dan VIII B
2) Menyalin nama dan nilai yang dijadikan sebagai sampel
2. Penyusunan Instrumen
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti (orang lain yang ditugasi) dalam kegiatan pengumpulan data agar kegiatan
pengumpulan data menjadi sistematis dan mudah (Budiyono, 2003: 47). Dalam
penelitian ini instrumen yang digunakan adalah angket, yaitu angket pemberian
motivasi belajar dari orang tua, angket minat belajar matematika dan angket
kecemasan menghadapi tes matematika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Setelah instrumen dibuat dan dikonsultasikan, sebelum instrumen digunakan ,
terlebih dahulu diadakan uji coba instrumen. Uji coba dilaksanakan dengan tujuan
untuk mengetahui apakah angket memenuhi syarat validitas isi, konsistensi internal
dan reliabilitas. Uji coba instrumen dalam penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri
8 Surakarta pada siswa kelas VIII A semester 1 tahun ajaran 2009/2010.
Alat pengukur yang berfungsi dengan baik akan mampu mengukur apa yang
diinginkan dan dapat dipertanggung jawabkan. Untuk memenuhi hal itu diperlukan
syarat-syarat validitas isi, konsistensi internal dan reliabilitas.
a. Validitas Isi
Sebelum angket diujicobakan terlebih dahulu dilakukan validasi isi. Budiyono
(2003: 58) menjelaskan “ instrumen valid menurut validitas isi apabila isi instrumen
tersebut telah merupakan sampel yang representatif dari keseluruhan isi hal yang
akan diukur”.
Kegiatan validitas isi adalah serangkaian kegiatan yang berlangsung setelah
bentuk awal instrumen telah selesai ditulis. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh
pengembang instrumen atau oleh pengguna instrumen yang tidak terlibat dalam
penyusunan instrumen.
Untuk menilai suatu instrumen memiliki validitas isi tinggi atau tidak,
biasanya melalui experts judgment (penilaian yang dilakukan oleh para pakar). Dalam
hal ini para penilai menilai apakah kisi-kisi yang dibuat pengembang instrumen telah
menunjukkan bahwa klasifikasi kisi-kisi telah mewakili isi (substansi) yang akan
diukur. Langkah berikutnya para penilai menilai apakah masing-masing butir
instrumen yang telah disusun cocok atau relevan dengan klasifikasi kisi-kisi yang
ditentukan.
Setelah angket dibuat, instrumen akan diujicobakan. Uji coba dilaksanakan
dengan tujuan untuk mengetahui apakah angket memenuhi syarat konsistensi internal
dan reliabilitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Langkah-langkah dalam penyusunan angket pemberian motivasi belajar dari
orang tua adalah sebagai berikut:
a. Menentukan batasan instrumen angket
Angket pemberian motivasi belajar dari orang tua yang dimaksud dibatasi pada
motif ekstrinsik yaitu siswa belajar karena ingin menghindardari hukuman, siswa
belajar untuk memperoleh hadiah, pujian, dan sebagainya. Dari pengertian
tersebut maka bagaimana tanggapan siswa terhadap pemberian motivasi belajar
dari orang tua yang telah diberikan.
b. Menyusun kisi-kisi angket yang di dalamnya memuat aspek motivasi motif
ekstrinsik, dimana indikator meliputi orang tua memberikan motivasi untuk
bersaing, orang tua memberikan pujian, orang tua memberikan masehat, orang tua
menciptakan suasana belajar dan memberikan perlengkapan sarana belajar, orang
tua memberikan perhatian, dan orang tua memberikan hukuman. Kisi-kisi angket
pemberian motivasi belajar dari orang tua dapat dilihat pada lampiran.
c. Menyusun instrumen angket berdasarkan kisi-kisi.
Dalam penelitian ini, pemberian motivasi belajar dari orang tua berjumlah 30 item
soal, hal ini dimaksudkan untuk menghindari kekurangan karena adanya butir
soal yang tidak bisa digunakan.
d. Menentukan cara pemberian skor pada setiap butir angket.
e. Melakukan validitas isi.
Dalam penelitian ini validitas isi dilakukan oleh dua validator yaitu Bpk Drs.
Imam Sujadi M.Si dan Bpk Waluyo Isnan. Setelah dilakukan validitas isi oleh
validator, dari 30 item soal, semua item soal bisa digunakan karena sesuai dengan
indikator dan kisi-kisi angket.
f. Melakukan uji coba dan kemudian menganalisis item soal.
Angket yang diujicobakan berjumlah 30 item soal. Setelah diujicobakan, hanya
ada 27 soal yang baik yang bisa digunakan untuk penelitian berdasarkan uji
konsistensi internal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Langkah-langkah dalam penyusunan angket minat belajar adalah sebagai
berikut:
a. Menentukan batasan instrumen angket
Angket minat belajar siswa yang dimaksud minat belajar siswa terhadap
matematika dan dibatasi pada minat belajar siswa untuk belajar matematika.
b. Menyusun kisi-kisi angket yang di dalamnya memuat indikator mengenai minat
belajar siswa pada aspek perasaan senang, perhatian, kesadaran, dan kesungguhan.
Kisi-kisi minat belajar dapat dilihat pada lampiran.
c. Menyusun instrumen angket berdasarkan kisi-kisi
Dalam penelitian ini, angket minat belajar siswa berjumlah 30 item soal, hal ini
dimaksudkan untuk menghindari kekurangan karena adanya butir soal yang tidak
bisa digunakan.
d. Menentukan cara pemberian skor pada setiap butir angket.
e. Melakukan validitas isi
Dalam penelitian ini validitas isi dilakukan oleh dua validator yaitu Bpk Drs.
Imam Sujadi M.Si dan Bpk Waluyo Isnan. Setelah dilakukan validitas isi oleh
validator, dari 30 item soal, semua item soal bisa digunakan karena sesuai dengan
indikator dan kisi-kisi angket.
f. Melakukan uji coba dan kemudian menganalisis item soal.
Angket yang diujicobakan berjumlah 30 item soal. Setelah diujicobakan, hanya
ada 26 soal yang baik yang bisa digunakan untuk penelitian berdasarkan uji
konsistensi internal.
