pengaruh pemberian fungi mikoriza arbuskula …digilib.uinsgd.ac.id/11659/1/draf 1 sks...
TRANSCRIPT
PENGARUH PEMBERIAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA (FMA)
DAN BOKHASI ECENG GONDOK (Eichornoa crassipes) TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN HORTIKULTURA
DRAFT 1 SKS
Untuk memenuhi sabagian sayarat memperoleh gelar Sarjana (S1)
Oleh:
Fantyana Huwaida’a
1147060028
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2017/1439H
PENGARUH PEMBERIAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA (FMA)
DAN BOKHASI ECENG GONDOK (Eichornoa crassipes) TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN HOLTIKULTURA
DRAFT 1 SKS
Untuk memenuhi sabagian sayarat memperoleh gelar Sarjana (S1)
Oleh:
Fantyana Huwaida’a
1147060028
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2017/1439H
i
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Pengaruh Pemberian Fungi Mikoriza Arbuskul (FMA) dan
Bokhasi Eceng Gondok (Eichornoa crassipes)Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Hortikultura
Nama : Fantyana Huwaida’a
NIM : 1147060028
Program Studi : Agroteknologi
Tanggal Seminar :
Mengesahkan
Pembimbing Seminar
Yati Setiati, SP., MP.
ii
KATA PENGANTAR
Allhamdulillah hirrabil a’lamin
Puji syukur atas kelimpahan rahmat dan karunia Allah SWT semoga selalu
menjadi tercurahkan tanpa henti. Shalawat serta salam senantiasa dilimpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, yang juga senantiasa bersabar dan berjuang
membawa kita lepas dari zaman kegelapan.
Syukur yang selanjunya, penulis ucapkan untuk kasih sayang-Nya dan
pertolongan-Nya, hingga studi literatur ini dapat terselesaikan. Ucapkan
terimakasih kepada Ibu Yati Setiati. SP., MP. selaku dosen pembimbing, tak
luput penulis sampaikan. Semoga anal baik beliau dapat dibalas dengan sebaik-
baiknya balasan, aamiin. Seminar yang berjudul “Pengaruh Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) dan Bokhasi Eceng Gondok (Eichornoa
crassipes)Terhadap Pertumbuhan Tanaman Hortikultura” ini dengan sangat
disadari banyak sekali kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran, untuk menyempurnakannya. Terlepas dari itu, penulis berharap semoga
apa yang terkadung dalam tulisan ini dapat memberikan manfaat.
Bandung, November 2017
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ iv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1. Latar belakang Masalah ...................................................................................... 1
1.2. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
2.1. Bokhasi Eceng gondok (Eichornoa crassipes) ................................................... 3
2.2. Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) ..................................................................... 5
2.3. Interaksi Bokhasi dan Mikoriza Terhadap Pertumbuhan tanaman ...................... 8
BAB III KESIMPULAN .................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 11
LAMPIRAN..................................................................................................................... 14
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Bokhasi ......................................................................................................... 3
Gambar 2. 2 Morfologi Miselium mikoriza ...................................................................... 6
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Analisis kandungan bokhasi eceng gondok ................................................... 14
Lampiran 2 Genus FMA dan jenis tanah yang sesuai ....................................................... 14
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang Masalah
Tubuh manusia membutuhkan asupan vitamin yang berasal dari buah
dan sayur untuk kesehatan tubuh. Berdasarkan jurnal kesehatan vitamin dan
mineral yang terkandung dalam sayur dan buah mempunyai fungsi sebagai
antioksidan sehingga dapat mencegah serangan penyakit tidak menular
(Hermina dan Prihatini, 2016). Sebagai tanaman hortikultura buah dan sayur
juga berfungsi untuk menunjang proses metabolisme dalam tubuh, sehingga
konsumsi sayur dan buah setiap harinya sangat dianjurkan. Negara yang
terkenal dengan sumber daya hayatinya, Indonesia seharusnya tidak sulit
untuk memproduksi tanaman hortikultura untuk dikonsumsi. Namun
beberapa komoditas hortikulura seperti bawang merah, bawang daun, kubis,
Sawi, wortel, kacang merah, cabai, tomat, buncis, ketimun dan kangkung
mengalami penurunan produktivitasnya pada tahun 2016 ( BPS dan
Direktorat Jendral Hortikultura, 2016).
