pengaruh pemberian fungi mikoriza arbuskula …digilib.uinsgd.ac.id/11659/1/draf 1 sks...

21
PENGARUH PEMBERIAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA (FMA) DAN BOKHASI ECENG GONDOK (Eichornoa crassipes) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN HORTIKULTURA DRAFT 1 SKS Untuk memenuhi sabagian sayarat memperoleh gelar Sarjana (S1) Oleh: Fantyana Huwaida’a 1147060028 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2017/1439H

Upload: vuongdien

Post on 22-May-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH PEMBERIAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA (FMA)

DAN BOKHASI ECENG GONDOK (Eichornoa crassipes) TERHADAP

PERTUMBUHAN TANAMAN HORTIKULTURA

DRAFT 1 SKS

Untuk memenuhi sabagian sayarat memperoleh gelar Sarjana (S1)

Oleh:

Fantyana Huwaida’a

1147060028

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2017/1439H

PENGARUH PEMBERIAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA (FMA)

DAN BOKHASI ECENG GONDOK (Eichornoa crassipes) TERHADAP

PERTUMBUHAN TANAMAN HOLTIKULTURA

DRAFT 1 SKS

Untuk memenuhi sabagian sayarat memperoleh gelar Sarjana (S1)

Oleh:

Fantyana Huwaida’a

1147060028

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2017/1439H

i

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Pengaruh Pemberian Fungi Mikoriza Arbuskul (FMA) dan

Bokhasi Eceng Gondok (Eichornoa crassipes)Terhadap

Pertumbuhan Tanaman Hortikultura

Nama : Fantyana Huwaida’a

NIM : 1147060028

Program Studi : Agroteknologi

Tanggal Seminar :

Mengesahkan

Pembimbing Seminar

Yati Setiati, SP., MP.

ii

KATA PENGANTAR

Allhamdulillah hirrabil a’lamin

Puji syukur atas kelimpahan rahmat dan karunia Allah SWT semoga selalu

menjadi tercurahkan tanpa henti. Shalawat serta salam senantiasa dilimpahkan

kepada Nabi Muhammad SAW, yang juga senantiasa bersabar dan berjuang

membawa kita lepas dari zaman kegelapan.

Syukur yang selanjunya, penulis ucapkan untuk kasih sayang-Nya dan

pertolongan-Nya, hingga studi literatur ini dapat terselesaikan. Ucapkan

terimakasih kepada Ibu Yati Setiati. SP., MP. selaku dosen pembimbing, tak

luput penulis sampaikan. Semoga anal baik beliau dapat dibalas dengan sebaik-

baiknya balasan, aamiin. Seminar yang berjudul “Pengaruh Pemberian Fungi

Mikoriza Arbuskula (FMA) dan Bokhasi Eceng Gondok (Eichornoa

crassipes)Terhadap Pertumbuhan Tanaman Hortikultura” ini dengan sangat

disadari banyak sekali kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik

dan saran, untuk menyempurnakannya. Terlepas dari itu, penulis berharap semoga

apa yang terkadung dalam tulisan ini dapat memberikan manfaat.

Bandung, November 2017

Penulis

iii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ iv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1. Latar belakang Masalah ...................................................................................... 1

1.2. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3

2.1. Bokhasi Eceng gondok (Eichornoa crassipes) ................................................... 3

2.2. Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) ..................................................................... 5

2.3. Interaksi Bokhasi dan Mikoriza Terhadap Pertumbuhan tanaman ...................... 8

BAB III KESIMPULAN .................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 11

LAMPIRAN..................................................................................................................... 14

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Bokhasi ......................................................................................................... 3

Gambar 2. 2 Morfologi Miselium mikoriza ...................................................................... 6

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Analisis kandungan bokhasi eceng gondok ................................................... 14

Lampiran 2 Genus FMA dan jenis tanah yang sesuai ....................................................... 14

