pengaruh pembelajaran open inquiry approach (oia)...
TRANSCRIPT
PENGARUH PEMBELAJARAN OPEN INQUIRY APPROACH (OIA)
TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN KREATIF MATEMATIS SISWA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh :
Amrina Asha Rahayu
11150170000045
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
i
ABSTRAK
Amrina Asha Rahayu (11150170000045). Pengaruh Pembelajaran Open
Inquiry Approach (OIA) Terhadap Kemampuan Penalaran Kreatif
Matematis Siswa Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universits Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
anuari 2020.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Pembelajaran Open Inquiry
Approach (OIA) terhadap kemampuan penalaran kreatif matematis siswa.
Penelitan ini dilakukan di SMP Islamiyah Ciputat tahun ajaran 2019/2020.
Indikator kemampuan penalaran kreatif matematis siswa yang diukur dalam
peneltian ini yaitu: creativity, plausibility dan anchoring. Metode yang digunakan
adalah kuasi eksperimen dengan desain randomized control group posttest only.
Sampel terdiri dari dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang
masing masing berjumlah 29 siswa. Berdasarkan hasil pengujiaan hipotesis yang
menggunakan uji-t pada taraf nyata 5% diperoleh nilai signifikan 0,024 yang
bernilai kuang dari α = 0,5. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan penalaran
kreatif matematis siswa yang diajarkan dengan Pembelajaran Open Inquiry
Approach (OIA) lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan penalaran kreatif
matematis siswa yang diajarkan dengan pembelajaran saintifik.
Kata kunci : Open Inquiry Approach, Penalaran Kreatif Matematis.
ii
ABSTRACT
Amrina Asha Rahayu (11150170000045). “The Effect of Open Inquiry
Approach (OIA) towards Student’s Mathematical Creative Reasoning” The
Thesis of Mahematics Education Department, Faculty of Tarbiya and Teacher,
Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, January 2020.
The aim of this research is to analyze the effect of Open Inquiry Approach
towards Student’s Mathematical Creative Reasoning. This research was
conducted at SMP Islamiyah Ciputat on academic year of 2019/2020. The
indicators of mathematical creative reasoning that measured are, (a) creativity,
(b) plausibility and (c) anchoring. A quasi experiment with randomized post-test
only control group design method was used. Sample consisted of two groups with
experiment group and control group each consist of 29 student. The findings
showed the significant effect of Open Inquiry Approach on creative reasoning as
measured by essay test. Based on result hypothesis testing with t-test at significant
level of 5%, it was obtained that the significant level is 0,024 < 0,05 (specified
significant level). It indicated that student’s mathematical creative reasoning
which were taught by Open Inquiry Approach is higher than student’s
mathematical creative reasoning of those which were taught by scientific
learning.
Keywords ; Open Inquiry Approach, Mathematical Creative Reasoning
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang
senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. beserta keluarga, sahabat dan kita
semua sebagai umatnya hingga akhir zaman.
Skripsi dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Open Inquiry Approach
(OIA) Terhadap Kemampuan Penalaran Kreatif Matematis Siswa” disusun dalam
rangka memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika pada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis
menyadari masih banyak keterbatasan dalam diri penulis, sehingga penulis
memerlukan bimbingan, masukan, serta bantuan dari berbagai pihak hingga
penyusunan skripsi mampu terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Gusni Satriawati, S.Ag, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
4. Bapak Dr. Kadir, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan periode 2014-2019 dan Bapak Dr.
Abdul Muin, S.Si, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan periode 2014-2019.
5. Ibu Dr. Lia Kurniawati, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Eva
Musyrifah S.Pd, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, nasihat, semangat dan
motivasi selama penulis mengerjakan skripsi ini
iv
6. Bapak Ramdhani Miftah, M.Pd selaku Dosen Penasihat Akademik yang
telah memberikan bimbingan, arahan serta nasihat kepada penulis dan
teman-teman dalam menyelesaikan studi di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
7. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah membantu serta memberikan ilmu pengetahuan kepada
penulis selama mengikuti perkuliahan
8. Staff Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan kemudahan dalam proses administrasi
9. Bapak Sarmuji S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Islamiyah Ciputat yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di
sekolah yang beliau pimpin
10. Seluruh staff pengajar dan civitas akademika SMP Islamiyah Ciputat yang
telah memberikan konstribusi yang besar kepada penulis
11. Orang tua saya Ibu Annisya tercinta dan ayah Anwar tersayang atas segala
do‟a, pengorbanan, dan limpahan kasih sayang yang telah mereka
curahkan sepenuhnya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan semua
kegiatan ini dengan lancar.
12. Seluruh siswa SMP Islamiyah Ciputat kelas X-1 dan X-2 tahun ajaran
2019/2020 yang telah membantu penulis selama penelitian
13. Seluruh sahabatku terutama micin (intan, galuh, icha, tika, fajri), yang
telah membantu dan memberi semangat tiada habisnya walau terkadang
penuh dengan drama.
14. Anggota strong lady sahabatku dari SMP hingga sekarang yaitu Yeni Septi
Lestari dan Desy Ria Wibawa terimakasih dukungan kalian.
15. Teman kosanku tercinta ayun, terima kasih beb karena selalu
mendengarkan keluh kesahku selama ini baik dalam masalah perkuliahan
ataupun masalah pribadi.
16. Seluruh teman temanku anak PMTK angkatan 2015 terutama kelas B yang
tidak bias aku sebutkan satu persatu karena kalian semua luar biasa.
v
17. Teman curhat ku Nita Anggraeni yang entah bagaimanadi akhir akhir
kuliah kita baru deket, terimakasih karena sudah banyak mendengarkan
curahan hatiku semoga skripsimu lancer dan dimudahkan.
18. Seluruh teman teman KKN kelompok 25 terutama calon umi sholehah
yang telah mendahului aku yaitu rara, puput, naila , arvi, ika. Terimakasih
satu bulan yang berharga dan semoga sukses untuk kita semua
19. Keluarga penulis yang telah banyak memberikan motivasi moril maupun
materil karena atas dorongan dan perhatian merekalah penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
20. Aditya Chandra yang sudah menemani dari awal. Terimakasih atas suka
dan dukanya serta pembelajaran dalam hidup
21. Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih
atas bantuannya. Semoga Allah „Azza Wa Jalla membalasnya dengan
balasan yang berlipat ganda.
Akhir kata, penulis mohon maaf atas segala kesalahan dalam penulisan
skripsi ini. Kritik dan saran yang membangun akan penulis terima dengan hati
yang lapang. Penulis berharap skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis
pribadi ataupun pada dunia pendidikan pada umumnya.
Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.