Menurut Abdullah (2014) pupuk anorganik dan pupuk organik sangat
penting untuk proses produksi pertanian, oleh karena itu untuk meningkatkan
produksi tanaman, kebutuhan kedua jenis pupuk ini terus meningkat. Akan
tetapi penggunaannya oleh petani baik pada lahan sawah maupun lahan
kering diketahui belum berimbang, umumnya hanya menggunakan pupuk
urea sebagai sumber N. Sedangkan pupuk P dan K masih rendah
penggunaanya dengan dosis yang tidak sesuai anjuran untuk kebutuhan tanah
dan tanaman. Pengelolaan hara yang kurang tepat tersebut juga tidak
diimbangi oleh penambahan bahan organik yang cukup sehingga terjadi
penurunan bahan organik tanah.
Penerapan bokhasi sebagai salah satu pupuk organik dapat menjadi
alternatif upaya peningkatan produksi tanaman hortikultura. Menurut
penelitian Wijayanto,dkk (2016) bokhasi berbahan dasar Eceng gondok
(Eichornoa crassipes) meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai.
Bokhasi eceng gondok juga memiliki unsur hara makro yang lengkap bagi
tanaman. Sebagai salah satu gulma air, eceng gondok pun dapat berkembang
2
dengan cepat dan jika tidak dikendalikan akan mengganggu ekosistem
perairan. Sehingga dengan pemanfaatannya sebagai bokhasi, pertumbuhan
eceng gondok dapat dikendalikan (Sofyan,2014).
Pupuk bokhasi merupakan pupuk yang bersifat slow release, artinya
unsur hara dalam pupuk dilepaskan secara perlahan-lahan dan terus-menerus
dalam jangka waktu tertentu, sehingga unsur hara tidak segera tersedia bagi
tanaman. Maka untuk membantu serapan hara oleh tanaman digunakan
cendawan Mikoriza. Cendawan mikoriza merupakan salah satu jenis
cendawan yang mempunyai peranan penting dalam mempertahankan
kesuburan tanah dengan cara meningkatkan serapan hara N, P, K,
meningkatkan penyerapan air dan meningkatkan resistensi terhadap
kekeringan serta meningkatkan aktivitas mikroba tanah (Ningrum,dk;2013).
Serapan air yang lebih besar oleh tanaman bermikoriza, juga
membawa unsur hara yang mudah larut dan terbawa oleh aliran masa seperti
N, K dan S. sehingga serapan unsur tersebut juga makin meningkat.
Disamping serapan hara melalui aliran masa, serapan P yang tinggi juga
disebabkan karena hipa cendawan juga mengeluarkan enzim phosphatase
yang mampu melepaskan P dari ikatan-ikatan spesifik, sehingga tersedia bagi
tanaman (Parawansa,dkk; 2014).
1.2. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan studi literature ini antara lain;
1) Mengetahui pengaruh pemberian mikoriza dan bokhasi eceng gondok
(Eichornoa crassipes) pada produksi tanaman Hortikultura.
2) Mengidentifikasi interaksi antara Mikoriza dengan bokhasi eceng gondok
(Eichornoa crassipes) pada produksi tanaman Hortikultura.
3
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Bokhasi Eceng gondok (Eichornoa crassipes)
Bokhasi merupakan hasil fermentasi bahan organik dengan inokulan EM 4
yang dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk menyuburkan tanah dan
meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman (Nismawati,dkk;2013). Dalam
penelitiannya Gabesius,dkk (2012) bokhasi dapat digunakan untuk perbaikan
tekstur dan struktur tanah melalui perbaikan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.