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang Masalah

Tubuh manusia membutuhkan asupan vitamin yang berasal dari buah

dan sayur untuk kesehatan tubuh. Berdasarkan jurnal kesehatan vitamin dan

mineral yang terkandung dalam sayur dan buah mempunyai fungsi sebagai

antioksidan sehingga dapat mencegah serangan penyakit tidak menular

(Hermina dan Prihatini, 2016). Sebagai tanaman hortikultura buah dan sayur

juga berfungsi untuk menunjang proses metabolisme dalam tubuh, sehingga

konsumsi sayur dan buah setiap harinya sangat dianjurkan. Negara yang

terkenal dengan sumber daya hayatinya, Indonesia seharusnya tidak sulit

untuk memproduksi tanaman hortikultura untuk dikonsumsi. Namun

beberapa komoditas hortikulura seperti bawang merah, bawang daun, kubis,

Sawi, wortel, kacang merah, cabai, tomat, buncis, ketimun dan kangkung

mengalami penurunan produktivitasnya pada tahun 2016 ( BPS dan

Direktorat Jendral Hortikultura, 2016).

Menurut Abdullah (2014) pupuk anorganik dan pupuk organik sangat

penting untuk proses produksi pertanian, oleh karena itu untuk meningkatkan

produksi tanaman, kebutuhan kedua jenis pupuk ini terus meningkat. Akan

tetapi penggunaannya oleh petani baik pada lahan sawah maupun lahan

kering diketahui belum berimbang, umumnya hanya menggunakan pupuk

urea sebagai sumber N. Sedangkan pupuk P dan K masih rendah

penggunaanya dengan dosis yang tidak sesuai anjuran untuk kebutuhan tanah

dan tanaman. Pengelolaan hara yang kurang tepat tersebut juga tidak

diimbangi oleh penambahan bahan organik yang cukup sehingga terjadi

penurunan bahan organik tanah.

Penerapan bokhasi sebagai salah satu pupuk organik dapat menjadi

alternatif upaya peningkatan produksi tanaman hortikultura. Menurut

penelitian Wijayanto,dkk (2016) bokhasi berbahan dasar Eceng gondok

(Eichornoa crassipes) meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai.

Bokhasi eceng gondok juga memiliki unsur hara makro yang lengkap bagi

tanaman. Sebagai salah satu gulma air, eceng gondok pun dapat berkembang

2

dengan cepat dan jika tidak dikendalikan akan mengganggu ekosistem

perairan. Sehingga dengan pemanfaatannya sebagai bokhasi, pertumbuhan

eceng gondok dapat dikendalikan (Sofyan,2014).

Pupuk bokhasi merupakan pupuk yang bersifat slow release, artinya

unsur hara dalam pupuk dilepaskan secara perlahan-lahan dan terus-menerus

dalam jangka waktu tertentu, sehingga unsur hara tidak segera tersedia bagi

tanaman. Maka untuk membantu serapan hara oleh tanaman digunakan

cendawan Mikoriza. Cendawan mikoriza merupakan salah satu jenis

cendawan yang mempunyai peranan penting dalam mempertahankan

kesuburan tanah dengan cara meningkatkan serapan hara N, P, K,

meningkatkan penyerapan air dan meningkatkan resistensi terhadap

kekeringan serta meningkatkan aktivitas mikroba tanah (Ningrum,dk;2013).

Serapan air yang lebih besar oleh tanaman bermikoriza, juga

membawa unsur hara yang mudah larut dan terbawa oleh aliran masa seperti

N, K dan S. sehingga serapan unsur tersebut juga makin meningkat.

Disamping serapan hara melalui aliran masa, serapan P yang tinggi juga

disebabkan karena hipa cendawan juga mengeluarkan enzim phosphatase

yang mampu melepaskan P dari ikatan-ikatan spesifik, sehingga tersedia bagi

tanaman (Parawansa,dkk; 2014).

1.2. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan studi literature ini antara lain;

1) Mengetahui pengaruh pemberian mikoriza dan bokhasi eceng gondok

(Eichornoa crassipes) pada produksi tanaman Hortikultura.

2) Mengidentifikasi interaksi antara Mikoriza dengan bokhasi eceng gondok

(Eichornoa crassipes) pada produksi tanaman Hortikultura.

3

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Bokhasi Eceng gondok (Eichornoa crassipes)

Bokhasi merupakan hasil fermentasi bahan organik dengan inokulan EM 4

yang dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk menyuburkan tanah dan

meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman (Nismawati,dkk;2013). Dalam

penelitiannya Gabesius,dkk (2012) bokhasi dapat digunakan untuk perbaikan

tekstur dan struktur tanah melalui perbaikan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.