Jakarta, januari 2019
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ................................................................................................ iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. ix
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang................................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 8
C. Batasan Masalah ............................................................................................. 8
D. Rumusan Masalah ........................................................................................... 9
E. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 9
F. Manfaat Peneltian .......................................................................................... 9
BAB II KAJIAN TEORITIK ................................................................................... 10
A. Deskripsi Teoritik ......................................................................................... 10
1. Penalaran Kreatif Matematis......................................................................... 10
2. Pembelajaran Open Inquiry Approach (OIA) ............................................... 14
3. Pendekatan Saintifik ..................................................................................... 20
B. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................................... 22
C. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 23
D. Hipotesis Penelitian ...................................................................................... 26
BAB III ....................................................................................................................... 27
METODOLOGI PENELITIAN .............................................................................. 27
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 27
B. Metode dan Desain Penelitian ...................................................................... 27
C. Populasi dan Sampel Penelitian.................................................................... 28
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 29
E. Instrumen Penelitian......................................................................................... 30
F. Analisis Instrumen ........................................................................................... 33
vii
G. Teknik Analisis Data ........................................................................................ 40
H. Hipotesis Statistik ............................................................................................ 43
BAB IV ....................................................................................................................... 44
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................................... 44
A. Dekripsi Data ................................................................................................ 44
1. Kemampuan Penalaran Kreatif Matematis Siswa Kelas Eksperimen .......... 44
2. Kemampuan Penalaran Kreatif Matematis Siswa Kelas Kontrol ................. 46
3. Perbandingan Kemampuan Penalaran Kreatif Matematis Siswa Kelas
Eksperimen dan Kontrol ............................................................................... 48
4. Perbandingan Kemampuan Penalaran Kreatif Matematis Siswa Kelas
Eksperimen dan Kontrol Per–Indikator ........................................................ 49
B. Analisis Data ................................................................................................ 52
1. Hasil Uji Prasyarat Analisis .......................................................................... 52
2. Hasil Pengujian Hipotesis ............................................................................. 54
3. Proporssi Varians .......................................................................................... 55
C. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................................ 55
1. Tes Kemampuan penalaran Kreatif Matematis Siswa ................................. 55
2. Deskripsi Tahapan Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ..... 61
D. Keterbatasan Penelitian ................................................................................ 71
BAB V ......................................................................................................................... 72
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 72
A. Kesimpulan ................................................................................................... 72
B. Saran ............................................................................................................. 73
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 74
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Jadwal Kegiatan Penelitian ........................................................................ 27
Tabel 3. 2 Desain Penelitian ........................................................................................ 28
Tabel 3. 3 Kisi Kisi Instrumen Tes Penalaran Kreatif Matematis Siswa .................... 31
Tabel 3. 4 Pedoman Penskoran Kemampuan Penalaran Kreatif Matematis Siswa .... 32
Tabel 3. 5 Rekapitulasi Hasil Penilaian Instrumen Tes Kemampuan Penalaran
Matematis Dengan Metode CVR ................................................................................ 34
Tabel 3. 6 Hasil Perhitungan Uji Validitas.................................................................. 36
Tabel 3. 7 Derajat Reliabilitas Instrumen .................................................................... 37
Tabel 3. 8 Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas ............................................................. 37
Tabel 3. 9 Hasil Perhitungan Uji Taraf Kesukaran ..................................................... 38
Tabel 3. 10 Kriteria Indeks Daya Pembeda Instrumen ............................................... 39
Tabel 3. 11 Hasil Perhitungan Uji Daya Pembeda ...................................................... 40
Tabel 4. 1 Statistik Deskripsi Kemampuan Penalaran Kreatif Matematis Siswa
Kelas Eksperimen........................................................................................................ 45
Tabel 4. 2 Statistik Deskripsi Kemampuan Penalaran Kreatif Matematis Siswa
Kelas Kontrol .............................................................................................................. 47
Tabel 4. 3 Perbandingan Kemampuan Penalaran Kreatif Matematis Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ................................................................................... 48
Tabel 4. 4 Perbandingan Kemampuan Penalaran Kreatif Matematis Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas kontrol Menurut Indikator ...................................................... 50
Tabel 4. 5 Hasil Uji Normalitas Tes Kemampuan Penalaran Kreatif Matematis
Siswa kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol................................................................ 53
Tabel 4. 6 Hasil Uji Homogenitas Tes Kemampuan Penalaran Kreatif Matematis
Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............................................................... 53
Tabel 4. 7 Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata Kemampuan Penalaran Kreatif
Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............................................. 54
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Skor Rata Rata Reading, Mathematics And Science Dalam Hasil
PISA 2018 ..................................................................................................................... 3
Gambar 1. 2 Capaian Matematika Per Konten dan Level Kognitif pada Hasil
TIMMS 2015 ................................................................................................................. 5
Gambar 2. 1 Penalaran Matematika menurut Johan Lithner....................................... 11
Gambar 2. 2 Kerangka Berpikir .................................................................................. 26
Gambar 4. 1 Histogram Frekuensi Kemmapuan Penalaran Kreatif Matematis
Siswa Kelas Eksperimen ............................................................................................. 47
Gambar 4. 2 Histogram Frekuensi Kemmapuan Penalaran Kreatif Matematis
Siswa Kelas Kontrol .................................................................................................... 49
Gambar 4. 3 Perbandingan Perentase Nilai Rata Rata Penalaran Kreatif Matematis
Siswa Per Indikator Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ......................................... 52
Gambar 4. 4 Suasana Pembelajaran di Kelas Eksperimen .......................................... 63
Gambar 4. 5 Suasana Pembelajaran di Kelas Kontrol ................................................ 63
Gambar 4. 6 Contoh Situasi Pada LKS Eksperimen ................................................... 66
Gambar 4. 7 Contoh Hasil Kerja Siswa pada Tahap Merumuskan Masalah .............. 66
Gambar 4. 8 Contoh Hasil Kerja Siswa pada Tahap Merumuskan Masalah .............. 67
Gambar 4. 9 contoh hasil kerja siswa pada tahap merumuskan hipotesis ................... 67
Gambar 4. 10 Contoh Hasil Kerja siswa pada tahap menguji hipotesis...................... 68
Gambar 4. 11 Contoh Hasil Kerja Siswa pada Tahap Menguji Hipotesis .................. 68
Gambar 4. 12 Contoh Hasil Kerja Siswa pada Tahap Menarik Kesimpulan .............. 69
Gambar 4. 13 Contoh Hasil Kerja Siswa Pada Tahap Mengamati ............................. 70
Gambar 4. 14 Contoh Hasil Kerja Siswa Pada Tahap Mengumpulkan Informasi ...... 71
Gambar 4. 15 Contoh Hasil Kerja Siswa pada tahap menalar .................................... 72
Gambar 4. 16 Contoh Hasil Kerja Siswa pada tahap mengkomunikasi ...................... 72
Gambar 4. 17 Contoh Soal Indikator Creativity.......................................................... 57
Gambar 4. 18 Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Soal Indikator Creativity . 57
Gambar 4. 19 Contoh Jawaban Siswa Kelas Kontrol Soal Indikator Creativity ........ 58
Gambar 4. 20 Contoh soal indikator Plausibility ........................................................ 59
x
Gambar 4. 21 Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Soal Indikator
Plausibility................................................................................................................... 59
Gambar 4. 22 Contoh Jawaban Siswa Kelas Kontrol Soal Indikator Plausibility ..... 60
Gambar 4. 23 Contoh Soal Indikator Anchoring ........................................................ 60
Gambar 4. 24 Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Soal Indikator Anchoring . 61
Gambar 4. 25 Contoh Jawaban Siswa Kelas Kontrol Soal Indikator Anchoring....... 62
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kemajuan
suatu bangsa. Sebuah bangsa dianggap maju apabila tingkat Pendidikan
masyarakatnya tinggi. Selain itu, Pendidikan turut berperan dalam
membentuk karakter bangsa. Hal tersebut tertuang dalam Undang-undang
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dimana,
pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.1
Untuk mewujudkan generasi bangsa yang cerdas dan kreatif, tentunya
tidak lepas dari matematika. Matematika telah dikenalkan sejak peserta
didik duduk di bangku sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Hal tersebut
bertujuan untuk meningkatkan daya kreatif dan berpikir siswa. Menurut
pandangan Wijaya Ariyadi, matematika merupakan salah suatu cara untuk
berpikir dan sebagai alat berkomunikasi.2 Matematika merupakan suatu
bidang ilmu yang menerapkan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk
memecahkan berbagai persoalan praktik unsur-unsurnya logika dan
intuisi, analisis dan konstruksi, serta generalitas dan individualitas. Hal
tersebut dapat dilihat dari cabang ilmunya berupa aritmatika, aljabar,
geometri, dan analisis.3 Dari dua definisi ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa matematika merupakan ilmu pengetahuan yang sangat dibutuhkan
dalam berkomunikasi, berpikir, dan bernalar guna memecahkan masalah
sehari hari. Menurut National Council of Teacher of Mathematics
1Anwar Arifin, Paradigma baru pendidikan nasional dalam Undang Undang
SISDIKNAS, (Jakarta Balai Pustaka,2005), h. 179 2 Ariyadi Wijaya, Pendidikan Matematika Realistik: Suatu Alternatif Pendekatan
Pembelajaran Matematika, (Graha Ilmu, Yogyakarta). 2012, h.5 3 Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Menagajar yang
Kreatif dan Efektif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.120-130
2
pembelajaran matematika mengacu pada 5 standar proses, yaitu
pemecahan masalah (problem solving), penalaran dan pembuktian
(reasoning and proof), kosmunikasi (communication), koneksi
(connection), dan representasi (representation).4 Dari 5 standar proses
tersebut, yang menjadi konsentrasi dalam penelitian ini ialah penalaran.