Perbaikan sifat fisik dan kimia tanah dilakukan diantaranya dengan
penambahan bahan organik yang terkandung dalam bokhasi. Bahan organik dalam
bokhasi dapat menghasilkan asam-asam organik yang dapat meningkatkan pH
tanah. Selain itu, pemberian bahan organik pada tanah dapat meningkatkan kadar
C-organik tanah. C-Organik sebagai sumber makanan mikroorganisme pengurai,
dapat meningkatkan aktivitasnya. Sehingga proses dekomposisi dan reaksi-reaksi
pembentukan unsur hara N, P, K dapat meningkat. Penambahan bahan organik
dapat mempertahankan ketersediaan air serta memperbaiki aerasi tanah
(Afandi,dkk;2015).
Hasil penelitian Pangaribuan,dkk (2008), juga menunjukkan bahwa
aplikasi bokhasi mampu meningkatkan kosentrasi hara dalam tanah, terutama N,
P, dan K serta unsur hara lainya. Selain itu, bokhasi juga dapat memperbaiki tata
udara tanah dan ait tanah, dengan demikian, perakaran tanaman akan berkembang
dengan baik dan akar dapat menyerap unsur hara yang lebih banyak. Bokhasi
merupakan pupuk organik yang mampu meningkatkan metabolisme tanaman,
sehingga pembentukan protein, karbohidrat dan pati tidak terhambat, akibatnya
pertumbuhan dan produksi tanaman meningkat.
Gambar 2. 1 Bokhasi
4
Menurut Winarni (2008) dalam Taringan (2014), perlakuan komposisi
media bokhasi enceng gondok 50 % ditambah 50% top soil menghasilkan
pertambahan tinggi rata-rata tanaman 46,85 cm, pertambahan jumlah daun 27,4
helai dan pertambahan diameter tanaman 0,354 cm. Sehingga terbukti bokhasi
eceng gondok bermanfaat dalam peningkatan hasil tanaman. Menurut Taringan
(2014) Pemberian berbagai jenis bokhasi menunjukkan pengaruh nyata pada
semua parameter amatan disebabkan oleh pengaruh positif pupuk organik
terhadap fisik, kimia dan biologi tanah, sehingga memberikan lingkungan tumbuh
yang baik bagi tanaman.
Bokhasi dapat mempengaruhi tinggi tanaman, karena pupuk bokhasi
merupakan bahan organik hasil fermentasi yang bermanfaat untuk tanaman dalam
menyediakan nitrogen, sulfur, dan fosfat serta meningkatkan KTK tanah, dan
tinggi tanaman (Wibisono dan Muchsin Basri, 1993 dalam Birnadi,2014).
Menurut Wididana dan Wigenasantana (1997) dalam Birnadi,S (2014) bokhasi
mengandung unsur N, P, dan K yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Nitrogen merupakan unsur hara untuk pertumbuhan vegetatif, sedangkan P
merupakan bagian dari inti sel yang akan meningkatkan pembelahan sel pada luas
daun, dan K merupakan pengaktif dari sejumlah enzim bebas yang penting untuk
fotosintesis dan respirasi.
Selain mengandung unsur hara N, P dan K, bokhasi eceng gondok juga
mengandung unsur S yang berasal dari fermentasi. Sebagaimana yang dikatakan
Sofyan (2014) dapat digunakan sebagai sumber S yang dapat diperoleh dengan
cara fermentasi. Dalam hasil penelitiannya pun Sofyan (2014) menyatakan
bokhasi eceng gondok yang dipergunakan mempunyai kandungan C-organik, N-
total, S-total, Fe menjadi lebih tinggi daripada eceng gondok dalam bentuk segar.
Nilai C/N yang menurun dari 22.12 menjadi 14.28, menunjukkan bahwa telah
terjadi proses dekomposisi sehingga bokhasi eceng gondok telah termineralisasi
dan dapat digunakan sebagai sumber bahan organik.
5
2.2. Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA)
Fungi mikoriza Arbuskula merupakan suatu bentuk asosiasi antara jamur
dengan akar tumbuhan tingkat tinggi, dimana FMA menginfeksi akar tanaman
kemudian membantu penyerapan hara dari tanah untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman (Ramadhan,dkk.;2015). Tanaman yang bermikoriza
biasanya tumbuh lebih baik dari pada yang tidak bermikoriza, dapat
meningkatkan penyerapan unsur hara makro dan beberapa unsur hara mikro.