Perbaikan sifat fisik dan kimia tanah dilakukan diantaranya dengan

penambahan bahan organik yang terkandung dalam bokhasi. Bahan organik dalam

bokhasi dapat menghasilkan asam-asam organik yang dapat meningkatkan pH

tanah. Selain itu, pemberian bahan organik pada tanah dapat meningkatkan kadar

C-organik tanah. C-Organik sebagai sumber makanan mikroorganisme pengurai,

dapat meningkatkan aktivitasnya. Sehingga proses dekomposisi dan reaksi-reaksi

pembentukan unsur hara N, P, K dapat meningkat. Penambahan bahan organik

dapat mempertahankan ketersediaan air serta memperbaiki aerasi tanah

(Afandi,dkk;2015).

Hasil penelitian Pangaribuan,dkk (2008), juga menunjukkan bahwa

aplikasi bokhasi mampu meningkatkan kosentrasi hara dalam tanah, terutama N,

P, dan K serta unsur hara lainya. Selain itu, bokhasi juga dapat memperbaiki tata

udara tanah dan ait tanah, dengan demikian, perakaran tanaman akan berkembang

dengan baik dan akar dapat menyerap unsur hara yang lebih banyak. Bokhasi

merupakan pupuk organik yang mampu meningkatkan metabolisme tanaman,

sehingga pembentukan protein, karbohidrat dan pati tidak terhambat, akibatnya

pertumbuhan dan produksi tanaman meningkat.

Gambar 2. 1 Bokhasi

4

Menurut Winarni (2008) dalam Taringan (2014), perlakuan komposisi

media bokhasi enceng gondok 50 % ditambah 50% top soil menghasilkan

pertambahan tinggi rata-rata tanaman 46,85 cm, pertambahan jumlah daun 27,4

helai dan pertambahan diameter tanaman 0,354 cm. Sehingga terbukti bokhasi

eceng gondok bermanfaat dalam peningkatan hasil tanaman. Menurut Taringan

(2014) Pemberian berbagai jenis bokhasi menunjukkan pengaruh nyata pada

semua parameter amatan disebabkan oleh pengaruh positif pupuk organik

terhadap fisik, kimia dan biologi tanah, sehingga memberikan lingkungan tumbuh

yang baik bagi tanaman.

Bokhasi dapat mempengaruhi tinggi tanaman, karena pupuk bokhasi

merupakan bahan organik hasil fermentasi yang bermanfaat untuk tanaman dalam

menyediakan nitrogen, sulfur, dan fosfat serta meningkatkan KTK tanah, dan

tinggi tanaman (Wibisono dan Muchsin Basri, 1993 dalam Birnadi,2014).

Menurut Wididana dan Wigenasantana (1997) dalam Birnadi,S (2014) bokhasi

mengandung unsur N, P, dan K yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

Nitrogen merupakan unsur hara untuk pertumbuhan vegetatif, sedangkan P

merupakan bagian dari inti sel yang akan meningkatkan pembelahan sel pada luas

daun, dan K merupakan pengaktif dari sejumlah enzim bebas yang penting untuk

fotosintesis dan respirasi.

Selain mengandung unsur hara N, P dan K, bokhasi eceng gondok juga

mengandung unsur S yang berasal dari fermentasi. Sebagaimana yang dikatakan

Sofyan (2014) dapat digunakan sebagai sumber S yang dapat diperoleh dengan

cara fermentasi. Dalam hasil penelitiannya pun Sofyan (2014) menyatakan

bokhasi eceng gondok yang dipergunakan mempunyai kandungan C-organik, N-

total, S-total, Fe menjadi lebih tinggi daripada eceng gondok dalam bentuk segar.

Nilai C/N yang menurun dari 22.12 menjadi 14.28, menunjukkan bahwa telah

terjadi proses dekomposisi sehingga bokhasi eceng gondok telah termineralisasi

dan dapat digunakan sebagai sumber bahan organik.