Penalaran merupakan hal yang sangat penting dalam matematika.
Matematika dan penalaran merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan.
Materi matematika dapat dipahami melalui penalaran, dan penalaran dapat
dipahami dan dilatihkan melalui belajar matematika.5 Jadi dengan
penalaran siswa mampu memecahkan masalah matematika, begitupun
sebaliknya.
Salah satu bentuk penalaran adalah penalaran kreatif. Penalaran
kreatif matematis merupakan penalaran yang ditemukan oleh Johan
Lithner. Lithner mendefinisikan penalaran yang bersifat kreatif ke dalam
beberapa kriteria, yaitu kreativitas (creativity), logis (plausibility) dan
anchoring. Kreativitas adalah solusi baru yang menekankan aspek
orisinalitas siswa. Logis adalah kesimpulan yang telah diperoleh dengan
benar atau masuk akal. Anchoring adalah argument yang berdasarkan sifat
instrinsik matematika.6 Penalaran kreatif berperan dalam menyelesaikan
masalah non rutin, hal ini sangat beralasan mengingat bahwa dalam
menyelesaikan masalah non rutin, siswa tidak bisa langsung mengenali
solusi masalah melainkan siswa harus mengkonstruksikan penalaran.
4 National Council of Teacher of Mathematics (NCTM), Executive Summary Principles
and Standards for School Mathematics, [online].
https://www.nctm.org/uploadedFiles/Standards_and_Positions/PSSM_ExecutiveSummary.pdf. 5 Rahmawati (ed.). Kemampuan Matematika Siswa SMP Indonesia- TIMSS 2011,
(Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan KEMENDIKBUD, 2012) h.3 6 Johan Lithner, A Framework for Analysing Creativve and Imitative Matthematical
Reasoning, , 2006,
3
Kemampuan penalaran kreatif matematis siswa penting untuk
ditingkatkan mengingat tingkat kemampuan siswa Indonesia dalam
matematika tergolong rendah dibanding negara-negara lain. Dalam
penelitian Programme for International Student Assessment (PISA) tahun
2018 menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa Indonesia dalam science,
reading, dan Mathematics sebagai berikut7
Gambar 1. 1 Skor Rata Rata Reading, Mathematics And Science
Dalam Hasil PISA 2018
Berdasarkan Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa skor rata rata
Indonesia jauh dibawah skor rata rata Internasional, yaitu skor yang
ditetapkan oleh PISA. Skor rata rata dalam bidang reading adalah 371
sedangkan skor rata rata internasional adalah 487 untuk reading. Skor rata
rata mathematics adalah 379 skor tersebut jauh dibawah rata rata skor
internasional yaitu 459. Begitupun skor rata rata dalam bidang science
adalah 396 sedangkan skor rata rata internasional adalah 489. Skor PISA
indonesia tahun 2019 pada bidang matematika turun dari tahun 2015 yaitu
7OECD 2019, Programme for International Student Assessment PISA 2018 Results
Country Note : Indonesia, Volume I-III, 2019
4
dari 386 menjadi 379. Indonesia menduduki peringkat 72 dari 77 Negara
peserta.8 PISA mengelompokkan kemampuan matematika kedalam
beberapa level atau tingkatan ranah berpikir yang diteskan. Dimulai dari
level 1 terendah hingga tertinggi yaitu level 6. Penalaran kreatif termasuk
penalaran tingkat tinggi pada level 5 dan 6.
“At Level 5, students can develop and work with models for
complex situations, identifying constraints and specifying assumptions.
They can select, compare and evaluate appropriate problem-solving
strategies for dealing with complex problems related to these models.
Students at this level can work strategically using broad, well-developed
thinking and reasoning skills. At Level 6, students can conceptualise,
generalise and utilise information based on their investigations and
modelling of complex problem situations, and can use their knowledge in
relatively non-standard contexts. They can link different information
sources and representations together and flexibly translate amongst them.
Students at this level are capable of advanced mathematical thinking and
reasoning.”9
Pada level 5, siswa dapat mengembangkan dan bekerja dengan
model untuk situasi yang kompleks, mengidentifikasi kendala dan
menentukan asumsi. Mereka dapat memilih, meembandingkan, dan
mengevaluasi strategi penyelesaian masalah yang tepat untuk menangani
masalah yang rumit. Siswa pada level ini dapat bekerja secara strategis
menggunakan keterampilan berpikir dan bernalar yang luas. Sedangkan
pada level 6, siswa dapat membuat konsep menggeneralisasi dan
memanfaatkan informasi berdasarkan investigasi mereka dan permodekan
situasi masalah yang kompleks, dan dapat menggunakan pengetahuan
mereka secara relatif dan non-standar konteks. Siswa pada tahap ini
8 Andreas Schleicher, PISA 2018 Insights and Interpretiation, h 7
9 OECD 2019, PISA 2018 Results What Students Know And Can Do, Volume I, 2019 h
105
5
mampu berpikir dan bernalar matematika maju. Hal tersebut menunjukkan
bahwa penalaran kreatif berada pada level 5 dan level 6.
Lebih spesifik lagi hasil PISA 2018 menunjukkan bahwa rata rata
kemampuan siswa di Indonesia pada level 5 dan level 6 adalah 0,6% jauh
dibawah rata rata internasional yang ditetapkan oleh PISA yaitu 15,7%.10
Hal tersebut menunjukkan skor Indonesia jauh berada dibawah
standar Internasional, bahkan dibawah negara Asia lainnya, seperti Jepang
dan Singapura. Selain hasil PISA, hasil studi lain mengenai prestasi
matematika Internasional yaitu Trends in International Mathematics and
Science Study (TIMSS) pada tahun 2015 menyatakan bahwa pencapaian
siswa Indonesia dalam skor matematika adalah 397 poin, berada dalam
ranking 45 dari 50 negara. Disisi lain perbandingan capaian matematika
per-konten dan level kognitif indonesia dan Internasional ditunjukan
dalam gambar dibawah ini.11
Gambar 1. 2 Capaian Matematika Per Konten dan Level Kognitif
pada Hasil TIMMS 2015
10 Ibid h. 18
11 Rahmawati, Hasil TIMSS 2015 Diagnosa Hasil untuk Peraikan Mutu dan Peningkatan
Capaian,(Http://puspendik.kemenendikbud.go.id/seminar/upload/RahmawatiSeminar%20Hasil%20TI MSS%202015.pdf)
6
Berdasarkan Gambar 1.2 dapat dilihat bahwa capaian matematika
Indonesia per konten dan level kognitif masih rendah dibandingkan
dengan skor Internasional, skor reasoning (penalaran) menunjukkan aspek
yang paling rendah.