Langkah-langkah dalam penyusunan angket kecemasan menghadapi tes
matematika adalah sebagai berikut:
a. Menentukan batasan instrumen angket
Angket kecemasan menghadapi tes matematika yang dimaksud perasaan takut,
khawatir, gelisah disertai perubahan fisiologis yang dialami siswa ketika akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
menghadapi tes matematika. Dibatasi pada sikap siswa saat menghadapi tes
matematika, yaitu mulai dari persiapan hingga saat menghadapi tes.
b. Menyusun kisi-kisi angket yang di dalamnya memuat indikator mengenai
kecemasan menghadapi tes matematika pada aspek kesiapan siswa dan
konsentrasi siswa. Kisi-kisi kecemasan menghadapi tes matematika dapat dilihat
pada lampiran.
c. Menyusun instrumen angket berdasarkan kisi-kisi
Dalam penelitian ini, angket kecemasan menghadapi tes matematika berjumlah 30
item soal, hal ini dimaksudkan untuk menghindari kekurangan karena adanya
butir soal yang tidak bisa digunakan.
d. Menentukan cara pemberian skor pada setiap butir angket.
e. Melakukan validitas isi
Dalam penelitian ini validitas isi dilakukan oleh dua validator yaitu Bpk Drs.
Imam Sujadi M.Si dan Bpk Waluyo Isnan. Setelah dilakukan validitas isi oleh
validator, dari 30 item soal, semua item soal bisa digunakan karena sesuai dengan
indikator dan kisi-kisi angket.
f. Melakukan uji coba dan kemudian menganalisis item soal.
Angket yang diujicobakan berjumlah 30 item soal. Setelah diujicobakan, hanya
ada 27 soal yang baik yang bisa digunakan untuk penelitian berdasarkan uji
konsistensi internal.
Lebih lanjut lagi, tentang langkah-langkah memvalidasi isi butir soal menurut
Budiyono (2003: 59) adalah penilai menilai apakah kisi-kisi yang dibuat oleh
pengambang tes telah menunjukkan bahwa klasifikasi kisi-kisi telah mewakili isi
(substansi) yang akan diukur. Dalam penelitian ini butir angket dikatakan valid jika
memenuhi 8 kriteria penelaahan, yaitu: kesesuaian dengan kisi-kisi tes, kesesuaian
dengan teori (pemberian motivasi dari orang tua, minat belajar, dan kecemasan
menghadapi tes matematika), kesesuaian dengan tujuan penelitian, butir soal telah
mempresentasikan jenis masing-masing angket (pemberian motivasi dari orang tua,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
minat belajar dan kecemasan menghadapi tes matematika), butir soal telah merupakan
sampel yang representative, titik berat item yang diujikan telah seimbang dengan titik
berat tahap perkembangan siswa SMP kelas VIII, item soal tidak memerlukan
pengetahuan lain untuk menjawabnya, soal menggunakan bahasa yang mudah
dipahami, tidak ambigu, dan sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia.
b. Konsistensi Internal
“Sebuah instrumen tentu terdiri dari sejumlah butir-butir instrumen. Kesemua
butir itu harus mengukur hal yang sama dan menunjukkan kecenderungan yang sama
pula. Ini berarti harus ada korelasi positif antara skor masing-masing butir tersebut”
(Budiyono,2003: 65). Selanjutkanya dijelaskan pula, “untuk melihat korelasi-korelasi
tersebut diperlukan banyak sekali perhitungan. Oleh karena itu, konsistensi internal
masing-masing butir dilihat dari korelasi antara skor butir-butir tersebut dengan skor
totalnya”.
Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks konsistensi internal butir ke-i,
adalah rumus korelasi moment product dari Karl Pearson berikut:
))(()(( 2222 YYnXXn
YXXYnrxy
dengan
rxy = indeks konsistensi internal untuk butir ke-i
n = banyaknya subjek yang dikenai tes (instrumen)
X = skor untuk butir ke-i (dari subjek uji coba)
Y = total skor (dari subjek uji coba)
(Budiyono, 2003: 65)
Jika terdapat n buah butir, maka akan dilakukan penghitungan sebanyak n kali.
Jika indeks konsistensi internal untuk butir ke-i kurang dari 0,3 maka butir tersebut
harus dibuang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
c. Reliabilitas
“Suatu instrumen disebut reliabel apabila hasil pengukuran dengan instrumen
tersebut adalah sama jika sekiranya pengkuran tersebut dilakukan pada orang yang
sama pada waktu yang berlainan atau pada orang-orang yang berlainan (tetapi
mempunyai kondisi yang sama) pada waktu yang sama atau pada waktu yang
berlainan” (Budiyono, 2003: 65).
Untuk mengetahui reliabilitas angket digunakan teknik Cronbach alpha.
2
2
11 t
i
xyS
S
n
nr
dengan
r11 = indeks reliabilitas
n = banyaknya butir instrument
si2 = variansi butir ke-i, i = 1,2,….n
st2 = variansi skor-skor yang diperoleh subjek uji coba
(Budiyono, 2003: 70)
Untuk memutuskan apakah instrumen yang disusun akan dipakai atau dibuang
maka digunakan nilai 0.70 sebagai standar dimana jika hasil pengukuran mempunyai
indeks reliabilitas 0.70 atau lebih maka instrumen akan dipakai, jika kurang dari 0.70
tidak akan dipakai (Budiyono, 2003: 72).
E. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
a. Pemberian Motivasi Belajar dari Orang Tua
1) Definisi Operasional : Pemberian motivasi belajar dari orang tua yaitu
motivasi yang tumbuh dari orang tua siswa yang bersangkutan yang dapat
mendorong gairah belajar agar memperoleh prestasi belajar matematika yang
memuaskan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
2) Indikator : Skor dari angket motivasi belajar dari orang tua yang
telah diisi siswa.
3) Skala Pengukuran : Skala Interval yang kemudian diubah menjadi skala
ordinal dengan dua kategori yaitu tinggi dan rendah. Siswa yang memperoleh
skor diatas mean termasuk kategori tinggi, sedangkan siswa yang memperoleh
skor dibawah mean termasuk kategori rendah. Pada siswa dengan skor sama
dengan mean, dikelompokan dalam kategori tinggi.
4) Simbol : A
b. Minat Belajar Matematika
1) Definisi Operasional : Minat belajar siswa adalah suatu faktor intern yang
mendorong dan mempengaruhi tingkah laku siswa untuk merasa tertarik dan
menunjukkan perhatian untuk belajar matematika. Skor tentang minat belajar
matematika diperoleh dari angket minat belajar matematika yang telah diisi
oleh siswa.
2) Indikator : Skor angket minat belajar matematika.
3) Skala Pengukuran : Skala Interval yang kemudian diubah menjadi skala
ordinal dengan dua kategori yaitu tinggi dan rendah. Siswa yang memperoleh
skor diatas mean termasuk kategori tinggi, sedangkan siswa yang memperoleh
skor dibawah mean termasuk kategori rendah. Pada siswa dengan skor sama
dengan mean, dikelompokan dalam kategori tinggi.
4) Simbol : B
c. Kecemasan menghadapi tes matematika.
1) Definisi operasional : kecemasan menghadapi tes matematika adalah perasaan
takut, gelisah, khawatir, gelisah, disertai dengan perubahan fisisologis yang
dialami seseorang ketika menghadapi tes yang ditujukan untuk menilai
tindakan atau prestasinya pada pelajaran yang sulit, dalam hal ini matematika.