5

2.2. Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA)

Fungi mikoriza Arbuskula merupakan suatu bentuk asosiasi antara jamur

dengan akar tumbuhan tingkat tinggi, dimana FMA menginfeksi akar tanaman

kemudian membantu penyerapan hara dari tanah untuk pertumbuhan dan

perkembangan tanaman (Ramadhan,dkk.;2015). Tanaman yang bermikoriza

biasanya tumbuh lebih baik dari pada yang tidak bermikoriza, dapat

meningkatkan penyerapan unsur hara makro dan beberapa unsur hara mikro.

Selain itu akar tanaman yang bermikoriza dapat menyerap unsur hara dalam

bentuk terikat dan tidak tersedia untuk tanaman.

Serapan air yang lebih besar oleh tanaman bermikoriza, juga membawa

unsur hara yang mudah larut dan terbawa oleh aliran masa seperti N, K dan S.

sehingga serapan unsur tersebut juga makin meningkat. Disamping serapan hara

melalui aliran masa, serapan P yang tinggi juga disebabkan karena hipa cendawan

juga mengeluarkan enzim phosphatase yang mampu melepaskan P dari ikatan-

ikatan spesifik, sehingga tersedia bagi tanaman (Parawansa,dkk; 2014) .

Menurut penelitian Pangaribuan (2014) mikoriza dapat meningkatkan

produksi jagung walau mengalami kekeringan sesaat pada fase vegetatif dan

generatif. Mikoriza berperan dalam meningkatkan toleransi tanaman terhadap

kondisi lahan kritis, kekeringan dan terdapatnya logam-logam berat. Kolonisasi

akar tanaman dengan FMA dapat mempengaruhi komunitas yang berasosiasi

dengan akar langsung dan tidak langsung. Interaksi langsung termasuk

penyediaan senyawa karbon yang kaya energi, perubahan pH mycorrhizosphere,

kompetisi nutrisi, dan eksudasi jamur dari penghambatan atau stimulasi senyawa.

Interaksi langsung juga juga dapat terjadi dalam bentuk efek mikoriza pada

pertumbuhan tanaman inang, hasil eksudasi akar dan perbaikan struktur tanah

Penggunaan Mikoriza pun dapat mengurangi modal pertanian, hal ini

dikarenakan penggunaan mikoriza dapat mengurangi kebutuhan pupuk anorganik.

Penelitian Surendran dan Vani (2013), mengaplikasikan 18,5 kg/ha mikoriza pada

lahan tebu. Dari perbandingan hasil dapat disimpulkan bahawa pemberian fungi

Mikoriza pada budidaya tanaman tebu dapat meningkatkan hasil produksi. Selain

6

itu, pemberian mikoriza juga dapat mengurangin 25% penggunaan pupuk fosfor

anorganik.

Abdullahi dan Sheriff (2013) melakukan penelitian mikoriza pada tanaman

bawang merah. Hasilnya produksi bawang merah dapat meningkat sering

pertambahan pupuk anorganik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian

mikoriza dapat mengurangi jumlah pupuk anorganik berlebihan yang dibutuhkan

untuk menghasilkan bawang merah. Hal ini dapat menjadi salah satu alternatif

pertanian organik untuk meningkatkan produksi. Selain itu, pertanian yang ramah

lingkunganpun dapat digalakan.

Mikoriza yang diaplikasikan pada tanaman kedelai pun dapat

meningkatkan hasil produksinya. Polong tanaman kedelai dengan pemberian

mikoriza dan tanpa pemberian pupuk NPK dapat memproduksi jumlah polong

paling bayak pertanaman ( Nilanthi dan Alawathugoda, 2015). Mikoriza sebagai

agen hayati juga dapat sebagai musuh alami cendawan merugikan seperti

Ralstonia dan Fusarium yang menyebabkan layu bakteri pada tanaman

hortikultura (Aulia,dkk; 2016). Menurut Soka dan Mark (2014) cara kerja

mikoriza adalah dengan adanya hifa-hifa yang dapat memanjang. Hifa

memperluas serapan dengan memasui pori-pori tanah yang tidak dapat dimasuki

oleh akar tanaman.