Dari data diatas memperlihatkan bahwa dalam proses pembelajaran, anak
kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses
pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk
menghafal informasi; otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun
berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang
diingatnya itu untuk menghubungkannya dalam kehidupan sehari hari.12
Dari hasil pra penelitian yang dilakukan oleh Nazira Amalia (2019)
di salah satu sekolah di Jakarta diperoleh kemampuan penalaran kreatif
matematis siswa dengan presentase 39,15% dan masih tergolong rendah.
Siswa menjawab soal penalaran kreatif dengan nilai terendah adalah 20
dan nilai tertinggi 68. Selanjutnya hasil pengamatan pendahuluan dan
wawancara di salah satu SMP Negeri di Indonesia menunjukkan bahwa
siswa mengalami kesulitan untuk mempersiapkan dugaan mereka sendiri,
umumnya siswa menggunakan metode yang sama persis yang telah
diajarkan oleh guru.13
Hal ini menunjukan pembelajaran matematika di
sekolah menuntut agar cara yang digunakan untuk menyelesaikan soal
adalah sama dengan cara yang telah guru berikan atau yang ada di buku.
Siswa diajarkan untuk mengikuti contoh. Hal ini menyebabkan siswa
kesulitan untuk mengembangkan penalaran kreatif mereka.
Berdasarkan masalah terkait kurang mendukungnya pembelajaran
di sekolah untuk meningkatkan kemampuan penalaran kreatif matematis
peserta didik inilah yang kemudian membuat penulis ingin mengkaji lebih
12Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, PRENADA
MEDIA GROUP, Jakarta, 2016, h.1 13
Kadir, Lucyana, Gusni Satriawati (2017) The Implementation Of Open-Inquiry Approach To
Improve Students‟ Learning Activities, Responses, And Mathematical Creative Thinking Skills. JME:
Journal of
Mathematics Education. Volume 8, No. 1, January 2017, pp. h 104
7
dalam tentang penalaran kreatif matematis siswa tentang matematika.
Dalam hal ini peneliti menggunakan konsep pendekatan Open Inquiry
Approach (OIA). Kadir dkk berpendapat
“ inquiry approach (OIA) emphasizes on the process of searching
for and finding through the process of investigation of a problem. The role
of the students in this study is to seek and find their own piece of
knowledge, while the teachers act as facilitators and mentors for the
students to foster the appropriateness, challenging questions, and trigger
studentgenerated investigation in learning”14
.
Dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa OIA merupakan salah
satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat memotivasi dan
berorientasi untuk meningkatkan kemampuan penalaran kreatif.
Pembeajaran OIA menekankan pada proses pencarian dan pencarian
melalui proses investigasi suatu masalah. Peran siswa dalam penelitian ini
adalah mencari dan menemukan pengetahuan mereka sendiri, sementara
guru bertindak sebagai fasilitator dan mentor bagi siswa untuk
menumbuhkan kesesuaian, pertanyaan yang menantang, dan memicu
penelitian yang dihasilkan siswa dalam pembelajaran. Peserta didik
diarahkan untuk membuat pertanyaan pada awal pembelajaran. Peserta
didik menggali dan menemukan konsep matematika sendiri dengan
pertanyaan-pertanyaan yang mereka rumuskan di awal pembelajaran.
Tentu saja berangkat dari penyajian sebuah permasalahan terbuka yang
bersifat kontekstual yang disajikan oleh guru.
Siswa diarahkan untuk merumuskan pertanyaan terkait
permasalahan yang disajikan. Dari pertanyaan yang mereka rumuskan,
siswa membuat sebuah dugaan atau jawaban sementara, untuk
membuktikan dugaan tersebut, siswa harus mencari dan menemukan
konsep matematika. Oleh karena itu, pendekatan OIA akan membantu
siswa menemukan ide ide baru untuk membentuk pemahaman dan
meningkatkan setiap indikator dari kemampuan penalaran kreatif siswa.
14 ibid
8
Oleh karena itu peneliti tertarik menggunakan pembelajaran Open
Inquiry Approach (OIA) untuk meningkatkan kemampuan penalaran
kreatif matematis siswa supaya siswa dapat menemukan dan
mengembangkan pemahaman mereka sendiri melalui pertanyaan dan
investigasi yang mereka lakukan. Dengan demikian penelitian ini berjudul
: “Pengaruh Pembelajaran Open Inquiry Approach (OIA) Terhadap
Kemampuan Penalaran Kreatif Matematis Siswa”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, masalah yang
dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan penalaran kreatif matematis yang masih rendah
2. Proses pembelajaran di dalam kelas masih diarahkan kepada
kemampuan anak untuk menghafal tanpa dituntut untuk memahami
informasi.
3. Siswa menggunakan metode yang sama persis yang telah diajarkan
oleh guru.
4. Siswa mengalami kesulitan untuk mempersiapkan dugaan mereka
sendiri dalam memecahkan masalah matematika.
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari perluasan dari masalah yang akan dikaji dan
memfokuskan masalah pada penelitian ini, maka peneliti membuat batasan
masalah yaitu :
1. Indikator yang digunakan untuk mengukukreativitas (creativity),
masuk akal (plausibility) dan anchoring.
2. Pembelajaran Open Inquiry Approach (OIA) dengan tahapan
merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, menguji hipotesis
dan menarik kesimpulan.
3. Siswa yang menjadi objek penelitian adalah siswa kelas IX SMP
Islamiyah Ciputat dengan materi kesebangunan dan kekongruenan
9
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah pada
penelitian ini addalah:
1. Bagaimana kemampuan penalaran kreatif matematis siswa dengan
menggunakan pembelajaran Open Inquiry Approach (OIA)?
2. Bagaimana kemampuan penalaran kreatif matematis siswa dengan
menggunakan pembelajaran saintifik ?
3. Apakah kemampuan penalaran kreatif siswa diajarkan dengan
pembelajaran Open Inquiry Approach (OIA) lebih tinggi
dibandingkan dengan pembelajaran saintifik?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan
umum penelitian ini adalah :
1. Untuk menganalisis bagaimana kemampuan penalaran kreatif
matematis siswa dengan menggunakan pembelajaran Open Inquiry
Approach (OIA).
2. Untuk menganalisis bagaimana kemampuan penalaran kreatif
matematis siswa dengan menggunakan pembelajaran saintifik
3. Untuk menganalisis Apakah kemampuan penalaran kreatif siswa
diajarkan dengan pembelajaran Open Inquiry Approach (OIA) lebih
tinggi dibandingkan dengan pembelajaran saintifik
F. Manfaat Peneltian
1. Bagi sekolah, hasil penelitian ini menambah referensi model
pembelajaran yang bias diterapkan di sekolah dan diharapkan mampu
meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di sekolah
2. Bagi guru, hasil penelitian dapat dijadikan rujukan oleh guru untuk
menggunakan pembelajaran Open Inquiry Approach (OIA) di beberapa
materi yang dapat digunakan
3. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian diharapkan dapat digunakan
untuk menjadi bahan referensi dan dapat diteliti lebih lanjut lagi
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan di SMP Islamiyah Ciputat pada kelas IX yang
beralamat di Jl Ki Hajar Dewantara Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten.