2) Indikator : Skor hasil angket kecemasan menghadapi tes matematika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
3) Skala Pengukuran : Skala Interval yang kemudian diubah menjadi skala
ordinal dengan dua kategori yaitu tinggi dan rendah. Siswa yang memperoleh
skor diatas mean termasuk kategori tinggi, sedangkan siswa yang memperoleh
skor dibawah mean termasuk kategori rendah. Pada siswa dengan skor sama
dengan mean, dikelompokan dalam kategori tinggi.
4) Simbol : C
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar matematika.
a. Definisi Operasional : Prestasi belajar matematika adalah hasil usaha yang telah
dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar bidang studi matematika
yang berakibat pada perubahan penguasaan dan kecakapan dalam kurun waktu
tertentu. Hasil prestasi belajar diperoleh dari nilai ujian mid semester I mata
pelajajan matematika siswa kelas VIII A dan VIII B.
b. Indikator : Nilai mata pelajaran matematika pada ujian mid semester 1
c. Skala Pengukuran : Skala interval
d. Simbol : D
F. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan anava tiga jalan 2x2x2.
Ketiga faktor yang digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan efek baris, efek
kolom, dan kombinasi efek baris dan kolom terhadap prestasi belajar matematika
adalah faktor A (Pemberian Motivasi Belajar Dari Orang Tua), faktor B (Minat
Belajar), dan Faktor C (Kecemasan Menghadapi Tes Matematika).
Disamping analisis variansi itu, digunakan juga analisis data yang lain, yaitu
metode Lilliefors dan metode Bartlett yang digunakan untuk menguji persyaratan
analisis variansi yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Sedangkan teknik analisis
yang ketiga adalah metode Scheffe (komparasi ganda) yang digunakan untuk menguji
beda rerata sebagai tindak lanjut dari analisis variansi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Sebelum melakukan analisis variansi terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat
yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
1. Uji Normalitas
Sebelum data diolah untuk pengujian hipotesis, terlebih dahulu di uji apakah
sample berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk keperluan
ini digunakan metode Lilliefors, dengan statistik uji sebagai berikut:
a. Hipotesis
H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
b. Statistik Uji
)()( ii ZSZFmaksL
dengan
F(Zi) = P(Z ≤ Zi)
Z ~ N(0,1)
S(Zi) = Proporsi cacah Z ≤ Zi terhadap seluruh Zi
s
XXZ i
i
s = Simpangan baku
)1(
)( 22
nn
XXNs
c. Daerah Kritik
Dk = {L / L > L n; }
d. Keputusan Uji
H0 ditolak jika L Dk atau diterima jika Dk
(Budiyono,2000: 169)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
2. Uji Homogenitas
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah populasi penelitian mempunyai
variansi yang sama atau tidak. Metode yang digunakan adalah metode Bartlett dengan
statistik uji.
a. Hipotesis
H0 : 22
2
2
1 ... k(sampel berasal dari populasi homogen)
H1 : sekurang-kurangnya ada satu variansi yang tidak sama (sampel tidak
homogen)
b. Statistik Uji
)loglog(203.2 22
jj SfRKGfc
Dengan
2 ~
2 (k – 1)
k = Banyaknya populasi = banyaknya sampel
f = Derajat kebebasan untuk RKG = N – k
fj = Derajat kebebasan untuk Sj2 = nj – 1
j = 1, 2, … k
N = Banyaknya seluruh nilai
nj = Banyaknya nilai (ukuran) ke-j = ukuran sampel ke-j
ffkc
j
11
)1(3
11
2
2
2)1(; jj
j
j
jj
j
iSn
n
XXSS
f
SSRKG
c. Daerah Kritik
Dk = { 2/
2 >
2 ;k – 1}
d. Keputusan Uji
H0 ditolak jika 2 Dk atau diterima jika
2 Dk
(Budiyono, 2000: 176)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
3. Analisis Variansi Tiga Jalan
Analisis variansi tiga jalan dengan sel sama adalah perluasan dari analisis
variansi dua jalandengan sel sama. Pada analisis variansi tiga jalan terdapat tiga
variabel bebas dan satu variabel terikat.
a. Tujuan
Analisis variansi tiga jalan ini bertujuan untuk menguji signifikansi
perbedaan efek baris, efek kolom dan kombinasi efek kolom terhadap variabel terikat.
b. Model
Model untuk data pada populasi pada analisis variansi tiga jalan dengan sel
sama ialah :
Xijkl = µ + αi + βi + k + (αβ)ij + (α )ik +( β )jk +( αβ )ijk+εijkl
Dengan :
Xjkl = Pengamatan ke-i di bawah faktor A (pemberian motivasi belajar dari
orang tua), kategori i, faktor B (minat belajar) kategori j, dan faktor C
(kecemasan menghadapi tes matematika) kategori k.
µ = Rerata besar (pada populasi)
αi = Efek faktor ke A kategori ke-i
βj = Efek faktor ke B kategori ke j
k = Efek faktor ke C kategori ke-k
(αβ)ij = Interaksi faktor A dan faktor B
(α )ik = Interaksi fakLor B dan faktor C
(β )jk = Interaksi faktor A dan faktor C
(αβ )ijk = Interaksi faktor A, faktor B, dan faktor C
εijkl =Deviasi data amatan terhadap rataan populasinya (µij) yang
berdistribusi normal dengan rataan 0 dan variansi σij2.
i = 1,2,3, ..., p; p = cacah kategori A,
j = 1,2,3, ..., q; q = cacah kategori B,
k = 1,2,3, ..., r; r = cacah kategori C,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
l = 1,2,3, ..., n; n = cacah pengamatan setiap sel
c. Tata Letak Data
Tabel 3.1 Notasi dan Tata Letak Data
A C C1 C2
B B1 B2 B3 B4
A1 abc111 abc121 abc112 abc122
A2 abc211 abc221 abc212 abc222
d. Hipotesis
Pada analisis tiga jalan terdapat tujuh pasang hipotesis yang perumusannya
adalah sebagai berikut:
1) (H0)A : αi = 0 untuk semua i, i=1,2,3,…,p
(H1)A : αi ≠ 0 untuk sekurang-kurangnya satu i
2) (H0)B : βj = 0 untuk semua j, j=1,2,3,…,q
(H1)B : βj ≠ 0 untuk sekurang-kurangnya satu j
3) (H0)C : k = 0 untuk semua k, k=1,2,3,…,r
(H1)C : k ≠ 0 untuk sekurang-kurangnya satu k
4) (H0)AB : αβij = 0 untuk semua pasang (i, j), i=1,2,3,…,p dan j=1,2,3,…,q
(H1)AB : αβij ≠ 0 untuk sekurang-kurangnya satu (i,j)
5) (H0)AC : α ik = 0 untuk semua pasang (i, k), i=1,2,3,…,p dan k=1,2,3,…,r
(H1)AC : α ik ≠ 0 untuk sekurang-sekurangnya satu (i, k)
6) (H0)BC : β jk = 0 untuk semua pasang (j, k), j=1,2,3,…,q dan k=1,2,3,…,r
(H1)BC : β jk ≠ 0 untuk sekurang-kurangnya satu (j, k) .