Sumber: Saputra,dkk (2015)

Gambar 2. 2 Morfologi Miselium mikoriza

7

Miselium mikoriza terdiri dari hifa eksternal (Gambar 2.2 D) dan hifa

internal (Gambar 2. 2 A). Hifa eksternl akan terbentuk spora (Gambar 2.2 C),

yang merupakan bagian penting dari mikoriza yang berada di luar akar. Fungsi

utama dari hifa ini adalah untuk menyerap unsur hara dan air dari dalam tanah. P

yang terakumulasi pada hifa eksternal akan segera dirubah menjadi senyawa

polifosfat dengan adanya enzim fosfatase. Senyawa polifosfat ini kemudian

dipindahkan ke hifa internal dan arbuskula (Gambar 2.2 B). Di dalam arbuskula

senyawa polifosfat dipecah menjadi fosfat anorganik yang kemudian dilepaskan

kedalam jaringan tananam inang (Nurayati,2012).

Menurut Dewi, dkk., (2017) penggunaan FMA dapat membantu

penyediaan hara, terutama fosfat bagi tanaman melalui kolonisasi akar tanpa

menimbulkan nekrosis seperti halnya terjadi pada infeksi jamur pathogen. Jenis

FMA yang umum dijumpai adalah Glomus, Gigaspora, Acaulospora dan

Scutellospora. Sehingga pemilihan isolat FMA yang benar-benar kompatibel

dengan tanaman yang dibudi-dayakan perlu dilakukan karena setiap jenis FMA

memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam membantu meningkatkan

pertumbuhan tanaman.

Miselium eksternal mikoriza dapat meningkatkan meningkatkan

lingkungan mikrorisosfer yang dapat merubah komposisi dan aktivitas mikroba

tanah. Hal ini karena terjadi perubahan fisiologi akar dan produksi sekresi oleh

mikroba. Mikoriza juga memanfaatkan karbohidrat akar sebelum dikeluarkan

sehingga patogen tidak mendapatkan makanan yang dapat mengganggu siklus

hidupnya, mikoriza mampu membentuk substansi antibiotik untuk menghambat

patogen, memacu perkembangan mikroba saprotifik di sekitar perakaran

(Wicaksono,dkk.;2014)

Menurut penelitian Wicaksono,dkk., (2014), mikoriza jenis Gigaspora

margarita dan Acaulospora sp memiliki jangkauan yang cukup luas dibandingkan

mikoriza jenis Glomus etunicatum. Hal ini disebabkan karena mikoriza jenis

Gigaspora margarita dan Acaulospora sp dapat bertahan hidup dalam kondisi

lingkungan yang beragam. Mikoriza jenis Gigaspora margarita dapat

berpengaruh nyata pada kondisi tanah cekaman unsur P. Sehingga pada

8

penelitiannya Mikoriza jenis Gigaspora margarita memiliki pengaruh paling baik

pada pertumbuhan dan hasil bawang putih.

Pertumbuhan dan perkembangan jamur MVA pada suatu lokasi sangat

dipengaruhi oleh adanya faktor lingkungan seperti faktor fisika dan faktor kimia.

Faktor fisika meliputi curah hujan dan kelembapan tanah, sedangkan faktor kimia

meliputi pH tanah, C-organik, N-total, P-tersedia, K dan KTK. Pada saat cekaman

air mikoriza akan lebih aktif dibandingkan pada saat musim penghujan.

Kelembaban optimum mikoriza sebesar 65%, dengan pH 4,0 – 6,0. Mikoriza

dapat berpengaruh nyata pada tanah yang memiliki unsur hara rendah, karena

mikoriza sangat dibutuhkan oleh tanaman. Sehingga mikoriza dapat dipadukan

dengan pupuk organik bokhasi yang memiliki sifat slow release, yang melepaskan

unsur hara dalam pupuk secara perlahan-lahan dan terus-menerus dalam jangka

waktu tertentu (Saputra,dkk; 2015).

2.3. Interaksi Bokhasi dan Mikoriza Terhadap Pertumbuhan tanaman

Menurut Ramadhan,dkk., (2015) mikoriza dan bahan organik sama dapat

memperbaiki sifat fisik tanah, hifa eksternal mikoriza dapat mengikat partikel

tanah sehingga stabilitas agregat tanah dan pori tanah menjadi lebih baik.