Penelitian akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020
pada bulan November. Jadwal persiapan dan pelaksanaan penelitian disajikan
dalam Tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3. 1 Jadwal Kegiatan Penelitian
B. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperimental
Design atau eksperimen semu, pada dasarnya sama dengan eksperimen murni
bedanya adalah dalam pengontrolan variable pengontrolannya hanya
dilakukan terhadap satu variable saja, yaitu variable yang dianggap paling
dominan39
Pada penelitian ini terdapat dua kelompok, yaitu kelompok
eksperimen yang diajarkan menggunakan Pembelajaran Open Inquiry
39Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya) 2006 h 59
No Jadwal Kegiatan Mei Jun
i
Juli Agt Sept Okt Nov Des
1. Persiapan dan
Perencanaan
√ √ √ √ √ √
2. Observasi (Study
Lapangan)
√ √
3. Pelaksanaan di
lapangan (proses
pembelajaran dan tes)
√
4. Analisis Data √ √
5. Paparan Penelitian √
28
Approach (OIA) dan kelompok kontrol yang diajarkan dengan pembelajaran
saintifik.
2. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain Randomize Control Group Post Test
Only Design, dimana tes untuk mengetahui hasil dari perlakuan yang diberikan
yaitu hanya pada akhir dari keseluruhan proses pembelajaran. Desain
Randomize Control Group Post Test Only Design, ditampilkan pada Tabel 3.2
sebagai berikut40
Tabel 3. 2 Desain Penelitian
A X O
A C O
Keterangan:
A = Pengambilan sampel secara acak (random)
X = Perlakuan yang diberikan (variable independen)
C = Kontrol terhadap perlakuan
O = Post tes (variable dependen yang diobservasi)
Penelitian ini akan menguji kemampuan penalaran kreatif matematis siswa
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, kemudian membandingkan hasil tes
kemampuan penalaran kreatif matematis antara kedua kelas tersebut. Jika
terdapat perbedaan yang signifikan maka pembelajaran dengan pendekatan
Pembelajaran Open Inquiry Approach (OIA) berpengaruh terhadap
kemampuan penalaran kreatif siswa.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah kelompok yang memiliki karakteristik yang sama.
Populasi adalah suatu himpunan dengan sifat sifat yang ditentukan oleh
peneliti sedemikian rupa sehingga setiap individu/variable/data dapat
dinyatakan dengan tepat apakah individu tersebut menjadi anggota atau
40 Ibid 206
29
tidak.41
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX SMP
Islamiyah Ciputat yang terdiri dari 5 kelas
2. Sampel
Sampel adalah himpunan bagian atau sebagian dari populasi yang
karakteristtiknya benar benar diselidiki.42
Dapat dikatakan sampel adalah
sekelompok yang dapat mewakili seluruh karakteristik dari populasi. Teknik
pengambilan sampel pada penelitian ini adalah teknik Cluster Random
Sampling. yaitu sampel yang diambil dari kelompok-kelompok atau cluster
secara acak, dimana siswa yang menjadi sampel memiliki kemampuan awal
yang sama. Pertimbangan dalam menggunakan teknik ini, karena dalam
masing-masing cluster memiliki karakteristik yang sama atau bersifat acak.
Maka dapat diambil sampel secara acak.43
Pengambilan sampel secara acak
dari kelas IX yang terdiri dari lima kelas yaitu IX 1, IX 2, IX 3, IX 4, dan IX
5 dari lima kelas tersebut diambil dua kelas secara acak. Dua kelas terdiri dari
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas dengan
perlakuan Pembelajaran Open Inquiry Approach (OIA), sedangkan kelompok
kontrol adalah kelas dengan perlakuan pembelajaran Saintifik.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data kemampuan penalaran kreatif matematis pada penelitian
ini mengunakan teknik tes yaitu pemberian tes akhir (posttest) setelah perlakuan
diberikan. Tes akhir diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes
akhir ini digunakan untuk mengetahui kemampuan penalaran kreatif matematis
berupa soal-soal yang mencakup tiga indikator penalaran kreatif matematis. Hal
hal yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan data yaitu sebagai berikut:
41 Kadir, Statistika Terapan, (Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2016), cet. III, h.118.
42 Ibid, h.119.
43 Nana Syaodih Sukmadinata, op cit. h. 253.
30
1. Variabel
Variabel dalam penelitian ini adalah kemampuan penalaran kreatif
matematis siswa sebagai variabel terikat (dependent variable) dan
Pembelajaran Open Inquiry Approach (OIA) sebagai variabel bebas
(independent variable).
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa yang menjadi sampel
penelitian, yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh pembelajaran Open Inquiry Approach (OIA) terhadap
kemampuan penalaran kreatif matematis. Untuk itu, instrumen yang digunakan
dalam bentuk tes berupa pemberian soal uraian (essay) yang berjumlah enam
soal. Soal yang digunakan mengandung tiga indikator penalaran kreatif
matematis. Indikator tersebut ialah anchoring, creativity, dan plausibility. Tes
yang diberikan merupakan materi kesebangunan dan kekongruenan. Tes
diberikan dalam bentuk tes akhir (posttest) pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
Berikut ini adalah kisi kisi tes yang disusun berdasarkan indikator
kemampuan penalaran kreatif matematis siswa
31
Tabel 3. 3
Kisi Kisi Instrumen Tes Kemampuan Penalaran Kreatif Matematis Siswa
Indikator
Kemampuan
Penalaran
Kreatif
Matematis
Indikator Soal Nomor
Soal
Creativity
1. Menemukan cara unik dalam
menyelesaikan masalah terkait panjang
sisi dari suatu gambar yang disediakan
4
2. Menemukan penyelesaian berifat unik
dalam menghitung luas arsiran dari
masalah dua bangun yang sebangun
3
Plausibility
3. Memberikan argument yang logis dalam
menentukan cara yang tepat untuk
menaksir lebar sungai dengan
menggunakan kesebangunan
2
4. Memberikan argument yang logis terkait
dengan masalah mengukur Panjang
danau.
6
Anchoring
5. Menggunakan konsep kesebangunan
dengan berbagai cara untuk menentukan
sebuah Panjang sebuah sisi
1
6. Menggunakan konsep kesebangunan
dengan berbagai cara untuk menemukan
luas suatu bangun datar
5
Total 6
Sedangkan pedoman penskoran untuk memperoleh data kemampuan
penalaran kreatif matematis siswa, yang dibuat berdasarkan uraian pada masing
masing indikator yang diberikan adalah sebagai berikut
32
Tabel 3. 4 Pedoman Penskoran Kemampuan Penalaran Kreatif Matematis
Siswa
Indikator Skor
Creativity Plausibility Anchoring
Memberikan
penyelesaian
masalah yang
bersifat baru atau
orisinil dengan
proses dan hasil
yang benar.
Memberikan
penyelesaian
masalah dan hasil
yang benar serta
argumen/ pendapat
yang logis.
Memberikan
penyelesaian masalah
dengan berbagai cara
(minimal 2 cara)
berdasarkan konsep
matematika yang telah
diberikan dan hasil
yang benar
4
Memberikan
penyelesaian
masalah yang
bersifat baru atau
orisinil dengan
hasil yang benar
tetapi terdapat
kekeliruan dalam
proses
pengerjaannya
Memberikan
penyelesaian
masalah dan hasil
yang benar tetapi
memberikan
argumen yang
tidak masuk akal.
Memberikan
penyelesaian masalah
lebih dari satu cara
berdasarkan konsep
matematika yang telah
diberikan tetapi
terdapat kekeliruan
dalam proses
pengerjaannya.
3
Memberikan
penyelesaian
masalah yang
bersifat baru atau
orisinil tetapi
proses
pengerjannya tidak
dapat dipahami
Memberikan
penyelesaian
masalah dan hasil
yang benar tetapi
tidak memberikan
argumen/pendapat.
Memberikan
penyelesaian masalah
dengan satu cara
dengan benar
berdasarkan konsep
matematika yang telah
diberikan.
2
Secara keseluruhan
salah dalam
memberikan proses
dan hasil
penyelesaian.