Selain itu akar tanaman yang bermikoriza dapat menyerap unsur hara dalam
bentuk terikat dan tidak tersedia untuk tanaman.
Serapan air yang lebih besar oleh tanaman bermikoriza, juga membawa
unsur hara yang mudah larut dan terbawa oleh aliran masa seperti N, K dan S.
sehingga serapan unsur tersebut juga makin meningkat. Disamping serapan hara
melalui aliran masa, serapan P yang tinggi juga disebabkan karena hipa cendawan
juga mengeluarkan enzim phosphatase yang mampu melepaskan P dari ikatan-
ikatan spesifik, sehingga tersedia bagi tanaman (Parawansa,dkk; 2014) .
Menurut penelitian Pangaribuan (2014) mikoriza dapat meningkatkan
produksi jagung walau mengalami kekeringan sesaat pada fase vegetatif dan
generatif. Mikoriza berperan dalam meningkatkan toleransi tanaman terhadap
kondisi lahan kritis, kekeringan dan terdapatnya logam-logam berat. Kolonisasi
akar tanaman dengan FMA dapat mempengaruhi komunitas yang berasosiasi
dengan akar langsung dan tidak langsung. Interaksi langsung termasuk
penyediaan senyawa karbon yang kaya energi, perubahan pH mycorrhizosphere,
kompetisi nutrisi, dan eksudasi jamur dari penghambatan atau stimulasi senyawa.
Interaksi langsung juga juga dapat terjadi dalam bentuk efek mikoriza pada
pertumbuhan tanaman inang, hasil eksudasi akar dan perbaikan struktur tanah
Penggunaan Mikoriza pun dapat mengurangi modal pertanian, hal ini
dikarenakan penggunaan mikoriza dapat mengurangi kebutuhan pupuk anorganik.
Penelitian Surendran dan Vani (2013), mengaplikasikan 18,5 kg/ha mikoriza pada
lahan tebu. Dari perbandingan hasil dapat disimpulkan bahawa pemberian fungi
Mikoriza pada budidaya tanaman tebu dapat meningkatkan hasil produksi. Selain
6
itu, pemberian mikoriza juga dapat mengurangin 25% penggunaan pupuk fosfor
anorganik.
Abdullahi dan Sheriff (2013) melakukan penelitian mikoriza pada tanaman
bawang merah. Hasilnya produksi bawang merah dapat meningkat sering
pertambahan pupuk anorganik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian
mikoriza dapat mengurangi jumlah pupuk anorganik berlebihan yang dibutuhkan
untuk menghasilkan bawang merah. Hal ini dapat menjadi salah satu alternatif
pertanian organik untuk meningkatkan produksi. Selain itu, pertanian yang ramah
lingkunganpun dapat digalakan.
Mikoriza yang diaplikasikan pada tanaman kedelai pun dapat
meningkatkan hasil produksinya. Polong tanaman kedelai dengan pemberian
mikoriza dan tanpa pemberian pupuk NPK dapat memproduksi jumlah polong
paling bayak pertanaman ( Nilanthi dan Alawathugoda, 2015). Mikoriza sebagai
agen hayati juga dapat sebagai musuh alami cendawan merugikan seperti
Ralstonia dan Fusarium yang menyebabkan layu bakteri pada tanaman
hortikultura (Aulia,dkk; 2016). Menurut Soka dan Mark (2014) cara kerja
mikoriza adalah dengan adanya hifa-hifa yang dapat memanjang. Hifa
memperluas serapan dengan memasui pori-pori tanah yang tidak dapat dimasuki
oleh akar tanaman.
Sumber: Saputra,dkk (2015)
Gambar 2. 2 Morfologi Miselium mikoriza
7
Miselium mikoriza terdiri dari hifa eksternal (Gambar 2.2 D) dan hifa
internal (Gambar 2. 2 A). Hifa eksternl akan terbentuk spora (Gambar 2.2 C),
yang merupakan bagian penting dari mikoriza yang berada di luar akar. Fungsi
utama dari hifa ini adalah untuk menyerap unsur hara dan air dari dalam tanah. P
yang terakumulasi pada hifa eksternal akan segera dirubah menjadi senyawa
polifosfat dengan adanya enzim fosfatase. Senyawa polifosfat ini kemudian
dipindahkan ke hifa internal dan arbuskula (Gambar 2.2 B). Di dalam arbuskula
senyawa polifosfat dipecah menjadi fosfat anorganik yang kemudian dilepaskan
kedalam jaringan tananam inang (Nurayati,2012).