Sedangkan kompos daun gamal maupun asam humat sebagai bahan organik dapat

meningkatkan kapasitas menahan air karena bahan organik mampu menahan air

dua kali dari bobot tubuhnya. Dari segi kimia tanah FMA dapat memenuhi

ketersediaan unsur hara seperti P, Mg, K, Fe dan Mn, sementara kompos daun

gamal menyumbang hara C dan N. Sedangkan dari segi biologi tanah FMA

berinteraksi dengan mikroorganisme lain sebagai dekomposer pada tanah

sementara kompos daun gamal sebagai bahan organik memberikan C sebagai

sumber makanan dan menjadi tempat bagi FMA dan mikoorganisme lainnya

untuk hidup dan berkembang

Menurut penelitian perlakuan pertama Sumarni,dkk (2014) Perlakuan

kombinasi pupuk bokhasi 20 ton ha-1

dengan mikoriza menghasilkan tinggi

tanaman, luas daun dan bobot kering akar masing-masing sebesar 19,37%,

15,29% dan 67,53%. Jika dibangingkan denga perlakuan pemberian pupuk

anorganik saja hasilnya lebih baik pemberian bokhasi dan mikoriza. Kemudian

9

perlakuan bokhasi 30 ton ha-1

dikombinasikan dengan mikoriza meningkatkan

tinggi tanaman, luas daun dan bobot kering akar, masing-masing sebesar 19,42%,

16,59% dan 65,45%.%.

Penelitian tahun pertama telah mampu meningkatkan pertumbuhan

tanaman jagung. Hasil tanaman jagung berupa tongkol juga meningkat akibat

perlakuan pupuk bokhasi dan mikoriza. Pada penelitian tahun kedua

berkonsentrasi pada uji efektivitas pemakaian pupuk bokhasi dan mikoriza pada

tanaman jagung sekaligus menurunkan dosis pupuk anorganik pada tanaman

jagung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pertumbuhan vegetatif

maksimal (umur 60 HST), tanaman yang diperlakukan dengan Mikoriza

menghasilkan luas daun, klorofil daun, bobot kering total tanaman dan serapan

hara lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan bokhasi pada semua dosis pupuk

NPK. Perlakuan kombinasi bokhasi dan mikoriza pada semua dosis NPK juga

menghasilkan peubah seperti tersebut di atas, signifikan lebih tinggi dibandingkan

dengan perlakuan bokhasi, namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan

mikoriza. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa penggunaan bokhasi dan

mikoriza dapat menurunkan dosis pupuk anorganik hingga 40%.

Bokhasi yang diberikan pada tanah akan menyuplai hara untuk tanaman.

Selain itu, bahan organik dari bokhasi uga dapat mempertahankan kelembaban,

aerasi, pH, suhu dan menciptakn lingkungan yang dapat baik untuk pertumbuhan

mikoriza. Hasilnya mikoriza akan berkembang dan membentuk hifa-hifa yang

dapat menjerap unsur hara yang dihasilkan oleh bokhasi. Hifa- hifa mikoriza yang

berasosiasi secara langsung dengan akar tanaman dapat membantu akar tanaman

dalam penyerapan unsur hara melalui aliran masa dari miselium mikoriza.

Sehingga pemberian mikoriza dan bokhasi eceng gondok dapat berpengaruh nyata

terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman.

10

BAB III KESIMPULAN

Berbagai sumber penelitian menyebutkan bahwa perlakukan bokhasi dapat

meningkatkan hasil pertanian. Begitupun dengan pemberian mikoriza yang dapat

meningkatkan serapan hara pada tanaman. jika dokombinasikan, keduanya dapat

mengurangi penggunaan pupuk anorganik. Sehingga untuk budidaya tanaman

hortikultura secara organik kombinasi bokhasi dan mikoriza dapat menjadi solusi

alternatif.

11

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Rohana. 2014. Rekayasa Pupuk Organik Dan Pengaruhnya Terhadap

Potensi Hasil Tanaman Jagung Hibrida (Zea mays L.). Jurnal Agro Vol. 1

No. 1;44-49.

Abdullahi dan Sheriff. 2013. Effect of Arbuscular Mycorrhizal Fungi and

Chemical Fertilizer on Growth and shoot nutrients content of Onion under

Field Condition in Northern Sudan Savanna of Nigeria. Journal of

Agriculture and Veterinary Science Vol. 3 No. 5; 85-90.