Memberikan
penyelesaian
masalah tidak
sesuai dengan
konteks
matematika yang
relevan
Memberikan jawaban
tidak berdasarkan
konsep matematika
yang telah diberikan
dan hasilnya salah. 1
Tidak memberikan jawaban 0
33
F. Analisis Instrumen
Sebelum digunakan, instrumen tes yang telah dibuat perlu diuji
kualitasnya yaitu dengan uji validitas, uji reliabilitas, uji daya pembeda, dan
uji tingkat kesukaran. Jika hasil soal valid, reliabilitas baik, memiliki daya
pembeda baik dan tingkat kesukaran sesuai dengan levelnya maka
instrumen tersebut siap untuk digunakan. Uji kelayakan instrumen di
jelaskan sebagai berikut.
1. Uji Validitas
Uji validitas dalam instrumen ini adalah untuk mengukur kemampuan
penalaran kreatif matematis. Validitas merupakan suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.
Suatu instrument dikatakan valid apabila mampu mengukut apa yang
diinginkan dan mampu mengungkap data dari variable secara tepat. Untuk
mengukur validitas dilakukan dua uji yaitu uji validitas isi dan uji validitas
empiris.
a. Validitas Isi
Validitas isi berkenaan dengan pertanyaan apakah aspek-aspek
dalam soal itu tercakup dalam perumusan tentang apa yang hendak
diukur.44
Uji validitass isi dilakukan ntuk memberikan penilaian
mengenai instrumen tes kemampuan penalaran kreatif matematis
kepada penguji yang terdiri dari 3 dosen Pendidikan matematika dan
3 guru matematika. hasil validasi isi ditujjukan untuk perbaikan
instrumen. Perbaikan yang dilakukan adalah memperbaiki soal
sehingga mudah dipahami
Metode perhitungan validasi isi menggunakan CVR (Content
Validity Ratio) dengan rumus sebagai berikut45
44 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Bandung; PT Remaja Rosdakarya). 2013 h 249 45 C.H Lawshe, A Quantitative Approach to Content Validity, Peronel Psychology, INC. 1975 h. 567-
568
34
( ( ))
( )
Keterangan :
= Content Validity Ratio
= Jumlah penilai yang menyatakan butir soal essensial
N = Jumlah penilai
Penilaian dengan metode CVR menggunakan kriteria lawshe yang
terdiri ataspenilaian essensial (E), tidak essensial (TE) dan tidak
relevan (TR). Metode CVR dilakukan pada setiap butir soal. Jika
terdapat butir soal yang dinyatakan tidak essensial atau tidak relevan,
maka soal tersebut dihilangkan. Berikut hasil uji validitas isi yang
telah dilakukan oleh 6 orang ahli disajikan dalam tabel 3.5
Tabel 3. 5
Rekapitulasi Hasil Penilaian Instrumen Tes Kemampuan Penalaran
Matematis Dengan Metode CVR
Berdasarkan tabel 3.5 diperoleh bahwa semua soal valid, oleh
karena itu semua soal digunakan dan dinyatakan valid dalam uji
validitas isi. Setiap indikator penalaran kreatif terwakili dengan
Indikator
Kemampuan
tes Penalaran
Kreatif
No
Soal E TE TR N
Nilai
CVR
Min.
Skor Ket.
Creativity 4 6 0 0 6 1 0,99 Valid
3 6 0 0 6 1 0,99 Valid
Plausibility 2 6 0 0 6 1 0,99 Valid
6 6 0 0 6 1 0,99 Valid
Anchoring 1 6 0 0 6 1 0,99 Valid
5 6 0 0 6 1 0,99 Valid
35
masing masing dua soal, diantaranya adalah indikator creativity,
plausibility, dan anchoring.
b. Validitas Empiris
Pengujian hipotesis dilakukan dengan mencari angka korelasi
“r” product moment (rxy) dengan rumus sebagai berikut:46
( ) ( )( )
√( ( )) ( ( ))
Keterangan:
Rhitung = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = Banyaknya peserta tes
X = Skor butir soal
Y = Skor total
= Jumlah skor items
= Jumlah skor total
= Jumlah kuadrat skor items
= Jumlah kuadrat skor total
Uji validitas instrumen dilakukan dengan membandingkan
hasil kali perhitungan dan pada taraf signifikansi sebesar
5% ( = 0,05). Dengan kriteria jika maka soal dikatakan
valid, sebaliknya jika ≤ maka soal dikatakan tidak valid.
Perhitungan uji validitas pada penelitian ini mengggunakan
perangkat lunak SPSS dengan hasil rekapitulasi yang disajikan pada
tabel 3.6
46 Zainal Arifin op cit. h.252.
36
Tabel 3. 6 Hasil Perhitungan Uji Validitas
No Indikator No Soal Validitas
ket rhitung rtabel
1 Creativity 4 0,794 0,367 Valid
3 0,840 0,367 Valid
2 Plausibility 2 0,749 0,367 Valid
6 0,784 0,367 Valid
3 Anchoring 1 0,796 0,367 Valid
5 0,828 0,367 Valid
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu
instrument. Berkenaan dengan apakah suatu tes teliti dan dapat dipercaya
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.47
Rumus yang digunakan
dalam pengujian reliabilitas ini adalah Alpha Crownbach. Adapun rumus
Alpha Cowrnbach yaitu:
( )( )
Keterangan:
= Koefisien reliabilitas
= jumlah butik soal
= Jumlah varian butir
= Varian total
Selanjutnya pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes (r11)
disajikan pada tabel 3.7 berikut:48
47 Zainal Arifin op cit. h.258 48 Karunia E dan Mokhammad R, Penelitian Pendidikan Matematika, (Bandung: Refika Utama, 2015),
h. 206.