Menurut Dewi, dkk., (2017) penggunaan FMA dapat membantu
penyediaan hara, terutama fosfat bagi tanaman melalui kolonisasi akar tanpa
menimbulkan nekrosis seperti halnya terjadi pada infeksi jamur pathogen. Jenis
FMA yang umum dijumpai adalah Glomus, Gigaspora, Acaulospora dan
Scutellospora. Sehingga pemilihan isolat FMA yang benar-benar kompatibel
dengan tanaman yang dibudi-dayakan perlu dilakukan karena setiap jenis FMA
memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam membantu meningkatkan
pertumbuhan tanaman.
Miselium eksternal mikoriza dapat meningkatkan meningkatkan
lingkungan mikrorisosfer yang dapat merubah komposisi dan aktivitas mikroba
tanah. Hal ini karena terjadi perubahan fisiologi akar dan produksi sekresi oleh
mikroba. Mikoriza juga memanfaatkan karbohidrat akar sebelum dikeluarkan
sehingga patogen tidak mendapatkan makanan yang dapat mengganggu siklus
hidupnya, mikoriza mampu membentuk substansi antibiotik untuk menghambat
patogen, memacu perkembangan mikroba saprotifik di sekitar perakaran
(Wicaksono,dkk.;2014)
Menurut penelitian Wicaksono,dkk., (2014), mikoriza jenis Gigaspora
margarita dan Acaulospora sp memiliki jangkauan yang cukup luas dibandingkan
mikoriza jenis Glomus etunicatum. Hal ini disebabkan karena mikoriza jenis
Gigaspora margarita dan Acaulospora sp dapat bertahan hidup dalam kondisi
lingkungan yang beragam. Mikoriza jenis Gigaspora margarita dapat
berpengaruh nyata pada kondisi tanah cekaman unsur P. Sehingga pada
8
penelitiannya Mikoriza jenis Gigaspora margarita memiliki pengaruh paling baik
pada pertumbuhan dan hasil bawang putih.
Pertumbuhan dan perkembangan jamur MVA pada suatu lokasi sangat
dipengaruhi oleh adanya faktor lingkungan seperti faktor fisika dan faktor kimia.
Faktor fisika meliputi curah hujan dan kelembapan tanah, sedangkan faktor kimia
meliputi pH tanah, C-organik, N-total, P-tersedia, K dan KTK. Pada saat cekaman
air mikoriza akan lebih aktif dibandingkan pada saat musim penghujan.
Kelembaban optimum mikoriza sebesar 65%, dengan pH 4,0 – 6,0. Mikoriza
dapat berpengaruh nyata pada tanah yang memiliki unsur hara rendah, karena
mikoriza sangat dibutuhkan oleh tanaman. Sehingga mikoriza dapat dipadukan
dengan pupuk organik bokhasi yang memiliki sifat slow release, yang melepaskan
unsur hara dalam pupuk secara perlahan-lahan dan terus-menerus dalam jangka
waktu tertentu (Saputra,dkk; 2015).
2.3. Interaksi Bokhasi dan Mikoriza Terhadap Pertumbuhan tanaman
Menurut Ramadhan,dkk., (2015) mikoriza dan bahan organik sama dapat
memperbaiki sifat fisik tanah, hifa eksternal mikoriza dapat mengikat partikel
tanah sehingga stabilitas agregat tanah dan pori tanah menjadi lebih baik.