7) (H0)ABC : αβ ijk = 0 untuk semua pasang (i,j,k), i=1,2,3,…,p ; j=1,2,3,…,q dan
k=1,2,3,…,r
(H1)ABC : αβ ijk ≠ 0 untuk sekurang-kurangnya satu (i, j, k)
e. Statistik
Untuk hipotesis 1 dengan FA = RKA/RKG
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Untuk hipotesis 2 dengan FB = RKB/RKG
Untuk hipotesis 3 dengan FC = RKC/RKG
Untuk hipotesis 4 dengan FAB = RKAB/RKG
Untuk hipotesis 5 dengan FAC = RKAC/RKG
Untuk hipotesis 6 dengan FBC = RKBC/RKG
Untuk hipotesis 7 dengan FABC = RKABC/RKG
Dengan
RKA = JKA/dKA RKB = JKB/dKB
RKC = JKC/DkC RKAB = JKAB/DkAB
RKAC = JKAC/dKAC RKBC = JKBC/dKBC
RKABC = JKABC/dKABC RKG = JKG/dKG
Dengan
dKA = (p-1) dKB = (q-1)
dKC = (r-1) dKAB = (p-1) (q-1)
dKAC = (p-1) (r-1) dKBC = (q-1) (r-1)
dKABC = (p-1) (q-1) (r-1) dKG = N - pqr
Jumlah Kuadrat (JK) diperoleh dari :
a. Komponen JK
(1) =pqr
G 2
(6) = ji
2
y
r
AB
,
(2) = ijk
ijkSS (7) = ki
2
ik
q
AC
,
(3) = i
2
j
qr
A (8) =
kj
2
jk
p
BC
,
(4) = j
2
j
pr
B (9) =
kji
2
ijkABC,,
(5) = k
2
k
pq
C
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
b. JK dihitung dengan menggunakan simbol-simbol dari 1) yaitu:
JKA = n h {(3) - (1)}
JKB = n h {(4) - (1)}
JKC = n h {(5) - (1)}
JKAB = n h {(6) - (4) - (3) + (1)}
JKAC = n h {(7) - (5) - (3) + (1)}
JKBC = n h {(8) - (5) - (3) + (1)}
JKABC = n h {(9) - (8) - (7) - (6) + (5) + (4) + (3) + (1)}
JKG = (2)
JKT = n h {(9) - (1)} + (2)
Dengan n h =
ijk ijkr
1
pqr
f. Daerah Kritik
Daerah kritik atau daerah penolakan untuk hipotesis nol masing-masing perlakuan
sebagai berikut:
FA = { Fa | Fa > F , dka ; N-pqr }
FB = { Fb | Fb > F , dkb ; N-pqr }
FC = { Fc | Fc > F , dkc ; N-pqr }
FAB = { Fab | Fab > F , dkab ; N-pqr }
FAC = { Fac | Fac > F , dkac ; N-pqr }
FBC= { Fbc | Fbc > F , dkbc ; N-pqr }
FABC= { Fabc | Fabc > F , dkabc ; N-pqr }
Dengan adalah taraf signifikan.
g. Keputusan Uji
H0 ditolak apabila harga statistik uji yang bersesuaian melebihi harga kritiknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Tabel 3. rangkuman Analisis Variansi Tiga Jalan Sel Tak Sama
Rangkuman JK dK RK Fobs Ftabel
A JKA dKA RKA FA F*
B JKB dKB RKB FB F*
C JKC dKC RKC FC F*
AB JKAB dKAB RKAB FAB F*
AC JKAC dKAC RKAC FAC F*
BC JKBC dKBC RKBC FBC F*
ABC JKABC dKABC RKABC FABC F*
Galat JKG dKG N-pqr - -
Total JKt N-1 - -
Keterangan: F* adalah nilai F yang diperoleh dari tabel Fisher.
(Budiyono, 2000:237)
4. Uji Komparasi Ganda
Uji Komparasi Ganda untuk mengetahui perbedaan rerata setiap pasangan
kolom dan pasangan sel. Dalam uji komparasi ganda ini digunakan metode Scheffe,
untuk mengetahui komparasi rataan antar baris, komparasi rataan antar kolom,
komparasi rataan antar sel pada kolom yang sama dan komparasi rataan antar baris
sel pada baris yang sama. Adapun langkah-langkah untuk menguji masing-masing
komparasi adalah sebagai berikut:
1. Komparasi rataan antar baris.
Langkah-langkah metode Scheffe untuk menguji komparasi rataan antar baris:
1) Mengidentifikasi semua pasangan komparasi rataan dan merumuskan
hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi tersebut.
2) Menentukan tingkat signifikansi
3) Statistik Uji
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
..
2
..
..
11
ji
ji
ji
nnRKG
XXF
dengan
Fi.-j. = Nilai F pada pembandingan baris ke-i dan baris ke-j
.iX = Rataan pada baris ke-i
.jX = Rataan pada baris ke-j
RKG =Rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan
analisis variansi
ni. = Ukuran sampel baris ke-i
nj. = Ukuran sampel baris ke-j
4) Daerah kritis
Dk = {F / F > (p – 1) F ;p-1, N-pq}
5) Menentukan keputusan uji
6) Menentukan kesimpulan dari keputusan uji yang ada
2. komparasi rataan antar kolom
Langkah-langkah metode Scheffe untuk menguji komparasi rataan antar kolom:
1) Mengidentifikasi semua pasangan komparasi rataan dan merumuskan
hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi tersebut.
2) Menentukan tingkat signifikansi
3) Statistik Uji
..
2
..
..
11
ji
ji
ji
nnRKG
XXF
dengan
Fi.-j. = Nilai F pada pembandingan baris ke-i dan baris ke-j
.iX = Rataan pada baris ke-i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
.jX = Rataan pada baris ke-j
RKG = Rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan
analisis variansi
ni. = Ukuran sampel baris ke-i
nj. = Ukuran sampel baris ke-j
4) Daerah kritis
Dk = {Fb / Fb > (q – 1) F ;q-1, N-pq}
5) Menentukan keputusan uji
6) Menentukan kesimpulan dari keputusan uji yang ada
3. komparasi rataan antar sel pada kolom yang sama.