Afandi, Bambang Siswanto dan Yulia Nuraini. 2015. Pengaruh Pemberian

Berbagai Jenis Bahan Organik Terhadap Sifat Kimia Tanah Pada

Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Ubi Jalar Di Entisol Ngrangkah

Pawon, Kediri. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol. 2 No. 2 ; 237-

244.

Aulia Fatimatul, Hilda Susanti dan Edwin Noor Fikri. 2016. Pengaruh Pemberian

Pupuk Hayati dan Mikoriza Terhadap Intensitas Serangan Penyakit layu

Bakteri (Ralstonia solanacearum), Pertumbuhan dan Hasil Tanaman

Tomat. Jurnal Elektronik Vol. 41 No. 2 ; 250-260.

Birnadi,S.2014. Pengaruh Pengolahan Tanah Dan Pupuk Organik Bokhasi

Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max L.)

Kultivar Wilis. Edisi Juli 2014 Vol. 8 No. 1; 29-45.

Bandan Pusat statistik dan Direktorat Jendral Hortikultura.2016. Produktivitas

Sayuran.

Dewi, Tarra Martiani, Anne Nurbaity, Pudjawati Suryatmana dan Emma

Trinurani Sofyan. Efek Sterilisasi Dan Komposisi Media Produksi Inokulan

Fungi Mikoriza Arbuskula Terhadap Kolonisasi Akar, Panjang Akar Dan

Bobot Kering Akar Sorgum. Jurnal Agro Vol. 4 No.1; 24-31.

Gabesius Yoppi Operasisco, Lutfhfi Aziz dan Yusuf Husni. 2012. Respon

Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max (L.)

Merrill) Terhadap Pemberian Pupuk Bokhasi. Jurnal Online

Agroekoteknologi Vol. 1 No.1; 220-235.

Hajama. 2014. Studi Pemanfaatan Eceng Gondok Sebagai Bahan Pembuatan

Pupuk Kompos Dengan Menggunakan Aktivator Em4 Dan Mol Serta

Prospek Pengembangannya. Tugas Akhir Program Studi Teknik

Lingkungan Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Makassar.

Hermina dan Prihatina. 2014. Gambaran Konsumsi Sayur dan Buah Penduduk

Indonesia dalam Konteks Gizi Seimbang: Analisis Lanjut Survei Konsumsi

12

Makanan Individu (SKMI). Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya

Kesehatan Masyarakat Vol. 44 No. 3; 205-218.

Nilanthi dan Alawathugoda.2015. Effect of mycorrhizae, NPK and compost on

vegetative and reproductive parameters of soybean (Glycine max L).

International Journal of Scientific and Research Publications Vol. 5 No. 5 ;

1-5.

Ningrum Dhona Puspita, Anton Muhibuddin dan Titin Sumarni. 2013. Aplikasi

Cendawan Mikoriza Arbuskular (Cma) Dan Bokhasi Dalam Meminimalisir

Pemberian Pupuk Anorganik Pada Produksi Benih Tanaman Jagung Ketan

(Zea mays ceratina). Jurnal Produksi Tanaman Vol. 1 No. 5 ;398.407.

Nismawati, Retno wulandari dan Irmasari. 2013. Pengaruh Pemberian Berbagai

Dosis Bokhasi Terhadap Pertumbuhan Semai Kemiri (Aleurites moluccana

(L.) Willd.). Jurnal Warta Rimba Vol. 1 No. 1; 1-7.

Nurhayati. 2012. Pengaruh Berbagai Jenis Tanaman Inang Dan Beberapa Jenis

Sumber Inokulum Terhadap Infektivitas Dan Efektivitas Mikoriza. Jurnal

Agrista Vol.16 No. 2 ; 80-86.

Pangaribuan, Nurmal. 2014. Penjaringan Cendawan Mikoriza Arbuskula

Indigenous Dari Lahan Penanaman Jagung Dan Kacang Kedelai Pada

Gambut Kalimantan Barat. Jurnal Agro Vol.1 No. 1; 50-60.