Sedangkan kompos daun gamal maupun asam humat sebagai bahan organik dapat
meningkatkan kapasitas menahan air karena bahan organik mampu menahan air
dua kali dari bobot tubuhnya. Dari segi kimia tanah FMA dapat memenuhi
ketersediaan unsur hara seperti P, Mg, K, Fe dan Mn, sementara kompos daun
gamal menyumbang hara C dan N. Sedangkan dari segi biologi tanah FMA
berinteraksi dengan mikroorganisme lain sebagai dekomposer pada tanah
sementara kompos daun gamal sebagai bahan organik memberikan C sebagai
sumber makanan dan menjadi tempat bagi FMA dan mikoorganisme lainnya
untuk hidup dan berkembang
Menurut penelitian perlakuan pertama Sumarni,dkk (2014) Perlakuan
kombinasi pupuk bokhasi 20 ton ha-1
dengan mikoriza menghasilkan tinggi
tanaman, luas daun dan bobot kering akar masing-masing sebesar 19,37%,
15,29% dan 67,53%. Jika dibangingkan denga perlakuan pemberian pupuk
anorganik saja hasilnya lebih baik pemberian bokhasi dan mikoriza. Kemudian
9
perlakuan bokhasi 30 ton ha-1
dikombinasikan dengan mikoriza meningkatkan
tinggi tanaman, luas daun dan bobot kering akar, masing-masing sebesar 19,42%,
16,59% dan 65,45%.%.
Penelitian tahun pertama telah mampu meningkatkan pertumbuhan
tanaman jagung. Hasil tanaman jagung berupa tongkol juga meningkat akibat
perlakuan pupuk bokhasi dan mikoriza. Pada penelitian tahun kedua
berkonsentrasi pada uji efektivitas pemakaian pupuk bokhasi dan mikoriza pada
tanaman jagung sekaligus menurunkan dosis pupuk anorganik pada tanaman
jagung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pertumbuhan vegetatif
maksimal (umur 60 HST), tanaman yang diperlakukan dengan Mikoriza
menghasilkan luas daun, klorofil daun, bobot kering total tanaman dan serapan
hara lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan bokhasi pada semua dosis pupuk
NPK. Perlakuan kombinasi bokhasi dan mikoriza pada semua dosis NPK juga
menghasilkan peubah seperti tersebut di atas, signifikan lebih tinggi dibandingkan
dengan perlakuan bokhasi, namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan
mikoriza. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa penggunaan bokhasi dan
mikoriza dapat menurunkan dosis pupuk anorganik hingga 40%.
Bokhasi yang diberikan pada tanah akan menyuplai hara untuk tanaman.
Selain itu, bahan organik dari bokhasi uga dapat mempertahankan kelembaban,
aerasi, pH, suhu dan menciptakn lingkungan yang dapat baik untuk pertumbuhan
mikoriza. Hasilnya mikoriza akan berkembang dan membentuk hifa-hifa yang
dapat menjerap unsur hara yang dihasilkan oleh bokhasi. Hifa- hifa mikoriza yang
berasosiasi secara langsung dengan akar tanaman dapat membantu akar tanaman
dalam penyerapan unsur hara melalui aliran masa dari miselium mikoriza.
Sehingga pemberian mikoriza dan bokhasi eceng gondok dapat berpengaruh nyata
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman.
10
BAB III KESIMPULAN
Berbagai sumber penelitian menyebutkan bahwa perlakukan bokhasi dapat
meningkatkan hasil pertanian. Begitupun dengan pemberian mikoriza yang dapat
meningkatkan serapan hara pada tanaman. jika dokombinasikan, keduanya dapat
mengurangi penggunaan pupuk anorganik. Sehingga untuk budidaya tanaman
hortikultura secara organik kombinasi bokhasi dan mikoriza dapat menjadi solusi
alternatif.
11
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Rohana. 2014. Rekayasa Pupuk Organik Dan Pengaruhnya Terhadap
Potensi Hasil Tanaman Jagung Hibrida (Zea mays L.). Jurnal Agro Vol. 1
No. 1;44-49.
Abdullahi dan Sheriff. 2013. Effect of Arbuscular Mycorrhizal Fungi and
Chemical Fertilizer on Growth and shoot nutrients content of Onion under
Field Condition in Northern Sudan Savanna of Nigeria. Journal of
Agriculture and Veterinary Science Vol. 3 No. 5; 85-90.