Langkah-langkah metode Scheffe untuk menguji komparasi rataan antar sel pada
kolom yang sama:
1) Mengidentifikasi semua pasangan komparasi rataan dan merumuskan
hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi tersebut.
2) Menentukan tingkat signifikansi
3) Statistik Uji
.j.i
2
.j.i
kjij
n
1
n
1RKG
XXF
dengan
Fij.-kj. = Nilai F pada pembandingan baris ke-ij dan baris ke-kj
.iX = Rataan pada baris ke-ij
.jX = Rataan pada baris ke-kj
RKG = Rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan
analisis variansi
ni. = Ukuran sampel baris ke-ij
nj. = Ukuran sampel baris ke-kj
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
4) Daerah kritis
Dk = {F / F > (pq-1)F ;pq-1,N-pq}
5) Menentukan keputusan uji
6) Menentukan kesimpulan dari keputusan uji yang ada
4. komparasi rataan antar sel pada baris yang sama.
Langkah-langkah metode Scheffe untuk menguji komparasi rataan sel pada baris
yang sama:
1) Mengidentifikasi semua pasangan komparasi rataan dan merumuskan
hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi tersebut.
2) Menentukan tingkat signifikansi
3) Statistik Uji
.j.i
2
.j.i
ikij
n
1
n
1RKG
XXF
dengan
Fij.-ik. = Nilai F pada pembandingan baris ke-ij dan baris ke-ik
.iX = Rataan pada baris ke-i
.jX = Rataan pada baris ke-j
RKG = Rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan
analisis variansi
ni. = Ukuran sampel baris ke-i
nj. = Ukuran sampel baris ke-j
4) Daerah kritis
Dk = {F / F > (pq-1)F ;pq-1,N-pq}
5) Menentukan keputusan uji
6) Menentukan kesimpulan dari keputusan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Data dalam penelitian meliputi data hasil uji coba instrumen yang diperoleh
dari hasil angket tes angket pemberian motivasi belajar dari orang tua, tes angket
minat belajar, tes angket kecemasan menghadapi tes matematika, dan data tes prestasi
belajar matematika siswa yang diperoleh dari nilai tes MID Semester I mata pelajaran
matematia kelas VIII A dan VIII B.
Setelah data tersebut diperoleh selanjutnya data tersebut diuji. Berikut ini
uraian tentang data yang diperoleh.
1. Data Hasil Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen meliputi tiga buah angket yaitu angket pemberian
motivasi belajar dari orang tua, angket minat belajar, dan angket kecemasan
menghadapi tes matematika. Adapun hasil dari uji coba tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Hasil Uji Validitas
Item tiap instrumen dikatakan valid dan dapat digunakan dalam penelitian
apabila harga rhitung lebih besar dari harga rtabel. Dari tabel korelasi product moment,
pada cacah subyek dengan taraf signifikansi yang dipilih (α = 5%), diketahui harga
rtabel =0.334. Sedangkan kesimpulan dari hasil uji validitas adalah sebagai berikut :
1) Uji coba instrumen angket pemberian motivasi belajar dari orang tua
a) Instrumen angket yang diuji cobakan terdiri dari 30 item
b) Dari hasil uji validasi diperoleh 27 item yang valid dan 3 item yang
invalid yaitu nomor 4, 12, dan 23
c) Instrumen angket yang digunakan sebagain pengambilan data variabel
Pemberian Motivasi dari Orang Tua terdiri dari 27 item
(Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5 hal 90)
58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
2) Uji coba instrumen angket minat belajar siswa
a) Instrumen angket yang diuji cobakan terdiri dari 30 item
b) Dari hasil uji validasi diperoleh 26 item yang valid dan 4 item yang
invalid yaitu 6, 9, 11, dan 22
c) Instrumen angket yang digunakan sebagai pengambilan data variabel
Minat Belajar terdiri dari 26 item
(Perhitungan selengapnya dapat dilihat pada lampiran 11 Hal 108)
3) Uji coba instrumen angket kecemasan menghadapi tes matematika
a) Intrumen angket yang diuji cobakan terdiri dari 30 item
b) Dari hasil uji validasi diperoleh 27 item yang valid dan 3 item yang
invalid yaitu nomor 6, 27, dan 30
c) Instrumen angket yang digunakan sebagai pengambilan data variabel
Kecemasan Menghadapi Tes Matematika terdiri dari 27 item
(Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 17 Hal 124)
b. Hasil Uji Reliabilitas
Dari hasil uji coba angket pemberian motivasi belajar dari orang tua
diperoleh r11=0.8551. Bilangan ini menunjukan bahwa angket pemberian motivasi
belajar dari orang tua mempunyai tingkat reliabilitas sangat tinggi. Dari hasil uji coba
angket minat belajar siswa diperoleh r11=0.8604. Bilangan ini menujukan bahwa
angket minat belajr siswa mempunyai tingkat reliabilitas sangat tinggi. Dari hasil uji
coba angket kecemasan menghadapi tes matematika diperoleh r11=0.8564. Bilangan
ini menunjukan angket kecemasan menghadapi tes matematika mempunyai tingkat
reliabilitas sangat tinggi. (Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6 Hal 93,
lampiran 12 Hal 111, dan lampiran 18 Hal 127).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
2. Deskripsi Data
a. Data Skor Pemberian Motivasi Belajar Dari Orang Tua
Pemberian motivasi belajar dari orang tua diukur dengan menggunakan
angket pemberian motivasi belajar dari orang tua. Skor pemberian motivasi belajar
dari orang tua memiliki rerata 78.11 dan median 78.5. Selanjutnya data dikelompokan
menjadi dua kategori, yaitu pemberian motivasi belajar dari orang tua tinggi dan
pemberian motivasi belajr dari orang tua rendah. Dimana untuk kategori tinggi
apabila skor median diatas 78.5 dan untuk kategori rendah apabila skor median
dibawah 78.5. Dengan kriteria tersebut terdapat 40 siswa yang termasuk kategori
pemberian motivasi belajr dari orang tua tinggi dan 40 siswa yang termasuk kategori
pemberian motivasi belajr dari orang tua rendah. (Perhitungan selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran 19 Hal 132) .
Tabel 3.1 Penentuan Kategori Angket Pemberian Motivasi Belajar dari Orang Tua
Kategori Ketentuan Rentang Skor (X2)
Tinggi X2 ≥ Median X2 ≥ 78.5
Rendah X2 < Median X2 < 78.5
b. Data Skor Minat Belajar
Minat belajar diukur dengan menggunakan angket minat belajar matematika
siswa. Skor minat belajar siswa memiliki rerata 73.55 dan median 74.00. Selanjutnya
data dikelompokan menjadi dua kategori, yaitu minat belajr siswa tinggi dan
pemberian minat belajar siswa rendah. Dimana untuk kategori tinggi apabila skor
median diatas 74.00 dan untuk kategori rendah apabila skor median dibawah 74.00.