37
Tabel 3. 7 Derajat Reliabilitas Instrumen
Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi
0,90 ≤ r11 ≤ 1,00 Sangat tinggi Sangat baik
0,70 ≤ r11 < 0,90 Tinggi Baik
0,40 ≤ r11 < 0,70 Sedang Cukup
0,20 ≤ r11 < 0,40 Rendah Buruk
r11 < 0,20 Sangat rendah Sangat buruk
Berdasarkan uji validitas, maka butir soal yang diuji reliabilitaskan hanya
butir soal yang valid. Perhitungan uji reliabilitas pada penelitian ini
disajikan dalam tabel 3.8 berikut
Tabel 3. 8 Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas
Variabel Hasil Uji Interpretasi
Kemampuan Penalaran Kreatif
Matematis 0,884 Baik
Diperoleh nilai adalah 0, 884 yang didapat dari 6 butir soal maka
termasuk dalam kategori baik
3. Uji Taraf Kesukaran
Tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa sulit kesukaran suatu
soal. Soal yang baik memiliki tingkat kesulitan yang seimbang (proporsional),
baiknya soal itu tidak terlalu sulit atau terlalu mudah. Untuk menghitung
tingkat kesukaran, dapat dihitung dengan rumus proporsi menjawab benar
(proportion correct) sebagai berikut:49
49 Zainal Arifin, Op. cit., h.266
38
Keterangan:
P = tingkat kesukaran
= Jumlahh peserta didik yang menjawab benar
= Jumlah peserta didik
Untuk instrument berupa soal essay, rumus yang digunakan untuk
menguji tingkat kesukaran soal adalahh sebagai berikut
Indek tingkat kesukaran
= rata rata nilai tiap butir soal
= skor maksimum ideal
Untuk menafsirkan tingkat kesukaran tersebut, dapat menggunakan
kriteria sebagai berikut :
TK < 0,30 = sukar
0,30 ≤ TK ≤ 0,70 = sedang
TK > 0,70 = mudah
Hasil perhitungan uji taraf kesukaran instrument ditunjukkan pada table
3.9 sebagai berikut
Tabel 3. 9 Hasil Perhitungan Uji Taraf Kesukaran
No Indeks Tingkat
Kesukaran
Klasifikasi
1 0,456897 Sedang
2 0,706897 Mudah
3 0,387931 Sedang
4 0,517241 Sedang
5 0,405172 Sedang
6 0,672414 Sedang
39
4. Uji Daya Pembeda
Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir
soal mampu membedakan peserta didik yan sudah menguasai kompetensi
dengan peserta didik yang belum/kurang menguasai kompetensi berdasarkan
kriteria tertentu. Untuk mengetahui daya pembeda butir soal bentuk uraian
adalah sebagai berikut :50
( )
Keterangan:
= daya pembeda
= nilai rata rata kelompok atas
= nilai rata rata kelompok bawah
Skor maks = Skor maksimum
Kriteria yang digunakan untuk menginterpretasikan indeks daya pembeda
disajikan pada Tabel 3.10.51
Tabel 3. 10 Kriteria Indeks Daya Pembeda Instrumen
Nilai Interpretasi Daya
Pembeda
0,70 < 𝐷 ≤ 1,00 Sangat baik
0,40 < 𝐷 ≤ 0,70 Baik
0,20 < 𝐷 ≤ 0,40 Cukup
0,00 < 𝐷 ≤ 0,20 Buruk
𝐷 ≤ 0,00 Sangat buruk
50 Zainal Arifin, Op. cit., h.273
51 Karunia Eka dan M. Ridwan, op cit. h.217
40
Hasil perhitungan uji daya pembeda instrumen ditunjukan pada Tabel 3.11
Berikut
Tabel 3. 11 Hasil Perhitungan Uji Daya Pembeda
No soal Indeks Daya Pembeda Interpretasi
1 0,281 Cukup
2 0,406 Baik
3 0,218 Cukup
4 0,281 Cukup
5 0,281 Cukup
6 0,406 Baik
G. Teknik Analisis Data
1. Analisis Data Kuantitatif
Pada penelitian ini peneliti menggunakan data kuantitatif, yaitu suatu
Teknik analisis yang penganalisisannya dilakukan dengan perhitungan
matematis, Karena data yang diperoleh berupa angka yaitu hasil tes enam soal
essay yang berisikan soal penalaran kreatif matematika yang diberikan kepada
siswa. Data dikumpulkan baik dari kelas kontrol maupun kelas eksperimen
diolah dan dianalisis lalu diambil kesimpulan mengenai ada tidaknya
perbedaan kemampuan penalaran kreatif matematis siswa dengan
pembelajaran Open Inquiry Approach (OIA) dan pendekatan pembelajaran
saintifik. Setelah memperoleh data maka perlu dilakukan uji prasyarat analisis
yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Apabila data berdistribusi normal,
akan dilakukan uji t, jika tidak berdistribusi normal maka akan dilakukan uji u.
a. Uji Prasyarat Analisis
1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi
sampel yang terpilih berasal dari sebuah distribusi populasi normal
atau tidak normal.52
Uji normalitas banyak macamnya, namun yan
digunakan dalam penelitian ini yaitu uji Shapiro-Wilk menggunakan
52 Kadir, op cit. h. 143
41
bantuan software IBM Statistic SPSS 22. Adapun rumus Shapiro-Wilk
sebagai berikut :53
(∑ ( ))
( ) ( )
Hipotesis yang akan diujikan dalam kasus ini adalah:
H0 : distribusi populasi normal, jika probabilitas > 0,05, maka H0
diterima
H1 : distribusi populasi tidak normal, jika probabilitas ≤ 0,05, maka
H0 ditolak
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas adalah uji untuk mengetahui bahwa data memiliki
variasi atau keragaman nilai (varian) sama atau secara statistic sama
(homogen). Homogenitas data merupakan salah satu persyaratan yang
direkomendasikan untuk diuji secara statistik.54
Uji homogenitas
menggunakan bantuan software IBM Statistic SPSS 22. Adapun
hipotesis yang akan diuji adalah berikut
(varians kedua kelompok sama atau homogen)
(varians kedua kelompok tidak sama atau tidak
homogen)
Pada perhitungan uji homogenitas dengan menggunakan perangkat
lunak SPSS pada taraf signifikansi 5%, untuk memutuskan hipotesis
mana yang dipilih, dilihat dari nilai signifikansi yang dihasilkan.
Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai signifikansi > 0,05, H0 diterima maka varians kedua
kelompok sama atau homogen.
2) Jika nilai signifikansi ≤ 0,05, H0 ditolak maka varians kedua
kelompok berbeda atau tidak homogen.
53 Shapiro, S. S and Wilk, M. B, An Analysis of Variance Test for Normality (complete
sampel). (Biometrika, 1965) http://links.jstor.org/sici?sici=0006-
3444%28196512%2952%3A3%2F4%3C591%3AAAOVTF%3E2.0.CO%3B2-B, p. 592 54
Kadir. Op cit h 159
42
b. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan
rata rata kemampuan penalaran kreatif matematis yang diajarkan melalui
pembelajaran Open Inquiry Approach (OIA) dengan yang diajarkan
menggunakan pembelajaran saintifik. Uji yang dilakukan adalah uji-t
untuk sampel bebas (independent). Pengujian dilakukan dengan bantuan
software IBM Statistic SPSS 22. Berikut merupakan hipotesis untuk uji
hipotesis:
H0: Rata – rata kemampuan penalaran kreatif matematis siswa kelas
eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata – rata kemampuan siswa
kelas kontrol.
H1: Rata – rata kemampuan penalaran kreatif matematis siswa kelas
eksperimen lebih besar dari rata – rata kemampuan siswa kelas control
c. Proporsi Varians
Proporsi varians adalah efek atau pengaruh besarnya (effect size)
variabel bebas terhadap variabel terikat. Pada penelitian ini proporsi
varians akan menunjukan seberapa besar pengaruh dari pembelajaran
Open Inquiry Approach (OIA) terhadap kemampuan penalaran kreatif
matematis siswa. Berikut formula menghitung proporsi varians 55
Keterangan :
= koefisien determinasi
= nilai t pada uji hipotesis t tes
= derajat kebebasan
55 Kadir. Op cit., h.296
43
Kriteria proporsi varians menurut Gravetter dan Wallnau, sebagai
berikut:
Efek kecil : 0,01 < 2 ≤ 0,09
Efek sedang : 0,09 < 2 ≤ 0,25
Efek besar : 2 > 0,25
H. Hipotesis Statistik
Adapun hipotesis statistik yang diuji adalah sebagai berikut:
H0 : 1 ≤ 2
H1 : 1 > 2
Keterangan:
1: rata – rata kemampuan penalaran kreatif matematis siswa kelas eksperimen
2: rata – rata kemampuan penalaran kreatif matematis siswa kelas kontrol.
Tingkat signifikan yang diambil dalam penelitian ini adalah derajat
kepercayaan 95% dan 𝛼 = 0,05 dengan kriteria penerimaan sebagai berikut.
Terima H0 : jika thitung ≤ ttabel
Tolak H0 : jika thitung > ttabel
72
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh
pembelajaran Open Inquiry Approach (OIA) terhadap kemampuan penalaran
kreatif matematis siswa pada materi kekongruenan dan kesebangunan yang
telah dilakukan di MTs Islamiyah Ciputat diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Kemampuan penalaran kreati matematis siswa yang diajarkan dengan
pembelajaran Open Inquiry Approach (OIA) memiliki rata rata 72,27.