Pangaribuan dan Puji siswanto. 2008. Pemanfaatan Kompos Jerami Untuk

Meningkatkan Produksi dan Kualitas Buah Tomat. Prosiding Seminar

Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universita Lampung. Lampung pada

tanggal 17-18 November 2008.

Parawansa, Muh. Askari Kuruseng dan Ramli. 2014. Aplikasi Mikoriza Dan

Mikroorganisme Lokal (Rebung) Pada Pertumbuhan Tanaman Kakao

(Theobroma cacao L.). Laporan Penelitian Unit Penelitian Dan Pengabdian

Masyarakat (UPPM) Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Gowa.

Ramadhan, Muhammad Fajar, Cecep Hidayat dan Sofya Hasani. 2015. Pengaruh

Aplikasi Ragam Bahan Organik Dan Fma Terhadap Pertumbuhan Dan

Hasil Tanaman Cabai (Capsicum Annum L.) Varietas Landung Pada Tanah

Pasca Galian C.

Saputra, Riza linda dan Irwan. 2015. Jamur Mikoriza Vesikular Arbuskular

(MVA) pada Tiga Jenis Tanah Rhizosfer Tanaman Pisang Nipah (Musa

paradisiaca L. var. nipah) Di Kabupaten Pontianak. Jurnal Protobiont Vol.

4 No. 1;160-169.

13

Setiani. 2014. Pengaruh Jenis Dan Waktu Pemberian Bokhasi Terhadap

Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays L. Saccharata

Sturt) Varietas Super Sweet. Jurnal Agrifor Volume Vol. 13 No. 2, Oktober

.Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas 17 Agustus 1945

Samarinda, Indonesia. Halaman 223-230.

Sofyan.2014. Pengaruh Pupuk Belerang Dengan Bokhasi Eceng Gondok

(Eichornia crassipes mart. solm) Terhadap Ph, S Tersedia, Fe Tersedia,

Dan Hasil Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.) Pada Vertisols.

Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Vol.

39 No.1; 17-25.

Soka dan Mark. 2014. Arbuscular mycorrhizal symbiosis and ecosystem

processes: Prospects for future research in tropical soils. Journal of

Ecology Vol. 4 No.1;11-22.

Sumarni Titin, Nurul Aini dan Sisca Fajriani. 2014. Peningkatan Produktivitas

Tanaman Jagung (Zea mays) Melalui Ameliorasi Kesuburan Tanah Dengan

Bokhasi Dan Cendawan Mikoriza Arbuskular. Laporan Akhir Penelitian

Unggulan Perguruan Tinggi Universitas Brawijaya.

Surendran dan Vani. 2013. Influence of arbuscular mycorrhizal fungi in

sugarcane productivity under semiarid tropical agro ecosystem in India.

International Journal of Plant Production Vol. 7 No. 2; 269- 278.

Taringan. 2014. Pengaruh Pemberian Berbagai Jenis Bokhasi Terhadap

Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Pare (Momordica charantia L.).

https://www.google.com/jurnalunaonline.files.wordpress.com/pengaruh-

pemberian-berbagai-jenis-bokhasi-terhadap-pertumbuhan-dan-produksi.pdf.

Wicaksono, Muhi Rahayu dan Samanhudi. 2014. Pengaruh Pemberian Mikoriza

Dan Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Bawang Putih. Jurnal Ilmu

Ilmu Pertanian Vol. 29 No. 1 ;35-44.

Wijayanto, Zulfikar, M.Tufaila, Alam M. Sarman dan M. Zamrun F. 2016.

Agricultural Wastes based-Organic Fertilizers (Bokhasi) Improve the

Growth and Yield of Soybean (Glycine max (L.) Merrill). International

Journal of Agricultural Science Vol 1 ;27-32.

14

LAMPIRAN

Lampiran 2 Genus FMA dan jenis tanah yang sesuai

Jenis Tanah Genus FMA

Aluvial Acaulospora

Archaeospora

Gigaspora

Glomus

Paraglomus

Gambut Archaeospora

Gigaspora

Glomus

Paraglomus

Scutellospora

PMK Acaulouspora

Gigaspora

Glomus

Paraglomus

Sumber: Saputra,dkk (2015)

Lampiran 1 Analisis kandungan bokhasi eceng gondok