Dengan kriteria tersebut terdapat 40 siswa yang termasuk kategori minat belajr siswa
tinggi dan 40 siswa yang termasuk kategori minat belajar siswa rendah. (Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 19 Hal 132).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Tabel 3.2 Penentuan Kategori Angket Minat Belajar
Kategori Ketentuan Rentang Skor (X2)
Tinggi X2 ≥ Median X2 ≥ 74.0
Rendah X2 < Median X2 < 74.0
c. Data Skor Kecemasan Menghadapi Tes Matematika
Kecemasan menghadapi tes matematika diukur dengan menggunakan
angket kecemasan menghadapi tes matematika. Skor kecemasan menghadapi tes
matematika memiliki rerata 79.6375 dan median 79.6375. Selanjutnya data
dikelompokan menjadi dua kategori, yaitu kecemasan menghadapi tes matematika
tinggi dan kecemasan menghadapi tes matematika rendah. Dimana untuk kategori
tinggi apabila skor median diatas 80.00 dan untuk kategori rendah apabila skor
median dibawah 80.00. Dengan kriteria tersebut terdapat 40 siswa yang termasuk
kategori kecemasan menghadapi tes matematika tinggi dan 40 siswa yang termasuk
kategori kecemasan menghadapi tes matematika rendah. (Perhitungan selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran 19 Hal 132) .
Tabel 3.3 Penentuan Kategori Angket Kecemasan Menghadapi Tes Matematika
Kategori Ketentuan Rentang Skor (X2)
Tinggi X2 ≥ Median X2 ≥ 80.0
Rendah X2 < Median X2 < 80.0
d. Data Prestasi Belajar Matematika Siswa
Data prestasi belajar matematika siswa diperoleh dari data hasil tes MID
Semester. Berdasarkan data prestasi belajar matematika siswa kemudian ditentukan
ukuran tendensi sentralnya yang meliputi rataan( X ), median(Me), Modus(Mo) dan
ukuran dispersi meliputi jangkauan(J) serta simpangan baku(S). Data hasil tes
prestasi belajar siswa dan deskripsinya dapat dilihat pada Tabel 3.4 dan Tabel 3.5
berikut ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Tabel 3.4 Hasil Tes Prestasi Belajar
Kecemasan Menghadapi Tes
Matematika Tinggi
Kecemasan Menghadapi Tes
Matematika Rendah
Minat Belajar
Siswa Tinggi
Minat Belajar
Siswa Rendah
Minat Belajar
Siswa Tinggi
Minat Belajar
Siswa Rendah
Pemberian
Motivasi
Belajar dari
Orang Tua
Tinggi
92, 82, 86, 96,
80,90,78,92,
86,84,100,90,
87
70,84,92,98,
60,92,68,96,
76
84,72,84,76,
74,68,90,66,
78,74
72,50,78,64,
52,72, 86, 76
Pemberian
Motivasi
Belajar dari
Orang Tua
Rendah
88, 91,73, 84,
82, 86, 76, 90,
96
46,84,66,66,
56,96,84,72,
86,80
92,80,70,70,
66, 68, 66, 84,
58
80,73,79,74,
82,82,90,84,
72,76,80,62
Tabel 3.5 Deskripsi Data Skor Prestasi Belajar Siswa
Ukuran Tendensi Sentral Ukuran Dispersi
X Mo Me Skor Min Skor Maks J S
78.4375 84 80 46 100 54 11.74502
Data nilai hasil tes prestasi belajar siswa yang diambil dari nilai MID
Semester serta skor angket pemberian motivasi belajar dari orang tua, angket minat
belajar, dan angket kecemasan menghadapi tes matematika. (Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 19 Hal 132).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
B. Penguji Persyaratan Analisis
1. Uji Normalitas
Salah satu syarat dapat digunakannya teknik analisis variansi adalah
terpenuhinya uji normalitas. Dalam penelitian ini untuk menguji normalitas penelitian
digunakan metode Lilliefors. Rangkuman perhitungan dalam memperoleh harga
statistik uji L untuk taraf signifikansi α=0.05 adalah sebagai berikut :
Tabel 3.6 Hasil Analisis Uji Normalitas
Faktor Lmaks Ltabel Keputusan
1. Pemberian Motivasi Belajar dari Orang Tua
Tinggi
2. Pemberian Motivasi Belajar dari Orang Tua
Rendah
3. Minat Belajar Siswa Tinggi
4. Minat Belajar Siswa Rendah
5. Kecemasan Mengahadapi Tes Matematika
Tinggi
6. Kecemasan Menghadapi Tes Matematika
Rendah
0.0469
0.0528
0.0618
0.0699
0.0613
0.0548
0.1401
0.1401
0.1401
0.1401
0.1401
0.1401
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Dari Tabel 3.6 terlihat bahwa semua harga Lmaks bukan merupakan anggota
daerah kritik untuk masing-masing sumber. Dengan demikian diperoleh keputusan uji
yang menyatakan H0 tidak ditolak. Ini berarti sifat normalitas dipenuhi oleh populasi
tersebut. (Perhitungan selengkapnya disajikan dalam lampiran 21a, 21b, 22a , 22b,
23a, dan lampiran 23b Pada Hal 135-146).
2. Uji Homogenitas
Syarat lain dalam penggunaan analisis variansi adalah sampel harus berasal
dari populasi-populasi yang homogen. Dengan menggunakan uji Bartlett diperoleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
harga-harga statistik uji 2 untuk tingkat signifikansi α=0.05 pada masing-masing
sampel.
Tabel 3.7 Hasil Analisis Uji Homogenitas
Faktor 2
obs
2tabel
Keputusan
1. Pemberian Motivasi Belajar dari Orang Tua
2. Minat Belajar Siswa
3. Kecemasan Menghadapi Tes Matematika
0.551
2.898
0.497
3.8410
3.8410
3.8410
Homogen
Homogen
Homogen
Dari Tabel 3.7 terlihat bahwa semua harga 2
obs bukan merupakan anggota
daerah kritik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H0 tidak ditolak atau
sampel berasal dari populasi yang homogen. (Perhitungan selengkapnya disajikan
dalam lampiran 24, 25 dan lampiran 26).