Kemampuan penalaran kreatif pada kelas eksperimen yang terbesar
adalah pada indikator creativity lalu disusul dengan indikator
plausibility lalu anchoring diposisi dua dan tiga. Dapat dikatakan
bahwa pembelajaran Open Inquiry Approach (OIA) dapat
mengembangkan kemampuan penalaran kreatif matematis siswa
2. Kemampuan penalaran kreatif matematis siswa yang diajarkan dengan
pendekatan pembelajaran saintifik memiliki nilai rata rata 65,51.
Kemampuan penalaran kreatif pada kelas eksperimen yang terbesar
adalah pada indikator plausibility lalu disusul dengan indikator
creativity lalu anchoring diposisi dua dan tiga. Dapat dikatakan bahwa
pendekatan pembelajaran saintifik kurang dapat mengembangkan
kemampuan penalaran kreatif matematis siswa
3. Berdasarkan nilai sig. = 0,024 yang lebih kecil dari taraf signifikansi
0,05 pada uji hipotesis menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan
penalaran kreatif matematis siswa kelas eksperimen yang diajarkan
menggunakan pembelajaran Open Inquiry Approach (OIA) lebih
tinggi daripada rata-rata kemampuan penalaran kreatif matematis yang
diajar dengan pendekatan pembelajaran saintifik.
73
B. Saran
Berdasarkan temuan yang peneliti dapatkan dalam penelitian ini, ada
beberapa saran yang peneliti ingin sampaikan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagi sekolah, pembelajaran OIA dapat menjadi salah satu alternatif
pembelajaran yang bisa dilakukan di sekolah. Sekolah dapat
memberikan pelatihan kepada guru untuk lebih memahami OIA dan
menerapkannya di kelas
2. Bagi guru, pembelajaran Open Inquiry Approach (OIA) menjadi dapat
menjadi salah satu jenis pembelejaran yang bias diterapkan dikelas.
Guru yang ingin menerapkan pembelajaran Open Inquiry Approach
(OIA) pada pembelajaran di kelas, diharapkan dapat menyusun LKS
dengan lebih rinci dan maksimal sehingga memberikan hasil yang
lebih baik. Guru juga harus mempertimbangkan waktu agar
permbelajaran berjalan dengan efektif
3. Bagi peneliti selanjutnya, terkait pembelajaran OIA disarankan untuk
melakukan penelitian pada pokok bahasan lain dan mengukur
kemampuan matematis lainnya. Karena pada penelitian inie peneliti
hanya melhat pengaruh OIA terhadap kemampuan penalaran kreatif
matematis pada materi kekongruenan dan kesebangunan.
74
DAFTAR PUSTAKA
Anam, Khoirul. Pembelajaran Berbasis Inkuiri Metode dan Aplikasi (Yogyakarta
: Pustaka Pelajar). 2017.
Arifin, Anwar. Paradigma baru pendidikan nasional dalam Undang Undang
SISDIKNAS, (Jakarta : Balai Pustaka,) 2005.
Banchi, Heather dan Randy Bell, The Many Levels of Inquiry, Science and
Children, October, 2008
Eka, Karunia dan M. Ridwan, Penelitian Pendidikan Matematika, (Bandung: PT
Refika Aditama) 2015
Hamalik, Oemar. “Proses Belajar Mengajar,” (Jakarta: PT Bumi Aksara). 2003.
Hamzah, Ali. Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Jakarta; PT Raja Grafindo
Persada) 2014
Isnurani, Sugiatno dan Ahmad Yani, “Pengembangan Kemampuan Penalaran
Matematis Siswa melalui Pembelajaran Berbasis Multi Representasi di
SMP”, Program Pascasarjana Pendidikan Matematika FKIP Untan,
Pontianak 2015.
Jaret, Dennis. Inquiry Stategis For Sccienccce and Matematics Learning
Northwesst Regional Educational Library, Published Online 2000
Kadir, Lucyana, Gusni Satriawati (2017) The Implementation Of Open-Inquiry
Approach To Improve Students’ Learning Activities, Responses, And
Mathematical Creative Thinking Skills. JME: Journal of Mathematics
Education. Volume 8, No. 1, January 2017.
Kadir, Statistika Terapan Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program
SPSS/Lisrel dalam Penelitian Edisi Kedua, (Jakarta: RajaGrafindo
Persada) 2016
Lawshe, C.H. A Quantitative Approach to Content Validity, Peronel Psychology,
INC. 1975
75
Lithner, Johan. Learning Mathematics by Creative or Imitative Reasoning,
12thInternational Congress on Mathematical Education, 2012
(file:///C:/Users/User/Downloads/john%20lithner%202012%20(1).pdf)
Lithner, Johan. A Research Framework for Creative and Imitative Reasoning,
Educational Studies in Mathematics , 2008.
Lithner, Johan A Framework for Analysing Creativve and Imitative Mathematical
Reasoning. 2006
Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya) 2013.
Maulana, Achmad. “Kamus Ilmiah Populer”, (Yogyakarta: Absolut 2004), edisi
terbaru,
Moma, La. menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif matematis melalui
pembelajaran generatif siswa SMP, Seminar Nasional Matematika dengan
Tema Kontribusi Pendidikan Matematika daan Matematika dalam
Membangun Karakter Guru dan Siswa, 10 November Yogyakarta: FMIPA
UNY, 2012
Munandar, U. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah: Petunjuk
Bagi para Guru dan Orangtua Cet. III, (Jakarta: Gramedia, 1999
Nana S, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosydakarya) 2015
National Council of Teacher of Mathematics (NCTM), Executive Summary
Principles and Standards for School Mathematics, [online].
https://www.nctm.org/uploadedFiles/Standards_and_Positions/PSSM_Exe
cutiveSummary.pdf. Herlianti, Yanti. Pembelajaran Tematik
Menggunakan Pendekatan Saintifik dan Penilaian Otentik untuk
Mendukung Implementasi Kurikulum 2013, (Jakarta: UIN PRESS), 2015
OECD 2019, PISA 2018 Results What Students Know And Can Do, Volume I,
2019
76
OECD 2019, Programme for International Student Assessment PISA 2018 Results
Country Note : Indonesia, Volume I-III, 2019
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Nomor 81A Tahun
2013 tentang Implementasi Kurikulum lampiran IV
Rahmawati (ed.). Kemampuan Matematika Siswa SMP Indonesia- TIMSS 2011,
(Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan KEMENDIKBUD). 2012.
Rahmawati, Hasil TIMSS 2015 Diagnosa Hasil untuk Peraikan Mutu dan
Peningkatan
Capaian,(Http://puspendik.kemenendikbud.go.id/seminar/upload/Rahmaw
atiSeminar%20Hasil%20TIMSS%202015.pdf)
Sadeh, Irit dan Michael Zion, Which Type of Inquiry Prroject Do High School
Biology Student Prefer : Open or Guide?, 2011
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Prenadamedia Group) 2016.
Schleicher, Andreas PISA 2018 Insights and Interpretiation. 2018.
Shapiro, S. S and Wilk, M. B, An Analysis of Variance Test for Normality
(complete sampel). (Biometrika, 1965), p. 592
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:
Alpabeta, 2017)
Suhana, Cucu. Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Refika Aditama,
2012)
Suriasumantri, Jujun S. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta: Gelora
Aksara Pratama). 1990
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep, Landasan,
dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group). 2013.
77
Uno, Hamzah B. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Menagajar
yang Kreatif dan Efektif, (Jakarta: Bumi Aksara). 2008.
Wijaya, Ariyadi. Pendidikan Matematika Realistik: Suatu Alternatif Pendekatan
Pembelajaran Matematika, (Yogyakarta: Graha Ilmu). 2012.
Yaumi, Muhammad. Prinsip Prinsip Desain Pembelajaran Disesuaikan dengan
Kurikulum 2013 (Jakarta : Kencana Prenadamedia Group). 2013.