Afandi, Bambang Siswanto dan Yulia Nuraini. 2015. Pengaruh Pemberian
Berbagai Jenis Bahan Organik Terhadap Sifat Kimia Tanah Pada
Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Ubi Jalar Di Entisol Ngrangkah
Pawon, Kediri. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol. 2 No. 2 ; 237-
244.
Aulia Fatimatul, Hilda Susanti dan Edwin Noor Fikri. 2016. Pengaruh Pemberian
Pupuk Hayati dan Mikoriza Terhadap Intensitas Serangan Penyakit layu
Bakteri (Ralstonia solanacearum), Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Tomat. Jurnal Elektronik Vol. 41 No. 2 ; 250-260.
Birnadi,S.2014. Pengaruh Pengolahan Tanah Dan Pupuk Organik Bokhasi
Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max L.)
Kultivar Wilis. Edisi Juli 2014 Vol. 8 No. 1; 29-45.
Bandan Pusat statistik dan Direktorat Jendral Hortikultura.2016. Produktivitas
Sayuran.
Dewi, Tarra Martiani, Anne Nurbaity, Pudjawati Suryatmana dan Emma
Trinurani Sofyan. Efek Sterilisasi Dan Komposisi Media Produksi Inokulan
Fungi Mikoriza Arbuskula Terhadap Kolonisasi Akar, Panjang Akar Dan
Bobot Kering Akar Sorgum. Jurnal Agro Vol. 4 No.1; 24-31.
Gabesius Yoppi Operasisco, Lutfhfi Aziz dan Yusuf Husni. 2012. Respon
Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max (L.)
Merrill) Terhadap Pemberian Pupuk Bokhasi. Jurnal Online
Agroekoteknologi Vol. 1 No.1; 220-235.
Hajama. 2014. Studi Pemanfaatan Eceng Gondok Sebagai Bahan Pembuatan
Pupuk Kompos Dengan Menggunakan Aktivator Em4 Dan Mol Serta
Prospek Pengembangannya. Tugas Akhir Program Studi Teknik
Lingkungan Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Makassar.
Hermina dan Prihatina. 2014. Gambaran Konsumsi Sayur dan Buah Penduduk
Indonesia dalam Konteks Gizi Seimbang: Analisis Lanjut Survei Konsumsi
12
Makanan Individu (SKMI). Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya
Kesehatan Masyarakat Vol. 44 No. 3; 205-218.
Nilanthi dan Alawathugoda.2015. Effect of mycorrhizae, NPK and compost on
vegetative and reproductive parameters of soybean (Glycine max L).
International Journal of Scientific and Research Publications Vol. 5 No. 5 ;
1-5.
Ningrum Dhona Puspita, Anton Muhibuddin dan Titin Sumarni. 2013. Aplikasi
Cendawan Mikoriza Arbuskular (Cma) Dan Bokhasi Dalam Meminimalisir
Pemberian Pupuk Anorganik Pada Produksi Benih Tanaman Jagung Ketan
(Zea mays ceratina). Jurnal Produksi Tanaman Vol. 1 No. 5 ;398.407.
Nismawati, Retno wulandari dan Irmasari. 2013. Pengaruh Pemberian Berbagai
Dosis Bokhasi Terhadap Pertumbuhan Semai Kemiri (Aleurites moluccana
(L.) Willd.). Jurnal Warta Rimba Vol. 1 No. 1; 1-7.
Nurhayati. 2012. Pengaruh Berbagai Jenis Tanaman Inang Dan Beberapa Jenis
Sumber Inokulum Terhadap Infektivitas Dan Efektivitas Mikoriza. Jurnal
Agrista Vol.16 No. 2 ; 80-86.
Pangaribuan, Nurmal. 2014. Penjaringan Cendawan Mikoriza Arbuskula
Indigenous Dari Lahan Penanaman Jagung Dan Kacang Kedelai Pada
Gambut Kalimantan Barat. Jurnal Agro Vol.1 No. 1; 50-60.