C. Pengujian Hipotesis
1. Uji Analisis Variansi Tiga Jalan Sel Tak Sama
Pehitungan selengkapnya terdapat pada lampiran. Hasil perhitungan tersebut
dirangkum dalam table berikut :
Tabel 3.8 Rangkuman Hasil Analisis Variansi Tiga Jalan Sel Tak Sama
Sumber JK dK RK Fobs Fα Keputusan
A 27.266 1 27.2664 0.249853 3.92 H0 tidak ditolak
B 456.883 1 456.8833 4.186611 3.92 H0 ditolak
C 1376.025 1 1376.0250 12.609086 3.92 H0 ditolak
AB 55.412 1 55.4124 0.507766 3.92 H0 tidak ditolak
AC 360.229 1 360.2293 3.300930 3.92 H0 tidak ditolak
BC 311.746 1 311.7459 2.856657 3.92 H0 tidak ditolak
ABC 367.666 1 367.6665 3.369080 3.92 H0 tidak ditolak
Galat 7857.334 72 109.1296 - -
Total 10812.563 79 - - -
(Perhitungan lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 27 Hal 162)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa :
a. H0A tidak ditolak karena FA = 0.249853 < 3.92 = Ftabel, sehingga dapat
disimpulkan tidak ada pengaruh yang signifikan dari pemberian motivasi belajar
dari orang tua terhadap prestasi belajar matematika siswa.
b. H0B ditolak karena FB = 4.186611 > 3.92 = Ftabel, sehingga dapat disimpulkan ada
pengaruh yang signifikan dari minat belajar terhadap prestasi belajar matematika
siswa.
c. H0C ditolak karena FC = 12.609086 > 3.92 = Ftabel, sehingga dapat disimpulkan ada
pengaruh yang signifikan dari kecemasan menghadapi tes matematika terhadap
prestasi belajar matematika siswa.
d. H0AB tidak ditolak karena FAB = 0.507766 < 3.92 = Ftabel, sehingga dapat
disimpulkan tidak ada pengaruh yang signifikan dari pemberian motivasi belajar
dari orang tua dan minat belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa.
e. H0AC tidak ditolak karena FAC = 3.300930 < 3.92 = Ftabel, sehingga dapat
disimpulkan tidak ada pengaruh yang signifikan dari pemberian motivasi belajar
dari orang tua dan kecemasan menghadapi tes matematika terhadap prestasi
belajar matematika siswa.
f. H0BC tidak ditolak karena FBC = 2.856657 < 3.92 = Ftabel, sehingga dapat
disimpulkan tidak ada pengaruh yang signifikan dari minat belajar dan kecemasan
menghadapi tes matematika terhadap prestasi belajar matematika siswa.
g. H0ABC tidak ditolak karena FABC = 3.369080 < 3.92 = Ftabel, sehingga dapat
disimpulkan tidak ada pengaruh yang signifikan dari pemberian motivasi belajar
dari orang tua, minat belajar, dan kecemasan menghadapi tes matematika
terhadap prestasi belajar matematika siswa.
2. Uji Komparasi Ganda
Komparasi ganda merupakan uji lanjut analisis variansi yang bertujuan
untuk melihat perbedaan rerata yang signifikan. Pada analisis variansi ini, uji
komparasi ganda yang digunakan adalah metode Scheffe. Uji komparasi ganda ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
dilakukan terhadap setiap pasangan baris, setiap pasangan kolom, dan setiap
pasangan sel yang H0 nya ditolak. Dari hasil analisis variansi diketahui H0B dan H0C
di tolak, tetapi karena kategori untuk setiap faktor hanya dua yaitu kategori tinggi dan
kategori rendah maka dua kategori sudah menunjukan perbedaan reratanya. Jika
diadakan uji komparasi ganda, dapat dipastikan bahwa hipotesis nolnya juga akan
ditolak, maka cukup mengunakan rataan marginalnya. Sedangkan untuk H0A , H0AB ,
H0AC , H0BC , H0ABC tidak memerlukan uji lanjut karena hopitesisnya tidak ditolak.
D. Pembahasan Hasil Analisis
1. Hipotesis Pertama
Dari perhitungan analisis variansi tiga jalan dengan sel tak sama pada tabel
3.8, diperoleh FA = 0.249853 dan F0.05;1;72 = 3.92. Harga FA< F0.05;1;72 , sehingga FA
bukan merupakan anggota dari daerah kritik. Akibatnya H0A tidak ditolak yang
berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari pemberian motivasi belajar dari orang
tua terhadap prestasi belajar matematika.
Kesimpulan pada penelitian ini bahwa pemberian motivasi belajar dari
orang tua tinggi maupun rendah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi
belajar matematika. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 20 Hal
133).
2. Hipotesis Kedua
Dari perhitungan analisis variansi tiga jalan dengan sel tak sama pada tabel
3.8, diperoleh FB = 4.18611 dan F0.05;1;72 = 3.92. Harga FB>F0.05;1;72 , sehingga FB
merupakan anggota dari daerah kritik. Akibatnya H0B ditolak berarti ada pengaruh
yang signifikan dari minat belajar terhadap prestasi belajar matematika.
Kesimpulan pada penelitian ini bahwa prestasi belajar siswa yang
mempunyai minat belajar tinggi lebih baik dibandingkan dengan siswa yang
mempunyai minat belajar rendah, hal ini minat belajar siswa berpengaruh terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
prestasi belajar matematika. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran
20 Hal 133).
3. Hipotesis Ketiga
Dari perhitungan analisis variansi tiga jalan dengan sel tak sama pada tabel
3.8, diperoleh FC = 12.609086 dan F0.05;1;72 =3.92 . Harga FC > F0.05;1;72 , sehingga FC
merupakan anggota dari daerah kritik. Akibatnya H0C ditolak berarti ada pengaruh
yang signifikan dari kecemasan menghadapi tes matematika terhadap prestasi belajar
matematika. Hal ini kecemasan menghadapi tes matematika berpengaruh terhadap
prestasi belajar matematika. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran
20 Hal 133).
4. Hipotesis Keempat
Dari perhitungan analisis variansi tiga jalan dengan sel tak sama pada tabel
3.8, diperoleh FAB = 0.507766 dan F0.05;1;72 = 3.92 . Harga FAB < F0.05;1;72 , sehingga
FAB bukan merupakan anggota dari daerah kritik. Akibatnya HAB tidak ditolak yang
berarti tidak ada interaksi antara pemberian motivasi belajar dari orang tua dengan
minat belajar terhadap prestasi belajar matematika.
Kesmpulan dari pengertian tersebut dapat disimpulkan, baik siswa yang
memperoleh pemberian motivasi belajar tinggi maupun rendah dengan minat belajar
siswa tinggi ataupun rendah tidak mempengaruhi prestasi belajar secara signifikan.
(Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 20 Hal 130).
5. Hipotesis Kelima
Dari perhitungan analisis variansi tiga jalan dengan sel tak sama pada tabel
3.8, diperoleh FAC = 3.300930 dan F0.05;1;72 = 3.92. Harga FAC < F0.05;1;72 sehingga FAC
bukan merupakan anggota dari daerah kritik, berarti tidak ada interaksi yang
signifikan dari pemberian motivasi belajar dari orang tua dengan kecemasan
menghadapi tes matematika terhadap prestasi belajar matematika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Kesimpulan dari pengertian tersebut dapat disimpulkan, baik siswa yang
memperoleh pemberian motivasi belajar tinggi maupun rendah dengan kecemasan
menghadapi tes matematika tinggi maupun rendah tidak mempengaruhi prestasi
belajar signifikan. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 20 Hal
133).