Pangaribuan dan Puji siswanto. 2008. Pemanfaatan Kompos Jerami Untuk
Meningkatkan Produksi dan Kualitas Buah Tomat. Prosiding Seminar
Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universita Lampung. Lampung pada
tanggal 17-18 November 2008.
Parawansa, Muh. Askari Kuruseng dan Ramli. 2014. Aplikasi Mikoriza Dan
Mikroorganisme Lokal (Rebung) Pada Pertumbuhan Tanaman Kakao
(Theobroma cacao L.). Laporan Penelitian Unit Penelitian Dan Pengabdian
Masyarakat (UPPM) Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Gowa.
Ramadhan, Muhammad Fajar, Cecep Hidayat dan Sofya Hasani. 2015. Pengaruh
Aplikasi Ragam Bahan Organik Dan Fma Terhadap Pertumbuhan Dan
Hasil Tanaman Cabai (Capsicum Annum L.) Varietas Landung Pada Tanah
Pasca Galian C.
Saputra, Riza linda dan Irwan. 2015. Jamur Mikoriza Vesikular Arbuskular
(MVA) pada Tiga Jenis Tanah Rhizosfer Tanaman Pisang Nipah (Musa
paradisiaca L. var. nipah) Di Kabupaten Pontianak. Jurnal Protobiont Vol.
4 No. 1;160-169.
13
Setiani. 2014. Pengaruh Jenis Dan Waktu Pemberian Bokhasi Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays L. Saccharata
Sturt) Varietas Super Sweet. Jurnal Agrifor Volume Vol. 13 No. 2, Oktober
.Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas 17 Agustus 1945
Samarinda, Indonesia. Halaman 223-230.
Sofyan.2014. Pengaruh Pupuk Belerang Dengan Bokhasi Eceng Gondok
(Eichornia crassipes mart. solm) Terhadap Ph, S Tersedia, Fe Tersedia,
Dan Hasil Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.) Pada Vertisols.
Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Vol.
39 No.1; 17-25.
Soka dan Mark. 2014. Arbuscular mycorrhizal symbiosis and ecosystem
processes: Prospects for future research in tropical soils. Journal of
Ecology Vol. 4 No.1;11-22.
Sumarni Titin, Nurul Aini dan Sisca Fajriani. 2014. Peningkatan Produktivitas
Tanaman Jagung (Zea mays) Melalui Ameliorasi Kesuburan Tanah Dengan
Bokhasi Dan Cendawan Mikoriza Arbuskular. Laporan Akhir Penelitian
Unggulan Perguruan Tinggi Universitas Brawijaya.
Surendran dan Vani. 2013. Influence of arbuscular mycorrhizal fungi in
sugarcane productivity under semiarid tropical agro ecosystem in India.
International Journal of Plant Production Vol. 7 No. 2; 269- 278.
Taringan. 2014. Pengaruh Pemberian Berbagai Jenis Bokhasi Terhadap
Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Pare (Momordica charantia L.).
https://www.google.com/jurnalunaonline.files.wordpress.com/pengaruh-
pemberian-berbagai-jenis-bokhasi-terhadap-pertumbuhan-dan-produksi.pdf.
Wicaksono, Muhi Rahayu dan Samanhudi. 2014. Pengaruh Pemberian Mikoriza
Dan Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Bawang Putih. Jurnal Ilmu
Ilmu Pertanian Vol. 29 No. 1 ;35-44.
Wijayanto, Zulfikar, M.Tufaila, Alam M. Sarman dan M. Zamrun F. 2016.
Agricultural Wastes based-Organic Fertilizers (Bokhasi) Improve the
Growth and Yield of Soybean (Glycine max (L.) Merrill). International
Journal of Agricultural Science Vol 1 ;27-32.
14
LAMPIRAN
Lampiran 2 Genus FMA dan jenis tanah yang sesuai
Jenis Tanah Genus FMA
Aluvial Acaulospora
Archaeospora
Gigaspora
Glomus
Paraglomus
Gambut Archaeospora
Gigaspora
Glomus
Paraglomus
Scutellospora
PMK Acaulouspora
Gigaspora
Glomus
Paraglomus
Sumber: Saputra,dkk (2015)
Lampiran 1 Analisis kandungan bokhasi eceng gondok