6. Hipotesis Keenam
Dari analisis variansi tiga jalan dengan sel tak sama pada tabel 3.8, diperoleh
FBC = 2.856657 dan F0.05;1;72 = 3.92. Harga FBC < F0.05;1;72 sehingga FBC bukan
merupakan anggota dari daerah kritik, berarti tidak ada interaksi yang signifikan dari
minat belajar dengan kecemasan menghadapi tes matematika terhadap prestasi belajar
matematika.
Kesimpulan dari pengertian tersebut dapat disimpulkan, baik siswa yang
mempunyai minat belajar tinggi maupun rendah dengan minat belajar siswa tinggi
maupun rendah tidak mempengaruhi prestasi belajar secara signifikan. (Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 20 Hal 130).
7. Hipotesis Ketujuh
Dari analisis variansi tiga jalan dengan sel tak sama pada tabel 3.8,
diperoleh FABC = 3.360080 dan F0.05;1;72 = 3.92. Harga FABC < F0.05;1;72 sehingga FABC
bukan merupakan anggota dari daerah kritik, berarti tidak ada interaksi yang
signifikan dari pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat belajar dan
kecemasan menghadapi tes matematika dengan prestasi belajar matematika.
Kesimpulan dari pengertian tersebut dapat disimpulkan baik siswa yang
memperoleh pemberian motivasi belajar dari orang tua tinggi maupun rendah, minat
belajar tinggi belajar tinggi maupun rendah dan kecemasan menghadapi tes
matematika tinggi maupun rendah tidak mempengaruhi prestasi belajar secara
signifikan. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 20 Hal 134).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya dan mengacu pada perumusan masalah, maka penulis menarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan pemberian motivasi belajar dari orang
tua terhadap prestasi belajar matematika siswa.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan minat belajar terhadap prestasi belajar
matematika siswa.
3. Terdapat pengaruh yang signifikan kecemasan menghadapi tes matematika
terhadap prestasi belajar matematika siswa.
4. Tidak terdapat interaksi yang signifikan antara pemberian motivasi belajar dari
orang tua dan minat belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa.
5. Tidak terdapat interaksi yang signifikan antara minat belajar dan kecemasan
menghadapi tes matematika terhadap prestasi belajar matematika siswa.
6. Tidak terdapat interaksi yang signifikan antara pemberian motivasi belajar dari
orang tua dan kecemasan menghadapi tes matematika terhadap prestasi belajar
matematika siswa.
7. Tidak terdapat interaksi yang signifikan antara pemberian motivasi belajar dari
orang tua, minat belajar, dan kecemasan menghadapi tes matematika terhadap
prestasi belajar matematika siswa.
69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
B. Implikasi
Berdasarkan pada tinjauan pustaka serta mengacu pada hasil penelitian,
dapat diuraikan implikasi teoritis dan implikasi praktis dari hasil penelitian :
1. Implikasi teoritis
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian motivasi belajar dari
orang tua tidak mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa. Sehingga siswa
yang memeproleh pemberian motivasi belajar dari orang tua tinggi prestasi belajarnya
tidak berbeda dengan siswa yang memperoleh pemberian motivasi belajar dari orang
tua rendah.
Namun pada minat belajar dan kecemasan menghadapi tes matematika turut
mempengaruhi prestasi belajar. Siswa yang memiliki minat belajar tinggi akan lebih
baik prestasi belajar matematikanya dibanding siswa yang memiliki minat belajar
rendah. Sehingga siswa yang memiliki minat belajarnya tinggi lebih tekun, rajin dan
ulet dalam belajar dan akan lebih mudah memecahkan berbagai persoalan
matematika.
Pada kecemasan menghadapi tes matematika, siswa yang memiliki
kecemasan menghadapi tes matematika tinggi akan lebih baik prestasi belajar
matematikanya dibanding siswa yang memiliki kecemasan menghadapi tes
matematika rendah. Hal ini karena dengan siswa mengetahui kondisi dirinya bahwa
mempunyai rasa kecemasan yang tinggi saat menghadapi tes matematika maka siswa
tersebut dapat mempersiapkan diri dengan baik (berusaha belajar dengan tekun)
sebelum menghadapi tes matematika, dan saat menghadapi tes matematika berusaha
semaksimal mungkin untuk dapat mengendalikan dirinya dari rasa kecemasan
tersebut. Sehingga rasa kecemasan dapat teratasi maka kegagalan dan ketidak
mampuan menyelesaikan soal tes matematika menjadi berkurang.
2. Implikasi praktis
Dari hasil penelitian ini, maka penulis akan menyampaikan implikasi praktis
yang kiranya dapat menjadi masukan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar
matematika siswa, yaitu siswa harus terus meningkatkan minat belajarnya dan selalu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
mempersiapkan diri dengan baik sehingga rasa kecemasan menghadapi tes
matematika dapat teratasi. Dengan demikian siswa yang memiliki minat belajar tinggi
akan selalu lebih siap dalam menghadapi tes matematika meskipun rasa kecemasan
yang dimiliki siswa tinggi.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat diajukan saran sebagai berikut :
a. Kepada Guru Matematika
Dalam meningkatkan minat belajar siswa hendaknya dalam proses belajar guru
perlu meningkatkan kualitas pembelajaran agar siswa terlibat aktif, antara lain
dengan penerapan suatu inovasi pembelajaran di kelas misalnya dengan
penerapan Cooperative Learning dalam proses belajar mengajar. Sehingga siswa
terpacu untuk selalu memiliki minat belajar yang tinggi. Dan juga guru selalu
menanamkan rasa percaya diri, sehingga siswa dapat mengatasi rasa kecemasan
ketika mengahadapi tes matematika.
b. Kepada siswa, hendaknya selalu menumbuhkan sikap minat belajar yang tinggi
dan selalu memperbaiki cara belajar agar prestasi belajar matematika yang
diperoleh lebih maksimal. Selain itu, ketika menghadapi tes matematika siswa
dapat mempersiapkan diri sehingga rasa kecemasan dapat teratasi.
Semoga apa yang telah diteliti dapat dilanjutkan oleh peneliti yang lain
dengan penelitian yang lebih luas. Dalam penelitian ini yang diteliti masih terbatas
pada tiga variabel bebas yaitu pemberian motivasi belajar dari orang tua, minat
belajar, dan kecemasan menghadapi tes matematika. Sehingga dapat juga dilakukan
penelitian yang lebih dari tiga variabel bebas yang turut berpengaruh dalam
pencapaian prestasi belajar.